27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009). Proses pemulihan kesehatan ibu pada masa nifas merupakan suatu hal yang sangat penting dan ikut menentukan berhasil tidaknya peran dan fungsi keluarga, dimana keluarga mendukung proses pemulihan ibu post partum. Pada masa nifas akan mengalami perubahan baik fisik maupun psikis. Perubahan fisik meliputi ligamen-ligamen bersifat lembut dan kendor otot-otot tegang, uterus membesar postur tubuh berubah sebagai kompensasi terhadap perubahan berat badan pada masa hamil. Berat badan akan bertambah menjadi 10-15 kg sehingga proses persalinan berlangsung (Wiknjosastro, 2009). 1

Analisis Dan Pembahasan Jurnal

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta

selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum

hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009). Proses pemulihan kesehatan

ibu pada masa nifas merupakan suatu hal yang sangat penting dan ikut menentukan

berhasil tidaknya peran dan fungsi keluarga, dimana keluarga mendukung proses

pemulihan ibu post partum. Pada masa nifas akan mengalami perubahan baik fisik

maupun psikis. Perubahan fisik meliputi ligamen-ligamen bersifat lembut dan kendor

otot-otot tegang, uterus membesar postur tubuh berubah sebagai kompensasi terhadap

perubahan berat badan pada masa hamil. Berat badan akan bertambah menjadi 10-15 kg

sehingga proses persalinan berlangsung (Wiknjosastro, 2009).

Pada proses persalinan dinding panggul selalu tegang dan mungkin terjadi

kerusakan pada jalan lahir, serta setelah persalinan otot-otot dasar panggul menjadi

longgar karena diregang begitu lama saat hamil maupun bersalin dimana wanita sering

mengeluh „kandung turun‟ setelah melahirkan oleh karena ligamen, fasia dan jaringan

alat genetalia menjadi kendur. Proses ini terjadi setelah selesainya persalinan dan

berakhir setelah alat-alat reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil/tidak hamil

sebagai akibat dari adanya perubahan fisiologi psikologi karena proses persalinan.

1

Angka Kematian Ibu (AKI) pada nifas di dunia mencapai 500.000 jiwa setiap

tahun. kematian maternal paling banyak adalah pada waktu nifas sebesar 49,125% dan

50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Cakupan pelayanan pada ibu

nifas tahun 2009 yaitu 80,29% menurun bila dibandingkan pencapaian cakupan tahun

2008 (92,94%) dan dibawah target SPM tahun 2015 (90%). Cakupan tertinggi adalah

Kabupaten Grobogan (102,79%) dan terendah Kabupaten Tegal (25,34%). Dari 35

Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah masih ada 18 Kabupaten/Kota yang belum

mencapai target.Postpartum atau masa nifas merupakan masa setelah partus selesai dan

berakhirnya setelah kira-kira 6 minggu. Delapan jam pasca persalinan, ibu harus tidur

terlentang untuk mencegah perdarahan. Sesudah 8 jam, ibu boleh miring ke kiri atau ke

kanan untuk mencegah trombosis (Mansjoer Arif, 1999).

Salah satu usaha yang dilakukan untuk mengembalikan perubahan-perubahan yang

terjadi pada masa hamil, persalinan dengan melaksanakan senam nifas agar kembali

seperti semula seperti sebelum hamil. Manfaat senam nifas adalah memulihkan kembali

kekuatan otot dasar panggul, mengencangkan otot-otot dinding perut dan perinium,

membentuk sikap tubuh yang baik dan mencegah terjadinya komplikasi. Komplikasi

yang dapat dicegah sedini mungkin dengan melaksanakan senam nifas adalah perdarahan

post partum. Saat melaksanakan senam nifas terjadi kontraksi otot-otot perut yang akan

membantu proses involusi yang mulai setelah plasenta keluar segera setelah proses

involusi (Tesisjogya, 2006). Pada masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun eksterna

akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil.

2

Perubahanperubahan alat-alat genital ini dalam keseluruhannya disebut involusi

(Wiknjosastro, H, 2005).

Untuk mengembalikan kepada keadaan normal dan menjaga kesehatan agar tetap

prima, senam nifas sangat baik dilakukan pada ibu setelah melahirkan Ibu tidak perlu

takut untuk banyak bergerak, karena dengan ambulasi dini (bangun dan bergerak setelah

beberapa jam melahirkan) dapat membantu rahim untuk kembali kebentuk semulapada

akhir kala III persalinan, uterus berada di garis tengah kira-kira 2 cm di bawa umbilicus

dengan bagian fundus bersandar pada promontorium sakralis. Dalam waktu 12 jam,

tinggi fundus mencapai kurang lebih 1 cm diatas umbilikus. Dalam beberapa hari

kemudian, perubahan involusi berlangsung dengan cepat (Bobak, 2005).

Abdomen, terutama uterus, harus diawasi secara teliti pada masa nifas. Pada hari

pertama post partum, tinggi fundus uteri kira-kira satu jari dibawah pusat, setelah lima

hari post partum menjadi sepertiga jarak antara simfisis kepusat dan setelah sepuluh hari

fundus uteri sukar diraba diatas simfisis (Wiknjosastro, H, 2005).

Ada tiga alasan mengapa orang tidak melakukan senam nifas setelah persalinan.

Pertama, karena memang tidak tahu bagaimana senam nifas. Kedua, karena terlalu

bahagia dan yang dipikirkan hanya si kecil. Ketiga, karena alasan sakit. Senam nifas

sebaiknya dilakukan dalam waktu 24 jam setelah melahirkan, secara teratur setiap hari.

Setelah 6 jam persalinan normal atau 8 jam setelah operasi sesar, ibu sudah boleh

melakukan mobilisasi dini, termasuk senam nifas (Mutia Alisjahbana, 2008).

Pengamatan senam nifas belum dilakukan baik dirumah sakit maupun di pelayanan-

pelayanan tertentu, begitu juga poster-poster yang berhubungan dengan senam nifas

belum ada. Kenyataannya di masyarakat masih banyak ibu-ibu post partum belum tahu

3

tentang senam nifas, sehingga ibu-ibu tidak melaksanakan. Hal ini disebabkan antara lain

kurang informasi, ibu belum menyadari tentang manfaat senam nifas. Melakukan senam

nifas akan mempengaruhi kebutuhan otot terhadap oksigen yang mana kebutuhan akan

meningkat, berarti memerlukan aliran darah yang kuat seperti otot rahim bila dilakukan

senam nifas akan merangsang kontraksinya, sehingga kontraksi uterus akan semakin

baik, pengeluaran lochia akan lancar sehingga mempengaruhi proses involusi rahim.

1.2 Tujuan analisa

Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh senam nifas terhadap

penurunan tinggi fundus uteri (TFU) pada ibu post partum.

4

BAB II

ANALISIS DAN PEMBAHASAN JURNAL

2.1 ANALISA JOURNAL

Berdasarkan analisa dengan judul pengaruh senam nifas terhadap penurunan tinggi fundus

uteri pada ibu post partum, dapat disimpulkan bahwasanya ada pengaruh ketika dilakukan

senam nifas pada ibu hamil, menurut penulis mengatakan senam nifas merupakan sala satu

kegiatan yang dilakukan oleh ibu hamil, peneliti memukakan penelitianya di PONED

puskesmas ploso jombang dilakukan selama 3 hari:

Hari pertama dilakukan senam dan yang tidak di PONED, Menunjukan hasil chi squer test

dengan taraf signifikasi α ≤ 0,05 di peroleh hasil 0.001 hal ini menunjukan ada pengaruh

antara senam nifas dengan penurunan fundus uteri, Hari kedua ibu melaksanakan dilakukan

senam dan yang tidak di PONED, Menunjukan adanya pengaruh senam nifas terhadap

penurunan tinggi fundus uteri, kemudian hari ketiga , terdapat peningkatan sekaligus

membuktikan bahwa adanya pengaruh senam nifas terhadap penrunan tinggi pundus uteri.

Penulis menyimpulkan bawasanya ada pengaruh senam nifas dengan penurunan fundus uteri

pada ibu post partum , Hal ini di mungkinkan ibu post partum melaksanakan senam nifas

dengan teratur dan sesuai tehnik yang di ajarkan.

5

2.2 PEMBAHASAN

2.2.1 Pembahasan jurnal

Senam nifas merupakan salah satu usaha untuk menguatkan kontraksi otot

rahim, dimana dengan peningkatan kerja otot rahim ini akan mengakibatkan otot-

otot dalam rahim akan terjepit dan pembuluh darah juga akan pecah. Sehingga

menyebabkan jaringan otot kekurangan zat-zat yang diperlukan sehingga jaringan

otot bisa mengecil dan ukuran rahim juga akan mengecil (Cristina Ibrahim :

1996).

Penurunan TFU ini terjadi secara gradual, artinya tidak sekaligus tetapi

setingkat demi setingkat. (Prawirodiharjo, 2006) TFU ini akan berkurang 1-2 cm

setiap harinya dan pada hari ke 9 uterus tidak dapat teraba. (Bobak, 2004).

Sehingga pada ibu yang senam nifas penuruna TFU berlangsung lebih cepat dari

pada yang tidak senam. Hal ini disampaikan juga oleh (Cristina 1996) bahwa

manfaat senam nifas adalah mempercepat involusi uteri yang salah satu tandanya

yaitu penurunan TFU.

Dari hasil penelitian yang menunjukkan ada pengaruh senam nifas dengan

penurunan tinggi fundusuteri maka diharapka pada institusi dan petugas kesehatan

hendaknya meningkatkan motivasi pada ibu post partum untuk meningkatkan

kegiatan senam nifas.

6

2.2.2 Pembahasan teori

2.2.2.1 Defenisi

Senam nifas adalah senam yang di lakukan sejak hari pertama

melahirkan setiap hari sampai hari yang ke sepuluh, terdiri dari sederetan

gerakan tubuh yang di lakukan untuk mempercepat pemulihan keadaan ibu.

Bidan/perlu mengetahui beberapa faktor untuk menentukan kesiapan bagi

seorang ibu untuk dapat memulai senam nifas,antara lain :

a. Tingkat kesegaran tubuh ibu sebelum kelahiran bayi.

b. Apakah ibui telah mengalami persalinan yang lama dan sulit atau tidak.

c. Apakah bayinya mudah di layani atau rewel dalam pemberian asuhan.

d. Penyesuaian postpartum yang sulit oleh karena sesuatu sebab.

Selain itu, bidan atau perawat perlu mencermati kondisi-kondisi yang

umum pada ibu nifas sebagai akibat dari stress selama kehamilan dan

kelahiran untuk menentukan apakah ibu sesuai atau tidak untuk memulai

senam nifas.

Kondisi umum yang perlu di cemati tersebut antara lain :

a. Pemisahan symphisis pubis.

b. Coccyx yang patah atau cedera.

c. Punggung yang cedera : bagian atas atau bawah.

d. Sciatica.

e. Ketegangan pada ligamen kaki atau otot.

f. Trauma perineum yang parah atau nyeri luka abdomen (opersi secsio caesaria)

7

Senam nifas dapat di lakukan oleh semua ibu yang telah melahirkan

secara spontan tanpa adanya komplikasi atau kondisi kondisi di atas.senam

nifas tetap dapat dijalankan tetaoi perlu disesuaikan dengan kondisi dan

komplikasi yang terjadi.

2.2.2.2 Tujuan dan Kontra Indikasi

Tujuan dari senam nifas yaitu:

a. Memperbaiki sirkulasi darah

b. Memperbaaiki fostur / sikap tubuh

c. Memperbaiki tonus otot panggul

d. Memperbaiki regangan otot abdomen

i. Memperbaiki reganan otot tungkai sehingga dapat mencegah pembuluh

darah yang menonjol dan pembengkakan pada kaki

e. Meningkatkan kesadaran uantuk melakukan relaksasi otot-otot dasar

panggul

f. Mengembalikan rahim pada posisi semula

g. Mencegah kesulitan BAB dan BAK

h. Mengemnbalikan kerampingan tubuh

i. Membantu kelancaran pengeluaran asi

Setelah melahirkan ibu-ibu post partum perlu istirahat yang cukup untuk

mengembalikan keadaanya yang lelah setelah melahirkan.istirahat yang

bermamfaat untuk mengembalikan uterus kepada posisi normal adalah posisi

telungkup ( prane position ).posisi ini dapat mencegah timbulnya kekakuan

8

pinggang dan bokong. Senam kegel adalah senam nifas pertama yang paling baik

dan paling aman untuk memperkuat dasar panggul,yang dapat di lakukan ibu

pada hari pertama post partum jika memungkinkan.

Senam kegel ini dapat membantu penyembuhan post partum dengan jalan

membuat kontraksi-kontraksi pelepasan secara bergantian pada otot-otot dasar

panggul untuk :

a. Membuat jahitan-jahitan lebih merapat satu sama lain

b. Menambah sirkulasi ke jalan lahir dan setiap luka yang ada

c. Mempercepat penyembuhan

d. Meredakan hemoroid dan varikositas vulva

e. Meningkatkan pengendalian atas urine

f. Meringankan persaan bahwa “ segalanya telah berantakan”

g. Membangkitkan kembali pengendalian atas otot-otot sphinkter

h. Memperbaiki respon seksual

Kontra Indikasi

a. Ibu yang menderita anemi

b. Ibu yang mempunyai penyakit jantung dan paru-paru

2.2.2.3 Manfaat Senam Nifas

9

Beberapa manfaat senam nifas secara umum adalah membantu

penyembuhan rahim, perut, dan otot pinggul yang menglalami trauma serta

mempercepat kembalinya bagian-bagian tersebut ke bentuk normal, membantu

menormalkan sendi-sendi yang menjadi longgar akibat kehamilan dan persalinan

serta mencegah pelemahan dan pereganganlebih lanjut, mengahasilkan manfaat

psikologis, menambah kemampuan menghadapi stress dan bersantai sehingga

mengurangi depresi masa nifas. Selain itu manfaat khusus latihan perineal pada

senamn nifas adalah mampu menghindari terjadinya mengompol akibat stress,

mencegah turunnya organ-organ pinggul, mengatasi masalah seksual. Dan manfaat

khusus latihan perut pada senam nifas adalah mengurangi resiko sakit punggung

dan pinggang, mengurangi varises vena, mengurangi edema (pembengkakan akibat

tertahannya air) di kaki, mengatasi kram kaki, mencegah pembentukan gumpalan

darah dalam vena (thrombi), memperlancar peredaran darah (Danuatmaja, et al.

2003, hlm. 100).

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

10

SENAM NIFAS

3.1 Alat- Alat

1. Matras

2. Sprei, bantal dan guling

3. Sarung bantal dan guling

4. Baju senam yang panjang dan longgar

5. Gambar anatomi

6. Tape recorder

7. Handuk kecil

NAMA ASSESOR : TGL/WAKTU :

NAMA PESERTA : TEMPAT :

N

O

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR B KB

1

Senam Nifas

Persiapan Pasien :

1. Informend consent

11

2

2. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan.

Prosedur Pelaksanaan :

1. Berbaringlah terlentang, tubuh dan kaki

lurus.Lakukan kontraksi pada otot perut dan

tekankan punggung bagian bawah anda ke

lantai.Bertahanlah pada posisi ini, lalu rileks.

Ulangi 5 kali

2. Berbaringlah terlentang, kedua tungkai ditekuk,

kedua tangan diatas perut, tarik nafas dengan

mulut mencucu, kencangkan otot perut dan

dubur kembali lemas. Ulangi 8 kali.

3. Berbaringlah terlentang, kedua lengan

disamping badan, silangkan tungkai kanan ke

atas tungkai kiri, tarik nafas kemudian

keluarkan melalui celah bibir. Kempiskan perut

dan kerutkan dubur, lemaskan kembali, ulangi 8

kali kemudian ganti tungkai kiri sebanyak 8

kali.

4. Berbaringlah terlentang , kedua lengan

12

disamping badanm putar kedua kaki kiri 4 kali,

kekanan 4 kali, dorong kaki kanan dan kiri

kedepan dan gerakkan ke belakang, ulangi 8

kali.

5. Berbaringlah terlentang, silangkan kedua

tangan pada dada anda. Angkatlah bagian atas

tubuh ke posisi duduk. Bila anda merasa

fit,letakkan tangan dibelakang kepala dan

angkat tubuh ke posisi duduk.

6. Berbaringlah di lantai, angkat lutut anda dan

kedua telapak kaki lantai. Angkatlah bagian

tubuh dari pundak dan lakukan kontraksi pada

otot pantat.

7. Berbaringlah di lantai, ke dua lengan

dibentangkan, lalu angkatlah kedua lengan anda

hingga bersentuhan satu sama yang lain,

perlahanlahan turunkan kembali ke lantai.

8. Berbaringlah terlentang, lipatkan salah satu

kaki anda dan angkatlah lutut setinggi

mungkin,hingga telapak kaki menyentuh

13

pangkal paha.

9. Berbaringlah terlentang, angkat kepala anda

dan usahakan agar dagu menyentuh dada.

Tubuh dan kaki tetap pada tempatnya.

10. Berbaringlah terlentang, kedua tangan disisi

tubuh. Angkatlah salah satu kaki anda dengan

tetap lurus hingga mencapai 90 derajat. Ulangi

dengan kaki yang lain. Bila anda merasa lebih

kuat,cobalah dengan bersamaan.

11. Berbaringlah terlentang kedua tungkai ditekuk,

letakkan kedua lengan di samping badan, tarik

lutut kiri kedada pelanpelan,luruskan tungkai

dan kaki kiri, tekuk kaki kiri ke belakang kea

rah punggung, turunkan perlahan kembali pada

posisi awal, ulangi 4 kali,ganti dengan tungkai

kanan, ulangi kembali 4 kali.

12. Berlututlah, kedua lutut terpisah, letakkan dada

dilantai sedekat mungkin kepada kedua lutut.

Jagalah agar tubuh tetap diam dan kaki sedikit

14

terpisah.

13. Pada posisi duduk, kepala menunduk dan

relaks, putar kepala kekiri 4 kali kemudian

kepala ke kanan 4 kali.

14. Pada posisi duduk, kedua tangan saling

memegang pergelangan tangan, angkat setinggi

bahu, geserkan tangan kesiku sekuat-kuatnya,

kemudian geser ke posisi awal pelan-pelan,

ulangi 8kali.

CATATAN Nama Assesor :

Tanda Tangan :

Tanggal :

Nama Peserta :

Tanda tangan :

Tanggal :

15

:

:

16

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Umum para ibu pasca melahirkan takut melakukan banyak gerakan.Sang ibu biasa

khawatir gerakan-gerakan yang dilakukan akan menimbulkan dampak yang tidak diinginkan.

Padahal apabila ibu bersalin melakukan ambulasi dini itu bisa memperlancar terjadi

prosesinvolusiuteri. Salah satu aktivitas yang dianjurkan untuk dilakukan para ibu setelah

persalinan adalah senam nifas. Senam ini dilakukan sejak hari pertama setelah melahirkan

hingga hari kesepuluh. dalam pelaksanan harus dilakukan secara bertahap sistematis dan

kontinyu.

Dengan dilakukannya senam nifas, ibu post partum akan cepat memperoleh

keseimbangan tubuh. Penyembuhan persalinan akan lebih cepat Memperlancar air susu.

Dengan demikian bagi ibu-ibu setelah melahirkan diharapkan mengikuti senam nifas agar

memperolah kesehatan dan tampil lebih bugar. Demikian pembahasan kami tentang senam

nifas, semoga bermanfaat bagi kita semua.

B. Saran

Mahasiswa keperawatan diharapkan mengetahui dan memahami bagaimana itu senam

nifas pada ibu yang baru melahirkan. Dengan memahaminya tentu akan lebih mudah dalam

menerapkannya dalam kehidupan secara nyata

17

Daftar Pustaka

Bintariadi, Bibin. 2007. Nifas Tinjauan Medis. www.nakita.com

Bobak, dkk. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC

Cunningham, 1995. Obstetri Williams Edisi 18. Jakarta : EGC

Diffori, Judi. 2005. Post Pregnency Fitness. Jakarta

Eisenberg. 1996. Kehamilan Apa Yang Di Hadapi Bulan Ke Bulan. Jakarta : EGC

Farrer, Herlen. 1999. Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC

FK Unsri, The Unofficial Site. 2007. Perdarahan Post Partum. www.unsri.com

Ganong. 1998. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11. Jakarta : EGC

Hamillton, Persis Mary. 1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC

Hamnah, Salamah Ummu. 2003. Senam Nifas. www.asysyariah.com

Ibrahim, Crishtina S, 1996. Perawatan Kebidanan Jilid III. Jakarta : Bharatara

Manuaba, Prof.dr. Ida Bagus, SpOG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC

Mochtar, Rustam. Prof.Dr.Mph. 1998. Sinopsis Obstetri Operatif dan Sosial. Jakarta : EGC

Nursalam Dan Siti Pariani. 2001. Metodologi Penelitian Riset Keperawatan. Jakarta : Sagung

Seto

18

Notoadmojo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta Rieneka Cipta

Prawiroharjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Pusdiknakes RI. 2003. Asuhan Kebidanan Post Partum. Jakarta : PUSDIKNAKES

Reeder, JS. 1997. Maternity Nursing Eighteen Edition Philadelphia. New York

Sastrawinata, Sulaiman. 1999. Obstetri Fisiologi. Bandung : FK UNPAD

Seller, Daunline MC Call. Midwifery Volume 1. New York

Sugiono Dr, 2002. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : IKAPI

19