26
PENGARUH PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH Timeline Penerapan Basis Akrual Tahun Strategi penerapan SAP akrual 2010 Penerbitan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual Mengembangkan framework Akuntansi Berbasis Akrual danBAS Sosialisasi SAP berbasis Akrual

Akuntansi Berbasis Akrual vs CTA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Perbedaan akuntansi berbasis akrual dengan CTA

Citation preview

Page 1: Akuntansi Berbasis Akrual vs CTA

PENGARUH PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL

TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

Timeline Penerapan Basis Akrual

Tahun Strategi penerapan SAP akrual

2010

Penerbitan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual

Mengembangkan framework Akuntansi Berbasis Akrual danBAS

Sosialisasi SAP berbasis Akrual

2011

Penyiapan aturan pelaksanaan akuntansi

Pengembangan Sistem Akuntansi dan TI bagian pertama (proses bisnis dan

detail requirement).

Pengembangan kapasitas SDM

Page 2: Akuntansi Berbasis Akrual vs CTA

2012 Pengembangan Sistem Akuntansi dan TI (lanjutan)

Pengembangan kapasitas SDM (lanjutan)

2013

Piloting beberapa KL dan BUN

Review, evaluasi dan penyempurnaan sistem

Pengembangan kapasitas SDM (lanjutan)

2014

Parallel run dan konsolidasi seluruh LK

Review, evaluasi dan penyempurnaan sistem

Pengembangan kapasitas SDM (lanjutan)

2015 Implementasi penuh

Pengembangan kapasitas SDM (lanjutan)

Akuntansi berbasis akrual telah berhasil diterapkan di berbagai negara maju dan

membawa manfaat. Manfaat akuntansi berbasis akrual antara lain (Van Der Hoek, 2005):

1. Mendukung manajemen kinerja.

2. Menfasilitasi manajemen keuangan yang lebih baik.

3. Memperbaiki pengertian akan biaya program.

4. Memperluas dan meningkatkan informasi alokasi sumber daya.

5. Meningkatkan pelaporan keuangan.

6. Memfasilitasi dan meningkatkan manajemen aset (termasuk kas).

Perbedaan Basis Akrual Dengan Kas Menuju Akrual

1. Basis Akuntansi

Sebagaimana namanya, pada basis akrual, basis akuntansi yang digunakan dalam semua

laporan keuangan pemerintah adalah akrual penuh. Hal ini berbeda dengan basis cash

toward accrual dimana pada pengakuan pos pendapatan, belanja dan pembiayaan

menggunakan basis kas dan hanya menggunakan basis akrual pada pengakuan pos-pos

aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Pada basis akrual, penggunaan basis akrual secara penuh

adalah wajib sedangkan pada basis cash toward accrual penggunaan basis akrual secara

penuh bersifat opsional. Dampak perubahan penggunaan basis akuntansi ini, jika pada basis

cash toward accrual pendapatan diakui saat diterima dan belanja diakui saat dibayarkan,

Page 3: Akuntansi Berbasis Akrual vs CTA

pada basis akrual baik pendapatan maupun belanja diakui pada saat terjadinya. Dengan

demikian, akuntansi berbasis akrual lebih mampu mencerminkan keadaan yang sebenarnya

atas adanya tambahan atau penurunan kekayaan yang terjadi.

2. Definisi

a. Pendapatan

Pada basis cash toward accrual, pendapatan didefinisikan sebagai semua penerimaan

rekening kas umum Negara/Daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam

periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak

perlu dibayar kembali oleh pemerintah. Pada basis cash toward accrual pengakuan

pendapatan menggunakan basis kas, hal ini yang membedakan dengan basis akrual

sehingga definisi pendapatan menjadi berbeda. Pada basis akrual, pendapatan

dikategorikan menjadi dua, yaitu,

- Pendapatan LRA

semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang menambah Saldo

Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi

hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.

- Pendapatan LO

hak pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam

periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.

b. Belanja

Belanja pada basis cash toward accrual didefinisikan sebagai semua pengeluaran dari

Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam

periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya

kembali oleh pemerintah. Pada basis akrual, terdapat pembedaan istilah belanja

dengan beban sehingga definisi masing-masing istilah menjadi:

- Belanja,

yaitu semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang

mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan

yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.

Page 4: Akuntansi Berbasis Akrual vs CTA

- Beban,

yaitu penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang

menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau

timbulnya kewajiban.

c. Surplus/Defisit,

Pada basis cash toward accrual surplus/defisit adalah selisih lebih/kurang antara

pendapatan dan belanja selama satu periode pelaporan. Pada basis akrual, pengertian

mengenai surplus/defisit dibedakan menjadi dua yaitu:

- Surplus/Defisit-LRA,

yaitu, selisih lebih/kurang antara pendapatan-LRA dan belanja selama satu

periode pelaporan.

- Surplus/Defisit-LO,

yaitu, selisih antara pendapatan-LO dan beban selama satu periode pelaporan,

setelah diperhitungkan surplus/ defisit dari kegiatan non operasional dan pos luar

biasa.

d. Penyusutan

Pada basis cash toward accrual, penyusutan didefinisikan sebagai penyesuaian nilai

sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset sedangkan pada

basis akrual, definisi penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset

tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang

bersangkutan.

e. Pos Luar Biasa

Pada basis akrual terdapat istilah pos luar biasa yang tidak terdapat pada basis cash

toward accrual. Pos Luar Biasa adalah pendapatan luar biasa/ beban luar biasa yg

terjadi karena kejadian atau transaksi yg bukan merupakan operasi biasa, tidak

diharapkan sering atau rutin terjadi, dan berada di luar kendali atau pengaruh entitas

bersangkutan.

3. Komponen Laporan Keuangan

CASH TOWARDS ACCRUAL ACCRUAL

Komponen Laporan Keuangan Komponen Laporan Keuangan

Page 5: Akuntansi Berbasis Akrual vs CTA

Laporan Keuangan Pokok Laporan Keuangan Pokok

1. LRA 1. LRA

2. Neraca 2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih

(SAL)

3. LAK 3. Neraca

4. CaLK 4. Laporan Operasional (LO)

Laporan Keuangan yang bersifat Opsional 5. LAK

1. Laporan Kinerja Keuangan (LKK) 6. Laporan Perubahan Ekuitas

2. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) 7. CaLK

4. Informasi Laporan Keuangan

Adanya perubahan komponen laporan keuangan pada basis akrual berefek pada adanya

perbedaan jenis informasi yang dihasilkan dari basis akrual dibandingkan dengan basis cash

toward accrual. Jika pada basis cash toward accrual laporan keuangan menyediakan

informasi mengenai: aset; kewajiban; ekuitas dana; pendapatan; belanja; transfer;

pembiayaan; dan arus kas, pada basis akrual menyediakan tambahan informasi mengenai:

ekuitas; pendapatan-LO; beban; serta saldo anggaran lebih.

Pengaruh Penggunaan SAP Basis Akrual

1. Pengaruh Penggunaan SAP Basis Akrual terhadap Laporan Realisasi Anggaran

No Item Cash Towards Accrual Accrual

1 UNSUR LRA Pendapatan

Belanja

Transfer

Pembiayaan

Pendapatan-LRA

Belanja

Transfer

Pembiayaan

2 BASIS AKUNTANSI LRA berbasis Kas, dengan

prinsip penyajian sama.

LRA berbasis Kas, dengan

prinsip penyajian sama.

Page 6: Akuntansi Berbasis Akrual vs CTA

3 AKUNTANSI

PENDAPATAN

Pengecualian asas bruto – Tidak

ada pengecualian.

Pengecualian asas bruto -

Dalam hal besaran pengurang

terhadap pendapatan-LRA

bruto (biaya) bersifat variabel

terhadap pendapatan dimaksud

dan tidak dapat dianggarkan

terlebih dahulu dikarenakan

proses belum selesai, maka

asas bruto dapat dikecualikan.

(Par 25)

4 AKUNTANSI

SILPA/SIKPA

Pada akhir periode pelaporan

dipindahkan ke Neraca –

Ekuitas Dana Lancar

Pada akhir periode pelaporan

dipindahkan ke Laporan

Perubahan SAL. (Par 62)

5 TRANSAKSI

DALAM MATA

UANG ASING

Penjabaran mata uang asing ke

dalam mata uang rupiah

menggunakan kurs tengah bank

sentral pada tanggal transaksi

(Par 62)

Penjabaran mata uang asing ke

dalam mata uang rupiah,

tergantung pada kondisi

berikut:

1. Dalam hal tersedia dana

dalam mata uang asing

yang sama dengan yang

digunakan dalam

transaksi, maka

penjabaran ke dalam mata

uang rupiah berdasarkan

kurs tengah bank sentral

pada tanggal transaksi.

(Par 64)

2. Dalam hal tidak tersedia

Page 7: Akuntansi Berbasis Akrual vs CTA

dana dalam mata uang

asing yang digunakan

dalam transaksi dan mata

uang asing tersebut dibeli

dengan rupiah, maka

transaksi dalam mata uang

asing tersebut dicatat

dalam rupiah berdasarkan

kurs transaksi, yaitu

sebesar rupiah yang

digunakan untuk

memperoleh valuta asing

tersebut. (Par 65)

3. Dalam hal tidak tersedia

dana dalam mata uang

asing yang digunakan

untuk bertransaksi dan

mata uang asing tersebut

dibeli dengan mata uang

asing lainnya, maka:

a.Transaksi manta uang

asing ke mata uang

asing lainnya

dijabarkan dengan

menggunakan kurs

transaksi;

b.Transaksi dalam mata

uang asing lainnya

tersebut dicatat dalam

rupiah berdasarkan

kurs tengah bank

Page 8: Akuntansi Berbasis Akrual vs CTA

sentral pada tanggal

transaksi. (Par 66)

6 TRANSAKSI

PENDAPATAN,

BELANJA, DAN

PEMBIAYAAN

BERBENTUK

BARANG DAN

JASA

Transaksi pendapatan, belanja,

dan pembiayaan dalam bentuk

barang dan jasa harus

dilaporkan dalam Laporan

Realisasi Anggaran dengan cara

menaksir nilai barang dan jasa

tersebut pada tanggal transaksi.

Contoh transaksi berwujud

barang dan jasa adalah hibah

dalam wujud barang, barang

rampasan, dan jasa konsultansi

2. Pengaruh Penggunaan SAP Basis Akrual terhadap Laporan Operasional

Salah satu perbedaan SAP berbasis cash toward accrual dengan SAP berbasis akrual adalah,

adanya PSAP No 12 mengenai Laporan Operasional pada SAP berbasis akrual. Jika kita

sandingkan dengan akuntansi komersial, maka fungsi dari laporan operasional seperti fungsi dari

laporan laba rugi.

Laporan Operasional disusun untuk melengkapi pelaporan dari siklus akuntansi berbasis akrual

(full accrual accounting cycle) sehingga penyusunan Laporan Operasional, Laporan Perubahan

Ekuitas, dan Neraca mempunyai keterkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan

Laporan Operasional pada basis CTA disebut Laporan Kinerja Keuangan. Informasi yang

disajikan antara lain:

Laporan Operasional sekurang-kurangnya meliputi:

- Pendapatan-LO dari kegiatan operasional,

- Beban dari kegiatan operasional,

- Surplus/defisit dari kegiatan Non Operasional (apabila tersedia),

- Pos luar biasa (apabila tersedia),

- Surplus/Defisit-LO.

Laporan Kinerja Keuangan sekurang-kurangnya meliputi:

Page 9: Akuntansi Berbasis Akrual vs CTA

- Pendapatan dari kegiatan operasional,

- Beban berdasarkan klasifikasi fungsional dan klasifikasi ekonomi,

- Surplus atau defisit.

3. Pengaruh Penggunaan SAP Basis Akrual terhadap Neraca

a. Perbedaan pada sisi aset

Dari sisi pengakuan, sejalan dengan penerapan basis akrual setelah diterapkannya PP

Nomor 71 Tahun 2010, aset dalam bentuk piutang atau beban dibayar di muka diakui ketika hak

klaim untuk mendapatkan arus kas masuk atau manfaat ekonomi lainnya dari entitas lain telah

atau tetap masih terpenuhi, dan nilai klaim tersebut dapat diukur atau diestimasi. Pada basis cash

toward accrual, beban dibayar di muka belum diakui.

Pada basis cash toward accrual, aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas atau sebesar

nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Sedangkan pada basis

akrual, aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai

wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut.

Perbedaan dalam pos persediaan

Pada basis cash toward accrual, nilai persediaan hanya dihitung/ disesuaikan pada akhir

periode pelaporan. Sedangkan pada akuntansi berbasis akrual, pemakaian persediaan dicatat

sebagai beban selama periode pemakaian sehingga catatan atas persediaan akan terus ter-update.

Catatan atas persediaan ini pada akhir periode akan ditandingkan dengan hasil inventarisasi fisik.

Hasil penandingan tersebut dapat diperoleh informasi jika terjadi kehilangan persediaan atau

kelebihan pembebanan. Informasi ini tidak akan diperoleh jika akuntansi yang digunakan

berbasis cash toward accrual.

Berkaitan dengan metode pengukuran persediaan, pada basis cash toward accrual nilai

pembelian yang digunakan adalah biaya perolehan persediaan yang terakhir diperoleh sedangkan

pada basis akrual persediaan dapat dinilai dengan menggunakan baik metode sistematis (FIFO

atau rata-rata tertimbang) maupun menggunakan harga pembelian terakhir. Meskipun belum

diwajibkan akan tetapi pada basis akrual telah memberikan opsi untuk digunakannya metode

yang sesuai dengan IPSAS/IFRS.

Page 10: Akuntansi Berbasis Akrual vs CTA

Perbedaan lain ada terdapat pada penilaian persediaan yang diproduksi sendiri. Pada basis

cash toward accrual atas persediaan yang diproduksi sendiri disajikan dengan biaya standar

sedangkan pada pada basis akrual disajikan sebesar harga pokok produksi.

b. Perbedaan dalam pos investasi

Dalam akuntansi berbasis cash toward accrual, investasi dicatat pada harga perolehan

atau harga wajarnya tanpa memperhitungkan nilai diskonto atau preminya. Hal ini berbeda

dengan perlakuan pada basis akrual dimana nilai sebuah investasi dicatat pada nilai nominalnya

dengan menambahkan akun diskonto/premi yang merupakan selisih nilai nominal dengan harga

beli. Dampak lanjutannya adalah pada pengakuan pendapatan/beban bunga dari efek adanya

diskonto/premi tadi yang pada basis cash toward accrual hal ini tidak diperhitungkan.

Perbedaan lain dalam akuntansi investasi terkait dengan perlakuan pada penerimaan

dividen saham. Pada akuntansi berbasis cash toward accrual, dividen dalam bentuk saham dicatat

menambah nilai investasi pemerintah dan ekuitas dana yang diinvestasikan dengan jumlah yang

sama. Padahal substansi dividen saham pada dasarnya hampir sama dengan stock split yaitu

menambah jumlah lembar saham namun tidak merubah porsi kepemilikan. Pada basis akrual,

dividen dalam bentuk saham yang diterima tidak menambah nilai investasi pemerintah.

c. Perbedaan dalam pos aset tetap

Perbedaan yang sangat mendasar dalam neraca dengan perubahan basis akuntansi dari

cash toward accrual ke akrual adalah adanya akun akumulasi penyusutan. Dalam akuntansi

berbasis cash toward accrual, penyusutan aset tetap masih bersifat opsional sedangkan pada basis

akrual telah diwajibkan. Penyusutan aset tetap pada basis akrual diwajibkan untuk semua aset

tetap kecuali tanah dan konstruksi dalam pengerjaan.

Dalam akuntansi berbasis cash toward accrual, penyusutan adalah penyesuaian nilai

sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset. Sedangkan dalam basis

akrual, penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat

disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan.

d. Perbedaan pada sisi kewajiban

Page 11: Akuntansi Berbasis Akrual vs CTA

Pada akuntansi berbasis cash toward accrual, kewajiban diakui pada saat dana pinjaman

diterima dan/atau pada saat kewajiban timbul. Sedangkan pada basis accrual, kewajiban diakui

pada saat dana pinjaman diterima oleh pemerintah atau dikeluarkan oleh kreditur sesuai dengan

kesepakatan, dan/atau pada saat kewajiban timbul.

Dari sisi pengukuran, pada akuntansi berbasis cash toward accrual, kewajiban dicatat

sebesar nilai nominal. Sedangkan pada basis akrual, kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber

daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan.

Selain itu, pada akuntansi berbasis cash toward accrual, belum ada pengukuran untuk utang

transfer. Sedangkan pada basis accrual, utang transfer diakui dan dinilai sesuai dengan peraturan

yang berlaku.

e. Perbedaan pada sisi ekuitas

Saat masih menggunakan akuntansi berbasis cash toward accrual, ekuitas dana dalam

neraca dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

Ekuitas Dana Lancar, yang merupakan selisih antara aset lancar dengan kewajiban jangka

pendek.

Ekuitas Dana Investasi, yang mencerminkan kekayaan pemerintah yang tertanam dalam

aset nonlancar selain dana cadangan, dikurangi dengan kewajiban jangka panjang.

Ekuitas Dana Cadangan, yang mencerminkan kekayaan pemerintah yang dicadangkan

untuk tujuan yang telah ditentukan sebelumnya sesuai peraturan perundang-undangan.

Setelah diterapkannya basis akrual, ekuitas dalam neraca tidak lagi dirinci. Pada basis akrual,

ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban

pemerintah pada tanggal laporan. Saldo ekuitas di Neraca berasal dari saldo akhir ekuitas pada

Laporan Perubahan Ekuitas.

4. Pengaruh Penggunaan SAP Basis Akrual terhadap Laporan Arus Kas

Laporan arus kas berbasis kas menuju akrual diklasifikasikan berdasarkan hal-hal sebagai

berikut:

a. Aktivitas operasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan untuk

kegiatan operasional pemerintah selama satu periode akuntansi.

Page 12: Akuntansi Berbasis Akrual vs CTA

b. Aktivitas investasi aset non keuangan adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas

yang ditujukan untuk perolehan dan pelepasan aset tetap dan aset nonkeuangan lainnya.

c. Aktivitas pembiayaan aktivitas penerimaan kas yang perlu dibayar kembali dan/atau

pengeluaran kas yang akan diterima kembali yang mengakibatkan perubahan dalam

jumlah dan komposisi investasi jangka panjang, piutang jangka panjang, dan utang

pemerintah sehubungan dengan pendanaan defisit atau penggunaan surplus anggaran.

d. Aktivitas non anggaran adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak

mempengaruhi anggaran pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan pemerintah.

Pengklasifikasian laporan arus kas berbasis akrual diklasifikasikan berdasarkan hal-hal sebagai

berikut :

a. Aktivitas operasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan untuk

kegiatan operasional pemerintah selama satu periode akuntansi.

b. Aktivitas investasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan

untuk perolehan dan pelepasan aset tetap serta investasi lainnya yang tidak termasuk

dalam setara kas.

c. Aktivitas pendanaan adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang yang

berhubungan dengan pemberian piutang jangka panjang dan/atau pelunasan utang

jangka panjang yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan komposisi piutang

jangka panjang dan utang jangka panjang.

d. Aktivitas transitoris adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak

termasuk dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

5. Pengaruh Penggunaan SAP Basis Akrual terhadap Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos pada laporan

keuangan harus memiliki referensi silang dengan informasi terkait dalam Catatan Atas Laporan

Keuangan. Referensi tersebut pada Catatan atas Laporan Keuangan kemudian dijelaskan secara

rinci disertai dengan analisis atas nilai setiap pos pada laporan keuangan tersebut. Dengan

adanya perbedaan komponen laporan keuangan yang dihasilkan kedua basis, maka terdapat

sedikit perbedaan dalam Catatan atas Laporan Keuangan dalam hal komponen laporan keuangan

yang dijelaskan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Page 13: Akuntansi Berbasis Akrual vs CTA

SIMPULAN

Dari uraian pada bab sebelumnya, kami menyimpulkan bahwa pengaruh penggunaan

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) basis akrual terhadap komponen-komponen laporan

keuangan antara lain adalah:

1. Pada Laporan Realisasi Anggaran, pengaruhnya terjadi pada perubahan unsur laporan,

basis akuntansi, akuntansi pendapatan, akuntansi SILPA/SIKPA, transaksi dalam mata

uang asing, dan transaksi pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam bentuk barang dan

jasa.

2. Pada Laporan Operasional, pengaruhnya terjadi pada perubahan dari Laporan Kinerja

Keuangan yang bersifat opsional menjadi Laporan Operasional yang bersifat wajib.

3. Pada Neraca, pengaruhnya terjadi pada perubahan pengakuan dan pengukuran aset dan

kewajiban, akuntansi untuk persediaan, investasi, dan aset tetap, dan perubahan format

ekuitas dana.

4. Pada Laporan Arus Kas, pengaruhnya terjadi pada perubahan fungsi laporan,

pengklasifikasian laporan aktivitas, dan definisi arus kas masuk dan keluar.

5. Pada Catatan atas Laporan Keuangan, dengan adanya perbedaan komponen laporan

keuangan yang dihasilkan kedua basis, maka terdapat sedikit perbedaan dalam Catatan

atas Laporan Keuangan dalam hal komponen laporan keuangan yang dijelaskan dalam

Catatan atas Laporan Keuangan.

TANTANGAN PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL

tantangan penerapan akuntansi berbasis akrual di pemerintahan Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Sistem Akuntansi dan Information Technology (IT) Based System

Adanya kompleksitas implementasi akuntansi berbasis akrual, dapat dipastikan bahwa

penerapan akuntansi berbasis akrual di lingkungan pemerintahan memerlukan sistem

akuntansi dan IT based system yang lebih rumit. Selain itu perlu juga dibangun sistem

pengendalian intern yang memadai untuk memberikan keyakinan memadai atas

tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan

Page 14: Akuntansi Berbasis Akrual vs CTA

pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-

undangan. Hal tersebut telah diamanatkan oleh Undang-Undang No 1 tahun 2004 pasal 58

ayat 1yang menyatakan:

“Dalam rangka meningkatkan kinerja, transparansi dan akuntabilitas pengelolaan

keuangan negara, Presiden selaku Kepala Pemerintah mengatur dan menyelenggarakan

Sistem Pengendalian Intern di lingkungan pemerintahan secara menyeluruh.”

2. Komitmen dari Pimpinan

Dukungan yang kuat dari pimpinan merupakan kunci keberhasilan dari suatu perubahan.

Salah satu penyebab kelemahan penyusunan Laporan Keuangan pada beberapa

Kementerian/Lembaga adalah lemahnya komitmen pimpinan satuan kerja khususnya

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penerima dana Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan.

Diundangkannya tiga paket keuangan negara serta undang-undang pemerintahan daerah

menunjukkan keinginan yang kuat dari pihak eksekutif dan legislatif untuk memperbaiki

sistem keuangan negara, termasuk perbaikan atas akuntansi pemerintahan. Yang menjadi

ujian sekarang adalah peningkatan kualitas produk akuntansi pemerintahan dalam

pencatatan dan pelaporan oleh kementerian/lembaga di pemerintah pusat dan dinas/unit

untuk pemerintah daerah. Sistem akuntansi pemerintah pusat mengacu pada pedoman

yang disusun oleh menteri keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah ditetapkan oleh

Gubernur/Bupati/Walikota dengan mengacu pada peraturan daerah tentang pengelolaan

keuangan daerah. Sistem akuntansi pemerintah pusat dan sistem akuntansi pemerintah

daerah disusun dengan mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kejelasan

perundang-undangan mendorong penerapan akuntansi pemerintahan dan memberikan

dukungan yang kuat bagi para pimpinan kementerian/lembaga di pusat dan

Gubernur/Bupati/Walikota di daerah.

3. Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang Kompeten

Laporan keuangan diwajibkan untuk disusun secara tertib dan disampaikan masing-

masing oleh pemerintah pusat dan daerah kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

selambatnya tiga bulan setelah tahun anggaran berakhir. Selanjutnya, selambatnya enam

bulan setelah tahun anggaran berakhir, laporan keuangan yang telah diperiksa oleh BPK

tadi diserahkan oleh Pemerintah Pusat kepada DPR dan oleh Pemerintah Daerah kepada

Page 15: Akuntansi Berbasis Akrual vs CTA

DPRD. Penyiapan dan penyusunan laporan keuangan tersebut memerlukan SDM yang

menguasai akuntansi pemerintahan.

Pada saat ini, kebutuhan tersebut sangat terasa dengan semakin kuatnya upaya untuk

menerapkan akuntansi pemerintahan berbasis akrual. Untuk itu, pemerintah pusat dan

daerah perlu secara serius menyusun perencanaan SDM di bidang akuntansi pemerintahan.

Termasuk di dalamnya memberikan sistem insentif dan remunerasi yang memadai untuk

mencegah timbulnya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) oleh SDM yang

terkait dengan akuntansi pemerintahan. Di samping itu, peran dari perguruan tinggi dan

organisasi profesi tidak kalah pentingnya untuk memenuhi kebutuhan akan SDM yang

kompeten di bidang akuntansi pemerintahan.

4. Resistensi Terhadap Perubahan

Sebagai layaknya untuk setiap perubahan, bisa jadi ada pihak internal yang sudah terbiasa

dengan sistem yang lama dan enggan untuk mengikuti perubahan. Untuk itu, perlu disusun

berbagai kebijakan dan dilakukan berbagai sosialisasi kepada seluruh pihak yang terkait,

sehingga penerapan akuntansi pemerintahan berbasis akrual dapat berjalan dengan baik

tanpa ada resistensi.

5. Lingkungan/Masyarakat

Apresiasi dari masyarakat sangat diperlukan untuk mendukung keberhasilan penerapan

akuntansi pemerintahan. Masyarakat perlu didorong untuk mampu memahami laporan

keuangan pemerintah, sehingga dapat mengetahui dan memahami penggunaan atas

peneriamaan pajak yang diperoleh dari masyarakat maupun pengalokasian sumber daya

yang ada. Dengan dukungan yang positif, masyarakat mendorong pemerintah untuk lebih

transparan dan akuntabel dalam menjalankan kebijakannya.

Selain itu, kesulitan penerapan anggaran berbasis akrual dipemerintahan adalah terkait dengan

dua alasan berikut:

1. Anggaran akrual diyakini beresiko dalam disiplin anggaran. Keputusan politis untuk

membelanjakan uang sebaiknya ditandingkan dengan ketika belanja tersebut dilaporkan dalam

anggaran. Hanya saja, basis kas yang dapat menyediakannya. Jika sebagian besar proyek belanja

modal, misalnya, dicatat dan dilaporkan pada beban penyusutan, akan berakibat meningkatkan

pengeluaran untuk proyek tersebut.

Page 16: Akuntansi Berbasis Akrual vs CTA

2. Adanya resistensi dari lembaga legislatif untuk mengadopsi penganggaran akrual. resistensi

ini seringkali akibat dari terlalu kompleknya penganggaran akrual. dalam konteks ini, lembaga

legislatif negara yang menerapkan penganggaran akrual pada umumnya akan memiliki peran

yang lemah dalam proses penganggaran

LANGKAH-LANGKAH DALAM UPAYA MENDUKUNG PENERAPAN BASIS

AKRUAL

Dengan berbagai permasalahan dan tantangan penerapan akuntansi berbasis akrual dalam

pemerintahan indonesia seperti yang telah disebutkan diatas, maka pemerintah harus berupaya

semaksimal mungkin agar penerapannya dapat berjalan dengan baik dan optimal demi

terciptanya tata kelola pemerintahan (good governance) yang lebih transparan dan akuntabel.

Karena seperti yang telah disebutkan diatas bahwa manfaat akuntansi berbasis akrual dapat

menyediakan gambaran operasional pemerintah yang lebih transparan serta pendapatan dan

belanja pemerintah dapat dialokasikan secara tepat setiap saat. Sehingga dalam hal ini diperlukan

strategi pemerintah untuk mendukung keberhasilan penerapan akuntansi berbasis akrual.

Menurut Indra Bastian dalam Forum Dosen Akuntansi Sektor Publik (2006), mengatakan

beberapa strategi yang bisa dilakukan pemerintah, yaitu:

1. Mempertahankan momentum perubahan

2. Melakukan riset untuk mengidentifikasi kebutuhan pemakai

3. Mempermudah penerapan akuntansi pemerintahan

4. Mendorong keterlibatan perguruan tinggi dan lembaga diklat

5. Meningkatkan keterlibatan profesi akuntansi

Sementara itu, dalam salah satu situs referensi menejemen keuangan sektor publik yang diakses

melalui www.medina.co.id, mengatakan ada beberapa langkah yang bisa dilaksanakan

pemerintah untuk menerapkan akuntansi berbasis akrual, yaitu:

1. Menyiapkan pedoman umum pada tingkat nasional tentang akuntansi akrual. Pedoman ini

digunakan untuk menyamakan persepsi di semua daerah sekaligus sebagai jembatan teknis

atas standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual yang akan diterapkan.

2. Menyiapkan modul pada tingkat nasional yang dapat digunakan oleh berbagai pihak dalam

rangka pelatihan akuntansi berbasis akrual.

Page 17: Akuntansi Berbasis Akrual vs CTA

3. Menentukan daerah percontohan di setiap regional sebagai upaya menciptakan

benchmarking. Dengan cara ini, pemerintah dapat memfokuskan pada beberapa daerah

dulu sebelum pada akhirnya dapat digunakan oleh seluruh daerah.

4. Diseminasi/sosialisasi tingkat nasional. Hal tersebut dapat digunakan untuk menyerap input

berupa saran ataupun keluhan dari daerah terkait penerapan akuntansi basis akrual.

Sedangkan pada tingkat daerah, strategi penerapan basis akrual dapat dilakukan dengan

langkah-langkah berikut ini:

Sosialisasi dan pelatihan yang berjenjang. Berjenjang yang dimaksud meliputi pimpinan level

kebijakan sampai dengan pelaksana teknis, dengan tujuan sosialisasi dan pelatihan untuk

meningkatkan skill pelaksana, membangun awareness, dan mengajak keterlibatan semua pihak.

Menyiapkan dokumen legal yang bersifat lokal seperti peraturan kepala daerah tentang kebijakan

akuntansi dan sistem prosedur.

Melakukan uji coba sebagai tahapan sebelum melaksanakan akuntansi berbasis akrual secara

penuh.