13
1.1. Sistem Prasarana Jalan Jaringan jalan di Kecamatan Tamalate menurut kondisinya diklasifikasikan atas jalan aspal, jalan pengerasan, jalan tanah dan paving blok, sedangkan menurut jenisnya diklasifikasikan atas jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan. Data selengkapnya disajikan pada tabel 1 berikut: Tabel 1 Jaringan Jalan di Kecamatan Tamalate Tahun 2015 Tipe Jalan Kondisi Panjang (km) Arteri Baik 4 Kolektor Baik 8,2 Lokal Baik 21 Lingkungan Baik 10 Hasil Survey Lapangan Penulis 1.2. Sistem Prasarana Drainase Jaringan drainase merupakan jaringan yang berguna mengalirkan air ke suatu tempat pengumpulan air. Drainase juga berfungsi mengalirkan limbah-limbah rumah tangga dan limbah pabrik. Namun, pada musim hujan dapat menimbulkan banjir akibat drainase yang terlalu kecil dan kondisi yang sedikit kurang baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2 berikut:

ANALISA ASISTENSI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PLANOLOGI

Citation preview

Page 1: ANALISA ASISTENSI

1.1. Sistem Prasarana Jalan

Jaringan jalan di Kecamatan Tamalate menurut kondisinya diklasifikasikan

atas jalan aspal, jalan pengerasan, jalan tanah dan paving blok, sedangkan menurut

jenisnya diklasifikasikan atas jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan. Data

selengkapnya disajikan pada tabel 1 berikut:

Tabel 1

Jaringan Jalan di Kecamatan Tamalate

Tahun 2015

Tipe Jalan Kondisi Panjang (km)

Arteri Baik 4

Kolektor Baik 8,2

Lokal Baik 21

Lingkungan Baik 10

Hasil Survey Lapangan Penulis

1.2. Sistem Prasarana Drainase

Jaringan drainase merupakan jaringan yang berguna mengalirkan air ke suatu

tempat pengumpulan air. Drainase juga berfungsi mengalirkan limbah-limbah rumah

tangga dan limbah pabrik. Namun, pada musim hujan dapat menimbulkan banjir

akibat drainase yang terlalu kecil dan kondisi yang sedikit kurang baik. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 2 berikut:

Tabel 2

Jaringan Drainase di Kecamatan Tamalate

Tahun 2015

No Jaringan drainase Kondisi

1.

2.

3.

Drainase Primer

Drainase Sekunder

Drainase Tersier

Baik

Baik

Kurang

Baik

Page 2: ANALISA ASISTENSI

Hasil Survey Lapangan Penulis

Berikut ini ukuran drainase di Kecamatan Tamalate:

a. Drainase Primer

80 – 120 cm

70- 80 cm

b. Drainase Sekunder

50- 75 cm

45-65 cm

c. Drainase Tersier

100 – 150 cm

70 – 80 cm

Page 3: ANALISA ASISTENSI

2. Analisa Pengembangan Prasarana Wilayah dan Kota

2.2. Sistem Jaringan Drainase

Jaringan drainase yang terdapat di Kelurahan Batangkaluku terdiri dari jaringan

sekunder dan tersier. Adapun ukuran drainase, rata-rata debit dan luas penampangnya

dapat diketahui sebagai berikut:

a. Jaringan drainase primer

- Lebar atas ¿1,2 meter

- Lebar bawah¿0,85 meter

- Tinggi ¿0,8 meter

1,2 meter

0,8 meter

0,85 meter

Luas Penampang :

A¿ lebar atas+lebar bawah2

×tinggi

¿1,2+0,85

2× 0,8

¿ 0,82 m2

V¿ St

¿1

0,8

¿1,25 meter/detik

Maka debit airnya adalah :

Q¿ V A

¿1,25 m /dtk × 0,82m2

¿1,025 m3/ detik

Jadi, rata-rata debit air pada jaringan drainase primer ¿1,025 m3/ detik

Page 4: ANALISA ASISTENSI

b. Jaringan drainase sekunder

- Lebar atas ¿0,7 meter

- Lebar bawah¿0,6 meter

- Tinggi ¿0,45 meter

0,7 meter

0,6 meter

0,3meter

Luas Penampang :

A¿ lebar atas+lebar bawah2

×tinggi

¿0,7+0,6

2×0,45

¿ 0,29 m2

V¿ St

¿1

0,45

¿2.22 meter/detik

Maka debit airnya adalah :

Q¿ V A

¿2,22 m /dtk × 0,29m2

¿0,6493 m3/ detik

Jadi, rata-rata debit air pada jaringan drainase tersier ¿0,6493 m3/ detik

c. Jaringan drainase tersier

Lebar atas ¿0,5 meter

Lebar bawah¿0,3 meter

Tinggi ¿0,45 meter

0,5 meter

Page 5: ANALISA ASISTENSI

0,45 meter

0,3meter

Luas Penampang :

A¿ lebar atas+lebar bawah2

×tinggi

¿0,5+0,3

2× 0,45

¿ 0,18 m2

V¿ St

¿1

0,45

¿2.22 meter/detik

Maka debit airnya adalah :

Q¿ V A

¿2,22 m /dtk × 0,18m2

¿0,3996 m3/ detik

Jadi, rata-rata debit air pada jaringan drainase tersier ¿0,3996 m3/ detik

Page 6: ANALISA ASISTENSI

3.1. Penempatan Prasarana Jaringan Drainase

Sistem jaringan drainase ditinjau dari penggunaannya dapat dibagi menjadi :

- Penyaluran dengan cara tertutup

- Penyaluran dengan cara terbuka

- Penyaluran dengan cara langsung ketempat tertentu

Jaringan drainase ini nantinya diharapkan dan diusahakan dapat cepat sampai

pada tempat tujuan dalam waktu yang relatif singkat dan tepat. Adapun asumsi dari

luas masing-masing jaringan drainase pada Kelurahan Batangkaluku, untuk tahun

2017 adalah;

- Jaringan drainase primer

Jaringan drainase primer ini tidak perlu mengalami perubahan mengingat luas

jangkauan masih seimbang dengan debit air yang mengalir pada drainase.

- Jaringan drainase sekunder

Jaringan drainase sekunder ini tidak perlu mengalami perubahan mengingat

luas jangkauan masih seimbang dengan debit air yang mengalir pada drainase.

- Jaringan drainase tersier

Jaringan drainase tersier ini tidak perlu mengalami perubahan mengingat luas

jangkauan masih seimbang dengan debit air yang mengalir pada drainase.

Dengan melihat kondisi diatas, dimana tidak perlu dilakukan perubahan pada

ukuran jaringan drainase akan tetapi dalam rencana kedepannya perlu dilakukan

kegiatan pemeliharaan dan pembersihan jaringan drainase minimal dua kali setahun.

Hal ini perlu dilakukan mengingat masih terdapat beberapa titik dimana drainase

tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya, yang merupakan akar permasalahan pada

system drainase dimana pada jaringan drainase banyak tumpukan sampah dan

mengendapnya limbah-limbah padat rumah tangga.

Di Kecamatan Tamalate, dalam rencana pengembangan drainase untuk tahun

2020, dimana setiap lingkungan sebaiknya dilengkapi dengan sistem pembuangan air

hujan dan saluran air limbah secara terpisah. Sistem pembuangan air hujan yang

dibuat harus mempunyai kapasitas tampung yang cukup seperti:

Page 7: ANALISA ASISTENSI

- Saluran pembuangan air hujan harus direncanakan berdasarkan frekuensi

intensitas curah hujan 2 tahunan

- Saluran pembuangan air hujan dapat merupakan saluran terbuka atau tertutup

- Apabila saluran dibuat tertutup, maka tiap perubahan arah harus dilengkapi

dengan lubang pemeriksa, pada saluran yang lurus lubang periksa harus dibuat

tiap jarak minimum 50 meter.

3.1.1 Konsep Drainase Berwawasan Lingkungan

Pembangunan sistem drainase perlu memperhatikan fungsi drainase

sebagai prasarana yang didasarkan pada konsep berwawasan lingkungan. Konsep

ini antara lain berkaitan dengan usaha konservasi sumber daya air, yang pada

prinsipnya mengendalikan air hujan agar lebih banyak yang diresapkan ke dalam

tanah sehingga mengurangi jumlah limpasan.

Sampai saat ini, sebagian besar sistem drainase mengadopsi paradigma

lama yaitu mengalirkan air hujan yang berupa limpasan secepat-cepatnya ke

badan air penerima terdekat. Di samping itu, penanganannya masih bersifat teknis

belum mempertimbangkan faktor lingkungan, sosial ekonomi dan budaya, serta

kesehatan lingkungan.

Dalam rangka mengampanyekan Sistem jaringan drainase yang

berkelanjutan (sustainability drainage sistem), maka dipikirkanlah sebuah Sistem

mekanisme dimana pengendalian air hujan bukan lagi dengan mengalirkan

limpasan secepatnya ke badan air, tetapi meresapkan air limpasan hujan di

permukaan sebanyak-banyaknya ke dalam tanah, untuk maksud konservasi air.

Konsep perencanaan drainase yang berkelanjutan tetap mempertahankan

proses alami ekologis, konservasi, dan sumber air, tanpa menimbulkan degradasi

sumber-sumber alam dalam jangka panjang dan memberikan kontribusi pada

kesehatan dan tingkat kesejahteraan masyarakat di Kota Makassar.

Maka dari itu, dirumuskanlah poin-poin inti dari perencanaan, yang

adalah sebagai berikut:

1) Menciptakan kawasan bebas genangan air

2) Melindungi sumber daya air tanah

3) Merevitalisasi jaringan drainase dengan meningkatkan nilai estetika dan

fungsi primernya sebagai pengendali aliran permukaan (limpasan air hujan).

Page 8: ANALISA ASISTENSI

Untuk menciptakan kawasan bebas genangan air di Kota Makassar,

dapat dimulai dengan pembuatan halaman tanpa beton (mempertahankan tutupan

lahan rumput dan tanah) atau dengan permeable surface (paving blok berlubang

yang dapat diisi tanaman rumput dan memiliki daya serap tinggi) di kawaan

permukiman. Secara langsung, permukaan beton memiliki tingkat permeabilitas

yang rendah, sehingga tidak dapat menyerap limpasan air hujan. Berbeda dengan

tutupan lahan rumput dan tanah yang memiliki tingkat permeabilitas yang tinggi

sehingga dapat dengan mudah menyerap limpasan air hujan yang mengalir di

permukaan (runoff). Hal ini menyebabkan debit aliran air hujan tidak perlu

langsung seluruhnya mengalir ke saluran drainase. Dengan begini, hambatan

berupa genangan air akibat terhambatnya jalur menuju saluran drainase terdekat

bisa diatasi.

Mekanisme diatas dapat dimaksimalkan dengan membuat infrastruktur

jaringan drainase sumuran yang terintegrasi dengan drainase permukaan dan

aliran air tanah, apabila tingkat permeabilitas tanah dan rumput tidak terlalu besar

untuk secepatnya mengurangi tinggi genangan air di suatu tempat. Fungsi-fungsi

utama dari drainase sumuran antara lain untuk mengurangi aliran permukaan,

mencegah genangan air, mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah

persediaan air tanah, mengurangi/menahan intrusi air laut, dan mencegah

konsolidasi atau penurunan tanah.

Page 9: ANALISA ASISTENSI

3.2.1 Perencanaan Streetscape

Elemen streetscape merupakan bagian yang penting dalam menunjang

kenyamanan pengguna jalan, terutama bagi pejalan kaki. Minat masyarakat untuk

mengurangi penggunaan kendaraan dan mulai aktif berjalan kaki dapat dimulai

dari penataan streetscape yang menarik. Streetscape sendiri adalah ‘Frame Kota’,

dimana kualitas streetscape menentukan kualitas estetika kota.

Streetscape yang baik adalah streetscape yang mampu memberikan

kenyamanan dan keamanan yang seutuhnya kepada semua pengguna jalan, baik

untuk kendaraan bermotor, kendaraan tidak bermotor, maupun pejalan kaki.

Elemen-elemen dalam streetscape diantaranya adalah badan jalan, bahu

jalan, median, separator, pagar pengaman pejalan kaki, trotoar, jalur khusus

penyandang cacat, jalur hijau, dan drainase.

Gambar 6.6.1: Model potongan jalan rencana

Sumber : wikipedia.com

Untuk perencanaan streetscape kecamatan Tamalate sendiri akan

difokuskan pada jalan-jalan utama dan jalan-jalan yang paling ramai dilintasi oleh

pejalan kaki. Jalan-jalan utama yang dimaksud antara lain Jalan HM Daeng

Patompo, Jalan Danau Tanjung Bunga, dan Jalan Mallombasi.