13
ANALISIS BIAYA MANFAAT PROYEK PEMBANGUNAN MELALUI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN TERHADAP PENINGKATAN PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL (Proyek KasusDs.Sidomulyo,Kec.Purwoasri,Kediri) Jurnal Ilmiah Disusun oleh : Adhistya Cinta Dhama Istari 105020101111014 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014

ANALISIS BIAYA MANFAAT PROYEK PEMBANGUNAN MELALUI …

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS BIAYA MANFAAT PROYEK PEMBANGUNAN MELALUI …

ANALISIS BIAYA MANFAAT PROYEK PEMBANGUNAN MELALUI PROGRAM NASIONAL

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN TERHADAP PENINGKATAN

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL (Proyek KasusDs.Sidomulyo,Kec.Purwoasri,Kediri)

Jurnal Ilmiah

Disusun oleh :

Adhistya Cinta Dhama Istari

105020101111014

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014

Page 2: ANALISIS BIAYA MANFAAT PROYEK PEMBANGUNAN MELALUI …

Analisis Biaya Manfaat Proyek Pembangunan Melalui Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perdesaan Terhadap Peningkatan Pengembangan Ekonomi Lokal

(Proyek Kasus Ds.Sidomulyo, Kec.Purwoasri, Kediri)

Adhistya Cinta Dhama Istari

[email protected]

Abstrak:

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kelayakan proyek pembangunan melalui PNPM

MP yaitu proyek pembangunan saluran irigasi tersier. Kelayakan proyek publik yang telah

dilaksanakan dihitung dengan membandingkan baik manfaat dan biaya sebelum dan sesudah

proyek dengan menggunakan Benefit Cost Analysis (BCA) atau Analisis Biaya Manfaat. Selain

itu, terdapat prosedur penelitian yang dilaksanakan dengan menghitung Net Present value

(NPV), Internal Rate of Return (IRR), Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) dan Analisis Sensitivitas

yang merupakan analisis dengan bertujuan mengetahui kepekaan (responsif) dengan adanya

peningkatan harga (input), tingkat bunga, dan ouput. Hal tersebut disesuaikan dengan masa

berfungsinya saluran irigasi dan RPJM- Des yaitu selama 5 tahun. Sementara perolehan hasil

perhitungan proyek yaitu NPV sebesar Rp 1,604,564,728.-, IRR pada tingkat bunga ,

dan B/C ratio sebesar 2.44, yang menunjukan bernilai lebih dari 1 atau layak untuk dilanjutkan

dalam investasi selanjutnya. Disamping itu, untuk melihat adanya perbandingan marginal antara

tahun 2009 (sebelum) dan 2010 (sesudah proyek) maka hasil incremental income sebesar Rp

71,770,478.- yang bernilai positif sehingga memiliki tambahan manfaat pada petani (penerima

manfaat) yang jauh lebih besar akibat tercukupinya kebutuhan pengairan. Sehingga diharapkan,

proyek publik (pemerintah) dapat ditingkatkan untuk menjangkau kebutuhan pengairan yang

dirasa masih sulit, serta peningkatan pengawasan dan evaluasi dari aspek lini yang harus dikaji

tahap per tahap.

Kata Kunci: Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Benefit Cost Ratio (B/C

Ratio), Analisis Sensitivitas, Proyek Pembangunan Saluran Irigasi

A. LATAR BELAKANG

Pengembangan ekonomi lokal merupakan salah satu cara untuk meningkatkan

kesejahteraan melalui pengelolaan sumber daya yang dimiliki oleh suatu negara. Selain itu,

menurut Bappenas (2010) bahwa penyediaan infrastruktur (sarana dan prasarana) merupakan

aspek penting untuk memberikan salah satu kemudahan pada masyarakat maupun investor dan

stakeholder dalam meningkatkan aktifitas baik sosial dan ekonomi. Pada pelaksanaan

pengembangan ekonomi lokal tersebut, telah tercapai dengan baik. Namun, terdapat berbagai

permasalahan dalam pelaksanaan program tersebut salah satunya adalah belum meratanya

pembangunan ekonomi lokal yang meliputi bagian terkecil yaitu desa. Pada wilayah pedesaan

seringkali pembangunan kurang terpenuhi dengan baik, hal tersebut juga tercermin dari sumber

daya manusia (SDM) serta sarana prasarana pendukung dalam aktifitas ekonomi yang tergolong

rendah. Sehingga salah satu kebijakan yang diambil yaitu dengan adanya Program Nasional

Pemberdayaan masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan. Pada pelaksanaannya, masyarakat desa

dilibatkan melalui pembangunan partisipatif. Menurut Prasetyo dkk (2010) bahwa melalui

pembangunan partisipatif secara tidak langsung akan mendorong warga masyarakat dalam

menguatkan kemandirian serta ekonomi lokal dengan melalui kreatifitas dan memperkaya

keahlian masyarakat pada umumnya. Kecamatan Purwoasri merupakan kecamatan di Kabupaten

Kediri Jawa Timur yang aktif dan mendapatkan dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM)

dengan total sebesar 1,400 juta rupiah dari PNPM MP, APBN, APBD. Disamping itu,

Kecamatan Purwoasri juga memiliki potensi ekonomi lokal potensial dibidang pertanian dan

peternakan, yang masih bisa di kelola dan dikembangkan secara optimal yaitu adanya produk

unggulan yaitu sayur mayur, padi dan jagung serta produk dari masyarakat sendiri baik

Page 3: ANALISIS BIAYA MANFAAT PROYEK PEMBANGUNAN MELALUI …

keterampilan dan kesenian. Pada Kecamatan Purwoasri terdapat rincian jumlah penduduk di 23

desa yaitu sebesar 54.232 Jiwa atau 13.558 Kepala Keluarga (KK) dan sebesar 4.776 KK

(25,23%) merupakan Rumah Tangga Miskin (RTM) yang ikut serta dalam PNPM MP

(http://pnpmpurwoasri.com). Salah satu desa yang berhasil memenangkan kualifikasi pendanaan

proposal adalah Desa Sidomulyo. Pada desa ini, berhasil mendapatkan proyek pembangunan

saluran irigasi tersier pada tahun 2009. Usulan pembangunan saluran irigasi tersebut merupakan

prioritas yang mendesak, dan merupakan aspek penting bagi masyarakat desa dengan jumlah

penduduk kurang lebih 430 KK dan sebesar 126 KK atau sebesar 29,30 % merupakan Rumah

Tangga Miskin (RTM). Sebagian besar warga masyarakat desa, bermata pencaharian sebagai

petani dengan tingkat penghasilan rata – rata tergolong menengah kebawah sekitar Rp 600.000.-.

pertahun untuk pemilik lahan sebesar 50 ru. Selain itu, potensi kegiatan ekonomi lokal paling

dominan pada sektor pertanian. Menurut BPS Kabupaten Kediri (2012) bahwa Desa Sidomulyo

memiliki area lahan pertanian seluas 132,20 Ha dengan berbagai hasil komoditas pertanian

seperti padi, jagung, kacang tanah, cabe besar, dan palawija. Selain besarnya potensi ekonomi

lokal tersebut, terdapat permasalahan pada pengelolaan produksi pertanian akibat rendahnya

supply air untuk mengairi lahan sawah petani yang dapat mempengaruhi hasil produksi. Hal

tersebut disebabkan dari saluran irigasi tersier masih terbuat dari tanah murni. Sehingga debit air

dalam saluran irigasi tidak sampai pada area sawah yang dituju (terjauh) sehingga mendorong

petani mengeluarkan biaya lebih tinggi untuk mengairi area lahan sawahnya, baik dengan

pembuatan sumur di area lahan sawah dan penyewaan diesel. Maka hadirnya PNPM Mandiri

Perdesaan sejak tahun 2009 hingga saat ini menjadi salah satu solusi. Hal tersebut juga

memberikan manfaat tersebut tercermin dari partisipasi masyarakat untuk mengembangkan

ekonomi lokal, serta menimbulkan kepedulian masyarakat sebagai rasa saling memiliki dalam

memelihara saluran irigasi.

B. KERANGKA TEORITIS

Pembangunan perdesaan merupakan pembangunan dari bagian ruang lingkup terkecil

untuk bisa dikembangkan. Menurut Muljaningsih (dalam Triyuwono dan Yustika, 2003)

pendekatan pembangunan pedesaan dari segi perencanaan lokal adalah untuk daerah- daerah

“rural” unsur fisik yang mempengaruhi adalah struktur- struktur alamiah yang asli (natural

structure), misalnya vegetasi, gunung- gunung, lembah sungai, persawahan, dan bangunan-

bangunan dengan bahan lokal yang sederhana. Selain itu, menurut Adisasmita (2013)

pembangunan perdesaan dilakukan melalui pengembangan lembaga – lembaga perdesaan,

pembangunan infrastruktur pedesaan, kegiatan-kegiatan ekonomi, sosial dan budaya.

Pembangunan pada perdesaan tidak terlepas dari pengembangan ekonomi juga meliputi

ruang lingkup terkecil yaitu aspek lokal. Pengembangan ekonomi lokal tidak hanya

memperhatikan sumber daya alam, manusia, dan teknologi pendukung juga penyertaan dari

kontribusi secara berkessinambungan. Menurut Helming (2014) Pengembangan Ekonomi Lokal

(PEL) merupakan suatu proses dimana kemitraan yang mapan antara pemerintah daerah,

kelompok berbasis masyarakat, dan dunia usaha mengelola sumber daya yang ada untuk

menciptakan lapangan pekerjaan dan merangsang (pertumbuhan) ekonomi pada suatu wilayah

tertentu. Menekankan pada kontrol lokal, dan penggunaan potensi sumber daya manusia,

kelembagaan dan sumber daya fisik. Sehingga PEL menurut Blakely dan Bradshaw (2002)

bahwa pengembangan ekonomi lokal mengacu pada proses dimana pemerintah daerah (lokal)

berbasis pada masyarakat (lingkungan) untuk terlibat dan berorganisasi dalam meningkatkan,

mempertahankan dan atau menciptakan kesempatan kerja. Menurut Supriyadi (2007) sasaran

pengembangan ekonomu lokal sebagai berikut:

1. Tumbuh dan berkembangnya usaha masyarakat dan mengurangi kesenjangan antara

masyarakat perkotaan dan pedesaan.

2. Pro – poor policy.

Selain adanya tujuan, juga terkait dengan sasaran dengan pelaksanaan Pengembangan Ekonomi

Lokal. Menurut Blakely dan Bradshaw (2002) sasaran pembangunan ekonomi lokal adalah

sebagai berikut

1. Membangun kualitas penduduk dalam kesempatan kerja

2. Mencapai stabilitas ekonomi lokal

3. Membangun berbagai macam basis ekonomi dan pekerja

Page 4: ANALISIS BIAYA MANFAAT PROYEK PEMBANGUNAN MELALUI …

Pada PNPM Mandiri Perdesaan di desa terdapat beberapa pelaku yang menunjang

terlaksananya program mulai dari persiapan sampai dengan implementasi yang memiliki peran

dan fungsi masing – masing. Menurut Direktorat Jenderal Pemberdayaan masyarakat dan Desa

(2009) dalam petunjuk teknis operasional sebagai berikut:

Tabel 1. Pelaku PNPM Mandiri Perdesaan di Desa

Pelaku Peran

Kepala Desa sebagai pembina dan pengendali kelancaran serta keberhasilan

pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di desa

Badan

Permusyawaratan

Desa

sebagai lembaga yang mengawasi proses proses setiap tahapan PNPM

Mandiri Perdesaan mulai dari sosialisasi, perencanaan,

pelaksanaan,sampai pelestarian di desa

Tim Pengelola

Kegiatan (TPK)

secara umum mempunyai fungsi dan peran untuk mengelola dan

melaksanakan PNPM Mandiri Perdesaan.

Tim penulis usulan

(TPU)

menyiapkan dan menyusun gagasan kegiatan yang telah ditetapkan

dalam musyawarah desa dan musyawarah desa khusus perempuan

menjadi usulan desa

Kader Pember

dayaan Masyarakat

Desa (KPMD)

membantu dalam pengelolaan pembangunan di desa yang di harapkan

tidak terikat waktu

Sumber: Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa, 2009

Menurut Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa (2009) pada PNPM Mandiri

Perdesaan terdapat ciri utama pada kelembagaannya yaitu fungsi pengambilan keputusan

kolektif, organisasi kerjasama antar desa, lembaga kemasyarakatan, kader pemberdayaan

masyarakat desa, dan badan badan usaha milik desa. Pada ciri utama tersebut telah memadukan

aspek kelembagaan lokal dikaitkan dengan kebijakan dan peraturan perundangan yang ada.

Dalam kelembagaan di PNPM MP terdapat 4 (empat) pola sebagai berikut:

1. Bentuk dan pola kesepakatan/ konsensus

2. Mengembangkan pola pembiasaan/ Habitus

3. Mengembangkan aturan main di masyarakat

4. Memperkuat komitmen sosial

Pada pengembangan saluran irigasi, terdapat peraturan pemerintah Republik Indonesia

nomor 20 tahun 2006 tentang irigasi pasal 1 ayat 12 dijelaskan bahwa jaringan irigasi merupakan

saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan

untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi. Selain itu,

terdapat 3 jenis jaringan Irigasi yaitu

1. Pasal 1 ayat 13 bahwa jaringan irigasi primer adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri

dari bangunan utama, saluran induk/primer, saluran pembuangannya, bangunan bagi,

bangunan bagisadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.

2. Pasal 1ayat 14 bahwa jaringan irigasi sekunder adalah bagian dari jaringan irigasi yang

terdiri dari saluran sekunder, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi-sadap,

bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.

3. Pasal 1 ayat 19 bahwa jaringan irigasi tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai

prasarana pelayanan air irigasi dalam petak tersier yang terdiri dari saluran tersier, saluran

kuarter dan saluran pembuang, boks tersier, boks kuarter, serta bangunan pelengkapnya.

Salah satu tujuan utama pembangunan ekonomi dan oleh karenanya juga menjadi tujuan

evaluasi proyek (di mana evaluasi proyek merupakan salah satu perwujudan langsung dari

pembangunan ekonomi adalah mencapai penggunaan sumber –sumber daya ekonomi yang

optimal atau optimal allocation of economic resource (Sutrisno,1982). Menurut Soekartawi

(1996) proyek juga harus memiliki goals dan objectives dimana sifatnya yang ideal dan untuk

mencapai diperlukan tujuan operasional merupakan penjabaran dari tujuan utama yang harus

dicapai. Menurut Blakely dan Bradshaw (2002) dalam mempersiapkan proyek harus

memperhatikan beberapa hal yang terkait yaitu: 1. Mempersiapkan secara rinci rencana proyek

Page 5: ANALISIS BIAYA MANFAAT PROYEK PEMBANGUNAN MELALUI …

Secara umum dalam pengembangan proyek adalah mengambil ide proyek lebih menarik,

dan menentukan komponen – komponen secara tepat. Sehingga dalam proyek, persiapan

sangat dibutuhkan untuk mencapai visi proyek itu sendiri. Menurut Malizia (dalam Blakely

dan Bradshaw, 2002) pada pengembangan proyek ,kelangsungan hidup ditentukan dalam

kaitannya dengan empat hal yang saling berhubungan yaitu

1. Viabilitas masyarakat / komunitas

2. Viabilitas lokasional

3. Viabilitas komersial

4. Viabilitas implementasi

2. Desain kelembagaan

Desain kelembagaan proyek meliputi beberapa aspek yaitu tujuan pembangunan ekonomi,

mengontrol jumlah pada organisasi proyek, manajemen internal dan kapasitas anggota,

dampak potensial dari pembangunan lokal, memperhatikan sumber daya modal dari publik

dan individu.

3. Mengembangkan monitoring dan evaluasi program

Evaluasi proyek dapat menilai secara sistematis apakah proyek yang dilakukan efisien dan

efektif sebagai konsekuensi dari biaya yang dikeluarkan. Terdapat beberapa kriteria dalam

mengidentifikasi secara eksplisit sebagai berikut:

1) Kriteria yang digunakan pasca evaluasi

2) Teknik evaluasi

3) Jadwal untuk pelaksanaan evaluasi

4) Anggaran untuk pasca evaluasi

5) Memeriksa organisasi dan anggota untuk dievaluasi

6) Evaluasi konsistensi dari petunjuk teknis organisasi

Menurut Purba (1997) bahwa manfaat merupakan atau faedah yang di perolah atau dihasilkan

dari suatu kegiatan yang produktif, misalnya pembangunan atau rehabilitas atau perluasan

sehingga diperoleh hasil yang lebih besar. menurut Purba (1997) terdapat 2 macam manfaat

(benefit) yang menjadi tujuan utama yaitu manfaat langsung dan manfaat tambahan atau

sampingan yaitu manfaat tidak langsung yang merupakan bukan tujuan utama. Pada proyek

terdapat biaya (pengeluaran), menurut Soeharto (1999) biaya merupakan pengeluaran untuk

pelaksanaan proyek, operasi, serta pemeliharaan instalasi hasil proyek. Selain itu, menurut

Gittinger (1968) biaya adalah segala sesuatu yang mengurangi tujuan. Adapun biaya yang

dikeluarkan dalam proyek pertanian sebagai berikut:

Tabel 2. Biaya Proyek Pertanian

Biaya Uraian

Barang - barang

fisik

merupakan barang - barang yang berwujud seperti saluran irigasi,

pupuk, obat-obatanuntuk meningkat produksi, atau bahan - bahan

bangunan rumah untuk proyek pemukiman.

tenaga Kerja merupakan tenaga kerja yang turut serta dalam meningkatkan

produksi seperti pimpinan sampai petani

Tanah penentuan lokasi penilaian proyek

Cadangan tak

terduga

biaya yang dikeluarkan karena adanya pencegahan pada hal-hal

yang tidak diinginkan dimasa depan. hal ini dibedakan menjadi 2

yaitu biaya tak terduga fisik dan biaya tak terduga harga

Sumber: Gittinger 1986 (data diolah)

Analisis biaya manfaat (CBA) merupakan alat untuk membandingkan biaya dan manfaat dari

kegiatan pemerintah, proyek, atau peraturan selama periode waktu yang relevan (Ward, 2006).

Menurut Waluya (2011) analisis biaya manfaat merupakan alat yang digunakan untuk

menganalisis semua proyek atau kegiatan yang berhubungan dengan ekonomi untuk menjaga

kestabilan dan kualitas lingkungan). Menurut Tienberg (dalam Waluya, 2011) terdapat 3 (tiga)

aturan dalam analisis biaya – manfaat sebagai berikut:

Page 6: ANALISIS BIAYA MANFAAT PROYEK PEMBANGUNAN MELALUI …

1. Kriteria maksimun nilai bersih sekarang (net-present-value). Kriteria ini menyatakan agar

sumber daya seharusnya bisa digunakan untuk memaksimumkan manfaat bersih yang

diterima dari nilai sekarang sumber daya itu sendiri.

2. Kriteria rasio manfaat-biaya (benefit-cost). Apabila kriteria yang pertama tidak dapat

mencapai suatu efisiensi dan nilai sekarang (present value) dari manfaat-biaya (benefit-cost)

mengalami kelebihan, maka penggunaan rasio manfaat-biaya diperlukan untuk

mengatasinya.

3. Kriteria positif nilai bersih sekarang (net-present-value). Kriteria yang ketiga digunakan

ketika nilai sekarang (present value) dari manfaat bersih (net benefit) lebih besar dari nol.

C. METODE PENELITIAN

Pendekatan Penelitian

Penelitian kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan,

meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul

dimasyarakat yang menjadi objek penelitian berdaparkan apa yang terjadi (Bungin, 2008). Selain

menggunakan metode kuantitatif serta analisis deskriptif, pada pendekatan penelitian ini juga

menggunakan Cost Benefit Analysis (CBA) atau analisis biaya manfaat, dimana bertujuan untuk

menilai proyek pembangunan saluran irigasi tersier yaitu PNPM Mandiri Perdesaan atau PNPM

MP telah feasible (layak) yang direpresentasikan dari selisih pengeluaran atau biaya dan manfaat

serta mampu memberikan kontribusi untuk meningkatkan pengembangan potensi ekonomi lokal

khususnya pada sektor pertanian.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini lakukan bertempat pada PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Sidomulyo.

Pengumpulan data dilakukan selama 2 bulan yaitu pada 1 Mei 2014 sampai dengan 30 Juni 2014.

Hal ini didasari dengan adanya observasi pra-penelitian dan wawancara terstruktur kepada

beberapa sampel yang terkait (responden kuni) pada Kepala Desa, Jogotirto, Petani, KPMD serta

masyarakat yang merasakan manfaat adanya proyek pembangunan saluran irigasi tersier untuk

menunjang data sekunder yang telah diperoleh lebih akurat.

Definisi Operasional

Sementara variabel kelayakan ekonomi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

manfaat langsung dan tidak langsung, serta biaya langsung dan tidak langsung pada kelayakan

proyek sebagai berikut:

1. Manfaat Langsung Ekonomi

a) Penyerapan tenaga kerja (kesempatan kerja)

Menurut Purba (1997) yaitu adanya perubahan penyediaan atau penyerapan tenaga kerja

yang lebih besar pada sektor pertanian yang diikuti dengan penyediaan lapangan

pekerjaan yang akhirnya memberikan pendapatan bagi pekerja.

b) Peningkatan produksi hasil pertanian

Merupakan penambahan kapasitas hasil produksi pertanian secara baik diukur secara

kapasitas dan ekonomis jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebagai akibat

adanya perbaikan sarana prasarana setelah adanya proyek pembangunan dan

tercukupinya kebutuhan pengairan bagi petani.

c) Efisiensi biaya mekanisasi atau penggunaan teknologi

Merupakan penggunaan biaya khususnya mekanisasi dan penggunaan teknologi seperti

penyewaan diesel dalam menunjang kegiatan produksi dapat terkurangi akibat biaya

yang dikeluarkan jauh efisien akibat setelah proyek.

2. Manfaat tidak langsung

a) Partisipasi masyarakat

Merupakan keikutsertaan masyarakat saat berlangsung dan sesudah proyek yang

menjadi kepedulian masyarakat dalam meningkatkan ekonomi lokal.

b) Multiplier effect terhadap kesejahteraan para pekerja (RTM)

Page 7: ANALISIS BIAYA MANFAAT PROYEK PEMBANGUNAN MELALUI …

Pada pekerja pada rumah tangga miskin (RTM), adanya proyek menjadi alat mencapai

kesejahteraan sebab dapat mempergunakan tenaga yang dikeluarkan menjadi tepat guna

sesuai dengan yang butuhkan.

3. Biaya Langsung

a) Biaya Sebelum Proyek merupakan biaya pengairan yang dikeluarkan petani merupakan

biaya yang dikeluarkan petani untuk mengairi area lahan sawah yaitu terdapat biaya

pembuatan sumur pada area lahan masing – masing petani, dan serta biaya penyewaan

diesel untuk menunjang pengairan sawah

b) Biaya Setelah Proyek

1) Biaya operasional proyek melalui PNPM MP merupakan biaya yang dikeluarkan

secara langsung dalam mendanai pelaksanaan proyek pembangunan saluran irigasi

tersier mulai dari tahap persiapan sampai akhir.

2) Biaya pemeliharaan saluran irigasi tersier

Merupakan biaya iuran yang dikenakan secara wajib pada petani yang mendapatkan

jadwal penggiliran air sungai dari pemerintah desa yaitu jogotirto sebagai biaya

untuk pemeliharaan saluran irigasi secara lebih baik.

3) Biaya Transaksi

Biaya yang dikeluarkan sebagai bentuk kontrak antara pelaku dalam implementasi

program (sebagai bentuk pengawasan).

4. Biaya Tidak Langsung tercermin dari biaya swadaya Masyarakat merupakan biaya

penunjang yang dikeluarkan oleh masyarakat baik berupa tenaga kerja, penggunaan alat

dalam proyek.

Populasi dan Penentuan Sampel Menurut Sugiyono (2012) bahwa populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri

atas: obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki

oleh obyek/subyek yang lain. Populasi yang akan diambil dalam penelitian ini adalah PNPM

Mandiri Desa Sidomulyo, Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri. Pada penelitian ini, teknik

purposive sampling diambil didasari dengan mengambil sebagaian orang – orang atau responden

kunci yang bisa menjelaskan adanya perbedaan manfaat dan biaya ketika sebelum dan sesudah

adanya proyek pembangunan melalui PNPM Mandiri Perdesaan. Responden kunci tersebut

antara lain Kepala desa, Jogotirto, TPK, KPMD, petani yang memiliki lahan sekitar area proyek,

UPK, RTM (Rumah tangga Miskin yang merasakan manfaat baik langsung dan tidak langsung

sebelum dan sesudah proyek saluran irigasi dilakukan.

Jenis Data

Jenis data yang dipakai dalan penelitian ini berupa laporan data dari pihak pengelola

PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Purwoasri mulai tahun 2009 sebagai berikut :

1. Jenis data yang dikerjakan merupakan proyek pembangunan dibagi dalam beberapa

bidang, biaya dan sarana produksi, ukuran proyek, jangka waktu penyelesaian proyek,

biaya proyek, biaya atau dana pendamping

2. Rincian penggunaan biaya yang termasuk:

a) Biaya langsung : penggunaan dana BLM PNPM Mandiri Perdesaan yang meliputi

cash flow, biaya operasional, biaya pemakaian peralatan, upah tenaga kerja, material,

lain – lain.

b) Biaya tak langsung: biaya atau pengeluaran yang tidak langsung yang meliputi

swadaya yang dikeluarkan oleh masyarakat dan desa yang berupa tenaga kerja dan

sumbangsih lainnya, honor tenaga kerja pembantu dan tenaga kerja ahli yang tidak

langsung terlibat dalam menangani proyek pembangunan saluran irigasi.

3. Manfaat Ekonomi Proyek

a) Penyerapan tenaga kerja secara langsung … orang

b) Penyerapan tenaga kerja tak langsung … orang

c) Bidang proyek yang dilaksanakan

d) Kontribusi produksi komoditas unggulan pertanian

e) Aspek finansial

4. Penilaian manfaat proyek yang telah dilaksanakan

Penilaian proyek yang dilakukan pada penelitian ini dilihat dari beberapa aspek yaitu

sebagai berikut:

Page 8: ANALISIS BIAYA MANFAAT PROYEK PEMBANGUNAN MELALUI …

1. Penilaian Teknis

a) Lokasi proyek.

b) Penggunaan peralatan, tenaga kerja dan material penunjang.

c) Kesesuaian petunjuk teknis (juknis) atau tahapan – tahapan proyek.

2. Penilaian Ekonomi

a) Penilaian intensitas yang merupakan dihubungkan dengan penyediaan lapangan

kerja dan bagaimana kesempatan kerja yang dapat disediakan.

b) Kemajuan dan kemunduran yang dapat ditimbulkan dengan adanya proyek yang

bersangkutan.

c) Manfaat atas pendapatan yang dihasilkan atau merupakan peningkatan

pendapatan yang dihasilkan setelah adanya proyek.

3. Penilaian Keuangan

a) Mengenai peralatan dan biayanya.

b) Keperluan – keperluan operasional dan biayanya.

c) Tenaga kerja baik langsung dan tidak langsung.

Serta data dari pihak pemerintah Desa Sidomulyo baik sebelum dan sesudah adanya

proyek pembangunan pengembangan saluran irigasi tersier melalui PNPM Mandiri Perdesaan

yang memberikan manfaat (direct and indirect benefit), dan pendukung berupa dokumen –

dokumen, keterangan-keterangan baik lisan maupun tertulis, pemikiran, dan lain-lain

Sumber Data Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Menurut Wijaya

(2013) data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber yang bersifat mentah atau belum

diolah. Selain itu, menurut Sugiyono (2012). Serta menurut Trenggonowati (2009) data primer

merupakan data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung melalui objeknya. Sementara

itu, data sekunder menurut Indriantoro dan Supomo (dalam Waluya, 2011) bahwa adalah data

penelitian yang diperoleh secara tidak langsung, melainkan melalui media perantara (diperoleh

dan dicatat oleh pihak lain). Sementara itu, untuk data diperoleh dari map 7 yang berisi laporan

akhir pelaksanaan proyek pembangunan saluran irigasi desa Sidomulyo Tim Pengelola Kegiatan

(TPK) pada tahun 2009, serta sumber data lain yang mendukung untuk penelitian ini.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis biaya manfaat proyek pembangunan saluran irigasi tersier yang

diperoleh dan dikeluarkan sebelum dan sesudah proyek pada tahun 2008 – 2013 , yang dihitung

dari Net Present Value (NPV), Analisis Incremental (perubahan yang dihasilkan sebelum dan

sesudah proyek), Internal Rate of Return (IRR), Benefit Cost Ratio (B/C Ratio), Analisis

Sensitivitas (implikasi sifat responsif terhadap variabel akibat adanya perubahan perekonomian)

sebagai berikut:

Tabel 3. Perhitungan NPV Proyek Pembangunan Saluran Irigasi (Dalam Rupiah)

Tahun DR 5% PV Cost PV Benefit NPV

0 1.00 286,756,800 123,444,100 ( 163,312,700 )

1 0.95 241,127,860 174,296,880 ( 66,830,980 )

2 0.90 147,369,600 285,971,058 138,601,458

3 0.86 140,819,840 554,341,775.6 413,521,935.60

4 0.82 143,126,080 746,011,793.6 602,885,713.60

5 0.78 151,744,320 831,443,620.8 679,699,300.80

Total 5.31 1,110,944,500 2,715,509,228 1,604,564,728

Sumber: Data diolah, 2014

Berdasarkan menunjukan setelah biaya dan manfaat yang telah didiskonto maka hasil analisis

perolehan NPV pada proyek adalah sebesar Rp 1,604,564,728.-. Proyek pembangunan saluran

Page 9: ANALISIS BIAYA MANFAAT PROYEK PEMBANGUNAN MELALUI …

irigasi melalui PNPM MP merupakan proyek yang feasible (layak) untuk dilanjutkan dalam

investasi selanjutnya. Hal tersebut didukung dengan perolehan NPV yang bernilai positif dan

NPV ≥ 0 (NPV lebih dari 0). Sementara untuk mengetahui besarnya manfaat pada proyek

saluran irigasi yaitu dengan meninjau pendapatan yang diperoleh, serta dapat dinilai dengan

menghitung perbandingan (selisih) dari tahun sebelum dan sesudahnya. menggunakan

incremental income, yang dilihat dari NPV masing – masing tahun sebagai berikut:

Tabel 4. Perhitungan Incremental

NPV Tahun 2009 NPV Tahun 2010 Incremental

( Rp 66,830,980 ) Rp 138,601,458 Rp 71,770,478

Sumber: Data diolah, 2014

Setelah adanya proyek pembangunan saluran irigasi tersier NPV pada tahun 2010 bernilai positif

sebesar Rp 138,601,458.-. Sehingga hasil NPV perubahan (incremental) bernilai positif dan

NPV ≥ 0, merupakan layak (feasible) untuk dilanjutkan dalam investasi selanjutnya. Hasil

perubahan NPV, dinilai memberikan kontribusi perubahan yang jauh lebih baik yaitu

peningkatan sebesar 50 % dari tahun 2010, yang dapat dirasakan oleh petani dan masyarakat. Untuk melihat adanya kemanfaatan proyek yaitu dinilai dari tingkat pengembalian internal

(Internal Rate of Return). Pada penelitian proyek pembangunan saluran irigasi tersier, dihitung

berdasarkan dengan metode mencoba – coba (trial and error) sebagai berikut:

Tabel 5. Perhitungan IRR Proyek Pembangunan Saluran Irigasi

Tahun Net Cash Flow DR

87% NV of CF 87%

DR

90% NV of CF 90%

0 (163,312,700) 1 ( 163,312,700 ) 1 ( 163,312,700 )

1 (70,348,400) 0.53 ( 37,284,652 ) 0.52 ( 36,581,168 )

2 154,001,620 0.29 44,660,469.8 0.27 41,580,437.4

3 480,839,460 0.15 72,125,919 0.14 67,317,524.4

4 735,226,480 0.08 58,818,118.4 0.07 51,465,853.6

5 871,409,360 0.04 34,856,374.4 0.04 34,856,374.4

Total 2,007,815,820 2.09 9,863,529.60 2.04 (4,673,678.20)

Sumber: Data diolah, 2014

IRR yang dihasilkan sebesar 87,02%, dengan hasil tingkat bunga lebih tinggi dari pada tingkat

bunga awal yaitu 87%. Justifikasi bila suatu proyek dapat dilaksanakan adalah dengan IRR harus

melebihi tingkat bunga bank yang terjadi pada awal proyek tersebut (Soekartawi, 1996).

Selanjutnya adapun perhitungan B/C ratio sebagai berikut:

Tabel 6. Perhitungan B/C Ratio Proyek Pembangunan Saluran Irigasi

PV Cost PV Benefit B/C Ratio

Rp 1,110,944,500 Rp 2,715,509,228 2.44

Sumber: data diolah, 2014

Perolehan B/C ratio sebesar 2,44. Hasil B/C ratio lebih dari 1 (BCR ≥1), yang artinya dari biaya

(cost) 1 unit menghasilkan 2,4 manfaat (benefit). Di mana manfaat sekarang yang telah

didiskonto memiliki nilai yang lebih besar dari pada biaya – biaya pengeluaran. Selain itu, bahwa

proyek pembangunan saluran irigasi melalui PNPM MP diterima atau go project. Adapun

perhitungan analisis sensitivitas dengan menggunakan asumsi peningkatan penurunan harga

(input) sebesar 10%, dan peningkatan benefit sebesar 15% sebagai berikut:

Page 10: ANALISIS BIAYA MANFAAT PROYEK PEMBANGUNAN MELALUI …

Tabel 7. Perolehan NPV dan B/C ratio Terhadap Perubahan Pada Biaya dan Tingkat

Bunga, Benefit Tetap

Deskripsi PV Cost PV Benefit NPV B/C Ratio

Awal 1,110,944,500 2,715,509,228 1,604,564,728 2.44

Naik 1,061,737,670.4 2,278,119,272.4 1,216,381,602 2.14

Turun 1,018,267,075.2 2,806,521,762.4 1,788,254,687.2 2.75

Sumber: Data diolah, 2014

Berdasarkan pada tabel diatas, bahwa terjadinya kenaikan harga sebesar 10%,

mempengaruhi perubahan (penurunan hasil) pada NPV dan B/C Ratio. Pada hasil NPV awal

yaitu Rp 1,604,564,728, turun menjadi Rp 1,216,381,602, sementara B/C Ratio 2.44 turun

menjadi 2.14. sebaliknya dari padanya penurunan harga sebesar 10%, maka akan meningkatkan

NPV sebesar Rp 1,788,254,687.20 dan B/C Ratio sebesar 2.75. Sehingga adanya perubahan

harga (naik dan turun) sangat mempengaruhi hasil secara responsif.

Tabel 8. Perolehan NPV dan B/C Ratio Terhadap Perubahan Pada Benefit dan Tingkat

Bunga, Biaya Tetap

Deskripsi PV Cost PV Benefit NPV B/C Ratio

Awal 1,110,944,500 2,715,509,228 1,604,564,728 2.44

Naik 963,984,064 2,427,942,659.36 1,463,958,595.36 2.51

Turun 1,133,050,528 2,385,543,498.04 1,252,492,970.04 2.10

Sumber: Data diolah, 2014

Sehingga berdasarkan perhitungan adanya kenaikan dan penurunan tingkat harga,

manfaat, dan tingkat bunga sangat responsif terhadap perolehan NPV dan B/C ratio sebelumnya

yang dapat meningkatkan atau menurunkan perolehan dari perolehan NPV dan B/C Ratio awal.

Adapun implikasi setelah terselesaikannya proyek pembangunan saluran irigasi tersier yaitu

adanya perubahan system pola tanam oleh petani akibat tercukupinya pengairan, dengan format

penanaman padi, gadu, kacang panjang dengan sistem tumpang sari pada jagung, implikasi

selanjutnya adalah dapat meningkatkan kesejateraan pekerja (RTM) akibat peningkatan produksi

yang didistribusikan kembali pada RTM, serta implikasi implikasi yang terakhir adalah adanya

efisiensi pengeluaran biaya pengairan yang bisa dilalokasikan untuk kegiatan panca usaha tani

yang lainnya.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan analisis biaya manfaat proyek pembangunan saluran

irigasi tersier dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Proyek pembangunan saluran irigasi tersier memiliki tingkat kelayakan yang cukup

tinggi (high feasible). Hal ini disebabkan perolehan pv benefit lebih besar jika

dibandingkan dengan pv cost. Selain itu, hasil NPV, IRR, dan B/C ratio yang besar

menunjukan proyek saluran irigasi tersier diterima.

2. Proyek pembangunan saluran irigasi tersier memiliki dampak positif terhadap

peningkatan produksi sektor pertanian di desa sidomulyo, yang tercermin dari adanya

perubahan kemudahan untuk mendapatkan pengairan dengan pengeluaran biaya yang

jauh lebih murah dari pada sebelumnya.

Page 11: ANALISIS BIAYA MANFAAT PROYEK PEMBANGUNAN MELALUI …

Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan diatas, maka dapat ditarik beberapa saran yang dapat

digunakan sebagai perbaikan sebagai berikut:

1. Metode analisis biaya manfaat proyek pembangunan saluran irigasi dengan menghitung

nilai NPV, IRR, B/C ratio, analisis incremental, dan analisis ensitivitas dapat digunakan

atau di implementasikan dan di kembangkan pada kajian yang sama yaitu untuk menilai

kelayakan ekonomi proyek publik (pemerintah) yang telah dilaksanakan. Sehingga

adanya benefit dan cost yang dikeluarkan dapat memberikan parameter kemanfaatan

yang ingin dicapai.

2. Pada analisis biaya manfaat proyek pembangunan saluran irigasi memiliki kekurangan

yaitu terlalu sedikit pengenaan umur ekonomis proyek sehingga bagi peneliti lain yang

ingin meneliti dengan topik yang sama diharapkan untuk menambahkan umur ekonomis

sehingga perubahan (kenaikan dan penurunan) dari benefit dan cost selama jangka

waktu panjang akan lebih jelas. Selain itu, khusus pada analisis sensitivitas benefit pada

model kelayakan ekonomi proyek pembangunan saluran irigasi tersier sebaiknya juga

menghitung secara spesifik perubahan produksi karena kegiatan pertanian tidak terlepas

dari pengaruh alam yang sulit dikontrol.

Page 12: ANALISIS BIAYA MANFAAT PROYEK PEMBANGUNAN MELALUI …

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Profil PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Purwoasri. (http://pnpm-

purwoasri.blogspot.com, diakses pada 23 januari 2014)

BAPPENAS. 2010. Buku II Memperkuat Sinergi Antar Bidang Pembangunan.

(http://bukubappenas.com) diakses pada tanggal 20 Desember 2013

Blakely, Edward J dan Bradshaw, Ted K. 2002. Planning Local Economic Development: Theory

and Practice. United States of America: SAGE Publication Lid

BPS Kabupaten Kediri. 2012. Kecamatan Purwoasri Dalam Angka 2012 (Purwoasri in Figure

2012). Kecamatan Purwoasri: Percetakan UD Anggraini

Bungin, Burhan. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif : Komunikasi, Ekonomi, Dan

Kebijakan Publik Serta ilmu – Ilmu sosial Lainnya. Jakarta: Prenada Media Group.

Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa. 2009. Penjelasan Petunjuk Teknis

Operasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan.

Gittinger, J Price. 1986. Analisa Ekonomi Proyek – proyek Pertanian. Terjemahan oleh Slamet

Sutomo dan Komet Mangiri. 1986. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia

Helming. 2013. Definisi PEL. (http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id, diakses pada tanggal 29

Desember 2013)

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2006 Tentang Irigasi.

(http://sda.pu.go.id:8181) diakses pada tanggal 22 April 2014

Prasetyo, Eko P; Marimin dan S, Adang Samsudin. 2010. Model Kaji Tindak Program

Pembangunan Partisipatif Pengentasan Kemiskinan Dan Rawan Pangan. Jurnal

Ekonomi Pembangunan, Vol. 11, (No. 2) : 217-235.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis (pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Penerbit Alfabeta

Supriyadi, Ery. 2007. Telaah Kendala Penerapan Pengembangan Ekonomi Lokal: Pragmatisme

Dalam Praktek PEL. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol. 18, (No 2) : 103-123.

TNP2K. 2013. Daftar Indikatif Lokasi & Lokasi Bantuan Langsung Masyarakat (BLM)

Program Nasional Perberdayaan Masyarakat Mandiri Tahun Anggaran 2013

Waluya, Adi Pratama. 2011. Analisis Cost-Benefit dan Shadow Price Terhadap Proyek

Pembangunan Pipa Distribusi Gas Bumi (Studi Kasus Pada South Sumatera – West

Java Gas Pipeline Project Contract Package No. 4 West Java Distribution Pipeline, PT.

Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.). Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Soeharto, Iman. 1999. Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai Operasional). Jakarta:

Penerbit Erlangga

Soekartawi. 1996. Panduan Membuat Usulan Proyek Pertanian dan Pedesaan. Yogyakarta:

Penerbit Andi

Sutrisno. 1982. Dasar – dasar Evaluasi Proyek Jilid 2. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset

Page 13: ANALISIS BIAYA MANFAAT PROYEK PEMBANGUNAN MELALUI …

Purba, Radiks. 1997. Analisis Biaya Dan Manfaat (Cost and Benefit Analysis). Jakarta: penerbit

Rineka Cipta

Wijaya, Tony. 2013. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis : Teori dan Praktik. Yogyakarta:

Graha Ilmu