13
IV. PENGUJIAN MUTU SERTA METODE ANALISIS YANG DIGUNAKAN 4.1 Gugus Fungsi, Jenis Ikatan, Rangka Molekul & Ion yang dapat digunakan sebagai dasar untuk analisis Analisis Gliquidone dalam bahan baku dan sediaan dilakukan berdasarkan struktur molekul zat aktif tersebut, yaitu: Nama kimia: 1-cyclohexyl-3-p-[2-(3,4-dihydro-7-methoxy-4,4- dimethyl-1,3-dioxo2(1H)- isoquinolyl)ethyl]phenylsulphonylurea Bobot molekul: 527,6 Rumus kimia: C 27 H 33 N 3 O 6 S (British Pharmacopeia, 2009) Dari struktur molekul di atas diketahui bahwa Gliquidone mempunyai: Gugus Fungsi: R – SO 2 – R: Sulfonil C=O-N-C=O : Imida R-C=O-N-R : Amida CH3 : metil OCH3 : metoksi Jenis Ikatan: Ikatan kovalen: C-C, C=O, C-H, C-N Ikatan Kovalen Koordinasi: S=O

ANALISIS

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS

IV. PENGUJIAN MUTU SERTA METODE ANALISIS YANG DIGUNAKAN 4.1 Gugus Fungsi, Jenis Ikatan, Rangka Molekul & Ion yang dapat digunakan sebagai

dasar untuk analisis

Analisis Gliquidone dalam bahan baku dan sediaan dilakukan berdasarkan struktur molekul

zat aktif tersebut, yaitu:

Nama kimia: 1-cyclohexyl-3-p-[2-(3,4-dihydro-7-methoxy-4,4-dimethyl-1,3-dioxo2(1H)-isoquinolyl)ethyl]phenylsulphonylurea

Bobot molekul: 527,6

Rumus kimia: C27H33N3O6S

(British Pharmacopeia, 2009)

Dari struktur molekul di atas diketahui bahwa Gliquidone mempunyai:

Gugus Fungsi:

R – SO2 – R: Sulfonil

C=O-N-C=O : Imida

R-C=O-N-R : Amida

CH3 : metil

OCH3 : metoksi

Jenis Ikatan:

Ikatan kovalen: C-C, C=O, C-H, C-N

Ikatan Kovalen Koordinasi: S=O

ikatan kovalen, rangkap terkonjugasi, donor ikatan hidrogen, akseptor ikatan

hidrogen, sehingga terhadap gliquidone dapat dilakukan analisis dengan metode

IR, UV

Page 2: ANALISIS

I.2 Metode Analisis yang diusulkan untuk pengujian mutu bahan baku (zat aktif dan

eksipien), IPC, dan obat jadi serta masalah yang mungkin terjadi dalam metode

analisis

A. Data Spektrofotometri (UV, IR) (UV & IR Spectra)

1. Spektrofotometri UV

Senyawa Gliquidone memiliki gugus kromofor berupa benzen (ikatan rangkap

terkonjugasi) dan auksokrom berupa O, S, NHR, NR2 sehingga dapat menyerap sinar

UV. Oleh karena itu, spektrofotometri UV dapat digunakan sebagai metode analisis

untuk Gliquidone

Prinsip: Pengukuran serapan cahaya di daerah UV (200 – 350 nm) dan sinar tampak

(350 – 800 nm). Radiasi sinar UV-Vis akan diabsorbsi oleh molekul organik

aromatik, molekul yang memiliki elektron n terkonjugasi dan atau atom yang

memiliki elektron n, menyebabkan eksitasi elektron ke tingkat energi elektron

lebih tinggi.

Interpretasi:

Methanol: Pnjang gel maks: 313 nm dan 224 nm (UV & IR Spectra)

Methanol: Pnjang gel maks: 311 nm (Clarke analysis, 2011 hal 1490)

NaOH 0,1M: pnjang gel maks: 276 nm

(UV & IR Spectra)

Page 3: ANALISIS

2. Spektrofotometri Infra Merah (IR)

Gliquidone memiliki gugus fungsi spesifik yang akan mengalami vibrasi dan atau rotasi

apabila terkena sinar IR. Oleh karena itu, spektrofotometri IR dapat digunakan untuk

metode Gliquidone

Prinsip: Radiasi inframerah menyebabkan terjadinya vibrasi dan atau rotasi dalam

molekul yang dikenai sinar ini. Setiap gugus fungsi akan menyerap radiasi

infra merah pada panjang gelombang yang spesifik. Panjang gelombang

yang lazim digunakan adalah 2,5 – 15 μm.

Interpretasi hasil Spektrofotometri IR:

Principal peaks at wavenumbers: 1700, 1625, 1160, 1285, 1295, 1530 cm-1

(clarke’s analysis, 2011)

(UV & IR Spectra)

B. Data dan Sistem Kromatografi

2. Kromatografi Lapis Tipis

Prinsip: Pemisahan zat terlarut dalam sistem yang terdiri dari dua fase, yaitu fase diam (serbuk

yang dilapiskan pada lempeng kaca, plastik, atau logam secara merata) dan fase gerak

(pelarut/campuran pelarut)

System TAE—Rf 0.93. (clarkes analysis, 2011)

4. Kromatografi Gas

Prinsip: Kromatografi gas memisahkan komponen campuran senyawa kimia berbentuk gas

dengan sistem adsorpsi pada fase diam padat atau sistem partisi di antara fase diam cair yang

melapisi penyangga padat dan fase gerak gas.

(Satiadarma K., Asas Pengembangan Prosedur Analisis, hal 198)

System GA—gliquidone RI 2024, Gliquidone-Me RI 3850 (clarke’s analysis, 2011)

Page 4: ANALISIS

C. Usulan (secara singkat) Pengujian Mutu Bahan Baku & Sediaan (Metode Utama & Alternatif)1. Bahan Baku

a. Identifikasi

utama: spektro IR :

Larutkan 30 mg sampel dalam 10 ml metanol. Uapkan metanol menggunakan rotary

evaporator dan keringkan residu pada suhu 50oC pd tekanan 2 kPa selama 1 jam. Ukur

absorpsi IR dari residu, dan bandingkan dengan spektrum standar Gliquidone. (BP, 2009)

Alternatif:

Dengan spektro UV

Dengan KLT (Tapi di BP 2009, KLT tu utk menentukan/identifikasi senyawa sejenis)

b. Penetapan Kadar

Utama: Dengan Titrasi Bebas Air (TBA):

Timbang saksama lebih kurang 300 mg (0,3 g) sampel, larutkan dalam 70 ml

dimetilformamide dan segera lakukan titrasi bebas air (Metode II, Apendix VII A),

menggunakan tetrabutilammonium hidroksida 0,1M LV sebagai pentiter dan larutan

0,3% b/v thymol biru (thymol blue) sebagai indikator.

Setiap ml tetrabutilammonium hidroksida 0,1 M LV setara dengan 52,76 mg C27H33N3O6S.

(BP, 2009)

Alternatif:

Dengan spektro UV (biasanya kalau suatu sediaan dpt diidentifikasi dengan Spektro UV,

maka dapat juga digunakan utk penetapan Kadar)

2. Sediaan (tablet Gliquidone)

a. Identifikasi

utama: spektro IR :

Ekstraksi sejumlah serbuk tablet yang mengandung 30 mg Gliquidone dalam 10 ml

metanol dengan bantuan ultrasonik, saring, uapkan filtrate sampai kering menggunakan

rotary evaporator dan keringkan residu pada suhu 50oC pd tekanan 2 kPa selama 1 jam.

Ukur absorpsi IR dari residu yang telah dikeringkan, dan bandingkan dengan spektrum

standar Gliquidone. (BP, 2009)

Page 5: ANALISIS

alternatif:

Dengan spektro UV

b. Penetapan Kadar

utama: Spektro UV

Timbang sebanyak 20 tablet dan serbukkan. Ambil sejumlah serbuk tablet yang mengandung 0,1

g Gliquidone, tambahkan 50 ml metanol, campur/aduk dengan bantuan ultrasonik selama 10

menit. Diamkan sampai dingin, tambahkan metanol sampai 100 ml, dan saring. Ambil 15 ml filtrat

dan encerkan sampai 100 ml dgn metanol dan ukur absorbansi larutan yang diperoleh pd

panjang gel maks 310 nm. Hitung kandungan C27H33N3O6S dalam tablet dari absorbansi 0,015%

b/v larutan Gliquidone Standar dalam metanol dan menggunakan kandungan yg dinyatakan dari

C27H33N3O6S dalam Gliquidone standar. (BP 2009)

alternatif:

I.3 Prosedur analisis bahan baku, pengawasan dalam proses (IPC) dan obat jadi

1. Bahan Baku

a. Identifikasi Bahan Baku

Spektro IR :

Larutkan 30 mg sampel dalam 10 ml metanol. Uapkan metanol menggunakan

rotary evaporator dan keringkan residu pada suhu 50oC pd tekanan 2 kPa selama 1

jam. Ukur absorpsi IR dari residu yang telah dikeringkan, dan bandingkan dengan

spektrum standar Gliquidone. (BP, 2009)

b. Penetapan Kadar Bahan Baku

Syarat: Gliquidone mengandung tidak kurang dari 98,5 % dan tidak lebih dari 101,5 %

dari C27H33N3O6S, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan

Titrasi Bebas Air (TBA):

Timbang saksama lebih kurang 300 mg (0,3 g) sampel, larutkan dalam 70 ml

dimetilformamide dan segera lakukan titrasi bebas air (Metode II, Apendix VII

A), menggunakan tetrabutilammonium hidroksida 0,1M LV sebagai pentiter dan

larutan 0,3% b/v thymol biru (thymol blue) sebagai indikator.

Setiap ml tetrabutilammonium hidroksida 0,1 M LV setara dengan 52,76 mg

C27H33N3O6S. (BP, 2009)

Page 6: ANALISIS

2. Sediaan

a. Identifikasi Bahan Baku dalam Sediaan

Spektro IR :

Ekstraksi sejumlah serbuk tablet yang mengandung 30 mg Gliquidone dalam 10

ml metanol dengan bantuan ultrasonik, saring, uapkan filtrate sampai kering

menggunakan rotary evaporator dan keringkan residu pada suhu 50oC pd tekanan

2 kPa selama 1 jam. Ukur absorpsi IR dari residu yang telah dikeringkan, dan

bandingkan dengan spektrum standar Gliquidone. (BP, 2009)

b. Penetapan Kadar Bahan Baku dalam Sediaan

Spektro UV

Timbang sebanyak 20 tablet dan serbukkan. Ambil sejumlah serbuk tablet yang

mengandung 0,1 g Gliquidone, tambahkan 50 ml metanol, campur/aduk dengan bantuan

ultrasonik selama 10 menit. Diamkan sampai dingin, tambahkan metanol sampai 100 ml,

dan saring. Ambil 15 ml filtrat dan encerkan sampai 100 ml dgn metanol dan ukur

absorbansi larutan yang diperoleh pd panjang gel maks 310 nm. Hitung kandungan

C27H33N3O6S dalam tablet dari absorbansi 0,015% b/v larutan Gliquidone Standar dalam

metanol dan menggunakan kandungan yg dinyatakan dari C27H33N3O6S dalam

Gliquidone standar. (BP 2009)

Tablet Gliquidone mengandung tidak kurang dari 95,0 % dan tidak lebih dari 105,0% C27H33N3O6S, dari jumlah yang dinyatakan

V.6 Preparasi (Penyiapan) SampelBerat rata2 per tablet dihitung dari 20 tablet. Timbang seksama sejumlah serbuk

tablet yang setara dengan 100 mg Gliquidone, masukkan ke dalam labu ukur 100 ml

lalu tambahkan 50 ml metanol . Larutan disonikasi selama 10 menit, didiamkan

sampai dingin, lalu di add dengan metanol sampai 100 ml. Kemudian Saring. Ambil

15 ml filtrate tsb dan masukkan ke dalam labu ukur 100 ml, ditambahkan metanol

sampai garis tanda. Ukur absorbansi larutan pada panjang gel maks 310 nm

4.4 Stabilitas dan KemurnianStabilitas:

(maaf y, aq gk nemu stabilitasnya..gk ada di TPC, Martindale, dll )

Page 7: ANALISIS

Kemurnian

1. Penetapan Susut Pengeringan (BP, 2009)

Syarat: kehilangan tidak lebih dari 1,0 % dari beratnya

Tujuan: penetapan jumlah semua jenis bahan yang mudah menguap dan hilang pada

kondisi tertentu (FI IV hal 1043)

Prinsip: Kehilangan bobot disebabkan oleh adanya sisa bahan yang mudah menguap

termasuk pelarut organik dan air. Untuk zat yang diperkirakan hanya

mengandung air sebagai satu-satunya zat yang mudah menguap hanya

dilakukan penetapan kadar air. (FI IV hal 1043)

Prosedur: keringkan 1 g sampel dalam oven pada suhu 105oC sampai diperoleh berat

konstan. (BP, 2009)

(Ini prosedur penetapan susut pengeringan secara umum di FI IV)

Prosedur: Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, campur dan timbang

zat uji 1-2 g (zat hablur digerus cepat hingga partikel dari 2 mm). Tara botol timbang

dangkal bersumbat kaca yang telah dikeringkan 30 menit. Masukkan zat uji ke botol,

timbang botol beserta isinya, ratakan zat uji dengan menggoyang sampai setinggi 5 mm

(tidak lebih dari 10 mm untuk ruahan). Masukkan botol dan sumbatnya dalam oven pada

suhu dan waktu sesuai monografi. Waktu oven dibuka botol segera ditutup dan

dimasukkan dalam desikator sampai suhu kamar sebelum ditimbang. (FI IV hal 1043)

2. Uji Batas Logam Berat (BP, 2009)

Syarat:Tidak lebih dari 10 ppm

Tujuan: Menentukan batas logam berat terdapat dalam sediaan farmasi .

Prinsip: Pada kondisi penetapan cemaran logam berat bereaksi dendan ion sulfida

menghasilkan warna yang dibandingkan secara visual terhadap larutan baku batas

logam berat yang tertera pada masing-masing monografi, dinyatakan dalam persen

(bobot) timbal dalam zat uji.

Prosedur: gunakan 1 ml laruan standar Pb (10 ppm Pb) (BP, 2009)

(Di BP gk ada prosedurnya, yg dibawah ini prosedur dr FI IV secara umum utk Logam

berat, tu pn prinsip prosedurnya doank)

FI IV, hal 931-934

Prosedur : Metode I :

Zat yang pada kondisi penetapan memberikan larutan jernih dan tidak berwarna.

Metode III :

- Zat yang pada kondisi metode I tidak menghasilkan larutan jernih dan tidak berwarna.

- Zat yang karena sifat alam yang kompleks mengganggu pengendapan logam oleh ion

sulfida.

Page 8: ANALISIS

- Minyak lemak dan minyak menguap.

Metode V :

Metode digesti basah, digunakan saat metode I dan III tidak bisa digunakan.

3. Uji Batas Sulfat

Syarat:

Prinsip: Larutan uji ditambahkan barium klorida dalam suasana asam klorida akan

terbentuk kekeruhan yang dibandingkan dengan larutan pembanding.

Prosedur: Zat uji dilarutkan dalam air, tambahkan asam klorida dan barium klorida.

Bandingkan kekeruhannya dengan larutan pembanding yang mengandung

sejumlah volume asam sulfat 0,02 N seperti yang tertera di monografi.

(Yang di BP 2009, yg ada utk Gliquidone Uji batas Abu Sulfat, Bukan Uji Batas Sulfat)

Uji Batas Abu Sulfat (BP, 2009)Syarat: tidak lebih dari 0,1 %

V.7 Masalah Analisis yang Disebabkan Kadar & Matriks dalam Sampel (LIAT DI TS)(Kalau yg ini, gk tau aq gmn sistematisny/ strukturnya, jd aq ngejawab brdasarkan pendapat q z y )

Bahan tambahan yg digunakan dalam tablet Gliquidone:1. Ludipress (Lactose, Monohydrate and Povidone)

o Lactose, Monohydrate (HOPE Ed 6, halStruktur:

Kelarutan: praktis tdk larut dalam etanol, mudah larut dalam airDari segi struktur lactose monohydrate, tidak terlalu berpengaruh thdp Penetapan Kadar sediaan jika menggunakan Spektro UV, karena lactose monohydrate tidak memiliki gugus kromofor (ik. Rangkap terkonjugasi). Selain itu dr segi kelarutan juga, dimana pada saat Penetapan Kadar sediaan (tablet), zat aktif diekstraksi dengan methanol, dimana lactose tidak akan terikut, karena lactose tidak larut dalam methanolJadi dapat disimpulkan tidak mempengaruhi penetapan kadar sediaan

Page 9: ANALISIS

o Povidone (HOPE Ed 6 hal, 610)

Struktur:

Kelarutan: mudah larut dalam asam, etanol, metanol, dan air

Tapi secara keseluruhan, Ludipress di HOPE hanya dikatakan larut dalam air, (tidak disebutkan larut dalam metanol), jd tidak terlalu berpengaruh. Dlm penetapan kadar sediaan, preparasinya dengan cara mengekstraksi/melarutkan dengan metanol, jd matriks tsb tidak terikut)

2. KollidonKollidon VA 64 (Copovidone)Kollidon CL (Crospovidone)(Yg mana yg dipake?)

Copovidone:Kelarutan: lebih besar dari 10% kelarutan dalam methanol (HOPE ed 6, hal 197)Struktur:

Crospovidone:Kelarutan: praktis tidak larut dalam air dan kebanyakan pelarut organicStruktur: sama seperti struktur povidone

3. Mg StearatKelarutan: praktis tidak larut dalam etanol

Kalaupun seandainya (ditakutkan) saat ekstraksi untuk penetapan kadar sediaan, matriks tersebut terikut, maka untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh matriks dan eksipien maka pada setiap pengujian dilakukan blanko sediaan tanpa zat aktif.

Page 10: ANALISIS

Tapi sebenarnya, walaupun terikut dalam ekstraksi atau saat serbuk tablet dilarutkan matriks tersebut terikut, tidak akan mengganggu dalam absorpsi UV, karena bahan2 tambahan di atas tidak ada yg mempunyai gugus kromofor (ikatan rangkap terkonjugasi)