Upload
buihanh
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
ANALISIS BIAYA RELEVAN SEBAGAI ALAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGOLAH SENDIRI
KAYU GELONDONGAN ATAU MEMBELI KAYU SUDAH DIOLAH
STUDI KASUS PADA CV. JAYA JATI GOMBONG, KEBUMEN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program
Pend id ikan Akuntans i
Disusun Oleh :
DWI SUGIARTI 991334144
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2008
ii
SKRIPSI
ANALISIS BIAYA RELEVAN SEBAGAI ALAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGOLAH SENDIRI
KAYU GELONDONGAN ATAU MEMBELI KAYU SUDAH DIOLAH
Diajukan oleh :
Nama : Dwi Sugiarti Nim : 991334144
Telah disetujui oleh :
Pembimbing ( S .Widanarto P., S.Pd., M.Si. ) Tanggal : 30 November 2007
iii
SKRIPSI
ANALISIS BIAYA RELEVAN SEBAGAI ALAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGOLAH SENDIRI
KAYU GELONDONGAN ATAU MEMBELI KAYU SUDAH DIOLAH
Dipersiapkan dan ditulis oleh : Dwi Sugiarti
NIM : 991334144
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 8 Februari 2008
Dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. ............................... Sekretaris Laurentius Saptono, S.Pd, M.Si. ............................... Anggota S. Widanarto Prijowuntato, S.Pd. , M.Si. ............................... Anggota Drs. Bambang Purnomo, SE., M.Si. .............................. Anggota Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd. ..............................
Yogyakarta, 8 Februari 2008 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Dekan,
Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph.D.
iv
My soul, wait thou only upon God, for my expectation is from Him. He only is my
rock and my salvation: He is my defense; I shall not be moved.
(Psalm 62 : 56)
Ku persembahkan skripsi ini untuk yang tercinta :
Allah Bapa Yang Maha Kasih
Bapak, Ibu, kakak Agus, mba Rodiah, Nunung, Patno
Mbah Putri
Pa dhe, bu dhe, Om, Tante, Sepupu
Papih Arie tersayang
Bernard
Teman-teman semua
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 5 Februari 2008
Penulis
Dwi Sugiarti
vi
ABSTRAK
Analisis Biaya Relevan sebagai Alat Pengambilan Keputusan Mengolah Sendiri Kayu Gelondongan atau Membeli Kayu Sudah Diolah.
Dwi Sugiarti Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mana yang lebih menguntungkan mengolah sendiri atau membeli kayu sudah diolah, studi kasus pada CV. Jayajati Gombong, Kebumen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu : (1) menghimpun seluruh biaya yang berkaitan dengan dua alternatif yang dipertimbangkan. (2) mengeliminir biaya terbenam. (3) mengeliminir biaya yang berbeda diantara alternatif yang dipertimbangkan. (4) membandingkan biaya relevan dan biaya kesempatan dalam pengambilan keputusan khusus, menentukan alternatif mengolah sendiri kayu gelondongan atau membeli kayu olahan. (5) mengambil keputusan mengolah sendiri kayu gelondongan atau membeli kayu olahan berdasarkan biaya lain yang tersisa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) jenis kayu Mahoni biaya relevan alternatif mengolah sendiri kayu gelondongan sebesar Rp. 5.922.400,00 sedangkan biaya relevan alternatif membeli kayu olahan sebesar Rp 6.421.000,00. jadi ditarik kesimpulan bahwa lebih menguntungkan mengolah sendiri kayu gelondongan sebesar Rp. 498.600,00. (2) jenis kayu Jati biaya relevan alternatif mengolah sendiri kayu gelondongan sebesar Rp. 15.350.430,00 sedangkan biaya relevan alternatif membeli kayu olahan sebesar Rp. 17.859.500,00. jadi ditarik kesimpulan lebih menguntungkan mengolah sendiri kayu gelondongan sebesar Rp. 2. 509.070,00. (3) jenis kayu Jati sebrang biaya relevan alternatif mengolah sendiri kayu gelondongan sebesar Rp. 7.029.400,00 sedangkan biaya relevan alternatif membeli kayu olahan sebesar Rp 7.799.000,00. jadi ditarik kesimpulan bahwa lebih menguntungkan mengolah sendiri kayu gelondongan sebesar Rp. 769.600,00.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Bapa Yang Maha Kasih atas segala karunia
sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun dalam rangka
melengkapi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi,
jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, program studi Akuntansi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Dalam menyusun skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dan
perhatian dari banyak pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada :
1. Drs. T. Sarkin, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. L. Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Kaprodi Pendidikan Akuntansi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
4. S. Widanarto P, S.Pd., M.Si., selaku Pembimbing yang sabar memberi
waktu, saran dan masukan kepada penulis selama menyusun skripsi ini.
5. Drs. Bambang Purnomo, SE., M.Si., selaku dosen penguji yang telah
memberi saran dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
6. Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., selaku dosen penguji yang telah
memberikan saran dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
viii
7. Segenap Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta, yang sudah memberikan pengetahuan dan
ilmunya selama penulis belajar di kampus.
8. segenap pegawai sekretariat Pendidikan Akuntansi khususnya Mba Aris
terima kasih sudah banyak membantu menyelesaikan semua urusan
administrasi.
9. Bapak, Ibu, Mas Agus, Mba Rodiah, dan Adikku Nunung dan Patno terima
kasih untuk semua hal yang telah diberikan baik materi maupun doa serta
dorongannya, sehingga penulis dapat lulus.
10. Mbah Putri, padhe, budhe, om, tante, terima kasih atas doa dan dorongan
semangatnya.
11. Buat Mas Ari terima kasih menemaniku, mendukungku, serta mendorong
untuk menyelesaikan kuliah untuk masa depan kita.
12. Buat Bernard terima kasih atas dukungannya sehingga mama pantang
menyerah menghadapi kehidupan ini.
13. Sepupuku, Sari, Bondan dan Tiara terima kasih atas waktu dan tenaganya
untuk membantu menyelesaikan skripsi ini semoga Tuhan yang
membalasnya.
14. Mba Yati terima kasih atas semangat dan dorongannya yang sangat
bermanfaat dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
15. Stepvano, Tegar, Farel, Rizki kalian membuat hidup lebih ceria dan indah,
berkat kejailan kalian.
ix
16. Teman-teman kost Narada, Bromo dan teman-teman kontrakan terima
kasih atas kebersamaan dan kekompakan kita semua.
17. Teman seperjuanganku Ismi dan Ririn terima kasih atas kebersamaan
dalam senang maupun duka selama kita di Jogja.
18. Semua angkatan ’99 mari kita semangat untuk mencari kehidupan yang
lebih baik.
19. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu tanpa mengurangi
hormat penulis, penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya.
Akhirnya penulis menyadari sepenuhnya dalam menyusun skripsi ini banyak
kekurangan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penyusun akan
menerima segala kritik dan saran yang berguna untuk menyempurnakan skripsi
ini. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang
memerlukan.
Yogyakarta, Maret 2008
Dwi Sugiarti
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN JUDUL............................................................... v
ABSTRAK .......................................................................................................... vi
ABSTRACT........................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI....................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL............................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 2
C. Batasan Masalah ................................................................................ 2
D. Tujuan ................................................................................................ 3
E. Manfaat Penelitian ............................................................................. 3
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 4
A. Pengambilan Keputusan .................................................................... 4
B. Pengambilan Keputusan Dalam Rangka Pemilihan Alternatif .......... 5
C. Pengertian Biaya Dan Penggolongan Biaya ...................................... 5
1. Pengertian Biaya........................................................................... 5
2. Penggolongan Biaya..................................................................... 6
a. Penggolongan Biaya Berdasar Fungsi Pokok Perusahaan ........ 6
b. Penggolongan Biaya Untuk Pengambilan Keputusan............... 7
c. Penggolongan Biaya Berdasar Perilaku .................................... 8
xi
D. Pengambilan Keputusan Berdasar Konsep Biaya ............................ 9
E. Penerapan Biaya Relevan Sebagai Alat Pengambilan Keputusan ... 12
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 15
A Jenis Penelitian ................................................................................... 15
B. Subjek dan Objek Penelitian.............................................................. 15
C. Waktu dan Tempat Penelitian............................................................ 16
D. Data yang Diperlukan ........................................................................ 16
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 17
F. Teknik Analisis Data .......................................................................... 17
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................................. 20
A. Sejarah Singkat Perusahaan............................................................... 20
B. Lokasi Perusahaan ............................................................................. 21
C. Personalia ........................................................................................... 22
D. Fasilitas Perusahaan........................................................................... 24
E. Proses Produksi ................................................................................ 24
F. Pemasaran ......................................................................................... 25
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ........................................... 26
A. Deskripsi Data ................................................................................... 26
B. Analisis Data ...................................................................................... 28
C. Pembahasan ...................................................................................... 49
BAB VI PENUTUP ............................................................................................ 52
A. Kesimpulan ...................................................................................... 52
B. Keterbatasan Penelitian.................................................................... 52
C. Saran ................................................................................................ 52
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 54
LAMPIRAN........................................................................................................ 55
xii
DAFTAR TABEL Tabel 5.1 Harga beli kayu gelondongan ................................................................ . 26
5.2 Harga beli kayu olahan ........................................................................... 26
5.3 Harga pokok kayu berdasarkan alternatif mengolah sendiri kayu
gelondongan............................................................................................ 27
5.4 Harga pokok kayu berdasarkan alternatif membeli kayu olahan............ 28
5.5 Harga pokok kayu berdasarkan alternatif mengolah sendiri kayu
gelondongan............................................................................................ 29
5.6 Harga pokok kayu berdasarkan alternatif membeli kayu olahan............ 30
5.7 Analisis selisih dua alternatif mengolah sendiri kayu gelondongan atau
membeli kayu olahan untuk jenis kayu mahoni ..................................... 37
5.8 Analisis selisih dua alternatif mengolah sendiri kayu gelondongan atau
membeli kayu olahan untuk jenis kayu jati ........................................... 42
5.9 Analisis selisih dua alternatif mengolah sendiri kayu gelondongan atau
membeli kayu olahan untuk jenis kayu jati sebrang............................... 48
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Kegiatan perencanaan sangat penting digunakan sebelum kita melakukan
suatu kegiatan, karena merencanakan dapat menentukan serangkaian kegiatan
untuk dapat mencapai tujuan, sehingga salah satu fungsi dari manajemen yaitu
merencanakan.
Dengan perencanaan manajemen, kita sering dihadapkan pada berbagai
alternatif pilihan dalam mengambil keputusan. Pengambilan keputusan tersebut
diharapkan dapat lebih mengefisiensikan biaya operasional perusahaan. Oleh
karena itu, pihak manajemen membutuhkan dapat untuk menentukan suatu
pengambilan keputusan. Salah satu data yang paling penting sebagai dasar
pertimbangan dalam pengambilan keputusan adalah biaya.
Setiap perusahaan mempunyai tujuan utama adalah mencapai laba yang
optimal karena laba mencerminkan keberhasilan dari manajemen dalam menjaga
kelangsungan suatu perusahaan.
Tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh laba dan
besar kecilnya laba dapat dicapai merupakan ukuran kesuksesan manajemen
dalam mengelola perusahaannya. Oleh karena itu, manajemen harus mampu
merencanakan sekaligus mencapai laba yang besar agar dapat dikatakan sebagai
manajer yang sukses (Munawir, 1987:183).
2
Dalam situasi tertentu, perusahaan sering dikatakan pada keharusan
memilih salah satu alternatif antara mengelola sendiri atau membeli dari luar
perusahaan suatu bagian dari produk tertentu. Seperti dalam perusahaan mebel
Gombong, manajemen diharapkan dapat mengambil keputusan yang tepat untuk
kegiatan dimasa yang akan datang terutama dalam keputusan khusus membuat
(mengolah) kayu gelondongan menjadi kayu yang siap dibuat menjadi produk
atau membeli kayu olahan yang siap pakai.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
tentang “Keputusan Mengolah Sendiri Kayu Gelondongan Atau Membeli Kayu
Yang Sudah Diolah”.
B. Rumusan Masalah.
Dengan latar belakang masalah yang akan dibahas, yaitu: manakah yang
lebih menguntungkan dari mengolah sendiri kayu gelondongan atau membeli
kayu yang sudah diolah?
C. Batasan Masalah.
Masalah yang akan dihadapi dalam pengambilan keputusan begitu
banyak. Namun, mengingat adanya keterbatasan waktu, tenaga dan biaya untuk
mengadakan penelitian, maka penulisan hanya akan membatasi ada masalah
pengambilan keputusan mengolah sendiri atau membeli.
3
D. Tujuan.
Dalam penelitian ini, tujuan yang hendak dicapai adalah untuk
mengetahui manakah yang lebih menguntungkan dari mengolah sendiri kayu
gelondongan atau membeli kayu yang sudah diolah
E. Manfaat Penelitian.
1. Bagi Perusahaan.
Penulis berharap hasil penelitian ini bermanfaat bagi perusahaan bagi
dasar pengambilan keputusan mengolah sendiri kayu gelondongan atau
membeli kayu olahan.
2. Bagi Penulis.
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan penulis dalam masalah
pengambilan keputusan membuat atau membeli serta untuk menerapkan
teori-teori yang sudah diperoleh selama di bangku kuliah.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma.
Untuk menambah bahan bacaan perpustakaan.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengambilan Keputusan.
Agar dapat mengambil keputusan dengan tepat, maka seorang manajer
harus mengetahui dengan baik proses-proses pembuatan dan informasi yang
digunakan untuk analisa keputusan tersebut sehingga dapat membuat keputusan
secara efektif dan efisien. Ada beberapa macam keputusan yang bersifat khusus
(Mulyadi, 1989: 277), yaitu:
1. Pengambilan keputusan khusus menghentikan suatu segmen.
2. Pengambilan keputusan khusus menutup fasilitas usaha untuk sementara.
3. Pengambilan keputusan khusus dijual atau diproses lebih lanjut.
4. Pengambilan keputusan khusus pesanan ditolak atau diterima.
5. Pengambilan keputusan khusus membuat atau membeli.
6. Pengambilan keputusan khusus mengganti peralatan.
Pengambilan keputusan adalah memilih salah satu diantara berbagai
alternatif tindakan yang ada (Sugiri, 1994:139). Pemilihan ini biasanya
menggunakan dasar ukuran tertentu, yaitu profitabilitas atau penghematan biaya.
Keputusan-keputusan tersebut memerlukan informasi. Semakin tinggi kualitas
informasi, maka diharapkan semakin tinggi kualitas keputusannya, namun
biasanya informasi akuntansi manajemen hanya berupa kuantitatif. Dengan
informasi kuantitatif para pengambil keputusan dapat:
1. Mengikuti proses yang logis didalam memilih berbagai alternatif.
2. Mempertanggungjawabkan setiap langkah yang diambil.
3. Mengevaluasi hasil-hasil yang dicapai.
5
B. Pengambilan Keputusan Dalam Rangka Pemilihan Alternatif.
Pembuatan keputusan memerlukan berbagai macam informasi yang dapat
membantu untuk membuat keputusan. Informasi tersebut dapat berasal dari
dalam organisasi maupun dari luar organisasi. Informasi differensial
dikumpulkan untuk pemilihan alternatif keputusan. Informasi tersebut dapat
meningkatkan pemahaman atau menurunkan resiko ketidakpastian atas alternatif
yang mungkin dipilih.
Informasi differensial dapat digolongkan menjadi dua, yaitu informasi
diukur secara kuantitatif dan informasi yang tidak dapat diukur secara kuantitatif.
Informasi differensial yang dapat diukur secara kuantitatif akan diperlukan pihak
manajemen untuk mengambil suatu keputusan. Khususnya untuk menentukan
pengaruh terhadap laba yang akan diakibatkan oleh setiap alternatif tindakan.
Jika keputusan akan berakibat mengubah pendapatan biaya, manajer harus
membandingkan berbagai alternatif dengan biaya terendah.
C. Pengertian Biaya Dan Pengolahan Biaya.
1. Pengertian Biaya.
Biaya merupakan salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam
pengambilan keputusan. Dalam akuntansi manajemen, biaya digunakan
dalam berbagai macam tujuan sesuai dengan keputusan manajer. Kebutuhan
manajemen yang berbeda membutuhkan penggolongan yang berbeda pula
sehingga konsep biaya yang berbeda sangat penting dalam pembahasan
akuntansi manajemen.
6
Pengertian biaya dalam akuntansi manajemen terdiri dari biaya masa
lalu dan biaya masa yang akan datang. Pengertian biaya itu sendiri, yaitu
pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah
terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu
(Mulyadi, 1986:3).
Berdasarkan pengertian di atas, maka biaya terdiri dari biaya yang
telah terjadi dan kemungkinan terjadi. Biaya yang telah terjadi merupakan
historical cost dan disebut juga sebagai sunk cost ( yaitu biaya masa lalu yang
telah terjadi atau biaya tenggelam) sedangkan biaya yang kemungkinan akan
terjadi merupakan biaya yang akan datang.
2. Penggolongan Biaya.
a. Penggolongan Biaya Berdasarkan Fungsi Pokok Perusahaan.
Berdasarkan fungsi pokok perusahaan, biaya dapat digolongkan
menjadi:
1. Biaya Produksi.
Biaya Produksi adalah biaya yang berhubungan dengan proses
pengolahan bahan baku menjadi barang jadi. Biaya ini menurut
Supriyono (1992:20) dibagi menjadi:
a. Biaya Bahan Baku.
Bahan baku merupakan unsur dasar yang diubah menjadi
bahan jadi melalui pemakaian tenaga kerja dan biaya overhead
pabrik dalam proses produksi. Pengertian biaya bahan baku adalah
harga perolehan dari bahan baku, yaitu bahan yang akan diolah
menjadi produk jadi.
7
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung.
Biaya tenaga kerja langsung merupakan balas jasa yang
diberikan kepada karyawan pabrik / tenaga kerja yang langsung
menangani pembuatan bahan baku menjadi barang jadi.
c. Biaya Overhead Pabrik.
Yang dimaksud dengan biaya overhead pabrik adalah
semua biaya dalam pabrik yang digunakan oleh perusahaan untuk
proses produksi selain bahan baku dan tenaga kerja.
2. Biaya Pemasaran.
Biaya pemasaran adalah biaya dalam rangka penjualan
produksi selesai sampai pengumpulan piutang menjadi biaya kas.
Biaya ini meliputi: fungsi penjualan, fungsi penggudangan produk
selesai, fungsi pengepakan, fungsi advertensi, fungsi pemberian kredit
dan pengumpulan piutang serta fungsi pembuatan faktur atau
administrasi penjualan.
3. Biaya Administrasi Dan Umum.
Biaya administrasi dan umum yaitu biaya-biaya yang
berhubungan dengan fungsi administrasi dan umum, misalnya
kegiatan penentuan kebijakan, pengarahan dan pengawasan atau
pengendalian organisasi perusahaan.
b. Penggolongan Biaya Untuk Pengambilan keputusan
Penggolongan biaya untuk pengambilan keputusan oleh
manajemen data biaya dikelompokkan dalam:
8
1. Biaya Relevan.
Biaya relevan adalah biaya yang akan mempengaruhi
pengambilan keputusan. Oleh karena itu, biaya tersebut harus
diperhitungkan dalam pengambilan keputusan. Pengambilan
keputusan dapat berupa pemilihan dua alternatif atau pemilihan lebih
dari dua alternatif.
2. Biaya Tidak Relevan.
Yang dimaksud biaya tidak relevan yaitu biaya yang tidak
mempengaruhi pengambilan keputusan, sehingga biaya ini tidak perlu
diperhitungkan.
c. Penggolongan Biaya Berdasarkan Perilaku
1. Biaya Tetap.
Biaya tetap atau biaya kapasitas adalah biaya yang jumlah
totalnya selalu konstan walaupun jumlah yang diproduksi berubah-
ubah dalam kapasitas normal.
Biaya tetap memiliki karakteristik sebagai berikut (Supriyono,
1992:28):
a. Biaya yang jumlahnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh
perubahan volume kegiatan sampai dengan tingkat tertentu.
b. Pada biaya tetap, biaya satuan akan berubah berbanding terbalik
dengan perubahan volume kegiatan. Semakin tinggi volume
semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume semakin
tinggi biaya satuan.
9
2. Biaya Variabel.
Biaya variabel adalah biaya yang berubah secara sebanding
dengan perubahan volume kegiatan.
D. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Konsep Biaya.
Pengertian dari biaya yaitu pengorbanan sumber ekonomis dalam satuan
uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terkaji untuk mencapai tertentu.
Dalam pengambilan keputusan ada dua istilah biaya yaitu:
1. Biaya masa yang akan datang.
Biaya masa yang akan datang adalah biaya yang dapat diperkirakan
akan terjadi dalam periode yang akan datang, sehingga pengukurannya hanya
sebuah taksiran. Biaya masa yang akan datang sangat penting bagi
manajemen karena merupakan satu-satunya biaya yang dapat dikendalikan.
Sedangkan biaya masa lalu adalah biaya yang tidak dapat diubah-ubah tetapi
hanya dapat diamati dan dinilai terjadinya sehingga tidak berguna dalam
pengambilan keputusan. Dengan berjalannya waktu perusahaan mengalami
perubahan dalam aktiva, pasiva dan modal, sehingga perusahaan perlu
mempunyai taksiran akan seluruh kebutuhan dan untuk kebutuhan yang akan
datang. Karena biaya masa lalu digunakan sebagai patokan dan pengalaman
dimasa yang akan datang, maka biaya masa lalu mungkin bermanfaat untuk
memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Dengan berjalannya waktu, maka dalam perusahaan juga terjadi
perubahan-perubahan dalam aktiva, pasiva dan modal. Oleh karena itu,
perusahaan perlu mempunyai taksiran akan kebutuhan seluruh dana untuk
10
tahun yang akan datang. Suatu perusahaan yang sedang berkembang
membutuhkan tambahan uang kas untuk bermacam-macam kebutuhan seperti
piutang dagang, persediaan barang, aktiva tetap dan lain-lain, oleh karena itu
perusahaan yang demikian mempunyai masalah arus kas. Sifat dari masalah
ini mempunyai pengaruh antara aktiva dan penjualan akan tampak dalam
suatu rangkaian transaksi-transaksi seperti pembelian bahan baku bila tanpa
ada tambahan investasi dari pemilik akan mengakibatkan timbulnya hutang.
2. Biaya Relevan (Mulyadi, 1984:15).
Biaya relevan merupakan istilah umum dalam berbagai bidang
sedangkan dalam istilah akuntansi biasanya menggunakan istilah biaya
differensial. Biaya relevan/biaya differensial adalah biaya di masa yang akan
datang yang diperkirakan akan berbeda atau terpengaruh oleh pengambilan
suatu keputusan pemilihan di antara berbagai macam alternatif
(Mulyadi,1984:16). Dalam pengambilan keputusan, biaya diferensial
dibandingkan dengan penghasilan diferensial. Penghasilan differnsial adalah
laba yang berbeda pada berbagai alternatif pengambilan keputusan.
Laba differensial diperoleh dengan cara membandingkan antara
penghasilan differensial dengan biaya differensial. Laba differensial adalah
laba yang akan datang berbeda di antara berbagai macam alternatif yang
mungkin dipilih. Besarnya laba differensial diperoleh dengan rumus:
Laba differensial = Penghasilan differensial-Biaya differensial
11
Biaya differensial dapat dihitung dari perbedaan biaya pada alternatif
tertentu dibandingkan dengan biaya pada alternatif lainnya. (Mas’ud,
1990:324).
Biaya relevan atau biaya differensial mempunyai karakteristik sebagai
berikut yaitu:
a. Merupakan biaya masa yang akan datang.
b. Biaya masa yang akan datang tidak berbeda di antara berbagai alternatif.
Dalam pengambilan keputusan, seluruh biaya adalah relevan kecuali
biaya yang tidak dapat dihindari. Biaya yang tidak dapat dihindari menurut
Garrison (1998:242) terkategori menjadi:
a. Biaya terbenam atau biaya historis.
Yang dimaksud biaya terbenam atau biaya historis adalah biaya
masa lalu yang sekarang tidak bisa diubah-ubah lagi, dengan demikian
biaya ini tidak relevan dengan berbagai alternatif membuat atau membeli.
b. Biaya masa yang akan datang yang tidak berbeda diantara alternatif yang
ada.
Pendekatan manajemen terhadap analisis biaya harus meliputi
langkah-langkah sebagai berikut (Garrison, 1998: 243).
a. Menghimpun seluruh biaya yang berkaitan dengan alternatif mengolah
sendiri atau membeli yang dipertimbangkan.
b. Mengeliminir biaya terbenam karena biaya ini merupakan biaya masa lalu
sehingga tidak relevan untuk dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan khusus mengolah sendiri atau membeli
12
c. Mengeliminir biaya yang berbeda di antara alternatif membuat atau
membeli.
d. Membandingkan biaya relevan dan biaya kesempatan dalam pengambilan
kesempatan khusus menentukan alternatif mengolah sendiri kayu
gelondongan atau membeli kayu olahan.
e. Mengambil keputusan berdasarkan pada data biaya lain yang tersisa.
Biaya ini akan menjadi biaya differensial atau biaya yang dapat dihindari
dan oleh sebab itu biaya ini relevan bagi keputusan yang akan diambil.
Biaya kesempatan adalah manfaat yang dikorbankan karena menolak
salah satu alternatif, sementara menerima alternatif lain. Manfaat ini dapat
berupa pendapat atau penghematan biaya.
E. Penerapan Biaya Relevan Sebagai Alat Pengambilan Keputusan.
Fungsi manajemen pemasaran salah satunya adalah perencanaan. Dalam
perencanaan manajer sering dihadapkan pada pengambilan keputusan yang
menyangkut berbagai alternatif. Pengambilan keputusan merupakan pilihan
berbagai alternatif untuk masa yang akan datang, sehingga data yang bermanfaat
adalah data yang akan datang pada masa yang akan datang bukan data masa lalu.
Berikut ini macam-macam keputusan bersifat khusus yaitu:
1. Pengambilan keputusan khusus menghentikan suatu segmen.
Bila suatu segmen harus ditiadakan, maka dampak dari total biaya segmen itu
akan tergantung pada sifat-sifat biaya yang bersangkutan. Jika suatu segmen
ditiadakan maka biaya variabel akan hilang, namun total biaya tetapnya dapat
berubah dan dapat pula tidak. Biaya tetap (fixed cost) dapat dibagi menjadi
13
biaya tetap tanggungan sendiri-sendiri atau biaya tetap menjadi biaya
tanggungan bersama. Adapun biaya-biaya variabel selalu merupakan biaya
yang merupakan tanggungan sendiri-sendiri.
2. Pengambilan keputusan khusus menutup fasilitas usaha untuk sementara.
Di dalam suatu perusahaan musiman, manajer sering kali harus
memutuskan apakah usaha yang dijalankan terus ataukah ditutup selama
musim sepi. Dalam jangka pendek, perusahaan dapat untung dengan tetap
menjalankan usahanya apabila hasil penjualan mencukupi untuk menutup
biaya variabel dan biaya tetap.
3. Pengambilan keputusan khusus dijual atau diproses lebih lanjut.
Produk-produk bersama adalah produk-produk yang diperoleh dari produksi
tunggal, yang menghasilkan dua macam produk atau lebih. Jika memang ada
produk setengah jadi, perusahaan harus memutuskan produk mana yang lebih
menguntungkan untuk dijual pada titik pisahnya dan mana yang harus diolah
lebih lanjut sebelum dijual. Biaya-biaya yang dikeluarkan sebelum titik
pisahnya tidak relevan untuk menentukan apakah seluruh prosesnya memang
patut digarap. Jika tambahan hasil dari pengolahan lebih lanjut, sebaliknya
tambahan biaya yang lebih besar daripada tambahan hasil maka jangan diolah
lebih lanjut.
4. Pengambilan keputusan khusus membuat atau membeli.
Agar dapat menilai keputusan membuat atau membeli itu dengan
tepat, maka kuantitas maupun kualitas komponen itu haruslah diberi standar
yang sama untuk kedua alternatif tersebut. Untuk menentukan biaya untuk
14
memperolehnya yang harus dilihat adalah total biaya untuk membawa produk
pada kondisi yang sama seperti jika membuat sendiri bukan semata mata
harga belinya. Contoh: mengenai biaya tambahan yang harus
dipertimbangkan jika membeli dari luar adalah biaya transportasi dan biaya
pemesanan. Sedangkan biaya-biaya alternatif untuk membuat sendiri adalah
tambahan biaya untuk pembuatannya.
Biaya tetap dialokasikan yang totalnya tidak berubah dengan
diproduksinya komponen itu tidaklah relevan untuk pengambilan suatu
keputusan khusus membuat atau membeli sebab biaya tetap semacam itu
akan tetap ada bila komponen tersebut dibeli dari luar ataupun membuatnya
sendiri.
1. Jika biaya yang dapat dihindari lebih besar dari harga beli, maka
perusahaan lebih baik membeli.
2. Jika biaya yang dapat dihindari lebih kecil dari harga beli, maka
perusahaan lebih baik membuat.
15
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah studi kasus yaitu penelitian
terhadap objek tertentu sehingga kesimpulan yang akan diambil hanya berlaku
pada objek yang diteliti.
B. Subjek Dan Objek Penelitian.
1. Subjek yang diteliti adalah pimpinan dari perusahaan.
2. Objek penelitian adalah seluruh biaya produksi dan data biaya non produksi.
Biaya apabila membeli:
a. Biaya pembelian kayu.
b. Biaya angkutan.
Biaya apabila mengolah sendiri:
a. Biaya pembelian kayu gelondongan.
b. Biaya tenaga kerja gergaji kayu.
c. Biaya solar.
d. Biaya listrik.
e. Biaya peralatan (mesin dan gergaji kayu).
f. Biaya akumulasi peralatan.
16
C. Waktu Dan Tempat Penelitian
1. Waktu : Mei 2005
2. Tempat : CV. Jaya Jati
D. Data Yang Diperlukan.
Dalam penelitian ini data yang dibutuhkan data tentang aspek-aspek yang
sesuai dengan masalah yang diteliti yang diperoleh dari jawaban-jawaban
pimpinan perusahaan, yaitu data biaya produksi, biaya penjualan, struktur
organisasi proses produksi dan pemasaran perusahaan.
Data yang dikumpulkan peneliti berasal dari:
1. Pihak Intern.
Data dari pihak intern adalah data yang berasal dari dalam suatu
perusahaan, contohnya adalah kebijaksanaan pemimpin dalam menentukan
harga jual produk, proses produksi, proses penjualan produk dan struktur
organisasi dan personalia perusahaan.
2. Pihak Ekstern.
Data dari pihak ekstern adalah data yang diperoleh dari luar
perusahaan. Misalnya, data mengenai kecenderungan di masa yang datang
dan faktor-faktor yang menyebabkan kecenderungan harga mebel di pasar
menjadi naik.
17
E. Teknik Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Wawancara.
Yaitu suatu cara memperoleh data dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan secara langsung mengenai keadaan perusahaan baik dari pemilik
perusahaan, mengenai biaya produksi, sejarah berdirinya perusahaan, dan
pemasaran perusahaan, serta proses produksi dan struktur organisasi.
Disamping itu juga data berasal dari tenaga kerja untuk mendapat informasi
upah yang diterima
2. Observasi.
Yaitu suatu cara memperoleh data dengan jalan mengadakan pengamatan
secara langsung terhadap kegiatan perusahaan mengenai proses produksi dan
pemasaran barang.
3. Dokumentasi.
Yaitu suatu cara memperoleh data yang diperlukan dengan jalan
mempelajari dokumen-dokumen yang dimiliki perusahaan. Dokumen tersebut
antara lain mengenai daftar harga, daftar biaya-biaya produksi dan daftar
personalia perusahaan serta struktur organisasi perusahaan.
F. Teknik Analisis Data.
Untuk dapat menjawab masalah mengolah sendiri kayu gelondongan atau
membeli kayu sendiri kayu olahan yang siap diproduksi menjadi produk jadi
yaitu dengan cara sebagai berikut:
18
1. Menghimpun seluruh biaya yang berkaitan dengan dua alternatif yang
dipertimbangkan. Biaya yang dihimpun di sini adalah biaya untuk masa yang
akan datang yang meliputi biaya total ( termasuk di dalamnya adalah biaya
terbenam dan biaya variabel).
Berikut biaya-biaya yang terjadi apabila perusahaan membeli kayu yang
sudah diolah dan biaya apabila mengolah kayu gelondongan.
Biaya buat sendiri Biaya beli kayu sudah di olah 1. Biaya bahan baku 2. Biaya tenaga kerja 3. Biaya overhead
pabrik
Biaya pembelian kayu gelondongan Biaya tenaga kerja gergaji kayu, biaya tenaga sopir, biaya tenaga angkut kayu Biaya bahan bakar kendaraan, biaya bahan bakar mesin gergaji, biaya perawatan gergaji, kendaraan dan bangunan. Biaya penyusutan kendaraan dan biaya penyusutan gergaji serta biaya penyusutan bangunan.
Biaya pembelian kayu yang sudah diolah Biaya tenaga angkut, biaya tenaga sopir Biaya bahan bakar kendaraan Biaya perawatan kendaraan Biaya penyusutan kendaraan.
Berdasarkan data biaya-biaya tersebut kriteria pengambilan keputusan adalah:
Apabila biaya membeli kayu sudah diolah lebih kecil dari membuat sendiri
kayu gelondongan, maka perusahaan akan membeli kayu sudah diolah
sebaliknya apabila biaya pembelian kayu sudah diolah lebih besar maka
perusahaan akan membuat sendiri kayu gelondongan.
19
2. Mengeliminir biaya terbenam karena biaya ini merupakan biaya masa lalu
sehingga tidak relevan untuk dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan
khusus mengolah sendiri atau membeli.
3. Mengeliminir biaya yang berbeda di antara alternatif yang dipertimbangkan,
karena biaya yang sama di antara alternatif yang dipertimbangkan dalam
pengambilan keputusan mengolah atau membeli merupakan biaya tidak
relevan.
4. Membandingkan biaya relevan dan biaya kesempatan dalam pengambilan
keputusan khusus menentukan alternatif mengolah sendiri kayu gelondongan
atau membeli kayu olahan.
5. Mengambil keputusan mengolah sendiri kayu gelondongan/membeli kayu
olahan berdasarkan pada data biaya lain yang tersisa.
Keputusan yang diambil ini merupakan yang bersifat jangka pendek,
karena keputusan ini dapat berubah sesuai dengan situasi tertentu misalnya harga
kayu yang naik dan sebagainya.
Dari analisa tersebut di atas, maka akan tampak, alternatif mana yang
mempunyai biaya relevan yang lebih kecil. Biaya relevan lebih kecil inilah yang
akan dipilih dalam pengambilan keputusan khusus mengolah sendiri kayu
gelondongan atau membeli kayu olahan.
20
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan.
Daerah Kebumen akhir-akhir ini banyak terdapat industri-industri baik itu
berskala besar maupun kecil atau industri rumah tangga yang sifatnya merupakan
perusahaan swasta, dimana investasinya dikuasai oleh pemilik perusahaan.
Perusahaan rumah tangga yang sekarang ini sedang ramai yaitu perusahaan
rumah tangga yang bergerak dalam bidang pengolahan bahan baku menjadi
barang jadi khususnya kayu.
Perusahaan CV. Jaya Jati. Perusahaan rumah tangga ini didirikan oleh
perorangan, yaitu oleh Bapak Sutojiwo pada tahun 1999 dengan maksud untuk
memperoleh keuntungan yang semaksimal mungkin yang sekaligus menciptakan
lapangan pekerjaan bagi masyarakat pada umumnya dan masyarakat sekitar pada
khususnya.
Perusahaan rumah tangga milik Bapak Sutojiwo mula-mula dirintis
dengan mendirikan usaha dagang atau toko kayu yang menjual kayu yang sudah
diolah yaitu berupa papan, kusen, usuk dan reng. Setelah berjalan kurang lebih
satu tahun, usaha dagang ini memperlihatkan kemajuan dengan pesat. Bapak
Sutojiwo kemudian melihat peluang pasar untuk membuat tidak hanya kayu
olahan, tetapi membuat lebih lanjut yaitu barang jadi misalnya lemari, meja,
kursi, dan tempat tidur. Perusahaan ini membuat barang berdasarkan pada
pesanan dari pada konsumen.
21
Kayu yang di gunakan perusahaan selama ini di peroleh dari daerah
Kebumen, yaitu sekitar Gombong. Perusahaan membeli kayu tersebut berupa
kayu gelondongan dan kemudian digergaji, dan harga beli kayu per m³ berbeda
berdasarkan jenis kayu.
B. Lokasi Perusahaan.
Lokasi Perusahaan Milik Bapak Sutojiwo terletak di Jalan Raya
Gombong tepatnya di Jalan Yos Sudarso No. 01 Selokerto, Gombong, Kebumen.
Pemilihan lokasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Dekat dengan pasar.
Faktor ini menjadi pertimbangan utama dalam menentukan letak perusahaan
karena dekat pasar akan berpengaruh pada konsumen.
2. Tansportasi.
Perusahaan ini terletak di tepi jalan penghubung antar Kecamatan yang
jalannya cukup ramai dilalui oleh kendaraan. Dengan letak perusahaan yang
mudah dijangkau oleh kendaraan akan sangat berpengaruh bagi kelancaran
usaha dan mempermudah pengangkutan bahan maupun hasil produksi dan
mudah dijangkau oleh pembeli.
3. Tenaga Kerja.
Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan perusahaan pasti
membutuhkan tenaga kerja, demikian pula Perusahaan ini membutuhkan
tenaga kerja untuk melaksanakan kegiatan.
perusahaannya. Kebutuhan tenaga kerja ini dapat dipenuhi dari lingkungan
sekitar perusahaan.
22
C. Personalia.
Perusahaan rumah tangga ini terdiri dari beberapa orang tenaga kerja.
1. Tenaga penggergajian 2 orang.
2. Tenaga angkut atau kuli 4 orang.
3. Tenaga sopir 1 orang.
4. Tenaga produksi 3 orang.
5. Tenaga penjualan 1 orang.
Dalam menjalankan usahanya perusahaan mempunyai kebijakan yaitu:
1. Penerimaan dan Pemberhentian tenaga kerja.
Tenaga kerja Perusahaan milik Sutojiwo ini bersifat lepas, maka tidak
ada persyaratan khusus yang harus dipenuhi oleh seorang karyawan. Hanya
bagian produksi yang harus mempunyai keahlian dalam bidang pertukangan.
Proses penerimaan tenaga kerja sangat sederhana, yaitu seorang yang ingin
bekerja langsung mendaftar dan apabila perusahaan membutuhkan tenaga
kerja maka calon tenaga kerja langsung diterima. Apabila tenaga kerja yang
ada sudah cukup, maka calon tenaga kerja tersebut tidak diterima.
Apabila tenaga kerja dinyatakan diterima, maka sebelum bekerja
terlebih dahulu dijelaskan tentang tugas yang harus dikerjakan, dan system
gaji setelah calon merasa cocok maka mulailah ia bekerja.
Proses pemberhentian tenaga kerja menggunakan cara yang cukup
sederhana yaitu tenaga kerja mengundurkan diri apabila tenaga kerja sudah
tidak cocok atau tidak betah, tenaga kerja tersebut dapat langsung menemui
Pemilik Perusahaan untuk minta ijin berhenti bekerja, atau dapat juga Pemilik
23
Perusahaan merasa tidak cocok dengan tenaga kerja misalnya karena
ketidakjujuran, maka tenaga kerja dapat diminta untuk berhenti.
2. Jam Kerja.
Jam kerja yang berlaku di perusahaan ini hanya memiliki satu ship
yaitu dari jam 07:00-12.00 dan istirahat 1 jam, kemudian mulai dari jam
13.00-17.00. Hari kerja yaitu Senin sampai Sabtu dan hari Minggu libur.
3. Sistem Pengupahan.
Upah adalah kompensasi bagi pekerja atas hasil kerja yang telah
dilakukan, dan upah merupakan masalah pokok yang perlu dipertimbangkan
oleh semua perusahaan. Perusahaan ini mempunyai dua jenis upah, yaitu:
a. Upah borongan.
Upah borongan adalah imbal jasa yang diberikan kepada
karyawan per jam dan biasanya diberikan kepada karyawan tidak tetap.
b. Upah bulanan.
Upah bulanan yaitu imbal jasa yang diberikan kepada karyawan
setiap mingguan, bulanan dan tahunan dan biasanya diberikan kepada
karyawan setiap mingguan, bulanan dan tahunan dan biasanya diberikan
kepada karyawan tetap.
Upah karyawan tersebut adalah:
a) Upah tenaga penggergajian per m³
- Kayu Mahoni Rp 75.000,00
- Kayu Jati Rp 75.000,00
- Kayu Alba Rp 45.000,00
24
b) Upah tenaga angkut atau kuli per m³ Rp 40.000,00
c) Gaji sopir per bulan. Rp 300.000,00
D. Fasilitas Perusahaan.
Fasilitas yang disediakan perusahaan meliputi :
1. Tunjangan Hari Raya.
2. Makan pagi.
3. Makan siang.
4. Makan sore.
E. Proses Produksi.
Proses produksi adalah cara metode ataupun teknik untuk menciptakan
atau menambah bunga suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-
sumber atau faktor-faktor yang ada. Proses produksi pada perusahaan ini
merupakan suatu proses mengubah bentuk kayu gelondongan menjadi kayu
olahan dengan berbagai macam ukuran dan bentuk untuk bahan bangunan dan
digunakan sebagai bahan pembuatan mebel dan perlengkapan rumah tangga dan
perkantoran. Proses produksi mengolah kayu gelondongan menjadi kayu olahan
adalah:
Pertama yaitu menghilangkan kulit kayu yaitu dengan cara digergaji
kemudian dijadikan balok kaleng, balok kaleng akan berukuran 15 % karena
berkurang menjadi serbuk kayu. Setelah menjadi balok kaleng kemudian
dijadikan kayu olahan dan berkurang 15 %. Jadi total kayu yang hilang 30 %.
25
F. Pemasaran.
Bagi suatu perusahaan, fungsi pemasaran merupakan kunci bagi sukses
tidaknya perusahaan tersebut. Perusahaan milik Bapak Sutojiwo dalam
pemasarannya tidak mengalami kesulitan karena kesempatan untuk menjual hasil
produknya mudah. Saluran distribusi yang digunakan oleh perusahaan ini adalah
hasil produksi langsung ke konsumen. Jadi proses penjualan atau pemasaran
produknya diawali dengan adanya permintaan dari pihak konsumen, kemudian
langsung diantar oleh produsen ke tempat konsumen. Yaitu berupa pemesanan
kemudian setelah barang di buat dan jadi baru diantar ke tempat konsumen.
Perusahaan ini mempunyai daerah pemasaran yang meliputi Kecamatan
Gombong, Puring, Karanganyar, dan daerah di sekitarnya. System pembayaran
perusahaan ini adalah tunai, karena perusahaan ini memiliki modal yang terbatas
untuk perputaran modal yang relatif cepat.
26
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data.
Bahan baku yang digunakan dalam perusahaan ini adalah jenis kayu
mahoni, kayu jati dan kayu jati sebrang.
Tabel 5.1
Harga Beli Kayu Gelondongan
Tahun 2003, 2004, 2005
No. Jenis Kayu Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005 1 Mahoni 4 m³ Rp 3.000.000,00 Rp 3.800.000,00 Rp 4.000.000,00 2 Jati 5 m³ Rp 11.500.000,00 Rp 12.000.000,00 Rp 12.500.000,00 3 Jati sebrang 10 m³ Rp 3.500.000,00 Rp 4.000.000,00 Rp 4.500.000,00
Pada saat tertentu perusahaan mengalami kekurangan kayu olahan untuk
kusen yaitu berupa ram dan papan, maka jalan yang ditempuh adalah membeli
kayu olahan di tempat lain yang jaraknya tidak berbeda dengan tempat membeli
kayu gelondongan. Berikut disajikan tabel harga beli kayu olahan.
Tabel 5.2
Harga beli kayu olahan
Tahun 2003, 2004, 2005
No Jenis Kayu Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005 1 Mahoni Papan 1,2 m³ Rp 2.400.000,00 Rp 2.500.000,00 Rp 3.000.000,00 Ram 1,2 m³ Rp 2.160.000,00 Rp 2.400.000,00 Rp 2.700.000,00 2 Jati Papan 0,8 m³ Rp 9.600.000,00 Rp 10.000.000,00 Rp 10.400.000,00 Ram 1,2 m³ Rp 5.400.000,00 Rp 6.000.000,00 Rp 6.600.000,00 3 Jati sebrang Papan 2,8 m³ Rp 3.000.000,00 Rp 3.500.000,00 Rp 3.800.000,00 Ram 3 m³ Rp 2.250.000,00 Rp 2.750.000,00 Rp 3.000.000,00
27
Dari harga tersebut terjadi kenaikan harga. Kenaikan harga tersebut
karena adanya kenaikan harga-harga pada umumnya, yaitu kenaikan BBM dan
kenaikan harga-harga lainnya.
Berdasarkan deskripsi data di muka, maka dalam bagian ini peneliti akan
mengadakan analisis data. Analisis data diolah peneliti berdasarkan pada teknik
analisis data di BAB IV, dengan harapan agar peneliti ini dapat sistematis dan
logis.
Sebelum diadakan analisis data, berikut ini peneliti menghimpun seluruh
data yang berkaitan dengan masing-masing alternatif yang dipertimbangkan.
1). Biaya yang dibutuhkan untuk membeli kayu gelondongan.
Tabel 5.3
Harga Pokok Kayu Berdasarkan Alternatif
Mengolah Sendiri Kayu Gelondongan
No Keterangan Kayu Mahoni Kayu Jati Kayu Jati sebrang
1 Harga beli Rp 4.000.000,00 Rp 12.500.000,00 Rp 4.500.000,002 Biaya bahan bakar a. Kendaraan Rp 180.000,00 Rp 255.000,00 Rp 300.000,00 b. Gergaji mesin Rp 270.000,00 Rp 337.500,00 Rp 675.000,00
3 Biaya tenaga kerja a. Papan Rp 70.000,00 Rp 85.000,00 Rp 115.000,00 b. Ram Rp 50.000,00 Rp 75.000,00 Rp 85.000,00
4 Biaya tenaga angkut
Rp 80.000,00 Rp 85.000,00 Rp 100.000,00
5 Biaya listrik Rp 20.000,00 Rp 25.000,00 Rp 30.000,006 Biaya tenaga sopir Rp 50.000,00 Rp 60.000,00 Rp 70.000,007 Biaya peralatan a. Kendaraan Rp 150.000,00 Rp 150.000,00 Rp 150.000,00 b. Gergaji mesin Rp 50.000,00 Rp 65.000,00 Rp 70.000,00
8 Biaya penyusutan a. Kendaraan Rp 227.250,00 Rp 204.00,00 Rp 181.800,00 b. Gergaji mesin Rp 361.000,00 Rp 288.800,00 Rp 272.725,00 c. Bangunan Rp 303.000,00 Rp 272.725,00 Rp 242.400,00
Total biaya Rp 5.811.250,00 Rp 14.403.525,00 Rp 6.791.925,00
28
Biaya-biaya tersebut berhubungan langsung dengan proses mengolah
sendiri kayu gelondongan menjadi kayu olahan untuk menentukan harga di
masa yang akan datang.
2. Biaya yang dibutuhkan untuk membeli kayu olahan
Tabel 5.4
Harga Pokok Berdasarkan Alternatif Membeli Kayu Olahan.
No Keterangan Kayu Mahoni Kayu Jati Kayu Jati Sebrang 1 Harga beli a. Papan Rp 3.000.000,00 Rp 10.400.000,00 Rp 3.800.000,00 b. Ram Rp 2.700.000,00 Rp 6.600.000,00 Rp 3.000.000,002 Biaya bahan bakar
Kendaraan Rp 50.000,00 Rp 80.000,00 Rp 220.000,00
3 Biaya tenaga angkut Rp 60.000,00 Rp 65.000,00 Rp 70.000,004 Biaya tenaga sopir Rp 50.000,00 Rp 60.000,00 Rp 70.000,005 Biaya perawatan Kendaraan Rp 150.000,00 Rp 150.000,00 Rp 150.000,006 Biaya penyusutan aktiva tetap Kendaraan Rp 227.250,00 Rp 204.500,00 Rp 181.800,00 Total Biaya Rp 6.237.250,00 Rp 17.559.500,00 Rp 7.491.800,00
B. Analisis Data
Setelah diketahui seluruh biaya dari dua alternatif, maka berikut akan
dianalisis untuk mengetahui biaya apa saja yang merupakan biaya relevan dalam
pengambilan keputusan khusus mengolah sendiri kayu gelondongan atau
membeli kayu yang sudah diolah.
Untuk bisa menjawab masalah dalam penelitian ini yaitu mana yang lebih
menguntungkan dari dua alternatif mengolah sendiri kayu gelondongan atau
membeli kayu olahan, maka dilakukan langkah-langkah berikut ini:
29
1. Biaya yang berkaitan dengan dua alternatif yang dipertimbangkan.
a. Biaya-biaya yang dibutuhkan dalam alternatif mengolah sendiri kayu
gelondongan adalah:
Tabel 5.5
Harga Pokok Kayu Berdasarkan Alternatif
Mengolah Sendiri Kayu Gelondongan
No Keterangan Kayu Mahoni Kayu jati Kayu Jati Sebrang
1 Harga Beli Rp 4.400.000,00 Rp 13.750.000,00 Rp 4.950.000,002 Biaya bahan bakar a. Kendaraan Rp 198.000,00 Rp 247.500,00 Rp 330.000,00 b. Gergaji mesin Rp 297.000,00 Rp 371.250,00 Rp 742.500,00
3 Biaya tenaga kerja a. Papan Rp 77.000,00 Rp 93.500,00 Rp 126.500,00 b. Ram Rp 55.000,00 Rp 82.500,00 Rp 93.500,00
4 Biaya tenaga angkut Rp 88.000,00 Rp 93.500,00 Rp 110.000,005 Biaya listrik Rp 22.000,00 Rp 22.500,00 Rp 33.000,006 Biaya tenaga sopir Rp 55.000,00 Rp 66.000,00 Rp 77.000,00
7 Biaya perawatan a. Kendaraan Rp 165.000,00 Rp 165.000,00 Rp 165.000,00 b. Gergaji mesin Rp 55.000,00 Rp 71.500,00 Rp 77.000,00
8 Biaya penyusutan Aktiva tetap a. Kendaraan Rp 249.975,00 Rp 224.950,00 Rp 199.980,00
b. Gergaji mesin Rp 397.100,00 Rp 317.680,00 Rp 300.300,00 c. Bangunan Rp 333.300,00 Rp 300.000,00 Rp 266.640,00
Total Biaya Rp 6.392.375,00 Rp 15.805.880,00 Rp 7.471.420,00
Metode penyusutan: angka tahun
Harga perolehan
- Kendaraan Rp 20.000.000,00
- Gergaji mesin Rp 15.000.000,00
- Bangunan Rp 20.000.000,00
30
Umur ekonomis
- Kendaraan: 10 tahun
- Gergaji mesin: 5 tahun
- Bangunan: 10 tahun
- Kendaraan Rp 5.000.000,00
- Gergaji mesin Rp 12.000.000,00
- Bangunan Rp 5.000.000,00
b. Biaya-biaya yang dibutuhkan dalam alternatif membeli kayu olahan di
daerah Gombong adalah:
Tabel 5.6
Harga Pokok Kayu Berdasarkan Alternatif Membeli Kayu Olahan
No Keterangan Kayu Mahoni Kayu Jati Kayu Jati Sebrang
1 Harga beli a. Papan Rp 3.300.000,00 Rp 10.800.000,00 Rp 4.180.000,00 b. Ram Rp 3.000.000,00 Rp 6.900.000,00 Rp 3.300.000,00 2 Biaya bahan bakar Kendaraan Rp 55.000,00 Rp 88.000,00 Rp 292.000,00 3 Biaya tenaga
angkut Rp 66.000,00 Rp 71.500,00 Rp 77.000,00
4 Biaya tenaga sopir Rp 55.000,00 Rp 66.000,00 Rp 77.000,00 5 Biaya perawatan Kendaraan Rp 165.000,00 Rp 165.000,00 Rp 165.000,00 6 Biaya penyusutan Aktiva tetap Kendaraan Rp 249.975,00 Rp 224.950,00 Rp 199.980,00
Total biaya Rp 6.890.975,00 Rp 18.315.450,00 Rp 8.290.980,00
Setelah seluruh biaya dari dua alternatif yang dipertimbangkan diketahui,
maka langkah berikutnya adalah mengadakan eliminasi terhadap biaya-
biaya.
31
2). Eliminasi terhadap biaya-biaya yang tidak relevan dalam pengambilan
keputusan khusus mengolah sendiri kayu gelondongan atau membeli kayu
olahan.
a. Mengadakan eliminasi terhadap biaya terbenam, karena biaya terbenam
tersebut bukanlah merupakan biaya yang relevan untuk dipertimbangkan
dalam pengambilan keputusan khusus mengolah sendiri atau membeli,
karena biaya terbenam ini merupakan biaya masa lampau yang sekarang
maupun masa yang akan datang tidak bisa diubah lagi. Biaya penyusutan
aktiva tetap kendaraan merupakan biaya terbenam, karena biaya tersebut
merupakan penyusutan dalam aktiva tetap lama, sehingga biaya-biaya
tersebut tidak relevan untuk dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan khusus ini. Biaya penyusutan aktiva tetap terdiri dari:
1) Kendaraan Rp 674.905,00
Biaya penyusutan kendaraan ini, tidak relevan dalam pengambilan
keputusan khusus ini terdapat dalam semua alternatif yang
dipertimbangkan.
b Setelah mengeliminir biaya terbenam maka langkah selanjutnya adalah
mengadakan eliminasi terhadap biaya yang tidak berbeda antara dua
alternatif yang dipertimbangkan. Biaya masa depan apapun yang tidak
berbeda di antara dua alternatif yang dipertimbangkan bukanlah suatu
biaya yang relevan dalam pengambilan keputusan.
32
3). Mengeliminasi biaya yang berbeda diantara natif yang dipertimbangkan.
Biaya masa depan yang dapat membantu dalam proses pengambilan
keputusan adalah biaya yang berbeda di antara alternatif yang
dipertimbangkan. Biaya tersebut adalah:
1) Biaya tenaga kerja yaitu upah sopir Rp 198.000,00. Biaya tersebut tidak
relevan karena semua alternatif yang dipertimbangkan juga membutuhkan
biaya tenaga kerja ini. Jadi biaya tenaga kerja ini tidak berbeda antara
alternatif yang dipertimbangkan sehingga tidak relevan untuk
dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan khusus ini.
2) Biaya peralatan kendaraan sebesar Rp 495.000,00 termasuk biaya yang
tidak berbeda di antara alternatif yang dipertimbangkan, karena biaya
perawatan ini terdapat dalam masing-masing alternatif, jadi biaya ini
tidak relevan untuk dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan ini.
4). Membandingkan biaya relevan dan biaya kesempatan dalam pengambilan
keputusan dalam khusus mengolah sendiri kayu gelondongan atau membeli
kayu olahan.
Biaya relevan dalam pengambilan keputusan khusus mengolah sendiri
kayu gelondongan atau membeli kayu olahan.
A. KAYU MAHONI
1. Biaya relevan dalam pengambilan keputusan khusus dan alternatif
mengolah sendiri kayu gelondongan, meliputi:
a. Biaya pembelian kayu, biaya pemakaian ini hanya terdapat di
dalam alternatif mengolah sendiri kayu gelondongan. Jadi biaya
33
ini berbeda dengan alternatif lainnya yang dipertimbangkan.
Harga beli kayu gelondongan untuk menghasilkan kayu olahan
adalah: Rp 4.400.000,00. Biaya tersebut berbeda dengan alternatif
lain yang dipertimbangkan, maka biaya ini relevan untuk
dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan khusus ini.
b. Biaya pemakaian bahan bakar untuk kendaraan sebesar
Rp 775.500,00. Biaya tersebut terdapat dalam dua alternatif,
mengolah sendiri kayu gelondongan atau membeli kayu olahan
tetapi jumlahnya berbeda. Biaya bahan bakar untuk gergaji mesin
mengolah sendiri kayu gelondongan dengan demikian biaya bahan
bakar gergaji mesin tersebut merupakan biaya yang berbeda di
antara dua alternatif yang dipertimbangkan sehingga termasuk
biaya relevan untuk dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan khusus mengolah sendiri atau membeli.
c. Biaya tenaga kerja penggergajian yang hanya terdapat dalam
alternatif mengolah sendiri kayu gelondongan meliputi:
1. Papan Rp 77.000,00
2. Ram Rp 55.000,00
Biaya-biaya tersebut hanya terdapat alternatif mengolah sendiri
kayu gelondongan saja, oleh karena itu biaya ini merupakan biaya
yang relevan untuk dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan khusus ini.
34
d. Biaya tenaga angkut sebesar Rp 88.000,00. Ada dua alternatif
mengolah sendiri kayu gelondongan atau membeli kayu olahan
tetapi jumlahnya berbeda. Jadi biaya tersebut merupakan biaya
yang berbeda di antara alternatif yang dipertimbangkan.
e. Biaya listrik sebesar Rp 22.000,00 hanya terdapat dalam alternatif
mengolah sendiri kayu gelondongan dan tidak terdapat dalam
alternatif lain, maka biaya ini merupakan biaya yang relevan
dalam pengambilan keputusan ini.
f. Biaya perawatan gergaji mesin Rp 203.000,00. Hanya terdapat di
dalam alternatif mengolah sendiri kayu gelondongan dan tidak
terdapat dalam alternatif lain, maka biaya ini.
g. Biaya penyusutan gergaji mesin sebesar Rp 397.100,00 dan
penyusutan sebesar Rp 333.300,00. Hanya terdapat dalam
alternatif mengolah sendiri kayu gelondongan, maka biaya ini
merupakan biaya yang relevan dalam pengambilan keputusan
khusus.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, berikut ini akan disajikan
daftar biaya yang relevan dalam pengambilan keputusan khusus
mengolah sendiri kayu gelondongan atau membeli kayu olahan.
a. Harga kayu gelondongan Rp 4.400.000,00
b. Biaya bahan bakar:
1) Kendaraan Rp 198.000,00
2) Gergaji mesin Rp 297.000,00
35
c. Biaya tenaga kerja penggergajian:
1) Papan Rp 77.000,00
2) Ram Rp 55.000,00
d. Biaya tenaga angkut Rp 88.000,00
e. Biaya listrik Rp 22.000,00
f. Biaya perawatan
Gergaji mesin Rp 55.000,00
g. Biaya penyusutan
- Gergaji mesin Rp 397.100,00
- bangunan Rp 333.300,00
TOTAL BIAYA RELEVAN Rp 5.922.400,00
2. Biaya relevan dalam pengambilan keputusan khusus dari alternatif
membeli kayu olahan di daerah meliputi:
a. Harga beli.
Papan Rp 3.300.000,00
Ram Rp 3.000.000,00
Biaya ini juga terdapat dalam alternatif lain yang
dipertimbangkan, tetapi karena besarnya berbeda maka biaya ini
merupakan biaya yang relevan untuk dipertimbangkan dalam
pengambilan keputusan khusus mengolah sendiri atau membeli
kayu olahan.
36
b. Biaya bahan bakar kendaraan sebesar Rp 55.000,00 yang
digunakan untuk mengangkut kayu mahoni dari tempat pembelian
sampai lokasi perusahaan. Jadi biaya ini berbeda dengan yang
lain.
c. Biaya tenaga angkut. Biaya ini juga terdapat dalam alternatif yang
lain, tetapi karena berbeda besarnya maka biaya ini merupakan
biaya yang relevan. Besarnya biaya tenaga angkut dalam alternatif
membeli kayu olahan adalah sebesar Rp 66.000,00.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka berikut ini akan disajikan
daftar biaya yang relevan dalam pengambilan keputusan khusus
mengolah sendiri kayu gelondongan atau membeli kayu olahan, yaitu:
a. Biaya pembelian kayu olahan
- Papan Rp 3.300.000,00
- Ram Rp 3.000.000,00
b. Biaya bahan bakar kendaraan Rp 55.000,00
c. Biaya tenaga angkut Rp 66.000,00
TOTAL BIAYA RELEVAN Rp 6.421.000,00
Untuk menjawab masalah mana yaitu mana yang lebih
menguntungkan dan berbagai alternatif mengolah sendiri kayu
gelondongan atau membeli kayu olahan diperlukan cara sebagai
berikut:
- Pertama yaitu membuat analisis selisih antara dua alternatif yang
dipertimbangkan, maka berikut ini akan disajikan daftar biaya-
37
biaya dari masing-masing alternatif yang dipertimbangkan yang
sudah dipisahkan menjadi biaya relevan dan biaya tidak relevan.
Tabel 5.7
Analisis Selisih Dua Alternatif
Mengolah Sendiri Kayu Gelondongan Atau Membeli Kayu
Olahan Untuk Jenis Kayu Mahoni
Biaya Dibutuhkan Selama 1 Bulan No Macam-macam Biaya Mengolah Sendiri Membeli
I Biaya Relevan 1. Harga beli kayu Gelondongan Papan Rp 4.400.000,00
2. Biaya bahan bakar a. Kendaraan Rp 198.000,00 b. Gergaji Rp 297.000,00
3. Biaya tenaga kerja penggergajian a. Papan Rp 77.000,00 b. Ram Rp 55.000,00
4 Biaya tenaga kerja angkut Rp 88.000,00 5 Biaya listrik Rp 22.000,00 6 Biaya perawatan Gergaji mesin Rp 55.000,00
7 Biaya penyusutan a. Gergaji mesin Rp 397.100,00 b. Bangunan Rp 333.300,00
8 Harga beli kayu olahan a. Papan Rp 3.300.000,00 b. Ram Rp 3.000.000,00
9. Biaya bahan bakar Rp 55.000,0010. Biaya tenaga angkut Rp 66.000,00
Total Biaya Relevan Rp 5.922.400,00 Rp 6.421.000,00
- Kedua, dari daftar biaya tersebut di atas dapatlah diketahui bahwa
alternatif mengolah sendiri kayu gelondongan mempunyai biaya
relevan yang lebih kecil dibandingkan alternatif lain yaitu
membeli kayu olahan.
38
Bila diurutkan berdasarkan biaya relevan yang lebih kecil adalah
1) Alternatif mengolah sendiri kayu gelondongan dengan biaya
relevan sebesar Rp 5.922.400,00.
2) Alternatif membeli kayu olahan dengan biaya relevan sebesar Rp
6.421.000,00.
Berdasarkan analisis tersebut ditarik kesimpulan bahan mengolah
sendiri kayu gelondongan lebih menguntungkan dibandingkan dengan
membeli kayu olahan.
B. KAYU JATI.
1) Biaya relevan dalam pengambilan keputusan, khususnya dari alternatif
mengolah sendiri kayu gelondongan meliputi:
a. Biaya pembelian kayu gelondongan biaya pemakaian ini hanya
terdapat didalam alternatif mengolah sendiri kayu gelondongan,
jadi biaya ini berbeda dengan alternatif lainnya yang
dipertimbangkan. Harga beli kayu gelondongan untuk
menghasilkan kayu olahan adalah Rp 13.750.000,00.
Biaya tersebut berbeda dengan alternatif lain yang
dipertimbangkan, maka biaya ini relevan untuk dipertimbangkan
dalam pengambilan keputusan khusus ini.
b. Biaya pemakaian bahan bakar untuk kendaraan sebesar Rp
247.000,00. Biaya tersebut terdapat dalam dua alternatif mengolah
sendiri kayu gelondongan atau memilih kayu olahan, tetapi
jumlahnya berbeda. Biaya bahan bakar untuk gergaji mesin
39
sebesar alternatif mengolah sendiri kayu gelondongan, dengan
demikian biaya antara dua alternatif yang dipertimbangkan
sehingga termasuk biaya yang relevan untuk dipertimbangkan
dalam pengambilan keputusan khusus mengolah sendiri atau
membeli.
c. Biaya tenaga kerja penggergajian yang hanya terdapat dalam
alternatif mengolah sendiri kayu gelondongan meliputi:
1) Papan Rp 93.000,00
2) Ram Rp 82.000,00
Biaya-biaya tersebut hanya terdapat di dalam alternatif mengolah
sendiri kayu gelondongan saja. Oleh karena itu biaya ini
merupakan biaya yang relevan untuk dipertimbangkan dalam
pengambilan keputusan.
d. Biaya angkut sebesar Rp 93.500,00 ada pada dua alternatif
mengolah sendiri kayu gelondongan atau membeli kayu olahan,
tetapi jumlahnya berbeda.
e. Biaya listrik sebesar Rp 22.500,00 hanya terdapat dalam alternatif
mengolah sendiri kayu gelondongan dan tidak terdapat dalam
alternatif lain, maka biaya ini merupakan biaya yang relevan
dalam pengambilan keputusan ini.
40
f. Biaya perawatan gergaji mesin sebesar Rp 71.500,00 hanya
terdapat di dalam alternatif mengolah sendiri kayu gelondongan
dan tidak terdapat dalam alternatif lain, maka biaya ini merupakan
biaya yang relevan dalam pengambilan keputusan khusus ini.
g. Biaya penyusutan gergaji mesin sebesar Rp 317.680,00 dan
penyusutan bangunan sebesar Rp 300.000,00 hanya terdapat
dalam alternatif mengolah sendiri kayu gelondongan, maka biaya
ini merupakan biaya yang relevan dalam pengambilan keputusan
khusus.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, berikut ini akan disajikan daftar
biaya yang relevan dalam pengambilan keputusan khusus mengolah
sendiri kayu gelondongan atau membeli kayu olahan .
a) Harga beli kayu gelondongan Rp 13.750.000,00
b) Biaya bahan bakar
1) Kendaraan Rp 247.500,00
2) Gergaji mesin Rp 371.250,00
c) Biaya tenaga kerja penggergajian
1) Papan Rp 93.500,00
2) Ram Rp 82.500,00
d) Biaya tenaga angkut Rp 93.500,00
e) Biaya listrik Rp 22.500,00
f) Biaya perawatan
1) Gergaji mesin Rp 71.000,00
41
g) Biaya penyusutan
1) Gergaji mesin Rp 317.680,00
2) Bangunan Rp 300.000,00
TOTAL BIAYA RELEVAN Rp 15.350.430,00
2) Biaya relevan dalam pengambilan keputusan khusus dan alternatif
membeli kayu olahan di daerah meliputi:
a) Harga beli kayu olahan, yaitu:
- Papan Rp 10.800.000,00
- Ram Rp 6.900.000,00
Biaya ini juga terdapat dalam alternatif lain yang dipertimbangkan
tetapi karena besarnya berbeda maka biaya ini merupakan biaya
yang relevan untuk dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan khusus mengolah sendiri atau membeli kayu olahan.
b) Biaya bahan bakar kendaraan sebesar Rp 88.000,00 yang
digunakan untuk mengangkut kayu jati dari tepat pembelian
sampai lokasi perusahaan. Jadi biaya ini berbeda dengan biaya
lain.
c) Biaya tenaga angkut, biaya ini juga terdapat dalam alternatif lain
tetapi karena berbeda besarnya maka biaya ini merupakan biaya
yang relevan. Besarnya biaya tenaga angkut dalam alternatif
membeli kayu olahan adalah sebesar Rp 71.500,00
42
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka berikut ini akan disajikan
daftar biaya yang relevan dalam pengambilan keputusan khusus
mengolah sendiri kayu gelondongan atau membeli kayu olahan yaitu:
a) Biaya pembelian kayu olahan
- Papan Rp 10.800.000,00
- Ram Rp 6.900.000,00
b) Biaya bahan bakar kendaraan Rp 88.000,00
c) Biaya tenaga angkut Rp 71.500,00
TOTAL BIAYA RELEVAN Rp 17.859.500,00
Untuk menjawab masalah yang ada yaitu mana yang lebih
menguntungkan dari dua alternatif mengolah sendiri kayu
gelondongan atau membeli kayu olahan diperlukan cara sebagai
berikut:
Pertama, membuat analisis selisih antara dua alternatif yang
dipertimbangkan, maka berikut ini akan disajikan daftar biaya- biaya
dari masing-masing alternatif yang dipertimbangkan.
Tabel 5.8
Analisis Selisih Dua Alternatif Mengolah Sendiri Kayu Gelondongan atau Membeli Kayu
Olahan Untuk Jenis Kayu Jati
Biaya dibutuhkan selama 1 bulan No Macam-macam biaya Mengolah sendiri Membeli
I Biaya 1 Harga beli kayu gelondongan Rp 13.750.000,00 2 Biaya bahan bakar a. kendaraan Rp 247.500,00 b. Gergaji Rp 371.250,00
43
Biaya dibutuhkan selama 1 bulan No Macam-macam biaya Mengolah sendiri Membeli
3 Biaya tenaga kerja penggergajian a. Papan Rp 93.500,00 b. Ram Rp 88.500,00 4 Biaya tenaga angkut Rp 88.000,00 5 Biaya listrik Rp 22.500,00 6 Biaya peralatan Gergaji mesin Rp 71.500,00 7 Biaya penyusutan a. Gergaji mesin Rp 317.680,00 b. Bangunan Rp 300.000,00
8 Harga beli kayu olahan
a. Papan Rp 10.800.000,00 b. Ram Rp 6.900.000,00 9 Biaya bahan bakar Rp 88.000,00 10 Biaya tenaga angkut Rp 71.500,00
Total biaya relevan Rp 15.350.430,00 Rp 17.859.500,00
Kedua dari daftar biaya tersebut di atas dapatlah diketahui bahwa
alternatif mengolah sendiri kayu gelondongan mempunyai biaya
relevan yang lebih kecil dibandingkan alternatif lain yaitu membeli
kayu olahan. Bila diurutkan berdasarkan biaya relevan yang lebih
kecil adalah:
1) Alternatif mengolah sendiri kayu gelondongan dengan biaya
relevan sebesar Rp 15.196.250,00
2) Alternatif membeli sendiri kayu olahan dengan biaya relevan
sebesar Rp 17.859.500,00
Berdasarkan analisis tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa mengolah
sendiri kayu gelondongan lebih menguntungkan dibandingkan dengan
membeli kayu olahan.
44
C. KAYU JATI SEBRANG.
1) Biaya relevan dalam pengambilan keputusan khusus dari alternatif
mengolah sendiri kayu gelondongan, meliputi:
a) Biaya pembelian kayu gelondongan, biaya pemakaian ini hanya
terdapat di dalam alternatif mengolah sendiri kayu gelondongan,
jadi biaya ini berbeda dengan alternatif lainnya yang
dipertimbangkan. Harga beli kayu gelondongan untuk
menghasilkan kayu olahan adalah: Rp 4.950.000,00. Biaya
tersebut berbeda dengan alternatif lain yang dipertimbangkan,
maka biaya ini relevan untuk dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan khusus ini.
b) Biaya pemakaian bahan bakar untuk kendaraan sebesar Rp
330.000,00 biaya tersebut terdapat di dalam alternatif mengolah
sendiri kayu gelondongan atau membeli kayu olahan tetapi
jumlahnya berbeda. Biaya bahan bakar untuk gergaji mesin
tersebut hanya terdapat di dalam alternatif mengolah sendiri kayu
gelondongan, dengan demikian biaya bahan bakar gergaji mesin
tersebut merupakan biaya yang berbeda di antara dua alternatif
yang dipertimbangkan sehingga termasuk biaya yang relevan
untuk dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan khusus
mengolah sendiri atau membeli.
45
c) Biaya tenaga kerja penggergajian yang hanya terdapat dalam
alternatif mengolah sendiri kayu gelondongan meliputi:
- Papan Rp 126.500,00
- Ram Rp 93.000,00
Biaya-biaya tersebut hanya terdapat di dalam alternatif mengolah
sendiri kayu gelondongan saja, oleh karena itu biaya ini
merupakan biaya yang relevan untuk dipertimbangkan dalam
pengambilan keputusan khusus ini.
d) Biaya tenaga angkut sebesar Rp 110.000,00 ada pada dua
alternatif mengolah sendiri kayu gelondongan atau membeli kayu
olahan tetapi jumlahnya berbeda. Jadi biaya tersebut merupakan
biaya yang berbeda di antara alternatif yang dipertimbangkan.
e) Biaya listrik sebesar Rp 33.000,00 hanya terdapat dalam alternatif
mengolah sendiri kayu gelondongan dan tidak terdapat dalam
alternatif lain, maka biaya ini merupakan biaya yang relevan
dalam pengambilan keputusan ini.
f) Biaya gergaji mesin sebesar Rp 77.000,00 hanya terdapat di dalam
alternatif mengolah sendiri kayu gelondongan dan tidak terdapat
dalam alternatif lain, maka biaya ini merupakan biaya relevan
dalam pengambilan keputusan ini.
g) Biaya penyusutan gergaji mesin sebesar Rp 300.300,00 dan
penyusutan bangunan sebesar Rp 266.640,00 hanya terdapat
dalam alternatif mengolah sendiri kayu gelondongan, maka biaya
ini merupakan biaya relevan dalam pengambilan keputusan
khusus.
46
Berdasarkan uraian tersebut di atas, berikut ini akan disajikan daftar
biaya yang relevan dalam pengambilan keputusan khusus mengolah
sendiri kayu gelondongan atau membeli kayu olahan.
a. Harga beli kayu gelondongan Rp 4.950.000,00
b. Biaya bahan bakar
1. Kendaraan Rp 330.000,00
2. Gergaji mesin Rp 742.500,00
c. Biaya tenaga kerja penggergajian
1 Papan Rp 126.500,00
2. Ram Rp 93.500,00
d Biaya tenaga kerja angkut Rp 110.000,00
e Biaya listrik Rp 33.000,00
f. Biaya perawatan
Gergaji mesin Rp 77.000,00
g. Biaya pengangkutan
1 Gergaji mesin Rp 385.000,00
2. Bangunan Rp 143.000,00
TOTAL BIAYA RELEVAN Rp 6.989.500,00
2) Biaya relevan dalam pengambilan keputusan khusus dari alternatif
membeli kayu olahan di daerah.
a. Harga beli kayu olahan, meliputi:
- Papan Rp 4.180.000,00
- Ram Rp 3 300.000,00
47
Biaya ini juga terdapat dalam alternatif lain yang dipertimbangkan
tetapi karena besarnya berbeda maka biaya ini merupakan biaya
yang relevan untuk dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan khusus mengolah sendiri atau membeli kayu olahan.
b. Biaya bahan bakar kendaraan sebesar Rp 242.000,00 yang
digunakan untuk mengangkut kayu damar dari tempat pembelian
sampai lokasi perusahaan. Jadi biaya ini berbeda dengan yang
lain.
c. Biaya tenaga angkut, biaya ini juga terdapat dalam alternatif yang
lain, tetapi karena berbeda besarnya maka biaya ini merupakan
biaya relevan. Besarnya biaya tenaga angkut dalam alternatif
membeli kayu olahan adalah sebesar Rp 77.000,00.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka berikut ini akan disajikan
daftar biaya yang relevan dalam pengambilan keputusan khusus
mengolah sendiri kayu gelondongan atau membeli kayu olahan yaitu:
a) Biaya pembelian kayu olahan
- Papan Rp 4.180.000,00
- Ram Rp 3.300.000,00
b) Biaya bahan bakar kendaraan Rp 242.000,00
c) Biaya tenaga angkut Rp 77.000,00
TOTAL BIAYA RELEVAN Rp 7.799.000,00
48
Untuk menjawab masalah yang ada yaitu mana yang lebih
menguntungkan dari dua alternatif mengolah sendiri kayu
gelondongan atau membeli kayu olahan diperlukan cara sebagai
berikut:
Pertama, yaitu membuat analisis selisih antara dua alternatif yang
dipertimbangkan maka berikut ini akan disajikan daftar biaya-biaya
dari masing-masing alternatif yang dipertimbangkan yang sudah
dipisahkan antara biaya relevan dan biaya tidak relevan.
Tabel 5.9
Analisis Selisih Dua Alternatif Mengolah Sendiri
Kayu Gelondongan atau Membeli kayu olahan
Untuk Jenis Kayu Sebrang
Biaya Dibutuhkan Selama 1 Bulan No Macam-macam
Biaya Mengolah sendiri Membeli 1 Harga beli kayu
gelondongan
a. Papan Rp 4.950.000,00 b. Ram 2 Biaya bahan bakar a. Kendaraan Rp 330.000,00 b. Gergaji mesin Rp 742.500,003 Biaya tenaga kerja
penggergajian a. Papan Rp 126.500,00 b. Ram Rp 93.500,004 Biaya tenaga angkut Rp 110.000,005 Biaya listrik Rp 33.000,006 Biaya perawatan Gergaji mesin Rp 77.000,007 Biaya penyusutan a. gergaji mesin Rp 300.300,00 b. bangunan Rp 266.640,00
49
Biaya Dibutuhkan Selama 1 Bulan No Macam-macam Biaya Mengolah sendiri Membeli
8 Harga beli kayu olahan
a. Papan Rp 4.180.000,00 b. Ram Rp 3.300.000,009 Biaya bahan bakar Rp 242.000,0010 Biaya tenaga angkut Rp 77.000,00 Total biaya relevan Rp 7.029.440,00 Rp 7.799.000,00
Kedua, dari daftar biaya tersebut di atas dapatlah diketahui bahwa
alternatif mengolah sendiri kayu-kayu gelondongan mempunyai biaya
relevan yang lebih kecil dibandingkan alternatif lain yaitu membeli
kayu olahan.
1. Alternatif mengolah sendiri kayu gelondongan dengan biaya
relevan sebesar Rp 7.029.400,00.
2. Alternatif membeli kayu olahan dengan biaya relevan sebesar
Rp 7.799.000,00.
Berdasarkan analisis tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
mengolah sendiri kayu gelondongan lebih menguntungkan
dibandingkan dengan membeli kayu olahan.
C. Pembahasan.
Berikut ini akan dibahas mengenai kesimpulan-kesimpulan pokok yang
dapat diambil penilaian ini.
1. Alternatif mengolah sendiri kayu gelondongan atau membeli kayu olahan
untuk jenis kayu mahoni.
50
Berdasarkan analisis data di muka dapat disimpulkan bahwa
mengolah sendiri kayu gelondongan lebih menguntungkan dibandingkan
dengan membeli kayu olahan, karena biaya yang dapat dihindari lebih kecil
daripada biaya pembelian kayu olahan. Biaya relevan dalam mengolah
sendiri kayu mahoni adalah sebesar Rp 6.421.000,00. Bila mengolah sendiri
kayu gelondongan akan menghemat biaya sebesar Rp 498.600,00
(Rp 6.421.000,00-Rp 5.922.400,00). Berdasarkan biaya relevan maka dapat
diambil kesimpulan mengolah sendiri kayu mahoni lebih menguntungkan
dibandingkan dengan membeli kayu olahan karena memiliki biaya relevan
yang lebih kecil.
2. Alternatif mengolah sendiri kayu gelondongan atau membeli kayu olahan
untuk jenis kayu jati.
Berdasarkan analisis data di muka dapat disimpulkan bahwa
mengolah sendiri kayu gelondongan lebih menguntungkan dibandingkan
dengan membeli kayu olahan, karena biaya yang dapat dihindari lebih kecil
dari biaya pembelian kayu olahan. Biaya relevan dalam mengolah sendiri
kayu jati adalah sebesar Rp 15.350.430,00, sedangkan biaya relevan dalam
membeli kayu olahan dari perusahaan lain akan menimbulkan pemborosan
biaya sebesar Rp 17.859.500,00 dengan kata lain mengolah sendiri
kayu gelondongan akan menghemat biaya sebesar Rp 2.509.070,00
(Rp 17.859.500,00-Rp 15.350.430,00). Berdasarkan biaya relevan maka
dapat diambil kesimpulan mengolah sendiri kayu jati lebih menguntungkan
51
dibandingkan dengan membeli kayu olahan karena memiliki biaya relevan
yang lebih kecil.
3. Alternatif mengolah sendiri kayu gelondongan atau membeli kayu olahan
untuk jenis kayu jati sebrang.
Berdasarkan analisis data di muka dapat disimpulkan bahwa
mengolah sendiri kayu gelondongan lebih menguntungkan dibandingkan
dengan membeli kayu olahan, karena biaya yang dapat dihindari lebih kecil
membeli kayu olahan dari perusahaan lain. Biaya relevan dalam mengolah
sendiri kayu sebrang adalah sebesar Rp 7.029.400,00 sedangkan biaya
relevan dalam membeli kayu olahan adalah sebesar Rp 7.799.000,00. Jadi
dengan membeli kayu olahan dari perusahaan lain akan menimbulkan
pemborosan biaya sebesar Rp 769.600,00. Berdasarkan biaya relevan maka
dapat diambil kesimpulan mengolah sendiri kayu jati sebrang lebih
menguntungkan dibandingkan dengan membeli kayu olahan karena memiliki
biaya relevan yang lebih kecil.
52
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari uraian pada bab V dapat disimpulkan bahwa yang lebih
menguntungkan adalah mengolah sendiri kayu gelondongan.
Dengan mengolah sendiri kayu gelondongan perusahaan mendapat
keuntungan:
1. Jenis kayu mahoni yaitu sebesar
Rp 498.600,00.
2. Jenis kayu jati yaitu sebesar
Rp 2.509.070,00.
3. Jenis kayu jati sebrang yaitu sebesar
Rp 769.600,00.
B. Keterbatasan Peneliti.
Dari hasil observasi, wawancara maupun dengan cara melihat secara
langsung dokumen perusahaan, peneliti merasa bahwa data yang diberikan
kurang memuaskan karena data yang diberikan oleh pemilik perusahaan-
perusahaan berupa data yang masih kasar ( tidak tertulis secara sistematis) dan
ada sebagian data yang diberikan secara lisan.
C. Saran.
1. Sebaiknya perusahaan mengolah sendiri kayu gelondongan, dibandingkan
dengan membeli kayu olahan.
53
2. Bila terjadi kekurangan produk karena kelebihan permintaan dan terbatasnya
kapasitas produksi yang dapat dicapai maka akan lebih menguntungkan bila
diadakan kombinasi antara mengolah sendiri kayu gelondongan dan membeli
kayu olahan.
3. Perusahaan sebaiknya mengadakan pencatatan Administrasi yang lebih
sistematis.
54
DAFTAR PUSTAKA
Gorrison H. R. (1988). Akuntansi Manajemen. Edisi III. Texas: Business
Publications Inc. Halim dan Supomo. (1990). Pengantar Akuntansi Manajemen. (Terjemahan:
H. Gunawan). Jilid I. Jakarta: Erlangga. Haryadi, Bambang. (1992). Akuntansi Manajemen Suatu Pengantar. Yogyakarta:
BPFE. Mas’ud. (1981). Akuntansi Manajemen. Edisi II. Yogyakarta: BPFE UGM. Matz dan Usiy. (1988). Akuntansi Manajemen. Bandung: Erlangga. Mulyadi. (1992 ). Akuntansi Manajemen. Edisi I. Yogyakarta: BPFE UGM. Munawir, Slamet. (1987 ). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty. Sugiri, Slamet. ( 1994 ). Akuntansi Manajemen. Edisi I. Yogyakarta: Erlangga Supriyono, R.A. dan Bambang Priyatno. (1989 ). Akuntansi Manajemen I,
Ringkasan Teori dan Soal Jawab. Yogyakarta: BPFE UGM. Supriyono. (1982 ). Akuntansi Manajemen. Edisi IV. Bandung: Sinar Baru.
55
PEDOMAN WAWANCARA
A. Sejarah berdirinya perusahaan.
1. Kapan perusahaan didirikan ?
2. Siapakah pendiri perusahaan ?
3. Apa bentuk perusahaan ?
4. Kapan perusahaan mulai berproduksi ?
5. Dari mana sajakah modal perusahaan diperoleh ?
6. Apa alasan didirikan perusahaan ?
B. Lokasi Perusahaan.
1. Di mana lokasi perusahaan didirikan ?
2. Pertimbangan apa saja yang digunakan dalam menentukan lokasi
perusahaan ?
3. Apakah perusahaan mempunyai lokasi di tempat lain? (Ya/tidak). Jika ya,
di mana lokasi perusahaan tersebut ?
C. Personalia.
1. Berapa jumlah karyawan yang bekerja pada perusahaan ?
2. Dibagi menjadi berapa bagiankah karyawan tersebut ?
3. Bagaimanakah pembagian kerja berdasarkan golongannya ?
4. Berapakah jam kerja karyawan per hari ?
5. Bagaimanakah sistem upah yang digunakan perusahaan ?
6. Adakah jam lembur bagi karyawan ? ( ya / tidak ).
56
D. Pemasaran.
1. Siapakah konsumen produk yang dihasilkan perusahaan ?
2. Meliputi mana sajakah daerah sasaran bagi produk yang dihasilkan oleh
perusahaan ?
3. Bagaimana saluran distribusinya ?
E. Produksi
1. Bahan baku apa saja yang digunakan dalam proses produksi ?
2. Bagaimana cara memperoleh bahan baku ?
3. Dari mana sajakah bahan baku di peroleh ?
4. Berapa besar biaya angkut bahan baku ?
5. Berapakah jumlah tenaga kerja yang terlibat secara langsung dalam
proses produksi ?
6. Berapa jumlah jam kerja yang dibutuhkan dalam proses produksi ?
7. Berapa kapasitas maksimal dari perusahaan dalam mengolah kayu
gelondongan ?
8. Bahan bakar apa yang digunakan dalam proses produksi ?
9. Bagaimana proses produksi berlangsung ?
F. Lain-lain
1. Bila perusahaan akan membeli kayu olahan, di mana tempatnya ?
2. Berapa harga beli produk jadi ?
3. Berapa biaya angkut kayu olahan dari tempat pembelian sampai ke
perusahaan ?