36
Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB 1 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang cukup ideal untuk pengembangan Agribisnis Sapi Bali karena didukung oleh beberapa faktor antara lain: 1. Dukungan Suberdaya Alam : agro-ekosistem didominasi oleh lahan kering termasuk padang penggembalaan. Padang rumput yang mencukupi, belum lagi potensi limbah tanaman pangan, dedak padi dan jagung sebagai sumber pakan penguat juga lebih dari cukup, bahkan banyak diantarpulaukan. 2. Dukungan Sumberdaya Ternak : dalam perjalanan waktu hampir satu abad sapi Bali tetap eksist di Bumi NTB. Hal ini menunjukkan bahwa sapi Bali sudah sesuai atau cocok (adaptif) dengan kondisi agro ekosistem di NTB. 3. Dukungan Sumberdaya Manusia : secara tradisional ternak merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem usaha tani yang tidak terpisahkan dengan kehidupan petani. Perilaku seperti ini tidak lepas dari tujuan petani memelihara sapi yaitu sebagai I. PENDAHULUAN

Penggemukan sapi balintb.litbang.pertanian.go.id/infotek/it-2.pdf · Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB 1 1 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang cukup

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penggemukan sapi balintb.litbang.pertanian.go.id/infotek/it-2.pdf · Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB 1 1 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang cukup

Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB

1

1

Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang cukup ideal untuk

pengembangan Agribisnis Sapi Bali karena didukung oleh beberapa faktor antara lain:

1. Dukungan Suberdaya Alam : agro-ekosistem didominasi oleh lahan kering termasuk

padang penggembalaan. Padang rumput yang mencukupi, belum lagi potensi limbah

tanaman pangan, dedak padi dan jagung sebagai sumber pakan penguat juga lebih dari

cukup, bahkan banyak diantarpulaukan.

2. Dukungan Sumberdaya Ternak : dalam perjalanan waktu hampir satu abad sapi Bali

tetap eksist di Bumi NTB. Hal ini menunjukkan bahwa sapi Bali sudah sesuai atau cocok

(adaptif) dengan kondisi agro ekosistem di NTB.

3. Dukungan Sumberdaya Manusia : secara tradisional ternak merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dari sistem usaha tani yang tidak terpisahkan dengan kehidupan

petani. Perilaku seperti ini tidak lepas dari tujuan petani memelihara sapi yaitu sebagai

I. PENDAHULUAN

Page 2: Penggemukan sapi balintb.litbang.pertanian.go.id/infotek/it-2.pdf · Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB 1 1 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang cukup

Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB

2

2

tabungan (yang paling utama), sebagai tenaga kerja pengolahan lahan, sebagai sumber

penghasilan untuk kebutuhan sehari-hari, untuk biaya naik haji dan sebagai sumber

penghasilan setengah tahunan (penggemukan) serta alas an-alasan lain.

4. Dukungan Ketersediaan Teknologi: teknologi untuk mendukung pengembangan

agribisnis sapi Bali cukup tersedia, baik untuk pembibitan maupun penggemukan, baik

berupa paket teknologi maupun komponen teknologi.

5. Permintaan Pasar: pasar untuk sapi sangat baik, permintaan dari dalam maupun dari

luar negeri terus meningkat. Pemotongan ternak yang tercatat selama sepuluh tahun

terakhir menunjukkan peningkatan.

6. Peternakan Rakyat: sifat dari pemeliharaan ternak sapi di Indonesia pada umumnya

dan di NTB pada khususnya adalah peternakan rakyat yang bersifat usaha sambilan,

dengan kepemilikan rata-rata di Pulau Sumbawa 13ekor/orang, sedangkan di Pulau

Lombok 2ekor/orang.

Page 3: Penggemukan sapi balintb.litbang.pertanian.go.id/infotek/it-2.pdf · Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB 1 1 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang cukup

Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB

3

3

Memilih bakalan yang tepat untuk digemukkan merupakan langkah awal yang sangat

menentukan bagi keberhasilan usaha penggemukan sapi. Beberapa kriteria sapi bakalan

adalah:

• Sapi jantan

• Umur > 2,5 tahun (Minimal Gigi

Tetap 2 Pasang)

• Memenuhi tanda sapi Bali Normal

• Sehat/tidak sakit, tenang,tidak

mudah terkejut dan tidak liar

• Tidak cacat

II. MEMILIH BAKALAN

Page 4: Penggemukan sapi balintb.litbang.pertanian.go.id/infotek/it-2.pdf · Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB 1 1 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang cukup

Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB

4

4

• Tulang/rangka besar

• Kepala pendek/persegi

• Leher pendek

• Kurus tapi sehat (tidak sakit)

• Akan lebih baik kalau

mengetahui Bapaknya (dari

keturunan yang baik)

• Nafsu makan tinggi

Contoh Bakalan

untuk digemukkan

Page 5: Penggemukan sapi balintb.litbang.pertanian.go.id/infotek/it-2.pdf · Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB 1 1 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang cukup

Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB

5

5

Untuk mengetahui umur sapi dapat menggunakan pendekatan pergantian gigi. Pada prinsipnya

taksiran umur dengan metode gigi sapi adalah memperhitungkan pertumbuhan, penggantian

dan keausan gigi sapi. Pertumbuhan gigi sapi sendiri terbagi tiga periode yakni periode gigi

susu, periode penggantian gigi susu menjadi gigi tetap serta periode keausan gigi tetap.

1. Sapi yang memiliki gigi susu semua pada rahang bawah, mempunyai usia sekitar 1

tahun

2. Sapi yang memiliki gigi tetap sepasang pada rahang bawah mempunyai usia sekitar 1-

1,5 tahun

3. Sapi yang memiliki gigi tetap dua pasang pada rahang bawah mempunyai usia sekitar

2-2,5 tahun

4. Sapi yang memiliki gigi tetap tiga pasang pada rahang bawah mempunyai usia sekitar

3-3,5 tahun

III. PENDUGAAN UMUR

Page 6: Penggemukan sapi balintb.litbang.pertanian.go.id/infotek/it-2.pdf · Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB 1 1 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang cukup

Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB

6

6

5. Sapi yang memiliki gigi tetap empat pasang pada rahang bawah mempunyai usia sekitar

4 tahun

6. Sapi yang memiliki gigi tetap sudah aus semua pada rahang bawah mempunyai usia

diatas 4 tahun.

Pendugaan umur

sapi berdasarkan

pertumbuhan gigi

Page 7: Penggemukan sapi balintb.litbang.pertanian.go.id/infotek/it-2.pdf · Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB 1 1 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang cukup

Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB

7

7

IV. MANAJEMEN PAKAN

a. Yang paling tradisional adalah ambil dari alam (ngarit/ngawis)

b. Paling dianjurkan adalah menanam.

Salah satu teknologinya adalah dengan Sistem Tiga Strata (3S) yaitu :

Strata pertama: dengan menanam rumput-rumputan ( Rumput Setaria, Rumput

Raja, Rumput Gajah dan lain-lain, dan legume merambat/legume herba (Arachis,

Centro, Clitoria dan lain lain). Digunakan untuk penyediaan pakan musim hujan

(Desember – Mei).

Strata kedua : dengan menanam hijauan semak atau pohon kecil seperti Gamal,

Lamtoro, Turi, Banten, Kelor dan lain-lain. Digunakan untuk pakan di musim

pertengahan (Juni – September).

PENYEDIAAN

Page 8: Penggemukan sapi balintb.litbang.pertanian.go.id/infotek/it-2.pdf · Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB 1 1 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang cukup

Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB

8

8

Strata ketiga: dengan menanam hijauan pohon seperti Nangka, Waru, Beringin dan

lain-lain. Digunakan pada puncak musim kemarau (Oktober-November)

c. Memanfaatkan limbah pertanian (Jerami, berangkasan kulit kacang-kacangan dll), limbah

industri (dedak padi, ampas tahu, bungkil kelapa dll).

d. Mengawetkan : Dalam bentuk kering ( Hay) dan bentuk segar ( Silase)

Sumber gizi atau nutrisi yang dibutuhkan ternak bersumber dari : Hijauan (rumput, legum,

daun-daunan), limbah tanaman (jerami), limbah industri (dedak padi, ampas tahu, bungkil

kelapa), ransum jadi/pabrik

Sertaria

Clitoria Beberapa jenis

rumput untuk pakan

di musim hujan

Setaria

Page 9: Penggemukan sapi balintb.litbang.pertanian.go.id/infotek/it-2.pdf · Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB 1 1 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang cukup

Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB

9

9

Lamtoro

Gamal Turi

Kelor

Beberapa

jenis semak

atau pohon

kecil untuk

pakan di

musim

pertengahan

Page 10: Penggemukan sapi balintb.litbang.pertanian.go.id/infotek/it-2.pdf · Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB 1 1 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang cukup

Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB

10

10

Kandungan Protein Kasar (PK) pada pakan untuk sapi yang digemukkan sekitar 10 % dari

komposisi pakan, dan Energi sekitar 50% dari Bahan Kering pakan.

1. Macamnya (rumput- rumputan, daunan, kacang-kacangan, konsentrat, pakan

tambahan/suplemen,probiotik )

2. Kandungan Protein pakan sekitar 10%, diperoleh dari Hijauan (Gamal,Rumput

Gajah,dll), makanan Penguat seperti dedak,ampas tahu,dll.

3. Jumlahnya (Hijauan minimal 10 – 15 % dari Berat Badan (BB) + Pakan penguat 1-2%

BB + Pakan Tambahan/probiotik/UMB).

4. Porsi Rumput : Legum = 60 : 40 % atau 75 : 25 % tergantung dari ketersediaan legum.

Artinya kalau berat badan awal 200 kg, perkiraan kebutuhan hijauan 10 -15 % dari BB,

KEBUTUHAN PAKAN (NUTRISI)

PEMBERIAN

Page 11: Penggemukan sapi balintb.litbang.pertanian.go.id/infotek/it-2.pdf · Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB 1 1 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang cukup

Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB

11

11

maka diperlukan 20 – 30 kg hijauan terdiri dari 12 – 18 kg rumput + 8 – 12 kg

legum/ekor/hari atau 15 – 22,5 kg rumput + 5 – 7,5 kg legum/ekor/hari.

5. Pemberian pakan penguat/konsentrat (seperti Dedak padi, Ampas tahu, bungkil kelapa

dll) sekitar 1 – 2 % dari BB, artinya 2 – 4 kg/ekor/hari

6. Pemberian pakan pelengkap (probiotik, sumber mineral/Urea Molases Blok/Urea Mineral

Molases Blok) tergantung jenis produknya. Untuk beberapa merk probiotik biasanya

cukup dengan 1 sendok makan per ekor per hari.

7. Frequensi pemberian, makin sering makin baik (2 – 3 kali sehari semalam). Hindari

pemberian sekaligus karena akan banyak tersisa/terbuang.

Page 12: Penggemukan sapi balintb.litbang.pertanian.go.id/infotek/it-2.pdf · Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB 1 1 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang cukup

Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB

12

12

Pengawetan Hijauan Makanan Ternak (HMT)

Pengawetan yang dapat dilakukan dan kemungkinan dapat diadopsi oleh petani-

peternak adalah pembuatan silase dan pembuatan hay.

A. Pembuatan Silase

Pembuatan silase di dalam tanah dapat dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut : sebelumnya telah dibuatkan lubang pada tanah dengan

kedalaman kurang lebih 1,5 m, diameternya kurang lebih 1,25 m dapat

menampung sekitar 250 – 300 kg bahan pakan.

Tempat Pembuatan : Tempat pembuatan silase disebut “Silo”

Silo dapat berupa menara, sumur gali atau tumpukan hijauan yang disusun di atas

permukaan tanah.

Page 13: Penggemukan sapi balintb.litbang.pertanian.go.id/infotek/it-2.pdf · Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB 1 1 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang cukup

Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB

13

13

Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan silo adalah :

• Lokasi dekat kandang, pada tempat yang lebih tinggi agar tidak tergenang air.

• Dasar silo dibuat miring ke satu sisi untuk memperlancar drainase.

• Dasar silo dilapisi dengan plastik. Ukuran silo 1,8 m – 1,2 m x 3 m x 1,5 m

dengan kapasitas sekitar 3,5 ton

Bahan : Pada prinsipnya semua jenis hijauan yang disenangi ternak dapat diawetkan menjadi

silase.

Gunakan hijauan yang tidak terlalu muda, tetapi jangan terlalu tua, yang baik

adalah sebelum berbunga

Kalau berupa batang panjang, maka perlu dipotong-potong 10-15 cm

Kadar air perlu diturunkan dengan cara dikeringanginkan, atau dilayukan

Sebagai pengawet, dapat digunakan dedak halus sebanyak 5% dari total bahan.

Page 14: Penggemukan sapi balintb.litbang.pertanian.go.id/infotek/it-2.pdf · Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB 1 1 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang cukup

Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB

14

14

Cara Pembuatan

1. Masukkan bahan hijauan yang sudah dilayukan kedalam silo sambil diinjak-injak

dengan ketinggian sekitar 30 cm (setinggi lapisan pertama). Taburkan dedak

padi secara merata

2. Masukkan kembali bahan hijauan sambil diinjak-injak untuk membuat lapis

kedua, kemudian taburkan dedak padi secara merata

3. Demikian seterusnya sampai sekitar 5-6 lapis

4. Selanjutnya ditutup rapat dengan plastik dan di timbun dengan tanah

5. Dengan cara ini silase dapat diawetkan dalam jangka lama (3 – 4 bulan)

Page 15: Penggemukan sapi balintb.litbang.pertanian.go.id/infotek/it-2.pdf · Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB 1 1 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang cukup

Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB

15

15

1,5 m

Dedak

Hijauan

Alas Plastik

1,2m m

1,8 m

3 m

Skema silase

Page 16: Penggemukan sapi balintb.litbang.pertanian.go.id/infotek/it-2.pdf · Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB 1 1 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang cukup

Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB

16

16

Cara Pemberian Silase pada Ternak

Ciri-ciri silase yang baik adalah :

(1) Warna daun masih hijau,

(2) Tekstur daun masih utuh seperti ketika dimasukkan,

(3) Kadar amonia rendah (<10 persen)

(4) pH daun sekitar 4-5.

Pembongkaran silo (tempat membuat silase) dapat dilakukan setiap waktu setelah silase

jadi (sekitar 20-30 hari).

a. Ambil silase sesuai kebutuhan. Berikan pada ternak sekitar 10% dari berat

badannya.

b. Karena belum terbiasa, maka perlu dilatih terlebih dahulu. Jangan berikan hijauan

lainnya

c. Pemberian sedikit demi sedikit/berangsur angsur

Page 17: Penggemukan sapi balintb.litbang.pertanian.go.id/infotek/it-2.pdf · Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB 1 1 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang cukup

Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB

17

17

B. Pembuatan Hay

Hay adalah hijauan pakan yang dikeringkan dengan cara tertentu yang

bertujuan untuk menekan kadar air serendah mungkin sehingga dapat disimpan dan

tidak mengalami kerusakan selama penyimpanan, sebelum diberikan pada ternak.

Hay umumnya diberikan kepada ternak sebagai pakan di musim kemarau pada

saat produksi hijauan segar telah berkurang atau sulit diperoleh. Limbah pertanian

seperti jerami padi, limbah kacang tanah, jagung, kacang hijau dan lainnya juga dapat

dibuat hay.

Pengeringan hijauan untuk dijadikan hay dapat dilakukan dengan dua cara yaitu

dengan pengeringan secara alamiah dan dengan menggunakan mesin.

Pengeringan secara alami, yang dapat dilakukan dengan mengeringkan di bawah

sinar matahari/dijemur secara langsung atau mengangin-anginkan di bawah naungan

rumah, pepohonan, gedung dan lain-lain. Perhatikan agar tidak terkena hujan sehingga

Page 18: Penggemukan sapi balintb.litbang.pertanian.go.id/infotek/it-2.pdf · Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB 1 1 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang cukup

Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB

18

18

mengakibatkan pembusukan dan rusaknya hijauan serta nilai gizinya menjadi sangat

rendah yang tidak bermanfaat lagi bagi ternak.

Cara pengeringan dan penyimpanan jerami sebagai pakan kering (Hay)

Page 19: Penggemukan sapi balintb.litbang.pertanian.go.id/infotek/it-2.pdf · Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB 1 1 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang cukup

Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB

19

19

Pengeringan dengan menggunakan mesin

Pengeringan dengan cara ini oleh petani kita tidak dilakukan karena membutuhkan

modal yang cukup besar, untuk membeli alat pengering/oven.

Cara Pemberian Hay pada Ternak

Hay (hijauan kering) dapat diberikan langsung pada ternak. Khususnya pada

ternak sapi pada daerah-daerah kering sudah terbiasa memakan pakan ini sehingga

tidak memerlukan waktu lama untuk beradaptasi. Kemungkinan bagi ternak sapi yang

berasal daerah basah atau yang dipelihara pada sekitar daerah persawahan tidak

terbiasa dengan pakan jenis ini sehingga butuh waktu dan latihan untuk dapat

memakannya.

Sediakan lebih banyak air minum untuk ternak yang diberi pakan hay karena

ternak yang diberi pakan hay membutuhkan air minum yang lebih banyak.

Page 20: Penggemukan sapi balintb.litbang.pertanian.go.id/infotek/it-2.pdf · Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB 1 1 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang cukup

Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB

20

20

V. PERKANDANGAN

Untuk penggemukan prinsipnya bagaimana supaya ternak tidak banyak bergerak ,

kandang tidak perlu luas, cukup 1,15m x 2 m per ekor

Lantai miring ke belakang

Harus ada tempat pakan (prako)

Harus selalu dalam keadaan bersih, tidak lembab.

Kotoran dibersihkan/kumpulkan untuk kompos.

Drainase sekitar kandang harus baik, tidak boleh ada genangan air sehingga kandang

tidak lembab

Ventilasi cukup untuk pencahayaan yang baik

Page 21: Penggemukan sapi balintb.litbang.pertanian.go.id/infotek/it-2.pdf · Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB 1 1 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang cukup

Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB

21

21

Selokan

n

Lantai

Miring

Prangko

(Tempat

Pakan)

Atap

Gambar dan skema kandang yang dianjurkan

Page 22: Penggemukan sapi balintb.litbang.pertanian.go.id/infotek/it-2.pdf · Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB 1 1 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang cukup

Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB

22

22

VI. PEMELIHARAAN KESEHATAN RKANDANGAN

1. Diduga bahwa hampir semua sapi yang dipelihara secara tradisional pada kondisi petani

sudah terserang penyakit cacingan. Oleh karenanya disarankan pada awal penggemukan

agar sapi bakalan diberikan obat cacing, kemudian diulang kembali setiap 3 – 4 bulan .

2. Pemberian vitamin setiap tiga bulan atau sesuai keperluan misalnya pada saat

pergantian musim.

3. Kandang harus dibersihkan setiap hari, tidak becek, tidak ada genangan air.

4. Sebaiknya dimandikan sambil badannya digosok-gosok.

5. Bila ternak sakit segera hubungi petugas kesehatan hewan atau dokter hewan terdekat

6. Mencegah lebih baik daripada mengobati

Page 23: Penggemukan sapi balintb.litbang.pertanian.go.id/infotek/it-2.pdf · Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB 1 1 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang cukup

Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB

23

23

VII. LAMA PENGGEMUKAN

1. Untuk sapi Bali di tingkat petani umumnya penggemukan dilakukan selama 4 bulan, 6

bulan , 12 bulan bahkan ada yang lebih lama tergantung besarnya bakalan dan target

yang ingin dicapai oleh peternak. Dalam hal ini dianjurkan paling lama 6 bulan saja.

2. Pertambahan Berat Badan Harian (PBBH) pada sapi Bali antara 0,4 – 0,8 kg/ekor/hari

atau rata-rata 0,5 kg/ekor/hari, meskipun di tingkat petani lebih banyak yang kurang

dari 0,4 kg/ekor/hari.

3. Dengan demikian kalau diambil angka rata-rata 0,5 kg/ekor/hari maka penggemukan

selama 4 bulan (120 hari) akan mendapatkan Pertambahan Berat Badan sebanyak 60

kg/ekor, 6 bulan (180 hari) tambahan berat badan 90 kg dan 12 bulan tambahan 180

kg/ekor.

Page 24: Penggemukan sapi balintb.litbang.pertanian.go.id/infotek/it-2.pdf · Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB 1 1 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang cukup

Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB

24

24

4. Menduga bobot badan sapi Bali Mengetahui bobot badan sapi paling akurat

menggunakan timbangan, namun demikian jika tidak ada timbangan dapat dilakukan

dengan mengukur “Lingkar Dada” menggunakan pita ukur.

Caranya: ukur lingkar dada sapi (posisi dibelakang kaki depan) dengan tali ukur (meteran kain), kemudian cocokkan dengan tabel yang ada seperti terlihat

pada gambar di bawah ini.

Cara

Pengukuran

Lingkar dada

untuk

memperkirakan

berat badan

Sapi Bali

Page 25: Penggemukan sapi balintb.litbang.pertanian.go.id/infotek/it-2.pdf · Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB 1 1 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang cukup

Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB

25

25

Cara pembacaan tabel:

Jika lingkar dada menunjukkan angka 155 cm, maka cari angka 150 pada sisi kiri tabel dan cari angka 5 pada sisi atas, kemudian ditarik garis sampai bertemu antara garis datar dengan

garis menurun, maka ditemukan angka 224, artinya sapi dengan lingkar dada 155 cm memiliki bobot badan sekitar 224 kg.

Tabel

berat

badan

sapi

Bali

Page 26: Penggemukan sapi balintb.litbang.pertanian.go.id/infotek/it-2.pdf · Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB 1 1 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang cukup

Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB

26

26

VIII. PEMBUATAN KOMPOS

T E M P A T

Siapkan tempat yang dinaungi/bangunan sederhana atau permanent untuk tempat proses

pembuatan kompos agar terhindar dari hujan dan sinar matahari langsung.

Ukuran tergantung kebutuhan dan tempat, misalnya luas 3 m x 12 m, dengan perincian

seperti gambar di bawah ini:

Bak 1

Bak 2

Bak 3

Bak 4

Bak 5

Bak 6

3 m

3 m mmm

1,5 m mmm

3 m mmm

3 m mm

m

Page 27: Penggemukan sapi balintb.litbang.pertanian.go.id/infotek/it-2.pdf · Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB 1 1 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang cukup

Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB

27

27

Bak 1/Kolom 1 dengan ukuran panjang, lebar dan tinggi 3mx3mx1m merupakan tempat untuk

menimbun dan mentiriskan kotoran sapi yang basah.

Bak 2 sampai bak 5/Kolom 2 sampai kolom 5 dengan ukuran panjang, lebar dan tinggi

3mx1,5mx1 m merupakan tempat mencampur bahan kompos.

Bak 6/Kolom 6 dengan ukuran yang sama dengan bak/kolom 1 merupakan tempat menimbun

kompos yang sudah matang/jadi, dan siap digunakan atau dikemas.

B A H A N

Misalnya untuk campuran 1 ton bahan rinciannya sbb:

a. Kotoran sapi kadar air 60 % : 80 bagian atau sekitar 825 kg

b. Abu sekam : 10 bagian atau sekitar 100 kg

c. Serbuk gergaji : 5 bagian atau sekitar 50 kg

d. Kapur bangunan : 2 bagian atau sekitar 20 kg

e. Pemacu MO/dekomposer/Stardec : 0,25 bagian atau ekitar 2,5kg

Page 28: Penggemukan sapi balintb.litbang.pertanian.go.id/infotek/it-2.pdf · Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB 1 1 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang cukup

Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB

28

28

A L A T

a. Cangkul

b. Sekop

c. Masker

d. Sepatu boot

e. Kereta dorong

f. Ayakan/penyaring

Page 29: Penggemukan sapi balintb.litbang.pertanian.go.id/infotek/it-2.pdf · Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB 1 1 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang cukup

Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB

29

29

CARA MEMBUAT

a. Kumpulkan/timbun kotoran basah pada bak 1 selama sekitar seminggu sampai kandungan

air sekitar 60%.

b. Siapkan bahan-bahan lainnya: abu sekam, serbuk gergaji, kapur bangunan dan stardec

sesuai porsi yang telah ditentukan.

c. Masing-masing bahan dibagi menjadi 4 – 5 bagian.

d. Campur merata semua bahan pada bak ke 2 misalnya pada hari Minggu dengan cara, ¼

atau 1/5 bagian pertama kotoran sapi dimasukkan pada bak 2, diikuti oleh ¼ atau 1/5

bagian pertama dari Stardec, abu sekam, serbuk gergaji dan kapur. Diikuti lapis kedua

dengan urutan yang sama yaitu kotoran sapi,stardec, abu sekam serbuk gergaji dan kapur ,

demikian seterusnya sampai lapis ke 4 atau ke 5 hingga semua bahan habis.

e. Seminggu kemudian/minggu ke dua pada hari Minggu, bahan pada bak 2 dipindahkan ke

bak ke 3 menggunakan cangkul dan sekop. Pada saat ini suhu bahan cukup tinggi

Page 30: Penggemukan sapi balintb.litbang.pertanian.go.id/infotek/it-2.pdf · Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB 1 1 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang cukup

Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB

30

30

mencapai 70 derajat C sampai akhir minggu ke dua.Sementara bak ke 2 yang sudah kosong

diisi lagi dengan bahan yang sama dengan cara yang sama.

f. Seminggu kemudian bahan di bak ke 3 dipindah ke bak ke 4, bahan di bak ke 2 di pindah

ke bak ke 3, demikian seterusnya sampai akhir minggu ke 4 atau bahan yang berada di bak

ke 5 sudah matang/jadi dan siap diaplikasikan atau dikemas.

g. Tanda-tanda kompos yang sudah matang/jadi adalah:

(1). Warna coklat kehitaman,

(2). Tidak bau,

(3). Tidak panas.

h. Kompos yang sudah matang ditimbun pada bak ke 6. Untuk menjaga kualitas, sebaiknya

dilakukan penyaringan dengan ayakan tukang bangunan agar terbebas dari bahan yang

tidak bermanfaat misal tali rafia, plastik dll .

Page 31: Penggemukan sapi balintb.litbang.pertanian.go.id/infotek/it-2.pdf · Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB 1 1 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang cukup

Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB

31

31

3 m mmm

Bak 1

Timbun

kotoran sapi

sampai kadar

air 60%

(sekitar 1

minggu)

Bak 2

Kotoran

Sapi

Serbuk

Gergaji

Kapur

Abu

Sekam

Dekom

poser

Bak 3

Pindah

kan

bahan

pada

bak 2 ke

bak 3

pada

minggu

ke 2

Bak 4

Pindah

kan

bahan

pada bak

3 ke bak

4 pada

minggu

ke 3

Bak 5

Pindah

kan

bahan

pada bak

4 ke bak

5 pada

minggu

ke 4

Bak 6

Stock

Kompos Siap

Pakai

Skema perpindahan bahan kompos pada bak kompos

Page 32: Penggemukan sapi balintb.litbang.pertanian.go.id/infotek/it-2.pdf · Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB 1 1 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang cukup

Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB

32

32

Tempat membuat kompos

dan tempat penyimpanan

kompos yang sudah jadi

Page 33: Penggemukan sapi balintb.litbang.pertanian.go.id/infotek/it-2.pdf · Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB 1 1 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang cukup

Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB

33

33

Cara yang lebih sederhana:

1. Timbun kotoran segar campur dengan sisa-sisa makanan (tidak memakai formula di

atas), tunggu selama satu minggu.

2. Dari bahan campuran di atas, misal sebanyak 1 ton,

dicampur dengan kapur 20 kg (untuk menetralkan

keasaman), dekomposer (stardec, EM4 dll) 2,5 kg,

kemudian ditutup dengan terpal/dinaungi.

3. Seminggu kemudian diaduk merata, demikian

seterusnya seminggu sekali diaduk sampai masuk

minggu ke empat. Di akhir minggu keempat kompos

sudah jadi/matang, siap digunakan.

Kompos yang sudah jadi

dan siap dipasarkan

Page 34: Penggemukan sapi balintb.litbang.pertanian.go.id/infotek/it-2.pdf · Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB 1 1 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang cukup

Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB

34

34

IX. ANALISA USAHA PENGGEMUKAN SAPI

DATA PENGGEMUKAN:

a. Lama penggemukan : 6 bulan (180 hari )

b. Bakalan : Sapi Bali jantan, umur sekitar 2 tahun,

berat sekitar 200kg

c. Pertambahan Berat Badan Harian : 0,5 kg/hari

d. Jenis pakan : Rumput sekitar 10 % dari Berat

Badan per ekor per hari dan Dedak padi sekitar 1 kg/ekor/hari

e. Biaya pembuatan kandang Rp. 2.500.000, umur teknis 10 tahun (120 bulan,

dapat digunakan untuk 20 kali periode penggemukan)

f. Harga berat hidup sapi : Rp. 30.000,-/kg berat hidup

g. Harga rumput : Rp.250,-/kg

h. Harga dedak padi : Rp. 1000,-/kg

Page 35: Penggemukan sapi balintb.litbang.pertanian.go.id/infotek/it-2.pdf · Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB 1 1 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang cukup

Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB

35

35

i. Tenaga Kerja : Rp. 5000/hari (kerja efektif sekitar 1,5

jam untuk memberi makan dan membersihkan kandang)

ANALISA USAHA PER SATU PERIODE PENGGEMUKAN ( 6 bulan )

1. Biaya Tetap

a. Biaya kandang : 1/20 x Rp. 2.500.000,- = Rp. 125.000,-

b. Harga sapi Bakalan = Rp.6.000.000,-

c. Jumlah = Rp.6.125.000,-

2. Biaya tidak tetap

a. Biaya Rumput : 180 hr x 20 kg x Rp.250,- = Rp 900.000,-

b. Biaya dedak padi : 180 hr x 1 kg x Rp.1000,- = Rp. 180.000,-

c. Biaya Tenaga Kerja: 180 hr x Rp. 5000,- = Rp. 900.000,-

d. Obat-obatan = Rp. 25.000,-

e. Biaya lain-lain = Rp. 50.000,-

f. Jumlah = Rp.2.055.000,-

Page 36: Penggemukan sapi balintb.litbang.pertanian.go.id/infotek/it-2.pdf · Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB 1 1 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang cukup

Teknologi Penggemukan sapi Bali FEATI-BPTP NTB

36

36

3. Produksi/Hasil

a. Pertambahan Berat Badan : 180 hr x 0,5 kg: = 90 kg

90kg x Rp.30.000,- = Rp.2. 700.000,-

b. Harga Jual Sapi = Rp.8. 700.000,-

c. Produksi pupuk kotoran sapi: 180 harix10 kgx60%

1080 kg x Rp. 250,- = Rp. 270.000,-

d. Jumlah Pendapatan = Rp.8. 970.000,-

4. Keuntungan Selama 6 bulan

Harga Jual – Biaya Tetap – Biaya Tidak Tetap

= Rp. 8.970.000 – Rp.6.125.000 – Rp.2.055.000,- =Rp. 790.000,-

Catatan : Jika mencari rumput dan memelihara dilakukan oleh petani, maka Uang yang

diterima petani adalah dari pembayaran rumput + upah tenaga kerja + keuntungan

= Rp.900.000 + Rp.900.000 + Rp.790.000= Rp. 2.590.000,-