135
ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKET TERHADAP KELANGSUNGAN USAHA TOKO KELONTONG (STUDI KASUS DI WILAYAH KELURAHAN SRENGSENG, KECAMATAN KEMBANGAN, JAKARTA BARAT) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: Rina Arnisyah NIM : 1113015000064 KONSENTRASI EKONOMI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

  • Upload
    others

  • View
    28

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKET

TERHADAP KELANGSUNGAN USAHA TOKO KELONTONG

(STUDI KASUS DI WILAYAH KELURAHAN SRENGSENG,

KECAMATAN KEMBANGAN, JAKARTA BARAT)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Rina Arnisyah

NIM : 1113015000064

KONSENTRASI EKONOMI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

Page 2: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan
Page 3: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan
Page 4: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan
Page 5: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan
Page 6: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan
Page 7: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

iv

ABSTRAK

Rina Arnisyah (1113015000064), Analisis Dampak Keberadaan Minimarket

Modern Terhadap Kelangsungan Usaha Toko Kelontong (Studi Kasus di

Kelurahan Srengseng, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat). Skripsi Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Pasar modern yang mengalami pertumbuhan cukup pesat di Indonesia saat

ini adalah minimarket dengan konsep waralaba. Perkembangan minimarket

berpotensi menimbulkan penyalahgunaan posisi dominan. Penyebarannya pun

telah memasuki wilayah-wilayah pemukiman. Tumbuh pesatnya minimarket di

wilayah pemukiman dengan jarak yang saling berdekatan berdampak buruk bagi

toko kelontong. Omset penjualan dan keuntungannya usaha mengalami perubahan

yang semakin menurun. Berdasarkan alasan tersebut, peneliti ini bertujuan untuk

menganalisis dampak keberadaan minimarket terhadap kelangsungan usaha toko

kelontong (Studi kasus di Kelurahan Srengseng, Jakarta Barat).

Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder, melalui wawancara

dan observasi. Ada 5 responden toko kelontong di Kelurahan Srengseng yang

menjadi objek penelitian. Untuk mencapai tujuan dalam penelitian ini

mengunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Penelitian ini

bertujuan, (1) Mengetahui persepsi pemilik toko kelontong terhadap keberadaan

pasar modern, (2) Mengeatahui dampak keberadaan pasar modern terhadap usaha

toko kelontong, (3) Mengetahui implementasi Peraturan Pemerintah tentang pasar

modern. (4) Mengetahui upaya yang dilakukan oleh pelaku usaha kelontong untuk

mempertahankan eksistensi usahanya.

Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan: 1. persepsi negative pemilik

toko kelontong terhadap keberadaan pasar modern termasuk dalam katagori

tinggi. 2. Keberadaan Minimarket modern terhadap toko kelontong berdampak

negatif pada omzet, pendapatan dan jumlah pelanggan. 3. Implementasi peraturan

pemerintah tentang pasar modern belum berjalan sebagaimana mestinya. 4. Upaya

yang dilakukan pemilik toko kelontong untuk mempertahankan eksistensi

usahanya sangat minim.

Kata Kunci : Dampak, Minimarket, Toko Kelontong

Page 8: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

v

ABSTRACT

Rina Arnisyah (1113015000064), the impact analysis of existance of minimarkets

to grocery stores (case study in Srengseng village, Kembangan sub-district, west

Jakarta). Dapertment of social science education, faculty of tarbiyah UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

The modern market which runs into rapid growth in Indonesia nowdays is

minimarket by francise concept. The development of minimarkets has the potential

to cause abuse of a dominant position. Its distribution has also entered residential

areas. The rapid growth of minimarkets in residential areas close to each other is

bad for grocery stores. Sales turnover and profitability of the business underwent

a downward change. Based on these reasons, this research aims to analyze the

impact to the existence of minimarket on the continuity of the grocery store

business (Case study in Srengseng Village, West Jakarta).

The study used pimary and secondary date, through interviews and

observations. There were 5 respondents of grocery stores in Srengseng Village

who were the objects of this research. To achieve the objectives in this study using

qualitative research types with case study methods. This study aims, (1) Knowing

the grocery store owner’s perception on the existence of modern market, (2)

Knowing the impact of the existence of modern market on the grocery store

business, (3) Knowing the implementation of Government Regulations on the

modern market, (4) Knowing the efforts made by grocery business actors to

maintain the existence of their businesses.

Qualitative analysis used data reduction, data presentation, and drawing

conclusions. The results showed: 1. Negative perceptions of grocery store owners

regarding the existence of modern markets are included in the high category. 2.

The existence of modern minimarket on grocery stores has negative impact on

turnover, revenue and number of customers. 3. The implementation of goverment

regulations on modern markets has not proceeded properly. 4. The efforts by

grocery store owners to maintain their business existence are minimal.

Keywords: impact, Minimarket, grocery stores

Page 9: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat

Allah SWT, karena segala rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Tidak lupa pula shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada

Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umat manusia dari jalan

jahiliyah menuju jalan yang terang benderang dengan Agama Islam yang

dibawanya menjadi penyelamat dan mengantarkan pemeluknya menuju

kedamaian di dunia maupun di akhirat.

Selama penyelesaian skripsi ini, penulis dibantu oleh berbagai pihak yang

telah memberikan dorongan dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial dan Bapak Andri Noor Ardiansyah, M.Si. selaku

Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

3. Bapak Dr. Abd. Rozak, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah membantu peneliti selama perkuliahan dari awal semester sampai akhir.

4. Bapak Iwan Purwanto, M.Pd. selaku dosem pembimbing skripsi I dan Ibu

Neng Sri Nuraeni, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi II yang telah

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk terus membantu dalam

membimbing sampai selesainya penulisan skripsi.

5. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu selama penulis menuntut

ilmu semasa perkuliahan berlangsung.

6. Seluruh Staf Akademik Fakultas Ilmu Tabiyah dan Keguruan yang telah

bekerja dengan baik melayani mahasiswa.

Page 10: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

vii

7. Bapak Ratmawan selaku Humas Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)

serta seluruh pemilik toko kelontong tradisional yang telah mengizinkan

peneliti dalam melakukan wawancara guna mencari informasi terkait

penelitian mengenai persaingan usaha.

8. Kepada kedua orang tuaku Bapak Arsyad dan Ibu Bayanah, yang tercinta dan

tidak pernah henti dalam membantu mendoakan, memotivasi, dan selalu siap

dikala peneliti kesulitan. Serta Ahmad Bayhaqi, Syaiful Bahri, Zainudin

selaku abang yang selalu memberi dukungan.

9. Kepada kedua mertua saya Ayah Nasrudin dan ibu Marhumah yang tercinta

dan tidak pernah henti dalam membantu mendoakan, memotivasi, dan selalu

siap dikala peneliti kesulitan. Serta ade ipar saya Gita Ismardini yang selalu

memberi dukungan.

10. Kepada suamiku tersayang Panji Arrajab yang selalu menemani dalam

melakukan penelitian dan memberi motivasi agar peneliti segera

menyelesaikan skripsi dengan cepat. Serta untuk anakku tercinta Harun

Arrasyid yang selalu menggangu dan mengibur peneliti dalam menyusun

skripsi.

11. Kepada sahabat-sahabatku selama di kampus yang biasanya disebut teteh kiki,

Hanipah, ipeh, dan yang sudah menjadi sahabat terbaik di segala situasi dan

kondisi.

12. Teman-teman seperjuangan Sosial 2013 terutama jurusan Ekonomi yang

sudah menemani serta berjuang bersama dalam menempuh pendidikan.

13. Serta nama-nama yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Saya menyadari sekali bahwa dalam penulisan skripsi ini, masih jauh

dari kesempurnaan. Dengan segala kerendahan hari, saya mohon maaf dan

berharap skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua. Dan saya berhadap

skripsiyang saya susun menjadi suatu karya yang bermanfaat serta menjadi suatu

persembahan terbaik bagi para dosen dan teman-teman yang berada di Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

Page 11: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

viii

Demikian kata pengantar dari penulis dan sebagai suatu introspeksi

diri,penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan. Dan kekurangan

dan hanyalah milik kita, namun kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, saya

ucapkan terima kasih.

Jakarta, 5 November 2019

Penulis,

Rina Arnisyah

Page 12: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .............................. ii

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH .............................................. iii

ABSTRAK ...................................................................................................... iv

ABSTRACK ................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x

DAFTAR TABLE .......................................................................................... x

BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar belakang Masalah ................................................................................... 1

B. Identitas Masalah ............................................................................................. 5

C. Batasan Masalah .............................................................................................. 6

D. Perumusan Masalah ......................................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 7

F. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 7

BAB II. KAJIAN TEORETIK ............................................................................. 9

A. Deskripsi Teoretik ........................................................................................... 9

1. Dampak ......................................................................................................... 9

a. Pengertian Dampak .................................................................................. 9

2. Konsep Pasar............................................................................................... 10

a. Pengertian Pasar ..................................................................................... 10

b. Jenis-Jenis Pasar ..................................................................................... 12

3. Ritel ............................................................................................................. 17

a. Pengertian Ritel ..................................................................................... 17

b. Jenis-Jenis Usaha Ritel .......................................................................... 18

4. Minimarket.................................................................................................. 23

Page 13: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

viii

a. Pengertian Minimarket ........................................................................... 23

b. Karakteristik Minimarket ....................................................................... 25

c. Profil Minimarket Indomaret dan Alfamart ............................................... 27

5. Warung Kelontong ...................................................................................... 30

a. PengertianWarung Kelontong ............................................................... 30

b. Keunggulan Warung Kelontong ........................................................... 31

B. Penelitian Relevan ......................................................................................... 33

C. Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 36

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 38

A. Tempat dan waktu Penelitian ........................................................................ 38

B. Latar Penelitian (Setting) ............................................................................... 39

C. Metode Penelitian .......................................................................................... 39

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ............................................... 40

1. Metode Field Research (Penelitian Lapangan) ........................................... 40

2. Metode Library (Penelitian Perpustakaan) ................................................. 45

E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ............................................ 45

F. Analisa Data ................................................................................................... 47

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 49

A. Deskripsi Data ............................................................................................... 49

1. Gambaran umum Kelurahan Srengseng Jakarta Barat ............................... 49

2. Penduduk dan Tenaga Kerja ....................................................................... 50

a. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin ...................................... 50

b. Karakteristik Penduduk Menurut Umur

Produktif dan Non Produktif ............................................................... 50

c. Gambaran Umum Pemilik Warung Kelontong ...................................... 51

B. Hasil Penelitian .............................................................................................. 58

1. Implementasi Peraturan Tentang Pendirian Minimarket Dikelurahan

Srengseng Jakarta Barat ............................................................................. 58

2. Persepsi Pelaku Usaha Toko Kelontong Terhadap Keberadaan

Page 14: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

ix

Minimarket...................................................................................................... 62

3.Dampak Keberadaan Minimarket Terhadap Toko Kelontong .................... 63

4. Upaya yang dilakukan Pelaku Usaha Warung Kelontong dalam

Mempertahankan Eksitensi Usahanya ........................................................... 71

C. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................................... 73

D. Keterbatasan Penelitian ................................................................................ 82

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ...................................... 83

A. Kesimpulan .................................................................................................... 83

B. Implikasi ........................................................................................................ 84

C. Saran .............................................................................................................. 84

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

Page 15: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ............................................................................................ 34

Page 16: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

DAFTAR TABLE

Table 2.1 Gerai Minimarket dikelurahan Srengseng ........................................................... 16

Table 2.2 Penelitian Relevan ................................................................................................ 30

Table 3.1 Jadwal Kegiatan ................................................................................................... 37

Table 3.2 Pedoman Observasi .............................................................................................. 40

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Dampak Keberadaan Minimarket .................. 41

Tabel 3.4 Kisi- Kisi Wawancara Upaya yang Dilakukan

Untuk Mempertahankan Eksistensi Usaha Toko Kelontong .............................. 42

Table 4.1 Banyaknya Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kelurahan Srengseng jakarta

Barat Tahun 2017 ................................................................................................. 48

Table 4.2 Banyaknya Penduduk Menurut Umur Produktif dan non Produktif di Kelurahan

Srengseng Tahun 2017 ......................................................................................... 49

Table 4.3 Lama Usaha Pemilik Warung Kelontong ........................................................... 51

Table 4.4 Kota Asal Pemilik Warung Kelontong ................................................................ 52

Table 4.5 Pendidikan Terakhir Pemilik Warung Kelontong ................................................ 53

Table 4.6 Warung Kelontong Usaha Utama ........................................................................ 54

Table 4.7 Perubahan Jumlah Pendapatan pemilik Warung Kelontong ................................ 66

Page 17: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan pasar di Indonesia semakin luas seiring

dengan perkembangan ekonominya. Menurut klasifikasinya,

saat ini pasar dapat dibedakan menjadi dua yaitu, pasar modern

dan pasar tradisional. Akan tetapi, perkembangan pasar modern

di Indonesia meningkat lebih pesat dibandingkan

perkembangan pasar tradisionalnya. Pembangunan pasar

modern yang berkembang pesat, dirasakan oleh banyak pihak

berdampak terhadap eksistensi pasar tradisional dan para

pelaku usaha sejenis disekitarnya. Dalam Survei AC Nielsen

menyatakan “dari total 5.000 mini market di Indonesia,

Alfamart mampu menguasai pangsa pasar sebesar 33%.

Alfamart menduduki posisi ke2 setelah Indomart dengan

market share 35%”.1 Maka tidak menutup kemungkinan bahwa

pasar tradisional akan punah.

Salah satu persaingan yang harus di hadapi pebisnis kecil

antara lain, pesatnya pembangunan pasar modern yang

dirasakan oleh banyak pihak berdampak terhadap keberadaan

pasar tradisional yang sebagian besar adalah usaha kecil

perorangan. Disatu sisi, pasar modern dikelola secara

profesional dengan fasilitas yang serba lengkap. Di sisi lain

pasar tradisional masih disibukkan dengan permasalahan klasik

seputar pengelolaan yang kurang profesional dan ketidak

nyamanan berbelanja. Pasar modern dan pasar tradisional

bersaing dalam pasar yang sama, yaitu pasar ritel.

1 Rusno. Dampak Pesatnya Minimarket Waralaba Terhadap Usaha Kecil (Jenis Ritel).

Jurnal Ekonomi Modernisasi, Volume 4, nomor 1, oktober 2010, hal. 195

Page 18: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

2

Kebutuhan akan pasar yang merupakan akses untuk

memenuhi kebutuhan hidup di mana transaksi kebutuhan antar

pedagang dan konsumen berkembang dengan pesatnya, hal ini

jika ditinjau di berbagai daerah muncullah bentuk-bentuk pasar

kecil Minimarket (Ritel). Minimarket dengan sistem waralaba

pertama adalah Indomart pada 1988, pada awalnya memang

tidak menyolok karena masyarakat cenderung mengandalkan

toko-toko kelontong di sekitar pemukimannya untuk belanja

sehari-hari. 2

Perkembangan luar biasa ritel waralaba dengan pangsa

pasar hingga kini mencapai hampir 70% (khusus Alfamart dan

Indomaret) tentu mempunyai dampak bagi usaha ritel serupa

yang memiliki skala lebih kecil seperti pada toko -toko yang

ada di pemukiman.3

Pemerintah telah membuat kebijakan dan peraturan yang

tertuang dalam Perpres No. 112 Tahun 2007 dan Permendagri

No. 53 Tahun 2008.4 yang mengatur tentang pasar modern dan

pasar tradisional. Akan tetapi, pada kenyataannya peraturan

tersebut tidak diimplementasikan dengan baik. Banyak

peraturan yang tidak dipatuhi oleh pendiri pasar modern,

misalnya masalah perizinan, jarak yang terlalu dekat dengan

pasar tradisional, penyediaan tempat usaha bagi pedagang

kecil.5

2 Agus Susilo & Taufik, Dampak Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha Ritel

Kopersi/Waserda dan Pasar Tradisional, Jurnal Ekonomi, 2010, hal.2

3 Rusno. Dampak Pesatnya Minimarket Waralaba Terhadap Usaha Kecil (Jenis Ritel).

Jurnal Ekonomi Modernisasi, Volume 4, nomor 1, oktober 2010, hal. 195

4 Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor: 53/M-DAG/PER/12/2008

tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko

Modern.

5 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan

Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern..

Page 19: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

3

Keberadaan pasar modern juga menimbulkan persepsi

yang berbeda-beda dari setiap kalangan masyarakat. Ada

kelompok masyarakat yang berpandangan positif terhadap

keberadaan pasar modern. Misalnya bagi masyarakat kelas

menengah ke atas, keberadaan pasar modern sangat

menguntungkan karena mereka dapat berbelanja dengan

nyaman dan leluasa di pasar modern. Akan tetapi, tidak jarang

yang memiliki pandangan negatif atas keberadaannya. Mereka

merasa dirugikan dengan kehadiran pasar modern di

lingkungan sekitarnya.

Di Kelurahan Srengseng terdapat 3 Jenis pasar modern

(Alfamart, Indomart, dan Alfamidi) yang sudah berdiri. Pasar

modern tersebut juga memiliki jarak yang sangat dekat dengan

Warung Kelontong yang ada di sekitarnya. Keberadaan pasar

modern akan berdampak terhadap lingkungan sekitarnya.

Secara ekonomi, keberadaan pasar modern memiliki dampak

terhadap pola perilaku konsumen di lingkungan sekitar, dan

juga pelaku usaha ritel lain di sekitar wilayah berdirinya pasar

modern tersebut.

Keberadaan pasar modern akan berpengaruh terhadap

pola perubahan berbelanja masyarakat. Masyarakat banyak

yang memilih untuk berbelanja di pasar modern dengan

berbagai alasan. Misalnya, di satu sisi pasar modern dikelola

secara profesional dengan fasilitas yang serba ada seperti arena

bermain untuk anak-anak, Air Conditioner (AC), dan aja juga

yang dilengkapi dengan mesin Anjungan Tunai Mandiri

(ATM). Kemudahan, kenyamanan, tersedianya berbagai

fasilitas, dan perbedaan harga menjadi alasan bagi masyarakat

untuk memilih berbelanja di pasar modern.

Penurunan pendapatan pada hampir semua pedagang

yang disebabkan karena pedagang kelontong tidak mampu

Page 20: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

4

bersaing dengan minimarket dalam hal harga dan variasi/

keberagaman barang dagangan serta jarak yang cukup

berdekatan. Hal ini membuat jumlah konsumen yang

berbelanja di warung kelontong mengalami penurunan.

Dampak lain dari keberadaan minimarket terhadap pedagang

kelontong adalah berkurangnya keuntungan yang berakibat dari

makin sedikitnya jumlah modal yang dapat dikumpulkan.6

Jarak pasar modern yang sangat dekat dengan warung

kelontong, serta perubahan pola berbelanja masyarakat tentu

akan berpengaruh pada omset penjualan ritel kelontong

terutama untuk pelaku usaha ritel yang menjual barang

dagangan sama dengan yang ada di pasar modern. Pelaku

usaha ritel harus memiliki strategi dalam upaya

mempertahankan eksistensi usahanya.7

Pedagang ditoko kelontong harus bersikeras

memikirkan pengadaan barang dan menjualnya kembali kepada

konsumen dengan harga yang bisa dikatakan biasa. Sedangkan

gerai minimarket tanpa harus memikirkan pasokan barang yang

akan dijual karena setiap bulan barang-barang yang akan dijual

tetap didatangkan sehingga perputaran perdagangan barang

tidak terputus dan persediaan barang tetap terjaga. Gerai

minimarket juga melakukan inovasi terhadap fitur-fitur

perbelanjaan yakni dengan menjual pulsa elektronik dan tiket

kereta api, gas dan galon air mineral. Sehingga membuat

antusias masyarakat sangat tinggi dalam melakukan kegiatan

belanja digerai ini, karena alasan kenyamanan kemudahan serta

6 Jeri Setiawan. Pengaruh Keberadaan Minimarket terhadap Pendapatan Pedagang

Kelontong di Kelurahan Klender Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur. Skripsi. Jakarta: UNJ

2010

7 Wilda Nuraftia dan Irawati. Dampak Pendirian Minimarket terhadap Omset Pedagang

Tradisional di Desa Karang Asih Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi (Studi Kebijakan

Peraturan Bupati Nomor 16 Tahun 2007 tentang Minimarket). Jurnal Madani Edisi II (2011: 52-

61).

Page 21: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

5

banyak fitur serta promo yang ditawarkan. Menurut peneliti

diduga bahwa hal tersebut semakin membuat menurunnya

omset pedagang di pasar tradisional, dan juga aspek-aspek

lainnya seperti tingkat kesejahteraan kehidupan, kesehatan,

pekerjaan lain, pendidikan, dan juga interaksi sosial.

Dari kenyataan di atas, penelitian mengenai pengaruh

munculnya minimarket modern terhadap usaha kelontong telah

beberapa kali dilakukan oleh peneliti lainnya di wilayah lain

maupun kota lain di Indonesia. Maka dari itu Berdasarkan

permasalahan atau latar belakang tersebut penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “ANALISIS DAMPAK

KEBERADAAN MINIMARKET TERHADAP

KELANGSUNGAN USAHA TOKO KELONTONG (Studi

Kasus di wilayah kelurahan srengseng, kecamatan

kembangan, Jakarta Barat)”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti mencoba

mengidentifikasi permasalahan untuk memfokuskan masalah

yang diteliti dan dianalisis, sebagai berikut:

1. Perkembangan minimarket berdampak pada eksistensi

usaha toko kelontong dan usaha sejenisnya. Keberadaan

toko kelontong sangat terancam dengan hadirnya

minimarket modern.

2. Pembangunan minimarket terus meningkat, sedangkan

usaha toko mulai menghilang.

3. Implementasi peraturan dan kebijakan pemerintah dalam

Perpres No. 112 Tahun 2007 dan Permendagri No. 53

Tahun 2008 tidak berjalan semestinya. Banyak peraturan-

peraturan yang dilanggar dalam pendirian minimarket.

Page 22: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

6

4. Keberadaan minimarket menimbulkan persepsi yang

berbeda-beda bagi masyarakat. Persepsi tersebut, dapat

berupa persepsi positif dan persepsi negatif

5. Keberadaan minimarket mengubah pola konsumsi

masyarakat di sekitarnya. Sebagian masyarakat berpindah

dari berbelanja di toko kelontong ke minimarket modern.

6. Keberadaan minimarket memiliki dampak terhadap usaha

toko kelontong. Dampak tersebut dapat berupa perubahan

omset, keuntungan, jumlah konsumen, dan bahkan

berdampak pada eksistensi usaha mereka yang cenderung

menurun

C. Batasan masalah

Masalah penelitian dibatasi pada pembahasan

mengenai:

1. Implementasi kebijakan pemerintah dalam Perpres No. 112

Tahun 2007 dan Permendag No.53 Tahun 2008 tentang

minimarket di wilayah Srengseng Jakarta Barat.

2. Persepsi pelaku usaha toko kelontong terhadap keberadaan

minimarket ?

3. Dampak keberadaan minimarket terhadap usaha toko

kelontong dilihat dari segi omset, pendapatan dan jumlah

konsumen?

4. Upaya yang dilakukan oleh pelaku usaha toko kelontong

untuk menjaga eksistensi usahanya?

D. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mencoba

merumuskan permasalahan untuk memfokuskan masalah yang

diteliti dan dianalisis dalam bentuk pertanyaan penelitian

sebagai berikut :

Page 23: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

7

1. Bagaimana implementasi kebijakan pemerintah dalam

Perpres No. 112 Tahun 2007 dan Permendagri No. 53

Tahun 2008 tentang minimarket di wilayah Srengseng,

Kembangan, Jakarta Barat?

2. Bagaimana persepsi pelaku usaha toko kelontong terhadap

keberadaan minimarket?

3. Bagaimana dampak keberadaan minimarket terhadap usaha

toko kelontong dilihat dari segi omset, pendapatan dan

jumlah konsumen?

4. Apa saja upaya yang dilakukan oleh pelaku usaha toko

kelontong untuk menjaga eksistensi usahanya?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. implementasi kebijakan pemerintah dalam Perpres No. 112

Tahun 2007 dan Permendagri No. 53 Tahun 2008 tentang

minimarket di wilayah Srengseng, Kembangan, Jakarta

Barat.

2. Persepsi pelaku usaha toko kelontong terhadap keberadaan

minimarket.

3. Dampak keberadaan minimarket terhadap usaha toko

kelontong dilihat dari segi omset, keuntungan, dan jumlah

konsumen.

4. Upaya yang dilakukan oleh pelaku usaha toko kelontong

untuk menjaga eksistensi usahanya.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

sumbangan ilmu pengetahuan baru dalam bidang

Page 24: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

8

ekonomi. Terutama bagi penelitian lainya, pembuatan

kebijakan, dan Masyarakat daerah.

2. Manfaat Praktis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan

masukan dan manfaat terutama bagi :

a. Bagi Masyarakat

Semoga menjadi bahan motivasi dan informasi

dalam membuka usaha

b. Pemerintah Daerah

Agar pemerintah daerah khususnya dapat

mengambil kebijakan dengan tepat dalam menangani

masalah pasar modern di wilayahnya agar

kesejahteraan, pembangunan ekonomi berjalan dengan

baik.

c. Bagi Universitas

Sebagai bahan referensi baru bagi mahasiswa-

mahasiswi yang meneliti tentang dampak keberadaan

minimarket.

Page 25: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

9

BAB II

KAJIAN TEORETIK

A. Deskripsi Teoretik

1. Dampak

a. Pengertian Dampak

Dampak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “adalah

benturan, pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif maupun

negatif. Pengaruh adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang,

benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan

seseorang.”1 Pengaruh sendiri adalah suatu keadaan dimana ada hubungan

timbal balik atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi

dengan apa yang dipengaruhi.

Dari penjabaran diatas maka dapat dibagi dampak ke dalam dua

pengertian yaitu ;

1) Pengertian Dampak Positif

Dampak adalah keinginan untuk membujuk, meyakinkan,

mempengaruhi atau memberi kesan kepada orang lain, dengan tujuan agar

mereka mengikuti atau mendukung keinginannya. Sedangkan positif

adalah pasti atau tegas dan nyata dari suatu pikiran terutama

memperhatikan hal-hal yang baik. positif adalah suasana jiwa yang

mengutamakan kegiatan kreatif dari pada kegiatan yang menjemukan,

kegembiraan dari pada kesedihan, optimisme dari pada pesimism.

Positif adalah keadaan jiwa seseorang yang dipertahankan melalui

usaha-usaha yang sadar bila sesuatu terjadi pada dirinya supaya tidak

membelokkan fokus mental seseorang pada yang negatif. Bagi orang yang

berpikiran positif mengetahui bahwa dirinya sudah berpikir buruk maka ia

akan segera memulihkan dirinya.

Jadi dapat disimpulkan pengertian dampak positif adalah keinginan

untuk membujuk, meyakinkan, mempengaruhi atau memberi kesan kepada

1 https://kbbi.web.id/dampak. Diakses pada tanggal 11 maret 2018

Page 26: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

10

orang lain, dengan tujuan agar mereka mengikuti atau mendukung

keinginannya yang baik.

2) Pengertian Dampak Negatif

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia dampak negatif adalah

pengaruh kuat yang mendatangkan akibat negatif. Berdasarkan beberapa

penelitian ilmiah disimpulkan bahwa negatif adalah pengaruh buruk yang

lebih besar dibandingkan dengan dampak positifnya.

Jadi dapat disimpulkan pengertian dampak negatif adalah keinginan

untuk membujuk, meyakinkan, mempengaruhi atau memberi kesan kepada

orang lain, dengan tujuan agar mereka mengikuti atau mendukung

keinginannya yang buruk dan menimbulkan akibat tertentu.

2. Konsep Pasar

a. Pengertian Pasar

Dalam ilmu ekonomi, pengertian pasar memiliki arti yang lebih

luas daripada hanya sekedar tempat pertemuan antara penjual dan pembeli

untuk mengadakan transaksi jual beli barang dan jasa. Pengertian pasar

tidak harus dikaitkan dengan suatu tempat yang dinamakan pasar dalam

pengertian sehari-hari. Rita Hanafie mengatakan bahwa “Pasar mencakup

keseluruhan permintaan dan penawaran, serta seluruh kontak antara

penjual dan pembeli untuk mempertukarkan barang dan jasa”2

Menurut Waluyo Hadi & Dini Hastuti Dalam kamus Ekonomi &

Bisnis “Pasar merupakan tempat terjadinya penawaran dan permintaan

antara penjual yang ingin menukarkan barang-barangnya dengan uang dan

pembeli yang ini menukarkan uangnya dengan barang atau jasa”3

Sementara itu, Budiono menyatakan bahwa “Pasar adalah

pertemuan antara kurva permintaan dan penawaran. Suatu pasar yaitu di

mana saja terjadi traksaksi antara penjual dan pembeli. Jenis barang atau

2 Rita Hanafi. Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta: Andi Offset, 2010. hal.176

3 Waluyo Hadi, Dini Hastuti. Kamus Terbaru Ekonomi dan Bisnis. Surabaya: Reality

Publisher, 2011. hal.364-365

Page 27: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

11

jasa yang ditransaksikan dapat berupa barang atau jasa apapun, mulai dari

beras, sayur-mayur, jasa angkutan, uang, maupun tenaga kerja” 4

Pasar adalah “tempat bertemunya pihak penjual dan pihak pembeli

untuk melaksanakan transaksi dimana proses jual beli terbentuk, yang

mana menurut kelas mutu pelayanan dapat digolongkan menjadi pasar

tradisional dan pasar modern, dan menurut sifat pendistribusiannya dapat

digolongkan menjadi pasar eceran dan pasar grosir”.5

Dari beberapa pengertian pasar diatas, penulis menyimpulkan

bahwa pasar merupakan pertemuan antara permintaan dan penawaran

barang dan jasa, tidak harus berwujud tempat seperti dalam pengertian

sehari-hari. Pasar dapat memiliki bentuk yang konkrit/terpusat atau

abstrak/ tidak terpusat. Karakteristik yang paling penting agar sesuatu

dapat disebut sebagai pasar adalah adanya pembeli dan penjual serta

barang atau jasa yang diperjualbelikan.

Pasar juga sebagai mata rantai yang mempertemukan penjual

dengan pembeli. Dalam hal ini, penjual dan pembeli tidak perlu bertemu

muka, dapat melalui surat atau telepon, melalui media online, melalui

iklan atau dengan bantuan perantara, selama kedua belah pihak dapat

saling mengerti keinginan masing-masing.

Dapat dipahami dari pernyataan diatas bahwa pasar

diklasifikasikan menjadi pasar tradisional yang identik dengan tempat

yang kotor dan bau, pasar modern yang identik dengan tempatnya yang

bersih, pasar eceran yang identik dengan barang satuan/penjualan dalam

kualitas sedikit, dan pasar grosir yang identik dengan penjualan dalam

kualitas besar.

4 Budiono. Pengantar Ilmu Ekonomi No.1 Ekonomi Mikro.Yogyakarta: BPPE, 2002.

hal.43

5 Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 23/MPP/Kep/1/1998

tentang Lembaga-lembaga Usaha Perdagangan

Page 28: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

12

b. Jenis-jenis Pasar

1) Pasar Tradisional

Pasar tradisional adalah “pasar yang dibangun dan dikelola oleh

pemerintah, Swasta, Koperasi, atau Swadaya Masyarakat dengan

tempat usaha berupa toko, kios, los, dan tenda, yang dimiliki atau

dikelola oleh pedagang kecil dan menengah, dan koperasi, dengan

usaha skala kecil dan modal kecil, dan dengan proses jual beli melalui

tawar menawar”.6

Dibangun berupa toko, kios, los dan tenda, yang terlepas dari

kata mewah, nyaman, teratur, bersih, sejuk, dan wangi, serta adanya

tawar menawar dalam transaksi. meggambarkan bahwa pasar

tradisional lebih terarah kepada masyarakat menengah dan kebawah.

Pasar tradisional “biasanya yang terdiri atas kios-kios atau gerai

yang dibuka oleh penjual. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari

seperti, bahan-bahan makanan, berupa ikan, nuah, sayuran dan lain-

lain”.7

Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat dikatakan pasar

tradisional sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli serta

ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan

biasanya ada proses tawar-menawar. Bangunanya biasanya terdiri dari

kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka. Biasanya kebanyakan

menjual kebutuhan sehari-hari. Seperti berupa makanan, sayuran,

buah-buahan, pakaian, jasa, dan barang-barang lainya. Pasar seperti ini

masih banyak ditemukan di Indonesia. Biasanya pasar seperti ini

terdapat di kawasan perumahan.

Pasar tradisional merupakan “sektor perekonomian yang

sangat penting bagi mayoritas penduduk di Indonesia.

Masyarakat miskin yang bergantung kehidupannya pada pasar

6 Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 420/MPP/Kep/10/1997

tentang Pedoman dan Pembinaan Pasar dan Pertokoan

7 Gilang Permadi, Pedagang Kaki Lima : riwayatmu dulu, nasibmu kini!, Jakarta, 2011,

Hal.10

Page 29: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

13

tradisional tidaklah sedikit. Menjadi pedagang di pasar

tradisional merupakan alternatif pekerjaan di tengah banyaknya

pengangguran di Indonesia. Pasar tradisional biasanya

terhubung dengan toko-toko kecil di dusun-dusun sebagai

tempat kulakan. Pasar tradisional di pedesaan juga terhubung

dengan pasar tradisional di perkotaan yang biasa menjadi

sentral kulakan bagi pedagang pasar-pasar pedesaan di

sekitarnya. Pasar tradisional merupakan penggerak ekonomi

masyarakat.8

Pasar tradisional juga dapat dikatakan sebagai sumber, sumber

dimana berbagai komoditas yang mayoritas adalah barang sehari-hari

dapat diperoleh dalam skala besar untuk selanjutnya didistribusikan

lewat toko-toko kecil sebelum pada akhirnya sampai ke tangan

masyarakat selaku konsumen.

2) Pasar Modern

Pasar modern adalah “tempat penjualan barang-barang

kebutuhan rumah tangga (termasuk kebutuhan sehari-hari), di mana

penjualan dilakukan secara eceran dan dengan cara swalayan

(konsumen mengambil sendiri barang dari rak dagangan dan

membayar ke kasir)”9

Disini kosumen mengambil sendiri barang-barang belanjaan

yang ingin dibeli, dengan fasilitas penataan barang yang teratur dan

terkelompok berdasarkan jenisnya (sayuran, daging dan ikan,

makanan kemasan, minuman, dll), barang-barang terpilih dengan

kualitas yang baik, harga jelas yang tertera di barcode setiap barang,

serta datang sendiri ke bagian kasir untuk melakukan pembayaran,

tidak akan membuat konsumen keberatan untuk melayani dirinya

sendiri dalam proses belanja karena sudah didukung dengan

manajemen yang membuat semuanya menjadi mudah dan

menyenangkan.

8 Eis Al Masitoh, Upaya Menjaga Eksistensi Pasar Tradisional : Studi Revitalisasi Pasar

Piyungan Bantul, Jurnal PMI Vol. X. No.2, 2013, hal. 4

9 Peta Persaingan Bisnis Ritel di Indonesia, Jakarta : Media Data, 2009. hal. 91-92

Page 30: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

14

Dalam Keputusan Perindustrian dan Perdagangan Pasar modern

adalah “pasar yang dibangun oleh Pemerintah, Swasta, atau

Koperasi yang bentuknya berupa mall, supermarket,

departement store, dan shopping center di mana pengelolaannya

dilaksanakan secara modern mengutamakan pelayanan dan

kenyamanan berbelanja dengan manajemen berada disatu

tangan, bermodal kuat, dilengkapi label harga yang pasti”.10

Sesuai dengan namanya, pasar modern benar-benar terkemas

secara modern. Berbanding terbalik dengan pasar tradisional, pasar

modern dilaksanakan dengan mengutamakan pelayanan dan

kenyamanan konsumen dalam berbelanja, bernuansa mewah, dan juga

dengan sistem harga tetap/tidak ada proses tawar-menawar.

Dalam Permendag No.53 tahun 2008, “toko modern adalah toko

dengan sistem pelayanan mandiri, menjual berbagai jenis barang

secara eceran yang berbentuk minimarket, supermarket, department

store, hypermarket, ataupun grosir yang berbentuk perkulakan”.11

Herman Malano mengungkapkan “pasar modern adalah pasar

yang dikelola dengan manajemen modern, umumnya terdapat

diperkotaan, sebagai penyedia barang dan jasa dengan mutu dan

pelayanan yang baik kepada konsumen yang pada umumnya

anggota masyarakat kelas menengah keatas. Pasar modern

antara lain mall, supermarket, departement store, shopping

center, waralaba, toko mini swalayan, pasar serba ada, toko

serba ada dan sebagainya (Sinaga, 2008).12

Jadi dapat dikatakan bahwa pasar modern adalah pasar yang

tersusun secara modern baik dari sisi dalam maupun sisi luar, hal

tersebut dapat dibuktikan dengan pengelolaannya yang dilakukan

dengan menggunakan manajemen modern. Hal tersebutlah yang

mendukung pasar-pasar modern memiliki kualitas pelayanan dan

mutu jauh lebih baik jika dibandingkan dengan pasar tradisional.

10

Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 420/MPP/Kep/10/1997

tentang Pedoman dan Pembinaan Pasar dan Pertokoan

11

Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor: 53/M-DAG/PER/12/2008

tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko

Modern.

12

Herman Malano, Selamatkan Pasar Tradisional, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,

2011), hal.77

Page 31: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

15

Barang yang dijual di pasar modern memiliki variasi jenis yang

beragam, selain barang lokal, barang impor pun tersedia. Barang yang

di jual memiliki kualitas yang relatif terjamin karena melalui

penyeleksian yang ketat sehingga barang yang tidak memenuhi

persyaratan klasifikasi akan di tolak. Dari segi kuantitas, pasar

modern memiliki persediaan barang di gudang yang terukur. Dari segi

harga, pasar modern memiliki label harga yang pasti. Pasar modern

juga memberikan pelayanan yang baik dengan adanya pendingin

udara yang sejuk, suasana nyaman dan bersih, display barang

perkategori mudah dicapai dan relatif lengkap, adanya keranjang

belanja serta ditunjang adanya kasir dan pramuniaga yang bekerja

secara profesional. Sedangkan dari segi rantai distribusi pada pasar

modern adalah produsen, distributor, pengecer/konsumen. Adapun

yang membedakan pasar modern dengan pasar tradisional adalah

dengan adanya ciri-ciri sebagai berikut :

(1) Tidak bisa tawar menawar harga. (2) Harga sudah tertera di

barang yang dijual dan umumnya diberi barcode. (3) Barang

yang dijual beranekaragam dan biasanya memiliki kualitas yang

baik. (4) Berada dalam bangunan atau ruangan dan

pelayanannya dilakukan sendiri (swalayan). (5) Layanan yang

baik dan biasanya memuaskan. (6) Tempatnya bersih dan

nyaman, ruangan ber-AC. (7) Tata tempat yang rapih agar

konsumen atau pembeli dapat dengan mudah menemukan

barang yang akan dibelinya. (8) Pembayarannya dilakukan

dengan membawa barang ke kasir dan tentunya tidak ada tawar-

menawar lagi.13

Nuansa modern sungguh sangat melekat pada pasar modern jika

dilihat dari ciri-cirinya tersebut, berbanding terbalik jika kita

bandingkan dengan pasar tradisional. Dengan didukung bangunan

yang bagus, AC, pelayanan dan kualitas barang yang baik serta ciri

lainnya secara tidak langsung sudah memberikan gambaran jelas

kepada semua bahwa itu adalah pasar modern. Setelah diperkenalkan

13

http://www.pengertianku.net/2015/04/pengertian-pasar-modern-dan-ciri-cirinya.html

diakses pada tanggal 12 maret 2018

Page 32: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

16

pertama kali di Indonesia pada era 1970-an, saat ini terdapat tiga jenis

pasar modern yaitu minimarket, supermarket, hypermarket. Perbedaan

utama dari ketiganya terletak pada luas lahan usaha dan range jenis

barang yang diperdagangkan. Berikut ini karakteristik dari ketiga

pasar modern tersebut :

Tabel 2.1

Gerai Minimarket diKelurahan Srengseng Jakarta Barat

Nama Minimarket Jumlah Unit

Alfamart 6 Unit

Indomart 5 Unit

Alfamidi 1 Unit

Jumlah 12 Unit

Bentuk-bentuk pasar modern, antara lain:

a) Department store, merupakan jenis ritel yang menjual

berbagai jenis produk dengan menggunakan beberapa staf.

Produk-produk yang dijual biasanya berupa pakaian,

perlengkapan rumah, dan barang kebutuhan rumah tangga. Tiap

lini beroperasi sebagai department tersendiri.

b) Supermarket (pasar swalayan), merupaka pasar modern tempat

penjualan barang-barang eceran yang berskala besar dengan

pelayanan yang bersifat self service. Swalayan ini dirancang

untuk melayani semua kebutuhan konsumen seperti makanan,

pakaian, dan perlengkapan rumah tangga.

c) Hypermarket, merupakan supermarket yang memiliki luas lebih

dari 18.000 meter persegi dengan kombinasi produk makanan 69-

70% dan produk-produk umum 30-40%.

d) Minimarket, merupakan usaha ritel dengan luas lantai < 350

meter persegi. Minimarket atau swalayan mini menjual barang

dengan variasi terbatas dari berbagai produk kebutuhan sehari-

Page 33: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

17

hari. Produk-produk yang dijual biasanya ditetapkan dengan

harga yang lebih tinggi daripada supermarket.

Dari uraian di atas, maka pasar modern yang terdapat di

Kelurahan Srengseng adalah jenis minimarket yang berupa Alfamart,

Indomart ,dan Alfamidi.

3. Ritel

a. Pengertian Ritel

Menurut Christian Whidya Utami “Usaha eceran atau ritel dapat

dipahami sebagai semua kegiatan yang terlibat di dalam penjualan barang

atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan

pribadi dan bukan penggunaan bisnis”14

Pendapat senada juga diungkapkan oleh Philip Kotler dalam buku

manajemen pemasaran. “Ritel atau pengecer adalah semua kegiatan yang

melibatkan penjualan barang dan jasa secara langsung kepada konsumen

akhir untuk penggunaan pribadi bukan untuk bisnis”15

. Ritailer atau ritail

store adalah perusahaan yang fungsi utamanya menjual produk kepada

konsumen akhir untuk pemakaian pribadi dan rumah tangga.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa usaha ritel

merupakan usaha yang menjual barang atau jasa secara langsung kepada

konsumen akhir. Bisnis ritel merupakan bagian dari saluran distribusi yang

memegang peranan penting dalam rangkaian kegiatan pemasaran dan

merupakan perantara serta penghubung antara kepentingan produsen dan

konsumen. konsumen dapat menikmati barang/jasa sesuai ukuran uang

yang dimilikinya dan mendapatkan barang yang beragam.

Untuk memenuhi target penjualannya maka ritel menyediakan

persediaan barang (holding inventory) agar pada saat konsumen

membutuhkan suatu barang maka barang tersebut telah tersedia di toko.

14

Christian Whidya Utami. Manajemen Ritel (Strategi dan Implementasi Ritel modern).

Jakarta: Salemba Empat, 2006 15

Philip Kotler dan Kelvin Lane Keller, Manajemen Pemasaran. Edisi Ketiga belas. Jilid

Pertama. Penerjemah Bob Sabran, (Jakarta: Erlangga, 2009), h.114

Page 34: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

18

Persediaan barang ini akan mempengaruhi biaya operasional. Untuk

mengkompensasi biaya operasional akibat adanya persediaan barang,

maka ritel akan menambah sedikit margin keuntungan atau menambah

sedikit harga jualnya.

b. Jenis-jenis Usaha Ritel

Menurut Chirstina W. Utami usaha ritel dapat dibedakan menjadi

dua yaitu16

:

1) Ritel Tradisional

Ritel tradisional merupakan usaha ritel yang menekankan

pada pengelolaan usaha dengan pendekatan konvensional dan

tradisional.

Ciri-ciri pengelolaan ritel tradisional adalah sebagai berikut:

a. Kurang memilih lokasi karena sering terkendala permodalan.

Pengelola ritel tradisional lebih sering memutuskan untuk

memilih lokasi yang saat itu telah dimiliki.

b. Tidak memperhitungkan potensi pembeli. Potensi pembeli

sering diabaikan dalam pengelolaan ritel tradisional.

c. Jenis barang dagangan yang tidak terarah. Jenis barang

dagangan sering terabaikan karena terkendala kurangnya

kemampuan dan kemampuan tawar menawar peritel dalam

membangun relasi bisnis dengan suplier.

d. Tidak ada seleksi merek. Para peritel tradisional terkendala

dalam penyediaan barang dagangan dengan merek-merek

favorit pelanggan.

e. Kurang memperhatikan pemasok. Para pelaku ritel tradisional

biasanya hanya memperhatikan lunaknya mekanisme

pembayaran barang dagangan daripada kualitas dan

kesinambungan pengiriman barang dagangan di tokonya.

16

Christian Whidya Utami. Manajemen Ritel (Strategi dan Implementasi Ritel modern).

Jakarta: Salemba Empat, 2006. Hal.24

Page 35: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

19

f. Melakukan pencatatan penjualan secara sederhana bahkan

banyak peritel tradisional yang tidak melakukan pencatatan

penjualan sama sekali.

g. Tidak melakukan evaluasi terhadap keuntungan per produk.

Cash flow tidak terencana. Banyak peritel tradisional yang

menjual barang dagangannya tidak secara tunai, sehingga

sering terkendala pada aliran dana tunai. Selain itu, peritel

tradisional tidak memisahkan pembukuan toko dengan keluarga

sehingga modal toko sering tersedot untuk memenuhi

kebutuhan konsumsi.

h. Pengembangan bisnis tidak terencana. Peritel tradisional sering

tidak mampu melakukan perencanaan pengembangan usaha

karena terkendala rendahnya kontrol dan mekanisme untuk

melakukan evaluasi usaha.

2) Ritel Modern

Ritel modern merupakan usaha ritel yang menekankan

pengelolaannya secara modern.

Ciri-ciri ritel modern yaitu :

a. Lokasi strategis merupakan faktor penting dalam bisnis ritel

modern. Peritel modern akan memilih lokasi yang strategis

dengan memperhatikan kemudahan akses pelanggan,

keamanan, dan fasilitas yang lebih terjamin.

b. Prediksi cermat terhadap potensi pembeli. Dalam memutuskan

pemilihan lokasi, peritel juga mempertimbangkan potensi

pembeli di lokasi tersebut.

c. Pengelolaan jenis barang dagangan terarah. Pengelolaan barang

dagangan disesuaikan dengan segmen pasar yang dilayani oleh

peritel modern.

d. Seleksi merek sangat ketat. Ritel modern sering mematok

untuk menyiapkan merek-merek produk barang dagangan yang

mempunyai pangsa pasar yang cukup besar. Hal tersebut

Page 36: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

20

bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dalam hal

penyediaan merek-merek favorit pelanggan.

e. Seleksi ketat terhadap pemasok. Peritel modern selalu

memperhatikan kualitas barang dagangan, kesinambungan

pengiriman barang dagangan, dan mekanisme pembayarannya

dalam memilih pemasok.

f. Melakukan pencatatan penjualan dengan cermat. Peritel

modern melakukan pencatatan dengan sangat cermat bahkan

dengan bantuan software yang memungkinkan melakukan

pencatatan ribuan transaksi penjualan setiap harinya.

g. Melakukan evaluasi terhadap keuntungan per produk. Melalui

evaluasi produk, peritel dapat mengklasifikasikan produk yang

tergolong cepat terjual dan produk yang agak lambat

terjualnya.

h. Cash flow terencana. Peritel modern menjual barang

dagangannya secara tunai sehingga aliran dana tunai dapat

terencana dengan baik.

i. Pengembangan bisnis terencana. Arah pengembangan bisnis

ritel modern direncanakan dengan baik dan berkesinambungan

dalam jangka panjang.

Sementara itu, menurut Jendral Perdagangan Dalam Negeri,

Departemen Perdagangan Republik Indonesia. Jenis-jenis perdagangan

eceran terdiri dari:

1) Pasar Tradisional

Pasar tradisional merupakan tempat transaksi barang atau jasa

antara penjual dan pembeli. Ciri-ciri pasar tradisional yaitu:

a) Memperjuabelikan barang/jasa kebutuhan sehari-hari

secara eceran.

b) Melibatkan banyak pedagang eceran berskala kecil.

c) Bangunan dan fasilitas pasarnya relatif sederhana.

Page 37: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

21

d) Pemilikan dan pengelolaan umumnya dilakukan oleh

pemerintah daerah.

2) Supermarket (swalayan/ rumah belanja)

Supermarket adalah pasar modern tempat penjualan barang-

barang eceran yang berskala besar dengan pelayanan yang

bersifat swalayan (self service). Komoditi inti yang dijual adalah

barang-barang rumah tangga, makanan, minuman, dan lain-lain.

3) Department Store (Toko Serba Ada)

Department Store adalah pasar modern tempat penjualan

barang-barang eceran yang berskala besar. Komoditi inti yang

dijual merupakan jenis-jenis fashion, seperti pakaian, sepatu, tas,

kosmetik, perhiasan, dan lain-lain. Pelayanan dibantu oleh

pramuniaga dan ada pula yang self service.

4) Pasar grosir, merupakan tempat transaksi barang atau jasa antara

penjual dan pembeli secara partai besar, untuk kemudian

diperdagangkan.

5) Pasar grosir tradisional, adalah pasar grosir dengan jumlah

pedagang grosir relatif banyak.

6) Pasar grosir modern, adalah pasar grosir dengan pelayanan yang

bersifat self service.

7) Pusat perbelanjaan/pusat perdagangan (mall, plaza, shopping

center), merupakan suatu arena penjualan berbagai jenis

komoditi yang terletak dalam satu gedung perbelanjaan. Dalam

pusat perbelanjaan terdapat departement store, supermarket, dan

toko-toko lain dengan berbagai macam produk.

8) Toko bebas pajak (duty free shop), merupakan tempat

melakukan kegiatan usaha perdagangan barang yang

memperjualbelikan barang-barang tanpa dikenakan pajak.

Barang yang diperjualbelikan dapat dibeli dengan harga yang

murah namun tidak semua orang dapat berbelanja di tempat

tersebut. Biasanya pembeli harus menjadi anggota terlebih

Page 38: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

22

dahulu dan diprioritaskan untuk orang asing. Toko ini berbentuk

badan hukum.

9) Pasar percontohan

Pasar percontohan merupakan pasar fisik (berbentuk), berada di

daerah yang perekonomiannya relatif terbelakang dan

diharapkan dapat berkembang mandiri serta mampu mendorong

berkembangnya potensi ekonomi daerah sekitarnya. Jenis

barang yang diperjualbelikan adalah jenis barang kebutuhan

sehari-hari serta barang-barang hasil produksi pertanian dan

kerajinan masyarakat setempat.

10) Pertokoan

Pertokoan adalah bangunan toko-toko yang berada di sepanjang

jalan raya dan ditetapkan oleh pemerintah daerah sebagai

pertokoan.

11) Pasar induk

Pasar induk merupakan tempat transaksi barang atau jasa antara

penjual dengan pembeli dalam partai besar untuk

diperdagangkan kembali ke pasar-pasar lainnya.17

17

Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor: 53/M-DAG/PER/12/2008

tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko

Modern

Page 39: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

23

4. Minimarket

a. Pengertian Minimarket

Di kehidupan modern masyarakat saat ini kebutuhan primer atau

pangan semakin dibutuhkan walaupun apa yang ingin dicari tersebut

hanyalah berupa makanan ringan. Pada era sebelumnya untuk

mendapatkan kebutuhan makanan ringan tersebut atau bahkan keperluan

sehari-hari masyarakat perlu bepergian ke pasar tradisional atau bahkan ke

supermarket yang persebarannya tidak banyak di kota.

Dalam definisi minimarket menurut Hendri ma’ruf adalah: “Toko

yang mengisi kebutuhan masyarakat akan warung yang berformat modern

yang dekat dengan permukiman penduduk sehingga dapat mengungguli

toko atau warung”18

. Sebagai minimarket yang menyediakan barang

kebutuhan seharihari suasana dan keseluruhan minimarket sangat

memerlukan suatu penanganan yang profesional dan khusus agar dapat

menciptakan daya tarik pada minimarket.

Minimarket sebagai perana kebutuhan masyarakat sehari-hari

menjadi tempat belanja favorit masyarakat yang ingin belanja ringan tetapi

tidak perlu pergi jauh seperti ke supermarket. Pada era modern kini sudah

mulai banyak tumbuh minimarket-minimarket yang sudah menyediakan

fasilitas yang memadai guna memanjakan konsumennya.

Sementara itu, menurut Kotler dan Keller “Minimarket dapat

dikatakan merupakan bagian dari pengecer. Definisi dari pengecer tersebut

adalah semua kegiatan yang melibatkan penjualan barang dan jasa secara

langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi bukan untuk

bisnis”.19

Sebagai minimarket yang menyediakan barang kebutuhan sehari-

hari, suasana dan keseluruhan minimarket sangat memerlukan suatu

penanganan yang profesional dan khusus agar dapat menciptakan daya

tarik pada minimarket. Tata letak minimarket dapat mempengaruhi

sirkulasi kembali untuk berbelanja. Kadang-kadang suasana yang nyaman

18 Hendri Ma’ruf. Pemasaran Ritel. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005) hal.84

19

Philip Kotler dan Kelvin Lane Keller, Manajemen Pemasaran. Edisi Ketiga belas. Jilid

Pertama. Penerjemah Bob Sabran, (Jakarta: Erlangga, 2009), hal.114

Page 40: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

24

bersih dan segar lebih diutamakan dari pada hanya sekedar harga rendah

yang belum tentu dapat menjamin kelangsungan hidup dari minimarket

tersebut. Salah satu usaha yang dilakukan oleh pengusaha minimarket ini

untuk menarik konsumen agar melakukan pembelian yaitu melalui

promosi.

Pengertian minimarket bisa juga toko swalayan yang hanya

memiliki satu atau dua mesin register sementara supermarket adalah

swalayan besar yang juga menjual barang-barang segar seperti sayur dan

daging dengan jumlah mesin register. Dalam skala kecil, dengan pasar

sasaran masyarakat kelas menengah-kecil di pemukiman, lalu dinamai

“Minimarket”. Misinya memberikan pelayanan belanja pada masyarakat

dengan kantong biaya relatif murah tapi dengan kenyamanan yang sama

dengan supermarket. Minimarket biasanya luas ruangannya adalah antar

50 m2

sampai 200 m2

serta berada pada lokasi yang mudah dijangkau

konsumen. Minimarket mengisi kebutuhan masyarakat akan warung yang

berformat modern dengan minimarket, belaja sedikit di tempat yang dekat

dan nyaman terpenuhi, perilaku konsumen yang menyukai tempat belanja

bersih, sejuk dan tertata rapi membuat minimarket menjadi unggul dari

warung dan toko lainya.

a) Kelemahan dan Kelebihan Minimarket20

Kelebihan minimarket

a. Menemukan gaya warung dengan bentuk yang menarik

b. Memiliki kenyamanan dalam ruangan dan kebersihan

c. Pelayanan yang baik terhadap pembeli

d. Kualitas barang lebih terjamin di banding warung kelontong

e. Bisa beli eceran

f. Selalu memunculkan promo produk baru dapat berbelanja berbagai

keperluan dalam satu tempat saja, sehingga menghemat waktu dan

tenaga.

20

Riska, Analisis Motivasi Belanja Konsumen Minimarket dan Warung Kelontong dalam

Perspektif Islam Studi Kasus di Kelurahan Bulurokeng Kota Makasar, Skripsi S1 Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Alauddin Makasar, hal.34

Page 41: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

25

Kelemahan Minimarket

a. Harga pas dan tidak bisa tawar-menawar

b. SPG kadang sangat tidak ramah atau tidak sopan

c. SPG berbuat curang21

b. Karakteristik Minimarket22

a. Minimarket mempunyai beberapa komponen dalam penjualan yaitu

kasir, pegawai, produk/barang, uang, toko, struck, dan brosur.

b. Minimarket memiliki pelayanan yang baik

c. Minimarket memiliki environment berupa, manager, supervisor,

pegawai, dan keuangan

d. Minimarket memikiki interface (penghubung) yaitu, pembeli,

pegawai, dan kasir.

Dalam pemasaran terdapat strategi pemasaran yang disebut bauran

pemasaran (marketing mix) yang memiliki peran penting dalam

mempengaruhi konsumen agar dapat membeli suatu produk atau jasa yang

ditawarkan oleh perusahaan. Minimarketpun menggunakan bauran

pemasaran yang dikenal dengan 4P, merupakan kepanjangan dari Product,

Price, Promotion, dan Place sebagai berikut :23

a. Product (Produk) merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang

ditunjukan untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuas

kebutuhan dan keinginan pelanggan.

b. Price (Harga) adalah jumlah uang yang harus dibayar pelanggan

untuk mendapatkan produk yang ditawarkan dengan menghitung

harga eceran yang disarankan oleh suatu produsen.

c. Place (Tempat) merupakan keputusan distribusi menyangkut

kemudahan akses terhadap jasa atau produk bagi para pelanggan

potensial.

21

Ibid. hal.35

22

http://mohammadbahrudin.blogspot.com/2013/11/karakteristik-sistem-penjualan-

barang.html. Diakses pada tanggal 15 Agustus 2018

23

Philip Kotller and Gary Amstrong, Principles of Marketing 14th Edition (USA:

Pearson, 2012) hal. 51-52

Page 42: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

26

d. Promotion (Promosi) berarti kegiatan yang mengkomunikasikan

keunggulan produk dan membujuk target pelanggan untuk membeli

produk tersebut.

Selain dari konsep 4P diatas, para pengusaha yang kreatif akan

selalu menciptakan kombinasi yang terbaik dari 7P yang menjadi

komponen marketing mix. Eleman 7P ini terdiri dari 4P dan 3P

sebagai tambahan untuk pemasaran jasa. Dibawah ini akan dijelaskan

3P tambahannya yaitu People, Physical Evidence dan Process.24

e. People merupakan unsur orang/manusia yang melayani terutama

dalam perusahaan yang menjual jasa. Termasuk kedalamnya yaitu

pimpinan sebagai pengambil keputusan dan unsur karyawan yang

melayani konsumen. Karyawan ini perlu diberi pengarahan dan

pelatihan agar dapat melayani dengan baik.

f. Physical evidence (Bukti Fisik)

Artinya bukti fisik yang dimiliki oleh perusahaan jasa. Pelanggan

potensial tidak bisa menilai suatu jasa atau produk sebelum

mengkonsumsinya. Bukti fisik ini bisa dalam berbagai bentuk,

misalnya brosur.

g. Process (Proses) yaitu bagaimana proses dilakukan sampai jasa yang

diminta oleh konsumen diterima secara memuaskan. Apakah cukup

puas menerima jasa, cepat layanannya, bersih, rapih, akurat, tepat

waktu dan sebagainya.

24 Nurochim dan Iwan Purwanto, Manajemen Bisnis, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. hal.161

Page 43: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

27

c. Profil Minimarket Indomaret dan Alfamart

1. Minimarket Indomaret25

Indomaret merupakan jaringan minimarket yang menyediakan

kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari dengan luas penjualan

kurang dari 200 m2. Dikelola oleh PT. Indomarco Prismatama, gerai

pertama dibuka pada November 1968 di kalimantan. Tahun 1997

perusahaan mengembangkan bisnis gerai waralaba pertama di

Indonesia, setelah Indomaret teruji dengan lebih dari 230 gerai. Pada

Mei 2003 Indomaret meraih penghargaan “perusahaan waralaba 2003”

dari presiden Megawati Soekarnoputri. Kini Indomaret mencapai lebih

dari 1400 gerai, dari total itu 52% adalah milik sendiri dan sisanya

milik masyarakat yang tersebar dikota-kota Jabodetabek, Jawa Barat,

Jawa Timur, Jawa Tengah, Jogjakarta, Bali, dan lampung. Indomaret

mudah ditemukan di daerah pemukiman, gedung perkantoran dan

fasilitas umum karena penempatan lokasi gerai di dasarkan pada motto

“mudah dan hemat”, lebih dari 3.500 jenis makanan dan nonmakanan

tersedia dengan harga bersaing, memenuhi hampir semua kebutuhan

konsumen sehari-hari, didukung oleh pusat distribusi, yang

menggunakan teknologi mutahir, Indomaret merupakan salah satu

asset bisnis yang sangat menjanjikan, keberadaan Indomaret diperkuat

oleh anak perusahaan dibawah bendera grup INTRACO yaitu

Indogrosir, Finco, BSD Plaza dan Charmart.

Sasaran pemasaran Indomaret adalah konsumen semua

kalangan masyarakat, lokasi gerai yang strategis dimaksudkan untuk

memudahkan Indomaret melayani sasaran demografinya yaitu

keluarga. Sistem distribusi dirancang seefisien mungkin dengan

jaringan pemasok yang handal dalam menyediakan produk terkenal

dan berkualitas serta sumber daya manusia yang kompeten,

menjadikan Indomaret memberikan pelayanan terbaik kepada

25 www.Indomaret.co.id. Diakses pada tanggal 20 Januari 2020.

Page 44: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

28

konsumen. Saat ini Indomaret memiliki 8 pusat distribusi di Ancol

Jakarta, Cimanggis Depok, Tangerang, Bekasi, Parung, Bandung,

Semarang dan Surabaya. Dengan menjalin lebih dari 500 pemasok,

Indomaret memiliki posisi baik dalam menentukan produk yang akan

dijualnya. Laju pertumbuhan gerai Indomaret yang pesat dengan

jumlah transaksi 14,99 juta transaksi per bulan didukung oleh sistem

teknologi yang handal. Sistem teknologi informasi Indomaret pada

setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

persediaan dan penerimaan barang. Sistem ini dirancang untuk

memenuhi kebutuhan saat ini dengan memperhatikan perkembangan

jumlah gerai dan jumlah transaksi di masa mendatang.

Indomaret berupaya meningkatkan pelayanan dan kenyamanan

belanja konsumen dengan menerapkan sistem check out yang

menggunakan scanner di setiap kasir dan pemasangan fasilitas

pembayaran Debit BCA. Pada setiap pusat distribusi diterapkan digital

picking system (DPS). Sistem teknologi informasi ini memungkinkan

pelayanan permintaan dan suplai barang dari pusat distribusi ke toko-

toko dengan tingkat kecepatan yang tinggi dan efisiensi yang optimal.

Visi Indomaret sendiri adalah menjadi aset nasional dalam

bentuk jaringan ritel waralaba yang unggul dalam persaingan global.

Sedangkan mottonya adalah “mudah & hemat”. Budaya yang

diterapkan dalam tubuh perusahaan Indomaret adalah Dalam bekerja

kami menjunjung tinggi nilai-nilai:

a) Kejujuran, kebenaran dan keadilan

b) Kerja sama tim

c) Kemajuan melalui inovasi yang ekonomis

d) Kepuasan pelanggan

Page 45: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

29

2. Minimarket Alfamart

PT Sumber Alfaria Trijaya (SAT) atau Alfamart merupakan

perusahaan nasional yang bergerak dalam bidang perdagangan umum

dan jasa eceran yang menyediakan kebutuhan pokok dan sehari-hari.

Alfamart dapat dimiliki masyarakat luas dengan cara kemitraan.

Perusahaan ini didirikan pada 27 Juni 1999. Pada saat berdiri,

perusahaan bernama PT. Alfamart Mitra Utama (AMU). Pemegang

saham perusahaan ini adalah PT. Alfamart Retailindo Tbk. dengan

saham sebesar 51% dan PT. Lancar Distrindo sebesar 49%. Toko

pertama dibuka dengan nama Alfa Minimart pada tanggal 18 Oktober

1999 berlokasi di Jl. Beringin Raya, Karawaci, Tangerang. Pada

tanggal 1 Agustus 2002, Kepemilikan beralih ke PT Sumber Alfaria

Trijaya dengan komposisi pemegang saham: PT HM Sampoerna, Tbk

sebesar 70% dan PT Sigmantara Alfindo sebesar 30%. Pada tanggal 1

Januari 2003 nama Alfa Minimart diganti menjadi Alfamart. Hingga

saat ini, perusahaan telah memiliki toko lebih dari 2.266 buah toko.

Toko pertama dibuka 18 oktober 1999 dengan nama ”Alfa

Minimart” di Jl. Beringin Raya, Karawaci, Tangerang. Pada tanggal 1

Januari 2003 berubah nama menjadi Alfamart. Visi dari Alfamart

adalah Menjadi jaringan distribusi retail terkemuka yang dimiliki oleh

masyarakat luas, berorientasi kepada pemberdayaan pengusaha kecil,

pemenuhan kebutuhan dan harapan konsumen, serta mampu bersaing

secara global, sedangkan misinya adalah:

a. Memberikan kepuasan kepada pelanggan/konsumen dengan

berfokus pada produk dan pelayanan yang berkualitas unggul.

b. Selalu menjadi yang terbaik dalam segala hal yang dilakukan dan

selalu menegakkan tingkah laku/etika bisnis yang tertinggi.

c. Ikut berpartisipasi dalam membangun negara dengan menumbuh

kembangkan jiwa wiraswasta dan kemitraan usaha.

Page 46: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

30

d. Membangun organisasi global yang terpercaya, tersehat dan terus

bertumbuh dan bermanfaat bagi pelanggan , pemasok, karyawan,

pemegang saham dan masyarakat pada umumnya.

Budaya yang dijunjung dalam bekerja adalah:

a. Integritas yang tinggi.

b. Inovasi untuk kemajuan yang lebih baik.

c. Kualitas & Produktivitas yang tertinggi.

d. Kerjasama Team.

Yang menjadi target dari pemasaran Alfamart adalah area

perumahan, fasilitas publik, dan gedung perkantoran, sedangkan motto

yang digunakan Alfamart adalah “belanja puas harga pas”.

5. Warung Kelontong

a. Pengertian Warung Kelontong

Kata warung kelontong terdiri dari dua suku yaitu warung dan

kelontong. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “warung adalah tempat

berjualan makanan dan minuman. sedangkan kelontong adalah barang-

barang untuk keperluan seharihari”.26

Menurut Kotler, “Toko kelontong

yaitu toko kecil di daerah perumahan, sering buka 24 jam 7 hari, lini

terbatas produk kelontong dengan perputaran tinggi”.27

Warung kelontong yaitu warung yang menyediakan kebutuhan

rumah tangga seperti sembilan bahan pokok (sembako), makanan dan

barang rumah tangga. Warung ini ditemukan berdampingan dengan

pemilik rumah yang tidak jauh dengan masyarakat seperti perkampungan,

dan perumahan. Warung kelontong merupakan pertama kali yang

melayani kebutuhan masyarakat sebelum minimarket.

Berdasarkan Undang Undang nomor 20 tahun 2008 “usaha mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan

usaha perorangan. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif

yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau

26

https://kbbi.web.id/warung kelontong. Diakses pada tanggal 12 maret 2018 27

Philip Kotler `dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi Ketiga belas. Jilid

Kedua. Penerjemah Bob Sabran, (Jakarta: Erlangga, 2009), hal.141

Page 47: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

31

badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan

cabang perusahaan yang dimiliki.Usaha Menengah adalah usaha

ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang

perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau cabang perusahaan. Atau secara kriteria menurut

undang-undang tersebut usaha kecil dan menengah mempunyai

minimal kekayaan bersih Rp 50.000.000,- 28

.

Usaha kecil dan menengah yang banyak dijalani oleh masyarakat

adalah diantaranya usaha ritel. Usaha ritel disini salah satunya adalah Toko

Kelontong atau usaha penjualan kebutuhan masyarakat sehari-hari.

Dalam penelitian Raharjo “Toko kelontong atau yang biasa disebut

dengan warung penyedia barang kebutuhan sehari-hari merupakan usaha

mikro yang kepemilikannya dimiliki oleh pribadi dan melakukan penjualan

barang yang bersifat melayani pelanggan atau konsumen datang untuk

membeli barang tidak dengan mandiri yaitu dengan dilayani langsung oleh

pelayan toko kelontong tersebut, dan pada umumnya pada toko kelontong

yang skala kecil pelayan toko kelontong adalah sebagai kasir juga.”29

Warung Kelontong merupakan warung atau toko yang menjual

kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari secara eceran. Konsumen

yang berbelanja di kelontong, pada umumnya berbelanja dalam partai

kecil. Akan tetapi, ada beberapa yang membeli barang dagangan untuk

dijual kembali dalam toko yang lebih kecil (toko kelontong). Usaha ritel

kelontong merupakan bentuk usaha yang menjual barang dagangannya

secara eceran dan masih dikelola dengan sistem tradisional atau

konvensional. Pengelolaan usaha ritel kelontong belum jelas, baik dari segi

pengelolaan keuangan, persediaan barang dagangan, maupun strategi

penjualannya.

28

Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil

dan Menengah, hal.2

29

Reza Haditya Raharjo, Analisis Pengaruh Keberadaan Minimarket Modern Terhadap

Kelangsungan Usaha Toko Kelontong Di Sekitarnya Studi Kasus Kawasan Semarang Barat,

Banyumanik, Perundungan Kota Semarang, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis,

Universitas Diponorogo Semarang, 2015) hal. 17

Page 48: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

32

Menurut Dinas Industri Dan Perdagangan Kota DKI Jakarta.

melalui wawancara kepada bagian perdagangan pada pendirian

usahanya toko kelontong tetap didasari oleh peraturan dan seharusnya

mendaftarkan melalui “SIUP KECIL” yang dimana sesuai dengan

peraturan daerah Kota Semarang nomor 6 tahun 2009 yang dikatakan

“SIUP KECIL” wajib dimilik oleh perusahaan atau pengusaha dengan

kriteria yaitu memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00

dan tidak lebih dari Rp 500.000.000,00. Namun pada kenyataannya

masih banyak toko kelontong yang tidak mendaftarkan usahanya

karena hanya berskala kecil. Pedagang toko kelontong dapat terbagi

atas pedagang grosir, dan pedagang eceran. Pedagang eceran

merupakan pedagang toko kelontong yang menjual barang langsung

kepada konsumen yang akan langsung menggunakan barang tersebut

atau tidak dijual kembali pada umumnya pedagang kelontong skala

eceran ini memiliki modal usaha yang relative tidak besar. Pedagang

grosir merupakan pedagang toko kelontong yang menjual barang

bersifat partai besar atau banyak. Konsumen yang datang biasanya

adalah konsumen yang ingin menjual kembali barang yang dibeli di

toko kelontong skala grosir tersebut. Modal usaha cenderung lebih

besar disbanding dengan pedagang kelontong skala eceran.30

Pelaku usaha ritel ini seringkali tidak mempertimbangkan lokasi

usahanya yang strategis, mereka lebih memanfaatkan tempat yang sudah

dimilikinya. Pada umumnya mereka mendirikan usaha di toko yang

mereka bangun di dekat tempat tinggalnya, misalnya di depan rumah.

Warung kelontong merupakan salah satu bentuk industri kecil/usaha

keluarga karena jumlah pekerjanya sedikit, yaitu sekitar 1-5 orang yang

biasanya merupakan anggota keluarga sendiri. Dengan modal yang relatif

kecil, dari segi harga, warung hanya mempunyai sedikit kekuatan untuk

mempengaruhi harga.

b. Keunggulan dan kelemahan warung kelontong

Terdapat keunggulan dan kelemahan dari warung kelontong

sebagai berikut

a) Keunggulan warung kelontong

1. Bersahabat terhadap pembeli

2. Harga barang bisa ditawar

3. Bisa beli eceran

30

Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 12/M-DAG/PER/3/2006,

tentang ketentuan dan tata cara penerbitan surat tanda pendaftaran waralaba.

Page 49: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

33

4. Dapat memenuhi pesan untuk pelanggan

5. Bisa berutang atau dibayar kemudian

b) Kelemahan warung kelontong

1. Bentuk warung tidak menarik

2. Tata letak barang di dalam warung tidak diatur dengan

nyaman dan efisien

3. Tidak selalu memperhatikan dengan kenyamana dan

kebersihan

4. Kurangnya penerangan lampu

5. Kekurangan modal.31

B. Penelitian Relevan

Penelitian mengenai pengaruh munculnya minimarket terhadap usaha

kelontong telah beberapa kali dilakukan oleh peneliti lainnya di wilayah lain

maupun kota lain di Indonesia. Penelitian terdahulu dapat dijadikan referensi

atau dasar dari penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, berikut merupakan

penelitian yang relevan :

Tabel 2.2

Penelitian Relevan

No. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil

1. Perdiana

Wijayanti

(2009)32

Analisis Pengaruh

Perubahan

Keuntungan

Usaha Toko

Tradisional

dengan

Munculnya

Persamaan :

Hasil analisis Wijayanti samasama

mengenai Penurunan keuntungan

yang signifikan karna disebabkan

oleh minimarket yang jaraknya

kurang dari satu kilometer.

31

Riska, Analisis Motivasi Belanja Konsumen Minimarket dan Warung Kelontong dalam

Perspektif Islam Studi Kasus di Kelurahan Bulurokeng Kota Makasar, Skripsi S1 Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Alauddin Makasar, hal.32

32

Wijayanti, Pardiana dan Wiratno. Analisis Pengaruh Perubahan Keuntungan Usaha

Warung tradisional Dengan Munculnya Minimarket (Studi Kasus Di Kecamatan Pedurungan

Kota Semarang).Undip, 2011

Page 50: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

34

Minimarket (Studi

Kasus di

Kecamatan

Pedurungan Kota

Semarang

Perbedaan :

Pembahasan Wijayanti mengenai

Pengaruh Perubahan Keuntungan

Usaha Toko Tradisional dengan

MunculnyaMinimarket. Sedangkan

penulis dampak pengaruh dari

minimarket terhadap kelangsungan

usaha toko kelontong. Dan

berdasarkan metode penelitiannya

juga berbeda. Wijayanti memakai

metode kuantitatif sedangkan

penulis kualitatif

2 Wilda Nuraftia

Nully dan

Irawati

(2011)33

Dampak

Pendirian

Minimarket

terhadap Omset

Pedagang

Tradisional di

Desa Karang

Asih Kecamatan

Cikarang Utara

Kabupaten

Bekasi (Studi

Kebijakan

Peraturan Bupati

Nomor 16 Tahun

2007 Tentang

Minimarket).

Persamaan:

Pembahasan Wilda dn Irawati,

sama-sama membahasa peraturan

pemerintah yang tidak berjalan

semestinya banyak pasal yang

dilanggar dalam peraturan tersebut.

Dan sama-sama membahas

mengenai dampak dari minimarket

yang pedagangnya mengalami

penurunan omset.

Perbedaan :

Pembahasan Wilda dan Irawati

lebih kepada penurunan omset

pedagang Tradisional sedangkan

penulis dampak dari

keseluruhannya. Dan penulis lebih

kepada Peraturan Presiden No.112

33 Wilda Nuraftia dan Irawati. Dampak Pendirian Minimarket terhadap Omset Pedagang

Tradisional di Desa Karang Asih Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi (Studi Kebijakan

Peraturan Bupati Nomor 16 Tahun 2007 tentang Minimarket). Jurnal Madani Edisi II, 2011

Page 51: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

35

tahun 2007 dan Permendag No.53

tahun 2008. Pedoman Penataan dan

Pembinaan Pasar tradisional, Pusat

Perbelanjaan dan Toko Modern

3. Ni Komang

Ayu Triadi

Dewi (2012)34

Dampak

Minimarket

Terhadap

Eksistensi Toko

Tradisional di

Kota Singaraja

Persamaan :

Pembahasan Dewi dan penulis

sama-sama membahas tentang

dampak minimarket yang

menjadikan penurunan pada omset

penjualan, jumlah pembeli dan

pendapatan.

Perbedaan :

Banyak perbedaan dari hasil

penelitian peneliti dengan

penelitian dewi, peneliti meneliti

pedagang toko kelontong,

sedangkan dewi toko tradisional

dan penelitian dewi menggunakan

metode penelitian Kuantitatif

sedangkan penelitian peneliti

menggunakan metode penelitian

kualitatif.

4. Eka Yuliasih

(2013)35

Studi Eksplorasi

Dampak

Keberadaan Pasar

Modern

Terhadap Usaha

Ritel Waserda

dan Pedagang

Pasar Tradisional

di

Persamaan :

Hasil penelitian Eka Yuliasi

dengan hasil Penelitian peneliti

sama-sama menunjukkan bahwa

(1) Implementasi peraturan

pemerintah tentang pasar modern

tidak berjalan semestinya. (2)

Persepsi negatif para pemilik toko

kelontong terhadap keberadaan

34 Dewi, dkk. Dampak Minimarket terhadap Eksistensi Warung Tradisional Di Kota

Singaraja. Universitas Pendidikan Ganesha, 2012

35

Eka Yuliasih, Studi Eksplorasi Dampak Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha

Ritel Waserda dan Pedagang Pasar Tradisional di Kecamatan Klirong Kabupaten Kebumen

Universitas Negeri Yogykarta, 2013.

Page 52: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

36

Kecamatan

Klirong

Kabupaten

Kebumen.

pasar modern termasuk dalam

kategori tinggi. (3) Keberadaan

Minimarket berdampak negatif

pada omset, dan pendapatan

(4) Upaya yang dilakukan untuk

mempertahankan eksistensi

usahanya sangat minim, misalnya

hanya dengan menurunkan harga

jual beberapa jenis barang.

Perbedaan :

Pada penelitian Eka Yuliasih

menggunakan metode penelitian

kuantitatif sedangkan peneliti

menggunakan metode kualitatif.

Penelitian Eka Yuliasih

menyangkup usaha Waserba dan

Pasar Tradisional sedangkan

peneliti hanya toko kelontong saja.

C. Kerangka Berfikir

Perkembangan pasar modern yang terus meningkat dari waktu ke

waktu dapat mengancam keberadaan usaha toko kelontongan dan ritel

lainnya. Masyarakat mulai enggan berbelanja di toko kelontong dengan

berbagai alasan. Hal ini dapat berakibat buruk bagi eksistensi usaha toko

kelontong.

Pemerintah maupun pelaku usaha toko kelontong harus memiliki

upaya untuk memepertahankan eksistensi usaha mereka. Pemerintah dapat

melakukan perlindungan terhadap usaha toko kelontong. Dalam penelitian

ini, kerangka berpikir dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut :

Page 53: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

37

Gambar 1: Kerangka Berfikir

Minimarket Modern Usaha Toko Kelontong

Perkembangan minimarket

modern terus meningkat,

lokasi berdirinya minimarket

berdekatan dengan usaha toko

kelontong

Kebijakan

Pemerintah

Perkembangan usaha toko

kelontong

DAMPAK ?

Upaya yang dilakukan oleh

pelaku usaha toko kelontong

untuk mempertahankan

eksistensi usahanya

Page 54: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Toko Kelontong sekitar

wilayah Srengseng, Kembangan, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus

Ibukota Jakarta 11630. Peneliti melakukan penelitian dengan mendatangi

secara langsung ke tempat usaha masing-masing informan (pedagang toko

Kelontong) untuk memperoleh informasi mendalam mengenai bagaimana

dampak yang ditimbulkan oleh keberadaan Minimarket terhadap usaha

kelontong. Karena disana terdapat juga beberapa minimarket seperti

Alfamart dan Indomart.

Waktu yang digunakan untuk penelitian adalah selama 11

(Sebelas) bulan yang dimulai dari bulan Juli 2018 sampai dengan bulan

Mei 2019

Tabel 3.1

Jadwal Kegiatan

Tahapan

Penelitian

Juli

Agst Sept

Okt

Nov

Des

Jan-

Mar

Apr Mei

Studi Pustaka

Penyusunan

Laporan

Pengumpulan

Data

Pengelolaan

dan Analasis

Data

Penyelesaain

Laporan

Page 55: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

39

B. Latar Penelitian (Setting)

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kelurahan Srengseng

Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat. Peneliti melakukan penelitian

dengan mendatangi secara langsung ke tempat usaha masing-masing

informan (pedagang toko kelontong) untuk memperoleh informasi

mendalam mengenai bagaimana dampak yang ditimbulkan oleh

keberadaan Minimarket terhadap usaha toko kelontong.

Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik

pengambilan sample Sumber data dengan pertimbangan

tertentu.1Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap

paling tahu tentang apa yang ingin peneliti tanyakan kepada partisipan.

Partisipan peneliti yang menjadi narasumber penelitian ini adalah orang-

orang yang mengerti tentang masalah adanya keberadaan minimarket yang

mempengaruhi keuntungan, omzet dan jarak yang berdekatan antara toko

kelontong dengan minimarket. Maka yang akan di wawancara adalah para

pengusaha atau pemilik toko kelontong. Alasan peneliti mengambil

partisipan tersebut adalah mereka lebih mengetahui dan merasakan

langsung permasalahan tersebut, sehingga bisa didapatkan informasi yang

lebih naturalistik dan mendalam. Hal ini dilihat dari keadaan ekonomi dan

pemahaman mereka dalam membuka usaha toko kelontong.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan

metode studi kasus karna metode penelitian studi kasus bertujuan untuk

mempelajari secara mendalam dan sistematis dalam kurun waktu cukup

lama tentang suatu kasus sehingga dapat dicari alternatif pemecahannya.

Maka dalam penelitian ini,peneliti menggunakan metode studi kasus untuk

mengungkapkan bagaimana dampak minimarket terhadap kelangsungan

toko kelontong di wilayah kelurahan Srengseng, Kembangan, Jakarta

1 Sugiono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),

Bandung: ALFABETA, 2015. hal.124

Page 56: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

40

Barat. Peneliti mengumpulkan data dan mendeskripsikan mengenai

dampak yang disebabkan minimarket terhadap warung kelontong sesuai

dengan keadaan sebenarnya yang terjadi di lokasi penelitian tersebut.2:

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

Dalam mencari data-data, dan informasi yang berupa fakta harus

memperhatikan teknik pengumpulan data yang dinilai paling tepat.

Sehinggainformasi yang didapat benar-benar valid dan reliabel. Seperti

halnya data terdiri atas data primer dan data sekunder, maka teknik

pengumpulannya pun terdiri dari dua yaitu pengumpulan data primer

dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui penelitian

lapangan (field research), yaitu pengumpulan data secara langsung di

lapangan oleh peneliti sendiri dan pengumpulan data sekunder melalui

kepustakaan (library research), yaitu pengumpulan data tidak secara

langsung di lapangan, data diperoleh dari pihak lain yang sudah

mengumpulkannya terlebih dahulu.

1. Metode Field Research (penelitian lapangan)

Untuk memperoleh data primer dan informasi lapangan, penulis

menggunakan instrumen pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi

Sutrisno Hadi dalam buku Sugiyono mengemukakan

bahwa,“observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu

proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis.

Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan

dan ingatan.”3 Pengamatan langsung (observasi), dilakukan dengan

jalan melakukan pengamatan operasional pada sampel yang dipilih

untuk memonitor kerja yang sebenarnya.

2https://pakarkomunikasi.com/jenis-metode-penelitian-kualitatif diakses pada tanggal

22 juli 2018.

3 Ibid., hal. 203

Page 57: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

41

Lembar observasi yang peneliti gunakan untuk memperoleh

informasi dan data baik mengenai fisik dan nonfisik segala

aktivitas dan tingkah laku para informan warung kelontong.

Berikut adalah pedoman observasi di lapangan yang tertera pada

tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2

Pedoman Observasi

No Aspek yang Diamati Dampaknya

1. Lokasi Informan Dalam Membuka

Usaha Toko kelontong

Jumlah Pendapatan

2. Kelengkapan Toko Minat Beli Terhadap

Toko Kelontong

b. Wawancara

Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan

komunikasi.4Disini merupakan teknik atau pengumpulan data

dengan jalan tanya jawab langsung yang terdiri dari dua orang

yang berhadap-hadapan, tetapi dalam kedudukan yang berbeda

yaitu antara penulis dengan subyek peneliti yang ditentukan.

Adapun jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara bebas

terpimpin, yaitu penulis memberikan keabsahan kepada responden

untuk berbicara dan memberi keterangan yang diperlukan penulis

melalui pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. Wawancara ini

akan dilakukan kepada pemilik toko kelontong disekitar kelurahan

Srengseng Jakarta Barat.

4Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survai, (Jakarta : LP3ES, 2011), hal.192

Page 58: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

42

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Dampak Keberadaan Minimarket

Sumber Data Indikator Pertanyaan No. Item

Pelaku Usaha

Toko

Kelontong

1) Latar

Belakang

Pelaku Usaha

Toko

Kelontong

1. Berapa lama usaha toko

kelontong?

2. Pekerjaan/usaha apa

sebelum usaha toko

kelontog?

3. Adakah usaha lain selain

usaha toko kelontong?

1, 2, dan

3

2) Dampak

keberadaan

Minimarket

terhadap

pendapatan

usaha toko

kelontong

4. Berapa rata-rata

pendapatan Anda sebelum

adanya minimarket?

5. Berapa rata-rata

pendapatan Anda sesudah

adanya minimarket?

4 dan 5

3) Dampak keberadaan Minimarket terhadap eksistensi usaha toko kelontong

6. Apakah keberadaan

Minimarket berpengaruh

terhadap eksistensi usaha

Anda?

7. Apakah keberadaan

minimarket mengancam

eksistensi usaha Anda?

6 dan 7

4) Dampak

keberadaan

Minimarket

terhadap

aspek lainnya

8. Adakah dampak lain yang

disebabkan oleh

keberadaan Minimarket

terhadap usaha Anda?

9. Apa saja dampak lain

yang terjadi pada usaha

Anda setelah berdirinya

Minimarket?

8 dan 9

Page 59: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

43

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Wawancara Upaya yang Dilakukan Untuk Mempertahankan

Eksistensi Usaha Toko Kelontong

Sumber Data Indikator Pertanyaan No.

Item

Pelaku Usaha

Toko

Kelontong

(Philip Kotler

: Strategi

Pemasaran)

1) Upaya yang

dilakukan pelaku

mempertahankan

eksistensi

usahannya.

1. Adakah upaya yang

Anda lakukan untuk

mempertahankan

eksistensi usaha Anda?

1

2) Menerapkan

strategi

pemasaran baru

2. Apakah Anda

menerapkan strategi

pemasaran baru dalam

usaha anda setelah

adanya Minimarket

modern?

3. Strategi pemasaran baru

apa yang Anda terapkan?

4. Mengapa Anda memilih

strategi pemasaran

tersebut?

2, 3, dan

4

3) Menjual barang

dagang dengan

harga lebih

murah

5. Apakah Anda menjual

barang dagangan dengan

harga lebih murah dari

Minimarket untuk

menarik pelanggan?

6. Barang apa saja yang

dijual dengan harga lebih

murah dari Minimarket?

5 dan 6

Page 60: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

44

4) Menggunakan

sistem diskon

atau potongan

harga

7. Apakah Anda

menerapkan sistem

diskon atau potongan

harga dalam usaha

Anda?

8. Apa saja kriteria pembeli

yang dapat memperoleh

diskon atau potongan

harga?

7 dan 8

5) Kualitas barang

dan pelayanan

9. Apakah anda melakukan

pengecekan secara rutin

batas akhir pemakaian

pada setiap produk

10. Apakah ada upaya untuk

menambah karyawan

yang memiliki

preashgraduate untuk

menarik minat pembeli?

9 dan 10

c. Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dokumen-dokumen peraturan dan kebijakan pemerintah yang

mengatur tentang penyelenggaraan pasar modern dan pasar

tradisional. Dokumen-dokumen tersebut yaitu Perpres No. 112

Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional,

Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern dan Peraturan Menteri

Perdagangan Republik Indonesia Nomor: 53/M-

DAG/PER/12/2008 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan

Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Dokumen

lain berupa data demografi masyarakat keluruahan Srengseng dan

foto-foto keadaan lapangan tempat peneliti melakukan penelitian.

Page 61: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

45

2. Metode Library (penelitian kepustakaan)

Metode kepustakaan merupakan cara yang penulis pilih untuk

menelusuri serta mengumpulkan sumber data, baik berkaitan dengan

teori, sumber literatur, dan para pendapat ahli yang mempunyai

relevansi dengan permasalahan yang penulis teliti.

E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada

uji validitas dan reabilitas.5 pada penelitian kualitatif, temuan atau data

dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang

dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang

diteliti. Teknik pemeriksaan keabsahan data pada penelitian ini meliputi

triangulasi dan meningkatkan ketekunan. Hal tersebut dijelaskan sebagai

berikut :

1. Triangulasi

Triangulasi dilakukan dengan cara triangulasi teknik dan sumber

data. Triangulasi teknikberarti, peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari

sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif,

wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama

secara serempak. Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data

dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

Triangulasi yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah

triangulasi sumber. Hal ini bertujuan untuk membandingkan dan

mengecek informasi yang diperoleh dengan wawancara dan observasi.

Pada proses wawancara, peneliti memberikan pertanyaan yang serupa

kepada para subjek penelitian. Hal tersebut memberikan gambaran

suatu proses yang dipahami masing-masing subjek. Peneliti juga

melakukan observasi, observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk

5 Ibid., hal.117

Page 62: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

46

mencari partisipan yang akan diwawancarai oleh peneliti. Pernyataan

yang diperoleh dari partisipan dicocokan dengan kondisi lapangan.

2. Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara

lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka

kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti

dan sistematis. Pengujian keabsahan data dengan meningkatkan

ketekunan ini dilakukan dengan cara peneliti membaca seluruh catatan

hasil penelitian secara cermat, sehingga dapat diketahui kesalahan dan

kekurangannya. Dengan demikian peneliti dapat memberikan deskripsi

data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.

3. Member Check

Pengujian keabsahan data dengan member check, dilakukan

dengan cara mendiskusikan kembali hasil penelitian kepada sumber-

sumber data yang telah memberikan data, yaitu data yang telah

diferivikasikan oleh peneliti dapat di koreksi oleh pemberi data dari

segi pandangan situasi mereka sendiri. Apabila data yang

diorganisasikan oleh peneliti dapat disepakati, maka kepercayaan dapat

di terima, jikapenafsiran data yang diberikan pada peneliti tidak

disepakati, maka peneliti perlu mengadakan diskusi kembali dengan

pemberi data, sehingga sepakatan tara peneliti dan pemberi data.

Dengan demikian, maka terwujud kepercayaan data penelitian.

Page 63: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

47

F. Analisis Data

Setelah melakukan penelitian, data yang diperoleh atau

dikumpulkan dari lapangan harus dianalisis. Analisis data merupakan

proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari

hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-

unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga

mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.6Proses analisis data

dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Reduksi Data, kegiatan peneliti menyeleksi memilah-milah data serta

memberi kode, menentukan fokus pada hal-hal yang penting, dicari

tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu. Dengan demikian

data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya.

2. Menyajikan Data, setelah data direduksi, peneliti menyajikan data.

dalam penlitian kualitatif, display data ini dapat dilakukan dalam

grafik dan sejenisnya. Dengan menyajikan data, maka akan

memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

3. Pembahasan, dalam analisis data kualitatif setelah menyajikan data,

maka proses selanjutnya yaitu mendeskripsikan Setting, orang-orang,

kategori, dan tema-tema yang akan dianalisis. Deskripsi ini melibatkan

usaha penyampaian informasi secara detail mengenai orang-orang,

lokasi, peristiwa dalam setting tertentu. Peneliti dapat membuat kode-

kode untuk mendeskripsikan semua informasi ini, lalu

menganalisisnya untuk proyek studi kasus, etnografi, atau penelitian

naratif.7

6 Ibid., hal. 335

7 http://kompasiana.com. diakses pada tanggal 22 Januari 2020

Page 64: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

48

4. Menyimpulkan Data dan Verifikasi, dalam analisis data kualitatif

menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan

verfikasi. Peneliti menarik kesimpulan berdasarkan data-data yang

telah Ada. Kesimpulan ini dibuktikan dengan cara menafsirkan

berdasarkan kategori yang ada sehingga dapat diketahui hubungan

kecerdasan emosional dengan perilaku altruisme pada mahasiswa.

Page 65: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Gambaran Umum Kelurahan Srengseng Jakarta Barat

Kelurahan Srengseng merupakan daerah yang sudah padat dengan

penduduk. Kelurahan srengseng kurang lebih berjarak 4 Km dari

Kecamatan Kembangan, Kelurahan Srengseng memiliki luas wilayah

491,60 ha, yang memiliki jumlah penduduk :

1) Laki-laki : 20,542 Jiwa

2) Perempuan : 19,652 Jiwa

3) Kepala Keluarga : 5.613 KK

Jumlah penduduk keseluruhan sebanyak 40,194 Jiwa, yang terdiri

dari 12 Rukun Warga dan 98 Rukun Tetangga, kantor Kelurahan

Srengseng di pimpin oleh seorang bapak lurah yang bernama Drs. Joko

Mulyono. dengan batas-batas sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kelurahan Meruya Utara

Sebelah Timur :Kelurahan Kelapa Dua dan Kelurahan

Sukabumi Selatan

Sebelah Selatan : Kelurahan Joglo dan Kelurahan Ulujami

Sebelah Barat : Kelurahan Joglo dan Meruya Selatan

Kelurahan Srengseng terletak di Kecamatan Kembangan Jakarta

Barat, yang meliliki 6 Kelurahan yakn :

a. Kelurahan Kembangan Selatan

b. Kelurahan Kembangan Utara

c. Kelurahan Meruya Utara

d. Kelurahan Srengseng

e. Kelurahan Joglo

f. Kelurahan Meruya Selatan

Page 66: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

50

2. Penduduk dan Tenaga Kerja

a. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelaminnya, penduduk Kelurahan

Srengseng dapat dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu laki-

laki dan perempuan. Distribusi penduduk Kelurahan Srengseng

berdasarkan jenis kelaminnya disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.1

Banyaknya Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kelurahan

Srengseng Tahun 2017

Jumlah Penduduk %

Laki-laki

%

Perempuan

%

Total Laki-

Laki

Perempuan Jumlah

20,542 19,652 40,194 51 % 49% 100%

Sumber : Data Sekuder yang diolah Kelurahan Srengseng

Berdasarkan tabel 4.1 diatas, data penduduk laki-laki lebih

banyak dibanding dengan jumlah penduduk perempuan walaupun

perbedaan jumlahnya tidak terlalu signifikan. Jumlah penduduk

laki-laki sebanyak 20,542 jiwa dan jumlah penduduk perempuan

sebanyak 19,652 jiwa.

b. Karakteristik Penduduk Menurut Umur Produktif dan

NonProduktif

Berdasarkan usia produktifnya, penduduk Kelurahan

Srengseng dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu penduduk usia 0-

14 tahun, 15-64 tahun, dan penduduk usia 65 tahun atau lebih.

Distribusi penduduk berdasarkan usianya, dapat ditabulasikan

sebagai berikut.

Page 67: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

51

Tabel 4.2

Banyaknya Penduduk Menurut Umur Produktif dan Non

Produktif di Kelurahan Srengseng Tahun 2017

Kelompok umur Jumlah Persentase

0-14 Tahun 11,480 29,30%

15-39Tahun 11,873 30,30 %

40-54 Tahun 11,078 28,20 %

55-69 Tahun 4,797 12,20 %

Jumlah 39,225 100 %

Sumber : Data Sekunder yang diolah Kelurahan Srengseng

Tabel di atas menunjukan bahwa penduduk Usia 0-14 tahun cukup

banyak yaitu sebanyak 11,480 Jiwa atau sebesr 11,480 % sedangkan

penduduk usia produktif mencapai 11,873 jiwa (30,30 %). Jumlah

penduduk usia lanjut (65 tahun atau lebih) di Kelurahan Srengseng

mencapai 4,797 jiwa atau 12,20 %. Dari jumlah tersebut bahwa

penduduk usia produktif di Kelurahan Srengseng lebih banyak

dibandingkan dengan penduduk usia tidak Produktif.

3. Gambaran Umum Pemilik Warung kelontong

Warung Kelontong adalah warung yang menyediakan kebutuhan

rumah tangga seperti sembilan bahan pokok (sembako), makanan dan

barang rumah tangga. Warung ini ditemukan berdampingan dengan

pemilik rumah yang tidak jauh dengan masyarakat seperti

perkampungan, dan perumahan. Warung kelontong merupakan

pertama kali yang melayani kebutuhan masyarakat sebelum

minimarket .

Pada dasarnya toko kelontong memiliki beberapa level, ada yang

levelnya yang sudah besar yang omsetnya mencapai ratusan juta dalam

sebulan, ada yang level menengah dengan omset puluhan juta, dan ada

juga yang levelnya kecil seperti warung kelontong yang omsetnya

hanya ratusan ribu hingga beberapa juta sebulan.

Page 68: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

52

Di zaman yang modern ini, warung kelontong tetap memainkan

perannya yang sangat penting bagi masyarakat (konsumen) yakni

dengan menyediakan kebutuhan sehari-hari masyarakat. Meski sudah

banyak berdiri minimarket maupun supermarket, warung kelontong

masih tetap memiliki pelanggan walaupun sudah menurun. Hal ini

dikarenakan letaknya yang dekat dengan pemukiman serta timbulnya

rasa kekeluargaan di antara pembeli dan penjual. Selain itu, pada

warung kelontong terdapat sosialisasi antar kelas sosial, etnis, dan juga

agama yang tidak akan kita jumpai di minimarket maupun toko

modern lainnya.

Dalam Penelitian ini penulis mengkaji beberapa informan untuk

dapat menelaah lebih dalam mengenai dampak keberadaan minimarket

terhadap kelangsungan usaha toko kelontong di wilayah Srengseng,

Kembangan, Jakarta Barat. Melalui indikator dalam penentuan

informan yang dirumuskan dalam beberapa kriteria yakni lama usaha,

kota asal, pendidikan terakhir, pengalaman dalam usaha dan toko

kelontong menjadi mata pencaharian utama. Dalam penelitian ini

pemilik warung yang dijadikan informan yaitu yang membuka warung

kelontong di kawasan Srengseng, Jakarta Barat.

1) Usia dan Lama Usaha

Menurut data wawancara usia para informan beragam,

namun rata-rata para informan berusia 35 tahun. Artinya para

informan telah masuk kedalam usia angkatan kerja. Angkatan kerja

adalah penduduk usia produktif yang beusia 15-64 tahun yang

sudah mempunyai pekerjaan maupun sedang tidak aktif bekerja.

Usia para informan juga tidak melebihi usia produktif atau diatas

64 tahun. Dimana usia tertinggi informan yaitu 50 tahun dan usia

terendah 35 tahun. Data tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.1 yang

menggambarkan lama usaha pemilik warung kelontong.

Page 69: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

53

Tabel 4.3

Lama Usaha Pemilik Warung Kelontong

No. Nama Usia Lama Usaha

1. Nur Jannah 35 15 Tahun

2. Muslimah 50 30 Tahun

3. Wahyono 46 10 Tahun

4. Sucipto 43 2 tahun

5. Hendrawan 33 6 Bulan

Sementara lama usaha para informan menjadi pemilik toko

kelontong juga beragam. Banyak masyarakat yang membuka usaha

warung kelontong. Berdasarkan hasil wawancara kepada para

pemilik warung kelontong ada beberapa yang baru membuka usaha

kelontong ada juga yang sudah lama menggeluti usaha warung

kelontongnya. Dari data yang diperoleh, lama usaha warung

kelontong dibawah 2 tahun terdapat 2 orang. Dan lama usaha

diatas 2 tahun terdapat 3 orang. Dimana 1 diantaranya telah

membuka usaha kelontong lebih dulu dari ke 2 warung yang lain.

Hal ini membuktikan bahwa masih banyak warung kelontong yang

masih buka di wilayah srengseng.

2) Kota Asal

Usaha warung keontong mampu menarik masyarakat luar

kota untuk bekerja dan mengadu nasib di Kota Jakarta. Seperti

halnya mayoritas pemilik warung kelontong berasal dari luar

daerah. Diantaranya berasal dari Madura, Kuningan, dan lainya.

Berikut adalah tabel kota asal yang diperoleh dari hasil wawancara

pemilik warung kelontong sebanyak 5 orang. Seperti yang terlihat

dalam tabel 4.2

Page 70: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

54

Tabel 4.4

Kota Asal Pemilik Warung Kelontong

No Nama Kota Asal

1. Nur jannah Padang

2. Muslimah Medan

3. Wahyono Madura

4. Sucipto Kuningan

5. Hendrawan Madura

Para informan yang berasal dari luar kota saat ini menetap

dan tinggal di Kota Jakarta. Mereka menyatakan bahwa sejak lama

telah mengadu nasib sehingga memutuskan tinggal dan menetap di

Kota Jakarta. Hal ini membuktikan bahwa para masyarakat urban

yang telah mendominasi menjadi pemilik warung kelontong

sebagai mata pencariaan di Jakarta. Daya tarik Kota Jakarta dari

berbagai sektor juga mempengaruhi masyarakat untuk tinggal dan

mencari nafkah di kota ini.

3) Pendidikan Terakhir

Dari hasil data yang diperoleh, diketahui bahwa tingkat

pendidikan formal yang ditempuh oleh para pemilik warung

berbeda-beda satu sama lainya. Berdasarkan keterangan para

informan tingkat pendidikan yang pernah ditempuh para pemilik

warung keolntong yaitu SD, SMP, dan SMA. Berbagai latar

belakang pendidikan yang dimiliki para pemilik warung kelontong

tidak mempengaruhi status mereka dalam berdagang. Seperti yang

terlihat dalam tabel 4.3

Page 71: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

55

Tabel 4.5

Pendidikan Terakhir Pemilik Warung Kelontong

No Nama Pendidikan Terakhir

1. Nur Jannah SMA

2. Muslimah SD

3. Wahyono SMP

4. Sucipto SMA

5. Hendrawan D3

Tanpa memandang latar belakang pendidikan para

informan bisa membuka usaha warung kelontong. Artinya warung

kelontong tidak membatasi tingkat pendidikan yang harus dimiliki.

Bahkan para pekerja yang membantu warung kelontongpun tidak

banyak yang memiliki pendidikan yang tinggi. Hal ini memberikan

kesempatan bagi para masyarakat yang tidak memiliki pendidikan

tinggi untuk bisa berdagang. Hanya saja disini pemilik warung

kelontong harus memiliki modal.

4) Pengalaman Menjadi Pemilik Warung Kelontong.

Umumnya dalam memasuki dunia perdagangan, seseorang

harus memiliki keahlian dan pengalaman dalam suatu bidang.

Keahlian atau pengalaman sangat penting dalam membuka usaha

untuk mengukur sejauh mana kemampuan yang dimiliki. Semakin

banyak pengalaman yang dimiliki maka semakin mudah mereka

memasuki dunia perdagangan.

Dari hasil wawancara dengan 5 informan, ada beberapa

informan menyatakan bahwa sebelumnya usaha mereka ini adalah

usaha turun menurun dari keluarga. Dari keluarga mereka banyak

warung kelontong yang mereka buka hanya saja lokasi yang

Page 72: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

56

mereka jadikan warung kelontong berbeda. Dan ada juga informan

yang merintis sendiri warung kelontongnya dengan mengandalkan

modal dan kemapuan atau keahlian yang seadanya.

5) Pekerjaan Utama

Pemilik Warung Kelontong adalah salah satu jenis

pekerjaan yang membutuhkan modal yang banyak dan mental yang

cukup. Banyak masyarakat yang menjadikan warung kelontong ini

menjadi sumber mata pencaharian utama. Namun tidak jarang

warung kelontong menjadi usaha sampingan bagi mereka yang

ingin menambah penghasilan. Dari data hasil wawancara, dengan 5

informan 4 pemilik warung mengaku bahwa sumber

penghasilannya hanya dari warung kelontong. Sementara 1

informan lainya mengaku bahwa warung kelontong hanya usaha

sampingan untuk mengisi waktu luang istrinya dan menambah

pengahasilan. Informan ini adalah wahyono yang mebuka usaha

bukan hanya warung kelontong tetapi juga sebagai pengusaha jual

beli besi bekas. Seperti yang terlihat pada tabel 4.4

Tabel 4.6

Warung Kelontong Usaha Utama

No Nama Warung Kelontong

Usaha Utama

Jenis Usaha

Utama

1. Nur Jannah Iya Warung

Kelontong

2. Muslimah Iya Warung

Kelontong

3. Wahyono Iya Warung

Kelontong

4. Sucipto Tidak Jual- Beli Besi

Tua

5. Hendrawan Iya Warung

Page 73: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

57

Kelontong

Para informan yang menjadikan warungnya sebagai

penghasilan utamanya adalah mereka yang tidak memiliki

pekerjaan lain sehingga mereka menggantungkan penghasilannya

pada usaha warung kelontongnya. Sementara 1 pemilik warung

menjadikan usaha warung kelontongnya sebagai usaha sampingan

adalah mereka yang telah memiliki pekerjaan selain membuka

usaha warung kelontong. Mereka mengaku membuka usaha

warung kelontong ini untuk istri saat mengisi waktu senggang.

Sehingga usaha kelontong ini menjadi usaha selingan diluar

pekerjaan utama. Hal ini tidak terlepas dari sistem usaha yang di

terapkan di warung kelontong. Dimana pemilik warung bisa

menentukan jam buka dan tutup warung sesuai kehendak sendiri.

Selain itu juga tidak ada ikatan kontrak kerja yang membatasi

mereka dalam bekerja. Tentu hal ini dimanfaatkan para informan

yang memiliki urasan diluar usaha mereka.

Data wawancara ini juga menunjukan bahwa umumnya

usaha warung kelontong adalah usaha pertamanya bagi para

informan. Sebagian besar informan menyatakan bahwa warung

kelontong adalah usaha satu-satunya sebagai mata pencaharian

ekonomi di Jakarta. Mereka umumnya menggantungkan hidup

sepenuhnya pada usaha warung kelontong mereka.

Data yang telah dipaparkan di atas merupakan data diri

informan yang dijadikan oleh peneliti sebagai data primer dalam

menyusun laporan mengenai dampak keberadaan minimarket

modern terhadap kelangsungan usaha toko kelontong.

Pembahasan di bawah ini berisi data tentang hasil penelitian

terhadap variabel-variabel penelitian.

Page 74: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

58

B. Hasil Penelitian

1. Implementasi Peraturan Pemerintah tentang Pendirian

Minimarket di Kelurahan Srengseng Jakarta Barat

Peraturan Peraturan Presiden (Perpres No. 112 Tahun 2007) dan

PERMENDAGNo. 53 Tahun 2008 telah dibuat sebagai upaya untuk

melindungi wirausahawan khususnya pedagang tradisional. Akan tetapi, di

Kelurahan Srengseng belum ada peraturan khusus yang mengatur tentang

penataan dan pembinaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan, dan toko

modern.

Implementasi kebijakan merupakan suatu proses pelaksanaan

keputusan kebijakan )biasanya dalam bentuk Undang-undang, Peraturan

pemerintah baik pusat maupun daerah). Pelaksanaan kebijakan adalah

sesuatu yang penting, bahkan mungkin lebih penting daripada pembuatan

kebijakannya. Kebijakan hanya akan menjadi sebuah impian atau rencana

apabila tidak dapat terimplementasikan dengan baik. Begitu juga dengan

Perpres No. 112 Tahun 2007 Begitu juga dengan Perpres No. 112 Tahun

2007 dan Permendag No. 53 Tahun 2008, memuat pasal-pasal yang

menguntungkan dan memihak pada rakyat khususnya pedagang tradisional

seperti pada pasal:

“Pendirian pusat perbelanjaan dan toko modern wajib memperhatikan

jarak antara Hypermarket dengan Pasar Tradisional yang telah ada

sebelumnya (Pasal 4 ayat 1 poin b, Perpres No. 112 Tahun 2007).

Dalam kenyataannya, pendirian Minimarket di Kelurahan

Srengseng tidak mengacu pada pasal tersebut. Terdapat 1 Minimarket di

Kelurahan Srengseng yang letaknya persis di depan warung Kelontong,

yang berarti bahwa tidak ada jarak antara minimarket dengan warung

kelontong yang telah ada sebelumnya.

Upaya mengimplementasikan kebijakan dimulai dengan merevisi

beberapa peraturan perundang-undangan yang dianggap sudah

kadaluwarsa, diantaranya adalah Perpres No. 112 Tahun 2007 tentang

Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko

Page 75: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

59

Modern sebagai pengganti Perpres No. 118 tahun 2000 yang berisi non

pembatasan ritail kepemilikan asing (skala besar) dan Permen

Perdagangan No. 53/MDAG/PER/12/2008 tentang Pedoman Penataan dan

Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern.

Beberapa hal penting yang diatur dalam Perpres No. 112 Tahun 2007 dan

Permendag No. 53/MDAG/PER/12/2008 tersebut yaitu :

a. Batas luas lantai penjualan Toko Modern :

1) Minimarket < 40 m2,

2) Supermarket 400 m2 s/d 5.000 m2,

3) Hypermarket > 5.000 m2

4) Departement store > 400 m2,

5) Perkulakan > 5.000 m2

b. Pengaturan lokasi :

1) Perkulakan, hanya boleh berlokasi pada akses sistem jaringan

jalan arteri atau kolektor primer atau arteri sekunder.

2) Hypermarket dan Pusat Perbelanjaan, hanya boleh berlokasi

pada akses sitem jaringan jalan ateri atau kolektor, dan tidak

boleh berada pada kawasan pelayanan lokal atau lingkungan

(perumahan) di dalam kota/perkotaan.

3) Supermarket dan Departement Store, tidak boleh berlokasi

pada

sistem jaringan jalan lingkungan; dan tidak boleh berada pada

kawasan pelayanan lingkungan (perumahan) di dalam kota.

4) Pasar Tradisional, boleh berlokasi pada setiap sistem jaringan

jalan.

c. Perizinan :

a. Izin Usaha Pengelolaan Pasar Tradisional (IUP2T) untuk pasar

tradisional,

b. Izin Usaha Tempat Perbelanjaan (IUPP) untuk pertokoan, mall,

plaza, dan pusat perdagangan,

Page 76: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

60

c. Izin Usaha Toko Modern (IUTM) untuk minimarket,

supermarket, departement store, hypermarket dan perkulakan,

d. Kelengkapan Permintaan IUP2T, IUPP, dan IUTM : Studi

kelayakan termasuk AMDAL serta Rencana Kemitraan dengan

Usaha Kecil (UK),

e. IUP2T, IUPP, dan IUTM diterbitkan oleh Bupati/Walikota dan

Gubernur untuk Pemprov DKI Jakarta. Pedoman tata cara

perizinan ditetapkan oleh Menteri Perdagangan.

d. Pembinaan dan Pengawasan

Pemerintah dan Pemerintah Daerah baik secara sendiri-

sendiri maupun bersama-sama sesuai sesuai dengan bidang

tugasnya masing-masing melakukan pembinaan dan pengawasan

Pasar Tradisional dan Toko Modern.

e. Pemberdayaan

1) Pasar Tradisional

Mengupayakan sumber-sumber alternatif pendanaan untuk

pemberdayaan, meningkatkan potensi pedagang dan pengelola,

memprioritaskan kesempatan memperoleh tempat usaha bagi

pedagang tradisional yang telah ada sebelum dilakukan

renovasi atau relokasi, serta mengevaluasi pengelolaan.

2) Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern

Memberdayakan Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern dalam

membina Pasar Tradisional, serta mengawasi pelaksanaan

kemitraan.

Pada fakta dalam Putusan dan data ekonomi dari Saran yang

dikeluarkan oleh Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU)

menunjukkan bahwa dalam industri retail terdapat (1) kondisi

perilaku persaingan usaha tidak sehat, (2) ketidakseimbangan

retail-pemasok dan, (3) terdesaknya pelaku usaha pasar lingkungan

(tradisional).

Page 77: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

61

Hukum positif memang telah mengatur permasalahan ini yaitu

Peraturan Presiden No. 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan

Pembinaan Pasar Tradisional (Perpres) dan Peraturan Menteri

Perdagangan No. 53 Tahun 2008 tentang Pedoman Penataan dan

Pembinaan Pasar Tradisional , Pusat Perbelanjaan dan Toko

Modern (Permendag) namun dalam analisis KPPU sebagaimana

juga dalam terdapat Putusan akuisisi No. 09/KPPU-L/2009, kedua

hukum positif ini sulit efektif karena :

a. Tidak memiliki sanksi yang keras dan tegas terhadap pelaku

usaha yang melanggar kedua peraturan itu;

b. Tidak merumuskan siapa penegak hukum bagi pelanggar dua

peraturan itu;

c. Memberi ruang penetapan jenis dan besaran trading terms yang

bersifat sepihak pada retail modern.

Oleh karena itulah perlu adanya peraturan setingkat UU

yang memiliki kekuatan berlaku lebih kuat dan sanksi lebih tegas,

dan Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) pada tanggal

31 Maret 2010 melalui Saran Kebijakan No. 43/K/III/2010

memberikan saran dan kebijakan kepada pemerintah untuk segera

membentuk Undang-Undang yang mengatur industri retail

sehingga landasan hukum dalam peraturan industri ini menjadi

sangat kuat dan meciptakan kesejahteraan rakyat secara optimal.

Page 78: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

62

2. Persepsi Pelaku Usaha Toko Kelontong Terhadap keberadaan

Minimarket

Persepsi merupakan pandangan seseorang terhadap sesuatu atau

sebuah proses saat individu mengatur dan menginterepretasikan kesan-

kesan sensorik mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka.

Persepsi lahir dari proses yang didahului oleh penginderaan yang

merupakan stimulus yang diperoleh seseorang individu melalui alat

penerimaan indra, kemudian stimulus itu diteruskan oleh syaraf ke otak

kemudian akan memicu munculnya persepsi. Adapun persepsi terhadap

minimarket seperti yang di ungkapkan oleh informan Sucipto

“ya, bagi saya banyak orang yang berbelanja diminimarket karna

pandangan mereka minimarket lebih lengkap barangnya dibandingkan

dengan warung kelontong”

“biasanya orang yang berbelanja di minimarket, belanja untuk

kebutuhan dalam waktu seminggu sampai sebulan. Karna minimarket

sering mengeluarkan promosi dan diskon. Saya juga sering berbelanja

di minimarket untuk kebutuhan rumah tangga saya, yang tidak ada

diwarung saya”

Persepsi terhadap mini market dapat dilihat dari 2 aspek yaitu

positif dan negatif. Aspek positif yaitu minimarket yang ada di Srengseng

telah menandakan ekonomi masyarakat telah berkembang pesat,

minimarket membawa perubahan besar pada masyarakat. Minimarket

telah menunjukkan masyarakat telah maju. Masyarakat Kelurahan yang

awalnya terkenal Sederhana sekarang telah bergeser seiring dengan

kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan, konsumsi, modernisasi dan

globalisasi, masyarakat mulai terbuka dan menerima hal baru.

Keterbukaan masyarakat terhadap minimarket ditandai dengan mereka

berbondong untuk masuk dan berbelanja di minimarket.

Tempat yang bagus dilengkapi fasililitas-fasilitas merupakan

pendorong utama masyarakat untuk berbondong-bondong untuk

berbelanja di minimarket dibandingkan toko Kelontong yang fasilitasnya

Page 79: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

63

masih minim. Sehingga melahirkan persepsi masyarakat bahwa

minimarket merupakan pasar modern dengan fasilitas yang kompleks.

Bu Nurjannah mengatakan bahwa “kehadiran minimarket sangat

mengurangi pendapatannya biasanya penghasilan bisa Rp. 3.000.000,00/ Hari

akan tetapi sekarang dibawah itu, akibat dari omset yang berkurang usahanya

dapat gulung tikar” bagi bu nurjannah Berjualan merupakan satu-satunya

penghasilan utama dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Aspek negatif dari minimarket yaitu, persepsi masyarakat pedagang

menganggap kehadiran minimarket membuat kelesuan pada pedagang

kecil yang semakin terpuruk akibat adanya minimarket mereka sulit

bersaing. Beberapa masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang sempat

mengeluh akan kehadiran minimarket karena mengurangi omset.

3. Dampak Keberadaan Minimarket terhadap Warung Kelontong

1) Omset Warung Kelontong

Untuk menjawab permasalahan penelitian yaitu bagaimana

dampak keberadaan minimarket modern terhadap usaha toko

kelontong dilihat dari segi omset dan pendapatan. Agar lebih jelas

dapat dilihat dari hasil wawancara peneliti dengan informan

sebagai berikut :

Dari beberapa informan menyatakan kurang setuju atau

menolak dan mengeluh adanya minimarket di Kelurahan

Srengseng Jakarta Barat, seperti halnya yang dikatakan oleh

seorang informan saat peneliti melakukan wawancara.

“Aku sih.. menolak kehadiran minimarket tapi yah mau

bagaimana, namanya sama-sama jualan” 1

Hal yang sama disampaikan oleh informan lain, seperti

yang dikatakan bapak Wahyono (46 tahun)

1. Nurjannah, Pemilik Warung Kelontong, Wawancara di Kelurahan Srengseng, tanggal

11 Februari 2019

Page 80: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

64

“Sebenernya yah.. kurang setuju, karena minimarket inikan

lebih memadai fasilitasnya ketimbang kami ini, kalau

masalah harga memang masih sama sih, paling beda-beda

sedikit.”2

Kemudian informan lain juga menyampaikan hal yang

sama seperti yang dikatakan oleh Bapak Sucipto (43 tahun)

“Kalau bapak sih, kurang setuju soalnya makin banyak

saingan jualan.”3

Akan tetapi dari 5 informan yang telah peneliti wawancarai

tidak semua informan menolak adanya minimarket di Kelurahan

Srengseng. Beberapa informan menyampaikan seperti Ibu

Muslimah (50 tahun)

“Ibu sih tidak ada penolakan, mau ditolak juga ga bisakan!

Ya disyukuri saja, namanya juga jualan pasti ada

persaingan.”4

Serupa halnya dengan yang disampaikan oleh informan lain

yaitu bapak Hendrawan (33 tahun)

“Menurut saya sih sah sah saja, karna itu kan sudah

termasuk dari perkembangan zaman.” 5

Hasil dari wawancara yang peneliti lakukan dengan

pedagang toko kelontong, beberapa pedagang setuju dan

beranggapan bahwa sejak kehadiran minimarket di Kelurahan

Srengseng ini merupakan bagian dari kemajuan zaman yang tidak

dapat dipungkiri keberadaannya dan sejauh ini menjadi

perbincangan yang cukup hangat disebabkan tuntutan gaya hidup

2 Wahyono, Pemilik Warung Kelontong, Wawancara di Kelurahan Srengseng, tanggal 11

Februari 2019

3 Sucipto, Pemilik Warung Kelontong, Wawancara di Kelurahan Srengseng, tanggal 11

Februari 2019

4 Muslimah, Pemilik Warung Kelontong, wawancara di Kelurahan Srengseng, tanggal 11

Februari 2019

5 Hendrawan, Pemilik Warung Kelontong, wawancara di Kelurahan Srengseng, tanggal

11 Februari 2019

Page 81: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

65

yang berkembang di masyarakat kita, kemudian para pedagang

menyakini bahwa rezeki akan datang pada masing-masing usaha

yang dilakukan.

Banyak jenis barang dagangan yang mengalami perubahan

omset diantaranya minyak goreng, gula pasir, mie instan, detergen,

sabun mandi, susu dan jajan ringan. Dari 5 informan yaang peneliti

wawancara juga mengeluhkan penurunan pada omset penjulan

mereka.

Menurut salah satu informan yaitu ibu Muslimah (50 tahun)

“Menurun ya sudah pasti, karna minimarket ini suka

membuat promo dan diskon. Seperti gula, minyak goreng,

dan sabun-sabun, pasti pembeli memilih belanja di

minimarket. Palingan rokok yang pada beli di saya, karena

diwarung kan masih bisa beli perbatang. Kalau di

minimarket mesti sebungkus.”6

peneliti juga menanyakan tentang promosi melalui

potongan harga yang dilakukan terhadap setiap pembeli yang

berbelanja di minimarket Kelurahan Srengseng, apakah

berpengaruh dengan omset mereka, adapun salah satu pedgang

yaitu Hendrawan (33 tahun) mengatakan :

“menurut saya berpengaruh, sebab pembeli itu lebih

mencari yang lebih murah. Karna minimarket mengambil

barang dari agen langsung banyak jadi bisa lebih murah.”7

Berbeda sekali dengan yang dikatakan oleh ibu Nurjannah

(35 tahun)

6 Muslimah, Pemilik Warung Kelontong, Wawancara di Kelurahan Srengseng, tanggal 11

Februari 2019

7 Hendrawan, Pemilik Warung Kelontong, Wawancara di Kelurahan Srengseng, tanggal

11 Februari 2019

Page 82: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

66

“Kalau aku sih, promosi, dan potongan harga seperti itu

tidak terlalu berpengaruh karna saya juga grosir bisa

menyamakan harganya atau bisa lebih murah juga”.8

Dalam kegiatan bisnis, pedagang harus bisa menghadapi

persaingan usaha yang lazim terjadi dalam dunia bisnis. Ketika

pedagang bersikap kompetitif maka pedagang memiliki sikap siap

serta berani bersaing dengan orang lain. Namun bukan berarti

dapat menghalalkan segala cara, akan tetapi bersaing dengan cara

yang baik. Hal yang demikian telah tampak pada beberapa

pedagang kelontong di Kelurahan Srengseng, siap tidak siap

mereka harus tetap bersaing dengan minimarket seperti pemaparan

masing-masing informan.

Begitu beragam respon yang diberikan para pedagang atas

hadirnya minimarket di Kelurahan Srengseng, diantaranya ada

yang beranggapan berdampak positif dan negatif terhadap

pendapatan mereka, sebab pedagang kelontong yang merasakan

dampak secara langsung atas adanya minimarket dan hal ini sudah

pasti berimbas pada pendapatan mereka yang berkurang dari tahun-

ketahun. Berikut keluhan para pedagang yang merasakan langsung

dampaknya terhadap pendapatan mereka, seperti yang disampaikan

oleh ibu Muslimah (50 tahun)

“Menurut ibu sih ada positif dan negatifnya, kalau

positifnya itu merupakan suatu bentuk kemajuan zaman

dan pasti sudah pasti membuka lapangan kerja, tapi

negatifnya ya seperti ibu begini otomatis ibu mengalami

penurunan omset. 9

8 Nurjannah, , Pemilik Warung Kelontong, Wawancara di Kelurahan Srengseng, tanggal

11 Februari 2019

9 Muslimah, Pemilik Warung Kelontong, Wawancara di Kelurahan Srengseng, tanggal 11

Februari 2019

Page 83: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

67

Dan hal yang sama disampaikan oleh bapak Sucipto (43

tahun), beliau mengatakan bahwa

“saya merasakan lebih ke negatif sih karna kelihatan

adanya penurunan omset barang yang saya jual”10

kemudian begitu juga dengan bapak Wahyono (46 tahun)

“bisa dibilang negatif karena secara tidak langsung

minimarket mematikan pedagang-pedagang seperti kami

ini”11

Hampir semua informan mengatakan hal yang sama

bahwasanya minimarket yang ada di Kelurahan Srengseng ini

memberikan dampak negatif, sebab para pedagang sudah

merasakan langsung adanya penurunan penjualan untuk beberapa

tahun terakhir ini. Hal ini juga dibarengi dengan adanya penurunan

pendapatan tiap-tiap pedagang. Akan tetapi dari 5 informan yang

peneliti wwancarai tidak semua beranggapan berdampak negatif, 1

diantaranya mengatakan berdampak positif karna bentuk dari

kemajuan zaman dan sudah semestinya.

Penetiti juga menanyakan tentang beberapa persen jumlah

pendapatan yang dihasilkan perharinya oleh pedagang jika

meningkat ataupun menurun baik sebelum adanya minimarket

maupun sesudah hadirnya minimarket di Kelurahan Srengseng.

Kebanyakan informan pemilik warung kelontong mengalami

penurunan dari pendapatan mereka, maka dapat dilihat pada tabel

berikut ini yang menunjukan perubahan omset para pemilik

warung.

10 Sucipto, Pemilik Warung Kelontong, Wawancara di Kelurahan Srengseng, tanggal 11

Februari 2019

11

Wahyono, , Pemilik Warung Kelontong, Wawancara di Kelurahan Srengseng, tanggal

11 Februari 2019

Page 84: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

68

Tabel 4.7

Perubahan Jumlah Pendapatan Pemilik Warung Kelontong

No. Nama Pemilik

Warung

Sebelum

adanya

Minimarket

Sesudah

adanya

Minimarket

1. Ibu Nurjannah 4-5 Juta/hari 3 Juta/hari

2. Ibu Muslimah 3 Juta/hari 2 Juta/hari

3. Bapak Wahyono 2 Juta/hari 1 Juta/hari

4. Bapak Sucipto 3 Juta/hari 2,5 Juta/hari

5. Bapak Hendrawan 2 Juta/hari 1,5 Juta/hari

Berdasarkan tabel di atas menunjukan dengan sangat jelas

bahwa telah terjadinya perubahan jumlah pendapatan perharinya

untuk tiap-tiap pedagang. Hal ini membuat pendapatan para

pedagang menurun, diantaranya sebelum adanya minimarket

jumlah pendapatan sebesar 2-5 juta perharinya. Namun setelah

hadirnya minimarket, jumlah pendapatan para pedagang kian

mengalami penurunan omset penjualan. Diantarannya pendapatan

perharinya 1-3 juta. terutama warung bapak wahyono mengalami

pendapatan yang sedikit dan penurunan pendapatan karna adanya

minimarket serta letak warung bapak wahyono berdekatan dengan

warung ibu nurjannah dan minimarket.

2) Jumlah Pelanggan

Hasil dari wawancara yang peneliti lakukan beberapa

pemilik warung kelontong mengeluhkan terkait adanya pelanggan

mereka yang beralih berbelanja ke minimarket sejak hadirnya

minimarket di Kelurahan Srengseng Jakarta Barat, seperti yang

dikatakan oleh salah satu informan yang peneliti wawancarai.

Page 85: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

69

“Pasti ada karena hak pembeli mau beli dimana terlebih

kalau diminimarketkan fasilitasnya yang rapi juga

membuat pembeli nyaman.”12

Hal yang sama juga dirasakan oleh informan lain yaitu Nurjannah

“ada jugalah, tapi yah kadang kalo belanja banyak pada

kesini karena kan saya jual grosir”13

Informan lain juga menyatakan hal yang sama

“saya sih tidak memperhatikan, atau nandai orangnya

yang mana ya tapi ya sudah pasti adalah.”14

Kualitas pelayanan, kelengkapan barang dan kenyamanan

dari Alfamart, Indomaret tentu sudah membuat toko kelontong

kalah bersaing. Konsumen lebih memilih beralih berbelanja ke

Alfamart dan Indomart dari pada berbelanja di Toko Kelontong.

Hal Ini sangat berpengaruh terhadap permintaan barang di toko

kelontong. Selera masyarakat yang sudah mulai terpengaruh akan

sebuah kemewahan, membuat konsumen mulai enggan belanja di

toko-toko tradisional atau toko kecil dan lebih memilih belanja di

toko modern yang lebih mengutamakan kualaitas, kenyaman dan

pelayanan.

Kebanyakan para pedagang sudah merasakan langsung

akan dampak yang diberikan minimarket, sehingga yang dirasakan

pedagang kian cukup mengalami penurunan pelanggan mereka.

Tidak hanya adanya minimarket melainkan semakin banyaknya

penduduk masyarakat di Kelurahan Srengseng membuka usaha

kecil seperti kedai, hal tersebut juga kian menambah kerisauan para

pedagang kelontong.

12 Lampiran, Transkip wawancara dengan Muslimah

13

Nurjannah, Pemilik Warung Kelontong, Wawancara di Kelurahan Srengseng, tanggal

11 Februari 2019

14

Sucipto, Pemilik Warung Kelontong, Wawancara di Kelurahan Srengseng, tanggal 11

Februari 2019

Page 86: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

70

Cukup begitu terasa dampak yang diberikan minimarket

terhadap usaha-usaha mereka, keuntungan merupakan faktor yang

penting bagi setiap usaha mereka, khususnya disini toko kelontong

demi terjaganya keberlangsungan usaha mereka. Hasil dari usaha

yang diperoleh nantinya dapat dipergunakan untuk memenuhi

kebutuhan hidup sehari-harinya dan biaya usaha mereka untuk

kedepan. Ditambah lagi beberapa dari mereka melakukan

pembiayaan ke bank untuk tambahan modal awal usaha mereka

dan bukan dengan jumlah yang sedikit. Jika jumlah pelanggan toko

kelontong serta keuntungan yang didapat menurun maka akan

muncul dampak dari kelangsungan usaha toko kelontong tersebut

atau bahkan akan ada yang sampai menutup usahanya (bangkrut).

Semakin banyak konsumen yang tertarik pada minimarket

ini, maka hal itu akan mempengaruhi jumlah konsumen yang

sebelumnya berbelanja di warung kelontong, hal ini juga akan

mempengaruhi kondisi ekonomi para pedagang pemilik warung

kelontong tersebut. Imbas dari fenomena inilah yang akhirnya

memunculkan suatu tanggapan dari para pedagang warung

kelontong sebagai wujud pemahaman dan penilaian mereka

terhadap adanya usaha minimarket tersebut. Sikap perwujudan

mereka diaplikasikan dalam bentuk pengaruh atau penolakan, suka

atau tidak suka, pasrah dengan keadaan yang terjadi bahkan sampai

pada penemuan inovasi baru.

Pedagang warung kelontong melihat situasi seperti ini

haruslah cermat dan aktif serta mempunyai strategi khusus dalam

bersaing dengan ritel modern tersebut jika ingin mempertahankan

usahanya agar tidak tergerus oleh ritel modern yang sedang

berkembang.

Page 87: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

71

4. Upaya yang Dilakukan Pelaku Usaha Warung Kelontong dalam

Mempertahankan Eksistensi Usahanya

Upaya yang dilakukan oleh pelaku usaha warung kelontong untuk

mempertahankan eksistensi usahanya masih belum terlihat. Mereka

hanya berjualan seperti biasanya, dan mengikuti arus pasar yang ada.

Para pelaku usaha warung kelontong mengaku tidak ada strategi

pemasaran baru dalam kegiatan usahanya. Mereka hanya menjual

dengan cara yang selama ini telah mereka lakukan.

“ya paling saya jual kaya biasa penjual dan pembeli neng, ga

pake karyawan paling anggota keluarga saya yang bantu buat

ngelayanin.”15

“Saya sudah pakai etalase dan membuat rak-rak untuk

menaruh barang dagangan. Biar pembeli melihat barang

dagangan yang saya jual dan terlihat warung saya penuh dan

rapi.”16

Mereka juga tidak terpikirkan untuk mengubah strategi pemasaran

pada usahanya. Dari segi strategi pemasaran, mereka menjual

dagangannya secara tradisional yaitu melayani pembeli satu persatu,

tidak ada harga yang tertera di masing-masing barang dagangan, dan

penataan barang dagangan yang kurang menarik. Mereka tidak

menerapkan strategi pemasaran baru dalam perkembangan bisnisnya.

“pengen sih ngerubah strategi penjualannya, tapi kan butuh

modal, dan warung saya juga sempit.”17

“saya bingung harus memakai strategi apa. Yang penting masih

ada yang beli ke warung saya juga sudah bersyukur.”

15 Muslimah, Pemilik Warung Kelontong, Wawancara di Kelurahan Srengseng, tanggal

11 Februari 2019

16

Hendrawan, Pemilik Warung Kelontong, Wawancara di Kelurahan Srengseng, tanggal

11 Februari 2019

17

Muslimah, Pemilik Warung Kelontong, Wawancara di Kelurahan Srengseng, tanggal

11 Februari 2019

Page 88: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

72

Dari segi harga barang, mereka tidak menjual barang dagangan

dengan harga lebih murah dari minimarket. Akan tetapi, ada beberapa

barang yang lebih murah seperti beras, tepung terigu, dan telur.

Sedangkan untuk produk makanan dan kebutuhan sehari-hari, mereka

menjual dengan harga sama dan kadang lebih mahal dari pasar

modern.

“Promosi bonus gitu ya, saya sih ga pake promo-promo gitu,

paling saya ngasih bonus atau hadiah pas mau lebaran aja.

Kalau minimarket ini kan sengaja buat promo biar barangnya

laku.”18

“Kalau aku sih, promosi potongan harga seperti itu tidak terlalu

berpengaruh karena saya juga menjual grosir paling bisa

menyamakan harganya.”19

Pelaku usaha toko kelontong juga tidak memberikan diskon kepada

para pelanggannya. Potongan harga kadang diberikan kepada

pelanggan/ konsumen yang berbelanja dalam jumlah besar. Akan

tetapi, pada umumnya tidak ada potongan harga atau diskon yang

diberikan.

“ya saya juga mau warung saya komplit, tapi kadang kalo barang

banyak yang habis paling saya belinya yang banyak diminati

dulu.”20

“diwarung saya ini saya menstok barang dagang terutama

sembako dan rokok mau nambah modal juga ribet. Bingung

gantinya kalo pinjam di bank.”21

18 Muslimah, Pemilik Warung Kelontong, Wawancara di Kelurahan Srengseng, tanggal

11 Februari 2019

19

Nurjannah, Pemilik Warung Kelontong, Wawancara di Kelurahan Srengseng, tanggal

11 Februari 2019

20

Wahyono, Pemilik Warung Kelontong, Wawancara di Kelurahan Srengseng, tanggal

11 Februari 2019

21

Muslimah, Pemilik Warung Kelontong, Wawancara di Kelurahan Srengseng, tanggal

11 Februari 2019

Page 89: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

73

Pelaku usaha toko kelontong tidak menambah modal usahanya.

Akan tetapi, terkadang uang usaha terpakai untuk keperluan pribadi

dan diganti dengan jumlah yang tidak pasti pada waktu tertentu.

Keuangan usaha dan pribadi pelaku warung kelontong tidak terpisah

dengan jelas dan tidak dibukukan sehingga modal usaha mereka tidak

dapat diketahui secara pasti.

Pelaku usaha toko kelontong harus mempunyai strategi yang

merupakan salah satu aspek perencanaan dalam suatu usaha yang

harus ditentukan secara matang dalam menghadapi sesama pelaku

pasar. Strategi berdagang yang diambil oleh para pedagang warung

kelontong yaitu meliputi aspek produk, harga serta lokasi dan tak lupa

pula doa kepada Tuhan sebagai upaya yang terakhir dalam usahanya.

Upaya yang dilakukan para pedagang kecil pemilik warung

kelontong dalam mempertahankan usahanya antara lain yaitu dengan

cara melengkapi barang dagangan yang ada di toko mereka, menata

barang dagangan sedemikian rupa agar lebih kelihatan menarik,

memberikan penawaran harga yang lebih murah, memberikan

potongan harga khusus pada konsumen yang berbelanja dalam jumlah

yang besar, melayani pembelian secara cash dan kredit, serta

melakukan perluasan pada usaha mereka.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Pemilik warung kelontong di Kelurahan Srengseng umumnya

hanya bersaing dengan pedagang Kelontong lainnya saat sebelum adanya

minimarket dan hal ini tidak begitu terlalu berpengaruh terhadap

pendapatan mereka. Pendapatan pedagang merupakan pendapatan per hari

yang dihasilkan oleh pedagang yang terbilang cukup stabil bahkan

mengalami peningkatan, kebutuhan sehari-haripun tercukupi karena

terbilang lumayan, bahkan tidak sedikit dari pemilik toko eceran dan

grosir bisa memberikan pendidikan pada anaknya sampai ke jenjang

Page 90: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

74

perguruan tinggi dan dapat menopang perekonomian dalam keluarga untuk

memenuhi segala bentuk kebutuhan hidup.

Terlebih peneliti akui banyaknya jumlah toko Kelontong di

Kelurahan Srengseng akan tetapi hal ini tidak menyurutkan usaha para

pedagang kelontong walaupun banyaknya saingan, kalaupun berpengaruh

tidak terlalu berdampak bagi para pedagang. Usaha ini juga terbilang tidak

terlalu sulit sebab hanya memerlukan modal dan tempat untuk usaha tidak

perlu menyewa atau membeli cukup mendirikan usaha di rumah sendiri,

oleh karena itu semakin banyak orang membuka usaha yang sama. Namun

sekarang ini, para pedagang cukup merasakan dampak secara langsung

dari minimarket, dan dengan keterbatasan yang dimiliki oleh toko

kelontong tidak memungkinkan untuk bisa bersaing secara baik, yang ada

pedagang kelontong akan tersingkir.

Hasil wawancara dan observasi terhadap pemilik toko yang telah

peneliti lakukan, dari beberapa informan mengatakan sebelum adanya

seperti indomaret dan alfamart, pendapatan mereka dapat dikatakan

lumayan. Akan tetapi sekarang tidak lagi demikian. Awalnya toko

kelontong yang ada pun dahulu mengalami perkembangan dengan baik,

memiliki pelanggan tetap, namun adanya perubahan gaya hidup seperti

pandangan konsumen terhadap minimarket adalah sebagai tempat yang

nyaman, harga terjangkau sudah terlihat dengan jelas. Dan tidak perlu

bertanya berulang kali mengenai harga, dan fasilitas yang memadai untuk

berbelanja, dari pada di toko eceran. Seperti halnya yang kita ketahui

bahwa masyarakat merasa lebih puas jika berbelanja ke minimarket, dan

mungkin lebih mudah dijangkau.

Seperti yang di ungkapkan Herman Malano, pasar modern yang

dikelola dengan manajemen modern, umumnya terdapat diperkotaan,

sebagai penyedia barang dan jasa dengan mutu dan pelayanan yang baik

kepada konsumen yang pada umumnya anggota masyarakat kelas

Page 91: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

75

menengah keatas22

begitu pula sama seperti yang diungkapkan oleh Eis

dalam jurnalnya yang menyatakan “tempat penjualan barang-barang

kebutuhan rumah tangga (termasuk kebutuhan sehari-hari), di mana

penjualan dilakukan secara eceran dan dengan cara swalayan (konsumen

mengambil sendiri barang dari rak dagangan dan membayar ke kasir)”23

.

Tampak jelas bahwa saat adanya bangunan-bangunan minimarket,

sangat memberikan pengaruh terhadap kelangsungan usaha toko kelontong

di kelurahan Srengseng. Dari hasil wawancara terhadap para pedagang,

mereka mengakui untuk beberapa tahun terakhir ini minimarket

memberikan dampak yang cukup terasa. Pendapatan merekapun kian

menurun seperti yang dirasakan oleh salah satu informan yaitu sebesar 40-

50% per harinya, persentase tersebut adalah yang paling tinggi tingkat

penurunannya.

Berdasarkan data yang diperoleh mengenai perubahan omset

penjualan, perubahan keuntungan dan jumlah konsumen, dimana turunnya

omset penjualan secara dahsyat dan signifikan jika toko kelontong berada

pada jarak dibawah 1 kilometer dengan minimarket. Hal tersebut

didasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Mudrajad Kuncoro,

anggota Tim Ekonomi Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Indonesia

dalam Bisnis Indonesia (2008) mengemukakan bahwa turunnya omset

penjualan pedagang kecil secara dahsyat dan makin signifikan, jika jarak

kios atau tokonya dengan toko modern dibawah satu kilometer. Sama

halnya menurut Wijayanti, bahwa kehadiran pasar modern memberikan

pengaruh yang negatif salah satunya terhadap UMKM sektor perdagangan

salah satunya toko tradisional yang jaraknya kurang dari satu kilometer

dari minimarket mengalami penurunan keuntungan secara signifikan24

.

22 Herman Malano, Selamatkan Pasar Tradisional, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,

2011, hal.77

23

Peta Persaingan Bisnis Ritel di Indonesia, (Jakarta : Media Data, 2009), hal. 91-92

24

Wijayanti, Pardiana dan Wiratno. “Analisis Pengaruh Perubahan Keuntungan Usaha

Warung tradisional Dengan Munculnya Minimarket (Studi Kasus Di Kecamatan Pedurungan

Kota Semarang)”.Undip, 2011

Page 92: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

76

Berdasarkan hasil observasi jarak toko kelontong dengan minimarket

menunjukan, toko kelontong yang jaraknya dari mulai 0-1000 meter

dengan minimarket berjumlah 4, sedangkan toko kelontong yang jaraknya

dari mulai 1001 sampai 2000 meter dengan minimarket berjumlah 1 toko.

Uraian diatas menunjukan bahwa hasil penelitian menunjukan

penurunan omset dan keuntungan toko kelontong dipengaruhi oleh

berdirinya minimarket yang berdiri dalam rentang jarak satu hingga dua

kilometer. Setiawan25

menyatakan dampak dari adanya minimarket

terhadap Toko tradisional akan berpengaruh terhadap modal, pola kegiatan

usaha, omset penjualan, konsumen, dan pendapatan. Menurut Nully dan

Irawati26

. Dampak dari kebijakan diperbolehkan berdirinya minimarket

adalah menurunnya omset pedagang tradisional karna Banyak pasal yang

dilanggar dalam peraturan tersebut, antara lain yang mengatur tentang

persetujuan pedagang kecil sejenis, penggunaan tenaga kerja, harga jual

barang, kemitraan dengan usaha kecil dan koperasi, waktu pelayanan

penyelenggaraan minimarket, penyediaan ruang usaha untuk pedagang

lain, dan penempatan/ penataan usaha informal.

Penentukan lokasi minimarket tergantung dari kebijakan

perencanaan yaitu memastikan di suatu kawasan boleh mendirikan

minimarket terlebih dahulu harus berkonsultasi dengan perencana lokal

serta melihat tata guna lahan pada kawasan tersebut. Ini dilakukan untuk

memastikan bahwa lokasi yang akan didirikan minimarket diproyeksikan

bagi area perdagangan. Menurut Christina Widya Utami27

, “ lokasi adalah

faktor utama dalam pemilihan toko konsumen.” Jika otoritas perencana

lokal membatasi dan melarang dibangunnya minimarket pada lokasi

tersebut karena struktur perdagangan di area tersebut sudah tidak terbuka

25 Jeri Setiawan. Pengaruh Keberadaan Minimarket terhadap Pendapatan Pedagang

Kelontong di Kelurahan Klender Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur. Skripsi. Jakarta: UNJ

2010. hal.3

26

Wilda Nuraftia dan Irawati. Dampak Pendirian Minimarket terhadap Omset Pedagang

Tradisional di Desa Karang Asih Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi (Studi Kebijakan

Peraturan Bupati Nomor 16 Tahun 2007 tentang Minimarket). Jurnal Madani Edisi II. 2011

27

Christian Whidya Utami. Manajemen Ritel (Strategi dan Implementasi Ritel Modern).

Jakarta: Salemba Empat. 2006. hal 113

Page 93: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

77

untuk dibangun perdagangan besar atau minimarket lagi, maka pada lokasi

tersebut tidak bisa dibangun minimarket sehingga pendirian minimarket

terbatas pada lokasi-lokasi tertentu sesuai dengan perolehan ijin dari

pemerintah.

Strategi dalam menjual penting dimiliki oleh para pedagang

umumnya. Pengertian strategi disini, masih sebatas strategi (cara) menjual

barang dalam menghadapi persaingan. Para pedagang yang mempunyai

pengetahuan lebih tentang para konsumen dan pesaingnya akan dapat

mengembangkan strategi memasarkan (menjual) barang yang tepat untuk

mempertahankan konsumennya dan menghadapi pesaingnya. Pengetahuan

yang mereka miliki tersebut merupakan suatu keunggulan dibanding

pedagang lain, termasuk para pesaing. Seperti yang di ungkapkan oleh

Christina Whidya Utami dalam bukunya Manajemen Ritel “Strategi

pemasaran ritel yaitu harus memperhatikan: (1) target pasar ritel

(konsumen) (2) format yang direncanakan oleh ritel untuk digunakan,

dalam memenuhi kebutuhan target pasar, dan (3) dasar perencanaan ritel

untuk memproleh keuntungan bersaing yang dapat dipertahankan”28

sama

halnya dengan yang di ungkapkan Philip Kotller dan Gary Amstrong

“Strategi pemasaran meliputi Produk, harga, tempat, dan promosi.” Dari

pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa begitu penting strategi

pemasaran sebelum memulai usaha toko kelontong.

Untuk menghadapi persaingan dengan minimarket, maka para

pedagang perlu memiliki strategi khusus karena kenyataannya yang

dihadapi saat ini minimarket lebih eksistensi dari pada pedagang toko

kelontong. Maka dari itu perlu adanya strategi dari pedagang

mempertahankan pelanggan dan keberadaan usahanya membangun

rencana mengubah citra dan khas yang mampu memenuhi kebutuhan dan

tuntutan konsumen sebagaimana yang dilakukan oleh minimarket.

Para pedagang perlu mencoba untuk melakukan penjualan dengan

harga diskon pada periode tertentu guna meningkatkan penjualan, seperti

28 Ibid. hal 102

Page 94: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

78

yang biasa dilakukan para pedagang di minimarket. Akan tetapi hal yang

cukup sulit dikarenakan latar belakang dari semua informan paling tinggi

jenjang pendidikannya adalah SMA bahkan ada pula yang hanya tamat SD

saja, ini merupakan gambaran bahwa pengetahuan pedagang hanya sebatas

untuk berjualan dan dapat penghasilan yang cukup agar bisa memenuhi

kebutuhan hidup.

Salahsatu alasan sulitnya pedagang memaksimalkan

keuntungannya adalah tidak dapat menyaingi minimarket yang buka 24

jam penuh itu karena banyak pegawai dari minimarket yang memakai

sisitem pembagian jam kerja. Konsumen tentu menyukai tempat

berbelanja yang 24 jam karena setiap saat bisa belanja kebutuhan sehari

hari tanpa takut tidak ada lagi warung/toko yang buka. Melihat persaingan

yang terjadi antara toko eceran dan minimarket terdapat persaingan

menurut golongannya. Untuk golongan minimarket secara langsung

berdampak pada toko eceran. Persaingan menurut golongan tersebut

dikarenakan karakter jenis jualan yang sama serta batasan luas

bangunannya. Golongan minimarket dan toko kelontong menjual

kebutuhan yang lebih sederhana seperti minuman dan makanan ringan,

rokok, sabun, dan lainnya.

Dampak keberadaan minimarket terhadap toko kelontong yang

dialami oleh pedagang toko akan maraknya minimarket sangat beralasan.

Dengan modal yang sangat besar, minimarket dapat menerapkan strategi

dan manajemen dagang yang tidak bisa dilakukan oleh pedagang toko

kelontong. Mulai dari promosi, fasilitas yang memberikan kenyamanan

kepada konsumen, distribution center sendiri, sampai pemberian diskon

besar besaran terhadap suatu barang. Bahkan, masyarakat banyak menilai

pergi ke minimarket bukan hanya bertujuan untuk melakukan transaksi

jual beli melainkan sebagai ajang rekreasi keluarga. Sehingga hal ini

memunculkan pola yang baru kepada masyarakat dalam hal berbelanja.

Dalam pekembangannya, minimarket semakin luas berdiri di

wilayah Srengseng Jakarta Barat. Hal tersebut memanfaatkan celah dari

Page 95: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

79

aturan yang tidak tegas dari pemerintah. Regulasi Perpres No,112 tahun

2007 dan Perda Nomor : 21 tahun 2008 tidak mampu meredam

penerobosan yang dilakukan secara kuat dari minimarket. Setelah

munculnya perda di masing-masing wilayah tidak memberikan dampak

signifikan terhadap pengendalian minimarket. Konsep perlindungan hanya

menjadi aturan formal belaka tanpa bisa di tegakkan. Aturan mengenai

pendirian minimarket harus menyertakan dampak sosial-ekonomi dari

pasar tradisional dan usaha kecil yang telah terlebih dahulu berada

disekitarnya dijalankan dengan tidak serius. Indikasi kearah permainan

antara kelompok pengusaha minimarket bersama pemerintah semakin

menguak kepermukaan.

Segala faktor tersebut menyisahkan kesedihan tersendiri pada

keberadaan pedagang di dalamnya. Kehadiran minimarket dengan market

power yang sangat besar, berbasiskan kapital, mampu menggerus setiap

lawan termasuk toko tradisional. Berbagai strategi bisnis yang

dikembangkannya untuk menopang brand image sebagai ritel penyedia

barang dengan harga termurah, selalu menjadi trend dalam

pengelolaannya.

Dalam berbagai hal harus diakui bahwa minimarket telah

berkembang menjadi trend setter bisnis ritel Indonesia. Hal yang juga

dianggap luar biasa dari minimarket adalah brand image tersebut ternyata

mampu mendorongnya menjadi sebuah pencipta traffic (lalu lintas) orang

berbelanja, di pusat-pusat perbelanjaan (mall). Dalam konsep ekonomi,

jelas bahwa toko tradisional disatu sisi memiliki modal kecil akan kalah

jika disaingkan dengan minimarket dengan kapital dan market power yang

besar.

Persaingan tidak seimbang yang terjadi antara pedagang kelontong

dengan minimarket kerap membawa implikasi sosial, karena tersisihnya

para pedagang dan membawa konsekuensi terhadap hilangnya mata

pencaharian sebagian penduduk. Selain tidak seimbangnya kemampuan

dalam hal modal dan kapital, harus diperhatikan pula model pengelolaan

Page 96: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

80

dalam toko kelontong, dimana sampai saat ini masih terjebak dalam model

pengelolaan yang masih jauh dari upaya menawarkan model yang bisa

lebih menarik konsumen. Kesan stok barang yang lama, tidak aman dan

tidak nyaman dan sejumlah atribut tidak baik lainnya masih melekat dalam

diri pedagang kelontong di mata konsumen.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti, jumlah

konsumen toko kelontong cenderung menurun akibat munculnya

minimarket. Keadaan ini terlihat dari semakin sepinya konsumen yang

berbelanja di toko kelontong. Sebelum munculnya minimarket konsumen

rutin untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari pada toko kelontong. Namun

setelah munculnya minimarket, terjadi perubahan kebiasaan konsumen

untuk membeli kebutuhan sehari-hari, perubahan kebiasaan tersebut

terlihat dari banyaknya aktivitas belanja kebutuhan sehari-hari pada

minimarket yang terjadi setiap awal bulan, dimana sebagian besar

konsumen lebih memilih untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari di

minimarket dalam jumlah yang banyak dengan tujuan untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari selama satu bulan penuh, dan jika pun kebutuhan

sehari-harinya tidak mencukupi untuk satu bulan penuh, sebagian besar

mereka tetap memenuhinya dengan berbelanja di minimarket. Hal tersebut

menunjukan bahwa jumlah konsumen toko kelontong menurun akibat

munculnya minimarket.

Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian dan wawancara yang

dilakukan peneliti kepada para pedagang yang menjadi informan

penelitian, yang menunjukkan bahwa para pemilik toko kelontong tidak

jarang yang memiliki banyak anak atau tanggungan keluarga lainnya

sedangkan sumber penghasilannya hanya diperoleh dari hasil berdagang

yang pada akhirnya membuat kondisi sosial ekonomi keluarga mereka

menjadi rendah atau hanya sekedar cukup.

Para pedagang juga tidak sedikit yang hanya memikirkan

pendidikan untuk sebatas formalitas sampai bisa membaca, menulis dan

menghitung saja, rata-rata tingkat pendidikan akhir mereka adalah SMA,

Page 97: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

81

jarang sekali yang menempuh pendidikan sampai tingkat universitas, para

orang tua lebih memilih mengalihkan biaya pendidikan untuk keperluan

lain dan para anak lebih memilih untuk bebas dari pendidikan untuk ikut

membantu atau menggantikan orang tua nya berdagang.

Sedangakan dari sisi pola pikir dan cara bersosialisasi, para

pedagang beranggapan bahwa kehidupan mereka memanglah berjualan

atau berdagang, orang tua yang berdagang mengarahkan anaknya untuk

berdagang juga, pendidikan yang seadanya membuat ruang gerak mereka

terbatas untuk bergerak lebih banyak lagi dan masih kurangnya kesadaran

bahwa dengan pendidikan seseorang dapat meningkatkan kualitas kondisi

kehidupannya, lingkungan berdagang yang sudah melekat pada seorang

pedagang seperti menutup lingkungan lainnya dari kehidupan mereka.

Ditemui juga informasi dari para pedagang yang dijadikan

informan penelitian bahwa ternyata mereka pun tidak hanya serta merta

merasa tersaingi atau terancam terhadap munculnya minimarket-

minimarket disekitar, tetapi mereka juga menikmati keberadaan

minimarket-minimarket tersebut, mereka tidak jarang membeli keperluan

sehari-hari untuk keperluan pribadi atau rumah tangga di minimarket

terlebih lagi ketika didapatkan ada diskon (potongan harga) di minimarket.

Dengan kata lain, di dalam suatu persaingan tetap ada keuntungan

dan kerugian baik dari pihak yang tersaingin maupun pihak yang

menyaingi seperti pedagang eceran dan grosir dengan minimarket.

Penelitian yang dilakukan di wilayah Srengseng Jakarta Barat

mengenai Dampak Keberadaan Minimarket terhadap Kelangsungan Usaha

Toko Kelontong. Mempunyai hasil yang sama dari beberapa hasil

penelitian yang dilakukan peneliti terdahulu. Yaitu sejak hadirnya

minimarket membawa dampak yang cukup serius berupa dampak negatif

terhadap kelangsungan usaha para pedagang.

Jumlah pelanggan sangat mempengaruhi keuntungan seorang

pedagang. Setelah adanya minimarket, pedagang merasa dirugikan karena

pelanggan mereka banyak yang beralih ke minimarket. Hal ini di

Page 98: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

82

tunjukkan oleh berkurangnya daya beli konsumen dan penurunan

pendapatan tiap tahunnya, serta ada beberapa pedagang yang tidak

berdampak negatif tapi tetap saja mengalami penurunan omset pada usaha

mereka.

D. Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang dilakukan saat ini masih memiliki banyak kekurangan

dan keterbatasan, diantaranya sebagai berikut:

1. Masih terdapat jawaban yang tidak konsisten, karena pengambilan data

dilakukan pada saat jam operasional sibuk. Hal ini dapat diantisipasi

peneliti dengan cara memilih informan yang sedang tidak sibuk

melayani konsumen atau sedang beristirahat.

2. Penelitian ini hanya mengambil sampel sebanyak 5 informan.

3. Sedikitnya jumlah sampel yang diambil karena keterbatasan waktu dan

tenaga peneliti

Page 99: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

83

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diteliti pada bab IV, maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Implementasi peraturan pemerintah dalam Perpres No. 112 Tahun

2007 dan Permendag No. 53 Tahun 2008 tidak berjalan

semestinya. Banyak pasal-pasal dalam peraturan tersebut yang

tidak terlaksana dengan baik. Implementasi peraturan yang tidak

sempurna dapat merugikan banyak pihak, termasuk pelaku usaha

sejenis di sekitar usahanya.

2. Pelaku toko kelontong memiliki persepsi negatif yang tinggi

terhadap keberadaan Minimarket. Mereka menganggap bahwa

keberadaan Minimarket berdampak negatif terhadap usaha mereka.

3. Keberadaan minimarket memiliki dampak negatif terhadap omset,

pendapatan, dan jumlah pelanggan pada usaha toko kelontong.

Penurunan omset pada toko kelontong masing-masing sebesar

25%-50%. Pendapatan pada toko kelontong sebelum hadirnya

Minimarket di wilayah Srengseng Jakarta Barat cukup stabil,

terlihat dengan persaingan antar pedagang toko kelontong saja, dan

tidak begitu berpengaruh terhadap pendapatan mereka. Bahkan

sebelum adanya minimarket pendapatan para pedagang lumayan

meningkat sebesar 2-5 juta per hari yang dihasilkan oleh 5

pedagang toko kelontong. Kemudian hal inilah menjadi tolak ukur

untuk memenuhi kebutuhan keluarga dari usaha tersebut, terlebih

mata pencaharian utama masyarakat di Wilayah Srengseng adalah

membuka usaha kecil seperti pedagang warung kelontong.Selain

penurunan omset dan pendapatan, usaha toko kelontong juga

mengalami penurunan jumlah pelanggan.

Page 100: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

84

4. Upaya yang dilakukan oleh pemilik usaha toko kelontong masih

sangat minim, bahkan tidak ada upaya yang berarti dalam usaha

mempertahankan eksistensi usahanya.

B. Implikasi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran

kepada para pemilik usaha kelontong dan pemerintah mengenai peran

pemilik usaha kelontong dalam mengatasi dampak yang terjadi dari

minimarket di daerah srengseng. Sehingga pemerintah dapat lebih

memperhatikan setiap pemberian izin usaha minimarket dan letak

lokasi yang berjarak dengan para pedagang agar terciptanya situasi

persaingan yang tidak merugikan antara minimarket dengan warung

kelontong. Dengan diketahuinya dampak minimarket terhadap

kelangsungan usaha kelontong maka baik pemilik warung kelontong

maupun pemerintah kota Jakarta diharapkan dapat mengadakan kerja

sama dalam meningkatkan kesejahteraan warung kelontong sebagai

salah satu pilihan mata pencaharian masyarakat yang tidak memiliki

akses dalam sektor formal dalam mengurangi pengangguran di kota

Jakarta.

C. Saran

Adapun saran-saran yang dapat disampaikan sehubungan dengan hasil

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Pelaku Usaha Kelontong

sebaiknya melakukan upaya-upaya untuk mempertahankan

eksistensi usahanya, misalnya dengan memperbaiki manajemen

usaha, menambah modal usaha dan meningkatkan kualitas pelayan

usahanya agar mampu bersaing dengan Minimarket.

2. Bagi Pemerintah Daerah

Pemerintah daerah seharusnya membuat peraturan daerah tentang

minimarket agar pendirian minimarket tidak merugikan pihak-

pihak lain, seperti usaha mikro, usaha ritel, dan pedagang pasar

tradisional. Selain itu, dari peraturan yang telah ada seharusnya

Page 101: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

85

dapat diimplementasikan dengan sebaik mungkin agar

perekonomian dapat berjalan seimbang. Pemerintah seharusnya

berpihak pada pedagang kecil dan berupaya turut melestarikan

usaha mereka.

Page 102: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Asep ST Sujana. Manajemen Minimarket, Jakarta: Raih Asa Sukses. 2013

Budiono. Pengantar Ilmu Ekonomi No.1 Ekonomi Mikro.Yogyakarta: BPPE. 2002

Christina, W. Manajemen Ritel (Strategi dan Implementasi Ritel Modern).

Jakarta: Salemba Empat. 2006.

Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi dan

Pengendalian. Jakarta: BPFE UI. 1997.

Malano, Herman. Selamatkan Pasar Tradisional. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama. 2011.

Ma’ruf, Hendri. Pemasaran Ritel. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2005

Mankiw, N. Gregory.. Principles of Economics, Edition (Pengantar Ekonomi

Mikro, edisi 3); Penerjemah, Chriswan Sungkono. Jakarta: Salemba

Empat. 2006.

Nurochim dan Iwan Purwanto. Manajemen Bisnis, Jakarta: Lembaga Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2010

Permadi, Gilang. Pedagang Kaki Lima : Riwayatmu Dulu, Nasibmu Kini! Jakarta.

2011.

Philip Kotler dan Kelvin Lane Keller. Manajemen Pemasaran. Edisi 13 Jilid

Pertama. Penerjemah Bob Sabran. Jakarta: Erlangga. 2009.

Rita Hanafi. Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta: Andi Offset, 2010.

Singarimbun, Masri. Metode Penelitian Survai, Jakarta : LP3ES. 2011.

Page 103: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D). Bandung: Alfabeta. 2011.

Waluyo Hadi, Dini Hastuti. Kamus Terbaru Ekonomi dan Bisnis. Surabaya:

Reality Publisher, 2011.

Page 104: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

SKRIPSI DAN JURNAL

Agus Susilo & Taufik, Dampak Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha

Ritel Kopersi/Waserda dan Pasar Tradisional, Jurnal Ekonomi, 2010.

Al-Masitoh, Eis. Upaya Menjaga Eksistensi Pasar Tradisional : Studi Revitalisasi

Pasar Piyungan Bantul. Jurnal PMI Vol. X. No.2. 2013.

Adityo Setyawarman, Pola Sebaran Dan Faktor-Faktor Mempengaruhi

Pemilihan Lokasi Retail Modern (Studi Kasus Kota Surakarta). Skripsi

Program Pasca Sarjana Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota.

Universitas Diponogoro Semarang, 2009.

Dewi, dkk. Dampak Minimarket terhadap Eksistensi Warung Tradisional Di Kota

Singaraja. Universitas Pendidikan Ganesha, 2012.

Eka Yuliasih, Studi Eksplorasi Dampak Keberadaan Pasar Modern Terhadap

Usaha Ritel Waserda dan Pedagang Pasar Tradisional di Kecamatan

Klirong Kabupaten Kebumen Universitas Negeri Yogykarta, Skripsi

Universitas Negeri Yogykarta, 2013.

Jeri Setiawan. Pengaruh Keberadaan Minimarket terhadap Pendapatan

Pedagang Kelontong di Kelurahan Klender Kecamatan Duren Sawit

Jakarta Timur. Skripsi. Jakarta: UNJ 2010.

Mankiw, N. Gregory. Principles of Ekonomics, 3 Edition (Pengantar Ekonomi

Mikro, edisi 3); Penerjemah, Chriswan Sungkono. Jakarta: Salemba

Empat. 2006.

Reza Haditya Raharjo. Analisis Pengaruh Keberadaan Minimarket Modern

Terhadap Kelangsungan Usaha Toko Kelontong Di Sekitarnya Studi

Kasus Kawasan Semarang Barat, Banyumanik, Perundungan Kota

Semarang, Skripsi S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas

Diponorogo Semarang, 2015.

Page 105: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

Riska, Analisis Motivasi Belanja Konsumen Minimarket dan Warung Kelontong

dalam Perspektif Islam Studi Kasus di Kelurahan Bulurokeng Kota

Makasar, Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Alauddin

Makasar.

Rusno. Dampak Pesatnya Minimarket Waralaba Terhadap Usaha Kecil (Jenis

Ritel). Jurnal Ekonomi Modernisasi, Volume 4, nomor 1, oktober 2010

Wijayanti, Pardiana dan Wiratno. Analisis Pengaruh Perubahan Keuntungan

Usaha Warung tradisional Dengan Munculnya Minimarket (Studi Kasus

Di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang).Undip, 2011

Wilda Nuraftia dan Irawati. Dampak Pendirian Minimarket terhadap Omset

Pedagang Tradisional di Desa Karang Asih Kecamatan Cikarang Utara

Kabupaten Bekasi (Studi Kebijakan Peraturan Bupati Nomor 16 Tahun

2007 tentang Minimarket). Jurnal Madani Edisi II, 2011

Page 106: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

WEBSITE

https://kbbi.web.id/dampak. diakses pada tanggal 11 maret 2018

https://kbbi.web.id/warung kelontong diakses pada tanggal 12 maret 2018

http://www.pengertianku.net/2015/04/pengertian-pasar-modern-dan-ciri-

cirinya.html. diakses pada tanggal 12 maret 2018

http://mohammadbahrudin.blogspot.com/2013/11/karakteristik-sistem-penjualan-

barang.html. diakses pada tanggal 12 maret 2018

http://hukum.unsrat.ac.id/pres/perpres_112_2007.pdf, diaksespada tanggal 09 juli

2017

http://www.indomaret.com. diakses pada tanggal 20 januari 2020.

https://pakarkomunikasi.com/jenis-metode-penelitian-kualitatif diakses pada

tanggal 22 juli 2018

Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 420/MPP/Kep/10/1997

tentang Pedoman dan Pembinaan Pasar dan Pertokoan.

Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 23/MPP/Kep/1/1998

tentang Lembaga-lembaga Usaha Perdagangan.

Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 12/M

DAG/PER/3/2006, tentang ketentuan dan tata cara penerbitan surat tanda

pendaftaran waralaba

Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor: 53/M-

DAG/PER/12/2008 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar

Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan

dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern.

Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro

Kecil dan Menengah.

Page 107: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

LEMBAR OBSERVASI

Hari/ Tanggal : Sabtu, 6 Oktober 2018

Nama : Nur Jannah

Alamat : Jl. Srengseng Raya Gg Bambu II

Kota Asal : Padang

Pendidikan : SMA

Status Pernikahan : Menikah

No. Aspek yang Diamati Hasil

1. Lokasi Lokasi warung ibu nurjanah berdekatan dengan

minimarket bahkan jaraknya dibawah 1 km.

Yang berbelanja di warung ibu Nur Jannah

hanya konsumen terdekat saja.

2. Kelengkapan Toko Warung ibu Nur Jannah terlihat penuh dengan

barang dagangan. Namun hanya saja penataan

yang kurang menarik. Bu Nur Jannah juga

menjual barang dagangannya dengan grosir

maupun ecer. dilihat dari segi harga, barang-

barang yang dijual di warung ibu Nurjannah

memiliki selisih harga lebih murah di

bandingkan dengan yang dijual di minimarket.

Barang yang dijual pun tidak kalah kualitasnya

dengan yang dimiliki oleh minimarket.

Page 108: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

LEMBAR OBSERVASI

Hari/ Tanggal : Sabtu, 6 Oktober 2018

Nama : Muslimah

Alamat : Jl. Srengseng Raya Gg Bambu II

Kota Asal : Medan

Pendidikan : SMP

Status Pernikahan : Menikah

No. Aspek yang Diamati Hasil

1. Lokasi Lokasi warung ibu muslimah berdekatan sekali

dengan indomart jaraknya dibawah 1km

2. Kelengkapan Toko Di warung ibu muslimah hampir semua

kebutuhan pokok dijual. Ibu muslimah juga

masih menual minyak tanah. Warung ibu

muslimah terbilang paling lama diwilayah

srengseng. Tapi penataan barang diwarung ibu

muslimah masih seperti warung biasanya,

kurang menarik. Bahkan sekarang warung ibu

muslimah lebih kecil dari sebelumnya.

Page 109: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

LEMBAR OBSERVASI

Hari/ Tanggal : Sabtu, 6 Oktober 2018

Nama : Wahyono

Alamat : Jl. Srengseng Raya Gg Bambu II

Kota Asal : Madura

Pendidikan : SMA

Status Pernikahan : Menikah

No. Aspek yang Diamati Hasil

1. Lokasi Lokasi warung bapak wahyono berdekatan

dengan warung kelontong ibu nurjannah dan

juga berdekatan dengan minimarket modern.

Jaraknya pun kurang dari 1km.

2. Kelengkapan Toko Bapak mulyono menjual sembako, makanan,

dan minuman. Bahkan diwarung bapak

mulyono ini menjual bensin eceran. Warung

bapak wahyono terbilang kurang kumplit.

Banyak barang dagangan yang dicari konsumen

tidak ada di warung bapak wahyono.

Page 110: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

LEMBAR OBSERVASI

Hari/ Tanggal : Sabtu, 6 Oktober 2018

Nama : Sucipto

Alamat : Jl. Srengseng Raya Gg Bambu II

Kota Asal : Kuningan

Pendidikan : SMA

Status Pernikahan : Menikah

No. Aspek yang Diamati Hasil

1. Lokasi Lokasi warung bapak sucipto berdekatan

dengan minimarket. Jaraknya juga kurang lebih

dibwah 1km

2. Kelengkapan Toko Warung bapak sucipto terbilang kumplit. Tidak

hanya menjual sembako, bapak sucipto juga

menjual gas 3kg, air galon, dan bensin eceran.

Namun barang dagangan bapak sucipto tidak

banyak, hanya khusus untuk pembeli yang

membeli eceran (satuan).

Page 111: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

LEMBAR OBSERVASI

Hari/ Tanggal : Sabtu, 6 Oktober 2018

Nama : Hendrawan

Alamat : Jl. Srengseng Raya Gg Bambu II

Kota Asal : Madura

Pendidikan : D3

Status Pernikahan : Menikah

No. Aspek yang Diamati Hasil

1. Lokasi Warung bapak hendrawan tepat di seberang

lokasi minimarket. Namun warung bapak

hendrawan tidak terlalu terlihat jelan karna

tertutup dengan usaha lain.

2. Kelengkapan Toko Diwarung bapak hendrawan terbilang kumplit

karna warung apak hendrawan baru berdiri

kurang dari 1 tahun. Penataan barang

dagangannya pun cukup tertata dengan baik.

Barang-barang tersebut diletakkan di dalam

etalase kaca dan dikelompokkan menurut jenis

dan kebutuhannya. Barang dagangan yang

dijual pun terjamin kualitasnya

Page 112: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

PEDOMAN WAWANCARA

A. Tujuan :

Untuk mengetahui Dampak Keberadaan Minimarket Terhadap Kelangsungan

Toko Kelontong dan Upaya yang Dilakukan Untuk Mempertahankan

Eksistensi Usaha Toko Kelontong di daerah srengseng Jakarta Barat. .

B. Pertanyaan panduan :

a. Identitas diri

1) Nama :

2) Umur :

3) Kota Asal :

4) Pendidikan terakhir :

5) Status pernikahan :

b. Pertanyaan penelitian

1. Sudah Berapa lama anda usaha toko kelontong?

2. Pekerjaan/usaha apa sebelum usaha toko kelontog?

3. Adakah usaha lain selain usaha toko kelontong?

4. Berapa rata-rata pendapatan Anda sebelum adanya minimarket?

5. Berapa rata-rata pendapatan Anda sesudah adanya minimarket?

6. Apakah keberadaan Minimarket berpengaruh terhadap eksistensi usaha

Anda?

7. Apakah keberadaan minimarket mengancam eksistensi usaha Anda?

8. Adakah dampak lain yang disebabkan oleh keberadaan Minimarket

terhadap usaha Anda?

9. Apa saja dampak lain yang terjadi pada usaha Anda setelah berdirinya

Minimarket?

Page 113: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

10. Adakah upaya yang Anda lakukan untuk mempertahankan eksistensi

usaha Anda?

11. Apakah Anda menerapkan strategi pemasaran baru dalam usaha anda

setelah adanya Minimarket modern?

12. Strategi pemasaran baru apa yang Anda terapkan?

13. Mengapa Anda memilih strategi pemasaran tersebut?

14. Apakah Anda menjual barang dagangan dengan harga lebih murah dari

Minimarket untuk menarik pelanggan?

15. Barang apa saja yang dijual dengan harga lebih murah dari

minimarket?

16. Apakah Anda menerapkan sistem diskon atau potongan harga dalam

usaha Anda?

17. Apa saja kriteria pembeli yang dapat memperoleh diskon atau

potongan harga?

18. Apakah anda melakukan pengecekan secara rutin batas akhir

pemakaian pada setiap produk

19. Apakah ada upaya untuk menambah karyawan yang memiliki

preshgraduate untuk menarik minat pembeli?

Page 114: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

TRANSKRIP WAWANCARA

Hari/Tanggal : 06 Oktober 2018

Tempat/Waktu : Warung/ 10.00 wib

I. Identitas diri

1) Nama : Ibu Nurjannah

2) Umur : 35 Tahun

3) Kota Asal : Padang

4) Pendidikan terakhir : SMA

5) Status pernikahan : Nikah

II. Pertanyaan penelitian

1. Sudah Berapa lama anda usaha toko kelontong?

Jawab : 15 tahun

2. Pekerjaan/usaha apa sebelum usaha toko kelontog?

Jawab : dari saya ke jakarta saya langsung usaha kelontong

3. Adakah usaha lain selain usaha toko kelontong?

Jawab : ada, dulu saya usaha pakaian dan jilbab di Jakarta. Tapi karna

sepi jadi saya tutup dan saya buka di Padang. Dan belanjanya di Tanah

Abang.

4. Berapa rata-rata pendapatan Anda sebelum adanya minimarket?

Jawab : sehari saya bisa dapat lima jutaan bahkan bisa lebih

5. Berapa rata-rata pendapatan Anda sesudah adanya minimarket?

Jawab : alhamdulillah sih masih dapet laba, kurang lebih 3 jutaan dah

ka.

6. Apakah keberadaan Minimarket berpengaruh terhadap eksistensi usaha

Anda?

Page 115: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

Jawab : berpengaruh sih, kalo yang belanja disaya paling yang belinya

banyak (grosir) kalo buat kebutuhan bulanan yang saya rasakan

kebanyakan konsumen belanja di minimarket. Karna disana banyak

diskon.

7. Apakah keberadaan minimarket mengancam eksistensi usaha Anda?

Jawab : engga ka nisa, saya sih biasa saja.

8. Adakah dampak lain yang disebabkan oleh keberadaan Minimarket

terhadap usaha Anda?

Jawab : paling karna lokasi yang berdekatan dengan toko saya.

9. Apa saja dampak lain yang terjadi pada usaha Anda setelah berdirinya

Minimarket?

Jawab : kayanya konsumen jadi berkurang karna kan di minimarket

banyak diskon

10. Adakah upaya yang Anda lakukan untuk mempertahankan eksistensi

usaha Anda?

Jawab : ga ada. Saya mah ga pernah kasih diskon paling kasih

bingkisan kalo mau puasa atau sebelum lebaran.

11. Apakah Anda menerapkan strategi pemasaran baru dalam usaha anda

setelah adanya Minimarket modern?

Jawab : paling saya sudah pakai mesin kasir

12. Strategi pemasaran baru apa yang Anda terapkan?

Jawab : belum ada

13. Mengapa Anda memilih strategi pemasaran tersebut?

Jawab : -

14. Apakah Anda menjual barang dagangan dengan harga lebih murah dari

Minimarket untuk menarik pelanggan?

Jawab : kalo harga mah saya ngikutin pasaran aja ka.

15. Barang apa saja yang dijual dengan harga lebih murah dari

minimarket?

Jawab : paling sembako dan snack

Page 116: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

16. Apakah Anda menerapkan sistem diskon atau potongan harga dalam

usaha Anda?

Jawab : engga ka.

17. Apa saja kriteria pembeli yang dapat memperoleh diskon atau

potongan harga?

Jawab : kalo yang saya kasih bingkisan sebelum puasa paling yang

sering belanja di toko saya

18. Apakah anda melakukan pengecekan secara rutin batas akhir

pemakaian pada setiap produk ?

Jawab : iya, karna saya pakai 2 karyawan

19. Apakah ada upaya untuk menambah karyawan yang memiliki

preshgraduate untuk menarik minat pembeli?

Jawab : susah ka kalo cari karyawan yang tampan atau cantik. Yang

penting mah jujur saya mah.

Page 117: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

TRANSKRIP WAWANCARA

Hari/Tanggal : Sabtu, 06 Oktober 2018

Tempat/Waktu : Warung/10.20 wib

I. Identitas diri

1) Nama : Ibu Muslimah

2) Umur : 50 tahun

3) Kota Asal : Medan

4) Pendidikan terakhir : SD

5) Status pernikahan : Menikah

II. Pertanyaan penelitian

1. Sudah Berapa lama anda usaha toko kelontong?

Jawab : 30 Tahun

2. Pekerjaan/usaha apa sebelum usaha toko kelontog?

Jawab : tidak ada, hanya mengandalkan warung saja

3. Adakah usaha lain selain usaha toko kelontong?

Jawab : tidak ada

4. Berapa rata-rata pendapatan Anda sebelum adanya minimarket?

Jawab : 3 jutaan

5. Berapa rata-rata pendapatan Anda sesudah adanya minimarket?

Jawab : sekarang lebih sepi neng, kurang lebih 2 jutaan

6. Apakah keberadaan Minimarket berpengaruh terhadap eksistensi usaha

Anda?

Jawab : iya neng, warung saya tadinya gede neng, tapi pas yang punya

kontrakan menyuruh geser jadi minimarket yang tadinya tempat toko

Page 118: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

saya jadi dikontrakan tanahnya saya yg punya tanah. Ya jadinya saya

disini. Dengan tempat yang terbatas.

7. Apakah keberadaan minimarket mengancam eksistensi usaha Anda?

Jawab : iya neng

8. Adakah dampak lain yang disebabkan oleh keberadaan Minimarket

terhadap usaha Anda?

Jawab : dampak lainya sih bukan dari minimarket aja neng. Karna

sekarang juga banyak warung-warung di daerah srengseng

9. Apa saja dampak lain yang terjadi pada usaha Anda setelah berdirinya

Minimarket?

Jawab : warung saya jadi sepi neng. Paling yang beli Cuma sembako

aja sama roko

10. Adakah upaya yang Anda lakukan untuk mempertahankan eksistensi

usaha Anda?

Jawab : Belum ada neng, paling baru ngerapihin ruanganny aja

11. Apakah Anda menerapkan strategi pemasaran baru dalam usaha anda

setelah adanya Minimarket modern?

Jawab : belum neng.

12. Strategi pemasaran baru apa yang Anda terapkan?

Jawab : belum ada

13. Mengapa Anda memilih strategi pemasaran tersebut?

Jawab : -

14. Apakah Anda menjual barang dagangan dengan harga lebih murah dari

Minimarket untuk menarik pelanggan?

Jawab ; engga neng. Saya samain kaya warung-warung yang lain aja.

Paling saya murahin di sembako

15. Barang apa saja yang dijual dengan harga lebih murah dari

minimarket?

Jawab : sembako neng

16. Apakah Anda menerapkan sistem diskon atau potongan harga dalam

usaha Anda?

Page 119: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

Jawab : engga neng, paling bonus kalo mau lebaran

17. Apa saja kriteria pembeli yang dapat memperoleh diskon atau

potongan harga?

Jawab : Yaa,, yang langganan diwarung saya neng

18. Apakah anda melakukan pengecekan secara rutin batas akhir

pemakaian pada setiap produk ?

Jawab : iya neng. Kalo ada anak saya dia rajin ngecekin neng

19. Apakah ada upaya untuk menambah karyawan yang memiliki

preshgraduate untuk menarik minat pembeli?

Jawab : engga neng. Takut ga bisa bayar. Ini aja buat bayar kontrakan

masih di bantu sama anak.

Page 120: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

TRANSKRIP WAWANCARA

Hari/Taggal : Sabtu, 06 Oktober 2018

Tempat/Waktu : Warung/ 10.40 wib

I. Identitas diri

1) Nama : Bapak Wahyono

2) Umur : 46 tahun

3) Kota Asal : Madura

4) Pendidikan terakhir : SMP

5) Status pernikahan : Nikah

II. Pertanyaan penelitian

1. Sudah Berapa lama anda usaha toko kelontong?

Jawab : 10 tahun

2. Pekerjaan/usaha apa sebelum usaha toko kelontog?

Jawab : tadinya saya bekerja jadi karyawan swasta

3. Adakah usaha lain selain usaha toko kelontong?

Jawab : tidak ada

4. Berapa rata-rata pendapatan Anda sebelum adanya minimarket?

Jawab : kurang lebih sekitar 2 jutaan

5. Berapa rata-rata pendapatan Anda sesudah adanya minimarket?

Jawab : ya, paling ga beda jauh sih. Karna saya kan juga letaknya

dekat dengan warung kelontong juga

6. Apakah keberadaan Minimarket berpengaruh terhadap eksistensi usaha

Anda? Tidak juga sih, karna rezeki kan sudah diatur

7. Apakah keberadaan minimarket mengancam eksistensi usaha Anda?

Jawab : tidak

Page 121: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

8. Adakah dampak lain yang disebabkan oleh keberadaan Minimarket

terhadap usaha Anda?

Jawab : paling dampaknya karna letak toko saya yg kurang srategis

9. Apa saja dampak lain yang terjadi pada usaha Anda setelah berdirinya

Minimarket?

Jawab : lokasi saya yang berdekatan dengan warung yang lain dan

minimarket

10. Adakah upaya yang Anda lakukan untuk mempertahankan eksistensi

usaha Anda?

Jawab : belum ada

11. Apakah Anda menerapkan strategi pemasaran baru dalam usaha anda

setelah adanya Minimarket modern?

12. Strategi pemasaran baru apa yang Anda terapkan?

Jawab : saya menjual, yang tidak di jual sama minimarket. Seperti

yang bisa dibeli eceran.

13. Mengapa Anda memilih strategi pemasaran tersebut?

Jawab : karna buat menarik pembeli

14. Apakah Anda menjual barang dagangan dengan harga lebih murah dari

Minimarket untuk menarik pelanggan?

Jawab : ya tergantung barangnya mba

15. Barang apa saja yang dijual dengan harga lebih murah dari

minimarket?

Jawab : semacam kebutuhan dapur. (garam) dan sembako. tapi

tergantung pasaran juga sih mba.

16. Apakah Anda menerapkan sistem diskon atau potongan harga dalam

usaha Anda?

17. Apa saja kriteria pembeli yang dapat memperoleh diskon atau

potongan harga?

Jawab : ya, yang pasti yang sudah menjadi langganan mba

18. Apakah anda melakukan pengecekan secara rutin batas akhir

pemakaian pada setiap produk?

Page 122: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

Jawab : tidak mba. Karna ribet

19. Apakah ada upaya untuk menambah karyawan yang memiliki

preshgraduate untuk menarik minat pembeli?

Jawab : tidak mba, karna ga ada uang buat gajinya.

Page 123: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

TRANSKRIP WAWANCARA

Hari/Tanggal : Sabtu, 06 Oktober 2018

Tempat/Waktu : Warung/ 11.00 wib

I. Identitas diri

1) Nama : Sucipto

2) Umur : 43 Tahun

3) Kota Asal : Kuningan

4) Pendidikan terakhir : SMA

5) Status pernikahan : Nikah

II. Pertanyaan penelitian

1) Sudah Berapa lama anda usaha toko kelontong?

Jawab : 2 tahunan

2) Pekerjaan/usaha apa sebelum usaha toko kelontog?

Jawab : jual beli besi bekas mba

3) Adakah usaha lain selain usaha toko kelontong?

Jawab : jual beli besi bekas

4) Berapa rata-rata pendapatan Anda sebelum adanya minimarket?

Jawab : saya membuka warung karna memang sudah ada minimarket

5) Berapa rata-rata pendapatan Anda sesudah adanya minimarket?

Jawab : kurang lebih 2.500.000 mba

6) Apakah keberadaan Minimarket berpengaruh terhadap eksistensi usaha

Anda?

Page 124: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

Jawab : berpengaruh sih engga, karna warung hanya untuk sampingan

saja mba. Untuk mengisi waktu kosong istri saya saja

7) Apakah keberadaan minimarket mengancam eksistensi usaha Anda?

Jawab : ya kalo minimarket semakin banyak di daerah srengseng maka

warung saya ya jadi sepi mba

8) Adakah dampak lain yang disebabkan oleh keberadaan Minimarket

terhadap usaha Anda?

Jawab : lokasi saya mba. Tidak jauh juga dari minimarket dan warung

9) Apa saja dampak lain yang terjadi pada usaha Anda setelah berdirinya

Minimarket?

Jawab ; paling beberapa pelanggan lebih memilih belanja

diminimarket pada saat awal bulan.

10) Adakah upaya yang Anda lakukan untuk mempertahankan eksistensi

usaha Anda?

Jawab : belum ada

11) Apakah Anda menerapkan strategi pemasaran baru dalam usaha anda

setelah adanya Minimarket modern?

Jawab : -

12) Strategi pemasaran baru apa yang Anda terapkan?

Jawab : penataan barang mba

13) Mengapa Anda memilih strategi pemasaran tersebut?

Jawab : biar gampang diliat oleh pembeli dan juga saya

14) Apakah Anda menjual barang dagangan dengan harga lebih murah dari

Minimarket untuk menarik pelanggan?

Jawab : tidak juga mba. Paling beda 500-1000 mba

15) Barang apa saja yang dijual dengan harga lebih murah dari

minimarket?

Jawab : biasanya sembako

16) Apakah Anda menerapkan sistem diskon atau potongan harga dalam

usaha Anda?

Jawab : tidak mba

Page 125: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

17) Apa saja kriteria pembeli yang dapat memperoleh diskon atau

potongan harga?

Jawab : paling saya boleh kasih ngutang mba. Ya yang saya udah

kenal aja.

18) Apakah anda melakukan pengecekan secara rutin batas akhir

pemakaian pada setiap produk?

Jawab : jarang mba.

19) Apakah ada upaya untuk menambah karyawan yang memiliki

preshgraduate untuk menarik minat pembeli?

Jawab : tidak mba.

Page 126: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

TRANSKRIP WAWANCARA

Hari/Tanggal : Sabtu, 06 Oktober 2018

Tempat/Waktu : Warung / 11.30 wib

I. Identitas diri

1) Nama : Hendrawan

2) Umur : 33

3) Kota Asal : Madura

4) Pendidikan terakhir : D3

5) Status pernikahan : Nikah

II. Pertanyaan penelitian

1. Sudah Berapa lama anda usaha toko kelontong?

Jawab : belum ada setahun. 6 bulan kurang

2. Pekerjaan/usaha apa sebelum usaha toko kelontog?

Jawab : karyawan swasta

3. Adakah usaha lain selain usaha toko kelontong?

Jawab : tidak ada

4. Berapa rata-rata pendapatan Anda sebelum adanya minimarket?

Jawab : -

5. Berapa rata-rata pendapatan Anda sesudah adanya minimarket?

Jawab : 2 juta kurang mba

6. Apakah keberadaan Minimarket berpengaruh terhadap eksistensi usaha

Anda?

Jawab : iya, karna saya kan depan minimarket banget

7. Apakah keberadaan minimarket mengancam eksistensi usaha Anda?

Page 127: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

Jawab : ga juga sih mba. Paling kalo ibu2 yang udah separu baya males

belanja diminimarket ya belanja di saya.

8. Adakah dampak lain yang disebabkan oleh keberadaan Minimarket

terhadap usaha Anda?

Jawab : paling kalo minimarket lagi ngadain diskon gede-gedean

9. Apa saja dampak lain yang terjadi pada usaha Anda setelah berdirinya

Minimarket?

Jawab : ya kurang pelanggan mba

10. Adakah upaya yang Anda lakukan untuk mempertahankan eksistensi

usaha Anda?

Jawab : upayanya paling dari pelayanannya mba

11. Apakah Anda menerapkan strategi pemasaran baru dalam usaha anda

setelah adanya Minimarket modern?

Jawab : belum ada mba

12. Strategi pemasaran baru apa yang Anda terapkan?

Jawab : paling dari penataan mba

13. Mengapa Anda memilih strategi pemasaran tersebut?

Jawab : karna, untuk memudahkan pelanggan melihat barang yang

dicari.

14. Apakah Anda menjual barang dagangan dengan harga lebih murah dari

Minimarket untuk menarik pelanggan?

Jawab : karna saya baru buka, jadi saya murahin dulu mba

15. Barang apa saja yang dijual dengan harga lebih murah dari

minimarket?

Jawab : sembako

16. Apakah Anda menerapkan sistem diskon atau potongan harga dalam

usaha Anda?

Jawab : tidak

17. Apa saja kriteria pembeli yang dapat memperoleh diskon atau

potongan harga?

Page 128: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

Jawab : yang sudah menjadi langganan dan yang tinggalnya dekat

dengan warung saya mba

18. Apakah anda melakukan pengecekan secara rutin batas akhir

pemakaian pada setiap produk?

Jawab : iya mba, biar pelanggan ga kecewa

19. Apakah ada upaya untuk menambah karyawan yang memiliki

preshgraduate untuk menarik minat pembeli?

Jawab : belum mba.

Page 129: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan
Page 130: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan
Page 131: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan
Page 132: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan
Page 133: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan
Page 134: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

Suami Ibu Nurjannah Istri bapak Wahyono

Bapak Hendrawan Anak Ibu Muslimah

Istri Bapak Sucipto

Page 135: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49765...Analisis Kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

DATA PRIBADI

Nama : Rina Arnisyah

Tempat/Tgl Lahir : Jakarta, 04 April 1996

Alamat : Jl. Bambu II No. 154 RT 008/RW 06 Kelurahan

Srengseng, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pekerjaan : Mahasiswi/ Ibu Rumah Tangga

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

Periode Sekolah / Institusi /

Universitas

Jurusan

2001 - 2007 MI Al-Islamiyah Srengseng -

2007 - 2010 MTs Negeri 12 Jakarta -

2010 - 2013 SMA Negeri 16 Jakarta Ekonomi

2013 - 2017 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pendidikan IPS

(Ekonomi)

IPK 3,53