12
Fakultas Ekonomi Universitas Panca Marga Probolinggo 23 ANALISIS EFISIENSI PENGENDALIAN BIAYA DAN TINGKAT PERPUTARAN MODAL KERJA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA PUSAT KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (PKPRI) KABUPATEN/KOTA PROBOLINGGO Oleh: Elok Dwi Vidiyastutik Fakultas Ekonomi Universitas Panca Marga Probolinggo Abstract: Economic sector in Indonesia has three main forces that contribute to stable economic conditions that is, the state enterprise sector, private sector, cooperative sector and the last one. All three economic actors are expected to work together to achieve prosperity and welfare of the community. Increasing efficiency, working capital management very important role in running the cooperative efforts to obtain the income generated by its operations. This study aims to analyze the effect of cost control and efficiency of working capital turnover rate of economic profitability in the Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI) District / City of Probolinggo. Data analysis techniques used in the form of multiple regression analysis. The results prove that the efficiency of cost control and working capital turnover rate significantly influence the economic profitability either simultaneously or partially. Based on a coefficient of determination (Adjusted R2) shows the results of 0.768, which means that the efficiency of cost control and provide working capital turnover rate of 76.80% and influence the rest 23.20% influenced by other factors is not examined. From the explanation it could be concluded that although the rate of capital turnover if it works well but does not offset the cost of good pegendalian the economic profitability will not increase or not will be high. Keywords: Efficiency of cost control, working capital turnover rate, economic profitability PENDAHULUAN Pada dasarnya peningkatan rentabilitas dari waktu ke waktu menunjukkan kemajuan yang dicapai KPRI, namun demikian apabila terjadi kenaikan biaya yang relatif besar dan tingkat perputaran modal kerja yang relatif lambat berarti belum efektifnya KPRI dalam pengelolaan usaha. Perbandingan antara laba/SHU yang diperoleh terhadap modal yang berputar menghasilkan prosentase tingkat rentabilitas. Standar tingkat rentabilitas yang telah ditetapkan oleh Dep. Kop. PK&M 2002 bahwa rentabilitas dapat dikatakan efisien jika sebesar 10% 14%, selain menggunakan standar tersebut, untuk menilai efisiensi yang telah dicapai lazimnya juga diperbandingkan dengan tingkat bunga pinjaman atau utang yang berlaku. Suatu badan usaha seperti koperasi dapat dikatakan efisien apabila rate of returnnya lebih tinggi dari pada tingkat suku bunga pinjaman atau utang, dengan demikian faktor tingkat bunga pinjaman yang yang berlaku dapat digunakan sebagai alat ukur efisiensi yang dicapai oleh KPRI di Kabupaten/Kota Probolinggo. Observasi pendahuluan yang telah dilakukan di PKP-RI dan Dinas Koperasi yang terdapat di Kabupaten/Kota Probolinggo, peneliti menemukan permasalahan sebagian dari sampel yang diambil tidak semua memiliki tingkat rentabilitas yang baik, sebagian dari KPRI yang ada memiliki tingkat rentabilitas di bawah standar yang telah ditetapkan oleh Departemen Koperasi dan dapat disimpulkan bahwa terdapat masalah pada KPRI yang ada di Kabupaten/Kota Probolinggo yang harus diteliti lebih lanjut. Tingkat rentabilitas ekonomi yang rendah tentu sulit bagi koperasi untuk dapat mengembalikan modal pinjaman tersebut, hal ini menunjukkan bahwa ada beberapa KPRI di Kota/Kabupaten Probolinggo pada tahun 2010 masih mengalami masalah inefisiensi. Inefisiensi yang terjadi pada KPRI di Kabupaten/Kota Probolinggo menunjukkan pengelolaan pengendalian

ANALISIS EFISIENSI PENGENDALIAN BIAYA DAN …fe.upm.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/Elok_Vol_1_Edisi_2.pdfrentabilitas ekonomi pada pusat koperasi pegawai republik indonesia (pkpri)

  • Upload
    ngokhue

  • View
    222

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS EFISIENSI PENGENDALIAN BIAYA DAN …fe.upm.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/Elok_Vol_1_Edisi_2.pdfrentabilitas ekonomi pada pusat koperasi pegawai republik indonesia (pkpri)

Fakultas Ekonomi Universitas Panca Marga Probolinggo 23

ANALISIS EFISIENSI PENGENDALIAN BIAYA DAN TINGKAT

PERPUTARAN MODAL KERJA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP

RENTABILITAS EKONOMI PADA PUSAT KOPERASI PEGAWAI

REPUBLIK INDONESIA (PKPRI) KABUPATEN/KOTA PROBOLINGGO

Oleh: Elok Dwi Vidiyastutik

Fakultas Ekonomi Universitas Panca Marga Probolinggo

Abstract: Economic sector in Indonesia has three main forces that contribute to stable economic conditions

that is, the state enterprise sector, private sector, cooperative sector and the last one. All three economic actors

are expected to work together to achieve prosperity and welfare of the community. Increasing efficiency,

working capital management very important role in running the cooperative efforts to obtain the income

generated by its operations.

This study aims to analyze the effect of cost control and efficiency of working capital turnover rate of economic

profitability in the Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI) District / City of Probolinggo. Data

analysis techniques used in the form of multiple regression analysis.

The results prove that the efficiency of cost control and working capital turnover rate significantly influence the

economic profitability either simultaneously or partially. Based on a coefficient of determination (Adjusted R2)

shows the results of 0.768, which means that the efficiency of cost control and provide working capital turnover

rate of 76.80% and influence the rest 23.20% influenced by other factors is not examined. From the explanation

it could be concluded that although the rate of capital turnover if it works well but does not offset the cost of

good pegendalian the economic profitability will not increase or not will be high.

Keywords: Efficiency of cost control, working capital turnover rate, economic profitability

PENDAHULUAN

Pada dasarnya peningkatan rentabilitas dari

waktu ke waktu menunjukkan kemajuan yang dicapai

KPRI, namun demikian apabila terjadi kenaikan biaya

yang relatif besar dan tingkat perputaran modal kerja

yang relatif lambat berarti belum efektifnya KPRI

dalam pengelolaan usaha.

Perbandingan antara laba/SHU yang diperoleh

terhadap modal yang berputar menghasilkan

prosentase tingkat rentabilitas. Standar tingkat

rentabilitas yang telah ditetapkan oleh Dep. Kop.

PK&M 2002 bahwa rentabilitas dapat dikatakan

efisien jika sebesar 10% – 14%, selain menggunakan

standar tersebut, untuk menilai efisiensi yang telah

dicapai lazimnya juga diperbandingkan dengan

tingkat bunga pinjaman atau utang yang berlaku.

Suatu badan usaha seperti koperasi dapat dikatakan

efisien apabila rate of returnnya lebih tinggi dari pada

tingkat suku bunga pinjaman atau utang, dengan

demikian faktor tingkat bunga pinjaman yang yang

berlaku dapat digunakan sebagai alat ukur efisiensi

yang dicapai oleh KPRI di Kabupaten/Kota

Probolinggo.

Observasi pendahuluan yang telah dilakukan di

PKP-RI dan Dinas Koperasi yang terdapat di

Kabupaten/Kota Probolinggo, peneliti menemukan

permasalahan sebagian dari sampel yang diambil tidak

semua memiliki tingkat rentabilitas yang baik,

sebagian dari KPRI yang ada memiliki tingkat

rentabilitas di bawah standar yang telah ditetapkan

oleh Departemen Koperasi dan dapat disimpulkan

bahwa terdapat masalah pada KPRI yang ada di

Kabupaten/Kota Probolinggo yang harus diteliti lebih

lanjut.

Tingkat rentabilitas ekonomi yang rendah tentu

sulit bagi koperasi untuk dapat mengembalikan modal

pinjaman tersebut, hal ini menunjukkan bahwa ada

beberapa KPRI di Kota/Kabupaten Probolinggo pada

tahun 2010 masih mengalami masalah inefisiensi.

Inefisiensi yang terjadi pada KPRI di Kabupaten/Kota

Probolinggo menunjukkan pengelolaan pengendalian

Page 2: ANALISIS EFISIENSI PENGENDALIAN BIAYA DAN …fe.upm.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/Elok_Vol_1_Edisi_2.pdfrentabilitas ekonomi pada pusat koperasi pegawai republik indonesia (pkpri)

ECOBUS VOL1_NO.2 SEPTEMBER 2013 24

biaya dan modal kerja yang dimiliki masih belum

baik.

Fenomena ini menunjukkan betapa

diperlukannya pengelolaan secara efektif dan efisien

pada pengendalian biaya dan modal kerja yang ada,

pada akhirnya dengan adanya pengelolaan efisiensi

biaya dan modal kerja tersebut, diharapkan SHU dan

tingkat rentabilitas ekonomi KPRI yang tercapai di

Kabupaten/Kota Probolinggo juga dapat meningkat.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut,

maka penelitian ini dirumuskan permasalahan berikut:

“Apakah ada pengaruh antara efisiensi pengendalian

biaya dan tingkat perputaran modal kerja terhadap

rentabilitas ekonomi pada Pusat Koperasi Pegawai

Republik Indonesia (KPRI) Kabupaten/Kota

Probolinggo?

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian

ini adalah “Untuk menganalisis pengaruh efisiensi

pengendalian biaya dan tingkat perputaran modal

kerja terhadap rentabilitas ekonomi pada Pusat

Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)

Kabupaten/Kota Probolinggo”

.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan satu variabel dependen dan dua variabel independen. Variabel dependen

diwakili oleh Rentabilitas Ekonomi (Y), dan Variabel independen masing-masing diwakili efisiensi

pengendalian biaya (X1), dan dan tingkat perputaran modal (X2).

a. Rentabilitas Ekonomi (Y)

Rentabilitas ekonomi (Y) merupakan variabel yang dipengaruhi variabel bebas. Variabel terikat

dalam penelitian ini adalah Rentabilitas (Return On Investment/ROI) pada KPRI Kabupaten/Kota

Probolinggo, dengan indikator :

1) Jumlah Laba Usaha/SHU

2) Jumlah Total Modal Usaha

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing

yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase.

Rentabilitas Ekonomi = Laba/SHU Sebelum Bunga dan Pajak

X 100% Modal Usaha

Sumber : Riyanto, 2001: 36

Standar rentabilitas ekonomi minimal menurut ketentuan dari Dep. Kop adalah sebesar 10% – 14%

untuk kriteria efisien (Dep. Kop. PK&M, 2002:23).

b. Efisiensi Pengendalian Biaya (X1), dengan indikator :

1) Jumlah biaya usaha

2) Jumlah pendapatan operasional bruto

Tolok ukur efisiensi dari pengendalian biaya adalah dengan membandingkan total biaya usaha dengan

biaya standar.

Biaya Usaha = Biaya Karyawan + Biaya Organisasi + Overhead Cost Paint

% Biaya usaha = Total Biaya Usaha

X100% Pendapatan Operasional Bruto

Efisiensi Pengendalian Biaya= % Total biaya usaha yang dicapai – % Biaya usaha standar

% Efisiensi biaya usaha standar normal untuk badan usaha koperasi ditetapkan sebesar 65% (Dep. Kop

PK&M, 2002 : 22)

c. Tingkat Perputaran Modal (X2), dengan indikator:

1) Jumlah penjualan

Page 3: ANALISIS EFISIENSI PENGENDALIAN BIAYA DAN …fe.upm.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/Elok_Vol_1_Edisi_2.pdfrentabilitas ekonomi pada pusat koperasi pegawai republik indonesia (pkpri)

Fakultas Ekonomi Universitas Panca Marga Probolinggo 25

2) Jumlah modal kerja awal

3) Jumlah modal kerja akhir

Lamanya perputaran modal kerja dapat dihitung dengan membagi 360 hari dengan jumlah perputaran

modal kerja dalam satu tahun. Menurut Munawir perputaran modal kerja adalah dapat dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Tingkat Perputaran Modal Kerja = Penjualan

X 1 Modal Kerja Rata-rata

Modal Kerja Rata-rata = Modal Kerja Awal + Modal Kerja Akhir

2

Modal kerja (Konsep Kualitatif) = Total Aktiva lancar – Total Hitung Lancar

Standar peputaran modal kerja (Working

Capital Turn Over) untuk badan usaha koperasi

ditetapkan minimal sebesar 4 kali untuk kriteria

efisien (Dep. Kop PK&M, 2002 : 22).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua

KPRI di Kabupaten/Kota Probolinggo sebanyak 42

buah koperasi yang tersebar di wilayah

Kabupaten/Kota probolinggo pada tahun 2010.

Sampel dipilih atas dasar kesesuaian karakteristik

dengan kriteria yaitu KPRI di tahun 2010 yang masih

aktif dan terdaftar pada PKPRI Kabupaten/Kota

Probolinggo sebanyak 30 koperasi. Sedangkan 12

koperasi lainnya masih terdaftar tetapi tidak aktif

maka tidak diambil sebagai sampel.

Metode analisis yang digunakan yaitu analisisis

deskriptif adalah analisis data yang diperlukan untuk

menggambarkan atau menerangkan hasil penelitian

yang diuraikan dalam bentuk kalimat. Analisis

deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan

menerangkan apakah efisiensi pengendalian biaya,

perputaran modal kerja dan rentabilitas ekonomi

PKPRI Kabupaten/Kota Probolinggo sudah sesuai

atau belum dengan standar yang ditetapkan

pemerintah. Standar rasio yang digunakan dalam

penelitian ini berdasarkan keputusan Dep. Kop.

PK&M tahun 2002 adalah :

Tabel 1. Standar Penilaian Rasio Koperasi

No Rasio Standar Kriteria

1 Efisiensi Pengendalian

Biaya

> 65% Efisien

< 65% Tidak Efisien

2 Perputaran Modal Kerja > 4 Kali Efisien

< 4 Kali Tidak Efisien

3 Rentabilitas Ekonomi > 14% Sangat Efisien

10% – 14% Effisien

< 10% Tidak Effisien

Sumber : Dep. Kop. PK&M tahun 2002

Model analisis statistik yang digunakan adalah

model analisis Regresi Linier Berganda (Multiple

Variable Regression) dengan menggunakan Software

SPSS v.12, formulasi yang digunakan yaitu :

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e.

Uji Hipotesis

Prosedur pengujian Hipotesis Statistik yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Uji hipotesis pertama adalah uji F, untuk

mengetahui apakah variabel independen secara

bersama-sama mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel dependen. Kriteria

pengujian terdapat pada tabel ANOVA dengan

syarat secara simultan atau bersamaan.

1) H0 : β1 = β2 = 0 (tidak ada pengaruh antara X1

dan X2, terhadap Y).

Hi : β1 = β2 ≠ 0 (ada pengaruh antara

X1 dan X2 terhadap Y).

2) Dalam penelitian ini digunakan tingkat

signifikan 0,05 dengan derajat bebas (n – k), di

mana n = jumlah pengamatan variabel dan k =

jumlah variabel.

3) Kriteria pengujian sebagai berikut :

a) Jika F hitung ≤ F tabel maka H0 diterima dan Hi

ditolak, artinya tidak ada pengaruh yang

signifikan dari variabel independen terhadap

variabel dependen.

b) Jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan Hi

diterima, maka artinya ada pengaruh

signifikan dari variabel independen terhadap

variabel dependen.

4) Dalam pengerjaannya untuk uji F dilakukan

dengan menggunakan bantuan program SPSS

v.12.

b. Uji hipotesis kedua adalah adalah uji t, untuk

mengetahui signifikan tidaknya pengaruh masing-

masing variabel independen secara parsial terhadap

Page 4: ANALISIS EFISIENSI PENGENDALIAN BIAYA DAN …fe.upm.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/Elok_Vol_1_Edisi_2.pdfrentabilitas ekonomi pada pusat koperasi pegawai republik indonesia (pkpri)

ECOBUS VOL1_NO.2 SEPTEMBER 2013 26

variabel dependen. Kriteria pengujian terdapat

pada tabel Coefficients.

1) H0 : βi = 0 (tidak ada pengaruh antara X1 dan X2

terhadap Y).

Hi : βi ≠ 0 (ada pengaruh antara X1 dan X2

terhadap Y).

2) Penelitian ini menggunakan tingkat signifikan

0,05 dengan derajat bebas (n – k), di mana n =

Jumlah pengamatan variabel dan k = jumlah

variabel.

3) Dasar Kritis H0 melalui kurva distribusi t

student dua sisi, sebagai berikut:

a) H0 diterima jika – t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel

b) H0 ditolak jika – t tabel > t hitung > t tabel

4) Dalam pengerjaannya untuk uji t dilakukan

dengan menggunakan bantuan program SPSS

v.12.

Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R²) diinterpretasikan

sebagai besaran proporsi (persentase) dari keragaman

Y yang diterangkan oleh model regresi atau untuk

mengukur besar sumbangan dari variabel independen

X terhadap keragaman variabel dependen Y

(Suliyanto, 2006:89). Dalam output SPSS, koefisien

determinasi terletak pada tabel Model Summary dan

tertulis Adjusted R square, dalam pengerjaannya

untuk koefisien determinasi ini menggunakan bantuan

paket program SPSS v.12.

Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui

apakah penaksir dalam regresi merupakan penaksir

kolinear tak bias terbaik, untuk memperoleh

persamaan yang paling tepat digunakan parameter

regresi yang dicari dengan metode kuadrat terkecil

atau Ordinary Least Square (OLS). Metode regresi

OLS akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak

bias jika telah memenuhi persyaratan Best Linear

Unbiased Estimation (BLUE), oleh karena itu

diperlukan adanya uji asumsi klasik terhadap model

yang telah diformulasikan, yang mencakup pengujian

normalitas, multikolinieritas, dan heteros-kedastisitas,

Algifari (2000:83).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Obyek Penelitian

Koperasi Pegawai Negeri Republik Indonesia

(KPRI) yang menjadi objek penelitian ini adalah

koperasi yang telah berbadan hukum dan tercatat di

Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI)

Kabupaten/Kota Probolinggo. Koperasi sejumlah 42

KPRI, dengan kriteria 30 KPRI beroperasi dan 12

KPRI sedang dalam masa tidak aktif atau tidak

beroperasi.

KPRI sebelumnya bernama Koperasi Pegawai

Negeri (KPN), Tetapi setelah berlakunya UU No 25

tahun 1992 tentang perkoperasian berubah menjadi

KPRI. KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo merupakan

koperasi yang didirikan untuk memelihara

kepentingan dan memenuhi kebutuhan para

anggotanya (pegawai negeri) dengan adanya KPRI

diharapkan dapat membantu meringankan pegawai

negeri dalam memenuhi kebutuhannya serta dapat

meningkatkan kebutuhannya. Selain itu kebutuhan

yang tidak kalah pentingnya adalah untuk membentuk

wadah untuk mendidik anggotanya tumbuh menjadi

insan koperasi yang berjiwa wirausaha.

KPRI juga dapat membantu para pegawai untuk

dapat menumbuhkan rasa rajin menabung, karena di

koperasi mau tidak mau para Pegawai Negeri

diwajibkan melakukan simpanan baik simpanan wajib

maupun simpanan sukarela, dan ini bermanfaat bagi

Pegawai Negeri itu sendiri di masa yang akan datang.

Deskripsi Hasil Penelitian

Efisiensi Pengendalian Biaya

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, rasio

efisiensi pengendalian biaya di KPRI Kota/

Kabupaten Probolinggo Tahun 2010 dapat dilihat

pada Tabel berikut ini:

Tabel 2. Rata-rata Efisiensi Pengendalian Biaya

N Min. Max. Mean

Std.

Deviation

X1 30 36,00 84,00 60,5667 11,05685

Valid N

(listwise) 30

Sumber : Data Laporan Keuangan KPRI Kabupaten/Kota

Probolinggo Diolah

Page 5: ANALISIS EFISIENSI PENGENDALIAN BIAYA DAN …fe.upm.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/Elok_Vol_1_Edisi_2.pdfrentabilitas ekonomi pada pusat koperasi pegawai republik indonesia (pkpri)

Fakultas Ekonomi Universitas Panca Marga Probolinggo 27

Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa rata-rata

rasio efisiensi pengendalian biaya yang dicapai pada

KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo pada tahun 2010

adalah sebesar 60,57%. Realisasi rasio efisiensi

pengendalian biaya tertinggi atau yang paling efisien

adalah 36,00% yang dicapai oleh KPRI Subur Jaya,

sedangkan rasio efisiensi pengendalian biaya terendah

atau yang paling tidak efisien sebesar 84,00% yang

dimiliki oleh KPRI Sehat Sumberasih. Sebagian dari

seluruh sampel yang diambil oleh peneliti, tidak

semuanya memiliki tingkat efiensi pengendalian biaya

yang efektif.

Dari 30 buah sampel KPRI yang diambil di

Kabupaten/Kota Probolinggo pada tahun 2010 yang

digunakan oleh peneliti sebanyak 5 buah KPRI dari

total sampel memiliki kriteria tidak efisien karena

melebihi standar yang telah ditetapkan oleh Dinas

Koperasi sebesar 65%, sedangkan sisanya sebanyak

25 buah KPRI dari total sampel memiliki tingkat

efisiensi pengendalian biaya yang cukup baik.

Perputaran Modal Kerja

Perputaran modal kerja merupakan hubungan

banyaknya penjualan dalam suatu periode dengan

modal kerja yang ada. Semakin pendek periode

perputaran, berarti semakin cepat modal kerja yang

berputar.

Dari hasil penelitian yang dilakukan di dapat

data perputaran modal kerja pada KPRI

Kabupaten/Kota Probolinggo, sebagaimana Tabel

berikut ini:

Tabel 3. Rata-rata Tingkat Perputaran Modal

Kerja

N Min. Max. Mean

Std.

Deviation

X2 30 2,81 4,85 4,0303 ,56405

Valid N

(listwise) 30

Sumber : Data Laporan Keuangan KPRI Kabupaten/Kota

Probolinggo Diolah

Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa rata-rata

perputaran modal kerja pada KPRI Kabupaten/Kota

Probolinggo tahun 2010 pada kriteria efisien. Hal ini

menunjukkan bahwa rata-rata perputaran modal kerja

pada KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo berada di

atas standar yang telah ditetapkan oleh Dep.Kop.

PK&M tahun 2002 yaitu minimal sebesar 4 kali.

Rata-rata perputaran modal kerja pada KPRI

Kabupaten/Kota Probolinggo tahun 2010 adalah 4,03

kali, hal ini menunjukkan bahwa dalam satu tahun

modal kerja pada KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo

berputar 4,03 kali.

Perputaran modal kerja tertinggi terdapat pada

KPRI Gala Windu yaitu sebesar 4,85 kali. Sedangkan

perputaran modal kerja terendah terjadi pada KPRI

Bayuangga yaitu sebesar 2,81 kali yang berarti bahwa

dalam satu tahun modal kerja pada KPRI tersebut

hanya berputar 2,81 kali. Hal ini mengindikasikan

adanya variasi tingkat perputaran modal kerja yang

cukup besar di KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo

tahun 2010.

Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi sering digunakan untuk

mengukur efisiensi penggunaan modal suatu koperasi,

maka modal yang dipakai dalam rentabilitas ekonomi

hanyalah modal yang bekerja di dalam perusahaan.

Dari penelitian yang telah dilakukan, didapatkan

data rentabilitas ekonomi pada KPRI Kabupaten/Kota

Probolinggo tahun 2010 sebagaimana Tabel berikut

ini:

Tabel 4. Rata-rata Tingkat Rentabilitas Ekonomi

N Min. Max. Mean

Std.

Deviation

Y 30 3,51 28,91 16,2267 5,96151

Valid N

(listwise) 30

Sumber : Data Laporan Keuangan KPRI Kabupaten/Kota

Probolinggo Diolah

Dari Tabel 4 dapat diketahui bahwa dari

sejumlah sampel yang diambil rata-rata rentabilitas

ekonomi pada KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo

tahun 2010 adalah pada kriteria efisien. Hal ini

menunjukkan bahwa rentabilitas ekonomi pada KPRI

Kabupaten/Kota Probolinggo berada di atas standar

yang telah ditetapkan oleh Dep.Kop. PK&M tahun

2002 yaitu rentabilitas ekonomi lebih dari 14%

dengan kriteria Sangat Efisien, antara 10% – 14%

dengan kriteria Efisien dan kurang dari 10% dengan

kriteria Tidak Efisien.

Rata-rata rentabilitas ekonomi pada KPRI

Kabupaten/Kota Probolinggo tahun 2010 adalah

16,23% dengan kriteria sangat efisien, hal ini

menunjukkan bahwa tiap Rp 100,00 modal usaha

yang dikelola KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo

mampu menghasilkan SHU sebesar 16,23% atau Rp

16,23 tiap tahun. Rentabilitas ekonomi tertinggi pada

KPRI Rutan yaitu sebesar 28,91%, hal ini

Page 6: ANALISIS EFISIENSI PENGENDALIAN BIAYA DAN …fe.upm.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/Elok_Vol_1_Edisi_2.pdfrentabilitas ekonomi pada pusat koperasi pegawai republik indonesia (pkpri)

ECOBUS VOL1_NO.2 SEPTEMBER 2013 28

menunjukkan bahwa tiap Rp 100,00 modal usaha

yang dikelola KPRI Rutan tersebut mampu

menghasilkan SHU sebesar Rp 28,91 tiap tahun,

sedangkan rentabilitas ekonomi terendah pada KPRI

Sehat Sumberasih yaitu sebesar 3,51% yang berarti

setiap Rp 100,00 modal usaha yang dikelola oleh

KPRI Bina Sehat Sumberasih tersebut mampu

menghasilkan SHU sebesar Rp 3,51 tiap tahun.

Dilihat dari besarnya rata-rata tingkat

Rentabilitas Ekonomi yang dimiliki oleh KPRI

Kabupaten/Kota Probolinggo tahun 2010, berarti

masih terdapat KPRI yang memiliki tingkat

Rentabilitas Ekonomi dibawah standar yang

ditetapkan oleh Dinas Koperasi, selain itu KPRI

Kabupaten/Kota Probolinggo juga memiliki tingkat

variasi rentabilitas ekonomi yang bermacam-macam.

Analisis Data

Analisis Regresi Berganda

Regresi berganda berguna untuk meramalkan

pengaruh dua variabel independen atau lebih terhadap

satu variabel dependen atau untuk membuktikan ada

atau tidaknya hubungan fungsional antara dua variabel

independen (X) atau lebih dengan sebuah variabel

dependen (Y) (Umar, 2003:241). Hasil dari analisis

regresi berganda dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini:

Tabel 5. Hasil Analisis Regresi Berganda

Variabel Koefisien Regresi

Fhitung Sig. R R2 Adjusted

R2

Konstanta 21,598

49,021 0,000 0,885 0,784 0,768

Efisiensi

Pengendalian

Biaya (X1)

–0,333

Perputaran

Modal Kerja

(X2)

3,677

Sumber : Data diolah dengan SPSS v.12

Tabel 5 tersebut hasil analisis regresi berganda

yang diperoleh melalui program SPSS versi 12

didapatkan suatu persamaan regresi yaitu

Y = 21,598 – 0,333X1 + 3,677X2.

Bentuk persamaan regresi di atas memiliki makna

sebagai berikut:

1) Konstanta a = 21,598

Nilai konstanta ini memberi pengertian bahwa

jika variabel independen (efisiensi pengendalian biaya

dan perputaran modal kerja) bernilai nol, maka

rentabilitas ekonomi bernilai sebesar 21,598.

2) Koefisien regresi X1 (Efisiensi Pengendalian

Biaya) = –0,333

Koefisien ini memberi pengertian bahwa jika

ada kenaikan satu satuan efisiensi pengendalian biaya

akan diikuti dengan penurunan rentabilitas ekonomi

sebesar –0,333 dan variabel independen lainnya

dianggap konstan.

3) Koefisien X2 (Perputaran Modal Kerja) = 3,677

Koefisien ini memberi pengertian bahwa

apabila ada kenaikan satu satuan tingkat perputaran

modal kerja akan diikuti dengan kenaikan rentabilitas

ekonomi sebesar 3,677 dan variabel independen

lainnya dianggap konstan.

Uji Hipotesis

a. Uji Simultan (Uji F)

Uji simultan dilakukan untuk mengetahui

apakah semua variabel independen yaitu efisiensi

pengendalian biaya dan tingkat perputaran modal

kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap

variabel dependen yaitu rentabilitas ekonomi.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan program SPSS

v.12 dari tabel ANOVA pada tabel 8 dapat dilihat

besarnya probabilitas yang diperoleh dari variabel

Efisiensi Pengendalian Biaya dan Tingkat Perputaran

Modal Kerja yaitu 0,000 yang berarti angka ini

dibawah angka 0,05 berarti 0,000 > 0,05 kesimpulan

yang diambil adalah yaitu bahwa efisiensi

pengendalian biaya dan tingkat perputaran modal

kerja secara simultan berpengaruh terhadap

Rentabilitas Ekonomi.

Selain itu jika nilai Fhitung dibandingkan dengan

Ftabel maka diperoleh Fhitung sebesar 49,021 sedangkan

Ftabel dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat

kebebasan 2 dan 27 diperoleh Ftabel sebesar 3,354. Jadi

Fhitung (49,021) > Ftabel (3,354) dengan demikian dapat

diambil kesimpulan bahwa efisiensi pengendalian

biaya dan tingkat perputaran modal kerja secara

simultan berpengaruh terhadap Rentabilitas Ekonomi.

b. Uji Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh

masing-masing variabel independen terhadap variabel

dependen yaitu antara efisiensi pengendalian biaya

terhadap variabel rentabilitas ekonomi dan tingkat

perputaran modal kerja terhadap variabel rentabilitas

ekonomi, dalam penelitian ini dilakukan pengujian

terhadap koefisien regresi. Berdasarkan perhitungan

SPSS v.12 diperoleh hasil uji t sebagai berikut:

Page 7: ANALISIS EFISIENSI PENGENDALIAN BIAYA DAN …fe.upm.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/Elok_Vol_1_Edisi_2.pdfrentabilitas ekonomi pada pusat koperasi pegawai republik indonesia (pkpri)

Fakultas Ekonomi Universitas Panca Marga Probolinggo 29

Tabel 6. Hasil Uji t (Uji Parsial)

Variabel t hitung t tabel Sig. r r2

Efisiensi

Pengendalian

Biaya (X1)

–5,240 –2,048 0,000 –0,845 0,714

Perputaran

Modal Kerja

(X2)

2,948 2,048 0,007 0,751 0,564

Sumber : Data diolah dengan SPSS v.12

Dari Tabel 6. diketahui bahwa nilai signifikasi

untuk koefisien regresi X1 (Efisiensi Pengendalian

Biaya) adalah 0,000. Signifikan atau tidaknya

koefisien regresi dapat dilihat dari besarnya nilai

probabilitas, jika probabilitas < 0,05 maka Hi diterima.

Dapat dilihat bahwa 0,000 < 0,05 maka Hi diterima.

Jika nilai thitung dibandingkan dengan ttabel dapat dilihat

hasil perbandingan nilai t hitung untuk X1 (Efisiensi

Pengendalian Biaya) antara t hitung dan t tabel dapat

disimpulkan bahwa thitung (–5,240) < ttabel (–2,048)

sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial

terdapat pengaruh yang signifikan antara efisiensi

pengendalian biaya terhadap rentabilitas ekonomi.

Dari tabel 6, diketahui bahwa nilai signifikasi

untuk koefisien regresi X2 (Tingkat Perputaran Modal

Kerja) adalah 0,007. Signifikan atau tidaknya

koefisien regresi dapat dilihat dari besarnya nilai

probabilitas, jika probabilitas < 0,05 maka Hi diterima.

Dapat dilihat bahwa 0,007 < 0,05 maka Hi diterima.

Jika nilai t hitung dibandingkan dengan t tabel dapat

dilihat hasil perbandingan nilai t hitung untuk X2

(Tingkat Perputaran Modal Kerja antara t hitung dan t

tabel ternyata dapat disimpulkan bahwa t hitung (2,948) >

t tabel (2,048) sehingga dapat disimpulkan bahwa secara

parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari tingkat

perputaran modal kerja terhadap rentabilitas ekonomi.

c. Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui besarnya persentase variasi

dalam variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh

variasi dalam variabel independen, maka dicari nilai

Adjusted R2. Berdasarkan tabel 8 hasil perhitungan

diperoleh nilai Adjusted R2 sebesar 0,768 Koefisien

ini menunjukkan bahwa 76,80% perubahan yang

terjadi pada rentabilitas ekonomi dapat dipengaruhi

oleh variabel efisiensi pengendalian biaya dan tingkat

perputaran modal kerja, sedangkan sisanya sebesar

23,20% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

diteliti.

Selain dicari nilai R2 sebagaimana di atas, perlu

juga diketahui koefisien parsialnya untuk mengetahui

sumbangan masing-masing variabel independen

terhadap variabel dependen. Pada tabel 6 dengan

mengkuadratkan koefisien korelasi parsial maka

koefisien determinasi parsial variabel efisiensi

pengendalian biaya sebesar 0,714 dan tingkat

perputaran modal kerja sebesar 0,564 dapat diketahui.

Hal ini mengandung arti bahwa sumbangan masing-

masing variabel terhadap rentabilitas ekoomi untuk

efisiensi pengendalian biaya sebesar 71,40%

sedangkan tingkat perputaran modal kerja sebesar

56,40%.

Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui

normal tidaknya sebaran data, teknik yang

digunakan adalah Kolmogorov-Smirnov

Goodness of Fit Test, sebagai berikut:

Tabel 7. Data Uji Normalitas

Sumber : Data diolah dengan SPSS v.12

Dari tabel tersebut terlihat bahwa nilai p-value

yaitu Asymp.Sig (2-tailed) bernilai 0,959 > 0,05

sehingga disimpulkan bahwa residual telah memenuhi

asumsi distribusi normal.

Tampak juga secara visual dalam gambar

dibawah ini dengan titik-titik residual mengikuti pola

garis lurus, sebagai berikut:

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

30

,0000

2,77020

,093

,093

-,088

,507

,959

N

Mean

Std. Dev iat ion

Normal Parameters a,b

Absolute

Positive

Negativ e

Most Extreme

Dif f erences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asy mp. Sig. (2-tailed)

Abs_Res

Test distribution is Normal.a.

Calculated f rom data.b.

Page 8: ANALISIS EFISIENSI PENGENDALIAN BIAYA DAN …fe.upm.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/Elok_Vol_1_Edisi_2.pdfrentabilitas ekonomi pada pusat koperasi pegawai republik indonesia (pkpri)

ECOBUS VOL1_NO.2 SEPTEMBER 2013 30

Gambar 1. Grafik Uji Normalitas

b.. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi dilakukan untuk menguji

apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi

antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pada periode t–1 (sebelumnya) (Ghozali,

2001:61). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

problem autokorelasi pada model regresi dengan

menggunakan uji Durbin– Watson (D–W test).

Apabila nilai D–W berada di antara –2 sampai dengan

+2, berarti tidak ada autokorelasi.

Hasil analisis yang didapatkan melalui

perhitungan SPSS v.12 menunjukkan bahwa nilai

Durbin–Watson sebesar 1,942 dapat dilihat pada tabel

8, nilai tersebut mendekati angka 2 sebagai sebagai

berikut:

Tabel 8. Data Uji Autokorelasi

Model Summary Model R R Square Adjusted

R Square Std. Error

The Estimate Durbin- Warson

1 0,885a 0,784 0,768 2,87097 1,942 a. Predictors: (Constan). X2.x1

b. Dependent Variable: Y

Sumber : Data diolah dengan SPSS v.12

Hasil uji Durbin–Watson dengan menggunakan

SPSS v.12 adalah 1,942 yang berada diantara –2

sampai dengan +2 dengan demikian maka dapat

disimpulkan bahwa tidak ada masalah autokorelasi

pada model regresi.

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk

mengetahui apakah antara variabel independent yang

terdapat dalam model memiliki hubungan yang

sempurna, jika nilai VIF tidak lebih dari 5, maka

model tidak terdapat multikolinearitas. Hasil uji

multikolinearitas sebagaimana tabel berikut:

Tabel 9. Data Uji Multikolinearitas

Variabel Independen Collinearity Statistics

Tolerance VIF

Efisiensi Pengendalian Biaya (X1) 0,574 1,741

Perputaran Modal Kerja (X2) 0,574 1,741

Sumber : Data diolah dengan SPSS v.12

Dari hasil uji multikolineritas pada tabel 9,

dapat diketahui bahwa tidak ada variabel bebas yang

memiliki nilai VIF > 5, artinya asumsi bebas

multikolinearitas tidak dilanggar.

d. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah kondisi di sebaran

varian faktor atau mana (disturbance) tidak konstan

sepanjang observasi. Jika harga Z pengganggu makin

besar maka sebaran Y makin lebar sempit.

Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidak

ada heteroskedasitas dengan menggunakan uji Rank

Spearman yaitu membandingkan antara residual

dengan seluruh variabel independen (Ghozali, 2001:

69).

Hasil uji heteroskedastisitas menggunakan

SPSS v12 sebagaimana tabel 10, berikut:

Tabel 10. Data Uji Heteroskedastisitas

Abs_Res X1 X2

Spearman's

rho

Abs_Res Correlation

Coefficient 1,000 –0,162 –0,016

Sig. (2-tailed) , 0,392 0,933

N 30 30 30

Sumber : Data diolah dengan SPSS v.12

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk

mengetahui apabila terjadi penyimpangan model

karena variance gangguan berbeda antara satu

observasi ke observasi lain. Dari hasil uji

heteroskedastisitas Tabel 10 diperoleh nilai

signifkansi variabel efisiensi pengendalian biaya =

0,392 > 0,05 dan nilai signifkansi variabel perputaran

modal kerja = 0,933 > 0,05. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa nilai masing-masing variabel

signifikan atau lebih besar dibandingkan dengan

derajat signifikansi = 5% ( = 0,05), dengan

demikian model tidak terjadi heteroskedastisitas.

PEMBAHASAN

a. Efisiensi Pengendalian Biaya KPRI

Kabupaten/Kota Probolinggo Tahun 2010

Koperasi untuk dapat bertahan dan

berkembang dengan baik perlu memperhatikan

efisiensi biaya dengan cara dapat mengontrol dan

mengelola usaha-usaha yang ada dengan sehemat

mungkin dan tepat sasaran serta dapat menghindari

pemborosan yang mungkin terjadi.

Dari data persentase tersebut dapat

disimpulkan bahwa pengendalian biaya KPRI

Kabupaten/Kota Probolinggo tahun 2010 sebagian

Page 9: ANALISIS EFISIENSI PENGENDALIAN BIAYA DAN …fe.upm.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/Elok_Vol_1_Edisi_2.pdfrentabilitas ekonomi pada pusat koperasi pegawai republik indonesia (pkpri)

Fakultas Ekonomi Universitas Panca Marga Probolinggo 31

besar dapat dikatakan efisien. Dibuktikan dengan rata-

rata rasio efisiensi pengendalian biaya yang dicapai

pada KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo tahun 2010

adalah sebesar 60,57% yang jika dibandingkan

dengan standar yang dikeluarkan oleh Dinas Koperasi

adalah sebesar 65%. Ini berarti hampir semua pihak

dalam koperasi sudah melakukan dan melaksanakan

pengendalian biaya dengan baik dan rapi, teratur

sesuai dengan rencana. Dengan pengendalian biaya

yang efisien KPRI dapat meningkatkan keuntungan

dari usaha yang dilakukannya.

Namun dilain pihak, masih terdapat beberapa

KPRI yang masuk dalam kriteria pengendalian biaya

tidak efisien. Hal ini menunjukkan bahwa KPRI

tersebut belum mampu mengelola biaya yang

digunakan dengan efisien, selain itu juga standar yang

telah ditetapkan oleh Dinas Koperasi dirasa sudah

kurang relevan lagi dengan keadaan ekonomi

sekarang ini yang mengalami krisis ekonomi yang

berkepanjangan serta turunnya nilai mata uang atau

adanya inflasi dan faktor-faktor lain yang tidak diteliti

yang menyebabkan naiknya biaya yang dimiliki oleh

KPRI.

Tidak efisiennya beberapa KPRI terjadi karena

adanya pembengkakan biaya pada pos-pos tertentu.

Beberapa hal yang perlu dikaji alasan mengapa KPRI

tersebut memiliki pengendalian biaya yang kurang

efisien salah satunya dikarenakan adanya

pembengkakan biaya pada tingginya biaya

administrasi & umum.

Secara garis besar hasil penelitian

menunjukkan bahwa efisiensi pengendalian biaya

berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi tetapi

secara negatif. Maknanya secara parsial bahwa jika

ada kenaikan satu satuan efisiensi pengendalian biaya

akan diikuti dengan penurunan rentabilitas ekonomi

sebesar –0,333.

Hal ini ditunjukkan dengan sudah banyaknya

KPRI di Kota/Kabupate Probolinggo tahun 2010

memiliki pengendalian biaya yang efisien.

Penyempurnaan dalam suatu kegiatan terus dilakukan

untuk dapat menekan biaya-biaya yang dianggap tidak

perlu dan kemudian membandingkan antara hasil yang

dicapai dalam kegiatan tersebut dengan standar yang

telah ditetapkan atau rencana yang sudah dibuat.

Beberapa langkah yang harus dilakukan oleh koperasi

adalah harus dapat mempertahankan hal tersebut

sebaik mungkin, selain itu penekananpenekanan biaya

yang dianggap kurang perlu harus dilakukan dan tetap

memeriksa dan mengontrol masuk atau keluarnya

dana sehingga, dengan efisiennya biaya pada koperasi

tersebut dapat membantu menaikkan tingkat

rentabilitas ekonomi meskipun kecil pengaruhnya.

Untuk para anggota meskipun hanya secara

pasif, diharapkan untuk dapat terus mengawasi dan

mengingatkan untuk dapat melakukan efisiensi biaya

agar koperasi tersebut dapat terus hidup dan berdiri

dan memiliki tingkat rentabilitas ekonomi yang baik.

b. Perputaran Modal Kerja pada KPRI

Kabupaten/Kota Probolinggo Tahun 2010

Secara umum hasil penelitian menunjukkan

bahwa perputaran modal kerja pada KPRI

Kabupaten/Kota Probolinggo tahun 2010 dalam

kriteria efisien karena memiliki tingkat perputaran

yang cukup sesuai standar Dinas Koperasi.

Rata-rata tingkat perputaran modal kerja di

KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo sebesar 4,03 kali,

ini menunjukkan bahwa dalam satu tahun modal kerja

pada KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo berputar

4,03 kali. Dengan demikian selama satu tahun modal

kerja yang berputar dapat kembali selama 89 hari.

Perputaran modal kerja ini dapat dikatakan

efektif dikarenakan modal yang digunakan oleh KPRI

sebagian besar dari modal sendiri juga berasal dari

modal pinjaman (pihak ketiga) Kebijaksanaan ini

diambil karena keterbatasan modal yang dimiliki oleh

koperasi. Selain itu beberapa faktor lain yang

mungkin mempengaruhi tingkat perputaran modal

kerja yaitu, lamanya waktu pengembalian pinjaman

atau piutang dari anggota koperasi, dan rendahnya

perputaran persediaan yang berarti dibagian penjualan

atau toko karena kurangnya minat untuk membeli

barang dari anggota.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa tingkat

perputaran modal kerja berpengaruh secara signifikan

terhadap rentabilitas ekonomi. Rasio perputaran

modal kerja dicari melalui perbandingan antara

penjualan dengan modal kerja rata-rata. Semakin

cepat perputaran modal kerja maka akan semakin

efisiensi modal kerja yang ada sehingga dapat

diarahkan untuk mencapai tingkat rentabilitas

ekonomi yang maksimal pula.

Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh

koperasi untuk dapat

mencapai hal ini adalah mengoptimalkan semua

aspek yang mempengaruhi perputaran modal kerja

tersebut seperti meningkatkan penjualan, untuk bagian

simpan-pinjam mempermudah syarat, untuk para

anggota agar dapat berpartisipasi secara aktif.

Page 10: ANALISIS EFISIENSI PENGENDALIAN BIAYA DAN …fe.upm.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/Elok_Vol_1_Edisi_2.pdfrentabilitas ekonomi pada pusat koperasi pegawai republik indonesia (pkpri)

ECOBUS VOL1_NO.2 SEPTEMBER 2013 32

Sedangkan dari segi manajemen administrasi dapat

dilakukan dengan merapikan semua administrasi yang

ada.

c. Rentabilitas Ekonomi pada KPRI

Kabupaten/Kota Probolinggo tahun 2010

Rentabilitas merupakan kemampuan

perusahaan menghasilkan keuntungan dibandingkan

dengan modal yang digunakan dan dinyatakan dalam

persen (Riyanto, 2001: 36). Kondisi rentabilitas

ekonomi pada KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo

tahun 2010 berada pada standar yang ditetapkan oleh

Dep.Kop. PK&M di atas 16%, rata-rata rentabilitas

ekonomi pada tahun ini adalah sebesar 16,23%

dengan kriteria sangat efisien hal ini menunjukkan

bahwa tiap Rp 100,00 modal usaha yang dikelola

KPRI mampu menghasilkan SHU sebesar 16,23%

atau Rp 16,23 tiap tahun yang berarti juga bahwa

KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo mampu dalam

mengelola harta yang dimiliki secara efisien.

Sehingga sudah selayaknya dalam usaha untuk

menaikkan tingkat rentabilitas ekonomi guna

mencapai efisiensi bagi KPRI Kabupaten/Kota

Probolinggo selayaknya menggunakan ukuran standar

yang telah ditetapkan oleh Departemen Koperasi dan

dengan mempertimbangkan juga tingkat suku bunga

hutang atau pinjaman yang berlaku untuk periode

berjalan.

d. Pengaruh Efisiensi Pengendalian Biaya Usaha

dan Tingkat Perputaran Modal Kerja

Terhadap Rentabilitas Ekonomi

Berdasarkan uji hipotesis secara simultan (Uji

F) menunjukkan bahwa efisiensi pengendalian biaya

dan tingkat perputaran modal kerja secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas ekonomi.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa efisiensi

pengendalian biaya dan tingkat perputaran modal

kerja dapat digunakan untuk memprediksi rentabilitas

ekonomi pada KPRI Kabupaten/Kota Probolinggo

dalam upaya meningkatkan SHU atau profit dan

kelangsungan usaha KPRI di masa datang.

Dari hasil pehitungan dengan menggunakan

program SPSS v.12 diperoleh persamaan regresi Y =

21,598 – 0,333X1 + 3,677X2 maka diketahui bahwa

apabila efisiensi pengendalian biaya mengalami

kenaikan sebesar satu kali sedangkan variabel lain

dianggap konstan, tetapi akan diikuti penurunan

rentabilitas ekonomi sebesar –0,333. Sedangkan

apabila tingkat perputaran modal kerja mengalami

kenaikan sebesar satu kali dan variabel lain konstan

maka rentabilitas ekonomi akan meningkat sebesar

3,677 kali.

Berdasarkan hasil Koefisien Determinasi

(Adjuested R2) menunjukkan hasil 0,768 yang artinya

bahwa efisiensi pengendalian biaya dan tingkat

perputaran modal kerja memberikan pengaruh sebesar

76,80% dan selebihnya 23,20% dipengaruhi oleh

faktor lain yang tidak diteliti.

Dari hasil persamaan regresi dan Adjusted R2

diatas dapat digunakan oleh pengurus, pengawas

koperasi, anggota koperasi, atau pihak-pihak lain yang

mempunyai kepentingan untuk memprediksi atau

memperkirakan koperasi dalam mencapai rentabilitas

ekonomi. Oleh karena itu kedua variabel tersebut

hendaknya juga harus diperhitungkan dalam upaya

meningkatkan rentabilitas ekonomi pada KPRI

Kabupaten/Kota Probolinggo di samping faktor-faktor

lain yang mempengaruhi.

Secara parsial efisiensi pengendalian biaya

berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi karena

pengendalian biaya yang dilakukan oleh KPRI yang

ada sebagian besar sudah dapat dikategorikan efisien,

pendapat ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Rispandi (2004), meneliti tentang pengaruh

modal kerja terhadap rentabilitas pada para anggota

koperasi karyawan PT. PLN. Dengan hasil analisis

korelasi ini menyatakan bahwa modal kerja

berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas

ekonomi ternyata terbukti. Nilai koefisien determinasi

sebesar 86,67% mengandung pengertian bahwa

rentabilitas ekonomi pada koperasi karyawan

dipengaruhi oleh modal kerja.

Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan

bahwa meskipun tingkat perputaran modal kerjanya

baik namun jika tidak diimbangi adanya pegendalian

biaya yang baik maka rentabilitas ekonomi tidak akan

meningkat atau tidak akan tinggi.

Manajemen KPRI lebih memperhatikan

pengelolaan modal kerja dengan baik. Modal kerja

sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar

koperasi dapat berperasi dengan seekonomis mungkin

dan perusahaan tidak mengalami kesulitan ketika

timbul krisis atau kekacauan keuangan. Manajemen

juga memperhatikan bahwa tidak selamanya modal

kerja harus tersedia dalam jumlah yang berlebihan

karena menunjukkan dana yang tidak produktif.

Manajemen KPRI harus dapat secara efisien

untuk mengelola biaya usaha sehingga SHU dapat

dicapai secara optimal. Salah satu cara yaitu dengan

mengontrol dan mengelola biaya yang ada dengan

Page 11: ANALISIS EFISIENSI PENGENDALIAN BIAYA DAN …fe.upm.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/Elok_Vol_1_Edisi_2.pdfrentabilitas ekonomi pada pusat koperasi pegawai republik indonesia (pkpri)

Fakultas Ekonomi Universitas Panca Marga Probolinggo 33

sehemat mungkin dan tepat sasaran serta dapat

menghindari pemborosan yang mungkin terjadi.

Selain itu manajemen dalam mengimbangi biaya

tenaga kerja maka efisiensi biaya perlu ditingkatkan

antara lain dengan memacu produktivitas kerja dan

mendorong karyawan bisa kreatif dan inovatif untuk

menghasilkan produk mauoun jasa yang unggul.

Untuk dapat meniningkatkan rentabilitasnya

terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan melalui

pengelolaan modal yang baik dan digunakan dalam

kegiatan operasional koeprasi, selain itu perusahaan

dapat melakukan beberapa cara di bawah ini:

1) Dengan menambah biaya usaha sampai tingkat

tertentu.

2) Dengan mengurangi pendapatan dari penjualan

sampai tingkat tertentu.

KESIMPULAN dan SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan

pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Efisiensi pengendalian biaya dan tingkat

perputaran modal kerja pada KPRI

Kabupaten/Kota Probolinggo tahun 2010 rata-rata

dalam kategori efisien dan secara umum dapat

dikatakan cukup tinggi, sedangkan rentabilitas

ekonomi dengan rata-rata mencapai 16,23% dalam

kategori sangat efisien sesuai dengan standar

Dep.Kop. PK&M tahun 2002.

2. Berdasarkan analisis regresi berganda dapat

diketahui bahwa secara simultan efisiensi

pengendalian biaya dan tingkat perputaran modal

kerja berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas

ekonomi. Besarnya pengaruh tersebut yaitu sebesar

76,80% (adjusted R2) dan sisanya 23,20%

dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.

3. Efisiensi pengendalian biaya dan tingkat

perputaran modal kerja juga berpengaruh

signifikan secara parsial terhadap rentabilitas

ekonomi. Efisiensi pengendalian biaya

berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi sebesar

71,40% dan besarnya pengaruh tingkat perputaran

modal kerja terhadap rentabilitas ekonomi adalah

56,40%.

Saran

Dengan mengetahui adanya pengaruh antara

efisiensi pengendalian biaya dan perputaran modal

kerja terhadap rentabilitas ekonomi, baik secara

simultan maupun secara parsial, peneliti memberikan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Pihak manajemen KPRI Kabupaten/Kota

Probolinggo diharapkan dapat meningkatkan

efisiensi pengendalian biaya dengan mengelola

biaya secara efektif, sehingga SHU yang diterima

dapat lebih besar dan rentabilitas ekonomi juga

tinggi.

2. Untuk dapat menaikkan tingkat perputaran modal

kerja pihak manajemen lebih mengoptimalkan hal

yang sudah ada, seperti mempermudah syarat

kredit, memilih orang yang akan mengambil kredit

untuk mengurangi resiko, dan sebagainya sehingga

dapat meningkatkan SHU dan rentabilitas

ekonomi.

3. Bagi peneliti lanjutan, perlu adanya penelitian

lanjutan yang mengungkap faktor-faktor lain yang

mempengaruhi rentabilitas selain efisiensi

pengendalian biaya dan tingkat perbutaran modal

kerja.

Daftar Rujukan

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu

Penedekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.

Atmaja, Lukas Setia. 1997. Memahami Statistik

Bisnis. Penerbit Anda. Yogyakarta.

Baridwan, Zaki. 2000. Intermediate Accounting.

BPFE. Yogyakarta.

Campbell, Wilson. 1999. Controllership. Erlangga.

Jakarta.

Dep. Kop. PK & M. 2002. Formulir dan Petunjuk

Pembinaan Koperasi Per Triwulan dan

Tahunan. Jakarta: Dirjen Koperasi.

________________, Undang-Undang Perkope-

rasian No. 25 Tahun 1992. Aneka Ilmu.

Semarang.

Ducker, Peter. F. 1995. Mengelola Untuk Mencapai

Hasil. Erlangga. Jakarta.

Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate

dengan Program SPSS. Badan Universitas

Diponegoro. Semarang.

Page 12: ANALISIS EFISIENSI PENGENDALIAN BIAYA DAN …fe.upm.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/Elok_Vol_1_Edisi_2.pdfrentabilitas ekonomi pada pusat koperasi pegawai republik indonesia (pkpri)

ECOBUS VOL1_NO.2 SEPTEMBER 2013 34

Gitosudarmo, Indriyo.2000. Manajemen Keuangan.

BPFE. Yogyakarta.

Gujarati. Damodar. 1995. Ekonometrika Dasar.

Cetakan Pertama. Terjemahan Sumaro Zain.

Penerbit erlangga. Jakarta.

Harahap, Safri Sofyan. 200. Analisa Kritis Atas

Laporan Keuangan. Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi

Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Jakarta.

Mardiasmo. 1994. Akuntansi Biaya Suatu Pendekatan

Manajerial. Erlangga. Jakarta.

Morine. 2008. 100 Teknik Meningkatkan Laba.

Pustaka Binaman Presindo. Jakrata.

Mowen & Hansen. 2004. Manajemen Accounting.

Salemba Empat. Jakarta.

Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya. Bagian Peneliti

STIE YKPN. Yogyakarta.

Munandar. 2000. Budgeting, Perencanaan Kerja,

Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan Kerja.

BPFE. Yogyakarta.

Munawir. 2001. Analisis Laporan Keuangan.

Transito. Bandung.

Presiden Republik Indonesia. 1992. Undang–Undang

Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992

Tentang Koperasi. Jakarta.

Ravianto, J. 2000. Manajemen Biaya Pengendalian

dan Reduksi Biaya. Lembaga Sarana Informasi

Usaha dan Produktivitas. Jakarta.

Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaa

Perusahaan. BPFE. Yogyakarta.

Santoso, Singgih. 2001. Latihan SPSS Statistik

Parametrik. Edisi Pertama. Setakan Kedua.

PT Elek Media Komputindo. Jakarta.

Sriyadi. 2002. Pengantar Ilmu Ekonomi Perusahaan

Modern. IKIP Semarang Press. Semarang.

Suliyanto. 2005. Analisis Data dalam Aplikasi

Pemasaran. Ghalia Indonesia. Bogor.

Sumarsono. 2004. Metode Penelitian Akuntansi:

Beserta Contoh Interpretasi Hasil Pengolahan

Data. FE UPN Veteran. Surabaya.

Sumodiningrat, Gunawan. 2001. Ekonometrika

Pengantar. BPFE. Jogyakarta.

Supriyono. 2006. Akuntansi Biaya Perencanaan dan

Pengendaliam Biaya Serta Pembuatan

Keputusan. BPFE. Yogyakarta.

Sutrisno, Rich M., Kusriyanto. 204. Teknik

Mengendalikan Biaya. PT Pustaka Binaman

Pressindo. Jakarta.

Tim Penyusun Kamus.1989. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

Umar, Husein. 2003. Metode Riset Bisnis. PT

Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

IDENTITAS PENULIS

Nama : Elok Dwi Vidiyastutik, S.E., M.Ak.

NIDN : 0712088501

Perguruan Tinggi : Universitas Panca Marga Probolinggo

Alamat : Jl. Yos Sudarso Pabean Dringu Probolinggo 67271

Telp./Faks. : (0335) 422715 / (0335) 427923