46
ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN SUSU PASTEURISASI DAN HOMOGENISASI CV CITA NASIONAL LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan Oleh : Laurentia Julia Kharisma Putri 16.I1.0143 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2019

ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH

CAIR PERUSAHAAN SUSU PASTEURISASI

DAN HOMOGENISASI CV CITA NASIONAL

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar

Sarjana Teknologi Pangan

Oleh : Laurentia Julia Kharisma Putri

16.I1.0143

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

2019

Page 2: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

i

Page 3: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

anugerahnya penulis dapat mengikuti kegian Kerja Praktek (KP) pada tanggal 15

Januari 2019 sampai 12 Februari 2019 di CV. Cita Nasional Salatiga, Jawa Tengah.

Kerja praktek yang dilakukan penulis merupakan salah satu kegiatan wajib sebagai

mahasiswa di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan. Adapun laporan ini merupakan

hasil pengamatan dan kegiatan selama masa kerja praktek yang dilakukan penulis

selama ada di lapangan. Penulisan laporan ini untuk menambah wawasan dan

pengetahuan yang sangat luas dalam mempersiapkan diri di dunia kerja.

Dalam menyusun laporan ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik

dalam bekerja di lapangan, pada pengumpulan data dan pada saat penulisan laporan.

Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak, yaitu :

1. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah menyertai penulis dapat melakukan kegiatan

Kerja Praktek hingga penulisan laporan Kerja Praktek dapat berjalan dengan baik.

2. Bapak Dr. R. Probo Y. Nugrahedi, S.TP., M.Sc., selaku Dekan Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang telah memberikan ijin

kepada penulis sehingga pelaksanaan kerja praktek dapat berjalan dengan lancar.

3. Ibu Dr. A. Rika Pratiwi. MSi, selaku pembimbing Kerja Praktek yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing kepada penulis dalam penyusunan

laporan.

4. Bapak Mohammad Nur Ali Muslim, S.Pt, sebagai Supervisor Research &

Development CV. Cita Nasional dan sebagai pembimbing lapangan penulis selama

melakukan kegiatan kerja praktek yang telah mendidik dan memberikan kesan

hangat kepada penulis

5. Seluruh karyawan CV. Cita Nasional yang telah membimbing penulis saat

melaksanakan kerja praktek

6. Kedua orang tua serta keluarga besar penulis yang selalu memberikan doa dan

memberikan semangat serta motivasi kepada penulis dalam melakukan kegiatan

Kerja Praktek hingga penulisan laporan.

Page 4: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

iii

7. Elisabeth helena, Yohana wahyu dan Etheldreda arini teman seperjuangan penulis

dari mulai awal melakukan Kerja Praktek di CV. Cita Nasional hingga saling

membantu dan saling memberikan informasi demi kelancaran penulisan laporan.

8. Dan semua pihak serta teman-teman, tidak dapat penulis sebutkan satu per satu

yang telah membantu, dan memberikan dukungan serta saran masukan selama

pelaksanaan Kerja Praktek dan penulisan laporan.

9. Rekan rekan dari IPB, UB, UNDIP, UGM, UNS dan UNIMUS yang turut

membantu dan mensukseskan Kerja Praktek kami.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan atau kesalahan dalam penulisan laporan

ini, maka dari itu penulis minta maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan dan hal-hal

yang kurang berkenan, serta berharap agar para pembaca dapat memberikan kritik dan

saran yang membangun sehingga penulis dapat menjadi lebih baik. Akhir kata, penulis

berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat dan meningkatan pengetahuan kita

semua.

Semarang, 18 Februari 2019

Penulis,

Laurentia Julia Kharisma Putri

Page 5: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................ ii

KATA PENGANTAR .................................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .......................................................................................................... vii

1. PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2. Tujuan Kegiatan ................................................................................................ 2

2. PROFIL PERUSAHAAN ....................................................................................... 3

2.1. Latar Belakang Perusahaan ............................................................................... 3

2.2. Sejarah Perusahaan…………………………………………………………. ... 3

2.3. Lokasi Perusahaan ............................................................................................. 4

2.4. Visi dan Misi Perusahaan .................................................................................. 5

2.5. Struktur Organisasi ............................................................................................ 5

2.6. Ketenagakerjaan ................................................................................................ 6

2.7. Sistem Pemasaran ............................................................................................. 7

3. SPESIFIKASI PRODUK ....................................................................................... 8

3.1. Susu Pasteurisasi dan Homogenisasi ................................................................ 8

3.2. Yogurt ............................................................................................................... 10

4. PROSES PENGOLAHAN LIMBAH ..................................................................... 12

4.1. Pengertian Limbah Cair ..................................................................................... 12

4.2. Karakteristik Limbah Cair Industri Susu ........................................................... 12

4.3. Metode Proses Pengolahan Limbah Cair .......................................................... 13

5. PENGOLAHAN LIMBAH ..................................................................................... 14

5.1. Parameter Limbah Cair ...................................................................................... 14

5.2. Proses Pengolahan Limbah Cair ........................................................................ 14

5.2.1. Penampungan Air Limbah ........................................................................ 16

5.2.2. Ekualisasi .................................................................................................. 16

5.2.3. Aerasi ........................................................................................................ 17

5.2.4. Flotasi ....................................................................................................... 18

Page 6: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

v

v

5.2.5. Flokulasi ................................................................................................... 19

5.2.6. Filtrasi dengan Pasir ................................................................................. 19

5.2.7. Mediasi ..................................................................................................... 20

5.3. Analisa Air Limbah Industri Susu ..................................................................... 21

5.3.1. Latar Belakang .......................................................................................... 21

5.3.2. Tujuan ....................................................................................................... 22

5.3.3. Metode ...................................................................................................... 22

5.3.4. Hasil .......................................................................................................... 22

5.4.2. Pembahasan .............................................................................................. 24

6. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................... 26

6.1.Kesimpulan ......................................................................................................... 26

6.2.Saran ................................................................................................................... 27

7. DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 28

8. LAMPIRAN ............................................................................................................ 30

Page 7: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi CV. Cita Nasional ......................................................... 6

Gambar 2. “Susu Segar Nasional” Kemasan Cup Reguler ............................................ 8

Gambar 3. “Susu Segar Nasional” Kemasan Cup Industri ............................................. 8

Gambar 4. “Susu Segar Nasional” Kemasan Minipack ................................................. 9

Gambar 5. “Susu Segar Nasional” Kemasan Pure Pack ................................................. 9

Gambar 6. “Susu Segar Nasional” Kemasan Cup .......................................................... 10

Gambar 7. “Susu Segar Nasional” Kemasan Botol ........................................................ 11

Gambar 8. Set Yogurt “Nasional” .................................................................................. 11

Gambar 9. Alur Pengolahan Limbah di CV. Cita Nasional ........................................... 15

Gambar 10. Tangki Penampungan Air Limbah ............................................................. 16

Gambar 11. Bak Ekualisasi ............................................................................................ 16

Ganbar 12. Bak Aerasi 1................................................................................................ 17

Gambar 13. Bak Aerasi 2 ............................................................................................... 18

Gambar 14. Flotasi ......................................................................................................... 18

Gambar 15. Bak Flokulasi .............................................................................................. 19

Gambar 16. Tank Filtrasi ................................................................................................ 19

Gambar 17. Kolam Mediasi............................................................................................ 20

Gambar 18. Hasil Analisa Air Limbah CV. Cita Nasional ............................................ 23

Page 8: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Susunan Personalia CV.Cita Nasional ............................................................. 6

Page 9: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Susu merupakan salah satu produk hasil ternak dan merupakan salah satu bahan pangan

yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan merupakan salah satu sumber

protein hewani yang didalamnya terkandung nilai gizi yang sangat tinggi. Susu segar

berasal dari sapi perah yang mengandung nilai gizi lengkap dan tinggi kandungannya.

Kandunga susu terdiri dari protein, lemak, vitamin dan mineral yang berfungsi dan

bermanfaat untuk menjaga kesehatan manusia. Untuk memperbaiki nilai gizi

masyarakat, pemerintah mendukung perkembangan industri susu di Indonesia dengan

meningkatkan produksi dan konsumsi susu. Industri susu di Indonesia saai ini telah

banyak berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap

produk susu olahan. Pola konsumsi susu skala nasional mengalami kenaikan sebesar

1,6% setiap tahun, sedangkan produksi susu nasional juga meningkat antara 25-30%

selama tahun 2009-2011 (Siregar, 2005). Prospek industri susu yang semakin

menjanjikan dapat mendorong produsen susu untuk terus menambah kapasitas produksi

dan membangun pabrik susu di Indonesia. Hal tersebut memiliki arti positif karena

dapat menambah investasi dan mendatangkan devisa bagi negara, namun di sisi lain

juga dapat menimbulakn kekhawatiran karena berdampak pada peningkatan volume

limbah yang dihasilkan.

Volume limbah cair yang dihasilkan dari industri susu sangat bervariasi. Untuk sebuah

pabrik susu di Indonesia, rata-rata menghasilkan limbah dengan volume sebesar 2

liter/kg produk susu (Mintarsih, 2006). Limbah cair yang berasal dari industri susu

memiliki karakteristik khusus, yaitu kerentanannya terhadap bakteri, limbah tersebut

mudah mengalami proses pembusukan dan apabila tidak segera didaur ulang akan

membahayakan lingkungan disekitar industri (Wigani dan Karyono, 2002).

Dampak dari pencemaran lingkungan secara langsung maupun tidak langsung dapat

dirasakan oleh manusia. CV Cita Nasional yang menghasilkan limbah pada setiap

harinya yang akan dibuang ke lingkungan menyadari akan pentingnya proses

pengolahan limbah cair sebelum dibuang ke lingkungan. Sehingga penulis tertarik untuk

mengangkat topic analisa proses pengolahan limbah cair pada CV Cita Nasional yang

Page 10: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

2

dihasilkan setiap hari agar memenuhi baku mutu air limbah agar tidak mencemari

lingkungan sekitar pabrik.

1.2.Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan Kerja Praktek ini adalah sebagai berikut:

a) Melihat dan memahami secara langsung proses industri susu dan proses pengolahan

limbah di CV Cita Nasional Salatiga, Jawa Tengah.

b) Memperoleh pengalaman kerja secara langsung sehingga dapat membandingkan

antara teori yang diperoleh dari perkuliahan dengan praktek di lapangan langsung

dengan ilmu yang lainnya. Sehingga nanti dapat digunakan sebagai bekal untuk

mempersiapkan diri terjun ke dunia kerja atau dunia industri.

c) Mengidentifkasi bahan-bahan dan proses produksi serta proses pengolahan limbah

Susu Murni Nasional di CV Cita Nasional.

d) Membekali mahasiswa/mahasiswi dengan pengalaman-pengalaman yang

sebenarnya didalam dunia kerja, sebagai persiapan guna menyesuaikan diri dengan

dunia kerja dan masyarakat.

e) Mahaiswa/mahasiswi dapat meningkatkan rasa percaya dirinya, dalam memecahkan

berbagai masalah atau kesulitan yang ditemuinya.

f) Memperluas dan memperkaya wawasan terhadap pengaplikasian ilmu pangan pada

dunia kerja nyata.

Page 11: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

3

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1. Latar Belakang Perusahaan

CV Cita Nasional merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan susu

murni menjadi susu pasteurisasi dan homogenisasi yang dikemas dalam bentuk cup dan

pure pack dengan merk dagang “Susu Segar Nasional”. Tujuan didirikan perusahaan ini

dilatarbelakangi oleh jiwa kewirausahaan serta dorongan untuk berpartisipasi dalam

rangka meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang kini sedang

tumbuh untuk menyiapkan generasi penerus bangsa dan dalam rangka menyukseskan

program pemerintah untuk mencerdaskan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

khususnya masyarakat menengah ke bawah dan umumnya masyarakat luas. Bentuk

upaya yang dilakukan yaitu menghasilkan produk susu yang aman dan bermutu dengan

harga ekonomis serta menyerap tenaga kerja di daerah lokasi pabrik di Desa Sumogawe

Salatiga.

2.2. Sejarah Perusahaan

CV Cita Nasional adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Industri

Pengolahan Susu Pasteurisasi dan Homogenisasi yang didirikan oleh Bapak H. Rudi

Kurnia Danu Wijaya pada tanggal 10 November 2000 serta diresmikan oleh Prof. Dr. Ir.

Bungaran Saragih, MSc selaku Menteri Pertanian dan Perkebunan Republik Indonesia.

Perusahaan CV Cita Nasional berkomitmen untuk menghasilkan produk susu yang

bermutu dengan menggunakan mesin teknologi modern dari Eropa dan Amerika Serikat

dan didukung oleh tenaga professional dan dilakukan pengawasan mutu yang ketat

dengan sistem Quality Control.

Pada awal berdirinya, perusahaan CV. Cita Nasional memproduksi susu murni dengan

jumlah sekitar 5000 liter dan menghasilkan produk susu pasteurisasi dan homogenisasi

dalam kemasan sebanyak ± 20.000 cup. Daerah pemasaran pertama kali berada di Kota

Surabaya dengan produk “Susu Segar Nasional”. Produk yang dipasarkan meliputi

produk “Susu Segar Nasional” dalam kemasan cup rasa coklat dan rasa strawberry

dengan volume 180 ml/cup, serta plain (purepack) dengan volume 500 ml/pack. Seiring

dengan berjalannya waktu, produk CV. Cita Nasional dengan merek dagang “Susu

Segar Nasional” ini mulai dikenal oleh masyarakat yang ada di kota Yogyakarta, Solo,

Page 12: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

4

Semarang, dan Jakarta sehingga jumlah susu yang diproduksi pun semakin meningkat

hingga sekarang. Jumlah produk dan pilihan rasa yang dihasilkan juga semakin

meningkat hingga saat ini dan mengalami diversifikasi produk yaitu berbagai macam

rasa susu pasteurisasi dan homogenisasi, serta juga terdapat pengolahan yoghurt.

2.3. Lokasi Perusahaan

CV Cita Nasional terletak di jalan Raya Kopeng km 5, Desa Sumogawe, Kecamatan

Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah yang lokasi pabriknya berada pada

wilayah dengan topografi yang berbukit dengan ketinggian 400-500 di atas permukaan

laut. Pada sebelah timur perusahaan berbatasan dengan pemukiman penduduk, pada

sebelah selatan perusahaan berbatasan dengan perkebunan, pada sebelah barat

perusahaaan berbatasan dengan perkebunan, serta pada sebelah utara perusahaan

berbatasan dengan KUD Getasan. Sehingga, total luas area perusahaan ini adalah 4000

m2, dengan 700 m

2 wilayah digunakan untuk bangunan pabrik dan kantor. Kantor ini

merupakan pusat administrasi pabrik serta mengatur pengiriman produk ke agen-agen

pemasaran. Perusahaan ini terletak di daerah yang strategis karena sarana transportasi

yang mudah dijangkau serta ketersediaan fasilitas listrik dan komunikasi yang dipasok

dari kota Salatiga. Kondisi pabrik yang terletak di wilayah perbukitan juga memberikan

keuntungan tersendiri, yaitu kemudahan memperoleh air. Selain itu, suhu lingkungan

pabrik yang relatif sejuk dapat secara efektif menciptakan kondisi lingkungan produksi

yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada

penyimpanan suhu ruang.

Pada bangunan pabrik terdapat beberapa bagian yaitu laboratorium, produksi,

pengemasan, dan pengepakan. Pada bagian laboratorium terdapat tiga ruangan, yaitu

ruang pengujian mutu dan ruang pengujian mikrobiologi. Ruang pengujian mutu

terletak di bagian tepi pabrik, sehingga pengambilan sampel bahan baku dapat

dilakukan secara efisien. Ruang pengujian mikrobiologi yang terletak di sebelah dalam

bagian laboratorium ini, dijaga keaseptisannya dengan senantiasa ditutup rapat dan

sebagai pembatasnya dengan ruangan lain diberi sekat kaca.

Page 13: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

5

Pada bagian produksi terdapat ruang administrasi produksi, penyimpanan bahan baku,

serta daerah produksi basah. Bagian pengemasan terdapat tiga ruangan, yaitu ruang

pengemasan susu pasteurisasi dalam kemasan cup, ruang pengemasan susu pasteurisasi

dalam kemasan minipack dan purepack, serta ruang pengemasan yoghurt drink dalam

kemasan cup. Bagian pengepakan terdapat dua ruangan, yaitu ruang pengepakan produk

berkemasan cup dan ruang pengepakan produk berkemasan minipack dan purepack.

2.4. Visi dan Misi Perusahaan

CV Cita Nasional memiliki visi yaitu menjadi pelopor perusahaan susu pasteurisasi dan

homogenisasi yang berskala nasional untuk memenuhi kebutuhan susu dengan harga

yang terjangkau dan mudah didapatkan. Sedangkan misi dari CV Cita Nasional adalah

mensukseskan program pemerintah dalam meningkatkan gizi rakyat Indonesia agar

generasi penerus menjadi bangsa yang sehat, kuat dan cerdas.

2.5. Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

CV Cita Nasional merupakan badan usaha yang berbentuk CV dengan surat ijin

perusahaan No. 155/KWDPP.11/3.1/XI/2000 berdasarkan surat keputusan Dinas

Perindustrian dan perdagangan No. 160/11.16/PK/VII/2000 berdasarkan Surat Ijin

Usaha Perusahaan (SIUP). Susunan Personalia yang ditetapkan CV Cita Nasional

dipimpin langsung oleh seorang Direktur Utama dan Direktur Pelaksanaan serta Plant

Manager yang pelaksanaan kegiatan dibantu oleh beberapa supervisor pada setiap

bagiannya, artinya dalam organisasi pada setiap bagian dipimpin langsung oleh seorang

supervisor dan bertanggung jawab langsung terhadap Plant Manager. Beberapa manager

tersebut bertanggung jawab dan memiliki wewenang atas seluruh kegiatan di

departemennya masing – masing. Susunan Personalia di CV. Cita Nasional disajikan

sebagai berikut :

Page 14: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

6

Tabel 1. Susunan Personalia CV Cita Nasional

Jabatan Nama

Direktur Utama Rudi Kurnia Danuwijaya

Plan Manager Iskandar Muhklas

Asisten Manager Enang Komara

Kepala Quality Control dan R&D Moh. Nur Ali Muslim

Kepala Engineering Ade Herman

Kepala Gudang Atang S.

Ass. Supervisor Proses Nur Haryanto

Ass. Supervisor QC dan R&D Agung Tri Kuncoro

Ass. Supervisor Filling & Sealing Santosa

Administrasi Supriyati (Sumber : Arsip CV. Cita Nasional, 2016)

2.6. Ketenagakerjaan

Secara keseluruhan, CV Cita Nasional dalam melaksanakan produksinya sehari-hari

baik proses maupun administrasi perusahaan didukung oleh tenaga kerja sejumlah 118

orang yang terdiri dari 112 orang karyawan dan 6 orang karyawati. Karyawan dan

karyawati CV. Cita Nasional berasal dari daerah sekitar perusahaan dan sebagian

berasal dari daerah Jawa Barat, umumnya Bandung dengan tingkat pendidikan yang

bervariasi. Untuk penempatan karyawan disesuaikan dengan kebutuhan dalam proses

produksi. Berikut ini bagan struktur organisasi CV. Cita Nasional.

Gambar 1. Struktur Organisasi CV. Cita Nasional

(Sumber : Arsip CV. Cita Nasional, 2014)

Page 15: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

7

Di CV Cita Nasional terbagi dalam beberapa divisi yang memiliki peran serta tanggung

jawab yang berbeda-beda untuk memastikan keberlangsungan suatu proses produksi.

Divisi yang berkaitan langsung dengan bidang teknologi pangan, yaitu Divisi

Laboratorium yang berperan sebagai Quality Control mulai dari mengontrol bahan

baku, proses produksi, pengemasan, produk jadi, keamanan distribusi, hingga

monitoring produk. Divisi laboratorium juga berperan daklam Research & Development

untuk melakukan penelitian dan pengembangan dalam melihat tren pasar ke depan

dengan target efisiensi dan inovasi.

Sistem pembagian kerja yang digunakan di CV Cita Nasional menggunakan 2 “shift”

dengan 2 kelompok kerja. Pada masing-masing shift bekerja selasma 15 hari kerja

sebulan dengan waktu istirahat ± 60 menit dari jam 12.00 hingga 13.00 WIB. Waktu

kerja staf kantor yaitu hari senin sampai hari jumat pukul 08.00 – 16.00 WIB. Namun

untuk kepentingan pengecekan sebelum produksi dimulai, karyawan bagian produksi

yang hari tersebut bertugas, umumnya datang lebih awal yaitu pukul 06.00 WIB. Selain

itu untuk memenuhi pemesanan, proses produksi dapat berlangsung hingga pukul 19.00

WIB.

2.7. Sistem Pemasaran

CV. Cita Nasional bekerja sama dengan CV. Cipta Karsa Bersama sebagai tim

marketing yang berpusat di Jakarta menerapkan sistem menjemput bola, yaitu dengan

menjajakan produk hingga ke konsumen lapisan terbawah. Sistem menjemput bola ini

dirasa lebih efektif dan efisien dengan perputaran cost menjadi lebih cepat. Untuk saat

ini susu nasional sudah dipasarkan hampir ke seluruh wilayah di Pulau Jawa dengan

keberadaan depot di setiap wilayah, yakni: Jakarta, Bandung, Semarang, Jogjakarta,

Solo, Purwokerto dan Surabaya. Setiap depot terdiri dari kurang lebih 160 sub depot,

dengan jumlah tenaga loper ± 2500 orang.

Page 16: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

8

BAB III

SPESIFIKASI PRODUK

3.1. Susu Paesturisasi dan Homogenisasi

Jenis susu yang diproduksi oleh CV. Cita Nasional merupakan susu yang telah

mengalami proses pasteurisasi dan homogenisasi, yang kemudian diberi bahan

tambahan lain seperti skim bubuk, gula, flavor, pewarna, penstabil, dan pengental. Jenis

produk berdasarkan kemasannya dibagi menjadi tiga, yakni kemasan cup, minipack, dan

purepack. Kemasan cup terdiri dari cup reguler dan cup industri. Dimana cup reguler

memiliki berat bersih 150 ml, yang dipasarkan ke masyarakat umum melalui depot dan

peloper. Adapun kemasan cup reguler ini memiliki empat varian rasa, yaitu coklat,

stroberi, moka, dan rasa jeruk yang dapat dilihat di Gambar 2.

(a) rasa stroberi; (b) rasa coklat; (c) rasa moka; (d) rasa jeruk

Gambar 2. “Susu Segar Nasional” Kemasan Cup Reguler

Sementara itu, untuk cup industri dengan berat bersih 180 ml dipasarkan sesuai pesanan

perusahaan tertentu dan tidak untuk dipasarkan ke masyarakat umum melalui peloper.

Kemasan cup untuk industri ini memiliki tiga varian rasa, yakni coklat,stroberi, dan

moka yang dapat dilihat di Gambar 3.

a b c d

a b c

Page 17: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

9

(a) rasa stroberi; (b) rasa coklat; (c) rasa moka

Gambar 3. “Susu Segar Nasional” Kemasan Cup Industri

Lalu, ada kemasan minipack dengan dua volume yang berbeda, yakni 125 ml dan 200

ml. Keduanya memiliki varian rasa coklat, stroberi, dan putih manis. Beberapa contoh

produknya dapat dilihat pada Gambar 4. Untuk kemasan minipack dapat konsumen

temui di peloper-peloper “Susu Segar Nasional” yang ada.

(a) rasa stroberi 125 ml; (b) rasa coklat 125 ml; (c) rasa putih manis 180 ml

Gambar 4. “Susu Segar Nasional”

Kemasan minipack produk yang terakhir adalah susu dalam kemasan pure pack dengan

berat bersih 500 ml tanpa penambahan rasa ataupun flavor. Bentuk kemasannya mirip

seperti minipack hanya saja dengan volume yang lebih besar. Untuk gambar produk pure

pack dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Susu Pasteurisasi “Plain”

Semua kemasan Pure Pack tidak menggunakan bahan pengawet dan hanya mengandalkan

pasteurisasi dan pengemasan untuk memperpanjang umur simpannya. Maka dari itu, umur

simpan produk-produk susu ini hanya 7 hari dan harus disimpan dalam suhu dingin, supaya

tidak terjadi kerusakan. Ketika susu masih dalam keadaam baik warna dari susu tersebut

a b c

Page 18: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

10

masih bagus dan tidak memiliki bau yang menyengat, namun jika mulai mendekati atau

sudah melewati masa kedaluarsa maka warnanya jadi memucat dan agak mengental, serta

berbau asam.

3.2. Yogurt

Yoghurt merupakan produk olahan susu dari hasil fermentasi kedua dari Bakteri Asam

Laktat (BAL) sebagai starter, yakni Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus

bulgaricus yang hidup bersimbiosis untuk menghasilkan rasa asam dan aroma yang

khas dengan tekstur yang lembut dan sedikit kental. Proses fermentasi yang dilakukan

oleh bakteri tersebut dalam mengubah gula laktosa pada susu menjadi asam laktat yang

kemudian akan menurunkan pH sehingga menimbulkan rasa asam dan flavor tertentu

yang dihasilkan dari enzim bakteri tersebut. Adapun produk ini dikenal dengan merek

“Yogurt Nasional”. Berdasarkan jenis kemasannya, ada 3 jenis yogurt yang diproduksi,

diantaranya drink yoghurt dalam kemasan cup, stirred yoghurt dalam kemasan botol,

dan set yoghurt dalam kemasan kaleng plastik. Drink yoghurt ini merupakan salah satu

jenis yogurt yang memiliki tekstur cair dan banyak beredar di pasaran serta dikemas

dalam bentuk cup plastik polypropylene (PP) dengan berat bersih 180 ml dan varian

rasa, diantaranya stroberi, mangga, dan anggur. Contoh produk drink yogurt yang dijual

di pasaran ini dapat dilihat pada Gambar 6.

(a) rasa stroberi; (b) rasa anggur; (c) rasa mangga

Gambar 6. Yogurt Drink “Nasional” Kemasan Cup

a b c

Page 19: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

11

Stirred yoghurt merupakan yogurt yang teksturnya sedikit lebih kental (creamy)

dibandingkan drink yoghurt, namun lebih encer dari set yogurt. Perbedaan kekentalan

keduanya disebabkan karena kandungan skim yang lebih banyak pada stirred yogurt

dibanding drink yoghurt. Adapun stirred yoghurt ini dikemas dalam botol plastik jenis

polyethylene terephthalate (PET) dengan isi bersih 250 ml dan ada dua varian rasa,

yakni plain dan strawberry. Untuk produk stirred yoghurt ini dapat dilihat di Gambar 7.

Gambar 7. Stirred Yogurt “Nasional” Kemasan Botol

Jenis produk yogurt terakhir yang diproduksi adalah set yogurt, yang merupakan yogurt

yang memiliki tekstur lebih kental dan padat. Fermentasi yogurt ini dilakukan langsung

di dalam wadah pengemasnya yang terbuat dari kaleng plastic. Set yogurt ini hanya

diproduksi dalam satu varian rasa, yakni rasa plain. Untuk produk yogurt ini tidak dijual

secara bebas/umum, tapi produksinya hanya ketika ada pesanan tertentu, sehingga set

yogurt merupakan yang paling jarang diproduksi oleh CV. Cita Nasional. Produk set

yogurt dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Set Yogurt “Nasional”

Page 20: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

12

BAB IV

PROSES PENGOLAHAN LIMBAH

4.1. Pengertian Limbah Cair

Limbah adalah sisa dari suatu usaha atau kegiatan. Limbah berbahaya dan beracun

adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun

yang karena sifat, konsentrasi, dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak

langsung dapat mencemarkan, merusak lingkungan hidup, atau membahayakan

lingkungan hidup manusia serta makhluk hidup. Limbah cair adalah bahan-bahan

pencemar berbentuk cair. Air limbah adalah air yang membawa limbah dari rumah

tinggal, bisnis, dan industri yaitu campuran air dan padatan terlarut atau tersuspensi

dapat juga merupakan air buangan dari hasil proses yang dibuang ke dalam lingkungan.

Berdasarkan sifat fisiknya limbah dapat dikategorikan atas limbah padat, cair, dan gas.

Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian

lingkungan. Berbagai teknik pengolahan air limbah untuk menyisihkan bahan

polutannya telah dicoba dan dikembangkan selama ini. Teknik-teknik pengolahan air

buangan yang telah dikembangkan tersebut secara umum dapat dibagi menjadi tiga

metode pengolahan, yaitu pengolahan secara fisika, pengolahan secara kimia, dan

pengolahan secara biologi.

4.2. Karakteristik Limbah Cair

Karakteristik air yang telah mengalami pencemaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga,

yaitu karakteristik fisik, karakteristik kimia dan karakteristik biologi (Linsey Ray dan

Franzini Joseph, 1989 dalam Ulhaq, Luthfi Dhiya, 2018) meliputi:

1. Karakteristik Fisik

Perubahan yang ditimbulkan oleh parameter fisik limbah cair yaitu, suhu,zat

padat yang terlarut, zat padat yang tersuspensi, kekeruhan, daya hantar listrik,

warna dan bau.

2. Karakteristik Kimia

Karakteristik kimiawi ditentukan oleh kandungan unsur yang membuat sifat-

sifat kimia dari limbah cair yang meliputi: pH, BOD, COD, alkalinitas, kadar

Page 21: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

besi, mangan, klorida, sulfur, logam berat dan beracun, fenol, lemak dan

minyak.

3. Karakteristik Biologi

Karakteristik biologi ditentukan oleh kandungan organisme didalam air seperti

bakteri coliform dan mikroorganisme lainnya termasuk ganggang dan jamur.

4.3. Metode Proses Pengolahan Limbah Cair

Proses pengolahan limbah cair yang telah berkembang saat ini adalah proses

pengolahan limbah secara fisika, kimia dan biologi. Dalam penerapannya terdiri dari

masing-masing proses yang dapat digunakan dengan cara kombinasi maupun tanpa

kombinasi. Berikut ini adalah proses pengolahan limbah cair:

1. Proses Fisika

Proses pengolaha yang mengakibatkan perubahan kualitas limbah cair akibat

berlangsungnya proses-proses fisika, yang meliputi proses penyaringan, floatasi,

skrining, sedimentasi dan adsorpsi.

2. Proses Kimia

Proses kimia meliputi: koagulasi-flokulasi, yaitu dengan memisahkan partakel-

partikel dengan menambahkan bahan koagulan yang dibantu dengan proses

flokulasi. Proses-proses lainnya adalah proses pertukaran ion dan proses

menghilangkan zat terlarut organik.

3. Proses Biologi

Proses oksidasi yang memanfaatkan aktivitas mikroorganisme. Proses

pengolahan secara biologis diklasifikasikan berdasarkan ketergantungan

prosesnya dengan oksigen, yaitu aerob dan anaerob.

Page 22: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

14

BAB V

PENGOLAHAN LIMBAH CV. CITA NASIONAL

5.1. Parameter Limbah Cair

Berdasarkan baku mutu air limbah bagi industri pengolahan susu (Peraturan Menteri

Lingkungan Hidup, 2014), parameter yang perlu diperhatikan untuk membuang limbah cair

industri ini adalah BOD, COD, TSS, minyak dan lemak, NH3N, dan pH. Pada CV. Cita

Nasional sendiri, setiap bulannya dilakukan uji kualitas output limbah cair oleh Balai Besar

Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI). Pengujian yang dilakukan meliputi

uji karakteristik fisika dan kimia dari limbah cair. Karakteristik fisika yang diuji meliputi uji

total suspended solid (TSS). Sedangkan karakteristik kimia yang diuji meliputi pH, COD,

dan BOD5. Walaupun uji yang dilakukan tidak lengkap seperti baku mutu air limbah industri

susu yang tercantum pada peraturan menteri lingkungan hidup (2014), namun uji yang

dilakukan ini sudah sesuai dengan baku mutu air limbah industri susu dan produk dari susu

yang dikeluarkan oleh pemerintah Provinsi Jawa Tengah (2012).

5.2. Proses Pengolahan Limbah Cair

CV. Cita Nasional telah membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sendiri. IPAL

ini yang akan mengolah air limbah dari keseluruhan proses produksi di CV. Cita Nasional

supaya kualitas air limbah yang dibuang ke lingkungan akan sesuai dengan baku mutu air

limbah dan tidak menimbulkan masalah bagi lingkungan. Proses pengolahan air limbah pada

CV. Cita Nasional ini merupakan gabungan dari metode fisika, kimia, dan biologis. Menurut

Wagini (2002), limbah cair dari industri pengolahan susu rentan terhadap pertumbuhan

bakteri. Hal ini dapat terjadi karena kandungan nutrisi pada limbah ini tergolong tinggi. Maka

dari itu jika tidak segera dilakukan pengolahan lebih lanjut maka air limbah ini akan cepat

membusuk dan dapat menimbulkan polusi bagi lingkungan. Pengolahan air limbah di CV.

Cita Nasional dilakukan secara terus menerus selama 24 jam. Hanya saja ketika proses

produksi berlangsung, hasil pengolahan limbah akan dialirkan ke pembuangan air dan ketika

tidak ada proses produksi, pengolahan limbah ini tetap beroprasi, namun prosesnya hanya

akan berputar saja tanpa adanya output. Hampir keseluruhan proses yang ada di CV. Cita

Nasional menghasilkan limbah cair. Limbah cair ini dapat berasal dari tumpahan susu pada

proses produksi setelah dilakukannya Cleaning In Process (CIP) peralatan, pipa yang bocor

selama pengaliran susu, pembilasan setiap pergantian rasa di proses pengemasan, susu dan

Page 23: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

15

yoghurt dalam kemasan yang rusak, susu bekas uji harian, serta limbah dari pembersihan

lantai.

Gambar 9. Alur Pengolahan Limbah di CV. Cita Nasional

Sumber : Dokumentasi CV. Cita Nasional

Proses pengolahan limbah cair di CV. Cita Nasional melalui 7 tahapan proses, antara lain:

penampungan air limbah, ekualisasi, aerasi, flotasi, flokulasi, filtrasi, dan mediasi.

Pengolahan limbah cair ini kurang lebih sama dengan pengolahan limbah cair industri

susu yang dipaparkan oleh Wigani (2002), yaitu: ekualisasi, aerasi, sedimentasi 1,

koagulasi / flokulasi, sedimentasi 2, flotasi, sedimentasi 3, dan filtrasi. Kedua jenis

pengolahan limbah cair tersebut memiliki tahapan yang mirip, hanya berbeda urutan saja.

Proses pengolahan limbah cair di CV. Cita Nasional melalui proses fisika yaitu flotasi dan

Bak PenampunganAir Limbah

Ekualisasi

Flokulasi

Aerasi

Flotasi

Filtrasi

Mediasi

Output Air Limbah

Padatan

nm

Padatan

Padatan

Soda Kaustik

Oksigen +

Mikroorganisme

Koagulan (PAC)

Page 24: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

16

filtrasi, proses kimia yaitu ekualisasi dan flokulasi, serta proses biologis yaitu aerasi dan

mediasi.

5.2.1. Penampungan Air Limbah

(a) Tangki Penampungan Air Limbah

Gambar 10. Tangki Penampungan Air Limbah

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Tahap ini merupakan tahap awal dari IPAL di CV Cita Nasional. Semua air limbah dari

ruang produksi, pengemasan, dan juga laboratorium akan dialirkan ke dalam tangki-

tangki besar. Tangki tersebut telah dilengkapi dengan agitator yang berfungsi untuk

mengaduk air limbah yang ada di dalamnya agar menjadi lebih homogen sebelum masuk

ke proses selanjutnya. Tangki penampungan air limbah yang dimiliki oleh CV Cita

Nasional berjumlah 4 tangki.

5.2.2. Ekualisasi

(a) Air Limbah

Gambar 11. Bak Ekualisasi

Sumber : Dokumentasi Pribadi

a

a

Page 25: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

17

Pada tahap ekualisasi dilakukan penyeragaman air limbah, terutama yang berkaitan

langsung dengan pH air limbah. Air limbah yang berasal dari produksi yoghurt memiliki

pH yang terlalu rendah untuk dapat dilakukan pengolahan limbah tahap selanjutnya,

terutama untuk tahap penguraian oleh mikroba. Oleh karena itu, perlu adanya

penyeragaman pH, agar pH air limbah menjadi mendekati netral. Untuk air limbah

dengan pH yang rendah, pada tahap ekualisasi akan dilakukan penambahan soda kaustik.

5.2.3. Aerasi

(a) Aerator; (b) Buih pada air limbah

Gambar 12. Bak Aerasi 1

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Setelah melalui proses ekualisasi, air limbah masuk ke bak aerasi pertama. Pada bak

aerasi ini kemudian dilakukan penambahan mikroorganisme pengurai dalam bentuk cair.

Mikroorganisme yang ditambahkan biasanya adalah Nitrosomonas sp, Lactobacillus sp,

Aerobacter sp, Nitrobacter sp, dan Saccharomyces sp. Penanganan limbah secara biologis

berlangsung secara alami, serta efektif digunakan untuk menangani senyawa organic,

sehingga pengolahan senyawa organik ini efektif, diperlukan kombinasi beberapa

mikroorganisme sekaligus, karena setiap mikroorganisme dapat mengurai komponen

yang berbeda-beda. Fungsi dari penambahan Nitrobacter sp dan Nitrobacter sp adalah

untuk menguraikan zat organik yang terdapat dalam air limbah pengolahan susu, menjadi

zat anorganik yang stabil dan tidak memberikan dampak pencemaran terhadap

lingkungan. Selain itu, pada bak aerasi ini juga terdapat alat berupa aerator yang

berfungsi untuk memasukkan oksigen ke dalam air limbah serta membantu penguraian

komponen dalam limbah cair tersebut. Dengan terpenuhinya kebutuhan oksigen, maka

a

b

Page 26: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

18

proses penguraian komponen organik pada limbah oleh mikroba dapat berlangsung

dengan baik, sehingga dapat menurunkan nilai BOD limbah cair. Dari tahap ini, akan

dihasilkan gas CO2 serta lumpur aktif yang mengandung biomassa mikroba. Tahap aerasi

ini dilakukan 2 kali pada 2 bak yang berbeda. Aerasi pertama dilakukan pada bak yang

ukurannya lebih kecil daripada bak aerasi kedua. 2 tahapan aerasi ini bertujuan untuk

menambah kapasitas pengolahan limbah cair, yang mana kapasitas tersebut menyesuaikan

dengan kapasitas produksi.

Gambar 13. Bak Aerasi 2

Sumber : Dokumentasi Pribadi

5.2.4. Flotasi

Gambar 14. Bak Flotasi

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Pada tahap flotasi dilakukan pengapungan air limbah. Dengan dilakukannya

pengapungan, maka biomassa yang dihasilkan dari tahap aerasi akan tertinggal di bawah.

Pemisahan ini dapat terjadi karena terdapat perbedaan berat jenis antara air dengan bahan

padat atau pengotor, kedua bagian tersebut akan terpisahkan dengan gaya gravitasi yang

Page 27: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

19

ada. Partikel yang mengapung akan lanjut ke tahap berikutnya (Kusnaedi, 2010). Tahap

ini juga dapat disebut dengan tahap sedimentasi 1.

5.2.5. Flokulasi

Gambar 15. Bak Flokulasi

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Pada tahap flokulasi dilakukan penambahan koagulan yaitu berupa Poli Aluminium

Chloride (PAC). Koagulan PAC efektif dalam memisahkan residu yang ada pada cairan

karena memiliki gugus aktif alumina yang bagus untuk mengikat koloid yang ada pada

cairan. Dengan begitu, penggunaan PAC akan efektif menurunkan kekeruhan (turbiditas)

dan nilai TSS dari air limbah (Ramadhani, 2013). Dengan dilakukannya penambahan

koagulan, maka komponen pengotor yang masih ada di air limbah akan menggumpal dan

berkumpul menjadi berat. Komponen yang berat tersebut akan mengendap di bawah,

sehingga cairan yang lebih jernih akan terpisahkan ke bagian atas. Cairan jernih inilah

yang akan lanjut ke tahap berikutnya. Tahap flokulasi juga dapat disebut dengan tahap

sedimentasi 2.

5.2.6. Filtrasi dengan Pasir

Page 28: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

20

Gambar 16. Tangki Filtrasi

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Setelah dilakukan proses pemisahan padatan dengan sedimentasi, untuk memperoleh

cairan yang lebih bersih, dilakukan proses filtrasi. Filtrasi yang dilakukan adalah dengan

menggunakan media pasir lembut atau biasa disebut dengan sand filter. Menurut SNI

(2008), filtrasi dapat menggunakan pasir yang sangat halus dan mengandung kuarsa yang

tinggi yang dapat digunakan untuk penyaringan air minum.

5.2.7. Mediasi

(a) Kolam yang berisi ikan

Gambar 17. Kolam Mediasi

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Mediasi adalah tahap akhir dari proses pengolahan limbah cair di CV Cita Nasional

sebelum air limbah dibuang ke lingkungan. Tahap mediasi merupakan tahap untuk

memastikan bahwa air limbah yang telah diproses tidak berbahaya bagi lingkungan. Hal

ini dapat dilakukan dengan menggunakan mediator berupa makhluk berupa ikan. Jenis

ikan yang digunakan pada proses mediasi beragam, yaitu ikan nila, ikan mas, dan ikan

koi. Ketika mediator dapat hidup dengan baik di dalam air limbah, maka air limbah

tersebut sudah aman untuk dilepas ke lingkungan. Hasil pengolahan limbah ini dapat

dimanfaatkan untuk menyiram tanaman, serta padatan yang berhasil dipisahkan dapat

digunakan sebagai pupuk tanaman.

a

Page 29: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

21

5.3. Analisa Air Limbah Industri Susu

5.3.1. Latar Belakang

Semua industri pangan pasti akan menghasilkan limbah. Limbah dari industri pangan

dapat berupa limbah padat dan limbah cair. Limbah industri perlu ada standarisasi, agar

ketika dilepas ke lingkungan tidak menyebabkan pencemaran. Standar tersebut diatur

oleh menteri lingkungan hidup maupun oleh pemerintah tiap provinsi. Bahan baku susu

yang digunakan tinggi akan nutrisi dan dapat menyebabkan limbah cair industri susu ini

mengandung komponen organik terlarut yang tinggi. Jika tidak dilakukan pengolahan air

limbah yang baik, maka pembusukan oleh mikroorganisme akan cepat berlangsung dan

menyebabkan pencemaran lingkungan. Dengan adanya standar yang ditetapkan tentang

air limbah industri, maka setiap industri perlu melakukan uji terhadap limbah yang

mereka hasilkan sebelum membuangnya. Untuk memenuhi standar tersebut, banyak

industri pangan yang telah mendirikan IPAL (Instalansi Pengolahan air Limbah). Namun

segala peralatan untuk IPAL tidak selamanya akan berfungsi dengan baik dan

menghasilkan air limbah dengan karakteristik yang diinginkan dan sesuai standar. Oleh

karena itu, perlu dilakukan pemantauan hasil pengujian air limbah secara berkala, serta

melakukan evaluasi IPAL ketika terdapat masalah pada hasil uji karakteristik limbah

tersebut.

Setiap bulan, BBTPPI (Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri) akan

menguji kualitas output dari limbah CV Cita Nasional. Jika pada 1 bulan terjadi

penyimpangan hasil dari standar yang ada, maka perusahaan tersebut akan diberikan

peringatan dan dihimbau untuk membenahi IPAL mereka, namun jika terjadi

penyimpangan selama 3 bulan berturut-turut, maka perusahaan akan diperintahkan untuk

menghentikan seluruh proses produksi, hingga hasil uji output limbah kembali sesuai

standar. Pada CV Cita Nasional sendiri, pernah terjadi beberapa kali penyimpangan,

namun tidak pernah hingga 3 bulan berturut-turut. Oleh karena itu, untuk

mempertahankan kualitas output limbah cair di CV. Cita Nasional, perlu dilakukan

analisa permasalahan proses pengolahan limbah cair. Analisa tersebut meliputi analisa

faktor-faktor yang dapat menyebabkan pengolahan limbah menjadi tidak optimal, yang

akan menyebabkan output limbah menjadi tidak sesuai standar. Dengan begitu,

penyimpangan yang terjadi dapat diminimalkan serta perbaikan IPAL jika terjadi

penyimpangan dapat dilakukan dengan cepat.

Page 30: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

22

5.3.2. Tujuan

Untuk mengetahui proses pengolahan limbah cair ini, pengujian COD pada limbah cair,

pengujian BOD pada limbah cair dan pengujian TSS pada limbah cair serta mengetahui

cara mengatasi penyimpangan hasil pengujian air limbah.

5.3.3. Metode

Metode yang digunakan dalam tugas khusus antara lain:

1) Observasi

Selama kerja praktek penulis telah melakukan observasi langsung ke tempat IPAL

yang ada di CV. Cita Nasional. Selama observasi ini, dilakukan pengamatan

terhadap lokasi dan kondisi IPAL, tata letak setiap proses pengolahan limbah cair,

alur pengolahan limbah cair, serta peralatan yang digunakan untuk pengolahan

limbah cair.

2) Wawancara

Metode wawancara ini dilakukan dengan memberikan beberapa pertanyaan secara

langsung kepada Pak Ali selaku supervisor Research & Development dan juga

Pak Haryono selaku Ketua Tim IPAL di CV. Cita Nasional. Pertanyaan yang

diberikan adalah mengenai proses pengolahan limbah cair, kendala yang pernah

terjadi dalam pengolahan limbah cair, uji karakteristik limbah cair, serta cara

mengatasi masalah ketidaksesuaian hasil uji.

3) Data Sekunder

Data sekunder ini didapatkan dari dokumen yang dimiliki CV. Cita Nasional. Data

ini diberikan langsung oleh Pak Ali selaku supervisor Research & Development.

Data sekunder yang diperoleh adalah data hasil uji output limbah cair CV. Cita

Nasional yang dilakukan oleh BBTPPI selama beberapa bulan.

4) Studi Literatur

Studi literatur dilaksanakan dengan mencari dan mempelajari seputar pengolahan

limbah cair dari buku dan jurnal yang sesuai.

Page 31: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

23

5.3.4. Hasil

Karakteristik air limbah pada CV. Cita Nasional jarang menyimpang dari standar yang

ada, namun bukan berarti tidak pernah menyimpang. Sesuai dengan yang ada pada

Gambar 18., dapat dilihat bahwa pada uji air limbah yang dilakukan bulan Januari 2019,

parameter BOD, COD, TSS, pH dan debit sesuai / tidak melebihi standar yang ada. Dari

analisa tersebut juga dapat dilihat bahwa dengan produksi sebanyak 40.000 kg/ hari,

dihasilkan air limbah dengan debit sebesar 20 m3/ hari.

Gambar 18. Hasil Analisa Air Limbah CV. Cita Nasional bulan Januari 2019

Sumber : Data CV. Cita Nasional

Berdasarkan hasil wawancara, hasil analisa kualitas limbah cair di CV. Cita Nasional

pernah beberapa kali tidak sesuai dengan standar yang ada. Namun, penyimpangan ini

tidak pernah berlangsung lama ataupun berturut-turut. Salah satu faktor yang

menyebabkan penyimpangan adalah terjadinya penurunan pH secara drastis pada limbah

awal sedangkan pada proses ekualisasi berjalan seperti biasa. Hal ini terjadi karena

Page 32: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

24

yoghurt rusak dibuang tanpa adanya koordinasi kepada tim IPAL. Faktor-faktor lainnya

adalah nilai COD yang tinggi dapat terjadi karena penggunaan cairan pembersih dan oli

yang berlebih, jatuhnya benda ke bak aerasi yang menyebabkan aerator rusak, serta

adanya pemadaman listrik di malam hari.

5.3.5. Pembahasan

CV. Cita Nasional telah bekerja sama dengan Balai Besar Teknologi Pencegahan

Pencemaran Industri (BBTPPI) dalam proses pengolahan air limbah. Setiap bulan

dilakukan pengambilan sampel output air limbah yang telah diolah untuk diuji

karakteristiknya. Tanggal untuk pengambilan sampel limbah tidak menentu, sedangkan

untuk hasil analisa akan dikirimkan kurang lebih 1 bulan setelah pengambilan sampel.

Parameter yang diuji di BBTPPI yaitu TSS, BOD5, COD, dan pH. Selain karakteristik air

limbah, debit dari air limbah juga termasuk salah satu parameter yang harus diperhatikan

oleh CV. Cita Nasional. Berdasarkan data sekunder yang diperoleh, selama pengujian

pada bulan Januari 2019 tidak terjadi penyimpangan hasil uji, namun ketika terjadi 1

bulan penyimpangan dari hasil pengolahan limbah, maka industri akan diberi kesempatan

untuk melakukan evaluasi dan perbaikan IPAL, daengan kondisi produksi yang masih

diperbolehkan berjalan. Namun ketika hasil uji terjadi penyimpangan selama 3 bulan

berturut-turut maka proses produksi industri akan diberhentikan sementara hingga

karakteristik limbah kembali sesuai standar yang telah ditentukan. Berdasarkan

pengalaman sebelumnya, sering terjadi penyimpangan pada parameter TSS atau BOD.

TSS merupakan komponen padatan yang terdapat pada air limbah, yang dapat berupa

senyawa organik (protein yang sulit larut) yang belum terurai selama proses pengolahan

limbah ataupun biomassa. Proses pengolahan limbah pada tahap aerasi dapat membuat

tingginya TSS air limbah karena ketika aerator berputar terlalu cepat, maka bakteri atau

biomassa yang cenderung berkoloni, dapat ikut terurai menjadi terpecah dan bahkan mati.

Bakteri yang mati inilah yang akan meningkatkan nilai dari TSS pada air limbah, dan

penguraian senyawa organik pada limbah juga menjadi tidak optimal (Hidayat, 2016).

Selain itu menurut Ramadhani (2013), proses flokulasi juga dapat menurunkan TSS air

limbah karena padatan yang ada pada air limbah akan mengalami penggumpalan karena

adanya penambahan koagulan yaitu PAC, sehingga akan turun dan mengendap di dasar.

Berdasarkan teori yang ada tersebut, ketika parameter TSS melebihi standar baku mutu

yang telah ditetapkan, maka dapat dilakukan evaluasi pada proses aerasi atau flokulasi.

Page 33: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

25

BOD adalah parameter yang menunjukan bahan organik pada limbah yang dapat

digunakan oleh mikroorganisme. Semakin tinggi nilai BOD yang dihasilkan, maka

oksigen terlarut dalam air akan semakin rendah, maka air limbah yang mengandung

senyawa organik tinggi, memungkinkan memiliki nilai BOD yang tinggi pula, sehingga

akan menurunkan oksigen terlarut di perairan ketika dibuang ke lingkungan begitu saja

(Hidayat, 2016). Karena air limbah memiliki kadar BOD yang tinggi dan memiliki

oksigen terlarut yang rendah, maka dalam pengolahan air limbah secara aerob perlu

adanya proses aerasi. Proses aerasi dapat membantu mengurai bahan organic yang

terkandung pada air limbah, sehingga akan lebih mudah diuraikan oleh mikroorganisme.

Selain itu menurut Hidayat (2016), kadar BOD pada limbah cair dapat dikurangi secara

efektif jika pada pengolahan limbah digunakan kombinasi beberapa mikroorganisme,

karena setiap mikroorganisme mengurai komponen yang berbeda-beda. Ketika parameter

BOD melebihi standar baku mutu, dapat dilakukan evaluasi pada proses aerasi dan pada

kombinasi mikroorganisme yang ditambahkan.

Debit air limbah di CV. Cita Nasional sudah memenuhi standar baku mutu yang ada yaitu

20 m3/hari. Debit air merupakan jumlah air yang dikeluarkan dalam satuan waktu

tertentu. Semakin tinggi debit, maka air limbah yang dihasilkan semakin tinggi pula.

Pada baku mutu, debit air limbah maksimal adalah 1,5 L / kg produk. Jika jumlah

produksi adalah 40.000 kg / hari, maka debit air limbah maksimal adalah 60 m3/hari.

Penyeragaman pH air limbah dilakukan pada proses ekualisasi. Ketika parameter pH

tidak sesuai dengan baku mutu yang ada, maka dapat dilakukan evaluasi terhadap proses

pengolahan limbah atau ada kemungkinan terjadi kelebihan atau kekurangan dalam

penambahan soda kaustik. Parameter yang menunjukan banyaknya senyawa organik pada

limbah yaitu COD yang diukur dengan menggunakan oksidator kuat. Senyawa organik

yang terukur pada BOD juga akan terukur dalam COD. Selisih jumlah COD dan BOD

menunjukan banyaknya senyawa organik yang susah diurai oleh mikroorganisme.

Tingginya kadar COD dapat terjadi karena air limbah mengandung banyak komponen

yang tidak dapat terurai oleh mikroba atau dapat juga dikarenakan proses penguraian oleh

mikroba yang kurang optimal. Oleh karena itu, jika kadar COD tinggi, dapat dilakukan

evaluasi pada sumber-sumber limbah cair yang berkontribusi pada kualitas limbah awal

Page 34: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

26

seperti penggunaan cairan pembersih dan oli, pada proses aerasi, serta kombinasi

mikroorganisme yang digunakan.

Berdasarkan hasil wawancara, terjadinya penyimpangan dari hasi uji dapat terjadi karena

adanya faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik yaitu dapat berupa faktor dari

komposisi limbah cair yang akan diolah, misalnya pembuangan yogurt yang sudah rusak,

bahan kimia dari cairan pembersih yang terlalu banyak, atau oli pada mesin yang bocor.

Sedangkan untuk faktor ekstrinsik merupakan faktor dari luar komposisi limbah, misalnya

pompa mati karena kelalaian pekerja maupun karena pemadaman listrik di tengah malam,

curah hujan yang terlalu tinggi (karena proses pengolahan limbah berlangsung aerob dan

tanpa tutup), rusaknya aerator, penambahan soda kaustik tidak sesuai atau jumlah bakteri

yang ditambahkan tidak sesuai.

Page 35: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

27

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Limbah yang dihasilkan CV. Cita Nasional adalah limbah padat dan limbah cair.

Limbah cair dapat berasal dari tumpahan susu pada proses produksi, setelah

dilakukan Cleaning In Process (CIP) peralatan, pipa yang bocor selama pengaliran

susu, pembilasan setiap pergantian rasa di proses pengemasan, susu dan yoghurt

dalam kemasan yang rusak, susu bekas uji harian, dan juga limbah dari

pembersihan lantai.

IPAL di CV. Cita Nasional menerapkan gabungan proses fisika, kimia, dan biologis.

Pengolahan limbah cair melalui 7 tahapan proses antara lain: penampungan air

limbah, ekualisasi, aerasi, flotasi, flokulasi, filtrasi, dan mediasi.

Analisa output limbah cair dilakukan oleh BBTPPI yang meliputi parameter TSS,

BOD, COD, pH, dan debit.

Penyimpangan karakteristik air limbah yang sering terjadi adalah karena

parameter TSS atau BOD.

Ketika nilai TSS output limbah tinggi, sebaiknya dilakukan evaluasi pada proses

aerasi atau flokulasi.

Ketika nilai BOD dan COD output limbah tinggi sebaiknya dilakukan evaluasi

pada efektivitas kombinasi mikroorganisme yang digunakan, sumber limbah awal,

dan pada proses aerasi.

Ketika pH output limbah tidak sesuai, sebaiknya dilakukan evaluasi pada proses

ekualisasi.

6.2. Saran

Sebaiknya perusahaan selalu mempertahankan proses pengolahan limbah cair dan

mengembangkan IPAL menjadi lebih luas lagi seiring peningkatan proses produksi.

Sebaiknya disediakan tempat istirahat untuk pekerja di tim IPAL yang lebih layak

dan sedikit jauh dari penampungan limbah.melakukan pemantauan serta perbaikan

mesin roll sheeter secara berkala agar kinerja mesin tetap prima.

Page 36: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

28

DAFTAR PUSTAKA

1. E-book :

Hidayat, Nur. 2016. Bioproses Limbah Cair. Yogyakarta. Andi Offset. Diakses dari

https://books.google.co.id/books?id=3CY3DgAAQBAJ&printsec=frontcover#v=

onepage&q&f=false.

Kusnaedi. 2010. Mengolah Air Kotor untuk Air Minum. Jakarta. Swadaya. Diakses dari

https://books.google.co.id/books?id=QqqkS4zPlLsC&printsec=frontcover#vone

page&q&f=false.

Mintarsih, T.H. (2006). Panduan Inspeksi Penataan Pengolahan Lingkungan

Industri Pengolahan Susu. Jakarta. Asdep Urusan Pengendalian Pencemaran

Agro Industri Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2006, viii + 60 hal .

Diakses dari http://www.ampl.or.id/digilib/read/panduan-inspeksi-penataan-

pengelolaan-lingkungan-industri-pengolahan-hasil-perikanan/1069.

Siregar, SA. 2005. Instalasi Pengolahan Air Limbah. Yogyakarta: Kanisius. Diakses

darihttps://books.google.co.id/books?id=0lYfkYMIXhEC&printsec=frontcover&

dq=Instalasi+Pengolahan+Air+Limbah&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwizt4CI84Pj

AhXTmuYKHTueCb8Q6AEIKDAA#v=onepage&q=Instalasi%20Pengolahan%2

0Air%20Limbah&f=false

2. Jurnal Online :

Ulhaq, Luthfi Dhiya. 2018. Laporan Praktek Kerja Lapangan Analisa Proses

Pengolahan Limbah Cair CV Cita Nasional. Universitas Diponegoro, Semarang.

Ramadhani, Syahru, Alexander Tunggul Sutanhaji, dan Bambang Rahadi Widiatmono.

2013. Perbandingan Efektivitas Tepung Biji Kelor (Moringa oleifera Lamk), Poly

Aluminium Chloride (PAC), dan Tawas sebagai Koagulan untuk Air Jernih. Jurnal

Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 1 : 186 – 193. Diakses dari

http://jkptb.ub.ac.id/index.php/jkptb/article/view/128/130.

Page 37: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

29

Wigani, R. Dan Karyono, A. S. B., 2002, Pengolahan Limbah Cair Industri Susu.

Manusia dan Lingkungan 9 (2002). Diakses dari

https://jurnal.ugm.ac.id/JML/article/view/18585.

3. Respository

SNI 3981: 2008. Perencanaan Instalasi Saringan Pasir Lambat. Diakses dari

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/16941/sni-3981-

2008.pdf?sequence=12&isAllowed=y.

Page 38: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

30

LAMPIRAN

Lampiran 1. Alur Pengolahan Limbah Cair di CV. Cita Nasional

Page 39: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

31

Lampiran 2. Baku Mutu Air Limbah Menurut Perda Provinsi Jateng

Page 40: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

32

Lampiran 3. Baku Mutu Air Limbah Menurut Permen Lingkungan Hidup

Page 41: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

33

Lampiran 4. Data Hasil Analisis Output Air Limbah dari BBTPPI

Page 42: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

34

Lampiran 5. Presensi Perusahaan CV Cita Nasional

Page 43: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

35

Lampiran 6. Presensi Kerja Praktek

Page 44: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

36

Page 45: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

37

Lampiran 7. Kartu Bimbingan Kerja Praktek

Page 46: ANALISA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERUSAHAAN … · yang aseptis. Hal ini terkait dengan karakteristik produk susu yang mudah rusak pada penyimpanan suhu ruang. Pada bangunan

38

Lampiran 8. Hasil Unicheck Laporan Kerja Praktek