143
1 ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN MUKTAMAR KE-31 NAHDLATUL ULAMA DI SURAT KABAR SUARA MERDEKA EDISI NOPEMBER – DESEMBER 2004 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyartaan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam(KPI) Noor Zaidah 1101202 FAKULTAS DA'WAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2006

ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

1

ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN MUKTAMAR KE-31 NAHDLATUL

ULAMA DI SURAT KABAR SUARA MERDEKA EDISI NOPEMBER – DESEMBER 2004

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyartaan

mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam(KPI)

Noor Zaidah

1101202

FAKULTAS DA'WAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2006

Page 2: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

2

NOTA PEMBIMBING

Lamp : 5 Bendel Hal : Persetujuan Naskah skripsi

Kepada.Yth. Dekan Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Di Semarang

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah membaca, mengadakan koreksi dan perbaikan

sebagaimana mestinya, maka kami menyatakan bahwa naskah skripsi :

Nama : Noor Zaidah

NIM : 1101202

Fak./Jur/kons. : Dakwah/KPI/Penerbitan

Judul : ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN MUKTAMAR KE-31 NAHDLATUL ULAMA DI SURAT KABAR SUARA MERDEKA EDISI NOPEMBER-DESEMBER 2004

Dengan ini telah kami setujui dan mohon agar segera diujikan,

demikian atas persetujuannya diucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb

Semarang, Juli 2006

Pembimbing

Bidang Substansi Materi Bidang Metodologi dan Tata tulis

Drs. H. Ahmad Hakim,M.A.Ph.D Drs.Najahan Musyafak.MA. NIP.150 234 846 NIP. 150 275 330

Page 3: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

3

DEPARTEMEN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus III) Ngalian – Semarang Telp. (024) 7606405

PENGESAHAN Skripsi Saudara : Noor Zaidah Nomor Induk : 1101202 Judul : Analisis Framing Terhadap Pemberitaan Muktamar Ke-31 Nahdlatul Ulama Di Surat Kabar Suara Merdeka Edisi Nopember-Desember 2004 Telah dimunaqosahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang dan dinyatakan lulus pada tanggal :

31 Juli 2006

Dan dapat diterima sebagai pelengkap ujian akhir program Strata Satu (S.1) tahun 2006 guna memperoleh gear Sarjana dalam Ilmu Dakwah, Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Semarang, 31 Juli 2006 Ketua Sidang Sekretaris Sidang Drs. H. Aminuddin Sanwar,M.M. Drs. H. Najahan Musyafak, M.A NIP.150 170 349 NIP. 150 275 330 Penguji I Penguji II

Abdul Sattar, M.Ag H.M.Alfandi, M.Ag NIP.150 279 717 Pembimbing I Pembimbing II Drs. H. Ahmad Hakim, MA.,Ph.D Drs.H. Najahan Musyafak, M.A NIP. 150 235 846 NIP. 150 275 330

Page 4: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

4

M O T T O

ومن احسن قوال ممن دعا الى هللا وعمل صالحا وقال اننى من المسلمين

)33:الفصلت (

'' Siapakah yang lebih baik perkatannya daripada orang yang

menyeru kepada Allah ,mengerjakan amal yang saleh dan berkata ,'' sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri ''. (Depag RI,1989 : 778)

Page 5: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

5

PERSEMBAHAN

Dengan segenap ketulusan , Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

• Ayah dan ibu tercinta ,bapak Mahmudi dan ibu Kasmirah trimakasih atas do'a

dan segala dukungan yang diberikan, baik moril dan materiil dengan tulus

ikhlas demi kesuksesan putri tercintanya.

• Bapak dan ibu mertuaku, bapak Ali Rohmat dan ibu Hj.Suyamatun

terimakasih atas doanya sehingga terselesaikan skripsi ini.

• Mas Azis yang selalu memotivasiku sehingga terselesaikan skripsi ini.

• Adik-adikku Nik dan Andhim Terima kasih atas do'anya. .

• Sahabat dekatku Ety, Lailis, Dwik,,Hera, Mutmainah dan Ayu.

Page 6: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

6

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahim

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas taufiq

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta

salam selalu tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah

membimbing kita ke jalan yang lurus yaitu jalan yang terang benderang.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak akan

selesai dengan baik dan sempurna tanpa bantuan dan uluran tangan dari berbagai

pihak, oleh karena itu ijinkahlah penulis mengucapkan terima kasih kepada yang

terhormat :

1. Prof.Dr. Abdul Jamil,M.A., selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang.

2. Drs. H. Aminuddin Sanwar,M.M.,selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN

Walisongo Semarang.

3. Dr. Awaluddin Pimay.L.c.M.Ag, selaku Wali Studi.

4. Drs.H.Ahmad Hakim,MA,Ph.D dan Drs. H.Najahan Musyafak M.A,

selaku pembimbing yang telah meluangkan banyak waktu,tenaga dan

pikirannya guna membimbing penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

5. Segenap Civitas akademika Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang.

6. Ayahanda dan Ibunda yang perannya tidak bisa penulis ukir dengan kata-

kata dalam skripsi ini.

7. Bapak ibu mertuaku yang memberikan do'anya sehingga skripsi ini bisa

terselesaikan.

8. TemankuWismaAlamanda(MbakKhasanah,Wanna,Eny,Subiyah,Nurul,Em

a,Nia,Ida).

9. Sahabatku Seperjuanganku KPI angkatan '' 2001 ''.

10. Teman-teman KKN ( Teh Ety, teh Anik, dek Yiyid,Tuti, Akrom,Khijron

,Budi,Bandeng,Turki serta Dwi)

11. Semua pihak yang telah berperan dan membantu penulis hingga skripsi

ini bisa terwujud.

Page 7: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

7

Teriring doa dan harapan semoga amal baik dan jasa dari semua

pihak tersebut di atas akan mendapat balasan yang sebaik-baiknya dari Allah

SWT.

Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum

sempurna.Oleh karena itu ,penulis membuka kritik dan saran yang konstruktif

bagi kesempurnaan penulisan skripsi ini.Semoga skrpsi ini bermanfaat bagi kita

semua..

Semarang, Juli 2006 Penyusun

Noor Zaidah 1101202

Page 8: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

8

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab dua rumusan masalah yaitu: untuk mengetahui kecenderungan Surat kabar Suara Merdeka Terhadap pemberitaan Muktamar ke-31 Nahdhatul Ulama edisi Nopember – Desember 2004 serta bagaimana pemberitaan itu dilihat dari perspektif Dawah. Muktamar ke-31 Nahdlatul Ulama di Asrama Haji Donohudan Boyolali dilaksanakan tanggal 28 Nopember -2 Desember 2004 diwarnai oleh munculnya kompetisi antara dua poros di kalangan Nahdhiyyin yaitu Poros Langitan dan Poros Lirboyo. Poros Langitan di bawah kepemimpinan ulama sepuh NU, KH. Abdullah Faqih. Poros tersebut kenal dekat dengan Gus Dur dan kalangan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), di sisi lain Poros Lirboyo di bawah kendali KH. Idris Marzuki dikenal dekat dengan KH.Hasyim Muzadi. Kedua Poros tersebut bersaing dalam perebutan jabatan Rais Aam dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdhatul Ulama(PBNU). Untuk menjawab permasalahan tersebut, penulis menggunakan metode penelitian Kualitatif. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah framing. Framing adalah pendekatan untuk mengetahui cara pandang yang digunakan wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Cara pandang pada akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan, serta hendak dibawa kemana berita tersebut. Analisis yang digunakan penulis adalah Analisis Induktif. Analisis induktif yang berangkat dari hal-hal yang khusus kemudian ditarik pada kesimpulan umum. Penulis telah mengumpulkan data dengan metode dokumentasi dari Suara Merdeka dari tanggal 23 Nopember - 18 Desember 2004. Suara Merdeka menurunkan beritanya selama 19 edisi. Selama 19 edisi ada 8 edisi cenderung memihak terhadap Poros Lirboyo, 7 edisi berpihak pada Poros Langitan dan 3 edisi bersikap Netral. Hasil dari penelitian ini Pertama, Suara Merdeka cenderung melihat Muktamar ke-31 sebagai bentuk demokrasi warga NU untuk memilih Rais Aam dan Ketua Umum PBNU setiap lima tahun sekali. Di sini Suara Merdeka mengemas beritanya cenderung memihak Poros Lirboyo. Kedua, jika dilihat dari perspektif dakwah, pemberitaan Suara Merdeka belum memenuhi kode etik jurnalistik Islami.

Page 9: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

9

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya

sendiri dan di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk

memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan atau lembaga

pendidikan lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan maupun

yang belum/tidak diterbitkan, sumbernya dijelaskan di dalam tulisan dan daftar

pustaka.

Semarang, Juli 2006 Penyusun

Noor Zaidah 1101202

Page 10: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

10

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................. i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING......................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ................................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ v

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................... vi

KATA PENGANTAR ............................................................................... vii

HALAMAN ABTRAKSI .......................................................................... viii

DAFTAR ISI.............................................................................................. ix

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2. Perumusan Masalah ...................................................................... 7

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 8

1.4. Tinjauan Pustaka........................................................................... 9

1.5. Kerangka Teoritik ......................................................................... 11

1.6. Metodelogi Penelitian ................................................................... 14

1.6.1. Jenis dan Sumber Pendekatan ............................................ 14

1.6.2. Sumber Data....................................................................... 15

1.6.3. Definisi Operasional .......................................................... 15

1.6.4. Teknik Pengumpulan Data................................................. 16

1.6.5. Teknik Analisis Data.......................................................... 16

1.7. Sistematika Penulisan ................................................................... 19

BAB II. MEDIA MASSA DAN ETIKA PEMBERITAAN ISLAMI

2.1. Media Massa ................................................................................. 21

2.1.1. Pengertian Media Massa .................................................... 21

2.1.2. Karakteristik Media Massa ................................................ 22

2.1.3. Fungsi Media Massa .......................................................... 24

2.1.4. Peran Media Massa ............................................................ 27

2.2. Pers dan Pemberitaan.................................................................... 28

Page 11: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

11

2.2.1. Pengertian pers .................................................................. 28

2.2.2. Pengertian Berita............................................................... 30

2.2.3. Jenis-jenis Berita ................................................................ 35

2.3. Etika dan Pemberitaan Islami ....................................................... 37

BAB III. PEMBERITAAN SUARA MERDEKA TENTANG MUKTAMAR

Ke-31 NAHDLATUL ULAMA

3.1. Profil Suara Merdeka .................................................................... 43

3.1.1. Sejarah Berdirinya Suara Merdeka .................................... 43

3.1.2. Perkembangan Suara Merdeka........................................... 46

3.2. Ideologi Suara Merdeka................................................................ 50

3.2.1. Visi Misi Suara Merdeka ................................................... 51

3.2.2. Struktur Organisasi ............................................................ 52

3.3. Pemberitaan Suara Merdeka Tentang Muktamar Ke-31Nahdlatul Ulama

....................................................................................................... 54

BAB IV. ANALISIS TERHADAP PEMBERITAAN MUKTAMAR KE-31

NAHDLATUL ULAMA

4.1. Analisis framing terhadap pemberitaan Muktamar Ke-31Nahdlatul

Ulama............................................................................................ 70

4.2. Ideologi Suara Merdeka Dalam pemberitaan Muktamar Ke-31 Nahdlatul

Ulama............................................................................................ 107

4.3. Pemberitaan Suara Merdeka tentang MuktamarKe-31 Nahdlatul Ulama

dilihat dari Perspektif dakwah ...................................................... 110

BAB V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan ................................................................................... 113

5.2. Saran ............................................................................................. 115

5.3. Penutup ......................................................................................... 115

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN

Page 12: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

12

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Noor Zaidah

Tempat, Tanggal Lahir : Jepara,14 Januari 1983

Alamat : Pelemkerep Rt:03 Rw:IV No;91 Mayong Jepara.

Pendidikan :

1. SDN 02 Pelemkerep Mayong Jepara lulus tahun

1995.

2. SLTP Islam Al-Hikmah Mayong Jepara lulus

tahun 1998.

3. MA Darul Ulum Purwogondo Kalinyamatan

Jepara lulus 2001.

4. Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang

Demikian riwayat hidup yang disusun dengan sebenar-benarnya dan dengan

dipertanggungjawabkan.

Semarang, Juli 2006 Penulis Noor Zaidah

Page 13: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

13

DAFTAR TABEL Tabel 1. Pemberitaan Suara Merdeka tentang Muktamar ke-31 NU

Tabel 2. Katagori Pemberitaan Suara Merdeka Berdasarkan Agenda

Muktamar ke-31 NU

Tabel 3. Analisis framing Pemberitaan Suara Merdeka tentang Muktamar

ke-31 Nahdlatul Ulama

Page 14: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

14

Page 15: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Suatu kenyataan yang tidak terbantahkan dan sangat mempengaruhi proses

komunikasi dalam masyarakat moderen sekarang adalah keberadaan media massa

(cetak maupun elektronik). Media massa telah menjadi fenomena tersendiri dalam

proses komunikasi manusia dewasa ini, bahkan ketergantungan manusia pada

media massa sudah sedemikian besar. Ketergantungan yang tinggi pada media

massa tersebut akan mendudukkan media massa sebagai alat yang akan ikut

membentuk apa dan bagaimana masyarakat. Seperti cara belanja yang baik dan

memilih kebutuhn hidup dan lain-lain. Semua itu ditentukan media massa.

(Nuruddin, 2003: 1)

Media massa menjalankan fungsinya tidak hanya sebagai penyalur

informasi, tetapi sekaligus untuk mempengaruhi sikap dan perilaku

masyarakat. Masyarakat dapat menyetujui atau menolak kebijakan pemerintah

lewat media pula. Berbagai inovasi atau pembaharuan bisa dilakukan oleh

masyarakat, bahkan keinginan aspirasi pendapat dan sikap juga dapat

disebarluaskan melalui media (Nuruddin, 2004: 69).

Indonesia kini memang sedang memasuki era baru, yaitu era demokratisasi media

dimana media massa muncul seperti jamur di musim penghujan. Penampilan

media jelas jauh berani bersikap kritis terhadap penguasa dibanding masa-masa

sebelumnya. Media menjadi lebih agresif dan kreatif dalam memberi nilai tambah

Page 16: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

16

suatu berita dan juga dalam mengekplorasi isu-isu permasalahan untuk diolah

menjadi komoditi infomasi (Hidayat, 2001:viii).

Namun sayang, di sisi lain seringkali terlihat ada berita yang tidak akurat atau

tidak berimbang. Masih cukup banyak pers melanggar kode etik jurnalistik

(Siregar, 2004: xiii). Sesungguhnya tugas mulia media adalah menyampaikan

kebenaran. Namun tugas menyampaikan kebenaran itu tidaklah sederhana. Ada

berbagai kepentingan yang “berbicara” yang pada gilirannya memberi bentuk

pada kebenaran yang disampaikan. Selalu saja ada ketegangan di antara pihak

yang memiliki kepentingan dan masyarakat umum sebagai konsumen berita

(Sobur, 2002: viii).

Apa yang disebut berita itu ternyata jauh lebih dari apa yang dipersepsi selama ini.

Di kalangan praktisi dan teoritisi komunikasi telah terbentuk suatu konsensus

bahwa media massa dalam menjalankan fungsinya harus berpegang teguh pada

prinsip obyektifitas. Konsensus itu dalam praktik ternyata tidak mudah dijalankan,

masalahnya seringkali terbentur pada pengertian obyektif itu. Berita pada

hakekatnya tertulis atas suatu realitas yang ada dalam masyarakat, namun realitas

obyektif yang ada baik berupa peristiwa atau ide tindakan sama dengan realitas

berita di media massa (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran yang bebas, dari

kepentingan di dalam memberitakan suatu peristiwa apa adanya. Media yang

seperi kitaa lihat justru mengkonstruksi sedemikian rupa realitas. Tidak

mengherankan jikalau kita tiap hari secara terus menerus menyaksikan bagaimana

peristiwa yang sama bisa diperlakukan secara berbeda oleh media. Ada peristiwa

yang diberitakan, ada yang tidak diberitakan. Ada yang dianggap penting, ada

Page 17: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

17

yang tidak dianggap sebagai berita. Ada peristiwa yang dimaknai secara berbeda,

dengan wawancara berbeda dengan orang yang berbeda, dengan titik perhatian

yang berbeda, semua kenyataan ini menyadarkan kita betapa subyektifnya berita.

Mengetengahkan perbedaan semacam ini, tentu bukan menekankan bias atau

distorsi dari pemberitaan media. Ini dipaparkan untuk memberikan ilustrasi

bagaimana berita yang kita baca tiap hari telah melalui proses konstruksi

(Eriyanto, 2004: 2). Organisasi Jami'yyah Nahdlatul Ulama merupakan organisasi

massa Islam terbesar di Indonesia, tentunya tidak lepas dari sorotan media.

Organisasi tersebut adalah Nahdlatul Ulama(NU), dengan keanggotaan yang

diperkirakan berjumlah tiga puluh lima juta orang, merupakan organisasi yang

sungguh berbasis massa di bawah kepemimpinan ulama (Martin, 1994: 1).

Nahdlatul Ulama didirikan di Surabaya pada tanggal 31 Januari 1926 oleh para

ulama yang pada umumnya menjadi pengasuh pondok pesantren. Kelahiran

Nahdlatul Ulama merupakan muara rangkaian kegiatan yang mempunyai mata

rantai hubungan dengan berbagai keadaan. Dalam organisasi Nahdlatul Ulama,

ulama merupakan panutan, pembimbing bagi jalannya organisasi dan warga NU.

Ulama dipandang sebagai orang yang memahami dan mengetahui tentang ajaran

Islam ( Rozikin Damam, 2001: 43).

Dalam muktamar ke 27 di Situbondo 1984 Nahdlatul ulama telah

memutuskan untuk kembali ke Khittah 1926. Namun hal itu tidak serta merta bisa

menjadikan warga NU mudah meninggalkan dunia politik (Suara Merdeka, 27

Nopember 2004). Pada Muktamar ke 28 diadakan di Yogyakarta 1989 dirumuskan

Page 18: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

18

pedoman politik bagi warga NU. Dalam muktamar ini dibahas bahwa warga

NU boleh berpolitik asal tidak membawa nama Jam’iyyah Nahdlatul Ulama

(Rozikin Daman, 2001: 194).

Muktamar ke 31 Nahdlatul Ulama di Asrama Haji Donohudan

Boyolali yang dilaksanakan pada tanggal 28 Nopember-2 Desember

2004 ternyata diwarnai dengan kompetesi antara dua poros di kalangan

warga Nahdliyyin yaitu poros Langitan dan poros Lirboyo. Poros

Lirboyo dibawah kepemimpinan KH. Idris Marzuki dan KH. Zainuddin

Jazuli (Pondok Pesantren Ploso Kediri) dikenal dekat dengan KH.

Hasyim Muzadi. Sementara poros Langitan di bawah kendali ulama

sepuh yaitu K.H. Abdullah Faqih. Poros ini dekat dengan Gus Dur dan

kalangan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Kedua poros tersebut secara tidak langsung telah warga NU ke dalam

politik praktis, yang ditandai dengan adanya keterlibatan Partai yang

memberikan dukungan kepada kedua poros tersebut. Poros Lirboyo

memberikan dukungan politik penuh saat Hasyim Muzadi mencalonkan diri

dan kampanye sebagai cawapres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

(PDI-P). Sedangkan poros Langitan dibawah kendali KH.Abdullah Faqih yang

dikenal dekat dengan Gus Dur memberikan dukungan dari Partai Kebangkitan

Bangsa (PKB) (Suara Merdeka, 27 Nopember 2004).

Soentandoyo berpandangan baik poros Lirboyo maupun langitan

sama-sama menyeret NU ke ranah politik. Pencalonan Hasyim Muzadi

sebagai cawapres berpasangan dengan Megawati dari PDI-P jelas bermuatan

politis, kendati pada saat pencalonan berlangsung mantan PWNU Jawa Timur

tersebut non aktif dari kepengurusan NU Jawa Timur. Pada sisi lain manuver-

Page 19: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

19

manuver politikus PKB yang kerap kali meminta restu, fatwa dan nasihat kiai-

kiai poros Langitan seperti munculnya fatwa haram memilih presiden wanita

menjelang pilpres putaran kedua telah mencampur adukkan antara ranah

politik dan syariah agama (Suara Merdeka, 27 Nopember 2004).

Pada Muktamar ke-31 NU, KH.Hasyim Muzadi terpilih sebagai ketua

Tanfidziyah PBNU untuk 5 tahun ke depan, tetapi pihak kiai-kiai sepuh NU

tidak mengakui hasil Muktamar ke-31 tersebut. Pasca Muktamar ke-31, warga

NU terbagi menjadi tiga, yaitu:NU struktural Hasyim Muzadi, NU kultural

Gus Dur dan kiai-kiai sepuh NU. Gus Dur menilai,dalam kepemimpinan

Hasyim Muzadi lima tahun terakhir ini tidak ada langkah progresif, Hasyim

Muzadi hanya sibuk mengurus persoalan politik, tidak seperti NU pada lima

belas tahun silam. Gusdur tetap tidak mengakui kekalahannya. Hal ini

memynculkan sebuah ide untuk membentuk NU Tandingan sebagai hasil dari

tidak berhasilnya Gu Dur menduduki Kursi Rais Aam (Suara Merdeka,10

Desember 2004).

Langkah Gusdur mendirikan NU Tandingan sulit dihentikan dan

konflik antar Gus Dur dan Hasyim Muzadi merupakan luka yang sulit

disembuhkan. Hasyim dinilai telah melanggar etika komunikasi dalam

hubungan santri terhadap kiai. Jika Hasyim tidak mundur dari ketua umum

PBNU maka Gusdur, kiai-kiai sepuh dan aktivis pemuda NU pasca Muktamar

merencanakan membentuk ormas baru atau NU tandingan (La Ode Ida, Suara

Merdeka, 10 Desember 2004).

Page 20: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

20

Secara garis besar ada dua persoalan mengenai isu tersebut. Pertama,

terkait dengan konflik internal PBNU pasca Muktamar ke-31 NU. Oleh karena

itu, media diharapkan memberitakan secara luas terutama kepada warga NU.

Kedua, berita itu perlu diselidiki lebih lanjut, karena untuk mengetahui sikap

media dalam memberitakan isu adanya kompetesi poros Lirboyo (Hasyim

Muzadi) dan Langitan (Gusdur) dalam Muktamar ke-31 NU di Asrama Haji

Donohudan Boyolali.

Page 21: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

21

Bagaimana media memaknai peristiwa tersebut, apakah berita itu

penting sehingga perlu diberitakan ataukah hanya rumor biasa yang perlu

mendapat penyelidikan lebih lanjut? Penulis berusaha meneliti dengan analisis

framing. Framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif

atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan

menulis berita. Cara pandang atau perspektif pada akhirnya menentukan fakta

apa yang diambil bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan, serta hendak

dibawa kemana berita tersebut ( Bimo Nugroho, 1999: 21).

Alasan penulis memilih framing sebagai analisis teks media, karena

analisis framing memiliki karakteristik berbeda dibandingkan dengan analisis

isi kuantitatif. Dalam analisis isi kuantitatif yang ditekankan adalah isi dari

suatu pesan atau teks komunikasi. Sementara dalam analisis framing, yang

menjadi pusat perhatian adalah pembentukan pesan dari teks. Framing,

memfokuskan diri pada bagaimana pesan atau peristiwa dikonstruksi oleh

media.

Konstruksi realitas itu dipengaruhi dari ideologi dari sebuah media

Peta ideologi menggambarkan bagaimana peristiwa dilihat dan diletakkan

dalam tempat-tempat tertentu. Seperti dikatakan Matthw Kieran, beritya

tidaklah dibentuk dalam ruang hampa , berita diproduksi dari ideologi

dominan dalam suatu wilayah kompetensi tertentu. Ideologi juga bermakna

politik penandaan atau pemaknaan. Dalam proses melihat dan menandakan

peristiwa dengan menggunakan titik-titik tertentu. Titik atau posisi melihat itu

Page 22: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

22

menggambarkan bagaimana peristiwa dijelaskan dalam karangka berfikir dari

wartawan(Eriyanto,2002:131)

Bagaimana wartawan mengkonstruksi peristiwa dan menyajikannya

kepada khalayak pembaca. Dengan framing kita dapat mengetahui idiologi

suatu media. Penelitian ini berusaha mengkaji seputar pemberitaan tema

tersebut di Harian Suara Merdeka. Penulis berusaha menemukan

kecenderungan wartawan Suara Merdeka dalam mengkonstruksi pemberitaan

tersebut dilihat dari perspektif dakwah. Alasan penulis mengapa memilih

Suara Merdeka, dilihat dari sudut Prokximity( kedekatan wilayah) Suara

Merdeka adalah Surat Kabar di Jawa Tengah.. Untuk itu layak kiranya penulis

mengambil penelitian dengan judul “Analisis Framing Terhadap Pemberitaan

Muktamar Ke-31 Nahdlatul Ulama Di Surat Kabar Suara Merdeka Edisi

Nopember - Desember 2004 ”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah : a. Bagaimanakah kecenderungan surat kabar Suara Merdeka dalam

memberitakan Muktamar Nahdlatul Ulama ke-31?

b. Bagaimanakah Suara Merdeka mengkonstruksi berita-berita tentang

Muktamar NU ke-31 dilihat dari perspektif dakwah ?

1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

Page 23: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

23

a. Untuk mengetahui bagaimana kecenderungan surat kabar Suara Merdeka

dalam memberitakan muktamar Nahdlatul Ulama ke-31.

b. Untuk mengetahui Suara Merdeka mengkonstruksi berita-berita tentang

Muktamar NU ke-31 dilihat dari perspektif dakwah.

Manfaat Penelitian a. Secara teoritis

1) Penelitian ini diharapkan mampu menambah khasanah pengetahuan

yang berkaitan dengan dakwah di media cetak

2) Dari hasil penelitian ini agar berguna bagi peningkatan dan

pengembangan ilmu pengetahuan dan bermanfaat pula bagi penelitian-

penelitian selanjutnya

b. Secara praktis

Selain sebagai syarat memperoleh gelar sarjana, juga bisa memberikan sumbangan pada fakultas dakwah tentang kondisi media massa kita, apa lagi sengitnya wacana yang ada di media massa, sehingga untuk selanjutnya di jadikan pertimbangan dalam berdakwah di media massa

1.4 Tinjauan Pustaka

Dari berbagai penelitian yang dilakukan mahasiswa khususnya

Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang, ada beberapa judul penelitian

tentang dakwah di media massa. Diantara penelitian tersebut, pertama

penelitian Novi Maria Ulfa (2004) berjudul “Analisis Wacana Mengenai

Pemberitaan Aktivis Muslim Di Majalah Tempo 2003 Pasca Tragedi Bom JW

Marriot” fokus penelitian tersebut adalah bagaimana majalah Tempo

menggambarkan aktivis muslim pasca tragedi bom JW Marriot tahun 2003.

Page 24: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

24

Penelitaan ini mengguanakan metode penelitian Kualitatif, sedangkan

pendekatan yang digunakan adalah wacana. Hasil penelitian tersebut adalah

pemberitaan terhadap aktivis muslim merupakan makna globlal atau umum

dalam wacana.Tema ini kemudian didukung oleh super struktur(skema ) yaitu

serangkaian pola atau bentuk dari suatu teks. Pada elemen dasar, teks

digunakan untuk mendukung tema berita mengenai dasyatnya bom Marriot,

kelihaian Dr. Azahari dalam melakukan penyamaran.

Kedua, skripsi yang berjudul “Pemberitaan Media Massa tentang

Invasi Amerika Serikat ke Irak (Analisis Framing Surat Kabar Republika

tanggal 20 Maret – 19 April 2003)”. Skripsi ini ditulis oleh Sri Susmiyati, ,

yang mengambil fokus dalam penelitiannya adalah bagaimana surat kabar

Republika mengkontruksi pemberitaannya tentang Invasi Amerika Serikat ke

Iraq serta cara pandang media massa dalam memberitakan invasi AS ke Iraq.

Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan

framing. Dalam penelitin ini disimpulkan bahwa surat kabar Republika

cenderung mengemas beritanya dalam frame unfavourable terhadap AS dan

sekutunya. Dalam pandangan Republika, tindakan AS menyerang irak diberi

penonjolan yang lebih tinggi bahwa penyerangan itu tidak beralasan dan

sebuah bentuk penyimpangan (Sri Susmiyati, 2004:8).

Ketiga, skripsi saudara Darmanto tahun 2005 yang berjudul ''

Pemberitaan media massa tentang pengakuan lembaga Internasional

Worldhelp yang membawa 300 Anak-anak korban Bencana Alam Tsunami Di

Page 25: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

25

Aceh (Analisis framing Harian Republika dan Kompas)'' . Dalam penelitian

ini yang menjadi fokus penelitiannya adalah kecenderungan Republika dan

Kompas dalam memberitakan tentang pengakuan worldhelp yang telah

membawa 300 Anak –anak korban bencana Alam Tsunami Di Aceh. Hasil

penelitian ini adalah Republika cenderung menganggap pengakuan Worldelp

tersebut sebagai kebenaran yang terjadi di Lapangan.Sedangkan Kompas

cenderung mengangagap pemberitaan tersebut merupakan isu destruktif yang

meresahkan masyarakat( Darmanto, 2005:10).

Di sini penulis meneliti tentang kecenderungan Suara Merdeka

dalam memberitakan Muktamar ke-31 Nahdlatul Ulama dilihat dari

perspektif dakwah. Meski sama-sama menggunakan metode kualitatif akan

tetapi untuk menganalisis data, penulis menggunakan analisis framing

sebagai bentuk analisis teks media.

1.5 Kerangka Teori

Pemberitaan pada sebuah media perlu diteliti karena untuk mengetahui

validitas terhadap suatu realitas, penelitian ini sesuai dengan ayat al-qur'n surat

al-Hujarat ayat 6 yang berbunyi:

يا ايها الذين امنوا ان جاءكم فاسق بنباء فتبينوا ان تصيبوا قوما بجهالة نندمي ملتا فعلى ما عوبحص6: احلجرات(. فت(

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan sesuatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. (QS. Al-Hujurat: 6) (Depag, 1989: 846).

Page 26: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

26

Dalam surat tersebut, kita diperintahkan meneliti sebuah berita dari orang

fasik. Menurut Jalaluddin As-Suyuti ayat ini jelas sekali memberikan larangan

terhadap orang-orang mukmin supaya tidak menerima berita yang

disampaikan kepadanya. Karena mungkin jadi yang mengabarkan itu orang-

orang fasik, sehingga kabarnya itu palsu (As-Suyuti,1993: 491).

Media massa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah alat (sarana) dan

saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan informasi atau

berita dan pesan kepada masyarakat luas (Depdikbud,1995: 640). Alat yang

digunakan untuk menyebarkan informasi tersebut bisa berupa koran, majalah,

radio, televisi, film, poster, spanduk. Pengertian media masa yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah media massa cetak yang berupa surat kabar harian

(Gunadi, 1998: 12).

Pada abad modern seperti ini berita adalah kebutuhan dan menjadi menu

utama. Besarnya kebutuhan akan berita itu disadari atau tidak telah menyeret

orang yang terlibat di dalam industri “berita” sering terjebak di dalam situasi

“fasik” yang setiap saat dapat menyeretkan ke pintu bencana (Dharma, 2003:

170). Untuk itulah, agar masyarakat tidak terjebak ke dalam situasi fasik,

haruslah menseleksi berita yang masuk. Apalagi jika mengikuti paradigma

yang berkembang akhir-akhir ini bahwa media bukanlah sarana bagaimana

pesan disebarkan dari komunikator ke penerima (khalayak). Media bukanlah

sekedar saluran yang bebas. Ia juga subyek yang mengkontruksi realitas

lengkap dengan pandangan, bias dan pemihakannya(Eriyanto, 2004: 23).

Page 27: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

27

Ketika wartawan menulis berita tentang suatu peristiwa, wartawan bukan

hanya mengkonstruksi bagaimana peristiwa dipahami, tetapi juga

memperhitungkan khalayak yang akan membaca teks tersebut. Sehingga

ketikaberita dikonstrruksi, bukan hanya peristiwa yang dijelaskan dalam peta

ideologi tertentu, melainkan khalayak sebagai pembaca teks berita juga

ditempatkan dalam peta ideologi tertentu( Eriyanto, 2002: 134).

Di sini penulis dalam mengkaji isi teks sebuah berita di surat kabar

menggunakan analisis framing yang dikemukakan oleh Zhong Dang Pan dan

Gerald M. Kosicki. Dalam pendekatan ini mereka membagi ke dalam empat

struktur besar yaitu:

a. Struktur Sintaksis berhubungan dengan bagaimana wartawan menyusun

peristiwa. struktur ini dapat diamati dari bagan berita yaitu lead, latar,

headline, informasi, kutipan,sumber pernyataan dan penutup.

b. Struktur Skrip, berhubungan bagaimana wartawan mengisahkan sebuah

fakta.struktur ini dapat diamati dengan adanya unsur 5W+1H.

c. Struktur Tematik, struktur ini berhubungan dengan bagaimana cara

wartawan menulis sebuah fakta.struktur ini dapat diamati melalui paragraf,

proposisi, kalimat, hubungan antar kalimat.

d. Struktur Retoris, dalam struktur ini wartawan menekankan sebuah fakta.

Struktur ini dapat diamati melalui kata, idiom, gambar, grafik.

Keempat struktur tersebut merupakan suatu rangkaian yang dapat

menunjukkan framing dari suatu media. Kecenderungan atau kecondongan

Page 28: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

28

wartawan dalam memahami suatu peristiwa dapat diamati dari keempat

struktur tersebut (Nugroho, 1999: 31-32).

Media massa pada dasarnya adalah media diskusi publik, tentang suatu

masalah yang melibatkan tiga pihak, wartawan, sumber berita dan khalayak,

masing-masing pihak mengajukan perspektif untuk memberikan pemaknaan

terhadap suatu persoalan agar diterima oleh khalayak. Setiap pihak berusaha

untuk menonjolkan basis penafsiran, klaim atau argumentasi masing-masing

berkaitan dengan persoalan yang diberitakan suatu wacana. Dalam konteks

inilah mereka menggunakan bahasa simbolik atau retorika dengan konotasi

tertentu yang umumnya bermuara pada pembenaran tindakan sendiri dan

memburukkan pihak lain (Nurgroho, 1999: 26).

Berita menurut pandangan konstruksionis adalah konstruksi atas realitas.

Pandangan ini didasarkan pada asumsi bahwa tidak ada realitas, yang ada

hanyalah konstruksi atas realitas. Karena itu pertanyaan pokoknya adalah

bagaimana media mengembangkan pemberitaannya. Bagaimana suatu

peristiwa dipahami dan dimaknai oleh media (Eriyanto, 2004: 26).

Misalnya saja pemberitaan media atas pembacokan Matori Abdul Djalil oleh

orang tak dikenal di depan rumahnya. Esokya, kita membaca di surat kabar,

telah terjadi kriminalitas politik . Lawan-lawan yng tidak suka terhadp Matori

melakukan cara kekerasan dengan melakukan teror kepadanya. Peristiwa

pembacokan itu dimaknai oleh media sebagai kriminalitas politik. Pemaknaan

seperti ini adalah konstruksi dari wartawan.. Ia bukanlah suatu peristiwa yang

seakan-akan memang seperti itu, sebaliknya wartawan yang secara aktif

Page 29: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

29

memproduksi dan mendefinisikan peristiwa tersebut sebagai kriminalitas

politik. Fakta ada dalam konsepsi pikiran seseorang (Eriyanto, 2004: 21). Dari

pandangan seperti itulah penelitian akan penulis lakukan.

1.6 Metodologi Penelitian

a. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian ini

bersifat holistik (utuh) dan sistematik terkait secara keseluruhan tidak

bertumpu pada pengukuran sebagai penjelasan mengenai suatu gejala yang

diperoleh para pelaku (sasaran penelitian) atau pelaku sendiri yang

menafsirkan mengenai tindakannya (Moleong, 2001: 3). Sedangkan

pendekatan yang digunakan adalah framing. Framing merupakan

pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang

yang digunakan oleh wartawan ketika menseleksi dan menulis berita

(Eriyanto, 2004: 68). Pembingkaian itu tentu saja melalui proses

konstruksi, di sini realitas dimaknai dan dikonstruksi dengan makna

tertentu (Eriyanto, 2004: 3)

b. Sumber dan jenis data

Page 30: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

30

Menurut Lexi J. Moloeng (1995:122) sumber data utama dalam

penelitian kualitatif adalah “kata-kata” dan “tindakan”, selebihnya adalah

tambahan seperti Dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada

bagian ini datanya antara lain :

1) Sumber data primer

Yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber

pertamanya (Suryabrata, 1995: 85). Di sini peneliti mengambil berita surat

kabar Suara Merdeka yang terbit pada kurun waktu antara tanggal 23

Nopember – 18 Desember 2004. Alasan mengapa rentang waktu ini yang

penulis pilih adalah karena Muktamar ke-31 NU dilaksanakan 28

Nopember- 2 Desember 2004, sehingga pemberitaan yang penulis teliti

dalam kurun waktu Nopember-Desember 2004, berarti pemberitaan

sebelum dan sesudah peristiwa Muktamar dilaksanakan.

2) Sumber data sekunder

Yaitu sumber data yang telah tersusun dalam bentuk dokumen

(Suryabrata, 1995: 85). peneliti untuk menambah data yaitu buku-buku,

jurnal tulisan, makalah opini yang ada kaitannya dengan judul penelitian.

c. Definisi Operasional

Berita yang dimaksud pada penelitian ini adalah definisi yang

ditulis oleh Willard C. Bleyer yaitu sesuatu yang aktual yang dipilih oleh

wartawan untuk dimuat dalam surat kabar, karena ia dapat menarik

Page 31: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

31

pembaca tersebut ( Totok Djuroto, 2003: 5). Dengan demikian berita

dalam penelitian ini adalah laporan-laporan mengenai peristiwa Muktamar

Ke-31 NU, berita di sini hanya mencakup berita aktual.

d. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian skripsi ini adalah laporan hasil penelitian

denagan menggunakan Metode dokumentasi. Dokumentasi yaitu mencari

data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku,

surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya

(Arikunto, 1998: 236). Di sini penulis mendokumentasikan tulisan-tulisan

semua berita yang dimuat dalam harian Suara Merdeka pada edisi 23

Nopember- 18 Desember 2004 atau sebelum dan sesudah Muktamar Ke-

31 Nahdlatul Ulama dilaksanakan. Data yang kami maksud dalam

penelitian ini adalah data primer yang telah disebutkan diatas.

e. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis framing model

Pan dan Konsikci. Menurut Eriyanto ada empat model framing yang

dikembangkan oleh para ahli. Model-model tersebut dikembangkan oleh

Edelman, Robbet N. Entman, Gamson, serta Zhongdang Pan dan Gerald

M. Kosicki. Meskipun ada banyak istilah dan definisi, berbagai model

tersebut mempunyai kesamaan. Analisis framing secara umum membahas

mengenai bagaimana media membentuk konstruksi atas realitas,

menyajikannya dan menampilkan kepada khalayak. Analisis framing

adalah versi terbaru dari pendekatan wacana.

Page 32: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

32

Akhir-akhir ini, framing telah digunakan untuk menggambarkan

proses penseleksian dan penyorotan aspek-aspek khusus sebuah realitas

oleh media. Analisis ini mencermati strategi seleksi, penonjolan dan

pertautan fakta ke dalam berita agar lebih bermakna, lebih menarik dan

lebih berarti. Dengan kata lain, framing adalah pendekatan untuk

mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh

wartawan ketika menseleksi isu dan menulis berita, cara pandang atau

perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagian

mana yang ditonjolkan dan dihilangkan, serta hendak dibawa kemana

berita tersebut(Nugroho,1999: 21)

Dalam penelitian framing digunakan untuk mengkonstruksi berita-

berita Suara Merdeka tentang Muktamar ke-31 NU yang dilaksanakan

pada 28 Nopember- 2 Desember 2004. Langkah Pada penelitian ini

pertama, penulis mengkatagorisasikan berita, Katagorisasi berita adalah

upaya pengklasifikasikan dan meyederhanakan realitas sehingga dapat

dipahami dengan mudah (Eriyanto,2002:165). Katagorisasi berita

Muktamar ke-31 NU itu berdasarkan agenda NU. Agenda itu meliputi:

Laporan Pertanggungjawaban (LPj), Pemilihan Ketua Umum, Penyusunan

Program / Evaluasi, Organisasi, Bahsul Masail (Sekjend PBNU, 2004:.

Kedua, setelah mengkategorisasikan, penulis menganalisis denagan

analisis framing.

Framing menurut Pan dan Kosicki di definisikan sebagai proses

membuat suatu pesan lebih menonjol, menempatkan informasi lebih dari

Page 33: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

33

pada yang lain sehingga khalayak lebih tertuju pada pesan tersebut. Ada

dua konsepsi dari framing yang saling berkaitan. Pertama, dalam konsepsi

psikologi. Konsepsi ini lebih menfokuskan pada bagaimana seseorang

memproses informasi pada dirinya. Framing berkaitan dengan struktur dan

proses kognitif bagaimana seseorang mengolah sejumlah informasi dan di

tunjukkan dalam skema tertentu(Eriyanto, 2002: 252).

Kedua, konsepsi sosiologis. Konsepsi ini lebih melihat bagaimana

kontruksi sosial atas realitas. Frame ini dipahami sebagai proses

bagaimana seseorang mengklasifikasikan, mengorganisasikan dan

menafsirkan pengalaman sosialnya untuk mengerti dirinya, dan realitas di

luar dirinya. Frame di sini berfungsi membuat suatu realitas menjadi

teridentifikasi, dipahami dan dapat dimengerti karena sudah dilabeli

dengan label tertentu. (Eriyanto, 2002: 253). Dalam pendekatan ini

perangkat framing dibagi empat stuktur besar. Pertama, struktur sintaksis.

Kedua, struktur skrip. Ketiga, struktur tematik. Dan keempat struktur

retoris ( Alex Sobur, 2004: 175-176).

Struktur sintaksis berhubungan dengan begaimana wartawan

menyusun fakta,perangkat framing dapat diamati melalui headline, lead,

latar, informasi, kutipan, pernyataan. Struktur skrip melihat bagaimana

wartawan mengisahkan suatu fakta, struktur tematik berhubungan dengan

bagaimana wartawan menulis fakta atas peristiwa ke dalam proposisi,

kalimat, atau hubungan antar kalimat yang membentuk teks secara

keseluruhan dan struktur retoris berhubungan dengan cara wartawan

Page 34: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

34

menekankan arti tertentu seperti pemakaian pilihan idiom, grafik, gambar

( Fathurin zen, 2004:106).Pada dasarnya analisis adalah kegiatan untuk

memanfaatkan data sehingga dapat diperoleh suatu kebenaran atau tidak

dari suatu hipotesa. Metode analisis data yang digunakan penulis adalah

metode analisis induktif. Metode induktif adalah berangkat dari fakta-

fakta yang khusus, peristiwa yang kongkrit kemudian dari fakta-fakta

tersebut ditarik generalisasi-generalisasi yang bersifat umum

(Azwar,1998:40). Dalam penelitian ini penulis akan mengambil

berdasarkan Pemberitaan pada Surat Kabar Suara Merdeka tentang

Muktamar ke-31 NU setelah itu menarik kesimpulan yang bersifat umum.

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini akan dibagi menjadi beberapa bab, yaitu:

Bab pertama merupakan bab pendahuluan yang memuat tentang latar

belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan

pustaka, kerangka teoritik dan metode penelitian yang meliputi jenis penelitian/

pendekatan/spesifikasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data,

teknik analisis data dan sistematika penulisan.

Bab kedua akan membahas tentang Media Massa dan Etika

Pemberitaan Islami, di dalamnya tinjauan tentang pengertian media massa,

pers dan pemberitaan, etika serta jurnalistik islami.

Page 35: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

35

Bab ketiga akan menguraikan tentang deskripsi obyek penelitian yang

meliputi sejarah perkembangan Suara Merdeka dan pemberitaan mengenai

Muktamar Nahdlatul Ulama ke-31 di Suara Merdeka.

Bab keempat merupakan analisis tentang Pemberitaan Muktamar

Nahdlatul Ulama ke-31 dilihat dengan perspektif dakwah, edisi 23 Nopember-

18 Desember 2004. Dalam bab ini penulis akan menggunakan model analisis

framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki untuk menganalisis teks-teks

berita tersebut.

Bab kelima mengenai penutup, kesimpulan dan saran-saran

BAB II

MEDIA MASSA DAN ETIKA PEMBERITAAN ISLAMI

2.1 Media Massa

2.1.1 Pengertian Media Massa

Salah satu unsur penting yang dapat berperan di dalam penyebaran

informasi dan menumbuhkan kesadaran serta motivasi bagi sebuah perubahan

masyarakat adalah media massa. Hal ini disebabkan pada satu persepsi bahwa

salah satu kebutuhan manusia yang sangat mendasar baik secara individu

maupun sebagai anggota masyarakat adalah adanya kebutuhan untuk berbagai

tujuan. Dalam hubungan ini kehadiran media sebagai sarana penyampaian

informasi menjadi penting artinya.

Dalam abad modern seperti ini, kehidupan masyarakat tidak dapat

dipisah-pisahkan lagi dari kebutuhan komunikasi dan media sebagai sarana

Page 36: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

36

tercapainya komunikasi tersebut. Dalam kaitannya ini B. Aubrey Fisher

memberikan istilah komunikasi bermedia. Menurutnya hal ini adalah untuk

membedakan secara jelas antara komunikasi interpersonal dengan komunikasi

massa ( Aubrey Fisher, 1986 : 170).

Secara umum para ahli komunikasi memberikan batasan, yakni

merupakan sarana penghubung dengan masyarakat seperti: surat kabar,

majalah, radio, televisi, film dan lain-lain.

J.B. Wahyudi memberikan definisi media merupakan sarana untuk

"menjual" informasi atau berita kepada konsumen yang dalam hal ini dapat

berupa pembaca, pendengar, maupun pemirsa, yang mana mereka lazim

disebut sebagai audience (Wahyudi, 1991 : 55).

Sedangkan Dja'far H. Assegaf mengartikan (1983 : 129) media massa

sebagai sarana penghubung dengan masyarakat seperti surat kabar, majalah,

buku, radio dan televisi. Sebagaimana disebutkan oleh Drs. Jalaluddin

Rahmat, bahwa komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan

melalui media massa pada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan

anonim melalui media massa cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama

dapat diterima secara serentak dan sesaat (Jalaludin Rahmat, 1999 : 189).

Dari berbagai definisi media massa yang telah dijelaskan di atas, dapat

diambil kesimpulan bahwa, media massa digunakan dalam proses komunikasi

Page 37: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

37

yang dilakukan secara massal dengan menggunakan media teknologi

komunikasi massa.

2.1.2. Karakteristik Media Massa

Untuk suksesnya komunikasi massa kita perlu mengetahui sedikit

banyak ciri komunikasi itu, yang meliputi sifat-sifat unsur yang mencakupnya.

Onong Uchjana Effendi, memberikan lima ciri-ciri ( Onong Uchjana,

1999:52) diantaranya:

a. Sifat komunikan

Komunikasi ditujukan kepada khalayak yang jumlahnya relatif besar

dan heterogen. Ciri khas dari komunikasi melalui media massa ini ialah

pertama bahwa jumlah yang besar itu hanya dalam periode waktu yang

singkat saja. Kedua, komunikasi massa sifatnya heterogen. Selain itu

komunikator tidak tahu apa pesan yang disampaikannya menarik perhatian

atau tidak.

b. Sifat Media

Sifat media massa adalah serempak cepat. Yang dimaksudkan dengan

keserempakan kontrak antara komunikator dan komunikasi yang demikian

besar jumlahnya. Selain itu sifat media massa adalah cepat. Artinya

memungkinkan pesan yang disampaikan kepada begitu banyak orang dalam

waktu yang cepat.

c. Bersifat pesan

Page 38: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

38

Sifat pesan media massa lebih umum. Media massa adalah sarana

menyampaikan pesan kepada khalayak, bukan untuk sekelompok orang

tertentu. Karena pesan komunikasi massa bersifat umum, maka

lingkungannya menjadi universal, mengakui segala hal dan dari berbagai

tempat. Sifat lain media massa adalah sejenak (transient), hanya sajian

d. Bersifat melembaga

Karena media massa adalah lembaga atau organisasi, maka

komunikator dalam media massa, seperti wartawan, sutradara, penyiar radio,

TV adalah komunikator terlembagakan. Media massa merupakan organisasi

yang kompleks. Pesan-pesan yang sampai kepada khalayak adalah hasil

kerja kolektif. Oleh karena itu, berhasil tidaknya komunikasi massa

ditentukan berbagai faktor yang terdapat dalam organisasi media massa.

Berita yang disusun oleh seorang wartawan tidak akan sampai kepada

pembaca kalau tidak dikerjakan oleh redaktur, lay outer, juru cetak dan

karyawan lain dalam organisasi surat kabar tersebut.

e. Sifat efek

Sifat komunikasi melalui media massa yang timbul pada komunikan

bergantung pada tujuan komunikasi yang dilakukan oleh komunikator.

Page 39: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

39

Apakah tujuannya agar tahu saja, atau agar komunikan berubah sikap dan

pandangannya, atau komunikan berubah tingkah lakunya.

2.1.3. Fungsi Media Massa

Sebagaimana diketahui bahwa setiap institusi mempunyai fungsinya

sendiri. Demikian pula dengan media massa sebagai institusi sosial

mempunyai fungsi penting dalam komunikasi massa itu tentunya

berbeda di negara yang berbeda, di negara satu dengan negara yang

lainnya.

J.B. Wahyudi memberikan keterangannya berkaitan dengan fungsi

media massa, walaupun pada hakekatnya jenis media massa yang satu

dengan yang lain berbeda, namun pada prinsipnya mempunyai lima

kesamaan fungsi (Wahyudi, 1991 : 91), yaitu:

1. The surveillance of the environment

Yakni mengamati lingkungan atau dengan kata lain perkataan

berfungsi sebagai penyaji berita atau penerangan. Dalam hal ini media

massa harus memberikan informasi yang obyektif kepada pembaca

mengenai apa yang terjadi di dunia. Dalam kaitan ini fungsi utama

Page 40: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

40

media massa adalah sebagai penyebar informasi atau pemberitaan

kepada khalayak.

2. The correlation of the parts of society in responding to the environment.

Artinya bahwa setelah media massa berfungsi sebagai sarana

pemberitaan yang ada di lingkungannya, juga mengadakan korelasi

antara informasi yang diperoleh dengan kebutuhan khalayak sasaran,

karenanya pemberitaan atau komunikasi lebih menekankan pada

seleksi, evaluasi dan interpretasi.

3. The transmission of the social heritage from one generation to the next.

Yakni sebagai penyalur aspirasi nilai-nilai atau warisan dari

satu generasi ke generasi berikutnya. Atau dengan kata lain perkataan

sebagai penyampai seni budaya dan penunjang pendidikan dapat

dikatakan bahwa di negara-negara berkembang yang rakyatnya belum

maju, komunikasi dalam banyak hal merupakan sarana pembelajaran.

4. Entertainment (hiburan)

Baik radio, televisi maupun surat kabar ataupun majalah

mempunyai fungsi hiburan bagi khalyak. Radio dengan kelebihan

audionya banyak menampilkan musik, sandiwara dan lain sebagainya.

Televisi kekuatan audio visualnya mampu memberikan hiburan yang

cukup lengkap, selain ini media massa ini merupakan sarana hiburan

yang relatif murah.

Page 41: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

41

5. To sell goods for us (iklan)

Peran radio, televisi dan film mempunyai fungsi penyalur

iklan yang efektif. Radio, walaupun ini pesannya hanya audio (suara),

tetapi mempunyai daya jangkau yang relatif besar. Film kaerna

disajikan ke audio visual walaupun daya jangkaunya relatif kecil tetapi

mempunyai daya rangsang yang cukup tinggi. Televisi

selain mempunyai daya jangkau yang relatif besar juga

mempunyai daya rangsang yang sangat tinggi, karena audio visual

sinkron dengan hidup.

2.1.4. Peran Media Massa

Sebagaimana telah disebutkan bahwa peran media massa di negara

berkembang dan negara maju terdapat perbedaan. Di negara berkembang

peran pers lebih menunjuk pada peran yang membangun untuk memberi

informasi, mendidik dan menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi

dalam pembangunan. (Rahmadi, 1990 : 17).

Peran media massa adalah sebagai berikut:

1) Sebagai alat perubahan sosial dan pembaharuan masyarakat.

Peranan media massa adalah sebagai agen perubahan (agent of

change), demikian kata Wilbur Schramm, letak peranannya adalah

membantu menciptakan proses peralihan masyarakat tradisional ke

modern. Media massa sebagai agen perubahan mempunyai beberapa

tugas memperluas cakrawala pandangan, memusatkan perhatian

Page 42: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

42

khalayak dengan pesan-pesan yang ditulisnya, menumbuhkan aspirasi,

menciptakan suasana membangun (Rahmadi, 1990 : 17).

2) Sebagai pembentuk pendapat umum

Peran media massa selain melakukan pemberitaan kepada

masyarakat juga berperan dalam pembentuk pendapat umum. Bahkan

dapat berperan aktif dalam meningkatkan kesadaran politik rakyat.

Hal ini didasarkan bahwa selain isi pesan media massa memuat berita

atau uraian berita, juga pendapat-pendapat ini dapat perorangan,

lembaga media massa yang kesemuanya itu isi pesannya bersifat

umum sehingga dapat menimbulkan reaksi pro dan kotra dalam

masyarakat. Pro dan kontra inilah yang disebut sebagai pendapat

umum (Rahmadi, 1990 : 18).

2.2. Pers dan Pemberitaan

2.2.1 Pengertian Pers

Dalam pengertian umum pers mengandung dua arti, yaitu pers

dalam arti sempit dan pers dalam arti luas. Pers dalam arti sempit yaitu yang

menyangkut kegiatan komunikasi yang hanya dilakukan dengan perantaraan

barang cetakan misalnya surat kabar, tabloid, majalah. Sedangkan pers dalam

arti luas adalah yang menyangkut kegiatan komunikasi baik yang dilakukan

dengan media cetak maupun dengan media elektronik seperti radio, televisi

maupun internet (Kusumaningrat, 2005: 17).

Page 43: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

43

Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang mengaitkan pers dengan

jurnalistik, jurnalistik atau journalisme berasal dari perkataan

Journal, artinya catatan harian, atau catatan mengenai kejadian sehari-hari,

atau bisa juga berarti surat kabar. Journal berasal dari perkataan hasil

diurnalis, artinya “harian” atau “tiap hari”. Dari perkataan itulah lahir kata

jurnalis yaitu orang yang melakukan pekerjaan jurnalistik (Kusumaningrat,

2005: 15).

Menurut Dja’far Assegaff jurnalistik merupakan kegiatan untuk

menyampaikan pesan / berita kepada khalayak ramai (massa), melalui saluran

media, baik media cetak maupun media elektronik (Ardhana,1995:1).

Pers atau mass media sebagai salah satu ajang kerja jurnalistik dan

sarana komunikasi. Oleh karenanya kebijaksanaan dalam memberikan

penerangan tentang pembangunan kepada masyarakat luas, tidak boleh tidak

harus melibatkan keikutsertaan pers. Hal ini dikarenakan pers atau bidang

kerja jurnalistik pada dasarnya mempunyai fungsi sebagai pemberi informasi,

pemberi hiburan dan melaksanakan kontrol sosial di samping sebagai

pendidik. Dengan fungsi-fungsi itu pers memiliki pengaruh yang cukup besar

terhadap masyarakat (Ardhana, 1995: 2).

2.2.2 Pengertian Berita

Secara sosiologis berita adalah semua hal yang terjadi di dunia,

seperti yang dilukiskan oleh para pakar jurnalistik, berita adalah apa yang

ditulis surat kabar, apa yang disiarkan radio dan apa yang ditayangkan

Page 44: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

44

televisi. Berita menampilkan fakta, tetapi tidak setiap fakta merupakan berita.

Berita bisanya menyangkut orang-orang, tetapi tidak setiap orang bisa

dijadikan berita ( Haris Sumadiria, 2005: 63).

Berita berasal dari bahasa Sansekerta “Vrit” yang dalam bahasa

Inggris disebut “Write") arti sebenarnya adalah “ada” atau “terjadi”, ada juga

yang menyebut dengan “Vritta” artinya “kejadian” atau “yang telah terjadi”.

“Vritta” dalam bahasa Indonesia kemudian menjadi “berita” atau “warta”. Jadi

menurut artinya berita dapat dikaitkan dengan kejadian atau peristiwa yang

terjadi ( Totok Djuroto, 2003: 1).

Para ilmuan, penulis dan pakar komunikasi memberikan definisi

berita yang beraneka ragam, di antaranya adalah sebagai berikut:

Sebagaimana yang dikutip oleh Williard C. Bleyer mendefinisikan

berita adalah sesuatu yang termasa yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat

dalam surat kabar. Karena dia menarik minat atau mempunyai makna bagi

pembaca surat kabar, atau karena dia dapat menarik para pembaca untuk

membaca berita tersebut ( Haris Sumadiria, 2005: 64).

Menurut William S. Maulsby berita adalah suatu penuturan secara

benar dan tidak memihak dari fakta yang mempunyai arti penting dan baru

terjadi, yang dapat menarik perhatian pembaca surat kabar yang memuat

berita tersebut ( Totok Djuroto, 2003: 6).

Sedangkan Dja’far H. Assegaf mendefinisikan berita adalah laporan

tentang fakta atau ide yang termasa (baru),, yang dipilih oleh staf redaksi atau

Page 45: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

45

harian untuk disiarkan, yang dapat menarik perhatian pembaca, entah karena

luar bisa, entah karena pentingnya, atau akibatnya, entah pula karena ia

mencakup segi-segi hukum interest seperti humor, emosi dan ketegangan (

Totok Djuroto, 2003: 7).

Esensi kegiatan menulis berita adalah melaporkan seluk beluk suatu

peristiwa apa yang telah, sedang atau akan terjadi. Melaporkan di sini berarti

menulis apa yang dilihat, didengar atau dialami seorang atau sekelompok

orang. Berita ditulis sebagai rekonstruksi tertulis dari apa yang terjadi (

Ashadi Siregar, 1998: 19).

Sebagai fakta, berita adalah rekonstruksi peristiwa melalui prosedur

jurnalistik yang sangat ketat dan terukur. Dalam teori jurnalistik ditegaskan,

fakta-fakta yang disajikan media ada khalayak sesungguhnya realitas tangan

kedua. Realitas tangan pertama adalah fakta atau peristiwa itu sendiri ( Haris

sumadiria, 2005: 73).

Karena merupakan realitas tangan kedua, maka berita sebagai fakta

sangat rentang terhadap kemungkinan adanya intervensi dan manipulasi.

Meski pada tingkatan diksi atau simbolis sekalipun ( Haris Sumadiria, 2005:

74). Pandangan ini mengandalkan seolah-olah ada realitas yang benar-benar

riil yang ada di luar dari wartawan. Realitas yang riil itulah yang akan

terseleksi oleh wartawan untuk kemudian dibentuk dalam sebuah berita.

Peristiwa dan realitas bukanlah diseleksi, melainkan dikreasi oleh wartawan

(Eriyanto, 2002: 101).

Page 46: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

46

Seorang wartawan yang mendekati obyek realitas selalu akan

diharapkan dengan situasi yang membingungkan. Begitu banyak realitas yang

dapat ditemukan, begitu seringnya realitas itu muncul, dan begitu cepat

berlalu. Akibatnya, begitu “biasa”nya realitas itu dihadapi, sehingga tidak

disadari nilainya sebagai berita. Realitas itu bisa lewat begitu saja dari

perhatian ( Ashadi Siregar, 1998: 35).

Tidak setiap kejadian bisa dijadikan berita jurnalistik. Ada ukuran-

ukuran tertentu yang harus dipenuhi agar suatu kejadian atau suatu peristiwa

dalam masyarakat dapat diberitakan pers. Ini disebut sebagai kriteria layak

berita, yaitu layak tidaknya suatu kejadian dalam masyarakat diberitakan oleh

pers atau bernilainya kejadian tersebut bagi pers.

Hal yang menjadikan suatu kejadian atau peristiwa sebagai layak

berita adalah adanya unsur penting dan menarik dalam kejadian itu. Apa yang

penting dan menarik pembaca haruslah terdapat dalam sebuah berita. Karena

itu unsur-unsur yang dapat menarik perhatian pembaca disebutkan sebagai

unsur berita ( Dja'far Assegaf, 1983: 25-35).

Unsur-unsur berita yang dipakai dalam memilih berita adalah

sebagai berikut :

1. Aktual atau termasa (time lines)

Aktual merupakan bagian penting agar berita kita dapat menarik

pembaca. Sesuatu yang baru, peristiwa yang baru terjadi, kejadian yang

Page 47: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

47

masih hangat dibicarakan masyarakat lebih menarik, dibanding kejadian

atau peristiwa yang sudah lama berlangsung.

Pengertian aktual di sini memang amat beragam ,aktual bisa

berarti masih hangat artinya berita yang disajikan bukan berita

basi,sehingga hari berita hari ini harus diberitakan hari ini juga

.Aktualitas pun juga berarti hangat, dalam arti meskipun peristiwa tersebut

sudah terjadi lama dan merupakan termasuk peristiwa sejarah(terjadi 50

tahun yang lalu) bisa actual jika kurun waktu tersebut diangkat oleh media

massa.

2. Jarak (proximity)

Jauh dekatnya jarak yang berimbas berita kita, merupakan unsur

yang perlu kita perhatikan, unsur kedekatan ini tidak harus dalam

pengertian fisik, tetapi juga kedekatan emosional antara pembaca dengan

medianya.Sebagai contoh beritatabrakan sebuah bis yang menewaskan 20

orang di Jakarta, daya tarikny akan berbeda dengan berita tabrakan di

Jawa Tengah yang menewaskan enam orang.Jika ditarik ke media

lokal,Suara Merdeka memberi nilailebih di hati masyarakat Jwa Tengah

dari pada media Kompas.

3. Keterkenalan (prominence)

Nama-nama terkenal ini tidak harus diartikan orang saja.

Demikian pula tempat-tempat terkenal Seperti : Museum Nasional,

Gedung Gajah atau Candi Borobudur. Perisitwa-peristiwa terkenal dan

Page 48: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

48

situasi-situasi terkenal juga memiliki nilai berita yang tinggi

Misalnya:Candi Prambanan rusak berat akibat gempa bumi yang terjadi

di wilayah Yogyakarta dan Jateng.Pembaca akan lebih tertarik karena

mengenal candi Prambanan. ( Haris Sumadiria, 2005: 88).

4. Dampak (consequence)

Kejadian atau peristiwa yang memiliki akibat atau pengaruh

biasanya menarik perhatian masyarakat. Ini karena sifat manusia yang

egosentris selalu mementingkan dirinya sendiri. Sesuatu yang

menimbulkan akibat akan menarik perhatiannya. Ini perlu diwaspadai

dalam hal membuat berita.Suatu peristiw atau kebijakan pemerintah yang

meyebabkan akibat yang luas akan menjdi daya tarik bagi media massa,

misalnya pemerintah menaikkan tarif BBM atau listrik,sehingga

masyarakat bereaksi.,kemudian mahasiswa bereaksi melakukan

demonnstrasi yang menuntut penolakan kenaikan tariff tersebut. Maka

efek dari kebijakan peristiwa ini layak diberitakan.

5. Ketertarikan manusiawi (human interest)

Definisi mengenai istilah human interest senantiasa berubah-ubah

menurut redaktur surat kabar masing-masing dan menurut

perkembangan zaman. Menarik bisa diartikan mengundang orang untuk

membaca berita yang kita tulis, disamping yang factual dan actual serta

menyangkut kepentingan orang banyak. Tetapi yang pasti adalah bahwa

Page 49: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

49

berita human interest terkandung unsur yang menarik empati, simpati,

menggugah perasaan khalayak pembaca (Haris Sumandiria, 2005: 90).

2.2.3 Jenis-jenis Berita

Ada beberapa jenis berita yang disajikan wartawan (Sumandiria,

2005 : 69-71).

1. Straight news report adalah laporan langsung mengenai suatu peristiwa.

Misalnya, sebuah pidato biasanya merupakan berita langsung yang hanya

menyajikan apa yang terjadi dalam waktu singkat. Berita memiliki nilai

penyajian obyektif tentang fakta-fakta yang dapat dibuktikan. Jenis ini

ditulis dengan unsur-unsur yang dimulai dari what, who, when, where,

why dan how (5W + 1H).

2. Depth news report adalah berita mendalam, dikembangkan berdasarkan

penelitian dan penyelidikan dari berbagai sumber.

3. Comprehensive news merupakan laporan tentang fakta yang bersifat

menyeluruh ditinjau dari beberapa aspek, maksudnya mencoba

menggabungkan berbagai serpihan fakta itu dalam satu bangunan cerita

peristiwa sehingga benar merahnya terlihat jelas.

4. Interpretetive report berita ini memfokuskan sebuah isu, masalah atau

peristiwa-peristiwa kontroversial. Namun demikian fokus laporan

beritanya masih berbicara mengenai fakta yang terbukti bukan opini.

5. Feature story adalah berita yang menyajikan suatu pengalaman atau berita

yang pada gaya penulisan dan humor dari pada pentingnya informasi yang

Page 50: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

50

disajikan. Berita yang berisi cerita atau karangan khas yang berpijak pada

fakta dan data yang diperoleh melalui proses jurnalistik.

6. Depth Reporting adalah pelaporan jurnalistik yang bersifat mendalam,

tajam, lengkap dan utuh suatu peristiwa fenomena atau aktual.

7. Investigasi Reporting adalah berita yang dikembangkan berdasarkanj hasil

penelitian dan penyelidikan untuk memperoleh fakta yang tersembunyi

demi tujuan.

8. Editorioal Writing adalah pikiran sebuah institusi yang diuji di depan

sidang pendapat umum. Editorial adalah penyajian fakta dan

mempengaruhi pendapat umum.

2.3. Pengertian Etika dan Pemberitaan Islami

Secara etimologi etika berasal dari bahasa Yunani Kuno "ethos" dalam

bentuk tunggal mempunyai banyak arti yaitu, padang rumput, kadang,

kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Dalam bentuk

jamak (la etha) artinya kebiasaan (Ahmad Amin, 1973 : 4).

Etika dalam istilah Islam lebih dikenal dengan kata "akhlak" perkataan

akhlak berasal dari bahasa Arab "اخالق". Secara luas akhlaq dapat diartikan

sebagai interaksi seorang hamba Allah dan sesama manusia.(Amin ,1973: 3)

Menurut Ahmad Amin, etika merupakan suatu ilmu yang

menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan

oleh setengah manusia kepada yang lainnya, menyatakan tujuan yang harus

Page 51: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

51

dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk

melakukan apa yang harus diperbuat. (Amin, 1973 : 15).

Kata etika sering disebut dengan etik saja. Karena itu, etika

merupakan pencerminan dari pandangan masyarakat mengenai apa yang baik

dan buruk, serta membedakan perilaku atau sikap yang dapat diterima atau

ditolak guna mencapai kebaikan dalam kehidupan bersama. Etika

mengandung nilai-nilai sosial dan budaya yang disepakati besama itu tidak

salalu sama pada semua masyarakat lainnya. (Amin, 1973: 34).

Sedangkan yang dimaksud Etika di sini adalah kode etik profesi yaitu,

norma-norma yang harus di pindahkan oleh setiap tenaga profesi dalam

menjalankan tugas profesi dalam kehidupan di masyarakat. Norma-norma itu

berisi apa yang boleh dan apa yang yang tidak boleh dilakukan oleh tenaga

profesi dan pelanggaran terhadap norma-norma tersebut akan mendapatkan

sanksi.

Jurnalistik Islami dapat dirumuskan dengan suatu proses meliput,

mengolah dan menyebarkan berbagai peristiwa dengan muatan nilai-nilai

kebenaran yang sesuai dengan ajaran Islam, khususnya yang menyangkut

agama dan umat Islam, serta berbagai pandangan dengan perspektif ajaran

Islam kepada khalayak melalui media massa. ( Asep Romly, 2003 : 34).

Karena jurnalistik Islam adalah jurnalistik dakwah, maka setiap

jurnalis muslim, yakni wartawan dan penulis yang beragama Islam,

berkewajiban menjadikan jurnalistik Islam sebagai "ideologi" dalam

Page 52: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

52

profesinya. Jurnalis muslim adalah sosok juru dakwah (da'i) di bidang pers,

yakni mengemban dakwah bil qalam (dakwah melalui pena dan tulisan).

Jurnalistik Islami bermissi '' amar ma'ruf nahi munkar '' maka ciri

khasnya adalah menyebarluaskan informasi tentang perintah dan larangan

Allah SWT. Jurnalistik islam berpesan dan berusaha keras utuk

mempengaruhi komunikan agar berperilaku sesuai ajaran Islam( Asep

Romly,2003:35).

Sebagaimana Asep Syamsul Romly (2003:39-40) menjelaskan peran

jurnalis muslim yaitu ;

1) Mendidik (muaddib) yaitu melaksanakan fungsi edukasi yang islami,

mengajak khayalak pembaca agar melakukan perintah Allah Swt dan

menjauhi larangan-Nya. Selain itu juga melindungi umat dari pengaruh

buruk dan perilaku yang menyimpang dari syariat Islam.

2) Sebagai Pelurus Informasi (Musaddid)

Setidaknya ada 3 hal yang harus diluruskan oleh jurnalis muslim. Permta,

informasi tentang ajaran dan umat Islam, informasi tentang karya-karya

atau prestasi umat Islam. Ketiga, jurnalis muslim dituntut mampu

menggali, melakukan investigasi reporting tentang kondisi umat Islam.

3) Sebagai Pembaharu (Mujaddid)

Yakni menyebarkan paham pembaharuan akan pemahaman dan

pengalaman ajaran Islam, jurnalis muslim hendaknya menjadi juru bicara

Page 53: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

53

dalam menyerukan umat Islam, memegang teguh al-Qur'an dan As-Sunah

yang memurnikan pemahaman tentang Islam.

4) Sebagai Pemersatu (muwahid) yaitu harus mampu menjadi jembatan yang

mempersatukan umat Islam.

Qleh karena itu kode Etik Jurnalistik yang berupa tidak memihak pada

golongan tertentu dan menalin dua sisi dari dua sisi dari setip informasi harus

ditegakkan. Untuk menjalankan peran-peran di atas, makajurnalis muslim

mempunyai kode etik jurnalistik sesuai dengan ajaran Islam.Kode Etik yang

dimaksud antara lain sebagai berikut; ( Asep Romly,2003: 41-42).

a. Menginformasikan atau menyampaikan yang benar saja (tidak berbohong) juga

tidak merekayasa atau memanipulasi fakta.

Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Hajj : 30

)30:الحاج (ؤاجتنبو اقول الزور

Artinya: '' Dan jauhilah perkataan dusta'' (Depag,1989:516)

b. Bijaksana, penuh nasehat yang baik, serta argumentasi yang jelas dan baik

pula. Karakter, pola pikir, kadar pemahaman obyek pembaca harus dipahami,

sehingga tulisan berita yang dibuat pun akan disesuaikan sehingga mudah dibaca

dan dicerna.

Firman Allah Dalam Q.S An-Nahl: 125

ادع الى سبيل ربك بالحكمة والموعضة الحسنة وجادلهم باالتى هي احسن ان

) 125:النحل(د ين ربك هواعلم بمن ضل عن سبيليه وهو اعلم باالمهت

Page 54: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

54

Artinya :''serulah ke jalan TuhanMu dengan penuh kebijakan (hikmah ), nasihat yang baik ,serta bantahlah mereka dengan bantahan yang lebih baik.'' (Q.S.An-Nahl:125) (Depag,1989:421)

c. Meneliti kebenaran berita / fakta sebelum dipublikasikan harus melakukan

check and recheck.

Firman Allah Dalam Q.S Al-Hujarat :6

ياايهاالذين امنوا ان جاءآم فاسق بنباء فتبينو ان تصيبوا قوما بجهلة

ا ) 6:الحجرات(وا على مافعلتم ندمين فتصبح

Artinya: '' Hai orang-orang beriman, jika datang kepadamu seorang fasik membawa berita, carilah keterangan tentang kebenaran nya supaya jangan kamu rugikan orang karena tidak tahu.''(Q.S.Al-Hujarat:6). (Depag, 1989: 846)

d. Hindari olok-olok, penghinaan, mengejek atau caci maki sehinggai

menumbuhkan permusuhan dan kebencian.

Dalam firman Allah Q.Sal-Hujarat:11

ان يكونوا خيرا منهم وال نساء من نساء ىمنوا ال يسخر قوم عسالذين ا ياا ايها

با االلقاب بئس االسم انفسكم وال تنا بزوا وال تلمزوا ان يكن خيرا منهنىعس

) 11:الحجرات (الفسوق

Artinya:"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu yang mengejek orang lain, mungkin yang diejek itu lebih baik dari mereka yang mengejek. Janganlah kamu saling mencaci dan janganlah memberi nama ejekan…" (QS. Al-Hujurat : 11).(Depag, 1989:847)

Page 55: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

55

e. Hindarkan prasangka buruk (suudzhan). Dalam istilah hukum, pegang

teguh "asas praduga tak bersalah" disebutkan dalam Firman Allah QS.Al-

Hujarat :

يا ايها الذين امنوا اجتنبوا آثيرا من الظن ان بعض الظن اثم وال تجسسوا وال ) 12:الحجرات(يغتب بعضكم بعضا

Artinya : ''Hai orang-orang yang beriman jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesunguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari–cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain ''.(Q.S. Al-Hujarrat :12)( Depag, 1989: 847)

Dalam surat ini dijelaskan bahwa Kaum mukmin dilarang terlalu

banyak prasangka, karena sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa,

dilarang pula saling memata-matai (mecari kesalahan orang lain).dan

saling memfitnah atau menggunjing (ghibah, membicarakan aib orang

lain). ( Asep Romly, 2003 : 43).

Dalam al-Qur'an juga dijelaskan tentang seruan larangan untuk

berprasangka dan menyebarkan fitnah.

)11- 10: القالم(. هماز مشاء بنميم. وال تطع كل حالف مهنيArtinya :"Dan janganlah kamu ikuti setiap orang banyak bersumpah

lagi hina, yang banyak mencela, dan kian kemari menghambur fitnah". (QS. Al-Qalam : 10-11).( Depag, 1989:961)

Selain kode etik jurnalistik muslim di atas, jurnalis muslim juga mentaati kode etik jurnalistik umum (pers). Ketaatan atau keterkaitan pada kode etik jurnalistik merupakan realisasi dari sebagai seorang jurnalis profesional sekaligus menjadi warga negara yang baik dan konstitusional". Pasal 7 (2) UU No. 40/1999 tentang pers menyebutkan "Wartawan Memiliki Dan Menaati Kode Etik Jurnalistik". (Romly, 2003 : 43).

BAB III

PEMBERITAAN SUARA MERDEKA TENTANG

Page 56: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

56

MUKTAMAR NAHDLATUL ULAMA KE-31

3.1 Profil Suara Merdeka

3.1.1 Sejarah Berdirinya Suara Merdeka

Suara Merdeka sebagai salah satu koran tertua di Indonesia

yang lahir pada era pasca kemerdekaan. Berbagai pengalaman di

bidang jurnalistik menempa H.Hetami menjadi seorang wartawan

yang ulet. Menjadi pengasuh di majalah Reethe Hoge School (Fakultas

Hukum Zaman Belanda) di Jakarta, Harian Sinar Baru zaman perjuangan di

Solo menumbuhkan niatnya untuk mendirikan surat kabar sendiri, dialah H.

Hetami (Sadono, 1996: 33).

Ketika terbit pertama tanggal 11 Februari 1950, kantor harian Suara

Merdeka masih menumpang pada harian berbahasa Belanda, De Locomotief,

yang juga mencetaknya. Beberapa tahun kemudian, Harian ini bisa

menempati gedungnya sendiri lengkap dengan percetakannya di Jl. Merak II

A. Harian ini didirikan oleh H. Hetami yang dibantu oleh H.R. Wahyoedi

dan Moh. Sulaiman menerbitkan koran yang bernama “Suara Merdeka”.

Rencana awalnya, koran tersebut akan diberi nama “Mimbar Merdeka”

terdapat 13 huruf padahal pendiri koran ini, H. Hetami (almarhum)

tampaknya tidak suka angka ganjil, bukan percaya angka ganjil membawa

sial, namun kemudian dicari angka yang cocok,

asalkan tidak meninggalkan kata-kata merdeka. Maka dipilihlah Suara

43

Page 57: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

57

Merdeka yang jumlahnya 12 huruf yang ternyata memberi berkah hingga

berkembang sampai sekarang (Massoesiswo, dkk, 2003: 22).

Misi awal Suara Merdeka adalah memperdengarkan suara rakyat

yang baru memperoleh kemerdekaannya. H. Hetami berpendapat bahwa

aspirasi dan hati nurani rakyat perlu ditampung oleh media yang dikelola

oleh pejuang-pejuang pers. Pada mulanya koran tersebut terbit sore hari,

empat halaman dan dicetak hanya dibantu dua karyawan, dua meja dan dua

mesin ketik. Untuk mencetaknya, Suara Merdeka menumpang di harian “De

Locomotief” Jalan Kepodang Semarang, tetapi yang paling menggembirakan

adalah ketika Suara Merdeka mendapat kehormatan dan kepercayaan

sebagai satu-satunya koran di Jawa Tengah yang diambil langganan secara

kolektif oleh kesejahteraan Teer IV (Kodam IV/Diponegoro sekarang)

sebanyak 1000 eksemplar tiap hari untuk dibagikan kepada kesahian-

kesahiannya (Massoesiswo, dkk., 2003: 23).

Sayang, perkembangan yang belum maksimal itu terhambat

dikarenakan adanya “Gunting Syarifuddin” yang memperkecil nilai mata

uang menjadi separuh, selain itu pada tahun 1961 ada pemogokan

dipercetakan De Locomotief, maka harian Suara Merdeka harus dicetak di

Yogyakarta selama satu tahun lebih. Meski demikian, berkat usaha kerja

keras pengasuhnya, yang sangat kreatif, dengan memunculkan rubrik-rubrik

yang khas seperti Semarangan, Sirpong sebagai pojok, kemudian di Grundel

dan jangan disepelekan Kliblokosuto, sebagai rubrik satu halaman bisa

mengatasi cobaan demi cobaan bahkan makin lama makin mendapatkan

Page 58: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

58

kepercayaan karena sudah berakar di kalangan pembaca (Massoesiswo,

dkk., 2003: 23).

Menurut almarhaum Hetami, wartawan sejati harus mempunyai

sikap independen, obyektif, dan tanpa prasangka. Ketiga sikap ini tak lain

adalah motto Suara Merdeka. Independen, artinya kita ingin menempatkan

kepentingan umum diatas kepentingan kelompok. Obyektif, dimaksud

bahwa dalam mengemukakan pendapat itu kepentingan sendiri tidak boleh

ditonjolkan. Sedang tanpa prasangka artinya dalam mengemukakan isi

tulisan tidak dipengaruhi oleh buruk sangka ataupun sebalik ( Bambang

Sadono, 1996: 33).

Hal itu yang menjadikan Suara Merdeka merdeka terjepit. Hingga

suatu ketika harus menyelamatkan diri dengan mengubah nama menjadi

harian Berita Yudha edisi Jawa Tengah. Untung saja keadaan yang sangat

sumpek bagi kehidupan pers nasional itu berakhir dengan hancurnya Partai

Komunis Indonesia (PKI). Orde Baru memberi peluang kepada pers

nasional untuk kembali kepada jati diri masing-masing. Dan dengan izin

Jendral Ibnu Subroto, yang ketika itu memimpin Berita Yudha, nama Suara

Merdeka dipulihkan kembali.

Regenerasi kepemimpinan Suara Merdeka berlangsung ketika H.

Hetami sejak 11 Februari 1982 menyerahkan pengelolaan koran pada

menantunya, Ir. H. Budi Santoso. Dan tanggal 8 Februari 1986, ketika para

tokoh wartawan se-Indonesia berkumpul di Yogyakarta untuk merayakan

Page 59: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

59

Hari Pers Nasional tanggal 9 Februari, H. Hetami wafat ( Bambang Sadono,

1996: 33).

3.1.2 Perkembangan Suara Merdeka

Awal kemajuan Suara Merdeka dimulai setelah masuknya beberapa

tenaga redaksi seperti Soewarno, SH, Mochtar Hidayat (alm), Tjan Thwan

Soen, Soejono Said, L. Poedji Srijono, Hanapi, Modjono (alm), dan Drs.

Sutrisno, pada saat itulah Suara Merdeka terbit pagi hari. Tahun 1956,

menambah penerbitan “Minggu Ini” yang terbit setiap minggu.

Suara Merdeka memiliki percetakan sendiri tahun 1960. ini berarti

sejak tahun ini, Suara Merdeka tidak lagi dicetak di percetakan “De

Locomotief” tetapi dipercetakan miliknya sendiri “NV. Semarang” dengan

menggunakan mesin Duplex dan sejumlah mesin penyusun huruf Intertype

dan Linotype.

Pada awal tahun 1970-an Suara Merdeka memasuki babak baru era

ofset. Dengan demikian semua perangkat huruf, lay out dan unsur pra cetak

menyesuaikan. Meskipun masih menggunakan mesin ketik, namun sebagian

perangkat lain sudah dapat diganti komputer dan mesin “Duplex” diganti

dengan mesin Web Offset merk “Pacer” yang mampun mencetak dengan

kecepatan 30.000 eksemplar/ jam dan mempunyai lagi yang terbaru merk

“Goos Orbanite” dengan kecepatan mesin cetak 60.000 eksemplar / jam

(Mas soesiswo, 2002: 20).

Page 60: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

60

Memasuki tahun 1992, Suara Merdeka menggunakan teknologi lay

out layar dengan menggunakan macintos. Dengan teknologi ini, proses

pembuatan berita, pengiriman, editing, penyusunan, dan pemilihan huruf lay

out serta pengaturan warna melalui komputer semua dan seluruh bagian bisa

on-line (Mas soesiswo, dkk, 2002: 21).

Perubahan dan kemajuan lain yang bisa dilihat adalah dengan selalu

menambah jumlah halaman setiap harinya, dan liputan langsung ke berbagai

negara. Juga penambahan rubrik yang selalu menarik sesuai kebutuhan

pembaca. Sebelum tanggal 1 Mei 2000 Suara Merdeka. Terbit 16 halaman

empat kali dan selebihnya 12 halaman full colour. Kini Suara Merdeka

terbit 20 halaman dengan menambah liputan-liputan khusus yang meng-

cover wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya. Deverifikasi usaha penerbitan di

Suara Merdeka Group meliputi majalah “MOP dan Belia” yang

bekerjasama dengan Depdikbud Jawa Tengah”, “Hello” dalam bahasa

Inggris serta harian sore Wawasan. Terbitan Minggu ini yang sekarang

berubah menjadi Tabloid “Cempaka” (Massoesiswo, 2003: 23).

Di luar penerbitan Suara Merdeka Group juga

mempunyai anak perusahaan seperti PT. Dentrace yang bergerak di

bidang kontraktor, radio FM setereo “Suara Sakti”. Untuk menunjang

pengembangan berbagai usaha dilakukan Suara Merdeka Group. Pada

HUT ke-32, yakni pada tahun 1982, industri pers ini menempati gedung

dan percetakan barunya di Jalan Raya Kaligawe KM 5 Semarang.

Gedung bertingkat megah ini digunakan untuk kantor redaksi dan

percetakan PT. Mascom Graphy. Anak perusahaan Suara Merdeka.

Sedangkan tahun 1984 dibuka dan ditempati pula gedung direksi dan

Page 61: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

61

bagian TU, Sirkulasi, Iklan, di Jalan Pandanaran 30 Semarang

(Massoesiswo,dkk, 2003 : 24).

Suara Merdeka yang terbit di Semarang, ibu kota provinsi Jawa

Tengah, berarti Suara Merdeka mempunyai komitmen dengan masyarakat.

Daerah dan pemerintah Jawa Tengah. Lokasi pemberitaan juga sekaligus

merupakan pangkal usaha pembangunan. Pembatasan wilayah peredaran ini

penting artinya dalam hubungan dengan ragam berita. Nuansa penyajian

waktu sampai ke tangan pembaca. Sejak awal penerbitan, Suara Merdeka

telah menjadikan masyarakat golongan menengah ke atas sebagai target

group. Secara segmented sasarannya adalah segmen psikografik masyarakat

Jawa Tengah yang terdiri atas berbagai lapisan dan kelompok, itulah yang

kemudian memunculkan identitas yang kemudian menjadi slogan “Koran

Jawa Tengah” penelitian kelompok sasaran ini dengan sendirinya juga

menentukan penekanan kebijakan pemberian, penyajian pendapat, serta

pemilihan topik ulasan, semuanya dimaksudkan agar isi harian ini dirasakan

manfaatnya bagi pembaca (Massoesiswo, dkk. 2003: 24)

Dalam konnteks otonomi daerah, sudah tentu penonjolannya berita-

berita daerah yang harus dtekankan dalam pemberitaannya. Melihat posisi

strategis dalam visi misi Suara Merdeka,penulisan berita daerah memang

harus memperlihatkan cirri-ciri khusus. Pertama, haruslah disadari ,

pembaca opada umumnya sudah mengenal keadaan serta tokoh-tokoh dalam

masyarakat daerah setempat. Kedua, berita derah punya jangkauan dampak

dan pengaruh terbatas kepada wilaah tertentu. Bagi orang-orang yang

Page 62: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

62

tinggal di wilayah itu, atau tidak mengenalnya bias jadi berita terebut tidak

mempunyai nilai.

Namun kendati orang yang bertempat tinggal di tempat yang jauh

tetapi pernah berdiam diwilayah tersebut dengan baik, berita-berita daerah

masih menarik. Cara berfikir Suara Merdeka adalah'' Menggugah,

mendekatkan, mempersatukan, mempersentuhkan, merekatkan '' masyarakat

Jawa Tengah. Ketiga, dalam konteks otonomi daerah, pemosisian berita

sebagai '' Perekat '' diartikan sebagai upaya agar memberi daya tarik bagi

pembaca sekalipun ia buan penduduk daerah tersebut (Massoesiswo,dkk,

2002: 28).

Porsi pemberitaan harus memperhatikan aspek pemerataan

pemberitaan meliputi : gambar, ulasan, laporan. Suara Merdeka secara

umum melalui kebijaka rubrikasi dan pengaturan halaman berkisar sebagai

berikut: berita Regional( Jateng/ DIY termasuk Semarang) adalah 50%,

berita Nasional (termasuk daerah perbatasan) sejumlah 30%, berita

Internasional sejumlah 20%. Ditinjau dari jenisnya, maka Suara Merdeka

diharakan mampu meliput berbagai bidang : politik, ekonomi, hokum,

kriminalitas,olahraga, kebudayaan, pendidikan, teknologi, lingkungan

hidup, kemanusiaan, dan sebagainya. kebutuhan semua golongan dan dan

lapisan pembaca harus terpenuhi, kaerena Suara Merdeka menetapkan

segmen geografis, bukan suatu golongan masyarakat yang harus selau

dijga, titik sentuh bidang-bidang itu tetap harus mengacu pada segmen

Page 63: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

63

geografis, yakni porsi kebutuhan dan kedekatan Jawa Tengah (

Massoesiswo,dkk,2002: 36).

3.2.1 Ideologi Suara Merdeka

Harian Suara Merdeka yang didirikan oleh almrhumH. Hetami pada

tanggal 11 pebuari 1950 di Semarang merupakan salah satu surat kabara

yang menadi pelopor persurat kabaran Indonesia setelah merdeka. Ketika

pertama kali dirntis surat kabar inin dijiwai oleh semangat untuk memberi

penerangan dan informasi seluas-luasnya kepada masyarakatagar

meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan. Oleh karena itu slogan yang

diemban adalah '' Independen, Obyektif, Tanpa Prasangka'' . Slogan itu

dipegang sebagai landasan ideology Suara Merdeka . Independen artinya

tidak memuihak kepada kepentingan asiapapun kecuali kepentingan seluruh

bangsa dan Negara, juga harus bersikap netral dalam suatau peristiwa,

dalam arti liputan yang berimbang.( to cover multi sides).

Setiap wartawan bebas memiliki aspirasi politik tetapi tidak boleh

mewarnai dan mempengaruhi kebijakan redaksional. Obyektif berarti dalam

menyajikan berita , laporan maupun opini harus selaul; bersifat factual dan

memanipulasi semua yng dilkukan dengan pemberitaan itu tidak dilandasi

oleh prasangka buruk . Suara Merdeka harus fair dan geantleyang

dimaksudkan dalam penyajian isinya tidak ingin bersifat Prejudice,

melakukan Trial by the press dan bersikap menuduh. Hal ini merupakan

konsekuensi dari motto '' Obyektif '' yang dicanangkan Suara Merdeka( Mas

Soesisw, dkk,2002:33).

Page 64: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

64

Ideologi Suara Merdeka adalalah ingin menjadikan lembaganya

sebagai alat control social dan media pendidikan. Suara Merdeka ingin

menjadi media bagi masyarakat unuk menyampaikan aspirasinya, juga ingin

mendidik masyarakat melalui pesan informasi yang disampaikannya.

3.2.1 Visi dan Misi Suara Merdeka

Misi awal Suara Merdeka yang terbit pada 11 Februari 1950 di

Semarang adalah memperdengarkan suara rakyat yang baru saja merdeka.

Gambaran idealnya waktu itu, aspirasi dan suara hati nurani rakyat perlu

ditampung oleh media yang dikelola oleh pejuang pers. Sedangkan dalam

sisi praktis pendiri harian ini menyebutkan penerbitan koran juga

dimaksudkan membuka lapangan kerja dan berperan serta dalam

pembangunan.

Bahwa dalam perkembangannya para pengasuh koran ini pernah

mencanangkan Suara Merdeka sebagai koran koran nasional yang terbit di

Semarang. Semua itu tidak akan terpisah dari misi awal, walaupun

hakikatnya lebih terkait dengan tuntutan komitmen ideal sekaligus

kesadaran akan potensi posisi pasar koran ini dalam perpektif bisnis

(Massoesiswo, dkk, 2003: 25).

Sebutan sebagai pers nasional menunjuk komitemen harian ini

kepada kepentingan nasional, sedangkan penyebutan Semarang dan Jawa

Tengah menunjuk pada fakta historis, sosiologis dan geografis sebagai

koran yang dijaga untuk selalu menjadi terbesar dan terkemuka di Provinsi

Page 65: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

65

ini. Suatu kenyataan bahwa perkembangan Suara Merdeka tidak terlepas

dari usaha-usaha tanpa kenal lelah yang dirintis oleh H. Hetami dan

kemudian diteruskan oleh para perintisnya, kemudian pada tanggal 11

Februari 1981 para pendiri dan perintisnya penyepakati cita-cita untuk

menjadikannya sumber kebutuhan informasi demi kemajuan bangsa dan

memberi nikmat kepada pengasuh serta manfaat bagi masyarakat

(Massoesiswo, dkk, 2003: 26)

Komitmen yang merupakan kombinasi idealistis dan realistis itu

diraih dengan motto yang akan selalu diaktualkan oleh generasi penerus,

yakni independen-obyektif. Tanpa prasangka yang telah dicanangkan oleh

perintisnya, yang dalam perkembangannya mewujud sebagai upaya visioner

untuk memposisikan Suara Merdeka, dengan segala kematangan tampilan

isinya, menjadi moderator sekaligus perekat seluruh komunitas Jawa

Tengah (Mossoesiswo, dkk, 2003: 25).

3.2.2 Struktur Organisasi Suara Merdeka

Struktur Organisasi Suara Merdeka

Pendiri : H. Hetami

Pimpinan Umum/Pimpinan Perusahaan

Ir. Budi Santoso

Pimpinan Redaksi :

Sasongko Tedjo

Redaksi

Page 66: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

66

Wakil Pimpinan Redaksi: Hendro Basuki, Amir Machmud Ns.

Redaktur Senior: Sutrisno, Mas Soesiswo. Redaktur Pelaksana: Sudarto,

Heryanto Bagas Pratomo, A. Zaini Bisri. Koordinator Liputan: Sri Mulyadi,

Cocong Arief Priyono. Sekretaris Redaksi: Eko Hari Mudjiharto, Djito

Pafiajmodjo. Staf Redaksi: Sri Humaini As, Sumardi, Soesriowati, Eddy

Junaidi, Ragil Wiranto, Eko Riyono, Ananto Pradonoi Nengah Segara Seni,

Muhammad Ali, Soemaryono. Litbang: Djurianto, Prabowo (Kepala), M.

Norman Wijaya. Diklak: Zaenal Abidin. Pusdok: Dadang Aribowo

(Koordinator). Personalia: Sri Mulyadi (Kelapa), Priyongo. Redaktur

Bahasa: Nana Swarasama (Kepala), Tavif Rudiyanto. Redaktur Artistik:

Patut Wahyu Widodo (Koordinator), Toto Tri Nugroho, Joko Sunarto. Biro

Semarang: Agus Fathudin Yusuf (Kepala), Murdiyatmoko (Wakil Kepala).

Biro Jakarta: Wahyu Atmaji (Kepala), A. Adib, Biro Surakarta: Joko Dwi

Hastantao (Kepala), Subakti A. Sidik. Biro Banyumas: Didi Wahyu

(Kepala), Anton Suparno. Biro Pantura: Wahidin Soedja (Kepala), Tria

Purwadi. Biro Muria: Prayitno (Kepala). Biro Kedu/Diy: Dedy Ardjana

(Kepala). Daerah Istimewa Yogyakarta: Bambang Ujianto, Sugianto, Asril

Sutan Marajo, Agung Priyo Wicaksono. Koresponden: Wiharjono (Malang),

Ainur Rohim (Surabaya). Manajer Iklan: Harry Afandi. Manajer Pemasaran:

Bambang Chadar. Manajer Produksi: Kasmir, Manajer Riset dan

Pengembangan: Sudadi. Manajer TU/Personalia: Amir Ar. Manajer

Keuangan: Eko Widodo. Manajer Pembukuan: Kemad Suyadi. Manajer

Logistik/Umum: Poerwono.

Alamat Redaksi

Jl. Raya Kaligawe KM. 5 Semarang 50118 Tepelon : (024) 6580900, 8412600, 8412600

Fax: (024) 8411116, 8447858 Email: [email protected].

Jl. Pandanaran No. 30 Semarang 50241 (Suara Merdeka,14 Maret 2006).

3.3 Gambaran Umum Pemberitaan Suara Merdeka terhadap Muktamar

ke-31 Nahdhatul Ulama

Page 67: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

67

Pada penelitian ini penulis telah mengumpulkan berita-berita dari surat

kabar Suara Medeka mulai tanggal 23 Nopember- 18 Desember

2004.Selama satu bulan penuh Suara Merdeka memberitakan Muktamar

ke-31 NU, ada bahwa 19 edisi yang diterbitkan, ini menunjukkan bahwa

Suara Medeka memberikan perhatian yang lebih pada pemberitaan

Miktamar Ke-31 NU. Di bawah ini merupakan tabel pemberitaan Suara

Merdeka tentang Muktamar ke-31 NU

Tabel I

Pemberitaan Suara Merdeka tentang Muktamar Nahdhatul Ulama Ke-31

No Tanggal Judul Pemberitaan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

23 Nop 2004

24 Nop 2004

25 Nop 2004

26 Nop 2004

27 Nop 2004

28 Nop 2004

29 Nop 2004

30 Nop 2004

01 Des 2004

02 Des 2004

03 Des 2004

06 Des 2004

07 Des 2004

08 Des 2004

09 Des 2004

10 Des 2004

15 Des 2004

16 Des 2004

18 Des 2004

Jateng Pertahankan Hasyim

Gus Dur Jagokan Gus Mus

Gus Mus Bersedia Dicalonkan

NU Tandingan Bikin Masalah

Muktamar Dibuka Minggu Besok

Wacana NU Tandingan Serius

Kh. Sahal – Gus Dur bersaing

16 Pengurus Wilayah Dukung Hasyim

Gus Mus Tak Diijinkan Ibunya

GusDur-MasDar Ancam Bikin NU Tandingan

Kekalahan Masdar Mengejutkan

Politik NU Dan Parpol Taksama

Hari Ini NU Tandingan Dibentuk

Para Kiai Sepuh Tak Akui Hasil Muktamar

Hasyim Akomodasi Kubu Gus Dur

Konflik Sulit Disembuhkan

TimGusDurMatangkanPembentukanNUBenar

Juni,Gus Dur Gelar Muktamar Luar Biasa NU

Muktamar Luar Biasa NU Masih Sebatas Wacana

Page 68: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

68

Muktamar ke-31 Nahdhatul Ulama di Asrama Haji Donohudan

Boyolali yang dilaksanakan pada tanggal 28 Nopember – 2 Desember 2004,

ternyata diwarnai dengan kompetisi antara dua poros di kalangan warga

Nahdiyin yaitu poros Langitan dan poros Lirboyo. Poros Lirboyo dibawah

kepemimpinan KH. Idris Marzuki dan KH. Zainuddin jazuli (Pondok

Pesantren Ploso Kediri) dikenal dekat dengan KH. Hasyim Muzadi.

Sementara poros Langitan di bawah kendali ulama sepuh yang sangat dihargai

warga NU yaitu KH. Abdullah Faqih. Poros ini dekat dengan Dus Dur dan

kalangan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) (Suara Merdeka, 27 Nopember

2004).

Pada Muktamar ini PKB merelakan Dus Dur menjadi Rais Aam

Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) untuk periode 2004-2009. Untuk

menjaga hubungan NU dan PKB, Gus Dur rela melepaskan sebagai Dewan

Sura Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Dalam Muktamar ke-31Nahdhatul

Ulama Gus Dur bersaing dengan KH. Hasyim Muzadi, tapi Gus Dur yakin,

bahwa Hasyim Muzadi tidak akan terpilih lagi sebagai ketua umum PBNU

pada Muktamar ke-31 NU ini diperkuat dengan kutipan Gus Dur:

'' Saya yakin muktamirin tidak memlilh pak Hasyi Muzadi , dia juga menekankan hampir semua Pengurus Cabang (PCNU ) se-Indonesia menyatakan tidak mendukung Hasyim Muzadi untuk kembali duduk di Kursi Ketua Umum PBNU untuk lima tahun mendatang''.

Tentang pencalonannya sebagai Rais Aam, Gus Dur menyerahkan

kepada peserta muktamar. Gus Dur memandang jabatan Rais Aam idealnya

dari orang yang ahli fiqh (Suara Merdeka, 24 Nopember 2004). Pencalonan

kembali KH. Hasyim Muzadi-Sahal Mahfud, Gus Dur menilai bahwa langkah

Page 69: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

69

Hasyim selama ini telah menjadikan NU sebagai kendaraan politik sehingga

Khittah perlu diselamatkan pada muktamar ini. Langkah Hasyim pada pemilu

lalu tidak bisa dilepaskan dari tindakan politik praktis dengan melibatkan

institusi NU (Suara Merdeka, 28 Nopember 2004).

Apabila duet Hasyim-Sahal tidak mundur dari pencalonan ketua

PBNU, Gus Dur mengancam membuat Nu Tandingan, karena itu KH. Masdar

F. Mas’ud mengusulkan harus ada islah antara kedua belah pihak ini sesuai

dengan pernyataannya:

'' Pertemuan harus terjadi dalam muktamar, sebab kalau tidak , bisa membahayakan NU ke depan. NU Tandingan benar-benar muncul'', ujar Masdar''

Para kiai sepuh mensponsori pertemuan islah itu, KH. Sahal Mahfud

dan KH. Abdullah Faqih Langitan, kedua kubu itu perlu bertemu sebelum

muktamar selesai. Jika pertemuan itu tidak terjadi bisa membahayakan Nu ke

depan. Hasyim Muzadi menyatakan siap melakukan pertemuan dengan Gus

Dur (Suara Merdeka, 29 Nopember 2004).

Dalam pembukaan Muktamar, para kiai sepuh memberikan pernyataan

yang intinya mendukung Hasyim terpilih kembali serta meminta semua pihak

menghormati hasil muktamar, apapun hasil dan siapapun yang terpilih sebagai

ketua umum Rais Aam dan ketua umum tanfidziyah (Suara Merdeka, 30

Nopember 2004).

Dalam Muktamar kali ini jika KH. Hasyim Muzadi terpilih, NU

terancam pecah. Puluhan kiai yang tergabung dalam poros Langitan

Page 70: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

70

mengerahkan pernyataan sikap mengembalikan NU kepada Durriyat

(keturunan). Surat penyerahan ditandatangani puluhan kiai sepuh yang

tergabung dalam poros Langitan. Intinya meminta Gus Dur menyelamatkan

NU untuk tetap menjadi Jam’iyyah Diniyyah yang bergerak pada pendidikan

dan sosial.

Mereka juga memberi tugas kepada Gus Dur sebagai keturunan

pendiri NU untuk membentuk Nu yang benar sebagaimana cita-cita pendiri

jam’iyyah pada tahun 1926. para kiai sepuh mencalonkan pasangan KH.

Musthofa Bisri (Gus Mus) dan Tolkhah Hasan, tapi Gus Dur tidak mendapat

ijin dari ibunya. Sedangkan Thalchah mengaku sudah terlalu tua untuk duduk

ditanfidiyah. Karena kedua calon tidak bersedia, Masdar mengatakan untuk

menegaskan kesiapan menjadi calon ketua umum bersaing dengan Hasyim

Muzadi, Gus Dur merasa optimis karena ia mendapat dukungan banyak

cabang di luar Jawa (Suara Merdeka, 1 Desember 2004).

Pada akhirnya proses pemilihan ketua PBNU untuk lima tahun ke

depan dilaksanakan pada pukul 00.30 hingga pukul 03.30, 2 Desember 2004.

Poros Lirboyo tetap mengajukan KH. MA Sahal Mahfudz sebagai kandidat,

sedangkan poros Langitan menampilkan KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Kiai Sahal mendapat dukungan 363 suara, Gus Dur 75 suara, KH. Said Aqil

Siradj 1 suara, Alwi Shihab 2 suara, Gus Mus 3 suara, Agung Rahman Sabang

1 suara, abstain dan tak sah masing-masing satu suara. Dengan demikian,

jumlah suara keseluruhan 452 suara. Dalam proses pemilihan akhirnya poros

Page 71: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

71

Langitan kalah dengan poros Lirboyo dalam pemilihan Rais Aam (Suara

Merdeka, 2 Desember 2004).

Kekalahan Gus Dur pada Muktamar ke-31 NU membuat Gus Dur

untuk membuat Jam’iyyah sendiri Nu pecah menjadi dua, organisasi yang

dibentuk Gus Dur bersifat rekonsiliatif bukan organisasi permanen dan

berkantor di PBNU Jl. Kramat Raya 164.

Gus Dur selaku mandaritas kiai sepuh akan menggelar Mukmatar Luar

Biasa (MLB) Nahdhatul Ulama pada Juni 2005, karena Gus Dur menganggap

Muktamar NU beberapa waktu lalu dinilai cacat hukum, karena ada indikasi

politik uang (Suara Merdeka, 16 Desember 2004).

Bagaimana media memandang dan memaknai peristiwa Muktamar ke-

31 Nahdhatul Ulama tersebut? Harian Umum Suara Merdeka mulai rentang

waktu tanggal 23 Nopember – 18 Desember 2004 menampilkan berita

tersebut.

Menurut data yang berhasil penulis kumpulkan, Suara Merdeka

menurunkan tujuh berita berbentuk Straight News, sembilan berita diletakkan

di halaman depan sebagai headline, sedangkan tiga berita yang lain terletak di

halaman dalam. Dalam penelitian ini, penulis akan mengulas satu per satu

pemberitaan tersebut menggunakan analisis framing. Dalam penelitian ini ada

proses katagorisasi berita. Katagorisasi berita adalah upaya pengklasifikasikan

dan penyerderhanaan realitas sehingga mudah dipahami. Katagorisasi berita

tersebut berdasarkan agenda Mukatamar Ke-31 NU. Agaenda itu meliputi

Page 72: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

72

Laporan Pertanggung Jawaban( LPJ), Penyusunan Program, Organiasi dan

Bahshul Masail. Di bawah ini adalah Tabel katagorisasi Pemberitaan Suara

Merdeka terhadap Muktamar ke-31 NU.

Tabel 2 Katagori Pemberitaan Suara Merdeka Terhadap Muktamar ke-31

Nahdlatul Ulama Edisi 23 Nopember – 18 Desember 2004 Berdasarkan agenda Muktamar ke-31 Nahdlatul ulama

No Katagori Judul Berita Frekuensi Tanggal terbit 1

Laporan Pertangung Jawaban( LPJ)

• 16 PW Dukung Hasyim • Para Kiai Sepuh Tak Akui Hasil

Muktamar ke-31 NU

2 edisi

30 Nopember 8 Desember

2 Pemilihan Rois Aam dan Ketua Umum.

• Jateng Pertahankan Hasyim • Gus Dur Jagokan Gus Mus • Gus Mus Bersedia dicalonkan • KH.Sahal-Gus Dur Bersaing Siap

Dicalonkan Sebagai Rois Aam • Kekalahan Masdar Mengejutkan • Gus Mus Tak diijinkan Ibunya • Gus Dur Masdar Ancam Bikin NU

Tandingan • NU Tandingan Bikin Masalah

8 edisi 23 Nopember 24 Nopember

25 Nopember 29 Nopember

3 Desember 1 Desember 2 Desember 26 Desember

3 Penyusunan Program

/Evaluasi • Hari Ini NU Tandingan Dibentuk • Tim Gus Dur Matangkan

Pembentukan NU Benar • Wacana NU Tandingan Serius • Muktamar Luar Biasa NU Masih

Sebatas Wacana • Juni, Gus Dur Gelar Muktamar

Luar Biasa NU

5 edisi 7 Desember 15 Desember 28 Nopember 18 Desember 16 Desember

4 Organisasi • Pilitik Nu Dan Parpol Tak Sama • Hasyim Akomodasi Kubu Gus Dur • Konflik Sulit disembuhkan • Muktamar dibuka Minggu besok •

4 edisi 6 Desember 9 Desember 10 Desember 7 Nopember

5 Bahsul Masail • 0

Adapun pemberitaan yang diambil oleh penulis sesuai seleksi teks

berita berdasarkan signifikansi, relevansi serta representasi teks terhadap

tema adalah sebagai berikut:

1. Suara Merdeka Edisi 23 Nopember 2004

Page 73: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

73

Pada edisi ini Suara Merdeka menurunkan berita mengenai

pencalonan Rois Aam wakil Rois Aam. Berita tersaji dengan judul;

''Jateng Pertahankan Hasyim''. Dilihat dari bagaimana wartawan

menyusun fakta ke dalam teks berita (struktur sintaksis ). Teks berita ini

ditempatkan sebagai headline yang mengindikasikan bahwa berita ini

mempunyai nilai berita yang tinggi. Sementara latar yang dipilih

adalah tentang kerelaan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) melepas Gus Dur

untuk maju menjadi Rois Aam PBNU pada muktamar ke-31 NU.

Dari struktur skrip, teks berita tersebut mengisahkan tentang

Dewan Pimpinan Pusat PKB mengikhlaskan Gus Dur melepas jabatan

ketua umum Dewan Syuro PKB,dalam teks berita ini terdapat unsur-unsur

berita yaitu:Who (Dewan Pimpinan Pusat PKB),What (menjaga hubungan

NU dan PKB),How (Gus Dur untuk melepas jabatannya).

Dari sudut tematik yaitu bagaimana cara wartawan menulis

fakta. Pertama , kerelaan PKB untuk melepas Gus Dur Dari jabatan ketua

umum Dewan Syuro PKB. Kedua, pernyataan pengurus cabang NU

Kebumen mencantumkan sikap tegas dengan tetap mendukung duet KH.

Hasyim Muzadi dan KH.MA.Sahal Mahfud untuk menjadi ketua Umum

dan Rois Aam pada Muktamar ke-31 NU. Dalam aspek Retoris Suara

Merdeka menekankan melalui logo Gambar Muktamar ke-31.

2. Suara Merdeka Edisi 24 Nopember 2004.

Dalam edisi ini Suara Merdeka menyajikan berita dengan judul ;

''Gus Dur Jagokan Gus Mus''. Dari struktur Sintaksis, dari teks berita ini

Page 74: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

74

menampilkan lead tentang: ''kubu Hasyim yakin menang ''. Kemudian untuk

menekankan bahwa apa yang ditulis wartawan bukan pendapat dari

sumber yang mempunyai otoritas, dalam teks berita menghadirkan nara

sumber yang dikutip pendapatnya yaitu ketua PWNU Jateng Drs. H. Moh.

Adnan, MA. Sedangkan dari struktur skrip, mengisahkan mengenai Gus Dur

tidak senapas dengan Hasyim Muzadi dalam pencalonan ketua umum

PBNU. Sementara dari struktur tematik, ada dua tema.

Pertama, ketidaksetujuan Gus Dur dalam pencalonan ketua

umum PBNU. Kedua, bahwa pendapat Gus Dur berbeda dari ketua PWNU

Jateng Drs.H. Moh.Adnan M.A yang yakin bahwa KH.Hasyim Muzadi akan

mendapat dukungan dari sebagian besar dari peserta muktamar. Dari

struktur retoris, bagaimana wartawan menekankan fakta. Pada pemilihan

kata/leksikon pada kalimat Gus Dur tidak senapas dengan KH. Hasyim

Muzadi. Pada kata '' senapas'' mengandung arti tidak setuju dengan Hasyim

Muzadi.

3. Suara Merdeka Edisi 25 Nopember 2004

'' GUS MUS Bersedia Dicalonkan '' ini merupakan judul yang

ditampilkan Suara Merdeka . Pada teks berita menggunakan latar Gus Mus

secara tersirat bersedia dicalonkan menjadi ketua PBNU. Dalam teks berita

ini secara umum mengisahkan bahwa Gus Mus bersedia dicalonkan . Dari

berita tersebut unsur berita yang terdapat adalah who (Gus Mus), what

(bersedia dicalonkan), why (merasa punya tanggung jawab), How

(mengembalikan NU ke khittahnya).unsur tidak dimunculkan dalam

Page 75: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

75

pemberitaannya, kelengkapan berita belum memenuhi unsur 5w+1H. Di sisi

lain terdapat penonjolan yang ditekankan melalui perangkat gambar /foto

Masdar F. Mas'udi dan satu logo Muktamar NU.

4. Suara Merdeka Edisi 26 Nopember 2004

Dalam Muktamar, siapapun yang terpilih sebagai ketua umum PBNU

Muktamar ke-31 NU bisa diterima semua pihak, khususnya di kalangan

Nahdliyyinn. Harian ini menurunkan berita dengan judul '' NU Tandingan

Bikin Masalah ''. Dari struktur sintaksis ditemukan pemakaian latar

mengulas tentang siapapun yang terpilih menjadi ketua PBNU bisa diterima

semua pihak. Sedangkan dari struktur skrip mengisahkan tentang adanya

prinsip ''asal bukan Hasyim''. Sementara dari sudut struktur tematik, berita

ini mempunyai tema tentang pertemuan kiai sepuh yang tergabung dalam

Poros Langitan di Jatim membahas untuk membentuk NU Tandingan.

Sedangkan dari aspek retoris menekankan pada gambar/logo tentang liputan

khusus tentang pemberitaan Muktamar NU ke-31.

5. Suara Merdeka Edisi 27 Nopember 2004

Pada edisi ini Suara Merdeka menampilkan beritanya dengan judul:

''Muktamar dibuka Minggu Besok ''. Pada teks berita ini latar yang

dikemukakan adalah berupa prediksi adanya kompetisi sengit dua poros

penting di kalangan warga NU yaitu poros Lirboyo dan poros Langitan

dalam perebuatan jabatan ketua dan wakil Rois Aam PBNU untuk lima

tahun mendatang. Sedangkan struktur skrip mengisahkan bahwa Muktamar

ke-31 NU di Asrama Haji Donohudan dibuka oleh Presiden Susilo Bambang

Page 76: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

76

Yudoyono diprediksi akan diwarnai kompetisi antara dua poros Lirboyo dan

poros Langitan. Dari struktur tematik, mengandung tema penting, tema itu

tentang prediksi kompetisi sengit antara kedua poros tersebut di atas.

6. Suara Merdeka edisi 28 Nopember 2004

Ancaman yang dilontarkan Gus Dur untuk membentuk NU Tandingan

.Ancaman serius dan tidak mustahil akan terjadi.Dalam edisi ini,

menurunkan berita dengan judul ''Wacana NU Tandingan Serius ''.Judul itu

diperkuat dengan lead yang mendukung lead tersebut adalah '' Kiai Sahal

dan Faqih bertemu ''. Dari struktur skrip mengisahkan tentang ancaman

yang dilontarkan Gus Dur untuk membuat NU Tandingan bukan wacana

kosong. Dari elemen grafis yang muncul dalam pemberitaan ini dalam

bentuk ekpresi dengan judul yang tercetak besar dan tebal.

7. Suara Merdeka edisi 29 Nopember 2004

Perebutan jabatan tertinggi di PBNU baik Rois Aam maupun

Tanfidziah, hal itu terkait dengan kesediaan KH. Sahal Mahfudh dan Gus

Dur sama-sama menyatakan siap dicalonkan untuk menduduki Rois Aam.

ini bisa dilihat pada harian Suara Merdeka menurunkan berita dengan judul

: “ KH. Sahal - Gus Dur bersaing “. Struktur sintaksis lain dengan

pemakaian latar. Latar yang dipakai berupa informasi perebutan jabatan

ketua umum PBNU pada Muktamar Ke-31 NU. Dari sisi tematik,

bagaimana wartawan menulis fakta, elemen wacana detail dihadirkan di teks

ini dengan menampilkan nara sumber yang diwawancarai

8. Suara Merdeka Edisi 30 Nopember 2004.

Page 77: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

77

Pada edisi ini Suara Merdeka menampilkan beritanya dengan judul :

“16 PW Dukung Hasyirn “. Judul ini merupakan headline yang

menunjukkan tingkat kemenonjolan yang tinggi. Namun lead yang

digunakan adalah “Ancaman NU tandingan dapat reaksi keras “. Dan

aspek skrip, teks berita ini mengisahkan bagaimana dukungan Hasyim -

Sahal saat LPJ PBNU mengalir untuk menjadi ketua dan RoisAamPBNU

untuk lima tahun mendatang. Unsur-unsur berita yang terkandung dalam

berita tersebut adalah : who (Hasyim-Sahal) , what (dukungan), when (lima

tahun mendatang ), where (saat LPJ PBNU), dan how (bagaimana menjadi

ketua PBNU). Sedangkan dan aspek tematik terdini dua tema. Pertama,

tentang penerimaan LPJ PBNU kepemimpinan

Hasyim oleh peserta Muktamar. Kedua. ancaman NU Tandingan

dapat reaksi keras dan putra pendiri NU yakni Gus Fawaid. Gus Hasib, Gus

Ghozi. Di sini juga bisa dilihat bahwa elemen grafisnya dengan tulisan judul

dicetak tebal dan dalam ukuran tebal.

9. Suara Merdeka edisi 01 Desember 2004.

Edisi ini disajikan dengan Judul “(Gus Mus tak diijinkan ibunya “.

Judul ini didukung dengan lead. Lead itu mengatakan “Gus Mus Temui

KH. Sahal “. Struktur sintaksis lain adalah dengan Pemakaian latar untuk

mendukung gagasannya yaitu “teka-teki restu Ma’rufah Bisri akhirnya

terjawab”. Sedangkan dari struktur skrip mengisahkan berita. Pertama,

bahwa KH.Mustofa Bisri teryata tidak tidak mendapatkan izin dan ibunya

untuk maju ke bursa pemilihan ketua umum. Kedua, bertemunya Gus Mus

Page 78: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

78

dengan KH MA .Sahal Mahfudh yang disebut-sebut upaya islah setelah

terjadi ketegangan pada Muktamar ke-31 NU. Selain itu penekanan

dilakukan pula oleh harian ini melalui efek foto KH. Yusuf Hasyim

menemui KH. A .Mustofa Bisri (Gus Mus ) pada halaman depan.

10. Suara Merdeka Edisi 02 Desember 2004.

Setelah KH. A.Mustofa Bisri (Gus Mus) tidak bersedia dicalonkan

sebagai ketua umum periode mendatang .Harian Suara Merdeka untuk

edisi ini menurunkan judul ; Gus Dur-Masdar Ancam Bikin NU

Tandingan “. Perangkat sintaksis lain berupa latar yang dipilih yaitu

tentang kubu Gus Dur merestui KH. Masdar, jika kalah dan Hasyim

terpilih, NU terancam pecah. Sementara dan struktur skrip, mengisahkan

bahwa kubu Gus Dur merestui pencalonan KH. Masdar F.Mas’udin jika

Hasyim menang. NU terancaM pecah. Sedangkan dan struktur tematik

,berita ini disusun dalam tema besar tentang ancaman Gus Dur —

Masdar membuat NU Tandingan. Penekanan yang paling kuat dan

Suara Merdeka tersebut adalah pemakaian foto Masdar dan Hasyim.

Page 79: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

79

11. Suara Merdeka edisi 03 Desember 2004

Pada edisi ini Suara Merdeka menampilkan beritanya dengan

judul “Kekalahan Masdar Mengejutkan”. Judul ini menjadi headline .Aspek

sintaksis lain berupa latar yang dipakai tentang ” poros Lirboyo Leading

dalam perebutan ketua umum PBNU “ Sedangkan struktur skrip

mengisahkan bahwa poros Lirboyo berhasil meini mpin dalam perebutan

jabatan ketua umum PBNU, duet Sahal-Hasyim terpilih sebagai Rois Aam

dan ketua umum PBNU. Sementara dan struktur tematik, berita itu

membawa tema besar yang ingin ditampilkan kepada khalayak. Tema itu

adalah tentang poros Lirboyo berhasil memimpin dalam perebutan dua

jabatan PBNU lima tahun ke depan. Penekanan yang digunakan Suara

Merdeka adalah penggunaan kata-kata “ leading “merupakan kata yang

digunakan Suara Merdeka dalam melabeli pemberitaannya.

12. Suara Merdeka edisi 6 Desember 2004

Edisi ini Suara Merdeka menurunkan berita dengan judul: ‘Politik NU

dan parpol tak sama ”. Judul berita ini menjadi headline yang didukung

dengan keadaan-keadaan ini adalah kutipan wawancara pengamat

politik Imam Supravogo. Sementara dan aspek skrip bagaimana

wartawan mengisahkan suatu fakta-fakta ini mengisahkan tentang

muktamar ke-31 NU menyepakati pembetukan komisi politik.

Sedangkan struktur tematik, tema ini disusun tentang pembetukan

komisi politik NU justru akan membawa NU ke kancah politik.

Page 80: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

80

13. Suara Merdeka edisi 7 Desember 2004

“Hari ini NU Tandingan Dibentuk”. ini merupakan judul yang

ditampilkan Suara Merdeka yang menjadi headline pada surat kabar itu

serta diperkuat dengan lead [ Struktur Sintaksis] “Poros langitan bertemu di

Cirebon “. Di sini juga ditemukan latar. Latar ini berupa kutipan wawancara

dan Gus Dur. Sementara bagaimana wartawan mengisahkan Gus Dur

dengan sejumlah kiai sepuh tergabung dengan poros Langitan hari ini

bertemu di pondok pesantren Buntet Cirebon. Dan struktur tematik., berita

ini dapat di amati dan detail wawancara dan Gus Dur. NU yang akan

dibahas Gus Dur bukan NU Tandingan, melainkan Iebih bersifat untuk

menggalang upaya rekonsiliasi sampai lima tahun kedepan. Dan aspek

retonis dapat diarnati melalui aspek grafis yaitu pada judul atau headline

yang dicetak tebal dan berukuran besar.

14. Suara Merdeka edisi 8 Desember 2004

Judul yang diturunkan Suara Merdeka adalah “Para Kiai .sepuh

tak akui hasil Muktamar ke-31 “. Dalam edisi ini benita tersebut menjadi

headline. Peran sintaksis lain adalah pemakaian latar. Latar yang dipakai

adalah tantang pertemuan forum silaturrahmi kiai-kiai sepuh dengan Gus

Dur menghasilkan keputusan menolak hasil Muktarnar ke-3 1 NU. Dalam

struktur skrip, berita ini mengisahkan tentang penolakan hasil muktamar ke-

31 NU oleh kiai-kiai sepuh dan Gus Dur. Segi pemilihan kata/leksikon,

pilihan kata yang digunakan adalah “Champion Of Democracy “ yang

Page 81: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

81

ditujukan terhadap Gus Dur. Elemen gaya dipilih ini dibungkus dengan

bahasa tertentu untuk menimbulkan efek tertentu pada khalayak.

15. Suara Merdeka edisi 9 Desember 2004.

Kepengurusan PBNU di bawah kepeini mpinan KH. Sahal Mahfudh

akan mengakomodasi kelompok KH.Abdurrahman Wahid (Gus Dur

).Dalam edisi ini Suara Merdeka menurunkan berita dengan judul:

“Hasyim Akomodasi kubu Gus Dur”. Dan struktur sintaksis juga

didukung dengan lead “ namanya perlu persetujuan “ dalam struktur ini

juga ditemukan latar. Latar ini mengulas bahwa kelompok Gus Dur

bersama kiai-kiai sepuh NU tetap dimasukkan dalam susunan

kepenngurusan PBNU untuk lima tahun mendatang. Sedangkan dalam

struktur skrip mengisahkan tentang kepengurusan PBNU di bawah

kepemimpinan KH.Sahal Mahfudh Hasyim akan akomodasi kelompok

Gus Dur. Penekanan ini diberikan dalarn teks berita ini dengan

menguraikan susunan kepengurusan PBNU di bawah kepeimmpinan

KH.Sahal Mahfudh-Hasyim bisa diartikan sebagai bentuk islah.

1 6. Suara Merdeka edisi 10 Desember 2004

Pada edisi ini Suara Merdeka menampilkan beritanya degan

judul “konflik NU Sulit disembuhkan . Pada teks berita ini latar yang

ditampilkan adalah berupa kutipan dan wawancara pengamat NU La Ode

Ida. Sementara teks berita ini rnengisahkan (struktur skrip) tentang

perkembangan baru dalam pasca Muktamar ke-31 NU. Dalam aspek tematik

ditulis secara terperinci. Pertama, konflik antara Gus Dur dan Hasyim

Page 82: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

82

Muzadi merupakan luka yang sulit di sembuhkan. Kedua, dan kutipan La

Ode Ida menilai kepeimmpinan Hasyim lima tahun terakhir ini tidak ada

Langkah-langkah progresif. Dari aspek rotoris menekankan pada elemen

grafis. Elemen itu muncul dalam bentuk foto Hasyim dan Gus Dun.

17. Suara Merdeka edisi 15 Desember 2004.

Langkah Gus Dur untuk membentuk organisasi dalam tubuh NU

tak bisa dihentikan ini terbukti dengan adanya pembentukan tim kecil oleh

Gus Dur untuk pembentukan NU Benar. Pada edisi ini Suara Merdeka

menurunkan berita dengan judul “Tim GusDur Matangkan Pembentukan

NU BENAR”. Perangkat sintaksis lain berupa latar. Latar tersebut adalah

“Tim kecil yang ditunjuk Gus Dur mematangkan pembentukan “NU

BENAR”. Dan struktur skrip, mengisahkan berita tentang tim yang ditunjuk

Gus Dur mematangkan pembentukan NU BENAR “ dengan mengadakan

rapat setibanya dan Australia, Sedangkan dan sudut tematik ,berita ini

menuliskan tema tentang aktivis muda NU menggelar aksi demo di depan

kantor PWNU Jatim. Selain itu penekanan pada judul berita dengan

pemakaian tanda kutip pada kata “NU BENAR” ini akan mendukung arti

penting suatu pesan.

1 8.Suara Merdeka edisi 16 Desember 2004.

Gus Dur selaku mandataris kiai-kiai sepuh menegaskan akan

menggelar Muktamar Luar Biasa NU pada Juni 2005. Pada edisi ini Suara

Merdeka menurunkan berita dengan judul ‘ Gus Dur menggelar Muktamar

Luar Biasa NU”. Struktur skrip mengisahkan Gus Dur akan menggelar MLB

Page 83: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

83

NU pada bulan juni 2005. Pada strukrur tematik, menuliskan tema tentang

keseriusan Gus Dur rnenggelar MLB untuk membentuk NU baru pada bulan

Juni 2005 dan Gus Dur menilai Muktamar NU beberapa waktu lalu dinilai

cacat hukum karena ada indikasi politik uang.

19. Suara Merdeka edisi 18 Desember 2004.

Ketua umum PBNU KH. Hasyim Muzadi mengatakan bahwa

rencana Muktamar Luar Biasa NU yang dilontarkan Gus Dur masih sebatas

wacana. Sebab sejak Muktamar ke-31 NU di Boyolali di gelar belum ada

satupun PWNU yang mempersoalkan legalitas hasil Muktamar. ini yang

berjudul “Muktamar Luar Biasa NU masih Sebatas Wacana “. Struktur

sintaksis berupa kutipan dan KH. Hasyim muzadi dan Gus Sholah.

Sedangkan dan struktur tematik menuliskan berita dengan tema tentang

Hasyim mengatakan rencana Muktamar Luar Biasa yang dilontarkan Gus

Dur masih sebatas wacana. Sementara dan struktur skrip, mengisahkan

bahwa MLB yang digagas Gus Dur dimungkinkan terjadi karena AD/ART

organisasi ini memungkinkan adanya MLB tersebut.

Dalam penelaahan data yang dilakukan di atas, Suara Merdeka memberikan respon cukup besar, dengan pilihan-pilihan kata terhadap pemberitaan Muktamar NU ke-31 yang diwarnai kompetisi antara Poros Lirboyo dan Poros Langitan. Harian umum Suara Merdeka menampilkan berita dalam rentang tangga 23 Nopember- 18 Desember menurunkan berita dengan 19 kali terbitan, ini menunjukkan Suara Merdeka merespon pemberitaan Muktamar NU ke-31

BAB IV ANALISIS PEMBERITAAN SUARA MERDEKA

TENTANG MUKTAMAR NAHDHATUL ULAMA KE-31

Page 84: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

84

4.1 Analisis Framing terhadap Pemberitaan Muktamar ke-31 Nahdlatul

Ulama.

Analisis framing adalah upaya media untuk menonjolkan pemaknaan

atau penafsiran mereka atas suatu peristiwa . Wartawan akan menggunakan

seperangkat wacana antara lain:kata, kalimat, lead, hubungan antar kalimat , foto,

grafik, dan perangkat lain untuk membuat dirinya mengungkapkan pemaknaan

mereka sehingga dapat diilahami oleh pembaca. Dalam analisis ini penulis

menganalisis framing terhadap pemberitaan Muktamar Ke-31 NU.

Dalam Surat kabar Suara Merdeka Mukatamar ke-31 NU di Asrama Haji

Donohudan diwarnai kompetisi perebutan kursi Rais Aam dan Ketua Umum

PBNU oleh dua Poros penting di Kalangan Nahdliyyin, yaitu Poros Lirboyo di

bawah kepemimpinan KH.Idris Marzuki yang dikenal dekat dengan Hasyim

Muzadi . Di sisi ;lain ada Poros Langitan yang dikendalikan ulama NU KH.

Abdullah Faqih. Poros ini dikenal dekat dengan Gus Dur . Dalam menyikapi

pemberitaan Muktamar ke-31 NU Suara Merdeka menurunkan beritanya dari 23

Nopember -18 Desember 2004.

Selama 1 bulan penebitan ada 19 edisi . Dalam Pemberitaan Muktamar ke-

31 Suara Merdeka penulis mengkatagorisasikan berita tersebut sesuai agenda

Muktamar ke-31 NU. Agenda tersebut meliputi Laporan Pertanggung

Jawaban(LPJ), Pemilihan Ketua Umum, Penyusunan Program , Organisasi dan

Bahshul Masil .Setelah mengkatagoriasasi berita tersebut penulis menganalisis

dengan menggunakan Framing. Di bawah ini tabel analisis Framing terhadap

pemberitaan Muktamar Ke-31 NU.

Page 85: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

85

Dalam Surat kabar Suara Medeka Muktamar ke-31 Nu di Asrama Haji

Donohudan Boyolali diwarnai kompetisi perebutan Kursi Rais Aam dan Ketua

Umum PBNU oleh dua Poros penting diKalangan Nahdliyyin, yaitu Poros

Lirboyo di bawah kepemimpinan KH.Idris Maezuki yang dikenal dekat dengan

Hasyim Muzadi. Di sisi lain ada poros Langitan yang dikendalikan ulama NU

KH. Abdullah Faqih. Poros ini dikenal dekat dengan Gus Dur. Dalam menyikapi

pemberitaan Muktamar ke-31 NU, Suara Merdeka menurunkan beritanya dari 23

Nopember -18 Desember 2004.

Selam 1 bulan penerbityan ada 19 edisi. Dalam pemberitaan Muktamar ke-

31 Suara Merdeka penulis mengkatagorisasikan berita tersebut sesuai agenda

Muktamar ke-31 NU, Agenda tersebut meliputi Laporan Pertanggung jawaban(

Lpj), pemilihan Ketua Umum, Penyusunan Program, Organisasi dan Bahshul

Masail. Setelah mengkatagorisasi berita tersebut, penulis menganalisis dengan

menggunakan pendekatan Framig. Di bawah ini table analisis Framing terhadap

pemberitaan Muktamar ke-31 NU.

Tebal 3 Ananalis framing Suara Merdeka tentang Muktamar ke-31 NU

edisi 23 Nopember- 18 Desember 2004

A. Katagorisasi Laporan Pertanggung Jawaban(LPJ)

Tanggal Kalimat Proposisi Sintaksis

Skrip Tematik Retoris

30 Nop 1 2 3

4

16 PW Dukung Hasyim-Sahal. Ancaman NU Tandingan dapat reaksi keras. Penerimaan LPJ Kepemimpinan Hasyim Muzadi sekaligus mendukng pencalonan kembali Sahal-Hasyim. NU Tandingan dapat reaksi keras dari putra pendiri NU,menurut KH.Hasib Ancaman Gus Dur hanyalah gertakan biasa.

Headline Lead Latar

Who, What, how, where

Tema mendukung Hasyim

penekanan kata' Gertakan'

8 Des 1 2

3

Kiai Sepuh tak akui hasil Muktamar ke-31. Pertemuan forum Silaturrahmi kiai sepuh dengan Gus Dur yang menghasilkan keputusan menolak Muktamar ke-31 NU. Pada hari yang sama kiai sepuh asal Jatim

Headline Latar

Who What Where Why

Tema 1 dukung Headline

Ada penekanan kata ''Champion of Democrcy''

Page 86: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

86

berkumpul di Yogyakarta membahas penyelamatan NU,termasuk mencegah Gus Dur membentuk NU Tandingan.

Tema 2 menentang pembentukan NU Tandingan

Analisis Pemberiaan katagori Laporan Pertanggungjawaban( LPj) Pada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama periode 1999-2004 yang dipilih dan

diangkat dan mendapatkan mandat untuk melaksanakan seluruh putusan

Muktamar ke 30 NU, oleh karena itu diperlukan pertanggung Jawaban atas

pelaksanaan mandat tersebut. Pertanggung jawaban disampaikan secar formal pad

forum muktamar ke-31 NU (Sekjend NU, 2004: 25). Sesuai keputusan Muktamar

ke-31 NU nomor 01/MNU-31/XI/2004 tentang jadwal acara dan peraturan tata

tetib muktamar perlu mendengar, membahas dan mengevaluasi Laporan yang

disampaikan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama periode 1999-2004 kemudian

dapat dijadikan dasar untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja dasar

untuk, melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja PBNU pada lima tahun ke

depan (Sekjend NU, 2004:26).

Dalam Muktamar ke-31 NU Pengurus Besar Nahdlatul Ulama telah

menyampaikan pandangan umum sebagai bentuk pembahasan dan evaluasi atas

laporan pelaksanaan putusan muktamar 30 NU dan secara aklamasi menyatakan

menerima dengan bulat. Mayoritas Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama

menyampaikan pandangan umum atas Laporan Pertanggung Jawaban (LPj)

PBNUdi bawah kepemimpnan KH.Hasyim Muzadi menyatakan menerima (LPJ)

tersebut ( Sekjen NU, 2004:26). Tak hanya itu, mereka juga mendukung

pencalonan kembali Hasyim Muzadi sebagai sebagai Ketua Umum dan

Page 87: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

87

KH.MA.Sahal Mahfudh sebagai Rais Aam PBNU 2004-2009. Pencalonan

kembali duet Sahal-Hasyim dinilai sebagai kesinambungan atas kepemimpinan

selam lima tahun. Dalam pemilihan Rais Aam dan Ketua Umum duet Sahal-

Hasyim terpilih kembali untuk periode lima tahun mendatang. Gus dur dan kiai

sepuh yang tergabung dalam poros Langitan mengadakan pertemuan di Pondok

pesantren Buntet, Cirebon, Jawa Barat. Pertemuan itu bertajuk forum

sillaturrahmi kiai sepuh, pertemuan itu dilaksanakan di kediaman KH.Abdullah

Abbas.Pertemuan itu menghasilkan keputusan menolak hasil Muktamar ke-31 Nu

di Asrama Haji Donohudan Boyolali yng mengantarkan KH.Hasyim Muzadi

sebagai Ketua Tanfidziah PBNU selama lima tahun ke depan. Untuk menyikapi

Kasus tersebut, Suara Merdeka menurunkan berita katagori Pertanggung jawaban

(LPJ) sebanyak 2 edisi. Edisi tersebut adalah tanggal 30 Nopember dan 8

Desember 2004.

B. Katagori Pemilihan Rois Aam dan Ketua Umum

23 Nop 1 2 3 4

Jateng Pertahankan Hasyim. Partai Kebangkitan Bangsa merelakan Gus Dur maju Menjadi Rais Aam Dewan Pimpinan Pusat. PKB Mengikhlaskan Gus Dur melepas Jabatan Ketua Umum Dewan Syuro PKB. Pernyataan PCNU Kebumen telah menentukan sikap tegas mendukung duet Sahal-Hasyim.

Headline Latar

Who What How

Tema 1dukung Gus Dur Tema 2 dukung duet Sahal-Hasyim

Penekanan Logo/Gambar Khusus untuk Liputan Muktamar ke -31 NU

24 Nop 1 2 3 4 5

Gus Dur Jagokan Gus Mus. Kubu Hasyim Yakin Menang. Gus Dur Tidak Senafas Dengan Hasyim Dalam Pencalonan Ketua Umum PBNU dalam Muktamar ke-31 NU. Ketidaksetujuan Gus Dur dalam pencalonan Hasyim Muzadi Ketua PWNU Jateng yakin duet Sahal-Hasyim akan mendapatkan dukungan sebagian besar peserta muktamar

Headline Lead

Who What Why

Tema 1 dukung Gus Dur Tema2 dukung Sahal-Hasyim

Penekanan Kata ''senafas''

25 Nop 1 2

Gus Mus bersedia dicalonkan. Gus Mus bersedia dicalonkan karena merasa punya tanggung jawab untuk mengembalikan NU ke Khittahnya.

Headline

Who, What,Why How

Tema Dukung Gus Mus

26 Nop 1 2 3

NU Tandingan Bikin Masalah Opsi itu untuk kepentingan Individu Siapapun yang terpilih menjadi Ketua PBNU bisa

Headline Lead

What, where how

Tema mendukung Gus Dur

Page 88: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

88

4 5

diterima semua pihak Para Muktamirin seharusnya menerima hasil muktamar,tapi pada sebelumnya timbul Prinsip ''asal bukan Hasyim'' itu merupakan awal yang tidak baik terhadap kubu Lirboyo Beberapa kiai sepuh mengadakan pertemuan di kantor PWNU Jatim,dalam pertemuan itu tercetus untuk membuat NU Tandingan bila nanti Hasyim terpilih menjadi Ketua Umum

Latar

membuat NU Tandingan

29 Nop 1 2 3

Kh.Sahal-Gus Dur Bersaing Dalam Pencalonan Rois Aam Presiden Sby Minggu Kemarina Membuka Muktamar Ke-31 Nu. Persaingan Antara Kh.Sahal Mahfudh Dan Gus Dur dalam perebutan Rais Aam PBNU pada Muktamar ke-31 NU

Headline Lead

Who What When

Tema mendukung judul berita

1 Des 1 2 3

Gus Mus Tak Diijinkan Ibunya. Gus Mus Temui kiai Sahal. Teka-teki restu Ibunda Gus Mus akhirnya terjawab sudah

Hedline Leadr

Why,what Where How

Penekanan melalui foto KH.Yusuf Hasyim dan KH.Mustofa Bisri

2 Des 1 2

Gus Dur –Masdar Ancam Bikin Nu Tandingan. Kubu Gus Dur Merestui Masdar Maju Menjadi Ketua Umum,jika kalah dan Hasyim menang terpilih NU terancam Pecah.

Headline

Who, What, Why How

Foto Masdar dan Hasyim

Des 1 2 3

Kekalahan Masdar mengejutkan, Sahal-Hasyim Pimpin NU lagi KH. Hasyim Muzadi. berpelukan dengan Masdar setelah penghitungan suara dalam pemilihan Ketua Umum PBNU Hasyim terpilih Kembali periode 2004-2009. Poros Lirboyo Leading dalam perebutan Ketua Umum PBNU untuk Lima tahun Mendatang,duet Sahal-Hasyim terpilih sebagai Rais Aam dan Ketua PBNU.

Headline Lead

Who, What, When Where, Why,How

Tema Mendukung Hasyim

Penekanan Kata'' Leading''

Analisis Katagori pemberitaan Pemilihan Rais Aam dan Ketua Umum Jam'iyyah yang sehat dan efektif sesuai dengan jiwa dan semangat khittah

Nahdlatul Ulama 1926. Sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

Nahdltul Ulama sebagai upaya nyata dalam berkhidmat kepada umat, bangsa dan

Nagara Republik Indonesia perlu dipilih seorang Rais Aam sebagai pimpinan

tertinggi organisasi Nahdlatul Ulama(Sekjend NU, 2004:157). Pada muktamar ke-

31 NU Pengurus Besar Nahdlatul Ulama telah menyampaikan pandangan umum

sebagai bentuk pembahasan dan evaluasi atas laporan pertanggung jawaban

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. Untuk menduduki Jabatan penting dalam

Page 89: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

89

kepengurusan NU, Muktamar ke-31 diwarnai kompetisi dua Poros penting di

kalangan warga Nahdliyyin, yaitu Poros Lirboyo dan Poros Langitan. Poros

Liorboyo dibawah kepemimpinan KH.Idris Marzuki dikenal dekat dengan KH.

Hasyim Muzadi. Sementara itu, Poros Langitan dibawah kendali ulama sepuh

yang sangat dihargai warga NU yaitu KH.Abdullah Faqih. Poros ini dekat dengan

Gus Dur dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Perebutan jabatan tertinggi

diPBNU, baik jabatan Rais Aam maupun Tanfidziyah semakin seru. Hal itu

terkait dengan kesediaan Sahal Mahfudh dan Gus Dur yang sama-sama

menyatakan siap untuk menduduki Rais Aam. Sementara itu, jabatan Tanfidziyah

bakal dierebutkan oleh banyak kandidat, antar lain: KH.Hasyim Muzadi,

KH.Masdar Farid Mas'udi, Gus Mus dan Tolchah Hasan. Dalam keputusan

Muktamar ke-31 NU, duet KH.MA.Sahal Mahfudh – KH.Hasyim Muzadi telah

dipilih menjadi Rais Aam dan Ketua Umum PBNU secara langsung dan

Demokratis sesuai ketentuan peraturan tata tertib Muktamar ke-31 NU untuk lima

tahun mendatang.Untuk menyikapi kasus tersebut, Suara Medeka menurunkan

berita katagori pemilihan Rais Aam dan Ketua Umum PBNU sebanyak 8 edisi.

Edisi tersebut antara lain : 23, 24, 25, 26, 29 Nopember dan 1, 2, 3 Desember

2004.Pemberitaan ini merupakan edisi terbanyak pada katagori suksesi pemilihan

Rais Aam dan ketua umum, ini terbukti ada 8 edisi yang diterbitkan

C. Katagorisasi Penyusunan Program/ Evaluasi

28 Nop

1 2 3

Wacana NU Tandingan Serius Kiai Faqih Bertemu Ancaman yang dilontarkan Gus Dur Untuk membuat NU Tandingan Bukan Wacana Kosong

Haeadline Lead

Who What Why

Page 90: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

90

7 Des 1 2 3

Hari Ini NU Tandingan Dibentuk. Poros Langitan bertemu Di Cirebon. Gus Dur dan sejumlah kiai sepuh yang tergabung dalam Poros Langitan bertemu di Cirebon.

Headline Lead kutipan

Lengkap

Detail, Panjang

15 Des

1 2 3

Tim Gus Dur Matangkan Pembentukan NU ''Benar'' Tim kecil yang dibuat Gus Dur mematangkan pembentukan '' NU Benar'' dengan mangadakan rapat setibanya dari Australia. Puluhan aktivis muda NU menggelar aksi demo di depan kantor PWNU Jatim

Headline Latar

Who What Why When

Tema 1 dukung Gus Dur Tema 2 dukung tema 1

Pemakaian tanda '' NU Benar''

18 Des

1 2

Muktamar Luar Biasa NU Masih Sebatas Wacana Hasyim Muzadi mengatakan bahwa rencana Muktamar Luar Biasa yang dilontarkan Gus Dur masih Sebatas wacana

Headline kutipan

What

Tema dukung Hasyim

Analisis Katagori Penyusunan Program/ Evaluasi Muktamar ke-31 NU telah mengantarkan duet Kh.Sahal Mahfudh-KH.

Hasyim Muzadi menjadi Roiis Aam dan Ketua Umum PBNU untuk periode

2004-2009. Kekalahan Gus Dur dalam Muktamr tersebut mengancam akan

membentuk NU Tandingan. Dia menilai bahwa langkah Hayim selama ini telah

menjadikan NU sebagai kendaraan Politik sehingga Khittah perlu diselamatkan.

GusDur dan sejumlah kiai sepuh yang tergabung dalam Poros Langitan bertemu

di Pondok Pesantren Buntet, Cirebon, Jawa Barat. Di Pondok milik KH.Abdullah

Abbas itulah akan ibentuk pengurus PBNU rekonsiliatif bukan organisasi

permanent yng berkantor di PBNU Dalam pembentukan NU Rekonsiliatif Gus

Dur menunjuk tim kecil guna pmempersiapkan pembentukan NU yang mereka

sebut sebagai '' NU Benar ''. Tim yang diketuai KH.Aminullah Muchtar

Page 91: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

91

memberikan keterangan bahwa organisasi ini akan diberi nama '' Jam'iyyah

Nahdlatul Ulama 1926 ''. Gus Dur sebagai mandataris kiai sepuh

menegaskan,akan menggelar Muktamar Luar Biasa (MLB) Nahdlatul

Ulama(NU) pada bulan Juni 2005.Pada kesempatan itu orgnisasi jam'iyyah NU

serta susunan PBNU akan diumumkan. Penegasan itu disampaikan Gus Dur di

lantai 5 gedung PBNU, Jl. Kramat Raya 164 Jakarta. Gus Dur yng didampingi

dengan tim kecil optimis MLB akan berjalan sukses, dia percaya setelah MLB

Juni mendatang semua masalah akan selesai. Para kiai sepuh telah

mengamanatkan kepada Gus Dur untuk segera mengambil tindakan guna

membentuk Organisasi NU Baru.Dalam menanggapi Muktamar Luar Biasa NU,

Ketua Umum Hasym Muzadi mengatakan bahwa rencana Muktmar Luar Biasa

(MLB) yang dilontarkan Gus Dur masih sebatas wacana. Sejak Muktamar ke-31

NU di Boyolali digelar belum ada satupun PWNU yang mempersoalkan legalitas

hasil Muktamar ke-31 NU. Dalam menyikapi peristiwa tersebut , Suara Merdeka

menurunkan berita pada katagori pemberitaan penyusunan program /evaluasi

menerbitkan 5 edisi yaitu 28 Nopember, 7, 15, 18 Desember 2004.

D. Katagorisasi Organisasi

27 Nop

1 2 3

Muktamar Dibuka Minggu Besok Prediksi Adanya Kompetisi Sengit Dua Poros Penting Dikalangan Warga Nahdliyyin Muktamar Nu di Asrama Haji Donohudan dibuka oleh Presidean Susilo Bambang Yudoyono diprediksi akan diwarnai kompetisi sengit antara Poros Lirboyo dan Poros Langitan

Headline Latar

Who When Where What why

Tema mendukung latar

6 Des

1 2 3

Poltik NU dan Parpol tak sama. Politk Versi NU tidak Sama dengan pengertian dari Partai Politik. Pembentukan Komisi Politk NU

Headline Kutipan

Tema mendukung Kutipan

Penulisan dengan desain grafis dicetak miring

Page 92: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

92

9 Des

1 2 3 4

Hasyim Akomodasi Kubu Gus Dur. Namanya Perlu Persetujuan. Pertemuan Forum Sillaturrahmi Kiai Sepuh Asal Jatim Berkumpul Di Yogyakarta Membahas Penyelamatan NU, Termasuk Mencegah Gus Dur Membuat NU Tandingan. Kepemimpinan KH.Sahal-Hasyim Akan Akomodasi Kelompok Gus Dur.

Headline Lead Latar

what Who Where

10 Des

1 2 3 4

Konflik Sulit Disembuhkan. Pengamat Politk La Ode Ida,Melihat Nu Pasca Muktamar Ke-31 terbagi menadi tiga,yaitu NU struktural,Kultural dan NU yang tidak pro Gus Dur maupun Hasyim. Konflik antara Gus Dur dan Hasyim Muzadi . merupakan luka yang lama yang sulit disembuhkan Kepemimpinan Hasyim Muzadi lima tahu terakhir ini tidak ada langkah. progresif,Hasyim hanya sibuk mengurusi persoalan politik, tidak seperti NU pada 15 tahun silam.

Headline Latar

Who What Where Why How

Tema 1 ditulis detail ,panjang Tema 2 Ditulis detail dan lengkap

16 Des

1 2

Juni, Gus Dur Gelar Muktamar Luar Biasa(MLB)NU Gus Dur dan tim kecilnya mengungkapkan tidak ingin NU pecah,tapi dalam rangka menyelamatkan NU dari orang-orang tertentu.

Headline kutipan

Who What When Why

Analisis Katagori pemberitaan Organisasi Mukatamar Ke-31 Nu Di Asrama Haji Donohudan Boyolali menyepakati

adanya pembentukan komisi Politik NU.Menurut pengamat politik Imam

Suprayogo ,hal itu jangan diartikan sama dengan pengertian dari partai politik.

Politik di NU hanya berkisar pada dakwah dan tidak ada kepentingan seperti

halnya partai politik yang arahnya pada kekuasaan. Apa yang dilontarkan Gus

Dur beberapa wktu lalu untuk membuat NU Tandingan ataupun ingin menguasai

gedung PBNU , menurut Imam Suproyogo , sebagai hal yang biasa bagi

kalangan warga NU. Sikap dan kata-kata Gus Dur diakui memang seperti itu

sejak dulu, namun itu semua akan selesai de.ngan sendirinya. Dalam program

Page 93: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

93

kerja NU ada program pemberdayaan politik warga yang bertujuan meningkatkan

partisipai politik mayarakat/warga NU dalam menentukan dan memperbaiki dan

mengontrol pelaksanaan kebijakan pemerintah, partai, maupun organisasi yang

didukung oleh warga NU ( Sekjend NU, 2004: 127) . Sesuai dengan kesepakatan

tim formatur, pengangkatan pengurus harian akan dikomunikasikan dengan

nama-nama yang ditetapkan sebagai pengurus, karena para pengurus harus

menyatakan kesediannya. Apabila terdapat pengurus yang tidak bersedia ,

penunjukan penggantinya diserahkan kepad Rais Aam dan Ketua Umum PBNU (

Sekjend NU, 2004:169). Kepengurusan PBNU di bawah kepemimpinan

KH.MA.Sahal Mahfudh –KH.Hasyim Muzadi akan mengakomodasi kubu Gus

Dur. Kubu Gus Dur tetap dimasukkan dalam kepengurusan NU. Akomodasi

tersebut bisa berada pada forum harian syuriah-tanfidziyah, mustasyar,a'wan,dan

bisa juga lembaga-lembaga di samping forum sillaturrahmi. Konfilk antara Gus

Dur dan Hasyim Muzadi sulit diselesaikan. Sebab Hasyim telah dinilai melanggar

etika komunikasi hubungan santri terhadap kiai, menurutnya Hasyim adalah orang

yang dibesarkan dan diangkat oleh Gus Dur. Dalam menyikapi Kasus ini, Suara

Merdeka menurunkan berita katagori Organisasi menerbitkan 4 edisi, yaitu 6, 9,

10,27 Desember 2004.

Dari tabel di atas dapat dibaca bahwa Suara Merdeka memberikan perhatian

lebih terhadap Muktamar Nahdlatul Ulama ke-31 NU yang diselenggarakan pada

28 Nopember-2 Desember 2004. Hal ini terbukti Suara Merdeka Menurunkan

beritanya dari tanggal 23 Nopember–18 Desember 2004 ada 19 edisi. Dari 19

edisi penulis mengkatagorikan berita itu berdasarkan agenda Muktamar ke-31

Page 94: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

94

NU, katagori itu diantaranya : Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ ), Pemilihan

Rais Aam dan Ketua Umum, Penyusunan Program/evaluasi , Organisasi dan

Bahsul Masail. Pada pemberitaan Muktamar ke-31 NU, katagori pemberitaan

Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) Suara Merdeka menerbitkan 2 edisi,

katagori pemilihan Rois Aam dan Ketua Umum ada 8 edisi, katagori penyusunan

program/evaluasi 4 edisi, katagori organisasi ada 5 edisi dan katagori Bahsul

Masail tidak ada. Dari lima katagori di atas, katagori pemilihan Rois Aam dan

Ketua Umum frekuensi terbitnya lebih banyak. Ini menunjukan bahwa Suara

Merdeka memberikan perhatian yang lebih terhadap Muktamar ke-31 NU.

Muktarmar ke-31 yang sebelumnya diwarnai kompetisi antara Poros Lirboyo

dan Poros Langitan dalam perebutan jabatan Rais Aam dan Ketua Umum untuk

periode 2004-2009. Konflik intenal NU itu berlanjut hingga pasca Muktamar ke-

31 NU. Berangkat dari kasus tersebut penulis berusaha menemukan

kecenderungan Suara Merdeka dalam memberitkan Muktamar ke-31 NU tersebut.

Frame Suara Merdeka, 23 Nopember 2004

“Jateng Pertahankan Hasyim”

Muktamar ke-31 Nahdlatul Ulama di Asrama Haji Donohudan

Boyolali berlangsung 28 Nopember – 2 Desember 2004. Dalam Muktamar itu

akan dipilih Rais Aam dan Wakil Rais Aam untuk lima tahun mendatang.

Analisis sintaksis dari pandangan Suara Merdeka terwujud skema atau bagan

berita dengan judul: “Jateng Pertahankan Hasyim”. Dalam edisi tersebut

berita ini menjadi headline sehingga mengandung tingkat kemenonjolan yang

tinggi yang menunjukkan kecenderungan berita.

Page 95: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

95

Perangkat sintaksis lain berupa latar yang dipilih yaitu tentang Partai

Kebangkitan Bangsa relakan Gus Dur jadi Rais Aam PBNU pada Muktamar

ke-31 NU di Asrama Haji Donohudan, Keputusan itu diambil guna menjaga

hubungan antara NU dan PKB, mensugestikan pandangan khalayak bahwa

PKB menentukan sikap, supaya Gus Dur maju menjadi Rais Aam.

Sedangkan dari struktur Skrip yaitu bagaimana cara wartawan

mengisahkan fakta. Secara umum teks berita Suara Merdeka mengisahkan

bahwa Dewan Pimpinan Pusat PKB mengikhlaskan Gus Dur melepas jabatan

Ketua Umum Dewan Syuro PKB. Dengan memberikan penegasan diawal teks

semacam itu, menunjukkan arah berita bahwa PKB menyetujui Gus Dur maju

untuk menjadi Rais Aam PBNU. Dalam teks berita ini terdapat unsur-unsur

penting berita yaitu: Who (Dewan Pimpinan Pusat PKB), What (menjaga

hubungan NU dan PKB), How (Gus Dur untuk melepas jabatannya).

Dari sudut tematik yaitu cara wartawan menulis fakta, di sini terdapat

dua tema dalam teks berita tersebut. Pertama, kerelaan PKB untuk melepas

Gus Dur dari jabatan ketua umum Dewan Syuro PKB. Jika nantinya terpilih

menjadi Rais Aam PBNU pada Muktamar ke-31 NU.

Tema kedua, pernyataan Pengurus Cabang Nahdhatul Ulama (PCNU)

Kebumen telah menentukan sikap tegas dengan tetap mendukung duet KH.

Hasyim Muzadi dan KH. MA. Sahal Mahfudh. Bila keduanya tidak bersedia,

PCNU Kebumen sudah mengantongi nama KH. Tolchah Hasan dan Gus Mus

(KH. A.. Musthofa Bisri) dari Rembang. Tema ini disusun melalui cara

menulis menggunakan koherensi kontras.

Page 96: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

96

Dalam hal retoris, yaitu cara wartawan menekankan fakta. Dalam teks

berita yang menekankan logo Gambar Muktamar ke-31 NU melalui gambar

itu merupakan ciri khas pemberitaan tentang Muktamar NU.Dengan gambar

tersebut Suara Merdeka memberikan perhatian khusus dalam pemberitaan

Muktamar NU.

Frame Suara Merdeka , 24 Nopember 2004

“Gus Dur Jagokan Gus Mus”

Mantan Ketua Umum PBNU Gus Dur tidak setuju dengan Hasyim

Muzadi dalam pencalonan Ketua Umum PBNU. Gus Dur yakin Hasyim

Muzadi tidak akan terpilih lagi sebagai Ketua Umum PBNU pada Muktamar

ke-31 NU, tapi berbeda pendapat dari ketua PWNU Jateng Drs. H. Moh.

Adnan MA, yang yakin Hasyim akan mendapat dukungan dari sebagian besar

peserta Muktamar.

Dari analisis sintaksis, pandangan Suara Merdeka diwujudkan dalam

skema atau bagan berita. Frame Suara Merdeka tersebut tertuang dalam judul

berita: “Gus Dur jagokan Gus Mus” lead atau kepala berita yang dipakai

Suara Merdeka adalah: “Kubu Hasyim Yakin Menang” sudut pandang berita

dari rangkaian lead itu menunjukkan bahwa kubu Hasyim yakin akan

memenangkan pemilihan Ketua Umum pada Muktamar NU ke-31, ini bisa

diamati dari kutipan berita sebagai berikut:

“Adnan mengungkapkan, Aspirasi yang diserap dari cabang-cabang sebagian

besar menginginkan KH. MA.Sahal Mahfudh dan KH. Hasyim Muzadi

Page 97: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

97

memimpin PBNU lagi untuk lima tahun mendatang Kesimpulan sementara rapat

PWNU juga menyatakan dukungannya terhadap kedua tokoh tersebut dalam

Muktamar ke-31 NU”.

Bagian berita ini menggambarkan bahwa duet Sahal-Hasyim

bisa memimpin PBNU lagi untuk lima tahun mendatang karena duet

Sahal-Hasyim mendapat dukungan besar dari PWNU baik di Jawa dan

di luar Jawa.

Dari analisis skrip, berita tersebut mengisahkan mengenai Gus Dur

tidak senapas dengan KH. Hasyim Muzadi dalam pencalonan ketua umum

PBNU. Dari berita tersebut unsur berita yang terdapat dalam teks adalah who

(Gus Dur), what (pencalonan ketua umum PBNU), why (tidak senapas dengan

KH. Hasyim Muzadi), ketika mengisahkan “why” Suara Merdeka secara jelas

bahwa Gus Dur tidak sejalan dengan Hasyim Muzadi.

Dengan menyusun struktur skrip seperti ini, maka yang muncul di

hadapan khalayak adalah bahwa Gus Dur meragukan Hasyim Muzadi untuk

maju dalam pencalonan ketua umum PBNU.

Sementara itu dari struktur tematik, berita ini membawa tema besar

yang ingin ditampilkan kepada khalayak, pertama; ketidaksetujuan Gus Dur

dalam pencalonan Hasyim Muzadi. Gus Dur menekankan hampir semua

pengurus cabang PCNU se-Indonesia menyatakan tidak mendukung Hasyim

Muzadi untuk duduk kembali di kursi ketua umum PBNU pada lima tahun

mendatang.

Page 98: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

98

Tema kedua, bahwa pendapat Gus Dur berbeda dari ketua PWNU

Jateng Drs. H. Moh. Adnan MA, yakin pasangan KH.MA.Sahal Mahfud-

KH.Hasyim Muzadi akan mendapat dukungan dari sebagian besar peserta

Muktamar. Sehingga akan dipilih kembali sebagai ketua umum. Kedua tema

diatas secara detail dan panjang lebar Suara Merdeka menghadirkan fakta-

fakta yang ada di lapangan. Tema ini disusun melalui cara menulis

menggunakan koherensi kontras.

Dari struktur retoris, bagaimana wartawan menekankan fakta pada

tema pertama, Gus Dur tidak senapas dengan KH. Hasyim Muzadi dalam

pencalonan ketua umum PBNU. Penekanan dapat disimak pada pemilihan

kata atau leksikon diambil dari berita tersebut adalah “senapas” dengan KH.

Hasyim Muzadi. Kalimat “ senapas ” di sini mencitrakan kepada khalayak ada

sikap tidak senang kepada lawan Gus Dur.

Frame Suara Merdeka , 25 Nopember 2004

“Gus Mus Bersedia Dicalonkan”

KH. Musthofa Bisri (Gus Mus) akhirnya siap dicalonkan sebagai ketua

umum PBNU dalam Muktamar ke-31 NU, Gus Mus secara tersirat bersedia

dicalonkan setelah bertabayyun selama tiga jam dengan KH. Attabik Ali

Pondok Pesanteren Krapyak Yogyakarta.

Frame Suara Merdeka bisa diperhatikan dari bagaimana wartawan

menyusun kalimat dalam bentuk berita secara keseluruhan. Dari analisis

sintaktis judul yang digunakan Suara Merdeka adalah “ Gus Mus Bersedia

Page 99: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

99

Dicalonkan ” berita itu merupakan tingkat kemenonjolan yang besar

perangkat sintaksis yang lain adalah lead. Lead yang digunakan Suara

Merdeka adalah “Masdar: saya baru seperlimanya Gus Dur”. Dalam berita

tersebut dapat dilihat bahwa ada perbedaan antara judul berita dengan lead

yang digunakan bahwa pemberitaannya tidak berimbang. Latar yang

digunakan Suara Merdeka adalah “Gus Mus secara tersirat bersedia

dicalonkan menjadi ketua PBNU”. Ini bisa diarahkan bahwa pandangan

khalayak hendak dibawa untuk mendukung Gus Mus.

Dari struktur skrip, secara umum Suara Merdeka mengisahkan bahwa

Gus Mus bersedia dicalonkan, karena dia merasa punya tanggung jawab untuk

mengembalikan NU ke Khittahnya. Dengan cara mengisahkan seperti ini,

makna yang ditekankan bukanlah Gus Mus berambisi ingin mencalonkan diri

sebagai ketua umum PBNU tapi lebih untuk menyelamatkan NU, yang

beberapa tahun ini telah terseret ke arus politik praktis, dia ingin

mengembalikan NU ke Khittah 1926.

Dari berita tersebut unsur berita yang terdapat adalah who (Gus Mus),

what (bersedia dicalonkan), why (merasa punya tanggung jawab), how

(mengembalikan NU ke Khittahnya, disini tidak disebutkan unsur when

(kapan), ini membuat pandangan khalayak untuk bertanya-tanya kapan akan

mengembalikan NU pada khittahnya.

Frame Suara Merdeka juga dapat diamati dari analisis tematik, berita

ini disusun dalam dua tema. Pertama, kesediaan Gus Mus untuk dicalonkan

ketua PBNU. Kedua, keraguan Gus Dur jika Masdar F Masudi tidak cocok

Page 100: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

100

dalam memimpin NU, karena pemikirannya terlalu maju, sehingga

kemungkinan ditolak para kiai, tema ini secara langsung menekankan bahwa

Gus Dur memandang Masdar F. Mas’udi tidak pantas untuk duduk di kursi

ketua PBNU, karena Masdar F. Mas’udi, pikirannya terlalu modern. Tema ini

disusun dalam teks dengan bentuk koherensi kondisional berhubungan dengan

pertanyaan bagaimana dua peristiwa dihubungkan atau dijelaskan.

Frame Suara Merdeka juga ditekankan melalui retorika tertentu.

Masing-masing pihak dalam teks menekankan dengan cara tertentu agar

pandangannya bisa diterima dan berpengaruh terhadap publik. Berita itu

dilengkapi oleh gambar atau foto. Foto ini adalah Masdar F. Masudi dan satu

logo Muktamar NU yang diletakkan dibawah judul berita. Foto Masdar bisa

diartikan khalayak dikenalkan inilah tokoh NU mempunyai peranan penting

dalam NU. Mengenai logo Muktamar, itu merupakan ciri khusus untuk

memperlihatkan khayalak bahwa logo itu khusus untuk meliput berita

Muktamar NU ke-31.

Frame Suara Merdeka , 26 Nopember 2004

“NU Tandingan Bikin Masalah”

Dalam pemilihan ketua umum PBNU siapapun yang terpilih pada

Muktamar ke-31 di Donohudan 28 Nopember – 2 Desember 2004 bisa

diterima semua pihak, khususnya di kalangan Nahdliyyin. Sekalipun KH.

Hasyim Muzadi terpilih kembali, itu harus bisa diterima. Dari frame Suara

Merdeka jika dianalisis, melalui struktur sintaksis bagaimana wartawan

Page 101: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

101

menyusun fakta yang akan menimbulkan makna tertentu ketika diterima

khalayak. Judul yang dipergunakan Suara Merdeka adalah “NU Tandingan

bikin masalah”. Judul ini menjadi headline serta diperkuat dengan lead

(struktur sintaksis): “Opsi itu untuk kepentingan individu” membentuk kepala

berita / lead seperti itu memberikan sudut pandang bahwa NU tandingan

merupakan opsi untuk kepentingan individu semata bukan untuk kepentingan

jam’iyyah Nahdhatul Ulama.

Dalam analisis sintaksis ditemukan pemakaian latar yang mengulas

tentang siapapun yang terpilih menjadi ketua PBNU bisa diterima oleh

disemua pihak, khususnya kalangan Nahdliyyin. Frame ini pun terlihat

bagaimana wartawan menyusun fakta. Fakta yang ditampilkan adalah

seharusnya para peserta Muktamar harus menghormati siapa pun yang terpilih

dalam Muktamar ke-31 NU di Asrama Haji Donohudan nanti.

Bagaimana Suara Merdeka mengisahkan fakta ini dapat diperhatikan

melalui alur berita tersebut yang dikisahkan melalui perangkat analisis skrip.

Secara keseluruhan teks berita ini mengisahkan bagaimana para muktamirin

menerima hasil muktamar jika sebelum muktamar sudah ada prinsip “Asal

Bukan Hasyim” jelas ini sudah menjadi awal yang tidak baik. Dalam teks

berita ini terdiri dari unsur kelengkapan berita antara lain what (menerima

hasil muktamar), where (pada muktamar ke-31), how (ada prinsip “asal bukan

Hasyim”). Di sini tidak disebutkan who (siapa) itu membuat khalayak untuk

bertanya siapa yang membuat prinsip “Asal Bukan Hasyim”.

Page 102: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

102

Sementara itu dari sudut tematik, berita itu mempunyai tema pertama

beberapa kiai sepuh mengadakan pertemuan di PWNU Jatim. Dalam

pertemuan itu tercetus gagasan untuk membuat NU tandingan, bila terpilih

menjadi ketua PBNU nanti adalah KH. Hasyim Muzadi.

Tema kedua adalah adanya opsi yang berkembang dalam pertemuan

yang dihadiri ulama yang tidak setuju bila Hasyim – Sahal mencalonkan diri

dalam Muktamar ke-31 NU. Tema berita ini disusun melalui cara menulis

menggunakan koherensi kondisional dalam wacana dapat berhubungan sebab

akibat, dapat juga berupa hubungan penjelas:

“Menjelang muktamar beberapa kiai sepuh mengadakan pertemuan di PWNU

Jatim. Dalam pertemuan itu tercetus gagasan untuk membuat NU tandingan, bila

terpilih menjadi ketua PBNU nanti adalah KH. Hasyim Muzadi. NU tandingan itu

salah satu opsi dari lima opsi yang berkembang…”

Strategi kondisional yang dipakai dalam teks berita ini sebagai

penjelas yang ingin ditampilkan di depan publik.Dari aspek retoris ada

penekanan tertentu melalui gambar/logo Muktamar untuk menandai

liputan khusus untuk Muktamar NU ke-31.Ini merupakan perhatian

penting dari Suara Merdeka.

Frame Suara Merdeka , 27 Nopember 2004

“Muktamar dibuka Minggu Besok”

Muktamar ke-31 NU di Asrama Haji Donohudan Boyolali yang akan

dibukan Presiden Susilo Bambang Yudoyono pada Minggu besok, diprediksi

Page 103: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

103

diwarnai dengan kompetisi sengit dua Poros di kalangan warga Nahdliyyin,

yaitu Poros Langitan dan Poros Lirboyo. Pandangan itu dikemukakan sosiolog

dari Universitas Airlangga Surabaya.

Dari analisis sintaksis, frame tersebut disusun dalam skema tertentu.

Judul berita yang digunakan Suara Merdeka adalah “Muktamar dibuka

Minggu Besok”. Perangkat sintaksis yang lain adalah latar untuk mendukung

gagasannya. Latar yang digunakan berupa prediksi adanya kompetisi sengit

dua Poros penting di kalangan warga Nahdliyyin, yaitu Poros Langitan dan

Poros Lirboyo, teks menekankan pada khalayak bahwa apa yang

diprediksikan akan terjadi.

Dalam frame Suara Merdeka mengisahkan peristiwa pemberitaan

tersebut (skrip). Berita ini mengisahkan bahwa Muktamar NU di Asrama Haji

Donohudan Boyolali yang akan dibuka minggu besok oleh Presiden Susilo

Bambang Yudoyono diprediksi akan diwarnai kompetisi sengit antara Poros

Langitan dan Poros Lirboyo. Dari berita tersebut, unsur berita yang terdapat

adalah who (Presiden SBY), when (Minggu besok), where (di Asrama Haji

Donohudan), what ( muktamar dibuka), why (diprediksi diwarnai kompetisi

sengit). Unsur berita how tidak dicantumkan dalam berita tersebut, itu akan

membuat khalayak untuk bertanya bagaimana peristiwa itu terjadi.

Dari sudut tematik, ada beberapa tema yang mendukung gagasan

Suara Merdeka dalam berita tersebut. Muktamar ke-31 NU di Asrama Haji

Donohudan yang dibuka oleh Presiden SBY yang diprediksi diwarnai

kompetisi antara dua Poros. Dalam teks, tema ini dapat diuraikan bahwa

Page 104: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

104

Muktamar ke-31diprediksi ada kompetisi antara Poros Lirboyo dan Langitan.

Poros Lirboyo dibawah pimpinan KH. Idris Marzuki dikenal dekat dengan

KH. Hasyim Muzadi. Poros ini sejak awal kurang senang dengan

kepemimpinan PKB dibawah kontrol Gus Dur.

Poros Langitan dibawah kendali Ulama Sepuh, KH. Abdullah Faqih

Poros ini dikenal dekat dengan Gus Dur dan kalangan PKB. Para kiai sepuh

NU menyatakan tidak setuju dengan pencalonan kembali Hasyim Muzadi

sebagai ketua umum PBNU lima tahun ke depan. Tema ini ditulis secara

panjang detail dan lengkap.

Dari struktur retoris, bagaimana wartawan menekankan fakta. Di sini

fakta tidak ditekankan dengan foto, tetapi Suara Merdeka melabeli gambar

khusus untuk edisi pemberitaan tentang Muktamar NU ke-31, logo/ gambar

menandakan bahwa Suara Merdeka mempunyai perhatian khusus terhadap

pemberitaan tersebut.

Frame Suara Merdeka , 28 Nopember 2004

“Wacana NU Tandingan Serius”

Ancaman yang dilontarkan Gus Dur untuk membentuk NU Tandingan

tersebut, menurut wakil katib syuriah PBNU KH. Masdar, tidak boleh

dianggap sepele. Ancaman itu serius dan tidak mustahil akan terjadi.

Dari struktur sintaksis bisa dianalisis, Suara Merdeka mengambil judul

“Wacana NU tandingan serius” judul itu diperkuat dengan lead yang

mendukung. Leadnya adalah “Kiai Sahal dan Faqih bertemu” judul itu

Page 105: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

105

menunjukkan kecenderungan berita. Dan lead akan membawa khalayak

berpandangan NU Tandingan dibentuk oleh Gus Dur jika ia kalah dalam

mencalonkan ketua PBNU.

Dilihat dari sudut bagaimana cara wartawan mengisahkan fakta. Di

sini ada dua tema penting pertama, ancaman yang dilontarkan Gus Dur untuk

membuat NU Tandingan bukan wacana kosong. Seperti yang diketahui,

sejumlah kiai sepuh mengeluarkan beberapa opsi yang ditujukan agar Hasyim

tidak mencalonkan kembali dalam Muktamar ke-31 di Asrama Haji

Donohudan. Jika tetap mencalonkan mereka akan mengancam membuat NU

tandingan. Tema ini didukung oleh latar informasi yang begitu detail.

Tema kedua, apabila kedua Poros Langitan dan Lirboyo tetap tidak

bisa bersatu. Maka, perlu adanya islah antara kedua belah pihak. Menurut

Masdar, KH.MA. Sahal Mahfudh dan KH. Abdullah Faqih Langitan perlu

bertemu sebelum Muktamar itu selesai. Tema ini dapat diamati betapa banyak

peran Masdar F. Masudi untuk menyelamatkan NU dari perpecahan. Dari

elemen wacana yang dipakai adalah detail dan bentuk kalimat diuraikan

dengan detail dan panjang.

Jika dilihat dari analisis retoris yakni bagaimana cara wartawan

menekankan suatu fakta. Elemen grafis yang muncul dalam pemberitaan ini

dalam bentuk ekspresi dengan mencetak judul dengan cetak tebal. Ini

mengandung arti bahwa Suara Merdeka mengontrol perhatian dan

ketertarikan secara intensif dan menarik sehingga perlu difokuskan.

Page 106: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

106

Frame Suara Merdeka , 29 Nopember 2004

“KH. Sahal – Gus Dur Bersaing”

Perebutan jabatan tertinggi di PBNU baik jabatan Rais Aam maupun

Tanfidziyah, dalam Muktamar ini semakin seru. Hal itu terkait dengan

kesediaan KH.MA. Sahal Mahfudh dan Gus Dur untuk dicalonkan sebagai

Rais Aam.Frame Suara Merdeka bila dianalisis sintaksis, Suara Merdeka

menurunkan berita dengan judul “KH. Sahal-Gus Dur Bersaing” judul ini

menjadi headline sehingga mengandung tingkat kemenonjolan yang tinggi.

Menunjukkan kecenderungan berita, perangkat sintaksis yang lain berupa lead

yang dipilih yiatu:

“Presiden Susilo Bambang Yudoyono Minggu kemarin membuka Muktamar ke-

31 Nahdhatul Ulama di Asrama Haji Donohudan Boyolali. Sejumlah tokoh

menyaksikan pemukulan gong menandai pembukaan Muktamar, yaitu KH. MA

Sahal Mahfudh, KH. Hasyim Muzadi dan Gubernur Jateng H. Mardiyanto”.

Berita itu juga memakai latar. Latar yang dipakai berupa

informasi perebutan jabatan ketua PBNU semakin seru. Hal itu ditandai

kesediaan KH.MA.Sahal Mahfudh dan Gus Dur menyatakan siap

dicalonkan menduduki Rais Aam. Dengan menguraikan secara detail

latar belakang informasi perebutan jabatan. Teks menekankan kepada

Page 107: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

107

khalayak bahwa apa yang diperebutkan oleh KH.MA. Sahal Mahfudh

dan Gus Dur benar terjadi Dari sudut tematik yaitu mengenai bagaimana

cara wartawan menulis suatu fakta. Ada dua tema yang mendukung

gagasan Suara Merdeka dalam berita tersebut. Pertama, perebutan

jabatan ketua PBNU antara KH.MA.Sahal Mahfudh dan Gus Dur dalam

Muktamar kali ini semakin seru. Dalam teks, tema ini dapat diuraikan

dengan keterangan yang diberikan oleh sumber berita yang

diwawancarai. Diantaranya adalah KH. Masruri Mughni, Rois Syuriah

PWNU Jateng yang menyatakan secara khusus dan resmi ia sudah

bertemu dengan Kiai Sahal, demi kepentingan umat dan NU beliau siap

dicalonkan lagi.

Tema kedua, adanya kompetisi sengit antara kedua Poros perlu adanya

islah, dan memberikan pernyataan agar semua pihak menghormati hasil

Muktamar, apapun hasilnya dan siapapun yang terpilih sebagai Rais Aam dan

Ketua Umum Tanfidziyah. Dari sini bisa dianalisis bahwa Suara Merdeka

membawa pandangan khalayak agar menyetujui adanya islah antara kedua

Poros tersebut.

Struktur skrip akan melihat bagaimana wartawan mengisahkan fakta

dalam berita secara keseluruhan. Berita ini mengisahkan tentang persaingan

antara KH.MA. Sahal Mahfudh dan Gus Dur dalam perebutan Rais Aam

PBNU pada muktamar ke-31 NU. Berita itu dikisahkan dalam konteks tentang

persaingan kedua tokoh itu memang benar terjadi, sehingga banyak kalangan

digambarkan menolak persaingan tersebut.

Page 108: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

108

Frame Suara Merdeka , 30 Nopember 2004

“16 PW Dukung Hasyim-Sahal”

Mayoritas pengurus wilayah NU yang menyampaikan pemandangan

umum atas laporan pertanggung jawaban (LPJ) PBNU dibawah

kepemimpinan KH. Hasyim Muzadi menyatakan menerima LPJ tersebut. Tak

hanya itu, mereka juga mendukung pencalonan kembali Hasyim-Sahal

sebagai ketua PBNU dan Rais Aam 2004-2009. Ada 16 PWNU di Jawa dan

luar Jawa yang mendukungnya. Menurut 16 wilayah ini sebagian besar karena

pertimbangan merasa lebih sering dikunjungi PBNU saat ini ketimbang

kepengurusan periode sebelumnya.

Analisis Sintaksis akan melihat frame ini. Judul yang digunakan Suara

Merdeka adalah “16 PW dukung Hasyim-Sahal” judul itu mengindikasikan

bahwa khayalak diajak untuk setuju atas dukungan Hasyim-Sahal. Namun

lead yang digunakan adalah “Ancaman NU tandingan dapat reaksi keras”.

Lead ini memberikan sudut pandang dari berita, khalayak dibawa supaya

menyetujui Hasyim-Sahal menjadi Rais Aam, di sisi lain ada ancaman Gus

Dur membuat NU tandingan, perangkat sintaksis lain adalah latar. Latar

tersebut adalah penerimaan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ)

kepemimpinan Hasyim Muzadi, dan mereka mendukung pencalonan kembali

Page 109: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

109

Hasyim – Sahal sebagai ketua dan Rais Aam PBNU untuk lima tahun

mendatang. Secara detail teks berita itu mendeskripsikan hasil kepemimpinan

Hasyim – Sahal. Dengan bagan berita seperti ini mengandung pesan bahwa

duet Hasyim – Sahal layak didukung.

Dari perangkat skrip, kisah dari berita itu adalah dukungan Hasyim-

Sahal saat LPJ PBNU mengalir untuk menjadi ketua dan Rais Aam PBNU

untuk lima tahun mendatang. Dari unsur-unsur berita yang terkandung dalam

berita tersebut adalah: who (Hasyim-Sahal), what (dukungan), when (lima

tahun mendatang), how (bagaimana menjadi ketua PBNU), where (saat LPJ

PBNU).

Dari pandangan Suara Merdeka terdiri atas dua tema. Pertama,

penerimaan LPJ PBNU kepemimpinan Hasyim oleh peserta Muktamar serta

dukungan untuk dicalonkan kembali menjadi ketua PBNU untuk lima tahun

mendatang. Ini dapat dilihat dari tema berita yang mengungkap secara detail

dukungan Hasyim-Sahal untuk duduk di kursi ketua dan Rais Aam PBNU.

Tema kedua, ancaman NU tandingan dapat reaksi keras dari putra

pendiri NU, menurut KH. Hasib Wahab Hasbullah bahwa ancaman Gus Dur

hanyalah gertakan biasa. Di sini bisa dilihat khalayak diajak supaya

memojokkan Gus Dur. Kata “gertakan” merupakan pilihan kata yang

digunakan dan dapat penekanan dari sekian banyak pilihan yang ada. Ini

menyelipkan pesan tindakan Gus Dur tersebut hanya lelucon biasa. Di sini

juga bisa dilihat bahwa elemen grafisnya adalah tulisan judul dicetak tebal dan

dalam ukuran besar untuk mendukung gagasan yang ingin ditonjolkan.

Page 110: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

110

Frame Suara Merdeka , 1 Desember 2004

“Gus Mus tak Diizinkan Ibunya”

Teka-teki Ma’rufah Bisri, ibunda KH. A. Musthofa Bisri (Gus Mus),

akhirnya terjawab. Gus Mus ternyata tidak mendapat izin ibunya untuk maju

ke pemilihan ketua umum PBNU dalam Muktamar kali ini. Ibunya meminta

dia agar memusatkan perhatiannya mengembangkan pesantren Roudlotut

Tholibien, Leteh, Rembang.

Dari struktur sintaksis, Suara Merdeka mengambil headlinenya adalah

“Gus Mus tak Diizinkan Ibunya” judul ini digunakan dalam membuat

pengertian isu dan peristiwa sebagaimana mereka beberkan. Perangkat

sintaksis lain yang dipakai Suara Merdeka adalah lead. Lead itu mengatakan

“Gus Mus Temui KH. Sahal” lead ini memberi sudut pandang sendiri untuk

memperkuat judul. Latar yang dipakai Suara Merdeka untuk mendukung

gagasannya yaitu “Teka-teki restu Ma’rufah Bisri, Ibunda KH. A. Musthofa

Bisri (Gus Mus), akhirnya terjawab”.

Latar ini bisa diamati bahwa pengutipan sumber cukup obyektif

karena disampaikan tokohnya. Dilihat dari skrip, bagaimana wartawan

mengisahkan berita. Suara Merdeka mengisahkan bahwa KH. Musthofa Bisri

ternyata tidak mendapatkan izin dari Ibu Ma’rufah Bisri untuk maju ke bursa

pemilihan ketua umum. Ibunya meminta untuk memusatkan perhatian

mengembangkan pesantren Roudhotut Tholibien, Leteh, Rembang.

Page 111: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

111

Unsur-unsur berita yang ada pada frame Suara Merdeka yaitu who

(KH. Musthofa Bisri), what (tidak mendapat izin dari ibunya), why (ibunya

meminta memusatkan perhatin mengembangkan pesantren), where (untuk

maju ke bursa pemilihan ketua umum), how (menggambarkan bagaimana Gus

Mus tidak mendapatkan izin ibunya), Suara Merdeka mengisahkan “how”

secara jelas alasan ibu Gus Mus dalam pencalonan ketua umum.

Dengan menyusun skrip seperti ini, makna yang muncul dihadapan

khalayak adalah informasi yang diberikan oleh Ibunda Gus Mus benar-benar

obyektif. Dari struktur tematik bisa dilihat dua tema besar yang ingin

ditampilkan kepada khalayak. Pertama, teka-teki restu Ma’rufah Bisri, Ibunda

KH. A. Musthofa Bisri, akhirnya terjawab. Gus Mus ternyata tidak mendapat

izin dari ibunya. Beliau meminta Gus Mus supaya memusatkan perhatian pada

pesantren Roudhotut Tholibien. Pemberitaan ini diterangkan secara detail dan

panjang. Tujuan akhirnya adalah publik disajikan informasi secara jelas.

Tema kedua, “Gus Mus tadi malam menemui Rais Aam KH. MA.

Sahal Mahfudh di rumah Jl. Adisucipto 17 Solo”. Pertemuan itu disebut-sebut

upaya islah setelah terjadi ketegangan pada Muktamar ke-31 NU. Tema

yang disajikan secara tersamar, implisit, tersembunyi. Tujuan akhirnya publik

hanya disajikan informasi tidak jelas.

Berita Suara Merdeka ini menunjukkan bagaimana media menjadi

ajang perang simbolik. Masing-masing pihak saling mengedepankan klaim

Page 112: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

112

atau alasan pembenar agar pendapatnya lebih diterima khalayak. Klaim-klaim

yang dilontarkan tersebut sering kali disertai retorika-retorika tertentu untuk

mengunggulkan pandangan dan mengecilkan pandangan pihak lain. Retorika

yang digunakan harian ini adalah penggunaan bahasa dengan penafsirannya,

sering dilabeli dengan keterangan bahwa penafsiran yang paling benar. Selain

itu penekanan dilakukan pula oleh harian ini melalui efek foto. Dengan

menampilkan foto KH. Yusuf Hasyim menemui KH.A.Musthofa Bisri (Gus

Mus) pada halaman depan, foto itu menunjukkan makna yang ditonjolkan

nilai positifnya.

Frame Suara Merdeka , 2 Desember 2004

“Gus Dur – Masdar Ancam Bikin NU Tandingan”

Setelah KH. A. Musthofa Bisri (Gus Mus) tidak bersedia dicalonkan

sebagai ketua umum PBNU Periode lima tahun mendatang. Kubu Gus Dur

merestui KH. Masdar F. Masudi. Jika kalah, dan KH. Hasyim Muzadi terpilih,

NU terancam pecah. Puluhan kiai tergabung dalam Poros Langitan

menyerahkan pernyataan sikap mengembalikan NU kepada duriyat

(keturunan) pendiri NU Jam’iyyah Diniyyah tersebut, untuk mengambil sikap

mendirikan NU.

Analisis sintaksis dari pandangan Suara Merdeka terwujud dalam

skema atau bagan berita dengan judul “Gus Dur – Masdar Ancam Bikin NU

Tandingan”. Dalam edisi tersebut berita ini menjadi headline sehingga

Page 113: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

113

mengandung tingkat kemenonjolan yang besar. Perangkat sintaksis lain

berupa latar yang dipilih yaitu tentang Kubu Gus Dur merestui KH. Masadar

F. Mas’udi. Jika kalah, dan KH. Hasyim Muzadi terpilih, NU terancam pecah.

Latar ini memberi pandangan khalayak bahwa ancaman Gus Dur bahwa NU

terancam pecah benar-benar akan terjadi. Pandangan ini juga didukung oleh

bagaimana Suara Merdeka menyusun fakta secara keseluruhan. Dalam berita

ini Suara Merdeka melengkapi beritanya dengan kutipan dari kiai sepuh yang

tergabung dalam Poros Langitan. Fakta pendapat Poros Langitan diletakkan di

depan yang kemudian didukung oleh pendapat-pendapat yang lain.

Dilihat dari struktur skrip yaitu bagaimana wartawan mengisahkan

fakta. Secara umum teks cerita Suara Merdeka mengisahkan setelah Gus Mus

tidak bersedia dicalonkan, maka Kubu Gus Dur merestui pencalonan KH.

Masdar F. Mas’udi, jika kalah, dan KH. Hasyim menang, NU terancam pecah.

Dalam teks berita ini terdapat unsur-unsur penting, who (kubu Gus Dur), what

(merestui pencalonan), how (bagaimana NU terancam pecah), why (jika

kalah). Di sini unsur when (kapan) tidak dimunculkan dalam teks. Ini

membuat pandangan khalayak kapan NU terancam pecah.

Frame Suara Merdeka dapat diamati dari analisis tematik. Berita ini

disusun dalam tema besar tentang Ancaman Gus Dur – Masdar membuat NU

tandingan. Tema ini dapat diperhatikan dari awal uraian yang

mendeskripsikan alasan NU menjadi pecah. Dalam teks, tema ini disusun

dengan detail yang lengkap dan panjang merupakan penonjolan secara sengaja

untuk menciptakan citra tertentu kepada khalayak.

Page 114: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

114

Frame Suara Merdeka diperkuat dengan penekanan tertentu dalam

wacana berita dan penekanan yang paling kuat dari berita Suara Merdeka

tersebut adalah pada pemakaian foto Masdar F. Mas’udi dan Hasyim Muzadi.

Foto tersebut menekankan pada khalayak bahwa kedua foto itu yang

dibicarakan dalam berita ini dan mempunyai fungsi yang menonjol.

Frame Suara Merdeka , 03 Desember 2004

“Kekalahan Masdar Mengejutkan”

Sahal-Hasyim Pimpin NU Lagi

Pada Muktamar ke-31 Nahdhatul Ulama yang dilaksanakan 28

Nopember – 02 Desember 2004. Poros Lirboyo leading dalam perebutan dua

jabatan bergengsi PBNU lima tahun ke depan. Duet KH. Sahal Mahfudh-KH.

Hasyim Muzadi terpilih sebagai Rais Aam dan ketua umum PBNU dalam

pemilihan yang berlangsung delapan jam.

Frame Suara Merdeka, juga bisa diperhatikan dari bagaimana

wartawan menyusun fakta (sintaksis) untuk disusun ke dalam teks berita.

Judul yang digunakan Suara Merdeka adalah “Kekalahan Masdar

Mengejutkan”. Judul berita ini menunjukkan tingkat kecenderungan berita

yang tinggi, pembaca cenderung lebih mengingat headline. Judul ini didukung

dengan lead. Lead yang digunakan adalah:

“KH. Hasyim Muzadi berpelukan dengan Masdar Farid Mas’udi setelah

penghitungan suara dalam pemilihan ketua umum PBNU, Kamis (2/12) dalam

Muktamar ke-31 NU Hasyim terpilih kembali untuk periode 2004-2009”.

Page 115: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

115

Lead yang ditunjukkan untuk memperjelas sudut pandang Suara

Merdeka. Berita itu juga memakai latar untuk mendukung gagasannya.

Latar yang dipakai:“Poros Lirboyo leading dalam perebutan ketua

PBNU lima tahun ke depan. Duet Hasyim – Sahal terpilih sebagai Rais

Aam dan ketua PBNU''. Dengan menguraikan secara detail. Teks

menekankan kepada khalayak bahwa Poros Lirboyo leading memang

benar-benar terjadi. Dari sudut skrip bagaimana cara wartawan

mengisahkan fakta. Di sini frame Suara Merdeka mengisahkan bahwa

Poros Lirboyo leading dalam perebutan dua jabatan bergengsi PBNU,

Kamis 2 Desember 2004 dalam Muktamar ke-31 NU. Duet KH. MA.

Sahal Mahfudh – KH. Hasyim Muzadi terpilih sebagai Rais Aam dan

ketua umum PBNU untuk periode 2004-2009.

Dari berita tersebut unsur berita yang terdapat dalam teks adalah who

(Poros Lirboyo), what (leading), when (kamis, 2 Desember 2004), where

(dalam Muktamar ke-31 NU), why (duet Sahal-Hasyim terpilih), how

(bagaimana Duet Hasyim terpilih). Semua unsur berita telah terdapat dalam

berita itu dengan lengkapnya unsur berita yang disajikan, khalayak akan

menafsirkan bahwa peristiwa kemenangan Poros Lirboyo tidak dapat

dibantah. Sedangkan pandangan yang menganggap bahwa berita itu belum

jelas, hanya isu destruktif belaka, tidak punya dasar, karena semua informasi

tentang kemenangan Poros Lirboyo (Sahal-Hasyim) itu telah terpenuhi.

Sedangkan dari struktur tematik, berita itu membawa tema besar yang

ingin ditampilkan kepada khalayak. Tema itu adalah Dalam Muktamar ke-31

Page 116: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

116

NU Poros Lirboyo memimpin dalam perebutan dua jabatan PBNU lima tahun

ke depan. Tema ini, disusun secara detail yang lengkap dan panjang lebar

merupakan penonjolan yang dilakukan secara sengaja untuk menciptakan citra

tertentu kepada khalayak.

Frame Suara Merdeka juga dapat dilihat dalam struktur retoris. Aspek

retoris tertentu untuk menekan makna yang ingin disampaikan kepada

masyarakat umum kata-kata “ leading ” merupakan pilihan kata yang

digunakan dan mendapat penekanan dari sekian banyak pilihan yang ada.

Kalimat ini menyelipkan pesan kepemimpinan tersebut adalah sebuah

kesuksesan dari kerja tim Poros Lirboyo. Dalam aspek grafis, frame Suara

Merdeka menampilkan judul dengan tulisan bercetak tebal. Makna yang ingin

disampaikan dalam judul berita itu adalah untuk mendukung gagasan yang

ingin ditonjolkan.

Frame Suara Merdeka , 6 Desember 2004

“Politik NU dan Parpol Tak Sama”

Sekalipun Muktamar ke-31 NU di Boyolali menyepakati antara lain,

pembentukan komisi politik NU, namun menurut pengamat politik Imam

Suprayoga, hal itu jangan diartikan politik versi NU, itu sama dengan

pengertian dari partai politik. Politik di NU hanyalah berkisar pada dakwah

dan tidak ada kepentingan seperti halnya partai politik yang arahnya pada

kekuasaan.

Page 117: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

117

Analisis sintaksis dari pandangan Suara Merdeka terwujud skema atau

bagan berita dengan judul: “Politik NU dan Parpol tak sama”. Dalam edisi

tersebut berita ini menjadi headline sehingga mengandung tingkat

kemenonjolan berita. Perangkat sintaksis lain berupa lead. Lead ini berupa

kutipan wawancara pengamat politik Imam Suprayoga, tentang pembentukan

komisi politik NU, menurutnya politik versi NU jangan diartikan sama dengan

pengertian dari partai politik. Lead ini memberikan sudut pandang dari berita,

pasalnya politik NU dan Parpol tak sama yang selama ini NU tidak pernah

terlepas dari politik praktis.

Frame Suara Merdeka ini juga didukung dengan bagaimana Suara

Merdeka mengisahkan suatu fakta. Berita ini mengisahkan tentang Muktamar

ke-31 NU menyepakati pembentukan komisi politik. Tema ini dapat dilihat

dari pendapat pengamat politik Imam Suprayoga. Dia mengungkapkan politik

versi NU tidak sama pengertian dari partai politik. Politik di NU hanyalah

berkisar pada dakwah dan tidak ada kepentingan seperti halnya partai politik

yang arahnya pada kekuasaan. Dari sudut tematik yaitu cara wartawan

menulis fakta. Tema yang disusun adalah tentang pembentukan komisi politik

NU. Ini justru akan membawa NU ke kancah politik, kekhawatiran itu

diantaranya akan dijadikan sarana untuk menyeleksi orang-orang NU yang

mau maju dalam pemilihan kepala daerah. Sehingga ke depan NU tetap akan

terseret ke politik praktis.

Hal itu diungkapkan M. Asfar, dari Peneliti Pusat Studi Demokrasi dan

HAM dari Surabaya. Teks ini dapat diamati dari kutipan M. Asfar.

Page 118: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

118

''Melalui komisi politik, NU hanya seperi mengubah kendaraan dalam politik. Padahal, di satu sisi NU tidak lagi terlibat politik praktis seperi tercermin dalam kontrak Jam'iyyah, tapi pada sisi lain NU juga menunjukkan tetap ingin berpolitik praktis lewat pembentukan komisi politk ''

Tema ini dalam wacana berita dikembangkan dengan cara penulisan

tertentu, yakni menggunakan koherensi kondisional, fakta bahwa adanya

komisi politik NU menyebabkan NU terseret ke dalam politik praktis.

Dari aspek retoris yaitu bagaimana wartawan menekankan fakta. Di

sini bisa dilihat dengan pemakaian grafis, judul yang dibuat dengan bercetak

tebal dan miring menekankan khalayak menaruh perhatian lebih kepada

bagian tersebut.

Frame Suara Merdeka, 7 Desember 2004

“Hari ini NU Tandingan Dibentuk”

Pada Muktamar ke-31 NU di Asrama Haji Donohudan Boyolali, Poros

Langitan gagal menduduki kursi Rais Aam dan ketua PBNU. Kekalahan itu

mendorong Gus Dur dengan sejumlah kiai sepuh yang tergabung dalam Poros

Langitan bertemu di Pondok Pesantren Buntet, Cirebon. Di pondok milik KH.

Abdullah Abbas itulah akan dibentuk pengurus PBNU rekonsiliatif.

Dari frame Suara Merdeka, jika dianalisis sintaksis, bagaimana

wartawan menyusun fakta, judul yang dipergunakan Suara Merdeka adalah

“Hari ini NU tandingan dibentuk” menunjukkan frame yang hendak

dikembangkan, judul ini menjadi headline serta diperkuat dengan lead

(struktur sintaksis): “Poros Langitan bertemu di Cirebon”. Dari bentuk lead

Page 119: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

119

yang seperti ini memberikan sudut pandang bahwa pembentukan NU

Tandingan dibentuk pada pertemuan di Cirebon.

Dalam analisis sintaksis juga ditemukan latar. Latar ini berupa kutipan

wawancara dari Gus Dur,'' Gus Dur dan sejumlah kiai sepuh yang tergabung

dalam Poros Langitan bertemu diCirebon''. Frame ini terlihat bagaimana

peristiwa disusun,fakta yang ditampilkan adalah sikap Gus Dur datang ke

Buntet bukan inisiatif Gus Dur tapi posisinya diundang oleh kiai sepuh.

Bagaimana Suara Merdeka mengisahkan fakta. Ini dapat diperhatikan

melalui berita tersebut dikisahkan melalui perangkat analisis skrip. Secara

keseluruhan teks berita ini mengisahkan Gus Dur dengan sejumlah kiai sepuh

yang tergabung dalam Poros Langitan hari ini bertemu di pondok pesantren

Buntet, Cirebon. Di pondok milik KH. Abdullah Abbas itulah akan dibentuk

Pengurus PBNU rekonsiliatif. Dalam teks berita ini terdiri dari unsur

kelengkapan berita antara lain: who (Gus Dur dan kiai sepuh Langitan), what

(bertemu), when (hari ini), where (pondok pesantren Buntet, Cirebon), why

(dibentuk pengurus PBNU rekonsiliatif), how (bagaimana dibentuk pengurus

PBNU rekonsiliatif). Dengan adanya semua unsur-unsur berita. Fakta yang

akan ditunjukkan adalah kebenaran pembentukan NU tandingan di kalangan

warga NU, ini didukung dengan pengutipan yang digunakan Suara Merdeka

kepada Gus Dur.

Dari sudut tematik, bagaimana wartawan menulis fakta, berita ini

disusun dalam tema besar tentang dibentuknya NU tandingan. Hal ini dapat

diamati dari detail wawancara dari Gus Dur. “NU yang akan dibentuk Gus

Page 120: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

120

Dur bukan NU Tandingan, melainkan lebih bersifat untuk mengalang upaya

rekonsiliasi sampai lima tahun ke depan”. Tema yang disusun secara detail

merupakan penonjolan yang dilakukan secara sengaja untuk menciptakan citra

tertentu kepada khalayak.

Sebagai arena perang simbolik, frame Suara Merdeka dapat diamati

dengan aspek grafis yaitu pada judul atau headline dicetak dengan huruf besar

dan bercetakkan tebal. Huruf besar pada headline untuk mendukung arti

penting suatu pesan yang ditonjolkan Suara Merdeka kepada khalayak.

Frame Suara Merdeka, 8 Desember 2004

“Para Kiai Sepuh Tak Akui Hasil Muktamar Ke-31”

Pertemuan bertajuk forum silaturahmi kiai sepuh itu dilaksanakan di

kediaman KH. Abdullah Abbas, seorang kiai sepuh yang setia mendukung

Gus Dur. Putusan menolak Muktamar ke-31 NU di Asrama Haji Donohudan

Boyolali, yang mengantar KH. Hasyim Muzadi sebagai Tanfidziyah PBNU.

Analisis sintaksis, dari pandangan Suara Merdeka terwujud dalam

skema atau bagan berita dengan judul:

“Para Kiai Sepuh Tak Akui Hasil Muktamar Ke-31”. Dalam edisi

tersebut berita ini menjadi headline sehingga mengandung tingkat

kemenonjolan yang besar tidak mendukung hasil Muktamar. Perangkat

sintaksis lain berupa latar yang dipilih yaitu tentang pertemuan forum

silaturahmi kiai sepuh dengan Gus Dur yang menghasilkan keputusan

Page 121: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

121

menolak Muktamar ke-31 NU. Latar ini memberi kesan bahwa kiai-kiai sepuh

dan Gus Dur menolak hasil Muktamar.

Sktruktur skrip akan melihat bagaimana wartawan mengisahkan fakta

dalam berita secara keseluruhan. Berita ini mengisahkan tentang penolakan

hasil Muktamar ke-31 NU di Asrama Haji Donohudan oleh kiai-kiai sepuh

dan Gus Dur di pondok pesantren Buntet, Cirebon. Unsur berita yang ada

adalah who (kiai sepuh dan Gus Dur), what (penolakan hasil Muktamar ke-31

NU), where (pondok Buntet, Cirebon). Sedangkan unsur why dalam peristiwa

tersebut tidak terdapat, sehingga khalayak akan bertanya-tanya, mengapa Gus

Dur dan kiai sepuh menolak hasil Muktamar.

Ada beberapa tema yang mendukung frame Suara Merdeka itu.

Pertama, Gus Dur dan Kiai-kiai sepuh mengadakan pertemuan bertajuk forum

silaturahmi dilaksanakan di kediaman KH. Abdullah Abbas yang

menghasilkan keputusan menolak hasil Muktamar ke-31 NU di Asrama Haji

Donohudan Boyolali. Hal ini dilihat dari wawancara dengan KH. Ubaidillah

Faqih. Tema ini juga didukung oleh latar informasi yang begitu detail, dalam

informasi itu mengaku bahwa pertemuan itu menolak hasil Muktamar ke-31

NU. Kedua, pada hari yang sama kiai sepuh asal Jatim berkumpul di

Yogyakarta. Mereka membahas penyelamatan NU, termasuk mencegah Gus

Dur mendirikan PBNU tandingan. Tema ini dapat diamati dari wawancara

dengan KH. Attabik Ali.

Dari aspek retoris, bagaimana cara wartawan menekankan sebuah

fakta, ini dapat dilihat pada pemakaian bahasa yang digunakan wartawan

Page 122: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

122

Suara Merdeka dalam wawancara Prof. Riswanda Imawan. Penekanan ini

pada kata “Champion of Democrary” yang ditunjukkan kepada Gus Dur.

Elemen gaya yang dipilih ini dibungkus dengan bahasa tertentu untuk

menimbulkan efek tertentu kepada khalayak yang tidak tahu bahasa tersebut.

Frame Suara Merdeka, 9 Desember 2004

“Hasyim Akomodasi kubu Gus Dur”

Kepengurusan PBNU dibawah kepemimpinan KH. Sahal Mahfudh-

KH. Hasyim Muzadi akan mengakomodasi kelompok KH. Abdurrahman

Wahid (Gus Dur). Kelompok Gus Dur bersama kiai sepuh NU tetap

dimasukkan dalam susunan kepengurusan PBNU lima tahun mendatang”

Dari analisis sintaksis, frame Suara Merdeka menulis judul “Hasyim

Akomodasi kubu Gus Dur” menunjukkan frame yang hendak dikembangkan.

Judul ini menjadi headline serta diperkuat dengan lead (struktur sintaksis):

“namanya perlu persetujuan”. Dari bentuk lead seperti ini memberikan sudut

pandang bahwa Hasyim dalam mengakomodasi kubu Gus Dur perlu adanya

persetujuan”. Perangkat sintaksis lain adalah latar. Latar ini mengulas bahwa

kelompok Gus Dur bersama kiai sepuh NU tetap dimasukkan dalam susunan

kepengurusan PBNU lima tahun mendatang.

Bagaimana Suara Merdeka mengisahkan fakta, ini dapat diperhatikan

melalui alur berita tersebut yang dikisahakn melalui perangkat analisis. Skrip,

secara keseluruhan teks berita ini mengisahkan tentang kepengurusan PBNU

di bawah kepemimpinan KH. Sahal – Hasyim akan mengakomodasi

Page 123: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

123

kelompok KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Dari unsur berita yang

terkandung dalam berita tersebut adalah: who (KH. Sahal-Hasyim), what

(akan mengakomodasi), where (kepengurusan PBNU).

Dari pandangan Suara Merdeka sendiri terdiri atas beberapa tema.

Pertama, kepengurusan PBNU dibawah kepemimpinan KH. Sahal-Hasyim

akan mengakomodasi kubu Gus Dur. Ini dapat dilihat dari berita yang

mengungkapkan secara detail langkah Hasyim dalam mengakomodasi kubu

Gus Dur.

Tema kedua, susunan kepengurusan PBNU di bawah kepemimpinan

KH. Sahal-Hasyim bisa diartikan sebagai bentuk islah yang sekarang bisa

diartikan dengan akomodasi. Tema ini disusun dengan koherensi kondisional

yang memberi penjelasan kata tetapi juga memberi label dengan kesan baik

terhadap kepemimpinan KH. Sahal – Hasyim.

Frame Suara Merdeka ditekankan pula melalui rekaman dalam

elemen grafis. Di sini judul dibuat dengan ukuran besar dan bercetak tebal.

Bagian yang ditonjolkan ini menekankan kepada khalayak pentingnya bagian

tersebut.

Frame Suara Merdeka, 10 Desember 2004

“Konflik Sulit Disembuhkan”

Pengamat NU La Ode Ida melihat perkembangan baru dalam pasca

muktamar ke-31 NU Boyolali. Warga NU terbagi menjadi tiga, yaitu NU

Page 124: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

124

struktural Hasyim Muzadi, NU kultural kiai sepuh NU, serta NU yang tidak

pro Hasyim ataupun Gus Dur.

Dari analisis sintaksis, bagaimana cara wartawan menyusun fakta yang

akan menimbulkan makna tertentu ketika diterima oleh khalayak. Judul yang

dipakai oleh Suara Merdeka adalah: “Konflik Sulit Disembuhkan”. Teks

berita ini akan menunjukkan dengan tingkat kemenonjolan yang tinggi.

Perangkat sintaksis lain adalah berupa latar. Latar ini berupa kutipan dari

wawancara pengamat NU La Ade Ida, yang melihat NU pasca muktamar ke-

31 terbagi menjadi tiga yaitu NU struktural, NU kultural dan NU yang tidak

pro Hasyim ataupun Gus Dur. Secara detail teks berita Suara Merdeka

mendeskripsikan bahwa NU pecah menjadi tiga. Dengan bagan berita seperti

ini mengandung pesan bahwa konflik Hasyim dan Gus Dur memang sulit

untuk dihentikan sehingga NU pasca muktamar pecah menjadi tiga.

Dari perangkat analisis skrip, bagaimana cara wartawan mengisahkan

fakta dalam bagian berita ini adalah sebagai berikut. Kisah dari berita itu

adalah bagaimana perkembangan baru dalam pasca muktamar ke-31 NU

Boyolali, warga NU terbagi menjadi tiga. Konflik antara Gus Dur dan Hasyim

Muzadi merupakan luka yang sulit disembuhkan. Dari unsur-unsur berita

yang terkandung dalam berita tersebut adalah: who (tokoh yang berkomentar),

what (perkembangan NU pasca muktamar), where (Boyolali), why (warga NU

terbagi menjadi tiga), how (bagiamana NU terbagi menjadi tiga pasca

muktamar ke-31). Dalam teks berita mengisahkan pula bentuk lain dari akibat

konflik yang sulit disembuhkan.

Page 125: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

125

Pandangan Suara Merdeka sendiri terdiri atas beberapa tema. Pertama,

konflik antara Gus Dur dan Hasyim Muzadi merupakan luka yang sulit

disembuhkan. Ini dapat di lihat dari tema berita yang mengungkapkan secara

koherensi kondisional dalam wacana berupa hubungan sebab akibat.

Tema kedua, dari kutipan La Ode Ida menilai, dalam kepemimpinan

Hasyim Muzadi lima tahun terakhir ini tidak ada langkah-langkah progresif,

Hasyim hanya sibuk mengurusi persoalan Politik, tidak seperti NU pada 15

tahun silam. Dalam tema ini secara detail memberitakan kepemimpinan

Hasyim Muzadi lima tahun terakhir ini tidak ada langkah progresif. Ini dapat

dilihat bagaimana tema ini dikembangkan dengan melakukan strategi wacana

berupa detail. Detail yang lengkap dan panjang merupakan penonjolan yang

dilakukan secara sengaja menciptakan citra tidak baik Hasyim kepada

khalayak.

Frame Suara Merdeka ditekankan pula melalui penekanan pada

elemen grafis. Elemen itu muncul dalam bentuk foto Hasyim Muzadi dan Gus

Dur untuk mendukung gagasan yang ingin ditonjolkan, supaya pandangan

khalayak tertuju pada tampilan foto.

Frame Suara Merdeka, 15 Desember 2004

“Tim Gus Dur Matangkan Pembentukan “NU BENAR”

Pada Muktamar ke-31 NU di Asrama Haji Donohudan Poros Langitan

tidak berhasil menduduki jabatan Rais Aam dan ketua PBNU, langkah Gus

Dur membentuk tim kecil untuk mematangkan pembentukan “NU Benar”

Page 126: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

126

dengan mengadakan rapat bersama setibanya Gus Dur dari Australia kemarin

malam. Di sisi lain, Salahuddin Wahid (Gus Sholah) terus berupaya agar

terjadi islah sehingga tidak ada organisasi kembar bagi warga Nahdliyyin.

Organisasi yang akan dibentuk Gus Dur diberi nama “Jamiyah Nahdlatul

Ulama 1926” nama belum diketahui mengenai kapan dan dimana organisasi

ini akan dideklarasikan belum ada kepastian.

Dari struktur sintaksis, akan melihat frame Suara Merdeka ini. Judul

yang digunakan Suara Merdeka adalah: “Tim Gus Dur Matangkan

Pembentukan “NU Benar”, judul berita Suara Merdeka sudah sangat jelas

menunjukkan pandangan Suara Merdeka. Judul ini akan menimbulkan pesan

bahwa “NU Benar” memang akan dibentuk oleh Gus Dur. Perangkat sintaksis

lain berupa latar. Latar tersebut adalah Tim Kecil yang ditunjuk Gus Dur

mematangkan pembentukan “NU Benar”.

Dalam analisis skrip, bagaimana wartawan mengisahkan berita. Di sini

Suara Merdeka mengisahkan tentang tim kecil yang ditunjuk KH.

Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mematangkan pembentukan “NU Benar”

dengan mengadakann rapat setibanya dari Australia. Unsur-unsur berita yang

terkandung dalam berita tersebut adalah: who (Gus Dur), what (tunjuk tim

kecil), why (mematangkan pembentukan “NU Benar”, when (setiba dari

Australia).

Dari pandangan Suara Merdeka sendiri terdiri atas dua tema, pertama

tentang tim kecil yang ditunjuk Gus Dur mematangkan pembentukan “NU

Benar”. Ini dapat dilihat bahwa tema berita itu menggunakan elemen

Page 127: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

127

koherensi kondisional, ini ditandai pemakaian kata hubung yang dipakai

untuk menggambarkan dan menjelaskan hubungan dengan bagaimana

seseorang memakai suatu peristiwa yang ingin ditampilkan ke publik.

Tema kedua, tentang puluhan aktivis muda NU, menggelar aksi demo

di depan kantor PWNU Jatim, mereka menuntut elit-elit NU untuk

menghentikan konflik dan melakukan islah, tema ini memakai elemen

maksud, ini dapat di lihat pada informasi yang diuraikan secara tersamar,

implisit dan tersembunyi. Tujuan akhir adalah publik disajikan informasi yang

menguntungkan komunikator.

Frame Suara Merdeka juga memberi penekanan pada judul berita

“Tim Gus Dur mematangkan pembentukan “NU Benar”. Pemakaian tanda

kutip pada kata “NU Benar” ini akan mendukung arti penting suatu pesan

kepada khalayak pentingnya bagian tersebut.

Frame Suara Merdeka, 16 Desember 2004

“Juni, Gus Dur Gelar Muktamar Luar Biasa NU”

Gus Dur selaku mandataris kiai sepuh menegaskan, akan menggelar

Muktamar luar biasa (MLB) Nahdlatul Ulama (NU) pada Juni 2005. pada

kesempatan itu organisasi jamiyah NU dan susunan PBNU akan diumumkan.

MLB nanti mencari pengurus dari orang yang benar-benar menghidupi

organisasi, bukan mencari hidup di NU. “Orang yang menghidupi NU, bukan

hidup dari NU”.

Page 128: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

128

Muktamar NU beberapa waktu lalu dinilai cacat hukum, karena ada

indikasi politik uang ujar Gus Dur. Dari analisis sintaksis, dapat di lihat

pandangan ini. Judul yang ditulis Suara Merdeka dengan jelas mendukung

pandangan itu. Judulnya adalah “Juni, Gus Dur gelar Muktamar Luar Biasa

NU”. Dalam berita ini Suara Merdeka mewawancarai Gus Dur dan tim kecil

yang terdiri atas KH. Aminullah Muchtar, Zannuba Arifah Chafsoh (Yenny),

KH. Ikhsan Abdullah SH, MH, dan M. Munif. Gus Dur mengungkapkan tidak

ingin NU pecah tapi dalam rangka menyelamatkan NU dari tangan-tangan dan

niat tidak benar dari orang-orang tertentu. Dengan menyusun fakta seperti itu,

Suara Merdeka ingin menekankan bahwa Muktamar Luar Biasa (MLB)

disetujui oleh kubu Gus Dur.

Sedangkan dari analisis skrip, yaitu bagaimana cara wartawan

mengisahkan fakta-fakta. Secara umum teks Suara Merdeka mengisahkan

Gus Dur, akan menggelar Muktamar Luar Biasa (MLB) Nahdlatul Ulama

pada bulan Juni 2005. Dengan memberikan penegasan di awal teks semacam

itu, menunjukkan arah berita bahwa Gus Dur akan menggelar MLB bulan Juni

2005. Unsur-unsur berita yang terdapat dalam teks ini adalah: who (Gus Dur),

what (menggelar MLB), when (Juni 2005), why (untuk menyelamatkan NU),

unsur where tidak ditampilkan pada berita tersebut, ini akan membuat

khalayak bertanya-tanya dimana Mukmatar Luar Biasa akan digelar.

Ada beberapa tema yang mendukung frame Suara Merdeka itu,

pertama, Gus Dur menegaskan, akan menggelar MLB NU pada Juni 2005.

tema ini juga didukung oleh latar informasi yang begitu detail kenapa Gus

Page 129: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

129

Dur menggelar MLB NU. Kedua, para kiai sepuh menyatakan hasil Muktamar

yang lalu cacat hukum. Tema ini dapat diamati dari wawancara Gus Dur.

Frame Suara Merdeka, 18 Desember 2004

“Muktamar Luar Biasa NU Masih Sebatas Wacana”

Ketua Umum PBNU KH. Hasyim Muzadi mengatakan, rencana

Muktamar Luar Biasa (MLB) yang dilontarkan Gus Dur masih sebatas

wacana. Sebab, sejak Muktamar ke-31 NU di Boyolali digelar hingga

sekarang belum ada satupun PWNU yang mempersoalkan legalitas hasil

Muktamar.

Analisis sintaksis, frame Suara Merdeka menulis skema berita

berjudul: “Muktamar Luar Biasa Nu Masih Sebatas Wacana”. Judul tersebut

menunjukkan tingkat kemenonjolan yang tinggi terhadap berita. Yang penting

juga dalam analisis sintaksis ini adalah bagaimana komentar atau kutipan

disusun dalam suatu teks secara keseluruhan. Dalam berita itu ada dua orang

yang diwawancarai: KH. Hasyim Muzadi dan Gus Sholah, pernyataan Hasyim

Muzadi ditempatkan di awal kalimat, sebagai inti didukung oleh pernyataan

Gus Sholah. Kutipan wawancara Gus Sholah “MLB yang digagas Gus Dur

dimungkinkan terjadi karena AD/ART organisasi ini memungkinkan adanya

MLB tersebut. Namun dia menginginkan sebaiknya kedua belah pihak Gus

Dur dan Hasyim Muzadi melakukan islah.

Frame Suara Merdeka itu tersusun dalam beberapa tema menunjuk

kepada pandangan tertentu yang dikembangkan Suara Merdeka. Pertama,

Page 130: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

130

Hasyim Muzadi mengatakan, rencana Muktamar Luar Biasa (MLB)

dilontarkan Gus Dur masih sebatas wacana. Hal ini dapat diamati dari kutipan

wawancara Hasyim Muzadi. Kedua, Muktamar Luar Biasa (MLB) yang

digagas Gus Dur dimungkinkan terjadi. Teks ini dapat diamati dari kutipan

Gus Sholah. Tema ini dalam wacana berita dikembangkan dengan cara

penulisan tertentu, yakni menggunakan koherensi kondisional berhubungan

dengan penjelasan tentang Muktamar Luar Biasa(MLB) Nahdlatul Ulama

(NU).

4.2 Ideologi Suara Merdeka dalam Memberitakan Muktamar Ke-31

Nahdlatul Ulama

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya Harian Suara Merdeka yang

didirikan oleh almarhum H.Hetami pada tanggal 11 Pebuari 1950 di Semarang

merupakan salah satu surat kabar yang menjadi pelopor persurat kabaran di

iIndonesia setelah Merdeka. Suara Merdeka mendefinisikan sebagai pers umum.

Dalam pemberitaannya Suara Merdeka mengedepankan Idealisme ,yakni

Independen, Obyektif dan tanpa prasangka .Independen artinya mempunyai siksp

bebas ,mengikuti apa yang diyakini sendiri sebagai sesuatu yang harus

dikemukakan demi kepentingan umum. Obyektif artinya bahwa dalam

mengemukakan pendapat, kepentingan sendiri tidak boleh ditonjolkan.Sedangkan

tanpa prasangka,dalam mengemukakan isi tulisan dipengaruhi oleh buruk sangka(

Sadono,1996:33).

Berdasarkan prinsip-prinsip framing.Suara Merdeka telah melakukan

strategi tertentu dalam mengkonstruksi berita-berita seputar Muktamar Ke-31

Page 131: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

131

Nahdlatul Ulama. Dalam Muktamar Nahdlatul Ulama ke-31 yang diwarnai

kompetisi Poros Langitan yang akhirnya mengantarkan pasangan KH. MA.Sahal

Mahfud - KH.Hasyim Muzadi sebagai Rais Aam dan Ketua Umum PBNU

periode 2004-2009. Poros Lirboyo telah memenangkan kompetisi ini.

Suara Merdeka cenderung melihat muktamar ke-31 NU sebagai bentuk

demokrasi warga NU untuk memilih Rais Aam dan Ketua Umum PBNU setiap

lima tahun sekali. Di sini Suara Merdeka cenderung mengemas beritanya belum

obyektif. Pada pemberitaan terhadap Muktamar NU ke-31 Suara Merdeka

cenderung mendukung Poros Lirboyo yang dikendalikan oleh KH. Sahal Mahfud

dan KH.Hasyim Muzadi, ini terlihat dari 19 kali edisi pemberitaannya, ada 8 edisi

isinya cenderung mendukung Poros Lirboyo, empat edisi cenderung bersikap

netral dan 7 edisi mendukung Poros Langitan.

Selama 19 edisi,ada 8 edisi cenderung memihak pada Poros Lirboyo yakni

edisi 23, 24, 26, 27, 30 Nompember dan 03, 09, 18 Desember 2004. Sedangkan

empat edisi yang cenderung netral yaitu edisi 29 Nopember 01, 06, 10

Desember2004 dan tujuh edisi berpihak pada Poros Langitan antar tanggal 25, 28,

02, 07, 08, 15,dan 16 Desember 2004.

Kecenderungan Suara Merdeka mendukung Poros Lirboyo terlihat pada

pemberitaan edisi 23 Nopember 2004,judul dalam edisi ini : '' Jateng

Pertahankan Hasyim'' . Judul ini menjadi headline dalam surat kabar Suara

Merdeka dan menunjukkan tingkat kemenonjolan yang tinggi. Pemberitaan ini

terlihat pad kutipan berita sebagai berikut:

Page 132: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

132

'' Menurut Drs.KH.Masykur Rozak,PCNU telah mengadakan rapat guna menentukan sikap .Sesuai arahan PWNU Jateng, seluruh cabang di Jateng masih tetap berharap duet KH.SahalMahfudh dan Hasyim Muzadi masih mau memimpin NU periode 2004-2009, sebab keduanya dinilai sebagai pasangan ideal dan memiliki konstribusi terhadap NU '' .

Pemberitaan iitu menunjukkan kecenderungan berita yang berpihak pada

Poros Lirboyo . Pemberitaan lain dapat dilihat pada edisi 30 Nopember 2004.

Edisi ini berjudul : '' 16 pengurus Wilayah Dukung Hasyim ''. Judul itu

mengindikasikan bahwa khalayak diajak setuju atas dukungan Sahal-Hasyim.

Lead yang dipakai adalah ''Ancaman NU Tandingan dapat reaksi keras ''. Lead ini

memberikan sudut pandang dari berita, di samping khalayak dibawa supaya

menyetujui pasangan Sahal- Hasyim untuk maju menjadi Rais Aam dan Ketua

Umum PBNU 2004-2009.Pemberitaan yan mendukung Poros Lirboyo terlihat

pada kutipan berita sebagai berikut:

'' Pasca Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) PBNU,mayoritas pengurus Wilayah mendukung pencalonan kembali duet Sahal-Hasyim sebagai Rais Aam dan Ketua Umum PBNU periode 2004-2009.Pencalonan kembali duet Sahal-Hasyim dinilai sebagai kesinambungan atas kepemimpinan selam lima tahun ke depan '' .

Strategi yang dipakai Suara Merdeka di atas antara headline dan lead saling

mendukung.Semua itu digunakan untuk mendukung gagasannya. Dari sisi lain

bisa dimaknai Suara Merdeka mendukung Poros Lirboyo , ini dibuktikan dengan

headline, lead, kutipan, informasi berita yang disajikan Suara Merdeka. Strategi

lain yang tampak ditekankan adalah penempatan elemen grafis, gambar/ foto

untuk mendukung gagasannya. Jadi menurut Penulis,Suara Merdeka belum

memenuhi Ideologinya yakni: Independen, obyektif, dan tanpa

Page 133: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

133

prasangka.Meskipun ada beberapa edisi yang bersikap netral,namun yang

ditemukan penulis lebih banyak bersikap mendukung Poros Lirboyo.

4.3 Pemberitaan Suara Merdeka tentang Muktamar Ke-31 Nahdlatul Ulama

dilihat dari perspektif Dakwah

Muktamar ke-31 Nahdlatul Ulama di Asrama Hahi Donohudan

Boyolali diwarnai kompetisi sengit antara Poros Lirboyo dan Poros Langitan

dalam memperebutkan Rais Aam dan ketua umum PBNU, terkait dengan

adanya konflik internal PBNU sebelum dan pasca Muktamar ke-31 NU,

penulis ingin mengetahui konstruksi wartawan Suara Merdeka. Dengan motto

pemberitaannya, Independen, Obyektif dan Tanpa Prasangka, apakah motto

itu sesuai dengan pemberitaannya ataukah sebaliknya.

Suara Merdeka menurunkan sembilan belas berita tentang Muktamar

ke-31 NU, diantaranya delapan berita berbentuk straight news, sembilan

berita sebagai headline, dua berita yang diletakkan di dalam. Berita itu

diekspos hampir satu bulan penuh. Selain itu ada juga tulisan dalam bentuk

features, artikel dan kolom yang mengulas masalah itu dengan detail.

Apa yang dilakukan oleh Suara Merdeka pada pemberitaan Muktamar

Nahdlatul UlamA ke-31yang terdiri dari 19 edisi, ada 8 edisi yang memihak

kepada Poros Lirboyo, empat edisi cenderung netral, dan 7 edisi memihak

Poros Langitan .Jadi menurut penulis Suara Merdeka belum memenuhi etika

pemberitaan islami. Sebagaimana dikatakan oleh( Romly ,2003: 41) etika

pemberitaan islami dapat dilihat dari kode etik jurnalistik islami, ini ditandai

Page 134: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

134

dengan pemberitaan yang obyektif, bijaksana, penuh nasihat yang

baik,meneliti kebenaran berita sebelum dipublikasikan , tidak mencaci-

maki,sehingga menimbulkan permusuhan dan kebencian serta prasangka

buruk.

Sebagai contoh pada pemberitaan Suara Merdeka ,26 Nopember 2004

judul dalam edisi ini disebutkan: '' NU Tandingan Bikin Masalah ''.Secara

tidak langsung judul headline tertuju pada Poros Langitan karena yang

membuat ide adanya NU Tandingan adalah Poros Langitan. Pemberitaan ini

terlihat dari kutipan berita sebagai berikut:

'' Ide membuat NU Tandingan justru makin tidak mengerti kalangan Nahdliyyin. Sebab apa yang digagas para kiai sepuh untuk membentuk NU Tandingan akan membingungkan .Ide ini bukanlah memecahkan masalah, melainkan justru sebaliknya hanya menambah persoalan ''.

Kutipan berita di atas jika dilihat dari kode etik jurnalistik islami,

Suara Merdeka belum memenuhi kode etik pemberitaan islami di antaranya:

Suara Merdeka belum sepenuhnya obyektif. Pemberitaan seperti itu hanya

memperkeruh masalah antara kedua Poros yang bersaing, sehingga bisa

menumbuhkan permusuhan dan kebencian.

Contoh lain pemberitaan Suara Merdeka, edisi 30 Nopember 2004.

Pada edisi ini Suara Merdeka menurunkan berita judul Lead :'' Ancaman NU

Tandingan Dapat Reaksi Keras'' . Lead tersebut jika dilihat dari etika

pemberitaan islami ,Suara Merdeka cenderung memihak Poros Lirboyo,

seharusnya judul lead itu harus bersikap netral dalam arti tidak memihak

Page 135: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

135

Poros Lirboyo maupun Langitan. Pemberitaan yang tidak netral dapat dilihat

pada kutipan berita sebagai berikut:

''Ancaman Gus Dur membuat NU Tandingan mendapat reaksi keras .Reaksi itu dari putra pendiri NU yaitu Gus Fawaid, Gus Hasib dan Gus Ghozi. Menurut tiga putra pendiri NU menilai Program membangun NU oleh Rais Aam KH.MA.Sahal Mahfud dan Ketua Umum PBNU Kh. Hasyim Muzadi sejak Muktamar Lirboyo hinnga sekarang belum rampung.Karena itu kiai Sahal dan kiai Hasyim perlu diberi kesempatan lima tahun lagi untuk merampungkan programnya ''.

Kutipan berita di atas dapat dilihat dari kode etik jurnalistik islami di

antaranya : Suara Merdeka tidak obyektif dalam memberitakan karena hanya

tema yang berhubungan dengan Poros Lirboyo yang diangkat dalam pemberitaan

edisi tersebut.Walaupun ada beberapa edisi yang mendukung Poros Langitan dan

juga ada yang cenderung netral,tapi lebih banyak mendukung Poros Lirboyo. Pada

pemberitaan Muktamar NU ke-31 Suara Merdeka tetap mencantumkan Mottonya

( Independen, obyektif dan tanpa prasangka),tapi dalam kenyataannya Suara

Merdeka belum sepenuhny Obyektif.

Page 136: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

136

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan uraian dan analisa bab sebelumnya, maka kesimpulan yang

dapat ditarik dari kasus Muktamar Nahdlatul Ulama ke-31 dalam harian

umum Suara Merdeka mulai tanggal 23 Nopember hingga 18 Desember 2004.

analisis Framing adalah analisis mengetahui perspektif atau cara pandang

yang digunakan wartawan ketika men seleksi isu-isu dan menulis berita.

Asumsi dasar dari Framing adalah individu wartawan selalu menyertakan

pengalaman hidup, pengalaman sosial, dan kecenderungan psikologisnya

ketika menafsirkan pesan yang kepadanya. Dampak dari aktivitas ini adalah

adanya perbedaan makna berita meskipun fakta/kejadiannya sama.

Kecenderungan serta kecondongan wartawan dalam memahami

perisitwa dapat dicermati melalui empat perangkat utama, yaitu struktur

sintaksis adalah bagaimana wartawan menyusun fakta, struktur skrip meliputi

bagaimana wartawan mengisahkan suatu fakta, struktur tematik sebuah cara

bagaimana wartawan menulis fakta, struktur retoris, bagaimana wartawan

menekankan suatu fakta. Berdasarkan empat struktur tersebut, analisis

framing berita tentang Muktamar NU ke-31 di Asrama Haji Donohudan

Boyolali yang mengantar kembali KH. Hasyim Muzadi dan KH.MA.Sahal

Mahfudh menjadi ketua umum dan Rais Aam PBNU periode 2004-2009

dalam skripsi ini melihatkan adanya interpretasi Suara Merdeka terhadap

Page 137: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

137

peristiwa, pernyataan, maupun sumber yang diberitakan secara berbeda

menurut pandangan Suara Merdeka.

Berdasarkan prinsip-prinsip framing, Suara Merdeka telah melakukan

strategi tertentu dalam mengkonstruksi berita-berita seputar Muktamar ke-31

Nahdlatul Ulama di Asrama Haji Donohudan Boyolali.Suara Merdeka

cenderung melihat muktamar ke-31 NU sebagai bentuk Demkkrasi warga NU

untuk memilih Rais Aam dan Ketua Umum PBNU setiap lima tahun sekali,

Jadi dalam sebuah Demokrasi harus mengakui siapa yang kalah dan menang.

Pada Pemberitaan selama 19 edisi Suara Merdeka dalam mengkonstruksi

beritanya belum obyektif.Ini terbukti dalam 19 edisi, ada 8 edisi cenderung

memihak Poros Lirboyo, empat cenderung netral dan 7 edisi memihak poros

Langitan . Jadi penulis menilai Suara Merdeka lebih memihak Poros Lirboyo.

2. Sebagaimana yang disampaikan di atas Suara Merdeka memiliki Motto

Pemberitaan Independen, Obyektif, dan Tanpa Prasangka. Motto tersebut

yang sekaligus menjadi Ideologi Suara Merdeka Dalam pemberitaan

Muktamar ke-31 NU Suara Merdeka belum obyektif. Menurut penulis, Suara

Merdeka belum memenuhi etika pemberitaan islami. Etika pemberitaan

islami dapat dilihat dari kode etik jurnalistik islami, ini ditandai dengan

pemberitaan yang obyektif, bijaksana, tidak mencaci maki sehingga

menimbulkan permusuhan, kebencian serta prasangka buruk. Sebagai contoh

pemberitaan Suara Merdeka, 26 Nopember 2004. Judul headline dalam edisi

ini disebutkan '' NU Tandingan Bikin Masalah '' secara tidak langsung judul

headline mimihak pada Poros Lirboyo, padahal jika dilihat dari etika

Page 138: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

138

pemberitaan islami sikap memihak tidak boleh dimunculkan . Pada

Pemberitaan Muktamar NU ke-31 Saura Merdeka tetap mencantumkan motto

pemberitaannya yakni Independen, Obyektif dan Tanpa Prasangka, tapi

kenyataannya Suara Merdeka belum obyektif.

5.2 Saran-saran

Kepada seluruh mahasiswa yang membaca skripsi ini, khususnya

mahasiswa Dakwah untuk melakukan pengkajian terhadap analisis Framing.

Analisis ini penting untuk mengetahui bagaimana sikap sebuah media dalam

memberitakan suatu fakta. Analisis ini juga dapat mengetahui siapa

mendukung siapa, dan siapa saja yang dikucilkan yang bisanya tidak

dinyatakan dengan jelas dalam pemberitaan. Dengan pengetahuan tersebut

diharapkan mampu memanfaatkan dalam berdakwah di jalannya, sebagai

implementasi dari keilmuan yang selama ini digeluti.

5.3 Penutup

Alhamdulillah, rasa syukur yang mendalam penulis panjatkan kepada

Allah SWT, atas segala rahman, rahimNya yang senantiasa melimpahkan kita

dalam segala aktivitasnya.

Sekali lagi ucapan syukur penulis panjatkan atas selesainya penulisan

skripsi ini. Karena tanpa hidayah dan inayahNya, penulis yakin tidak sanggup

menyelesaikan skripsi ini. Namun penulis berdoa semoga penelitian ini akan

bermanfaat bagi ruang lingkup khususnya bidang komunikasi penyiaran

Islam. Amin.

Page 139: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

139

Hasil penelitian, meskipun penulis telah berusaha semaksimal

mungkin untuk menghasilkan yang terbaik, namun harus diakui, bahwa

skripsi ini masih banyak kekurangannya, baik itu menyangkut data maupun

ketajaman analisis. Maka agar pembahasa terhadap tema penelitian ini

menjadi lebih mendalam, sumbangan saran dari pihak-pihak yang

berkompeten sangat kami harapkan. Terima kasih.

Page 140: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

140

DAFTAR PUSTAKA

Abrar Nadya, Ana. 1995. Panduan Buat Pers Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Amin ,Ahmad.1995. Etika , Bandung: Bulan Bintang Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Yogyakarta: Rineka Cipta.

As-Suyuti, Jalaluddin Imam. 1993. Riwayat Turunnya Ayat-ayat Suci Al-Qur'an, Semarang: CV. Asy-Syifa’.

Assegaf, H.Dja'far .1983. Jurnalistik Masa Kini ,Pengantar Kepraktek Wartawan ,Jakarta :Ghalia Indonesia.

Azwar, saifuddin .1998. Motodologi Penelitian ,Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bruinessen, Van Marten. 1994. NU Tradisi Relasi-relasi Kuasa Pencarian Wacana Baru, Yogyakarta: LKiS .

Damam, Rozikin. 2001. Membidik NU Dilema Percaturan Politik NU Pasca Khittah, Yogyakarta: Gema Media.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Bandung: Balai Pustaka.

Departemen Agama RI. 1989. Al-Qur'an Terjemahan, Jakarta: Toha Putra.

Dharma, S. Satya, dkk. 2003. Mal Praktek Pers Indonesia, Jakarta: Awam Indonesia.

Djuroto, Totok. 2003. Teknis Mencari dan Menulis Berita, Semarang: Dahara Prize.

Effendi ,Onong Uchana .2001. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek ,Bandung: Remaja Rosdakarya.

.2004. Dinamika Komunikasi ,Bandung : Rosdakarya.

Eka Ardhana, Sutirman .1995. Jurnalistik Dakwah, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Eriyanto . 2002. Analisis Framing,Yogyakarta:LKiS.

Fatkhurin, zen. 2004. NU Politik : Analisis Wacana Media, Yogyakarta: LKIS.

Fisher, B.Aubrey .1986. Teori-Teori Komunikasi , Bandung : Remaja Rosdakarya.

Gunadi, Ys. 1998. Himpunan Istilah Komunikasi Lengkap dengan Lampiran, Jakarta: Gramedia.

Page 141: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

141

Hidayat N, Dedy. Sebuah Pengantar dalam Agus Sudibyo, 2001. Politik Media dalam Pertarungan Wacana, Yogyakarta: LKiS.

M.Romly, Asep Syamsul .2003. Jurnalistik Dakwah,Visi Misi Dakwah Bil qalam , Bandung: Remaja Rosdakarya.

Massoesiswo,dkk .2002. Moderator masyarakat Jawa Tengah (Buku Pintar Wartawan Suara Merdeka), Semarang :Redaksi Suara Merdeka.

Moleong, Lexi, Dr. MA, 1993. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muhajir, Noeng. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Surasin.

Nugroho, Bimo. 1999. Politik Media Mengemas Berita, Jakarta: ISAI.

Nurudin. 2004. Sistem Komunikasi Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

.2003.Komunikasi Massa ,Yogyakarta : Pustaka pelajar. .

Purnama , Hikmah Kusumaningrat .2005. Jurnalistik Teori dan Praktek , Bandung : Remaja Rosdakarya.

Rahmadi F. 1990. Perbandingan Sistim Pers , Jakarta : Gramedia.

Rahmad ,Jalalaluddin.2000. Psikologi Komunikasi Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sadono, Bambang SY. 1996. Profil Pers Indonesia, Semarang: Pamda Grafika.

Sekretariat Jendral Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. 2004. Hasil-Hasil Muktamar XXXI Nahdlatul Ulama, Jakarta : Sekretariat Jendral NU Jakarta.

Siregar Efendi, Amir. 2004. Sebuah Kata Pengantar Masduki, Kebebasan Pers dan Kode Etik Jurnalistik, Yogyakarta: UUI Press.

Siregar, AShadi .1998. Bagaimana Meliput dan Menulis Berita Untuk Mediadia Massa, Yogyakarta : Kanisius.

Sobur,Alex .2002. Analisis Teks Media , Bandung :Rosdakarya.

Sumadiria, As Haris .2005. Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita, dan Feature, Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Suara Merdeka, 2004, 24 Nopember.

, 25 Nopember.

, 26 Nopember.

Page 142: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

142

, 27 Nopember.

_____________ , 28 Nopember.

,30 Nopember

,01 Desember.

,02 Desember.

, 04 Desember.

,5 Desember.

,06 Desember.

,07 Desember.

,08 Desember.

,10 Desember.

,5 Desember.

,16 Desember.

,18 Desember.

Sumadi, Suryasubrata Ph.D, MA. Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Wahyudi, JB.1991. Komunikasi Jurnalistik , Bandung : Alumni.

Zen, Fathurin. 2004. NU Politik:Analisis Wacana Media, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Page 143: ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1... · Assalamu’alaikum Wr. Wb. ... (Abrar, 1995: 94). Media bukanlah saluran

143