Upload
vonhi
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS HUBUNGAN PERSEPSI GAJI, LINGKUNGAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN
Studi kasus PT(persero)Angkasa Pura I Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta
SKRIPSI
Oleh:
Nama: F. Cahyo Dwi Utomo NIM : 012214233
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2007
i
ANALISIS HUBUNGAN PERSEPSI GAJI, LINGKUNGAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN
Studi kasus PT(persero)Angkasa Pura I Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta
SKRIPSI
Oleh:
Nama: F. Cahyo Dwi Utomo NIM : 012214233
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2007
ii
iii
iv
MOTTO
I may never find all the answer,
I may never understand why,
I may never prove what I know to be truth,
BUT I KNOW THAT I STILL HAVE TO TRY…
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
JURU SELAMATKU JESUS CHRIST DAN BUNDA MARIA
v Bapak dan Ibuku yang tiada pernah berhenti menyemangatiku,
mendoakanku, dan selalu memberikan yang terbaik buatku.
v Mba’ Ninik kakakku yang tiada duanya, serta nenek yang paling
sabar sedunia.
v “Bidadari badung”ku Vianney Radhitawati yang selalu jadi
inspiratorku.
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali sebagaimana yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 22 Desember 2007
Penulis
F. Cahyo Dwi Utomo
vii
ABSTRAK
ANALISIS HUBUNGAN PERSEPSI GAJI, LINGKUNGAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN
Studi kasus pada PT (persero) Angkasa Pura I Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta
F. Cahyo Dwi Utomo
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi gaji,
lingkungan kerja dengan motivasi kerja karyawan.
Sampel penelitian ini berjumlah 68 sampel, yaitu karyawan PT(persero)
Angkasa Pura I Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Statistik korelasi Product Moment
diikuti dengan korelasi tunggal untuk hipotesis 1 dan 2, sedangkan untuk hipotesis
ke 3 menggunakan korelasi product moment diikuti dengan korelasi berganda.
Dari hasil analisis data terdapat hubungan positif dan signifikan antara: 1)
persepsi gaji dengan motivasi kerja karyawan. 2) lingkungan kerja dengan
motivasi kerja karyawan. 3) persepsi dan lingkungan kerja terhadap motivasi kerja
karyawan secara bersama-sama.
viii
ABSTRACT
AN ANALYSIS ON THE CORRELATION AMONG SALARY PERCEPTION, WORK ENVIRONMENT AND EMPLOYEE’S WORK
MOTIVATION
A case study at PT (persero) Angkasa Pura I Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta
F. Cahyo Dwi Utomo
Sanata Dharma University Yogyakarta
2007
This analysis purposed to know the correlation among salary perception, work environment and employee’s work motivation.
The samples were 68 employees who worked at PT (persero) Angkasa Pura Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta. The data analysis techniques used in this research were Product Moment Correlation, Single Correlation and Double Correlation. The results of the data analysis showed that: 1) There was positive and significant correlation between salary perception and employee’s work environment. 2) There was positive and significant correlation between work environment and employee’s work motivation. 3) There was positive and significant correlation among salary perception, work environment and employee’s work motivation.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah Bapa surgawi atas berkat dan
penyertaannya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi
ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi, Program Studi Manajemen, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Skripsi ini tersusun berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,
untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah Bapa yang dinyatakan melalui Yesus Kristus sebagai sumber
kekuatan dan pengharapanku.
2. Dr. Ir. P. Wiryono P,S.J selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Drs. Hendra Poerwanto. G,M.Si., selaku Ketua Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
5. Bapak Drs. Marianus Moktar Modesir,MM, selaku Dosen Pembimbing I
yang dengan sabar membimbing, mendukung dan mendoakan penulis
selama penulisan skripsi ini. Tuhan memberkati.
6. Ibu Drs. Hg. Suseno TW, MS, selaku Dosen Pembimbing II yang
dengan sabar meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan
saran selama penulisan skripsi ini. Tuhan memberkati.
7. Bapak John Philio Simanjuntak, MM, selaku Dosen Penguji yang telah
meluangkan waktu dan memberikan saran yang berguna bagi penulis.
Tuhan memberkati.
8. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi Prodi Manajemen yang telah
membagikan ilmu selama penulis kuliah di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
9. Seluruh karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Sekretariat (
Mas Yuli, Mas Frans), Parkiran (Pak Kemis) yang dengan ramah
x
melayani.
10. Bapak Drs. Aryadi Subagyo selaku General Manager manajer keuangan
dan administrasi PT(persero) Angkasa Pura I Bandar Udara Adisutjipto
Yogyakarta yang telah memberikan ijin penulis untuk melakukan
penelitian.
11. Bapak Basuki dan Ibu Rini yang telah sabar membantu penulis dalam
pelaksanaan penelitian, serta seluruh karyawan PT(persero) Angkasa Pura
I Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta yang telah meluangkan waktunya
untuk mengisi kuesioner yang telah dipersiapkan oleh penulis.
12. Kedua Orang tua ku HY. Sudiono dan E. Endang Werdiningsih yang telah
memberikan segalanya yang terbaik buat penulis. Kakakku CH. Ninik
Wahyuningsih, makasih telah ikut pusing mikirin adikmu ini.
13. “Bidadari Badungku” Vianney Raditawati, makasih atas kasih sayang
yang selama ini kucari.
14. Topan sahabatku yang mungkin bisa disebut sebagai “pembimbing
bayangan”, makasih banyak bro atas bantuannya.
15. Monica “mon-mon” Vita Atmaja, seorang sahabat, saudariku yang telah
banyak memberikan banyak inspirasi hingga akhirna skripsiku selesai,
thanks so much sista.
16. Teman-teman “DHARMO COMMUNITY”, daniek+menol (makasih
simulasinya), ndower (hidup cuma sekali bro), jeffry, kintel, nunung,
mesoem, mukidi, bete makasih atas pengalaman berorganisasinya dan
persaudaraan kita, keep on rockin bro..!!
17. Teman-teman KKP angkatan X, kelompok 17, agus “kebo”, soni, shinta, ria,
geng “kandang sapi”, markus, ari, lisa, rita, ijoel, theo (makasih sepatunya),
anton, vika, septa. Aku bersyukur bisa mengenal kalian semua.
18. Teman-teman manajemen 2001 yang tidak bisa disebutkan satu-persatu ,
tetap jaga persaudaraan kita sampai kapanpun.
19. Seluruh warga kost ANJUK LADANG I, doyok (kucing), saphrul (kucing
juga), sony, paijo, bendhoet, kenthung, mas agus, boby, jarwo, ambar, mas
wawan+mbak ulfa, mbelung, pinky, polek, bogel, bocil. I’m nothing
xi
without you guys, kalian adalah orang-orang yang luar biasa, aku ndisik yo
cah...!!!
20. Seluruh kru Pik@ group, mas made+mbak wury (owner), iyan, bebek,
adhitya, nining, adel, djayeng, andi, pendol (tetep jadi anak yang lucu
yah), yeny, hoho, cucur, pipin, agi. Makasih banyak telah mengajari aku
jadi tau internet.
21. Serta semua orang yang telah memusuhiku, membenciku, kalian semua
telah melengkapi hidupku dengan cara kalian sendiri.
22. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, penulis
mengucapkan terimakasih banyak.
Penulis sangat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan
kelemahan dalam penulisan skripsi ini, karena itu penulis sangat mengharapkan
kritikan dan saran dari berbagai pihak. Akhir kata penulis berharap semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Yogyakarta, Desember 2007
Penulis
F. Cahyo Dwi Utomo
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL I
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING II
HALAMAN MOTTO IV
HALAMAN PERSEMBAHAN V
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA VI
ABSTRAK VII
ABSTRACT VIII
KATA PENGANTAR IX
DAFTAR ISI XII
DAFTAR TABEL XV
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………….. 1
B. Rumusan masalah……………………………………………. 3
C. Batasan Masalah……………………………………………….. 4
D. Tujuan Penelitian………………………………………………. 4
E. Manfaat Penelitian……………………………………………... 5
F. Sistematika Penulisan…………………………………………...5
BAB II. LANDASAN TEORI
1. Definisi gaji……………………………………………………..8
2. Definisi Lingkungan Kerja……………………………………...11
3. Definisi Motivasi………………………………………………..14
4. Hipotesis………………………………………………………...18
xiii
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian………………………………………………….19
B. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………….. 19
C. Populasi dan Sampel…………………………………………....19
D. Data dan Sumber Data…………………………………………. 21
E. Metode Pengumpulan Data……………………………………. 21
F. Metode Analisis Data…………………………………….......... 22
G. Definisi Operasional…………………………………………… 23
H. Teknik Analisa Data……………...……………………………. 26
1 Uji Validitas………………………………………………….. 26
2 Uji Reliabilitas……………………………………………….. 27
3 Analisis kuantitatif…………………………………………… 27
4 Uji Signifikasi……………………………………………….. 29
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Profil Perusahaan………………………………………………. 30
B. Sejarah Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta…………………31
C. Visi dan Misi Perusahaan……………………………………….32
D. Tujuan Perusahaan……………………………………………... 33
E. Produk Pelayanan dan Jasa Kebandarudaraan…………………. 34
F. Bidang Pelayanan dan Pengusahaan…………………………… 35
G. Potensi Bandar Udara Adisutjipto……………………………... 37
H. Personalia………………………………………………………. 38
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
xiv
A. Kuesioner………………………………………………………. 46
B. Pengujian Instrumen…………………………………………… 47
1. Pengujian Validitas Kuesioner……………………………….48
2. Pengujian Reliabilitas Kuesioner……………………………. 49
C. Teknik Analisis Data……………………………………………51
1. Analisis Persentase…………………………………………...52
2. Analisis Data………………………………………………… 56
D. Pembahasan……………………………………………………..60
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………….. 63
B. Saran…………………………………………………………… 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada umumnya sebuah perusahaan didirikan dengan tujuan untuk
memperoleh suatu keuntungan. Karena dengan keuntungan tersebut perusahaan
dapat mengatasi stabilitas, perkembangan dan pertumbuhan usaha. Pada
umumnya juga sebuah perusahaan yang mengelola barang atau jasa pasti akan
berorientasi pada bagaimana caranya memuaskan konsumen saja tanpa
memperhatikan karyawan yang mempunyai pengaruh besar pada kegiatan
produksinya. Demi tercapainya tujuan perusahaan tersebut, diperlukan
kemampuan untuk mengelola faktor produksi dengan baik dan benar. Manusia
merupakan faktor produksi yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam
suatu perusahaan, sebab manusia mempunyai karakteristik yang spesifik
dibandingkan dengan faktor produksi lainnya.
Adapun karakteristik tersebut adalah manusia sebagai tenaga kerja yang
merupakan faktor penggerak yang menghidupkan organisasi atau perusahaan.
Oleh karena karakteristik yang demikian, perusahaan harus memberikan perhatian
khusus pada sumber daya manusia ini dalam peranannya sebagai seorang
karyawan di perusahaan. Jadi apabila karyawaan itu benar-benar diperha tikan,
misalnya dengan memberikan gaji yang sesuai atau fasilitas yang memadai, maka
perusahaan akan mendapatkan karyawan yang produktif dan berkualitas yang
2
dapat menunjang kelancaran jalannya operasional produksi dan meningkatkan
produktivitas perusahaan.
Peningkatan produktivitas perusahaan tidak terlepas dari peningkatan
produktivitas kerja karyawan yang dipengaruhi oleh keterampilan dan dan
kemampuan kerja karyawan. Adapun keterampilan dan kemampuan kerja
karyawan dipengaruhi oleh situasi dan kondisi kerja, motivasi kerja, sikap dan
etika kerja, pengalaman kerja, tingkat pendidikan dan latihan serta kemampuan
pribadi karyawan yang bersangkutan.
Pemupukan motivasi yang berorientasi kepada produktivitas
membutuhkan waktu yang lama dan memerlukan teknik-teknik tertentu, antara
lain dengan menciptakan iklim dan lingkungan kerja yang menyenangkan dan
hubungan industri yang serasi. Untuk itu maka karyawan perlu mempunyai
motivasi sehingga diharapkan dapat bekerja dengan sebaik-baiknya dan bersedia
memberikan yang terbaik dari dirinya demi tercapainya tujuan perusahaan.
Motivasi kerja karyawan yang menurun akan mempengaruhi tingkat
produktivitas kerja yang berarti juga akan menyebabkan penurunan tingkat
produktivitas perusahaan. Untuk mengatasi turunnya motivasi kerja karyawan
maka seorang pemimpin harus dapat menciptakan suasana kerja yang bersahabat,
fasilitas yang memadai, dan memberikan penghargaan bagi karyawan yang telah
bekerja dengan baik.
Upaya perusahaan untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan
dilakukan dengan melakukan efisiensi di berbagai bidang. Selain efisiensi,
perusahaan juga berusaha meningkatkan motivasi kerja yang dapat mendukung
3
semangat kerja karyawan. Dengan adanya persaingan dalam bidang transportasi,
semakin menuntut PT. Angkasa Pura I untuk dapat memperbaiki dan
meningkatkan kinerja karyawan yang nantinya akan berpengaruh besar terhadap
hasil yang akan diperoleh para pengguna jasa transportasi udara pada Bandar
Udara Adisutcipto Yogyakarta. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik
untuk mengetahui bagaimana hubungan motivasi kerja terhadap produktivitas
kerja karyawan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis mengambil judul
“ANALISIS HUBUNGAN PERSEPSI GAJI, LINGKUNGAN KERJA
DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA PT (PERSERO)
ANGKASA PURA I BANDAR UDARA ADISUTJIPTO YOGYAKARTA“
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka
perumusan masalah dalam penulisan ini adalah:
1. Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi gaji
dengan motivasi kerja karyawan?
2. Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan kerja
dengan motivasi kerja karyawan?
3. Adakah hubungan antara persepsi gaji dan lingkungan kerja secara
bersama-sama dengan motivasi kerja karyawan
4
C. Batasan Masalah
Mengingat banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja
karyawan seperti : tingkat pendidikan, disiplin kerja, persepsi gaji, teknologi,
keterampilan dan kemampuan, lingkungan kerja, kemauan kerja, dan lain- lain,
maka perlu dilakukan pembatasan masalah dengan maksud agar pembahasan lebih
terarah dan tidak terjadi perubahan yang melebar. Pembatasan masalah pada
penelitian ini dibatasi pada gaji dan lingkungan kerja yang dapat dilihat secara
fisik saja yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan.
D. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif dan signifikan antara
persepsi gaji terhadap motivasi kerja karyawan.
2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif dan signifikan antara
lingkungan kerja terhadap motivasi kerja karyawan.
3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif dan signifikan antara
persepsi gaji dan lingkungan kerja terhadap motivasi kerja karyawan
secara bersama-sama
5
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Dengan adanya penelitian ini, penulis dapat menambah ilmu pengetahuan
yang sangat berguna, disamping itu penulis dapat menerapkan ilmu yang
diperoleh selama kuliah dengan kenyataan di lapangan.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi di
perpustakaan Universitas Sanata Dharma dan dapat dijadikan bahan
pertimbangan dan perbandingan bagi penelitian selanjutnya atau dapat
digunakan untuk pengetahuan pembaca.
3. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
perusahaan sebagai sumbangan pemikiran dan sebagai bahan
pertimbangan dalam mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan
sumber daya manusia agar produktivitas kerja karyawan meningkat.
F. Sistematika Penulisan.
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan gambaran umum mengenai cara
penyusunan dan isi- isi pokok skripsi. Penjelasan tersebut
mencakup uraian tentang latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian dan sistematika penulisan.
6
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini diuraikan teori-teori yang mendasari penulisan
ini, yang meliputi uraian teoritis yang berhubungan dengan
masalah penelitian ini
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan jenis penelitian, tempat dan waktu
penelitian, subjek dan objek penelitian, variable penelitian,
metode pengumpulan data, dan metode analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT(PERSERO)
ANGKASA PURA I BANDAR UDARA ADISUTJIPTO
YOGYAKARTA
Pada bab ini berisi tentang gambaran umum perusahaan
PT(persero) Angkasa Pura I Bandar Udara Adisutjipto
Yogyakarta.
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi tentang hasil temuan lapangan mengenai
data-data dan informasi yang dibutuhkan dalam analisis
data. Dibahas juga tentang teknik analisis data yang
digunakan dengan berpedoman pada teori.
BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN
Pada bab ini dibuat kesimpulan berdasarkan analisis dan
penelaahan pada bab-bab sebelumnya, dan memberikan
7
saran-saran yang diharapkan bermanfaat bagi perusahaan
sehubungan dengan hasil penelitian yang diperoleh.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi Gaji
Dalam dunia kerja, biasanya penetapan gaji ditetapkan oleh kedua belah
pihak dalam perjanjian kerja. Atasan dapat membantu memberikan kepuasan dan
memotivasi karyawan untuk bekerja keras dalam upaya meraih kinerja tinggi,
tetapi bila timbul ketidakpuasan maka imbalan yang diberikan dapat
menyebabkan timbulnya pemogokan kerja dan rendahnya tingkat kinerja
karyawan. Memang harus diakui bahwa imbalan merupakan sebuah hal yang
sangat kompleks, yang harus diperhatikan oleh setiap manajer.
Pada teori hirarki kebutuhan masalah gaji / upah merupakan suatu
imbalan yang dapat memenuhi aneka macam kebutuhan yang berbeda, misalnya
kebutuhan fisiologi. Pada teori kebutuhan yang dicapai dari masalah gaji / upah
penting sebagai suatu sumber umumnya bagi kinerja untuk kelompok karyawan
yang berpartisipasi tinggi.
Pada teori Herzberg, gaji / upah dalam bentuk gaji dan pembayaran
berdasarkan prestasi yang diberikan sebagai imbalan khusus untuk pekerjaan yang
dilaksanakan dengan baik dapat menyebabkan timbulnya kepuasan dan motivasi
yang meningkat.
Adapun definisi gaji adalah sebagai berikut:
Gaji biasanya dalam bentuk gaji pokok dan gaji variable. Gaji pokok dalah
kompensasi dasar yang diterima oleh karyawan, biasanya sebagai gaji atau upah.
9
Dengan gaji tetap akan memberikan status yang lebih tinggi untuk karyawan
dibandingkan dengan upah harian. Beberapa organisasi telah mengganti menjadi
pendekatan gaji tetap secarta keseluruhan untuk karyawan pabrik, untuk
menciptakan rasa loyalitas dan komitmen terhadap organisasi yang lebih besar
(Robert L. Mathis dan John H. Jackson, 2002: 119). Dengan demikian gaji
sebenarnya merupakan suatu bentuk motivasi yang dinyatakan dalam bentuk
uang.
Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi gaji adalah sebagai berikut:
1. Penawaran dan Permintaan kerja.
Meskipun hukum ekonomi tidaklah bisa ditetapkan secara mutlak dalam masalah
tenaga kerja, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa hukum penawaran dan permintaan
tetap mempengaruhi. Untuk pekerjaan yang membutuhkan ketrampilan / skill
yang tinggi, dan jumlah tenaga kerjanya langka maka penawaran yang melimpah
upah cenderung turun.
2. Organisasi Buruh.
Ada serikat buruh yang kuat, yang berarti posisi “bargaining” karyawan juga
kuat, yang berarti menaikkan tingkat gaji, demikian pula sebaliknya.
3. Kemampuan untuk Membayar.
Meskipun mungkin serikat buruh menuntut gaji yang tinggi, tetapi akhirnya
realisasi pemberian gaji akan tergantung juga pada kemampuan membayar dari
perusahaan. Bagi perusahaan tingginya gaji akan mengakibatkan naiknya biaya
produksi, dan akhirnya akan mengurangi keuntungan.
10
4. Biaya Hidup.
Faktor lain yang perlu dipertimbangkan juga adalah biaya hidup di kota besar
yang biaya hidupnya tinggi. Maka gaji pun cenderung tinggi. Bagaimanapun
biaya hidup merupakan batas penerimaan gaji dari karyawan.
5. Produktivitas.
Gaji sebenarnya merupakan tambahan atau prestasi karyawan, semakin tinggi
prestasi karyawan seharusnya semakin besar pula gaji yang akan diterima.
Agar para karyawan yang menerima gaji merasa puas, maka perlu diperhatikan
prinsip-prinsip pemberian gaji, yaitu:
a) gaji dan upah yang diberikan harus cukup untuk biaya hidup karyawan dan
keluarganya. Dengan kata lain besarnya gaji harus memenuhi kebutuhan
pokok minimum.
b) pemberian gaji harus adil, artinya besar kecilnya gaji tergantung kepada
berat ringannya kewajiban dan tanggung jawab yang dibebankan pada
karyawan yang bersangkutan.
c) gaji harus diberikan tepat waktu, gaji yang terlambat diberikan dapat
mengakibatkan rasa tidak puas dari karyawan.
d) besar kecilnya gaji harus mengikuti perkembangan harga pasar. Karena
yang penting bagi karyawan bukan banyaknya uang yang diterima, tetapi
seberapa banyak barang dan jasa yang dapat diperoleh dengan gaji
tersebut.
e) perbedaan dalam tingkat gaji harus didasarkan atas evaluasi jabatan yang
obyektif.
11
Dalam sistem penggajian hanya banyak dipersoalkan para pekerja
sebagai motivasi kerja adalah pemberian insentif, dengan tidak mengurangi arti
dan peranan gaji yang juga dapat dipergunakan untuk memotivasi kerja. Maka
perlu ditegaskan kembali bahwa dalam memotivasi pekerja dibutuhkan pula
pemberian insentif selain pemberian gaji secara tetap, insentif ini bertujuan untuk
memotivasi pekerja agar terus berusaha memperbaiki dan meningkatkan
kemampuannya dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
B. Definisi Lingkungan Kerja.
Lingkungan kerja menurut Mamdun M. Hanafi (2003) adalah
lingkungan yang berpengaruh langsung dalam perusahaan yang bukan merupakan
bagian dari lingkungan eksternal yaitu elemen-elemen diluar perusahaan.
Lingkungan kerja disini dapat dilihat dari fasilitas, penerangan, suhu udara,
kebersihan, situasi dan kondisi serta keamanan. Dengan kata lain lingkungan kerja
merupakan keadaan di sekitar tempat kerja pada saat tenaga kerja melakukan
pekerjaan. Lingkungan kerja lebih dititikberatkan pada lingkungan fisik tempat
bekerja.
Indikator-indikator tersebut akan kita bahas, yaitu :
1. Penerangan Ruang Kerja.
Penerangan ini berasal dari cahaya matahari maupun dari listrik atau lampu
minyak. Perlu diperhatikan agar sinar yang ada tidak terlalu silau atau
sebaliknya juga tidak terlalu redup. Dengan demikian penerangan yang baik
adalah yang memungkinkan tenaga kerja dapat melihat pekerjaannya dengan
teliti, cepat dan membantu menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan.,
12
2. Fasilitas Kerja.
Fasilitas dalam bekerja sangat mempengaruhi kreatifitas karyawan untuk dapat
meningkatkan produktivitas dalam pekerjaannya. Seperti halnya tempat atau
ruangan dimana karyawan dapat bekerja dengan nyaman maupun transportasi
atau tunjangan kerja yang lain.
3. Suhu Udara.
Dalam bekerja kita juga perlu memperhatikan suhu udara di dalam ruangan atau
di luar ruangan. Karena hal tersebut sangat mempengaruhi kita dalam bekerja.
Dalam suhu yang panas biasanya emosi kita cepat naik, hal tersebut dapat
mempengaruhi proses kerja yang buruk dan berakibat kerja kita jadi tidak
terkontrol dan hasilnya pun tidak memuaskan, begitu juga jika suhu dingin.
Maka kita harus perlu memperhatikan hal tersebut demi kelancaran dalam
bekerja untuk mencapai hasil yang memuaskan.
4. Kebersihan.
Kebersihan dalam lingkunga kerja juga mempengaruhi kinerja karyawan dalam
pekerjaannya. Apabila keberhasilan di tempat kerja ia bekerja tidak terjaga,
maka ia pun enggan untuk bekerja. Oleh karena itu, kita juga harus
memperhatikan kebersihan di lingkungan kita bekerja.
5. Situasi dan Kondisi.
Dalam bekerja, tentunya kita pun menginginkan situasi dan kondisi yang
nyaman, tenang dan tidak berisik. Karena dengan situasi yang tidak tenang,
dalam bekerja pun tidak dapat berkonsentrasi dengan baik. Maka para manajer
13
seharusnya menciptakan situasi dan kondisi yang dapat meningkatkan kinerja
para karyawannya.
6. Keamanan.
Amannya lingkungan kerja dapat menciptakan suasana yang tenang dan
nyaman, sehingga dalam bekerja dapat berkonsentrasi penuh terhadap
pekerjaan.
Faktor-faktor psikis yang tercakup di dalam lingkungan kerja meliputi
(Nitisemito, 1996:186):
1. Hubungan dengan atasan
Hubungan yang terjalin baik antara karyawan dengan atasan atau
pimpinan di dalam suatu perusahaan dapat mendorong terjadinya peningkatan
kepuasan kerja para karyawan. Hubungan yang terjalin dengan baik tersebut
berarti mengindikasikan adanya saling pengertian dan hormat menghormati antara
kedua belah pihak. Dengan demikian karyawan akan merasa puas karena
diperhatikan oleh perusahaan. Sehingga mereka bekerja dengan lebih giat.
Disamping itu para karyawan tersebut akhirnya memiliki “Sense of belonging”
terhadap perusahaan. Dengan memiliki rasa tersebut para karyawan merasa bahwa
hidup dan matinya perusahaan itu ditentukan oleh kinerja mereka, sehingga
apabila perusahaan itu maju mereka diuntungkan, tetapi apabila perusahaan itu
rugi mereka pula yang dirugikan.
2. Hubungan dengan rekan kerja
Hubungan dengan rekan kerja juga merupakan salah satu faktor penting
yang mempengaruhi tinggi rendahnya kepuasan kerja para karyawan. Apabila
14
hubungan dengan rekan kerja di tempat kerja baik maka karyawan akan merasa
puas karena selain mereka dapat bekerja dengan tenang, dalam bekerja ada
suasana yang saling mendukung dengan rekan kerja, sehingga pekerjaan akan
menjadi lebih ringan dan mudah untuk diselesaikan. Sebaliknya, apabila
hubungan dengan rekan kerja buruk, maka akan mengakibatkan karyawan tidak
dapat berkonsentrasi dalam melakukan pekerjaannya, sehingga kinerja yang
diberikan karyawan tersebut tidak maksimal. Hal ini dapat mengakibatkan kinerja
para karyawan menjadi turun.
3. Otonomi di dalam merencanakan dan menjalankan pekerjaan
Pekerjaan-pekerjaan yang memberikan para karyawannya otonomi atau
wewenang untuk membuat keputusan sendiri memberikan tambahan perasaan
tanggung jawab yang pada akhirnya cenderung meningkatkan perasaan diakui dan
harga diri para karyawan. Sebaliknya, kurangnya otonomi dapat menyebabkan
kelesuan pada para karyawan dan berdampak pada kurangnya kinerja para
karyawan.
C. Definisi Motivasi.
Motivasi (motivation) mengacu pada dorongan, baik dari dalam atau dari
luar diri seseorang yang memunculkan antusiasme dan kegigihan untuk
melakukan kegiatan tertentu. Motivasi karyawan mempengaruhi produktivitas
kerja, dan sebagian pekerjaan manajer adalah untuk menyalurkan motivasi ke arah
pemenuhan tujuan organisasi. Studi tentang motivasi membantu manajer
memahami apa yang mendorong orang untuk memulai tindakan, apa pengaruh
15
pilihan tindakan mereka mempertahankan tindakan tersebut sepanjang waktu
(Richard L. Daft, 2002: 91).
Dorongan tersebut dijelaskan menjadi 2, yaitu:
1. Dorongan Internal (Motivasi Internal).
Dorongan internal tersebut dapat dijabarkan menjadi 2 kondisi, yaitu:
a. Fisiologis
Motivasi secara fisiologis dapat disebut juga sebagai motivasi
secara alamiah. Motivasi seperti ini bisa dalam bentuk rasa haus,
lapar, sex. Dengan kata lain motivasi secara fisiologis adalah
motivasi seseorang dalam pemenuhan kebutuhan pribadi yang
berkaitan dengan kepuasan yang harus ia capai.
b. Psikologis
Motivasi secara psikologis secara umum motivasi yang
bersangkutan dengan lingkungan atau faktor dari luar. Dengan kata
lain motivasi seperti ini adalah motivasi yang datangnya dari luar
pribadi seseorang. Motivasi ini dapat berupa 3 hal berikut ini,
yaitu:
b.1. Kasih Sayang
Kasih sayang dapat diartikan sebagai dorongan yang dimiliki
seseorang untuk mendapatkan kasih sayang untuk
memuaskan batin dari orang tersebut.
16
b.2 Mempertahankan Diri
Motivasi seperti ini mempunyai tujuan untuk melindungi diri
mereka masing-masing agar tidak mendapat gangguan dari
orang lain yang ingin mencelakai dirinya.
b.3 Memperkuat Diri
Motivasi ini dapat berupa dorongan yang ada pada seseorang
agar mendapatkan pengakuan dari orang lain agar diakui
dirinya dapat berdiri sendiri, dengan kata lain ia dapat lebih
mandiri.
2. Dorongan Eksternal (motivasi Eksternal).
Dorongan eksternal ini dapat berupa pemberian bonus pada karyawan
yang telah bekerja dengan keras dan yang telah mempunyai prestasi
agar karyawan dapat lebih meningkatkan kinerja mereka.
Dalam teori motivasi terdapat beberapa teori yang disampaikan oleh
beberapa tokoh. Maka penulis ingin mengulas teori tersebut dengan lebih jelas.
Tokoh-tokoh yang bersangkutan adalah:
a. Teori Douglas Mc Gregor tentang motivasi internal.
a.1 Teori X
Teori ini memberikan asumsi yang negatif pada diri karyawan. Pada
umumnya karyawan mempunya sifat yang malas, tidak suka bekerja,
tidak bertanggungjawab, lebih suka dibimbing atau diarahkan.
17
Motivasi eksternal yang dapat diberikan dalam teori ini adalah
ancaman dan hukuman.
a.2 Teori Y
Teori ini memberikan asumsi dari segi positif manusia, bahwa pada
umumnya karyawan itu suka bekerja, bertanggungjawab, mempunyai
kemampuan lebih, keterikatan pada organisasi. Motivasi seperti ini
dapat diberikan dengan rangsangan atau penghargaan atas prestasi dan
kinerja karyawan tersebut.
b. Teori Hirarki Kebutuhan A. Maslow.
Teori ini mengatakan bahwa dorongan yang ada pada diri seseorang
ditentukan oleh kebutuhannya, yang kebetulan kebutuhannya berjenjang
mengikuti kebutuhan mendasar/fisiologis, keamanan, sosial, penghargaan
serta aktualisasi diri/serve esteem yaitu sesuatu dengan menempatkan
tanpa kehadiran fisik dari seseorang.
c. Teori Motivasi Berprestasi David Mc Clelland.
Teori ini mengatakan bahwa seseorang terdorong bekerja karena adanya
dorongan untuk berprestasi, untuk mendapat kinerja, kebutuhan untuk
memenuhi kebutuhan hidup dan ada kecenderungan seseorang ingin
berkuasa atau kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain.
Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa seseorang mempunyai
dorongan untuk bekerja untuk memperoleh kinerjanya.
18
Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban teoritis dari masalah penelitian yang ditelti dan
masih bersifat sementara, sehingga perlu diuji lagi kebenarannya.
1. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara persepsi gaji dengan
motivasi kerja karyawan.
2. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara lingkungan kerja dengan
motivasi kerja karyawan.
3. Secara bersama-sama terdapat hubungan positif dan signifikan antara
persepsi gaji dan lingkungan kerja terhadap motivasi kerja karyawan.
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini penulis melakukan penelitian dengan menggunakan
studi kasus, yaitu penelitian yang memusatkan pada suatu obyek tertentu yang
akan diteliti. Kesimpulan yang dapat diambil di dalam studi kasus ini hanya
berlaku pada obyek yang diteliti saja, tidak berlaku untuk kasus-kasus lain. Studi
kasus dalam penelitian ini adalah PT (PERSERO) ANGKASA PURA I Bandar
udara Adisutjipto Yogyakarta.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu dalam penelitian ini adalah: bulan September 2007
2. Tempat dalam penelitian ini adalah: Perusahaan PT (PERSERO) ANGKASA
PURA I Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta.
C. Populasi dan Sampel
Menurut J. Supranto (2001: 87) populasi adalah kumpulan seluruh
elemen / obyek yang diteliti. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang
ada di wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Dalam hal ini, populasinya adalah seluruh karyawan pada PT (PERSERO)
ANGKASA PURA I Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta.
20
Sampel adalah bagian atau wakil populasi yang sedang diteliti. Apabila
kita mengumpulkan data dari seluruh elemen dalam suatu populasi, maka kita
akan memperoleh suatu informasi yang sesungguhnya, yang biasanya dikenal
dengan istilah parameter, sedangkan jika kita melakukan penarikan sampel maka
kita akan memperoleh hasil berupa data pendugaan yang biasanya disebut
statistik.
Dalam penelitian ini teknik sampel yang dilakukan adalah metode simple
random sampling yaitu cara penarikan sampel secara acak yang dapat dilakukan
melalui lotere / undian atau dengan menggunakan tabel angka acak (J. Supranto:
87) yaitu dengan rumus sebagai berikut:
21 NeN
n+
=
Keterangan :
n = sampel
N = Populasi
E = Nilai krisis / batas ketelitian yang diinginkan (10%)
( )21,02131
213+
=n
n = 68,05
Dibulatkan menjadi 68 sampel.
Dengan demikian sampel yang diambil penulis adalah 68 orang.
21
D. Data dan sumber data
1. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari obyek yang diteliti.
Dalam penelitian ini data primer adalah data hasil pengisian kuesioner
yang telah diberikan kepada karyawan perusahaan tersebut, selain itu
penulis akan mengadakan wawancara, wawancara dilakukan kepada
para karyawan perusahaan tersebut pada umumnya.
2. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh dari atau berasal dari bahan kepustakaan.
Dalam hal ini penulis memperoleh dari bagian administrasi keuangan
untuk melihat data gaji perusahaan tersebut.
E. Metode Pengumpulan Data
1. Interview (wawancara)
Yaitu memperoleh sejumlah data melalui tanya jawab dengan berbagai
pihak yang bersangkutan dengan perusahaan tersebut secara sistematis.
2. Kuesioner
Yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-
hal yang ia ketahui. Dalam penelitian ini kuesioner digunakan untuk
memperoleh informasi mengenai pengaruh upah dan lingkungan kerja
terhadap motivasi kerja.
22
3. Dokumentasi
Yaitu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data sekunder yang
diperoleh dari pihak perusahaan, yaitu berupa dokumen-dokumen atau
literatur yang berhubungan dengan judul penelitian ini.
F. Metode Analisis Data
Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan
atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau rumus-rumus tertentu
(Ir. M Iqbal Hasan, MM, 2004: 89). Metode analisa data dapat dilakukan dengan
menggunakan cara sebagai berikut:
1. Editing, adalah pengecekan atau pengkoreksian data yang telah
dikumpulkan, karena kemungkinan data yang masuk (raw data) atau data
terkumpul tidak logis dan meragukan. Tujuannya adalah untuk
menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada pencatatan di
laporan dan bersifat koreksi.
2. Koding merupakan pemberian atau pembuatan kode-kode pada tiap-tiap
data termasuk dalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat
dalam bentuk angka-angka atau huruf-huruf yang memberikan petunjuk
atau identitas pada suatu informasi atau data yang akan dianalisis.
3. Tabulasi adalah pembuatan tabel- tabel yang berisikan data yang telah
diberi kode, sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. Untuk melakukan
tabulasi ini diperlukan ketelitian dan kehati-hatian agar tidak terjadi
kesalahan khususnya dalam tabulasi silang.
23
G. Definisi Operasional
1. Identifikasi variabel
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel
terikat. Dan variabel bebas tersebut yaitu : persepsi gaji dan lingkungan kerja,
sedangkan variabel terikatnya adalah motivasi kerja. Masing-masing variabel
sebelum dianalisis terlebih dahulu akan diadakan pengukuran:
a. Persepsi gaji (X1), diukur dengan (Mochamad Ridwan, 2004):
1. Gaji sesuai dengan manfaat yang didapat.
2. Kesesuaian jumlah gaji dengan tingkat pendidikan.
3. Ksesuaian jumlah gaji dengan prestasi kerja.
4. Jumlah bonus yang diterima.
5. Ketepatan waktu penerimaan gaji.
b. Variabel lingkungan kerja (X2), diukur dengan (Mochamad Ridwan,
2004):
1. Tata ruang kerja, yaitu tata ruang yang tepat akan memudahkan
karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya.
2. Kebersihan di tempat kerja, yaitu kebersihan fasilitas seperti ruangan
kerja, kamar mandi, mushola dan lain sebagainya.
3. Suhu udara, yaitu keadaan udara yang ada di lingkungan kerja.
4. Penerangan di ruang kerja, yaitu melalui jendela-jendela kaca dan
lampu.
5. Tingkat keamanan di tempat kerja.
24
6. Perhatian pimpinan terhadap konflik yang terjadi di lingkungan kerja
karyawan.
7. Suasana kerja, yaitu keakraban antar karyawan, maupun antara
karyawan dengan pimpinan.
c. Variabel motivasi kerja (Y), diukur dengan (Diana Perwita Sari, 2004):
1. Hubungan kerja antar karyawan.
2. Pemberian penghargaan.
3. Jaminan kesehatan.
4. Kepuasan kerja.
5. Pengembangan karir.
6. Pemberian pengakuan.
7. Dukungan rekan-rekan dalam penyelesaian tugas.
2. Skala pengukuran variabel
Pengukuran data berasal dari kuesioner yang telah disebarluaskan
kepada responden. Data kualitatif yang akan diubah menjadi data kuantitatif. Alat
ukur yang digunakan untuk memperoleh data yang menggunakan skala likert,
yaitu jenis skala yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian (fenomena
sosial spesifik), seperti sikap, pendapat dan persepsi sosial seseorang atau
sekelompok orang (Ir. M Iqbal Hasan, MM 2004: 72).
Format pengukurannya dengan diberi lima penilaian:
Jawaban sangat setuju diberi bobot nilai 5
Jawaban setuju diberi bobot nilai 4
Jawaban ragu-ragu diberi bobot nilai 3
25
Jawaban tidak setuju diberi bobot nilai 2
Jawaban sangat tidak setuju diberi bobot nilai 1
3. Definisi variabel
a. Persepsi gaji (X1)
Menurut Philip Kotler (2002), persepsi didefinisikan sebagai proses
bagaimana seseorang menyeleksi , mengatur, dan mengintepretasikan
masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan
yang berarti. Sedangkan pengertian gaji merupakan suatu penerimaan
sebagai imbalan dari pemberi kerja kepada penerima kerja untuk suatu
pekerjaan atau jasa yang telah dan akan dilakukan, berfungsi sebagai
kelangsungan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan dan produksi,
dinyatakan atau dinilai dalam bentuk yang ditetapkan menurut suatu
persetujuan, undang-undang dan peraturan dan dibayarkan atas dasar
suatu perjanjian kerja antara pemberi dan penerima kerja. Sehingga
pengertian persepsi gaji itu sendiri adalah nilai yang terkandung pada
suatu gaji yang berhubungan dengan manfaat yang diperoleh selama
bekerja.
b. Lingkungan kerja (X2)
Lingkungan kerja adalah lingkungan yang berpengaruh langsung dalam
perusahaan yang bukan merupakan bagian dari lingkungan eksternal
yaitu elemen diluar perusahaan. Lingkungan kerja disini dapat dilihat
dari fasilitas penerangan, suhu udara, kebersihan, situasi dan kondisi
serta keamanan (Mamduh M. Hanafi, 2003).
26
c. Motivasi kerja (Y)
Motivasi adalah suatu kekuatan potensial yang ada dalam diri seorang
manusia, yang dapat dikembangkannya sendiri, atau dikembangkan oleh
sejumlah kekuatan luar yang pada intinya berkisar sekitar imbalan
moneter, dan imbalan non moneter, yang dapat mempengaruhi hasil
kinerjanya secara positif atau secara negatif, hal mana tergantung pada
situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan (J. Winardi,
2002 : 6).
H. Teknik analisis data
1. Uji validitas
Validitas menunjukkan apakah instrumen yang dimaksud untuk
mengukur sesuatu itu memang dapat mengukur secara tepat sesuatu yang ingin
diukur tersebut (Burhanudin N, Gunawan Marzuki, 2000: 296).
Dalam penelitian ini menggunakan analisis faktor. Analisis faktor digunakan
untuk menguji apakah butir-butir pertanyaan atau indikator yang digunakan dapat
mengkonfirmasi sebuah faktor atau konstruk atau variabel. Jika masing-masing
butir pertanyaan merupakan indikator pengukur maka akan memiliki nilai loading
faktor yang tinggi.
Dengan faktor analisis kita ingin menguji apakah butir pertanyaan betul-
betul merupakan indikator. Analisis faktor akan mengelompokkan masing-masing
pertanyaan ke dalam beberapa faktor (Imam Ghozali, 2001: 137). Metode ini
dapat dilakukan dengan menggunakan program SPSS 12.00.
27
2. Uji Realiabilitas
Reliabilitas menunjukkan apakah subyek instrumen dapat mengukur sesuatu yang
diukur secara konsisten dari waktu ke waktu (Burhanudin N, Gunawan Marzuki,
2000: 299). Semakin tinggi reliabilitas suatu alat pengukur, semakin stabil pula
alat pengukur tersebut untuk mengukur suatu gejala dengan penggunaan tingkat
alpha dengan rumus koefisien Alpha Cronbach, (Nur Indriantoro dan Bambang
Supomo, 2002: 181) yaitu :
( )
−
−
= ∑2
2
1
11 σ
σb
n kk
r
Keterangan:
nr = Jumlah populasi
k = Skor item
∑ 2σ = Skor total
21σ = Koefisiensi korelasi
3. Analisis Kuantitatif
Untuk menguji kebenaran hipotesis 1,2, dan 3, maka digunakan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menguji hipotesis pertama yaitu terdapat hubungan positif dan signifikan
antara persepsi gaji dengan motivasi kerja karyawan.
Mencari besarnya tingkat hubungan antar variabel yang satu dengan
variabel yang lain dengan menggunakan rumus korelasi Product moment
(Husein Umar, 2000):
28
( )( ) ( )( )2222 YYnXXn
YXXYnr
∑−∑∑−∑
∑∑−∑=
Koefisien korelasi (r) menunjukkan arah dan kekuatan hubungan
antara variabel persepsi gaji (X1) dengan variabel motivasi kerja
karyawan (Y).
2. Menguji hipotesis kedua yaitu terdapat hubungan positif dan signifikan
antara lingkungan kerja dengan motivasi kerja karyawan.
Mencari besarnya tingkat hubungan antar variabel yang satu dengan
variabel yang lain dengan menggunakan rumus korelasi Product moment
(Husein Umar, 2000):
( )( ) ( )( )2222 YYnXXn
YXXYnr
∑−∑∑−∑
∑∑−∑=
Koefisien korelasi (r) menunjukkan arah dan kekuatan hubungan antara
variabel lingkungan kerja (X2) dengan variabel motivasi kerja karyawan
(Y).
3. Untuk menguji hipotesis ke tiga yaitu digunakan uji F. Pengujian ini
digunakan untuk mengetahui signifikansi korelasi antara variabel
independen secara bersama-sama dengan variabel dependen.
1). Untuk mengetahui besarnya tingkat hubungan variabel independen
(X1, X2) dengan variabel dependen (Y) digunakan rumus (Sutrisno
Hadi, 1995):
2
2211)2,1( Y
YXbYXbRy ∑
∑+= ∑
29
2). Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi Ry(1,2) antara variabel
independen (X1, X2) dengan variabel dependen (Y) digunakan
rumus (Sutrisno Hadi, 1995):
( ) ( )1/1/
2
2
−−−=
knRkR
Fh
Keterangan :
R = Koefisien korelasi berganda
k = Jumlah variabel independen
n = Jumlah anggota sampel
Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi Ry(1,2) tersebut
digunakan taraf nyata 5% serta derajat kebebasan (N-k-1) dengan
ketentuan sebagai berikut :
F hitung = F5%, maka H0 diterima
F hitung > F 5%, maka H0 ditolak
Ho adalah hipotesis yang menyatakan bahwa persepsi gaji dan
lingkungan kerja, tidak berhubungan positif dan signifikan
terhadap motivasi kerja karyawan.
Ha adalah hipotesis yang menyatakan bahwa persepsi gaji dan
lingkungan kerja, berhubungan positif dan signifikan terhadap
motivasi kerja karyawan
Kesimpulannya H0 diterima jika F hitung = F5% dan H0 ditolak jika F hitung > F 5%.
30
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Profil Perusahaan
Dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah nomor 33 tahun 1962,
pemerintah melakukan uji coba Bandar Udara Kemayoran menjadi
Perusahaan Negara Angkasa Pura Kemayoran yang merupakan cikal bakal
tumbuh kembangnya PT (Persero) Angkasa Pura I.
Mengingat situasi dan kondisi yang berkembang saat itu, realisasi
operasional manajemen Perusahaan Negara Angkasa Pura Kemayoran pada
Bandar Udara Kemayoran baru terlaksana pada tanggal 20 Februari 1964.
Guna memberikan dukungan dan dorongan untuk menjadi perusahaan yang
lebih fleksibel dan lebih besar, maka pemerintah menyetujui perubahan
Perusahaan Negara Angkasa Pura Kemayoran menjadi Perum Angkasa Pura.
Akibat dari perubahan status tersebut, kemampuan perusahaan terus
berkembang dan kepercayaan pemerintah semakin besar. Hal tersebut dapat
dilihat dengan diberikannya kepercayaan kepada Perum Angkasa Pura untuk
mengelola beberapa bandar udara yang sebelumnya dibawah pengelolaan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
Angkasa Pura I sampai dengan saat ini merupakan BUMN (Badan
Usaha Milik Negara) di sektor perhubungan yang bergerak di bidang
pelayanan kebandarudaraan. Sebagai pelopor perusahaan pelayanan jasa
kebandarudaraan yang bersifat komersial di Indonesia, Angkasa Pura I
31
mempunyai tugas pokok mengelola dan sebagai pengusahaan bandar udara
menjadikan peranan yang cukup penting dalam mendukung mobilitas
penumpang, barang, dan jasa serta tidak mengesampingkan adanya peluang
bisnis yang timbul di lingkungan bandar udara.
Sampai dengan saat ini PT (Persero) Angkasa Pura I mengelola 13
Bandar Udara dan 1 Kantor Pusat yang berkedudukan di Kemayoran Jakarta
Pusat. Ke 13 Bandar Udara tersebut adalah:
1. Bandar Udara Ngurah Rai - Denpasar (1980) 2. Bandar Udara Juanda - Surabaya (1985) 3. Bandar Udara Hasanudin - Ujungpandang (1987) 4. Bandar Udara Sepinggan - Balikpapan (1987) 5. Bandar Udara Frans Kaisiepo - Papua (1990) 6. Bandar Udara Sam Ratulangi - Manado (1990) 7. Bandar Udara Adisutjipto - Jogjakarta (1992) 8. Bandar Udara Adisumarmo - Surakarta (1992) 9. Bandar Udara Syamsudin Noor - Banjarmasin (1992) 10. Bandar Udara Achmad Yani - Semarang (1995) 11. Bandar Udara Selaparang - Lombok (1995) 12. Bandar Udara Pattimura - Ambon (1995) 13. Bandar Udara El Tari - Kupang (1998)
B. Sejarah Bandar Udara Adisutjipto Jogjakarta
Bandar Udara Adisutjipto dahulu dibangun Pemerintah Hindia
Belanda yang merupakan Pelabuhan Udara untuk Angkatan Perang Belanda.
Pada tahun 1942 Jogjakarta diserbu oleh tentara Jepang dari pemerintahan
Hindia Belanda. Untuk selanjutnya diduduki Angkatan Udara Jepang sampai
Agustus 1945.
Mulai tahun 1945 inilah Pelabuhan Udara Adisutjipto berada dibawah
kekuasaan Pemerintah Republik Indonesia dan merupakan pelabuhan udara
yang sangat penting karena dipergunakan untuk mempertahankan
32
kemerdekaan Republik Indonesia. Akan tetapi pada tahun 1948 Pemerintah
Hindia Belanda menyerbu Jogjakarta dalam aksi polisionel II dan Pelabuhan
Udara Adisutjipto direbut oleh Angkatan Perang Hindia Belanda, kemudian
dijadikan pelabuhan udara untuk Angkatan Perang Belanda. Tapi pada tahun
itu juga Pemerintah Republik Indonesia berhasil merebut kembali Pelabuhan
Udara Adisutjipto dan dijadikan fasilitas militer untuk Angkatan Udara.
Dalam mempertahankan kemerdekaan tahun 1948, Kolonel Penerbang
Putera Bangsa Indonesia yang bernama Adisutjipto telah gugur dan untuk
mengenang jasa-jasanya, maka Pelabuhan Udara yang semula bernama
Maguwo diganti menjadi Adisutjipto.
Bandar Udara Adisutjipto Jogjakarta secara resmi masuk ke dalam
pengelolaan Perum Angkasa Pura I mulai tanggal 1 April 1992 sesuai dengan
PP No 48 Tahun 1992, dan semenjak tanggal 2 Januari 1993 statusnya dirubah
menjadi PT (Persero) Angkasa Pura I Cabang Bandara Adisutjipto sesuai PP
No. 5 Tahun 1993.
C. Visi dan Misi Perusahaan
Visi:
Menjadi perusahaan jasa kebandarudaraan yang dapat diandalkan di kawasan Asia-Pasifik Misi:
Turut melaksanakan dan menunjang kebijakan satu program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya serta pembangunan di bidang usaha jasa kebandarudaraan pada khususnya dengan menerapkan prinsip Perseroan Terbatas.
33
D. Tujuan Perusahaan
PT (Persero) Angkasa Pura I merupakan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) di lingkungan Departemen Perhubungan dibawah koordinasi
Menteri Negara BUMN, dalam kepemimpinanya dipimpin oleh Direktur
Utama, Direktur Keuangan, Direktur Komersial, Direktur Personalia &
Umum, dan Direktur Operasi & Teknik. Direksi tersebut bertanggung jawab
pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tentang kebijaksanaan dalam
menjalankan tugas-tugas pokok perusahaan.
Selain itu PT (Persero) Angkasa Pura I dibina oleh Menteri Keuangan
yang berkedudukan sebagai Pemegang Saham dan di dalam melakukan
pengelolaan perusahaan serta pelaksanaan rencana kerja dan anggaran PT
(Persero) Angkasa Pura I diawasi oleh Dewan Komisaris sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sebagai tujuan PT (Persero) Angkasa Pura I adalah memberikan
pelayanan kepada masyarakat sekaligus mencari laba usaha. Meningkatkan
kemanfaatan perusahaan bagi stakeholder dengan pengusahaan pelayanan jasa
lalu lintas udara dan jasa bandar udara yang berkualitas tinggi dan efisien.
Selain daripada hal tersebut, agar manajemen dapat memiliki informasi yang
dapat digunakan sebagai pedoman yang terukur dan terstruktur dalam
melaksanakan kegiatan perusahaan dalam jangka waktu lima tahun.
34
E. Produk Pelayanan Jasa Kebandarudaraan
Pelayanan Jasa Kebandarudaraan yang disajikan PT (Persero) Angkasa
Pura I kepada masyarakat pada umumnya dan perusahaan penerbangan serta
konsesioner pada khususnya adalah:
1. Jasa Aeronautika.
Jasa aeronautika ini adalah produk jasa atau pelayanan yang ditujukan
langsung kepada pihak operator penerbangan seperti:
a. Pelayanan Jasa Penerbangan (PAP). b. Pelayanan Jasa Pendaratan Penempatan dan Penyimpanan Pesawat
Udara (PJP4U). c. Counter. d. Extended Operating Hours. e. Over Flying. f. Avio Bridge/Garbarata/Belalai Gajah. g. Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP3U). Jasa aeronautika yang paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat adalah
keberadaan airlines (loket penerbangan) yang berada di sisi terminal.
Sistem kerjasama antara airlines dan Angkasa Pura I adalah sistem sewa
tempat. Sehingga keberadaan airlines dengan Angkasa Pura I adalah
perusahaan yang terpisah.
2. Jasa Non Aeronautika.
Jasa non aeronautika adalah produk jasa kebandarudaraan yang bukan
sebagai penunjang penerbangan akan tetapi berupa pelayan publik atau
pendukung penerbangan, seperti:
a. Sewa-sewa Ruang Perkantoran Airlines, Ruang Ticketing, Restaurant, Pertokoan, Wartel, Money Changer, Ruang ATM, Reservasi Hotel dan Rent Car, serta Ruang Rapat.
35
b. Sewa tanah lahan parkir, Ground Support Equipment (GSE). c. Sewa tanan tempat promosi. d. Peron-peron (NPA/RPA), Waving Gallery (Anjungan Pengantar) dan
parkir kendaraan. e. Fasilitas telepon dan listrik, dan air. f. Pas bandara. g. Jasa Panggilan (Announcing). h. Fasilitas CIP Lounge (Commercial Important Person), penyambutan
tamu. i. Konsesi atas kegiatan usaha di lingkungan bandara. j. Pemasangan spanduk, baliho, dan ijin promo.
F. Bidang Pelayanan dan Pengusahaan
Bandar Udara Adisutjipto sebagai salah satu cabang PT (PERSERO)
Angkasa Pura I ikut berperan dalam pelaksanaan tugas pemerintah terutama
Departemen Perhubungan, yaitu memberikan sumbangan perekonomian
negara melalui penyediaan dan pengusahaan jasa bandar udara sekaligus
memupuk keuntungan dari pengelolaan bandar udara disamping membuka
usaha yang lebih luas sehingga mendorong perkembangan sektor swasta dan
atau operasi sesuai dengan kebijakan pemerintah.
Untuk mencapai tujuan tersebut ditentukan arah pengusahaan bandar
udara sebagai berikut:
1. Meningkatkan kinerja dan profitabilitas, yaitu dengan cara menyediakan
pelayanan bagi kemanfaatan umum sekaligus memupuk keuntungan
berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan modern.
2. Meningkatkan produktifitas yaitu ikut aktif dalam agen pembangunan
(agent of development) dalam menunjang kebijakan pemerintah,
peningkatan besarnya pajak dengan jalan menyumbangkan usahanya dan
menjalankan efisiensi di segala bidang.
36
Sesuai dengan arah pengusahaan yang telah ditetapkan, yaitu dengan
memperhatikan Jogjakarta yang akan terus meningkat maka sasaran Bandar
Udara Adisutjipto adalah sebagai berikut:
1. Secara bertahap mencapai operating ratio pada tingkat yang wajar dan
meningkatkan rentabilitas, likuiditas, dan solvabilitas usaha.
2. Peningkatan total penjualan kurang lebih 15% per tahun dengan komposisi
antara lain:
a. Peningkatan kualitas pelayanan terhadap penggunaan jasa bandara.
b. Peningkatan tarif yang mendekati kewajaran.
c. Mengembangkn usaha dengan memanfaatkan peluang-peluang baru.
Untuk dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan, maka bandar
udara Adisutjipto menerapkan strategi stabilitas (stability) dan strategi
pertumbuhan (growth). Stability dan Growth dapat dilakukan dengan
meningkatkan efisiensi dan produktifitas dari penggunaan fasilitas dan sumber
daya manusia yang dimiliki sekaligus pengembangannya. Untuk itu perlu
dianalisis dan dievaluasi metode kerja yang digunakan. Analisis beban kerja
dan pengalokasian kegiatan sarana di lapangan disamping pengalokasian
sumber dana seefisien mungkin dengan tetap memperhatikan cost and benefit
analysis. Pertumbuhan dan pengembangan bandar udara dapat dicapai dengan
peningkatan kapasitas sarana bandar udara, kemampuan dan ketrampilan
sumber daya manusia yang ada serta pengembangan bidang usaha koperasi
dan produksi yang baru.
37
G. Potensi Bandar Udara Adisutjipto
1. Fasilitas Bandar Udara Adisutjipto.
Bandar Udara Adisutjipto memiliki fasilitas yang cukup antara lain:
a. Panjang landasan 2200 meter siap diterbangi atau dilandasi pesawat sejenis Boeing 737.
b. Fasilitas Kespen yang handal, khususnya dipasangnya Radar Star 2000-16 PSR dan SSR mempunyai akurasi jarak jauh sampai 250 NM.
c. PKP-PK dengan CAT VII (kapasitas air terpasang dapat diisi 17.000 liter).
d. Terminal dengan kapasitas kursi 345 kursi e. Listrik dengan daya 1.076,2 KAV. f. Apron dapat menampung 8 pesawat jenis Boeing 737.
2. Perencanaan Pengembangan Bandar Udara Adi Sutjipto.
Tingginya tingkat kebutuhan masyarakat pada umumnya dan
masyarakat Jogjakarta khususnya terhadap sarana transportasi udara
berdampak pada tingginya tuntutan mereka terhadap pelayanan, fasilitas,
jumlah, serta kapasitas yang tersedia. Hal ini dapat dilihat dari data lalu
lintas angkutan udara baik domestik maupun internasional melalui Bandar
Udara Adisutjipto yang terus meningkat (lihat tabel IV.1).
Pengembangan Bandar Udara Adisutjipto dalam jangka panjang
ditargetkan sampai tahun 2010 yang dibagi menjadi tiga tahap. Tahap
pertama (2005-2006) meliputi renovasi terminal, perluasan lapangan
parkir di utara rel, pembangunan taxiway baru di sisi timur, dan overlay
runway existing. Tahap kedua (2007-2008) meliputi pembangunan
fasilitas check in di sisi selatan rel, basement untuk ground handling,
pembangunan connection bridge antara bangunan terminal exsisting dan
bangunan komersial di sisi utara rel, perluasan apron lama, pembangunan
38
terminal terpadu dan komersial di sisi utara rel, pembangunan kantor PT.
Angkasa Pura I, pembangunan fasilitas parkir yang lebih luas di sisi utara
rel. Tahap ketiga (2009-2010) meliputi perluasan fasilitas komersial,
pembangunan apron baru, pembangunan flyover, pembangunan kargo
terminal dan jalan akses ke apron dan pembangunan lanjutan terminal
terpadu.
Pengembangan Bandar Udara Adisutjipto akan terus dilakukan
mengingat Angkasa Pura adalah satu-satunya penyedia jasa penerbangan
yang harus terus membangun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
akan jasa penerbangan dan fasilitas penerbangan.
3. Data Lalu Lintas Angkutan Udara
Data lalu lintas udara pada periode tahun 2000-2004 dapat dilihat di
lampiran.
H. Personalia
1. Sumber Daya Manusia.
Sumber daya manusia di Bandar Udara Adisutjipto Jogjakarta tahun 2005
dapat dirinci sebagai berikut:
Tabel IV.2 Jumlah Tenaga Kerja Masing-masing Divisi
No Unit Kerja Jumlah 1 General Manager 1 2 Div. Administrasi & Keuangan 42 3 Div. Operasional & Komersial 113 4 Div. Teknik 52 5 Officer in Charge 5 Jumlah 213
39
2. Susunan Organisasi Perusahaan.
Kantor Cabang PT (Persero) Angkasan Pura I Bandar Udara
Adisutjipto Jogjakarta, yang selanjutnya disebut sebagai Kantor Cabang
Kelas II PT (Persero) Angkasa Pura I adalah Unit Pelaksana PT (Persero)
Angkasan Pura I yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Direksi PT (Persero) Angkasa Pura I, dan dipimpin oleh seorang General
Manager.
Kantor Cabang PT (Persero) Angkasa Pura I, memiliki fungsi
pengelolaan kegiatan usaha pelayanan jasa kebandarudaraan sesuai dengan
pedoman dan kebijaksanaan yang digariskan oleh Direksi PT (Persero)
Angkasa Pura I.
Dalam rangka memenuhi fungsinya sebagaimana dimaksud di atas,
Kantor Cabang PT (Persero) Angkasa Pura I memiliki tugas:
a. Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan
pelayanan jasa operasi kebandarudaraan.
b. Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan
penyiapan pakai fasilitas teknik kebandarudaraan.
c. Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan
pelayanan komersial dan pengembangan usaha kebandarudaraan.
d. Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan
pengelolaan keuangan, personalia, administrasi dan umum
kebandarudaraan.
40
Susunan organisasi Kantor Cabang PT (Persero) Angkasa Pura I terdiri
atas:
a. General Manager.
b. Divisi Operasi.
c. Divisi Teknik.
d. Divisi Komersial dan Pengembangan Usaha.
e. Divisi Keuangan dan Administrasi.
f. Officer in Charge.
a. General Manager.
Tugas General Manager:
1. Mengendalikan semua kegiatan jasa pelayanan operasi lalu lintas
udara dan bandara.
2. Mengendalikan kegiatan pemeliharaan fasilitas teknik bandara.
3. Mengendalikan kegiatan pelayanan Komersial dan Pengembangan
Usaha.
4. Mengendalikan kegiatan pengelolaan Keuangan, Personalia,
Administrasi dan Umum Kebandarudaraan.
b. Divisi Operasi (Manajer Operasi).
Divisi Operasi memiliki fungsi mengelola operasi lalu lintas
penerbangan dan pelayanan operasi bandar udara sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Fungsi dan Tugas Dinas pada Lingkup Divisi Operasi:
1) Dinas Keselamatan dan Keamanan Bandar Udara memiliki fungsi
penyelenggaraan kegiatan pelayanan operasi pertolongan
41
kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran serta operasi
pengamanan bandar udara sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan dipimpin oleh seorang Asisten Manajer Keselamatan dan
Keamanan Bandar Udara.
2) Dinas Pelayanan Bandar Udara memiliki fungsi penyelenggaraan
kegiatan pelayanan operasi sisi udara (air side), sisi darat (land
site), terminal dan penerangan bandar udara sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan dipimpin oleh seorang Asisten Manajer
Pelayanan Bandar Udara.
3) Dinas Aeorodrome Control & Approach Control Services
(ADC/APP) memiliki fungsi penyelenggaraan kegiatan pelayanan
jasa operasi lalu lintas penerbangan serta menunjang kegiatan
pencarian dan pertolongan kecelakaan penerbangan di daerah
aerodrome traffic zone (ATZ), control zone (CTR) dan terminal
area (TMA) sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dipimpin
oleh seorang Asisten Manajer Aerodrome Control & Approach
Control Services (ADC/ APP).
4) Dinas Komunikasi Penerbangan dan Penerangan Aeronautika
(KOMPEN & RANGTIKA) memiliki fungsi penyelenggaran
kegiatan pelayanan jasa bantuan operasi penerbangan berupa flight
information services, komunikasi penerbangan, penerangan
aeronautika serta menunjang kegia tan pencarian dan pertolongan
kecelakaan penerbangan di daerah flight information zone (FIZ),
42
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dipimpin oleh seorang
Asisten Manajer Komunikasi Penerbangan dan Penerangan
Aeronautika (KOMPEN & RANGTIKA).
c. Divisi Teknik (Manajer Teknik).
Divisi Teknik memiliki fungsi pengelolaan penyediaan fasilitas teknik
umum, teknik peralatan serta elektronika dan listrik bandar udara
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Fungsi dan Tugas Dinas pada Lingkup Divisi Teknik:
1) Dinas Teknik Umum memiliki fungsi penyiapan pakai fasilitas
bangunan, landasan, tata lingkungan bandar udara sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan dipimpin oleh seorang Asisten
Manager Teknik Umum.
2) Dinas Teknik Peralatan memiliki fungsi penyiapan pakai fasilitas
peralatan mekanikal, air bersih, kendaraan operasi, alat-alat besar
dan perbengkelan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
dipimpin oleh seorang Asisten Manajer Teknik Peralatan.
3) Dinas Teknik Elektronika dan Listrik memiliki fungsi penyiapan
pakai fasilitas teknik keselamatan penerbangan, peralatan
elektronika dan listrik sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
dipimpin oleh seorang Asisten Manajer Teknik Elektronika dan
Listrik.
43
d. Divisi Komersial dan Pengembangan Usaha (Manajer Komersial
dan Manajer Pengembangan Usaha).
Divisi Komersial dan Pengembangan Usaha memiliki fungsi
pengelolaan kegiatan komersial, pengembangan usaha dan pemasaran
jasa-jasa Kantor Cabang PT (Persero) Angkasa Pura I sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Fungsi dan Tugas Dinas pada Lingkup Divisi Komersial dan
Pengembangan Usaha:
1) Dinas Pengembangan Usaha dan Pemasaran memiliki fungsi
penyelenggaraan kegiatan pengembangan produk dan jasa serta
pemasaran jasa-jasa aeronautika dan non aeronautika sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan dipimpin oleh seorang Asisten Manajer
Pengembangan Usaha dan Pemasaran.
2) Dinas Komersial memiliki fungsi penyelenggaraan kegiatan
pembinaan dan pemungutan pendapatan jasa pelayanan
aeronautika serta non aeronautika sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dan dipimpin oleh seorang Asisten Manajer Komersial.
e. Divisi Keuangan dan Administrasi (Manajer Keuangan dan
Umum).
Divisi Keuangan dan Administrasi memiliki fungsi pengelolaan
keuangan, personalia, administrasi dan umum Kantor Cabang PT
(Persero) Angkasa Pura I sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
44
Fungsi dan Tugas Dinas pada Lingkup Divisi Keuangan dan
Administrasi:
1) Dinas Akuntansi dan Anggaran memiliki fungsi penyelenggaraan
kegiatan pencatatan dan pelaporan akuntansi keuangan, akuntansi
manajemen, akuntansi persediaan dan aktiva tetap serta
penyusunan, pengendalian dan pelaporan anggota Kantor Cabang
PT (Persero) Angkasa Pura I sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan dipimpin oleh seorang Asisten Manajer Akuntansi dan
Anggaran.
2) Dinas Perbendaharaan dan Program Kemitraan serta Bina
Lingkungan (PKBL) memiliki fungsi penyelenggaraan kegiatan
pengolahan penerimaan dan pengeluaran kas/bank (manajemen
kas), administrasi dan penyimpanan surat berharga, bukti-bukti
kekayaan perusahaan, penghapusan assets, pengelolaan penarikan
dan pencairan piutang, perpajakan, pemotongan dan penyetoran
iuran pegawai, kegiatan administrasi keuangan lainnya,
pengelolaan penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran barang
persediaan di gudang dan dukungan administrasinya serta
penyaluran dana dan pengendalian PKBL sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dan dipimpin oleh seorang Asisten Manajer
Perbendaharaan dan PKBL.
3) Dinas Personalia dan Umum memiliki fungsi penyelenggaraan
kegiatan pengelolaan personali, ketatausahaan, kantor, hukum,
45
hubungan masyarakat, sistem informasi manajemen (SIM),
pengelolaan data dan laporan, pelayanan dan penyiapan fasilitas
umum perkantoran serta pengadaan barang dan jasa sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan dipimpin oleh seorang Asisten Manajer
Personalia dan Umum.
f. Officer in Charge (OIC).
a. Officer In Charge (OIC) merupakan staf fungsional yang memiliki
fungsi penanggulangan masalah pelayanan operasional
kebandarudaraan selama waktu berlangsungnya kegiatan pelayanan
bandar udara, yang menjalankan tugasnya secara bergiliran.
b. Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), Officer in Charge bertanggung jawab kepada
General Manager.
Bagan struktur organisasi dapat dilihat di lampiran.
46
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik responden dan
untuk mengetahui hubungan antara persepsi gaji dan lingkungan kerja dengan
motivasi kerja pada karyawan secara parsial dan simultan. Untuk memenuhi
tujuan tersebut peneliti mengumpulkan data yang meliputi data karakteristik
responden dan data tentang persepsi gaji, lingkungan kerja dan motivasi kerja.
Sebelum data dianalisis, dilakukan pengujian terlebih dahulu terhadap
instrumen yang digunakan dan pengujian deskriptif. Pengujian instrumen untuk
mengetahi validitas dan reliabilitatas kuesioner yang digunakan sehingga tidak
ada keraguan terhadap hasil yang dicapai dalam penelitian, dan pengujian
deskriptif untuk mengetahui profil konsumen.
A. Kuesioner
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik simple random
sampling, untuk mendapatkan data dengan menyebar kuesioner pada 68
responden (karyawan PT (PERSERO) ANGKASA PURA I Bandar Udara
Adisutjipto Yogyakarta). Peneliti menemui responden di PT (PERSERO)
ANGKASA PURA I Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta. Responden
ditemui peneliti dengan mengajukan kuesioner yang berisi daftar pertanyaan
yang sudah disiapkan sebelumnya. Kuesioner yang digunakan adalah
kuesioner dalam bentuk multiple choice, dimana responden hanya memilih
47
jawaban-jawaban yang telah tersedia, yaitu dengan cara memberi tanda silang
pada jawaban yang dirasa paling tepat dan sesuai dengan keadaan konsumen.
Responden diberi kesempatan untuk mengisi kuesioner dengan memberi tanda
centang (v ) pada kuesioner yang disediakan. Dari hasil kuesioner atau
jawaban responden kemudian didapat data-data yang kemudian diolah oleh
peneliti dengan bantuan SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi
12,0 kemudian didapatkan hasil dan kesimpulan sesuai dengan jawaban
responden. Kuesioner dapat dilihat pada lampiran
Dalam penyusunan kuesioner ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
1. Bagian I terdiri dari 6 pertanyaan yang berisi pertanyaan mengenai data
karakteristik responden.
2. Bagian II berisi tentang data responden mengenai persepsi gaji,
lingkungan kerja dan motivasi kerja
B. Pengujian Instrumen
Agar kuesioner dapat dipergunakan dalam penelitian, maka terlebih
dahulu harus diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Oleh karena itu, setelah
kuesioner disusun harus diuji coba pada objek penelitian. Percobaan ini
dimaksud untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan atau
ketidakmampuan dalam mengungkapkan suatu gejala yang sedang diselidiki
atau diteliti.
48
1. Pengujian Validitas Kuesioner
Kuesioner yang dipergunakan terlebih dahulu diuji validitasnya,
karena apabila validitas suatu kuesioner tidak memenuhi syarat akan
menyebabkan ketepatan alat pengukuran tidak dapat
dipertanggungjawabkan. Jadi validitas mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya. Semakin tinggi validitas suatu alat ukur, maka semakin tepat pula
alat pengukur itu mengenai sasarannya. Dan sebaliknya, semakin rendah
validitas suatu alat ukur, maka semakin jauh pula alat ukur tersebut
mengenai sasarannya.
Pengukuran tingkat validitas kuesioner dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik korelasi “Product Moment”. Apabila nilai rhitung yang
diperoleh lebih dari rtabel, berarti ada korelasi yang nyata, yang
menunjukkan bahwa alat ukur tersebut adalah valid. Sebaliknya, apabila
nilai rhitung yang diperoleh kurang dari rtabel, berarti tidak terdapat korelasi
yang menunjukkan bahwa alat pengukur tersebut tidak valid.
Sedangkan untuk proses perhitungan, penulis menggunakan
bantuan program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi
12,0 yang hasilnya adalah sebagai berikut :
( )( )( ){ } ( ){ }[ ]∑ ∑∑ ∑
∑ ∑∑−=
2222
.
YYNXXN
YXXYNrxy
49
Tabel V.1 Pengujian Validitas Daya tarik iklan
Persepsi Kerja rxy r table Status
P1 0,733 0,374 Valid P2 0,702 0,374 Valid P3 0,747 0,374 Valid P4 0,376 0,374 Valid P5 0,414 0,374 Valid
Lingkungan Kerja rxy r table Status
LK1 0,868 0,374 Valid LK2 0,720 0,374 Valid LK3 0,571 0,374 Valid LK4 0,710 0,374 Valid LK5 0,539 0,374 Valid LK6 0,498 0,374 Valid LK7 0,605 0,374 Valid
Motivasi Kerja rxy r table Status
M1 0,816 0,374 Valid M2 0,702 0,374 Valid M3 0,446 0,374 Valid M4 0,629 0,374 Valid M5 0,441 0,374 Valid M6 0,788 0,374 Valid M7 0,494 0,374 Valid
Jadi rhitung lebih besar dari rtabel, yang berarti ada korelasi yang nyata
antara nilai total item dengan nilai item. Berdasarkan kriteria tersebut,
maka kuesioner sebagai alat ukur adalah valid.
2. Pengujian Reliabilitas Kuesioner
Reliabilitas sebenarnya adalah suatu instrumen yang digunakan
untuk mengukur suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau
handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau
50
stabil dari waktu ke waktu. Semakin tinggi reliabilitas suatu alat ukur,
maka semakin stabil juga alat ukur tersebut dalam mengukur suatu gejala.
Dan sebaliknya, semakin rendah reliabilitas suatu alat ukur, maka semakin
tidak stabil alat pengukur tersebut dalam mengukur suatu gejala.
Metode yang dipergunakan untuk menguji tingkat reliabilitas dari
kuesioner adalah teknik belah dua yang menggolongkan pengukuran multi
pertanyaan menjadi kelompok-kelompok yang sepadan dan
mengkorelasikan respon-respon pertanyaan untuk mengestimasikan
reliabilitas. Uji reliabilitas dapat dilihat pada lampiran. Untuk uji
reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini dengan rumus yang
dipergunakan adalah sebagai berikut :
a. Rumus rumus koefisien Alpha Cronbach:
( )
−
−
= ∑2
2
1
11 σ
σb
n kk
r
Keterangan:
nr = Jumlah populasi
k = Skor item
∑ 2σ = Skor total
21σ = Koefisiensi korelasi
51
Tabel V. 2 Uji Reliabilitas Metode Alpha Cronbach
Keterangan rxy r table Status Persepsi Kerja 804 0,374 Reliabel Lingkungan Kerja 866 0,374 Reliabel Motivasi Kerja 852 0,374 Reliabel
Nilai reliabilitas dikatakan reliabel jika nilainya tidak negatif dan
lebih besar dari r tabel. Jadi rhitung > rtabel, maka dikatakan tercapainya
reliabilitas, yang berarti bahwa kuesionernya tersebut telah memenuhi
syarat reliabilitas. Setelah melakukan uji reliabilitas, kuesioner ini telah
memenuhi syarat reliabilitas.
Nilai rhitung > r tabel (0, 374) maka kuisioner memenuhi syarat reliabilitas.
C. Teknik Analisis Data
Setelah syarat validitas dan reliabilitas kuesioner terpenuhi, maka
kuesioner tersebut dapat digunakan dalam penelitian yang sesungguhnya,
Kuesioner dibagikan kepada responden, karyawan PT (PERSERO)
ANGKASA PURA I Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta). Pengambilan
sampelnya menggunakan teknik simple random sampling, jumlah sampel
yang diambil adalah 68 orang responden.
Dalam menganalisis data-data yang ada, penulis menggunakan bantuan
program computer SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi 12,0
yang memang telah menyediakan fasilitas perhitungan statistika. Adapun
52
perhitungan tersebut, penulis berikan dalam bentuk lampiran, yaitu dapat
dilihat pada lampiran.
1. Analisis Persentase
a. Pengelompokan responden berdasarkan jenis kelamin
Menurut keterangan yang diperoleh dari responden yaitu karyawan PT.
Angkasa Pura I Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta yang
berdasarkan pada jenis kelamin sebagai berikut.
Tabel V.3 Jenis Kelamin Responden
Sumber: Lampiran
Tabel V.3 dapat diketahui bahwa responden sebagian besar adalah
laki- laki dengan jumlah 45 orang, dengan persentas 66,18%,
sedangkan responden perempuan sebanyak 23 orang, dengan
persentase 33,82%.
b. Pengelompokan responden berdasarkan Umur
Menurut keterangan yang diperoleh dari responden yaitu karyawan PT.
Angkasa Pura I Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta yang
berdasarkan umur sebagai berikut.
Keterangan Jumlah Persentase
Laki- laki 45 66,18%
Perempuan 23 33,82%
Jumlah 68 100%
53
Table V.4 Umur Responden
Keterangan Jumlah Persentase
<20 tahun - -
20-30 tahun 13 19,12%
31-40 tahun 18 26,47%
41-50 tahun 22 32,35%
>50 tahun 15 22,06%
Jumlah 68 100%
Sumber: Lampiran
Table V.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar dari responden
adalah kelompok umur antara 41-50 tahun, yaitu sebanyak 22
responden dengan persentase 32,35%,
c. Pengelompokan responden berdasarkan Status
Menurut keterangan yang diperoleh dari responden yaitu karyawan
PT. Angkasa Pura I Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta yang
berdasarkan status sebagai berikut.
Table V.5 Status Responden
Keterangan Jumlah Persentase
Menikah 56 82,35%
Belum menikah 12 17,65%
Jumlah 68 100%
Sumber: Lampiran
54
Table V.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
berstatus sudah menikah sebanyak 56 responden dengan persentase
82,35%.
d. Pengelompokan responden berdasarkan Tingkat Pendidikan.
Menurut keterangan yang diperoleh dari responden yaitu karyawan
PT. Angkasa Pura I Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta yang
berdasarkan tingkat pendidikan sebagai berikut
Table V.6 Tingkat Pendidikan Responden.
Keterangan Jumlah Persentase
SLTP - -
SMU 25 36,76%
D3 8 11,76%
S1 33 48,53%
S2 - -
Lainnya 2 2,94%
Jumlah 68 100%
Sumber: Lampiran
Table V.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
berpendidikan S1 yaitu sebanyak 33 responden dengan persentase
48,53%.
55
e. Pengelompokan responden berdasarkan Lama Bekerja.
Menurut keterangan yang diperoleh dari responden yaitu karyawan
PT. Angkasa Pura I Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta yang
berdasarkan lama bekerja sebagai berikut.
Table V.7 Lama Bekerja Responden.
Keterangan Jumlah Persentase
<2 tahun 15 22,06%
2-5 tahun 10 14,71%
6-10 tahun 11 16,18%
>10 tahun 32 47,06%
Jumlah 68 100%
Sumber: Lampiran
Table V.7 dapat diketahui bahwa sebagian besar lama responden
bekerja adalah lebih dari 10 tahun sebanyak 32 responden dengan
persentase 47,06%.
56
2. Analisis Data
Untuk mengetahui hubungan antara persepsi gaji dan lingkungan
kerja dengan motivasi kerja karyawan, maka akan dilakukan pengujian
korelasi secara parsial dan simultan antara persepsi gaji dan lingkungan
kerja dengan motivasi kerja.
Untuk Menganalisis data dan pengujian hipotesis dalam penelitian ini
digunakan teknik analisis data Korelasi product moment, yaitu mengetahui
adanya hubungan antara persepsi gaji dengan motivasi kerja. Dalam
penelitian ini berdasarkan data yang telah diolah dengan menggunakan
SPSS maka dapat ditentukan hubungan antara persepsi gaji dengan motivasi
kerja.
a. Analisis Korelasi Tunggal
Analisis ini digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian
ini, yaitu untuk mengetahui hubungan antara persepsi gaji dan lingkungan
kerja dengan motivasi kerja karyawan.
Tabel V.8 Nilai Koefisien Korelasi
Variabel Nilai Korelasi Persepsi Gaji (X1) dengan Motivasi Kerja (Y) 0.493 Lingkungan Kerja (X2) dengan Motivasi Kerja (Y) 0,659
Sumber : lampiran
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat diartikan bahwa hubungan
antara persepsi gaji (X1), lingkungan kerja (X2) dengan motivasi adalah
hubungan positif, dikarenakan nilai koefisien korelasi kedua variabel
pembentuk motivasi kerja lebih besar dari nol.
57
1). Analisis Hubungan antara persepsi gaji dengan motivasi kerja.
Berdasarkan hasil perhitungan yang hasilnya terlihat pada tabel V.8
dapat telihat bahwa persepsi gaji memiliki nilai korelasi sebesar 0,493,
hal tersebut dapat diartikan bahwa hubungan antara persepsi gaji
terhadap motivasi kerja adalah hubungan positif, dikarenakan nilai
koefisien korelasi variabel pembentuk motivasi kerja lebih besar dari
nol. Dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara
persepsi gaji dengan motivasi kerja karyawan dapat diterima.
2). Analisis Hubungan antara lingkungan kerja dengan motivasi
kerja.
Berdasarkan hasil perhitungan yang hasilnya terlihat pada tabel V.8
dapat telihat bahwa lingkungan kerja memiliki nilai korelasi sebesar
0,659, hal tersebut dapat diartikan bahwa hubungan antara lingkungan
kerja terhadap motivasi kerja adalah hubungan positif, dikarenakan
nilai koefisien korelasi variabel pembentuk motivasi kerja lebih besar
dari nol. Dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis
yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan
antara lingkungan kerja dengan motivasi kerja karyawan dapat
diterima.
58
b. Analisis Korelasi Berganda
Analisis ini digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian
ini, yaitu untuk mengetahui hubungan antara persepsi gaji dan lingkungan
kerja dengan motivasi kerja karyawan secara bersama-sama.
Tabel V.9. Korelasi berganda
F hitung F table Sig R R2 Keterangan
29,579 3,1381 0,000 0,690 0,976 Sangat kuat
Sumber : Data lampiran
Deskripsi dari tabe l di atas adalah sebagai berikut:
1. Koefisien Korelasi (R)
Hasil perhitungan koefisien korelasi (R) menunjukkan nilai 0,690, nilai
ini cenderung mendekati angka 1 yang berarti terdapat hubungan yang
kuat dan positif antara persepsi gaji dan lingkungan kerja terhadap
motivasi kerja.
2. Analisis Koefisien Determinasi ( R 2 )
Nilai R 2 atau koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui
seberapa besar perubahan variabel Y yang dapat dijelaskan oleh
variabel X. Hasil analisis menunjukkan koefisien determinasi (R 2 )
sebesar 0,976 = 97,6%. Hal ini dapat diartikan bahwa motivasi kerja
dipengaruhi variabel persepsi gaji dan lingkungan kerja sebesar 97,6%,
sedangkan sisanya 2,4% dipengaruhi oleh variabel lain.
59
3. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui signifikansi korelasi antara
variabel persepsi gaji dan lingkungan kerja dengan motivasi kerja
karyawan. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan bantuan
SPSS 12.0 maka diperoleh hasil:
a) Ftest = 29,579
Ftabel Taraf signifikansi (α ) = 5%
Derajat kebebasan (df) = n-k-1 = 68-2-1 = 65.
Keterangan :
n = jumlah responden
k = jumlah variabel independen
jadi nilai Ftabel = α ; (k) ; (n-k-1)
= 0,05 ; 2 ; 68-2-1
= 0,05 ; 2 ; 65
= 3,1381
b) Kriteria pengujian
Fhitung = 29,579 > Ftabel = 3,1381 maka dapat dikatakan H0 ditolak
dan Ha diterima. Hal ini dapat diartikan bahwa hipotesis penelitian
yang menyatakan persepsi gaji dan lingkungan kerja berhubungan
positif dan signifikan terhadap motivasi kerja karyawan dapat
diterima
60
D. PEMBAHASAN
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan terhadap responden
yaitu karyawan PT (PERSERO) ANGKASA PURA I Bandar Udara
Adisutjipto Yogyakarta, maka pada bagian ini penulis akan melakukan
pembahasan lebih lanjut.
1. Analisis korelasi parsial digunakan untuk mengetahui besar hubungan
masing-masing variabel persepsi gaji, lingkungan kerja, dengan motivasi
kerja karyawan. Hasil analisis korelasi parsial yang telah dilakukan dengan
menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 12.0 menunjukkan:
a. Hubungan persepsi gaji terhadap motivasi kerja.
Berdasarkan hasil analisis korelasi tunggal (tabel V.8) kuatnya
hubungan variabel persepsi gaji terhadap motivasi kerja ditunjukkan
hasil korelasi tunggal sebesar (r) 0,493 yang mengindikasikan
hubungan antara persepsi gaji dengan motivasi kerja positif.
Berdasarkan hasil analisis korelasi parsial tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa persepsi gaji memiliki hubungan yang positif dan
signifikan terhadap motivasi kerja. Dari perhiutungan tersebut dapat
disimpulkan bahwa persepsi gaji karyawan PT. Angkasa Pura I Bandar
Udara Adisutjipto Yogyakarta mempunyai hubungan yang positif dan
signifikan terhadap motivasi kerja karyawan.
b. Hubungan lingkungan kerja terhadap motivasi kerja
Berdasarkan hasil analisis korelasi tunggal (tabel V.8) kuatnya
hubungan variabel lingkungan kerja terhadap motivasi kerja
61
ditunjukkan hasil korelasi tunggal sebesar (r) 0,659 yang
mengindikasikan hubungan antara lingkungan kerja dengan motivasi
kerja positif. Berdasarkan hasil analisis korelasi parsial tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa variabel lingkungan kerja memiliki
hubungan yang positif dan signifikan terhadap motivasi kerja. Dari
perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja
karyawan PT. Angkasa Pura I Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta
mempunyai hubungan positif dan signifikan terhadap motivasi kerja
karyawan.
2. Variabel Analisis korelasi berganda digunakan untuk mengetahui besar
hubungan persepsi gaji dan lingkungan kerja secara simultan dengan
motivasi kerja. Hasil analisis korelasi berganda yang telah dilakukan
dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 12.0
memperlihatkan persepsi gaji dan lingkungan kerja secara simultan
memiliki besar hubungan yang dilihat dari besarnya R2 sebesar 0,976 yang
menandakan bahwa sifat hubungan tersebut positif. Hal tersebut
menunjukkan variabel persepsi gaji dan lingkungan kerja memiliki
hubungan sebesar 97,6% terhadap motivasi kerja karyawan PT. Angkasa
Pura I Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta. Dari sifat hubungannya
tersebut dapat diketahui, jika pihak PT. Angkasa Pura I Bandar Udara
Adisutjipto Yogyakarta semakin memperbaiki/meningkatkan persepsi
karyawan terhadap gaji, memperhatikan lingkungan kerja perusahaan maka
62
motivasi kerja dari karyawan PT. Angkasa Pura I Bandar Udara
Adisutjipto Yogyakarta akan semakin meningkat.
Untuk membuktikan variabel persepsi gaji dan lingkungan kerja
secara bersama-sama berhubungan secara signfikan atau tidak terhadap
motivasi kerja maka digunakan analisis korelasi berganda. Hasil analisis
korelasi berganda diperoleh nilai Fhitung sebesar 29,579, nilai Ftabel pada
derajat bebas df = α ; (k) ; (n-k-1) sebesar 3,181. dengan membandingkan
nilai Fhitung dan Ftabel ; 29,579 > 3,181, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa variabel persepsi gaji dan lingkungan kerja secara bersama-sama
berhubungan secara positif dan signifikan dengan motivasi kerja.
63
BAB VI
KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hubungan antara persepsi gaji dengan motivasi kerja
Berdasarkan uji korelasi product moment, persepsi gaji memiliki nilai
korelasi (r) sebesar 0,493 dapat dilihat pada tabel V.8, hal tersebut dapat
diartikan bahwa hubungan antara persepsi gaji terhadap motivasi kerja
adalah hubungan positif, dikarenakan nilai koefisien korelasi variabel
pembentuk motivasi kerja lebih besar dari nol.
2. Hubungan antara lingkungan kerja dengan motivasi kerja.
Berdasarkan uji korelasi product moment, lingkungan kerja memiliki nilai
korelasi (r) sebesar 0,659 dapat dilihat pada tabel V.8, hal tersebut dapat
diartikan bahwa hubungan antara lingkungan kerja terhadap motivasi kerja
adalah hubungan positif, dikarenakan nilai koefisien korelasi variabel
pembentuk motivasi kerja lebih besar dari nol.
3. Hubungan antara persepsi gaji, dan lingkungan kerja secara bersama-sama
dengan motivasi kerja.
Dengan menggunakan analisis korelasi berganda dan dengan
menggunakan uji F maka dihasilkan nilai koefisien korelasi berganda
64
sebesar 0,976 dapat dilihat pada table V.9, atau dengan kata lain variasi
variabel independen yang terdiri dari persepsi gaji dan lingkungan kerja
menjelaskan variabel dependen motivasi kerja sebesar 97,6%. Hasil ini
dapat diartikan bahwa secara bersama-sama variabel persepsi gaji dan
lingkungan kerja memiliki hubungan positif dengan motivasi kerja.
B. Saran.
Saran-saran yang dapat diberikan oleh penulis kepada pihak perusahaan
adalah:
1. Bagi perusahaan
Hasil penelitian menyarankan pada perusahaan untuk lebih
memperhatikan persepsi karyawan terhadap sistem pemberian gaji
perusahaan, karena apabila karyawan memiliki persepsi yang positif pada
sistem pemberian gaji perusahaan maka motivasi kerja karyawan
meningkat. Demikian juga perusahaan juga harus memperhatikan
lingkungan kerja bagi para karyawannya seperti layout tempat kerja,
kondisi penerangan dan sebagainya apabila ditinjau dari sisi eksternal,
selain itu perusahaan juga harus dapat menciptakan situasi yang nyaman
antar karyawan juga antara karyawan dengan atasan.
65
2. Bagi peneliti selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar peneliti:
§ Memperhatikan lebih mendalam cara pengisian skala penelitian
kepada subjek penelitian untuk diisi pada saat itu juga atau tidak
dibawa pulang (melakukan kontrol) sehingga data yang diperoleh
lebih akurat (tidak terjadi bias).
§ Perlu memperhatikan lebih seksama prosedur validitas dalam
menyusun skala penelitian agar item-item pada skala penelitian
tersebut relevan dengan tujuan penelitian sehingga validitas isi bisa
dipertahankan.
C. Keterbatasan Penelitian
1. Aspek Internal.
Aspek internal yang ditinjau dari peneliti antara lain: penulis mengalami
kesulitan dalam mengatur jadwal untuk melakukan wawancara dan
penyebaran kuesioner yang disesuaikan dengan jadwal kerja penulis
sebagai operator warnet, selain itu penulis juga mengalami keterbatasan
dana dalam melakukan penelitian.
2. Aspek Eksternal.
Aspek eksternal yang ditinjau dari pihak perusahaan antara lain: kesibukan
para karyawan menyebabkan penulis mengalami kesulitan untuk bertatap
muka langsung dengan karyawan yang mengisi kuesioner, selain itu untuk
66
mendapatkan data yang berkaitan dengan penelitian membutuhkan waktu
yang lama dikarenakan kesibukan operasional perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Burhanudin Gunawan dan Marzuki, 2000 “Statistik Terapi”, Gadjah Mada press,
Yogyakarta.
Supranto,J, MA. 2001, “Statistik Teori dan Aplikasi”, Jilid I, Erlangga, Jakarta.
Hasan, M. Iqbal, 2004, “Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan
Aplikasinya”, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Ghozali, Imam, 2001, “Aplikasi Analisis Multivarate dengan Program SPSS”,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Heidjrachman, Husnan Suad, 1993, “Manajemen Personalia”, Edisi IV, BPFE,
Yogyakarta.
Anggono, Greg dkk, 2001, “Pengantar Manajemen”, Pusat Penerbitab STIE
Stikubank, Semarang.
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo, 2002, “Metodologi Penelitian Bisnis
untuk Akuntansi dan Manajemen”, BPFE, Yogyakarta.
Winardi, j, 2002, “Motovasi & Pemotivasian Dalam Manajemen”, PT.
RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Robbins, Stephen P, “Perilaku Organisasi”, Jilid I, PT. Indeks, Jakarta.
Mathis, Robert L dan John H. Jackson, 2002, “Manajemen Suber Daya
Manusia”, Salemba Empat, Jakarta.
Hanafi, Mamduh M, 2003, “Manajemen”, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Daft, Richard L, 2002, “Manajemen”, Jilid 2, Erlangga, Jakarta.
Kreitner, Robert dan Angelo Kinicki, 2003, “Perilaku Organisasi”, Salemba
Empat, Jakarta.
Sugiyono, 1997, “Metode Penelitian Administrasi “, Alfa Beta, Bandung.
Umar, H, 1997, “Metodologi Penelitian:Aplikasi dan Pemasaran”, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
DAFTAR PERTANYAAN
I. PENGANTAR
Kepada Bapak/ Ibu/ Sdr/i karyawan
Dalam rangka penyelesaian Tugas Akhir (skripsi) Program S1 Manajemen
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, kami mengharapkan bantuan dan
ketersediaan anda dalam proses kegiatan tersebut untuk meluangkan waktu
mengisi kuesioner yang kami ajukan.
Tujuan penelitian semata untuk tujuan ilmiah yaitu penerapan teori dan
praktek dilapangan, maka kami mengharapkan anda menjawab sesuai dengan
kehendak diri kita masing-masing.
II. DATA RESPONDEN
1. Nama :………………………….
2. Jenis Kelamin : a. Pria. b. Wanita.
3. Umur : a. <20 tahun. d. 41-50 tahun.
b. 20-30 tahun. e. >50 tahun.
c. 31-40 tahun.
4. Status : a. Menikah. b. Belum manikah.
5. Tingkat Pendidikan : a. SLTP d. S1
b. SMU e. S2
c. D3 f. Lainnya……
6. Lama Bekerja : a. <2 tahun. c. 6-10 tahun.
b. 2-5 tahun. d. >10 tahun.
Petunjuk : berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling sesuai dengan
kondisi yang and rasakan.
A. Gaji
1. Menurut saya, gaji yang saya terima sesuai dengan manfaat yang saya dapat.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
2. Menurut saya, gaji yang saya terima sesuai dengan tingkat pendidikan.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setutju
c. Ragu-ragu
3. Menurut saya, gaji yang saya terima sesuai denganprestasi kerja.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setutju
c. Ragu-ragu
4. Menurut saya, bonus yang saya terima sesuai dengan kondisi pekerjaan.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setutju
c. Ragu-ragu
5. Menurut saya, gaji yang saya terima selalu tepat pada waktunya.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setutju
c. Ragu-ragu
B. Lingkungan Kerja
1. Menurut saya, tata ruang di tempat kerja saya telah sesuai dengan standar.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
2. Menurut saya, kondisi kebersihan di tempat kerja saya telah sesuai dengan
standar.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
3. Menurut saya, kondisi suhu udara di tempat kerja saya telah sesuai dengan
standar.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
4. Menurut saya, kondisi penerangan di ruang kerja saya telah sesuai dengan
standar.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
5. Menurut saya, tingkat keamanan di tempat kerja saya telah sesuai dengan
standar.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
6. Menurut saya, perhatian pimpinan terhadap konflik-konflik yang terjadi
dilingkungan kerja karyawan sudah berjalan dengan baik.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
7. Menurut saya, suasana kerja di tempat saya bekerja sekarang ini sudah memuaskan.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
C. Motivasi Kerja
1. Menurut saya, hubungan kerja antarkaryawan di tempat kerja saya dapat
memotivasi saya dalam bekerja.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
2. Menurut saya, pemberian penghargaan di tempat kerja saya dapat
memotivasi saya dalam bekerja.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
3. Menurut saya, jaminan kesehatan di tempat kerja saya dapat memotivasi
saya dalam bekerja.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
4. Menurut saya, kepuasan kerja dapat dapat memotivasi saya dalam bekerja.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
5. Menurut saya, pengembangan karir di tempat kerja saya dapat memotivasi
saya dalam bekerja.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
6. Menurut saya, pemberian pengakuan di tempat kerja saya dapat memotivasi
saya dalam bekerja.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
7. Menurut saya, dukungan dari rekan-rekan untuk menyelesaikan tugas dan
tanggung jawab saya dapat memotivasi saya dalam bekerja.
a. Sangat setuju d. Tidak setuju
b. Setuju e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
Total Pergerakan Lalu Lintas Angkutan Udara PT Persero Angkasa Pura I Jogjakarta
Bandar Udara Adisutjipto Tahun 2000-2004
Sumber: PT (Persero) Angkasa Pura I Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta
Pesawat (unit)
Penumpang (orang)
Kargo (kg)
Bagasi (kg)
Pos (kg)
Tahun Datang Berangkat Datang Berangkat Transit Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat
2000 4.346 4.346 286.277 275.731 46.074 1.002.828 670.119 2.390.873 2.313.272 442.032 549.179
2001 5.658 5.656 363.503 358.324 84.477 1.359.907 706.742 3.042.198 3.053.228 242.145 130.389
2002 5.879 5.879 448.322 438.487 38.861 1.633.114 916.257 3.900.715 3.823.832 232.031 127.168
2003 8.511 8.507 727.731 710.271 42.564 2.391.706 1.320.735 5.979.170 6.254.093 205.538 120.577
2004 13.533 13.551 1.204.904 1.175.868 61.101 3.183.388 5.124.108 9.288.557 9.888.814 267.888 204.430
GENERAL MANAGER
DIVISI
OPERASI
DIVISI
T E K N IK
DIVISI KOMERSIAL &
P.USAHA
OFFICER IN
CHARGE
DINAS TEKNIK UMUM
DINAS KOMPEN
& RANGTIKA
DINAS
ACD/APP
DINAS TEKNIK
PERALATAN
DINAS TEKNIK ELEKTRONIKA
& LISTRIK
DINAS PENGEMBANGAN
USAHA DINAS
KOMERSIAL
DIVISI KEUANGAN &
UMUM
DINAS AKUNTANSI & ANGGARAN
DINAS KESELAMATAN & KEAMANAN
BANDARA
DINAS PELAYANAN BANDARA
DINAS PERSONALIA &
UMUM
STRUKTUR ORGANISASI CABANG PT (PERSERO) ANGKASA PURA I
BANDAR UDARA ADISUTJIPTO JOGJAKARTA
p1 p2 p3 p4 p51 4 4 4 2 4 42 4 5 4 5 5 53 4 4 4 4 4 44 5 5 5 4 5 55 4 4 5 5 4 46 5 4 5 5 5 57 2 2 3 3 4 38 4 4 4 4 4 49 4 4 4 4 4 4
10 4 4 4 4 4 411 5 5 5 5 5 512 4 4 4 4 5 413 4 4 3 4 4 414 2 2 2 4 4 315 4 4 4 4 4 416 4 4 4 4 4 417 4 4 4 4 4 418 4 4 4 4 4 419 4 4 5 5 5 520 5 4 4 4 4 421 4 5 4 4 4 422 5 5 4 4 4 423 4 4 4 4 4 424 4 4 4 4 4 425 4 4 4 4 4 426 5 4 4 4 5 427 4 4 5 3 5 428 5 4 5 4 5 529 4 4 4 3 5 430 4 5 5 5 4 531 4 4 4 4 4 432 4 4 4 4 4 433 4 4 5 4 5 434 5 5 5 5 5 535 4 4 4 4 4 436 4 4 4 4 4 437 4 4 4 4 4 438 4 4 4 4 4 439 4 4 4 3 4 440 3 4 4 2 4 341 4 5 4 4 5 442 5 4 4 4 5 443 4 2 4 4 4 444 4 2 3 4 4 345 4 4 5 4 4 446 4 4 4 4 4 447 4 4 2 4 4 448 4 4 4 4 5 449 4 4 4 4 4 450 3 3 3 3 4 351 4 4 4 4 5 4
nopersepsi
total
52 5 4 4 4 4 453 5 4 4 4 5 454 2 4 4 4 4 455 4 4 4 4 4 456 3 4 4 4 4 457 4 4 3 3 5 458 4 4 4 4 5 459 5 5 4 5 5 560 5 5 5 5 5 561 4 2 3 3 3 362 2 2 3 3 4 363 2 2 2 4 4 364 4 2 4 2 4 365 4 4 4 5 5 466 4 4 4 4 4 467 5 5 5 5 4 568 2 2 3 4 4 3
p1 p2 p3 p4 p5 p6 p71 3 3 2 4 4 4 3 3.292 4 4 4 4 4 4 4 4.003 3 3 3 3 4 4 3 3.294 4 3 4 5 5 4 5 4.295 4 4 4 4 4 4 4 4.006 4 4 4 4 4 3 4 3.867 1 1 2 3 3 3 2 2.148 4 4 4 4 4 4 4 4.009 3 4 3 3 3 4 3 3.29
10 3 4 4 4 4 4 4 3.8611 3 3 4 4 4 4 4 3.7112 2 3 4 4 4 4 4 3.5713 3 2 3 4 3 4 4 3.2914 1 1 4 2 2 2 4 2.2915 2 2 2 4 4 4 2 2.8616 4 4 4 4 3 4 4 3.8617 3 4 4 4 2 4 2 3.2918 4 4 4 4 4 4 4 4.0019 5 4 5 5 4 4 5 4.5720 4 4 5 5 4 4 4 4.2921 4 4 5 5 4 4 4 4.2922 4 4 4 4 4 4 4 4.0023 4 4 4 4 4 4 4 4.0024 4 4 4 4 4 4 4 4.0025 4 4 4 4 4 4 4 4.0026 4 4 4 5 4 4 4 4.1427 4 3 3 5 4 4 5 4.0028 4 4 4 5 5 5 5 4.5729 4 4 4 5 3 3 5 4.0030 5 5 4 4 4 4 4 4.2931 3 2 4 4 4 4 4 3.5732 4 4 3 4 3 4 4 3.7133 4 4 4 4 4 5 4 4.1434 4 5 5 5 4 4 4 4.4335 5 4 4 4 4 4 4 4.1436 3 3 3 3 3 4 3 3.1437 3 4 4 4 2 4 2 3.2938 4 4 4 4 4 4 4 4.0039 2 3 3 4 3 3 3 3.0040 3 3 3 4 4 2 3 3.1441 3 2 4 4 2 3 4 3.1442 4 3 4 4 3 3 4 3.5743 2 2 3 3 3 4 3 2.8644 3 3 3 3 3 3 3 3.0045 4 4 4 5 5 5 4 4.4346 4 4 4 4 4 4 4 4.0047 4 4 5 4 3 4 4 4.0048 4 4 4 4 4 4 4 4.0049 2 4 4 4 4 2 4 3.4350 2 3 3 4 4 3 4 3.29
nolingkungan kerja
total
51 3 4 4 4 4 4 3 3.7152 4 4 4 4 4 4 4 4.0053 5 4 4 4 4 4 4 4.1454 5 4 4 4 4 2 2 3.5755 4 4 4 5 5 5 4 4.4356 4 4 4 4 4 5 4 4.1457 3 3 3 3 4 4 3 3.2958 2 4 4 4 4 4 4 3.7159 3 4 2 5 5 4 4 3.8660 5 5 5 5 4 4 5 4.7161 3 4 4 4 4 4 4 3.8662 3 2 3 4 3 4 4 3.2963 2 2 3 3 3 4 3 2.8664 3 4 4 4 4 4 4 3.8665 4 4 4 5 4 4 5 4.2966 3 4 4 4 3 3 3 3.4367 4 3 3 3 3 2 4 3.1468 5 5 4 5 4 4 4 4.43
p1 p2 p3 p4 p5 p6 p71 3 3 4 4 4 4 4 3.712 4 4 4 4 4 4 4 4.003 3 3 4 3 4 3 4 3.434 5 5 5 5 5 5 5 5.005 4 4 4 4 4 4 5 4.146 4 4 3 5 5 4 4 4.147 2 2 3 4 4 3 3 3.008 4 4 4 4 4 4 4 4.009 4 4 4 3 4 4 4 3.86
10 5 4 5 5 4 4 5 4.5711 5 5 5 4 4 4 4 4.4312 4 3 5 5 4 4 4 4.1413 5 5 5 5 5 5 5 5.0014 2 2 4 3 2 2 4 2.7115 2 3 4 4 3 4 4 3.4316 4 4 4 4 4 4 4 4.0017 3 2 4 3 4 2 4 3.1418 4 4 4 5 5 5 5 4.5719 5 5 5 4 4 4 5 4.5720 4 4 4 5 5 4 5 4.4321 4 4 4 4 4 4 5 4.1422 4 4 4 4 4 4 5 4.1423 4 4 4 4 4 4 4 4.0024 4 4 4 4 4 4 4 4.0025 4 5 5 4 4 4 4 4.2926 4 5 4 4 5 4 4 4.2927 4 4 5 4 3 4 5 4.1428 5 5 4 4 4 4 3 4.1429 5 4 4 5 3 5 5 4.4330 4 3 5 5 4 5 5 4.4331 4 4 4 4 4 4 4 4.0032 4 4 4 4 3 3 4 3.7133 4 5 5 4 4 4 4 4.2934 4 5 5 5 5 4 5 4.7135 4 4 4 4 4 4 4 4.0036 4 4 4 3 4 4 4 3.8637 4 4 4 4 3 2 2 3.2938 4 4 4 4 4 4 4 4.0039 3 3 4 4 4 4 3 3.5740 2 2 4 3 2 3 2 2.5741 4 3 4 4 5 4 4 4.0042 5 5 4 4 4 2 3 3.8643 4 4 4 4 4 4 4 4.0044 4 4 4 4 4 4 4 4.0045 3 4 4 4 4 5 5 4.1446 4 4 4 4 4 4 4 4.0047 3 4 4 4 3 3 4 3.5748 5 5 5 4 5 5 4 4.7149 4 4 4 4 4 4 4 4.0050 3 3 4 4 3 3 4 3.43
nomotivasi kerja
total
51 3 4 4 4 4 3 4 3.7152 4 4 5 4 4 4 5 4.2953 4 4 5 4 4 4 4 4.1454 3 4 5 5 5 5 4 4.4355 5 4 5 4 4 5 4 4.4356 4 4 4 4 4 4 4 4.0057 3 3 4 3 3 3 3 3.1458 4 4 4 4 5 4 4 4.1459 4 4 5 5 4 5 5 4.5760 4 5 5 5 5 5 5 4.8661 4 4 3 4 5 5 5 4.2962 4 4 4 4 4 4 4 4.0063 3 2 4 3 4 2 4 3.1464 5 5 5 5 5 4 3 4.5765 4 4 5 4 4 4 2 3.8666 4 4 4 4 4 4 4 4.0067 4 3 4 4 3 4 4 3.7168 5 5 4 4 3 2 3 3.71
Reliability
Case Processing Summary
30 100,00 ,0
30 100,0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on all variables in the procedure.a.
Reliability Statistics
,804 5
Cronbach'sAlpha N of Items
Item-Total Statistics
16,57 3,495 ,733 ,716
16,60 3,628 ,702 ,72816,53 3,568 ,747 ,71216,63 4,447 ,376 ,83016,33 4,851 ,414 ,812
P1P2P3P4P5
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Reliability
Case Processing Summary
30 100,00 ,0
30 100,0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on all variables in the procedure.a.
Reliability Statistics
,866 7
Cronbach'sAlpha N of Items
Page 1
Item-Total Statistics
22,87 10,395 ,868 ,810
22,87 11,361 ,720 ,83622,60 13,007 ,571 ,85622,27 12,685 ,710 ,83922,60 13,628 ,539 ,860
22,50 14,603 ,498 ,86622,50 12,603 ,605 ,852
Lk1Lk2Lk3Lk4Lk5
Lk6Lk7
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Reliability
Case Processing Summary
30 100,00 ,0
30 100,0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on all variables in the procedure.a.
Reliability Statistics
,852 7
Cronbach'sAlpha N of Items
Item-Total Statistics
24,60 8,593 ,816 ,797
24,67 8,920 ,702 ,82024,30 11,459 ,446 ,85324,37 10,447 ,629 ,83024,50 11,086 ,441 ,855
24,57 9,495 ,788 ,80624,20 11,131 ,494 ,848
M1M2M3M4M5
M6M7
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Page 2