15
ANALISIS KADAR LEMAK DENGAN METODE SOXHLET LAPORAN Disusun untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Ilmu Gizi yang dibina oleh Ir. Nugrahaningsih, M. P. Oleh: Kelompok 2 Wiwit Febriani (109341417192) Ika Sukmawati (109341421811) Rosalina Hartanti (209341420890) Aidilah Nurvita R. (209341420901) Eka Prihatini S. (209341420911) The Learning University

Analisis Kadar Lemak Dengan Metode Soxhlet

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan Praktikum Ilmu Gizi

Citation preview

Page 1: Analisis Kadar Lemak Dengan Metode Soxhlet

ANALISIS KADAR LEMAK DENGAN METODE SOXHLET

LAPORAN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Ilmu Gizi

yang dibina oleh Ir. Nugrahaningsih, M. P.

Oleh:

Kelompok 2

Wiwit Febriani (109341417192)

Ika Sukmawati (109341421811)

Rosalina Hartanti (209341420890)

Aidilah Nurvita R. (209341420901)

Eka Prihatini S. (209341420911)

The Learning University

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

Page 2: Analisis Kadar Lemak Dengan Metode Soxhlet

Mei, 2013

A. TOPIK : Analisis Kadar Lemak dengan Metode Soxhlet

B. TUJUAN :

1. Untuk mengetahui prinsip dasar analisis lemak dengan metode Soxhlet

2. Untuk menentukan kadar lemak pada sejumlah bahan uji

C. DASAR TEORI

Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada

golongan lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut

dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar,misalnya dietil eter

(C2H5OC2H5), Kloroform(CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya, lemak dan

minyak dapat larut dalam pelarut yang disebutkan di atas karena lemak dan

minyak mempunyai polaritas yang sama dengan pelarut tersebut (Astuti dan

Gardjito, 1986).

Lipida adalah golongan senyawa organik yang sangat heterogen yang

menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipidan merupakan golongan senyawa

organik kedua yang menjadi sumber makanan, merupakan kira-kira 40% dari

makanan yang dimakan setiap hari. Lipida mempunyai sifat sebagai berikut.

1. Tidak larut dalam air

2. Larut dalam pelarut organik seperti benzena, eter, aseton, kloroform, dan

karbontetraklorida

3. Mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen, kadang-kadang

juga mengandung nitrogen dan fosfor

4. Bila dihidrolisis akan menghasilkan asam lemak

5. Berperan pada metabolisme tumbuhan dan hewan

Minyak dan lemak termasuk dalam golongan lipida sederhana. Minyak

dan lemak yang telah dipisahkan dari jaringan asalnya mengandung sejumlah

kecil komponen selain trigliserida, yaitu: lipida kompleks (lesitin, sephalin,

fosfatida lainnya, glikolipida), sterol yang berada dalam keadaan bebas atau

terikat dengan asam lemak, asam lemak bebas, lilin, pigmen yang larut dalam

lemak, dan hidrokarbon. Lemak dan minyak terdiri dari trigliserida campuran,

yang merupakan ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang.

Page 3: Analisis Kadar Lemak Dengan Metode Soxhlet

Sumber lemak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu minyak/lemak nabati

dan hewani. Budimarwati (tanpa tahun) menyebutkan bahwa minyak nabati

terdapat dalam buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, akar tanaman, dan

sayur-sayuran. Dalam jaringan hewan lemak terdapat di seluruh badan, tetapi

jumlah terbanyak terdapat dalam jaringan adipose dan sumsum tulang Bahan

makanan hewani yang umum dikonsumsi untuk mencukupi kebutuhan lemak

tubuh salah satunya adalah daging sapi. Menurut Setyanti (2013), kandungan

lemak pada daging sapi cukup banyak, yaitu sekitar 13,9 gr per 100 gr daging

sapi. Lemak daging berwarna putih dan terdapat pada beberapa bagian daging.

Analisis terhadap lemak dapat dilakukan dengan dua cara yaitu analisis

kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif dapat dilakukan dengan tujuan

mengetahui sifat lemak, yang meliputi kelarutan, kepolaran, kejenuhan lipid, dan

ketengikan lipid (Stepani dkk., 2013). Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan

untuk mengetahui kandungan lemak pada suatu bahan pangan. Metode analisis

lemak ada berbagai macam, antara lain dengan metode Soxhlet, metode Babcock,

Weibull, dan lain-lain. Meskipun metode analisis lemak bermacam-macam, pada

dasarnya dapat dibedakan menjadi metode analisis kering dan basah. Dalam hal

ini, metode yang cocok digunakan untuk menganalisis bahan padat adalah metode

Soxhlet, sedangkan untuk bahan cair digunakan metode Babcock (Dina, 2013).

Daging merupakan padatan, sehingga untuk analisis lemak pada daging

dilakukan ekstraksi padat-cair untuk memisahkan lemak dengan menggunakan

suatu pelarut cair. Alat yang digunakan adalah ektraktor Soxhlet. Misalnya untuk

mengekstrak minyak non-atsiri (senyawa yang terdapat pada bahan alam yang

tidak mudah menguap). Larutan pengekstrak ditempatkan pada labu alas bulat.

Sampel yang telah dibungkus dengan kertas saring ditempatkan pada tabung

ektraktor. Bagian ujung atas merupakan pendingin Allihn atau pendingin bola.

Ekstraktor soxhlet ini merupakan ektraktor kontinyu, pelarut pada labu

dipanaskan dan akan menguap, terkondensasi pada pendingin, selanjutnya pelarut

akan masuk pada ektraktor. Apabila pelarut telah mencapai batas atas kapiler

pelarut yang telah kontak dengan sampel akan masuk pada labu, dan begitu

seterusnya (Lab Kimia Dasar FMIPA UGM, 2008). Gambar rangkaian ekstraktor

Soxhlet ditunjukkan pada Gambar 1.

Page 4: Analisis Kadar Lemak Dengan Metode Soxhlet

Prinsip analisis lemak dengan metode Soxhlet adalah ekstraksi lemak

dengan pelarut lemak seperti petroleum eter, petroleum benzena, dietil eter,

aseton, methanol, dan lain-lain. Prinsip lain dari metode Soxhlet ini adalah berat

lemak bahan uji diperoleh dengan cara memisahkan lemak dengan pelarutnya,

misalnya dengan menguapkan pelarut melalui pemanasan (Nurcholis, 2013).

Setelah didapatkan minyak melalui proses ekstraksi Soxhlet, berat minyak/lemak

yang terkandung dalam bahan uji dapat ditentukan dengan rumus berikut.

% lemak = berat lemak (g)berat sampel (g)

x 100%

Gambar 1. Rangkaian Ekstraktor Soxhlet

Menurut Budimarwanti (tanpa tahun), penentuan kadar minyak atau lemak

suatu bahan yang dilakukan dengan alat ekstraktor Soxhlet merupakan cara

ekstraksi yang efisien, karena pelarut yang digunakan dapat diperoleh kembali.

Dalam penentuan kadar minyak atau lemak, bahan yang diuji harus cukup kering,

karena jika masih basah selain memperlambat proses ekstraksi, air dapat turun ke

dalam labu dan akan mempengaruhi dalam perhitungan (Ketaren, 1986, dalam

Budimarwanti, tanpa tahun). Banyak hal yang mempengaruhi kemurnian lemak

yang diekstraksi melalui ekstraksi Soxhlet. Hal tersebut disebabkan pada waktu

ekstraksi lemak dengan pelarut lemak masih terdapat zat lain seperti phospolipid,

sterol, asam lemak bebas, pigmen, karotenoid, dan klorofil. Oleh karena itu, hasil

analisis lemak ditetapkan sebagai lemak kasar.

Page 5: Analisis Kadar Lemak Dengan Metode Soxhlet

D. ALAT DAN BAHAN

Bahan:

Petroleum Eter

Daging sapi 100 gram

Air

Kertas saring

Kapas

Alat:

Alat ekstraksi soxhlet lengkap dengan kondenser dan labu lemak (bowl)

Alat penangas uap: waterbath dengan suhu 55oC

Oven

Timbangan analitik

Beaker glass

E. CARA KERJA

Meny ediakan labu lemak yang ukurannya sesuai, keringkan 100 gram daging

dalam oven selama 24 jam

Menimbang berat daging setelah dioven hingga kering

Membungkus daging kering dengan kertas saring bebas minyak dan tutup dengan

kapas wol

Meletakkan kertas saring berisi sampel dalam alat ekstraksi Soxhlet

Memasang kondensor di atas alat ekstraksi dan memasang labu lemak di

bawahnya.

Menuangkan pelarut petroleum eter ke dalam labu lemak secukupnya

Menunggu refluks sampai pelarut turun kembali ke labu lemak

Page 6: Analisis Kadar Lemak Dengan Metode Soxhlet

Menimbang beaker glass kosong dan mencatat hasilnya

Mengambil hasil ekstraksi pada labu lemak dan memindahkannya ke dalam

beaker glass

Menguapkan petroleum eter yang masih terdapat bersama lemak yang diekstraksi

Menimbang berat beaker glass yang berisi ekstrak lemak, mencatat hasilnya dan

menghitung kadar lemak 100 gram daging.

F. DATA PENGAMATAN

Bahan Berat daging (gram)

Daging sapi awal (segar) 100

Daging sapi setelah dioven selama

24 jam

18,9

Beaker glass + Minyak hasil

ekstraksi

57,3*

*Keterangan: berat beaker glass kosong = 57,14 gram

G. ANALISIS DATA

Pada praktikum ini kami menganalisis kandungan lemak yang terdapat

dalam daging sapi. Daging sapi segar seberat 100 gram dikeringkan di dalam oven

selama 24 jam agar hilang kandungan airnya. Setelah 24 jam, daging ditimbang

dan didapatkan berat daging kering adalah 18,9 gram. Daging kering kemudian

dimasukkan ke dalam kertas saring dan diekstrak menggunakan metode Soxhlet

dengan pelarut petroleum eter. Setelah melalui proses ekstraksi, lemak yang

berada dalam bentuk minyak dan masih tercampur dengan petroleum eter diambil

dari labu lemak dan dipindah ke dalam beaker glass. Sebelumnya, beaker glass

ditimbang terlebih dahulu dalam keadaan kosong dan diketahui bahwa berat

kosong beaker glass adalah 57,14 gram. Setelah petroleum eter menguap dan

Page 7: Analisis Kadar Lemak Dengan Metode Soxhlet

hanya tersisa minyak di dalam beaker glass, beaker glass kembali ditimbang dan

didapatkan hasil yaitu 57,3 gram.

Dengan demikian, berat minyak yang terekstrak dari daging sapi adalah

dapat diketahui dengan perhitungan berikut.

Berat minyak = berat beaker glass + minyak – berat beaker glass kosong

= 57,3 – 57,14 gram

= 0,16 gram

Setelah berat minyak yang terekstraksi diketahui, dapat diketahui kandungan

lemak dalam daging sapi yang diuji melalui perhitungan berikut.

% lemak = berat lemak (g)

berat sampel (g) x 100%

= 0,16100

x 100%

= 0,16%

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka dapat diketahui bahwa kadar lemak

dalam daging sapi yang diuji adalah sebanyak 0,16 gram atau 0,16% dari

keseluruhan berat daging sapi.

H. PEMBAHASAN

Pada praktikum ini kami melakukan analisis lemak pada bahan uji yang

telah ditentukan, yaitu daging sapi. Daging sapi yang segar telah ditimbang

seberat 100 gram kemudian dioven selama 24 jam hingga daging menjadi sangat

kering. Pemanasan yang dilakukan hingga daging benar-benar kering

dimaksudkan agar kandungan air dalam daging hilang. Pemanasan harus

dilakukan secepatnya, dan dihindari suhu yang terlalu tinggi. Kandungan air harus

benar-benar habis, karena apabila bahan masih mengandung air yang tinggi maka

bahan pelarut akan sulit masuk ke jaringan sehingga ekstraksi lemak oleh pelarut

tidak efisien. Selain itu, adanya air akan menyebabkan zat-zat yang ada di dalam

air ikut pula terekstraksi bersama lemak sehingga hasis analisis kurang

mencerminkan keadaan sebenarnya. Setelah kering, daging ditimbang seberat 18,9

gram

Metode yang dipilih untuk menganalisis lemak daging dalam praktikum

ini adalah metode Soxhlet. Metode ini dipilih karena metode ini efisien, karena

Page 8: Analisis Kadar Lemak Dengan Metode Soxhlet

selama proses ekstraksi berlangsung pelarut yang digunakan dapat diperoleh

kembali (Budimarwati, tanpa tahun). Prinsip metode ini adalah adalah ekstraksi

lemak dengan pelarut lemak. Salah satu pelarut lemak yang dapat digunakan

adalah petroleum eter. Minyak yang mempunyai sifat tidak larut dalam air dan

dapat larut dalam pelarut yang disebutkan di atas karena lemak dan minyak

mempunyai polaritas yang sama dengan pelarut tersebut (Astuti dan Gardjito,

1986). Prinsip kedua yaitu berat lemak bahan uji diperoleh dengan cara

memisahkan lemak dengan pelarutnya, misalnya dengan menguapkan pelarut

melalui pemanasan (Nurcholis, 2013).

Daging yang kering dimasukkan ke dalam thimble yang terbuat dari kertas

saring. Di atas sampel di dalam thimble diletakkan kapas bebas lemak sebagai

penutup agar partikel bahan tidak ikut terrbawa aliran pelarut. Selanjutnya

dipasang labu lemak dan kondensor. Petroleum eter pada labu dipanaskan di

waterbath akan menguap pada suhu 55oC, terkondensasi pada pendingin,

selanjutnya pelarut akan masuk pada ektraktor. Apabila pelarut telah mencapai

batas atas kapiler pelarut yang telah kontak dengan sampel akan masuk pada labu,

dan begitu seterusnya (Lab Kimia Dasar FMIPA UGM, 2008). Ekstraktor soxhlet

ini merupakan ektraktor kontinyu, sehingga proses ekstraksi berlangsung terus

menerus hingga pelarut yang turun kembali ke labu lemak berwarna jernih. Proses

yang kontinyu ini berlangsung selama minimal 5 jam (Nurcholis, 2013).

Setelah terekstraksi, lemak yang telah turun ke labu lemak bersama

petroleum eter diambil dan dipindah ke dalam beaker glass. Setelah dilakukan

analisis data, ternyata berat minyak yang terekstraksi dari daging adalah seberat

0,16 gram atau meliputi 0,16% dari keseluruhan berat daging. Berat lemak

didapatkan dengan memisahkan lemak dari petroleum eternya. Pemisahan

idealnya dilakukan dengan penguapan pada penangas air hingga ekstrak menjadi

pekat, kemudian dikeringkan dalam oven sampai diperoleh berat konstan pada

suhu 100oC. Namun pada praktikum ini pemisahan dilakukan dengan menguapkan

petroleum eter tanpa penangas, cukup dibiarkan kontak dengan udara (diangin-

anginkan) hingga diperoleh minyak.

Berat minyak daging sapi yang didapatkan dari proses ekstraksi pada

praktikum ini terbilang sangat kecil, yaitu hanya 0,16 gram. Setyanti (2013)

Page 9: Analisis Kadar Lemak Dengan Metode Soxhlet

menyebutkan bahwa kandungan lemak pada daging sapi cukup banyak, yaitu

sekitar 13,9 gr per 100 gr daging sapi. Lemak daging berwarna putih dan terdapat

pada beberapa bagian daging. Karena kandungan lemaknya dinilai cukup banyak,

masyarakat banyak memilih daging sapi sebagai salah satu alternatif sumber

lemak hewani. Pada praktikum ini angka yang kami dapatkan sangat jauh dari

yang 13,9 gram. Hal ini dapat disebabkan oleh ketidaksempurnaan proses

ekstraksi yang telah dilakukan.

Menurut Nurcholis (2013), proses ekstraksi dengan metode Soxhlet ini

dilakukan minimum selama 5 jam. Pada rentang waktu 5 jam ini, terus terjadi

refluks pelarut yang turun kembali ke labu lemak dan pada akhirnya pelarut yang

turun tersebut menjadi jernih menandakan bahwa lemak telah terekstraksi

seluruhnya dan proses ekstraksi dianggap selesai. Proses ekstraksi memakan

waktu yang lama karena pelarut juga tidak bisa melarutkan sejumlah besar lemak

pada daging dalam sekaligus, sehingga pelarut akan terus menerus diuapkan,

didinginkan, melarutkan kembali dan jatuh ke labu lemak, menguap lagi, dan

seterusnya. Petroleum eter juga butuh waktu untuk dapat menembus jarigan

daging agar lemak dari seluruh bagian daging terekstraksi.

Pada praktikum ini, refluks terjadi tidak sampai 5 jam, mungkin hanya

sekitar 3 jam. Sehingga, sangat dimungkinkan tidak semua lemak terlarut pada

rentang waktu tersebut sehingga hasil yang didapatkan sangat kecil. Selain itu,

Nurcholis (2013) menyebutkan untuk sampel yang dimasukkan ke dalam thimble

dan kertas saring itu dalam keadaan/bentuk tepung. Kemungkinan hal ini

dimaksudkan agar seluruh lemak dapat dilarutkan oleh petroleum eter. Dalam

praktikum ini, daging kering masih dalam bentuk kepingan-kepingan yang cukup

tebal sehingga lemak yang terlarut kemungkinan hanya yang berada di permukaan

sedangkan lemak bagian dalam daging masih belum terekstrak. Jika memang

benar demikian, maka dapat dipahami bahwa berat lemak yang didapatkan dari

praktikum ini jauh lebih kecil dari yang telah diteliti sebelumnya.

I. KESIMPULAN

1. Prinsip dasar analisis lemak dengan metode Soxhlet adalah ekstraksi

lemak dengan pelarut lemak yaitu petroleum eter. Berat lemak bahan uji

Page 10: Analisis Kadar Lemak Dengan Metode Soxhlet

diperoleh dengan cara memisahkan lemak dengan pelarutnya, misalnya

dengan menguapkan pelarut melalui pemanasan. Dalam praktikum ini,

pemisahan lemak dengan petroleum eter dilakukan dengan penguapan

biasa (diangin-anginkan).

2. Kadar lemak dalam daging sapi yang diuji adalah 0,16 gram atau 0,16%

dari keseluruhan berat daging.

J. DAFTAR RUJUKAN

Astuti, M. dan Gardjito, N. 1986. Pangan dan Gizi. Yogyakarta: PAU Pangan Gizi Universitas Gadjah Mada.

Budimarwanti, C. Tanpa tahun. Analisis Lipida Sederhana dan Lipida Kompleks. (Online). http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/analisis%20lipid.pdf. Diakses tanggal 30 April 2013.

Dina. 2013. Analisis Kadar dan Sifat Fisikokimia Lemak/Minyak. (Online). http://mizuc.blogspot.com/2013/02/analisis-kadar-dan-sifat-fisikokimia.html. Diakses tanggal 30 April 2013.

Lab Kimia Dasar FMIPA UGM. 2008. Pengenalan Alat Laboratorium – Ekstraktor. http://labkd.blog.ugm.ac.id/. Diakses tanggal 30 April 2013.

Nurcholis, Mochamad. 2013. Praktikum Analisa Pangan – Analisa Lemak dan Minyak. (Online). http://mnurcholis.lecture.ub.ac.id/files/2013/03/AZG-Lemak.pdf. Diakses tanggal 30 April 2013.

Setyanti, C. A. 2013. Trik Menghilangkan Lemak Daging. (Online). http://health.kompas.com/read/2013/03/13/08340932/Trik.Menghilangkan.Lemak.Daging. Diakses tanggal 30 April 2013.

Stepani, F. I., dkk. 2013. Analisis Lipid. (Online). http://staff.ui.ac.id/internal/131668156/material/Kel-01-ANALISISLIPID.ppt. Diakses tanggal 30 April 2013.