Upload
lamcart-aquoarchertry
View
88
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
analisis
Citation preview
7/16/2019 ANALISIS JADI preeklamsia
1/14
1
COMPARISON OF MATERNAL SERUM TUMOR NECROSIS
FACTOR-ALPHA (TNF-) IN SEVERE AND MILD PREECLAMPSIA
VERSUS NORMAL PREGNANCY
Penulis : Fatemeh Vahid Roudsari M.D., Sedigheh Ayati M.D., Hossein Ayatollahi M.D.,
Habibollah Esmaeily Ph.D., Maliheh Hasanzadeh M.D., Masoud Shahabian M.D., Leila
Pour Ali M.D.
Abstrak
Latar Belakang : Preeeklamsia adalah suatu penyakit khas pada kehamilan dan sudah
terbukti berkontribusi terhadap morbiditas dan mortalitas ibu serta janin yang dikandungnya.
Diperkirakan bahwa sitokin seperti Tumor Necrosis Factor-alpha (TNF-) memiliki peranan
penting pada patogenesis dari preeklamsia dan umumnya menyebabkan disfungsi endotel.
Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan maternal serum TNF-
pada preeklamsia ringan dan berat dengan kehamilan yang normal.
Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 37 wanita dengan
preeklamsia (17 ringan dan 20 berat) dan 41 wanita hamil dengan tekanan darah normal.
Semua sampel merupakan wanita hamil dengan usia kehamilan pada trimester tiga. Semua
kasus preeklamsia memiliki tekanan darah 140/90 mmHg, dan proteinuria 300 mg pada
sampel urine 24-h. Konsentrasi maternal serum TNF- dibandingkan pada semua sampel.
Hasil : Level konsentrasi TNF- secara statistik tidak berbeda antara kedua kelompok studi.
Tidak ada korelasi signifikan yang ditemukan antara kelompok preeklamsia dan kelompok
kontrol saat dibandingkan hasil dari konsentrasi maternal serum TNF--nya.
Kesimpulan : Berdasarkan temuan yang didapatkan diperkirakan bahwa serum TNF- tidak
berhubungan secara signifikan dengan kejadian preeklamsia.
Key words:Tumor Necrosis Factor-alpha (TNF-), Preeclampsia, Normal pregnancy.
7/16/2019 ANALISIS JADI preeklamsia
2/14
2
Pada jurnal Comparison of maternal serum Tumor Necrosis Factor-alpha (TNF-) in
severe and mild preeclampsia versus normal pregnancy meneliti tentang perbandingan antara
TNF- pada serum maternal preeklampsia berat dan ringan dengan ibu hamil yang
normotensif.
Preeclampsia sedang didefinisikan sebagai tekanan darah 140/90 mmHg dan 2 g/24 jam atau adanya tanda-tanda dan gejala lain dari preeclampsia
berat seperti sakit kepala persisten, gangguan visual, nyeri epigastrium dan trombositopenia.
Dalam sumberDanforth's Obstetrics and Gynecology Tenth Edition kriteria yang
preeklampsia berat tekanan sistolik lebih dari 160 mmHg dan atau tekanan diastolik lebih
dari 110 mmHg pada dua kali pengukuran dan jarak antara pengukuran lebih dari 6 jam, dan
proteinuria lebih dari 5 gram atau lebih tinggi pada pengukuran urine 24 jam pada 2 kali
pengukuran dengan selang waktu pengukuran selama 4 jam. kriteria preeklampsia berat
seperti oliguria
7/16/2019 ANALISIS JADI preeklamsia
3/14
3
(2)Sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya usia kehamilan,(3)Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam
uterus
(4)Sebab jarang terjadinya eklampsia pada kehamilan berikutnya(5)Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang, dan koma.kriteria preeclampsia sedang dan preeclampsia berat:
3
Walaupun etiologi dari preeklampsia sendiri masih belum diketahui secara pasti,
namun penelitian ini mengungkapkan bahwa kerusakan endotel yang diperantarai oleh respon
imun dapat merupakan faktor utama penyebab terjadinya preeklampsia.
Beberapa literatur lain juga menyatakan bahwa preeklampsia merupakan penyakit
yang etiologi masih berupa teori, karena sangat banyak hipotesis yang menjelaskan tentang
bagaimana mekanisme penyakit ini terjadi antara lain adanya kelainan vaskularisasi plasenta,reaksi imun maternal terhadap antigen paternal, faktor genetik, peningkatan resistensi insulin,
peningkatan stres oksidatif, sampai ketidakseimbangan prostaglandin. Dengan demikian
preeklampsia merupakan penyakit yang etiologinya multifaktorial yang berasal baik dari ibu
maupun dari plasenta yang saling berinteraksi.4
Dalam jurnal maternal serum levels of tnf-alpha and il-6 long after delivery in
preeclamptic and normotensive pregnant women mekanisme pasti yang mendasari
pathogenesis preeklamsia belumlah jelas, namun diduga penurunan perfusi uterus dan
7/16/2019 ANALISIS JADI preeklamsia
4/14
4
iskemia plasenta merupakan kejadian yang mendasari penyakit ini. Selain itu, sitokin
inflamasi diyakini memiliki kaitan erat dengan iskemia plasenta serta disfungsi jantung dan
ginjal pada preeklamsia.5
Kemungkinan dalam preeclampsia, factor yang berasal dari plasenta merangsang
monosit dan neutrofil untuk menghasilkan TNF- yang mengarah ke gangguan endotel. Oleh
karena itu, peningkatan serum TNF- mungkin bagian patologis dari preeclampsia. Pada
kehamilan normal, TNF- dapat memodifikasi pertumbuhan dan invasi trophoblas di arteri
spiral ibu.
Pada jurnal dijelaskan bahwa salah satu postulat mekanisme perkembangan
preeklampsia adalah adanya aktivasi abnormal dari sistem imun melawan allograf fetal.
Sekresi patologis TNF- menyebabkan kerusakan pada sel endotelial, menyebabkan oklusi
pembuluh darah, mengurangi aliran darah setempat, dan meningkatkan permeabilitas
endotelium. TNF- memediasi aktivasi sistem imun yang kemudian menyebabkan sekresi
dari substansi vasoaktif yang berperan pada jejas pembuluh darah dan menyebabkan
peningkatan permeabilitas serta koagulasi intravaskular. TNF- merupakan sitokin
proinflamasi, dihasilkan oleh neutrofil, monosit dan kemungkinan plasenta. Salah satu
kemungkinan mekanisme pada preeklampsia adalah terdapat faktor-faktor dari plasenta yang
dapat menstimulasi monosit dan neutrofil untuk memproduksi TNF- yang kemudian
bertanggungjawab terhadap kerusakan endotelial. Berdasarkan hal tersebut maka diduga
TNF- menjadi bagian dari patologi preeklampsia.
Dalam kehamilan normal, dengan sebab yang belum jelas terjadi invasi trofoblas ke
dalam lapisan otot arteri spiralis, yang menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut
sehingga terjadi dilatasi arteri spiralis. Invasi trofoblas juga memasuki jaringan sekitar arteri
spiralis, sehingga memudahkan lumen arteri spiralis mengalami distensi dan dilatasi yang
mengakibatkan penurunan resistensi vaskuler dan peningkatan aliran darah pada daerah
uteroplasenta. Akibat aliran darah yang ke janin yang meningkat dan menjamin pertumbuhan
janin dengan baik.2
Selain faktor imunologis (kerusakan endotel), terdapat faktor genetik, endokrin,
nutrisi dan agen infeksius juga yang kemungkinan menyebabkan terjadinya preeklampsia.6
Pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas pada lapisan otot
arteri spiralis dan jaringan matriks sekitar. Lapisan otor arteri spiralis menjadi tetap kaku
7/16/2019 ANALISIS JADI preeklamsia
5/14
5
dank eras sehingga lumen arteri spiralis tidak memungkinkan mengalami distensi dan
vasodilatasi. Cenderung mengalami vasokonstriksi dan terjadi kegagalan remodeling arteri
spiralis sehingga aliran darah uteroplasenta menurun dan terjadilah hipoksia dan iskemia
plasenta.2
Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia akan menghasilkan oksidan (radikal
bebas) yang merupakan senyawa penerima electron atau atom/molekul yang mempunyai
electron yang tidak berpasangan. Salah satu oksidan penting yang dihasilkan plasenta iskemia
adalah radikal hidroksil yang sangat toksis, khususnya terhadap membrane sel endotel
pembuluh darah. Radikal hidroksil akan merusak membrane sel, yang mengandung banyak
asam lemak tidak jenuh menjadi peroksida lemak. Peroksida lemak selain akan merusak
membrane sel, juga akan merusak nucleus, dan protein sel endotel.2
Teori yang banyak dikemukakan dewasa ini adalah teori iskemia plasenta. Pada saat
keadaan iskemia plasenta berakibat akan terlepasnya zat yang akan merusak endotel.
Kerusakan endotel nantinya akan menyebabkan lumen pembuluh darah menyempit dan
akhirnya terjadi peningkatan tekanan darah. Namun, sekali lagi, tidak ada teori yang mutlak
benar.2,7
Infeksi mungkin menjadi factor resiko utama penyebab peningkatan sitokin untuk
mengubah fungsi vascular endotel pada preeclampsia. Pada study terbaru menunjukkan
bahwa beberapa mediator sitokin dari reseptor inflamasi dapat menyebabkan disfungsi
endotel melalui mekanisme yang berbeda seperti stress oksidatif dan kerusakan sel endotel.
Plasenta yang mengalami hipoperfusi dan kemudian menjadi hipoksia diduga
menyintesisi bahan-bahan vasoaktif, yang salah satunya adalah TNF-. Peningkatan kadar
sitokin-sitokin tersebut akan menyebabkan disfungsi endotel melalui mekanisme penurunan
kadarnitric oxide dan peningkatan reactive oxygen species serta endotelin-1. Perubahan ini
selanjutnya menyebabkan gangguan pada fungsi ginjal yang berujung pada penurunan
tekanan natriuresis ginjal, serta peningkatan tahanan perifer yang berujung pada hipertensi.5
Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia akan menghasilkan oksidan (radikal
bebas) yang merupakan senyawa penerima electron atau atom/molekul yang mempunyai
electron yang tidak berpasangan. Salah satu oksidan penting yang dihasilkan plasenta iskemia
adalah radikal hidroksil yang sangat toksis, khususnya terhadap membrane sel endotelpembuluh darah. Radikal hidroksil akan merusak membrane sel, yang mengandung banyak
7/16/2019 ANALISIS JADI preeklamsia
6/14
6
asam lemak tidak jenuh menjadi peroksida lemak. Peroksida lemak selain akan merusak
membrane sel, juga akan merusak nucleus, dan protein sel endotel.2
Perubahan kimiawi lemak yang di picu oleh radikal bebas yang di hasilkan dalam
magropag atau sel endotel di dinding arteri akan menghasilkan LDl teroksidasi. LDL
teroksidasi di telan oleh magrofag melalui scavenger reseptor,yang berbeda denggan reseptor
LDL,,sehingga terbentuk sel busa, meningkatkan akumulasi monosit di lesi,merangsang
pengeluaran factor pertumbuhan dan sitokin,bersifat sitotoksik bagi sel endotel dan sel otot
polos, dan dapat menyebabkan disfungsi sel endotel.8
Magrofag juga menghasilkan interleukin 1 dan factor nekrosis tumor yang
meningkatkan perlekatan leukosit, beberapa kemokin yang di hasilkan oleh magrofag (misal;
monosit chemoattractant protein 1) dapat semakin merekrut leukosit kedalam plak. Magrofag
menghasilkan spesies oksigen toksik yang juga menyebabkan oksidasi LDL di lesi,dan sel ini
mengeluarkan factor pertumbuhan yang mungkin berperan menyebabkan proliferasi sel otot
polos . limfosit T (CD4+ maupun CD8+) juga terdapat di ateroma tetapi peranya belum
jelas.8
Akibat sel endotel yang terpapar peroksida lemak, maka terjadi kerusakan sel endotel,
yang kerusakannya dimulai dari membrane sel endotel. Kerusakan membrane endotelmengakibatkan terganggunya fungsi endotel, bahkan rusaknya seluruh struktur sel endotel.2
Hipotesis baru mengenai etiologi preeclampsia difokuskan pada respon imun. Sitokin
merupakan bahan immuneregulatory yang dapat terlibat dalam pathogenesis preeclampsia.
Tipe 1 sitokin termasuk interleukin-2, interferon (IFN), dan tumor necrosis factor-alpha
(TNF-) yang diproduksi berlebih pada preeclampsia yang menginduksi terjadinya inflamasi.
Vitoratos menyatakan bahwa walaupun tidak terjadi inflamasi sistemik selama
kehamilan namun didapatkan adanya peningkatan sitokin yang bersirkulasi pada plasma
maternal.5
Pada preeklamsia terjadi peningkatan sitokin, terutama TNF- dan IL-6. Namun dari
hasil penelitian yang dilakukan, tidak terjadi peningkatan yang signifikan pada kadar IL-6
plasma.5
Faktor Peradangan Dalam Williams Obstetri disebutkan bahwa disfungsi endotel yang
berkaitan dengan preeklamsia dapat terjadi karena gangguan umum adaptasi inflamatorik
7/16/2019 ANALISIS JADI preeklamsia
7/14
7
intravaskular generalisata ibu terhadap kehamilan. Dalam hipotesis ini, preeklamsia
dianggap sebagai penyakit akibat aktivasi ekstrim leukosit di dalam sirkulasi ibu.9
Gambar. Patofisiologis terjadinya gangguan hipertensi akibat kehamilan8
Desidua mengandung banyak sel yang apabila diaktifkan, dapat mengeluarkan
berbagai zat merugikan. Zat-zat ini kemudian berfungsi sebagai mediator untuk memicu
cedera sel endotel.
Secara singkat, zat-zat peradangan tersebut seperti sitokin, termasukfaktor nekrosis
tumor alfa (TNF-) dan interleukin, mungkin berperan dalam stres oksidatif yang muncul
pada preeklamsia. Dalam skema ini, berbagai oksigen radikal bebas menyebabkan
terbentuknya peroksida lipid yang memperbanyak diri dan selanjutnya merusak sel endotel.
Cedera ini memodifikasi produksi nitro oksida oleh sel endotel, serta menganggu
keseimbangan prostaglandin. Akibat lain stres oksidatif adalah pembentukan sel busa
makrofag yang dipenuhi lemak dan khas untuk aterosis, aktivasi koagulasi mikrovaskular
(trombositopenia) dan peningkatan permeabilitas kapiler (edema dan proteinuria). Berbagai
pengamatan tentang efek stres oksidatif pada preeklamsia ini menimbulkan peningkatan
minat terhadap kemungkinan manfaat terapi antioksidan yang diberikan untuk mencegah
gangguan hipertensi terhadap kehamilan.9
7/16/2019 ANALISIS JADI preeklamsia
8/14
8
Gambar. Tampakan aterosis di jaringan pembuluh darah plasenta (kiri fotomikrograf;
kanan diagram skematik pembuluh). Kerusakan endotel menyebabkan lumen menyempit
karena penimbunan protein-protein plasma dan makrofag berbusa di bawah endotel. Sebagian
dari makrofag berbusa ditunjukkan oleh tanda panah lengkung di foto kiri dan tanda panah
lurus menunjukkan daerah-daerah kerusakan endotel.9
Kerusakan endothelial muncul sebagai pemicu kaskade disfungsi system multiorgan
pada preeclampsia. Akan tetapi, mekanisme kerusakan endotel ini masih menyisakan
spekulasi. pada satu teori, penurunan oksigenasi plasenta memicu plasenta mengeluarkan
factor yang tidak diketahui ke dalam sirkulasi maternal. Factor yang bersirkulasi ini mampu
merusak atau mengubah fungsi dari sel endotel maternal dan memicu kaskade yang telah
dijelaskan sebelumnya. Untuk mendukung teori ini, dilakukan kultur dari trofoblas yang
dipaparkan kepada agen dari lingkungan yang bersifat hipoksik dan kemudian trofoblas yang
dikultur ini mengeluarkan beragam factor vasoaktif potensial, termasuk tromboxan,
interleukin-1, dan tumor necrosis factor (TNF).9
Genetik, imunologi, dan faktor lain mengatur interaksi yang kompleks antara maternal dan
invasi trophoblast.9
Pengeluaran TNF- atas kerusakan dari sel-sel endotel vaskuler menyebabkan oklusi
pembuluh darah, mengurangi aliran darah regional, dan meningkatkan permeabilitas
endothelium. Cedera endotel mengaktivasi system imun yang dimediasi TNF- dapat
mengakibatkan sekresi zat vasoaktif sehingga mengakibatkan permeabilitas pembuluh darah
dan koagulasi intravaskuler.
Pada waktu terjadinya kerusakan sel endotel yang mengekibatkan disfungsi sel
endotel, maka akan terjadi:2
7/16/2019 ANALISIS JADI preeklamsia
9/14
9
Gangguan metabolism prostaglandin, karena salah satu fungsi sel endotelmemproduksi prostaglansin (prostasiklin) suatu vasodilatator kaut.
Aagregasi sel-sel trombosit pada daerah endotel yang mengalami kerusakan denganmemproduksi tromboksan (TXA2) suatu vasokonstriktor kuat.
Perubahan khas pada sel endotel kapiler glomerulus (glomerular endotheliosis) Peningkatan permeabilitas kapiler Pningkatan produksi bahan-bahan vasopresor, yaitu endotelin. Kadar NO
(vasodilator) menurun, sedangkan endotelin (vasokonstriktor) meningkat.
Peningkatan factor koagulasi.Bagaimanapun, data kami mengindikasikan adanya peningkatan konsentrasi TNF-
pada preeclampsia berat tidak signifikan secara statistic jika dibandingkan dengan
preeclampsia sedang dan grup control. Perbedaan statistic pada berbagai studi mungkin
disebabkan oleh efek genetic dan factor lingkungan pada preeclampsia.
Menurut Current Diagnosis & treatment Obstetrics & gynecology tidak sependapat
dengan hasil penelitian pada jurnal yang menyatakan bahwa TNF- tidak secara signifikan
memegang peranan dalam patofisiologi terjadinya preeclampsia. Pada sumber bacaan,
waalupun tidak dijelaskan secara detail, namun dikatakan ada peran dari TNF dalam
patofisiologi terjadinya preeclampsia dan kerusakan multi organ pada preeklampsia. Namun,
sumber sependapat mengenai penjelasan dari jurnal yang menyatakan perbedaan hasil
penelitian yang dilakukannya mungkin diakibatkan oleh berbagai factor lain yang juga dapat
memengaruhi kejadian preeclampsia yaitu diantaranya efek dari genetic dan factor
lingkungan.3
Sitokin inflamatori telah dikenal sebagai activator yang poten untuk terhadap endotel
vascular dan telah di tetepkan sebagai mediator disfungsi endotel pada pre eklampsi. TNF-
merupakan sitokin yang berasal dari makrofag, limfosit, sel endotel vascular, trofoblast, dan
sel hofbauer di plasenta. Ia menyebabkan terjadinya alterasi di dalam sel endotel.10
TNF- bekerja meregulasi ekspresi endotel terhadap platelet. Endotelin-1 dan
plasminogen activator inhibitor-1, yang kesemuanya berkaitan dengan vasokonstriksi dan
ditemukan dalam jumlah yang meningkat pada pre eklampsia. TNF- juga menyebabkan
pengendapan protein mikrovaskular dan hipertrigliserida yang berkaitan dengan kejadian pre
eklampsia.10
7/16/2019 ANALISIS JADI preeklamsia
10/14
10
Hasil yang didapatkan pada jurnal Comparison of maternal serum Tumor Necrosis
Factor-alpha (TNF-) in severe and mild preeclampsia versus normal pregnancy berbeda
dengan jurnal-jurnal lain bahwa memang terdapat peningkatan yang signifikan level TNF-
pada preeklampsia. Seperti pada penelitian Saarela, tahun 2005 yaitu didapatkan
peningkatan konsentrasi TNF- yang bersirkulasi pada pasien dengan preeklampsia berat
serta terjadi gangguan pertumbuhan janin.11
Kadar TNF- lebih tinggi pada keadaan preeklamsia jika dibandingkan dengan
kadarnya pada hipertensi gestasional, sehingga kemungkinan dapat mengindikasikan
keparahan penyakit yang ada. Pada preeklamsia, terjadi peningkatan jumlah reseptor TNF-
secara signifikan pada plasma, sehingga selanjutnya terjadi peningkatan sensitivitas serta
responsifitas sel-sel terhadap TNF- pada wanita dengan preeklamsia. Pada beberapa
penelitian yang pernah dilakukan, didapatkan bahwa sekresi TNF- fraksional menurun pada
preeklamsia, yang diduga disebabkan adanya penurunan fungsi ginjal dalam mengekskresi
TNF-. Oleh karena itu, sebuah penelitian yang menggabungkan beberapa penelitian lainnya
menyatakan bahwa skrining preeklamsia melalui kadar sitokin seperti TNF- tidaklah
dianjurkan.5
7/16/2019 ANALISIS JADI preeklamsia
11/14
11
perbandingan dengan jurnal
Data dianalisis dengan software SPSS versi 11.5, menggunakan analisis ANOVA satu
arah dan uji HSD Tukey. p 0,05 dianggap signifikan secara statistik.
Hasil penelitian, tingkat TNF- diukur dalam sampel serum dari 78 ibu hamil (17
ringan dan 20 preeklamsia berat) (kelompok kasus) dan 41 ibu hamil yang sehat (kelompok
kontrol). Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam usia rata-rata antara parah,
preeklampsia ringan dan kelompok kontrol (p = 0,53). Dua kelompok tidak berbeda
dalam pandangan paritas (p = 0,06). usia kehamilan adalah 36 3,3 pada preeklampsia
ringan, 34 3,8 pada preeklamsia berat dan 39 1,0 pada kelompok kontrol. Tiga kelompok
berbeda secara nyata ketika mereka dibandingkan dalam pandangan usia kehamilan (p
Faktor Resiko Preeklamsia
Faktor Imunologis
Sitokin
Interlukine-2, interferon, tumor necrosis factor alfa (TNF-)
Dapat digunakan sebagai sebagai
penanda (prediksi) terjadinya
Hasil Penelitian Tidak ada hubungan signifikan antara
enin katan TNF- den an ke adian reeklamsia
Tidak sama dengan data yang didapat dari pustaka (williams obstetri), dalam pustaka
dikatakan bahwa sitokin (dalam hal ini termasuk TNF-) terbukti meningkat pada wanita
dengan preeklamsia dan dapat digunakan sebagai penanda terjadinya preeklamsia. Jadi
sesuai dengan kesimpulan yang terdapat pada penelitian ini bahwa menggunakan sitokin
sebagai prediktor preeklamsia masih kontroversial dan untuk membuktikan hal tersebut
diperlukan penelitian lain pada populasi berbeda dan jumlah sampel yang lebih besar.9
7/16/2019 ANALISIS JADI preeklamsia
12/14
12
140/90 mmHg / pada dua ujian ulang pada interval minimal 6jam dan maksimum 7 hari
7/16/2019 ANALISIS JADI preeklamsia
13/14
13
o Proteinuria 30 mg / dl (dalam dua sampel urin diambil pada interval minimal 4-6jam)
o Hipertensi arteri dan proteinuria terjadi setelah 20 minggu amenore pada wanita hamilsebelumnya darah normal dan normal dalam waktu 12 minggu postpartum.
Kelompok 2 (kehamilan normal - NP) termasuk 40 wanita hamil dengan kehamilannormal, sesuai dengan kriteria inklusi sebagai berikut: wanita hamil darah normal selama
seluruh periode kehamilan dan setelah melahirkan, trimester ketiga kehamilan, janin
kehamilan tunggal, kehamilan dan kelahiran di dalam evolusi fisiologis batas.
Kelompok 3 (kelompok kontrol - C) diwakili oleh 30 pasien dipilih sesuai dengankriteria inklusi sebagai berikut: wanita yang tidak hamil sehat selama masa reproduksi.
Selanjutnya pada penelitian ini, Para wanita hamil ditindaklanjuti selama masa
kehamilan dan kelahiran dan selama 12 minggu postpartum. Saat lahir, jenis persalinan
(melahirkan melalui vagina atau operasi caesar), berat janin dan skor Apgar dicatat.12
Serum TNF- tingkat ditentukan dengan teknik sandwich AMDAL Immunometric,
dengan menggunakan kit TNF- manusia EIA 589201, Cayman Chemical Company, USA.
Batas deteksi 1,5 pg / ml. 12
Untuk perbandingan variabel kuantitatif dan perbedaan berarti antara kelompok,
digunakan uji Student T dan uji ANOVA. Untuk signifikansi statistik, dianggap nilai ambang
p
7/16/2019 ANALISIS JADI preeklamsia
14/14
14
tidak signifikan secara statistik ditemukan baik antara konsentrasi serum TNF- dan berat
badan janin saat lahir dan antara konsentrasi serum TNF- dan skor Apgar saat lahir.
Kesimpulan
Pada jurnal Comparison of maternal serum Tumor Necrosis Factor-alpha (TNF-)
in severe and mild preeclampsia versus normal pregnancy, TNF- mungkin terlibat dalam
patogenesis preeklampsia dan dapat mengidentifikasi pasien yang berisiko tinggi
preeklampsia, namun peningkatan konsentrasi TNF- tidak signifikan secara statistik.
Sedangkan pada beberapa sumber lain konsentrasi serum TNF- immunoreactive nyata
meningkat pada trimester terakhir kehamilan pada wanita preeklampsia dibandingkan dengan
wanita hamil darah normal dan kelompok kontrol dan terdapat korelasi positif dan signifikanTNF- dengan BP diastolik dan kadar asam urat sehingga membuat sitokin ini (TNF-) dapat
menjadi penanda potensial keparahan dari sindrom preeklampsi.
Berdasarkan fakta bahwa terdapat perbedaan hasil penelitian jurnal yang kami baca
dengan beberapa penelitian lain maka peran dari TNF- terhadap preeklampsia ini masih
menjadi kontroversi.
Peneliti sendiri menyatakan bahwa hasil yang berbeda pada berbagai penelitian
disebabkan oleh adanya pengaruh faktor genetik dan lingkungan terhadap terjadinya
preeklampsia. Jadi kami setuju dengan pernyataan diatas. Seperti yang telah dikemukakan
sebelumnya bahwa preeklampsia merupakan penyakit multifaktorial yang penyebab pastinya
masih belum jelas, dan dalam jurnal peneliti menyarankan untuk dilakukan penelitian
lanjutan dengan menggunakan sampel yang jumlahnya lebih besar dan pada populasi yang
berbeda.