27
A. Judul : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Bank Perkreditan Rakyat B. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi yang terjadi saat ini berkembang sangat pesat. Perkembangan dalam memproses dan mentransfer data merupakan salah satu pengaruh dari teknologi komunikasi tersebut. Indikator dalam menentukan baik buruknya kinerja dari sebuah sistem informasi akuntansi (SIA) dapat dilihat melalui kepuasan pemakai SIA dan pemakaian SIA (Sugiharto, 2001 dalam Tjhai Fung Jen, 2002). Sugiharto (2001) dalam Tjhai Fung Jen (2002) mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang berpengaruh pada kinerja sistem informasi akuntansi, antara lain: keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem, kemampuan teknik personal sistem informasi, ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi, program pelatihan dan pendidikan pemakai, keberadaan dewan pengarah sistem informasi dan lokasi departemen sistem informasi. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sebagai lembaga keuangan menggunakan SIA dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Menurut Wilkinson dan Cerullo (1995, p.5-6) pengertian sistem informasi akuntansi merupakan struktur yang menyatu dalam suatu entitas, yang menggunakan sumber daya fisik dan komponen lain, untuk merubah data transaksi keuangan/akuntansi menjadi informasi akuntansi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dari para pengguna atau pemakainya (users). Berdasarkan definisi tersebut SIA menjadi suatu komponen yang 1

analisis faktor kak agus.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: analisis faktor kak agus.docx

A. Judul : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Pada Bank Perkreditan Rakyat

B. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi komunikasi yang terjadi saat ini berkembang sangat pesat.

Perkembangan dalam memproses dan mentransfer data merupakan salah satu pengaruh dari

teknologi komunikasi tersebut. Indikator dalam menentukan baik buruknya kinerja dari

sebuah sistem informasi akuntansi (SIA) dapat dilihat melalui kepuasan pemakai SIA dan

pemakaian SIA (Sugiharto, 2001 dalam Tjhai Fung Jen, 2002).

Sugiharto (2001) dalam Tjhai Fung Jen (2002) mengemukakan bahwa ada beberapa faktor

yang berpengaruh pada kinerja sistem informasi akuntansi, antara lain: keterlibatan pemakai

dalam pengembangan sistem, kemampuan teknik personal sistem informasi, ukuran

organisasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi,

program pelatihan dan pendidikan pemakai, keberadaan dewan pengarah sistem informasi

dan lokasi departemen sistem informasi.

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sebagai lembaga keuangan menggunakan SIA dalam

melaksanakan kegiatan usahanya. Menurut Wilkinson dan Cerullo (1995, p.5-6) pengertian

sistem informasi akuntansi merupakan struktur yang menyatu dalam suatu entitas, yang

menggunakan sumber daya fisik dan komponen lain, untuk merubah data transaksi

keuangan/akuntansi menjadi informasi akuntansi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan

akan informasi dari para pengguna atau pemakainya (users). Berdasarkan definisi tersebut

SIA menjadi suatu komponen yang penting dalam kelangsungan aktivitas operasional

khususnya pada BPR. Eksistensi BPR di Bali khususnya Kota Denpasar dapat dilihat dari

jumlahnya yang terdapat pada Tabel 1.

Pada BPR, pelayanan merupakan hal yang penting karena berhadapan dengan nasabah.

Selain memerlukan informasi yang akurat dalam pengolahan, sistem informasi yang ada pada

BPR digunakan untuk memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi, pengambilan uang,

pengecekan saldo dan lain-lain. Dari sistem informasi yang digunakan, maka dapat diketahui

bahwa manajemen dari organisasi tersebut bagus atau tidak.

Penelitian ini untuk mengetahui tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja

SIA. Berdasarkan pemaparan diatas mendasari untuk melakukan penelitian pada BPR di Kota

Denpasar tentang kinerja SIA.

1

Page 2: analisis faktor kak agus.docx

Tabel 1. Daftar BPR Di Kota Denpasar

NO NAMA

1 PT. BPR BALI DANANIAGA

2 PT. BPR BANK DESA SANUR

3 PT. BPR DUTA BALI D/H MARTABAT BUANA

4 PT. BPR PADMA

5 PT. BPR PASAR UMUM

6 PT. BPR PEDUNGAN

7 PT. BPR PICU MANUNGGAL SEJAHTERA

8 PT. BPR PUSAKA

9 PT. BPR SARI NADI

10 PT. BPR SARI SEDANA

11 PT. BPR SRI ARTHA LESTARI

12 PT. BPR TATA ANJUNGSARI

13 PT. BPR UVERAD WERDI BHAKTI

Sumber : http://www.bi.go.id

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu :

C.1 Bagaimana pengaruh keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan SIA terhadap

kinerja SIA pada BPR di Kota Denpasar?

C.2 Bagaimana pengaruh kapabilitas personal sistem informasi terhadap kinerja SIA pada

BPR di Kota Denpasar?

C.3 Bagaimana pengaruh ukuran organisasi terhadap kinerja SIA pada BPR di Kota

Denpasar?

C.4 Bagaimana pengaruh dukungan manajemen puncak terhadap kinerja SIA pada BPR di

Kota Denpasar?

C.5 Bagaimana pengaruh formalisasi pengembangan sistem terhadap kinerja SIA pada

BPR di Kota Denpasar?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

D.1 Untuk mengetahui keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan SIA terhadap

kinerja SIA pada BPR di Kota Denpasar?

2

Page 3: analisis faktor kak agus.docx

D.2 Untuk mengetahui kapabilitas personal sistem informasi terhadap kinerja SIA pada

BPR di Kota Denpasar?

D.3 Untuk mengetahui ukuran organisasi terhadap kinerja SIA pada BPR di Kota

Denpasar?

D.4 Untuk mengetahui dukungan manajemen puncak terhadap kinerja SIA pada BPR di

Kota Denpasar?

D.5 Untuk mengetahui formalisasi pengembangan sistem terhadap kinerja SIA pada BPR

di Kota Denpasar?

E. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan pemaparan tujuan penelitian diatas, maka kegunaan pelitian ini adalah :

1. Kegunaan teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai teori yang

berkaitan dengan sistem informasi akuntansi (SIA), terutama faktor – faktor yang

mempengaruhi kinerja SIA pada BPR.

2. Kegunaan Praktis

- Bagi Mahasiswa

Penelitian ini berguna untuk menerapkan teori akuntansi yang berkaitan dengan

aiatem informasi akuntansi (SIA).

- Bagi Perusahaan

Penelitian ini berguna untuk memberikan informasi kepada perusahaan khususnya

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) mengenai hal yang mempengaruhi kinerja SIA.

F. Kajian Pustaka

F.1.Landasan Teori

F.1.1 Pengertian Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bank Perkreditan Rakyat, yang selanjutnya disebut BPR, adalah Bank Perkreditan

Rakyat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 4 Undang- Undang Nomor 7 Tahun

1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10

Tahun 1998, yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional.

BPR adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk

deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan

menyalurkan dana sebagai usaha BPR.

3

Page 4: analisis faktor kak agus.docx

Dalam melaksanakan usahanya BPR berasaskan demokrasi ekonomi dengan

menggunakan prinsip kehati-hatian. Demokrasi ekonomi adalah sistem ekonomi Indonesia

yang dijalankan sesuai dengan pasal 33 UUD 1945 yang memiliki 8 ciri positif sebagai

pendukung dan 3 ciri negatif yang harus dihindari (free fight liberalism, etatisme, dan

monopoli).

F.1.2 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Bodnar dan Hopwood (2006), yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Yusuf

menyatakan bahwa, “Sistem informasi akuntansi merupakan kumpulan sumber daya,

seperti manusia dan peralatan yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data

lainnya ke dalam informasi, informasi tersebut dikomunikasikan kepada para pembuat

keputusan.”

Menurut Barry E. Cushing yang dikutip dan dialih bahasakan oleh La Midjan &

Azhar Susanto (2003) mengatakan bahwa, “Sistem informasi akuntansi merupakan

seperangkat sumber manusia dan modal dalam organisasi, yang berkewajiban untuk

menyajikan informasi keuangan dan juga informasi yang diperoleh dari pengumpulan dan

memproses data.”

Menurut Nugroho Wdjajanto (2001) menyatakan bahwa, “Sistem informasi akuntansi

adalah susunan formulir, catatan, peralatan termasuk komputer dan perlengkapannya serta

alat komunikasi, tenaga pelaksanaannya dan laporan yang terkoordinasi secara erat yang

didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan

manajemen.”

Menurut La Midjan dan Azhar Susanto (2001) menyatakan bahwa, “Sistem informasi

akuntansi merupakan suatu sistem pengolahan data akuntansi yang merupakan koordinasi

dari manusia, alat dan metode yang berinteraksi secara harmonis dalam suatu wadah

organisasi yang terstruktur untuk menghasilkan informasi akuntansi keuangan dan

informasi akuntansi manajemen yang berstruktur pula.”

Sedangkan menurut Romney&Steinbart (2000) Sistem informasi akuntansi adalah

serangkaian dari satu atau lebih komponen yang saling berelasi dan berinteraksi untuk

mencapai suatu tujuan, yang terdiri dari pelaku, serangkaian prosedur, dan teknologi

informasi.

F.1.3 Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

4

Page 5: analisis faktor kak agus.docx

Khalil (1997) dalam Tjhai Fung Jen (2002) mengukur efektifitas sistem informasi

dengan menggunakan kepuasan pemakai dan pemakaian sistem. Soegiharto (2001)

mengukur kinerja SIA dari sisi pemakai dengan membagi kinerja sistem informasi

akuntansi ke dalam dua bagian yaitu kepuasan pemakai informasi dan pemakaian sistem

informasi sebagai pengganti variabel kinerja SIA. Penelitian ini mengacu pada penelitian

Choe (1996) dan Soegiharto (2001) dalam Tjhai Fung Jen (2002). Penelitian ini mengukur

kinerja SIA dari dua pendekatan yaitu kepuasan pemakai SIA dan pemakaian SIA itu

sendiri oleh para karyawan pada Departemen Akuntansi, Keuangan dan Perpajakan dalam

membantu menyelesaikan pekerjaan mereka untuk mengolah datadata keuangan menjadi

informasi Akuntansi.

1. Kepuasan Pemakai Sistem Informasi. Conrath dan Mignen (1990) dalam Tjhai

Fung Jen (2002) mengatakan kepuasan pemakai sistem informasi dapat diukur dari

kepastian dalam mengembangkan apa yang mereka perlukan. Delone dan McLean

(1992) seperti yang dikutip oleh Soegiharto (2001) mengemukakan ketika sebuah

sistem informasi diperlukan, penggunaan sistem akan menjadi kurang dan kesuksesan

manajemen dengan sistem informasi dapat menentukan kepuasan pemakai.

2. Pemakaian Sistem Informasi Akuntansi. Penelitian yang dilakukan oleh

Hamilton dan Chervany (1981), Ives dan Olson (1984) dalam Tjhai Fung Jen (2002)

menunjukkan sistem informasi yang banyak digunakan menunjukkan keberhasilan

sebuah system informasi manajemen. Sedangkan penelitian yang dilakukan Jahangir

et al (2000) dalam Tjhai Fung Jen (2002) menunjukkan perbedaan penentuan

keberhasilan komputer adalah tidak berdiri sendiri sehingga pemakaian sistem

digunakan untuk melakukan penelitian mengenai sistem informasi.

F.1.4 Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Kinerja SIA

Dari penelitian yang sudah dilakukan, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja SIA

adalah:

1. Keterlibatan Pemakai dalam Proses Pengembangan Sistem. Tjhai Fung Jen (2002)

berpendapat bahwa keterlibatan pemakai yang semakin sering akan meningkatkan

kinerja SIA dikarenakan adanya hubungan yang positif antara keterlibatan pemakai

dalam proses pengembangan sistem informasi dalam kinerja SIA.

2. Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi. Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat

bahwa semakin tinggi kemampuan teknik personal SIA akan meningkatkan kinerja

5

Page 6: analisis faktor kak agus.docx

SIA dikarenakan adanya hubungan yang positif antara kemampuan teknik personal

SIA dengan kinerja SIA.

3. Ukuran Organisasi. Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat bahwa semakin besar ukuran

organisasi akan meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanyahubungan yang positif

antara ukuran organisasi dengan kinerja SIA.

4. Dukungan Manajemen Puncak. Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat bahwa semakin

besar dukungan yang diberikan manajemen puncak akan meningkatkan kinerja SIA

dikarenakan adanya hubungan yang positif antara dukungan manajemen puncak

dalam proses pengembangan dan pengoperasian SIA dengan kinerja SIA.

5. Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi. Tjai Fung Jen (2002) berpendapat

bahwa semakin tinggi tingkat formalisasi pengembangan sistem informasi di

perusahaan akan meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya hubungan yang

positif antara formalisasi pengembangan sistem dengan kinerja SIA.

6. Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai. Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat

bahwa kinerja SIA akan lebih tinggi apabila program pelatihan dan pendidikan

pemakai diperkenalkan.

7. Keberadaan Dewan Pengarah Sistem Informasi. Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat

bahwa kinerja SIA akan lebih tinggi apabila terdapat dewan pengarah.

8. Lokasi dari Departemen Sistem Informasi. Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat bahwa

kinerja SIA akan lebih tinggi apabila departemen

F.2.Penelitian Sebelumnya

Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Soegiharto (2001) yang

bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja SIA. Soegiharti (2001)

melakukan penelitian dengan objek perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada ASX Data

Disk atau Australia Busiess Who’s Who Disk di Australia dengan responden yang dipilih

untuk menyampaikan persepsinyaterhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi yang

digunakan. Hasil penelitian Soegiharto (2001) menunjukkan hanya faktor keterlibatan

pemakai yang secara signifikan dan positif berpengaruh terhadap pemakaian sistem,

sedangkan faktor ukuran organisasi dan formalisasi pengembangan sistem dengan pemakaian

sistem dan faktor ukuran organisasi dengan kepuasan pemakai sistem informasi juga

berhubungan secara signifikan tetapi hubungan tersebut berkorelasi negatif, sedangkan faktor

lainnya tidak terbukti memiliki hubungan dengan kinerja SIA. Keberadaan dewan pengarah

6

Page 7: analisis faktor kak agus.docx

juga memberikan perbedaan atas kinerja SIA pada perusahaan yang memilikinya atau tidak.

Penelitian ini juga mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Tjhai Fung Jen (2002) yang

bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat meningkatkan kinerja SIA.

Tjhai Fung Jen (2002) melakukan penelitian yang menguji kembali penelitian Soegiharto

(2001). Hasil penelitian Tjhai Fung Jen (2002) menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat

formalisasi yang diterapkan perusahaan dalam proses pengembangan sistem informasinya,

kepuasan pemakai akan semakin tinggi, tetapi pemakaian sistem akan menurun. Hasil

penelitian ini juga menunjukkan bahwa kepuasan pemakai pada perusahaan yang departemen

sistem informasinya berada di departemen lainnya, akan lebih tinggi daripada perusahaan

yang departemen sistem informasinya terpisah dan berdiri sendiri. Disamping kedua

penelitian diatas, penelitian sekarang ini juga mengacu pada penelitian I Nyoman Gde Putra

Sasmita (2003) yang bertujuan untuk mencari buktiempiris tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerjaSIA. Hasil penelitian I Nyoman Gde Putra Sasmita (2003)

menunjukkan bahwa dari ke delapan faktor yang mempengaruhi kinerja SIA, terdapat enam

faktor yang mempengaruhi kinerja SIA, yaitu keterlibatan pemakai dalam pengembangan

SIA, kemampuan teknik personal SIA, dukungan manajemen puncak, formalisasi

pengembangan sistem informasi, keberadaan dewan pengarah sistem informasi, dan lokasi

departemen sistem informasi.

F.3.Rumusan Hipotesis

Pengaruh Keterlibatan Pengguna dalam Proses Pengembangan SIA (X1) Terhadap

Kinerja SIA

Banyak peneliti telah menyelidiki keterlibatan pengguna. Mereka percaya bahwa

keterlibatan mempengaruhi kriteria kunci seperti kualitas sistem, kepuasan pengguna dan

penggunaan sistem (Ives dan Olson 1984), Bruwer (1984) dan Hirschheim (1985) dalam

Soegiharto (2001). Mereka percaya bahwa keterlibatan pengguna dalam proses

pengembangan sistem mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan atas Computerize

Based Information System (CBIS). McKeen dan Guimaraes (1994); Restuningdiah dan

Indriantoro (2000) menyatakan partisipasi pengguna memiliki hubungan langsung dengan

kepuasan pengguna. Hipotesis 1.1 dinyatakan sebagai berikut :

H1.1: Terdapat pengaruh positif signifikan keterlibatan pengguna dalam proses

pengembangan SIA terhadap kinerja SIA.

Pengaruh Kapabilitas Personal SI (X2) terhadap Kinerja SIA

7

Page 8: analisis faktor kak agus.docx

Para peneliti mengasumsikan bahwa tingkat pengetahuan komputer pengguna akhir

secara langsung mempengaruhi kepuasan dengan suatu CBIS (Bruwer 1984; Hirschheim

1985; Nelson dan Cheney 1987) dalam Soegiharto (2001). Sejalan dengan asumsi tersebut,

Choe (1996) menemukan hubungan positif antara kapabilitas personil SIA dan penggunaan

sistem. Dalam penelitian yang lainnya, Montazemi (1988) menemukan bahwa tingkat

pengetahuan computer pengguna akhir mempengaruhi kepuasan dan apresiasi (penghargaan)

terhadap CBIS. Pengamatan

tersebut memperkuat persepsi Hirschheim (1985), Nelson dan Cheney (1987). Huff dan

Munro (1985) dalam Soegiharto (2001) juga menemukan bahwa kapabilitas personil SI

berpengaruh kepada kualitas desain dan kinerja SI. Berdasarkan temuan-temuan tersebut,

Hipotesis 1.2 dinyatakan sebagai berikut:

H1.2 :Terdapat pengaruh positif signifikan kapabilitas personal SI terhadap kinerja SIA

Pengaruh Ukuran Organisasi (X3) terhadap Kinerja SIA

Para peneliti berpendapat bahwa ukuran organisasi secara positif berhubungan dengan

keberhasilan SI, karena dana atau dukungan sumber daya lebih memadai dalam organisasi

yang lebih besar (Ein-Dor dan Segev 1978; Raymond 1990) dalam Choe (1996). Jika sumber

daya tidak memadai, akanmemungkinkan perancang sistem tidak dapat mengikuti prosedur

pengembangan normal denganmemadai, dengan demikian meningkatkan resiko kegagalan

sistem. Berdasarkan pendapat tersebut, dinyatakan hipotesis 1.3 sebagai berikut:

H1.3 :Terdapat pengaruh positif signifikan ukuran organisasi terhadap kinerja SIA.

Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak (X4) terhadap Kinerja SIA

DeLone (1988), dan Choe (1996) telah mengajukan dan secara empiris menguji

bahwa dukungan manajemen puncak mempunyai pengaruh positif terhadap kenerja SIA

melalui berbagai macam kegiatan. Top manajemen bertanggung jawab atas penyediaan

pedoman umum bagi kegiatan sistem informasi. Tingkat dukungan yang diberikan oleh

manajemen puncak bagi sistem informasi organisasi dapat menjadisuatu faktor yang sangat

penting dalam menentukan keberhasilan semua kegiatan yang berkaitan dengan sistem

informasi (Raghunathan dan Raghunathan, 1988). Untuk mempelajari pengaruh dukungan

manajemen puncak terhadap kinerja SIA, hipotesis 1.4 dapat dinyatakan sebagai berikut:

H1.4 :Terdapat pengaruh positif signifikan dukungan manajemen puncak terhadap kinerja

SIA.

Pengaruh Formalisasi Pengembangan Sistem (X5) terhadap Kinerja SIA

Penelitian yang dilakukan oleh Neal dan Rander (1973) dalam Soegiharto (2001)

secara empiris menunjukkan hubungan positif antara riset operasional atau keberhasilan

8

Page 9: analisis faktor kak agus.docx

kelompok manajemen sains dan formalisasi dengan proseduralisasi riset operasi atau

manajemen sains. Dalam masalah system informasi, hubungan antara formalisasi

pengembangan sistem dan keberhasilan SI diusulkan dan diuji secara empiris oleh Lee dan

Kim (1992) dan Thayer, et al.. (1981) dalam Choe (1996). Keduanya mengusulkan bahwa

formalisasi pengembangan sistem mempengaruhi keberhasilan implementasi SI. Berdasarkan

pendapat tersebut, hipotesis 1.5 dinyatakan sebagai berikut:

H1.5 :Terdapat pengaruh positif signifikan formalisasi pengembangan sistem terhadap

kinerja

SIA.

G. Metode Penelitian

G.1 Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif

(positivism) yang berbentuk asosiatif. Penelitian asosiatif, adalah penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Khususnya dalam

penelitian ini membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja SIA pada

BPR.

G.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan pada BPR di Kota Denpasar, yang menggunakan

sistem informasi akuntansi berbasis komputer.

G.3 Objek Penelitian

Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang

mempengaruhi SIA pada BPR di Kota Denpasar..

G.4 Identifikasi Variabel

1) Variabel terikat (dependent) adalah suatu variabel yang dipengaruhi atau menjadi

akibat dari adanya variabel bebas. Variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah

Kinerja sistem informasi akuntansi yang diukur dengan kepuasan pemakai SIA (Y1) dan

pemakaian SIA (Y2).

2) Varabel bebas (independent) adalah suatu variabel yang mempengaruhi atau

menjadi penyebab berubahnya atau timbulnya variabel terikat. Variabel indpenden dalam

penelitian ini adalah faktor-faktor yang meliputi keterlibatan pemakai dalam proses

9

Page 10: analisis faktor kak agus.docx

pengembangan SIA (X1), kapabilitas personal sistem informasi (X2), Ukuran organisasi

(X3), dukungan manajemen puncak (X4), formalisasi pengembangan sistem (X5).

G.5 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada variabel,

dengan tujuan memberikan arti atau menspesifikasikannya. Dalam penelitian ini definisi

operasional yang dimaksud sebagai berikut :

Variabel Dependen (Y1) : Kepuasan Pemakai SIA

Kepuasan pemakai SIA diindikasikan bahwa sistem mampu melengkapi kebutuhan

informasi-informasi dengan benar dan cepat serta cukup untuk memuaskan kebutuhan

yang diperlukan pemakai sistem. Variabel ini di ukur dengan menggunakan sepuluh

pertanyaan untuk mengetahui tingkat kepuasan pemakai terhadap SIA yang sedang

digunakan sekarang diperusahaan reponden. Pertanyaan ini di ukur dengan menggunakan

skala likert empat poin dengan angka satu menunjukkan persepsi sangat tidak setuju dan

angka empat menunjukkan sangat setuju terhadap pertanyaan yang diajukan.

Variabel Dependen (Y2) : Pemakaian SIA

Pemakaian sistem yang mudah dan sering digunakan untuk mengidentifikasikan

kinerja sistem yang relatif tinggi. Pertanyaan ini diukur dengan skala likert empat poin

dengan angka satu menunjukkan persepsi sangat tidak setuju dan angka empat

menunjukkan persepsi sangat setuju terhadap pertanyaan yang diajukan.

Variabel Dependen (X1) : Keterlibatan Pemakai Dalam Proses Pengembangan SIA

Sistem informasi yang dikembangkan melibatkan para pemakai akan memberikan

kepuasan bagi para pemakai dan pemakai tersebut akan berusaha untuk menggunakan SIA

yang diterapkan di perusahaannya. Variabel ini di ukur dengan menggunakan skala likert

empat poin dengan angka satu menunjukkan tingkat keterlibatan pemakai sangat rendah

dan angka empat menunjukkan tingkat keterlibatan pemakai sangat tinggi.

Variabel Dependen (X2) : Kapabilitas Personal Sistem Informasi

Pemakai sistem informasi yang memiliki kemampuan yang diperoleh dari pendidikan dan

pengalamannya akan meningkatkan kepuasan dalam menggunakan SIA dan akan terus

menggunakannya dalam membantu menyelesaikan tugasnya. Kapabilitas personal sistem

informasi di ukur dengan mengajukan dua pertanyaan mengenai kemampuan spesialis dan

kemampuan umum. Variabel ini di ukur dengan menggunakan skala likert empat poin

dengan angka satu untuk menunjukkan kemampuan teknik personal sangat rendah dan

angka empat menunjukkan kemampuan teknik personal sangat tinggi.

10

Page 11: analisis faktor kak agus.docx

Variabel Dependen (X3) : Ukuran Organisasi

Ukuran organisasi yang semakin besar dengan didukung oleh sumber daya yang semakin

besar akan menghasilkan sistem informasi yang lebih baik sehingga pemakai akan merasa

lebih puas dengan menggunakan sistem informasi akuntansi yang ada. Variabel ini diukur

dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Kariyani (2006) yaitu jumlah

karyawan yang bekerja dan telah menggunakan sistem informasi akuntansi pada

organisasi tersebut.

Variabel Dependen (X4) : Dukungan Manajemen Puncak

Dukungan manajemen puncak dalam proses pengembangan sistem informasi dan

pengorganisasian sistem informasi dalam perusahaan akan meningkatkan keinginan

pemakai untuk menggunakan sistem informasi yang ada dan merasa puas dalam

menggunakan sistem tersebut. Variabel ini di ukur dengan mengajukan lima pertanyaan

yang menunjukkan persepsi responden terhadap dukungan yang diberikan oleh

manajemen puncak dalam pengembangan dan operasi dari sistem informasi diperusahaan

dengan menggunakan skala likert empat poin dengan angka satu menunjukkan persepsi

tidak setuju terhadap pertanyaan yang diajukan dan angka empat menunjukkan persepsi

setuju terhadap pertanyaan yang diajukan.

Variabel Dependen (X5) : Formalisasi Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem informasi yang diformalisasikan akan meningkatkan kinerja atau

kesusksesan sistem informasi. Variabel ini di ukur dengan menggunakan lima pertanyaan

untuk menunjukkan tingkat formalisasi pengembangan sistem informasi yang telah

dilakukan diperusahaan responden. Pertanyaan menggunakan skala likert empat poin

dengan angka satu menunjukkan formalisasi pengembangan sistem tidak pernah dilakukan

dan angka empat menunjukkan selalu dilakukan formalisasi pengembangan sistem.

G.6 Jenis Dan Sumber Data

Jenis data menurut sifatnya dikelompokkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:

1) Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka dan dapat

dinyatakan dalam satuan hitung (Sugiyono, 2008:13). Data kuantitatif yang digunakan

dalam penelitian ini adalah data hasil pengukuran yang dapat dinyatakan dalam bentuk

angka-angka, yang meliputi skor nilai dari jawaban kuesioner yang telah diisi oleh

responden.

11

Page 12: analisis faktor kak agus.docx

2) Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat dan gambar

(Sugiyono, 2008:14). Data kualitatif dalam penelitian ini adalah elemen - elemen

pertanyaan yang ada pada kuesioner serta wawancara mendalam terhadap responden.

Sumber data yang digunakan yaitu data primer berupa jawaban dari responden atas

pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner, dan data sekunder berupa data mengenai daftar

nama-nama BPR di Kota Denpasar.

G.7 Metode Penentuan Sampel

G.7.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu ditetapkan untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan (Sugiyono, 2008:115). Populasi penelitian ini adalah BPR di seluruh wilayah

Kota Denpasar yang merupakan lembaga keuangan mikro yang melaksanakan kegiatan

simpan pinjam/perkreditan untuk memenuhi kebutuhan dana masyarakat yang ada di

sekitarnya.

G.7.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut

(Sugiyono, 2008:116). Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Teknik Sensus yaitu suatu teknik penentuan sampel dimana semua populasi

digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan kriteria tersebut, maka yang menjadi sampel

penelitian adalah sebanyak 13 BPR di Kota Denpasar.

G.8 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1) Wawancara merupakan teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi

pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti (Sugiyono, 2008:194).

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara tidak terstruktur, yaitu tidak

menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis dan lengkap untuk

pengumpulan datanya tetapi dengan jalan melakukan tanya jawab secara langsung dengan

pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan yang diteliti terutama pihak yang akan

mengisi kuesioner. Wawancara ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kesalahan

dalam menafsirkan pertanyaan kuesioner.

2) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

12

Page 13: analisis faktor kak agus.docx

dijawabnya (Sugiyono, 2008:199). Dalam penelitian ini kuesioner disebarkan langsung

kepada BPR di Kota Denpasar

G.9 Teknik Analisis Data

Mengingat pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

kuisioner, maka faktor kesungguhan responden dalam menjawab kuisioner merupakan hal

yang penting. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian.

G.9.1 Pengujian instrument

1) Uji Validitas Pengujian validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2008:172). Pengujian

validitas dilaksanakan dengan menghitung korelasi antara skor masing –masing butir

pertanyaan dengan total skor, sehingga dapat dinilai pearson correlation. Apabila korelasi

antara masing-masing skor butir pertanyaan menunjukkan hasil signifikan, maka dapat

disimpulkan bahwa masing-masing butir pertanyaan adalah valid (Ghozali, 2007:20).

Untuk menguji validitas dalam penelitian ini digunakan teknik analisis melalui program

SPSS. Syarat minimum suatu kuisioner untuk memenuhi validitas adalah jika korelasi

bernilai lebih besar dari korelasi hitung yaitu diatas 0,3 (Sugiyono, 2008:178).

2) Uji Reliabilitas Pengujian reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu pengukuran

dapat memberikan hasil yang konsisten bila dilakukan pengukuran kembali terhadap

gejala yang sama (Sugiyono, 2008:173). Uji reliabilitas dilakukan terhadap instrumen

dengan koefisien cronbach’c alpha. Suatu instrumen dikatakan reliable apabila nilai

cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60 maka instrumen yang digunakan reliabel (Ghozali,

2007:24). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS.

G.9.2 Method Succesive of Interval (metode jarak berurutan)

Sebelum data dianalisis, data ordinal yang diperoleh dari hasil kuesioner ditransformasi

terlebih dahulu menjadi data interval. Mentransformasi data ordinal menjadi data interval

gunanya untuk memenuhi syarat analisis parametric yang mana data setidak-tidaknya

berskala interval. Teknik transformasi yang paling sederhana dengan menggunakan

Method of Succesive Interval/MSI (Suwarno dalam Satyawati, 2009). Pada analisis regresi,

data ordinal (skor kuesioner) terlebih dahulu harus ditransformasi menjadi data interval

dengan MSI. Adapun langkah-langkah perhitungan metode tersebut adalah sebagai

berikut:

13

Page 14: analisis faktor kak agus.docx

(1) Mengelompokkan data berskala ordinal dalam masing-masing variabel dihitung

banyakanya pemilih pada tiap bobot yang diberikan pada masing-masing variabel atau

butir pertanyaan.

(2) Untuk setiap butir pertanyaan tentukan berapa orang yang mendapat skor 1,2,3,4, yang

disebut dengan frekuensi.

(3) Membuat proporsi dengan cara membagi frekuensi dari setiap butir jawaban dengan

seluruh jumlah responden.

(4) Membuat proporsi kumulatif

(5) Menentukan nilai Z untuk setiap butir jawaban berdasarkan nilai frekuensi yang telah

diperoleh dengan bantuan tabel Z riil.

(6) Menghitung nilai skala, dengan rumus:

Skala (i) = Zriil ( 1 – i)- Zriil (i) ………………...…………………(1)

Prop.Kum(i)- Prop.Kum(i – 1)

(7) Penyertaan nilai skala Nilai penyertaan inilah yang disebut skala interval dan dapat

digunakan dalam perhitungan analisis regresi (riduwan, 2007 : 30).

G.9.3 Pengujian asumsi klasik

Untuk keperluan analisis, variabel yang dioperasikan harus memenuhi persyaratan

sehingga tidak menimbulkan hasil yang bias dalam pengujian. Adapun uji asumsi klasik

yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1) Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam residual dari

model regresi, variabel dependen, variabel independen, atau keduanya yang dibuat

berdistribusi variable terikat, dan variabel bebas berdistribusi normal atau tidak. Metode

yang digunakan dengan menggunakan statistic Kolmogorov-Smirnov. Alat uji ini biasa

disebut dengan K-S yang tersedia dalam program SPSS. Kriteria yang digunakan dalam

tes ini adalah dengan membandingkan antara tingkat signifikansi yang didapat dengan

tingkat alpha yang digunakan dimana data tersebut dikatakan berdistribusi normal bil sig >

alpha = 0,05 (Ghozali, 2007 : 100).

2) Uji Heteroskedastisitas Menurut Ghozali (2002:93) dalam Suyana Utama (2008:93) uji

heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan

varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik

adalah yang tidak mengandung gejala heteroskedastisitas atau mempunyai varians yang

14

Page 15: analisis faktor kak agus.docx

homogen. Jika suatu model regresi yang mengandung gejala heteroskedastisitas akan

memberikan hasil prediksi yang menyimpang (Suyana Utama, 2008:93). Salah satu cara

untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji glejser, dengan

meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel bebas.

3) Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2002:57) dalam Utama (2008:92), uji multikolinieritas bertujuan untuk

menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas.

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Model

regresi yang baik adalah bebas dari gejala multikolinieritas. Untuk mendeteksi ada atau

tidaknya korelasia antar variable dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai variance

inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance lebih dari 10 persen atau VIF kurang dari 10,

maka dikatakan tidak ada multikolinieritas.

G.9.4 Analisis regresi linear berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui atau memperoleh gambaran

mengenai pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, dengan menggunakan

Statistical Package for Social Science (SPSS). Untuk memecahkan permasalahan yang

ada, maka dipergunakan alat analisis regresi linier berganda dengan persamaan sebagai

berikut :

Y1 = α + β1X1 + β2X2 +...................+β7X5 + e (2)

Y2 = α + β1X1 + β2X2 +...................+β7X5 + e (3)

Dimana :

Y1 = Kepuasan pemakai SIA

Y2 = Pemakaian SIA

α = Bilangan konstan, jika seluruh nilai independent adalah nol

X1 = Keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA

X2 = Kapabilitas personal sistem informasi

X3 = Ukuran organisasi

X4 = Dukungan manajemen puncak

15

Page 16: analisis faktor kak agus.docx

X5 = Formalisasi pengembangan sistem

e = residual error atau variabel pengganggu

G.9.5 Pengujian hipotesis

1) Uji F Statistik

Pengujian kelayakan model dilakukan dengan uji F. Uji ini mengetahui apakah semua

variabel independen secara serempak mempengaruhi variabel dependen. Langkah- langkah

pengujiannya adalah :

a. Merumuskan hipotesis

H0 : βi ≤ 0 (berarti secara serempak (simultan) faktor keterlibatan pemakai, kapabilitas

personal sistem informasi, ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak serta formalisasi

pengembangan sistem informasi tidak ada berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi

akuntansi pada BPR di Kota Denpasar).

H1 : βi > 0 (berarti secara serempak (simultan) faktor keterlibatan pemakai, kapabilitas

personal sistem informasi, ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak serta formalisasi

pengembangan sistem informasi berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi

pada BPR di Kota Denpasar. Berarti variabel bebas secara serempak ada berpengaruh

terhadap variable terikat).

b. Menentukan tingkat keyakinan 95% dan α = 5%, degree of freedom (df) pembilang = (k

1), (df) penyebut = (n-k) untuk menentukan nilai Ftabel.

c. Menentukan besarnya Fhitung yang diperoleh dari hasil regresi dengan bantuan program

SPSS.

d. Membandingkan besarnya Fhitung dengan Ftabel dimana kriteria pengujiannya adalah

sebagai berikut :

Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak

Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima

Apabila tingkat signifikansi F < α = 0,05, maka H0 ditolak.

Apabila tingkat signifikansi F > α = 0,05, maka H0 diterima.

16

Page 17: analisis faktor kak agus.docx

2) Uji t Statistik (Uji secara Parsial)

Pengujian ini dilakukan untuk menguji secara parsial antara masing-masing variabel

bebasterhadap variabel terikat (Wirawan, 2002:238). Apabila t hitung lebih besar daripada t

tabel (0,05), maka hubungan antar variabel independen dan dependen adalah signifikan.

Langkah–langkah uji parsial yaitu :

a.hipotesis

H0 : βi ≤ 0 (berarti faktor keterlibatan pemakai, kapabilitas personal sistem informasi, ukuran

organisasi, dukungan manajemen puncak serta formalisasi pengembangan sistem informasi,

tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada

BPR di Kota Denpasar).

H1 : βi > 0 (berarti faktor keterlibatan pemakai, kapabilitas personal sistem informasi, ukuran

organisasi, dukungan manajemen puncak serta formalisasi pengembangan sistem informasi,

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada BPR di

Kota Denpasar).

b. Menentukan tingkat keyakinan sebesar 95% dan α sebesar 5%, df = (n-k) danuji dua sisi

untuk menentukan ttabel.

c. Menentukan besarnya t hitung yang diperoleh dari hasil regresi dengan bantuanprogram

SPSS.

d. Membandingkan thitung dengan ttabel.

e. Membandingkan besarnya thitung dengan ttabel dimana kriteria pengujiannya adalah

sebagai berikut :

Jika t hitung ≤ t tabel maka H0 ditolak

Jika t hitung > t tabel maka H0 diterima

Apabila tingkat signifikansi t < α = 0,05, maka H0 ditolak.

Apabila tingkat signifikansi t > α = 0,05, maka H0 diterima

normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi residual yang

normal atau mendekati normal. Menurut Nata (2002:180) menyatakan bahwa suatu pengujian

untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel

17

Page 18: analisis faktor kak agus.docx

18