Upload
dinhdiep
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
STUDI PADA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET
DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN
TAHUN 2015
JURNAL
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Bidang Ilmu
Pemerintahan
Oleh :
HARDINA SARI PUTRI
NIM : 110565201209
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2018
1
AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH STUDI
PADA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH
PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN
TAHUN 2015
HARDINA SARI PUTRI
YUDHANTO SATYAGRAHA ADIPUTRA
NAZAKI
Program studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
Pengelolaaan keuangan daerah dan anggaran daerah merupakan aspek yang
harus diatur secara hati-hati oleh pemerintah daerah. Pengelolaan keuangan
daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan
daerah dimana aspek yang sangat penting dalam pengelolaan keuangan daerah.
Anggaran pemerintah daerah yang dituangkan dalam APBD adalah alat
akuntabilitas, manajemen dan kebijakan ekonomi daerah.
Pengelolaan keuangan daerah di atur dalam peraturan Menteri Dalam
Negeri mengeluarkan Pemendagri No. 13 tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Pemerintah No.58 tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Pengelolaan Keuangan daerah dikelola
secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis,
transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan,
kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat.
Akuntabilas dapat diperhitungkan berdasarkan kewenangan yang digunakan
untuk menekankan kepada aturan dan kewajiban untuk mencapai tujuan.
Termasuk akuntabilitas legal, akuntabilitas hirarki, akuntabilitas professional dan
akuntabilitas politik.
Berdasarkan yang dikemukan di atas, maka dapat dirumuskan bahwa
permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana Akuntabilitas Pengelolaan
Keuangan Daerah Studi Pada Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Pemerintah Kabupaten Bintan Tahun 2015.
Kata kunci : Pengelolaan Keuangan Daerah, Akuntabilitas
2
Abstract
Regional financial management and local budgets are aspects that should
be carefully regulated by local governments. Management of regional finance is
the whole activity which includes planning, implementation, administration,
reporting, accountability, and supervision of local finances where a very
important aspect in the management of local finances. Local government budgets
as outlined in the APBD are the tools of accountability, management and regional
economic policies.
The management of regional finances is regulated in the Minister of Home
Affairs regulation issued by the Minister of Home Affairs. 13 of 2006 on
Guidelines for Regional Financial Management and Government Regulation
No.58 of 2005 on Regional Financial Management: Regional finances are
managed in an orderly, law-abiding, efficient, economical, transparent and
accountable manner with due regard to the principles of justice, and benefits to
society.
Accountability can be calculated based on the authority used to emphasize
the rules and obligations to achieve the objectives. Including legal accountability,
hierarchical accountability, professional accountability and political
accountability.
Based on the above, it can be formulated that the problem in this research is
how Accountability of Regional Financial Management Studies at the Regional
Finance and Asset Management Agency of Bintan Regency Government Year
2015.
Keywords: Regional Financial Management, Accountability
3
PENDAHULUAN
Terselenggaranya good governance merupakan persyaratan utama untuk
mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan
Negara. Dalam rangka hal tersebut, diperlukan pengembangan dan penerapan
sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, dan nyata sehingga penyelenggaraan
pemerintah dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil
guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas KKN (Sedarmayanti, 2012).
Suhadak (2007) mengatakan bahwa masalah pengelolaaan keuangan daerah
dan anggaran daerah merupakan aspek yang harus diatur secara hati-hati oleh
pemerintah daerah. Pengelolaan keuangan daerah adalah keseluruhan kegiatan
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,
pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah dimana aspek yang
sangat penting dalam pengelolaan keuangan daerah.
Peraturan Pemerintah No.58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah mendefinisikan Keuangan Daerah sebagai semua hak dan kewajiban
daerah dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dapat dinilai
dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan
dengan hak dan kewajiban daerah tersebut. yang dimaksud daerah di sini adalah
pemerintah daerah yang merupakan daerah otonom berdasarkan peraturan
perundang-undangan. Daerah otonom ini terdiri dari pemerintah provinsi,
pemerintah kabupaten dan pemerintah kota. karena pemerintah daerah merupakan
bagian dari pemerintah pusat maka keuangan daerah merupakan bagian tak
terpisahkan dari keuangan negara.
4
Pengelolaan keuangan daerah diatur dalam undang-undang No. 33 Tahun
2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 59 Tahun 2007 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Pemerintah dalam hal ini harus dapat
meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara (pusat dan daerah)
Penyajian laporan keuangan yang lengkap dan secara langsung tersedia dan
aksesibilitas bagi pengguna informasi menentukan sejauh mana akuntabilitas
(pertanggungjawaban) pengelolaan keuangan daerah tersebut.
Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia (BPK RI) merupakan salah satu target setiap daerah di
Indonesia. Opini yang diberikan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
(LKPD) merupakan cermin bagi kualitas akuntabilitas keuangan atas pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Ihktisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) II BPK RI tahun 2015 pada
Daerah Kepulauan Riau menyatakan bahwa kenaikan persentase opini WTP
secara umum menggambarkan adanya perbaikan akuntabilitas keuangan oleh
pemerintahan daerah dalam menyajikan laporan keuangan sesuai dengan prinsip
yang berlaku.
Opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) merupakan penilaian tertinggi atas
laporan keuangan daerah dengan menyatakan bahwa laporan keuangan disajikan
secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan
arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Wajar di sini
dimaksudkan bahwa laporan keuangan bebas dari keraguan dan ketidakjujuran
5
serta lengkap informasinya, pengertian wajar tidak hanya terbatas pada jumlah-
jumlah dan ketepatan pengklasifikasian aktiva (harta benda) dan kewajiban.
Akuntabilitas dapat juga dinyatakan sebagai kewajiban untuk memberikan
penangungjawaban atau menjawab atau menerangkan kinerja dan tindakan
seseorang/ badan hukum/ pimpinan suatu organisasi kepada pihak yang memiliki
hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.
Oleh karena itu untuk bisa menciptakan pemerintahan yang baik good
governance sebagai wujud tuntunan masyarakat yang demokrat dalam hidup yang
demokratisasi.
Dalam hal ini peneliti melihat fenomena akuntabilitas pada Badan
Pengelolaa Keuangan Daerah dan Aset Daerah di Kabupaten Bintan bahwa Badan
Pengelolaan Keuangan Daerah dan Aset Daerah Kabupaten Bintan mendapatkan
WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) pada tahun 2015, sehinngga penulis tertarik
untuk mengambil judul “Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah Studi pada
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Pemerintah Kabupaten Bintan Tahun
2015”
Berdasarkan latar belakang dikemukan di atas, maka dapat dirumuskan
bahwa permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan Daerah Studi Pada Badan Pengelola Keuangan Dan Aset
Daerah Kabupaten Bintan Tahun 2015. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan dalam
melaksanakan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah Pada Badan Pengelola
Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2015.
6
Pengelolaan keuangan daerah akan mempengaruhi peningkatan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat dan bangsa Indonesia. Peran dan fungsi
pegelolaan keuangan daerah Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah mempunyai
tugas melakukan koordinasi, mediasi dan fasilitasi dalam merumuskan
kebijaksanaan, bimbingan dan pembinaan dalam rangka menyelenggarakan
program kegiatan dibidang pengelolaan keuangan daerah. Untuk
menyelenggarakan tugas, Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bintan
mempunyai fungsi :
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan keuangan daerah
2. Penyelenggaraan pelayanan umum di bidang peneglolaan keuangan
daerah
3. Pembinaan pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan keuangan daerah
4. Pelaksanaan urusan tata usaha dinas; dan
5. Pelaksanaan tugas yang diberikan oleh bupati sesuai dengan ketentuan
peraturan perundand-undangan.
Akuntabilitas tekandung kewajiban untuk menyajikan dan melaporkan
segala tindak tanduk dan kegiatannya terutama di bidang administrasi keuangan
kepada pihak yang lebih tinggi/atasanya. “akuntabilitas ditunjuk untuk mencari
jawaban terhadap pernyataan yang behubungan dengan pelayanan apa, siapa,
kepada siapa, milik siapa, yang mana dan bagaimana. Pernyataan yang
memerlukan jawaban tersebut antara lain, apa yang harus dipertanggungjawakan,
kenapa pertanggungjawaban harus di serahkan, siapa yang bertanggungjawab
terhadap berbagai kegiatan dalam masnyarakat, apakah pertanggungjawaban
7
berjalan seiring dengan kewenangan yang memadai dan lain sebagainya J. B.
Ghartey (dalam Sedarmayanti, 2012:68)
Tranparan menurut prinsip good governance menurut tim pengembangan
kebijakan nasional tata kepemerintahan yg baik, Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/Bapes, tahun 2005 (hasil revisi) menyatakan bahwa
indikatornya adalah “tersedianya informasi yang memadai pada setiap proses
penyusunan dan implementasi kebijakan, adanya akses informasi yang siap,
mudah di jangkau, mudah diperoleh dan tepat waktu”.
Dalam penelitian ini menggunakan teori akuntabilitas publik dengan
indikator sebagai berikut :
1. Akuntabilitas legal merupakan karakter dominan dari suatu Negara
hukum, pemerintah dituntut untuk menghormati aturan hukum yang
didasarkan pada badan peradilan yang independen. Aturan hukum
yang dibuat berdasarkan landasan ini biasanya memiliki system
peradilan, dan semua pejabat publik dapat dituntut pertanggung
jawabannya didepan pengadilan atas semua tindakannya.
Pengelolaan
Keuangan Daerah
Transparansi
Akuntabilitas
BPKAD Kabupaten
Bintan
WTP
8
2. Akuntabilitas Hirarki merupakan pengaturan secara hirarki
berdasarkan pengawasan dan instruksi organisasi. Efisiensi dinilai
yang paling utama dan kepatuhan kepada aturan organisasi merupakan
ekspektasi perilaku individu merefleksikan kewajiban dan
tanggungjawab individu terhadap organisasinya,
3. Akuntabilitas professional mengenali sisi berdasarkan pada keahlian
seseorang atau kelompok kerja, menurut tipe ini aspek yang paling
dikedepankan adalah keahlian, yakni norma-norrma yang sudah
terinternalisasi mengenai praktek yang sesuai dan merefleksikan
standar, pelatihan, dan sosialisasi professional.
4. Akuntabilitas politik berdasarkan responsivitas kepada pejabat
terpilih, mengikuti tipe ini derajat respontivitas merupakan keutamaan
dalam nilai, sedangkan responsive kepada pemangku kepentingan
eksternal menjadi perilaku yang diharapkan, dengan adanya
ketanggapan terhadap pemangku kepentingan eksternal baik pejabat
yang terpilih, masyarakat, kepada instansi tau kelompok kepentingan
tertentu.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. penelitian kualitatif
Penelitian adalah sebuah proses tingkat pengkajian yang menyelidiki masalah-
masalah sosial dan kemanusiaan dengan tradisi metodologi yang berbeda. Peneliti
9
membangun sebuah gambaran yang kompleks dan holistik, menganalisa
kata_kata.
Lokasi penelitian ini yaitu pada Badan Pengelola Keuangan Dan Aset
Daerah Daerah Pemerintah Kabupaten Bintan, Kabupaten Bintan merupakan
daerah yang sekarang ini lagi banyaknya investor asing yang masuk untuk
berinvestasi Kabupaten bintan banyak keunggulannya dan potensi yang ada
seperti letak strategis, potensi alam, luas wilayah, dan geografis menjadi suatu
pendapatan yang sangat besar dari daerah lainnya, salah satu alasan kenapa
peneliti melakukan penelitian ini di lokasi Kabupaten Bintan.
Dalam penelitian ini informan yang dipilih merupakan informan yang
menurut penulis dapat menjawab apa yang menjadi permasalahan penelitian.
Infor,am tersebut yaitu satu Sub Bagian Program dan Keuangan dan Bidang
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data
kualitatif. Teknis analisa data kualitatif adalah dengan cara menjelaskan hasil
tabulasi dari jawaban responden mengenai akuntabilita, dalam pengelolan
keuangan daerah. Analisis data menurut Miles dan Hubermen ada tiga tahap,
yaitu: Tahap reduksi data, Tahap penyajian data Tahap penarikan kesimpulan dan
verifikasi data
PEMBAHASAN
Setelah mengadakan penelitian dan melakukan pengumpulan data melalui
teknik wawaancara dan melakukan pengamatan secara langsung maka di peroleh
10
data dari informan dan informan yang sehubungan dengan akuntabilitas dan
transparansi dalam Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah Studi Pada
Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Pemerintah Kabupaten Bintan. Data
yang diperoleh penelitian selama melakukan penelitian akan disajikan dalam
bentuk analisis berdasarkan teori yang peneliti gunakan dalam penelitian ini,
berikut pembahasan yang di dapat dari hasil observasi dan wawancara di
lapangan.
A. Akuntabiilitas dan Transparansi Badan Pengelolaan Keuangan Aset
Daerah Pemerintah Kabupaten Bintan.
1. Akuntabilitas Legal
Akuntabilitas Legal tercapai melalui adanya kesepakatan kontrak.
Mengikuti tipe ini, kepatuhan kepada hukum merupakan nilai yang paling
diutamakan, dan kepatuhan terhadap mandat eksternal menjadi ekspektasi
perilaku individu. Dalam melaksanakan pengelolaan keuangan daerah
BPKAD masih menggunakan atau mengacu pada pedoman yang lama karna
PERDA susah untuk dirubah, untuk mengubahnya dewan harus studi
banding dulu, harus ada kajian lagi dan untuk melaksanakannya
Anggarannya juga besar, tapi pelaksanaannya tetap diikat dengan Peraturan
Bupati Bintan tentang pengelolaan keuangan daerahnya.
2. Akuntabilitas Hirarki
Berdasarkan pada pengawasan dan instruksi organisasi. Efisiensi
kemudian menjadi nilai yang paling diutamakan, dan kepatuhan kepada
11
aturan organisasi merupakan ekspektasi perilaku individu, Bahwa kebijakan
pengelolaan keuangan Kabupaten Bintan menekankan pada penganggaran
defisit. Hal ini terlihat dari besarnya anggaran belanja setiap tahun
dibandingkan dengan target pendapatan. Selama lima tahun terakhir
anggaran ratio defisit rata-rata sebesar 18,64%, dengan ratio defisit tertinggi
sebesar 23,84% (Tahun 2011) dan ratio defisit terendah sebesar 12,13%
(tahun 2015). Penganggaran pendapatan dalam lima tahun terakhir
pertambahan rata-rata sebesar 7,29%, sedangkan pertumbuhan anggaran
belanja rata-rata sebesar 3.65%.
Tabel IV.1
Perkembangan APBD Kabupaten Bintan Tahun 2011-2015
Tahun Anggaran (Rp)
Pendapatan Belanja
Defisit
Penerimaan Pengeluaran
2011 646,350,186,581.00 848,661,657,220.00 202,311,470,639.00 222,411,205,938.94 4,000,000,000.00
2012 726,776,858,232.00 884,500,634,271.90 155,723,776,039.00 160,723,776,039.90 5,000,000,000.00
2013 810,872,827,468.00 1,023,986,023,276.77 213,113,196,808.00 219,113,195,808.77 6,000,000,000.00
2014 871,700,333,438 1,073,351,337,722.63 201,651,004,284.00 208,451,004,284.63 6,800,000,000.00
2015 881.934.274.136,00 1.003.700.132.140,04 121.765.858.004,04 121.765.858.004,04 0,00
Tabel IV.2
Perbandingan Pagu Anggaran Badan Pengelola Keuangandan AsetDaerah
Kabupaten BintanTahun2013-2016denganTahun2017
Belanja Langsung SKPD/OPD BPKAD
Tahun 2013
(Rp)
Tahun 2014
(Rp)
Tahun 2015
(Rp)
Tahun 2016
(Rp)
Tahun 2017
(Rp)
12
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah BPKAD
41.323.182.353,00 35.988.781.350 32.759.970.410,00 25.646.398.409,00 17.976.444.000
Sumber : BPKAD Kabupaten Bintan
Tabel IV.3
Perbandingan Pagu Anggaran Badan Pengelola Keuangandan AsetDaerah
Kabupaten BintanTahun2013-2016 denganTahun2017
Belanja Tidak Langsung PPKD BPKAD
Tahun 2013
(Rp)
Tahun 2014
(Rp)
Tahun 2015
(Rp)
Tahun 2016
(Rp)
Tahun 2017
(Rp)
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah BPKAD
98.918.985.242,77 93.879.713.122,00 88.039.354.123,00 89.040.831.334,00 95.895.605.334
Sumber : BPKAD Kabupaten Bintan
Pengelolaan Keuangan Daerah Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) pada hakekatnya adalah suatu rencana keuangan tahunan
daerah dalam satuan rupiah, yang merupakan pedoman bagi pemerintah
daerah dalam melakukan pengelolaan keuangan dae-rahnya. pengawasan
terhadap pengelolaan keuangan daerah. Tujuan dari dilaksanakannya
pengawasan terhadap keuangan negara adalah :
13
1. Untuk menjaga agar anggaran yang disusun dan ditetapkan
benar-benar dapat dilaksakan dengan baik,
2. Untuk menjaga agar kegiatan pengumpulan penerimaan dan
pembelanjaan pengeluaran daerah sesuai dengan anggaran yang
telah ditetapkan,
3. Untuk menjaga agar pelaksanaan APBD benar-benar dapat
dipertanggung-jawabkan
3. Akuntabilitas professional
Akuntabilitas profssional sebenarnya mengenali dari aspek yang
paling dikedepankan adalah keahlian, sementara penghargaan terhadap
prestasi dan keahlian individu merupakan ekspetasi individu, hal ini
karenakan penghormatan terhadap keahlian, yakni norma-norma yang sudah
terinternalisasi mengenai praktek yang sesuai dan merefleksikan standar,
pelatihan, dan sosialisasi professional. Berdasarkan pada keahlian seseorang
atau kelompok kerja.
Tabel IV.5
Capaian Program dan Anggaran Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah
Tahun 2017
Sasaran:
:
Meningkatnya pengelolaankeuangandanaset
daerahyang tertibdan
Akuntabel
Strategi : Meningkatkankuantitasdankualitasbidangpengel
olaanadministrasi
keuangandanasetdaerahberorientasi
padakepuasanmasyarakat
14
Kebijakan : 1.Meningkatkanpelayananadmnistrasiperkantoran
2.Mengembangkansistem PelaporanCapaian
KinerjadanKeuangan 3.Merumuskansistemdanprosedur
akuntansipengelolaankeuangandaerah 4.Merumuskan pedoman penyusunan
laporan keuangan dan
pertanggungjawaban keuangandaerah 5.Mengembangkanmanajemenaset daerah
Program/IndikatorKinerja
Anggaran
Target(Rp) Realisasi(Rp) %
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
12.432.651.241 9.477.077.140 76,23
Program Peningkatan Sarana
dan Prasarana Aparatur
2.860.705.200 2.705.016.980 94,56
Program Peningkatan
Kapasitas SumberdayaAparatur
200.000.000 165.492.410 82,75
Program Peningkatan
Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian KinerjadanKeuangan
100.000.000 96.284.040 96,28
Program Peningkatandan
Pengembangan Pengelolaan
Keuangan Daerah
4.253.841.200 3.934.207.775 92,49
Target Pendapatan Daerah 766 M 737 M 96,21
Laporan Keuangan yang
mendapat opini wajar
WTP WTP 100,00
Index Kepuasan Masyrakat Dalam
Pelayanan Keuanga
76,00% 77,00% 101,13
Ketepatan Waktu
Penyusunan APBD Kabupaten
Bintan
Tepat
Waktu
Tepat waktu
100,00
Persentase Silpa terhadap APBD 7,50 % 15.45 % 206,00
Persentase SP2D Yg
TerbitKurangdari (dua)
Hari
92,00
%
100% 108,70
Program Pembinaan dan Fasilitas
Pengelolaan Keuangan Daerah
75.000.000
70.015.710 93,35
Persentase Desa yang
menyampaikan laporan keuangan
desa tepat waktu sesuai dengan
aturan yang berlaku
100,00
%
100,00% 100,00
Program Manajemen AsetDaerah 1.530.450.000 1.415.051.508 83,27
Presentase Keakuran data Aset 75,00% 75,00%, 100,00
Persentase bidang lahan
assetdaerah yang bersertifikat 0,00% 0,00% 100,00
Jumlah
21.452.647.641
17.863.145.563
83,27%
15
Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa capaian kinerja Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bintan Tahun 2017
dari 7 (tujuh) program yang dilaksanakan tercapai seluruhnya dengan
rincian sebagai berikut : predikat “Sangat Berhasil” = .5 program
predikat “ Berhasil” = 2 program
Tabel IV.6
Efisiensi Penggunaan Sumberdaya
N
O
Sasaran
Indikator sasaran
Capain kinerja
Penyerapan Anggaran
Tingkat efisiensi
1
Meningkatnya pengelolaan keuangan dan aset daerah yang tertib dan akuntabel
Jumlah Pendapatan
Daerah
96,21 92,49 0,96
Laporan Keuangan
yang mendapat
opini wajar
100,00 92,49 0.92
Index Kepuasan
Masyarakat dalam
Pelayanan Keuangan
101,13 92,49 0.91
Ketepatan Waktu Penyusunan APBD Kabupaten Bintan Bintan
100,00 92,49 0.92
Persentase Silpa terhadap APBD 206,00 92,49 0,45
Persentase SP2D YangTerbit Kurang dari 2 (dua)hari
108,70 92,49 0.85
Persentase Desa yang menyampaikan laporan keuangan desa tepat waktu sesuai dengan aturan yang berlaku
100 93,35 0.95
Presentase Keakuran
data Aset 100 83,27 0.84
16
Persentase bidang
lahan aset yang
bersertifikat
- - -
Sumber : BPKAD Kabupaten Bintan
Dalam evaluasi capaian program dan kegiatan badan pengelolaan
keuangan dan aset daerah dilakukan secara berkala bulanan, triwulanan,
semesteran dan tahunan. Sekretaris, kepala bidang kepala sub bidanga /
kepala sub bagian secara berkala memyampaikan laporan Kendali
penyerapan anggaran dan proses/ Laporan kegiatan yang menjadi tanggung
jawab sesuaia dengan target dan indikator kinerja yang diperjannjikan.
Selanjutnya laporan kendali anggaran/proses kegitan menjadi bahan/ materi
rapat koordinasi bidang/ staf yang secara rutin.
Tujuannya untuk memberikan pendapat atau opini atas kewajaran
informasi keuangan yang di sajikan dalam laporan keuangan. Menurut
undang-undang No.15 tahun 2014 tentang pemeriksaan pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan Negara, opini merupakan pernyataan
professional pemeriksaan mengenai kewajaran informasi keuangan yag
disajikan dalam laporan keuangan kabupaten bintan.
17
Gambar IV.3 Opini BPK
Sumber : http://tanjungpinang.bpk.go.id
4. Akuntabilitas Politik
Berdasarkan responsivitas kepada pejabat publik terpilih, pelanggan
atau klien dan agen lainnya. Mengikuti tipe ini, derajat responsivitas
merupakan keutamaan dalam nilai, sedangkan responsif kepada pemangku
kepentingan eksternal menjadi perilaku yang diharapkan.
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), SKPD adalah pelaksana
fungsi eksekutif yang harus berkoordinasi agar penyelenggaraan
pemerintahan berjalan dengan baik. Dasar hukum yang berlaku sejak tahun
2004 untuk pembentukan SKPD adalah pasal 120 UU no.32 tahun 2004
tentang pemerintah daerah. Dengan saling mengawasi kinerja akan menjadi
akuntabilitas yang baik dalam pengelolaan keuangan daerah. Selain kinerja
Informasi merupakan hal yang sangat penting dalam memberikan
pertanggungjawaban kepada masyarakat sebagai yang mempunyai hak
untuk mengetahui bagaimana pengelolaan keuangan daerah. informasi dapat
di informasikan melalui website, melalui media, dan lain-lain.
18
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada
masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak
untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban
pemerintah daerah dalam pengelolaan keuangan daerah.
KESIMPULAN
Akuntabilitas legal, bahwa Badan Keuangan Daerah dalam melakukan tugas
dan fungsi sudah sesuai dengan undang-undang yang berlaku yaitu No. 71 tahun
2010 pengelolaan keuangan tentang pedoman sistem akuntansi pemerintah dan
peraturan menteri dalam negeri No. 13 tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan
keuangan daerah.
Akuntabilitas Hirarki, Badan Keuangan daerah menjalankan tugas dan
fungsinya sudah sesuai dengan prosedur melalui laporan keuangan yang disusun
oleh masing-masing di tingkat OPD, di review oleh pimpinan OPD lalu
diserahkan kepada BPKAD untuk melakukan konsiliasi, sesudah digabungkan
semua laporan dari 38 OPD diserahkan kepada BPK dan mendapatkan opini dari
BPK, lalu di pertanggungjawabkan kepada Dewan dan menjadi produk PERDA.
Akuntabilitas professional, BPKAD sudah menjalankan tugas dan fungsinya
dalam melaksanakan laporan keuangan dengan ketepatan waktu yang sudah di
tentukan.
SARAN
Peneliti dalam penelitian ini akan memberikan saran yang akan sekiranya
dapat berguna dalam meningkatkan transaparansi dan akuntabilitas dalam
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bintan Meningkatkan
19
pengawasan dalam keamanan serta kelancaran sistem pada website BPKAD agar
masyarakat yang ingin melihat informasi tentang pengelolaan keuangan daerah
dapat berpartisipasi aktif dalam pengawasan laporan keuangan yang disampaikan
BPKAD melalui website.
Daftar Pustaka
Buku
Adrianto, Nico, 2007, Good Government : Transparansi dan akuntabilitas publik
melalui e-Government, Palangkaraya : Bayu Media.
Bungin, Burhan, 2007, Penelitian Kualitatif, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Masyhuri dan Zainuddin, 2011, Metodologi Penelitian Edisi Revisi, Bandung: PT.
Refika Aditama.
Silalahi, Ulber, 2009, Metode Penelitian Sosial, Bandung: PT.Refika Aditama.
Sugiono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta, CV.
Suhadak, dan Trilaksono Nugroho. (2007) Paradigma Baru Pengelolaan
Keuangan Daerah dalam Penyusunan APBD di Era Otonomi. Malang,
Banyumedia Publising dan Lembaga Penerbitan & Dokumentasi FIA –
UNIBRAW.
Chabib Soleh dan Heru Rochmansjah. Pengelolaan Keuangan Desa, Bandung:
Fokus Media.2014
Mardiasmo, 2002 , Akuntansi Sektor Publik, Andi,Yogyakarta
Sedarmayanti,2009 reformasi administrasi public, reformasi birokrasi, dan
kepemimpinan masa depan. Bandung: PT refika aditama
20
Sedarmayanti, 2012, Good Governance “Kepemerintahan Yang Baik” Bagian
Pertama, Edisi Revisi: Mandar Maju, Bandung.
Nogi, Hessel. 2005. Manajemen Publik.Jakarta: Grasindo.
Halim, Abdul. 2004. Akuntansi Sektor Publik : Akuntansi Keuangan Daerah.
Salemba Empat Jakarta
Peraturan
Undang-undang Nomor 32 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-undang no.17 tahun 2003 tentang keuangan Negara
Undang-undang no.3 tahun 2004 tentang perimbangan kuangan antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan
Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 59 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang perubahan atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 105 Tahun 2000 Tentang
Pengelolaan Dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah
Jurnal
Ludani, Melina Marcori, Gustaf Budi Tampi, Jericho Pombengi, 2015,
Akuntabilitas Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah (Suatu Studi Pada
Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Banggai Kepulauan)
21
Ika Puspita Jayanti, Sjamsiar Sjamsuddin, Abdul Wachid, 2014, Reformasi
Pengelolaan Keuangan Daerah Dalam Rangka Mewujudkan Transparansi
Dan Akuntabilitas (Studi Pada Pemerintah Kota Malang)
Seftian Lukow, 2013, Eksistensi Good Governance Dalam Sistem Pemerintahan
Daerah Di Kota Manado
Karen Heard-Lauréote. 2007. A Transparency Gap : The Case of European
Agricultural Committee Governance. Public Policy and Administration 22:
239 University of Portsmouth, UK
Piotrowski, Suzanne J, And Erin L. Borry. 2010. An Analytic Framework For
Open Meetings And Transparency. Public Administration And Management
Volume 15, Number 1, 138-176
Wahyurudhanto, Albertus. 2002. Analisis Wacana Tentang Sikap Media dan
Akuntabilitas Publik. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.
Semarang
Romzek and Ingraham.2000 Cross Pressures Of Accountability : Initiative,
Command, And Failure In The Ron Brown Plane Crash, jilid 60. No.3
Internet
Website resmi kabupaten bintan www.bintankab.go.id
Website resmi BPK http://tanjungpinang.bpk.go.id/