Upload
afdhall-mohammad
View
2.188
Download
19
Embed Size (px)
DESCRIPTION
AKUNTANSI MANAJEMEN HANSON MOWEN CH 1.
Citation preview
M A K A L A H
AKUNTANSI MANAJEMENAKUNTANSI MANAJEMEN KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMENKONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN
O L E HK E L O M P O K 1
ARUNG GIHNA MAYAPADA C 301 11 004INNE CHYNTIA C 301 11 009
E R D I N C 301 11 016MUHAMMAD AFDHAL C 301 11 023
E V I PRATIWI C 301 11 029
FAKULTAS EKONOMI & BISNISUNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2013
Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. bahwa kami telah menyelesaikan tugas
kelompok mata kuliah Akuntansi Manajemen dengan membahas mengenai Konsep Dasar
Akuntansi Manajemen dalam bentuk makalah.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun, kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan dan bimbingan orang-orang disekitar kami, sehingga kendala-kendala yang
kami hadapi teratasi. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu dosen mata
kuliah Akuntansi Manajemen yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga
kami termotivasi dalam menyelesaikan tugas ini.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi kami sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Aamiin.
Palu, 22 Februari 2013
K e l o m p o k 1
Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 2
D A F T A R I S I
Halaman Judul 1
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
Pendahuluan 5
Pembahasan 6
A. Tingkat Segmentasi Pasar 6
1. Pemasaran Segmen 6
2. Pemasaran Ceruk 6
3. Pemasaran Lokal 7
4. Pemasaran Individual 7
B. Dasar Segmentasi Pasar Konsumen 8
1. Segmentasi Geogerafis 8
2. Segmentasi Demografis 9a. Usia &Tahap Siklus Hidup 9b. Tahap Kehidupan 9c. Jenis Kelamin 9d. Pendapatan 10e. Generasi 10f. Kelas Sosial 11
3. Segmentasi Psikografis 11
4. Segmentasi Perilaku 12a. Peran Keputusan 12b. Variabel Perilaku 12
Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 3
BAB I
P E N D A H U L U A N
1. Latar Belakang
Akuntansi manajemen (management accounting) adalah proses pengumpulan, pengukuran,
penyimpanan, analisis, pelaporan dan pengelolaan semua kejadian ekonomi (economic
events) yang menghasilkan keluaran berupa laporan khusus harga pokok produk, anggaran,
dan laporan kinerja yang beguna dalam rangka pengambilan keputusan. Informasi
akuntansi manajemen dapat membantu para manajer dalam mengidentifikasi suatu
masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja. Oleh karena itu, akuntansi
manajemen dapat diartikan sebagai penggunaan informasi akuntansi untuk melaksanakan
fungsi-fungsi manajerial, yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pengarahan (leading), dan pengendalian (controlling).
Informasi akuntansi yang umumnya digunakan para manajer dalam proses
pengambilan keputusan adalah hal-hal yang berhubungan dengan biaya. Hal ini
dikarenakan biaya merupakan hal penting dalam suatu perussahaan yangmana
mempengaruhi laba perusahaan. Akan tetapi, beberapa manajer tidak memahami secara
jelas konsep dasar akuntansi manajemen sehinggan informasi akuntansi yang disajikan
akuntan menjadi sia-sia.
Konsep dasar akuntansi manajemen terdiri dari konsep pembebanan biaya yang mana
menujukkan bagaiamana suatu biaya dibebankan pada suatu produk, konsep definisi biaya
produk baik produk berwujud (tangible) dan tidak berwujud (intangible), konsep pelaporan
eksternal yang menujukkan bagaimana biaya-biaya tersbut disajikan dalam laporan
keuangan dan konsep system akuntansi manajemen yang terbagi atas dua jenis, yaitu
system akuntansi manajemen berdasarkan fungsional dan aktivitas.
Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 4
2. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu:
2.1. Mendeskripsikan proses pembebanan biaya.
2.2. Mendefinisikan produk berwujud dan tidak berwujud serta menjelaskan perbedaan
definisi biaya produk.
2.3. Menyusun laporan laba rugi dan neraca untuk perusahaan manufaktur, dagang, dan
jasa.
2.4. Menjelaskan perbedaan antara sistem akuntansi manajemen berdasarkan fungsi dan
berdasarkan aktivitas.
3. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari makalah ini adalah:
3.1. Mengetahui dan mampu memahami proses pembebanan biaya.
3.2. Mampu menjelasakan definisi produk berwujud dan tidak berwujud serta
menjelaskan mengenan definisi biaya produk.
3.3. Mampu menyusun laporan laba rugi dan neraca perusahaan manufaktur, dagang, dan
jasa serta mampu menjelasakan perbedaan diantara ketiganya.
3.4. Mampu memahami dan menjelaskan perbedaan antara sistem akuntansi manajemen
berdasarkan fungsi dan aktivitas.
Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 5
BAB II
P E M B A H A S A N
1. Pembebanan Biaya: Penelusuran Langsung (Direct Tracing), Penelusuran Penggerak (Driver Tracing), dan Alokasi (Allocation)
Pembebanan biaya atas produk, jasa, pelanggan, dan objek lain yang merupakan
kepentingan manajemen, adalah salah satu tujuan dasar system informasi akuntansi
manajemen. Peningkatan keakuratan pembebanan biaya menghasilkan informasi yang
lebih bermutu tinggi, yang kemudian dapat digunakan untuk membuat keputusan yang
lebih baik.
1.1. Biaya
Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan
barang atau jasa yang diharapkan member manfaat saat ini dan di masa datang bagi
organisasi. Dikatakan sebagai ekuivalen kas karena sumber nonkas dapat ditukar
dengan barang atau jasa yang diinginkan. Jadi, kita dapat mengganggap biaya
sebagai ukuran dollar dari sumber daya yang digunakan untuk mencapai keuntungan
tertentu. Mengurangi biaya yang dibutuhkan untuk mencapai manfaat tertentu
memiliki arti bahwa perusahaan menjadi lebih efisien. Akan tetapi biaya tidak hanya
harus ditekan, tetapi juga harus dikelola secara strategis. Para manajer harus
memiliki tujuan menyediakan nilai bagi pelanggan yang sama besar dengan biaya
yang lebih rendah dari para pesaingnya. Dengan begitu posisi strategis perusahaan
akan naik, dan terciptalah keunggulan kompetitif.
Biaya kesempatan (opportunity cost) adalah manfaat yang diserahkan atau
dikorbankan ketika suatu alternative dipilih dari beberapa alternative lain. Biaya
dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat di masa depan. Pada perusahaan yang
berorientasi pada laba, manfaat masa depan biasanya berarti pendapatan. Jika biaya
telah dihabiskan dalam proses menghasilkan pendapatan, maka biaya tersebut
dinyatakan kadaluwarsa (expired) yang kemudian disebut beban.
Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 6
Di setiap periode, beban akan dikurangkan dari pendapatan dalam laporan
laba rugi, untuk menentukan laba periode tersebut. Agar perusahaan tetap eksis
dalam bisnisnya, pendapatan harus melebihi beban, selain itu laba yang dihasilkan
harus cukup besar untuk dapat memuaskan pemilik perusahaan.
Jadi, biaya dan harga berkaitan dalam pengertian bahwa harga harus melebihi
biaya agar menghasilkan cukup banyak laba. Selanjutnya, penurunan harga dapat
meningkatkan nilai bagi pelanggan dengan mengurangi pengorbanan pelanggan, dan
kemampuan menurunkan harga berkaitan dengan kemampuan mengurangi biaya.
Oleh sebab itu, pembebanan biaya untuk menentukan biaya objek adalah penting
dalam penyediaan informasi ini kepada manajer.
1.2. Objek Biaya (Cost Object)
Sistem akuntansi manajemen dibuat untuk mengukur dan membebankan biaya
kepada entitas, yang disebut sebagai objek biaya. Objek biaya dapat berupa apapun
seperti produk, pelanggan, departemen, proyek, aktivitas, dan sebagainya, yang
diukur biayanya dan dibebankan. Misalnya jika sebuah rumah sakit ingin
menetapkan biaya departemen operasional, maka objek biaya adalah departemen
operasional.
Aktivitas adalah orang – orang dan/atau peralatan yang melakukan kerja bagi
orang lain. Oleh sebab itu, aktivitas adalah unit dasar kerja yang dilakukan dalam
sebuah organisasi, dan dapat juga digambarkan sebagai suatu pengumpulan tindakan
dalam suatu organisasi yang berguna bagi para manajer untuk melakukan
perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Aktivitas tidak hanya
bertindak sebagai objek biaya, tetapi juga memiliki peran utama dalam pembebanan
biaya untuk objek biaya lainnya.
1.3. Keakuratan Pembebanan
Pembebanan biaya secara akurat ke objek biaya sangatlah penting. Gagasan
mengenai keakuratan tidak dievaluasi berdasarkan pengetahuan tentang biaya yang
“sebenarnya”.
Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 7
Keakuratan adalah suatu konsep yang relative, dan harus dilakukan dengan
wajar serta logis terhadap penggunaan metode pembebanan biaya. Tujuannya adalah
untuk mengukur dan membebankan biaya terhadap sumber daya yang dikonsumsi
oleh objek biaya. Intuisi dan anggapan umum diekspresikan sebagai berikut : “lebih
baik menjadi kurang lebih benar daripada menjadi sangat tidak akurat”. Beberapa
metode pembebanan biaya ternyata lebih akurat dibandingkan lainnya. Pembebanan
biaya yang terdistorsi dapat menghasilkan keputusan yang salah dan evaluasi yang
buruk. Melakukan hubungan sebab akibat antara biaya yang dibebankan dan objek
biaya adalah kunci untuk membuat pembebanan biaya yang secara wajar akurat.
1.3.1. Ketertulusuran (Traceability)
Hubungan antara biaya dan objek biaya dapat digali untuk membantu
meningkatkan keakuratan pembebanan biaya. Biaya dapat secara langsung
atau tidak langsung berkaitan dengan objek biaya. Biaya tidak langsung
(indirect cost) adalah biaya yang tidak dapat dengan mudah dan akurat
dilacak sebagai objek biaya. Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang
dengan mudah dan akurat ditelusuri sebagai objek biaya. “Ditelusuri dengan
mudah” memiliki arti bahwa biaya biaya dapat dibebankan dengan cara yang
layak secara ekonomi, sementara “dilacak dengan akurat” memiliki arti
bahwa biaya dapat dibebankan dengan menggunakan hubungan sebab akibat.
Jadi, ketertelusuran adalah kemampuan untuk membebankan biaya ke objek
biaya dengan cara yang layak secara ekonomi berdasarkan hubungan sebab
akibat. Semakin besar biaya yang dapat ditelusuri ke objeknya, semakin
akurat pembebanan biayanya. Ketertelusuran adalah unsure utama dalam
pengembangan pembebanan biaya yang akurat.
Mungkin saja suatu jenis biaya tertentu digolongkan baik sebagai
biaya langsung maupun tidak langsung. System akuntansi manajemen
umumnya berurusan dengan banyak objek biaya. Semua bergantung pada
objek biaya yang menjadi acuan.
Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 8
1.3.2. Metode Penelusuran
Penelusuran adalah pembebanan actual biaya ke objek biaya, dengan
menggunakan ukuran yang dapat diamati atas sumber daya yang dikonsumsi
oleh objek biaya. Penelusuran biaya ke objek biaya dapat terjadi melalui salah
satu dari dua cara berikut ini : (1) penelusuran langsung, atau (2) penelusuran
penggerak.
1.3.2.1. Penelusuran Langsung
Penelusuran langsung adalah suatu proses pengidentifikasian dan
pembebanan biaya yng berkaitan secara khusus dan fisik dengan suatu
objek. Penelusuran ini paling sering dikerjakan melalui pengamatan
secara fisik. Baik bahan baku dan penggunaan tenaga kerja dapat
diobservasi secara fisik, oleh sebab itu, biayanya dapat dibebankan
secara langsung ke objek biaya. Idealnya, semua biaya harus
dibebankan ke objek biaya dengan menggunakan penelusuran
langsung. Sayangnya, sering terjadi bahwa objek biaya bukan
merupakan pengguna satu – satunya sumber daya. Dalam kasus ini,
penelusuran penggerak dipertimbangkan penggunaannya untuk
membebankan biaya.
1.3.2.2. Penelusuran Penggerak
Penelusuran penggerak adalah penggunaan penggerak untuk
membebani biaya ke objek biaya. Di dalam konteks pembebanan
biaya, penggerak adalah factor penyebab yang dapat diamati dan
yang mengukur konsumsi sumber daya objek biaya. Oleh sebab itu,
penggerak adalah factor yang menyebabkan perubahan dalam
penggunaan sumber daya, dan memiliki hubungan sebab akibat
dengan biaya yang berhubungan dengan objek biaya.
Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 9
Penting untuk dipahami bahwa contoh sederhana pembagian
sumber pizza ini, secara langsung dapat diperluas ke dalam latar
bisnis yang lebih kompleks. Inspeksi atas produk mungkin dapat
berupa “pizza” yang dibagi secara tepat oleh instrument pemisahan
yang diproduksi dalam pabrik.
Biaya inspeksi dapat dibebankan pada instrument individual
(objek biaya) dengan menggunakan jumlah jam inspeksi (“potongan
pizza”) yang dikonsumsi oleh masing – masing jenis instrument.
Contoh kedua, pertimbangkan biaya dari pemantau jantung yang
digunakan oleh pasien penyakit jantung (objek biaya). Pemantau
jantung adalah “pizza”, dan jam pemantauan yang digunakan dapat
menjadi “potongan pizza” yang dipilih untuk membebankan biaya ke
penderita penyakit jantung. Jadi prinsip penelusuran yang dijelaskan
dengan contoh pizza, dapat dihubungkan langsung dengan proses
perhitungan biaya dalam lingkungan bisnis yang sesungguhnya.
Penelusuran penggerak biasanya kurang akurat dibandingkan
penelusuran langsung. Akan tetapi, jika hubungan sebab akibatnya
kuat, maka dapat diperkirakan adanya tingkat keakuratan yang lebih
tinggi. Perhatian yang lebih penting adalah situasi dengan kondisi
objek biaya bukan merupakan pemakai satu – satunya dari sumber
daya, dan tidak ada hubungan sebab akibat yang dapat ditetapkan
(atau adanya kendala biaya jika menggunakan hubungan sebab-
akibat).
1.3.3. Membebankan Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung adalah biaya – biaya yang tidak dapat dibebankan ke
objek – objek biaya, baik dengan menggunakan penelusuran langsung atau
penggerak. Hal ini berarti bahwa tidak ada hubungan sebab akibat antara
biaya dan objek biaya, atau penelusuran tidak layak dilakukan secara
ekonomis. Pembebanan biaya tidak langsung ke objek disebut alokasi.
Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 10
Oleh karena tidak terdapat hubungan sebab-akibat, pengalokasian
biaya tidak langsung didasarkan pada kemudahan atau beberapa asumsi yang
berhubungan. Cara yang mudah untuk mengalokasikan biaya adalah hanya
dengan membebankannya secara proporsional ke jam tenaga kerja langsung
yang digunakan setiap produk. Pembebanan biaya tidak langsung secara
arbitrer mengurangi keakuratan pembebanan biaya secara keseluruhan.
Oleh sebab itu, kebijakan perhitungan biaya yang terbaik mungkin
ke objek biayanya membebankan biaya (yang ditelusuri), langsung ke objek
biaya. Akan tetapi, alokasi biaya tidak langsung mungkin bermanfaat untuk
tujuan lain di samping keakuratan. Misalnya, mengalokasikan biaya tidak
langsung ke produk (suatu objek biaya) mungkin dibutuhkan untuk
memenuhi peraturan pelaporan eksternal. Walaupun demikian, kebanyakan
manfaat manajerial dari pembebanan biaya lebih baik dalam hal keakuratan;
jadi, paling tidak, penelusuran dan alokasi pembebanan biaya sebaiknya
dilaporkan secara terpisah.
Tampilan 1 Model Pembebanan Biaya
Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 11
Biaya Sumber Daya
Penelusuran Langsung
Penelusuran Penggerak
Alokasi
Pengamatan Fisik
Hubungan Sebab-Akibat
Asumsi Hubungan
Objek Biaya
2. Biaya Produk dan Jasa
Keluaran (output) organisasi menggambarkan salah satu dari objek biaya terpenting. Ada
dua jenis keluaran : produk berwujud dan jasa. Produk berwujud adalah barang yang
dihasilkan dengan mengubah bahan baku melalui penggunaan tenaga kerja dan masukan
(input) modal, seperti pabrik, lahan, dan mesin. Jasa (service) adalah tugas atau aktivitas
yang dilakukan untuk seorang pelanggan, atau aktivitas yang dijalankan oleh seorang
pelanggan dengan menggunakan produk atau fasilitas organisasi. Jasa juga diproduksi
dengan menggunakan bahan, tenaga kerja, dan masukan modal. Perlindungan asuransi,
perawatan kesehatan, perawatan gigi, dan akuntansi adalah contoh dari berbagai aktivitas
jasa yang dilakukan untuk pelanggan. Penyewaan kendaraan, video dan alat ski adalah
contoh dari jasa yang memungkinkan pelanggan menggunakan produk atau fasilitas
organisasi.
Jasa berbeda dengan produk berwujud dalam empat dimensi penting.
Ketidakberwujudan (intangibility), tidak tahan lama (perishability), tidak dapat dipisahkan
(inseparabaility), dan heterogenitas (heterogenity). Ketidakberwujudan berarti bahwa
pembeli jasa tidak dapat melihat, merasakan, mendengar, atau mencicipi suatu jasa
sebelum jasa tersebut dibeli. Jadi, jasa adalah produk tidak berwujud. Tidak tahan lama
memiliki arti bahwa jasa tidak dapat disimpan untuk kegunaan masa depan oleh pelanggan
(ada beberapa kasus yang tidak umum , yaitu saat barang-barang berwujud tidak dapat
disimpan), tetapi harus dikonsumsi pada saat diselenggarakan.
Meskipun jasa tidak bisa disimpan, akan tetapi beberaa jasa, seperti operasi plastik,
member pengaruh jangka panjang dan tidak perlu diulangi pelanggan tersebut. Jasa lainnya
memberi pengaruh jangka pendek dan menciptakan pelanggan setia. Contoh jasa yang
berulang adalah jasa pemeriksaan, jasa penjagaan rumah, dan binatu (dry cleaning). Tidak
dapat dipisahkan memiliki arti bahwa produsen dan pembeli jasa biasanya harus
melakukan kontrak langsung pada saat pertukaran. Akibatnya jasa sering kali tidak dapat
dipisahkan dari produsen mereka. Sebagai contoh, pemeriksaan mata mengharuskan
kehadiran baik pasien maupun dokter spesialis mata.
Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 12
Akan tetapi, produsen produk berwujud tidak memerlukan kontak langsung dengan
pembeli produk mereka. Pembeli mobil tidak perlu melakukan kontak langsung dengan
dengan insinyur dan pekerja perakitan yang memproduksi mobil mereka. Heterogenitas
berarti bahwa terdapat peluang variasi yang lebih besar pada penyelenggaraan jasa
daripada produksi produk. Penyelenggara jasa dapat saja dipengaruhi oleh pekerjaan yang
dilakukan, bauran individu lainnya yang bekerja dengan mereka, pendidikan dan
pengalaman mereka, serta faktor-faktor pribadi seperti kehidupan rumah tangga. Faktor-
faktor ini membuat penyelenggaraan tingkat jasa yang konsisten menjadi sulit. Prngukuran
produktivitas dan mutu pada perusahaan jasa harus dilakukan secara terus menerus dan
sensitive terhadap faktor-faktor tersebut. Perbedaan ini mempengaruhi informasi yang
diperlukan untuk perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Berikut ilustrasi
berbagai aspek yang berkaitan dengan jasa, beberapa sifat turunannya, serta interaksinya
dengan sistem akuntansi manajemen.
Tampilan 2 Interaksi Jasa dengan Akuntansi Manajemen
ASPEK SIFAT TUJUAN DAMPAK PADA
AKUNTANSI MANAJEMEN
Ketidakberwujudan Jasa tidak bisa disimpan.
Tidak ada perlindungan hak
paten.
Tidak dapat menampilkan
atau mengkomunikasikan
jasa.
Harga sulit ditetapkan.
Tidak ada persediaan.
Kode etik yang ketet.*
Tuntutan terhadap pembebanan biaya yang
lebih akurat.*
Tidak tahan lama Manfaat jasa cepat
kadaluarsa.
Jasa sering kali berulang
untuk satu pelanggan.
Tidak ada persediaan.
Memerlukan standard dan konsistensi mutu
yang tinggi.*
Tidak dapat dipisah Pelanggan terlibat langsung
dalam produksi jasa.
Biaya diperhitungkan sesuai dengan jenis
pelanggan.*
Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 13
Produksi missal jasa yang
tersentralisasi sulit
dilakukan.
Menuntut pengukuran dan pengendalian
mutu untuk mempertahankan konsistensi.*
Heterogenitas Variasi yang luas pada
produk dimungkinkan.
Pengukuran produktivitas dan mutu serta
pengendalian harus terus menerus.*
Manajemen mutu total adalah hal yang
penting.*
*Banyak dari dampak ini yang juga berlaku untuk produk berwujud
Perhatikanlah, bahwa keakuratan pembebanan biaya, mutu dan produktivitas merupakan
masalah yang sama-sama dihadapi produsen jasa dan produsen produk berwujud.
Organisasi yang membuat produk berwujud disebut organisasi manufaktur.
Organisasi yang memproduksi produk tidak berwujud disebut organisasi jasa. Manajer dari
kedua jenis organisasi ini perlu mengetahui berapa besar biaya setiap roduk. Biaya produk
yang akurat adalah penting untuk analisis tingkat laba dan untuk keputusan strategis yang
berkenaan dengan perancangan produk, penetapan harga, serta bauran produk. Biaya setiap
produk berlaku untuk produk berwujud maupun tidak berwujud. Jadi, ketika kita
membahas masalah biaya produk, kita mengacu pada produk berwujud dan/atau tidak
berwujud.
2.1. Biaya yang Berbeda untuk Tujuan Berbeda
Biaya produk adalah pembebanan biaya yang mendukung tujuan manajerial yang
spesifik. Jadi, arti dari “biaya produk” tergantung pada tujuan manajerial yang
sedang berusaha dicapai. Definisi biaya produk mengilustrasikan prinsip manajemen
biaya yang bersifat fundamental, yaitu: “biaya yang berbeda untuk tujuan berbeda”.
Sebagai contoh pertama, misalkan pihak manajemen tertarik dengan analisis tingkat
laba strategis. Demi mendukung tujuan ini, manajemen memerlukan informasi
tentang semua pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan suatu produk. Pada
kasus ini, rantai nilai biaya produk telah sesuai, karena memperhitungkan semua
biaya yang diperlukan untuk menilai tingkat laba strategis.
Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 14
Suatu rantai nilai perusahaan (tampilan 3) adalah seperangkat aktivitas yang
dibutuhkan untuk merancang, mengembangkan, memroduksi, memasarkan,
mendistribusikan, dan melayani produk. Rantai nilai biaya produk diperoleh
pertama-tama dengan membebankan biaya ke serangkaian aktivitas yang
mendefinisikan rantai nilai, dan kemudian membebankan biaya dari berbagai
aktivitas itu ke produk. Berikut ilustrasi rantai nilai internal.
Contoh kedua, tujuan manajerial adalah jangka pendek atau analisis tingkat
laba taktis. Pada kasus ini, biaya perancangan dan pengembangan mungkin tidak
relevan – khususnya untuk produk yang telah ada. Sebagai contoh keputusan untuk
menerima atau menolak pesanan produk yang ada, akan tergantung pada harga yang
ditawarkan oleh pelanggan potensial dan biaya produksi, pemasaran, distribusi, dan
pelayanan pesanan khusus. Jadi, hanya aktivitas yang beroperasi dalam rantai nilailah
yang penting, dan pembebanan biaya aktivitas ke produk mendefinisikan biaya
produk operasi. Contoh ketiga, misalnya tujuan manajerial adalah penyusunan
laporan keuangan eksternal. Dalam kasus ini, biaya produk tradisional diperlukan.
Peraturan dan ketentuan yang mengatur laporan keuangan eksternal menyatakan
bahwa hanya harga pokok produksi yang dapat digunakan dalam perhitungan biaya
produk. Tampilan 4 akan menggambarkan ikhtisar ketiga biaya produk diatas.
Tampilan 3 Aktivitas Rantai Nilai Internal
Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 15
Desain
Pengembangan
Produksi
Pemasaran
Pendistribusian
Pelayanan
Tampilan 4 Contoh Definisi Biaya Produk
Definisi Harga Pokok ProdukRantai Nilai Harga Pokok
ProdukBiaya Produk Bagian Operasional Biaya Produk Tradisional
Tujuan Manajerial yang Diembankan
Keputusan Penetapan HargaKeputusan Bauran Produk
Analisis Tingkat Laba Strategis
Keputusan Perancangan Strategi Analisis Tingkat Laba
TaktisPelaporan Keuangan Eksternal
2.2. Biaya Produk dan Pelaporan Keuangan Eksternal
Salah satu tujuan utama sistem manajemen biaya adalah perhitungan biaya produk
untuk pelaporan keuangan eksternal. Demi tujuan perhitungan biaya produk,
konvensi yang berlaku secara eksternal menyatakan bahwa biaya dapat
diklasifikasikan menurut tujuan khusus atau fungsi-fungsi, yang hendak mereka
capai. Biaya dikelomokkan ke dalam dua kategori fungsional utama: produksi
(manufaktur) dan nonproduksi (nonmanufaktur). Biaya produksi adalah biaya yang
berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Biaya nonproduksi adalah
biaya yang berkaitan dengan fungsi perancangan, pengembangan, pemaaran,
distribusi, layanan pelanggan dan administrasi umum. Biaya pemasaran, distribusi,
dan layanan pelanggan kadang kala ditempatkan dalam satu kategori umum yang
Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 16
ProduksiProduksi
Penelitian dan Pengembangan
Produksi
Pemasaran
Pemasaran
Layanan Pelanggan
Layanan Pelanggan
disebut biaya penjualan. Sementara, biaya perancangan, pengembangan, dan
administrasi umum ditempatkan dalam kategori biaya administrasi.
Dalam perusahaan manufaktur, biaya produksi dapat diklasifikasikan sebagai
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Ketiga unsur
biaya tersebut dapat dibebankan ke produk, dalam pelaporan keuangan eksternal.
2.2.1. Bahan Langsung (Direct Materials)
Bahan langsung adalah bahan baku atau bahan mentah (raw materials) yang
dapat ditelusuri ke barang atau jasa yang sedang diproduksi. Bahan langsung
(direct materials) adalah bahan yang menjadi bagian yang tak terpisahkan
dari produk jadi dan dapat ditelusuri secara fisik dan mudah ke produk
tersebut. Sebagai contoh bahan langsung, besi pada mobil, kayu pada
perabotan rumah, dan kawat untuk perbaikan gigi. Berdasarkan sebuah studi
yang telah dilakukan menunjukkan bahwa rata-rata biaya bahan langsung
meliputi sekitar 55% dari penjualan.
2.2.2. Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour)
Tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri dengan
mudah melalui pengamatan fisik yang digunakan dalam mengukur kuantitas
karyawan yang digunakan pada barang atau jasa yang sedang diproduksi.
karyawan yang mengubah bahan baku menjadi produk atau menyediakan jasa
kepada pelanggan diklasifikasikan sebagai tenagai kerja langsung. Misalnya,
kepala koki restoran, dan pilot Garuda Airlines. Sebuah studi atas 37 industri
manufaktur menyebutkan bahwa biaya tenaga kerja langsung hanya
mencakup sekitar 10% dari penjualan.
2.2.3. Overhead
Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 17
Semua biaya produksi selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung
dikelompokkan ke dalam biaya overhead pabrik. Banyak input selain dari
bahan langsung dan tenaga kerja langsung diperlukan untuk membuat produk.
Contohnya yaitu bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung,
pemeliharaan dan perbaikan peralatan produksi, listrik dan penerangan, pajak
properti, asurani, depresiasi, pengawasan dan keamanan pabrik, dan
sebagainya. Beberapa studi menunjukkan bahwa overhead pabrik mencapai
hingga 16% dari penjualan.
Bahan langsung yang merupakan bagian yang tidak signifikan dari
produk jadi umumnya dimasukkan kedalam overhead pabrik sebagai bahan
tidak langsung. Hal ini dibenarkan atas dasar biaya dan kepraktisan. Sebab,
biaya penelusuran lebih besar dibandingkan dengan manfaat dari peningkatan
keakuratan.
2.2.4. Biaya Penjualan dan Administrasi
Untuk pelaporan keuangan eksternal, biaya penjualan dan administrasi
disebut sebagai biaya yang tidak dapat diinventarisasi atau biaya periode.
Biaya yang tidak dapat diinventarisasi dibebankan dalam periode waktu
terjadinya. Pada organisasi manufaktur, biaya ini dapat mencapai lebih dari
25% pendapatan penjualan dan usaha mengendalikannya dapat menghasilkan
penghematan biaya yang lebih besar dari usaha serupa dalam mengendalikan
biaya produksi.
Biaya yang diperlukan untuk memasarkan, mendistribusikan, dan
melayani produk atau jasa merupakan biaya penjualan (pemasaran). Biaya ini
sering disebut sebagai biaya yang mendapatkan pesanan (order – getting cost)
dan memenuhi pesanan (order – filling cost). Biaya-biaya terebut meliputi
pengiklanan, pengiriman, perjalanan dalam rangka penjualan, komisi
penjualan, gaji untuk bagian penjualan, dan biaya penyimpanan produk jadi.
Biaya administrasi adalah seluruh biaya yang berkaitan dengan
penelitian, pengembangan, dan administrasi umum pada organisasi yang tidak
Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 18
dapat dibebeankan ke pemasaran dan produksi. Administrasi umum
bertanggung jawab memastikan bahwa berbagai aktivitas organisasi
terintegrasi secara tepat sehingga misi perusahaan terealisasi dengan tepat.
Misalnya, presiden direktur perusahaan menaruh perhatian terhadap
efisiensi penjualan produksi serta aktivitas penelitian dan pengembangan.
Contoh biaya administrasiadalah gaji eksekutif puncak, akuntansi umum,
kesekretariatan, humas, honor pengacara, pencetakan laporan tahunan, dan
lain sebagainya.
2.2.5. Biaya Utama dan Konversi
Gabungan dari biaya produksi yang berbeda melahirkan konsep biaya
konversi dan utama. Biaya utama (prime cost) adalah jumlah bahan langsung
dan biaya tenaga kerja langsung. Sementara biaya konversi adalah jumlah
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Pada perusahaan
manufaktur, biaya konversi dapat diinterpretasikan sebagai biaya mengubah
bahan baku menjadi produk akhir.
Tampilan 5 Ringkasan Terminologi Biaya
Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 19
Biaya Produksi
Bahan Langsung Tenaga Kerja Biaya Overhead
Biaya KonversiBiaya Utama
Biaya Nonproduksi
3. Laporan Keuangan Eksternal
Demi memenuhi kebutuhan pelaporan eksternal, biaya-biaya harus diklasifikasikan
berdasarkan fungsi. Oleh karena itu, dalam penyusunan laporan laba rugi, biaya produksi
dan biaya penjualan serta administrasi dipisahkan. Biaya produksi digolongkan sebagai
biaya produk, sementara biaya penjualan dan administrasi digolongkan sebagai biaya
periode.
Dalam akuntansi keuangan, biaya produk (product cost) mencakup semua biaya yang
terkait dengan pemerolehan atau pembuatan suatu produk. Dalam hal perusahaan
manufaktur, biaya produk terdiri atas biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung,
dan overhead pabrik. Jika biaya-biaya tersebut melekat pada produk yang belum terjual,
maka dilaporkan sebagai persediaan dalam laporan posisi keuangan. Sementara itu, jika
biaya-biaya tersebut melekat pada produk yang sudah terjual maka biaya-biaya tersebut
dialihkan dari persediaan menjadi beban (biasanya sebagai harga pokok penjualan) dan
diletakkan dalam laporan laba rugi.
Biaya periodik (periodic cost) adalah semua biaya yang tidak termasuk dalam biaya
produk. Biaya-biaya ini dicatat sebagai beban di laporan laba rugi pada periode terjadinya
jika menggunakan basis akrual.
3.1. Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur
Laporan laba rugi berdasarkan klasifikasi fungsional pada perusahaan manufaktur
ditunjukkan pada tampilan di bawah ini. Pemasukan yang dihitung menurut
klasifikasi fungsional sering disebut sebagai perhitungan pemasukan biaya absorpsi
(full-costing) karena semuan biaya manufaktur dibebankan ke produk.
Menurut pendekatan perhitungan biaya absorpsi, beban dipisahkan menurut
fungsi dan kemudian dikurangi dari pendapatan untuk menghasilkan laba sebelum
pajak. Pada tampilan di bawah terdapat dua kategori fungsional utama pada beban
Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 20
Biaya AdministrasiBiaya Pemasaran dan
yaitu harga pokok penjualan dan beban operasi. Kategori ini berkaitan dengan beban
manufaktur dan nonmanufaktur.
Dalam menghitung harga pokok penjualan, pada awalnya ditentukan harga
pokok produksi yang diambil dari biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan
overhead.
Tampilan 6 Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur
Perusahaan ManufakturLaporan Laba Rugi
Untuk Periode Tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 Penjualan $ 2,400,000.00 Dikurangi harga pokok penjualan:
Persediaan awal barang jadi $ 500,000.00
Ditambah: Harga pokok produksi $ 950,000.00
Barang yang tersedia untuk dijual $ 1,000,000.00
Dikurangi: Persediaan akhir barang jadi $ 300,000.00 $ 1,300,000.00
Laba kotor $ 1,100,000.00 Dikurangi beban operasi: Beban penjualan $ 300,000.00
Beban administrasi $ 200,000.00
$ 500,000.00
Laba sebelum pajak $ 600,000.00
3.1.1. Harga Pokok Produksi
Harga pokok produksi mencerminkan total biaya produk yang diselesaikan
selama periode berjalan. Biaya tersebut terdiri dari biaya manufaktur bahan
baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Rincian dari
pembebanan biaya-biaya tersebut diuraikan dalam laporan harga pokok
produksi.
Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 21
Biaya produksi yang berkaitan dengan barang-barang yang diselesaikan selama periode tertentu
Pada tampilan 7 total biaya manufaktur yang bertambah selama
periode tersebut ditambahkan ke biaya manufaktur yang terkandung pada
barang dalam proses awal, yang menghasilkan total biaya manufaktur. Biaya
yang atas barang dalam proses akhir kemudian dikurangi dari total biaya
manufaktur untuk mendapatkan harga pokok produksi.
Apabila harga pokok produksi adalah untuk produk tunggal, maka
biaya rata-rata per unit dapat dihitung dengan membagi harga pokok produksi
dengan unit yang diproduksi.
Tampilan 7 Skedul Harga Pokok Produksi
Perusahaan ManufakturSkedul Harga Pokok Produksi
Bahan langsung:
Persediaan awal bahan langsung*
$ 100,000.00
Tambah: Pembelian $ 400,000.00
Bahan baku yang siap digunakan
$ 500,000.00
Kurang: Persediaan akhir bahan baku
$ 50,000.00
Bahan baku yang digunakan dalam produksi $ 450,000.00
Tenaga kerja langsung $ 100,000.00
Biaya Overhead Pabrik:*
Asuransi Pabrik $ 6,000.00
Tenaga kerja tidak langsung
$ 100,000.00
Sewa mesin $ 50,000.00
Utilitas Pabrik $ 75,000.00
Peralatan $ 21,000.00
Depresiasi $ 90,000.00
Pajak $
Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 22
Bahan Langsung
Tenaga Kerja Langsung
Biaya Overhead Pabrik
8,000.00
Total biaya overhead $ 350,000.00
Total Biaya Produksi $ 900,000.00
Tambah: Barang dalam proses awal
$ 100,000.00
$ 1,000,000.00
Kurang: Persediaan barang dalam proses akhir
$ 50,000.00
Harga pokok produksi $ 950,000.00
3.1.1.1. Barang Dalam Proses
Barang dalam proses terdiri dari semua unit yang telah diselesaikan
sebagian dalam produksi, pada titik waktu tertentu. Barang dalam
proses awal terdiri dari unit yang telah diselesaikan sebagian yang
telah ada pada awal periode. Barang dalam proses akhir adalah biaya
unit yang ada pada akhir periode. Oleh karena itu, biaya barang dalam
proses awal mencerminkan biaya manufaktur yang tercatat pada
periode sebelumnya, sedangkan biaya barang dalam proses akhir
mencerminkan biaya manufaktur yang akan dicata pada periode
selanjutnya.
3.2. Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang
Pada dasarnya, laporan laba rugi perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang
adalah sama. Akan tetapi, ada perbedaan pada sejumlah jurnal dalam perhitungan
Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 23
Harga Pokok Produksi
harga pokok penjualan. Untuk menentukan harga pokok penjualan dalam perusahaan
dagang, hanya diperlukan informasi saldo awal dan saldo akhir persediaan serta
pembelian. Total pembelian didapat dari penjumlahan seluruh pembelian dari
pemasok.
Tampilan 8 Perhitungan Harga Pokok Penjualan pada Perusahaan Dagang
Selain itu, perusahaan dagang hanya memiliki satu jenis persediaan yaitu persediaan
barang yang dibeli dari pemasok yang dimiliki sampai barang tersebut terjual.
Tampilan 9 Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang
Perusahaan DagangLaporan Laba Rugi
Untuk Periode Tahun yang Berakhir 31 Desember 2012
Penjualan $ 1,000,000.00
Dikurangi harga pokok penjualan:
Persediaan awal $ 100,000.00
Ditambah: Pembelian
$ 650,000.00
Barang yang tersedia untuk dijual
$ 750,000.00
Dikurangi: Persediaan akhir
$ 150,000.00
$ 600,000.00
Laba kotor $ 400,000.00
Dikurangi beban operasi:
Beban penjualan $ 100,000.00
Beban administrasi $ 200,000.00
$ 300,000.00
Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 24
Persediaan Awal + Pembelian = Persediaan Akhir + Harga Pokok Penjualan
atau
Harga Pokok Penjualan = Persediaan Awal + Pembelian – Persediaan Akhir
Harga pokok pembelian barang dagangan dari pemasok selama periode tertentu
Laba sebelum pajak $ 100,000.00
3.3. Laporan Laba Rugi Perusahaan Jasa
Pada perusahaan jasa, perhitungan biaya jasa yang terjual berbeda dari biaya
penjualan dalam perusahaan manufaktur. Perusahaan jasa tidak memiliki persediaan
awal atau akhir barang jasa karena tidak mungkin menyimpan jasa. Sehingga, biaya
penjualan jasa selama suatu periode sama dengan harga pokok produksi dalam
periode yang sama. Selain itu, dalam perusahaan jasa memungkinkan memiliki
barang dalam proses. Misalnya, seorang arsitek yang memiliki gambar dalam proses
dan seorang dokter gigi yang memiliki beberapa pasien dengan berbagai tahap
perawatan.
4. Jenis-Jenis Sistem Akuntansi Manajemen
Sistem akuntansi manajemen dapat diklasifikasikan sebagai sistem berdasarkan fungsi
(Functional Based Management - FBM) dan berdasarkan aktivitas (Activity Based
Management - ABM).
Sistem akuntansi manajemen berdasarkan fungsi dikenal dari tahun 1900-an dan masih
secara luas digunakan baik dalam sektor manufaktur dan jasa. Sementara sistem akuntansi
manajemen berdasarkan aktivitas merupakan sistem yang baru dikembangkan dalam dua
setengah dekade terakhir. Sistem ABM digunakan secara luas dan bermanfaat untuk
peningkatan khususnya diantara organisasi yang memiliki beragam produk dan pelanggan,
berhadapan dengan peningkatan kompleksitas produk, siklus produk yang lebih pendek,
permintaan peningkatan mutu, dan tekanan persaingan ketat. Sistem ABM biasanya
ditemukan dalam industri keuangan (seperti bank dan bursa saham), industri transportasi
(seperti penerbangan dan kereta api), serta dalam semua jenis manufaktur (seperti
perusahaan elektronik dan mobil).
4.1. Sistem Akuntansi FBM dan ABM
Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 25
Tinjauan Biaya
Tinjauan Operasional
Tinjauan Biaya
Tinjauan Proses
Model umum untuk sistem akuntansi manajemen berdasarkan fungsional dan
aktivitas ditunjukkan dalam tampilan 9 dan 10.
Tampilan 9 Model Manajemen Berdasarkan Fungsional
Tampilan 10 Model Manajemen Berdasarkan Aktivitas
Mengapa? Apa? Seberapa Baik?
Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 26
Sumber Daya
Analisis Efisiensi Fungsi
Produk
Analisis Kinerja
Sumber Daya
Analisis Penggerak Aktivitas
Produk dan Pelanggan
Analisis Kinerja
Dimensi vertikal dari model menggambarkan bagaimana biaya dibebankan ke objek
biaya, seperti produk dan pelanggan. Sementara dimensi horizontal memperhatikan
bagaimana sistem mencoba untuk memperbaiki efisiensi operasional dan
pengendalian biaya. Elemen pusat dari model FBM adalah fungsi, sementara elemen
model ABM adalah aktivitas. Fungsi-fungsi biasanya dikelompokkan dalam unit-unit
organisasional seperti departemen dan pabrik (sebagai contoh, teknik, kontrol
kualitas, dan perakitan, adalah fungsi-fungsi yang diatur dalam departemen).
Aktivitas-aktivitas dengan tujuan umum dikelompokkan bersama dalam satu bentuk
proses. Misalanya, pembelian barang, pengiriman barang, dan pembayaran barang
yang diterima, adalah aktivitas mayoritas yang menggambarkan proses pembelian
persediaan (procurement process).
4.1.1. Tinjauan Biaya FBM
Pada sistem akuntansi FBM, biaya-biaya sumber daya dibebankan ke unit-
unit fungsional dan kemudian ke produk. Pada pembebanan biaya, digunakan
penelusuran langsung dan penelusuran penggerak yang hanya menggunakan
penggerak produksi tingkat unit, pengukuran konsumen yang sangat
berkolerasi dengan unit yang diproduksi.
Misalnya, jam kerja tenaga kerja langsung, material langsung, dan jam kerja
mesin, adalah hanya penggerak yang diasumsikan penting. Karena sistem
FBM hanya menggunakan penggerak yang berhubungan dengan fungsi
produksi untuk membebani biaya, pendekatan pembebanan biaya ini
dianggap sebagai pembiayaan berdasar produksi atau fungsional (Functional
Based Costing - FBC). Selain dari penggerak yang menjelaskan hubungan
sebab akibat terdapat pula penggerak tingkat nonunit. Misalnya, penggerak
produksi seperti unit yang diproduksi atau jam kerja tenaga kerja langsung
dapat tidak memiliki hubungan apapun dengan biaya pembelian bahan
mentah. Pada kenyataannya, jumlah pesanan pembelian bisa menjadi ukuran
yang tepat dari konsumsi tiap produk. Tujuan pembiayaan produk dari
pembiayaan berdasar fungsional dapat dipenuhi dengan pembebanan biaya-
Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 27
biaya produksi untuk persediaan dan harga pokok penjualan untuk tujuan
pelaporan keuangan eksternal.
4.1.2. Tinjauan Biaya ABM
Dalam pembiayaan berdasarkan aktivitas (Activity Based Costing – ABC),
biaya dilacak untuk aktivitas dan kemudian ke produk. Penelusuran langsung
dan penelusuran penggerak digunakan dalam sistem ABM. Peranan
penelusuran penggerak secara signifikan diperluas dengan
mengidentifikasikan dan menggunakan penggerak yang tidak berhubungan
dengan volume produk yang diperoduksi (penggerak nonunit). Jadi,
pembebanan biaya berdasarkan aktivitas menekan penelusuran melebih dari
alokasi. Pada kenyataannya, itu bisa dinamakan penelusuran yang intensif.
Penggunaan kedua penggerak unit dan nonunit meningkatkan keakuratan
pembebanan biaya, mutu keseluruhan dan informasi biaya yang relevan.
Pembiayaan produk berdasarkan aktivitas cenderung fleksibel.
Informasi biaya dibuat untuk mendukung macam-macam tujuan manajerial,
termasuk tujuan pelaporan keuangan.
Definisi pembiayaan produk yang lebih komprehensif ditekankan
untuk perencanaan, pengendalian, dan pembuatan keputusan yang lebih baik,
dengan kelengkapan informasi akan biaya, aktivitas, penggerak, dapat
bertindak sebagai sistem pengingat awal dari problem etis.
4.1.3. Tinjauan Efisiensi Operasional FBM
Penyediaan informasi untuk perencanaan dan pengendalian adalah tujuan
lainnya dari akuntansi manajemen. Pendekatan akuntansi manajemen
berdasar fungsional untuk mengendalikan pembebanan biaya untuk unit
organisasional dan kemudian menuntut tanggung jawab unit manajer
organisasional untuk pengendalian biaya yang dibebani. Kinerja diukur
dengan membandingkan hasil aktual dengan standar atau hasil yang
Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 28
direncanakan. Penekanan adalah pada ukuran keuangan pada kinerja (ukuran
nonkeuangan biasanya diabaikan). Jadi, pendekatan bedasarkan fungsi
menelusuri biaya ke individual yang berttanggung jawab pada biaya yang
terlibat.
4.1.4. Tinjauan Efisiensi Operasional ABM
Manajemen berdasarkan aktivitas lebih memperhatikan aktivitas manajemen
dalam rangka memperbaiki nilai yang diterima oleh pelanggan dan profit
yang diterima dengan menyediakan nilai ini. Hal ini meliputi analisis
penggerak, analisis aktivitas, dan evaluasi kinerja dan penggambaran atas
pembiayaan berdasarkan aktivitas sebagai sumber mayoritas dari informasi.
Tinjauan proses diperhatikan dengan mengidentifikasi factor-faktor
yang menyebabkan biaya suatu aktivitas (menjelaskan mengapa biaya
muncul), pengukuran pekerjaan apa yang telah dilakukan (mengidentifikasi
aktivitas), dan mengevaluasi kinerja pekerjaan dan hasil yang dicapai
(seberapa baik aktivitas dikerjakan). Pendekatan ini juga berfokus pada
akuntabilitas dari aktivitas dibandingkan pada biaya dan menekankan
maksimalisasi kinerja system secara luas daripada kinerja individu.
Dalam system informasi akuntansi manajemen berdasarkan aktivitas, baik
ukuran keuangan dan nonkeuangan dari kinerja adalah penting.
4.2. Pilihan dari Sistem Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen berdasar aktivitas memberikan keuntungan yang lebih, yaitu
memperbaiki keakuratan pembiayaan produk, memperbaiki pengambilan keputusan,
meningkatkan perencanaan strategis, dan kemampuan yang lebih baik dalam
mengelola aktivitas. Selain itu, system berdasar aktivitas secara khusus sesuai untuk
mendukung sasaran perbaikan berkelanjutan bagi perusahaan yang ingin bersaing
secara global. Akan tetapi, system tersebut lebih kompleks dan memerlukan
perbaikan signifikan atas aktivitas pengukuran yang mahal. Dengan kemajuan
teknologi informasi, biaya pengukuran dapat diminimalisir dan diikiuti dengan biaya
Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 29
pengambilan keputusan yang buruk meningkat. Hal ini dikarenakan semakin
ketatnya persaingan sebagai akibat timbulnya ekonomi dunia, deregulasi jasa, dan
sebagainya. Oleh karena itu, pendekatan berdasar aktivitas dapat meningkatkan mutu
pengambilan keputusan.
Tampilan 11
Perbandingan antara Sistem Manajemen Biaya Berdasarkan Fungsional dan Aktivitas
Berdasar Fungsional Berdasar Aktivitas
1. Penggerak berdasar unit 1. Penggerak berdasar unit dan non unit
2. Intensif alokasi 2. Intensif dalam penelusuran
3. Pembiayaan produk sempit dan kaku 3. Pembiayaan produk luas dan fleksibel
4. Fokus pada pengelolaan biaya 4. Fokus pada pengelolaan aktivitas
5. Informasi aktivitas sedikit 5. Informasi aktivitas terinci
6. Maksimalisasi dari kinerja unit individual 6. Maksimalisasi kinerja system meluas
7. Penggunaan ukuran kinerja financial 7. Penggunaan ukuran kinerja financial
dan non finansial
K E S I M P U L A N
Biaya sebagai salah satu komponen penting penentu laba. Oleh karena itu, Informasi yang
bermutu tinggi dan dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan dihasilkan melalui
keakuratan pembebanan biaya. Pembebanan biaya dilakukan dengan membebankan biaya
sebesar yang dikonsumsi objek biaya. Hubungan antara biaya dan objek biaya ini dapat ditelusuri
melalui tiga cara yaitu melalui penelusuran langsung dan penelusuran penggerak untuk
pembebanan biaya atau alokasi untuk membebankan biaya tidak langsung. Penelusuran langsung
dilakukan melalui pengamatan fisik. Sementara, penelusuran penggerak bergantung pada factor-
faktor sebab akibat, yaitu penggerak, untuk membebankan biaya pada objek biaya.
Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 30
Berdasarkan penelusuran tersebut, biaya terbagi atas 2 jenis utama, yaitu biaya produksi
yang berkaitan dengan pembuatan produk/jasa dan biaya nonproduksi. Biaya poduksi terdiri atas
biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Sementara, biaya
nonproduksi umumnya terdiri atas biaya penjualan dan administrasi. Biaya-biaya ini dikeluarkan
untuk menghasilkan berbagai macam produk baik produk berwujud dan tidak berwujud (jasa).
Demi akuntabilitas, seluruh biaya tersebut harus dilaporkan dan disajikan dalam laporan
keuangan eksternal. Seluruh biaya tersebut disajikan pada laporan laba rugi baik pada
perusahaan manufaktur, dagang, atau bahkan perusahaan jasa. Perusahaan manufaktur harus
menghitung harga pokok produksi. Adapun perusahaan dagang dan jasa tidak perlu.
Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 31
D A F T A R P U S T A K A
Hansen, Don R. & Mowen, Maryanne M. 2006. Akuntansi Manajemen Edisi 7 Buku 1.
Jakarta: Salemba Empat
Garrison, Ray H., Norren, Eric W. & Brewer, Peter C. 2006. Akuntansi Manajerial Edisi
11 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 32