Upload
builiem
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS INVESTASI DINAR
(Studi pada Gerai Dinar)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
Oleh:
Anna Madania
104046201705
KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/2009 M
LEMBALEMBALEMBALEMBAR PERNYATAANR PERNYATAANR PERNYATAANR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 4 Maret
2009
Anna Madania
PENGEPENGEPENGEPENGESAHAN PANITIA UJIANSAHAN PANITIA UJIANSAHAN PANITIA UJIANSAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul ANALISIS INVESTASI DINAR (Studi pada Gerai Dinar) ANALISIS INVESTASI DINAR (Studi pada Gerai Dinar) ANALISIS INVESTASI DINAR (Studi pada Gerai Dinar) ANALISIS INVESTASI DINAR (Studi pada Gerai Dinar) telah
diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 20 Januari 2009. Skripsi ini
telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Islam (SEI) pada program studi Muamalat (Ekonomi Islam).
Jakarta, 4 Maret 2009
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, MA, MMProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, MA, MMProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, MA, MMProf. Dr. H. Muhammad Amin Suma, MA, MM
NIP. 150 210 422
PANITIA UJIPANITIA UJIPANITIA UJIPANITIA UJIANANANAN
1. Ketua : Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM ( …………...... )
NIP. 150 210 422
2. Sekretaris : Ah. Azharuddin Lathif, M. Ag ( …………...... )
NIP. 150 318 308
3. Pembimbing I : Ir. Agus Edi Sumanto, MM, M.Si, AAIJ, RFA ( …………...... )
4. Pembimbing II : Dr. Fuad Thohari ( …………...... )
5. Penguji I : Asmawi, M. Ag ( …………...... )
NIP.
6. Penguji II : Nuryamin Aini ( …………...... )
NIP.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Ilahi Rabbi Tuhan sekalian alam, sumber dari suara-
suara hati yang bersifat Mulia, sumber ilmu pengetahuan. Yang memenuhi hati
manusia dengan cahaya-Nya, yang telah melapangkan dengan kelimpahan Iman dan
indahnya bertawakal, Allah SWT.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah bagi junjungan besar Nabi
Muhammad saw., keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Dengan segenap kemampuan maksimal penulis, akhirnya skripsi ini dapat
diselesaikan. Penulis sangat berterimakasih kepada pihak-pihak terkait yang telah
banyak membantu hingga akhirnya tercipta sebuah karya yang mudah-mudahan
bermanfaat bagi banyak kalangan. Dengan penuh ketulusan penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH., MA., MM. selaku Dekan Fakultas
Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Euis Amalia selaku Ketua Program Studi Mu’amalat (Ekonomi Islam)
dan Bapak Azharuddin Lathif, MA. selaku Sekretaris Program Studi.
3. Bapak Ir. Agus Edi Sumanto, MM., M.Si., AAIJ., RFA dan Bapak Dr. Fuad
Thohari selaku Dosen Pembimbing.
4. Bapak Muhaimin Iqbal selaku Presiden Gerai Dinar
5. Bapak Ibnu Siena selaku Agen Gerai Dinar
6. My Beloved Parents “Apa-Umi”, My Lovely Brothers “Adib, Hilman, dan
Yayang (Fawa)”, atas doa dan motivasinya.
7. Kakakku tersayang “Suhaemi (alm.)”, dan semua keluarga yang telah
memberi support dalam bentuk apapun.
8. Sahabat-sahabatku “Foel Family”, “Adem Ayem Sweety Girlzz”. Sahabat/i
PMII. Thank’s for you all.
9. K’Indy, K’Iis, K’Vivi, makasih bantuannya. Mas Bahrul, thank’s for thing’s
all.
Penulis membuka pintu untuk kritikan dan saran untuk menjadikan skripsi ini dapat
diterima oleh banyak kalangan. Semoga semua kebaikan sahabat/i mendapat
limpahan karunia dari Allah SWT. Semoga Allah selalu mengiringi langkah kita.
Amin.
Wallâhu al-Muwaffiq ilâ Aqwâmi at-Tharîq
Jakarta, 11 Desember 2008
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan............................................................... . 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.................................................... 5
C. Tujuan Penelitian................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian................................................................................. 6
E. Review Studi Terdahulu........................................................................ 6
F. Kerangka Konseptual............................................................................. 10
G. Pedoman Penulisan Laporan.................................................................. 11
H. Sistematika Penulisan............................................................................ 11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Konsep Investasi
1. Pengertian Investasi......................................................................... 13
2. Tujuan Investasi............................................................................... 14
3. Proses Investasi................................................................................ 15
B. Return Yang Diharapkan dan Risiko
1. Pengertian Return dan Risiko.......................................................... 18
2. Estimasi Return dan Risiko.............................................................. 21
a. Pengembalian Aktual (Return)..................................................... 21
b. Risiko........................................................................................... 22
C. Investasi Syari’ah
1. Pengertian Investasi Syari’ah........................................................... 25
2. Prinsip Investasi Syari’ah dan Bentuk Investasi Syari’ah................ 27
3. Landasan Hukum Investasi Dinar.................................................... 31
4. Zakat................................................................................................ 32
D. Konsep Dinar
1. Pengertian Dinar.............................................................................. 35
2. Sejarah Singkat Dinar...................................................................... 37
3. Keunggulan-Kelemahan Dinar........................................................ 43
4. Standar Emas (Arti, Syarat, dan Macam)........................................ 45
E. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia
1. Konsep
Wadiah................................................................................ 49
2. Pengerti
an SWBI............................................................................. 50
3. Landasa
n Hukum SWBI.................................................................. 52
4. Mekanis
me Pelaksanaan SWBI....................................................... 52
5. Mekanis
me Pelaksanaan SBIS......................................................... 55
BAB III METODE PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM GERAI DINAR
A. Konsep Hipotesis................................................................................... 59
B. Metode Penelitian.................................................................................. 61
C. Gambaran Umum Gerai Dinar............................................................... 68
1. Produk-Produk Gerai Dinar............................................................. 69
2. Sistem Pemasaran pada Gerai Dinar................................................ 76
BAB IV ANALISIS INVESTASI DINAR (Studi Pada Gerai Dinar)
A. Pergerakan Harga Dinar dan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia …….. 79
B. Pengembalian Yang Diharapkan (Expected Return) atas Dinar dan Sertifikat
Wadiah Bank Indonesia......................................................................... 85
C. Risiko Dinar dan SWBI………………………………………………. 89
D. Optimalisasi Investasi Dinar dan SWBI
(Komparasi Dinar dan SWBI)................................................................ 90
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................ 95
B. Saran...................................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
Tabel 4.1. Harga Dinar dan Bonus SWBI……………………………….. 80
Tabel 4.2. Return Dinar dan SWBI............................................................ 86
Gambar 3.1. Grafik Pertumbuhan Pengunjung Situs.................................... 77
Gambar 4.1. Harga Dinar periode Januari 2003-Maret 2008……………… 82
Gambar 4.2. Return Dinar……………………………………………….. .. 83
Gambar 4.3. Bonus SWBI periode Januari 2003-Maret 2008…………….. 84
Gambar 4.4. Bonus SBIS periode April-Oktober 2008………………….. .. 85
Gambar 4.5. Posisi Dinar dan SWBI
berdasarkan Expected Return dan Risikonya........................... 90
BAB IBAB IBAB IBAB I
PENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUAN
A. A. A. A. Latar Belakang MasalahLatar Belakang MasalahLatar Belakang MasalahLatar Belakang Masalah
Islam sebagai agama sempurna telah mengatur segala yang ada pada
manusia dalam syari’at yang merupakan sistem hukum berdasarkan wahyu,
yaitu yang terkandung di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Seiring
perkembangan zaman, masalah yang ada mulai kompleks seperti
perkembangan ekonomi syari’ah, dan hukum Islam dituntut untuk relevan
terhadap permasalahan yang baru tersebut. Permasalahan ekonomi syari’ah
dan maraknya perkembangan Lembaga Keuangan Syari’ah tidak luput dari
pantauan hukum Islam, harus terus beriringan dan tidak boleh keluar dari
ketentuan hukum Islam.
Implementasi keuangan syari’ah dalam kehidupan merupakan salah
satu bentuk pemenuhan kewajiban manusia terhadap agamanya. Hukum
Islam bukan hanya sekedar menganjurkan ibadah kepada Tuhannya sebagai
jalan menuju kebahagiaan akhirat, tetapi usaha untuk dapat mencapai
kesejahteraan, kesuksesan, dan kebahagiaan di dunia pun dianjurkan.
Dengan demikian ada ibadah yang langsung tertuju untuk Tuhan (Hablun min
Allâh) dan ada ibadah yang dalam bentuk harus melalui interaksi dengan
manusia (Hablun min an-Nâs).
Salah satu aplikasi usaha mencapai kebahagiaan di dunia adalah
dengan bekerja, sebagaimana tertuang dalam surat at-Taubah ayat: 105.
������ ����☺ ��� ��������� ����
�������⌧! "�#��$%�&��
'(�)*+,�$☺-.���� � /0�12���3�%��
45�678 9:7;'� 9-<'-.��
?�@;ABCD.���� ����E7FG'H�<��
��☺7� ,I�J)�K '(��☺,�� MMMMNNNN99997777����
Artinya: Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu'min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan". (Q.S. at-Taubah :105)
Berbagai macam cara bekerja seperti berdagang, menjadi karyawan dan
sebagainya. Bagi orang-orang yang memiliki kelebihan modal, ada alternatif
untuk menyediakan lapangan pekerjaan untuk orang lain, yaitu dengan cara
berinvestasi.
Baru-baru ini mulai bermunculan berbagai macam bentuk investasi,
yaitu suatu bentuk usaha menempatkan aset, baik berupa dana, pada suatu
yang diharapkan akan memberikan hasil pendapatan atau akan
meningkatkan nilainya di masa mendatang.1 Kegiatan investasi keuangan
syari’ah pada prinsipnya harus terkait langsung dengan kegiatan usaha yang
spesifik menghasilkan manfaat, karena hanya atas manfaat tersebut dapat
1 M. Firdaus NH, dkk, Sistem Keuangan dan Investasi Syari’ah, (Jakarta:Renaisan Anggota
IKAPI. 2005), h. 12.
dilakukan bagi hasil. Rasulullah sendiri tidak setuju membiarkan sumber
modal tidak produktif. Dalam hadits Riwayat Muslim2 dikatakan:
� ��نآ� ( ) ا�'&�ل% �$� ا�� و#"��! � ���و��ا ����آ وضر أل�� ��ر��� ا�� �039" 8�� أن7 �56�� أ�4'03�و� أ�2ر01" �ضر أ. �-�� آ� .م.ص�روا6 (.�
;"9 (
“Ada beberapa orang Anshar yang mempunyai kelebihan tanah dan biasanya mereka menyewakan dengan sepertiga dan seperempat (dari hasil tanah itu), lalu Nabi Muhammad SAW bersabda:”Barangsiapa yang mempunyai tanah, maka hendaklah dia tanami atau hendaklah diberikan kepada saudaranya. Jika tidak mau, maka hendaklah dia menahannya”. (HR. Muslim)
Bentuk pilihan investasi sangat banyak, ada yang menanamkan modal
di perusahaan atau perdagangan. Penawaran untuk melakukan investasi pun
sangat marak. Seperti reksadana, saham, obligasi, deposito, dan
sebagainya. Investasi adalah komitmen sejumlah dana untuk tujuan
memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Inilah sebenarnya yang
menjadi tujuan ketika seseorang memutuskan untuk berinvestasi. Namun
demikian, harapan memperoleh keuntungan tersebut tidak lepas dari
kemungkinan terjadinya hal yang tidak diharapkan (risiko). Investasi sebagai
sebuah perencanaan finansial seseorang di masa yang akan datang harus
memperhatikan faktor tersebut. Bagi para perencana finansial, inflasi adalah
faktor ketidakpastian terbesar yang paling sulit dihindari. Inflasi ini terjadi
2 Ash Shan’ani, Subulussalam, Penerjemah: Abu Bakar Muhamad, (Surabaya: al-Ikhlas,
1991), h. 284.
karena penurunan daya beli uang, yang disebabkan nilai nominal mata uang
kertas tidak sama dengan nilai intrinsiknya.3
Dinar yang terbuat dari emas merupakan alat tukar yang telah lama
ditingalkan. Dinar memiliki nilai intrinsik yang sama dengan nilai nominalnya.
Keberadaan Dinar saat ini yang tidak berlaku sebagai mata uang mulai dilirik
sebagai alat investasi, yang menandakan solusi untuk berinvestasi dengan
dinar merupakan pilihan yang tepat karena nilai Dinar (emas) yang relatif
stabil dibandingkan dengan mata uang kertas yang terus-menerus turun. Hal
ini terbukti pada tahun tahun 1997-1998, nilai rupiah ketika itu mengalami
penurunan terhadap US Dollar sebesar 86%, juga terhadap daya beli
komoditi standar seperti emas murni.4 Harga emas yang awalnya Rp.
26.000,00/gram sebelum krisis menjadi Rp. 161.000,00/gram selama krisis.
Informasi lain menyebutkan bahwa dalam kurun 40 Tahun terakhir Rupiah
mengalami penurunan daya beli rata-rata 8% pertahun sedangkan US Dollar
mengalami penurunan rata-rata 5 % pertahun. Sebaliknya, dalam kurun
waktu yang sama nilai Dinar mengalami kenaikan nilai rata-rata 28,73%
pertahun terhadap rupiah, dan kenaikan nilai rata-rata 10,12% pertahun
terhadap US Dollar.5
3 Muhaimin Iqbal, Dinar Solution (Dinar Sebagai Solusi), (Jakarta: Gema Insani. 2008), h.
20.
4Muhaimin Iqbal, Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham, (Depok:
Spiritual Learning – Dinar Club, 2007), hal. 53.
5 Http://www.dinarclub.org.
Gerai Dinar sebagai tempat yang berfungsi untuk menyediakan
pengadaan Dinar dan memberikan konsultasi rencana investasi merupakan
suatu yang berbeda dengan tempat yang memiliki aktivitas yang sama.
Jaringan Gerai Dinar yang bekerjasama dengan Dinar Club yang mewadahi
anggota masyarakat yang sudah secara aktif menggunakan Dinar,
mengembangkan etika jual beli Islami yang transparan dan margin jual beli
yang rendah. Keunggulan Gerai Dinar lainnya adalah menyediakan
pelayanan dalam bentuk investasi, proteksi nilai aset, qiradh, pinjaman,
zakat, mas kawin, dan masih banyak lainnya.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik
untuk meneliti tepatnya berinvestasi dengan Dinar emas atas analisis return
dan risikonya. Untuk itu penulis memilih judul “ANALISIS INVESTASI DINAR ANALISIS INVESTASI DINAR ANALISIS INVESTASI DINAR ANALISIS INVESTASI DINAR
(Studi Pada Gerai Dinar) ”.(Studi Pada Gerai Dinar) ”.(Studi Pada Gerai Dinar) ”.(Studi Pada Gerai Dinar) ”.
B. B. B. B. Pembatasan MasalahPembatasan MasalahPembatasan MasalahPembatasan Masalah
Masalah yang dirumuskan adalah Investasi Dinar pada Gerai Dinar.
Dalam hal ini analisis investasi dinar dibatasi pada analisis return dan risk
yang kemudian dikomparasi dengan SWBI (Sertifikat Wadiah Bank
Indonesia). Hal ini dilakukan agar permasalahan yang dibahas tidak terlalu
meluas. Untuk itu, maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana mekanisme pengelolaan investasi Dinar di Gerai Dinar?
2. Bagaimana hasil analisis return dan risk investasi pada Dinar?
3. Apakah investasi Dinar lebih baik dibandingkan dengan investasi di
SWBI?
C. C. C. C. Tujuan PenelitianTujuan PenelitianTujuan PenelitianTujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui mekanisme pengelolaan Dinar di Gerai Dinar
2. Mengetahui hasil analisis return dan risk pada investasi Dinar
3. Mengetahui hasil analisis investasi Dinar dan investasi SWBI untuk
melihat keunggulan di antara keduanya
D. D. D. D. Manfaat PenelitianManfaat PenelitianManfaat PenelitianManfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Teoritis
Penelitian ini berguna untuk memberikan informasi dan kontribusi bagi
kalangan investor, praktisi, akademisi institusi dan masyarakat umum
yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang konsep investasi Dinar.
2. Praktis
Penulisan ini diharapkan sebagai kontribusi sederhana bagi
pemerintah dan ekonom muslim Indonesia dalam menggali lebih jauh
tentang keunggulan investasi Dinar.
3. Kebijakan
Penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi investor untuk memutuskan
berinvestasi secara tepat agar mendapat keuntungan sesuai dengan
yang diharapkan.
E. E. E. E. Review Studi TerdahuluReview Studi TerdahuluReview Studi TerdahuluReview Studi Terdahulu
Ada beberapa penelitian terdahulu mengenai investasi. Tetapi hanya
berkisar pada konsep atas investasi itu sendiri. Ada pula yang membahas
lebih jauh, yaitu yang membahas investasi portofolio (saham) dan investasi
reksadana. Begitu juga dengan penelitian Dinar, hanya membahas
keberadaan dan eksistensi Dinar dalam sistem moneter.
Seperti beberapa penelitian sebagai berikut:
No. Nama Tahun Judul Ket.
1. Jalaluddin 2003 Dinar-Dirham;
Menggagas Standarisasi
Sistem Moneter Negara-
Negara Islam.
Skripsi – FSH UIN
Syarif Hidayatullah
Jakarta
2. Abdul Ghofur 2006 Realisasi Penggunaan
Dinar-dirham pada
Produk BMT al-Kautsar
Skripsi – FSH UIN
Syarif Hidayatullah
Jakarta
3. Indira Sari 2007 Analisis Portofolio
Investasi Saham
Syari’ah Jakarta Islamic
Indeks (Studi Kasus
Pada Bursa Efek
Jakarta)
Skripsi – FSH UIN
Syarif Hidayatullah
Jakarta
4. Darwis
Harahap
2006 Stabilitas Dinar Emas
dan Dolar AS yang
Diukur dengan Nilai
Tukar Rupiah
Thesis – PSTTI
Universitas
Indonesia
1. Pemasalahan yang diangkat dalam penelitian “Dinar dan Dirham;
Menggagas Standariasi Sistem Moneter Negara-Negara Islam” adalah
tentang konsep uang dalam Islam, yang berfungsi dan memiliki sifat
sebagai alat tukar, bukan komoditi yang diperdagangkan, pengukur
satuan nilai, dan public good. Juga tentang keunggulan-kelemahan
Dinar. Dalam penelitian ini penulis memandang bahwa Dinar
merupakan suatu pilihan yag tepat untuk diterapkan sebagai mata
uang/alat tukar berstandar Internasional di samping Euro. Dipaparkan
pula tentang aplikasi Dinar-Dirham jika diterapkan dalam sistem
perekonomian negara lain, juga dalam tatanan perekonomian
Indonesia.
2. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian “Realisasi Penggunaan
Dinar-Dirham Pada Produk BMT al-Kautsar” adalah penekanan pada
pengelolaan Dinar dan Dirham pada BMT al-Kautsar, keuntungan yang
diperoleh masyarakat dan BMT al-Kautsar ketika bertransaksi dengan
Dinar-Dirham. Penelitian ini juga memaparkan alasan nasabah
bertransaksi dengan Dinar yang berupa data statistik. Sebagai
realisasi dari penggunaan Dinar-Dirham dalam bertransaksi, BMT al-
Kautsar mampu meningkatkan assetnya. Di samping itu, muncul
bermacam produk inovatif yang membuat nasabah melirik keberadaan
BMT al-Kautsar.
3. Penelitian “Analisis Portofolio Investasi Saham Syari’ah Jakarta
Islamic Indeks (Studi Kasus Pada Bursa Efek Jakarta)” memaparkan
langkah-langkah yang dapat memberikan gambaran dalam
menentukan saham prospektif, pengamatan terhadap pergerakan
harga saham dan juga menganalisis tingkat keuntungan dan risiko dari
saham-saham prospektif tersebut yang nantinya dapat terlihat apakah
saham-saham ini dapat memberikan keuntungan yang diharapkan oleh
investor.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Harahap adalah melakukan
perbandingan stabilitas Dinar emas dan US Dollar yang diukur dengan
nilai tukar rupiah. Data yang digunakan adalah indeks harga Emas dan
US Dollar diukur dengan nilai tukar rupiah. Penulis mencoba
memberikan indikasi positif jika transaksi dengan Dinar emas lebih
menguntungkan bagi bangsa Indonesia dibanding dengan US Dolar
atau sebaliknya. Selama ini semua transaksi memakai US Dollar –
sebagian negara–negara di Eropa menggunakan Euro- sehingga
ketergantungan terhadap US Dollar terus meningkat. Hal ini juga
terkait pada teori supply and demand sehingga US Dollar terus
menguat. Artinya, ketika permintaan US Dolar terus bertambah maka
nilai US Dollar akan menguat.
Harahap menggunakan data indeks harga Emas dan Dolar AS yang
diambil dari Biro Pusat Statistik (BPS). Hal ini dilakukan untuk menguji
hasil penelitian yang telah menghasilkan teori yang menyatakan dinar
lebih stabil daripada US Dollar.
Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian-penelitian sebelumnya
yakni terletak pada instumen investasi pembanding yang digunakan. Penulis
menggunakan SWBI sebagai instrumen pembanding atas Dinar Emas. Alat
ukur yang digunakan penulis adalah besaran harga Dinar emas dan sejumlah
besaran investasi (SWBI) yang diukur dengan Rupiah. Penulis mencoba
membandingkan di antara kedua besaran untuk melihat mana yang lebih
menguntungkan dari kedua instrumen tersebut.
F. F. F. F. Kerangka KonseptualKerangka KonseptualKerangka KonseptualKerangka Konseptual
Skema di atas menunjukkan langkah-langkah dalam menentukan
kebijakan investasi. Langkah pertama adalah memilih instrumen investasi
kemudian dilihat dan dianalisis return atau keuntungan yang diharapkan dan
risiko yang akan diterima jika instrumen tersebut dipilih. Investor harus peka
dalam menentukan instrumen investasi. Dalam hal ini optimalisasi
PILIHAN INVESTASIPILIHAN INVESTASIPILIHAN INVESTASIPILIHAN INVESTASI DINAR/EMASDINAR/EMASDINAR/EMASDINAR/EMAS
HASIL INVESTASIHASIL INVESTASIHASIL INVESTASIHASIL INVESTASI
RETURNRETURNRETURNRETURN
OPTIMIZE ROPTIMIZE ROPTIMIZE ROPTIMIZE REEEETURN (Maximizing Return and Minimizing Risk)TURN (Maximizing Return and Minimizing Risk)TURN (Maximizing Return and Minimizing Risk)TURN (Maximizing Return and Minimizing Risk)
RISKRISKRISKRISK
KOMPARASI KOMPARASI KOMPARASI KOMPARASI SWBISWBISWBISWBI KEPUTUSAN INVESTASIKEPUTUSAN INVESTASIKEPUTUSAN INVESTASIKEPUTUSAN INVESTASI
keuntungan yang diharapkan, memaksimalkan return dan meminimalisasi
risiko menjadi sebuah langkah yang harus ditempuh. Setelah
mengidentifikasi dan mendapatkan hasil yang tepat mengenai return dan
risiko, maka instrumen tersebut dapat dibandingkan dengan instrumen lain
dengan mengidentifikasi hal yang sama (return dan risiko). Setelah semua
hasil identifikasi didapatkan, maka investor dapat mengambil suatu
kesimpulan atas instrumen yang akan dipilihnya.
G.G.G.G. Pedoman Penulisan LaporanPedoman Penulisan LaporanPedoman Penulisan LaporanPedoman Penulisan Laporan
Penulisan Penelitian ini mengacu pada buku pedoman penulisan
skripsi yang dikeluarkan oleh Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun 2007.
H. H. H. H. Sistematika Penulisan Sistematika Penulisan Sistematika Penulisan Sistematika Penulisan
Untuk penyusunan penelitian ini, pembahasan dibagi menjadi lima bab
yang memuat ide-ide pokok dan kemudian dibagi lagi menjadi sub bab,
sehingga secara keseluruhan menjadi satu kesatuan yang saling
menjelaskan sebagai satu pemikiran. Secara garis besar muatan yang
terkandung dalam masing-masing bab sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUANBAB I PENDAHULUANBAB I PENDAHULUANBAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang permasalahan,
pembatasan dan perumusan masalah, manfaat penelitian, review studi
terdahulu, kerangka konseptual, pedoman penulisan laporan, sistematika
penulisan.
BBBBAB II LANDASAN TEORIAB II LANDASAN TEORIAB II LANDASAN TEORIAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan dibahas teori-teori yang menjadi dasar dari penelitian,
yaitu: pengertian investasi, tujuan investasi, proses investasi, pengertian
return dan risiko, estimasi return dan risiko, investasi syari’ah, konsep Dinar,
keunggulan-kelemahan Dinar, pengertian SWBI, persyaratan SWBI yang
diatur dalam PBI No. 6/7/PBI/2004, mekanisme pelaksanaan SWBI.
BAB III BAB III BAB III BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN METODOLOGI PENELITIAN DAN METODOLOGI PENELITIAN DAN METODOLOGI PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM GAMBARAN UMUM GAMBARAN UMUM GAMBARAN UMUM GERAI DINARGERAI DINARGERAI DINARGERAI DINAR
Bab ini akan menguraikan metode-metode yang dipakai dalam penelitian dan
gambaran umum mengenai Gerai Dinar, yaitu: gambaran umum Gerai Dinar,
produk-produk Gerai Dinar, sistem pemasaran Gerai Dinar.
BAB IV ANALISIS BAB IV ANALISIS BAB IV ANALISIS BAB IV ANALISIS INVESTASI DINARINVESTASI DINARINVESTASI DINARINVESTASI DINAR (Studi Pada Gerai Dinar) (Studi Pada Gerai Dinar) (Studi Pada Gerai Dinar) (Studi Pada Gerai Dinar)
Dalam bab ini akan dibahas analisis return dan risk investasi Dinar dengan
proses melihat pergerakan harga Dinar dan SWBI, penghitungan
pengembalian yang diharapkan pada Dinar dan SWBI, penghitungan risiko
pada Dinar dan SWBI, dan komparasi investasi Dinar dengan SWBI (Sertifikat
Wadiah Bank Indonesia).
BAB V PENUBAB V PENUBAB V PENUBAB V PENUTUPTUPTUPTUP
Dalam bab akhir ini akan diuraikan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah
dilakukan dan saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat untuk semua
pihak.
BAB IIBAB IIBAB IIBAB II
LANDASAN TEORILANDASAN TEORILANDASAN TEORILANDASAN TEORI
A.A.A.A. Konsep InvestasiKonsep InvestasiKonsep InvestasiKonsep Investasi
Investasi yang diharapkan menghasilkan keuntungan tidak dapat
berdiri sendiri, artinya diperlukan beberapa proses dalam mengejar tujuan
tersebut. Namun sebelum seorang investor memutuskan melakukan suatu
investasi, diperlukan pemahaman terhadap investasi tersebut. Setidaknya
mengetahui pengertian, tujuan, dan proses investasi.
1.1.1.1. Pengertian InvestasiPengertian InvestasiPengertian InvestasiPengertian Investasi
Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas.
Menurut kamus lengkap Ekonomi, investasi didefinisikan dengan melihat
dua macam aktivitas, yaitu:
a. Pengeluaran untuk pembelian surat-surat berharga, seperti efek
(stocks), deposito, obligasi, saham (shares), dan lain-lain, yang
mengharapkan penerimaan dalam bentuk bunga (interest), dividen,
atau peningkatan nilai dari surat-surat berharga tersebut. Disebut juga
dengan investasi keuangan (Finansial Investment).
b. Pengeluaran modal untuk pembelian aset fisik, seperti pabrik, mesin,
peralatan, persediaan, dan lain-lain, yang menciptakan aset baru dan
akan menambah kapasitas produksi. Disebut juga investasi nyata
(Real Investment).
Sedangkan kamus besar Bahasa Indonesia memberi definisi investasi
dengan penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau
proyek untuk tujan memperoleh keuntungan.6
Definisi lain menyebutkan bahwa investasi adalah komitmen atas
sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini,
dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.7
Dua aktivitas investasi di atas dapat dilakukan oleh perorangan,
perusahaan, dan lembaga keuangan. Aktivitas untuk investasi nyata
dapat dilakukan dengan membeli benda-benda yang berwujud, seperti
contoh di atas. Sedangkan investasi keuangan melibatkan lembaga
sebagai wadah bagi investor dalam bertransaksi, yang disebut pasar
modal di mana sekuritas jangka panjang diperdagangkan. Dan
sebenarnya lembaga investasi keuangan dapat memberikan fasilitas
untuk investasi nyata. Jadi, kedua bentuk investasi ini bersifat saling
melengkapi, bukan kompetitif.
2.2.2.2. Tujuan InvestasiTujuan InvestasiTujuan InvestasiTujuan Investasi
6 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, cet. III,
(Jakarta: Depdiknas Balai Pustaka,2005), h. 441.
7 Eduardus Tandelilin, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, (Yogyakarta: BPFE.
2001), h. 3.
Pada dasarnya tujuan investasi secara umum adalah menghasilkan
suatu keuntungan. Sumber dana untuk investasi bisa berasal dari aset
yang dimiliki saat ini, pinjaman dari pihak lain, ataupun dari tabungan. Hal
ini dapat diartikan bahwa investor mengurangi atau menunda sejumlah
konsumsi saat ini dan digunakan unruk keperluan lain agar dapat
memberikan harapan meningkatnya kemampuan konsumsi di masa yang
akan datang, yang diperoleh dari meningkatnya kesejahteraan investor
tersebut.
Secara khusus tujuan investasi antara lain:8
a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan
datang.
Seseorang yang menginvestasikan sebagian dari penghasilannya
biasanya berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya atau paling
tidak mempertahankan yang ada padanya sekarang ini agar tidak
berkurang di masa yang akan datang.
b. Untuk mengurangi tekanan inflasi
Melakukan investasi sama halnya dengan menghindari diri dari risiko
penurunan nilai kekayaannya akibat pengaruh inflasi.
c. Dorongan untuk menghemat pajak
8 Ibid., h. 5..
Di beberapa negara, ada kebijakan yang mendorong tumbuhnya
investasi di masyarakat, yakni melalui pemberian fasilitas perpajakan
kepada masyarakat yang melakukan investasi di bidang usaha
tertentu.
3.3.3.3. Proses InvestasiProses InvestasiProses InvestasiProses Investasi
Proses investasi merupakan tahapan investasi berkesinambungan
yang perlu dilakukan oleh seorang investor. Dengan proses investasi
investor dapat menentukan atau membuat keputusan atas sekuritas yang
akan dipilih juga seberapa banyak sekuritas yang akan dipilih, serta
waktu melakukan investasi tersebut. Tahapan-tahapan tersebut meliputi:9
a.a.a.a. Menentukan Tujuan dan Kebijakan InvestasiMenentukan Tujuan dan Kebijakan InvestasiMenentukan Tujuan dan Kebijakan InvestasiMenentukan Tujuan dan Kebijakan Investasi
Setiap Investor memiliki kebijakan dan tujuan yang berbeda mengenai
instrumen apa yang akan dipakai dalam investasinya. Misalnya,
investor yang menginginkan keuntungan yang tinggi biasanya memilih
sekuritas yang mudah diperdagangkan seperti saham, yang tentunya
memiliki tingkat risiko yang tinggi pula. Dan bagi investor yang tidak
menginginkan tingkat risiko tinggi bisa saja berinvestasi di obligasi,
meskipun keuntungan yang akan diperoleh tidak tinggi, dengan alasan
dinilai lebih aman.
9 Abdul Halim, Analisis Investasi, (Depok: Salemba Empat. 2003), h 3.
Dalam menentukan tujuan investasi sebaiknya investor
mempertimbangkan beberapa hal, seperti tingkat pengembalian yang
diharapkan (expected return), tingkat risiko (rate of risk), dan
ketersediaan jumlah dana yang akan diinvestasikan. Karena terdapat
hubungan yang erat antara ketiga aspek tersebut untuk strategi
investasi.
b.b.b.b. Melakukan AnalisisMelakukan AnalisisMelakukan AnalisisMelakukan Analisis
Tahapan ini berarti investor melakukan analisis terhadap sekuritas
yang dipilihnya, dengan tujuan mengidentifikasi sekuritas yang salah
harga, misalnya pada saham, apakah harganya terlalu tinggi atau
terlalu rendah. Atau pada instrumen investasi lain yang dipilihnya,
dengan menganalisis berbagai batasan yang mempengaruhi
keberlangsungan instrumen tersebut, seperti beban pajak yang harus
ditanggung.
c.c.c.c. Melakukan Pembentukan PortofolioMelakukan Pembentukan PortofolioMelakukan Pembentukan PortofolioMelakukan Pembentukan Portofolio
Pada tahap ini perlu diperhatikan identifikasi sekuritas mana yang
akan dipilih, proporsi dana yang akan dialokasikan, dan waktu atau
peramalan kapan dana tersebut tepat untuk dialokasikan, juga
kombinasi sekuritas yang efisien (diversifikasi), dengan tujuan untuk
mengurangi risiko yang ditanggung.
d.d.d.d. Melakukan Evaluasi PortofolioMelakukan Evaluasi PortofolioMelakukan Evaluasi PortofolioMelakukan Evaluasi Portofolio
Tahap ini adalah proses di mana investor mengevaluasi portofolio
yang telah dibentuk terhadap tingkat keuntungan yang diharapkan
maupun tingkat risiko yang akan ditanggung. Ini dapat dilakukan
dengan menilai kinerja portofolio atas dasar assets yang telah
ditanamkan dalam portofolio tersebut, misalnya dengan menggunakan
rate of return, atau dengan membandingkan atas dua set portofolio
yang memiliki risiko yang sama.
e.e.e.e. Melakukan Revisi Kinerja PortofolioMelakukan Revisi Kinerja PortofolioMelakukan Revisi Kinerja PortofolioMelakukan Revisi Kinerja Portofolio
Dari hasil evaluasi portofolio, selanjutnya akan dilakukan revisi atau
perubahan terhadap pembentukan komposisi sekuritas yang dinilai
kurang tepat dan kurang efisien. Revisi ini dapat dilakukan secara
total dengan mengubah portofolio yang ada, kemudian membentuk
portofolio baru atau dilakukan secara terbatas dengan mengubah
proporsi atau komposisi dana yang dialokasikan.
B.B.B.B. ReturnReturnReturnReturn Yang Diharapkan dan Risiko Yang Diharapkan dan Risiko Yang Diharapkan dan Risiko Yang Diharapkan dan Risiko
Dalam berinvestasi akan diharapkan suatu keuntungan. Namun
keuntungan tersebut tidak dapat menjadi suatu kepastian, karena adanya
risiko.10 Jadi, harapan memperoleh keuntungan tersebut adalah suatu
kompensasi atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi yang
10 Suad Husnan, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN. 2001), h.50.
dilakukan. Oleh karena itu return dan risiko menjadi hal penting yang harus
diperhatikan oleh investor.
1.1.1.1. Pengertian Pengertian Pengertian Pengertian ReReReReturnturnturnturn dan Risiko dan Risiko dan Risiko dan Risiko
Return atau keuntungan merupakan salah satu faktor yang memotivasi
investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian
investor dalam menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya.
Return ini dibedakan menjadi dua, pertama return yang telah terjadi yang
dihitung berdasarkan data historis atau disebut dengan actual return, dan
kedua return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa yang akan
datang atau disebut dengan expected return, atau disebut juga dengan
rata-rata tertimbang yang faktor penimbangnya adalah probabilitas
masing-masing return. Sumber return investasi terdiri dari dua
komponen, yaitu:
a. Capital Gain (Loss)
Merupakan keuntungan atau kerugian diperoleh investor dari
kelebihan kenaikan atau penurunan (harga jual/harga beli) suatu surat
berharga. Atau bisa juga disebut sebagai perubahan harga sekuritas.
b. Yield
Merupakan pendapatan atau keuntungan yang diperoleh investor
secara periodik. Yield didasarkan atas persentase dari modal yang
ditanamkan, misalnya bunga obligasi atau dividen atas saham.
Risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat
pengembalian yang diharapkan (expected return) dengan tingkat
pengembalian yang dicapai secara nyata (actual return).11 Semakin besar
penyimpangan berarti semakin besar risiko yang dihadapi. Ada beberapa
sumber risiko yang harus diperhatikan oleh investor, karena sumber
risiko ini mempengaruhi besarnya risiko investasi, di antaranya:
a. Risiko Suku Bunga
Perubahan suku bunga bisa mempengaruhi variabilitas return suatu
investasi. Misalnya perubahan suku bunga yang mempengaruhi harga
saham. Ketika suku bunga turun, maka harga saham akan naik, begitu
pula sebaliknya ketika suku bunga naik, maka harga saham akan
turun. Hal ini terjadi karena jika suku bunga naik, maka return
investasi yang berkaitan dengan suku bunga (misalnya deposito) akan
naik pula. Kondisi seperti ini akan menarik minat investor untuk
memindahkan modal yang ditanamnya dari saham ke deposito. Jika
sebagian besar investor berpikiran dan melakukan hal yang sama,
maka berlakulah hukum permintaan-penawaran, dengan demikian
harga saham akan turun.
b. Risiko Pasar
Risiko ini timbul akibat kondisi perekonomian negara yang berubah-
ubah, seperti resesi ekonomi, kerusuhan, perubahan politik, dan
11 Abdul Halim, Analisis Investasi, h 38.
lainnya. Dan risiko ini ditunjukkan oleh berubahnya indeks pasar
saham secara keseluruhan.
c. Risiko Inflasi
Risiko ini erta kaitannya dengan daya beli, di mana daya beli uang
yang diinvestasikan maupun bunga yang diperoleh berkurang.
Sehingga menyebabkan nilai riil pendapatan akan lebih kecil.
d. Risiko Bisnis
Risiko ini biasa timbul karena menurunnya profitabilitas perusahaan
itu sendiri dan perusahaan pendukung, perusahaan seperti emiten.
e. Risiko Finansial
Risiko ini berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk
menggunakan utang sebagai pembiayaan modalnya.
f. Risiko Mata Uang
Risiko ini timbul akibat dari perubahan nilai tukar mata uang domestik,
misalnya Rupiah terhadap US Dollar.
Beberapa sumber risiko di atas tidak saling berhubungan, tetapi dapat
terjadi secara bersamaan. Dari risiko-risiko tersebut juga ada yang dapat
dihindari dan tidak dapat dihindari. Seperti risiko bisnis dapat dihindari
dengan membuat perencanaan yang matang akan investasi, dan
sebagainya.
2.2.2.2. Estimasi Estimasi Estimasi Estimasi ReturnReturnReturnReturn dan Risiko dan Risiko dan Risiko dan Risiko
Mengetahui secara pasti return dan risiko atas investasi adalah hal
yang dirasa mustahil, karena return dan risiko adalah sebuah
ketidakpastian, bisa saja return yang diharapkan di masa yang akan
datang atau risiko yang diperkirakan berlainan dengan return atau risiko
yang diterima. Return dan risiko hanya dapat diperkirakan dengan
pengestimasian, dengan kata lain keduanya tidak dapat dipastikan secara
jelas.
a.a.a.a. Pengembalian Aktual Pengembalian Aktual Pengembalian Aktual Pengembalian Aktual ((((ReturnReturnReturnReturn))))
Seperti telah dikemukakan di atas bahwa return dapat dihitung atau
dapat diperkirakan dengan observasi historis terhadap tingkat
pengembalian. Menurut Yogianto, cara perhitungan mengenai return
adalah sebagai berikut:
1
1)(
−
−−=
i
iii
P
PPR (2.1)
Keterangan:
iR : : : : Return atau keuntungan yang diperoleh pemodal
iP : : : : Harga instrumen investasi per unit akhir periode i
1−iP : : : : Harga instrumen investasi per unit akhir periode i-1
Penghitungan ini dimaksud sebagai asumsi nilai yang wajar bagi input
di masa yang akan datang, dan pengembalian aktual (actual return) ini
dapat dihitung dari data bulanan ataupun data mingguan.
b.b.b.b. Menghitung Menghitung Menghitung Menghitung PPPPengembalian engembalian engembalian engembalian YangYangYangYang Diharapkan Diharapkan Diharapkan Diharapkan ( ( ( (Expected ReturnExpected ReturnExpected ReturnExpected Return))))
Estimasi return dalam investasi berarti memperhitungkan
kemungkinan terwujudnya tingkat return tertentu, atau dikenal dengan
probabilitas kejadian. Penghitungan return yang diharapkan dapat
dilakukan dengan cara menghitung rata-rata dari semua return yang
mungkin terjadi, yang telah diberi bobot berdasarkan probabilitas
kejadiannya. Secara matematis, rumus tersebut dituliskan dalam
persamaan berikut:
∑=
=
n
i N
RiRE
1
)( (2.2)
Keterangan:
)(RE : Pengembalian Yang Diharapkan (Expected Return)
iR : Tingkat Pengembalian Aktual (Return)
N : Periode Pengamatan
c.c.c.c. Menghitung RisikoMenghitung RisikoMenghitung RisikoMenghitung Risiko
Dalam berinvestasi tidak hanya diperhatikan return yang akan
diterima, begitu juga dengan risiko. Risiko merupakan pengembalian
aktual investasi yang menyimpang, dalam hal ini dapat diperkirakan
dengan menghitung varian dan standar deviasi return investasi.
Ini juga sejalan dengan Proffesor Harry Markowitz, seorang tokoh
pengembang teori potofolio yang memperkenalkan konsep risiko dengan
kuantitatif, maksudnya adalah risiko dapat dijadikan ukuran statistik atau
disebut dengan varian.12 Dalam pengembalian aktiva, varian didefinisikan
sebag
ai ukuran penyimpangan penghasilan yang mungkin bagi tingkat
pengembalian (return) di sekitar pengembalian yang diharapkan
(expected return). Secara matematis, rumus untuk menghitung varian dan
standar deviasi dituliskan sebagai berikut:
[ ]
∑=
−=
n
i
i
N
RER
1
22 )(
σ (2.3)
( )2
12σσ = (2.4)
Keterangan:
2σ : Varian
σ : Standar Deviasi
)(RE : Pengembalian Yang Diharapkan (expected return)
12 Fabozzi J Frank, Manajemen Investasi, Buku 1 Prentice Hall, (Jakarta: Salemba Empat,
1999), h. 67.
iR : Tingkat Pengembalian Aktual (return)
N : Periode Pengamatan
Namun dalam hal ini, ada beberapa kritikan terhadap konsep yang
dipakai oleh Markowitz dalam penggunaan varian sebagai alat ukur
risiko.13 Pertama, varian mengukur penyimpangan pengembalian di
sekitar nilai yang diharapkan, ini berarti varian harus mempertimbangkan
pula pengembalian di atas atau di bawah nilai pengembalian yang
diharapkan. Dan pada dasarnya para investor lebih senang menggunakan
pengembalian di atas pengembalian yang diharapkan. Tetapi
pengembalian di atas ini tidak dapat digunakan sebagai konsep yang
cukup akurat, karena terkait risiko yang tidak dapat diprediksi secara
pasti. Begitu pula dengan konsep di bawah pengembalian nilai yang
diharapkan (downside risk) yang akhirnya lebih banyak digunakan oleh
para praktisi dan peluangnya dapat dipertanggung jawabkan. Lagi-lagi
karena risiko tidak dapat diprediksi secara pasti. Markowitz seperti yang
dikutip oleh J. Frank dalam bukunya Manajemen Investasi, sebenarnya
menyadari keterbatasan pengukuran yang menggunakan varian, namun
ia tetap menggunakan konsep ini dengan alasan keterbatasan sumber
daya saat itu. Namun hal ini bukan berarti teori yang dikeluarakan
Markowitz tidak berlaku lagi meskipun mempengaruhi perhitungan
terhadap risiko tersebut. Kedua, pada konsep varians ini, Markowitz tidak
13 Ibid., h. 68-69.
memperhatikan distribusi probabilita yang tidak simetris disekitar
pengembalian yang diharapkan. Karena ia hanya menerapkan satu
ukuran tentang pengembalian bervariasi di sekitar pengembalian yang
diharapkan.
C.C.C.C. Investasi SyariahInvestasi SyariahInvestasi SyariahInvestasi Syariah
1.1.1.1. Pengertian Investasi Syari’ahPengertian Investasi Syari’ahPengertian Investasi Syari’ahPengertian Investasi Syari’ah
Definisi investasi adalah menanamkan atau menempatkan asset, baik
berupa harta maupun dana pada sesuatu yang diharapkan akan
memberikan hasil pendapatan atau meningkatkan nilainya di masa
mendatang.14Investasi menurut syari’ah dapat didefinisikan sama dengan
definisi investasi secara umum, namun ada beberapa hal yang harus
diperhatikan terkait dengan prinsip syari’iah. Dalam investasi syari’ah
tidak diperkenankan hal-hal yang keluar dari koridor syari’ah.
Investasi syari’ah memiliki prinsip sesuai dengan ajaran Islam. Begitu
pula dengan sesuatu yang menjadi landasan bagi berjalannya investasi
syari’ah harus sesuai dengan sumber ajaran Islam, yaitu Al-Qur’an dan
As-Sunnah. Di dalamnya banyak sekali dalil yang menunjukkan bahwa
dalam Islam sangat dianjurkan mengelola apa yang telah
dianugerahkankan Allah SWT kepada manusia sebagai khalifah di bumi
dengan sebaik-baiknya dan untuk memberikan manfaat kepada orang
banyak secara umum dan pengelola secara khusus. Hal ini
14 M. Firdaus, Sistem Keuangan dan Investasi Syari’ah, h. 12.
menggambarkan bahwa Islam merupakan ajaran yang sempurna, teratur
dan memperhatikan kemaslahatan umat yang memeluknya karena segala
sesuatunya telah diatur dan tertera dalam kitab suci yang menjadi
pedoman hidup umat.
Dalil tentang investasi ini tidak hanya ada dalam Al-Qur’an dan As-
Sunnah, namun seiring perkembangan pemikiran para ulama terdahulu,
maka ada beberapa kaidah hasil ijtihad para ulama yang dapat dijadikan
acuan bagi berjalannya investasi syari’ah.
Adapun dalil yang menjadi landasan mengenai investasi syari’ah ada
di dalam Al-Qur’an surat an-Nisa yang berbunyi:
��OPQ�RS;'Q /TU*�V��� ���W'+��� XY ��Z�[\�R� ]���.^�-+�# _[`?W,a'�
��*b;'`-.��7� �Y78 (�# /0���
c?'�;AO*+ d'� 6e�'�� �]��)*f+ 4 XY��
��Z�h-8� �]����[ij�# 4 k(78
V��� '(�⌧K �]��7� �l☺2*F�& Mmn�
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu
membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu.”(Q.S. An-Nisa:29)
Ayat di atas menunjukkan bahwa ada larangan untuk tidak merugikan orang lain dalam
melakukan transaksi. Jangan sampai orang menjadi terzhalimi karena merasa dirugikan.
Bermuamalah yang baik adalah ketika orang merasa ridha dan ikhlas dengan apa yang
kita lakukan padanya. Ayat ini juga memaparkan tentang investasi yang digambarkan
oleh kata ”tijarah” yang artinya perdagangan. Perdagangan adalah salah satu bentuk
investasi riil, dan dalam Islam Rasulullah telah banyak mengajarkan cara berdagang yang
baik.
Dalam suatu riwayat, Rasulullah pernah memerintahkan untuk
mengelola harta yang kita punya dan tidak menginginkan sumber modal
tidak produktif. Hal ini tertera dalam Hadits riwayat Muslim15 dari Jabir bin
Abdillah yang berbunyi:
�3�� ��نآ:2� ����� 2)? ا= رض( ا= 2'� ضر أل�� ��ر��� ا�� �2ر01" �ضر أ. �-�� آ� .م. ص( ) ا�'&�ل% �$� ا�� و#"��! � ���و��ا ����آو ��039"� 8� أن7 �56�� أ�4'03�وأ� �.);"9 )روا6
“Dari Jabir bin Abdillah r.a.: ”Ada beberapa orang Anshar yang mempunyai kelebihan tanah dan biasanya mereka menyewakan dengan sepertiga dan seperempat (dari hasil tanah itu), lalu Nabi Muhammad SAW bersabda:”Barangsiapa yang mempunyai tanah, maka hendaklah dia tanami atau hendaklah diberikan kepada saudaranya. Jika tidak mau, maka hendaklah dia menahannya”. (HR. Muslim).
Hadits di atas juga menunjukkan bagaimana Islam melarang sesuatu yang
tidak produktif. Islam menganjurkan untuk memanfaatkan apa-apa yang
telah Allah SWT ciptakan bagi manusia. Hadits ini menggambarkan salah
satu bentuk akad dalam memanfaatkan harta, yaitu akad Muzara’ah. Akad
ini biasa diberlakukan untuk paroan hasil pertanian. Orang yang memiliki
tanah akan membagi hasil garapan tanah tersebut untuk pengelola
dengan kesepakatan kedua belah pihak.
2.2.2.2. Prinsip Investasi Syari’ah dan Bentuk Investasi Syari’ahPrinsip Investasi Syari’ah dan Bentuk Investasi Syari’ahPrinsip Investasi Syari’ah dan Bentuk Investasi Syari’ahPrinsip Investasi Syari’ah dan Bentuk Investasi Syari’ah
15 Ash Shan’ani, Subulussalam, h. 284.
Investasi dalam Islam harus sesuai dengan syari’at Islam, dan selama
transaksi yang dilakukan tidak melenceng dan tidak ada dalil yang
mengharamkannya, maka boleh dilakukan. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam Investasi, agar investasi tersebut sesuai dengan
syari’at Islam, seperti: meyakini adanya Tuhan yang mengatur kehidupan,
halal, dan maslahah.
Seseorang yang yakin dengan adanya Tuhan, dan ketika orang
tersebut melakukan sesuatu, kehati-hatian dalam melangkah akan
diperhatikan. Atau ketika terjadi sesuatu yang tidak diharapkan kepada
dirinya, sikap lapang dada lah yang akan dipilihnya. Dengan adanya
prinsip ini dan ketika para investor meyakininya, maka akan lahir akhlak
mulia dan etika dalam berbisnis.
Kehalalan suatu bentuk investasi mencakup beberapa hal, di
antaranya niat dan motivasi, transaksi, prosedur pelaksanaan transakasi,
jenis dan penggunaan barang atau jasa yang ditransaksikan. Niat dan
Motivasi sangat diperlukan karena orientasinya adalah memberikan
manfaat bagi pihak yang terlibat dalam transaksi. Begitu pula dengan
transaksi, mulai dari pihak yang bertransaksi harus memiliki kesadaran
dan pemahaman tentang transaksi yang Islami, jenis barang atau jasa
yang jelas kehalalannya, prosedur dan bentuk transaksi yang jelas juga
professional, serta penggunaan barang atau jasa yang ditransaksikan
harus sesuai dengan manfaat awalnya, jangan sampai manfaat awal dari
barang atau jasa tersebut adalah halal kemudian berubah menjadi haram.
Prinsip ini dapat terlaksana jika para investor menjauhi unsur-unsur yang
dilarang dalam Islam, seperti maisir, gharar, dan riba. MaisirMaisirMaisirMaisir; dalam
bahasa Arab berarti memperoleh sesuatu dengan sangat mudah, tanpa
kerja keras, atau biasa dikenal dengan judi/untung-untungan. Maisir dapat
diartikan juga sebagai transaksi yang hanya menguntungkan salah satu
pihak atau bisa juga mendatangkan uang dari untung-untungan yang
bukan diperoleh dari bekerja. Contohnya judi, atau ada transaksi investasi
modern yang disebut spekulasi valas, ini sama dengan judi karena mereka
yang melakukan transaksi ini berspekulasi untuk mendapatkan harga
valas yang belum pasti dan berharap mendapatkan harga tinggi untuk
mendapatkan keuntungan yang besar. GharGharGharGharâââârrrr menurut beberapa
pendapat ulama, pengertian gharar adalah apa-apa yang akibatnya
tersembunyi atau belum dapat diketahui secara pasti, akibat dari ini
adalah kerusakan harta dan kebencian.16 Bisa jadi dalam transaksi yang
bersifat gharar ada ketidakrelaan salah satu pihak, seperti transaksi jual
beli anak lembu yang masih dalam kandungan, atau jual beli buah yang
belum masak. Adanya ketidakpastian ini akan menimbulkan kerugian bagi
salah satu pihak, karena bisa jadi buah belum masak yang dijual tidak
masak seluruhnya atau bahkan banyak yang busuk. RibaRibaRibaRiba secara bahasa
berarti pertumbuhan, pertambahan, perluasan. Secara istilah dapat
dilihat dari praktik yang telah dilakukan oleh kaum jahiliyah, yaitu
16 M. Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem Operasional,
(Jakarta: Gema Insani, 2004), h. 46.
transaksi yang mengidentifikasikan jumlah tertentu di muka terhadap
modal yang digunakan. Segala bentuk transaksi yang mensyaratkan
tempo dengan tambahan di muka adalah termasuk riba.
Kemaslahatan berarti dapat memberikan manfaat bagi semua orang,
baik bagi dirinya ataupun orang lain. Manfaat di sini berupa manfaat di
dunia dan akhirat. Jadi, seorang investor tidak boleh hanya mengejar
keuntungan dunia dan mengabaikan keuntungan yang seharusnya
diperoleh di akhirat, tetapi kedua hal tersebut harus diperhatikan. Karena
segala jenis investasi yang tidak dapat memberikan manfaat dunia dan
akhirat, dan hanya untuk segelintir orang justru akan membawa kepada
kehancuran di dunia dan akhirat.
Secara umum akad Investasi Syari’ah terbagi ke dalam dua macam,
yaitu: akad Musyârakah dan Mudhârabah. Akad Musyârakah atau dikenal
dengan Syirkah yakni akad kerjasama antara dua pihak atau lebih, di
mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dengan kesepakatan
bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai
kesepakatan. Sedangkan akad Mudhârabah diartikan sebagai akad
kerjasama antata dua pihak, di mana pihak pertama sebagai penyedia
modal yang disebut shâhibul mâl, sedangkan pihak lain sebagai pengelola
yang disebut sebagai mudhârib. Keuntungan usaha atas Mudhârabah
dibagi sesuai dengan kesepakatan yang dibuat para pihak. Sedangkan
kerugian akan ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian tersebut
bukan akibat kelalaian pengelola. Bentuk akad ini sama seperti Muzâra’ah
dan Musâqah, tetapi akad ini berlaku untuk pertanian.
Bentuk investasi Islami pada dasarnya berasal dari akad-akad yang
telah lama ada dalam Islam, tetapi ada juga yang berasal dari
konvensional dan kemudian disaring agar diperkenankan dalam Islam.17
Bentuk-bentuk invetasi Islami yang telah berjalan ialah PTCs
(Participations Term Certificates) atau disebut pengganti surat hutang
dan Mudhârabah Certificates dari Pakistan, Government Investment
Certificates dari Malaysia. Sedangkan untuk Indonesia telah berjalan
saham syari’ah, reksadana syari’ah, sukuk, dan produk-produk investasi
dari perbankan syari’ah seperti tabungan Wadîah, tabungan Mudhârabah,
dan deposito syari’ah.
3.3.3.3. Landasan Hukum Investasi Dinar EmasLandasan Hukum Investasi Dinar EmasLandasan Hukum Investasi Dinar EmasLandasan Hukum Investasi Dinar Emas
Dinar yang terbuat dari emas merupakan instrumen tepat dalam
investasi untuk saat ini. Persepsi orang terhadap emas yang mengakui
kestabilan nilainya menjadi alasan utama mengapa emas sekarang mulai
dilirik sebagai alat investasi. Emas juga memiliki manfaat emosional untuk
dinikmati keindahannya, seperti dipergunakan untuk perhiasan. Selain itu
emas juga dapat disimpan dalam bentuk koin emas atau emas batangan
dengan tujuan menjaga nilai asset dari inflasi.
17 Iqbal, Dinar Solution (Dinar sebagai Solusi), h. 101.
Islam telah menjelaskan dalam Al-Qur’an bahwa emas merupakan
ukuran nilai bagi semua akumulasi nilai dan basis bagi keuntungan. Ketika
itu emas dijadikan sebagai alat tukar dalam bertransaksi, tetapi sekarang
ketika emas tidak lagi berfungsi sebagai alat tukar, perlahan emas mulai
diperkenalkan sebagai alat yang cukup stabil dalam transaksi. Pada
awalnya emas tidak diperkenalkan sebagai alat investasi, tetapi kondisi
perekonomian sekarang ini menuntut agar emas diperlakukan demikian.
Tujuan dalam investasi emas bukan semata-mata untuk mencari
keuntungan tetapi lebih kepada menjaga nilai asset. Karena emas yang
terus menerus dikumpulkan dan disimpan, dikhawatirkan akan timbul
penimbunan mata uang (iktinâz) yang jelas dilarang dalam Islam. Untuk
mengantisipasi hal tersebut, maka investasi emas sekarang ini mulai
diperkenalkan dalam berbagai inovasi produk yang menghindari
penyimpanan yang dapat menimbulkan penimbunan emas tersebut.
Islam tidak melarang transaksi apapun selama belum ada dalil yang
memberikan keterangan bahwa hal tersebut dilarang untuk dilakukan.
Ada beberapa syarat bertransaksi dalam Islam, khususnya emas. Dalam
hadits riwayat Bukhari dari Abu Sa’id disebutkan bahwa ketika seseorang
bertransaksi maka emas ditukar dengan emas yang ukuran dan beratnya
sama, begitu juga dengan perak harus sama berat dan ukurannya. Tidak
boleh dilebihkan atau dikurangkan satu dengan yang lainnya dan tidak
boleh dalam keadaan ghaib atau tidak ada barangnya, harus tunai dan
konkret ada di tempat transaksi. Selain itu jelas harus menjauhi tiga hal
yang dilarang dalam Islam, yaitu maisir, gharâr, dan riba.
4.4.4.4. ZakatZakatZakatZakat
Zakat adalah ibadah dalam bidang harta, yang memiliki peran penting
baik dalam ajaran Islam juga untuk kesejahteraan umat. Zakat bukan
berarti harta seseorang berkurang, tetapi harta yang dikeluarkan
zakatnya akan menjadi berkah, berkembang, bertambah (tumbuh), dan
suci. Dalam ajaran Islam segala sesuatu yang diperintah oleh Allah pasti
memiliki keutamaan dan hikmah. Adapun hikmah berzakat18 ialah
pertama, sebagai perwujudan keimanan kepada Allah SWT, yaitu sebagai
rasa syukur seseorang atas rizki yang diberikan kepadanya. Kedua, zakat
memiliki fungsi untuk menolong, membantu dan membina para mustahiq,
yaitu orang yang berhak menerima zakat, ke arah kehidupan yang lebih
baik.
Juga sebagai sarana terciptanya hubungan sosial yang baik antara si
kaya dan si miskin. Ketiga, sebagai sumber dana bagi pembangunan
sarana dan prasarana bagi umat Islam, seperti pendidikan, kesehatan,
ibadah, dan lain sebagainya. Sedangkan dari sisi lain dapat tercipta
pembangunan kesejahteraan umat karena zakat merupakan instrument
pemerataan pendapatan jika dikelola dengan baik.
18 Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani Press,
2002), h. 10-12.
Seiring perkembangan kehidupan, juga bentuk transaksi dalam
perekonomian. Maka objek zakat pun terus mengikutinya, seperti zakat
profesi, zakat perdagangan mata uang, bahkan zakat investasi. Dengan
demikian, hal yang menjadi objek zakat modern dapat disesuaikan atau
diqiyaskan dengan objek zakat yang telah menjadi ketentuan dalam Al-
Qur’an. Seperti zakat profesi diqiyaskan nishab dan kadarnya dengan
zakat perdagangan, dan ada pula yang mengqiyaskan dengan zakat
pertanian.
Dalam hal ini, kaitan zakat dengan investasi dinar memiliki dua objek
yang berbeda, yaitu zakat emas dan zakat investasi. Terhadap emas atau
perak yang telah sampai nishabnya dan haulnya diwajibkan zakat,
sebagaimana Allah memerintahkan dalam surat at-Taubah ayat 34 yang
berbunyi:
�AB/@�RS;'Q 'oU*�V��� ��Z�)'+���
k(78 �)��*pX\ /q*f+ &�'` Fhr��
�(�'G,st�.���� '(��K�R�<�.
'u^�-+�# k�kW.�� ��*b;'`-.��7�
/0�&@wx'Q�� d'� ��<7`�% y��� � /TU*�V����� /0��t9z�'Q ��sV����
�A|n*i-.���� XY�� �AB'}[8*i)�Q 57o
��<7`�% y��� ]�s,�~��'G��
u��⌧<��7� �:2*.�# M��
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebagian besar dari
orang-orang alim yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar
memakan harta orang dengan jalan yang batil dan mereka menghalang-
halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan
emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka
beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa
yang pedih, (QS. 9:34)
Ayat di atas menjelaskan bahwa orang Islam yang tidak mengeluarkan
zakat atas emas dan perak atau harta yang lain yang dimilikinya, sama
dengan orang Yahudi dan Nasrani, dan perbuatan ini akan mendapat
siksa dari Allah SWT. Allah SWT menyuruh orang Muslim untuk berzakat
dengan tujuan membersihkan harta mereka, karena di dalam harta
tersebut ada hak orang yang membutuhkan. Harta yang dikeluarkan
untuk zakat tidak akan berkurang justru akan bertambah, karena Allah
SWT akan memberikan ganti yang berlebih.
Nishab zakat emas adalah dua puluh mitsqal atau 20 dinar, sedangkan
nishab zakat perak adalah 200 Dirham. Menurut Jumhur jika disetarakan
atau dikonversi ke dalam gram sama dengan 85 gram emas.19 Dua ratus
Dirham sama dengan 595 gram perak. Untuk kadar zakat yang
dikeluarkan adalah 2.5%, zakatnya setara dengan setengah Dinar untuk
nisab 20 Dinar sampai haul (1 tahun), sedangkan Dirham zakatnya adalah
5 Dirham untuk nisab 200 Dirham sampai haul (1 tahun) sebagaimana
tertera dalam sebuah hadits riwayat Abu Dawud dari ‘Ali bin Abi Thalib20
yang berbunyi:
19 Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, cetakan V, (Bandung: Mizan, 1999), h. 259.
20Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, h. 25.
: م.�Aل رس�ل ا= ص: ض �Aل .�2 2"( ر C� -�إذا آ�F�G ن دره; وح�ل���� K935 دراه;�0"20L� ء ح. ا4��ل)N C0"2 O0�8 و&G �ونP2 C� �ن��
��� T�� د�'�ر �3� زاد �)�94ب ذ�C�د�'�ر وح�ل 0"20L� ل و�. ا4��ل� )� O08&G4�لزآ�ة ح� )وA? إT"G5 �( ر�W.,روا6 أ�� داود وه� ح�9. ( 2"0. ا4��ل
“Apabila engkau mempunyai 200 Dirham (perak) dan telah mencapai setahun, maka dalam sekian Dirham itu zakatnya 5 Dirham. Dan tidak ada sedikit pun kewajiban engkau ( mengeluarkan zakat) emas kecuali engkau mempunyai 20 Dinar dan sudah mencapai setahun, maka zakatnya seperdua (1/2) Dinar. Sesuatu yang lebih dari itu, maka zakatnya menurut perhitungannya. Tidak ada zakat dalam harta itu sehingga mencapai setahun.” (HR. Abu Dawud dan hadits ini Hasan, tetapi diperselisihkan tentang bersambung sanadnya hingga Nabi SAW).
Zakat investasi memiliki objek berupa property, saham, obligasi, atau
surat berharga lainnya, dan segala sesuatu yang dikelola dan diambil
keuntungannya. Zakat investasi ini dianalogikan pada zakat perdagangan,
maka nishabnya 85 gram emas dengan kadar zakatnya 2,5%, yang
dikeluarkan setelah dikurangi berbagai biaya dan setelah satu tahun
(haul).
D.D.D.D. Konsep DinarKonsep DinarKonsep DinarKonsep Dinar
1.1.1.1. Pengertian DinarPengertian DinarPengertian DinarPengertian Dinar
Dinar adalah koin yang terbuat dari emas, yang merupakan logam
yang bersifat lunak dan mudah ditempa. Sedangkan Dirham adalah koin
yang terbuat dari perak yang memiliki karakteristik seperti emas, yaitu
mudah dilebur dan ditempa kembali. Kata Dinar sendiri sebetulnya bukan
berakar dari bahasa Arab, melainkan bahasa Yunani (Bizantium) atau
bahkan mungkin berasal dari bahasa Persia, dinarius. Sementara kata
Dirham berasal dari kata Drachma yang berarti mata uang yang terbuat
dari perak.21
Dinar dan Dirham merupakan alat tukar yang telah dipergunakan sejak
awal Islam, baik untuk kegiatan mu’âmalah maupun ibadah seperti zakat,
sampai jatuhnya kekhalifahan Utsmaniyah Turki. Pada awalnya muslimin
menggunakan uang emas dan perak berdasarkan standar berat Dinar dan
Dirham yang digunakan oleh bangsa Persia. Namun kemudian standar
tersebut diganti oleh khalifah Umar bin Khaththâb. Khusus pada masa
khlaifah Usman bin ‘Affân r.a., ketika itu kaum muslim menggunakan emas
dan perak yang mirip dengan cetakan bangsa Persia, hanya dimodifikasi
sedikit dengan mencantumkan kaligrafi Arab di pinggir lingkaran koinnya.
Beradasarkan ketetapan yang diputuskan Sayyidina Umar bin
Khaththab, Radiyallâhu ‘anhu, standar hubungan berat antara uang emas
dan perak yaitu 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham. Berat 1 Dinar sama
dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan 72 butir gandum
ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya. Jika dikonversi dengan
timbangan gram, maka Dinar emas memiliki kadar 22 karat emas (917)
21 M. Luthfi Hamidi, MA. Gold Dinar (Sistem Moneter Global yang Stabil dan Berkeadilan).
(Jakarta: Senayan Abadi Publishing. 2007). h. 81.
dengan berat 4.25 gram. sedangkan Dirham perak memiliki kadar perak
murni dengan berat 2.975 gram (ada juga yang menyebutkan 3 gram).22
2.2.2.2. Sejarah Singkat DinarSejarah Singkat DinarSejarah Singkat DinarSejarah Singkat Dinar
Dinar dan Dirham memang sudah ada sejak sebelum Islam, karena
Dinar sudah dipakai bangsa Romawi dan Dirham sudah dipakai bangsa
Persia. Namun jauh sebelum itu ternyata emas dan perak, telah
dipergunakan sebagai alat tukar ketika manusia menemukan uang
sebagai ukuran harga segala sesuatu. Penemuan ini bukan tidak melalui
proses, tetapi penemuan besar ini merupakan sebuah isyarat bahwa
banyak kekurangan yang tejadi ketika pertukaran komoditi dan jasa
dilakukan dengan sistem barter.23 Menurut Ahmad Hasan, kekurangan-
kekurangan yang ada pada sistem barter adalah sebagai berikut24:
1. Kesulitan dalam mewujudkan kesepakatan mutual
Sulitnya mencari keinginan yang sesuai antara orang yang melakukan
transaksi menjadi salah satu kekurangan dari sistem barter. Misalnya,
seorang pemilik zaitun membutuhkan wol. Maka orang yang
membutuhkan wol tersebut harus mencari pemilik wol untuk
memenuhi kebutuhannya. Namun dalam hal ini pemilik wol belum tentu
membutuhkan zaitun, malah justru membutuhkan komoditi yang lain.
22 M. Iqbal, Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham), h. 19
23 Barter adalah pertukaran barang dengan barang, atau barang dengan jasa secara langsung
tanpa menggunakan uang sebagai perantara dalam proses pertukaran komoditi dan jasa tersebut.
24 Ahmad Hasan, Mata Uang Islami (Telaah Komprehensif Sistem Keuangan Islami), ed.,
Penerjemah: Saifurahman Barito dan Zulfikar Ali, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h. 25.
2. Perbedaan ukuran komoditi dan jasa, dan sebagian barang yang tidak
dapat dibagi atau dipecah
Orang yang memiliki seekor kambing membutuhkan beberapa helai
pakaian. Namun ukuran seekor kambing tidak sama dengan sehelai
baju, dan tidak mungkin pula kambing tersebut dibagi-bagi.
3. Kesulitan mengukur standar harga barang dan jasa
Dalam sistem barter sangat sulit untuk mengetahui ukuran barang dan
jasa ketika ditukarkan dengan barang dan jasa lainnya. Misalnya, di
sebuah pasar terdapat bebrapa barang, seperti:gandum, sutera,
minyak, kambing, unta. Berapa banyak ukuran minyak untuk
ditukarkan dengan unta. Atau berapa banyak ukuran sutera untuk
ditukarkan dengan gandum. Inilah beberapa kesulitan dan kekurangan
ketika menggunakan sistem barter.
Emas dan perak telah digunakan sebagai alat tukar oleh berbagai
bangsa, seperti bangsa Lydia, bangsa Yunani, bangsa Romawi, Persia,
hingga masa pemerintahan Islam.
a.a.a.a. Bangsa LydiBangsa LydiBangsa LydiBangsa Lydiaaaa
Bangsa Lydia (Lydian) bermukim di Asia kecil, bangsa ini adalah
bangsa kerajaan kecil yang dibangun Gyges yang kemudian terjadi
pewarisan tahta hingga akhirnya tunduk dan jatuh di pangkuan Persia.
Menurut sejarah bangsa ini, uang pertama kali muncul di tangan para
pedagang yang merasa kesulitan dalam bertransaksi. Akhirnya, pada
masa Croesus (570-546 SM), Negara berkepentingan mencetak uang
dengan mata uang yang halus dan akurat.25
b.b.b.b. Bangsa YunaniBangsa YunaniBangsa YunaniBangsa Yunani
Pada awalnya bangsa Yunani menggunakan koin-koin perunggu
sebagai alat tukar, juga emas dan perak yang masih berupa batangan
(belum dicetak), hingga terjadi percetakan emas dan perak pada
tahun 406 SM dengan mengukir bentuk berhala mereka atau
pemimpin, dan juga negeri-negeri mereka. Adapun mata uang utama
mereka adalah Drachma, yaitu mata uang yang terbuat dari perak.
c.c.c.c. Bangsa RomawiBangsa RomawiBangsa RomawiBangsa Romawi
Sebelum abad ke -3 SM, bangsa Romawi menggunakan mata uang
yang terbuat dari perunggu yang disebut aes (Aes Signatum Aes
Rude), selain itu mereka juga menggunakan mata uang dari tembaga.
Menurut sejarah bangsa mereka, orang yang pertama kali mnecetak
mata uang tersebut adalah Servius Tullius pada tahun 269 SM.
Kemudian mereka mencetak Denarius yang terbuat dari emas, dan
dijadikan sebagai mata uang utama imperium Romawi (dicetak tahun
268 SM).
Pada mata uang tersebut diberikan ukiran-ukiran Tuhan dan
pahlawan-pahlwan mereka, hingga pada masa Julius Caessar
25 Ibid., h. 28.
mencetak gambarnya di atas mata uang tersebut. Mata uang ini terus
berkembang sesuai dengan kepentingan politik yang berkuasa bahkan
nilainya pun turut berubah. Pada akhirnya perputaran ekonomi
masyarakat kacau balau dan pedagang tidak mau lagi menerima mata
uang tersebut dengan nilai harga tertulis.
d.d.d.d. Bangsa PersiaBangsa PersiaBangsa PersiaBangsa Persia
Seperti dipaparkan di atas bahwa bangsa Persia pernah menaklukkan
bangsa Lydia, maka percetakan uang bangsa Persia adalah
mengadopsi percetakan uang bangsa Lydia. Mata uang yang beredar
di bangsa ini adalah mata uang yang terbuat dari emas dan perak
murni berbentuk persegi, dan kemudian dimodifikasi menjadi bundar
dengan berbagai macam ukiran. Namun mata uang bangsa ini ikut
hancur ketika sistem kenegaraan mereka hancur.
e.e.e.e. Masa Pemerintahan IslamMasa Pemerintahan IslamMasa Pemerintahan IslamMasa Pemerintahan Islam
Pada masa sebelum Islam, bangsa Arab Hijaz masa Jahiliyyah tidak
memiliki mata uang sendiri. Mereka menggunakan mata uang yang
diperoleh dari perjalanan mereka berdagang ke negeri Syam (Syria)
dan Yaman. Mata uang yang dipergunakan adalah mata uang Dinar
emas Hercules, Byzantium, dan Dirham perak dinasti Sasanid dari
Iraq, juga sebagian mata uang bangsa Himyar, Yaman.
Ketika itu emas dan perak tidak diperjualbelikan dan tidak diterima
kecuali sebagai emas dan perak yang tidak ditempa. Hal ini terjadi
karena beragam bentuk dan ukuran juga penipuan atas mata uang
emas dan perak yang beredar ketika itu, seperti nilai yang tertera
melebihi nilai yang sebenarnya.
Namun ketika Nabi diutus sebagai Rasul, beliau menetapkan ukuran
Dirham agar Islam memiliki mata uang resmi. Hal ini juga dilakukan
untuk menyamakan perbedaan ukuran Dirham sebelumnya, yaitu ada
yang 20, 12, dan 10 Qirath menjadi 14 Qirath (karat), sama dengan 6
Daniq (dua butir uir-uir belalang) atau seukuran dengan 7 Mitsqal
(gram).26 Selain Dinar dan Dirham, dikenal dan dipergunakan juga
uang logam yang terbuat dari tembaga atau lebih dikenal dengan
fulus.
Rasulullah tidak banyak melakukan perubahan terhadap penggunaan
mata uang dikarenakan kesibukannya dalam memperkuat tiang-tiang
agama. Begitu pula ketika masa pemerintahan khalifah Abu Bakar r.a.
beliau hanya meneruskan apa yang telah menjadi ketetapan pada
masa Rasulullah. Sebenarnya pada masa khalifah Umar pun sama,
tetapi menurut riwayat, pada tahun 20 H Dirham yang telah ditetapkan
ketika masa Rasulullah dimodifikasi dengan menambah ukiran kalimat
tauhid dan kalimat Muhammad Rasulullah dalam jenis tulisan Kufi
26 Ibid., h. 32
meskipun masih mengikuti model cetakan Sasanid berukiran Kisra.
Begitu juga masa khalifah Usman bin ‘Affan dan ‘Ali bin Abi Thalib
meneruskan pencetakan Dirham, hanya ada penambahan pada
penulisan tanggal dan tahun pembuatannya.
Setelah masa Khulafaurrasyidin, pencetakan uang pada masa dinasti
Umaiyah masih meneruskan pencetakan ketika Khulafaur Rasyidin.
Baru ketika dinasti tersebut dipimpin oleh Abdul Malik bin Marwan
pada tahun 76 H, beliau membuat mata uang model Islam tersendiri
lepas dari ciri khas Byzantium dan Persia. Hal ini dilakukan atas
berbagai pertimbangan dan alasan, dan ini mampu merealisasikan
stabilitas politik dan ekonomi.
Hingga akhirnya tampuk kepemimpinan dipegang oleh dinasti
Abbasiyah. Pencetakan Dinar di awal masa pemerintahan ini masih
mengikuti model dinasti Umaiyah. Pada masa dinasti Abbasiyah ini
banyak terjadi pengurangan timbangan atas nilai Dirham dan Dinar,
juga pencampuran dengan logam lain dalam pembuatannya, hingga
akhirnya banyak penipuan atas mata uang yang beredar dan
melemahnya pemerintahan. Keadaan ini sempat diperbaiki pada masa
pemerintahan Ahmad bin Thulun dengan melakukan pencetakan yang
ketat sehingga ukurannya kembali kepada standar semula.
Pada masa dinasti Fathimiyah, Dinar-Dirham campuran sangat banyak
beredar. Standar yang ada pun tidak lagi berlaku, karena pada masa
itu perbandingan Dinar dan Dirham adalah 1:34, padahal standar
sebenarnya adalah 1:10.27
Selain Dinar dan Dirham, dikenal juga mata uang fulus, yaitu mata
uang yang terbuat dari tembaga. Ini tersebar luas pada masa
pemerintahan Mamluk, bahkan menjadi mata uang utama. Dirham
yang beredar pun adalah Dirham campuran, karena pada masa itu
bahan baku perak tidak mencukupi untuk pencetakan mata uang. Ini
disebabkan oleh meningkatnya konsumsi perak untuk pembuatan
pelana dan bejana.28 Nilai Dirham campuran sama dengan nilai Dirham
perak murni. Dan uang tembaga banyak tersebar dan murah. Para
pedagang dan masyarakat tidak mau menerima keputusan yang
berdampak inflasi keuangan ini.
Pada tahun 1839 tepatnya pada masa dinasti Ottoman, pemerintahan
Utsmaniyah yang awalnya memiliki system keuangan resmi yang
terbuat dari emas, perak dan tembaga menerbitkan mata uang baru
yang diberi nama Gaima dalam bentuk kertas bank note dengan ganti
imbangan emas. Tetapi nilainya terus merosot. Pada tahun 1880
pemerintah melakukan intervensi untuk memperbaiki system
keuangannya, dan melahirkan Lyra Usmaniyah atas dasar emas,
27 Ibid., h. 38
28 Ibid.,39.
hingga akhirnya Turki memberlakukan penggunaan uang kertas dan
membatalkan transaksi dengan Dinar dan Dirham (emas dan perak).
3.3.3.3. Keunggulan Keunggulan Keunggulan Keunggulan –––– Kelemahan Dinar dan Dirham Kelemahan Dinar dan Dirham Kelemahan Dinar dan Dirham Kelemahan Dinar dan Dirham
Sebagai suatu komoditi, Dinar dan Dirham memiliki keunggulan dan
kelemahan dari berbagai sudut. Salah satunya dapat dilihat dari
keunggulan Dinar dan Dirham sebagai uang logam (kesimpulan dari
pendapat Ja’far al-Dimsyaqi dan al-Dahlawi dan para ahli ekonomi), di
antaranya:29
a. Dinar dan Dirham yang merupakan logam dapat dilebur dan dicetak
kembali tanpa mengurangi berat dan nilainya.
b. Tidak mudah rusak dan dapat diberi ukiran
c. Emas adalah logam yang relatif jarang dan ini mendorong peningkatan
kekuatan nilai tukarnya. Hal ini dapat dilihat dari sepotong kecil emas
dapat ditukar dengan berbagai komoditi yang diinginkan, artinya emas
akan selalu berharga dan memiliki nilai meski terpotong-potong.
d. Nilai tukar emas yang relatif tetap karena sedikit sekali produksi atas
emas dibandingkan dengan jumlah yang tersedia. Dan harga
penukaran yang stabil di berbagai Negara. Karena nilai tukar yang
berstandar Internasional, tidak seperti mata uang kertas yang memiliki
perbedaan nilai tukar yang mencolok. Intinya adalah emas dan perak
tidak mengenal batas wilayah dan waktu.
29 Ibid., h.71
e. Kesamaan total dalam unit uang dalam ukuran dan timbangannya.
Karena berat dan ukuran emas yang dijadikan mata uang sesuai
dengan nilai yang berlaku atas mata uang tersebut. Ini merupakan
sesuatu yang adil ketimbang mata uang kertas yang nilai nominalnya
sangat jauh dengan nilai intrinsiknya. Maka ini akan meminimalkan
spekulasi dan manipulasi.
f. Uang emas tidak akan mengalami inflasi dan tidak dapat didevaluasi
oleh kebijakan suatu pemerintahan, karena emas adalah asset nyata
bukan merupakan hutang. Sehingga akan mendorong penyebaran
risiko moneter dan menghidupkan kembali sektor riil.
Adapun kelemahan dari Dinar dan Dirham adalah sebagai berikut:
a. Tidak praktis dalam transaksi, penyimpanan dan penggunaan sehari-
hari (tidak mudah dibawa karena bobot atau beban yang cukup berat
jika membawa dalam jumlah banyak).
b. Kemungkinan untuk menerbitkan dalam tipe bertingkat yang sesuai
dengan volume interaksi dagang yang berbeda tidak ada.
c. Risiko membawa dalam jumlah banyak sangat besar.
d. Biaya penerbitan sesuai dengan nominal yang tertera atau yang akan
berlaku. Tidak seperti uang kertas yang memiliki biaya lebih kecil
dalam penerbitannya.
4.4.4.4. Standar EmasStandar EmasStandar EmasStandar Emas
Dalam sejarah perkembangan sistem moneter Internasional, emas
pernah digunakan sebagai standar moneter Internasional. Sebelum
Perang Dunia I, negara-negara utama di dunia menggunakan standar
emas bagi transaksi dalam negeri. Namun setelah Perang Dunia I, emas
mulai ditinggalkan dengan alasan jumlah emas yang tersedia semakin
tidak cukup untuk menunjang transaksi-transaksi nasional maupun
internasional yang menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi. Padahal
mereka masih percaya pada nilai emas. Akhirnya setelah Perang Dunia II
emas dibebaskan peranannya sebagai standar moneter. Yang akhirnya
standar moneter Internasional dialihkan ke Dolar Amerika. Tetapi mulai
awal tahun 60’an setelah perang Vietnam, Dolar Amerika banyak beredar
di luar Amerika yang mengakibatkan inflasi di dalam negeri Amerika.
Akibatnya kepercayaan orang luar terhadap Dolar Amerika menurun,
orang mulai enggan memegang Dolar, dan posisinya sebagai standar
moneter Internasional terus melemah.30 Ini adalah suatu bukti bahwa
emas merupakan sesuatu yang berharga dan bernilai.
Standar emas berarti nilai mata uang Negara didasarkan atas nilai
seberat emas tertentu.31 Masyarakat bebas untuk melebur mata uang
emas atau membuat emas batangan menjadi mata uang kertas serta
menukarkan mata uangnya dengan emas atau sebaliknya dengan
perbandingan yang telah ditentukan oleh Bank Sentral.
30 Boediono, Ekonomi Moneter, edisi III, (Yogyakarta: BPFE, 1999), h. 182.
31 Dr. H. Murasa Sarkaniputra, Ilmu Ekonomi (Pengantar Ekonomi Moneter: Suatu Awalan).
Bahan Pengajaran Ekonomi, Perbankan dan Asuransi Islam, (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2000),
h. 35
Suatu Negara dikatakan memakai standar emas apabila:32
1. Nilai mata uangnya dijamin dengan nilai saberat emas tertentu
2. Setiap orang boleh membuat dan melebur uang emas
3. Pemerintah sanggup membeli atau menjual emas dalam jumlah yang
tidak terbatas pada harga tertentu (yang sudah ditetapkan
pemerintah)
MacamMacamMacamMacam----macam standar emasmacam standar emasmacam standar emasmacam standar emas
Menurut perkembangannya, standar emas dapat dibedakan atas 3
macam:
1)1)1)1) Standar Emas Penuh (Standar Emas Penuh (Standar Emas Penuh (Standar Emas Penuh (Full Gold StandardFull Gold StandardFull Gold StandardFull Gold Standard))))
Standar emas ini disebut juga Gold Specise Standard/Gold Coins
Standard, maksudnya bahwa suatu system keuangan, mata uang
emaslah yang sepenuhnya beredar dalam masyarakat.
Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
a) Pemerintah selalu memelihara perbandingan nilai antara nilai
kesatuan uang dengan seberat emas tertentu
b) Bank Sentral bersedia membeli dan menjual emas kepada siapapun
dengan harga yang sesuai dengan harga yang ditetapkan undang-
undang
c) Mata uang emas beredar dalam lalu lintas pertukaran
32 Nopirin, Ph. D, Ekonomi Moneter Buku II, (Yogyakarta: BPFE. 2000), h. 177
d) Masyarakat mempunyai kebebasan untuk menempa atau melebur
mata uang emas
2)2)2)2) Standar Inti Emas (Standar Inti Emas (Standar Inti Emas (Standar Inti Emas (Gold Billion StandardGold Billion StandardGold Billion StandardGold Billion Standard))))
Standar yang diberlakukan suatu Negara sebagai jaminan (decking)
terhadap mata uang yang telah beredar sebagai alat pembayaran
yang sah, juga diperuntukkan bagi persediaan emas sebagai reserve
untuk pinjam-meminjam luar negeri.
Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
a) Pemerintah selalu memelihara perbandingan nilai antara nilai
kesatuan uang dengan seberat emas tertentu
b) Bank Sentral bersedia membeli dan menjual emas kepada siapapun
dengan harga yang sesuai dengan harga yang ditetapkan undang-
undang
c) Mata uang emas beredar dalam lalu lintas pertukaran, tetapi dalam
jumlah yang lebih kecil
d) Masyarakat tidak mempunyai kebebasan untuk menempa atau
melebur mata uang emas
5.5.5.5. Standar Standar Standar Standar EEEEmas Internasionalmas Internasionalmas Internasionalmas Internasional
Standar emas bermula di Inggris tahun 1816 dan menyebar hamper ke
seluruh dunia tahun 1837, sesudah itu Jerman menjadi negeri standar
emas. Tahun 1871-1872 Perancis, Belgia, Itali, Spanyol, Yunani, Finlandia,
Rusia dan beberapa Negara Amrika Latin menjadi Negara yang
menggunakan standar emas, kecuali Tiongkok menggunakan standar
perak dan kertas.
Syarat-syarat standar emas:
a. Negara yang berada dalam standar emas harus berada dalam standar
emas, artinya harus memelihara nilai kesatuan uangnya dengan berat
emas tertentu.
b. Kebebasan ekspor-impor, maksudnya membebaskan pemasukan dan
pengiriman emas ke dalam dan luar negeri.
JenisJenisJenisJenis----jenis Standar Moneterjenis Standar Moneterjenis Standar Moneterjenis Standar Moneter33333333::::
1. Standar Tunggal, apabila suatu Negara menggunakan satu jenis logam
seperti emas atau perak sebagai standar.
2. Standar Kembar, apabila suatu Negara menggunakan dua jenis logam
sebagai mata uang dan menjaganya seberat emas atau perak tertentu.
3. Standar Piutang, apabila dalam Negara yang memberlakukan system
standar kembar tidak didukung oleh undang-undang, missal
pencabutan hak masyarakat untuk menempa atau melebur emas.
Maka standar kembar akan pincang dengan sendirinya.
4. Standar Kertas, di mana tiap kesatuan uang tidak dipelihara nilainya
dengan seberat ukuran-ukuran tertentu dari logam emas atau perak.
33 Jalaluddin, “Dinar-Dirham; Menggagas Standarisasi Sistem Moneter Negara-Negara Islam,
(Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum,Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2003),
h.15.
E.E.E.E. Sertifikat Wadîah BanSertifikat Wadîah BanSertifikat Wadîah BanSertifikat Wadîah Bank Indonesiak Indonesiak Indonesiak Indonesia
1.1.1.1. Konsep WadîahKonsep WadîahKonsep WadîahKonsep Wadîah
Wadîah ialah memanfaatkan sesuatu di tempat yang bukan pada
pemiliknya.34 Menurut ulama madzhab Hanafi, Wadîah adalah
mengikutsertakan orang lain, dalam memelihara harta, baik melalui
ungkapan, tindakan, ataupun isyarat. Wadîah juga dapat diartikan
sebagai titipan dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan
hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan jika si penitip menghendaki.
Dasar hukum mengenai Wadîah terdapat dalam Al-Qur’an surat an-
Nisa ayat 58 dan surat Al-Baqarah ayat 283, yang menerangkan tentang
menunaikan amanat. Juga dalam Hadits riwayat Abu Dawud dari Abu
Hurairah dan ijma ulama atas legitimasi wadiah karena kebutuhan
manusia.
Dalam akad Wadîah ini diperhatikan juga tentang rukun dan syaratnya,
yaitu yang berlaku umum untuk akad-akad lainnya dalam Islam. Akad
Wadîah tidak mengikat kedua belah pihak, status Wadîah di tangan orang
yang dititipi adalah bersifat amanat. Jika terjadi kerusakan atas barang
yang diamanatkan, maka tidak menjadi tanggung jawab orang yang dititipi
selama bukan atas kelalaiannya. Pada dasarnya penerima Wadîah tidak
34 M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada. 2004), h. 245.
boleh meminta imbalan, kecuali harta atau barang yang dititipkan
memerlukan ruang dan perawatan khusus, maka boleh meminta imbalan
dengan akad sewa.
Akad Wadîah terbagi ke dalam dua macam, yaitu:
1)1)1)1) Wadiah Yad Amanah Wadiah Yad Amanah Wadiah Yad Amanah Wadiah Yad Amanah
Wadîah Yad Amanah adalah akad penitipan di mana pihak yang
menerima titipan tidak boleh memanfaatkan barang titipan tersebut
sampai pemiliknya meminta barang tersebut. Pada akad Wadîah
Yad Amanah, penerima titipan tidak bertanggung jawab atas
kerusakan barang yang dititipi selama bukan kelalaiannya.
2)2)2)2) Wadiah Yad DhamanahWadiah Yad DhamanahWadiah Yad DhamanahWadiah Yad Dhamanah
Wadîah Yad Dhamanah adalah akad penitipan di mana pihak yang
menerima titipan boleh memanfaatkan barang titipan tersebut, baik
dengan izin atau tanpa izin pemiliknya. Pada akad Wadîah Yad
Dhamanah penerima titipan bertanggung jawab atas kehilangan
atau kerusakan barang tersebut, dan semua manfaat atau
keuntungan yang diperoleh dari pemanfaatan barang tersebut
menjadi hak penerima titipan.
2.2.2.2. Pengertian Pengertian Pengertian Pengertian SWBISWBISWBISWBI
Sertifikat Wadîah Bank Indonesia adalah sertifikat yang diterbitkan
Bank Indonesia sebagai bukti penitipan dana berjangka waktu pendek
dengan prinsip Wadiah.35 Maksudnya adalah perjanjian penitipan dana
antara bank pemilik dana dengan pihak penerima titipan (Bank Indonesia)
yang dipercaya untuk menjaga dana tersebut.
SWBI merupakan salah satu instumen kebijakan moneter yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai wadah bagi bank syari’ah yang
kelebihan likuiditas untuk dititipkan pada Bank Indonesia, dan ada bonus
atas transaksi penitipan dana tersebut.
Pada dasarnya fungsi SWBI sama dengan SBI, yakni sebagai
instrument pengendali moneter melalui pengawasan kinerja bank umum,
maka bank syari’ah juga dapat melakukan transaksi dengan Bank Sentral
melalui SBI. Namun perbankan Syari’ah umumnya menghindari unsur
yang bertentangan dengan prinsip syari’ah yaitu maisir, gharar, dan riba.
Sedangkan SBI menggunakan sistem bunga berdasarkan atas diskonto.
Oleh karena itu untuk memfasilitasi kinerja perbankan syari’ah, Bank
Indonesia mengeluarkan kebijakan baru yaitu SWBI. Bahkan telah diubah
menjadi Sertifikat Bank Indonesia Syari’ah (SBIS). Berdasarkan Peraturan
Bank Indonesia No: 10/ 11 /PBI/2008 Tentang Sertifikat Bank Indonesia
Syari’ah, maka yang disebut SBIS adalah surat berharga berdasarkan
35 Widyaningsih, dkk, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada
Media, 2005), h. 149.
prinsip Syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang
diterbitkan oleh Bank Indonesia.
3.3.3.3. Landasan Hukum SWBILandasan Hukum SWBILandasan Hukum SWBILandasan Hukum SWBI
Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) diatur dalam PBI No.
2/9/PBI/2000 tertanggal 23 Februari 2000, dan PBI No. 6/7/2004 tertanggal
16 Februari 2004 tentang perubahan atas PBI No. 2/9/PBI/2000. Dan
diubah lagi dalam Peraturan Bank Indonesia No. 10/ 11 /PBI/2008 Tentang
Sertifikat Bank Indonesia Syari’ah tertanggal 31 Maret 2008. Selain itu
juga terdapat fatwa yang menguatkan SWBI, yaitu Fatwa DSN No. 36/DSN-
MUI/X/2002 yang dikeluarkan tanggal 23 Oktober 2002 M atau tanggal 16
Sya’ban 1423 H.
Dengan dikeluarkannya Peraturan Bank Indonesia ini, Peraturan Bank
Indonesia Nomor: 6/7/PBI/2004 tanggal 16 Februari 2004 tentang
Sertifikat Wadiah Bank Indonesia dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Namun Sertifikat Wadiah Bank Indonesia yang telah diterbitkan sebelum
Peraturan Bank Indonesia ini diberlakukan, tetap berlaku dan tunduk
pada ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor: 6/7/PBI/2004
tanggal 16 Februari 2004 tentang Sertifikat Wadiah Bank Indonesia
sampai Sertifikat Wadiah Bank Indonesia tersebut jatuh waktu.
4.4.4.4. Mekanisme Pelaksanaan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia Mekanisme Pelaksanaan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia Mekanisme Pelaksanaan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia Mekanisme Pelaksanaan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia
Tata cara atau mekanisme pelaksanaan SWBI telah diatur dalam PBI No.
6/7/PBI/2004 tanggal 16 Februari 2004 tentang Sertifikat Wadiah Bank
Indonesia. Sesuai dengan namanya, SWBI menggunakan prinsip wadiah
di mana pemilik dana (Bank Syariah atau UUS) melakukan perjanjian
penitipan dana dengan penerima titipan (Bank Indonesia) yang dipercaya
untuk menjaga dana tersebut.
Karakteristik SWBI (pasal 6):Karakteristik SWBI (pasal 6):Karakteristik SWBI (pasal 6):Karakteristik SWBI (pasal 6):
a. SWBI diterbitkan dan ditatausahakan tanpa warkat (scripless).
b. SWBI tidak dapat diperjualbelikan (non negotiable).
Jumlah Dana dan Jangka Waktu PeniJumlah Dana dan Jangka Waktu PeniJumlah Dana dan Jangka Waktu PeniJumlah Dana dan Jangka Waktu Penitipan (Pasal 3 dan 4):tipan (Pasal 3 dan 4):tipan (Pasal 3 dan 4):tipan (Pasal 3 dan 4):
a. Bank Syari’ah atau UUS yang ingin menitipkan sejumlah dananya
kepada BI mengajukan permohonan penitipan dana wadiah kepada BI.
b. Jumlah dana yang dititipkan minimum sebesar Rp. 500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah) dan untuk jumlah dana di atas angka tersebut
hanya belaku untuk kelipatan kelipatan Rp50.000.000,00 (lima puluh
juta Rupiah).
c. Jangka waktu penitipan adalah 7 (tujuh) hari, 14 (empat belas) hari,
dan 28 (dua puluh delapan) hari. Dana yang telah dititipkan tidak dapat
diambil hingga masa kontrak berakhir. Tetapi Bank Indonesia dapat
mengakhiri penitipan dana wadiah jika diperlukan.
Cara Penyelesaian Transaksi:Cara Penyelesaian Transaksi:Cara Penyelesaian Transaksi:Cara Penyelesaian Transaksi:
a. Penyelesaian dilakukan pada tanggal yang sama dengan tanggal
permohonan. Jika tanggal tersebut jatuh pada hari libur, maka
transaksi dilakukan pada hari kerja berikutnya.
b. Persetujuan BI dilakukan dengan mendebet rekening Giro Bank
Syari’ah atau UUS sebesar nilai titipan dana.
c. Pada saat jatuh tempo, BI akan mengkredit rekening Giro Bank
Syari’ah atau UUS sebesar nilai titipan dana. Dan akan memberikan
bonus atas penitipan dana wadiah tersebut sesuai kewenangan BI.
Bonus biasanya dihitung dengan acuan tingkat indikasi imbalan PUAS
yang merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat indikasi imbalan
sertifikat IMA.
Sanksi dapat Sanksi dapat Sanksi dapat Sanksi dapat dikenakan kepada Bank Syari’ah atau UUS jika:dikenakan kepada Bank Syari’ah atau UUS jika:dikenakan kepada Bank Syari’ah atau UUS jika:dikenakan kepada Bank Syari’ah atau UUS jika:
a. Saldo rekening giro Rupiah Bank Syariah atau UUS tidak mencukupi
untuk penyelesaian Penitipan Dana Wadiah, dengan demikian
permohonan Penitipan Dana Wadiah dibatalkan Bank Indonesia dan
dikenakan sanksi berupa surat peringatan dan wajib membayar denda
sebesar 10/00 (satu perseribu) dari Penitipan Dana Wadiah yang
dibatalkan atau sebanyak-banyaknya Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar
Rupiah).
b. Bank Syari’ah atau UUS melakukan pembatalan sebanyak tiga kali
dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak pembatalan pertama, Bank
Syariah atau UUS tidak diperbolehkan mengajukan permohonan
Penitipan Dana Wadiah selama 7 (tujuh) hari sejak tanggal
dikeluarkannya surat peringatan ketiga.
c. Bank atau UUS yang mengambil dana sebelum jatuh tempo tidak akan
diberikan bonus dan dikenakan sanksi membayar biaya administrasi
sebesar:
• Titipan Rp. 500 juta sampai dengan Rp. 100 miliar dikenakan biaya
Rp. 5 juta
• Titipan di atas Rp. 100 miliar sampai dengan Rp. 500 miliar
dikenakan biaya Rp. 10 juta
• Titipan di atas Rp. 500 miliar dikenakan biaya Rp. 15 juta
Sedangkan untuk transaksi pada Sertifikat Bank Indonesia Syari’ah
(SBIS) adalah sebagai berikut:
Sertifikat Bank Indonesia Syari’ah menggunakan akad Ju’alah, yaitu akad
janji atau komitmen (iltizam) untuk memberikan imbalan tertentu
(’iwadh/ju’l) atas pencapaian hasil (natijah) yang ditentukan dari suatu
pekerjaan. Bank Indonesia menetapkan dan memberikan imbalan atas
SBIS yang diterbitkan kemudian membayarkannya pada saat jatuh waktu
SBIS.
SBISBISBISBIS memiliki karakteristik sebagai berikut (pasal 4) :S memiliki karakteristik sebagai berikut (pasal 4) :S memiliki karakteristik sebagai berikut (pasal 4) :S memiliki karakteristik sebagai berikut (pasal 4) :
a. Satuan unit sebesar Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah);
b. Berjangka waktu paling kurang 1 (satu) bulan dan paling lama 12 (dua
belas) bulan. Jangka waktu SBIS dihitung 1 (satu) hari setelah tanggal
penyelesaian transaksi sampai dengan tanggal jatuh waktu
c. Diterbitkan tanpa warkat (scripless);
d. Dapat diagunkan kepada Bank Indonesia; dan tidak dapat
diperdagangkan di pasar sekunder. Maksudnya adalah SBIS dapat
diagunkan kepada Bank Indonesia dalam rangka Repo SBIS, Fasilitas
Likuiditas Intrahari, Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek, atau fasilitas
lainnya bagi BUS atau UUS.
BUS atau UUS dapat mengajukan Repo SBIS kepada Bank Indonesia.
Transaksi Repurchase Agreement (Repo) SBIS adalah transaksi
pemberian pinjaman oleh Bank Indonesia kepada BUS atau UUS dengan
agunan SBIS (collateralized borrowing). Repo SBIS yang berlaku
menggunakan prinsip qard yang diikuti dengan rahn. Yakni Bank
Indonesia memberikan pinjaman dana tanpa imbalan dengan kewajiban
pihak peminjam (BUS atau UUS) mengembalikan pokok pinjaman secara
sekaligus dalam jangka waktu tertentu dan menyerahkan agunan berupa
SBIS sebagai jaminan untuk mendapatkan qard. BUS atau UUS yang
mengajukan Repo SBIS harus menandatangani Perjanjian Pengagunan
SBIS dalam Rangka Repo SBIS serta menyampaikan dokumen pendukung
yang dipersyaratkan kepada Bank Indonesia. Dan Bank Indonesia dapat
mengenakan biaya atas Repo SBIS karena BUS atau UUS tidak menepati
jangka waktu kesepakatan pembelian SBIS.
Tata Tata Tata Tata CCCCara dan Syarat ara dan Syarat ara dan Syarat ara dan Syarat PPPPenerbenerbenerbenerbitan/itan/itan/itan/PPPPembelian SBIS:embelian SBIS:embelian SBIS:embelian SBIS:
1. Bank Indonesia menerbitkan SBIS melalui mekanisme lelang. Hasil
lelang SBIS dapat dibatalkan apabila terdapat suatu kondisi dimana
Bank Indonesia tidak menetapkan pemenang lelang dari seluruh
penawaran lelang SBIS yang masuk, antara lain karena penawaran yang
masuk dinilai berada di luar kewajaran dari perkiraan potensi likuiditas.
2. BUS atau UUS dapat memiliki SBIS melalui pengajuan pembelian SBIS
secara langsung dan/atau melalui perusahaan pialang pasar uang
rupiah dan valuta asing, yaitu perusahaan yang didirikan khusus untuk
melakukan kegiatan jasa perantara bagi kepentingan nasabahnya di
bidang pasar uang rupiah dan valuta asing dengan memperoleh imbalan
atas jasanya.
3. BUS atau UUS yang melakukan Transaksi dan pembelian, serta Repo
SBIS wajib memiliki Rekening Giro dan Rekening Surat Berharga untuk
penyelesaian transaksi dan pembelian, serta Repo SBIS.
Tata Tata Tata Tata CCCCara ara ara ara Penyelesaian TPenyelesaian TPenyelesaian TPenyelesaian Transaksi: ransaksi: ransaksi: ransaksi:
1. Bank Indonesia akan mendebet Rekening Giro atas pembelian SBIS oleh
BUS atau UUS; atau mendebet Rekening Surat Berharga dan Rekening
Giro atas Repo SBIS termasuk memindahkan pencatatan SBIS dalam
rangka pengagunan.
2. Bank Indonesia melunasi SBIS sebesar nilai nominal dan membayar
imbalan pada saat jatuh waktu atau Bank Indonesia dapat membayar
imbalan SBIS sebelum jatuh waktu, jika BUS atau UUS tidak dapat
memenuhi kewajiban Repo SBIS.
Dalam transaksi ini, Bank atau UUS dapat dikenakan sanksi:Dalam transaksi ini, Bank atau UUS dapat dikenakan sanksi:Dalam transaksi ini, Bank atau UUS dapat dikenakan sanksi:Dalam transaksi ini, Bank atau UUS dapat dikenakan sanksi:
1. BUS atau UUS yang melakukan pembelian SBIS atau yang mengajukan
Repo SBIS tidak memiliki saldo Rekening Giro yang cukup untuk
memenuhi kewajiban penyelesaian transaksi pembelian SBIS atau Repo
SBIS. Sehingga transaksi SBIS ini dinyatakan batal. Adapun sanksi atas
transaksi SBIS yang dinyatakan batal berupa:
a. Teguran tertulis.
b. Kewajiban membayar sebesar 1 0/00 (satu per seribu) dari nilai
Transaksi SBIS yang dinyatakan batal atau paling banyak sebesar
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) untuk setiap Transaksi SBIS
yang dinyatakan batal.
2. Pembatalan transaksi SBIS yang dinyatakan batal sebanyak tiga kali
dalam kurun waktu 6 (enam) bulan, BUS atau UUS dikenakan sanksi
berupa:
a. Pemberhentian sementara mengikuti lelang SBIS minggu berikutnya
b. Larangan mengajukan Repo SBIS selama 5 (lima) hari kerja berturut-
turut, terhitung sejak BUS atau UUS dikenakan teguran tertulis
BAB IIIBAB IIIBAB IIIBAB III
METODE PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM GERAI DINARMETODE PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM GERAI DINARMETODE PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM GERAI DINARMETODE PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM GERAI DINAR
A. A. A. A. Konsep HipotesisKonsep HipotesisKonsep HipotesisKonsep Hipotesis
Statistik merupakan suatu alat dan juga metode analisa yang
digunakan untuk mengevaluasi data di mana pada akhirnya akan diperoleh
suatu kesimpulan dari data sampel yang ada.36 Salah satu metode analisis
yang ada pada statistik adalah pengujian hipotesis. Hipotesis ini jawaban
sementara terhadap rumusan masalah atau sub masalah yang diajukan
peneliti yang masih harus diuji kebenarannya. Pada dasarnya hipotesis
merupakan suatu proporsi atau anggapan yang mungkin benar, dan sering
digunakan sebagai dasar pemecahan persoalan atau untuk dasar penelitian
lebih lanjut.
Istilah hipotesis berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata,
yaitu “hupo” (sementara) dan “thesis” (pernyataan atau teori).37 J. Supranto
memberikan definisi pengujian hipotesis sebagai prosedur yang
memungkinkan keputusan dapat dibuat, yaitu keputusan untuk menolak atau
tidak menolak hipotesis yang sedang dipersoalkan atau diuji. Dalam
pengujian hipotesis, digunakan data yang dikumpulkan dari sample yang
29 Samsubar Saleh, Statistik Induktif, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2001), h. 1.
37 Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Tesis, (Bandung: Alfabeta, 2006), h. 35.
merupakan data perkiraan. Ini menunjukkan adanya unsur ketidakpastian
yang menyebabkan risiko bagi pembuatan keputusan. Besar kecilnya risiko
dinyatakan dalam nilai probabilitas. Penolakan dalam pengujian hipotesis
menyimpulkan bahwa hipotesis itu salah, sedangkan menerima suatu
hipotesis semata-mata mengimplikasikan bahwa kita tidak mempunyai bukti
untuk mempercayai sebaliknya. Hipotesis yang dirumuskan dengan harapan
akan ditolak digunakan istilah hipotesis nol dengan lambang (H0), ini
mengakibatkan diterimanya hipotesis alternatif yang dilambangkan dengan
(Ha).
Secara teori kesalahan dalam pengujian hipotesis dan memilih
hipotesis yang baik dan benar diuraikan sebagai berikut:
a. Apabila H0 kita nyatakan diterima kemudian dibuktikan melalui
penelitian diterima, maka kesimpulan yang dibuat adalah benar.
b. Apabila H0 kita nyatakan diterima kemudian dibuktikan melalui
penelitian ditolak, maka kesimpulan yang diambil merupakan
kesalahan yang disebut kesalahan Model I (α ).
c. Apabila H0 kita tolak kemudian dibuktikan melalui penelitian ditolak,
maka kesimpulan yang dibuat adalah benar.
d. Apabila H0 kita tolak kemudian dibuktikan melalui penelitian diterima,
maka kesimpulan yang diambil merupakan kesalahan yang disebut
kesalahan Model II (β).
Jenis Pengujian HipotesisJenis Pengujian HipotesisJenis Pengujian HipotesisJenis Pengujian Hipotesis
Jenis pengujian hipotesis yang dikenal dalam penelitian ada dua, yaitu:
a. Hipotesis Direksional (hipotesis langsung) adalah rumusan hipotesis
yang arahnya sudah jelas. Pengujian ini menggunakan uji satu pihak
(one tailed test). Jenis hipotesis ini terbagi dari uji pihak kiri dan uji
pihak kanan.
b. Hipotesis Non Direksional (hipotesis tidak langsung) adalah hipotesis
yang tidak menunjukkan arah tertentu. Pengujian ini menggunakan uji
dua pihak (two tailed test).
B.B.B.B. Metode PenelitianMetode PenelitianMetode PenelitianMetode Penelitian
1.1.1.1. Sumber DataSumber DataSumber DataSumber Data dandandandan Jenis Penelitian Jenis Penelitian Jenis Penelitian Jenis Penelitian
Data yang digunakan adalah data kuantitatif, yang berupa data
sekunder yakni harga Dinar pada Gerai Dinar akhir bulan yang
dicerminkan pergerakan nilai emas selama 5 tahun 3 bulan, periode
Desember 2003 sampai dengan Maret 2008 dengan mengolah sendiri data
emas standar internasional yang diperoleh dari situs www.kitco.com. Dan
bonus SWBI dengan periode yang sama dengan Dinar yang dikeluarkan
Bank Indonesia melalui situs resmi www.bi.go.id.
Dalam pengumpulan data yang berhubungan dengan masalah yang
dibahas dalam penelitian dilakukan dengan dua cara sebagai berikut :
a. Penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu penelitan guna
memperoleh pengetahuan secara teoritis dengan cara membaca dan
mencatat dari berbagai literatur, text book, artikel-artikel, buku-buku
ilmiah dan materi perkuliahan yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti, yang diharapkan dapat dijadikan sebagai pengetahuan
dasar dalam pembahasan masalah yang ada.
b. Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu penelitian secara
langsung ke sumber data untuk mendapatkan data sekitar masalah
yang akan diteliti dan melakukan wawancara (interview) dengan pihak
yang terkait.
2.2.2.2. Objek PenelitianObjek PenelitianObjek PenelitianObjek Penelitian
Yang menjadi objek tempat atas penelitian ini adalah Gerai Dinar, yang
beralamat di Jl. Prof. Lafran Pane 189, Kelapa Dua, Depok 16951, Jawa
Barat, Indonesia.
3.3.3.3. Variabel PenelitianVariabel PenelitianVariabel PenelitianVariabel Penelitian
a. DinarDinarDinarDinar
Dinar adalah koin yang terbuat dari emas, yang merupakan logam
yang bersifat lunak dan mudah ditempa dengan berat 4.25 gram
dengan kadar 22 karat. Pada penelitian ini Dinar yang akan diteliti
adalah Dinar yang dikeluarkan oleh Gerai Dinar yang diproduksi PT.
Antam. Dinar emas sangat stabil nilainya dan kebal inflasi, karena
emas tidak terpengaruh oleh penurunan mata uang Negara manapun.
Kenaikan selalu berpihak pada emas, hal ini disebabkan oleh terus
merosotnya nilai mata uang di berbagai Negara. Selain itu nilai yang
tertera pada emas sama dengan nilai emas itu sendiri, berbeda
dengan uang kertas yang memiliki nilai nominal lebih besar dari nilai
intrinsiknya.
b. SWBI (Sertifikat Wadiah Bank Indonesia)SWBI (Sertifikat Wadiah Bank Indonesia)SWBI (Sertifikat Wadiah Bank Indonesia)SWBI (Sertifikat Wadiah Bank Indonesia)
Sertifikat Wadiah Bank Indonesia adalah sertifikat yang diterbitkan
Bank Indonesia sebagai bukti penitipan dana berjangka waktu pendek
dengan prinsip wadiah. Maksudnya adalah perjanjian penitipan dana
antara bank pemilik dana dengan pihak penerima titipan (Bank
Indonesia) yang dipercaya untuk menjaga dana tersebut. SWBI
merupakan salah satu instumen kebijakan moneter yang dikeluarkan
oleh Bank Indonesia sebagai wadah bagi bank syari’ah yang kelebihan
likuiditas untuk dititipkan pada Bank Indonesia, dan ada bonus atas
transaksi penitipan dana tersebut.
4.4.4.4. Teknik Analisis DataTeknik Analisis DataTeknik Analisis DataTeknik Analisis Data
Metode awal dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode
yang merupakan alat pengukur dalam investasi, seperti menghitung
pengembalian aktual emas, menghitung pengembalian yang diharapkan,
dan menghitung risiko emas. Metode-metode tersebut menggunakan
rumus di bawah ini:
1. Menghitung pengembalian aktual emas dengan metode penghitungan
menggunakan rumus:
1
1)(
−
−−=
i
ii
P
PPRi
Keterangan:
iR : : : : Return atau keuntungan yang diperoleh pemodal
iP : : : : Harga emas per unit akhir periode i
1−iP : : : : Harga emas per unit akhir periode i-1
2. Menghitung pengembalian yang diharapkan dimaksudkan untuk
mengetahui perolehan tingkat keuntungan tertentu. Menghitung
pengembalian yang diharapkan diberi notasi E(R) dan dituliskan dalam
persamaan berikut:
∑=
=
n
i N
RiRE
1
)(
Keterangan:
)(RE : Pengembalian Yang Diharapkan
Ri : Tingkat Pengembalian Aktual
N : Periode Pengamatan
3. Menghitung risiko emas bertujuan untuk memperkirakan kemungkinan
terjadinya risiko atas instrumen investasi tersebut. Caranya dapat
dilakukan dengan menghitung varian dan standar deviasi return
investasi bersangkutan, bisa dituliskan sebagai berikut:
[ ]∑
=
−=
n
i
i
N
RER
1
22 )(
σ
( )2
12σσ =
Keterangan:
2σ : Varian Return
σ : Standar Deviasi
)(RE : Pengembalian Yang Diharapkan
iR : Tingkat Pengembalian Aktual
N : Periode Pengamatan
Metode yang digunakan selanjutnya adalah Perbandingan Variabel
Bebas (uji t). Dalam pengujian ini digunakan pengujian dua arah (two
tailed test) untuk mengetahui signifikansi perbedaan antara dua
instrumen, kemudian dilanjutkan dengan pengujian satu arah (one tailed
test) untuk mengetahui suatu hasil yang lebih baik antara dua instrumen.
Karena sampel (n > 30), maka kedua pengujian ini menggunakan rumus z
dengan menentukan nilai (α ) sebagai tingkat nyata atau probabilita.
Prosedur pengujian dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut:
Langkah pertama : Menetapkan HipotesisLangkah pertama : Menetapkan HipotesisLangkah pertama : Menetapkan HipotesisLangkah pertama : Menetapkan Hipotesis
Hipotesa pertama yang akan diuji adalah apakah return Dinar emas
memiliki perbedaan dengan return SWBI pada H0 dan apakah return Dinar
emas tidak memiliki perbedaan dengan return SWBI pada Ha. Kemudian
hipotesa kedua yang akan diuji apakah return Dinar emas lebih baik
dibandingkan dengan return SWBI pada H0 dan apakah return SWBI lebih
baik dibandingkan dengan return Dinar emas pada Ha. Kedua hipotesis ini
disajikan seperti berikut:
1. Ho : µ1 = µ2
H1 : µ1 ≠ µ2
2. Ho : µ1 > µ2
H1 : µ1 < µ2
Langkah kedua : Menentukan zLangkah kedua : Menentukan zLangkah kedua : Menentukan zLangkah kedua : Menentukan z
21
21
XX
XXz
−
−=
σ
2
2
2
1
2
1
21 n
S
n
S
XX+=
−σ
Di mana :
z : nilai distribusi z
1X : nilai rata-rata X pada variabel Dinar emas
2X : nilai rata-rata X pada variabel SWBI
2
1S : variance nilai X pada variabel Dinar emas
2
2S : variance nilai X pada variabel SWBI
n1 : jumlah observasi pada variabel Dinar emas
n2 : jumlah observasi pada variabel SWBI
LaLaLaLangkah ketiga : Mencari Titik Kritisngkah ketiga : Mencari Titik Kritisngkah ketiga : Mencari Titik Kritisngkah ketiga : Mencari Titik Kritis
Untuk mencari titik kritis atau z = tabel perlu ditetapkan tingkat
signifikansi yang akan dicapai, misalnya α = 5%. Sesudah itu mengacu
pada derajat kebebasan (df). Nilai kritis dicari di dalam tabel z dengan α
= 5% dengan df = n-1.
Langkah keempat : Pengambilan Keputusan Langkah keempat : Pengambilan Keputusan Langkah keempat : Pengambilan Keputusan Langkah keempat : Pengambilan Keputusan
Dalam pengambilan keputusan didasarkan pada: (1) berdasarkan
perbandingan z hitung dengan z tabel; (2) berdasarkan nilai probabilitas.
Berdasarkan perbandingan z hitung dengan z tabel
Dasar pengambilan keputusan sama dengan:
a. Uji Dua Pihak
Jika: -t ≤ t hitung ≤ + t, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
b. Uji Satu Pihak
Jika: + t tabel ≥ t hitung, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Begitu juga
sebaliknya Jika: + t tabel ≤ t hitung, maka Ha diterima dan H0 ditolak
Langkah kelima : Pengambilan KesimpulanLangkah kelima : Pengambilan KesimpulanLangkah kelima : Pengambilan KesimpulanLangkah kelima : Pengambilan Kesimpulan
Atas dasar pengambilan keputusan dapat ditarik suatu kesimpulan
sebagai berikut:
1. Uji Satu Pihak
Jika H0 diterima, dapat disimpulkan bahwa return Dinar emas lebih baik
dibandingkan dengan return SWBI. Jika H0 ditolak, dapat disimpulkan
bahwa return SWBI lebih baik dibandingkan dengan return Dinar emas.
2. Uji Dua pihak
Jika H0 diterima, dapat disimpulkan bahwa kedua rata-rata sampel dari
kedua populasi tersebut adalah berbeda. Jika H0 ditolak, dapat
disimpulkan bahwa kedua rata-rata sampel dari populasi tersebut adalah
sama.
C.C.C.C. Gambaran Umum Gerai DinarGambaran Umum Gerai DinarGambaran Umum Gerai DinarGambaran Umum Gerai Dinar
Gerai Dinar adalah sebuah jaringan yang bekerjasama dengan Dinar
Club yang mewadahi anggota masyarakat yang sudah secara aktif ataupun
belum menggunakan Dinar untuk mengatasi berbagai permasalahan
mengenai Dinar atau bisa juga berfungsi sebagai konsultan investasi. Gerai
Dinar mengembangkan etika jual beli Islami yang transparan dan margin jual
beli yang rendah, yaitu tidak lebih dari 2,5% dari harga pasar yang berlaku.38
Gerai Dinar sangat mengedepankan sistem penjualan atau transaksi
yang syar’i, seperti transparansi dalam jual beli. Dengan transparansi, harga
jual dan harga beli yang berlaku pada Gerai Dinar tidak perlu dikhawatirkan
kebenarannya. Dan dengan transparansi inilah diharapkan masyarakat dapat
memberikan kepercayaannya pada Gerai Dinar.
38www.geraidinar .com.
Dinar yang dipasarkan oleh jaringan Gerai Dinar adalah Dinar yang
diproduksi langsung oleh Logam Mulia yang merupakan unit bisnis dari PT.
Antam Tbk, sebuah Badan Usaha Milik Negara yang telah menjadi
perusahaan publik. Alasan Gerai Dinar bekerjasama dengan PT. Antam untuk
pengadaan Dinar adalah Dinar logam mulia sesuai dengan Dinar di awal
agama Islam berkembang dan juga kadar emas yang terpercaya, karena diuji
dan disertifikasi sesuai ISO Guide 17025 yang dikeluarkan KAN (Komite
Akreditasi Nasional) dan sertifikasi LBMA (London Bullion Market
Association).
Koin Dinar yang ada di Gerai dinar adalah koin Dinar yang memiliki
sertifikat yang di dalamnya diterangkan spesifikasi kadar emas dan logam
campurannya, juga berat dari koin dinar tersebut. Berat koin Dinar adalah
4,25 gram dengan kadar emas (Au) sebanyak 91,7% dan perak (Ag) sebanyak
8,3%.
1.1.1.1. ProdukProdukProdukProduk----produk Gerai Dinar produk Gerai Dinar produk Gerai Dinar produk Gerai Dinar
Gerai Dinar memberikan konsultasi dan menyediakan pengadaan
Dinar dan emas batangan logam mulia untuk berbagai keperluan, seperti:
investasi, proteksi nilai aset, qiradh/mudharabah, qardh/pinjaman, zakat,
mas kawin, hadiah, wakaf tunai, dan lain-lain.
a.a.a.a. InvestasiInvestasiInvestasiInvestasi Dinar Dinar Dinar Dinar
Investasi dalam bentuk Dinar merupakan suatu pilihan yang tepat. Dari
beberapa analisis investasi sektor riil ataupun di pasar uang, seperti
reksadana, saham, deposito, maka investasi Dinar lah yang paling
aman. Dengan menggunakan parameter yang mudah dipahami
masyarakat awam seperti hasil investasi, risiko, tingkat kesulitan,
proteksi nilai dan likuiditas dapat dilihat beberapa perbandingan
keempat bentuk investasi di atas.
Tingkat hasil investasi pada deposito dapat diasumsikan tidak lebih
dari 15%, dan ini menjadi tingkat hasil yang cukup rendah dengan
kondisi perekonomian dan inflasi saat ini. Saham dan reksadana dapat
dikatakan pilihan yang cukup menarik, karena tingkat hasil yang
diberikan cukup menjanjikan. Namun kembali kepada kondisi
perekonomian yang selalu tidak stabil, maka proteksi nilai terhadap
mata uang yang terus menyusut tidak dapat dihindari. Investasi sektor
riil sangat mungkin memberikan hasil yang cukup tinggi, dapat
diasumsikan dengan tingkat hasil 50% bahkan lebih, tetapi investasi ini
jika tidak dapat dikelola dengan baik dan benar dapat mengakibatkan
kebangkrutan. Sedangkan investasi pada Dinar menjanjikan tingkat
hasil yang cukup stabil dengan tingkat risiko yang rendah dan
terjaganya proteksi nilai, karena nilai emas yang tidak pernah turun
terhadap mata uang apapun. Pada dasarnya bukan harga emas yang
terus naik, tetapi nilai mata uang fiat (kertas) yang selalu mengalami
penyusutan.
Menurut fakta dalam kurun waktu 40 tahun daya beli rupiah mengalami
penurunan sebesar 8% pertahun. Sedangkan emas, dalam kurun
waktu yang sama mengalami nilai kenaikan rata-rata 28.73% pertahun.
Bagaimana jika Dinar yang merupakan koin emas dijadikan sebagai
alat investasi. Tanpa diputar pun nilai emas akan selalu naik dan
terjaga.
b.b.b.b. Tabungan Haji dan PensiunTabungan Haji dan PensiunTabungan Haji dan PensiunTabungan Haji dan Pensiun
Gerai Dinar bekerjasama dengan biro perjalanan haji memberikan
pelayanan tabungan haji kepada calon jamaah haji berupa tabungan
Dinar, yaitu menabung dalam bentuk koin Dinar. Produk ini dibuat
untuk mencegah nilai mata uang rupiah yang terus menyusut. Sebagai
contoh: Biaya Perjalanan Haji awal tahun 2006 sebesar Rp.
26.000.000,00. Jika seseorang memutuskan menabung dalam bentuk
koin Dinar dalam mempersiapkan biaya perjalanan hajinya untuk tahun
tersebut, maka asumsi yang dipakai untuk menabung adalah asumsi
harga emas tahun sebelumnya, yakni tahun 2005. Harga emas ketika
itu Rp. 140.000,00 setara dengan 185,71 gram emas atau sekitar 43
7/10 keping Dinar. Pada waktu keberangkatan tahun 2006, orang
tersebut akan memperoleh tabungan dalam koin Dinar dengan jumlah
keping yang sama, tidak bertambah dan berkurang. Namun jika
dikonversi ke dalam nilai Rupiah, dengan harga emas tahun 2006 Rp.
165.000,00. maka orang tersebut akan mendapat Rp. 30.642.857,14.
Dia mendapat selisih Rp. 4.642.857,14, yang merupakan keuntungan
baginya. Sedangkan jika orang tersebut menabung dalam bentuk
rupiah, maka kondisi yang terjadi tidak akan seperti contoh tersebut
karena kondisi perekonomian yang tidak pernah stabil. Kalaupun ada
keuntungan, mungkin hanya berkisar 10%-15% saja.
Sedangkan untuk tabungan pensiun, bentuk pengelolaannya hampir
sama dengan tabungan haji. Tabungan pensiun ini biasanya dalam
jangka menengah ke atas, dan bisa saja di kombinasikan dengan
produk lain untuk mendapat return lebih. Contohnya dapat
dikombinasikan dengan produk Qiradh, yang dapat memberikan bagi
hasil.
c.c.c.c. Qard/PinjamanQard/PinjamanQard/PinjamanQard/Pinjaman
Untuk sementara produk ini belum berjalan karena belum ada nasabah
yang membutuhkan, tetapi ini dapat digunakan ketika ada permintaan
dari nasabah. Pada dasarnya bentuk produk ini sama dengan
pinjaman dalam bentuk mata uang lain. Namun objek yang digunakan
adalah koin Dinar, yang nantinya pengembalian pun harus dalam
bentuk koin Dinar dengan jumlah yang sama, tidak ada tambahan dan
pengurangan. Jika ada selisih dalam pengembalian tersebut dalam
rupiah karena inflasi, maka itu bukanlah riba tetapi dapat diniatkan
sebagai ucapan terimakasih.
d.d.d.d. Wakaf TunaiWakaf TunaiWakaf TunaiWakaf Tunai
Gerai Dinar juga menyediakan pelayanan untuk wakaf tunai dalam
bentuk koin Dinar. Produk ini hanya sebagai media dalam pengadaan
Dinar untuk wakaf tunai, bukan kepada pengelolaan wakaf tunai
tersebut. Tetapi bisa saja Dinar yang diwakafkan tersebut dikelola
dengan produk Qiradh yang ada di Gerai dinar yang nantinya hasil
pengelolaan tersebut dapat dialokasikan untuk kemaslahatan ummat,
sedangkan Dinar yang dikelola masih tetap utuh jumlah dan nilainya.
e.e.e.e. Mas Kawin dan HadiahMas Kawin dan HadiahMas Kawin dan HadiahMas Kawin dan Hadiah
Produk lain yang ditawarkan adalah pengadaan dinar untuk mas kawin
(mahar) dan hadiah. Karena dinar terbuat dari emas, maka sangat pas
dengan kebiasaan pemberian mahar berupa emas yang berlaku di
Indonesia. Ini dapat dijadikan sebuah alternatif di mana emas yang
diperdagangkan saat ini banyak dipermainkan oleh para pedagang
emas. Emas yang banyak beredar saat ini adalah emas yang tidak lagi
murni, banyak sekali campuran dengan logam lain. Bahkan ada kadar
emas yang hanya 18%, sisanya adalah logam lain, seperti perak atau
tembaga. Dinar juga sangat cocok dijadikan sebagai hadiah untuk
rekan atau keluarga.
f.f.f.f. ZakatZakatZakatZakat
Produk ini sama dengan produk sebelumnya. Gerai Dinar hanya
memfasilitasi pengadaan koin Dinar saja, bukan mengelola zakat
tersebut. Jadi jika ada nasabah yang menginginkan berzakat dalam
bentuk koin Dinar, maka Gerai Dinar siap menyediakan Dinar dalam
jumlah berapapun.
g.g.g.g. Transakasi Barang dan Jasa Transakasi Barang dan Jasa Transakasi Barang dan Jasa Transakasi Barang dan Jasa
Salah satu misi dari Gerai Dinar adalah bagaimana masyarakat yang
telah memiliki Dinar dapat bertransaksi dengan Dinar, karena nilainya
yang selalu stabil. Transaksi yang berlaku bukan hanya dalam bentuk
barang, tetapi bentuk jasa pun diharapkan dapat berjalan. Contohnya,
jual-beli rumah atau barang apapun, juga dalam pemberian upah atas
jasa.
h.h.h.h. Qiradh/MudharabahQiradh/MudharabahQiradh/MudharabahQiradh/Mudharabah
Produk ini adalah bentuk kerjasama antara nasabah (shâhibul mal)
dengan Gerai Dinar (mudhârib). Mudharabah ini dapat dilakukan
secara terbuka ataupun terbatas waktu, tempat, jenis usaha, dan
sebagainya sesuai dengan kesepakatan. Namun yang berjalan
sekarang ini adalah usaha pengadaan dan penjualan dinar ke
masyarakat. Produk ini ada karena kekurangan pasokan koin Dinar,
tetapi lebih tepatnya adalah inisiatif mengcover keterlambatan dalam
produksi/pencetakan koin Dinar. Karena permintaan koin Dinar
semakin banyak sedangkan persediaan Dinar di Gerai Dinar terkadang
tidak dapat memenuhi permintaan yang ada, maka produk ini dapat
dijadikan alternatif.
Produk ini diaplikasikan dalam bentuk mudharabah dengan
prosentase bagi hasil yang ditawarkan adalah 50% : 50%. Ilutrasinya
sebagai berikut:
- Minimum Dinar yang di-Qiradh-kan adalah 20 Dinar dengan alasan
bahwa agar biaya yang dikeluarkan dapat tertutupi dari bagi hasil
tersebut.
- Jumlah Dinar yang dititipkan tersebut, sewaktu-waktu dapat dijual
oleh Gerai Dinar kepada masyarakat dan dari hasil penjualan
tersebut dibelikan kembali logam mulia agar modal tetap terjaga
dalam bentuk dan nilai Dinar.
- Misalnya anda membeli Dinar Rp. 1000.000,00/keping. Berarti
ketika itu anda membeli 20 Dinar senilai Rp. 20.000.000,00,
kemudian anda Qiradh-kan. Ternyata ketika Gerai Dinar menjual
Dinar kepada masyarakat, harga Dinar naik menjadi Rp.
1.065.000,00/keping. Maka untuk 20 Dinar yang baru terjual ada
selisih sebesar Rp. 1.300.000,00. Asumsikan saja selisih tersebut
jika dikonversi ke dalam Dinar adalah 1,2 Dinar.
- Dari pengadaan kembali Dinar tersebut, Gerai Dinar harus
mengeluarkan pajak sebesar 2% dan biaya operasional 1%. Berarti
untuk pengadaan 20 Dinar, total biaya dan pajak yang harus
dikeluarkan adalah 2% x 20 = 0,4 ditambah 1% x 20 = 0,2 sama
dengan 0,6 atau 60%, keuntungan bersih yang diterima oleh anda
dan Gerai Dinar dari penjualan tersebut adalah 0,6 atau 60%.
- Setelah bagi hasil, anda akan mendapat 0,3 Dinar dan Gerai Dinar
akan mendapat 0,3 Dinar.
- Ini hanya dalam sekali perputaran saja, bagaimana jika Dinar
tersebut berhasil diputar sebanyak sekali dalam sebulan. Hal ini
sangat mungkin terjadi, maka keuntungan yang akan diperoleh
dalam satu tahun adalah 20 Dinar + (0,3 x 12) = 23,6 dinar. Atau
misalkan saja Dinar anda hanya berputar hanya sebanyak dua
bulan sekali maka keuntungan dari selisih penjualan Dinar tersebut
adalah 20 Dinar + (0,3 x 12/2) = 21,8 Dinar. Ini sangat cukup untuk
memenuhi kewajiban anda membayar zakat sebanyak ½ Dinar
untuk nishab emas yaitu 20 Dinar dan telah jatuh haulnya (1 tahun).
Setalah zakat dibayarkan anda masih memiliki 21,3 Dinar.
Dari beberapa produk yang ditawarkan di atas, sebenarnya Dinar
dapat dimanfaatkan dalam tiga pilihan layanan yang ditawarkan Gerai
Dinar:
1)1)1)1) Get the Dinar and Keep it OwnGet the Dinar and Keep it OwnGet the Dinar and Keep it OwnGet the Dinar and Keep it Own
Membeli Dinar dan menyimpannya sendiri, keuntungan dari pilihan ini
adalah pembeli dapat menyimpannya sendiri, sehingga merasa lebih
nyaman dan dapat menggunakan atau memanfaatkan Dinar jika sewaktu-
waktu dibutuhkan. Kerugiannya adalah keamanan dalam penyimpanan
Dinar tersebut.
2)2)2)2) Keep the Dinar in Save at a CostKeep the Dinar in Save at a CostKeep the Dinar in Save at a CostKeep the Dinar in Save at a Cost
Layanan ini mirip dengan jasa penyimpanan melalui safe deposit box.
Pembeli Dinar menitipkan Dinarnya kepada Gerai Dinar untuk dijaga
keamanannya. Dengan ini pembeli dikenakan biaya sebesar 0,5%
pertahun dari jumlah Dinar yang dititipkan, biaya ini meliputi biaya
asuransi syari’ah, biaya safe deposit box, dan biaya tanggung jawab
penyimpanan. Keuntungan dari layanan ini adalah Dinar anda akan aman
dan anda dapat mengambil Dinar tersebut kapanpun anda
membutuhkannya. Kekurangannya adalah Dinar anda yang nilai yang
jumlahnya tetap akan berkurang karena biaya yang dikenakan atas
layanan ini, dan jika sudah sampai haulnya maka anda harus
mengeluarkan zakat atas Dinar yang anda miliki, yang otomatis
mengurangi nilai Dinar anda.
3)3)3)3) Make the Dinar Productive in Qiradh ProgramMake the Dinar Productive in Qiradh ProgramMake the Dinar Productive in Qiradh ProgramMake the Dinar Productive in Qiradh Program
Layanan ketiga adalah investasi Dinar yang telah dipaparkan di atas
sehingga Dinar yang dimiliki terus berputar dan menghasilkan
keuntungan. Kekurangan dari layanan ini adalah Dinar yang diQiradh-kan
tidak dapat diambil sewaktu-waktu ketika dibutuhkan sampai jatuh tempo
(habis masa perjanjian).
2.2.2.2. Sistem Pemasaran dan Pertumbuhan Dinar di Gerai DSistem Pemasaran dan Pertumbuhan Dinar di Gerai DSistem Pemasaran dan Pertumbuhan Dinar di Gerai DSistem Pemasaran dan Pertumbuhan Dinar di Gerai Dinarinarinarinar
Gerai Dinar memiliki cara memasarkan Dinar yang unik, yaitu melalui
website dan penjualan secara langsung dengan perantara agen
(marketer).
a.a.a.a. Melalui WebsiteMelalui WebsiteMelalui WebsiteMelalui Website
Konsep pemasaran melalui website dirasa cukup efektif untuk kondisi
sekarang ini. Karena kesibukan para investor atau para calon pembeli,
selain itu banyak sekali orang yang menggunakan jasa dunia maya
untuk melakukan berbagai transaksi ataupun sekedar mendapatkan
informasi. Gerai Dinar sendiri memiliki situs resmi dengan nama
www.GeraiDinar.org. Situs ini diharapkan menjadi media bagi para
investor ataupun para pencari informasi tentang ekonomi Islam secara
umum, dan khususnya tentang Dinar, juga untuk kepentingan kegiatan
yang menunjang Gerai Dinar sendiri. Cara pemasaran seperti ini
cukup berhasil, dan keberhasilan tersebut dapat dilihat dari
banyaknya pengunjung situs ini. Pertumbuhan pengunjung situs ini
dari bulan Januari sampai bulan Agustus 2008 dapat dilihat pada
grafik:
Gambar 3.1.Gambar 3.1.Gambar 3.1.Gambar 3.1.
Grafik Grafik Grafik Grafik Pertumbuhan Pengunjung SitusPertumbuhan Pengunjung SitusPertumbuhan Pengunjung SitusPertumbuhan Pengunjung Situs
0
5000
10000
15000
20000
25000
1 2 3 4 5 6 7 8
GRAFIK PERTUMBUHAN PENGUNJUNG SITUS
Series1
(Sumber: www.geraidinar.com)
b.b.b.b. Melalui AgenMelalui AgenMelalui AgenMelalui Agen
Cara pemasaran lain yang digunakan oleh Gerai Dinar adalah
pemasaran melalui agen. Agen di Gerai Dinar dibagi ke dalam dua
macam, yaitu agen mandiri dan agen referral. Agen mandiri adalah
agen yang wajib memiliki 100 Dinar dengan modalnya sendiri untuk
nantinya dipasarkan (dijual). Jadi, 100 Dinar yang dimilikinya
merupakan persediaan. Sedangkan agen referral tidak mesti memiliki
100 Dinar. Untuk pengadaan Dinar jika ada pembeli, maka agen
referral ini dapat memesan langsung ke Gerai Dinar atau melalui agen
mandiri tadi.
Sistem pemasaran agen ini memiliki konsep MGM (Member Get
Member), maksudnya adalah nasabah atau orang yang telah memiliki
Dinar dari pembeliannya di Gerai Dinar berarti dia termasuk ke dalam
member Gerai Dinar. Jika ada orang lain yang ingin membeli Dinar
melalui orang tersebut, maka dia akan mendapat keuntungan dari
penjualan tersebut. Konsep ini berbeda dengan konsep MLM (Multi
Level Marketing), karena hanya member yang aktiflah yang akan
banyak mendapat keuntungan. Untuk komisi pemasaran ini sebesar
1% dari jumlah Dinar yang dijual. Sebenarnya margin penjualan Dinar
adalah 4%, tetapi margin tersebut dialokasikan untuk beberapa item,
seperti pajak sebesar 2%, Gerai Dinar sebesar 1%, dan sisanya
sebesar 1% untuk agen.
Mengenai omzet harian Gerai Dinar tidak dapat dipaparkan secara
detail, karena itu merupakan internal perusahaan. Namun secara umum
omzet Gerai dinar perhari sebelum krisis mencapai 200 Dinar. Dan
setelah krisis, ketika orang telah sadar akan pentingnya investasi dan
banyak orang yang mulai melirik keberadaan Dinar emas karena
harganya yang stabil, maka omzet penjualan Dinar di Gerai Dinar
mencapai 500 Dinar/hari.
BAB IVBAB IVBAB IVBAB IV
ANALISISANALISISANALISISANALISIS DAN PEMBAHASAN DAN PEMBAHASAN DAN PEMBAHASAN DAN PEMBAHASAN
A. Pergerakan Harga Dinar dan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia
Pergerakan harga Dinar rata-rata atau Moving Average Dinar digunakan untuk
menganalisis harga Dinar, dengan tujuan menghitung rata-rata bergerak yang
menunjukkan arah pergerakan Dinar periode tertentu.
Pada penelitian ini pergerakan harga Dinar disajikan dalam bentuk grafik
dengan periode selama 5 tahun 3 bulan atau selama 63 bulan, dimulai bulan Januari
2003 sampai dengan bulan Maret 2008. Harga Dinar yang digunakan adalah harga
emas hari terakhir pada bulan yang diteliti dan mengacu pada harga emas dunia yang
diperoleh dari situs www.kitco.com. Harga Dinar ini kemudian dikonversi ke dalam
Rupiah dengan cara mengalikan harga emas tersebut dengan nilai tukar Rupiah
terhadap Dolar Amerika. Sedangkan data SWBI diperoleh dari situs resmi Bank
Indonesia yakni www.bi.go.id. Sama halnya dengan Dinar, Sertifikat Wadiah Bank
Indonesia (SWBI) disajikan dalam bentuk grafik dengan periode yang sama seperti
Dinar. Data data SWBI yang akan dianalisis adalah data Bank Indonesia Wadiah
Certificates -Bonus atau Bonus Sertifikat Wadiah Bank Indonesia. Karena perubahan
Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) menjadi Sertifikat Bank Indonesia
Syari’ah (SBIS), maka data terbaru SBIS periode bulan April-September yang
diperoleh dari website Bank Indonesia tidak dianalisis terlalu mendalam.
Adapun data harga Dinar dan bonus SWBI bulanan periode Januari 2003
sampai dengan Maret 2008 dapat dilihat pada tabel 4.1 :
Tabel 4.1.
Harga Dinar (belum termasuk harga cetak dan biaya lainnya) dan Bonus SWBI
No.No.No.No. TahunTahunTahunTahun BulanBulanBulanBulan Dinar Dinar Dinar Dinar
(Rupiah)(Rupiah)(Rupiah)(Rupiah) Bonus SWBIBonus SWBIBonus SWBIBonus SWBI
1 Januari 408,504.46 7.52%
2 Februari 390,464.56 6.49%
3 Maret 377,294.85 10.32%
4 April 369,769.44 9.91%
5 Mei 377,335.47 5.50%
6 Juni 358,651.57 7.98%
7 Juli 383,879.28 10.50%
8 Agustus 399,002.27 7.11%
9 September 407,501.90 3.50%
10 Oktober 415,477.56 8.75%
11 November 425,414.46 5.26%
12
2003
Desember 443,502.39 4.96%
13 Januari 423,813.52 4.85%
14 Februari 433,271.71 3.15%
15 Maret 458,563.53 3.34%
16 April 418,156.66 2.10%
17 Mei 458,578.38 2.10%
18 Juni 464,422.26 3.85%
19
2004
Juli 444,265.54 4.12%
20 Agustus 474,573.45 3.15%
21 September 481,215.77 4.12%
22 Oktober 489,267.07 5.08%
23 November 508,855.42 5.76%
24 Desember 513,673.23 4.78%
25 Januari 482,673.46 4.11%
26 Februari 502,710.61 3.75%
27 Maret 509,532.22 3.58%
28 April 526,800.68 4.49%
29 Mei 494,469.90 3.75%
30 Juni 525,005.14 4.62%
31 Juli 529,343.56 4.56%
32 Agustus 550,139.77 3.92%
33 September 601,741.90 4.11%
34 Oktober 584,599.77 4.77%
35 November 622,143.61 5.17%
36
2005
Desember 637,355.98 5.42%
37 Januari 667,371.87 4.32%
38 Februari 651,849.61 4.62%
39 Maret 664,038.26 4.75%
40 April 728,850.46 4.80%
41 Mei 737,187.99 7.97%
42 Juni 703,134.42 4.95%
43 Juli 723,974.60 5.06%
44
2006
Agustus 728,210.26 5.79%
45 September 696,440.42 4.45%
46 Oktober 708,140.64 5.33%
47 November 742,083.57 8.54%
48
Desember 730,688.60 8.62%
49 Januari 742,518.24 8.07%
50 Februari 770,276.10 4.53%
51 Maret 758,529.03 6.48%
52 April 774,235.50 6.27%
53 Mei 764,072.44 6.26%
54 Juni 738,352.00 5.33%
55 Juli 755,381.12 5.71%
56 Agustus 788,822.57 5.15%
57 September 852,870.54 6.61%
58 Oktober 908,286.96 6.47%
59 November 921,031.00 6.87%
60
2007
Desember 978,611.72 6.80%
61 Januari 1,090,595.29 5.95%
62 Februari 1,103,803.97 6.06%
63 2008 Maret 1,070,274.96 6.32%
(sumber: www.kitco.com dan www.bi.go.id, data diolah sendiri)
Gambar 4.1.
Harga Dinar Periode Januari 2003-Maret 2008
GRAFIK HARGA DINAR
0.00
200000.00
400000.00
600000.00
800000.00
1000000.00
1200000.00
1 6 11 16 21 26 31 36 41 46 51 56 61
Bulan ke-
Ru
pia
h
(Data diolah sendiri dari berbagai sumber39)
Grafik di atas menunjukkan secara visual bahwa fluktuasi harga Dinar yang
disebabkan menguat atau melemahnya nilai mata uang uang Rupiah terhadap mata
uang lain di dunia, khususnya Dolar Amerika. Padahal Dinar tidak akan pernah
berkurang nilainya, karena emas memiliki nilai nominal sama dengan intrinsiknya.
Meskipun ada beberapa periode yang mengalami penurunan, tetapi Dinar akan
kembali stabil. Penyebabnya adalah nilai mata uang kertas yang selalu menyusut
terhadap daya beli masyarakat. Jadi, emas akan selalu terlihat stabil dan kalaupun ada
kenaikan atau penurunan bukan terhadap nilai emas tersebut, tetapi nilai mata uang
yang digunakan sebagai konversi nilai emas yang menyusut terhadap mata uang
lainnya.
Dari grafik di atas dapat dilihat kenaikan yang cukup kentara di akhir tahun
2007 dan awal 2008. Harga Dinar melonjak naik yang disebabkan oleh turunnya nilai
Rupiah dan adanya kenaikan harga minyak dunia karena spekulasi Amerika.
Gambar 4.2. Return Dinar
39 BPS (Badan Pusat Statistik) dan www.kitco.com
RETURN DINAR
-0.1000
-0.0500
0.0000
0.0500
0.1000
0.1500
1 6 11 16 21 26 31 36 41 46 51 56 61
Bulan ke-
-
(Sumber data sama dengan grafik di atas)
Grafik di atas menunjukkan bahwa fluktuasi return Dinar yang cukup
signifikan, ini disebabkan oleh harga emas dunia dan nilai tukar Rupiah terhadap
Dolar Amerika. Kedua faktor tersebut sangat menentukan harga Dinar karena Dinar
memakai acuan emas standar Internasional. Ketika harga emas dunia naik dan nilai
tukar rendah, maka harga Dinar dalam kondisi yang baik. Tetapi akan berbanding
terbalik ketika harga emas dunia naik dan nilai tukar rupiah tinggi, ini akan
mengakibatkan harga Dinar naik pula.
Gambar 4.3.
Bonus SWBI periode Januari 2003-Maret 2008
Grafik Bonus SWBI
0.00%
2.00%
4.00%
6.00%
8.00%
10.00%
12.00%
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49 52 55 58 61
Bulan ke-
Series1
(Sumber data: www.bi.go.id)
Bonus SWBI adalah posisi di mana Bank Indonesia memberikan bonus atas
sejumlah dana yang dititipkan Bank Syariah atau UUS kepadanya. Grafik bonus
SWBI di atas menunjukkan fluktuasi yang cukup kentara, karena pemberian bonus
tersebut adalah kebijakan Bank Indonesia dengan melihat beberapa faktor seperti
kondisi perekonomian sehingga besar-kecilnya bonus yang diberikan salah satunya
mengacu kepada faktor tersebut. Selain itu perkembangan dan peran perbankan
syariah pun turut andil dalam penentuan bonus SWBI, karena jika kondisi perbankan
syariah bagus maka akan semakin banyak dana yang terhimpun maka bank syariah
akan mengalokasikan lebih banyak untuk SWBI.
Gambar 4.4.
Bonus SBIS periode April-Oktober 2008
GRAFIK SBIS
0.53%
0.60% 0.61% 0.62%0.64% 0.66%
0.72%
0.00%
0.10%
0.20%
0.30%
0.40%
0.50%
0.60%
0.70%
0.80%
1 2 3 4 5 6 7
April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober
Series
1
(Sumber data: www.bi.go.id)
Sama halnya dengan SWBI, bonus SBIS juga dipengaruhi oleh faktor-faktor
yang telah dipaparkan di atas. Yang membedakan antara SBIS dengan SWBI adalah
bentuk akad yang digunakan. SBIS menggunakan akad Ju’alah, sedangkan SWBI
menggunakan akad Wadiah. Bonus SBIS yang diberikan oleh Bank Indonesia pada
grafik di atas tidak terlalu menunjukkan kenaikan yang tinggi per bulannya. Hal ini
dikarenakan perubahan SWBI ke SBIS yang belum terlalu lama jangka waktunya dan
masih memerlukan adaptasi bagi bank syariah atas akad yang baru ini.
B. Pengembalian Yang Diharapkan (Expected Return) atas Dinar dan Sertifikat
Wadiah Bank Indonesia
Setelah dihimpun data historis Dinar dan SWBI, maka tahap selanjutnya
adalah mengetahui pengembalian yang diharapkan (expected return) atas Dinar dan
SWBI dengan melihat rata-rata tertimbang dari berbagai return historis, yang mana
faktor penimbangnya adalah probabilitas masing-masing return.
Oleh karena itu, sebelumnya perlu diketahui masing-masing return dari data
historis tersebut dengan formula yang telah dipaparkan di bab sebelumnya, yaitu
persamaan (2-1). Cara yang digunakan adalah nilai akhir asset ( 1−iP ) dikurangkan
dari nilai akhir asset ( iP ) dan kemudian selisih tersebut dibagi dengan nilai awal asset
( 1−iP ), hasilnya adalah return dari masing-masing data historis. Selanjutnya, untuk
mengetahui pengembalian yang diharapkan (expected return) dapat digunakan cara
mengetahui rata-rata return dari data historis tersebut.
Berikut adalah hasil perhitungan return dari masing-masing data
historis (actual return) Dinar dan SWBI:
Tabel 4.2. Tabel 4.2. Tabel 4.2. Tabel 4.2.
ReturnReturnReturnReturn Dinar dan SWBI Dinar dan SWBI Dinar dan SWBI Dinar dan SWBI
ReturnReturnReturnReturn No.No.No.No. TahunTahunTahunTahun BulanBulanBulanBulan
DinarDinarDinarDinar SWBISWBISWBISWBI
1 Januari - 0.0063
2 Februari -0.0442 0.0054
3 Maret -0.0337 0.0086
4 April -0.0199 0.0083
5 Mei 0.0205 0.0046
6 Juni -0.0495 0.0067
7 Juli 0.0703 0.0088
8
2003
Agustus 0.0394 0.0059
9 September 0.0213 0.0029
10 Oktober 0.0196 0.0073
11 November 0.0239 0.0044
12 Desember 0.0425 0.0041
13 Januari -0.0444 0.0040
14 Februari 0.0223 0.0026
15 Maret 0.0584 0.0028
16 April -0.0881 0.0018
17 Mei 0.0967 0.0018
18 Juni 0.0127 0.0032
19 Juli -0.0434 0.0034
20 Agustus 0.0682 0.0026
21 September 0.0140 0.0034
22 Oktober 0.0167 0.0042
23 November 0.0400 0.0048
24
2004
Desember 0.0095 0.0040
25 Januari -0.0603 0.0034
26 Februari 0.0415 0.0031
27 Maret 0.0136 0.0030
28 April 0.0339 0.0037
29 Mei -0.0614 0.0031
30 Juni 0.0618 0.0039
31 Juli 0.0083 0.0038
32 Agustus 0.0393 0.0033
33
2005
September 0.0938 0.0034
34 Oktober -0.0285 0.0040
35 November 0.0642 0.0043
36 Desember 0.0245 0.0045
37 Januari 0.0471 0.0036
38 Februari -0.0233 0.0039
39 Maret 0.0187 0.0040
40 April 0.0976 0.0040
41 Mei 0.0114 0.0066
42 Juni -0.0462 0.0041
43 Juli 0.0296 0.0042
44 Agustus 0.0059 0.0048
45 September -0.0436 0.0037
46 Oktober 0.0168 0.0044
47 November 0.0479 0.0071
48
2006
DeSember -0.0154 0.0072
49 Januari 0.0162 0.0067
50 Februari 0.0374 0.0038
51 Maret -0.0153 0.0054
52 April 0.0207 0.0052
53 Mei -0.0131 0.0052
54 Juni -0.0337 0.0044
55 Juli 0.0231 0.0048
56 Agustus 0.0443 0.0043
57 September 0.0812 0.0055
58
2007
Oktober 0.0650 0.0054
59 November 0.0140 0.0057
60
Desember 0.0625 0.0057
61 Januari 0.1144 0.0050
62 Februari 0.0121 0.0051
63 2008 Maret -0.0304 0.0053
Expected Return Dinar dan SWBI
DinarDinarDinarDinar SWBISWBISWBISWBI
Expected ReturnExpected ReturnExpected ReturnExpected Return / E(R) / E(R) / E(R) / E(R) 0.0166 0.0046
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa )(RE Dinar adalah 0.0166 atau sebesar
1.66%. Sedangkan )(RE SWBI adalah 0.0046 atau sebesar 0.46%. Penghitungan
menunjukkan kenuntungan yang diharapkan (Expected Return) terbesar adalah
)(RE Dinar, tetapi ini bukan berarti sebuah kesimpulan Dinar tersebut prospektif
karena risiko dari masing-masing instrument belum dilihat. Risiko dari dari Dinar dan
SWBI perlu diketahui karena merupakan sebuah penyimpangan dari return yang
diharapkan terhadap pengembalian aktualnya.
C. Risiko Dinar dan SWBI
Setelah pengembalian yang diharapkan diketahui, tahap selanjutnya adalah
mengetahui tingkat risiko atas asset yang dijadikan instrument investasi. Pada
dasarnya investor selalu dihadapkan dengan ketidakpastian memperoleh tingkat
keuntungan, ada kemungkinan untuk keuntungan tersebut menyimpang dari apa yang
diharapkan. Oleh karena itu perlu diketahui tingkat penyimpangan (risiko) suatu asset
menggunakan persamaan (2-3) dan (2-4). Caranya dengan menghitung varian 2σ dan
standar deviasiσ investasi tersebut. Karena standar deviasi dan varian dapat
menunjukkan seberapa besar penyebaran distribusi probabilitas (variabel random di
antara rata-ratanya).
Kedudukan risiko di sini dapat disamakan dengan standar deviasi. Berikut
adalah penghitungan varian dan standar deviasi atas Dinar dan SWBI:
Varian dan Standar Deviasi Dinar ; SWBI
NoNoNoNo InstrumentInstrumentInstrumentInstrument VarianVarianVarianVarian STDEVSTDEVSTDEVSTDEV E(R)E(R)E(R)E(R)
1 Dinar 0.0019 4.38% 1.66%
2 SWBI 0.0000024 0.1536% 0.46%
Tabel di atas menunjukan varian Dinar sebesar 0.0019 dan standar deviasinya sebesar
4.38%. Sedangkan pada SWBI diketahui variannya sebesar 0.0000024 dan standar
deviasinya sebesar 0.46%. Risiko tertinggi terletak pada Dinar, tetapi tingkat
pengembalian pada Dinar cukup besar yakni 1.66%. Tingkat risiko SWBI sangat
kecil dibandingkan dengan Dinar, yakni sebesar 0.1536%, begitu juga tingkat
pengembalian pada SWBI tidak menunjukkan angka yang lebih besar yakni sebesar
0.46%. Dengan diketahuinya tingkat pengembalian yang diharapkan dan risiko dari
masing-masing instrumen, maka ini bisa dijadikan perbandingan untuk mengetahui
instrumen mana yang lebih baik. Ini dapat dilihat melalui grafik di bawah ini:
Gambar 4.5. Posisi Dinar dan SWBI berdasarkan Posisi Dinar dan SWBI berdasarkan Posisi Dinar dan SWBI berdasarkan Posisi Dinar dan SWBI berdasarkan Expected ReturnExpected ReturnExpected ReturnExpected Return dan Risikonya dan Risikonya dan Risikonya dan Risikonya
Posisi Dinar dan SWBI
0.00%
1.00%
2.00%
3.00%
4.00%
5.00%
0.00% 0.50% 1.00% 1.50% 2.00%
Return/ E(R)
Ris
k (S
TD
EV
)
SWBI, Dinar
(Data diolah sendiri)
Grafik di atas menunjukkan posisi Dinar dan SWBI berdasarkan Expected
Return dan Risikonya. SWBI berada di posisi 0.46% (Expected Return) dan 0.153%
(Risiko), sedangkan Dinar berada di posisi 4.38% (Expected Return) dan 1.66%
(Risiko). Secara visual dapat dilihat bahwa Dinar berada di posisi yang paling baik
dibandingkan SWBI. Namun untuk lebih yakin dengan hal tersebut, maka akan
dilakukan pengujian selanjutnya.
D. Optimalisasi Investasi Dinar dan SWBI (Komparasi Dinar dan SWBI)
Tahap selanjutnya dalam analisis ini adalah mengetahui apakah ada perbedaan
antara investasi emas dan SWBI dengan metode Perbandingan Variabel Bebas (uji t).
Dalam pengujian ini digunakan pengujian dua arah (two tailed test) untuk mengetahui
signifikansi perbedaan antara dua instrumen, kemudian dilanjutkan dengan pengujian
satu arah (one tailed test) untuk mengetahui suatu hasil yang lebih baik antara dua
instrumen. Karena sampel (n > 30), maka kedua pengujian ini menggunakan rumus
Z0 dengan menentukan nilai (α ) sebagai tingkat nyata atau probabilita.
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam pengujian ini, di antaranya:
membuat hipotesa, mencari nilai kritis,menentukan daerah penerimaan dan penolakan
H0, test statistik, membuat keputusan dengan membandingkan antara nilai kritis
dengan test statistiknya, dan membuat kesimpulan atas pengujian tersebut.
1. Pengujian Dua Arah (two tailed test).
Secara umum dapat dikatakan bahwa rata-rata dua sampel tersebut berbeda, tetapi
harus ditentukan hipotesa yang menganggap bahwa dua sampel tersebut memiliki
rata-rata yang sama dan menganggap bahwa dua sampel tersebut memiliki rata-
rata yang berbeda. Ini disajikan dalam bentuk hipotesa nol (H0) dan hipotesa
alternatif (Ha). Hipotesa tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:
HHHH0000 : µ1 = µ2 : µ1 = µ2 : µ1 = µ2 : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠ µ2 , dipaparkan dalam kalimat sebagai berikut:
H0 : Ada perbedaan yang signifikan antara return Dinar dan SWBI
Ha : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara return Dinar dan SWBI
Taraf signifikansi yang digunakan adalah sebesar α = 0.05, nilai kritis zα /2 = ±
1.96. H0 diterima bila -1.96 ≤ z ≤ 1.96 dan H0 ditolak bila z > 1.96 atau z < -1.96.
Dalam kondisi seperti ini secara otomatis Ha diterima. Untuk mengetahui nilai z,
maka digunakan rumus:
21
21
XX
XXz
−
−=
σ
dengan 2
2
2
1
2
1
21 n
S
n
S
XX+=
−σ
maka, z = 0.011958 = 2.1503
0.005561
H0 ditolak Ha diterima
95% H0 diterima (α /2) = 0.025
-1.96 1.96 2.1503
Dari pengujian di atas dapat dilihat bahwa -zα /2 ≤ z ≥ zα /2 (-1.96 ≤ 2.1503
≥ 1.96), ini berarti H0 ditolak dan Ha diterima, dan menunjukkan sebuah
kesimpulan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara return Dinar dan
return SWBI.
2.2.2.2. Pengujian Satu Arah (Pengujian Satu Arah (Pengujian Satu Arah (Pengujian Satu Arah (one tailed testone tailed testone tailed testone tailed test))))
Pengujian satu arah ini hanya melihat salah satu sisi daerah penolakan, di
sini akan digunakan daerah penolakan positif atau uji pihak kanan.
Hipotesa pengujian ini dikemukakan dengan:
HHHH0000 : µ1 = µ2 : µ1 = µ2 : µ1 = µ2 : µ1 = µ2
Ha : µ1 > µ2 , dipaparkan dalam kalimat sebagai berikut:
H0 : Return Dinar sama dengan return SWBI
Ha : Return Dinar lebih besar atau lebih baik dari return SWBI
Taraf signifikansi yang digunakan sama dengan taraf signifikansi pada
pengujian dua arah, yaitu sebesar α = 0.05, nilai kritis Zα = 1.645.
Kondisi H0 diterima jika z ≤ 1.645 yang secara otomatis menolak Ha, dan
H0 ditolak bila z > 1.645 yang otomatis menerima Ha.
Maka nilai z adalah
z = 0.011958 = 2.1503
0.005561
Ha diterima
95% H0 diterima
(α ) = 0.05 1.645
Penghitungan di atas menunjukkan bahwa z > zα (2.1503 > 1.645), ini
berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Karena H0 ditolak, hal ini menunjukkan
bahwa antara return Dinar dan SWBI ternyata terdapat perbedaan yang
cukup signifikan, dan dapat disimpulkan bahwa Dinar menunjukkan return
yang lebih baik dibandingkan dengan return SWBI pada α = 0.05.
Pengujian di atas memberikan sebuah kondisi yang mungkin saja
terjadi, bahwa return Dinar memang lebih unggul dibandingkan dengan
SWBI. Rata-rata return Dinar pertahun menunjukkan angka 1.66%,
sedangkan SWBI hanya menunjukkan angka sebesar 0.46%. jadi, return
Dinar lebih unggul sebesar 1.20% dari return SWBI. Selain itu risiko yang
dimiliki Dinar yang tidak pernah terpengaruh oleh kondisi perekonomian
negara tertentu, karena Dinar ini mengikuti prosedur Internasional. Meskipun
secara angka risiko emas menunjukkan angka yang lebih besar dibandingkan
SWBI, yaitu sebesar 4.38% : 0.1536% atau kurang lebih 1: 28.49, tetapi risiko
yang dimaksud adalah karena pengaruh turunnya nilai mata uang Rupiah
terhadap mata uang di dunia, khususnya Dolar Amerika yang digunakan
sebagai ukuran bagi Dinar Indonesia, bukan karena risiko atas nilai emas itu
sendiri. Nilai Dinar emas akan selalu stabil karena Dinar memiliki nilai sesuai
dengan kondisi Dinar itu sendiri.
BAB VBAB VBAB VBAB V
KESIMPULAN DAN SARANKESIMPULAN DAN SARANKESIMPULAN DAN SARANKESIMPULAN DAN SARAN
A. KesimpulanA. KesimpulanA. KesimpulanA. Kesimpulan
Berdasarkan analisa yang dilakukan penulis, maka didapatkan kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pengelolaan Dinar pada Gerai Dinar diaplikasikan dalam beberapa
produk, seperti investasi, proteksi nilai aset, qiradh/mudharabah,
qardh/pinjaman, zakat, mas kawin, hadiah, wakaf tunai, dan lain-lain.
Salah satu bentuk pengelolaan Dinar di Gerai Dinar adalah qiradh atau
mudharabah, yaitu salah satu bentuk kerjasama antara pemilik Dinar
(shâhibul mal) dengan Gerai Dinar (mudhârib) dalam pengadaan Dinar
yang akan ada bagi hasil dari selisih penjualan Dinar tersebut. Pada jenis
pengelolaan ini para pemilik Dinar akan menyerahkan Dinar yang mereka
miliki untuk dikelola oleh Gerai Dinar. Gerai Dinar mempergunakan Dinar
yang diserahkan tersebut untuk menutupi kekurangan cadangan Dinar
yang dimiliki atas beberapa permintaan yang disebabkan waktu produksi
yang tidak cepat. Dari penjualan Dinar tersebut ke pihak lain, ada selisih
harga sekarang dan harga yang lalu. Dari selisih inilah dilakukan bagi
hasil, biasanya sebesar 50%:50%.
2. Hasil pengujian menunjukkan perbedaan tingkat pengembalian yang
diharapkan (expected return) Dinar yang cukup signifikan dengan SWBI.
E(R) Dinar menunjukkan angka sebesar 1.66%, sedangkan E(R) SWBI
sebesar 0.46%. Risiko Dinar ditunjukan oleh angka sebesar 4.38%,
sedangkan risiko SWBI sebesar 0.1536%. Dari beberapa data tersebut
dapat diketahui lebih dini bahwa Dinar memiliki tingkat pengembalian
yang baik meski risiko pada Dinar lebih besar dari SWBI. Ini menunjukkan
secara visual bahwa investasi Dinar dapat dikatakan lebih baik.
3. Pengujian Hipotesis menyatakan bahwa E(R) Dinar lebih besar daripada
SWBI. Pada pengujian dua arah (two tailed test) diketahui bahwa -zα /2 ≤ z
≥ zα /2 (-1.96 ≤ 2.1503 ≥ 1.96), ini berarti H0 ditolak dan Ha diterima, dan
menunjukkan sebuah kesimpulan bahwa ada perbedaan yang signifikan
antara return Dinar dan return SWBI. Untuk pengujian satu arah (one
tailed test) ini dapat dilihat hasil t hitung yang menunjukkan angka lebih
besar daripada t tabel, yaitu z > z (2.2285 > 1.645) dengan taraf
signifikansi sebesar 5%. Dapat disimpulkan bahwa Dinar menunjukkan
return yang lebih baik dibandingkan dengan return SWBI.
B. SaranB. SaranB. SaranB. Saran
Saran yang ditulis ini semoga dapat dijadikan acuan dan masukan bagi pihak-
pihak terkait.
1. Bagi para investor sebaiknya memilih alat investasi yang dirasa cukup
aman dan dapat memberi keuntungan. Selain keuntungan, risiko dan
faktor penyebab risiko dari instrumen tersebut harus diperhatikan
pula. Karena return dan risiko adalah dua hal penting yang tidak
terpisahkan dalam menganalisis alat investasi. Namun tidak menutup
kemungkinan jika ada investor yang berani berinvestasi pada
instrumen yang memiliki risiko yang besar, yang tentunya akan
memberikan pengembalian yang menjanjikan.
2. Nilai emas yang stabil dan kebal inflasi dapat dijadikan sebuah
alternatif bagi siapapun yang menginginkan sebuah kondisi yang
nyaman. Tapi pengembalian emas ini hanya dapat dirasakan dalam
jangka waktu panjang, karena nilai emas tidak terus menerus
mengalami kenaikan. Jadi, bagi investor yang ingin berinvestasi di
Emas sebaiknya memilih emas ini sebagai alat investasi jangka
panjang.
3. Bagi pemerintah sebagai regulator diharapkan dapat memfasilitasi
keberadaan emas sebagai alat investasi, atau bahkan dapat
dipergunakan sebagai alat tukar kedua setelah rupiah. Karena nilainya
yang tidak pernah menyusut terhadap mata uang apapun di Dunia.
Untuk pengadaan Dinar sebaiknya pemerintah mengkaji ulang atas
penetapan pajak, karena dirasakan ada ketidakadilan. Hal ini dapat
dirasakan dengan tidak adanya penetapan pajak terhadap perhiasan
yang sama-sama terbuat dari emas, atau emas lantakan yang juga
mulai dipergunakan sebagai alat investasi.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’anul Karim
Al-Jawi, Sufyan, Kemilau Investasi Dinar Dirham (Mu’amalah Syar’i Tanpa Riba),
Depok: Pustaka Adina, 2007
Ash Shan’ani, Subulussalam, Penerjemah: Abu Bakar Muhamad, Surabaya: al-Ikhlas,
1991
Bewley, AbdalHaqq dan Amal Abdalhakim-Douglas, Restorasi Zakat (Menegakkan
Kembali Pilar yang Runtuh), Depok: Pustaka Adina, 2005
Boediono, Ekonomi Moneter, ed III, Yogyakarta: BPFE, 1999
El-Diwany, Tarek, The Problem With Interest (Sistem Bunga dan Permaslahannya).
Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2003
Frank, Fabozzi J, Manajemen Investasi, Buku 1 Prentice Hall, Jakarta: Salemba
Empat, 1999
Hafidhuddin, Didin, Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani Press,
2002
Hakim, Abdul, Statistik Induktif Untuk Ekonomi dan Bisnis, Yogyakarta: EKONISIA,
2002
Halim, Abdul, Analisis Investasi. Depok: Salemba Empat, 2003
Hamidi, M. Luthfi, Gold Dinar (Sistem Moneter Global yang Stabil dan
Berkeadilan), Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2007
Hasan, Ahmad, Mata Uang Islami (Telaah Komprehensif Sistem Keuangan Islami,
Bandung: INFID, 2004
Hasan, M. Ali, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada. 2004
Husnan, Suad, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Yogyakarta:
UPP AMP YKPN, 2001
Iqbal, Muhaimin, Mengembalikan Kemakmura Islam dengan Dinar dan Dirham,
Depok: Spiritual Learning – Dinar Club, 2007
………….., Dinar Solution (Dinar Sebagai Solusi), Jakarta: Gema Insani, 2008
NH, M. Firdaus, dkk, Sistem Keuangan dan Investasi Syari’ah, Jakarta:Renaisan
Anggota IKAPI, 2005
Nopirin, Ekonomi Moneter Buku II, Yogyakarta: BPFE. 2000
Palaloi, M. Ihsan, dkk, Kemilau Investasi Emas (Menjaga dan Melejitkan Kesehatan
Finansial dengan Emas), Jakarta: Penerbit Science Research
Foundation, 2006
Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Tesis, Bandung: Alfabeta, 2006
Saleh, Samsubar, Statistik Induktif, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2001
Sarkaniputra, Murasa, Ilmu Ekonomi (Pengantar Ekonomi Moneter: Suatu Awalan).
Bahan Pengajaran Ekonomi, Perbankan dan Asuransi Islam, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. 2000
Sharpe, William F, dkk, Investasi Jilid I, Jakarta: Indeks, 2005
Sula, M. Syakir, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem
Operasional, Jakarta: Gema Insani, 2004
Tandelilin, Eduardus, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Yogyakarta:
BPFE, 2001
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, cet.
III, Jakarta: Depdiknas Balai Pustaka, 2005
Widyaningsih, dkk, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada
Media, 2005
Qardawi, Yusuf , Hukum Zakat, cet V, Bandung: Mizan, 1999
Jalaluddin, “Dinar-Dirham; Menggagas Standarisasi Sistem Moneter Negara-Negara
Islam”, Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum,Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2003
Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 6/7/2004
Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 10/11/PBI/2008
Http://www.geraidinar.com
www.kitco.com
www.bps.com
www.bi.go.id
Lampiran: Daftar Harga Emas Dunia dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap US Dollar
No. Tahun Bulan Harga Emas
(US Dollar)
Nilai Tukar
Rupiah
1 Januari 367.40 8877
2 Februari 349.60 8917
3 Maret 336.30 8957
4 April 338.90 8711
5 Mei 364.10 8274
6 Juni 346.70 8259
7 Juli 354.60 8643
8 Agustus 375.30 8488
9 September 384.20 8468
10 Oktober 384.50 8627
11 November 398.50 8523
12
2003
Desember 415.20 8528
13 Januari 402.00 8417
14 Februari 409.90 8439
15 Maret 426.40 8586
16 April 386.80 8631
17 Mei 394.10 9290
18 Juni 394.20 9406
19 Juli 389.60 9104
20 Agustus 409.30 9257
21 September 418.10 9189
22 Oktober 429.30 9099
23 November 451.70 8994
24
2004
Desember 438.10 9361
25 Januari 421.20 9149
26 Februari 434.60 9235
27 Maret 427.40 9518
28 April 434.40 9682
29 Mei 417.00 9467
30 Juni 434.40 9649
31
2005
Juli 430.10 9826
32 Agustus 435.00 10097
33 September 468.70 10250
34 Oktober 465.80 10020
35 November 493.40 10067
36 Desember 516.60 9850
37 Januari 568.70 9369
38 Februari 560.80 9280
39 Maret 581.50 9117
40 April 659.30 8826
41 Mei 638.90 9212
42 Juni 600.20 9353
43 Juli 633.50 9124
44 Agustus 626.90 9274
45 September 602.80 9224
46 Oktober 607.20 9311
47 November 646.30 9167
48
2006
Desember 634.30 9197
49 Januari 652.30 9088
50 Februari 672.10 9150
51 Maret 663.30 9130
52 April 678.00 9117
53 Mei 662.20 9212
54 Juni 647.50 9104
55 Juli 663.60 9088
56 August 673.20 9355
57 September 744.90 9141
58 Oktober 796.70 9102
59 November 783.10 9390
60
2007
Desember 833.30 9376
61 Januari 925.30 9410
62 Februari 972.90 9058
63 2008 Maret 930.00 9188
Lampiran: Harga Emas Dunia (Lampiran: Harga Emas Dunia (Lampiran: Harga Emas Dunia (Lampiran: Harga Emas Dunia (US DollarUS DollarUS DollarUS Dollar) dan Nilai Tukar Rupiah ) dan Nilai Tukar Rupiah ) dan Nilai Tukar Rupiah ) dan Nilai Tukar Rupiah
No. Tahun Bulan
Harga Emas
(US Dollar)
Nilai Tukar
Rupiah
1 Januari 367.40 8877
2 Februari 349.60 8917
3 Maret 336.30 8957
4 April 338.90 8711
5 Mei 364.10 8274
6 Juni 346.70 8259
7 Juli 354.60 8643
8 Agustus 375.30 8488
9 September 384.20 8468
10 Oktober 384.50 8627
11 November 398.50 8523
12
2003
Desember 415.20 8528
13 Januari 402.00 8417
14 Februari 409.90 8439
15 Maret 426.40 8586
16 April 386.80 8631
17
2004
Mei 394.10 9290
18 Juni 394.20 9406
19 Juli 389.60 9104
20 Agustus 409.30 9257
21 September 418.10 9189
22 Oktober 429.30 9099
23 November 451.70 8994
24 Desember 438.10 9361
25 Januari 421.20 9149
26 Februari 434.60 9235
27 Maret 427.40 9518
28 April 434.40 9682
29 Mei 417.00 9467
30 Juni 434.40 9649
31 Juli 430.10 9826
32 Agustus 435.00 10097
33 September 468.70 10250
34 Oktober 465.80 10020
35 November 493.40 10067
36
2005
Desember 516.60 9850
37 Januari 568.70 9369
38 Februari 560.80 9280
39 Maret 581.50 9117
40
2006
April 659.30 8826
41 Mei 638.90 9212
42 Juni 600.20 9353
43 Juli 633.50 9124
44 Agustus 626.90 9274
45 September 602.80 9224
46 Oktober 607.20 9311
47 November 646.30 9167
48 Desember 634.30 9197
49 Januari 652.30 9088
50 Februari 672.10 9150
51 Maret 663.30 9130
52 April 678.00 9117
53 Mei 662.20 9212
54 Juni 647.50 9104
55 Juli 663.60 9088
56 August 673.20 9355
57 September 744.90 9141
58 Oktober 796.70 9102
59 November 783.10 9390
60
2007
Desember 833.30 9376
61 Januari 925.30 9410
62 Februari 972.90 9058
63 2008 Maret 930.00 9188