Upload
lekiet
View
233
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
1
LAPORANAKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
TAHUN 2015
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATBALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIANKEMENTERIAN PERTANIAN
2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
2
LAPORANAKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
TAHUN 2015
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATBALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIANKEMENTERIAN PERTANIAN
2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
KATA PENGANTAR
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP ) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera
Barat sebagai salah satu instansi penerintah disusun
sebagai pertanggung jawaban terhadap akuntabilitas
kinerjanya sesuai dengan tugas pokok, fungsi, dan
kewenangan pengelolaan sumberdaya yang ditetapkan
sebelumnya.
Hal ini sesuai dengan Inpres No.7 tahun 1999 yang mengamanatkan tentang
setiap instansi pemerintah wajib menyusun LAKIP setiap akhir tahun anggaran,
sesuai keputusan Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian No. 161/2006, BB
Pengkajian mengemban mandate membina dan mengkoordinasikan pelaksanaan
, pengembangan, dan perakitan teknologi spesifik lokasi yang dilakukan
Balai/Loka Pengkajian Teknologi Pertanian (B/LPTP) Oleh karena itu, BB
Pengkajian juga berkewajiban untuk melaporkan Akuntabilitas Kinerja BPTP
secara keseluruhan.
Kepada semua pihak yang telah beradaptasi dan berkontribusi dalam
penyusunan laporan ini disampaikan terima kasih. Harapan kami, semoga
laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi BB Pengkajian dan BPTP dalam
perbaikan kinerja kedepan.
KepalaBalai
Dr.Ir,Hardiyanto,MSc
NIP. 196005031986031001
3
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
IKHTISAR EKSEKUTIF
LAKIP ini dibuat dan disampaikan setelah selesainya pelaksanaan
kegiatan penelitian, pengkajian, dan diseminasi tahun anggaran 2015 sebagai
salah satu bentuk pertanggung jawaban Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP) Sumatera Barat sebagai instansi pemerintah.
Pada tahun anggaran 2015, kegiatan penelitian, pengkajian, dan
diseminasi yang dilaksanakan BPTP Sumatera Barat mendapat dukungan
pendanaan APBN melalui DIPA BPTP Sumatera Barat; DIPA BBP2TP, DIPA BB
Mektan dan DIPA Badan Litbang Pertanian.
Kegiatan yang telah dilaksanakan terdiri dari satu program utama, yaitu:
Penciptaan Teknologi dan Inovasi Pertanian Bio-Industri Berkelanjutan, dengan
sub program Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian
dengan 8 kegiatan utama, yaitu: (1) Pengkajian teknologi unggulan spesifik
lokasi; (2) Teknologi diseminasi yang didistribusikan ke pengguna; (3)
Kegiatan strategis nasional/ Daerah yang memperoleh pendampingan
inovasi oleh BPTP dan dapat mencapai target sasarannya; (4) Kerjasama
pengkajian, pengembangan dan pemanfaatan inovasi pertanian ; (5)
Rekomendasi kebijakan mendukung pembangunan pertanian; (6)
Dukungan pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi teknologi
pertanian; (7) Jumlah Produksi Benih Sumber; (8) Model Pengembangan
Inovasi Teknologi Pertanian Bioindustri.
Persentase pencapaian rencana tingkat capaian (target) masukan
(input) Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat dalam kegiatan
penelitian, pengkajian, diseminasi, dan kegiatan lain adalah sebesar 100
%, sedangkan realisasi keluaran output secara keseluruhan mencapai
102,71 % Meskipun demikian ada capaian output kegiatan kurang tidak
mencapai realisasi 100%. Sedangkan persentase pencapaian rencana
tingkat capaian (target) realisasi keuangan termasuk relatif tinggi, yaitu
mencapai (98,29%).
4
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Tingginya capaian realisasi ini disebabkan antara lain: (1)
Kerjasama yang baik antara peneliti, penyuluh, litkayasa, dan seluruh staf
administrasi/keuanganBPTP Sumatera Barat; (2) Kegiatan monitoring dan
evaluasi secara terus menerus dan berkala; (3) Terintegrasinya beberapa
kegiatan seperti SLPTT (padi, dan jagung ), PSDS/K, MKRPL, dan
Pengembangan Kawasan Hortikultura; (4) Kerjasama yang terjalin baik
dengan dinas/instansi terkait baik di tingkat pusat maupun daerah; dan
(5) Perhatian dan dukungan yang tinggi dariKepala BPTP Sumatera Barat.
5
Kata Pengantar i
Ikhtisar Eksekutif ii
Daftar Isi iii
DaftarTabel iv
DaftarGambar v
Bab I. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Tugas, Fungsi dan OrganisasiStrategi
1.3. Tujuan
1
1
3
5
Bab II. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja 6
Bab III. AkuntabilitasKinerja 17
Bab IV. Penutup 49
Tabel 1. Rencana Kinerja Tahunan BPTP Sumatera BaratTahun 2014
10
Tabel 2. Rencana Kinerja Tahunan BPTP Sumatera BaratTahun 2015
12
Tabel 3. Pagu Anggaran berdasarkan Output Kegiatan 15
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
6
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BPTP Sumatera Barat Pengkajian TA 2010-2014
Tabel 4. Rekapitulasi Teknologi Spesifik Lokasi lingkupBPTP Sumbar, 2014.
18
Tabel 5. Keragaan komponen hasil pengujian adaptasi 10galur/varietas pada lokasi Piai MT 2014.
19
Tabel 6. Keragaan komponen hasil pengujian adaptasi 10galur/varietas pada lokasi Sungai TarabMT 2014.
19
Tabel 7. Pertumbuhan generatif dan hasil tanaman Paditeknologi salibu dan tanam pindah Pada TigaDaerah Di Sumatera Barat (2014).
20
Tabel 8. Jenis Tanaman Koleksi Hasil Eksplorasi besertaAsalnya, 2014
26
Tabel 9. Rataan tinggi tanaman, jumlah anakan produktifper rumpun dan hasil padisawahvarietaslokalSumatera Barat. Padang, MH 2014.
29
Tabel 10. Capaian Jumlah Kinerja Teknologi Spesifik LokasiBPTP Sumatera Barat 2010-2014
31
Tabel 11. Rekapitulasi Output Teknologi yangDidiseminasikan
31
Tabel 12. Capaian Jumlah Kinerja diseminasi teknologipertanian BPTP Sumatera Barat 2010-2014.
32
Tabel 13. Rekapitulasi Kegiatan Pendampingan ProgramStrategis Kementan Lingkup BPTP Sumbar.
33
Tabel 14. Capaian jumlah kinerja kegiatan pendampinganinovasi pertanian dan program strategis nasionalBPTP Sumatera Barat 2010-2014.
39
Tabel 15. Capaian Jumlah Kinerja kerjasama nasional daninternasional BPTP Sumatera Barat 2010-2014.
40
Tabel 16. Capaian jumlah kinerja sinergi operasionalpengkajian dan pengembangan inovasi pertanianBPTP Sumatera Barat 2010-2014.
45
Tabel 17. Anggaran perjenis belanja BPTP SumateraBaratdari TA 2010 s/d 2014 (5 tahun)
45
Tabel 18. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) BPTPSumbarper Desember 2014
47
Tabel 19. Daftar target (Rencana) dan Realisasi PNBP BPTP 48
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
7
Gambar 1 JumlahPegawai 5
Gambar 2 JumlahPeneliti, PenyuluhdanPustakawan 5
Gambar 3 Pertumbuhan vegetatif tanaman teknologi salibu 20
Gambar 4 Pertumbuhan tanaman saat penen (generative) 21
Gambar 5 Spesifikasi alat penanam bibit padi manual(transplanter).
22
Gambar 6 KondisiDemplotAwal (kiri) danAkhir (Kanan)Kegiatan
26
Gambar 7 Rumah kasa dan rumah kaca tempat konservasi exsitu SDG tanaman Sumbar
27
Gambar 8 Padi Siulo 27
Gambar 9 Padi Cantik Manis 27
Gambar10
Bareh Kuniang 28
Gambar11
Padi Soni 28
Gambar12
Padi Rotan 28
Gambar13
Padi Guliang 28
Gambar14
Penampilan empat varietas padi sawah lokalSumatera Barat
30
Gambar15
Penampilan empat varietas padi gogo lokal padakondisi sawah
31
Gambar16
Berbagai media informasi yang diterbitkan dandiperbanyak ulang Tahun 2014 dalam rangkamemenuhi kebutuhan informasi bagi stakeholders.
32
Gambar17
Keragaan pertumbuhan VUB padi sawah padastadia vegetatif aktif
35
Gambar18
Keragaan pertumbuhan VUB padi sawah padastadia matang (akanpanen)
36
Gambar Temu Lapang dan Panen Perdana pada Keltan Candi 37
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
8
Sumbar Tahun Anggaran 2010-2014
DAFTAR GAMBAR
19 Lubuk Biti,Kenagarian Sungai Dareh, Dharmasraya
Gambar20
Keragaan VUB Inpari 21 di Kec. LengayangKabupen Pesisir Selatan
38
Gambar21
Pendampingan SL-PTT 17 hari menjelang panen dikelompok tani Tabek Patah 2 kec. Lengayang
38
Gambar22
Diseminasi Teknologi SL – PTT Padi Sawah ketikamelakukan pendampingan kelompoktani TabekPatah 1 di Kec Lengayang.
38
Gambar23
Keragaan pertumbuhan vegetatif 4 varietas kedelai
Jorong Empat Koto Nagari Kinali Kecamatan Kinali
Pasaman Barat, 2014.
39
Gambar24
Faktor-faktor yang menentyukan pemberdayaangapoktan sebagai mitra desiminasi inovasi teknologipertanian dala wlayah nagari/desa di Sumatera
Barat.
43
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
9
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Lapoaran Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan
pertanggung jawaban atas kinerja pencapaian visi dan misi pada tahun anggaran
tahun 2015 dan alat kendali serta alat pemacu peningkatan kinerja setiap
organisai di lingkingan pemerintah. Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(AKIP) BPTP Sumatera Barat (Sumbar) Tahun 2015 merupakan LAKIP tahun
pertama Pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) Tahun 2015-2019, yang merupakan tahun awal penuntasan kinerja
tahun 2015-2019. LAKIP BPTP Sumbar yang disusun mengacu pada peraturan
Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah, Instruksi Presiden No. Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah, dan Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2004 Tantang
Percepatan Pemberantasan Korupsi, serta Rencana Strategis Badan Litbang
Pertanian. Fungsi LAKIP antar lain adalah sebagai alat penilai kinerja secara
kuantitatif, sebagai wujud akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi BPTP
Sumbar menuju terwujudnya good governance dan sebagai wujud transparansi
serta pertanggungjawaban kepada masyarakat. Inpres No. 7 Tahun 1999 pada
dasarnya mengamanatkan kepada seluruh Instansi Pemerintah sebagai unsur
penyelenggara manajemen pemerintahan wajib membuat laporan LAKIP pada
setiap akhir tahun anggaran. Inpres ini diperbarui dengan Keputusan Kepala
Lembaga Administrasi Negara No.239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan PERMENPAN
dan RB No. 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja
dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Petunjuk Teknis dari
Inpres tersebut adalah Surat Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara
(LAN) No. 239 Tahun 2003 tentang Tata Cara Penyusunan Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah.
Dalam pelaksanaannya kinerja instansi suatu pemerintahan juga perlu
dilakukan evaluasi. Evaluasi merupakan suatu aplikasi penilaian yang
sistematis terhadap konsep, desain, implementasi, dan manfaat aktifitas dan
10
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
program suatu instansi pemerintah. Evaluasi juga dilakukan untuk menilai dan
meningkatkan cara-cara dan kemampuan berinteraksi instansi pemerintah yang
pada akhirnya akan meningkatkan kinerjanya. Evaluasi yang dilakukan untuk
mengukur kinerja dari instansi pemerintah adalah Evaluasi Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Evaluasi ini merupakan perkembangan dari
suatu review atas kinerja organisasi dengan dukungan informasi dan
pengumpulan data melalui riset terapan (applied research) sehinnga hasil
evaluasi akan lebih komprehensif untuk melihat organisasi dan kontribusinya
pada peningkatan kinerja pemerintahan secara keseluruhan.Pola pendekatan
yang demikian akan mendukung simpulan hasil evaluasi yang lebih menyeluruh
(makro) sehingga dapat menghindari resiko bias yang lebih besar. Dalam
pengukuran kinerja dilakukan perbandingan antara kinerja yang sesungguhnya
pada periode atau pada saat pengukuran dilakukan dengan suatu pembanding
tertentu, misalnya, dibandingkan dengan, rencana, standar, atau bencmarch
tertentu. Sedangkan evaluasi berupaya lebih jauh untuk menemukan penjelasan-
penjelasan atas outcome yang di observasi dan memahami logika-logika di
dalam intervensi publik. System pengukuran kinerja yang di desain dengan baik,
sering diidentifikasikan sebagai salah satu dari bentuk evaluasi.
Menurut Rider Dale (2004), evaluasi dari kinerja suatu pekerjaan dapat
dilaksanakan selama pelaksanaan program atau setelah program itu selesai
dilaksanakan, tergantung dari tujuan evaluasi. Secara keseluruhan, evaluasi
dapat dibedakan menjadi dua yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
Evaluasi formatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja program yang dievaluasi
melalui pembelajaran dari pengalaman yang diperoleh. Sementara evaluasi
sumatif dilakukan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan atau evaluasi dari suatu
program secara keseluruhan.Adapun LAKIP adalah suatu kegiatan untuk menilai
konsep dari suatu program serta desain manajemen. Dalam pelaksanaannya
dilakukan evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang
merupakan penerapan manajemen kinerja pada sektor publik yang sejalan dan
konsisten dengan penerapan reformasi birokrasi dan berorientasi pada
pencapaian outcomes dan upaya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
11
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Menurut Azwar Abubakar, bahwa SAKIP merupakan integrasi dari suatu
perencanaan, system penganggaran dan system pelaporan kinerja, yang selaras
dengan pelaksanaan system Akuntabilitas Keuangan. Output SAKIP adalah
LAKIP, yang menggambarkan Kinerja yang dicapai oleh suatu Instansi
Pemerintah atas pelaksnaan program dan kegiatan yang di biayai oleh
APBN/APBD.
Evaluasi untuk penilaian LAKIP meliputi 5 komponen yaitu adalah
perencanaan kinerja yang terdiri dari renstra, rencana kinerja tahunan, dan
penetapan (kinerja bobot 35), pengukuran kinerja, yang meliputi pemenuhan
pengukuran, kualitas pengukuran, dan implementasi pengukuran (bobot 20),
pelaporan kinerja yang merupakan komponen ketiga, terdiri dari pemenuhan
pelaporan, penyajian informasi kinerja, serta pemanfaatan informasi kinerja
(bobot 15), evaluasi kinerja yang terdiri dari pemenuhan evaluasi, kualitas
evaluasi, serta pemanfaaatan hasil evaluasi (bobot 10), dan pencapain kinerja
terdiri dari kinerja yang dilaporkan (output dan outcome), dan kinerja lainnya
(bobot 20), nilai tertinggi dari evaluasi LAKIP adalah AA (memuaskan) skor 85-
100, sedangkan A (sangat baik) skor 75-85, B(baik) skor 65-75, CC (cukup baik)
skor 50-65, C (agak kurang) skor 30-50, D (kurang) skor 0-30.
I.2 Tugas, Fungsi dan Organisasi Balai Pengkajian Teknologi dan
Pertanian Sumatera Barat.
BPTP Sumatera Barat merupakan lembaga pengkajian regional yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan penelitian, pengkajian,
perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi.
Sedangkan fungsinya adalah: (1) Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi
kebutuhan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; (2) Pelaksanaan
pengkajian dan perakitan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; (3)
Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian, serta
perakitan materi penyuluhan pertanian; (4) Pelaksanaan administrasi kerjasama,
diseminasi, promosi, dan dokumentasi, serta penyebarluasan dan
pendayagunaan hasil-hasil penelitian dan pengkajian spesifik lokasi; (5)
12
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Pemberian pelayanan terhadap kegiatan pengkajian, perakitan, dan
pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; dan (6)
Pelaksanaan urusan Tata Usaha dan Rumah Tangga Balai.
Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) tersebut, BPTP
Sumatera Barat bertugas menyediakan teknologi pertanian yang sesuai dengan
kebutuhan dalam mendukung pembangunan pertanian daerah. Teknologi
pertanian tepat guna yang dihasilkan bersifat spesifik lokasi, dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat yang beragam secara dinamis, dan dapat memanfaatkan
sumberdaya pertanian secara efektif dan efisien, serta berdaya saing tinggi.
Struktur Organisai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian adalah diatur
berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 20/Permentan/OT.140/3/2013
Tanggal 11 Maret 2013, tentang Organisai dan Tata Kerja Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian. Pimpinan tertinggi adalah Kepala Balai, membawahi Kepala
Sub Bagian Tata Usaha (Kasubag TU), Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan
Pengkajian (KSPP), Kasubag TU membawahi urusan Kepegawaian, Rumahtangga
dan Perlengkapan, Pengkajian, Kasubsie Monev Pelaporan, Kasubsie
Perpustakaan, Website dan Publikasi, sementara itu Koordinasi Program dan
Kelompok Jabatan Fungsional berada langsung di bawah Kepala Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian.
Pengelolaan sumberdaya pengkajian dan desiminasi merupakan
prasyarat utama untuk mendukung kinerja BPTP Sumbar. Pada akhir Tahun
2015 tercatat sebanyak 181 orang pegawai lingkup BPTP Sumbar, dengan
rinciansebanyak 33 orang merupakan fungsional Peneliti, 15 orang Penyuluh, 1
orang Pustakawan dan selebihnya merupakan tenaga administrasi dan teknisi.
13
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Gambar 1. Jumlah Pegawai
I.3 Tujuan
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) merupakan salah satu
Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang berada dibawah Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian, dengan tujuan sebagai
berikut :
1. Mengidentifikasi, mengkarakterisasi dan menghasilkan teknologi pemanfaatan
potensi sumberdaya tanah/lahan, air dan agroklimat secara optimal
mendukung sistem pertanian industrial daerah.
2. Menghasilkan dan mendesiminasikan inovasi teknologi pertanian spesifik
lokasi dan strategis untuk meningkatkan efisiensi usaha dan daya saing
produk unggulan pertanian daerah.
3. Mengeksplorasi, mengidentifikasi, mengkarakterisasi, mengkonservasi dan
meningkatkan manfaat potensi sumberdaya genitik pertanian spesifik lokasi.
4. Menghasilkan rekomendasi kebijakan sosial, ekonomi, dan rekayasa
kelembagaan dalam rangka mendukung pengembangan agribisnis dan
pembangunan daerah.
5. Merancang dan membangun model pengembangan agribisnis berbasis
komoditas agroekosistem dan atau wilayah yang didukung dengan teknologi
dan strategi.
6. Meningkatkan kualitas, kapasitas dan profesionalisme sumberdaya manusia,
ketersediaan dan pemberdayaan sarana/prasarana serta budaya kerja inovatif
dan beroreientasi bisnis.
14
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II.1 Perencanaan Strategis
II.1.1 Visi dan Misi
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat merupakan salah
satu unit pelaksana teknis Eselon 3 Badan Litbang Pertanian, yang secara
hirarkis merupakan Bussines Unit Balitbangtan. Berdasarkan hierachical
strattegic plan, maka selanjutnya pada tataran rencana strategis BPTP Sumatera
Barat (functional unit) dituangkan menjadi Rencana Operasional. Oleh karena
itu, visi, misi, kebijakan, stretegi, dan program Badan Litbang Misi Balitbangtan
2015-2019 mengacu pada Visi dan Misi Kementerian Pertanian, yang selanjutnya
akan menjadi visi, misi, kebijakan, strategi, dan program seluruh satuan kerja
Badan Litbang Pertanian, termasuk BBP2TP dan BPTP Sumatera Barat.
Memperhatikan hierarchical strategic plan, maka visi dan misi Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Sumatera Barat adalah:
4.1. Visi
Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan pertanian terkemuka di
dunia dalam mewujudkan sistem pertanian bio-industri tropika berkelanjutan.
4.2. Misi
1. Merakit, menguji dan mengembangkaninovasi pertanian tropika unggul
berdaya saing mendukung pertanian bio-industri.
2. Mendiseminasikan inovasi pertanian tropika unggul dalam rangka
peningkatan scientific recognitiondanimpact recognition.
4.3. Tujuan
1. Menghasilkan dan mengembangkan inovasi pertanian tropika unggul
berdaya saing mendukung pertanian bio-industri berbasis advanced
technology dan bioscience, aplikasi IT, dan adaptif terhadap dinamika iklim.
15
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
2. Mengoptimalkan pemanfaatan inovasi pertanian tropika unggul untuk
mendukung pengembangan iptek dan pembangunan pertanian nasional.
4.4. Tata Nilai
Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya BPTP Sumatera Barat
menganut beberapa tata nilai yang menjadi pedoman dalam pola kerja dan
mengikat seluruh komponen yang ada di Balitbangtan. Tata nilai tersebut antara
lain:
1. Balitbangtan adalah lembaga yang terus berkembang dan merupakan Fast
Learning Organization.
2. Dalam melaksanakan pekerjaan selalu mengedepankan prinsip efisiensi dan
efektivitas kerja.
3. Menjunjung tinggi integritas lembaga dan personal sebagai bagian dari
upaya mewujudkan corporate management yang baik.
4. Selalu bekerja secara cerdas, keras, ikhlas, tuntas dan mawas
4.5. Sasaran Strategis
Sasaran strategis Balitbangtan adalah:
1. Tersedianya varietas dan galur/klon unggul baru, adaptif dan berdaya saing
dengan memanfaatkan advanced technologydan bioscience.
2. Tersedianya teknologi dan inovasi budidaya, pasca panen, danprototipe
alsintan berbasis bioscience dan bioenjinering dengan memanfaatkan
advanced techonology, seperti teknologi nano, bioteknologi, iradiasi,
bioinformatika dan bioprosesing yang adaptif.
3. Tersedianya data dan informasi sumberdaya pertanian (lahan, air, iklim dan
sumberdaya genetik)berbasis bio-informatika dan geo-spasial dengan
dukungan IT.
16
No Sasaran Indikator Kinerja Utama
1. Tersedianya varietas dan galur/klon unggul
baru, adaptif dan berdaya saing dengan
memanfaatkan advanced technologydan
bioscience
1. Jumlah varietas dangalur/klon unggul baru
2. Tersedianya teknologi dan inovasi
budidaya, pasca panen, danprototipe
alsintan berbasis bioscience
danbioenjineringdengan
memanfaatkanadvanced techonology,
seperti teknologi nano, bioteknologi,
iradiasi, bioinformatika dan bioprosesing
yang adaptif
1. Jumlah teknologipengelolaan lahan, air,agroklimat, dansumberdaya genetik
2. Jumlah teknologibudidaya,
3. Jumlah teknologispesifik lokasi
4. Jumlah prototipealsintan
5. Jumlah teknologi pascapanen dan pengolahan
3. Tersedianya data dan informasi
sumberdaya pertanian (lahan, air, iklim dan
sumberdaya genetik)berbasis bio-
informatika dan geo-spasial dengan
dukungan IT
1. Jumlah peta tematiksumberdaya lahan dangenetik
4. Tersedianya model pengembangan inovasi
pertanian, dan rekomendasi kebijakan
pembangunan pertanian
1. Jumlah modelpengembangan inovasipertanian bio-industrispesifik lokasi
2. Jumlah rekomendasikebijakan pembangunan
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
4. Tersedianya model pengembangan inovasi pertanian, kelembagaan, dan
rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian.
5. Tersedia dan terdistribusinya produk inovasi pertanian (benih/bibit sumber,
prototipe, peta, data, dan informasi) dan materi transfer teknologi.
6. Penguatan dan perluasan jejaring kerja mendukung terwujudnya lembaga
litbang pertanian yang handal dan terkemuka serta meningkatkan HKI.
4.6 Indikator Kinerja Utama
Tabel 5. Sasaran dan Indikator Kinerja Utama Balitbangtan 2015-2019
17
No Sasaran Indikator Kinerja Utama
pertanian
5. Tersedianya dan terdistribusinya produk
inovasi pertanian (benih/bibit sumber,
prototipe, peta, data, dan informasi) dan
materi transfer teknologi
1. Jumlah benih/bibitsumber tanaman/ternak
2. Jumlah teknologi yangdiseminasikan kepengguna
6. Penguatan dan perluasan jejaring kerja
mendukung terwujudnya lembaga litbang
pertanian yang handal dan terkemuka serta
meningkatkan HKI
1. Jumlah kerja sama2. Jumlah HKI
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
II.2 Perencanaan Kinerja
BPTP Sumbar sebagai institusi pemerintah yang bersentuhan langsung
dengan pengguna dan pemangku kepentingan di berbagai level terutama di
daerah, dituntut untuk berperan secara nyata apa, bagaimana, serta dimana
kegiatan tersebut telah dilaksanakan, termasuk hasil-hasil kegiatan pengkajian
dan diseminasi lingkup BB Pengkajian. Berbagai program yang dilakukan oleh
BPTP Sumbar untuk mendukung empat sukses Kementerian Pertanian yaitu: a)
Pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan, b) Peningkatan
diversifikasi pangan, c) Peningkatan nilai tambah dan daya saing ekspor, dan d)
Peningkatan kesejahteraan petani.
Sejalan dengan mekanisme perencanaan seperti tertuang dalam
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, maka Rencana Kinerja Tahun 2013 merupakan
penjabaran dari rencana kerja (Renja). Renja merupakan rencana kerja tahunan
di tingkat kementerian atau lembaga yang mengacu kepada Rencana Kerja
Pemerintah (RKP). Sementara RKP merupakan rencana kerja pemerintah
tahunan (annual plan) yang merupakan bagian integral dari perencanaan
pembangunan Kementerian jangka menengah (RPJM Kementerian), yang
terdokumentasikan dalam Renstra.
18
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
1. Tersedianya teknologi
pertanian spesifik lokasi
Jumlah teknologi spesifik lokasi 5 Teknologi
2. Terdiseminasikannya
inovasi teknologi
pertanian spesifik lokasi
Jumlah teknologi diseminasi yang
didistribusikan ke pengguna
3 Teknologi
3. Terlaksananya kegiatan
strategis nasional/ Daerah
melalui pendampingan
oleh BPTP
Jumlah laporan kegiatan strategis
nasional/ Daerah yang memperoleh
pendampingan inovasi oleh BPTP dan
dapat mencapai target sasarannya
6 Laporan
4. Terlaksananya kerjasama
pengkajian,
pengembangan dan
pemanfaatan inovasi
pertanian
Jumlah laporan kerjasama
pengkajian, pengembangan dan
pemanfaatan inovasi pertanian
1 Laporan
5. Dihasilkannya rumusan
rekomendasi kebijakan
Jumlah rekomendasi kebijakan 1 Rekomendasi
Kebijakan
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Program Badan Litbang periode 2015-2019 adalah Penciptaan
teknologi dan Inovasi Pertanian Bio-Industri Berkelanjutan. Sejalan
dengan hal tersebut, sesuai dengan anggaran yang telah dialokasikan dalam
Rencana Kinerja Anggaran Kementerian dan Lembaga (RKA-KL) pada Tahun
2015, lingkup BPTP Sumbar telah mengimplementasikan Kegiatan Prioritas
Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian
melalui beberapa kegiatan utama dan indikator kinerja, yang berdasarkan RKA-
KL dan POK (Petunjuk Operasional Kinerja) lingkup BPTP Sumbar Tahun 2015,
telah disusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2015. Penyusunan Rencana
kinerja kegiatan tersebut diselaraskan dengan sasaran Renstra BPTP Sumbar
2015-2019. Rencana Kinerja tersebut memuat sasaran strategis kegiatan yang
akan dilaksanakan; Indikator Kinerja berupa hasil yang akan dicapai secara
terukur, efektif, efisien, dan akuntabel; serta target yang akan dihasilkan.
Selanjutnya RKT yang telah disusun ditetapkan menjadi Penetapan Kinerja (PK)
guna mendorong pengembangan menuju Good Governance. Adapun matriks
RKT kegiatan Balai Pengkajian Teknologi Sumatera Barat disajikan pada
tabelberikut.
Tabel 1. Rencana Kinerja Tahunan BPTP Sumatera Barat Tahun 2015
19
mendukung
pembangunan pertanian
mendukung pembangunan pertanian Spesifik Lokasi
6. Dihasilkannya sinergi
operasional serta
terciptanya manajemen
pengkajian dan
pengembangan inovasi
pertanian unggul spesifik
lokasi
Dukungan pengkajian dan
percepatan diseminasi inovasi
teknologi pertanian
12 Bulan
7. Tersedianya benih sumber
mendukung sistem
perbenihan
Jumlah Produksi Benih Sumber 113,77 Ton
8. Tersedianya Model
Pengembangan Inovasi
Teknologi Pertanian
Bioindustri
Jumlah Model Pengembangan
Inovasi Teknologi Pertanian
Bioindustri
3 Model
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
20
Jumlah anggaran:Kegiatan Pengkajian dan Percepatan Diseminasi InovasiTeknologi Pertanian: Rp. 34.752.453.000,-
Sukarami,Mei 2015Kepala BPTP Sumatera Barat
Dr. Ir. Hardiyanto, MSc
NIP. 19600503 198603 1 001
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
II.5 Perjanjian Kinerja
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif,
transparan, dan akuntabel, Balai Besar Pengkajian terus berupaya meningkatkan
akuntabilitas kinerja yang meliputi efisiensi masukan (input), kualitas
perencanaan dan pelaksanaan (proses), keluaran (output), dan outcome. Sejalan
dengan dinamika kebijakan perencanaan yang ditetapkan dengan melihat
kebutuhan stakeholder (bottom up) serta program di level pusat (top down),
maka umpan balik (feedback) yang diperoleh dari proses perencanaan dan
operasionalisasi program/kegiatan di BB Pengkajian disesuaikan dengan tuntutan
dan dinamika yang ada serta alokasi penganggaran yang tertuang dalam DIPA.
Dengan demikian, Rencana Kinerja yang telah ditetapkan kemudian disahkan
menjadi kontrak Kinerja BPTP Sumbar untuk Tahun 2015 melalui Penetapan
Kinerja Tahunan, yang merupakan wujud komitmen perjanjian kinerja sebagai
tolok ukur keberhasilan dan dasar evaluasi akuntabilitas kinerja
BalaiBesarPengkajian
21
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
1. Tersedianya teknologi
pertanian spesifik lokasi
Jumlah teknologi spesifik
lokasi
5 Teknologi
2. Terdiseminasikannya
inovasi teknologi
pertanian spesifik lokasi
Jumlah teknologi
diseminasi yang
didistribusikan ke
pengguna
3 Teknologi
3. Terlaksananya kegiatan
strategis nasional/ Daerah
melalui pendampingan
oleh BPTP
Jumlah laporan kegiatan
strategis nasional/ Daerah
yang memperoleh
pendampingan inovasi
oleh BPTP dan dapat
mencapai target
sasarannya
6 Laporan
4. Terlaksananya kerjasama
pengkajian,
pengembangan dan
pemanfaatan inovasi
pertanian
Jumlah laporan kerjasama
pengkajian,
pengembangan dan
pemanfaatan inovasi
pertanian
1 Laporan
5. Dihasilkannya rumusan
rekomendasi kebijakan
mendukung
pembangunan pertanian
Jumlah rekomendasi
kebijakan mendukung
pembangunan pertanian
1 Rekomen
dasi
Kebijakan
Spesifik
Lokasi
6. Dihasilkannya sinergi
operasional serta
terciptanya manajemen
pengkajian dan
pengembangan inovasi
pertanian unggul spesifik
lokasi
Dukungan pengkajian dan
percepatan diseminasi
inovasi teknologi
pertanian
12 Bulan
7. Tersedianya benih
sumber mendukung
Jumlah Produksi Benih
Sumber
113,77 Ton
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
22
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015BPTP SUMATERA BARAT
No Kegiatan Anggaran
Pengkajian dan Percepatan DiseminasiInovasi Teknologi Pertanian
Rp. 35.041.767.000,-
1 Tersedianya teknologi pertanian spesifiklokasi
Rp. 963.700.000,-
2 Terdiseminasikannya inovasi teknologipertanian spesifik lokasi
Rp. 750.000.000,-
3 Terlaksananya kegiatan strategis nasional/Daerah melalui pendampingan oleh BPTP
Rp. 9.865.300.000,-
4 Terlaksananya kerjasama pengkajian,pengembangan dan pemanfaatan inovasipertanian
Rp. 45.000.000,-
5 Dihasilkannya rumusan rekomendasikebijakan mendukung pembangunanpertanian
Rp. 165.000.000,-
6 Dihasilkannya sinergi operasional sertaterciptanya manajemen pengkajian danpengembangan inovasi pertanian unggulspesifik lokasi
Rp. 20.618.267.000,-
7 Tersedianya benih sumber mendukungsistem perbenihan
Rp. 1.609.500.000,-
8. Tersedianya Model Pengembangan InovasiTeknologi Pertanian Bioindustri
Rp. 1.025.000.000,-
sistem perbenihan
8. Tersedianya Model
Pengembangan Inovasi
Teknologi Pertanian
Bioindustri
Jumlah ModelPengembangan InovasiTeknologi PertanianBioindustri
3 Model
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
23
No
1
KEGIATAN/SUB KEGIATAN
Optimalisasi lahan tadah hujan Mendukung Ketahanan
Pangan di Sumbar
Jumlah
Teknologi
1
2 Penyusunan Peta Pewilayahan Komoditas dan Peta
rekomendasi teknologi pertanian dalam mendukung
optimalisasi produk pertanian Di 3 kab/kota di sumatera
barat
6 peta
3 Kajian Pascapanen Ubikayu Mendukung Pengembangan
AgroIndustri di Sumatera Barat
1
4 Pengelolaan dan pemanfaatan plasma nutfah tanaman
pangan dan hortikultura
1 paket data
5 Kajian Efektivitas dan Verifikasi Penerapan KATAM
Terpadu Pada Sentra Padi di Sumatera Barat
1
6 Kajian Adaptasi indojarwo transplanter mendukung
swasembada beras berkelanjutan di kawasan
pengembangan padi di Sumatera barat
1
7 Pengkajian Sistem Integrasi Ternak - Tanaman di KP
Sitiung Sumatera Barat (Sapi-Sawit)
1
8 Penerapan Teknologi Salibu Pada Kawasan
Pengembangan Padi Di Sumatera Barat
1
9 Model SUT komoditas Sayur-Sayuran Dalam Kawasan
Pengembangan Jeruk Di Sumatera Barat
1
Total 7
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
24
Lampiran Rincian Target Penetapan Kinerja Tahun 2015
Tabel 1. Jumlah Teknologi Spesifik Lokasi
No
1
KEGIATAN/SUB KEGIATAN
Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian
Nasional Tanaman Pangan Komoditas Padi (1 Lokasi)
Jumlah
laporan
1
2 Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian
Nasional Hortikultura Cabe (6 lokasi), Bawang Merah (3
Lokasi), Jeruk (4 Lokasi)
1
3 Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian
Nasional tanaman Perkebunan Komoditas Kakao (2
Lokasi)
1
4 Pendampingan pengembangan kawasan pertanian
nasional peternakan komoditas sapi potong (3 lokasi)
dan Kerbau (2 Lokasi)
1
5 Pendampingan Pengembangan UPSUS PJK, ATP dan
Komoditas Utama Kementan di Sumatera Barat
1
6 Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) 1
7 Taman Teknologi Pertanian 1
8 Pendampingan PUAP BPTP Sumatera Barat 1
No
1
Jenis Teknologi yang didiseminasikan
Teknologi integrasi sapi dengan tanaman
Jumlah
materi
diseminasi
1
2 Teknologi budidaya padi 1
3 Teknologi budidaya tanaman perkebunan 1
Total 3
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
25
Tabel 2. Teknologi yang terdiseminasi ke pengguna
Tabel 3. Kegiatan pendampingan inovasi pertanian dan program strategis
nasional
Padi Jagung Kedelai (ton)
FS SS SS FS SS
6 66,8 10 1 29,97
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
9 Pendampingan Kalender Tanam Terpadu (KATAM) Padi 1
Sawah, Kedelai dan Jagung
Total
Tabel 4. Kerjasama pengkajian, pengembangan dan pemanfaatan inovasi
pertanian
Kerjasama pengkajian, pengembangan dan pemanfaatan 1 laporaninovasi pertanian
Tabel 5. Rekomendasi kebijakan mendukung pembangunan pertanian
Rekomendasi Kebijakan Mendukung PengembanganKomoditas Unggulan Sumatera Barat
1 laporan
Tabel 6. Dukungan pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi teknologi
pertanian
Sinergi operasional serta terciptanyamanajemen pengkajian dan pengembanganinovasi pertanian unggul spesifik lokasi
Layanan perkantoran,pengelolaan instalasipengkajian, modal, bangunan
Tabel 7. Jumlah Produksi Benih Sumber
26
No
1
KEGIATAN/SUB KEGIATAN
Implementasi Model Bioindustri berbasis tanaman
jagung mendukung kawasan pengembangan jagung di
Sumatera Barat
Jumlah
Model
Bioindustri
1
2 Implementasi Model Bioindustri berbasis Ubi Jalar
mendukung kawasan pengembangan Ubi jalar di
Sumatera Barat
1
3 Pengembangan Komoditas Gambir Melalui Pendekatan
BioIndustri pada kawasan sentra produksi di Sumatera
Barat
1
27
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Tabel 8. Model Pengembangan Inovasi Teknologi Pertanian Bioindustri
Bogor, 20 Januari 2015
Kepala Balai Besar Pengkajian danPengembanganTeknologi Pertanian,
Dr. Abdul Basit, MS
NIP.19610929.198603.1.003
Kepala Balai Pengkajian TeknologiPertanian Sumatera Barat
Dr. Ir. Hardiyanto, MSc.
NIP.19600503.198603.1.001
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif,
transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang
bertandatangan di bawah ini:
Nama
Jabatan
: Dr. Ir. Hardiyanto, MSc.
: Kepala BPTP Sumatera Barat
Selanjutnya disebut sebagai pihak pertama.
Nama
Jabatan
: Dr. Abdul Basit, MS
: Kepala BBP2TP
Selaku atasan pihak pertama, selanjutnya disebut sebagai pihak ke dua.
Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya
sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja
jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen
perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja
tersebut menjadi tanggung jawab kami.
Pihak ke dua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan
melakukan evaluasi terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan
mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian
penghargaan dan sanksi.
Bogor, 20 Januari 2015
Pihak Ke dua,
Dr. Abdul Basit, MS
NIP.19610929.198603.1.003
Kepala Balai Pengkajian TeknologiPertanian Sumatera Barat
Dr. Ir. Hardiyanto, MSc.
NIP.19600503.198603.1.001
28
Kode Output kegiatan 2015 2016 2017
Pagu (Rp. Jt) % Pagu (Rp. Jt) % Pagu (Rp. Jt) %
Pengkajian dan PercepatanDiseminasi Inovasi TeknologiPertanian
34.752.453 98.29 40.232.771
1801.003 Laporan Pengelolaan Satker 927.860 99.61
1801.008 Laporan Kerjasama,pengkajiandan pemanfaatan inovasipertanian
45.000 99.97
1801.010 Laporan Koordinasi dansinkronisasi keg satker
99.000 99.91
1801.013
1801.101
Teknologi Spesifik lokasi 963.700 99.86 1.400.605
1801.015
1801.103
Rekomendasi kebijakanpembangunan pertanian
165.000 99.86 200.000
1801.016 pengelolaan instalasi pengkajian 568.688 99.57
1801.017 Peningkatan mutu satker
1801.018
1801.102
Teknologi yang terdesiminasikanke pengguna
750.000 99.94 3.205.539
1.801.019 Laporan pelaksanaan kegiatanpendampingan inovasi pertaniandan program strategis nasional
9.865.300 97.72
1.801.021 teknologi yang terdiseminasikanke pengguna
1.801.022 Peralatan 1.228.000 86.82
1.801.023 Kendaraan
1.801.024 Pengadaan Buku
1.801.025 Produksi benih 1.609.500 98.95 1.394.579
Tabel 3. Pagu Anggaran berdasarkan Output Kegiatan BPTP Sumatera Barat Pengkajian TA 2015-2019
1.801.106
1.801.109 Dukungan Manajemen Pengkajiandan Percepatan Diseminasi InovasiTeknologi Pertanian
2.263.027
1.801.110 Tanaman Sains Pertanian (TSP) 7.500.000
1.801.111 Tanaman Teknologi Pertanian(TTP)
4.000.000
1.801.027
1801.104
Model Pengembangan InovasiPertanian BioindustriBerkelanjutan Spesifik Lokasi
1.025.000 99.98 900.000
1.801.105 Sekolah Lapang KedaulatanPangan Mendukung SwasembadaPangan Terintegrasi Desa Mandiri
Benih
185.491
1.801.994 Layanan Perkantoran 15.851.005 99.45 16.270.930
1.801.995 Kendaraan bermotor 304.200
1.801.996 Perangkat Pengolah data dankomunikasi
98.600 97.07 73.100
1.801.997 Peralatan dan fasilitas kantor 544.800 94.87 190.000
1.801.998 Gedung dan Bangunan 1.011.000 31.82 2.345.300
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
III. AKUNTABILITAS KINERJA
III.1 Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar
Dalam tahun anggaran 2015, BPTP Sumbar telah menetapkan lima sasaran strategis
yang akan dicapai yaitu: Sasaran Strategis yang ingin dicapai pada periode 2015-
2019 yaitu:
1. Tersedianya teknologi pertanian spesifik lokasi
2. Terdiseminasikannya inovasi teknologi pertanian spesifik lokasi;
3. Terlaksananya kegiatan strategis nasional/ Daerah melalui pendampingan oleh
BPTP;
4. Terlaksananya kerjasama pengkajian, pengembangan dan pemanfaatan inovasi
pertanian
5. Dihasilkannya rumusan rekomendasi kebijakan mendukung pembangunan
pertanian
6. Dihasilkannya sinergi operasional serta terciptanya manajemen pengkajian dan
pengembangan inovasi pertanian unggul spesifik lokasi
7. Tersedianya benih sumber mendukung sistem perbenihan
8. Tersedianya Model Pengembangan Inovasi Teknologi Pertanian Bioindustri
Selanjutnya, delapan sasaran tersebut selanjutnya diukur dengan 8 indikator kinerja
output berupa: 1) Jumlah teknologi spesifik lokasi; 2) Jumlah teknologi diseminasi
yang didistribusikan ke pengguna; 3) Jumlah laporan kegiatan strategis nasional/
Daerah yang memperoleh pendampingan inovasi oleh BPTP dan dapat mencapai
target sasarannya; 4) Jumlah laporan kerjasama pengkajian, pengembangan dan
pemanfaatan inovasi pertanian; 5) Jumlah rekomendasi kebijakan mendukung
pembangunan pertanian; 6) Dukungan pengkajian dan percepatan diseminasi
inovasi teknologi pertanian; 7) Jumlah Produksi Benih Sumber; 8) Jumlah Model
Pengembangan Inovasi Teknologi Pertanian Bioindustri
III.2 Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2015
Pengukuran kinerja terhadap keberhasilan Instansi Pemerintah dapat
dilakukan dengan cara membandingkan antara hasil aktual yang dicapai dengan
sasaran dan tujuan strategis. Pengukuran kinerja juga didifinisikan sebagai suatu
metode untuk menilai kemajuan yang selalu dicapai dibandingkan dengan tujuan
yang selalu ditetapkan. Pengukuran keberhasilan kinerja suatu Instansi Pemerintah
diperlukan indikator sebagai tolok ukur pengukuran. Pengertian indikator kinerja
adalah ukuran kuantitatif dan atau kualitatif yang menggambarkan tingkat
pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Sesuatu yang dapat
dijadikan indikator kinerja yang berlaku untuk semua kelompok kinerja harus
No
1
KEGIATAN/SUB KEGIATAN
Optimalisasi lahan tadah hujan Mendukung Ketahanan
Pangan di Sumbar
Jumlah
Teknologi
1
2 Penyusunan Peta Pewilayahan Komoditas dan Peta
rekomendasi teknologi pertanian dalam mendukung
optimalisasi produk pertanian Di 3 kab/kota di sumatera
barat
6 peta
3 Kajian Pascapanen Ubikayu Mendukung Pengembangan
AgroIndustri di Sumatera Barat
1
4 Pengelolaan dan pemanfaatan plasma nutfah tanaman 1 paket data
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
secara objektif baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, (3) harus relevan,
(4) dapat dicapai, penting dan harus berguna untuk menunjukkan keberhasilan
masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat dan dampak, (5) harus fleksibel dan
sensitif dan (6) efektif, data/informasi yang berkaitan dengan indikator dapat
dikumpulkan, diolah dan dianalisis. Secara umum indikator kinerja memiliki
beberapa fungsi yaitu (1) dapat memperjelas tentang apa, berapa dan kapan suatu
kegiatan dilaksanakan (2) membangun dasar bagi pengukuran, analisis dan evaluasi
kinerja unit kerja.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BPTP Sumbar diawali dengan
perencanaan dengan menyusun penggunaan sarana, sumber daya manusia, melalui
suatu proses, menghasilkan suatu teknologi dan memberikan kesejahteraan bagi
petani dan masyarakat. Oleh karena itu faktor yang dapat dinilai dari tahapan ini
adalah dalam bentuk kesesuaian antara rencana yang telah ditetapkan sampai
dengan dampaknya bagi pengguna. Adapun kriteria keberhasilannya dilihat dari
realisasi terhadap target, sasaran kegiatan yang dilaksanakan, serta permasalahan
dan upaya yang telah dilakukan.
c. Analisis Capaian Kinerja
Analisis dan evaluasi capaian kinerja tahun 2015 BPTP Sumbar dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Sasaran. 1 Tersedianya inovasi pertanian unggul spesifik lokasi
Indikator Kinerja
Jumlahteknologi spesifik lokasi
Target
5
Realisasi
6
%
120
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2015 telah
tercapai sebesar 140 persen, atau terealisasi 7 teknologi dari target 5 teknologi.
Sehingga dapat dikatakan berhasil. Adapun rincian output serta outcome yang
telah dicapai dari kegiatan ini diuraikan sebagai berikut:
Tabel 1. Jumlah Teknologi Spesifik Lokasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
5
6
7
8
9
Kajian Efektivitas dan Verifikasi Penerapan KATAM Terpadu
Pada Sentra Padi di Sumatera Barat
Kajian Adaptasi indojarwo transplanter mendukung
swasembada beras berkelanjutan di kawasan
pengembangan padi di Sumatera barat
Pengkajian Sistem Integrasi Ternak - Tanaman di KP
Sitiung Sumatera Barat (Sapi-Sawit)
Penerapan Teknologi Salibu Pada Kawasan Pengembangan
Padi Di Sumatera Barat
Model SUT komoditas Sayur-Sayuran Dalam Kawasan
Pengembangan Jeruk Di Sumatera Barat
Total
1
1
1
1
1
7
Paket Teknologi Budidaya Tanaman Pangan Spesifik Lokasi
Pada tahun 2015, BPTP Sumbar menghasilkan teknologi budidaya tanaman
pangan padi spesifik lokasi sebagai berikut:
1. Optimalisasi lahan tadah hujan Mendukung Ketahanan Pangan di
Sumbar
Pada tahun 2015 telah dilakukan kegiatan kajian optimalisasi lahan
sawah tadah hujan melalui pengujian tiga paket pemupukan dengan lima
varietas unggul jagung dan kacang tanah. Pengkajian dilakukan pada MK
2015 di dua lokasi lahan sawah tadah hujan yaitu di Nagari/Desa Lurah
Ampalu, Kabupaten Padang Pariaman yang merupakan lahan sawah
tadah hujan dataran rendah dan Nagari/Desa Guguk, Kabupaten Solok
yang merupakan lahan sawah tadah hujan dataran tinggi.
Hasil jagung dalam bentuk tongkol menunjukkan paket pemupukan
spesisfik lokasi memberikan hasil cukup tinngi yaitu 7,39 t/ha cenderung
sama dengan pemupukan berdasarkan rekomendasi umum yaitu 7,05
t/ha. Sedangkan dibandingkan dengan cara pemupukan petani yang
memperoleh hasil 6,26 t/ha nyata berbeda. Sementara untuk hasil
kacang tanah dalam bentuk polong ternyata paket pemupukan spesisfik
lokasi memberikan hasil cukup tinggi yaitu 2,43 t/ha juga cenderung
sama dengan pemupukan berdasarkan rekomendasi umum yaitu 2,36
t/ha. Sedangkan dibandingkan dengan cara pemupukan petani yang
tanpa pemberian pupuk anorganik memperoleh hasil lebih rendah yaitu
1,85 t/ha dan nyata menunjukan perbedaan. Sedangakan dari lima
varietas kacang tanah yang diuji menunjukan perbedaan yang nyata,
varietas Takar-2 dengan hasil dengan 2,61 t/ha menunjukan hasil
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
tertinggi dan cenderung sama hasil yang diperoleh varietas Takar-1,
tetapi berbeda dengan varietas lainnya
Gambar 1. Temu lapang dan pelatihan teknologi budidaya jagung dankedelai serta panen dan prosesing hasil kegiatan optimalisasilahan sawah tadah hujan di Nagari Lurah Ampalu KabupatenPadang Pariaman, MK 2015.
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Gambar 2. Keragaan pertumbuhan tanaman jagung dan kacang tanah
berumur + 70 hari hari pada kegiatan optimalisasi lahansawah tadah hujan di Nagari Guguak Kabupaten Solok, 10Januari 2016.
2. Penyusunan Peta Pewilayahan Komoditas dan Peta rekomendasi
teknologi pertanian dalam mendukung optimalisasi produk
pertanian Di 3 kab/kota di sumatera barat
ZAE merupakan pengelompokan wilayah ke dalam zona-zona yang
mempunyai kesamaan/keseragaman karakteristik sumberdaya lahan
(biofisik). Setiap zona agro ekologi mencerminkan kesamaan faktor-faktor
sumberdaya lahan, seperti: lereng, topografi, litologi, drainase dan iklim
(tipe curah hujan, kelembapan udara, dan radiasi matahari). Dengan
demikian, setiap zona mempunyai kesamaan dalam kelompok komoditas
yang tumbuh secara alami maupun yang dibudidayakan. Dengan dasar ZAE
skala 1:250.000 tersebut dilakukan pendetilan data dan informasi
sumberdaya lahan pada skala yang lebih besar, yaitu skala 1:50.000.
Pewilayahan komoditas untuk tahun 2015 dilaksanakan untuk kabupaten
Solok Selatan, Kabupaten Padang Pariaman, dan Kota Pariaman, serta
penyusunan peta satuan lahan analisis dan peta operasinal lapangan untuk
kota Padang.
Ketersediaan lahan untuk pengembangan sistem pertanian dan kehutanan
di kabupaten Solok Selatan seluas 361.018 Ha, terdiri dari 119 satauan
lahan. Luas lahan konservasi dengan komoditas tanaman kehutanan seperti
mahoni dan surian 157.996,6 Ha atau 43,77 % dari total lahan yang
tersedia. Sisanya 56,23 % yang dapat dijadikan untuk pengembangan
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
perkebunan. Untuk kawasan konservasi terdapat 2 zona agroekologi, dan
18 zona agroekologi untuk komoditas tanaman pangan, hortikutura, dan
perkebunan.
Ketersediaan lahan untuk pengembangan sistem pertanian dan kehutanan
di kabupaten Padang Pariaman seluas 140.343 Ha, taerdiri dari 65 satuan
lahan. Luas lahan konservasi 8.887 Ha atau 6,36 % dari total lahan yang
tersedia. Sisanya 93,64 % dapat dijadikan untuk pengembangan sistem
pertanian untuk komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebuna.
Untuk kawasan konservasi terdapat 1 zona agroekologi, dan 16 zona
agroekologi untuk komoditas tanaman pangan, hortikutura, dan
perkebunan.
Ketersediaan lahan untuk pengembangan sistem pertanian dan kehutanan
di Kota Pariaman seluas 6.513 Ha, terdiri dari 6 satuan lahan. Luas lahan
konservasi 1.181 Ha atau 18,16 % dari total lahan yang tersedia. Sisanya
81,84 % dapat dijadikan untuk pengembangan sistem pertanian untuk
komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan. Untuk kawasan
konservasi terdapat 1 zona agroekologi, dan 5 zona agroekologi untuk
komoditas tanaman pangan, hortikutura, dan perkebunan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Peta-Peta yang dihasilkan dalam pelaksanaan kegiatan AEZ tahun 2015
Gambar. Peta Adminstrasi Kabupaten Solok Selatan (Bappeda Solok Selatan, 2014)
Gambar. Petas satuan lahan analisis Kabupaten Solok Selatan
Gambar. Petas Operasinal Lapangan Kabupaten Solok Selatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Gambar. Peta Tanah Semi Detail Kabupaten Solok Selatan, skala 1 : 50.000
Gambar. Peta Zona Agroekologi kabupaten Solok Selatan, skala 1 :50.000.
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Gambar. Peta Administrasi Kabupaten Padang Pariaman (Bappeda Prov.
Sumatera Barat, 2014)
Gambar. Petas satuan lahan analisis Kabupaten Padang Pariaman
Gambar. Peta Operasinal Lapangan Kabupaten Padang Pariaman
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Gambar. Peta Tanah Semi Detail Kabupaten Padang Pariaman, skala
1:50.000
Gambar. Peta Zona Agroekologi kabupaten Padang Pariaman, skala 1
:50.000.
Gambar. Peta Administrasi Kota Pariaman
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Gambar. Peta Tanah Semi Detail Kota Pariaman skala 1:50.000
Gambar. Peta Zona Agroekologi Kota Pariaman, skala 1 :50.000.
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Gambar. Peta Administrasi Kota Padang
Gambar. Peta satuan lahan analisis kota Padang, tahun 2015
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Gambar. Peta opresinal lapangang Kota Padang, tahun 2015 untuk dilanjutkan
pada kegiatan AEZ 2016.
3. Kajian Pascapanen Ubikayu Mendukung Pengembangan AgroIndustri
di Sumatera Barat
Pengolahan limbah olahan ubikayu dilaksanakan terhadap tiga jenis limbah
yaitu kulit umbi ubikayu, lapisan epidermis, dan onggok. Berdasarkan
analisis karakteristik fisik dan kimia bahan baku memperlihatkan bahwa
kandungan karbohidrat sebagai sumber bioetanol pada ketiga jenis bahan
baku tersebut cukup tinggi, terutama pada lapisan epidermis yaitu mencapai
80,47%, dan kandungan patinya sebesar 58,41%, oleh karena itu layak
diolah menjadi bietanol. Analisis bioetanol pada bahan baku memperlihatkan
bahwa pada ketiga jenis limbah tersebut mengandung etanol 1,096-1,864%.
Penggunaan enzim α- amylase pada saat hidrolisis dan S.cerevisiae pada
saat fermentasi bahan baku dapat meningkatkan kandungan bioetanol pada
limbah dan berpengaruh nyata terhadap bioetanol yang dihasilkan.
Penggunaan 0,24 % enzim α- amylase dan 0,4 % S.cerevisiae pada
onggok diperoleh persentase bioetanol tertinggi yaitu 3,010% dibandingkan
perlakuan lainnya. Penggunaan 0,36% enzim α- amylase pada waktu
hidrolisis lapisan epidermis menghasilkan bioetanol lebih tinggi yaitu 3,226%
dan penggunaan S.cerevisiae diperoleh etanol 3,215%. Satu kg limbah
menghasilkan bioetanol 0,024 liter -0,028 liter, dengan kadar etanol 28%.
Secara ekonomi pengolahan limbah menjadi bioetanol tidak menguntungkan
yang dibuktikan dengan R/C 0,01.
Teknologi yang dihasilkan disusun dalam satu paket SOP pengolahan limbah
No Jenis Limbah Kandungan bioetanol (%)
1 Kulit umbi 1,096
2 Lapisan epidermis 1,864
3 Onggok 1,843
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Table . Analisis kandungan bioetanol bahan baku
Gambar. Suasana industri keripik ganepo
Gambar. Kulit umbi ubikayu Gambar. Pengeringan kulit umbi ubikayu
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Gambar. Onggok (limbah olahan tepung Gambar. Hidrolisis onggoktapioka)
4. Pengelolaan dan pemanfaatan plasma nutfah tanaman pangan
dan hortikultura
Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan a) data deskripsi masing-masing
sepuluh varietas padi dan tanaman obat; lima jenis tanaman hias dan buah
lokal, b) tiga calon varietas padi lokal yang adaptif untuk dataran tinggi dan
lahan tadah hujan, c) Program dan rencana aksi Komda SDG Sumatera
Barat selama 5 tahun, d) kebun koleksi SDG tanaman di BPTP yang tertata
dan terkelola dengan baik, dan e) KTI berupa buku dan makalah ilmiah.
Pada kegiatan karakterisasi dilakukan baik di Kebun Koleksi maupun di
sentra tanaman di wilayah Sumbar. Hasil yang telah dihasilkan adalah data
base hasil karakterisasi tanaman buah yang terdiri a. Jeruk (3 asesi), b.
Durian (8 asesi), c. Terung Belanda (1 asesi); pada tanaman hias, yang
terdiri dari a. Anggrek spesies lokal (19 asesi), b. Coleus (19 spesies), c.
Impatiens (27 spesies); pada tanaman biofarmaka : 24 spesies. Pada
tanaman pangan non padi, yaitu a. Kacang tanah (1 asesi), b. ubi kayu (13
asesi). Pada tanaman padi deskripsi dilakukan pada 18 asesi. Pada evaluasi
pemanfaatan padi lokal yang dibudidaya secara organik di dataran rendah
Padang Pariaman dihasilkan 3 asesi potensial dengan produksirata-rata lebih
tinggi dibandingkan 2 varietas unggul, yaitu : asesi tersebut ialah Mundam
Putiah, Randah Kuniang dan Pulau Batu dengan hasil rata-rata masing-
masing mencapai 4,66 t/ha, 4,46 t/ha dan 4,41 t/ha sedangkan VUB IR 42
dan Inpari 21 berproduksi 3,8 t/ha dan 3,7 t/ha. Sedangkan pada padi gogo
(tadah hujan), tiga asesi yang berpotensi tinggi adalah Cantik Manis, Gadis
Gambar 1. Jeruk Sunkis
Jenis jeruk 1. Jeruk Sunkis
Ketinggian tempat 667 mdpl
S 0748631
E 9825218
Pertumbuhan Vegetatif
Batang bawah Tidak ada
Ratio Sama
Batang atas Halus
Bentuk pohon Bulat panjang
Habitat Penyebaran
Cabang Sedang
Sudut cabang Luas
Duri pada pohon dewasa Rendah
Panjang duri 06-15 mm
Bentuk duri Lengkuk/ bengkok
Warna pucuk daun Hijau gelap
Permungkaan pucuk Menengah
Daun
Siklus hidup vegetatif Gugur
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Pada kegiatan Penguatan Komda, Program dan rencana aksi Komda SDG
Sumatera Barat selama 5 tahun telah ditetapkan. Kegiatan-kegiatan yang
telah tercapai antara lain adalah a. Pelantikan Pengurus Komda SDG Provinsi
Sumbar oleh Gubernur Sumbar pada bulan Oktober 2014 dan b. Pertemuan
koordinasi antara pengurus Komda SDG Sumbar dengan Stake Holder dan
pelaksanaan Seminar SDG Lokal Sumbar pada bulan September 2015.
Sedangkan kegiatan utama pada pengelolaan dan penguatan kebun
plasmanutfah adalah pemeliharaan plasma nutfah aneka tanaman dan
hijauan makanan ternak (HMT).
Dari kegiatan RPTP Plasmanutfah selama TA. 2015 telah dihasilkan KTI
sebanyak 9 buah, yaitu KTI terbit di prosiding (3 buah), buku (2 buah), dan
makalah yang telah dipresentasikan di Seminar sebanyak 4 buah.
Lebar daun 3,5 cm
Panjang daun rasio
Ketebalan daun 0,5 mm
Bentuk daun lamina Elliptic
Daun marjin lamina Seluruh
Daun apex Akut
Kehadiran sayap tangkai Tidak ada
Lebar tangkai sayap Sempit
Bentuk tangkai daun Obovate
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Keragaan pertumbuhan koleksi tanaman pisang, jeruk serta tanaman lainnya
dapat dilihat pada Gambar
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12. Gambar. Keragaan koleksi tanaman pisang di KP. Sukarami (a.
Pisang Raja, b. Pisang Ketan, c. Pisang Raja, d. Pisang Lidi, e. Pisang
Ambon , f. Pisang Udang)
Gambar. Keragaan koleksi tanaman jeruk di KP. Sukarami (a. Jeruk Siam
Gunung Omeh, b. Keprok Batu, c. Sunkist, d. Jeruk Kasturi, e. Keprok
Kacang)
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Gambar. Keragaan koleksi tanaman a. Alpokat, b. Cengkeh Zanzibar, c.
Kopi Arabika, d. Kemiri lokal, e. Melinjo, dan f. Sawo, g. Durian VUL, h.
Duku Sijunjung, i. Sirsak dan j. Lengkeng
Jenis
TanamanVarietas Jumlah Keterangan
2014 2015
1. Jeruk MaduSiamKeprok KacangKriptaKesturiSangkis
20
100100402715
20
100100402715
TMTMTMTMTMTM
2. Sirsak LokalRatu
15090
15090
BerbungaBerbunga
3. Alpokat Mega PaninggahanMega MerapiMega Gagawan(revitalisasi)
402030
40
20180
Pertumbuhan, bungaPertumbuhanPertumbuhan
4. Sawo Sumpu 50 50 Berbuah
5. Salak Pondoh 50 50 Pertumbuhan
6. Pisang Emas Pasaman,Raja,Majalengka,Ambon,Ketan,Jantan,Lidi,UdangSirandah
4
271321010351514
4271317628551514
TM
7. Jambu Jambu Merah (tanpa biji)Jambu bol
1005
585
PertumbuhanPertumbuhan
8.Cengkeh Zamzibar 84 46 Pertumbuhan
9. Duren Montong, Sehelai celana, dll 37 37 TM
10. Duku Lansek Sijunjung 20 20 Sudah tanam
11. Kopi ArabikaSigulantang (Revitalisasi)
65 65
2600PertumbuhanPertumbuhan
13. Lengkeng Lokal 22 22 Berbunga
14. Kemiri Lokal 4 4 TM
15.Markisa Gumanti, Supersolinda 320 Pertumbuhan
16.jagung Bima 20 ,19SukmaragaBonanza F1(Tagrinov)
0.6ha0,6ha
Telah PanenBaru TanamBerbuah
17. Ubi jalar Beni azuma, Antin 3, Antin 1, Antin 2, Beta 1, 2ha Pertumbuhan
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Tabel. Jenis, varietas dan jumlah tanaman buah yang dilakukan
pemeliharaan dan penanaman baru pada lokasi KP Sukarami, 2015.
No Judul Karil PenulisUtama
Jenis Penerbit
1 Keragaman Morfologi
Tumbuhan Piladang Merah
(Coleus scutellaroides (L.)
Benth di Sumatera Barat
Aryawaita Prosiding Prosiding SeminarNasional PERHORTI2014. FP, UnivBrawijaya : 765-771
2 Diversitas tanaman buah di
lahan pekarangan Sumbar
Hardiyanto Prosiding Prosiding SemnasBuah TropikaNusantara II 23 –25 September2014, Buku I : 209-219. PuslitbangHortikultura
3 Status pola penyebaran
sumber daya genetik
tanaman pekarangan
rumah di Sumatera Barat
Nirmala Prosiding Prosiding SemnasSDG Pertanian,Bali. 2014 : 339-351
4 Mengenal Sumber Daya
Genetik Ranah Minang :
Keragaman dan
Penyebatran Tanaman
Pekarangan
Nirmala Buku IAARD Press
5 Sumber Daya Genetik
(SDG) Tanaman Nusantara
Spesifik Sumatera Barat
Hardiyanto Buku IAARD Press
6 Keragaman Tanaman
Pacar Air Lokal Sumbar
(Impatiens sp.)
Berdasarkan Karakter
Morfologi
Nirmala Prosiding Disajikan diSeminar NasionalSumber DayaGenetik. Bogor,2015
7 Identifikasi Keragaman
Genetik Jeruk di Sumatera
Barat Berdasarkan
Karakter Morfologi
Hardiyanto Prosiding Disajikan diSeminar NasionalSumber DayaGenetik. Bogor,2015
8 Keragaan karakter
komponen hasil kultivar
lokal padi sawah dan padi
gogo
Abd. Aziz Prosiding Disajikan diSeminar NasionalSumber DayaGenetik. Bogor,2015
9 Mutu gabah dan mutu
giling varietas lokal padi
sawah dataran tinggi
Sumatera Barat
Abd. Aziz Prosiding Disajikan diSeminar NasionalSumber DayaGenetik. Bogor,2015
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Tabel. KTI yang telah dihasilkan pada tahun 2015
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
5. Kajian Efektivitas dan Verifikasi Penerapan KATAM Terpadu Pada
Sentra Padi di Sumatera Barat
Sebagai rekomendasi pupuk alternatif di Kawasan Pengembangan Padi
Gunung Talang digunakan rekomendasi BPTP Sumbar: 50 kg/ha Urea, 75
kg/ha SP-36, 2/3 kebutuhan KCl dari 50 kg/ha sebagai pupuk dasar, diikuti
pupuk Urea susulan I secara BWD pada fase anakan aktif, dan pupuk Urea
susulan II secara BWD serta sisa pupuk KCl pada fase primordia.
Rekomendasi pemupukan terbaik di Kawasan Pengembangan Padi pulau
Punjung, yaitu berdasarkan rekomendasi BPTP Sumbar: 50 kg/ha Urea,75
kg/ha SP-36, 2/3 kebutuhan KCl dari 50 kg/ha sebagai pupuk dasar, diikuti
pupuk Urea susulan I secara BWD pada fase anakan aktif, dan pupuk Urea
susulan II secara BWD serta sisa pupuk KCl pada fase primordia.
Sebagai rekomendasi pupuk alternatif di Kawasan Pengembangan Padi
Pulau Punjung digunakan rekomendasi IRRI/BALITPA: 200 kg/ha NPK
Phonska sebagai pupuk dasar diikuti pupuk Urea susulan I secara BWD pada
fase anakan aktif, dan pupuk Urea susulan II secara BWD pada fase
primordia.
Disarankan untuk mencari cara-cara penanggulangan hama tikus yang tepat
di Kawasan Pengembangan Padi Gunung Talang seta melakukan sosialisasi
kepada petani.
Gambar. Kondisi tanaman berumur 3 minggu untuk kegiatan pengkajian di
Nagari Jawi Jawi Guguk, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten
Solok (Kiri) dan tanaman berumur 1 minggu di Tiumang Darmasraya
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
6. Kajian Adaptasi indojarwo transplanter mendukung swasembada beras
berkelanjutan di kawasan pengembangan padi di Sumatera barat
Salah satu inovasi atau masukan teknologi mekanis yang mendukung dalamusahatani padi adalah Alsintan INDO JARWO TRANSPLANTER yang
merupakan hasil rekayasa oleh Balai Besar Pengembangan Mekanisasi
Pertanian (BBP MEKTAN) Serpong, yang disesuaikan dengan bentuk, ukuran
dan kemampuan petani dalam pengoperasiannya. Agar alsintan yang akan
digunakan dan dikembangkan dapat menyebar di masyarakat, maka perlu
diuji lebih dahulu kinerja alat yang spesifik lokasi, dengan memperhatikan
faktor efisiensi yang bekaitan erat akan memberikan nilai tambah bagi
petani dan pemakai alsintan. Secara teknis kinerja alsintan INDO JARWO
TRANSPLANTER padi sawah di daerah pengembangan padi dapat mengisi
kekurangan tenaga kerja tanam, secara sosial peggunaan alsintan INDO
JARWO TRANSPLANTER dapat diterima oleh masyarakat dan ekonomis
sangat menguntungkan.
Gambar. Persiapan dan operasional Alat Tanam Indo Jarwo Transplanter
Gambar Sapi Pesisir di lapangan dan yang digunakan di Kandang KP Sitiung
Gambar Pembuatan pakan dan kompos di kandang KP Sitiung
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
7. Pengkajian Sistem Integrasi Ternak - Tanaman di KP Sitiung Sumatera
Barat (Sapi-Sawit)
Kajian ini memperlihatkan bahwa hasil ikutan tanaman sawit (silase hijauan
sawit dan BIS) berpotensi digunakan sebagai salah satu sumber utama
pakan ternak lokal, khususnya sapi Pesisir di Sumatera Barat.
Komposisi silase pelepah sawit terdiri dari 80% pelepah sawit, 10% bungkil
inti sawit, 5% molasses dan 5% dedak padi yang diberikan sebanyak 5
kg/ekor/hari, disamping 1 kg jerami padi dan 2,5 kg rumput segar/ekor/hari
memberi hasil pertumbuhan ternak yang cukup memuaskan.
Sebanyak 19 ekor anak sapi dilahirkan selama bulan Maret-November
dengan terbanyak lahir di bulan April dan September 2015.
Pengukuran hasil buah sawit selama bulan Januari-Juni memperlihatkan
bahwa pemberian pupuk organic memberi hasil yang hampir sama, hal ini
diduga belum ada pengaruh yang signifikan dari pemberian tambahan
pupuk organic sebanyak 25; 50 dan 75 kg/pohon.
No Kecamtan Jumlah Peserta Keterangan
1 Pariangan 48 orang 5 keltan
2 Lima Kaum 36 orang 3 keltan
3 Sungai Tarab 42 orang 5 keltan
4 Rambatan 54 orang 5 keltan
5 Batipuh 40 orang 4 keltan
6 Batipuh Selatan 51 orang 4 keltan
7 Lintau Buo 40 orang 4 keltan
8 Lintau Buo Utara 50 orang 5 keltan
Jumlah Peserta 361 orang 35 keltan
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
8. Penerapan Teknologi Salibu Pada Kawasan Pengembangan Padi Di
Sumatera Barat
Pelaksaan pengkajian dimulai dengan mensosialisasikan teknologi salibu
kepada SKPD dan Penyuluh Pertanian Lapang (PPL). Kegiatan ini telah
dilakukan pada bulan Maret 2015 di Aula Dinas Pertanian, Perkebunan,
Peternkan dan Kehutanan Kabupaten Tanah Datar. Kegiatan dihadiri oleh,
Kadis, Kabid dan Penyuluh sekitar 80 orang (Gambar 3).
Gambar. Sosialisasi Padi Tekologi Salibu di Tingkat Kabupaten dan
kecamatan
Tabel. Jumlah petani peserta pelatihan budidaya padi teknologi salibu
pada 8 Kecamatan di Kabupaten Tanah Datar, tahun 2015
Selama tahun 2015 pertanaman salibu di Nagari Tabek telah banyak
dikunjungi oleh kelompok tani baik dari kabupaten dari daerah Sumatera
Barat maupun dari Propinsi lain. Dari Riau (Teluk Kuantan, Pasir Pangraian,
Bangkinang), dari Propinsi Jambi (Distan Propinsi Jambi, BP4K Muaro Bungo,
BP4K Sungai Penuh, Keltan Tebo), Sumatera Utara (BP4K Padang
No Kelopok Tani Varietas JumlahAnakan
Butir/Malai
Hasil(t/ha)
Kec. Pariangan
1 Batu Ninik Batang Piaman 20-27 122-140 6,8
2 Limau Padang Batang Piaman 22-28 124-135 7,2
3 Flamboyan Batang Piaman 18-22 120 -132 6,4
Kec. Lima Kaum
4 Sawah Koto Cisokan 21-25 120-130 6,6
6 Sawah Macang Anak Daro 22-30 125-135 7,4
7 Pandan Wangi Batang Piaman 21-27 120 -132 6,5
Kec. Sungai Tarab
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
BP4K Kab. Mahakam Hulu) NTB (Distan Pemda dan BP4K Lombok Tengah).
Dari Kementan Repoblik Indonesia (Staf Ahli Menteri, Kepala Balai Besar
Padi Sukamandi dan Staf Puslitbangtan)
Gambar. Kondisi awal lahan yang baik untuk penerapan teknologi SALIBU
pertumbuhan awal tanaman salibu (umur 21 hsp)
Tabel. Hasil Padi Salibu di Kecamatan Pariangan,Lima Kaum dan SungaiTarab, Kabupaten Tanah Datar tahun 2015
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
9. Model SUT komoditas Sayur-Sayuran Dalam Kawasan Pengembangan
Jeruk Di Sumatera Barat
Gawang tanaman jeruk muda yang saat ini belum dimanfaatkan untuk
penenaman komoditas lainnya yang berumur pendek atau semusim. Lahan
gawang jeruk ini kebanyakan petani dibiarkan, sehingga tanaman jeruk
tidak terawat dan merana dan akhirnya mati. Pemanfaatan tanaman
gawang ini untuk penanaman komoditas sayur-sayuran yang berumur
pendek dan berakar dangkal serta biaya produksi rendah sangat
memungkinkan. Untuk itu diadakan pengkajian dengan tujuannya adalah:
a). Memanfaatkan lahan gawang pada komoditas jeruk sebesar 25% dengan
komoditas sayur. b). Mengintesifkan pemanfaatan lahan dan waktu petani
sebesar 30% dalam usahatani. c). Meningkatkan pendapatan petani jeruk
sebesar 15%. d). Memperkenalkan budidaya komoditas sayur kepada petani
jeruk. Kegiatan ini diharapkan akan memperoleh keluaran: a). Lahan gawang
jeruk umur muda 25 % dimanfaatkan untuk penanaman komoditas sayur. b).
Petani jeruk termanfaatkan waktu 30 % untuk berusahatani. c). Terjadi
peningkatan pendapatan petani sebesar 15%. d). Budidaya komoditas sayur
dikenal oleh 40% petani jeruk.:
Kajian model tumpangsari jeruk dan sayur memberikan hasil bahwa
komoditas sayur kangkung darat, bayam cabut dan caisim yang ditanam
disukai petani. Dari ketiga macam sayur tersebut caisim lebih cepat terjual
dan memberikan pendapatan yang besar, yaitu Rp.1.377.000,- dari sampel
tiga bedengan ukuran 17 m x 1,70 m. Dalam periode 30 hari sampai 40 hari,
satu kali panen sayur kangkung darat, bayam cabut dan caisim, petani telah
menerima pendapatan kotor sebesar Rp. 2.770.500,-, atau memperoleh
tambahan penghasilan 65,26%. Sedangkan dari hasil panen buah jeruk
untuk satu minggu rata-rata diperoleh penambahan pendapatan Rp.
720.000,- atau 18%, belum mengeluarkan upah dan ongkos ke pasar. -.
Pemanfaatan waktu petani berada di kebun untuk berusahatani dalam
seminggu telah meningkat dari 3 hari menjadi 4 sampai 5 hari atau
meningkat sekitar 30%. -. Petani sangat berminat untuk memanfaatkan
gawang jeruk dengan komoditas sayur, hal ini dibuktikan dengan banyaknya
petani berkunjung dan meminta untuk dibina. -. Analisis ekonomi
komoditas sayur, terlihat bercocok tanam bayam cabut lebuh mendatangkan
keuntungan, yakni Rp. 190.200.000, atau B/C ratio 5,47, lebih baik dari
caisim dan kangkung darat, yaitu masing-masingnya Rp. 133.555.000,- B/C
ratio 3,71 dan Rp.51.249.000,- B/C ratio 1,12..
SASARAN INDIKATOR
KINERJA
Realisasi (%)
2015 2016 2017 2018 2019
Tersedianya
inovasi
pertanian
unggul
spesifik lokasi
Jumlah
teknologi
spesifik lokasi
140
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Capaian kinerja BPTP Sumatera Barat TA 2015-2019.
Tabel 10. Capaian Jumlah Kinerja Teknologi Spesifik Lokasi BPTP Sumatera Barat 2015-2019
Sasaran2 Meningkatnya Penyebarluasan (Diseminasi )Teknologi
Pertani.
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur melalui jumlah teknologi yang
didesiminasikan kepada pengguna. Adapun pencapaian indikator kinerja adalah
sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisasi % Jumlah Teknologi Yang Didesiminasikan 3 3 100
Kepengguna
DISMENASI INOVASI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI MENDUKUNG
PROGRAM PEMBANGUNAN PERTANIAN SUMATERA BARAT
Pada tahun 2015, kegiatan diseminasi yang telah dilaksanakan meliputi
beberapa kegiatan, yaitu : (1) Pembuatan dan Perbanyakan Ulang Media
Informasi (leaflet, brosur, banner, poster, DVD teknologi, dan agrilik), (2)
Partisipasi promosi dan pameran teknologi tingkat daerah dan pusat, (3)
Fasilitasi peneliti dan penyuluh dalam berbagai pertemuan tingkat daerah
dan pusat (Pelatihan Penyuluhan, Pelatihan Peneliti, Pertemuan di Kemetan,
Raker BBP2TP, dan Raker Balitbangtan), dan (4) Fasilitasi narasumber
dalam berbgai pelatihan dan pertemuan di tingkat daerah dan tingkat
kelompok tani.
Hasil kegiatan Diseminasi dalam bentuk pembuatan dan pendistribusian
media desiminasi pada tahun 2015 disajikan dalam Tabel 1 dan diseminasi
dalam bentuk pameran disajikan dalam Tabel :
No Media Informasi satuan Jumlah
1. Buku Bunga Rampai ( 1 Judul) exp 50
2. Buku Inovasi pengolalaan limbah ternak Exp 50
3 Agrilik set 50
4. Leaflet ( baru 10 judul, cetak ulang 10 judul) expl 1500
5. Banner (Baru 5 judul, cetak ulang 5 judul) Unit 80
6. Poster (15 judul) lembar 60
7. Produk olahan paket 5
8. Brosur (Baru 3 judul , cetak ulang 5 judul) lembar 1500
9. DVD Teknologi
- Baru (2 judul) keping 500
- Copy (8 judul) keping 2000
No Kegiatan
1. Pameran dalam rangka Hari Ulang Tahun Kabupaten Solok ke 102tanggal 7 – 11 April 2015
2. Pameran Gelar Pangan Nusantara yang di adakan di LapanganTarandam Kota Padang TGL 15-18 September 2015
3. Pameran dalam rangka Temu Peneliti, Penyuluh dan Stake Holder, 6Oktober 2015
4. Pameran dalam rangka Hari Pangan Sedunia di Palembang padatanggal 15-19 Nopember 2015.
5. Pameran dalam rangka Hari Pangan di Kantor Ketahan PanganProvinsi Sumatera Barat, tanggal 28-30 Nopember 2015
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Tabel . Pembuatan dan Perbanyakan Ulang Media Informasi (leaflet, brosur,
Banner, Poster, dan DVD teknologi)
Tabel. Kegiatan Diseminasi Tahun 2015, melalui promosi dan partispasi Pameran
dalam berbgai iven tingkat daerah dan nasional.
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Gambar. Pameran dalam rangka Pameran Gelar Teknologi Pangan
Nusantara di Padang dan Hari Pangan Sedunia, di Palembang
Gambar. Partisipasi dalam Raker Badan Litbang Pertani dan fasilitasi Rektor Unand
dalam Penandatangan Mou dengan Balitbangtan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Gambar. Koordinasi dan singkronisasi kegiatan UPSUS, Pengembangan kawasan
horti, Pengembangan Klaster Sayuran antara Dinas Pertanian Tanaman
Pangan Prov. Sumbar, Dinas Pertanian Kota Payakumbuh, dan Bank
Indonesia. Payakumbuh, 6 Mei 2015
Tanaman Agro Inovasi
1.
2.
3.
Terbangunnya sebuah Taman Agro Inovasi yang mendisplay
beberapa inovasi teknologi Balitbangtan, antara lain berbagai
varietas tanaman pangan dan palawija, hortikultura, biofarmaka
serta teknologi hemat lahan dan air (vertikultur, hidroponik,
aquaponik, vertiminaponik, dan wall gardening).
Taman Agro Inovasi BPTP Sumbar selama tahun 2015 telah
menerima dan melayani pengunjung (beragrowidyawisata) sebanyak
+ 450 pengunjung yang terdiri dari: kelompok tani, KWT,
Dasawisma, PKK, Penyuluh, PMT, Siswa sekolah, dan pengguna
lainnya.
Taman Agro Inovasi BPTP Sumbar telah memberikan layanan
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
tentang teknologi yang dibutuhkan kepada calon pengguna
teknologi serta medistribusikan benih/bibit sesuai dengan stock ada.
4. Selama tahun 2015 Taman Agro Inovasi BPTP Sumbar telah
membagikan hasil panen kepada konsumen/pengunjung sebagai
ajang promosi keberadaan Taman Agro Inovasi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Gambar : Kondisi Tanaman Agro Inovasi BPTP Sumatera Barat
Peningkatan Komunikasi Peneliti-Penyuluh BPTP dengan
Stakeholder lainnya dalam Upaya Percepatan Diseminasi InovasiTeknologi Badan Litbang Pertanian
Pengkajian bertujuan untuk: (1) Menghasilkan satu rumusan yang
menggambarkan peningkatan kuantitas, kualitas dan efektifitas komunikasi,interaksi, kerjasama antara peneliti dan penyuluh BPTP dengan Bakorluh,Bapelluh, BPK, kelembagaan tani, widyaiswara, guru dan Perguruan Tinggiserta stakeholder lainnya dalam rangka diseminasi inovasi teknologi BadanLitbang Pertanian. (2) Mendiseminasikan inovasi teknologi Badan LitbangPertanian melalui peningkatan kapasitas dan komunikasi dengan penyuluhBakorluh, Bapelluh, dan BPK. (3) Meningkatkan 25% pengetahuan, sikapdan keterampilan sasaran terhadap satu paket inovasi teknologi budidayabawang merah dataran rendah melalui demplot dan Sekolah Lapang (SL) diBPK. Hasil pengkajian: (1) Temu peneliti penyuluh telah dilaksanakan padatanggal 6 Oktober 2015 dan telah menghasilkan satu rumusan. Padapertemuan telah didiseminasikan inovasi teknologi pertanian Balitbangtan(PAJALE, BAMBAI, dan sapi mulai dari sistem produksi benih varietasunggul, teknik produksi, prosesing hasil, alsintan, dan kalender tanam)kepada 100 orang peserta. (2) Melalui peningkatan komunikasi penyuluh keBPK telah didiseminasikan 7 (tujuh) komponen/paket inovasi teknologikepada penyuluh lapang di 21 BPK. Para penyuluh lapang masihmembutuhkan informasi inovasi teknologi dari BPTP Sumbar terutama untuk6 (padi sawah, jagung, cabe, bawang merah, sapi dan kerbau) komoditasstrategis Kementan. Beberapa teknologi yang telah dihasilkan Badan Litbangsulit diterapkan karena tidak tersediannya sarana dan prasaran, VUB padisawah kurang sesuai selera, VUB jagung tidak tersedia di lapangan,
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
keterampilan petani tentang budidaya bawang merah di dataran rendah.
Pengetahun sebelum SL berkisar antara tidak tahu sampai kurang tahu85,72 persen dan setelah SL meningkat menjadi antara tahu dan sangattahu 77,86 persen. Skor pengetahuan meningkat dari 1,96 (kurang tahu)menjadi 3,75 (tahu). Sikap petani sebelum SL antara setuju dan sangatsetuju 55,7 persen, berubah menjadi setuju dan sangat setuju sebanyak90,7 persen. Skor sikap meningkat dari 3,41 (antara ragu-ragu dan tahu)menjadi 4,08. (tahu). Setelah SL terjadi peningkatan keterampilan sebagainbesar petani sehingga menjadi terampil dan sangat terampil 56,7 persen.Skor keterampilan meningakt dari 2,5 (antara kurang terampil dan rag-ragu)menjadi 3,4 (antara ragu-ragu dan tahu). Produktivitas demplot bawangmerah berkisar antara 8,02 t/ha (Bima) sampai 13,00 t/ha (Kramat 1)dengan rata-rata 10,88 t/ha.
Tabel . Kegiatan peningkatan kapasitas penyuluh
No
1.
2.
3.
4.
5.
Kegiatan
Pembinaan penyusunan kredit point oleh
peyuluh BBP2TP (Ir. Sad Utomo, M.Si)Mengikuti Workshop Peningkatan Komunikasi
dan Koordinasi Kelembagaan PenyuluhMendukung Upsus Swasembada Pangan diBBP2TP Bogor tgl 24 s/d 26 Mei 2015
Pelatihan Audio Visual tanggal 29 s/d 2 Juni
2015 di BogorMengikuti Temu Teknis Fungsional Non Peneliti
Badan Litbang Pertanian tanggal 24 s/d 25Agustus 2015Mengikuti Pertemuan Koordinasi Kapasitas
Penyuluh yang bertepatan dengan Hari PanganSedunia ke 35 di Palembang
Keterangan
Seluruh penyuluh
BPTP Sumbar- Ir. Rifda
Roswita, M.Si- Ir. Asmak- Evariza, SP- Yohana, SP- Zulrasdi, SP
- Ir. Rifda
Roswita, M.Si- Ir. Harmaini- Ir. Rifda
Roswita, M.Si- Evariza, SP
Foto Kegiatan Diseminasi Bawang Merah
Sosialisasi kegiatan diseminasi inovasi teknologi budidaya bawang merah di
BPK Nan Sabaris Kab. Padang Pariaman tanggal 9 Juli 2015 dihadiri Dinas
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Sekolah Lapangan pengolahan lahan, pemupukan dasar dan penanamanbawang merah
Model Penyediaan Benih Untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayahnya
Melalui Peningkatan Kemampuan Calon Penangkar
Hasil kegiatan menunjukkan bahwa varietas unggul baru belum
banyak berkembang pada kedua lokasi pengkajian yaitu Sitiung dan
Sijunjung dan masih didominasi oleh varietas unggul lama yaitu Mekongga,
Ciherang, IR 64 untuk Sitiung dan Junjung, Batang Piaman, IR 42 dan
Cisokan untuk Sijunjung. Kepemilikan lahan di Sitiung berkisar 0,50 – 1,00
ha dan relatife jauh lebih luas dibandingkan dengan di Sijunjung yang
kepemilikan hanya 0,30 – 0,75 ha. Untuk kegiatan pembinaan calon
penagkar disepakati kelompok Tani Kemala dan Embrio Kenegarian Sungai
Dua Kecamatan Sitiung, kabupaten Dharmasraya dan kelompok tani Tunas
Mekar negari Tanjung Kecamatan Koto VII Kabupaten Sijujung. Pada lokasi
tersebut tidak ditemui penangkar formal dan petani umumnya masih
menggunakan benih yang berasal dari pertanaman sebelumnya atau
ditukarkan dengan petani lainnya. Kondisi yang demikian sangat memungkin
untuk menumbuhkan kelompok penangkar yang dapat memproduksi untuk
keperluan sendiiri atau untuk wilayahnya.
Bimbingan teknis tehadap penangkar benih padi sawah telah
dilakukan pada kelompok Embrio dan Kemala di Sitiung Dharmasraya serta
Tunas Mekar di Tanjung Sijunjung yang dimulai dari pemilihan varietas yang
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
pengolahan tanah yang sempurna, perbaikan sistem tanam dari sistem
tanam pindah yang tidak beraturan dengan sistem ligowo 4:1 dan 2:1,
teknik rouging/seleksi pada stadia vegetatif, stadia generatif, panen dan
prosessing hasil sampai distribusi.
Benih Sebar (ES) varietas Mekongga dan Inpari 30 telah berhasil
disertifikasi oleh kelompok tani Kemala berturut 1.998 kg dan 250 kg,
varietas Mekongga oleh kelompok tani Embrio sebanyak 4.050 kg. Varietas
Junjuang dan Inpari 21 Batipuah sebanyak 3.250 kg dan 800 kg.
Permasalah yang dihadapi kelompok Embrio dan Kemala di Sitiung benih
tersebut belum distribusikan masing-masing adalah 1.498 kg varietas
Mekongga dan 1.000 kg varietas Inpari 30 pada kelompok Tani Kemala,
serta 3.050 kg varietas Mekongga pada Kelompok Tani Embrio. Hal ini
disebabkan waktu pertanaman musim selanjutnya calon benih masih
mengalami masa dormansi. Sedangkan pada kelompok Tunas Mekas semua
varietas Junjuang dan 200 kg varietas Inpari 21 Batipuah telah disalurkan
pada petani sekitarnya. Berdasarkan uji preferensi konsumen dan potensi
hasil ternyata varietas Inpari 21 Batipuah berpeluang dikembangkan pada
konsumen yang menyenangi pulen dan pera sedangkan varietas Inpari 30
pada konsumen pulen.
Keragaan rouging dilapangan di Sitiung dan Sijunjung disajikan pada
Gambar.
Gambar. Diskusi dan bimbingan dilapangan pada stadia berbunga Sitiung
SASARAN INDIKATOR KONERJA Realisasi (%)
2015 2016 2017 2018 2019
Meningkatnya
Penyebarluasan
(Diseminasi)Teknologi
Pertanian.
Jumlah Teknologi
Yang Didesiminasikan
Kepengguna
Jumlah kegiatan
pendampingan
inovasi Pertanian dan
Program Strategis
Nasional.
Jumlah rekomendasi
kebijakan mendukung
empat sukses
kementan.
100
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Gambar. Diskusi bersama kepala BPTP Sumbar dan rouging di Sitiung
Gambar. Monev dari Puslitbangtan dan Rouging di Sijunjung.
Capaian kinerja BPTP Sumatera Barat TA 2015-2019.
Tabel. Capaian Jumlah Kinerja diseminasi teknologi pertanian BPTP Sumatera Barat 2015-2019.
Sasaran 3 Laporan pelaksanaan kegiatan pendampingan inovasi
pertanian dan program strategis nasional.
Jumlah laporan strategis nasional/daerah
yangmemperoleh pendampingan inovasi
Target
6
Realisasi
8
%
133
No. Kategori Jumlah Laporan
1 Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian NasionalTanaman Pangan Komoditas Padi (1 Lokasi)
1
2 Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian NasionalHortikultura Cabe (6 lokasi), Bawang Merah (3 Lokasi), Jeruk (4Lokasi)
1
3 Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasionaltanaman Perkebunan Komoditas Kakao (2 Lokasi)
1
4 Pendampingan pengembangan kawasan pertanian nasionalpeternakan komoditas sapi potong (3 lokasi) dan Kerbau (2 Lokasi)
1
5 Pendampingan Pengembangan UPSUS PJK, ATP dan KomoditasUtama Kementan di Sumatera Barat
1
6 Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) 1
7 Taman Teknologi Pertanian 1
8 Pendampingan PUAP BPTP Sumatera Barat 1
9 Pendampingan Kalender Tanam Terpadu (KATAM) Padi Sawah,Kedelai dan Jagung
1
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Tabel. Rekapitulasi Kegiatan Pendampingan Program Strategis Kementan Lingkup BPTP Sumbar.
Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian NasionalTanaman Pangan Padi
Untuk mendukung target swasembada berasKementerian Pertanian
melaksanakan kegiatan antara lain: perbaikan jaringan irigasi,pengembangan optimalisasi lahan, gerakan pengembangan penerapanteknologi terpadu (GP-PTT), bantuan alat dan mesin pertanian. Salah satukegiatan GP-PTT padi sawah dilaksanakan di kabipaten Dharmasraya.Kegiatan penelitian dilaksanakan dari bulan Januari sampai Desember 2015.Penelitian bertujuan: (a) Meningkatkan produktivitas padi sawah minimal10% pada kawasan pengembangan padi sawah di KabupatenDharmasraya; (b) Meningkatkan minimal 20% penerapan inovasi teknologipadi sawah pada kawasan pengembangan padi sawah di KabupatenDharmasraya; (c) Mengetahui tingkat penerapan inovasi teknologi padisawah oleh petani pada kawasan pengembangan padi sawah di KabupatenDharmasraya, dan (d) Meningkatkan pengetahuan PPL dan petani tentanginovasi teknologi pertanian pada kawasan pengembangan padi sawah diKabupaten Dharmasraya. Penelitian dilaksanakan dari bulan Januari sampaiDesember 2015 dengan menggunakan analisis before and after serta withdan without. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Baseline survei telahdilaksanakan pada 6 (enam) kelompok tani antara lain: Sitiung Jaya, TirtaYasa, dan Tegal Urip di Kecamatan Kotobaru, Kelompok tani Kemala,Embrio, dan Tirta Sari di Kecamatan Sitiung dengan jumlah semua anggotakelompok tani sebanyak 155 orang dengan luas sawah 150 ha. Rata-rataanalisis usahatani padi sawah di Kecamatan Kotobaru memberikankeuntungan sebesar Rp. 11.049.333,3 dengan B/C rasio 1,41, sedangkan diKecamatan Sitiung dengan keuntungan mencapai Rp. 8.150.000 dengan B/Crasio 0,9; (2) Hasil demplot VUB Inpari 30 di kelompok tani Sitiung Jayamencapai 6,50 t/ha dan pada kelompok tani Kemala 6,10 t/ha, sedangkanhasil varietas pembanding (Mekongga) hanya 6,0 t/ha di kecamatanKotobaru dan hanya 4,10 t/ha di kecamatan Sitiung. Setelah dilakukandisplai VUB dan inovasi teknologi padi sawah lainnya, memberikankeuntungan pada kelompok tani Kecamatan Sitiung sebesar Rp.19.770.000,- dan pada kelompok tani di Kecamatan Kotobaru sebesar
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
setelah pelaksanaan display inovasi teknologi, pelatihan dan kegiatandiseminasi inovasi teknologi lainnya; dan (4) Untuk peningkatan diseminasiinovasi teknologi telah dilakukan pendistribusian leaflet dan poster inovasiteknologi padi sawah serta BWD serta temu lapang dan panen raya dihadirioleh Bupati Dharmasraya, Kepala Distan Sumbar, Distanhorti Kab.Dharmasraya, Kepala BPTP Sumbar, SKPD lingkup kabupaten Dharmasraya,peneliti/penyuluh BPTP Sumbar, Camat, Walinagari, koordinator BPP, PPLdan anggota kelompok tani.
Gambar: Kegiatan pelaksanaan baseline survei dan pelatihan teknologipada kegiatan pendampingan GP-PTT padi sawah dalam kawasan
pengembangan Padi sawah Kabupaten Dharmasraya
Gambar: Keragaan displai VUB Inpari 30 pada kegiatan pendampingan GP-PTT padi sawah dalam kawasan pengembangan Padi sawah di
Kabupaten Dharmasraya
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional
Hortikultura Cabe (6 lokasi), Bawang Merah (3 Lokasi), Jeruk (4
Lokasi)
Tujuan kegiatan ini adalah: (a) Melakukan pendampingan dalam
rangka meningkatkan kemampuan dan kemauan petani untuk penerapan
inovasi teknologi PTT cabe; dan (2) Meningkatkan produktivitas dan
mempercepat penerapan inovasi teknologi PTT cabe.
Kegiatan ini merupakan diseminasi hasil teknologi yang dikemas dalam
bentuk kegiatan “demplot dan pelatihan”. Kegiatan demplot PTT cabe dan
pelatihan dilaksanakan di Kecamatan Pariangan Kabupaten Tanah Datar,
sedangkan kegiatan pelatihan PTT cabe dilaksanakan di Kabupaten Tanah
Datar, Limapuluh Kota, Solok, Pasaman Barat, Kota Padang, dan Padang
Panjang pada bulan Januari sampai Desember 2015.
Dari hasil kegiatan pendampingan pengembangan kawasan pertanian
nasional hortikultura komoditas cabe sampai laporan ini ditulis dapat
disimpulkan, antara lain: (1) Telah dilaksanakan sebanyak tujuh kali
pertemuan dalam bentuk pelatihan dan diskusi lapang pada enam
kabupaten/kota yang melibatkan sekitar 244 orang, dengan topik “Inovasi
teknologi budidaya cabe”; (2) Pada lokasi demplot telah dilakukan sebanyak
lima kali pelatihan yang melibatkan sekitar maksimum 40 orang setiap
pelatihan. Pelatihan juga mendatangkan narasumber dari BBP2TP Bogor; (3)
Teknologi existing pada tingkat petani di Kecamatan Pariangan adalah
petani masih menggunakan varietas cabe lokal dengan produktivitas sekitar
5 t/ha; dan (4) Pertumbuhan tanaman terbaik adalah varietas Lotanbar,
sedangkan dosis terbaik adalah 750 kg/ha.
Kab. Pasaman Barat (Kecamatan Talu)
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Kab. Pasaman Barat (Kecamatan Luhak Nan Duo)
Kab. 50 Kota (Kecamatan Akabiluru)
Kota Padang Panjang (Kecamatan Padang Panjang Barat)
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Kab. Solok (Kecamatan Danau Kembar)
Kota Padang (Kecamatan Koto Tangah)
Kab. Tanah Datar (Kecamatan Tanjung Baru)
Gambar. Pelatihan dan diskusi lapang yang dilaksanakan pada Kab/Kota
di Provinsi Sumatera Barat (selain lokasi demplot).
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Pendampingan Pengembangan Kawasan Agribisnis Bawang Merah
Komoditas bawang merah adalah komoditas sayuran utama di Sumatera
Barat dengan luas pertanaman sekitar 2.700 ha, kedua terluas setelah
pertanaman cabai. Daerah budidaya bawang merah di Sumatera Barat
tersebar di beberapa kabupaten, di dataran rendah sampai dataran tinggi.
Rata-rata hasil bawang merah di Sumatera Barat masih tergolong rendah
dibanding potensi yang dapat dicapai, yakni baru 8,5 t/ha. Penerapan
teknologi produksi yang tepat adalah salah satu pendekatan yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan produktivitas bawang merah di Sumatera
Barat. Disamping produktivitas, kualitas hasil juga menentukan keberhasilan
usahatani bawang merah.
Pada tahun anggaran 2015 telah dilakukan kegiatan Pendampingan
Pengembangan Kawasan Agribisnis Bawang Merah dataran rendah di
Kabupaten Agam, Padang Pariaman, dan Pesisir Selatan. Pada ketiga
kabupaten ini pendampingan dilakukan melalui sosialisasi, dan pelatihan
budidaya bawang merah. Khusus pada kabupaten Agam dan Padang
Pariaman dilakukan Demplot Teknologi Produksi, sedangkan di Kabupaten
Pesisir Selatan dilakukan introduksi varietas Badan Litbang Pertanian
(Pancasona dan Kramat-1)
Kegiatan demplot di Kabupaten Agam menunjukkan hasil yang
kurang memuaskan karena selama pertumbuhan tanaman terjadi iklim
panas/kering yang ekstrim, sehingga pertumbuhan dan hasil tanaman
kurang memuaskan. Di Kabupaten Padang Pariaman, kegiatan demplot
menunjukkan hasil yang cukup baik. Dari empat varietas yang diujicoba,
tiga varietas (Kramat 1, Pancasona, dan Maja) memberi hasil cukup tinggi
yakni berturut-turut 13,39, 10,71, dan 10,71 t/ha. Pada kegiatan temu
lapang panen perdana di demplot ini, satu kelompok tani dan beberapa
petani yang diundang sudah menunjukkan minat untuk mengembangkan
varietas yang digunakan. Dua varietas yang diintroduksikan di Kabupaten
Pesisir Selatan juga menunjukkan hasil yang baik, dan kelompok tani
koperatornya akan mengembangkan salah satu varietas yang
diintroduksikan, yakni varietas Pancasona.
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Gambar. Pertumbuhan dan saat panen bawang merah pada Demplot di
Kabupaten Agam, 2015
Dokumentasi kegiatan temu lapang ini dapat dilihat pada Gambar
Pendampingan Kegiatan Sapi Potong dan Kerbau di KawasanPengembangan Ternak di Sumatera Barat
Pendampingan Kegiatan Sapi Potong dan Kerbau di Kawasan
Pengembangan Ternak di Sumatera Barat dilakukan di kabupaten Agam,
Pasaman Barat, Sijunjung dan Pesisir Selatan. Pendampingan ini bertujuan
untuk : (1) Meningkatkan kemampuan peternak dalam manajemen
pemeliharaan ternak sapi dan kerbau yang dapat dilihat dari tingkat adopsi
peternak. (2) Meningkatkan produktivitas ternak (berat badan dan
reproduksi) melalui penguatan pakan yang sesuai dengan standar dan
kebutuhan hidup ternak, dan (3) Memanfaatkan sumber dayalokal dalam
memenuhi kebutuhan pakan dan menghasilkan pupuk organik. Kegiatan
Pendampingan dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Desember
2015 dengan model kegiatan pendampingan teknologiData dianalisis secara
deskriptif dan tabulasi dengan ukuran persentase dan rata-rata. Hasil
kegiatan pendampingan ini menunjukkan bahwa pakan konsentrat BPTP
Sumbar non BLP telah diadopsi oleh peternak di Pasaman Barat dengan
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
berkembang menjadi usaha ekonomi di kelompok tani pelaksana.
Disarankan agar kelompok dapat menggunakan pupuk organik untuk
tanaman pangan dan perkebunan yang dimiliki mereka.
FOTO RANGKAIAN KEGIATAN PENDAMPINGAN KAWASAN TERNAK
Penimbangan ternak sapi pada kelompok Amanah Bunda (non BLP). Kab. Agam
(kiri) dan Kelompok ternak sapi pada kelompok Setia Karya (BLP), Kab. Pasaman
Barat
Kondisi awal sebelum dilakukan pendampingan di Kab. Sijunjung, terlihat kotoron
kerbau hanya menjadi limbah yang mengotori lingkungan
Sosialisasi kegiatan pada pengurus dan anggota KWT Ranah Bingkuang Kenagarian
Lalan, Kecamatan Lubuk Tarok, Kabupaten Sijunjung
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Pelatihan pengolahan pupuk organik didampingi oleh tim BPTP Sumatera Baratpembuatan jerami fermentasi sebagai pakan ternak kerbau.
Hasil pelatihan dari pengolahan kotoran menjadi pupuk organik, terlihat anggotaKWT Ranah Bingkuang menimbang hasil olahan sebelum dikemas.
Identfikasi Calon Lokasi, Koordinasi, Bimbingan dan Dukungan
Teknologi Upsus Padi, Jagung dan Agro Techno Park (ATP) di
Sumatera Barat
Pemerintah Republik Indonesia telah menentukan 8 komoditas utamapertanian (padi, jagung, kedelai, cabei, bawang merah, kentang, tebu,
kakao dan daging sapi) yang harus mencapai peningkatkan produksi,
bahkan menargetkan bahwa dalam 3 (tiga) tahun kedepan (2017) Indonesia
harus mencapai swasembada untuk komoditas padi, jagung, dan kedelai.
Mendukung program tersebut Kementerian Pertanian melaksanakan
program perbaikan jaringan irigasi, pengembangan optimalisasi lahan,
Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) padi sawah
dan jagung dan memberikan bantuan sarana produksi pertanian seperti
benih, pupuk dan alat pengolah tanah (hand traktor) pada kelompok tani.
Kegiatan pengkajian dilaksanakan di Provinsi Sumatera Barat dan pada 18
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
bertujuan: (a) Mengsukseskan kegiatan pendampingan dan pengawalan
upaya khusus padi dan jagung; (b) Meningkatkan kualitas dan pengetahuan
sumberdaya pendamping dan petani dalam mengadopsi inovasi teknologi
komoditas utama di Sumatera Barat; (c) Mengidentifikasi calon lokasi untuk
program ATP di Sumatera Barat, dan (d) Meningkatkan dan menyebarkan
inovasi teknologi melalui media cetak dan terekam di Sumatera Barat.
Metodologi kegiatan dilaksanakan dengan membentuk LO untuk supervisi,
pengawalan dan pendampingan kegiatan UPSUS PAJALE, Koordinasi,
Supervisi dan Sosialisasi, Pelatihan dan narasumber inovasi teknologi
pertanian, displai VUB padi sawah dan jagung, serta perbanyakan dan
distribusi media cetak dan terekam. Hasil pengkajian menunjukkan: (1)
Kegiatan koordinasi, sosialisasi dan supervisi telah dilakukan dengan Dinas
Pertanian Tanaman Pangan, Bakorluh Sumbar serta Dinas Pertanian dan
Bapeluh Kab/Kota pelaksana program Upsus Padi dan Jagung; (2) Kegiatan
pelatihan inovasi teknologi untuk PPL, anggota kelompok tani dan buruh
tanam serta sebagai nerasumber telah dilaksanakan pada beberapa
Kabupaten/ Kota di Sumbar; (3) Telah dilakukan display VUB dan inovasi
teknologi padi sawah dan jagung pada beberapa Kabupaten/Kota di
Sumatera Barat; (4) Lokasi untuk kegiatan TTP telah didapatkan yaitu di
Nagari Sungai Talang Kecamatan Guguk Kabupaten Limapuluh Kota, dengan
komoditi utama antara lain: kakao, jahe, padi sawah, jagung, sayuran,
manggis, jeruk, sapi dan itik, dan (5) Telah dilakukan perbanyakan dan
distribusi leaflet, poster dan buku saku pupuk spesifik lokasi mendukung
percepatan swasembada pangan di Sumbar. Disamping itu juga telah
didistribusikan BWD dan caplak sistem tanam jajar legowo dan pembuatan
CD sistem tanam jajar legowo.
LAMPIRAN FOTO KEGIATAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Foto Koordinasi Upsus Swasembada Pangan yang dihadiri Menteri Pertaniandan Gubernur Sumbar serta Penyerahan Benih Inpari 21-Batipuah olehMenteri Pertanian untuk Kelompok Tani Pelaksana Desa Mandiri Benih
di Kota Pariaman
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Foto Kegiatan Koordinasi Pendampingan dan Pengawalan Program Upsus
Mendukung Percepatan Swasembada Pangan di Sumatera Barat
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Foto Kegiatan Tanam Perdana dan Apel Akbar Penyuluh Sumatera BaratDalam Program Pendampingan dan Pengawalan Program Upsus MendukungPercepatan Swasembada Pangan di Sumatera Barat
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Foto Kegiatan Monev Program Pendampingan dan Pengawalan Program
Upsus Mendukung Percepatan Swasembada Pangan di Kabupaten Padang
Pariaman Bersama Dirjend Hortikultura, Bupati Padang Pariaman, Kedis
Tanaman Pangan dan Bakorluh Sumbar serta BPTP Sumbar
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Foto Kegiatan Pemberdayaan Petani Terpadu Melalui Gerakan Tanaman
Serentak oleh Bapak Menteri Pertanian oleh Kepala Badan SDMP Pertanian,
Gubernr Sumbar di Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Foto Kegiatan Rapat Koordinasi di Kabupaten/Kota Program Pendampingandan Pengawalan Upsus Mendukung PercepatanSwasembada Pangan di Sumatera Barat
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Foto Kegiatan Pencanangan Perbaikan Jaringan Irigasi Tingkat ProvinsiSumbar dan Kabupaten/Kota Pelaksana Program Pendampingan danPengawalan Upsus Mendukung Percepatan Swasembada Pangan diSumatera Barat
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Keragaan demplot VUB dan sistem tanam jajar legowo di Kota Pariamandan Kota Payakumbuh
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Foto Kegiatan GP-PTT Padi Sawah Pendampingan dan Pengawalan UpsusMendukung Percepatan Swasembada Pangan di Sumatera Barat
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Foto Kegiatan Perbaikan Jaringan Irigasi Pendampingan dan PengawalanUpsus Mendukung Percepatan Swasembada Pangan di Sumatera Barat
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Foto Kegiatan Pelatihan inovasi teknologi padi sawah untuk PPL danburuh tanam di Kota Padang
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Foto Kegiatan Pelatihan inovasi teknologi padi sawah untuk PPL dan buruhtanam di Kota Payakumbuh
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Foto Kegiatan Panen dan Penyerahan Caplak Sistem Tanam Jajar Legowo
dan Benih Unggul Inpari 21-Batipuah Dari Kepala BPTP SumbarKepada Walikota Sawahlunto
Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari di Sumatera Barat
Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari di Sumatera Barat
tahun 2015 merupakan kegiatan lanjutan dari tahun-tahun sebelumnya yang
dimulai sejak akhir tahun 2011. Kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan
fungsi lahan pekarangan dalam menghasilkan berbagai produk pertanian
yang mungkin dikembangkan guna menghasilkan kebutuhan pangan dan
perbaikan gizi masyarakat, khususnya kelompok sasaran yang aktif sebagai
peserta kegiatan KRPL. Kegiatan pendampingan yang dilakukan adalah
berupa bantuan narasumber terhadap penyuluh pendamping maupun
kelompok sasaran baru ataupun lanjutan sebelumnya. Pendampingan
tersebut bersinergi dengan kegiatan Percepatan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan (P2KP) pada Badan/Kantor Ketahanan Pangan atau Dinas
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
terhadap KWT/Dasawisma yang mengikuti kegiatan m-KRPL tahun
sebelumnya yang termasuk cluster hijau dan kuning. Semua
KWT/Dasawisma ini diharapkan dapat menjadi wadah pembelajaran dan
objek studi banding oleh kelompok sasaran lainnya dalam membentuk dan
pengembangkan KRPL di lokasi masing-masing. KWT/Dasawisma tersebut
adalah: (i) KWT Toruko Indah dan Dasawisma Melati Kota Padang; (ii) KWT
Flamboyan dan Mawar Kota Payakumbuh; (iii) KWT Cempaka dan Melati
Kota Sawahlunto; (iv) KWT Melinjo Indah dan KWT Mawar Indah, Pesisir
Selatan; dan (v) KWT Usaha Sepakat dan Tuah Sakato Kabupaten Pasaman.
Pembinaan lanjutan dilakukan berupa pelatihan peserta sesuai dengan
materi yang dibutuhkan baik budidaya maupun pasca panen, dan
kelembagaan. Variabel pengamatan terdiri penguatan peran kebun bibit,
penghematan biaya konsumsi rumahtangga, tambahan pendapatan, respon
peserta pelatiahn, dan pengukuran PPH. Secara parsial, terjadi perubahan
PPH dari 74,65 tahun 2014 menjadi 80,25 tahun 2015. Demikian juga
dengan respon peserta pendampingan atau pelatihan untuk Kota Padang,
dari enam komponen teknologi yang dilatihkan sebanyak 49,17% responden
menjadi sangat tahu; ketrampilan 31,67% sangat tahu, 70% responden
menilai program sangat sesuai; materi 55% sangat sesuai dan metoda
pelatihan 40% responden sangat sesuai. Penghematan belanja
rumahtangga Rp 119.500 s/d Rp 211.500/bulan. Penerimaan kelompok dari
pengelolaan KBD Rp 2.350.000 tahun 2014 menjadi Rp 3.175.000 tahun
2015. Tambahan penerimaan dari usaha lahan pekarangan dari Rp 160.230
tahun 2014 menjadi Rp 327.870 tahun 2015. Replikasi KWT secara
swadana 2-3 KWT dengan jumlah anggota 12 s/d 21 orang. Terjalinnya
sinergi kegiatan antara BPTP Sumbar dengan BKP/KKP melalui kegiatan
P2KP dan stakeholder lainnya dalam menfasilitasi dan membina kelompok
sasaran, telah berhasil memenangkan dan mendapat peringkat bergensi
baik tingkat kabupaten/kota, provinsi maupun nasional, diantaranya: KWT
Flamboyan, peringkat 1 Kota Payakumbuh 2015, KWT Emansipasi peringkat
1 tingkat Kabupaten Pesisir Selatan 2015, KWT Melinjo Indah Pesisir Selatan
peringkat 1 nasional Adhi Karya Pangan Nusantara 2014, KWT Melati
Rawang peringkat 1 Dasawisma kota Padang 2013, KWT Melati Lunto Timur
Sawahlunto peringkat 1 HATINYA PKK tingkat provinsi 2014. Keberhasilan
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
KRPL di Sumatera Barat. Keberhasilan tersebut dapat menjadi modal dasar
dan aset bagi stakeholder, khususnya Badan Ketahanan Pangan dalam
memperluas cakupan kegiatan KRPL ke depan, pasca pendampingan dari
BPTP Sumatera Barat.
Gambar. Narasumber pada Sosialisasai Program dan Kegiatan KetahananPangan Kota Padang tahun 2015
Gambar. Revitalissai kelompok dasa Wisma Melati (KRPL) Rawang
Kota Padang
Gambar. Keragaan KBD Dasawisma Korong Gadang Kota Padang
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Gabar. Keragaan KBD KWT Rawang Kota Padang
Gambar. Keragaan pekarangan anggota yang ditanami sayuran
Taman Teknologi Pertanian
Kegiatan Pendampingan Program Strategis Kementerian Pertanian
Mendukung Swasembada Pangan Berkelanjutan di Provinsi Sumatera Barat
telah dilakukan melalui beberapa kegiatan antara lain: Pendampingan dan
Pengawalan Program UPSUS Padi, Jagung dan Agro Techno Park (ATP)
Mendukung Percepatan Swasembada Pangan di Sumatera Barat,
Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional Tanaman
Pangan Padi, Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional
Hortikultura Komoditas Cabe, Bawang, Merah, Jeruk. Pendampingan
Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional Komoditas Kakao.
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Potong dan Kerbau. Pendampingan Kalender Tanam Terpadu Pajale.
Pendampingan KRPL. Pengembangan kawasan Taman Teknologi Pertanian
yang dilakukan sudah mulai berfungsi sebagai ;
Pusat informasi bagi petani dan masyarakat
Tempat percontohan dan pengembangan inovasi ;
•
•
•
Teknologi usaha tani tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, peternakan dan perikanan (perikanan belum
jalan)
Mulai dari perbenihan, budidaya, pengolahan pasca panen
dan pemasaran (pengolahan pasca panen dan pemasaran
belum jalan)
Sesuai dengan dukungan sumberdaya lokal dan minat
masyarakat
Fungsi lain sebagai ;
Tempat pelatihan, magang serta pengembanganteknologi dan
pemberdayaan kelembagaan
Pusat pertumbuhan ekonomi kerakyatan yang berbasis
sumberdaya lokal melalui penumbuhkembangan inkubasi-
inkubasi baru,
belum terwujud, kecuali proses pemberdayaan kelembagaan yang sedang
berjalan.
_DSC0167.MOV
Gambar. Penampilan sebagian Kawasan Display Teknologi TTP Guguk,
Kabupaten Lima Puluh Kota setelah dilakukan penanaman danpenataan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Gambar: Beberapa gambar dan kegiatan penerapan teknologi di lahanpetani dalam proses pelaksanaan Taman teknologi PertanianGuguk Kabupaten Limapuluh Kota, tahun 2015
Gambar : Proses penyelesaian bangunan yang diadakan dalam pelaksanaanTTP Guguk Kabupaten Limapuluh Kota, tahun 2015
Gambar: Sosialisasi dan rapat dalam upaya pembentukan KelembagaanPetani mitra pelaksana Taman Teknologi Pertanian Guguk,
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Gambar: Diskusi penjajakan kerjasama dengan Politani Payakumbuh,
Bappeda dan DPRD Provinsi Sumatera Barat.
Pendampingan PUAP
A. Keluaran yang Diperoleh
(i) Tumbuah gapoktan penerima dana PUAP taun 2015 sebanyak 17 buah
dan jumlah gapoktan penerima dana PUAP sejak 2008-2015 berjumlah
1040 buah gapoktan yang tersebar pada 18 kabupaten/kota. Jumlah
LKM-A yang tumbuh dan mulai berkembang sebanyak 959 unit dan
sebanyak 20 buah sudah berbadan hukum.
(ii) Rata-rata asset LKM-A sudah mulai berkembang, dan secara total
meningkat dari Rp. 104,0 menjadi milyar Rp. 150,1 akhir tahun 2015
atau naik 44%. Kendala yang dihadapi masih banyak LKM-A yang belum
menghimpun dana masyarakat dan masih tergantung pada dana
penguatan modal dari PUAP (Rp.100 juta/gapoktan) yang digulirkan
kepada petani. Kelemahannya adalah LKM-A umumnya belum ber badan
hukum sehingga kepercayaan masyarakat tani masih rendah.
B. Hasil yang Dicapai
(i) Pengurus Gapoktan dan pengelola LKM-A sudah memaham pengelolaan
usaha jasa keuangan dan juga 5% gapoktan telah menumbuhkan
usaha lain selain LKM-A seperti Usaha saprodi, UPJA, UP3HP dan
pemasaran hasil. Pengurus dan pengelola LKM-A juga sudah memahami
sejumlah paket teknologi adaptif guna dimasyarakatkan kepada seluruh
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
anggotanya agar usaha produktif berhasil dan mampu meningkatkan
pendapatan.
(ii) Jumlah petani anggota meningkat dan pada tahun 2015 mencapai
124.538 orang yang tersebar pada 1040 gapoktan. Dengan adanya dana
PUAP jumlah oetani yang mendapat pinjaman modal dari dana tersebut baru
mencapai 60%. Penggunaan dana PUAP adalah untuk mendukung
pengembangan usaha pertaniaian skala kecil diantaranya: 35% tanaman
pangan, 25% hortikultura, 10% perkebunan, 5% ternak, dan 25% off-farm
(pemadaran dan pengolaghan hasil).
Pendampingan Kalender Tanam Terpadu Padi Sawah, Jagung dan
Kedelai di Sumatera Barat
Kegiatan pendampingan Katam untuk tanaman padi, jagung dan kedelai
tahun ini telah mensosialisasikan materi tersebut kepada stakeholder
sebanyak tujuh belas kali tatap muka. Masih banyak masukan dari peserta
sosialisasi untuk perbaikan Katam ke depan.
Bahan diseminasi dicetak berupa rool banner sebanyak 30 buah untuk
katam dan 30 buah untuk SC. Roll Banner ini didistribusikan ke Dinas
Pertanian dan penyulihan di 16 Kabupaten/ Kota di Sumatera Barat, sert
Dinas terkait di provinsi. Sementara untuk FGD ke pusat telah dilaksanakan
sebanyak empat kali untuk katam dan 2 kali untuk SC. Berdasarkan hasil
verifikasi di lapangan, akurasi data SC (satelit modis) di Sumatera Barat baru
60 – 70%.
Monitoring bencana tahun ini memonitor bencana kekeringan di beberapa
daerah di Sumatera Barat, yaitu Kabupaten Agam, Kabupaten Solok, Kota
Solok, Kabupaten Limapuluh Kota dan Kabupaten Tanah Datar.
SASARAN INDIKATOR KINERJA Realisasi (%)2015 2016 2017 2018 2019
Laporanpelaksanaan
kegiatanpendampinganinovasipertanian danprogram
strategisnasional.
Jumlah laporanstrategis
nasional/daerah yangmemperolehpendampingan inovasioleh BPTP danmencapai target
sasaran
133
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
(a)
(c)
(b)
(d)
(e)
Gambar 9. Lokasi verifikasi (a) Tabek Palah, Kabupaten Solok; (b) Koto lua,Kota Padang; (c) Pekan Sinayan, Kabupaten Agam; (d) Sungei Pasak, KotaPariaman; dan (e) Sitakuak, kabupaten Tanah Datar
Capaian kinerja BPTP Sumatera Barat TA 2015-2019.
Tabel 14. Capaian jumlah kinerja kegiatan pendampingan inovasi pertanian dan program strategisnasional BPTP Sumatera Barat 2015-2019.
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Sasaran 4 Meningkatnya kerjasama nasional dan internasional (bidang
pengkajian, disiminasi dan pendayagunaan.
Indikator kinerja Target Realisasi %
Jumlah laporan kerjasama pengkajian 1 1 100
dan pemanfaatan hasil penelitian dan
pengembangan.
Kerjasama Penelitian dan pengembangan pertanian
Tahun 2015 Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) Provinsi Sumatera
Barat menawarlan kerjasama dengan BPTP Sumatera Barat sebagai
instruktur untuk memberikan pelatihan Nomor Surat Penawaran :
411.3/33/UEM-BPM-2015 tanggal 23 Januari 2015. Pada tanggal 6 April s/d
9 Mei 2015 BPTP bersama Fakultas Teknik Industri Universitas Andalas
Padang bekerjasama dengan BPM Provinsi Sumatera Barat melakukan
Pelatihan Pembekalan Wirausaha Sarjana Pemberdaya Masyarakat Nagari
(SPMN) Angkatan XIII Tahun 2015 yang diikuti oleh 100 orang peserta.
Dalam kegiatan ini BPTP Sumatera Barat telah menugaskan 15 orang
peneliti/penyuluh sebagai instruktur
Teknologi Budidaya Itik dan Puyuh. Luaran yang dihasilkan dalam
pelaksanaan kegiatan kerjasama ini adalah : (1) peningkatan kemampuan
SPMN dalam melakukan inovasi teknologi dan kelembagaan; (2)
pengembangan wawasan SPMN menjadi wirausaha baru; (3) peningkatan
peran SPMN sebagai mitra Pemerintah Nagari; dan (4) penyebaran inovasi
teknologi pertanian Badan Litbang Pertanian melalui penyediaan nara
sumber
Pada tanggal 7 s/d 10 April Badan Perencana Pembangunan Daerah
Provinsi Sumatera Barat dengan Nomor Surat 070/175/III/Litbang/Bappeda-
2015 tanggal 24 Maret 2015 meminta kepada BPTP Sumatera Barat untuk
menyampaikan Pemanfaatan dan Pengembangan Riset Unggulan BPTP
Sumatera Barat dalam Perumusan Kebijakan Pembangunan Pertanian
Provinsi/Kota/Kabupaten di Sumatera Barat. Tiga Riset Unggulan BPTP
Sumbar yang disampaikan dalam perumusan ini adalah : (1) Prospek
Pengembangan Usaha Perbenihan Kentang di Sumatera Barat oleh Ir.
Yulimasni; (2) Prospek Pengembangan Usaha Integrasi Sapi-Padi-Sawit-
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
(3) Prospek Pengembangan Usaha Budidaya Bunga Krisan Potong di
Sumatera Barat oleh Ir. Nirmala F. Devi, M.Sc. Luaran yang dihasilkan dalam
pelaksanaan kegiatan ini adalah penyebaran inovasi teknologi pertanian
Badan Litbang Pertanian melalui penyediaan nara sumber.
BPTP Sumatera Barat juga melakukan kerjasama dengan PT.
Biosindo Mitra Jaya dengan MoU Nomor 01/BMJ/IV/2015 dan
763/KL.130/I.12.3/4/2015 tanggal 15 April 2015 untuk Pengujian dan
Penerapan Inovasi Teknologi Pengelolaan Hara Spesifik Lokasi di Sumatera
Barat. Luaran yang dihasilkan dalam pelaksanaan kerjasama ini adalah Satu
Paket Rekomendasi Penggunaan Pupuk Hayati Biotrent Spesifik Lokasi untuk
Komoditas Padi Sawah. Kerjasama dengan Pertamina AEP ASET 2 Field
ADERA juga dilakukan dalam hal Pembuatan Demplot Budidaya Padi
Teknologi Salibu di Sumatera Selatan dengan Nomor SPK : AP3240/2015-SO
tanggal 22 Maret 2015 dengan luaran yang dihasilkan penyebaran budidaya
padi Teknologi Salibu. Selanjutnya Kerjasama dengan Pemerintah Kota
Padang Panjang dilakukan dalam Pengembangan Varietas Unggul daerah
dimana luaran yang dihasilkan adalah pengembangan varietas unggul padi
lokal Saganggam Panuah.
Selain itu, BPTP Sumatera Barat juga mempunyai kerjasama dengan
SMARTD Badan Litbang Pertanian masing-masing 3 kegiatan KKP3SL dan 2
kegiatan m-P2BBI. Dua kegiatan kerjasama dengan Sekretaris Badan
Litbang Pertanian yaitu kegiatan Upaya Perlindungan Hukum dan Revitalisasi
Kebun Percobaan dan Labor Diseminasi Lingkup BPTP Sumatera Barat.
Terakhir kerjasama antara BPTP Sumatera Barat dengan Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian dalam hal
Implementasi Desain Pengelolaan Air Kebun Percobaan Sukarami dan
Rambatan
No Judul Kerjasama Nama Mitra/No. KotrakKerjasama/No. SuratPenawaran/Alamat Mitra
JangkaWaktu
Luaran yang Diharapkan Luaran yang Dihasilkan
1. Kajian Perbaikan KesuburanLahan Sawah BerproduktivitasMelalui Pengelolaan Pembenah
Tanah di Sumatera Barat
Penjab Pelaksana Kegiatan :Ir. Ismon Lenin, M.Si
Biaya : Rp. 127.534.000,-
SMARTDNo. SPK :38.59/PL.040/I.1/02/201
5.KTgl. : 28 Februari 2015
Badan Litbang PertanianJakarta
3 tahun Terhimpunya data biofisiklahan serta karakteristiksifat fisik dan sifat kimia
tanah penyebabrendahnya hasil di
kabupaten Sijunjung dankabupaten Dharmasraya;
Dihasilkannya formulasidan takaran pembenah
tanah untuk peningkatanproduktivitas lahan sawah
serta rekomendasipenggunaan pembenah
tanah untuk meningkatkanproduktivitas lahan
Data biofisik lahan serta karakteristik sifat fisikdan sifat kimia tanah penyebab rendahnya hasildi kabupaten Sijunjung dan kabupaten
Dharmasraya; Formulasi dan takaran pembenahtanah untuk peningkatan produktivitas lahan
sawah serta rekomendasi penggunaanpembenah tanah untuk meningkatkan
produktivitas lahan
2. Penguatan KelembagaanPerbenihan Untuk MewujudkanPengembangan Kawasan
Agribisnis Jeruk Sehat diSumatera Barat
Penjab Pelaksana Kegiatan :Dr. Hardiyanto, M.Sc
Biaya : Rp. 145.950.000,-
SMARTDNo. SPK :39.118/PL.040/I.1/02/20
15.KTgl. : 28 Februari 2015
Badan Litbang PertanianJakarta
2 tahun Terbentuknyakelembagaan perbenihanjruk sehat yang tangguh di
Sumatera Barat
Kelembagaan perbenihan jruk sehat yangtangguh di Sumatera Barat
3. Percepatan PemasyarakatanTeknologi Sistem UsahataniTerpadu Sapi-Kakao Dengan
Konsep Ramah Lingkungan (BioCycle Farming) Melalui
Pendekatan SDMC MendukungProgram PSDK
Penjab Pelaksana Kegiatan :
SMARTDNo. SPK :39.188/PL.040/I.1/02/20
15.KTgl. : 28 Februari 2015
Badan Litbang PertanianJakarta
2 tahun Terjadinya peningkatankemampuan kelompokusaha tani dalam
mengelola unit usahataniterpadu sapi-kakao
dengan konsep ramahlingkungan (bio cycle
farming) secara agribisnis.Menjadi wahana
Peningkatan kemampuan kelompok usaha tanidalam mengelola unit usahatani terpadu sapikakao dengan konsep ramah lingkungan (bio
cycle farming) secara agribisnis.Menjadi wahana pembelajaran kelompok lainnya
LAMPIRAN 1. PERKEMBANGAN KERJASAMA BPTP SUMBAR TAHUN ANGGARAN 2015
Ir. HarmainiBiaya : Rp. 125.831.000,-
pembelajaran kelompoklainnya
4. Model Pembangunan PertanianBerkelanjutan Berbasis Inovasi(m-P2BBI) Mendukung
Agribisnis Sayuran DataranRendah Kota Payakumbuh
Provinsi Sumatera Barat
Penjab Pelaksana Kegiatan :Ir. Ismon Lenin, M.Si
Biaya : Rp. 149.917.000,-
SMARTDNo. SPK :39.168/PL.040/I.1/02/20
15.KTgl. : 28 Februari 2015
Badan Litbang PertanianJakarta
3 tahun Didapatkannya modelpembangunan pertanianberkelanjutan berbasis
inovasi padi sawahdataran tinggi
mewujudkan sistempertanaian bioindustri di
Sumatera BaratPeningkatan kapasitas
SDM petani danKelembagaan pendukung
Model pembangunan pertanian berkelanjutanberbasis inovasi padi sawah dataran tinggimewujudkan sistem pertanaian bioindustri di
Sumatera BaratPeningkatan kapasitas SDM petani dan
Kelembagaan pendukung
5. Model Pembangunan PertanianBerkelanjutan Berbasis Inovasi(m-P2BBI) pada Padi Sawah
Dataran Tinggi Sumatera Barat
Penjab Pelaksana Kegiatan :Ir. Nasroel Husen, MS
Biaya : Rp.130.505.000,-
SMARTDNo. SPK :39.166/PL.040/I.1/02/20
15.KTgl. : 28 Februari 2015
Badan Litbang PertanianJakarta
3 tahun Didapatkannya modelagribisnis sayuran dataranrendah melalui dukungan
inovasi teknologi budidayadan sistem perbenihan
yang menjaminkeberlanjutan produksi.
Varietas dan teknologibudidaya sayuran dataran
rendah yang efisien
Model agribisnis sayuran dataran rendah melaluidukungan inovasi teknologi budidaya dan sistemperbenihan yang menjamin keberlanjutan
produksi. Varietas dan teknologi budidayasayuran dataran rendah yang efisien
No Judul Kerjasama Nama Mitra/No.KotrakKerjasama/No.
SuratPenawaran/Alamat
Mitra
JangkaWaktu
Luaran yang Diharapkan Luaran yang Dihasilkan
6. Pengembangan Varietas UnggulDaerah
Penjab Pelaksana Kegiatan :
Ir. Ismon Lenin, M.SiBiaya : Rp. 32.000.000,-
Pemerintah KotaPadang Panjang
1 tahun Berkembangngnyavarietas unggul padi lokalSaganggam Panuah
Berkembangngnya varietas unggul padi lokalSaganggam Panuah
7. Pengujian dan PenerapanInovasi Teknologi Pengelola
PT. Biosindo MitraJaya
1 tahun Didapatkannya 1 (satu)paket rekomendasi
Didapatkannya 1 (satu) paket rekomendasipenggunaan pupuk hayati biotrent spesifik lokasi
Hara Spesifik Lokasi (PHSL) diSumatera Barat
Penjab Pelaksana KegiatanIr. Atman Roja, M.Kom
Biaya Rp. 8.030,000,-
No. MoU :01/BMJ/IV/2015763/KL.130/I.12.3/4/
2015Tgl. : 15 April 2015
Jakarta
penggunaan pupuk hayatibiotrent spesifik lokasiuntuk komoditas padi
sawah
untuk komoditas padi sawah
8. Pelatihan PembekalanWirausaha Sarjana PemberdayaMasyarakat Nagari (SPMN)
Angkatan XIII Tahun 2015,Padang 6 April s/d 9 Mei 2015
Penjab Pelaksana Kegiatan
KSPPBiaya Rp. 10.000.000,-
BPM ProvinsiSumatera BaratFakultas Teknik
IndustriUniversitas Andalas
PadangNo. Surat
Penawaran :411.3/33/UEM-BPM-
2015Tgl. : 23 Januari
2015
1 tahun Meningkatnyakemampuan SPMN dalammelakukan inovasi
teknologi, dankelembagaan;
Berkembangnya wawasanSPMN menjadi wirausaha
baru: Meningkatnya peranSPMN sebagai mitra
pemerintah NagariTersebarnya inovasi
teknologi pertanian BadanLitbang melalui
penyediaan Nara Sumber
Kmampuan SPMN dalam melakukan inovasiteknologi, dan kelembagaan; Peningkatanwawasan SPMN menjadi wirausaha baru:
Peningkatan peran SPMN sebagai mitrapemerintah Nagari
Penyebaran inovasi teknologi Badan LitbangPertanian melalui penyediaan Nara Sumber
9. Implementasi DesainPengelolaan Air kebunPercobaan Sukarami dan
Rambatan
Penjab Pelaksana KegiatanAzwar Chan, SP
Biaya Rp. 300.000.000,-
Balai BesarPenelitian danPengembangan
Sumberdaya LahanPertanian
No. SPK :488.2/HM.210/I.8/3/
2015Tanggal. : 5 Maret
2015Bogor
1 tahun Meningkatnya kinerja danproduktivitas lahan KPSukarami dan KP
Rambatan
Peningkatan kinerja dan produktivitas lahan KPSukarami dan KP Rambatan
10. Upaya Perlindungan Hukumterhadap Barang Milik Negarapada BPTP Sumbar Tahun 2015
Penjab Pelaksana KegiatanIr. Artuti, MS
Biaya Rp. 140.460.000,-
Sekretaris BadanLitbang PertanianNo. SPK :
98.4/HM.230/I.1/5/2015.K
Tgl. : 25 Mei 2015Jakarta
1 tahun Terciptanya jaminankepastian hukum danperlindungan secara
hukum terhadap barangmilik negara pada BPTP
Sumbar
Jaminan kepastian hukum dan perlindungansecara hukum terhadap barang milik negara padaBPTP Sumbar
11. Pembuatan Demplot BudidayaPadi Teknologi Salibu
Pertamina AEPASET 2 FIELD
1 tahun Meluasnya penyebaranbudidaya padi teknologi
Penyebaran budidaya padi teknologi Salibu
No Judul Kerjasama Nama Mitra/No.KotrakKerjasama/No.
SuratPenawaran/Alamat
Mitra
JangkaWaktu
Luaran yang Diharapkan Luaran yang Dihasilkan
12. Pemanfaatan danPengembangan Riset UnggulanBPTP Sumbar untuk Perumusan
Kebijakan diProvinsi/Kabupaten/Kota di
Sumatera BaratTiga Riset Unggulan :
Prospek Pengembangan UsahaPerbenihan Kentang di
Sumatera Barat oleh Ir.Yulimasni
Prospek Pengembangan UsahaIntegrasi Sapi-Padi-Sawit-Kakao
di Sumatera Barat oleh Prof. ®.Dr. Abdullah Bamualim, M.Sc
Prospek Pengembangan UsahaBudidaya Bunga Krisan Potong
di Sumatera Barat oleh Ir.Nirmala F. Devi, M.Sc
Penjab Pelaksana KegiatanKSPP
Bappeda ProvinsiSumatera BaratNo.
070/175/III/Litbang/Bappeda-2015
Tgl. : 24 Maret 2015
1 tahun Tersebarnya inovasi
teknologi pertanian Badan
Litbang melalui
penyediaan Nara Sumber
Penyebaran inovasi teknologi pertanianBadan Litbang melalui penyediaan NaraSumber
Penjab Pelaksana KegiatanIr. ErdimanBiaya Rp. 114.000.000,-
ADERA
No. SPK :./…/AP3240/2015-SO
Tgl. : 22 Maret 2015Palembang
Salibu
SASARAN INDIKATOR KONERJA Realisasi (%)
2015 2016 2017 2018 2019
Meningkatnya Sinergi
Operasional Pengkajian
Dan Pengembangan
Inovasi Pertanian
Jumlah Rekomendasi
Kebijakan Pembangunan
Nasional (Rekomendasi)
100
SASARAN Indikator
Kinerja
Realisasi (%)
2015 2016 2017 2018 2019
Kerjasama
Nasional
100
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Capaian kinerja BPTP Sumatera Barat TA 2015-2019.
Tabel. Capaian Jumlah Kinerja kerjasama nasional dan internasional BPTP Sumatera Barat 2015-2019.
Sasaran 5 Meningkatnya sinergi operasional pengkajian dan
pengembangan inovasi pertanian.
Indikator kinerja
Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan
nasional.
Target
1
Realisasi
1
%
100
Analisis kebijakan Mendukung Pengembangan Komoditas
Unggulan di Sumatera Barat.
Terumuskan sistem pemasaran kakao, gambir dan beras yang efisien yang
mampu meningkatkan share harga yang diterima petani meningkat dari
sebelumnya. Terberdayakan gapoktan yang potensial yang memiliki modal
untuk membeili produk pertanian khususnya gambir dan kakao dari petani
anggota di wilayah kerja gapoktan. Petani produsen komoditas tersebut juga
terhindar dari praktek sistem ijon baik dari pedagang gambir dan kakao,
maupun dari rentenir yang biasanya memberikan pinjaman untuk memenuhi
kebutuhan harian keluarga terutama petani .
Capaian kinerja BPTP Sumatera Barat TA 2015-2019.
Tabel. Capaian jumlah kinerja sinergi operasional pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian BPTP
Sumatera Barat 2015-2019.
Akuntabilitas Keuangan.
Pagu anggaran Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
SumateraBarat Tahun Anggaran 2015 dengan Nomor DIPA SP DIPA-
018.09.2.567449/2015 tanggal 8 Desember 2015 sebesar
Rp.34.752.453.000, sesuai dengan revisi terakhir anggaran DIPA Yang
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Barang Non Operasional Rp. 15.968.862,-) dan Belanja Modal Rp.
2932.586,-.
Tabel. Anggaran perjenis belanja BPTP Sumatera Baratdari TA 2015
No Jenis Belanja
REALISASIAnggaran
Rp Jt Rp Jt %
a
b
1
2
3
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Operasional
Non Operasional
Belanja Modal
TOTAL
13.612.675
18.207.192
2.238.330
15.968.862
2932.586
34.752.453
13.580.254,4
17.904.374,8
2.183.910,948
15.720.463,932
2.673.340
34.157.970,280
99.76
98.34
97.57
98.44
91.16
98.29
Realisasi Anggaran
Total Realisasi Anggaran Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Sumatera Barat Sampai dengan 31 Desember 2015 berdasarkan data i-monev
sebesar Rp. 34.157.970,280, (98.29) dari total anggaran yang dialokasikan sebesar
Rp. 34.752.453.000,- dalam DIPA Tahun Anggaran 2015. Secara lebih rinci dapat
diuraikan bahwa realisasi dan sisa anggaran terdiri dari: (1) Realisasi belanja
pegawai sebesar Rp. 13.580.254,400,- atau 99.76 dari pagu sebesar Rp. 13.612.675.000.-
(2) Realisasi belanja barang operasional sebesar Rp. 2.183.910,948.- atau 97.57 % dari
pagu sebesar Rp. 2.238.330.000; (3)Realisasi belanja barang non operasional sebesar
Rp. 15.720.463.932,- atau 98.44 % dari pagu sebesar Rp. 15.968.862.000 dan (4) Realisasi
belanja modal sebesar Rp. 2.673.340.000.- atau 91.16 % dari pagu Rp. 2.932.586.000-.
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Penerimaan Negara terdiri dari Penerimaan Perpajakan dan Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP). Pada tahun anggaran 2015 realisasi pendapatan Negara Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat sampai dengan Desember 2015
adalah sebagai berikut :
Penerimaan Perpajakan
Penerimaan Perpajakan pada BPTP Sumatera Barat sampai dengan Desember 2015
tidak ada dikarenakan Penerimaan Perpajakan khusus Kementerian Keuangan.
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Dalam melaksanakan tugasnya Balai Besar Pengkajian memerlukan dukungan
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
kegiatan yang menghasilkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Dana
tersebut sangat diperlukan untuk mendukung biaya pemeliharaan fasilitas dan
sarana, memperbaiki tenaga penunjang lainnya. Penggalian dana juga sedang
dirintis dengan menjalin kemitraan dengan pihak lain, komersialisasi hasil litbang
dan intensifikasi penerimaan negara bukan pajak terutama penerimaan fungsional
dan akan terus ditingkatkan sehingga kedepan diharapkan sumber dana yang
diperlukan tidak hanya tergantung dari ketersediaan APBN. Target Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat
Tahun Anggaran 2015, sebesar Rp. 401.767.000 ,- Realisasi Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP) Balai Pengkajian Teknologi PertanianSumatera Barat sampai
bulan Desember 2015 sebesar Rp. 590.207.712 (Lima ratus sembilan puluh juta dua
ratus tujuh ribu tujuh ratus dua belas rupiah ),- dari target penerimaan atau 146,90
%.
Tabel. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) BPTP Sumbar per Desember 2015
JENIS PENERIMAAN 2015 2016 2017 2018
TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET
PENERIMAAN UMUM 66.150.000 39.154.012
PENERIMAAN
FUNGSIONAL
335.617.000 551.053.700
JUMLAH 401.767.000 590.207.712
Tabel. Daftar target (Rencana) dan Realisasi PNBP BPTP Sumbar Tahun Anggaran 2015-2019
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Sasaran 7 Jumlah Produksi Benih Sumber.
Target Realisasi %
Jumlah
Indikator kinerja
Produksi Benih Sumber.
Padi FS 6 SS 66.8 FS 6.454 SS 45.011 FS 107 SS 67.3
Jagung FS SS 10 FS SS 0.7 FS SS 7
Kedelai FS 1 SS 29.97 FS 0 SS 4.825 FS 0 SS 16
Perbanyakan Benih Sumber Padi
Mengingat begitu pentingnya fungsi benih dalam ketahanan pangan, maka penggunaan
varietas unggul yang sesuai preferensi konsumen dan sisitem produksi benih secara
berkelanjutan menjadi semakin penting. Untuk meningkatkan penyediaan benih sumber yang
bermutu, maka BPTP Sumbar melakukan kegiatan perbanyakan benih padi sawah yang sesuai
dengan preferensi konsumen.
Pendampingan bagi petani dilakukan mulai dari persemaian, penanaman, pemupukan,
rouging dan panen. Sertifikasi dilakukan oleh petugas/koordinator BPSB-TPH Propinsi Sumatera
Barat pada masing-masing Kabupaten/Kota yang dimulai dari pemeriksaan lapangan kelayakan
calon lokasi sebagai penangkaran, pemerikasaan tanaman pada stadia anakan maksimun,
stadia berbunga dan masak.
Realisasi hasil produksi benih padi sampai akhir Desember 2015 pada musim tanam I
mencapai 62.945 Kg dengan rincian dihibahkan 21.240 kg, masuk gudang 31.855 kg, gagal jadi
benih 9.850 kg. Benih Dasar 6.454kg dan benih pokok 45.011kg dan telah terdistribusi
sebanyak 32.042kg dengan nilai Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp336.408.000.
Kondisi pertanaman pada MT II sampai saat ini cukup baik dan telah panen varietas Inpari 21
sebanyak 750 kg dan B.Piaman 4.450 kg sebagai calon benih dalam proses pelabelan,
sedangkan pertanaman lainnya panen tertunda hingga bulan Februari 2016 berupa varietas
B.Piaman, Inpari 21, dan Inpari 17.
108
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Tabel. HASIL PERBANYAKANBENIH SUMBER PADI TAHUN 2015
(Januari-September 2015/MTI )
NOVARIETAS/KLAS
LOKASI/ TGLPANEN
HASIL GKP (KG) REALISASI BENIH (KG)
KETERANGANAPBN
APBN-P HIBAH
GAGALPANEN
APBN APBN-P
TOTALHIBAH BENIH
(KG)
1. INPARI 21/ SS KP.B.Buat IKP.B.Buat II
300400
300348
- - 250310
245300
- 495610
-
K.Hilalang/10-7-15
500 565 - - 415 385 - 800
7-15Singkarak / 21- 1.120 1.120 - - 935 865 - 1800
12-8-15Parambahan / 2.300 2.381 - 850 1546 1854 - 3.400 20% diSerang
Tikus
15Gawan I / 13-9- 2.500 2.570 - - 2200 2067 - 4.267
9-15Gawan II / 25- 2.000 2.125 1800 1727 3.527
15INPARI 21/FS Bungus / 10-9- 200 368 - - 245 230 - 475
Jumlah 8.920 9.429 850 7701 7673 15.374
2.15
B.Piaman/ SS T.Datar / 29-7- 600 636 3.100 1.800 550 548 3.100 4.198 20% di SerangTikus
31-8-15Parambahan / 2.100 2.117 - 500 1850 1767 - 3.617 Di Serang Tikus
Bungus/10-9-15
- - 660 - - - 660 660
Jumlah 2.700 2.753 3.760 2.300 2400 2315 3.760 8.475
3. PB 42 / SS15Bungus/ 16-9- 1.500 1.633 6.540*
540*- 1180 1104 6.540 8.824
PB 42 / FS15Bungus/ 19-9- 1.684 - 0* - 730 693 997 2.420
Jumlah 3.184 1.633 7.080 1910 1797 7.080 11.244
4. Cisokan / FS31-8-15Parambahan / - - - 1.500 - CVL >15%
5. Inpari 13 /SS8-15Pasaman / 15- 400 450 2.000 500 330 300 2.000 2.630
6. Inpari 19/ FS8-15Pasaman / 15- 50 - 1000 - 29 500 29
109
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
7. Inpari 30/ FS8-15Pasaman / 15- - - - 1500 -
8. Inpara 3 / FS15Bungus / 10-9- 289 - - - 130 125 - 255
9. Junjuang/ SS7-15K.Hilalang/ 27- 600 669 - - 550 500 - 1.050
Junjuang/ FS3-8-15Parambahan / 1.200 - - 510 485 - 995
Jumlah 1.800 669 1060 985 2.045
10.15
Sg.Panuah/ FS Kayuaro / 9-7- 800 856 715 660 1.375
15Guguak / 22-9- 500 550 500 405 905
Jumlah 1.300 1.406 1215 1065 2.280
11.10-8-15
Caredek.M/ SS Parambahan / - - 3.500 - 3.500 3.500
9-15Caredek.M(BS) M.Paneh/ 18- - - 250 250 250
Caredek M/ FS K.Hilalang /10-7-15
- - 1.500
Jumlah 3.750 3.750 3.750
12.15
Anak Daro / SS Bungus / 21-9- 1.600 1.794 3.400 1.200 1300 1520 3.400 6220
13. Siarang /BS Kayuaro / 30-6-15
- 250 - 250 250
JumlahFSSSBS
20.243 18.134 20.740 9850 16046 15.809 21.240 51.965(GAGAL) (APBN) (APBNP) (Hibah) 6.454
45.011500
Perbanyakan Benih Sumber Kedelai di Provinsi Sumatera Barat
Salah satu kendala dalam peningkatan produksi kedelai adalah ketersediaan benih
bermutu. Sejak tahun 2007 pemerintah melaksanakan program benih kedelai berbantuan
110
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
kepada para petani guna mengatasi permasalahan ketersediaan benih bermutu di tingkat
petani. Sebagai lembaga penghasil inovasi teknologi, Balitbangtan dituntut untuk berperan aktif
dalam program nasional tersebut melalui penyediaan benih sumber, terutama dalam kaitannya
dengan upaya percepatan pengembangan varietas unggul baru.
Kegiatan ini bertujuan utama untuk memperkuat sistem perbenihan dan penangkar benih
kedelai di Provinsi Sumatera Barat. Secara terperinci, tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini antara
lain untuk: (a) memproduksi benih sumber varietas unggul kedelai kelas benih dasar (FS)
sebanyak 1,0 ton; dan (2) memproduksi benih sumber varietas unggul kedelai kelas benih pokok
(SS) sebanyak 29,97 ton. Kegiatan dilaksanakan pada berbagai lokasi di Provinsi Sumatera
Barat (Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Sijunjung, dan Kota Sawahlunto) seluas 31,5 ha
untuk memproduksi benih kelas SS dan 1,0 ha untuk memproduksi benih kelas FS. Varietas
unggul yang digunakan sebagai sumber benih kelas SS adalah: Anjasmoro, Panderman,
Bueangrang, dan Gepak Kuning. Sedangkan untuk benih kelas FS adalah Anjasmoro. Komponen
teknologi sesuai anjuran Balitbangtan diterapkan dalam kegiatan ini. Hasil sementara kegiatan
perbanyakan benih kedelai sampai laporan ini ditulis dapat disimpulkan, antara lain: (1)
Kegiatan perbanyakan benih kedelai terealisasi seluas 31,5 ha untuk menghasilkan benih kelas
SS varietas Anjasmoro, Panderman, Burangrang, dan Gepak Kuning. Sedangkan untuk kelas
benih FS varietas Anjasmoro seluas 1,0 ha; (2) Calon benih kedelai yang dihasilkan sebanyak
8.673 kg. Dari calon benih ini, dihasilkan benih bersertifikat kelas benih SS sebanyak 4.825 kg;
(3) Masih akan dihasilkan lagi benih kelas SS yang saat ini dalam proses pasca panen di tingkat
petani dan seleksi benih di UPBS; dan (4) Benih kelas FS saat ini masih stadia mulai berbunga.
Diperkirakan panen pada awal Februari 2016.
111
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Perbanyakan Benih Sumber Jagung di Provinsi Sumatera Barat
Kegiatan produksi benih hibrida dilaksanakan di Kebun Percobaan (KP) Sukarami (April
Juli 2015), dan produksi benih komposit (varietas Sukmaraga) di Kebun BBI palawija Ladang
Laweh (Rambatan – Tanah Datar) dari bulan (Mei – Juli 2015).
Perbanyakan di KP Sukarami seluas (0,75 ha) yang ditujukan untuk menghasilkan benih
jagung hibrida Badan Litbang Pertanian (Bima 19 dan Bima 20) menghasilkan 700 kg benih
Bima 19 dan 1 ton benih Bima 20. Bila dikonversi ke hektar, hasil ini cukup baik yakni sekitar
2,42 t/ha. Sejumlah 400 kg benih Bima 20 telah disalurkan sebagai hibah ke kelompok tani
dalam rangka diseminasi produk Litbang.
Gambar Penampilan pertanaman dan tongkol tanaman jagung pada kegiatan produksi benih
hibrida di KP Sukarami
4.2. Perbanyakan di BBI Ladang Laweh
Kegiatan perbanyakan yang dilakukan di kebun BBI Ladang Laweh seluas lk. 3,5 ha
hanya menghasilkan 285 kg calon benih. Sangat rendahnya hasil ini adalah akibat adanya
musim kering yang parah selama 2 bulan mulai umuri umur 1 bulan setelah tanam (data curah
hujan dapat dilihat pada Lampiran 1) . Dalam proses sertifikasi calon benih ini oleh BPSB
ternyata daya kecambahnya juga tidak memenuhi syarat (hanya 85%), sehingga dinyatakan
112
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
tidak lulus sebagai benih. Rendahnya daya kecambah ini diduga adalah karena fisiologisnya
yang kurang baik akibat kekeringan saat pengisian.
Gambar Penampilan fisik tanaman dan calon benih pada perbanyakan di kebun BBI Ladang
Laweh.
Sampai pada akhir tahun anggaran 2015 (Desember 2015) kegiatan perbanyakan di
kebun-kebun percobaan ini belum menghasilkan benih karena sesuai dengan waktu tanamnya,
tanaman baru pada stadia vegetativ. Bahkan kegiatan perbanyakan yang kedua di KP Sitiung
masih pada tahap pengolahan tanah. Sampai pada stadia vegetativ ini terlihat pertumbuhan
tanaman cukup baik (Gambar ).
KP Rambatan KP Sitiung
KP Sitiung (I) KP Sitiung (II)
Gambar Penampilan pertumbuhan tanaman pada kegiatan perbanyakan benih jagung di KP
Rambatan, KP Sukarami dan KP Sitiung, Desember 2015
113
Lokasi Luas (ha) Perkiraan Hasil (ton)
KP Rambatan
KP Sukarami
KP Sitiung (I)
KP Sitiung (II)
0,90
0,75
0,50
0,60
4,5
4,0
1,5
1,8
Jumlah 2,75 11,8
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Perkiraan Hasil yang Akan Diperoleh
Berdasarkan luasan dan pertumbuhan pertanaman yang masih di lapangan sampai akhir
Desember 2015 diperkirakan benih yang akan diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel Perkiraan jumlah benih yang akan diperoleh dari pertanaman yang masih
berada di lapangan
Berdasarkan perkiraan ini, target 10 ton benih sumber dari kegiatan ini akan dapat
dicapai pada awal tahun 2016.
Target output 10 ton benih sumber belum dapat dicapai karena terjadinya gagal panen
akibat pertanaman mengalami kekeringan.
Berdasarkan luas pertanaman perbanyakan yang diulang di tiga kebun percobaan
diperkirakan target benih sumber yang dihasilkan akan dapat dicapai pada awal tahun
2016.
Sasaran 8 Model Pengembangan Inovasi Teknologi Pertanian
Bioindustri.
Indikator kinerja Target Realisasi %
Jumlah Pengembangan Inovasi TeknologiPertanian Bioindustri.
114
3 3 100
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Implementasi model bioindustri berbasis tanaman jagung mendukung
pengembangan kawasan pengembangan Jagung di Sumatera Barat.
Kegiatan yang dilaksanakan di Kebun Percobaan Rambatan dengan mengimplementasi
model bioindustri berbasis tanaman jagung mendukung pengembangan kawasan jagung
sebagai berikut:
1. Kegiatan budidaya jagung optimal telah dilaksanakan sementara data komponen hasil belum
bisa dilaporkan. Hal ini disebabkan pada pertanaman pertama bulan Juni 2015 mengalami
kekeringan sedangkan untuk pertanaman ke dua belum panen.
2. Kegiatan integrasi tanaman jagung dan sapi telah dilaksanakan, kandang sapi, bak
fermentasi kompos dan bak pengolahan urin telah selesai dimana saat ini telah dipelihara
sebanyak 6 (enam) ekor sapi. Dalam kegiatan ini telah juga telah dilakukan pelatihan
terhadap kelompok tani yang ada di 2 kecamatan (kecamatan Ramabatn dan Lima Kaum)
dengan materi budidaya tanaman jagung, teknik penakarang benih jagung, pembuatan
silase jerami jagung, pengolahan kompos sarasah jagung, pengomposan kotoran sapi baik
kotoran padat maupun cair.
3. Kegiatan perbanyakan benih jagung hibrida dilakukan untuk menghasilkan benih jagung
varietas Bima 19-URI sebanyak 715 kg dan Bima 20-URI sebanyak 450 kg.
4. Telah dilakukan pembuatan media cetak dalam bentuk banner dan leaflet serta buku
Lampiran Foto Kegiatan:
115
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
116
Gambar: Keragaan tanaman jagung kegiatan budidaya dalam upayapeningkatan produktivitas jagug hibrida
Gambar : Keragaan jagung hibrida kegiatan perbanyakan benih jagung hibrida Bima 19-URI
dan Bima 20-URI.
Gambar: Keragaan ternak sapi dan pakan sapi dari fermentasi batang dan daun jagung
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Gambar : Pelatihan budidaya jagung dan pembuatan silase batang dan daun jagung untuk
pakan ternak sapi
Gambar ; Temu lapang dan panen perdana jagung hibrida Bima 19-URI dan Bima 20-URI
Pengembangan Model Pertanian Bioindustri Berbasis Ubi Jalar di Sumatera Barat
Dari pelaksanaan kegiatan Pengembangan Model Inovasi Pertanian Bioindustri Berbasis
Ubi Jalar di Sumatera Barat pada tahun 2015 ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
Nagari Koto Gadang Guguak dan Koto Gaek Guguak, termasuk KP Sukarami, telah dipilih
sebagai kawasan Pengembangan Model Inovasi Pertanian Bioindustri Berbasis Ubi Jalar
di Sumatera Barat. Kedua nagari ini merupakan sentra produksi ubi jalar di Kabupaten
Solok. Petani pada kawasan ini masih memakai varietas lokal dengan teknologi budidaya
sederhana serta kelembagaan petani yang masih lemah.
Telah terbangunnya penyediaan sistem teknologi dasar berupa bibit sumber varietas
unggul dan usaha pasca panen ubi jalar di BPTP Sumatera Barat (KP Sukarami dan
rumah produksi).
Pada tahun 2015 telah dilakukan perbaikan teknologi budidaya ubi jalar pada 7
kelompok tani yang meliputi luas 19,7 ha dan melibatkan 131 petani. Sebanyak 14
varietas unggul ubi jalar dengan teknologi budidaya introduksi secara teknis layak
diaplikasikan pada kawasan pertanaman ubi jalar di Nagari Koto Gaek Guguak dan Koto
Gadang Guguak, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok.
Pengetahuan dan keterampilan 44 orang petani dan 5 penyuluh pertanian mitra binaan
mengenai inovasi teknologi budidaya ubi jalar telah ditingkatkan melalui pelatihan dan
pelaksanaan demonstrasi plot secara partisipatif.
117
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
5.
6.
Pengetahuan dan keterampilan 50 orang wanita tani dan 7 orang penyuluh pertanian
mengenai teknologi pengolahan hasil ubi jalar telah ditingkatkan melalui pelatihan dan
praktek secara partisipatif.
Tujuh kelompok tani dan satu Gapoktan telah diperkuat melalui pembekalan pengurus
dan pendampingan penyempurnaan kepengurusan, penyusunan dan penyempurnaan
AD/ART, penyusunan program kerja, melengkapi administrasi lembaga, serta penetapan
sekretariat dan penyiapan plank merek lembaga.
Pengembangan Model Pertanian Bioindustri Berbasis Gambir di Sumatera Barat
Kegiatan Pengembangan Komoditas Gambir Melalui Pendekatan Bioindustri Pada
Kawasan Sentra Produksi di Sumatera Barat telah dilaksanakan di Kecamatan Mungka,
Kabupaten 50 Kota. Kegiatan terdiri dari tiga sub kegiatan yaitu, a). Identifikasi potensi dan
kendala dalampengembangan sistem usaha agribisnis gambir berorientasi bioindustri. b).
Mengimplementasikan perbaikan teknologi produksi dalam sistem usahatani gambir berorientasi
bioindustri, dan c). Mengimplementasi alternatif teknologi produk olahan gambir berorientasi
bioindustri pada hamparan kelompok tani gambir, dengan tujuan : 1). Diperoleh satu paket
data/informasi tentang potensi dan kendala dalam pengembangan sistem usaha agribisnis
gambir berorientasi bioindustri, 2). Diimplementasikannya perbaikan teknologi produksi dalam
sistem usahatani gambir berorientasi bioindustri, dan 3). Diimplementasikannya alternatif
teknologi produk olahan gambir berorientasi bioindustri pada hamparan kelompok tani
gambir.Diseminasi teknologi budidaya dan pasca panen gambir telah dilakukan dengan kegiatan
sosialisasi, penataan kelembagaan, pelatihan, pembinaan dan penguatan kelembagaan.
Teknologi yang telah diimplementasikan : 1). Teknologi pemupukan dan waktu panen gambir
untuk meningkatkan hasil dan pendapatan usahatani gambir, 2). Teknologi pengempaan daun
gambir untuk memperoleh getah gambir kering bermutu baik, 3). Teknologi pengolahan daun
menjadi teh celup, 4). Teknologi pengolahan daun gambir menjadi permen jelly gambir, dan 5).
Pembangunan dua unit rumah pengering tipe ERK (Efek Rumah Kaca) untuk pengeringan
produk olehan sebagai pengganti oven. Penerapan teknologi dilakukan dengan pelatihan,
pembinaan, dan praktek secara langsung. Dari kegiatan penerapan teknologi tersebut telah
terbangun dua kelompok yang sudah memulai memasarkan produk olahan gambir yaitu teh
celup daun gambir dan jelly daun gambir yaitu KWT Sambal dan KWT Simpang Tigo.
118
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Hasil panen satu kali kempa gambir dibutuhkan 18-22 kg daun gambir untuk meng
hasil getah kering 4,7 kg. Untuk satu hektar lahan menghasilkan getah kering rata-rata 700,7
kg setara dengan 5.605 kg daun gambir. Hasil pengujian efektifitas beberapa bahan
dekomposer terhadap kandungan hara kompos ampas kempaan daun gambir menunjukkan
bahwa bahan dekomposer terbaik adalah EM-4, pupuk kandang,Tricoderma, danStardek.
Teknologi pengolahan teh celup dengan kualitas terbaik dengan waktu fermentasi daun selama
12 jam dan menggunakan daun pada tingkat ketuaan daun pucuk, pada kondisi ini diperoleh
kandungan tanin lebih rendah yaitu 2,1% dan katechin 2,5%. Teknologi pengolahan jelly daun
gambir yaitu melalui perebusan daun gambir dengan larutan garam 1,5% selama 10 menit,
dan penambahan karagenan sebanyak 3%, pada kondisi tersebut diperoleh perlakuan terbaik
dari segi organoleptik dan kandungan tanin 0,39% serta katechin 0,9%.
Gambar : Pelatihan pembuatan kompos ampas kempaan daun gambir
119
No. Indikator Outcome/IndikatorKegiatan
2014 2015
Target Capaian Target Capaian
1 Jumlah teknologi spesifik lokasi 5 5 5 6
2 Jumlah teknologi yangdidiseminasikan ke pengguna
8 10 3 3
3 Jumlah kegiatan pendampinganinovasi pertanian dan programstrategis nasional/daerah
6 6 6 8
4 Jumlah rekomendasi kebijakanmendukung empat sukseskementerian pertanian
2 2 1 1
5 Jumlah kerjasama pengkajian,pengembangan danpemanfaatan inovasi pertanian
1 1 1 1
6 Bio Industri 3 3
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
120
Pelatihan pengemasan teh daun gambir dan pembuatan permen jelly gambir
Tabel. Perbandingan Capaian Output Kinerja BPTP Sumatera Barat Th 2014 - 2015
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
IV. PENUTUP
Kegiatan penelitian, pengkajian dan diseminasi yang dilaksanakan pada tahun
2015 mendapat dukungan pendanaan dari APBN. BPTP Sumatera Barat pada
tahun 2015 ini mengacu kepada 14 program dalam Rencana Aksi BBP2TP.
Program tersebut terdiri dari satu program utama, yaitu: Penciptaan Teknologi
dan Varietas Unggul Berdaya Saing, dengan sub program Pengkajian dan
Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian dengan 14 kegiatan utama,
yaitu: (1) Pengkajian teknologi unggulan spesifik lokasi; (2)Jumlah model
Pengembangan inovasi pertanian bio-industri spesifik lokasi; (3) Jumlah
rekomendasi kebijakan pembangan pertanian; (4) Jumlah teknologi yang
121
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
122
didesiminasikan ke penggunal; (5) Pengembangan kerjasama nasional dan
internasional dalam pengkajian dan pendayagunaan inovasi pertanian; (6)
Koordinasi dan sinkronisasi operasional pengkajian dan pengembangan inovasi
pertanian; (7) Penyediaan petunjuk pelaksanaan (juklak)/petunjuk teknis
(juknis) pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian; (8) Penguatan
manajemen perencanaan dan evaluasi kegiatan serta adminstrasi institusi; (9)
Peningkatan kualitas manajemen institusi; (10) Pengembangan kompetensi
SDM; (11) Peningkatan pengelolaan Laboratorium; (12) Peningkatan
pengelolaan kebun percobaan; (13) Peningkatan penangkaran usaha
pengelolaan benih sumber; dan (14) Peningkatan pengelolaan website dan
database.
Persentase pencapaian rencana tingkat capaian (target) masukan
(input) Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat dalam kegiatan penelitian,
pengkajian, diseminasi, dan kegiatan lain secara keseluruhan adalah sebesar
102.71 %. Capaian tertinggi (133.33%) pada kegiatan pendampingan inovasi
pertanian dan program strategis nasional, sedangkan realisasi keluaran
(output) dan hasil (outcomes) kurang dari target yang ditetapkan terjadi pada
kegiatan Produksi benih sumber (65,67%).. Hal ini disebabkan karena m asih
ada beberapa kegiatan yang belum panen karena ditanam ulang akibat
tanaman pertama mengalami kekering.
Meskipun tidak mencapai realisasi 100%, persentase pencapaian
rencana tingkat capaian (target) realisasi keuangan termasuk relatif tinggi,
yaitu mencapai (98,29 %).
Tingginya capaian realisasi ini antara lain disebabkan bersinerginya
peneliti, penyuluh, litkayasa, dan staf administrasi/keuangan secara baik dan
profesional sebagai penanggung jawab kegiatan maupun sebagai anggota tim
ataupun sebagai pelaksana administrasi/keuangan. Kegiatan monitoring dan
evaluasi (monev) yang dilakukan oleh tim monev BPTP Sumatera Barat secara
berkala berupa monev ex-ante, on-going, dan ex-post juga merupakan salah
satu kunci tingginya capaian realisasi tersebut. Faktor lain yang juga
mempengaruhi adalah terintegrasinya beberapa kegiatan seperti
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
123
pendampingan dan pengawalan program UPSUS, (padi, jagung, dan ATP),
PUAP, PSDS/K, MKRPL, dan Pengembangan Kawasan Hortikultura. Dukungan
yang cukup besar dari dinas/instansi terkait baik di pusat maupun di daerah
juga merupakan salah satu faktor penyebab keberhasilan capaian ini. Selain
itu, besarnya perhatian dan dukungan dari Kepala BPTP Sumatera Barat dan
unit kerja di lingkup BPTP Sumatera Barat kepada tim pelaksana kegiatan
penelitian, pengkajian, dan diseminasi mulai dari perencanaan kegiatan sampai
pelaporan hasil kegiatan juga merupakan faktor penting penyebab tingginya
capaian ini. Kondisi yang kondusif ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan
dimasa mendatang melalui konsistensi dalam menjalankan segala ketentuan,
komitmen, dan kebijakan yang telah disepakati bersama.