59
KEMENTERIAN PERDAGANGAN 2017 BPPP LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PERDAGANGAN

laporan kinerja tahun 2016

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: laporan kinerja tahun 2016

KEMENTERIAN PERDAGANGAN 2017

BPPP

LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PERDAGANGAN

Page 2: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 i

KATA PENGANTAR

Dengan berlakunya Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 08/M-DAG/PER/2/2016 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan yang ditetapkan pada 5 Februari 2016,

maka terdapat perubahan nomenklatur pada unit kerja di lingkungan Kementerian

Perdagangan. Salah satu perubahan tersebut terdapat pada BPPP yang semula Badan

Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan (BP2KP) menjadi Badan Pengkajian

dan Pengembangan Perdagangan (BPPP). Walaupun terjadi perubahan, peran BPPP

terhadap penyusunan kebijakan perdagangan nasional masih tetap konsisten, yaitu

menghasilkan rekomendasi kebijakan yang dapat langsung dimanfaatkan oleh para

stakeholders.

Laporan Kinerja ini telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

baru, yaitu Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014, Peraturan Menteri PAN dan RB RI

Nomor 53 Tahun 2014, serta Kepmendag Nomor 794/2015 tentang Pedoman Penyusunan

Dokumen Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di Lingkungan

Kementerian Perdagangan. Laporan Kinerja menjadi semakin diperlukan dengan adanya

Arahan Presiden Republik Indonesia terkait Upaya Percepatan penyerapan Anggaran dan

disusul dengan terbitnya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249/PMK.02/2011 tentang

Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran K/L.

Dalam penyusunan Laporan Kinerja BPPP tidak terlepas dari kekurangan dan kendala yang

dihadapi dan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, dilakukan koordinasi antar

pelaksana kegiatan dengan melibatkan narasumber yang memiliki pengalaman dalam

pembuatan dan penilaian laporan kinerja.

Demikian, semoga laporan ini dapat berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.

Jakarta, Maret 2017

Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan,

Kasan

Page 3: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 ii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016, adalah ikhtisar yang menjelaskan secara ringkas dan

lengkap tentang capaian kinerja BPPP selama satu tahun anggaran yang disusun

berdasarkan rencana kerja yang ditetapkan dalam rangka pelaksanaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Laporan kinerja pada dasarnya merupakan bentuk

akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi

pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan

laporan kinerja adalah pengukuran capaian indikator kinerja dan evaluasi serta penjabaran

secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja tersebut.

Pengukuran pencapaian sasaran strategis dan indikator kinerja (IK) dalam Laporan Kinerja

BPPP Tahun 2016 mengacu kepada dokumen-dokumen SAKIP, meliputi: Rencana Strategis

2015-2019, Perjanjian Kinerja Tahun 2016, serta Form Pengukuran Pencapaian Kinerja,

dimana telah ditetapkan secara keseluruhan terdapat 3 Indikator Kinerja dari 2 Sasaran

Strategis BPPP.

Sampai dengan akhir 2016, presentase rata-rata capaian 3 indikator kinerja sebesar 161,72%

atau melampaui target yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja. Meskipun terdapat

1 (satu) indikator yang tidak mencapai target, yaitu indikator kinerja “Persentase jenis

data/informasi perdagangan dan terkait perdagangan yang dikelola”, dimana capaiannya

hanya sebesar 35,71%. Berbagai macam tantangan muncul selama tahun 2016 mewarnai

perjalanan BPPP dalam mencapai target indikator kinerjanya.

Sedangkan dari sisi anggaran, realisasi anggaran BPPP selama tahun 2016 mencapai 92,00%.

Berdasarkan PMK Nomor 249/PMK.02/2011, hasil evaluasi kinerja atas pelaksanaan

Rencana Kerja dan Anggaran, maka secara keseluruhan program pengkajian dan

pengembangan kebijakan perdagangan sangat baik. Hal ini ditunjukkan dari capaian aspek

impementasi dan aspek manfaat sebesar 94,87%, sehingga realisasi anggaran program

pengkajian dan pengembangan kebijakan perdagangan sudah tercapai dengan capaian

realisasi output RKAKL sebesar 92,00%. Konsistensi penyerapan dan implementasi anggaran

dalam setiap bulannya sangat baik, di mana konsistensi rencana penarikan dan realisasi

sebesar 100,00%.

Berdasarkan realisasi anggaran dan capaian kinerja tersebut dapat disimpulkan bahwa BPPP dapat memenuhi target capaian kinerja yang baik dengan tetap memperhatikan mutu dari capaian kinerja meskipun berbagai tantangan dihadapi BPPP. Hal ini menunjukkan bahwa BPPP tetap menjaga komitmen dalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara baik, serta terus belajar dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada di tahun-tahun sebelumnya.

Page 4: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

RINGKASAN EKSEKUTIF ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR iv

DAFTAR TABEL v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Peran Strategis BPPP

C. Isu Strategis BPPP

1

1

5

7

BAB II PERENCANAAN KINERJA

A. Renstra BPPP Tahun 2015-2019

B. Rencana Kerja dan RKA BPPP Tahun 2016

C. Perjanjian Kinerja BPPP Tahun 2016

14

14

22

25

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja BPPP

B. Kinerja Anggaran

29

29

43

BAB IV PENUTUP 51

LAMPIRAN

1. Struktur Organisasi BPPP

2. Perjanjian Kinerja

3. Formulir Perhitungan Indikator Kinerja Utama (IKU)

4. Lembar Pengukuran Pencapaian Kinerja (PPK)

5. Hasil Kajian dan Analisa BPPP Tahun 2016

6. Rekomendasi Hasil Kajian dan Analisis BPPP Tahun 2016

Page 5: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Keterkaitan Misi dan Sasaran Kementerian Perdagangan Tahun 2015 - 2019 17

Gambar 2 Keterkaitan antara Sasaran Strategis Kementerian Perdagangan, Misi, Tujuan dan Sasaran BPPP Tahun 2015 – 2019

18

Gambar 3 Keterkaitan Misi, Tujuan, Sasaran dan Indikator BPPP Tahun 2015 – 2019 18

Gambar 4 Diseminasi Hasil-Hasil Kajian BPPP Tahun 2016 35

Gambar 5 Perbandingan Capaian Realisasi Indikator Kinerja BPPP Tahun 2016 42

Gambar 6 Penyerapan Anggaran Program Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan

46

Page 6: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 v

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Target Capaian Indikator Kinerja Sasaran BPPP Periode 2015-2019 19

Tabel 2 Rencana Kinerja Tahunan BPPP Tahun 2016 23

Tabel 3 Rencana Kerja Anggaran BPPP Tahun 2016 25

Tabel 4 Capaian Kinerja BPPP Tahun 2016 29

Tabel 5 Jenis data/informasi yang dikelola Tahun 2014, 2015, dan 2016 41

Tabel 6 Realisasi Anggaran BPPP Tahun 2016 Menurut Unit Organisasi Eselon II 45

Tabel 7 Tingkat Konsistensi Program Pengkajian Dan Pengembangan Kebijakan

Perdagangan

47

Tabel 8 Realisasi Anggaran BPPP Tahun 2016 Menurut Sasaran 48

Tabel 9 Hasil Pengukuran Nilai Total Evaluasi 49

Page 7: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 1

A. Latar Belakang

Setiap instansi pemerintah wajib menyusun laporan kinerja secara berkala serta melakukan pemantauan atas pelaksanaan kegiatan sesuai tugas dan fungsinya

Pertanggungjawaban sumber daya publik (public resources)

merupakan kunci dari proses pengelolaan negara serta merupakan

elemen yang penting bagi demokrasi yang sehat. Pihak legislatif,

eksekutif dan masyarakat sangat ingin mengetahui apakah

pelayanan pemerintah kepada masyarakat telah dilaksanakan

secara transparan, efisien, efektif, ekonomis serta telah sesuai

dengan hukum dan aturan-aturan yang berlaku.

Pada tahun 2014 pemerintah telah menerbitkan beberapa

peraturan baru yaitu Peraturan Presiden RI No.29 Tahun 2014

tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)

dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi RI No.53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Review Atas

Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan. Dengan berlakunya

peraturan tersebut, terdapat beberapa penyesuaian yang

dilakukan pemerintah dalam rangka menciptakan pengelolaan

negara yang lebih baik.

Dalam Perpres No.29 Tahun 2014 dijelaskan bahwa SAKIP

merupakan rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan

prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran,

pengumpulan data, pengklasifikasian, pengiktisaran, dan pelaporan

kinerja pada instansi pemerintah dalam rangka pertanggung-

jawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah.

Penyelenggaraan SAKIP meliputi rencana strategis, perjanjian

kinerja, pengukuran kinerja, pengelolaan data kinerja, pelaporan

kinerja, serta review dan evaluasi kinerja. Penjelasan lebih detail

BAB I PENDAHULUAN

Page 8: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 2

Laporan kinerja sebagai bagian dari evaluasi kegiatan

mengenai format dan sistematika pelaksanaan SAKIP tertuang

dalam Permenpan No.53 Tahun 2014.

Dengan adanya peraturan baru, Kementerian Perdagangan sebagai

bagian dari pemerintah telah memberikan Pedoman Penyusunan

Dokumen Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di

Lingkungan Kementerian Perdagangan melalui Keputusan Menteri

Perdagangan (Kepmendag) Republik Indonesia No.794/M-

DAG/KEP/08/2015 tanggal 18 Agustus 2015. Peraturan ini

mengamanatkan kepada setiap unit kerja Eselon I untuk melakukan

kegiatan pemantauan dan pelaporan kinerja dengan

menyampaikan Laporan Triwulanan (akhir triwulan I, II, dan III) dan

menyusun Laporan Kinerja pada akhir tahun anggaran bagi seluruh

Unit baik Eselon I maupun Eselon II di Lingkungan Kementerian

Perdagangan.

Penyusunan Laporan Kinerja Badan Pengkajian dan Pengembangan

Perdagangan telah mengakomodasi capaian indikator kinerja

dalam RKP 2016, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 45

Tahun 2016 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2017.

Kebijakan tersebut pada hakekatnya untuk mendorong terciptanya

akuntabilitas kinerja pemerintah sebagai salah satu prasyarat

terciptanya pemerintah yang akuntabel dan terpercaya (good

governance). Seluruh instrumen yang terdapat dalam SAKIP

diharapkan dapat menjadi sistem yang handal untuk memperbaiki

proses-proses pengambilan keputusan mulai dari perumusan

kebijakan, perencanaan strategis, perencanaan kinerja tahunan,

pengukuran kinerja, laporan akuntabilitas kinerja serta evaluasi

dan tindaklanjut, berupa perbaikan atau pemecahan atas masalah

yang dihadapi secara berkelanjutan.

Pengukuran kinerja tidak dimaksudkan sebagai mekanisme

pemberian reward and punishment, namun lebih merupakan suatu

Page 9: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 3

metode untuk mengetahui tahapan kemajuan (progress) yang telah

dicapai dibandingkan dengan target dan sasaran yang telah

ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja yang diterangkan dalam

Laporan Kinerja. Laporan Kinerja atas prestasi kerja yang dicapai

dibagi menjadi (a) Laporan Kinerja Intern berupa Laporan Kinerja

Triwulan dan (b) Laporan Kinerja Tahunan. Laporan Kinerja

Tahunan dimaksudkan untuk mengetahui dan menganalisis

kekurangan dan kelebihan capaian kinerja organisasi selama

1 (satu) tahun Anggaran, kemudian dijadikan sebagai dasar

penyusunan target pencapaian kinerja tahun yang akan datang.

Dengan berlakunya Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 08/M-

DAG/PER/2/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Perdagangan yang ditetapkan pada 5 Februari 2016, maka terdapat

perubahan nomenklatur pada unit kerja di lingkungan Kementerian

Perdagangan. Salah satu perubahan tersebut terdapat pada BPPP

yang semula Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan

Perdagangan (BP2KP) menjadi Badan Pengkajian dan

Pengembangan Perdagangan (BPPP). Perubahan ini bertujuan agar

BPPP dapat lebih fokus untuk menghasilkan outcome berupa

rekomendasi kebijakan.

BPPP sebagai salah satu unsur penunjang pelaksanaan tugas

Kementerian Perdagangan yang bertanggungjawab langsung pada

Menteri Perdagangan telah menetapkan program dan kegiatannya

tertuang dalam dokumen Perjanjian Kinerja BPPP. Dalam rangka

pelaksanaan evaluasi terhadap kinerja dan program yang telah

diperjanjikan dalam Perjanjian Kinerja, maka sesuai dengan

ketetapan dalam Nomor 794/M-DAG/KEP/08/2015, BPPP telah

menyusun Laporan Kinerja Tahun 2016 sesuai dengan ketentuan

Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014, Peraturan Menteri

PAN dan RB RI Nomor 53 Tahun 2014, serta Surat Keputusan

Page 10: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 4

Menteri Perdagangan Nomor 794/M-DAG/KEP/8/2015 tentang

Pedoman Penyusunan Dokumen SAKIP di Lingkungan Kementerian

Perdagangan.

Walaupun terjadi perubahan, peran BPPP terhadap penyusunan

kebijakan perdagangan nasional masih tetap konsisten, yaitu

menghasilkan rekomendasi kebijakan yang dapat langsung

dimanfaatkan oleh para stakeholders. Dalam melaksanakan tugas

tersebut, fungsi yang dilakukan oleh BPPP yaitu penyusunan

kebijakan teknis, rencana, dan program pengkajian dan

pengembangan di bidang perdagangan; pelaksanaan pengkajian

dan pengembangan di bidang perdagangan; pemantauan, evaluasi

dan pelaporan pelaksanaan pengkajian dan pengembangan di

bidang perdagangan; pelaksanaan administrasi Badan Pengkajian

dan Pengembangan Perdagangan; dan pelaksanaan fungsi lain yang

diberikan oleh Menteri Perdagangan.

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut di atas, susunan

organisasi BPPP terdiri dari:

1. Sekretariat BPPP (Set. BPPP);

2. Pusat Pengkajian Perdagangan Dalam Negeri ( Puska Dagri);

3. Pusat Pengkajian Perdagangan Luar Negeri ( Puska Daglu);

4. Pusat Pengkajian Kerjasama Perdagangan Internasional (Puska

KPI).

Jika pada tahun-tahun sebelumnya, BPPP dibantu oleh 5 (lima) Unit

Eselon II, sejak tahun 2016 Pusat Data dan Sistem Informasi (PDSI)

pindah menjadi bagian dari Unit Eselon II Sekretariat Jenderal

Kementerian Perdagangan.

Namun demikian, untuk pengelolaan anggaran PDSI masih menjadi

satu bagian Satuan Kerja (Satker) BPPP sampai dengan akhir tahun

2016. Sehingga dalam penyusunan Laporan Kinerja ini masih

menyertakan kinerja PDSI.

Page 11: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 5

B. Peran Strategis BPPP

BPPP sebagai satu-satunya unit elitbangan internal (internal think tank)

Sebagai satu-satunya unit kelitbangan internal (internal think

tank), dukungan BPPP terhadap Kementerian Perdagangan

diwujudkan lewat berbagai rekomendasi kebijakan yang disusun

melalui kajian maupun policy discussion baik di subsektor

perdagangan dalam negeri, luar negeri, dan kerja sama

perdagangan internasional. Disamping dukungan kajian, dalam

rangka meningkatkan pemanfaatan hasil-hasil pengkajian BPPP

juga mengadakan berbagai kegiatan public outreach diantaranya

yaitu diseminasi hasil-hasil pengkajian kebijakan perdagangan dan

penerbitan publikasi ilmiah dan populer BPPP. Diseminasi hasil-

hasil pengkajian kebijakan perdagangan. Kegiatan ini diikuti oleh

para pemangku kebijakan, pelaku usaha serta akademisi dan

masyarakat umum lainnya.

BPPP mempunyai peran yang strategis dalam memberikan bahan

masukan melalui pengkajian kebijakan kepada pimpinan dalam

menyikapi isu-isu perdagangan yang berkembang di masyarakat

maupun sebagai rekomendasi kebijakan untuk pengembangan

kegiatan perdagangan secara nasional, disamping juga

menyediakan layanan berbasis teknologi informasi.

Sehingga, walaupun terdapat perubahan nomenklatur pada 2016,

namun tidak merubah peran strategis BPPP dalam menghasilkan

rekomendasi kebijakan. Sampai dengan akhir tahun 2016, BPPP

masih bertanggungjawab terhadap penyediaan dan pengelolaan

fasilitas teknologi informasi dan komunikasi dalam mendukung

layanan jaringan data dan informasi yang dibutuhkan oleh

stakeholders termasuk masyarakat umum melalui Pusat Data dan

Sistem Informasi.

Peran strategis BPPP dapat terlaksana dengan baik bila

pelaksanaan kajian dan analisisnya berjalan efektif dan efisien.

Page 12: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 6

Peranan strategis dimaksud dengan jelas tergambar pada program

Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan. Program

ini dilaksanakan untuk mengkaji dan mengembangkan kebijakan

perdagangan yang meliputi kegiatan sebagai berikut:

1. Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya BPPP

Di tingkat Eselon II kegiatan Dukungan Manajemen Badan

Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan dilakukan oleh

Sekretariat BPPP. Sekretariat BPPP memiliki kegiatan yang

bersifat koordinatif dan kegiatan penunjang lainnya yang

dilakukan guna mendukung kegiatan masing-masing Unit

Eselon II. Setiap tahun anggaran berjalan, kegiatan Sekretariat

BPPP secara umum tidak mengalami perubahan yang

signifikan, namun setiap tahunnya diupayakan terus

mengalami perkembangan dan peningkatan mutu kegiatan.

2. Pengkajian Perdagangan Dalam Negeri

BPPP melaksanakan kegiatan pengkajian dan pengembangan

kebijakan di bidang perdagangan dalam negeri, termasuk

melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan,

pemantauan, evaluasi serta pelaporan pengkajian dan

pengembangan perdagangan dalam negeri.

3. Pengkajian Perdagangan Luar Negeri

BPPP melaksanakan kegiatan pengkajian dan pengembangan

kebijakan di bidang perdagangan luar negeri, termasuk

melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan,

pemantauan, evaluasi serta pelaporan pengkajian dan

pengembangan perdagangan luar negeri.

4. Pengkajian Kerjasama Perdagangan Internasional

BPPP melaksanakan kegiatan pengkajian dan pengembangan

kebijakan di bidang kerjasama perdagangan internasional,

termasuk melaksanakan penyusunan kebijakan teknis,

pelaksanaan, pemantauan, evaluasi serta pelaporan pengkajian

Page 13: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 7

dan pengembangan kerja sama perdagangan internasional.

Selain melaksanakan kegiatan pengkajian dan pengembangan

kebijakan perdagangan, BPPP juga masih bertanggungjawab

terhadap pengelolaan anggaran pengembangan basis data,

pelayanan data serta pelayanan pengembangan teknologi

informasi.

Bagan struktur organisasi BPPP dapat dilihat pada Lampiran 1.

C. Isu Strategis BPPP

Peluang, Permasalahan, dan Tantangan

Dinamika sektor perdagangan sangat dipengaruhi oleh berbagai

lingkungan strategis yang dapat menciptakan peluang dan

permasalahan. Potensi dan lingkungan stratejik yang

mempengaruhi kinerja untuk pencapaian sasaran dan tujuan

BPPP.

Adapun beberapa potensi BPPP meliputi :

a. Sumber Daya Manusia yang semakin berkualitas

Kualitas sumber daya manusia Badan Pengkajian dan

Pengembangan Perdagangan setiap tahunnya semakin baik. Hal

ini dapat dilihat dari bertambahnya pegawai BPPP yang meraih

gelar S2 dan S3 serta komposisi pejabat fungsional, khususnya

peneliti. Untuk menunjang peningkatan kualitas SDM BPPP

tersebut, selain mengikuti pendidikan formal, BPPP juga

mengadakan berbagai pendidikan dan pelatihan, seminar,

workshop, pemagangan dan joint research baik di dalam

maupun luar negeri. Berikut disajikan komposisi SDM BPPP

berdasarkan tingkat pendidikan dan jenis jabatan.

Jumlah SDM BPPP per 31 Desember 2016 berjumlah 118

pegawai, dengan tingkat pendidikan sebagai berikut:

• S3 sebanyak 4 orang,

• S2 sebanyak 57 orang,

• S1 sebanyak 34 orang,

Page 14: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 8

• D3 sebanyak 7 orang,

• SLTA sebanyak 12 orang,

• SLTP sebanyak 2 orang, dan

• SD sebanyak 2 orang

Sedangkan untuk jumlah pejabat fungsional di lingkungan BPPP

sampai akhir 2016 berjumlah 33 orang, dengan komposisi

sebagai berikut :

• Peneliti sebanyak 26 orang,

• Statistisi sebanyak 3 orang,

• Pranata Komputer sebanyak 1 orang,

• Perencana sebanyak 1 orang, dan

• Analis Kepegawaian sebanyak 2 orang.

Untuk meningkatkan kompetensi SDM yang ada, secara rutin

diadakan berbagai pelatihan dan workshop untuk memperluas

wawasan dan menambah keahlian pegawai di BPPP. Beberapa

pelatihan tersebut misalnya diklat peningkatan kemampuan

bahasa berupa kursus TOELF/IELTS. Workshop/seminar

peningkatan pengetahuan seperti Workshop Knowledge Sharing

dan Workshop Lecture Series secara berkala diadakan dengan

mengundang narasumber yang kompeten dan ahli di bidangnya

untuk berbagi ilmu dan pandangan terhadap isu-isu

perdagangan dan terkait perdagangan yang sedang hangat.

Total rata-rata peserta setiap tahunnya untuk kegiatan diklat

tersebut sebanyak lebih dari 500 orang, baik dari kalangan BPPP

maupun Kementerian Perdagangan pada umumnya

b. Sumber Informasi yang Memadai

Informasi merupakan salah satu hal yang penting bagi kegiatan

kajian dan perumusan kebijakan perdagangan. Sumber

informasi yang dimiliki Badan Pengkajian dan Pengembangan

Kebijakan Perdagangan telah dikembangkan dengan

Page 15: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 9

tersedianya antara lain, database di bidang perdagangan dan

sarana dan prasarana pendukung teknologi informasi. Selain itu,

dalam upaya mendukung kelancaran pelayanan data/informasi

yang cepat dan akurat, BPPP secara rutin berlangganan

datadengan Badan Pusat Statistik (BPS) di bidang informasi

sektor perdagangan. Selain BPS sumber data dan informasi

perdagangan juga di dapatkan dari CEIC, Reuters, Reuters

Knowledge dan WITS.

c. Pemanfaatan Hasil Kajian

Perhatian yang tinggi dari Pimpinan Kementerian Perdagangan

terhadap pemanfaatan hasil kajian menjadi faktor utama bagi

berkembangnya kegiatan kajian di BPPP. Perhatian pimpinan ini

harus diiimbangi dengan peningkatan mutu dan kualitas hasil

kajian sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal. Di samping

pemanfaatan hasil kajian dalam perumusan kebijakan oleh unit-

unit di lingkungan Kementerian Perdagangan, hasil kajian BPPP

diharapkan dapat dimanfaatkan lebih luas misalnya oleh para

pelaku usaha, akademisi, serta instansi pemerintah lainnya

sehingga akan memacu kinerja BPPP dalam menghasilkan kajian

yang berkualitas.

d. Meningkatnya Perhatian Pemerintah terhadap Penelitian

Pemerintah saat ini terus mendorong agar para peneliti yang

ada di berbagai institusi, baik pemerintah, perguruan tinggi,

maupun litbang swasta untuk membantu pemerintah

merumuskan kebijakan publik melalui penelitian yang

dilakukannya. Peneliti diharapkan dapat menyumbangkan

konsep, pemikiran, penemuan, teori dan pendekatan baru yang

dapat dimanfaatkan oleh pemerintah dalam mencapai sasaran

yang ditetapkan dalam rencana pembangunan serta

melaksanakan agenda prioritas yang tertuang dalam Nawa Cita.

Page 16: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 10

Untuk mendukung kebijakan tersebut, pemerintah melalui

Kementerian Ristek dan Dikti dan Kementerian Keuangan

mengeluarkan pedoman penyusunan kegiatan penelitian,

khususnya bagi kementerian/lembaga pemerintah, misalnya

PMK 106/2016 tentang Standar Biaya Masukan Khusus.

e. Berkembangnya Lembaga Pengkajian di Indonesia

Peningkatan kebutuhan akan studi/kajian serta produk-produk

akademis lainnya yang handal dan terpercaya (credible) telah

mendorong tumbuhnya institusi/lembaga penelitian/pengkajian

untuk memenuhi tuntutan kebutuhan tersebut. Kondisi

tersebut mendorong munculnya berbagai institusi pengkajian

yang berkualitas dan diharapkan dapat menciptakan sinergi

kegiatan serta terbukanya kerjasama kajian yang bertujuan

untuk meningkatkan mutu hasil kajian. Selain itu, saat ini telah

banyak berkembang lembaga litbang swasta dan perguruan

tinggi yang telah diakui kredibilitasnya oleh masyarakat,

misalnya CSIS, LM-UI, Lembaga Penelitian UGM dan sebagainya.

Selain berbagai potensi yang dimiliki, BPPP juga menghadapi

berbagai permasalahan dan tantangan baik secara permasalahan

eksternal dibidang perdagangan maupun masalah internal BPPP

dalam melakukan pengkajian dan selanjutnya dapat memberikan

rekomendasi kebijakan pemecahannya. Permasalahan ini tentunya

akan mempengaruhi capaian kinerja BPPP. Adapun permasalahan

internal yang dihadapi BPPP adalah:

a. Terbatasnya Kuantitas dan Kualitas Peneliti

Salah satu kunci sukses untuk memenuhi meningkatnya

permintaan akan kajian dan rekomendasi kebijakan yang

berkualitas BPPP adalah memiliki sumber daya manusia

khususnya peneliti yang jumlahnya proporsional, profesional

dan kompeten di bidangnya. Walaupun setiap tahunnya

Page 17: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 11

diusahakan terdapat penambahan jumlah peneliti, namun

pertumbuhannya tidak secepat naiknya permintaan akan kajian

kebijakan maupun isu-isu perdagangan yang memerlukan kajian

dalam penyusunan kebijakannya. Kondisi ini terjadi karena

terbatasnya alokasi formasi peneliti yang dialokasikan kepada

BPPP setiap tahunnya. Terbatasnya jumlah peneliti ini terlihat

dari rasio pejabat fungsional peneliti yang ada saat ini. Dari total

118 pegawai BPPP pada bulan Desember 2016, yaitu hanya

sebanyak 27 orang yang menjadi Peneliti, dengan rincian

Peneliti Pertama berjumlah 13 orang, Peneliti Muda berjumlah

12 orang, dan Peneliti Madya 2 orang. Jumlah peneliti tersebut

dirasakan masih sangat kurang dibanding beban tugas yang

diemban BPPP mengingat tupoksi baru yang semakin strategis.

Selain terbatasnya jumlah peneliti, kemampuan peneliti dalam

menghasilkan kajian dan output lainnya, seperti karya tulis

ilmiah yang siap diterbitkan pada jurnal-jurnal ilmiah juga

dirasakan masih kurang. Hal ini disebabkan karena hampir

seluruh peneliti BPPP merupakan peneliti muda yang masih

memerlukan banyak bimbingan dan peningkatan kemampuan.

Rata-rata peneliti baru menjabat sebagai fungsional peneliti

selama kurang lebih 1 hingga 2 tahun saja. Dengan demikian

sebenarnya masih terbuka luas kesempatan pembinaan yang

lebih intensif bagi mereka.

Isu tingkat pendidikan para peneliti juga berpengaruh terhadap

kemampuan mereka dalam menghasilkan karya ilmiah yang

berkualitas. Walaupun rata-rata peneliti telah meraih gelar S2,

namun kualitasnya masih dapat ditingkatkan dengan menaikkan

tingkat pendidikan peneliti menjadi S3 dan mengadakan

kegiatan pembangunan kapasitas lainnya yang diperlukan bagi

mereka. Kondisi ini perlu direspon oleh manajemen BPPP

Page 18: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 12

mengingat berdasarkan pengamatan, lembaga-lembaga litbang

dalam dan luar negeri kini tengah berlomba untuk memperbaiki

tingkat kompetensi mereka, dimana salah satunya melalui

perbaikan tingkat pendidikan para peneliti. Bahkan ditemukan

ada lembaga litbang yang hanya menerima lulusan S3 sebagai

peneliti mereka.

b. Rendahnya Minat Pegawai Menjadi Peneliti

Rendahnya jumlah peneliti terutama disebabkan karena

kurangnya minat pegawai BPPP untuk menjadi peneliti pengkaji

di sektor perdagangan. Hal ini perlu disikapi secara serius dan

perlu dicarikan jalan pemecahannya. Sistem kompensasi bagi

peneliti yang telah diatur oleh pemerintah pusat dirasakan

masih kurang menarik, sehingga belum dapat memberikan

motivasi atau rangsangan positif bagi para calon peneliti. Sistem

penghargaan serta fasilitas-fasilitas seperti sarana publikasi atas

karya-karya ilmiah yang telah diberikan oleh BPPP juga ternyata

belum berjalan maksimal sehingga belum dapat menjadi

motivasi yang efektif untuk menjadi peneliti.

c. Masih terbatasnya sarana dan prasarana penunjang pengkajian

Ruang kerja peneliti pada BPPP yang representative perlu

didukung oleh tersedianya sarana kerja pegawai yang berupa

antara lain alat pengolah data yang fungsional. Secara ideal

setiap pejabat peneliti seharusnya mempunyai fasilitas alat

pengolah data (personal computer) masing-masing sehingga

tidak tergantung pada pejabat peneliti lainnya. Selain itu,

dukungan pengadaan sumber informasi dan referensi baik

berupa software maupun hardware pengolah data, literatur

baik berupa buku, jurnal, dan majalah ilmiah dapat dikatakan

tidak ada, sehingga sangat berpengaruh terhadap kualitas hasil

kajian secara akademis.

Page 19: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 13

d. Kualitas hasil yang belum optimal secara akademis

Permasalahan ini masih sama seperti tahun 2015 yang dihadapi

oleh BPPP, dimana minimnya pemanfaatan hasil kajian salah

satunya disebabkan oleh belum tercapainya kualitas maksimal

dari kajian yang dilaksanakan oleh BPPP akibat adanya

kelemahan dari segi akademis. Walaupun telah dilakukan

berbagai tahap perencanaan, monitoring hingga evaluasi

kegiatan kajian, namun tahapan tersebut masih belum dapat

optimal meningkatkan kualitas hasil kajian. Hal ini disebabkan

belum matangnya budaya penelitian yang kritis, tidak mudah

puas terhadap hasil, dan bertanggungjawab pada para peneliti

BPPP serta tidak adanya semacam dewan penasehat atau

pengawas yang dapat memantau kualitas kajian yang

dihasilkan, baik dari proses maupun hasil sebagaimana dimiliki

oleh lembaga litbang yang telah dikenal reputasinya. Selama ini,

review hasil kajian sementara dan akhir hanya dilakukan secara

internal sehingga tidak memberikan dorongan yang cukup

untuk menghasilkan kajian yang lebih berkualitas. Akibatnya,

masih sering ditemui keengganan tim peneliti untuk

mengadopsi masukan-masukan yang diberikan oleh

stakeholders/reviewer yang sebenarnya berguna bagi perbaikan

hasil kajian mereka.

Pada lembaga litbang yang telah well-established, permasalahan

ini dapat diatasi apabila terdapat dewan pengawas/penasehat

maupun keterlibatan stakeholders yang melakukan peer review

terhadap hasil kajian BPPP.

Page 20: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 14

A. Renstra BPPP Tahun 2015-2019

Dinamika lingkungan strategis sektor perekonomian secara umum

dan sektor perdagangan khususnya sedikit banyak telah

memunculkan berbagai persoalan yang luas dan komplikatif. Untuk

merespon berbagai kondisi dan persoalan tersebut dibutuhkan

kebijakan yang artikulatif, responsif, antisipatif, dengan dampak

implementasi yang terukur. Dengan demikian kebijakan yang

dikeluarkan nantinya dapat efektif memberikan solusi terhadap

permasalahan yang dihadapi.

Untuk menghasilkan kebijakan semacam itu dibutuhkan peran

analisis/kajian yang komprehensif. BPPP sebagai internal think tank

di lingkungan Kementerian Perdagangan diamanatkan untuk

melakukan kajian/analisis atas isu-isu kebijakan yang dihadapi oleh

Kementerian Perdagangan secara keseluruhan. Lebih jauh,

diharapkan melalui rekomendasi kebijakan yang dihasilkannya,

BPPP mampu memberikan peran yang berarti dalam menentukan

arah kebijakan Kementerian Perdagangan jauh ke depan, baik bagi

isu-isu terkini (current issue) maupun untuk isu-isu perdagangan

jangka panjang dan strategis.

Agar BPPP dapat lebih optimal mendukung proses penyusunan

kebijakan di Kementerian Perdagangan, maka untuk mengarahkan

kebijakan dan strateginya BPPP menyusun Rencana Strategis BPPP

2015-2019. Renstra tersebut disusun dengan mempertimbangkan

isu-isu kebijakan dan perkembangan sektor perdagangan yang

akan dihadapi oleh Kementerian Perdagangan 5 tahun mendatang.

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Page 21: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 15

Visi dan misi pembangunan Pemerintahan Presiden Joko Widodo

dijabarkan dalam 9 agenda prioritas “Nawa Cita” yang berisi cita-

cita pembangunan Indonesia di segala bidang. Nawa Cita disusun

berdasarkan ideologi “Trisakti”, yang pertama kali dicetuskan oleh

Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, dalam

menyelesaikan berbagai permasalahan pembangunan bangsa dan

negara. Konsep Trisakti sendiri terdiri dari 3 pilar: 1) Kedaulatan

dalam politik, 2) Berdikari dalam ekonomi, dan 3) Kepribadian

dalam kebudayaan. Berdasarkan konsep asli Trisakti, pemerintah

baru kemudian menjabarkan lebih rinci ketiga pilar tersebut ke

dalam 31 agenda strategis, dengan rincian 12 agenda strategis

untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat dalam bidang politik,

16 agenda strategis untuk menuju Indonesia yang berdikari dalam

bidang ekonomi, dan 3 agenda strategis untuk Indonesia yang

berkepribadian dalam kebudayaan.

Dari 9 agenda prioritas Nawacita, 3 pilar Trisakti dan 31 agenda

strategis kemudian Kementerian Perdagangan mengidentifikasikan

tujuan-tujuan/sasaran strategis pembangunan yang sekiranya

terkait dengan tugas pokok dan fungsi Kementerian Perdagangan.

Hasil identifikasi ini kemudian menjadi dasar bagi penetapan

operasional kegiatan di Kementerian Perdagangan selama 5 tahun

ke depan, termasuk di BPPP.

BPPP sebagai salah satu unit pendukung Kementerian Perdagangan

yang melakukan pengkajian kebijakan di bidang perdagangan

memiliki pandangan jauh ke depan untuk mendukung

pembangunan sektor perdagangan sesuai dengan amanat dari

Nawa Cita.

Pandangan ini kemudian dinyatakan dalam Rencana Strategis BPPP

yang merupakan bagian integral dari Rencana Strategis

Kementerian Perdagangan 2015-2019. Oleh karena itu visi BPPP

Page 22: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 16

juga merupakan bagian integral dari visi pembangunan

perdagangan 2015-2019 yang dirumuskan untuk menggali dan

menyampaikan persepsi yang sama mengenai pembangunan

perdagangan. Persepsi tersebut diwujudkan dalam bentuk

komitmen jajaran BPPP untuk merealisasikan visi dan misi

pembangunan nasional di bidang perdagangan.

Sesuai dengan arahan Presiden Republik Indonesia dalam rapat

kabinet pertama, maka ditetapkan hanya ada visi dan misi Presiden

dan seluruh Kementerian/Lembaga diminta untuk menjabarkan

operasionalisasi visi dan misi presiden tersebut dalam kegiatan

masing-masing organisasi. Oleh karena itu dalam rangka

menentukan cita-cita yang ingin dicapai dalam jangka menengah

dan panjang dan dengan mempertimbangkan perkembangan,

masalah dan berbagai upaya pembangunan perdagangan ke depan

maka visi BPPP 2015-2019 adalah: “Terwujudnya Indonesia yang

berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong

royong”.

Dengan visi ini BPPP berkomitmen mendukung visi Kementerian

Perdagangan dalam mewujudkan visi pemerintahan baru melalui

pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya menjadi unit pengkaji

(think tank) yang dapat dipercaya (credible) dan secara aktif serta

responsif terlibat langsung dalam penyusunan kebijakan

perdagangan.

Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka harus

ditentukan cara-cara yang harus ditempuh oleh setiap unit eselon

II yang ada di lingkungan BPPP yang tertuang sebagai misi. Misi

tersebut merupakan sesuatu yang harus diemban dan

dilaksanakan oleh unit kerja terkait untuk mendukung pencapaian

visi. Dengan pernyataan misi ini, diharapkan seluruh pegawai BPPP

dapat memahami peran unit kerja secara lebih baik, dan dapat

Page 23: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 17

berpartisipasi dalam mendorong keberhasilannya dengan

melaksanakan perannya masing-masing dengan baik. Oleh karena

itu, untuk mewujudkan visi tersebut maka misi BPPP adalah:

“Menghasilkan rekomendasi kebijakan perdagangan yang berdaya

guna berdasarkan hasil kajian”.

Sebagai penjabaran dari Visi dan Misi BPPP, maka tujuan yang

ingin dicapai pada periode 2015-2019 adalah: ”Penyediaan

rekomendasi kebijakan perdagangan yang artikulatif, tepat waktu,

dan sesuai kebutuhan pemangku kepentingan”.

Sasaran strategis yang ingin dicapai BPPP pada periode tahun

2015-2019 adalah :

1. Sasaran strategis untuk Kementerian Perdagangan:

“Meningkatnya kualitas kebijakan dan regulasi berbasis kajian”

2. Sasaran strategis tingkat Eselon I:

”Tersedianya rekomendasi kebijakan sebagai bahan

perumusan kebijakan”.

Adapun diagram keterkaitan misi – tujuan – sasaran strategis -

indikator BPPP dengan Kementerian Perdagangan dapat dilihat

pada beberapa diagram berikut: (Gambar 1, 2, dan 3).

Page 24: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 18

Gambar 1. Keterkaitan Misi dan Sasaran Kementerian Perdagangan Tahun 2015 - 2019 Sumber: Dokumen Review Renstra BPPP (2016)

Gambar 2. Keterkaitan antara Sasaran Strategis Kementerian Perdagangan, Misi, Tujuan dan Sasaran BPPP Tahun 2015 – 2019

Sumber: Dokumen Review Renstra BPPP (2016)

Page 25: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 19

Dari gambar 1 dan 2, BPPP mendukung Kementerian Perdagangan

melalui peran BPPP terhadap seluruh pencapaian Sasaran Strategis

Kementerian Perdagangan. Dari situ, BPPP kemudian menetapkan

misi, tujuan, dan sasaran strategis sebagaimana telah dijelaskan

diatas hingga indikator sasaran yang akan dicapai oleh BPPP pada

tahun 2015-2019, yang terangkum pada diagram berikut:

Gambar 3. Keterkaitan Misi, Tujuan, Sasaran dan Indikator BPPP Tahun 2015 - 2019 Sumber: Dokumen Review Renstra BPPP (2016)

Adapun target capaian indikator kinerja sasaran BPPP pada tahun

2015-2019 dapat dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 1. Target Capaian Indikator Kinerja Sasaran BPPP Periode 2015-2019

Indikator Kinerja Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

(1) Persentase rekomendasi yang digunakan untuk perumusan kebijakan di sektor perdagangan

20

25

30

35

40

(2) Persentase rekomendasi /masukan kebijakan yang disampaikan ke K/L/D/I

10

15

20

25

30

(3) Persentase jenis data/informasi perdagangan dan terkait perdagangan yang dikelola

5

10

15

20

25

Indikator kinerja sasaran strategis BPPP di atas selanjutnya akan

dijabarkan menjadi sasaran dan indikator kinerja kegiatan pada

tingkat eselon II yang akan diuraikan lebih detail pada bagian

Page 26: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 20

selanjutnya review ini. Sebagai catatan, dalam perumusan sasaran

dan indikator kinerja kegiatan BPPP (khususnya Indikator kinerja I

dan II), sesuai PMK 106/2016 tentang Standar Biaya Masukan TA

2017, disusun berdasarkan metode ADIK (Arsitektur Data dan

Informasi Kinerja).

Dari sasaran dan indikator kinerja utama (IKU) tersebut kemudian

diturunkan ke dalam sasaran dan indikator kinerja kegiatan (IKK)

yang ada pada eselon II di lingkungan BPPP. Adapun indikator

kinerja kegiatan yang digunakan pada sasaran ini berasal dari

seluruh unit eselon II di lingkungan BPPP. Mengingat hasil IKU

bersifat outcome (hasil lanjut/dampak dari output), maka terdapat

beberapa catatan dalam menerjemahkan IKU ke dalam IKK,

khususnya terkait penghitungan targetnya, yaitu sebagai berikut:

a. Jumlah target IKU pertama yaitu persentase rekomendasi

kebijakan bukan merupakan akumulasi jumlah target output

pada level IKK yaitu Layanan pengkajian dan laporan forum

diskusi. Penentuan target IKU didasarkan pada fakta bahwa

selama ini tidak semua hasil kajian yang akan sepenuhnya

digunakan dalam penyusunan kebijakan. Oleh karena itu,

jumlah rekomendasi kebijakan dihitung berdasarkan

rekomendasi kebijakan yang disampaikan oleh BPPP kepada

unit terkait maupun digunakan oleh stakeholders, khususnya

internal Kementerian Perdagangan.

b. Satuan target IKU kedua berbeda dengan satuan target IKK

pendukungnya pada level eselon II. Perbedaan ini terjadi

karena target pada IKK merupakan keluaran (output) dari

kegiatan tahunan yang dikerjakan oleh unit eselon II.

Sedangkan untuk target IKU ditetapkan dari tindak lanjut

terhadap output pada level IKK sehingga menghasilkan dampak

(outcome).

Page 27: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 21

Dalam rangka mewujudkan visi, misi dan tujuan Kementerian

Perdagangan, maka kebijakan BPPP diarahkan untuk :

1. Peningkatan kualitas dan kuantitas kajian kebijakan di sektor

perdagangan kearah rekomendasi kebijakan yang bersifat

demand-driven dan evidence-based;

2. Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM BPPP, khususnya

peneliti dan pengelola TIK;

3. Peningkatan jejaring kerja dengan pemerintah daerah

(Disperindag, Balitbangda, TPID BI) dan lembaga kelitbangan

lainnya di dalam dan luar negeri dalam rangka pengkajian

kebijakan perdagangan;

4. Peningkatan kapasitas BPPP dalam mendukung pelaksanaan

Sistem Informasi Perdagangan;

5. Diseminasi hasil kajian dan diskusi kebijakan dengan triple

helix dalam rangka penyebarluasan hasil kajian dan konsultasi

publik, baik di pusat dan daerah.

Langkah-langkah/strategi yang ditempuh oleh BPPP, antara lain:

1. Melibatkan pakar/narasumber/tenaga ahli yang kompeten

dan berpengalaman sesuai bidangnya serta stakeholders

terkait lainnya dalam kegiatan pengkajian kebijakan

perdagangan dan penyusunan rekomendasi kebijakan,

2. Mengirim dan mengikutsertakan staf BPPP untuk mengikuti

diklat teknis dan fungsional, pemagangan pada lembaga riset

di dalam dan luar negeri, seminar, workshop, dan forum

ilmiah lainnya,

3. Menyiapkan sarana dan prasarana yang memadai untuk

kegiatan pengkajian dan pengelolaan sistem informasi

perdagangan.

Page 28: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 22

Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan mempunyai 1

(satu) program, yaitu “Program Pengkajian dan Pengembangan

Kebijakan Perdagangan”. Arah pelaksanaan program tersebut

adalah:

1. Pengkajian perdagangan dalam negeri melalui pengkajian

dengan fokus kajian bidang sarana dan lembaga

perdagangan, Bidang logistik, investasi dan fasilitasi usaha,

standardisasi dan perlindungan konsumen;

2. Pengkajian perdagangan luar negeri melalui pengkajian

dengan fokus kajian bidang ekspor impor, pengamanan dan

fasilitasi perdagangan;

3. Pengkajian dan pengembangan kebijakan kerjasama

perdagangan internasional melalui pengkajian dengan fokus

kajian bidang kerjasama multilateral, regional dan bilateral;

4. Pengembangan sistem informasi perdagangan melalui

peningkatan pengelolaan perencanaan, koordinasi,

pembinaan dan pengembangan dalam basis data dan

pelayanan data, pelayanan dan pengembangan teknologi

informasi;

5. Peningkatan tatakelola administrasi yang baik, melalui

peningkatan dukungan manajemen dan dukungan teknis

lainnya dengan fokus peningkatan urusan rencana,

pemantauan program dan kerjasama, urusan administrasi

keuangan, kepegawaian dan umum, urusan evaluasi,

pelaporan dan dokumentasi dalam rangka meningkatkan

kualitas kajian dan pengembangan kebijakan perdagangan.

B. Rencana Kerja dan RKA BPPP Tahun 2016

Rencana Kinerja Tahunan BPPP

Agar dapat menjalankan peran tersebut dengan optimal, maka

BPPP perlu menyelaraskan kembali tugas pokok dan fungsi setiap

unit di lingkungan BPPP serta penyesuaian target kinerja dan

Page 29: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 23

rumusan indikator kinerja yang telah disusun sesuai dengan

nomenklatur baru pada Rencana Strategis (Renstra) BPPP 2015-

2019. Diharapkan sinkronisasi dan penyesuaian yang dituangkan

dalam Review Rencana Strategis BPPP 2015- 2019 Tahun 2016 ini

dapat semakin meningkatkan kualitas proses dan hasil pengkajian

dan pengembangan yang dihasilkan oleh BPPP

Berdasarkan hasil evaluasi kinerja yang tertuang dalam Laporan

Kinerja BPPP Tahun 2016, maka untuk menghasilkan indikator

kinerja yang sesuai dengan perencanaan serta dapat terukur

dengan baik, BPPP di tahun 2016 mengadakan pembahasan untuk

telaah ulang terhadap indikator kinerja yang telah digunakan

sebagai bahan acuan penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT)

selanjutnya.

RKT merupakan penjabaran dari tujuan, sasaran dan program yang

telah ditetapkan dalam Renstra yang akan dilaksanakan melalui

berbagai kegiatan tahunan yang disesuaikan dengan tugas fungsi

BPPP serta anggaran yang akan diterima. RKT juga dijadikan dasar

penetapan Perjanjian Kinerja BPPP. Oleh karena itu, penyusunan

RKT menjadi salah satu langkah perencanaan yang sangat penting

untuk mewujudkan capaian kinerja yang terarah dan terukur serta

implementatif. Adapun rincian RKT BPPP Tahun 2016 adalah:

Tabel 2. Rencana Kinerja Tahunan BPPP Tahun 2016

Sasaran Program Indikator Kinerja Satuan Target

(1) (2) (3) (4)

Meningkatnya Kualitas

Kebijakan dan Regulasi

Berbasis Kajian

Persentase rekomendasi yang digunakan untuk perumusan kebijakan di sektor perdagangan

% 25

Persentase rekomendasi /masukan kebijakan yang disampaikan ke K/L/D/I % 15

Meningkatnya pemanfaatan data/informasi perdagangan dan terkait perdagangan

Persentase jenis data/informasi perdagangan dan terkait perdagangan yang dikelola % 10

Page 30: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 24

Rencana Kerja Rencana Kerja (Renja) BPPP adalah dokumen rencana kerja sebagai

penjabaran dari tujuan, sasaran dan indikator kinerja yang telah

ditetapkan dalam Rencana Strategis BPPP, dan dilaksanakan

selama satu tahun anggaran. Dalam rangka pencapaian visi, misi,

tujuan, dan sasaran strategis, maka telah disusun 1 (satu) program,

yaitu : “Program Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan

Perdagangan” yang meliputi kegiatan: (1) Dukungan Manajemen

dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPPP; (2) Pengkajian dan

Pengembangan Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri dan

Perlindungan Konsumen; (3) Pengkajian dan Pengembangan

Kebijakan Perdagangan Luar Negeri dan Pengamanan

Perdagangan; (4) Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan

Kerjasama Perdagangan Internasional; (5) Pengembangan Sistem

Informasi Perdagangan.

Program merupakan penjabaran kebijakan sesuai visi dan misi

BPPP yang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi masing-

masing Unit Eselon II BPPP. Program dijabarkan ke dalam beberapa

kegiatan yang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi Unit

Eselon III di lingkungan BPPP.

Selanjutnya, disusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) yang berisi

besaran alokasi belanja anggaran yang diperlukan dalam rangka

pencapaian hasil (outcome) dan keluaran (output) dengan indikator

kinerja yang terukur terhadap program dan kegiatan yang

ditetapkan. Pada awal tahun 2016 BPPP mendapat alokasi

anggaran sebesar Rp 64.370.000.000, namun terjadi revisi APBN-P

menjadi sebesar Rp 57.391.470.000,- serta pagu selfblocking yang

tidak bisa dimanfaatkan sebesar Rp 3.834.869.000,- yang

dituangkan dalam 5 (lima) kegiatan sebagai berikut:

Page 31: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 25

Tabel 3. Rencana Kerja Anggaran BPPP Tahun 2016

NO PROGRAM KEGIATAN

PAGU PAGU REVISI

(PERJANJIAN KINERJA)

Pengkajian dan

Pengembangan Kebijakan Perdagangan

64.370.000.000 57.391.470.000

1 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPPP

32.180.000.000 29.243.332.000

2

Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri dan Perlindungan Konsumen

4.460.000.000 2.960.000.000

3

Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan Luar Negeri dan Pengamanan Perdagangan

3.960.000.000 2.459.820.000

4 Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kerjasama Perdagangan Internasional

3.960.000.000 2.860.000.000

5 Pengembangan Sistem Informasi Perdagangan

19.810.000.000 19.868.318.000

C. Perjanjian Kinerja BPPP Tahun 2016

Perjanjian Kinerja Perjanjian kinerja merupakan tekad dan janji rencana kinerja

tahunan yang akan dicapai antara pimpinan instansi pemerintah

atau unit organisasi yang menerima amanah atau tanggungjawab.

Perjanjian kinerja suatu instansi pemerintah atau unit kerja akan

menggambarkan capaian kinerja yang akan diwujudkan oleh suatu

instansi pemerintah atau unit kerja dalam suatu tahun tertentu

dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya.

Dalam perjanjian kinerja terdapat dasar penilaian keberhasilan/

kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan tolok ukur

kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur yang diturunkan

menjadi indikator kinerja. Dengan membandingkan target kinerja

dengan realisasi kerja maka dapat dinilai seberapa besar

pencapaian kinerja dari indikator-indikator kinerja yang sudah

diturunkan dari sasaran strategis organisasi.

Indikator kinerja merupakan ukuran kuantitatif menggambarkan

pencapaian suatu kegiatan dan sasaran yang telah ditetapkan

Page 32: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 26

berupa output maupun outcome. Indikator kinerja keluaran

(output) adalah segala sesuatu berupa produk/jasa (fisik dan atau

non fisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan

dan program berdasarkan masukan yang digunakan. Indikator hasil

(outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya

keluaran kegiatan pada jangka menengah. Outcome merupakan

ukuran seberapa jauh setiap produk jasa dapat memenuhi

kebutuhan dan harapan masyarakat. Indikator kinerja yang

ditetapkan harus dapat diukur dan terkait langsung (relevan)

dengan sasaran.

Tahun 2016, BPPP melakukan perubahan penetapan indikator

capaian sasaran (output/outcome)-nya yang digunakan pada tahun

2010-2015. Hal ini dilakukan untuk menggambarkan dengan jelas

kinerja BPPP yang sesungguhnya melalui output dan outcome yang

dihasilkan.

Pada tahun 2016, sebenarnya BPPP hanya memiliki 1 (satu) sasaran

program yang fokus kepada penyusunan kajian dalam rangka

penyusunan kebijakan, namun karena Pusat Data dan Sistem

Informasi Kementerian Perdagangan masih satu dalam Satuan

Kerja dan Perjanjian Kinerja tidak berubah, maka BPPP memiliki 2

(dua) sasaran program yang dituangkan dalam Perjanjian Kinerja.

Sasaran tersebut terdiri dari (1) Meningkatnya Kualitas Kebijakan

dan Regulasi Berbasis Kajian; dan (2) Meningkatnya pemanfaatan

data/informasi perdagangan dan terkait perdagangan.

Kedua sasaran ini diturunkan menjadi 3 (tiga) Indikator Kinerja (IK)

yang menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU) BPPP yaitu (1)

Persentase rekomendasi yang digunakan untuk perumusan

kebijakan di sektor perdagangan, (2) Persentase rekomendasi

/masukan kebijakan yang disampaikan ke K/L/D/I, dan (3)

Persentase jenis data/informasi perdagangan dan terkait

Page 33: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 27

perdagangan yang dikelola (Lampiran 2).

Hal ini, berbeda jika dibandingkan dengan tahun 2015 yang

memiliki 5 (lima) sasaran program yang dijabarkan pada 7 (tujuh)

indikator kinerja, namun demikian sebenarnya output/outcome

yang dihasilkan tidak berubah hanya lebih menyederhanakan saja.

Indikator kinerja ini juga mendukung indikator kinerja program

Kementerian Perdagangan. Cara penghitungan indikator kinerja

dan sumber data yang digunakan tercantum pada Lampiran 3.

Sasaran 1

Sasaran 2

Meningkatnya Kualitas Kebijakan dan Regulasi Berbasis Kajian

Dalam melaksanakan tugas pokoknya yaitu pengkajian dan

pengembangan perdagangan, BPPP terus berupaya meningkatkan

kualitas kajian/analisis serta regulasi kebijakan perdagangan

berbasis kajian.

Hasil kajian yang berkualitas akan bermanfaat bagi stakeholder.

Sehingga untuk mengetahui kajian/analisis serta regulasi kebijakan

perdagangan berbasis kajian yang dilakukan BPPP bermanfaat

adalah dengan melihat persentase rekomendasi yang digunakan

untuk perumusan kebijakan di sektor perdagangan dan persentase

rekomendasi /masukan kebijakan yang disampaikan ke K/L/D/I.

Meningkatnya pemanfaatan data/informasi perdagangan dan terkait perdagangan BPPP mempunyai peranan penting dalam pemberian data dan

informasi khususnya data-data perdagangan yang diperlukan oleh

pemangku kepentingan baik di lingkungan Kementerian

Perdagangan maupun di luar Kementerian Perdagangan. Sasaran

kedua ini yang mengelola adalah Pusat Data dan Sistem Informasi

dimana bertanggungjawab pada penyampaian data dan informasi

yang tepat guna pada pihak yang berkepentingan.

Page 34: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 28

Ukuran keberhasilan terlaksananya pelayanan data dan informasi

perdagangan tersebut adalah dengan melihat persentase jenis

data/informasi perdagangan dan terkait perdagangan yang

dikelola. BPPP melalui Pusat Data dan Sistem Informasi

menargetkan terjadi peningkatan jenis jumlah data/informasi yang

dikelola dari tahun ke tahunnya.

Page 35: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 29

Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban BPPP untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan

yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan (stakeholders) dalam rangka

mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah

ditetapkan.

A. Capaian Kinerja BPPP

Berdasarkan hasil pengukuran indikator kinerja BPPP seperti yang tertuang dalam

formulir pengukuran pencapaian kinerja (Lampiran 4), secara umum kinerja BPPP

menunjukkan hasil yang baik dimana rata-rata capaian kinerja pada sasaran BPPP tahun

2016 mencapai 161,72% (Tabel 4) dan melebihi harapan yang ditargetkan pada awal

tahun. Hal ini menunjukkan bahwa BPPP telah dapat melaksanakan tugas dan fungsinya

dengan baik.

Tabel 4. Capaian Kinerja BPPP Tahun 2016

Indikator Kinerja Target

/Satuan Realisasi Capaian (%)

SASARAN I Meningkatnya Kualitas Kebijakan dan Regulasi Berbasis Kajian

Persentase rekomendasi yang digunakan untuk perumusan kebijakan di sektor perdagangan

25 % 100,00 % 400,00

Persentase rekomendasi /masukan kebijakan yang disampaikan ke K/L/D/I

15 % 26,32 % 175,44

SASARAN II Meningkatnya pemanfaatan data/informasi perdagangan dan terkait perdagangan

persentase jenis data/informasi perdagangan dan terkait perdagangan yang dikelola

10 % 3,57 % 35,71

Total rata-rata sasaran 161,72

Secara umum, rata-rata pencapaian kinerja BPPP sejak 2010

sampai dengan 2016 selalu di atas 100%. Artinya, bahwa BPPP

dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dalam memberikan

rekomendasi kebijakan sebagai bahan perumusan kebijakan serta

menyediakan data dan informasi yang tepat guna. Pencapaian ini

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Page 36: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 30

juga menunjukkan bahwa BPPP selalu berkomitmen terhadap

kinerja yang hendak dicapainya.

Selain melihat capaian kinerja BPPP secara umum, perlu juga

mengetahui bagaimana capaian kinerja BPPP dari tiap-tiap sasaran

dan indikator kinerja. Oleh karena itu di bawah ini, akan

disampaikan capaian-capaian BPPP selama tahun 2016.

Sasaran 1. Meningkatnya Kualitas Kebijakan dan Regulasi Berbasis Kajian

IK- 1. Persentase rekomendasi yang digunakan untuk

Di tengah dinamika sektor perdagangan yang semakin kompleks,

Kementerian Perdagangan sebagai regulator dituntut untuk dapat

mengeluarkan kebijakan yang solutif, antisipatif, artikulatif dan

responsif. Agar suatu kebijakan dapat memenuhi persyaratan

tersebut maka diperlukan adanya kajian atau analisis.

Untuk mendukung penyusunan kebijakan perdagangan yang

berkualitas, Sasaran Program I BPPP yang akan dicapai selama

tahun 2015 – 2019 adalah “Meningkatnya kualitas kebijakan dan

regulasi berbasis kajian”. Kebijakan/regulasi yang dikeluarkan

pemerintah perlu dilandasi dengan pengkajian terlebih dahulu.

Kajian dalam proses penyusunan kebijakan publik diharapkan

mampu menampilkan alternatif solusi, dampak penerapan,

interaksi berbagai faktor dan efektivitas suatu kebijakan.

Dalam rangka mencapai sasaran strategis 1 didukung oleh dua

indikator kinerja yaitu “ Persentase rekomendasi yang digunakan

untuk perumusan kebijakan di sektor perdagangan” dan

“Persentase rekomendasi/ masukan kebijakan yang disampaikan

ke K/L/D/I”. Rata-rata capaian sasaran sampai dengan akhir tahun

2016 adalah sebesar 287,72% dengan penjelasan sebagai berikut:

Indikator kinerja 1, pada intinya sama dengan indikator kinerja ke-

3 tahun 2015 yaitu persentase hasil kajian yang digunakan dalam

rangka penyusunan kebijakan.

Page 37: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 31

perumusan kebijakan di sektor perdagangan

Berdasarkan jangka waktu penyelesaiannya, kajian dan analisis

BPPP terbagi dalam kajian/analisis jangka panjang dan jangka

pendek baik yang bersifat responsif atau antisipatif. Hasil kajian

BPPP diharapkan dapat menjadi dasar dalam rangka penyusunan

kebijakan perdagangan atau terkait perdagangan, baik oleh

pimpinan/pemangku kepentingan di lingkungan internal maupun

eksternal Kementerian Perdagangan.

Kegiatan pendukung untuk mencapai target indikator kinerja ini

adalah:

1. Kajian/analisis di bidang perdagangan dalam negeri,

perdagangan luar negeri, dan kerjasama perdagangan

internasional;

2. Forum diskusi terbatas isu-isu kebijakan perdagangan dalam

negeri, perdagangan luar negeri, dan kerjasama perdagangan

internasional.

BPPP menargetkan Persentase rekomendasi yang digunakan

untuk perumusan kebijakan di sektor perdagangan pada tahun

2016 adalah sebesar 25% dari total jumlah kajian/analisis yang

dilakukan BPPP pada tahun berjalan (2016). Target pelaksanaan

kajian BPPP selama tahun 2016 adalah 57 kajian/analisis (output

RKAKL), dimana 22 kajian/analisis bidang perdagangan luar negeri,

21 kajian/analisis bidang perdagangan dalam negeri, dan

14 kajian/analisis bidang Kerjasama perdagangan internasional.

Sampai dengan akhir tahun 2016, BPPP telah berhasil melakukan

analisis/kajian sebanyak 88 hasil kajian/analisis BPPP, dimana 76

hasilnya dijadikan sebagai rekomendasi kepada para pembuat

kebijakan baik di lingkungan internal maupun eksternal

Kementerian Perdagangan untuk dijadikan dasar/pertimbangan

dalam penyusunan kebijakan (Lampiran 5).

Page 38: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 32

Rekomendasi hasil kajian/analisis yang disampaikan terdiri dari

29 rekomendasi di bidang perdagangan dalam negeri,

33 rekomendasi di bidang perdagangan luar negeri dan

14 rekomendasi di bidang kerjasama perdagangan internasional.

Beberapa penyebab besarnya jumlah rekomendasi yang

disampaikan daripada kajian/analisis yang dihasilkan adalah (1)

beberapa kegiatan yang tidak masuk dalam APBN Tahun 2016,

tetapi dilakukan BPPP dalam memberikan rekomendasi kepada

Pimpinan, (2) satu kajian/analisis bisa menyampaikan 2 (dua)

rekomendasi sekaligus.

Dengan capaian sebanyak 76 rekomendasi yang telah disampaikan

oleh BPPP kepada stakeholders dari target hasil kajian sebanyak

57 laporan, maka persentase hasil kajian yang digunakan dalam

rangka penyusunan kebijakan sampai dengan akhir tahun 2016

sebesar 100%. Dengan demikian, persentase capaian kinerja IK-1

sampai dengan akhir tahun 2016 adalah sebesar 400% dari total

target tahun 2016. Adapun rincian dari hasil rekomendasi tersebut

dapat dilihat pada Lampiran 6.

Selain memberikan rekomendasi kepada stakeholder berdasarkan

hasil pengkajian dan analisis, BPPP juga menjadi unit yang

menyiapkan bahan press release Menteri Perdagangan terkait

perkembangan kinerja perdagangan luar negeri pada setiap bulan

sejak tahun 2010 hingga saat ini. Selain itu, BPPP juga melakukan

kegiatan yang bersifat rutin dan ad hoc, antara lain:

1. Menyiapkan bahan-bahan yang akan digunakan untuk

presentasi dan keynote speaker Mendag;

2. Menyiapkan laporan perkembangan harga bahan pangan

pokok mingguan yang dikirim ke Kementerian Perekonomian

sebagai bahan rapat koordinasi terbatas (Rakortas) dan

laporan perkembangan harga bahan pokok bulanan yang

disampaikan kepada Mendag dan Eselon I terkait;

Page 39: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 33

IK- 2 : Persentase rekomendasi/masukan kebijakan yang disampaikan ke K/L/D/I

3. Menyiapkan laporan tinjauan pasar bulanan bahan pangan

pokok;

4. Merespon berbagai isu yang ada yang tidak dapat diprediksi

pada awal perencanaan kegiatan, dikarenakan terkait

kebutuhan pimpinan.

Sektor perdagangan tidak dapat dilepaskan dari sektor-sektor

lainnya seperti pertanian, pertambangan, perhubungan, dan lain

sebagainya. Sistem pemerintahan dengan salah satu otonomi

daerah sebagai salah satu fitur utamanya turut menambah

kompleksitas interaksi antar kebijakan, khususnya antara Pusat

dan Daerah. Untuk mendukung efektivitas implementasi kebijakan

pada masing-masing sektor maupun tingkat pemerintahan, maka

kebijakan yang ada maupun yang akan dikeluarkan harus dapat

berinteraksi dengan harmonis. Oleh karena itu, pada tahun 2016

BPPP menargetkan persentase rekomendasi/masukan kebijakan

yang disampaikan ke K/L/D/I melalui publikasi, diseminasi dan

laporan hasil kajian sebesar 15% dari total kajian yang telah

dilaksanakan oleh BPPP pada tahun berjalan.

Kegiatan pendukung untuk mencapai target indikator kinerja ini

adalah:

1. Diseminasi Hasil-hasil Pengkajian dan Pengembangan

Kebijakan Perdagangan;

2. Penyusunan Publikasi Pengkajian dan Pengembangan

Kebijakan di Bidang Perdagangan.

Diseminasi yang dilakukan terhadap hasil-hasil kajian dan analisis

BPPP selalu mengundang Kementerian/Lembaga, Dinas Perindag

Daerah, Asosiasi, Perguruan Tinggi, Pelaku Usaha, dan Praktisi

perdagangan. Sedangkan target pembaca Publikasi yang terbitkan

oleh BPPP khususnya Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan adalah

Page 40: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 34

Kementerian/Lembaga, kalangan akademisi (dosen & mahasiswa),

peneliti, dan lembaga penelitian.

Sampai dengan akhir Tahun 2016, BPPP telah menyelenggarakan

tiga kali diseminasi hasil-hasil pengkajian dan pengembangan

kebijakan perdagangan serta 9 (sembilan) hasil kajian yang

disampaikan yaitu:

1. Diseminasi I dilaksanakan di Hotel Mercure, Surabaya, Jawa

Timur pada tanggal 17 Februari 2016 dengan hasil kajian yang

disampaikan berjudul: (a) Implementasi PP71 Tahun 2015

tentang Penetapan dan penyimpanan Barang Kebutuhan

Pokok dan Barang Penting; (b) Integrasi SRG dengan Pasar

Lelang Forward Komoditi; dan (c) Strategi Pengembangan Jasa

Pergudangan di Indonesia;

2. Diseminasi II dilaksanakan di Trans Luxury Hotel, Bandung,

Jawa Barat pada tanggal 1 April 2016 dengan hasil kajian yang

disampaikan berjudul: (a) Peningkatan Perdagangan Indonesia

dengan Selatan-Selatan; (b) Daya Saing Produk Indonesia dan

ASEAN di Pasar Global; dan (c) Peran Perwakilan Perdagangan

di Luar Negeri;

3. Diseminasi III dilaksanakan di Rocky Plaza Hotel, Padang,

Sumatera Barat, pada tanggal 3 Mei 2016 dengan hasil kajian

yang disampaikan berjudul: (a) Potensi Pelaksanaan Kebijakan

Sensitive Product untuk Mendirikan Kemandirian Pangan; (b)

Pemanfaatan Liberalisasi pasar RRT dan Pasar Korea dalam

rangka Peningkatan Ekspor; dan (c) Liberalisasi Sektor jasa

Pariwisata dan Dampaknya Terhadap Perekonomian

Indonesia;

Page 41: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 35

Gambar 4. Diseminasi Hasil-Hasil Kajian BPPP Tahun 2016

Selain melalui diseminasi, hasil kajian juga disampaikan melalui

publikasi, baik publikasi yang diterbitkan oleh BPPP ataupun yang

diterbitkankan oleh instansi lainnya. Sampai dengan akhir

tahun 2016, hasil kajian BPPP yang dipublikasikan melalui Buletin

Ilmiah Litbang Perdagangan sebanyak 6 (enam) hasil kajian, yaitu:

4. Hubungan Antara Consumption Abroad (Moda 2) dengan

Commercial Presence (Moda 3) di Sektor Jasa Pariwisata

Indonesia (BILP Vol. 10, No.1 Tahun 2016);

5. Penentuan Negara Prioritas Pengembangan ATDAG dan ITPC

Melalui Metode Analitycal Hierarchy Process (BILP Vol. 10,

No.1 Tahun 2016);

6. Proyeksi Ekspor dan Impor Indonesia: Suatu Pendekatan

Vector Autoregressive (BILP Vol. 10, No.1 Tahun 2016)

7. Perkiraan Dampak Asean dan Hong Kong Free Trade Area

(AHKFTA) Terhadap Kinerja Perdagangan Indonesia (BILP Vol.

10, No.2 Tahun 2016)

Page 42: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 36

Sasaran 2. Meningkatnya pemanfaatan data/informasi perdagangan dan terkait

perdagangan

IK- 1. Persentase jenis data/informasi perdagangan dan terkait perdagangan yang dikelola

Untuk mencapai sasaran ini, indikator kinerja yang ditetapkan untuk

mengukur sasaran ini adalah persentase jenis data/informasi

perdagangan dan terkait perdagangan yang dikelola.

Sampai dengan akhir tahun 2016, pencapaian sasaran ini sebesar

35,71% (Tabel 5). IK-1 memiliki cakupan yang luas yaitu

menyangkut pelayanan terhadap unit-unit di lingkungan

Kementerian Perdagangan dan pelayanan kepada masyarakat luas

mengenai kebutuhan data dan informasi perdagangan maupun

terkait perdagangan. Pelayanan data dan informasi meliputi

berbagai jenis layanan termasuk data dan informasi dari hasil

analisis statistik yang diberikan dalam bentuk softcopy maupun

hardcopy antara lain berupa buku statistik perdagangan.

8. Dampak Keberadaan Perwakilan Perdagangan Luar Negeri

Terhadap Kinerja Ekspor Non Migas Indonesia (BILP Vol. 10,

No.2 Tahun 2016)

9. Posisi dan Faktor yang Memengaruhi Kinerja Jasa

Pergudangan Di Indonesia (BILP Vol. 10, No.2 Tahun 2016)

Target hasil kajian yang didiseminasikan/dipublikasi sampai

dengan akhir tahun adalah sebanyak 15% dari total kajian tahun

2016. Dari tiga diseminasi hasil kajian yang telah dilaksanakan

oleh BPPP, ada sembilan kajian yang telah disampaikan ke K/L/D/I.

Selain itu, ada enam kajian yang telah dipublikasikan, sehingga

total kajian yang sudah disampaikan ke K/L/D/I sebanyak 15 hasil

kajian. Dari total 57 kajian/analisis yang dilakukan pada tahun

2016, hasil kajian yang telah disampaikan kepada K/L/D/I adalah

sebesar 26,32%. Dengan demikian, capaian IK-2 sampai dengan

akhir tahun 2016 terhadap target tahun 2016 adalah sebesar

175,44%.

Page 43: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 37

Kegiatan pendukung yang dilakukan Pusat Data dan Informasi untuk

mencapai target kinerja indikator ini adalah:

(1) Pengelolaan data ekspor impor dengan target 4 jenis

data/informasi, Kegiatan ini bertujuan menyediakan data dan

informasi perdagangan serta data/informasi lainnya yang terkait

dalam bentuk database yang siap dioperasikan atau

diolah/dianalisa serta disajikan bagi para pengguna data dan

informasi. Target yang ditetapkan untuk kegiatan ini adalah 4

jenis data/informasi yaitu data ekspor impor realisasi, data

ekspor impor sementara, data PDB, data harga konsumen (HK)

data ini diperoleh dari BPS dan kemudian data diolah sesuai

dengan kebutuhan, target ini tercapai sesuai dengan yang telah

ditetapkan.

(2) Data internal Kemendag, tujuan kegiatan ini yaitu untuk

melakukan inventarisasi data yang dihasilkan dan dikelola oleh

unit-unit di Kementerian Perdagangan, saat ini data pada

Kementerian Perdagangan dihasilkan dan dikelola oleh beberapa

unit di Kementerian Perdagangan sehingga pengelolaan data

tidak terpusat pada unit Pusat Data dan Sistem Informasi. Oleh

sebab itu, dalam rangka mendukung program Satu Data yang

telah dicanangkan oleh pemerintah, maka Pusat Data dan

Sistem Informasi telah melakukan inventarisasi data internal

yang tersedia di Kementerian Perdagangan untuk mengetahui

seluruh data yang tersedia dan dibutuhkan oleh semua unit di

Kementerian Perdagangan. Proses inventarisasi data internal

Kementerian Perdagangan yang telah dilakukan oleh Pusat Data

dan Sistem Informasi pada tahun 2016 adalah melakukan Rapat

Koordinasi Inventarisasi Data dan Informasi, Permintaan

Kelengkapan Elemen Ketersediaan dan Kebutuhan Data serta

Proses Integrasi Data. Proses Integrasi Data dilakukan sejak

Page 44: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 38

bulan September sampai dengan Desember 2016. Untuk tahap

awal, terdapat delapan sistem data internal yang akan

diintegrasikan yaitu: INATRADE, API Online, e-SKA, INSW, SIPT,

SIPO, Bappebti, dan SISWAS PK. Tujuan dari pelaksanaan

integrasi data tersebut agar pengguna data di Kementerian

Perdagangan dapat memperoleh data dengan lebih mudah,

cepat dan akurat.

(3) Pengolahan Data Laporan Atdag dengan target 1 jenis

data/informasi. Kegiatan ini bertujuan untuk menyajikan data

dan informasi yang disampaikan oleh para Atase

Perdagangan/Kepala ITPC tentang berbagai hal yang terkait

dengan isu perdagangan, perkembangan perdagangan,

perkembangan ekonomi negara-negara akreditasi, yang

diharapkan dapat berguna bagi dunia usaha dalam

mengembangkan bisnisnya di negara-negara akreditasi tersebut.

Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk memberikan

dukungan data eksportir serta buyer Negara akreditasi, agar

dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak, target ini tercapai

sesuai dengan yang telah ditetapkan.

(4) Rekonsiliasi Data Impor dan Tarif Bea Masuk Indonesia ke WTO

dengan target 1 jenis data/informasi, kegiatan yang dilakukan

adalah mengolah data impor dan tarif untuk untuk disampaikan

ke Economic Research and Statistic Division – WTO di Jenewa.

Data yang disampaikan adalah data Impor tahun 2015 (nilai,

volume, dan negara asal pada line level tarif nasional) serta data

tarif tahun 2015. Data yang telah disampaikan oleh Indonesia

selanjutnya akan dipublikasikan oleh WTO melalui website TAO

(https://tao.wto.org) agar dapat diakses secara global.

(5) Kerjasama pengelolaan data dengan daerah dengan target 1

jenis data/informasi kegiatan yang dilakukan adalah penyediaan

Page 45: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 39

dan updating Data Ekspor Impor per Propinsi dengan detail

komoditas berdasarkan HS 10 dijit, HS 6 dijit, dan HS 4 dijit, serta

negara tujuan ekspor dan negara asal impor, pelabuhan

bongkar/muat beserta komoditas HS 2 dijit, serta Neraca

Perdagangan Propinsi. Ekspor berdasarkan Sektor yaitu Sektor

Industri, Sektor Pertanian dan Sektor Pertambangan dengan

periode data lima tahun terakhir dan kumulatif bulan berjalan.

Selain itu juga data impor berdasarkan barang ekonomi

(BEC/Board Economic Comodity). Data tersebut tersimpan dalam

dokumen softcopy berupa database dengan format mdb dalam

bentuk Microsoft Office Access Database. Di dalamnya juga

terdapat form aplikasi sebagai user interface untuk mengambil

data sesuai yang dibutuhkan. Aplikasi Ekspor Impor Daerah yang

dibuat ini tiap bulannya akan diupdate oleh daerah/propinsi

dengan sumber data yang berasal dari Pusat Data dan Sistem

Informasi. Untuk meng-update periode data, maka data terbaru

akan dikirim melalui email ke Dinas Perdagangan di daerah

setiap awal bulan atau ketika data terbaru sudah dikirim oleh

BPS ke Pusat Data dan Sistem Informasi. Pada tahun 2016

kegiatan Kerjasama Pengelolaan Data dengan Daerah dilakukan

dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa

Tengah, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi

Sumatera Selatan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Propinsi Jawa Timur, Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi

& UMKM Kalimantan Timur.

(6) Pengelolaan Pelayanan Data Dan Informasi Perdagangan,

Kegiatan ini bertujuan memberikan pelayanan data dan

informasi perdagangan serta informasi lainnya (helpdesk) yang

terkait kepada pengguna data baik di lingkungan maupun di luar

Kementerian Perdagangan melalui internet (website) dan

Page 46: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 40

intranet yang dapat diakses sendiri oleh pengguna data melalui

aplikasi SISTER serta customize data dan informasi sesuai

kebutuhan pemohon.

(7) Penyediaan Data Digital dengan target 9 jenis data/informasi.

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kualitas dan kuantitas

penyediaan dan pelayanan data dan informasi perdagangan dan

informasi terkait lainnya sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Penyediaan data digital ini yaitu CEIC Database (Global CEIC

Database), Data Reuters (Reuters Xtra-3000 dan Reuters

Knowledge), Data JSTOR (Business Collection), Data GTIS, Data

Metal Buletin , Data Asian Metal, Global Trade Analysis Project

(GTAP) Database, WITS - COMTRADE, Data Refensi (CD-Rom IFS

dan DOTs)

Tahun 2015, jumlah data/informasi yang dikelola oleh Pusdatin

sebanyak 64 data/informasi yang terdiri dari: (a) Jenis

data/informasi sebanyak 28 jenis; dan (b) Jumlah Terbitan Data dan

Informasi sebanyak 36 terbitan.

Tahun 2016, BPPP menargetkan terjadi peningkatan jumlah

data/informasi sebesar 10% dari 28 jenis data/informasi yang telah

dikelola sebelumnya pada tahun 2015. Realisasi pada tahun 2016

terjadi peningkatan 1 jenis data yang dikelola yaitu pengelolaan

data internal Kemendag.

Selain itu ada perubahan nama indikator pengelolaan jenis data

yang di tahun-tahun sebelumnya bernama Kerjasama Pengumpulan

Data dengan BPS, maka di 2016 berubah menjadi Pengelolaan data

ekspor impor, akan tetapi esensi dari jenis data yang dikelola sama

dan tidak mengalami perubahan. Adapun rincian data/informasi

yang dikelola BPPP pada tahun 2014, 2015, dan 2016 adalah

sebagai berikut:

Page 47: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 41

Tabel 5. Jenis data/informasi yang dikelola Tahun 2014, 2015, dan 2016

No Keterangan Realisasi

2014 Realisasi

2015 Realisasi

2016

1. Pengelolaan data ekspor impor

4 4 4

2. Pengelolaan data internal Kemendag

1

3. Pengolahan Data Laporan Atdag

1 1 1

4. Rekonsiliasi Data Impor dan Tarif Bea Masuk Indonesia ke WTO

1 1 1

5. Kerjasama Pengelolaan Data dengan Daerah

1 1 1

6. Pengelolaan Pelayanan Data dan Informasi Perdagangan

12 12 12

7. Penyediaan Data Digital 7 9 9

TOTAL 26 28 29

Sampai dengan akhir tahun 2016, BPPP telah menghasilkan 29 jenis

data dan informasi. Capaian ini kurang dari target semula yang

diharapkan terjadi kenaikan 10% dari 28 jenis data dan informasi.

Hal ini terjadi karena, Pusat Data dan Sistem Informasi saat ini baru

melakukan tahap inventarisasi data internal yang tersedia di

Kementerian Perdagangan untuk mengetahui seluruh data yang

tersedia dan dibutuhkan oleh semua unit di Kementerian

Perdagangan. Untuk tahap awal, terdapat delapan sistem data

internal yang akan diintegrasikan yaitu: INATRADE, API Online, e-

SKA, INSW, SIPT, SIPO, Bappebti, dan SISWAS PK. Sehingga jenis

data yang sudah dikelola antara lain:

1. Data Ekspor, Impor, PDB, dan IHK kerja sama dengan BPS

(4 data);

2. Data internal Kemendag (1 laporan proses Integrasi Data yang

dimiliki Kementerian Perdagangan)

3. Laporan Pelayanan data dan Informasi Perdagangan (12 data

laporan bulanan);

4. CEIC DATABASE (Global CEIC Database) (1 data);

Page 48: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 42

5. DATA REUTERS (Reuters Xtra-3000 dan Reuters Knowledge)

(1 data);

6. DATA JSTOR (Business Collection) (1 data);

7. DATA GTIS (Terdiri dari 13 Negara) (1 data);

8. DATA METAL BULETIN (Paket Standard) (1 data);

9. DATA ASIAN METAL (Paket Standard) (1 data);

10. DATA REFERENSI (Buku/CD-ROM) (1 data);

11. DATA GTAP (1 data);

12. DATA WITS (1 data);

13. Rekonsialisasi Data Impor dan Tariff Bea Masuk Indonesia ke

WTO (1 data);

14. Pengalahan Data Laporan Atdag (1 laporan);

15. Pengeloan Data dengan Daerah (1 laporan).

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

Persentase rekomendasiyang digunakan untuk

perumusan kebijakan disektor perdagangan

Persentase rekomendasi/masukan kebijakanyang disampaikan ke

K/L/D/I

Persentase jenisdata/informasi

perdagangan dan terkaitperdagangan yang

dikelola

%

2015

2016

Gambar 5. Perbandingan Capaian Realisasi Indikator Kinerja BPPP Tahun 2016

Page 49: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 43

Jika dilihat dari realisasi capaian per indikator BPPP tahun 2016,

seluruhnya mengalami penurunan dibandingkan realisasi capaian

kinerja per indikator tahun 2015 seperti yang terlihat di Gambar 5.

Hal ini disebabkan, beberapa kegiatan batal dilaksanakan karena

terjadi Revisi DIPA dan APBN-P dan adanya penghematan jilid II

yang bersifat Self-blocking.

B. Kinerja Anggaran

Anggaran BPPP tahun 2016 sebesar Rp. 57.391.470.000,-

Penilaian Kinerja Keuangan

Pada tahun 2016 BPPP mendapat alokasi anggaran sebesar sebesar

Rp. 64.370.000.000,- yang dituangkan dalam 1 (satu) program

kemudian setelah direvisi melalui APBNP menjadi

Rp. 57.391.470.000,- yang dialokasikan ke masing-masing unit

Eselon II, masing-masing: (1) Sekretariat BPPP sebesar

Rp 29.243.332.000,-; (2) Puska Dagri Rp 2.960.000.000,-; (3) Puska

Daglu Rp 2.459.820.000,-; (4) Puska KPI Rp 2.860.000.000,-; dan

(5) Pusat Data dan Informasi Perdagangan Rp 19.868.318.000,-.

Anggaran tersebut digunakan untuk mendukung pelaksanaan

kegiatan (1) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya

BPPP; (2) Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan

Dalam Negeri dan Perlindungan Konsumen; (3) Pengkajian dan

Pengembangan Kebijakan Perdagangan Luar Negeri dan

Pengamanan Perdagangan; (4) Pengkajian dan Pengembangan

Kebijakan Kerjasama Perdagangan Internasional; dan

(5) Pengembangan Sistem Informasi Perdagangan.

Pengukuran untuk evaluasi pelaksanaan RKA-KL dilakukan terhadap

aspek implementasi dan aspek manfaat. Aspek implementasi

dilakukan dalam rangka memberikan informasi mengenai

pelaksanaan kegiatan dan capaian keluaran Indikator, adapun

yang diukur dalam Aspek implementasi adalah :

Page 50: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 44

1. Aspek Penyerapan anggaran;

2. Aspek Konsistensi antara perencanaan dan implementasi;

3. Aspek Pencapaian keluaran;

4. Aspek Efisiensi.

Aspek manfaat dilakukan dalam rangka menghasilkan informasi

mengenai perubahan yang terjadi dalam masyarakat dan/atau

pemangku kepentingan (stakeholder) sebagai penerima manfaat

atas keluaran yang telah dicapai.

Penilaian Kinerja (tingkat keberhasilan program), dilakukan dengan

menghitung Nilai Kinerja (NK) atas aspek implementasi dan aspek

manfaat dikalikan dengan bobot kinerja masing-masing aspek.

Hasil penilaian kinerja, dikelompokan kedalam kategori sebagai

berikut:

1) 90% > NK ≤ 100% dikategorikan Sangat Baik

2) 80% > NK ≤ 90% dikategorikan Baik

3) 60% > NK ≤ 80% dikategorikan Cukup atau Normal

4) 50% > NK ≤ 60% dikategorikan Kurang

5) NK ≤ 50% dikategorikan Sangat Kurang

Berdasarkan pengumpulan data dan mekanisme pengumpulan

data yang dilakukan, maka di peroleh data pengukuran dan

penilaian untuk unit Eselon II kegiatan tahun 2016 di lingkungan

BPPP sebagai berikut:

1. Penyerapan Anggaran

Hasil pengukuran terkait dengan penyerapan anggaran tingkat

Unit Eselon I BPPP Pada tahun 2016 dengan anggaran

Rp 57.391.470.000,- realisasi anggaran sampai dengan akhir

tahun 2016 adalah sebesar Rp 52.800.248.546,- atau 92,00%

(Tabel 7). Realisasi per unit Eselon II di lingkungan BPPP adalah

sebagai berikut:

Page 51: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 45

Tabel 6. Realisasi Anggaran BPPP Tahun 2016 Menurut Unit Organisasi Eselon II

No Unit Organisasi Pagu

Realisasi Anggaran s.d 31 Desember 2016 (dalam Rupiah)

Nilai %

1 Sekretariat BPPP 29.243.332.000 28.137.674.727 96,20

2 Pusat Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri

2.960.000.000 2.932.651.283 99,07

3 Pusat Kebijakan Perdagangan Luar Negeri

2.459.820.000 2.326.685.141 94,58

4 Pusat Kebijakan Kerjasama Perdagangan Internasional

2.860.000.000 2.567.847.217 89,78

5 Pusat Data dan Informasi Perdagangan

19.868.318.000 16.835.390.178 84,74

Total 57.391.470.000 52.800.248.546 92,00

Berdasarkan persentase realisasi anggaran BPPP menurut unit

Eselon II seperti yang terlihat pada Tabel 7, penyerapan anggaran

tahun 2016 yang tertinggi adalah Pusat Kebijakan Perdagangan

Dalam Negeri sebesar 99,07% dan yang terkecil adalah Pusat Data

dan Informasi Perdagangan yaitu sebesar 84,74%. Namun, sebagai

catatan penting besar kecilnya persentase penyerapan anggaran

tergantung dari besaran angka mutlak dari anggaran unit organisasi

unit Eselon II.

Penyerapan anggaran BPPP yang tidak sampai 100% ini tidak

berbanding lurus dengan pelaksanaan kinerja yang secara

menyeluruh telah dilaksanakan dengan baik, dimana anggaran

yang dikembalikan ke negara sekitar 8% atau sebesar Rp

4.591.221.454,-. Artinya BPPP mampu mengoptimalisasikan

pekerjaaan dengan baik meskipun beberapa kali terjadi perubahan

anggaran dalam beberapa kali dan self blocking selama

tahun 2016.

Page 52: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 46

2. Penyerapan Anggaran Program Pengkajian dan Pengembangan

Kebijakan Perdagangan

Efektivitas program mencapai sasaran tidak terlepas dari serapan

anggaran yang digunakan sebagai sumber daya keuangan. Begitu

juga pengaruh keberhasilan pelaksanaan program pada tahun-

tahun sebelumnya. Pada tahun 2016, BPPP memiliki 1 (satu)

program yaitu: Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan

Perdagangan, dan program ini masih sama selama periode

2010-2016 meskipun terjadi perubahan penetapan indikator

capaian sasarannya. Pada Gambar 6, disajikan realisasi anggaran

menurut program selama tahun 2016.

Gambar 6. Penyerapan Anggaran Program Pengkajian dan

Pengembangan Kebijakan Perdagangan

Tingkat konsistensi ketepatan waktu penyerapan anggaran dengan

rencana yang telah di buat setiap bulan oleh BPPP terlihat pada

Tabel 7. Dimana rata-rata konsistensi penyerapan anggaran

program pengkajian dan pengembangan kebijakan perdagangan

terhadap perencanaan sebesar 100,00%;

Page 53: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 47

Tabel 7. Tingkat Konsistensi Program Pengkajian Dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan

Pada Gambar 7 terlihat bahwa pagu anggaran BPPP tahun 2016

mengalami penurunan sebesar 40,58% dari pagu anggaran BPPP

tahun 2015 sebesar Rp 64.183.701.000,-. Namun, jika dilihat dari

persentase capaiannya, capaian tahun 2016 meningkat jika

dibandingkan dengan tahun 2015.

Gambar 7. Perbandingan Pagu Anggaran BPPP dan Persentase Capaian Periode 2011-2016

BULAN RENCANA REALISASI % KONSISTENSI

JAN 1,448,686,000.00 643,203,833.00 1.12 44.40

FEB 3,387,462,000.00 3,484,127,555.00 6.07 102.85

MAR 6,002,598,000.00 7,810,158,253.00 13.61 130.11

APR 9,628,749,000.00 14,925,580,946.00 26.01 155.01

MAY 13,296,705,000.00 21,031,351,023.00 36.65 158.17

JUN 18,027,056,000.00 25,847,332,919.00 45.04 143.38

JUL 24,019,472,000.00 32,064,875,496.00 55.87 133.50

AUG 29,804,269,000.00 35,896,472,136.00 62.55 120.44

SEP 36,532,898,000.00 40,038,146,007.00 69.76 109.59

OCT 42,144,889,000.00 44,276,985,170.00 77.15 105.06

NOV 48,916,290,000.00 47,256,074,007.00 82.34 96.61

DEC 57,391,470,000.00

52,700,540,087.00 91.83 91.83

KONSISTENSI 115.91

Page 54: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 48

Tahun 2016 BPPP mengalokasikan anggarannya untuk dua sasaran

yang diemban, dimana masing-masing sasaran memiliki alokasi

anggaran yang berbeda. Penyerapan anggaran per capaian sasaran

menunjukkan total realisasi anggaran BPPP untuk mendukung

sasaran adalah sebesar 86,33% atau senilai

Rp 19.041.027.169,- dari pagu yang tersedia sebesar

Rp 22.056.934.000,- seperti yang terlihat pada Tabel 8 dengan

rincian sebagai berikut:

Tabel 8. Realisasi Anggaran BPPP Tahun 2016 Menurut Sasaran

Sasaran Indikator Kinerja Target Tahun

2016

Realisasi s.d 31 Desember 2016

Nilai % Meningkatnya Kualitas Kebijakan dan Regulasi Berbasis Kajian

IK-1:

Persentase rekomendasi yang digunakan untuk perumusan kebijakan di sektor perdagangan

6.749.729.000 6.368.366.520 94,34

IK-2:

Persentase rekomendasi /masukan kebijakan yang disampaikan ke K/L/D/I

2.184.905.000 2.086.606.762 95,50

Meningkatnya pemanfaatan data/informasi perdagangan dan terkait perdagangan

IK-3:

Persentase jenis data/informasi perdagangan dan terkait perdagangan yang dikelola

13.122.300.000 10.586.053.887 80,67

Total 22.056.934.000 19.041.027.169 86,33

Page 55: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 49

Evaluasi Kinerja

atas pelaksanaan

Anggaran 2015

Evaluasi Aspek

Implementasi dan

Aspek Manfaat

Berdasarkan PMK Nomor 249/PMK.02/2011, pengukuran dan

evaluasi atas pelaksanaan RKA-K/L mengukur aspek implementasi

dengan indikator dan bobot. Berdasarkan data hasil pengukuran

nilai total evaluasi sesuai dalam Tabel 9, maka didapatkan hasil

penilaian kinerja yang dikelompokan kedalam kategori sebagai

berikut:

1) Penyerapan Anggaran dengan bobot 8,91

2) Konsistensi dengan dengan bobot 18,20

3) Pencapaian Keluaran dengan bobot 41,12

4) Nilai Efesiensi dengan bobot 17,88

Meskipun Aspek Manfaat (Capaian Hasil) pada masa transisi belum

termasuk dalam aspek pengukuran evaluasi pelaksanaan RKA-KL

tahun 2016, namun BPPP mencoba menampilkan capaian hasil

2016. Adapun hasil capaian yangg telah di ukur pada program

pengkajian dan pengembangan kebijakan perdagangan total

penilaian antara aspek impelemtasi dan aspek manfaat sebesar

94.87 % dengan katagori Sangat Baik.

Tabel 9. Hasil Pengukuran Nilai Total Evaluasi

NAMA PROGRAM REALISASI KONSISTENSI KELUARAN EFESIENSI NILAI EFESIENSI

Program Pengkajian Dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan

92,00 100,00 94,53 5,00 62,50

Sumber: Evaluasi Atas Pelaksanaan RKA 2016 Kementerian Pedagangan

Permasalahan Secara Umum Pelaksanaan RKA-KL

a. Pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai jadwal kegiatan yang

mempengaruhi dalam pelaksanaan pertanggungjawaban

aggaran;

b. Optimalisasi anggaran dari beberapa kegiatan yang telah

dilaksanakan;

c. Adanya self blocking anggaran sehingga memerlukan waktu

Page 56: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 50

untuk proses Revisi DIPA;

d. SDM yang kurang khususnya yang berkaitan dengan

perencanaan dan pelaksanaan anggaran;

e. Revisi anggaran beberapa kegiatan, baik revisi DIPA maupun

revisi POK yang mengakibatkan tertunda pelaksanaan kegiatan.

Page 57: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 51

Target capaian Kinerja BPPP Tercapai Optimal

Secara umum, pencapaian target Perjanjian Kinerja BPPP

Tahun 2016 telah memenuhi target yang ditetapkan. Meskipun

terjadi beberapa kendala dalam penyerapan selama tahun 2016,

namun BPPP tetap dapat mencapai target kinerjanya, bahkan rata-

rata capaian kinerjanya sebesar 161,72%.

Dari keseluruhan 3 (tiga) indikator kinerja BPPP pada 2 (dua)

Sasaran yang diukur selama 2016, ada 1 (satu) indikator yang

dibawah 100%. Hal ini karena, Pusat Data dan Sistem Informasi

saat ini baru melakukan tahap inventarisasi data internal yang

tersedia di Kementerian Perdagangan untuk mengetahui seluruh

data yang tersedia dan dibutuhkan oleh semua unit di Kementerian

Perdagangan untuk diintegrasikan. Untuk tahap awal, terdapat

delapan sistem data internal yang akan diintegrasikan yaitu:

INATRADE, API Online, e-SKA, INSW, SIPT, SIPO, Bappebti, dan

SISWAS PK.

Sementara itu dari sisi pelaksanaan anggaran, dari total anggaran

BPPP tahun 2016 setelah direvisi sebesar Rp 57.391.470.000,- telah

terealisasi sebesar Rp 52.800.248.546,- atau 92,00%. Belum

sesuainya target penyerapan anggaran ini disebabkan oleh:

pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai jadwal kegiatan yang

mempengaruhi dalam pelaksanaan pertanggungjawaban aggaran,

optimalisasi anggaran dari beberapa kegiatan yang telah

dilaksanakan, adanya self blocking anggaran sehingga memerlukan

waktu untuk proses revisi DIPA, SDM yang kurang khususnya yang

berkaitan dengan perencanaan dan pelaksanaan anggaran, revisi

anggaran beberapa kegiatan, baik revisi DIPA maupun revisi POK

yang mengakibatkan tertunda pelaksanaan kegiatan.

BAB IV PENUTUP

Page 58: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 52

Kinerja Anggaran BP2KP 2016

Rekomendasi

Secara keseluruhan evaluasi kinerja atas pelaksanaan Rencana

Kerja dan Anggaran program pengkajian dan pengembangan

kebijakan perdagangan sangat baik, hal ini ditunjukkan dari capaian

aspek impementasi dan aspek manfaat mencapai 94,87%.

Realisasi anggaran program pengkajian dan pengembangan

kebijakan perdagangan sudah tercapai dengan capaian realisasi

output RKAKL sebesar 91,83%.

Konsistensi penyerapan dan implementasi anggaran dalam setiap

bulannya sangat baik, di mana konsistensi rencana penarikan dan

realisasi hampir mendekati 100%.

Capaian keluaran program pengkajian dan pengembangan

kebijakan perdagangan sangat baik melihat bahwa hampir setiap

output targetnya dapat tercapai.

Meneliti kembali DIPA yang sudah di terima, memeriksa dengan

kesesuaian dengan rencana kerja;

Kerja sama antar unit Eselon II di lingkungan internal BPPP dan

antar instansi pemerintah lainnya adalah salah satu kunci

keberhasilan dalam menyelenggarakan kinerja yang optimal.

Oleh karena itu, hal ini perlu menjadi nilai-nilai BPPP untuk terus

mempertahankan dan meningkatkan kapasitasnya sehingga

dapat diperhitungkan dalam menunjang keberhasilan

Kementerian Perdagangan;

Diharapkan petunjuk pelaksanaan terkait revisi anggaran dan

pergeseran akun dapat disampaikan saat penyusunan anggaran

dilaksanakan, sehingga meminimalisir revisi dipa yang dapat

menyebabkan tidak sesuainya rencana dengan realisasi;

Penetapan petugas pengelola anggaran ditetapkan di awal tahun

anggaran;

Mendorong unit Eselon II di lingkungan BPPP agar lebih

mendalami dalam menyusunan perencanaan dan kegiatan yang

akan dimasukkan ke dalam dokumen RKA-KL.

Page 59: laporan kinerja tahun 2016

Laporan Kinerja BPPP Tahun 2016 53

Demikian Laporan Kinerja ini disusun sebagai instrumen evaluasi

kinerja dan harapannya dapat dipergunakan dengan baik untuk

perbaikan kinerja pada periode-periode mendatang.