55
DISUSUN OLEH: KELOMPOK III Afia Ramadhani (XX-03) Deborah Basa (XX-17) Diema Octaviani (XX-22) Faradisa Anintya (XX-27) Ilma Nurlaili (XX-32) Putu Indah (XX-41) Salsabila Nur (XX-46) Shadira Fianni (XX-51) Tiara Hasna R (XX-55) Zahra R (XX-60) SMAN 3 BANDUNG

ANALISIS KADERISASI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sebuah analisis kaderisasi di SMAN rvbxsnrtfgbsdgersgvdfgsdfdgfdsgdsdgdfgdfgsfgsgsdgdgb dedfdedede decefcecf edewdxeddx

Citation preview

Page 1: ANALISIS KADERISASI

LKS LIX

Derian Febrianto(XY-05)

Farraz Akbar(XY-10)

Ikrar R P(XY-19)

Malna Widahta (XY-24)

M Fajar Pratama(XY-29)

M Ghiffari(XY-33)

M Naufal A

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK III

Afia Ramadhani(XX-03)

Deborah Basa (XX-17)

Diema Octaviani (XX-22)

Faradisa Anintya (XX-27)

Ilma Nurlaili (XX-32)

Putu Indah(XX-41)

Salsabila Nur(XX-46)

Shadira Fianni(XX-51)

Tiara Hasna R (XX-55)

Zahra R(XX-60)

SMAN 3 BANDUNG

Page 2: ANALISIS KADERISASI

1 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

rahmat dan kanuria-Nya kami dapat membuat dan menyelesaikan karya tulis ini.

Proses pembuatan karya tulis ini memakan waktu kurang lebih dua minggu, dari

mulai analisis masalah, hingga proses penyuntingan.

Karya tulis ini berisi tentang kaderisasi organisasi-organisasi di SMAN 3

Bandung. Dalam karya tulis ini juga dijelaskan tentang pengertian dan penjabaran

tentang beberapa organisasi berikut proses kaderisasinya.

Tujuan kami membuat karya tulis ini adalah untuk memenuhi tugas dalam

kegiatan Latihan Kepemimpian Siswa sekaligus melatih kami dalam pembuatan

karya tulis ilmiah yang baik dan benar, juga memberikan informasi kepada pembaca

tentang kaderisasi dalam organisasi.

Terima kasih kami ucapkan kepada Kang Gemma Noor Febryana dan Panitia

LKS LIX yang telah mengizinkan kami untuk membuat dan membimbing

membimbing dalam proses pembuatan karya tulis ini. Kami juga mengucapkan

terima kasih kepada teman-teman yang sudah membantu dalam penyempurnaan

karya tulis ini.

Mohon maaf atas banyaknya kekurangan dalam karya tulis ini, kami harap

Anda dapat memaklumi sekaligus memberikan saran untuk kemajuan kita semua.

Aamiin.

Bandung, Maret 2012

Penulis

Derian Febrianto(XY-05)

Farraz Akbar(XY-10)

Ikrar R P(XY-19)

Malna Widahta (XY-24)

M Fajar Pratama(XY-29)

M Ghiffari(XY-33)

M Naufal A

Page 3: ANALISIS KADERISASI

2 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

DAFTAR ISI

A. Kata Pengantar ................................................................................... 1

B. Daftar Isi ............................................................................................. 2

BAB I

A. Pendahuluan

Latar Belakang ............................................................................. 3

Tujuan ......................................................................................... 4

Permasalahan dan Rumusan Masalah ......................................... 4

Manfaat ....................................................................................... 4

Metode Penelitian ...................................................................... 4

Sistematika Penulisan ................................................................. 5

BAB II

A. Kajian Teoritis .................................................................................... 6

B. Metode Penelitian ............................................................................. 10

C. Pembahasan Masalah ........................................................................ 10

BAB III

A. Simpulan ............................................................................................ 34

B. Saran .................................................................................................. 35

C. Daftar Pustaka .................................................................................... 36

D. Lampiran ............................................................................................ 37

Page 4: ANALISIS KADERISASI

3 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Kaderisasi berasal dari kata dasar kader. Dari kamus Besar Bahasa

Indonesia kader adalah “orang yang diharapkan memegang peran penting di

dalam organisasi pemerintahan, partai, dsb.” Kader diambil dari istilah yang

diperkenalkan Lenin pada masa pembentukan Partai Komunis Sovyet. Kader

adalah orang atau kumpulan orang yang dibina oleh suatu lembaga

kepengurusan dalam sebuah organisasi, baik sipil maupun militer, yang

berfungsi sebagai 'pemihak' dan atau membantu tugas dan fungsi pokok

organisasi tersebut (Nano Wijaya). Dalam hal membantu tugas dan fungsi

pokok organisasi tersebut, seorang kader dapat berasal dari luar organisasi

tersebut dan biasanya merupakan simpatisan yang berasaz dan bertujuan

sama dengan institusi organisasi yang membinanya (Nano Wijaya). Pada

umumnya penggunaan kata 'kader' sangat lekat pada partai politik, namum

organisasi kemasyarakatan dan organisasi dalam sekolah juga mempunyai

kader-kader yang berfungsi sebagai seseorang yang berperan penting dalam

organisasi tersebut.

Sedangkan kaderisasi atau pengaderan adalah proses, cara, perbuatan

mendidik atau membentuk seseorang menjadi kader atau generasi penerus

sesuai kebutuhan zaman yang akan datang. Kaderisasi merupakan usaha

pembentukan seorang kader secara terstruktur dalam organisasi yang

biasanya mengikuti suatu silabus tertentu.

Dewasa ini, kaderisasi hanyalah bentuk perpeloncoan atau doktrin yang

tidak memberikan keuntungan bagi para calon kader. Bagaimanakah proses

kaderisasi yang benar dan relevan antara input-proses-outputnya? Apa saja

yang saat ini dilaksanakan dalam kegiatan kaderisasi?

Maka dari itu dalam karya tulis ini akan dikupas dan dijelaskan

serangkaian masalah tentang kaderisasi dalam organisasi-oraganisasi di

lingkungan Sekolah Menengah Atas.

Page 5: ANALISIS KADERISASI

4 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

1.2 Tujuan

Memberikan informasi tentang proses kaderisasi organisasi

Menyadarkan dan mempertegas kaderisasi yang baik dan relevan

Untuk memenuhi tugas LKS LIX

1.3 Permasalahan dan Rumusan Masalah

Apa itu Kaderisasi?

Bagaimana proses kaderisasi yang terjadi dalam organisasi-organisasi

di SMA?

Apa saja kelebihan dan kekurangan kaderisasi?

Bagaimana proses kaderisasi yang relevan antara input-proses-

outpunya?

1.4 Manfaat

Sebagai wacana bagi semua orang

Sebagai pengetahuan tentang apa itu kaderisasi

Sebagai salah satu aspirasi masyarakat tentang kaderisasi organisasi

tingkat SMA

1.5 Metode Penelitian

Dalam karya tulis ini, digunakan metode deskriptif yaitu metode

penelitian non hipotesis yang hanya menggambarkan suatu data yang

diperoleh dari hasil informasi yang telah ada dan wawancara ke

lapangan secara langsung dengan beberapa orang yang bersangkutan.

Sedangkan sumber datanya berasal dari internet dan observasi.

Page 6: ANALISIS KADERISASI

5 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

1.6 Sistematika Penulisan

A. Kata Pengantar

B. Daftar Isi

BAB I

A. Pendahuluan

Latar Belakang

Tujuan

Permasalahan dan Rumusan Masalah

Manfaat

Metode Penelitian

Sistematika Penulisan

BAB II

A. Kajian Teoritis

B. Metode Penelitian

C. Pembahasan Masalah

C.I Analisis Kaderisasi PKC.II Analisis Kaderisasi OSISC.III Analisis Kaderisasi Ekstrakulikuler JamadagniC.IV Analisis Kaderisasi Ekstrakulikuler DKMC.V Analisis Kaderisasi Ekstrakulikuler KANST

C.VI Analisis Kaderisasi Ekstrakulikuler SPeDC.VII Analisis Kaderisasi Ekstrakulikuler T’sTC.VIII Analisis Kaderisasi Ekstrakulikuler BM 3C.IX Analisis Kaderisasi Ekstrakulikuler KOMISI 3C.X Analisis Kaderisasi Ekstrakulikuler BAND 3C.XI Analisis Kaderisasi Ekstrakulikuler KV 3C.XII Analisis Kaderisasi Ekstrakulikuler UBBAS 3

BAB III

A. Kesimpulan

B. Saran

C. Daftar Pustaka

D. Lampiran

Page 7: ANALISIS KADERISASI

6 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

BAB II

A. Kajian Teoritis

Kaderisasi merupakan hal penting bagi sebuah organisasi, karena

merupakan inti dari kelanjutan perjuangan organisasi ke depan. Tanpa kaderisasi,

rasanya sangat sulit dibayangkan sebuah organisasi dapat bergerak dan melakukan

tugas-tugas keorganisasiannya dengan baik dan dinamis. Kaderisasi adalah sebuah

keniscayaan mutlak membangun struktur kerja yang mandiri dan berkelanjutan.

Fungsi dari kaderisasi adalah mempersiapkan calon-calon (embrio) yang siap

melanjutkan tongkat estafet perjuangan sebuah organisasi. Kader suatu organisasi

adalah orang yang telah dilatih dan dipersiapkan dengan berbagai keterampilan dan

disiplin ilmu, sehingga dia memiliki kemampuan yang di atas rata-rata orang umum.

Bung Hatta pernah menyatakan kaderisasi dalam kerangka kebangsaan, “Bahwa

kaderisasi sama artinya dengan menanam bibit. Untuk menghasilkan pemimpin

bangsa di masa depan, pemimpin pada masanya harus menanam.”

Dari sini, pandangan umum mengenai kaderisasi suatu organisasi dapat

dipetakan menjadi dua ikon secara umum. Pertama, pelaku kaderisasi (subyek). Dan

kedua, sasaran kaderisasi (obyek). Untuk yang pertama, subyek atau pelaku

kaderisasi sebuah organisasi adalah individu atau sekelompok orang yang

dipersonifikasikan dalam sebuah organisasi dan kebijakan-kebijakannya yang

melakukan fungsi regenerasi dan kesinambungan tugas-tugas organisasi. Sedangkan

yang kedua adalah obyek dari kaderisasi, dengan pengertian lain adalah individu-

individu yang dipersiapkan dan dilatih untuk meneruskan visi dan misi organisasi.

Sifat sebagai subyek dan obyek dari proses kaderisasi ini sejatinya harus memenuhi

beberapa fondasi dasar dalam pembentukan dan pembinaan kader-kader organisasi

yang handal, cerdas dan matang secara intelektual dan psikologis.

Sebagai subyek atau pelaku, dalam pengertian yang lebih jelas adalah seorang

pemimpin. Bagi Bung Hatta, kaderisasi sama artinya dengan edukasi, pendidikan!

Pendidikan tidak harus selalu diartikan pendidikan formal, atau dalam istilah Hatta

“sekolah-sekolahan”, melainkan dalam pengertian luas. Tugas pertama-tama

Page 8: ANALISIS KADERISASI

7 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

seorang pemimpin adalah mendidik. Jadi, seorang pemimpin hendaklah seorang

yang memiliki jiwa dan etos seorang pendidik. Memimpin berarti menyelami

perasaan dan pikiran orang yang dipimpinnya serta memberi inspirasi dan

membangun keberanian hati orang yang dipimpinnya agar mampu berkarya secara

maksimal dalam lingkungan tugasnya. Sedangkan sebagai obyek dari proses

kaderisasi, sejatinya seorang kader memiliki komitmen dan tanggung jawab untuk

melanjutkan visi dan misi organisasi ke depan. Karena jatuh-bangunnya organisasi

terletak pada sejauh mana komitmen dan keterlibatan mereka secara intens dalam

dinamika organisasi, dan tanggung jawab mereka untuk melanjutkan perjuangan

organisasi yang telah dirintis dan dilakukan oleh para pendahulu-pendahulunya.

Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam hal kaderisasi adalah potensi dasar

sang kader. Potensi dasar tersebut sesungguhnya telah dapat dibaca melalui

perjalanan hidupnya. Sejauh mana kecenderungannya terhadap problema-

problema sosial lingkungannya.

Jadi, di sana ada semacam landasan berfikir atau filosofi kaderisasi yang

harus mendapatkan porsi perhatian oleh setiap organisasi/pergerakan. Yaitu: harus

ditemukan upaya mencari bibit-bibit unggul dalam kaderisasi. Subyek harus mampu

menawarkan visi dan misi ke depan yang jelas dan memikat, serta menawarkan

romantika dinamika organisasi yang menantang bagi para kader yang potensial,

sehingga mereka dengan senang hati akan terlibat mencurahkan segenap

potensinya dalam kancah organisasi. Untuk dapat menjalankan peran tersebut,

maka organisasi atau sebuah pergerakan harus terlebih dahulu mematangkan visi-

misi mereka; dan termasuk sikap mereka terhadap persoalan mendesak dan aktual

kemasyarakatan; serta pada saat yang sama tersedianya para pengkader yang

handal, untuk menggarap bibit-bibit potensial tadi. Kader-kader potensial, setelah

mereka memahami dan meyakini pandangan dan sistem yang telah

diinternalisasikan, maka jiwanya akan terpacu untuk bekerja, berkarya dan

berkreasi seoptimal mungkin. Maka, di sini, organisasi/pergerakan dituntut untuk

dapat mengantisipasi dan menyalurkannya secara positif. Dan memang sepatutnya

organisasi/pergerakan mampu melakukannya, karena bukankah yang namanya

Page 9: ANALISIS KADERISASI

8 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

organsiasi/pergerakan berarti terobsesi progresif bergerak maju dengan satu

organisasi yang efisien dan efektif, bukan sebaliknya?

Belakangan ini, sudah dimulai upaya ke arah kaderisasi yang berorientasi

pada karya dan aksi sosial dalam level general, berupa penumbuhan dan stimulasi

etos intelektual dan sosial. Menurut hemat saya, kaderisasi yang ideal hanya

berbicara tentang tiga hal, yaitu input, proses dan output¹. Ketiga hal tersebut akan

dijelaskan lebih terperinci sebagai berikut,

Pertama: Input. Dalam tahap ini kita harus benar-benar mengetahui keadaan yang

terjadi dari inputan kaderisasi itu sendiri serta mengetahui keadaan lingkungan

tempat kita akan membuat kaderisasi. pengumpulan data-data input ini dapat

dikumpulkan dengan berbagai cara seperti wawancara, observasi, pengambilan

data dan lain-lain. kita harus benar-benar mencari data yang valid guna mencapai

sebuah kaderisasi yang tepat guna dan betul-betul dibutuhkan.

Kedua: Proses. tahapan ini terjadi apabila kita telah berbicara mengenai input

maupun output. Proses inilah yang akan menentukan terwujudnya perubahan input

menjadi output. Proses ini juga yang akan menentukan berhasil tidaknya dari

sebuah kaderisasi itu sendiri. Kita memiliki banyak cara untuk dapat mengubah

input yang kita dapatkan agar menjadi output yang kita harapkan.

Ketiga: Output. Dalam tahap ini kita akan membicarakan tentang akan diapakan

dan dijadikan apa inputan ini, dari titik inilah tujuan kaderisasi didapatkan. Output

dapat dikatakan sebagai tujuan dari kaderisasi ini. Ketiga bagian itulah yang harus

benar-benar dimanfaatkan oleh panitia kaderisasi agar kaderisasinya dapat

dikatakan tepat guna dan tidak menyimpang.

Jika dilihat dengan teori Golden Circle², kaderisasi merupakan sebuah problema

yang dapat dilihat dari 3 pertanyaan pokok yaitu, HOW, WHAT dan WHY.

¹ Gema Noor Febryana, Kumpulan Tulisan&Modul Pembelajaran, (Bandung:2012), hlm 29-30² Gema Noor Febryana, Kumpulan Tulisan&Modul Pembelajaran “by Rustly Lindquist”, (Bandung:2012), hlm 29-30

Page 10: ANALISIS KADERISASI

9 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

WHAT. What merupakan kaderisasi-kaderisasi organisasi itu sendiri

HOW. How adalah sudut pandang kasus kedua yang berada diantara WHAT dan

WHY. Dalam how, akan muncul pertanyaan bagaimana cara membuat kaderisasi

yang efektif, baik dan efisien? Kaderisasi dapat dilaksanakan dengan prosedur-

prosedur yang tepat guna dan tetap relevan dengan inputan yang didapat, proses

yang diwujudkan dan output yang dihasilkan sehingga kegiatan kaderisasi ini dapat

menghasilkan penerus atau kader-kader yang sesuai dengan apa yang diharapkan

organisasi tersebut.

WHY. Kata tanya terakhir yang merupakan inti dari permasahan. Why? Atau

mengapa kaderisasi itu penting? Karena seperti kita ketahui, setiap organisasi

apapun memerlukan regenerasi agar dapat melanjutkan, menghidupkan dan

mengembangkan organisasi tersebut menjadi lebih baik dan baik lagi.

Teori Golden Circle memberikan kemudahan bagi kita dalam menganalisis setiap

masalah misalnya adalah kaderisasi. Dengan teori ini kita dapat mengetahui dengan

pasti alasan-alasan mengapa kaderisasi masih tetap dipertahankan dan tidak

dibumihanguskan seperti masalah dan problema kegiatan lainnya.

Kaderisasi merupakan kebutuhan internal organisasi yang tidak boleh tidak

dilakukan. Layaknya sebuah hukum alam, ada proses perputaran dan pergantian di

sana. Namun satu yang perlu kita pikirkan, yaitu format dan mekanisme yang

komprehensif dan mapan, guna memunculkan kader-kader yang tidak hanya

mempunyai kemampuan di bidang manajemen organisasi, tapi yang lebih penting

adalah tetap berpegang pada komitmen sosial dengan segala dimensinya.

Sukses atau tidaknya sebuah institusi organisasi dapat diukur dari

kesuksesannya dalam proses kaderisasi internal yang di kembangkannya. Karena,

wujud dari keberlanjutan organisasi adalah munculnya kader-kader yang memiliki

kapabilitas dan komitmen terhadap dinamika organisasi untuk masa depan.

Page 11: ANALISIS KADERISASI

10 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

B. Metode Penelitian

Dalam karya tulis ini, digunakan metode deskriptif yaitu metode penelitian

non hipotesis yang hanya menggambarkan suatu data yang diperoleh dari hasil

informasi yang telah ada dan wawancara ke lapangan secara langsung dengan

beberapa orang yang bersangkutan. Sedangkan sumber datanya berasal dari

internet dan observasi.

C. Pembahasan

C.I Analisis Kaderisasi PK

Bab ini akan menjelaskan pengertian dan tujuan OST, syarat-syarat

mengikuti OST, metode pengajaran, metode penyeleksian , flow, kelebihan dan

kekurangan OST.

C.I.I Pengertian dan Tujuan OST

Organization Skill Training (OST) adalah sebuah kaderisasi yang bertujuan

untuk melatih soft skill dan melatih kemampuan berorganisasi juga mencari

anggota-anggota baru Perwakilan Kelas (PK) SMAN 3 Bandung. OST bersifat

fleksibel, bisa berubah tiap tahun.

C.I.II Syarat Mengikuti OST

Ketika open recruitment OST, calon peserta harus menyerahkan formulir

pendaftaran serta surat persetujuan orang tua. Setelah itu akan ada pemberitahuan

selanjutnya.

C.I.III Metode pengajaran

Ada beberapa metode dalam OST untuk melatih soft skill dan kemampuan

berorganisasi pada peserta, yaitu:

Page 12: ANALISIS KADERISASI

11 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

• Pemberian materi dan simulasi

Peserta OST akan diberikan materi dalam bentuk presentasi dan penerapan

materi itu (simulasi) tentang ilmu-ilmu dasar berorganisasi. Pemateri adalah

alumni SMAN 3 Bandung. Disini ada komunikasi 2 arah . Materi dan simulasi

yang biasa diberikan adalah:

• Studi Kasus

Peserta diberi permasalahan yang menyangkut materi-materi yang

telah diberikan dan peserta dituntut untuk memberi solusi dan

pemecahannya terhadap permasalahan yang ada.

• Konvensional

Panitia memberikan materi umum dan melakukan pembinaan terhadap

materi yang diberikan. Hanya ada komunikasi searah.

C.I.IV Metode Penyeleksian

Ada beberapa metode dalam OST untuk mencari para anggota PK yang baru,

yaitu:

• Wawancara

Wawancara adalah langkah awal untuk mengetahui sesosok

individu itu seperti apa. Ada beberapa aspek yang dinilai dalam wawancara

OST:

Organisasi

Kepemimpinan dan manusia

pembelajar

Visi misi

Influence

Kritis kreatif

Problem solving, decision making

(PSDM)

Managemen waktu

Teamwork dan team building

Page 13: ANALISIS KADERISASI

12 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

- Kelengkapan PSAS

- Visi Misi

- 7S

• Penilaian

Tim penilai menilai keaktifan, perkembangan, dan perilaku peserta

selama OST berlangsung. Sebagai contoh, di suatu simulasi yang diberikan,

tim penilai akan menilai satu persatu sifat peserta :

• Pendekatan

Panitia mencoba mengetahui keseharian dan karakter asli dari peserta lewat

jurnal, kesalahan dan reward peserta , jejaring sosial, teman terdekat/relasi,

dan sumber lain yang mendukung.

• Reduksi

Dari semua data-data yang dikumpulkan ,pengamatan selama keseharian

dan selama OST, akhirnya anggota PK merundingkan siapa saja yang terpilih

menjadi anggota PK. Butuh waktu kurang lebih 5 jam untuk merundingkan.

Selain itu juga butuh ketelitian dan pemikiran yang matang dalam memilih.

Anggota yang tidak terpilih akan mendapatkan sertifikat yang menyatakan

bahwa peserta lulus OST .

Hari Keempat Simulasi: Kritis Kreatif

Replika lembar penilai OST 2011

- Organisasi

- Pandangan subjektif pewawancara*

*Pewawancara menuliskan kelebihan, kekurangan, dan sifat dari orang yang diwawancara secara subjektif di lembar wawancara. Lalu diberikan keterangan apakah dia layak masuk PK apa tidak dan ditanda tangan.

Page 14: ANALISIS KADERISASI

13 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

C.I.V Flow

Flow dari rangkaian kaderisasi harus bisa disusun dengan tepat agar

memberikan sebuah formulasi kaderisasi yang terbaik (Ridwansyah, 2008).

Flow dari OST dapat berubah tiap tahun untuk mengurangi mudah

ditebaknya acara OST. Tapi kita bisa ambil gambaran secara umum tentang

flow OST dari OST tahun 2011:

C.I.VI Kelebihan dan Kekurangan OST

Seperti kata salah satu orang bijak, tidak ada suatu sistem yang terbaik,

melainkan sistem yang selalu diperbaiki. Karena suatu sistem selalu memiliki

kelebihan dan kekurangan. OST pun memiliki kelebihan dan kekurangan:

(Malna XY-24 & Shadira XX-51)

Page 15: ANALISIS KADERISASI

14 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

C.II Analisis Kaderisasi OSIS

Untuk menghasilkan calon-calon pengurus OSIS yang berkualitas haruslah

ada kaderisasi terlebih dahulu. Tujuannya agar para calon kader mendapatkan ilmu

dalam berorganisasi. Sehingga jika kelak dia menjadi pengurus OSIS, ia akan bekerja

dengan baik dan benar. Selain mendapatkan ilmu berorganisasi, para calon kader

pun akan mendapatkan ilmu yang dapat ia terapkan dalam kehidupan sehari-

harinya.

Ada dua tahap kaderisasi yang harus dilalui untuk menjadi pengurus OSIS,

yaitu Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS) dan Latihan Kepemimpinan OSIS (LKO).

Namun, dalam LKS tidak hanya siswa siswi yang ingin menjadi pengurus OSIS saja

yang bisa ikut, namun LKS juga terbuka untuk siswa siswi yang ke depannya ingin

menjadi pengurus ekskul ataupun yang hanya ingin mendapatkan ilmu mengenai

kepemimpinan dan organisasi. Dalam mengikuti LKS, para calon kader harus

mengikuti tahapan-tahapan tertentu yaitu:

1. Tes fisik

2. Wawancara

3. Sidang pertanggungjawaban

4. Hari-hari LKS

Di tahapan-tahapan ini para calon kader diberikan materi-materi tentang

kepemimpinan dan organisasi, serta penekanan materi agar diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari. Dalam hari-hari LKS tersebut para peserta diberi materi

mengenai kepemimpinan. Terkadang, materi tersebut dituangkan dalam bentuk

permainan sehingga para peserta bisa praktik secara langsung.

Di setiap hari LKS, para peserta diberikan tugas. Kemudian di hari LKS berikutnya

tugas tersebut akan diperiksa oleh tatib. Dalam hal ini, kami diajarkan untuk

bertanggung jawab atas tugas yang diberikan. Peserta juga harus saling

mengingatkan kepada teman-temannya agar tugas tersebut selesai tepat waktu,

tidak egois dan harus peduli kepada teman-temannya. Kemudian, dalam LKS juga

Page 16: ANALISIS KADERISASI

15 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

peserta akan mengikuti evaluasi mengenai hari tersebut, diharapkan peserta LKS

bisa mengambil kesimpulan secara cepat dan tepat mengenai apa saja yang

didapatkan hari itu agar materi tersebut bisa dilakukan di kehidupan sehari-hari.

Dalam eval tersebut, peserta juga akan ditanya mengenai apa yang didapat di LKS

hari sebelumnya. Semua peserta LKS harus tahu mengenai materi yang didapat

termasuk yang sebelumnya tidak mengikuti LKS. Peserta diajarkan untuk berinisiatif.

Peserta yang mengikuti LKS berinisiatif memberi tahu teman yang tidak ikut,

sedangkan yang tidak ikut berinisiatif bertanya kepada teman yang ikut. Dengan ini,

setelah mengikuti LKS diharapkan para calon kader bisa menerapkan hal-hal yang ia

dapatkan dengan baik di kehidupan sehari-hari agar tujuan utama kaderisasi

tersebut dapat tercapai. Yaitu, membentuk calon-calon pemimpin yang baik denga

sikapnya yang bertanggung jawab, peduli, inisiatif, dan harus bisa mempangaruhi

bawahannya agar tujuan bersama dapat tercapai. (Afia XX-03 & Zahra XX-60)

C.III Analisis Kaderisasi Ekstrakulikuler Perhimpunan Pecinta

Alam Jamadagni

Bab ini akan menjelaskan pengertian dan tujuan pendidikan dasar (pendas)

Jamadagni, syarat-syarat mengikuti pendas, metode pengajaran, metode

penyeleksian, flow, kelebihan dan kekurangan pendas Jamadagni.

C.III.I Pengertian dan Tujuan Pendas Jamadagni

Pendas Jamadagni adalah sebuah kaderisasi yang dilakukan oleh kelompok

pecinta alam Jamadagni untuk menjadi seorang penjelajah alam sekaligus mencari

para anggota baru Jamadagni. Pendidikan pun di fokuskan pada fisik dan materi.

Karena untuk menjelajah alam seorang penjelajah alam membutuhkan fisik yang

kuat dan mental yang kuat untuk tetap konsisten. Pendas ini diset sedemikian rupa

sehingga nantinya peserta yang lulus pendas mampu bertahan di alam ketika

mereka terjebak dalam kondisi terburuk yang tidak diduga.

Page 17: ANALISIS KADERISASI

16 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

C.III.IISyarat-syarat Mengikuti Pendas

Pertama peserta harus mengumpulkan formulir pendaftaran beserta

data/arsip lainnya yang dibutuhkan. Lalu peserta pendas Jamadagni harus

mengikuti pra-pendas terlebih dahulu. Syarat lainnya yaitu peserta harus mengikuti

medical check-up. Bila tidak lulus, peserta tidak diizinkan mengikuti pendas. Aturan

yang terakhir, karena pendas selalu berbenturan dengan jadwal semester pendek

(SP), maka peserta tidak boleh terkena SP.

C.III.III Metode Pengajaran

Calon kader dipersiapkan untuk pendas itu sendiri dengan pra-pendas secara

fisik dan materi kelas. Didalamnya terdapat latihan fisik dan pemberian berbagai

materi kepenjelajahalaman. Lalu saat pendas mereka diajarkan dengan metode

learning by doing. Contoh materi yang disampaikan adalah sheltering, navigasi

basah dan kering, SAR, PPGD, soft skill, trap serta survival. Pendas sendiri

dilaksanakan di hutan sebenarnya.

Kaderisasi tidak hanya berujung pada pendas. Anggota Muda baru akan

menerima pendidikan lanjutan untuk 3 bidang kegiatan utama yang dilakukan PPA

Jamadagni yaitu Gunung Hutan (GH), Olah Raga Arus Deras (ORAD), dan Rock

Climbing (RC). Setelah semua rangkaian pendidikan lanjutan diterima, Anggota

Muda baru wajib melakukan ekspedisi ke salah satu gunung dengan ketinggian

minimal 3000 mdpl.

C.III.IV Metode Penyeleksian

Pendas ini menggunakan sistem seleksi alam. Artinya siapa yang bertahan

dia yang menang. Selama 7 hari pendas, akan ada peserta yang tidak kuat secara

fisik maupun mental melanjutkan pendas dan mengundurkan diri dari pendas, dan

yang tetap bertahan akan dilantik menjadi Anggota Muda baru Jamadagni.

Page 18: ANALISIS KADERISASI

17 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

C.III.V Flow

Flow saat pendas sangat tinggi. Peserta bisa saja hanya dimarah-marahi, tapi

bisa juga dibentak depan muka dan ditampar dengan alasan yang logis agar

membuat efek jera. Sehingga peserta memang harus kuat fisik dan mental.

C.III.VI Kelebihan dan Kekurangan Pendas Jamadagni

Pendas Jamadagni memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan:

(Naufal XY-38, Musa XY-42 & Salsabila XX-46)

C.IV Analisis Kaderisasi Ekstrakulikuler DKM

Bab ini akan menjelaskan tentang kaderisasi DKM, Tahapan-tahapan

kaderisasinya, juga kelebihan dan kekurangan kaderisasi DKM.

C.IV.I Kaderisasi DKM

Dalam membentuk kader, DKM membuat kaderisasi dengan tiga tahapan

utama. Kenapa dibuat tiga tahapan kaderisasi? Karena perubahan harus tahap demi

tahap agar perubahan konsisten, dan tahapannya itu sendiri dimulai dari

pengenalan nilai keislaman dan pembentukan pribadi muslim. Kaderisasi itu sendiri

tidak berujung pada tiga tahapan itu, tapi juga dilanjutkan dengan kaderisasi yang

Page 19: ANALISIS KADERISASI

18 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

berkelanjutan, yaitu mentoring rutin pekanan. mentoring bisa jadi sarana

pemantauan dan penjagaan setiap calon kader DKM putra dan putri.

C.IV.II Tahapan Kaderisasi DKM

Dalam membentuk kader, DKM membuat kaderisasi dengan tiga tahapan

utama. Tahapan pertama adalah pengenalan calon kader terhadap DKM dan dunia

Islam dan pemberian materi-materi ringan. Tahap duanya adalah tahap intensif dan

tingkat materinya lebih tinggi, tahap 3 adalah tahap lanjutan adalah LKOD, lebih

banyak materi, dilatih untuk memanage organisasi dan melebarkan sayap

dakwahnya.

C.IV.III Kelebihan dan Kekurangan Kaderisasi DKM

Kaderisasi DKM memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan:

(Farraz XY-10)

C.V Analisis Kaderisasi Ekstrakulikuler Keamanan Sekolah Tiga

(KANST)

Diklat merupakan proses kaderisasi awal dalam KANST untuk mencetak

kader-kader yang berkualitas. Mengenai bagaimana diklat KANST itu sendiri,

merupakan rahasia organisasi. Input, proses, serta output masih sangat relevan

dikarenakan 3 aspek tersebut tetap berjalan sesuai prosedur.

Page 20: ANALISIS KADERISASI

19 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

Seluruh siswa SMA Negeri 3 Bandung merupakan objek, sedangkan yang

dijadikan subjek disini adalah para calon kader yang akan ditempa dengan cukup

berat untuk menjadi kader-kader yang berkualitas.

KANST memiliki banyak cara untuk menarik minat para siswa SMA Negeri 3

Bandung agar masuk KANST, dapat dibilang KANST memiliki publikasi khusus, dan

hanya diketahui oleh KANST itu sendiri. (Diema XX-22)

C.VI Analisis Kaderisasi Ekstrakulikuler Suara Pelajar Debat 3

Dalam organisasi SPeD, dari generasi ke generasi selalu diadakan kaderisasi.

Di tahun 2000 ekskul ini tercetus untuk sebuah wadah para siswa SMAN 3 Bandung

yang memiliki minat dan bakat dalam hal seni berbicara. Kaderisasi pun berawal

pada tahun 2001. Dalam kaderisasi SPeD dibagi menjadi beberapa tahap, yang

pertama adalah STUDAS (Studi Dasar) 1, STUDAS 2, STUPUN (Studi Puncak) dan

MUBES (Musyawarah Besar).

Calon kader pada awalnya harus mendaftarkan diri mereka untuk mengikuti

Studas atau pun Stupun dengan cara SMS kepada panitia. Formatnya adalah:

SPeD (spasi) nama lengkap (spasi) kelas.

Setelah itu, mereka yang terdaftar akan mengikuti technical meeting yang

menjelaskan peraturan-peraturan selama studi dan tugas yang harus dikerjakan

untuk studi dasar 1. Adapun peraturannya yaitu:

1. Calon kader wajib mematuhi peraturan Studi

2. Calon kader akan mengikuti dua kali studi dan satu kali studi puncak

3. Calon kader wajib mengikuti rangkaian kegiatan dengan baik dan tertib

4. Jika berhalangan hadir wajib memberi surat keterangan maksimal satu jam

sebelum studi dimulai

5. Calon kader minimal mengikuti studi puncak untuk bisa menjadi anggota

SPeD

Page 21: ANALISIS KADERISASI

20 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

6. Dalam kegiatannya calon kader tidak diperkenankan mengaktifkan

handphone

Di bawah ini akan dijelaskan tentang setiap kegiatan kaderisasinya yang

didapatkan dari hasil wawancara dengan anggota SPeD.

Studi Dasar I

Untuk tahap pertama, kaderisasi ini berawal dengan pemberian materi

tentang apa itu SPeD, apa itu debat, apa saja komponen-komponen yang

terdapat dalam debat dan macam-macam debat di dunia, dari mulai

parlementer sampai debat khas Indonesia atau debat kusir. Dalam STUDAS 1

dilakukan praktik debat secara langsung. Awalnya dibagi menjadi beberapa

kelompok dengan satu timnya 3 orang. Setiap dua tim dibuat tim pro-kontra

untuk melaksanakan debat tersebut. Pembagian mosi (masalah), analisa

masalah sampai akhirnya debat. Debat yang dipraktikan adalah debat kusir

dengan waktu pelaksanaan 7 menit. Setelah itu ditentukan pemenangnya

dan tim yang menang akan melawan tim lain. Begitu seterusnya, sampai

menghasilkan satu tim pemenang.

Studi Dasar 2

STUDAS 2 bertempat di luar batas (SMAN 3 Bandung). Untuk tahun 2011,

tempatnya adalah taman lalu lintas. Di sana para kader diminta untuk

melakukan berbagai kegiatan simulasi. Awalnya para kader diberikan materi

tentang seni berbicara dan agitasi, setelah itu mereka diminta untuk

melakukan agitasi secara langsung kepada pengunjung taman lalu lintas agar

mau berfoto dengan gaya “superhero” dengan mereka dengan waktu yang

telah ditentukan dan minimal 10 kali foto. Esensi dalam simulasi ini adalah

bagaimana kita dapat mempengaruhi orang lain untuk mengikuti

permintaan kita.

Studi Puncak

Stupun dilaksanakan dengan konsep “pos-posan”. Calon kader dibagi

menjadi beberapa kelompok dan berhak untuk membuat bendera

Page 22: ANALISIS KADERISASI

21 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

kelompoknya. Dalam kegiatan ini, calon kader menggunakan seragam

olahraga dan tidak diperkenankan memakai jam tangan atau pun

mengaktifkan handphone. Pada STUPUN 2011 terdapat 5 pos dengan

keterangan sebagai berikut:

NO. POS KETERANGAN1. DEBAT Dalam pos ini diadakan debat dengan 1 tim dari calon

kader dan melawan 1 tim dari panitia. Debat yang dilakukan adalah debat kusir dengan waktu pelaksanaan 7 menit.

2. AGITASI Pos agitasi adalah pos yang meminta para calon kader untuk membantu sebuah toko menjajakan dagangannya dengan batas hasil yang diperoleh minimal adalah Rp. 10.000,00

3. KOKOLOGI Pos yang bertempat di Monumen perjuangan ini merupakan pos yang menjelaskan kepribadian calon kader. Di sana mereka akan menjawab beberapa pertanyaan yang merupakan cerminan dari pribadi mereka masing-masing

4. SENI BERBICARA Seni Berbicara adalah pos yang meminta para calon kader untuk melakukan speech dengan profesi yang berbeda, yaitu ustad, penyiar berita, host gossip dan orator. Mereka harus melakukan speech tersebut di pinggir jalan dengan gaya bicara yang harus mendapat perhatian dari para pengguna jalan.

Setelah semua pos selesai, calon kader berkumpul di GIM (Gedung Indonesia

Menggugat). Di sana panitia dan calon kader melakukan sharing, pembuatan

bendera angkatan dan pengukuhan sebagai anggota SPeD baru.

Musyawarah Besar

Untuk menentukan seorang kader yang pantas menjadi pemimpin dalam

organisasi SPeD, ekskul ini mengadakan musyawarah besar. Sebenarnya

MUBES ini dilaksanakan tidak hanya untuk memilih ketua, namun juga

sebagai langkah awal untuk memperbaiki organisasi tersebut menjadi lebih

baik lagi.

Pemilihan ketua SPeD dipilih dengan konsep musyawarah, tanya jawab, dan

beberapa konsep lainnya.

Page 23: ANALISIS KADERISASI

22 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

- Tahap pertama adalah dengan konsep “IYA-TIDAK”, jadi konsep ini adalah

cara mereduksi dari jumlah anggota menjadi calon-calon ketua. Konsep

ini dilakukan dengan cara memejamkan mata dan mengacungkan tangan

setiap jawaban “YA” dan tidak boleh mengacungkan tangan lagi apabila

jawabannya “TIDAK”.

- Tahap kedua, para calon ketua baru diminta untuk menjawab secara

cepat dan tepat 15 pertanyaaan yang disambung secara terus menerus

dan dijawab dengan “YA” atau “TIDAK

- Tahap ketiga adalah berorasi. Calon-calon ketua dipersilakan untuk

memasuki ruangan yang berisi anggota lainnya. Di sana mereka berorasi,

menyampaikan visi dan misi mereka untuk menjadi ketua SPeD. Setelah

itu, terdapat sesi tanya jawab, semua anggota berhak bertanya kepada

calon ketua tersebut. Mereka harus menjawab pertanyaan tersebut

dengan sangkil dan mangkus untuk meyakinkan mereka agar calon-calon

ketua terpilih menjadi ketua.

Setelah semua tahap selesai, para anggota SPeD bermusyawarah untuk

menentukan siapa yang layak dan pantas menjadi ketua setelah apa yang

telah mereka presentasikan di depan semua anggotanya. Terpilihlah satu

nama yang akan menjadi pemimpin mereka 2 tahun ke depan. MUBES ini

diakhiri dengan dilantiknya anggota dan ketua baru SPeD untuk

menghidupkan, membangun dan meneruskan kembali ekstrakulikuler debat

tersebut.

Kaderisasi dalam ekskul ini masih sangat relevan dimana input yang didapat

diberi pengetahuan dan perubahan karakter hingga dapat menghasilkan

output yang diingkan sebagai kader yang dapat meneruskan generasi ekskul

tersebut ke arah yang lebih baik. (Tiara XX-55 & Ghifari XX-33)

Page 24: ANALISIS KADERISASI

23 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

C.VII Analisis Kaderisasi Ekstrakulikuler Tiloe’s Theater (T’sT)

Seperti pada halnya dalam ekskul-ekskul lain, ekskul Theater Tiga ini juga

mengadakan kaderisasi bagi para anggota-anggotanya. Setelah open recruitment,

kaderisasi pun dimulai. Dalam ekskul ini, yang dikaderisasi bukan hanya anak-anak

kelas 10, anggota kelas 11 pun turut mengikuti kegiatan ini. Yang mengurus dan

bertanggung jawab berjalannya kaderisasi ini adalah para anggota T’sT senior yang

duduk pada kelas 12. Pertama-tama mereka mengadakan TM (Technical Meeting)

untuk para kader, baik anggota dan calon anggota. Dalam TM tersebut dijelaskan

peraturan-peraturan selama kaderisasi ekskul ini berlangsung. Termasuk di

dalamnya terdapat serangkaian prototype yang perlu dikerjakan. Adapun prototype

tersebut adalah:

1. Name Tag

Prototype ini sebenarnya terbagi menjadi 2 bagian: bagian kepala dan

badan. Bagian kepala berbentuk lambang T’sT, yang merupakan bentuk

topeng dengan ujjung kepala yang menyerupai mahkota. Lambang kepala ini

dibuat dari kertas asturo kuning. Dan di atas asturo berbentuk lambang itu,

ditulisi dengan nama calon terdiklat dan tulisan PENTILERS, yang artinya

adalah anggota Tiloe’s Theater. Lambang kepala ini dibedakan menjadi 2

berdasarkan gender. Apabila perempuan, maka di ujung kepala paling kanan

diberi pita merah, sedangkan yang laki-laki tidak ada tambahan apa-apa.

Kemudian untuk badannya, berbentuk seperti badan manusia biasa, dengan

2 kaki dan 2 tangan. Dibuat dari karton manila hitam dan kemudian diberi

pola skeleton.

Lalu kedua bagian itu disatukan menggunakan lem. Kemudian bagian depan

name tag dilapisi dengan lakban besar dan diberi tali kur agar dapat

dikalungkan di leher. Fungsi prototype ini adalah untuk menyimpan cap dari

para pendiklat.

Page 25: ANALISIS KADERISASI

24 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

2. Wig

Para terdiklat diwajibkan membuat wig dari tali rafia warna-warni. Panjang

rambut wig tersebut sepanjang bahu, dan harus menutupi seluruh bagian

rambut. Untuk rambut bagian atas, dapat ditutupi menggunakan topi

tambahan (tidak boleh menggunakan topi sekolah)

Prototype tersebut wajib digunakan setiap kali berada di luar jam pelajaran. Para

terdiklat disini harus mengumpulkan cap T’sT pada bagian belakang prototype

tersebut. Untuk mendapatkan cap, terdiklat harus mengenakan prototype dan

melakukan ritual. Ritual itu terdiri dari nyanyian dan tarian, atau bisa hal lainnya.

Hal itu diatur oleh anggota senior kelas 12. Dijelaskan pula dalam TM, bahwa

kaderisai T’sT terdiri dari 3 tahap:

1. Pra-diklat 1

2. Pra-diklat 2

3. Diklat

Pra-diklat 1 dan Pra-diklat 2

Dalam mengikuti rangkaian kegiatan diklat dan pradiklat, para terdiklat

diwajibkan membawa tugas-tugas yang telah diberikan sebelumnya. Biasanya tugas

berupateka-teki yang jawabannya adalah makanan ringan dan minuman. Terdiklat

juga harus hadir dengan dresscode yang ditentukan oleh pendiklat, dan juga

membawa prototype.

Kegiatan pra-diklat diisi dengan materi dari alumni. Materi yang disampaikan

tentunya berhubungan dengan dunia teater, seperti akting, gestur, ekspresi, lip-

sync, dancing, make-up, dan properti. Biasanya peserta pradiklat dibagi dalam

kelompok lalu berkeliling ke pos-pos yang telah disediakan. Lalu, materi pada pos

terakhir adalah kegiatan yang menggabungkan seluruh materi yang didapat pada

hari pradiklat tersebut. Pada pra-diklat pertama, tugas akhirnya adalah membuat

mini drama, lengkap dengan naskah buatan sendiri dan kostum serta properti.

Page 26: ANALISIS KADERISASI

25 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

Sementara pada pradiklat 2 tugas akhirnya adalah membuat videoklip.

Penyampaian materi tidak hanya bertempat di sekitar lingkungan SMAN 3 Bandung.

Kadang, bisa mencakup tempat-tempat umum seperti taman lalu lintas, balkot, dan

yang lainnya. Pra-diklat juga bisa melibatkan orang lain dalam materinya, misal saja

melibatkan orang-orang di sekitar tempat umum tersebut.

Kegiatan pra-diklat sangat bermanfaat bagi para terdiklat karena

mendapatkan banyak materi yang bermanfaat dalam teater. Selain itu, dapat

mempersiapkan diri dalam mengikuti diklat. Serta lebih mengenal teman-teman

terdiklat, anggota yang lebih senior, serta alumni-alumni.

Diklat

Kegiatan diklat sangat penting dan merupakan inti dari rangkaian kaderisasi

karena pada acara diklat ini seluruh terdiklat wajib hadir agar menjadi anggota dan

pengurus Tiloe’s Theatre. Ketentuan, syarat, dan kegiatan diklat tidak jauh berbeda

dengan pradiklat 1 dan pradiklat 2. Terdiklat diwajibkan memakai kostum sesuai

tema dan harus kompak dengan anggota kelompoknya, dan membawa peralatan

dan prototype lengkap sesuai dengan arahan panitia.

Di acara diklat T’st ini, terdiklat belajar tentang materi-materi baru, serta

mengeksplorasi materi yang pernah dipelajari lebih dalam lagi. Khusus untuk diklat,

pematerinya adalah pelatih T’ST. Alumni T’ST yang datang saat diklat jumlahnya

lebih banyak daripada saat pradiklat. Materi yang diberikan tidak jauh berbeda

dengan diklat, yaitu akting, dancing, dan lipsync. Tugas yang diberikan pun lebih

susah dari pradiklat, seperti membuat video klip dan meniru gerakan sebuah tarian.

Puncak dari kegiatan diklat T’ST adalah pelantikan anggota baru. Seluruh

terdiklat berbaris di luar sekolah dengan mata tertutup, lalu disiram dengan air

sebagai tanda dilantik menjadi anggota baru.

Page 27: ANALISIS KADERISASI

26 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

Pemilihan Pengurus Baru Tiloe’s Theatre

Setelah pelantikan anggota baru, Tiloe’s Theatre pun mengadakan pemilihan

pengurus. Yang paling utama adalah pemilihan ketua T’ST atau biasa disebut kaisar.

Pemilihan kaisar diadakan di bazzar dan dihadiri oleh seluruh anggota T’ST. Para

calon kaisar harus menampilkan sebuah penampilan dan berorasi. Pemilihan kaisar

dilakukan dengan cara voting. Calon kaisar yang mendapat suara terbanyak akan

menjadi kaisar, yang lainnya menjadi wakil kaisar. Setelah kaisar dan wakil kaisar

terpilih, diadakan pemilihan pengurus harian lainnya seperti bendahara, sekretaris

dan humas dengan cara musyawarah. Selain pengurus harian, para anggota juga

dibagi kedalam divisi-divisi seperti divisi properti, make-up dan kostum, naskah, dan

dancing. (Faradisa XX-27 & Putu XX-41)

C.VIII Analisis Kaderisasi Ekstrakulikuler Belitung Muda 3

Setiap tahun, umumnya, sebuah organisasi akan melakukan perekrutan

anggota-anggota baru. Anggota-anggota baru ini diharapkan, tentunya, agar dapat

menjaga keberlangsungan hidup organisasi itu sendiri. Dengan asumsi bahwa setiap

tahun akan ada anggota lama yang mengambil pensiun--karena alasan umur--maka

perekrutan itu menjadi penting. Berikut ini hasil wawancara dengan seorang

anggota ekstrakulikuler Belitung Muda mengenai kaderisasi organisasi tersebut

BM 3 atau Belitung Muda 3 adalah suatu organisasi sepak bola futsal

maupun sepak bola normal yang bermarkas di Lapangan Bali . Setiap ada pergantian

tahun ajaran , maka para senior2 akan mengadakan Oprec atau Open Recruitment

terhadap siswa-siswi kelas 10 yang ingin mengikuti organisasi BM 3 . Untuk Ihkwan ,

mereka akan menjadi anggota BM 3 , sedangkan untuk ahkwat mereka akan

diseleksi untuk menjadi calon manager BM 3. Tidak ada batasan minimal

kemampuan bermain bola untuk masuk organisasi BM 3 . Karena pada dasarnya

mereka lebih membutuhkan orang yang mau menggali ilmu tentang sepak bola

daripada orang yang hebat bermain bola.

Page 28: ANALISIS KADERISASI

27 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

Meski para senior tidak memberi batasan minimal kemampuan sepak bola

tapi mereka tetap melakukan pendas. Kami harus melakukan berbagai hal untuk

menunjukan kebugaran jasmani kami di kegiatan itu termasuk para calon manager.

Pendas bagi ihkwan adalah tempat untuk menunjukan kemampuan mereka dan

juga demi mendapatkan nomor punggung untuk kaos tim BM 3. Sedangkan untuk

ahkwat, itu juga pelajaran bahwa seorang manager harus memiliki fisik yang kuat.

Lalu ada juga latfis atau Latihan Fisik, yaitu para ihkwan yang sedang berlatih

bersama pelatih harus melakukan latihan fisik yang sangat berat di tengah guyuran

hujan lebat. Meskipun kegiatan itu hanya kebetulan karena cuacanya pun kebetulan

pas, maka pelatih menyuruh kami untuk melakukan latihan fisik di Lapangan Bali.

Melalui pendas dan latfis, tentu saja fisik kami menjadi terlatih, terutama

untuk saya yang sejak SMPnya sangat jarang berolahraga. Lalu karena adanya

latihan rutin setiap hari sabtu juga menambah daya tahan stamina kita. (Derian XY-05)

C.IX Analisis Kaderisasi Ekstrakulikuler Komisi

Kaderisasi ini ditujukan secara umum untuk siswa Komisi yang bakal menjadi

anggota Komisi, dengan tujuan membentuk pribadi unggul, mencakup

kepemimpinan, mindset, kekeluargaan, jiwa sosial, retorika, relasi, management,

wawasan, dan pengalaman. Kaderisasi Komisi dibagi menjadi dua tahap.

Pertama, Introduction, Promotion, and Examining Identity.

Tahap ini adalah awal dari pembentukan anggota sebagai proses penempaan jiwa

entrepreneur baru dan mengembangkan loyalitas, mulai dari penarikan calon

anggota (siswa), perkenalan, materi kelas, triggering and simulation, aplikasi, soft

working, dan analyzing adventure. Bagian akhir dari tahap ini adalah packaging,

atau biasa disebut pelantikan anggota. Packaging adalah peng-coveran seluruh

anggota, yang artinya sudah mencapai parameter layak sebagai anggota komisi.

Page 29: ANALISIS KADERISASI

28 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

Parameter ini tentunya disesuaikan berdasarkan kemampuan anggota kader. Pada

tahap satu ini, secara garis besar esensi yang didapatkan berupa basic

communication, mindset, dan ilmu entrepreneur itu sendiri.

Basic Communication : Jenis Komunikasi

Unsur Komunikasi

Tahap Komunikasi

Syarat Komunikasi

Tujuan, dan lain-lain

Retail : Hypnoselling dan Strategy

Mindset : Believe, Abundance, Worthness. Passion, Power.

Tahap kedua, Division, Placement, and Specializes.

Ini adalah sebuah tahap baru seorang anggota Komisi, di mana setiap individu akan

digali lagi kemampuan sejatinya dan disesuaikan dengan karakter masing-masing. Di

tahap ini pula para anggota ditempatkan pada jabatannya (Chief, Director, C.E.O,

RND, dan lain-lain). Kaderisasi dalam tahap ini diisi dengan materi dan sharing rutin

atau terus menerus, hal ini dimaksudkan karena emosional dan momentum yang

selalu dinamis (Rotary Value) dan tentunya juga untuk self-improvement.

Input Proses Output (Karakter siswa) (dikali dengan) (karakter yang diharapkan)

X Y dan Z Y X dan XYZ Z X dan Y

XYZ (output) yang diharapkan Komisi sebagai Manusia sejati yang memiliki aspek-

aspek seperti ini:

MANUSIA

Belief and Principle:

Mindset Belief

Inner Power:

Confidence Charisma Happiness Grateful

Page 30: ANALISIS KADERISASI

29 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

Question?

Jika Komisi memang organisasi yang bergerak pada sistematika kewirausahaan, lalu

mengapa pada kaderisasi harus ada tindakan fisik?

Narasumber: “Sebenarnya tindakan fisik TIDAK PERLU (di capslock karena waktu

wawancara bicaranya agak ditekankan pada kata itu) ada lagipula tidak sesuai

dengan visi kami, tetapi kami buat konsekuensi karena kami melihat adanya

kelalaian pada anggota kader.

Kenapa konsekuensinya harus fisik?

“Pada awal-awal kami tekankan dengan peringatan, lalu diberi tugas mudah, tapi

masih saja tidak dipedulikan. Akhirnya kami sepakat untuk konsekuensi fisik yang

direncanakan. contoh: “kalian mau konsekuensinya apa yang bisa membuat jera? “

(siswa dipancing untuk mengatakan konsekuensi fisik).

Dengan catatan konsekuensi ini adalah untuk dihindari, bukan untuk dilakukan.

Alasan lainnya adalah sebagai cara untuk membuat patuh/jera secara instan karena

waktu kaderisasi yang tidak lama. Esensi dari fisik ini agar siswa merasakan pahitnya

kegagalan. Analoginya menanamkan rasa kegagalan, apalagi karena kelalaian, kita

tidak boleh lalai dalam berbisnis. Ada kalanya bisnis kita ada diatas, ada kalanya

bisnis kita jatuh dan terpuruk. Selain itu juga untuk meningkatkan kekeluargaan,

ketika senang, senang bersama, ketika gagal, tidak perlu semua gagal tapi

setidaknya ber-empati apa yang dirasakan rekannya dalam kegagalan.” (Ilma XX-32)

Communication Skill

Self-proggresive Value:

Character Material Social Physical

Social Circle

Page 31: ANALISIS KADERISASI

30 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

C.X Analisis Kaderisasi Ekstrakulikuler BAND 3

Sama seperti halnya kaderisasi-kaderisasi lain, kaderisasi Band 3 dilakukan

untuk menghasilkan sumber daya manusia yang akan mendukung dan menjalankan

roda Band 3 itu sendiri. Dalam Band 3 kaderisasi ini disebut Musikalitas.

Input

Musikalitas diperuntukkan bagi siswa/siswi yang memiliki bakat dan minat dalam

seni bermusik yang lebih luas atau universal. Tidak terikat genre dan jenis alat

musik, itulah alasan Band 3 menjadi organisasi yang diminati sebagian kalangan

siswa/siwa saat ini.

Proses

Tidak ada tahapan-tahapan khusus untuk kaderisasi Band 3 ini, hanya ada simulasi-

simulasi yang beresensi untuk menambah pengalaman dan jam terbang siswa/siswi.

Proses ini terdiri dari materi kelas dan fisik. seperti,

- Olahraga dan penempaan fisik lainnya, tujuannya untuk menyegarkan

pikiran agar mampu berpikir lebih jernih saat musikalitas berlangsung.

Memperkuat stamina, karena seorang anak band tentu harus memiliki

stamina yang kuat.

- Materi kelas, materi yang diberikan berupa arahan dalam membawa

organisasi Band 3 kedepannya. Seperti, cara pembuatan proposal yang

sesuai, analisis SWOT, etika dan logika berorganisasi, struktur organisasi, dan

pencitraan sebuah organisasi.

- Simulasi, ini merupakan bagian yang menuntut anggota kader menggunakan

wawasan bermusik yang dimiliki. Seperti, membuat karya secara instan,

Page 32: ANALISIS KADERISASI

31 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

membuat karya berdasar apa yang ada pada lingkungan sekitar, mengenal

music dengan baik, kreatif dan peka pada music, dan simulasi langsung pada

lingkungan sekitar.

- Sharing, sesi ini bertujuan untuk mengenalkan Band 3 secara rinci dari

struktur hingga alumni. Dalam sesi ini, alumni juga memberikan beberapa

pengalaman, tata krama bermusik, dan saran untuk kedepannya

melanjutkan organisasi ini.

- Treatment, ini adalah bagian yang diisi oleh KANST untuk mempererat ikatan

sesama anggota kader. Kenapa hal ini diperlukan? Alasan pertama adalah

Band 3 dibuat oleh anggota KANST sehingga mereka ingin Band 3 memiliki

rasa kekeluargaan yang erat seperti KANST. Kedua, kerja sama dalam

bermusik sangatlah diperlukan. Ketiga, jika ikatan batin antar anggota kuat,

tidak akan sulit mengkoordinir setiap anggotanya.

Simulasi-simulasi ini masih terbilang wajar selama masih relevan dengan output yang diharapkan.

Output

Menjadikan anggota kader sebagai pribadi-pribadi yang memiliki kebersamaan yang

kuat, membentuk fisik, mental, karakter, dan kemampuan bermusik yang unggul

sebagai anak band. (Fajar XY-29 & Ikrar XY-19)

C.XI Analisis Kaderisasi Ekstrakulikuler Kelompok Vokal 3

Kelompok Vokal 3, suatu organisasi yang hanya beranggotakan beberapa

orang. Anggota kami tidak mencapai puluhan, karena memang komunitas ini hanya

membutuhkan beberapa orang saja untuk ada di dalamnya. Walaupun kami

termasuk oragnisasi kecil di SMA Negeri 3 Bandung tapi kami tetap selalu berusaha

untuk menjaga keutuhan dan eksistensi kami internal maupun eksternal, dengan

Page 33: ANALISIS KADERISASI

32 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

kata lain di dalam dan di luar sekolah. Walaupun kami sedikit juga kami tidak mau

dipandang sebelah mata, untuk mebuktikan itu semua, kami mengikuti beberapa

kompetisi yang ada di kota maupun nasional. Awalnya kami bediri sekitar tahun

2000-an, banyak tantangan dan halangan yang kami hadapi untuk mendirikan

organisasi ini, maka dari itu kami selalu mengajarkan arti sebuah perjuangan pada

setiap anggota kami yang baru di tiap angkatan. Menurut kami sebuah pengalaman

itu adalah harga yang sangat mahal dan berharga, karena memang kelompok vokal

3 banyak berkecimpung di dalam ‘performance’ atau tampil di depan umum.

Mental dan kesehatan baik fisik maupun rohani yang selalu kami jaga kualitasnya,

karena apabila setiap anggota kami tidak memiliki hal tersebut kami tidak bisa

memberikan penampilan yang terbaik.

Kelompok Vokal 3, selalu mengadakan audisi untuk penerimaan anggota

baru di setiap tahunnya, bukan karena kami sombong atau pilih-pilih tapi memang

kami membutuhkan orang-orang yang benar-benar berkualitas dan berkompeten di

bidangnya, yaitu bidang vokal. Tak dapat diingkari peminat kelompok vokal 3 cukup

banyak di setiap tahunnya, dan rata-rata kami menerima 5 sampai 8 orang di setiap

angkatan, memang tidak pasti tapi rata-rata kami tidak menerima sampai puluhan

anggota, karena disamping olah vokal yang harus memang dikuasai, mental yang

kuat pun harus kami miliki, karena dari itu kami mengadakan audisi seperti ini,

tanpa bermaksud mengeluarkan atau menolak anggota lainnya. Beruntunglah

orang-orang yang suka bernyanyi dan lolos di setiap audisi, kami harap kepercayaan

ini dapat terus mereka pegang sampai kapan pun di dalam kelompok vokal 3.

Banyak harapan yang kami taruhkan pada setiap angkatan baru yang

bergabung di kelompok vokal 3, organisasi ini bukan organisasi dimana anggotanya

bisa bersantai dan bermalas-malasan karena memang jujur menurut fakta yang ada

organisasi ini membutuhkan banyak pengorbanan dari bidang finansial maupun

fisik.

Page 34: ANALISIS KADERISASI

33 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

Kami selama ini dilatih oleh Kang Eri dari Bina Seni Vokal yang terletak di

Jalan Wartawan di daerah sekitar Buah Batu. Angkatan 2012 dilatih oleh Kang

Langen sementara angkatan 2013-2014 dilatih oleh Kang Eri. Beruntung kami

memiliki pelatih yang baik, berkompeten, dan berbakat untuk melatih kami sebagai

muridnya. Menjadikan sebuah lagu menjadi sesuatu yang bermakna memang cukup

susah, dimulai dari aransemen, pembagian suara, serta jenis lagunya. Namun hal itu

sampai sekarang masih bisa kami atasi dengan kerja keras dan pikiran yang optimis. (Deborah XX-17)

C.XII Analisis Kaderisasi Ekstrakulikuler UBBAS 3

PENDAS UBBAS 3

Pada pagi harinya para peserta berkumpul di Lapangan Bali pukul 06.30,

kemudian mereka berlari mengelilingi jalan-jalan yang bernamakan pulau-pulau di

Indonesia, yang seringkali disebut “lari keliling Indonesia”.Pada saat berlari mereka

tidak diperbolehkan minum. Selain itu apabila mereka tertinggal atau menjauh dari

kelompoknya maka mereka diberi konsekuensi push-up. Setelah mereka berlari

“keliling Indonesia” mereka beristirahat di SMAN 3 Bandung. Sewaktu berlari ada

salah seorang dari panitia yang memberikan mereka minum, namun ternyata hal

tersebut tidak diperbolehkan oleh panitia yang lain sehingga dia diberi konsekuensi

setelah para peserta. Namun demikian hal tersebut ternyata merupakan sebuah

skenario. Selanjutnya mereka berlari kembali, kali ini mengelilingi Kota Bandung,

bahkan lebih jauh lagi, sampai ke Dago Atas. Lalu mereka pun kembali lagi ke SMAN

3 Bandung dan sharing dengan para senior dari angkatan 2013. Setelah itu mereka

pergi ke Lapangan Bali dan masuk kedalam ruangan yang biasa digunakan untuk

senam. Didalam ada senior-senior angkatan 2012 yang berdiri di sekeliling ruangan

tersebut sebagai “pos”. “Pos-pos” tersebut adalah tempat mereka untuk melakukan

latihan fisik seperti sit up, push up, dll. Masing-masing peserta bergiliran melakukan

latihan pada masing-masing “pos”. Setelah itu, mereka keluar menuju lapangan luar

dan melaksanakan upacara penutupan.

Page 35: ANALISIS KADERISASI

34 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

Menurut saya, kaderisasi yang diberikan cukup relevan, karena

bertujuan membangun fisik & kekeluargaan, 2 hal yang krusial dalam sebuah

permainan basket. Namun, menurut saya larangan minum tersebut cukup

berlebihan(walau diberi minum), serta walaupun terdapat unsur kekeluargaan,

namun tidak ada latihan koordinasi tim yang juga penting dalam permainan basket. (Revi XY-47)

BAB III

D. Kesimpulan

Kesimpulannya, kaderisasi adalah proses pencetakan manusia-manusia yang

memiliki kompetensi yang mapan untuk menjalankan amanahnya dalam suatu

organisasi³. Proses kaderisasi di SMAN 3 Bandung sudah cukup baik dan sudah

hampir semua organisasi dan ekstrakulikuler membuat kaderisasi yang hampir tepat

guna sehingga sesuai dan relevan dengan input-proses-outputnya. Secara umum,

ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari kaderisasi-kaderisasi di SMAN 3

Bandung diantaranya:

Kelebihan Kekurangan

Persiapan matang

(beberapa organisasi dan ekstrakulikuler telah mempersiapkan proses kaderisasi selama berbulan-bulan; misalnya LKS)

Masih menimbulkan jarak yang jauh antara peserta dan panitia.

(pada kaderisasi yang telah dilakukan oleh ekstrakulikuler atau pun OSIS dan PK tak jarang menimbulkan jarak antarpanitia dengan calon kader)

Banyak menarik peminat

(Ekstrakulikuler ataupun organisasi-organisasi yang mengadakan kaderisasi tetap memiliki banyak peminat karena kemenarikan dan minat dari calon kader sendiri; misalnya OST, LKS dan pendas-pendas lainnya)

Lebih fokus ke proses, bukan output.

(secara keseluruhan, kaderisasi di SMAN 3 masih lebih mengutamakan proses, padahal yang terpenting adalah hasil dari kaderisasi tersebut)

Tiap kaderisasi punya ciri khas

(Kaderisasi setiap ekskul jelas berbeda, misalnya ekstrakulikuler T’sT yang mengutamakan aspek seni dan

Beberapa kaderisasi monoton

(masih banyak kaderisasi yang monoton, kurang kreatif dan

Page 36: ANALISIS KADERISASI

35 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

Jamadagni yang dominan pada aspek fisik) mengulang-ulang sistem yang sama dari tahun ke tahun)

Selain itu perlu dipertegas kembali bahwa kaderisasi tidak sama dengan perpelocoan dan terdapat dua hal yang wajib untuk dilakukan dalam kaderisasi⁴, yaitu

- Kaderisasi diharapkan memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai proses berpikir/nalar yang baik.

- Kaderisasi dapat membentuk karakter dari para calon kader.

³ Ghibran Huzaifah, Pengertian Kaderisasi, (Bandung: 2009).⁴ Gema Noor Febryana, Kumpulan Tulisan&Modul Pembelajaran, (Bandung:2012), hlm 27

B. Saran

Saran penulis, untuk kaderisasi yang baik perlu relevansi antara input-

proses-output⁵. Itu bisa terjadi dengan syarat:

Lebih mementingkan output, bukan proses.

Banyak kaderisasi di SMAN 3 Bandung yang mementingkan proses, bukan

output. Banyak parameter keberhasilan yang dibuat dilihat dari proses yang

baik, bukan outputnya. Pembuat kaderisasi beranggapan bahwa proses yang

baik akan menghasilkan output yang baik. Memang benar, tapi masalahnya,

kita sedang mengubah manusia agar menjadi keinginan kita, bukan benda.

Benda bila diproses dengan baik, pasti akan menjadi hasil yang baik. Tapi bila

manusia di kaderisasi, bisa saja tidak menjadi apa yang kita inginkan karena

manusia punya akal, nurani, dan nafsu.

Tidak menimbulkan jarak yang jauh antara peserta dan panitia

Banyak kaderisasi yang menimbulkan jarak yang jauh antara peserta dan

panitia. Artinya peserta merasa tidak nyaman dikaderisasi oleh panitianya,

dan panitia tidak tahu keadaan anak didiknya. Dengan tidak menimbulkan

jarak yang jauh antara peserta dan panitia, panitia bisa menentukan

langkah-langkah untuk mengondisikan peserta agar menyukai kaderisasinya

sehingga bisa menyerap materi dengan baik.

Kaderisasi bertahap dan terus menerus

Page 37: ANALISIS KADERISASI

36 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

Untuk membentuk suatu karakter itu tidak bisa instan, karena membentuk

pribadi kita saja, kita butuh hidup selama umur kita. Apalagi mengubah sikap

seorang kader tidak bisa hanya 1 minggu, 2 minggu, 3 bulan, atau 1 tahun.

Jadi dibutuhkan kaderisasi yang bertahap juga terus menerus untuk

memantau perkembangan anak didik dan sedikit demi sedikit membentuk

karakter anak didik seperti yang kita inginkan.

⁵ Gema Noor Febryana, Kumpulan Tulisan&Modul Pembelajaran, (Bandung:2012), hlm 29-30

C. Daftar Pustaka

www.wikipedia.org

www.google.com

Febryana, Gemma Noor. 2012. Kumpulan Tulisan dan Modul Pembelajaran.

Bandung: Universitas Padjadjaran.

Page 38: ANALISIS KADERISASI

37 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

D. Lampiran