2
Manajemen dan Teknik Lingkungan Sanudi 12/333406/TK/39770 “Analisis Dampak Lingkungan Pembangunan Hotel di Kota Yogyakarta” Pembangunan hotel di kawasan DIY khususnya di Kota Yogyakarta dewasa ini semakin berkembang. Perkembangan pembangunan ini dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya adalah banyaknya kunjungan turis yang datang, sehingga menyebabkan Kota Yogya menjadi salah satu destinasi wisata pilihan dan hal ini harus disertai oleh pembangunan sarana dan prasarana tentunya. Pembangunan hotel di Kota Yogyakarta juga didukung oleh banyaknya investor asing yang masuk serta belum adanya peraturan khusus dari pemerintah daerah yang mengatur mengenai hal ini. Berdasarkan data Perhimpunan Hotel Restorasi Indonesia (PHRI) menyebutkan di tahun 2013 terdapat 1.160 hotel di wilayah DIY yang terdiri dari 60 hotel berbintang dengan lebih dari 6.000 kamar dan 1.100 hotel kelas melati dengan 12.660 kamar. Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Daerah Istimewa Yogyakarta, jumlah hotel khusus di Yogyakarta hingga awal 2014 tercatat 339 hotel, terdiri atas 43 hotel berbintang dan 356 hotel non bintang. Pembangunan hotel ini tentunya membawa dampak yang beragam salah satunya adalah dampak lingkungan yang ditimbulkan. Permasalahan tatakota, belum ada daya dukung jalan, transportasi maupun drainase yang memadai menjadi pokok masalah utama yang ditimbulkan akibat pembangunan hotel ini. System air bersih pun menjadi masalah tidak kalah penting. Jika kita lihat dalam kurun waktu 10 tahun terakhir jumlah kamar hotel di Yogyakarta mengalami peningkatan hingga 3000

Analisis Dampak Pembangunan Hotel di Yogyakarta

  • Upload
    sanudi

  • View
    142

  • Download
    23

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pembangunan hotel di kawasan DIY ternyata banyak menimbulkan dampak negatif bagi kawasan DIY khususnya dikalangan masyarakat.

Citation preview

Page 1: Analisis Dampak Pembangunan Hotel di Yogyakarta

Manajemen dan Teknik Lingkungan Sanudi 12/333406/TK/39770

“Analisis Dampak Lingkungan Pembangunan Hotel di Kota Yogyakarta”

Pembangunan hotel di kawasan DIY khususnya di Kota Yogyakarta dewasa ini

semakin berkembang. Perkembangan pembangunan ini dipengaruhi oleh banyak faktor salah

satunya adalah banyaknya kunjungan turis yang datang, sehingga menyebabkan Kota Yogya

menjadi salah satu destinasi wisata pilihan dan hal ini harus disertai oleh pembangunan

sarana dan prasarana tentunya. Pembangunan hotel di Kota Yogyakarta juga didukung oleh

banyaknya investor asing yang masuk serta belum adanya peraturan khusus dari pemerintah

daerah yang mengatur mengenai hal ini. Berdasarkan data Perhimpunan Hotel Restorasi

Indonesia (PHRI) menyebutkan di tahun 2013 terdapat 1.160 hotel di wilayah DIY yang

terdiri dari 60 hotel berbintang dengan lebih dari 6.000 kamar dan 1.100 hotel kelas melati

dengan 12.660 kamar. Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Daerah Istimewa

Yogyakarta, jumlah hotel khusus di Yogyakarta hingga awal 2014 tercatat 339 hotel, terdiri

atas 43 hotel berbintang dan 356 hotel non bintang.

Pembangunan hotel ini tentunya membawa dampak yang beragam salah satunya

adalah dampak lingkungan yang ditimbulkan. Permasalahan tatakota, belum ada daya dukung

jalan, transportasi maupun drainase yang memadai menjadi pokok masalah utama yang

ditimbulkan akibat pembangunan hotel ini. System air bersih pun menjadi masalah tidak

kalah penting. Jika kita lihat dalam kurun waktu 10 tahun terakhir jumlah kamar hotel di

Yogyakarta mengalami peningkatan hingga 3000 kamar, masing-masing kamar

membutuhkan 380 liter air, namun untuk kebutuhan rumah tangga hanya dibutuhkan 300 liter

air. Hal ini menyebabkan sumur warga kering akibat hotel yang menyedot air secara

berlebihan dan akibat pengelolaan air hotel yang tidak dijalankan dengan baik. Selain itu,

potensi kerusakan pun akan terus berlangsung, karena hotel yang dibangun di lingkungan

warga akan merusak fungsi air tanah dangkal yang sebetulnya menjadi kebutuhan utama

untuk dimanfaatkan warga. Pada struktur bangunan hotel bagian basement akan

membelokkan aliran air tanah dangkal, selain itu karena perhotelan menggunakan air tanah

dalam sehingga akan menyebabkan air tanah dangkal akan merember ke tanah air dalam.

Bukan hanya masalah air tetapi juga limbah hotel yang sedemikian banyaknya dibuang ke

sungai, akibatnya air tanah dan sungai di yogya memiliki potensi terkontaminasi nitrat dan

bakteri e-coli.

Sumber: http://www.academia.edu/11337768/Kebijakan_Pembatasan_Pembangunan_Hotel_di_Yogyakarta