Upload
ngokhue
View
222
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
Fakultas Ekonomi Universitas Panca Marga Probolinggo 23
ANALISIS EFISIENSI PENGENDALIAN BIAYA DAN TINGKAT
PERPUTARAN MODAL KERJA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP
RENTABILITAS EKONOMI PADA PUSAT KOPERASI PEGAWAI
REPUBLIK INDONESIA (PKPRI) KABUPATEN/KOTA PROBOLINGGO
Oleh: Elok Dwi Vidiyastutik
Fakultas Ekonomi Universitas Panca Marga Probolinggo
Abstract: Economic sector in Indonesia has three main forces that contribute to stable economic conditions
that is, the state enterprise sector, private sector, cooperative sector and the last one. All three economic actors
are expected to work together to achieve prosperity and welfare of the community. Increasing efficiency,
working capital management very important role in running the cooperative efforts to obtain the income
generated by its operations.
This study aims to analyze the effect of cost control and efficiency of working capital turnover rate of economic
profitability in the Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI) District / City of Probolinggo. Data
analysis techniques used in the form of multiple regression analysis.
The results prove that the efficiency of cost control and working capital turnover rate significantly influence the
economic profitability either simultaneously or partially. Based on a coefficient of determination (Adjusted R2)
shows the results of 0.768, which means that the efficiency of cost control and provide working capital turnover
rate of 76.80% and influence the rest 23.20% influenced by other factors is not examined. From the explanation
it could be concluded that although the rate of capital turnover if it works well but does not offset the cost of
good pegendalian the economic profitability will not increase or not will be high.
Keywords: Efficiency of cost control, working capital turnover rate, economic profitability
PENDAHULUAN
Pada dasarnya peningkatan rentabilitas dari
waktu ke waktu menunjukkan kemajuan yang dicapai
KPRI, namun demikian apabila terjadi kenaikan biaya
yang relatif besar dan tingkat perputaran modal kerja
yang relatif lambat berarti belum efektifnya KPRI
dalam pengelolaan usaha.
Perbandingan antara laba/SHU yang diperoleh
terhadap modal yang berputar menghasilkan
prosentase tingkat rentabilitas. Standar tingkat
rentabilitas yang telah ditetapkan oleh Dep. Kop.
PK&M 2002 bahwa rentabilitas dapat dikatakan
efisien jika sebesar 10% – 14%, selain menggunakan
standar tersebut, untuk menilai efisiensi yang telah
dicapai lazimnya juga diperbandingkan dengan
tingkat bunga pinjaman atau utang yang berlaku.
Suatu badan usaha seperti koperasi dapat dikatakan
efisien apabila rate of returnnya lebih tinggi dari pada
tingkat suku bunga pinjaman atau utang, dengan
demikian faktor tingkat bunga pinjaman yang yang
berlaku dapat digunakan sebagai alat ukur efisiensi
yang dicapai oleh KPRI di Kabupaten/Kota
Probolinggo.
Observasi pendahuluan yang telah dilakukan di
PKP-RI dan Dinas Koperasi yang terdapat di
Kabupaten/Kota Probolinggo, peneliti menemukan
permasalahan sebagian dari sampel yang diambil tidak
semua memiliki tingkat rentabilitas yang baik,
sebagian dari KPRI yang ada memiliki tingkat
rentabilitas di bawah standar yang telah ditetapkan
oleh Departemen Koperasi dan dapat disimpulkan
bahwa terdapat masalah pada KPRI yang ada di
Kabupaten/Kota Probolinggo yang harus diteliti lebih
lanjut.
Tingkat rentabilitas ekonomi yang rendah tentu
sulit bagi koperasi untuk dapat mengembalikan modal
pinjaman tersebut, hal ini menunjukkan bahwa ada
beberapa KPRI di Kota/Kabupaten Probolinggo pada
tahun 2010 masih mengalami masalah inefisiensi.
Inefisiensi yang terjadi pada KPRI di Kabupaten/Kota
Probolinggo menunjukkan pengelolaan pengendalian
ECOBUS VOL1_NO.2 SEPTEMBER 2013 24
biaya dan modal kerja yang dimiliki masih belum
baik.
Fenomena ini menunjukkan betapa
diperlukannya pengelolaan secara efektif dan efisien
pada pengendalian biaya dan modal kerja yang ada,
pada akhirnya dengan adanya pengelolaan efisiensi
biaya dan modal kerja tersebut, diharapkan SHU dan
tingkat rentabilitas ekonomi KPRI yang tercapai di
Kabupaten/Kota Probolinggo juga dapat meningkat.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut,
maka penelitian ini dirumuskan permasalahan berikut:
“Apakah ada pengaruh antara efisiensi pengendalian
biaya dan tingkat perputaran modal kerja terhadap
rentabilitas ekonomi pada Pusat Koperasi Pegawai
Republik Indonesia (KPRI) Kabupaten/Kota
Probolinggo?
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian
ini adalah “Untuk menganalisis pengaruh efisiensi
pengendalian biaya dan tingkat perputaran modal
kerja terhadap rentabilitas ekonomi pada Pusat
Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)
Kabupaten/Kota Probolinggo”
.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan satu variabel dependen dan dua variabel independen. Variabel dependen
diwakili oleh Rentabilitas Ekonomi (Y), dan Variabel independen masing-masing diwakili efisiensi
pengendalian biaya (X1), dan dan tingkat perputaran modal (X2).
a. Rentabilitas Ekonomi (Y)
Rentabilitas ekonomi (Y) merupakan variabel yang dipengaruhi variabel bebas. Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah Rentabilitas (Return On Investment/ROI) pada KPRI Kabupaten/Kota
Probolinggo, dengan indikator :
1) Jumlah Laba Usaha/SHU
2) Jumlah Total Modal Usaha
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing
yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase.
Rentabilitas Ekonomi = Laba/SHU Sebelum Bunga dan Pajak
X 100% Modal Usaha
Sumber : Riyanto, 2001: 36
Standar rentabilitas ekonomi minimal menurut ketentuan dari Dep. Kop adalah sebesar 10% – 14%
untuk kriteria efisien (Dep. Kop. PK&M, 2002:23).
b. Efisiensi Pengendalian Biaya (X1), dengan indikator :
1) Jumlah biaya usaha
2) Jumlah pendapatan operasional bruto
Tolok ukur efisiensi dari pengendalian biaya adalah dengan membandingkan total biaya usaha dengan
biaya standar.
Biaya Usaha = Biaya Karyawan + Biaya Organisasi + Overhead Cost Paint
% Biaya usaha = Total Biaya Usaha
X100% Pendapatan Operasional Bruto
Efisiensi Pengendalian Biaya= % Total biaya usaha yang dicapai – % Biaya usaha standar
% Efisiensi biaya usaha standar normal untuk badan usaha koperasi ditetapkan sebesar 65% (Dep. Kop
PK&M, 2002 : 22)
c. Tingkat Perputaran Modal (X2), dengan indikator:
1) Jumlah penjualan
Fakultas Ekonomi Universitas Panca Marga Probolinggo 25
2) Jumlah modal kerja awal
3) Jumlah modal kerja akhir
Lamanya perputaran modal kerja dapat dihitung dengan membagi 360 hari dengan jumlah perputaran
modal kerja dalam satu tahun. Menurut Munawir perputaran modal kerja adalah dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Tingkat Perputaran Modal Kerja = Penjualan
X 1 Modal Kerja Rata-rata
Modal Kerja Rata-rata = Modal Kerja Awal + Modal Kerja Akhir
2
Modal kerja (Konsep Kualitatif) = Total Aktiva lancar – Total Hitung Lancar
Standar peputaran modal kerja (Working
Capital Turn Over) untuk badan usaha koperasi
ditetapkan minimal sebesar 4 kali untuk kriteria
efisien (Dep. Kop PK&M, 2002 : 22).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua
KPRI di Kabupaten/Kota Probolinggo sebanyak 42
buah koperasi yang tersebar di wilayah
Kabupaten/Kota probolinggo pada tahun 2010.
Sampel dipilih atas dasar kesesuaian karakteristik
dengan kriteria yaitu KPRI di tahun 2010 yang masih
aktif dan terdaftar pada PKPRI Kabupaten/Kota
Probolinggo sebanyak 30 koperasi. Sedangkan 12
koperasi lainnya masih terdaftar tetapi tidak aktif
maka tidak diambil sebagai sampel.
Metode analisis yang digunakan yaitu analisisis
deskriptif adalah analisis data yang diperlukan untuk
menggambarkan atau menerangkan hasil penelitian
yang diuraikan dalam bentuk kalimat. Analisis
deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan
menerangkan apakah efisiensi pengendalian biaya,
perputaran modal kerja dan rentabilitas ekonomi
PKPRI Kabupaten/Kota Probolinggo sudah sesuai
atau belum dengan standar yang ditetapkan
pemerintah. Standar rasio yang digunakan dalam
penelitian ini berdasarkan keputusan Dep. Kop.
PK&M tahun 2002 adalah :
Tabel 1. Standar Penilaian Rasio Koperasi
No Rasio Standar Kriteria
1 Efisiensi Pengendalian
Biaya
> 65% Efisien
< 65% Tidak Efisien
2 Perputaran Modal Kerja > 4 Kali Efisien
< 4 Kali Tidak Efisien
3 Rentabilitas Ekonomi > 14% Sangat Efisien
10% – 14% Effisien
< 10% Tidak Effisien
Sumber : Dep. Kop. PK&M tahun 2002
Model analisis statistik yang digunakan adalah
model analisis Regresi Linier Berganda (Multiple
Variable Regression) dengan menggunakan Software
SPSS v.12, formulasi yang digunakan yaitu :
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e.
Uji Hipotesis
Prosedur pengujian Hipotesis Statistik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Uji hipotesis pertama adalah uji F, untuk
mengetahui apakah variabel independen secara
bersama-sama mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen. Kriteria
pengujian terdapat pada tabel ANOVA dengan
syarat secara simultan atau bersamaan.
1) H0 : β1 = β2 = 0 (tidak ada pengaruh antara X1
dan X2, terhadap Y).
Hi : β1 = β2 ≠ 0 (ada pengaruh antara
X1 dan X2 terhadap Y).
2) Dalam penelitian ini digunakan tingkat
signifikan 0,05 dengan derajat bebas (n – k), di
mana n = jumlah pengamatan variabel dan k =
jumlah variabel.
3) Kriteria pengujian sebagai berikut :
a) Jika F hitung ≤ F tabel maka H0 diterima dan Hi
ditolak, artinya tidak ada pengaruh yang
signifikan dari variabel independen terhadap
variabel dependen.
b) Jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan Hi
diterima, maka artinya ada pengaruh
signifikan dari variabel independen terhadap
variabel dependen.
4) Dalam pengerjaannya untuk uji F dilakukan
dengan menggunakan bantuan program SPSS
v.12.
b. Uji hipotesis kedua adalah adalah uji t, untuk
mengetahui signifikan tidaknya pengaruh masing-
masing variabel independen secara parsial terhadap
ECOBUS VOL1_NO.2 SEPTEMBER 2013 26
variabel dependen. Kriteria pengujian terdapat
pada tabel Coefficients.
1) H0 : βi = 0 (tidak ada pengaruh antara X1 dan X2
terhadap Y).
Hi : βi ≠ 0 (ada pengaruh antara X1 dan X2
terhadap Y).
2) Penelitian ini menggunakan tingkat signifikan
0,05 dengan derajat bebas (n – k), di mana n =
Jumlah pengamatan variabel dan k = jumlah
variabel.
3) Dasar Kritis H0 melalui kurva distribusi t
student dua sisi, sebagai berikut:
a) H0 diterima jika – t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
b) H0 ditolak jika – t tabel > t hitung > t tabel
4) Dalam pengerjaannya untuk uji t dilakukan
dengan menggunakan bantuan program SPSS
v.12.
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R²) diinterpretasikan
sebagai besaran proporsi (persentase) dari keragaman
Y yang diterangkan oleh model regresi atau untuk
mengukur besar sumbangan dari variabel independen
X terhadap keragaman variabel dependen Y
(Suliyanto, 2006:89). Dalam output SPSS, koefisien
determinasi terletak pada tabel Model Summary dan
tertulis Adjusted R square, dalam pengerjaannya
untuk koefisien determinasi ini menggunakan bantuan
paket program SPSS v.12.
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui
apakah penaksir dalam regresi merupakan penaksir
kolinear tak bias terbaik, untuk memperoleh
persamaan yang paling tepat digunakan parameter
regresi yang dicari dengan metode kuadrat terkecil
atau Ordinary Least Square (OLS). Metode regresi
OLS akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak
bias jika telah memenuhi persyaratan Best Linear
Unbiased Estimation (BLUE), oleh karena itu
diperlukan adanya uji asumsi klasik terhadap model
yang telah diformulasikan, yang mencakup pengujian
normalitas, multikolinieritas, dan heteros-kedastisitas,
Algifari (2000:83).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Obyek Penelitian
Koperasi Pegawai Negeri Republik Indonesia
(KPRI) yang menjadi objek penelitian ini adalah
koperasi yang telah berbadan hukum dan tercatat di
Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI)
Kabupaten/Kota Probolinggo. Koperasi sejumlah 42
KPRI, dengan kriteria 30 KPRI beroperasi dan 12
KPRI sedang dalam masa tidak aktif atau tidak
beroperasi.
KPRI sebelumnya bernama Koperasi Pegawai
Negeri (KPN), Tetapi setelah berlakunya UU No 25
tahun 1992 tentang perkoperasian berubah menjadi
KPRI. KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo merupakan
koperasi yang didirikan untuk memelihara
kepentingan dan memenuhi kebutuhan para
anggotanya (pegawai negeri) dengan adanya KPRI
diharapkan dapat membantu meringankan pegawai
negeri dalam memenuhi kebutuhannya serta dapat
meningkatkan kebutuhannya. Selain itu kebutuhan
yang tidak kalah pentingnya adalah untuk membentuk
wadah untuk mendidik anggotanya tumbuh menjadi
insan koperasi yang berjiwa wirausaha.
KPRI juga dapat membantu para pegawai untuk
dapat menumbuhkan rasa rajin menabung, karena di
koperasi mau tidak mau para Pegawai Negeri
diwajibkan melakukan simpanan baik simpanan wajib
maupun simpanan sukarela, dan ini bermanfaat bagi
Pegawai Negeri itu sendiri di masa yang akan datang.
Deskripsi Hasil Penelitian
Efisiensi Pengendalian Biaya
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, rasio
efisiensi pengendalian biaya di KPRI Kota/
Kabupaten Probolinggo Tahun 2010 dapat dilihat
pada Tabel berikut ini:
Tabel 2. Rata-rata Efisiensi Pengendalian Biaya
N Min. Max. Mean
Std.
Deviation
X1 30 36,00 84,00 60,5667 11,05685
Valid N
(listwise) 30
Sumber : Data Laporan Keuangan KPRI Kabupaten/Kota
Probolinggo Diolah
Fakultas Ekonomi Universitas Panca Marga Probolinggo 27
Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa rata-rata
rasio efisiensi pengendalian biaya yang dicapai pada
KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo pada tahun 2010
adalah sebesar 60,57%. Realisasi rasio efisiensi
pengendalian biaya tertinggi atau yang paling efisien
adalah 36,00% yang dicapai oleh KPRI Subur Jaya,
sedangkan rasio efisiensi pengendalian biaya terendah
atau yang paling tidak efisien sebesar 84,00% yang
dimiliki oleh KPRI Sehat Sumberasih. Sebagian dari
seluruh sampel yang diambil oleh peneliti, tidak
semuanya memiliki tingkat efiensi pengendalian biaya
yang efektif.
Dari 30 buah sampel KPRI yang diambil di
Kabupaten/Kota Probolinggo pada tahun 2010 yang
digunakan oleh peneliti sebanyak 5 buah KPRI dari
total sampel memiliki kriteria tidak efisien karena
melebihi standar yang telah ditetapkan oleh Dinas
Koperasi sebesar 65%, sedangkan sisanya sebanyak
25 buah KPRI dari total sampel memiliki tingkat
efisiensi pengendalian biaya yang cukup baik.
Perputaran Modal Kerja
Perputaran modal kerja merupakan hubungan
banyaknya penjualan dalam suatu periode dengan
modal kerja yang ada. Semakin pendek periode
perputaran, berarti semakin cepat modal kerja yang
berputar.
Dari hasil penelitian yang dilakukan di dapat
data perputaran modal kerja pada KPRI
Kabupaten/Kota Probolinggo, sebagaimana Tabel
berikut ini:
Tabel 3. Rata-rata Tingkat Perputaran Modal
Kerja
N Min. Max. Mean
Std.
Deviation
X2 30 2,81 4,85 4,0303 ,56405
Valid N
(listwise) 30
Sumber : Data Laporan Keuangan KPRI Kabupaten/Kota
Probolinggo Diolah
Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa rata-rata
perputaran modal kerja pada KPRI Kabupaten/Kota
Probolinggo tahun 2010 pada kriteria efisien. Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata perputaran modal kerja
pada KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo berada di
atas standar yang telah ditetapkan oleh Dep.Kop.
PK&M tahun 2002 yaitu minimal sebesar 4 kali.
Rata-rata perputaran modal kerja pada KPRI
Kabupaten/Kota Probolinggo tahun 2010 adalah 4,03
kali, hal ini menunjukkan bahwa dalam satu tahun
modal kerja pada KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo
berputar 4,03 kali.
Perputaran modal kerja tertinggi terdapat pada
KPRI Gala Windu yaitu sebesar 4,85 kali. Sedangkan
perputaran modal kerja terendah terjadi pada KPRI
Bayuangga yaitu sebesar 2,81 kali yang berarti bahwa
dalam satu tahun modal kerja pada KPRI tersebut
hanya berputar 2,81 kali. Hal ini mengindikasikan
adanya variasi tingkat perputaran modal kerja yang
cukup besar di KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo
tahun 2010.
Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi sering digunakan untuk
mengukur efisiensi penggunaan modal suatu koperasi,
maka modal yang dipakai dalam rentabilitas ekonomi
hanyalah modal yang bekerja di dalam perusahaan.
Dari penelitian yang telah dilakukan, didapatkan
data rentabilitas ekonomi pada KPRI Kabupaten/Kota
Probolinggo tahun 2010 sebagaimana Tabel berikut
ini:
Tabel 4. Rata-rata Tingkat Rentabilitas Ekonomi
N Min. Max. Mean
Std.
Deviation
Y 30 3,51 28,91 16,2267 5,96151
Valid N
(listwise) 30
Sumber : Data Laporan Keuangan KPRI Kabupaten/Kota
Probolinggo Diolah
Dari Tabel 4 dapat diketahui bahwa dari
sejumlah sampel yang diambil rata-rata rentabilitas
ekonomi pada KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo
tahun 2010 adalah pada kriteria efisien. Hal ini
menunjukkan bahwa rentabilitas ekonomi pada KPRI
Kabupaten/Kota Probolinggo berada di atas standar
yang telah ditetapkan oleh Dep.Kop. PK&M tahun
2002 yaitu rentabilitas ekonomi lebih dari 14%
dengan kriteria Sangat Efisien, antara 10% – 14%
dengan kriteria Efisien dan kurang dari 10% dengan
kriteria Tidak Efisien.
Rata-rata rentabilitas ekonomi pada KPRI
Kabupaten/Kota Probolinggo tahun 2010 adalah
16,23% dengan kriteria sangat efisien, hal ini
menunjukkan bahwa tiap Rp 100,00 modal usaha
yang dikelola KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo
mampu menghasilkan SHU sebesar 16,23% atau Rp
16,23 tiap tahun. Rentabilitas ekonomi tertinggi pada
KPRI Rutan yaitu sebesar 28,91%, hal ini
ECOBUS VOL1_NO.2 SEPTEMBER 2013 28
menunjukkan bahwa tiap Rp 100,00 modal usaha
yang dikelola KPRI Rutan tersebut mampu
menghasilkan SHU sebesar Rp 28,91 tiap tahun,
sedangkan rentabilitas ekonomi terendah pada KPRI
Sehat Sumberasih yaitu sebesar 3,51% yang berarti
setiap Rp 100,00 modal usaha yang dikelola oleh
KPRI Bina Sehat Sumberasih tersebut mampu
menghasilkan SHU sebesar Rp 3,51 tiap tahun.
Dilihat dari besarnya rata-rata tingkat
Rentabilitas Ekonomi yang dimiliki oleh KPRI
Kabupaten/Kota Probolinggo tahun 2010, berarti
masih terdapat KPRI yang memiliki tingkat
Rentabilitas Ekonomi dibawah standar yang
ditetapkan oleh Dinas Koperasi, selain itu KPRI
Kabupaten/Kota Probolinggo juga memiliki tingkat
variasi rentabilitas ekonomi yang bermacam-macam.
Analisis Data
Analisis Regresi Berganda
Regresi berganda berguna untuk meramalkan
pengaruh dua variabel independen atau lebih terhadap
satu variabel dependen atau untuk membuktikan ada
atau tidaknya hubungan fungsional antara dua variabel
independen (X) atau lebih dengan sebuah variabel
dependen (Y) (Umar, 2003:241). Hasil dari analisis
regresi berganda dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini:
Tabel 5. Hasil Analisis Regresi Berganda
Variabel Koefisien Regresi
Fhitung Sig. R R2 Adjusted
R2
Konstanta 21,598
49,021 0,000 0,885 0,784 0,768
Efisiensi
Pengendalian
Biaya (X1)
–0,333
Perputaran
Modal Kerja
(X2)
3,677
Sumber : Data diolah dengan SPSS v.12
Tabel 5 tersebut hasil analisis regresi berganda
yang diperoleh melalui program SPSS versi 12
didapatkan suatu persamaan regresi yaitu
Y = 21,598 – 0,333X1 + 3,677X2.
Bentuk persamaan regresi di atas memiliki makna
sebagai berikut:
1) Konstanta a = 21,598
Nilai konstanta ini memberi pengertian bahwa
jika variabel independen (efisiensi pengendalian biaya
dan perputaran modal kerja) bernilai nol, maka
rentabilitas ekonomi bernilai sebesar 21,598.
2) Koefisien regresi X1 (Efisiensi Pengendalian
Biaya) = –0,333
Koefisien ini memberi pengertian bahwa jika
ada kenaikan satu satuan efisiensi pengendalian biaya
akan diikuti dengan penurunan rentabilitas ekonomi
sebesar –0,333 dan variabel independen lainnya
dianggap konstan.
3) Koefisien X2 (Perputaran Modal Kerja) = 3,677
Koefisien ini memberi pengertian bahwa
apabila ada kenaikan satu satuan tingkat perputaran
modal kerja akan diikuti dengan kenaikan rentabilitas
ekonomi sebesar 3,677 dan variabel independen
lainnya dianggap konstan.
Uji Hipotesis
a. Uji Simultan (Uji F)
Uji simultan dilakukan untuk mengetahui
apakah semua variabel independen yaitu efisiensi
pengendalian biaya dan tingkat perputaran modal
kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel dependen yaitu rentabilitas ekonomi.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan program SPSS
v.12 dari tabel ANOVA pada tabel 8 dapat dilihat
besarnya probabilitas yang diperoleh dari variabel
Efisiensi Pengendalian Biaya dan Tingkat Perputaran
Modal Kerja yaitu 0,000 yang berarti angka ini
dibawah angka 0,05 berarti 0,000 > 0,05 kesimpulan
yang diambil adalah yaitu bahwa efisiensi
pengendalian biaya dan tingkat perputaran modal
kerja secara simultan berpengaruh terhadap
Rentabilitas Ekonomi.
Selain itu jika nilai Fhitung dibandingkan dengan
Ftabel maka diperoleh Fhitung sebesar 49,021 sedangkan
Ftabel dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat
kebebasan 2 dan 27 diperoleh Ftabel sebesar 3,354. Jadi
Fhitung (49,021) > Ftabel (3,354) dengan demikian dapat
diambil kesimpulan bahwa efisiensi pengendalian
biaya dan tingkat perputaran modal kerja secara
simultan berpengaruh terhadap Rentabilitas Ekonomi.
b. Uji Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh
masing-masing variabel independen terhadap variabel
dependen yaitu antara efisiensi pengendalian biaya
terhadap variabel rentabilitas ekonomi dan tingkat
perputaran modal kerja terhadap variabel rentabilitas
ekonomi, dalam penelitian ini dilakukan pengujian
terhadap koefisien regresi. Berdasarkan perhitungan
SPSS v.12 diperoleh hasil uji t sebagai berikut:
Fakultas Ekonomi Universitas Panca Marga Probolinggo 29
Tabel 6. Hasil Uji t (Uji Parsial)
Variabel t hitung t tabel Sig. r r2
Efisiensi
Pengendalian
Biaya (X1)
–5,240 –2,048 0,000 –0,845 0,714
Perputaran
Modal Kerja
(X2)
2,948 2,048 0,007 0,751 0,564
Sumber : Data diolah dengan SPSS v.12
Dari Tabel 6. diketahui bahwa nilai signifikasi
untuk koefisien regresi X1 (Efisiensi Pengendalian
Biaya) adalah 0,000. Signifikan atau tidaknya
koefisien regresi dapat dilihat dari besarnya nilai
probabilitas, jika probabilitas < 0,05 maka Hi diterima.
Dapat dilihat bahwa 0,000 < 0,05 maka Hi diterima.
Jika nilai thitung dibandingkan dengan ttabel dapat dilihat
hasil perbandingan nilai t hitung untuk X1 (Efisiensi
Pengendalian Biaya) antara t hitung dan t tabel dapat
disimpulkan bahwa thitung (–5,240) < ttabel (–2,048)
sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial
terdapat pengaruh yang signifikan antara efisiensi
pengendalian biaya terhadap rentabilitas ekonomi.
Dari tabel 6, diketahui bahwa nilai signifikasi
untuk koefisien regresi X2 (Tingkat Perputaran Modal
Kerja) adalah 0,007. Signifikan atau tidaknya
koefisien regresi dapat dilihat dari besarnya nilai
probabilitas, jika probabilitas < 0,05 maka Hi diterima.
Dapat dilihat bahwa 0,007 < 0,05 maka Hi diterima.
Jika nilai t hitung dibandingkan dengan t tabel dapat
dilihat hasil perbandingan nilai t hitung untuk X2
(Tingkat Perputaran Modal Kerja antara t hitung dan t
tabel ternyata dapat disimpulkan bahwa t hitung (2,948) >
t tabel (2,048) sehingga dapat disimpulkan bahwa secara
parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari tingkat
perputaran modal kerja terhadap rentabilitas ekonomi.
c. Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui besarnya persentase variasi
dalam variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh
variasi dalam variabel independen, maka dicari nilai
Adjusted R2. Berdasarkan tabel 8 hasil perhitungan
diperoleh nilai Adjusted R2 sebesar 0,768 Koefisien
ini menunjukkan bahwa 76,80% perubahan yang
terjadi pada rentabilitas ekonomi dapat dipengaruhi
oleh variabel efisiensi pengendalian biaya dan tingkat
perputaran modal kerja, sedangkan sisanya sebesar
23,20% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
diteliti.
Selain dicari nilai R2 sebagaimana di atas, perlu
juga diketahui koefisien parsialnya untuk mengetahui
sumbangan masing-masing variabel independen
terhadap variabel dependen. Pada tabel 6 dengan
mengkuadratkan koefisien korelasi parsial maka
koefisien determinasi parsial variabel efisiensi
pengendalian biaya sebesar 0,714 dan tingkat
perputaran modal kerja sebesar 0,564 dapat diketahui.
Hal ini mengandung arti bahwa sumbangan masing-
masing variabel terhadap rentabilitas ekoomi untuk
efisiensi pengendalian biaya sebesar 71,40%
sedangkan tingkat perputaran modal kerja sebesar
56,40%.
Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui
normal tidaknya sebaran data, teknik yang
digunakan adalah Kolmogorov-Smirnov
Goodness of Fit Test, sebagai berikut:
Tabel 7. Data Uji Normalitas
Sumber : Data diolah dengan SPSS v.12
Dari tabel tersebut terlihat bahwa nilai p-value
yaitu Asymp.Sig (2-tailed) bernilai 0,959 > 0,05
sehingga disimpulkan bahwa residual telah memenuhi
asumsi distribusi normal.
Tampak juga secara visual dalam gambar
dibawah ini dengan titik-titik residual mengikuti pola
garis lurus, sebagai berikut:
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
30
,0000
2,77020
,093
,093
-,088
,507
,959
N
Mean
Std. Dev iat ion
Normal Parameters a,b
Absolute
Positive
Negativ e
Most Extreme
Dif f erences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asy mp. Sig. (2-tailed)
Abs_Res
Test distribution is Normal.a.
Calculated f rom data.b.
ECOBUS VOL1_NO.2 SEPTEMBER 2013 30
Gambar 1. Grafik Uji Normalitas
b.. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi dilakukan untuk menguji
apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t–1 (sebelumnya) (Ghozali,
2001:61). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
problem autokorelasi pada model regresi dengan
menggunakan uji Durbin– Watson (D–W test).
Apabila nilai D–W berada di antara –2 sampai dengan
+2, berarti tidak ada autokorelasi.
Hasil analisis yang didapatkan melalui
perhitungan SPSS v.12 menunjukkan bahwa nilai
Durbin–Watson sebesar 1,942 dapat dilihat pada tabel
8, nilai tersebut mendekati angka 2 sebagai sebagai
berikut:
Tabel 8. Data Uji Autokorelasi
Model Summary Model R R Square Adjusted
R Square Std. Error
The Estimate Durbin- Warson
1 0,885a 0,784 0,768 2,87097 1,942 a. Predictors: (Constan). X2.x1
b. Dependent Variable: Y
Sumber : Data diolah dengan SPSS v.12
Hasil uji Durbin–Watson dengan menggunakan
SPSS v.12 adalah 1,942 yang berada diantara –2
sampai dengan +2 dengan demikian maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada masalah autokorelasi
pada model regresi.
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk
mengetahui apakah antara variabel independent yang
terdapat dalam model memiliki hubungan yang
sempurna, jika nilai VIF tidak lebih dari 5, maka
model tidak terdapat multikolinearitas. Hasil uji
multikolinearitas sebagaimana tabel berikut:
Tabel 9. Data Uji Multikolinearitas
Variabel Independen Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Efisiensi Pengendalian Biaya (X1) 0,574 1,741
Perputaran Modal Kerja (X2) 0,574 1,741
Sumber : Data diolah dengan SPSS v.12
Dari hasil uji multikolineritas pada tabel 9,
dapat diketahui bahwa tidak ada variabel bebas yang
memiliki nilai VIF > 5, artinya asumsi bebas
multikolinearitas tidak dilanggar.
d. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah kondisi di sebaran
varian faktor atau mana (disturbance) tidak konstan
sepanjang observasi. Jika harga Z pengganggu makin
besar maka sebaran Y makin lebar sempit.
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidak
ada heteroskedasitas dengan menggunakan uji Rank
Spearman yaitu membandingkan antara residual
dengan seluruh variabel independen (Ghozali, 2001:
69).
Hasil uji heteroskedastisitas menggunakan
SPSS v12 sebagaimana tabel 10, berikut:
Tabel 10. Data Uji Heteroskedastisitas
Abs_Res X1 X2
Spearman's
rho
Abs_Res Correlation
Coefficient 1,000 –0,162 –0,016
Sig. (2-tailed) , 0,392 0,933
N 30 30 30
Sumber : Data diolah dengan SPSS v.12
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk
mengetahui apabila terjadi penyimpangan model
karena variance gangguan berbeda antara satu
observasi ke observasi lain. Dari hasil uji
heteroskedastisitas Tabel 10 diperoleh nilai
signifkansi variabel efisiensi pengendalian biaya =
0,392 > 0,05 dan nilai signifkansi variabel perputaran
modal kerja = 0,933 > 0,05. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa nilai masing-masing variabel
signifikan atau lebih besar dibandingkan dengan
derajat signifikansi = 5% ( = 0,05), dengan
demikian model tidak terjadi heteroskedastisitas.
PEMBAHASAN
a. Efisiensi Pengendalian Biaya KPRI
Kabupaten/Kota Probolinggo Tahun 2010
Koperasi untuk dapat bertahan dan
berkembang dengan baik perlu memperhatikan
efisiensi biaya dengan cara dapat mengontrol dan
mengelola usaha-usaha yang ada dengan sehemat
mungkin dan tepat sasaran serta dapat menghindari
pemborosan yang mungkin terjadi.
Dari data persentase tersebut dapat
disimpulkan bahwa pengendalian biaya KPRI
Kabupaten/Kota Probolinggo tahun 2010 sebagian
Fakultas Ekonomi Universitas Panca Marga Probolinggo 31
besar dapat dikatakan efisien. Dibuktikan dengan rata-
rata rasio efisiensi pengendalian biaya yang dicapai
pada KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo tahun 2010
adalah sebesar 60,57% yang jika dibandingkan
dengan standar yang dikeluarkan oleh Dinas Koperasi
adalah sebesar 65%. Ini berarti hampir semua pihak
dalam koperasi sudah melakukan dan melaksanakan
pengendalian biaya dengan baik dan rapi, teratur
sesuai dengan rencana. Dengan pengendalian biaya
yang efisien KPRI dapat meningkatkan keuntungan
dari usaha yang dilakukannya.
Namun dilain pihak, masih terdapat beberapa
KPRI yang masuk dalam kriteria pengendalian biaya
tidak efisien. Hal ini menunjukkan bahwa KPRI
tersebut belum mampu mengelola biaya yang
digunakan dengan efisien, selain itu juga standar yang
telah ditetapkan oleh Dinas Koperasi dirasa sudah
kurang relevan lagi dengan keadaan ekonomi
sekarang ini yang mengalami krisis ekonomi yang
berkepanjangan serta turunnya nilai mata uang atau
adanya inflasi dan faktor-faktor lain yang tidak diteliti
yang menyebabkan naiknya biaya yang dimiliki oleh
KPRI.
Tidak efisiennya beberapa KPRI terjadi karena
adanya pembengkakan biaya pada pos-pos tertentu.
Beberapa hal yang perlu dikaji alasan mengapa KPRI
tersebut memiliki pengendalian biaya yang kurang
efisien salah satunya dikarenakan adanya
pembengkakan biaya pada tingginya biaya
administrasi & umum.
Secara garis besar hasil penelitian
menunjukkan bahwa efisiensi pengendalian biaya
berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi tetapi
secara negatif. Maknanya secara parsial bahwa jika
ada kenaikan satu satuan efisiensi pengendalian biaya
akan diikuti dengan penurunan rentabilitas ekonomi
sebesar –0,333.
Hal ini ditunjukkan dengan sudah banyaknya
KPRI di Kota/Kabupate Probolinggo tahun 2010
memiliki pengendalian biaya yang efisien.
Penyempurnaan dalam suatu kegiatan terus dilakukan
untuk dapat menekan biaya-biaya yang dianggap tidak
perlu dan kemudian membandingkan antara hasil yang
dicapai dalam kegiatan tersebut dengan standar yang
telah ditetapkan atau rencana yang sudah dibuat.
Beberapa langkah yang harus dilakukan oleh koperasi
adalah harus dapat mempertahankan hal tersebut
sebaik mungkin, selain itu penekananpenekanan biaya
yang dianggap kurang perlu harus dilakukan dan tetap
memeriksa dan mengontrol masuk atau keluarnya
dana sehingga, dengan efisiennya biaya pada koperasi
tersebut dapat membantu menaikkan tingkat
rentabilitas ekonomi meskipun kecil pengaruhnya.
Untuk para anggota meskipun hanya secara
pasif, diharapkan untuk dapat terus mengawasi dan
mengingatkan untuk dapat melakukan efisiensi biaya
agar koperasi tersebut dapat terus hidup dan berdiri
dan memiliki tingkat rentabilitas ekonomi yang baik.
b. Perputaran Modal Kerja pada KPRI
Kabupaten/Kota Probolinggo Tahun 2010
Secara umum hasil penelitian menunjukkan
bahwa perputaran modal kerja pada KPRI
Kabupaten/Kota Probolinggo tahun 2010 dalam
kriteria efisien karena memiliki tingkat perputaran
yang cukup sesuai standar Dinas Koperasi.
Rata-rata tingkat perputaran modal kerja di
KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo sebesar 4,03 kali,
ini menunjukkan bahwa dalam satu tahun modal kerja
pada KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo berputar
4,03 kali. Dengan demikian selama satu tahun modal
kerja yang berputar dapat kembali selama 89 hari.
Perputaran modal kerja ini dapat dikatakan
efektif dikarenakan modal yang digunakan oleh KPRI
sebagian besar dari modal sendiri juga berasal dari
modal pinjaman (pihak ketiga) Kebijaksanaan ini
diambil karena keterbatasan modal yang dimiliki oleh
koperasi. Selain itu beberapa faktor lain yang
mungkin mempengaruhi tingkat perputaran modal
kerja yaitu, lamanya waktu pengembalian pinjaman
atau piutang dari anggota koperasi, dan rendahnya
perputaran persediaan yang berarti dibagian penjualan
atau toko karena kurangnya minat untuk membeli
barang dari anggota.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa tingkat
perputaran modal kerja berpengaruh secara signifikan
terhadap rentabilitas ekonomi. Rasio perputaran
modal kerja dicari melalui perbandingan antara
penjualan dengan modal kerja rata-rata. Semakin
cepat perputaran modal kerja maka akan semakin
efisiensi modal kerja yang ada sehingga dapat
diarahkan untuk mencapai tingkat rentabilitas
ekonomi yang maksimal pula.
Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh
koperasi untuk dapat
mencapai hal ini adalah mengoptimalkan semua
aspek yang mempengaruhi perputaran modal kerja
tersebut seperti meningkatkan penjualan, untuk bagian
simpan-pinjam mempermudah syarat, untuk para
anggota agar dapat berpartisipasi secara aktif.
ECOBUS VOL1_NO.2 SEPTEMBER 2013 32
Sedangkan dari segi manajemen administrasi dapat
dilakukan dengan merapikan semua administrasi yang
ada.
c. Rentabilitas Ekonomi pada KPRI
Kabupaten/Kota Probolinggo tahun 2010
Rentabilitas merupakan kemampuan
perusahaan menghasilkan keuntungan dibandingkan
dengan modal yang digunakan dan dinyatakan dalam
persen (Riyanto, 2001: 36). Kondisi rentabilitas
ekonomi pada KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo
tahun 2010 berada pada standar yang ditetapkan oleh
Dep.Kop. PK&M di atas 16%, rata-rata rentabilitas
ekonomi pada tahun ini adalah sebesar 16,23%
dengan kriteria sangat efisien hal ini menunjukkan
bahwa tiap Rp 100,00 modal usaha yang dikelola
KPRI mampu menghasilkan SHU sebesar 16,23%
atau Rp 16,23 tiap tahun yang berarti juga bahwa
KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo mampu dalam
mengelola harta yang dimiliki secara efisien.
Sehingga sudah selayaknya dalam usaha untuk
menaikkan tingkat rentabilitas ekonomi guna
mencapai efisiensi bagi KPRI Kabupaten/Kota
Probolinggo selayaknya menggunakan ukuran standar
yang telah ditetapkan oleh Departemen Koperasi dan
dengan mempertimbangkan juga tingkat suku bunga
hutang atau pinjaman yang berlaku untuk periode
berjalan.
d. Pengaruh Efisiensi Pengendalian Biaya Usaha
dan Tingkat Perputaran Modal Kerja
Terhadap Rentabilitas Ekonomi
Berdasarkan uji hipotesis secara simultan (Uji
F) menunjukkan bahwa efisiensi pengendalian biaya
dan tingkat perputaran modal kerja secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas ekonomi.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa efisiensi
pengendalian biaya dan tingkat perputaran modal
kerja dapat digunakan untuk memprediksi rentabilitas
ekonomi pada KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo
dalam upaya meningkatkan SHU atau profit dan
kelangsungan usaha KPRI di masa datang.
Dari hasil pehitungan dengan menggunakan
program SPSS v.12 diperoleh persamaan regresi Y =
21,598 – 0,333X1 + 3,677X2 maka diketahui bahwa
apabila efisiensi pengendalian biaya mengalami
kenaikan sebesar satu kali sedangkan variabel lain
dianggap konstan, tetapi akan diikuti penurunan
rentabilitas ekonomi sebesar –0,333. Sedangkan
apabila tingkat perputaran modal kerja mengalami
kenaikan sebesar satu kali dan variabel lain konstan
maka rentabilitas ekonomi akan meningkat sebesar
3,677 kali.
Berdasarkan hasil Koefisien Determinasi
(Adjuested R2) menunjukkan hasil 0,768 yang artinya
bahwa efisiensi pengendalian biaya dan tingkat
perputaran modal kerja memberikan pengaruh sebesar
76,80% dan selebihnya 23,20% dipengaruhi oleh
faktor lain yang tidak diteliti.
Dari hasil persamaan regresi dan Adjusted R2
diatas dapat digunakan oleh pengurus, pengawas
koperasi, anggota koperasi, atau pihak-pihak lain yang
mempunyai kepentingan untuk memprediksi atau
memperkirakan koperasi dalam mencapai rentabilitas
ekonomi. Oleh karena itu kedua variabel tersebut
hendaknya juga harus diperhitungkan dalam upaya
meningkatkan rentabilitas ekonomi pada KPRI
Kabupaten/Kota Probolinggo di samping faktor-faktor
lain yang mempengaruhi.
Secara parsial efisiensi pengendalian biaya
berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi karena
pengendalian biaya yang dilakukan oleh KPRI yang
ada sebagian besar sudah dapat dikategorikan efisien,
pendapat ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Rispandi (2004), meneliti tentang pengaruh
modal kerja terhadap rentabilitas pada para anggota
koperasi karyawan PT. PLN. Dengan hasil analisis
korelasi ini menyatakan bahwa modal kerja
berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas
ekonomi ternyata terbukti. Nilai koefisien determinasi
sebesar 86,67% mengandung pengertian bahwa
rentabilitas ekonomi pada koperasi karyawan
dipengaruhi oleh modal kerja.
Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan
bahwa meskipun tingkat perputaran modal kerjanya
baik namun jika tidak diimbangi adanya pegendalian
biaya yang baik maka rentabilitas ekonomi tidak akan
meningkat atau tidak akan tinggi.
Manajemen KPRI lebih memperhatikan
pengelolaan modal kerja dengan baik. Modal kerja
sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar
koperasi dapat berperasi dengan seekonomis mungkin
dan perusahaan tidak mengalami kesulitan ketika
timbul krisis atau kekacauan keuangan. Manajemen
juga memperhatikan bahwa tidak selamanya modal
kerja harus tersedia dalam jumlah yang berlebihan
karena menunjukkan dana yang tidak produktif.
Manajemen KPRI harus dapat secara efisien
untuk mengelola biaya usaha sehingga SHU dapat
dicapai secara optimal. Salah satu cara yaitu dengan
mengontrol dan mengelola biaya yang ada dengan
Fakultas Ekonomi Universitas Panca Marga Probolinggo 33
sehemat mungkin dan tepat sasaran serta dapat
menghindari pemborosan yang mungkin terjadi.
Selain itu manajemen dalam mengimbangi biaya
tenaga kerja maka efisiensi biaya perlu ditingkatkan
antara lain dengan memacu produktivitas kerja dan
mendorong karyawan bisa kreatif dan inovatif untuk
menghasilkan produk mauoun jasa yang unggul.
Untuk dapat meniningkatkan rentabilitasnya
terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan melalui
pengelolaan modal yang baik dan digunakan dalam
kegiatan operasional koeprasi, selain itu perusahaan
dapat melakukan beberapa cara di bawah ini:
1) Dengan menambah biaya usaha sampai tingkat
tertentu.
2) Dengan mengurangi pendapatan dari penjualan
sampai tingkat tertentu.
KESIMPULAN dan SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Efisiensi pengendalian biaya dan tingkat
perputaran modal kerja pada KPRI
Kabupaten/Kota Probolinggo tahun 2010 rata-rata
dalam kategori efisien dan secara umum dapat
dikatakan cukup tinggi, sedangkan rentabilitas
ekonomi dengan rata-rata mencapai 16,23% dalam
kategori sangat efisien sesuai dengan standar
Dep.Kop. PK&M tahun 2002.
2. Berdasarkan analisis regresi berganda dapat
diketahui bahwa secara simultan efisiensi
pengendalian biaya dan tingkat perputaran modal
kerja berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas
ekonomi. Besarnya pengaruh tersebut yaitu sebesar
76,80% (adjusted R2) dan sisanya 23,20%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
3. Efisiensi pengendalian biaya dan tingkat
perputaran modal kerja juga berpengaruh
signifikan secara parsial terhadap rentabilitas
ekonomi. Efisiensi pengendalian biaya
berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi sebesar
71,40% dan besarnya pengaruh tingkat perputaran
modal kerja terhadap rentabilitas ekonomi adalah
56,40%.
Saran
Dengan mengetahui adanya pengaruh antara
efisiensi pengendalian biaya dan perputaran modal
kerja terhadap rentabilitas ekonomi, baik secara
simultan maupun secara parsial, peneliti memberikan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Pihak manajemen KPRI Kabupaten/Kota
Probolinggo diharapkan dapat meningkatkan
efisiensi pengendalian biaya dengan mengelola
biaya secara efektif, sehingga SHU yang diterima
dapat lebih besar dan rentabilitas ekonomi juga
tinggi.
2. Untuk dapat menaikkan tingkat perputaran modal
kerja pihak manajemen lebih mengoptimalkan hal
yang sudah ada, seperti mempermudah syarat
kredit, memilih orang yang akan mengambil kredit
untuk mengurangi resiko, dan sebagainya sehingga
dapat meningkatkan SHU dan rentabilitas
ekonomi.
3. Bagi peneliti lanjutan, perlu adanya penelitian
lanjutan yang mengungkap faktor-faktor lain yang
mempengaruhi rentabilitas selain efisiensi
pengendalian biaya dan tingkat perbutaran modal
kerja.
Daftar Rujukan
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu
Penedekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.
Atmaja, Lukas Setia. 1997. Memahami Statistik
Bisnis. Penerbit Anda. Yogyakarta.
Baridwan, Zaki. 2000. Intermediate Accounting.
BPFE. Yogyakarta.
Campbell, Wilson. 1999. Controllership. Erlangga.
Jakarta.
Dep. Kop. PK & M. 2002. Formulir dan Petunjuk
Pembinaan Koperasi Per Triwulan dan
Tahunan. Jakarta: Dirjen Koperasi.
________________, Undang-Undang Perkope-
rasian No. 25 Tahun 1992. Aneka Ilmu.
Semarang.
Ducker, Peter. F. 1995. Mengelola Untuk Mencapai
Hasil. Erlangga. Jakarta.
Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate
dengan Program SPSS. Badan Universitas
Diponegoro. Semarang.
ECOBUS VOL1_NO.2 SEPTEMBER 2013 34
Gitosudarmo, Indriyo.2000. Manajemen Keuangan.
BPFE. Yogyakarta.
Gujarati. Damodar. 1995. Ekonometrika Dasar.
Cetakan Pertama. Terjemahan Sumaro Zain.
Penerbit erlangga. Jakarta.
Harahap, Safri Sofyan. 200. Analisa Kritis Atas
Laporan Keuangan. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi
Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Jakarta.
Mardiasmo. 1994. Akuntansi Biaya Suatu Pendekatan
Manajerial. Erlangga. Jakarta.
Morine. 2008. 100 Teknik Meningkatkan Laba.
Pustaka Binaman Presindo. Jakrata.
Mowen & Hansen. 2004. Manajemen Accounting.
Salemba Empat. Jakarta.
Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya. Bagian Peneliti
STIE YKPN. Yogyakarta.
Munandar. 2000. Budgeting, Perencanaan Kerja,
Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan Kerja.
BPFE. Yogyakarta.
Munawir. 2001. Analisis Laporan Keuangan.
Transito. Bandung.
Presiden Republik Indonesia. 1992. Undang–Undang
Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992
Tentang Koperasi. Jakarta.
Ravianto, J. 2000. Manajemen Biaya Pengendalian
dan Reduksi Biaya. Lembaga Sarana Informasi
Usaha dan Produktivitas. Jakarta.
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaa
Perusahaan. BPFE. Yogyakarta.
Santoso, Singgih. 2001. Latihan SPSS Statistik
Parametrik. Edisi Pertama. Setakan Kedua.
PT Elek Media Komputindo. Jakarta.
Sriyadi. 2002. Pengantar Ilmu Ekonomi Perusahaan
Modern. IKIP Semarang Press. Semarang.
Suliyanto. 2005. Analisis Data dalam Aplikasi
Pemasaran. Ghalia Indonesia. Bogor.
Sumarsono. 2004. Metode Penelitian Akuntansi:
Beserta Contoh Interpretasi Hasil Pengolahan
Data. FE UPN Veteran. Surabaya.
Sumodiningrat, Gunawan. 2001. Ekonometrika
Pengantar. BPFE. Jogyakarta.
Supriyono. 2006. Akuntansi Biaya Perencanaan dan
Pengendaliam Biaya Serta Pembuatan
Keputusan. BPFE. Yogyakarta.
Sutrisno, Rich M., Kusriyanto. 204. Teknik
Mengendalikan Biaya. PT Pustaka Binaman
Pressindo. Jakarta.
Tim Penyusun Kamus.1989. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.
Umar, Husein. 2003. Metode Riset Bisnis. PT
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
IDENTITAS PENULIS
Nama : Elok Dwi Vidiyastutik, S.E., M.Ak.
NIDN : 0712088501
Perguruan Tinggi : Universitas Panca Marga Probolinggo
Alamat : Jl. Yos Sudarso Pabean Dringu Probolinggo 67271
Telp./Faks. : (0335) 422715 / (0335) 427923