12
ANALISIS NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI Nama kelompok : 1) Aulia Novika 2) Aprlilianto Setiawan 3) Eka Fitriani H 4)Maryam Sh 5) Maulana Rizky W 6) Misbakhul Munir kelas XII.IPS.1 PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN

analisis bekisar merah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: analisis bekisar merah

ANALISIS NOVEL BEKISAR MERAHKARYA AHMAD TOHARI

Nama kelompok :1) Aulia Novika 2) Aprlilianto Setiawan3) Eka Fitriani H4) Maryam Sh5) Maulana Rizky W6) Misbakhul Munir

kelas XII.IPS.1

PEMERINTAH KOTA PEKALONGANDINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

SMA N 4 PEKALONGANJl. HOS Cokroaminoto 383 A Pekalongan

TAHUN PELAJARAN 2012-2013

Page 2: analisis bekisar merah

Ringkasan Novel

Lasi, seorang  wanita Keturunan blasteran Jawa – Jepang ini dikisahkan sebagai perempuan paling cantik diantara sebayanya. Lasi yang berayah bekas serdadu Jepang selalu menjadi target para lelaki di desanya. Dalam kisah kecilnya, Lasi selalu menjadi olok-olok teman sekolahnya. Karena matanya yang sipit, berbeda dengan kebanyakan anak Karangsoga. Tetapi ada satu anak yang tidak  ikut menggoda Lasi, bernama Kanjat. Dua tahun lebih muda, namun pintar dan baik hati, di mata Lasi.

Menginjak usia dewasa, Lasi kemudian menikah. Ia menjadi istri Darsa, pemanjat yang memiliki dua belas pohon kelapa. Sekaligus juga keponakan Wiryaji, suami sambung ibunya. Kehidupan pasangan muda ini berbahagia, meskipun dalam jerat kemiskinan dan bayangan masa depan tidak menentu. Sampai tiga tahun pernikahan, mereka belum juga memiliki keturunan. Lasi sangat mengabdi pada Darsa, setiap pagi menjelang Lasi dengan sekuat tenaga membantu Darsa membuat gula merah, hasil olahan nira kelapa.

Suatu ketika Darsa jatuh dari pohon kelapa, tidak mati tetapi mengalami luka parah, terus menerus buang air kecil tanpa henti. Dengan sabar Lasi merawatnya. Bahkan sampai menggadaikan tanah pada tengkulak untuk menutup biaya pengobatan Darsa di Rumah Sakit. Meskipun Ia tahu konsekuensinya, harga gula produksinya akan dipermainkan dengan seenak hati oleh tengkulak. Tapi Darsa belum sembuh benar, terpaksa dibawa pulang karena ketiadaan biaya. Di dalam rumah Darsa selalu mengerang kesakitan serta memanggil-manggil nama Lasi untuk membersihkan ompol yang selalu membasahi kasurnya. Tak pelak, gairah kelaki-lakiannya juga terganggu.

 Darsa kemudian berobat pada dukun pijat, Bunek yang terkenal dapat menyembuhkan segala jenis penyakit yang berhubungan dengan alat vital pria. Perlahan tapi pasti, Ia kemudian sembuh. Hingga suatu pagi, Ia mendatangi istrinya bercerita bahwa Ia sudah tidak ngompol lagi. Sejenak kebahagian dirasakan pasangan muda ini. Gairah yang sekian lama terpendam dapat disalurkan. Darsa kembali utuh sebagai lelaki.

Tetapi disinilah justru permasalahan dan konflik mulai terbangun. Tidak berapa lama semenjak kesembuhan Darsa. Sipah, anak Bunek meminta pertanggungjawaban. Ia mengaku hamil oleh perbuatan Darsa. Lasi kemudian kalut, bercampur sedih dan jengkel karena suami yang dirawat dengan penuh kasih dan pengorbanan semasa sakit ternyata berbuat tidak semestinya dengan perempuan lain. Lasi kemudian lari ke Jakarta, menumpang truk Pardi, tetangganya mengantarkan gula kelapa.

Sebagaimana sopir kebanyakan, Pardi memiliki sejumlah rumah makan langganan sepanjang perjalanan menuju Jakarta. Ia juga punya ’pacar’ di tiap rumah makan yang disinggahi. Lasi kemudian dititipkan di salah satu rumah makan langganan Pardi untuk diambil kembali sepulang dari Jakarta. Lasi diperlakukan dengan sangat baik oleh pemilik rumah makan, Bu Koneng. Seolah menemukan kedamaian, Ia tidak mau kembali ke Karangsoga. Tetapi tidak ada kebaikan tanpa pamrih, apalagi di kota besar seperti Jakarta.

Petualangan Lasi berlanjut. Karena keluguannya, Ia tidak sadar kalau masuk dalam perangkap perdagangan perempuan. Lepas dari Bu Koneng, Ia kemudian dibawa oleh Bu Lanting, yang terkagum akan kecantikan Lasi. Sekali lagi, Bu Lanting adalah orang baik di mata Lasi, sementara Lasi berprinsip bahwa ketika menerima kebaikan seseorang, Ia seperti berhutang sehingga harus dibayar dengan kebaikan pula. Karena itu ia menurut saja ketika

Page 3: analisis bekisar merah

diajak ikut Bu Lanting ke rumahnya. Perempuan bermata sipit pada masa itu memang sedang tren, mengikuti Pemimpin Besar Revolusi yang memiliki istri bermata sipit.Oleh Bu Lanting, Lasi dipoles sedemikian rupa sehingga menjadi kian cantik. Ia juga dibiasakan dengan budaya kota, termasuk dalam hal berpakaian dan gaya hidup. Sampai dianggap siap, Ia kemudian dikenalkan dengan Handarbeni, lelaki tua yang sedang mencari perempuan bermata sipit untuk dijadikan istri, entah keberapa.

Lasi kemudian menikah dengan Handarbeni. Sebuah pernikahan pura-pura, tanpa makna. Sekedar prestise bagi Handarbeni. Dalam rangka mengurus surat cerai dari Darsa, Lasi kembali ke Karangsoga sebagai ’sosok berbeda’. Lasi yang sangat kaya dan kian cantik. Ia bercengkrama kembali dengan sebagian masa lalunya. Bertemu kembali dengan Kanjat yang sudah menjadi sarjana. Dua insan ini ternyata saling mencintai. Namun masing-masing harus menjalani takdirnya, Lasi kembali ke Jakarta dan menjalani pernikahan semu dengan Handarbeni. Sementara hatinya tetap untuk Kanjat. Dalam tidurnya, Lasi selalu berdoa akan segalanya. Segala cinta yang telah ia rasakan pada Kanjat.

Handarbeni mengetahui apa yang dirasakan oleh Lasi. kepada Kanjat. Perasaan Pak Handarbeni kepada Lasi tak berubah adanya, justru Handarbeni membiarkan Lasi pulang kembali ke KarangSoga agar menjalin hubungan lagi dengan Kanjat yang selama ini ia damba-dambakan.

Page 4: analisis bekisar merah

A. Pendahuluan1) Latar Belakang

Dewasa ini sudah banyak bermunculan novel-novel remaja. Hal tersebut membuat banyak ditinggalaknnya novel-novel lama seperti karya-karya dari Chairil Anwar, Hamka, Marah Rusli, dsb. Pada kesempatan ini kami mengangkat sebuah novel yang bertajuk “Bekisar Merah” karya seorang pujangga yang sangat terkenal, Ahmad Tohari. Novel yang menceritakan tentang kehidupan sehari-hari ini dirasa lebih alamiah dan tidak monoton sehingga tidak membosankan untuk dibaca.

Novel ini mengisahkan masyarakat pedesaan di sebuah desa kecil, yang kebanyakan penduduknya berprofesi sebagai penderes nira kelapa untuk dibuat gula merah. Pasangan Darsa dan Lasi menjadi tokoh utama dalam novel ini. Darsa yang penderes, beristrikan Lasi yang cantik dan berkulit putih karena ia merupakan keturunan Jawa-Jepang.

Kemiskinan penduduk digambarkan sangat menyentuh oleh Ahmad Tohari. Pemahaman kondisi sosial masyarakat miskin yang erat kaitannya dengan struktur perdagangan gula yang tidak pernah adil, digambarkan secara rinci.

Konflik bermula ketika Lasi memutuskan minggat dari desanya menuju Jakarta yang disebabkan karena penghianatan suaminya. Awal lika-liku kehidupan Lasi pun dimulai ketika ia dihadapkan pada norma-norma kehidupan kota besar yang amat sangat asing baginya. Lasi ditampung sementara oleh Ibu Koneng, pengelola warung tempat para sopir truk mampir yang mana juga menjadi tempat prostitusi terselubung.

2) Batasan MasalahBAB I : Kehidupan rumah tangga lasi dan darsa diwarnai dengan

kebahagiaan dan cobaan. Darsa mengalami kecelakaan dan keluarganya mengalami hamabatan dalam biaya pengobatan

BAB II dan III : Lasi kecewa dengan perlakuan Darsa kepadanya dan akhirnya ia memutuskan untuk menghilang dari Karangsoga

BAB IV : Kanjat menemui Lasi di Jakarta

BAB V : Lasi menerima lamaran Pak Hendarbani

BAB IV : rumah tangga Lasi dan Handarbeni tidak sebahagia yang dia bayangkan dan dia tak yakin dapat mempertahankan kehidupan rumah tangganya

3) PermasalahanMasalah yang diangkat pada novel ini adalah tentang sulitnya kehidupan seorang petani aren bernama Darsa yang memiliki seorang istri bernama Lasi yang kecantikannya sangat terkenal di desanya. Masalah ini dimulai ketika Drsa pulang dengan dipapah kedua temannya akibat terjatuh dari pohon aren.

B. Analisis Unsur Intrinsik1) Tema

Page 5: analisis bekisar merah

Novel Bekisar Merah bertemakan mengenai “kehidupan masyarakat desa dan kota dalam bertahan hidup serta tingkah laku dan moralnya”

2) Penokohan Darsa : rajin bekerja , setia kepada istrinya namun lalai

Bukti :1. Darsa hampur terlelap di samping istrinya ketika suasana di luar tiba-tiba

berubah. Hujan benar-benar berhenti, bahkan matahri yang kemerahan muncul dari balik awan hitam. Semangat penyadap sejati membangunkan Darsa. Ia segera bangkit dan keluar dari bilik tidur. Lasi pun mengerti, suaminya terpanggil oleh pekerjaannya, oleh semangat hidupnya. (Hal. 11)

2. Pada detik genting yang tiba-tiba terasa menyergapnya iku Darsa hanyut, lebur dan mungkin sirna. Hilang. Tiada lagi Darsa karena yang ada ketika itu adalah Darsa yang lain, Darsa yang lupa pada Lasi, Darsa sing ora eling, Darsa yang lupa akan Sang Kesadaran Tertinggi. (Hal. 107-108)

Lasi : berusaha memuaskan suaminya, mempunyai pendirian, dan kurang setia

Bukti :1. tetapi Lasi yang merasa dingin masuk ke bilik tidur hendak mengambil

kebaya. Dan Darsa mengikutinya, lalu mengunci pintu dari dalam. Keduanya tak keluar lagi (Hal.11) Lasi mandi besar lagi meski erambutnya belum sempat kering (Hal.12)

2. “Bagaimana, ya? Aku tak bias menjelaskannya. Aku hanya merasa lebih baik beradadi sini daripada tinggal di rumah karena bagiku amatlah sulit dimaru bareng sabumi, dimadu dalam satu kampong. Tetapi, Jat, mengapa kamu bertanya seperti itu?” (Hal. 175)

Mukri : mempunyai jiwa tolong menolongBukti : Lelaki itu datang bukan beban di pundak melainkan di gendongannya. Beban itu bukan sepingkul pongkor melainkan sesosok tubuh yang tak berdaya. Setelah mereka tertangkap cahaya lampu minyak jadi jelas, lelaki yang membawa beban itu bukan Darsa melainkan Mukri. Dan Darsa terulai di punggung lelaki sesame penyadap itu (Hal. 19)

Eyang Mus : pemberi nasihat pada setiap orangBukti : “Tetapi jangan terlalu bersedih hati, karena kamu tidak sendiri. Lebih banyak orang yang seperti kamu, melakukan kesalahan yang sesungguhnya tak ingin dilakukan karena kebeningan hati sendiri melarangnya. Sebaliknya, hanya sedikit orang yang setia menuruti auara kesejatian dalam hatinya”. (Hal. 116)

Mbok Wiryaji : cerewet, tidak sabar dalam mengambil keputusanBukti : “Saya tidak main-main, Eyang Mus. Sekarang Darsa memang hanya bias ngompol, ditambah perangainya yang berubah jadi pemarah. Dengan keadaan seperti itu, sampai kapan Lasi bias bertahan, dan haruskah saya diam belaka?” Pak Tir pun menangkap kata-kata Mbok Wiryaji dengan maksud tidak lagi menghendaki Darsa jadi menantunya (Hal. 59)

Page 6: analisis bekisar merah

Pak Tir : seorang pedagang nira yang mengambil keuntungan dari kelemahan mitra niaga

Bukti : Dengan demikian sebagai tengkulak gula kelapa ayahnya tidak bias dipersalahkan dan keuntungan yang di dapat adalah sah dan wajar. Pak Tir, hanyalah ujung tangan sebuah jaringan yang bukan hanya perkasa, melainkan juga mampu menciptakan ketergantungan yang sangat niscaya sehingga para penyadap sendiri dipaksa membutuhkan mereka. (Hal. 131)

Mas Pardi : ingin menolong Lasi, namun di sisi lain tidak ingin menyakiti Darsa

Bukti : “Baiklah, bils ksmu sudah bersaksi kepada langit, kepada bumi. Aku pun bersumpah bahwa aku tak punya urusan dengan pelarianmu ini” (Hal. 82)

Bu Koneng : seorang mucikari yang baik kepada Lasik arena mengetahui bahwa Lasi perempuan baik-baik

Bukti : “Di warungku memang banyak perempuan. Yah, kamu mengerti apa yang kira-kira mereka lakukan. Dan kamu, Las, tak perlu ikut-ikut mereka. Aku tahu kamu bersih dan tidak seperti mereka. Kamu bias menjadi penjaga warung. Atau kalau mau, mengurus pekerjaan dapur” (Hal. 96)

Bu Lanting : seorang yang baik di mata Lasi, padahal ia berniat akan menjual Lasi kepada laki-laki lain

Bukti : Dalam pengantarnya Bu Lanting menulis, apabila suka dengan calon yang disodorkan, Pak Han harus lebih dulu menepati janji. Pak Han harus menyerahkan kepada Bu Lanting Mercedesnya yang baru. Plus biaya operasi pencarian sekian juta. Bila tak dipenuhi, calon akan diberikan kepada orang lain, salah seorang bos Permina, perusahaan minyak milik Negara.

Handarbeni : seorang pengusaha kaya raya yang menikahi Lasi hanya untuk nafsu birahinya

Bukti : Tetapi Lasi menjadi sangat kecewa ketika menyadari bahwa perkawinannya dengan Handarbeni memang benar main-main. Lasi merasa dirinya hanya dijadikan pelengkap untuk sekadar kesenangan dan gengsi. (Hal. 266)

Kanjat : laki-laki cerdas , gagah yang mencintai LasiBukti : “Bahkan sesungguhnya aku merasa malu bila orang-orang Karangsoga tahu bahwa aku menyukai Lasi. Maka aku minta kamu jangan bocor mulut. Tahanlah lidahmu setidaknya selama Lasi belum bercerai dari suaminya.” (Hal. 193)

3) AmanatJangan pernah mengecewakan dan menghianati kepercayaan orang lain, tidak sombong dan peduli terhadap orang yang kurang mampu serta membeli sesuatu yang hanya bermanfaaat saja, tidak mencari istri cantik sebagai kepuasan saja serta mau menolong meskipun diri sendiri mengalami suatu permasalahan yang sama-sama berat.

C. Analisis Unsur Ekstrinsika) Nilai Budaya

Page 7: analisis bekisar merah

seorang istri melakukan kewajibannya melayani suaminya dalam hal kebutuhan lahir maupun batin

Bukti : Darsa hampir terlelap di samping istrinya ketika suasana di luar tiba-tiba berubah. Hujan benar-benar berhenti, bahkan matahari yang kemerahan mencul dari balik awan hitam. Semangat penyadap sejati membangunkan Darsa. Ia segera bangkit dan keluar dari bilik tidur. Lasi pun mengerti, suaminya terpanggil oleh pekerjaannya, oleh semangat hidupnya. Penderas mana saja akan segera pergi mengangkat pongkor pada keempatan pertama. Sementara Darsa pergi ke sumur untuk mengguyur seluruh tubuhnya, Lasi menyiapkan perkakas suaminya; arit penyadap, pongkor-pongkor dan pikulannya, serta caping bambu. Kemudian Lasi pun menyusul ke sumur, juga untuk mengguyur tubuhnya. Lasi mandi besar lagi meski rambutnya belum sempat kering. (Hal 11-12)

kebanyakan masyarakat yang hidup di pulau Jawa masih percaya terhadap hal mistis yang berhubungan dengan barang gaib

Bukti : Malam makin dingin ketika usungan dan pengantar itu memasuki jalan besar. Dari titik masuk itu mereka berkelok ke barat dan akan berjalan lima kilometer menuju poliklinik di sebuah kota kewedanan. Mereka mempercepat langkah karena ada pertanda hujan akan kembali turun. Kilat makin sering tampak membelah langit. Ketika langit secetik benderang terlihat awan hitam mulai menggantung. Lasi mengisak karena mendengar dari jauh suara burung hantu. Orang Karangsoga sering menghubungkan suara burung itu dengan kematian. (Hal. 28-29)

seorang tokoh yang dituakan selalu menjaga tradisinya yaitu menembangkan beberapa tembang jawa yang ditujukan kepada Tuhannya

Bukti : Eyang Mus yang sering mendapat sebutan santri kuno, mahir memainkan gambang tunggal untuk mengiringi bait-bait suluk yang biasa ditembangkannya dalam irama sinom dan dhandhanggula. Bagi seorang santri kuno seperti Eyang Mus, suluk yang diantar oleh irama gambang tak lain adalah tangis rindu seorang kawula akan Gustinya; tangis seorang pengembara yang ingin menyatu kembali dengan asal-mula dan tujuan akhir segala yang ada, sangkan paraning dumadi. (Hal. 55)

seseorang yang telah memberikan sesuatu harus ada balasannya walaupun tidak sama jenisnya harus sama nilainya

Bukti : “Sekali lagi lasi tercenung. Ia ingin menggelengkan kepala tetapi lasi sadar dirinya sudah menggunakan baju bagus pemberian Bu Lanting. Karena alam fikirannya yang sahaja, lasi merasa wajib memberikan sesuatu karena dia telah menerima sesuatu. Dan sesuatu itu setidaknya berupa kesediaan menerima tawaran Bu Lanting”

b) Nilai Moral jangan pernah mengecewakan atau mengkhianati kepercayaan seseorang

Page 8: analisis bekisar merah

Bukti : “Gusti. Jadi kamu belum tahu? Darsa, suamimu,, tengik! Dia bacin! Dia kurang ajar. Sipah sedang menuntutnya agar dikawin. kamu tidak usah pulang ke rumahmu. Kamu harus minta cerai” (Hal. 73)

jangan menjadikan istri hanya sebagai penghiasa rumah dan kepuasannya sendiri

Bukti : “Ah, sudahlah. Yang jelas rumahku yang baru di Sipli masih kosong. Aku ingin segera mengisinya bukan dengan seorang Haruko, cukuplah dengan yang kini sedang banyak dicari” (Hal. 161)“Saya percaya. Anda tidak main-main. Anda butuh bekisar untuk menghias istana Anda yang baru. Ya, bekisar, kan ?” (Hal. 163)

D. SimpulanBerdasarkan hasil analisis diatas , novel Bekisar Merah karya Ahmad Tohari memiliki

beberapa makna yang terkandung di dalamnya, diantaranya :Hidup dan kehidupan adalah sebuah perjuangan yang harus dilakukan oleh semua manusia untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan demi tercapai dan terpenuhinya kenyamanan dan kesejahteraan hidup walaupun dalam prosesnya terdapat banyak hambatan tetapi kita jangan berputus asa dan harus tetap semangat dalam menjalankan kehidupan ini, walaupun seorang wanita sekalipun

Kisah perdagangan wanita Orang lugu yang menerima kebaikan orang lain dan merasa berkewajiban membalasnya. Dia, tanpa sadar, dan tanpa merasa tertipu atau terintimidasi, masuk dalam alur perdagangan perempuan yang mengekploitasi kecantikan ragawi semata. Bahkan Lasi turut menikmati sesuatu yang justru menjadikannya sebagai obyek.