36
Anak Agung Putu Putra Wibawa, S.Pt., M.Si.

Anak Agung Putu Putra Wibawa, S.Pt., M.Si. (DOC) dengan berat badan homogen.. Rancangan Penelitian Penelitian ini secara feeding trial menggunakan 180 ekor ayam broiler umur satu hari

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Anak Agung Putu Putra Wibawa, S.Pt., M.Si. (DOC) dengan berat badan homogen.. Rancangan Penelitian Penelitian ini secara feeding trial menggunakan 180 ekor ayam broiler umur satu hari

Anak Agung Putu Putra Wibawa, S.Pt., M.Si.

Page 2: Anak Agung Putu Putra Wibawa, S.Pt., M.Si. (DOC) dengan berat badan homogen.. Rancangan Penelitian Penelitian ini secara feeding trial menggunakan 180 ekor ayam broiler umur satu hari

PENDAHULUANPertumbuhan yang cepat pada ayam broiler sering diikuti dengan perlemakan yang

tinggi. Tingginya kandungan lemak dalam tubuh, khususnya kandunan lemak jenuh, akan

diikuti dengan tingginya kandungan kolesterol dan hal tersebut akan menjadi masalah bagi

konsumen yang menginginkan daging yang berkualitas baik. Oleh karena itu, perlu

dilakukan usaha-usaha untuk menurunkan kandungan lemak dan kolesterol pada tubuh

broiler..

Hal yang menarik untuk dikaji khasiatnya dalam upaya untuk menurunkan

kandungan lemak dan kolesterol dalam daging broiler adalah pemanfaatan khasiat

bawang putih (Allium sativum). Bawang putih mendapatkan kepercayaan dari banyak

ilmuwan dan pengobatan di seluruh dunia untuk pencegahan dan pengobatan banyak

penyakit dan secara luas tersebar dan dikonsumsi sebagai bumbu dan herbal obat dari

ribuan tahun yang lalu. Bawang putih telah terbukti memiliki aktivitas anti-trombotik, lipid

darah, tekanan darah, dan memiliki efek melindungi jantung (Kasuga et al., 2001; Sigaly et

al., 1994), sifat antibakteri, dan ampuh inhibitor patogen makanan (Sivam, 2001; Lee et al.,

2003). Mekanisme bawang putih telah terbukti sebagai antioksidan yang efektif (Yang et

al., 1993) dan kemampuannya untuk merangsang respon kekebalan (Reeve et al., 1993).

Alasan tersebut di atas menginspirasi peneliti untuk mempelajari efek dari ekstrak

bawang putih melalui air minum yang diberikan terhadap kinerja ayam, penurunan

kandungan lemak abdomen, dan kadar kolesterol dalam daging broiler.

Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2016), Kuta, Bali, INDONESIA, 15 – 16 Desember 2016

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium

sativum) MELALUI AIR MINUM TERHADAP PERFORMANS,

JUMLAH LEMAK ABDOMEN, DAN KADAR KOLESTEROL DAGING

BROILERA.A.P. Putra Wibawa, I A Putri Utamu, Dan I G N G Bidura

Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar

E-mail: [email protected]

Metode PenelitianKandang dan Ayam

Kandang yang digunakan adalah kandang dengan sistem battery colony dari bilah bambu

sebanyak 18 buah. Masing-masing petak kandang berukuran panjang l m, lebar 1,0 m,

dan tinggi 0,5 m. Semua petak kandang terletak dalam sebuah bangunan kandang

dengan atap genteng. Tiap-tiap petak kandang sudah dilengkapi dengan tempat pakan

dan air minum. Ayam yang digunakan diperoleh dari Poultry Shop setempat, umur satu

hari (DOC) dengan berat badan homogen..

Rancangan Penelitian

Penelitian ini secara feeding trial menggunakan 180 ekor ayam broiler umur satu hari

(DOC) dalam rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan 6 kali ulangan.

Ketiga perlakuan tersebut adalah pemberian air minum tanpa ekstrak bawang putih

sebagai kontrol (A); air minum dengan 2% ekstrak bawang putih (B); dan air minum

dengan 4% ekstrak bawah putih (C). Tiap unit percobaan meggunakan 10 ekor ayam

broiler umur satu hari (DOC) dengan berat badan homogen.

Variabel yang Diamati

Variabel yang diamati atau di ukur dalam penelitian ini adalah: konsumsi ransum, berat

badan akhir, pertambahan berat badan, Feed Conversion Ratio (FCR), distribusi lemak .

Dan Kadar Kolesterol

Analisis Statistik

Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam, dan apabilia diantara perlakuan

menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (P<0,05) dilanjutkan dengan uji jarak

berganda dari Duncan (Steel dan Torrie, l989).

KesimpulanDari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian 2,5%-5,0% ekstrak

air bawang putih (Allium sativum) melalui air minum yang diberikan, nyata dapat

meningkatkan penampilan ayam broiler umur 2-6 minggu. Namun, secara

nyata menurunkan jumlah lemak abdomen dan kadar kolesterol serum darah

ayam

Daftar PustakaAdibmoradi, M., B. Navidshad, J. Seifdavati and M. Royan. 2006. Effect of

dietary garlic meal on histological structure of small intestine in broiler chickens.

Jpn. Poult. Sci. 43:378-383.

Bidura, I.G.N.G. 2007. Aplikasi Produk Bioteknologi Pakan ternak. UPT

Penerbit Universitas Udayana, Denpasar

Bidura, I.G.N.G., D.A. Candrawati, dan D.P.M.A. Candrawati. 2010. Pakan

Unggas. Konvensional dan Inkonvensional. Penerbit Udayana University Press,

Denpasar.

Kasuga, S., N. Uda, E. Kyo, M. Ushijima, N. Morihara and Y. Itakura. 2001.

Pharmacologic activities of aged garlic extract in comparison with other garlic

preparations. J. Nutr. 131: 1080-1084.

Lee, Y. L., T. Cesario, Y. Wang, E. Shanbrom and L. Thrupp. 2003. Antibacterial

activity of vegetables and juices. Nutrition 19: 994-996.

Sivam, G. P. 2001. Protection against Helicobacter pylori and other bacterial

infections by garlic. J. Nutr. 131:1106-1108.

Rasyaf, M. 2004. Seputar Makanan Ayam Kampung. Cetakan ke-8, Penerbit

Kanisius, Yogyakarta

Steel, R.G.D. and J.H. Torrie. l989. Principles and Procedures of Statistics. 2nd

Ed. McGraw-Hill International Book Co., London.

Selle, P. H., K. H. Huang and W. I. Muir. 2003. Effect of Nutrient Specifications

and Xylanase plus Phytase Supplementation of Wheta Bared Diets on Growth

Performance and Carcass Traits of Broiler Chicks. Asian-Aust. J. Anim. Sci. 16

(10): 1501 - 1509

Ucapan Terima KasihPada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Rektor

Universitas Udayana, dan Dekan Fakultas Peternakan, Universitas Udayana,

Denpasar atas dana yang diberikan melalui dana DIPA PNBP Universitas

Udayana sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Penelitian

Nomor: 500A/UN14.1.25/PNL/2016, tanggal 4 April 2016.

Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak bawang putih nyata

meningkatkan (p<0,05) pertambahan berat badan dan efisiensi penggunaan pakan,

serta tidak ada perubahan yang nyata (P> 0,05) pada konsumsi pakan. Pemberian

ekstrak bawang putih nyata menurunkan (p<0,05) jumlah lemak perut dan kolesterol

serum darah ayam.

Tabel 1. Pengaruh pemberian ekstrak air bawang putih melalui air minum terhadap

penampilan, jumlah lemak abdomen dan serum kolesterol ayam broiler umur 2-6

minggu

Variabel Perlakuan 1) SEM 2)

A B C

Konsumsi ransum (g/ekor/5 minggu) 3022.81a1) 3123.58a 3113.80a 40.802

Pertamb berat badan (g/ekor/5 mgg) 1574.38a 1784.90b 1810.35b 38.097

FCR 1.92a 1.75b 1.72b 0.037

Lemak abdomen (% berat badan) 2.15a 1.82b 1.85b 0.069

Serum kolesterol (mg/dl) 175.37a 142.64b 144.85b 8.082Keterangan :

Air minum tanpa ekstrak air bawang putih sebagai kontrol (A); air minum dengan 2% ekstrak air

bawang putih (B), dan air minum dengan 5% ekstrak air bawang putih

SEM :”Standard Error of Treatment Means”

Nilai dengan huruf yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0.05)

Gambar 1. Ayam hasil Penelitian Gambar 2. Karkas Ayam

Gambar 3. Kandang Penelitian Gambar 4. Pencampuran ransum

Page 3: Anak Agung Putu Putra Wibawa, S.Pt., M.Si. (DOC) dengan berat badan homogen.. Rancangan Penelitian Penelitian ini secara feeding trial menggunakan 180 ekor ayam broiler umur satu hari

Bidang Ungulan: Ketahanan Pangan

Kode/Nama Bidang Ilmu: 218/Produksi dan Teknologi Pakan Ternak

LAPORAN AKHIR

HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium

sativum) MELALUI AIR MINUM TERHADAP PERFORMANS,

JUMLAH LEMAK ABDOMEN, DAN KADAR KOLESTEROL

DAGING BROILER

Oleh

ANAK AGUNG PUTU PUTRA WIBAWA, SPt., Msi (NIDN.0022066902)

IR. IDA AYU PUTRI UTAMI, MSi (NIDN. 0007085905)

Dibiayai oleh DIPA PNBP Universitas Udayana

Sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Penelitian Nomor:

500A/UN14.1.25/PNL/2016, tanggal 4 April 2016

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016

Page 4: Anak Agung Putu Putra Wibawa, S.Pt., M.Si. (DOC) dengan berat badan homogen.. Rancangan Penelitian Penelitian ini secara feeding trial menggunakan 180 ekor ayam broiler umur satu hari

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

ABSTRAK ..................................................................................................................... iv

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2 Tujuan Khusus ............................................................................................ 7

1.3 Urgensi (Keutamaan) Penelitian ................................................................. 7

1.4 Potensi Hasil yang Didapat pada Akhir Penelitian ..................................... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 9

2.1 Bawang Putih (Allium sativum) .................................................................. 9

2.2 Senyawa Fitokimia tanaman ...................................................................... 14

BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................................. 16

3.1 Road Map Penelitian ................................................................................... 16

3.2 Materi .......................................................................................................... 16

3.3 Metode ........................................................................................................ 17

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN........ .......................................................... 20

4.1 Hasil ........................................................................................................... 20

4.2 Pembahasan.................................................................................................. 21

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 30

LAMPIRAN .................................................................................................................... 36

Page 5: Anak Agung Putu Putra Wibawa, S.Pt., M.Si. (DOC) dengan berat badan homogen.. Rancangan Penelitian Penelitian ini secara feeding trial menggunakan 180 ekor ayam broiler umur satu hari

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AIR BAWANG PUTIH (Allium sativum)

MELALUI AIR MINUM TERHADAP PENAMPILAN, JUMLAH LEMAK

ABDOMEN DAN KADAR KOLESTEROL SERUM DARAH BROILER

ANAK AGUNG PUTU PUTRA WIBAWA AND IDA AYU PUTRI UTAMI

Faculty of Animal Science, Udayana University, Jalan PB Soedirman, Denpasar, Bali,

Indonesia

E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek ekstrak air bawang putih melalui air

minum terhadap performans, lemak abdomen, dan kolesterol serum broiler umur 2-6

minggu. Seratus delapan puluh ekor ayam broiler umur 2 minggu ditempatkan pada

kandang battery colony. Ekstrak air bawang putih dibuat dengan pencampuran siung

bawang putih segar dengan air suling (1: 1, w/w). Ayam secara acak dibagi menjadi tiga

kelompok yang sama; satu perlakuan sebagai kontrol dan dua kelompok perlakuan lainnya

yaitu pemberian 2,5% dan 5% ekstrak bawang putih dalam air minum. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pemberian ekstrak bawang putih nyata meningkatkan (p<0,05)

pertambahan berat badan dan efisiensi penggunaan pakan, serta tidak ada perubahan yang

nyata (P> 0,05) pada konsumsi pakan. Pemberian ekstrak bawang putih nyata menurunkan

(p<0,05) jumlah lemak perut dan kolesterol serum darah ayam. Dapat disimpulankan

bahwa pemberian 2,5% -5,0% ekstrak bawang putih pada air minum meningkatkan kinerja

dan menurunkan lemak abdomen dan serum kolesterol broiler.

Kata kunci: Bawang putih, kinerja, lemak perut, kolesterol

THE EFFECT OF GARLIC (Allium sativum) EXTRACT ON PERFORMANCE,

ABDOMINAL FAT AND SERUM CHOLESTEROL OF BROILER

ABSTRACT

The present study was conducted to determine the effects of garlic extract on performance,

abdominal fat, and serum cholesterol of broiler up to six weeks of age. One hundried and

eighty 2-wk-old broiler were colony caged in an environmentally controlled house to

evaluate the effect of garlic (Allium Sativum) extract administration on performance,

abdominal fat, and serum cholesterol. Garlic extract was prepared by blending pealed

garlic cloves with distilled water (1:1, w/w). Birds were randomly divided into three equal

groups; one served as a control and the other two groups were offered 2.5% and 5% Garlic

extract of drinking water. Garlic extract increased (p<0.05) body weight ganis and feed

efficiencies with no change (P>0,05) in feed consumption. Garlic extract administration

recorded lower (p<0.05) abdominal fat and serum cholesterol contents. In conclution,

2.5%-5.0% garlic extract on drinking water improved performance and may decrease both

abdominal fat and serum cholesterol of broiler up to six weeks of age.

Key words: Garlic, performance, abdominal fat, cholesterol

Page 6: Anak Agung Putu Putra Wibawa, S.Pt., M.Si. (DOC) dengan berat badan homogen.. Rancangan Penelitian Penelitian ini secara feeding trial menggunakan 180 ekor ayam broiler umur satu hari

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan yang cepat pada ayam broiler sering diikuti dengan perlemakan yang

tinggi. Tingginya kandungan lemak dalam tubuh, khususnya kandunan lemak jenuh, akan

diikuti dengan tingginya kandungan kolesterol dan hal tersebut akan menjadi masalah bagi

konsumen yang menginginkan daging yang berkualitas baik. Oleh karena itu, perlu

dilakukan usaha-usaha untuk menurunkan kandungan lemak dan kolesterol pada tubuh

broiler.

Hal yang menarik untuk dikaji khasiatnya dalam upaya untuk menurunkan

kandungan lemak dan kolesterol dalam daging broiler adalah pemanfaatan khasiat bawang

putih (Allium sativum). Bawang putih mendapatkan kepercayaan dari banyak ilmuwan

dan pengobatan di seluruh dunia untuk pencegahan dan pengobatan banyak penyakit dan

secara luas tersebar dan dikonsumsi sebagai bumbu dan herbal obat dari ribuan tahun yang

lalu. Studi terbaru menunjukkan khasiat obat dari bawang putih dikaitkan dan potensinya

untuk menurunkan risiko penyakit. Bawang putih telah terbukti memiliki aktivitas anti-

trombotik, lipid darah, tekanan darah, dan memiliki efek melindungi jantung (Kasuga et

al., 2001; Sigaly et al., 1994), sifat antibakteri, dan ampuh inhibitor patogen makanan

(Sivam, 2001; Lee et al., 2003). Mekanisme bawang putih telah terbukti sebagai

antioksidan yang efektif (Yang et al., 1993) dan kemampuannya untuk merangsang respon

kekebalan (Reeve et al., 1993).

Bawang putih (Allium sativum) telah banyak digunakan sebagai rempah-rempah

dalam makanan dan untuk tujuan kesehatan karena dianggap berkhasiat sebagai antibiotik

antivirus, dan antijamur (Silvam, 2001). Bawang putih menunjukkan khasiat sebagai

Page 7: Anak Agung Putu Putra Wibawa, S.Pt., M.Si. (DOC) dengan berat badan homogen.. Rancangan Penelitian Penelitian ini secara feeding trial menggunakan 180 ekor ayam broiler umur satu hari

antibiotik spektrum luas terhadap bakteri gram positif dan gram negatif. Khasiat lain

bawang putih adalah sebagai penurun kadar kolesterol, tekanan darah, pencegahan kanker,

sistem kekebalan tubuh, dan pengobatan infeksi, serta sebagai antioksidan (Silvam,

2001).

Bawang putih mengandung senyawa sulfur, seperti allicin, diallyl disulfida

(DADS) dan diallyll trisulphida (DATS), yang bertanggung jawab untuk sebagian besar

sifat farmakologi bawang putih, sedangkan senyawa non-sulfur dari bawang putih

termasuk allixin, flavonoid, saponin, dan fruktans (Silvam, 2001). Senyawa Allicin pada

bawang putih adalah senyawa yang menyebabkan bau menyengat dan dihasilkan dari

senyawa alliina turunan dari sistein osebagai aktifator enzim (Silvam, 2001). Bawang

putih menghasilkan allicin untuk melindungi diri dari bakteri dan penyakit lain dan

antioksidan (Reuter et al., 1996). Bawang putih juga mengandung mineral dan vitamin,

yang merupakan bagian penting untuk manfaat kesehatan .

Bawang putih dipelajari dalam berbagai bentuk ekstrak: air, etanol, dan bubuk

kering. Bawang putih mengandung berbagai senyawa organosulfur, seperti allicin,

ajoene, S-allylcysteine, diallyl disulfide, S-methylcysteine sulfoxide and S-allylcysteine

(Lim et al., 2006). Studi pada bawang putih sebagai alternatif dari promotor pertumbuhan

produksi ternak dilakukan dan efek menguntungkan pada pertumbuhan, daya cerna

(Bampids et al., 2005; Tatara et al., 2008). Bawang putih dalam ransum sebagai promotor

pertumbuhan ikan (Oreochromis niloticus), meningkatkan pertumbuhan, berat badan,

asupan pakan, dan efisiensi pakan (Shalaby et al., 2006). Hasil penelitian Obochi et al.

(2009) menunjukkan bahwa ekstrak bawang putih merangsang sekresi gonadotropin dan

hormon yang dihasilkan oleh ovarium, serta dapat menghambat proliferasi sel kanker.

Di antara komponen aktif yang paling berpotensi diakui dalam bawang putih

adalah allicin. Lawson dan Hughes (1992) menunjukkan bahwa allicin tidak stabil dan

Page 8: Anak Agung Putu Putra Wibawa, S.Pt., M.Si. (DOC) dengan berat badan homogen.. Rancangan Penelitian Penelitian ini secara feeding trial menggunakan 180 ekor ayam broiler umur satu hari

sulit diserap dari saluran pencernaan. Proses pemanasan atau pelarutan bawang putih

ternyata dapat menginaktifkan enzim allinase. Memadukan siung bawang putih dengan

air suling tersedia waktu yang cukup untuk allinase dibebaskan dan membentuk allicin

dari alliin.

Alasan tersebut di atas menginspirasi peneliti untuk mempelajari efek dari ekstrak

bawang putih melalui air minum yang diberikan terhadap kinerja ayam, penurunan

kandungan lemak abdomen, dan kadar kolesterol dalam daging broiler.

1.2 Perumusan Masalah

Apakah penambahan pemberian ekstrak bawang putih (Allium sativum) melalui air

minum yang diberikan mampu meningkatkan kinerja produksi dan sebaliknya mampu

menurunkan kadar kolesterol serta penimbunan lemak tubuh ayam broiler.

1.3 Tujuan Khusus

Penelitian dilaksanakan dengan tujuan khusus, yaitu meningkatkan kuantitas dan

kualitas daging (rendah lemak dan kolesterol) ayam broiler yang efisien melalui

pemanfaatan khasiat fitokimia bawang putih (Allium sativum) melalui air minum yang

diberikan.

1.4 Urgensi (Keutamaan) Penelitian

a. Pengembangan ternak ayam broiler dihadapkan pada kendala potensi sumberdaya

pakan yang tidak sesuai dengan kuantitas, kualitas, dan kontinuitas, sehingga

penanganannya perlu mendapat perhatian serius, karena pakan merupakan salah

satu faktor penting dalam usaha ternak. Penerapan teknologi untuk meningkatkan

kuantitas dan kualitas produk unggas dalam rangka meningkatkan daya saing

produk (Bali merupakan daerah tujuan wisata) akan berdampak pada peningkatan

kesejahteraan masyarakat dan bangsa Indonesia.

Page 9: Anak Agung Putu Putra Wibawa, S.Pt., M.Si. (DOC) dengan berat badan homogen.. Rancangan Penelitian Penelitian ini secara feeding trial menggunakan 180 ekor ayam broiler umur satu hari

b. Konsep utama penelitian ini adalah adanya indikasi bahwa produk yang tinggi

kandungan lemak dan kolesterolnya kurang disukai oleh konsumen, khususnya

produk-produk yang sasaran utamanya adalah hotel. Konsumen takut

mengkonsumsi produk unggas yang tinggi kandungan lemak dan kolesterolnya,

karena erat hubungannya dengan penyakit arterioklerosis.

c. Penelitian ini juga akan melibatkan mahasiswa, sehingga kegiatan penelitian dapat

menjadi media pendukung proses belajar mengajar dan percepatan waktu

kelulusan mahasiswa, mengingat hasil penelitian akan dimanfaatkan sebagai tugas

akhir mahasiswa. Melalui kegiatan penelitian ini, tugas institusi dalam mencetak

sumber daya manusia yang trampil dan berkualitas akan lebih mudah tercapai, dan

mutu lulusan yang dihasilkan akan semakin baik.

d. Penelitian ini merupakan langkah dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi khususnya dibidang bioteknologi herbal, sehingga akan mengembangkan

institusi Fakultas Peternakan khususnya, dan Universitas Udayana secara umum

dalam berkontribusi dalam pembangunan di dunia pendidikan serta pemberdayaan

masyarakat melalui aktivitas pengabdian dengan cara desiminasi teknologi yang

dihasilkan, khususnya dalam mendukung pencapaian target swasembada daging

sapi nasional.

1.5 Potensi Hasil yang Didapat pada Akhir Penelitian

1. Teknologi herbal melalui air minum yang diberikan untuk meningkatkan kuantitas dan

kualitas produksi ayam ang efisien

2. Percepatan masa studi lulusan melalui keterlibatan mahasiswa dalam penelitian ini

3. Publikasi ilmiah di jurnal internasional dan nasional

Page 10: Anak Agung Putu Putra Wibawa, S.Pt., M.Si. (DOC) dengan berat badan homogen.. Rancangan Penelitian Penelitian ini secara feeding trial menggunakan 180 ekor ayam broiler umur satu hari

II. TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Bawang Putih (Allium sativum)

Bawang merupakan tanaman umbi-umbian, termasuk genus Allium atau Liliace,

yang terbagi atas kelas: bawang merah (Allium cepa), bawang putih (Allium sativum),

perai (Leeks) dan selada (chives) (Sudibia, l997), yang banyak digunakan sebagai bahan

makanan untuk penambah rasa dan juga banyak digunakan sebagai tanaman obat yang

berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit karena mengandung suatu zat

kimia yang sangat luar biasa khasiatnya yaitu: allyl sulfida aktif yang disebut dengan

propenecysteine sulphoxide.

Menurut Block (l985), senyawa yang dapat di ekstrak dari bawang putih adalah:

air, protein, lemak, vitamin, karbohidrat, kalsium, fosfor dan zat-zat aktif seperti: allicin,

skordinin, alliil dan diallyl sulfida. Bawang putih juga dapat menghambat pertumbuhan

beberapa jenis mikroba, karena mengandung zat yang disebut allicin, yaitu zat

antimikroba yang cukup kuat.

Tumbuhan bawang putih mempunyai mekanisme khusus dalam pembentukan

komponen bersulfur, dan bau khas dari sulfur ini baru timbul setelah bawang terluka

jaringannya, misalnya karena dikupas, dipotong atau tergores (Wijaya, l997). Dilaporkan

juga bahwa pada bawang utuh, hanya ada prekursor dari komponen itu yang kurang aktif,

dengan penanganan yang tepat, enzim seperti alliinase pada bawang putih akan memicu

perubahan komponen prekursor menjadi berbagai komponen sulfur dan hal inilah yang

kemudian dilaporkan berkhasiat antikolesterol, antitrombotik, antihiperlipidimia,

antihepatosik, antidiabetes dan antikanker.

Beberapa peneliti melaporkan terjadi penurunan kolesterol kuning telur karena

penggunaan bawang putih (Sharma et al., 1979; Chowdhury et al., 2002), sementara yang

Page 11: Anak Agung Putu Putra Wibawa, S.Pt., M.Si. (DOC) dengan berat badan homogen.. Rancangan Penelitian Penelitian ini secara feeding trial menggunakan 180 ekor ayam broiler umur satu hari

lain tidak. Reddy et al. (1991) menyimpulkan bahwa suplementasi minyak bawang putih

di tingkat 0,02% dalam ransum ternyata tidak mempengaruhi kandungan kolesterol kuning

telur. Demikian pula, Birrenkott et al. ( 2000) melaporkan bahwa suplementasi ransum

dengan 3% tepung bawang putih tidak efektif dalam menurunkan kolesterol kuning atau

komponen lipid lain dari serum ayam petelur, bahkan ketika pemberiannya selama delapan

bulan.

Pemberian jus bawang putih nyata meningkatkan berat telur, tinggi albumen dan

perbaikan Haugh unit, serta dapat menurunkan jumlah E. coli dalam telur. kandungan

kolesterol kuning telur tidak dipengaruhi oleh jus bawang putih. Hal ini menyimpulkan

bahwa jus bawang putih meningkatkan karakteristik kinerja produksi telur dan dapat

meningkatkan masa simpan telur, seperti yang ditunjukkan oleh peningkatan kualitas telur

dan jumlah bakteri yang lebih rendah. Tingkat jus bawang putih yang digunakan dalam

penelitian ini tidak cukup untuk mempengaruhi kolesterol telur kuning (Mahmoud et al.,

2010).

Telah lama dianggap bahwa bawang putih (Allium sativum) memiliki beberapa

efek yang menguntungkan bagi manusia dan hewan, antara lain sebagai antimikroba,

antioksidan, serta sifat antihipertensi (Konjufca et al., 1997; Sivam, 2001). Penelitian

sebelumnya menunjukkan bahwa fungsi-fungsi ini terutama disebabkan oleh komponen

bioaktif dari bawang putih, termasuk senyawa yang mengandung sulfur, seperti alliin,

diallylsulphides, dan allicin (Amagase et al., 2001). Oleh karena itu, persiapan bawang

putih yang digunakan dalam berbagai penelitian mungkin salah satu alasan untuk hasil

yang tidak konsisten.

Yalcin et al. (2006) melaporkan bahwa suplementasi bubuk bawang putih di

tingkat 5 atau 10 g/kg dalam ransum menunjukkan peningkatan angka produksi telur ayam

(HD) dan peningkatan yang signifikan dalam berat telur. Khan et al. (2007) melaporkan

Page 12: Anak Agung Putu Putra Wibawa, S.Pt., M.Si. (DOC) dengan berat badan homogen.. Rancangan Penelitian Penelitian ini secara feeding trial menggunakan 180 ekor ayam broiler umur satu hari

bahwa ayam petelur yang diberi bawang putih kering (2-8%) menunjukkan produksi telur

yang lebih tinggi. Namun, berat telur tidak berubah secara signifikan bila dibandingkan

dengan kelompok kontrol.

Adibmoradi et al. (2006) melaporkan bahwa pemberian bawang putih ternyata

dapat meningkatkan tinggi villus dan kedalaman crypt (crypt depth), serta menurunkan

ketebalan epitel dan jumlah sel goblet di duodenum, jejunum, dan ileum burung (Nusairate

(2007). Ramakrishna et al. (2003) melaporkan bahwa suplementasi bawang putih ternyata

dapat meningkatkan aktivitas enzim pankreas, sehingga dapat meningkatkan penyerapan

zat makanan pada tikus.

Kurangnya efek dari jus bawang putih pada kolesterol kuning telur berbeda dari

hasil Sharma et al. (1979), yang melaporkan penurunan kolesterol kuning telur dengan

memberi makan 1% atau 3% tepung bawang putih. Reddy et al. (1991) menyimpulkan

bahwa suplementasi ransum dengan minyak bawang putih di tingkat 0,02% tidak

mempengaruhi kolesterol kuning telur. Chowdhury et al. (2002) menyimpulkan bahwa

pasta bawang putih dalam ransum ayam petelur nyata dapat menurunkan kandungan

kolesterol dalam serum dan kuning telur, tanpa mempengaruhi kinerja produksi telur.

Khan et al. (2007) melaporkan bahwa bubuk kering bawang putih dalam ransum ayam

petelur dapat mengurang kandungan kolesterol serum dan kuning telur. Birrenkott et al.

(2000) menunjukkan bahwa suplementasi 3% tepung bawang putih dalam ransum tidak

efektif dalam menurunkan kuning kolesterol (mg/g) atau komponen lipid lain dari serum

ayam petelur. Baru-baru ini, Yalcin et al. (2006) melaporkan bahwa kolesterol total

kuning tidak terpengaruh oleh suplemen bawang putih. Hargis (1988) mengutip banyak

laporan tentang proses metabolisme kolesterol kuning telur di unggas domestik dan faktor

memodifikasi mereka juga. Faktor pengendali utama dalam sintesis kolesterol adalah

dalam pembentukan asam mevalonat melalui HMG-CoA reduktase. Vargas et al. (1986)

Page 13: Anak Agung Putu Putra Wibawa, S.Pt., M.Si. (DOC) dengan berat badan homogen.. Rancangan Penelitian Penelitian ini secara feeding trial menggunakan 180 ekor ayam broiler umur satu hari

menyimpulkan bahwa ayam petelur mampu mensintesis kolesterol lebih dari dari yang

dibutuhan untuk deposisi kuning telur melalui aktivitas HMG Co-A reduktase.

Khasiat sebagai antibakteri dari bawang putih adalah nyata (Sivam, 2001; Lee et

al., 2003). Ekstrak jus bawang putih ternyata dapat menekan jumlah bakteri E.coli dalam

telur dan saluran pencernaan. Senyawa antimikroba utama pada bawang putih telah

diidentifikasi adalah allicin, yang terbentuk ketika siung bawang putih dihancurkan (Ankri

dan Mirelman, 1999).

Penambahan bubuk bawang putih yang difermentasi mengurangi konsentrasi

kolesterol plasma dan tidak menyebabkan efek buruk pada kinerja produksi. Selain itu,

penambahan 3,0% bawang putih bubuk menurun SFA (asam lemak jenuh ), tetapi

meningkat PUFA (polyunsaturated fatty acids) dalam kuning telur (Ao et al., 2010).

Sharma et al. (1979) melaporkan bahwa kadar kolesterol kuning telur mengalami

penurunan bila diberi ransum yang mengandung 1% atau 3% serbuk bawang putih selama

3 minggu. Sklan et al. (1992) melaporkan bahwa konsentrasi kolesterol dalam hati bila

diberi ransum mengandung 2% bawang putih. Aktivitas enzim 3-hydroxy-3-

methylglutaryl koenzim A reduktase dalam hati mengalami penurunan sebesar 50-69%

pada broiler berusia 12 minggu dan sebesar 72-83% pada ayam Leghorn umur 12 minggu,

sehingga dapat menurunkan kadar kolesterol serum dari 7-25 dan 20-25%, bila diberi

ransum yang mengandung 3,8% pasta bawang putih (Qureshi et al., 1983).

Chowdhury et al. (2002) mengamati tidak ada efek pada produksi telur tetapi

secara signifikan menurun kolesterol serum dengan penambahan bawang putih. Namun,

Birrenkott et al. (2000) melaporkan bahwa tidak ada efek signifikan pada kuning telur

dan kolesterol serum konsentrasi dengan penambahan 3% tepung bawang putih dalam

ransum ayam petelur diberi makan diet selama 8 bulan. Produksi telur, berat telur,

Page 14: Anak Agung Putu Putra Wibawa, S.Pt., M.Si. (DOC) dengan berat badan homogen.. Rancangan Penelitian Penelitian ini secara feeding trial menggunakan 180 ekor ayam broiler umur satu hari

efisiensi pakan, jumlah lipid plasma, kolesterol plasma dan kolesterol kuning telur tidak

terpengaruh selama 8 minggu diberi makan minyak bawang putih (Reddy et al., 1991).

Plasma kolesterol total menurun nyata dengan meningkatnya tingkat bubuk

bawang putih dalam ansum. Hasil ini konsisten dengan efek menguntungkan dari bawang

putih pada metabolisme kolesterol dalam kesehatan manusia (Ao et al., 2010).

Chowdhury et al. (2002) melaporkan bahwa konsentrasi kolesterol plasma mengalami

penurunan secara berturutan rata-rata sebesar 15%, 28%, 33%, dan 43% dengan

meningkatnya tingkat pasta bawang putih, yaitu 2%; 4%; 6%, atau 8% dalam ransum.

Rantai samping dari allyl tak jenuh ini mudah direduksi menjadi rantai propyl

jenuh dan proses reduksi ini mengakibatkan penurunan reduced NAD dan NADP dalam

tubuh. Selain itu allicin juga dianggap mampu berikatan dengan gugus -SH yang

merupakan bagian fungsional dari Co-A dalam proses pembentukkan kolesterol dalam

tubuh (Bidura, 2007). Dilaporkan juga oleh Bidura dan Suwidjayana (l997) bahwa

penggunaan tepung jerami bawang putih dalam ransum pada tingkat 7 %, ternyata dapat

meningkatkan warna kuning dan menurunkan kadar kolesterol telur ayam. Dilaporkan

juga oleh Jufri (l987) bahwa penggunaan ekstrak umbi bawang merah sebesar 250 kg/kg

berat badan kelinci, ternyata dapat menurunkan kadar gula darah normal sebesar 23,46%.

Suplementasi 0,5% dan 1,0% tepung bawang putih dalam ransum nyata

menurunkan konsentrasi kolesterol plasma (Sakine dan Onbasilar, 2006). Pengurangan

konsentrasi kolesterol plasma dengan penambahan bubuk bawang putih juga diamati pada

tikus dan ayam pedaging (Myung, 1982; Qureshi et al., 1983.). Penurunan konsentrasi

kolesterol plasma dengan bubuk suplemen bawang putih mungkin karena pengurangan

aktivitas enzim dalam hati, yaitu enzim 3-hydroxy-3-methylglutaryl-CoA reduktase,

kolesterol 7α-hidroksilase, fatty acid synthetase (Qureshi et al., 1983). Sebaliknya, Reddy

Page 15: Anak Agung Putu Putra Wibawa, S.Pt., M.Si. (DOC) dengan berat badan homogen.. Rancangan Penelitian Penelitian ini secara feeding trial menggunakan 180 ekor ayam broiler umur satu hari

et al. (1991) melaporkan bahwa makan 0,02% minyak bawang putih tidak memiliki efek

pada plasma dan kolesterol kuning telur.

2.2 Senyawa Fitokimia

Menurut Karyadi (l997), phytochemical berasal dari kata phyto yang berarti

tumbuhan dan chemical berarti zat kimia atau zat kimia yang berasal dari sumber nabati

yang mempunyai fungsi faali luar biasa. Dilaporkan juga bahwa senyawa fitokimia ini

tidak termasuk ke dalam zat gizi, karena bukan berupa karbohidrat, protein, lemak,

vitamin dan mineral.

Menurut struktur kimiawi dan karakteristik fungsionilnya, yang termasuk senyawa

fitokimia adalah: karotenoid, fitosterol, saponin, glukosinolat, polifenol, inhibitor

protease, monoterpen, fitoestrogen, sulfida, dan asam fitat (Harbone, l987).

Kombinasi senyawa fitokimia di dalam tubuh ternyata dapat menghasilkan enzim-

enzim penangkal racun, merangsang sistem kekebalan, mencegah penggumpalan keping-

keping darah (trombosit), menghambat sintesa kolesterol, meningkatkan metabolisme

hormon, pengenceran dan pengikatan zat karsinogen dalam liang usus, efek antibakteri,

efek antivirus, antioksidan, mengatus gula darah dan antikanker (Karyadi, l997).

Kandungan bahan alami tumbuhan berkhasiat adalah bahan organik sekunder yang

dihasilkan melalui reaksi sekunder dari bahan organik primer seperti karbohidrat, protein

dan lemak (Santoso, l993). Dilaporkan juga bahwa bahan organik sekunder dikenal juga

sebagai metabolik sekunder yang menurut garis besarnya dibedakan menjadi tiga

kelompok, yaitu fenolik, alkaloid, dan terpenoid, serta pigmen dan porfirin termasuk di

dalamnya. Menurut Sumarno (l992), metabolit sekunder dibedakan menjadi golongan

antibiotik, alkaloid, glikosid, steroid, dan terpenoid.

Page 16: Anak Agung Putu Putra Wibawa, S.Pt., M.Si. (DOC) dengan berat badan homogen.. Rancangan Penelitian Penelitian ini secara feeding trial menggunakan 180 ekor ayam broiler umur satu hari

Tanin dapat dijumpai di beberapa bagian tumbuhan terutama dalam daun,

periderm, berkas pengangkut, buah muda dan kulit biji dalam jaringan yang terserang

patogen. Diduga tanin berfungsi untuk melindungi tumbuhan terhadap dehidrasi, proses

pembusukan serta perusakan hewan. Secara mikroskopis biasanya tampak sebagai massa

granula atau benda-benda berwarna kuning, merah atau coklat (Sumarno, l992).

Page 17: Anak Agung Putu Putra Wibawa, S.Pt., M.Si. (DOC) dengan berat badan homogen.. Rancangan Penelitian Penelitian ini secara feeding trial menggunakan 180 ekor ayam broiler umur satu hari

III. METODE PENELITIAN

3.1 Road Map Penelitian

Secara keseluruhan penelitian ini menggunakan metode force feeding pada ayam

broiler. Bagan alur penelitian tersaji pada Gambar 1.

Gambar 1. Road map penelitian

3.2 Tempat dan Lama Penelitian

Penelitian di laksanakan di Stasiun Penelitian, Fakultas Peternakan Unud, dan Lab.

Kimia Nutrisi, Fapet Unud. Penelitian berlangsung selama delapan bulan, yaitu mulai dari

persiapan sampai dengan penyusunan laporan.

3.3 Kandang dan Ayam

Kandang yang digunakan adalah kandang dengan sistem battery colony dari bilah

bambu sebanyak 18 buah. Masing-masing petak kandang berukuran panjang l m, lebar

1,0 m, dan tinggi 0,5 m. Semua petak kandang terletak dalam sebuah bangunan kandang

dengan atap genteng. Tiap-tiap petak kandang sudah dilengkapi dengan tempat pakan dan

air minum. Ayam yang digunakan diperoleh dari Poultry Shop setempat, umur satu hari

(DOC) dengan berat badan homogen.

BAWANG PUTIH

Allicin

Menurunkan

kolesterol dan meningkatkan

pertumbuhan (Bidura

dan Suwidjayana, 1997; 1998), serta

antibakteri (Lee et

al., 2003)

BROILER

Pertumbuhan cepat

Rentan penyakit

Lemak Tinggi

Kolesterol tinggi

Ekstrak Bawang

Putih melalui

Air minum yg

Diberikan

allinase

dibebaskan dan

membentuk

allicin dari alliin

BROILER

Pertumbuhan

cepat

Sistim imun

tinggi

Efisiensi

penggunaan ransum tinggi

Rendah lemak

dan rendah kolesterol

Karkas tinggi

Feed

suplement

Publikasi

Internasional

Page 18: Anak Agung Putu Putra Wibawa, S.Pt., M.Si. (DOC) dengan berat badan homogen.. Rancangan Penelitian Penelitian ini secara feeding trial menggunakan 180 ekor ayam broiler umur satu hari

3.4. Ransum dan air Minum

Ransum yang digunakan dalam penelitian ini dihitung berdasarkan Tabel

komposisi zat-zat makanan menurut Scott et al. (l982), dengan menggunakan bahan

seperti: jagung kuning, tepung ikan, bungkil kelapa, kacang kedelai, NaCl, dan premix.

Semua ransum disusun isokalori (ME: 2900 kkal/kg) dan isoprotein (CP: 20 %).

3.5. Persiapan Ekstraks Bawang putih (Allium sativum)

Persiapkan masing-masing 20 g dan 40 g siung bawang putih segar (Allium

sativum) masing-masing untuk perlakuan B dan C yang diperoleh dari Pasar Setempat

untuk digunakan dalam penelitian. Selanjutnya siung bawang putih tersebut digiling halus

dan dicampurkan dalam 1.000 ml air yang terlebih dahulu sudah direbus dan disimpan

semalam. Ekstrak bawang putih kemudian disaring menggunakan kain satin dan siap

digunakan dalam penelitian, yaitu deberikan kepada ayam melalui air minum.

3.6 Rancangan Percobaan

Penelitian ini secara feeding trial menggunakan 180 ekor ayam broiler umur satu

hari (DOC) dalam rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan 6 kali

ulangan. Ketiga perlakuan tersebut adalah pemberian air minum tanpa ekstrak bawang

putih sebagai kontrol (A); air minum dengan 2% ekstrak bawang putih (B); dan air minum

dengan 4% ekstrak bawah putih (C). Tiap unit percobaan meggunakan 10 ekor ayam

broiler umur satu hari (DOC) dengan berat badan homogen.

3.7. Variabel yang Diamati

Konsumsi ransum: konsumsi ransum diukur setiap minggu sekali, yaitu selisih

antara jumlah ransum yang diberikan dengan sisa ransum.

Konsumsi air minum: konsumsi air minum di ukur setiap hari dengan

menggunakan gelas ukur.

Page 19: Anak Agung Putu Putra Wibawa, S.Pt., M.Si. (DOC) dengan berat badan homogen.. Rancangan Penelitian Penelitian ini secara feeding trial menggunakan 180 ekor ayam broiler umur satu hari

Pertambahan berat badan: pertambahan berat badan diperoleh dengan mengurangi

berat badan akhir dengan berat badan minggu sebelumnya. Sebelum penimbangan

terlebih dahulu ayam dipuasakan selama kurang lebih 12 jam.

Feed Conversion Ratio (FCR): merupakan perbandingan antara jumlah ransum

yang dikonsumsi dengan pertambahan berat badan. Merupakan tolok ukur untuk

menilai tingkat efisiensi penggunaan ransumperbandingan. Semakin rendah nilai

FCR, semakin tinggi efisiensi penggunaan ransumnya, demikian sebaliknya.

Bobot karkas: berat potong dikurangi dengan berat darah, bulu, kepala, kaki dan

jeroan.

Distribusi lemak tubuh: lemak subkutan adalah lemak yang ada di bawah kulit

termasuk kulit, “pad-fat” merupakan lemak bantalan perut, “mesenteric fat”

merupakan lemak yang ada disekitar usus, dan lemak empedal yang terdapat pada

empedal.

Kadar kolesterol darah dan daging: pengamatan kadar kolesterol darah dilakukan

sekali, yaitu pada minggu terakhir penelitian dengan menggunakan darah yang

diambil pada bagian sayap dan daging pada bagian dada. Analisis kolesterol

menggunakan metode Lieberman-Burchad dari Plummer (l977). Larutan sterol

dalam kloroform dieraksikan dengan asam asetat anhidrat asam sulfat pekat.

Dalam uji nanti dihasilkan warna dari hijau kebiruan sampai warna hijau,

tergantung kadar kolesterol sampel. Larutan yang dihasilkan tertera pada

spektrofotometer untuk mendapatkan densitas optik (DO). Hasil tersebut kemudian

dibandingkan dengan DO dari larutan standar, sehingga dapat dihitung besarnya

kadar kolesterol sampel.

Page 20: Anak Agung Putu Putra Wibawa, S.Pt., M.Si. (DOC) dengan berat badan homogen.. Rancangan Penelitian Penelitian ini secara feeding trial menggunakan 180 ekor ayam broiler umur satu hari

3.8. Analisis Statistika

Data yang diperoleh di analisis dengan sidik ragam dan apabila terdapat perbedaan

yang nyata (P<0,05) di antara perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda dari

Duncan (Steel and Torrie, l989).

Page 21: Anak Agung Putu Putra Wibawa, S.Pt., M.Si. (DOC) dengan berat badan homogen.. Rancangan Penelitian Penelitian ini secara feeding trial menggunakan 180 ekor ayam broiler umur satu hari

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1. Konsumsi Ransum dan Air Minum

Rataan jumlah ransum yang dikonsumsi selama empat minggu penelitian oleh

ayam yang diberi perlakuan kontrol (A) adalah 3136,42 g/ekor/4 minggu (Tabel 3). Rataan

ransum yang dikonsumsi oleh ayam yang diberi ransum mengandung 3 % tepung daun

bawang putih (B) dan 6 % tepung daun bawang putih (C), masing-masing adalah : 5,04 %

dan 6,70 % nyata (P<0,05) lebih tinggi daripada kontrol.

Jumlah air minum yang dikonsumsi oleh ayam control adalah 6970,39 ml/ekor/4

minggu (Tabel 3). Terjadi peningkatan konsumsi air minum pada ayam perlakuan B dan

C masing-masing : 7,05 % dan 5,12 % nyata lebih tinggi daripada kontrol.

5.1.2. Konsumsi Protein dan Asam Amino Lysin

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan protein yang dikonsumsi oleh ayam

yang diberi ransum control adalah 627,60 g/ekor/4 minggu (Tabel 3). Sedangkan ayam

perlakuan B dan C, masing-masing mengkonsumsi protein sebesar : 5,14 % dan 6,96 %

nyata lebih tinggi daripada kontrol.

Jumlah asam amino lysin yang dikonsumsi oleh ayam control adalah 33,56

g/ekor/4 minggu (Table 3). Terjadi peningkatan konsumsi asam amino lysine yang nyata

(P<0,05) pada ayam yang diberi perlakuan B dan C masing-masing : 7,00 % dan 13,68 %

lebih tinggi daripada kontrol.

5.1.3. Berat Badan Akhir dan Pertambahan Berat Badan

Rata-rata berat badan ayam broiler umur enam minggu yang diberi ransum control

adalah 1615,92 g/ekor (Tabel 3). Rataan berat badan akhir ayam yang diberi ransum B

Page 22: Anak Agung Putu Putra Wibawa, S.Pt., M.Si. (DOC) dengan berat badan homogen.. Rancangan Penelitian Penelitian ini secara feeding trial menggunakan 180 ekor ayam broiler umur satu hari

dan C masing-masing : 10,20 % dan 9,41 % nyata (P<0,05) lebih tinggi daripada ayam

kontrol.

Rataan pertambahan berat badan ayam control selama empat minggu penelitian

adalah 1340,35 g/ekor/4 minggu (Tabel 3). Pemberian tepung jerami bawang putih pada

level 3 % (B) dan 6 % (C), secara nyata (P<0,05) meningkatkan pertambahan berat badan

ayam, masing-masing : 12,23 % dan 11,46 % lebih tinggi daripada ayam kontrol.

Tabel 1. Pengaruh pemberian ekstrak air bawang putih melalui air minum terhadap

penampilan, jumlah lemak abdomen dan serum kolesterol ayam broiler umur 2-6

minggu

Variabel Perlakuan1)

SEM2)

Group A Group B Group C

Konsumsi ransum (g/ekor/4 minggu) 3022.81a1)

3123.58a 3113.80a 40.802

Prtambahan berat badan (g/ekor/4 minggu) 1574.38a 1784.90b 1810.35b 38.097

FCR (konsumsi ransum : pertambahan berat badan) 1.92a 1.75b 1.72b 0.037

Lemak abdomen (g/100 g berat badan) 2.15a 1.82b 1.85b 0.069

Serum kolesterol (mg/dl) 175.37a 142.64b 144.85b 8.082

Notes:

1. Air minum tanpa ekstrak air bawang putih sebagai kontrol (A); air minum dengan 2%

ekstrak air bawang putih (B), dan air minum dengan 5% ekstrak air bawang putih

2. SEM :”Standard Error of Treatment Means”

3. Nilai dengan huruf yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata

(P>0.05)

4.2 Pembahasan

Penggunaan tepung daun bawang putih dalam ransum ternyata dapat

meningkatkan pertambahan berat badan ayam. Hal ini disebabkan karena adanya senyawa

fitokimia pada bahan tersebut. Pada daun bawang putih, senyawa alliinase akan memicu

perubahan komponen prekursor menjadi komponen sulfur dan hal inilah yang kemudian

dilaporkan berkhasiat memacu pertumbuhan (Wijaya, 1997). Pertambahan berat badan

yang semakin meningkat tersebut juga disebabkan karena peningkatan konsumsi protein.

Protein sangat diperlukan sekali untuk menunjang pertumbuhan ayam (Wahju, 1988).

Page 23: Anak Agung Putu Putra Wibawa, S.Pt., M.Si. (DOC) dengan berat badan homogen.. Rancangan Penelitian Penelitian ini secara feeding trial menggunakan 180 ekor ayam broiler umur satu hari

Menurut Sugahara dan Kubo (1992), konsumsi protein dan asam amino metionin yang

tinggi akan dapat meningkatkan retensi energi sebagai protein dalam tubuh. Pendapat ini

didukung oleh Sibbald dan Wolynetz (1986), bahwa retensi energi sebagai protein

meningkat, sedangkan retensi energi sebagai lemak tubuh menurun dengan semakin

meningkatnya konsentrasi asam amino metionin dalam tubuh sebagai akibat

meningkatnya konsumsi protein.

Komponen bersulfur pada bawang putih akan meningkatkan ketersediaan asam

amino yang mengandung sulfur seperti metionin dalam tubuh ayam. Menurut Seaton et al.

(l978), meningkatnya konsentrasi asam amino metionin dalam tubuh akan dapat

meningkatkan pertumbuhan ayam. Kombinasi senyawa fitokimia di dalam tubuh dapat

menghasilkan enzim-enzim penangkal racun, merangsang sistem kekebalan, mencegah

penggumpalan keping-keping darah (trombosit), meningkatkan metabolisme hormon, dan

pengikatan zat karsinogen dalam usus, efek antibakteri, dan antioksidan (Karyadi, l997)

yang semuanya akan berdampak pada peningkatan pertumbuhan ayam.

Penggunaan tepung jerami bawang putih sampai tingkat 6 % dalam ransum, secara

nyata dapat meningkatkan berat potong dan berat karkas ayam. Hal ini disebabkan karena

pada jerami bawang putih terkandung senyawa aktif, seperti yang terdapat pada umbinya,

yaitu allyl sulfida aktif yang disebut dengan propenecysteine sulphoxide (Sudibia, l997).

Senyawa aktif ini ternyata mempunyai khasiat faali yang sangat luar biasa, antara lain :

sebagai antimikroba, antioksidasi, merangsang sistem imun, dan menurunkan kolesterol

tubuh (Karyadi, l997). Adanya khasiat jerami bawang putih sebagai antimikroba, akan

dapat menekan pertumbuhan bakteri coliform atau bakteri yang merugikan, dan hal ini

akan memberikan peluang pertumbuhan mikroorganisme yang menguntungkan di dalam

saluran pencernaan ayam optimal, sehingga pemanfaatan zat makanan untuk pertumbuhan

dapat maksimal.

Page 24: Anak Agung Putu Putra Wibawa, S.Pt., M.Si. (DOC) dengan berat badan homogen.. Rancangan Penelitian Penelitian ini secara feeding trial menggunakan 180 ekor ayam broiler umur satu hari

Berat badan akhir, berat potong, berat karkas, dan persentase daging karkas ayam

meningkat dengan penggunaan tepung daun bawang putih dalam ransum. Hal ini

disebabkan karena alliinase pada bawang putih akan memicu perubahan komponen

prekursor menjadi komponen sulfur dan hal inilah yang kemudian dilaporkan berkhasiat

antikolesterol dan memacu pertumbuhan ayam (Wijaya, 1997). Meningkatnya berat

potong, berat karkas, dan persentase daging karkas ayam, juga tidak terlepas dari

meningkatnya konsumsi ransum. Meningkatnya konsumsi ransum, maka secara absolut

zat makanan yang mempunyai nilai cerna tinggi khususnya asam amino, akan meningkat

pula yang terabsorpsi. Meningkatnya konsumsi asam amino lysin dan asam amino yang

mengandung sulfur akan dapat meningkatkan pertumbuhan ayam (Sugahara dan Kubo,

l992). Adanya senyawa bersulfur pada jerami bawang putih akan mendukung ketersediaan

asam amino yang mengandung sulfur, seperti sistin, sistein, dan metionin. Metionin

misalnya, ternyata dapat meningkatkan pertumbuhan dan karkas ayam (Astuti, l996).

Dilaporkan oleh Sibbald dan Wolynetz (1986), bahwa retensi energi sebagai protein

meningkat, sedangkan retensi energi sebagai lemak tubuh menurun dengan semakin

meningkatnya konsentrasi asam amino lysin dalam tubuh sebagai akibat meningkatnya

konsumsi protein atau asam amino lysin.

Distri busi lemak dalam tubuh ayam menurun dengan adanya daun bawang putih

dalam ransum. Penurunan ini sebagai akibat dari peningkatan konsumsi protein dan asam

amino lysin. Seperti dilaporkan oleh Al-Batshan dan Hussein (1999), meningkatnya

konsumsi protein secara nyata akan meningkatkan berat karkas, persentase karkas, dan

persentase daging dada (“breast meat”), dan nyata menurunkan lemak abdomen

(“abdominal fat”). Penurunan akumulasi lemak dan kadar kolesterol plasma tersebut dapat

juga disebabkan karena saponin pada daun bawang putih ternyata dapat mengikat garam-

garam empedu endogenus (endogenus bile cholesterol). Saponin menurunkan kadar lipida

Page 25: Anak Agung Putu Putra Wibawa, S.Pt., M.Si. (DOC) dengan berat badan homogen.. Rancangan Penelitian Penelitian ini secara feeding trial menggunakan 180 ekor ayam broiler umur satu hari

dan kolesterol darah dengan jalan menghambat penyerapan kembali dari koletserol

endogenus diatas. Saponin ternyata dapat menghambat aktivitas enzim pankreas dan

metabolitnya, serta membentuk senyawa kompleks yang tidak larut dengan Zn (Ferket dan

Middelton, 1999). Dilaporkan juga oleh Wibowo (l990) bahwa kerja scordinin pada

bawang putih ternyata sama dengan enzim oksido-reduktase. Scordinin berfungsi sebagai

enzim pendorong pertumbuhan yang efektif pada ternak. Hal ini telah dibuktikan pada

tikus dan kelinci, ternyata scordinin mampu menekan kandungan lipida dan koletserol

dalam darah kelinci jantan.. Garam-garam empedu sangat dibutuhkan sekali untuk

mengemulsikan lemak yang akan dimakan sehingga bisa dicerna oleh enzim lipase

(Siregar et al., 1982).

Komponen bersulfur pada bawang putih akan meningkatkan ketersediaan asam

amino yang mengandung sulfur seperti metionin dalam tubuh ayam. Menurut Seaton et al.

(l978), meningkatnya konsentrasi asam amino metionin dalam tubuh akan menurunkan

deposisi lemak dalam tubuh. Augusti (l977) menyatakan bahwa pengaruh bawang putih

terhadap lipida darah, kemungkinan disebabkan oleh senyawa-senyawa yang mengandung

sulfur yang terdapat di dalamnya, seperti allicin yang kadarnya memang tinggi pada

bawang putih. Senyawa ii termasuk disulfida oksid tak jenuh. Rantai samping dari allyl

tak jenuh ini mudah direduksi menjadi rantai propyl jenuh dan proses reduksi ini

mengakibatkan penurunan reduced NAD dan NADP dalam tubuh. Selain itu allicin juga

dianggap mampu berikatan dengan gugus -SH yang merupakan bagian fungsional dari Co-

A dalam proses pembentukkan kolesterol dalam tubuh.

Dalam penelitian ini, efek dari pemberian ekstrak air bawang putih melalui air

minum pada broiler terhadap performans dan serum kolesterol dalam darah broiler di kaji.

Chowdhury et al. (2002) melaporkan pemberian 2-10% tepung bawang putih dalam

ransum ayam petelur. Tak satu pun dari studi ini rinci perubahan yang signifikan dalam

Page 26: Anak Agung Putu Putra Wibawa, S.Pt., M.Si. (DOC) dengan berat badan homogen.. Rancangan Penelitian Penelitian ini secara feeding trial menggunakan 180 ekor ayam broiler umur satu hari

kinerja produksi ayam. Dalam penelitian yang lebih baru, Yalcin et al. (2006)

menunjukkan bahwa suplementasi bubuk bawang putih di tingkat 5 atau 10 g/kg

menunjukkan peningkatan kinerja ayam petelur. Dilaporkan juga oleh Khan et al. (2007)

bahwa ayam petelur yang diberi bawang putih kering (2-8%) menunjukkan intensitas

telur-produksi yang lebih tinggi. Keragaman persiapan dan cara pemberian bawang putih

membuat hasil yang diperoleh beragam. Bubuk bawang putih memiliki efek signifikan

pada ayam broiler, yaitu terjadi peningkatan berat badan, feed intake, dan konversi pakan

(Issa dan Omar, 2012). Hasil ini bertentangan dengan penelitian sebelumnya, dimana

suplementasi 1% bubuk bawang putih menghasilkan berat karkas bagian paha yang paling

tinggi dibandingkan dengan 3% tepung bawang putih. Kelompok ayam yang diberi 1%

tepung bawang putih secara signifikan memiliki berat daging dada yang lebih tinggi

daripada yang lain (Raeesi et al., 2010). Respons pada ayam broiler, dilaporkan bahwa

bawang putih, sebagai aditif alami pakan, meningkatkan pertumbuhan broiler dan rasio

konversi pakan (FCR), dan penurunan angka kematian (Tollbav dan Hassan, 2003).

Peningkatan kinerja broiler dan berat karkas dapat dicapai dengan suplementasi

ransum dengan tepung bawang putih (Demi et al, 2003; Lewis et al., 2003; Sivam, 2001),

berat badan meningkat adalah karena khasiat bawang putih dapat meningkatkan daya

cerna protein dan bahan kering ransum, seperti dilaporkan oleh Issa dan Omar (2012)

bahwa kecernaan bahan kering (DM), protein kasar (CP), dan ekstrak eter (EE) meningkat

dengan pemberian tepung bawang putih. Hernandes et al. (2004) melaporkan bahwa

pemberian ekstrak tanaman nyata dapat kecernaan zat makanan dalam saluran pencernaan

unggas. Adibmoradi et al. (2006) melaporkan bahwa pemberian bawang putih nyata dapat

meningkatkan tinggi villus dan kedalaman crypt, serta penurunan ketebalan epitel dan

jumlah sel goblet di duodenum, jejunum, dan ileum unggas (Nusairate, 2007).

Ramakrishna et al. (2003) melaporkan bahwa suplementasi bawang putih dapat

Page 27: Anak Agung Putu Putra Wibawa, S.Pt., M.Si. (DOC) dengan berat badan homogen.. Rancangan Penelitian Penelitian ini secara feeding trial menggunakan 180 ekor ayam broiler umur satu hari

meningkatkan aktivitas enzim pankreas dan tersedia mikro-lingkungan untuk pemanfaatan

nutrisi yang lebih baik pada tikus.

Ransum yang mengandung tepung bawang putih di tingkat 1,5%, 3%, dan 4,5%

tidak berpengaruh pada kinerja ayam (Konjufca et al., 1997). Tidak adanya pengaruh

bawang putih terhadap feed intake dan kinerja ayam, karena bau spesifik bawang putih,

sehingga diperlukan masa adaptasi ayam terhadap pakan yang diberikan (Horton et al.,

1991). Derivat isoprena, flavonoid, glucosinolates, dan metabolit tanaman lainnya dapat

mempengaruhi fungsi fisiologis dan kimia dari saluran pencernaan ayam. Efek stabilisasi

pada mikroflora usus mungkin berhubungan dengan metabolisme zat makanan (Jamroz et

al., 2003).

Ekstrak bawang putih ekstrak pada tingkat 2,5%-5,0% pada air minum telah

mengakibatkan penurunan yang signifikan kadar kolesterol dalam daging dada dan lemak

perut ayam. Tingkat ekstrak bawang putih tidak cukup untuk mempengaruhi kadar

kolesterol dalam kuning telur dan bakteri E. coli dalam telur (Mahmoud et al., 2010).

Suplemen tepung bawang putih secara signifikan menurunkan konsentrasi kolesterol

plasma bila ayam petelur diberi ransum yang mengandung 0,5 dan 1,0% tepung bawang

putih (Sakine dan Onbasilar, 2006). Penurunan konsentrasi kolesterol plasma dengan

adanya suplementasi tepung bawang putih disebabkan karena menurunnya aktivitas enzim

yang mensintesis kolesterol. Dilaporkan oleh Qureshi et al. (1983), bahwa penurunan yang

signifikan aktivitas enzim dalam hati, seperti 3-hydroxy-3-methylglutaryl-CoA

reduktase,7α-hidroksilase kolesterol, dan fatty acid synthetase, (3-hydroxy-3-

methylglutaryl-CoA reductase, cholesterol 7α-hydroxylase, fatty acid synthetase)

disebabkan karena adanya fraksi bawang putih yang terlarut dalam air. Eidi et al. (2006)

melaporkan bahwa ekstrak bawang putih secara signifikan menurun kandungan kolesterol

total dan trigliserida pada tikus yang menderita diabetes.

Page 28: Anak Agung Putu Putra Wibawa, S.Pt., M.Si. (DOC) dengan berat badan homogen.. Rancangan Penelitian Penelitian ini secara feeding trial menggunakan 180 ekor ayam broiler umur satu hari

Ao et al. (2010) melaporkan bahwa plasma kolesterol total menurun dengan

meningkatnya tingkat bubuk bawang putih dalam ransum. Chowdhury et al. (2002)

melaporkan bahwa konsentrasi kolesterol plasma mengalami penurunan rata-rata sebesar

15%, 28%, 33%, dan 43% dengan meningkatnya tingkat tepung bawang putih dalam

ransum pada level: 2%, 4%, 6%, atau 8%. Prasad et al. (2009) melaporkan temuan serupa

adalah total kolesterol dan trigliserida, yang menurun secara signifikan oleh suplemen

bawang putih dalam ransum ayam hingga umur 8 minggu dibandingkan dengan kelompok

kontrol. Khan et al. (2007), melaporkan bahwa tepung bawang putih dalam ransum ayam

petelur komersial nyata menurunkan serum dan konsentrasi kolesterol dalam kuning telur

dan nyata meningkatkan produksi telur ayam.

Issa dan Omar (2012) melaporkan bahwa bubuk bawang putih secara signifikan

menurunkan kadar trigliserida darah ayam. Tepung bawang putih menurunkan kadar

trigliserida dibandingkan kadar trigliserida ayam dari kelompok kontrol. Efek ini dapat

dijelaskan oleh penghambatan kemungkinan enzim sintetase asetil CoA yang diperlukan

untuk biosintesis asam lemak (Qureshi et al., 1983).

Ini mungkin karena mekanisme aksi dari hypocholesterolaemic dan hipolipidemik

sebagai akibat adanya senyawa dari bawang putih yang dapat menekan aktivitas enzim

pada hati, yaitu enzim lipogenik dan cholesterogenic, seperti malic enzyme, fatty acid

synthase, glucose-6-phosphatase dehydrogenase (Cavallito et al., 1994) dan 3-hidroksil-3-

methyl-glutaryl-CoA (HMG-KoA) reduktase (Qureshi et al., 1983). Hasil ini konsisten

dengan efek menguntungkan dari bawang putih pada metabolisme kolesterol dalam

kesehatan manusia.

Birrenkott et al. (2000) menunjukkan bahwa suplementasi 3% tepung bawang

putih dalam ransum tidak efektif dalam menurunkan kuning kolesterol telur (mg/g) atau

komponen lipid lain dari serum ayam petelur, bahkan ketika umur hingga 8 bulan dan juga

Page 29: Anak Agung Putu Putra Wibawa, S.Pt., M.Si. (DOC) dengan berat badan homogen.. Rancangan Penelitian Penelitian ini secara feeding trial menggunakan 180 ekor ayam broiler umur satu hari

pada ayam broiler (Amooz dan Dastar, 2009). Baru-baru ini, Yalcin et al. (2006)

melaporkan bahwa kolesterol total pada kuning telur tidak terpengaruh oleh suplemen

bawang putih. Temuan serupa dilaporkan pada tikus di mana bubuk bawang putih gagal

mempengaruhi profil lipid pada tikus (Islam dan Choi, 2008). Raeesi et al. (2010)

melaporkan bawang putih di tingkat 1% dan 3% tidak memiliki efek signifikan pada bobot

relatif karkas, pad-fat, atau organ pencernaan antara perlakuan yang berbeda kecuali untuk

usus kecil.

Page 30: Anak Agung Putu Putra Wibawa, S.Pt., M.Si. (DOC) dengan berat badan homogen.. Rancangan Penelitian Penelitian ini secara feeding trial menggunakan 180 ekor ayam broiler umur satu hari

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian 2,5%-5,0% ekstrak

air bawang putih (Allium sativum) melalui air minum yang diberikan, nyata dapat

meningkatkan penampilan ayam broiler umur 2-6 minggu. Namun, secara nyata

menurunkan jumlah lemak abdomen dan kadar kolesterol serum darah ayam

5.2 Saran

Dapat disarankan kepada peternak ayam broiler bahwa untuk meningkatkan

kuantitas dan kualitas produksi ayam broiler dapat dilakukan dengan pemberian ekstrak

air bawang putih melalui air minum pada level 2,5 cc/100 cc air minum yang diberikan.

Ucapan Terima Kasih

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Rektor Universitas

Udayana, dan Dekan Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar atas dana yang

diberikan melalui dana DIPA PNBP Universitas Udayana sesuai dengan Surat Perjanjian

Penugasan Pelaksanaan Penelitian Nomor: 500A/UN14.1.25/PNL/2016, tanggal 4 April

2016

Page 31: Anak Agung Putu Putra Wibawa, S.Pt., M.Si. (DOC) dengan berat badan homogen.. Rancangan Penelitian Penelitian ini secara feeding trial menggunakan 180 ekor ayam broiler umur satu hari

DAFTAR PUSTAKA

Afwan. l992. Pengaruh Sari Bawang Putih Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah

Kelinci di Bandingkan dengan Metformin Hidroksida. Laporan Penelitian, Jurusan

Farmasi, FMIFA., USU., Medan.

Anonymous. l997. Bawang Putih Lebih Baik. Harian Kompas, Minggu, 20 Juli l997. Hal :

l5, Kolom : 8-9. PT. Gramedia, Jakarta.

Arcana, I. N. 1992. Pengaruh Pemberian Ekstrak Bawang Putih Terhadap Profil Darah

Kelinci. Laporan Penelitian Fakultas Kedokteran, Univ. Udayana, Denpasar

Augusti, K.T. l977. Hypocolesterolemic Effect of Garlic (Allium sativum). 211-214. Linn.

Indian. J. Axp. Biol. l5 : 489-490

Adibmoradi, M., B. Navidshad, J. Seifdavati and M. Royan. 2006. Effect of dietary garlic

meal on histological structure of small intestine in broiler chickens. Jpn. Poult. Sci.

43:378-383.

Amagase, H., Petesch, B.L., Matsuura, H., Kasuga, S. and Itakura, Y. (2001) Intake of

garlic and its bioactive components. Journal of Nutrition, 131: 955-962.

Amooz Mehr, A. and Dastar, B. 2009. Effects of alcoholic extract of two herbs (garlic and

thymus) on the performance and blood lipids of broiler chickens. Journal of

Agricultural Sciences and Natural Resources, 16, 61-72.

Ankri, S. and D. Mirelman. 1999. Antimicrobial properties of allicin from garlic.

Microbes Infect. 2:125-129.

Ao, X., J. S. Yoo, J. H. Lee, H. D. Jang, J. P. Wang, T. X. Zhou and I. H. Kim. 2010.

Effects of Fermented Garlic Powder on Production Performance, Egg Quality,

Blood Profiles and Fatty Acids Composition of Egg Yolk in Laying Hens. Asian-

Aust. J. Anim. Sci. Vol. 23, No. 6 : 786 – 791

Bampidis, V. A., V. Christodoulou, E. Christaki, P. Florou-Paneri and A. B. Spais. 2005.

Effect of dietary garlic bulb and garlic husk supplementation on performance and

carcass characteristics of growing lambs. Anim. Feed Sci. Technol. 121:273-283.

Bidura, I G.N.G., dan I N. Suwidjayana. l997. Pemanfaatan Tepung Daun Bawang Putih

(Allium sativum) dan Serbuk Gergaji Kayu dalam Ransum Terhadap Produksi dan

Kadar Kolesterol Telur Ayam. Laporan Penelitian. Fapet. Unud.-Ditbinlitabmas,

Dikti., Jakarta.

Bidura, I.G.N.G. dan I N. Suwidjayana. l998. Khasiat Tepung Jerami Bawang Putih

(Allium sativum) Meningkatkan Penampilan dan Efisiensi Penggunaan Ransum

Itik. Laporan Penelitian Berbagai Bidang Ilmu, Ditbinlitabmas-Dikti, Fak.

Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar.

Bidura, I.G.N.G. 2007. Aplikasi Produk Bioteknologi Pakan ternak. UPT Penerbit

Universitas Udayana, Denpasar

Page 32: Anak Agung Putu Putra Wibawa, S.Pt., M.Si. (DOC) dengan berat badan homogen.. Rancangan Penelitian Penelitian ini secara feeding trial menggunakan 180 ekor ayam broiler umur satu hari

Birrenkott, G., G. E. Brockenfel, M. Owens and E. Halpin. 2000. Yolk and blood

cholestrol levels and organolptic assement of eggs from hens feds a garlic

supplemented diet. Poult. Sci. 79(Suppl. 1):75(Abstr.).

Block, E. l985. The Chemistry of Garlic and Onions. Scientific America 252 : 94-l00

Bohac, C.E., K.S. Rhee, H.R. Cross and K. Ono, 1988. Assessment of methodologies for

colorimetric cholesterol assay of meats. J. Food. Sci., 53: 16421644.

Bidura, I G.N.G., dan I N. Suwidjayana. l997. Pemanfaatan Tepung Daun Bawang Putih

(Allium sativum) dan Serbuk Gergaji Kayu dalam Ransum Terhadap Produksi dan

Kadar Kolesterol Telur Ayam. Laporan Penelitian. Fapet. Unud.-Ditbinlitabmas,

Dikti., Jakarta.

Bidura, I.G.N.G. dan I N. Suwidjayana. l998. Khasiat Tepung Jerami Bawang Putih

(Allium sativum) Meningkatkan Penampilan dan Efisiensi Penggunaan Ransum

Itik. Laporan Penelitian Berbagai Bidang Ilmu, Ditbinlitabmas-Dikti, Fak.

Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar.

Block, E. l985. The Chemistry of Garlic and Onions. Scientific America 252 : 94-l00

Cavallito, C.J., J.B. Bailey and J. Buck. l959. American Chemistry. W.H. Freeman and

Co., San Francisco.

Cavallito, C.J., Buck, J.S. and Suter, C.M. (1994) Allicin, the antibacterial principle of

Allium sativum. Determination of the chemical composition. Journal of the

American Chemical Society, 60, 1952-1958.

Chowdhury, S. R., S. D. Chowdhury and T. K. Smith. 2002. Effects of dietary garlic on

cholesterol metabolism in laying hens. Poult. Sci. 81:1856-1862.

Chowdhury, S. R., S. D. Chowdhury and T. K. Smith. 2002. Effects of dietary garlic on

cholesterol metabolism in laying hens. Poult. Sci. 81:1856-1862.

Demir, E., Sarica, S., Ozcan M.A. and Suicmez, M. (2003) The use of natural feed

additives as alternatives for an antibiotic growth promoter in broiler diets. British

Poultry Science, 44, S44-S45. doi:10.1080/00071660301944

Eidi, A., Eidi, M. and Esmaeili, E. (2006) Antidiabetic effect of garlic (Allium sativum L.)

in normal or streptozotocin-induced diabetic rats. Phytomedicine, 9, 624-629.

doi:10.1016/j.phymed.2005.09.010

Fahn, A. 1982. Anatomi Tumbuhan. Diterjemahkan oleh Soediareta, A. Edisi Ke Tiga,

Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Ferket, P.R., and T. Middelton. 1999. Antinutritive in Feedstuffs. Poultry International,

March, 1999. 38 (3) : 46 – 55

Harbone, J.B. 1987. Metode Fitokimia. Edisi Kedua, Diterjemahkan Oleh K. Padmawinata

dan I. Soediro. Penerbit ITB, Bandung.

Hargis, P. S. 1988. Modifying egg yolk cholesterol in domestic fowl-A review. Worlds

Poult. Sci. J. 44:17-29.

Page 33: Anak Agung Putu Putra Wibawa, S.Pt., M.Si. (DOC) dengan berat badan homogen.. Rancangan Penelitian Penelitian ini secara feeding trial menggunakan 180 ekor ayam broiler umur satu hari

Hernandez, F., Madrid, J., Garcia, V., Orengo, J. and Megías, M.D. (2004) Influence of

two plant extracts on broilers performance, digestibility, and digestive organ size.

Poultry Science, 83, 169-174.

Horton, G.M.J., Fennell, M.J. and Prasad, B.M. (1991) Effects of dietary garlic (Allium

sativum) on performance, carcass composition and blood chemistry changes in

broiler chickens. Canadian Journal of Animal Science, 71, 939-942.

doi:10.4141/cjas91-113

Islam, M.S. and Choi, H. (2008) Comparative effects of dietary ginger (Zingiber

officinale) and garlic (Allium sativum) investigated in a type 2 diabetes model of

rats. Journal of Medicinal Food, 11, 152-159. doi:10.1089/jmf.2007.634

Issa, K.J., J. M. Abo Omar. 2012. Effect of garlic powder on performance and lipid

profile of broilers. Open Journal of Animal Sciences Vol.2 (2): 62-68

http://dx.doi.org/10.4236/ojas.2012.22010

Jain, R.G., and D.B. Konar. l98l. Blood Sugar Lowering Activity of Garlic (Allium

sativum). Medikon l977, VI : 3-l5

Jamroz, D., Orda, J., Kamel, C., Wilicziewicz, A., Wertelecki, T. and Skorupinska, J.

(2003) The influence of phytogenic extracts on performance, nutrient digestibility,

carcass characteristics, and gut microbial status in broiler chickens. Journal of

Animal and Feed Sciences, 12, 583-596.

Jufri, S.M. 1987. Pengaruh Ekstrak Umbi Bawang Merah (Allium cepa) Takaran 250

mg/kg berat badan terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Normal Kelinci.

Laporan Penelitian, Jurusan Farmasi, FMIPA, UNHAS, Ujung Pandang

Karyadi, E. l997. Khasiat Fitokimia Bagi Kesehatan. Harian Kompas, Minggu, 20 Juli

l997. Hal: l5, Kol: 1-7, PT. Gramedia, Jakarta.

Kasuga, S., N. Uda, E. Kyo, M. Ushijima, N. Morihara and Y. Itakura. 2001.

Pharmacologic activities of aged garlic extract in comparison with other garlic

preparations. J. Nutr. 131: 1080-1084.

Khan, S. H., R. Sardar and M. Anjum. 2007. Effects of dietary garlic on performance and

serum and egg yolk cholesterol concentration in laying hens. Asian J. Poult. Sci.

1:22-27.

Konjufca, V.H., Pesti, G.M. and Bakalli, R.I. (1997) Modulation of cholesterol levels in

broiler meat by dietary garlic and copper. Poultry Science, 76, 1264-1271.

Kriswiyanti, E., N.M. Puspawati, N.N. Darsini, N.W. Bogoriani, dan I.G.M.O. Nurjaya.

1997. Identifikasi, Struktur Anatomi dan Studi Pendahuluan Golongan Senyawa

Kimia Daun Pelengkap Bumbu Lawar dan Betutu. Laporan, FMIPA, UNUD,

Denpasar

Kubena, L.F., J.W. Deaton, F.C. Chen, and F.N. Reece. 1974. Factors Influencing The

quality of Abdominal Fat in Broilers. 2. Cage Versus Floor Rearing. Poultry Sci.

53 : 574 -576

Lawson, L. and B. G. Hughes. 1992. Characterization of the formation of allicin and other

thiosulfinates from garlic. Planta Med. 58:345-350.

Lewis, M.R., Rose, S.P., Mackenzie, A.M. and Tucker, L.A. (2003) Effects of dietary

inclusion of plant extracts on the growth performance of male broiler chickens.

British Poultry Science, 44, S43-S44.

Page 34: Anak Agung Putu Putra Wibawa, S.Pt., M.Si. (DOC) dengan berat badan homogen.. Rancangan Penelitian Penelitian ini secara feeding trial menggunakan 180 ekor ayam broiler umur satu hari

Lee, Y. L., T. Cesario, Y. Wang, E. Shanbrom and L. Thrupp. 2003. Antibacterial activity

of vegetables and juices. Nutrition 19: 994-996.

Lim, K. S., S. J. You, B. K. An and C. W. Kang. 2006. Effects of dietary garlic powder

and copper on cholesterol content and quality characteristics of chicken eggs.

Asian-Aust. J. Anim. Sci. 19:582-590.

Mahmoud, K.Z., Saad M. Gharaibeh, Hana A. Zakaria and Amer M. Qatramiz. 2010.

Garlic (Allium sativum) Supplementation: Influence on Egg Production, Quality,

and Yolk Cholesterol Level in Layer Hens. Asian-Aust. J. Anim. Sci. Vol. 23, No.

11 : 1503 – 1509

Malik, Z.A. and S. Siddique. l98l. Hypotensive effect of Freeze Dried Garlic (Allium

sativum). SAP. In : Dog. JPMA. 31 : 12-13

Nye, A.R. l990. Garlic and Health. Medical Progress No. : l7, August : 7-l0.

Nusairat, B. M. 2007. Dietary supplementation of garlic (Allium Sativum): Influence on

performance parameters, meat quality and humoral immune response in broiler

chicks. M.S. Thesis, Jordan University of Science and Technology, Irbid, Jordan.

Obochi, G.O., S.P. Malu, M. Obi-Abang, Y. Alozie and M.A. Iyam. 2009. Effect of

Garlic Extracts on Monosodium Glutamate (MSG) Induced Fibroid in Wistar Rats.

Pakistan Journal of Nutrition 8 (7): 970-976

Parry, J.W. l969. Spices. Vol. II. Publishing Co. Inc. New York.

Prasad, R., Rose, M.K., Vermani, M., Garg, S.L. and Puri, J.P. (2009) Lipid profile of

chicken (Gallus domesticus) in response to dietary supplementation of garlic

(Allium sativum). International Journal of Poultry Science, 8, 270-276.

doi:10.3923/ijps.2009.270.276

Qureshi, A. A., Z. Z. Din, N. Abuirmeileh, W. C. Burger, Y. Ahmad and C. E. Elson.

1983. Suppression of avian hepatic lipid metabolism by solvent extracts of garlic:

Impact on serum lipids. J. Nutr. 113:1746-1755.

Raeesi, M., Hoeini-Aliabad, S.A., Roofchaee, A., Zare Shahneh, A. and Pirali, S. (2010)

Effect of periodically use of garlic (Allium sativum) power on performance and

carcass characteristics in droiler chickens. World Academy of Science,

Engineering and Technology, 68, 1213- 1219.

Ramakrishna, R. R., K. Platel and K. Srinivasan. 2003. In vitro influence of spices and

spice-active principles on digestive enzymes of rat pancreas and small intestine.

Nahrung 47: 408-412.

Reddy, R. V., S. F. Lightsey and D. V. Maurice. 1991. Effect of feeding garlic oil on

performance and egg yolk cholesterol concentration. Poult. Sci. 70:2006-2009.

Reeve, V. E., M. Bosnic, E. Rosinova and C. Boehm-Wilcox. 1993. A garlic extract

protects from ultraviolet B (280-320 nm) radiation-induced suppression of contact

hypersensitivity. Photochem. Photobiol. 58:813-817.

Reuter, H.D., H.P. Koch and D.L. Lawson, 1996. Therapeutic Effects and Applications of

Garlic: The science and Therapeutic Applications of Allium Sativum L. and related

species. 2nd Edn. In: Koch H.P. and D.L. Lawson (Eds.), Baltimore, M.D:

Williams and Wilkins, pp: 135-212.

Santoso. 1993. Fisiologi Tumbuhan. Fakultas Biologi. Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta.

Page 35: Anak Agung Putu Putra Wibawa, S.Pt., M.Si. (DOC) dengan berat badan homogen.. Rancangan Penelitian Penelitian ini secara feeding trial menggunakan 180 ekor ayam broiler umur satu hari

Santoso, U. 2000. Mengenal Daun Katuk Sebagai Feed Additive pada Broiler. Poultry

Indonesia, Juni/Nomor 242 : 59 – 60

Sakine Yalc and E. Ebru Onbasilar. 2006. Effect of garlic powder on the performance, egg

traits and blood parameters of laying hens. J. Sci. Food Agric. 86:1336-1339.

Safaa, M. Hosam. 2007. Effect of dietary garlic or fenugreek on cholestrol metabolism in

laying hens. Egypt. Poult. Sci. 27:1207-1221.

Shin, S. H. and M. K. Kim. 2004. Effect of dired powders or ethanol extracts of garlic

flesh and peel on lipid metabolism and antithrombogenic capacity in 16-month-old

rats. Hanguk Yongyang Hakhoechi. 37:515-524.

Sivam, G. P. 2001. Protection against Helicobacter pylori and other bacterial infections by

garlic. J. Nutr. 131:1106-1108.

Scott, M.L., M.C. Nesheim and R.J. Young. l982. Nutrition of The Chickens. Dept. of

Poultry Sci. and Graduate School of Nutrition Cornel Univ. of Ithaca, New York.

Sharma, R. K., R. A. Singh, R. N. Pal and C. K. Aggarwal. 1979. Cholesterol content of

chicken eggs as affected by feeding garlic, sarpagandha, and nicotinic acid.

Haryana Agric. Univ. J. Res. 9:263-265.

Sklan, D., Y. N. Berner and H. D. Rabinowitch. 1992. The effect of dietary onion and

garlic on hepatic lipid concentrations and activity of antioxidative enzymes in

chicks. J. Nutr. Biochem. 3:322-325.

Steel, R.G.D. and J.H. Torrie. l989. Principles and Procedures of Statstics. McGraw-Hill

Book Co., New York.

Sudibia, I M. l997. Kandungan Zat Kimia Pada Bawang Merah (Allium cepa) dan bawang

Putih (Allium sativum). Majalah Ilmiah UNUD. No. l5l/September : 15-16

Sumarno. 1992. Petunjuk Laboratorium Analisis Metabolit Sekunder dengan HPLC.

PAU-Bioteknologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Soekarman dan S. Riswan. 1992. Status Pengetahuan Etnobotani di Indonesia.

Perpustakaan Nasional RI dan Litbang Botani, Puslitbang LIPI, Bogor, dalam

Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani, Cisarua, Bogor, 19 – 20

Februari LIPI dan Lembaga Perpustakaan Nasional RI. Hal : 1 – 7

Sumarno. 1992. Petunjuk Laboratorium Analisis Metabolit Sekunder dengan HPLC.

PAU-Bioteknologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Tatara, M. R., E. Sliwa, K. Dudek, A. Gawron and T. Piersiak. 2008. Aged garlic extract

and allicin improve performance and gastrointestinal tract development of piglets

reared in artificial sow. Ann. Agric. Environ. Med. 15:63-69.

Tollba, A.A.H. and Hassan, M.S.H. (2003) Using some natural additives to improve

physiological and productive performance of broiler chicks under high temperature

conditions. Black cumin (niglla sativa) or Garlic (allium sativum). Poultry Science,

23, 327-340.

USDA. 1977. Poultry Gradding Manual. US. Government Printing Office, Wasington DC.

Page 36: Anak Agung Putu Putra Wibawa, S.Pt., M.Si. (DOC) dengan berat badan homogen.. Rancangan Penelitian Penelitian ini secara feeding trial menggunakan 180 ekor ayam broiler umur satu hari

Vargas, R. E., J. B. Allred, M. D. Biggert and E. C. Neber. 1986. Effect of dietary 7-

ketocholesterol, pure, or oxidized cholesterol on hepatic 3-hepatic 3-hydroxy-3-

methylgiutarylconenzyme A reductase activity, energy balance, egg cholesterol

concentration and 15C-acetate incorporation into yolk lipids of laying hens. Poult.

Sci. 65:1333-1342.

Wibowo, S. 1990. Budidaya Bawang. Bawang Putih, Bawang Merah, Bawang Bombay.

Cetakan III. Penebar Swadaya, Anggota IKAPI, Jakarta.

Wijaya, C.H. l997. Mengoptimalkan Khasiat Bawang. Harian Kompas, Minggu, 25 Mei

l997, Hal: l5, Kol: 6-9. PT. Gramedia, Jakarta.

Yalcin, S., E. E. Onbasilar, Z. Reisli and S. Yalcin. 2006. Effect of garlic powder on the

performance, egg traits and blood parameters of laying hens. J. Sci. Food Agric.

86:1336-1339.

Yalcin, S., I. Onbaslar, A. Sehu and S. Yalcin. 2007. The effect of dietary garlic powder

on the performance, egg triats and blood serum cholesterol of laying quails. Asian-

Aust. J. Anim. Sci. 20:944-950.

Zhang, Z.F., T.X. Zhou and I.H. Kim, 2013. Effects of dietray olive oil on growth

performance, carcass parameters, serum characteristics and fatty acid composition

of breast and drumstick meat in broilers. Asian-Aust. J. Anim. Sci., 26: 416-422

Zivkovic, D., V. Peric, M. Barac and M. Perunovic, 2002. Cholesterol content in meat of

some Cyprinidae. J. Agric. Sci., 47: 179-187.