7
ALAT LISTRIK PENDUKUNG 1.1 Rel (Busbar) Semua generator dalam pusat Iistrik menyalurkan energinya ke rel pusat listrik. Demikian pula semua saluran yang mengambil maupun yang mengirim energi dihubungkan ke rel ini. Berbagai jenis susunan rel yaitu: Rel Tunggal (Gambar 2.4) lni adalah susunan rel yang paling sederhana dan paling murah. Keandalan serta fleksibilitas operasinya sangat terbatas. Apabila ada kerusakan di rel, maka seluruh pusat listrik harus dipadamkan untuk dapat melakukan perbaikan. Oleh sebab itu, rel tunggal sebaiknya hanya digunakan pada pusat listrik yang tidak begitu penting peranannya dalam sistem. Gambar 2.1 Pusat listrik dengan rel tunggal yang menggunakan PMS seksi

ALAT LISTRIK PENDUKUNG

Embed Size (px)

DESCRIPTION

oke

Citation preview

Page 1: ALAT LISTRIK PENDUKUNG

ALAT LISTRIK PENDUKUNG

1.1 Rel (Busbar)

Semua generator dalam pusat Iistrik menyalurkan energinya ke rel pusat listrik. Demikian pula semua saluran yang mengambil maupun yang mengirim energi dihubungkan ke rel ini.

Berbagai jenis susunan rel yaitu:

Rel Tunggal (Gambar 2.4) lni adalah susunan rel yang paling sederhana dan paling murah. Keandalan serta fleksibilitas operasinya sangat terbatas. Apabila ada kerusakan di rel, maka seluruh pusat listrik harus dipadamkan untuk dapat melakukan perbaikan. Oleh sebab itu, rel tunggal sebaiknya hanya digunakan pada pusat listrik yang tidak begitu penting peranannya dalam sistem.

Gambar 2.1 Pusat listrik dengan rel tunggal yang menggunakan PMS seksi

Untuk menaikkan keandalan rel tunggal. PMS seksi dapat dipasang yang membagi rel dalam 2 kelompok, yaitu kelompok kiri dan kelompok kanan dari rel. Unit pembangkit dan beban sebagian dihubungkan ke kelompok kiri dan sebagian Iagi dihubungkan ke kelompok kanan dari rel. Apabila ada kerusakan pada rel yang perbaikannya memerlukan pemadaman, maka seksi rel yang memerlukan perbaikan bisa dipadamkan dengan membuka PMS seksi ini sehingga seksi rel yang sebelahnya tetap bisa dioperasikan/dinyalakan.

Page 2: ALAT LISTRIK PENDUKUNG

Rel Ganda dengan Satu PMT (Gambar 2.5) Rel ganda yang diperlihatkan pada Gambar 2.5 adalah rel ganda dengan satu PMT, selanjutnya hubungan ke rel 1 atau rel 2 dilakukan melalui PMS. Rel ganda pada umumnya dilengkapi dengan PMT beserta PMS-nya yang berfungsi untuk menghubungkan rel 1 dan rel 2 seperti diperlihatkan pada Gambar 2.5. PMT ini disebut sebagai PMT kopel. Dengan rel ganda, sebagian instalasi dapat dihubungkan ke rel 1 dan sebagian Iagi ke rel 2. Kedua rel tersebut (rel 1 dan rel 2) dapat dihubungkan paralel atau terpisah dengan cara menutup atau membuka PMT Kopel. Dengan cara ini fleksibilitas operasi akan bertambah terutama sewaktu menghadapi gangguan yang terjadi dalam sistem.

Sebagian dari unit pembangkit atau beban dapat dihubungkan ke rel 1 dan lainnya ke rel 2. Apabila salah satu unit pembangkit atau salah satu beban akan pindah rel, maka terlebih dahulu PMT-nya harus dibuka, kemudian disusul dengan pembukaan PMS rel yang akan ditinggalkan, baru diikuti pemasukan PMS rel yang dituju; urutannya tidak boleh dibalik. Apabila terbalik, maka akan terjadi hubungan paralel antara rel 1 dan rel 2 yang belum tentu sama tegangannya dan hal demikian adalah berbahaya. Setelah selesai melakukan pernindahan posisi PMS, barulah PMT dimasukkan. Untuk unit pembangkit, pemasukan PMT harus melalui proses sinkronisasi.

Gambar 2.2 Pusat listrik dengan rel ganda yang menggunakan PMT tunggal

Dari uraian di atas tampak bahwa proses pernindahan beban dari rel satu ke rellainnya memerlukan pemadaman, yaitu saat PMT dibuka. Pemindahan beban atau unit pembangkit dari salah satu rel ke rel lainnya dalam praktek dapat terjadi, misalnya karena ada kerusakan yang memerlukan pemadaman rel saat perbaikan.

Page 3: ALAT LISTRIK PENDUKUNG

Rel Ganda dengan Dua PMT (Gambar 2.6)Rel ganda dengan dua PMT ini sama seperti rel ganda dengan satu PMT hanya saja di sini semua unsur dapat dihubungkan ke rel 1 atau rel 2 atau dua-duanya melalui PMT sehingga fleksibilitas manuver menjadi lebih baik (lihat Gambar 2.6). Pemindahan beban dari rel 1 ke rel 2 dapat dilakukan tanpa pemadaman, tidak seperti pada rel ganda dengan satu PMT, seperti diuraikan pada butir b di atas. Hal ini dapat terjadi karena dengan adanya 2 buah PMT (masing-masing satu PMT untuk setiap rel) pemindahan beban dilakukan dengan menutup terlebih dahulu PMT rel yang ditujukan, kemudian membuka PMT rel yang ditinggalkan. Sebelum melakukan manuver ini, harus diyakinkan terlebih dahulu bahwa rel 1 dan rel 2 tegangannya sama, baik besarnya maupun fasanya. Jika sudah sama, baru PMT dapat dimasukkan.

Gambar 2.3 Pusat listrik dengan rel ganda dengan dua PMT

Page 4: ALAT LISTRIK PENDUKUNG

Rel dengan PMT 1½ Bay (Gambar 2.7) Pada dasarnya rel dengan PMT 1 ½ adalah rel ganda dengan 3 buah PMT di antara dua rel tersebut. Jika rel-rel ini diberi identifikasi sebagai rel A dan rel B, maka PMT yang dekat dengan rel A diberi identifikasi sebagai PMT AI, PMT A2, dan seterusnya. Sedangkan yang dekat rel B diberi identifikasi sebagai PMT B1, PMT B2, dan seterusnya. PMT yang di tengah disebut PMT diameter dan diberi identifikasi sebagai PMT ABI, PMT AB2, dan seterusnya.

Gambar 2.4 Pusat listrik dengan rel ganda yang menggunakan PMT 1½ Bay

Bagian-bagian dari instalasi dihubungkan pada titik-titik yang letaknya antara PMT A dengan PMT AB dan pada titik-titik yang Ietaknya antara PMT B dengan PMT AB. Dibandingkan dengan rel-rel pada butir-butir A, B, dan C tersebut di atas, rel dengan PMT 11 ini mempunyai keandalan paling tinggi. Hal ini dapat dilihat sebagai berikut:

Apabila Rel A mengalami gangguan Dengan membuka semua PMT bemomor A beserta PMS-nya, daya tetap bisa disalurkan secara penuh. Apabila Rel B mengalami gangguan Dengan membuka semua PMT bemomor B beserta PMS-nya, daya tetap bisa disalurkan secara penuh. Apabila Rel A dan Rel B mengalami gangguan Dengan membuka semua PMT bemomor A dan PMT bemomor B beserta PMS-nya, daya tetap bisa disalurkan walaupun dengan fleksibilitas pembebanan yang berkurang.

Page 5: ALAT LISTRIK PENDUKUNG

Pembebasan tegangan sebuah (bagian) instaIasi yang terhubung ke rel dengan PMT 1½ Bay mengharuskan pembukaan dua buah PMT beserta PMS-nya, yaitu PMT rel dan PMT diametemya. Misalnya untuk unit pembangkit No. 1 yang terhubung ke rel B meIaIui PMT B1, maka untuk pembebasan tegangannya, yang harus dibuka adaIah PMT B1 dan PMT AB1 beserta PMS-PMS-nya.

Pada pusat-pusat Iistrik keciI (sampai dengan daya ±50 MW) yang menggunakan tegangan rel di bawah 70 kV, umumnya digunakan rel daIam bangunan gedung tertutup atau daIam Iemari yang disebut kubikel. Pada pusat-pusat Iistrik besar (di atas 50 MW), rel umumnya dipasang di ruangan terbuka.

1.2 Battery

Pusat listrik selalu memerlukan sumber arus searah, terutama untuk:

Menjalankan motor pengisi (penegang) pegas PMT Men-trip PMT apabila terjadi gangguan. Melayani alat-alat telekomunikasi. Memasok instalasi penerangan darurat.

Battery merupakan sumber arus searah yang digunakan dalam pusat listrik. Battery harus selalu diisi melalui penyearah (rectifier) seperti diperlihatkan pada Gambar 2.9. Kutub negatif dari battery sebaiknya ditanahkan tidak langsung(memakai resisttance)untuk memudahkan deteksi gangguan hubung tanah pada instalasi arus searahnya.

Gambar 2.5 Instalasi battery aki beserta pengisinya

Ada 2 macam baterai yang dapat digunakan di pusat listrik, yaitu baterai asam dengan kutub timah hitam dan baterai basa yang menggunakan nikel kadmium sebagai kutub. Baterai asam timah hitam menggunakan Pb02 sebagai kutub positif dan sebagai kutub negatif adalah Pb. Sedangkan sebagai elektrolit digunakan larutan asam sulfat H2S04.

Page 6: ALAT LISTRIK PENDUKUNG

Battery basa nikel kadmium menggunakan nikel hidroksida (NiOH) sebagai kutub positif dan kadmium (Cd) sebagai kutub negatif. Sedangkan sebagai elektrolit digunakan larutan potas kostik (KOH).

Untuk daerah panas dengan suhu di atas 25°C, battery asam timah hitam lebih cocok dari pada battery asam nikel kadmium.

Pemeliharaan battery terutama meliputi:

Pemantauan tegangan Berat jenis elektrolit Kebersihan ruangan Ventilasi ruangan