Upload
balhum
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/24/2019 Analisis B24D
1/6
1. Ny. Siti, 28 tahun, primigravida, melahirkan anak laki-laki cukup bulan dengan
riwayat KPD hari yang lalu dan demam 1 hari yang lalu. !airan ketuban kental,
bau, dan kehi"auan.
#. $agaimana pat%#i&i%l%gi demam pada ka&u&'
Proses terjadinya demam dimulai dari stimulasi sel-sel darah putih (monosit,
limfosit, dan neutrofil) oleh pirogen eksogen baik berupa toksin, mediator inflamasi,
atau reaksi imun. Sel-sel darah putih tersebut akan mengeluarkan zat kimia yang
dikenal dengan pirogen endogen (IL-, IL-!, "#$-%, dan I$#). Pirogen eksogen dan
pirogen endogen akan merangsang endotelium hipotalamus untuk membentuk
prostaglandin (&inarello ' elfand, **+). Prostaglandin yang terbentuk kemudian
akan meningkatkan patokan termostat di pusat termoregulasi hipotalamus.
ipotalamus akan menganggap suhu sekarang lebih rendah dari suhu patokan yang
baru sehingga ini memiu mekanisme-mekanisme untuk meningkatkan panas antara
lain menggigil, asokonstriksi kulit dan mekanisme olunter seperti memakai
selimut. Sehingga akan terjadi peningkatan produksi panas dan penurunan
pengurangan panas yang pada akhirnya akan menyebabkan suhu tubuh naik ke
patokan yang baru tersebut.
2. $ayi tidak menangi& &ecara &p%ntan &etelah dilahirkan. $idan melakukan manual
suction dan memberikan rang&angan taktil dengan menepuk kaki bayi, dan bayi
mulai menangi&. (P)(* menit pertama + dan menit kelima . Setelah dua "am,
bayi mulai ke&u&ahan bernapa& dan merintih. $ayi diru"uk ke *S.
b. $agaimana melakukan rang&angan taktil'
/ika bayi baru lahir tidak mulai bernapas seara memadai (setelah tubuhnya
dikeringkan dan lendirnya dihisap) berikan rangsangan taktil seara singkat. Pada
saat melakukan rangsangan taktil, pastikan bah0a bayi diletakkan dalam posisi yang
benar dan jalan napasnya telah bersih. 1angsangan taktil harus dilakukan searalembut dan hati-hati sebagai berikut 2
&engan lembut, gosok punggung, tubuh, kaki atau tangan (ekstremitas) satu
atau dua kali.
&engan lembut, tepuk atau sentil telapak kaki bayi (satu atau dua kali).
3erbagai bentuk rangsangan taktil yang dulu pernah dilakukan seperti menepuk
bokong, memberi air dingin atau hangat, sebagian besar dapat membahayakan bayi
sehingga tidak lagi dilakukan pada bayi baru lahir.
7/24/2019 Analisis B24D
2/6
Sumber:
Rachimhadhi et
al, 1997 ;
American
Academy of Pediatrics, 2000
/. Pemerik&aan &pe&i#ik ada retrak&i dinding dada, rintihan dapat didengar
menggunakan &tet%&k%p, &uara napa& n%rmal, &atura&i 0+ dengan menggunakan
%k&igen na&al. *e#lek& mengi&ap lemah, perut lembut dengan &uara bi&ing u&u&
n%rmal. erdapat pewarnaan mek%nium pada tali pu&at dan kulit.
a. $agaimana interpreta&i dan mekani&me abn%rmal pemerik&aan &pe&i#ik'
asil Pemeriksaan Interpretasi dan 4ekanisme
5bnormal
1etraksi dinding dada, rintihan dengan
stetoskop.
5bnormal, dikarenakan usaha
bayi untuk meningkatkan usaha
nafasnya.
Suara #apas #ormal Pada bayi dan #eonatus, karena
keilnya olume thoraks biasanya
suara nafas saling berbaur dan
sulit diidentifikasi.
1efleks mengisap lemah 5bnormal, bayi dengan hipoksia
biasanya akan lemah dan tonus
otot tidak baik sehingga refleks
isap melemah.
Perut lembut dengan suara bising
normal
#ormal, sepsis belum ada atau
belum menapai sistem
penernaan dimana biasanya
menyebabkan distensi abdomen
Per0arnaan mekoneum pada tali pusat
dan kulit
5bnormal, 4ekoneum keluar
karena adanya distress dan
7/24/2019 Analisis B24D
3/6
hipoksia pada janin.
. (nali&i& a&pek klini&
b. $agaimana cara penegakkan diagn%&i& ka&u&'
Pneumonia khususnya bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran
nafas bagian atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik seara mendadak sampai
67-8**9 dan mungkin disertai kejang karena demam yang tinggi. 5nak sangat
gelisah, dispnu, pernafasan epat dan dangkal disertai pernafasan uping hidung dan
sianosis di sekitar hidung dan mulut. 3atuk biasanya tidak dijumpai pada a0al
penyakit,anak akan mendapat batuk setelah beberapa hari, di mana pada a0alnya
berupa batuk kering kemudian menjadi produktif (3ennete, *6).
&alam pemeriksaan fisik penderita pneumonia
khususnyabronkopneumonia ditemukan hal-hal sebagai berikut (3ennete, *6)2
. Pada inspeksi terlihat setiap nafas terdapat retraksi otot epigastrik, interkostal,
suprasternal, dan pernapasan uping hidung.
"anda objektif yang merefleksikan adanya distres pernapasan adalah retraksi dinding
dada: penggunaan otot tambahan yang terlihat dan uping hidung: orthopnea: dan
pergerakan pernafasan yang berla0anan. "ekanan intrapleura yang bertambah
negatif selama inspirasi mela0an resistensi tinggi jalan nafas menyebabkan retraksi
bagian-bagian yang mudah terpengaruh pada dinding dada, yaitu jaringan ikat inter
dan sub kostal, dan fossae supraklaikula dan suprasternal. ;ebalikannya, ruang
interkostal yang melenting dapat terlihat apabila tekanan intrapleura yang semakin
positif. 1etraksi lebih mudah terlihat pada bayi baru lahir dimana jaringan ikat
interkostal lebih tipis dan lebih lemah dibandingkan anak yang lebih tua.;ontraksi
yang terlihat dari otot sternokleidomastoideus dan pergerakan fossae supraklaikular
selama inspirasi merupakan tanda yang paling dapat diperaya akan adanya
sumbatan jalan nafas. Pada infant, kontraksi otot ini terjadi akibat
7/24/2019 Analisis B24D
4/6
;onsolidasi yang keil pada paru yang terkena tidak menghilangkan getaran
fremitus selama jalan napas masih terbuka, namun bila terjadi perluasan infeksi paru
(kolaps paru>atelektasis) maka transmisi energi ibrasi akan berkurang.
6. Pada perkusi tidak terdapat kelainan
8. Pada auskultasi ditemukan cracklessedang nyaring.
Cracklesadalah bunyi non musikal, tidak kontinyu, interupsi pendek dan berulang
dengan spektrum frekuensi antara **-*** z. 3isa bernada tinggi ataupun rendah
(tergantung tinggi rendahnya frekuensi yang mendominasi), keras atau lemah
(tergantung dari amplitudo osilasi) jarang atau banyak (tergantung jumlah crackles
individual) halus atau kasar (tergantung dari mekanisme terjadinya).
Cracklesdihasilkan oleh gelembung-gelembung udara yang melalui sekret jalan
napas>jalan napas keil yang tiba-tiba terbuka.
P?4?1I;S55# 15&I@L@I
ambaran radiologis mempunyai bentuk difus bilateral dengan peningkatan orakan
bronkhoaskular dan infiltrat keil dan halus yang tersebar di pinggir lapang paru.
3ayangan berak ini sering terlihat pada lobus ba0ah (3ennete, *6).
P?4?1I;S55# L53@15"@1IA4
Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit. itung
leukosit dapat membantu membedakan pneumoni iral dan bakterial. Infeksi irusleukosit normal atau meningkat (tidak melebihi *.***>mm6dengan limfosit
predominan) dan bakteri leukosit meningkat +.***-8*.*** >mm6dengan neutrofil
yang predominan. Pada hitung jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta
peningkatan L?&. 5nalisa gas darah menunjukkan hipoksemia dan hipokarbia, pada
stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik. Isolasi mikroorganisme dari paru,
airan pleura atau darah bersifat inasif sehingga tidak rutin dilakukan (3ennete,
*6).
;1I"?1I5 &I5#@SIS P#?A4@#I5
&iagnosis ditegakkan bila ditemukan 6 dari + gejala berikut(3radley et.al., *)2
. Sesak napas disertai dengan pernafasan uping hidung dan tarikan dinding dada
. Panas badan
6. 1onkhi basah halus-sedang nyaring (crackles)
8. $oto thoraB meninjikkan gambaran infiltrat difus
+. Leukositosis (pada infeksi irus tidak melebihi *.***>mm
6
dengan limfositpredominan, dan bakteri +.***-8*.***>mm6neutrofil yang predominan)
7/24/2019 Analisis B24D
5/6
Infeksi pada neonatus epat sekali menjalar menjadi infeksi umum, sehingga gejala
infeksi loal tidak menonjol lagi. Calaupun demikian, diagnosis dini dapat kita
tegakkan jika kita ukup 0aspada terhadap tingkah laku neonatus yang sebagai
pertanda a0al dari permulaan infeksi umum. 4enegakkan diagnosis sepsis perlu
dilakukan pemeriksaan penunjang sebagai berikut 2
. itung darah lengkap dengan turunannya
Dang terpenting adalah jumlah sel darah merah. Septi neonatus biasanya
menunjukkan penurunan jumlah el darah putih, yaitu kurang dari +** mm. itung
jenis darah juga menunjukkan banyak sel darah putih tidak matang dalam aliran
darah. 3anyaknya darah tidak matang dihubungkan dengan total jumlah sel drah
putih diidentifikasikan bah0a bayi mengalamai respon signifikan.
. Platelet biasanya +*.*** sampai 6**.*** pada keadaan sepsis platelet
menurun, kultur darah gram negatie atau positif , dan tes sensitiitas. asil dari
kultur harus tersedia dalam beberapa jam dan akan mengidentifikasikan juumlah
dan jenis bakteri kultur darah atau sensitiitas membutuhkan 0aktu 8-8E jam untuk
mengembangkan dan mengidentifikasikan jenis pathogen serta antibioti yang
sesuai.
6. Lumbal pungsi untuk kultur dan tes esnsitiitas pada airan serebrospinal. al
ini dilakukan jika ada indikasi infeksi neuron.
8. ;ultur urine
;ultur permukaan (Surfae ulture) untuk mengidentifikasi kolonisasi, tidak
spesifik untuk infeksi bakteri.
d.(pa SKD3 ka&u&'
Pneumonia 5spirasi 63 3ronkopneumonia 85
g. (pa #akt%r re&ik% ka&u&'
$aktor 1isiko pada Infeksi #eonatus adalah
- Prematuritas dan 33L1
- ;etuban peah sebelum 0aktunya (FE jam)
- &emam>infeksi pada ibu (horioamnionitis, A"I)
- 1esusitasi pada bayi
- ;embar
- Prosedur inasif
- alaktosemia (predisposisi sepsis ?. oli), defek imunitas, atau asplenia
- $aktor lain (jenis kelamin, pemberian 5SI, sosioekonomi rendah,
kekurang0aspadaan penjagaan infeksi>ui tangan).
7/24/2019 Analisis B24D
6/6
". $agaimana tatalak&ana pada ka&u&'
- Pengobatan yang diberikan ialah resusitasi yang baik pada saat baru lahir.
Pemberian @ksigen (6*G-8*G) dengan kelembapan udara lebih dari H+G.
- 3erikan parenteral feeding
- Suhu tubuh dipertahankan dan harus dijaga jangan sampai hipotermi bila tidak
dimasukkan inkubator.
- &iberikan antibiotika spektrum luas yaitu ampisillin +*mg>kg33>hari I
dikombinasikan dengan gentamisin 6-+ mg>kg33>hari. 3ila tidak ada dioba
berikan penisilin +*.*** A>kg33>hari dikombinasikan dengan kloramfenikol
dengan dosis tidak melebihi +* mg>kg33>hari. &apat juga diberikan obat obat
simptomatik yang lain seperti antipiretik dll.