Analisa Pemilihan Material Bangunan Dalam Mewujudkan Green Building (Studi Kasus Gedung Kantor

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/23/2019 Analisa Pemilihan Material Bangunan Dalam Mewujudkan Green Building (Studi Kasus Gedung Kantor

    1/10

    1.

    Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Sebelas Maret2.

    Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Sebelas Maret3.

    Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Sebelas Maret

    ANALISA PEMILIHAN MATERIAL BANGUNAN DALAM

    MEWUJUDKAN GREEN BUILDING(STUDI KASUS: GEDUNG KANTOR

    PERWAKILAN BANK INDONESIA SOLO)

    Ratna Dianita1)

    , Taufiq Lilo Adi Sucipto2)

    , Sutrisno3)

    Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (1). Jenis-jenis material bangunan yangdigunakan pada gedung KPwBI Solo ditinjau dari segi arsitekturnya. (2). Apakah material-

    material bangunan yang digunakan pada gedung KPwBI Solo, sudah sesuai standar materialramah lingkungan atau belum. (3). Kelebihan dan kekurangan material-material bangunan yang

    digunakan pada gedung KPwBI Solo. (4). Apa saja dampak penggunaan material-materialbangunan yang digunakan pada gedung KPwBI Solo. Hasil penelitian ini adalah (1). Ditinjau

    dari segi arsitekturnya, jenis-jenis material bangunan yang digunakan pada gedung KPwBI Solo,meliputi: a). Sebagai penutup lantai, menggunakan: Keramik, Keramik Heavy Duty,Homogeneous Tile, Marmer, Granit, Parquette, dan Andhesit. b). Untuk dindingnya,menggunakan:Homogeneous Tile, Kaca, Marmer, Granit, Padding, Batu Candi dan Panel Kayu.

    c). Untuk plafondnya, menggunakan: Gypsum Board, Accoustic Tile, dan Gypsum WaterResistant. (2). Material-material bangunan pada gedung KPwBI Solo, sudah memenuhi standar

    material ramah lingkungan. (3). Kelebihan dan kekurangan masing-masing material merupakansalah satu aspek yang menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan material-material bangunan

    pada gedung KPwBI Solo. (4). Penggunaan material-material bangunan pada gedung KPwBISolo, memberikan dampak positif terkait dengan penghematan energi, penghematan sumber daya

    alam, penghematan air, kesehatan lingkungan dan pengguna gedung, serta kenyamananpengguna gedungnya.

    Kata Kunci:green building, material ramah lingkungan, pemilihan material, dampakmaterial

    Abstract:The purposes of this study were to know (1). The types of building materials that usedon KPwBI Solo building in terms of architecture aspect. (2). Whether the building materials thatused on KPwBI Solo building, related to the environmental safety standards materials or not. (3).

    The advantages and disadvantages of building materials that used on KPwBI Solo building. (4).What were the impact of the use of building materials on KPwBI Solo building. The results of

    An Analysis were (1). Evaluated in terms of architecture aspect, the types of building materialsthat used in the KPwBI Solo building, include: a). As floor coverings, used: Ceramics, Ceramic

    Heavy Duty, Homogeneous Tile, Marble, Granite, Parquette, and Andhesit. b). For walls, used:Homogeneous Tile, Glass, Marble, Granite, Temple Stone and Wood Panels. c). For ceiling,

    used: Gypsum Board, Acoustic Tile and Water Resistant Gypsum. (2). Building materials ofKPwBI Solo, the standards of environment safety materials. (3). The advantages and

    disadvantages of each material were one aspect to be considered in the selection of buildingmaterials in the KPwBI Solo building. (4). The used of building materials in the KPwBI Solo

    building, give positive impact related to energy saving, resource saving, water saving,environmental health and building users, as well as the comfort of the building users.

    Keywords:green building, environmental friendly material, material election, material impact

  • 7/23/2019 Analisa Pemilihan Material Bangunan Dalam Mewujudkan Green Building (Studi Kasus Gedung Kantor

    2/10

    PENDAHULUANGreen building atau bangunan ramah

    lingkungan mempunyai kontribusi dalammenahan laju pemanasan global. Green

    building adalah salah satu wujud kepedulian

    terhadap kelestarian lingkungan dalam bidangkonstruksi. Green building dirancang untukmengurangi dampak keseluruhan dari

    pembangunan terhadap lingkungan dankesehatan manusia. Green building tidak

    hanya terkait pada manajemen penghematanenergi dan pengelolaan limbahnya, tetapi juga

    bagaimana cara agar material bangunannyatidak membahayakan lingkungan, baik jangka

    pendek maupun jangka panjang.Penggunaan material pada suatu

    bangunan memegang peranan penting terkaitdengan tujuan hemat energi dan ramah

    lingkungan. Pemilihan material bangunanyang tepat untuk green building adalah

    material hijau atau material ramah lingkungan.Penggunaan material ramah lingkungan dapat

    menghasilkan bangunan yang berkualitassekaligus ramah lingkungan, khususnya

    pemanfaatan material ekologis atau materialyang ramah lingkungan.

    Mengenai material ekologis, Wulfram

    I. Ervianto (2010) menyatakan: Materialekologis yaitu material yang bersumber darialam dan tidak mengandung zat-zat yang

    mengganggu kesehatan, misalnya batu alam,kayu, bambu, tanah liat. Material yang

    digolongkan jenis ini mempunyai ciri-cirisebagai berikut: (a) eksploitasi dan

    produksinya menggunakan energi sesedikitmungkin; (b) tidak mengalami transformasi

    bahan sehingga dapat dikembalikan ke alam;(c) eksploitasi, produksi, penggunaan, dan

    pemeliharaannya tidak mencemari lingkungan;(d) bersumber dari sumber alam lokal (hlm.

    51). Selain itu, Frick & Suskiyatno (2007)mengklasifikasikan bahan bangunan ekologis

    seperti yang terlihat pada tabel 1. berikut ini.

    Tabel 1. Klasifikasi Bahan Bangunan Ekologis

    Penggolongan Ekologis Bahan Bangunan

    Bahan bangunan yang dapat dibudidayakan

    kembali (regeneratif)

    Kayu, bambu, rotan, rumbia, alang-alang, serabut

    kelapa, kulit kayu, kapas, kapuk, kulit binatang, wol

    Bahan bangunan alam yang dapat digunakankembali

    Tanah, tanah liat, lempung, tras, kapur, batu kali,batu alam

    Bahan bangunan yang dapat digunakan kembali(recycling)

    Limbah, potongan, sampah, ampas, bahan kemasan,mobil bekas, serbuk kayu, potongan kaca

    Bahan bangunan alam yang mengalamiperubahan tranformasi sederhana

    Batu merah, genting tanah liat, batako, conblock,logam, kaca, semen

    Bahan bangunan alam yang mengalami

    beberapa tingkat perubahan tranformasi

    Plastik, bahan sintesis, epoksi

    Bahan bangunan komposit Beton bertulang, pelat serat semen, beton komposit,cat kimia, perekat

    Sumber: Frick dan Suskiyatno, 2007

    Terkait dengan green building, di kota

    Surakarta terdapat sebuah bangunan gedungyang menerapkan prinsip green building yaitu

    Gedung Kantor Perwakilan Bank Indonesia(KPwBI) Solo. Gedung ini merupakan satu-

    satunya gedung di Surakarta yang menerapkanprinsip green building. Gedung KPwBI Solo

    ini adalah gedung pertama di Surakarta yang

    mendapat pengakuan desain dengan predikatPlatinum dari green building council

    Indonesia (GBCI).Berdasarkan fakta-fakta tersebut,

    menjadi alasan bagi peneliti untukmenganalisa apakah material-material

  • 7/23/2019 Analisa Pemilihan Material Bangunan Dalam Mewujudkan Green Building (Studi Kasus Gedung Kantor

    3/10

    bangunan yang digunakan pada gedungKPwBI Solo sudah sesuai dengan standar

    material ramah lingkungan atau belum.Berdasarkan hasil analisis dari penelitian ini,

    diharapkan untuk kedepannya dapat dijadikan

    sebagai acuan dalam pembangunan gedung-gedung lain di Surakarta untuk menerapkankonsep green building.

    METODE PENELITIANPenelitian ini menggunakan metode

    penelitian deskriptif kualitatif. Sumber datadalam penelitian ini adalah narasumber,

    dokumen, dan tempat penelitian. Tekniksampling yang digunakan adalah purposive

    sampling. Teknik pengumpulan data adalahwawancara mendalam, observasi dan analisis

    dokumen. Validitas dalam penelitian inimenggunakan triangulasi teknik pengumpulan

    data. Analisis data yang digunakan adalahanalisis interaktif model Miles & Huberman.

    Analisis data model ini dilakukan secarainteraktif melalui proses data reduction, data

    display, dan verification. komponen analisisdata ditunjukkan pada gambar 1 berikut ini.

    Berdasarkan gambar 1 terlihat bahwa,

    setelah peneliti melakukan pengumpulan data,maka peneliti melakukan antisipatorysebelum

    melakukan reduksi data. Selanjutnya model

    interaktif dalam analisis data ditunjukkan padagambar 2 berikut:

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Jenis-jenis material bangunan (ditinjau dari

    segi arsitekturnya) pada gedung KPwBI

    SoloJenis-jenis material bangunan yang

    digunakan pada gedung KPwBI Solo ditinjaudari segi arsitekturnya adalah sebagai berikut.

    Sebagai penutup lantai, menggunakan:Keramik, KeramikHeavy Duty,Homogeneous

    Tile, Marmer, Granit, Parquette, dan Andhesit.Berdasarkan luasannya, material bangunan

    yang paling dominan adalah marmer.Sedangkan untuk dindingnya gedung

    KPwBI Solo menggunakan: HomogeneousTile, Kaca, Marmer, Granit, Padding, Batu

    Candi dan Panel Kayu. Berdasarkanluasannya, material bangunan yang paling

    dominan adalah kaca. Untuk plafonnya,menggunakan: Gypsum Board, Accoustic Tile,

    dan Gypsum Water Resistant. Berdasarkanluasannya, material bangunan yang paling

    dominan adalah gypsum board.Berdasarkan hasil pembahasan, maka

    dapat disimpulkan bahwa material-materialbangunan yang dominan digunakan pada

    gedung KPwBI Solo ditinjau dari segiarsitekturnya adalah marmer, kaca, dan

    gypsum board.

    Gambar 2 Komponen dalam analisis data (interactive model)

    (Sumber : Sugiyono, 2009: 247)

    Data

    Collection

    Data

    Reduction

    Data

    Display

    Conclusions:

    drawing/verifying

    Gambar 1 Komponen dalam Analisis Data (flow model)(Sumber : Sugiyono, 2009: 246)

    ANALISIS

    Periode pengumpulan

    Selama

    Reduksi data

    Antisipasi Setelah

    SetelahSelama

    Display data

    SetelahSelama

    Kesimpulan/verifikasi

  • 7/23/2019 Analisa Pemilihan Material Bangunan Dalam Mewujudkan Green Building (Studi Kasus Gedung Kantor

    4/10

    Kesesuaian Material-Material di Gedung

    KPwBI Solo dengan Standar Material

    Ramah Lingkungan

    Material Bangunan LokalMaterial-material bangunan yang

    digunakan di gedung Kantor Perwakilan BankIndonesia Solo sebagian besar adalah materialbangunan lokal. Material bangunan lokal yang

    digunakan antara lain parquete, keramik,keramik heavy duty, homogenous tile,

    andhesit, marmer, panel kayu, kaca, batucandi, gypsum board, accoustic tile, dan

    gypsum water resistant. Berdasarkanluasannya, maka dapat dikatakan bahwa

    hampir 90,82% gedung KPwBI Solomenggunakan material bangunan lokal.

    Fakta tersebut sudah sesuai denganPeraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup

    Nomor 08 Tahun 2010 pasal 4 ayat 1, yangmenyebutkan bahwa salah satu kriteria

    bangunan ramah lingkungan yaitumenggunakan material bangunan lokal.

    Dalam standar ASHRAE disebutkan bahwasuatu bangunan dikatakan ramah lingkungan

    bila menggunakan minimal 15% material lokaldari total bahan bangunan yang digunakan.

    Material lokal yang dimaksud dalam standarASHRAE adalah material atau bahan

    bangunan yang diproduksi dalam radius 500mil (800 km). Jadi, dapat disimpulkan bahwa

    material-material bangunan yang digunakanpada gedung KPwBI Solo sudah memenuhi

    salah satu standar material ramah lingkungankarena 90,82% menggunakan material

    bangunan lokal.

    Material Bangunan yang Dapat DidaurUlang atau Dipakai Kembali

    Gedung KPwBI Solo memilih materialbangunan yang dapat didaur ulang atau dipakai

    kembali dalam mewujudkan konsep greenbuilding. Material-material tersebut antara

    lain: parquete, keramik, keramik heavy duty,homogenous tile, marmer, granit, andhesit,

    batu candi, kaca, panel kayu, gypsum board,acoustic tile, dan gypsum water resistant.

    Berdasarkan luasannya, maka dapat dikatakanbahwa hampir 100% gedung KPwBI Solo

    menggunakan material yang dapat didaurulang.

    Dalam standar ASHRAE, disebutkan

    bahwa suatu bangunan dikatakan ramahlingkungan bila menggunakan minimal 10%material yang dapat didaur ulang dari total

    bahan bangunan yang digunakan. Dari hasilpenelitian, hampir 100% gedung KPwBI Solo

    menggunakan material yang dapat didaurulang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

    material-material bangunan yang digunakanpada gedung KPwBI Solo sudah memenuhi

    standar material ramah lingkungan dariASHRAE.

    Mengutamakan Material AlamiGedung KPwBI Solo menggunakan

    material alami untuk penutup lantai maupun

    dindingnya. Material alami yang digunakanadalah parquet, panel kayu, batu candi,

    andhesit, marmer, dan granit. Berdasarkanluasannya, maka dapat dikatakan bahwa

    29,07% gedung KPwBI Solo menggunakanmaterial alami.

    Penggunaan material alami lebih ramahlingkungan karena dalam proses produksinya

    menghasilkan energi yang sedikit, racun yangdihasilkan dari proses produksi juga lebih

    sedikit, dan menghasilkan polusi yang lebihsedikit pada lingkungan. Material kayu, batu

    candi, andhesit, marmer, dan granit adalahmaterial alami. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

    material-material bangunan yang digunakanpada gedung KPwBI Solo sudah memenuhi

    salah satu standar material ramah lingkungankarena 29,07% menggunakan material alami.

    Material yang Menggunakan System Off Site

    PrefabrikasiBerdasarkan hasil penelitian, sebagian

    besar material-material bangunan yangdigunakan pada gedung KPwBI Solo

    menggunakan system off site prefabrikasi.Material yang menggunakan system off site

  • 7/23/2019 Analisa Pemilihan Material Bangunan Dalam Mewujudkan Green Building (Studi Kasus Gedung Kantor

    5/10

    prefabrikasi antara lain kaca, gypsum board,acoustic tile, dan gypsum water resistant.

    Berdasarkan luasannya, maka dapat dikatakanbahwa gedung KPwBI Solo menggunakan

    material yang menggunakan system off site

    prefabrikasi sekitar 47,29%.Menurut Green Building CouncilIndonesia (2011), suatu bangunan dikatakan

    ramah lingkungan apabila menggunakanmaterial-material bangunan dengan system off

    site prefabrikasi minimum 30% dari totalkeseluruhan material yang digunakan. Jadi,

    dapat disimpulkan bahwa material-materialbangunan yang digunakan pada gedung

    KPwBI Solo sudah memenuhi standar materialramah lingkungan yang disyaratkan oleh

    GBCI tersebut yaitu menggunakan 47,29%material dengan system off site prefabrikasi.

    Material yang proses produksinya memiliki

    sistem manajemen lingkunganMaterial-material bangunan yang

    digunakan pada gedung KPwBI Solo, dipesandari perusahaan-perusahaan besar yang sudah

    terkenal kualitasnya. Jadi, sudah pastiperusahaan-perusahaan tersebut memiliki

    sistem manajemen lingkungan yang baik.Misalnya saja untuk material kaca, gedung

    KPwBI Solo menggunakan kaca Low E. KacaLow E adalah kaca yang diproduksi oleh PT.

    Asahimas (Jakarta). Dalam laporan tahunanPT. Asahimas (2012: 45), dijelaskan bahwa

    PT. Asahimas telah mendapatkan sertifikasibidang lingkungan yaitu ISO 14001 sejak

    tahun 2005 dan terakhir dilakukan audit ISO14001 pada bulan Maret 2012 oleh DNV

    United Kingdom yaitu suatu lembagaindependen penyelenggara audit ISO yang

    diakui oleh internasional.Terkait dengan sistem manajemen

    lingkungan, gedung KPwBI Solomenggunakan plafon dari bahan gipsum yang

    diproduksi oleh PT. Jayaboard. GipsumJayaboard adalah produk papan gipsum nomor

    satu dan pertama diIndonesia. Jayaboard telahmendapatkan sertifikat green label Singapore

    (Kompas, 29/11/2012). Dalam approvalmaterial gedung KPwBI Solo juga disebutkan

    bahwa gipsum yang digunakan adalah produkberstandar lnternasional yang menerapkan

    proses produksi dan kualitas produk sesuai

    dengan standar internasional (ASTMC36/C36lvl-01: Standard Specification forGypsum Wallboard dan AS/NZS 2588-1998:

    Gypsum Plasterboard). Papan gipsum dariJayaboard tetah diakui mempunyai kelendutan

    paling minimal.Green Building Council Indonesia

    (2011), juga menyatakan bahwa suatubangunan dikatakan ramah lingkungan apabila

    menggunakan material yang prosesproduksinya ramah lingkungan. Proses

    produksi ramah lingkungan yang dimaksudadalah proses produksi yang memiliki sistem

    manajemen lingkungan. Berdasarkan hasilpembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa

    material-material bangunan yang digunakanpada gedung KPwBI Solo sudah memenuhi

    salah satu standar material ramah lingkungankarena menggunakan material yang proses

    produksinya memiliki sistem manajemenlingkungan.

    Material yang hemat energiGedung KPwBI Solo telah menerapkan

    prinsip green building yaitu dengan

    menggunakan material bangunan yang hematenergi yaitu kaca marmer, gypsum board dan

    gypsum water resistant. Berdasarkanluasannya, maka dapat dikatakan bahwa 53%

    menggunakan material yang hemat energi.Melakukan penghematan terhadap

    energi (efisiensi energi) bukan berartimengurangi segala aktivitas terkait

    penggunaan energi yang berdampak padapengurangan kualitas hidup, seperti

    kenyamanan dan produktifitas kerja.Melainkan melakukan penghematan energi

    dengan mengoptimalkan penggunaan energisesuai dengan tingkat kebutuhan (Kompas,

    25/8/2005). Berdasarkan hasil pembahasan,maka dapat disimpulkan bahwa material-

  • 7/23/2019 Analisa Pemilihan Material Bangunan Dalam Mewujudkan Green Building (Studi Kasus Gedung Kantor

    6/10

    material bangunan yang digunakan padagedung KPwBI Solo sudah memenuhi salah

    satu standar material ramah lingkungan karena53% menggunakan material yang hemat

    energi.

    Material yang tidak mengandung racun/bahan yang berbahaya

    Berdasarkan hasil penelitian, ditinjaudari segi arsitekturnya, gedung KPwBI Solo

    menggunakan material-material bangunanyang meliputi: parquete, keramik, keramik

    heavy duty, homogenous tile, marmer, granit,andhesit, batu candi, kaca, panel kayu, gypsum

    board, acoustic tile, dan gypsum waterresistant. Kaitannya dengan material beracun,

    Frick & Suskiyatno (2007: 146),menyebutkan bahwa bahan bangunan alam

    seperti batu alam, kayu, bambu, tanah liat, dansebagainya tidak mengandung zat kimia yang

    mengganggu kesehatan. Lain halnya denganbahan bangunan kontemporer seperti tegel

    keramik, pipa PVC, cat kimia yang beranekamacam dan warnanya, perekat, dan

    sebagainya.Berdasarkan hasil pembahasan, maka

    dapat disimpulkan bahwa material-materialyang tidak mengandung racun meliputi

    gypsum board, gypsum water resistant,

    marmer, granit, andhesit, dan batu candi.Berdasarkan luasannya, maka dapat dikatakan

    bahwa 47,59% gedung KPwBI Solomenggunakan material yang tidak

    mengandung racun. Material-material

    bangunan yang digunakan pada gedungKPwBI Solo sudah memenuhi salah satustandar material ramah lingkungan karena

    47,59% menggunakan material yang tidakmengandung racun.

    Kelebihan dan Kekurangan Material-

    Material Bangunan yang Digunakan di

    Gedung Kantor Perwakilan Bank

    Indonesia SoloBerdasarkan hasil penelitian,

    kontraktor mengatakan bahwa alasan atauyang menjadi pertimbangan dalam pemilihan

    material pada pembangunan gedung KPwBISolo ditinjau berdasarkan kelebihan dan

    kekurangan dari masing-masing material.Selain meninjau dari aspek kelebihan dan

    kekurangan material, dalam pemilihanmaterial yang paling utama harus ditinjau yaitu

    apakah material-material yang akan digunakanmemenuhi kriteria material ramah lingkungan

    atau tidak. Seperti yang sudah penelitipaparkan pada pembahasan sebelumnya.

    Tabel 2. Kelebihan dan Kekurangan Material-Material Bangunan

    yang digunakan pada Gedung KPwBI Solo

    Nama

    Material

    Kelebihan Kekurangan

    Parquete menciptakan kesan natural dalam ruangan,

    memberikan suasana hangat di dalam

    ruangan,

    mampu meredam suara.

    harga parquete lebih mahal dari pada

    penutup lantai lain seperti keramik,

    memerlukan perawatannya khusus,

    bahannya bersifat lunak, mudah tergores.

    Keramik

    tahan terhadap noda, lebih mudahdibersihkan apabila terkena kotoran,

    tahan terhadap air,

    keramik mudah didapatkan, harganya lebihmurah dibandingkan homogenous tile.

    lapisan atas keramik mudah tergores,

    keramik lebih tipis dibandingkanhomogenous tile.

    KeramikHeavy Duty

    tahan terhadap larutan kimia,

    kuat tekannya tinggi jadi mampu menahan

    beban yang berat.

    harganya lebih mahal dari pada keramik

    biasa.

  • 7/23/2019 Analisa Pemilihan Material Bangunan Dalam Mewujudkan Green Building (Studi Kasus Gedung Kantor

    7/10

    Homogenous

    Tile lebih kuat dan lebih tahan lama

    dibandingkan keramik biasa, lebih tebal daripada keramik biasa,

    memiliki tampilan yang mewah,

    tidak mudah tergores.

    jika terkena kotoran (seperti tinta atau

    cat) homogenous tile sulit untukdibersihkan dan akan meninggalkannoda, harga homogenous tilelebih mahal

    dari pada keramik biasa.

    Andhesit teksturnya paling keras dibandingkan batu

    alam lainnya sehingga tidak mudah rusak,

    porositasnya kecil karena andhesit berpori

    rapat,

    dapat memberikan kesan natural atau alami.

    Andhesit mudah kotor sehingga perlu

    perawatan yang rutin.

    Marmer bersifat kuat sehingga dapat menahan beban

    yang berat,

    marmer bersifat dingin sehingga dapat

    menurunkan suhu di dalam ruangan.

    marmer mudah tergores, mudah

    kehilangan kilaunya karena marmer

    dapat menyerap air,

    dari segi perawatannya lebih sulit

    dibandingkan jenis lantai lainnya karena

    jika salah perawatan marmer akan mudahrusak (tampak kusam, tergores dan tidak

    mengkilat lagi), ketersediaan marmer di alam juga

    terbatas sehingga menyebabkan harganya

    sangat mahal di pasaran, lebih mahal

    dibandingkan penutup lantai lainnya.

    Granit granit bersifat sangat keras, tahan gores,

    lebih tahan lama jika dibandingkan denganmarmer.

    harganya sangat mahal, lebih mahal dari

    pada marmer,

    ketersediaan granit terbatas di alam.

    Panel Kayu memberikan kesan alami dan elegan,

    warna coklatnya yang mengilap memberikan

    tampilan sederhana namun terkesan mewah.

    sifatnya yang rentan terhadap air

    memerlukan perawatan khusus ataupemeliharaan yang ekstra.

    Batu Candi mempunyai tingkat kekerasan yang tinggi,

    dapat memberikan kesan natural atau alami.

    batu candi berpori besar sehingga mudah

    menyerap air, bertekstur kasar, jika terkena air warnanya akan menjadi

    lebih kelam.

    Kaca

    Tempered mempunyai kekuatan (daya tahan) tiga

    sampai lima kali kaca biasa,

    tahan terhadap perubahan suhu,

    kaca tempered aman digunakan karena jika

    sampai pecah, pecahan kaca tempered akan

    berbentuk serbuk kecil-kecil dan tidak tajam,

    dapat menghemat energi listrik.

    perawatan kaca harus lebih rutin karenakaca lebih cepat kotor jika terkena debu.

    Gypsum Board tidak mengandung asbestos yang dapat

    menyebabkan kanker,

    mempunyai kandungan volatile organic

    compound (VOC) yang jauh di bawah

    ambang batas yang ditentukan,

    tidak mudah terbakar,

    pada ruangan ber-AC, gipsum lebih cepat

    beraklimatisasi untuk membuat ruanganlebih cepat dingin.

    tidak tahan terhadap air.

    Accoustic Tile dapat meredam suara, tidak tahan terhadap air sehingga mudah

  • 7/23/2019 Analisa Pemilihan Material Bangunan Dalam Mewujudkan Green Building (Studi Kasus Gedung Kantor

    8/10

    material ini ringan sehingga mudah untuk

    diperbaiki atau diganti jika terjadikerusakan.

    rusak saat terkena rembesan air danharganya lebih mahal dibandingkangipsum.

    Gypsum Water

    Resistant tidak mengandung asbestos yang dapat

    menyebabkan kanker,

    mempunyai kandungan volatile organic

    compound (VOC) yang jauh di bawah

    ambang batas yang ditentukan,

    tidak mudah terbakar,

    lebih hemat energi,

    tahan terhadap air.

    Harga gypsum water resistant lebih

    mahal dibandingkan gypsumbiasa.

    Dampak Material-Material Bangunan pada

    Gedung KPwBI Solo

    Hemat EnergiBerdasarkan hasil penelitian, dapat

    disimpulkan bahwa penggunaan material kaca

    memberikan dampak positif bagi gedungKPwBI Solo yaitupenggunaan material kaca

    dapat menghemat penggunaan energi listrikuntuk lampu. Pada siang hari dapat

    menghemat 40% pemakaian energi listrikuntuk lampu dan pada malam hari dapat

    menghemat 100% pemakaian energi listrikuntuk lampu. Jadi, penggunaan energi listrik

    untuk lampu menjadi lebih optimal danefisien. Selain itu, penggunaan material

    marmer dan gipsum keduanya sama-sama

    dapat menurunkan suhu di dalam ruangansehingga di dalam ruangan terasa sejuk dandingin. Dengan demikian, suhu AC dapat

    diatur seoptimal mungkin sesuai dengankebutuhan sehingga AC tidak terlalu dingin

    sehingga penggunaan energi listrik untuk ACjuga dapat dihemat. Jadi, material yang dapat

    menghemat energi yaitu kaca, marmer, dangipsum.

    Hemat Sumber Daya Alam

    Berdasarkan hasil penelitian, materialkayu dapat menghemat sumber daya alam

    karena kayu merupakan sumber daya alamterbarukan. Sedangkan untuk material jenis

    batu alam seperti marmer, granit, batu candidan andhesit juga dapat menghemat sumber

    daya alam. Material-material tersebutmerupakan sumber daya alam yang tidak

    terbarukan sehingga sangat sulit untuk

    diperbarui atau diadakan lagi. Namun dari segikeawetan material-material tersebut lebih awet

    dan tahan lama sehingga dapat menekanpengambilan bahan mentah dari alam untuk

    jangka panjang. Dengan demikian,penggunaan sumber daya alam menjadi lebih

    optimal dan efisien.

    Hemat AirBerdasarkan hasil penelitian kaitannya

    dengan penghematan air, gedung KPwBI Sololebih menekankan pada penggunaan air secara

    optimal sesuai dengan kebutuhan. GedungKPwBI Solo menggunakan air daur ulang

    untuk menyiram tanaman dan flusing toilet.

    Sedangkan penggunaan air bersih dari PDAMhanya untuk wudhu, cuci tangan, maupunmandi. Jadi, penggunaan air bersih dari PDAM

    hanya sedikit sehingga dapat menghematpersediaan air dari sumber utama. Berdasarkan

    hasil pembahasan, maka dapat disimpulkanbahwa meskipun prosentasenya kecil,

    material-material bangunan yang digunakanpada gedung KPwBI Solo dapat menghemat

    penggunaan air bersih dari PDAM sehinggapersediaan air di sumber utama juga dapat

    dihemat.

    Kesehatan Lingkungan dan PenggunaGedung

    Berdasarkan hasil penelitian, kaitannyadengan kesehatan lingkungan dan pengguna

    gedung, gedung KPwBI Solo sangatmemperhatikan kesehatan lingkungan dan

  • 7/23/2019 Analisa Pemilihan Material Bangunan Dalam Mewujudkan Green Building (Studi Kasus Gedung Kantor

    9/10

    pengguna gedung baik selama proseskonstruksi maupun setelah bangunan itu

    difungsikan. Hal ini dapat dibuktikan denganpenggunaan material gipsum untuk plafon

    gedung KPwBI Solo. Gipsum yang diproduksi

    oleh Jayaboard tidak diragukan lagikualitasnya dan sudah pasti ramah lingkungan.Sehingga penggunaan gipsum ini aman dan

    tidak membahayakan lingkungan dankeselamatan pengguna gedung.

    Pernyataan tersebut diperkuat olehpernyataan Natalia Ririh (2013), yang

    menyatakan bahwa gipsum aman untukkesehatan dan lingkungan baik melalui uji

    laboratorium lokal maupun internasional.Gipsum produksi Jayaboard sudah diuji

    dengan standar produksi AS 2588 (AustralianStandard) dan internasional ASTM C 1396

    (American Standard). Jadi, dapat dikatakanbahwa penggunaan material gipsum untuk

    plafon gedung KPwBI Solo aman bagilingkungan dan tidak membahayakan

    kesehatan pengguna gedung.

    Kenyamanan Pengguna GedungBerdasarkan hasil penelitian,

    penggunaan material-material bangunan padagedung KPwBI Solo (dari segi arsitekturnya)

    secara keseluruhan memberikan kenyamananbagi pengguna gedung sehingga dapat

    meningkatkan produktifitas kerja.

    KESIMPULAN

    1) Ditinjau dari segi arsitekturnya, jenis-jenismaterial bangunan yang digunakan pada

    gedung KPwBI Solo, meliputi:a) Sebagai penutup lantai, menggunakan:

    Keramik, Keramik Heavy Duty,Homogeneous Tile, Marmer, Granit,

    Karpet Tile, Karpet Axminster,Parquette,dan Andhesit.

    b) Untuk dindingnya, menggunakan:Wallpaper, Homogeneous Tile, Kaca,

    Marmer, Granit, Padding, Batu Candidan Panel Kayu.

    c) Untuk plafondnya, menggunakan:Gypsum Board, Accoustic Tile, dan

    Gypsum Water Resistant.

    2)

    Material-material bangunan yangdigunakan pada gedung Kantor PerwakilanBank Indonesia Solo ditinjau dari segi

    arsitekturnya sudah memenuhi standarmaterial ramah lingkungan.

    3) Kelebihan dan kekurangan masing-masingmaterial merupakan salah satu aspek yang

    menjadi bahan pertimbangan dalampemilihan material-material bangunan

    pada gedung KPwBI Solo ditinjau dari segiarsitekturnya.

    4)

    Penggunaan material-material bangunanpada gedung KPwBI Solo ditinjau dari segi

    arsitekturnya, memberikan dampak positifterkait dengan penghematan energi,

    penghematan sumber daya alam,penghematan air, kesehatan lingkungan

    dan pengguna gedung, serta kenyamananpengguna gedungnya.

    SARAN1. Dengan adanya penelitian ini dapat

    menjadi acuan bagi peneliti berikutnyauntuk meneliti tentang tentang penggunaan

    material-material bangunan selain digedung KPwBI Solo.

    2. Bagi peneliti berikutnya, perlu dikaji lebihdalam mengenai analisa salah satu material

    bangunan yang paling banyak digunakan(paling dominan) pada gedung KPwBI

    Solo, secara khusus misalnya materialkaca.

    3. Bagi peneliti berikutnya, perlu dikaji lebihdalam mengenai analisa material bangunan

    tidak hanya ditinjau dari segi arsitekturnya,tetapi juga ditinjau dari segi strukturnya.

  • 7/23/2019 Analisa Pemilihan Material Bangunan Dalam Mewujudkan Green Building (Studi Kasus Gedung Kantor

    10/10

    DAFTAR PUSTAKA

    ASHRAE. (2009). Proposed Standard 189.1P, Standard for the Design of High-PerformanceGreen Buildings Except Low-Rise Residential Buildings. Diperoleh 28 Desember 2013,

    darihttps://osr.ashrae.org/Public%20Review%20Draft%20Standards%20Lib/189.1P_3rd-

    PPRDraft.pdf

    Ervianto, W.I. (2010). Selamatkan Bumi Melalui Konstruksi Hijau. Yogyakarta: ANDI.

    Frick, H. & Suskiyatno, FX. B. (2007). Dasar-dasar Arsitektur Ekologis. Yogyakarta: Kanisius

    & Bandung: ITB.

    Green Building Council Indonesia. (2011). GREENSHIP Exiting Building Version 1.0 RingkasanTolok Ukur.Diperopleh 30 Maret 2013, http://www.gbcindonesia.org/2012-08-01-03-25-

    31/2012-08-02-03-43-34/summary.

    Kompas (25/8/2005). Mengoptimalkan Energi. Diperopleh 20 April 2013, darihttp://www.kompas.com.

    Kompas (9/12/2013). Enam Kelebihan Material Gipsum. Diperopleh 20 April 2013, dari

    http://properti.kompas.com/index.php/read/2012/04/23/14551838.

    Kompas (29/11/2012). Papan Gipsum Jayaboard Raih Green Label Singapore.Diperopleh 25 Desember2013, dari

    http://properti.kompas.com/index.php/read/2012/11/29/13230380/Papan.Gipsum.Jayaboard.Raih.Green.Label.Singapore.

    Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2010. Kriteria dan Sertifikasi

    Bangunan Ramah Lingkungan. Diperoleh 30 Maret 2013, darihttp://jdih.menlh.go.id/pdf/ind/IND-PUU-7-2010

    Permen%20GreenbuildingCombine.pdf.

    PT. Wijaya Karya (WIKA). (2011).Approval Material Pekerjaan Pembangunan Gedung KantorBank Indonesia Solo.

    PT. Asahimas. (2012). Laporan Tahunan. Diperopleh 25 Desember 2013, dari

    http://www.amfg.co.id/assets/report/annual/AnnualReport2012.pdf.

    Sugiyono. (2009).Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA.