7
TUGAS ANALISIS AIR, MAKANAN DAN MINUMAN “ANALISA PROTEIN” OLEH: KELOMPOK 7 NI NYOMAN MELINDAWATI (P07134013002) NI MADE YUNI LESTARI (P07134013025) DEWA AYU YUNI DEWANTARI (P07134013026) NI KADEK LINA WINATI (P07134013040) KEMENTERIAN KESAHATA REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

Analisa Protein Klp 7

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Amami

Citation preview

TUGAS ANALISIS AIR, MAKANAN DAN MINUMANANALISA PROTEIN

OLEH:KELOMPOK 7NI NYOMAN MELINDAWATI (P07134013002)NI MADE YUNI LESTARI (P07134013025)DEWA AYU YUNI DEWANTARI (P07134013026)NI KADEK LINA WINATI (P07134013040)

KEMENTERIAN KESAHATA REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN DENPASARJURUSAN ANALIS KESEHATAN2014/2015

ANALISA PROTEINA. Analisa Protein Secara Kualitatif 1. Reaksi biuretReaksi biuret berdasarkan adanya ikatan peptida dalam protein, oleh karena itu reaksi biuret merupakan reaksi umum untuk semua jenis protein. Reaksi biuret menunjukkan reaksi berwarna ungu, merah ros sampai merah jambu dengan ion tembaga dalam larutan alkali. Kepada larutan protein ditambahkan larutan tembaga sulfat, garam signette dan kalium hidroksida. Ion tembaga membentuk ikatan kompleks dengan ion tartrat, tetapi kalah kuat dengan ikatan kompleks antara ion tembaga dengan ikatan peptida.2. Reaksi NinhidrinReaksi Ninhidrin harus didahului oleh reaksi hidrolisis protein, karena reaksi ninhidrin berdasarkan adanya asam amino. Dengan demikian reaksi Ninhidrin merupakan reaksi umum untuk protein. Campuran asam amino dalam larutan hidrolisat suatu protein dapat dideteksi dan diidentifikasi dengan reaksi ninhidrin secara kromatografi.3. Reaksi Millon (Uji Tirosin)Reaksi antara protein dengan merkuri nitrat dalam asam nitrat dan natrium nitrit, timbul warna merah. Reaksi ini berdasarkan pada reaksi merkuri fenolat dan senyawa nitro. Reaksi Millon terjadi jika protein mengandung tirosin yang merupakan asam amino yang mengandung fenol.4. Reaksi Xantoprotein (Untuk protein yang memiliki asam amino aromatik)Merupakan reaksi antara protein dan asam nitrat, timbul hasil akhir warna kuning. Reaksi tersebut berdasarkan reaksi nitrasi asam amino aromatik (nitrasi pada inti benzena) seperti fenilalanin, tirosin dan triptofan.5. Reaksi diazotasi menurut PauliMerupakan reaksi antara protein dengan larutan garam diazonium, timbul hasil akhir berupa warna kuning sampai coklat karena timbulnya zat warna azo. Reaksi diazotasi ini terjadi jika protein mengandung tiroson atau histidin. Larutan garam diazonium diperoleh dari reaksi antara asam sulfanilat, asam klorida dan asam nitrit.6. Reaksii SakaguchiReaksi ini berdasarkan adanya gugus guanidin dengan reagensia Sakaguchi, memberikan warna merah.7. Reaksi Natriumnitroprusida Natriumnitroprusida dalam larutan amoniak akan menghasilkan warna merah dengan protein yang mempunyai gugus SH bebas. Jadi protein yang mengandung sistein dapat memberikan hasil positif.8. Reaksi Hopkins Cole (Protein yang mengandung triptofan)Triptofan dapat berkondensasi dengan beberapa aldehida dengan bantuan asam kuat dan membentuk senyawa yang berwarna. Larutan protein yang mengandung triptofan dapat direaksikan dengan pereaksi Hopkins-Cole yang mengandung asam glioksilat. Pereaksi ini dibuat dari asam oksalat dengan serbuk magnesium dalam air. Setelah dicampur dengan pereaksi Hopkins-Cole, asam sulfat dituangkan perlahan-lahan sehingga membentuk lapisan di bawah larutan protein. Beberapa saat kemudian akan terjadi cincin ungu pada batas antara kedua lapisan tersebut.9. Pengendapan Protein oleh Garam-Garam AnorganikKelarutan protein akan berkurang bila kedalam larutan protein ditambahkan garam- garam anorganik. Pengendapan terus terjadi karena kemampuan ion garam untuk menghidrasi, sehingga terjadi kompetisi antara garam anorganik dengan molekul protein untuk mengikat air. Karena garam anorganik lebih menarik air maka jumlah air yang tersedia untuk molekul protein akan berkurang.10. Uji KoagulasiProtein dengan penambahan asam atau pemanasan akan terjadi koagulasi. Pada pH iso-elektrik (pH larutan tertentu biasanya berkisar 4 4,5 dimana protein mempunyai muatan positif dan negatif sama, sehingga saling menetralkan) kelarutan protein sangat menurun atau mengendap. Pada temperatur diatas 60oC kelarutan protein akan berkurang (koagulasi) karena pada temperatur yang tinggi energi kinetik molekul protein meningkat sehingga terjadi getaran yang cukup kuat untuk merusak ikatan atau struktur sekunder, tertier dan kuartener yang menyebabkan koagulasi.11. Pengendapan dengan AlkoholProtein dapat diendapkan dengan penambahan alkohol. Pelarut organik akan mengubah (mengurangi) konstanta dielektrika dari air, sehingga kelarutan protein berkurang, dan juga karena alkohol akan berkompetisi dengan protein terhadap air.B. Analisa Protein Secara Kuantitaif1. Reaksi biuretPrinsip Metode Biuret adalah pengukuran serapan cahaya kompleks berwarna ungu dari albumin yang bereaksi dengan pereaksi biuret dimana, yang membentuk kompleks adalah protein dengan ion Cu2+ yang terdapat dalam pereaksi biuret dalam suasana basa. Semakin tinggi intensitas cahaya yang diserap oleh alat maka semakin tinggi pula kandungan protein yang terdapat di dalam serum tersebut.2. Reaksi NinhidrinBerlaku untuk semua polipeptida, protein dan proteida, karena hidrolisatnya mengandung asam amino, dapat dikembangkan menjadi kolorimetri yang bersifat kuantitatif untuk menetapkan kadar dari tiap jenis asam amino. Alat "Amino Acid Analyzer" menggunakna resin dowex 50 untuk memisahkan jenis-jenis asam amino, yang langsung mengalami reaksi ninhidrin, dan kadar asam amino diukur secara kolorimetri dengan alat optik3. Metode Titrasi FormolLarutan protein dinetralkan dengan basa (NaOH) lalu ditambahkan formalin akan membentuk dimethilol. Dengan terbentuknya dimethilol ini berarti gugus aminonya sudah terikat dan tidak akan mempengaruhi reaksi antara asam dengan basa NaOH sehingga akhir titrasi dapat diakhiri dengan tepat. Indikator yang digunakan adalah p.p., akhir titrasi bila tepat terjadi perubahan warna menjadi merah muda yang tidak hilang dalam 30 detik.4. Metode KjedahlMetode ini merupakan metode yang sederhana untuk penetapan nitrogen total pada asam amino, protein, dan senyawa yang mengandung nitrogen. Sampel didestruksi dengan asam sulfat dan dikatalisis dengan katalisator yang sesuai sehingga akan menghasilkan amonium sulfat. Setelah pembebasan alkali dengan kuat, amonia yang terbentuk disuling uap secara kuantitatif ke dalam larutan penyerap dan ditetapkan secara titrasi. Prinsip metode Kjedahl :Nitrogen organik dalam protein didestruksi menjadi nitrogen anorganik berbentuk NH3, NH3 dipisahkan dengan cara destilasi uap air. Kadar nitrogen ditentukan dengan titrasi. Perhitungan Kadar protein atas dasar kadar nitrogen. Oleh karena protein makanan mengandung rata-rata 16 % N, maka kadar protein = 100/16 x kadar N = 6,25 x kadar N. Protein nabati umumnya mengandung N lebih dari 16 %, sehingga faktor untuk memperhitungkan kadar protein adalah kurang dari 6,25.

DAFTAR PUSTAKA

Poedjiadi, Anna1991. Dasar-dasar biokimia.Jakarta: UI pressAnin.2013. Uji Kualitatif Protein. Online : http://ivhenanin.blogspot.com/2013/11/uji-kualitatif-protein.html (Diakses 22 Maret 2015)Kurniawan,Ricky.2014.Analisis Protein. Online : http://ricky-kurniawan-20-12-1993.blogspot.com/2014/04/analisis-protein-secara-kualitatif-dan.html (Diakses 22 Maret 2015)Rahmawati,Azzarah.2014. Pednentuan Kadar Protein Secara Kualitatif dan Kuantitatif. Online: http://azzarahmawati.blogspot.com/2014/08/penentuan-kadar-protein-secara.html (Diakses 26 Maret 2015)