15
ANALGETIK

ANALGETIK

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Power Point Sediaan Analgetik Oleh Abdi

Citation preview

Page 1: ANALGETIK

ANALGETIK

Page 2: ANALGETIK

Dasar Teori

Nyeri merupakan perasaan sensoris danemosional yang tidak nyaman, berkaitandengan (ancaman) kerusakan jaringan (Tjay& Rahardja, 2007). Rasa nyeri dalam kebanyakanhal merupakan suatu gejala yangmenandakan adanya gangguan pada jaringan.Nyeri merupakan gejala umum dansering kali mengikuti salah satu penyakit,salah satunya adalah inflamasi.

Page 3: ANALGETIK

Dasar TeoriNyeri merupakan perasaan sensoris Danemosional yang tidak nyaman, berkaitandengan (ancaman) kerusakan jaringan (Tjay& Rahardja, 2007). Rasa nyeridalam kebanyakanhal merupakan suatu gejala yangmenandakan adanya gangguan padajaringan.Nyeri merupakan gejala umum dansering kali mengikuti salah satupenyakit,salah satunya adalah inflamasi.

Walaupunnyeri dapat digunakan sebagai petunjuk109 Wulandari, D. dan Hendra, P.adanya suatu penyakit,namun nyeri memerlukanpenanganan karenapenderita merasakannyasebagai hal yang tidak

menyenangkan

Page 4: ANALGETIK

Seiring dengan perkembanganjamanserta teknologi, peran tanaman obatmasihmenjadi pilihan bagi masyarakat ketikamenderita sakit terlebih dengan adanya issueback to nature. Tanaman obat menjadi alternatifpengobatan karena semakin tingginyabiaya pengobatan. Selain itu tanaman obatdiyakini mempunyai efek samping yangrelatif lebih kecil daripada menggunakanobat sintetik (Pramono, 2003).

Pengembangan obat bahan alam untukmengatasi rasa nyeri semakin ditingkatkansebagai salah satu upaya pengobatan.Salahsatu bahan alam yang berpotensi sebagaialternatif untuk mengatasi rasa nyeri adalahM. tanarius. Hal ini didasarkan pada penelitiansebelumnya disebutkan bahwa salahsatu konstituen dari ekstrak n-heksana dankloroform dari daun M. tanarius berupa flavonoidmempunyai aktivitas penangkapanradikal terhadap DPPH dan nymphaeol Bsebagai agen antiinflamasi pada uji siklooksigenase-2 (Phommart et al., 2005).

Page 5: ANALGETIK

MetodeBahan utama yang digunakan dalam penelitianini adalah daun M. tanarius yangdiperoleh dari Kebun Obat Fakultas FarmasiUniversitas Sanata Dharma Yogyakarta yangdipanen pada bulan Maret 2010. Bahanbahanlain yang digunakan antara lain asetosal(Merck); CMC-Na (Dai-Ichi Seiyaku.,Ltd); asam asetat glasial (Merck) dan aquadestyang diperoleh dari LaboratoriumFarmakologi-Toksikologi Fakultas FarmasiUniversitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Page 6: ANALGETIK

Hewanpercobaan yang digunakan adalahmencit betina galur Swiss umur 2-3 bulandengan berat badan 20-30 gram yang diperolehdari Lembaga Pusat Penelitian danTeknologi (LPPT) Universitas Gadjah MadaYogyakarta.

Page 7: ANALGETIK

Determinasi tanaman M. tanarius dilakukandi Laboratorium Farma-kognosiFitokimia Fakultas Farmasi UniversitasSanata Dharma Yogyakarta sesuai denganbuku acuan (Koordes and Valeton, 1918).Determinasi tanaman dilakukan pada batang,daun, buah, biji dan bunga M. tanarius.

Page 8: ANALGETIK

Penetapan kadar air dilakukan denganmetode Gravimetri dengan menggunakanalat moisture balance. Sebanyak 5 gram serbukdaun M. tanarius dimasukkan ke dalamalat dan diratakan kemudian bobot serbukditimbang sebagai bobot sebelum pemanasan.Serbuk dipanaskan pada suhu 110°Cselama 15 menit dan ditimbang bobot serbuksetelah pemanasan.

Page 9: ANALGETIK

Hasil

Hasil determinasi menunjukan bahwatanaman yang dipergunakan dalam penelitianini adalah M. tanarius. Determinasi tanamandilakukan di Laboratorium FarmakognosiFitokimia, Fakultas Farmasi UniversitasSanata Dharma Yogyakarta

Page 10: ANALGETIK

Penetapan kadar air serbuk daun M.tanarius

Pada penelitian ini, penetapan kadar airdilakukan dengan metode Gravimetri denganmenggunakan alat moisture balance.Pemanasan serbuk dilakukan pada suhu 110°selama 15 menit. Digunakan suhu 110°dimaksudkan agar kandungan air telahmenguap dan waktu 15 menit dianggapbahwa kadar air telah memenuhi persyaratanparameter standarisasi non spesifik

Page 11: ANALGETIK

Hasilpengujian menunjukkan bahwa serbuk daunM. tanarius memiliki kadar air sebesar8,18%. Dari pengujian ini, menunjukkanbahwa kadar air sebuk daun M. tanariustelah memenuhi persyaratan kadar air yaitukurang dari 10% (Depkes RI, 1995).Penetapan kadar air ini dilakukan sebagaijaminan kualitas dari serbuk daun M. Tanariusyang akan dilakukan untuk penelitianselanjutnya.

Page 12: ANALGETIK

Penetapan dosis asam asetat

Uji analgesik yang dilakukan dalampenelitian ini menggunakan metode rangsangkimia. Dalam metode ini, senyawapenginduksi nyeri, yaitu asam asetat diinjeksikansecara intraperitoneal pada mencitputih betina galur Swiss dengan selangwaktu tertentu.

Page 13: ANALGETIK

Orientasi dosis asam asetat dilakukandengan tujuan untuk mendapatkan dosisoptimal asam asetat dalam menimbulkanjumlah geliat sehingga dapat memudahkanpengamatan. Asam asetat adalah suatu iritanyang merusak jaringan secara lokal, yangmenyebabkan nyeri pada rongga perut padapemberian intraperitoneal

Page 14: ANALGETIK

kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan Infusa daun M. tanariusanalgesik pada mencitPersen proteksi geliat infusa dauntanarius pada mencit betipada dosis 666,7; dosis 3333,416667,0 mg/kg berturut64,5 dan 73,7%. EDtanarius pada mencitadalah 154,9 mg/kg.

Page 15: ANALGETIK

Daftar Pustaka

Depkes RI. 1995. Materia Medika Indonesia. Jilid IV. Jakarta: Depkes RIFessenden, R.J. & Fessenden, J.S. 1986Organic Chemistry. Diterjemahkan olehPudjaatmaka, A.H. Kimia Organik pp45-79. Jakarta: Erlangga