15
ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA BERDASAR KKM DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 02 PLOSO JUMAPOLO Disusun sebagai salah syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh: UMI HAPSARI WINURYAN RAHINOSIWI A510150205 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA BERDASAR KKM DALAM ...eprints.ums.ac.id/76960/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Kata kunci: Hasil belajar, Kriteria Ketuntasan Minimal Abstract The purpose of

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA BERDASAR KKM DALAM ...eprints.ums.ac.id/76960/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Kata kunci: Hasil belajar, Kriteria Ketuntasan Minimal Abstract The purpose of

ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA BERDASAR KKM DALAM

PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF KELAS IV SEKOLAH

DASAR NEGERI 02 PLOSO JUMAPOLO

Disusun sebagai salah syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan

Oleh:

UMI HAPSARI WINURYAN RAHINOSIWI

A510150205

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

Page 2: ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA BERDASAR KKM DALAM ...eprints.ums.ac.id/76960/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Kata kunci: Hasil belajar, Kriteria Ketuntasan Minimal Abstract The purpose of

HALAMAN PENSETUJUAN

7.

ATfALISE HASIL BELAJAR SITWA BERDASAR KKilI DAU\ilTPEMBELAJARAN TEMATIK INTEGBATIF KEI,AS IV SEKOLAH DASAR

NEGERI 02 PItrrc flIMAPOLO:

PUBLffiTSil ILMIAH

Oleh:

trlvll HAPSA,RI WSS,IJXYAN RAHTNOSTWT

;r A 510150 205

Telah diperiksa &a disstujui unhrk diuji oleh:

DosenPernbimbing

Drct.*{qlv*di SFi Ernulvan. S.E . MJd

. ., NIDN 0fl11043401

:.4i

. -"x

Page 3: ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA BERDASAR KKM DALAM ...eprints.ums.ac.id/76960/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Kata kunci: Hasil belajar, Kriteria Ketuntasan Minimal Abstract The purpose of

HALAMAN PENGESAHAN

ANALIS$ HASIL BELAJAR SISWA BERDASAR KKM DALAM:

PEMBELAJARAN TEMATIKINTEGRATIF KELAS W SEKOLAH DASAR

NEGERI 02 PIJOSO JUMAPOLO

orrlUMI IIAPSARI WINURYAN RAHINOSIWI

A510150205

Telah dipertahankan di depan l)ewan Penguji

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Seninr 05 Agustus 2019

dan dinyatakan telah memenuhi syarat;':'

Ilewan Pengujil

Drs. Mulyadi Sri Kamulyen, S. E* M.Pd

(Ketua l)ewan Penguji)

Ika Candra Sayekti, S. Pd., M.Pd

(Anggota I Dewan Penguji )

Drs. Suwarno, S. H., M.Pd

(Anggota If Dewan Penguji)

1.

2.

3.

Page 4: ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA BERDASAR KKM DALAM ...eprints.ums.ac.id/76960/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Kata kunci: Hasil belajar, Kriteria Ketuntasan Minimal Abstract The purpose of

PERI\IYATAANI

1.

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat

karya yang pemah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjaruEn di suatu perguruan

tinggr dan sepanjang pengetahuan sayajuga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernatr ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskatr

dan disebutkan dalam daftarpustaka

Apabila kelak terbukti ada ketidakberaran dalam pemyataan saya diatas,

maka akan saya pertanggungiawabkan sepenuhnya

Surakarta 24luli2019

Penulis

4510150205

Page 5: ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA BERDASAR KKM DALAM ...eprints.ums.ac.id/76960/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Kata kunci: Hasil belajar, Kriteria Ketuntasan Minimal Abstract The purpose of

1

ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA BERDASAR KKM DALAM

PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF KELAS IV SEKOLAH DASAR

NEGERI 02 PLOSO JUMAPOLO

Abstrak

Tujuan dari penulisan penelitian ini adalah untuk: 1) mendeskripsikan cara guru

menentukan kriteria hasil belajar siswa; 2) mendeskripsikan cara guru menggunakan KKM

dalam menentukan hasil belajar siswa; 3) mendeskripsikan hasil belajar yang diperoleh

siswa berdasarkan KKM; 4) mendeskripsikan kendala guru menentukan hasil belajar siswa

berdasar KKM; 5) mendeskripsikan solusi yang digunakan guru dalam menentukan hasil

belajar siswa berdasar KKM. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Kualitatif

Deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi,

sedangkan teknik analisis data kualitatif menggunakan konsep Miles dan Hubermen.

Validitas data diperoleh melalui triangulasi sumber dan teknik. Hasil dari penelitian

menunjukkan bahwa: 1) cara guru dalam menentukan kriteria hasil belajar dengan terlebih

dahulu menentukan indikator pencapaian kompetensi, 2) penentuan hasil belajar berdasar

KKM dengan cara penetapan KKM KD terlebih dahulu Selanjutnya siswa mencapai

indikator dalam proses pembelajaran, 3) hasil belajar yang diperoleh siswa berdasarkan

KKM berbeda-beda. Namun rata-rata hasil belajar tematik siswa kelas IV sudah mampu

mencapai KKM di pembelajaran tematik integratif, 4) kendala yang dihadapi dalam

menentukan hasil belajar siswa berdasar KKM adalah adanya perbedaan intake dan daya

dukung, 5) guru dan kepala sekolah berusaha mengatasi kendala ini, dengan cara

bermusyawarah, selain itu guru juga berdiskusi dengan rekan kerja.

Kata kunci : Hasil belajar, Kriteria Ketuntasan Minimal

Abstract

The purpose of writing this study is to: 1) Describe how the teacher determines the criteria

for student learning outcomes. 2) Analyze the way the teacher uses KKM in determining

student learning outcomes. 3) Describe the learning outcomes obtained by students based

on KKM. 4) Describe the teacher's constraints in determining learning outcomes students

based on KKM. 5) Analyzing the solutions used by the teacher in determining student

learning outcomes based on KKM. The type of research used is descriptive qualitative

research. The technique of collecting data is by interview, observation, and documentation,

while the qualitative data analysis techniques use the concepts of Miles and Huberman.

The validity of the data is obtained through source and technique triangulation. The results

of the study indicate that: 1) Teachers in determining the criteria for learning outcomes by

first determining indicators of achievement of competencies, 2) Determination of learning

outcomes based on KKM using establishing KKM KD. Then students reach indicators in

the learning process, 3) Learning outcomes obtained students based on the KKM are

different. But the average thematic learning outcomes of class IV students have been able

to reach the KKM in integrative thematic learning, 4) The obstacles faced in determining

student learning outcomes based on KKM are the differences in intake and carrying

capacity, 5) Teachers and principals try to overcome these obstacles, by way of

deliberation, besides that the teacher also talks with colleagues.

Page 6: ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA BERDASAR KKM DALAM ...eprints.ums.ac.id/76960/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Kata kunci: Hasil belajar, Kriteria Ketuntasan Minimal Abstract The purpose of

2

Keywords: Learning outcomes, Minimum Completion Criteria

1. PENDAHULUAN

Ilmu pengetahuan memiliki cabang yang beragam, semua memiliki fungsi dan peranan

yang berbeda-beda. Ilmu pengetahuan adalah studi sistematis yang dapat diteliti, diuji,

diujicobakan, dan dibuktikan. Proses transfer ilmu pengetahuan oleh guru dalam

pembelajaran adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk membuat

siswa belajar, sehingga terjadi perubahan pada diri siswa yang belajar, yaitu tingkah laku

yang berubah. Adanya perubahan tersebut, siswa mendapat kemampuan baru yang berlaku

dalam kurun waktu relatif lama (Fathurrohman, 2015).

Pembelajaran merupakan bagian dari proses integrasi berbagai macam komponen,

yang terdiri dari pendidik, perserta didik, metode pendidikan yang digunakan dan

kurikulum (Fathurrohman, 2015). Proses belajar tidak dapat lepas dari berbagai komponen

yang saling mendukung agar ilmu yang didapat bermanfaat bagi diri dan masyarakat .

Seperti halnya kurikulum dan pembelajaran tidak dapat terpisahkan, kurikulum tidak

memiliki makna apapun jika proses pembelajaran tidak terlaksana, sebaliknya tidak disebut

sebagai proses pembelajaran yang terencana tanpa adanya kurikulum (Yani, 2014).

Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini adalah kurikulum 2013, yang

mengunakan pembelajaran tematik integratif dengan pendekatan saintifik. Pembelajaran

tematik integratif merupakan pembelajaran yang menghubungkan berbagai konsep mata

pelajaran. Melalui model tema sebagai bahan ajar, guru tidak perlu memilah-milah antar

mata pelajaran, karena setiap tema sudah memuat beberapa mata pelajaran. Evaluasi dan

penilaian juga menjadi kompenen dalam kurikulum.

Assessment for learning is which assessment for the first priorities in design and

practice are to serve goals promote student learning.. Assessment activities can

help learning if it provides information that the teacher and their students can be

used as feedback in assessing themselves and each other and in modifying teaching

and learning activities in which they are involved. The assessment becomes

"formative assessment" when actual evidence is used adjust teaching work to meet

learning needs (Black, Harrison,2004 in William, Dylan, 2011: 9).

Penilaian untuk pembelajaran adalah penilaian yang memberikan informasi kepada guru

dan siswa yang dapat digunakan sebagai umpan balik dalam memodifikasi kegiatan belajar

mengajar di sekolah. Penilaian tentunya disesuaikan juga dengan kurikulum yang berlaku,

Page 7: ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA BERDASAR KKM DALAM ...eprints.ums.ac.id/76960/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Kata kunci: Hasil belajar, Kriteria Ketuntasan Minimal Abstract The purpose of

3

pada kurikulum 2013 adalah penilaian autentik, yang menilai aspek kognitif, afektif dan

psikomotor.

The learners are given an assessment activity to see how much they had grasped,

and also to identify if they had problems with the content. This gave the learners a

direction about where they had made mistakes and how they could improve. This

type of assessment is similar to formative assessment, which is developmental and

used to inform teachers and learners about their progress. The aim here is to

improve teaching and learning – its application leads to some form of intervention

of remedial action or program. (Lumadi, 2013: 218)

Jenis penilaian dengan penilaian formatif, yang merupakan pengembangan dan digunakan

untuk memberi tahu guru dan siswa tentang kemajuan siswaa. Tujuannya di sini adalah

untuk meningkatkan pengajaran dan pembelajaran, penerapannya mengarah pada beberapa

bentuk intervensi tindakan atau program perbaikan. Penilaian dilakukan untuk mengetahui

hasil belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran, dimana penilaian setiap mata

pelajaran meliputi kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan dan kompetensi

keterampilan.

Authentic assessment is defined as the process of collecting various data on the

students’ learning progress. The description of the progress should be able to tell the

teachers, who then will lead the students in the right learning track.” (Hayati, dkk.

2017: 55)

Penilaian autentik didefinisikan sebagai proses pengumpulan berbagai data pada

kemajuan belajar siswa. Deskripsi kemajuan harus dapat memberitahu guru, yang

kemudian akan memimpin siswa masuk jalur pembelajaran yang tepat (Hayati, dkk. 2017:

55). Ada aspek komplekstitas, daya dukung dan intake yang menjadi pertimbangan

penentuannya, dengan pertimbangan berbagai pihak yaitu kepala sekolah, pendidik, dan

tenaga kependidikan, sehingga penentuan kriteria ketuntasan minimal ini sesuai dan siswa

mampu mencapai. (Panduan Penilaian, 2016: 9). Kriteria ketuntasan minimal ini menjadi

patokan sejauh mana siswa mampu mencapai kompetensi. Setelah diketahui hasil belajar

yang didapat oleh siswa, maka dapat diketahui juga apakah siswa tersebut sudah mencapai

kriteria atau belum.

Dari ketiga aspek yang ditentukan oleh pemerintah sebenarnya kurang sesuai

dengan kenyataan yang ada, dimana jika melihat dari salah satu faktor yaitu daya dukung

sekolah, siswa di sekolah yang “kaya” akan sarana dan prasarana sudah dikatakan berhasil

Page 8: ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA BERDASAR KKM DALAM ...eprints.ums.ac.id/76960/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Kata kunci: Hasil belajar, Kriteria Ketuntasan Minimal Abstract The purpose of

4

setelah mencapai KKM sebesar 75, sedangkan siswa di sekolah yang “miskin” sarana dan

prasarana dikatakan berhasil setelah mencapai KKM sebesar 65. Ini menjadikan

kesenjangan antara sekolah kaya dengan sekolah miskin. Kemudian dengan alasan intake,

setiap siswa memiliki kemampuan untuk menguasai kompetensi tertentu walaupun

membutuhkan waktu yang berbeda-beda. (Yani, 2014: 150).

Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin mengetahui cara guru dalam menentukan

kriteria dari hasil belajar, cara mengimplementasikannya, kemudian bagaimana siswa

mencapai standar yang telah ditentukan berdasarkan KKM sehingga dapat dikatakan

berhasil dalam belajar.

2. METODE

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, mendeskripsikan atau memerikan suatu

fenomena apa adanya atau menggambarkan simbol atau tanda yang ditelitinya sesuai

dengan yang sesungguhnya dan dalam konteksnya (Yusuf, A. Muri, 2014: 368). Penelitian

ini akan mendeskripsikan bagaimana guru menentukan hasil belajar yang didapat siswa

berdasar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sekaligus mengetahui hasil belajar siswanya

pada pembelajaran tematik integratif. Subjek penelitian ini adalah Kepala sekolah dan guru

kelas IV.

Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan

dokumentasi. Teknik wawancara dan observasi yang digunakan dalam penelitian ini

terstruktur, pedoman wawancara berisi pertanyaan berkaitan dengan permasalah disiapkan

dan disusun dengan urut, agar mendapat infromasi detail tentang kegiatan yang dilakukan

oleh guru dan kepala sekolah dalam menentukan kriteria hasil belajar siswa selama satu

semester dan nilai yang diperoleh siswa. Teknik pengumpulan data yang terakhir, yaitu

dokumentasi, disini peneliti mengumpulkan data hasil temuan penelitian. Data yang

diperoleh peneliti dianalisis, kemudian disusun atau diorganisasikan untuk dipilih mana

yang penting. Keabsahan data penelitian ini diukur dengan triangulasi teknik dan

triangulasi sumber. Trianggulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan

data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Selanjutnya

triangulasi sumber yang berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda

dengan teknik yang sama (Sugiyono, 2010: 242).

Page 9: ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA BERDASAR KKM DALAM ...eprints.ums.ac.id/76960/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Kata kunci: Hasil belajar, Kriteria Ketuntasan Minimal Abstract The purpose of

5

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Cara guru menentukan kriteria hasil belajar

Pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah dapat berjalan atas kerjasama berbagai pihak,

baik itu kepala sekolah, guru, siswa dan orang tua. Setelah masuk di dalam kelas,

kerjasama antara guru dan siswa saling menujang demi mencapai tujuan pembelajaran.

Namun hasil belajar merupakan tanggung jawab siswa sendiri (Rusman, 2015) . Sebelum

menganalisis hasil belajar yang di dapat siswa, jauh sebelumnya guru menentukan

indikator. Indikator merupakan acuan / rujuan bagi pendidik untuk membuat soal-soal

ulangan, baik Ulangan Harian (UH), Ulangan Tengah Semester (UTS), maupun Ulangan

Akhir Semester (UAS), setiap soal mencerminkan pencapaian indikator yang diujikan

(Sunarti dkk, 2016).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa dalam menentukan

kriteria hasil belajar yang harus ditentukan terlebih dahulu adalah indikator kompetensi

dasar. Menurut Permendikbud No.81A tahun 2013, kriteria penilaian hasil belajar

dilakukan berdasarkan indikator. Teknik mengumpulkan informasi tersebut pada

prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan belajar peserta didik terhadap pencapaian

kompetensi. Hal ini sependapat dengan Agustina (2013) Kriteria ketuntasan hasil belajar

setiap indikator telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0 – 100%.,

adapun kriteria ketuntasan ideal untuk masing-masing indikator 80%. Satuan pendidikan

harus menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat

kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam

penyelenggaraan pembelajaran.

Peneilitian ini senada dengan Maba (2017)

“Assessment of the students’ learning outcomes includes the attitudes competence,

knowledge, and a balance of skills, so it can be used to determine the relative

positions of each lear er to against the standards that have been applied. The scope

of the assessment refers to the scope of the subject matter, subject competencies,

competency of content, program competencies, and processes”

Standar penilaian hasil belajar siswa digunakan untuk menentukan apakah siswa mampu

mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ruang lingkup penilaian

mengacu pada ruang lingkup materi pelajaran, kompetensi subjek, kompetensi konten,

Page 10: ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA BERDASAR KKM DALAM ...eprints.ums.ac.id/76960/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Kata kunci: Hasil belajar, Kriteria Ketuntasan Minimal Abstract The purpose of

6

kompetensi program, dan proses”. Dapat disimpulkan dalam menentukan kriteria hasil

belajar adalah menentukan indikator pencapaian kompetensi terlebih dahulu, karena

indikator menjadi acuan apa yang nantinya akan dipelajari oleh siswa sekaligus acuan

bagi guru dalam menyusun soal atau tes dalam proses penilaian.

3.2 Cara guru menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam

menentukan hasil belajar siswa

Indikator pembelajaran adalah acuan tentang apa yang harus dipelajari siswa, kemudian

dicapai dengan adanya kriteria. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) merupakan bagian

dari indikator, seperti kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada setiap kompetensi dasar

adalah rata-rata dari indikator yang ada dalam kompetensi dasar tersebut. Yang

disampaikan oleh Sunarti (2016) bahwa siswa dikatakan sudah mencapai ketuntasan

belajar pada KD tertentu, jika sudah mencapai KKM seluruh indikator KD tersebut.

Menurut guru menggunakan KKM untuk menentukan hasil belajar siswanya yaitu,

terlebih dahulu KKM ditentukan berdasarkan setiap indikator dengan memperhatikan 3

aspek. Selanjutnya siswa mencapai indikator pada kompetensi dalam proses pembelajaran

dengan mengikuti ujian atau ulangan. Seandainya tidak bisa mencapai maka akan

diberikan perbaikan. Nilai di olah, akhirnya diperoleh nilai yang telah sesuai KKM.

Secara sederhana guru menjelaskan KKM yang ditentukan terbatas pada KKM

indikator, mekanisme lengkap dalam penetapan KKM yang dilakukan oleh guru atau

kelompok guru mata pelajaran dimulai dengan penetapan KKM indikator yang

memperhatikan tiga aspek untuk mencapai ketuntansan Kompetensi Dasar dan Standar

Kompetensi. Kemudian berlanjut pada KKM Kompetensi Dasar merupakan rata-rata dari

indikator yang terdapat dalam Kompetensi dasar Dasar. Peserta didik dinyatakan telah

mencapai ketuntasan belajar KD tertentu apabila sudah mencapai KKM untuk seluruh

indikator pada KD tersebut. Kemudian KKM Standar Kompetensi (SK) merupakan rata-

rata KKM Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat pada SK tersebut. Terakhir adalah

KKM Mata Pelajaran merupakan rata-rata dari semua KKM-SK yang terdapat dalam satu

semester atau satu tahun pembelajaran, dicantumkan pada Laporan Hasil Belajar

(LBH/Rapor) siswa. Indikator yang dimaksud oleh guru yaitu acuan/rujukan bagi guru

untuk membuat soal-soal, yang harus dicapai oleh siswa selama pembelajaran, dalam

bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, maupun ulangan akhir semester. Disebut

Page 11: ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA BERDASAR KKM DALAM ...eprints.ums.ac.id/76960/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Kata kunci: Hasil belajar, Kriteria Ketuntasan Minimal Abstract The purpose of

7

dengan acuan/rujukan bagi guru, karena soal atau ulangan tadi mampu mencerminkan

indikator yang diujikan.

Hal ini sependapat dengan penelitian Kurniawan dan Istiningrum (2012) mengenai

indikator soal, bahwa untuk menetapkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ini,

akan dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap pertama adalah meminta pendapat guru

tentang kesesuaian item soal yang telah dibuat dengan indikator yang ada di silabus.

Selain itu penelitian oleh Mardapi (2015) bahwa indikator siswa telah menguasai

kurikulum yakni kemampuan hasil belajar yang diukur telah mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan atau bahkan mampu melampaui KKM, dan

yang belum dicapai dikuasai melalui remidi.

3.3 Hasil belajar yang diperoleh siswa berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM)

Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa mencakup ranah

kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar itu dapat terlihat dari terjadinya

perubahan dari persepsi dan perilaku termasuk juga perbaikan perilaku (Hamalik 2002

dalam Rusman, 2015: 67). Dalam penetapan KKM digunakan panduan penilaian yang

memuat lima komponen, yaitu: (1) Penetapan KKM mata pelajaran memperhatikan tiga

aspek: kompleksitas, daya dukung, dan intake; (2) KKM dibuat per-indikator, kemudian

KD, SK, dan terakhir mata pelajaran; (3) Hasil penetapan KKM oleh guru mata pelajaran

disahkan oleh kepala sekolah; (4) KKM yang ditetapkan disosialisasikan kepada pihak-

pihak yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan Dinas Pendidikan; dan (5)

KKM dicantumkan dalam LHB (Sudianti, 2018: 232).

Hasil belajar yang didapat oleh setiap siswa berbeda-beda karena kemampuan yang

dimiliki oleh setiap siswa berbeda-beda. Rata-rata hasil belajar siswa kelas IV sudah

mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal untuk pembelajaran tematik integratif, dan

untuk mata pelajaran selain tematik seperti matematika masih memerlukan perbaikan baru

kemudian mencapai kriteria ketuntasan minimal.

Pendapat lain yang selaras juga disampaikan Rusman (2015)

“After finishing asub-theme, written exams. Those students with incompleteness in

terms of exams and being unable to achieve KKM are given the chance to take

remedials for each basic competencyunachieved.”

Page 12: ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA BERDASAR KKM DALAM ...eprints.ums.ac.id/76960/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Kata kunci: Hasil belajar, Kriteria Ketuntasan Minimal Abstract The purpose of

8

Setelah menyelesaikan sub-tema atau pembelajaran, siswa akan mengerjakan tugas atau

ulangan yang kemudian dinilai. Siswa yang belum mampu mencapai KKM diberi

kesempatan untuk melaksanakan perbaikan atau remedial guna memperbaiki kompetensi

dasar yang tidak tercapai.

3.4 Kendala guru dalam menentukan hasil belajar siswa berdasar Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM)

Kendala yang dihadapi dalam menentukan hasil belajar siswa adalah daya dukung dan

intake siswa, pihak sekolah tidak dapat memungkiri bahwa ada beberapa fasilitas yang

sudah dalam kondisi tidak lengkap seperti model bagian tubuh manusia, sehingga kurang

mampu mendukung proses pembelajaran siswa, kemudian kemampuan siswa yang

beragam dan daya tangkap atau penguasaan mengenai materi pelajaran. Setianingrum dan

Sulistya (2016) Siswa yang masih memerlukan perbaikan karena belum mampu mencapai

kriteria ketuntasan yang telah ditentukan dipengaruhi beberapa faktor yang datang dari

luar dan dari dalam diri siswa. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa datang dari

dalam dan dari luar diri siswa (Munadi 2008 dalam Rusman, 2015: 67-68).

3.5 Solusi guru dalam menentukan hasil belajar siswa berdasar Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM)

Kendala yang dihadapi oleh guru memerlukan solusi agar tidak berlarut-larut, guru

bersama-sama dengan kepala sekolah berupaya menemukan solusi dengan berdiskusi atau

bermusyawarah agar masalah ini terselesaikan. Selain berdiskusi dengan kepala sekolah,

guru juga berdiskusi dengan guru yang lain. Bentuk diskusi dengan mengkaji KKM yang

sudah ditentukan sebelumnya, apakah KKM tersebut sudah sesuai dengan kompleksitas

materi, intake siswa dan daya dukung dalam proses pembelajaran.

Sependapat dengan penelitian Maba (2018),

“Teachers who do not understand part of the assessment implementation in the

2013 curriculum try to overcome the existing obstacles by discussing.”

Guru yang kurang memahami bagian dari implementasi penilaian di kurikulum

2013 berusaha mengatasi kendala yang ada dengan berdiskusi, mencari solusi atas

permasalahan yang berkaitan dengan penilaian, khususnya berkaitan dengan penentuan

KKM.

Page 13: ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA BERDASAR KKM DALAM ...eprints.ums.ac.id/76960/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Kata kunci: Hasil belajar, Kriteria Ketuntasan Minimal Abstract The purpose of

9

4. PENUTUP

Langkah yang dilakukan guru dalam menentukan kriteria hasil belajar yang adalah

dengan menentukan indikator pencapaian kompetensi terlebih dahulu, karena indikator

menjadi acuan apa yang nantinya akan dipelajari oleh siswa. Penentuan hasil belajar

berdasar Kriteria Ketuntasan Mininal (KKM) yang dilakukan oleh guru dengan cara pe

netapan terlebih dahulu KKM KD berdasarkan setiap indikator dengan memperhatikan tiga

aspek. Selanjutnya siswa mencapai indikator dalam proses pembelajaran dengan mengikuti

ujian atau ulangan. Sehingga apabila ada siswa yang belum berhasil mencapai hasil yang

diharapkan maka diperlukan suatu pengajaran disebut remedial yang membantu agar

tercapai hasil yang diharapkan.

Hasil belajar yang diperoleh siswa berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) berbeda-beda. Karena memang kemampuan yang dimiliki siswa berbeda-beda, ada

yang mampu mencapai dengan satu kali proses penilaian dan ada yang memerlukan

remedial. Namun rata-rata hasil belajar tematik siswa kelas IV sudah mampu mencapai

KKM. Beberapa kendala yang guru hadapi dalam menentukan hasil belajar siswa berdasar

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah adanya perbedaan intake atau kemampuan

siswa karena memang setiap siswa memiliki tingkat kemampuan pemahaman akan materi

yang berbeda, ditambah dengan daya dukung yang kurang maksimal. Guru dan kepala

sekolah berusaha mengatasi kendala ini, dengan cara bermusyawarah mencari jalan keluar,

selain itu guru juga berdiskusi dengan rekan kerja. Sehingga masalah yang dihadapi dapat

terselesaikan.

Peneliti berharap kendala apapun mengenai implementasi kurikulum 2013

berkaitan penilaian hasil belajar siswa dapat teratasi dengan baik, karena sudah banyak

pihak berupaya memberikan solusi atas permasalahan yang ada. Selain itu jika

permasalahan ini dapat teratasi akan sangat berpengaruh terhadap semua aspek, tidak

hanya penilaian namun juga proses pembelajaran. Hubungan antara penilaian dan proses

pembelajaran sangat erat kaitannya, jika penilaian berjalan dengan baik, pasti sebelumnya

di proses pembelajaran juga berjalan dengan baik.

Page 14: ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA BERDASAR KKM DALAM ...eprints.ums.ac.id/76960/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Kata kunci: Hasil belajar, Kriteria Ketuntasan Minimal Abstract The purpose of

10

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Entin T. (2013). Implementasi Model Pembelajaran Snowball Throwing Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Membuat Produk Kria Kayu Dengan

Peralatan Manual. Jurnal Invotec, Volume IX, No.1, Februari: 17-28.

Fathurrohman, M. (2015). Paradiga Pembelajaran Kurikulum 2013 (Strategi Alternatif

Pembelajaran di Era Global. Yogyakarta: Kalimedia.

Hayati, Abna, dkk. (2017). Analyzing the Issues in the Implementation of Authentic

Assessment in the 2013 Curriculum. Al-Ta’lim Journal, Vol. 24 (1). (53-59).

https://msdmandtraining.wordpress.com/2017/02/22/cabang-cabang-ilmu-pengetahuan/

diakses pada tanggal 9 Maret 2019, pukul : 10:28.

Joko Subagyo, P. (2015). Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktik. Jakarta: Rineka

Karya.

Kemendikbud. (2014). Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta.

Lumadi, M.W. 2013. Challenges Besetting Teachers in Classroom Assessment: an

Exploratory Perspective. Journal of Social Science,Vol. 34(3), 218.

Maba, Wayan. (2017). Teachers’ Perception on the Implementation of the Assessment

Process in 2013 Curriculum. International Journal of Social Sciences and

Humanities.. Vol. 1 No. 2, August 2017, pages: 1-9.

Maba, Wayan. (2018). The Primary School Teachers’ Competence In Implementing The

2013 Curriculum. English Education Study Program. SHS Web of Conferences 42,

00035.

Mardapi, Djemari, dkk. (2015). Menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal Berbasis

Peserta Didik. Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal Penelitian dan Evaluasi

Pendidikan Volume 19, No 1, Juni 2015 (38-45).

Nurhasanah, Siti dan A.Sobandi. (2016). Minat Belajar Sebagai Determinan Hasil Belajar

Siswa. Jurnal Pendidikan Menejemen Perkantoran. Vol. 1 , No. 1, Hal 128-135.

Permendikbud. (2013). Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran Nomor

81a Tahun 2013. Jakarta.

Permendikbud. (2016). Panduan Penilaian di Sekolah Dasar Edisi Revisi. Jakarta.

Kemendikbud.

Rusman. (2013). Model-Model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru).

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Page 15: ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA BERDASAR KKM DALAM ...eprints.ums.ac.id/76960/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Kata kunci: Hasil belajar, Kriteria Ketuntasan Minimal Abstract The purpose of

11

Rusman. (2015). Pembelajaran Tematik Terpadu (Teori Praktik dan Penilaian) Jakarta:

Rajawali pers.

Rusman. (2016). Curriculum Implementation at Elementary Schools A Study on “Best

Practices” Done by Elementary School Teachers in Planning, Implementing, and

Evaluating the Curriculum. Journal of Education and Practice. Vol.6, No.21.

Setianingrum, Sri dan Sulistya, N. (2016). Upaya Peningkatan Hasil Belajar Tematik

Melalui Discovery Learning Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar. JPD: Jurnal Pendidikan

Dasar. P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801.

Sudianti, Tatik. (2018). Peningkatan Kinerja Guru Dalam Menetapkan Kriteria Ketuntasan

Minimal Melalui Workshop. Ilmu Pendidikan: Jurnal Kajian Teori Dan Praktik

Kependidikan.Volume 3, Nomor 2.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sunarti dan Rahmawati, Selly. (2016). Penilaian Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta:

Andi Offset.

Wiliam, Dylan. (2011). What is assessment for learning?. JOurnal Studies in Educational

Evaluation. Institute of Education, University of London : United Kingdom. (9-10)

Yani, Ahmad. (2014). Mindset Kurikulum 2013. Bandung: CV.Alfabeta.

Yusuf, A. Muri. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan.

Jakarta: Prenadamedia Grup.