6
Pengaruh Keadilan, Sistem Perpajakan, dan Diskriminasi terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak (Tax Evasion) Oleh Wahyu Suminarsasi dan Supriyadi (2012) Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan pengaruh keadilan terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak. 2. Mendeskripsikan pengaruh sistem perpajakan terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak. 3. Mendeskripsikan pengaruh diskriminasi terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitif,karena penelitian ini dilakukan dengan metode survei dengan cara menyebarkan kuesioner kepada Wajib Pajak Daerah Istimewa Yogyakarta,juga menggunakan uji statistik dalam pengolahan data.Sampel dalam penelitian ini adalah para wajib pajak PPh orang pribadi yang sudah mempunyai NPWP yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik convenience nonprobability sampling yang artinya mengambil sampel menurut kemudahan untuk mengakses sampel tersebut dan anggota populasi tersebut tidak mempunyai peluang yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Pengukuran Variabel Peneliti mengukur persepsi Wajib Pajak mengenai etika penggelapan pajak dengan instrumen yang dikembangkan sendiri oleh penulis dengan mengacu pertanyaan-pertanyaan kuesioner oleh (Nickerson et al., 2009). Variabel keadilan diukur dengan

Analisis Jurnal Etbis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

anaisis jurnal etbis

Citation preview

Pengaruh Keadilan, Sistem Perpajakan, dan Diskriminasi terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak (Tax Evasion)Oleh Wahyu Suminarsasi dan Supriyadi (2012)

Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan pengaruh keadilan terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak.

2. Mendeskripsikan pengaruh sistem perpajakan terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak.

3. Mendeskripsikan pengaruh diskriminasi terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitif,karena penelitian ini dilakukan dengan metode survei dengan cara menyebarkan kuesioner kepada Wajib Pajak Daerah Istimewa Yogyakarta,juga menggunakan uji statistik dalam pengolahan data.Sampel dalam penelitian ini adalah para wajib pajak PPh orang pribadi yang sudah mempunyai NPWP yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik convenience nonprobability sampling yang artinya mengambil sampel menurut kemudahan untuk mengakses sampel tersebut dan anggota populasi tersebut tidak mempunyai peluang yang sama untuk terpilih menjadi sampel.

Pengukuran Variabel

Peneliti mengukur persepsi Wajib Pajak mengenai etika penggelapan pajak dengan instrumen yang dikembangkan sendiri oleh penulis dengan mengacu pertanyaan-pertanyaan kuesioner oleh (Nickerson et al., 2009). Variabel keadilan diukur dengan enam item pertanyaan, sistem perpajakan diukur dengan delapan item pertanyaan, diskriminasi diukur dengan tiga item pertanyaan, dan yang terakhir variabel persepsi etis Wajib Pajak diukur dengan lima item pertanyaan. Peneliti telah melakukan pilot test sebelum kuesioner dibagikan kepada responden guna menguji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian ini, dan hasilnya adalah valid dan reliabel.Kuesioner dalam penelitian ini diukur menggunakan skala Likert dengan empat pilihan jawaban, yaitu Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1, Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2, Setuju (S) diberi nilai 4, dan Sangat Setuju (SS) diberi nilai 5.Hasil dan Pembahasan

Dari jurnal yang dibahas, terdapat beberapa hasil untuk membantu hasil dari pengujian, yaitu:

1. Hasil pengujian kualitas data

Penulis atau peneliti melakukan uji kulaitas data dengan menggunaka uji pilot. Uji pilot dilakukan untuk menguji instrument penelitian (kuisioner) sebelum digunakan untuk melakukan penelitian yang sesungguhnya. Uji pilot ini dilakukan 24- 25 januari 2011 dengan responden mahasiswa Msi UGM yang berjumlah 20 orang. Hasil uji pilot ini menunjukan bahwa instrument penelitiannya valid dan reliable.

2. Hasil uji validitas dan reliabilitas

Uji validitas ini dilakukan untuk menguji instrumen penelitian, yaitu kuesioner. Dalam penelitian ini, validitas yang akan digunakan adalah construct validity. Construct validity menguji seberapa baik hasil penelitian yang didapatkan dari instrumen pengukuran yang digunakan sesuai dengan teori dimana sebuah pengujian dilakukan. Nilai r hitung dan nilai r tabel (nilai kritis) pada tiap item pertanyaan dibandingkan untuk diukur validitasnya. Tiap item pertanyaan dikatakan valid apabila nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel. Hasilnya semuanya adalah valid, karena nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel.

3. Hasil uji asumsi klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah model regresi dari penelitian ini telah memenuhi asumsi klasik dan untuk memastikan apakah interpretasi yang dihasilkan dari analisis data tidak menyimpang dari yang seharusnya. Hasil dari pengujian ini menunjukan bahwa model dari penelitian ini memenuhi asumsi klasik.

4. Hasil pengujian hipotesis

1) H1: Keadilan berpengaruh positif terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak.

Semakin tinggi tingkat keadilan maka perilaku penggelapan pajak dipandang sebagai perilaku yang tidak etis, sebaliknya jika tingkat keadilan semakin rendah maka perilaku penggelapan pajak dipandang sebagai perilaku yang cenderung etis.

Jadi, setelah melewati hasil pengujian, dapat diketahui bahwa hipotesis pertama adalah ditolak. Bahwa keadilan berpangaruh positif terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak adalah tidak berpengaruh.

2) H2 : Sistem perpajakan berpengaruh positif terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak.

Semakin baik sistem perpajakannya maka perilaku penggelapan pajak dipandang sebagai perilaku yang tidak etis, sebaliknya semakin tidak baik sistem perpajakannya maka perilaku penggelapan pajak dipandang sebagai perilaku yang cenderung etis.

Jadi, hasil dari pembuktian mengenai Hipotesis ke Dua adalah diterima atau terdukung. Bahwa semakin bagus sistem perpajakannya maka semakin tidak etis untuk penggelapan pajak, begitu juga sebaliknya.

3) H3 : Diskriminasi berpengaruh negatif terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak.

Semakin tinggi tingkat diskriminasi maka perilaku penggelapan pajak dipandang sebagai perilaku yang cenderung etis, sebaliknya jika semakin rendah tingkat diskriminasi maka perilaku penggelapan pajak dipandang sebagai perilaku yang tidak etis.

Jadi, hasil dari pembuktian mengenai hipotesis ketiga adalah bahwa hipotesis ketiga terdukung. Bahwa semakin tinggi tingkat diskriminasi, maka perilaku penggelapan pajak dipandang sebagai perilaku yang cenderung etis.Kelebihan dan kekuranganKelebihan Penelitian

1. Penelitian ini membahas mengenai etika penggelapan pajak yang masih jarang dibahas, sehingga bisa dijadikan acuan untuk penelitian lebih lanjut.

2. Hasil penelitian ini bermanfaat karena dapat diterapkan. Karena hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi sistem perpajakan dengan persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak, maka hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi pemerintah untuk menyelenggarakan pemerintahan yang jujur dan adil dengan sistem perpajakan yang baik pula. Sistem perpajakan yang baik akan membuat masyarakat sadar akan pentingnya membayar pajak. Selain itu, pemerintah dapat mempertimbangkan diskriminasi dalam membuat kebijakan yang tepat.3. Kerangka teoritis yang sangat kuat dengan menggunakan banyak referensi dan hasil pengujian yang sangat kuat dan akuratKekurangan Penelitian

1. Penelitian menggunakan metode survei dalam pengumpulan data, sehingga data yang didapatkan tidak dapat mencakup akar-akar penelitian. Maka, alangkah baiknya apabila peneliti menggunakan metode observasi untuk mengetahui permasalahan secara lebih mendalam yang tidak dapat diukur dengan angka. Contohnya, karena hasil penelitian menunjukkan bahwa keadilan tidak berpengaruh pada persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak, maka untuk selanjutnya bisa dilakukan penelitian kualitatif untuk mengetahui keadilan seperti apa yang diinginkan oleh masyarakat setempat.2. Penelitian dilakukan di satu daerah yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta, sehingga hanya mendapatkan pandangan dari satu perspektif saja. Karena Indonesia memiliki berbagai macam suku, penelitian selanjutnya mungkin dapat dilakukan dengan cakupan wilayah yang lebih luas untuk mendapatkan pandangan dari berbagai perspektif masyarakat tentang penggelapan pajak.Karena setiap lapisan masyarakat memiliki makna yang berbeda tentang keadilan,sistem perpajakan dan diskriminasi di Indonesia.3. Variabel independen yang diberikan oleh penulis dirasa kurang, karena 3 variabel tersebut masih dirasa kurang dalam mempengaruhi persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak. Karena masih banya faktor seperti tingkat kepercayaan masyarakat kepada praktisi pajak yang,tingkat kesadaran masyarakat dalam membayar pajak, sense of belonging masyarakat, dll