Click here to load reader
Upload
trinhtuong
View
256
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
AMANDEMEN Nomor 3 Tanggal 1 Oktober 2018
TERHADAP
KONTRAK
JASA NON-KONSULTAN
REGIONAL OVERSIGHT MANAGEMENT SERVICES (ROMS) - 8 PROVINSI JAWA TENGAH DAN D.I. YOGYAKARTA
ANTARA
Pejabat Pembuat Komitmen Pembinaan Pelaksanaan Wilayah II
Satuan Kerja Pengembangan Air Minum Berbasis Masyarakat Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Direktorat
Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
dan
PT. VIRAMA KARYA (PERSERO)
Nomor : KU.08.08/Kontrak/ROMS-8/PAMBM/68/IV/2017
Tanggal : 28 April 2017
RINGKASAN KONTRAK
1. Nomor Loan : IBRD 8578-ID (Second Additional Financing for Third Water Supply and Sanitation for Low Income Communities (Community Based Water Supply Project (PAMSIMAS III)
IBRD 8259-ID (Additional Financing for Third Water Supply and Sanitation for Low Income Communities/ Community Based Water Supply/PAMSIMAS II) Project)
2. Nama Penyedia Jasa : PT. Virama Karya (Persero) 3. Nomor dan Tanggal Kontrak : KU.08.08/Kontrak/ROMS-8/PAMBM/68/IV/2017 Tanggal 28 April 2017
Amandemen Nomor 1 : Tgl 26 Januari 2018 Amandemen Nomor 2 : Tgl 28 Mei 2018 Amandemen Nomor 3 : Tgl 1 Oktober 2018 4. Alamat Penyedia Jasa : Jl. Hang Tuah Raya No. 26, Kebayoran Baru, Jakarta
Selatan 12120 5. Nilai Kontrak
Original Kontrak : Rp. 148.966.863.818 Amandemen Nomor 1 : Rp. 148.966.863.818 Amandemen Nomor 2 : Rp. 148.966.863.818 Amandemen Nomor 3 : Rp. 148.966.863.818 6. Uraian Jasa Pekerjaan : Memberi dukungan kepada CPMU dan CPIU serta
Unit-unit pengelola program PAMSIMAS di daerah (PPMU. DPMU. dan Satker PSPAM Provinsi)
7. Persentase Biaya IBRD
Kontrak Awal : 80% (Net of VAT) Amandemen Nomor 1 : 80% (Net of VAT) Amandemen Nomor 2 : 80% (Net of VAT) Amandemen Nomor 3 : 80% (Net of VAT 8. Persentase Biaya APBN RM
Kontrak Awal : 20% (Net of VAT) Amandemen Nomor 1 : 20% (Net of VAT) Amandemen Nomor 2 : 20% (Net of VAT) Amandemen Nomor 3 : 20% (Net of VAT) 9. Jumlah Biaya IBRD
Kontrak Awal : Rp. 148.966.863.818 (Net of VAT) Amandemen Nomor 1 : Rp. 148.966.863.818 (Net of VAT) Amandemen Nomor 2 - IBRD 8578-ID : Rp. 109.262.210.936 (Net of VAT) - IBRD 8259-ID : Rp. 7.574.545.000 (Net of VAT)
AMANDEMEN Nomor 3
Tanggal 1 Oktober 2018
Terhadap
Surat Perjanjian Kerja/ Kontrak
Regional Oversight Management Services (ROMS)-8 Provinsi Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta
Nomor : KU.08.08/Kontrak/ROMS-8/PAMBM/68/IV/2017
Tanggal 28 April 2017 SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya (selanjutnya disebut “Amandemen
Nomor 3”) dibuat dan ditandatangani di Jakarta pada hari Senin tanggal Satu bulan Oktober
tahun Dua ribu delapan belas antara Diah Suryaningtyas Purnawati, S.IP., MM selaku Pejabat
Pembuat Komitmen Pembinaan Pelaksanaan Wilayah II, yang bertindak untuk dan atas nama
Satuan Kerja Pengembangan Air Minum Berbasis Masyarakat, Direktorat Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat, yang berkedudukan di Jl. PAM Baru I Nomor 1,
Pejompongan, Jakarta Pusat, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat No. 1045/KPTS/M/2017 tanggal 28 Desember 2017 (selanjutnya
disebut “PPK”) dan Jusarwanto (Direktur Utama) yang bertindak untuk dan atas nama PT.
Virama Karya (Persero) yang berkedudukan di Jl. Hang Tuah No. 26, Kebayoran Baru, Jakarta
Selatan 12120, berdasarkan Akta Pendirian/Anggaran Dasar No. 60 tanggal 15 Maret 1972
dan Akta Perubahan No. 01 tanggal 19 Juli 2016 dengan Notaris Estrelyta Taher, S.H.
(selanjutnya disebut “Penyedia”).
MENGINGAT BAHWA:
(a) Surat Bank Dunia tanggal 30 Agustus 2018 perihal Request for NOL for Draft Contract
Amendment of the Regional Oversight Management Services (ROMS) Pamsimas III;
(b) Rapat pembahasan amandemen ROMS tanggal 12-13 September 2018;
(c) Surat PPK nomor UM.01.01/PAMBM/IX/614B tanggal 17 September 2018 perihal
Permintaan Pengajuan Draft Amandemen Kontrak Nomor 3 ROMS – 8
(d) Surat ketua CPMU Program Pamsimas perihal Request for NOL for Draft Contract
Amendment of the Regional Oversight Management Services (ROMS) Pamsimas III;
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK
(Tetap)
SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK
(Berubah)
Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK)
Kondisi Ayat Data
Masa Berlaku Kontrak 15.1 Kontrak mulai berlaku sejak: 28 April 2017 s.d. 26 November 2020
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaaan
15.2 Penyedia harus menyediakan pekerjaan selama: 43 (Empat Puluh Tiga) bulan
1
SPESIFIKASI TEKNIS/KERANGKA ACUAN KERJA
REGIONAL OVERSIGHT MANAGEMENT SERVICE (ROMS)
Untuk PROVINCIAL PROJECT MANAGEMENT UNIT (PPMU)
DISTRICT PROJECT MANAGEMENT UNIT (DPMU)
Deskripsi Layanan
Original/Amendment 2 Proposed Amendment 3 Keterangan
I. LATAR BELAKANG
Akses Universal. RPJMN 2015-2019 mengamanatkan pencapaian
akses universal air minum dan sanitasi pada Tahun 2019. Dengan
demikian, Pamsimas dikembangkan menjadi program nasional
untuk penyediaan air minum dan sanitasi dalam rangka pencapaian
target akses universal air minum dan sanitasi di wilayah perdesaan
(Program 100-0-100).
Pamsimas I. Pamsimas tahap pertama dimulai pada tahun 2008
sampai 2012. Program ini merupakan salah satu program
Pemerintah yang berkontribusi terhadap pencapaian Tujuan
Pembangunan Milenium (MDGs) bidang air minum dan sanitasi.
Pada periode ini, Pamsimas telah membantu sekitar 6.800 desa di
110 kabupaten/kota dan 15 pr6ovinsi dengan menyediakan
infrastruktur air minum dan sanitasi serta kegiatan promosi
perubahan perilaku hidup bersih dan sehat. PAMSIMAS
mendapatkan dukungan dari Bank Dunia dan DFAT (sebelumnya
AusAID).
Belajar dari kesuksesan pelaksanaan Pamsimas I, maka Pemerintah
Indonesia melanjutkan program ini ke tahap kedua, yaitu Pamsimas
Tetap
2
Original/Amendment 2 Proposed Amendment 3 Keterangan
II mulai tahun 2013 sampai dengan tahun 2016. Secara kumulatif,
Program Pamsimas telah dilaksanakan pada sekitar 12,000 desa di
222 kabupaten di 32 Provinsi. Seperti Pamsimas I, program
Pamsimas II ini mendapatkan dukungan dari Bank Dunia dan DFAT.
Pamsimas II melanjutkan upaya pencapaian target MDG bidang air
minum dan sanitasi. Untuk membantu percepatan pencapaian target
MDG, Pamsimas II menggabungkan dua program, yaitu: “Air
Minum untuk Semua” yang dikelola oleh Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat, dan “Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM)” yang dikelola oleh Kementerian Kesehatan.
Sampai dengan Bulan Mei 2016, Pamsimas sudah membantu
memberikan akses air minum aman dan sanitasi layak kepada sekitar
8 juta penduduk di wilayah perdesaan dan pinggiran kota (peri-
urban).
Sesuai dengan amanat RPJMN 2015-2019 Akses Universal Air
Minum dan Sanitasi pada tahun 2019, maka Program Pamsimas
dilanjutkan sampai dengan Desember 2020 melalui Pamsimas III
dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah masyarakat yang belum
terlayani dan pinggiran perkotaan (per-urban) yang mengakses
pelayanan air minum aman dan sanitasi layak. Dengan demikian,
pada akhir tahun 2020 program ini diharapkan dapat membantu
penyediaan sarana air minum aman dan sanitasi layak di sekitar
27,000 desa dengan jumlah tambahan penduduk yang
mendapatkan akses air minum aman dan sanitasi layak masing-
masing 22.1 juta dan 14.5 juta jiwa. Pamsimas III menjadi salah satu
program andalan untuk bidang air minum dan sanitasi dalam
rangka pelaksanaan Program 100-0-100 (100% akses air minum
aman, 0% kumuh, 100% akses sanitasi layak) yang dikelola oleh
Kementerian PUPERA. Selain itu, Pamsimas III menjadi program
nasional penyediaan air minum dan sanitasi di wilayah perdesaan
yang mempunyai kapasitas untuk mensinkronkan berbagai program
3
Original/Amendment 2 Proposed Amendment 3 Keterangan
dan anggaran bidang air minum dan sanitasi dari berbagai sumber
pendanaan, baik dari pemerintah pusat, propinsi, kabupaten sampai
dengan desa. Secara kumulatif, Program Pamsimas akan
dilaksanakan pada 359 kabupaten dan 33 Provinsi.
Untuk mendukung pelaksanaan program di tingkat provinsi,
kabupaten dan desa, maka Pamsimas akan merekrut sekitar 18
(delapan belas) Regional Oversight Management Services (ROMS)
melalui Jasa Layanan Non Konsultan (Non-Consulting Services). Pamsimas mengharapkan ROMS dapat membantu pelaksanaan
Pamsimas mulai Bulan Oktober 2016.
II. DESKRIPSI TENTANG PAMSIMAS
A. Tujuan dan Hasil Program
Tujuan Pamsimas adalah meningkatkan jumlah masyarakat
pedesaan dan pinggiran perkotaan (per-urban) yang belum
terlayani dan mengakses pelayanan air minum aman dan sanitasi
layak. Pada akhir Tahun 2020, Pamsimas diharapkan dapat
memberikan manfaat akses air minum aman dan sanitasi layak
untuk masing-masing 22.1 juta dan 14.5 juta jiwa penduduk
perdesaan dan pinggiran perkotaan (peri-urban). Indikator Kinerja Utama (IKU) Pamsimas adalah sebagai berikut.
Indikator Kinerja Utama Status per
Mei 2016
Target Des
2020
Jumlah tambahan orang yang
mempunyai akses terhadap fasilitas
air minum yang aman secara
berkelanjutan
8 Juta Jiwa 22.1 Juta
Tetap
4
Original/Amendment 2 Proposed Amendment 3 Keterangan
Jumlah tambahan orang yang
mempunyai akses terhadap fasilitas
sanitasi yang layak secara
berkelanjutan
7.9 Juta Jiwa 14.5 Juta
% desa/kel yang mempunyai SPAM
yang dikelola dan dibiayai secara
efektif oleh masyarakat
80% 90%
Indikator kunci lainnya dapat dilihat pada lampiran A KAK ini atau
pada Pedoman Umum dan Petunjuk Teknis Program Pamsimas yang
dapat diunduh melalui www.pamsimas.org. Daftar Pedoman Umum
dan Petunjuk Teknis dapat dilihat pada Lampiran B.
B. Komponen.
Dalam rangka pencapaian tujuan dan hasil program, Pamsimas
mempunyai lima komponen, yaitu:
(a) Komponen 1: Pemberdayaan Masyarakat, Pengembangan
Kelembagaan Daerah dan Desa
Komponen ini bertujuan untuk (i) memampukan masyarakat
untuk mengorganisasi dirinya, merencanakan, mengelola dan
menjaga keberlanjutan pelayanan air minum dan sanitasi yang
aman; (ii) memperkuat kapasitas kelembagaan masyarakat
dalam rangka menjamin kualitas pengelolaan pelayanan
SPAMS Perdesaan, dan (iii) membangun komitmen dan
kapasitas pemerintah desa, kabupaten dan provinsi dalam
peningkatan kinerja sistem pengelolaan pelayanan air minum
dan sanitasi perdesaan berbasis masyarakat yang berkelanjutan
melalui pengarusutamaan pendekatan Pamsimas dalam
5
Original/Amendment 2 Proposed Amendment 3 Keterangan
kebijakan pembangunan air minum dan sanitasi daerah dan
desa.
(b) Komponen 2: Peningkatan Perilaku dan Layanan Hidup Bersih
dan Sehat melalui STBM
Komponen ini bertujuan untuk membantu masyarakat dan
institusi lokal dalam pencegahan penyakit yang disebabkan dan
atau ditularkan sanitasi buruk dan air yang tidak bersih (seperti
diare), melalui: (1) perubahan perilaku menuju perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS), dan (2) peningkatan akses sanitasi
dasar.
Promosi PHBS ditujukan pada semua lapisan masyarakat, khususnya kaum perempuan dan anak-anak. Hal ini akan mendukung dan melengkapi komponen pembangunan sarana dan prasarana air minum dan penyehatan lingkungan. Promosi PHBS dilaksanakan melalui keluarga, institusi lokal/ desa, fasilitas umum seperti sekolah, tempat ibadah, dan melalui media massa baik cetak maupun elektronik.
Pelaksanaan Komponen 2 dilakukan dengan pendekatan STBM
(Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) yaitu merubah perilaku
higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan
cara pemicuan dengan cakupan wilayah kabupaten (district-
wide). Pendekatan STBM dilaksanakan melalui proses
pelembagaan 3 (tiga) strategi sanitasi total yang merupakan
satu kesatuan yang saling me¬mpengaruhi yaitu: a)
Peningkatan kebutuhan dan permintaan sanitasi; b)
Peningkatan penyediaan sanitasi dan c) Penciptaan lingkungan
yang kondusif. Dengan pelaksanaan tiga strategi secara
konsisten diharapkan akses universal air minum dan sanitasi
tahun 2019 yaitu 100 % akses sanitasi layak dapat dicapai.
6
Original/Amendment 2 Proposed Amendment 3 Keterangan
(c) Komponen 3: Penyediaan Sarana Air Minum dan Sanitasi
Komponen 3 akan membantu masyarakat berupa penyediaan
sarana air minum tingkat desa dan peri-urban, serta sarana
sanitasi sekolah melalui pendekatan berbasis masyarakat: (i)
pembiayaan infrastruktur disesuaikan dengan rencana yang
dikembangkan oleh masyarakat, (ii) masyarakat yang memilih
opsi teknologi untuk infrastruktur air minum, (iii) masyarakat
yang mengendalikan perencanaan, pelaksanaan, serta
operasional dan pemeliharaan sarana, (iv) masyarakat
berkontribusi terhadap pembiayaan pembangunan
infrastruktur dan bertanggung-jawab penuh terhadap biaya
operasional dan pemeliharaan, dan (v) penerapan pendekatan
berbasis gender dan penanggulangan kemiskinan secara
konsisten untuk mencapai output dan hasil.
Tujuan Komponen ini adalah untuk menambah jumlah
penerima manfaat akses layanan air minum layak dan
pemanfaat sarana sanitasi sekolah untuk mendukung
pencapaian akses universal air minum dan sanitasi tahun 2019. (d) Komponen 4: Hibah Insentif
Komponen ini menyediakan insentif bagi kabupaten dan desa
yang dapat mencapai target akses air minum dan sanitasi secara
berkelanjutan, termasuk pengembangan dan perbaikan kinerja
SPAM. Insentif ini diberikan sebagai salah satu upaya untuk
pengarusutamaan pendekatan berbasis masyarakat dalam
program air minum dan sanitasi perdesaan. Bersama dengan
Komponen 3, komponen ini memberikan kontribusi langsung
terhadap percepatan pencapaian akses universal air minum dan
sanitasi tahun 2019 di perdesaan melalui pendekatan berbasis
masyarakat.
7
Original/Amendment 2 Proposed Amendment 3 Keterangan
Dukungan pemerintah dan tanggungjawab pemerintah daerah dalam memastikan keberlanjutan dan pengembangan SPAMS sangat penting dalam mewujudkan secara nyata pencapaian Akses Universal Air Minum dan Sanitasi Tahun 2019. Keberlanjutan sarana dan layanan air minum yang aman dan sanitasi yang layak pasca Program Pamsimas harus dipertahankan melalui pendampingan kelompok pengelola terutama oleh asosiasi pengelola dan pemerintah desa.
(e) Komponen 5: Dukungan Pelaksanaan dan Pengelolaan Proyek
Komponen 5 bertujuan untuk menyediakan dukungan teknis
pengelolaan pelaksanaan program Komponen 1, 2, 3 dan 4
secara terpadu dan terintegrasi serta memberikan dukungan
teknis kepada Central Project Management Unit (CPMU) dan
Central Project Implementation Unit (CPIU) dalam tugasnya
sebagai pengelola Program Pamsimas secara keseluruhan.
Gambaran rinci tentang komponen program PAMSIMAS disajikan Pedoman Umum Program Pamsimas yang dapat diunduh melalui www.pamsimas.org.
C. Pendanaan dan Pembiayaan Program PAMSIMAS.
Program Pamsimas merupakan Program Pemerintah Indonesia yang
mendapatkan dukungan pendanaan dari Bank Dunia dan DFAT.
Estimasi pendanaan Pamsimas mulai tahun 2008-2020 adalah
sekitar US$ 1,650 Juta bersumberkan dari Rupiah Murni (RM) APBN
dan APBD, Dana Pemerintah Desa (APBDesa), sumbangan
masyarakat, serta Pinjaman dan Hibah Luar Negeri dari Bank Dunia
dan DFAT. Komposisi pembiayaan untuk masing-masing komponen adalah sebagai berikut.
8
Original/Amendment 2 Proposed Amendment 3 Keterangan
KOMPONEN
PENDANAAN PAMSIMAS (USD, 000)
PAMSIMAS TOTAL
I II III
1. Pemberdayaan Masyarakat, Pengembangan Kelembagaan Daerah dan Desa
20.30 43.44 152.07 215.81
2. Peningkatan Perilaku & Layanan Hidup Bersih dan Sehat melalui STBM
25.20 15.14 73.39 113.89
3. Penyediaan Sarana Air Minum dan Sanitasi
208.30 143.16 437.50 788.96
4. Hibah Insentif Kabupaten dan Desa
7.50 21.05 303.93 332.48
5. Dukungan Pelaksanaan dan Pengelolaan Proyek
58.90 35.24 102.55 196.69
Unallocated 1.30 1.30
TOTAL 321.50 258.03 1,069.44 1,649.13
D. Tata Kelola Pamsimas III
Program Pamsimas berada dalam tanggung jawab Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen. PUPR), Direktorat
Jenderal Cipta Karya (DJCK); Kementerian Kesehatan, Direktorat
Jenderal Kesehatan Masyarakat (DJ Kesmas); Kementerian Dalam
Negeri, Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah (DJ Bangda)
dan Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa (DJ Pemdes) dan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi, Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa (DJ PPMD) termasuk instansi pengelola program
(Central Project Management Unit/CPMU). Selain CPMU, unit-unit
tertentu pada masing-masing Direktorat Jenderal Kementerian
9
Original/Amendment 2 Proposed Amendment 3 Keterangan
adalah sebuah Unit Pelaksana Program (Program Implementation Unit/PIU) bertanggung jawab dalam pelaksanaan harian program.
Pada tingkat Provinsi dan kabupaten, Program Pamsimas
mempunyai unit pengelola, yaitu Provincial Project Management Unit (PPMU) dan District Project Management Unit (DPMU), dengan
anggota dari unsur-unsur yang sama seperti CPMU dan CPIU, yaitu
Bappeda, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kesehatan,
Bappermas/BPMPD, dan dinas lain yang terkait.
Pada tingkat masyarakat dan desa, Program Pamsimas mempunyai
unit pelaksana yaitu Kelompok Kerja Masyarakat (KKM), Satlak
(Satuan Pelaksana), Kader AMPL, serta bekerja secara intensif
dengan Pemerintah Desa.
Pokja AMPL. Tim Pengarah dan Tim Teknis Pamsimas merupakan
tim yang bertanggungjawab atas arah kebijakan dan pelaksanaan
pengelolaan dan sinkronisasi program dan anggaran pada setiap
kementerian. Dalam Pamsimas, tim pengarah dan tim teknis
merupakan bagian dari Pokja AMPL yang merupakan pokja yang
membidangi kebijakan program dan anggaran untuk bidang air
minum dan sanitasi antar kementerian (di tingkat pusat), dan antar
dinas (di tingkat provinsi dan kabupaten).
Panitia Kemitraan (Pakem) merupakan salah satu unsur di bawah
Pokja AMPL Kabupaten yang bertanggungjawab dalam pemilihan
desa, dengan tujuan untuk mendapatkan daftar desa yang sesuai
dengan target Pamsimas, serta memberikan rekomendasi kepada
Pokja AMPL untuk mensinkronkan program dan anggaran bidang
air minum dan sanitasi guna mendukung pelaksanaan Pamsimas di
tingkat kabupaten.
10
Original/Amendment 2 Proposed Amendment 3 Keterangan
Struktur organisasi Pamsimas dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 1. Struktur Organisasi Pengelola dan Pelaksana
Program Pamsimas
Gambaran rinci tentang peran dan fungsi masing-masing lembaga
pengelola dan pelaksana Program PAMSIMAS disajikan Pedoman
Umum Program Pamsimas yang dapat diunduh melalui
www.pamasimas.org.
11
Original/Amendment 2 Proposed Amendment 3 Keterangan
III. TUJUAN PENGADAAN LAYANAN
Tujuan utama pengadaan layanan ‘Regional Oversight Management Services (ROMS)’ adalah untuk memberi dukungan kepada CPMU
dan CPIU serta Unit-unit pengelola program PAMSIMAS di daerah
(PPMU, DPMU, dan Satker PSPAM Provinsi) dalam:
a) Pengelolaan dan pelaksanaan Program di Tingkat Provinsi,
Kabupaten dan Desa dalam rangka pencapaian indikator kinerja
utama (IKU) dan hasil program (Lampiran A).
b) Mengelola pembayaran secara tepat waktu untuk gaji masing-
masing tenaga ahli dan pendukung, kegiatan pengembangan
kapasitas dan biaya operasional dalam kontrak ROMS sesuai
dengan tata cara yang diatur dalam Panduan Operasional Baku
(POB) Pertanggungjawaban Keuangan dan Pelaporan Pekerjaan
Jasa Kontraktual dan Swkelola (Lampiran C).
c) Menerima dan menyimpan dengan aman seluruh dokumen
pendukung berkenaan dengan poin (a) dan (b) di atas apabila
sewaktu waktu dibutuhkan untuk keperluan audit.
IV. LOKASI
Kerangka acuan kerja ini meliputi layanan jasa ROMS yang
berkedudukan di 33 provinsi dan 359 Kabupaten. Lokasi
pekerjaannya mengacu kepada lokasi program PAMSIMAS III yang
akan dilaksanakan di sekitar 27,000 desa, dimana 15,000
diantaranya adalah desa-desa baru dan 12,000 adalah desa-desa
‘Berkelanjutan’ PAMSIMAS I dan II yang tersebar di 359 kabupaten
dan 33 Provinsi sebagaimana diuraikan dalam Lampiran D. Lokasi
ini dapat berubah pada saat pelaksanaan program, dan apabila hal
IV. LOKASI
Kerangka acuan kerja ini meliputi layanan jasa ROMS yang
berkedudukan di 33 provinsi dan 396 Kabupaten Program Pamsimas
III dan 12 kota dan kabupaten program pamsimas I/II. Lokasi
pekerjaannya mengacu kepada lokasi program PAMSIMAS III yang
akan dilaksanakan di sekitar 27,000 desa, dimana 15,000
diantaranya adalah desa-desa baru dan 12,000 adalah desa-desa
program Pamsimas I dan II sebagaimana diuraikan dalam Lampiran
D. Lokasi ini dapat berubah pada saat pelaksanaan program, dan
Jumlah kabupaten program Pamsimas III sesuai dengan SK Menteri PUPR no. 631/KPTS/M/2016 tanggal 18 Agustus 2016,
12
Original/Amendment 2 Proposed Amendment 3 Keterangan
ini terjadi maka akan dilakukan penyesuaian dalam kontrak jasa
layanan ROMS.
V. PERIODE LAYANAN
Layanan jasa ROMS di dalam kontrak ini akan mencakup
pelaksanaan PAMSIMAS III dalam waktu sekitar 44 bulan atau mulai
Nopember 2016 sampai Juli 2020, atau sesuai dengan tanggal
mobilisasi.
VI. RUANG LINGKUP DAN TARGET KINERJA JASA LAYANAN
ROMS adalah Tim Pelaksana Pamsimas Tingkat Propinsi dan
Kabupaten yang salah satu fungsinya adalah mengawal pelaksanaan
Pamsimas agar sesuai dengan Pedoman dan Juknis; memastikan
kualitas pendampingan dan hasil di tingkat masyarakat maupun
Pemda; memastikan pencapaian jumlah target pemanfaat tingkat
provinsi dan kabupaten; dan peningkatan kapasitas pemda dalam
pengelolaan program air minum dan sanitasi berbasis masyarakat.
A. Ruang Lingkup
Tim ROMS memberikan dukungan kepada Unit Pengelola Program
Pamsimas Tingkat Provinsi (PPMU) dan Pengelola Program
Pamsimas Tingkat Kabupaten (DPMU) diantaranya adalah, namun
tidak terbatas kepada:
1. Perencanaan program, termasuk di dalamnya adalah
rekruitmen dan penilaian kinerja fasilitator, fasilitasi
penyusunan TOR dan BOP terkait pengelolaan program untuk
PPMU dan DPMU, termasuk Pokja AMPL dan Pakem,
penyusunan jadwal kegiatan Pamsimas, perencanaan target
pemanfaat air minum dan sanitasi melalui Pamsimas
apabila hal ini terjadi maka akan dilakukan penyesuaian dalam
kontrak jasa layanan ROMS.
Layanan jasa ROMS di dalam kontrak ini akan mencakup
pelaksanaan PAMSIMAS III dalam waktu sekitar 44 bulan dimulai
sejak ditandatanganinya kontrak sampai dengan Nopember 2020.
Tetap
SK Menteri PUPR no. 325/KPTS/M/2018 tanggal 3 Mei 2018, SK Menteri PUPR no. 631/KPTS/M/2018 tanggal 31 Mei 2018, masing-masing tentang Penetapan Kabupaten Sasaran Program Pamsimas Tahap Ketiga, Tahap Keempat, dan Tahap Kelima
13
Original/Amendment 2 Proposed Amendment 3 Keterangan
(penyusunan IKU Pamsimas untuk Provinsi dan Kabupaten),
pemantauan DIPA dan DIPDA untuk kegiatan Pamsimas tingkat
provinsi dan kabupaten serta desa (termasuk porsi dana APBD
dan APBDesa untuk desa baru, desa peningkatan kinerja, desa
pengembangan), serta kegiatan pengembangan kapasitas
(lokakarya dan pelatihan), serta memastikan bahwa DPMU dan
PPMu serta Pakem dapat melaksanakan peran dan fungsinya;
2. Pengawalan kegiatan seleksi desa, termasuk di dalamnya
penyediaan pendampingan teknis bagi Pakem serta dukungan
bagi Tim Fasilitator Masyarakat (TFM), termasuk didalamnya
adalah pendampingan terhadap kualitas pekerjaan fasilitator di
tingkat masyarakat dan desa;
3. Dukungan teknis terhadap pelaksanaan program tingkat desa
untuk menjamin kesesuaian target dan spesifikasi teknis, seperti
pengawalan kegiatan tingkat desa untuk dapat dilaksanakan
secara baik dan tepat waktu, evaluasi teknis terhadap RKM
(termasuk kajian keuangan), pengawasan terhadap kualitas
pendampingan masyarakat, pengawasan terhadap kualitas
hasil kegiatan di tingkat masyarakat (pembentukan
kelembagaan, kegiatan promosi kesehatan, pelatihan, dan
kegiatan konstruksi), pengawalan terhadap pelaksanaan
pengamanan sosial dan lingkungan serta gender, pengawalan
terhadap kegiatan keberlanjutan (kualitas pendampingan dan
hasil kegiatan keberlanjutan tingkat desa, seperti penerapan
tarif, kinerja BPSPAMS, keberfungsian teknis, fasilitasi dana
desa, dan lainnya), mendorong penambahan jumlah pengaduan
dalam website Pamsimas;
4. Dukungan teknis terhadap pelaksanaan program tingkat
kabupaten, termasuk didalamnya adalah: fasilitasi penyusunan
14
Original/Amendment 2 Proposed Amendment 3 Keterangan
RAD AMPL kabupaten, dukungan pemantauan penyusunan
RAD AMPL oleh tingkat Provinsi, kajian belanja AMPL tingkat
kabupaten, fasilitasi koordinasi lintas sektor terkait pelaksanaan
Pamsimas pada periode perencanaan, pelaksanan dan
keberlanjutan, seperti fasilitasi peningkatan kinerja asosiasi,
kegiatan STBM, dukungan atau penyampaian informasi secara
rutin terkait Pamsimas kepada pengambil keputusan (misal
Kepala Daerah); sinkronisasi RAD AMPL ke dalam RPJMD dan
RKPD serta membantu pengawalan PJM ProAKSI ke dalam
RPJMDesa/RKPDesa, dan lain sebagainya. Termasuk di dalam
lingkup ini adalah peningkatan kapasitas dan kinerja Pemda
dalam pengelolaan program Pamsimas dan program air minum
dan sanitasi perdesaan;
5. Pengawalan terhadap sinkronisasi program dan anggaran air
minum dan sanitasi perdesaan di tingkat propinsi dan
kebupaten serta desa dengan program Pamsimas (kebijakan dan
alokasi anggaran), termasuk diantaranya adalah kepesertaan
kabupaten dalam program hibah air minum perdesaan,
pemanfaatan DAK PAM STBM/Kesehatan, APBDesa, serta
program APBD reguler untuk air minum dan sanitasi;
6. Dukungan teknis dalam pengelolaan dan penyelenggaraan
kegiatan pelatihan, lokakarya, EGM, dan kegiatan
pengembangan kapasitas sejenis di tingkat provinsi dan
kabupaten;
7. Memberikan dukungan (back-stop) dalam rangka penyelesaian
masalah terkait pelaksanaan tingkat desa, masyarakat dan
kabupaten serta provinsi, termasuk di dalamnya adalah
advokasi kebijakan, fasilitasi koordinasi lintas lembaga,
coaching kepada TFM dan masyarakat, dan lainnya;
15
Original/Amendment 2 Proposed Amendment 3 Keterangan
8. Pemanfaatan alat bantu dan diseminasi penyelenggaran
program secara baik dan tepat waktu, misalnya diseminasi
pedoman dan juknis, pembahasan substansi pedum dan juknis
untuk dapat dipahami oleh seluruh pelaku, serta poster dan
spanduk; peningkatan kapasitas TFM dalam memahami pesan
dan Informasi; serta pengawasan dan pemantauan terhadap
TFM dalam penyebaran Informasi secara akurat;
9. Pemantauan dan evaluasi, termasuk di dalamnya adalah:
memastikan pengisian data dan Informasi secara valid dan tepat
waktu melalui MIS Pamsimas, peningkatan kapasitas pemda
(DPMU/PPMU dan Pokja AMPL) dalam memanfaatkan MIS
sebagai alat pengambil keputusan, penyelesaian tindak lanjut
hasil audit secara tepat waktu, masukan atau input terhadap
kebijakan terkait program pemberdayaan masyarakat untuk
bidang air minum dan sanitasi (pengawalan terhadap
peraturan kepala daerah, penyusunan dokumen rencana, dan
lain-lain), fasilitasi dan koordinasi masalah pengaduan secara
tepat waktu, evaluasi pelaksanaan kegiatan Pamsimas secara
rutin dan didiskusikan bersama pelaku Pamsimas (termasuk
TFM), uji petik, dan lainnya.
10. Pengelolaan kontrak, termasuk gaji, pengembangan kapasitas
dan biaya operasional secara tepat kebutuhan dan tepat waktu
serta akuntabel, dan melaporkan setiap penggunaannya dalam
aplikasi smart-sight secara tepat waktu;
11. Memberikan rekomendasi untuk pembayaran gaji dan biaya
operasional untuk TFM (Fasilitator Senior dan Fasilitator
Masyarakat) secara tepat waktu, termasuk diantaranya adalah
16
Original/Amendment 2 Proposed Amendment 3 Keterangan
pemeriksaan laporan, time-sheet, dan dokumen pendukung
lainnya, verifikasi tagihan TFM, dan lain sebagainya;
12. Memberikan laporan pelaksanaan secara rutin kepada PPMU
dan DPMU dan termasuk laporan kegiatan dan kemajuan
program, pencapaian target, dan pengelolaan resiko yang
salinannya diberikan kepada CPMU dan NMC.
B. Target Kinerja
Target kinerja ROMS diantaranya adalah: (Catatan: perubahan dapat dilaksanakan selama masa pelaksanaan kontrak sesuai dengan persetujuan CPMU dan PPK):
1. Pelaksanaan kegiatan di tingkat kabupaten dan desa secara
tepat waktu, tepat sasaran, dan mencapai target Indikator
Kinerja Utama Pamsimas;
2. Kualitas kontruksi infrastruktur air minum dan sanitasi yang
memenuhi standar minimum spesifikasi yang dikeluarkan oleh
Kementerian PUPR (dapat diunduh dalam website pamsimas,
www.pamsimas.org) atau menjamin penggunaan secara baik
oleh masyarakat untuk minimal 10 tahun (sesuai umur teknis
dalam rancangan teknis);
3. Jumlah belanja APBD yang digunakan untuk mendukung
kegiatan Pamsimas, termasuk pengembangan kapasitas dan
pembangunan infrastruktur (dana APBD sharing program dan
dana APBD bidang air minum dan sanitasi);
4. Pembayaran gaji, biaya operasional kantor dan perjalanan,
termasuk biaya pelatihan secara tepat kebutuhan, tepat waktu
dan akuntabel, serta pelaporan secara tepat waktu dalam
aplikasi smart-sight;
17
Original/Amendment 2 Proposed Amendment 3 Keterangan
5. Penyampaian laporan berkala secara tepat waktu, termasuk
kelengkapan dan validitas data dalam MIS;
6. Jumlah pengaduan serta tindak lanjutnya yang termuat dalam
aplikasi PPM Pamsimas.
VII. INPUT PENYEDIA JASA LAYANAN
Regional Oversight Management Services (ROMS) akan dikontrak
oleh PPK Pembinaan Pelaksanaan Wilayah I, II dan III, Satker
Pengembangan Air Minum Berbasis Masyarakat.
ROMS akan bekerja di bawah arahan langsung dari PPMU dan
DPMU, serta CPMU serta bekerja di bawah pembinaan dan
pengawasan dari NMC Pamsimas dan Tim Konsultan Advisori.
Untuk melaksanakan lingkup pekerjaannya, Tim ROMS terdiri dari
sejumlah tenaga ahli dan pendukung di tingkat provinsi dan
kabupaten (lihat tabel 1). Komposisi Tim ROMS disesuaikan sebagai
berikut:
a. Untuk setiap minimal 15 kabupaten yang menjadi tanggung jawab ROMS maka Provincial Coordinator (PC) akan
mempunyai Co-Provincial Coordinator (Co-PC);
b. Untuk kabupaten lama akan mempunyai Co-DC dengan lingkup tugas termasuk pengelolaan keuangan, namun untuk kabupaten baru mempunyai Financial Management Assistant (FMA).
c. Gambar Contoh Organisasi ROMS dapat dilihat pada Lampiran
E.
18
Original/Amendment 2 Proposed Amendment 3 Keterangan
Pengguna Jasa melakukan seleksi Koordinator Kabupaten (Korkab/DC) dan Co-Korkab (CoDC) untuk dikontrak melalui paket ini, sehingga Penyedia Jasa tidak perlu mengusulkan atau melakukan seleksi tersendiri. Pergantian terhadap personil harus dilakukan melalui evaluasi oleh Pemberi Jasa. Pergantian terhadap posisi ini tidak dapat dilakukan tanpa persetujuan Pemberi Jasa.
Tabel 1: Komposisi Tim ROMS
POSISI STATUS LOKASI
A. TIM PROVINSI
1. Provincial Coordinator (PC) Tenaga Ahli Provinsi
2. Co-Provincial Coordinator (Co-PC) Tenaga Ahli Provinsi
3. Water Supply and Sanitation Spec.(WSS)
Tenaga Ahli Provinsi
4. Financial Management Spec. (FMS) Tenaga Ahli Provinsi
5. Local Government Specialist (LGS) Tenaga Ahli Provinsi
6. ComDev Specialist/CB Coordinator (CDS/CBS)
Tenaga Ahli Provinsi
7. Data Management Analyst Tenaga
Pendukung Provinsi
8. Office Manager Tenaga
Pendukung Provinsi
9. Computer Operator Tenaga
Pendukung Provinsi
10. Office Boy Tenaga
Pendukung Provinsi
B. TIM KABUPATEN
1. District Coordinator * Tenaga Ahli Kabupaten
2. Co-District Coordinator/DFMA * Tenaga Kab. Lama
Pengguna Jasa melakukan seleksi Koordinator Kabupaten
(Korkab/DC) untuk dikontrak melalui paket ini, sehingga Penyedia
Jasa tidak perlu mengusulkan atau melakukan seleksi tersendiri,
sedangkan Co-DC diusulkan oleh Penyedia Jasa. Pergantian terhadap
personil harus dilakukan melalui evaluasi oleh Pemberi Jasa.
Pergantian terhadap posisi ini tidak dapat dilakukan tanpa
persetujuan Pemberi Jasa.
Tabel 1: Komposisi Tim ROMS
POSISI STATUS LOKASI
A. TIM PROVINSI
1. Provincial Coordinator (PC) Tenaga Ahli Provinsi
2. Co-Provincial Coordinator (Co-PC) Tenaga Ahli Provinsi
3. Water Supply and Sanitation Spec.(WSS)
Tenaga Ahli Provinsi
4. Financial Management Spec. (FMS) Tenaga Ahli Provinsi
5. Local Government Specialist (LGS) Tenaga Ahli Provinsi
6. ComDev Specialist/CB Coordinator (CDS/CBS)
Tenaga Ahli Provinsi
7. Data Management Analyst Tenaga
Pendukung Provinsi
8. STBM Specialist Tenaga Ahli Provinsi
9. Office Manager Tenaga
Pendukung Provinsi
10. Computer Operator Tenaga
Pendukung Provinsi
11. Office Boy Tenaga
Pendukung Provinsi
B. TIM KABUPATEN
19
Original/Amendment 2 Proposed Amendment 3 Keterangan
Pendukung
3. District FMA Tenaga
Pendukung Kab. Baru
4. Data Entry Operator and Admin. Officer Tenaga
Pendukung
Kab.
Lama/
Baru
Catatan: * DC dan Co-DC diseleksi dan ditetapkan oleh Pemberi Jasa
Pengaturan pekerjaan antara PC dan Co-PC tidak berdasarkan
wilayah kabupaten jangkauan atau dampingan namun berdasarkan
pembagian lingkup pekerjaan, namun untuk provinsi dengan lebih
dari satu Co-PC maka pembagian pekerjaan diantara Co-PC dapat
disesuaikan berdasarkan pembagian wilayah kabupaten dampingan.
Kualifikasi, rincian tugas dan target kinerja untuk masing-masing
tenaga ahli dan pendukung dapat dilihat pada Lampiran F.
Pemberi jasa bertanggungjawab sepenuhnya atas penentuan/
penetapan, penggantian atas dasar peningkatan kinerja/
pengunduran diri atas personil dan lokasi kerja DC dan Co-DC pada
awal masa kontrak. Namun, pengelolaan admisistrasi kontrak,
pencapaian target program PAMSIMAS, pemantauan dan
peningkatan kinerja DC dan Co-DC serta penyediaan dukungan
teknis dan operasional di masing-masing kabupaten sasaran seperti
yang diatur dalam KAK ini, tetap menjadi tanggungjawab
sepenuhnya Penyedia Jasa.
Penyedia jasa akan akan menunjuk staf permanen perusahaan
sebagai Liaison Officer atau petugas perwakilan kantor pusat yang
bertanggung jawab atas administrasi kontrak ROMS dan
berkoordinasi dengan PPK Pembinaan Pelaksanaan Wilayah I, II dan
1. District Coordinator * Tenaga Ahli Kabupaten
2. Co-District Coordinator/DFMA Tenaga
Pendukung Kab. Lama
3. District FMA Tenaga
Pendukung Kab. Baru
4. Data Entry Operator and Admin. Officer Tenaga
Pendukung
Kab.
Lama/
Baru
Catatan: * DC dan Co-DC diseleksi dan ditetapkan oleh Pemberi Jasa
Tetap
Pemberi jasa bertanggungjawab sepenuhnya atas penentuan/
penetapan, penggantian atas dasar peningkatan kinerja/
pengunduran diri atas semua personil ROMS. Namun, pengelolaan
admisistrasi kontrak, pemantauan dan peningkatan kinerja personil
ROMS serta penyediaan dukungan teknis dan operasional di masing-
masing wilayah kerja seperti yang diatur dalam KAK ini, tetap
menjadi tanggungjawab sepenuhnya Penyedia Jasa.
Merupakan penegasan terhadap tupoksi Pemberi Jasa dan Penyedia Jasa
20
Original/Amendment 2 Proposed Amendment 3 Keterangan
III serta Satker PAMBM dan CPMU terutama dalam meningkatkan
kinerja, integritas dan profesionalisme tim ROMS sesuai dengan
ketentuan dan kriteria evaluasi yang disepakati. Biaya untuk posisi
Liaison Officer adalah biaya yang harus dan dianggap telah
diperhitungkan dalam menentukan usulan besaran management fee untuk perusahaan.
Perusahaan ROMS akan menunjuk seorang Direktur Program untuk
bertanggung jawab atas hubungan kontraktual antara Perusahaan
dan Satker PAMBM termasuk semua kegiatan administrasi kontrak,
serta untuk memantau kinerja Tim ROMS termasuk jaminan kualitas
output dan pelaporan. Posisi ini dijadikan beban/overhead
perusahaan dan telah diperhitungkan dalam biaya manajemen fee
dan tidak akan dibayar berdasarkan kontrak. Direktur Program
berlokasi di tempat Perusahaan ROMS.
Tim ROMS di tingkat provinsi dan kabupaten akan menempati
kantor mereka sendiri, di luar kantor PPMU maupun DPMU.
VIII. ORGANISASI BANTUAN TEKNIS
ROMS akan bekerja sama dengan National Management Consultant (NMC), Training Development Services (TDS), dan TFM (Tim
Fasilitator Masyarakat: Fasilitator Senior dan Fasilitator Masyarakat).
Organisasi Bantuan Teknis dapat dilihat pada Lampiran G.
NMC memberikan dukungan secara terintegrasi dan terpadu kepada
CPMU dan CPIU dalam melakukan pengendalian dan pengelolaan
pelaksanaan Program Pamsimas sebagai program air minum dan
sanitasi secara nasional.
TDS memberikan dukungan kepada CPMU melalui NMC dalam
mengembangkan kegiatan pelatihan untuk meningkatkan kualitas
ROMS akan bekerja sama dengan National Management Consultant (NMC) dan TFM (Tim Fasilitator Masyarakat: Fasilitator Senior dan
Fasilitator Masyarakat). Organisasi Bantuan Teknis dapat dilihat
pada Lampiran G.
Dihilangkan
TDS tidak diadakan disesuaikan dengan kebutuhan Program.
21
Original/Amendment 2 Proposed Amendment 3 Keterangan
pelaksanaan program Pamsimas di tingkat pusat, provinsi,
kabupaten, dan masyarakat.
Tim Fasilitator Masyarakat (TFM). Tenaga pendamping masyarakat
Program Pamsimas terdiri dari a) Tim Fasilitator Masyarakat (TFM),
yang dipimpin oleh seorang (1) Fasilitator Senior (SF) dan
beranggotakan maksimum Sembilan (9) orang Fasilitator
Masyarakat (FM). Khusus untuk bidang kesehatan, masyarakat dan
pemerintah desa didampingi oleh Fasilitator STBM dan Sanitarian.
Untuk Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) terdiri dari
Provincial Coordinator (PC) dan Fasilitator Kabupaten STBM. Tim
STBM dikontrak secara terpisah oleh Kementerian Kesehatan,
namun berada dalam kendali ROMS (untuk tingkat Provinsi berada
di bawah kendali Provincial Coordinator/PC ROMS, dan untuk
tingkat kabupaten berada dalam kendali District Coordinator/DC
ROMS).
IX. DUKUNGAN LOGISTIK DAN TEKNIS
Tim ROMS seperti yang dijelaskan pada Tabel 1 mencakup sumber
daya teknis dan administratif yang diperlukan untuk
memungkinkan ROMS beroperasi secara efektif dan efisien dalam
memberikan pelayanan.
Untuk mendukung kegiatan ROMS, Penyedia Jasa diharapkan
menyediakan semua peralatan yang diperlukan yang termasuk
tetapi tidak terbatas pada: (a) fasilitas transportasi; (b) komunikasi,
dan (c) komputer, printer, dan peralatan kantor penting lainnya.
Persyaratan fasilitas transportasi adalah kendaraan berpenumpang
banyak (jenis MPV atau sejenis) dan harus mencakup semua biaya
untuk pengemudi, operasional dan pemeliharaan. Fasilitas
transportasi menunjang kegiatan ROMS bisa disesuaikan dengan
kondisi lapangan.
Tenaga pendamping masyarakat Program Pamsimas III terdiri dari Tim Fasilitator Masyarakat (TFM), yang dipimpin oleh 1 (satu) Fasilitator Senior (FS) dan beranggotakan maksimum 9 (sembilan) orang Fasilitator Masyarakat (FM) yang terdiri dari 3 (tiga) sub-tim dimana setiap sub-tim terdiri dari 3 (tiga) orang Fasilitator Masyarakat (FM). Khusus untuk bidang kesehatan, masyarakat dan pemerintah desa didampingi oleh Fasilitator STBM dan Sanitarian. Selain itu untuk pendampingan program Pamsimas diwilayah kota yang masuk dalam program Pamsimas tahap I dan II akan didampingi oleh FS dan FM. Tim STBM berada dalam kendali ROMS (untuk tingkat Provinsi
berada di bawah kendali Provincial Coordinator/PC ROMS, dan
untuk tingkat kabupaten berada dalam kendali District
Coordinator/DC ROMS).
Merupakan penegasan komposisi TFM
22
Original/Amendment 2 Proposed Amendment 3 Keterangan
Ketentuan untuk ruang kantor sebagaimana ditetapkan dalam
Lampiran H, Kantor ROMS Provinsi harus menyediakan tambahan
ruang kantor khusus untuk dialokasikan untuk Regional Manager
NMC dan tim FAS dapat bekerja dengan nyaman.
X. PERALATAN KHUSUS
ROMS perlu memastikan bahwa kantor di Provinsi dan kabupaten
akan dilengkapi dengan akses yang memadai pada peralatan berikut
dan jika diperlukan disesuaikan dengan yang ditetapkan dalam
Lampiran H.
• Alat GPS
• Kamera Digital
• Scanner
• Printer
• MesinFax
• Proyektor LCD di kantor provinsi
• Personal Desktop Computer (PC)
• Laptop/Notebook Computer
Transportasi Lokal bagi peserta untuk kegiatan Uji Petik/ Spot
Cheking, Monitoring, Supervision and Strenghtening, Coordination
Meeting, EGM di level Provinsi dan Training akan disediakan oleh
ROMS dengan ketentuan sbb:
a. Transportasi lokal ada dua jenis yaitu; dengan jarak normal dan
jarak remote
b. Perhitungan transportasi local dengan jarak normal ditetapkan
dalam “fixed rate’ sedangkan untuk jarak remote ditetapkan
dalam “ceiling rate”
Ketentuan mengenai transportasi local jarak normal dan jarak
remote sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran H.
Berdasarkan surat Bank Dunia tertanggal 5 Oktober 2017 perihal Izin Prinsip variasi kontrak ROMS
23
Original/Amendment 2 Proposed Amendment 3 Keterangan
• Handy Talky/HT dan Radio Rig untuk kabupaten dengan kebutuhan khusus, misalnya tidak terjangkau komunikasi telepon dna internet
• Generator Set untuk kabupaten tertentu yang tidak terjangkau oleh jaringan listrik yang memadai
• Peralatan lain yang diperlukan harus dengan persetujuan PPK dan CPMU.
XI. EXPERT GROUP MEETING(EGM) DAN PERTEMUAN
KOORDINASI
A. Pertemuan Koordinasi
1. Pertemuan Koordinasi Nasional. Pertemuan koordinasi nasional
atau pertemuan tingkat nasional lainnya mengundang ROMS
Provinsi. Kehadiran ROMS Provinsi adalah berdasarkan
permintaan CPMU, PPK, dan Satker Pusat. Frekuensi pertemuan
koordinasi nasional adalah dua (2) kali setahun atau
disesuaikan berdasarkan kebutuhan. Durasi pertemuan
koordinasi nasional adalah maksimal tiga (3) hari.
2. PC ROMS melaksanakan Pertemuan Koordinasi Tingkat
Propinsi dua kali setahun dengan mengundang District
Coordinator (DC) dan Regional Manager NMC. Pertemuan
koordinasi ini membahas mengenai penyusunan rencana dan
target tahunan, serta mendiskusikan kemajuan pelaksanaan,
permasalahan, tindak lanjut dan rencana aksi penyelesaian
masalah. Pimpinan pertemuan koordinasi tingkat propinsi
adalah PPMU dan Satker Provinsi. Pertemuan koordinasi tingkat
provinsi tidak bisa dilaksanakan tanpa kehadiran dan
persetujuan dari PPMU dan Satker Provinsi. Durasi setiap
pertemuan koordinasi tingkat provinsi adalah maksimal tiga (3)
hari. ROMS dapat menyewa ruangan meeting untuk
24
Original/Amendment 2 Proposed Amendment 3 Keterangan
pertemuan ini. Frekuensi pertemuan koordinasi dapat
ditentukan bersama dengan PPMU dan Satker Provinsi,
sehingga dapat dilakukan lebih dari dua kali per tahun, namun
dukungan pendanaan ROMS untuk kegiatan pertemuan ini
adalah maksimal dua (2) kali per tahun.
3. DC ROMS melaksanakan Pertemuan Koordinasi Tingkat
Kabupaten setiap bulan dengan mengundang TFM dan Korkab
STBM. Seperti pertemuan koordinasi tingkat provinsi, pada
pertemuan ini dibahas mengenai penyusunan rencana dan
target tahunan dan tengah tahun, serta mendiskusikan
kemajuan pelaksanaan, permasalahan, tindak lanjut dan
rencana aksi penyelesaian masalah. Pimpinan pertemuan
koordinasi tingkat propinsi adalah DPMU atau PPK atau Satker
Kabupaten. Pertemuan koordinasi tingkat kabupaten tidak bisa
dilaksanakan tanpa kehadiran dan persetujuan dari DPMU atau
PPK atau Satker Kabupaten.
B. Expert Group Meeting (EGM) Tingkat Provinsi.
Untuk berbagi pembelajaran yang diperoleh, diskusi tentang praktek terbaik pada pelaksanaan program, penyesuaian pendekatan dan strategi, maka PC ROMS, sesuai dengan rekomendasi dari masing-masing tenaga ahli/professional, akan memfasilitasi pertemuan EGM Provinsi secara berkala dengan mengundang DC, Co-DC dan DEAO. Pertemuan tersebut akan dilakukan maksimal dua kali (2) per tahun. Durasi setiap pertemuan adalah maksimal tiga (3) hari. EGM dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan atau isu/pembelajaran berdasarkan sektor infrastruktur air minum dan sanitasi, kapasitas pemerintah daerah dan pemerintah desa, pendampingan tingkat desa dan masyarakat termasuk keberlanjutan, pengelolaan keuangan untuk bidang air minum dan sanitasi, serta pengelolaan dan analisa data.
Untuk berbagi pembelajaran yang diperoleh, diskusi tentang praktek terbaik pada pelaksanaan program, penyesuaian pendekatan dan strategi, maka PC ROMS, sesuai dengan rekomendasi dari masing-masing tenaga ahli/professional, akan memfasilitasi pertemuan EGM Provinsi secara berkala dengan mengundang DC, Co-DC/DFMA dan DEAO. Pertemuan tersebut akan dilakukan maksimal dua kali (2) per tahun. Durasi setiap pertemuan adalah maksimal tiga (3) hari.
Merupakan penegasan terhadap partisipan EGM tingkat Provinsi
25
Original/Amendment 2 Proposed Amendment 3 Keterangan
EGM dapat dilaksanakan atas persetujuan CPMU dan PPK. Jika EGM dilaksanakan lebih dari dua (2) kali per tahun maka ROMS perlu meminta persetujuan CPMU dan PPK.
XII. PEMANTAUAN, EVALUASI dan UJI PETIK
A. Pemantauan dan Evaluasi
1. Kegiatan pemantauan dan evaluasi dari provinsi ke tingkat
kabupaten dan desa dapat dilaksanakan empat (4) kali setahun
untuk masing-masing tenaga ahli ROMS Provinsi dan Data
Management Analyst (DMA). Alokasi kegiatan pemantauan dan
evaluasi (monev) untuk masing-masing tenaga ahli dan DMA
dapat disesuaikan dengan tingkat kesulitan danisu khusus,
namun frekuensinya tidak melebihi dari jumlah kumulatif (4
dikali alokasi kegiatan monev masing-masing TA dan DMA
Provinsi ke Kabupaten dan Desa) kegiatan pemantauan dan
evaluasi tahunan.
2. Kegiatan pemantauan dan evaluasi khusus untuk ROMS
Provinsi ke tingkat Kabupaten dan Desa. ROMS provinsi dapat
melakukan kegiatan pemantauan dan evaluasi khusus sebanyak
dua (2) kali setahun. Kegiatan khusus ini misalnya adalah
kegiatan misi bersama Pemerintah dan Bank Dunia, kunjungan
dari Executing Agency (EA) dan Donor yang bersifat strategis,
dan lainnya. Alokasi kegiatan pemantauan dan evaluasi
(monev) khusus untuk masing-masing tenaga ahli dan DMA
dapat disesuaikan dengan tingkat kesulitan dan isu khusus,
namun frekuensinya tidak melebihi dari jumlah kumulatif (2
dikali alokasi kegiatan monev masing-masing TA dan DMA
Provinsi ke Kabupaten dan Desa) kegiatan pemantauan dan
evaluasi tahunan.
26
Original/Amendment 2 Proposed Amendment 3 Keterangan
3. Alokasi kegiatan pemantauan dan Evaluasi dari kabupaten ke
desa adalah total tujuh (7) kali setahun yang dapat digunakan
oleh DC, Co-DC, dan FMA serta DEAO secara bersama.
4. Substansi kegiatan pemantauan dan evaluasi tercantum dalam
Juknis Monitoring dan Evaluasi yang dapat diunduh dari
www.pamsimas.org. NMC akan memberikan panduan
mengenai perencanaan, pelaksanaan dan hasil-hasil kegiatan
pemantauan evaluasi untuk ROMS.
B. Uji Petik
1. Untuk menjamin keberlanjutan dan tujuan pengendalian
program, tim ROMS secara independen dan berkala akan
melakukan uji petik di lapangan untuk memastikan bahwa
kualitas dan kepatuhan proses dari masing-masing tahapan
utama dalam kegiatan berbasis masyarakat berikut telah
dipenuhi.
2. Tim Provinsi wajib melakukan uji petik terhadap desa sasaran
di provinsi masing-masing, sedangkan Koordinator Kabupaten
akan melakukan uji petik di desa sasaran di wilayah kabupaten
masing-masing. Tim ROMS Provinsi melakukan uji petik
tahunan sejumlah 10% terhadap total desa dampingan tahunan.
Tim ROMS Kabupaten melakukan uji petik tahunan sejumlah
50% terhadap total desa dampingan tahunan.
2. Tim Provinsi wajib melakukan uji petik terhadap desa sasaran di provinsi masing-masing, sedangkan Tim Kabupaten akan melakukan uji petik di desa sasaran di wilayah kabupaten masing-masing. Tim ROMS Provinsi melakukan uji petik tahunan sejumlah minimal 10% desa baru dan 2% desa lama atau maksimal sesuai dengan tabel Jumlah Sample untuk masing-masing Provinsi yang dapat dilihat pada Lampiran M. Tim ROMS Kabupaten melakukan uji petik tahunan sejumlah minimal 50% desa baru dan 10% desa lama atau maksimal 14 desa (dengan prioritas 7 desa baru dan 7 desa lama). SOP Uji Petik disediakan oleh Pamsimas dalam website.
Disesuaikan dengan Kontrak ROMS Lampiran B Jadwal Aktivitas/ Biaya
27
Original/Amendment 2 Proposed Amendment 3 Keterangan
3. Hasil uji petik, baik memuaskan atau sebaliknya harus
digunakan untuk melaksanakan tindakan korektif dan
meningkatkan pelaksanaan proses yang tengah berlangsung
maupun yang akan berlangsung. Melalui deteksi dini terhadap
masalah kualitas dan berbagai pembelajaran dan prinsip-
prinsip praktek pelaksanaan terbaik, kegiatan uji petik didesain
untuk mendukung keberlanjutan program jangka panjang.
4. Substansi kegiatan pemantauan dan evaluasi tercantum dalam
Juknis Monitoring dan Evaluasi yang dapat diunduh dari
www.pamsimas.org. NMC akan memberikan panduan
mengenai perencanaan dan pelaksanaan kegiatan uji petik
untuk ROMS. NMC akan menerbitkan daftar desa calon sasaran
uji petik setiap tahun.
5. Lampiran I menampilkan kewajiban uji petik untuk ROMS.
XIII. OJT DAN PENDAMPINGAN FASILITATOR
Program PAMSIMAS menggunakan beberapa jenis fasilitator sebagai berikut :
a) Fasilitator Masyarakat (FM) yang bertugas untuk memberikan
bantuan pada pelaksanaan program di desa-desa Program
PAMSIMAS;
b) Fasilitator Senior yang membimbing dan mendukung FM pada
pelaksanaan program di desa-desa Program PAMSIMAS; dan
c) Fasilitator STBM Kabupaten yang bertugas untuk mendukung
Dinas Kesehatan setempat dengan pelaksanaan program
nasional STBM berskala kabupaten.
28
Original/Amendment 2 Proposed Amendment 3 Keterangan
d) Seluruh fasilitator ini berada dalam kontrak terpisah dari
ROMS, namun menjadi satu organisasi bantuan teknis (lihat
Bagian VIII dari Kerangka Acuan Kerja).
Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para
fasilitator, maka setiap tahun program PAMSIMAS melaksanakan
pelatihan bagi fasilitator masyarakat. Kegiatan pelatihan untuk
semua fasilitator akan dikelola oleh Satker PAMBM sesuai dengan
kebutuhan. ROMS mendukung kegiatan pelatihan secara substansi
sesuai dengan kapasitas tenaga ahli dan bidang keahliannya.
ROMS Kabupaten mempunyai kegiatan on the job training (OJT)
untuk fasilitator yang dapat dilakukan satu (1) kali setiap
tahun.Durasi kegiatan ini adalah satu (1) hari, dilaksanakan di
Kantor ROMS Kabupaten. Kegiatan ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan fasilitator dalam mendampingi
masyarakat dan pemerintah desa serta meningkatkan kualitas hasil
pendampingan Program Pamsimas di tingkat masyarakat dan desa.
Perencanaan kegiatan ini dilaksanakan dengan koordinasi NMC dan
TDS. Jumlah fasilitator masyarakat untuk setiap kabupaten dapat
dilihat pada Lampiran J.
XIV. KEGIATAN PENGEMBANGAN KAPASITAS
Dalam rangka meningkatkan kapasitas Pemda, pemerintah desa dan
masyarakat, maka Program Pamsimas mempunyai kegiatan
pengembangan kapasitas (pelatihan dan lokakarya) untuk pelaku
Program Pamsimas. Pelatihan dilakukan secara berjenjang, misalnya
pelatihan di tingkat provinsi hanya ditujukan kepada pelaku tingkat
kabupaten (pemda kabupaten dan asosiasi), dan pelatihan tingkat
kabupaten dilakukan untuk pelaku tingkat desa (pemerintah
kecamatan, desa dan masyarakat). Sebagai catatan, pelatihan tingkat
provinsi tidak dapat menyertakan pelaku tingkat desa.
ROMS Kabupaten mempunyai kegiatan on the job training (OJT) atau diskusi e-learning dan coaching untuk tim fasilitator masyarakat (TFM) yang dapat dilakukan satu (1) kali setiap bulan. Durasi kegiatan ini adalah masing-masing satu (1) hari (full-day meeting). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan fasilitator dalam mendampingi masyarakat dan pemerintah desa serta meningkatkan kualitas hasil pendampingan Program Pamsimas di tingkat masyarakat dan desa. Perencanaan kegiatan ini dilaksanakan dengan koordinasi NMC. Jumlah fasilitator masyarakat untuk setiap kabupaten dapat dilihat pada Lampiran J.
29
Original/Amendment 2 Proposed Amendment 3 Keterangan
Perencanaan kegiatan pengembangan kapasitas dilakukan bersama
dengan NMC dan TDS. Persetujuan kegiatan pelatihan tingkat
provinsi diberikan oleh CPMU dan PPK, sedangkan perencanaan
pelatihan tingkat kabupaten dilakukan bersama ROMS Provinsi, dan
persetujuan kegiatan pelatihan diberikan oleh PPMU dan DPMU.
NMC dan TDS akan menerbitkan panduan perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan pelatihan (misalnarasumber, jadwal,
komponen pembiayaan, dan lainnya) serta contoh TOR. ROMS dapat
mengembangkan substansi pelatihan sesuai dengan kebutuhan dan
isu-isu lokal.
Berikut daftar pelatihan yang dapat dikelola oleh Tim ROMS.
Estimasi jumlah peserta per provinsi dan kabupaten dapat dilihat
pada tabel Jadwal Aktivitas pada Dokumen Lelang (Bab XI).
A. Pelatihan
Tingkat Provinsi
1. Pelatihan Asosiasi BPSPAMS. Perencanaan pelatihan ini
dilakukan bersama Sekretariat Nasional Asosiasi BPSPAMS dan
NMC. Frekuensi pelatihan ini adalah 1 kali setahun mulai pada
tahun 2017 sampai dengan 2019. Durasi pelatihan maksimal
tiga (3 hari).
2. Pelatihan Penyusunan RAD AMPL untuk Tim Penyusun RAD
AMPL Pemda Kabupaten, diberikan hanya untuk kabupaten
yang baru bergabung dengan Pamsimas mulai tahun 2016 dan
seterusnya. Penambahan peserta untuk pelatihan dari
kabupaten peserta lama Pamsimas diberikan atas persetujuan
CPMU dan PPK, sesuai dengan rekomendasi NMC. Pelatihan ini
Perencanaan kegiatan pengembangan kapasitas dilakukan bersama dengan NMC. Persetujuan kegiatan pelatihan tingkat provinsi diberikan oleh CPMU dan PPK, sedangkan perencanaan pelatihan tingkat kabupaten dilakukan bersama ROMS Provinsi, dan persetujuan kegiatan pelatihan diberikan oleh PPMU dan DPMU.
NMC akan menerbitkan panduan perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan pelatihan (misal narasumber, jadwal, komponen
pembiayaan, dan lainnya) serta contoh TOR. ROMS dapat
mengembangkan substansi pelatihan sesuai dengan kebutuhan dan
isu-isu lokal
2. Pelatihan Penyusunan RAD AMPL untuk Tim Penyusun RAD AMPL Pemda Kabupaten, diberikan untuk kabupaten yang belum mempunyai dokumen RAD AMPL. Penambahan peserta untuk pelatihan diberikan atas persetujuan CPMU dan PPK,. Pelatihan ini diberikan satu (1) kali yaitu pada tahun 2017. Durasi pelatihan maksimal empat (4) hari. Pembukaan dan Penutupan acara oleh Satker/PPK/CPIU/PPMU.
TDS tidak diadakan disesuaikan dengan kebutuhan Program.
Disesuaikan dengan Lampiran B; Jadwal Aktivitas / Biaya. Dan Tahapan
30
Original/Amendment 2 Proposed Amendment 3 Keterangan
diberikan satu (1) kali yaitu pada tahun 2017. Durasi pelatihan
maksimal empat (4) hari.
3. Pelatihan untuk Peningkatan Kapasitas Pemda dalam rangka
pengarusutamaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat.
Pelatihan ini diberikan bagi pemda-pemda yang sudah
menyelesaikan RAD AMPL. Perencanaan pelatihan ini
dilakukan bersama NMC, dan pelaksanaannya dilakukan atas
persetujuan CPMU dan PPK. Pelatihan ini dilaksanakan dua kali
selama masa layanan ROMS. Jadwal yang disesuaikan dengan
rekomendasi NMC, misal tahun 2017 dan 2018 atau tahun
2018 dan 2019. Durasi pelatihan maksimas tiga (3) hari.
Tingkat Kabupaten
1. Pelatihan Kader AMPL. Pelatihan Kader AMPL diberikan untuk
desa peserta lama dan desa baru dalam Program Pamsimas.
Pelatihan diberikan satu (1) kali setahun untuk masing-masing
kelompok, namun sesuai dengan rekomendasi dari ROMS
Provinsi maka pelatihan kader AMPL dapat dilakukan secara
bersama. Durasi pelatihan adalah maksimal tiga (3) hari.
2. Pelatihan BPSPAMS. Pelatihan BPSPAMS diberikan untuk desa
peserta lama dan desa baru dalam Program Pamsimas. Pelatihan
diberikan satu (1) kali setahun untuk masing-masing
kelompok. Perencanaan pelatihan dilaksanakan bersama ROMS
Provinsi dan Asosiasi Kabupaten serta DPMU yang membidangi
pembinaan terhadap BPSPAMS. Durasi pelatihan adalah
maksimal tiga (3) hari.
3. Pelatihan untuk Pemerintah Desa dan Kecamatan. Pelatihan
untuk aparat Pemerintah Desa dan Kecamatan diberikan untuk
desa peserta lama dan desa baru dalam Program Pamsimas.
Pelatihan diberikan satu (1) kali setahun untuk masing-masing
3. Pelatihan untuk Peningkatan Kapasitas Pemda dalam rangka pengarusutamaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat. Pelatihan ini diberikan bagi pemda-pemda yang sudah menyelesaikan RAD AMPL. Perencanaan pelatihan ini dilakukan bersama NMC, dan pelaksanaannya dilakukan atas persetujuan CPMU dan PPK. Pelatihan ini di integrasikan kedalam materi Workshop Integrasi RAD Kedalam RPJMD dan RKPD dan Workshop Review RAD AMPL di tingkat Provinsi.
Pelaksanaan Kegiatan. Berdasarkan surat Bank Dunia tertanggal 5 Oktober 2017 perihal Izin Prinsip variasi kontrak ROMS
31
Original/Amendment 2 Proposed Amendment 3 Keterangan
kelompok. Perencanaan pelatihan dilaksanakan bersama ROMS
Provinsi serta DPMU yang membidangi pembinaan terhadap
Pemerintah Desa dan Kecamatan. Durasi pelatihan adalah
maksimal tiga (3) hari.
B. Workshop
Tingkat Provinsi
1. Integrasi RAD ke dalam RPJMD dan RKPD. Lokakarya ini
dilakukan oleh Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah
Kabupaten yang sudah menyusun RAD AMPL. PPMU adalah
pengelola utama untuk kegiatan ini, berkonsultasi dengan Tim
Penyusun RPJMD dan RKPD. Perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan ini dilaksanakan dengan konsultasi NMC. Persetujuan
terhadap kegiatan lokakarya diberikan oleh CPMU, PPK dan
CPIU BANGDA.
2. Review RAD AMPL. Lokakarya ini dilakukan oleh Pemerintah
Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten yang sudah menyusun
RAD AMPL. PPMU dan Pokja AMPL adalah pengelola utama
untuk kegiatan ini, berkonsultasi dengan Bappeda. Perencanaan
dan pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan dengan konsultasi
NMC. Persetujuan terhadap kegiatan lokakarya diberikan oleh
CPMU, PPK dan CPIU BANGDA.
3. Kedua lokakarya tersebut dilakukan satu (1) kali setahun,
dengan durasi maksimal tiga (3) hari tergantung jumlah
kabupaten.
Tingkat Kabupaten
1. Workshop Keberlanjutan dan Pengembangan Asosiasi.
Lokakarya ini adalah untuk memfasilitasi pembentukan Asosiasi
32
Original/Amendment 2 Proposed Amendment 3 Keterangan
BPSPAMS. Lokakarya dilakukan satu (1) kali setahun dengan
durasi dua (2) hari.
2. Workshop Sosialisasi RAD AMPL. Lokakarya ini hanya untuk
kabupaten peserta baru Pamsimas (yang baru bergabung
dengan Pamsimas sejak tahun 2016 dan
seterusnya).Penambahan peserta untuk pelatihan dari
kabupaten peserta lama Pamsimas diberikan atas persetujuan
CPMU dan PPK, sesuai dengan rekomendasi NMC dan ROMS
Provinsi. Lokakarya ini hanya satu (1) kali. Durasi lokakarya
adalah satu (1) hari.
3. Workshop Ekspose RAD AMPL. Lokakarya ini hanya untuk
kabupaten peserta baru Pamsimas (yang baru bergabung
dengan Pamsimas sejak tahun 2016 dan seterusnya).
Penambahan peserta untuk pelatihan dari kabupaten peserta
lama Pamsimas diberikan atas persetujuan CPMU dan PPK,
sesuai dengan rekomendasi NMC dan ROMS Provinsi.
Lokakarya ini hanya satu (1) kali. Durasi lokakarya adalah satu
(1) hari.
4. Workshop Monitoring RAD AMPL. Lokakarya ini adalah untuk
kabupaten yang sudah menyusun RAD AMPL, termasuk untuk
perbaruan terhadap dokumen RAD AMPL sesuai dengan
kebijakan baru dari pemerintah daerah, misalnya RPJMD.
Lokakarya ini dilaksanakan satu (1) kali setahun.
C. Pelatihan untuk Pelaku Pengelola Program
Pamsimas menyediakan pelatihan untuk pelaku pengelola program,
khusus mengenai pengelolaan program Pamsimas untuk PPMU,
DPMU dan Satker serta untuk District Coordinator (DC) ROMS.
C. Pelatihan untuk Pelaku Pengelola Program
Pamsimas menyediakan pelatihan untuk pelaku pengelola program, khusus mengenai pengelolaan program Pamsimas untuk PPMU, DPMU dan Satker serta untuk semua personil ROMS dan Fasilitator.
33
Original/Amendment 2 Proposed Amendment 3 Keterangan
Kegiatan pelatihan terkait pengelolaan Program Pamsimas dikelola
langsung oleh Satker PAMBM. NMC dan TDS mendukung Satker
PAMBM dan CPMU untuk menyusun kegiatan pelatihan untuk
pelaku pengelola program. ROMS memberikan dukungan untuk
memastikan bahwa peserta pelatihan siap. Kegiatan pelatihan ini
tidak dibebankan dalam kontrak ROMS.
D. Pelatihan Lainnya
Pamsimas menyediakan pelatihan untuk Panitia Kemitraan (Pakem)
dalam rangka pemilihan desa. Kegiatan pelatihan ini dikelola
langsung oleh Satker PAMBM. NMC dan TDS mendukung Satker
PAMBM dan CPMU untuk menyusun kegiatan pelatihan untuk
Pakem (jadwal, TOR, dan lain sebagainya). ROMS memberikan
dukungan untuk memastikan bahwa peserta pelatihan siap
(misalnya SK Panitia Kemitraan dan daftar nama serta kesediaan
jadwal peserta pelatihan). Kegiatan pelatihan ini tidak dibebankan
dalam kontrak ROMS.
XV. OUTPUT DAN LAPORAN
Laporan dan output lainnya yang harus disiapkan oleh ROMS
tercantum dalam daftar di bawah ini. Persyaratan khusus dalam hal
tanggung jawab, waktu penyerahan jika disyaratkan khusus
tercantum dalam Lampiran K.
NMC akan menerbtikan panduan terkait pelaporan dan output
ROMS sesuai dengan persetujuan CPMU dan PPK.
Syarat pelaporan tercantum dalam Juknis Monitoring dan Evaluasi
yang dapat diunduh dari www.pamsimas.org.
Kegiatan pelatihan terkait pengelolaan Program Pamsimas dikelola
langsung oleh Satker PAMBM. NMC mendukung Satker PAMBM dan
CPMU dalam menyusun kegiatan pelatihan untuk pelaku pengelola
program. ROMS memberikan dukungan untuk memastikan bahwa
peserta pelatihan siap. Kegiatan pelatihan ini tidak dibebankan dalam
kontrak ROMS.
D. Pelatihan Lainnya
Pamsimas menyediakan pelatihan untuk Panitia Kemitraan (Pakem)
dalam rangka pemilihan desa. Kegiatan pelatihan ini dikelola
langsung oleh Satker PAMBM. NMC mendukung Satker PAMBM dan
CPMU untuk menyusun kegiatan pelatihan untuk Pakem (jadwal,
TOR, dan lain sebagainya). ROMS memberikan dukungan untuk
memastikan bahwa peserta pelatihan siap (misalnya SK Panitia
Kemitraan dan daftar nama serta kesediaan jadwal peserta
pelatihan). Kegiatan pelatihan ini tidak dibebankan dalam kontrak
ROMS.
34
Original/Amendment 2 Proposed Amendment 3 Keterangan
Laporan Pendahuluan:
Laporan Pendahuluan akan dididkusikan dengan Pokja
AMPLProvinsi, PPMU, Pokja AMPL Kabupaten, DPMU, dan Satker
PSPAM untuk menetapkan program kerja ROMS yang disepakati
yang juga disinkronkan dengan kebutuhan program secara
keseluruhan dan terutama diselaraskan dengan kegiatan tim
fasilitator yang dikontrak secara terpisah (FM, FS dan Fasilitator
STBM), serta agenda pengembangan kapasitas dari program.
Laporan Bulanan:
Laporan Bulanan diharapkan menyertakan gambaran kemajuan
pelaksanaan dibandingkan dengan Indikator Kinerja Utama (KPI),
kegiatan utama yang dilakukan, rincian ringkasan dalam kaitannya
dengan pengadaan, manajemen keuangan, status M&E/MIS, isu-isu
manajemen dan teknis yang utama dalam program yang diperlukan
untuk memperoleh penanganan pada bulan mendatang. Laporan
Bulanan akan dikonsolidasikan di tingkat ROMS tetapi harus
terstruktur untuk memungkinkan laporan ini digunakan juga oleh
Pokja AMPL Provinsi, PPMU, Pokja AMPL Kabupaten, DPMU dan
Satker PSPAM.
Laporan Triwulanan: Laporan Triwulanan akan mengkonsolidasikan informasi dari
Laporan Bulanan. Struktur danisi akan ditentukan oleh NMC dan
CPMU agar dapat dimanfaatkan sebagai masukan untuk Laporan
Manajemen Program.
Laporan Pendahuluan:
Laporan Pendahuluan akan didiskusikan dengan PPMU dan Satker
PSPAM untuk menetapkan program kerja ROMS yang disepakati
juga disinkronkan dengan kebutuhan program secara keseluruhan
dan terutama diselaraskan dengan kegiatan tim fasilitator yang
dikontrak secara terpisah (FM, FS dan Fasilitator STBM), serta agenda
pengembangan kapasitas dari program.
35
Original/Amendment 2 Proposed Amendment 3 Keterangan
Laporan Tahunan:
Laporan Tahunan akan disiapkan untuk mengkonsolidasikan
informasi dari Laporan Bulanan selama satu Tahun Anggaran.
Struktur dan isi akan ditentukan oleh NMC dan CPMU agar dapat
dimanfaatkan sebagai masukan untuk Konsolidasi Laporan
Manajemen Program Tahunan.
Input MIS
Input MIS akan disediakan dalam format yang telah disepakati
dengan CPMU. Keseragaman di seluruh provinsi dan daerah penting
untuk memungkinkan analisis di tingkat program dan pelaporan
dapat terselesaikan.
Input Smart-sight
Input Smart-sight akan disediakan dalam format yang telah
disepakati dengan CPMU. Keseragaman di seluruh provinsi dan
daerah penting untuk memungkinkan analisis di tingkat program
dan pelaporan dapat terselesaikan
Laporan khusus:
Laporan sebagaimana diminta oleh Pokja AMPL Provinsi, PPMUs,
Pokja AMPL Kabupaten, DPMU, dan Satker PSPAM/Kabupaten.
Draft Laporan Akhir & Laporan Akhir:
Laporan Akhir disiapkan mencakup status penyelesaian, operasi dan
pemeliharaan, dan laporan strategi pengakhiran programuntuk
setiap kabupaten dan desa. Struktur dan format laporan ini akan
disepakati dengan CPMU dan NMC dan akan mencakup persyaratan
36
Original/Amendment 2 Proposed Amendment 3 Keterangan
khusus atas penyajian, analisis dan konsolidasi data untuk Laporan
Penyelesaian dari Peminjam.
XVI. EVALUASI KINERJA PENYEDIA JASA LAYANAN
Kinerja Tim ROMS secara keseluruhan akan dievaluasi secara rutin
tiap tahun oleh PPMU dalam konsultasi dengan CPMU. Kelanjutan
kontrak akan didasarkan pada evaluasi kinerja tahunan CPMU yang
mungkin merekomendasikan perubahan struktur tim dan/atau
personel atau pemutusan kontrak dalam kasus kinerja yang tidak
dapat diterima. CPMU dibantu oleh NMC akan mengembangkan
sistem penilaian kinerja personil ROMS yang akan disediakan untuk
PPMU, Satker PSPAM Provinsi, dan perusahaan ROMS. ROMS
diminta untuk melakukan evaluasi tahunan anggota timnya serta
FM/FS yang bekerja di masing-masing kabupaten dan melaporkan
hasilnya ke PPMU.
Selain itu, ROMS akan mengatur pelaksanaan evaluasi kinerja STBM
Specialist dan Fasilitator STBM oleh dinas kesehatan provinsi dan
kabupaten, dan melaporkan hasilnya kepada PPMU.
NMC akan menerbitkan lembar kinerja Tim ROMS dan TFM sebagai
panduan bagi perencanaan dan pelaksanaan evaluasi kinerja.
37
Original/Amendment 2 Proposed Amendment 3 Keterangan
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A Indikator Kinerja Utama (IKU) PAMSIMAS
LAMPIRAN B Daftar Pedoman Umum dan Petunjuk Teknis
Program Pamsimas
LAMPIRAN C Panduan Operasional Baku (POB):
Pertanggungjawaban Keuangan dan Pelaporan
Pekerjaan Jasa Kontraktual dan Swakelola
LAMPIRAN D Wilayah Cakupan Program Pamsimas
LAMPIRAN E Gambar Contoh Struktur Organisasi ROMS
LAMPIRAN F Kualifikasi, Rincian Tugas dan Target Kinerja Tim
ROMS
LAMPIRAN G Organisasi Bantuan Teknis
LAMPIRAN H Dukungan Logistik, Administrasi dan Teknis
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A Tetap
LAMPIRAN B Daftar Pedoman Umum dan Petunjuk Teknis
Program Pamsimas
LAMPIRAN C Berubah
LAMPIRAN D Berubah
LAMPIRAN E Tetap
LAMPIRAN F Berubah
LAMPIRAN G Organisasi Bantuan Teknis
LAMPIRAN H Berubah
38
Original/Amendment 2 Proposed Amendment 3 Keterangan
LAMPIRAN I Uji Petik
LAMPIRAN J Jumlah Fasilitator
LAMPIRAN K Pelaporan
LAMPIRAN L Rencana Kerja Layanan ROMS
LAMPIRAN I Berubah
LAMPIRAN J Berubah
LAMPIRAN K Tetap
LAMPIRAN L Tetap
LAMPIRAN M Penentuan Jumlah Sample Uji Petik Tim Provinsi
39
LAMPIRAN A Indikator Kinerja Utama (IKU) PAMSIMAS
Indikator Pencapaian Program
Kemajuan
s/d Aug 7,
2015
Periode Pengumpulan Data dan Pelaporan
2016 2017 2018 2019 2020
Frekuensi
dan
Pelaporan
Sumber
Data/Metodologi
Penanggung Jawab
Pengumpulan Data
1. Jumlah tambahan orang yang mempunyai akses terhadap fasilitas air minum yang aman secara berkelanjutan
2. Jumlah tambahan orang yang mempunyai akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak secara berkelanjutan
3. % desa/kel yang mempunyai SPAM yang dikelola dan dibiayai secara efektif oleh masyarakat
7,9 juta
7.7
juta
77%
10.3
juta
8.2 juta
90%
12
juta
9.1 juta
90%
16
juta
11.1 juta
90%
19
juta
13.6 juta
90%
22.1
juta
14.9
juta
90%
Laporan
Kuartal
Laporan
Kuartal
Laporan
Kuartal
Masyarakat/ Data
Primer
Masyarakat/ Data
Primer
Masyarakat/ Data
Primer
Fasilitator dan
ROMS
Sanitarian, Dinkes,
dan ROMS
Fasilitator dan
ROMS
Hasil Antara 1:
1. Jumlah desa yang menyusun RKM
2. % kabupaten yang telah menyusun rencana peningkatan kapasitas (RAD AMPL) untuk mendukung adopsi dan pengarusutamaan pendekatan Pamsimas, dan kinerja dalam rangka pencapaian tujuan program
3. % kabupaten yang telah menyusun realisasi anggaran Kab/Kota (APBD) dalam sektor AMPL sebagai persentase dari
10,287
32%
35 %
27,000
70%
60%
18,000
40%
40%
21,000
50%
45%
24,000
60%
50%
27,000
70%
60%
Laporan
tahunan
Laporan
tahunan
Laporan
tahunan
Masyarakat/ Data
Primer
Pemda/ Data
Sekunder
Pemda/ Data
Sekunder
Fasilitator/ROMS
ROMS/NMC
ROMS/NMC
40
Indikator Pencapaian Program
Kemajuan
s/d Aug 7,
2015
Periode Pengumpulan Data dan Pelaporan
2016 2017 2018 2019 2020
Frekuensi
dan
Pelaporan
Sumber
Data/Metodologi
Penanggung Jawab
Pengumpulan Data
kebutuhan anggaran untuk mencapai target UA 2019
4. % kabupaten yang mereplikasi pendekatan Pamsiimas di luar masyarakat sasaran
100%
90%
90%
90%
90%
90% Laporan
tahunan
Pemda/ Data
Sekunder
ROMS/NMC
5. % desa memiliki RPJM Desa/RKP Desa yang mengintegrasikan PJM ProAKSi/RKM
6. % desa yang merealisasikan APBDesa untuk kebutuhan anggaran bidang air minum dan sanitasi
N/A
N/A
0%
0%
80%
80%
80%
80%
80%
80%
80%
80%
Laporan
tahunan
Laporan
tahunan
Pemdes/ Data
Primer
Pemdes/ Data
Primer
Fasilitator/ROMS
Fasilitator/ROMS
Hasil Antara 2:
7. % desa/kel yang mempunyai SPAM yang dikelola dan dibiayai secara efektif oleh masyarakat
8. % desa/kel yang mempunyai SPAM yang berfungsi dan memenuhi kepuasan dari mayoritas masyarakat sasaran
77%
87%
90%
90%
90%
90%
90%
80%
Laporan
kuartal
Pada Akhir
Program
Pemdes/ Data
Primer
Survey
Fasilitator/ROMS
CPMU
9. Jumah desa yang melampaui kriteria kinerja program dan memperoleh dana hibah
10. % kab/kota yang melampaui kriteria kinerja program dan memperoleh dana hibah
1,249
36%
1,649
0%
2,399
20%
3,399
30%
4,649
40%
4,649
50%
Laporan
tahunan
Laporan
tahunan
Masyarakat/ Data
Primer
Pemda/ Data
Sekunder
Fasilitator/ROMS
ROMS/CMAC
41
Indikator Pencapaian Program
Kemajuan
s/d Aug 7,
2015
Periode Pengumpulan Data dan Pelaporan
2016 2017 2018 2019 2020
Frekuensi
dan
Pelaporan
Sumber
Data/Metodologi
Penanggung Jawab
Pengumpulan Data
11. % masyarakat sasaran yang bebas dari buang air besar di sembarang tempat (ODF/SBS)
12. % masyarakat sasaran yang menerapkan program cuci tangan pakai sabun (CTPS)
13. % sekolah sasaran yang mempunyai fasilitas sanitasi yang layak dan menerapkan PHBS.
51%
68%
85%
60%
60%
95%
60%
60%
95%
60%
60%
95%
60%
60%
95%
60%
60%
95%
Laporan
kuartal
Laporan
tahunan
Laporan
tahunan
Masyarakat/ Data
Primer
Masyarakat/ Data
Primer
Sekolah/ Data
Primer
Sanitarian, Dinkes,
dan ROMS
Sanitarian, Dinkes,
dan ROMS
Sanitarian, Dinkes,
dan ROMS
Hasil Antara 3:
14. % kabupaten yang mempunyai struktur dan alat pemantauan program (MIS, M&E) memberikan informasi berkala mengenai kualitas pelaksanaan proyek
93%
90%
90%
90%
90%
90%
Laporan
kuartal
MIS Data/ Data
Sekunder
ROMS/NMC
42
LAMPIRAN B : DAFTAR PEDOMAN UMUM DAN PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PAMSIMAS (Berubah)
Seluruh dokumen ini dapat diunduh dari www.pamsimas.org
Original/Amandemen 2 Usulan Amandemen 3
No. Deskripsi No. Deskripsi
1. Pedoman Umum Program Pamsimas 1. Tetap
2. Pedoman Pelaksanaan Tingkat Masyarakat 2. Tetap
3. Pedoman Pelaksanaan Tingkat Pemda 3. Tetap
4. Petunjuk Teknis Perencanaan Kegiatan Tingkat Masyarakat 4. Tetap
5. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan Tingkat Masyarakat 5. Tetap
6. Petunjuk Teknis Pengamanan Lingkungan dan Sosial 6. Tetap
7. Petunjuk Teknis Pengadaan Barang dan Jasa Tingkat Masyarakat 7. Tetap
8. Petunjuk Teknis Pengelolaan SPAM dan Penguatan Keberlanjutan 8. Tetap
9. Petunjuk Teknis Pengelolaan Keuangan 9. Tetap
10. Petunjuk Teknis Penyusunan, Pelaksanaan dan Pemantauan RAD
AMPL
10. Tetap
11. Petunjuk Teknis Pengadaan Barang dan Jasa dari Sumber PHLN 11. Petunjuk Teknis Pengadaan Barang/Jasa dan Manajemen Kontrak Dari
Sumber Dana PHLN
12. Petunjuk Teknis Pemilihan Desa 12. Tetap
43
13. Petunjuk Teknis Penyaluran Dana BLM 13. Tetap
14. Petunjuk Teknis Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan 14. Tetap
15. Petunjuk Teknis Hibah Kabupaten dan Desa 15. Tetap
16. Panduan Operasional Baku (POB): Pertanggungjawaban
Keuangan dan Pelaporan Pekerjaan Jasa Kontraktual dan
Swakelola
16. Panduan Operasional Baku (POB): Pertanggungjawaban Keuangan dan
Pelaporan Pekerjaan Jasa Kontraktual dan Swakelola
17. Petunjuk Teknis Penguatan Kelembagaan untuk Keberlanjutan Air
Minum dan Sanitasi Perdesaan Berbasis Masyarakat
44
LAMPIRAN C : PEDOMAN OPERASIONAL BAKU (POB) - PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAN PELAPORAN PEKERJAAN JASA KONTRAKTUAL
DAN SWAKELOLA PROGRAM PAMSIMAS (www.pamsimas.org)
45
LAMDIRAN D : Wilayah Cakupan Program Pamsimas (Berubah) Hubungan antara ROMS dengan FAS dan Tim Monev Region NMC dapat dilihat dalam Tabel di bawah ini.
Original/Amandemen 2 Usulan Amandemen 3
PROVINSI
KABUPATEN PAMSIMAS III
PA
MSI
MA
S I
[20
08
-
20
12
]
PA
MSI
MA
S II
[2
01
3-
20
16
]
PA
MSI
MA
S II
I [2
01
6-
20
20
]
OV
ER
SIG
HT
SER
VIC
ES
JUM
LA
H K
AB
UPA
TEN
FASI
LIT
AT
OR
AD
MIN
.
SER
VIC
ES
MO
NEV
REG
ION
1 Aceh 3 18 ROMS 1 18 FAS 1
1 2 Sumatera Utara 4 21 ROMS 2 21 FAS 2
3 Sumatera Barat 13 12 12 ROMS 3 21
FAS 3
4 Jambi 4 9 FAS 4
5 Riau 6 9 9 ROMS 4 14
FAS 5
2
6 Kepulauan Riau 2 5 FAS 6
7 Sumatera Selatan 8 10 13 ROMS 5 19
FAS 7
8 Kep. Bangka Belitung 2 6 FAS 8
9 Lampung 2 12 ROMS 6 21
FAS 9
10 Bengkulu 4 9 FAS 10
11 Jawa Barat 5 11 15 ROMS 7 19
FAS 11
3
12 Banten 2 3 4 FAS 12
13 Jawa Tengah 28 29 29 ROMS 8 33
FAS 13
14 DI Yogyakarta 2 4 FAS 14
15 Jawa Timur 21 27 ROMS 9 27 FAS 15
16 Nusa Tenggara Barat 6 8 ROMS 10 13
FAS 16
4 17 Bali 1 5 FAS 17
18 Nusa Tenggara Timur 10 19 21 ROMS 11 21 FAS 18
19 Kalimantan Barat 11 12 ROMS 12 21 FAS 19
PROVINSI
KABUPATEN PAMSIMAS III
PA
MSI
MA
S I
[20
08
-
20
12
]
PA
MSI
MA
S II
[2
01
3-
20
16
]
PA
MSI
MA
S II
I [2
01
6-
20
20
]
OV
ER
SIG
HT
SER
VIC
ES
JUM
LA
H K
AB
UPA
TEN
FASI
LIT
AT
OR
AD
MIN
.
SER
VIC
ES
MO
NEV
REG
ION
1 Aceh 3 18 ROMS 1 18 FAS 1
1 2 Sumatera Utara*) 4 25 ROMS 2 25 FAS 2
3 Sumatera Barat 13 12 16 ROMS 3 25
FAS 3
4 Jambi 4 9 FAS 4
5 Riau 6 9 11 ROMS 4 16
FAS 5
2
6 Kepulauan Riau 2 5 FAS 6
7 Sumatera Selatan 8 10 13 ROMS 5 19
FAS 7
8 Kep. Bangka Belitung 2 6 FAS 8
9 Lampung 2 13 ROMS 6 22
FAS 9
10 Bengkulu 4 9 FAS 10
11 Jawa Barat 5 11 17 ROMS 7 21
FAS 11
3
12 Banten 2 3 4 FAS 12
13 Jawa Tengah 28 29 29 ROMS 8 33
FAS 13
14 DI Yogyakarta 2 4 FAS 14
15 Jawa Timur 21 28 ROMS 9 28 FAS 15
16 Nusa Tenggara Barat 6 8 ROMS 10 15
FAS 16
17 Bali 1 7 FAS 17
18 Nusa Tenggara Timur 10 19 22 ROMS 11 22 FAS 18 4
19 Kalimantan Barat 11 12 ROMS 12 24 FAS 19
46
20 Kalimantan Tengah 2 9 FAS 20
21 Kalimantan Selatan 8 10 11
ROMS 13 19
FAS 21
22 Kalimantan Timur 1 4 FAS 22
23 Kalimantan Utara 4 FAS 23
24 Sulawesi Utara 9 ROMS 14 14
FAS 24
5
25 Gorontalo 2 5 5 FAS 25
26 Sulawesi Selatan 4 17 20 ROMS 15 25
FAS 26
27 Sulawesi Barat 1 3 5 FAS 27
28 Sulawesi Tenggara 4 12 ROMS 16 24
FAS 28
29 Sulawesi Tengah 7 10 12 FAS 29
30 Maluku 5 7 ROMS 17 12
FAS 30
6 31 Maluku Utara 2 5 FAS 31
32 Papua Barat 3 5 ROMS 18 17
FAS 32
33 Papua 2 12 FAS 33
TOTAL 110 221 359 359 6
20 Kalimantan Tengah 2 12 FAS 20
21 Kalimantan Selatan 8 10 11
ROMS 13 22
FAS 21
22 Kalimantan Timur 1 7 FAS 22
23 Kalimantan Utara 4 FAS 23
24 Sulawesi Utara 11 ROMS 14 16
FAS 24
5
25 Gorontalo 2 5 5 FAS 25
26 Sulawesi Selatan 4 17 23 ROMS 15 29
FAS 26
27 Sulawesi Barat 1 3 6 FAS 27
28 Sulawesi Tenggara*) 4 16 ROMS 16 28
FAS 28
29 Sulawesi Tengah 7 10 12 FAS 29
30 Maluku*) 5 9 ROMS 17 18
FAS 30
6 31 Maluku Utara*) 2 9 FAS 31
32 Papua Barat 3 10 ROMS 18 26
FAS 32
33 Papua 2 16 FAS 33
TOTAL 110 221 408*) 408*) 6
Catatan:
*) Penambahan Kabupaten didasarkan pada :
- SK Menteri PUPR No. 631/KPTS/M/2016 tanggal 8 Agustus 2016 tentang Penetapan Kabupaten Sasaran Progra PAMSIMAS Tahap Ketiga.
- SK Menteri PUPR No. 325/KPTS/M/2018 tanggal 3 Mei 2018 tentang Penetapan Kabupaten Sasaran Progra PAMSIMAS Tahap Keempat.
- SK Menteri PUPR No. 377/KPTS/M/2018 tanggal 31 Mei 2018 tentang Penetapan Kabupaten Sasaran Progra PAMSIMAS Tahap Kelima.
47
LAMPIRAN E: STRUKTUR ORGANISASI ROMS
Provincial Coordinator
District
Coordinator
District
Coordinator
Co. District
Coordinator/
DFMA
Data Entry/
Administration
Officer
Data Entry/
Administration
Officer
Disctrict
Financial
Management
Assisstant
KABUPATEN LAMA KABUPATEN BARU
48
LAMPIRAN F : KUALIFIKASI, RINCIAN TUGAS DAN TARGET KINERJA TIM ROMS
Original/Amendment No. 2 Amendment No. 3
Calon Penyedia Jasa dalam masa penawaran harus menyiapkan 3 (tiga) Tenaga Ahli inti Provinsi dibawah ini dengan kualifikasi keahlian sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam Lampiran ini.
Tenaga Ahli inti untuk masing-masing Provinsi adalah sebagai berikut:
1. Provincial Coordinator 2. Water Supply and Sanitation Specialist 3. Community Development/Capacity
Building Coordinator
Dalam waktu 15 (lima-belas) hari kalender setelah penandatangan kontrak, Penjedia Jasa diminta untuk memasukan secara tertulis nama dan CV dari Personil non-inti Provinsi yang memenuhi persyaratan kualifikasi teknis yang tercantum dalam Lampiran ini untuk disetujui oleh Pemberi Jasa. Mereka adalah:
4. Co-Provincial Coordinator, apabila dipersyaratkan
5. Local Government Specialist 6. Financial Management Specialist 7. Data Management Analyst Dalam waktu 15 hari Pemberi Jasa sudah harus menanggapi secara tertulis usulan tsb. Apabila ada personil yang tidak memenuhi persyaratan kualifikasi minimum maka Penyedia Jasa diminta untuk mengusulkan calon pengganti yang dapat diterima oleh Pemberi Jasa. Penyedia Jasa harus memastikan ketersediaan semua personil yang disetujui oleh Pemberi Jasa adalah ekslusif untuk kontrak paket ROMS ini. Personil inti Kabupaten yaitu District Coordinator dan Co-District Coordinator ditetapkan oleh Pemberi Jasa, dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari tanggung jawab Penyedia Jasa seperti diatur dalam Kontrak.
Calon Penyedia Jasa dalam masa penawaran harus menyiapkan 3 (tiga) Tenaga Ahli inti Provinsi dibawah ini dengan kualifikasi keahlian sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam Lampiran ini.
Tenaga Ahli inti untuk masing-masing Provinsi adalah sebagai berikut:
1. Provincial Coordinator 2. Water Supply and Sanitation Specialist 3. Community Development/Capacity
Building Coordinator
Dalam waktu 15 (lima-belas) hari kalender setelah penandatangan kontrak, Penjedia Jasa diminta untuk memasukan secara tertulis nama dan CV dari Personil non-inti Provinsi yang memenuhi persyaratan kualifikasi teknis yang tercantum dalam Lampiran ini untuk disetujui oleh Pemberi Jasa. Mereka adalah:
4. Co-Provincial Coordinator, apabila dipersyaratkan
5. Local Government Specialist 6. Financial Management Specialist 7. Data Management Analyst 8. STBM Specialist Dalam waktu 15 hari Pemberi Jasa sudah harus menanggapi secara tertulis usulan tsb. Apabila ada personil yang tidak memenuhi persyaratan kualifikasi minimum maka Penyedia Jasa diminta untuk mengusulkan calon pengganti yang dapat diterima oleh Pemberi Jasa. Penyedia Jasa harus memastikan ketersediaan semua personil yang disetujui oleh Pemberi Jasa adalah ekslusif untuk kontrak paket ROMS ini. Personil inti Kabupaten yaitu District Coordinator dan Co-District Coordinator ditetapkan oleh Pemberi Jasa, dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari tanggung jawab Penyedia Jasa seperti diatur dalam Kontrak.
49
POSISI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) PROVINCE
SPECIALIST
Melapor ke Koordinator Provinsi
Jangka waktu 23 bulan
Lokasi Kantor Provinsi
Ketrampilan
dan
Pengalaman
(Kualifikasi
minimum ,
pengalaman,
ketrampilan
dan
pengetahuan)
1. Sarjana (S1) di bidang kesehatan masyarakat, bidang sosial lainnya,
bidang teknik dan bidang lain yang relevan.
2. 8 tahun pengalaman dalam penerapan CLTS dan perilaku kesehatan dan
sanitasi, diutamakan mempunyai pengalaman dalam program Pamsimas
Kesehatan (Faskab dan Korprov STBM Pamsimas)
3. Diutamakan sudah memiliki kualifikasi pemandu tingkat provinsi dari
Program Pamsimas atau program sejenis, ditunjukkan dengan bukti
sertifikat yang diterbitkan institusi kesehatan
4. Memiliki pengetahuan dan pengalaman yang baik dalam penerapan
demand dan supply secara terpadu,
5. Memiliki pengalaman berkerja dengan pemerintah daerah dan
masyarakat khususnya dalam penerapan CLTS dan pemasaran sanitasi.
Penugasan
yang
diberikan
Secara spesifik, tugas STBM Specialist meliputi namun tidak terbatas kepada:
1. Membantu pemerintah daerah (dinas kesehatan) provinsi dalam
mencapai tujuan dan target capaian KPI program Pamsimas III komponen
2 (kesehatan).
2. Membantu pemerintah daerah (dinas kesehatan) provinsi dan pengelola
program Pamsimas III di tingkat provinsi (Pokja AMPL, PPMU) dalam
menyiapkan strategi dan dalam melakukan koordinasi perencanaan,
pelaksanaan dan monitoring serta evaluasi program Pamsimas III
Komponen 2.
3. Membantu pemerintah daerah (dinas kesehatan) provinsi untuk
sinkronisasi dan integrasi pelaksanaan pendekatan STBM dalam
mencapai target capaian KPI program Pamsimas III untuk disepakati
bersama dengan Dinas Kesehatan prov/kab dan Fasilitator Kabupaten
4. Mendukung kegiatan-kegiatan lain yang dibutuhkan dalam rangka
pelaksanaan program Pamsimas III dan implementasi STBM di wilayah
provinsi bersangkutan.
5. Membantu Dinas Kesehatan provinsi menyiapkan laporan bulanan
pelaksanaan STBM / KPI Pamsimas komponen 2 (kesehatan) secara
berkala (dokumen laporan deskriptif maupun analitik) di wilayah
Provinsi
6. Membantu pemerintah daerah (dinas kesehatan) provinsi untuk
mengembangkan sistem monitoring dan update data STBM / KPI Pamsimas komponen 2 secara rutin, berkualitas dan valid.
7. Fasilitasi kegiatan komponen kesehatan dalam lingkup kerja ROMS
8. Fasilitasi MIS day, CB Day untuk komponen kesehatan PAMSIMAS III
9. Membantu pemerintah daerah (Dinas Kesehatan) provinsi dalam
mencapai tujuan dan target penurunan prevalensi kejadian stunting di
wilayah provinsi.
10. Membantu pemerintah daerah (Dinas Kesehatan) provinsi dan pengelola
program di tingkat provinsi (Pokja AMPL, PPMU) dalam menyiapkan
strategi dan dalam melakukan koordinasi perencanaan, pelaksanaan dan
monitoring serta evaluasi program yang terkait dengan stunting.
50
POSISI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) PROVINCE
SPECIALIST 11. Mendukung kegiatan-kegiatan lain yang dibutuhkan dalam rangka
pelaksanaan program stunting di wilayah provinsi bersangkutan
12. Membantu pemerintah daerah (dinas kesehatan) provinsi dalam
meningkatkan promosi dan kampanye perubahan perilaku
13. Membantu pemerintah daerah (dinas kesehatan) provinsi dalam
peningkatan perubahan perilaku higienis dan sanitasi kabupaten/kota
secara sistematis termasuk melaksanakan review pembelajaran masing-
masing kabupaten/kota.
14. Membantu pemerintah daerah (dinas kesehatan) provinsi dalam
mengembangkan mekanisme penghargaan terhadap
masyarakat/institusi yang memiliki peran besar dalam mendorong
peningkatan perubahan perilaku PHBS.
15. Membantu pemerintah daerah (dinas kesehatan) provinsi dalam
mengembangan strategi penurunan resiko stunting, berkolaborasi
dengan gizi dan promosi kesehatan.
16. Membantu Pemerintah Daerah (Dinas Kesehatan Provinsi) dalam
mengembangkan strategi pemantauaan dan evaluasi program melalui
SIM Pamsimas, website STBM dan SMART STBM.
17. Membantu pemerintah daerah (dinas kesehatan) provinsi untuk
meningkatkan dan mengembangkan percepatan penyediaan akses dan
layanan sanitasi yang layak
18. Membangun jejaring pasar sanitasi meliputi peningkatan pelaku
penyediaan produsen sanitasi lokal, rintisan dan pengembangan unit
pemasaran dan sanitasi daerah dan rintisan kemitraan pelaku sanitasi
daerah
19. Membantu pemerintah daerah (dinas kesehatan) provinsi untuk
mengembangkan mekanisme peningkatan kapasitas pelaku pasar sanitasi
melalui pelatihan wirausaha sanitasi daerah, termasuk merumuskan dan
memfasilitasi upaya pendampingan lanjutan bagi wirausaha terlatih
20. Membangun kapasitas pemerintah daerah dalam melakukan proses
pemantauan perkembangan usaha wirausaha terlatih melalui kompetisi
wirausaha sanitasi.
21. Membantu pemerintah daerah (dinas kesehatan) melakukan
pengumpulan database pemasaran sanitasi dan mengembangkan
mekanisme pemantauan berbasis internet
22. Membantu mengembangkan dan mendukung pelaksanaan studi untuk
mendukung program pemasaran sanitasi untuk menghasilkan
permintaan konsumen akan perbaikan sanitasi, memfasilitasi
kemampuan pasar lokal untuk menanggapi permintaan dan
mempromosikan perubahan perilaku yang lebih baik;
23. Membantu pemerintah daerah (dinas kesehatan) provinsi untuk
mengelola kegiatan STBM termasuk mengembangkan strategi untuk
perluasan program STBM, khususnya pilar 1 dan pilar 2 di wilayah kerja
provinsi
24. Membantu pemerintah daerah (dinas kesehatan) provinsi untuk
mengembangkan mekanisme share learning antar wilayah untuk
mendukung percepatan peningkatan akses sanitasi.
25. Mengembangkan kerjasama dengan lembaga / konsultan lainnya yang
berbasis di provinsi untuk mendukung dan melakukan kegiatan terkait
STBM
51
POSISI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) PROVINCE
SPECIALIST 26. Membantu pemerintah daerah (dinas kesehatan) provinsi untuk on the
job training dan/atau coaching kepada petugas prov mengenai
pelaksanaan sistem Monitoring STBM
27. Bersama dengan staf M&E Provinsi, mendemonstrasikan cara
menganalisis data, dan menguatkan staff provinsi yang berkepentingan
dalam memanfaatkan data monitoring dan mem-feeding untuk
perencanaan, analisis perbaikan program, dan evaluasi kegiatan.
28. Memastikan pemerintah daerah meng-input data anggaran dan
pengeluaran untuk kegiatan yang didanai Dana Dekon, DAK and BOK di
wilayah provinsi bersangkutan, kedalam sistem monev STBM secara
teratur dan lengkap.
29. Membantu pemerintah daerah (dinas kesehatan) provinsi untuk
mendorong sistem monitoring STBM ter-integrasi dalam website
Pemerintah Daerah dan update data STBM semakin rutin, berkualitas dan
valid.
30. Hal-hal lain yang ditugaskan oleh PPMU, Satker/PPK Provinsi, serta
CPMU/Satker/PPK Pusat.
Palaporan dan
output
Akuntabilitas
1. Terpenuhi KPI 2,13,14,15, dan mengawal KPI 4,8 (berkaitan dengan
kesehatan)
2. Melakukan pemantauan dalam MIS Modul 1,2,4, 7.3(terkait komponen
kesehatan) dan MIS STBM
3. 90% desa PAMSIMAS melakukan update data di MIS STBM
4. 80% dari 90% desa PAMSIMAS, sanitariannya melakukan update data
secara rutin.
5. Memastikan pelaksanaan dan proses integrasi antara STBM dan stunting
di lokasi sasaran stunting
6. 90% Dinas kesehatan provinsi dan dinas kesehatan kabupaten memiliki
pengembangan kapasitas terkait pelaksanaan komponen kesehatan
7. 90% desa reguler melakukan pengujian kualitas air dan dicatatkan dalam
MIS Pamsimas
8. 90% desa sasaran PAMSIMAS didorong untuk alokasi dana desa dapat
digunakan untuk upaya promosi kesehatan dalam rangka pencapaian
target KPI
9. 90% Sekolah di wilayah sasaran pamsimas dapat melanjutkan kegiatan
kampanye sanitasi dan perubahan perilaku secara berkelanjutan
Output dan Capaian:
1. Rencana Kerja STBM / KPI Pamsimas yang sudah tersinkronisasi dengan
Renstra, RAD atau dokumen lain yang setara mencakup pelaksanaan
STBM di wilayah Provinsi. (Rencana kerja daerah dalam pelaksanaan dan
pencapaian target STBM). Rencana kerja yang disusun harus sesuai
dengan silkus program Pamsimas.
2. Target KPI komponen 2 Pamsimas III ( KPI 2,13,14 dan 15 Pamsimas)
3. Dokumen peta sanitasi desa Pamsimas yang terupdate secara berkala di
wilayah program Pamsimas oleh Faskab.
4. Laporan khusus / pembelajaran disesuaikan dan mengadopsi karakter
dan situasi lokal di seluruh wilayah kerjanya.
52
POSISI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) PROVINCE
SPECIALIST 5. Database pengujian kualitas air terupdate secara berkala oleh Faskab
STBM di lokasi desa-desa PAMSIMAS.
6. Laporan update data MIS secara deskriptif maupun analitik secara
berkala tiap bulan terhadap pencapaian program Pamsimas III
Komponen 2.
7. Database, pelaksanaan kegiatan, monitoing evaluasi dan pelaporan
Program Stunting di wilayah Provinsi
8. Laporan bulanan dan terkait kemajuan kegiatan
9. Database anggaran dan pengeluaran untuk kegiatan yang didanai Dana
Dekon, DAK and BOK di wilayah provinsi bersangkutan, terutama untuk
kabupaten-kabupaten wilayah Pamsimas setiap tahun anggaran.
10. Seluruh pelaku STBM Provinsi hingga puskesmas melakukan E-Learning
STBM dibuktikan dengan sertifikat kelulusan.
11. Data Wirausaha Sanitasi di wilayah kerja yang ter update secara berkala
12. Data Base Profil Wirausaha sanitasi Tingkat Provinsi, dokumen Berita
acara terbentuknya unit/asosiasi pemasaran sanitasi prov/kab,
Dokumen berita acara kesepakatan kerjasama pelaku penyedia jasa
sanitasi daerah dengan pihak lain.
13. Dokumen jalinan kerjasama dengan lembaga donor untuk pembiayaan
sanitasi.
14. Dokumen rencana promosi sanitasi daerah yang terintegrasi dengan
penurunan stunting di prov/kab/kota yang telah di setujui oleh dinas
kesehatan prov/kab
15. Terbentuk tim kerja STBM prov/kab/kec/desa
16. Regulasi STBM untuk lokasi dampingan baik di provinsi maupun di
kabupaten.
17. Regulasi mengenai PJM Proaksi Bidang Sanitasi masuk kedalam RPJM Des
termasuk kegiatan stunting.
18. Laporan kemajuan input smart-sight untuk ROMS dan TFM.
19. Laporan kunjungan lapangan, catatan teknis dan kertas kerja sesuai
keperluan.
20. Memberi masukan untuk Laporan Rutin dan Final ROMS. 21. Dokumen dan Laporan lain yang relevan yang diminta oleh PPMU dan
Satker Provinsi, Pokja AMPL Provinsi, CPMU/CPIU dan Bank Dunia.
Hubungan
Penting
PPMU dan Satker Provinsi, Dinas Kesehatan Provinsi, DPMU dan Satker
Kabupaten, Dinas Kesehatan Kabupaten, CPMU/CPIU, PPK/Satker Pusat
PC, HH NMC, RM, Tim Advisory
53
LAMPIRAN G : Organisasi Bantuan Teknis (Berubah)
Data Managmt Analyst
Local Govt. Specialist
CD Spec./CB Coordinator
PROVINCIAL COORDINATOR
ROMS 1 N.A.D
Data Entry Administration
DISTRICT COORDINATOR
F/Management Specialist
Water Supply & Sanitation Spec.
Co-District Coordinator
CFT
Senior Facilitator
CLTS/STBM Facilitator
CLTS/STBM Specialist
Sanitarians
PIP2BTrainingOrganiza on
KKM
NMC R/MANAGER REGION 1
ROMS 1 – ROMS 3
ROMS
REGIONAL
PROVINCIAL
CO-TL Regional &
Program Sustainability
NMC TEAM LEADER
National Management
Consultant
COORDINATOR
Monitoring &
Evaluation and MIS
COORDINATOR
Fin. Management
and Procurement
Complaint Handling Spec.
Financial Mgmt Specialist
Accounting & Auditing Spec.
Procurement Specialist
MONEV Spec. Region 1, 2
MONEV Spec. Region 3, 4
MONEV Spec. Region 5, 6
COORDINATOR
Capacity Building &
Technical Support
CD & Social S/guard Spec.
Health and Hygiene Spec.
WSS & Envmt Specialist
Community Proc. Spec.
CPMU
Central Project Management Unit
MIS Specialist
Website Dev. Specialist
Village Govt. Inst. Specialist
Local Govt. Inst. Specialist
Advocacy/ Comm. Spec.
Local Inst. Specialist
COORDINATOR
Institutional
Strengthening
HR Dev. Specialist
Sanitation Marketing
CPMU ADVISORY
GROUP Program Sustainability
Project Management
Local Government
Village Government
Com-Led Total Sanitation
Community Development
DISTRICT
COMMUNITY
32
456
ROMS 3
ROMS 2 CO- PROVINCIAL
COORDINATOR
CFT CFT
PPMU
DPMU
District Financial Managmt Assistant
FINANCIAL
VERIFICATOR
FAS
TAS
54
LAMPIRAN H : Dukungan Logistik, Administrasi dan Teknis (Berubah)
Original Usulan Amandemen
URAIAN SYARAT TEKNIS DAN SPESIFIKASI MINIMUM
Keterangan URAIAN SYARAT TEKNIS DAN SPESIFIKASI MINIMUM
Keterangan
▪ Transportasi
Lokal
pada Duty Travel
- Biaya moda transportasi darat; bus,
kereta api, ojek.
- Biaya moda transportasi selain darat yang dikelola oleh operator komersial; pesawat terbang, kapal laut, kapal cepat, dll
▪ Transportasi
Lokal pada
Duty Travel
Tetap
▪ Transportasi
Lokal pada
Mob./Demob.
- Biaya transportasi dari dan ke Bandara Provinsi
▪ Transportasi Lokal pada Mob./Demob
Tetap
▪ Transportasi
Lokal pada
Training
- Biaya transportasi dari dan ke lokasi
acara untuk Peserta non Pemerintah.
- Untuk Peserta dari unsur Pemerintah,
maka menjadi tanggung-jawab Pemda
atau instansi pengutus
▪ Transportasi
Lokal pada
Training
Tetap
▪ Transportasi
Lokal
Biaya transportasi yang diterima disesuaikan dengan jarak (normal/remote), dengan ketentuan sbb:
a. Jarak normal adalah jarak yang dapat dijangkau oleh moda transportasi darat secara reguler.
b. Jarak remote adalah jarak yang dapat dijangkau dengan moda transportasi darat non reguler, memerlukan moda transportasi sungai/laut atau moda transportasi udara. Transportasi yang tidak tersedia dengan angkutan kendaraan umum (bus, kereta api, ojek). Moda transportasi yang tersedia selain transportasi darat baik yang dikelola oleh badan maupun operator komersil
55
Original Usulan Amandemen
URAIAN SYARAT TEKNIS DAN SPESIFIKASI MINIMUM
Keterangan URAIAN SYARAT TEKNIS DAN SPESIFIKASI MINIMUM
Keterangan
(carter / sewa khusus). Perjalanan dengan moda transportasi darat dengan lama perjalanan ≥ 12 jam.
c. Perhitungan biaya tranportasi untuk jarak remote berdasarkan referensi / rujukan dari Dinas Perhubungan atau harga pasar setempat yang disahkan oleh instansi yang berwenang.
▪ Akomodasi pada Duty Travel
Hotel kelas melati di provinsi dan kabupaten ▪ Akomodasi pada Duty
Travel
Tetap
▪ Uang saku
pada Duty
Travel (ditetapkan)
Uang harian yang dibayarkan kepada personil yang melakukan perjalanan dinas sesuai lingkup tugasnya dengan durasi lebih dari 8 jam (pergi-pulang)
▪ Uang saku
pada Duty
Travel (ditetapkan)
Tetap
▪ Meals, Snack
pada Duty Travel dan
Training
1 x makan siang dan 1 x snack/makanan ringan
▪ Meals, Snack pada Duty
Travel dan Training
Tetap
▪ Uang harian
paket Fullboard
pada Training (ditetapkan)
Uang harian yang dibayarkan kepada Peserta dari unsur Non Pemerintah. Untuk Peserta dari unsur Pemerintah, maka menjadi tanggung-jawab Pemda atau instansi pengutus
▪ Uang harian
paket Fullboard
pada Training (ditetapkan)
Tetap
▪ Ticket Pesawat (ditetapkan)
Tiket kelas ekonomi ▪ Ticket Pesawat (ditetapkan)
Tetap
▪ Fullday Package - Hotel Berbintang Provinsi dan Kabupaten
- Biaya paket mencakup; makan 1 (satu) kali, rehat kopi dan snack 2 (dua) kali, ruang pertemuan dan fasilitasnya
Maksimum Hotel Berbintang Tiga
▪ Fullday Package Tetap Maksimum Hotel Berbintang Tiga
56
Original Usulan Amandemen
URAIAN SYARAT TEKNIS DAN SPESIFIKASI MINIMUM
Keterangan URAIAN SYARAT TEKNIS DAN SPESIFIKASI MINIMUM
Keterangan
(screen projector, flip chart, white board, standard sound system)
▪ Fullboard
Package
pada Duty Travel dan Training
- Hotel berbintang di Provinsi dan
Kabupaten
- Biaya paket mencakup; akomodasi, makan 3 (tiga) kali, rehat kopi dan snack 2 (dua) kali, ruang pertemuan dan fasilitasnya (screen projector, flip chart, white board, standard sound system)
Maksimum Hotel Berbintang Tiga
▪ Fullboard
Package
pada Duty Travel dan Training
Tetap Maksimum Hotel Berbintang Tiga
▪ Training Kit Terdiri dari buku tulis, ballpoint, pedoman dan kartu identitas untuk tiap peserta dan Tas
▪ Training Kit Tetap
▪ Material Kit Copy materi, alat peraga ▪ Material Kit Tetap
▪ Spanduk ▪ Spanduk Tetap
▪ Reporting
pada Training
- Laporan pelatihan terdiri dari : tujuan
pelatihan, pedoman program, evaluasi,
KAK , Kurikulum pelatihan dan jadwal
pelatihan , biodata peserta, undangan
pelaksanaan dan dokumentasi
- Tersedia dalam versi softcopy (CD)
▪ Reporting
pada Training
- Laporan pelaksanaan kegiatan
pelatihan berisi : Kata Pengantar,
Daftar Isi, Pendahuluan (Latar
Belakang, Maksud dan Tujuan, Hasil
yang Diharapkan), Pelaksanaan
Kegiatan (Waktu dan Tempat, Peserta,
Narasumber dan Pemandu, Materi,
Metode), Proses Pelaksanaan ( Hasil
Pelaksanaan Kegiatan, Kesimpulan
dan Rekomendasi) dan Melampirkan
KAK Kegiatan, Biodata Peserta, Foto
Kegiatan dan Copy Undangan
- Tersedia dalam versi softcopy (CD)
57
Original Usulan Amandemen
URAIAN SYARAT TEKNIS DAN SPESIFIKASI MINIMUM
Keterangan URAIAN SYARAT TEKNIS DAN SPESIFIKASI MINIMUM
Keterangan
▪ Office space Biaya sewa ruang kantor termasuk
perbaikan/rehabilitasi, air conditioner,
furniture dan penambahan daya listrik
- Kantor Provinsi : Luas bangunan sekitar
120 m2; ruang kerja, ruang rapat, toilet,
dapur, gudang , mushola, dan ruang
sirkulasi.
Kantor Provinsi harus mengakomodir
ruang kerja untuk Regional Manager
NMC dan ruang operasional FAS
masing-masing sekitar 10 m2 (minimal)
- Kantor Kabupaten : sekitar 110 m2 luas
lantai; ruang kerja, ruang rapat/ruang
fasilitator, ruang tamu, toilet, dapur,
gudang, mushola, dan ruang sirkulasi
▪ Office space Tetap
▪ Office running cost and Consumable cost
- Rekening listrik, rekening air, iuran
warga
- Pembelian air minum
- Peralatan kebersihan kantor, alat
penerangan, alat keamanan
- Makanan ringan konsumsi rapat
- Alat tulis kantor, material pendukung
komputer dan printer
- Kertas untuk printer, tidak termasuk kertas untuk laporan rutin dan laporan kegiatan
▪ Office running
cost and Consumable cost
Tetap
▪ Laptop/Notebook
Pentium Core i5, 500 GB HDD, 2 GB DDR3, 512 MB VGA card, DVD RW, Microsoft
▪ Laptop/Note-
book Tetap
58
Original Usulan Amandemen
URAIAN SYARAT TEKNIS DAN SPESIFIKASI MINIMUM
Keterangan URAIAN SYARAT TEKNIS DAN SPESIFIKASI MINIMUM
Keterangan
Windows Operating System (OS) asli dengan antivirus tool kit, 12"-14" WXGA monitor
▪ Komputer Desktop
Core i5, 500 GB HDD, 2 GB DDR3, 512 MB VGA card, DVD RW, Microsoft Windows Operating System (OS) asli dengan antivirus tool kit, Monitor 19"-21" LED, termasuk meja dan kursi
▪ Komputer
Desktop Tetap
▪ Inkjet Printer, multi fungsi
Ukuran : A4/Letter, Resolusi Cetak : 4800 x 1200 dpi. Resolusi Scanning : 1200 x 2400 dpi, Copy : pembesaran / pengecilan Interface : USB Port
▪ Inkjet Printer,
multi fungsi Tetap
▪ Kamera digital 14 Mega Pixel CCD sensor, digital zoom sampai dengan 6 x, 3x optical zoom, External Memori minimum 8 Gb, 2-3" LCD monitor
▪ Kamera digital Tetap
▪ Projector XGA 1024 x 768, Lumens 2700 ANSI, VGA (HD15) × 2, S-Video, Composite Video, DLP Technologydan layar
▪ Projector Tetap
▪ GPS Tipe kepekaan tinggi , Barometric altimeter, Electronic compass, casing anti air , kerapatan Display WxH 240 x 400 pixels, TFT transflektif, 65-K colour, Memori Internal 3.5 GB, Interface high-speed USB and NMEA 0183 compatible, Camera and Navigation Photo, Indonesian Basemap, Area calculation, Unit-to-unit transfer
▪ GPS Tetap
▪ Handy Talky FrekuensiVHF and UHF, LiIon masa hidup battery (stanby sampai dengan 11 jam) Keypad: Yes, Display: Yes
▪ Handy Talky Tetap
59
Original Usulan Amandemen
URAIAN SYARAT TEKNIS DAN SPESIFIKASI MINIMUM
Keterangan URAIAN SYARAT TEKNIS DAN SPESIFIKASI MINIMUM
Keterangan
▪ Radio Rig Jangkauan Frekuensi : TX 144-148 MHz, RX: 136-174 MHz, Antenna Impedance: 45-50 ohms, RF Output Power, Reactance Modulation, Circuitry, Doble Conversion, Superheterodyne, Sensitivity, less than 0.1µV
▪ Radio Rig Tetap
▪ Generator Daya Output: 1000 Watt, Sistem Pemanasan: Electric Start, Bahan Bakar: Pure Gasoline, Kapasitas Tangki: 13-15 Liter, Lama Operasi: 13-15 Jam
▪ Generator Tetap
▪ Kendaraan - MPV 1300 CC tahun pembuatan minimal
2014, termasuk pengemudi, biaya operasional dan pemeliharaan dan asuransi
- Bensin untuk operasional dan kegiatan pemantauan tim kabupaten ke desa minimal 7 hari per bulan
▪ Kendaraan Tetap
▪ Sepeda motor Tahun pembuatan minimal 2014, Type mesin : 4 langkah , Transmisi : 5 kecepatan, Frame Type: Full frame, Fuel : gasoline, rem cakram depan dan belakang, termasuk pemeliharaan, asuransi, operasi dan pemeliharaan serta overhead
▪ Sepeda motor Tetap
▪ Biaya komunikasi
Biaya telekomunikasi, pos, langganan internet, pembelian voucher telepon selular
▪ Biaya
komunikasi Tetap
▪ Media sosialisasi, banner dan poster
- Banners: ditentukan seusai kebutuhan
- Poster –Kertas , Artpaper 150 gram, ukuran : 49 x 70 cm, Finishing: Laminating glossy
▪ Media
sosialisasi, banner dan poster
Tetap
60
Original Usulan Amandemen
URAIAN SYARAT TEKNIS DAN SPESIFIKASI MINIMUM
Keterangan URAIAN SYARAT TEKNIS DAN SPESIFIKASI MINIMUM
Keterangan
▪ Reporting - Bulanan , triwulan dan laporan khusus harus dicetak dalam kertas A4 / 80 gram dengan soft cover dijilid dan file digital dalam CD
- Laporan tahunan dan laporan akhir harus dicetak diatas A4 80 gram dengan hard cover dijilid dan file digital dalam CD
▪ Reporting Tetap
61
LAMPIRAN I : Uji Petik (Berubah)
No.
PELAKU UJI PETIK
Frek
uen
si
UP-1 UP-2 UP-3 UP-4 UP-5 UP-6 UP-7
Sosi
ali
sasi
Tin
gk
at
Kab
up
ate
n;I
MA
S T
ah
ap
I;P
enyu
sun
an
Su
rat
Min
at
dan
Pro
posa
l; i
fik
asi
Pro
eksi
Pro
posa
l.
Pem
icu
an
ata
u t
ind
ak
lan
jut C
LT
S; P
emb
entu
kan
ata
u p
eng
uata
n K
KM
;
IMA
S T
ah
ap
II; P
emb
entu
kan
ata
u p
eng
uata
n P
SPA
MS.
Pen
yu
sun
an
ata
u r
evie
w P
JM P
roA
ksi
; Pen
yu
sun
an
RK
M.
eng
ad
aan
Bara
ng
dan
Jasa
; Pen
cair
an
BLM
Tah
p I
.
Pen
cair
an
BLM
Tah
ap
II;
Pen
cair
an
BLM
Tah
ap
III
.
Pen
yel
esaia
n K
egia
tan
; Pen
yia
pan
Op
erasi
dan
Pem
elih
ara
an
Pen
ing
kata
n K
iner
ja d
an
Pen
gem
ban
gan
SPA
MS
Tim ROMS Kabupaten 12
1 District Coordinator 5 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
2 Co-District Coordinator 4 ✓ ✓ *) *) ✓ ✓
3 District FM Assistant/DFMA 3 ✓ ✓ ✓
*) untuk kabupaten yang tidak memiliki DFMA, maka CoDC melakukan UP-4 dan UP-5
Tim ROMS Provinsi 27 1 2 3 4 5 6 7
1 Provincial Coordinator 4 ✓ ✓ ✓ ✓
2 Co-Provincial Coordinator 4 ✓ ✓ ✓ ✓
3 Water Supply & Sanitation 6 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
4 Financial Management 3 ✓ ✓ ✓
5 Local Government Spec. 4 ✓ ✓ ✓ ✓
6 Comdev Spec./CB 3 ✓ ✓ ✓
7 Data Management Analyst 3 ✓ ✓ ✓
Provinsi
Baru Lama Baru Lama Baru Lama
Nasional 5749 305 2.875 31 567 6 - 27
1Nanggroe Aceh
Darussalam249 2 125 0 25 0 1
1 Simeulue 25 13 02 Aceh Singkil 8 4 0 13 Aceh Selatan 10 5 04 Aceh Tenggara 7 4 05 Aceh Timur 15 8 06 Aceh Tengah 14 7 07 Aceh Barat 34 17 08 Aceh Besar 15 8 09 Pidie 15 2 8 0
10 Bireuen 15 8 011 Aceh Utara 10 5 012 Aceh Barat Daya 6 3 013 Gayo Lues 8 4 014 Aceh Tamiang 10 5 015 Nagan Raya 15 8 016 Aceh Jaya 20 10 017 Bener Meriah 10 5 018 Pidie Jaya 12 6 0
2 Sumatera Utara 316 0 158 0 32 0 119 Mandailing Natal 15 8 020 Tapanuli Selatan 14 7 021 Tapanuli Tengah 15 8 022 Tapanuli Utara 15 8 023 Toba Samosir 9 5 024 Labuhan Batu 13 7 025 Asahan 16 8 026 Simalungun 17 9 027 Dairi 16 8 028 Karo 15 8 029 Deli Serdang 14 7 030 Langkat 11 6 031 Humbang Hasundutan 14 7 032 Pakpak Bharat 15 8 033 Samosir 15 8 034 Serdang Bedagai 15 8 035 Batu Bara 8 4 036 Padang Lawas Utara 21 11 037 Padang Lawas 15 8 038 Labuhan Batu Selatan 12 6 0 139 Labuhan Batu Utara 10 5 040 Nias Utara 10 5 041 Nias Barat 11 6 0
3 Sumatera Barat 209 19 105 2 21 0 142 Kepulauan Mentawai 16 8 8 143 Pesisir Selatan 20 10 044 Solok 16 8 045 Sijunjung 12 6 046 Tanah Datar 15 11 8 1
Jumlah Sampel
PERHITUNGAN JUMLAH DESA UJI PETIK
NoDesa Pelaksanaan
Kabupaten Baru PascaKabupaten Provinsi NMC
Provinsi
Baru Lama Baru Lama Baru Lama
Jumlah Sampel
NoDesa Pelaksanaan
Kabupaten Baru PascaKabupaten Provinsi NMC
47 Padang Pariaman 22 11 0 148 Agam 19 10 049 Lima Puluh Kota 16 8 050 Pasaman 18 9 051 Solok Selatan 10 5 052 Dharmasraya 18 9 053 Pasaman Barat 27 14 0
4 Riau 144 27 72 3 14 1 154 Kuantan Singingi 19 12 10 1 155 Indragiri Hulu 20 10 056 Indragiri Hilir 15 8 057 Pelalawan 13 7 058 S I A K 17 9 059 Kampar 10 14 5 260 Rokan Hulu 15 1 8 061 Bengkalis 18 9 062 Kepulauan Meranti 17 9 0
5 Jambi 164 0 82 0 16 0 063 Kerinci 20 10 064 Merangin 20 10 065 Sarolangun 22 11 066 Batang Hari 15 8 067 Muaro Jambi 19 10 068 Tanjung Jabung Timur 14 7 069 Tanjung Jabung Barat 14 7 070 Tebo 20 10 071 Bungo 20 10 0
6 Sumatera Selatan 270 17 135 2 27 0 172 Ogan Komering Ulu 20 10 073 Ogan Komering Ilir 23 12 074 Muara Enim 19 10 075 Lahat 20 10 0 176 Musi Rawas 21 11 077 Musi Banyuasin 16 12 8 178 Banyu Asin 15 8 079
Ogan Komering Ulu
Selatan 30 15 080 Ogan Komering Ulu Timur 28 5 14 181 Ogan Ilir 21 11 082 Empat Lawang 24 12 083
Penukal Abab Lematang
Ilir 18 9 084 Musi Rawas Utara 15 8 0
7 Bengkulu 150 0 75 0 15 0 085 Bengkulu Selatan 18 9 086 Rejang Lebong 13 7 087 Bengkulu Utara 13 7 088 Kaur 25 13 089 Seluma 15 8 090 Mukomuko 15 8 091 Lebong 16 8 092 Kepahiang 20 10 093 Bengkulu Tengah 15 8 0
8 Lampung 288 0 144 0 29 0 194 Lampung Barat 16 8 0
Provinsi
Baru Lama Baru Lama Baru Lama
Jumlah Sampel
NoDesa Pelaksanaan
Kabupaten Baru PascaKabupaten Provinsi NMC
95 Tanggamus 21 11 096 Lampung Selatan 26 13 097 Lampung Timur 20 10 098 Lampung Tengah 20 10 099 Lampung Utara 30 15 0
100 Way Kanan 25 13 0 1101 Tulangbawang 27 14 0102 Pesawaran 37 19 0103 Pringsewu 21 11 0104 Mesuji 29 15 0105 Tulang Bawang Barat 16 8 0
9Kepulauan Bangka
Belitung40 0 20 0 4 0 1
106 Bangka 7 4 0107 Belitung 4 2 0108 Bangka Barat 5 3 0109 Bangka Tengah 8 4 0 1110 Bangka Selatan 12 6 0111 Belitung Timur 4 2 0
10 Kepulauan Riau 50 2 25 0 5 0 1112 Karimun 8 4 0113 Bintan 9 5 0114 Natuna 12 2 6 0 1115 Lingga 10 5 0116 Kepulauan Anambas 11 6 0
11 Jawa Barat 324 25 162 3 32 1 1117 Bogor 20 10 0118 Sukabumi 36 12 18 1119 Cianjur 20 10 0120 Bandung 20 10 0121 Garut 28 8 14 1 1122 Tasikmalaya 21 11 0123 Ciamis 20 10 0124 Kuningan 18 5 9 1125 Cirebon 20 10 0126 Sumedang 21 11 0127 Subang 24 12 0128 Purwakarta 16 8 0129 Bekasi 18 9 0130 Bandung Barat 24 12 0131 Pangandaran 18 9 0
12 Jawa Tengah 561 59 281 6 56 1 1132 Cilacap 22 18 11 2 1133 Banyumas 18 3 9 0134 Purbalingga 20 10 0135 Banjarnegara 34 12 17 1136 Kebumen 17 9 0137 Purworejo 23 12 0138 Wonosobo 14 7 0139 Magelang 30 15 0140 Boyolali 25 5 13 1141 Klaten 19 10 0142 Wonogiri 15 8 0143 Karanganyar 13 7 0
Provinsi
Baru Lama Baru Lama Baru Lama
Jumlah Sampel
NoDesa Pelaksanaan
Kabupaten Baru PascaKabupaten Provinsi NMC
144 Sragen 9 5 0145 Grobogan 20 10 0146 Blora 25 13 0147 Rembang 16 8 0148 Pati 20 10 0149 Kudus 4 2 0150 Jepara 21 11 0151 Demak 14 6 7 1152 Semarang 25 13 0153 Temanggung 25 13 0154 Kendal 25 6 13 1155 Batang 23 12 0156 Pekalongan 25 9 13 1157 Pemalang 24 12 0158 Tegal 23 12 0159 Brebes 12 6 0
13 Di Yogyakarta 45 0 23 0 5 0 1160 Kulon Progo 11 6 0161 Bantul 11 6 0162 Gunung Kidul 13 7 0163 Sleman 10 5 0 1
14 Jawa Timur 431 0 216 0 43 0 1164 Pacitan 16 8 0165 Ponorogo 16 8 0166 Trenggalek 16 8 0167 Blitar 14 7 0168 Kediri 14 7 0169 Malang 12 6 0170 Lumajang 15 8 0171 Jember 16 8 0 1172 Bondowoso 15 8 0173 Situbondo 12 6 0174 Probolinggo 20 10 0175 Pasuruan 22 11 0176 Sidoarjo 15 8 0177 Mojokerto 16 8 0178 Jombang 10 5 0179 Nganjuk 16 8 0180 Madiun 20 10 0181 Magetan 11 6 0182 Ngawi 14 7 0183 Bojonegoro 20 10 0184 Tuban 15 8 0185 Lamongan 24 12 0186 Gresik 16 8 0187 Bangkalan 21 11 0188 Sampang 16 8 0189 Pamekasan 12 6 0190 Sumenep 17 9 0
15 Banten 95 17 48 2 10 0 1191 Pandeglang 20 1 10 1192 Lebak 30 16 15 1 1193 Tangerang 16 8 0
Provinsi
Baru Lama Baru Lama Baru Lama
Jumlah Sampel
NoDesa Pelaksanaan
Kabupaten Baru PascaKabupaten Provinsi NMC
194 Serang 29 15 0
16 Bali 79 0 40 0 0195 Jembrana 11 6 0196 Tabanan 15 8 0197 Gianyar 14 7 0198 Bangli 15 8 0199 Buleleng 24 12 0
17 Nusa Tenggara Barat 145 0 73 0 15 0 0200 Lombok Barat 31 16 0201 Lombok Tengah 25 13 0202 Lombok Timur 15 8 0203 Sumbawa 14 7 0204 Dompu 17 9 0205 Bima 20 10 0206 Sumbawa Barat 15 8 0207 Lombok Utara 8 4 0
18 Nusa Tenggara Timur 238 13 119 1 24 0 1208 Sumba Barat 5 4 3 0209 Sumba Timur 10 5 0210 Kupang 10 5 0 1211 Timor Tengah Selatan 19 10 0212 Timor Tengah Utara 10 5 0213 Belu 8 4 0214 Alor 11 6 0215 Lembata 21 11 0216 Flores Timur 20 10 0
Sikka 9 1217 Ende 10 5 0218 Ngada 10 5 0219 Manggarai 9 5 0220 Rote Ndao 10 5 0221 Manggarai Barat 17 9 0222 Sumba Tengah 10 5 0223 Sumba Barat Daya 10 5 0224 Nagekeo 14 7 0225 Manggarai Timur 15 8 0226 Sabu Raijua 11 6 0227 Malaka 8 4 0
19 Kalimantan Barat 195 0 98 0 20 0 1228 Sambas 16 8 0229 Bengkayang 20 10 0230 Landak 20 10 0231 Mempawah (pontianak) 15 8 0 1232 Sanggau 20 10 0233 Ketapang 20 10 0234 Sintang 15 8 0235 Kapuas Hulu 15 8 0236 Sekadau 15 8 0237 Melawi 18 9 0238 Kayong Utara 5 3 0239 Kubu Raya 16 8 0
20 Kalimantan Tengah 140 0 70 0 14 0 1
Provinsi
Baru Lama Baru Lama Baru Lama
Jumlah Sampel
NoDesa Pelaksanaan
Kabupaten Baru PascaKabupaten Provinsi NMC
240 Kotawaringin Barat 17 9 0241 Kapuas 20 10 0 1242 Barito Selatan 15 8 0243 Barito Utara 15 8 0244 Lamandau 10 5 0245 Seruyan 19 10 0246 Katingan 21 11 0247 Gunung Mas 10 5 0248 Barito Timur 13 7 0
21 Kalimantan Selatan 161 51 81 5 16 1 1249 Tanah Laut 3 5 2 1250 Kota Baru 19 10 0251 Banjar 10 2 5 0252 Barito Kuala 10 18 5 2253 Tapin 17 9 0254 Hulu Sungai Selatan 10 3 5 0255 Hulu Sungai Tengah 24 12 0256 Hulu Sungai Utara 28 14 0257 Tabalong 20 1 10 0258 Tanah Bumbu 7 7 4 1259 Balangan 13 15 7 1 1
22 Kalimantan Timur 63 2 32 0 6 0 1260 Paser 12 6 0 1261 Kutai Barat 18 2 9 0262 Kutai Kartanegara 20 10 0263 Kutai Timur 13 7 0
23 Kalimantan Utara 54 0 27 0 5 0 1264 Malinau 18 9 0265 Bulungan 10 5 0 1266 Tana Tidung 10 5 0267 Nunukan 16 8 0
24 Sulawesi Utara 132 0 66 0 13 0 1268 Bolaang Mongondow 15 8 0269 Minahasa 16 8 0 1270 Kepulauan Sangihe 16 8 0271 Minahasa Selatan 20 10 0272 Minahasa Utara 12 6 0
273 Bolaang Mongondow Utara 14 7 0274 Siau Tagulandang Biaro 12 6 0
275
Bolaang Mongondow
Selatan 15 8 0
276
Bolaang Mongondow
Timur 12 6 0
25 Sulawesi Tengah 161 56 81 6 16 1 1277 Banggai Kepulauan 4 4 2 1278 Banggai 25 13 0279 Morowali 13 7 0280 Poso 6 11 3 1281 Donggala 13 18 7 2282 Toli-toli 20 10 0283 Buol 5 18 3 2284 Parigi Moutong 25 13 0285 Tojo Una-una 4 3 2 0 1286 Sigi 20 2 10 0
Provinsi
Baru Lama Baru Lama Baru Lama
Jumlah Sampel
NoDesa Pelaksanaan
Kabupaten Baru PascaKabupaten Provinsi NMC
287 Banggai Laut 11 6 0288 Morowali Utara 15 8 0
59
LAMPIRAN J : Jumlah Fasilitator (Berubah)
PROVINSI JAWA TENGAH
JUMLAH FAS I LI T AT O R MAS Y ARAK AT PAMS I MAS I I I PRO PI NS I JAW A T ENG AH 2018
No K ABUPAT EN T I M FM CD FM W S S JML FS T O T AL
1 CILACAP 9 16 8 24 3 27
2 BANYUMAS 5 10 5 15 2 17
3 PURBALINGGA 7 14 7 21 2 23
4 BANJARNEGARA 6 12 6 18 2 20
5 KEBUMEN 6 12 6 18 2 20
6 PURWOREJO 5 10 5 15 2 17
7 WONOSOBO 4 8 4 12 2 14
8 MAGELANG 6 12 6 18 2 20
9 BOYOLALI 6 12 6 18 2 20
10 KLATEN 6 11 7 18 2 20
11 SUKOHARJO 2 4 2 6 1 7
12 WONOGIRI 3 6 3 9 1 10
13 KARANGANYAR 4 8 4 12 2 14
14 SRAGEN 3 6 3 9 1 10
15 GROBOGAN 5 9 6 15 2 17
16 BLORA 6 12 6 18 2 20
17 REMBANG 5 10 5 15 2 17
18 PATI 5 10 5 15 2 17
19 KUDUS 1 2 1 3 1 4
20 JEPARA 4 8 4 12 2 14
21 DEMAK 5 10 5 15 2 17
22 SEMARANG 6 12 6 18 2 20
23 TEMANGGUNG 5 10 5 15 2 17
24 KENDAL 5 10 5 15 2 17
25 BATANG 5 10 5 15 2 17
26 PEKALONGAN 5 10 5 15 2 17
27 PEMALANG 5 10 5 15 2 17
28 TEGAL 6 12 6 18 2 20
29 BREBES 4 8 4 12 2 14
30 KOTA SEMARANG 3 3 6 9 1 10
31 KOTA PEKALONGAN 1 2 1 3 1 4
148 289 152 441 57 498
PROVINSI DI. YOGYAKARTA
JUMLAH FAS I LI T AT O R MAS Y ARAK AT PAMS I MAS I I I PRO PI NS I D I Y O GY AK ART A 2018
No K ABUPAT EN T I M FM CD FM W S S JML FS T O T AL
1 SLEMAN 2 4 2 6 1 7
2 BANTUL 4 8 4 12 2 14
3 KULONPROGO 4 8 4 12 2 14
4 GUNUNGKIDUL 3 6 3 9 1 10
13 26 13 39 6 45
63
LAMPIRAN J-1 : Jumlah Desa Target Pelatihan (Berubah)
64
LAMPIRAN K : Pelaporan (Tetap)
65
LAMPIRAN L : Rencana Kerja Layanan ROMS (Tetap)
66
LAMPIRAN M : Penentuan Jumlah Sample Uji Petik Tim Provinsi
A. PENENTUAN JUMLAH, DAFTAR DESA SAMPLING DAN JADWAL UJI PETIK
1. Penentuan Jumlah Sampling
Uji Petik dilakukan melalui metode sampling sesuai dengan tingkatannya
(nasional, provinsi dan kabupaten). Jumlah sampling adalah sebagai berikut:
(a) Jumlah sample untuk ROMS Kabupaten sebanyak 50% dari desa baru dan 10%
dari desa lama yang menyusun dan/atau melaksanakan RKM.
(b) Jumlah sample untuk ROMS Provinsi sebanyak 10% dari desa baru dan 2% dari
desa lama yang menyusun dan/atau melaksanakan RKM.
(c) Jumlah sample untuk NMC sebanyak 3% dari jumlah sampel uji petik
kabupaten. Dari jumlah tersebut terbagi menjadi 70% dari desa baru dan
30% dari desa lama yang menyusun dan/atau melaksanakan RKM.
Dasar Penentuan Sampling
Sample untuk tingkat nasional, provinsi dan kabupaten ditampilkan dalam Tabel
Jumlah Desa Sampling Tahun 2018 (Contoh). Acuan untuk penentuan desa
sampling pada setiap tahap uji petik ditentukan sebagai berikut:
(a) Tahap 1 untuk Uji Petik (UP)-1, sample yang diambil berasal dari desa yang
telah menyampaikan minat dan proposal kepada PAKEM;
(b) Tahap 2 untuk Uji Petik (UP) 2 dan 3, sample yang diambil berasal dari calon
desa sasaran yang akan diusulkan. Jika pengusulan calon desa sasaran
dilakukan lebih dari sekali, maka sample desa sampling disesuaikan secara
proporsional;
(c) Tahap 3 untuk Uji Petik (UP) 4, 5 dan 6, sample yang diambil berasal dari target
desa sasaran yang sudah ditetapkan dengan SK Kementerian PUPR dan SK
Bupati yang sudah melaksanakan PKS. Jika desa sasaran ditetapkan dalam dua
tahap, maka desa sampling disesuaikan secara proporsional;
(d) Tahap 4 untuk Uji Petik (UP) 7, sample desa yang diambil berasal dari desa
yang sudah dalam tahap operasional dan pemeliharaan (OM).
2. Penentuan Daftar Sampling
Daftar sampling untuk nasional, provinsi dan kabupaten ditentukan oleh NMC
dalam empat (4) tahap sesuai siklus uji petik. Daftar sampling akan diumumkan
pada website, disertai dengan jumlah desa sampling, jadwal pelaksanaan uji petik
dan pelaku kegiatan uji petik.
Selambat-lambatnya 1(satu) bulan setelah daftar sampling diumumkan, NMC,
ROMS Provinsi dan Kabupaten memulai kegiatan uji petik sesuai dengan daftar
yang disampaikan.
ROMS tidak membuat daftar sampling tersendiri di luar dari yang sudah ditetapkan
oleh NMC, perubahan kepada daftar sampling tidak diperkenankan.
Daftar sampling ditentukan berdasarkan kondisi berikut:
(a) Cluster geografis, sehingga memudahkan transportasi;
(b) Tingkat kemajuan pelaksanaan kegiatan;
67
(c) Untuk nasional dan provinsi, daftar sampling dapat disesuaikan dengan
distribusi merata untuk memperoleh gambaran dari seluruh cakupan atau
lokasi program, sedangkan daftar sampling kabupaten bersifat tetap;
(d) Kasus khusus sesuai dengan temuan uji petik sebelumnya, temuan dari hasil
kegiatan supervisi dan monitoring, pengaduan, olahan data SIM dan lainnya.
(e) Target kegiatan uji petik mencakup desa APBN dan APBD.
(f) Jumlah desa yang dijadikan sample uji petik sesuai dengan kontrak ROMS
dan NMC.
3. Penentuan Jadwal Uji Petik
NMC akan menentukan jadwal pelaksanaan kegiatan uji petik sesuai dengan Quick
Status (QS). Jadwal kegiatan uji petik dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
berikut ini.
Tabel Jadwal Uji Petik
Uji Petik Jadwal Kegiatan Uji Petik UP 1 Pemilihan Desa Kabupaten sudah menyelesaikan verifikasi proposal
sejumlah ≥ 50% dari jumlah target desa yang
ditetapkan untuk kabupaten tersebut
UP 2 Perencanaan
Tingkat
Masyarakat
Kabupaten sudah menyelesaikan pembentukkan
KKM pada sejumlah ≥ 50% dari jumlah target desa
yang ditetapkan untuk kabupaten tersebut
UP 3 Penyusunan PJM
ProAKSI dan RKM
Kabupaten sudah mempunyai ≥ 50% desa yang
sudah menyelesaikan RKM dari jumlah target desa
yang ditetapkan untuk kabupaten tersebut
UP-4 Pelaksanaan RKM Kabupaten sudah mempunyai ≥ 50% desa yang
sudah mencairkan BLM Tahap I
UP-5 BLM dan
Pelaksanaan RKM
Kabupaten sudah mempunyai ≥ 50% desa yang
sudah mencairkan BLM Tahap II, dan ≥ 10% desa
mencairkan BLM Tahap III
UP-6 Serah Terima dan
Persiapan OM
Kabupaten sudah melaporkan ≥ 50% desa sudah
menyelesaikan kegiatan (realisasi 100%), dan ≥ 10%
desa sudah menyelesaikan BAST
UP-7 Operasional dan
Pemeliharaan
Dapat dilakukan bersamaan dengan UP 1 sampai
dengan 6, atau dilakukan tiga (3) bulan sekali setelah
melakukan pemuktahiran data SIM Keberlanjutan.
4. Perbaruan Data QS dan SIM untuk Penentuan Sampling
Sumber data yang digunakan NMC untuk menentukan jumlah dan daftar desa
sampling adalah Data QS dan SIM. ROMS wajib memperbarui data QS dan SIMnya
secara tepat waktu. NMC akan memberikan tenggat waktu perbaruan QS dan SIM
dua puluh (20) hari kerja sebelum menerbitkan jumlah dan daftar sampling. Bagi
ROMS yang dengan sengaja tidak melakukan perbaruan terhadap data QS dan SIM
68
sehingga menyebabkan ketidakcukupan perwakilan data untuk sampling maka
akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan kontrak.
B. PROSEDUR PELAKSANAAN UJI PETIK
Prosedur substansi dan administrasi untuk pelaksanaan uji petik adalah sebagai
berikut:
1. Tim Monev NMC mengumumkan kewajiban bagi ROMS yang mempunyai Data QS
dan SIM yang belum lengkap untuk segera melakukan pemuktahiran data QS dan
SIM paling terlambat 20 hari kerja sebelum pelaksanaan uji petik;
2. ROMS Provinsi dan Kabupaten melakukan pemuktahiran QS dan Data SIM paling
terlambat lima (5) hari kerja sebelum pelaksanaan uji petik;
3. Tim Monev NMC menyusun jumlah dan daftar desa sampling di desa yang
menyusun RKM, sedangkan untuk desa pasca, sampling yang diambil ditentukan
di lapangan di kabupaten yang sama. Pengajuan usulan jumlah dan daftar sampling
kepada CPMU untuk persetujuan, dengan salinan kepada Satker PAMBM dan PPK;
4. NMC menerbitkan daftar dan jumlah desa sampling dalam website serta
mengumumkan jadwal kegiatan uji petik oleh NMC, ROMS Provinsi dan Kabupaten.
Atas persetujuan CPMU terhadap jumlah, daftar sampling, jadwal dan pelaku uji
petik, Satker PAMBM dan PPK memerintahkan ROMS Provinsi dan Kabupaten
untuk melakukan kegiatan uji petik;
5. NMC, ROMS Provinsi dan Kabupaten melakukan uji petik dan melaporkan hasilnya
melalui SIM Uji Petik paling terlambat lima (5) hari kerja setelah kegiatan uji petik
dilaksanakan; Bukti pelaksanaan uji petik secara manual disampaikan secara
berjenjang kepada NMC;
6. Tim Monev NMC melakukan pengolahan terhadap hasil uji petik. Tim Monev
NMC dapat melakukan klarifikasi diberikan kepada ROMS yang mempunyai hasil
olahan yang bersifat anomali. Pengolahan hasil uji petik dan klarifikasi diselesaikan
paling terlambat dalam waktu tujuh (7) hari kerja;
7. Setelah pengolahan hasil uji petik dilakukan, NMC mengumumkan hasil uji petik
serta merekomendasikan tindak lanjut untuk perbaikan dan peningkatan kualitas
kegiatan.
LAMPIRAN – B
JADWAL AKTIFITAS/ BIAYA
(Berubah )
LAMPIRAN – C
JADWAL PENUGASAN
(Berubah)
The National Rural Water Supply and Sanitation Project (PAMSIMAS III)
REGIONAL OVERSIGHT MANAGEMENT SERVICES (ROMS)
ROMS 8 - JAWA TENGAH, DI YOGYAKARTA
(person) (month)
(1) (2) (3) (4) (5)
A.1 JAWA TENGAH
1 REGIONAL/PROVINCIAL TEAM
1.1 Provincial Coordinator Susilo Tri Budiyono 1 43 42
1.2 Co-Provincial Coordinator Surjadi 1 41 41
1.3 Co-Provincial Coordinator Suharno 1 41 41
1.4 Water Supply and Sanitation Specialist Jumingin Alwahyudi 1 41 41
1.5 Financial Management Specialist FX Adhi Cahyo Nugroho 1 44 43
1.6 Local Government Specialist Tony Subrata 1 41 41
1.7 STBM Specialist TBN 1 26
1.8 CD/ CB Coordinator Sri Wahyuni 1 41 41
1.9 Data Management Analyst Tri Datha Y. 1 42 42
1.10 Office Manager Saparilla 1 44 43
1.11 Computer Operator Levin Ardianto 1 44 43
1.12 Office Boy Reza Kamarullah 1 44 43
2 DISTRICT COORDINATOR [ Project-Nominated]
2.1 District Coordinator Kudus Setiyanto 1 44 43
2.2 District Coordinator Sragen Munti Saromah, S.T. 1 44 43
2.3 District Coordinator Grobogan Ir. Dodit Susherwanto 1 44 43
2.4 District Coordinator Blora Dwi Andri Kurniawan, S.T. 1 44 43
2.5 District Coordinator Rembang M. Adi Setiabela, S.T. 1 44 43
2.6 District Coordinator Pati Edi Susanto, S.T. 1 44 43
2.7 District Coordinator Demak Muh. Nur Widayat, S.T. 1 44 5
2.7 District Coordinator Demak Subandriyo 1 44 38
2.8 District Coordinator Semarang Ir. Samina, M. Si. 1 44 43
2.9 District Coordinator Jepara Mudjiyanto, S.T. 1 44 43
2.10 District Coordinator Cilacap Siti Zulaechah, S.T. 1 44 43
2.11 District Coordinator Banyumas Muhtadin, S.H. 1 44 43
2.12 District Coordinator Purbalingga Muh. Fuad Akhyar, S.T. 1 44 43
2.13 District Coordinator Banjarnegara Mufarid Rohman, S.T. 1 44 43
2.14 District Coordinator Kendal Indra Darmawan, S.T. 1 44 43
2.15 District Coordinator Batang Pulung Sutrisno, S.T. 1 44 43
2.16 District Coordinator Pekalongan Fianda Kusuma Dewi, S.T. 1 44 43
2.17 District Coordinator Pemalang Rochmadi, S.T. 1 44 43
2.18 District Coordinator Tegal Fachru Eko Rachmawan, S.T. 1 44 43
2.19 District Coordinator Brebes Tanuri, S.T. 1 44 43
2.20 District Coordinator Kebumen Tazrian Noordi, S. Sos. 1 44 43
2.21 District Coordinator Purworejo Ir. Diarna Isfandari 1 44 43
2.22 District Coordinator Wonosobo Panggung Dwi Purwanto, S.T. 1 44 43
2.23 District Coordinator Magelang Shodiq 1 44 43
2.24 District Coordinator Boyolali Agus Purwanto, S.T. 1 44 43
2.25 District Coordinator Klaten Mirza Rofik Effendi, S.T. 1 44 43
2.26 District Coordinator Sukoharjo Saryanto, S.T. 1 44 43
2.27 District Coordinator Wonogiri Ir. Nanung Sugiarta 1 44 43
2.28 District Coordinator Karanganyar Rini Yuliasning, S.E. 1 44 43
2.29 District Coordinator Temanggung Ir. Sukardiyanto 1 44 43
3 CO-DISTRICT COORDINATOR [Project-Nominated]
3.1 Co. District Coordinator / DFMA Kudus Hadi Karso Tejo Sarwono 1 44 43
3.2 Co. District Coordinator / DFMA Sragen Wiranto 1 44 43
3.3 Co. District Coordinator / DFMA Grobogan Y. Candi Binthara 1 44 43
3.4 Co. District Coordinator / DFMA Blora Dyah Hari Ikawati 1 44 43
3.5 Co. District Coordinator / DFMA Rembang Kridanto 1 44 43
3.6 Co. District Coordinator / DFMA Pati Lasminah 1 44 43
3.7 Co. District Coordinator / DFMA Demak Mashud 1 44 43
3.8 Co. District Coordinator / DFMA Semarang Ema Sri Harjunijati 1 44 43
3.9 Co. District Coordinator / DFMA Jepara Musadikin 1 44 43
3.10 Co. District Coordinator / DFMA Cilacap Agus Purwanto 1 44 43
3.11 Co. District Coordinator / DFMA Banyumas Irfan Yunantoro 1 44 43
3.12 Co. District Coordinator / DFMA Purbalingga Woro Suprihatin 1 44 43
3.13 Co. District Coordinator / DFMA Banjarnegara Mohsal Swastanto 1 44 43
3.14 Co. District Coordinator / DFMA Kendal Siti Imronah 1 44 43
3.15 Co. District Coordinator / DFMA Batang Supriyadi 1 44 43
3.16 Co. District Coordinator / DFMA Pekalongan Alik Makruf 1 44 43
3.17 Co. District Coordinator / DFMA Pemalang Andi Setiawan 1 44 43
3.18 Co. District Coordinator / DFMA Tegal Sugeng 1 44 43
3.19 Co. District Coordinator / DFMA Brebes Sudiono 1 44 43
3.20 Co. District Coordinator / DFMA Kebumen Dedy Hendratama 1 44 43
3.21 Co. District Coordinator / DFMA Purworejo Asih Romadhonasari 1 44 43
3.22 Co. District Coordinator / DFMA Wonosobo Harman Fanani 1 44 43
No. NAMEPOSITION / DISTRICT1
MM Schedule
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 23 24 25 2617 18 19 20 21 4437 38 39 40 41
INPUT
Amd No. 2
Amd No. 3
42 4332 33 34 35 3627 28 29 30 3122
(person) (month)
(1) (2) (3) (4) (5)
No. NAMEPOSITION / DISTRICT1
MM Schedule
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 23 24 25 2617 18 19 20 21 4437 38 39 40 41
INPUT
Amd No. 2
Amd No. 3
42 4332 33 34 35 3627 28 29 30 3122
3.23 Co. District Coordinator / DFMA Magelang Devi Rima Prahesti 1 44 43
3.24 Co. District Coordinator / DFMA Boyolali Dita Nainalliya 1 44 43
3.25 Co. District Coordinator / DFMA Klaten Vindriasih Mirdias Wiratiwi 1 44 43
3.26 Co. District Coordinator / DFMA Sukoharjo Niken Wijayanti 1 44 43
3.27 Co. District Coordinator / DFMA Wonogiri Wahyuni Tri Utami 1 44 43
3.28 Co. District Coordinator / DFMA Karanganyar Retno Kustati 1 44 43
3.29 Co. District Coordinator / DFMA Temanggung Suciyanto 1 44 43
2.30 Co. District Coordinator / DFMA Kota Pekalongan TBN 1 26
2.31 Co. District Coordinator / DFMA Kota Semarang TBN 1 26
4 DISTRICT SUPPORT TEAM
4.1 District Financial Management Assistant (DFMA)
4,1 Data Entry Operator and Adiminitration Officer (DEAO) Kudus 1 44 43
4.2 Data Entry Operator and Adiminitration Officer (DEAO) Sragen 1 44 43
4,3 Data Entry Operator and Adiminitration Officer (DEAO) Grobogan 1 44 43
4,4 Data Entry Operator and Adiminitration Officer (DEAO) Blora 1 44 43
4,5 Data Entry Operator and Adiminitration Officer (DEAO) Rembang 1 44 43
4,6 Data Entry Operator and Adiminitration Officer (DEAO) Pati 1 44 43
4,7 Data Entry Operator and Adiminitration Officer (DEAO) Demak 1 44 43
4,8 Data Entry Operator and Adiminitration Officer (DEAO) Semarang 1 44 43
4,9 Data Entry Operator and Adiminitration Officer (DEAO) Jepara 1 44 43
4,10 Data Entry Operator and Adiminitration Officer (DEAO) Cilacap 1 44 43
4,11 Data Entry Operator and Adiminitration Officer (DEAO) Banyumas 1 44 43
4,12 Data Entry Operator and Adiminitration Officer (DEAO) Purbalingga 1 44 43
4,13 Data Entry Operator and Adiminitration Officer (DEAO) Banjarnegara 1 44 43
4,14 Data Entry Operator and Adiminitration Officer (DEAO) Kendal 1 42 41
4,15 Data Entry Operator and Adiminitration Officer (DEAO) Batang 1 44 43
4,16 Data Entry Operator and Adiminitration Officer (DEAO) Pekalongan 1 44 43
4,17 Data Entry Operator and Adiminitration Officer (DEAO) Pemalang 1 44 43
4,18 Data Entry Operator and Adiminitration Officer (DEAO) Tegal 1 44 43
4,19 Data Entry Operator and Adiminitration Officer (DEAO) Brebes 1 44 43
4,2 Data Entry Operator and Adiminitration Officer (DEAO) Kebumen 1 44 43
4,21 Data Entry Operator and Adiminitration Officer (DEAO) Purworejo 1 44 43
4,22 Data Entry Operator and Adiminitration Officer (DEAO) Wonosobo 1 44 43
4,23 Data Entry Operator and Adiminitration Officer (DEAO) Magelang 1 44 43
4,24 Data Entry Operator and Adiminitration Officer (DEAO) Boyolali 1 44 43
4,25 Data Entry Operator and Adiminitration Officer (DEAO) Klaten 1 44 43
4,26 Data Entry Operator and Adiminitration Officer (DEAO) Sukoharjo 1 44 43
4,27 Data Entry Operator and Adiminitration Officer (DEAO) Wonogiri 1 44 43
4,28 Data Entry Operator and Adiminitration Officer (DEAO) Karanganyar 1 44 43
4,29 Data Entry Operator and Adiminitration Officer (DEAO) Temanggung 1 44 43
4,3 Data Entry Operator and Adiminitration Officer (DEAO) Kota Pekalongan TBN 1 26
4,31 Data Entry Operator and Adiminitration Officer (DEAO) Kota Semarang TBN 1 26
A.2 DI YOGYAKARTA
1 PROVINCIAL TEAM
1.1 Provincial Coordinator Dewa Bagus Sutrisno 1 44 43
1.2 Water Supply and Sanitation Specialist Tatang Uba Lakunawa 1 36 36
1.3 Financial Management Specialist Budi Waluyotomo 1 44 43
1.4 Local Government Specialist Mulyadi 1 40 40
1.5 CD/ CB Coordinator Woro Tri Astuti 1 41 41
1.6 STBM Specialist TBN 1 26
1.7 Data Management Analyst Zainul Mushoffie 1 44 43
1.8 Office Manager Eni Pujiastuti 1 44 43
1.9 Computer Operator Muhammad Khafid Amrullah 1 44 43
1.10 Office Boy Solihin 1 44 43
2 DISTRICT COORDINATOR [Project-Nominated]
2.1 District Coordinator Kulon Progo Nur Khasani 1 44 43
2.2 District Coordinator Bantul Ir. Tety Sirwanti 1 44 43
2.3 District Coordinator Gunung Kidul* Haryono 1 44 43
2.4 District Coordinator Sleman* ICB Eko Setyo Winanto 1 44 43
3 CO-DISTRICT COORDINATOR [Project-Nominated]
3.1 Co. District Coordinator Kulon Progo Siska Indra Purnawati 1 44 43
3.2 Co. District Coordinator Bantul Doddy Indrianto Wicaksono 1 44 43
4 DISTRICT SUPPORT TEAM
4.1 District Financial Management Assistant (DFMA) Gunung Kidul* Toto Sumartono 1 44 43
4.2 District Financial Management Assistant (DFMA) Sleman* Riskan Wahyudi 1 44 43
4.3 Data Entry Operator and Adiminitration Officer (DEOAO) Kulon Progo 1 44 43
4.3 Data Entry Operator and Adiminitration Officer (DEOAO) Bantul 1 44 43
4.3 Data Entry Operator and Adiminitration Officer (DEOAO) Gunung Kidul* 1 44 43
4.3 Data Entry Operator and Adiminitration Officer (DEOAO) Sleman* 1 44 43
Note : * New PAMSIMAS Districts
LAMPIRAN – D
SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA PEKERJAAN (SPPBJ) SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)
(Tetap)
LAMPIRAN – E
JAMINAN PELAKSANAAN
(Tetap)
LAMPIRAN – F
JAMINAN UANG MUKA
(Tetap)