Upload
others
View
33
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS AUDIT OPERASIONAL PENJUALAN DAN RETUR
PENJUALAN PADA PT. SAPTA WARNA CEMERLANG
TAHUN 2017-2018
TUGAS AKHIR
Oleh :
CRISNA
20161300013
JURUSAN AKUNTANSI
KONSENTRASI PEMERIKSAAN AKUNTANSI
FAKULTAS BISNIS
UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG
2020
ANALISIS AUDIT OPERASIONAL PENJUALAN DAN RETUR
PENJUALAN PADA PT. SAPTA WARNA CEMERLANG
TAHUN 2017-2018
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Ahli Madya Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Bisnis
Universitas Buddhi Dharma Tangerang
Jenjang Pendidikan Diploma III
Oleh :
CRISNA
20161300013
FAKULTAS BISNIS
UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG
2020
i
ANALISIS AUDIT OPERASIONAL PENJUALAN DAN RETUR
PENJUALAN PADA PT. SAPTA WARNA CEMERLANG TAHUN 2017-
2018
ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai Analisis Audit Operasional Penjualan Dan
Retur Penjualan pada PT. Sapta Warna Cemerlang Tahun 2017-2018.
Penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut : (1) untuk memberikan
analisis dan rekomendasi atas hasil temuan yang di dapat dari pelaksanaan audit
operasional terkait fungsi penjualan dan retur penjualan di PT. Sapta Warna
Cemerlang. (2) untuk menilai efektif, efisiensi, dan ekonomis pada fungsi
penjualan dan retur penjualan di PT. Sapta Warna Cemerlang (3) untuk
mengetahui cara menurunkan retur penjualan dengan adanya standar prosedur
yang ada di PT. Sapta Warna Cemerlang.
Dalam menganalisa dan memecahkan masalah, penulis menggunakan
metode analisis deksriptif kuantitatif yaitu penelitian tentang riset yang bersifat
deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukan (1) Proses audit operasional yang telah dilaksanakan
sesuai dengan indokator standar operasional prosedur tersebut dan hasil
operasional pada penjualan dan retur penjualan yang telah dilaksanakan di PT.
Sapta Warna Cemerlang, dapat ditarik kesimpulan bahwa aktivitas penjualan dan
retur penjualan belum cukup efisien karena terdapatnya hasil Checklist untuk
jawaban “tidak”. Dimana hal ini dianggap sebagai proses/tahapan yang tidak
bedasarkan praktik secara umum. Berdasarkan proses audit yang sudah
dilaksanakan, menurut penulis operasional diatas menyajikan secara wajar tetapi
penulis mendapat beberapa temuan dan membuat rekomendasi yang bertujuan
sebagai langkah pebaikan. (2) cara menurunkan retur penjualan dengan adanya
standar prosedur yang ada di PT. Sapta Warna Cemerlang, dengan menerapkan
Pengendalian kualitas, hal ini dilakukan dengan melakukan inspeksi atau
peninjauan langsung terhadap produk yang dihasilkan setiap harinya guna
meminimalisasi besarnya jumlah retur, serta melakukan pengujian terhadap
produk untuk mengetahui kualitas produk yang dihasilkan.
Kata Kunci : Audit operasional penjualan dan retur penjualan
ii
ANALYSIS OF SALES OPERATIONAL AUDIT AND SALES RETURN IN.
PT. SAPTA WARNA CEMERLANG IN 2017-2018
ABSTRACT
This study discusses the Analysis of Sales Operational Audit and Sales Returns at
PT. Sapta Warna Cemerlang 2017-2018.
This study has the following objectives: 1) To provide analysis and
recommendations on findings obtained from conducting operational audits
related to the sales function and sales returns at PT. Sapta Warna Cemerlang. (2)
To assess the effectiveness, efficiency and economy of the sales and sales returns function
at PT. Sapta Warna Cemerlang (3) To find out how to reduce sales returns with the
existing standard procedures at PT. Sapta Warna Cemerlang.
In analyzing and solving problems, the author uses quantitative descriptive
analysis methods, namely research on descriptive research and uses analysis
using quantitative. The results showed (1) The operational audit process that has
been carried out is by the standard operating procedure indicators and the
operational results on sales and sales returns that have been carried out at PT.
Sapta Warna Cemerlang, it can be concluded that sales activities and sales
returns are not efficient enough because there are Checklist results for "no"
answers. Where this is considered as a process/stage that is not based on general
practice. Based on the audit process that has been carried out, according to the
operational author above, it presents fairly but the writer gets some findings and
makes recommendations that are intended as a repair step. (2) how to reduce
sales returns with the standard procedures in PT. Sapta Warna Cemerlang, by
implementing quality control, this is done by conducting inspections or direct
observations of the products produced every day to minimize the number of
returns, as well as testing the product to determine the quality of the product
produced.
Keywords: Sales operational audit and sales returns
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga
penulis dapat menyelesaikan penelitian tugas akhir ini yang berjudul “Analisis
Audit Operasional Penjualan dan Retur Penjualan Pada PT. Sapta Warna
Cemerlang Tahun 2017-2018.” sebagai salah satu syarat kelulusan meraih gelar
Ahli Madya pada Fakultas Bisnis Jurusan Akuntansi di Universitas Buddhi
Dharma, Tangerang.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tidak dapat terselesaikan tanpa
bantuan dan bimbingan dari pihak lain. Untuk itu, pada kesempatan ini juga
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga
terselesaikannya tugas akhir ini, terutama kepada:
1. Bapak Dr. Sofian Sugioko, M.M., CPMA. selaku Rektor Universitas Buddhi
Dharma, Tangerang.
2. Ibu Rr. Dian Anggraeni, S.E, M.Si. selaku Dekan Fakultas Bisnis Universitas
Buddhi Dharma, Tangerang.
3. Bapak Peng Wi, S.E., M.Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Diploma III
Fakultas Bisnis Universitas Buddhi Dharma, Tangerang.
4. Bapak Sutandi, S.E., M.Akt. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan, bimbingan kepada penulis hingga terselesaikannya tugas
akhir ini.
iv
5. Seluruh Dosen dan Staff Universitas Buddhi Dharma, Tangerang yang telah
memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis.
6. Seluruh pihak staff dari PT. Sapta Warna Cemerlang yang telah membantu
penulis dalam mengisi kuesioner dan memperoleh data yang diperlukan untuk
melakukan penelitian.
7. Kedua orangtua, kakak, adik, serta keluarga besar yang selalu memberikan
banyak bantuan dan dukungan serta doa yang sangat berarti bagi penulis.
8. Crysvy, Carlten, Devi, Ade Armando, Sucy, Adith, Jeanne, Somanji, dan
teman-teman angkatan 2016 D3 Akuntansi yang tidak dapat penulis sebutkan
semua. Terima kasih atas dukungan semangat yang luar biasa dan
persahabatan yang indah dan tidak terlupakan.
9. Serta pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Walaupun penulis telah berusaha sesuai kemampuan agar tugas akhir ini
bisa selesai dengan sebaik-baiknya, penulis menyadari masih banyak kekurangan
di dalamnya. Untuk itu dengan hati terbuka penulis menerima segala kritik dan
saran yang membangun agar lebih baik lagi dalam penulisan berikutnya. Akhir
kata penulis berharap tugas akhir ini dapat diterima dan bermanfaat bagi para
pembaca dan pihak yang memerlukannya.
Tangerang, 23 Desember 2019
Penulis,
(Crisna)
v
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL LUAR
JUDUL DALAM
LEMBAR PERSETUJUAN USULAN TUGAS AKHIR
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
REKOMENDASI KELAYAKAN MENGIKUTI SIDANG TUGAS AKHIR
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
LEMBAR PERSETUJUAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
ABSTRAK ............................................................................................................. i
ABSTRACT ............................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Penulisan Tugas Akhir ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 6
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................... 6
D. Manfaat Penulisan ............................................................................................. 7
1. Manfaat Akademik ...................................................................................... 7
vi
2. Manfaat Praktek .......................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 8
A. Landasan Teori .................................................................................................. 8
1. Pengertian Audit ......................................................................................... 8
2. Tujuan dan Manfaat Audit .......................................................................... 10
3. Jenis-jenis Audit .......................................................................................... 11
4. Standar Audit Yang Berlaku Umum ........................................................... 12
5. Pengertian Audit Operasional ..................................................................... 14
6. Ruang Lingkup Audit Operasional ............................................................. 15
7. Jenis-jenis Audit Operasional ..................................................................... 16
8. Tujuan Audit Operasional ........................................................................... 17
9. Karakteristik Audit Operasional ................................................................. 19
10. Tahap-tahap Audit Operasional ................................................................ 20
11. Pengertian Penjualan ................................................................................. 23
12. Jenis-jenis Penjualan ................................................................................. 24
13. Tujuan Penjualan ...................................................................................... 25
14. Proses Penjualan ....................................................................................... 25
15. Audit Terkait Penjualan ............................................................................ 26
16. Pengertian Retur Penjualan ....................................................................... 27
17. Fungsi Yang terkait Dalam Retur Penjualan............................................. 28
B. Kerangka Pemikiran ........................................................................................ 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 31
A. Gambaran Umum Perusahaan ......................................................................... 31
vii
B. Metode Penulisan Laporan Tugas Akhir ........................................................ 39
C. Jenis dan Sumber Data .................................................................................... 40
1. Jenis Data .................................................................................................... 40
2. Sumber Data ................................................................................................ 40
D. Metode Pengumpulan Data ............................................................................. 41
E. Teknik Analisis Data ....................................................................................... 43
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ........................................... 48
A. Analisis Data ................................................................................................... 48
1. Merencanakan Audit Operasional ............................................................... 60
2. Melaksanakan Audit ................................................................................... 64
3. Analisis Retur Penjualan ............................................................................. 76
B. Pembahasan .................................................................................................... 82
1. Melakukan Audit Operasional Pada Fungsi Penjualan ............................... 82
2. Mengevaluasi Hasil Audit ........................................................................... 90
3. Melaporkan Temuan dalam Bentuk Laporan Audit ................................... 91
4. Mengevaluasi Hasil Retur ........................................................................... 93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 101
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 101
B. Saran .................................................................................................................. 102
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
SURAT KETERANGAN RESET
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel IV.1 SOP Perencanaan Penjualan ........................................................ 50
Tabel IV.2 SOP Penjualan Melalui Distributor ............................................. 52
Tabel IV.3 SOP Sistem Pengiriman Barang .................................................. 54
Tabel IV.4 SOP Sistem Retur Penjualan ....................................................... 56
Tabel IV.5 SOP Pemasaran ............................................................................ 58
Tabel IV.6 SOP ICQ Penjualan ..................................................................... 60
Tabel IV.7 Perbandingan Penjualan Rill Dengan SOP Yang Ditetapkan ...... 64
Tabel IV.8 Perbandingan Sistem Pengiriman Barang Dengan SOP Yang
Ditetapkan ...................................................................................................... 68
Tabel IV.9 Perbandingan Kegiatan Retur Penjualan Dengan SOP Yang
Ditetapkan ..................................................................................................... 71
Tabel IV.10 Perbandingan Kegiatan Pemasaran Dengan SOP Yang Ditetapkan
........................................................................................................................ 74
Tabel IV.11 Program Audit Fungsi Penjualan ............................................... 83
Tabel IV.12 Retur Penjualan Tahun 2017...................................................... 93
Tabel IV.13 Retur Penjualan Tahun 2018...................................................... 96
ix
Tabel IV.14 Retur Penjualan .......................................................................... 99
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar II.1 Kerangka Pemikiran ................................................................. 30
Gambar III.1 Struktur Organisasi .................................................................. 34
Gambar IV.1 Flowchart Proses Perencanaan Penjualan ................................ 51
Gambar IV.2 Flowchart Penjualan Melalui Distributor ................................. 53
Gambar IV.3 Flowchart Sistem Pengiriman Barang...................................... 55
Gambar IV.4 Flowchart Retur Penjualan ....................................................... 57
Gambar IV.5 Flowchart Pemasaran ............................................................... 59
Gambar IV.6 Grafik Retur Penjualan Tahun 2017 ........................................ 94
Gambar IV.7 Grafik Retur Penjualan Tahun 2018 ........................................ 97
Gambar IV.8 Grafik Retur Penjualan PerTahun ............................................ 99
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Keterangan Izin Penelitian PT. Sapta Warna Cemerlang
Lampiran 2 : Struktur Organisasi Perusahaan
Lampiran 3 : SOP Perusahaan
Lampiran 4 : Retur Penjualan Perusahaan
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang penulisan
Saat ini dunia bisnis mengalami perkembangan yang sangat maju.
Persaingan bisnis semakin menikat dan setiap perusahaan dituntut untuk
mampu beradaptasi dalam mempertahankan kemajuan bisnisnya. Salah satu
kemajuan yang terpenting pada saat ini adalah adanya suatu sistem informasi
yang dapat menunjang seluruh aktivitas operasional perusahaan. Tentunya
sistem informasi tersebut harus membuat suatu informasi yang akurat, relevan,
dan tepat waktu sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Selain itu, operasional
penjualan dapat dijadikan sebagai alat pengendalian oleh para manajer
penjualan. Sebagai suatu operasional penjualan standar prosedur dapat
menunjukkan kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan penjualan, yang jika
telah di analisis secara layak mengenai sebab-sebabanya akan membuka jalan
untuk tindakan perbaikan.
Menurut Arens et al (2012,842) menyatakan bahwa:
“secara umum perusahaan cenderung berfokus pada proses operasional
mereka yang mengacu pada efektifitas dan efisiensi. Konsep efektifitas yang
dimaksudkan adalah seberapa jauh target yang telah ditetapkan dan telah di
capai perusahaan. Berikutnya konsep efesiensi yang dimaksudkan adalah
bagaimana perusahaan mengelola dan mengoptimalkan segala sumber daya
2
dengan maksimal untuk memperoleh hasil yang maksimal pula.” Sementara
itu, konsep ekonomi adalah suatu ukuran atau acuan dari kinerja sebuah
perusahaan. Ketiga konsep ini memang tidak tertulis sebagai sebuah peraturan,
karena telah menjadi prinsip yang sangat mendasar bagi organisasi untuk
dipatuhi dan di capai. semua prinsip yang telah dibicarakan sebelumnya,
sebenarnya bertujuan untuk memastikan suatu organisasi didalam mencapai
tujuannya dengan efektif. Sebelum menentukan strategi yang sesuai bagi
perusahaan, perlu dilakukan suatu evaluasi atau penilaian secara keseluruhan
terhadap aspek-aspek yang berkaitan, misalnya dari proses kegiatan
operasional. Evaluasi secara mendalam sangat penting, yang bertujuan untuk
menemukan akar suatu permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan.
Berdasarkan hal tersebut, kegiatan operasional dapat dianalogikan sebagai
jantung dari perusahaan, yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan
utama dan berperan besar dalam menjaga kelangsungan hidup sebuah
perusahaan. Untuk itu, seharusnya kegiatan operasional perlu mendapat
perhatian yang besar dan menjaga prioritas perusahaan.
Proses operasional merupakan suatu proses yang perlu dipantau dan
dievaluasi secara teratur, karena sifatnya yang kontinu. Namun sayangnya,
perusahaan cenderung kurang memperhatikan kegiatan ini, sehingga penilaian
dan pengevaluasian kinerja operasional hanya dilakukan secara sederhana.
Untuk itulah, audit operasional harus dilakukan, karena bersifat sistematis,
untuk menilai dan mengevaluasi proses operasional dengan tepat. Hal tersebut
3
mempunyai tujuan agar kualitas kegiatan operasional dapat terus ditingkatkan,
mengingat vitalnya peranan kegiatan operasional bagi perusahaan.
Salah satu unsur terpenting dalam suatu pendapatan perusahaan
merupakan penjualan. Penjualan merupakan suatu fungsi dari pemasaran yang
menentukan dalam mencapai tujuan perusahaan. Penjualan yang telah
dilaksanakan oleh perusahaan dapat dikatakan efektif, efisien, dan ekonomis
dengan dilaksanakannya audit operasional pada fungsi penjualan dan retur
penjualan di perusahaan. Setiap perusahaan mempunyai siklus penjualan yang
berbeda-beda, namun pastinya perusahaan memiliki tujuan tersendiri dengan
adanya sistem tersebut. Sistem akan berjalan maksimal apabila pada
operasional penjualan yang di terapkan dan menjadi pedoman bagi pengguna,
oleh sebab itu penerapan standar penjualan memiliki peran yang penting.
Dengan adanya operasional penjualan maka setiap karyawan akan memiliki
konsistensi kerja dan memahami tanggung jawab, wewenang, serta batasan-
batasan kerja di tiap-tiap divisi. Selain itu operasional penjualan akan
membantu karyawan memahami prosedur secara sistematis dan menyeluruh,
sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan proses kerja.
Menurut Tata sutabri (2012,6) pada buku “Analisis Sistem Informasi,
pada dasarnya Sistem adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat antara
satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai
tujuan tertentu. Sistem penjualan merupakan salah satu aspek penting dalam
kelangsungan proses bisnis perusahaan. Proses penjualan merupakan kegiatan
rutin yang pasti dilakukan oleh perusahaan dagang maupun perusahaan jasa
4
sehingga proses penjualan merupakan kegiatan yang penting bagi perusahaan.
Karena kegiatan penjualan sangat penting, perusahaan memerlukan
mekanisme kerja yang sangat baik. Selain itu, dalam suatu proses penjualan
membutuhkan suatu prosedur yang jelas dalam proses bisnis perusahaan.
Standar operasional prosedur (SOP) merupakan salah satu prosedur yang
diperlukan bagi perusahaan untuk dapat menghindari error dalam proses kerja
karena dengan adanya standar operasional prosedur, maka akan membantu
karyawan dalam mengerti proses tugas dan tanggung jawab dalam perusahaan.
Untuk perusahaan yang sudah mempunyai standar operasional prosedur, maka
tahapan ini merupakan tahapan untuk melihat kembali standar operasional
prosedur yang sudah dimilikinya dan mengidentifikasi perubahan-peruabahan
yang diperlukan.
Objek penelitian ini adalah PT. Sapta Warna Cemerlang adalah sebuah
perusahaan yang bergerak di bidang plastik packaging manufacturing. Produk
yang dihasilkan PT. Sapta Warna Cemerlang adalah plastik kemasan.
Pelanggan utama dari PT. Sapta Warna Cemerlang adalah PT. Mayora Indah,
Tbk, PT. Torabika Eka Semesta, PT. Coca Cola. Sistem produksi yang ada di
PT. Sapta Warna Cemerlang adalah sistem Job Order, yaitu perusahaan hanya
memproduksi barang sesuai dengan jumlah pesanan dari pelanggan.
Kemudian untuk dapat mewujudkan perusahaan yang berkualitas baik dan
berdedikasi tinggi bagi masyarakat, maka PT. Sapta Warna Cemerlang
memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya seperti memberikan pelayanan
pengembalian barang dagang atau yang biasa disebut dengan retur penjulan
5
sesuai prosedur-prosedur yang terdapat di PT. Sapta Warna Cemerlang
tersebut.
Perusahaan melakukan penjualan suatu produk tidak jauh dari
permasalahan kerusakan atau kecacatan produk yang menyebabkan keluhan
pembeli karena produk tidak bisa digunakan. Pentingnya retur penjualan ini
didalam PT. Sapta Warna Cemerlang yaitu sebagai pedoman dalam
mengembalikan barang produk yang rusak atau cacat agar kualitas persediaan
barang di perusahaan terjamin dan para konsumen bisa lebih puas dengan
produknya. Retur penjualan diberikan kepada para konsumen untuk membantu
dalam pengembalian barang yang rusak atau cacat. Untuk menunjang
kelancaran penangganan retur barang, perlu ditetapkannya prosedur retur
barang yang efesien. Dengan kata lain, terdiri dari tahap demi tahap suatu
proses yang saling berhubungan.
Pelaksanaan aktivitas operasional perusahaan terkait dengan kinerja dari
masing-masing fungsi dalam perusahaan yang memiliki peran penting, salah
satunya yaitu fungsi penjualan dan retur. Fungsi penjualan dilkasanakan oleh
divisi penjualan di mana dalam fungsi penjualan terdapat keterkaitan antara
fungsi retur. Jika dalam pelaksanaan sebuah fungsi penjualan terdapat
hambatan pada salah satu atau keseluruhan fungsi pendukung, maka kendala
tersebut dapat menjadi suatu indikasi kurangnya efisien, efektif dan ekonomis
pada fungsi penjualan dan retur.
Pendapat diatas belum dapat dipastikan suatu kebenaranya secara tepat,
sebelum dilakukannya penelitian secara seksama. Oleh karena itu akan
6
dilakukan penelitian mengenai “ANALISIS AUDIT OPERASIONAL
PENJUALAN DAN RETUR PENJUALAN PADA PT. SAPTA WARNA
CEMERLANG TAHUN 2017-2018”.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan dari latar belakang dalam penelitian ini masalah yang dapat
penulis kemukakan adalah:
1. Bagaimana Hasil operasional pada Fungsi Penjualan dan retur penjualan
di PT. Sapta Warna Cemerlang?
2. Bagaimana perusahaan menurunkan retur penjualan dengan adanya
standar prosedur yang ada di PT. Sapta Warna Cemerlang?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan Tugas Akhir ini adalah :
1. Penelitian bertujuan untuk memberikan analisis dan rekomendasi atas
hasil temuan yang di dapat dari pelaksanaan audit operasional terkait
fungsi penjualan dan retur penjualan di PT. Sapta Warna Cemerlang.
2. Penelitian bertujuan untuk menilai efektif, efisiensi, dan ekonomis pada
fungsi penjualan dan retur penjualan di PT. Sapta Warna Cemerlang.
3. Penelitian bertujuan untuk mengetahui cara menurunkan retur penjualan
dengan adanya standar.prosedur yang ada di PT. Sapta Warna
Cemerlang.
7
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat akademik
Kegunaan penelitian ini sebagai bahan acuan untuk penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan analisis audit operasional penjualan
dan retur penjualan dan dapat digunakan sebagai referensi bagi para
pembaca yang melakukan proses penelitian serupa.
2. Manfaat praktek
Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi
dan masukan perbaikan terhadap proses penjualan yang berjalan di PT.
Sapta Warna Cemerlang sehingga proses penjualan menjadi semakin baik
kedepannya.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Audit
Audit memiliki peranan penting salam sebuah perusahaan atau
organisasi, dimana audit itu sendiri mempunyai pengertian sebagai suatu
ilmu yang digunakan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan
dari segala tindak penyalahgunaan yang dilakukan oleh perusahaan. Proses
audit sangat dibutuhkan oleh suatu perusahaan karena audit bertujuan
untuk mengevaluasi dan memberikan pendapat mengenai kewajaran
laporan keuangan berdasarkan bukti – bukti yang diperoleh oleh seorang
yang independen dan kompeten dalam bidangnya.
Untuk memahami pengertian audit secara baik, berikut ini akan
dikemukakan definisi – definisi audit menurut pendapat beberapa ahli
akuntansi.
Menurut Sukrisno Agoes (2017,4) dalam bukunya yang berjudul
(Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik),
“Audit adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara tanggap dan
sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan
yang telah dibuat oleh manajemen, bersama catatan-catatan
pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk
dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan
tesebut”
9
Menurut Amin Widjaja Tunggal (2013,1) mengutip pengertian Audit
dari buku Accounting Review, Vol.47 sebagai berikut:
“Suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti
secara objektif mengenai asrsi kegiatan dan peristiwa ekonomi,
dengan tujuan menetapkan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut
dengan kualifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya serta
penyapaian hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan”
Menurut Sekar Mayangsari dan Puspa Wandanarum di dalam
bukunya, “Audit Pendekatan Sektor Public dan Private (2013,7) yang
menyatakan bahwa:
“Audit adalah suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan
menilai bukti-bukti secara objektif, yang berkaitan dengan asersi-
asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi
untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut
dengan standar yang telah ditetapkan dan memberitahu hasilnya
kepada pihak-pihak yang berkepentingan"
Menurut Alvin A.Arens, Mark S.Beasley, dan Randal J.Elder
(2012,4) menyatakan bahwa:
“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about
information to determine and report on the degree of
correspondence between the information and established cretiria.
Auditing should be done by a competent, independent person.”
Menurut Whittington, O.Ray dan Kurt Pan (2012,4) menyatakan
bahwa:
“Audit merupakan pemeriksaan laporan keuangan perusahaan oleh
perusahaan akuntan public yang independen. Audit terdiri dari
penyelidikan mencari suatu catatan akuntansi dan bukti lain yang
bertujuan untuk mendukung laporan keuangan tersebut. Dengan
memperoleh pemahan tentang pengendalian internal perusahaan, dan
dengan memeriksa dokumen, mengamati aset, membuat bertanya
dalam dan diluar perusahaan, dan melakukan prosedur audit lain,
auditor akan menggumpulkan bukti yang dibutuhkan untuk
10
menentukan apakah laporan keuangan menyediakan dengan adil dan
cukup melengkapi gambaran posisi keuangan perusahaan dan
kegiatan selama periode yang diaudit”
Secara umum pengertian menurut beberapa ahli di bidang akuntansi
dapat diartikan bahwa audit adalah proses sistematis yang dilakukan oleh
seorang yang kompeten dan independen dengan mengumpulkan dan
mengevaluasi bahan bukti dan bertujuan memberikan pendapat.
2. Tujuan dan Manfaat Audit
Menurut Amin Widjaja Tunggal, dalam bukunya yang berjudul
“Accounting Review”, Vol. 47 (2013,12), menyatakan sebagai berikut:
A. Tujuan Audit
Umumnya setiap pelaksanaan audit dilandasi dengan tujuan yang
hendak dicapai dalam pelaksanaan audit. Secara garis besar atau
umum, tujuan audit atas laporan keuangan adalah untuk mendapatkan
pendapat auditor independent atas kewajaran posisi keuangan, hasil
usaha, arus kas perusahaan yang sesuai dengan Prinsip Akuntansi
Yang Berlaku Umum (PABU)
B. Manfaat Audit
Hasil dari audit yang dilakukan dapat dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan, salah satu manfaat audit yang paling pokok adalah sebagai
dasar untuk pengambilan keputusan, dengan melakukan perbaikan
dan menciptakan efesiensi dan efektivitas fungsi organisasi.
11
3. Jenis–jenis Audit
Menurut Arum Ardianingsih (2018,4) yang dikutip dari buku Audit
Laporan Keuangan, jenis-jenis audit pada umunya dibagi 3 (tiga)
golongan, yaitu:
1. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)
Audit ini dilakukan untuk menilai dan menentukan apakah laporan
keuangan telah disajikan oleh manajemen perusahaan, sesuai dengan
prinsip akuntansi berterima umum (terdiri dari laporan laba rugi, kas),
serta menentukan tingkat kesesuaian dengan kriteria/ketentuan yang
telah ditetapkan dan memastikan bahwa laporan keuangan tidak
mengandung salah saji material yang berpengaruh terhadap laporan
keuangan secara keseluruhan.
2. Audit Operasional (Operational Audit)
Audit ini biasanya melakukan pengujian secara sistematis,
terorganisasi, dan objektif atas suatu perusahaan untuk menilai
pemanfaatan sumber daya dalam memberikan pelayanan public secara
efisien dan efektif, dalam memenuhi harapan pemangku kepentingan
dan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Tujuan audit operasional adalah mendapatkan keyakinan memadai
tentang laporan operasional yang diaudit, dengan melakukan pengujian
informasi operasional yang dilaporkan.
12
3. Audit Kepatuhan (Compliance Audit)
Audit ini merupakan pemeriksaan yang sistematis terhadap kegiatan,
program organisasi, dan seluruh atau sebagian aktivitas dengan tujuan
menilai dan melaporkan apakah sumber daya dan dana digunakan
secara ekonomis dan efesien, apakah tujuan kegiatan/program telah
direncanakan dan dicapai secara efektif dengan tidak bertentangan
dengan peraturan yang berlaku
4. Standar Audit yang Berlaku Umum
Menurut Standar Profesi Akuntansi Publik (SPAP) SA seksi 150
(PSA) No. 01 standar audit yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) adalah sebagai berikut:
A. Standar Umum
1) Audit harus dilakukan oleh seorang atau lebih yang memiliki
kemampuan dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan perkaitan,
independensi dalam sikap intelektual harus dipertahankan oleh
auditor.
3) Dalam pelaksanaan audit dan meyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemampuan profesionalnya dengan cermat dan
seksama.
13
B. Standar Pekerjaan Lapangan
1) Pekerjaan harus dikerjakan sebaik-baiknya dan jika digunakan
asisten harus disupervisi dengan semestisnya.
2) Pengetahuan yang cukup atas pengendalian intern harus diperoleh
untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup
pengujian yang akan dilakukan.
3) Bukti audit yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar
mencukupi untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan
audit.
C. Standar Pelaporan
1) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia.
2) Laporan auditor harus membuktikan atau melaporkan, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan
laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan
prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
3) Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan harus dipandang
mencukupi, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4) Laporan auditor perlu memuat suatu pernyataan pendapat
mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi
bahwa pernyataan seperti itu tidak dapat diberikan. Apabila
pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya
14
harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor yang berhubungan
dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat
masukan yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang
dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul
oleh auditor (IAPI, 2011:150.1 & 150.2).
5. Pengertian Audit Operasional
Menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2010,10) dalam
bukunya yang berjudul “Auditing Konsep Dasar dan Pedoman
Pemeriksaan Akuntan Publik”, menyatakan bahwa:
“Audit operasional menekankan pada ekonomi, efisien, dan
efektifitas yang mencangkup beraneka ragam aktivitas yang luas,
yang berhubungan dengan penampilan pada masa yang akan
datang.”
Menurut Sofyan Syarif Harapan (Edisi Rev. 2011,424) dalam
bukunya “Teori Akuntansi (Manajemen Sumber Daya Manusia)”,
mendefinisikan Audit operasional adalah sebagai berikut:
“Audit operasional adalah suatu proses mengidentifikasikan dan
mengukur data tentang sumber daya manusia dan menyampaikan
informasi kepada pihak yang berkepentingan dengan adanya
pemeriksaan terhadap kegiatan operasi perusahaan termasuk
kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan
oleh manajemen untuk mengetahui apakah kegiatan operasional telah
berjalan secara efektif, efisien, dan ekonomis.”
Sedangkan menurut Amin Widjaja Tunggal (2013,84) dalam
bukunya berjudul “Pokok-Pokok Auditing dan Jasa Asurance”,
mendefinisikan Audit Operasional adalah sebagai berikut:
15
“Audit operasional adalah suatu proses yang sistematis seperti dalam
laporan keuangan, audit operasional mencakup serangkaian langkah
atau prosedur yang terstruktur dan di organisasi aspek ini mencakup
perencanaan yang tepat, mendapatkan, dan secara objektif menilai
bukti yang berkaitan dengan aktivitas yang di audit.”
Dari definisi-definisi diatas, maka dapat diambil suatu kesimpulan
bahwa audit operasional merupakan penilaian yang terorganisasi untuk
meningkatkan efektivitas, efisien dan ekonomis dari adanya operasional
suatu perusahaan sehingga di perolehnya rekomendasi-rekomendasi guna
perbaikan manajemen yang di auditnya.
6. Ruang Lingkup Audit Operasional
Didalam suatu pelaksanaan pemeriksaan, tekanan terutama diarahkan
pada kegiatan yang diduga akan memerlukan perbaikan, dimana kegiatan-
kegiatan yang memerlukan perbaikan tersebut tidak terbatas pada masalah
akuntansi, catatan, dan dokumen saja melainkan meliputi keseluruhan
kegiatan, program, administrasi perusahaan baik untuk keseluruhan.
Manajemen yang melakukan pemeriksaan harus memahami ruang lingkup
dari pemeriksaan secara keseluruhan, baik yang berada di luar lingkup dari
pemeriksaan secara keseluruhan, baik yang berada di luar lingkup dari
akuntansi dan catatan keuangan, untuk benar-benar dapat memahami
segala operasional yang menjadi bahan riview. Ruang lingkup
pemeriksaaan operasional yang bersifat umum adalah suatu penilaian yang
dilakukan terhadapsetiap departemen yang ada di perusahaan sedangkan
ruang lingkup pemeriksaan operasional yang bersifat khusus adalah suatu
16
penilaian yang dilakukan terhadap bidang persoalan atau permasalahan
yang hanya dibatasi pada suatu departemen tertentu. Dengan demikian,
ruang lingkup pemeriksaan operasional mencangkup penilaian cara-cara
pelaksanaan kehiatan apakah menunjang unsur-unsur kehematan dan
efisiensi serta dapat efektif mencapai tujuan atau hasil yang telah
ditetapkan.
Audit operasional dibatasi oleh beberapa hal, diantaranya:
1. Waktu, berkaitan dengan ke komprehensifan audit.
2. Pengetahuan, auditor hanya sensitive terhadap masalah-masalah yang
sesuai latar belakang pendidikan dan pengalaman yang dimiliki.
3. Biaya dan data.
4. Standar, bidang yang berada diluar standar atau kriteria keefektifan
merupakan diluar ruang lingkup audit operasional.
5. Manusia, auditor tidak boleh menyinggung soal ketidakmampuan
seseorang dalam melakukan fungsinya, namun boleh menunjukkan
bahwa pekerjaan yang dilaksanakan tidak berjalan efektif.
7. Jenis – Jenis Audit Operasional
Menurut Amin Widjaja Tunggal (2012,22) dalam bukunya yang
berjudul “Pokok-Pokok Operasional dan Financial Auditing”, Audit
Operasional terdiri dari:
17
1. Audit Fungsional
Yang dimaksud dengan fungsional adalah kategori aktivitas dalam
suatu bisnis, misalnya fungsi penangihan atau fungsi produksi. Fungsi
dapat dikategorikan dan dibagi dalam banyak cara. Misalkan, fungsi
akuntansi dapat dibagi menjadi fungsi pengeluaran kas, penerimaan
kas, dan penggajian. Fungsi penggajian dapat dibagi fungsi penetapan
karyawan, pencatatan waktu, dan pembayaran gaji. Audit fungsional
mengurus satu atau lebih fungsi dalam suatu organisasi, misalnya
mengenai efektivitas dan efesiensi fungsi penggajian untuk suatu divisi
atau organisasi secara keseluruhan.
2. Audit Organisasional
Audit operasional dalam organisasi mengurus seluruh unit organisasi
seperti departemen, cabang, atau anak perusahaan. Audit
organisasional mengutamakan pada efektivitas dan efesiensi dalam
interaksi fungsi tersebut. strategi organisasi dan metode untuk
koordinasi aktivitas merupakan hal penting dalam audit ini.
3. Penugasan Khusus
Dalam audit operasional, penugasan khusus muncul atas permintaan
dari manajemen dengan bermacam-macam jenis audit, misalnya untuk
menentukan penyebab efesiensi sistem teknologi informasi (TI),
meneliti kemungkinan kecurangan dalam divisi, dan membuat
rekomendasi untuk mengurangi biaya produksi.
18
8. Tujuan Audit Operasional
Tujuan utama dari audit operasional menurut Amin Widjaja Tunggal
(2012,40), dalam bukunya yang berjudul “Pedoman Pokok Operasional
Auditing”, sebagai berikut:
1. Objek dari audit operasional merupakan menunjukkan kekurangan dan
ketidakberesan dalam setiap unsur yang diuji oleh auditor operasional
dan untuk menunjukkan perbaikan apa yang dimungkinkan untuk
memperoleh hasil yang terbaik dari operasi yang bersangkutan.
2. Untuk membantu manajemen mencari administrasi operasi yang paling
efesien.
3. Untuk menyusulkan kepada manajemen cara-cara dan alat-alat untuk
mencapai tujuan apabila manajemen organisasi sendiri kurang
pengetahuan tentang pengelolaan efisien.
4. Audit operasional bertujuan untuk mencapai efesiensi dari
pengelolaan.
5. Untuk membantu manajemen, auditor operasional berhubungan
dengan setiap fase dari aktivitas usaha yang dapat merupakan dasar
pelayanan kepada manajemen.
6. Untuk membantu manajemen pada setiap tngkat dalam pelaksanaan
yang efektif dan efesien dari tujuan dan tanggungjawab mereka.
Sedangkan menurut Amin Widjaja Tunggal (2012,52), dalam
bukunya yang berjudul “Pedoman Pokok Operasional Auditing”, manfaat
audit operasional, mencakup:
19
1. Memberi informasi informasi yang relevan dan tepat waktu dalam
pengambilan keputusan.
2. Membantu menjamin dalam pengevaluasian catatan, laporan dan
pengendalian.
3. Menetapkan ketaatan terhadap suatu ketaatan manajerial yang
ditetapkan, rencana-rencana, prosedur serta persyaratan peraturan
pemerintah.
4. Alokasi sumber daya yang efisien termasuk dalam memperkecil
pemborosan.
5. Identifikasi area permasalahan pada tahan awal untuk menentukan
tindakan preventif yang akan diambi.
6. Menilai suatu efektivitas dalam mencapai tujuan dan sasaran
perusahaan yang telah ditetapkan.
7. Mempersiapkan tempat pelatihan untuk personil dalam seluruh fase
operasi perusahaan.
8. Komunikasi yang lebih baik.
9. Karakteristik Audit Operasional
Menurut Amin Widjaja Tunggal (2010,37), dalam bukunya yang
berjudul “Dasar-Dasar Audit Operasional”, Karakteristik audit operasional
adalah sebagai berikut:
1. Audit Operasional adalah prosedur yang bersifat investigative.
2. Mencakup semua aspek perusahaan.
20
3. Yang diaudit adalah seluruh perusahaan.
4. Penelitian dipusatkan pada prestasi.
5. Penilaian terhadap keefektifan berdasarkan pada bukti atau data yang
normal.
6. Tujuan yang penting bagi audit operasional yaitu memberikan
informasi kepada pimpinan efektif-tidaknya sebuah perusahaan, suatu
unit, atau suatu fungsi.
10. Tahap-Tahap Audit Operasional
Keberhasilan suatu audit operasional sangat ditentukan oleh
ketepatan pengambilan langkah pemeriksaan, oleh karena itu auditor harus
merencanakan tahap-tahap pemeriksaan yang akan dilaksanakan secara
sistematis agar dapat mengkoordinasikan pelaksanaan pemeriksaan
sehingga tujuan pemeriksaan tercapai. Audit operasional mempunyai lebih
banyak fase atau tahapan jika dibandingkan dengan audit keuangan.
Dalam suatu audit manejemen hasil akhir tidak hanya berupa sebuah
laporan audit, tetapi juga berupa rekomendasi untuk tindak lanjut.
Oktavia dan Ngumar dalam Bayangkara (2016,33) menjelaskan
tahap-tahap dari audit operasional sebagai berikut:
1. Audit Pendahuluan
Dilakukan untuk mendapatkan informasi latar belakang terhadap
obyek yang dianut. Tujuan dari audit harus mengacu pada alasan
mengapa audit harus dilakukan pada obyek audit dan didasarkan pada
21
penugasan audit. Dalam merumuskan tujuan ini, auditor melakukan
dengan cara yakni dengan mengidentifikasi, mempertimbangkan dan
membahas tujuan audit tersebut. Tujuan audit yang kemudian telah
ditentukan auditor harus sesuai dengan yang diinginkan oleh
pemberian tugas.
2. Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen
Pada tahap ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap
pengendalian manajemen obyek audit, dengan tujuan menilai
efektivitas pengendalian manajemen dalam mendukung pencapaian
tujuan perusahaan. Dengan hasil pemeriksanaan ini, auditor dapat lebih
mudah dapat diketahui hal-hal terjadinya kelemahan pada berbagai
aktivitas yang dilakukan.
3. Audit Lanjut
Pada audit lanjutan ini mempunyai suatu tujuan untuk memperoleh
bukti yang cukup mendukung tujuan audit yang sebenarnya, yang telah
ditetapkan berdasarkan hasil review dan pengujian pengendalian
manajemen. Karena tidak setiap kekurangan yang ditemukan oleh
auditor dapat dilaporkan, maka auditor harus mengembangkan unsur-
unsur temuannya agar dapat menyakinkan manajemen bahwa perlu
dilakukan tindakan korektif atas temuan kekurangan tersebut.
Pengembangan temuan audit meliputi:
22
a. Pernyataan Kondisi (Statement of Condition)
Kondisi yang ditemukan dilapangan selama melakukan observasi
harus tunjang dengan informasi yang memadai dan dinilai dengan
bukti yang cukup, kompeten dan relevan.
b. Kriteria (Criteria)
Auditor harus menentukan kriteria yang sesuai dengan kondisi
yang ditemukan, seperti standar perusahaan, prosedur kebijakan
yang diterapkan, serta peraturan menurut hokum yang berlaku.
c. Penyebab (Causes)
Auditor harus mengidentifikasi penyebab dari terjadinya
penyimpangan atau kekurangan yang ditemukan dari kriteria yang
telah ditetapkan.
d. Akibat (Effect)
Unsur ini diperlukan untuk menginformasikan dan meyakinkan
manajemen bahwa kondisi yang tidak diinginkan akan terjadi,
seperti kerugian serius apabila penyimpangan tidak segera
dikoreksi atau diperbaiki.
e. Rekomendasi (Recommendation)
Setelah tahap-tahap diatas dilakukan, audit akan memberikan
rekomendasi yang masuk akal dan dapat diterapkan di dalam
manajemen dan akan berdampak baik bagi perusahaan apabila
dijalankan.
23
4. Pelaporan
Bagian akhir dari audit ini adalah pelaporan hasil audit yang bertujuan
untuk mengkomunikasikan hasil audit termasuk rekomendasi yang
diberikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Laporan hasil
audit harus dibuat secara tertulis dan disajikan dengan bahasa yang
mudah dipahami. Laporan tersebut harus memuat tentang informasi
latar belakang, kesimpulan audit, dan disertai dengan temuan-temuan
audit sebagai bukti untuk mendukung suatu kesimpulan. Rekomendasi
harus disajikan dalam bahasa yang operasional dan mudah dimengerti
oleh pembaca laporan serta menarik untuk ditindak lanjuti.
5. Tindak Lanjut
Sebagai tahap akhir dari audit manajemen, tindak lanjut bertujuan
untuk mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk melaksanakan
tindk lanjut (perbaikan) sesuai degan rekomendasi yang diberikan.
Pelaksanaan tindak lanjut atas rekomendasi yang diberikan auditor
merupakan suatu bentuk komitmen suatu manajemen.
Auditor juga perlu untuk memonitor dan mengendalikan tindak lanjut
serta melakukan sebuah komunikasi dengan manajemen mengenai
rekomendasi tersebut.
24
11. Pengertian Penjualan
Menurut Mulyadi (2016), didalam bukunya yang berjudul “Sistem
Akuntansi”, menyatakan bahwa:
“Penjualan adalah kegiatan yang terdiri dari penjualan barang atau
jasa baik secara kredit maupun secara tunai”
Menurut Thamrin Addullah dan Francis (2016) menyatakan
bahwa:
“Penjualan adalah bagian dari promosi dan promosi adalah salah
satu bagian dari keseluruhan sistem pemasaran”
Secara umum pengertian menurut beberapa ahli dapat diartikan
bahwa penjualan adalah aktivitas atau bisnis menjual produk atau jasa.
Yang artinya Sejumlah total yang dikenakan kepada pelanggan untuk
barang atau jasa yang dijual, baik secara tunai maupun kredit. Dalam suatu
proses sebuah penjualan, penjual atau peyedia barang dan jasa
memberikan kepemilikan suatu komoditas kepada pembeli untuk satu
harga tertentu. Penjualan mampu dilakukan melalui berbagai metode,
seperti penjualan langsung dan melalui agen penjualan.
12. Jenis-jenis penjualan
Menurut Mulyadi (2016), didalam bukunya yang berjudul “Sistem
Akuntansi”, menyatakan bahwa Penjualan terdiri dari:
1. Penjualan tunai
25
Penjualan tunai adalah Penjualan yang dilaksanakan oleh perusahaan
dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga
barang terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan
kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang
kemudian diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai
kemudian dicatat oleh perusahaan.
2. Penjualan kredit
Penjualan kredit adalah kegiatan penjualan terdiri dari transaksi
penjualan barang atau jasa, baik secara kredit maupun tunai. Dalam
transaksi penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah dipenuhi
dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu
tertentu perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya. Kegiatan
penjualan secara kredit ini ditangani oleh perusahaan melalui sistem
penjualan kredit.
13. Tujuan Penjualan
Tujuan utama dari Penjualan menurut Menurut Mulyadi (2016),
didalam bukunya yang berjudul “Sistem Akuntansi”, menyatakan bahwa:
“Tujuan Penjualan adalah mendatangkan suatu keuntungan atau laba
dari produk-produk atau jasa yang dihasilkan oleh produsennya
dengan cara pengelolaan yang baik dan juga mengharapkan suatu
keuntungan yang sebesar-besarnya. Akan tetapi hal ini perlu
peningkatan kinerja dari pihak distributor dalam menjamin mutu dan
26
kualitas barang maupun jasa yang akan di jual. Mencapai suatu tujuan
yaitu dalam perusahaan setiap penjualan harus memiliki tujuan tujuan
penjualan yang dicapai”
14. Proses Penjualan
Menurut Diana dan Lilis (2011,98), di dalam bukunya yang berjudul
“ Sistem informasi akuntansi”, proses bisinis dalam sebuah kegiatan
penjualan meliputi:
1. Konsumen memesan barang.
2. Perusahaan mengirim barang yang dipesan ke konsumen.
3. Perusahaan mengirim tagihan ke konsumen.
4. Perusahaan menerima pelunasan kas dari konsumen.
Tidak semua perusahaan memliki proses bisnis yang sama. Kualitas
barang yang dijual serta pilihan kegiatan usaha dapat mempengaruhi
proses bisnis perusahaan tersebut. Contohnya seperti, jika perusahaan
memutuskan untuk menjual barang secara tunai, maka perusahaan akan
langsung menerima uang bersamaan dengan saat menyerahkan barang ke
konsumen sehingga keempat proses bisnis tersebut bisa terjadi dalam
waktu bersamaan. Apabila perusahaan menjual barang secara kredit, maka
perusahaan tidak bisa langsung menerima uang bersamaan dengan saat
menyerahkan barang ke konsumen, sehingga perusahaan akan mengalami
keempat proses bisnis tersebut dalam waktu yang berbeda. Alur proses
bisnis yang berbeda akan menyebabkan dokumen yang diperlukan juga
27
berbeda. Jika dokumen berbeda, maka catatan yang akan digunakan juga
harus disesuaikan dengan rancangan dokumen tersebut.
15. Audit Terkait Penjualan
Kegunaan audit operasional untuk penjualan dalam hubungannya
untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan ekonomi (3E) perusahaan
meliputi seluruh aspek dan kegiatan yang bersangkutan dengan penjualan.
Hal ini dapat dilihat dari tujuan audit operasional dari aktivitas penjualan
seperti yang di kemukakan oleh Nugroho Widjayanto (2011, 121) yaitu:
1. Menilai pelaksanaan kegiatan penjualan.
2. Menemukan adanya kelemahan dalam kegiatan penjualan serta
mencari upaya penanggulangannya.
3. Mengetahui alternatif lain dalam rangka meningkatkan efisiensi dan
efektivitas penjualan.
4. Mengembangkan rekomendasi bagi penanggulangan kelamahan dan
peningkatan reputasi.
16. Pengertian Retur Penjualan
Menurut Sofia Prima Dewi, Elizabeth Sugiarto Dermawan, Merry
Susanti (2017,106) mengutip pengertian Retur Penjualan dari buku
Pengantar Akuntansi sebagai berikut:
28
“Retur penjualan adalah menerima kembali sebagian atau seluruh
barang dagang yang telah dijual karena rusak atau cacat atau
spesifikasi tidak sesuai dengan pesanan”
Menurut Carl S. Warren, James M. Reeve, Jonathan E. Duchac, Ersa
Tri Wahyuni, Amir Abadi jusuf (2017,208) mengutip pengertian Retur
Penjualan dari buku Pengantar Akuntansi I edisi keempat sebagai berikut:
“Retur penjualan adalah barang yang terjual dapat dikembalikan oleh
pembeli kepada penjual karena barang rusak selama pengiriman,
cacat, atau tidak memenuhi ekspektasi pelanggan, penjual dapat
menurunkan harga awal barang (allowance)”
Menurut penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa retur penjualan
adalah pembatalan atau pengembalian barang yang dilakukan oleh
pelanggan di karena barang tersebut mengalami kerusakan, cacat atau
alasan lainnya sehingga mengakibatkan pembeli menerima suatu
penggantian barang atau pengurangan harga.
17. Fungsi Yang Terkait Dalam Retur Penjualan
Mengenai suatu fungsi yang terkait dalam retur penjualan adalah
terdiri dari bagian penjualan, penerimaan, gudang dan akuntansi. Tahapan
sistem retur penjualan adalah berikut:
1. Fungsi penjualan
Fungsi penjualan yaitu bertanggung jawab atas penerimaan mengenai
pengembalian barang yang telah dibeli oleh pembeli.
2. Fungsi penerimaan
29
Fungsi penerimaan yaitu bertanggung jawab atas penerimaan barang
yang berdasarkan otorisasi yang terdapat dalam memo kredit yang
diterima dari fungsi penjualan.
3. Fungsi gudang
Fungsi gudang yaitu bertanggung jawab atas penyimpanan kembali
barang yang sudah diterima dari retur penjualan setelah barang tersebut
diperiksa oleh fungsi penerimaan.
4. Fungsi akuntansi
Fungsi akuntansi yaitu bertanggung jawab atas pencatatan transaksi
retur penjualan kedalam sebuah jurnal umum atau jurnal retur
penjualan dan pencatatan ini berkurangnya piutang dan bertambahnya
persediaan yang diakibatkan retur penjualan dalam kartu piutang dan
kartu persediaan.
Pada saat terjadinya proses transaksi retur penjualan ini, fungsi
penjualan bertanggung jawab atas penerimaan pemberitahuan mengenai
pengembalian barang yang telah dibeli oleh pihak pembeli. Otorisasi
penerimaan kembali barang yang telah dijual tersebut dilakukan dengan
cara membuat memo kredit yang di kirimkan kepada fungsi penerimaan.
30
B. Kerangka Pemikiran
Gambar II.1
Kerangka Pemikiran
Teori
1. Sofyan Syarif Harapan (Edisi Rev. 2011,424) dalam bukunya “Teori Akuntansi (Manajemen Sumber Daya
Manusia)”, “Audit operasional adalah suatu proses mengidentifikasikan dan mengukur data tentang sumber
daya manusia dan menyampaikan informasi kepada pihak yang berkepentingan dengan adanya pemeriksaan
terhadap kegiatan operasi perusahaan termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah
ditentukan oleh manajemen untuk mengetahui apakah kegiatan operasional telah berjalan secara efektif, efisien,
dan ekonomis.”
2. Menurut Menurut Mulyadi (2016), didalam bukunya yang berjudul “Sistem Akuntansi”, “Penjualan adalah
kegiatan yang terdiri dari penjualan barang atau jasa baik secara kredit maupun secara tunai”
3. Menurut Sofia Prima Dewi, Elizabeth Sugiarto Dermawan, Merry Susanti (2017,106) mengutip pengertian
Retur Penjualan dari buku Pengantar Akuntansi, “Retur penjualan adalah menerima kembali sebagian atau
seluruh barang dagang yang telah dijual karena rusak atau cacat atau spesifikasi tidak sesuai dengan pesanan”
Rumusan Masalah :
1. Bagaimana Hasil operasional pada Fungsi Penjualan di PT. Sapta Warna Cemerlang?
2. Bagaimana cara mengendalikan retur penjualan dengan tepat untuk menghindari terjadinya kenaikan retur?
1.
Teknik Pengumpulan Data
Riset keputusan:
1. Buku-buku
2. Internet
3. Sumber-sumber lain
Riset Lapangan:
1. Observasi
2. Checklist
3. Dokumentasi
4. Wawancara
Analisis Data : Pelaksanaan pemeriksaan atas fungsi penjualan dan retur penjualan
pada PT. Sapta Warna Cemerlang
Hasil Penelitiaan
Kesimpulan
31
BAB III
OBJEK DAN METODE PENULISAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Profil Perusahaan
PT. Sapta Warna Cemerlang di dirikan pada tahun 1989 sebagai
sebuah perusahaan konversi plastik kemasan. Kantor pusat PT. Sapta
Warna Cemerlang yang beralamat di Perkantoran GRAHA MAS Jl.
Perjuangan Blok B-15 Kebon Jeruk, DKI Jakarta. Phones : (021) 5332459-
60, Fax : (021) 5332453. Pabrik PT. Sapta Warna Cemerlang yang
beralamat di Jl. Industri I Block B-10 Desa Pasir Jaya Km.8, Tangerang
Banten. Phones : (021) 5902162-63, 5900178, 5900177. Fax : (021)
5900178.
Perusahaan ini telah memperluas kemampuannya untuk membantu
setiap pelanggan untuk memenuhi permintaan pasar yang tumbuh dengan
optimal. Standar optimal produk kemasan yang dibuat dari
PET(Polyethylene Terephthalate), PP(Polypropylene), PE(Polyethylene),
PVC(Polyvinyl Chloride), dan banyak lainnya. Plastik ini dapat digunakan
dengan tepat untuk kemasan produk food grade.
PT. Sapta Warna Cemerlang memiliki sumber daya dan pengalaman
untuk membantu pelanggan mencapai tujuan mereka dengan
meningkatkan keberhasilan merek, dengan daya Tarik rak yang lebih
tinggi yang melampaui persaingan pasar. Tujuan perusahaan adalah
32
membuat produk pelanggan dipasarkan lebih cepat dengan kemampuan
untuk membantu konsumen dalam produksi penuh, jangka pendek khusus,
dan pengujian produk untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
2. Visi dan Misi
a. Visi
Menjadikan leader pada seluruh perusahaan sejenis dan dibutuhkan di
semua bidang plastik kemasan dengan motto “pelanggan adalah mitra
keberhasilan”. Perusahaan berusaha untuk menjadi perusahaan
manufaktur kemasan plastik terkemuka dengan memberikan akses
penuh kepada pelanggan ke produk-produk unggulan, termasuk
konsultasi proses secara lengkap. Sepenuhnya memahami pasar khusus
memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan opsi pengemasan
yang sesuai dengan kebutuhan konsumen saat ini, sementara pada saat
yang sama melakukan perbaikan untuk masa depan.
b. Misi
- Memberikan solusi yang paling handal untuk setiap persyaratan
pengemasan, fleksibilitas pada pasokan dan spesifikasi peregangan.
- Berusaha memberikan tingkat kepuasan pelangganSecara konstan
melebihi harapan pada setiap pelanggan dengan produk-produk
berkualitas tinggi dengan akurasi penuh dan pengiriman tepat
waktu.
33
- Melakukan peningkatan berkelanjutan untuk menjadi pilihan utama
pelanggan dan tepat teraman bagi karyawan untuk berkerja.
- membentuk, membuat, memelihara suasana kerja yang harmonis
dan terbuka di antara bawahan dan atasan.
- Mengutamakan disiplin, keselamatan kerja dan rasa aman serta
tertib dalam administrator.
- Menyiapkan dan membina tenaga kerja mandiri dan professional.
- Berusaha, mendengar, melihat, melakukan yang terbaik
3. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi yang tersusun dan tertata dengan baik sesuai
dengan bidangnya masing-masing akan memberikan dampak yang baik
bagi perusahaan. Adapun struktur organisasi PT. Sapta Warna Cemerlang
dapat digambarkan sebagai berikut:
34
35
Berikut ini akan diuraikan tugas dan tanggung jawab serta wewenang
masing-masing bagian seperti dalam struktur organisasi perusahaan adalah
sebagai berikut:
1. Komisaris
Komisaris mempunyai wewenang yang tertinggi dalam sebuah
perusahaan untuk mengatur dan mengawasi jalannya perusahaan.
Adapun beberapa tugas dan wewenang dari dewan komisaris, antara
lain:
- Menunjuk dan membentuk jajaran direktur yang akan
mengoperasikan perusahaan.
- Menentukan suatu tujuan dan kebijakan perusahaan berdasarkan
rencana para pemegang saham.
- Melakukan pengontrolan kinerja para jajaran direktur.
- Mengorganisasikan pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham.
2. Direktur
Direktur mempunyai tanggung jawab penuh terhadap segala
kegiatan perusahaan kepada pemegang saham dalam rapat umum
pemegang saham. Adapun tugas dan tanggung jawab direktur adalah
antara lain:
- Menentukan arah dan kebijakan perusahaan dengan menentukan
rencana dan cara kerja sesuai dengan pedoman yang telah
dilimpahkan oleh komisaris.
36
- Melakukan kerjasama dengan pihak luar (ekstern) ataupun
perusahaan untuk kepentingan perusahaan.
- Merencanakan, menyusun dan melaksanakan strategi operasional
untuk dapat pencapaian target yang telah ditetapkan dalam
sebuah rapat umum pemegang saham.
- Merencanakan, mengkoordinasi, mengarahkan dan mengevaluasi
serta mengendalikan jalannya perusahaan agar tetap sesuai
dengan kebijakan dan anggaran dasar perusahaan.
- Meningkatkan efesiensi dan efektivitas suatu kerjasama serta
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berada di
perusahaan.
3. Manager Operasi
Dalam melaksanakan tugasnya seorang Manager Operasi
mempunyai wewenang dalam menyelenggarakan dan mengendalikian
pengelolaan kegiatan operasional untuk tujuan dan sasaran
perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang, dengan
mengoptimalkan sumber-sumber daya yang ada secara profesional
dan memberi manfaat untuk perusahaan. Serta melakukan
pengawasan penjualan, pembelian dan produksi. Manager operasi
membawahi :
a. Penjualan, memiliki tugas dan wewenang:
- Mengkoordinir penjualan agar memenuhi target.
- Menyusun rencana penjualan.
37
- Mengikuti dan menganalisa perkembangan pasar.
- Menganalisa laporan penjualan dan mengadakan evaluasi.
- Memberikan saran dalam rangka peningkatan penjualan.
- Memberikan kebijakan-kebijakan atas rencana penjualan.
b. Pembelian, memiliki tugas dan wewenang:
- Membuat pesanan pembelian dan daftar permintaan untuk
memesan bahan, barang, dan persediaan.
- Mengirimkan hal yang telah disusun pada poin satu kepada
supplier.
- Meninjau investaris dan pesanan sesuai kebutuhan.
- Berhubungan dengan supplier dalam jangka waktu harian.
- Memeriksa pengiriman pesanan.
- Melacak status pesanan.
- Mengurus barang-barang yang tidak ter-supply, dibawah
jumlah pesanan, lebih dari jumlah pesanan, atau rusak.
- Memastikan setiap faktur telah dikirim untuk pembayaran.
- Menghasilkan dan mengelola laporan yang masuk.
- Mengelola aktivitas pengadaaan.
c. Produksi, memiliki tugas :
- Melakukan perencanaan dan pengorganisasian jadwal
produksi.
- Menilai proyek dan sumber daya persyaratan.
38
- Memperkirakan, negosiasi dan menyetujui anggaran dan
rentang waktu dengan klien dan manager.
- Menentukan stradar kontrol kualitas.
- Menegosiasi rentang waktu atau jadwal yang diperlukan.
- Melakukan pemilihan, pemesanan, dan bahan pembelian.
- Mengorganisir perbaikan dan pemeliharaan rutin peralatan
produksi.
- Menjadi penghubung dengan pembeli, pemasaran dan staf
penjualan.
- Mengawasi pekerjaan staf junior.
4. Administrasi dan keuangan
Bagian akuntansi dan keuangan mempunyai tugas dan tanggung
jawab dalam melaksanankan masalah pembukuan ataupun pencatatan
transaksi yang bersifat keuangan bagi perusahan. Adapun tugas dan
tanggung jawab antara lain:
- Bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pencatatan semua
data keuangan yang terdapat dalam perusahaan.
- Bertanggung jawab terhadap biaya-biaya proyek dengan
menyusun suatu anggaran.
- Bertanggung jawab terhadap bukti-bukti dan faktur penyusunan
laporan keuangan perusahaan.
- Menangani semua urusan yang berhubungan dengan pajak dan
lain-lain.
39
5. Umum dan Personalia
Bagian umum dan personalia mempunyai tugas dan tanggung
jawab dalam membantu pengeloaan perusahaan dengan baik. Dimana,
dengan pengelolaan yang baik, perusahaan akan lebih mudah
berkembang. Adapun tugas dan tanggung jawab dalam bagian umum
dan personalia antara lain:
- Melaksanakan kebijakan dalam bidang personalia.
- Mengelola bidang personalia termasuk dalam penerimaan,
penempatan, promosi, dan pemberhentian pegawai.
- Menangani masalah yang berhubungan dengan tenaga kerja,
seperti jaminan sosial dan kesejahteraan karyawan.
- Memberikan saran-saran kepada direktur sehubungan dengan
kesempurnaan dan kebijakan karyawan.
6. Staff / Karyawan
Staff atau karyawan merupakan tenaga pelaksanaan yang secara
langsung bertugas melakukan pekerjaan di lapangan sesuai bidangnya
dan keahliannya masing-masing. Semua pekerjaan operasional
lapangan menjadi tugas dan tanggung jawab smua para staff dan
karyawan.
B. Metode Penulisan Laporan Tugas Akhir
Metode penulisan tugas akhir ini bersifat studi pustaka. Dimana studi
pustaka merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk menghimpun
informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang menjadi objek
40
penelitian. Penulisan diupayakan saling terkait antara satu sama lain dan
sesuai dengan topik yang dibahas. Informasi diperoleh dari studi terhadap
berbagai literature, jurnal, buku terbitan, dan referensi yang mendukung
penelitian.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Data adalah semua fakta dan angka yang relatif dapat dijadikan
bahan untuk menyusun informasi. Mengenai Jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
1. Data kuantitatif
Data kuantitatif yaitu jenis data yang berupa laporan-laporan
tertulis atau berupa angka-angka yang diperoleh dari hasil observasi
untuk menentukaan jumlah yang dibutuhkan seperti retur penjualan.
2. Data kualitatif
Data kualitatif yaitu data yang diperoleh berupa keterangan-keterangan
atau analisa-analisa pembahasan suatu masalah yang berhubungan
dengan prosedur-prosedur perusahaan dimana dalam pengumpulan
data bukan dengan angka seperti prosedur penjualan dan dokumen-
dokumen lainya yang diperlukan penulis.
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan untuk memperoleh data-data yang
digunakan dalam penelitian adalah salah satu perusahaan konversi plastik
41
kemasan, yaitu PT. Sapta Warna Cemerlang. Jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang berasal dari sumber aslinya yang
diperoleh langsung dari obyek yang diteliti yaitu Pegawai PT. Sapta
Warna Cemerlang. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui
wawancara dan tinjauan langsung dengan pihak perusahaan yang
berhubungan dengan objek penelitian.
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung
dari sumbernya. Data ini diperoleh melalui instrumen penelitian yang
berupa dokumen-dokumen yang diperoleh dari PT. Sapta Warna
Cemerlang.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data ini merupakan langkah yang paling strategis
dalam sebuah penelitian karena tujuan dari penelitian adalah untuk
mendapatkan sebuah data. Tanpa mengetahui adanya teknik pengumpulan
data, maka penelitian ini tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar
data yang ditetapkan. Pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam
penelitian ini adalah melalui Data Kualitatif, yaitu penelitian tentang riset
yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Dalam
penulisan ini data kualitatif berupa profil perusahaan, visi dan misi
42
perusahaan, struktur organisasi, prosedur dan retur penjualan. Survei dalam
penelitian ini dilakukan dengan cara:
1. Observasi
Observasi dilakukan sebagai tindakan awal untuk mempelajari
perusahaan dan untuk memproses penyusunan rencana audit yang akan
dilakukan di PT. Sapta Warna Cemerlang sebagai objek penelitian.
Berdasarkan hasil observasi yang ditentukan tindakan awal untuk
mempertimbangkan perencanaan kegiatan audit. Data yang diperoleh
pada tahap observasi adalah berupa fungsi penjualan sesuai dengan
pengamatan auditor dan hal yang dapat mempengaruhi retur penjualan.
2. Checklist
Checklist adalah pengumpulan data dengan cara membuat sebuah
daftar, dimana responden tinggal membutuhkan tanda check (√) pada
kolom yang sesuai. Checklist dalam kegiatan audit yang akan
dilaksanakan akan berdasar pada standar profesi audit operasional dan
juga berdasar pada SOP yang dimiliki perusahaan. Checklist akan
membantu auditor untuk mengetahui sebaik apa pengendalian internal
yang dimiliki perusahaan pada fungsi penjualan. Data yang ingin
diperoleh adalah prosedur penjualan dan retur penjualan perusahaan.
3. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data yang dilakukan atas dokumen-dokumen
yang diperlukan. Dokumen tersebut dikumpulkan dan dipelajari sebagai
dasar dalam analisa. Dokumen yang akan ditelusuri adalah laporan dan
43
catatan yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu fungsi penjualan dan
retur penjualan. Dokumen yang dikumpulkan merupakan dokumen yang
memberikan informasi terkaitan dengan prosedur atas fungsi penjualan
dan retur penjualan perusahaan.
4. Wawancara
Wawancara akan dilakukan untuk memperoleh tambahan data
mengenai gambaran perusahaan dan kegiatan operasi perusahaan.
Pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang diangkat
oleh penulis akan diberikan kepada pihak perusahaan yang memiliki
wewenang di bagiannya. Wawancara akan langsung dilaksanakan kepada
pimpinan perusahaan dan manajer yang akan membidangi prosedur
penjualan dan retur penjualan.
E. Teknik Analisis Data
Untuk dapat menjawab pertanyaan rumusan masalah mengenai
bagaimana hasil operasional pada fungsi penjualan yang terdapat di PT. Sapta
Warna Cemerlang, penulis harus melakukan beberapa tahap dalam
pelaksanaan audit operasional. Tahap-tahap tersebut meliputi:
1. Melaksanakan survei pendahuluan
Pelaksanaan audit operasional diawali dengan studi pendahuluan
pada fungsi penjualan dan retur penjualan untuk mengidentifikasi
aktivitas yang memiliki potensi dilaksanakannya audit operasional. Titik
awal dari studi pendahulu ini adalah memperoleh pemahaman mengenai
karakteristik perusahaan, struktur perusahaaan, fungsi penjualan dan retur
44
penjualan dalam perusahaan untuk memberikan pemahaman awal. Selain
itu, penulis akan melihat potensi-potensi kelemahan yang dimiliki
peruahaan pada fungsi dan retur penjualan. Potensi-potensi kelemahan
tersebut dapat membantu untuk menyusun perencanaan audit. Analisis
data yanga kan di lakukan pada tahap ini adalah mendeskripsikan proses
dan retur penjualan. Proses dan retur penjualan pada PT. Sapta Warna
Cemerlang dideskripsikan berdasarkan pengamatan langsung terhadap
proses penjualan dan hasil wawancara dengan staf atau bagian yang ada
pada unit perusahaan.
2. Merencanakan Audit Operasional
Tahap perencanaan audit yang cermat sangat penting dalam
menilai tingkat efektivitas, efisiensi, dan ekonomisasi audit operasional.
Untuk mengembangkan program audit yang disesuaikan dengan hasil
survey pendahuluan yang telah dilakukan sebelumnya. Tahap
perencanaan audit terbagi menjadi dua tahap yaitu:
a. Proses perumusan tujuan dan lingkup mana saja yang akan diaudit
dalam fungsi penjualan dan retur.
Analisis yang digunakan pada tahap ini yaitu analisis deskriptif
yang berdasarkan pada hasil wawancara penulis terhadap PT. Sapta
Warna Cemerlang. Yang mewakilkan perusahaan sebagai audit aduit
yaitu menajer marketing yang memiliki tanggung jawab untuk
mengawasi dan mengkoordinasikan proses/ aktivitas penjualan dan
45
karyawan penjualan yang bertugas untuk melaksanakan aktivitas
penjualan di perusahaan.
b. Penulisam program audit.
Penulisan program audit merupakan langkah yang akan dilakukan
dalam proses audit yang dimuat dalam kertas kerja berbetuk table
yang berisi judul program audit, periode audit dan otorisasi. Program
audit pada aktivitas penjualan terkait organisasi fungsi penjualan,
pesanan penjualan, pengiriman barang dan pencatatan penjualan.
3. Melaksankan Audit Operasional
Pada tahap ini penulis membuat check list yang berisi susunan
program audit. Check list ini digunakan untuk membandingkan antara
prosedur yang seharusnya dengan proses penjualan yang terjadi secara ril.
Pada tahap ini penulis menggunakaan SOP penjualan secara tertulis.
Analisis data didasarkan pada fungsi penjualan, penulis
mengkombinasikan ICQ menurut Sukrisno Agoes dalam bukunya yang
berjudul “ Praktikum Audit” edisi 3 (2018) dan juga disesuaikan berdasar
hasil dari studi pendahuluan yang telah dilaksanakan oleh penulis.
Pernyataan yangtelah dibuat selanjutnya dikelompokkan kedalam
kelompok tabel efektif, efisien, dan konomis. Pada tahap ini penulis
menggunkan indikator penentuan dang mengitung total pernyataan dari
masing-masing kelompok ekeftif, efisien, dan ekonomis. Berdasarkan
ttotal pernyataan tersebut, jika jumlah jawaban “Ya” lebih besar dari
jumlah jawaban “Tidak” maka hasilnya dapat diinterprestasikan ke dalam
46
tingkat efektif, efisien, dan ekonomis. Hasil Check list selanjutnya
dideskripsikan untuk mengetahui proses penjualan perusahaan yang
terjadi dengan proses penjualan yang seharusnya.
Berikut ini akan dijabarkan indikator yang digunakan sebagai dasar
penentuan hasil pengauditan yaitu:
a. Ekonomi (pada biaya operasi)
Pada saaat menilai ekonomi pada biaya operasi dan alokasi terkait
penggunaan sumber daya, reviewer dapat mempertimbangkan
beberapa hal berikut:
1. Mengikuti praktik aktivitas operasional yang umum.
2. Ketepatan jumlah staf yang bertugas dalam menjalankan fungsi-
fungsi yang penting.
3. Ketepatan persediaan behan di perusahaan.
4. Menggunakan peralatan dengan harga yang sesuai.
5. Mengurangi sumber daya yang tidak terpakai.
b. Efisiensi ( atas metode operasi)
Dalam menilai efisiensi terkait tanggung jawab dalam pengeluaran
biaya perusahaan yang minimum. Reviewer melihat dari beberapa
hal sebagai berikut:
1. Kesesuaian prosedur manual dengan komputerisasi.
2. Keefisienan sistem dan prosedur operasi.
3. Tidak terdapat duplikasi pekerjaan.
4. Tidak adanya tahapan kerja yang tidak penting.
47
c. Efektivitas (hasil dari operasi)
Dalam menilai efektivitas terkait pencapaian hasil atau manfaat
organisasi yang didasarkan pada sasaran dan tujuan organisasi.
Reviewer dapat melihat dari beberapa hal sebagai berikut:
1. Penilaian atas pencapaian sasaran,tujuan, dan rencana
organisasi.
2. Penilaian kecukupan sistem menajemen dalam mengukur
efektivitas.
3. Menentukan keluasan hasil yang ingin dicapai.
4. Mengidentifikasi faktor-faktor hasil kinerja yang memuaskan.
4. Mengevaluasi Hasil Audit
Pada tahap ini penulis menggunakan analisis deskriptif atas temuan
yang di dapatkan pada tahap pelaksanaan audit. Adanya tahap ini
bertujuan untuk menggali atau mengindentifikasi lebih dalam terkait
adanya temuan atau hubungan yang tidak dikehendaki sehingga perlu
dilakukan analisis atas temuan tersebut. Rekomendasi juga diperlukan
untuk perbaikan.
5. Melaporkan Temuan dalam Bentuk Laporan Audit
Analisis data yang akan dilakukan pada tahap ini yaitu membuat
suatu laporan audit operasional berdasarkan hasil dari pelaksanaan audit
operasional. Peneliti akan memberikan laporan hasil audit berdasarkan
apa yang dilakukan dan yang ditemukan selama melaksanakan tahapan-
tahapan audit operasional penjualan dan retur penjualan dan memberikan
rekomendasi perbaikan atas hasil temuan pelaksanaan audit tersebut.
48
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data
Pelaksanan audit operasional mulai dari tahap ini yang dilaksanakan
untuk mendapatkan informasi mengenai bagian atau fungsi yang akan di audit.
Penelitian dalam waktu yang relatif singkat mengenal latar belakang, aspek
kegiatan organisasi, program atau prosedur yang dipertimbangkan. Proses
pemeriksaan ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Mengumpulkan informasi mengenai latar belakang berdirinya
perusahaan, struktur organisasi, uraian tugas dan tanggung jawab
setiap bagian dalam penjualan, retur penjualan, serta standar
operasional prosedur (SOP) perusahaan.
2. Menggumpulkan data dan mendengarkan penjelasan mengenai
prosedur penjualan, retur penjualan, serta standar operasional
prosedur (SOP) perusahaan.
3. Melakukan pengamatan atas aktivitas penjualan, retur penjualan, serta
standar operasional prosedur (SOP) perusahaan.
4. Mempelajari tahap-tahap prosedur penjualan, retur penjualan, serta
standar operasional prosedur (SOP) perusahaan.
5. Menggumpulkan bukti-bukti tertulis mengenai prosedur-prosedur
yang ditetapkan perusahaan dan membuat ikhtisar atas temuan-
temuan penting.
49
6. Mengevaluasi hasil pengamatan yang dilakukan.
7. Meminta penjelasan atas kelemahan yang ditemui.
Maksud dari pemeriksaan ini terhadap kegiatan penjualan, retur
penjualan, serta standar operasional prosedur (SOP) perusahaan adalah
untuk dapat menganalisis ketaatan pada kebijaksanaan dan prosedur yang
telah digariskan serta mengukur efisiensi dan efektivitasnya. Dimana data-
data yang berkaitan dengan audit operasional penjualan dan retur
penjualan terhadap standar operasional prosedur (SOP).
Dari informasi-informasi yang didapat, maka penjelasan proses
penjualan di PT. Sapta Warna Cemerlang diperoleh dari wawancara dan
observasi sebagai dasar dari tahap audit operasional adalah sebagai
berikut:
PT. Sapta Warna Cemerlang merupakan perusahaan konversi plastik
kemasan. Untuk melaksanakan proses penjualan, PT. Sapta Warna
Cemerlang memiliki SOP yang harus dijalankan oleh customer. SOP yang
digunakan PT. Sapta Warna Cemerlang dalam proses penjualan adalah
sebagai berikut:
50
Tabel IV.1
SOP Perencanaan Penjualan
SOP Proses Perencanaan Penjualan
No. Keterangan
1 Manajer Penjualan membuat sebuah proses perencanaan penjualan produk.
2 Manajer Penjualan memberikan sebuah proses perencanaan penjualan
kepada Direktur Penjualan dan Pemasaran untuk segera diotorisasi.
Kemudian proses perencanaan penjualan yang telah diotorisasi dibuat
menjadi 2 rangkap.
3 Perencanaan pertama penjualan yang telah diotorisasi kemudian akan
diarsipkan. Salinan kedua perencanaan penjualan yang telah diotorisasi
oleh Direktur Penjualan dan Pemasaran kemudian diberikan kepada
Direktur Produksi untuk selanjutnya dilakukan proses produksi.
51
Gambar IV.1
Flowchart Proses Perencanaan Penjualan
Manajer Penjualan
Sumber: PT. Sapta Warna Cemerlang
Start
Membuat perencanaan
penjualan
Perencanaan Penjualan
(Sales Forecas)
Diotorisasi oleh
Direktur Penjualan
Dan Pemasaran
Perencanaan Penjualan 2
(telah diotorisasi)
Perencanaan Penjualan 1
(telah diotorisasi) D
Direktur Produksi
52
Tabel IV.2
SOP Penjualan Melalui Distributor
SOP Penjualan Melalui Distributor
No. Keterangan
1 Staf Penjualan menerima surat pesanan dari distributor.
2 Sebuah Pesanan dari distributor diterima melalui telepon, fax atau secara
langsung yang kemudian dicatat dalam pesanan penjualan.
3 Setelah itu Staf Penjualan melakukan verifikasi pesanan distributor
mencakup data distributor secara lengkap termasuk nama pesanan, alamat
penyerahan barang, kuantitas, nama produk, nomor surat pesanan, harga,
tanggal penyerahan barang, dll.
4 Staf Penjualan mencatat pesanan distributor ke dalam sistem komputer dan
menerbitkan sebuah dokumen pesanan penjualan (SO).
5 Kemudian Dokumen Pesanan Penjualan ini selanjutnya disalin menjadi 5
rangkap. Salinan pertama disimpan sebagai arsip perusahaan. Salinan kedua
diberikan pada staf produksi yang berfungsi sebagai Surat Permintaan
Pengadaan Barang. Salinan ketiga diberikan kepada staf utang dan piutang
untuk mendapat persetujuan kredit (jika proses penjulaannya secara kredit).
Salinan keempat diberikan kepada staf pencatatan dan penerimaan kas (jika
proses penjualannnya secara tunai). Salinan kelima diberikan kepada staf
pengiriman.
6 Bila barang yang telah dipesan tidak tersedia atau persediaan di gudang
tidak mencukupi, maka akan disimpan sebagai back pesanan (pesanan yang
belum terpenuhi).
53
7 Departemen penjualan melakuakan kontak langsung dengan distributor
mengenai pemenuhan pemasaran.
8 Proses penjualan secara tunai mewajibkan pelanggan membayar total
pembelian pada saat pemesanan dan barang pada saat dikirimkan
pemesanannya.
Gambar IV.2
Flowchart Penjualan Melalui Distributor
Staf Penjualan Staf Produksi Staf Utang dan Piutang Staf Pengiriman
Sumber: PT. Sapta Warna Cemerlang
Distributor
r
A
Verifikasi Order
Dari Distributor
Surat Pesanan 5 Penjualan
Surat Pesanan 4 Penjualan
Surat Pesanan 3 Penjualan
Surat Pesanan 2 Penjualan
Surat Pesanan 1 Penjualan
D
Surat Pesanan 2 Penjualan
Surat Pesanan 3 Penjualan
Staf Pencatatan
dan Penerimaan
Kas
Surat Pesanan 4 Penjualan
A
Surat Pesanan 5 Penjualan
54
Tabel IV.3
SOP Sistem Pengiriman Barang
SOP Sistem Pengiriman Barang
No. Keterangan
1 Staf penjualan mengirimkan Surat Perintah Pengeluaran Barang dan
salinannya dari proses pesanan penjualan ke gudang lalu staf persediaan dan
gudang akan melakukan pemeriksaan persediaan barang dagangan sebelum
dijual sesuai dengan pesanan distributor.
2 Staf penjualan juga akan mengirimkan Surat Perintah Pengiriman kepada
staf pengiriman sebagai suatu perintah pengiriman barang kepada
distributor.
3 Setelah itu, Staf pengiriman menerima barang dan salinan surat perintah
pengeluaran barang dari bagian gudang dengan mencocokkan semuanya.
4 Staf pengiriman menempelkan sebuah Slip Pengepakan ke dalam kotak
barang, untuk melengkapi dan mempersiapkan bukti pengiriman barang.
Slip pengepakan dibuat menjadi 2 rangkap untuk yang pertama dikirimkan
ke distributor dan yang ke dua sebagai arsip perusahaan bagian pengiriman.
Bukti surat pengiriman barang dibuat 4 rangkap untuk diberikan kepada staf
penjualan, staf akuntansi, distributor, dan arsip staf pengiriman.
5 Setelah barang sudah dikirimkan, kurir akan memberikan bukti pengiriman
barang kepada staf pengiriman lalu bukti tersebut diarsipkan. Kemudian
tugas staf pengiriman akan memberitahu staf akuntansi dengan
55
menggunakan salinan Bukti Pengiriman Barang dari kurir agar
mengirimkan invoice kepada distributor saat itu juga.
6 Bagian penjualan juga akan menerima salinan bukti pengiriman barang
untuk dapat dijadikan arsip perusahaan bagian penjualan.
Gambar IV.3
Flowchart Sistem Pengiriman Barang
Sumber: PT. Sapta Warna Cemerlang
56
Tabel IV.4
SOP Retur Penjualan
SOP Retur Penjualan
No. Keterangan
1 Staf Retur akan menerima barang yang dikembalikan dari distributor,
kemudian staf retur akan menghitung, memeriksa, dan menyiapkan Slip
uuntuk Retur Barang yang mendeskripsikan barang tersebut.
2 Saat menerima Slip Retur Barang, Staf penjualan akan menyiapkan Memo
kredit lalu kemudian mengirimkan memo kredit ke Staf utang dan piutang.
3 Lalu departemen keuangan, Staf utang dan piutang mengevaluasi kondisi
pengembalian barang tersebut dan membuat keputusan untuk memberikan
atau menolak pengembalian tersebut. Jika pengembalian itu akan diterima,
staf utang dan piutang akan mencatatnya di kredit sebagai pengurangan
tagihan.
4 Staf utang dan piutang akan mengirimkan sebuah memo kredit tersebut
yang akan diberikan ke bagian pengendalian persediaan untuk segera
dilakukan proses pembukuan.
5 Staf persediaan dan gudang akan menyesuaikan catatan persediaan dan
akan meneruskan memo kredit tersebut ke departemen keuangan, staf utang
dan piutang.
6 Staf persediaan dan gudang serta staf utang dan piutang akan memberikan
ringkasan informasi ke bagian akuntansi.
7 Kemudian staf akuntansi akan menerima voucher jurnal yang telah di
57
rangkum dari total nilai pengembalian persediaan kemudian ke staf
persediaan dan gudang, dan rangkuman akun dari staf utang dan piutang.
8
Staf akuntansi melakukan voucher jurnal dan memperbaharui general
ladger.
Gambar IV.4
Flowchart Retur Penjualan
Sumber: PT. Sapta Warna Cemerlang
58
Tabel IV.5
SOP Pemasaran
SOP Pemasaran
No. Keterangan
1 Staf promosi akan membuat sebuah proposal untuk pengajuan promosi
produk kepada manajer pemasaran.
2 Kemudian manajer peamasaran mengambil keputusan YES/NO, jika YES
dilanjutkan kepada direktur penjualan dan pemasaran, jika YES maka
dilanjutkan ke rapat dewan direksi, jika NO maka proposal promosi akan
disimpan dalam file bagian promosi.
3 Rapat Dewan Direksi akan mengambil keputusan YES/NO, jika YES
proposal promosi akan segera dilanjutkan ke staf pengeluaran kas bertujuan
untuk mendapatkan dana, jika NO Rapat Dewan Direksi akan segera
membuat pernyataan Rejected Project Document kepada bagian promosi,
Rejected Project Document akan di simpan oleh staf promosi dalam file
berdasarkan Date.
4 Kemudian manajer pemasaran akan segera memproses proposal dan
menyerahkan ke staf pengeluaran kas.
5 Manajer pemasaran akan mengajukan pengeluaran kas melalui cek dengan
prosedur pengeluaran kas bersamaan dengan cek. Setelah mendapatkan
persetujuan cek, staf promosi akan mulai membuat promosi produk. Cek
promosi akan dibayarkan ke dalam pihak yang bersangkutan oleh staf
pengeluaran kas.
59
6 Staf akuntansi akan mencatat kegiatan proses promosi ke dalam jurnal
Voucher dan kemudia menyimpan bukti journal voucher.
7 Setelah promosi produk yang dilakukan, bagian promosi menyiapkan
laporan pertanggungjawaban untuk akan disimpan dalam file berdasarkan
tanggal dan segera di serahkan kepada departemen penjualan dan
pemasaran.
Gambar IV.5
Flowchart Pemasaran
Sumber: PT. Sapta Warna Cemerlang
60
1. Merencanakan Audit Operasional
Tahap Perencanaan audit yang cermat sangat baik bagi efektivitas
dan efisiensi audit operasional. PT. Sapta Warna Cemerlang memiliki SOP
secara tertulis dalam menjalankan penjualan. Untuk menjalankan program
audit, penulis menggunakan SOP yang dimiliki PT. Sapta Warna
Cemerlang sebagai program audit untuk membandingkan antara ketetapan
SOP dengan kejadian rill pada penjualan.
Untuk menjalankan program audit operasional pada fungsi
penjualan, penulis mengkombinasikan ICQ menurut Sukrisno Agoes
dalam bukunya yang berjudul “ Praktikum Audit” edisi 3 (2018) dan juga
disesuaikan berdasar hasil dari studi pendahuluan yang telah dilaksanakan
oleh penulis. Berikut ini merupakan ICQ menurut Sukrisno Agoes (2018):
Tabel IV.6
SOP ICQ Penjualan
Y = YA T
= Tidak
TR = Tidak
Relevan
Y T TR
PENJUALAN
1 Apakah perusahaan menggunakan daftar harga (price list)? √
2 Apakah peyimpangan dari daftar harga harus disetujui oleh
pejabat perusahaan yang berwenang? √
61
3 Apakah perusahaan mempunyai pedoman pemberian
potongan yang tertulis? √
4 Apakah untuk setiap penjualan diminta surat pesanan
(purchase order) dari pembeli? √
5 Apakah order pembelian dari langganan harus disetujui oleh
pejabat perusahaan yang berwenang mengenai harga, syarat
kredit dan syarat lainnya? √
6 Apakah digunakan formulir order penjualan yang
prenumbered? √
7 Apakah setiap pengiriman barang didasarkan pada Delivery
Order (DO)?
8 Apakah DO:
a. Terkontrol dengan pemberian nomor urut tercetak
(prenumbered)? √
b. Hanya orang tertentu yang berhak mengotorisasi? √
c. Barang yang dikirim terlebih dahulu dicocokkan dengan
DO? √
d. Bagian akuntansi cukup mengawasi urutan DO dan isinya? √
e. Langsung dikirim kepada pembuat faktur? √
f. Dikaitkan dengan faktur, untuk menjamin DO telah
dibuatkan fakturnya? √
9 Apakah faktur penjualan:
a. Terkontrol dengan pemberian nomor urut tercetak
(prenumbered)? √
b. Bagian akuntansi cukup mengawasi urutan faktur?
√
62
c. Bagian akuntansi memeriksa ketepatan:
- Jumlah kualitas yang dikirim?
√
- Harga?
√
- Perhitungan?
√
- Syarat Kredit?
√
10 Apakah faktur yang batal tersimpan untuk pemeriksaaan? √
11 Apakah fungsi penjualan terpisah dari:
- Bagian keuangan? √
- Bagian akuntansi? √
- Bagian penyimpanan? √
12 Apakah penjualan tersebut dibawah ini prosedurnya sama
dengan penjualan kredit:
a. Penjualan tunai? √
b. Penjualan Cash on Delivery (COD)? √
c. Penjualan kepada karyawan? √
d. Penjualan barang B/S? √
13 Bila tidak, apakah prosedur cukup meyakinkan bahwa:
a. Hasil penjualan benar diterima dengan baik? √
b. Dibukukan sebagaimana seharusnya? √
14 Apakah Nota Kredit:
a. Terkontrol dengan pemberian nomor urut tercetak? √
b. Diotorisasi oleh orang tertentu? √
c. Blanko yang belum digunakan terkontrol dengan baik? √
63
15 Apakah dibuat daftar formulir-formulir:
Order penjualan, DO, faktur, dan nota kredit? √
16 Bila ya, apakah dibina secara up to date? √
17 Retur penjualan:
a. Apakah harus mendapatkan persetujuan pejabat perusahaan
yang berwenang? √
b. Apakah dibuat berita acara penerimaan kembali barang? √
c. Apakah barang yang dikembalikan dibukukan dalam:
- Kartu gudang? √
- Buku persediaaan? √
d. Apakah bagian akuntansi mencocokkan nota kredit dengan
berita acara penerimaan kembali barang? √
18 Apakah sistem informasi penjualan meliputi:
a. Budget penjualan? √
b. Grafik trend penjualan? √
c. Laporan tertulis penjualan? √
d. Penjelasan atas penyimpangan-penyimpangan? √
19 Apakah prosedur penjualan tampak cukup efisien? √
Sumber: Sukrisno Agoes (2018)
64
2. Melaksanakan Audit
a. Membandingkan kegiatan penjualan rill dengan SOP yang sudah
ditetapkan
PT. Sapta Warna Cemerlang sudah menerapkan penggunaan SOP
terkait dengan proses penjualan. Berikut ini merupakan hasil
perbandingan yang di analisa antara kejadian riil pada penjualan dengan
SOP yang sudah ditetapkan. Checklist di bawah ini akan diisi sendiri
oleh penulis berdasarkan suatu kejadian sesungguhnya ketika penulis
melakukan penelitian.
Tabel IV.7
Perbandingan kegiatan penjualan Riil dengan SOP yang ditetapkan
Nama Perusahaan : PT. Sapta Warna Cemerlang
Priode Audit :
Juni-juli 2019
Program yang diaudit: Prosedur Proses Penjualan
No. Pernyataan YA TDK Keterangan
1 Manajer Penjualan membuat sebuah proses
perencanaan penjualan produk. √
2 Manajer Penjualan memberikan sebuah proses
perencanaan penjualan kepada Direktur Penjualan
dan Pemasaran untuk segera diotorisasi.
Kemudian proses perencanaan penjualan yang
telah diotorisasi dibuat menjadi 2 rangkap.
√
65
3 Perencanaan pertama penjualan yang telah
diotorisasi kemudian akan diarsipkan. Salinan
kedua perencanaan penjualan yang telah diotorisasi
oleh Direktur Penjualan dan Pemasaran kemudian
diberikan kepada Direktur Produksi untuk
selanjutnya dilakukan proses produksi.
√
Diaudit Oleh: Catatan:
CRISNA
Tanggal: 24 juni 2019
66
Nama Perusahaan : PT. Sapta Warna Cemerlang
Priode Audit :
Juni-juli 2019
Program yang diaudit: Prosedur Penjualan Melalui Distributor
No. Pernyataan YA TDK Keterangan
1 Staf Penjualan menerima surat pesanan dari
distributor. √
2 Sebuah Pesanan dari distributor diterima melalui
telepon, fax atau secara langsung yang kemudian
dicatat dalam pesanan penjualan.
√
3 Setelah itu Staf Penjualan melakukan verifikasi
pesanan distributor mencakup data distributor
secara lengkap termasuk nama pesanan, alamat
penyerahan barang, kuantitas, nama produk,
nomor surat pesanan, harga, tanggal penyerahan
barang, dll.
√
4 Staf Penjualan mencatat pesanan distributor ke
dalam sistem komputer dan menerbitkan sebuah
dokumen pesanan penjualan (SO).
√
5 Kemudian Dokumen Pesanan Penjualan ini
selanjutnya disalin menjadi 5 rangkap. Salinan
pertama disimpan sebagai arsip perusahaan.
Salinan kedua diberikan pada staf produksi yang
berfungsi sebagai Surat Permintaan Pengadaan
√
67
Barang. Salinan ketiga diberikan kepada staf utang
dan piutang untuk mendapat persetujuan kredit
(jika proses penjulaannya secara kredit). Salinan
keempat diberikan kepada staf pencatatan dan
penerimaan kas (jika proses penjualannnya secara
tunai). Salinan kelima diberikan kepada staf
pengiriman.
6 Bila barang yang telah dipesan tidak tersedia atau
persediaan di gudang tidak mencukupi, maka akan
disimpan sebagai back pesanan (pesanan yang
belum terpenuhi).
√
7 Departemen penjualan melakuakan kontak
langsung dengan distributor mengenai pemenuhan
pemasaran.
√
8 Proses penjualan secara tunai mewajibkan
pelanggan membayar total pembelian pada saat
pemesanan dan barang pada saat dikirimkan
pemesanannya.
√
Diaudit Oleh: Catatan:
CRISNA
Tanggal: 24 juni 2019
68
Berdasarkan Checklist prosedur proses penjualan, pelaksanaan
SOP penjualan semua dilaksanakan sesuai dengan yang ditetapkan
perusahaan diberikan dengan tidak adanya jawaban dari tiga pertanyaan
yang ada dari kegiatan Prosedur Proses Penjualan dan delapan
pertanyaan yang ada melalui Prosedur Penjualan Melalui Distributor.
Kegiatan penjualan juga dapat dikatakan ekonomis karena aktivitas
penjualan telah dilaksanakan sesuai dengan acuan/ kriteria yang
ditetapkan oleh perusahaan dan mengikuti praktik terkait penjualan
secara umum. Karyawan yang ada pada kegiatan penjualan bekerja
sesuai dengan tugasnya masing-masing dan bertanggung jawab kepada
manajer marketing. Dokumen yang berhubungan dengan proses
kegiatan penjualan dibuat dalam dua hingga empat rangkap untuk
memudahkan dalam pengarsipan dokumen.
Tabel IV.8
Perbandingan sistem pengiriman barang dengan SOP yang ditetapkan
Nama Perusahaan : PT. Sapta Warna Cemerlang
Priode Audit :
Juni-juli 2019
Program yang diaudit: Prosedur sistem pengiriman barang
No. Pernyataan YA TDK Keterangan
1 Staf penjualan mengirimkan Surat Perintah
Pengeluaran Barang dan salinannya dari proses
pesanan penjualan ke gudang lalu staf persediaan
dan gudang akan melakukan pemeriksaan
√
69
persediaan barang dagangan sebelum dijual
sesuai dengan pesanan distributor.
2 Staf penjualan juga akan mengirimkan Surat
Perintah Pengiriman kepada staf pengiriman
sebagai suatu perintah pengiriman barang kepada
distributor.
√
3 Setelah itu, Staf pengiriman menerima barang
dan salinan surat perintah pengeluaran barang
dari bagian gudang dengan mencocokkan
semuanya.
√
4 Staf pengiriman menempelkan sebuah Slip
Pengepakan ke dalam kotak barang, untuk
melengkapi dan mempersiapkan bukti
pengiriman barang. Slip pengepakan dibuat
menjadi 2 rangkap untuk yang pertama
dikirimkan ke distributor dan yang ke dua
sebagai arsip perusahaan bagian pengiriman.
Bukti surat pengiriman barang dibuat 4 rangkap
untuk diberikan kepada staf penjualan, staf
akuntansi, distributor, dan arsip staf pengiriman.
√
70
5 Setelah barang sudah dikirimkan, kurir akan
memberikan bukti pengiriman barang kepada
staf pengiriman lalu bukti tersebut diarsipkan.
Kemudian tugas staf pengiriman akan
memberitahu staf akuntansi dengan
menggunakan salinan Bukti Pengiriman Barang
dari kurir agar mengirimkan invoice kepada
distributor saat itu juga.
√
6 Bagian penjualan juga akan menerima salinan
bukti pengiriman barang untuk dapat dijadikan
arsip perusahaan bagian penjualan.
√
Diaudit Oleh: Catatan:
CRISNA
Tanggal: 24 juni 2019
Berdasarkan hasil checklist, proses sistem pengiriman barang yang
dapat dilaksanakan dengan baik karena memenuhi kondisi untuk
melakukan proses SOP tersebut. Agar dapat mempermudah dalam
pengolahan data lebih efektif dan efisien.
Proses pengiriman barang dapat dikatakan efektif karena
pengiriman barang selalu dilaksanakan secara tepat waktu sesuai
kesepakatan tanggal pengiriman namun apabila terjadi kendala yang
71
menghambat proses pengiriman maka bagian penjualan akan langsung
menghubungi customer untuk menginformasikan keterlambatan
pengiriman dan maksimal pengiriman ditambah satu / dua hari dari
tanggal yang telah ditetapkan sebelumnya. Proses pengiriman barang
dapat dikatakan efisien dapat dilihat dari hasil jawaban pada prosedur
sistem pengiriman barang yang sudah sesuai dengan prosedur
pengiriman secara umum dimana didasarkan pada dokumen pengiriman
atau dalam perusahaan adalah bukti pengiriman barang. Sistem
pengiriman barang ini diharapkan dapat memperkecil terjadinya
kesalahan dalam waktu yang cepat.
Tabel IV.9
Perbandingan kegiatan retur penjualan dengan SOP yang ditetapkan
Nama Perusahaan : PT. Sapta Warna Cemerlang
Priode Audit :
Juni-juli 2019
Program yang diaudit: Prosedur Retur Penjualan
No. Pernyataan YA TDK Keterangan
1 Staf Retur akan menerima barang yang
dikembalikan dari distributor, kemudian staf retur
akan menghitung, memeriksa, dan menyiapkan
Slip uuntuk Retur Barang yang mendeskripsikan
barang tersebut.
√
2 Saat menerima Slip Retur Barang, Staf penjualan √
72
akan menyiapkan Memo kredit lalu kemudian
mengirimkan memo kredit ke Staf utang dan
piutang.
3 Lalu departemen keuangan, Staf utang dan
piutang mengevaluasi kondisi pengembalian
barang tersebut dan membuat keputusan untuk
memberikan atau menolak pengembalian tersebut.
Jika pengembalian itu akan diterima, staf utang
dan piutang akan mencatatnya di kredit sebagai
pengurangan tagihan.
√
4 Staf utang dan piutang akan mengirimkan sebuah
memo kredit tersebut yang akan diberikan ke
bagian pengendalian persediaan untuk segera
dilakukan proses pembukuan.
√
5 Staf persediaan dan gudang akan menyesuaikan
catatan persediaan dan akan meneruskan memo
kredit tersebut ke departemen keuangan, staf
utang dan piutang.
√
6 Staf persediaan dan gudang serta staf utang dan
piutang akan memberikan ringkasan informasi ke
bagian akuntansi.
√
73
7
Kemudian staf akuntansi akan menerima voucher
jurnal yang telah di rangkum dari total nilai
pengembalian persediaan kemudian ke staf
persediaan dan gudang, dan rangkuman akun dari
staf utang dan piutang.
√
8 Staf akuntansi melakukan voucher jurnal dan
memperbaharui general ladger.
√
Diaudit Oleh: Catatan:
CRISNA
Tanggal: 24 juni 2019
Hasil checklist menunjukan dari 8 pernyataan mengenai
perbandingan kegiatan retur penjualan jawaban semuanya YA.
Dilaksanakannya SOP dikarenakan apakah kegiatan retur tersebut
sudah ataukah belum memenuhi syarat untuk dilaksanakannya SOP
tersebut. Memo kredit merupakan suatu dokumen yang bersumber
(source document) sebagai dasar pencatatan transaksi tersebut kedalam
kartu piutang dan jurnal retur penjualan. Dokumen tersebut kemudian
dikeluarkan oleh fungsi penjualan yang memberi perintah kepada fungsi
penerimaan untuk menerima barang yang dikembalikan oleh pembeli.
Prosedur pembuatan memo kredit bertujuan untuk memberikan perintah
kepada fungsi penerimaan untuk menerima barang dari pembeli tersebut
74
dan kepada fungsi akuntansi untuk mencatat pengurangan piutang
kepada pembeli.
Tabel IV.10
Perbandingan kegiatan Pemasaran dengan SOP yang ditetapkan
Nama Perusahaan : PT. Sapta Warna Cemerlang
Priode Audit :
Juni-juli 2019
Program yang diaudit: Prosedur Pemasaran
No. Pernyataan YA TDK Keterangan
1 Staf promosi akan membuat sebuah proposal untuk
pengajuan promosi produk kepada manajer
pemasaran.
√
2 Kemudian manajer peamasaran mengambil
keputusan YES/NO, jika YES dilanjutkan kepada
direktur penjualan dan pemasaran, jika YES maka
dilanjutkan ke rapat dewan direksi, jika NO maka
proposal promosi akan disimpan dalam file bagian
promosi.
√
75
3 Rapat Dewan Direksi akan mengambil keputusan
YES/NO, jika YES proposal promosi akan segera
dilanjutkan ke staf pengeluaran kas bertujuan untuk
mendapatkan dana, jika NO Rapat Dewan Direksi
akan segera membuat pernyataan Rejected Project
Document kepada bagian promosi, Rejected
Project Document akan di simpan oleh staf
promosi dalam file berdasarkan Date..
√
4 Kemudian manajer pemasaran akan segera
memproses proposal dan menyerahkan ke staf
pengeluaran kas.
√
5 Manajer pemasaran akan mengajukan pengeluaran
kas melalui cek dengan prosedur pengeluaran kas
bersamaan dengan cek. Setelah mendapatkan
persetujuan cek, staf promosi akan mulai membuat
promosi produk. Cek promosi akan dibayarkan ke
dalam pihak yang bersangkutan oleh staf
pengeluaran kas.
√
6 Staf akuntansi akan mencatat kegiatan proses
promosi ke dalam jurnal Voucher dan kemudian
menyimpan bukti journal voucher.
√
7 Setelah promosi produk yang dilakukan, bagian
promosi menyiapkan laporan pertanggungjawaban
√
76
untuk akan disimpan dalam file berdasarkan
tanggal dan segera di serahkan kepada departemen
penjualan dan pemasaran.
Diaudit Oleh: Catatan:
CRISNA
Tanggal: 24 juni 2019
Dari hasil checklist, proses prosedur pemasaran yang ada dapat
dilaksanakan karena memenuhi kondisi untuk melakukan proses SOP
tersebut. Prosedur Pemasaran ini bertujuan untuk sebagai alat ukur hasil
pemasaran berdasarkan standar prestasi yang telah ditentukan dan juga
sebagai tercapainya kepuasan konsumen. Sebagai dasar logis dalam
mengambil keputusan pemasaran, proses pemasaran dapat
meningkatkan kemampuan dalam beradaptasi bila terjadi perubahan
dalam pemasaran. Dengan adanya prosedur Pemasaran maka
perusahaan akan memiliki standar prestasi kerja para anggotanya.
Dengan demikian, perlu pengawasan kegiatan para anggota akan lebih
mudah dipantau untuk mendapatkan mutu dan kualitas kerja yang
selektif.
3. Analisis Retur Penjualan
Retur berasal dari kata return yang berarti kembali. Konsumen
dapat melakukan pengembalian barang atau produk yang sudah di pesan
77
atau di beli dari produsen dikarenakan adanya suatu produk yang tidak
sesuai dengan yang diinginkan oleh mereka. Produk yang tidak sesuai
akan dapat dikatakan sebagai produk cacat. Produk ini mempunyai
beberapa kriteria yang tidak sesuai dengan keinginan dari konsumen
sehingga konsumen merasa tidak puas terhadap kualitas tersebut. Apabila
retur penjualan tidak ditangani lebih serius oleh pihak produsen, produsen
tersebut nantinya akan mengalami kerugian yang begitu besar. Kerugian
itu berupa penambahan biaya produksi untuk mengganti barang yang
dikembalikan oleh konsumen, apabila konsumen menghendaki produk
yang baru untuk retur barang mereka. Oleh karena itu, untuk menghindari
penambahan biaya produksi sebaiknya produsen memperbaiki proses
produksinya agar tidak menghasilkan produk cacat kembali yang
merupakan faktor utama terjadinya retur.
Produk cacat merupakan produk yang dihasilkan tidak sesuai
dengan standar kualitas yang sudah ditentukan. Standar kualitas yang baik
menurut konsumen adalah produk tersebut dapat digunakan sesuai dengan
kebutuhan mereka. Apabila konsumen sudah merasa bahwa produk
tersebut tidak dapat digunakan sesuai kebutuhan mereka maka produk
tersebut akan dikatakan sebagai produk cacat. Dengan adanya sebuah
sistem retur penjualan, menyebabkan tagihan atau piutang dari pihak
penjual kepada pihak pembeli menjadi berkurang. Menurut pengamatan,
Prosedur retur penjualan di PT. Sapta Warna Cemerlang menurut Standar
Operasional Prosedur (SOP) meliputi beberapa tahap, yaitu:
78
1. Pengembalian barang
Pada tahap ini proses pengembalian barang dari konsumen yang
komplain dikarenakan barang yang di terima tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi
olekonsumen yang complain, antara lain:
a. Retur dapat delakukan jika barang cacat atau kesalahan barang
yang tidak sesuai degan yang dipesan.
b. Retur hanya bisa dilakukan 1 kali dalam satu pemesanan dan
dalam jangka waktu kurang lebih 30 hari setelah menerima
barang.
c. Retur hanya bisa dilakukan jika barang yang di terima
mengalami cacat/rusak, kesalahan barang yang dipesan.
d. Barang yang di retur harus tetap memiliki label merek, dan
belum pernah digunakan. Karena rusak/cacat yang disebabkan
pemakaian, baik yang disengaja maupun tidak, tidak dapat di
retur.
e. Retur barang karena cacat/rusak hanya dapat ditukar dengan yang
sama persis saja.
Jika persyaratan diatas sudah dipenuhi, maka konsumen dapat
mengembalikan barang ke kantor cabang perusahaan dan kemudian
kantor cabang membuat form pengembalian barang (FPB) dan barang
itu akan dilaporkan ke kantor pusat yang berada di Kebon Jeruk, DKI
79
Jakarta. Dengan memakai form pengembalian barang (FPB) yang
mencantumkan:
- Nama Barang
- Kemasan
- Jumlah
- No. batch dan ED (Expiring Date)
- Ex. Invoice
- Ex. Principal
- Keterangan peyebab pengembalian barang
Pada tahap pengembalian barang ini, menurut pengamatan
penulis, konsumen yang komplain ke PT. Sapta Warna Cemerlang
karena disebabkan beberapa faktor seperti kesalahan pengiriman dan
produk cacat pada kemasan yang rusak diakibatkan oleh pemindahan
dari suatu tempat ke tempat yang lain. Dan kemungkinan
mengakibatkan barang di dalamnya akan rusak atau berdampak
negatif.
2. Pemeriksaaan Form pengembalian barang (FPB)
Pada tahap pemeriksaan Form FPB, setelah form FPB dibuat
oleh bagian Supervisor logistik yang berada di kantor pusat.
Pengirimannya ini melalui fax. Tetapi akan terlebih dahulu form FPB
akan dapat diserahkan ke bagian Branch Manager untuk diperiksa
kebenarannya.
80
Berdasarkan pengamatan, dalam tahap ini sering mengalami
kendala yaitu kantor pusat sering telat member pemberitahuan apakah
form FPB tersebut sudah diterima atau belum. Dari kendala tersebut,
bagian Supervisor logistik di kantor cabang harus menanyakan lagi ke
kantor pusat dan memastikan kalau form FPB telah diterima.
3. Pembuatan Rekapitulasi
Pada tahap pembuatan rekapitulasi, setelah form FPB dikirim ke
kantor pusat kemudian form FPB akan diterima oleh bagian distribusi
yang berada di kantor pusat kemudian bagian distribusi membuat
rekapitulasi. Yang dimaksud rekapitulasi yaitu rincian tentang barang-
barang yang akan di retur. Setelah rekapitulasi dibuat kemudian hasil
rekapitulasi tersebut akan dilaporkan ke bagian manager logistik di
kantor pusat untuk dapat persetujuan FPB. Pada prosedur tahapan ini
pelaksanaannya sangat lancar dan tidak ada kendala sedikitpun.
4. Pengiriman Barang
Pada tahap proses pengiriman barang, tahapan ini segera akan
dilakukan setelah Form pengembalian barang (FPB) disetujui oleh
manager logistik yang berada dikantor pusat, kemudian bagian
Supervisor logistik mendapat informasi dari kantor pusat untuk
mengirimkan barang yang diretur tersebut ke kantor pusat dengan
menggunakan FPB yang telah disetujui tadi. Pengiriman barang ini
dilakukan melaui fax.
81
Berdasarkan terjadinya sebuah pengamatan, dalam tahap
pengiriman barang sering kali terjadi kendala yaitu pengiriman tidak
tepat waktu karena pada fax tersebut pengirimannya kendala ditunda
sehingga membuat kantor pusat menunggu barang tersebut. Apabila
pengiriman sering terlambat maka pembuatan nota retur juka akan
lama. Jadi bagian Supervisor logistik masih harus memastikan apakah
barang tersebut sudah diterima oleh kanto pusat.
5. Pencocokan Barang
Pada tahap pencocokan barang, setelah Supervisor logistic
megirim barang tersebut ke kantor pusat, tahap selanjutnya transit-in.
dikantor pusat akan menerima barang pengembalian tersebut
kemudian mencocokkannya dengan Form pengembalian barang
(FPB) sesuai no. batch dengan barang tersebut. No. batch yaitu nomor
produksi / registrasi keluaran dari pabrik. Bila sudah cocok, barang
yang telah diterima oleh kantor pusat tersebut akan dikonfirmasikan
ke kantor cabang. Kemudian Transit-in dikantor pusat membuat
laporan ke manager logistik agar menerbitkan nota retur.
Berdasarkan pengamatan, pada waktu mengkonfirmasikan
barang tersebut ke kantor cabang kadang terjadi kendala yaitu dalam
pemberitahuannya sering telat sehingga juga akan menghambat
pembuatan nota retur.
82
6. Persetujuan Nota Retur
Yang dimaksud persetujuan nota retur yaitu meminta persetujuan
ke bagian manager logistic untuk menerbitkan nota retur. Persetujuan
nota retur dilakukan jika ada kebenaran tentang isi nota retur itu yang
isinya antara lain keadaan barang yang akan di retur, jumlah barang,
apakah akan diretur, waktu untuk retur barang (30 hari sebelum
tanggal kadaluarsa). Setelah ada keberadaan tersebut kemudian
bagian manager logistik yang berada dikantor pusat akan memberikan
persetujuan nota retur dan bagian manager logistik akan
memerintahkan transit-out untuk menerbitkan nota retur untuk dikirim
ke kantor cabang.
7. Penerbitan Nota Retur
Pada tahap penerbitan nota retur, setelah bagian manager logistic
memberikan persetujuan kemudian transit-out yang berada dikantor
pusat akan menerbitkan nota retur dengan rangkap 4 yang akan
diserahkan ke kantor cabang. Rangkap 4 tersebut antara lain:
1. Asli untuk cabang yang bersangkutan
2. Copy 1 untuk Transit-In
3. Copy 2 untuk Transit-Out
4. Copy 3 untuk bagian keuangan
Kantor pusat akan menyerahkan nota retur ke kantor cabang
disertai dengan barang yang sudah diganti dengan barang yang baru
yang masa ED (Tanggal Kadaluarsa) nya lebih panjang.
83
8. Penerimaan nota retur ke konsumen
Pada tahap terakhir, setelah nota retur dan barang diterima oleh
kantor cabang kemudian barang dan nota retur tersebut akan di
serahkan kembali kepada customer yang komplain. Cara
mengembalikan barang yang diretur kepada customer yaitu melalui
pengantar barang yang akan menyerahkan barang tersebut ke
customer yang komplain.
B. Pembahasan
1. Melakukan audit operasional pada fungsi penjualan
Tabel di bawah ini merupakan hasil checklist dari program audit
pada fungsi penjualan PT. Sapta Warna Cemerlang yang disusun
berdasarkan acuan dan hasil dari studi pendahuluan. Checklist berikut
ini akan diisi penulis berdasarkan hasil audit yang telah dilaksanakan
oleh penulis.
Tabel IV.11
Program Audit Fungsi Penjualan
Nama Perusahaan : PT. Sapta Warna Cemerlang Priode Audit :
Juni-juli 2019
Program yang diaudit: Fungsi Penjualan
No. Pernyataan Y T TR KETERANGAN
1 Apakah perusahaan menggunakan daftar
harga (price list)?
√
Harga yang ditetapkan
sesuai dengan
kesepakatan antara
bagian penjualan dan
customer.
84
2 Apakah peyimpangan dari daftar harga
harus disetujui oleh manajer pemasaran?
√
Sudah tersedia daftar
harga khusus untuk
penyimpangan di luar
order produk yang
ditentukan dalam rapat
kerja.
3 Apakah perusahaan mempunyai pedoman
pemberian potongan yang tertulis? √
Pedoman pemberian
potongan harga
disampaikan secara
lisan.
4 Apakah untuk setiap penjualan diminta surat
pesanan (purchase order) dari pembeli? √ √
Mengisi permintaan
pesanan memlalui email
perusahaan.
5 Apakah order pembelian dari langganan
harus disetujui oleh pejabat perusahaan yang
berwenang mengenai harga? √
Semua harga merujuk
pada daftar harga yang
sudah ditentukan.
6 Apakah digunakan formulir order penjualan
yang prenumbered? √ √
Diurutkan berdasarkan
tanggal terjadinya
transaksi.
7 Apakah setiap pengiriman barang didasarkan
pada Delivery Order (DO)? √
8 Setiap pengiriman barang selalu dibuatkan
surat jalan. √
9 Semua dokumen terkait penjualan dibuat
rangkap √
10 Apakah DO:
a. Terkontrol dengan pemberian nomor urut
tercetak (prenumbered)? √
b. Hanya orang tertentu yang berhak
mengotorisasi? √
c. Barang yang dikirim terlebih dahulu
dicocokkan dengan DO? √
d. Bagian akuntansi cukup mengawasi urutan
DO dan isinya? √
e. Langsung dikirim kepada pembuat faktur? √
f. Dikaitkan dengan faktur, untuk menjamin
DO telah dibuatkan fakturnya? √
11 Apakah faktur penjualan:
a. Terkontrol dengan pemberian nomor urut
tercetak (prenumbered)? √
b. Bagian akuntansi cukup mengawasi urutan
faktur? √
85
c. Bagian akuntansi memeriksa ketepatan:
Jumlah kualitas yang dikirim? √
- Harga? √
- Perhitungan? √
- Syarat Kredit? √
12 Apakah faktur yang batal tersimpan untuk
pemeriksaaan? √
13 Apakah fungsi penjualan terpisah dari:
- Bagian keuangan? √
- Bagian akuntansi? √
- Bagian penyimpanan? √
14 Apakah penjualan tersebut dibawah ini
prosedurnya sama dengan penjualan kredit:
a. Penjualan tunai? √
b. Penjualan Cash on Delivery (COD)? √
c. Penjualan kepada karyawan? √
d. Penjualan barang B/S? √
15 Bila tidak, apakah prosedur cukup
meyakinkan bahwa:
a. Hasil penjualan benar diterima dengan
baik? √
b. Dibukukan sebagaimana seharusnya? √
16 Apakah Nota Kredit:
a. Terkontrol dengan pemberian nomor urut
tercetak? √ √
b. Diotorisasi oleh orang tertentu? √
c. Blanko yang belum digunakan terkontrol
dengan baik? √
17 Apakah dibuat daftar formulir-formulir:
√
Daftar otomatis dibuat
ke dalam sistem Order penjualan, DO, faktur, dan nota
kredit?
18 Bila ya, apakah dibina secara up to date? √
19 Retur penjualan:
a. Apakah harus mendapatkan persetujuan
pejabat perusahaan yang berwenang? √
b. Apakah dibuat berita acara penerimaan
kembali barang? √
c. Apakah barang yang dikembalikan
dibukukan dalam:
- Kartu gudang? √
86
- Buku persediaaan? √
d. Apakah bagian akuntansi mencocokkan
nota kredit dengan berita acara
penerimaan kembali barang? √
20 Apakah sistem informasi penjualan meliputi:
a. Budget penjualan? √
b. Grafik trend penjualan? √
c. Laporan tertulis penjualan? √
d. Penjelasan atas penyimpangan-
penyimpangan? √
21 Apakah prosedur penjualan tampak cukup
efisien? √
22 Apakah karyawan gudang melakukan
pengecekan atas barang yang diterima dari
bagian produksi terkait mutu, spesifikasi, &
kualitas
√
Pemeriksaan barang
hanya dilakukan ketika
barang keluar dari
gudang
Diaudit oleh : Jumlah Catatan:
Crisna Jawaban
Ya Tdk
Tdk Relevan
40 4 3
Tanggal: 24 juni 2019
Berdasarkan hasil Check list yang telah di laksanakan pada fungsi
penjualan dan retur penjualan untuk program audit pencatatan
penjualan dan retur, terdapat jumlah jawaban “Ya” sebanyak 40
jawaban, “Tidak” 4 jawaban dan 3 jawaban dari jumlah jawaban
“Tidak relevan” dari total 47 pertanyaan.
Perusahaan telah memiliki pengendalian internal yang cukup baik
terkait fungsi penjualan. Penjualan dilakukan berdasarkan atas order
penjualan yang telah diotorisasi oleh manajer pemasaran, dan terdapat
87
kebijakan prosedur penjualan. Pengendalian internal tersebut
membantu perusahaaan untuk mengurangi kecurangan yang bisa
terjadi baik untuk perusahaan maupun customer. Pemberian potongan
harga harus mendapat otorisasi oleh manajer marketing terkait jumlah
potongan dengan tujuan sebagai bentuk pengendalian dan pengawasan
dari adanya kecurangan yang dapat dilakukan oleh karyawan.
Program audit pesanan penjualan memperlihatkan kurangnya
efisien karena tidak adanya daftar harga dan pedoman pemberian
potongan harga yang tertulis. Harga yang ditetapkan hanya
berdasarkan kesepakatan yang dibuat antara bagian penjualan dengan
customer yang disesuaikan dengan kebijakan perusahaan walaupun
penyimpangan dari ketetapan harga sudah melalui persetujuan dari
pejabat perusahaan yang berwenang. Sama halnya dengan pemberian
potongan harga yang hanya dilakukan berdasarkan kesepakatan dan
pemberian potongan harga biasanya diberikan kepada customer yang
intensitas pembeliannya cukup intensif atau pemesanan yang dilakukan
secara repeat order. Hal tersebut berakibat bagi karyawan penjualan
dimana karyawan harus menguasai informasi data harga sehingga tidak
terjadi kesalahan dalam memberikan informasi kepada customer.
Upaya untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kecurangan pada
perusahaan dibuktikan dengan adanya pemisahan tugas untuk bagian
penjualan dengan bagian keuangan. Pemisahan ini bertujuan baik,
yaitu membantu manajemen dalam melakukan pengendalian internal
88
atau pengawasan atas aliran kas perusahaan. Bagian penjualan di PT.
Sapta Warna Cemerlang menjadi wewenang bagian custumer.
Proses pesanan penjualan juga dapat dikatakan ekonomis karena
prosedur yang diberikan perusahaan dalam melakukan pemesanan
barang tidak menyulitkan customer. Hal tersebut dapat dilihat ketika
customer melakukan pemesanan pada formulir kalkulasi order,
selanjutnya bagian penjualan membuat surat order penjualan untuk
customer. Selanjutnya terkait surat order penjualan dibuat hanya
berdasarkan tanggal dibuatnya surat dan tidak menggunakan nomor
urut tercetak hingga terasa menyulitkan dalam pengarsipan dokumen
dan dapat terjadi duplikasi dokumen. Dokumen proses pesanan
penjualan ini selanjutnya akan disalin menjadi 5 rangkap. Salinan
pertama disimpan sebagai arsip. Salinan kedua diberikan pada staf
produksi berfungsi sebagai Surat Permintaan Pengadaan Barang.
Salinan ketiga diberikan ke staf utang dan piutang untuk mendapat
persetujuan kredit (jika melakukan penjualan secara kredit). Salinan
keempat diberikan kepada staf pencatatan dan penerimaan kas (jika
melakukan penjualan secara tunai). Salinan kelima diberikan kepada
staf pengiriman.
Proses pengiriman barang dagang dapat dikatakan efektif karena
pengiriman barang selalu dilaksanakan secara tepat waktu sesuai
kesepakatan tanggal pengiriman namun apabila terjadi kendala yang
menghambat proses pengiriman maka bagian penjualan akan langsung
89
menghubungi customer untuk menginformasikan keterlambatan
pengiriman dan maksimal pengiriman ditambah satu/ dua hari dari
tanggal yang telah ditetapkan sebelumnya. Proses pengiriman
dianggap belum ekonomis karena dari hasil Checklist untuk jawaban
“tidak”, penulis membuat analisis terkait karyawan gudang tidak
memeriksa barang yang diterima dari bagian produksi sebelum barang
ditempatkan digudang. Proses pemeriksaaan barang hanya dilakukan
satu kali yaitu ketika barang akan dikirimkan kepada customer, dimana
hal ini dianggap sebagai proses/ tahapan yang tidak bedasarkan praktik
secara umum.
Proses pencatatan penjualan dapat dikatakan efisien karena bagian
keuangan telah melakukan pencatatan penjualan secara
terkomputerisasi. Dokumen faktur penjualan yang dikirim kepada
customer telah diberi nomor urut tercetak dan sudah diotorisasi telebih
dahulu oleh manajer keuangan sebelum dikirimkan kepada customer
dengan memperhatikan kesesuaian dan ketepatan antara jumlah yang
ditagih dengan yang tercatat dalam surat order penjualan. Ketika
perusahaan telah menerima pembayaran, bagian keuangan juga
memperhatikan kesesuaian jumlah yang diterima dengan jumlah yang
tercatat. Hal ini merupakan bentuk pengawasan atas terjadinya
kesalahan pencatatan oleh karyawan dan melihat adanya kesesuaian
antara prosedur manual dan komputerisasi.
90
Proses pencatatan penjualan dapat dikatakan ekonomis karena
karyawan pada bagian keuangan telah melaksanakan proses pencatatan
penjualan sesuai dengan praktik penjualan secara umum dan mengikuti
prosedur/ kriteria yang ditetapkan oleh perusahaan. Hal tesebut terkait
dengan faktur penjualan yang dibuat atas setiap transaksi penjualan.
Dokumen ini dipakai sebagai dasar untuk menggunkan nomor urut
tercetak. Nomor urut tercetak digunakan untuk mengawasi penggunaan
formulir yang digunakan sebagai media atas otorisasi terjadinya
transaksi keuangan dalam perusahaan sehingga penggunaan dokumen
tersebut dapat dipertanggung jawabkan.
Menurut proses pelaksaaan audit operasional yang ada pada
program audit pencatatan penjualan, penulis tidak menemukan temuan
/ bukti audit yang mendukung adanya rekomendasi untuk perbaikan/
koreksi bagi perusahaan karena pengendalian pengendalian internal
atas suatu aktivitas pencatatan penjualan yang kemudian dirasa sudah
baik dan sesuai dengan prosedur/ kebijakan yang ditetapkan
perusahaan.
2. Mengevaluasi Hasil Audit
Pada proses audit operasional yang telah dilaksanakan penulis di
PT. Sapta Warna Cemerlang, kondisi yang terjadi belum cukup efisien
karena terdapatnya hasil 4 Checklist untuk jawaban “tidak”.
Perusahaan tidak menggunakan daftar harga (price list), Harga yang
91
ditetapkan sesuai dengan kesepakatan antara bagian penjualan dan
customer. Hal ini dapat mengakibatkan kecurangan yang terjadi di
perusahaan pada bagian penjualan. Pedoman pemberian potongan
tidak dibuat secara tertulis tetapi pedoman pemberian potongan harga
disampaikan secara lisan oleh pejabat perusahaan yang berwenang.
Setiap penggiriman barang tidak selalu pada Delivery Order (DO)
karena jika ada permintaan khusus dari customer ingin mempercepat
pengiriman dikarenakan urgent. Selain itu, karyawan gudang tidak
melakukan pengecekan atas barang yang diterima dari bagian produksi
terkait mutu, spesifikasi, & kualitas karena Proses pemeriksaaan
barang hanya dilakukan satu kali yaitu ketika barang akan dikirimkan
kepada customer, dimana hal ini dianggap sebagai proses/ tahapan
yang tidak bedasarkan praktik secara umum.
3. Melaporkan Temuan dalam Bentuk Laporan Audit
Audit operasional bertujuan untuk membantu perusahaan
menemukan kelemahan atau kekurangan yang terjadi atas pengelolaan
berbagai aktivitas yang dimiliki perusahaan. Laporan ini akan
menyajikan sebuah hasil temuan yang didapatkan oleh peneliti selama
melakukan penelitian. Berikut akan disajikan laporan hasil audit
operasional pada fungsi penjualan dan retur penjualan pada PT. Sapta
Warna Cemerlang:
92
Ringkasan Laporan Hasil Audit Operasional
Pada Fungsi Penjualan dan Retur Penjualan
Audit Operasional pada fungsi penjualan dan retur penjualan telah di
laksanakan di PT. Sapta Warna Cemerlang. Proses Audit dilaksanakan pada
bulan Juni-juli 2019. Pelaksanaan audit bertujuan untuk menilai efektif,
efisien, dan ekonomis pada fungsi penjualan dan retur penjualan. Ruang
lingkup dalam pelaksanaan audit ini adalah proses pemesanan barang hingga
pencatatan atas penjualan. Sasaran audit adalah bagian penjualan dan retur di
PT. Sapta Warna Cemerlang.
Program audit yang dilaksanakan meliputi lima bagian, yaitu organisasi
fungsi penjualan, pesanan penjualan, pengiriman barang, pencatatan penjualan
dan retur penjualan. Program audit berbentuk check list yang dibuat
berdasarkan paduan dari buku Sukrisno Agoes dengan hasil dari ssurvei
pendahuluan. Penulis juga melakukan konfirmasi hasil check list dengan
mewawancari beberapa bagian penjualan.
Berdasarkan proses audit yang sudah dilaksanakan, menurut penulis
operasional diatas menyajikan secara wajar tetapi penulis mendapat beberapa
temuan dan membuat rekomendasi yang bertujuan sebagai langkah pebaikan.
Temuan audit meliputi tidak adanya penggunaan daftar harga (price list),
pedoman pemberian potongan harga tidak dibuat secara tertulis, pengiriman
barang tidak didasarkan pada Delivery Order (DO), dan karyawan gudang
tidak melakukan pengecekan atas barang yang diterima dari bagian produksi
terkait mutu, spesifikasi, & kualitas. Rekomendasi yang diberikan meliputi,
pembuatan daftar harga, pedoman pemberian potongan harga secara tertulis,
Pedoman pemberian pengiriman barang harus didasarkan pada Delivery Order
(DO), dan adanya pembagian tugas karyawan gudang untuk melakukan
pengecekan atas barang yang diterima dari bagian produksi terkait mutu,
spesifikasi, & kualitas.
Tangerang, 26 Juli 2019
Hormat Saya,
Crisna
93
4. Mengevaluasi Hasil Retur
Di bawah ini analisis retur penjualan di PT. Sapta Warna
Cemerlang untuk perhitungan per bulan tahun 2017-2018:
Tabel IV.12
Retur Penjualan tahun 2017
RETUR PENJUALAN 2017
BULAN QTY RETUR 2017 KENAIKAN/
PENURUNAN PERSENTASE
JAN 112,900 0 0%
FEB 269,549 156,649 139%
MAR 127,771 -141,778 -53%
APR 574,615 446,844 350%
MEI 353,448 -221,167 -38%
JUN 140,315 -213,133 -60%
JUL 282,424 142,109 101%
AGST 302,688 20,264 7%
SEPT 368,659 65,971 22%
OKT 462,654 93,995 25%
NOV 224,914 -237,740 -51%
DES 102,800 -122,114 -54%
TOTAL 3,322,738
94
0
100,000
200,000
300,000
400,000
500,000
600,000
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEPT OKT NOV DES
JML
QTY
PERBANDINGAN
RETUR PENJUALAN 2017
Gambar IV.6
Grafik Retur Penjualan Tahun 2017
Sumber: Data Primer diolah 2019
Berdasarkan grafik perkembagan retur penjualan di lihat dari
perbulannya tahun 2017 diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah quantity
setiap perbulannya menunjukan sebuah kondisi yang fluktuatif. Dari
data tersebut dimana quantity retur penjualan pada bulan januari
jumlahnya sebesar 112,900. sedangkan pada bulan februari mengalami
kenaikan jumlah quantity sebesar 269,549 denagn selisih kenaikan
sebesar 156,649 dan persentase kenaikan sebesar 139%, tetapi juga
mengalami penurunan jumlah quantity pada bulan Maret sebesar
127,771 dengan persentase sebesar 53% dan selisih penurunan sebesar
141,778. Kemudian pada bulan april mengalami kenaikan jumlah
quantity kembali sebesar 574,615 dengan persentase kenaikan sebesar
350% dan selisih kenaikan sebesar 446,844, namun mengalami
95
penurunan jumlah quantity kembali pada bulan mei sebesar 353,448
dengan persentase 38% dan selisih penurunan jumlah quantity
penjualan sebesar 221,167 dan pada bulan juni sebesar 140,315 dengan
persentase 60% dan selisih penurunan jumlah quantity penjualan
sebesar 213,133. Kemudian megalami kenaikan jumlah quantity
penjualan kembali pada bulan juli sebesar 282,424 dengan persentase
kenaikan sebesar 101% dan selisih kenaikan sebesar 142,109, pada
bulan agustus sebesar 302,688 dengan persentase 7% dan selisih
kenaikan sebesar 20,264, bulan September sebesar 368,659 dengan
persentase 22% dan selisih kenaikan sebesar 65,971, dan bulan oktober
sebesar 462,654 dengan persentase 25% dan selisih kenaikan sebesar
93,995 . Pada bulan november Quantity retur penjualan mengalami
penurunan dimana pada bulan november sebesar 224,914 dengan
persentase 51% dan selisih penurunan sebesar 237,740, dan bulan
desember sebesar 102,800 dengan persentas 54% dan selisih
penurunan sebesar 122,114.
96
Tabel IV.13
Retur Penjualan tahun 2018
RETUR PENJUALAN 2018
BULAN OTY RETUR KENAIKAN/
PENURUNAN PERSENTASE
JAN 104,537 0 0%
FEB 256,713 152,176 146%
MAR 135,927 -120,786 -47%
APR 586,342 450,415 331%
MEI 339,854 -246,488 -42%
JUN 137,564 -202,290 -60%
JUL 274,198 136,634 99%
AGST 293,872 19,674 7%
SEPT 396,407 102,535 35%
OKT 449,179 52,772 13%
NOV 214,204 -234,975 -52%
DES 109,362 -104,842 -49%
TOTAL 3,298,159
Menurut Horne (2013:122) tingkat pertumbuhan suatu
pertumbuhan persentase dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Rumus:
Persentase Perbandingan = (Penjualan Bulan Yang Bersangkutan-Penjualan Bulan Lalu)
x100% Penjualan Bulan Lalu
97
0
100,000
200,000
300,000
400,000
500,000
600,000
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEPT OKT NOV DES
JML
QTY
PERBANDINGAN
RETUR PENJUALAN 2018
Gambar IV.7
Grafik Retur Penjualan Tahun 2018
Sumber: Data Primer diolah 2019
Berdasarkan grafik perkembagan retur penjualan di lihat dari
perbulannya tahun 2018 diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah quantity
setiap perbulannya menunjukan sebuah kondisi yang fluktuatif. Dari
data tersebut dimana quantity retur penjualan pada bulan januari
jumlahnya sebesar 104,537. sedangkan pada bulan februari mengalami
kenaikan jumlah quantity sebesar 256,713 denagn selisih kenaikan
sebesar 152,176 dan persentase kenaikan sebesar 146%, tetapi juga
mengalami penurunan jumlah quantity pada bulan Maret sebesar
135,927 dengan persentase sebesar 47% dan selisih penurunan sebesar
120,786. Kemudian pada bulan april mengalami kenaikan jumlah
quantity kembali sebesar 586,342 dengan persentase kenaikan sebesar
98
331% dan selisih kenaikan sebesar 450,415, namun mengalami
penurunan jumlah quantity kembali pada bulan mei sebesar 339,854
dengan persentase 42% dan selisih penurunan jumlah quantity
penjualan sebesar 246,488 dan pada bulan juni sebesar 137,564 dengan
persentase 60% dan selisih penurunan jumlah quantity penjualan
sebesar 202,290. Kemudian megalami kenaikan jumlah quantity
penjualan kembali pada bulan juli sebesar 274,198 dengan persentase
kenaikan sebesar 99% dan selisih kenaikan sebesar 136,634, pada
bulan agustus sebesar 293,872 dengan persentase 7% dan selisih
kenaikan sebesar 19,674, bulan September sebesar 396,407 dengan
persentase 35% dan selisih kenaikan sebesar 102,535, dan bulan
oktober sebesar 449,179 dengan persentase 13% dan selisih kenaikan
sebesar 52,772 . Pada bulan november Quantity retur penjualan
mengalami penurunan dimana pada bulan november sebesar 214,204
dengan persentase 52% dan selisih penurunan sebesar 234,975, dan
bulan desember sebesar 109,362 dengan persentas 49% dan selisih
penurunan sebesar 104,842.
99
Tabel IV.14
Retur Penjualan
RETUR PENJUALAN
TAHUN 2018 TAHUN 2017 PERSENTASE
TOTAL 3,298,159 3,322,738 99%
Gambar IV.8
Grafik Retur Penjualan PerTahun
Sumber: Data Primer diolah 2019
Berdasarkan grafik perkembagan retur penjualan pertahun diatas
dapat dijelaskan bahwa jumlah Quantity retur penjualan pada tahun
2017-2018 lebih rendah di bandingkan tahun 2017, hal ini disebabkan
karena perusahaan sudah menerapkan standar operasional yang baik
dan dapat mempengaruhi penurunan retur yang ada di perusahaan.
Dengan cara melakukan pengendalian kualitas di setiap saat agar
produknya tetap berkualitas dan tidak mengalami retur. Pengendalian
3,280,000
3,290,000
3,300,000
3,310,000
3,320,000
3,330,000
TAHUN 2018 TAHUN 2017
JLM
QTY
PERBANDINGAN
RETUR PER TAHUN
100
kualitas ini dilakukan dengan melakukan inspeksi atau peninjauan
langsung terhadap produk yang dihasilkan setiap harinya guna
meminimalisasi besarnya jumlah retur, serta melakukan pengujian
terhadap produk untuk mengetahui kualitas produk yang dihasilkan.
Pengendalian kualitas bukan hanya berarti bahwa kualitas produk yang
akan dikendalikan melainkan mengendalikan proses produksi agar retur
yang dihasilkan tidak mengalami peningkatan kembali. Pengendalian
kualitas itu sendiri bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk yang
dihasilkan sebuah perusahaan dengan cara mengurangi faktor
kesalahan, cacat produk, kegagalan, dan ketidak sesuaian spesifikasi.
101
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa
analisis audit operasional penjualan dan retur penjualan pada PT. Sapta Warna
Cemerlang dapat disimpulkan bahwa:
1. Proses audit operasional yang telah dilaksanakan sesuai dengan indokator
standar operasional prosedur tersebut dan hasil operasional pada
penjualan dan retur penjualan yang telah dilaksanakan di PT. Sapta
Warna Cemerlang, dapat ditarik kesimpulan bahwa aktivitas penjualan
dan retur penjualan belum cukup efisien karena terdapatnya hasil
Checklist untuk jawaban “tidak”. Pedoman pemberian potongan tidak
dibuat secara tertulis tetapi pedoman pemberian potongan harga
disampaikan secara lisan oleh pejabat perusahaan yang berwenang. Setiap
penggiriman barang tidak selalu pada Delivery Order (DO) karena jika
ada permintaan khusus dari customer ingin mempercepat pengiriman
dikarenakan urgent. Selain itu, karyawan gudang tidak melakukan
pengecekan atas barang yang diterima dari bagian produksi terkait mutu,
spesifikasi, & kualitas karena Proses pemeriksaaan barang hanya
dilakukan satu kali yaitu ketika barang akan dikirimkan kepada customer,
dimana hal ini dianggap sebagai proses/ tahapan yang tidak bedasarkan
praktik secara umum.
102
2. Retur penjualan atas standar operasional prosedur perusahaan juga sudah
dilakukan dengan melihat terjadinya penurunan yang terjadi pada tahun
2018 sebesar 3,298,159, hal ini disebabkan karena perusahaan sudah
menerapkan standar operasional yang baik dan dapat mempengaruhi
penurunan retur yang ada di perusahaan dengan cara melakukan
pengendalian kualitas di setiap saat agar produknya tetap berkualitas dan
tidak mengalami retur. Pengendalian kualitas ini dilakukan dengan
melakukan inspeksi atau peninjauan langsung terhadap produk yang
dihasilkan setiap harinya guna meminimalisasi besarnya jumlah retur,
serta melakukan pengujian terhadap produk untuk mengetahui kualitas
produk yang dihasilkan. Pengendalian kualitas bukan hanya berarti bahwa
kualitas produk yang akan dikendalikan melainkan mengendalikan proses
produksi agar retur yang dihasilkan tidak mengalami peningkatan
kembali.
B. Saran
Saran yang dapat menjadi rekomendasi dari peneliti melalui temuan dari
penelitian ini, diantaranya:
1. Bagi perusahaan
Dari hasil analisis audit operasional dan retur penjualan di PT. Sapta
Warna Cemerlang sudah dilakukan dengan baik dalam menjalankan
operasional penjualan dan retur di perusahaan, namun yang harus di
perhatikan pada proses penjualan sehingga produk yang telah di hasilkan
103
setiap harinya tidak mengalami retur yang cukup banyak. Maka perlu
juga dalam pengawasan produk yang dihasilkan sehingga kualitas yang di
hasilkannya baik. Harus di pertahankan dan di tingkatkan dalam
menjalankan operasional yang ada sehingga perusahaan dapat
mencapainya tujuan yang diinginkan.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Penulis berharap pada penelitian selanjutnya, responden yang dapat
diwawancarai merupakan seluruh karyawan pada divisi/bagian yang
terkait dengan topik penelitian.
b. Pada pelaksanaan audit dapat dilakukan penelusuran secara langsung
atas dokumen atau bukti audit
c. Dalam menggunakan indicator penentuan, penelitian selanjutnya
diharapkan membuat indicator penentuan efektif, efisien, dan
ekonomis secara rinci sehingga hasil penelitian mudah dipahami oleh
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2017. Auditing: Penunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh
kantor Akuntansi Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Arens, Alvin A, Randal J.Elder, Mark S.Beasley. 2012. Auditing and Assurance
Service: An Integrated Approach,13th Edition. pearson: Prentice Hall.
Ardianingsih, Arum. 2018. Audit Laporan Keuangan. Jilid 1. Jakarta : Bumi
Angkasa
Addullah, Thamrin dan Francis Tantri. 2016. Manajemen Pemasaran. Depok:
PT. Raja Grafindo Persada.
Dewi, Sofia Prima, Elizabeth Sugiarto Dermawan dan Merry Susanti. 2017.
Pengantar Akuntansi. Bogor: In Media.
Dian, Lilis Setiawati. 2011. Sistem Informasi Akuntansi: perancangan, proses,
dan penerapan. Yogyakarta: Andi
Harapan, Sofyan Syarif. 2011. Teori Akuntansi (Manajemen Sumber Daya
Manusia). Jakarta: Raja Grafindo.
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik.
Jakarta. Salemba Empat.
Kurnia, Siti Rahayu dan Ely Suhayati. 2010. Auditing: Konsep Dasar dan
Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik. Jakarta: Graha Ilmu.
Mulyadi. 2016. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Mayangsari, Sekar dan Puspa Wandanarum. 2013. Auditing: Pendekatan Sektor
Publik dan Privat Cetakan Ke I. Jakarta: Penerbit Media Bangsa Tunggal,
Amin Widjaja. 2013. Accounting Review, Vol.47. Jakarta : Harvarindo.
Oktavia, R.N, & Ngumar, S. 2016. Penerapan Audit Operasional Dalam Upaya
Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Fungsi Pemasaran. Jurnal Ilmu &
Riset Akuntansi, Vol 5, 12.
Whittington, O. Ray dan Kurt Pan. 2012. Principle of Auditing and Other
Assurance Service, 18th Edition, Mc-Graw-Hill. New York, NY.
Widjayanto, Nugroho. 2011. Pemeriksaan Operasional Perusahaan. Jakarta:
Harvarindo
Sutabri, Tata. Analisis Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi
Tunggal, Amin Widjaja. 2013. Pedoman Pokok Operasional Auditing. Jakarta :
Harvarindo.
Tunggal, Amin Widjaja. 2013. Dasar-Dasar Audit Operasional. Jakarta:
Harvarindo.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
PERSONAL DATA
Nama : Crisna
Tempat, Tanggal Lahir :Tangerang, 30 Maret 1999
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Buddha
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. Kp. Cikahuripan RT 04 RW 06 Kecamatan
Neglasari-Tangerang
Nomor Telepon : 085880761923
Email : [email protected]
IPK : 3,49
ACADEMIC FORMATION
SD : SD Sewan Kebon 2 , Tangerang (2004 s/d 2010)
SMP/MTS : SMP Dharma Widya, Tangerang (2010 s/d 2013)
SMA/SMK/MA : SMK Dharma Widya, Tangerang (2013 s/d 2016)
EXPERIENCE SKILL
PT. Bina Inplasco sebagai Staff Admin
Tangerang, 23 Desember 2019
Crisna