Upload
ngodieu
View
329
Download
14
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG (FATTENING)
PADA PT ZAGROTECH DAFA INTERNATIONAL (ZDI) KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR
SKRIPSI
ARIEF RIVAI H34066022
PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUTE PERTANIAN BOGOR
BOGOR 2009
RINGKASAN
ARIEF RIVAI Analisis Kelayakan Usaha Penggemukan Sapi Potong (Fattening) Pada PT Zagrotech Dafa International (ZDI) Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan POPONG NURHAYATI).
Peningkatan populasi penduduk, perkembangan ekonomi, perbaikan tingkat pendidikan, kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi, arus globalisasi informasi dan perdagangan, serta urbanisasi dan perubahan gaya hidup merupakan pemacu peningkatan terhadap produk peternakan terutama daging sapi. Meningkatnya permintaan pasar terhadap daging sapi maka akan memberikan dampak yang positif yaitu terbukanya peluang pasar. PT Zagrotech Dafa International adalah salah satu perusahaan swasta nasional di Indonesia yang bergerak di bidang agribisnis, hal utama yang melatar belakangi PT Zagrotech Dafa International mendirikan usaha penggemukan sapi potong (fattening) yaitu melihat kondisi pertumbuhan populasi sapi potong yang cenderung statis sedangkan kebutuhan akan daging sapi di dalam negeri meningkat setiap tahunnya, keadaan tersebut merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mulai mengembangkan usaha dalam bidang penggemukan sapi potong (fattening).
Tujuan Penelitian ini adalah (1) Menganalisis kelayakan usaha fattening sapi potong di PT Zagrotech Dafa International dilihat dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, ekonomi dan lingkungan (2) Menganalisis kelayakan aspek finansial usaha fattening sapi potong di PT Zagrotech Dafa International, (3) Menganalisis sensitivitas kelayakan usaha fattening sapi potong di PT Zagrotech Dafa International. Penelitian ini dilaksanakan di PT Zagrotech Dafa International yang terletak pada km 12 Jalan Raya Bogor – Ciampea, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. waktu penelitian dilakukan selama bulan Februari sampai dengan April 2009. Responden penelitian adalah pihak manajemen (karyawan) PT Zagrotech Dafa International.
Analisis dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk mengkaji aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, ekonomi dan lingkungan pada usaha fattening sapi potong pada PT Zagrotech Dafa International yang dijelaskan secara deskriptif. Analisis kuantitatif digunakan untuk mengkaji kelayakan finansial usaha fattening sapi potong pada PT Zagrotech Dafa International berdasarkan kriteria kelayakan investasi yaitu, Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio), Payback Period (PP) dan analisis sensitivitas switching value.
Beberapa elemen penting pada aspek pasar yaitu adanya peluang permintaan dan penawaran. Hasil analisis aspek teknis menjelaskan bahwa PT Zagrotech Dafa International telah mempertimbangkan lokasi secara tepat dimana usaha penggemukan tersebut berada dekat dengan konsumen yang dituju, selain itu kelengkapan peralatan dan perlengkapan yang digunakan sangat memadai dan telah mempertimbangkan faktor keamanan dan kenyamanan. Aspek menajemen PT Zagrotech Dafa International memiliki struktur organisasi yang jelas sehingga
iii
memudahkan koordinasi, tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap bagian. Aspek sosial, ekonomi dan lingkungan usaha penggemukan sapi potong (fattening) PT Zagrotech Dafa International memberikan dampak yang positif bagi masyarakat sekitar karena pihak manajemen mempekerjakan karyawan yang berasal dari daerah sekitar perusahaan, selain itu PT Zagrotech Dafa International juga memperhatikan keadaan lingkungan sekitar, salah satu upayanya yaitu dengan melakukan proses penanganan limbah secara baik.
Hasil analisis aspek finansial menunjukan bahwa kedua skenario yaitu skenario I (modal sendiri) dan skenario II (modal pinjaman) layak untuk dijalankan karena kedua skenario sudah memenuhi kriteria kelayakan investasi, diantaranya yaitu nilai Net Present Value (NPV) lebih dari nol, nilai Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) lebih dari satu, Internal Rate Return (IRR) lebih dari tingkat diskonto yang digunakan dan Payback Period (PP) berada sebelum masa proyek berakhir. Hasil analisis sensitivitas switching value dengan dua variabel parameter yaitu peningkatan harga bakalan dan penurunan penjualan sapi potong menunjukan bahwa variabel parameter penurunan penjualan sapi potong lebih sensitif. Dari kedua skenario menunjukan bahwa skenario II (modal pinjaman) lebih sensitif (peka) terhadap perubahan – perubahan yang terjadi baik itu perubahan peningkatan harga bakalan sapi ataupun penurunan penjualan sapi potong.
ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG (FATTENING)
PADA PT ZAGROTECH DAFA INTERNATIONAL (ZDI) KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR
ARIEF RIVAI H34066022
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Agribisnis
PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUTE PERTANIAN BOGOR
BOGOR 2009
Judul Skripsi : Analisis Kelayakan Usaha Penggemukan Sapi Potong
(Fattening) pada PT Zagrotech Dafa International (ZDI)
Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor
Nama : Arief Rivai
NIM : H34066022
Disetujui, Pembimbing
Ir. Popong Nurhayati, MM NIP. 131 995 654
Diketahui, Ketua Departemen Agribisnis
Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 131 415 082
Tanggal Lulus :
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis
Kelayakan Usaha Penggemukan Sapi Potong (Fattening) Pada PT Zagrotech Dafa
International (ZDI) Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor” adalah karya sendiri
dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Mei 2009
Arief Rivai
H34066022
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor Jawa Barat pada tanggal 15 Desember 1982.
Penulis adalah anak ketujuh dari tujuh bersaudara dari pasangan Bapak Totoh
Sukarma dan Ibunda Icah Rumsiah.
Penulis menyelesaikan pendididkan dasar di SD Insan Kamil Bogor pada
tahun 1995 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 1998 di
SLTPN 2 Bogor. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMUN 1 Leuwiliang
Bogor diselesaikan pada tahun 2001.
Pada tahun 2005 penulis menyelesaikan pendidikannya di Program
Diploma III Manajemen Divisi Kamar, Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
(ENHAII). Pada tahun 2006 penulis melanjutkan pendidikannya pada Program
Ekstensi Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Analisis
Kelayakan Usaha Penggemukan Sapi Potong (Fattening) Pada PT Zagrotech Dafa
International (ZDI) Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor”.
Penelitian ini bertujuan menganalisis kelayakan investasi pengusahaan
penggemukan sapi potong (fattening). Sehingga diharapkan dapat menghasilkan
rekomendasi dan saran untuk sektor pertanian khususnya sektor penggemukan
sapi potong (fattening).
Namun demikian sangat disadari masih tedapat kekurangan karena
keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan saran
dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga
dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Mei 2009
Arief Rivai
UCAPAN TERIMAKASIH
Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, penulis ingin
menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :
1. Ir. Popong Nurhayati, MM selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan,
waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan
skripsi ini.
2. Rahmat Yanuar, SP, MSi. Selaku dosen evaluator pada kolokium proposal
penelitian penulis yang telah meluangkan waktu untuk menyampaikan
masukan dan saran.
3. Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS dan Arief Karyadi Uswandi, SP selaku dosen
penguji pada ujian sidang penulis yang telah meluangkan waktunya serta
memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.
4. Orangtua dan keluarga tercinta untuk setiap dukungan cinta kasih dan doa
yang diberikan. Semoga ini bisa menjadi persembahan yang terbaik.
5. Pihak PT Zagrotech Dafa International atas waktu, kesempatan, informasi, dan
dukungan yang diberikan.
6. Teman – teman seperjuangan dan teman-teman Ekstensi Agribisnis angkatan 1
atas semangat dan sharing selama penelitian hingga penulisan skripsi, serta
seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terimakasih atas
bantuannya.
Bogor, Mei 2009
Arief Rivai
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .............................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xv
I PENDAHULUAN ....................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah ............................................................. 4 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................. 6 1.4. Kegunaan Penelitian ............................................................. 6
II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 8 2.1. Usaha Ternak Sapi Potong ................................................... 8 2.2. Sejarah Sapi Potong ............................................................. 9 2.3. Jenis – Jenis Sapi Potong ...................................................... 9
2.3.1. Jenis Sapi Lokal ........................................................ 10 2.3.2. Jenis Sapi Bukan Lokal ............................................. 10
2.4. Penggemukan Sapi Potong ................................................... 11 2.5. Pemilihan Bakalan ............................................................... 12 2.6. Tatalaksana Pemeliharaan .................................................... 13
2.6.1. Perkandangan .......................................................... 13 2.6.2. Pakan ...................................................................... 13
2.7. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan Mengenai Kelayakan Usaha Penggemukan Sapi Potong (fattening) ..... 14
III KERANGKA PEMIKIRAN ....................................................... 19 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ................................................ 19
3.1.1. Studi Kelayakan Proyek ............................................ 19 3.1.2. Aspek Kelayakan Proyek .......................................... 20
3.1.2.1. Aspek Pasar ............................................... 21 3.1.2.2. Aspek Teknis ............................................. 22 3.1.2.3. Aspek Manajemen ...................................... 22 3.1.2.4. Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan .... 22 3.1.2.5. Aspek Finansial .......................................... 23
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ......................................... 29
IV METODE PENELITIAN ........................................................... 32 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ 32 4.2. Jenis dan Sumber Data ......................................................... 32 4.3. Metode Analisis Data ........................................................... 32
4.3.1. Analisis Aspek Pasar ................................................ 32 4.3.2. Analisis Aspek Teknis .............................................. 33 4.3.3. Analisis Aspek Manajemen ...................................... 33 4.3.4. Analisis Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan ..... 33 4.3.5. Analisis Aspek Finansial .......................................... 34
4.4. Asumsi Dasar ....................................................................... 38
xi
V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ..................................... 40 5.1. Sejarah Perusahaan .............................................................. 40 5.2. Lokasi Perusahaan ................................................................ 40 5.3. Tujuan Perusahaan ............................................................... 40 5.4. Deskripsi Kegiatan Bisnis PT ZDI ....................................... 40
5.4.1. Unit Usaha Penggemukan Sapi Potong ..................... 41 5.4.2. Unit Usaha Pakan ..................................................... 41 5.4.3. Unit Usaha Pupuk Kandang ...................................... 42
VI ANALISIS KELAYAKAN ASPEK PASAR, ASPEK TEKNIS, ASPEK MANAJEMEN, ASPEK SOSIAL, EKONOMI DAN LINGKUNGAN .......................................................................... 43 6.1. Aspek Pasar ......................................................................... 43
6.1.1. Potensi Pasar (Market Potential) ............................... 43 6.1.2. Pangsa Pasar (Market Share) .................................... 45 6.1.3. Strategi Pemasaran ................................................... 45 6.1.4. Hasil Analisis Aspek Pasar ....................................... 47
6.2. Aspek Teknis ....................................................................... 47 6.2.1. Lokasi Proyek ........................................................... 48 6.2.2. Sarana dan Prasarana Perusahaan .............................. 48 6.2.3. Proses Produksi ........................................................ 51
6.2.3.1. Penggemukan Sapi Potong .......................... 51 6.2.3.2. Pengolahan Pupuk Kandang ........................ 59
6.2.4. Hasil Analisis Aspek Teknis ..................................... 59 6.3. Aspek Manajemen ................................................................ 59
6.3.1. Manajemen Pembangunan Proyek ............................ 59 6.3.2. Manajemen Dalam Operasi ....................................... 60 6.3.3. Hasil Analisis Aspek Manajemen ............................. 71
6.4. Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan .............................. 71
VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL ............................................... 73 7.1. Arus Kas (Cashflow) ............................................................ 73
7.1.1. Arus Penerimaan (Inflow) ......................................... 73 7.1.2. Arus Pengeluaran (Outflow) ...................................... 78
7.2. Analisis Laba Rugi ............................................................... 87 7.3. Analisis Kelayakan Finansial PT Zagrotech Dafa
International ......................................................................... 89 7.4. Analisis Sensitivitas Switching Value (Nilai Pengganti) ........ 91
VIII KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 93 8.1. Kesimpulan .................................................................................. 93 8.2. Saran ............................................................................................ 94
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 95
LAMPIRAN ....................................................................................... 97
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Neraca Daging Nasional Tahun 2007 – 2008 ............................ 1 2. Populasi Ternak Ruminansia di Indonesia Tahun 2004 – 2008 ... 2
3. Jumlah Impor Ternak dan Hasil Ternak Sapi Tahun 2003 – 2007 ........................................................................................... 3
4. Penelitian Terdahulu yang relevan Mengenai Kelayakan Usaha Penggemukan Sapi Potong (fattening) ...................................... 18
5. Peraturan Pemerintah Tentang Pajak Pendapatan Badan Usaha dan Perseroan Tahun 2000 (UU No.17 Tahun 2000) ................. 39
6. Jumlah Penduduk Jabotabek Tahun 1961 – 2000 (000 jiwa) ..... 43 7. Perkembangan Produksi, Konsumsi, dan Impor Daging Sapi
Jabotabek Pada Tahun 2007 – 2008 .......................................... 44 8. Proyeksi Permintaan dan Penawaran Daging Sapi di Jabotabek
pada Tahun 2009 – 2018 ........................................................... 44 9. Proyeksi Pangsa Pasar (Market Share) PT Zagrotech Dafa
International pada Tahun 2009 – 2018 ...................................... 45 10. Jenis Obat – obatan dan Vitamin yang Digunakan .................... 58
11. Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Kerja di PT ZDI .............. 71 12. Proyeksi Panen Penggemukan Sapi PT ZDI pada Tahun 2009 –
2018 ......................................................................................... 74 13. Proyeksi Penjualan Sapi Potong PT ZDI pada Tahun 2009 –
2018 ......................................................................................... 75 14. Proyeksi Penjualan Pupuk Kandang PT ZDI pada Tahun 2009 –
2018 ......................................................................................... 75 15. Jumlah Nilai Sisa Usaha Penggemukan Sapi Pada PT ZDI ....... 77
16. Rincian Biaya Investasi ............................................................ 79 17. Rincian Biaya Re-investasi ....................................................... 80
18. Biaya Gaji / Kompensasi PT Zagrotech Dafa International per Tahun ....................................................................................... 81
19. Biaya Pemeliharaan Alat dan Bangunan dalam Setahun ............ 81 20. Perhitungan Biaya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) ............... 82
21. Angsuran Pembayaran Pinjaman .............................................. 82 22. Proyeksi Pembelian Bakalan Sapi (ekor) .................................. 83
23. Proyeksi Pengeluaran Pembelian Bakalan ................................. 84 24. Proyeksi Pengeluaran Biaya Pakan ........................................... 84
xiii
Nomor Halaman
25. Proyeksi Pengeluaran Biaya Obat – obatan ............................... 85 26. Proyeksi Pengeluaran Biaya Surat Jalan ................................... 85
27. Proyeksi Pengeluaran Biaya Transportasi ................................. 86 28. Proyeksi Pengeluaran Biaya Pembelian Karung ........................ 87
29. Biaya Penyusutan per Tahun .................................................... 88 30. Hasil Analisis Laporan Laba Rugi PT Zagrotech Dafa
International ............................................................................. 89 31. Hasil Analisis Kelayakan Finansial PT Zagrotech Dafa
International ............................................................................. 90 32. Hasil Analisis Sensitivitas Switching Value Skenario I dan
Skenario II ................................................................................ 92
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Kelayakan Usaha Penggemukan Sapi Potong (fattening) ...................................... 31
2. Tatalaksana Pemeliharaan Pengemukan Sapi Potong PT ZDI ... 56 3. Stuktur Organisasi PT Zagrotech Dafa International ................. 69
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Neraca Daging Nasional Tahun 2007 – 2008 ............................ 1 2. Populasi Ternak Ruminansia di Indonesia Tahun 2004 – 2008 ... 2
3. Jumlah Impor Ternak dan Hasil Ternak Sapi Tahun 2003 – 2007 ........................................................................................... 3
4. Penelitian Terdahulu yang relevan Mengenai Kelayakan Usaha Penggemukan Sapi Potong (fattening) ...................................... 18
5. Peraturan Pemerintah Tentang Pajak Pendapatan Badan Usaha dan Perseroan Tahun 2000 (UU No.17 Tahun 2000) ................. 39
6. Jumlah Penduduk Jabotabek Tahun 1961 – 2000 (000 jiwa) ..... 43 7. Perkembangan Produksi, Konsumsi, dan Impor Daging Sapi
Jabotabek Pada Tahun 2007 – 2008 .......................................... 44 8. Proyeksi Permintaan dan Penawaran Daging Sapi di Jabotabek
pada Tahun 2009 – 2018 ........................................................... 44 9. Proyeksi Pangsa Pasar (Market Share) PT Zagrotech Dafa
International pada Tahun 2009 – 2018 ...................................... 45 10. Jenis Obat – obatan dan Vitamin yang Digunakan .................... 58
11. Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Kerja di PT ZDI .............. 71 12. Proyeksi Panen Penggemukan Sapi PT ZDI pada Tahun 2009 –
2018 ......................................................................................... 74 13. Proyeksi Penjualan Sapi Potong PT ZDI pada Tahun 2009 –
2018 ......................................................................................... 75 14. Proyeksi Penjualan Pupuk Kandang PT ZDI pada Tahun 2009 –
2018 ......................................................................................... 75 15. Jumlah Nilai Sisa Usaha Penggemukan Sapi Pada PT ZDI ....... 77
16. Rincian Biaya Investasi ............................................................ 79 17. Rincian Biaya Re-investasi ....................................................... 80
18. Biaya Gaji / Kompensasi PT Zagrotech Dafa International per Tahun ....................................................................................... 81
19. Biaya Pemeliharaan Alat dan Bangunan dalam Setahun ............ 81 20. Perhitungan Biaya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) ............... 82
21. Angsuran Pembayaran Pinjaman .............................................. 82 22. Proyeksi Pembelian Bakalan Sapi (ekor) .................................. 83
23. Proyeksi Pengeluaran Pembelian Bakalan ................................. 84 24. Proyeksi Pengeluaran Biaya Pakan ........................................... 84
xiii
Nomor Halaman
25. Proyeksi Pengeluaran Biaya Obat – obatan ............................... 85 26. Proyeksi Pengeluaran Biaya Surat Jalan ................................... 85
27. Proyeksi Pengeluaran Biaya Transportasi ................................. 86 28. Proyeksi Pengeluaran Biaya Pembelian Karung ........................ 87
29. Biaya Penyusutan per Tahun .................................................... 88 30. Hasil Analisis Laporan Laba Rugi PT Zagrotech Dafa
International ............................................................................. 89 31. Hasil Analisis Kelayakan Finansial PT Zagrotech Dafa
International ............................................................................. 90 32. Hasil Analisis Sensitivitas Switching Value Skenario I dan
Skenario II ................................................................................ 92
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Kelayakan Usaha Penggemukan Sapi Potong (fattening) ...................................... 31
2. Tatalaksana Pemeliharaan Pengemukan Sapi Potong PT ZDI ... 56 3. Stuktur Organisasi PT Zagrotech Dafa International ................. 69
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman 1. Kuesioner ................................................................................. 98
2. Laporan Laba Rugi Modal Sendiri (Skenario I) ........................ 103 3. Laporan Cashflow Modal Sendiri (Skenario I) .......................... 104
4. Laporan Laba Rugi Modal Pinjaman dari Bank (Skenario II) .... 105 5. Laporan Cashflow Modal Pinjaman dari Bank (Skenario II) ..... 106
6. Laporan Cashflow Switching Value Peningkatan Biaya Bakalan Sapi Sebesar 7,88 % Modal Sendiri (Skenario I) ...................... 107
7. Laporan Cashflow Switching Value Penurunan Penjualan Sapi Potong Sebesar 5,26 % Modal Sendiri (Skenario I) .................. 108
8. Laporan Cashflow Switching Value Peningkatan Biaya Bakalan Sapi Sebesar 4,26 % Modal Pinjaman (Skenario II) .................. 109
9. Laporan Cashflow Switching Value Penurunan Penjualan Sapi Potong Sebesar 2,98 % Modal Pinjaman (Skenario II) .............. 110
I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peningkatan populasi penduduk, perkembangan ekonomi, perbaikan tingkat
pendidikan, kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi, arus globalisasi informasi
dan perdagangan, serta urbanisasi dan perubahan gaya hidup merupakan pemacu
peningkatan terhadap produk peternakan terutama daging sapi1.
Protein yang terkandung di dalam sapi, seperti halnya susu dan telur, sangat
tinggi mutunya, pada daging sapi terdapat pula beberapa jenis mineral, vitamin dan
kandungan asam amino esensial yang lengkap dan seimbang. Keunggulan lain,
protein daging sapi lebih mudah dicerna ketimbang yang berasal dari nabati. Protein
sangat dibutuhkan untuk proses pertumbuhan, perkembangan, dan pemeliharaan
kesehatan2.
Daging sapi merupakan alternatif pilihan masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan akan protein hewani. Menurut statistika Direktorat Jenderal Peternakan,
konsumsi daging pada periode tahun 2007 – 2008 mengalami peningkatan tetapi
tidak diimbangi oleh produksi dalam negeri. Untuk konsumsi daging sapi sendiri
pada periode tersebut mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Neraca Daging Nasional Tahun 2007 – 2008
No Komoditi 2007 (ribu ton) 2008 (ribu ton)
Produksi Konsumsi Produksi Konsumsi
1 Daging Sapi 203,5 242,8 211,3 250,5
2 Daging Kambing 34,5 35,1 37,6 38,2
3 Daging Ayam 683,3 687,8 716,3 720,7
4 Daging Babi 138,6 140,2 144,5 146,2
5 Total 1.059,9 1.105,9 1.109,7 1.155,6
Sumber : Ditjen Peternakan (2009)
1 http://www.ditjennak.go.id. 24 Maret 2009 2 http://www.tokodaging.com. 24 Maret 2009
2
Meningkatnya permintaan pasar terhadap daging sapi, maka akan memberikan
dampak yang positif yaitu terbukanya peluang pasar. Pertumbuhan populasi sapi
potong dari tahun 2004 – 2008 cencerung statis. Berdasarkan data statistik Ditjen
Peternakan, populasi sapi potong pada tahun 2004 – 2008 tidak mampu untuk
memenuhi permintaan konsumsi daging secara nasional. Pada Tabel 2 menjelaskan
tentang perkembangan populasi peternakan di Indonesia dari tahun 2004 – 2008.
Tabel 2. Populasi Ternak Ruminansia di Indonesia Tahun 2004 – 2008
No Jenis Tahun (ribu ekor)
2004 2005 2006 2007 2008*)
1 Sapi Potong 10.533 10.569 10.875 11.515 11.869
2 Sapi Perah 364 361 369 374 408
3 Kerbau 2.403 2.128 2.167 2.086 2.192
4 Kambing 12.781 13.409 13.790 14.470 15.806
5 Domba 8.075 8.327 8.980 9.514 10.392
Sumber : Ditjen Peternakan (2009) Keterangan : *) Angka Sementara
Kebutuhan daging sapi di Indonesia saat ini dipenuhi dari tiga sumber yaitu
ternak sapi lokal, hasil penggemukan sapi ekspor – impor, dan impor daging dari luar
negeri. Impor sapi hidup dan daging beku merupakan salah satu upaya agar tidak
terjadi kesenjangan antara produksi dan tingkat konsumsi daging sapi di dalam
negeri.
Data menunjukan bahwa Indonesia tidak dapat memenuhi kebutuhan akan
permintaan daging sapi di dalam negeri, kenyataan ini diperkuat oleh keterangan
mengenai jumlah impor sapi pada tahun 2003 – 2007 yang cenderung mengalami
peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3 yang menjelaskan tentang
perkembangan jumlah impor ternak dan hasil ternak sapi.
3
Tabel 3. Jumlah Impor Ternak dan Hasil Ternak Sapi Tahun 2003 – 2007
No Jenis Komoditi Tahun (ribu US $)
2003 2004 2005 2006 2007
1 Sapi Bibit 2.843,8 2.291,8 1.921,6 2.545,1 15,1
2 Sapi Bakalan 66.543,8 88.989,6 107.731,3 108.596,7 217.720,5
3 Daging Sapi 18.566,0 27.113,0 43.646,4 49.077,2 92.846,6
4 Hati Sapi 23.142,3 24.837,9 31.090,2 35.759,8 56.650,5
5 Jeroan lainnya 41,5 133,8 497,8 670,5 38,8
Sumber : Ditjen Peternakan (2009)
Kenyataan itulah yang mendorong Ditjen Peternakan mengeluarkan kebijakan
Gaung (Tiga Ung) Lampung pada tahun 1992 dimana isinya yaitu sapi lokal sebagai
tulang punggung, impor sapi bakalan sebagai pendukung dan impor daging sapi
sebagai penyambung. Melalui kebijakan ini disusun perencanaan secara lebih teliti
berapa besarnya pemasukan sapi bakalan dan daging impor untuk memenuhi daging
sapi dalam negeri (APFINDO 2007).
Dalam upaya swasembada daging sapi, sebagaimana yang dituangkan dalam
Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 59/Permentan/HK.060/8/2007 tentang Pedoman
Percepatan Pencapaian Swasembada Daging Sapi (P2SDS). Dengan melalui kegiatan
P2SDS tersebut diharapkan pada tahun 2010, kebutuhan daging sapi bagi masyarakat
sudah dapat dipenuhi dari dalam negeri minimal sebesar 90 persen. Strategi yang
ditempuh dalam pencapaian swasembada daging sapi dilakukan melalui (1)
Pengembangan sentra perbibitan dan penggemukan; (2) Revitalisasi kelembagaan dan
SDM Fungsional di lapangan; dan (3) Dukungan sarana dan prasarana. Strategi
tersebut diimplementasikan melalui langkah operasional, diantaranya yaitu perbaikan
mutu bibit baik secara penambahan jumlah maupun peningkatan kualitas. Upaya
perbaikan mutu bibit dilakukan dengan cara penyebaran sapi Brahman cross3.
3 http://www.ditjennak.go.id/ Jakarta. 20 Maret 2009
4
1.2. Perumusan Masalah
Indonesia pada saat ini masih mengalami kekurangan pasokan sapi potong
karena pertambahan populasi sapi potong tidak seimbang dengan kebutuhan
konsumsi daging nasional. Di lain pihak, kebutuhan masyarakat terhadap daging sapi
cenderung semakin meningkat. Kebijakan impor sapi bakalan ataupun daging
terpaksa dilakukan karena tanpa impor daging atau sapi bakalan dimungkinkan terjadi
pengurasan sapi lokal yang berakibat buruk bagi ketahanan pangan nasional dan
peternakan sapi rakyat.
Salah satu upaya peningkatan produksi daging sapi potong dalam negeri yaitu
dengan upaya penggemukan sapi potong. Dengan usaha ini diharapkan menghasilkan
pertambahan bobot badan yang tinggi dan efisien, sehingga dapat diperoleh karkas
dan daging dengan kualitas dan kuantitas yang lebih baik.
Pengembangan sapi potong untuk mendukung program kecukupan daging
pada tahun 2010 diperlukan dukungan inovasi untuk meningkatkan produktivitas
ternak. Tidak teraturnya program perkawinan, kurangnya perhatian pada pemberian
metode pakan, pemotongan yang tidak sesuai aturan, dan mutasi ternak dari suatu
wilayah ke wilayah lain yang tidak terkontrol merupakan beberapa penyebab
rendahnya populasi sapi potong.
Dalam bisnis sapi potong, banyak persoalan yang dihadapi peternak rakyat
maupun pengusaha penggemukan (feedloter). Di antaranya, rendahnya tingkat
pertambahan bobot badan sapi yang diusahakan. Padahal, aktivitas penting dalam
usaha sapi potong itu adalah penggemukan. Di samping faktor genetis, ternyata
kegiatan itu tidak dapat dilepaskan dari jaminan ketersediaan pakan baik kualitas
maupun kuantitasnya. Pakan memegang peranan 60 persen - 70 persen dalam
meningkatkan produktivitas4.
Sapi potong yang berasal dari peternakan rakyat rata – rata belum mencapai
bobot maksimal. Untuk mencapai bobot potong ideal diperlukan perbaikan teknologi
pemeliharaan. Satu diantaranya dengan menggunakan pakan tambahan yang berisi
enzim atau mikroorganisme hidup yang membantu dalam mengefisienkan proses 4 http://www.agrina-online.com. 11 December 2007
5
pencernaan sehingga pertambahan bobot sapi berlangsung cepat, yaitu antara 1 – 1,5
kg/hari. Upaya penggemukan seperti ini dapat meningkatkan mutu dan produksi
daging dalam negeri sehingga akan mengurangi impor daging sapi. Akhir-akhir ini
Bapak Surya Dharma Ali sebagi Menteri Koperasi dan UKM menyatakan bahwa
setiap tahun Indonesia mendatangkan sapi impor sebanyak 450.000 ekor pertahun dan
jumlahnya meningkat pertahunnya5.
PT Zagrotech Dafa International adalah salah satu perusahaan swasta nasional
di Indonesia yang bergerak di bidang agribisnis, hal utama yang melatar belakangi PT
ZDI mendirikan usaha penggemukan sapi potong (fattening) yaitu melihat kondisi
pertumbuhan populasi sapi potong yang cenderung statis sedangkan kebutuhan akan
daging sapi di dalam negeri meningkat setiap tahunnya, keadaan tersebut merupakan
peluang yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mulai mengembangkan
usaha dalam bidang penggemukan sapi potong (fattening). Saat ini PT ZDI sedang
melakukan perencanaan untuk melakukan usaha dalam bidang penggemukan sapi
potong (fattening).
Bakalan sapi yang akan didatangkan yaitu impor dari Australia. Sapi
Brahman dipilih karena mampu beradaptasi dengan lingkungan Indonesia, khususnya
Bogor. Selain itu sapi Brahman juga memiliki beberapa keistimewaan lainnya yaitu
tahan terhadap gigitan caplak, mampu beradaptasi dengan pakan berkualitas rendah,
dan memiliki kecepatan pertumbuhan yang tinggi.
Rencana ini membutuhkan biaya yang cukup besar karena nilai tukar Rupiah
terhadap Dollar yang fluktuatif. PT ZDI memiliki alternatif pilihan dalam
menggunakan modal yaitu modal pinjaman dari Bank. Berdasarkan kemungkinan
penggunaan modal tersebut, perlu dirumuskan modal yang memberikan keuntungan
maksimum bagi perusahaan dengan skenario pada modal.
Perubahan – perubahan yang terjadi terhadap produksi dan harga input perlu
diperhatikan terhadap manfaat dan keuntungan yang akan diperoleh. Perubahan –
perubahan yang terjadi seperti penurunan produksi dan peningkatan biaya variabel.
5 http://www.geocities.com. 24 Maret 2009
6
Mengingat besarnya biaya investasi yang akan dikeluarkan maka diperlukan suatu
analisis kelayakan usaha. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan
beberapa permasalahan, yaitu :
1) Bagaimana kelayakan usaha penggemukan sapi potong (fattening) di PT
Zagrotech Dafa International dilihat dari aspek pasar, aspek teknis, aspek
manajemen dan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan ?
2) Bagaimana kelayakan aspek finansial usaha penggemukan sapi potong
(fattening) di PT Zagrotech Dafa International ?
3) Bagaimana sensitivitas kelayakan usaha penggemukan sapi potong (fattening)
di PT Zagrotech Dafa International jika terjadi penurunan produksi dan
peningkatan biaya variabel ?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada perumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini
adalah :
1) Menganalisis kelayakan usaha fattening sapi potong di PT Zagrotech Dafa
International dilihat dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan
aspek sosial, ekonomi dan lingkungan.
2) Menganalisis kelayakan aspek finansial usaha fattening sapi potong di PT
Zagrotech Dafa International.
3) Menganalisis sensitivitas kelayakan usaha fattening sapi potong di PT
Zagrotech Dafa International.
1.4. Kegunaan Penelitian
PT Zagrotech Dafa International merupakan perusahaan yang bergerak pada
usaha agribisnis di Indonesia. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menjadi
masukan dan memberi informasi yang berguna bagi pihak yang berkepentingan untuk
tertarik dalam usaha fattening sapi potong, khususnya pemerintah agar ikut berperan
serta dalam mengurangi ketergantungan impor sapi bakalan ataupun sapi potong serta
meningkatkan jumlah populasi sapi potong di Indonesia sehingga kebutuhan akan
daging sapi secara nasional dapat terpenuhi, kegunaan dari penelitian ini adalah :
7
1) Bagi PT Zagrotech Dafa International penelitian ini diharapkan sebagai
masukan terhadap manajemen perusahaan untuk mengetahui kelayakan usaha
fattening sapi potong, serta untuk mengetahui variabel – variabel apa saja
yang mempengaruhi usaha fattening sapi potong jika salah satu variabel input
naik.
2) Bagi investor diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi
yang berguna untuk menentukan keputusan berinvestasi dalam usaha fattening
sapi potong.
3) Bagi pemerintah diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi
bagaimana teknik fattening sapi potong dan bagaimana kelayakan usaha
fattening sapi potong, serta sebagai bahan pertimbangan dalam membuat
kebijakan dan keputusan yang menyangkut usaha fattening sapi potong.
Diharapkan penelitian ini dapat sebagai masukan bagi pemerintah agar ikut
berperan serta mengembangkan usaha fattening sapi potong di Indonesia agar
kebutuhan daging dapat terpenuhi.
4) Bagi mahasiswa dan pihak yang membutuhkan informasi tentang fattening
sapi potong, diharapakan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi
serta sebagai sumber literatur dan menambah wawasan mengenai usaha
peternakan khususnya fattening sapi potong.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Usaha Ternak Sapi Potong
Usaha peternakan, khususnya peternakan sapi potong di Indonesia umumnya
masih dikelola secara tradisional, yang bercirikan dengan usaha hanya sebagai usaha
keluarga atau sebagai usaha sampingan. Menurut Soehadji dalam Saragih (2000),
tipologi usaha peternakan dibagi berdasarkan skala usaha dan tingkat pendapatan
peternak, dan di klasifikasikan ke dalam kelompok berikut :
1) Peternakan sebagai usaha sambilan, dimana ternak sebagai usaha sambilan
untuk mencukupi kebutuhan sendiri (subsistence). Dengan tingkat pendapatan
dari usaha ternak kurang dari 30 persen.
2) Peternakan sebagai cabang usaha, dimana petani peternak mengusahakan
pertanian campuran (mixed farming) dengan ternak sebagai cabang usaha.
Dengan tingkat pendapatan dari usaha ternak 30 – 70 persen (semi komersial
atau usaha terpadu).
3) Peternakan sebagai usaha pokok, dimana peternak mengusahakan ternak
sebagai usaha pokok dan komoditi dan komoditi pertanian lainnya sebagai
usaha sambilan (single komodity), dengan tingkat pendapatan usaha ternak 70
– 100 persen.
4) Peternakan sebagai usaha industri, dimana komoditas ternak diusahakan
secara khusus (specialized farming) dengan tingkat pendapatan usaha ternak
100 persen (komoditi pilihan).
Menurut Williamson dan Payne (1993), setidaknya ada tiga tipe peternakan
sapi di daerah tropis yaitu peternak rakyat atau subsisten, peternak spesialis, dan
produsen skala besar.
Prawirokusumo (1990) menyatakan bahwa berdasarkan tingkat produksi,
macam teknologi yang digunakan, dan banyaknya hasil yang dipasarkan, maka usaha
peternakan di Indonesia dapat digolongkan ke dalam tiga bentuk, yaitu :
1) Usaha yang bersifat tradisional, yang diwakili oleh petani dengan lahan
sempit, yang mempunyai 1 – 2 ekor ternak, baik ternak ruminansia besar,
ruminansia kecil bahkan ayam kampung.
9
2) Usaha backyard yang diwakili peternak ayam ras dan sapi perah yang telah
memakai teknologi seperti kandang, manajemen, pakan komersial, bibit
unggul, dan lain – lain.
3) Usaha komersial adalah usaha yang benar – benar menerapkan prinsip –
prinsip ekonomi antara lain untuk tujuan keuntungan maksimum.
2.2. Sejarah Sapi Potong
Dari sejarahnya, semua bangsa sapi yang dikenal di dunia berasal dari
Homacodontidae yang dijumpai pada zaman Paleocene. Adapun jenis primitifnya
ditemukan pada zaman Pliocene di India, Asia. Perkembangan dari jenis – jenis
primitifnya itulah menghasilkan tiga kelompok nenek moyang sapi hasil penjinakan.
Adapun sapi yang dihasilkan dari jenis primitif, diklasifikasikan menjadi tiga
kelompok besar yang memiliki genetik sapi yang penting untuk menghasilkan
keturunan yang berkualitas, yaitu :
1) Bos sondaicus atau Bos banteng, sampai sekarang ini masih bisa ditemui
hidup liar di daerah margasatwa yang dilindungi di pulau Jawa seperti
Pangandaran dan Ujung Kulon.
2) Bos indicus atau Sapi zebu, sampai sekarang mengalami perkembangan di
India, Asia.
3) Bos Taurus atau Sapi Eropa, sampai sekarang mengalami perkembangan di
Eropa.
Tiga kelompok nenek moyang tersebut, baik secara alamiah ataupun karena
peran serta manusia mampu mengalami perkembangan hasil perkawinan atau
persilangan yang menunjukan bangsa – bangsa sapi modern, baik tipe potong-perah,
tipe potong-kerja, tipe potong-murni.
2.3. Jenis – Jenis Sapi Potong
Beberapa jenis sapi potong banyak dijumpai di Indonesia, baik itu sapi potong
lokal maupun jenis sapi potong bukan lokal yang merupakan hasil persilangan dan
cocok dibudidayakan di Indonesia. Jenis sapi tersebut menyebar di wilayah Indonesia
diantaranya sapi Bali, Ongole, Peranakan Ongole, dan sapi Madura. Sedangkan
10
bangsa sapi potong bukan lokal seperti sapi Limousine, sapi Charolais, dan sapi
Brahman.
2.3.1. Jenis Sapi Lokal
Jenis – jenis sapi yang sudah lama terdapat di Indonesia dan telah berkembang
secara turun temurun dikenal dengan sebutan sapi lokal. Jenis – jenis sapi lokal
tersebut tersebar di hampir semua daerah di Indonesia, tetapi ada pula yang hanya
terdapat di daerah – daerah tertentu saja. Jenis sapi tersebut antara lain :
1) Sapi Bali, merupakan keturunan dari Bos banteng. Sapi Bali mempunyai
bentuk dan karakteristik yang sama dengan banteng dan tergolong sapi yang
cukup subur, sehingga sapi Bali sangat cocok sebagai ternak bibit yang
potensial. Sapi Bali mempunyai fertilitas 83 – 86 persen (Murtijdo 1990), tipe
pekerja yang baik, persentase karkas yang tinggi, daging rendah lemak, dan
daya adaptasi terhadap lingkungan tinggi.
2) Sapi Ongole, merupakan keturunan Bos indicus yang masuk ke Indonesia
melalui jalur perdagangan. Sapi ini berwarna putih dan memiliki banyak
lipatan di bagian leher dan perut.
3) Sapi Peranakan Ongole, sapi ini juga dikenal sebagai sapi Sumba Ongole
merupakan hasil persilangan sapi Ongole asal India dengan sapi Madura
secara keturunan hasil perkawinan yang dikawinkan kembali dengan sapi
Ongole (grading up). Sapi ini berwarna putih dan berpunuk.
4) Sapi Madura merupakan sapi lokal yang mirip sapi Bali. Perbedaan yang
signifikan antara sapi Bali dan sapi Madura terletak pada keberadaan punuk,
sapi Bali tidak berpunuk sedangkan sapi Madura berpunuk.
2.3.2. Jenis Sapi Bukan Lokal
1) Sapi Limousin, merupakan sapi potong keturunan Bos taurus yang berhasil di
kembangkan di Francis. Bentuk tubuhnya memanjang penuh daging dan
sangat padat, hampir mirip dengan singa. Berat badan sapi Limousin betina
bisa mencapai rata – rata 650 Kg, dan sapi jantan mencapai berat rata – rata
11
850 Kg. Sapi Limousin mempunyai pertambahan berat badan harian yang
cukup tinggi sehingga banyak di impor dalam bentuk bakalan.
2) Sapi Charolais, merupakan sapi potong keturunan Bos taurus dan banyak
dikembangbiakkan di Amerika. Warna tubuhnya krem muda atau keputih –
putihan. Postur tubuhnya besar dan padat, tetapi kasar dengan bobot badan
jantan dewasa dapat mencapai 1.000 Kg, sedangkan betina dewasa sekitar 750
Kg.
3) Sapi Brahman, merupakan sapi yang termasuk dalam golongan sapi Zebu.
Sapi Brahman banyak disilangkan dengan jenis sapi lainnya dan
menghasilkan peranakan Amerika Brahman (Brahman Cross), dimana jenis
sapi Brahman mempunyai pertambahan berat badan harian yang cukup tinggi
yaitu 0,8 Kg – 1,5 Kg/hari. Bobot badan jantan dewasa rata – rata 1100 Kg
dan betina dewasa 850 Kg. Jenis sapi Brahman umumnya di impor dari
Australia dan Selandia Baru dalam bentuk bakalan untuk digemukkan
kembali.
2.4. Penggemukan Sapi Potong
Sugeng (2000), menyatakan bahwa penggemukan sebaiknya dilakukan pada
ternak sapi usia 12 – 18 bulan atau paling tua umur 2,5 tahun. Pembatasan usia ini
dilakukan atas dasar bahwa pada usia tersebut ternak tengah mengalami fase
pertumbuhan dalam pembentukan kerangka maupun jaringan daging, sehingga bila
pakan yang diberikan itu jumlah kandungan protein, mineral dan vitaminnya
mencukupi, sapi dapat cepat menjadi gemuk. Pemeliharaan sapi potong di Indonesia
dilakukan secara ekstensif, semi-intensif, intensif. Pemeliharaan secara intensif,
hampir sepanjang hari berada di dalam kandang dan diberikan pakan sebanyak dan
sebaik mungkin sehingga cepat gemuk. Selanjutnya dikatakan bahwa sapi – sapi yang
dipelihara secara ekstensif, dilepaskan di padang penggembalaan dan digembalakan
sepanjang hari, mulai dari pagi hingga sore.
Menurut Siregar (1999), penggemukan sapi dapat dilakukan secara
perseorangan maupun secara perusahaan dalam skala usaha besar. Namun ada pula
yang mengusahakan penggemukan sapi secara kelompok dalam kandang yang
12
berkelompok pula. Ada beberapa sistem penggemukan yang digunakan untuk sapi,
pada prinsipnya perbedaan sistem penggemukan sapi terletak pada teknik pemberian
pakan dan ransum, luas lahan yang tersedia, umur dan kondisi sapi yang akan
digemukan.
Menurut Siregar (1999) dan Sugeng (2000), sistem penggemukan ada tiga,
yakni sistem kereman, sistem pasture fattening, dan sistem dry lot fattening.
Penggemukan sistem kereman adalah penggemukan yang memerlukan waktu
penggemukan berkisar antara 3 – 6 bulan. Sapi bakalan yang digunakan dalam
kereman umumnya sapi – sapi jantan yang berumur sekitar 1 – 2 tahun dalam kondisi
kurus dan sehat. Jumlah pakan yang diberikan sebanyak 3 kilogram per hari dengan
kenaikan berat badan rata – rata 0,33 kilogram per hari. Sistem pasture fattening
memerlukan waktu yang relatif lama, yaitu sekitar 8 – 10 bulan, dengan sapi bakalan
yang digunakan pada pasture fattening adalah sapi jantan atau betina dengan umur
minimal sekitar 2,5 tahun. Sapi jantan mempunyai pertumbuhan relatif cepat
dibandingkan sapi betina sehingga waktu penggemukannya relatif lebih singkat.
Sistem dry lot fattening adalah sistem penggemukan dimana sapi berada terus –
menerus dalam kandang dan tidak di gembalakan ataupun dipekerjakan. Sapi bakalan
yang dipergunakan pada dry lot fattening umumnya sapi – sapi jantan yang telah
berumur lebih dari 1 tahun dengan lama penggemukan sekitar 2 – 6 bulan.
2.5. Pemilihan Bakalan
Bakalan merupakan faktor yang penting, karena sangat menentukan hasil
akhir usaha penggemukan. Pemilihan bakalan memerlukan ketelitian, kejelian dan
pengalaman6. Ciri-ciri bakalan yang baik adalah :
1) Berumur sekitar 2,5 tahun
2) Jenis kelamin jantan
3) Bentuk tubuh panjang, bulat dan lebar, panjang minimal 170 cm tinggi
pundak minimal 135 cm, lingkar dada 133 cm
6 http://www.go-organik-2010.blogspot.com. 23 April 2009
13
4) Tubuh kurus, tulang menonjol, tetapi tetap sehat (kurus karena kurang pakan,
bukan karena sakit)
5) Pandangan mata bersinar cerah dan bulu halus
6) Kotoran normal
Syarat yang paling penting untuk seleksi sapi potong yaitu sapi harus sehat,
usia masih muda, dan tidak memiliki sejarah terserang penyakit yang membahayakan.
Ditjen Peternakan (2007) mengemukakan bahwa pemilihan bibit ternak sapi potong
biasanya menyangkut tentang (1) Asal usul atau silsilah ternak termasuk bangsa
ternak, (2) kapasitas produksi (umur, pertambahan berat badan, produksi daging, dan
lemak), (3) kasitas reproduksi (kesuburan ternak, jumlah anak lahir dan hidup normal,
umur pertama kawin, siklus birahi, lama bunting, keadaan waktu melahirkan,
kemampuan membesarkan anak, dan sebagainya), (4) tingkat kesejahteraan anak.
2.6. Tatalaksana Pemeliharaan7
2.6.1. Perkandangan
Secara umum, kandang memiliki dua tipe, yaitu individu dan kelompok. Pada
kandang individu, setiap sapi menempati tempatnya sendiri berukuran 2,5 m X 1,5 m.
Tipe ini dapat memacu pertumbuhan lebih pesat, karena tidak terjadi kompetisi dalam
mendapatkan pakan dan memiliki ruang gerak terbatas, sehingga energi yang
diperoleh dari pakan digunakan untuk hidup pokok dan produksi daging tidak hilang
karena banyak bergerak. Pada kandang kelompok, bakalan dalam satu periode
penggemukan ditempatkan dalam satu kandang. Satu ekor sapi memerlukan tempat
yang lebih luas daripada kandang individu. Kelemahan tipe kandang ini yaitu terjadi
kompetisi dalam mendapatkan pakan sehingga sapi yang lebih kuat cenderung cepat
tumbuh daripada yang lemah, karena lebih banyak mendapatkan pakan.
2.6.2. Pakan
Berdasarkan kondisi fisioloigis dan sistem pencernaannya, sapi digolongkan
hewan ruminansia, karena pencernaannya melalui tiga proses, yaitu secara mekanis
7 http://www. go-organik-2010.blogspot.com. 23 April 2009
14
dalam mulut dengan bantuan air ludah (saliva), secara fermentatif dalam rumen
dengan bantuan mikrobia rumen dan secara enzimatis setelah melewati rumen.
Penelitian menunjukkan bahwa penggemukan dengan mengandalkan pakan
berupa hijauan saja, kurang memberikan hasil yang optimal dan membutuhkan waktu
yang lama. Salah satu cara mempercepat penggemukan adalah dengan pakan
kombinasi antara hijauan dan konsentrat. Konsentrat yang digunakan adalah ampas
bir, ampas tahu, ampas tebu, bekatul, kulit biji kedelai, kulit nenas dan buatan pabrik
pakan. Konsentrat diberikan lebih dahulu untuk memberi pakan mikrobia rumen,
sehingga ketika pakan hijauan masuk rumen, mikrobia rumen telah siap dan aktif
mencerna hijauan. Kebutuhan pakan (dalam berat kering) tiap ekor adalah 2,5 persen
berat badannya. Hijauan yang digunakan adalah jerami padi, daun tebu, daun jagung,
alang – alang dan rumput – rumputan liar sebagai pakan berkualitas rendah dan
rumput gajah, setaria kolonjono sebagai pakan berkualitas tinggi.
Penentuan kualitas pakan tersebut berdasarkan tinggi rendahnya kandungan
nutrisi (zat pakan) dan kadar serat kasar. Pakan hijauan yang berkualitas rendah
mengandung serat kasar tinggi yang sifatnya sukar dicerna karena terdapat lignin
yang sukar larut oleh enzim pencernaan.
Menurut Suharno dan Nazaruddin (1994), sebagai perkiraan kebutuhan pakan
sapi adalah 15 – 20 persen bobot tubuhnya. Pakan yang diberikan setiap hari dalam
penggemukan sapi berupa hijauan sebanyak 10 persen dari bobot badan dan
konsentrat sebanyak 5 Kg/ekor/hari.
2.7. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan
Putria (2008), meneliti tentang kelayakan usaha pengembangan pembibitan
(breeding) sapi potong pada PT Lembu Jantan Perkasa (LJP), Serang, Provinsi
Banten. Metode yang digunakan dalam mengkaji kelayakan finansial usaha breeding
sapi potong pada PT LJP berdasarkan kelayakan investasi yaitu NPV, IRR, Net B/C
Ratio, Payback Period, dan analisis sensitivitas.
Hasil analisis kelayakan usaha pengembangan pembibitan sapi potong ini
diperoleh hasil NPV sebesar Rp 1.929.172.324, Net B/C sebesar 1,48, IRR sebesar
15
10,65 persen, dan Payback Period sebesar 3,56 tahun. Hasil analisis finansial
menunjukan bahwa usaha pengembangan pembibitan sapi potong layak untuk
dilaksanakan karena nilai NPV lebih besar dari nol, Net B/C lebih besar dari satu,
nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga, dan waktu pengembalian investasi yang
dibawah umur proyek.
Analisis sensitivitas dengan dua variabel parameter yaitu nilai tukar Rupiah
terhadap Dollar yang berfluktuatif dan penurunan produksi sapi potong. Hasil analisis
sensitivitas menunjukan penurunan volume produksi sapi bunting muda dan sapi
bunting tua sebesar 5 persen paling peka diantara dua variabel parameter lainnya
yaitu variabel kenaikan Dollar terhadap Rupiah, variabel penurunan volume produksi
anak sapi dengan berat 40 – 175 Kg, dan variabel penurunan anak sapi dengan berat
170 – 250 Kg.
Dekayanti (2008) meneliti tentang potensi pengembangan usaha
penggemukan sapi potong di kota Tanggerang. Metode yang digunakan yaitu analisis
KPPTR (Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia) dan peramalan
permintaan. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa sumberdaya peternakan yang
mendukung upaya pengembangan usaha penggemukan sapi potong adalah populasi
ternak, paternak dan kelembagaan.
Berdasarkan perhitungan KPPTR kota Tanggerang memiliki nilai KPPTR
169,7 ST (Satuan Ternak) sedangkan potensi pasar daging sapi yang dilihat dari segi
permintaan memberikan peluang dan prospek yang cerah untuk pengembangan usaha
penggemukan sapi potong di kota Tanggerang. Hal ini tercermin dari permintaan
daging sapi di kota Tanggerang yang akan terus meningkat setiap tahunnya.
Ferdiman (2007), meneliti tentang strategi pengembangan usaha sapi potong
PT Kariyana Gita Utama, Sukabumi. Metode yang digunakan yaitu analisis SWOT
(strengths, weakness, opportunity, threat) dan QSPM (Quantitative strategic
planning matrix). Berdasarkan analisis SWOT, terdapat beberapa alternatif strategi
dari kombinasi faktor internal dan eksternal perusahaan yang dapat diterapkan.
Berdasarkan kombinasi strengths dan opportunities, maka starteginya adalah
mempertahankan kapasitas dan kualitas produksi sapi potong hasil penggemukan dan
16
membuka divisi Rumah Potong Hewan serta pengolahan pupuk. Berdasarkan
kombinasi strengts dan threats, maka strateginya adalah menjaga loyalitas konsumen,
memperkuat kerjasama dengan pemasok, dan pemanfaatan sapi lokal sebagai sapi
bakalan. Berdasarkan kombinasi weeknesses dan opportunities, maka strateginya
adalah adalah peningkatan modal dengan memanfaatkan bantuan modal dari
pemerintah dan swasta, dan perbaikan sistem mananajemen. Berdasarkan kombinasi
weaknesses dan threats, maka strateginya adalah memanfaatkan teknologi yang tepat
guna dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Berdasarkan analisis IE (Internal Eksternal), pengaruh dari faktor lingkungan
internal dan eksternal perusahaan menempatkan PT KGU berada pada posisi
pertahankan dan pelihara. Posisi ini menunjukan bahwa strategi – strategi yang cocok
bagi perusahaan adalah penetrasi pasar, pengembangan pasar. Berdasarkan analisis
QSPM dari nilai total daya tarik (TAS), maka urutan alternatif strategi yang dapat di
implementasikan adalah penetrasi pasar dan pengembangan pasar.
Ratniati (2007), meneliti tentang Analisis Sistem Pemasaran Ternak Sapi
Potong PT Great Livestock Company, Lampung Tengah. Dalam penelitian ini
berdasarkan lembaga atau individu pemasaran yang terlibat di wilayah Bandar
Lampung terdapat delapan saluran, sedangkan untuk wilayah Bogor dan DKI Jakarta
masing – masing terdapat enam dan lima saluran pemasaran. Rata – rata farmer’s
share dari seluruh sebaran sebesar 93,54 persen (91,47 persen sampai dengan 94,79
persen) untuk wilayah Lampung. 88,47 persen (87,88 persen sampai dengan 89,06
persen) untuk wilayah Bogor. Dan 85,78 persen (84,75 persen sampai dengan 86,59
persen) untuk wilayah DKI Jakarta. Hal tersebut menunjukan bahwa secara umum
seluruh saluran di masing – masing wilayah farmer’s share nya sudah cukup besar.
Berdasarkan satuan Rp per Kg bobot hidup maka total margin pemasaran
yang paling besar diterima oleh lembaga pemasaran di wilayah Bandar Lampung
terdapat pada saluran I, namun berdasarkan satuan total volume penjualan maka
margin pemasaran yang paling besar diterima PT GLC terdapat pada saluran III.
Margin pemasaran yang paling besar diterima lembaga pemasaran di wilayah Bogor
17
dan DKI Jakarta adalah pada saluran II, sedangkan berdasarkan total volume
penjualan maka saluran I memberikan yang paling besar.
Sahat (2007), meneliti tentang Analisis Permintaan Daging Segar di wilayah
DKI Jakarta. Model yang digunakan adalah model ekonometrika dengan variabel –
variabel yang diduga dapat mempengaruhi permintaan daging sapi segar di wilayah
DKI Jakarta. Hasil analisis model dugaan menunjukan bahwa keragaman permintaan
daging sapi segar dapat dijelaskan oleh model sebesar 64,6 persen dan sisanya
dijelaskan oleh variabel kualitatif seperti preferensi dan selera dan variabel lain yang
tidak terdapat dalam model. Hasil F-Hitung sebesar 6,68 dan P-Value sebesar 0,00
menunjukan bahwa variabel dalam model secara serentak signifikan terhadap
permintaan daging sapi segar.
Variabel yang mempengaruhi permintaan daging sapi segar secara signifikan
adalah, harga daging sapi segar, harga daging ayam ras, harga ikan segar, harga
daging ayam buras, harga daging kambing, harga daging babi, serta pendapatan per
kapita penduduk DKI Jakarta. Variabel yang memiliki hubungan negatif dengan
permintaan daging sapi segar adalah harga daging sapi segar, harga ikan segar, harga
daging ayam buras, harga daging babi. Variabel yang mendekati elastis karena
besaran elastisitasnya mendekati satu adalah harga daging ayam ras dan harga ikan
segar. Sedangkan variabel harga daging kambing dan harga daging ayam buras
bersifat inelastis. Pembentukan harga di tiap lembaga umumnya dengan metode cost-
plus-pricing.
Pada Tabel 4 menunjukan beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian
ini adalah penelitian mengenai kelayakan usaha, sistem pemasaran ternak sapi
potong, dan permintaan daging sapi segar. Posisi penelitian yang dilakukan adalah
memperkaya penelitian terdahulu yang relevan.
18
Tabel 4. Penelitian Terdahulu yang Relevan Mengenai Kelayakan Usaha Penggemukan Sapi Potong (Fattening)
N
o Nama Tahun Judul Penelitian
Beda Penelitian
Terdahulu Metode Penelitian
1 Putria 2008
kelayakan usaha
pengembangan
pembibitan (breeding)
sapi potong pada PT
Lembu Jantan Perkasa
(LJP), Serang, Provinsi
Banten
Objek penelitian
breeding sapi potong
dan lokasi penelitian
NVP, IRR, Net B/C,
Payback Period dan
Analisis Sensitivitas
2 Dekayanti 2008
Analisis Potensi
Pengembangan Usaha
Penggemukan Sapi
Potong di Kota
Tanggerang
Tujuan penelitian,
metode analisis yang
digunakan dan lokasi
penelitian
Analisis KPPTR dan
Proyeksi Permintaan
3 Ferdiman 2007
Strategi Pengembangan
Usaha Sapi Potong PT
KGU, Sukabumi.
Objek penelitian sapi
potong, tujuan
penelitian, metode
analisis yang
digunakan dan lokasi
penelitian
Analisis SWOT dan
QSPM
4 Ratniati 2007
Analisis Sistem
Pemasaran Ternak Sapi
Potong PT Great
Livestock Company,
Lampung Tengah
Objek penelitian sapi
potong, tujuan
penelitian, metode
analisis yang
digunakan dan lokasi
penelitian
Margin tataniaga,
farmer’s share
5 Sahat 2007
Analisis Permintaan
Daging Sapi Segar di
wilayah DKI Jakarta
Objek penelitian sapi
potong, tujuan
penelitian, metode
analisis yang
digunakan dan lokasi
penelitian
Ekonometrika
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan
dalam penelitian. Teori – teori ini berkaitan erat dengan permasalahan yang ada
dalam penelitian. Selain itu, teori merupakan acuan untuk menjawab permasalahan.
3.1.1. Studi Kelayakan Proyek
Proyek merupakan suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya – biaya
dengan harapan akan memperoleh hasil dan secara logika merupakan wadah untuk
melakukan kegiatan – kegiatan perencanaan, pembiayaan, dan pelaksanaan dalam
satu unit. Rangkaian dasar dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek adalah siklus
proyek yang terdiri dari tahap – tahap identifikasi, persiapan dan analisis penilaian,
pelaksanaan dan evaluasi (Gitingger 1986). Evaluasi proyek sangat penting, evaluasi
ini dapat dilakukan beberapa kali selama pelaksanaan proyek.
Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek
(biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil (Husnan &
Muhammad 2000). Pengertian keberhasilan ini mungkin bisa ditafsirkan agak
berbeda – beda. Pihak swasta lebih berminat tentang manfaat ekonomis suatu
investasi. Sedangkan pemerintah dan lembaga non profit dilihat apakah bermanfaat
bagi masyarakat luas yang berupa penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan sumber daya
yang melimpah, dan penghematan devisa.
Hal – hal yang mendasari untuk menjalankan studi kelayakan proyek investasi
jika suatu pihak atau seseorang melihat suatu kesempatan usaha, yaitu apakah
kesempatan usaha tersebut bisa dimanfaatkan secara ekonomis serta apakah kita bisa
mendapatkan suatu tingkat keuntungan yang cukup layak dari usaha tersebut.
Semakin luas skala proyek maka dampak yang dirasakan baik secara ekonomi
maupun sosial semakin luas. Oleh karena itu studi kelayakan dilengkapi dengan
analisa yang disebut analisa manfaat dan pengorbanan (cost and benefit analysis).
Menurut Husnan dan Muhammad (2000) suatu studi kelayakan proyek akan
menyangkut tiga aspek yaitu :
20
1) Manfaat ekonomi proyek tersebut bagi proyek itu sendiri atau manfaat
finansial. Artinya apakah proyek tersebut cukup menguntungkan bila
dibandingkan dengan risiko proyek.
2) Manfaat ekonomi proyek tersebut bagi Negara tempat proyek tersebut
dilaksanakan, yang menunjukan manfaat proyek tersebut bagi ekonomi makro
suatu Negara.
3) Manfaat sosial proyek tersebut bagi masyarakat disekitar proyek.
Proyek investasi umumnya memerlukan dana yang cukup besar dan
mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Maka dari itu tujuan dari
dilakukannya studi kelayakan proyek adalah untuk menghindari keterlanjuran
penanaman modal cukup besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan.
Studi kelayakan ini akan memakan biaya, tetapi biaya tersebut relatif kecil
dibandingkan dengan risiko kegagalan suatu proyek yang menyangkut investasi
dalam jumlah besar. Banyak sebab yang mengakibatkan suatu proyek ternyata
kemudian menjadi tidak menguntungkan (gagal) diantaranya yaitu : (1) kesalahan
perencanaan, (2) kesalahan dalam menaksir pasar yang tersedia, (3) kesalahan dalam
memperkirakan teknologi yang tepat pakai, (4) kesalahan dalam memperkirakan
kontinyuitas bahan baku, kesalahan dalam memperkirakan kebutuhan tenaga kerja
dengan tersedianya tenaga kerja yang ada, serta (5) pelaksanaan proyek yang tidak
terkendalikan sehingga biaya pembangunan proyek menjadi membengkak serta
penyelesaian proyek menjadi tertunda.
Dalam teori, tujuan dari pengambilan keputusan untuk melakukan investasi
adalah untuk memaksimumkan tingkat keuntungan dari pemilik modal itu sendiri.
Namun tujuan tersebut apabila dipandang dari aspek yang lebih luas mungkin
menjadi tidak begitu dipegang teguh lagi. Jika proyek akan dinilai dari perspektif
yang lebih luas, maka tujuannya seharusnya adalah memaksimumkan net present
value dari semua social cost and benefit.
3.1.2. Aspek Kelayakan Proyek
Dalam melakukan studi kelayakan perlu memperhatikan aspek – aspek yang
secara bersama – sama menentukan bagaimana keuntungan yang diperoleh dari suatu
21
penanaman investasi tertentu. Menurut Gittinger (1986) aspek – aspek tersebut terdiri
dari aspek teknis, aspek institusional-organisasi-manajerial, aspek sosial, aspek pasar,
aspek finansial dan aspek ekonomi.
Husnan dan Muhammad (2000) menyatakan bahwa aspek – aspek yang harus
diperhatikan dalam studi kelayakan adalah aspek pasar, aspek teknis, aspek
manajemen, aspek keuangan, dan aspek ekonomi Negara. Dilain pihak, Kadariah
(2001) menyebutkan bahwa proyek dapat dievaluasi dari aspek teknis, aspek
manajerial administratif, aspek organisasi, aspek komersial, aspek finansial serta
aspek ekonomi.
3.1.2.1. Aspek Pasar
Pada waktu sekarang aspek pasar menempati prioritas utama dari studi
kelayakan proyek. Banyak dijumpai kegagalan proyek karena tidak tersedianya pasar
potensial yang cukup terutama di negara sedang berkembang. Beberapa pertanyaan
dasar yang perlu dipahami dari aspek pasar adalah berapa potensi pasar (market
potential) yang tersedia dan berapa bagian (market share) daripadanya yang dapat
diraih oleh proyek yang diusulkan serta strategi pemasaran yang direncanakan untuk
memperebutkan konsumen (Husnan & Muhammad 2000).
Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan
perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran (Kotler 1997).
Alat bauran pemasaran diklasifikasikan menjadi empat unsur yang dikenal dengan
empat P yaitu produk (Product), harga (price), tempat (place) dan promosi
(promotion).
Alat bauran pemasaran yang paling mendasar adalah produk yang mencakup
kualitas, rancangan, bentuk, merek, dan kemasan produk. Harga adalah jumlah uang
yang pelanggan bayar untuk produk tertentu. Tempat termasuk berbagai kegiatan
yang dilakukan perusahaan untuk membuat produk dapat diperoleh dan tersedia bagi
pelanggan sasaran dan menghubungkan berbagai penyedia fasilitas pemasaran untuk
menyediakan produk dan pelayanannya secara efisien kepada pasar sasaran.
Promosi meliputi semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk
mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada pasar sasaran.
22
Perusahaan harus mempekerjakan, melatih dan memotivasi tenaga penjualnya. Selain
itu perusahaan dapat membuat program komunikasi dan promosi yang terdiri dari
iklan, promosi penjualan, hubungan masyarakat serta pemasaran langsung online.
3.1.2.2. Aspek Teknis
Menurut Husnan dan Muhammad (2000) aspek teknis merupakan suatu
aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan proyek secara teknis dan
pengoperasiannya setelah proyek selesai dibangun. Aspek teknis dilakukan untuk
mendapatkan gambaran mengenai lokasi proyek, besar skala operasi/luas produksi,
kriteria pemilihan mesin dan peralatan yang digunakan, proses produksi yang
dilakukan dan jenis teknologi yang digunakan.
3.1.2.3. Aspek Manajemen
Menurut Husnan dan Muhammad (2000) aspek manajemen meliputi
manajemen pembangunan dalam proyek dan manajemen dalam operasi. Manajemen
pembangunan proyek merupakan proses untuk merencanakan penyiapan sarana fisik
dan peralatan lunak lainnya agar proyek yang direncanakan tersebut bisa mulai
beroperasi secara komersial tepat pada waktunya.
Pelaksana pembangunan proyek tersebut bisa pihak yang mempunyai ide
proyek itu, bisa juga (umumnya) diserahkan pada beberapa pihak lain. Siapa pun
yang akan melaksanakan proyek tersebut, perusahaan (yang mempunyai ide membuat
proyek) perlu mengetahui kapan proyek itu akan mulai bisa beroperasi secara
komersial. Aspek manajemen dalam operasi meliputi bagaimana merencanakan
pengelolaan proyek dalam operasional.
3.1.2.4. Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan
Pertimbangan – pertimbangan sosial harus dipikirkan secara cermat agar
dapat menentukan arah apakah suatu proyek yang diusulkan tanggap (responsive)
terhadap keadaan sosial tersebut sebab tidak ada proyek yang akan bertahan lama bila
tidak bersahabat dengan lingkungan (Gittinger 1986). Beberapa pertanyaan yang
menjadi permasalahan adalah mengenai penciptaan kesempatan kerja, kualitas hidup
23
masyarakat, kontribusi proyek dan dampak lingkungan yang merugikan dari
keberadaan proyek.
3.1.2.5. Aspek Finansial
1) Teori Biaya dan Manfaat
Analisis finansial diawali dengan analisis biaya dan manfaat dari suatu
proyek. Analisis finansial bertujuan untuk membandingkan pengeluaran uang dengan
revenue earning proyek, apakah proyek itu akan terjamin atas dana yang diperlukan,
apakah proyek akan mampu membayar kembali dana tersebut dan apakah proyek
akan berkembang sedemikian rupa sehingga secara finansial dapat berdiri sendiri
(Kadariah 2001).
Dalam analisis proyek, penyusunan arus biaya dan arus manfaat sangat
penting untuk mengukur besarnya nilai tambah yang diperoleh dengan adanya
proyek. Biaya merupakan pengeluaran atau pengorbanan yang dapat mengurangi
manfaat yang akan diterima. Sedangkan manfaat merupakan hasil yang diharapkan
akan berguna bagi individu ataupun masyarakat yang merupakan hasil dari suatu
investasi. Biaya dan manfaat ini bisa merupakan biaya dan manfaat langsung ataupun
biaya dan manfaat tidak langsung.
Biaya dan manfaat langsung adalah biaya dan manfaat yang bisa dirasakan
dan dapat diukur sebagai akibat langsung dan merupakan tujuan utama dari suatu
proyek, sedangkan biaya dan manfaat tidak langsung merupakan biaya dan manfaat
yang dirasakan secara tidak langsung dan merupakan tujuan utama dari suatu proyek.
Biaya dan manfaat yang dimaksudkan kedalam analisis proyek adalah biaya dan
manfaat yang bersifat langsung.
Biaya yang diperlukan untuk proyek terdiri dari biaya modal, biaya
operasional dan biaya lainnya yang terlibat dalam pendanaan suatu proyek. Biaya
modal merupakan dana untuk investasi yang penggunaannya bersifat jangka panjang,
contohnya tanah, bangunan dan perlengkapannya, pabrik dan mesin – mesinnya,
biaya pendahuluan sebelum operasi, biaya – biaya lainya seperti penelitian.
Biaya operasional disebut biaya modal kerja karena biaya ini dikeluarkan
untuk menutupi kebutuhan dana yang diperlukan pada saat proyek mulai
24
dilaksanakan dan didasarkan pada situasi produksi, biasanya dibutuhkan sesuai
dengan tahap operasi, contohnya biaya bahan mentah, tenaga kerja, biaya
perlengkapan serta biaya penunjang. Biaya lain yang dikeluarkan proyek diantaranya
pajak, bunga pinjaman dan asuransi (Kuntjoro 2002).
Gittinger (1986) menyebutkan beberapa biaya yang menyangkut proyek
pertanian antara lain meliputi barang – barang fisik, tenaga kerja, tanah, cadangan –
cadangan tak terduga, pajak, jasa pinjaman, serta biaya yang tidak diperhitungkan.
Penambahan nilai suatu proyek bisa diketahui melalui peningkatan produksi,
perbaikan kualitas, perubahan dalam waktu penjualan perubahan dalam bentuk
produksi, pengurangan biaya melalui mekanisasi, pengurangan biaya pengangkutan,
penghindaran kerugian dan manfaat tidak langsung proyek.
Menurut Kadariah (2001) benefit dari proyek terbagi menjadi direct benefit,
indirect benefit dan intangible benefit. Direct benefit adalah peningkatan output
produksi ataupun penurunan biaya. Indirect benefit merupakan keuntungan yang
tidak dapat diukur dengan uang seperti perbaikan lingkungan hidup dan sebagainya.
2) Laba Rugi
Menurut Gittinger (1986), laporan laba rugi adalah suatu laporan keuangan
yang mencantumkan penerimaan dan pengeluaran suatu perusahaan selama periode
akuntasi yang menunjukan hasil operasi perusahaan selama periode tersebut. Laba
merupakan selisih antara penerimaan dengan pengeluaran. Penerimaan laba diperoleh
dari penjualan barang dan jasa yang dikurangi dengan potongan penjualan, barang
yang dikembalikan dan pajak penjualan. Pengeluaran tunai untuk operasi mencakup
seluruh pengeluaran tunai yang timbul untuk memproduksi output, diantaranya yaitu
biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku.
Komponen lain dalam laba rugi adalah adanya biaya penjualan, biaya umum
dan biaya administrasi. Pengurangan komponen – komponen tersebut terhadap laba
bruto akan menghasilkan laba operasi sebelum penyusutan. Penyusutan termasuk
pengeluaran operasi bukan tunai yang merupakan proses alokasi biaya yang berasal
dari harta ke tiap periode yang menyebabkan nilai harta tetap tersebut menjadi
25
berkurang. Pengurangan penyusutan terhadap laba operasi sebelum penyusutan
menghasilkan laba operasi sebelum bunga dan pajak.
3) Kriteria Kelayakan Investasi
Laporan laba rugi mencerminkan perbandingan pendapatan yang diperoleh
dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan. Laporan laba rugi menunjukan hasil
operasi perusahaan selama periode operasi. Namun, Husnan dan Muhammad (2000)
menyatakan bahwa dalam menganalisa suatu proyek investasi lebih relevan terhadap
kas bukan terhadap laba karena kas seseorang bisa berinvestasi dan dengan kas pula
seseorang membayar kewajibannya sehingga untuk mengetahui sejauh mana keadaan
finansial perusahaan perlu dilakukan analisa aliran kas (Cashflow).
Kuntjoro (2002) menyebutkan bahwa cashflow adalah susunan arus manfaat
bersih tambahan sebagai hasil pengurangan arus biaya tambahan terhadap arus
manfaat. Tambahan ini merupakan perbedaan antara kegiatan dengan proyek (with
project) dan tanpa proyek (without project), arus tersebut menggambarkan keadaan
dari tahun ke tahun selama jangka hidup (life time periods).
Adapun yang termasuk kedalam komponen cashflow ini terdiri dari inflow
dan outflow. Inflow biasanya terdiri dari nilai produksi total, penerimaan pinjaman,
grants (bantuan) dan salvage value (nilai sisa). Sedangkan komponen outflow di
antaranya biaya barang modal, bahan – bahan, tenaga kerja, tanah, pajak, dan cicilan
pinjaman modal.
Sebuah ukuran finansial yang bermanfaat dan sangat penting dalam analisa
proyek adalah tingkat pengembalian finansial (Gittinger 1986). Kriteria investasi
diklasifikasikan menurut dua kategori yaitu non discounting criteria dan discounting
criteria. Perbedaan antara konsep ini adalah non discounting criteria tidak
menyertakan konsep time value of money (nilai waktu sekarang) sebagaimana yang
diterapkan pada discounting criteria.
Nilai waktu uang adalah konsep dimana sejumlah uang tertentu pada masa
yang akan datang akan memiliki manfaat yang lebih kecil jika dibandingkan pada
waktu sekarang dengan nilai nominal yang sama, sehingga dalam penilaian kriteria
investasi akan jauh lebih baik jika digunakan konsep nilai waktu uang yang
26
diwujudkan dengan perhitungan present value yaitu adanya ketidakpastian dari hasil,
harga dan biaya yang ditetapkan sepanjang proyek berjalan, serta jika dipikirkan
secara logis, nilai uang yang sama jumlahnya diterima atau dikeluarkan sekarang,
akan lebih berharga dari pada nilai uang itu pada masa yang akan datang.
Menurut Husnan dan Muhammad (2000), pada umumnya ada lima metode
yang biasa dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian investasi. Metode tersebut
diantaranya metode average rate return, pay back periode, present value, internal
rate return, serta profitability indeks. Selain itu, Gittiger (1986) menyebutkan bahwa
dana yang diinvestasikan itu layak atau tidak akan diukur melalui kriteria investasi
net present value, gross benefit cost ratio dan internal rate return.
a) Net Present Value atau Manfaat Sekarang Neto
Net Present Value atau manfaat sekarang neto adalah nilai sekarang dari arus
pendapatan yang ditimbulkan oleh penanaman investasi (Gittinger 1986). Proyek
akan menguntungkan jika NPV bernilai positif. Jika nilai NPV bernilai negatif, maka
akan timbul masalah, dimana pada tingkat diskonto yang diasumsikan, manfaat
sekarang arus manfaat menjadi lebih kecil daripada manfaat sekarang arus biaya. Hal
ini mengakibatkan ketidak cukupan untuk mencakup kembali investasi. Lebih baik
menanamkan uang di suatu bank pada tingkat diskonto tertentu (atau
menginvestasikannya pada proyek lain yang lebih baik) dari pada menginvestasikan
di dalam proyek tersebut.
Dalam metode NPV terdapat tiga penilaian investasi, yaitu jika NPV lebih
besar dari nol berarti layak untuk dilakukan. Sebaliknya, jika nilai NPV kurang dari
nol, maka usaha tersebut tidak layak untuk dilaksanakan, hal ini dikarenakan manfaat
yang diperoleh tidak cukup untuk menutup biaya yang dikeluarkan. Dan jika NPV=0,
berarti proyek sulit dilaksanakan karena manfaat yang diperoleh hanya cukup untuk
menutupi biaya yang dikeluarkan.
b) Internal Rate Return (Tingkat Pengembalian Internal)
Perhitungan Internal Rate Return (Tingkat pengembalian internal) adalah
tingkat bunga maksimal yang dapat dibayar oleh proyek untuk sumber daya yang
digunakan karena proyek membutuhkan dana lagi untuk biaya – biaya operasi dan
27
investasi dan proyek baru sampai pada tingkat pulang modal (Gittinger 1986).
Perhitungan IRR digunakan untuk mengetahui persentase keuntungan dari suatu
proyek tiap tahunnya dan menunjukan kemampuan proyek dalam mengembalikan
pinjaman. Jika dengan tingkat diskonto tertentu, nilai NPV menjadi sebesar nol, maka
proyek yang bersangkutan berada dalam posisi pulang modal yang berarti proyek
dapat mengembalikan modal dan biaya operasional yang dikeluarkan serta dapat
melunasi bunga penggunaan uang.
Suatu investasi dikatakan layak apabila nilai IRR lebih besar dari tingkat
suku bunga yang berlaku, apabila IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga berarti
investasi tidak layak untuk dilaksanakan karena tidak menguntungkan.
c) Net Benefit Cost Ratio (Rasio Manfaat dan Biaya)
Rasio manfaat dan biaya diperoleh bila nilai sekarang arus manfaat dibagi
dengan nilai sekarang arus biaya (Gittinger 1986). Suatu keuntungan dari Net B/C
adalah bahwa ukuran tersebut secara langsung dapat mencatat berapa besar tambahan
biaya tanpa mengakibatkan proyek secara ekonomis tidak menarik. Net B/C Ratio
menunjukan besarnya tingkat tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar
satu rupiah.
Bila Net B/C kurang dari satu, maka manfaat sekarang biaya – biaya pada
tingkat diskonto tertentu akan lebih besar dari nilai sekarang manfaat dan pengeluaran
pertama ditambah pengembalian untuk investasi yang ditanamkan pada proyek tidak
akan dapat kembali. Nilai mutlak Net B/C akan berbeda tergantung kepada tingkat
suku bunga yang dipilih. Semakin tinggi tingkat suku bunganya, semakin rendah nilai
Net B/C yang dihasilkan. Jika tingkat suku bunga yang dipilih cukup tinggi, maka Net
B/C akan kurang dari satu.
d) Payback Period (Masa Pembayaran Kembali)
Payback period atau masa pembayaran kembali adalah jangka waktu
kembalinya keseluruhan jumlah investasi modal yang ditanamkan dihitung mulai dari
permulaan proyek sampai dengan arus nilai neto produksi tambahan sehingga
mencapai jumlah keseluruhan investasi modal yang ditanamkan (Gittinger 1986).
28
Selama proyek dapat mengembalikan modal/investasi sebelum berakhirnya
umur proyek, berarti proyek masih dapat dilaksanakan. Apabila sampai saat proyek
berakhir dan belum dapat mengembalikan modal yang digunakan, maka sebaiknya
proyek tidak dilaksanakan.
Payback period berguna untuk mengetahui berapa lama waktu yang
diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan
cashflow. Semakin kecil angka yang dihasilkan mempunyai arti semakin cepat
tingkat pengembalian investasinya, maka usaha tersebut semakin baik untuk di
usahakan.
4) Analisis Sensitivitas Switching Value (Nilai Pengganti)
Analisis sensitivitas dengan metode penghitungan switching value (nilai
pengganti) adalah suatu analisa untuk dapat melihat pengaruh – pengaruh yang akan
terjadi akibat keadaan yang berubah – ubah (Gittinger 1986). Pada bidang pertanian,
proyek – proyek sensitif berubah – ubah akibat empat masalah utama yaitu perubahan
harga jual produk, keterlambatan pelaksanaan proyek, kenaikan biaya dan perubahan
volume produksi.
Parameter harga jual produk dan biaya dalam analisis finansial diasumsikan
tetap setiap tahunnya. Namun dalam keadaan nyata kedua parameter dapat berubah –
ubah sejalan dengan pertambahan waktu. Untuk itu, analisis switching value perlu
dilakukan untuk melihat sampai seberapa persen penurunan harga atau kenaikan
biaya yang terjadi dapat mengakibatkan perubahan dalam kriteria kelayakan investasi
dari layak menjadi tidak layak.
Kriteria kelayakan investasi menjadi tidak layak yaitu proporsi manfaat yang
turun akibat manfaat sekarang neto/NPV menjadi nol. Nilai nol akan membuat
tingkat pengembalian ekonomi menjadi sama dengan tingkat diskonto dan
perbandingan manfaat investasi neto menjadi persis sama dengan satu.
Batas – batas maksimal perubahan parameter ini sangat mempengaruhi
dalam hal layak atau tidaknya suatu usaha untuk dijalankan. Semakin besar
persentase yang diperoleh menunjukan bahwa usaha tersebut tidak peka atau tidak
sensitif terhadap perubahan parameter yang terjadi.
29
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
Usaha di bidang pengemukan sapi potong (fattening) sangat potensial dan
diperkirakan akan semakin berkembang, hal ini tercermin pada jumlah populasi sapi
potong yang cenderung statis, tidak dapat mengimbangi jumlah konsumsi daging sapi
potong yang semakin meningkat setiap tahunnya. Melihat kenyataan tersebut
menunjukan peluang pasar yang sangat besar.
PT Zagrotech Dafa International adalah salah satu perusahaan swasta
nasional di Indonesia yang bergerak di bidang agribisnis, berdasarkan atas kondisi
pertumbuhan sapi potong yang cenderung statis sedangkan kebutuhan akan daging
sapi di dalam negeri makin meningkat setiap tahunnya, sehingga terjadi ketidak
seimbangan antara permintaan daging sapi dengan populasi sapi potong. Hal ini
membuat manajemen PT ZDI berkeinginnan untuk melakukan usaha di bidang
penggemukan sapi potong (fattening).
Saat ini PT ZDI sedang melakukan perencanaan untuk melakukan usaha di
bidang penggemukan sapi potong (fattening). Bakalan yang akan didatangkan yaitu
impor dari Australia. Rencana ini membutuhkan biaya yang cukup besar sehingga PT
ZDI memilikii alternatif pilihan dalam menggunakan modal yaitu modal pinjaman
dari Bank. Berdasarkan kemungkinan penggunaan modal tersebut, perlu dirumuskan
modal yang memberikan keuntungan maksimum bagi perusahaan dengan skenario
pada modal. Selain itu perusahaan juga menghadapi masalah lain yaitu dalam
pengadaan bakalan yang sangat ditentukan oleh nilai tukar Rupiah terhadap Dollar
yang sangat berfluktuasi.
Perubahan – perubahan yang terjadi terhadap produksi dan harga input perlu
diperhatikan terhadap manfaat dan keuntungan yang akan diperoleh. Perubahan –
perubahan yang terjadi seperti penurunan produksi dan peningkatan biaya variabel.
Mengingat besarnya biaya investasi yang akan dikeluarkan maka diperlukan suatu
analisis kelayakan usaha. Analisis kelayakan usaha ini akan dilihat dari beberapa
aspek yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, ekonomi dan
lingkungan serta aspek finansial.
30
Hasil dari analisis kelayakan usaha ini akan menjadi pedoman bagi PT ZDI
untuk melakukan usaha penggemukan sapi potong (fattening). Apabila hasil analisis
kelayakan usaha menunjukan bahwa pengusahaan penggemukan sapi potong
(fattening) tersebut layak, maka pengusahaan penggemukan sapi potong (fattening)
akan dijalankan. Sedangkan apabila dari hasil analisis kelayakan usaha menunjukan
tidak layak, maka akan menjadi bahan evaluasi bagi PT ZDI. Adapun alur kerangka
pemikiran operasionalnya dapat dilihat pada Gambar 1.
31
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Kelayakan Usaha Penggemukan Sapi Potong (fattening).
Konsumsi Daging Sapi Potong Yang Semakin Meningkat dan Pertumbuhan Pupulasi Sapi Potong Yang Cenderung Statis
PT Zagrotech Dafa International Merencanakan Usaha Penggemukan Sapi Potong (fattening)
Analisis Kelayakan Aspek Pasar, Aspek Teknis, Aspek Manajemen dan Aspek
Sosial, Ekonomi dan Lingkungan
Skenario Modal
Analisis Kelayakan Aspek Finansial
Kriteria Kelayakan Proyek NPV, IRR, Net B/C, PP
Analisis Sensitivitas Switching Value
Usaha Penggemukan Sapi Potong (fattening) Layak/Tidak Layak Untuk Dijalankan
IV METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT Zagrotech Dafa International yang terletak
pada km 12 Jalan Raya Bogor – Ciampea, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan
bahwa perusahaan ini sedang merencanakan proyek untuk melakukan usaha di bidang
penggemukan sapi potong (fattening). Pengambilan data dilaksanakan pada bulan
Februari sampai dengan April 2009.
4.2. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung di
perusahaan serta wawancara dengan Manajer perusahaan dan karyawan perusahaan.
Selain itu digunakan juga data sekunder yang diperoleh dari catatan intern
perusahaan, Dinas Peternakan, literatur yang diperoleh dari perpustakaan LSI IPB,
dan internet.
4.3. Metode Analisis Data
Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif
dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai aspek – aspek yang dikaji dalam
analisis kelayakan usaha fattening sapi potong pada PT Zagrotech Dafa International
yang dijelaskan secara deskriptif. Aspek – aspek tersebut meliputi aspek pasar, aspek
teknis, aspek manajemen, aspek sosial, ekonomi dan lingkungan.
Analisis kuatitatif dilakukan untuk mengetahui kelayakan finansial usaha
penggemukan sapi potong (fattening) pada PT ZDI berdasarkan kriteria kelayakan
investasi. Data kuantitatif dikumpulkan, diolah dengan menggunakan komputer
software microsoft excel yang akan ditampilkan dalam bentuk tabulasi kemudian
dijelaskan secara deskriptif.
4.3.1. Analisis Aspek Pasar
Analisis aspek pasar dikaji secara deskriptif untuk mengetahui berapa besar
potensi pasar (market potential) untuk masa yang akan datang. Untuk keperluan ini
33
perlu diketahui tingkat permintaan pada masa lalu, sekarang dan pada masa yang
akan datang. Dan berapa bagian (market share) dari keseluruhan potensi pasar yang
dapat diserap oleh PT Zagrotech Dafa International serta strategi pemasaran yang
digunakan untuk mencapai market share yang telah ditetapkan.
4.3.2. Analisis Aspek Teknis
Analisis secara teknis berhubungan dengan input proyek (penyediaan) dan
(produksi) berupa barang – barang nyata dan jasa – jasa. Aspek teknis berpengaruh
besar terhadap kelancaran jalannya usaha, terutama kelancaran proses produksi.
Analisis ini dikaji secara kualitatif untuk mengetahui gambaran mengenai lokasi
usaha penggemukan sapi potong (fattening), besarnya skala operasi atau luas
produksi, peralatan dan perlengkapan yang digunakan serta proses kegiatan produksi
yang dilakukan dalam usaha penggemukan sapi potong pada PT ZDI.
4.3.3. Analisis Aspek Manajemen
Aspek manajemen dikaji secara deskriptif untuk mengetahui sumber daya
manusia dalam menjalankan jenis – jenis pekerjaan pada usaha penggemukan sapi
potong (fattening) di PT Zagrotech Dafa International. Hal – hal yang akan
diperhatikan dalam aspek ini diantaranya adalah bentuk badan usaha yang digunakan,
struktur organisasi yang berguna dalam menentukan garis kerja untuk mengatur
pelaksanaan operasional perusahaan serta sistem ketenagakerjaan yang diterapkan
oleh pihak manajemen.
4.3.4. Analisis Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan
Analisis aspek sosial, ekonomi dan lingkungan dikaji secara deskriptif untuk
mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh adanya kegiatan usaha penggemukan sapi
potong (fattening) PT Zagrotech Dafa International terhadap kondisi sosial, ekonomi
dan lingkungan masyarakat di sekitar perusahaan maupun manfaat – manfaat yang
ditimbulkan secara menyeluruh dari usaha ini. Analisis aspek sosial, ekonomi dan
lingkungan juga berfungsi untuk mengetahui dampak pada pencemaran lingkungan
yang disebabkan oleh bau tidak sedap yang muncul dari usaha ini.
34
4.3.5. Analisis Aspek Finansial
Analisis kelayakan finansial dikaji secara kuantitatif melalui analisis biaya
dan manfaat, analisis laba rugi, analisis kriteria investasi, yaitu meliputi net present
value (NPV), internal rate return (IRR), net benefit cost ratio (Net B/C), payback
pariod (PP), dan analisis switching value. Analisis biaya manfaat dilakukan untuk
mengidentifikasi berbagai biaya yang dikeluarkan serta keseluruhan manfaat yang
diterima selama proyek dijalankan. Hasil analisis biaya dan manfaat kemudian diolah
sehingga menghasilkan analisis laba rugi.
Analisis laba rugi akan menghasilkan komponen pajak yang merupakan
pengurangan dalam cashflow perusahaan. Setelah diketahui pajak maka dilakukan
penyusunan cashflow sebagai dasar perhitungan kriteria investasi. Kriteria investasi
akan menunjukan layak tidaknya usaha dari sisi finansial. Untuk mencari batas
maksimal suatu perubahan sehingga dengan batas tersebut usaha masih dikatakan
layak maka analisis sensitivitas switching value perlu dilakukan.
1) Net Present Value (NPV)
Net Present Value atau manfaat bersih adalah nilai sekarang dari arus
pendapatan yang ditimbulkan oleh penanaman investasi.
Rumus yang digunakan dalam penghitungan NPV adalah sebagai berikut :
NPV =Bt − Ct(1 + 푖)
keterangan :
Bt = Penerimaan (Benefit) tahun ke-t (Rupiah)
Ct = Biaya (Cost) tahun ke-t (Rupiah)
n = Umur ekonomis proyek (Tahun)
i = Tingkat suku bunga/Discount rate (persen)
t = Tahun
Dalam metode NPV terdapat tiga penilaian investasi, yaitu :
a) NPV ≥ 0 berarti secara finansial usaha layak untuk dilaksanakan karena
manfaat yang diperoleh lebih besar dari biaya.
35
b) NPV ≤ 0 berarti secara finansial usaha tersebut tidak layak untuk
dilaksanakan, hal ini dikarenakan manfaat yang diperoleh lebih kecil dari
biaya/tidak cukup untuk menutup biaya yang dikeluarkan.
c) NPV = 0, berarti secara finansial proyek sulit dilaksanakan karena manfaat
yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan.
2) Internal Rate Return (IRR)
Internal Rate Return adalah tingkat rata – rata keuntungan intern tahunan
yang dinyatakan dalam satuan persen. Jika diperoleh nilai IRR lebih besar dari dari
tingkat diskonto yang berlaku (discount rate), maka proyek dinyatakan layak untuk
dilaksanakan. Sebaliknya jika nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga yang
berlaku maka proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Rumus yang
digunakan dalam menghitung IRR adalah sebagai berikut :
IRR = 푖 +푁푃푉
NPV − NPV 푥 (i − i )
Keterangan :
i1 = Discount rate yang menghasilkan NPV positif (persen)
i2 = Discount rate yang menghasilkan NPV negatif (persen)
NPV1 = NPV yang bernilai positif (Rupiah)
NPV2 = NPV yang bernilai negatif (Rupiah)
3) Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio)
Ratio manfaat dan biaya diperoleh bila nilai sekarang arus manfaat dibagi
dengan nilai sekarang arus biaya. Net B/C ratio menunjukan besarnya tingkat
tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu rupiah. Proyek layak
dilaksanakan apabila nilai B/C ratio lebih dari satu. Rumus yang digunakan dalam
menghitung Net B/C adalah sebagai berikut :
36
Bt − Ct(1 + 푖) ≥ 0
Net B/C Ratio =
Bt − Ct(1 + 푖) ≤ 0
Keterangan :
Bt = Penerimaan (Benefit) tahun ke-t (Rupiah)
Ct = Biaya (Cost) tahun ke-t (Rupiah)
n = Umur ekonomis proyek (Tahun)
i = Tingkat suku bunga/Discount rate (persen)
4) Payback period
Payback period atau masa pembayaran kembali adalah jangka waktu
kembalinya keseluruhan jumlah investasi modal yang ditanamkan dihitung mulai dari
permulaan proyek sampai dengan arus nilai neto produksi tambahan sehingga
mencapai jumlah keseluruhan investasi modal yang ditanamkan.
Payback period berguna untuk mengetahui berapa lama waktu yang
diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan
cashflow. Semakin kecil angka yang dihasilkan mempunyai arti semakin cepat
tingkat pengembalian investasinya, maka usaha tersebut semakin baik untuk
diusahakan. Secara matematik rumus Payback period yaitu :
PP =
Keterangan :
PP = Waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal investasi (Tahun/bulan)
I = Besarnya biaya investasi yang diperlukan (Rupiah)
Ab = Manfaat bersih rata – rata per tahun (Rupiah)
Selama proyek dapat mengembalikan modal/investasi sebelum berakhirnya
umur proyek, berarti proyek masih dapat dilaksanakan. Akan tetapi apabila sampai
saat proyek berakhir dan belum dapat mengembalikan modal yang digunakan, maka
sebaiknya proyek tidak dilaksanakan.
37
5) Analisis Sensitivitas Switching Value (Nilai Pengganti)
Informasi keuangan usaha penggemukan sapi potong (fattening) yang
dituangkan ke dalam cashflow hanya berlaku untuk satu harga tertentu saja tanpa
mempertimbangkan perubahan yang akan terjadi. Faktor perubahan harga input,
perubahan harga output dan tingkat produksi seringkali menjadi parameter utama
yang mempengaruhi perubahan dalam analisis kelayakan usaha penggemukan sapi
potong (fattening) ini.
Untuk mengantisipasi perubahan tersebut, maka dilakukan analisis sensitivitas
dengan metode penghitungan switching value (nilai pengganti). Metode ini digunakan
untuk mengetahui hasil perhitungan yang membuat proyek tidak layak untuk
diusahakan dengan melakukan perubahan pada sesuatu variabel. Keseluruhan asumsi
– asumsi tersebut tidak terjadi secara bersamaan (cateris paribus) dengan kata lain
jika asumsi pertama terjadi maka faktor yang lain tidak berubah.
Kriteria kelayakan investasi yang tidak layak yaitu proporsi manfaat yang
turun akibat manfaat sekarang neto / NPV menjadi nol. Nilai nol akan membuat
tingkat pengembalian ekonomi menjadi sama dengan tingkat diskonto yang berlaku
dan perbandingan manfaat investasi neto menjadi persis sama dengan satu.
38
4.4. Asumsi Dasar
Asumsi dasar ditentukan berdasarkan hasil wawancara dengan pihak
manajemen perusahaan PT ZDI dan informasi – informasi yang didapatkan dari pihak
luar (literatur, instansi – instansi terkait dll). Asumsi dasar yang digunakan pada
penelitian ini yaitu:
1) Lahan yang digunakan adalah milik Yayasan Pesantren Pertanian Darul
Fallah, luas lahan yang disewa adalah 3 Ha dengan biaya sewa sebesar Rp
10.000/M2/tahun.
2) Sumber modal yang digunakan berdasarkan pada dua skenario. Skenario I,
modal yang digunakan adalah seluruhnya modal sendiri. Sedangkan skenario
II adalah sumber modal dengan mendapatkan pinjaman dari bank. Besarnya
pinjaman berdasarkan atas besarnya total investasi.
3) Biaya investasi yang dikeluarkan pada skenario I (modal sendiri) merupakan
komponen penerimaan (inflow) pada aliran arus kas (cashflow).
4) Nilai sisa dari dari investasi sama dengan nol, kecuali barang – barang yang
masih memiliki umur ekonomis.
5) Tingkat suku bunga yang digunakan yaitu berdasarkan tingkat suku bunga di
Bank BCA pada saat ini yaitu sebesar 7 persen untuk suku bunga deposito dan
13 persen untuk suku bunga pinjaman.
6) Umur proyek adalah 10 tahun berdasarkan pada umur ekonomis konstruksi
bangunan kandang yang terbuat dari konstruksi besi. Hal ini didasarkan pada
pertimbangan bahwa kandang merupakan asset penting dalam usaha ini.
7) Kapasitas kandang yaitu 500 ekor sapi.
8) Harga input dan output yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga
konstan yang berlaku pada bulan Mei 2009. Harga beli bakalan sapi yaitu
sebesar Rp 22.500/Kg, sedangkan harga jual sapi potong hasil penggemukan
yaitu sebesar Rp 21.500/Kg.
9) Lamanya penggemukan yaitu selama 120 hari (4 bulan), bobot bakalan sapi
pada saat beli yaitu 250 Kg/ekor.
39
10) Tingkat mortalitas sapi yaitu sebesar 5 persen (sapi mati 5 ekor dari 1.000
ekor populasi).
11) Perhitungan pajak melalui analisis laba rugi. Besarnya pajak berdasarkan atas
Undang – Undang No.17 Tahun 2000 tentang pajak penghasilan badan usaha
yang akan disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Peraturan Pemerintah Tentang Pajak Pendapatan Badan Usaha dan Perseroan Tahun 2000 (UU No.17 Tahun 2000)
No Keterangan Pendapatan Ketentuan Pajak 1 Rugi Tidak dikenakan pajak 2 Laba kurang dari Rp 50 juta Dikenakan pajak 10 %
3 Laba Rp 50 juta – Rp 100 juta Rp 50 juta dikenakan pajak 10 %, ditambah selisih pendapatan setelah dikurang Rp 50 juta dikenakan pajak 15 %
4 Laba lebih dari Rp 100 juta Rp 50 juta dikenakan pajak 10 %, ditambah Rp 50 juta dikenakan pajak 15 %, ditambah selisih pendapatan setelah dikurang Rp 100 juta dikenakan pajak 30 %
V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1. Sejarah Perusahaan
PT Zagrotech Dafa International merupakan perusahaan patungan (joint
venture) yang terdiri dari beberapa pemilik, mulai dari perseorangan dan Yayasan
Pesantren Pertanian Darul Fallah. Perusahaan ini didirikan pada bulan Maret
2009. Para pemilik PT ZDI merupakan orang yang telah lama berkecimpung di
dunia agribisnis, khususnya dibidang peternakan.
5.2. Lokasi Perusahaan
Lokasi PT Zagrotech Dafa International terletak pada km 12 Jalan Raya
Bogor – Ciampea, atau 2 km dari Kampus IPB Darmaga. Perusaaan ini berdiri
dalam areal Yayasan Pesantren Pertanian Darul Fallah, Bogor – Jawa Barat. Areal
luas lahan yang di sewa PT Zagrotech Dafa International yaitu seluas 3 Ha yang
digunakan untuk kandang, kantor, mess, gudang pakan, lahan hijauan dan fasilitas
penunjang lainnya.
5.3. Tujuan Perusahaan
PT ZDI merupakan salah satu perusahaan peternakan intensif, yang
melatarbelakangi PT ZDI mendirikan usaha penggemukan sapi potong (fattening)
yaitu memenuhi konsumsi daging sapi potong khususnya di wilayah Jabotabek,
dan mengantisipasi penurunan populasi sapi potong yang disebabkan oleh
meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap daging sapi akan tetapi hal ini tidak
diimbangi oleh peningkatan populasi ternak sapi dari dalam negeri.
Untuk mengurangi tingkat ketergantungan impor sapi potong maupun
daging sapi yang semakin meningkat dari tahun ke tahun maka salah satu upaya
yang dapat dilakukan yaitu dengan cara penggemukan. Dengan usaha ini
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan daging sapi yang
berkualitas sehingga ketahanan pangan nasional dapat terjaga.
5.4. Deskripsi Kegiatan Bisnis PT ZDI
Kegiatan bisnis pada PT ZDI terdiri dari tiga unit usaha, unit usaha yang
ada yaitu unit usaha penggemukan sapi potong (fattening), unit usaha pakan (feed
mill), unit usaha pupuk kandang. Penelitian ini hanya mengkaji unit bisnis usaha
41
penggemukan sapi potong (fattening), sedangkan unit usaha lainnya hanya
dijelaskan secara umum.
5.4.1. Unit Usaha Penggemukan Sapi Potong (Fattening)
Usaha penggemukan sapi potong (fattening) merupakan kegiatan bisnis
yang utama dilakukan oleh PT ZDI. Untuk menghasilkan sapi potong yang baik
diperlukan bakalan yang berkualitas. Bakalan yang akan digunakan yaitu jenis
Brahman yang di impor dari Negara Australia yang didatangkan melalui Tanjung
Priok, Jakarta.
Sapi – sapi ini dipelihara secara intensif selama ± 120 hari (4 bulan).
Pemeliharaan sistem intensif disertai pemberian pakan ternak bernutrisi tinggi,
akan diperoleh kenaikan berat badan sapi sebesar 1,2 – 1,5 Kg/hari, selama masa
pemeliharaan hingga dijual. Grade sapi fattening yang dijual oleh perusahaan
yaitu jenis sapi Brahman steer dengan harga jual Rp 21.500/Kg.
5.4.2. Unit Usaha Pakan (feed mill)
PT ZDI mempunyai unit usaha feed mill yang berfungsi untuk menangani
penyediaan pakan, pada saat ini usaha feed mill di PT ZDI belum untuk
dikomersialkan, tetapi pihak manajemen sudah merencanakan untuk melakukan
pengembangan di bidang usaha feed mill sehingga usaha ini bisa menjadi unit
usaha komersial.
Suatu usaha peternakan harus memperhatikan ketersediaan makanan yang
baik disertai manajemen yang baik serta keadaan lingkungan yang sesuai akan
mempengaruhi pengaruh yang baik sehingga pertumbuhan optimal sapi dapat
tercapai. Pakan konsentrat diproduksi sendiri oleh perusahaan dimana bahan baku
pakan berasal dari sisa produksi pengolahan hasil pertanian atau perkebunan
namun masih mengandung nilai nutrisi yang baik.
Pemberian pakan pada usaha fattening PT ZDI didasarkan pada prinsip
pemberian pakan konsentrat dan hijauan. Konsentrat adalah makanan ternak yang
mengandung zat gizi dalam kadar tinggi yang mudah dicerna. Bahan baku
diformulasikan secara khusus dan diolah dengan pengawasan ketat oleh
nutrisionist yang berpengalaman. Konsentrat yang dihasilkan memiliki komposisi
yang berbeda. Pembuatan pakan dilakukan di unit feed mill. Unit feed mill
42
digunakan sebagai tempat untuk melakukan proses produksi ransum konsentrat,
penyediaan dan penyimpanan bahan baku ransum konsentrat.
5.4.3. Unit Usaha Pupuk Kandang
Limbah sapi potong dikelola dengan baik supaya tidak mencemari
lingkungan masyarakat sekitar perusahaan, terutama bau yang ditimbulkan dari
kotoran sapi. Limbah kotoran tersebut dapat dijual sehingga menambah
pendapatan perusahaan. PT ZDI mengelola limbah kotoran sapi secara baik
dimana limbah kotoran sapi tersebut ditampung dan dikumpulkan kedalam kolam
penampungan limbah yang disebut dengan holding pond. Kemudian limbah ini
dialirkan ke kolam penyaringan (filtration pond) yang berfungsi sebagai kolam
penyaring limbah untuk diendapkan lebih lama sehingga dihasilkan limbah atau
pupuk sedangkan limbah cair dialirkan ke kolam penetralisir (facultative pond)
untuk menetralisir dan mematikan zat – zat yang berbahaya supaya limbah aman
untuk dialirkan ke sungai.
Limbah kotoran sapi tersebut dapat dijadikan bahan baku pupuk organik
dan dijual dengan harga Rp 2.500 per karung dengan berat 25 Kg. PT ZDI
memiliki pembeli tetap dan pembeli tidak tetap yang berasal dari daerah Bogor
dan sekitarnya.
VI ANALISIS KELAYAKAN ASPEK PASAR, ASPEK TEKNIS, ASPEK MANAJEMEN,
ASPEK SOSIAL, EKONOMI DAN LINGKUNGAN
6.1. Aspek Pasar
Aspek pasar merupakan aspek yang mendekatkan perusahaan dengan
konsumen. Sebelum memulai produksi, perusahaan harus mengetahui potensi
pasar dan pangsa pasar serta strategi pemasaran yang akan diterapkan. Bila
kemampuan pasar untuk menyerap produksi sangat tinggi dengan harga jual yang
tepat, maka akan menghasilkan keuntungan. Sebaliknya bila pasar tidak
menyediakan kemungkinan menyerap produksi, maka usaha yang dirintis akan
mengalami kerugian.
6.1.1. Potensi Pasar (Market Potential)
Target pasar sapi potong PT Zagrotech Dafa Intenational antara lain yaitu
konsumen rumah tangga, rumah makan, hotel dan pedagang baso yang berada di
wilayah Jabotabek. Jumlah penduduk Jabotabek pada tahun 1961 – 2000 disajikan
pada Tabel 6.
Tabel 6. Jumlah Penduduk Jabotabek Tahun 1961 – 2000 (000 jiwa) No Wilayah SP 1961 SP 1971 SP 1980 SP 1990 SP 20001 DKI Jakarta 2,906.50 4,546.50 6,481.00 8,222.50 9,720.402 KAB+Kodya Bogor 1,257.80 1,597.20 2,493.90 3,736.20 5,423.303 Tanggerang 817.20 1,025.70 1,529.10 2,765.00 4,594.204 Bekasi 669.70 803.00 1,143.60 2,104.40 3,570.605 JABOTABEK 5,651.20 7,972.40 11,647.60 16,828.10 23,308.50
Sumber : BPS DKI Jakarta. 25 April 2009 Keterangan : SP (Sensus Penduduk)
Pada Tabel 6 dapat diketahui laju pertumbuhan penduduk Jabotabek terus
bertambah sepanjang tahun 1961 – 2000. Hal tesebut memberikan peluang yang
positif untuk permintaan daging sapi potong, dengan bertambahnya penduduk
maka permintaan daging sapi potong akan meningkat.
1) Permintaan dan Penawaran Daging Sapi
Apfindo (2008) menyebutkan bahwa 60 persen konsumsi daging sapi
secara nasional dikonsumsi oleh wilayah Jabotabek. Pada Tabel 7 rata – rata
produksi dan konsumsi daging sapi di Jabotabek selama periode 2007 – 2008
masing – masing 73.687,5 ton dan 147.990 ton, sehingga terjadi excess demand
44
sebesar 74.302,5 ton per tahun (50,20 persen dari total konsumsi) yang
didatangkan dari daerah luar Jabotabek dan dengan cara mengimpor dari beberapa
negara seperti Australia, Amerika, Brazil dan Selandia Baru.
Tabel 7. Perkembangan Produksi, Konsumsi, dan Impor Daging Sapi Jabotabek Pada Tahun 2007 – 2008
Jumlah (ton) Persentase (%)1 2007 72,572.0 145,680 73,108.0 50.18%2 2008 74,803.0 150,300 75,497.0 50.23%
73,687.5 147,990 74,302.5 50.21%
NO Tahun Produksi (ton) Konsumsi (ton) Impor
RataanSumber : Data Diolah Dari Apfindo dan Ditjen Peternakan (2009)
2) Proyeksi Produksi dan Permintaan Daging Sapi
Proyeksi terhadap produksi dan permintaan daging sapi penting dilakukan
untuk tujuan melihat kedepan sampai seberapa jauh produksi daging sapi
Jabotabek mampu memenuhi kebutuhan konsumsinya. Apakah jumlah produksi
daging sapi semakin mendekati jumlah kebutuhan konsumsi Jabotabek, ataukah
sebaliknya sehingga ketergantungan daging dari luar Jabotabek semakin besar.
Hasil proyeksi produksi dan permintaan daging sapi di Jabotabek pada
tahun 2009 – 2018 menunjukkan bahwa jumlah produksi daging sapi tidak dapat
memenuhi permintaan daging sapi di Jabotabek sehingga perlu dilakukan upaya
pengadaan dari luar Jabotabek guna memenuhi kebutuhan konsumsi (Tabel 8).
Tabel 8. Proyeksi Permintaan dan Penawaran Daging Sapi di Jabotabek pada Tahun 2009 – 2018
Volume (ton) Persentase (%)1 2009 77,121.89 155,109.60 77,987.71 50.28%2 2010 79,512.67 160,073.11 80,560.44 50.33%3 2011 81,977.56 165,195.45 83,217.88 50.38%4 2012 84,518.87 170,481.70 85,962.83 50.42%5 2013 87,138.95 175,937.12 88,798.16 50.47%6 2014 89,840.26 181,567.10 91,726.84 50.52%7 2015 92,625.31 187,377.25 94,751.94 50.57%8 2016 95,496.69 193,373.32 97,876.63 50.62%9 2017 98,457.09 199,561.27 101,104.18 50.66%
10 2018 101,509.26 205,947.23 104,437.97 50.71%88,819.86 179,462.31 90,642.46 50.50%
No Tahun Produksi (ton) Permintaan (ton) Peluang Impor
Rataan
45
6.1.2. Pangsa Pasar (Market Share)
Pangsa pasar (market share) adalah persentase atau proporsi dari total
tersedia pasar yang sedang dilayani oleh perusahaan atau proporsi (sebagian) dari
keseluruhan jumlah potensi pasar yang diharapkan dapat diraih oleh proyek yang
bersangkutan. PT Zagrotech Dafa Intenational menghasilkan output sapi potong
selama umur proyek yaitu sebesar 5.711,20 ton, dengan total market share sebesar
0,32 persen (Tabel 9).
Melihat kenyataan tersebut peluang PT Zagrotech Dafa Intenational untuk
mendistribusikan hasil ternak sapi potong cukup besar karena permintaan daging
sapi potong di Jabotabek sangat tinggi dan setiap tahunnya mengalami
peningkatan. Adapun rincian proyeksi produksi/panen dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 9. Proyeksi Pangsa Pasar (Market Share) PT Zagrotech Dafa Intenational pada tahun 2009 – 2018
No Tahun Produksi PT ZDI (ton) Permintaan (ton) Market Share1 2009 338.40 155,109.60 0.22%2 2010 596.80 160,073.11 0.37%3 2011 596.80 165,195.45 0.36%4 2012 596.80 170,481.70 0.35%5 2013 596.80 175,937.12 0.34%6 2014 596.80 181,567.10 0.33%7 2015 597.20 187,377.25 0.32%8 2016 597.20 193,373.32 0.31%9 2017 597.20 199,561.27 0.30%
10 2018 597.20 205,947.23 0.29%5,711.20 1,794,623.14 0.32%Total
6.1.3. Strategi Pemasaran
Setelah diketahui besarnya pasar potensial dan besarnya market share
untuk daging sapi potong, maka langkah selanjutnya yaitu penentuan strategi
pemasaran yang diperlukan untuk mencapai market share tersebut. Strategi
pemasaran PT Zagrotech Dafa Intenational berdasarkan 4P yaitu (Product, Price,
Place, Promotion) :
1) Produk (Product)
Produk merupakan sesuatu yang ditawarkan kepada konsumen oleh
perusahaan. Kualitas produk merupakan hal penting dan menentukan konsumen
untuk membeli suatu produk. Hal ini disebabkan karena akan mempengaruhi
46
tingkat kepuasan yang diterima konsumen dari produk yang dibelinya. Kualitas
dari suatu produk sangat ditentukan oleh bahan baku yang digunakan. Adapun
produk yang akan ditawarkan PT ZDI yaitu :
a) Sapi Potong
Menurut wawancara dengan pihak manajemen, kualitas utama seekor
sapi ditentukan oleh bangsa sapi dan kondisi sapi dalam keadaan sehat.
Bangsa sapi yang digunakan sebagai bakalan yaitu sapi Brahman. Sapi
Brahman dipilih karena mampu beradaptasi dengan lingkungan
Indonesia, khususnya Bogor. Selain itu sapi Brahman juga memiliki
beberapa keistimewaan lainnya yaitu tahan terhadap gigitan caplak,
mampu beradaptasi dengan pakan berkualitas rendah, dan memiliki
kecepatan pertumbuhan yang tinggi.
b) Pupuk Kandang
Produk ini merupakan produk sampingan yang dihasilkan dari usaha
penggemukan sapi potong, pupuk kandang berasal dari sisa pakan sapi
dan kotoran sapi yang telah melalui beberapa tahapan proses sehingga
kotoran sapi ini menjadi bermanfaat dan memiliki nilai jual. Pupuk
kandang dikemas dalam karung dengan ukuran karung sebesar 25 Kg.
2) Harga (Price)
Harga merupakan suatu standar nominal yang ditetapkan perusahaan
terhadap produk yang dihasilkannya untuk dijual ke pasar. Strategi harga
berpengaruh terhadap jumlah hasil penjualan dan tingkat keuntungan yang dapat
diterima perusahaan. PT ZDI menetapkan harga didasarkan pada biaya tetap
ditambah biaya variabel dan ditambah dengan margin keuntungan yang
ditargetkan perusahaan. Penetapan harga yang dilakukan perusahaan juga melalui
perbandingan harga yang ditawarkan oleh pesaing sejenis, sehingga harga yang
ditetapkan perusahaan dapat bersaing dipasar.
3) Saluran Distribusi (Place)
Strategi distribusi dilakukan dengan tujuan untuk menyalurkan produk
sampai pada target pasar atau konsumennya sehingga konsumen dapat dengan
mudah memperoleh produk tersebut. PT ZDI memilih tempat berproduksi yang
memudahkan perusahaan dalam mendapatkan bahan baku, sarana dan prasarana
47
yang mendukung kegiatan proses produksi dan dapat menjangkau wilayah
pemasaran produknya.
Perusahaan memasarkan produknya di wilayah Jabotabek. Produk
disalurkan ke pedagang pengecer. Selain itu, pihak PT ZDI juga melakukan
penjualan langsung kepada konsumen akhir yang datang langsung ke kandang.
Pendistribusian sapi potong ke Rumah Pemotongan Hewan (RPH) yaitu dilakukan
oleh PT ZDI sendiri karena PT ZDI memiliki truk pengangkut sapi potong.
4) Promosi
Strategi promosi yang akan diterapkan yaitu jenis promosi perkenalan
(introduction), promosi ini bertujuan untuk menginformasikan tentang produk
baru dan membujuk konsumen untuk mencoba produk ini. Promosi dilakukan
dengan cara menjalin hubungan baik dengan jaringan pemasaran (link). Adapun
cara – cara yang akan ditempuh pihak PT ZDI diantaranya yaitu menjalin
komunikasi dengan para pedagang pengecer. Selain itu pihak manajemen akan
lebih memprioritaskan pada strategi promosi dari mulut ke mulut (word of mouth),
jenis promosi ini merupakan promosi yang simpel, murah, efektif, dan berjangka
panjang.
6.1.4. Hasil Analisis Aspek Pasar
Berdasarkan analisis aspek pasar. Potensi pasar dan pangsa pasar dinilai
memadai untuk pemasaran produk. Permintaan daging sapi di Jabotabek sangat
tinggi sedangkan penawaran daging sapi sangat rendah sehingga permintaan pasar
akan daging sapi belum dapat terpenuhi. Hal ini menandakan bahwa pemasaran
produk daging sapi masih terbuka lebar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada
aspek pasar, usaha penggemukan sapi potong (fattening) layak untuk dijalankan.
6.2. Aspek Teknis
Aspek teknis yang akan dijalankan PT Zagrotech Dafa International sangat
tergantung dari lokasi proyek, sarana dan prasarana pendukung, serta proses
produksi yang dilaksanakan oleh perusahaan. Secara teknis, aspek – aspek
tersebut akan sangat mempengaruhi tingkat produksi yang dihasilkan oleh
perusahaan.
48
6.2.1. Lokasi Proyek
Menurut perusahaan, usaha penggemukan sapi potong perlu
mempertimbangkan lokasi yang tepat seperti kondisi iklim, selain itu usaha
penggemukan harus dilakukan di daerah yang mempunyai fasilitas transportasi
yang baik agar pengangkutan bakalan ataupun pendistribusian output bisa
dilakukan dengan cepat dan murah. Pada umumnya lokasi penggemukan berada di
pinggiran kota, tujuannya yaitu untuk mendekati daerah konsumen seperti Jakarta,
Bogor, Tangerang dan Bekasi.
Kondisi iklim di Bogor sangat cocok untuk budidaya sapi Brahman karena
jenis sapi ini bisa beradaptasi di daerah tropis, selain itu jenis sapi ini sudah lama
dibudidayakan di Indonesia, khususnya di Jawa Barat. PT Zagrotech Dafa
Intenational terletak 500 m dari jalan raya sehingga mudah dijangkau oleh sarana
transportasi, dan lokasi ini jauh dari pemukiman penduduk sehingga penduduk
tidak akan terganggu oleh bau udara yang tidak sedap yang berasal dari kotoran
sapi. Lokasi PT Zagrotech Dafa Intenational berada di KM 12 jalan raya Bogor –
Ciampea.
6.2.2. Sarana dan Prasarana Perusahaan
PT Zagrotech Dafa Intenational berencana untuk melakukan perbaikan
pada jalan dan perbaikan jembatan menuju lokasi proyek, hal ini dilakukan agar
proses pendistribusian input dan output dapat berjalan dengan lancar. rencana ini
merupakan bagian dari investasi dalam usaha penggemukan sapi potong yang
akan dijalankan. Selain perbaikan fasilitas, PT Zagrotech Dafa Intenational juga
menyediakan fasilitas lainnya, diantaranya yaitu mess karyawan, kantor,
pabrik/gudang pakan, kendaraan dll.
1) Lahan
PT ZDI menyewa lahan pada Darul Fallah, total luas lahan yang disewa
PT ZDI yaitu sebesar 3 Ha, lahan ini digunakan untuk membangun kandang,
gudang pakan, kantor, mess pegawai, parkir kendaraan, pemasangan loading yard,
dan lahan hijauan untuk pakan ternak.
49
2) Kandang
Terdapat 1 kandang tipe kandang tertutup (koloni), konstruksi bangunan
terbuat dari besi. Dengan luas kandang sebesar 50 m x 23, 8 m = 1.190 m2.
Kapasitas kandang yaitu sebanyak 500 ekor sapi.
3) Gudang Pakan
Gudang pakan dalam proyek ini dibangun dengan luas 12 m x 25 m = 300
m2. Bangunan ini digunakan untuk proses produksi pakan dan menyimpan pakan
ternak.
4) Kantor dan Mess Karyawan
Kantor berfungsi sebagai pusat segala kegiatan administrasi, sedangkan
mess disediakan untuk memberikan fasilitas kepada karyawan. Jumlah mess
sebanyak 3 unit dan kantor 1 unit. Luas lahan kantor sebesar 6 m x 5 m = 30
m2/unit. Dan luas lahan mess sebesar 3 m x 5 m = 15 m2.
5) Kolam Pengolahan Limbah
Jumlah kolam pengolahan limbah sebanyak 3 unit, kolam pengolahan
limbah digunakan untuk mengolah kotoran sapi menjadi pupuk kompos. Kolam
ini memiliki ukuran 4 m x 2 m = 8 m2/unit.
6) Instalasi Listrik
Listrik diperlukan dalam proyek ini untuk keperluan perusahaan terutama
untuk penerangan tempat usaha. Daya listrik yang telah terpasang yaitu sebesar
900 watt.
7) Instalasi air
Air dalam proyek ini sangat diperlukan karena dalam usaha
penggemukkan sapi potong berpengaruh langsung pada kehidupan ternak. Air
dipergunakan untuk memandikan sapi dan membersihkan kandang. Air dalam
proyek berasal dari hidrant (air sungai yang di pompa oleh mesin).
8) Telephone
Telephone digunakan untuk memperlancar komunikasi dengan orang atau
perusahaan lain. Pada proyek ini PT ZDI telah melakukan pemasangan Telephone
dengan jaringan Telephone sebanyak 1 unit.
50
9) Peralatan kantor
Peralataan kantor sangat dibutuhkan untuk menjalankan operasional
proyek. Peralataan kantor meliputi komputer, meja, kursi, kalkulator, dan ATK.
10) Timbangan
Timbangan dalam proyek diperlukan untuk menimbang bobot ternak baik
pada saat ternak datang maupun pada saat ternak akan dijual.
11) Loading Yard
Pemasangan loarding yard di dalam kandang berfungsi sebagai pintu
masuk dan keluar sapi dari truk pengangkut sapi.
12) Mobil mini bus
Kendaraan ini diperlukan untuk pihak manajemen dalam menjalankan
operasionalnya, seperti mengurus perizinan perusahaan, melakukan kontak bisnis
dengan client dan lain – lain.
13) Mobil Pick-Up
Kendaraan ini diperlukan untuk keperluan angkutan barang – barang yang
diperlukan dalam operasional penggemukan sapi potong.
14) Mobil Truk
Kendaraan ini digunakan untuk keperluan pengangkutan sapi dalam proses
pendistribusian sapi potong ke RPH.
15) Ear tag
Ear tag digunakan untuk memberikan tanda di telinga sapi berupa nomor
urut, sehingga memudahkan dalam pengechekan ternak.
16) Gerobak, cangkul, ember, sikat kandang, sosokan pakan, sepatu boot, sapu
Peralatan diatas merupakan peralatan penunjang dalam operasional yang
tersedia di kandang
17) Kitchen Set
Kitchen Set berfungsi sebagai fasilitas pelengkap yang terdapat pada mess
karyawan.
51
6.2.3. Proses Produksi
6.2.3.1. Penggemukan Sapi Potong
1) Tata Laksana Pemeliharaan
a) Sistem Pemeliharaan Bakalan
Ada beberapa sistem pemeliharaan bakalan yang digunakan dalam usaha
penggemukan sapi potong yaitu pasture fattening, dry lot fattening, kombinasi
pasture fattening, dan dry lot fattening, serta kereman. Sistem pemeliharan
bakalan di PT ZDI dilakukan secara intensif dengan sistem dry lot fattening, yakni
bakalan berada didalam kandang secara terus menerus selama proses
penggemukan berlangsung yaitu sekitar 120 hari (4 bulan). Sistem pemeliharaan
ini merupakan yang terbaik karena ternak lebih mudah dikontrol serta tata laksana
pemberian pakan relatif mudah dan terjamin sehingga pemanfaatan pakan lebih
efisien.
b) Perkandangan
Perkandangan merupakan faktor penting dalam pengelolaan produksi
ternak ruminansia, peran utama perkandangan yaitu memberi perlindungan pada
ternak dari berbagai faktor lingkungan yang dapat mengganggu ataupun
menurunkan pruduktivitas ternak.
Kandang penggemukan dilengkapi dengan kandang isolasi dan tempat
penampungan sapi (cattle yard), kandang isolasi adalah kandang yang terpisah
dari kandang produksi, berfungsi untuk memisahkan ternak sakit, yang mungkin
dapat menular kepada ternak lain, kandang ini dilengkapi tempat makan dan
minum. Disamping itu, kandang isolasi juga digunakan sebagai tempat
penampungan sementara untuk ternak yang baru datang atau akan dijual.
Cattle yard merupakan tempat untuk melakukan penanganan atau
perlakuan, pengobatan dan sanitasi. Fasilitas yang ada pada Cattle yard terdiri dari
pintu keluar masuk sapi, tempat pengumpulan ternak (collecting yard), tempat
membagi ternak (funnel) untuk memudahkan penanganan sapi, lorong kandang
jepit (crush atau race) untuk memudahkan pemeriksaan kesehatan, pemberian
tanda telinga, penimbangan, tempat menyeleksi ternak (drafting pound) adalah
tempat yang menghubungkan antara tempat membagi ternak dengan tempat
penampungan, tempat penampungan ternak (holding yard) untuk menampung
52
ternak sementara, serta tempat bongkar muat ternak (loading yard) untuk
menaikan atau menurunkan ternak dari atau ke truk.
c) Pengadaan dan Pemilihan Bakalan
Sebelum digemukan sapi bakalan harus memenuhi persyaratan teknis,
diantaranya yaitu kondisi kurus tapi sehat dan umur relatif muda tetapi
pertumbuhannya cepat. Sapi yang digemukan adalah sapi impor dari Australia
yang telah diseleksi, alat trasportasi yang digunakan yaitu kapal laut, sapi
diangkut dari pelabuhan di Australia ke pelabuhan Tanjung Priok Jakarta,
kemudian sapi dibawa dengan menggunakan truk ke feedlot PT ZDI.
Bangsa sapi yang digunakan sebagai bakalan yaitu sapi Brahman. Sapi
Brahman memiliki beberapa keistimewaan yaitu tahan terhadap gigitan caplak,
mampu beradaptasi dengan pakan berkualitas rendah, dan memiliki kecepatan
pertumbuhan yang tinggi.
d) Persiapan Sebelum Sapi Masuk Kandang
Sebelum sapi tiba atau masuk di PT ZDI, perlu dilakukan persiapan
kandang untuk mengantisipasi hal – hal yang tidak diinginkan dikemudian hari.
Persiapan kandang meliputi pengosongan kandang, pembersihan kandang beserta
perlengkapan dan peralatannya serta penyemprotan kandang dengan desinfektan.
Persiapan kandang ini dilakukan 3 hari sebelum sapi masuk agar kandang benar –
benar siap ketika sapi tiba.
Pengosongan kandang disesuaikan dengan jumlah sapi yang akan masuk.
Hal ini bertujuan untuk menjaga kepadatan kandang agar tidak melebihi kapasitas
yang telah ditentukan, menghindari tercampurnya sapi yang baru masuk dengan
sapi lama, dan memberi udara segar bagi kandang. Pengosongan kandang juga
akan mempermudah dalam pembersihan kandang.
Pembersihan kandang beserta perlengkapan dan peralatannya bertujuan
untuk mencegah timbulnya berbagai penyakit yang disebabkakn oleh bakteri,
virus, maupun parasit. Setelah kandang bersih, bedding berupa bagas tebu ditebar
dilantai, hal ini bertujuan agar sapi tidak terpeleset, luka ataupun patah tulang
akibat lantai yang licin. Langkah terakhir dalam persiapan kandang adalah
penyemprotan kandang dengan desinfektan agar kandang benar – benar steril dari
kuman.
53
e) Sapi Masuk Kandang
Sapi masuk ke PT ZDI melalui pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dengan
menggunakan kapal laut yang khusus untuk mengangkut sapi. Pembongkaran sapi
dilakukan di pelabuhan kemudian sapi – sapi tersebut dimuat ke truk atau fuso.
Kendaraan tersebut merupakan kendaraan khusus untuk mengangkut sapi yang di
kelola oleh perusahaan ekspedisi. Kapasitas angkut sapi untuk truk sebanyak 9 –
12 ekor sedangkan fuso 18 ekor, kapasitas ini tergantung kriteria sapi.
Pembongkaran sapi dari kapal dan pemuatan sapi ke dalam truk
disaksikan oleh pihak PT ZDI, hal ini untuk mencegah terjadinya kecurangan atau
kesalahan data yang berkaitan dengan identitas sapi yang meliputi jumlah,
keadaan, dan kriteria sapi yang akan dimuat. Setelah itu truk tersebut langsung
menuju PT ZDI. Selama di perjalanan, jika terjadi kecelakaan atau hal – hal yang
dapat merugikan pihak PT ZDI maka kerugian sepenuhnya ditanggung oleh pihak
perusahaan ekspedisi.
Setelah sapi tiba di PT ZDI, pihak PT ZDI secara langsung meminta surat
jalan yang dibawa supir truk tersebut, kemudian dilakukan pembongkaran sapi
sambil mencocokkan surat jalan dengan keadaan dan jumlah sapi yang ada.
Bakalan yang telah dibongkar kemudian ditempatkan dikandang yang kosong
yang telah dipersiapkan sebelumnya. Penempatan sapi ke kandang produksi
disesuaikan dengan kapasitas kandang.
Untuk mengetahui penyusutan sapi selama perjalanan dari pelabuhan ke
PT ZDI maka dilakukan penimbangan sampel. Penimbangan hanya menggunakan
10 persen dari total sapi yang masuk. Penyusutan rata - rata sebesar 2,5 – 3 persen
dari bobot sapi. Penyusutan ini dikarenakan sapi mengalami stress di perjalanan.
f) Penimbangan bobot awal, pemberian ear tag, dan penimbangan
bulanan
Penimbangan bertujuan untuk mengetahui bobot awal sapi sebelum
pengemukan. Penimbangan bobot awal dilakukan pada akhir masa adaptasi yaitu
sekitar 5 hari setelah sapi masuk, hal ini dilakukan dengan asumsi sapi dalam
kondisi yang baik dan telah pulih dari stress akibat perjalanan. Penimbangan
bobot awal dilakukan pada seluruh sapi yang masuk. Setelah bobot awal
54
diketahui, sapi – sapi tersebut diseleksi dan dikelompokan berdasarkan kriteria
gemuk, sedang, kurus dan bobot sapi.
Selain dilakukan penimbangan bobot awal, pada saat itu juga dilakukan
pemberian ear tag yang bertujuan untuk mempermudah dalam tata laksana
pemeliharaan karena ear tag berfungsi sebagai identitas sapi. Ear tag yang biasa
diberikan terbuat dari plastik sehingga tidak akan menimbulkan karat.
Pemasangan ear tag dilakukan dengan menggunakan tang khusus yang ditusukan
pada daerah telinga sapi yang tidak dilalui oleh pembuluh darah besar sehingga
darah tidak banyak keluar. Pemasangan ear tag dapat mencegah terjadinya
kesalahan atau tertukarnya nomor penandaan antara sapi yang satu dengan sapi
yang lainnya.
Untuk mengetahui pertambahan bobot tubuh sapi yang digemukan maka
PT ZDI melakukan penimbangan bulanan, penimbangan bulanan hanya
menggunakan 10 persen dari total sapi yang masuk sebagai sampel untuk
menghindari stress yang tinggi. Berdasarkan penimbangan bulanan tersebut dapat
diketahui pertambahan bobot sapi, sehingga memudahkan evaluasi apakah bobot
sapi sudah optimal atau belum.
g) Pembersihan Kandang dan Penggantian Bedding
Kotoran yang menumpuk di kandang yang berasal dari feses dan urine
akan menghasilkan gas amoniak yang sangat menyengat yang dapat menyebabkan
kesehatan sapi tergangu, terutama gangguan pernapasan. Untuk mencegah hal
tersebut maka PT ZDI melakukan program pembersihan kandang. Pembersihan
kandang dilakukan setiap 3 – 4 hari sekali atau dengan melihat kondisi kandang.
Limbah kandang (kotoran sapi dan sisa pakan) yang telah dibersihkan dari
kandang kemudian dikumpulkan dan diangkut ke instalasi penanganan air limbah
(IPAL), setelah dibersihkan, lantai kandang ditebar dengan bagas tebu sebagai
alas lantai kandang (bedding) dengan ketebalan ± 10 cm. Hal ini bertujuan agar
lantai kandang tidak terlalu keras dan licin sehingga sapi tidak mudah terpeleset,
luka, atau patah tulang. Selain itu, alas kandang juga berguna untuk menyerap
cairan feses dan urin.
55
h) Pembersihan Tempat Pakan dan Minum
Pembersihan tempat pakan dan minum penting dilakukan untuk menjaga
dan mempertahankan sapi tetap sehat. Sebaliknya, jika perlengkapan kandang
tersebut kotor maka berbagai kuman baik bakteri pembusuk, virus maupun parasit
akan mudah bersarang ditempat tersebut dan apabila termakan oleh ternak maka
akan menimbulkan penyakit.
Pembersihan tempat pakan dan minum di PT ZDI dilakukan setiap hari.
Pembersihan tempat pakan dilakukan pada pagi hari yaitu pukul 7:30 – 08:00
WIB sebelum pendistribusian pakan yang pertama. Sedangkan pembersihan
tempat minum dilakukan pada sore hari.
i) Penanganan Panen Sapi Potong
Penanganan panen sapi potong meliputi penyeleksian, penimbangan, dan
penjualan sapi. Sapi yang siap jual adalah sapi yang telah digemukan selama 120
hari atau telah memasuki finisher. Pada fase ini, produksi daging telah maksimal
dan kondisi sapi tidak terlalu gemuk.
Penjualan sapi dilakukan berdasarkan permintaan pelanggan. Kebanyakan
pelanggan menginginkan sapi dengan kisaran bobot tubuh 350 – 450 Kg.
Kegiatan penjualan sapi diawali dengan penyeleksian sapi kemudian ditimbang.
Jika bobot tubuhnya tercapai dan sesuai dengan yang diinginkan konsumen maka
sapi tersebut dipisahkan dan siap untuk diangkut. Adapun alur proses tatalaksana
pemeliharaan disajikan pada gambar 2.
56
Sumber : Data primer (2009) Gambar 2. Tatalaksana Pemeliharaan Penggemukan Sapi Potong PT ZDI
2) Tata Laksana Pemberian Pakan dan Air Minum
a) Komposisi Pakan
Pakan adalah bahan yang dimakan dan dicerna oleh ternak yang mampu
menyajikan hara atau nutrient yang penting antara lain untuk perawatan tubuh,
pertumbuhan, dan penggemukan. Secara garis besar, bahan pakan terbagi dua
kelompok yaitu konsentrat dan bahan berserat. Konsentrat dapat berasal dari biji –
bijian atau butiran sedangkan bahan berserat dapat berupa jerami atau rumput
yang semua itu merupakan komponen penyusun ransum.
Pakan yang digunakan dalam penggemukan sapi potong di PT ZDI terdiri
dari konsentrat dan hijauan. Konsentrat yang digunakan merupakan campuran dari
Sistem Pemeliharaan Bakalan
Perkandangan
Pengadaan dan pemilihan bakalan
Persiapan sebelum sapi masuk kandang
Sapi masuk kandang
Penimbangan bobot awal, pemberian ear tag, penimbangan
Pembersihan kandang dan penggantian bedding
Pembersihan tempat pakan
Penanganan panen sapi potong
57
beberapa bahan, yaitu dedak, onggok, kulit kopi, kopra, bungkil kedelai, bungkil
kapuk, bungkil sawit, kapur, fosfat, garam dan premiks yang telah disusun dalam
suatu formula. Hijauan yang digunakan yaitu rumput gajah.
Beberapa fungsi hijauan dalam program penggemukan yaitu sebagai
sumber Ca, P, Vitamin A, carotin, dan Vitamin D yang lebih baik dari biji –
bijian. Ternak yang diberi hijauan yang berkualitas baik, jarang menderita
defisiensi mineral atau vitamin. Hijauan juga memegang peranan penting dalam
periode awal penggemukan karena dapat meningkatkan jumlah pakan yang
dikonsumsi.
b) Distribusi Pakan
Sebelum pakan didistribusikan, terlebih dahulu dilakukan pencampuran
dan pengadukan pakan sampai rata. Pencampuran pakan berupa pakan konsentrat
dan hijauan. Selanjutnya, campuran pakan ditempatkan ke dalam gerobak
(pendistribusi pakan) untuk didistribusikan ke kandang.
c) Pemberian Pakan
Pemberian pakan yang dilakukan di PT ZDI sebanyak empat kali sehari.
Pemberian pakan yang pertama dilakukan pada pukul 08:00 WIB, yang kedua
pada pukul 11:00 WIB, ketiga 14:00 WIB dan yang terakhir diberikan pada pukul
19:00 WIB. Frekuensi pemberian pakan tersebut sangat tepat dilakukan karena
semakin banyak frekuensi pemberian pakan maka konsumsi dan daya cerna serta
efisiensi pakan semakin baik.dengan seringnya memberi pakan maka ternak akan
bertambah baik, saliva lebih banyak, output mikroba lebih banyak, daya cerna
bahan kering meningkat, keseimbangan N lebih besar, efisiensi pakan lebih baik
dan penambahan bobot tubuh lebih tinggi.
d) Pemberian Air Minum
Air memiliki peran yang sangat besar dalam metabolisme tubuh yakni
mengangkut zat – zat makanan, zat –zat sisa dan pelarut beberapa zat. Selain itu
air juga berfungsi untuk mempertahankan suhu tubuh agar tetap stabil. Ternak
akan lebih menderita jika kekurangan air dibandingkan dengan pakan.
Kontrol air minum dimulai dengan memeriksa volume air minum dan
apabila keadaan volume sudah dianggap tidak mencukupi lagi maka harus
dilakukan pemberian air minum secukupnya. Jika pada saat pengontrolan air
58
minum didapatkan bak air kotor dan berbau maka segera dilakukan pengurasan
bak air minum tersebut. Jika bak air minum telah dianggap bersih maka bak air
dapat diisi kembali sampai bak air berisi penuh.
3) Kesehatan Ternak
Kontrol kesehatan ternak dilakukan apabila semua kegiatan atau aktivitas
kandang telah selesai. Kontrol kesehatan dilakukan dengan cara mengamati
kondisi ternak secara umum yang meliputi pengamatan nafsu makan, pengamatan
kondisi ternak dan pengamatan pada bagian – bagian ternak seperti luka – luka,
borok ataupun rontok bulu. Apabila pada saat kontrol kesehatan melihat ada tanda
– tanda yang tidak sesuai dengan kondisi normal maka ternak akan dipisahkan
pada kandang khusus.
Agar ternak sapi yang digemukan dalam keadaan sehat dan mampu
memproduksi dengan baik dan maksimal maka diperlukan adanya sanitasi.
Sanitasi ditujukan sebagai usaha pencegahan suatu penyakit yang lebih baik
daripada pengobatan. Membersihkan kandang secara berkala dan membuang
kotoran sapi akan mencegah penyakit dan kotoran sapi. Kegiatan sanitasi kandang
yang dilakukan meliputi pembersihan lantai kandang, selokan, tempat pakan,
tempat air minum, alat – alat dan juga catlle yard.
Pengobatan yang lakukan meliputi pemberian vitamin, obat cacing,
antibiotik, dan pemberian obat lainnya. Ternak yang kondisi dianggap
menyimpang dari keadaan normal misalnya nafsu makan kurang, kurus, lesu dan
kurang bergairah maka ternak tersebut dipisahkan dari kelompoknya dan
ditempatkan pada kandang isolasi. Jenis obat yang biasa digunakan di Zagrotech
Dafa Intenational dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Jenis Obat – obatan dan Vitamin yang Digunakan
No Nama Obat Kegunaan Dosis per bulan (ml)
1 Benacilin Antibiotik 10 – 20
2 Oxitetracilin Antibiotik 10 – 20
3 Tool pedine Obat luka 10 – 20
4 Injectamin Vitamin 10 – 20
5 Vitamin ADEK Vitamin 5 – 10
59
6.2.3.2. Pengolahan Pupuk Kandang
Limbah padat yang dihasilkan dari penggemukan sapi potong diproses
dikolam pengolahan limbah sehingga menjadi pupuk kandang yang memiliki nilai
ekonomis sehingga dapat menjadi pemasukan tambahan untuk perusahaan.
limbah kotoran sapi ditampung dan dikumpulkan kedalam kolam
penampungan limbah yang disebut dengan holding pond. Kemudian limbah ini
dialirkan ke kolam penyaringan (filtration pond) yang berfungsi sebagai kolam
penyaring limbah untuk diendapkan lebih lama sehingga dihasilkan limbah atau
pupuk sedangkan limbah cair dialirkan ke kolam penetralisir (facultative pond)
untuk menetralisir dan mematikan zat – zat yang berbahaya supaya limbah aman
untuk dialirkan ke sungai.
6.2.4. Hasil Analsis Aspek Teknis
Dari analisis aspek teknis, dapat dinilai bahwa PT Zagretech Dafa
Internatonal telah memilih lokasi yang tepat karna kondisi iklim didaerah Bogor
sangat cocok untuk budidaya sapi Brahman. Sarana dan prasarana pendukung
yang tersedia sangat mendukung kelancaran operasional produksi. Kegiatan –
kegiatan yang dilakukan dalam usaha penggemukan sapi potong (fattening) diatur
dengan baik sehingga sapi dapat berproduksi optimal. Maka dapat disimpulkan
bahwa pada aspek teknis, usaha penggemukan sapi potong ini layak untuk
dijalankan.
6.3. Aspek Manajemen
Aspek manajemen merupakan aspek yang berhubungan dengan penetapan
institusi/lembaga proyek yang harus mempertimbangkan struktur kelembagaan
yang ada pada PT Zagrotech Dafa Intenational. Aspek ini meneliti sistem
manajerial usaha penggemukan sapi potong di PT Zagrotech Dafa Intenational.
6.3.1. Manajemen Pembangunan Proyek
Manajemen pembangunan proyek merupakan proses untuk merencanakan
penyiapan saran fisik dan peralatan lunak lainnya agar proyek yang telah
direncanakan bisa mulai beroperasi secara komersial tepat ada waktunya.
Proyek usaha penggemukan sapi potong (fattening) di PT Zagrotech Dafa
Intenational dimulai pada Oktober 2008 dan selesai pada Februari 2009. Proyek
60
pembangunan kandang selesai tepat pada waktunya. Proyek pembangunan di
lakukan oleh pihak developer (pemborong), PT Zagrotech Dafa Intenational
hanya mengawasi proses pembangunan.
6.3.2. Manajemen Dalam Operasi
Bagian ini membicarakan tentang bagaimana merencanakan pengelolaan
proyek penggemukan sapi potong dalam operasinya nanti, yang akan di analisis
diantaranya yaitu bentuk badan usaha, jenis – jenis pekerjaan yang diperlukan,
persyaratan – persyaratan yang diperlukan untuk bisa menjalankan pekerjaan –
pekerjaan tersebut dengan baik, bagaimana struktur organisasi yang akan
dipergunakan, dan yang terakhir yaitu bagaimana cara mencari tenaga untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
1) Bentuk Badan Usaha
Bentuk badan usaha Zagrotech Dafa Intenational adalah Perseroan
Terbatas. Perseroan Terbatas yang biasa disingkat PT, ini adalah suatu Bentuk
Badan Usaha yang paling populer dan banyak digunakan oleh para pengusaha
sebagai bentuk indentitas organisasi Badan Usaha di Indonesia. PT juga sangat
dikenal luas oleh berbagai kalangan masyarakat umum dan mudah dikenali karena
pemakaian nama perusahaan ini selaku diikuti dengan nama PT.
Alasan pendirian dengan badan usaha PT adalah usaha penggemukan sapi
ini menghasilkan lebih dari 1.000 ekor yang sesuai dengan pasal 8 dalam Undang
– Undang tentang Peternakan. Dalam pasal 8 dijelaskan bahwa izin usaha ternak
dibagi ke dalam tiga golongan yaitu izin peternakan rakyat, izin usaha peternakan
kecil, dan izin perusahaan peternakan. Zagrotech Dafa Intenational termasuk pada
golongan izin perusahaan peternakan karena memiliki lebih dari 1.000 ekor sapi
per tahun.
Zagrotech Dafa Intenational juga melihat dari dasar hukum yaitu Undang-
undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah
No.26 tahun 1998 tentang Pemakaian Nama, Peraturan/Undang – Undang lain
yang dibuat untuk mendirikan PT. dalam rangka PMA/PMDN, PT untuk Persero
BUMN, PT untuk Perbankan dan PT untuk Lembaga Keuangan Non Bank, dan
Peraturan/Undang – undang dan atau ketentuan pemerintah yang mengatur
tentang Pendirian PT dengan maksud dan tujuan usaha khusus seperti: PT
61
Forwarding, PT Perusahaan Bongkar Muat, PT Surveyor, PT Jasa Penilai, dan
lain-lain. Syarat – syarat yang harus dipenuhi dalam pendirian PT adalah sebagai
berikut :
a) Pendiri Perseroan
i) Jumlah Pendiri minimal 2 (dua) orang
ii) Pendiri harus Warga Negara Indonesia kecuali pendirian PT yang
dimaksud adalah dalam rangka fasilitas Penanaman Modal Asing
(PMA). Para pendiri pada saat perseroan ini didirikan yaitu saat
Pembuatan Akta Pendirian PT harus menjadi Pemegang Saham
didalam Perseroan
iii) Para pendiri juga dapat diangkat sebagai salah satu pengurus baik
sebagai Direktur atau Komisaris dan jika Anggota Direktur atau
Komisaris lebih dari satu orang maka salah satu dapat diangkat
menjadi Direktur Utama atau Komisaris Utama
b) Nama Perseroan Terbatas
i) Nama PT tidak boleh sama atau mirip sekali dengan nama PT yang
sudah ada
ii) Melakukan pengecekan terlebih dahulu untuk mengetahui Nama
PT tersebut bisa digunakan atau tidak. Jika bisa sebaiknya anda
langsung melakukan pemesanan untuk menghindari nama tersebut
akan digunakan oleh pihak lain
iii) Kedudukan perseroan harus berada di wilayah RI (sebutkan kota,
tempat melakukan kegiatan usaha sebagai Kantor Pusat)
c) Maksud dan Tujuan serta Kegiatan Usaha
d) Modal Perseroan
i) Modal dasar minimal Rp 100.000.000 (seratus juta) kecuali
ditentukan lain oleh Undang – undang atau Peraturan yang
mengatur tentang pelaksanaan kegiatan usaha tertentu di Indonesia
ii) Dari modal dasar tersebut minimal 25% (dua puluh lima persen)
atau sebesar Rp 12.500.000 (dua belas juta limaratus ribu) harus
sudah ditempatkan/disetor penuh pada saat akan mengajukan
permohonan Persetujuan Menteri Hukum dan HAM RI
62
e) Pengurus Perseroan
Menetapkan jangka waktu berdirinya perseroan selama 10 tahun, 20
tahun atau lebih atau bahkan tidak perlu ditentukan lamanya artinya berlaku
seumur hidup.
Selain pendirian PT Zagrotech Dafa Intenational juga membuat Surat Izin
Usaha Perdagangan (SIUP) melalui Departemen Perdagangan Provinsi Jawa
Barat. Sesuai SK Memperindag No. 289/MPP/Kep/X/2001 tanggal 13-1-2001
bahwa syarat pengajuan SIUP adalah sebagai berikut :
i) Urusan perizinan
Pengusaha diminta mengambil formulir SPI dan menerima
penjelasan yang berkaitan dengan izin usaha
ii) Pengisian formulir
Mengisi formulir yang tersedia dan melengkapi persyaratan.
iii) Urusan perizinan
Pengusaha diminta mengembalikan SPI dan kelengkapannya,
apabila SPI disetujui, maka diterbitkan SPM uang jaminan dan
BAP.
iv) Bank
Pengusaha diminta datang ke Bank untuk membayar uang jaminan
dan BAP. Setelah membayar, pengusaha membawa bukti
pembayaran.
v) Urusan perizinan
Pengusaha yang telah membayar uang jaminan, menyerahkan
tanda bukti pembayaran ke urusan perizinan. Tanda bukit
pembayaran yang telah diserahkan, pengusaha telah mendapatkan
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).
Kabupaten Bogor sebagai lokasi PT Zagrotech Dafa Intenational juga
mengikuti peraturan pemerintah setempat dalam membangun usaha peternakan
rakyat. Sesuai dengan keputusan Pemerintah Kabupaten Bogor, maka syarat
utama dalam mendirikan usaha di wilayah Kabupaten Bogor adalah membuat
perijinan. Bentuk perijinan adalah sebagai berikut :
63
a) Ijin Penggerukan Tanah
Ijin penggerukan tanah digunakan untuk melegalkan lahan yang digunakan
sebagai tempat usaha. syarat tentang Retribusi Izin Peruntukan Penggunaan Tanah
yaitu :
i) Kriteria penerbitan IPPT di Kabupaten Bogor adalah :
(1) Peruntukan sesuai dengan tata ruang
(2) Masyarakat sekitar, minimal tetangga terdekat tidak
berkeberatan
(3) Secara teknis lahan memenuhi syarat
(4) Tanah tidak dalam sengketa
(5) Tidak memiliki dampak lingkungan yang membahayakan
(6) Tidak menimbulkan kerawanan sosial
(7) Tidak menimbulkan gangguan keamanan
(8) Persyaratan administrasi lengkap
ii) Syarat yang harus dipenuhi oleh pengusaha adalah :
(1) Photocopy Kartu Tanda Penduduk Pemohon
(2) Surat permohonan
(3) Surat kuasa bagi yang menguasakan
(4) Photocopy Surat Tanah / Bukti Hak Tanah
(5) Ijin tetangga
(6) Denah / Peta lokasi tanah dimohon / Peta situasi lokasi
(7) Surat Keterangan Tanah Tidak Sengketa
(8) Untuk pembangunan strategis seperti kegiatan Akomodasi
Pariwisata, Perumahan, industri dll, pemohon melampirkan
proposal yang berisikan :
(a) Uraian rencana kegiatan proyek
(b) Akta Pendirian Perusahaan
(c) NPWP
(d) Keanggotaan Asosiasi
iii) Prosedur pelayanan
(1) Pemohon mengisi Formulir Permohonan IPPT dengan
melampirkan persyaratan administrasi
64
(2) Petugas melakukan pemeriksaan berkas
(3) Jika hasil pemeriksaaan dinyatakan memenuhi syarat maka
dilakukan Rapat Pembahasan Tim Pelayanan Perijinan
(4) Jika tak sesuai peruntukan maka IPPT ditolak
(5) Jika sesuai peruntukan maka diadakan peninjauan lapangan
(6) Hasil tinjauan lapangan dirumuskan dalam Berita Acara
(7) Bupati menerbitkan Ijin Investasi dan IPPT
(8) IPPT yang sudah selesai diserahkan pada pemohon
b) Ijin Mendirikan Bangunan
Persyaratan kedua adalah ijin mendirikan bangunan untuk usaha
peternakan. Keabsahan bangunan usaha menjadikan Zagrotech Dafa Intenational
legal dari aspek ijin bangunan. Pemerintah Kabupaten Bogor memiliki peraturan
tentang Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan.
Kriteria penerbitan IMB di Kabupaten Bogor adalah Peletakan bangunan
sesuai dengan ketentuan teknis : garis sempadan bangunan, Koefisien dasar
Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB) dan Ketinggian Bangunan.
Setiap bangunan yang akan dibangun harus direncanakan peletakannya pada
lokasi dalam bentuk Site Plan dan atau Gambar Situasi. Site Plan bangunan yang
akan dibangun terlebih dahulu mendapat Pengesahan Site Plan.
i) Syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah :
(1) Photocopy Kartu Tanda Penduduk Pemohon
(2) Keterangan Batas Tanah yang diketahui Ketua RT dan Kepala
Desa/Kelurahan setempat
(3) Surat kuasa apabila penandatangani permohonan bukan
dilakukan oleh pemohon sendiri
(4) Photocopy bukti hak tanah
(5) Gambar konstruksi bangunan
(6) Ijin Peruntukkan Penggunaan Tanah ( IPPT )
(7) Ijin Lokasi
(8) Peta Site Plan yang sudah mendapat pengesahan untuk
pembangunan bangunan strategis dan kompleks, serta tetentu
yang dikategorikan dengan itu.
65
ii) Prosedur pelayanan
(1) Pemohon mengajukan surat permohonan disertai persyaratan
yang harus dilampirkan
(2) Petugas memeriksa ke lokasi bangunan
(3) Jika telah memenuhi persyaratan, lengkap dan benar,
permohonan diterima dan diberikan tanda bukti penerimaan
dan ditetapkan besarnya retribusi yang harus dibayar
(4) Pejabat yang berwenang mengadakan penelitiaan kelengkapan
persyaratan permohonan,untuk diterbitkan IMB
iii) Biaya
(1) Biaya IMB = (Luas bangunan) X (Indeks Konstruksi) X
(Indeks Fungsi) X (Indeks Lokasi) X (tarif Dasar)
(2) Besarnya tarif dasar bervariasi tergantung klasifikasi lokasi
yang ditentukan
(3) Biaya lain-lain :
(a) Biaya pembuatan gambar situasi skala 1:500 ; 1:1000
sebesar Rp.10.000/IMB
(b) Biaya pemecahan IMB sebesar Rp.15.000/IMB
(c) Biaya Pengesahan salinan / photocopy IMB
Rp.15.000/IMB
(d) Biaya pembuatan keterangan IMB mengenai suatu
bangunan sebesar Rp.25.000/IMB
(e) Balik nama IMB ditentukan sebesar 20 persen dari
besarnya jumlah retribusi IMB yang berlaku
c) Ijin Usaha Peternakan
Syarat ketiga adalah membuat surat Ijin Usaha Peternakan. Tujuannya
adalah sebagai tanda bukti bahwa Zagrotech Dafa Intenational adalah usaha legal
karena memiliki ijin usaha peternakan di wilayah Kabupaten Bogor. Ketentuan
umumnya adalah Kegiatan peternakan terdiri dari pembibitan dan budidaya, usaha
peternakan dapat diselenggarakan dalam bentuk perusahaan peternakan baik
perorangan maupun badan hukum dan masa berlaku 2 (dua) tahun sejak tanggal
ditetapkan. Waktu penyelesainnya selama satu sampai lima hari kerja setelah
66
menerima permohonan dan mengadakan pemeriksaan lapangan ke lokasi sesuai
dengan pedoman peternakan. Tidak dikenakan biaya untuk Ijin Usaha Peternakan.
Lokasi pengurusan di Kantor Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bogor.
i) Prosedur pelayanan untuk mendapatkan ijin usaha peternakan :
(1) Pemohon dapat mengajukan permohonan dengan terlebih
dahulu mengajukan persetujuan prinsip kepada Dinas untuk
dapat melakukan kegiatan persiapan fisik dan administrasi
(2) Pemohon mengajukan permohonan ijin kepada Bupati c/q
Dinas dan mengisi formulir yang disediakan dengan
melampirkan persyaratan sebagai berikut :
(a) Photocopy Identitas diri pemohon
(b) Akte Pendirian Perusahaan bagi perusahaan yang berbadan
hukum
(c) Gambar situasi lokasi tanah
(d) Gambar lay out penggunaan tanah
(e) Photocopy status tanah
(f) Ijin mendirikan bangunan
(g) Ijin tempat usaha
(h) Ijin tenaga kerja asing bagi perusahaan yang menggunakan
tenaga kerja asing
(i) Upaya pengelolaan lingkungan (UKL) dan upaya
pemantauan lingkungan (UPL)
(j) Membayar uang leges
d) Ijin Lokasi
Pengesahan surat ijin lokasi usaha merupakan syarat ke empat dalam
pendirian usaha peternakan. Dasar hukum yang tertera adalah Peraturan Menteri
Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 2 Tahun 1999 Tentang
Ijin Lokasi dan Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok – Pokok Agraria (Lembaran Negara RI Tahun 1960 Nomor 104; Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 2043). Waktu penyelesaiannya selama 14 hari kerja.
Kriteria penerbitan ijin lokasi usaha yaitu telah diterbtikan IPPT dan persyaratan
adminsitrasi lengkap. Syarat yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :
67
i) Surat permohonan ijin lokasi
ii) Akta pendirian perusahaan dan pengesahan Mentri Kehakiman
iii) Photocopy KTP pemohon
iv) Surat keterangan NPWP
v) Tanda ke anggotaan REI (bagi pembangunan perumahan)
vi) Uraian rencana kegiatan pembangunan / proyek proposal
vii) Surat persetujuan Presiden RI bagi PMA dan SPPM dari BKPM
untuk PMDN
viii) Pernyataan kesanggupan dan memberikan ganti rugi dari atau
menyediakan
ix) Surat Pernyataan mengenai tanah yang sudah dikuasi / dimiliki
oleh perusahaan pemohon yang merupakan satu grup dengannya
x) tempat penampungan bagi pemilik tanah yang berhak atas tanah
xi) Gambar kasar/sketsa lokasi
e) Ijin Tempat Usaha
Ijin Tempat Usaha merupakan suatu legalitas bagi pengusaha yang ingin
mendirikan tempat usaha yang dilindungi oleh payung hukum. Zagrotech Dafa
Intenational mengajukan surat Ijin Tempat Usaha untuk melegalkan tempat usaha
penggemukan sapi di Kabupaten Bogor.
i) Ketentuan umum dalam pengesahan surat Ijin Tempat Usaha
(1) Jangka waktu berlakunya Ijin Gangguan / Ijin tempat Usaha,
ditetapkan selama usaha tersebut masih berjalan dan harus
dilakukan pendaftaran ulang setiap 5 (lima) tahun sekali
(2) Untuk permohonan daftar ulang dikenakan Retribusi sebesar 50
persen dari besarnya retribusi yang harus dibayar
(3) Wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya
sehingga merugikan keuangan daerah diancam pidana
kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak
4 (empat) kali jumlah retribusi terhutang
(4) Tindak pidana sebagaimana dimaksud diatas adalah
pelanggaran
68
ii) Persyaratan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :
(1) Data pemohon identitas pemohon yang dilengkapi dengan
photo copy KTP dan pas photo ukuran 3 X 4 cm sebanyak 2
buah
(2) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)/NPWP Daerah
(3) SPPT PBB tahun terakhir
(4) IMB PIBM (untuk perusahaan besar dilampirkan peta situasi)
(5) Status Tanah (bila sewa kontrak, harus dibuktikan dengan surat
sewa kontrak)
(6) Akte Pendirian bagi perusahaan dan badan hukum
(7) Surat Keterangan Tidak Sengketa dari Kepala Desa/ Kelurahan
dan Camat Setempat
(8) Ijin Tetangga yang diketahui oleh Kepala Desa/ Kelurahan dan
Camat Setempat
(9) Berita Acara pemeriksaan lokasi oleh Tim Pemeriksa Tingkat
Kabupaten bagi perusahaan yang tingkat gangguannya sangat
besar/tinggi
iii) Biaya pengesahan surat Ijin Tempat Usaha
(1) Luas ruangan usaha X indeks lokasi X angka multiplikator X
besarnya Tarif
(2) Penetapan luas ruang usaha indeks lokasi, angka multiplikator
dan tarif adalah sebagai berikut :
(a) Luas ruang usaha ditetapkan berdasarkan luas ruangan yang
dipergunakan untuk usaha
(b) Indeks lokasi perusahaan ditetapkan sebagai berikut :
(i) Indeks 3 – lokasi dipinggir jalan Negara/Propinsi
(ii) Indeks 4 – lokasi dipinggir jalan Kabupaten
(iii) Indeks 5 – lokasi dipinggir jalan Desa
(c) Angka Multiplikator perusahaan bagi yang menggunakan
mesin atau tidak dibagi 3 (tiga) klasifikasi yaitu :
(i) Angka multiplikator 5 untuk indeks Gangguan Besar
(ii) Angka multiplikator 4 untuk indeks Gangguan Sedang
69
(iii) Angka multiplikator 3 untuk indeks Gangguan Kecil
(d) Tarif dasar untuk perhitungan biaya ditetapkan sebagai
berikut:
(i) Luas ruang usaha sampai dengan 100 m2 sebesar Rp
500/m2
(ii) Selebihnya Rp 400/m2
2) Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
a) Struktur Organisasi
Struktur organisasi di PT Zagrotech Dafa Intenasional adalah lini atau
garis, dimana perintah diberikan langsung oleh atasan kepada bawahan. Meskipun
terlihat sederhana, struktur organisasi ini dinilai potensial karena dapat mengenal
dan mampu mengkomunikasikan pekerjaan. Adapun alur struktur organisasi
penggemukan sapi potong (fattening) pada PT Zagrotech Dafa International dapat
dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Struktur Organisasi PT. Zagrotech Dafa Intenasional
Pemilik
Direktur Utama
Unit Pakan
Direktur Operasional
Manajer Feedlot
Asst. Manajer Feedlot
Unit Kandang Unit Kompos & Kebun
Rumput
70
b) Deskripsi Pekerjaan
Penggerakan manajemen di PT Zagrotech Dafa Intenational tak terlepas
dari struktur organisasi. PT Zagrotech Dafa Intenational merekrut 9 orang
karyawan. Jabatan tertinggi adalah pemilik, yang merencanakan, mengarahkan,
mengawasi, dan mengevaluasi operasional usaha selama beroperasi. Adapun
wewenang dan tanggung jawab dari masing – masing jenis pekerjaan tersebut
adalah :
i) Direktur Utama bertugas mengelola perusahaan dengan baik agar
perusahaan dapat maju dan berkembang
ii) Direktur Operasional bertanggung jawab atas kelancaran usaha
penggemukan sapi
iii) Manajer feedlot bertugas mengendalikan seluruh operasional
produksi yang meliputi tata laksana pemeliharaan, pakan, minum
dan kesehatan, Manajer feedlot merekrut beberapa tenaga kerja
untuk melaksanakan operasional penggemukan sapi. Jumlah tenaga
kerja 7 orang. Satu orang sebagai assistance manajer yang bertugas
mengendalikan seluruh administrasi dan pembukuan operasional
dan 6 orang sebagai tenaga kerja lapangan
c) Ketenagakerjaan
Kriteria utama sumberdaya manusia yang diinginkan perusahaan untuk
menempati posisi direktur utama, direktur operasional dan manajer feedlot yaitu
pendidikan minimal S1 dan memiliki pengalaman dibidang peternakan sapi
potong minimal 5 tahun. Sedangkan untuk menempati posisi assistance manajer
yaitu pendidikan minimal D III. Adapun untuk posisi yang lainnya persyaratan
khusus mengenai pendidikan dan pengalaman kerja tidak diutamakan, yang
dituntut dari karyawan adalah kemauan bekerja keras.
Waktu kerja yaitu 8 jam/hari. Setiap tenaga kerja dikenakan masa kerja
efektif selama 6 hari kerja dalam semingu, untuk karyawan administrasi kantor,
waktu kerja pada hari sabtu yaitu dari jam 08:00 – 12:00 WIB dan minggu
merupakan hari libur. Waktu kerja diatur sedemikian rupa sehingga dalam satu
minggu mendapat libur satu hari. Tingkat pendidikan dan pengalaman kerja staff
di PT ZDI dapat dilaihat pada Tabel 11.
71
Tabel 11. Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Kerja Staff di PT ZDI No Jabatan Tingkat Pendididkan Pengalaman
(tahun)
Jumlah
(orang)
1 Direktur Utama S1 15 1
2 Direktur Operasional S1 12 1
3 Manajer Feedlot S1 7 1
4 Asst. Manajer S1 - 1
5 Unit Kandang SMU - 1
6 Unit Pakan SMU 1 2
7 Unit Kompos & Kebun SLTP - 2 Sumber : Data primer (2009)
6.3.3. Hasil Analisis Aspek Manajemen
Bentuk badan usaha yang digunakan perusahaan sangat tepat karena sudah
sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku di Indonesia.
Struktur organisasi yang sederhana memudahkan tugas, wewenang dan tanggung
jawab setiap bagian dalam perusahaan. Sistem ketenagakerjaan yang diterapkan
perusahaan dinilai cukup memadai. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa usaha ini dilihat dari aspek manajemen layak untuk dilaksanakan.
6.4. Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan
Penetuan lokasi dan tata letak (layout) peternakan didasarkan pada
ketentuan teknis untuk mendirikan usaha peternakan sapi potong. Oleh karena itu
pihak perusahaan dituntut untuk memenuhi tata cara maupun pemilihan lokasi
untuk mendirikan usaha petenakan karena selain memperlihatkan faktor – faktor
penunjang seperti kemudahan transportasi maupun kemudahan aspek pasar juga
harus memperhatikan keberadaan lingkungan.
Keberadaan PT Zagrotech Dafa Intenational berdampak baik terhadap
masyarakat setempat karena keberadaan usaha dilokasi ini dapat menyerap tenaga
kerja sehingga aktiftas ekonomi desa berjalan dengan baik, beberapa tenaga kerja
berasal dari masyarakat sekitar sehingga memberikan masukan pendapatan bagi
masyarakat sekitar, serta mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dampak keberadaan juga dirasakan oleh Pemerintah Kabupaten Bogor
karena potensi diwilayah tersebut khususnya dibidang peternakan semakin
72
berkembang. Selain itu, pembayaran pajak dapat menambah pemasukan kepada
pemerintah. Dari adanya pajak tersebut secara makro dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pembangunan.
PT Zagrotech Dafa Intenational sangat peduli terhadap lingkungan sekitar.
Salah satu upaya untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan adalah
dengan pengolahan limbah menjadi pupuk kandang. Kotoran ternak sapi
ditampung pada masing – masing kolam penampungan (holding pond) kemudian
dialirkan ke kolam penyaringan (filtration pond) untuk memisahkan limbah padat
dan cair. Limbah kotoran yang telah disaring diendapkan lebih lama pada kolam
(facultative pond) sedangkan limbah cair dialirkan ke kolam penetralisir agar
limbah cair aman dialirkan ke sungai di sekitar perusahaan.
VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL
Analisis aspek finansial digunakan untuk menganalisis kelayakan suatu
proyek atau usaha dari segi keuangan. Analisis finansial dilakukan dengan
menggunakan Kriteria – kriteria penilaian investasi yaitu NPV, IRR, Net B/C, dan
Payback period. Untuk menganalisis dengan empat kriteria tersebut, digunakan
arus kas (cashflow) untuk mengetahui besarnya manfaat yang diterima dan biaya
yang dikeluarkan PT Zagrotech Dafa International selama umur proyek.
Selain itu juga dilakukan analisis laba rugi yang akan menghasilkan
komponen pajak yang merupakan pengurangan dalam cashflow perusahaan.
Setelah diketahui pajak maka dilakukan penyusunan cashflow sebagai dasar
perhitungan kriteria investasi. Kriteria investasi akan menunjukan layak tidaknya
usaha dari sisi finansial. Untuk mencari batas maksimal suatu perubahan sehingga
dengan batas tersebut usaha masih dikatakan layak maka analisis sensitivitas
dengan metode penghitungan switching value perlu dilakukan.
Berdasarkan informasi yang di dapat dari pihak manajemen bahwa umur
proyek usaha penggemukan sapi potong di PT Zagrotech Dafa International yaitu
selama 10 tahun, hal ini berdasarkan atas ketahanan bangunan berkisar 10 tahun,
karena setelah 10 tahun bangunan banyak yang harus di renovasi. Atas dasar itu
umur proyek disesuaikan dengan umur ekonomis bangunan, pertimbangannya
adalah bangunan merupakan asset yang penting dalam pengusahaan PT Zagrotech
Dafa International.
7.1. Arus Kas (Cashflow)
7.1.1. Arus Penerimaan (Inflow)
Penerimaan adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan pendapatan
sebuah proyek. Arus manfaat pada bisnis ini adalah penerimaan dari hasil
penjualan sapi potong, pupuk kandang, modal sendiri, pinjaman, dan nilai sisa.
1) Penerimaan Penjualan Sapi Potong
Sapi potong dijual dalam bobot Kg, Rincian penjualan sapi potong dapat
dilihat pada Tabel 12 dan 13. Bobot sapi pada saat panen yaitu 400 Kg/ekor,
dengan harga jual Rp 21.500/Kg. Adapun rincian penerimaan penjualan sapi
potong dapat dilihat pada Tabel 12 dan 13.
74
Tabel 12. Proyeksi Panen Penggemukan Sapi PT ZDI pada Tahun 2009 - 2018
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 20181 Januari 0 124 124 124 124 124 124 124 124 1242 Februari 0 125 125 125 125 125 125 125 125 1253 Maret 0 124 124 124 124 124 124 124 124 1244 April 0 124 124 124 124 124 125 125 125 1255 Mei 0 124 124 124 124 124 124 124 124 1246 Juni 99 125 125 125 125 125 125 125 125 1257 Juli 125 124 124 124 124 124 124 124 124 1248 Agustus 124 124 124 124 124 124 124 124 124 1249 September 125 124 124 124 124 124 124 124 124 124
10 Oktober 124 125 125 125 125 125 125 125 125 12511 November 125 124 124 124 124 124 124 124 124 12412 Desember 124 125 125 125 125 125 125 125 125 125
846 1,492 1,492 1,492 1,492 1,492 1,493 1,493 1,493 1,493Total Panen Selama Umur Proyek =
Total Panen/Tahun
No Bulan Tahun (ekor)
14,278
Proyeksi panen berdasarkan atas pembelian bakalan yang dilakukan setiap
bulan, lamanya penggemukan adalah 120 hari / 4 bulan, kapasitas kandang adalah
500 ekor sapi dan tingkat mortalitas sapi adalah 0,5 persen atau setara dengan sapi
mati 5 ekor dari 1.000 ekor populasi.
Dari hasil proyeksi panen diatas maka selanjutnya dikonversi menjadi
satuan rupiah, Hasil proyeksi sepuluh tahun kedepan menujukan bahwa nilai
penjualan pada tahun pertama (2009) lebih kecil dibandingkan tahun – tahun
berikutnya. Hal ini disebabkan karena pada awal periode kapasitas produksi
belum maksimal. Total penjualan pada tahun 2009 sebesar Rp 7.275.600.000,
pada tahun 2010 – 2014 sebesar Rp 12.831.200.000, dan pada tahun berikutnya
yaitu Rp 12.839.800.000. (Tabel 13).
75
Tabel 13. Proyeksi Penjualan Sapi Potong PT ZDI pada Tahun 2009 – 2018
Harga Jual PenerimaanBobot per Totalekor (Kg) (Kg)
1 2009 846 400 338,400 21,500 7,275,600,0002 2010 1,492 400 596,800 21,500 12,831,200,0003 2011 1,492 400 596,800 21,500 12,831,200,0004 2012 1,492 400 596,800 21,500 12,831,200,0005 2013 1,492 400 596,800 21,500 12,831,200,0006 2014 1,492 400 596,800 21,500 12,831,200,0007 2015 1,493 400 597,200 21,500 12,839,800,0008 2016 1,493 400 597,200 21,500 12,839,800,0009 2017 1,493 400 597,200 21,500 12,839,800,000
10 2018 1,493 400 597,200 21,500 12,839,800,000
No Tahun (ekor)
Produksi
(Rp/Kg) (Rp)
2) Penerimaan Penjualan Pupuk Kandang
Penerimaan penjualan pupuk kandang adalah penerimaan sampingan yang
dihasilkan pada usaha penggemukan sapi potong. Pupuk kandang berasal dari
kotoran sapi yang dapat digunakan sebagai pupuk untuk tanaman sehingga
memiliki nilai economies yang dapat dijual. Nilai jual pupuk kandang yaitu Rp
2.500/karung (25 Kg). Setiap ekor sapi menghasilkan pupuk kandang sebanyak 25
Kg/hari. Adapun total nilai penerimaan dari penjualan pupuk kandang dapat
dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Proyeksi Penjualan Pupuk Kandang PT ZDI pada Tahun 2009 - 2018 Populasi Produksi Lama Harga Penerimaan
/ekor/hari Penggemukan /karung(Karung) (hari) (Rp)
1 2009 846 1 120 2,500 253,800,0002 2010 1,492 1 120 2,500 447,600,0003 2011 1,492 1 120 2,500 447,600,0004 2012 1,492 1 120 2,500 447,600,0005 2013 1,492 1 120 2,500 447,600,0006 2014 1,492 1 120 2,500 447,600,0007 2015 1,493 1 120 2,500 447,900,0008 2016 1,493 1 120 2,500 447,900,0009 2017 1,493 1 120 2,500 447,900,00010 2018 1,493 1 120 2,500 447,900,000
No Tahun Sapi (ekor) (Rp)
76
3) Penerimaan Pinjaman dari Bank
Analisis kelayakan finansial PT Zagrotech Dafa International akan
menggunakan dua skenario modal usaha yaitu skenario seluruhnya modal sendiri
(skenario I) dan skenario mendapatkan pinjaman dari Bank (skenario II), besarnya
modal sendiri dan pinjaman ditentukan dari besarnya investasi yang dikeluarkan
(Tabel 16). Adapun biaya investasinya yaitu sebesar Rp 2.839.458.000.
4) Nilai Sisa
Pada penelitian ini diperoleh nilai sisa invetasi pada akhir tahun kesepuluh
adalah sebesar Rp 267.693.332. Nilai sisa ini berasal dari investasi yang belum
habis umur ekonomisnya pada tahun kesepuluh. Sehingga nilai sisa
diperhitungkan sebagai penerimaan pada tahun kesepuluh. Rincian nilai sisa
disajikan pada Tabel 15.
77
Tabel 15. Jumlah Nilai Sisa Usaha Penggemukan Sapi (fattening) pada PT ZDI
Nilai Beli Umur Besarnya(Rp) Teknis Nilai Sisa
A Sarana&prasarana1 Pendirian PT 8,000,000 10 02 Perizinan Usaha 5,000,000 10 03 Perbaikan Jalan 500,000,000 10 04 Perbaikan Jembatan 500,000,000 10 05 Instalasi Listrik, Air, dan Tlp 50,000,000 10 0
B Bangunan1 Kandang 1,428,000,000 10 02 Gudang Pakan 300,000,000 10 03 Loading Yard 50,000,000 10 04 Kolam Pengolahan Limbah 9,600,000 10 05 Kantor 24,000,000 10 06 Mess 36,000,000 10 0
C Peralatan1 Timbangan 50,000,000 10 02 Ear Tag 20,000,000 10 03 Gerobak 2,550,000 5 04 Cangkul 240,000 3 160,0005 Ember 200,000 2 06 Sikat Kandang 200,000 2 07 Sodokan Pakan 50,000 2 08 Sepatu boot 400,000 3 266,6669 Sapu Lidi 18,000 1 0
10 Kitchen Set 1,000,000 3 666,666D Perlengkapan
1 Komputer 5,000,000 5 02 Meja Kantor 1,500,000 3 1,000,0003 Kursi Kantor 900,000 3 600,0004 Kalkulator 300,000 5 05 Alat Tulis Kantor 1,500,000 1 0
E Kendaraan1 Mobil Truk 300,000,000 20 150,000,0002 Mobil Mini Bus 140,000,000 20 70,000,0003 Mobil Pick Up 90,000,000 20 45,000,000
267,693,332
No Investasi
Total Nilai Sisa
78
7.1.2. Arus Pengeluaran (Outflow)
Komponen biaya akan dikelompokan menjadi dua bagian yaitu biaya
investasi dan biaya operasional. Biaya investasi adalah biaya yang harus
dikeluarkan untuk mendapatkan faktor – faktor produksi yang digunakan dalam
proses produksi. Biaya operasional adalah sejumlah dana yang dikeluarkan agar
proses produksi berlangsung.
1) Biaya Investasi
Biaya investasi pada pengusahaan PT Zagrotech Dafa International
dikeluarkan pada tahun kesatu. Selain untuk biaya tersebut, juga dilakukan re-
investasi untuk barang yang memiliki umur ekonomis kurang dari 10 tahun.
Rincian biaya investasi pengusahaan PT ZDI adalah seperti pada Tabel 16.
adapun untuk rincian biaya Re-investasi dapat di lihat pada Tabel 17.
79
Umur Harga/ Nilai InvestasiTeknis Satuan (RP) (Rp)
A Sarana&Prasarana1 Pendirian PT 8,000,0002 Perizinan Usaha 5,000,0003 Perbaikan Jalan 200,000,0004 Perbaikan Jembatan 200,000,0005 Instalasi Listrik, Air, dan Tlp 50,000,000
463,000,000B Bangunan
1 Kandang 10 1190 m2 1,200,000 1,428,000,0002 Gudang Pakan 10 300 m2 800,000 240,000,0003 Loading Yard 10 1 unit 40,000,000 40,000,0004 Kolam Pengolahan Limbah 10 24 m2 400,000 9,600,0005 Kantor 10 30 m2 600,000 18,000,0006 Mess 10 45 m2 600,000 27,000,000
1,762,600,000C Peralatan
1 Timbangan 10 1 unit 50,000,000 50,000,0002 Ear Tag 10 100 unit 200,000 20,000,0003 Gerobak 5 3 unit 850,000 2,550,0004 Cangkul 3 8 unit 30,000 240,0005 Ember 2 20 unit 10,000 200,0006 Sikat Kandang 2 20 unit 10,000 200,0007 Sodokan Pakan 2 10 unit 5,000 50,0008 Sepatu Boot 3 8 unit 50,000 400,0009 Sapu Lidi 1 6 Ikat 3,000 18,000
10 Kitchen Set 3 1 Set 1,000,000 1,000,00074,658,000
D Perlengkapan1 Komputer 5 1 unit 5,000,000 5,000,0002 Meja Kantor 3 3 unit 500,000 1,500,0003 Kursi Kantor 3 6 unit 150,000 900,0004 Kalkulator 5 2 unit 150,000 300,0005 Alat Tulis Kantor 1 1 Set 1,500,000 1,500,000
9,200,000E Kendaraan
1 Mobil Truk 20 1 unit 300,000,000 300,000,0002 Mobil Mini Bus 20 1 unit 140,000,000 140,000,0003 Mobil Pick Up 20 1 unit 90,000,000 90,000,000
530,000,0002,839,458,000
Total Biaya Sarana&Prasarana
Total Biaya Bangunan
Totai Biaya Peralatan
Total Biaya Perlengkapan
Total Biaya KendaraanTotal Biaya Investasi
Tabel 16. Rincian Biaya Investasi
No Investasi Jumlah Satuan
80
Tabel 17. Rincian Biaya Re-investasi Umur TotalTeknis Nilai(tahun) (Rp)
A Peralatan1 Cangkul 3 240,000 240,000 240000 2400002 Ember 2 200,000 200,000 200,000 200,000 200,0003 Sikat Kandang 2 200,000 200,000 200,000 200,000 200,0004 Sodokan Pakan 2 50,000 50,000 50,000 50,000 50,0005 Sepatu Boot 3 400,000 400,000 400,000 400,0006 Sapu Lidi 1 18,000 18,000 18,000 18,000 18,000 18,000 18,000 18,000 18,000 18,0007 Kitchen Set 3 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000
18,000 468,000 1,658,000 468,000 18,000 2,108,000 18,000 468,000 1,658,000B Perlengkapan1 Meja Kantor 3 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,0002 Kursi Kantor 3 900,000 900,0003 Alat Tulis Kantor 1 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000
1,500,000 1,500,000 3,900,000 1,500,000 1,500,000 3,000,000 1,500,000 1,500,000 3,000,000
6 7 8 9 105
Totai Biaya Re-investasi Peralatan
Total Biaya Re-investasi Perlengkapan
No Investasi 2 3 4
Biaya Re-investasi (tahun)
2) Biaya Operasional
Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan secara berkala selama
proyek berjalan. Biaya ini meliputi biaya tetap dan biaya variabel, biaya
operasional dikeluarkan pada tahun kesatu sampai tahun kelima.
a) Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan setiap tahun yang besarnya
tidak berpengaruh langsung terhadap jumlah output yang dihasilkan. Biaya tetap
yang dikeluarkan oleh PT Zagrotech Dafa International meliputi sewa tanah, gaji,
telephone dan listrik, transportasi, pemeliharaan alat dan bangunan, Pajak Bumi
dan Bangunan, serta Angsuran pinjaman (jika menggunakan pinjaman). Adapun
rincian dari biaya tetap tersebut adalah sebagai berikut :
i) Biaya Sewa Tanah
Luas tanah yang disewa oleh PT ZDI adalah 3 Ha = 30.000 m2, besarnya
biaya sewa tanah yaitu Rp 10.000/m2/tahun. Sehingga total pengeluaran untuk
sewa tanah pada setiap tahunnya yaitu sebesar :
30.000 m2 X Rp 10.000/m2 = Rp 300.000.000/tahun.
ii) Biaya Gaji
Biaya gaji dikeluarkan setiap bulan dengan komponen gaji pokok
ditambah uang makan dan disertai dengan tunjangan kesehatan dan kesejahteraan,
besarnya tunjangan kesehatan dan kesejahteraan yaitu sebesar 5 persen dari total
gaji yang diterima oleh masing – masing jabatan. Total biaya gaji / kompensasi
per tahun yang dikeluarkan oleh pihak manajemen disajikan pada Tabel 18.
81
Tabel 18. Biaya Gaji / Kompensasi PT Zagrotech Dafa International per Tahun Jumlah Gaji Kesejahteraan Jumlah Total(orang) (per Bulan) (per Bulan) Bulan (per Tahun)
1 Direktur Utama 1 20,000,000 1,000,000 12 252,000,0002 Direktur Operasional 1 10,000,000 500,000 12 126,000,0003 Manajer Feedlot 1 4,500,000 225,000 12 56,700,0004 Asst. Manajer 1 1,500,000 75,000 12 18,900,0005 Unit Kandang 1 800,000 40,000 12 10,080,0006 Senior Unit Pakan 1 850,000 42,500 12 10,710,0007 Junior Unit Pakan 1 400,000 20,000 12 5,040,0008 Senior Unit Kompos 1 800,000 40,000 12 10,080,0009 Junior Unit Kompos 1 400,000 20,000 12 5,040,000
494,550,000
No Jabatan
Total Biaya Gaji / Kompensasi per Tahun
iii) Biaya Telephone & Listrik
Berdasarkan hasil wawancara besarnya total biaya Telephone dan listrik
yaitu Rp 1.000.000/bulan. Sehingga pengeluaran untuk biaya ini pada setiap
tahunnya yaitu : Rp 1.000.000/bulan x 12 bulan = Rp 12.000.000/tahun.
iv) Biaya Pemeliharaan Alat dan Bangunan
Biaya pemeliharaan alat dan bangunan telah ditetapkan oleh pihak
manajemen yaitu sebesar 10 persen dari total nilai beli bangunan, peralatan dan
perlengkapan, serta kendaraan. Total biaya pemeliharaan disajikan pada Tabel 19.
Tabel 19. Biaya Pemeliharaan Alat dan Bangunan dalam Setahun Persentase BiayaPemeliharaan (%)
1 Bangunan 1,762,600,000 10 176,260,0002 Peralatan 74,658,000 10 7,465,8003 Perlengkapan 9,200,000 10 920,0004 Kendaraan 530,000,000 10 53,000,000
237,645,800
No Uraian Nilai Beli (Rp) Jumlah (Rp)
Total Biaya Pemeliharaan per Tahun
v) Biaya Pajak Bumi dan Bangunan
Besarnya biaya pajak bumi dan bangunan tergantung dari luas objek tanah
dan bangunan yang dimiliki oleh wajib pajak, adapun besarnya PBB yang harus
dibayarkan oleh pihak manajemen disajikan pada Tabel 20.
82
Tabel 20. Perhitungan Biaya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
No Komponen Luas (m2) Harga (Rp) Total (Rp)1 Nilai Tanah PT ZDI 30,000 100,000 3,000,000,0002 Nilai Bangunan 1,589 200,000 317,800,0003 Jumlah Nilai Jual Objek Pajak 3,317,800,0004 Nilai Jual Kena Pajak 663,560,000
2,654,240,0005 PBB per Tahun 1,327,120
20 % X 3,317,800,000
0,05 % X 2,654,240,000
vi) Biaya Cicilan Pinjaman Modal
Analisis finansial kelayakan usaha PT Zagrotech Dafa International akan
menggunakan skenario perolehan modal pinjaman dari Bank sebesar Rp
2.839.458.000. Lamanya pinjaman tersebut yaitu 10 tahun sesuai dengan umur
proyek, rumus yang digunakan yaitu rumus perhitungan angsuran kredit dengan
annuity (nilai angsuran tetap).
Angsuran per Tahun = pinjaman x {interest x (1 + interest)^periode} {(1 + interest)^periode – 1}
Adapun rincian perhitungan cicilan pinjaman pokok dan bunga pinjaman dapat di
lihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Angsuran Pembayaran Pinjaman
No1234
No Tahun Pokok Pinjaman Biaya Bunga Angsuran Sisa Pokok Pinjaman1 2009 154,152,914 369,129,540 523,282,454 2,685,305,0862 2010 174,192,792 349,089,661 523,282,454 2,511,112,2943 2011 196,837,855 326,444,598 523,282,454 2,314,274,4394 2012 222,426,777 300,855,677 523,282,454 2,091,847,6625 2013 251,342,258 271,940,196 523,282,454 1,840,505,4046 2014 284,016,751 239,265,703 523,282,454 1,556,488,6537 2015 320,938,929 202,343,525 523,282,454 1,235,549,7258 2016 362,660,989 160,621,464 523,282,454 872,888,7359 2017 409,806,918 113,475,536 523,282,454 463,081,817
10 2018 463,081,817 60,200,636 523,282,454 0
KeteranganRp2,839,458,000
1013%
Rp523,282,454
Perhitungan Pembayaran Kredit
Pembayaran Angsuran Pinjaman
UraianPinjamanJangka Waktu Pengembalian (tahun)Tingkat Suku BungaAngsuran Kredit per Tahun
83
b) Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang selalu berubah selama proses produksi
berlangsung. Unsur – unsur yang termasuk ke dalam biaya variabel yaitu bakalan
sapi, pakan sapi, obat – obatan, surat jalan, biaya tranportasi dan karung.
i) Biaya Bakalan Sapi
Kapasitas kandang adalah sebanyak 500 ekor, sapi bakalan akan
digemukan selama 120 hari (4 bulan). Harga pembelian bakalan adalah Rp
22.500/Kg sampai ditempat (kandang PT ZDI), pembelian bakalan dilakukan
setiap bulan. Rincian pembelian bakalan dapat dilihat pada Tabel 22 dan 23.
Tabel 22. Proyeksi Pembelian Bakalan Sapi (ekor)
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 20181 Januari 0 125 125 125 125 125 125 125 125 1252 Februari 0 125 125 125 125 125 125 125 125 1253 Maret 100 125 125 125 125 125 125 125 125 1254 April 125 125 125 125 125 125 125 125 125 1255 Mei 125 125 125 125 125 125 125 125 125 1256 Juni 125 125 125 125 125 125 125 125 125 1257 Juli 125 125 125 125 125 125 125 125 125 1258 Agustus 125 125 125 125 125 125 125 125 125 1259 September 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125
10 Oktober 125 125 125 125 125 125 125 125 125 011 November 125 125 125 125 125 125 125 125 125 012 Desember 125 125 125 125 125 125 125 125 125 0
1225 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500 112514350
Total Pembelian/Tahun
No Bulan Tahun (ekor)
Total Pembelian Bakalan Sapi Selama Umur Proyek =
Dari hasil proyeksi diatas selanjutnya dikonversi menjadi satuan rupiah,
pada bulan Januari dan Februari 2009 belum dilakukan pembeliaan bakalan,
dikarenakan pada saat tersebut merupakan tahap persiapan dan pada bulan
Oktober, November dan Desember 2018 tidak dilakukan pembelian bakalan
karena bakalan yang di beli pada bulan September 2018 akan di panen pada bulan
Desember 2018. Sehingga pembelian bakalan menyesuaikan dengan umur proyek
yaitu 10 tahun.
Besarnya pengeluaran pembelian bakalan pada tahun 2009 yaitu sebesar
Rp 6.890.625.000, dan pada tahun 2010 – 2017 sebesar Rp 8.437.500.000,
sedangkan pada tahun 2018 yaitu sebesar Rp 6.328.125.000 (Tabel 23).
84
Tabel 23. Proyeksi Pengeluaran Pembelian Bakalan Harga Beli Pengeluaran
Bobot per Totalekor (Kg) (Kg)
1 2009 1,225 250 306,250 22,500 6,890,625,0002 2010 1,500 250 375,000 22,500 8,437,500,0003 2011 1,500 250 375,000 22,500 8,437,500,0004 2012 1,500 250 375,000 22,500 8,437,500,0005 2013 1,500 250 375,000 22,500 8,437,500,0006 2014 1,500 250 375,000 22,500 8,437,500,0007 2015 1,500 250 375,000 22,500 8,437,500,0008 2016 1,500 250 375,000 22,500 8,437,500,0009 2017 1,500 250 375,000 22,500 8,437,500,000
10 2018 1,125 250 281,250 22,500 6,328,125,000
No Tahun (ekor)
Pembelian
(Rp/Kg) (Rp)
ii) Biaya Pakan
Pakan yang digunakan berupa pakan hijauan dan konsentrat, pakan hijauan
berasal dari lahan hijauan yang dimiliki oleh PT ZDI, ketersediaan pakan hijauan
merupakan tanggung jawab karyawan unit pakan sehingga tidak ada biaya untuk
pakan hijauan. Adapun biaya pakan konsentrat yaitu sebesar Rp 1.676/Kg, setiap
ekor sapi diberikan pakan konsentrat sebanyak 8 Kg/hari. Rincian perhitungan
biaya pakan dapat dilihat pada Tabel 24.
Tabel 24. Proyeksi Pengeluaran Biaya Pakan Populasi Harga Jumlah Lama Pengeluaran
Sapi Pakan Pakan Penggemukan(ekor) (Rp/Kg) (Kg/hari) (Hari)
1 2009 1,225 1,676 8 120 1,970,976,0002 2010 1,500 1,676 8 120 2,413,440,0003 2011 1,500 1,676 8 120 2,413,440,0004 2012 1,500 1,676 8 120 2,413,440,0005 2013 1,500 1,676 8 120 2,413,440,0006 2014 1,500 1,676 8 120 2,413,440,0007 2015 1,500 1,676 8 120 2,413,440,0008 2016 1,500 1,676 8 120 2,413,440,0009 2017 1,500 1,676 8 120 2,413,440,00010 2018 1,125 1,676 8 120 1,810,080,000
No Tahun (Rp)
85
iii) Biaya Obat – obatan
Obat – obatan digunakan untuk antisipasi terhadap penyakit yang diderita
oleh sapi. Biaya yang dikeluarkan berkisar sebesar Rp 40.000/ekor. Rincian biaya
obat – obatan per tahun disajikan pada Tabel 25
Tabel 25. Proyeksi Pengeluaran Biaya Obat - obatan
Populasi Biaya PengeluaranSapi Obat
(ekor) (per ekor/Rp)1 2009 1,225 40,000 49,000,0002 2010 1,500 40,000 60,000,0003 2011 1,500 40,000 60,000,0004 2012 1,500 40,000 60,000,0005 2013 1,500 40,000 60,000,0006 2014 1,500 40,000 60,000,0007 2015 1,500 40,000 60,000,0008 2016 1,500 40,000 60,000,0009 2017 1,500 40,000 60,000,000
10 2018 1,125 40,000 45,000,000
No Tahun (Rp)
iv) Biaya Surat Jalan
Surat jalan digunakan untuk mengantar sapi ke Rumah Pemotongan
Hewan (RPH), setiap kali jalan harus dibawa. Biaya yang dikeluarkan sebesar Rp
50.000 per sekali jalan. Kapasitas truk adalah 12 ekor sapi, adapun rinciannya
dapat dilihat pada Tabel 26.
Tabel 26. Proyeksi Pengeluaran Biaya Surat Jalan*) Populasi Kapasitas Jumlah Biaya Pengeluaran
Truk(ekor)
1 2009 846 12 71 50,000 3,525,0002 2010 1,492 12 124 50,000 6,216,6673 2011 1,492 12 124 50,000 6,216,6674 2012 1,492 12 124 50,000 6,216,6675 2013 1,492 12 124 50,000 6,216,6676 2014 1,492 12 124 50,000 6,216,6677 2015 1,493 12 124 50,000 6,220,8338 2016 1,493 12 124 50,000 6,220,8339 2017 1,493 12 124 50,000 6,220,833
10 2018 1,493 12 124 50,000 6,220,833
No Tahun Keberangkatan (Rp) (Rp)Sapi (ekor)
Keterangan : *) Dari populasi jumlah panen
86
v) Biaya Transportasi
Untuk biaya transportasi akan dimasukan kedalam biaya variabel karena
pada bisnis ini kendaraan akan diprioritaskan untuk aktivitas yang berhubungan
dengan kelangsungan usaha produksi, seperti pengadaan bahan baku pakan
konsentrat, pengantaran output (sapi potong) ke RPH dan lain – lain. Semakin
banyak populasi ternak yang dihasilkan maka kendaraan akan semakin banyak
beroperasi.
Konsumsi bahan bakar per keberangkatan adalah 15 liter/kendaraan. Harga
solar dan bensin premium yaitu Rp 4.500/liter. Adapun rincian pengeluaran untuk
biaya transportasi pada setiap tahun selama umur proyek disajikan pada Tabel 27.
Tabel 27. Proyeksi Pengeluaran Biaya Transportasi
Jumlah Harga Konsumsi TotalBBM / BBM /Liter keberangkatan(Rp) (Liter) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 2009 71 4,500 15 4,792,500 4,792,500 4,792,500 14,377,5002 2010 124 4,500 15 8,370,000 8,370,000 8,370,000 25,110,0003 2011 124 4,500 15 8,370,000 8,370,000 8,370,000 25,110,0004 2012 124 4,500 15 8,370,000 8,370,000 8,370,000 25,110,0005 2013 124 4,500 15 8,370,000 8,370,000 8,370,000 25,110,0006 2014 124 4,500 15 8,370,000 8,370,000 8,370,000 25,110,0007 2015 124 4,500 15 8,370,000 8,370,000 8,370,000 25,110,0008 2016 124 4,500 15 8,370,000 8,370,000 8,370,000 25,110,0009 2017 124 4,500 15 8,370,000 8,370,000 8,370,000 25,110,00010 2018 124 4,500 15 8,370,000 8,370,000 8,370,000 25,110,000
Truk
Pengeluaran
Pengeluaranpick upMinibusNo Tahun Keberangkatan
vi) Biaya Karung
Karung digunakan untuk mengemas pupuk kandang, semakin banyak
populasi sapi maka jumlah karung yang dibutuhkan semakin bertambah. Harga
karung adalah Rp 500/karung (25 Kg). Setiap ekor sapi menghasilkan pupuk
kandang sebanyak 25 Kg/hari. Adapun biaya yang dibutuhkan untuk pembelian
karung disajikan pada Tabel 28.
87
Tabel 28. Proyeksi Pengeluaran Biaya Pembelian Karung Populasi Produksi Lama Jumlah Harga Pengeluaran
Sapi Pupuk Penggemukan KebutuhanKandang
(ekor/karung/hari)1 2009 846 1 120 101,520 500 50,760,0002 2010 1,492 1 120 179,040 500 89,520,0003 2011 1,492 1 120 179,040 500 89,520,0004 2012 1,492 1 120 179,040 500 89,520,0005 2013 1,492 1 120 179,040 500 89,520,0006 2014 1,492 1 120 179,040 500 89,520,0007 2015 1,493 1 120 179,160 500 89,580,0008 2016 1,493 1 120 179,160 500 89,580,0009 2017 1,493 1 120 179,160 500 89,580,00010 2018 1,493 1 120 179,160 500 89,580,000
(Rp/karung) (Rp)No Tahun(ekor) (hari) (Karung)
vii) Pajak Penghasilan Usaha
Besarnya pajak yang dikeluarkan tergantung dari perolehan laba
perusahaan setiap tahunnya. Rujukan penghitungan pajak penghasilan diperoleh
dari laporan laba rugi yang dapat dilihat pada lampiran. Berikut ini adalah contoh
perhitungan besarnya jumlah pajak yang harus di bayarkan jika labanya Rp
942.070.746 :
= {[Rp 50.000.000 x 10 %] + [Rp 50.000.000 x 15 %] + [(Rp 942.070.746 – Rp
100.000.000) x 30%]}
= Rp 5.000.000 + Rp 7.500.000 + Rp 252.621.224
= Rp 265.121.224
7.2. Analisis Laba Rugi
Dalam penyusunan laporan laba rugi terdapat komponen biaya penyusutan
yang didapat dari investasi, Besarnya biaya penyusutan per tahun yaitu Rp
259.419.667. (Tabel 29). Rumus yang akan digunakan yaitu dengan metode
penghitungan garis lurus.
Penyusutan per Tahun = Nilai Beli – Nilai Sisa Umur Pakai
88
Tabel 29. Biaya Penyusutan Pertahun
Nilai Beli Umur Pakai Penyusutan Nilai Sisa(Rp) (Tahun) per Tahun (Rp)
1 Pendirian PT 8,000,000 10 800,000 02 Perizinan Usaha 5,000,000 10 500,000 03 Perbaikan Jalan 200,000,000 10 20,000,000 04 Perbaikan Jembatan 200,000,000 10 20,000,000 05 Instalasi Listrik, Air, dan Tlp 50,000,000 10 5,000,000 06 Kandang 1,428,000,000 10 142,800,000 07 Gudang Pakan 240,000,000 10 24,000,000 08 Loading Yard 40,000,000 10 4,000,000 09 Kolam Pengolahan Limbah 9,600,000 10 960,000 010 Kantor 18,000,000 10 1,800,000 011 Mess 27,000,000 10 2,700,000 012 Timbangan 50,000,000 10 5,000,000 013 Ear Tag 20,000,000 10 2,000,000 014 Gerobak 2,550,000 5 510,000 015 Cangkul 240,000 3 80,000 160,00016 Ember 200,000 2 100,000 017 Sikat Kandang 200,000 2 100,000 018 Sodokan Pakan 50,000 2 25,000 019 Sepatu Boot 400,000 3 133,333 266,66620 Sapu Lidi 18,000 1 18,000 021 Kitchen Set 1,000,000 3 333,333 666,66622 Komputer 5,000,000 5 1,000,000 023 Meja Kantor 1,500,000 3 500,000 1,000,00024 Kursi Kantor 900,000 3 300,000 600,00025 Kalkulator 300,000 5 60,000 026 Alat Tulis Kantor 1,500,000 1 1,500,000 027 Mobil Truk 300,000,000 20 15,000,000 150,000,00028 Mobil Mini Bus 140,000,000 20 7,000,000 70,000,00029 Mobil Pick Up 90,000,000 20 4,500,000 45,000,000
259,419,667
No Jenis Investasi
Total Penyusutan per Tahun
Analisis laba rugi digunakan untuk mengetahui perkembangan laba usaha
setiap tahunnya. Rincian perhitungan laba rugi dapat dilihat pada lampiran 2 dan
lampiran 4, perhitungan laba rugi akan berpengaruh terhadap pajak penghasilan
usaha, yang secara otomatis akan berpengaruh juga terhadap Cashflow.
Rata – rata laba rugi per tahun yang diperoleh dari skenario I dan skenario
II masing-masing yaitu Rp 527.189.445 dan Rp 348.579.901. Berdasarkan data
terlihat bahwa dengan analisis laba rugi pada skenario I, pihak manajemen PT
89
ZDI mendapatkan laba yang lebih besar dibandingkan dengan laba yang diperoleh
dari skenario II. Hal ini dikarenakan pada skenario I tidak dibebani oleh biaya
bunga pinjaman modal kepada Bank. Pada Tabel 30 terlihat perbandingan antara
laba rugi skenario I dan Skenario II yang telah dikutip dari lampiran.
Tabel 30. Hasil Analisis Laporan Laba Rugi PT Zagrotech Dafa International.
Skenario I (DF 7 %) Skenario II (Df 13 %)(Rp) (Rp)
1 2009 -2,754,806,087 -3,123,935,6272 2010 676,949,522 432,586,7603 2011 676,949,522 448,438,3044 2012 676,949,522 466,350,5485 2013 676,949,522 486,591,3856 2014 676,949,522 509,463,5307 2015 683,134,606 541,494,1398 2016 683,134,606 570,699,5819 2017 683,134,606 603,701,731
10 2018 2,592,549,106 2,550,408,661527,189,445 348,579,901Rataan
NoNilai
Tahun
7.3. Analisis Kelayakan Finansial PT Zagrotech Dafa International
Analisis kelayakan finansial digunakan untuk mengukur tingkat kelayakan
pendirian PT Zagrotech Dafa International, metode yang digunakan untuk
mengukur kelayakan finansial adalah metode penilaian investasi yang meliputi
analisis NPV, IRR, Net B/C, serta PP.
Analisis kelayakan ini menggunakan dua skenario yaitu modal sendiri dan
mendapatkan pinjaman dari Bank sebesar Rp 2.839.458.000 Rincian perhitungan
cashflow kedua skenario tersebut dapat dilihat pada lampiran 3 (skenario I) dan
lampiran 5 (skenario II). Hasil analisis kelayakan finansial pengusahaan PT
Zagrotech Dafa International kedua skenario yang telah dikutip dari lampiran 3
dan 5 dapat dilihat pada Tabel 31.
90
Tabel 31. Hasil Analisis Kelayakan Finansial PT Zagrotech Dafa International
Skenario I (DF 7 %) Skenario II (DF 13 %)1 NPV Rp4,473,018,300 Rp186,799,0392 Net B/C 2.92 1.073 IRR 37% 15%4 PP 3.5 8.2
No Kriteria Kelayakan Hasil Penilaian
Berdasarkan Tabel 31, terlihat bahwa hasil NPV skenario I pada tingkat
diskonto 7 persen memiliki nilai yang lebih besar dari pada nol. Hal ini
menunjukan bahwa pengusahaan PT Zagrotech Dafa International menurut nilai
sekarang menguntungkan untuk dilaksanakan karena memberikan tambahan
manfaat sebesar Rp 4.473.018.300 selama jangka waktu 10 tahun.
Nilai Net B/C skenario I adalah 2,92 atau lebih besar dari satu. Hal ini
menunjukan bahwa pengeluaran investasi saat ini untuk Pengusahaan PT
Zagrotech Dafa International sebesar Rp 1 akan menghasilkan nilai pendapatan
bersih sekarang sebesar Rp 2,92. Berdasarkan kriteria kelayakan Net B/C,
pengusahaan PT Zagrotech Dafa International layak untuk dilaksanakan.
Nilai IRR yang diperoleh dari skenario I yaitu 37 persen. Nilai ini berada
diatas nilai diskonto yang digunakan yaitu sebesar 7 persen. Berdasarkan kriteria
IRR usaha ini layak untuk dilaksanakan.
Berdasarkan waktu pengembalian investasinya, terlihat bahwa skenario I
akan mencapai titik pengembalian investasi pada saat kegiatan usaha berjalan
selama 3 tahun 5 bulan. Hal ini berarti menunjukan usaha ini layak karena
pengembalian investasi tercapai sebelum umur proyek berakhir.
NPV skenario II pada tingkat diskonto 13 persen memiliki nilai yang lebih
besar dari pada nol. Hal ini menunjukan bahwa pengusahaan PT Zagrotech Dafa
International menurut nilai sekarang menguntungkan untuk dilaksanakan karena
memberikan tambahan manfaat sebesar Rp 186.799.039 selama jangka waktu 10
tahun.
Nilai Net B/C skenario II adalah 1,07 atau lebih besar dari satu. Hal ini
menunjukan bahwa pengeluaran investasi saat ini untuk Pengusahaan PT
Zagrotech Dafa International sebesar Rp 1 akan menghasilkan nilai pendapatan
91
bersih sekarang sebesar Rp 1,07. Berdasarkan kriteria kelayakan Net B/C,
pengusahaan PT Zagrotech Dafa International layak untuk dilaksanakan.
Nilai IRR yang diperoleh dari skenario II yaitu 15 persen. Nilai ini berada
diatas nilai diskonto yang digunakan yaitu sebesar 13 persen. Berdasarkan kriteria
IRR usaha ini layak untuk dilaksanakan.
Berdasarkan waktu pengembalian investasinya, terlihat bahwa skenario II
akan mencapai titik pengembalian investasi pada saat kegiatan usaha berjalan
selama 8 tahun 2 bulan. Hal ini berarti menunjukan usaha ini layak karena
pengembalian investasi tercapai sebelum umur proyek berakhir.
Kedua skenario berdasarkan kriteria kelayakan investasi menunjukan
bahwa usaha ini layak untuk dijalankan, namun jika dibandingkan antara skenario
I dan skenario II maka skenario I lebih layak dibandingkan dengan skenario II.
Hal ini dikarenakan NPV, IRR, dan Net B/C skenario I lebih besar dibandingkan
dengan skenario II dan PP pada skenario I lebih cepat dibandingkan dengan
skenario II.
7.4. Analisis Sensitivitas Switching Value (Nilai Pengganti)
Analisis sensitivitas dengan metode penghitungan switching value
digunakan untuk mengetahui tingkat perubahan harga output dan biaya sehingga
keuntungan mendekati normal dimana NVP sama dengan nol, IRR sama dengan
diskon faktor yang berlaku dan Net B/C sama dengan satu. Analisis sensitivitas
dengan metode penghitungan switching value yang dilakukan adalah dengan
menghitung perubahan maksimum yang boleh terjadi akibat adanya perubahan
beberapa parameter. Parameter yang digunakan yaitu penurunan penjualan sapi
potong serta peningkatan biaya pembelian bakalan sapi.
Untuk mengetahui resiko mana yang lebih sensitif (peka) terhadap
perubahan parameter tersebut, maka perlu dibandingkan analisis sensitivitas
dengan metode penghitungan switching value skenario I dan skenario II. Hasil
analisis sensitivitas dengan metode penghitungan switching value dapat dilihat
pada Tabel 32.
92
Tabel 32. Hasil Analisis Sensitivitas Switching Value Skenario I dan skenario II No Parameter yang Berubah Skenario I Skenario II1 Maximum Peningkatan Harga Biaya Bakalan Sapi 7.88% 4.26%2 Maximum Penurunan Penjualan Sapi Potong 5.26% 2.98%
Pada Tabel 32 terlihat bahwa persentase maximum peningkatan harga
biaya bakalan sapi untuk skenario I yaitu sebesar 7,88 persen. Sedangkan
persentase maximum penurunan penjualan sapi potong yaitu sebesar 5,26 persen.
Pada skenario ini perubahan parameter penurunan penjualan sapi potong lebih
sensitif (peka) dibandingkan perubahan parameter peningkatan harga bakalan
sapi.
Persentase maximum peningkatan harga biaya bakalan sapi untuk skenario
II yaitu sebesar 4,26 persen. Sedangkan persentase maximum penurunan
penjualan sapi potong yaitu sebesar 2,98 persen. Pada skenario ini perubahan
parameter penurunan penjualan sapi potong lebih sensitif (peka) dibandingkan
perubahan parameter peningkatan harga bakalan sapi.
Penilaian secara umum menunjukan bahwa skenario II lebih sensitif
terhadap perubahan – perubahan yang terjadi baik itu perubahan peningkatan
harga bakalan sapi ataupun penurunan penjualan sapi potong.
Persentase terhadap parameter tersebut merupakan persentase maximum
yang dapat ditolelir oleh PT Zagrotech Dafa International. Apabila persentase
penurunan penjualan sapi potong dan peningkatan harga bakalan sapi mengalami
peningkatan lebih besar dari persentase diatas, maka PT ZDI tidak mendapatkan
keuntungan. Hal ini dikarenakan keuntungan yang diperoleh habis digunakan
untuk menutupi seluruh biaya kegiatan usaha penggemukan sapi potong
(fattening).
VIII KESIMPULAN DAN SARAN
8.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari penelitian mengenai analisis kelayakan
usaha penggemukan sapi potong (fattening) pada PT Zagrotech Dafa International
(ZDI), diantaranya yaitu :
1) Hasil analisis aspek pasar menjelaskan bahwa usaha ini layak karena
Potensi pasar dan pangsa pasar dinilai memadai untuk pemasaran produk.
Análisis aspek teknis menjelaskan bahwa usaha ini layak karena
perusahaan telah memilih lokasi yang tepat serta memiliki sarana dan
prasarana pendukung yang lengkap. Pada aspek manajemen menjelaskan
bahwa usaha ini layak karena bentuk badan usaha yang digunakan sangat
tepat serta pembagian tugas dan wewenang yang jelas sehingga
memberikan kemudahan dalam koordinasi diantara karyawan.
Berdasarkan analisis aspek sosial, ekonomi dan lingkungan diketahui
bahwa usaha ini layak untuk dijalankan karena memberikan dampak yang
positif kepada masyarakat sekitar.
2) Hasil analisis aspek finansial berdasarkan kriteria kelayakan investasi
menunjukan bahwa kedua skenario yaitu skenario I (modal sendiri) dan
skenario II (modal pinjaman) layak untuk dijalankan. Hal ini dikarenakan
kedua skenario memiliki nilai NPV lebih dari nol, nilai Net B/C lebih dari
satu, IRR lebih dari tingkat diskonto yang digunakan dan PP berada
sebelum masa proyek berakhir.
3) Hasil analisis sensitivitas switching value dengan dua variabel parameter
yaitu peningkatan harga bakalan dan penurunan penjualan sapi potong
menunjukan bahwa variabel parameter penurunan penjualan sapi potong
lebih sensitif (peka) terhadap perubahan harga. Dari kedua skenario
menunjukan bahwa skenario II (modal pinjaman) lebih sensitif (peka)
terhadap perubahan – perubahan yang terjadi baik itu perubahan
peningkatan harga bakalan sapi ataupun penurunan penjualan sapi potong.
Hal ini dikarenakan besarnya persentase perubahan parameter tersebut
lebih kecil dibandingkan persentase parameter lainnya.
94
8.2. Saran
1) PT Zagrotech Dafa International dalam melakukan usaha penggemukan
sapi potong (fattening) sebaiknya menggunakan modal sendiri, karena
berdasarkan hasil analisis kelayakan finansial menggunakan modal sendiri
lebih menguntungkan daripada melakukan pinjaman kepada Bank.
2) PT Zagrotech Dafa International dalam menjalankan usahanya harus selalu
memperhatikan perubahan produksi dan harga bakalan sapi, karena
berdasarkan perhitungan sensitivitas switching value pada kedua skenario
yang dilakukan diketahui terdapat suatu kondisi yang menjadikan
pengusahaan penggemukan sapi potong (fattening) menjadi tidak layak
untuk dilaksanakan.
3) Sebaiknya perusahaan mengembangkan dan memanfaakan limbah kotoran
sapi untuk diproses menjadi biogas yang berguna bagi perusahaan untuk
digunakan sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
[APFINDO] Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia. 2007. Kesiapan dan Peran Asosiasi Indutri Ternak Menuju Swasembada Daging Sapi Tahun 2010. Makalah Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia. Bogor.
Dekayanti. 2008. Analisis Potensi Pengembangan Usaha Penggemukan Sapi
Potong Di Kota Tanggerang [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Direktorat Jendral Peternakan. 2009. Pencapaian Swasembada Daging Sapi.
Jakarta. Ferdiman. 2007. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Sapi Potong PT.
Kariyana Gita Utama. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Gittinger, J. Price. 1986. Analisa Proyek-Proyek Pertanian. Edisi Kedua.
Universitas Indonesia. Jakarta. Husnan S, Muhammad S. Studi Kelayakan Proyek. Edisi Keempat. UPP.
Yogyakarta. Kadariah et al. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. Jilid 1. Fakultas Ekonomi,
Universitas Indonesia. Jakarta. Kotler P. 1997. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Gramedia. Jakarta. Kuntjoro. 2002. Kelayakan Finansial Proyek. Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor. Bogor. Murtidjo, 1990. Beternak Sapi Potong. Kanisius. Yogyakarta. Prawirokusumo S. 1990. Ilmu Usahatani. Badan Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Gajahmada. Yogyakarta. Putria R. 2008. Analisis Kelayakan Usaha Pengembangan pembibitan (Breeding)
Sapi Potong [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Ratnianti NK. 2007. Analisis Sistem Pemasaran Ternak Sapi Potong [Skripsi].
Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Saragih B. 2000. Kumpulan Pemikiran Agribisnis Berbasis Peternakan. USESE
Foundation dan Pusat Studi Studi Pembangunan. IPB Bogor.
96
Sahat SF. 2007. Analisis Permintaan Daging Sapi Segar di Wilayah DKI Jakarta. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Siregar SB. 1999. Penggemukan Sapi. Penebar Swadaya. Jakarta. Sugeng YB. 2000. Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta Suharno B, Nazaruddin. 1994. Ternak Komersil. Penebar Swadaya. Jakarta. Williamson, Payne. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis. Gajahmada
University Press. Yogyakarta.
LAMPIRAN
98
Lampiran 1. Kuesioner
A. Gambaran Umun Perusahaan No Uraian Keterangan
1 Sejarah Perusahaan
2 Lokasi Perusahaan
3 Tujuan Perusahaan
Visi :
Misi :
4 Kegiatan Bisnis PT ZDI
B. Aspek Kelayakan Usaha Penggemukan Sapi Potong pada PT ZDI NO KRITERIA ASPEK
KELAYAKAN URAIAN
1 Aspek Pasar :
Pasar Potensial
Pangsa Pasar
Permintaan dan Penawaran
Produk :
Bakalan dari mana
Jenis Bakalan
Umur bakalan
Grading Sapi Potong PT ZDI
Harga :
Harga Bakalan
Harga Jual/Kg/Ekor
Harga Grading
Saluran Distribusi/Pemasaran
Strategi Perusahaan/Promosi
99
Pesaing/Persaingan Perusahaan
Rencana/Proyeksi Penjualan
2 Aspek Teknis :
Lokasi Proyek
Fasilitas Transportasi
Ketersediaan Bahan Mentah (ada biaya pengangkutan/tidak)
Luas Lahan PT ZDI, kandang, Gudang pakan dll
Tenaga Listrik
Tenaga Air
Supply Tenaga Kerja
Skala Produksi (Jumlah Ternak/Tahun/Periode)
Bentuk Bangunan Kandang
Kapasitas Kandang
Jenis Kandang
Jumlah Kandang
Luas Kandang
Mesin/alat yang digunakan (peralatan&perlengkapan)
Proses Produksi (awal – panen)
Jadwal Kerja
Teknologi
Layout Lahan Lokasi Proyek, Lahan Pabrik, kandang & fasilitas – fasilitas lainnya
3 Aspek Manajemen :
Manajemen Pembangunan Proyek :
Kapan Proyek Dimulai
100
Perkiraan Waktu Proyek Selesai
Siapa yang melakukannya
Pengawasan
Manajemen Dalam Operasi :
Bentuk Badan Usaha (SIUP)
Jenis – Jenis Pekerjaan (Job Description)
Syarat – syarat yang diperlukan untuk menjalankan pekerjaan tersebut
Struktur Organisasi
Penyediaan Tenaga Kerja
Sistem Pembagian Kerja
Sistem Kompensasi
4 Aspek Sosial :
Dampak Usaha Terhadap PT ZDI
Dampak Usaha Terhadap Masyarakat
Dampak Usaha Terhadap Lingkungan
5 Aspek Finansial :
Sumber Modal
Harga Tanah per M2/Sewa tanah
Pembuatan Jalan
Pinjaman
Produksi Total
Biaya Peralatan
Biaya Perlengkapan
Biaya Tenaga Kerja
101
C. Biaya Investasi Penggemukan Sapi Potong (fattening) pada PT ZDI
No Uraian Umur
Ekonomis Jumlah
Harga/
Unit (Rp)
Total
(Rp)
1 Biaya Pembuatan kandang Sapi
2 Biaya Pembuatan Mess & Kantor
3 Biaya Pembuatan Gudang Pakan
4
Biaya Pembelian Peralatan
(erteg, pagar, loading yard,
Cangkul, gerobak, tangki air dll)
5 Biaya Pembelian Perlengkapan
Kolam pengolahan limbah
6 Biaya Pembelian Kendaraan
7 Biaya Perbaikan Jalan
8 Biaya Instalasi Air
9 Biaya Instalasi Listrik/ kapasitas
listrik
10 Biaya Instalasi Telephone
11 Biaya Perizinan Usaha
Total Biaya
D. Biaya Tetap Penggemukan Sapi Potong (fattening) pada PT ZDI per Tahun
No Uraian Jumlah Satuan Harga/Satuan
(Rp)
Total
(Rp)
1 Gaji Karyawan
2 Telephone
3 Listrik
4 Air
5 ATK (Alat Tulis Kantor)
6 PBB (Pajak Bumi & Bangunan)
7 Asuransi
Total Biaya
102
E. Biaya Variabel Penggemukan Sapi Potong (fattening) pada PT ZDI
No Uraian Jumlah Satuan Harga/Satuan
(Rp)
Total
(Rp)
1 Bakalan Sapi
2 Pakan Sapi
3 Buruh Tidak Tetap
4 Obat – obatan Ternak
5 Kompensasi Karyawan
6 Surat Jalan
7 BBM
Total Biaya
F. Nilai Penyusutan Barang pada PT ZDI per Tahun
No Uraian Nilai Beli
(Rp)
Nilai Sisa
(Rp)
Umur
Ekonomis
Total Penyusutan
(Rp)
1 Kandang
2 Gedung Kantor
3 Gudang Pakan
4 Peralatan
5 Perlengkapan
6 Kendaraan
7 Instalasi Air
8 Instalasi Listrik
9 Instalasi Telephone
Total Biaya
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10I Inflow
1) Penjualan Sapi Potong 7.275.600.000 12.831.200.000 12.831.200.000 12.831.200.000 12.831.200.000 12.831.200.000 12.839.800.000 12.839.800.000 12.839.800.000 12.839.800.0002) Penjualan Pupuk Kandang 253.800.000 447.600.000 447.600.000 447.600.000 447.600.000 447.600.000 447.900.000 447.900.000 447.900.000 447.900.000
Total Inflow 7.529.400.000 13.278.800.000 13.278.800.000 13.278.800.000 13.278.800.000 13.278.800.000 13.287.700.000 13.287.700.000 13.287.700.000 13.287.700.000II Outflow
1) Biaya Tetap a) Sewa Tanah 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 b) Gaji 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 c) Tlp & Listrik 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 d) Pemeliharaan Alat & Bangunan 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 e) PBB 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 f) Penyusutan 259.419.667 259.419.667 259.419.667 259.419.667 259.419.667 259.419.667 259.419.667 259.419.667 259.419.667 259.419.667Total Biaya Tetap 1.304.942.587 1.304.942.587 1.304.942.587 1.304.942.587 1.304.942.587 1.304.942.587 1.304.942.587 1.304.942.587 1.304.942.587 1.304.942.5872) Biaya Variabel a) Bakalan Sapi 6.890.625.000 8.437.500.000 8.437.500.000 8.437.500.000 8.437.500.000 8.437.500.000 8.437.500.000 8.437.500.000 8.437.500.000 6.328.125.000 b) Pakan 1.970.976.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 1.810.080.000 c) Obat - obatan 49.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 45.000.000 d) Surat jalan 3.525.000 6.216.667 6.216.667 6.216.667 6.216.667 6.216.667 6.220.833 6.220.833 6.220.833 6.220.833 e) Transportasi 14.377.500 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 f) Karung 50.760.000 89.520.000 89.520.000 89.520.000 89.520.000 89.520.000 89.580.000 89.580.000 89.580.000 89.580.000Total Biaya Variabel 8.979.263.500 11.031.786.667 11.031.786.667 11.031.786.667 11.031.786.667 11.031.786.667 11.031.850.833 11.031.850.833 11.031.850.833 8.304.115.833
Total Outflow 10.284.206.087 12.336.729.254 12.336.729.254 12.336.729.254 12.336.729.254 12.336.729.254 12.336.793.420 12.336.793.420 12.336.793.420 9.609.058.420III Laba Sebelum Pajak -2.754.806.087 942.070.746 942.070.746 942.070.746 942.070.746 942.070.746 950.906.580 950.906.580 950.906.580 3.678.641.580IV Pajak Pendapatan Usaha 0 265.121.224 265.121.224 265.121.224 265.121.224 265.121.224 267.771.974 267.771.974 267.771.974 1.086.092.474V Laba Bersih -2.754.806.087 676.949.522 676.949.522 676.949.522 676.949.522 676.949.522 683.134.606 683.134.606 683.134.606 2.592.549.106
No URAIAN TAHUNLampiran 2. Laporan Laba Rugi Modal Sendiri (Skenario I)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10I Inflow
1) Penjualan Sapi Potong 7.275.600.000 12.831.200.000 12.831.200.000 12.831.200.000 12.831.200.000 12.831.200.000 12.839.800.000 12.839.800.000 12.839.800.000 12.839.800.0002) Penjualan Pupuk Kandang 253.800.000 447.600.000 447.600.000 447.600.000 447.600.000 447.600.000 447.900.000 447.900.000 447.900.000 447.900.0003) Modal Sendiri 2.839.458.0004) Nilai Sisa 267.693.332
Total Inflow 10.368.858.000 13.278.800.000 13.278.800.000 13.278.800.000 13.278.800.000 13.278.800.000 13.287.700.000 13.287.700.000 13.287.700.000 13.555.393.332II Outflow
1) Biaya Investasi a) Sarana & Prasarana 463.000.000 b) Bangunan 1.762.600.000 c) Peralatan 74.658.000 18.000 468.000 1.658.000 468.000 18.000 2.108.000 18.000 468.000 1.658.000 d) Perlengkapan 9.200.000 1.500.000 1.500.000 3.900.000 1.500.000 1.500.000 3.000.000 1.500.000 1.500.000 3.000.000 e) Kendaraan 530.000.000
Total Biaya Investasi 2.839.458.000 1.518.000 1.968.000 5.558.000 1.968.000 1.518.000 5.108.000 1.518.000 1.968.000 4.658.0002) Biaya Tetap a) Sewa Tanah 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 b) Gaji 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 c) Tlp & Listrik 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 d) Pemeliharaan Alat & Bangunan 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 e) PBB 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120
Total Biaya Tetap 1.045.522.920 1.045.522.920 1.045.522.920 1.045.522.920 1.045.522.920 1.045.522.920 1.045.522.920 1.045.522.920 1.045.522.920 1.045.522.9203) Biaya Variabel a) Bakalan Sapi 6.890.625.000 8.437.500.000 8.437.500.000 8.437.500.000 8.437.500.000 8.437.500.000 8.437.500.000 8.437.500.000 8.437.500.000 6.328.125.000 b) Pakan 1.970.976.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 1.810.080.000 c) Obat - obatan 49.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 45.000.000 d) Surat jalan 3.525.000 6.216.667 6.216.667 6.216.667 6.216.667 6.216.667 6.220.833 6.220.833 6.220.833 6.220.833 e) Transportasi 14.377.500 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 f) Karung 50.760.000 89.520.000 89.520.000 89.520.000 89.520.000 89.520.000 89.580.000 89.580.000 89.580.000 89.580.000
Total Biaya Variabel 8.979.263.500 11.031.786.667 11.031.786.667 11.031.786.667 11.031.786.667 11.031.786.667 11.031.850.833 11.031.850.833 11.031.850.833 8.304.115.8334) Pajak Pendapatan Usaha 0 265.121.224 265.121.224 265.121.224 265.121.224 265.121.224 267.771.974 267.771.974 267.771.974 1.086.092.474
Total Outflow 12.864.244.420 12.343.948.811 12.344.398.811 12.347.988.811 12.344.398.811 12.343.948.811 12.350.253.727 12.346.663.727 12.347.113.727 10.440.389.227III Net Benefit -2.495.386.420 934.851.189 934.401.189 930.811.189 934.401.189 934.851.189 937.446.273 941.036.273 940.586.273 3.115.004.105
DF 7 % 0,934579439 0,873438728 0,816297877 0,762895212 0,712986179 0,666342224 0,622749742 0,582009105 0,543933743 0,508349292PV per Tahun -2.332.136.841 816.535.234 762.749.707 710.111.400 666.215.134 622.930.820 583.794.425 547.691.679 511.616.612 1.583.510.132NPVIRRPV PositifPV NegatifNet B/CManfaat Bersih Rata - Rata / TahunPP
URAIAN TAHUN
2,917991355Rp810.800.2453,50
Lampiran 3. Laporan Cashflow Modal Sendiri (Skenario I)
Rp4.473.018.30037%6.805.155.141-2.332.136.841
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10I Inflow
1) Penjualan Sapi Potong 7.275.600.000 12.831.200.000 12.831.200.000 12.831.200.000 12.831.200.000 12.831.200.000 12.839.800.000 12.839.800.000 12.839.800.000 12.839.800.0002) Penjualan Pupuk Kandang 253.800.000 447.600.000 447.600.000 447.600.000 447.600.000 447.600.000 447.900.000 447.900.000 447.900.000 447.900.000
Total Inflow 7.529.400.000 13.278.800.000 13.278.800.000 13.278.800.000 13.278.800.000 13.278.800.000 13.287.700.000 13.287.700.000 13.287.700.000 13.287.700.000II Outflow
2) Biaya Tetap a) Sewa Tanah 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 b) Gaji 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 c) Tlp & Listrik 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 d) Pemeliharaan Alat & Bangunan 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 e) PBB 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 f) Penyusutan 259.419.667 259.419.667 259.419.667 259.419.667 259.419.667 259.419.667 259.419.667 259.419.667 259.419.667 259.419.667
Total Biaya Tetap 1.304.942.587 1.304.942.587 1.304.942.587 1.304.942.587 1.304.942.587 1.304.942.587 1.304.942.587 1.304.942.587 1.304.942.587 1.304.942.5873) Biaya Variabel a) Bakalan Sapi 6.890.625.000 8.437.500.000 8.437.500.000 8.437.500.000 8.437.500.000 8.437.500.000 8.437.500.000 8.437.500.000 8.437.500.000 6.328.125.000 b) Pakan 1.970.976.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 1.810.080.000 c) Obat - obatan 49.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 45.000.000 d) Surat jalan 3.525.000 6.216.667 6.216.667 6.216.667 6.216.667 6.216.667 6.220.833 6.220.833 6.220.833 6.220.833 e) Transportasi 14.377.500 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 f) Karung 50.760.000 89.520.000 89.520.000 89.520.000 89.520.000 89.520.000 89.580.000 89.580.000 89.580.000 89.580.000
Total Biaya Variabel 8.979.263.500 11.031.786.667 11.031.786.667 11.031.786.667 11.031.786.667 11.031.786.667 11.031.850.833 11.031.850.833 11.031.850.833 8.304.115.833Total Outflow 10.284.206.087 12.336.729.254 12.336.729.254 12.336.729.254 12.336.729.254 12.336.729.254 12.336.793.420 12.336.793.420 12.336.793.420 9.609.058.420
III Laba Sebelum Bunga & Pajak -2.754.806.087 942.070.746 942.070.746 942.070.746 942.070.746 942.070.746 950.906.580 950.906.580 950.906.580 3.678.641.580IV Biaya Bunga 369.129.540 349.089.661 326.444.598 300.855.677 271.940.196 239.265.703 202.343.525 160.621.464 113.475.536 60.200.636V Laba Sebelum Pajak -3.123.935.627 592.981.085 615.626.148 641.215.069 670.130.550 702.805.043 748.563.055 790.285.116 837.431.044 3.618.440.944VI Pajak Pendapatan Usaha 0 160.394.326 167.187.844 174.864.521 183.539.165 193.341.513 207.068.917 219.585.535 233.729.313 1.068.032.283VII Laba Bersih -3.123.935.627 432.586.760 448.438.304 466.350.548 486.591.385 509.463.530 541.494.139 570.699.581 603.701.731 2.550.408.661
Lampiran 4. Laporan Laba Rugi Modal Pinjaman Dari Bank (Skenario II)
No URAIAN TAHUN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10I Inflow
1) Penjualan Sapi Potong 7.275.600.000 12.831.200.000 12.831.200.000 12.831.200.000 12.831.200.000 12.831.200.000 12.839.800.000 12.839.800.000 12.839.800.000 12.839.800.0002) Penjualan Pupuk Kandang 253.800.000 447.600.000 447.600.000 447.600.000 447.600.000 447.600.000 447.900.000 447.900.000 447.900.000 447.900.0003) Pinjaman 2.839.458.0004) Nilai Sisa 267.693.332
Total Inflow 10.368.858.000 13.278.800.000 13.278.800.000 13.278.800.000 13.278.800.000 13.278.800.000 13.287.700.000 13.287.700.000 13.287.700.000 13.555.393.332II Outflow
1) Biaya Investasi a) Sarana & Prasarana 463.000.000 b) Bangunan 1.762.600.000 c) Peralatan 74.658.000 18.000 468.000 1.658.000 468.000 18.000 2.108.000 18.000 468.000 1.658.000 d) Perlengkapan 9.200.000 1.500.000 1.500.000 3.900.000 1.500.000 1.500.000 3.000.000 1.500.000 1.500.000 3.000.000 e) Kendaraan 530.000.000
Total Biaya Investasi 2.839.458.000 1.518.000 1.968.000 5.558.000 1.968.000 1.518.000 5.108.000 1.518.000 1.968.000 4.658.0002) Biaya Tetap a) Sewa Tanah 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 b) Gaji 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 c) Tlp & Listrik 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 d) Pemeliharaan Alat & Bangunan 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 e) PBB 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 f) Angsuran Pinjaman 523.282.454 523.282.454 523.282.454 523.282.454 523.282.454 523.282.454 523.282.454 523.282.454 523.282.454 523.282.454
Total Biaya Tetap 1.568.805.374 1.568.805.374 1.568.805.374 1.568.805.374 1.568.805.374 1.568.805.374 1.568.805.374 1.568.805.374 1.568.805.374 1.568.805.3743) Biaya Variabel a) Bakalan Sapi 6.890.625.000 8.437.500.000 8.437.500.000 8.437.500.000 8.437.500.000 8.437.500.000 8.437.500.000 8.437.500.000 8.437.500.000 6.328.125.000 b) Pakan 1.970.976.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 1.810.080.000 c) Obat - obatan 49.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 45.000.000 d) Surat jalan 3.525.000 6.216.667 6.216.667 6.216.667 6.216.667 6.216.667 6.220.833 6.220.833 6.220.833 6.220.833 e) Transportasi 14.377.500 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 f) Karung 50.760.000 89.520.000 89.520.000 89.520.000 89.520.000 89.520.000 89.580.000 89.580.000 89.580.000 89.580.000
Total Biaya Variabel 8.979.263.500 11.031.786.667 11.031.786.667 11.031.786.667 11.031.786.667 11.031.786.667 11.031.850.833 11.031.850.833 11.031.850.833 8.304.115.8334) Pajak Pendapatan Usaha 0 160.394.326 167.187.844 174.864.521 183.539.165 193.341.513 207.068.917 219.585.535 233.729.313 1.068.032.283
Total Outflow 13.387.526.874 12.762.504.367 12.769.747.885 12.781.014.562 12.786.099.206 12.795.451.554 12.812.833.124 12.821.759.742 12.836.353.520 10.945.611.490III Net Benefit -3.018.668.874 516.295.634 509.052.115 497.785.438 492.700.794 483.348.446 474.866.877 465.940.258 451.346.480 2.609.781.842
DF 13 % 0,884955752 0,783146683 0,693050162 0,613318728 0,542759936 0,480318527 0,425060644 0,376159862 0,332884833 0,294588348PV per Tahun -2.671.388.384 404.335.213 352.798.651 305.301.132 267.418.251 232.161.214 201.847.220 175.268.023 150.246.398 768.811.322NPVIRRPV PositifPV NegatifNet B/CManfaat Bersih Rata - Rata / TahunPP
1,069925826Rp348.244.9018,15
Lampiran 5. Laporan Cashflow Modal Pinjaman Dari Bank (Skenario II)
No URAIAN TAHUN
Rp186.799.03915%2.858.187.423-2.671.388.384
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10I Inflow
1) Penjualan Sapi Potong 7.275.600.000 12.831.200.000 12.831.200.000 12.831.200.000 12.831.200.000 12.831.200.000 12.839.800.000 12.839.800.000 12.839.800.000 12.839.800.0002) Penjualan Pupuk Kandang 253.800.000 447.600.000 447.600.000 447.600.000 447.600.000 447.600.000 447.900.000 447.900.000 447.900.000 447.900.0003) Modal Sendiri 2.839.458.0004) Nilai Sisa 267.693.332
Total Inflow 10.368.858.000 13.278.800.000 13.278.800.000 13.278.800.000 13.278.800.000 13.278.800.000 13.287.700.000 13.287.700.000 13.287.700.000 13.555.393.332II Outflow
1) Biaya Investasi a) Sarana & Prasarana 463.000.000 b) Bangunan 1.762.600.000 c) Peralatan 74.658.000 18.000 468.000 1.658.000 468.000 18.000 2.108.000 18.000 468.000 1.658.000 d) Perlengkapan 9.200.000 1.500.000 1.500.000 3.900.000 1.500.000 1.500.000 3.000.000 1.500.000 1.500.000 3.000.000 e) Kendaraan 530.000.000
Total Biaya Investasi 2.839.458.000 1.518.000 1.968.000 5.558.000 1.968.000 1.518.000 5.108.000 1.518.000 1.968.000 4.658.0002) Biaya Tetap a) Sewa Tanah 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 b) Gaji 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 c) Tlp & Listrik 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 d) Pemeliharaan Alat & Bangunan 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 e) PBB 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120
Total Biaya Tetap 1.045.522.920 1.045.522.920 1.045.522.920 1.045.522.920 1.045.522.920 1.045.522.920 1.045.522.920 1.045.522.920 1.045.522.920 1.045.522.9203) Biaya Variabel a) Bakalan Sapi 7.433.804.322 9.102.617.537 9.102.617.537 9.102.617.537 9.102.617.537 9.102.617.537 9.102.617.537 9.102.617.537 9.102.617.537 6.826.963.153 b) Pakan 1.970.976.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 1.810.080.000 c) Obat - obatan 49.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 45.000.000 d) Surat jalan 3.525.000 6.216.667 6.216.667 6.216.667 6.216.667 6.216.667 6.220.833 6.220.833 6.220.833 6.220.833 e) Transportasi 14.377.500 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 f) Karung 50.760.000 89.520.000 89.520.000 89.520.000 89.520.000 89.520.000 89.580.000 89.580.000 89.580.000 89.580.000
Total Biaya Variabel 9.522.442.822 11.696.904.204 11.696.904.204 11.696.904.204 11.696.904.204 11.696.904.204 11.696.968.370 11.696.968.370 11.696.968.370 8.802.953.9864) Pajak Pendapatan Usaha 0 265.121.224 265.121.224 265.121.224 265.121.224 265.121.224 267.771.974 267.771.974 267.771.974 1.086.092.474
Total Outflow 13.407.423.742 13.009.066.348 13.009.516.348 13.013.106.348 13.009.516.348 13.009.066.348 13.015.371.264 13.011.781.264 13.012.231.264 10.939.227.380III Net Benefit -3.038.565.742 269.733.652 269.283.652 265.693.652 269.283.652 269.733.652 272.328.736 275.918.736 275.468.736 2.616.165.952
DF 7 % 0,934579439 0,873438728 0,816297877 0,762895212 0,712986179 0,666342224 0,622749742 0,582009105 0,543933743 0,508349292PV per Tahun -2.839.781.067 235.595.818 219.815.673 202.696.415 191.995.522 179.734.922 169.592.650 160.587.216 149.836.740 1.329.926.110NPVIRRPV PositifPV NegatifNet B/CManfaat Bersih Rata - Rata / TahunPP
-2.839.781.0671Rp174.504.468
No URAIAN
16,27
Lampiran 6. Laporan Cashflow Switching Value Peningkatan Biaya Bakalan Sapi Sebesar 7,88 % Modal Sendiri (Skenario I)TAHUN
(Rp0)7%2.839.781.067
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10I Inflow
1) Penjualan Sapi Potong 6.892.497.398 12.155.562.788 12.155.562.788 12.155.562.788 12.155.562.788 12.155.562.788 12.163.709.948 12.163.709.948 12.163.709.948 12.163.709.9482) Penjualan Pupuk Kandang 253.800.000 447.600.000 447.600.000 447.600.000 447.600.000 447.600.000 447.900.000 447.900.000 447.900.000 447.900.0003) Modal Sendiri 2.839.458.0003) Nilai Sisa 267.693.332
Total Inflow 9.985.755.398 12.603.162.788 12.603.162.788 12.603.162.788 12.603.162.788 12.603.162.788 12.611.609.948 12.611.609.948 12.611.609.948 12.879.303.280II Outflow
1) Biaya Investasi a) Sarana & Prasarana 463.000.000 b) Bangunan 1.762.600.000 c) Peralatan 74.658.000 18.000 468.000 1.658.000 468.000 18.000 2.108.000 18.000 468.000 1.658.000 d) Perlengkapan 9.200.000 1.500.000 1.500.000 3.900.000 1.500.000 1.500.000 3.000.000 1.500.000 1.500.000 3.000.000 e) Kendaraan 530.000.000
Total Biaya Investasi 2.839.458.000 1.518.000 1.968.000 5.558.000 1.968.000 1.518.000 5.108.000 1.518.000 1.968.000 4.658.0002) Biaya Tetap a) Sewa Tanah 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 b) Gaji 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 c) Tlp & Listrik 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 d) Pemeliharaan Alat & Bangunan 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 e) PBB 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120
Total Biaya Tetap 1.045.522.920 1.045.522.920 1.045.522.920 1.045.522.920 1.045.522.920 1.045.522.920 1.045.522.920 1.045.522.920 1.045.522.920 1.045.522.9203) Biaya Variabel a) Bakalan Sapi 6.890.625.000 8.437.500.000 8.437.500.000 8.437.500.000 8.437.500.000 8.437.500.000 8.437.500.000 8.437.500.000 8.437.500.000 6.328.125.000 b) Pakan 1.970.976.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 1.810.080.000 c) Obat - obatan 49.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 45.000.000 d) Surat jalan 3.525.000 6.216.667 6.216.667 6.216.667 6.216.667 6.216.667 6.220.833 6.220.833 6.220.833 6.220.833 e) Transportasi 14.377.500 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 f) Karung 50.760.000 89.520.000 89.520.000 89.520.000 89.520.000 89.520.000 89.580.000 89.580.000 89.580.000 89.580.000
Total Biaya Variabel 8.979.263.500 11.031.786.667 11.031.786.667 11.031.786.667 11.031.786.667 11.031.786.667 11.031.850.833 11.031.850.833 11.031.850.833 8.304.115.8334) Pajak Pendapatan Usaha 0 265.121.224 265.121.224 265.121.224 265.121.224 265.121.224 267.771.974 267.771.974 267.771.974 1.086.092.474
Total Outflow 12.864.244.420 12.343.948.811 12.344.398.811 12.347.988.811 12.344.398.811 12.343.948.811 12.350.253.727 12.346.663.727 12.347.113.727 10.440.389.227III Net Benefit -2.878.489.022 259.213.977 258.763.977 255.173.977 258.763.977 259.213.977 261.356.221 264.946.221 264.496.221 2.438.914.053
DF 7 % 0,934579439 0,873438728 0,816297877 0,762895212 0,712986179 0,666342224 0,622749742 0,582009105 0,543933743 0,508349292PV per Tahun -2.690.176.656 226.407.526 211.228.485 194.671.005 184.495.139 172.725.218 162.759.519 154.201.113 143.868.419 1.239.820.232NPVIRRPV PositifPV NegatifNet B/CManfaat Bersih Rata - Rata / TahunPP
-2.690.176.6561Rp164.235.358
No URAIAN
17,29
Lampiran 7. Laporan Cashflow Switching Value Penurunan Penjualan Sapi Potong Sebesar 5,26 % Modal Sendiri (Skenario I)TAHUN
Rp07%2.690.176.656
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10I Inflow
1) Penjualan Sapi Potong 7.275.600.000 12.831.200.000 12.831.200.000 12.831.200.000 12.831.200.000 12.831.200.000 12.839.800.000 12.839.800.000 12.839.800.000 12.839.800.0002) Penjualan Pupuk Kandang 253.800.000 447.600.000 447.600.000 447.600.000 447.600.000 447.600.000 447.900.000 447.900.000 447.900.000 447.900.0003) Pinjaman 2.839.458.0004) Nilai Sisa 267.693.332
Total Inflow 10.368.858.000 13.278.800.000 13.278.800.000 13.278.800.000 13.278.800.000 13.278.800.000 13.287.700.000 13.287.700.000 13.287.700.000 13.555.393.332II Outflow
1) Biaya Investasi a) Sarana & Prasarana 463.000.000 b) Bangunan 1.762.600.000 c) Peralatan 74.658.000 18.000 468.000 1.658.000 468.000 18.000 2.108.000 18.000 468.000 1.658.000 d) Perlengkapan 9.200.000 1.500.000 1.500.000 3.900.000 1.500.000 1.500.000 3.000.000 1.500.000 1.500.000 3.000.000 e) Kendaraan 530.000.000
Total Biaya Investasi 2.839.458.000 1.518.000 1.968.000 5.558.000 1.968.000 1.518.000 5.108.000 1.518.000 1.968.000 4.658.0002) Biaya Tetap a) Sewa Tanah 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 b) Gaji 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 c) Tlp & Listrik 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 d) Pemeliharaan Alat & Bangunan 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 e) PBB 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 f) Angsuran Pinjaman 523.282.454 523.282.454 523.282.454 523.282.454 523.282.454 523.282.454 523.282.454 523.282.454 523.282.454 523.282.454
Total Biaya Tetap 1.568.805.374 1.568.805.374 1.568.805.374 1.568.805.374 1.568.805.374 1.568.805.374 1.568.805.374 1.568.805.374 1.568.805.374 1.568.805.3743) Biaya Variabel a) Bakalan Sapi 6.920.016.547 8.473.489.649 8.473.489.649 8.473.489.649 8.473.489.649 8.473.489.649 8.473.489.649 8.473.489.649 8.473.489.649 6.355.117.237 b) Pakan 1.970.976.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 1.810.080.000 c) Obat - obatan 49.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 45.000.000 d) Surat jalan 3.525.000 6.216.667 6.216.667 6.216.667 6.216.667 6.216.667 6.220.833 6.220.833 6.220.833 6.220.833 e) Transportasi 14.377.500 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 f) Karung 50.760.000 89.520.000 89.520.000 89.520.000 89.520.000 89.520.000 89.580.000 89.580.000 89.580.000 89.580.000
Total Biaya Variabel 9.008.655.047 11.067.776.316 11.067.776.316 11.067.776.316 11.067.776.316 11.067.776.316 11.067.840.482 11.067.840.482 11.067.840.482 8.331.108.0704) Pajak Pendapatan Usaha 0 160.394.326 167.187.844 174.864.521 183.539.165 193.341.513 207.068.917 219.585.535 233.729.313 1.068.032.283
Total Outflow 13.416.918.421 12.798.494.016 12.805.737.535 12.817.004.211 12.822.088.855 12.831.441.203 12.848.822.773 12.857.749.391 12.872.343.170 10.972.603.727III Net Benefit -3.048.060.421 480.305.984 473.062.465 461.795.789 456.711.145 447.358.797 438.877.227 429.950.609 415.356.830 2.582.789.605
DF 13 % 0,884955752 0,783146683 0,693050162 0,613318728 0,542759936 0,480318527 0,425060644 0,376159862 0,332884833 0,294588348PV per Tahun -2.697.398.603 376.150.038 327.856.018 283.228.006 247.884.512 214.874.718 186.549.437 161.730.162 138.265.989 760.859.723NPVIRRPV PositifPV NegatifNet B/CManfaat Bersih Rata - Rata / TahunPP
1Rp313.814.8039,05
Lampiran 8. Laporan Cashflow Switching Value Peningkatan Biaya Bakalan Sapi Sebesar 4,26 % Modal Pinjaman (Skenario II)
No URAIAN TAHUN
Rp013%2.697.398.603-2.697.398.603
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10I Inflow
1) Penjualan Sapi Potong 7.254.601.032 12.794.166.359 12.794.166.359 12.794.166.359 12.794.166.359 12.794.166.359 12.802.741.537 12.802.741.537 12.802.741.537 12.802.741.5372) Penjualan Pupuk Kandang 253.800.000 447.600.000 447.600.000 447.600.000 447.600.000 447.600.000 447.900.000 447.900.000 447.900.000 447.900.0003) Pinjaman 2.839.458.0004) Nilai Sisa 267.693.332
Total Inflow 10.347.859.032 13.241.766.359 13.241.766.359 13.241.766.359 13.241.766.359 13.241.766.359 13.250.641.537 13.250.641.537 13.250.641.537 13.518.334.869II Outflow
1) Biaya Investasi a) Sarana & Prasarana 463.000.000 b) Bangunan 1.762.600.000 c) Peralatan 74.658.000 18.000 468.000 1.658.000 468.000 18.000 2.108.000 18.000 468.000 1.658.000 d) Perlengkapan 9.200.000 1.500.000 1.500.000 3.900.000 1.500.000 1.500.000 3.000.000 1.500.000 1.500.000 3.000.000 e) Kendaraan 530.000.000
Total Biaya Investasi 2.839.458.000 1.518.000 1.968.000 5.558.000 1.968.000 1.518.000 5.108.000 1.518.000 1.968.000 4.658.0002) Biaya Tetap a) Sewa Tanah 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 b) Gaji 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 494.550.000 c) Tlp & Listrik 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 d) Pemeliharaan Alat & Bangunan 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 237.645.800 e) PBB 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 1.327.120 f) Angsuran Pinjaman 523.282.454 523.282.454 523.282.454 523.282.454 523.282.454 523.282.454 523.282.454 523.282.454 523.282.454 523.282.454
Total Biaya Tetap 1.568.805.374 1.568.805.374 1.568.805.374 1.568.805.374 1.568.805.374 1.568.805.374 1.568.805.374 1.568.805.374 1.568.805.374 1.568.805.3743) Biaya Variabel a) Bakalan Sapi 6.890.625.000 8.437.500.000 8.437.500.000 8.437.500.000 8.437.500.000 8.437.500.000 8.437.500.000 8.437.500.000 8.437.500.000 6.328.125.000 b) Pakan 1.970.976.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 2.413.440.000 1.810.080.000 c) Obat - obatan 49.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 45.000.000 d) Surat jalan 3.525.000 6.216.667 6.216.667 6.216.667 6.216.667 6.216.667 6.220.833 6.220.833 6.220.833 6.220.833 e) Transportasi 14.377.500 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 25.110.000 f) Karung 50.760.000 89.520.000 89.520.000 89.520.000 89.520.000 89.520.000 89.580.000 89.580.000 89.580.000 89.580.000
Total Biaya Variabel 8.979.263.500 11.031.786.667 11.031.786.667 11.031.786.667 11.031.786.667 11.031.786.667 11.031.850.833 11.031.850.833 11.031.850.833 8.304.115.8334) Pajak Pendapatan Usaha 0 160.394.326 167.187.844 174.864.521 183.539.165 193.341.513 207.068.917 219.585.535 233.729.313 1.068.032.283
Total Outflow 13.387.526.874 12.762.504.367 12.769.747.885 12.781.014.562 12.786.099.206 12.795.451.554 12.812.833.124 12.821.759.742 12.836.353.520 10.945.611.490III Net Benefit -3.039.667.842 479.261.992 472.018.474 460.751.797 455.667.153 446.314.805 437.808.414 428.881.796 414.288.017 2.572.723.379
DF 13 % 0,884955752 0,783146683 0,693050162 0,613318728 0,542759936 0,480318527 0,425060644 0,376159862 0,332884833 0,294588348PV per Tahun -2.689.971.542 375.332.440 327.132.480 282.587.706 247.317.875 214.373.270 186.095.126 161.328.117 137.910.198 757.894.330NPVIRRPV PositifPV NegatifNet B/CManfaat Bersih Rata - Rata / TahunPP
-2.689.971.5421Rp312.804.799
No URAIAN
9,08
Lampiran 9. Laporan Cashflow Switching Value Penurunan Penjualan Sapi Potong Sebesar 2,98 % Modal Pinjaman (Skenario II)TAHUN
Rp013%2.689.971.542
Oleh :Arief Rivai
H34066022
Analisis Kelayakan UsahaPenggemukan Sapi Potong (Fattening) pada PT Zagrotech Dafa International
Kecamatan CiampeaKabupaten Bogor
Latar Belakang
Tabel 1. Neraca Daging Nasional Tahun 2007 – 2008
Kebutuhan Produk Asal Hewani Meningkat
Kesadaran Masyarakat Akan
Pentingnya Protein Hewani
Daging sapi Merupakan Alternatif Pilihan Masyarakat
Sumber : Ditjen Peternakan (2009)
No Komoditi
2007 (ribu ton) 2008 (ribu ton)
Produksi Konsumsi Produksi Konsumsi
1 Daging Sapi 203,5 242,8 211,3 250,5
2 Daging Kambing 34,5 35,1 37,6 38,2
3 Daging Ayam 683,3 687,8 716,3 720,7
4 Daging Babi 138,6 140,2 144,5 146,2
5 Total 1.059,9 1.105,9 1.109,7 1.155,6
Perumusan masalah Indonesia Pada Saat Ini Masih Mengalami Kekurangan
Pasokan Sapi Potong Salah Satu Upaya Peningkatan Produksi Sapi Potong
Yaitu Dengan Usaha Penggemukan PT ZDI Berencana Mendirikan Usaha Di Bidang
Penggemukan Sapi Potong, Bakalan Sapi Yang AkanDibudidayakan Yaitu Impor Dari Australia
Rencana Usaha Ini Membutuhkan Biaya Yang BesarSehingga PT ZDI Memiliki Alternatif Pilihan DalamPengadaan Modal Usaha Yaitu Modal Pinjaman DariBank.
Berdasarkan Kemungkinan Penggunaan Modal Tersebut,Maka Perlu Dirumuskan Modal Yang MemberikanKeuntungan Maksimum Bagi Perusahaan.
Lanjutan… Bagaimana Kelayakan Usaha Penggemukan
Sapi Potong (Fattening) Di PT Zagrotech DafaInternational Dilihat Dari Aspek Pasar, AspekTeknis, Aspek Manajemen, dan Aspek Sosial ?
Bagaimana Kelayakan Aspek Finansial UsahaPenggemukan Sapi Potong (Fattening) Di PTZagrotech Dafa International ?
Bagaimana Sensitivitas Kelayakan UsahaPenggemukan Sapi Potong (Fattening) Di PTZagrotech Dafa International Jika TerjadiPenurunan Produksi Dan Peningkatan BiayaHarga Bakalan Sapi ?
Tujuan Penelitian :
Menganalisis Kelayakan Usaha PenggemukanSapi Potong (Fattening) Di PT Zagrotech DafaInternational Dilihat Dari Aspek Pasar, AspekTeknis, Aspek Manajemen, Dan Aspek Sosial ?
Menganalisis Kelayakan Aspek Finansial UsahaPenggemukan Sapi Potong (Fattening) Di PTZagrotech Dafa International ?
Menganalisis Sensitivitas Kelayakan UsahaPenggemukan Sapi Potong (Fattening) Di PTZagrotech Dafa International ?
Kerangka Pemikiran OperasionalKonsumsi Daging Sapi Potong Yang Semakin Meningkat dan Pertumbuhan Populasi Sapi Potong Yang Cenderung Statis
PT Zagrotech Dafa International Merencanakan Usaha Penggemukan Sapi Potong (Fattening)
Analisis Kelayakan Aspek Pasar, Aspek Teknis, Aspek Manajemen dan
Aspek Sosial
Skenario Modal
Analisis Kelayakan Aspek Finansial
Kriteria Kelayakan InvestasiNPV, IRR, Net B/C, PP
Analisis SensitivitasSwitching Value
Usaha PenggemukanSapi Potong (Fattening) Layak/Tidak Layak Untuk Dijalankan
Metode Analisis DataAnalisis Kualitatif /
Deskriptif
Aspek Pasar Aspek Teknis Aspek Manajemen Aspek Sosial
Analisis Kuantitatif / Microsoft Excel
Aspek Finansial : NPV IRR Net B/C PP Analisis Sensitivitas
Switching Value
Analisis Aspek PasarPotensi Pasar (Market Potential)
No Wilayah SP 1961 SP 1971 SP 1980 SP 1990 SP 2000
1 Jakarta 2.906,50 4.546.50 6.481,00 8.222,50 9.720,40
2 Bogor 1.257,80 1.597,20 2.493,90 3.736,20 5.423,30
3 Tanggerang 817,20 1.025,70 1.529,10 2.765,00 4.594,20
4 Bekasi 669,70 803,00 1.143,60 2.104,40 3.570,60
5 JABOTABEK 5.651,20 7.927,40 11.647,60 16.628,10 23.308,50
Tabel 2. Jumlah Penduduk Jabotabek 1961 – 2000 (000 jiwa)
Sumber : BPS DKI JakartaKeterangan : SP (Sensus Penduduk)
Lanjutan…Tabel 3. Perkembangan Produksi, Konsumsi, dan Impor Daging Sapi Jabotabek
No TahunProduksi
(ton)Konsumsi
(ton)Impor
Jumlah (ton) Persentase (%)1 2007 72.572,0 145.680 73.108,0 50,182 2008 74.803,0 150.300 75.497,0 50,233 Rataan 73.687,5 147.990 74.302,5 50,21
•Produk (Product)•Harga (Price)•Saluran Distribusi (Place)•Promosi (Promotion)
Strategi Pemasaran (4 P) :
Analisis Aspek Teknis
ProsesProduksi
• Pemeliharaan• Pemberian Pakan
& Air Minum• Kesehatan Ternak
Lokasi Proyek
Sarana & Prasarana
Analisis Aspek Manajemen
ManajemenPembangunan
ProyekManajemen
Dalam Operasi
Analisis Aspek Sosial
MencegahTerjadinya
PencemaranLingkungan
MembukaLapanganPekerjaan
PemkabBogor
(PotensiPeternakan
Berkembang)
Analisis Aspek FinansialAnalisis Laba Rugi
No TahunNilai
Skenario I (DF 7%)(Rp)
Skenario II (DF 13%)(Rp)
1 2009 -2.754.806.087 -3.123.935.627
2 2010 676.949.522 432.586.760
3 2011 676.949.522 448.438.304
4 2012 676.949.522 466.350.548
5 2013 676.949.522 486.591.385
6 2014 676.949.522 509.463.530
7 2015 683.134.606 541.494.139
8 2016 683.134.606 570.699.581
9 2017 683.134.606 603.701.731
10 2018 2.592.549.106 2.550.408.661
Rataan 527.189.445 384.579.901
Tabel 4. Hasil Analisis Laporan Laba Rugi PT ZDI
Lanjutan…Analisis Kelayakan Finansial
No Kriteria Kelayakan
Hasil PenilaianSkenario I (DF 7%)
(Rp)Skenario II (DF 13%)
(Rp)1 NPV Rp 4.473.018.300 Rp 186.799.0392 Net B/C 2,92 1,073 IRR 37 % 15 %4 PP 3,5 8,2
Tabel 5. Hasil Analisis Kelayakan Finansial PT ZDI
Lanjutan…Analisis Switching Value
No Parameter Yang Berubah Skenario I Skenario II1 Max Peningkatan Harga Bakalan Sapi 7,88 % 4,26 %2 Max Penurunan Penjualan Sapi Potong 5,26 % 2,98 %
Tabel 6. Hasil Analisis Switching Value Skenario I & II
Kesimpulan
Berdasarkan Hasil Analisis Kelayakan Usaha Yang Meliputi: Aspek Pasar Aspek Teknis Aspek Manajemen Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan Aspek Finansial
Maka Usaha Pengemukan Sapi Potong PT ZDI Layak UntukDijalankan.