Upload
others
View
30
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS KESEJAHTERAAN KELUARGA PENGEMUDI
OJEK PANGKALAN KOTA TANGERANG SELATAN
DI ERA OJEK ONLINE
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
Anita Rahmawati
NIM: 11140840000077
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2019 M
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
ANALISIS KESEJAHTERAAN KELUARGA PENGEMUDI
OJEK PANGKALAN KOTA TANGERANG SELATAN
DI ERA OJEK ONLINE
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
Anita Rahmawati
NIM: 11140840000077
Di Bawah Bimbingan:
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Rusdianto, M.Sc Roosita MD, M.Si
NIP. 19550104198403 1 001 NIDN. 031058004
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/ 2019 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini, Rabu Tanggal 02 Mei 2018 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa:
1. Nama : Anita Rahmawati
2. NIM : 11140840000077
3. Jurusan : Ekonomi Pembangunan
4. Judul Skripsi : Analisis Kesejahteraan Keluarga Pengemudi
Ojek Pangkalan Kota Tangerang Selatan di Era
Ojek Online
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan
ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Jurusann Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 02 Mei 2018
a. Arief Fitrianto , M.Si (.....................................)
NIP. 19711118 200501 1 003 Penguji I
b. Zaenal Mutaqqin , MPP (.....................................)
NIP. 19790503 201101 1 006 Penguji II
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini, Senin 29 April 2019 telah dilakukan ujian skripsi atas mahasiswa :
1. Nama : Anita Rahmawati
2. NIM : 11140840000077
3. Jurusan : Ekonomi Pembangunan
4. Judul Skripsi : Analisis Kesejahteraan Keluarga Pengemudi
Ojek Pangkalan Kota Tangerang Selatan di Era
Ojek Online
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswi
tersebut diatas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke
tahap berikutnya sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 29 April 2019
1. Dr. Sofyan Rizal, M.Si (.................................)
NIP. 197604302011011002 Ketua
2. Drs. Rusdianto, M.Sc (.................................)
NIP. 195501041984031001 Pembimbing I
3. Roosita MD, M.Si (.................................)
NIDN. 031058004 Pembimbing II
4. Dr. M. Hartana.I. Putra, M.Si (.................................)
NIP. 196806052008011023 Penguji Ahli
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Anita Rahmawati
NIM : 11140840000077
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Ekonomi Pembangunan
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain tanpa
menyebutkan sumber asli ataupun tanpa izin pemilik karya
3. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini
Jika dikemudian hari ada tuntutan atas karya saya dan melalui pembuktian yang
dapat dipertanggung jawabkan ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya
telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi
berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 7 April 2019
Anita Rahmawati
11140840000077
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama Lengkap : Anita Rahmawati
2. Tempat, Tanggal Lahir : Karawang, 27 Februari 1996
3. Alamat : Jl. Darussalam, Johar Timur,
RT 01/11,Kel.Adiarsa Timur
Kec. Karawang Timur,
Kab. Karawang
4. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
1. SDN Karawang Wetan VI 2002-2008
2. SMPN 3 Karawang Barat 2008-2011
3. SMAN 5 Karawang 2011-2014
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 20014-2019
III. PENGALAMAN KERJA
1. CV. KebonQta Mubarak, Tangerang Selatan
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
1. LDK Komda FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014-
2018
V. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Wagiyo
2. Ibu : Minah Aminah
5. Alamat : Jl. Darussalam, Johar Timur,
RT 01/11,Kel.Adiarsa Timur
Kec. Karawang Timur,
Kab. Karawang
vi
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze how much the relation between
ojek pangkalan driver income, family consumption level, and the strategy of
increasing family income with the welfare of ojek pangkalan drivers family in
South Tangerang City. Location and sample were selected by purposive sampling
methode, there are 50 respondent selected as sample for this research by
questionnaire. By the Rank Spearman method ,the results showed that the
variable ojek pangkalan drivers income, the level of family consumption, and the
strategy of increasing family income with the welfare of ojek pangkalan drivers
family in the South Tangerang City has a positive direction. Suspected relation
between ojek pangkalan drivers income and family welfare is 0.280 in the low
category. The level of family consumption with family welfare suspected of having
a relation of 0.405 in the medium category. Strategy of increasing family income
with family welfare suspected of having a relation of 0, 139 in the very low
category.
Keywords: Income, Family Consumption Levels, Strategy of Increasing Family
Income, Family Welfare, and Ojek Pangkalan Drivers.
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan
pendapatan pengemudi ojek pangkalan, tingkat konsumsi keluarga, dan strategi
penambahan pendapatan keluarga terhadap kesejahteraan keluarga pengemudi
ojek pangkalan di Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan
pendekatan deskriptif kuantitatif. Lokasi dan sampel dipilih secara purposive
sampling, dan sebanyak 50 responden dipilih sebagai sampel dengan
menggunakan kuesioner. Melalui metode Rank Spearman, hasil menunjukkan
bahwa variabel pendapatan pengemudi ojek pangkalan, tingkat konsumsi
keluarga, dan strategi penambahan pendapatan keluarga terhadap kesejahteraan
keluarga pengemudi ojek pangkalan di Kota Tangerang Selatan memiliki arah
hubungan yang positif. . Diduga hubungan pendapatan pengemudi ojek pangkalan
dengan kesejahteraan keluarga sebesar 0,280 dalam kategori rendah. Tingkat
konsumsi keluarga dengan kesejahteraan keluarga diduga memiliki hubungan
sebesar 0,405 dalam kategori sedang. Serta, strategi penambahan pendapatan
keluarga dengan kesejahteraan keluarga diduga memiliki hubungan sebesar 0, 139
dalam kategori sangat rendah.
Kata kunci : Pendapatan, Tingkat Konsumsi Keluarga, Strategi Penambahan Pendapatan Keluarga, Kesejahteraan Keluarga, dan Pengemudi Ojek Pangkalan.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamuallaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkah dan nikmat yang
telah diberi-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“Analisis Kesejahteraan Keluarga Pengemudi Ojek Pangkalan Kota Tangerang
Selatan di Era Ojek Online”. Tak lupa shalawat serta salam penulis panjatkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya tanpa lelah.
Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis tidak luput dari hambatan
dan kesulitan. Tetapi berkat dukungan, arahan, dan bimbingan yang terus
diberikan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak
tersebut, diantaranya :
1. Ibu dan Ayah Saya tercinta, Ibu Minah Aminah dan Ayah Wagiyo yang
selalu memanjatkan doa serta memberi dukungan moril maupun materil
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Serta, kakak-kakakku
tercinta yang selalu memberi semangat dan hiburan kepada adiknya dikala
penat melanda saat penyusunan skripsi.
2. Bapak Dr. M. Arief. Mufraini, Lc, M. Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga Bapak sehat selalu
3. Bapak Arief Fitrijanto, M. Si dan Bapak Sofyan Rijal, M. Si selaku ketua
dan sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan
semangat kepada penulis.
4. Bapak Rusdiyanto, M.Sc selaku dosen pembimbing satu dan Ibu Roosita
Meilani, M.Si selaku dosen pembimbing dua yang telah memberikan
waktu, arahan, semangat serta ilmu kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
5. Seluruh dosen Jurusan Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan
banyak ilmu kepada penulis. Semoga ilmu yang penulis terima bisa
bermanfaat bagi orang-orang sekitar. Selain itu, jajaran karyawan dan staf
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah melayani dan membantu
penulis selama perkuliahan.
ix
6. Sahabat baik Tiara Nurul Fadillah dan keluarga yang telah memberi
dukungan moril dan materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik.
7. Para sahabat Nurul Fauziah Hanifah dan Yunita Ria Assyifa yang selalu
bersedia membukakan pintu rumahnya di kala penulis merasa kesepian di
kosan dan dukungan moril lainnya.
8. Para sahabat tercinta ku di kelompok penjahat Alida Zia Syifa, Dwi Debi
Oktaviana, dan Silvia Ningsih yang selalu menemani hari-hariku di
kampus.
9. Sahabat perskripsian ku Alfiani Rizqoh dan Islamiah yang telah
memberikan semangat dan bantuan kepada penulis.
10. Sahabat baik lainnya, Choirunnissa, Putri Ramadhani, Varrah Ainun dan
Fatma Putra yang telah memberikan semangat, bantuan, dan saran kepada
penulis.
11. Seluruh sahabat di Jurusan Ekonomi Pembangunan yang telah menjadi
sahabat seperjuangan dan berbagi kebahagian serta canda tawa setiap
harinya.
12. Sahabat di Kuliah Kerja Nyata (KKN) Rosa Bamboosa yang telah
memberikan pengalaman yang sangat mengesankan dan menjadi keluarga
baru bagi penulis.
13. Pengemudi ojek pangkalan di Kota Tangerang Selatan yang telah bersedia
mengisi angket sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis akan menerima saran serta kritik yang membangun dari
pembaca. Semoga, penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Wassalamuallaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Tangerang, 7 April 2019
Anita Rahmawati
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING…………………………… i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF…………….... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI………………………..... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH…………. iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP…………………………………………... v
ABSTRACT………………………………………………………………. vi
ABSTRAK………………………………………………………………... vii
KATA PENGANTAR………………………………………………….... viii
DAFTAR ISI……………………………………………………………... x
DAFTAR TABEL………………………………………………………... xiv
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………….. xvi
DAFTAR DIAGRAM…………………………………………………… xvii
DAFTAR GRAFIK................................................................................. xviii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….. xviii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….. 1
A. Latar Belakang…………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………. 4
C. Tujuan Penelitian………………………………………….. 5
D. Manfaat Penelitian……………………………………….... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………… 7
A. Landasan Teori…………………………………………… 7
1. Kesejahteraan Keluarga……………………………… 7
a. Pengertian Kesejahteraan Keluarga……………… 7
xi
b. Indikator Kesejahteraan Keluarga……………….. 8
2. Keluarga……………………………………………… 11
a. Pengertian Keluarga……………………………… 11
b. Fungsi Keluarga………………………………….. 11
3. Ojek Pangkalan………………………………………. 12
4. Pendapatan…………………………………………… 13
a. Pengertian Pendapatan…………………………... 13
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan…. 16
5. Konsumsi…………………………………………….. 17
a. Pengertian Konsumsi……………………………. 17
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi….. 18
c. Teori Konsumsi………………………………….. 21
d. Perilaku Konsumen……………………………… 31
e. Tingkat Konsumsi……………………………….. 34
6. Strategi Penambahan Pendapatan Keluarga………… 36
B. Penelitian Terdahulu…………………………………….. 37
C. Kerangka Pemikiran…………………………………….. 47
D. Hipotesis Penelitian……………………………………… 48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN……………………………… 49
A. Ruang Lingkup Penelitian……………………………….. 49
B. Metode Penentuan Sampel……………………………… 49
C. Tempat dan Waktu Peneltian…………………………… 50
D. Teknik Pengumpulan Data……………………………… 51
E. Teknik Analisis Data……………………………………. 52
1. Uji Kualitas Data……………………………………. 52
2. Analisis Statistik Deskriptif………………………… 53
3. Tabulasi Silang……………………………………… 54
4. Uji Korelasi Rank Spearman………………………. 54
F. Operasional Variabel…………………………………… 55
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN…………………………. 59
A. Gambaran Umum Kota Tangerang Selatan…………… 59
xii
1. Kondisi Geografis dan Wilayah Administrasi…….. 59
2. Penduduk…………………………………………….. 60
3. Gambaran Umum Objek Penelitian…………………. 63
a. Pangkalan Ojek di Kecamatan Ciputat Timur…… 63
b. Pangkalan Ojek di Kecamatan Serpong…………. 64
B. Deskripsi Responden…………………………………….. 64
1. Responden Berdasarkan Usia………………………… 65
2. Responden Berdasarkan Pengalaman………………… 66
3. Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir……….. 66
4. Responden Berdasarkan Besar Keluarga…………….. 67
5. Responden Berdasarkan Rata-rata Pendapatan
Mengojek……………………………………………… 68
6. Responden Berdasarkan Kepemilikan Kerja
Sampingan…………………………………………….. 69
7. Responden Berdasarkan Rata-rata Pendapatan dari
Kerja Sampingan………………………………………. 71
8. Responden Berdasarkan Rata-rata Jumlah Jam Kerja
atau Mengojek Perhari………………………………… 72
9. Responden Berdasarkan Frekuensi Kerja Perminggu… 73
10. Istri Responden Berdasarkan Usia…………………… 74
11. Istri Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir…. 75
12. Istri Responden Berdasarkan Rata-rata Pendapatan
Perbulan………………………………………………. 75
13. Anggota Keluarga Lain Responden Berdasarkan
Rata-rata Pendapatan Perbulan………………………. 77
C. Hasil Uji Data Penelitian………………………………… 78
1. Hasil Uji Kualitas Data……………………………… 78
2. Kategori Besaran Variabel………………………….. 82
3. Hasil Uji Tabulasi Silang……………………………. 86
4. Hasil Korelasi Rank Spearman……………………… 92
xiii
BAB V SIMPULAN DAN SARAN……………………………………. 96
1. Simpulan…………………………………………………….. 96
2. Saran…………………………………………………………. 96
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………... 98
LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………….. 103
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Alokasi Pengeluaran Konsumsi Masyarakat menurut
BPS………………………………………………………… 35
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu……………………………………… 41
Tabel 3.1 Titik Pangkalan Ojek Per Kecamatan Kota Tangerang
Selatan…………………………………………………….. 51
Tabel 3.2 Tingkat Hubungan Variabel……………………………… 55
Tabel 3.3 Operasional Variabel……………………………………… 56
Tabel 4.1 Kepadatan Penduduk Kota Tangerang Selatan Tahun
2017……………………………………………………….. 63
Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Usia……………………………. 65
Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Lama Menjadi Pengemudi
Ojek Pangkalan…………………………………………… 66
Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir………….. 67
Tabel 4.5 Responden Berdasarkan Besar Keluarga……………….. 67
Tabel 4.6 Responden Berdasarkan Rata-rata Pendapatan
Mengojek Perbulan………………………………………. 68
Tabel 4.7 Responden Berdasarkan Pekerjaan Sampingan………… 70
Tabel 4.8 Responden Berdasarkan Rata-rata Pendapatan
Perbulan dari Kerja Sampingan…………………………. 71
Tabel 4.9 Responden Berdasarkan Rata-rata Jumlah Jam
Kerja Perhari……………………………………………… 72
Tabel 4.10 Responden Berdasarkan Frekuensi Kerja Perminggu…... 73
Tabel 4.11 Istri Responden Berdasarkan Usia………………………. 74
Tabel 4.12 Istri Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir…….. 75
Tabel 4.13 Istri Responden Berdasarkan Rata-rata Pendapatan
Perbulan………………………………………………….. 75
Tabel 4.14 Anggota Keluarga Lain Responden Berdasarkan
Rata-rata Pendapatan Perbulan………………………….. 77
Tabel 4.15 Uji Validitas Pendapatan Pengemudi Ojek Pangkalan…. 78
Tabel 4.16 Uji Validitas Tingkat Konsumsi Keluarga……………… 79
Tabel 4.17 Uji Validitas Startegi Penambahan Pendapatan
xv
Keluarga……………………………………………….. 79
Tabel 4.18 Uji Validitas Kesejahteraan Keluarga………………… 80
Tabel 4.19 Hasil Uji Reabilitas Variabel…………………………. 81
Tabel 4.20 Kategori Besaran Pendapatan Pengemudi Ojek
Pangkalan……………………………………………... 82
Tabel 4.21 Kategori Besaran Tingkat Konsumsi Keluarga………. 83
Tabel 4.22 Kategori Besaran Strategi Penambahan Pendapatan
Keluarga……………………………………………….. 84
Tabel 4.23 Kategori Besaran Kesejahteraan Keluarga…………… 85
Tabel 4.24 Tabulasi Silang Jumlah Jam Kerja dengan Rata-rata
Pendapatan Pengemudi Ojek Pangkalan Perhari…….. 86
Tabel 4.25 Tabulasi Silang Pendapatan Pengemudi Ojek
Pangkalan dengan Tingkat Konsumsi Keluarga……… 87
Tabel 4.26 Tabulasi Silang Pendapatan Pengemudi Ojek
Pangkalan dengan Strategi Penambahan Pendapatan
Keluarga………………………………………………… 88
Tabel 4.27 Tabulasi Silang Tingkat Konsumsi Keluarga dengan
Kesejahteraan Keluarga……………………………….. 88
Tabel 4.28 Tabulasi Silang Tingkat Konsumsi Pangan dengan
Tingkat Konsumsi Non Pangan Keluarga…………….. 89
Tabel 4.29 Tabulasi Silang Strategi Penambahan Pendapatan
Keluarga dengan Tingkat Konsumsi Keluarga……….. 90
Tabel 4.30 Tabulasi Silang Strategi Penambahan Pendapatan
Keluarga dengan Kesejahteraan Keluarga……………. 91
Tabel 4.31 Tabulasi Silang Pendapatan Pengemudi Ojek
Pangkalan dengan Kepuasan Kerja…………………… 92
Tabel 4.32 Hasil Pengujian Korelasi Rank Spearman……………. 93
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran……………………………………… 47
Gambar 4.1 Peta Kota Tangerang Selatan……………………………… 59
Gambar 4.2 Pangkalan Ojek Kertamukti………………………………. 63
Gambar 4.3 Pangkalan Ojek Cilenggang………………………………. 64
xvii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Penduduk Kota Tangerang Selatan Berdasarkan Umur…… 61
Diagram 4.2 Angkatan Kerja Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas…… 62
xviii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 2.1 Teori Konsumsi Siklus Hidup....................................... 24
Grafik 2.2 Ratchet Effect................................................................ 29
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian……………………………………….. 104
Lampiran 2 Data Mentah Hasil Jawaban Angket Penelitian…………… 112
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas Variabel………………………………. 120
Lampiran 4 Hasil Uji Reabilitas Variabel……………………………… 124
Lampiran 5 Hasil Kategori Besaran Variabel…………………………. 125
Lampiran 6 Hasil Uji Tabulasi Silang…………………………………. 127
Lampiran 7 Hasil Uji Rank Spearman………………………………… 135
Lampiran 8 Dokumentasi……………………………………………… 136
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia setiap tahunnya selalu berusaha mencapai target
pertumbuhan ekonomi yang sudah ditetapkan. Berbagai cara dilakukan
untuk mencapai pertumbuhan ekonomi diantaranya meningkatkan
investasi,kualitas sumber daya manusia dan nilai ekspor, membuka
lapangan kerja, serta memperbaiki infrastruktur. Pertumbuhan ekonomi
Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun 2016 sampai dengan
tahun 2018 yaitu masing-masing sebesar 5,03, 5,07, dan 5,17 persen
(BPS,2018). Tetapi manfaat peningkatan pertumbuhan ekonomi tersebut
tidak dapat dirasakan oleh pengemudi ojek pangkalan yang sulit
memperoleh pendapatan yang tinggi dan stabil setiap bulannya.
Pengemudi ojek pangkalan di berbagai kota mengeluh akan pendapatan
rendah yang diperoleh setelah kehadiran ojek online. Seperti di Kota
Bogor, terjadi penurunan pendapatan ojek pangkalan setelah adanya ojek
online yaitu sebesar 66 persen (Syafrino. A, 2018). Selain itu, di
Purwokerto, dengan adanya Go-Jek di daerah tersebut, pendapatan
pengemudi ojek pangkalan turun drastis lebih dari 50 persen (Zuhdi,2018).
Ojek pangkalan salah satu pekerjaan atau mata pencaharian
beberapa masyarakat Indonesia selama berpuluh tahun untuk mencari
uang. Tetapi keberadaan mereka saat ini terancam hilang. Ojek online
menjadi sangat diminati masyarakat di era modern ini karena tingkat
efektifitas dan efisiensi yang tinggi, terlebih pemerintah belum sepenuhnya
dapat mengatasi permasalahan angkutan umum di beberapa kota besar.
Masyarakat saat ini hidup di era digital dan banyak mengakses internet
dengan smartphone yang dengan mudah dapat menggunakan aplikasi
layanan transportasi online seperti Go-Jek dan Grab. Menurut laporan
Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2017,
sebanyak 143,26 juta jiwa masyarakat Indonesia atau 54,68 persen dari
total populasi 262 juta jiwa telah menggunakan internet dan mengalami
2
peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2016 yaitu sebesar 132,7 juta
penduduk. Perangkat yang digunakan pengguna dalam mengakses internet
adalah smartphone. Di area urban kepemilikan smartphone mencapai
70,96 persen, rural urban 45,42 persen, dan rural 42,06 persen. Sedangkan
komputer cenderung lebih sedikit digunakan, di area urban mencapai
31,55 persen, rural urban 23,42 persen, dan rural 23,83 persen (APJII,
2018). Masyarakat dengan aplikasi Go-Jek dan Grab di smartphone
mereka dapat melakukan sharing economy dengan pengemudi ojek online
dimana prinsip sharing economy ini mempertemukan konsumen yang
memiliki sumber daya kendaraan pribadi atau keterampilan mengemudi
dengan konsumen yang membutuhkan pelayanan transportasi dengan
biaya transaksi yang wajar ( Syafrino. A, 2018).
Persaingan antara pengemudi ojek pangkalan dengan ojek online
memang tidak dapat dihindari. Aksi sweeping atau pemberantasan
pengemudi ojek online yang dilakukan oleh pengemudi ojek pangkalan
telah banyak diberitakan oleh media massa, seperti yang terjadi di
beberapa kota Indonesia pada tahun 2017, yaitu di Lampung terjadi
pembakaran atribut milik pengemudi ojek online yang merupakan hasil
perebutan paksa (Lampung.tribunnews.com, 2017) dan di Makassar, ojek
pangkalan dibantu dengan pengemudi angkutan kota melakukan razia
terhadap pengemudi ojek online. Penyebab atas kejadian tersebut karena
rasa cemburu akan kesenjangan pendapatan yang mereka peroleh
(Merdeka.com, 2017).
Kehadiran ojek online saat ini mengakibatkan keberadaan ojek
pangkalan di Kota Tangerang Selatan semakin berkurang, salah satunya
hilangnya pangkalan ojek yang berada di depan Carrefour Ciputat. Pada 26
April 2017 di Jalan Raya Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten,
terjadi perselisihan antara pengemudi ojek pangkalan dengan ojek online.
Insiden berawal saat pengemudi ojek online akan mengambil penumpang
di sekitar lokasi pangkalan ojek, karena sebelumnya sudah ada
kesepakatan bersama bahwa ojek online dilarang menerima penumpang di
3
sekitar pangkalan ojek dan minimal jarak ojek online saat mengambil
penumpang sejauh 100 meter dari titik pangkalan ojek. Mereka khawatir
akan pendapatan yang mereka peroleh akibat sulitnya mendapatkan
penumpang atau biasa disebut sewa sehingga mereka sebagai kepala
keluarga tidak dapat mencukupi kebutuhan konsumsi keluarga dengan
baik yang berakibat pada kesejahteraan keluarga (Detik.com, 2017). Setiap
keluarga pasti ingin mencapai kesejahteraan yang optimal baik secara fisik
maupun psikologis. Keluarga sejahtera dalam Undang-Undang No 10
Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga Sejahtera pada pasal 1 ayat 11 didefiniskan sebagai keluarga
yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi
kebutuhan hidup spiritual dan materil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang
antar anggota dan antara keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.
Keluarga akan mengalami masalah pemenuhan kebutuhan jika
pendapatan terhambat, yang menyebabkan tekanan pada setiap anggota
keluarga sehingga mereka mengupayakan berbagai hal untuk mencukupi
kebutuhan sehari-hari keluarga yang disebut dengan strategi koping.
Strategi koping adalah proses aktif dimana individu dan keluarga sebagai
satu kesatuan mengelola, beradaptasi, atau menghadapi situasi yang penuh
dengan tekanan (Sunarti, 2013). Keluarga pengemudi ojek pangkalan saat
di musim kekurangan bahan makanan (paceklik), sulit untuk mencapai
tingkat sejahtera jika hanya melakukan strategi koping mengurangi
pengeluaran tanpa adanya penghasilan sampingan yang memadai dan
berkelanjutan, sehingga keluarga mereka harus berupaya melakukan
strategi penambahan pendapatan. Tingkat kemiskinan berkaitan secara
signifikan antara mengurangi pengeluaran dan menghasilkan penghasilan
tambahan (Pupitawati, 1998).
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk
membahas dan meneliti masalah ini dengan judul “ANALISIS
4
KESEJAHTERAAN KELUARGA PENGEMUDI OJEK PANGKALAN
KOTA TANGERANG SELATAN DI ERA OJEK ONLINE”.
B. Rumusan Masalah
Pendapatan pengemudi ojek pangkalan di Kota Tangerang Selatan
mengalami penurunan cukup besar setelah kehadiran ojek online.
Menurunnya rata-rata pendapatan yang diterima dan tidak memiliki
penghasilan tetap membuat mereka melakukan berbagai strategi untuk
dapat mencukupi konsumsi keluarganya. Setiap keluarga terutama kepala
keluarga selalu berupaya dapat memenuhi segala kebutuhan keluarga
dengan pendapatan yang dimiliki agar dapat terwujud keluarga sejahtera.
Saat ini, semakin meningkatnya biaya hidup di berbagai aspek menjadi
tantangan yang harus dihadapi keluarga menyebabkan keluarga harus
memiliki strategi dalam pengelolaan sumber daya agar tidak menimbulkan
konflik dan pemicu tekanan ekonomi pada keluarga (Rodhiyah, 2012).
Salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh keluarga yaitu strategi
penambahan pendapatan. Strategi tersebut penting dilakukan karena setiap
keluarga tidak dapat hanya mengandalkan dari mengurangi pengeluaran
konsumsi saja tanpa memiliki pekerjaan sampingan dan penambahan
pendapatan lainnya seperti mengambil tabungan dan anggota keluarga
memiliki pekerjaan jika ingin mencapai keluarga sejahtera. Menurut
Toweulu untuk memperbesar pendapatan, seseorang anggota keluarga
dapat mencari pendapatan dari sumber lain atau membantu pekerjaan
kepala keluarga sehingga pendapatan bertambah (Toweulu,S, 2001).
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana hubungan antara pendapatan pengemudi ojek pangkalan
dengan kesejahteraan keluarga pengemudi ojek pangkalan di Kota
Tangerang Selatan ?
5
2. Bagaimana hubungan antara tingkat konsumsi keluarga dengan
kesejahteraan keluarga pengemudi ojek pangkalan di Kota Tangerang
Selatan ?
3. Bagaimana hubungan antara strategi penambahan pendapatan keluarga
dengan kesejahteraan keluarga pengemudi ojek pangkalan di Kota
Tangerang Selatan ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian pertanyaan penelitian di atas, maka tujuan
penelitian ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui hubungan antara pendapatan pengemudi ojek
pangkalan dengan kesejahteraan keluarga pengemudi ojek pangkalan
di Kota Tangerang Selatan.
2. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat konsumsi keluarga dengan
kesejahteraan keluarga pengemudi ojek pangkalan di Kota Tangerang
Selatan.
3. Untuk mengetahui hubungan antara strategi penambahan pendapatan
keluarga dengan kesejahteraan keluarga pengemudi ojek pangkalan di
Kota Tangerang Selatan.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi beberapa pihak,
diantaranya :
1. Bagi Akademisi, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
salah satu acuan dan pembelajaran mengenai kesejahteraan ojek
pangkalan maupun jasa angkutan umum lainnya di era ojek online.
2. Bagi Pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
salah satu acuan dalam menetapkan kebijakan seperti membatasi
jumlah ojek online yang beroperasi dan sistem operasional lainnya dari
ojek online salah satunya diwajibkan menggunakan motor dengan plat
sesuai daerah , agar kehadiran suatu inovasi untuk mengatasi
6
permasalahan angkutan umum tidak menimbulkan masalah baru yang
besar.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Kesejahteraan Keluarga
a. Pengertian Kesejahteraan Keluarga
Kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan
penghidupan sosial, material, maupun spiritual yang diliputi rasa
keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir batin yang
memungkinkan setiap warganegara untuk mengadakan usaha -
usaha pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani dan sosial yang
sebaik-baiknya bagi diri, rumah tangga serta masyarakat dengan
menjunjung tinggi hak-hak asasi (Rambe, 2004). Serta Bappenas
menyatakan status kesejahteraan dapat diukur berdasarkan proporsi
pengeluaran rumah tangga (Bappenas, 2000). Kesejahteraan
merupakan sejumlah kepuasan yang diperoleh seseorang dari
kegiatan konsumsi hasil pendapatan yang diterima. Namun
penilaian sejahtera seseorang terhadap kehidupan dirinya maupun
orang lain akan berbeda. Kesejahteraan adalah sesuatu hal yang
bersifat subjektif dimana setiap individu ataupun masyarakat
memiliki tujuan dan cara hidup yang berbeda tergantung faktor
penentu kesejahteraan itu sendiri (BKKBN, 2009).
Menurut Undang-Undang No. 10 1992 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
Sejahtera pada Pasal 1 ayat 11, bahwa keluarga sejahtera adalah
keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah,
mampu memenuhi kebutuhan hidup material dan spiritual yang
layak, bertakwa kepada Tuhan YME, memiliki hubungan yang
serasi, selaras dan seimbang antar anggota keluarga dan antar
keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.
8
b. Indikator Kesejahteraan Keluarga
1. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
Kesejahteraan Keluarga berdasarkan kriteria Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional tahun 2011 (diacu dalam
Puspitawati,H, 2015) yang didasarkan atas:
a. Kebutuhan dasar (Basic Needs) yang terdiri dari variabel
pangan, sandang, papan, dan kesehatan.
b. Kebutuhan Sosial Psikologis (Social Psychological Needs)
yang terdiri dari variabel pendidikan, rekreasi, transportasi,
intrraksi sosial internal dan eksternal.
c. Kebutuhan pengembangan (Developmental Needs) yang terdiri
dari variabel tabungan, pendidikan khusus, akses terhadap
informasi.
Terdapat lima kategori kesejahteraan keluarga menurut
BKKBN, yaitu keluarga yang memiliki tingkat kesejahteraan
paling minim (disebut keluarga miskin) terdiri atas golongan
keluarga Pra Sejahtera (Pra-KS) dan Sejahtera I (KS-I), dan
keluarga yang memiliki tingkat kesejahteraan yang lebih baik
(tidak miskin) adalah terdiri atas Keluarga Sejahtera (KS) II, III,
dan III plus. Berikut ini uraian kriteria dari masing-masing kelas
kesejahteraan keluarga.
Klasifikasi kesejahteraan keluarga menurut BKKBN (2011)
a. Keluarga Pra Sejahtera (Pra-KS) sering dikelompokkan sebagai
“Sangat Miskin”, adalah keluarga yang belum dapat memenuhi
salah satu atau lebih indikator yang meliputi:
1. Indikator Ekonomi:
a. Makan dua kali atau lebih sehari.
b.Memiliki pakaian yang berbeda untuk aktivitas (misalnya di
rumah, bekerja/sekolah dan bepergian).
c.Bagian terluas lantai rumah bukan dari tanah.
2. Indikator Non-Ekonomi:
a. Melaksanakan ibadah.
9
b.Bila anak sakit dibawa ke sarana kesehatan.
b. Keluarga Sejahtera I (KS-I) sering dikelompokkan sebagai
“Miskin”, adalah keluarga yang karena alasan ekonomi tidak
dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator meliputi:
1. Indikator Ekonomi:
a.Paling kurang sekali seminggu keluarga makan daging
atau ikan atau telor.
b. Setahun terakhir seluruh anggota keluarga memperoleh
paling kurang satu stel pakaian baru.
c. Luas lantai rumah paling kurang 8 m untuk tiap
penghuni.
2. Indikator Non-Ekonomi:
a. Ibadah teratur.
b. Sehat tiga bulan terakhir.
c. Punya penghasilan tetap.
d. Usia 10-60 tahun dapat baca tulis huruf latin.
e. Usia 6-15 tahun bersekolah.
f. Anak lebih dari 2 orang, ber-KB (Keluarga Berencana).
c. Keluarga Sejahtera II (KS-II) adalah keluarga yang karena
alasan ekonomi tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih
indikator meliputi:
a. Memiliki tabungan keluarga.
b. Makan bersama sambil berkomunikasi.
c.. Mengikuti kegiatan masyarakat.
d.. Rekreasi bersama (6 bulan sekali).
e. Meningkatkan pengetahuan agama.
f. Memperoleh berita dari surat kabar, radio, TV, dan
majalah
g. Menggunakan sarana transportasi.
d. Keluarga Sejahtera III (KS-III) adalah keluarga yang sudah
dapat memenuhi beberapa indikator, meliputi:
a. Memiliki tabungan keluarga.
10
b. Makan bersama sambil berkomunikasi.
c. Mengikuti kegiatan masyarakat.
d. Rekreasi bersama (6 bulan sekali).
e. Meningkatkan pengetahuan agama.
f. Memperoleh berita dari surat kabar, radio, TV, dan majalah.
g. Menggunakan sarana transportasi.
Belum dapat memenuhi beberapa indikator, meliputi:
a. Aktif memberikan sumbangan material secara teratur.
b. Aktif sebagai pengurus organisasi kemasyarakatan.
e. Keluarga Sejahtera III Plus (KS-III Plus) adalah keluarga yang
sudah dapat memenuhi beberapa indikator meliputi:
a. Aktif memberikan sumbangan material secara teratur.
b. Aktif sebagai pengurus organisasi kemasyarakatan.
2. Tingkat kesejahteraan keluarga menurut Puspitawati ,dimensi
kesejahteraan tidak hanya berupa ukuran yang terlihat tetapi
dapat pula tidak terlihat. Oleh karena itu ada beberapa istilah
untuk menganalisis kesejahteraan keluarga yaitu sebagai
berikut:
1. Economic well-being: yaitu kesejahteraan ekonomi dimana
indikator pendukung adalah pendapatan GNP (Gross National
Product), GDP (Gross Domestic Product).
2. Social well-being, indikator kesejahteraan diukur
menggunakan tingkat pendidikan ( SD, SMP, SMA, PT;
pendidikan non-formal paket A, B, C; melek aksara atau buta
aksara) dan status jenis pekerjaan (white collar =
elit/professional, blue collar = proletar/ buruh pekerja;
mempunyai pekerjaan tetap maupun pengangguran)
3. Physical well-being, yaitu kesejahteraan fisik: indikator
utama yaitu status gizi, kesehatan, tingkat mortalitas dan
tingkat morbiditas.
4. Psychological/ spiritual mental, yaitu kesejahteraan
psikologi; indikator penilaian adalah sakit jiwa, tingkat stress,
11
tingkat bunuh iri, tingkat perceraian, tingkat aborsi, tingkat
kriminal (pemerkosaan, pencurian/perampokan, tingkat aborsi,
tingkat criminal (pemerkosaan, pencurian/perampokan,
penyiksaan/ pembunuhan, penggunaan narkoba/ NAPZA
(Puspitawati, 2015).
2. Keluarga
a. Pengertian Keluarga
Menurut UU No. 10 tahun 1992 Pasal 1 ayat 10 keluarga
adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-isteri,
atau suami-isteri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan
anaknya. Selain itu, keluarga dapat diartikan sebagai sekelompok
orang yang diikat oleh perkawinan atau pertalian darah dan
biasanya meliputi ayah, ibu, dan anak atau anak-anak (Gunarsa dan
Gunarsa, 2001).
b. Fungsi Keluarga
Keluarga sebagai sistem sosial terkecil mempunyai fungsi
dan tugas agar sistem tersebut berjalan seimbang dan
berkesinambungan. Peranan dan fungsi keluarga sangat luas dan
sangat bergantung dari sudut dan orientasi mana akan dilakukan,
yaitu diantaranya dari sudut biologi, sudut perkembangan,
pendidikan, sosiologi, agama dan ekonomi. Majelis Umum PBB
mengemukakan bahwa keluarga sebagai wahana untuk mendidik,
mengasuh dan sosialisasi anak, mengembangkan kemampuan
seluruh anggotanya agar dapat menjalankan fungsinya di
masyarakat dengan baik, serta memberikan kepuasan dan
lingkungan sosial yang sehat guna tercapainya keluarga sejahtera
(Sunarti,2004).
12
Fungsi keluarga menurut Friedman,1999 ada lima yaitu:
1. Fungsi Afektif. Merupakan suatu basis sentral bagi
pembentukan dan kelangsungan keluarga. Kebahagiaan
keluarga diukur dengan kekuatan cinta keluarga. Keberhasilan
melaksanakan fungsi afektif tampak kegembiraan dan
kebahagiaan seluruh anggota keluarga, tiap anggota keluarga
mempertahankan hubungan yang baik.
2. Fungsi Sosialisasi. Sosialisasi adalah proses perkembangan dan
perubahan yang dilalui individu yang menghasilkan interaksi
sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial. Proses
sosialisasi dimulai sejak lahir. Keluarga merupakan tempat
individu untuk belajar sosialisasi. Anggota keluarga belajar
disiplin, belajar tentang norma-norma, budaya dan perilaku
melalui hubungan dan interaksi dalam keluarga.
3. Fungsi Reproduksi. Keluarga berfungsi untuk meneruskan
kelangsungan keturunan dan menambah sumberdaya manusia.
4. Fungsi Ekonomi. Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi
kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti makanan, pakaian
dan tempat tinggal.
5. Fungsi Perawatan Kesehatan. Keluarga juga berfungsi untuk
melaksanakan praktek asuhan kesehatan yaitu mencegah terjadi
gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang
sakit. Kesanggupan keluarga untuk melaksanakan
pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga
untuk mengenal masalah kesehatan, membuat keputusan
tindakan, memberikan perawatan, memelihara lingkungan dan
menggunakan fasilitas kesehatan (Friedman,1999).
3. Ojek Pangkalan
Ojek pangkalan adalah jasa angkutan umum tidak resmi dengan
menggunakan sepeda motor yang menetap di persimpangan jalan ramai,
atau di jalan masuk kawasan permukiman. Biasanya ojek pangkalan ini
13
bertempat di depan komplek, atau depan gang, pasar dan tempat
lainnya. Seperti yang disampaikan Badudu dan Sultan Mohammad
dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia,ojek adalah sepeda atau sepeda
motor yang ditambangkan dengan cara memboncengkan penumpang
atau penyewanya (Badudu,J.S dan Mohammad,S.1994). Pengemudi
ojek pangkalan biasanya berkumpul di titik-titik tertentu yaitu
pangkalan ojek, sehingga disebut ojek pangkalan. Ojek pangkalan
sudah berpuluh tahun ada, mulanya yaitu ojek sepeda. Pada tahun 1969
di pedesaan Jawa Tengah, ojek sepeda sering digunakan karena kondisi
jalan desa yang rusak parah dan tidak dapat dilalui oleh mobil.
Sementara pada tahun 1970 di Jakarta, ojek sepeda digunakan di
Pelabuhan Tanjung Priok karena adanya larangan becak, bemo, maupun
kendaraan lain masuk ke dalam area pelabuhan. Pada saat yang sama,
pengojek di Jawa Tengah mulai beralih menggunakan sepeda motor
sebagai kendaraan yang digunakan. Tahun 1974, pemodal dari Jakarta
membuka usaha ojek motor di Ancol yang saat itu langsung menarik
minat banyak penumpang (Aliffianiko.A, 2018).
4. Pendapatan
a. Pengertian Pendapatan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendapatan
adalah hasil kerja (usaha atau sebagainya). Sedangkan menurut
Sukirno, pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima
penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu,baik
harian,mingguan,bulanan ataupun tahunan (Sukirno,2006).
Pengertian pendapatan juga dinyatakan oleh Pass bahwa
pendapatan merupakan sejumlah penghasilan yang diterima dalam
waktu tertentu sebagai balas jasa dari faktor-faktor produksi berupa
upah sewa, bunga, laba dan lain sebagainya (Pass,1994).
Reksoprayitno mendefinisikan pendapatan sebagai total
penerimaan yang diperoleh seseorang pada periode tertentu
(Danil.M, 2013).
14
Arus uang mengalir dari pihak dunia usaha kepada
masyarakat dalam bentuk upah, bunga, sewa, dan laba. Seluruhnya
merupakan bentuk-bentuk pendapatan yang diterima oleh anggota
masyarakat sebagai balas jasa untuk faktor-faktor produksi
(Suherman.R, 2011). Pendapatan mengacu kepada aliran upah,
pembayaran bunga, keuntungan saham, dan hal-hal lain mengenai
pertambahan nilai selama periode waktu tertentu. Jumlah dari
seluruh pendapatan adalah pendapatan nasional (Samuelson dan
Nordhaus, 2004).
Pendapatan dalam masyarakat menurut Mangkoesobroto
Guritno dan Algifari dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
1. Pendapatan Permanen
Pendapatan yang selalu diterima pada setiap periode
tertentu dan dapat diperkirakan sebelumnya, misalnya
pendapatan dari gaji,upah. Pendapatan ini juga merupakan
pendapatan yang diperoleh dari semua faktor yang
menentukan kekayaan seseorang.
2. Pendapatan Sementara
Pendapatan yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya
karena pekerjaan yang tidak menentu (Guritno.M dan
Algifari,1998).
Beberapa klasifikasi pendapatan menurut Richard Lipsey dan
kawan-kawan antara lain :
1. Pendapatan Pribadi
Pendapatan yang dihasilkan oleh atau dibayarkan kepada
perorangan sebelum dikurangi dengan pajak penghasilan
perorangan. Sebagian dari pendapatan perorangan
dibayarkan untuk pajak, sebagian lagi ditabung.
2. Pendapatan disposibel
Jumlah pendapatan saat ini yang dapat dibelanjakan atau
ditabung oleh rumah tangga yaitu pendapatan perorangan
dikurangi dengan pajak penghasilan (Lipsey.R,dkk, 1993) .
15
Pada dasarnya pendapatan rumah tangga berasal dari
berbagai sumber, kondisi ini bisa terjadi karena masing-masing
anggota rumah tangga mempunyai lebih dari satu jenis pekerjaan
baik sebagai pekerjaan tetap maupun pekerjaan pengganti. Case
dan Fair menyebutkan bahwa pendapatan seseorang pada dasarnya
berasal dari tiga macam sumber meliputi: (1) berasal dari upah atau
gaji yang diterima sebagai imbalan tenaga kerja; (2) berasal dari
hak milik yaitu modal, tanah, dan sebagainya; dan (3) berasal dari
pemerintah. Pendapatan adalah fungsi dari konsumsi dan tabungan
(Case dan Fair, 2007) :
Y = C + S
Keterangan :
Y = Pendapatan
C = Konsumsi
S = Saving
Sedangkan pendapatan memiliki kaitan dengan
kesejahteraan keluarga bahwa manusia menilai pekerjaan
berdasarkan pada besaran upah dan kondisi kerja. Sehingga
pendapatan dapat diartikan sebagai jumlah penerimaan seseorang
atas balas jasa atau faktor-faktor produksi yang telah diberikan
(Reksohadiprodjo, 2000).
Pendapatan seseorang akan mempengaruhi perilaku
konsumsinya. Saat pendapatan meningkat, tidak hanya menambah
jumlah barang yang dikonsumsi tetapi kualitas barang nya yang
dipilih pun lebih baik dari sebelumnya. Soekarwati menyatakan
bahwa pendapatan akan mempengaruhi jumlah dan kualitas barang
yang dikonsumsikan Misalnya, sebelum ada penambahan
pendapatan, beras yang dikonsumsi adalah beras dengan kualitas
kurang baik, tetapi setelah adanya penambhan pendapatan maka
kualitas beras yang dikonsumsi menjadi lebih baik (Soekarwati,
2006).
16
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan
Pembayaran kepada tenaga kerja dapat dibedakan kepada
dua pengertian: gaji dan upah. Gaji diartikan sebagai pembayaran
kepada pekerja-pekerja tetap dan tenaga kerja professional, seperti
pegawai pemerintah, dosen, guru, manajer dan akuntan.
Pembayaran tersebut biasanya sebulan sekali (Sukirno, 2010)..
Pembayaran kepada pengemudi ojek pangkalan merupakan upah,
karena dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, upah yaitu uang dan
sebagainya yang dibayarkan sebagai pembalas jasa atau sebagai
pembayar tenaga yang sudah dikeluarkan untuk mengerjakan
sesuatu (KBBI,2018).
Faktor-faktor yang membedakan upah di antara pekerja-
pekerja di dalam suatu jenis kerja dan golongan pekerjaan tertentu
yaitu: (1) Perbedaan corak permintaan dan penawaran dalam
berbagai jenis pekerjaan, ketika dalam suatu pekerjaan terdapat
penawaran tenaga kerja yang cukup besar tetapi tidak banyak
permintaannya, maka upah cenderung mencapai tingkat rendah
begitu juga sebaliknya; (2) Perbedaan dalam jenis-jenis pekerjaan,
pada golongan pekerjaan yang memerlukan fisik dan berada dalam
keadaan yang tidak menyenagkan akan menuntut upah yang lebih
besar dari pekerjaan yang ringan dan mudah dikerjakan; (3)
Perbedaan kemampuan, keahlian dan pendidikan, sehingga pekerja
yang lebih tinggi pendidikannya memperoleh pendapatan yang
lebih tinggi karena pendidikannya mempertimbangkan kemampuan
kerja yang akan menaikkan produktivitas; (4) Terdapatnya
pertimbangan bukan keuangan dalam memilih pekerjaan; (5)
Ketidaksempurnaan dalam mobilitas tenaga kerja, dalam faktor ini
mobilitas kerja terjadi karena dua faktor yaitu faktor institusional
dan faktor geografis (Sukirno, 2010).
Penulis dalam penelitian ini, pendapatan yang digunakan
sebagai salah satu variabel merupakan pendapatan pengemudi ojek
17
pangkalan. jumlah jam kerja dan frekuensi mengojek, jumlah
penumpang dan sebagainya dapat mempengaruhi besaran
pendapatan yang diperoleh pengemudi ojek pangkalan. Jam kerja
merupakan lamanya waktu dalam jam yang digunakan untuk
bekerja dari seluruh pekerjaan. Sebuah kajian teori ekonomi
konvensional mengatakan bahwa secara umum individu dan rumah
tangga akan lebih banyak menawarkan jam kerja, apabila terjadi
kenaikan tingkat upah nominal atau ritel. Jadi, secara umum
diasumsikan bahwa semakin banyak jam kerja yang diambil berarti
semakin produktif pekerjaan tersebut dan berpeluang besar untuk
memperoleh penghasilan yang lebih besar (Sukartini, 2014).
Begitu juga dengan jumlah penumpang, hal tersebut
memberikan gambaran tentang pelanggan suatu perusahaan,
mempertimbangkan apa yang diinginkan, dan percaya bahwa
penumpang memperoleh manfaat dari suatu produk (Woodruff,
1997). Dengan banyaknya penumpang atau pelanggan, kita
mengartikan ikatan emosional yang terbentuk antara pelanggan dan
produsen setelah pelanggan menggunakan suatu produk atau jasa
penting yang diproduksi oleh produsen dan menemukan produk
tersebut memberikan suatu tambahan nilai. Dalam jasa yang
diberikan oleh pengemudi ojek pangkalan,banyaknya langganan
akan menguntungkan pengemudi. Semakin banyak jumlah
penumpang dan atau langganan maka semakin banyak juga
pendapatan yang diperoleh pengemudi ojek pangkalan (Butz dan
Goodstein, 1996).
5. Konsumsi
a. Pengertian Konsumsi
Secara umum istilah konsumsi diartikan sebagai
penggunaan barang-barang dan jasa-jasa yang secara langsung
akan memenuhi kebutuhan manusia (Rosyidi. S, 2011). Konsumsi
18
atau lebih tepatnya pengeluaran konsumsi pribadi adalah
pengeluaran oleh rumah tangga atas barang-barang akhir dan jasa.
Sedangkan tabungan adalah bagian dari pendapatan yang tidak
dikonsumsi (Samuelson dan Nordhaus, 2004).
Konsumsi merupakan pembelanjaan barang dan jasa oleh
rumah tangga. Barang meliputi pembelanjaan rumah tangga pada
barang yang tahan lama seperti kendaraan, alat rumah tangga, dan
barang tidak tahan lama seperti makanan, pakaian. Jasa meliputi
barang yang tidak berwujud seperti potong rambut, layanan
kesehatan (Mankiw.G, 2012). Pengeluaran konsumsi rumah tangga
yaitu pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga untuk
membeli barang-barang dan jasa-jasa untuk kebutuhan hidup
sehari-hari dalam suatu periode tertentu (Halim.A, 2012).
Pengeluaran konsumsi seseorang merupakan bagian dari
pendapatannya yang dibelanjakan. Sementara bagian pendapatan
yang tidak dibelanjakan disebut dengan tabungan. Apabila
pengeluaran-pengeluaran konsumsi semua orang dalam suatu
negara dijumlahkan, maka hasilnya adalah pengeluaran konsumsi
masyarakat negara yang bersangkutan (Dumairy, 1999).
Konsumsi suatu negara terdiri atas konsumsi pemerintah
dan masyarakat. Namun penelitian ini berfokus pada konsumsi
yang dilakukan oleh masyarakat.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi
Tinggi atau rendahnya tingkat konsumsi seseorang individu
dipengaruhi oleh berbagai hal. Berikut faktor-faktor yang
mempengaruhi seorang individu untuk melakukan tindakan
konsumsi menurut Pratama Rahardja dan Mandala Manurung
dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Ilmu Ekonomi:
Makroekonomi dan Mikroekonomi” tahun 2008 (Rahardja.P dan
Manurung.M, 2008).
19
1) Faktor Ekonomi
a) Pendapatan
Untuk membeli barang konsumsi individu
menggunakan uang dari penghasilan atau pendapatan.
Tingkat pendapatan berpengaruh terhadap besarnya
pengeluaran konsumsi yang dilakukan. Pada umumnya
semakin tinggi pendapatan individu atau rumah tangga maka
pengeluaran konsumsinya juga akan mengalami kenaikan.
b) Tingkat Harga
Apabila harga barang/jasa kebutuhan hidup
meningkat maka konsumen harus mengeluarkan tambahan
uang untuk bisa mendapatkan barang/jasa tersebut. Atau,
konsumen dapat mengatasi dengan mengurangi jumlah
barang/jasa yang dikonsumsi, karena kenaikan harga
menyebabkan pendapatan riil masyarakat berkurang.
c) Ketersediaan Barang dan Jasa
Meskipun konsumen memiliki uang untuk membeli
barang konsumsi, ia tidak dapat mengkonsumsi barang/jasa
yang dibutuhkan apabila barang/jasa tersebut tidak tersedia.
Semakin banyak barang/jasa tersedia, maka pengeluaran
konsumsi masyarakat/individu akan cenderung semakin
besar.
d) Tingkat Bunga
Bunga bank yang tinggi akan mengurangi tingkat
konsumsi karena orang lebih tertarik menabung di bank
dengan bunga tetap tabungan atau deposito yang tinggi
dibanding dengan membelanjakan banyak uang.
e) Perkiraan Masa Depan
Orang yang was-was tentang nasibnya di masa yang
akan datang akan menekan konsumsi. Biasanya seperti orang
yang mau pensiun, punya anak yang butuh biaya sekolah, ada
20
yang sakit butuh banyak biaya perobatan, dan lain
sebagainya.
2) Faktor Demografi
a) Komposisi Penduduk
Dalam suatu wilayah jika jumlah orang dengan usia
kerja produktif berjumlah banyak maka konsumsinya akan
tinggi. Bila yang tinggal di kota ada banyak maka konsumsi
suatu daerah akan tinggi juga. Bila tingkat pendidikan sumber
daya manusia di wilayah itu tinggi maka biasanya
pengeluaran wilayah tersebut ikut menjadi tinggi.
b) Jumlah Penduduk
Daerah yang memiliki jumlah penduduk banyak maka
tingkat konsumsi masyarakat juga tinggi. Begitu pula
sebaliknya, suatu daerah yang memiliki jumlah penduduk
sedikit tingkat konsumsinya tergolong rendah.
c) Letak Demografi
Masyarakat di pedesaan dalam hal konsumsi akan
lebih rendah dibandingkan dengan masyarakat di perkotaan.
Masyarakat di pedesaan hanya mengeluarkan sebagian
pendapatan untuk mengkonsumsi makanan saja, untuk non
makanan masih rendah. Sedangkan masyarakat di perkotaan
antara konsumsi makanan dan non makanan bisa dikatakan
hampir sama.
3) Faktor Non Ekonomi
a) Kebiasaan Adat Sosial Budaya
Kebiasaan di suatu wilayah dapat mempengaruhi
tingkat konsumsi seseorang. Di daerah yang memegang teguh
adat istiadat untuk hidup sederhana biasanya masyarakatnya
akan memiliki tingkat konsumsi yang kecil. Sedangkan
daerah yang memiliki kebiasaan gemar pesta adat biasanya
masyarakatnya memiliki pengeluaran konsumsi yang besar.
21
b) Gaya Hidup
Seseorang yang memiliki gaya hidup tinggi maka
akan memiliki pengeluran konsumsi yang tinggi pula. Gaya
hidup antara perempuan dan laki-laki berbeda sehingga
pengeluaran konsumsi mereka berbeda-beda. Latar belakang
keluarga dan adat istiadat yang berbeda juga membuat
pengeluaran konsumsi seseorang yang tinggal di kos dengan
yang di rumah bersama orang tua akan berbeda. Kebiasaan di
rumah biasanya akan diterapkan juga dalam kehidupan
sehari-hari mereka.
c. Teori Konsumsi
1. Teori Konsumsi John Maynard Keynes
Pada tahun 1930-an John Maynard Keynes menjelaskan
sebuah teori individu dalam berkonsumsi. Menurut Keynes,
jumlah konsumsi seorang individu saat ini (current income)
berhubungan langsung dengan pendapatan disposable yang
diperoleh pada saat ini (current disposable income).
Pendapatan disposabel disini merupakan pendapatan yang
diterima oleh seorang individu dan siap untuk dibelanjakan
karena sudah dikurangi dengan beban pajak dan penambahan
biaya transfer. Hubungan antara tingkat konsumsi dan
pendapatan tersebut dapat dijelaskan melalu fungsi konsumsi.
fungsi konsumsi menggambarkan tingkat konsumsi pada
berbagai tingkat pendapatan. Secara matematis, fungsi
konsumsi Keynes adalah sebagai berikut :
C = a + bYd
Keterangan:
C = konsumsi seluruh rumah tangga (agregat).
a = konsumsi autonomus, yaitu besarnya konsumsi ketika
pendapatan nol (merupakan konstanta).
22
b = marginal propensity to consume, yaitu perbandingan antara
besarnya konsumsi dengan jumlah pendapatan, dapat juga
disebut dengan kecondongan mengkonsumsi. (0 < MPC ≤ 1)
Yd = pendapatan disposable atau pendapatan yang siap
dikonsumsi.
Yd = Y – Tx + Tr
Tx = Pajak
Tr = Subsidi
Fungsi konsumsi Keynes adalah fungsi konsumsi
jangka pendek, Keynes tidak mengeluarkan konsumsi jangka
panjang karena menurut Keynes in the long run we’ll all dead.
Bahwa di dalam jangka panjang, kita semua akan mati,
sehingga jangka panjang tidak perlu diprediksi
(Pratomo.A,2006).
Keynes dalam bukunya General Theory of
Employement, Interest, and Money percaya banyak faktor yang
mempengaruhi tingkat belanja konsumsi, tapi Ia berfokus pada
pendapatan saat ini. Keynes membuat dua poin, yaitu :
a. Konsumsi adalah fungsi positif pendapatan. Semakin
banyak pendapatan yang kita miliki, cenderung semakin
besar konsumsi yang dilakukan.
b. Rumah tangga berpendapatan tinggi mengkonsumsi
proporsi pendapatan mereka lebih kecil daripada rumah
tangga berpendapatan rendah. Jika rumah tangga kaya
mengkonsumsi relatif lebih sedikit dari pendapatan mereka,
maka mereka menabung proporsi pendapatan mereka lebih
tinggi daripada rumah tangga miskin. Proporsi pendapatan
yang dibelanjakan oleh rumah tangga atas konsumsi diukur
dengan kecenderungan mengkonsumsi rata-rata ( APC,
average propensity to consume). APC didefinisikan sebagai
konsumsi dibagi dengan pendapatan (Case dan Fair, 2006).
23
APC = C
Y
2. Hipotesis Siklus Hidup (Life Cycle Hypothesis)
Teori konsumsi hipotesis siklus hidup ini
dikembangkan oleh Franco Modigliani, Albert Ando, dan
Richard Brumberg. Teori konsumsi Hipotesis Siklus Hidup
adalah perluasan teori keynes. Gagasan teori siklus hidup
adalah bahwa setiap orang melakukan rencana konsumsi
seumur hidupnya. Dengan menyadari bahwa mereka cenderung
menghasilkan pendapatan lebih banyak dalam tahun-tahun
kerja utama daripada yang mereka hasilkan sebelumnya atau
sesudahnya, mereka mengambil keputusan konsumsi
berdasarkan pada ekspektasi mereka tentang pendapatan
seumur hidupnya. Orang cenderung mengkonsumsi lebih
sedikit daripada yang mereka hasilkan selama tahun-tahun
kerja utama mereka. Mereka menabung selama tahun-tahun itu
dan mereka cenderung mengkonsumsi lebih banyak daripada
yang mereka hasilkan selama tahun-tahun awal dan
sesudahnya, mereka melakukan dissaving, atau menghabiskan
tabungan, selama tahun-tahun itu.
24
Pendapatan seumur hidup dan pola konsumsi seorang individu
dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Grafik 2.1
Teori Konsumsi Siklus Hidup
Sumber: Pratomo.A, 2006
Seperti pada gambar diatas, pendaptan rendah selama
bagian pertama hidupnya, pendapatan tinggi dipertengahannya,
dan pendapatan rendah kembali setelah pensiun.
Pendapatannya di pensiun bukan nol karena ia memiliki
pendapatan dari sumber selain tenaga kerjanya, seperti :
pembayaran jaminan sosial, bunga dan dividen, dan
sebagainya.
Jalur konsumsi pada gambar bersifat konstan selama
hidupnya. Ini adalah asumsi ekstrem, tetapi mengilustrasikan
bahwa konsumsi seumur hidup cenderung jauh lebih stabil
daripada jalur pendapatannya. Kita melakukan sejumlah
konsumsi yang lebih besar daripada pendapatan kita selama
karir kerja awal kita. Kita melakukan hal itu dengan meminjam
dari pendapatan masa depan, dengan mengajukan pinjaman
mobil, atau pinjaman untuk mebayar uang kuliah. Utang ini
dilunasi ketika pendapatan naik dan dan kita sanggup
25
menggunakan sejumlah pendapatan untuk melunasi pinjaman
masa lalu tanpa secara substansial mengurangi konsumsi kita.
Hal sebaliknya berlaku untuk tahun-tahun pensiun. Disini
pendapatan kita juga rendah. Karena mengkonsumsi lebih
sedikit daripada yang kita hasilkan selama tahun-tahun kerja
utama, kita bisa menyimpan cadangan yang memungkinkan
kita mempertahankan standar kehidupan yang layak selama
masa pensiun.
Fluktuasi kekayaan juga merupakan komponen penting
kisah siklus hidup. Banyak rumah tangga muda yang
meminjam sebagai antisipasi pendapatan yang lebih tinggi di
masa depan. Beberapa rumah tangga sebenarnya memiliki
kekayaan negatif, nilai aset mereka lebih sedikit daripada utang
yang mereka pinjam. Rumah tangga pada tahun-tahun kerja
utama menabung untuk melunasi utang dan menambah harta
untuk tahun-tahun sesudahnya, ketika pendapatan umumnya
turun. Rumah tangga yang harta (aset) nya lebih besar daripada
utang yang mereka pinjam memiliki kekayaan positif. Dengan
pensiunnya tulang punggung keluarga, rumah tangga
mengkonsumsi aumulasi kekayaan. Secara umum bisa
dikatakan, kekayaan dimulai dari tahap negatif, menjadi positif,
lalu mendekati nol di dekat penghujung kehidupan. Kekayaan
sangat terkait dengan tabungan kumulatif dan perilaku
menghabiskan tabungan yang dilakukan oleh rumah tangga.
Perbedaan utama antara ekonomi Keynesian tentang
konsumsi dengan teori siklus hidup yaitu dalam teori siklus
hidup, konsumsi dan keputusan tabungan dibuat tidak hanya
berdasarkan pendapatan saat ini, tapi juga pada ekspektasi
pendapatan masa depan. Perilaku konsumsi rumah tangga
setelah Perang Dunia II jelas bersandar pada teori siklus hidup.
Tepat setelah perang berakhir, pendapatan turun sewaktu tulang
26
punggung keluarga keluar dari pekerjaan yang terkait dengan
perang. Akan tetapi, belanja konsumsi tidak turun secara
proporsional dengan itu, seperti yang diramalkan oleh
Keynesian. Orang berharap menemukan pekerjaan di sektor
lain, dan mereka tidak menyesuaikan belanja konsumsi mereka
pada pendapatan yang untuk sementara lebih rendah, yang
mereka hasilkan untuk sementara waktu (Case dan Fair, 2006).
3. Teori Konsumsi Simon Kuznets
Apabila Keynes hanya mengeluarkan fungsi konsumsi
jangka pendek saja, maka Simon Kuznets melakukan penelitian
yang hampir sama dengan Keynes, namun datanya lebih
panjang yaitu 1869-1929. Menurut Kuznets, tidak ada
perubahan yang signifikan terhadap proporsi tabungan terhadap
pendapatan ketika pendapatan semakin meningkat, sehingga
dalam jangka panjang, fungsi konsumsi berbentuk stabil.
Dalam jangka panjang fungsi konsumsi cenderung mendekati
titik origin (Pratomo. A, 2006).
Hal senada yang dikatakan oleh Gregory Mankiw
dalam bukunya yang berjudul “Makroekonomi”, Simon
Kuznets menemukan bahwa rasio konsumsi terhadap
pendapatan cenderung stabil dari satu dekade ke dekade
selanjutnya meskipun terdapat kenaikan pendapatan. Temuan
ini menunjukkan bahwa kecenderungan konsumsi rata-rata
(APC) hampir konstan dalam jangka waktu panjang. Hal ini
menimbulkan adanya teka-teki yang memotivasi diadakannya
penelitian mengenai konsumsi (Mankiw.G, 2007).
4. Teori Konsumsi Hipotesis Pendapatan Relatif (The Relative
Income Hypothesis)
Teori ini menguji kembali penelitian Kuznets, yaitu
dengan menggunakan data konsumsi dan pendapatan
disposable dari tahun 1829-1944. Namun Duessenberry
27
menolak dua asumsi dasar yang telah dikemukakan Simon
Kuznets sebelumnya, yaitu:
a. Setiap konsumsi keluarga merupakan keinginan sendiri,
bukan akibat pengaruh dar lingkungannya.
b. Konsumsi dipengaruhi oleh pendapatan tahun itu, dan tidak
dipengaruhi pendapatan tahun sebelumnya.
Duessenberry, menyempurnakan penelitian Kuznets
dengan menyelidiki presentase dari konsumsi dan pendapatan
disposable yang berubah-ubah seiring terjadinya business
cycle. Ia menemukan bahwa presentase dari konsumsi dan
pendapatan akan cenderung kecil pada saat perekonomian baik,
dan cenderung tinggi pada saat ekonomi dalam keadaan buruk.
Duessenberry juga menemukan bahwa ketika terjadinya
perubahan pada penghasilan, maka konsumsi tidak langsung
meningkat, karena terjadi pengaruh konsumsi periode lalu yang
lebih kecil. Demikian pula ketika pendapatan turun, maka
konsumsi tidak akan turun secara tajam karena terbiasa dengan
hidup senang, yang terjadi adalah presentase dari konsumsi dan
pendapatannya menjadi semakin besar.
Dari hasil penelitiannya, dengan mengumpulkan data
konsumsi dan pendapatan disposable tahun 1929-1944, fungsi
konsumsi yang dibentuk oleh Duessenberry adalah sebagai
berikut:
Ct = f (Yt)
Yt Y0
Ct = 1,196 – 0,25 Yt
Yt Y0
Ct = 1,196Yt – 0,25 Yt2....(1)
Y0
28
Keterangan:
Ct = Jumlah konsumsi selama tahun t
Yt = Pendapatan disposable selama tahun t
Y0 = Pendapatan yang paling tinggi yang pernah diperoleh satu
tahun sebelumnya.
Fungsi diatas adalah fungsi konsumsi jangka pendek. Sedangkan
fungsi konsumsi jangka panjang Duessenberry yaitu pendaptan
disposable jangka panjang mengalami pertumbuhan sebesar 2,5
persen per tahun. Maka diperoleh persamaan seperti ini :
Yt = 1,025 Y0
Yt = 1,025
Y0
Ct = 1,196 – 0,25 x 1,025
Yt
Ct = 0,94
Yt
Ct = 0,94Yt
Dalam jangka panjang konsumsi akan sebesar 94 persen dari
pendapatan.
Y0 adalah variabel konstan karena Y0 adalah pendapatan
tertinggi tahun lalu. Yo akan berubah apabila terjadi
pertumbuhan ekonomi (perubahan Y0 tahun lalu dengan Y0 dua
tahun sebelumnya).
Ketika Y0 naik, maka kurva konsumsi jangka pendek
bergeser ke atas, ketika Y0 berubah dari Y0 = 3 berubah menjadi
Y0 = 5, maka kurva permintaan jangka pendek bergeser.
Namun ketika pendapatan disposable menurun, maka tidak
akan menggeser kurva konsumsi ke bawah lagi tetapi akan
berada di sepanjang kurva konsumsi itu. Secara sederhana
ratchet effect pada konsumsi adalah sebagai berikut:
29
Grafik 2.2
Ratchet Effect
Sumber: Pratomo.A, 2006
Keseimbangan awal terletak pada titik D. Pada saat pendapatan
sebesar Y = OY1; C = DY1; dan saving sebesar DH. Ketika
pendapatan turun Y = OY0, konsumsi tidak turun langsung ke
titik a, tetapi masih tetap berkonsumsi di sepanjang kurva C1,
konsumsinya terletak di titik f ( jangka pendek), namun dalam
jangka panjang turun ke titik a. Ketika pendapatan turun, terjadi
pemanfaatan saving sebesar af untuk tetap dapat
mengkonsumsi yang besar. Proporsi tabungan menurun.
Seharusnya proporsinya adalah ga/gY0. Sebaliknya apabila
terjadi peningkatan pendapatan menjadi OY2, konsumsi tidak
langsung naik pada garis C2 (titik i) tetapi tetap di garis C1 (titik
e) baru setelah jangka panjang bergeser ke titik i. Dalam jangka
pendek terjadi peningkatan proporsi tabungan, yang seharusnya
adalah ji/jY2, namun dalam jangka pendek sebesar je/jY2.
Kejadian ini disebut ratchet effect, yaitu penurunan atau
kenaikan pendapatan, tetapi tidak secara langsung menurunkan
30
atau menaikkan konsumsi dalam jangka pendek. Namun dalam
jangka panjang terjadi.
Duessenberry membuat kesimpulan bahwa :
a. Konsumsi seseorang akan tergantung dari penghasilan saat
ini dan penghasilan tertinggi tahun sebelumnya. Hal ini
disebut Ratchet Effect.
b. Perilaku konsumsi seseorang akan bergantung pula dengan
perilaku konsumsi lingkungannya. Hal ini disebut
Demonstration Effect (Pratomo.A, 2006).
5.Teori Konsumsi Hipotesis Pendapatan Permanen (Permanent
Income Hyphothesis)
Alternatif lain untuk menjelaskan pola/perilaku
konsumsi adalah teori pendapatan permanen (Permanent
Income Hypothesis,PIH) yang diajukan oleh Milton Friedman.
Sama seperti teori-teori lain, PIH juga meyakini bahwa
pendapatan faktor dominan yang mempengaruhi tingkat
konsumsi. Perbedaannya terletak pada pendapatan PIH yang
menyatakan bahwa tingkat konsumsi mempunyai hubungan
proporsional dengan pendapatan permanen (permanent
income).
C = λ Yp
Keterangan :
C = Konsumsi
Yp = Pendapatan Permanen
λ = Faktor Proporsi (λ > 0)
Yang dimaksud dengan pendapatan permanen adalah
tingkat pengeluaran yang stabil yang dipertahankan sepanjang
hidup, dengan berdasarkan pada tingkat kekayaan sekarang dan
pendapatan yang diperoleh sekarang dan di masa
depan.Sumber pendapatan itu berasal dari pendapatan upah/gaji
(expected labour income) dan non upah/non gaji (human
wealth) makin baik, mampu bersaing di pasar. Dengan
31
keyakinan tersebut ekspektasinya tentang pendapatan upah/gaji
makin optimistik. Ekspektasi tentang pendapatan permanen
juga akan meningkat jika individu menilai kekayaannya
meningkat. Dengan kondisi seperti itu pendapatan non upah
diperkirakan juga meningkat (Dornbusch dan Fischer, 1990).
d. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan yang
langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan
menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang
mendahului dan menyusuli tindakan ini (Engel.J, dkk, 1994).
Akibat adanya kendala keterbatasan pendapatan di satu sisi, dan
adanya keinginan untuk mengkonsumsi barang dan jasa sebanyak-
banyaknya agar diperoleh kepuasan yang maksimal di sisi lainnya,
maka timbul perilaku konsumsen (Suhartati dan Fathorrazi, 2012).
Perkembangan harga mempengaruhi pilihan dan keputusan
konsumen dalam membeli sejumlah barang. Jika harga barang naik
konsumen cenderung mengurangi pembeliannya. Jika harga turun
konsumen akan menambah pembeliannya. Keterbatasan
pendapatan menuntut konsumen untuk berhati-hati dalam
membelanjakan atau mengalokasikan dana yang dimilikinya. Agar
dengan keterbatasan pendapatan tersebut dapat memperoleh barang
yang mempunyai utilitas (nilai guna) tinggi sesuai dengan
kebutuhannya. Utilitas (nilai guna) adalah kemampuan suatu
barang dalam memenuhi kebutuhan manusia (Lia dan Asfia,
2014).
Manusia dalam memaksimumkan kepuasan dihadapkan pada dua
permasalahan, yaitu:
a) Barang-barang ekonomis yang dikonsumsi oleh konsumen pasti
mempunyai harga, dan
32
b) Pendapatan konsumen terbatas sehingga untuk mendapatkan
tingkat kepuasannya juga terbatas.
Dalam perilaku konsumen diperoleh kurva permintaan
(demand). Pada kurva permintaan, teori ekonomi menyangka
bahwa satuan untuk memenuhi kepuasan (satisfaction), yaitu
utilitas (utility).Ada dua pendekatan dalam menganalisa utilitas,
yaitu pendekatan utilitas kardinal dan utilitas ordinal. Kepuasan
dengan konsep utilitas yang memakai pendekatan kardinal
menganggap bahwa kepuasan tidak hanya dapat dibandingkan
tetapi dapat juga diukur secara absolut dengan menggunakan unit
pengukuran util. Karena menurut kenyataan kepuasan itu tidak
dapat diukur, maka asumsi ini biasanya ditonjolkan sebagai
kelemahan dari teori konsumsi pada pendekatan kardinal ini.
Contoh seseorang mengkonsumsi sepotong daging diberi 10 util.
Sedangkan kepuasan dengan konsep utilitas yang memakai
pendekatan ordinal kepuasan seorang konsumen itu hanya dapat
diperbandingkan tinggi rendahnya.
1. Teori Utilitas Pendekatan Kardinal (Cardinal Approach)
Teori ini didasari oleh subyektifitas, dalam arti
kepuasan suatu barang tergantung kepada orang yang
mengkonsumsinya seperti kepuasan memakai sepatu bagi
orang yang tidak lumpuh tetapi bagi orang yang lumpuh kaki,
sepatu tidak akan memuaskannya.
Asumsi dari pendekatan ini adalah:
a) Kita mampu mengukur utilitas
b)Konsumen rasional, artinya konsumen selalu bertujuan
memaksimumkan utilitas dalam membelanjakan
pendapatannya.
c) Laju pertambahan utilitas (total utility, TU) makin banyak
barang yang dikonsumsi makin besar utilitasnya tetapi laju
pertambahan utilitasnya (marginal utility, MU) semakin
33
berkurang. Jika konsumsi terus dilanjutkan maka pertambahan
akan terus hingga nol bahkan akan negatif.
Arti dari hubungan antara total utility (TU) adalah
semakin besar jumlah barang yang dikonsumsi, maka semakin
besar total utility (TU), tetapi kenaikan atau tambhan utilitas
(MU) semakin lama semakin kecil. Hal ini sesuai dengan
Gossen seorang ahli ekonomi dari Jerman dengan nama
lengkap Herman Heinrich Gossen (1910-1858), yang berbunyi
bahwa seorang konsumen menambah jumlah barang yang
dikonsumsi (Q) akan menambah besarnya total utility (TU)
tetapi tambahan utilitas (MU) justru semakin berkurang.
Kelemahan pendekatan kardinal diantaranya :
a. Tingkat kepuasan (utilitas) dapat diukur secara kuantitatif
padahal utilitas sifatnya kualitatif (subjektifitas).
b. Utilitas marginal dari uang adalah tetap. Untuk mengatasi
kelemahan diatas para ekonom melakukan pendekatan
ordinal (Masyhuri, 2007).
2. Pendekatan Ordinal (Ordinal Approach)
Dalam pendekatan ini utilitas suatu barang tidak perlu
diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat
urutan tinggi rendahnya utilitas yang diperoleh dari
mengkonsumsi sekelompok barang. Pendekatan yang dipakai
dalam teori ordinal adalah inddiference curve, yaitu kurva yang
menunjukkan kombinasi dua macam barang konsumsi yang
memberikan tingkat kepuasan sama.
Asumsi dari pendekatan ini adalah :
a. Konsumen rasional
b. Dengan dana dan harga pasar tertentu konsumen dianggap
selalu akan memilih kombinasi yang memberikan kepuasan
utilitas/daya guna yang maksimal.
c. Konsumen dianggap mempunyai informasi sempurna atas
uang yang tersedia baginya maupun harga barnag di pasar.
34
d. Konsumen dianggap juga mempunyai skala preferensi yang
disusun atas dasar urutan besar kecilnya daya guna bukan
secara absolut, tetapi mampu menentukan hubungan dua
kombinasi yang lebih baik.
e. Tingkat Konsumsi
1. Konsep Umum
Dalam kegiatan konsumsi, tingkat pengeluaran antar
rumah tangga tidak akan pernah sama persis. Tingkat
pengeluaran ini bisa juga disebut tingkat konsumsi (sebab
konsumsi merupakan suatu bentuk pengeluaran). Tingkat
konsumsi berasal dari kata tingkat dan konsumsi. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata tingkat memiliki
arti klasifikasi atau tinggi rendahnya suatu objek (KBBI,2018),
sedangkan konsumsi adalah pengeluaran untuk pembelian
barang-barang dan jasa akhir guna mendapatkan kepuasan
ataupun memenuhi kebutuhannya. Jadi, tingkat konsumsi adalah
tinggi atau rendahnya pengeluaran seseorang untuk pembelian
barang-barang dan jasa akhir guna memenuhi kebutuhan
sehingga mendapatkan kepuasan (Samuelson dan Nordhaus,
1996).
2. Konsep Badan Pusat Statistik
Tingkat konsumsi dapat dijadikan sebagai salah satu
indikator kesejahteraan rumah tangga. Tingkat konsumsi yang
tinggi pada konsumsi makanan merupakan potret masyarakat
dengan kesejahteraan yang masih rendah. Sebaliknya tingkat
konsumsi yang tinggi pada konsumsi nonmakanan merupakan
gambaran dari rumah tangga yang lebih sejahtera. Hal ini
disebabkan rumah tangga yang memiliki pendapatan rendah
hanya dapat fokus memenuhi kebutuhan pokok demi
keberlangsungan hidup rumah tangga sehingga tingkat konsumsi
35
tampak dominan pada konsumsi makanan. Sedangkan rumah
tangga yang memperoleh pendapatan yang lebih tinggi dapat
memenuhi baik kebutuhan makanan maupun nonmakanan.
Berikut konsumsi menurut Badan Pusat Statistik dalam bukunya
yang berjudul “Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk
Indonesia” mengenai konsumsi makanan, minuman, tembakau
serta konsumsi nonmakanan (BPS,2011).
Tabel 2.1
Alokasi Pengeluaran Konsumsi Masyarakat menurut BPS
A. MAKANAN BUKAN MAKANAN
1. Padia – padian
2. Umbi – umbian
3. Ikan
4. Daging
5. Telur dan susu
6. Sayur – sayuran
7. Kacang – kacangan
8. Buah – buahan
9. Minyak dan lemak
10. Bahan minuman
11. Bumbu – bumbuan
12. Bahan pangan lain
13. Makanan jadi
14. Tembakau dan sirih
1. Perumahan dan fasilitas
rumah tangga
2. Aneka barang dan jasa
a. Bahan perawatan
badan
b. Biaya pendidikan
c. Biaya Kesehatan
d. Bacaan
e. Komunikasi
f. Transportasi
g. Pembantu dan sopir
3. Pakaian dan alas kaki
4. Bahan tahan lama
(perabot)
5. Pajak dan premi
asuransi
6. Keperluan pesta dan
upacara
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2011
36
6. Strategi Penambahan Pendapatan Keluarga
Strategi penambahan pendapatan keluarga merupakan salah satu
strategi koping Strategi koping merupakan upaya seseorang untuk
menguasai, mengurangi, dan menoleransi tuntutan atau masalah yang
dihadapi (Hastuti dan Milyawati, 2009). Strategi koping ekonomi
keluarga dibagi dua jenis, yaitu penambahan pendapatan (generating
additional income) dan pengurangan pengeluaran (cutting back
expenses) (Puspitawati, 2012) . Keluarga memiliki strategi koping atau
bertahan hidup apabila terjadi perubahan pendapatan sehingga akan
mempengaruhi alokasi pengeluaran keluarga. Perubahan pendapatan
akan mengubah upaya keluarga untuk dapat mewujudkan tujuan yang
akan dicapai (Deacon dan Firebaugh, 1981).
Strategi penambahan pendapatan yaitu suatu strategi dimana
anggota keluarga berupaya untuk memecahkan masalah keuangan atau
meningkatkan kepuasan konsumsi dengan mengoptimalkan atau
menambah pendapatan dari asset yang dimiliki keluarga serta
menambah pendapatan dengan strategi nafkah ganda. Langkah untuk
menambah pendapatan dari asset yang dimiliki diantaranya mengambil
tabungan, menggadaikan barang, menjual barang yang berada di rumah.
Sedangkan strategi nafkah ganda bisa dilakukan dengan cara memiliki
pekerjaan sampingan, istri dan atau anggota keluarga lainnya memiliki
pekerjaan (Puspitawati, 1998).
Ketika pegemudi ojek pangkalan terus-menerus mengalami
penurunan pendapatan, mereka perlu melakukan strategi penambahan
pendapatan. Strategi koping yang dilakukan keluarga tergantung pada
tingkat kemiskinan keluarga (Puspitawati, 1998 diacu dalam Johan,
Muflikhati dan Mukhti, 2013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
semakin sejahtera keluarga akan semakin sedikit melakukan strategi
koping (Rosidah, Hartoyo, dan Muflikhati, 2012).
37
B. Penelitian Terdahulu
1. Aprima Syafrino (2017)
Penelitian dengan judul “ Efisisensi dan Dampak Ojek Online
terhadap Kesempatan Kerja dan Kesejahteraan” ini bertujuan untuk
mengetahui perbandingan efisiensi antara ojek online dengan angkutan
kota dan bagaimana dampak ojek online terhadap penyerapan tenaga
kerja di Kota Bogor. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif
kuantitatif dengan sampel sebanyak 40 orang. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ojek online adalah transportasi umum yang lebih
efisien dalam hal waktu tempuh dan sebaliknya dalam hal biaya
perjalanan, menggunakan ojek online penumpang harus membayar dua
kali lipat dari biaya Angkot. Berdasarkan perhitungan elastisitas tenaga
kerja dan perhitungan Rank Spearman dapat diketahui bahwa ojek
online dapat menciptakan kesempatan kerja. Peningkatan seluruh TNC
ojek online sebesar 1% secara rata-rata dapat meningkatkan
kesempatan kerja sekitar 16.9 persen. Namun demikian dampaknya
terhadap pengangguran belum dapat diketahui mengingat sebagian
besar pengemudi ojek online sebelumnya sudah memiliki pekerjaan.
2. Juhaini (2018)
Penelitian dengan judul “ Pengaruh Kehadiran Angkutan
Online (Grab) terhadap Sosial Ekonomi Supir Angkot (PT. Rahayu
Medan Ceria Trayek 120) “ ini bertujuan untuk mengetahui adanya
pengaruh kehadiran angkutan online (grab) terhadap sosial ekonomi
supir angkutan umum. Variabel terikat yang digunakan yaitu kehadiran
angkutan online (grab) dengan menggunakan indikatornya yaitu
pengetahuan supir angkutan umum terhadap kehadiran angkutan
online, sedangkan variabel bebasnya yaitu sosial ekonomi supir
angkutan umum dengan menggunakan indikatornya yaitu pekerjaan,
pendapatan, pendidikan,dan kesehatan. Metode yang digunkan yaitu
metode eksplanatif dengan pendekatan kuantitatif yaitu uji hipotesis.
Data yang didapatkan ditabulasikan kedalam tabel kemudian dianalisis
38
dengan teknik Uji t. Penelitian ini diperoleh hasil bahwa kehadiran
angkutan online membawa pengaruh negatif terhadap sosial ekonomi
supir angkutan umum dengan berkurangnya pendapatan, kemampuan
menyekolahkan anak, serta menambah jam kerja dalam sehari untuk
mendapatkan lebih banyak penumpang atau sewa.
3. Hanifah Amanaturrohim (2015)
Penelitian dengan judul “ Pengaruh Pendapatan dan Konsumsi
Rumah Tangga terhadap Kesejahteraan Keluarga Petani Penggarap
Kopi di Kecamatan Candiroto Kabupaten Temanggung” ini bertujuan
untuk mengetahui adanya pengaruh pendapatan dan tingkat konsumsi
terhadap kesejahteraan keluarga petani penggarap kopi. Sampel yang
digunakan 71 responden petani penggarap kopi yang tidak memiliki
lahan perkebunan dengan menggunakan rumus slovin. Data dianalisis
menggunakan teknik analisis deskriptif,uji asumsi klasik, dan analisis
regresi berganda. Penelitian ini diperoleh hasil pendapatan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan secara
parsial sebesar 7,89 persen, dan tingkat konsumsi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kesejahteraan secara parsial sebesar 17,72
persen. Sedangkan secara simultan, pendapatan dan tingkat konsumsi
secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kesejahteraan petani penggarap kopi sebesar 27,1 persen dan sisanya
dipengaruhi oleh variabel lain.
4. Puspasari (2013)
Penelitian dengan judul “Strategi Koping, dukungan sosial, dan
Kesejahteraan Keluarga di Daerah Rawan Bencana Kabupaten
Bandung” yang bertujuan untuk mengetahui strategi koping,
dukungan sosial, dan kesejahteraan keluarga di daerah rawan bencana
Kabupaten Bandung. Analisis data meliputi uji deskriptif, uji korelasi
Rank Spearman, dan uji independen t-test. Hasil penelitian didapatkan
bahwa kesejahteraan subyektif dipengaruhi secara nyata oleh ukuran
39
keluarga, pendapatan total, dan dukungan emosi, sedangkan
kesejahteraan obyektif dipengaruhi secara nyata oleh ukuran keluarga,
pendidikan istri, dan strategi koping penghematan pengeluaran.
5. Kartiyem (2014)
Penelitian dengan judul “Hubungan Strategi Koping dan
Kesejahteraan Keluarga Nelayan” bertujuan untuk mengetahui
hubungan karakteristik keluarga, strategi koping, dan kesejahteraan
keluarga. Lokasi penelitian dilakukan di Desa Pantai Mekar,
Kecamatan Muara gembong, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat.
Contoh dari penelitian ini adalah 100 keluarga nelayan yang dipilih
secara purposif sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia
berhubungan positif dan signifikan terhadap kesejahteraan subjektif
keluarga nelayan, dan kesejahteraan keluarga berhubungan negatif dan
signifikan terhadap strategi koping.
6. Berti Kumalasari, dkk ( 2018)
Penelitian dengan judul “Relasi Gender, Tekanan Ekonomi,
Manajemen Keuangan, Strategi Nafkah, dan Kualitas Hidup Keluarga
Nelayan bertujuan untuk mengetahui pengaruh relasi gender, tekanan
ekonomi, manajemen keuangan, dan strategi nafkah terhadap kualitas
hidup. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif. Lokasi penelitian
yaitu Desa Mayangan, Kecamatan Legon Kulon, Kabupaten Subang,
Jawa Barat yang dipilih berdasarkan mata pencarian pendudukan
dominan nelayan. Responden pada penelitian ini adalah istri nelayan
berjumlah 60. Pengolahan data menggunakan analisis data SEM PLS.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa relasi gender, tekanan
ekonomi, manajemen keuangan, dan strategi nafkah masing-masing
berpengaruh nyata terhadap kualitas hidup keluarga nelayan.
40
7. Nguyen Thuy Quyuh Loan dan Ngo Quang Hung (2018)
Penelitian dengan judul “Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan
dan Penggunaan Kembali Pelanggan yang Menggunakan Layanan
Sepeda Motor Online” bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari
faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan dan penggunaan kembali
layanan sepeda motor online atau ojek online. Ada lima faktor yang
mempengaruhi kepuasan pelanggan yaitu persepsi kualitas layanan,
nilai yang dirasakan (utilitas produk berdasarkan persepsi yang
diterima dan diberikan), kenyamanan transaksi, persepsi kemudahan
penggunaan, persepsi manfaat serta dua faktor yang mempengaruhi
niat berlangganan seperti kepuasan dan kebiasaan. Data analisis
penelitian ini menggunakan 269 sampel yaitu pelanggan yang berusia
18 tahun keatas dan menggunakan layanan ojek online di Kota HCM,
Vietnam. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa semua lima
faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan dan penggunaan
kembali layanan ojek online berpengaruh terhadap kepuasan dan
kebiasaan.
8. Regidor JRF, dkk (2016)
Penelitian ini berjudul “Analisis Perbandingan Layanan Taxi
Perusahaan Jaringan Transportasi Online dan Konvensional di Metro
Manila” yang bertujuan untuk mengetahui perbandingan indikator
kinerja utama, biaya penumpang, dan kualitas layanan taxi online dan
konvensional. Objek penelitiannya yaitu pengemudi Uber, Grab Car
dan taxi konvensional di Metro Manila, Filipina. Penelitian
menunjukkan bahwa Grab Car lebih cepat dari taxi konvensional.
Dalam hal keandalan atau jumlah kendaraan yang tersedia pada titik
tertentu yaitu Grab Car dibandingkan Uber dan taxi konvensional.
Uber lebih murah dibandingkan taxi konvensional. Sedangkan Grab
Car lebih mahal dari semuanya dan moda transportasi dengan kualitas
pelayanan yang lebih baik adalah Uber dan Grab Car dibandingkan
taxi konvensional.
41
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
No Penulis
dan
Tahun
Judul Variabel Alat
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Aprima
Syafrino
(2017)
Efisisensi
dan
Dampak
Ojek Online
terhadap
Kesempatan
Kerja dan
Kesejahte-
raan
Waktu
tempuh,biaya
perjalanan
ojek online
dan angkutan
umum,
pendapatan,
Kesempatan
kerja
Analisis
Deskriptif
Kuantitatif
Ojek online
lebih efisien
dalam hal
waktu tempuh
dan sebaliknya
dalam hal
biaya
perjalanan.
Peningkatan
seluruh TNC
ojek online
sebesar 1%
secara rata-rata
dapat
meningkatkan
kesempatan
kerja sekitar
16.9 persen
2
Juhaini
(2018)
Pengaruh
Kehadiran
Angkutan
Online
(Grab)
terhadap
Sosial
Ekonomi
Supir
Angkot (PT.
Kehadiran
angkutan
online, dan
sosial
ekonomi
angkutan
umum
Analisis
Deskriptif
Kuantitatif
Kehadiran
angkutan
online
membawa
pengaruh
negatif
terhadap sosial
ekonomi supir
angkutan
umum
42
No Penulis
dan
Tahun
Judul Variabel Alat
Analisis
Hasil
Penelitian
Rahayu
Medan
Ceria
Trayek 120)
3 Hanifah
Amanatur
rohim
(2015)
Pengaruh
Pendapatan
dan
Konsumsi
Rumah
Tangga
terhadap
Kesejahte-
raan
Keluarga
Petani
Penggarap
Kopi di
Kecamatan
Candiroto
Kabupaten
Temang-
gung
Pendapatan
dan tingkat
konsumsi
Analisis
Deskriptif
Kuantitatif
Pendapatan
dan tingkat
konsumsi
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
kesejahteraan
keluarga petani
penggarap
kopi
4
Puspasari
(2013)
Strategi
Koping,
dukungan
sosial, dan
Kesejahte-
raan
Keluarga di
Strategi
koping,
dukungan
sosial, dan
kesejahteraan
keluarga
Analisis
Deskriptif
Kuantitatif
Kesejahteraan
subyektif
dipengaruhi
secara nyata
oleh ukuran
keluarga,
pendapatan
43
No Penulis
dan
Tahun
Judul Variabel Alat
Analisis
Hasil
Penelitian
Daerah
Rawan
Bencana
total, dan
dukungan
emosi,
Kabupaten
Bandung
sedangkan
kesejahteraan
obyektif
dipengaruhi
secara nyata
oleh ukuran
keluarga,
pendidikan
istri, dan
strategi koping
penghematan
pengeluaran.
5
Kartiyem
(2014)
Hubungan
Strategi
Koping dan
Kesejahte-
raan
Keluarga
Nelayan
Karakteristik
keluarga,
strategi
koping, dan
kesejahteraan
keluarga
Analisis
Deskriptif
Kuantitatif
Usia
berhubungan
positif dan
signifikan
terhadap
kesejahteraan
subjektif
keluarga
nelayan,dan
kesejahteraan
keluarga
berhubungan
44
No
Penulis
dan
Tahun
Judul Variabel Alat
Analisis Hasil
Penelitian
negatif dan
signifikan
terhadap
strategi
koping.
6 Berti
Kumalasa-
ri, dkk
( 2018)
Relasi
Gender,
Tekanan
Ekonomi,
Manajemen
Keuangan,
Strategi
Nafkah, dan
Kualitas
Hidup
Keluarga
Nelayan
Relasi
Gender,
Tekanan
Ekonomi,
Manajemen
Keuangan,
Strategi
Nafkah, dan
Kualitas
Hidup
Keluarga
Analisis
Deskriptif
Kuantitatif
Relasi gender,
tekanan
ekonomi,
manajemen
keuangan, dan
strategi nafkah
masing-masing
berpengaruh
nyata terhadap
kualitas hidup
keluarga
nelayan.
7
Regidor
JRF,dkk
(2016)
Faktor yang
Mempenga-
ruhi
Kepuasan
persepsi
kualitas
layanan,
nilai yang
Analisis
Deskriptif
kuantitatif
Hasil
penelitian
tersebut
45
No Penulis
dan
Tahun
Judul Variabel Alat
Analisis Hasil
Penelitian
dan
Penggunaan
Kembali
Pelanggan
yang
Mengguna-
kan
Layanan
Sepeda
Motor
Online
dirasakan,
kenyamanan
transaksi,
persepsi
kemudahan
penggunaan,
persepsi
manfaat,
kepuasan dan
kebiasaan
menunjukkan
bahwa semua
lima faktor
yang
mempengaruhi
kepuasan
pelanggan dan
penggunaan
kembali
layanan ojek
online
berpengaruh
terhadap
kepuasan dan
kebiasaan.
8
Loan,
Nguyen
dan Hung,
Ngo
(2018)
Analisis
Perbandi-
ngan
Layanan
Taxi
Perusahaan
Jaringan
Transportasi
Online dan
Konvensio-
nal di Metro
indikator
kinerja
utama, biaya
penumpang,
dan kualitas
layanan taxi
online dan
konvensional
Analisis
Deskriptif
Kualitatif
Grab Car lebih
cepat dari taxi
konvensional.
Dalam hal
keandalan atau
jumlah
kendaraan
yang tersedia
pada titik
tertentu yaitu
46
No Penulis
dan
Tahun
Judul Variabel Alat
Analisis Hasil
Penelitian
Manila Grab Car,Uber
yang lebih
murah dan
kualitas
pelayanan
yang lebih baik
adalah Uber
dan Grab Car.
47
c. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Munculnya Ojek Online
Penurunan Jumlah Penumpang
Konsumsi:
1. Konsumsi Pangan
2. Konsumsi Non
Pangan
Strategi Penambahan
Pendapatan Keluarga :
1. Menambah
pendapatan dari
asset yang dimiliki
2. Nafkah Ganda
Anggota Keluarga
Kesejahteraan Keluarga
Penurunan Pendapatan
48
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, rumusan masalah peneliti telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2012:64). Hipotesa dalam
penelitian ini adalah :
a. Ada hubungan antara pendapatan pengemudi ojek pangkalan
dengan kesejahteraan keluarga pengemudi ojek pangkalan di Kota
Tangerang Selatan.
b. Ada hubungan antara tingkat konsumsi keluarga dengan
kesejahteraan keluarga pengemudi ojek pangkalan di Kota
Tangerang Selatan.
c. Ada hubungan antara strategi penambahan pendapatan keluarga
dengan kesejahteraan keluarga pengemudi ojek pangkalan di Kota
Tangerang Selatan
49
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian sangat perlu ditentukan oleh peneliti. Hal
ini diperlukan agar penelitiannya tidak keluar dari tujuan yang ingin
dicapai. Dalam penelitian ini, peneliti telah membatasi ruang lingkup
penelitiannya agar mendapatkan hasil yang efektif dan efisien. Ruang
lingkup dalam penelitian ini difokuskan pada penelitian variabel
pendapatan pengemudi ojek pangkalan, tingkat konsumsi keluarga, dan
strategi penambahan pendapatan keluarga terhadap kesejahteraan keluarga
pengemudi ojek pangkalan. Kuesioner dibagikan ke lapangan yaitu
berlangsung pada bulan Januari 2019. Sedangkan jenis data yang
digunakan adalah data silang (cross section). Objek penelitian ini adalah
pengemudi ojek pangkalan yang berada di Kota Tangerang Selatan.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi merupakan sekumpulan orang atau objek yang memiliki
kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk masalah
pokok dalam suatu riset khusus, populasi yang akan diteliti harus
didefinisikan dengan jelas sebelum penelitian dilakukan (Santoso dan
Tjiptono,2002). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengemudi
ojek pangkalan yang terdapat di Kota Tangerang Selatan.
Sedangkan sampel menurut Sukardi, yaitu sebagian atau wakil dari
populasi yang akan diteliti. Sampel yang baik adalah sampel yang
representative, dengan arti bahwa sampel tersebut mampu mewakili
populasinya (Johni,2013). Bila populasi besar, dan penelitian tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu. Tidak tersedianya data sekunder
yang menjelaskan secara tepat jumlah pangkalan dan pengemudi ojek
pangkalan di Kota Tangerang Selatan, menyebabkan tidak ada nya
50
kerangka sampel. Sehingga, teknik penarikan sampel yang dipilih adalah
teknik nonprobability sampling. Teknik ini merupakan pengambilan
sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi
setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel
(Sugiyono, 2014). Sedangkan pengambilan sampel dilakukan secara
purposive sampling. Adapun pengertian purposive sampling adalah teknik
penentuan sampel berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu.
(Sugiyono 2012).
Adapun kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Pekerjaan utamanya yaitu pengemudi ojek pangkalan
2. Tidak merangkap menjadi pengemudi ojek online
Menurut Bailey ukuran sampel yang akan menggunakan analisis
data statistik adalah minimal 30 (M. Iqbal Hasan, 2002). Sedangkan
menurut Roscoe, bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan
multivariat (korelasi atau regresi berganda), maka jumlah anggota sampel
minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti (Sugiyono,2007).
Karena dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi dan terdapat
empat variabel, maka peneliti menggunakan minimal 40 sampel. Penulis
menggunakan sampel sebanyak 50 responden secara purposive sampling.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di beberapa titik pangkalan ojek
yang berlokasi di Kecamatan Ciputat Timur dan Kecamatan Serpong.
Lokasi dipilih secara purposive sampling. Kecamatan Ciputat Timur
dipilih karena terdapat banyak pangkalan ojek, serta alasan waktu dan
biaya. Sedangkan Kecamatan Serpong dipilih karena kecamatan tersebut
tempat terjadinya pertikaian antara pengemudi ojek pangkalan dengan ojek
online pada tahun 2017 seperti yang telah dijelaskan sebelumnya di latar
belakang penelitian. Penelitian berlangsung pada bulan Januari 2019 dan
dipilih hari kerja.
51
Tabel 3.1
Titik pangkalan Ojek Per Kecamatan Kota Tangerang Selatan
Tempat Titik Pangkalan Ojek
Kec. Ciputat Timur 1. Samping Kampus 1 UIN
Jakarta
2. Pangkalan Ojek Kertamukti
3. Jalan Ibnu Sina
4. Samping Masjid Fatullah
5. Gang Mawar (samping SPBU
Ciputat)
6. Jalan Legoso
7. Samping Polsek Ciputat
Timur
8. Pasar Ciputat
9. Masjid Agung Al-Jihad
Ciputat
Kec. Serpong 1. Pangkalan Ojek Cilenggang
2. Pangkalan Ojek Villa Green
3. Stasiun Rawa Buntu
4. Stasiun Serpong
5. Pasar Serpong
6. Samping Perumahan Batan
Indah
Sumber: Data Primer Diolah, 2019
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti
dalam pengumpulan data penelitiannya (Arikunto, 2002). Dalam penelitian
ini penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yang
berkaitan dengan pembahasan. Adapun teknik pengumpulan data tersebut
adalah:
52
a. Library research (pengumpilan data melalui kepustakaan).
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini
adalah studi kepustakaan (library research) dengan membaca dan
mengumpulkan melalui buku-buku, artikel dan karya ilmiah lainnya yang
berisi tentang informasi yang menjadi acuan teori yang berkaitan dengan
tema skripsi, yaitu berkaitan dengan pendapatan, tingkat konsumsi dan
strategi penambahan pendapatan keluarga terhadap kesejahteraan keluarga.
b. Field research (penelitian lapangan).
Adapun penelitian lapangan yang dilakukan penulis yaitu dengan
cara melakukan observasi ke tempat penelitian dan melakukan wawancara
dengan narasumber, sehingga penulis mendapat informasi langsung
mengenai kesejahteraan keluarga pengemudi ojek pangkalan di Kota
Tangerang Selatan.
E. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan
yaitu untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah
dirumuskan. Alat analisisnya berupa metode statistik dan ekonometrik.
Ekonometrika didefenisikan sebagai analisis kuantitatif dari fenomena
yang sebenarnya yang didasarkan pada pengembangan yang bersamaan
dengan teori dan pengamatan yang dihubungkan dengan metode inferensi
yang sesuai (Gujarati, 2007).
Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan menggunakan
program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) for Windows .
Sistem skoring pada seluruh variabel menggunakan skala likert.
1. Uji Kualitas Data
Dalam penelitian ini terdapat dua prosedur untuk mengukur
kualitas data,yaitu :
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut, (Ghozali, 2011).
53
Kuesioner penelitian ini menggunakan skala Likert sehingga
menghasilkan data ordinal,maka uji validitas menggunakan
pendekatan korelasi Rank Spearman (Supranto, 2001). Uji
validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung
dengan nilai r tabel. Jumlah sampel dalam penelitian ini
sebanyak 50 responden dengan tingkat signifikansi adalah 0,05
maka rtabel untuk n=50 adalah 0,2782
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu (Ghozali, 2011). Cara yang digunakan untuk
menguji reliabilitas kuesioner pada penelitian ini dengan
melihat besaran nilai Cronbach Alfa. Suatu konstruk atau
variabel dikatakan reliabel jika memberikan memberikan nilai
nilai Cronbach Alpha > rtabel. rtabel dalam uji reliabilitas sama
halnya dengan uji validitas yaitu 0,2782.
2. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi
(Sugiyono, 2012). Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan
jawaban responden pada tiap-tiap variabel penelitian dideskripsikan
dengan menggunakan metode ini agar lebih mudah dipahami. Analisis
ini digunakan untuk mengkaji variabel-variabel yang ada pada
penelitian ini yang terdiri dari pendapatan pengemudi ojek pangkalan,
tingkat konsumsi keluarga, strategi penambahan pendapatan
keluarga,dan kesejahteraan keluarga. Adapun langkah-langkah yang
54
dilakukan yaitu dengan mengkategorikaan tiap-tiap variabel sebagai
berikut:
Menggunakan teknik skoring tiap-tiap variabel. Interval kelas
ditentukan menggunakan rumus sebagai berikut (Slamet,1993) :
Interval Kelas (IK) = Skor Maksimum (SMa) - Skor Minimum (SMi)
Jumlah kategori
Pengelompokan kategori adalah sebagai berikut:
Rendah/Kurang = SMi sampai (SMi + IK)
Sedang = (SMi + IK)+1 sampai (SMi +2 (IK) )
Tinggi = (SMi +2 (IK) + SMa
3. Tabulasi Silang
Penelitian tabulasi silang menyajikan data dalam bentuk
tabulasi yang meliputi baris dan kolom (Santoso dan Tjiptono, 2001).
Analisis tabulasi silang merupakan metode paling sederhana yang
dapat menjelaskan hubungan atau korelasi antar variabel. Kegunaan
analisis tabulasi silang:
a. Menganalisis hubungan-hubungan antar variabel yang terjadi
b. Melihat bagaimana beberapa variabel berhubungan
c. Untuk mengadakan kontrol terhadap variabel tertentu sehingga dapat
dianalisis ada atau tidaknya hubungan.
4. Uji Korelasi Rank Spearman
Dikarenakan penelitian ini ingin melihat hubungan antar
variabel, maka penelitian ini menggunakan uji korelasi. Uji korelasi
yang digunakan dan sesuai dengan data adalah uji Korelasi Spearman.
Korelasi Spearman digunakan untuk menguji korelasi asosiatif bila
masing-masing variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal, dan
sumber data antar variabel tidak harus sama (Sugiyono, 2002).
Uji korelasi Rank Spearman digunakan untuk menguji
hubungan antar variabel dan juga untuk melihat kuat atau lemahnya
hubungan antar variabel.Untuk mengukur korelasi antara pendapatan
55
pengemudi ojek pangkalan, tingkat konsumsi keluarga, strategi
penambahan pendapatan dengan kesejahteraan keluarga pengemudi
ojek pangkalan Kota Tangerang Selatan dapat digunakan rumus
sebagai berikut:
Rs = 1 – 6 ∑d2
n (n2
– 1)
Keterangan:
Rs = koefisien Korelasi Spearman
d = perbedaan ranking antara pasangan data
n = banyak pasangan data
Untuk melihat seberapa jauh koefisien korelasi antar variabel,
maka peneliti menggunakan kriteria korelasi untuk melihat besarnya
korelasi antar variabel dalam penelitian ini.
Tabel 3.2
Tingkat Hubungan Variabel
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,19 Sangat Rendah
0,20 – 0,39 Rendah
0,40 – 0,59 Sedang
0,60 – 0,79 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono, 2012
F. Operasional Variabel
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing
variabel penelitian yang digunakan, berikut operasional dan cara
pengukurannya. Penjelasan dari masing-masing variabel yang digunakan
dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Kesejahteraan keluarga adalah terpenuhinya kebutuhan keluarga baik
materil, sosial dan spiritual
56
2. Pendapatan adalah total penerimaan yang diperoleh pada periode
tertentu. Sehingga pendapatan pengemudi ojek pangkalan yaitu total
penerimaan dari hasil mengojek
3. Tingkat Konsumsi Keluarga adalah tinggi atau rendahnya pengeluaran
keluarga untuk pembelian barang-barang dan jasa akhir guna
memenuhi kebutuhan sehingga mendapatkan kepuasan.
4. Strategi penambahan pendapatan keluarga adalah salah satu strategi
koping yang dilakukan sebuah keluarga untuk memecahkan masalah
keuangan atau meningkatkan kepuasan konsumsi dengan memiliki
pendapatan lain selain pendapatan dari pekerjaan utama atau nafkah
ganda, serta menambah pendapatan dari asset yang dimiliki.
Tabel 3.3
Operasioanal Variabel
Variabel Indikator Parameter Skala
Ukur
Skor
Skala
Pendapatan
pengemudi
ojek pangkalan
(X1)
Kecukupan
atas
pendapatan
1. Pendapatan
harian
2. bonus/fee,
3. pendapatan
dari
langganan
Ordinal TS-KS-
S-SS
Faktor-faktor
perolehan
pendapatan
ojek setelah
adanya ojek
online
1. Jumlah jam
2. Frekuensi
kerja
perminggu
3. Jumlah
penumpang
dan
langganan
setelah
adanya ojek
57
Variabel Indikator Parameter Skala
Ukur
Skor
Skala
Online
Tingkat
Konsumsi
Keluarga (X2)
Konsumsi
Pangan
1. Makanan
pokok
2. Makanan
sampingan,
dan
3. Rokok
Ordinal TS-KS-
S-SS
Konsumsi Non
Pangan
1. Penggunaan
barang tahan
lama
2. Konsumsi
untuk
kesehatan
3. Konsumsi
untuk
pendidikan
Strategi
Penambahan
Pendapatan
Keluarga (X3)
Menambah
pendapatan
dari asset yang
dimiliki
1. Mengambil
tabungan
2. Gadai barang
3. Jual barang di
rumah/asset
Ordinal TS-KS-
S-SS
Nafkah ganda 1. Kerja
Sampingan
2. Anggota
keluarga
bekerja
Kesejahteraan
Keluarga
Kesejahteraan
menurut
BKKBN
1. Pra-KS
2. KS-I
3. KS-II
Ordinal
TS-KS-
S-SS
58
Variabel Indikator Parameter Skala
Ukur
Skor
Skala
(Badan
Koordinasi
Keluarga
Berencana
Nasional)
4. KS-III
5. KS-III Plus
Kesejahteraan
menurut
Puspitawati,20
15
1.Psychological
mental
2.Physical
well-being:
kepuasan
kesehatan
Keterangan :
1. TS = Tidak setuju
2. KS = Kurang Setuju
3. S = Setuju
4. SS = Sangat Setuju
59
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Kota Tangerang Selatan
1. Kondisi Geografis dan Wilayah Administrasi
Gambar 4.1
Peta Kota Tangerang Selatan
Sumber : Peta Tematik Indo
Kota Tangerang Selatan disahkan pada Sidang Paripurna DPR
RI Hari Rabu, tanggal 29 Oktober 2008 dengan diberlakukannya
Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008, setelah melalui perjuangan
panjang sejak tahun 2000 melalui wacana pembentukan Kota Cipasera.
Wilayah Kota Tangerang Selatan mempunyai batas administrasi
sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Tangerang dan DKI Jakarta.
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat (Kota
Depok) dan DKI Jakarta.
60
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat (Kab.
Bogor) dan Kota Depok.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang.
2. Penduduk
Tabel 4.1
Kepadatan Penduduk Kota Tangerang Selatan Tahun 2017
Kecamatan Luas ( km2
) Penduduk
(orang)
Kepadatan
Penduduk
(orang/km2
)
Setu 14,80 86.753 5.864
Serpong 24,04 184.761 7.686
Pamulang 26,82 350.923 13.084
Ciputat 18,39 239.152 13.004
Ciputat
Timur 15,43 211.003 13.675
Pondok Aren 29,88 392.284 13.129
Serpong
Utara 17,84 179.993 10.089
Kota
Tangerang
Selatan
147,09
1.644.000 11.175
Sumber: BPS Kota Tangerang Selatan, 2018
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa kepadatan penduduk
Kota Tangerang Selatan tahun 2017 sebesar 11.175 orang/km2 dengan
jumlah penduduk sebanyak 1.644.000 orang, dan luas lahan 147,09
km2
. Kepadatan penduduk terbesar yaitu Kecamatan Ciputat Timur
sebesar 13.675 orang/km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 211.003
orang dan luas lahan sebesar 15,43 km2..
Kepadatan penduduk terendah
berada di Kecamatan Setu sebesar 5.864 orang/km2 . Kecamatan
61
tersebut memiliki luas lahan sebesar 14,80 km2 dan jumlah
penduduknya sebanyak 86.783 orang/km2.
Kepadatan penduduk tinggi di Kota Tangerang Selatan
disebabkan peningkatan jumlah dari waktu ke waktu selain
peningkatan secara alami dan faktor daya tarik wilayah yang
berdampak migrasi penduduk Kota DKI Jakarta. Wilayah Tangerang
Selatan yang berbatasan langsung dengan provinsi DKI Jakarta
menjadi wilayah limpahan penduduk kota Jakarta.
Diagram 4.1
Penduduk Kota Tangerang Selatan Berdasarkan Umur
Sumber : BPS Kota Tangerang Selatan 2018, Diolah
Berdasarkan diagram diatas, diketahui bahwa penduduk Kota
Tangerang Selatan mayoritas berusia 20 – 39 tahun sebanyak 599.737
jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Tangerang Selatan didominasi
oleh penduduk berusia produktif. Lain hal nya dengan penduduk usia
lebih dari 60 tahun, besar presentase penduduk berusia lebih dari 60
tahun dibandingkan dengan total penduduk Tangerang Selatan hanya
sebesar 5 persen yaitu sebanyak 87.698 jiwa. Berdasarkan data
tersebut, Kota Tangerang Selatan didominasi oleh penduduk yang
62
mobilitas kegiatan sehari-harinya cukup tinggi. Hal ini mendorong
masyarakat untuk bekerja lebih efektif dan efisien, salah satunya
meningkatkan mobilitas menggunakan moda transportasi umum
beroda dua. Ojek Pangkalan merupakan salah satu angkutan jasa yang
sudah lama digunakan oleh masyarakat Kota Tangerang Selatan
walaupun tidak terdaftar secara resmi sebagai transportasi umum.
Selain itu, telah banyak pengemudi ojek online di Kota Tangerang
Selatan yang selalu menjadi pesaing pengemudi ojek pangkalan.
Diagram 4.2
Angkatan Kerja Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas
Sumber: BPS Kota Tangerang Selatan 2018, Diolah
Penduduk Kota Tangerang Selatan yang merupakan angkatan
kerja dengan usia diatas 15 tahun sebanyak 708.667 jiwa. Berdasarkan
diagram diatas diketahui bahwa penduduk yang bekerja sebesar 93
persen (660.265 jiwa) dari jumlah angkatan kerjanya. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap hari banyak orang-orang melakukan
kegiatan ekonomi dan pastinya banyak diantara mereka yang
membutuhkan moda transportasi umum untuk sampai ke tempat kerja
terutama moda transpotasi umum beroda dua.
63
3. Gambaran Umum Objek Penelitian
Adapun dibawah ini merupakan perwakilan gambaran dari semua
pangkalan ojek yang penulis datangi di Kota Tangerang Selatan;
a. Pangkalan Ojek di Kecamatan Ciputat Timur
Gambar 4.2
Pangkalan Ojek Kertamukti
Sumber : Dokumen Pribadi
Salah satu pangkalan ojek di Kecamatan Ciputat Timur
yaitu pangkalan ojek Kertamukti yang letaknya strategis dekat
dengan rumah-rumah penduduk, kios-kios dan kampus satu UIN
Jakarta. Dapat dilihat pada gambar diatas, pangkalan ini
merupakan pangkalan permanen dengan tempat duduk yang sudah
terbuat dari semen dan terdapat televisi untuk menghilangkan jenuh
mereka saat menunggu penumpang. Pangkalan tersebut biasanya
ramai oleh pengemudi ojek pangkalan mulai pagi sekitar jam 06.00
sampai dengan malam sekitar pukul 21.00-22.00. Rata-rata
pengemudi ojek di pangkalan tersebut berusia sekitar 50 tahun dan
domisili di kelurahan Pisangan. Serta masyarakat yang
menggunakan jasa mereka biasanya tinggal tidak jauh dari Rumah
Sakit Hermina, Ciputat Timur.
64
b. Pangkalan Ojek di Kecamatan Serpong
Gambar 4.3
Pangkalan Ojek Cilenggang
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Salah satu pangkalan ojek di Kecamatan Serpong yaitu
Pangkalan Ojek Cilenggang yang berlokasi di Jalan Cilenggang,
Serpong. Pangkalan ini letaknya dekat dengan tempat-tempat kerja
dan kios-kios . Pangkalan ini sudah ada sejak tahun 2000 an, dan
pengemudi ojek pangkalan Cilenggang rata-rata sudah lebih dari
10 tahun mangkal di pangkalan tersebut. Rata-rata pengemudi ojek
di pangkalan tersebut berusia sekitar 50 tahun. Pangkalan tersebut
sama seperti pangkalan lainnya di Kota Tangerang Selatan, ramai
oleh pengemudi ojek pangkalan dari pagi sampai malam.
B. Deskripsi Responden
Responden dalam penelitian ini yaitu pengemudi ojek pangkalan di
Kota Tangerang Selatan dengan sampel sebanyak 50 responden. Bagian
ini akan dijelaskan mengenai identitas responden yaitu data pribadi serta
istri dan anggota keluarga lainnya. Adapun data pribadi responden yang
akan dijelaskan yaitu usia, lama menjadi pengemudi ojek pangkalan,
pendidikan terakhir, rata-rata pendapatan mengojek ,besar keluarga,
pekerjaan sampingan dan besar pendapatannya, serta pola kerjanya yaitu
jumlah jam kerja atau mengojek dalam sehari dan frekuensi kerja dalam
65
seminggu. Sedangkan data istri dari responden yang akan dijelaskan
mengenai usia, pendidikan terakhir, dan rata-rata pendapatan perbulan.
Selain itu akan dijelaskan juga berapa rata-rata pendapatan perbulan dari
anggota keluarga lainnya.
1. Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.2
Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Presentase
21 – 30 tahun 0 0%
31 – 40 tahun 5 10%
41 – 50 tahun 14 28%
51 – 60 tahun 19 38%
>60 tahun 12 24%
Total 50 100%
Sumber : Data Primer Diolah,2019
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa usia responden
berkisar antara 31 sampai lebih dari 60 tahun. Mayoritas responden
berusia antara 51 – 60 tahun sebesar 38 persen, sedangkan responden
dengan usia antara 21 – 30 tahun sebesar 0 persen atau tidak ada
sama sekali. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengemudi ojek
pangkalan Kota Tangerang Selatan didominasi oleh usia dewasa
madya (41 – 60 tahun), yaitu sebesar 66 persen,dengan masing –
masing 28 persen dalam usia 41 – 50 tahun dan 38 persen dalam usia
51 – 60 tahun. Posisi terbesar kedua adalah usia dewasa akhir (>60
tahun) sebesar 24 persen, dan sebesar 10 persen antara usia 31 – 40
tahun yang berarti dalam usia dewasa muda (18 – 40 tahun).
66
2. Responden Berdasarkan Lama Menjadi Pengemudi Ojek
Pangkalan (Pengalaman)
Tabel 4.3
Responden berdsarkan Lama Menjadi Pengemudi
Ojek Pangkalan (Pengalaman)
Lama Pengalaman Frekuensi Presentase
< 10 tahun 10 20%
10 – 19 tahun 21 42%
20 – 29 tahun 19 38%
>30 tahun 0 0%
Total 50 100%
Sumber : Data Primer Diolah,2019
Berdasarakan tabel diatas, diketahui bahwa mayoritas
responden sudah 10-19 tahun menjadi pengemudi ojek pangkalan di
Kota Tangerang Selatan, yaitu sebesar 42 persen. Posisi kedua
adalah responden telah memiliki pengalaman mengojek antara 20 –
29 tahun sebesar 38 persen. Selain itu, pengalaman mengojek
kurang dari 10 tahun yaitu sebesar 20 persen. Sedangkan yang
berpengalaman lebih dari 30 tahun tidak ada sama sekali atau 0
persen. Dapat disimpulkan bahwa, keberadaan pengemudi ojek
pangkalan dan pangkalan ojek sudah berpuluh-puluh tahun ada di
Kota Tangerang Selatan.
3. Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan
manusia, begitu juga bagi pengemudi ojek pangkalan. Tetapi para
pengemudi ojek pangkalan memilih mengojek karena pekerjaan
informal tersebut tidak membutuhkan pendidikan dan keterampilan
tinggi, bahkan tidak sekolah pun tetapi memiliki surat-surat
kendaraan yang lengkap sudah bisa memilih pekerjaan tersebut
menjadi mata pencaharian.
67
Tabel 4.4
Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Frekuensi Presentase
Tidak tamat SD 0 0%
SD 6 12%
SMP 18 36%
SMA 26 52%
D1/D3/S1 0 0%
Total 50 100%
Sumber : Data Primer Diolah,2019
Seperti pada tabel diatas , mayoritas responden menempuh
pendidikan selama 12 tahun atau sampai Sekolah Menengah Atas
(SMA) yaitu sebesar 52 persen, dan tidak ada lulusan D1/D3/S1 atau
tidak tamat SD. Diantara 50 responden ada yang pendidikan sampai
SD dan SMP saja yaitu masing-masing sebesar 12 dan 36 persen.
4. Responden Berdasarkan Besar Keluarga
Besar Keluarga adalah banyaknya jumlah anggota keluarga
yang tinggal bersama dalam satu rumah yang terdiri dari suami, istri,
anak, dan anggota keluarga lainnya.
Tabel 4.5
Responden Berdasarkan Besar Keluarga
Besar Keluarga Frekuensi Presentase
< 2 orang 0 0%
2 – 4 orang 43 86%
5 – 7 orang 7 14%
>7 orang 0 0%
Total 50 100%
Sumber : Data Primer Diolah,2019
68
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa tidak ada responden
yang besar keluarga kurang dari 2 orang dan lebih dari 7 orang.
Mayoritas besar keluarga responden berada rentang antara 2 – 4
orang yaitu sebesar 86 persen. Hal ini menunjukkan bahwa besar
keluarga responden didominasi oleh keluarga kecil ( ≤ 4 orang),
sedangkan besar keluarga 5 – 7 orang sebesar 14 persen yang
merupakan keluarga sedang. Diketahui dari tabel diatas bahwa tidak
ada responden yang merupakan keluarga besar yaitu >7 orang. Hal
ini dikarenakan rata-rata responden sudah berusia dewasa madya dan
bahkan ada yang berusia dewasa akhir sehingga anak-anak mereka
sudah berumah tangga dan tidak tinggal satu rumah bersama mereka.
Mayoritas dari responden hidup berdua bersama istrinya atau tinggal
bersama istri dan anak bungsunya yang belum menikah. Semakin
sedikit sedikit anggota keluarga maka beban tanggungan keluarga
semakin kecil ( Rambe,2004).
5. Responden Berdasarkan Rata-rata Pendapatan Menjadi
Pengemudi Ojek Pangkalan (Mengojek)
Tabel 4.6
Rata-rata Pendapatan Mengojek
Pendapatan
Perhari
Pendapatan
Perbulan Frekuensi Presentase
< Rp 25.000 < Rp 750.000 17 34%
Rp 25.000 – Rp
34.000
Rp 750.000 –
Rp 1.020.000 20 40%
Rp 35.000 – Rp
44.000
Rp 1.050.000 –
Rp 1.320.000 5 10%
Rp 45.000 – Rp
54.000
Rp 1.350.000 –
Rp 1.620.000 8 16%
Rp 55.000 – Rp
64.000
Rp 1.650.000 –
Rp 1.920.000 0 0%
69
Pendapatan
Perhari
Pendapatan
Perbulan Frekuensi Presentase
>Rp 64.000 >Rp 1.920.000 0 0%
Total 50 100%
Sumber : Data Primer Diolah, 2019
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa tidak ada
pengemudi ojek pangkalan di Kota Tangerang Selatan yang
mendapat pendapatan perhari lebih dari Rp 54.000. Hal ini karena
keberadaan ojek online di Kota Tangerang Selatan. Mayoritas
responden memperoleh rata-rata pendapatan perhari antara Rp
25.000 – Rp 34.000 atau rata-rata pendapatan perbulan Rp 750.000-
Rp 1.020.000 sebesar 40 persen, dan sebesar 34 persen dari
responden memperoleh rata-rata pendapatan perhari kurang dari Rp
25.000 atau rata-rata pendapatan perbulannya kurang dari Rp
750.000. Selain itu responden memperoleh rata-rata pendapatan
perhari Rp 35.000-Rp 44.000 sebesar 10 persen. Sedangkan terdapat
16 persen yang memperoleh rata-rata pendapatan perhari Rp 45.000-
Rp 54.000. Tarif sewa dari responden biasanya tidak terlalu jauh
dengan tarif ojek online, karena jika tidak begitu pengemudi ojek di
Kota Tangerang Selatan akan benar-benar kehilangan penumpang
atau biasa disebut dengan sewa, dan dari pernyataan Pak Midi yang
merupakan salah satu responden, para sewa terkadang ingin
menyamakan tarif ojek pangkalan dengan ojek online karena para
sewa sudah terbiasa dengan harga ojek online.
6. Responden Berdasarkan Kepemilikan Kerja Sampingan
Responden ada yang memiliki pekerjaan sampingan dan
tidak.Tabel dibawah ini merupakan data jumlah responden dari 50
sampel yang memiliki pekerjaan sampingan dan tidak
70
Tabel 4.7
Responden Berdasarkan Kepemilikan Kerja Sampingan
Kerja Sampingan Frekuensi Presentase
Tidak Punya 22 44%
Punya 28 56%
Total 50 100%
Sumber : Data Primer Diolah, 2019
Tabel diatas menunjukkan bahwa Pengemudi ojek pangkalan
di Kota Tangerang Selatan lebih dari setengahnya memiliki kerja
sampingan yaitu sebesar 56 persen, karena jika tidak begitu mereka
tidak dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari, diantara mereka ada
yang menjual pakan burung, kerja di tempat tambal ban temannya,
kuli bangunan, cleaning service di SD, tukang service elektronik dan
lain sebagainya. Responden mencoba mencari tambahan perolehan
pendapatan dengan melakukan apa saja yang mereka bisa lakukan
sesuai keahlian mereka agar bisa mencukupi kebutuhana hidup
sehari-hari terutama setelah adanya keberadaan ojek online. Tetapi,
pekerjaan sampingan responden ada yang belum tentu dapat
dikerjaan setiap harinya sebelum atau sesudah mengojek, contoh nya
kuli bangunan dan tukang service elektronik, responden
mendapatkan kerjaan tersebut biasanya rata-rata tiga sampai empat
bulan sekali, tergantung dari orang-orang yang membutuhkan jasa
mereka.
71
7. Responden Berdasarkan Rata-rata Pendapatan dari Kerja
Sampingan
Tabel 4.8
Responden Berdasarkan Rata-rata Pendapatan
dari Kerja Sampingan
Pendapatan
Perbulan Frekuensi Presentase
< Rp 500.000 11 39,28%
Rp 500.000 –
Rp 1.500.000 14 49,99%
Rp 1.600.000-
Rp 2.500.000 3 10,71%
Rp 2.600.000 –
Rp 3.500.000 0 0%
Rp 3.600.000 –
Rp 4.500.000 0 0%
>Rp 4.500.000 0 0%
Total 28 100%
Sumber : Data Primer Diolah, 2019
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa mayoritas dari
responden yang memutuskan memiliki kerja sampingan
mendapatkan rata-rata pendapatan perbulan Rp 500.000-Rp
1.500.000 yaitu sebesar 49,99 persen. Selain itu, 39,28 persen dari
mereka memiliki rata-rata pendapatan perbulan kurang dari Rp
500.000, hal ini dikarenakan responden memilih menjadi kuli
bangunan dan tukang service elektronik yang tidak selalu sebulan
sekali mendapatkan kerjaan. Serta responden sebesar 10,71 persen
memiliki rata-rata pendapatan perbulan Rp 1.600.000-Rp 2.500.000
yaitu salah satunya Pak Taryadi yang rutin mengantar jemput satu
orang wanita yang bekerja di Kecamatan Serpong dengan bayaran
perbulan.
72
8. Responden Berdasarkan Rata-rata Jumlah Jam Kerja atau
Mengojek Perhari
Tabel 4.9
Responden Berdasarkan Rata-rata Jumlah Jam Kerja Perhari
Jumlah Jam Kerja Frekuensi Presentase
< 5 jam 2 4%
5 – 10 jam 26 52%
Setengah hari 19 38%
>setengah hari 3 6%
Total 50 100%
Sumber : Data Primer Diolah, 2019
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa mayoritas
responden mengojek rata-rata selama 5 – 10 jam dalam 24 jam, yaitu
sebesar 52 persen. Penulis mendapatkan data di lapangan bahwa rata-
rata responden mulai mengojek dari pagi pukul 07.00 atau 0.8 pagi
sampai pukul 16.00 atau 17.00, karena akan bergantian dengan
pengemudi ojek pangkalan lainnya yang akan mulai kerja pukul
19.00. Biasanya mereka mengambil kesepakatan setiap minggunya
untuk siapa saja yang akan mulai kerja pagi atau malam hari. Hal ini
menunjukkan bahwa pekerjaan tersebut merupakan mata pencaharian
utama bagi pengemudi ojek pangkalan di Kota Tangerang Selatan.
Terdapat tiga responden dengan jumlah jam kerja nya lebih dari
setengah hari. Hal ini dikarenakan beberapa pangkalan ojek yang
pengemudinya sudah tidak banyak lagi karena teman-teman mereka
sudah tidak lagi menjadi pengemudi ojek pangkalan sehingga mereka
bisa kerja kurang lebih seharian dari pagi sampai malam. Biasanya
responden yang mengojek lebih dari setengah hari mulai ke
pangkalan pukul 07.00, dan pukul 12.00 pulang ke rumah untuk
shalat dan makan, lalu pergi lagi ke pangkalan sekitar pukul 14.00
sampai dengan 21.00. Sedangkan paling sedikit responden mengojek
73
kurang dari 5 jam perhari yaitu hanya sebesar 4 persen,karena usia
yang sudah tua dan akan mengojek setiap hari.
9. Responden Berdasarkan Frekuensi Kerja (Mengojek) dalam
Seminggu
Tabel 4.10
Responden Berdasarkan Frekuensi Kerja (Mengojek)
dalam Seminggu
Frekuensi Kerja Frekuensi Presentase
2 – 3x perminggu 2 4%
3 – 4x perminggu 3 6%
5 – 6x perminggu 6 12%
Setiap hari 39 78%
Total 50 100%
Sumber : Data Primer Diolah, 2019
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa mayoritas
responden mengojek setiap hari, yaitu sebesar 78 persen. Di urutan
kedua terbesar yaitu responden mengojek 5-6 kali perminggu sebesar
6 persen, dan paling sedikit responden mengojek 2-3 kali seminggu
dengan hanya sebesar 4 persen. Menurut salahsatu responden,
sekarang ini dengan kehadiran ojek online, jumlah jam kerja mereka
tidak berkurang, bahkan semangat untuk mengejar target
mendapatkan sewa sebanyak-banyaknya. Serta berdasarkan data
diatas, diketahui bahwa pekerjaan ojek pangkalan menjadi mata
pencaharian utama bagi mereka.
74
10. Usia Istri Responden
Tabel 4.11
Usia Istri Responden
Usia Frekuensi Presentase
21 – 30 tahun 1 2%
31 – 40 tahun 5 10%
41 – 50 tahun 18 36%
51 – 60 tahun 17 34%
>60 tahun 9 18%
Total 50 100%
Sumber : Data Primer Diolah, 2019
Usia istri responden berdasarkan tabel diatas diketahui
berkisar antara 21 – 60 tahun. Mayoritas dari mereka berada di usia
antara 41 – 50 tahun yaitu sebesar 36 persen, sedangkan paling
sedikit presentase istri responden berdasarkan usia yaitu 21 – 30
tahun yaitu sebesar 2 persen. Dapat disimpulkan bahwa istri dari
pengemudi ojek pangkalan di Kota Tangerang Selatan berada diusia
dewasa madya yaitu sebesar 70 persen, dengan masing-masing 36
persen dalam usia 41-50 tahun dan 34 persen dalam usia 51-60
tahun. Posisi kedua yaitu berada diusia 51-60 tahun sebesar 34
persen dalam arti usia madya akhir. Sedangkan usia istri responden
yang berada diusia dewasa muda hanya sebesar 12 persen, dengan
masing-masing 2 persen antara usia 21 – 30 tahun dan 10 persen
antara usia 31 – 40 tahun.
75
11. Pendidikan Terakhir Istri Responden
Tabel 4.12
Pendidikan Terakhir Istri Responden
Pendidikan Frekuensi Presentase
Tidak tamat SD 3 6%
SD 7 14%
SMP 21 42%
SMA 18 36%
D1/D3/S1 1 2%
Total 50 100%
Sumber : Data Primer Diolah, 2019
Mayoritas istri dari responden menempuh pendidikan selama
9 tahun yaitu SMP sebesar 42 persen dan posisi kedua terbesar yaitu
SMA sebesar 36 persen. Sedangkan istri dari responden yang tidak
tamat SD dan tamat SD masing-masing sebesar enam dan 14 persen.
Tetapi ada 2 persen istri dari responden dengan pendidikan terakhir
S1. Istri dari salah satu pengemudi ojek pangkalan, Pak Supriyadi
yang merupakan lulusan SMA , istri nya merupakan lulusan S1.
12. Rata-rata Pendapatan Perbulan Istri Responden
Tabel 4.13
Rata-rata Pendapatan Perbulan Istri Responden
Pendapatan
Perbulan Frekuensi Presentase
< Rp 500.000 0 0%
Rp 500.000 –
Rp 1.500.000
7 58,33%
Rp 1.600.000 – Rp
2.500.000
4 33,33%
Rp 2.600.000 – Rp
3.500.000
0 0%
76
Pendapatan
Perbulan
Frekuensi Presentase
Rp 3.600.000 – Rp
4.500.000
1 8,33%
>Rp 4.500.000 0 0%
Total 12 100%
Sumber : Data Primer Diolah, 2019
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat 12
istri responden dari 50 sampel yang memiliki pekerjaan dan dapat
membantu pemenuhan kebutuhan keluarga. Mayoritas istri
responden mendapatkan rata-rata pendapatan perbulan sebesar Rp
500.000 - Rp 1.500.000 yaitu 58,33 persen. Sedangkan istri
responden yang memiliki rata-rata pendapatan perbulan sebesar Rp
1.600.000-Rp 2.500.000 sebesar 33,33 persen dan Rp 3.600.000-
Rp 4.500.000 sebesar 8,33 persen. Pekerjaan istri responden
didominasi oleh asisten rumah tangga dengan gaji perbulan antara
Rp 500.000-Rp 1.000.000. Istri responden yang rata-rata
pendapatan perbulan Rp 500.000 yaitu yang melakukan satu jenis
pekerjaan saja, seperti hanya mencuci pakaian saja. Selain itu, istri
responden dengan rata-rata pendapatan sekitar Rp 3.600.000-Rp
4.500.000 memiliki pekerjaan sebagai pedangang yaitu pedagang
soto. Diantara mereka yang sebagai pedagang ada yang berjualan
nasi uduk, pecel, dan sebagainya.
77
13. Rata-rata Pendapatan Perbulan Anggota Keluarga Lain dari
Responden
Tabel 4.14
Rata-rata Pendapatan Perbulan Anggota Keluarga Lain dari
Responden
Pendapatan
Perbulan Frekuensi Presentase
< Rp 500.000 0 0%
Rp 500.000 –
Rp 1.500.000
3 15,78%
Rp 1.600.000 – Rp
2.500.000
4 21,05%
Rp 2.600.000 – Rp
3.500.000
7 36,84%
Rp 3.600.000 – Rp
4.500.000
4 21,05%
>Rp 4.500.000 1 5,26%
Total 19 100%
Sumber : Data Primer Diolah, 2019
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 50 sampel
terdapat 19 responden dengan anggota keluarga yang memiliki
pekerjaan. Hal ini karena anak-anak dari responden rata-rata sudah
menikah dan tidak tinggal bersama dengan orangtua. Mayoritas
anggota keluarga responden mendapatkan rata-rata pendapatan
perbulan sebesar Rp 2.600.000 – Rp 3.500.000 sebesar 36,84 persen.
Selain itu terdapat satu anggota keluarga responden yang memiliki
rata-rata pendapatan perbulan sebesar > Rp 4.500.000 sebesar 5,26
persen.
78
C. Hasil Uji Data Penelitian
1. Hasil Uji Kualitas Data
a. Hasil Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid (sah) jika
pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang
akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2011). Pengujian ini
dilakukan dengan menggunakan Spearman Correlation, pedoman
suatu model dikatakan valid jika signifikasinya di bawah 0,05 atau
r hitung > r tabel (n=50, r tabel= 0,2787) maka butir pertanyaan
tersebut dapat dikatakan valid. Tabel berikut menunjukkan hasil uji
validitas dari empat variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
1. Uji Validitas Pendapatan Pengemudi Ojek Pangkalan (P)
Tabel 4.15
Sumber : Data Primer Diolah, 2019
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa variabel Pendapatan
Pengemudi Ojek Pangkalan mempunyai kriteria valid untuk 7 item
pertanyaan dengan nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05 dan r
hitung lebih besar daripada r tabel sebesar 0,2787. Hal ini
menunjukkan bahwa 7 item pertanyaan Pendapatan Pengemudi
Ojek Pangkalan sah dan layak diajukan sebagai penelitian.
Nomor
Bukti
Pertanyaan
Spearman
Correlation Sig (2-tailed) Keterangan
P1 0,609 0,000 Valid
P2 0,600 0,000 Valid
P3 0,702 0,000 Valid
P4 0,637 0,000 Valid
P5 0,582 0,000 Valid
P6 0,410 0,003 Valid
P7 0,332 0,018 Valid
P8 0,029 0,840 Tidak Valid
79
2. Uji Validitas Tingkat Konsumsi Keluarga (K)
Tabel 4.16
Sumber: Data Primer Diolah, 2019
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa variabel Tingkat
Konsumsi Keluarga Pengemudi Ojek Pangkalan mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikasi
lebih kecil dari 0,05 dan r hitung lebih besar daripada r tabel
sebesar 0,2787. Hal ini menunjukkan bahwa semua item
pertanyaan Tingkat Konsumsi Keluarga Pengemudi Ojek
Pangkalan sah dan layak diajukan sebagai penelitian.
3. Uji Validitas Strategi Penambahan Pendapatan Keluarga
(SPP)
Tabel 4.17
Sumber: Data Primer Diolah, 2019
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa variabel Strategi
Penambahan Pendapatan Keluarga Pengemudi Ojek Pangkalan
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan
Nomor
Bukti
Pertanyaan
Spearman
Correlation Sig (2-tailed) Keterangan
K1 0,661 0,000 Valid
K2 0,704 0,000 Valid
K3 0,471 0,001 Valid
K4 0,541 0,000 Valid
K5 0,526 0,000 Valid
K6 0,610 0,000 Valid
K7 0,476 0,000 Valid
K8 0,559 0,000 Valid
Nomor
Bukti
Pertanyaan
Spearman
Correlation Sig (2-tailed) Keterangan
SPP1 0,330 0,019 Valid
SPP2 0,333 0,018 Valid
SPP3 0,456 0,001 Valid
SPP4 0,575 0,000 Valid
SPP5 0,451 0,001 Valid
80
nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05 dan r hitung lebih besar
daripada r tabel sebesar 0,2787. Hal ini menunjukkan bahwa semua
item pertanyaan Startegi Penambahan Pendapatan Keluarga
Pengemudi Ojek Pangkalan sah dan layak diajukan sebagai
penelitian
4. Uji Validitas Kesejahteraan Keluarga (KS)
Tabel 4.18
Sumber : Data Primer Diolah, 2019
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa variabel
Kesejahteraan Keluarga Pengemudi Ojek Pangkalan mempunyai
kriteria valid untuk 10 item pertanyaan dengan nilai signifikasi
lebih kecil dari 0,05 dan r hitung lebih besar daripada r tabel
sebesar 0,2787. Hal ini menunjukkan bahwa 10 item pertanyaan
Startegi Penambahan Pendapatan Keluarga Pengemudi Ojek
Pangkalan sah dan layak diajukan sebagai penelitian.
b. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi jawaban
responen dari waktu ke waktu. Suatu instrument penelitian dapat
dikatakan reliabel jika nilai cronbach alpha > dari r tabel. Nilai r
Nomor
Bukti
Pertanyaan
Spearman
Correlation Sig (2-tailed) Keterangan
KS1 0,321 0,023 Valid
KS2 0,510 0,000 Valid
KS3 0,393 0,005 Valid
KS4 0,448 0,001 Valid
KS5 0,204 0,155 Tidak Valid
KS6 0,517 0,000 Valid
KS7 0,409 0,003 Valid
KS8 0,013 0,927 Tidak Valid
KS9 0,495 0,000 Valid
KS10 0,429 0,002 Valid
KS11 0,337 0,017 Valid
KS12 0,329 0,020 Valid
81
tabel dalam penelitian ini sama dengan nilai r tabel dalam uji
validitas yaitu 0,2787. Berikut hasil uji reliabilitas untuk variabel
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 4.19
Hasil Uji Reliabilitas Variabel
Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
Pendapatan
Pengemudi Ojek
Pangkalan
0,604
Reliabel
Tingkat Konsumsi
Keluarga 0,720 Reliabel
Strategi Penambahan
Pendapatan Keluarga 0,421 Reliabel
Kesejahteraan
Keluarga 0,426 Reliabel
Sumber: Data Primer Diolah, 2019
Pada tabel diatas, menunjukan bahwa nilai Cronbach’s
Alpha atas variabel Pendapatan Pengemudi Ojek Pangkalan
sebesar 0,604; Tingkat Konsumsi Keluarga sebesar 0,720; Strategi
Penambahan Pendapatan sebesar 0,421; dan Kesejahteraan
Keluarga sebesar 0,426. Hal ini menunjukkan bahwa pernyataan
dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai Cronbach’s Alpha
lebih dari r tabel yaitu 0,2787. Oleh karena itu, setiap item
pernyataan yang digunakan mampu memperoleh data yang
konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan
diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya.
82
2. Kategori Besaran Variabel
a. Kategori Besaran Pendapatan Pengemudi
Tabel 4.20
Kategori Besaran Pendapatan Pengemudi
Pendapatan Frekuensi Presentase
Rendah 32 64%
Sedang 18 36%
Tinggi 0 0%
Total 50 100%
Sumber : Data Primer Diolah, 2019
Berdasarkan tabel diatas, hasil penelitian menunjukkan
bahwa tidak ada yang memiliki pendapatan dari hasil mengojek
dengan kategori tinggi, sedangkan dalam kategori rendah sebesar
64 persen dan kategori sedang sebesar 36 persen. Hal tersebut
menunjukkan bahwa pendapatan pengemudi ojek pangkalan Kota
Tangerang Selatan didominasi dalam kategori rendah. Pendapatan
rendah yang diterima oleh pengemudi ojek pangkalan dikarenakan
penurunan pada jumlah penumpang. Penumpang yang biasa
menjadi langganan mereka pun sebagian hilang menjadi langganan
ojek online. Selain itu, pendapatan rendah yang mereka terima
karena mereka hampir tidak pernah mendapat fee/bonus upah dari
penumpang seperti yang sering diberikan kepada ojek online.
Seringkali tarif ojek pangkalan ditawar oleh calon penumpang dan
ingin disamakan dengan tarif ojek online, yaitu Rp 2.500/km. Hal
tersebut yang telah mengakibatkan pendapatan yang diperoleh
pengemudi ojek pangkalan Kota Tangerang Selatan begitu rendah.
83
b. Tingkat Konsumsi Keluarga
Tabel 4.21
Kategori Besaran Tingkat Konsumsi Keluarga
Konsumsi Frekuensi Presentase
Pangan 50 100%
Rendah 29 58%
Sedang 21 42%
Tinggi 0 0%
Non pangan 50 100%
Rendah 18 36%
Sedang 32 64%
Tinggi 0 0%
Konsumsi
Keluarga 50 100%
Rendah 19 38%
Sedang 31 62%
Tinggi 0 0%
Sumber : Data Primer Diolah, 2019
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat
konsumsi keluarga (pangan dan non pangan) mayoritas terpenuhi
dalam kategori sedang yaitu sebesar 62 persen dan dalam kategori
rendah sebesar 38 persen. Sedangkan keluarga dengan tingkat
konsumsi keluarga yang terpenuhi dalam kategori tinggi tidak ada
sama sekali atau 0 persen. Jumlah keluarga dengan tingkat
konsumsi non pangan lebih banyak dalam kategori sedang
dibanding dengan kategori rendah. Mereka telah terpenuhi dalam
konsumsi untuk keperluan MCK (Mandi, Cuci, dan Kebersihan)
seperti membeli sabun mandi,detergen pakaian,dan sebagainya,
karena harga barang-barang tersebut masih terjangkau oleh mereka
dan banyak tersedia di warung-warung. Selain itu, konsumsi
fasilitas di rumah seperti TV, kulkas, dan sebgainya juga telah
84
terpenuhi. Sedangkan untuk konsumsi pangan mayoritas dalam
kategori rendah yaitu sebanyak 29 keluarga (58 persen). Konsumsi
beras dan rokok telah terpenuhi bagi keluarga pengemudi ojek
pangkalan, tetapi untuk konsumsi pangan yang lain seperti buah,
dan daging serta makanan jadi seperti bakso, burger dan
sebagainya belum dapat terpenuhi. Mereka konsumsi makanan
tersebut belum tentu seminggu sekali karena harga yang cukup
mahal.
c. Strategi Penambahan Pendapatan Keluarga
Tabel 4.22
Kategori Besaran Strategi Penambahan Pendapatan Keluarga
Strategi
Penambahan
Pendapatan
Frekuensi Presentase
Rendah 27 54%
Sedang 23 46%
Tinggi 0 0%
Total 50 100%
Sumber : Data Primer Diolah, 2019
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 27
keluarga (54 persen) pengemudi ojek pangkalan Kota Tangerang
Selatan melakukan strategi penambahan pendapatan agar dapat
memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam kategori rendah. Hal ini
dikarenakan, mereka sedikit melakukan strategi penambahan
pendapatan dengan memanfaatkan asset yang dimiliki, seperti
mengambil tabungan atau menjual barang yang ada di rumah.
Menurut pernyataan mereka apa yang akan ditabungkan jika
mereka memperoleh pendapatan rendah setiap harinya, dan
pendapatannya tak menentu. Sedangkan, strategi nafkah ganda
yang lebih banyak dilakukan oleh pengemudi ojek pangkalan dan
keluarga, seperti pengemudi ojek pangkalan memiliki kerja
85
sampingan, dan anggota keluarga baik istri maupun anggota
keluarga lainnya memiliki pekerjaan.
d. Kesejahteraan Keluarga
Tabel 4.23
Kategori Besaran Kesejahteraan Keluarga
Kesejahteraan
Keluarga Frekuensi Presentase
Rendah 0 0%
Sedang 44 88%
Tinggi 6 12%
Total 50 100%
Sumber : Data Primer Diolah, 2019
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa ada 44
keluarga pengemudi ojek pangkalan Kota Tangerang Selatan
memiliki kesejahteraan keluarga berada dalam kategori sedang
sebesar 88 persen, sedangkan keluarga dengan kesejahteraan
keluarga dalam kategori tinggi hanya terdapat 6 keluarga yaitu
sebesar 12 persen. Dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan
keluarga pengemudi ojek pangkalan Kota Tangerang Selatan
berada dalam kategori sedang dan tinggi, tetapi didominasi oleh
keluarga dengan kesejahteraan kategori sedang. Hal ini
dikarenakan rata-rata keluarga mereka sudah cukup terpenuhi
dalam konsumsi makanan, melakukan ibadah serta pendidikan.
Selain itu rata-rata mereka puas dengan tempat tinggal dan
kesehatan keluarga, serta bahagia dalam perkawinan. Tetapi
keluarga mereka belum terpenuhi untuk rekreasi bersama dan tidak
aktif berorganisasi. Karena pengemudi ojek pangkalan dan
keluarga tidak memiliki waktu dan uang lebih untuk kedua hal
tersebut dan lebih memilih mencari uang setiap harinya untuk
memenuhi kebutuhan hidup dibandingkan mengikuti organisasi.
86
Selain itu, rata-rata dari mereka kurang puas terhadap pekerjaan
nya sebagai pengemudi ojek pangkalan.
3. Hasil Uji Tabulasi Silang
a. Hubungan Jumlah Jam Kerja Perhari dengan Rata-rata
Pendapatan Perhari Pengemudi Ojek Pangkalan
Tabel 4.24
Sumber : Data Primer Diolah, 2019
Berdasarkan tabel diatas,data menunjukkan bahwa jumlah
jam kerja pengemudi ojek pangkalan yang besar tidak menjamin
pendapatan yang diperoleh juga besar, karena di Kota Tangerang
Selatan sudah banyak terdapat ojek online, sehingga mereka
kesulitan mendapat penumpang atau biasa disebut oleh mereka
sewa.
Diketahui pengemudi ojek pangkalan yang kerja rata-rata
selama 5-10 jam perhari memperoleh rata-rata pendapatan kurang
dari RP 25.000 dan Rp 25.000-Rp 34.000. Responden dengan
jumlah jam kerja tersebut dan rata-rata pendapatan diatas itu hanya
satu responden. Pengemudi dengan jumlah jam kerja setengah hari
terdapat tujuh orang yang memperoleh pendapatan rata-rata perhari
Jumlah
Jam
Kerja
Perhari
Pendapatan Pengemudi
Ojek Pangkalan Perhari
Total < Rp 25
ribu
Rp 25
ribu-
Rp 34
ribu
Rp 35
ribu-
Rp 44
ribu
Rp 45
ribu-
Rp 54
ribu
< 5 jam
perhari 1 1 0 0 2
5 - 10 jam
perhari 13 12 0 1 26
Setengah
Hari 2 6 4 7 19
>setengah
hari 1 1 1 0 3
Total 17 20 5 8 50
87
Rp 45.000-Rp 54.000 dan enam orang memperoleh pendapatan
rata-rata Rp 35.000-Rp 44.000. Jika dilihat dari totalnya,
pengemudi ojek pangkalan di Kota Tangerang Selatan didominasi
oleh pendapatan kurang dari Rp 25.000 dan Rp 25.000-Rp 34.000
dari semua jumlah jam kerja atau mengojek.
b. Hubungan Pendapatan Pengemudi Ojek Pangkalan dengan
Tingkat Konsumsi Keluarga.
Tabel 4.25
Pendapatan Konsumsi Keluarga
Total
Rendah Sedang Tinggi
Rendah 12 20 0 32
Sedang 7 10 1 18
Tinggi 0 0 0 0
Total 19 30 1 50
Sumber : Data Primer Diolah, 2019
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa pendapatan
pengemudi ojek pangkalan dan tingkat konsumsi keluarga tidak
ada yang berada dalam kategori tinggi. Tetapi mayoritas
pendapatan pengemudi ojek pangkalan berada dalam kategori
rendah yaitu sebanyak 32 orang, sedangkan mayoritas tingkat
konsumsi keluarganya berada dalam kategori sedang yaitu
sebanyak 30 keluarga pengemudi ojek pangkalan. Hal ini
menyimpulkan bahwa terpenuhinya tingkat konsumsi keluarga
berada di atas atau lebih dari pendapatan yang diperoleh dari
pengemudi ojek pangkalan. Sehingga walaupun rendahnya
pendapatan yang didapat, tetapi mereka dapat memenuhi konsumsi
keluarga karena anggota keluarga di rumah yang menjadi
tanggungan kepala keluarga jumlahnya tidak besar dan hal tersebut
menunjukkan bahwa keluarga pengemudi ojek pangkalan
merupakan konsumen rasional yang dapat memaksimalkan
kepuasan konsumsi dari pendapatan yang terbatas.
88
c. Hubungan Pendapatan Pengemudi Ojek Pangkalan dengan
Strategi Penambahan Pendapatan Keluarga
Tabel 4.26
S
Sumber : Data Primer Diolah, 2019
Diketahui dari tabel tersebut terdapat 18 pengemudi yang
memiliki pendapatan kepala keluarga (pengemudi ojek pangkalan)
dalam kategori rendah dan strategi penambahan pendapatan dalam
kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas pengemudi
ojek pangkalan yang memiliki pendapatan rendah akan melakukan
lebih banyak strategi penambahan pendapatan keluarga
dibandingkan yang memperoleh pendapatan sedang . Setiap
keluarga selalu berusaha mencari jalan keluar untuk dapat
meningkatkan pendapatan yang rendah.
d. Hubungan Tingkat Konsumsi Keluarga dengan Kesejahteraan
Keluarga
Tabel 4.27
Konsumsi Kesejahteraan Keluarga
Total
Rendah Sedang Tinggi
Rendah 0 18 1 19
Sedang 0 26 4 30
Tinggi 0 0 1 0
Total 0 44 6 50
Sumber : Data Primer Diolah, 2019
Pendapatan
Strategi Penambahan
Pendapatan Total
Rendah Sedang Tinggi
Rendah 14 18 0 32
Sedang 13 5 0 18
Tinggi 0 0 0 0
Total 27 23 0 50
89
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa mayoritas
terdapat 26 keluarga dengan tingkat konsumsi dan kesejahteraan
keluarga dalam kategori sedang, dan terdapat 18 keluarga dengan
terpenuhinya tingkat konsumsi keluarga dalam kategori rendah
dengan kesejahteraan keluarga dalam kategori sedang. Sedangkan
terdapat 4 keluarga yang terpenuhinya tingkat konsumsi keluarga
dalam kategori sedang dengan kesejahteraan keluarga dalam
kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat keselarasan
antara terpenuhinya tingkat konsumsi keluarga dengan
kesejahteraan keluarga. Diketahui mayoritas tingkat konsumsi
keluarga dalam kategori sedang, kesejahteraan keluarganya pun
dalam kategori sedang. Bappenas menyatakan status kesejahteraan
dapat diukur berdasarkan proporsi pengeluaran rumah tangga
(Bappenas, 2000).
e. Hubungan Tingkat Konsumsi Pangan dan Non Pangan
Keluarga
Tabel 4.28
Konsumsi
Pangan
Konsumsi Non Pangan Total
Rendah Sedang Tinggi
Rendah 13 16 0 29
Sedang 5 16 0 21
Tinggi 0 0 0 0
Total 18 32 0 50
Sumber : Data Primer Diolah, 2019
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa terdapat 13
keluarga dengan tingkat konsumsi pangan dan non pangan
keluarganya sama-sama dalam kategori rendah, sedangkan tingkat
konsumsi pangan dan non pangan keluarga dalam kategori sedang
terdapat 16 keluarga. Tidak ada keluarga dengan tingkat konsumsi
pangan dan non pangan dalam kategori tinggi. Selain itu dalam
semua tingkatan kategori konsumsi pangan keluarga, tidak ada
90
tingkat konsumsi non pangan dalam kategori tinggi. Tingkat
konsumsi pangan mayoritas dalam kategori rendah yaitu terdapat
29 keluarga, sedangkan tingkat konsumsi nonpangan mayoritas
dalam kategori sedang yaitu terdapat 32 keluarga. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat konsumsi pangan lebih kecil
dibandingkan konsumsi non pangan keluarga pengemudi ojek
pangkalan di Kota Tangerang Selatan. Preferensi keluarga mereka
lebih pada konsumsi non pangan karena tidak terlalu memfokuskan
konsumsi pangan secara sempurna sehingga kemudian
mengakibatkan tidak terpenuhinya konsumsi pangan secara
keseluruhan.
f. Hubungan Strategi Penambahan Pendapatan Keluarga dengan
Tingkat Konsumsi Keluarga
Tabel 4.29
Strategi
Penambahan
Pendapatan
Konsumsi Keluarga Total
Rendah Sedang Tinggi
Rendah 10 17 0 27
Sedang 9 13 1 23
Tinggi 0 0 0 0
Total 19 30 1 50
Sumber : Data Primer Diolah, 2019
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa mayoritas dari
keluarga pengemudi ojek pangkalan yaitu 17 keluarga dengan
strategi penambahan pendapatan dalam kategori rendah dan
terpenuhinya tingkat konsumsi keluarga mayoritas dalam kategori
sedang, sedangkan terdapat 13 keluarga dengan strategi
penambahan pendapatan dan terpenuhinya tingkat konsumsi
keluarga dalam kategori sama-sama sedang. Hal ini menunjukkan
bahwa walaupun strategi penambahan pendapatan keluarga dalam
kategori rendah tetapi tingkat konsumsi keluarga tidak didominasi
dalam kategori rendah. Hal ini dikarenakan keluarga pengemudi
91
ojek pangkalan dapat memaksimalkan kepuasan konsumsi
walaupun jumlah strategi yang dilakukan sedikit. Serta rata-rata
mereka memiliki anggota keluarga yang kecil.
g. Hubungan Strategi Penambahan Pendapatan Keluarga dengan
Kesejahteraan Keluarga
Tabel 4.30
Strategi
Penambahan
Pendapatan
Kesejahteraan Keluarga Total
Rendah Sedang Tinggi
Rendah 0 25 2 27
Sedang 0 19 4 23
Tinggi 0 0 0 0
Total 0 44 6 50
Sumber : Data Primer Diolah, 2019
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa mayoritas
terdapat 25 keluarga pengemudi ojek pangkalan dengan strategi
penambahan pendapatan dalam kategori rendah dan kesejahteraan
keluarganya dalam kategori sedang. Selain itu terdapat 19 keluarga
pengemudi ojek pangkalan dengan strategi penambahan
pendapatan dan kesejahteraan keluarganya sama-sama dalam
kategori sedang Hal ini menunjukkan bahwa berapapun jumlah
strategi penambahan pendapatan yang dilakukan, mereka sudah
dalam kesejahteraan sedang. Karena dengan pendapatan yang
dimiliki, mereka merasa sudah terpenuhi dengan konsumsi
keluarganya karena rata-rata memiliki tingkat konsumsi dalam
kategori sedang seperti yang telah dijelaskan pada tabel
4.21,sehingga kesejahteraan keluarganya pun didominasi kategori
sedang sebanyak 44 keluarga.
h. Hubungan Pendapatan Pengemudi Ojek Pangkalan dengan
Kepuasan Terhadap Pekerjaan
Tabel 4.31 menunjukkan tabulasi silang antara pendapatan
pengemudi ojek pangkalan dengan kesejahteraan keluarga dalam
92
hal kepuasan terhadap pekerjaan sebagai pengemudi ojek
pangkalan.
Tabel 4.31
Sumber : Data Primer Diolah, 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa
pengemudi ojek pangkalan di Kota Tangerang Selatan merasa
kurang puas dengan pekerjaan nya sebagai pengemudi ojek
pangkalan. Diketahui terdapat 22 pengemudi ojek pangkalan yang
menyatakan kurang setuju terhadap kepuasan pekerjaan. Mereka
mengatakan hal tersebut karena telah mengalami penurunan
pendapatan yang cukup besar. Menurut pernyataan beberapa
pengemudi ojek pangkalan, mereka memperoleh rata-rata
pendapatan perhari sekitar Rp 100.000 sebelum ojek online hadir
di Kota Tangerang Selatan. Kini, mendapatkan Rp 50.000 perhari
pun susah. Data dari lapangan, rata-rata mereka memperoleh
pendapatan perhari sebesar Rp 25.000-Rp 34.000. Walaupun
begitu, mereka tidak akan beralih dari pekerjaan tersebut, karena
mereka sudah berpuluh-puluh tahun mencari pendapatan dari
mengojek. Selain itu mereka sulit untuk mengganti pekerjaan
utamanya kepada pekerjaan yang lain karena tingkat solidaritas
mereka di pangkalan yang tinggi selain terbatasnya keterampilan
yang mereka miliki.
4. Hasil Korelasi Rank Spearman
Uji korelasi untuk mengetahui tingkat koefisiensi hubungan
antar variabel. Uji korelasi Rank Spearman digunakan terhadap data
yang berbentuk kategorik dan berskala ordinal.
Pendapatan Puas Terhadap Pekerjaan
Total TS KS S SS
Rendah 7 12 13 0 32
Sedang 2 10 6 0 18
Tinggi 0 0 0 0 0
Total 9 22 19 0 50
93
Tabel 4.32
Hasil Pengujian Korelasi Rank Spearman
Hubungan Koefisien Korelasi Kategori
Pendapatan Pengemudi
Ojek Pangkalan (X1)
dengan Kesejahteraan
Keluarga (Y)
0,280 rendah
Tingkat Konsumsi
Keluarga (X2) dengan
Kesejahteraan Keluarga
(Y)
0,405 sedang
Strategi Penambahan
Pendapatan Keluarga
(X3) dengan
Kesejahteraan Keluarga
(Y)
0,139 sangat rendah
Sumber: Data Primer Diolah, 2019
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa diduga adanya
hubungan antara pendapatan pengemudi ojek pangkalan dengan
kesejahteraan keluarga sebesar 0,280, yang artinya hubungan tersebut
dalam kategori rendah. Serta diduga adanya hubungan antara tingkat
konsumsi keluarga dengan kesejahteraan keluarga sebesar 0,405 yang
artinya hubungan tersebut dalam kategori sedang. Sedangkan, strategi
penambahan pendapatan keluarga diduga adanya hubungan dengan
kesejahteraan keluarga sebesar 0,139 yang artinya hubungan tersebut
dalam kategori sangat rendah.
Hasil Korelasi Rank Spearman menunjukkan hubungan yang
positif antara pendapatan pengemudi ojek pangkalan dengan
kesejahteraan keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa ketika pendapatan
pengemudi ojek pangkalan naik, maka kesejahteraan keluarga pun
94
naik. Tinggi dan rendahnya pendapatan menentukan besarnya
pengeluaran rumah tangga yang berakibat pada kepuasan konsumsi.
Ketika pendapatan pengemudi ojek pangkalan naik, kebutuhan
konsumsi setiap anggota keluarga dapat terpenuhi lebih baik dari
sebelumnya sehingga mereka mendapatkan kepuasan dari kegiatan
konsumsi dan mencapai tingkat sejahtera. Menurut Soekartawi, ketika
pendapatan naik, tidak hanya jumlah konsumsi yang bertambah tetapi
kualitas barang konsumsi pun menjadi kualitas yang lebih baik
(Soekartawi, 2006). Tetapi besar hubungan antara dua variabel tersebut
dalam kategori rendah. Pendapatan pengemudi ojek pangkalan yang
rendah tidak terlalu merubah tingkat kesejahteraan keluarga menjadi
rendah juga. Hal tersebut dikarenakan seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya bahwa terpenuhinya tingkat konsumsi keluarga berada di
atas atau lebih dari pendapatan yang diperoleh dari pengemudi ojek
pangkalan. Sehingga walaupun rendahnya pendapatan yang didapat,
tetapi mereka dapat memenuhi konsumsi keluarga karena anggota
keluarga di rumah sedikit sehingga tanggungan biaya yang dikeluarkan
pun sedikit. Mereka juga dapat mengoptimalkan pendapatan yang
terbatas untuk memaksimalkan kepuasan konsumsi.
Begitu juga tingkat konsumsi keluarga dengan kesejahteraan
keluarga pengemudi ojek pangkalan memiliki hubungan yang positif,
sehingga ketika tingkat konsumsi keluarga naik maka kesejahteraan
keluarga pun naik. Tingkat konsumsi keluarga yang meningkat
mengartikan keluarga tersebut dapat meningkatkan pemenuhan
kebutuhan setiap anggota keluarganya yang berakibat pada keluarga
sejahtera. Kedua variabel tersebut memiliki hubungan dalam kategori
sedang. Hal ini dikarenakan jika tingkat konsumsi keluarga pengemudi
ojek pangkalan tinggi maka kebutuhan hidup sehari-hari pun tercukupi
dengan baik, sehingga keluarga memperoleh kepuasan atas
tercukupinya kebutuhan hidup.
Selain itu, strategi penambahan pendapatan keluarga memiliki
hubungan yang positif dengan kesejahteraan keluarga, sehingga ketika
95
keluarga melakukan strategi penambahan pendapatan secara bervariasi
atau dalam jumlah banyak maka peluang untuk meningkatkan
pendapatan keluarga begitu besar, sehingga pendapatan pengemudi
ojek pangkalan yang rendah dapat terbantu dengan strategi-strategi
yang dilakukan oleh mereka. Kedua variabel dalam penelitian ini
memiliki hubungan yang sangat rendah, Hal ini dikarenakan
kesejahteraan keluarga yang dicapai oleh mereka saat ini tidak terlalu
bergantung dari strategi penambahan pendapatan keluarga. Keluarga
pengemudi ojek pangkalan melakukan strategi penambahan
pendapatan keluarga dalam kategori rendah. Mereka tidak banyak
melakukan strategi penambahan pendapatan keluarga selain dengan
cara nafkah ganda. Mereka rata-rata tidak melakukan strategi
penambahan pendapatan dalam hal mengoptimalkan asset atau
kekayaan yang dimiliki keluarga. Seperti mengambil tabungan, serta
menjual barang-barang yang berada di rumah, seperti emas, televisi,
dan sebagainya . Menurut penuturan mereka, hal-hal tersebut tidak
dilakukan karena mereka rata-rata tidak memiliki banyak asset
keluarga yang dapat dimanfaatkan untuk menambah pendapatan.
Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan secara umum
bahwa keluarga pengemudi ojek pangkalan di Kota Tangerang Selatan
berada di level Keluarga Sejahtera III (KS-III), karena belum dapat
aktif sebagai pengurus organisasi kemasyarakatan. Mereka setiap
harinya lebih memilih mencari uang untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari dibandingkan mengikuti kegiatan organisasi.
96
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang di dapat dari hasil penelitian,
peneliti memperoleh kesimpulan dari pendapatan pengemudi ojek
pangkalan,tingkat konsumsi keluarga, strategi penambahan pendapatan
keluarga dan kesejahteraan keluarga pengemudi ojek pangkalan Kota
Tangerang Selatan sebagai berikut:
a. Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman, diduga ada hubungan
antara pendapatan pengemudi ojek pangkalan dengan kesejahteraan
keluarga pengemudi ojek pangkalan, dimana dugaan hubungan variabel
tersebut dalam kategori rendah.
b. Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman, diduga ada hubungan
antara tingkat konsumsi keluarga dengan kesejahteraan keluarga
pengemudi ojek pangkalan, dimana dugaan hubungan dua variabel
tersebut dalam kategori sedang
c. Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman, diduga ada hubungan
antara strategi penambahan pendapatan keluarga dengan kesejahteraan
keluarga pengemudi ojek pangkalan, dimana dugaan hubungan dua
variabel tersebut dalam kategori sangat rendah.
2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian lapangan yang telah dilakukan, peneliti
memiliki beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Akademisi, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
salah satu acuan dan pembelajaran mengenai kesejahteraan ojek
pangkalan maupun jasa angkutan umum lainnya di era ojek online.
2. Bagi Pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
salah satu acuan dalam menetapkan kebijakan seperti membatasi
97
jumlah ojek online yang beroperasi dan sistem operasional lainnya dari
ojek online salah satunya diwajibkan menggunakan motor dengan plat
sesuai daerah , agar kehadiran suatu inovasi untuk mengatasi
permasalahan angkutan umum tidak menimbulkan masalah baru yang
besar.
98
DAFTAR PUSTAKA
Amaliawiati, Lia & Murni, Asfia. 2014. Ekonomika Mikro. Bandung: PT Refika
Aditama.
Amanaturrohim, Hanifah.2015. Pengaruh Pendapatan dan Konsumsi Rumah
Tangga terhadap Kesejahteraan Keluarga Petani Penggarap Kopi di
Kecamatan Candiroto Kabupaten Temanggung. Skripsi. Bogor:IPB.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia.2018. Survei APJII:Penetrasi
Internet di Indonesia Capai 143 Juta Jiwa. Buletin APJII Edisi 22-Maret
2018. https://apjii.or.id/. Diakses pada Agustus 2018.
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. 2009. Hubungan Program
Keluarga Berencana Nasional dengan Kesejahteraan Keluarga. Jakarta:
BKKBN.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. 2011. Batasan dan
Pengertian MDK. Jakarta: BKKBN
Badan Pusat Statistik Indonesia. 2018. Laju Pertumbuhan Y on Y Produk
Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha. Badan Pusat Statistika.
(Diakses 20 Januari 2019).
Badan Pusat Statistik. Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia 2011.
http://www.bps.go.id, diakses pada 05 Agustus 2018.
Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan. Tangerang Selatan Dalam Angka
2018. https://tangselkota.bps.go.id/publication/2018/08/16, diakses pada
17 Maret 2019.
Badudu,J.S & Mohammad,S.1994.Kamus Umum Bahasa Indonesia.hal 48.
Jakarta:PT Intergraphic.
Bappenas, 2000. Program Pembangunan Nasional Penanggulangan Kemiskinan.
Makalah Diskusi Rakor-Pokja Operasional Gerakan Terpadu Pengentasan
Kemiskinan Tk. Pusat. 13 Juni 2000. Jakarta.
Butz dan Goodstein, 1996. Measuring Costumer Value:Gaining The Strategic
Advantage. New York:McGraw Hill.
Case, Karl E dan Ray C. Fair. 2007. Prinsip-prinsip Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Damodar N. Gujarati. 2007. Dasar-dasar Ekonometrika. Erlangga, Jakarta.
99
Danil. M. 2013. “Pengaruh Pendapatan terhadap Tingkat Konsumsi pada
Pegawai Negeri Sipil di Kantor Bupati Kabupaten Bireuen”, Jurnal
Ekonomika Universitas Almuslim Bireuen Aceh, Vol. IV No. 7 Maret
2013.
Deacon RE, Firebaugh FM.1988. Family Rescue Management: Principle and
Application.USA: Allyn and Bacon,Inc.
Dumairy. 1999. Perekonomian Indonesia. Yogyakarta: Erlangga.
Engel, James F. et, al.1994. Perilaku Konsumen Edisi Keenam Jilid 1. Alih
Bahasa Budiyanto.Jakarta: Binarupa Aksara.
Friedman.1999. The Adult Learner Family In Home. Jakarta:EGC
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19. Edisi Kelima. Universitas Diponegoro, Semarang.
Gunarsa, S. D, & Gunarsa, Y. S. D. 2001. Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Guritno, M, & Algifari. 1998. Teori Ekonomi Makro. Yogyakarta: STIE YPKN
.hlm.72.
H, Assael. Consumer Behavior and Marketing Action. Boston: Kent. Publishing
Company.1992.
Johan IR, Muflikhati I, Mukhti DS. 2013. Gaya Hidup, Manajemen Keuangan,
Strategi Koping dan Kesejahteraan Keluarga Nelayan. Jurnal Ilmu
Keluarga dan Konsumen.
Juhaini.2018. Pengaruh Kehadiran Angkutan Online (Grab) terhadap Sosial
Ekonomi Supir Angkot (PT. Rahayu Medan Ceria) Trayek 120.
Skripsi.Medan: Universitas Sumatera Utara.
Just,R.E.,Darrel,L.H.,Schmidtz,A. 1982. Applied Welfare Economics and Public
Policy. Prentice Hall,Inc.Englewood Cliffs.
Kamus Besar Bahasa Indonesia.2019. Pendapatan.https://kbbi.web.id/pendapatan,
Diakses pada Januari 2019.
Kamus Besar Bahasa Indonesia.2019. Tingkat .https://kbbi.web.id/tingkat,
Diakses pada Januari 2019
Kamus Besar Bahasa Indonesia.2019. Upah .https://kbbi.web.id/upah, Diakses
pada Januari 2019.
100
Lembaran Negara Republik Indonesia.1992. UU Republik Indonesia Tahun 1992
tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
Sejahtera. Jakarta. No.35, 1992
Lipsey, R, dkk. 1993.Pengantar Makroekonomi. Jakarta: erlangga. hlm.70
Loan, N, & Hung, N. 2018. Factor Effecting Satisfaction and Reuse Intention of
Customors Using Online Motorbike Service.Vietnam.
Mankiw, G. 2007. Makroekonomi. Jakarta: Edisi keenam, Erlangga.
Masyhuri.2007. Ekonomi Mikro. Malang: UIN Malang Press.
Padmasari,S. 2017. Protes Transportasi Online, Sopir Angkot dan Ojek Sweeping
Grab dan Gojek. http://m.merdeka.com. Diakses pada September 2018.
Pass, Christopher, Bryan Lowes.1994.Kamus Lengkap Ekonomi Edisi Kedua.
Alih Bahasa Tumpal Rumapea.Jakarta: Erlangga.
Peta Kota Tangerang Selatan. https://petatematikindo.wordpress.com. Diakses
pada Maret 2019.
Pratomo, A. 2006. Buku Ajar Teori Ekonomi Makro. Sumatera Utara:USU.
Puspasari. 2013. Strategi Koping, Dukungan Sosial,dan Kesejahteraan Keluarga
di daerah Rawan Bencana Kabupaten Bandung. Bogor: IPB.
Puspitawati, H. 1998. Poverty Level and Conflicts Over Money Within Families.
(Bibliography).Amerika Serikat (US): Iowa State University.
Puspitawati, H. 2012. Gender dan Keluarga: Konsep dan Realita di Indonesia.
Bogor: IPB Press.
Puspitawati, H. 2015. Kajian Akademik Pengertian Kesejahteraan dan Ketahanan
Keluarga. Bogor: IPB Press. ISBN: 978-979-493-403-6. Bogor.
Rambe, A. 2004. Alokasi Pengeluaran Rumah Tangga dan Tingat Kesejahteraan
(Kasus di Kecamatan Medan Kota, Sumatera Utara). Tesis. Bogor:
Sekolah Pasca Sarjana IPB.
Rodhiyah. (2012). Manajemen Keuangan Keluarga Guna Menuju Keluarga
Sejahtera. Topik Utama: 28-33. ISSN: 0126-0731
Reksohadiprojo, Sukanto.2000.Ekonomi Lingkungan (Suatu Pengantar).
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta
101
Rahardja, Pratama dan Manurung, Mandala. “Pengantar Ilmu Ekonomi:
Mikroekonomi & Makroekonomi”, LPFEUI, Depok, 2008.
Regidor, J, dkk.2016. Comparative Analysis of Transportation Network
Companies (TNCs) on the Taxi Industry in Metro Manila.Filipina.
Rinando,R. 2017. Geger Tukang Ojek Bandar Lampung Serang dan Rampas
Atribut Pengemudi Go-Jek. http://lampung.tribunnews.com. Diakses pada
Agustus 2018.
Rosidah U, Hartoyo, Muflikhati I. 2012. Kajian Strategi Koping dan Perilaku
Investasi Anak pada Keluarga Buruh Pemetik Melati Gambir. Jurnal Ilmu
Keluarga dan Konsumen. 5(1):77-87.
Sadono, Sukirno. 2010. Teori Pengantar : Makroekonomi.Edisi Ketiga. Jakarta:
PT. Raja Grasindo Perseda.
Samuelson, Paul A. Willian D. Nordaus.2004. Makro Ekonomi Edisi 14.Alih
Bahasa Haris Munandar dkk.Jakarta:PT. Gelora Aksara Pratama
Samuelson, Paul A. William D. Nordhaus. “Makro Ekonomi”. Jakarta: Erlangga.
1996.
Santoso, Singgih, dan Tjiptono, Fandy. “Buku Latihan SPSS Statistik
Parametrik”. Jakarta: PT. Elexmedia Computindo. 2002.
Soekarwati. 2006. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasi. Jakarta:
PT.Raja Grafindo
Sugiyono. 2012.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2014.“Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”.Bandung:
Alfabeta. 2014.
Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV Alfabeta
Suherman Rosyidi. 2011. Pengantar Teori Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Sukartini, Made. 2014. Hubungan Upah dan Penawaran Tenaga Kerja Supir Taxi
di Surabaya. JEKT, 7 (1), hal. 60-72
Sunarti, E. 2013. Ketahanan Keluarga. Bogor (ID): IPB Press.
102
Sunarti, E. 2004. Mengasuh Dengan Hati. Jakarta: Elex Media Komputindo
Kelompok Gramedia.
Supranto,J. 2001.Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta:Erlangga.
Syafrino, A. 2017. Efisisensi dan Dampak Ojek Online terhadap Kesempatan
Kerja dan Kesejahteraan. Bogor:IPB.
Toweulu,S. 2001. Ekonomi Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo,2001.
Wahid, A.B. 2017. Ojek Online Bentrok dengan Ojek Pangkalan di Tangerang.
https://news.detik.com.Diakses pada Agustus 2018.
Wikipedia.2018.Ojek.https://id.wikipedia.org/wiki/Ojek, Diakses pada November
2018.
Woodruff. 1997. Customer Value: The Next Source For Competitive Advantage.
Journal of The Academy of Marketing Science, Volume 25 No.2,hal 139-
153.Spring.1997.
Zuhdi, A. 2018. Eksistensi Ojek Pangkalan di Tengah Adanya Ojek Online
Perspektif Sosiologi Ekonomi Islam. Purwokerto: IAIN Purwokerto.
103
LAMPIRAN-LAMPIRAN
104
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
Dengan hormat,
Saya Anita Rahmawati, mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta sedang melakukan penelitian untuk penyusunan
skripsi berjudul “ Analisis Kesejahteraan Keluarga Pengemudi Ojek
Pangkalan Kota Tangerang Selatan di Era Ojek Online”. Sebelum mengisi
kuesioner, Saya harap Saudara yang merupakan pengemudi ojek pangkalan di
Kota Tangerang Selatan bersedia untuk membaca petunjuk pengisian, dan
kejujurannya sangat Saya harapkan agar penelitian ini dapat sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya. Saya pastikan kerahasiaan jawaban dan data diri
Saudara terjamin serta data yang Saya peroleh hanya akan digunakan untuk
keperluan penyusunan skripsi semata.
Atas kerjasamanya, Saya ucapkan terima kasih
Tangerang Selatan, 2018
( Anita Rahmawati)
105
BAGIAN I
Nama
Umur
DATA RESPONDEN
Lengkapilah kolom di bawah ini dengan tanda silang (X) pada satu pilihan
a, b, c, dan d dan seterusnya di bawah ini.
Anda Istri
1. Lama Bekerja :
a. <10 thn c. 20 – 29
thn
b. 10 – 19 thn d. >30 thn
1. Umur :
a. 21 – 30 thn d. 51 – 60
thn
b. 31 – 40 thn e. >60 thn
c. 41 - 50 thn
2. Jumlah anggota keluarga :
a. < 2 org c. 5 – 7
org
b. 2 – 4 org d. >7 org
2. Pekerjaan :
a. Ibu RumahTangga c.Wira-
swasta
b. Pegawai swasta d. Lainnya
3. Jumlah tanggungan keluarga :
a. 0 org c. 4 – 6
org
b. 1 – 3 org d. >6 org
3. Pendapatan per bulan :
a. < Rp 500 rb d. Rp 2.6 jt-
Rp 3.5 jt
b. Rp 500 rb- e. Rp 3.6-
Rp 1.5 jt Rp 4.5 jt
c. Rp 1.6 jt – f. >Rp 4.5 jt
Rp 2.5 jt
4. Rata-rata pendapatan perhari :
a. < Rp 25.000 d. Rp 45 –
54 rb
b. Rp 25 – 34 rb e.Rp55.-
64 rb
c. Rp 35-44 rb f. >Rp 65
rb
4.Pendidikan terakhir :
a. tidak tamat SD d.SMA/MA
b. SD / MI e. D3/S1
c. SMP/MTs
5. Rata-rata pendapatan
perbulan:
a. <Rp 750.000 d. Rp 1,35-
106
1,62 jt
b. Rp 750 – 1,02 e. Rp 1,65-
jt Rp 1,92 jt
c. Rp 1,05- 1,32 f.Rp>1,95
jt jt
6. Rata-rata pendapatan anggota
keluarga perbulan :
a. < Rp 500 rb d. Rp 2.6 jt-
Rp 3.5 jt
b. Rp 500 rb- e. Rp 3.6-
Rp 1.5 jt Rp 4.5 jt
c. Rp 1.6 jt – f. >Rp 4.5 jt
Rp 2.5 jt
7. Pendidikan terakhir :
a. tidak tamat SD d. SMA/MA
b.SD / MI e. D3/S1
c. SMP/MTs
8. Jika memiliki pekerjaan
sampingan, berapa rata-rata
pendapatan saudara perbulan?
a. < Rp 500 rb d. Rp 2.6 jt-
Rp 3.5 jt
b. Rp 500 rb- e. Rp 3.6-
Rp 1.5 jt Rp 4.5 jt
c. Rp 1.6 jt – f. >Rp 4.5 jt
Rp 2.5 jt
107
Pola Kerja
1. Rata-rata lama kerja per
hari:
a. < 5 jam c. ½ hari
b. 5 – 10 jam d. >1/2
hari
2. Frekuensi mengemudi
dalam seminggu :
a. Setiap hari c. 3-4x se-
minggu
b. 2- 3x se- d. 5-6x se-
minggu minggu
108
BAGIAN II
PENDAPATAN
Berkaitan dengan tingkat kecukupan atas pendapatan yang diterima sebagai
pengemudi ojek pangkalan dan penurunan pendapatan akibat adanya ojek online ,
bagaimana pendapat anda mengenai hal-hal berikut ini dengan memberi tanda
checklist ( √ ) :
TS : Tidak Setuju
KS : Kurang Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
No Pernyataan Kategori
TS KS S SS
1
Pendapatan yang diterima dari
pengupahan dalam hitungan harian
sudah cukup
2 Pendapatan yang diterima sebagai
fee dari konsumen sudah cukup
3
Pendapatan dari konsumen
langganan sudah cukup
4
Tidak terjadi penurunan pendapatan
harian akibat adanya ojek online
5
Tidak terjadi penurunan jumlah
penumpang akibat adanya ojek
online
6
Tidak terjadi penurunan jumlah
langganan akibat adanya ojek
online
7
Tidak terjadi penurunan jumlah jam
kerja akibat adanya ojek online
8
Tidak terjadi penurunan frekuensi
kerja dalam seminggu akibat
adanya ojek online
109
TINGKAT KONSUMSI
Berkaitan dengan konsumsi pangan dan non pangan seluruh anggota keluarga
anda yang diterima, bagaimana pendapat anda mengenai hal-hal berikut ini
dengan memberi tanda checklist ( √ ) :
TS : Tidak Setuju
KS : Kurang Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
No Pernyataan Kategori
TS KS S SS
Pangan
1
Konsumsi keluarga terhadap
makanan pokok (beras atau gandum)
sudah cukup
2
Konsumsi keluarga terhadap buah,
sayur dan sumber protein
(tahu,ikan,daging,dll) sudah cukup
3 Konsumsi keluarga terhadap
makanan jadi (bakso,burger,dll)
sudah cukup
4 Konsumsi keluarga terhadap rokok
dan atau sirih sudah cukup
Non Pangan
5
Penggunaan fasilitas dirumah
(TV,komputer,kulkas,dll) sudah
cukup
6
Memiliki perlengkapan dan
kebutuhan MCK (Mandi,Cuci,dan
Kebersihan) sudah cukup
7 Jaminan pada kesehatan anggota
keluarga sudah cukup
8 Pembayaran untuk biaya pendidikan
(uang SPP dan buku) sudah cukup
110
STRATEGI PENAMBAHAN PENDAPATAN
Berkaitan dengan meningkatkan pendapatan keluarga anda, apa saja yang anda
dan keluarga sudah atau sering lakukan untuk mengatasi masalah pemenuhan
kebutuhan sehari-hari ? Isilah jawaban yang sesuai dengan memberi tanda
checklist ( √ ) :
TS : Tidak Setuju
KS : Kurang Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
No Pernyataan Kategori
TS KS S SS
1 Mengambil tabungan
2 Menggadaikan barang
3 Menjual barang pribadi di rumah
4 Memiliki pekerjaan sampingan
5 Anggota keluarga sudah bekerja
111
KESEJAHTERAAN KELUARGA
Berkaitan dengan kesejahteraan keluarga pengemudi ojek pangkalan, bagaimana
pendapat anda mengenai hal-hal berikut ini dengan memberi tanda checklist ( √ ) :
TS : Tidak Setuju
KS : Kurang Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
No Pernyataan Kategori
TS KS S SS
1 Membiasakan melaksanakan ibadah
sesuai agama
2 Makan dua kali atau lebih dalam
sehari terpenuhi
3 Semua anak berumur 7-15 tahun
dalam keluarga wajib sekolah
4 Seluruh anggota keluarga berumur
10-60 tahun dapat baca tulis
5 Makan bersama seminggu sekali
sambil berkomunikasi terpenuhi
6 Rekreasi bersama enam bulan sekali
7 Aktif memberikan sumbangan
material secara teratur
8 Aktif sebagai pengurus organisasi
kemasyarakatan
9 Puas dengan pekerjaan anda
10 Puas dengan keadaan tempat tinggal
11 Puas dengan kesehatan fisik
keluarga
12 Bahagia dalam perkawinan
112
Lampiran 2 : Data mentah hasil jawaban angket penelitian
1. Variabel Pendapatan Pengemudi Ojek Pangkalan
No 1 2 3 4 5 6 7 8 Total
1 1 1 1 1 1 1 3 4 13
2 2 2 2 1 2 2 3 3 17
3 2 2 2 1 2 2 3 3 17
4 2 2 2 1 1 1 4 4 17
5 3 1 3 1 1 1 4 4 18
6 2 1 2 1 1 1 3 3 14
7 3 1 2 2 2 2 4 3 19
8 1 1 1 1 1 1 4 4 14
9 3 1 2 2 2 2 4 4 20
10 2 1 1 2 2 2 3 4 17
11 2 2 2 2 2 2 3 3 18
12 3 3 3 1 1 1 4 4 20
13 3 1 1 1 2 2 4 3 17
14 2 1 1 1 1 2 3 3 14
15 2 1 1 1 1 2 3 4 15
16 1 2 2 1 1 1 3 4 15
17 3 3 3 1 1 2 3 4 20
18 2 1 1 2 2 2 3 3 16
19 3 3 3 1 1 1 4 3 19
20 1 1 1 1 1 2 3 3 13
21 2 2 2 1 2 2 3 3 17
22 1 1 3 2 2 2 3 3 17
23 3 3 3 2 2 2 4 4 23
24 1 3 3 1 1 1 4 4 18
25 2 1 1 1 2 2 4 3 16
26 2 1 1 1 1 2 4 4 16
27 3 2 2 1 1 1 4 3 17
28 3 1 1 1 1 1 4 4 16
29 2 2 2 1 1 1 3 4 16
30 2 2 2 1 1 1 3 4 16
31 1 1 1 1 1 1 4 4 14
32 2 2 2 2 2 2 3 4 19
33 3 1 2 1 1 2 3 3 16
34 3 2 2 2 2 2 3 3 19
35 3 1 1 1 1 2 3 3 15
36 3 1 1 1 1 1 3 3 14
37 2 2 2 1 1 1 3 3 15
113
38 3 1 2 1 1 1 4 4 17
39 2 1 1 1 1 1 4 4 15
40 2 1 2 1 1 1 3 4 15
41 3 1 2 2 2 2 3 3 18
42 3 2 1 2 2 2 4 4 20
43 3 2 3 2 2 2 4 4 22
44 2 2 2 2 2 2 3 3 18
45 2 2 1 1 2 2 3 4 17
46 3 1 3 1 1 2 4 3 18
47 4 2 4 2 2 2 4 3 23
48 2 2 2 2 2 2 3 3 18
49 3 2 3 2 2 2 3 4 21
50 3 3 3 2 2 2 4 3 22
114
2. Variabel Tingkat Konsumsi Keluarga
No 1 2 3 4 5 6 7 8 Total
1 3 3 1 3 2 3 2 3 20
2 3 3 1 1 3 3 3 3 20
3 3 3 2 3 3 3 2 3 22
4 3 2 1 1 3 3 3 1 17
5 3 3 1 3 3 3 2 1 19
6 2 1 1 2 2 3 2 2 15
7 3 3 3 3 3 4 1 2 22
8 2 2 2 2 2 2 2 2 16
9 3 3 3 1 3 3 2 1 19
10 3 2 2 1 2 3 1 3 17
11 2 2 1 1 2 3 2 2 15
12 3 3 1 3 3 3 3 3 22
13 3 2 2 3 2 4 3 3 22
14 3 1 3 3 2 4 3 3 22
15 3 2 2 1 3 3 2 2 18
16 3 1 2 2 1 3 1 3 16
17 3 3 3 3 3 3 3 3 24
18 3 2 3 1 3 3 2 2 19
19 3 3 3 3 3 3 3 1 22
20 3 3 1 1 3 3 2 3 19
21 2 2 2 2 2 3 2 2 17
22 2 2 3 1 3 2 2 3 18
23 3 3 1 3 3 4 3 3 23
24 3 1 2 1 3 2 1 3 16
25 3 2 2 1 3 2 3 2 18
26 3 2 1 3 2 2 2 2 17
27 3 1 1 3 2 2 2 1 15
28 3 2 1 1 2 2 2 1 14
29 2 2 1 2 3 3 2 1 16
30 3 3 1 1 3 3 2 1 17
31 2 1 2 2 3 3 1 1 15
32 3 2 2 2 2 2 2 1 16
33 2 1 1 1 2 2 1 1 11
34 3 2 1 3 3 2 2 2 18
35 3 2 1 2 3 3 1 2 17
36 3 2 2 2 2 3 3 2 19
37 2 1 1 1 2 3 3 2 15
115
38 2 2 2 2 3 3 1 2 17
39 3 2 1 1 3 2 2 1 15
40 2 2 1 1 2 2 2 2 14
41 2 1 1 1 2 1 2 1 11
42 2 2 1 1 1 2 2 2 13
43 3 3 1 2 1 3 2 2 17
44 4 4 2 2 2 3 1 2 20
45 3 3 2 2 2 2 2 2 18
46 3 3 2 3 3 3 2 2 21
47 4 3 3 3 3 3 3 3 25
48 2 1 1 2 1 1 1 1 10
49 2 2 2 2 1 3 1 1 14
50 3 2 2 1 1 3 2 2 16
116
3. Variabel Strategi Penambahan Pendapatan Keluarga
No 1 2 3 4 5 Total
1 1 1 3 1 1 7
2 1 2 1 1 1 6
3 1 2 1 3 3 10
4 1 2 3 3 1 10
5 1 2 3 3 3 12
6 3 3 1 1 3 11
7 3 2 1 1 1 8
8 1 3 1 3 1 9
9 1 2 3 3 3 12
10 3 1 3 3 3 13
11 1 2 3 3 1 10
12 3 2 1 1 3 10
13 1 3 3 3 3 13
14 3 3 1 3 3 13
15 3 2 1 1 1 8
16 3 3 3 3 1 13
17 3 3 3 1 1 11
18 1 2 1 1 3 8
19 1 1 1 3 1 7
20 3 2 1 1 3 10
21 1 3 1 3 3 11
22 3 3 1 3 1 11
23 3 2 3 3 3 14
24 1 2 3 3 1 10
25 1 1 1 1 3 7
26 3 1 3 3 3 13
27 3 1 1 3 3 11
28 1 1 3 1 1 7
29 3 3 1 3 3 13
30 3 2 1 3 1 10
31 1 1 3 3 3 11
32 3 3 1 3 1 11
33 3 3 1 3 1 11
34 3 1 1 1 1 7
35 1 3 3 3 1 11
36 1 3 1 3 3 11
37 3 2 3 1 3 12
117
38 1 3 3 1 3 11
39 1 3 3 3 3 13
40 3 1 1 3 1 9
41 1 1 1 3 1 7
42 3 1 1 1 3 9
43 3 2 3 1 1 10
44 1 3 1 1 3 9
45 1 3 1 1 3 9
46 1 3 1 1 1 7
47 1 3 1 3 3 11
48 1 2 1 1 3 8
49 1 3 1 1 1 7
50 1 3 1 1 3 9
118
4. Variabel Kesejahteraan Keluarga
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total
1 3 2 4 2 3 2 1 1 1 3 3 3 28
2 3 2 3 3 2 1 2 1 3 3 3 3 29
3 4 3 3 3 3 1 2 3 2 3 2 3 32
4 3 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 33
5 3 4 3 4 3 3 3 1 2 3 3 2 34
6 3 3 3 3 4 2 2 2 2 3 3 3 33
7 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 40
8 4 2 2 2 3 1 1 3 3 2 2 2 27
9 4 3 4 4 2 3 3 1 3 3 3 3 36
10 3 3 3 4 3 2 1 3 1 2 3 3 31
11 3 3 3 3 4 1 3 2 2 2 3 2 31
12 3 4 3 3 4 1 3 3 2 3 2 3 34
13 3 3 3 3 3 1 2 2 1 3 3 3 30
14 4 2 4 2 3 3 1 2 3 3 3 3 33
15 3 2 3 3 2 1 3 3 3 3 3 1 30
16 3 2 3 3 3 1 2 1 2 1 3 4 28
17 4 4 3 3 4 3 2 1 3 3 3 3 36
18 3 3 3 3 4 1 2 2 1 3 2 2 29
19 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 3 3 33
20 4 2 2 2 3 1 2 2 2 3 3 4 30
21 4 3 4 4 3 1 3 2 2 1 3 2 32
22 3 3 3 4 4 1 3 1 1 3 3 3 32
23 4 4 3 4 3 1 3 3 1 1 3 3 33
24 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 35
25 4 3 4 4 4 1 3 1 3 3 3 3 36
26 4 3 3 3 4 2 2 1 2 2 3 3 32
27 4 3 4 4 3 1 3 2 3 3 3 3 36
28 3 3 3 3 3 1 3 2 3 2 3 3 32
29 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 31
30 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 34
31 4 3 3 3 4 1 1 2 2 2 2 3 30
32 3 4 3 3 3 1 1 1 2 3 3 3 30
33 3 4 3 3 4 1 3 1 3 3 3 3 34
34 3 4 3 3 4 1 2 3 2 2 2 3 32
35 4 3 3 4 4 2 1 3 2 3 3 3 35
36 4 2 4 4 3 2 2 1 1 3 3 3 32
37 3 2 4 3 3 1 2 1 1 2 3 3 28
119
38 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 33
39 4 3 3 3 4 1 2 2 3 2 3 2 32
40 4 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 32
41 3 4 2 3 4 1 3 3 2 1 2 2 30
42 3 4 3 3 3 1 3 2 2 2 3 3 32
43 4 4 3 3 4 1 3 3 2 2 2 3 34
44 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 4 4 34
45 4 4 3 4 2 2 3 3 2 1 2 2 32
46 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 36
47 4 3 4 4 4 2 3 2 2 3 3 4 38
48 3 3 3 3 3 1 1 3 2 1 2 2 27
49 3 2 3 3 3 1 2 2 1 2 2 2 26
50 3 2 3 3 3 1 3 3 2 2 3 3 31
120
Lampiran 3 : Hasil Uji SPSS
1. Uji Validitas Pendapatan Pengemudi Ojek Pangkalan
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 total
Spearman's rho P1 Correlation Coefficient 1.000 .133 .366** .252 .167 .203 .360
* -.143 .609
**
Sig. (2-tailed) . .356 .009 .077 .245 .158 .010 .322 .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
P2 Correlation Coefficient .133 1.000 .593** .176 .207 .006 .023 .072 .600
**
Sig. (2-tailed) .356 . .000 .221 .148 .965 .873 .619 .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
P3 Correlation Coefficient .366** .593
** 1.000 .273 .135 .008 .158 -.046 .702
**
Sig. (2-tailed) .009 .000 . .055 .349 .958 .273 .752 .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
P4 Correlation Coefficient .252 .176 .273 1.000 .778** .562
** -.041 -.127 .637
**
Sig. (2-tailed) .077 .221 .055 . .000 .000 .778 .381 .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
P5 Correlation Coefficient .167 .207 .135 .778** 1.000 .723
** -.091 -.281
* .582
**
Sig. (2-tailed) .245 .148 .349 .000 . .000 .532 .048 .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
P6 Correlation Coefficient .203 .006 .008 .562** .723
** 1.000 -.219 -.371
** .410
**
Sig. (2-tailed) .158 .965 .958 .000 .000 . .126 .008 .003
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
P7 Correlation Coefficient .360* .023 .158 -.041 -.091 -.219 1.000 .242 .332
*
Sig. (2-tailed) .010 .873 .273 .778 .532 .126 . .091 .018
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
P8 Correlation Coefficient -.143 .072 -.046 -.127 -.281* -.371
** .242 1.000 .029
Sig. (2-tailed) .322 .619 .752 .381 .048 .008 .091 . .840
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
total Correlation Coefficient .609** .600
** .702
** .637
** .582
** .410
** .332
* .029 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .003 .018 .840 .
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
121
2. Uji Validitas Tingkat Konsumsi Keluarga
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 total
Spearman's rho K1 Correlation Coefficient 1.000 .543** .234 .295
* .290
* .283
* .254 .287
* .661
**
Sig. (2-tailed) . .000 .101 .037 .041 .046 .075 .043 .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
K2 Correlation Coefficient .543** 1.000 .142 .293
* .384
** .365
** .253 .224 .704
**
Sig. (2-tailed) .000 . .326 .039 .006 .009 .076 .117 .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
K3 Correlation Coefficient .234 .142 1.000 .167 .175 .283* .014 .245 .471
**
Sig. (2-tailed) .101 .326 . .246 .225 .047 .926 .087 .001
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
K4 Correlation Coefficient .295* .293
* .167 1.000 .078 .338
* .165 .208 .541
**
Sig. (2-tailed) .037 .039 .246 . .590 .016 .253 .148 .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
K5 Correlation Coefficient .290* .384
** .175 .078 1.000 .222 .213 .087 .526
**
Sig. (2-tailed) .041 .006 .225 .590 . .121 .137 .549 .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
K6 Correlation Coefficient .283* .365
** .283
* .338
* .222 1.000 .219 .356
* .610
**
Sig. (2-tailed) .046 .009 .047 .016 .121 . .127 .011 .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
K7 Correlation Coefficient .254 .253 .014 .165 .213 .219 1.000 .235 .476**
Sig. (2-tailed) .075 .076 .926 .253 .137 .127 . .101 .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
K8 Correlation Coefficient .287* .224 .245 .208 .087 .356
* .235 1.000 .559
**
Sig. (2-tailed) .043 .117 .087 .148 .549 .011 .101 . .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
total Correlation Coefficient .661** .704
** .471
** .541
** .526
** .610
** .476
** .559
** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
122
3.Uji Validitas Strategi Penambahan Pendapatan Keluarga
Correlations
SPP1 SPP2 SPP3 SPP4 SPP5 total
Spearman's
rho
SPP1 Correlation
Coefficient 1.000 -.102 -.113 -.026 -.071 .330
*
Sig. (2-tailed) . .483 .435 .858 .623 .019
N 50 50 50 50 50 50
SPP2 Correlation
Coefficient -.102 1.000 -.134 .058 .058 .333
*
Sig. (2-tailed) .483 . .352 .688 .689 .018
N 50 50 50 50 50 50
SPP3 Correlation
Coefficient -.113 -.134 1.000 .196 -.021 .456
**
Sig. (2-tailed) .435 .352 . .173 .882 .001
N 50 50 50 50 50 50
SPP4 Correlation
Coefficient -.026 .058 .196 1.000 -.010 .575
**
Sig. (2-tailed) .858 .688 .173 . .947 .000
N 50 50 50 50 50 50
SPP5 Correlation
Coefficient -.071 .058 -.021 -.010 1.000 .451
**
Sig. (2-tailed) .623 .689 .882 .947 . .001
N 50 50 50 50 50 50
total Correlation
Coefficient .330
* .333
* .456
** .575
** .451
** 1.000
Sig. (2-tailed) .019 .018 .001 .000 .001 .
N 50 50 50 50 50 50
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).
123
4.Uji Validitas Kesejahteraan Keluarga
124
Lampiran 4 : Hasil Uji SPSS
1. Uji Reabilitas Pendapatan Pengemudi Ojek Pangkalan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.604 8
2. Uji Reabilitas Tingkat Konsumsi Keluarga
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.720 8
3. Uji Reabilitas Strategi Penambahan Pendapatan Keluarga
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.421 6
4. Uji Reabilitas Kesejahteraan keluarga
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.426 12
125
Lampiran 5: Hasil Uji SPSS
1. Kategori Besaran Pendapatan Pengemudi Ojek Pangkalan
Pendapatan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid rendah 32 64.0 64.0 64.0
sedang 18 36.0 36.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
2. Kategori Besaran Tingkat Konsumsi Keluarga
Konsumsi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sedang 31 62.0 62.0 62.0
rendah 19 38.0 38.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
3. Kategori Besaran Strategi Penambahan Pendapatan Keluarga
Strategi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid rendah 27 54.0 54.0 54.0
sedang 23 46.0 46.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
4. Kategori Besaran Kesejahteraan Keluarga
Kesejahteraan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sedang 44 88.0 88.0 88.0
126
tinggi 6 12.0 12.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
5. Kategori Besaran Konsumsi Pangan Keluarga
Konsumsi Pangan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sedang 21 42.0 42.0 42.0
rendah 29 58.0 58.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
6. Kategori Besaran Konsumsi Non Pangan Keluarga
Konsumsi Non Pangan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sedang 32 64.0 64.0 64.0
rendah 18 36.0 36.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
127
Lampiran 6 : Hasil Uji Tabulasi Silang (Crosstabulation)
1. Jumlah jam kerja pengemudi ojek pangkalan dengan pendapatan
perhari
128
2. Pendapatan Pengemudi Ojek Pangkalan dengan Tingkat Konsumsi
Keluarga
Pendapatan * Konsumsi Crosstabulation
Konsumsi
Total rendah sedang tinggi
Pendapatan rendah Count 12 20 0 32
Expected Count 12.2 19.2 .6 32.0
% within Pendapatan 37.5% 62.5% .0% 100.0%
% within Konsumsi 63.2% 66.7% .0% 64.0%
% of Total 24.0% 40.0% .0% 64.0%
sedang Count 7 10 1 18
Expected Count 6.8 10.8 .4 18.0
% within Pendapatan 38.9% 55.6% 5.6% 100.0%
% within Konsumsi 36.8% 33.3% 100.0% 36.0%
% of Total 14.0% 20.0% 2.0% 36.0%
Total Count 19 30 1 50
Expected Count 19.0 30.0 1.0 50.0
% within Pendapatan 38.0% 60.0% 2.0% 100.0%
% within Konsumsi 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 38.0% 60.0% 2.0% 100.0%
129
3. Pendapatan Pengemudi Ojek Pangkalan dengan Strategi Penambahan
Pendapatan Keluarga
Pendapatan * SPP Crosstabulation
SPP
Total rendah sedang
Pendapatan rendah Count 14 18 32
Expected Count 17.3 14.7 32.0
% within P 43.8% 56.2% 100.0%
% within SPP 51.9% 78.3% 64.0%
% of Total 28.0% 36.0% 64.0%
sedang Count 13 5 18
Expected Count 9.7 8.3 18.0
% within P 72.2% 27.8% 100.0%
% within SPP 48.1% 21.7% 36.0%
% of Total 26.0% 10.0% 36.0%
Total Count 27 23 50
Expected Count 27.0 23.0 50.0
% within P 54.0% 46.0% 100.0%
% within SPP 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 54.0% 46.0% 100.0%
130
4. Tingkat Konsumsi Keluarga dengan Kesejahteraan Keluarga
Konsumsi * Kesejahteraan Crosstabulation
Kesejahteraan
Total sedang tinggi
Konsumsi rendah Count 18 1 19
Expected Count 16.7 2.3 19.0
% within Konsumsi 94.7% 5.3% 100.0%
% within Kesejahteraan 40.9% 16.7% 38.0%
% of Total 36.0% 2.0% 38.0%
sedang Count 26 4 30
Expected Count 26.4 3.6 30.0
% within Konsumsi 86.7% 13.3% 100.0%
% within Kesejahteraan 59.1% 66.7% 60.0%
% of Total 52.0% 8.0% 60.0%
tinggi Count 0 1 1
Expected Count .9 .1 1.0
% within Konsumsi .0% 100.0% 100.0%
% within Kesejahteraan .0% 16.7% 2.0%
% of Total .0% 2.0% 2.0%
Total Count 44 6 50
Expected Count 44.0 6.0 50.0
% within Konsumsi 88.0% 12.0% 100.0%
% within Kesejahteraan 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 88.0% 12.0% 100.0%
131
5. Konsumsi Pangan dengan Konsumsi Non Pangan Keluarga
Konsumsipangan * Konsumsinonpangan Crosstabulation
Konsumsinonpangan
Total rendah sedang
Konsumsipangan rendah Count 13 16 29
Expected Count 10.4 18.6 29.0
% within Konsumsipangan 44.8% 55.2% 100.0%
% within Konsumsinon 72.2% 50.0% 58.0%
% of Total 26.0% 32.0% 58.0%
sedang Count 5 16 21
Expected Count 7.6 13.4 21.0
% within Konsumsipangan 23.8% 76.2% 100.0%
% within Konsumsinon 27.8% 50.0% 42.0%
% of Total 10.0% 32.0% 42.0%
Total Count 18 32 50
Expected Count 18.0 32.0 50.0
% within Konsumsipangan 36.0% 64.0% 100.0%
% within Konsumsinon 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 36.0% 64.0% 100.0%
132
6. Strategi Penambahan Pendapatan dengan Tingkat Konsumsi Keluarga
SPP * Konsumsi Crosstabulation
Konsumsi
Total rendah sedang tinggi
SPP rendah Count 10 17 0 27
Expected Count 10.3 16.2 .5 27.0
% within SPP 37.0% 63.0% .0% 100.0%
% within K 52.6% 56.7% .0% 54.0%
% of Total 20.0% 34.0% .0% 54.0%
sedang Count 9 13 1 23
Expected Count 8.7 13.8 .5 23.0
% within SPP 39.1% 56.5% 4.3% 100.0%
% within K 47.4% 43.3% 100.0% 46.0%
% of Total 18.0% 26.0% 2.0% 46.0%
Total Count 19 30 1 50
Expected Count 19.0 30.0 1.0 50.0
% within SPP 38.0% 60.0% 2.0% 100.0%
% within K 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 38.0% 60.0% 2.0% 100.0%
133
7. Strategi Penambahan Pendapatan dengan Kesejahteraan Keluarga
SPP * Kesejahteraan Crosstabulation
Kesejahteraan
Total sedang tinggi
SPP rendah Count 25 2 27
Expected Count 23.8 3.2 27.0
% within SPP 92.6% 7.4% 100.0%
% within KS 56.8% 33.3% 54.0%
% of Total 50.0% 4.0% 54.0%
sedang Count 19 4 23
Expected Count 20.2 2.8 23.0
% within SPP 82.6% 17.4% 100.0%
% within KS 43.2% 66.7% 46.0%
% of Total 38.0% 8.0% 46.0%
Total Count 44 6 50
Expected Count 44.0 6.0 50.0
% within SPP 88.0% 12.0% 100.0%
% within KS 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 88.0% 12.0% 100.0%
134
8. Pendapatan pengemudi Ojek Pangkalan dengan Kepuasan Pekerjaan
Pendapatan * Kepuasanpekerjaan Crosstabulation
Kepuasanpekerjaan
Total TS KS S
Pendapatan rendah Count 7 12 13 32
Expected Count 5.8 14.1 12.2 32.0
% within P 21.9% 37.5% 40.6% 100.0%
% within Kepuasanpekerjaan 77.8% 54.5% 68.4% 64.0%
% of Total 14.0% 24.0% 26.0% 64.0%
sedang Count 2 10 6 18
Expected Count 3.2 7.9 6.8 18.0
% within P 11.1% 55.6% 33.3% 100.0%
% within Kepuasanpekerjaan 22.2% 45.5% 31.6% 36.0%
% of Total 4.0% 20.0% 12.0% 36.0%
Total Count 9 22 19 50
Expected Count 9.0 22.0 19.0 50.0
% within P 18.0% 44.0% 38.0% 100.0%
% within Kepuasanpekerjaan 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 18.0% 44.0% 38.0% 100.0%
135
Lampiran 7 : Hasil Uji Rank Spearman
Correlations
P K SPP KS
Spearman's rho P Correlation Coefficient 1.000 .234 -.185 .280*
Sig. (2-tailed) . .103 .198 .049
N 50 50 50 50
K Correlation Coefficient .234 1.000 .044 .405**
Sig. (2-tailed) .103 . .761 .004
N 50 50 50 50
SPP Correlation Coefficient -.185 .044 1.000 .139
Sig. (2-tailed) .198 .761 . .334
N 50 50 50 50
KS Correlation Coefficient .280* .405
** .139 1.000
Sig. (2-tailed) .049 .004 .334 .
N 50 50 50 50
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
136
Lampiran 8 : Dokumentasi