28

Click here to load reader

aku Web viewKATA PENGANTAR ... Setiap aktifitas yang dilakukan oleh unit ekonomi harus dinilai halal dan haramnya.Faktor ekonomi tidak harus menjadi alasan tunggal untuk

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: aku   Web viewKATA PENGANTAR ... Setiap aktifitas yang dilakukan oleh unit ekonomi harus dinilai halal dan haramnya.Faktor ekonomi tidak harus menjadi alasan tunggal untuk

PRINSIP – PRINSIP AKUNTANSI DALAM

PERSPEKTIF ISLAM

MAKALAH

(Ditujukan untuk memenuhi mata kuliah Seminar Akuntansi

Syariah)

Oleh:

Marwah Awwalin Kosim (133403166)

Shintia Andiyani (133403187)

Nurul Rahmalia (133403200)

Anggih Intan Supriadi (133403201)

Rini Andriani (133403203)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SILIWANGI

Page 2: aku   Web viewKATA PENGANTAR ... Setiap aktifitas yang dilakukan oleh unit ekonomi harus dinilai halal dan haramnya.Faktor ekonomi tidak harus menjadi alasan tunggal untuk

2016

Page 3: aku   Web viewKATA PENGANTAR ... Setiap aktifitas yang dilakukan oleh unit ekonomi harus dinilai halal dan haramnya.Faktor ekonomi tidak harus menjadi alasan tunggal untuk

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah S.W.T dengan limpahan

rahmat dan hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah

Akuntansi Syariah tentang Prinsip-Prisip Akuntansi Dalam Perspektif

Islam.

Solawat beriring Salam kepada Baginda Nabi Besar Muhammad

SAW. Dan para Sahabatnya beserta keluarganya yang telah memberikan

contoh teladan melalui sunnahnya sehingga membawa kesejahteraan di

mukabumi ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih

kepada Dosen yang telah member arahan dan bimbingan kepada kami,

dan juga kepada kawan-kawan kami yang telah memberikan motivasi

serta membantu menyelesaikan penulisan makalah ini. Penulis menyadari

bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan

dan kehilapan karena keterbatasan ilmu yang dimiliki penulis, oleh karena

itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran serta bimbingan dari

semua pihak yang bersifat membangun demi perbaikan di masa yang

akan datang. Di samping itu, penulis terus berharap semoga makalah ini

dapat bermanfaat, baik bagi mahasiswa Ekonomi Akuntansi Syariah

khususnya dan pembaca pada umumnya. Semoga Allah meridhai segala

usaha dan cita-cita kita. Amin.

Tasikmalaya, 14 September 2016

Penulis

i

Page 4: aku   Web viewKATA PENGANTAR ... Setiap aktifitas yang dilakukan oleh unit ekonomi harus dinilai halal dan haramnya.Faktor ekonomi tidak harus menjadi alasan tunggal untuk

Abstract

This paper aims to determine (1)Definition of Accounting

conventional and Accounting Syariah (2) Accounting in the understanding

of Islam (3) Principles of Accounting Syariah stated from the experts (4)

Principles of Accounting based Al-Baqarah verse 282 (5) The caracteristic

of Accounting.The research method used is descriptive method while

collecting data through research study.

Keywords: Islamic Accounting Principles

Abstrak

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui (1) Pengertian Akuntansi

konvensional dan Akuntansi Syariah (2) Akuntansi dalam pandangan

Islam (3) Prinsip-Prinsip Akuntansi Syariah yang dikemukakan oleh para

ahli (4) Prinsip-Prinsip Akuntansi berdasar surat Al-Baqarah ayat 282

(5)Sifat-sifat Akuntansi. Metode Penelitiannya yang digunakan adalah

metode deskriptif sedangkan pengumpulan data melalui studi pustaka.

Kata kunci : Prinsip Akuntansi Syariah

ii

Page 5: aku   Web viewKATA PENGANTAR ... Setiap aktifitas yang dilakukan oleh unit ekonomi harus dinilai halal dan haramnya.Faktor ekonomi tidak harus menjadi alasan tunggal untuk

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

ABSTRACT..................................................................................................ii

ABSTRAK....................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang...........................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.....................................................................1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................2

2.1.Definisi Akuntansi.......................................................................2

2.2.Akuntansi Dalam Pandangan Islam............................................3

2.3.Prinsip Akuntansi Menurut Para Ahli..........................................7

2.4.Prinsip Akuntansi Berdasarkan Surat Al-Baqaraha Ayat 282....9

2.5.Sifat-sifat Akuntansi Syariah.....................................................10

BAB III PENUTUP.....................................................................................12

3.1.Kesimpulan...............................................................................12

3.2.Saran........................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................14

iii

Page 6: aku   Web viewKATA PENGANTAR ... Setiap aktifitas yang dilakukan oleh unit ekonomi harus dinilai halal dan haramnya.Faktor ekonomi tidak harus menjadi alasan tunggal untuk

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangSemakin berkembangnya transaksi syariah menyebabkan

masyarakat harus mengetahui prinsip-prinsip akuntansi syariah. Dimana sistem akuntansi syariah berdasarkan al-quran dan hadist yang diyakini dapat membuat perekonomian menjadi tetap stabil ketika mengalami krisis ekonomi contohnya ketika krisis moneter yang melanda indonesia sebagai bank yang berbasis syariah bank muamalat indonesia tetap stabil dan tidak mengalami dampak krisis ekonomi yang dihadapi ketika terjadinya krisis ekonomi tersebut.

Selain itu, karena ada keuntungan yang lebih banyak pada

sistem akuntansi syariah dan jugasemakin tingginya tingkat kepercayaan masyarakat untuk menggunakan lembaga keuangan yang berbasis syariah.

Semakin berkembangnya akuntansi di indonesia maka kami membuat makalah yang berjudul prinsip-prinsip akuntansi dalam perspektif islam. Dengan tujuan supaya masyarakat lebih memahami dan mendalami prinsip akuntansi syariah terutama bagi kaum muslim yang belum sepenuhnya memahami prinsip akuntansi syariah.

1.2. Rumusan MasalahDalam perumusan masalah ini penulis akan merumuskan tentang:

a) Apa yang dimaksud dengan pengertian Akuntansi Konvensional dan Akuntansi Syariah?

b) Apa yang dimaksud dengan Akuntansi Dalam Pandangan Islam ?

c) Bagaimana bentuk Prinsip-Prinsip Akuntansi Syariah yang dikemukakan oleh Para Ahli ?

d) Apa yang dimaksud dengan Prinsip-Prinsip Akuntansi Berdasarkan Surat Al-Baqarah Ayat 282.

e) Apa yang dimaksud dengan Sifat-Sifat Akuntansi Syariah?

1.3. Tujuan PembahasanTujuan penulisan makalah ini adalah:

a) Untuk mengetahui Pengertian Akuntansi Konvensional dan Akuntansi Syariah.

b) Untuk mengetahui Akuntansi Dalam Pandangan Islamc) Untuk mengetahui Prinsip-Prinsip Akuntansi Syariah yang

dikemukakan oleh Para Ahli.d) Untuk mengetahui Prinsip-Prinsip Akuntansi Berdasarkan

Surat Al-Baqarah Ayat 282.e) Untuk mengetahui Sifat-Sifat Akuntansi Syariah.

1

Page 7: aku   Web viewKATA PENGANTAR ... Setiap aktifitas yang dilakukan oleh unit ekonomi harus dinilai halal dan haramnya.Faktor ekonomi tidak harus menjadi alasan tunggal untuk

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. DEFINISI AKUNTANSI

2.1.1. AKUNTANSI SYARIAH

Kaidah Akuntansi dalam konsep Syariah Islam dapat didefinisikan sebagai kumpulan dasar-dasar hukum yang baku dan permanen, yang disimpulkan dari sumber-sumber Syariah Islam dan dipergunakan sebagai aturan oleh seorang Akuntan dalam pekerjaannya, baik dalam pembukuan, analisis, pengukuran, pemaparan, maupun penjelasan, dan menjadi pijakan dalam menjelaskan suatu kejadian atau peristiwa.

Dasar hukum dalam Akuntansi Syariah bersumber dari Al Quran, Sunah Nabawiyyah, Ijma (kesepakatan para ulama), Qiyas (persamaan suatu peristiwa tertentu), dan ‘Uruf (adat kebiasaan) yang tidak bertentangan dengan Syariah Islam. Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah, memiliki karakteristik khusus yang membedakan dari kaidah Akuntansi Konvensional.Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah sesuai dengan norma-norma masyarakat islami, dan termasuk disiplin ilmu sosial yang berfungsi sebagai pelayan masyarakat pada tempat penerapan Akuntansi tersebut.

Dalam Akuntansi Islam ada “meta rule” yang berasal diluar konsep akuntansi yang harus dipatuhi, yaitu hukum Syariah yang berasal dari Tuhan yang bukan ciptaan manusia, dan Akuntansi Islam sesuai dengan kecenderungan manusia yaitu “hanief” yang menuntut agar perusahaan juga memiliki etika dan tanggung jawab sosial, bahkan ada pertanggungjawaban di akhirat, dimana setiap orang akan mempertanggungjawab kan tindakannya di hadapan Tuhan yang memiliki Akuntan sendiri (Rakib dan Atid) yang mencatat semua tindakan manusia bukan saja pada bidang ekonomi, tetapi juga masalah sosial dan pelaksanaan hukum Syariah lainnya.

2.1.2. AKUNTANSI KONVENSIONAL

Akuntansi kapitalis dibangun berdasarkan landasan pikir sekuler terkonstruksi sebagai ilmu yang bebas nilai ( Value Free ), sehingga satu-satunya landasannya adalah rasional tanpa memiliki dimensi teologis ketauhidan serta moral. Akuntansi yang dibangun pada ranah peradaban ekonomi kapitalis lahir sebagai perangkat konstruktif

2

Page 8: aku   Web viewKATA PENGANTAR ... Setiap aktifitas yang dilakukan oleh unit ekonomi harus dinilai halal dan haramnya.Faktor ekonomi tidak harus menjadi alasan tunggal untuk

peradaban tersebut. Seluruh dimensi penyajian laporan keuangan selalu mencerminkan kebutuhan dan kepentingan stockholder sesuai dengan filosofi induk yang melahirkannya, hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Karl Max bahwa akuntansi kapitalis hanya merupakan legalisasi kaum kapitalis untuk tetap eksis.

2.2. AKUNTANSI DALAM PANDANGAN ISLAM

2.2.1. Agama (Islam) Sebagai Ideologi

Kahf (1995:1-5) menjelaskan bahwa cakupan agama adalah perilaku manusia dalam semua tahap dan aspeknya.Sehingga setiap system ekonomi pasti didasarkan atas ideology yang memberikan landasan dan tujuannya, di satu pihak, dan aksioma-aksioma serta prinsip-prinsipnya di lain pihak.

Sebagai konsekuensinya paradigm syariah dalam akuntansi akan mempertimbangkan berbagai paradigm dengan menunjukkan adanya perbedaan ideologi akuntasi berdasarkan pijakan agama tersebut, maka ada tiga dimensi yang saling berhubungan, yaitu :

a) Mencari keridhaan Allah sebagai tujuan utama dalam menentukan keadilan Sosio-ekonomi.

b) Merealisasikan keuntungan bagi masyarakat, yaitu dengan memenuhi kewajiban kepada masyarakat, dan

c) Mengejar kepentingan pribadi, yaitu memenuhi kebutuhan sendiri

Pemenuhan ke tiga bentuk aktivitas di atas adalah termasuk aktivitas ibadah, dengan kata lain, akuntansi bisa dianggap sebagai salah satu aktivitas ibadah bagi seseorang muslim, sehingga dengan adanya agama (islam), maka senantiasa setiap individu bisa mengapresiasikan dirinya kepada kegiatan ritual kepada tuhannya dan wujud manifestasi kewajiban serta pertanggungjawaban kepada sang pencipta.

Allah SWT berfirman dalam surah Ali ‘Imran ayat 31 yang artinya : katakanla : “jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, Niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah maha pengampun lagi maha penyayang.

Sehingga jalan hidup bagi muslim yang memandang agama (islam) sebagai jalan hidup (way of life) akan dapat menimbulkan kesadaran diri dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Teori akuntansi dalam hal ini akuntansi

3

Page 9: aku   Web viewKATA PENGANTAR ... Setiap aktifitas yang dilakukan oleh unit ekonomi harus dinilai halal dan haramnya.Faktor ekonomi tidak harus menjadi alasan tunggal untuk

syariah dipelajari sebagai suatu sistem akuntansi dan pada saat yang sama ditafsirkan sebagai sesuatu yang behubungan dengan manajemen, ekonomi, hukum politik dan agama (Muhammad, 2002:127).

Sehingga agama (islam), yang merupakan cinta mendorong manusia menuju kesempurnaan dan keselamatan, sesudah dia keluar dari sumber ketiadaannya yang mula-mula dan mulai menyusuri lorang-lorong sejarah, telah mengubah warna, rasa dan aromanya (syariati, 1996:65).

2.2.3. Kemampuan Islam Sebagai Ruh Pembentuk Akuntansi

Qardawi (1995:85) mengatakan: ruh sistem islam adalah pertengahan atau adil, yang dengannya Allah menjadikan ciri khas umat ini, sebagaiman firmannya dalam surat Al Baqarah ayat 143 : “Demikian (pula) kami jadikan kamu sekalian (umat islam), umat yang pertengahan atau adil”.

Ciri khas pertengahan ini tercermin dalam keseimbangan yang adil yang ditegakkan oleh islam diantara individu dan masyarakat, sebagaimana ditegakkan oleh islam dalam individu dan masyarakat, sebagaimana ditegakkan didalam berbagai pasangan lainnya di dunia dan akhirat, jasmani dan rohani, siang dan malam, idealisme dan relisme, swarta yang lain sebagainya. Oleh karena itu, adanya penggunaan wahyu sebagai ruh pembentukan akuntansi dapat diupayakan. Menurut Safi : memandang wahyu sebagai fenomena dapat dibenarkan karena teori-teori empiris tidak cukup kuat untuk menjelaskan segala kejadian yang ada bila dibanding dengan wahyu.

Dalam kerangka yang lebih sempurna, wahyu membantu dalam mempromosikan proses pemahaman dengan dua cara. Pertama, dimensi teoritis wahyu menyadiakan sejumlah data untuk direfleksikan otak manusia kedalam tahapan berikut. Kedua, dengan memberikan pengetahuan tentang ritus-ritus religious dan perintah moral dan Al-Farabi memperkirakan pelaksanaa ritus dan perintah ini akan melapangkan jalan menuju pemahaman (inteleksi) (Bakar, 1998:97).

Melihat kenyataan yang demikian , wahyu didekati bukan sekedar firman Allah yang dapat dimengerti begitu saja, tetapi sebagai fenomena yang pemahamannya membutuhkan sistematika dan interpretasi yang konstan dan berulang-ulang.

4

Page 10: aku   Web viewKATA PENGANTAR ... Setiap aktifitas yang dilakukan oleh unit ekonomi harus dinilai halal dan haramnya.Faktor ekonomi tidak harus menjadi alasan tunggal untuk

Dalam hal ini secara lebih lugas Noeng Muhajir dalam seminar nasional metode peneliti agama 1988 di universitas muhammmadiyah malang (UMM) mengatakan bahwa Allah swt memerintahkan kita untuk mengamati alam semesta dan memikirkannya. Diperintahkannya kembali kepada Allah swt dan Rasulnya Muhammad saw ketika kita menghadapi masalah. Dalam paradigma studi ilmiah itu berarti bahwa kebenaran wahyu bukannya didudukkan sebagai aksioma, postulat, ataupun premis mayor, melainkan dipakai untuk konsultasi, untuk pelita, untuk penjernih disaat kita bingung, saat kita banyak berbeda teori, pada saat kita berbeda pemakna.

2.2.4. Ekplorasi Nilai-Nilai Islam

Islam adalah satu-satunya agama samawi yang diturunkan ke segenap umat manusia, tanpa memandang jenis kebangsaan, warna kulit, bahasa, asal-usul dan zamannya.Islam merupakan risalah yang bermuatan makna misi alamiah. Alamiah adalah suatu kalimat yang mempunyai arti yang dalam, indah dan agung (Dja’far, 1999;38). Sehingga kemutakhiran firman-firman Allah SWT akan kita gunakan sebagai landasan yang kuat dalam mewujudkan risalah syariah islamiah. Banyak ayat Al-Quran yang menegaskan tentang kesemestaan risalah islam yang bersifat universal, yang tidak “lekang” oleh zaman.

Di antara ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan hal itu antara lain :

surat Al-Anbiyaa’ ayat 107.

Yang artinya :”dan tiadalah kami mengutuskan engkau ( Muhammad ) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”

Surah Shad ayat 87

Yang artinya :“Al-Qur’an ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam.”

Surah Yusuf ayat 104

Yang artinya :”dan engkau sekali-kali tidak meminta upah kepada mereka (terhadap seruanmu ini). Itu tidak lain hanyalah pelajaran bagi semesta alam.”

Prinsip dasar yang universal dalam operasionalnya harus berpijak dari tujuan syariah. Tujuan syariah (maqasid Asy-syariah) salah satunya melalui basis syariah adalah mewujudkan nilai keadilan dan kebenaran (al-alim, tt: 526;

5

Page 11: aku   Web viewKATA PENGANTAR ... Setiap aktifitas yang dilakukan oleh unit ekonomi harus dinilai halal dan haramnya.Faktor ekonomi tidak harus menjadi alasan tunggal untuk

aktar: 1988; an-Nabahan: 1995) merupakan pencerminan dari amar ma’ruf nahi munkar, yang mana prinsip-prinsipnya sebagai berikut:

1. Nilai keadilanNilai keadilan merupakan konsep yang

komprehensif menyangkut semua segi kehidupan umat manusia. Keadilan juga membuahkan keseimbang, kesesuaian, dan keselarasan dengan keadilan hukum (Aktar: 1988 dalam sophiaan, 1997, 86).[3]

Nilai keadilan tidak saja merupakan nilai yang sangat penting dalam etika kehidupan social dan bisnis, tetapi ia juga merupakan nilai yang secara inheren melekat dalam fitrah manusia. Ini artinya adalah bahwa manusia, dengan fitrah kemanusiaanya, mempunyai kapasitas internal untuk membuat adil dalam setiap aspek kehidupan.[4]

Berkaitan dengan masalah perilaku ekonomi umat manusia, maka keadilan mengandung maksud sebagai berikut

a. Keadilan yang rasionalKeadilan harus ditetapkan disemua fase

kegiatan ekonomi (an nabahan, 1995: 61). Keadilan dalam produksi dan konsumsi adalah paduan (aransement) efensiensi dan memberantas keborosan. Adalah suatu kezaliman dan penidasan apabila seseorang dibiarkan berbuat terhadap hartanya sendiri yang melampaui batas yang ditetapkan dan bahkan merampas hak orang lain

b. Keadilan yang memberikan kebebasan

Keadilan berarti kebebasan yang bersyarat akhlak islam (an-Nabahan, 1995:61). Kebebasan yang tidak terbatas akan mengakibatkan ketidak serasiannya di antara pertumbuhan produksi dengan hak-hak istimewa bagi segolongan kecil untuk mengumpulkan kekayaan yang melimpah dan mempertajam pertentangan antara yang kuat dan akhirnya akan menghancurkan tatanan social

c. Keadilan yang bernilai materiKeadilan berarti memberikan keluasan bagi

individu untuk memperoleh kekayaan dengan membuat kebijakan atas usahanya atas dasar kebijakan.

6

Page 12: aku   Web viewKATA PENGANTAR ... Setiap aktifitas yang dilakukan oleh unit ekonomi harus dinilai halal dan haramnya.Faktor ekonomi tidak harus menjadi alasan tunggal untuk

2. Nilai kebenaranMenurut Zulkifli dan sulastiningsih (1998: 171)

kebenaran merupakan ruh dari kimanan, sehingga tanpa adanya kebenaran maka syariat agama tidak dapat ditegakkan.Sebaliknya, dusta atau kebohongan merupakan bagian dari sikap orang munafik. Bencana terbesar yang melanda dunia bisnis saat ini adalah meluasnya tindakan dusta dan kebathilan, misalnya: berdusta dalam mempromosikan produk, memanipulasi nilai, memanipulasi informasi, mengurangi takaran dan lain sebagainya. Untuk itulah kita harus mengusung nilai-nilai kebenaran sebagai pijakan dalam beraktivitas ekonomi (muamalah).

Sabda Rasulullah SAW:Penjual dan pembeli mempunyai kebebasan

memillih selama belum terputus transaksi.Jika keduanya bersikap benar dan mau menjelaskan kekurangan produk yang di perdagangkan, maka keduanya mendapatkan berkah dari jual belinya.Namun jika keduanya menutupi cacat produk yang diperdagangkan, maka jika mereka mendapatkan keuntungan, maka hilanglah berkah jual beli itu.(H.R bukhari dan Muslim).

Menurut Dr. Hassan Hanafi harus dilacak melalui ajaran paling inti dalam islam, yakni, Tauhid. Tauhid adalah dasar/basis dari islam. Tauhid, yang meletakkan dasar-dasar hubungan antara manusia dengan Allah SWT (Hablu minallah) dan manusia dengan sesamanya (hablumm ninannas) dimaksud sebagai dasar filosofis yang utama dalam mewujudkan pijakan syariah islamiah (simogaki, 2000: 14)

2.3. PRINSIP AKUNTASI MENURUT PARA AHLI

2.3.1. Prof. Dr. Omar Abdullah Zaid

Berdasarkan buku yang kami kutip Prof. Dr. Omar Abdullah Zaid dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Syariah: Kerangka Dasar&Sejarah Keuangan Dalam Masyarakat Islam menyebutkan bahwa terdapat empat prinsip akuntansi dalam sudut pandang Islam.

a) Prinsip Legitimasi Muamalat,yaitu semua system (Manhaj) kegiatan, sasaran-

sasaran kegiatan dan prinsip pokok yang berdasarkan syariat-syariat Islam. Jadi semua item dari definisi di atas haruslah berdasarkan syariat-syariat Islam karena semua sudahlah di atur dalam Al-Quran. Seperti di firman Alloh SWT :“ Untuk tiap-

7

Page 13: aku   Web viewKATA PENGANTAR ... Setiap aktifitas yang dilakukan oleh unit ekonomi harus dinilai halal dan haramnya.Faktor ekonomi tidak harus menjadi alasan tunggal untuk

tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang”

b) Prinsip Badan Hukum (Syakhshiyyah I’tibariyyah),yaitu adanya pemisahan kegiatan investasi dari

pribadi yang melakukan pendanaan terhadap kegiatan investasi itu. Mislanya kita melakukan investasi terhadap lembaga, maka antara kebutuhan pribadi dan lembaga tidak boleh di campur adukkan.

c) Prinsip Kontinyuitas (Istimrariyyah),yaitu prinsip yang keberadaannya bahwa

perusahaan itu menjalankan kegiatannya sampai waktu yang tidak diketahui, dan likuidasinya merupakan masalah pengecualian, kecuali terdapat suatu indikasi yang mengarah kepada kebalikannya.

Jika saya menyimpulkan makna dari prinsip ini adalah, Disini bisa dilihat dari umur perusahaan, meskipun pemilik perusaan itu meninggal dunia, maka perusahaan tidaklah harus ikut mati.Perusaan harus tetap berjalan meskipun pemiliknya sudah meninggal dunia.Jadi kontinyuitas disini sangatlah penting untuk kelangsungan perusahaan.

d) Prinsip Muqabalah atau kecocokan (Mathcing)yaitu suatu cermin yang memantulkan sebab

akibat antara dua sisi, dari satu segi dan mencerminkan juga hasil atau dari hubungan tersebut dari segi yang lainnya.[5] Sebab, setiap sesuatu yang terjadi, pasti karena adanya suatu tindakan yang mendahuluinya, yang didasari oleh tujuan tertentu. Dan untuk selanjutnya, kedua kejadian tersebut harus saling dikaitkan guna mengetahui pengaruh-pengaruh yang di akibatkannya.

2.3.2 Shaari HamidDalam artikel yang berjudul :”Religion : A

Confounding Culture element in the International Harmonization of Accounting “ mengemukakan dua hal yaitu :

1 .Bahwa Islam sebagai agama yang memiliki aturan-aturan khusus dalam sistem ekonomi keuangan pasti memerlukan teori akuntansi yang khusus pula yang dapat mengakomodasikan ketentuan syariah itu.

2. Aspek budaya yang bersifat lokal sangat banyak mempengaruhi perkembangan akuntansi, maka Islam sebagai agama yang melampaui batas negara tidak boleh diabaikan. Islam dapat mendorong internasionalisasi dan harmonisasi akuntansi.

8

Page 14: aku   Web viewKATA PENGANTAR ... Setiap aktifitas yang dilakukan oleh unit ekonomi harus dinilai halal dan haramnya.Faktor ekonomi tidak harus menjadi alasan tunggal untuk

2.4. PRINSIP AKUNTANSI BERDASARKAN SURAT AL-BAQARAH AYAT 282

Ayat Al-Quran yang menerangkan prinsip Akuntansi yang tedapat dalam surat Al-Baqarah ayat 282.

-ن -اتبأ -ك -أب ي -اتببالع-دلو-ال- -كمك -ين -كتبب مىف-اكتبوهو-لي -ج-لمس- -ىأ -ينإل -نتمبد -د-اي -ات -آم-نواإذ ذين ه-اال -ي -اأ يذ -ال -ان Vاف-إنك يئ -بخ-سمنهش- ي هو-ال- ب ه-ر- قالل -ت -يهالح-قو-لي ذيع-ل -كتبو-ليملالل هف-لي -م-اع-لم-هالل -ك -كتب ي هيد-ين -شهدواش- هبالع-دلو-است هو-ف-ليمللو-لي -نيمل -طيعأ -ست ي -وال- -وض-عيفVاأ فيهVاأ -يهالح-قس- يع-ل حد-اهم-اف-تذ-ك -ضإل -نت ه-د-اءأ -الش -من -رض-ون -انممنت -ت أ جلو-امر- -ينف-ر- جل -ار- -كون -مي الكمف-إنل منرج-لهذ- -ج- -ىأ اإل Vبير- -وك اأ Vكتبوهص-غير- -نت -مواأ -سأ ت -ام-ادعواو-ال- ه-د-اءإذ -الش -أب ي ىو-ال- إحد-اهم-ااألخر- ر-- -ين -ه-اب ةVتديرون ةVح-اضر- -تج-ار- -كون -نت أ -ابواإال -رت ت -ال -ىأ -دن ه-اد-ةو-أ -قو-مللش هو-أ -قس-طعند-الل لكمأ -فع-لواف-إن هيدو-إنت ش- -اتبو-ال- ك يض-ار -عتمو-ال- -اي -ب -ات -شهدواإذ -كتبوه-او-أ ت -ال -احأ -يكمجن ع-ل -يس- كمف-ليءع-ليم ش- هبكل هو-الل مكمالل ه-و-يع-ل قواالل هفسوقبكمو-اتArtinya:

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi

Berdasarkan ayat yang tersebut maka kita dapat sedikit memahami prinsip-prinsip akuntansi yang terkandung dalam ayat tersebut, namun untuk lebih jelasnya dibawah ini sudah diuraikan kandungan yang ada di ayat tersebut mengenai akuntansi atau pencatatan.

a. Prinsip pertanggung jawabanPrinsip pertanggungjawaban (accountability) merupakan

konsep yang tidak asing lagi dikalangan masyarakat muslim. Pertanggungjawaban selalu berkaitan dengan konsep amanah. Bagi kaum muslim, persoalan amanah merupakan hasil transaksi manusia dengan sang khalik mulai dari alam kandungan..manusia dibebani oleh Allah untuk menjalankan fungsi kekhalifahan di muka bumi. Inti kekhalifahan adalah menjalankan atau menunaikan amanah.

b. Prinsip KeadilanPrinsip keadilan, jika ditafsirkan lebih lanjut, surat Al-

Baqarah ayat 282 mengandung prinsip keadilan dalam melakukan transaksi. Prinsip keadilan ini tidak saja merupakan nilai penting dalam etika kehidupan sosial dan bisnis, tetapi juga merupakan nilai inheren yang melekat dalam fitrah

9

Page 15: aku   Web viewKATA PENGANTAR ... Setiap aktifitas yang dilakukan oleh unit ekonomi harus dinilai halal dan haramnya.Faktor ekonomi tidak harus menjadi alasan tunggal untuk

manusia.Hal ini berarti bahwa manusia itu pada dasarnya memiliki kapasitas dan energi untuk berbuat adil dalam setiap aspek kehidupannya.

c. Prinsip KebenaranPrinsip kebenaran, prinsip ini sebenarnya tidak dapat

dilepaskan dengan prinsip keadilan. Sebagai contoh, dalam akuntansi kita kan selalu dihadapkan pada masalah pengakuan, pengukuran laporan. Aktivitas ini akan dapat dilakukan dengan baik apabila dilandaskan pada nilai kebenaran, kebenaran ini kan dapat menciptakan nilai keadilan dalam mengakui, mengukur dan melaporkan tansaksi-transaksi dalam ekonomi.

Kebenaran dalam Al-Quran tidak diperbolehkan untuk dicampur adukkan dengan kelebathilan.Namun, barangkali ada pertanyaan dalam diri kita, siapakah yang berhak menentukan kebenaran? Untuk hal ini tampaknya kita masih terkendala, namun sebagian muslim, selayaknya kita tidak risau atas hal tersebut. Sebab Al-Qur’an telah menggariskan, bahwa ukuran, alat atau instrumen untuk menetapkan kebenaran tidaklah berdasarkan nafsu[8]

2.5. SIFAT-SIFAT AKUNTANSI SYARIAH

Akuntansi Islam mempunyai sifat-sifat sendiri dibandingkan dengan akuntansi-akuntansi lain terutama dalam sifat kejujuran. Muhammad Akram Khan merumuskan sifat akuntansi syariah sebagai berikut :

1. Penentuan laba rugi yang tepatWalaupun penentuan laba rugi agak bersifat subjektif dan

bergantung nilai, kehati-hatian harus dilaksanakan agar tercapai hasil yang bijaksana (atau dalam islam sesuai dengan syariah) dan konsisten sehingga dapat menjamin bahwa kepentingan semua pihak pemakai laporan dilindungi.

2. Mempromosikan dan menilai efisiensi kepemimpinanSystem akuntansi harus mampu memberikan standar

berdasarkan hukum sejarah untuk menjamin bahwa menejemen mengikuti kebijaksanaan-kebijaksanaan yang baik.

3. Ketaatan kepada hukum syariahSetiap aktifitas yang dilakukan oleh unit ekonomi harus

dinilai halal dan haramnya.Faktor ekonomi tidak harus menjadi alasan tunggal untuk menentukan berlanjut tidaknya suatu organisasi.

10

Page 16: aku   Web viewKATA PENGANTAR ... Setiap aktifitas yang dilakukan oleh unit ekonomi harus dinilai halal dan haramnya.Faktor ekonomi tidak harus menjadi alasan tunggal untuk

4. Keterikatan pada keadilanKarena tujuan utama dari syariah adalah penerapan

keadilan dalam masyarakat seluruhnya, informasi akuntan harus mampu melaporkan (selanjutnya mencegah) setiap kegiatan atau keputusan yang dibuat untuk menambah ketidak adilan dalam masyarakat.

5. Melaporkan dengan baikTelah disepakati bahwa peranan perusahaan dianggap dari

pandangan yang lebih luas (pada dasarnya bertanggungjawab kepada masyarakat secara keseluruhan). Nilai social ekonomi dari ekonomi islam harus diikuti dan dianjurkan. Informasi akuntansi harus berada dalam posisi yang terbaik untuk melaporkan hal ini.

6. Perubahan dalam praktek akuntansiPeranan akuntansi yang demikian luas dalam kerangka islam

memerlukan perubahan yang sesuai dan cepat dalam praktek akuntansi sekarang. Akuntansi harus mampu bekerja sama untuk menyusun saran-saran yang tepat untuk mengikuti perubahan ini.

11

Page 17: aku   Web viewKATA PENGANTAR ... Setiap aktifitas yang dilakukan oleh unit ekonomi harus dinilai halal dan haramnya.Faktor ekonomi tidak harus menjadi alasan tunggal untuk

12

Page 18: aku   Web viewKATA PENGANTAR ... Setiap aktifitas yang dilakukan oleh unit ekonomi harus dinilai halal dan haramnya.Faktor ekonomi tidak harus menjadi alasan tunggal untuk

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dasar hukum dalam Akuntansi Syariah bersumber dari Al Quran, Sunah Nabawiyyah, Ijma (kespakatan para ulama), Qiyas (persamaan suatu peristiwa tertentu), dan ‘Uruf (adat kebiasaan) yang tidak bertentangan dengan Syariah Islam. Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah, memiliki karakteristik khusus yang membedakan dari kaidah Akuntansi Konvensional seperti akuntansi kapitalis yang dibangun berdasarkan landasan piker sekuler.

Akuntansi dalam pandangan islam, ada beberapa poin yang sudah diuraikan diatas, seperti : memasukkan agama (Islam) sebagai ideology, kemampuan islam sebagai Ruh pembentuk akuntansi, Ekplorasi Nilai-nilai Islam, Islamisasi Akuntansi. Poin-poin tersebut menjelaskan landasan dan prinsip mengenai akuntansi syariah.

Prinsip-prinsip akuntansi sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Prof. Dr. Omar Abdullah Zaid, Akuntansi Syariah minimalnya ada empat prinsip yaitu prinsip legitimasi Muamalat, prinsip badan Hukum, prinsip Kontinuitas dan prinsip Muqabalah atau kecocokan. Sedangkan menurut Shaari Hamid dalam artikel yang berjudul :”Religion : A Confounding Culture element in the International Harmonization of Accounting “ mengemukakan dua hal yaitu : Bahwa Islam sebagai agama yang memiliki aturan-aturan khusus dalam sistem ekonomi keuangan dan aspek budaya yang bersifat local.

Sedangkan prinsip akuntansi syariah bila ditinjau dari Al-Quran pada surat Al-Baqarah ayat 282, pada ayat tersebut terdapat beberapa prinsip yaitu prinsip pertanggung jawaban, prinsip keadilan, dan prinsip kebenaran. Prinsip-prinsip inilah yang menjadi dasar hokum untuk akuntansi syariah.

Selain prinsip-prinsip, akuntansi syariah juga memiliki enam sifat. Sebagaimana yang dirumuskan oleh Muhammad Akram Khan mengenai sifat akuntansi yaitu : penentuan laba rugi yang tepat, mempromosikan dan menilai efisiensi kepemimpinan, ketaatan kepada hukum syariah, keterikatan kepada keadilan, melaporkan dengan baik, perubahan dalam praktek akuntansi.

12

Page 19: aku   Web viewKATA PENGANTAR ... Setiap aktifitas yang dilakukan oleh unit ekonomi harus dinilai halal dan haramnya.Faktor ekonomi tidak harus menjadi alasan tunggal untuk

3.2. Saran

Kami mohon maaf jika dalam makalah kami masih banyak kekurangan dan kesalahan, maka kami sarankan kepada para pembaca untuk membaca referensi lainnya agar para pembaca dapat memahami lebih jauh dan memberikan wawasan yang lebih luas tentang Prinsip-Prinsip Akuntansi Dalam Perspektif Islam.

13

Page 20: aku   Web viewKATA PENGANTAR ... Setiap aktifitas yang dilakukan oleh unit ekonomi harus dinilai halal dan haramnya.Faktor ekonomi tidak harus menjadi alasan tunggal untuk

DAFTAR PUSTAKA

Sri Nurhayati dan Wasilah. 2015. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Slamet Wiyono dan Taufan Maulamin. 2013. Memahami Akuntansi Syariah di Indonesia (Edisi Revisi). Jakarta:Mitra Wacana Media

14