83
ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN PENDEKATAN WILLINGNESS TO ACCEPT (Studi Kasus : Kecamatan Bogor Barat) FAIZAL MARWAN DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

  • Upload
    lamkhue

  • View
    254

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN

PENDEKATAN WILLINGNESS TO ACCEPT

(Studi Kasus : Kecamatan Bogor Barat)

FAIZAL MARWAN

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 2: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

RINGKASAN

FAIZAL MARWAN. Analisis Dampak Kemacetan Lalu Lintas dengan

Pendekatan Willingness to Accept (Studi Kasus : Kecamatan Bogor Barat).

Dibimbing Oleh Eka Intan Kumala Putri.

Jumlah kendaraan bermotor di Kota Bogor semakin meningkat. Luas Kota

Bogor yang hanya 11.850 ha dengan panjang jalan 783.412 km sudah padat untuk

menampung jumlah kendaraan yang semakin lama melebihi carrying capacity

jalan. Saat ini ada 3.508 unit angkot yang diijinkan beroperasi di dalam kota, di

tambah lagi ratusan angkot dari Kabupaten Bogor yang trayek operasinya

memasuki wilayah Kota Bogor. Jumlah angkot sebanyak itu tidak hanya menjadi

bagian dari beban kepadatan lalu lintas Kota Bogor, karena masih ada 46.034 unit

kendaraan roda empat pribadi dan 73.145 unit kendaraan roda dua serta ratusan

becak yang hilir mudik setiap harinya. Dengan banyaknya volume kendaraan

tersebut maka menyebabkan terjadinya kemacetan di Kota Bogor.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dilakukanlah penelitian ini.

Adapun permasalahan yang dikaji adalah 1) Apakah dampak sosial ekonomi yang

dirasakan oleh pengguna jalan saat terjebak kemacetan? 2) Apakah penguna jalan

bersedia menerima kompensasi sebagai akibat dari terkena dampak kemacetan? 3)

Berapa besarnya nilai kerugian pengguna jalan akibat kemacetan dilihat dari nilai

kompensasi (WTA)? 4) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nilai WTA

tersebut? Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Contingent

Valuation Method (CVM). Metode ini memiliki kemampuan untuk mengestimasi

manfaat lingkungan dari berbagai sisi.

Berdasarkan hasil penelitian, kemacetan menyebabkan pengguna jalan

merasakan lelah, stres, waktu yang hilang serta dampak terhadap penggunaan

bahan bakar. Pengeluaran pembelian BBM dalam kondisi lalu lintas normal untuk

pengguna mobil adalah sebesar Rp 40.500,00 per mobil sedangkan motor Rp

12.277,03 per motor. Namun apabila mereka terjebak dalam kemacetan maka

biaya tersebut meningkat menjadi sebesar Rp 52.159,09 per mobil dan Rp

19.182,43 per motor. Potensi ekonomi BBM yang hilang akibat kemacetan di

Kecamatan Bogor Barat setiap tahunnya mencapai Rp 152.460.925.983,00 per

tahun.

Penggunaan metode CVM menghasilkan nilai rata-rata WTA yang

diekspresikan responden untuk pengguna mobil sebesar Rp 486.363,64, pengguna

sepeda motor Rp 366.000,00 dan penumpang angkutan umum Rp 289.642,86.

Variabel-variabel yang mempengaruhi besarnya nilai WTA pengguna jalan secara

signifikan ada lima yakni tingkat pendidikan responden, tingkat pendapatan,

umur, frekuensi macet dan lama macet.

Page 3: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

” ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN

PENDEKATAN WILLINGNESS TO ACCEPT (Studi Kasus : Kecamatan Bogor

Barat)” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI ATAU

LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR

AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN SKRIPSI INI

BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG

BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH

PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG

DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, Mei 2011

Faizal Marwan

H44060392

Page 4: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

Judul Skripsi : Analisis Dampak Kemacetan Lalu Lintas dengan

Pendekatan Willingness to Accept (Studi Kasus :

Kecamatan Bogor Barat)

Nama : Faizal Marwan

NIM : H44060392

Menyetujui,

Pembimbing,

Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, MS

NIP 19650212 199003 2001

Mengetahui,

Ketua Departemen,

Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT

NIP 19660717 199203 1 003

Tanggal Lulus :

Page 5: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 13 Juni 1988. Penulis

merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Sumardi dan Kayati

Suhartati. Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Lestari pada tahun 1994,

kemudian melanjutkan pendidikan ke Sekolah Dasar Sukamaju 1. Pada tahun

2000, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

Negeri 3 Depok, lalu melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Umum

Negeri 2 Cibinong dan masuk dalam program IPA pada tahun 2003. Pada tahun

2006, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI dan setelah

setahun di Tingkat Persiapan Bersama, penulis melanjutkan ke Departemen

Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah aktif di kegiatan

kemahasiswaan sebagai staf divisi Study Research and Development Resources

Environmental and Economic Student Association (REESA) periode 2008/2009.

Selain itu, penulis juga pernah aktif dalam lembaga dakwah kampus FORMASI

FEM IPB.

Page 6: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul ” ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN

PENDEKATAN WILLINGNESS TO ACCEPT (Studi Kasus : Kecamatan

Bogor Barat)”

Kemacetan merupakan masalah yang sering terjadi di kota-kota besar. Hal

ini terjadi karena kebutuhan masyarakat akan transportasi cukup besar daripada

ketersediaan prasarana transportasi yang tersedia, atau bahkan prasarana

transportasi tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Kemacetan terjadi

tidak hanya disebabkan oleh banyaknya kendaraan di jalan, tetapi juga disebabkan

oleh banyaknya angkutan umum yang berhenti di jalan untuk menunggu

penumpang sehingga terjadi kemacetan yang tidak dapat dihindari.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu dalam pembuatan skripsi ini. Tak ada gading yang tak retak, penulis

menyadari masih banyak kekurangan dalan pembuatan skripsi ini. Untuk itu,

penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca guna

menyempurnakan skripsi ini.

Bogor, Mei 2011

Penulis

Page 7: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

UCAPAN TERIMA KASIH

Penyusunan skripsi ini banyak di bantu oleh berbagai pihak baik secara moril

maupun materil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Allah SWT atas karunia dan rahmat Nya penulis bisa menyelesaikan skripsi

ini.

2. Ibu Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, MS selaku dosen pembimbing yang telah

membimbing penulis dengan penuh kesabaran serta masukan-masukan dan

motivasi yang membangun.

3. Bapak Dr. Ir. Ahyar Ismail, M.Agr dan Novindra, SP. selaku dosen penguji

siding skripsi atas masukan yang berharga.

4. Bapak Aiptu Ach. Sujana selaku Kepala Bantara Urusan Lalu Lintas kota

Bogor atas informasi dan masukannya.

5. Staf pengajar dan karyawan/wati di lingkungan Departemen Ekonomi

Sumberdaya dan Lingkungan (ESL) FEM IPB

6. Orang tua tercinta serta Sat Herniati yang telah memberikan dukungan moral

dan spiritual.

7. Rekan-rekan mahasiswa ESL 43 yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

8. Teman-teman “Pioneer”, X-band dan Sat band atas saran dan dukungannya.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan satu persatu.

Page 8: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .............................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR .......................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xi

I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang........................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 7

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................... 7

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian ...................................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 9

2.1 Teori Transportasi ...................................................................... 9

2.1.1 Definisi Transportasi ......................................................... 9

2.1.2 Definisi Kemacetan Transportasi ....................................... 9

2.2 Metode Estimasi Penilaian Lingkungan ..................................... 10

2.2.1 Konsep Metode Valuasi Kontingensi (Contingent

Valuation Methode/CVM) ................................................. 11

2.2.2 Kelebihan dak Kelemahan Dari Teknik CVM ................... 12

2.3 Willingness to Accept (WTA)..................................................... 13

2.4 Analisis Regresi Linier Berganda ............................................... 15

2.5 Penelitian Terdahulu .................................................................. 16

III. KERANGKA PEMIKIRAN ....................................................... 18

3.1 Kerangka Pemikiran Operasional ............................................. 18

IV. METODE PENELITIAN ............................................................ 21

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 21

4.2 Jenis dan Sumber Data yang digunakan .................................... 21

4.3 Metode Pengumpulan Data ....................................................... 21

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data ...................................... 22

4.4.1 Mengestimasi Dampak Kemacetan Secara Sosial

Ekonomi .......................................................................... 23

4.4.2 Analisis Kesediaan Menerima Masyarakat Sesuai

Skenario yang Ditawarkan .............................................. 23

4.4.3 Analisis Nilai WTA dari Masyarakat Terhadap Dampak

Kemacetan ...................................................................... 23

4.4.4 Analisis Fungsi Kesediaan Menerima Masyarakat ........... 26

4.5 Pengujian Statistik .................................................................... 27

V. GAMBARAN UMUM LOKASI .................................................. 30

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................... 31

5.1.1 Keadaan Umum Kecamatan Bogor Barat ......................... 32

5.1.2 Kondisi Demografi .......................................................... 35

5.2 Karakteristik Responden........................................................... 37

Page 9: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

VI. DAMPAK KEMACETAN TERHADAP SOSIAL EKONOMI

PENGGUNA JALAN ................................................................ 43

6.1 Analisa Dampak Kemacetan Terhadap Sosial Ekonomi

pengguna Jalan ....................................................................... 43

6.2 Perhitungan Pengeluaran Biaya BBM Pengguna Jalan bila

Terkena Kemacetan Dibandingkan dengan Tidak Terkena

Kemacetan .............................................................................. 46

VII. ANALISIS WILLINGNESS TO ACCEPT ................................. 49

7.1 Willingness to Accept (WTA) Pengguna Jalan Terhadap

Kemacetan .............................................................................. 49

7.2 Analisis Willingness to Accept (WTA) dengan Pendekatan

Contingent Valuation Method (CVM) dalam Menghadapi

Kerugian Akibat Kemacetan ................................................... 50

7.3 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai WTA

Pengguna Jalan dalam Menghadapi Kemacetan ...................... 54

VIII. Simpulan dan Saran ................................................................. 59

8.1 Simpulan ................................................................................ 59

8.2 Saran ...................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 61

LAMPIRAN ....................................................................................... 62

Page 10: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 Panjang Jalan Menurut Keadaan dan Status Jalan di Kota

Bogor Tahun 2008 ....................................................................... 4

2 Jumlah Penduduk Kota Bogor Berdasarkan Jenis Kelamin

2008 ............................................................................................ 5

3 Metode Pengolahan Data ............................................................. 22

4 Deskripsi Pengukuran Nilai WTA ............................................... 27

5 Jumlah Kendaraan di Kecamatan Bogor Barat sampai dengan

November 2010 ........................................................................... 31

6 Luas Wilayah per Kelurahan se Kecamatan Bogor Barat ............. 34

7 Golongan Kepadatan Penduduk di Kecamatan Bogor Barat ......... 36

8 Perhitungan Pengeluaran Rata-Rata Responden untuk

Pembelian BBM .......................................................................... 47

9 Alasan Ketidaksediaan Responden Mengungkapkan Nilai

Kerugian Akibat Kemacetan ........................................................ 50

10 Distribusi Besaran WTA Responden ........................................... 52

11 Hasil Analisis Nilai WTA Responden .......................................... 55

Page 11: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1 Klasifikasi valuasi non-market.......................................... 10

2 Kerangka Pemikiran Operasional...................................... 20

3 Perbandingan Tingkat Pendidikan Responden .................. 38

4 Perbandingan Jenis Pekerjaan Responden ......................... 39

5 Perbandingan Tingkat Pendapatan Responden .................. 39

6 Perbandingan Usia Responden.......................................... 40

7 Perbandingan Jenis Kelamin Responden ........................... 41

8 Perbandingan Kategori Pengguna Jalan ............................ 41

9 Perbandingan Lama Macet Responden ............................. 42

10 Perbandingan Jarak Tempuh Responden ........................... 42

11 Persepsi Pengguna Jalan Mengenai Dampak Kemacetan

Berdasarkan Jenis Pekerjaan ............................................. 44

12 Distribusi Pilihan Bersedia dan Tidak Bersedia Pengguna

Jalan dalam Mengungkapkan kerugian akibat kemacetan.. 49

13 Dugaan Bid Curve WTA Pengguna Jalan terhadap

Kemacetan ....................................................................... 53

Page 12: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1 Peta Kota Bogor ............................................................. 63

2 Hasil Uji Statistik ........................................................... 64

3 Situasi Kemacetan di Kecamatan Bogor Barat ................ 67

4 Data Total Pengeluaran BBM dan Nilai WTA ................ 68

Page 13: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN

PENDEKATAN WILLINGNESS TO ACCEPT

(Studi Kasus : Kecamatan Bogor Barat)

FAIZAL MARWAN

H44060392

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 14: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dampak-dampak awal dari revolusi industri adalah kepadatan dan

kemacetan yang semakin meningkat, gangguan-gangguan keamanan baru, serta

pengotoran air dan udara. Transportasi merupakan kunci bagi industrialisasi. Bila

bahan mentah tidak dapat dikirim ke pabrik-pabrik dan hasil industri tidak dapat

didistribusikan ke pasar-pasar, maka revolusi industri tidak akan berlangsung.

Karena itu maka jalan-jalan baru, jalan kereta api, jalur-jalur pelayaran, dan kanal-

kanal di bangun di kota-kota. Biasanya fasilitas transportasi tersebut hanya

diletakkan di atas pola yang sudah ada, seringkali berakibat pada timbulnya

kesemrawutan. Sebelum revolusi industri, pekerja biasanya dipekerjakan di rumah

atau di toko dan warung dekat rumah. Bersamaan dengan revolusi industri muncul

pula suatu fenomena baru dalam kehidupan kota, yaitu perjalanan ke tempat kerja.

Mekanisasi alat angkut dan industri menjadikan perkembangan daerah-daerah

kota (Satyaputra, 2007).

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 tahun

2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2004-

2009 dalam bab 33 bahwa kegiatan sektor transportasi merupakan tulang

punggung pola distribusi baik barang maupun penumpang. Transportasi secara

umum berfungsi sebagai katalisator dalam mendukung pertumbuhan ekonomi,

pengembangan wilayah, dan pemersatu wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI). Pada umumnya transportasi mengemban fungsi pelayanan

publik dan misi pembangunan nasional. Pembangunan transportasi, diarahkan

Page 15: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

untuk mendukung perwujudan Indonesia yang lebih sejahtera dan sejalan dengan

perwujudan Indonesia yang aman dan damai serta adil dan demokratis.

Untuk mendukung perwujudan kesejahteraan masyarakat, maka fungsi

pelayanan umum transportasi adalah melalui penyediaan jasa transportasi guna

mendorong pemerataan pembangunan, melayani kebutuhan masyarakat luas

dengan harga terjangkau baik di perkotaan maupun pedesaan, mendukung

peningkatan kesejahteraan masyarakat, serta untuk melancarkan mobilitas

distribusi barang dan jasa dan mendukung pertumbuhan sektor-sektor ekonomi

nasional (Sapta, 2009).

Salah satu bagian penting dari transportasi adalah angkutan darat dalam

hal ini yakni kendaraan bermotor sebagai andalan sektor tersebut. Perkembangan

yang terjadi pada jumlah kendaraan bermotor secara langsung memberikan

gambaran mengenai kondisi sub sektor angkutan darat. Jumlah kendaraan

bermotor yang cenderung meningkat, merupakan indikator semakin tingginya

kebutuhan masyarakat terhadap sarana transportasi yang memadai sejalan dengan

mobilitas penduduk yang semakin tinggi.

Sektor transportasi di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup

tinggi, yaitu mencapai 19.3% per tahun. Komposisi terbesar adalah sepeda motor

yaitu 71,80% dari jumlah kendaraan bermotor pada periode 2004-2005 dan

tingkat pertumbuhannya mencapai 30% dalam lima tahun terakhir. Rasio jumlah

sepeda motor dan penduduk di Indonesia mencapai 1:8 pada akhir tahun 2005

(Sapta, 2009).

Menurut Sapta (2009), jumlah kendaraan bermotor di Kota Bogor semakin

meningkat. Luas Kota Bogor yang hanya 11.850 ha dengan panjang jalan 783.412

Page 16: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

km sudah padat untuk menampung jumlah kendaraan yang semakin lama

melebihi carrying capacity jalan. Saat ini ada 3.508 unit angkot yang diizinkan

beroperasi di dalam kota, di tambah lagi ratusan angkot dari Kabupaten Bogor

yang trayek operasinya memasuki wilayah Kota Bogor. Jumlah angkot sebanyak

itu tidak hanya menjadi bagian dari beban kepadatan lalu lintas Kota Bogor,

karena masih ada 46.034 unit kendaraan roda empat pribadi dan 73.145 unit

kendaraan roda dua serta ratusan becak yang hilir mudik setiap harinya. Dengan

banyaknya volume kendaraan tersebut maka menyebabkan terjadinya kemacetan

di Kota Bogor.

Menurut Kepala Bantara Urusan Satuan Lalu Lintas kota Bogor Aiptu

Ach. Sujana mengatakan bahwa penyebab kemacetan yang terjadi bisa disebabkan

oleh banyak faktor. Beberapa diantaranya ialah banyaknya persimpangan yang

ada di Kota Bogor, banyaknya jumlah kendaraan baik itu kendaraan umum

maupun kendaraan pribadi yang melintas di jalan, sarana dan prasaran jalan yang

kurang memadai serta pertumbuhan jalan yang tidak sebanding dengan

pertumbuhan kendaraan.

Pertumbuhan jalan di Kota Bogor semakin bertambah seiring

meningkatnya jumlah penduduk dan alat transportasi. Pembangunan infrastruktur

ini dilakukan untuk mengimbangi kebutuhan sarana penunjang transportasi. Data

yang diperoleh dari BPS untuk panjang jalan yang telah ada adalah 576.665 Km

pada tahun 2005 dan pada tahun 2007 sampai 2008 panjang jalan tidak bertambah

atau tetap yakni 749.213 Km. Kondisi jalan di Kota Bogor dapat dilihat pada

Tabel 1.

Page 17: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

Tabel 1. Panjang Jalan Menurut Keadaan dan Status Jalan di Kota Bogor

Tahun 2008

Keadaan Status Jalan

Jumlah (Km) Jalan Negara

Jalan Provinsi

Jalan Kab/Kota

I. Jenis Permukaan

a. Diaspal 34.199 - 677.093 711.292

b. Kerikil - - 15.219 15.219

c. Tanah - - 3.823 3.823

d. Beton/Conblock - - 53.078 53.078

e. Tidak dirinci - - - -

Jumlah 34.199 - 749.213 783.412

II. Kondisi Jalan

a. Baik 24.266 - 230.780 255.046

b. Sedang 8.546 - 419.676 428.222

c. Rusak 1.387 - 78.589 79.976

d. Rusak berat - - 20.168 20.168

Jumlah 34.199 - 749.213 783.412

2007 34.199

749.213 783.412 2006 34.199 - 739.213 773.412 2005 33.810 10.120 576.665 620.595

Sumber : Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bogor 2009 dari BPS

Masyarakat Kota Bogor, dalam hal ini adalah pengguna jalan, selalu

dihadapkan dengan kemacetan lalu lintas sehingga mereka menganggap

kemacetan adalah bagian dari rutinitas hidup. Padahal saat mereka terjebak dalam

kemacetan, banyak manfaat yang hilang. Kemacetan dilihat dari dampak sosialnya

dapat membuat seseorang menjadi stres, lelah, hingga terlambat ke kantor atau

sekolah.

Dampak kemacetan terhadap ekonomi jelas lebih terlihat dari sisi manfaat

yang hilang dan biaya yang dikeluarkan. Kemacetan membuat laju kendaraan

melambat atau bahkan terhenti. Hal ini membuat penggunaan Bahan Bakar

Minyak (BBM) meningkat karena mesin menyala lebih lama sehingga pengendara

harus mengeluarkan biaya yang lebih banyak untuk membeli BBM. Selain itu,

Page 18: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

kemacetan lalu lintas waktu tempuh dalam suatu perjalanan akan lebih lama,

padahal waktu tersebut dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang produktif.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa perlu adanya studi yang adanya

mengkaji tentang besarnya dampak sosial ekonomi pengguna jalan dilihat dari

dampak yang dirasakan saat terjebak kemacetan dan berapa besarnya kerugian

pengguna jalan jika ada kompensasi yang diberikan akibat terjebak kemacetan.

Penggunaan Willingness to Accept (WTA) digunakan untuk mengetahui besarnya

kompensasi yang bersedia diterima pengguna jalan terkait dengan dampak sosial

ekonomi yang dirasakan setiap individu.

1.2 Perumusan Masalah

Seiring dengan berjalannya waktu, jumlah penduduk di Indonesia

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, tidak terkecuali di Kota Bogor

khususnya Kecamatan Bogor Barat yang penduduknya terbanyak bila

dibandingkan dengan kecamatan lain yang ada di Kota bogor. Berikut adalah tabel

jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kota Bogor tahun 2008.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Kota Bogor Berdasarkan Jenis Kelamin 2008

Kecamatan Laki-laki Perempuan Total

Bogor Selatan 91.85 87.644 179.494

Bogor Timur 47.185 47.144 94.329

Bogor Utara 83.485 82.76 166.245

Bogor Tengah 56.45 55.502 111.952

Bogor Barat 103.874 101.249 205.123

Tanah Sereal 93.632 91.429 185.061

Kota Bogor 476.476 465.728 942.204

2007 457.717 447.415 905.132

2006 444.508 434.63 879.138

2005 431.862 423.223 855.085

2004 424.819 406.752 831.571 Sumber : BPS Kota Bogor, 2009

Page 19: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

Dengan meningkatnya jumlah penduduk maka kebutuhan akan

transportasi pun ikut meningkat. Pemenuhan kebutuhan transportasi sangat

diperlukan agar mobilitas penduduk dapat berjalan dengan baik sehingga

berdampak positif bagi aktifitas sosial maupun ekonomi. Namun di sisi lain,

semakin bertambahnya alat transportasi juga mengurangi jarak lintasan antar

kendaraan di jalan raya, sehingga semakin lama menyebabkan terjadinya

kemacetan. Masalah kemacetan telah mengganggu aktifitas masyarakat,

khususnya aktifitas ekonomi (Sapta, 2009).

Kemacetan merupakan masalah yang sering terjadi di kota-kota besar. Hal

ini terjadi karena kebutuhan masyarakat akan transportasi cukup besar daripada

ketersediaan prasarana transportasi yang tersedia, atau bahkan prasarana

transportasi tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Kemacetan terjadi

tidak hanya disebabkan oleh banyaknya kendaraan di jalan, tetapi juga disebabkan

oleh banyaknya angkutan umum yang berhenti di jalan untuk menunggu

penumpang sehingga terjadi kemacetan yang tidak dapat dihindari.

Jumlah kendaraan yang masuk Kota Bogor setiap harinya rata-rata

mencapai 9.360 unit. Persentase jumlah kendaraan pribadi dari luar Kota Bogor

yang masuk setiap harinya sekitar 35% dari jumlah kendaraan pribadi berplat-F di

Kota Bogor tercatat berjumlah 38.994 unit (Sapta, 2009). Tingkat kemacetan di

Kota Bogor telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Kondisi kemacetan

mempengaruhi efisiensi perpindahan dari satu tempat ke tempat lainnya.

Kemacetan juga menaikkan biaya transportasi karena konsumsi BBM meningkat.

Dampak bagi penggunanya sendiri, kemacetan menyebabkan hilangnya

opportunity cost. Waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk kegiatan yang

Page 20: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

produktif, kini banyak dihabiskan di jalan, sehingga mereka kehilangan manfaat

tertentu seperti biaya, waktu dan sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas, beberapa permasalahan yang akan dibahas

dalam penelitian meliputi :

1. Apakah dampak sosial ekonomi yang dirasakan oleh pengguna jalan saat

terjebak kemacetan?

2. Apakah penguna jalan bersedia menerima kompensasi sebagai akibat dari

terkena dampak kemacetan?

3. Berapa besarnya nilai kerugian pengguna jalan akibat kemacetan dilihat dari

nilai kompensasi (WTA)?

4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nilai WTA tersebut?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis dampak kemacetan secara sosial ekonomi yang dirasakan

pengguna jalan saat terjebak kemacetan.

2. Menganalisis kesediaan menerima masyarakat sesuai skenario yang

ditawarkan.

3. Mengestimasi besarnya nilai kerugian pengguna jalan akibat kemacetan dilihat

dari nilai kompensasi (WTA) yang bersedia mereka terima.

4. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTA tersebut.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

Page 21: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

1. Bagi peneliti diharapkan penelitian ini dapat mengaplikasikan teori yang

didapatkan selama kuliah mengenai metode Contingent Valuation Method

(CVM) yang terkait dengan lingkungan.

2. Bagi Pemerintah Kota Bogor diharapkan agar menjadi bahan masukan bahwa

kemacetan di Kota Bogor telah mengkhawatirkan dan telah mengganggu

aktifitas masyarakat, khususnya aktifitas ekonomi. Untuk itu diperlukan

adanya kebijakan yang dapat mengatasi masalah kemacetan tersebut.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian dan Batasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan mempunyai ruang lingkup sebagai berikut :

1. Perhitungan nilai kerugian kemacetan dihitung melalui pendekatan biaya

pengeluaran bahan bakar.

2. Perhitungan nilai WTA masyarakat dilakukan dengan memasukkan

seluruh unsur dalam penelitian yakni penumpang angkutan umum serta

pengguna kendaraan bermotor.

3. Perhitungan dampak pada penelitian ini hanya dampak secara sosial dan

ekonomi.

Page 22: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Transportasi

Sistem transportasi erat kaitannya dengan keadaan ekonomi suatu wilayah

karena pertumbuhan ekonomi suatu wilayah sangat dipengaruhi kondisi sistem

transportasi yang ada di wilayah tersebut. Sistem transportasi yang baik akan

mempermudah pergerakan mobilitas perekonomian baik produksi, distribusi,

maupun konsumsi. Teori transportasi saat ini menempatkan sistem transportasi

sebagai bagian yang tak terpisahkan dari infrastruktur desa maupun kota (Sapta,

2009).

2.1.1 Definisi Transportasi

Transportasi merupakan turunan dari kombinasi tata guna lahan yang

saling membutuhkan yang kemudian membentuk suatu pergerakan dari guna

lahan satu ke guna lahan lain. Transportasi di darat ada beberapa macam, mulai

dari kendaraan tidak bermesin seperti sepeda, delman, andong, becak dan

sebagainya, serta kendaraan bermesin seperti motor dan mobil. Masyarakat

biasanya menggunakan transportasi pribadi seperti mobil pribadi, sewaan, ataupun

motor untuk memenuhi kebutuhan akan transportasi. Pengguna jalan yang tidak

memiliki kendaraan pribadi dapat menggunakan transportasi massal, seperti bus,

angkot, ojek, dan lain sebagainya (Sapta, 2009).

2.1.2 Definisi Kemacetan Transportasi

Kemacetan merupakan suatu indikasi dimana permintaan kendaraan yang

melintas di jalan mendekati atau melebihi kapasitas disain infrastruktur

Page 23: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

transportasi. Jumlah kendaraan yang melintasi suatu jalan mendekati kapasitas

fisik fasilitas jalan yang ada dan membuat kecepatan berlalu lintas akan semakin

melambat sehingga kemampuan keseluruhan perlintasan di jalan tersebut menjadi

turun (Sapta, 2009). Menurut definisi teknik tata lalu lintas yang dimaksud dengan

macet atau kemacetan lalu lintas adalah suatu kondisi dimana arus lalu lintas

terhambat namun masih berjalan.

2.2 Metode Estimasi Penilaian Lingkungan

Secara umum, teknik valuasi ekonomi yang tidak dapat dipasarkan (non-

market valuation) dapat digolongkan ke dalam dua kelompok. Kelompok pertama

adalah teknik valuasi yang mengandalkan harga implisit dimana Willingness to

Pay terungkap melalui model yang dikembangkan. Kelompok kedua adalah

teknik valuasi yang didasarkan pada survey di mana keinginan membayar atau

WTP diperoleh langsung dari responden, yang langsung diungkapkannya secara

lisan maupun tertulis. Secara sistematis, teknik valuasi non-market tersebut dapat

dilihat pada tampilan berikut ini.

Valuasi Non-Market

Tidak langsung Langsung (Survey)

(Revealed WTP) (Expressed WTP)

*Hedonic Pricing *Contingent Valuation

*Travel Cost *RandomUtility model

*Random Utility model *Contingent Choice

Sumber : Fauzi, Akhmad. 2004. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Pustaka Gramedia

Utama, Jakarta.

Gambar 1. Klasifikasi Valuasi Non-Market

Page 24: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

2.2.1 Konsep Metode Valuasi Kontingensi

Pendekatan CVM pertama kali diperkenalkan oleh Davis tahun 1963

dalam penelitian mengenai perilaku perburuan (hunter) di Miami. Pendekatan ini

disebut contingent (tergantung) karena pada praktiknya informasi yang diperoleh

sangat tergantung pada hipotesis yang dibangun. Misalnya, seberapa besar biaya

yang harus ditanggung, bagaimana pembayarannya, dan sebagainya (Fauzi, 2006).

Pendekatan CVM ini secara teknis dapat dilakukan dengan dua cara.

Pertama, dengan teknik eksperimental melalui simulasi dan permainan. Kedua,

dengan teknik survey. Pendekatan pertama lebih banyak dilakukan melalui

simulasi komputer sehingga penggunaannya di lapangan sangat sedikit.

CVM pada hakikatnya bertujuan untuk mengetahui : pertama, keinginan

membayar (willingness to pay atau WTP) dari masyarakat, misalnya terhadap

perbaikan kualitas lingkungan dan kedua, keinginan menerima (willingness to

accept atau WTA) kerusakan suatu lingkungan (Fauzi, 2006)..

Teknik CVM ini didasarkan pada asumsi mendasar mengenai hak

pemilikan (Garrod dan Willis, 1999), jika individu yang ditanya tidak mempunyai

hak atas barang dan jasa yang dihasilkan dari sumber daya alam, pengukuran yang

relevan adalah keinginan membayar yang maksimum (maximun willingness to

pay) untuk memperoleh barang tersebut. Sebaliknya, jika individu yang kita tanya

memiliki hak atas sumber daya, pengukuran yang relevan adalah keinginan untuk

menerima (willingness to accept) kompensasi yang paling minimum atas hilang

atau rusaknya sumber daya alam yang dia miliki.

Page 25: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

2.2.2 Kelebihan dan Kelemahan Dari Teknik CVM

Menurut Hanley dan Spash (1993) kelebihan dari penggunaan CVM yaitu:

1. Sifatnya yang fleksibel dan dapat diterapkan pada beragam kekayaan

lingkungan, tidak hanya terbatas pada benda atau kekayaan alam yang

terukur secara nyata di pasar saja.

2. Dapat diaplikasikan pada semua kondisi dan memiliki dua hal yang

penting, yaitu: seringkali menjadi hanya satu-satunya teknik untuk

mengestimasi manfaat, dapat diaplikasikan pada berbagai konteks

kebijakan lingkungan.

3. Dapat digunakan dalam berbagai macam penilaian barang-barang

lingkungan di sekitar masyarakat.

4. Dibandingkan dengan teknik penilaian yang lain, CVM memiliki

kemampuan untuk mengestimasi nilai non pengguna.

5. Kapasitas CVM dapat menduga ”nilai non pengguna”

6. Responden dapat dipisahkan ke dalam kelompok pengguna dan non

pengguna sesuai dengan informasi yang didapatkan dari kegiatan

wawancara.

Adapun kelemahan dari teknik CVM adalah timbulnya bias. Bias tersebut

dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :

1. Bias Strategi, yaitu bias yang terjadi karena barang lingkungan memiliki

sifat ”non-excludability” dalam pemanfaatannya, sehingga akan

mendorong terciptanya responden yang bersifat ”free rider” dan tidak jujur

dalam memberikan informasi.

Page 26: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

2. Bias Rancangan, yaitu mencakup cara informasi disajikan, instruksi yang

diberikan, format pertanyaan, dan jumlah serta tipe informasi yang

disajikan kepada responden.

3. Bias yang berhubungan dengan kondisi kejiwaan responden, yang terkait

dengan langkah proses pembuatan keputusan seorang individu dalam

memutuskan seberapa besar pendapatan, kekayaan dan waktunya

dihabiskan untuk barang lingkungan tertentu dalam periode waktu tertentu.

4. Kesalahan Pasar Hipotetis, terjadi jika fakta yang ditanyakan kepada

responden dalam pasar hipotetis membuat tangapan responden berbeda

dengan konsep yang diinginkan.

2.3 Willingness to Accept (WTA)

Kesediaan untuk menerima atau WTA merupakan suatu ukuran dalam

konsep penilaian ekonomi dari barang/jasa lingkungan. Ukuran ini memberikan

informasi tentang besarnya dana kompensasi yang bersedia diterima masyarakat

terhadap penurunan kualitas lingkungan disekitarnya yang setara dengan biaya

perbaikan kualitas lingkungan tersebut. Penilaian barang/jasa lingkungan dari sisi

WTA mempertanyakan seberapa besar jumlah minimum uang yang bersedia

diterima seseorang (rumah tangga) setiap bulan/tahun sebagai kompensasi atas

diterimanya kerusakan lingkungan.

Beberapa pendekatan yang digunakan dalam penghitungan WTA untuk

menilai peningkatan atau pemburukan kondisi lingkungan antara lain :

1. Menghitung jumlah yang bersedia diterima oleh individu untuk mengurangi

dampak negatif pada lingkungan karena adanya suatu kegiatan pembangunan.

Page 27: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

2. Menghitung pengurangan nilai atau harga dari suatu barang akibat semakin

menurunnya kualitas lingkungan.

3. Melalui suatu survey untuk menentukan tingkat kesediaan masyarakat

menerima dana kompensasi dalam rangka mengurangi dampak negatif pada

lingkungan atau untuk mendapatkan lingkungan yang lebih baik.

Perhitungan WTA dapat dilakukan secara langsung (direct method)

melalui survey dan wawancara dengan masyarakat, maupun secara tidak langsung

(indirect method) dengan menghitung nilai dari penurunan kualitas lingkungan

yang telah terjadi. Metode bertanya pun tidak jauh berbeda dengan WTP. Menurut

Hanley dan Spash (1993), terdapat 4 (empat) metode bertanya yang digunakan

untuk memperoleh penawaran besarnya nilai WTA responden, yaitu :

1. Metode Tawar Menawar (bidding game), yang dilaksanakan dengan

menanyakan kepada responden apakah bersedia menerima sejumlah uang

tertentu yang diajukan sebagai titik awal. Jika “ya” maka besarnya nilai uang

diturunkan sampai ke tingkat yang disepakati.

2. Metode Pertanyaan Terbuka (open-endedquestion), dilakukan dengan

menanyakan langsung kepada responden berapa jumlah minimal uang yang

diterima akibat perubahan kualitas lingkungan. Kelebihan metode ini adalah

responden tidak perlu diberikan petunjuk yang dapat mempengaruhi nilai yang

diberikan dan tidak digunakannya nilai awal yang ditawarkan sehingga tidak

akan menimbulkan bias titik awal. Namun, metode ini lemah dalam akurasi

nilai dan terlalu besar variasinya.

3. Metode Kartu Pembayaran (payment card), yang menawarkan kepada

responden suatu kartu yang terdiri dari berbagai nilai kemampuan untuk

Page 28: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

menerima sehingga responden dapat memilih nilai minimal yang sesuai

dengan preferensinya. Pada awalnya, metode ini dikembangkan untuk

mengatasi bias titik awal dari metode tawar-menawar. Untuk mengembangkan

kualitas metode ini sering diberikan semacam nilai patokan yang

menggambarkan nilai yang dikeluarkan oleh orang dengan tingkat pendapatan

tertentu bagi barang/jasa lingkungan yang lain. Metode ini memiliki

keunggulan dalam memberikan stimulan dalam membantu responden berpikir

lebih leluasa tentang nilai minimum yang akan diberikan tanpa harus

terintimidasi dengan nilai tertentu, seperti pada metode tawar-menawar. Untuk

menggunakan metode ini diperlukan pengetahuan statistik yang relatif baik.

4. Metode Pertanyaan Pilihan Dikotomi (closed-ended referendum), yang

menawarkan responden jumlah uang tertentu dan menanyakan kepada

responden apakah mau menerima atau tidak sejumlah uang tersebut akibat

perubahan kualitas lingkungan.

2.4 Analisis Regresi Linier Berganda

Terdapat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat pada

regresi berganda. Hubungan kedua variabel memungkinkan seseorang untuk

memprediksi secara akurat variabel terikat berdasarkan pengetahuan variabel

bebas. Namun situasi peramalan di kehidupan nyata tidaklah begitu sederhana,

diperlukan lebih dari satu variabel secara akurat. Model regresi yang terdiri lebih

dari satu variabel bebas disebut model regresi berganda.

Metode analisis berganda merupakan metode analisis yang didasarkan

pada metode Ordinary Least Square (OLS). Adapun sifat-sifat OLS adalah

(Gujarati, 2003) : (1) penaksir OLS tidak bias, (2) penaksir OLS mempunyai

Page 29: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

varian yang minimum, (3) konsisten, (4) efisien, dan (5) linier. Menurut Gujarati

(2003) analisis regresi berganda digunakan untuk membuat model pendugaan

terhadap nilai suatu parameter (variabel penjelas yang diamati). Model yang

dihasilkan dapat digunakan sebagai penduga yang baik jika asumsi-asumsi berikut

dapat dipenuhi :

1. E (ui) = 0, untuk setiap i, dimana i= 1, 2, …, n. artinya rata-rata galat adalah

nol, artinya nilai yang diharapkan bersyarat dari ui tergantung pada variabel

bebas tertentu adalah nol.

2. Cov (ui,ui) = 0, i ≠ j. artinya covarian (ui,uj) = 0, dengan kata lain tidak ada

autokorelasi antara galat yang satu dengan yang lain.

3. Var (ui) = σ2, untuk setiap i, dimana i = 1, 2, …, n. artinya setiap galat

memiliki varian yang sama (asumsi homoskedastisitas).

4. Cov (ui, X1i) = cov (ui, X2i) = 0. artinya kovarian setiap galat memiliki varian

yang sama. Setiap variabel bebas tercakup dalam persamaan linier berganda.

5. Tidak ada multikoliniearitas, yang berarti tidak terdapat hubungan linier yang

pasti antara variabel yang menjelaskan, atau variabel penjelas harus saling

bebas.

2.5 Penelitian Terdahulu

Sapta (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “ Analisis Dampak

Kemacetan Lalu Lintas Terhadap Sosial Ekonomi Pengguna Jalan Dengan

Contingent Valuation Methode (Studi Kasus : Kota Bogor, Jawa Barat)”,

menghitung besarnya nilai kerugian pengguna jalan akibat kemacetan di Kota

Bogor. Besarnya nilai kerugian pengguna jalan akibat kemacetan di Kota Bogor

yakni sebesar Rp 642.214.762,40 untuk pengguna jalan yang menggunakan mobil

Page 30: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

dan sebesar Rp 853.357.639,50 untuk pengguna jalan yang menggunakan sepeda

motor serta sebesar Rp 3.721.137.094,00 untuk para supir angkutan umum.

Selain itu, Sapta juga menghitung besarnya pengeluaran penggunaan BBM

bila pengguna jalan terkena kemacetan dibandingkan dengan tidak terkena

kemacetan. Hasil dari perhitungan tersebut dihasilkan Rp 13.933,25 pengeluaran

pengguna jalan yang menggunakan mobil dalam kondisi normal. Sedangkan

apabila terkena kemacetan, pengeluarannya menjadi sebesar Rp 19.171,12.

Sementara itu, besarnya pengeluaran BBM pada pengguna sepeda motor dalam

keadaan normal yakni sebesar Rp 5.082,87, sedangkan dalam kondisi terkena

kemacetan menjadi sebesar Rp 7.172,65. Pendapatan pengguna jalan yang hilang

pun dihitung oleh Sapta dan menghasilkan nilai sebesar Rp 7.377.521.660,00.

Keterkaitan antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah

metode yang digunakan, yaitu Contingent Valuation Methode (CVM). Namun

yang membedakannya adalah bahwa dalam penelitian ini hanya mengestimasi

dampak sosial dari kemacetan serta nilai kerugian beserta faktor-faktor yang

mempengaruhi besarnya nilai kerugian masyarakat akibat kemacetan serta dalam

penelitian ini beberapa variabel menggunakan peubah dummy.

Page 31: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Operasional

Jumlah kendaraan bermotor di Kota Bogor semakin meningkat. Luas Kota

Bogor yang hanya 11.850 ha dengan panjang jalan 783.412 km sudah padat untuk

menampung jumlah kendaraan yang semakin lama melebihi carrying capacity

jalan. Saat ini ada 3.508 unit angkot yang diijinkan beroperasi di dalam kota, di

tambah lagi ratusan angkot dari Kabupaten Bogor yang trayek operasinya

memasuki wilayah Kota Bogor. Jumlah angkot sebanyak itu tidak hanya menjadi

bagian dari beban kepadatan lalu lintas Kota Bogor, karena masih ada 46.034 unit

kendaraan roda empat pribadi dan 73.145 unit kendaraan roda dua serta ratusan

becak yang hilir mudik setiap harinya

Selain itu, jumlah kendaraan yang masuk Kota Bogor setiap harinya rata-

rata mencapai 9.360 unit. Persentase jumlah kendaraan pribadi dari luar Kota

Bogor yang masuk setiap harinya sekitar 35% dari jumlah kendaraan pribadi

berplat-F di Kota Bogor tercatat berjumlah 38.994 unit

Kemacetan lalu lintas merupakan dampak yang tidak dapat dihindari

dengan kondisi populasi kendaraan sebanyak itu. Kemacetan semakin lama

semakin memberikan masalah yang akhirnya berdampak pada masalah

lingkungan. Masalah lingkungan ini juga akhirnya berdampak pada pada sosial

ekonomi masyarakat.

Dampak kemacetan yang harus masyarakat tanggung akibat dari terjadinya

kemacetan cukup besar kerugian yang dialami masyarakat pun beragam, mulai

dari segi kesehatan, stres, meningkatnya pengeluaran BBM, dan berbagai

Page 32: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

kerugian lainnya yang merupakan dampak yang harus ditanggung masyarakat,

khususnya para pengguna jalan. Mengingat besarnya dampak yang terjadi, maka

diperlukan analisis mengenai kerugian pengguna jalan.

Kompensasi merupakan cerminan besarnya nilai kerugian dari pengguna

jalan. Oleh karena itu, diperlukan penelitian untuk menganalisis faktor-faktor

yang mempengaruhi WTA masyarakat untuk menerima kompensasi. Penilaian

ekonomi mengenai kemacetan dengan mencari nilai WTA pengguna jalan dengan

menggunakan tahapan dalam CVM dan analisis regresi berganda. Metode dan

analisis tersebut akan memberikan besaran nilai WTA pengguna jalan dan faktor-

faktor yang mempengaruhinya.

Perhitungan pengeluaran masyarakat akan difokuskan pada pengeluaran

penggunaan BBM yang digunakan. Perhitungan ini akan membandingkan

penggunaan BBM pada saat pengguna jalan terjebak dalam kemacetan dengan

tidak terjebak dalan kemacetan. Hasil penelitian ini diharapkan mampu

memberikan informasi mengenai besarnya nilai dari kerugian masyarakat akibat

dampak dari kemacetan. Untuk mempermudah dalam pelaksanaan penelitian,

dibuatlah alur berpikir seperti pada Gambar 2.

Page 33: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

Kendaraan di Kota Bogor

Pribadi Umum

Tidak Tertib ·Jumlah kendaraan meningkat Overcappacity

dari waktu ke waktu

·Kapasitas jalan terbatas

·Kondisi jalan dan infrastruktur

lainnya buruk

Kemacetan Masalah Lingkungan

Dampak Sosial-Ekonomi

Dampak Sosial Kemacetan WTA Faktor yang

Mempengaruhi

Deskriptif-Kualitatif CVM

Nilai Kerugian Sosial

Ekonomi

Rekomendasi Pengelolaan

atas Kemacetan

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional

Page 34: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Provinsi

Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan setelah melakukan survey (baik secara

langsung maupun tak langsung) dengan mempertimbangkan: (1) Kecamatan

Bogor Barat merupakan salah satu kecamatan di Kota Bogor yang mengalami

kemacetan lalu lintas dari waktu ke waktu, (2) Adanya kesesuaian data yang

diharapkan dapat mendukung dan mewujudkan tujuan penelitian yang diajukan.

Pengambilan data primer melalui kuisioner dilakukan pada bulan November 2010.

4.2 Jenis dan Sumber Data yang Digunakan

Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer

didapatkan dengan wawancara langsung kepada responden menggunakan

kuisioner, sedangkan untuk data sekunder diambil dari beberapa instansi terkait

dengan objek penelitian seperti BPS, Samsat Kota Bogor, DLLAJ Kota Bogor,

Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bogor, Kecamatan Bogor Barat,

perpustakaan serta berbagai penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian

ini.

4.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan yakni dengan menggunakan

teknik Purposive sampling, yakni memilih secara sengaja (dengan suatu kriteria

tertentu) seorang individu untuk dijadikan sampel. Kriteria seorang individu yang

dapat menjadi responden dalam penelitian ini adalah individu tersebut merupakan

warga Kecamatan Bogor Barat atau pengguna jalan yang sering melintasi jalan di

Kecamatan Bogor Barat, berusia minimal 15 tahun, serta merasakan kemacetan

Page 35: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

yang terjadi di Kecamatan Bogor Barat. Pengambilan sampel dilakukan secara

purposive dengan mewawancarai responden yang ditemui di jalan serta pusat

perbelanjaan. Banyaknya responden dalam penelitian ini berjumlah 110 orang.

Penetapan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini telah memenuhi

kaidah pengambilan sampel secara statistika yaitu minimal sebanyak 30

data/sampel dimana data tersebut mendekati sebaran normal.

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data dan informasi yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif dan

deskriptif. Metode deskriptif digunakan untuk melihat dampak sosial dari

kemacetan lalu lintas melalui kuisioner, sedangkan metode kuantitatif

menggunakan rumus nilai tengah contoh. Metode CVM digunakan untuk

mengestimasi besarnya nilai WTA pengguna jalan. Selanjutnya untuk menentukan

tingkat validitas, reabilitas, dan signifikansi dalam penggunaan CVM, dilakukan

pengujian dengan program SPSS 16 for Windows. Berikut adalah metode

pengolahan data untuk setiap tujuan penelitian seperti pada tabel 3.

Tabel 3. Metode Pengolahan Data No. Tujuan Penelitian Alat Analisis Teknik

Pengumpulan Data

1 Mengestimasi dampak kemacetan

secara sosial ekonomi

Deskriptif dan

kualitatif

Kuisioner

2 Kajian mengenai kesediaan menerima

masyarakat sesuai skenario yang

ditawarkan

Deskriptif dan

kualitatif

Kuisioner

3 Mengestimasi besarnya nilai WTA

pengguna jalan

CVM Kuisioner

4 Mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi nilai WTA

Analisis Regresi

Berganda dengan

SPSS 16 for

Windows

Kuisioner

Page 36: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

4.4.1 Mengestimasi Dampak Kemacetan Secara Sosial Ekonomi

Data yang diperlukan untuk estimasi ini meliputi dampak yang dirasakan

oleh responden ketika mengalami kemacetan lalu lintas. Dampak yang dialami

bisa berupa stres, waktu yang terbuang, emosi, bahan bakar yang hilang, dan lain-

lain. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dan kualitatif.

4.4.2 Analisis Kesediaan Menerima Masyarakat Sesuai Skenario yang

Ditawarkan

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data mengenai proporsi

kesediaan menerima masyarakat sesuai dengan skenario yang ditawarkan.

Informasi ini diperoleh dari kuisioner penelitian. Alasan responden mengenai

kesediaan menerima diperoleh dari wawancara secara mendalam (interdeph

interview) terhadap masyarakat.

4.4.3 Analisis Nilai WTA dari Masyarakat Terhadap Dampak Kemacetan

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui besarnya nilai dana kompensasi

(WTA) yang bersedia diterima masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhi

nilai tersebut. Pendekatan CVM akan digunakan untuk mengetahui nilai WTA

masyarakat dalam penelitian ini. Pendekatan CVM dalam penelitian ini terdiri dari

enam tahap pekerjaan (Hanley dan Spash, 1993) :

1. Membangun Pasar Hipotetis

Dalam penelitian ini, pasar hipotetis dibentuk dengan skenario bahwa

pemerintah Kota Bogor akan memberlakukan kebijakan dalam manajemen

transportasi darat dengan tujuan mengganti kerugian kemacetan. Adapun

kebijakan tersebut adalah pemberian dana kompensasi terhadap masyarakat

yang terkena kemacetan sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah atas

Page 37: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

kerugian yang ditimbulkan akibat kemacetan. Besarnya kompensasi atau

WTA akan ditanyakan kepada responden atas pemberlakuan kebijakan

tersebut dimana WTA tersebut mencerminkan besarnya kerugian individu

dalam rupiah, sehimgga pertanyaan yang sesuai untuk skenario di atas adalah :

”Bersediakah Bapak/Ibu/Saudara/i untuk berpartisipasi dalam kebijakan pemerintah berupa pemberian kompensasi terhadap pengguna jalan yang mengalami kemacetan dengan menerima kompensasi tersebut?”

2. Memperoleh Nilai Tawaran

Metode yang digunakan untuk memperoleh nilai tawaran pada penelitian ini

adalah metode pertanyaan terbuka (open ended question), yaitu dilakukan

dengan menanyakan langsung kepada responden berapa jumlah minimal uang

yang ingin diterima akibat kemacetan.

3. Menghitung Nilai Rata-rata dari WTA

Jika nilai WTA telah didapat, maka diperlukan perhitungan rata-ratanya.

Ukuran nilai median tidak dipengaruhi oleh penawaran (bids) yang besar

dalam batas atas tingkat distribusinya. Tahap ini biasanya diabaikan adanya

penawaran sanggahan (protes bids), dimana yang dimaksud dengan

penawaran sanggahan adalah respon dari responden yang bingung untuk

menentukan jumlah yang mereka ingin terima karena mereka tidak

mempunyai keinginan untuk ikut serta dalam kebijakan pemerintah ini.

4. Menduga Kurva Penawaran WTA

Menduga kurva penawaran merupakan proses menentukan variabel-variabel

yang diduga berpengaruh terhadap nilai WTA. Pendugaan kurva penawaran

akan dilakukan menggunakan persamaan berikut ini :

Page 38: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

midWTA = f (Z1, Z2, Z3, Z4, Z5, Z6, Z7, Z8, €)

Keterangan :

midWTA = Nilai tengah WTA responden Z5 = Frekuensi terkena kemacetan

Z1 = Tingkat pendidikan Z6 = Durasi terkena kemacetan

Z2 = Jenis pekerjaan Z7 = Waktu yang hilang

Z3 = Tingkat pendapatan Z8 = Lelah

Z4 = Umur € = Galat

5. Menjumlahkan Data

Penjumlahan data merupakan proses dimana nilai rata-rata penwaran

dikonversikan terhadap populasi yang dimaksud. Setelah menduga nilai

tengah WTA maka dapat diduga nilai total WTA dari masyarakat dengan

menggunakan rumus :

Dimana :

TWTA = Total WTA

WTAi = WTA individu ke-i

ni = Jumlah sampel ke-i yang bersedia menerima sebesar WTA

i = Responden ke-i yang bersedia menerima dana kompensasi

(i = 1, 2, 3, ..., k)

6. Mengevaluasi Penggunaan CVM

Hal ini merupakan penilaian sejauh mana penggunaan CVM telah berhasil.

Pada tahap ini memerlukan pendekatan seberapa besar tingkat keberhasilan

dalam pengaplikasian CVM. Untuk mengevaluasi pelaksanaan model CVM

dapat dilihat tingkat keandalan (reability) fungsi WTA. Uji yang dapat

Page 39: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

dilakukan dengan uji keandalan yang melihat R squared dari model Ordinary

Least Square (OLS).

4.4.4 Analisis Fungsi Kesediaan Menerima Masyarakat

Analisis fungsi Willingness to Accept digunakan model regresi linier

berganda. Fungsi persamaan sebagai berikut :

WTA = f (α0 +α1 Z1+ α2 Z2+ α3 Z3+ α4 Z4+ α5 Z5+ α6 Z6+ α7 Z7+ α8 Z8+ €)

Keterangan :

α0 = Intersep Z5 = Frekuensi terkena kemacetan

α1... α8 = Koefesien regresi Z6 = Durasi terkena kemacetan

Z1 = Tingkat pendidikan Z7 = Waktu yang hilang

Z2 = Jenis pekerjaan Z8 = Lelah

Z3 = Tingkat pendapatan € = Galat

Z4 = Umur

Variabel-variabel di atas dimasukkan ke dalam model karena dianggap

mempeunyai pengaruh pada besarnya WTA yang akan diungkapkan (expressed

WTA) oleh responden. Variabel-variabel tersebut juga merupakan salah satu

komponen dalam melakukan perhitungan dalam penelitian ini. Keterangan untuk

setiap variabel yang berada pada model dapat dilihat pada Tabel 4

Page 40: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

Tabel 4. Deskripsi Pengukuran Nilai WTA Variabel Keterangan Variabel Cara Pengkuran

WTA Willingness to Accept Responden ditanyakan besarnya

kompensasi yang bersedia terima

melalui open-ended question (Rp)

Z1 Tingkat pendidikan Responden ditanyakan jenjang

pendidikan mereka mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi

(tahun)

Z2 Jenis pekerjaan Menanyakan responden mengenai

profesi mereka. Jenis pekerjaan

dibedakan menjadi PNS, Karyawan swasta, Pengusaha/Wiraswasta dan

sebagainya.

Z3 Tingkat pendapatan Responden diminta untuk menjawab

rata-rata pendapatan (Rp)

Z4 Umur Responden ditanyakan langsung umur

mereka

Z5 Frekuensi terkena kemacetan Responden ditanyakan berapa kali

mengalami kemacetan dalam setiap hari perjalanan mereka (tahun)

Z6 Durasi terkena kemacetan Menanyakan kepada responden

durasi/lama waktu saat terjebak dalam

kemacetan (menit)

Z7 Waktu yang hilang Menanyakan kepada responden apakah

waktu mereka hilang/terbuang akibat

terjebak kemacetan.Apakah (ya atau

tidak)

Z8 Lelah Apakah responden merasakan kelelahan saat terjebak kemacetan (ya

atau tidak)

4.5 Pengujian Statistik

Uji kebaikan dari model yang telah dibuat dapat dilakukan melalui

pengujian secara statistik. Uji yang dilakukan adalah :

1. Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1 ,X2 ,…

,Xn) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen (Y). F hitung dapat dicari dengan rumus sebagai berikut (Priyatno,

2010) :

Page 41: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

F hitung = R

2/k

(1 – R2)/(n –k – 1)

Keterangan : R2 = Koefesien determinasi

n = Jumlah data atau kasus

k = Jumlah variabel independen

Hipotesis dalam uji F sebagai berikut :

Ho : Tidak ada pengaruh antara variabel independen secara bersama-sama

terhadap variabel dependen.

H1 : Ada pengaruh antara variabel independen secara bersama-sama terhadap

variabel dependen.

Ho diterima bila F hitung ≤ F tabel

Ho ditolak bila F hitung > F tabel

2. Uji Koefesien Regresi Secara Parsial (Uji t)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam regresi variabel independen

(X1 ,X2 ,… ,Xn) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen (Y). Rumus t hitung pada analisis regresi adalah sebagai berikut

(Priyatno, 2010) :

t hitung = bi

Sbi

Keterangan : bi = Koefesien regresi variabel i

Sbi = Standar error variabel i

Hipotesis dalam uji F sebagai berikut :

Ho : Secara parsial tidak ada pengaruh antara variabel independen dengan

variabel dependen.

H1 : Secara parsial ada pengaruh antara variabel independen dengan variabel

dependen.

Ho diterima bila –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel

Ho ditolak bila -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel

Page 42: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

3. Uji Terhadap Kolinear Ganda (Multicoliniearity)

Model yang melibatkan banyak peubah bebas sering terjadi masalah

multicoliniearity, yaitu terjadinya korelasi yang kuat antar peubah-peubah

bebas. Masalah multicoliniearity dapat dilihat langsung melalui output

komputer, dimana apabila nilai VIF (Varian Inflation Factor) < 10 maka tidak

ada masalah multicoliniearity.

4. Uji Heterokedastisitas

Salah satu asumsi metode pendugaan metode kuadrat terkecil adalah

homoskedastisitas, yaitu ragam galat konstan dalam setiap amatan.

Pelanggaran atas asumsi homoskedastisitas adalah heteroskedastisitas.

Masalah heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan Uji White. Uji white

dilakukan dengan meregresikan residual kuadrat sebagai variabel dependen

dengan variabel dependen ditambah dengan kuadrat variabel independen,

kemudian ditambahkan lagi dengan perkalian dua variabel independen.

Prosedur pengujian dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 : Tidak ada heterokedastisitas

H1 : Ada heterekodastisitas

Jika α = 5%, maka tolak H0 jika obs*R-square > X2 atau P-value < α.

5. Uji Normalitas

Uji normalitas diperlukan untuk mengetahui apakah eror term dari data atau

observasi yang jumlahnya kurang dari 30 mendekati sebaran normal sehingga

statistik t dapat dikatakan sah. Uji yang dapat dilakukan adalah uji

Kolmogorov-smirnov. Kelebihan dari uji ini adalah sederhana dan tidak

menimbulkan perbedaan persepsi di antara satu pengamat dengan pengamat

yang lain, yang sering sering terjadi pada uji normalitas dengan menggunakan

Page 43: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

grafik. Penerapan pada uji Kolmogorov-Smnirnov adalah bahwa jika

signifikansi dibawah 5% berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan

yang signifikan dengan data normal baku, artinya data tersebut tidak normal.

Lebih lanjut, jika signifikansi di atas 5% berarti tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara data yang akan diuji dengan data normal baku, artinya data

tersebut normal.

Page 44: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI

5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kota Bogor mengalami kemajuan yang sangat pesat, karena Kota Bogor

merupakan salah satu kota penyangga Jakarta sebagai ibukota negara. Pemerintah

kota membangun dan mengembangkan Kota Bogor sebagai kota jasa yaitu kota

yang menyediakan berbagai jasa untuk memenuhi kebutuhan penduduk mulai dari

ekonomi, sosial, hingga edukasi dan rekreasi.

Salah satu kecamatan di Kota Bogor adalah Kecamatan Bogor Barat.

Kecamatan Bogor Barat merupakan kecamatan di Kota Bogor dengan jumlah

penduduk terbanyak1. Dengan jumlah penduduk sebanyak itu ikut mempengaruhi

berbagai aktifitas yang dilakukan oleh masyarakatnya, salah satunya adalah sektor

transportasi. Masalah yang terjadi dalam sektor transportasi di Kecamatan Bogor

Barat yakni kemacetan.

Menurut data dari Sistem Administrasi Satu Atap (SAMSAT) Kota Bogor,

saat ini ada sekitar 21.830 unit kendaraan yang terdaftar di Kecamatan Bogor

Barat. Adapaun rincian jumlah kendaraan tersebut terdapat pada Tabel 5 berikut :

Tabel 5. Jumlah Kendaraan di Kecamatan Bogor Barat sampai dengan

November 2010

No Jenis Kendaraan Jumlah

1 Mobil Penumpang 3.502

2 Mobil Bus 68

3 Mobil Barang 639

4 Sepeda Motor 17.616

5 Kendaraan Khusus 5

Jumlah 21.83 Sumber : SAMSAT Kota Bogor, 2010

1 Lihat tabel 2.

Page 45: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

Sementara itu, panjang kondisi jalan di Kota Bogor ada perubahan yang berarti,

data yang diperoleh dari BPS untuk panjang jalan yang telah ada adalah 576.665

Km pada tahun 2005 dan pada tahun 2008 panjang jalan bertambah yakni menjadi

749.213 Km. Kondisi jalan di Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 1. Walaupun

kondisi jalan mengalami pertambahan pertumbuhan, kemacetan tak dapat

terhindarkan, hal ini dikarenakan jumlah pertumbuhan kendaraan lebih tinggi

daripada pertumbuhan jalan di Kota Bogor.

Ada tiga titik utama kemacetan di Kecamatan Bogor Barat, yakni di

pertigaan Bubulak-Laladon, Gunung Batu dan Loji. Kemacetan biasanya terjadi

pada jam-jam sibuk sekitar pukul 07.00-12.00 WIB. Kemacetan yang terjadi biasa

disebabkan oleh banyaknya angkot yang berhenti sembarangan, jalan rusak,

banyaknya kendaraan yang melintas serta persimpangan yang menghubungkan

titik-titik jalan di Kecamatan Bogor Barat.

5.1.1 Keadaan Umum Kecamatan Bogor Barat

Kecamatan Bogor Barat adalah merupakan salah satu kecamatan di

wilayah Kota Bogor yang berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 13

Tahun 2004 tentang Organisasi Perangkat Daerah mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian kewenangan pemerintah yang dilimpahkan oleh walikota

kepada camat. Sementara itu kecamatan juga berfungsi sebagai suatu unit kerja

yang melaksanakan fasilitasi tugas-tugas dinas dan badan/kantor yang

dilaksanakan di wilayah kecamatan, pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat,

pengelolaan keuangan/kepegawaian/administrasi umum, dan penyelenggaraan

tugas pembantuan.

Page 46: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

Dalam menjalankan tugas kedinasan sehari-hari, saat ini kecamatan

berpedoman kepada Peraturan Walikota Bogor Nomor 38 Tahun 2005 tentang

Tugas Pokok, Fungsi, Tata Kerja dan Uraian Tugas Jabatan Struktural di

lingkungan Kecamatan. Disamping itu ada 3 (tiga) buah kewenangan yang

diserahkan oleh Walikota kepada Camat berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 3

Tahun 2005 yakni Pelayanan Umum Bidang Kependudukan, Izin Mendirikan

Bangunan, dan Izin Gangguan, yang pelaksanaan teknisnya ditetapkan dengan

ketentuan tertentu.

Kecamatan Bogor Barat merupakan salah satu Kecamatan di wilayah Kota

Bogor, memiliki luas wilayah 3.174,00 Ha. Adapun batas-batasnya adalah sebagai

berikut:

- Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor;

- Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Bogor Tengah dan Kecamatan

Tanah Sareal Kota Bogor;

- Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Bogor Selatan dan Kecamatan

Ciomas Kabupaten Bogor;

- Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor.

Kecamatan Bogor Barat terbagi dalam 16 wilayah Administrasi Kelurahan

dengan masing-masing luas wilayah Kelurahan sebagai berikut :

Page 47: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

Tabel 6. Luas Wilayah per Kelurahan se Kecamatan Bogor Barat No KELURAHAN Luas (Ha)

1 Menteng 209

2 Sindang barang 370

3 Bubulak 157

4 Margajaya 255

5 Balumbang jaya 145

6 Situ Gede 273

7 Semplak 90

8 Cilendek Barat 174

9 Cilendek Timur 105

10 Curug Mekar 104

11 Curug 195

12 Pasir Jaya 290

13 Pasir Kuda 225

14 Pasir Mulya 100

15 Gunung Batu 220

16 Loji 253

JUMLAH 3,165.00

Sumber : Laporan Kecamatan Bogor Barat tahun 2008

Kondisi fisik Kecamatan Bogor Barat secara tofografi mempunyai kemiringan 0-

2% dan 3-15% yang merupakan lahan yang baik untuk mendukung kegiatan

perkotaan seperti pemukiman, perkantoran, perdagangan, industri, pariwisata,

pertanian dan lain-lain.

Secara hidrogeologinya, beberapa sungai melalui Kecamatan Bogor Barat

antara lain sungai Cidepit, Cisadane, Cisindang Barang, Ciapus yang semuanya

mempunyai aliran anak sungai. Sungai yang terdapat di daerah Kecamatan Bogor

Barat sangat membantu terhadap drainase di wilayah Kecamatan Bogor Barat.

Berdasarkan data yang diperoleh, Kecamatan Bogor Barat juga mempunyai curah

hujan yang cukup tinggi seperti daerah Bogor lainnya yaitu antara 3.500 s/d 4.500

mm/tahun dimana Kelurahan-kelurahan yang berada di wilayah bagian utara

mempunyai spesifikasi rata-rata curah hujan antara 3.500 s/d 4.000 mm/tahun dan

4.000 s/d 4.500 mm/tahun. Intensitas curah hujan minimum terjadi pada bulan

Page 48: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

april s/d Oktober antara 128 s/d 345 mm/tahun. Sedangkan kondisi suhu seperti

halnya wilayah Bogor lainnya yaitu berkisar antara 26oC s/d 34

oC dengan

kelembaban udara menjadikan Kecamatan Bogor Barat sangat cocok untuk

dijadikan kawasan pemukiman.

5.1.2 Kondisi Demografi

Kondisi penduduk di Kecamatan Bogor Barat tersebar cukup merata

diberbagai kelurahan yang terdapat di wilayah ini dengan proporsi terhadap

keseluruhan penduduk Kecamatan Bogor Barat sebesar 11,17% terdapat di

Kelurahan Gunung Batu dan wilayah yang memiliki jumlah penduduk terkecil

adalah Kelurahan Pasir Mulya dengan proporsi sebesar 2,5% dari jumlah

keseluruhan penduduk Kecamatan Bogor Barat.

Perkembangan jumlah penduduk di kelurahan-kelurahan yang ada di

wilayah Kecamatan Bogor Barat ini mengalami dinamika, namun dalam kurun

waktu 2000-2006, penduduk wilayah ini cenderung mengalami penurunan.

Pengurangan jumlah penduduk yang cukup tajam terjadi di Kelurahan Menteng

dengan laju sebesar 3,80%. Pengurangan ini terjadi diakibatkan berkembangnya

wilayah Kelurahan Menteng, yang merupakan bagian dari wilayah pusat kota.

Perkembangan tersebut memicu terjadinya alih guna lahan dari pemukiman ke

non pemukiman yang kemudian menyebabkan penduduk yang semula bermukim

di Kelurahan tersebut pindah ke daerah pinggiran. Pengurangan jumlah penduduk

juga terjadi di Kelurahan Pasir Jaya, Gunung Batu, Sindang Barang, Bubulak,

Cilendek Timur, Cilendek Barat, dan Loji.

Dalam kurun waktu yang sama Kelurahan yang lainnya mengalami

penambahan jumlah penduduk, dengan laju pertumbuhan penduduk terbesar di

Page 49: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

Kelurahan Curug Mekar dengan tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 2,15%.

Letak Kelurahan Curug Mekar yang strategis, tidak terlalu jauh dari pusat kota

dan pusat perdagangan, serta sebagian besar wilayahnya adalah perumahan yang

dibangun pengembang (PT. Inti Innovaco) mengakibatkan kelurahan ini menjadi

pilihan untuk bermigrasi, yang berdasarkan pengamatan lapangan kebanyakan

pendatang dari daerah DKI Jakarta maupun luar kota lainnya, selain pertumbuhan

penduduk secara alami. Sementara itu ada fenomena menarik bahwa kelurahan-

kelurahan yang berada di pinggiran juga mengalami penambahan jumlah

penduduk dengan angka pertumbuhan yang bervariasi, yakni kelurahan Pasir

Kuda, Pasir Mulya, Situ Gede, Margajaya, Balumbang Jaya, dan Curug.

Sementara itu apabila dilihat dari kepadatan di wilayah ini, Kelurahan

Curug Mekar memiliki kepadatan penduduk tertinggi, yaitu sebesar 97,52

jiwa/Ha, dan Kelurahan Margajaya memiliki kepadatan penduduk terendah, yaitu

20,66 jiwa/Ha. Kepadatan penduduk di Kecamatan Bogor Barat dapat

digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu kepadatan rendah, kepadatan sedang dan

kepadatan tinggi. Dengan nilai dari masing-masing golongan dapat dilihat pada

Tabel 7 berikut ini :

Tabel 7. Golongan Kepadatan Penduduk di Kecamatan Bogor Barat

No Golongan Kepadatan Penduduk Jumlah (Jiwa/Ha)

1 Rendah 21,56 - 41,76

2 Sedang 41,76 - 64,84

3 Tinggi >64,84

Sumber : Laporan Kecamatan Bogor Barat tahun 2008

Berdasarkan penggolongan diatas, kelurahan-kelurahan yang termasuk dalam

golongan kepadatan penduduk rendah adalah : Kelurahan Marga Jaya, Kelurahan

Sindang Barang, Kelurahan Situ Gede. Sedangkan Kelurahan yang termasuk

Page 50: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

golongan kepadatan penduduk sedang adalah Kelurahan Bubulak, Kelurahan

Balumbang Jaya, Kelurahan Loji, Kelurahan Pasir Jaya, Kelurahan Pasir Kuda,

Kelurahan Curug, Kelurahan Menteng. Sementara itu enam kelurahan lainnya

termasuk kelurahan dengan golongan kepadatan penduduk tinggi, enam kelurahan

tersebut adalah : Kelurahan Gunung Batu, Kelurahan Pasir Mulya, Kelurahan

Semplak, Kelurahan Curug Mekar, Kelurahan Cilendek Barat, Kelurahan

Cilendek Timur.

Sebagian besar penduduk Kecamatan Bogor Barat berprofesi sebagai

pegawai swasta dan sebagai Pegawai Negeri Sipil. Keberadaan kantor-kantor

pemerintah di sekitar Bogor Barat baik itu kantor pemerintah maupun penelitian

yang cukup banyak dapat menjelaskan jumlah yang cukup signifikan pada

presentase ini. Mudahnya jalur menuju Jakarta membuat banyak pekerja di

kantor-kantor swasta yang berada di daerah Jakarta dan sekitarnya, memilih untuk

tinggal di Bogor akan tetapi melakukan kegiatannya diluar Kota Bogor.

5.2 Karakteristik Responden

Karakteristik umum responden di Kecamatan Bogor Barat diperoleh dari

hasil survey yang dilakukan terhadap 110 orang pengguna jalan yang ditemui

peneliti. Karakteristik responden ini dinilai dari beberapa variabel. Meliputi

tingkat pendidikan, pekerjaan, tingkat pendapatan, usia, jenis kelamin dan

kategori pengguna jalan.

i. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan responden di Kecamatan Bogor Barat cukup beragam,

mulai dari lulusan sekolah dasar hingga lulusan perguruan tinggi. Dari data yang

diperoleh memperlihatkan responden dengan tingkat pendidikan SMA memiliki

Page 51: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

jumlah terbesar, yaitu sebesar 40 orang (36%), sedangkan responden dengan

tingkat pendidikan SD memilki jumlah terkecil, yakni sebesar 11 orang (10%).

Perbandingan persentase untuk tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada

Gambar 3.

Sumber : Data Primer, 2010

Gambar 3. Perbandingan Tingkat Pendidikan Responden

ii. Pekerjaan

Jenis pekerjaan responden cukup bervariasi, mulai dari pelajar, PNS, sopir

angkutan umum, hingga wiraswasta. Dalam penelitian ini, mayoritas pekerjaan

responden adalah sopir angkutan umum, yakni sebesar 30 orang (27,27%).

Sebanyak 26 responden atau 23,64% dari keseluruhan responden berprofesi

sebagai buruh pabrik, kuli, pengangguran, serta office boy atau cleaning service.

Responden tersebut termasuk dalam kategori lainnya dalam jenis pekerjaan.

Sementara itu responden dengan pekerjaan PNS memiliki jumlah tekecil yakni

sebesar 4 orang atau 3.64% dari jumlah keseluruhan. Perbandingan persentase

jenis pekerjaan responden dapat dilihat pada Gambar 4.

Page 52: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

Sumber : Data Primer, 2010

Gambar 4. Perbandingan Jenis Pekerjaan Responden

iii. Tingkat Pendapatan

Tingkat pendapatan tertinggi responden berada pada selang >Rp.

1.000.000,00 - Rp 2.000.000,00 perbulan yaitu sebanyak 53 responden atau

53,48% dari keseluruhan responden. Responden dengan tingkat pendapatan

melebihi level tertinggi yang diajukan (>Rp 5.000.000,00) merupakan para

pengusaha serta beberapa pegawai swasta, yaitu sebesar 8,7%. Distribusi tingkat

pendapatan responden dapat dilihat pada Gambar 5.

Sumber : Data Primer, 2010

Gambar 5. Perbandingan Tingkat Pendapatan Responden

Page 53: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

iv. Usia

Tingkat usia responden pengguna jalan di Kota Bogor khususnya di

Kecamatan Bogor Barat cukup beragam, mulai dari anak sekolah hingga usia

lanjut. Jumlah responden tertinggi terdapat pada sebaran usia 36-45 tahun yaitu

sebanyak 32 orang (29,09% dari jumlah responden keseluruhan). Responden yang

berusia 15-25 tahun dan 26-35 tahun memiliki jumlah yang sama yakni sebanyak

30 orang atau sebesar 27,27% dari total responden keseluruhan. Responden yang

berusia 46-55 tahun berjumlah 11 orang (10% dari total responden), responden

yang berusia 56-65 tahun berjumlah tujuh orang (5,45% dari total responden),

responden yang berusia 66-75 tahun berjumlah satu orang (0,91% dari total

responden). Perbandingan distribusi usia responden dapat dilihat pada Gambar 6.

Sumber : Data Data Primer, 2010

Gambar 6. Perbandingan Usia Responden

v. Jenis Kelamin

Sebagian besar responden yang ditemui saat survey adalah laki-laki, yaitu

sebanyak 83 orang (75,45% dari total responden) sedangkan responden dari jenis

kelamin perempuan sebanyak 27 orang (24,55% dari total responden).

Perbandingan responden laki-laki dan perempuan dapat dilihat pada Gambar 7.

Page 54: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

Sumber : Data Primer, 2010

Gambar 7. Perbandingan Jenis Kelamin Responden

vi. Kategori Pengguna Jalan

Para responden yang merupakan pengguna jalan di Kota bogor khususnya

di Kecamatan Bogor Barat menggunakan berbagai kendaraan untuk transportasi

mereka. Mulai dari menggunakan angkutan umum seperti angkot, sepeda motor,

serta mobil pribadi. Pengguna jalan tertinggi dalam penelitian ini adalah

penumpang angkutan umum, yaitu sebesar 40,36% dari jumlah responden.

Persentase jumlah pengguna jalan dapat dilihat pada Gambar 8.

Sumber : Data Primer, 2010

Gambar 8. Perbandingan Kategori Pengguna Jalan

vii. Lama Macet

Sebagian besar responden umumnya merasakan lama macet antara 0 – 30

menit atau sebesar 64% dari total keseluruhan responden. Sementara itu, lama

Page 55: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

macet pada kisaran waktu antara 31 – 60 menit, 61 – 90 menit, dan 91 – 120 menit

berturut-turut yakni sebesar 23%, 10%, dan 3%. Perbandingan lama macet yang

dirasakan oleh responden dapat dilihat pada Gambar 9.

Sumber : Data Primer, 2010

Gambar 9. Perbandingan Lama Macet Responden

viii. Jarak Tempuh

Jarak tempuh responden tertinggi yakni berkisar antara 0 – 10 km atau

sebesar 77% dari total keseluruhan responden. Sementara itu, jarak tempuh pada

kisaran 11 – 20 km dan 21 – 30 km berturut-turut yakni sebesar 22% dan 1%.

Perbandingan jarak tempuh antar responden dapat dilihat pada Gambar 10.

Sumber : Data Primer, 2010

Gambar 10. Perbandingan Jarak Tempuh Responden

Page 56: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

VI. DAMPAK KEMACETAN TERHADAP SOSIAL EKONOMI

PENGGUNA JALAN

6.1. Dampak Kemacetan Terhadap Sosial Ekonomi Pengguna Jalan

Kemacetan lalu lintas telah menjadi fenomena umum di daerah perkotaan.

Beberapa faktor spesifik seperti jumlah penduduk, urbanisasi, penambahan

pemilikan kendaraan, dan penambahan jumlah perjalanan juga turut menambah

masalah kemacetan lalu lintas. Penambahan jumlah penduduk dan urbanisasi

biasanya terjadi di negara yang sedang berkembang.

Perkembangan Kota Bogor yang pesat menyebabkan lebih banyak

penduduk yang datang dan menetap. Hal ini bisa dilihat dengan berkembangnya

jumlah pemukiman penduduk di berbagai wilayah di Kota Bogor. Penduduk ini

memerlukan tempat tinggal yang akan menyebabkan kota menjadi lebih padat.

Mobilitas penduduk meningkatkan kebutuhan akan angkutan umum. Sesuai

dengan peningkatan pendapatan penduduk, pemilikan kendaraan, dan jumlah

perjalanan juga akan meningkat sehingga menghasilkan lebih banyak kebutuhan

akan fasilitas dan pelayanan transportasi. Akan tetapi pertumbuhan ruas jalan

tidak sebanding dengan kebutuhan akan fasilitas dan pelayanan transportasi,

sehingga frekuensi kemacetan di Kota Bogor meningkat.

Kemacetan merupakan salah satu indikasi dari ketidakteraturan pemanfaatan atau

aturan atas suatu barang publik yang menjadi kebutuhan masyarakat banyak,

misalnya jalan raya. Keberadaan suatu barang publik dimana setiap orang berhak

untuk menggunakan atau mengambil manfaatnya tanpa bisa dilarang oleh

pengguna lainnya. Akhirnya kondisi ini menyebabkan tragedy of common yaitu

penurunan manfaat dari suatu barang publik yang harus ditanggung oleh

Page 57: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

semuanya akibat dari pemanfaatan seseorang atau kelompok terhadap barang

publik tersebut.

Hasil penelitian terhadap 110 responden di Kota Bogor menunjukkan

bahwa kemacetan merupakan situasi yang sangat merugikan sehingga berdampak

pada sosial ekonomi pengguna jalan itu sendiri. Umumnya, setiap responden yang

pernah mengalami kemacetan langsung memberikan pernyataan negatif. Dampak

kemacetan terhadap sosial ekonomi pengguna jalan dilihat dari jenis pekerjaan

pengguna jalan tersaji pada Gambar 11.

Sumber : Data Primer, 2010

Gambar 11. Persepsi Pengguna Jalan Mengenai Dampak Kemacetan

Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Gambar 9 memperlihatkan bahwa sebagian besar responden menyatakan

setuju bahwa kemacetan menguras waktu pengguna jalan dan merasakan dampak

sosial ekonomi yang besamaan, tidak hanya waktu yang terkuras dan stres tetapi

juga menyebabkan boros bensin dan kelelahan. Hilangnya waktu merupakan

opportunity cost yang harus ditanggung pengguna jalan, padahal waktu yag hilang

tersebut dapat digunakan untuk aktifitas lainnya yang dapat mendatangkan

Page 58: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

benefit, baik sosial maupun ekonomi bagi pengguna jalan itu sendiri. Responden

yang menyatakan waktu yang hilang saat terjebak kemacetan adalah sebanyak 96

orang atau 87,27% dari keseluruhan responden. Rincian untuk responden yang

merasakan waktu yang hilang adalah 30 sopir (100% dari jumlah sopir yang

menjadi responden). Sebanyak 9 responden lainnya(96,15% dari jumlah lainnya

yang menjadi responden), dan masing-masing untuk PNS, pelajar atau mahasiswa

dan pengusaha memiliki persentase sebesar 40%, 95,45%,34,62% dari kelompok

responden masing-masing.

Hal ini jelas mengindikasikan bahwa sebagian besar pengguna jalan

merasakan dampak waktu yang hilang saat mereka terjebak kemacetan. Kinerja

mengendarai kendaraan menjadi lebih berat saat berada dalam kemacetan karena

mereka harus menginjak gas dan mengerem lebih sering. Selain membuat

perjalanan lebih lama dibandingkan dengan kondisi normal, kemacetan juga

membuat badan lelah dan berdampak pada emosi pengguna jalan sehingga ada

dari mereka yang menggerutu, kesal, marah dan akhirnya stres.

Para sopir angkutan umum mengeluhkan pendapatan mereka berkurang

karena sering terjebak kemacetan. Sebanyak 30 orang sopir angkutan umum yang

dipilih sebagai responden (100% dari jumlah responden sopir angkutan umum)

menyatakan mereka harus menambah uang bensin agar beroperasi seperti

biasanya atau mereka harus mengurangi operasional rit kendaraan dari yang

biasanya empat atau lima rit menjadi tiga rit.

Page 59: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

6.2. Perhitungan Pengeluaran Biaya BBM Pengguna Jalan bila Terkena

Kemacetan Dibandingkan dengan Tidak Terkena Kemacetan

Kemacetan yang sering terjadi tidak hanya berdampak pada sisi sosial

pengguna jalan saja, namun tentunya pada kendaraan yang digunakan pengguna

jalan. Kemacetan akan mempengaruhi setiap perjalanan, baik perjalanan untuk

bekerja maupun perjalanan bukan untuk bekerja. Hal itu akan mempengaruhi

pergerakan orang dan arus barang. Kendaraan yang melaju pada lalu lintas

normal, tidak terjebak kemacetan, biasanya mengkonsumsi BBM sesuai dengan

efisiensi mesin kendaraan dalam mengkonsumsi BBM. Kendaraan bermotor

biasanya ditunjukkan dengan perbandingan per satu liter bensin dengan jarak yang

dapat ditempuhnya, misalnya konsumsi satu liter bensin untuk delapan kilometer

untuk jenis kendaraan mobil, tetapi efisiensi kendaraan ini juga dipengaruhi oleh

jenis mobil, kapasitas cc mesin, dan merk mobil tersebut.

Kendaraan roda dua seperti motor, penggunaan bahan bakarnya lebih

efisien daripada mobil. Konsumsi untuk sepeda motor dengan kondisi mesin

normal minimal dapat menempuh 20 km untuk penggunaan satu liter bensin.

Sebanyak 70 responden pengguna kendaraan mobil dan motor (responden

penumpang angkutan umum tidak masuk dalam perhitungan) dihitung

pengeluaran biaya BBM mereka saat kendaraan melaju dengan normal

dibandingkan dengan saat terjebak kemacetan, dengan menggunakan rumus nilai

tengah contoh maka didapat rata-rata kerugian individu pengguna jalan seperti

ysng terlihat seperti pada Tabel 8.

Page 60: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

Tabel 8. Perhitungan Pengeluaran Rata-Rata Responden untuk Pembelian

BBM

Pengeluaran Rata-Rata Mobil (33 unit) Motor (37 unit)

Pengeluaran rata-rata normal per kendaraan/hari Rp 40.500,00 Rp 12.277,03

Pengeluaran rata-rata macet per kendaraan/hari Rp 52.159,09 Rp 19.182,43

Rata-rata kerugian per kendaraan/hari Rp 11.659,09 Rp 6.905,41

Sumber : Data Primer, 2010

Hasil perhitungan pengeluaran pengguna kendaraan bermotor untuk

pembelian BBM dengan rumus perhitungan rata-rata, dalam kondisi lalu lintas

normal didapat sebesar Rp 40.500,00 per mobil. Namun apabila terjebak

kemacetan maka biaya tersebut meningkat menjadi Rp 52.159,09 per mobil

karena konsumsi BBM menjadi meningkat. Begitu pula pada kendaraan jenis

sepeda motor dimana pengeluaran responden untuk pembelian BBM dalam

kondisi lalu lintas normal didapat sebesar Rp 12.277,03 per motor. Namun apabila

mereka terjebak kemacetan maka biaya tersebut meningkat menjadi Rp 19.182,43.

Meningkatnya pengeluaran ini merupakan kerugian yang harus ditanggung

oleh setiap pengguna kendaraan baik mobil maupun motor. Kerugian yang

ditanggung pengguna jalan adalah selisih antara rata-rata pengeluaran kemacetan

per kendaraan dengan rata-rata pengeluaran normal per kendaraan yaitu sebesar

Rp 11.659,09 untuk setiap mobil sedangkan motor sebesar Rp 6.905,41, sehingga

total kerugian BBM kendaraan bermotor akibat kemacetan adalah Rp 18.564,00.

Jika nilai tersebut dikalikan dengan jumlah kendaraan bermotor yang

terjebak kemacetan pada salah satu titik kemacetan yang ada di Kecamatan Bogor

Barat, misalnya kemacetan di ruas jalan Gunung Batu pada peak hours pukul

07.00-12.00 dengan rata-rata volume kendaraan sebanyak 25 unit per menit, maka

kerugian BBM akibat kemacetan adalah Rp 139.233.722,00 setiap peak hours.

Page 61: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

Jumlah kerugian tersebut hanya untuk satu titik kemacetan saja. Namun, bila

dikalikan dengan seluruh titik kemacetan di Kecamatan Bogor Barat yang

jumlahnya sekitar 3 titik kemacetan, dengan asumsi bahwa volume kendaraan

pada setiap titik kendaraan sama dengan volume kendaraan di Gunung Batu, maka

total kerugian BBM akibat kemacetan adalah sebesar Rp 417.701.167,00 per

hari. Berarti potensi ekonomi yang hilang dari pengguna BBM akibat kemacetan

di Kecamatan Bogor Barat mencapai Rp 152.460.925.983,00 per tahun. Potensi

nilai ekonomi yang hilang ini merupakan nilai yang sangat besar untuk kota yang

termasuk daerah sub-urban.

Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Sapta di dapat nilai potensi

ekonomi yang hilang dari penggunaan BBM akibat kemacetan di Kota Bogor

mencapai Rp 256.724.056.800,00 per tahun. Bila dibandingkan dengan nilai

kerugian yang didapat penulis, nilai kerugian yang didapatkan pada penelitian

Sapta tersebut lebih besar. Hal ini mungkin terjadi karena ruang lingkup yang

dilakukan oleh Sapta dalam penelitiannya tersebut mencakup seluruh Kota Bogor,

sedangkan penulis hanya meneliti salah satu bagian dari Kota Bogor yakni di

Kecamatan Bogor Barat.

Page 62: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

VII. ANALISIS WILLINGNESS TO ACCEPT

7.1. Willingness to Accept (WTA) Pengguna Jalan Terhadap Kemacetan

Analisis WTA pengguna jalan di Kota Bogor khususnya di Kecamatan

Bogor Barat dilakukan dengan cara menanyakan kepada 110 orang responden

mengenai kesediaan mereka untuk mengungkapkan kerugian atas kemacetan yang

mereka rasakan akibat kemacetan yang terjadi. Distribusi pilihan bersedia dan

tidak bersedia pengguna jalan yang mengekspresikan kerugian mereka akibat

kemacetan dapat dilihat pada Gambar 12.

Sumber : Data Primer, 2010

Gambar 12. Distribusi Pilihan Bersedia dan Tidak Bersedia Pengguna Jalan

dalam Mengungkapkan kerugian Akibat Kemacetan

Berdasarkan hasil wawancara dengan 110 orang responden, sebanyak 91

orang diantaranya bersedia mengungkapkan nilai kerugian mereka sedangkan 19

orang lainnya menyatakan tidak bersedia mengungkapkan nilai kerugiannya.

Jumlah responden yang tidak bersedia mengungkapkan nilai WTA diidentifikasi

sebagai penawaran sanggahan. Alasan responden tidak bersedia mengeluarkan

nilai WTA mereka dapat dilihat pada Tabel 9.

Page 63: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

Tabel 9. Alasan Ketidaksediaan Responden dalam Mengungkapkan Nilai

Kerugian Akibat Kemacetan

Alasan Frekuensi (orang) Persentase (%)

Tidak Peduli 5 26,32

TidakPerlu 10 52,63

Tidak Dapat Dinilai dengan Uang 4 21,05

Jumlah 19 100,00 Sumber : Data Primer, 2010

Penjelasan dari Tabel 9 adalah bahwa alasan ketidaksediaan responden

mengungkapkan nilai kerugian mereka adalah didasari oleh persepsi mereka

terhadap kerugian akibat kemacetan. Sebanyak lima responden menyatakan

bahwa mereka tidak peduli dengan kerugian yang mereka tanggung akibat

kemacetan. Sepuluh responden menyatakan bahwa kerugian tidak perlu

dikonversikan dengan nilai nominal. Sedangkan empat responden sisanya

menyatakan bahwa kerugian mereka seperti hilangnya waktu, stres, dan

sebagainya tidak bisa dinilai dengan uang atau kerugian mereka sangatlah besar

sehingga mereka tidak bisa mengungkapkan besarnya kerugian mereka dalam

bentuk nominal uang.

7.2. Analisis Willingness to Accept (WTA) dengan Pendekatan Contingent

Valuation Method (CVM) dalam Menghadapi Kerugian Akibat

Kemacetan

Analisis Willingness to Accept (WTA) pengguna jalan di Kota Bogor

khususnya di Kecamatan Bogor Barat dilakukan dengan cara menanyakan

kepada 110 orang responden mengenai kesediaan mereka untuk mengungkapkan

kerugian atas kemacetan yang mereka rasakan, dimana WTA mencerminkan nilai

kerugian individu pengguna jalan. Pendekatan Contingent Valuation Method

(CVM) dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis WTA tersebut. Hasil

pelaksanaan enam langkah kerja adalah sebagai berikut :

Page 64: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

1 Membangun Pasar Hipotetis

Responden diberikan informasi bahwa pemerintah Kota Bogor akan

memberlakukan suatu kebijakan baru dalam manajemen transportasi darat

dengan tujuan untuk memperbaiki mekanisme lalu lintas di lapangan. Adapun

kebijakan tersebut ialah pemberian kompensasi terhadap pengguna jalan yang

terkena kemacetan, karena kemacetan yang terjadi tidak dapat dihindarkan.

Setiap responden akan dinilai kompensasi yang diterimanya atas kemacetan

yang terjadi. Kompensasi tersebut adalah biaya pengganti dari kerugian yang

mereka rasakan akibat terjadinya kemacetan.

2 Memperoleh Nilai WTA

Berdasarkan pertanyaan yang ditawarkan dalam kuesioner melalui metode

pertanyaan terbuka (open ended question), maka diperoleh nilai kompensasi

yang bersedia diterima pengguna jalan bila terjebak kemacetan. Hasil

perhitungan statistik memperoleh nilai rata-rata responden sebesar Rp

386.154,00/bulan.

3. Menghitung Nilai Rata-rata dari WTA

Pasar hipotetis yang dibuat dan dalam pelaksanaan penelitian hipotetis

tersebut dijelaskan kepada responden, maka akan didapat nilai penawaran atau

lelang (bids). Nilai penawaran inilah yang akan menjadi dasar penentuan nilai

rataan WTA. Nilai rataan WTA didasarkan pada nilai rataan (mean) dari

distribusi besaran WTA responden. Data distribusi besaran WTA responden

disajikan pada Tabel 10.

Page 65: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

Tabel 10. Distribusi Besaran WTA Responden

Penumpang Motor Mobil

∑ WTA (Rp) 8.110.000 10.980.000 16.050.000

Frekuensi (orang) 28 30 33

Rata-rata WTA (Rp) 289.642,86 366.000,00 486.363,64

Sumber : Data Primer, 2010

Dugaan nilai WTA responden berdasarkan data WTA yang diekspresikan 91

responden (sebanyak 19 responden tidak mengekspresikan WTA mereka,

sehingga tidak masuk dalam perhitumgan) menghasilkan nilai rata-rata WTA

pengguna jalan sebesar Rp 289.642,86 untuk penumpang, Rp 366.000,00

untuk motor, dan Rp 486.363,64 untuk mobil. Nilai tersebut mencerminkan

besarnya nilai kerugian setiap individu pengguna jalan yang terkena

kemacetan.

4. Menduga Bid Curve

Kurva lelang (Bid Curve) dapat dibentuk dengan beberapa cara, salah satu

cara untuk membuat kurva lelang (Bid Curve) WTA adalah dengan cara

menggunakan jumlah kumulatif dari jumlah individu yang menjawab suatu

nilai WTA. Asumsi dari cara ini adalah individu yang bersedia menerima

suatu nilai WTA tertentu akan bersedia pula menerima suatu nilai WTA yang

lebih besar, jumlah kumulatif tersebut akan semakin banyak dan sejajar

dengan semakin meningkatnya nilai WTA. Dengan cara ini, kurva lelang (Bid

Curve) WTA dari pengguna jalan apabila terjadi kemacetan dapat tergambar

pada Gambar 13.

Page 66: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

Sumber : Data Primer, 2010

Gambar 13. Dugaan Bid Curve WTA Pengguna Jalan terhadap Kemacetan

5. Menentukan Total WTA (Agregating Data)

Hasil perhitungan distribusi besaran WTA dapat dilihat pada tabel 10,

berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata WTA setiap pengguna

jalan untuk kategori penumpang angkutan umum sebesar Rp 289.642,86,

pengguna sepeda motor Rp 366.000,00, dan pengguna mobil Rp 486.363,64.

jika setiap nilai WTA tersebut dikalikan dengan penduduk Kota Bogor

Khususnya di Kecamatan Bogor Barat pada tahun 2008 yaitu sebanyak

205.123 jiwa, dengan asumsi bahwa setiap penduduk adalah juga sebagai

pengguna jalan, maka total nilai WTA Kecamatan Bogor Barat yang tercermin

sebagai kerugian pengguna jalan untuk pengguna mobil (3.893 pemilik mobil)

adalah Rp 1.893.413.651,00, pengguna motor (17.616 pemilik motor) Rp

6.447.456.000,00, dan penumpang angkutan umum (184.005 pengguna

angkutan umum) Rp 53.295.734.454,00. sehingga total WTA pengguna jalan

di Kecamatan Bogor Barat adalah Rp 61.636.604.105,00. Nilai tersebut dapat

Page 67: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

dijadikan sebagai bahan pertimbangan oleh pemerintah Kota Bogor dalam

mengambil kebijakan untuk mengurangi kemacetan yang ada.

6. Evaluasi pelaksanaan CVM

Berdasarkan hasil regresi berganda, diperoleh nilai R2 = 79,56%. Penelitian

yang berkaitan dengan benda-benda lingkungan dapat mentolerir nilai R2

sampai dengan 15% (Mitchell dan Carson, 1989 dalam Garrod dan Willis,

1999) oleh karena itu hasil pelaksanaan CVM dalam penelitian masih dapat

diyakini kebenarannya atau keandalannya (reliable).

7.3 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai WTA Pengguna

Jalan dalam Menghadapi Kemacetan

Model Willingness to Accept (WTA) pengguna jalan di Kecamatan Bogor

Barat diamati dengan memasukkan delapan variabel bebas (independent variable)

yang diduga mempengaruhi Willingness to Accept (WTA) pengguna jalan sebagai

variabel tak bebas (dependent variable). Delapan variabel tersebut adalah tingkat

pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, umur, frekuensi terkena

kemacetan, durasi terkena kemacetan, waktu yang hilang, dan lelah. Model

Willingness to Accept (WTA) pengguna jalan dalam menghadapi kemacetan di

Kecamatan Bogor Barat dibangun dengan analisis regresi berganda.

Hasil pengolahan nilai WTA responden diperoleh bahwa model yang

dihasilkan dalam penelitian ini tergolong baik karena nilai R2 yang dihasilkan

bernilai 79,56%. Nilai tersebut mengartikan bahwa keragaman WTA responden

sebesar 79,56% dapat dijelaskan oleh model, sedangkan sisanya sebesar 20,44%

dijelaskan oleh variabel lain diluar model.hasil estimasi parameter model fungsi

Willingness to Accept (WTA) pengguna jalan di Kecamatan Bogor Barat dapat

dilihat pada Tabel 11.

Page 68: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

Tabel 11. Hasil Analisis Nilai WTA Responden

Variabel Bebas Koefisien Sig. Keterangan C 4,536233 0,0003

LNTKTPDDKN -1,39862 0,0308 Nyata**

LNPEKERJAAN -0,31624 0,5933 Tidak Berpengaruh

LNPDPTN 1,013696 0,2394 Tidak Berpengaruh

LNUMUR -0,51756 0,3393 Tidak Berpengaruh

LNFREKUENSIMCT 5,433506 0,0000 Nyata*

LNLAMAMCT 4,368208 0,0000 Nyata*

WKTHLG 0,192018 0,8125 Tidak Berpengaruh

LELAH -0,81667 0,2247 Tidak Berpengaruh

R-Squares 79,56%

Adjusted R-Squares 77,94% Sumber : Data Primer Diolah, 2010

Keterangan :

* : Pada taraf nyata 1%

** : Pada taraf nyata 15%

Secara serentak, variabel-variabel bebas berpengaruh nyata terhadap model.

Model yang dihasilkan juga telah diuji koefisien regresi secara bersama-sama (Uji

F), heteroskedastisitas, normalitas, dan multikolinearitas. Hasil dari uji tersebut

adalah sebagai berikut :

1. Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara

bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Dari

hasil perhitungan diperoleh nilai F hitung sebesar 49,164, sedangkan F tabel

dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, α = 5%, df 1 (jumlah variabel-

1) atau 9-1 = 8, dan df 2 (n-k) atau 110-9 = 101. Di dapat F tabel adalah 2,031.

Hasil perhitungan menunjukkan F hitung (49,164) > F tabel (2,031), maka

tolak Ho

Page 69: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

Ho : Model tidak berpengaruh terhadap WTA

H1 : Model berpengaruh terhadap WTA

Kesimpulan :

Dapat diketahui bahwa F hitung (49,164) > F tabel (2,031), maka Ho ditolak,

artinya tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, umur,

frekuensi terkena kemacetan, durasi terkena kemacetan, jarak sampai tujuan,

waktu yang hilang, dan lelah secara bersama-sama berpengaruh terhadap nilai

WTA.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas dilakukan dengan Uji White. Dari hasil perhitungan,

didapatkan nilai Probability dari Obs*R-squared sebesar 0.1492 atau lebih

besar daripada α = 0,05 (Lampiran 2). Maka dapat disimpulkan bahwa pada

model regresi tidak ditemukan adanya masalah heteroskedastisitas.

3. Uji Normalitas

Pemeriksaan asumsi sisaan menyebar normal dilakukan dengan Uji

Kolgomorov-Smirnov (Lampiran 2). Pada output komputer terlihat nilai

Asymp. Sig. (2-tailed) berada di atas 0,05 yakni sebesar 0,74. Hal ini

menunjukkan bahwa distribusi data dinyatakan memenuhi asumsi normalitas.

4. Uji Multikoliniearitas

Pemeriksaan asumsi untuk menguji masalah multikolinearitas didasarkan pada

nilai VIF. Pada lampiran dua menunjukkan nilai VIF masing-masing variabel

bebas memiliki nilai kurang dari sepuluh (VIF < 10). Hal ini mengindikasikan

tidak ada indikasi terjadinya pelanggaran multikolinearitas.

Model yang dihasilkan dalam analisis ini adalah :

Page 70: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

LNWTA = 4,536233 – 1,39862 LNTKTPDDKN – 0,31624 LNPEKERJAAN +

1,013696 LNPDPTN – 0,51756 LNUMUR + 5,433506

LNFREKUENSIMCT + 4,368208 LNMCT + 0,192018 WKTHLG –

0,81667 LELAH

Beberapa variabel yang secara nyata berpengaruh terhadap nilai WTA

responden adalah sebagai berikut :

1. Tingkat Pendidikan

Variabel tingkat pendidikan memiliki nilai sig. 0,0308. Artinya variabel ini

berpengaruh nyata terhadap nilai WTA responden pada taraf α = 0.15 (15%).

Koefesien bertanda negatif (-) dengan nilai sebesar 1,39862. Nilai tersebut

mengartikan bahwa jika tingkat pendidikan responden yang semakin tinggi

atau meningkat sebesar satu satuan, maka nilai WTA yang diberikan akan

semakin rendah atau turun sebesar Rp 1,39862. Hal ini disebabkan bahwa pola

pikir responden dengan pendidikan lebih tinggi akan lebih menganggap bahwa

pemberian kompensasi bukanlah jalan keluar untuk mengatasi kemacetan

yang ada.

2. Frekuensi Terkena Kemacetan

Variabel frekuensi terkena kemacetan memiliki nilai sig. 0,0000. Artinya

variabel ini berpengaruh nyata terhadap nilai WTA responden pada taraf α =

0.01 (1%). Frekuensi terkena kemacetan memiliki koefisien bertanda positif

(+) dengan nilai sebesar 5,433506. Hal ini memiliki arti semakin sering

pengguna jalan terjebak kemacetan atau frekuensi terkena macet meningkat

satu satuan, maka nilai WTA yang diekspresikan akan semakin tinggi atau

naik sebesar Rp 5,433506. Hal ini mungkin disebabkan pengguna jalan yang

Page 71: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

sering melewati titik kemacetan merasa dirugikan dengan seringnya terjebak

kemacetan pada titik-titik kemacetan.

3. Durasi Terkena Kemacetan

Variabel durasi terkena kemacetan memiliki nilai sig. 0,0000. Artinya variabel

ini berpengaruh nyata terhadap nilai WTA responden pada taraf α = 0.01

(1%). Durasi terkena kemacetan memiliki nilai koefisien bertanda positif (+)

dengan nilai 4,368208. Hal ini memiliki arti semakin lama seseorang terkena

kemacetan atau durasi kemacetannya meningkat satu satuan, maka responden

tersebut akan memberikan nilai WTA yang semakin tinggi atau meningkat

sebesar Rp 4,368208. Hal ini karena semakin lama seseorang terjebak dalam

kemacetan, maka waktu yang ia miliki akan semakin banyak yang terbuang

sehingga menyebabkan semakin banyak pula opportunity cost yang hilang.

Semakin banyak benefit yang hilang, maka nilai kesediaan menerima

kompensasi akan semakin besar pula.

Variabel yang tidak berpengaruh nyata ada lima variabel yaitu variabel

jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, umur, waktu yang hilang, dan lelah. Kelima

variabel tidak berpengaruh nyata karena mempunyai P-value yang besar melebihi

selang kepercayaan pada penelitian ini yaitu 85 persen, 90 persen serta 99 persen.

Selain itu ada kemungkinan bahwa responden tidak menjawab pertanyaan

wawancara dengan sungguh-sungguh, kurang paham akan pertanyaan yang

diajukan dalam kuisioner dan wawancara, dan banyak hal lain yang bisa

mengakibatkan beberapa variabel kemungkinan tidak berpengaruh nyata.

Page 72: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

VIII. Simpulan dan Saran

8.1. Simpulan

1. Kemacetan mengakibatkan pengguna jalan merasakan lelah, stres, waktu yang

hilang serta dampak terhadap penggunaan bahan bakar.

2. Sebanyak 91orang responden bersedia mengungkapkan nilai kerugiannya atau

sebesar 83% dari jumlah responden keseluruhan. Sedangkan sisanya lagi

sebanyak 19 orang responden lainnya atau sebesar 17% dari jumlah responden

keseluruhan tidak bersedia mengungkapkan besarnya nilai kerugian yang

mereka rasakan.

3. Pengeluaran pembelian BBM dalam kondisi lalu lintas normal untuk

pengguna mobil adalah sebesar Rp 40.500,00 per mobil sedangkan motor Rp

12.277,03 per motor. Namun apabila mereka terjebak dalam kemacetan maka

biaya tersebut meningkat menjadi sebesar Rp 52.159,09 per mobil dan Rp

19.182,43 per motor. Potensi ekonomi BBM yang hilang akibat kemacetan di

Kecamatan Bogor Barat setiap tahunnya mencapai Rp 152.460.925.983,00

per tahun.

4. Total WTA di Kecamatan Bogor Barat mencapai Rp 61.636.604.105,00 dan

nilai rata-rata WTA yang diekspresikan responden untuk pengguna mobil

sebesar Rp 486.363,64, pengguna sepeda motor Rp 366.000,00 dan

penumpang angkutan umum Rp 289.642,86. Variabel-variabel yang

mempengaruhi besarnya nilai WTA pengguna jalan secara signifikan ada tiga

Page 73: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

yakni tingkat pendidikan responden, frekuensi terkena macet dan durasi

terkena kemacetan.

8.2. Saran

1. Peningkatan sarana dan prasarana jalan serta perawatan jalan agar dapat

mengurangi kemacetan dengan cara melakukan pelebaran jalan, memperbaiki

jalan yang rusak , menambah lajur lalu lintas serta membuat pembatas jalan.

2. Pengurangan jumlah angkutan umum yang beroperasi dengan cara

pembatasan berdasarkan umur angkot serta tidak ada lagi pemberian ijin baru

bagi pengusaha angkot yang akan menambah angkotnya.

3. Pembatasan kendaraan pribadi yang melintas di jalan protokol dengan

membuat peraturan tentang batasan kepemilikan maksimal kendaraan

bermotor dalam satu keluarga serta pelarangan penggunaan BBM bersubsidi

bagi kendaraan pribadi.

4. Dengan total nilai WTA di Kecamatan Bogor Barat yang mencapai Rp

61.636.604.105,00 dan jumlah penduduk sebanyak 205.123 jiwa, maka nilai

dana kompensasi yang sebaiknya diberikan sebesar Rp 300.486/orang. Hal ini

terkait dengan WTA masyarakat terhadap kemacetan yang mereka rasakan,

karena dengan demikian akan terjadinya sinkronisasi antara pemerintah dan

masyarakat.

Page 74: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

DAFTAR PUSTAKA

Biro Pusat Statistik 2009. „Bogor Dalam Angka 2009‟. BPS, Kota Bogor.

Fauzi, Akhmad. 2004. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Pustaka

Gramedia Utama, Jakarta.

Garrod, G dan K. G. Willis.1999. Economic Valuation Of The Environment.

Edward Elgar Publishung Limited, England.

Gujarati, Damodar N. 2003. Basic Econometric 4th

ed. Mc Graw Hill-Irvine New

York, USA.

Hanley, N dan C. L. Spash. 1993. Cost-Benefit Analysis and Environment.

Edward Elgar Publishung Limited, England.

Juanda, B. 2008. Ekonometrika I. Bogor Agricultural University Press, Bogor.

Kecamatan Bogor Barat. „Laporan Tahunan Kecamatan Bogor Barat 2009‟.

Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.

Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. MediaKom,

Yogyakarta.

SAMSAT Kota Bogor 2010. „Rekapitulasi Data Kendaraan Bermotor Wilayah

Bogor Barat Kota Bogor‟. SAMSAT, Kota Bogor.

Sapta, Rendy D. 2009. Analisis Dampak Kemacetan Lalu Lintas Terhadap Sosial

Ekonomi Pengguna Jalan Dengan Contingent Valuation Method (CVM)

(Studi Kasus : Kota Bogor, Jawa Barat). Skripsi. Departemen Ekonomi

Sumberdaya dan Lingkungan. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut

Pertanian Bogor, Bogor.

Satyaputra, Irvan P. 2007. Penanganan kemacetan Lalu Lintas di Jalan Raya

(Studi Kasus di Jalan Margonda Raya Kota Depok). Tesis. Program

Pascasarjana Studi Kajian Ilmu Kepolisian. Universitas Indonesia, Jakarta.

Walpole, R. E. 1982. Pengantar Statistika. Bambang Sumantri (Penerjemah).

Terjemahan dari : Introduction to Statistics. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta.

Page 75: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

LAMPIRAN

Page 76: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

Lokasi Penelitian

Lampiran 1. Peta Kota Bogor

Page 77: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

Lampiran 2. Hasil Uji Statistik

1. Hasil Uji Statistik Model

Dependent Variable: LNWTA

Method: Least Squares

Date: 05/09/11 Time: 09:36

Sample: 1 110

Included observations: 110

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 4.536233 1.216332 3.729437 0.0003

LNTKTPDDKN -1.398620 0.638382 -2.190881 0.0308

LNPEKERJAAN -0.316236 0.590187 -0.535824 0.5933

LNPDPTN 1.013696 0.856585 1.183415 0.2394

LNUMUR -0.517560 0.539028 -0.960174 0.3393

LNFREKUENSIMCT 5.433506 0.690013 7.874498 0.0000

LNLAMAMCT 4.368208 0.661711 6.601387 0.0000

WKTHLG 0.192018 0.807610 0.237761 0.8125

LELAH -0.816672 0.668526 -1.221600 0.2247

R-squared 0.795676 Mean dependent var 10.54673

Adjusted R-squared 0.779492 S.D. dependent var 4.884453

S.E. of regression 2.293656 Akaike info criterion 4.576448

Sum squared resid 531.3468 Schwarz criterion 4.797396

Log likelihood -242.7046 F-statistic 49.16408

Durbin-Watson stat 1.991004 Prob(F-statistic) 0.000000

2. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 110 Normal Parametersa

Mean 0 Std. Deviation 2.207882

Most Extreme Differences

Absolute 0.065 Positive 0.065 Negative -0.056

Kolmogorov-Smirnov Z 0.682 Asymp. Sig. (2-tailed) 0.74

a. Test distribution is Normal.

3. Uji Multikolinieritas

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant) LNtktpddkn 0.756 1.323

LNpekerjaan 0.394 2.536

LNpdptn 0.46 2.176

LNumur 0.594 1.684

LNfrekuensimct 0.439 2.28

LNlamamct 0.469 2.132

wkthlg 0.66 1.515

lelah 0.749 1.335

Page 78: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

4. Uji Heterokedastisitas White Heteroskedasticity Test:

F-statistic 1.404818 Probability 0.105663

Obs*R-squared 51.50902 Probability 0.149237

Test Equation:

Dependent Variable: RESID^2

Method: Least Squares

Date: 05/09/11 Time: 09:37 Sample: 1 110

Included observations: 110

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 10.02930 30.02497 0.334032 0.7394 LNTKTPDDKN 6.991807 28.62651 0.244242 0.8078

LNTKTPDDKN^2 -7.201494 4.261152 -1.690035 0.0957

LNTKTPDDKN*LNPE

KERJAAN

-4.068136 7.221423 -0.563343 0.5751

LNTKTPDDKN*LNPD

PTN

9.244768 11.63925 0.794275 0.4298

LNTKTPDDKN*LNUM

UR

1.240051 5.273099 0.235165 0.8148

LNTKTPDDKN*LNFR

EKUENSIMCT

-0.803673 5.313418 -0.151254 0.8802

LNTKTPDDKN*LNLA

MAMCT

4.154001 4.641294 0.895009 0.3740

LNTKTPDDKN*WKTH

LG

4.454070 21.54847 0.206700 0.8369

LNTKTPDDKN*LELA

H

-3.679596 8.985646 -0.409497 0.6835

LNPEKERJAAN 6.776189 18.60909 0.364133 0.7169

LNPEKERJAAN^2 -0.056221 7.068299 -0.007954 0.9937

LNPEKERJAAN*LNPD

PTN

-2.116542 13.92808 -0.151962 0.8797

LNPEKERJAAN*LNU

MUR

1.455873 8.920061 0.163213 0.8708

LNPEKERJAAN*LNFREKUENSIMCT

3.139172 7.438841 0.421997 0.6744

LNPEKERJAAN*LNLA

MAMCT

-2.532277 6.077838 -0.416641 0.6783

LNPEKERJAAN*WKT

HLG

-3.166991 15.48701 -0.204493 0.8386

LNPEKERJAAN*LELA

H

0.597622 5.080068 0.117640 0.9067

LNPDPTN -17.29492 42.63185 -0.405681 0.6863

LNPDPTN^2 -0.896125 11.33274 -0.079074 0.9372

LNPDPTN*LNUMUR 1.845360 9.410223 0.196102 0.8451

LNPDPTN*LNFREKUE

NSIMCT

-8.511203 13.27390 -0.641198 0.5236

LNPDPTN*LNLAMAM

CT

9.000023 11.05308 0.814255 0.4184

LNPDPTN*WKTHLG 0.854664 16.64432 0.051349 0.9592

LNPDPTN*LELAH 9.481346 8.134241 1.165609 0.2479

LNUMUR -6.407687 17.28460 -0.370717 0.7120

LNUMUR^2 -0.385808 3.626835 -0.106376 0.9156

LNUMUR*LNFREKUE

NSIMCT

3.464531 5.260611 0.658580 0.5124

Page 79: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

LNUMUR*LNLAMAM

CT

0.162401 5.949402 0.027297 0.9783

LNUMUR*WKTHLG 0.622233 7.452579 0.083492 0.9337

LNUMUR*LELAH 0.320235 9.447580 0.033896 0.9731

LNFREKUENSIMCT 0.496528 17.94670 0.027667 0.9780

LNFREKUENSIMCT^2 -8.984436 8.032391 -1.118526 0.2673

LNFREKUENSIMCT*L

NLAMAMCT

22.35887 8.162722 2.739144 0.0079

LNFREKUENSIMCT*

WKTHLG

-13.90708 16.64330 -0.835597 0.4064

LNFREKUENSIMCT*LELAH

4.819334 12.17919 0.395702 0.6936

LNLAMAMCT -10.19030 18.94498 -0.537889 0.5924

LNLAMAMCT^2 -10.47448 6.130335 -1.708632 0.0921

LNLAMAMCT*WKTH

LG

14.59570 14.68799 0.993717 0.3239

LNLAMAMCT*LELAH -2.803641 11.43647 -0.245149 0.8071

WKTHLG -3.277113 24.70577 -0.132646 0.8949

WKTHLG*LELAH 8.962908 8.651223 1.036028 0.3039

LELAH -8.518071 14.89539 -0.571860 0.5693

R-squared 0.468264 Mean dependent var 4.830425

Adjusted R-squared 0.134937 S.D. dependent var 4.983477

S.E. of regression 4.635071 Akaike info criterion 6.191211

Sum squared resid 1439.420 Schwarz criterion 7.246853

Log likelihood -297.5166 F-statistic 1.404818

Durbin-Watson stat 2.355580 Prob(F-statistic) 0.105663

Page 80: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

Lampiran 3. Situasi Kemacetan di Kecamatan Bogor Barat

Page 81: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

Lampiran 4. Data Total Pengeluaran BBM dan Nilai WTA

1. Data Total Pengeluaran BBM Motor :

No Tanpa macet BBM (Liter) Kena macet BBM (Liter)

1 4500 1 9000 2

2 9000 2 11250 2,5

3 9000 2 11250 2,5

4 9000 2 11250 2,5

5 4500 1 6750 1,5

6 9000 2 11250 2,5

7 9000 2 11250 2,5

8 9000 2 11250 2,5

9 6750 1,5 9000 2

10 4500 1 6750 1,5

11 45000 10 67500 15

12 50000 11,1 100000 22,2

13 45000 10 54000 12

14 15000 3,3 20000 4,4

15 10000 2,2 15000 3,3

16 4500 1 6750 1,5

17 4500 1 9000 2

18 4500 1 13500 3

19 13500 3 15750 3,5

20 4500 1 6750 1,5

21 10000 2,2 15000 3,3

22 4500 1 9000 2

23 13500 3 22500 5

24 15000 3,3 20000 4,4

25 10000 2,2 20000 4,4

26 13500 3 20250 4,5

27 9000 2 18000 4

28 11250 2,5 18000 4

29 13500 3 18000 4

30 4500 1 9000 2

31 9000 2 13500 3

32 11250 2,5 18000 4

33 9000 2 13500 3

34 9000 2 18000 4

35 13500 3 20250 4,5

36 9000 2 18000 4

37 18000 4 31500 7

Page 82: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

Mobil :

No Tanpa macet BBM (Liter) Kena macet BBM (Liter)

1 54000 12 81000 18

2 40500 9 54000 12

3 40500 9 54000 12

4 67500 15 90000 20

5 54000 12 67500 15

6 58500 13 67500 15

7 45000 10 67500 15

8 54000 12 67500 15

9 20250 4.5 27000 6

10 20250 4.5 27000 6

11 40500 4.5 27000 6

12 67500 9 54000 12

13 54000 15 90000 20

14 20250 12 67500 15

15 13500 4.5 27000 6

16 40500 3 20250 4.5

17 20250 9 47250 10.5

18 54000 4.5 27000 6

19 45000 9 47250 10.5

20 20250 4.5 27000 6

21 54000 12 67500 15

22 45000 10 54000 12

23 20250 4.5 27000 6

24 40500 9 54000 12

25 45000 10 54000 12

26 45000 10 58500 13

27 67500 15 90000 20

28 45000 10 54000 12

29 54000 12 90000 20

30 45000 10 67500 15

31 22500 5 27000 6

32 9000 2 18000 4

33 13500 3 22500 5

Page 83: ANALISIS DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN … · analisis dampak kemacetan lalu lintas dengan pendekatan willingness to accept (studi kasus : kecamatan bogor barat) faizal marwan

2. Data Total WTA :

o Motor Mobil

1 150000 300000

2 150000 300000

3 150000 300000

4 600000 300000

5 210000 900000

6 1500000 300000

7 150000 360000

8 150000 900000

9 0 390000

10 600000 900000

11 0 450000

12 150000 900000

13 150000 1200000

14 150000 150000

15 150000 600000

16 150000 390000

17 150000 450000

18 0 1050000

19 0 900000

20 0 1260000

21 750000 390000

22 300000 300000

23 450000 390000

24 150000 390000

25 150000 300000

26 150000 390000

27 750000 390000

28 0 300000

29 510000 300000

30 210000 150000

31 1500000 150000

32 0 150000

33 450000 150000

34 150000

35 150000

36 150000

37 600000