23
MENENUN KOSONG PADA ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) I TUJUAN 1. Mahasiswa dapat mengetahui bagian-bagian pokok dan fungsinya pada ATBM. 2. Mahasiswa dapat menjelaskan mekanisme kerja Alat Tenun Bukan Mesin. 3. Mahasiswa dapat menenun dengan ATBM.tanpa benang lusi (kosong) 4. Mahasiswa dapat menenun dengan melakukan pengetekan dan injakan pada Alat Tenun tanpa menggunakan benang lusi (kosong). II TEORI DASAR ATBM ini sebenarnya merupakan perkembangan dari alat tenun gedogan, yaitu pada ATBM dibuat rangka mesin yang mempermudah penggunaannya daripada alat tenun gedogan. ATBM digerakkan oleh tenaga tangan dan kaki. Pada awalnya ATBM dibuat untuk memenuhi kebutuhan tekstil kain, karena keterbatasan kapasitas produksi kain dengan alat tenun gedogan Seperti pada alat atau mesin tenun lainnya maka ATBM mempunyai prinsip kerja yang sama yaitu yang disebut dengan gerakan pokok pertenunan. Adapun gerakan pokok dari proses pertenunan sebagai berikut :

Alat Mesin Tenun Bukan Mesin

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan Kuliah STT Tekstil mengenai alat tenun bukan mesin

Citation preview

Page 1: Alat Mesin Tenun Bukan Mesin

MENENUN KOSONG

PADA ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM)

I TUJUAN

1. Mahasiswa dapat mengetahui bagian-bagian pokok dan fungsinya pada ATBM.

2. Mahasiswa dapat menjelaskan mekanisme kerja Alat Tenun Bukan Mesin.

3. Mahasiswa dapat menenun dengan ATBM.tanpa benang lusi (kosong)

4. Mahasiswa dapat menenun dengan melakukan pengetekan dan injakan pada Alat

Tenun tanpa menggunakan benang lusi (kosong).

II TEORI DASAR

ATBM ini sebenarnya merupakan perkembangan dari alat tenun gedogan, yaitu pada

ATBM dibuat rangka mesin yang mempermudah penggunaannya daripada alat tenun

gedogan. ATBM digerakkan oleh tenaga tangan dan kaki. Pada awalnya ATBM dibuat

untuk memenuhi kebutuhan tekstil kain, karena keterbatasan kapasitas produksi kain

dengan alat tenun gedogan

Seperti pada alat atau mesin tenun lainnya maka ATBM mempunyai prinsip kerja yang

sama yaitu yang disebut dengan gerakan pokok pertenunan. Adapun gerakan pokok dari

proses pertenunan sebagai berikut :

1. Gerakan pembukaan mulut lusi, yaitu gerakan yang terjadi karena adanya gerakan

naik kelompok benang-benang lusi tertentu dan gerakan turun kelompok benang-

benang lusi tertentu. Akibat dari pembukaan mulut lusi terbentuklah sebuah celah

yang disebut mulut lusi. Pada ATBM pembukaan mulut lusi terjadi karena adanya

peralatan : injakan, tali ikatan, kamran, matagun, tali penghubung, dan rol kerek.

2. Gerakan peluncuran pakan, yaitu gerakan memasukan benang pakan pada mulut

lusi yang telah terbentuk. Pada ATBM peralatan yang berfungsi untuk meluncurkan

benang pakan : batang pemukul, tali penarik picker, picker (pemukul), laci teropong,

teropong, dan palet. Gerakan ini terjadi karena teropong yang membawa benang

pakan dipukul oleh picker bolak-balik dari kanan ke kiri melalui mulut lusi.

Page 2: Alat Mesin Tenun Bukan Mesin

3. Gerakan pengetekan, yaitu gerakan merapatkan benang pakan yang telah

diluncurkan dengan kain. Gerakan ini terjadi karena adanya gerakan maju mundur

dari lade yang mempunyai sisir tenun yang digerakkan oleh tangan.

Disamping gerakan pokok tersebut diatas terdapat juga gerakan tambahan (gerakan

sekunder) yaitu :

1. Gerakan penguluran lusi, yaitu gerakan penguluran benang lusi oleh boom tenun

agar benang-benang lusi mempunyai tegangan yang konstan. Peralatan yang

digunakan : boom lusi, balok pembesut, piringan pengerem, tali pengerem, batang

pengerem, dan bandul pengerem.

2. Gerakan penggulungan kain, yaitu gerakan penggulungan kain yang teleh

dihasilkan. Gerakan ini dimaksudkan untuk untuk menjaga ketegangan benang lusi

yang diproses tetep konstan. Peralatan yang digunakan : boom kain, balok dada, gigi

rachet, dan pemutar gigi rachet.

III. ALAT DAN BAHAN

1. Alat tenun bukan mesin tanpa benang lusi (kosong).

2. Teropong kosong.

IV CARA KERJA

Adapun menenun pada ATBM tanpa lusi dan pakan (kosong) sebagai berikut :

1. Mempersiapkan peralatan agar siap digunakan untuk menenun antara lain dengan

jalan menyetel tali picker agar tidak terlalu panjang atau terlalu pendek. Standar

penyetelan tali ini adalah teropong dapat masuk ke laci dengan sempurna pada saat

lade mendekati balok dada. Mengelap besi/aluminium tempat picker bergeser agar

pada saat memukul teropong picker tidak tersendat.

2. Setelah persiapannya selesai kemudian masukkan teropong ke dalam laci. Lade

dalam keadaan mendekati balok dada.

3. Menggerakkan lade maju mundur. Gerakan maju (mendorong) berarti melakukan

peluncuran teropong (picker memukul), sedangkan gerakan mundur (menarik) berarti

merapatkan benang pakan pada saat masuknya teropong kedalam laci. Gerakan ini

harus dilakukan dengan cepat.

4. Memperhatikan jalannya teropong agar tidak sampai keluar dari landasannya.

Page 3: Alat Mesin Tenun Bukan Mesin

5. Lakukan gerakan ini berulang kali sehingga akan terbentuk suatau anyaman jika

menggunkan benang.

V Jawaban Pertanyaan

1. Gambarkan ATBM dan sebutkan peralatan serta kegunaannya !

Jawab :

GAMBAR ATBM

1. Lade 11. Batang Pemukul

2. Laci 12. Mata gun

3. Sisir tenun 13. Rol/kerek

4. Teropong 14. Gun/kamran

5. Balok dada 15. Balok pembesut

6. Gigi rachet 16. Benang lusi

7. Pemutar gigi rachet 17. Boom lusi

8. Boom kain 18. Piringan rem

9. Injakan 19. Batang pengerem

10. Rangka ATBM 20. Bandul pengerem

11

3

10 11 12

2

5

6

7

8

9

13 14

16

15

17

18

19

20

4

1

Page 4: Alat Mesin Tenun Bukan Mesin

Bagian-bagian ATBM dan fungsinya :

1. Lade, funsinya sebagai tempat landasan teropong dan tempat sisir.

2. Laci, fungsinya sebagai ruangan untuk teropong sebelum dipukul oleh picker.

3. Sisir tenun, fungsinya untuk mengatur lebar kain yang akan dibuat, untuk

merapatkan benang pakan yang telah diluncurkan dan untuk mengatur tetal lusi.

4. Teropong, fungsinya untuk meluncurkan benang pakan dari kanan ke kiri atau

sebaliknyadan tempat palet.

5. Balok dada, fungsinya untuk pengantar jalannya kain yang telah terbentuk dan agar

kain tetap datar.

6. Gigi rachet, fungsinya sebagai alat untuk penggulungan kain secara manual.

7. Pemutar gigi rachet, fungsinya untuk memutarkan roda gigi rachet.

8. Boom kain, fungsinya untuk menggulung kain yang telah terbentuk agar tidak

terjadi penumpukan kain dan juga untuk menjaga ketegangan benang lusi agar

konstan.

9. Injakan, fungsinya untuk menurunkan dan menaikkan kamran pada saat injakan

diinjak, antara injakan dan kamran digunakan tali pengikat.

10. Rangka, fungsingya sebagai penopang bagian-bagian yang lainnya agar dapat

bekerja sesuai dengan kegunaannya.

11. Batang pemukul, fungsinya untuk menarik picker agar teropong terpukul dan

meluncur.

12. Mata gun, fungsinya untuk memasukkan benang lusi agar dapat naik turun sesuai

gerakan kamran.

13. Rol/kerek, fungsinya menghubungkan dua kamran yang bekerjanya saling

berlawanan,sehingga pada saat salah satu kamran naik maka kamran yang lainnya

akan turun.

14. Gun/kamran, fungsinya untuk menaikkan atau menurunkan kelompok benang-

benang lusi yang dicucuk dalam matagun agar terbentuk mulut lusi.

15. Balok pembesut, fungsinya untuk pengantar benang-benang lusi pada saat

penguluran.

16. Palet , fungsinya untuk temapt menggulung benang pakan yang terdapat pada

teropong

Page 5: Alat Mesin Tenun Bukan Mesin

17. Boom lusi, fungsinya sebagai tempat digulungnya benang-benang lusi yang akan

ditenun pada proses pertenunan.

18. Piringan rem, fungsinya untuk landasan pengereman putaran boom lusi

19. Batang pengerem, fungsinya untuk mengerem atau melepaskan rem pada saat

penggulungan kain (secara manual).

20. Bandul, fungsinya untuk memberi beban pada batang pengerem sehingga terjadi

pengereman pada piringan pengerem.

21. Tempat sisir, fungsinya untuk tempat sisir agar sisir tetap berada ditempatnya.

2. Bagaimana mekanisme terjadinya peluncuran teropong ?

Jawab :

Gerakan peluncuran teropong terjadi karena adanya gerakan maju dari lade. Gerakan

maju lade akan mendororng batang-batang pemukul,yang menyebabkan tali

pengubung menarik picker untuk memukul teropong yang ada dalam laci menuju laci

yang satunya. Karena perbandingan panjang lengan tuas menyebabkan gerakan lade

yang relatif lambat menjadi gerakan cepat yang mampu mendorong teropong dengan

cepat. Gerakan lade mundur akan menyebabkan pengetekan benang pakan yang telah

diluncurkan. Gerakan maju lade kemabali akan menarik tali yang menyebabkan picker

tertarik dan memukul teropong yang berada pada sisi yang terakhir menuju ke sisi

semula kemudian lade bergerak mundur untuk merapatkan benang pakan, dan

seterusnya

3. Apa bedanya ATBM yang saudara gunakan dalam praktikum dengan alat tenun

gedogan ?

Jawab :

Aspek ATBM Gedogan

Sumber tenaga

penggerak

Tangan dan kaki Tangan

Peralatan peluncur

pakan

Picker dan teropong Palet dan tangan

Peralatan pembentuk Matagun, rol kerek, injakan, dan Gundengan bantuan tangan

Page 6: Alat Mesin Tenun Bukan Mesin

mulutlusi tali penghubung

Kapasitas dan

kecepatan produksi

Lebih banyak dan lebih cepat

daripada gedogan

Lebih kecil dan lebih lambat

daripada gedogan

Variasai anyaman Lebih banyak daripada gedogan Hanya untuk anyaman polos

pengoperasian Lebih mudah daripada gedogan Lebih sukar daripada gedogan

VI DISKUSI DAN KESIMPULAN

A. Diskusi

Pada saat menggerakkan lade kebelakang harus langsung dilenturkan agar pakan

yang telah diluncurkan tidak tertahan oleh picker yang ada di sisi yang satunya yang

disebabkan tali yang tegang, teropong harus langsung masuk ke dalam laci.

Saat menenun harus memperhatikan teropong jangan sampai teropong keluar dari

landasannya.

Pada saat menenun jangan terlalu keras karena dapat menyebabkan teropong loncat

ataupun kerusakan mesin.

Pukulan picker terhadap teropong tidak sempurna (kecepatan teropong tidak ideal).

Hal ini diakibatkan karena masuknya teropong kedalam laci tidak sempurna (kurang

masuk) sehingga tolakkan yang dilakukan oleh picker kurang bisa memberikan

energi yang kuat.

B. Kesimpulan

Alat tenun bukan mesin sumber gerakannya berasal dari tenaga manusia yaitu

tangan dan kaki. Dalam pengoperasiannya membutuhkan keahlian khusus.

ATBM diciptakan karena alat tenun gedogan yang sudah tidak sesuai dengan

perkembangan zaman.

ATBM menggunakan peralatan mekanik walaupun masih menggunakan tenaga

manusia yaitu gerakan pembukaan mulut lusi, gerakan peluncuran pakan, gerakan

pengetekan, gerakan penguluran lusi dan gerakan penggulungan kain.

Peluncuran pakan pada ATBM menggunakan teropong.

Page 7: Alat Mesin Tenun Bukan Mesin

MENYETEL MULUT LUSI UNTUK ANYAMAN POLOS

DAN TURUNANNYA

I Tujuan

1. Menyetel mulut lusi untuk anyaman polos dan turunannya yaitu dengan menyetel

injakan, kamran dan memasang tali pengikat injakan dengan kamran.

2. Membuat rencana tenun untuk anyaman polos dan turunannya sebelum diadakannya

proses pertenunan dengan ATBM.

I. Teori Dasar

Pada proses pertenunan dengan ATBM gerakan pembukaan mulut lusi yang terjadi

karena adanya gerakan naik turun kelompok benang-benang lusi tertentu yang ada pada

kamran oleh injakan. Gerakan pembukaan mulut ini harus dapat menghasilkan mulut lusi

yang baik. Adapun mulut lusi yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1. Mulut lusi harus rata, hal ini dimaksudkan agar teropong dapat meluncur dengan

lancar tanpa menyangkut benang-benang lusi sehingga menyebabkan putus benang.

2. Mulut lusi haru bersih sehingga tidak mengganggu laju teropong.

3. Mulut lusi yang terbentuk harus cukup untuk dapat dilalui oleh teropong.

Untuk mendapatkan mulut lusi yang sesuai maka harus dilakukan proses penyetelan

mulut lusi. Pada proses penyetelan mulut lusi yang diatur adalah panjang tali penghubung

dan tali ikatan injakan. Untuk dapat menyetel mulut lusi harus diperhatikan berapa jumlah

kamran dan berapa jumlah rol kereknya. Anyaman polos yang paling sederhana dapat

menggunakan 2 buah gun (minimum), hal ini dikarenakan anyaman polos mempunyai

efek lusi 1 naik dan efek pakan 1 turun dan seterusnya.

II. Alat dan Bahan

Alat tenun bukan mesin dengan benang-benang lusi.

Benang pakan dalam bentuk palet.

Teropong.

Tali penghubung

Page 8: Alat Mesin Tenun Bukan Mesin

III. Cara Kerja

1. Mempersiapkan mesin agar dapat digunakan untuk menenun.

2. Menyetel mulut lusi dengan cara sebagai berikut :

Mempersiapkan kamran dengan gun-gunnya.

Kamran diikat dengan tali agar antara kamran satu dengan lainnya letaknya

sama (sejajar).

Bagian atas kamran diikat dengan tali pengikat dan dililitkan pada batang

kerekan.

Bagian bawah kamran diikat dengan tali pengikat satu persatu dengan cara

yang benar, kemudian diikatkan dengan injakan.

Atur posisi kamran sehingga benag lusi dengan sisir tenun naik 1/3 dari

tinggi sisir tenun.

Setelah kamran diikat dengan injakan, salah satu injakan diinjak sehingga

membentuk mulut lusi.

Atur agar kedudukan injakan sama tinggi sehingga pada saat injakan diinjak

secara bergantian akan menghasilkan tinggi mulut lusi yang sama dengan

cara mengatur tali pengikat injakan dan injakan

3. Memasang palet ke dalam teropong, ujung benang dimasukkan kedalam lubang

pada kepala teropong. Hal ini dimaksudkan agar benang pakan yang diluncurkan

mempunyai tegangan.

4. Masukkan teopong ke dalam laci sebelah kanan atau kiri dan ujung benangnya

ditahan agar tidak tebawa saat teropong diluncurkan.

5. Apabila teropong berada disebelah kiri, cara menjalankan mesinnya yaitu dengan

menginjak injakan sebelah kanan kemudian lade diayunkan ke belakang lalu

dilenturkan ke belakang.dan sebaliknya

6. Lakukan hal yang sama sampai beberapa cm.

7. Penggulungan kain dilakukan secara manual yaitu dengan melepaskan rem

kemudian memutar roda gigi rachet dengan pemutarnya sampai benang-benang

kembali tegang.

Page 9: Alat Mesin Tenun Bukan Mesin

IV. Jawaban Pertanyaan

1. Jelaskan langkah penyetelan mulut lusi dari awal hingga dapat ditenun !

Jawab :

Menyetel mulut lusi dengan cara sebagai berikut :

Mempersiapkan kamran dengan gun-gunnya.

Kamran diikat dengan tali agar antara kamran satu dengan lainnya letaknya sama

(sejajar).

Bagian atas kamran diikat dengan tali pengikat dan dililitkan pada batang

kerekan.

Bagian bawah kamran diikat dengan tali pengikat satu persatu dengan cara yang

benar, kemudian diikatkan dengan injakan.

Atur posisi kamran sehingga benag lusi dengan sisir tenun naik 1/3 dari tinggi

sisir tenun.

Setelah kamran diikat dengan injakan, salah satu injakan diinjak sehingga

membentuk mulut lusi.

Atur agar kedudukan injakan sama tinggi sehingga pada saat injakan diinjak

secara bergantian akan menghasilkan tinggi mulut lusi yang sama dengan cara

mengatur tali pengikat injakan dan injakan

Setelah mulut lusi distel sedemikian rupa maka ATBM siap dijalankan.

2. Buatlah gambar rencana tenun untuk anyaman polos dan turunannya dengan cucukan

yang terdapat pada ATBM yang saudara pakai sebanyak tiga buah rencana cucukan !

Jawab :

Anyaman 1

Anyaman 2Anyaman 3

Anyaman 4

Page 10: Alat Mesin Tenun Bukan Mesin

V. Diskusi dan Kesimpulan

A. Diskusi

1. Penyetelan mulut lusi dilakukan agar didapatkan mulut lusi yang sesuai, yaitu

mulut lusi yang rata dan bersih agar dapat dilalui oleh teropong dengan lancar.

Mulut lusi yang tidak rata dapat menyebabkan teropong akan menyangkut

benang-benang lusi sehingga dapat terjadi putus benang.

2. Benang pakan (palet) dalam teropong yang kendor akan mengakibatkan pinggir

kain yang tidak sempurna (benang pakan kurang tertarik). Maka pemasangan

benang pada teropong harus dapat menahan benang pakan saat diluncurkan.

1 2

1

2

Anyaman 1

1

2

3

4

1 2 3 4

Anyaman 2

1

2

3

4

1 2 3 4

Anyaman 3

1

2

3

4

1 2 3 4

Anyaman 4

Page 11: Alat Mesin Tenun Bukan Mesin

3. Benang lusi yang putus apabila dibiarkan (tidak disambung) akan menyebabkan

cacat kain ke arah lusi sehingga kain yang dihasilkan kurang baik.

4. Memperhatikan jalannya teropong, apabila teropong kurang masuk ke dalam laci

bila dipukul dapat berhenti di dalam mulut lusi dan apabila dirapatkan dapat

menyebabkan benang ambrol.

B. Kesimpulan

Anyaman polos yang paling sederhana bisa menggunakan 2 buah gun dengan 1

buah rol kerek, karena efek yang terjadi yaitu 1 naik dan 1 turun.

Rencana tenun harus dibuat sebelum proses petenunan, karena akan memudahkan

dalam penyetelan mulut lusi.

Ketepatan dalam penyetelan mulut lusi sangat menentukan dalam proses

pertenunannya.

Page 12: Alat Mesin Tenun Bukan Mesin

MENYETEL MULUT LUSI DENGAN EMPAT GUN

DAN EMPAT INJAKAN

I. Maksud dan Tujuan

1. Menyetel mulut lusi menggunakan empat buah gun dan empat buah injakan yaitu

untuk anyaman yang lebih rumit misalnya anyaman keper.

2. Membuat rencana tenun sebelum dilakukannya proses pertenunannya agar didapatkan

anyaman yang diinginkan.

3. Menenun pada ATBM dengan menggunakan empat buah gun dan empat buah injakan

agar didapatkan anyaman yang sesuai dengan rencana tenun.

II. Teori Dasar

Untuk anyaman yang mempunyai rapot anyaman yang lebih dari 4 lusi maka untuk

membuat kain dengan ATBM diperlukan gun dan injakan yang lebih besar daripada anyaman

polos biasa. Karena jumlah gun yang digunakan banyak maka penyetelan mulut lusi harus

diperhatiakan agar didapat mulut yang memenuhi syarat-syarat :

1. Mulut lusi harus rata, hal ini dimaksudkan agar teropong dapat meluncur dengan lancar

tanpa menyangkut benang-benang lusi sehingga menyebabkan putus benang.

2. Mulut lusi tidak menyebabkan bayak lusi putus (karena tegangan terlalu tinggi).

3. Mulut lusi yang terbentuk harus cukup untuk dapat dilalui oleh teropong.

Anyaman pada kain tenun terdiri dari anyaman dasar dan anyaman turunan. Anyaman

dasar terdiri dari anyaman polos, anyaman keper dan anyaman satin. Sedangkan anyaman

turunan itu sendiri terdiri dari turunan anyaman polos, turunan anyaman keper dan turunan

anyaman satin.

Apabila akan dibuat anyaman polos (yang paling sederhana) maka cukup digunakan 2

buah gun dengan 1 rol kerek. Apabila ingin dibuat anyaman yang lebih rumit (misal :

anyaman keper) maka tidak bisa hanya menggunakan 2 buah gun dengan 1 rol kerek saja,

tetapi harus menggunakan minimal empat gun dengan empat buah injakan. Hal ini

dikarenakan pada anyaman keper efek benangnya tidak 1 naik dan 1 turun seperti pada

anyaman polos melainkan lebih rumit.

Page 13: Alat Mesin Tenun Bukan Mesin

Pada anyaman yang lebih rumit rencana tenun sangat menentukan keberhasilan dalam

peoses pertenunannya, karena pada anyaman tenun dapat dilihat cucukan gun, ikatan gun dan

injakannya, sehingga akan memudahkan dalam pemasangannya.

III. Alat dan Bahan

Alat tenun bukan mesin dengan benang-benang lusi yang telah terpasang

Benang pakan dalam bentuk palet

Teropong

IV. Cara Kerja

1. Membuat rencana tenun kain yang akan dibuat.

2. Memasang dan menghubungkan antara gun dan injakan dengan tali penghubung

3. Menyetel mulut lusi dengan cara sebagai berikut :

Mempersiapkan kamran dengan gun-gunnya.

Kamran diikat dengan tali agar antara kamran satu dengan lainnya letaknya

sama (sejajar).

Bagian atas kamran diikat dengan tali pengikat dan dililitkan pada batang

kerekan.

Bagian bawah kamran diikat dengan tali pengikat satu persatu dengan cara

yang benar, kemudian diikatkan dengan injakan.

Atur posisi kamran sehingga benang lusi dengan sisir tenun naik 1/3 dari

tinggi sisir tenun.

Setelah kamran diikat dengan injakan, salah satu injakan diinjak sehingga

membentuk mulut lusi.

Atur agar kedudukan injakan sama tinggi sehingga pada saat injakan diinjak

secara bergantian akan menghasilkan tinggi mulut lusi yang sama dengan

cara mengatur tali pengikat injakan dan injakan

4. Cara pengikatan gun :

Untuk memudahkan dalam proses pertenunan, cara menginjak sebaiknya diusahakan

sebagai berikut :

a. injakan sebelah kiri diinjak oleh kaki kiri dan injakan sebelah kanan diinjak oleh

kaki kanan.

Page 14: Alat Mesin Tenun Bukan Mesin

b. cara menginjak dilakukan secara bergantian antara kaki kiri dan kaki kanan.

c. Gun ke 1 diikatkan pada injakan 2 dan 4.

d. Gun ke 2 diikatkan pada injakan 1 dan 3.

e. Gun ke 3 diikatkan pada injakan 1 dan 4.

f. Gun ke 4 diikatkan pada injakan 2 dan 3.

g. Setelah semua gun terikat pada injakan sesuai dengan rencana tenun, mulut lusi

diatur dengan menyetel tali pengikat injakan dan jarak benang-benang lusi kira-

kira 1/3 dari tinggi sisir tenun.

h. Memasang palet pada teropong dan menjalankan mesin.

V. Jawaban Pertanyaan

1. Buat rencana tenun sebanyak mungkin dari ATBM yang saudara pakai, sesuai dengan

cucukan yang terdapat pada ATBM tersebut !

Jawab :

2. Bagaimana pendapat saudara mengenai ATBM ?

Jawab :

ATBM (alat tenun bukan mesin) digerakkan oleh tenaga manusia, maka hasilnya

sangat tergantung pada si penenun. Untuk mendapatkan kerapatan benang pakan yang

Anyaman 1

1

23

4

1 2 3 4

Anyaman 2

Anyaman 2

Anyaman 3

1

23

4

1 2 3 4

Anyaman 1

1

23

4

1 2 3 4

Anyaman 3

Page 15: Alat Mesin Tenun Bukan Mesin

sama akan mengalami kesulitan karena besar tenaga yang diberikan untuk

merapatkan tidak selalu sama. Hasil kainnya pun tidak lepas dari cacat atau kesalahan

pada waktu menenun, hal ini dapat disebabkan oleh faktor manusia dan faktor mesin

yang digunakan walaupun sudah menggunakan peralatan mekanik. ATBM

merupakan pelopor dari alat tenun mesin yang ada sekarang ini. Untuk sekarang

ATBM hanya digunakan untuk produksi barang yang sifatnya kerajinan bukan untuk

memenuhi kebutuhan kain.

VI. Diskusi dan Kesimpulan

A. Dikusi

1. Pada saat menyetel mulut lusi dengan empat gun dan empat gun harus

memperhatikan rencana tenun yang telah dibuat yaitu cucukan gun, ikatan gun

dan injakan karena anyaman yang akan dihasilkan harus sesuai dengan rencana

tenun.

2. Pada saat penyetelan harus dihasilkan mulut lusi yang memenuhi syarat yaitu :

a. Mulut lusi harus rata, hal ini dimaksudkan agar teropong dapat meluncur

dengan lancar tanpa menyangkut benang-benang lusi sehingga menyebabkan

putus benang.

b. Mulut lusi tidak menyebabkan bayak lusi putus (karena tegangan terlalu

tinggi).

c. Mulut lusi yang terbentuk harus cukup untuk dapat dilalui oleh teropong.

3. Ada kemungkinan pada rencana tenun yang menggunakan rol kerek akan

mengalami kesulitan karena terdapat dua buah gun yang harus turun bersamaan

pada rol kerek yang sama. Selain itu pada ATBM terdapat kelemahan yaitu

tidak dapat melakukan dua injakan sekaligus

4. Pada saat menginjak injakan harus diperhatikan cara menginjaknya, yaitu jarak

injakan minimal berselang satu injakan

B. Kesimpulan

1. ATBM yang menggunakan rol kerek mempunyai keterbatasan variasi anyaman

yang akan dibuat .

2. Pada penyetelan mulut lusi harus sesuai persyaratannya.

3. Injakan diatur sedemikian hingga memudahkan dalam pengopersiannya