191
ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN KETERAMPILAN ABAD 21 PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS V (STUDI KASUS DI SALAH SATU SEKOLAH DASAR DI WONOGIRI, JAWA TENGAH) TAHUN AJARAN 2018/2019 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Lorencia May Suraswati NIM: 151134065 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

KETERAMPILAN ABAD 21

PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS V

(STUDI KASUS DI SALAH SATU SEKOLAH DASAR DI WONOGIRI,

JAWA TENGAH)

TAHUN AJARAN 2018/2019

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Lorencia May Suraswati

NIM: 151134065

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

❖ Tuhan Yesus Kristus atas penyertaan dan berkat sehingga saya dapat

menyelesaikan skripsi.

❖ Kedua orangtua saya, Martinus Sarwono dan Lucia Sutini yang telah

memberikan bantuan baik dari segi finansial dan spiritual selama saya

kuliah hingga menyelesaikan penulisan skripsi.

❖ Pak Damai dan Ibu Erlita yang telah membimbing, mendampingi, dan

memberikan masukan selama menyusun tugas akhir ini.

❖ Semua sahabat-sahabatku dan banyak orang yang secara langsung dan

tidak langsung telah membantu saya dalam membuat skripsi ini.

❖ Almamaterku, Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

v

MOTTO

“Untuk semua wanita muda, jangan pernah sekalipun kamu meragukan harga

dirimu sendiri atau meragukan seberapa kuatnya dirimu, karena kamu pantas

memiliki kesempatan yang besar untuk mewujudkan mimpimu”

Hillary Clinton

“karena sekalut apapun harimu, akan selalu ada hal yang bisa disyukuri”

Dea Goesti Rizkita

Putri Indonesia Perdamaian 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

viii

ABSTRAK

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

KETERAMPILAN ABAD 21 PADA PEMBELAJARAN TEMATIK

KELAS V (STUDI KASUS DI SALAH SATU SEKOLAH DASAR

DI KABUPATEN WONOGIRI) TAHUN AJARAN 2018/2019

Lorencia May Suraswati

Universitas Sanata Dharma

2020

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Untuk menganalisis

bagaimana desain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada salah satu SD

Negeri di Kabupaten Wonogiri yang memuat indikator keterampilan berpikir

tingkat tinggi; (2)Untuk menganalisis bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran

tematik pada salah satu SD Negeri di Kabupaten Wonogiri dengan menggunakan

keterampilan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan abad 21; (3) Untuk

menganalisis bagaimana pelaksanaan penilaian kelas (assessment) pada salah satu

SD Negeri di Kabupaten Wonogiri yang sesuai dengan indikator pengukuran

berpikir tingkat tinggi.

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan desain studi kasus.

Subjek dalam penelitian ini adalah 30 siswa kelas V, serta guru kelas V di salah

satu sekolah dasar di Kabupaten Wonogiri. Data dalam penelitian ini dikumpulkan

menggunakan teknik wawancara, observasi, kuesioner, dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa desain Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran yang dibuat oleh guru kelas V masih didominasi dengan indikator

kata kerja berpikir tingkat rendah, akan tetapi guru sudah mengimplementasikan

beberapa indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan abad 21.

Kemudian pada pelaksanaan pembelajaran oleh guru kelas V sudah mengarah pada

keterampilan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan abad 21. Pada pelaksanaan

penilaian kelas, soal masih didominasi dengan indikator yang menggunakan kata

kerja berpikir tingkat rendah.

Kata kunci: Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi, Keterampilan Abad 21,

Kurikulum 2013, Perencanaan Pembelajaran, Pelaksanaan Pembelajaran, Penilaian

Pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

ix

ABSTRACT

THE ANALYSIS OF HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS) AND

21ST CENTURY SKILL IN THE THEMATIC LEARNING OF FIFTH

GRADE STUDENTS (CASE STUDY IN ONE OF ELEMENTARY SCHOOL

ON KABUPATEN WONOGIRI) ACADEMIC YEAR 2018/2019

Lorencia May Suraswati

Sanata Dharma University

2020

The study aim is to: (1) analyze the desain of the lesson plan in one of

elementary schools on Wonogiri wether the lesson plan has already contained the

indicator of Higher Order Thinking Skills or not. (2) analyze the thematic learning

process in one of elementary schools in Wonogiri, has the learning process used

the Higher Order Thinking Skill and 21st Century Skills? (3) analyze the assessment

process in one of elementary schools in Wonogiri, is the assessment process already

using the measurement indicator of Higher Order Thinking.

This study is a qualitative research with study case design. The Subject of

this research are 30 fifth grade students and the fifth grade teacher in one of

elementary schools on Wonogiri. The data was collected by doing interview,

observation, questionnaire, and documentation.

The result of this research showed that (1) the lesson plan design which was

made by the fifth grade teacher was dominated by the indicator of lower order

thinking skill verbs. However, the teacher has tried to implement some indicator

about High Order Thinking Skills and 21st century skills. (2) the learning process

which delivered by the fifth grade teacher had already led to Higher Order Thinking

Skills and 21st Century Skills. (3) then on the assessment process, it was still

dominated by the indicator of lower order thinking skill verbs.

Keywords: Higher Order thinking skills, 21st Century Skills, 2013 Curriculum,

Lesson Plan, Learning Process, Assessment Process.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ............................................................................................ v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................... vii

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

ABSTRACT ........................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL................................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Batasan Masalah. .................................................................................... 6

C. Rumusan Masalah .................................................................................. 6

D. Tujuan Penelitian ................................................................................... 7

E. Manfaat Penelitian ................................................................................. 7

F. Asumsi Penelitian ................................................................................... 8

G. Definisi Operasional ............................................................................... 8

BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 10

A. Kajian Pustaka ...................................................................................... 10

1. Teori yang Mendukung ...................................................................... 10

a. Keterampilan Abad 21 ................................................................... 10

b. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS) ............................ 16

c. Berpikir Tingkat Tinggi (HOT) ..................................................... 23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

xiii

d. Berpikir Tingkat Rendah (LOT) .................................................... 26

e. Kurikulum 2013 ............................................................................. 27

2. Penelitian yang Relevan ..................................................................... 40

3. Kerangka Berpikir. ............................................................................. 41

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 44

A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 44

B. Setting Penelitian .................................................................................. 44

1. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................. 44

2. Subjek dan Objek Penelitian............................................................... 45

C. Desain Penelitian .................................................................................. 45

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 46

1. Wawancara ........................................................................................ 47

2. Kuesioner .......................................................................................... 47

3. Observasi ........................................................................................... 48

4. Dokumentasi ..................................................................................... 48

E. Instrumen Penelitian............................................................................. 48

F. Kredibilitas dan Transferabilitas .......................................................... 49

G. Teknik Analisis Data ............................................................................ 49

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................. 49

2. Implementasi Pembelajaran Keterampilan Berpikir Tingkat

Tinggi ................................................................................................ 49

3. Pelaksanaan Penilaian Kelas ............................................................. 50

4. Kuesioner .......................................................................................... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 51

A. Hasil Penelitian .................................................................................... 51

1. Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada Perencanaan

Pembelajaran ..................................................................................... 51

2. Hasil Analisis Wawancara Guru Kelas V ......................................... 57

3. Hasil Observasi pada Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ............... 58

4. Hasil Analisis Kuesioner Siswa ....................................................... 64

5. Hasil Analisis Kuesioner Guru Kelas V............................................ 66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

xiv

6. Hasil Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada Penilaian

Pembelajaran ..................................................................................... 68

B. Pembahasan .......................................................................................... 70

1. Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada

Perencanaan Pembelajaran di Sekolah Dasar Di Wonogiri. ............. 66

2. Penerapan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada

Proses Pembelajaran di Salah Satu Sekolah Dasar di Wonogiri ....... 75

3. Analisis Penilaian Berpikir Tingkat Tinggi pada Penilaian

Pembelajaran. .................................................................................... 79

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 84

A. Kesimpulan .......................................................................................... 84

B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 85

C. Saran ..................................................................................................... 85

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 86

LAMPIRAN ......................................................................................................... 91

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... 178

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Hasil Analisis dari Indikator Aspek Koginitif pada RPP ....................... 52

Tabel 4.2 Hasil Analisis dari Indikator 4C pada RPP ............................................ 53

Tabel 4.3 Hasil Observasi pada Pelaksanaan Pembelajaran .................................. 59

Tabel 4.4 Hasil Hitung Interval Pernyataan Penerapan Skala Likert ..................... 65

Tabel 4.5 Hasil Akhir Analisis Kuesioner 30 Siswa .............................................. 66

Tabel 4.6 Hasil Hitungan Interval Pernyataan Penerapan Skala Likert ................. 67

Tabel 4.7 Hasil Analisis Kuesioner Guru .............................................................. 68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Taksonomi Bloom .............................................................................. 24

Gambar 2.2 Taksonomi Bloom ............................................................................. 26

Gambar 2.3 Peta Kerangka Berpikir ...................................................................... 43

Gambar 4.1 Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Kelas V .................................. 59

Gambar 4.2 Diagram Batang Hasil Analisis Kesioner oleh 30 Siswa ................... 65

Gambar 4.3 Diagram Batang Hasil Analisis Kuesioner Guru ............................... 67

Gambar 4.4 Hasil Analisis Soal PTS Mata Pelajaran IPA ..................................... 69

Gambar 4.5 Hasil Analisis Soal PTS IPS............................................................... 69

Gambar 4.6 Hasil Analisis Soal PTS SBdP ........................................................... 70

Gambar 4.7 Indikator RPP Bahasa Indonesia ........................................................ 71

Gambar 4.8 Indikator RPP IPS .............................................................................. 71

Gambar 4.9 Indikator RPP PPKn ........................................................................... 72

Gambar 4.10 RPP Bahasa Indonesia Indikator 3.4.1 ............................................. 74

Gambar 4.11 Contoh Soal LOT pada Mata Pelajaran IPA .................................... 80

Gambar 4.12 Soal HOTS pada Mata Pelajaran IPS ............................................... 80

Gambar 4.13 Soal LOT pada Mata Pelajaran IPS.................................................. 80

Gambar 4.14 Soal LOT pada Mata Pelajaran SBdP .............................................. 82

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian............................................................................ 92

Lampiran 2 Pernyataan Telah Melakukan Penelitian ............................................ 93

Lampiran 3A Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Siswa ..................................... 94

Lampiran 3B Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Siswa...................................... 95

Lampiran 4A Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Guru ....................................... 96

Lampiran 4B Hasil Validasi kuesioner Guru ......................................................... 97

Lampiran 5A Hasil Validasi Instrumen Pedoman Wawancara Guru .................... 98

Lampiran 5B Hasil Validasi Instrumen Pedoman Wawancara Guru..................... 99

Lampiran 6A Hasil Validasi Instrumen Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 100

Lampiran 6B Hasil Validasi Instrumen Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 101

Lampiran 7A Hasil Validasi Instrumen Analisis Indikator RPP ......................... 102

Lampiran 7B Hasil Validasi Instrumen Analisis Indikator RPP .......................... 103

Lampiran 8A Hasil Validasi Instrumen Analisis Soal Evaluasi PTS .................. 104

Lampiran 8B Hasil Validasi Instrumen Analisis Soal Evaluasi PTS ................... 105

Lampiran 9A Lembar Pedoman Analisis Indikator RPP ..................................... 106

Lampiran 9B Lembar Pedoman Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

dan Keterampilan Abad 21 (4C) pada RPP.......................................................... 111

Lampiran 10 Lembar Pedoman Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah

Semester ............................................................................................................... 113

Lampiran 11A Instrumen Penelitian Kuesioner Siswa ........................................ 117

Lampiran 11B Hasil Kuesioner Siswa ................................................................. 119

Lampiran 11C Hasil Analisis Kuesioner Siswa ................................................... 121

Lampiran 12 Hasil Rekapitualasi Data Kuesioner Siswa .................................... 123

Lampiran 13 Hasil Analisis Skala Linkert Kuesioner Siswa ............................... 128

Lampiran 14A Instrumen Penelitian Kuesioner Guru ......................................... 129

Lampiran 14B Hasil Kuesioner Guru .................................................................. 131

Lampiran 14C Hasil Kuesioner Guru .................................................................. 132

Lampiran 15 Hasil Rekapitulasi Data Kuesioner Guru ....................................... 133

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

xviii

Lampiran 16 Hasil Analisis Skala Linkert Kuesioner Guru ............................... 134

Lampiran 17A Pedoman Wawancara Guru ......................................................... 135

Lampiran 17B Hasil Wawancara Guru ................................................................ 138

Lampiran 18A Pedoman Observasi Pelaksanaan Pembelajaran .......................... 141

Lampiran 18B Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran................................. 144

Lampiran 19 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................... 149

Lampiran 20 Hasil Analisis Indikator RPP .......................................................... 161

Lampiran 21 Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester ...................................... 162

Lampiran 22 Hasil Rekapitulasi Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah

Semester ............................................................................................................... 168

Lampiran 23A Hasil Hitung Analisi Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester . 175

Lampiran 23B Hasil Hitung Analisi Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester . 176

Lampiran 23C Hasil Hitung Analisi Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester . 177

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan abad 21 berbeda dengan abad sebelumnya, terutama dalam

bidang teknologi yang semakin canggih, karena kecanggihan tersebut beragam

informasi dapat diakses secara cepat oleh siapapun dan dimanapun. Keterampilan-

keterampilan pada abad 21 dibutuhkan agar tidak tertinggal oleh kemajuan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tiga keterampilan yang harus

dimiliki dalam abad 21 menurut p21 (Partnership for 21st Century Learning)

(dalam Sukmana, 2018) yaitu : (1) Life and Career Skills, (2) Learning and

Innovation Skills-4Cs, dan (3) Information, Media and Technology Skills. Lebih

khusus untuk learning and innovation skills ada 4 kompetensi yang harus dimiliki

(dikenal dengan sebutan 4C), yaitu: Communication, Collaboration, Critical

Thinking, dan Creativity. Oleh sebab itu, siswa diharapkan dapat menguasai

keterampilan untuk berkomunikasi, berkolaborasi, berpikir kritis dan juga memiliki

kreativitas sehingga nantinya dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi.

Pada perkembangan abad 21, siswa memperoleh kecanggihan teknologi

yang pesat, sehingga siswa bisa mendapatkan informasi dengan cepat. Dengan

begitu, siswa harus mampu menyaring informasi-informasi yang didapatkan

tersebut dengan kritis sehingga siswa dapat membedakan mana informasi yang

benar dan informasi yang salah. Agar mampu berpikir kritis, siswa harus memiliki

keterampilan berpikir tingkat tinggi. Sani (2019:1) menyatakan seseorang yang

memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi akan dapat menerapkan informasi

atau pengetahuan barunya untuk memanipulasi informasi dalam upaya menemukan

solusi atau jawaban yang mungkin untuk permasalahan yang baru. Dalam

kehidupan sehari-hari terdapat berbagai permasalahan yang kompleks dan masing-

masing memiliki solusi dan kriteria yang beragam. Permasalahan tersebut

diinterpretasikan dan dianalisis terlebih dahulu agar dapat dicari alternatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

2

solusinya. Keterampilan berpikir tingkat tinggi dibutuhkan agar siswa dapat

menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian,

siswa mampu mengambil keputusan dengan baik apabila dapat berpikir secara

kritis, sedangkan syarat untuk dapat berpikir kritis yaitu harus dapat berpikir secara

logis, reflektif, dan memiliki pengetahuan awal terkait dengan permasalahan yang

dihadapi.

Keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills) berbeda

dengan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking). Dalam Sani (2019:3)

mengacu pada Taksonomi Bloom yang direvisi, berpikir tingkat tinggi terkait

dengan kemampuan kognitif dalam menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi.

Sedangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi berkaitan dengan kemampuan

menyelesaikan permasalahan, berpikir kritis, dan berpikir kreatif. Namun pada

dasarnya, keterampilan berpikir tingkat tinggi mencakup berpikir tingkat tinggi.

Misalnya, untuk memecahkan suatu permasalahan, siswa harus mampu

menganalisis permasalahan, memikirkan alternatif solusi, menerapkan strategi

penyelesaian masalah, serta mengevaluasi metode dan solusi yang diterapkan.

Pada umumnya pembelajaran pada tingkat sekolah dasar menerapkan

pembelajaran bersifat Lower Order Thinking atau kemampuan berpikir tingkat

rendah. Kemampuan berpikir tingkat rendah hanya menggunakan kemampuan

yang sebagian besar dilakukan dengan mengingat, memahami, dan

mengaplikasikan. Sani (2019:42) menyatakan bahwa dampak dari pembelajaran

yang bersifat Lower Order Thinking di tingkat dasar menyebabkan sebagian besar

siswa tidak memiliki ketrampilan berpikir tingkat tinggi. Hal tersebut menyebabkan

hasil tes TIMMS dan PISA Indonesia menempati peringkat kelompok paling

rendah. Sebagian siswa tingkat dasar di Indonesia hanya mampu menyelesaikan

soal-soal yang bersifat rutin dan pernah dikerjakan disekolah. Mereka tidak mampu

mengerjakan tes PISA yang mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi terkait

dengan kehidupan sehari-hari.

Dalam rangka mewujudkan pendidikan yang mempersiapkan generasi

muda yang tangguh, cerdas dan mandiri pemerintah melalui Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan terus melakukan pembaruhan dan inovasi dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

3

bidang pendidikan, salah satunya munculnya kurikulum 2013. Kurikulum 2013

bertujuan untuk menjawab tantangan dan pergeseran paradigma pembangunan dari

abad 20 menuju abad 21, serta mempersiapkan siswa agar memiliki kemampuan

hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif,

dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

bernegara, dan peradaban dunia (Kunandar, 2015:16). Dengan diberlakukannya

kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2013/2014 maka terdapat penyempurnaan

menyangkut standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, dan standar

penilaian. Hal tersebut berdampak juga terhadap proses pembelajaran guru yang

mendukung kreativitas dalam pembelajaran serta untuk memberikan pengalaman

pribadi bagi siswa sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi

(Hosnan, 2014 : 94).

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 14 Tahun 2005 tentang

guru dan dosen, ditegaskan bahwa kedudukan guru sebagai tenaga profesional

berfungsi untuk meningkatkan martabat dan sebagai agen pembelajaran dan

berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Pendidikan nasional

adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan

nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Helmawati

(2019) menyatakan bahwa guru memiliki peran penting dalam proses

pembelajaran, guru membantu anak untuk memiliki sikap kepribadian,

pengetahuan, dan ketrampilan yang diperlukan dalam hidupnya. Peran guru sangat

besar dalam menggali potensi atau bakat tersembunyi yang dimiliki oleh peserta

didik sehingga peserta didik tersebut dimasa depan dapat hidup mandiri dan

menjadi individu yang bertanggung jawab. Pemahaman guru terhadap tahapan

bagaimana memahami dan menjalankan proses pembelajaran dengan baik dan tepat

dapat mencapai tujuan pendidikan secara efektif. Perilaku guru yang masih

mempertahankan proses pembelajaran dalam tahap mengetahui saja sangat

merugikan bagi masa depan peserta didik. Dimana keterampilan yang dibutuhkan

pada abad 21 adalah mampu beradaptasi, berkomunikasi, melek teknologi, mampu

memecahkan masalah, dan mampu kolaborasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

4

Supaya guru mampu mewujudkan peserta didik yang memiliki kemandirian

dan tanggung jawab, maka diperlukan proses pembelajaran dari tingkat rendah

menuju tingkat yang lebih tinggi. Setiap proses pembelajaran memerlukan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hal tersebut bertujuan untuk mempermudah

pendidik atau guru dalam menyampaikan materi pembelajaran agar lebih efektif

dan efisien. Helmawati (2019) menyatakan pendidik atau guru perlu membuat

rancangan proses pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dibuat dalam rangka

mencapai kompetensi lulusan. Guru diharapkan mampu merancang perangkat

pembelajaran yang mampu menumbuhkan siswa yang tidak hanya terbatas pada

kemampuan berpikir dasar (basic thinking skill) tetapi juga pada kemampuan

berpikir tingkat tinggi (high order thinking skill) (Jelatu, dkk: 2019).

Pada Kurikulum 2013, pengembangan silabus merupakan kewenangan

pemerintah pusat, kecuali untuk mata pelajaran tertentu yang secara khusus

dikembangkan pada satuan pendidikan yang bersangkutan. Dengan demikian,

dalam kurikulum 2013, guru tidak perlu lagi mengembangkan silabus karena telah

disiapkan oleh pemerintah pusat dan sama untuk seluruh sekolah pada jenjang

pendidikan dasar dan menengah di Indonesia. Sehingga perangkat pembelajaran

yang harus dikembangkan oleh guru yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(Riana,dkk:2016). Dalam membuat RPP yang efektif, guru harus mengikuti

pedoman yang ditetapkan dalam peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia no. 22 tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dasar dan

menengah menyatakan, standar proses berisi perencanaan proses pembelajaran,

pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan

proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan

efisien. Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mengacu pada standar isi. Perencanaan

pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan

penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan

skenario pembelajaran.

Dalam suatu pembelajaran penilaian sangat penting sebagai tolak ukur

keberhasilan pembelajaran, tidak terkecuali pada kurikulum 2013. Peraturan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

5

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 23 Tahun 2016

tentang Standar Penilaian Pendidikan menyatakan penilaian hasil belajar oleh

pendidik bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan belajar,

dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Penilaian hasil

belajar yang dilakukan oleh satuan pendidikan bertujuan untuk menilai pencapaian

Standar Kompetensi Lulusan untuk semua mata pelajaran. Sedangkan, penilaian

hasil belajar yang dilakukan oleh pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian

kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu. Sani (2019:45)

menyatakan untuk meningkatkan kompetensi lulusan sekolah, pemerintah telah

berupaya memberikan pelatihan guru dalam pembelajaran berbasis HOTS dan

pelatihan penyusunan soal HOTS. Dalam website resmi milik BKPSDM kota

Tangerang menuturkan bahwa salah satu bentuk upaya yang dilakukan oleh

Pemerintah Kota Tangerang adalah dengan menyelenggarakan pelatihan

kompetensi pembelajaran yang berorientasi pada Higher Order Thinking Skills bagi

para guru yang ada di lingkungan pemerintah kota Tangerang, dan tahap pertama

pelatihan ini diberikan kepada pada guru jenjang pendidikan dasar (Sekolah Dasar).

Pelatihan ini bertujuan supaya pelaksanaan proses pembelajaran dan evaluasi

pembelajaran para guru berorientasi High Order Thinking Skills. Proses

pembelajaran yang berorientasi High Order Thinking Skills akan menumbuhkan

peserta didik yang dapat menyelesaikan soal dengan tipe High Order Thinking

Skills. Uji coba soal HOTS telah dilakukan dengan menyisipkan soal HOTS

kedalam UN. Diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan mengerjakan soal HOTS

yang disisipkan dalam soal-soal UN tersebut. Pada website resmi Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan bahwa siswa belum siap karena soal

berbeda dengan soal ujian tahun sebelumnya. Siswa belum terbiasa menggunakan

soal HOTS dan gurupun belum memaksimalkan pembelajaran HOTS.

Peneliti tertarik melakukan penelitian ini disebabkan oleh minimnya

penelitian dan pembahasan mengenai HOTS dan Keterampilan Abad 21 dalam

Kurikulum 2013 yang dilakukan oleh Mahasiswa khususnya Mahasiswa PGSD

Sanata Dharma. Penelitian ini dilakukan pada jenjang sekolah dasar di salah satu

sekolah dasar di Kabupaten Wonogiri. Peneliti memilih SD tersebut karena berada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

6

di pusat kota Wonogiri, memiliki fasilitas yang lengkap, dan SD ini juga sering

memenangkan berbagai perlombaan. Ketika Sekolah Berstandar Internasional

belum menjadi polemik, SD ini menjadi sekolah dasar bertaraf internasional

pertama yang ada di Wonogiri. Dengan latar belakang yang sudah peneliti jabarkan,

peneliti ingin menganalisis desain RPP, pelaksanaan pembelajaran, dan soal

evaluasi pada guru kelas V di SD tersebut. Peneliti berharap penelitian ini dapat

menambah literasi untuk guru, mahasiswa, universitas atau umum terkait HOTS

dan Keterampilan Abad 21. Sehingga pendidik nantinya tidak hanya menggunakan

ketrampilan berpikir tingkat rendah, akan tetapi mampu meningkatkan kualitas

dalam perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran, dan penilaian

pembelajaran yang mengacu pada keterampilan abad 21 terutama pada learning

and inovation skill (4C).

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Keterampilan

Berpikir Tingkat Tinggi dan Keterampilan Abad 21 pada Pembelajaran

Tematik Kelas V (Studi Kasus di Salah Satu Sekolah Dasar Negeri di

Kabupaten Wonogiri)”.

B. Batasan Masalah

1. Perencanaan pembelajaran menganalisis mengenai indikator berpikir tingkat

tinggi dan keterampilan abad 21.

2. Proses pembelajaran menganalisis mengenai keterampilan berpikir tingkat

tinggi dan keterampilan abad 21.

3. Penilaian pembelajaran menganalisis mengenai berpikir tingkat tinggi.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran pada salah satu SD kelas V di

Kabupaten Wonogiri?

2. Bagaimana penerapan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan

abad 21 dalam proses pembelajaran pada salah satu SD kelas V di

Kabupaten Wonogiri?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

7

3. Bagaimana penilaian berpikir tingkat tinggi pada salah satu SD kelas V di

Kabupaten Wonogiri?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis bagaimana desain rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) pada salah satu SD Negeri di Kabupaten Wonogiri yang memuat

indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan abad 21.

2. Untuk menganalisis bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran tematik

pada salah satu SD Negeri di Kabupaten Wonogiri dengan menggunakan

keterampilan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan abad 21.

3. Untuk menganalisis bagaimana pelaksanaan penilaian kelas (assessment)

pada salah satu SD Negeri di Kabupaten Wonogiri yang sesuai dengan

indikator pengukuran berpikir tingkat tinggi.

E. Manfaat Penelitian

1. Untuk Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan referensi bagi

guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan penilaian kelas yang

mampu membentuk kemampuan tingkat tinggi pada setiap siswa.

2. Untuk Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan referensi bacaan dan

masukan untuk penelitian selanjutnya bagi mahasiswa Universitas Sanata

Dharma.

3. Untuk Peneliti

Dengan hasil penelitian ini, penulis berharap dapat menambah wawasan

yang ada dan memperluas cakupan wawasan yang ada dan menerapkan ilmu-

ilmu yang diperoleh selama kuliah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

8

F. Asumsi Penelitian

1. SD Negeri di salah satu Kabupaten Wonogiri sudah menerapkan desain

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) memuat indikator keterampilan

berpikir tingkat tinggi

2. SD Negeri di salah satu Kabupaten Wonogiri sudah menerapkan

pelaksanaan proses pembelajaran tematik dengan menggunakan keterampilan

berpikir tingkat tinggi dan keterampilan abad 21.

3. SD Negeri di salah satu Kabupaten Wonogiri sudah menerapkan

pelaksanaan penilaian kelas (assessment) yang sesuai dengan indikator

pengukuran berpikir tingkat tinggi

G. Definisi Operasional

1. Pendidikan abad 21

Pendidikan abad 21 adalah pendidikan yang membuat siswa dapat

menguasai keterampilan untuk berkomunikasi, berkolaborasi, berpikir kritis

dan juga memiliki kreativitas dalam mempersiapkan persaingan global.

2. Keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS)

Keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah keterampilan berpikir kritis,

berpikir logis, reflektif dan kreatif dengan begitu siswa akan memiliki

kemampuan untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan secara

benar dan tepat.

3. Berpikir tingkat tinggi (HOT)

Berpikir tingkat tinggi adalah tingkat kemampuan berpikir siswa yang

mengacu pada Taksonomi Bloom yang direvisi oleh Anderson dan

Krathwol terkait dengan kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi,

dan mengkreasi.

4. Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang menyempurnakan kurikulum

sebelumnya dengan menerapkan keterampilan abad 21 dan HOTS, hal

tersebut bertujuan untuk mengikuti perkembangan jaman serta selalu

relevan dan kompetitif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

9

• Rencana pelaksanaan pembelajaran

Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah pegangan guru dalam

melaksanakan pembelajaran supaya pembelajaran dapat sesuai

dengan kompetensi dasar.

• Proses pembelajaran

Proses pembelajaran adalah interaksi antara guru dan siswa dalam

melaksanakan aktivitas pembelajaran yang bertujuan untuk

mencapai tujuan pembelajaran.

• Penilaian pembelajaran

Penilaian pembelajaran adalah proses pengumpulan, pengolahan

data, dan informasi untuk mengukur kemampuan peserta didik

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

10

BAB 2

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Teori yang Mendukung

a. Keterampilan Abad 21 (4C)

Keterampilan Abad 21 (Redhana,2019) merupakan keterampilan

penting yang harus dikuasai oleh setiap orang agar berhasil dalam

menghadapi tantangan, permasalahan, kehidupan, dan karir di abad 21.

Sani (2019:52) menyatakan keterampilan abad 21 mencakup

keterampilan hidup dan karir, keterampilan inovasi dan belajar, dan

keterampilan teknologi informasi dan media.

Partnership for 21st Century Skills (dalam Dewi, 2015)

menegaskan bahwa keterampilan abad 21 terbentuk dari suatu

pemahaman yang solid terhadap content knowledge yang kemudian

ditopang oleh berbagai keterampilan, keahlian dan literasi yang

dibutuhkan oleh seorang individu untuk mendukung kesuksesannya

baik secara personal maupun professional. Lebih lanjut dijelaskan

keterampilan abad 21 ini muncul dari sebuah asumsi bahwa saat ini

individu hidup dan tinggal dalam lingkungan yang sarat akan teknologi,

dimana terdapat berlimpah infromasi, percepatan kemajuan teknologi

yang sangat tinggi dan pola-pola komunikasi dan kolaborasi yang baru.

Kesuksesan dalam dunia digital ini sangat tergantung pada

keterampilan yang penting untuk dimiliki dalam era digital, antara lain

keterampilan berpikir kritis, memecahkan masalah, berkomunikasi dan

berkolaborasi. Fadel dalam Sani (2019:53) juga menyatakan bahwa

keterampilan belajar dan inovasi yang dibutuhkan pada abad 21 adalah:

kreativitas (creativity), kemampuan berpikir kritis (critical thinking),

kemampuan berkolaborasi (collaboration), dan kemampuan

berkomunikasi (communication). Sementara itu, Hosnan (2014:87)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

11

menjelaskan kecakapan pada bidang keterampilan inovasi dan belajar

yang diharapkan dikembangkan pada abad 21 sebagai berikut:

1. Communication skill

Pada model ini siswa dituntut untuk memahami, mengelola, dan

menciptakan komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk dan isi

secara lisan, tulisan dan multimedia. Tujuan utama komunikasi

(Zubaidah, 2013) adalah mengirimkan informasi atau pesan agar dapat

dimengerti oleh penerima. Namun, tidak semua orang mampu

melakukan komunikasi dengan baik. Ada orang yang mampu dengan

baik menyampaikan informasi secara lisan tetapi tidak secara tulisan,

ataupun sebaliknya. Agar tujuan komunikasi dapat tercapai, diperlukan

komunikasi efektif. Komunikasi yang efektif dapat terjadi jika

menggunakan teknik berkomunikasi yang tepat. Beberapa teknik dalam

komunikasi, diantaranya

a. Ide pesan utuh, tidak memiliki makna ganda dan diucapkan dengan

jelas, tegas dan tidak berbelit-belit.

b. Komunikator memahami betul lawan bicara.

c. Informasi disampaikan dengan bahasa penerima informasi dan

disesuaikan dengan kemampuan serta tingkat kognisi penerima

informasi.

d. Pembawa pesan harus mengendalikan noise dan mencari umpan

balik untuk meyakinkan bahwa informasi yang disampaikan dapat

diterima oleh lawan bicara.

Beberapa kecakapan komunikasi yang dapat dikembangkan dalam

pembelajaran. antara lain sebagai berikut. (Arsad & Soh ; Osman,

Hiong, & Vebrianto dalam Zubaidah, 2013)

a. Mampu menyampaikan informasi dan memastikan penerima

informasi memahami pesan yang disampaikan

b. Mampu berkomunikasi secara lisan dan tulisan melalui berbagai

media

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

12

c. Mampu memilih media dan cara berkomunikasi yang paling tepat

terkait dengan karakter penerima pesan dan tujuan disampaikannya

suatu pesan

d. Memiliki kemampuan mengelola dan menggunakan teknologi serta

sumberdaya digital lainnya dalam mengungkapkan ide dan

pendapat

e. Mampu berinteraksi secara kooperatif dalam suatu kelompok kerja

Trilling dan Fadel (dalam Zubaidah, 2018) menyarankan

beberapa strategi yang harus dilakukan guru dalam untuk membangun

keterampilan komunikasi abad 21 pada diri siswa dengan efektif.

Beberapa strategi tersebut meliputi

1. Mengajarkan siswa bagaimana mengartikulasikan pikiran dan

gagasan secara lisan, tulis dan keterampilan komunikasi non-verbal

dalam berbagai bentuk dan konteks.

2. Mengajarkan siswa bagaimana mendengar aktif dan efektif. Hal ini

akan membantu siswa menafsirkan dan memahami makna dalam

komunikasi, dengan mempertimbangkan latar belakang budaya,

nilai, sikap, dan niat.

3. Mengajarkan siswa bagaimana menggunakan komunikasi untuk

berbagai tujuan.

4. Mengajarkan siswa bagaimana memanfaatkan berbagai media dan

teknologi, serta bagaimana menilai efektivitas dan dampak dari

media dan teknologi tersebut.

5. Melatih siswa untuk berkomunikasi secara efektif di lingkungan

yang beragam, termasuk juga menggunakan berbagai bahasa.

2. Collaboration skill

Siswa menunjukkan kemampuannya dalam kerja sama kelompok

dan kepemimpinan, beradaptasi dalam berbagai jenis peran dan

tanggung jawab, bekerja secara produktif, menempatkan empati pada

tempatnya dan menghormati pandangan yang berbeda. Lingkungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

13

pembelajaran kolaboratif menantang siswa untuk mengekspresikan dan

mempertahankan posisi mereka, dan menghasilkan ide-ide mereka

sendiri berdasarkan refleksi. Mereka dapat berdiskusi menyampaikan

ide-ide pada teman-temannya, bertukar sudut pandang yang berbeda,

mencari klarifikasi, dan berpartisipasi dengan tingkat berpikir tinggi

seperti mengelola, mengorganisasi, menganalisis kritis, menyelesaikan

masalah, dan menciptakan pembelajaran dan pemahaman baru yang

lebih mendalam.( Zubaidah, 2018). Keterampilan kolaborasi meliputi:

a. Memberi dan menerima umpan balik dari rekan-rekan atau

anggota tim lainnya untuk melakukan tugas yang sama

b. Berbagi peran dan ide-ide yang baik dengan orang lain

c. Mengakui keterampilan, pengalaman, kreativitas, dan kontribusi

orang lain

d. Mendengarkan dan mengakui perasaan, kekhawatiran, pendapat,

dan gagasan orang lain

e. Berkembang pada ide-ide seorang rekan atau anggota tim

f. Menyatakan pendapat pribadi dan bidang pertentangan dengan

bijaksana,

g. Mendengarkan orang lain dengan sabar dalam situasi konflik

h. Mendefinisikan masalah dengan cara yang tidak mengancam

i. Mendukung keputusan kelompok

Dengan pembelajaran kolaboratif siswa belajar untuk saling

memantau satu sama lain, siswa dapat mengetahui cara saling

memperbaiki kesalahan, siswa dapat bekerja sama dengan tim, dan

saling membantu ketika memecahkan masalah yang kompleks.

Beberapa strategi yang dapat ditempuh guru dalam

menumbuhkan ketempilan kolaboratif dalam pembelajarannya yaitu

dengan mengajarkan siswa untuk bekerja dengan hormat dengan tim

yang berbeda, tidak hanya secara fisik tetapi juga psikis, mengajarkan

fleksibilitas dan keinginan untuk berkompromi sehingga tujuan yang

menguntungkan semua pihak yang berkolaborasi dapat tercapai,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

14

melatih dan mendorong siswa untuk mengambil tanggung jawab untuk

bekerja bersama dengan orang lain, mengajarkan siswa untuk

menghargai ide dan kontribusi dari setiap anggota tim dimana mereka

menjadi bagian dari tim tersebut, menekankan lima prinsip

pembelajaran kooperatif yaitu ketergantungan positif, akuntabilitas

individu, partisipasi yang sama, pengolahan kelompok dan interaksi

simultan dalam pengembangan keterampilan kolaboratif.

3. Critical thinking and problem-solving skill

Berpikir kritis merupakan sebuah proses terorganisasi yang

memungkinkan siswa mengevaluasi bukti, asumsi, logika, dan bahasa

yang mendasari pemikiran orang lain (Johnson dalam Nuraini, 2017).

Trilling dan Fadel (dalam Zubaidah, 2018) mendefinisikan pemikiran

kritis sebagai kemampuan untuk menganalisis, menafsirkan,

mengevaluasi, meringkas, dan mengumpulkan informasi. Menurut

Ennis (dalam Zubaidah, 2018) berpikir kritis adalah cara berpikir

reflektif yang masuk akal atau berdasarkan nalar yang difokuskan untuk

menentukan apa yang harus diyakini dan dilakukan. Dengan

keterampilan ini diharapkan siswa dapat menyelesaikan masalah

dengan logis dan tepat,

Berikut beberapa strategi yang dapat guru berikan untuk melatih

keterampilan berpikir tingkat tinggi (Colins dalam Zubaidah, 2018)

a. Guru mengajarkan HOT secara spesifik dalam ranah

pembelajaran. Guru tidak hanya mengajarkan konsep akan

tetapi guru memberi tahu siswa mengenai apa yang siswa

lakukan dalam berpikir tingkat tinggi.

b. Melaksanakan tanya jawab dan diskusi pada skala kelas.

Dengan berdiskusi bersama dengan siswa, guru dapat

merancang pertanyaan-pertanyaan bersifat HOT.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

15

c. Mengajarkan konsep secara eksplisit. Guru dapat melatih

siswa dengan menghubungan antar konsep dari materi yang

dipelajari dan menggunakannya sebagai sumber pertanyaan.

d. Membantu siswa untuk memahami konsep atau pertanyaan

secara perlahan dan memberikan kesempatan siswa untuk

belajar secara mandiri.

e. Mengajarkan HOT secara berkesinambungan.

4. Creativity and innovation skill

Berpikir kreatif (Partnership for 21st Century Learning dalam

Zubaidah, 2018) dapat didefiniskan sebagai kemampuan menciptkakan

suatu objek atau konsep baru atau menyempurnakan suatu produk yang

sudah ada agar semakin menarik. Greenstain (dalam Mahanal, 2014)

Kreativitas adalah kemampuan menciptakan sesuatu, menerapkan suatu

bentuk baru, menghasilkan keterampilan imajinatif, atau untuk

membuat sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu yang baru. Sani

(2019:34) menyatakan pemikiran kreatif masing-masing orang akan

berbeda dan terkait dengan cara mereka berpikir dalam melakukan

pendekatan terhadap permasalahan. Kemampuan siswa untuk

mengajukan ide kreatif seharusnya dikembangkan dengan meminta

mereka untuk memikirkan ide-ide atau pendapat yang berbeda dari

yang diajukan temannya. Dapat disimpulkan bahwa berpikir kreatif

merupakan sebuah kemampuan untuk menciptakan suatu objek, bentuk

dan cara berpikir yang baru.

Berpikir kreatif akan menghasilkan generasi kreatif yang

memiliki potensi untuk memecahkan masalah sosial dan lingkungan

yang kompleks. Untuk membangun kecakapan kreatif yang efektif,

siswa harus belajar untuk

a. Menggunakan berbagai teknik pembuatan ide (seperti

brainstorming)

b. Membuat ide baru dan bermanfaat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

16

c. Menyempurnakan, menganalisis, dan mengevaluasi ide mereka

sendiri untuk meningkatkan dan memaksimalkan upaya kreatif

d. Bertindak atas ide-ide kreatif untuk membuat kontribusi yang

nyata dan berguna pada bidang dimana inovasi tersebut

dilakukan.

b. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi ( HOTS)

Krulik dan Rudick (Helmawati,2019:134) secara umum

menyampaikan bahwa keterampilan berpikir terdiri atas empat

tingkatan yaitu menghafal (recall thinking), basic thinking, kritis

(critical thinking), dan kreatif (creative thinking). Tingkatan menghafal

dan basic thinking merupakan tingkatan berpikir dasar, sementara

tingkatan berpikir tinggi meliputi berpikir kritis dan kreatif.

Kemampuan berpikir tingkat tinggi merangsang siswa untuk

menginterpretasikan, menganalisis atau bahkan mampu memanipulasi

informasi sebelumnya sehingga tidak monoton. Kemampuan berpikir

tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills) digunakan apabila

seseorang menerima informasi baru dan menyimpannya, kemudian

digunakan atau disusun kembali untuk keperluan problem solving

berdasarkan suatu situasi.

Pendapat lain dinyatakan oleh Lewis and Smith dalam Sani

(2019:2), keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking

Skills) mencakup berpikir kritis, berpikir kreatif, pemecahan masalah,

dan membuat keputusan. Dalam menerapkan HOTS, seseorang perlu

memeriksa asumsi dan nilai-nilai, mengevaluasi fakta dan menilai

kesimpulan.

Dilihat dari penjelasan ahli di atas maka, keterampilan berpikir

tingkat tinggi merupakan keterampilan yang dibutuhkan siswa untuk

menghadapi permasalahan-permasalahan baru. Keterampilan berpikir

tingkat tinggi tersebut nantinya akan membantu siswa supaya dapat

berpikir secara kritis, kreatif, dan logis yang kemudian kemampuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

17

berpikir tersebut akan membuat siswa mampu mengambil keputusan

yang tepat untuk memecahkan suatu masalah baru.

1) Karakteristik Siswa dalam Pembelajaran Higher Order Thinking

Skills (HOTS)

Aktivitas siswa dalam pembelajaran berpikir tingkat tinggi (Sani,

2019:63) adalah sebagai berikut :

a) Aktif dalam berpikir

Pembelajaran berbasis HOTS harus membuat semua siswanya

aktif dalam pembelajaran. Guru lebih berperan sebagai fasilitator untuk

memberi kemudahan bagi siswa dalam berpikir. Oleh sebab itu, guru

harus mempersiapkan tugas-tugas atau soal yang dapat membantu

siswa untuk berpikir kreatif, kritis, dan dapat menyelesaikan masalah.

Siswa diberi kesempatan untuk mencari dan menemukan sendiri apa

saja yang akan dipelajarinnya. Guru lebih banyak memberikan

kesempatan bagi siswa yang telah mencari dan menemukan sendiri apa

saja yang akan dipelajarinnya. Disarankan menggunakan waktu selama

lima menit untuk menjelaskan dan menginstruksikan sebelum

memberikan penugasan pada siswa.

Beberapa kondisi yang harus diterapkan selama kegiatan belajar

berlangsung adalah sebagai berikut :

1. Memastikan situasi tetap terkendali meskipun siswa ditantang untuk

melakukan kegiatan pembelajaran secara bebas selama proses

pembelajaran berlangsung.

2. Guru lebih banyak memberikan rangsangan berpikir pada siswa

untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa. Hal tersebut

akan menyebabkan siswa lebih aktif mencari informasi dan berpikir,

sehingga materi pembelajaran akan mudah terserap dan

keterampilan berpikirnya akan meningkat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

18

3. Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara bervariasi, disesuaikan

dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. Hal tersebut bertujuan

agar pembelajaran tidak monoton sehingga akan membuat siswa

bosan.

Merangsang siswa untuk berani mengajukan pendapat atau

pertanyaan. Guru dapat melatih siswa untuk membuat pertanyaan atau

pernyataan setelah menampilkan sebuah fenomena yang menarik,

misalnya melalui video, demonstrasi atau cara lainnya. Guru harus

melatih kepercayaan diri siswa agar yakin pada dirinya sendiri dalam

penguasaan pengetahuan dan berpikir.

b) Memformulasikan masalah

Pembelajaran yang membuat siswa memformulasikan masalah

merupakan pembelajaran berbasis HOTS. Bagi siswa sangat penting

dapat merumuskan suatu permasalahan dari kondisi yang diberikan.

Kegiatan belajar dengan pendekatan inkuiri pada umumnya harus

diawali dengan perumusan masalah atau pertanyaan yang akan dicari

solusinya melalui kegiatan pendidikan. Perumusan masalah dapat

berupa tindakan mengubah sebuah masalah yang diberikan menjadi

masalah yang berbeda penyajiannya. Hal ini sering dilakukan ketika

berupaya menyelesaikan sebuah masalah agar memudahkan siswa

dalam memahami masalah. Pada kasus ini penyelesaian dari sebuah

masalah bisa sudah diketahui atau belum diketahui oleh yang

mengajukan masalah. Hal ini bertujuan untuk melatih siswa supaya

dapat merumuskan masalah dan mencari solusinya.

Silver dan Cai dalam Sani (2018) berpendapat bahwa pengajuan

dan penyelesaian masalah dapat digunakan untuk mengidentifikasi

kreativitas individu. Banyak ahli lain yang menyatakan bahwa

pengajuan pertanyaan berupa soal atau masalah dapat menjadi cara

melatih siswa untuk berpikir kreatif. Jika masalah yang diperkenalkan

tidak memiliki pertanyaan yang jelas siswa harus belajar merumuskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

19

masalah. Hal tersebut merupakan ajang untuk melatih kreativitas dalam

upaya menyelesaikan masalah. Jadi aktivitas merumuskan masalah

merupakan suatu proses berpikir kreatif. Kemampuan siswa untuk

merumuskan masalah dan mencari solusinya merupakan sarana untuk

menilai kreativitas dan mendorong siswa untuk mengembangkan

kreativitasnya.

c) Mengkaji permasalahan kompleks

Permasalahan yang dikaji dalam pembelajaran berbasis HOTS

adalah permasalahan yang tidak dapat diselesaikan hanya dengan

mengingat atau menerapkan strategi yang telah umum diketahui. Pada

umumnya permasalahan seperti itu dapat ditemukan dalam kehidupan

sehari-hari (kontekstual) yang mencakup berbagai bidang ilmu.

Penyelesaian permasalahan seperti itu membutuhkan kreativitas dan

kemampuan berpikir kritis. Siswa yang tidak memiliki keterampilan

berpikir tingkat tinggi akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan

permasalahan kontekstual yang terkait dengan berbagai bidang ilmu.

d) Berpikir divergent dan mengembangkan ide

Pengembangan kreativitas sangat membutuhkan kemampuan

berpikir divergent. Melatih siswa untuk berpikir divergent akan

mengembangkan kemampuan mereka dalam mengajukan beberapa ide

yang berbeda. Pengembangan ide-ide kreatif sangat terkait dengan

kemampuan berpikir divergent. Sebenarnya kemampuan berpikir

konvergen juga dibutuhkan untuk mengetahui solusi mana yang paling

efisien atau memberikan hasil terbaik. Cara berpikir divergent melatih

siswa untuk memberikan beberapa pilihan jawaban sementara cara

berpikir konvergent siswa dituntut untuk menyeleksi jawaban yang

terbaik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

20

e) Mencari informasi dari berbagai sumber

Belajar dengan mencari informasi dari berbagai sumber akan

mengakomodasi perbedaan karakteristik siswa dalam gaya belajar,

kemampuan belajar, kebutuhan, minat, keingintahuan, dan pengetahuan

awal masing-masing siswa. Siswa atau kelompok siswa akan lebih

bebas belajar dan mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri.

Aktivitas ini dapat mendorong siswa untuk bertanggung jawab dan

melatih kemandirian belajar. Siswa akan belajar menyintesis informasi

yang telah diperoleh dan mengevaluasi sinopsis yang mereka susun.

Hal tersebut membutuhkan keterampilan tingkat tinggi dan tidak dapat

dilakukan hanya dengan memahami atau menerapkan sebuah prosedur.

f) Berpikir kritis dan menyelesaikan masalah secara kreatif

Aktivitas belajar dengan melatih siswa untuk berpikir kritis akan

berguna bagi siswa ketika mengevaluasi ide baru, memilih yang terbaik,

dan melakukan modifikasi yang diperlukan. Pembelajaran berbasis

HOTS membiasakan siswa untuk berpikir kritis dalam menghadapi

suatu persoalan atau ketika menerima informasi. Pola berpikir kritis

sangat penting untuk merefleksikan diri dan memberi makna bagi

kehidupan siswa.

Ciri lainnya yaitu, aktivitas siswa dengan menyelesaikan

permasalahan secara kreatif. Sebagai contoh, masing-masing kelompok

siswa belajar menyelesaikan masalah dengan cara yang berbeda,

kemudian metode tersebut dikomunikasikan didepan kelas oleh

masing-masing perwakilan kelompok. Upaya untuk menyelesaikan

permasalahan secara kreatif harus dimulai dengan perumusan masalah

terlebih dahulu, kemudian siswa mengusulkan cara-cara yang dapat

dilakukan untuk menyelesaikan masalah.

g) Berpikir analitik, evaluatif, dan membuat keputusan

Aktivitas belajar membuat keputusan dicirikan ketika siswa

diminta memilih suatu cara diantara beberapa cara alternatif yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

21

tersedia. Guru melatih siswa dengan membuat suatu keputusan secara

analitik, yakni dengan mempertimbangkan beberapa kelebihan dan

kelemahan dari masing-masing solusi alternatif yang akan dipilih.

Kelebihan dan kelemahan tersebut dapat dituliskan pada lembar LKS.

2) Karakteristik Soal High Order Tingking Skills (HOTS)

Soal HOTS sangat dianjurkan untuk digunakan pada berbagai

bentuk penilaian kelas dan ujian sekolah. Berikut ini dipaparkan

karakteristik soal-soal HOTS (Nugraha: 2017:7)

a) Mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi

Kemampuan berpikir tingkat tinggi termasuk kemampuan untuk

memecahkan masalah, keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif,

kemampuan berargumen, dan kemampuan mengambil keputusan.

Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan salah satu kompetensi

penting dalam dunia modern, sehingga wajib dimiliki oleh setiap

peserta didik. Kreativitas menyelesaikan permasalahan dalam HOTS

terdiri atas:

1. Kemampuan menyelesaikan permasalahan yang tidak familiar.

2. Kemampuan mengevaluasi strategi yang digunakan untuk

menyelesaikan masalah dari berbagai sudut pandang yang berbeda.

3. Menemukan model-model penyelesaian baru yang berbeda dengan

cara-cara sebelumnya.

b) Berbasis Permasalahan Kontekstual

Soal-soal HOTS merupakan assessment yang berbasis situasi

nyata dalam kehidupan sehari-hari, di mana peserta didik diharapkan

dapat menerapkan konsep-konsep pembelajaran dikelas untuk

menyelesaikan masalah. Permasalahan kontekstual yang dihadapi

masyarakat saat ini terkait dengan lingkungan hidup, kesehatan,

kebumian dan ruang angkasa, serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan

teknologi dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam pengertian tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

22

termasuk pula bagaimana keterampilan peserta didik untuk

menghubungkan (relate), menginterpretasikan (interprete),

menerapkan (apply) dan mengintegrasikan (integrate) ilmu

pengetahuan dalam pembelajaran di kelas untuk menyelesaikan

permasalahan dalam konteks nyata. Berikut ini diuraikan lima

karakteristik assessment kontekstual, yang disingkat REACT.

1. Relating, assessment terkait langsung dengan konteks pengalaman

kehidupan nyata.

2. Experiencing, assessment yang ditekankan kepada penggalian

(exploration), penemuan (discovery), dan penciptaan (creation).

3. Applying, assessment yang menuntut kemampuan peserta didik

untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas

untuk menyelesaikan masalah-masalah nyata.

4. Communicating, assessment yang menuntut kemampuan peserta

didik untuk mampu mengomunikasikan kesimpulan model pada

kesimpulan konteks masalah.

5. Transfering, assessment yang menuntut kemampuan peserta didik

untuk mentransformasikan konsep-konsep pengetahuan dalam kelas

ke dalam situasi atau konteks baru.

Ciri-ciri assessment kontekstual yang berbasis pada assessment

autentik, adalah sebagai berikut.

1. Peserta didik mengkonstruksi responnya sendiri, bukan sekadar

memilih jawaban yang tersedia.

2. Tugas-tugas merupakan tantangan yang dihadapkan dalam dunia

nyata.

3. Tugas-tugas yang diberikan tidak hanya memiliki satu jawaban

tertentu yang benar, tetapi memungkinkan banyak jawaban benar

atau semua jawaban benar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

23

c) Menggunakan bentuk soal beragam

Bentuk-bentuk soal yang beragam dalam sebuah perangkat tes

(soal-soal HOTS) sebagaimana yang digunakan dalam PISA, bertujuan

agar dapat memberikan informasi yang lebih rinci dan menyeluruh

tentang kemampuan peserta didik. Terdapat beberapa alternatif bentuk

soal yang dapat digunakan untuk menulis butir soal HOTS diantaranya

pilihan ganda dan uraian.

1. Pilihan ganda kompleks (benar/salah, atau ya/tidak)

Soal bentuk pilihan ganda kompleks bertujuan untuk menguji

pemahaman peserta didik terhadap suatu masalah secara komprehensif

yang terkait antara pernyataan satu dengan yang lainnya. Soal-soal

HOTS membuat stimulus yang bersumber pada situasi kontekstual.

2. Uraian

Soal bentuk uraian adalah suatu soal yang jawabannya menuntut

siswa untuk mengorganisasikan gagasan atau hal-hal yang telah

dipelajari dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan

tersebut menggunakan kalimatnya sendiri dalam bentuk tertulis.

c. Berpikir Tingkat Tinggi (HOT)

1) Pengertian HOT

Jika mengacu pada Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh

Lorin Anderson yang merupakan murid dari Benyamin Bloom

menyatakan (Sani,2019:4), berpikir tingkat tinggi terkait dengan

kemampuan kognitif dalam menganalisis, mengevaluasi, dan

mengkreasi. Tingkatan tersebut merupakan tiga tingkatan tertinggi

dalam Taksonomi Bloom.

Newman dan Wehlage dalam Widodo (2013) menyatakan HOT

ingin membuat siswa dapat memanipulasi informasi dan ide dengan

cara-cara yang mengubah makna dan implikasi mereka, seperti ketika

murid menggabungkan fakta dan ide untuk menyintesis,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

24

menggeneralisasi, menjelaskan, berhipotesis atau sampai pada

membuat kesimpulan atau interpretasi.

Thomas dan Thorne dalam Retnawati (2018) juga menyatakan

bahwa berpikir tingkat tinggi menuntut seseorang untuk melakukan

sesuatu terhadap fakta, yaitu memahaminya, menyimpulkannya,

menghubungkannya dengan fakta dan konsep lain, mengategorikan,

memanipulasi, menempatkan fakta secara bersama-sama dalam cara-

cara baru, dan menerapkannya dalam mencari solusi dari masalah.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan

bahwa berpikir tingkat tinggi bertujuan untuk membuat siswa memiliki

tingkat kognitif yang lebih tinggi sehingga siswa memiliki kemampuan

untuk menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

2) Indikator HOT

Gambar 2.1 Taksonomi Bloom

(sumber: https://sites.google.com/site/supersophomores675/l)

Anderson dan Krathwol (2010:99) membagi tiga aspek dalam

ranah kognitif. Pada tiga level pertama merupakan Lower Order

Thinking Skills meliputi mengingat, memahami, menerapkan

sedangkan tiga level berikutnya Higher Order Thinking Skill meliputi

menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Berikut penjelasan

mengenai tiga indikator berpikir tingkat tinggi (HOT) :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

25

a) Menganalisis

Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan

memisahkan tiap bagian-bagian dari permasalahan dan mencari

keterkaitan dari tiap bagian-bagian tersebut. Kategori proses

menganalisis ini meliputi proses-proses kognitif membedakan,

mengorganisasi, dan mengatribusikan. Kemampuan analisis ini

merupakan jenis kemampuan yang banyak dituntut di sekolah,

meningkatkan ketrampilan siswa dalam menganalisis materi pelajaran

merupakan tujuan dalam banyak bidang studi.

b) Mengevaluasi

Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif membuat keputusan

berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria-kriteria yang

paling sering digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan

konsistensi. Standar-standarnya dapat bersifat kuantitatif atau kualitatif.

Kategori mengevaluasi mencakup proses-proses kognitif memeriksa

dan mengkritik.

c) Mencipta

Mencipta mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-unsur

secara bersama-sama menjadi suatu kesatuan yang koheren dan

fungsional. Pada tahap ini siswa diminta untuk membuat produk baru

dengan mengorganisasikan beberapa unsur menjadi suatu pola atau

struktur yang belum pernah ada sebelumnya. Siswa diarahkan untuk

dapat melaksanakan dan menghasilkan karya yang dapat dibuat oleh

siswa. Perbedaan tahap sebelumnya siswa bekerja dengan informasi

yang sudah dikenal sebelumnya, sedangkan pada tahap ini siswa

bekerja dan menghasilkan sesuatu yang baru. Mencipta meliputi

merumuskan, merencanakan dan memproduksi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

26

d. Berpikir Tingkat Rendah (LOT)

Low Order Thinking merupakan kemampuan berpikir pada tahap

menghafal dan tahap dasar. Kemampuan berpikir ini masih

mengandalkan ingatan otak bukan kemampuan otak untuk berpikir

secara kritis. Sani (2019:41) menyatakan kemampuan berpikir tingkat

rendah hanya menggunakan kemampuan yang bersifat mekanis dan

terbatas pada hal-hal rutin, misalnya siswa menghafal dan mengulang-

ulang informasi yang telah diketahui sebelumnya. Kemampuan tersebut

sangat terkait dengan proses pembelajaran yang dilakukan, sebagian

besar dilakukan dengan mengingat, memahami, dan mengaplikasikan.

Gambar 2.2 Taksonomi Bloom

(sumber: https://sites.google.com/site/supersophomores675/l)

Berdasarkan Taksonomi Bloom revisi Anderson dan Krathwol

(2010:99), berpikir tingkat rendah atau LOT menempati tiga tingkatan

paling rendah seperti pada gambar di atas. Berikut penjelasan mengenai

tiga indikator berpikir tingkat rendah (LOT):

1. Mengingat

Mengingat merupakan usaha untuk mengambil pengetahuan yang

dibutuhkan dari memori atau ingatan yang lampau, baik dalam jangka

pendek atau jangka panjang. Pengetahuan mengingat ini penting dalam

proses pembelajaran karena mengingat berperan sebagai bekal dalam

proses pembelajaran yang bermakna dan pemecahan masalah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

27

Kemampuan ini digunakan dalam pemecahan masalah yang lebih

kompleks. Mengingat meluputi mengenali dan mengingat kembali,

2. Memahami

Memahami adalah membangun sebuah pengertian dan dapat

mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik lisan

tertulis atau grafis yang disampaikan melalui pengajaran, buku, atau

komputer. Pada tahap ini pengetahuan yang baru masuk dipadukan

dengan skema-skema dan kerangka-kerangka kognitif yang telah ada.

Memahami meliputi menafsirkan, mencontohkan, menjelaskan,

mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, dan

membandingkan.

3. Menerapkan

Menerapkan adalah proses kognitif yang memanfaatkan atau

menggunakan suatu prosedur untuk melaksanakan pemecahan masalah.

Menerapkan berkaitan dengan dimensi pengetahuan prosedural.

Kategori menerapkan terdiri dari dua proses kognitif yaitu

mengeksekusi dan mengimplementasikan prosedur. Apabila siswa

tidak memahami prosedur yang akan digunakan siswa dapat melakukan

modifikasi dari pengetahuan prosedural yang baku.

e. Kurikulum 2013

1. Pengertian Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 (Fadillah, 2014:7) merupakan kurikulum baru

yang mulai diterapkan pada tahun pelajaran 2013/2014. Kurikulum ini

adalah pengembangan dari kurikulum yang telah ada sebelumnya,

bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, baik

Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004

maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tahun 2006. Pada

Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013, Kurikulum 2013 meliputi ranah

sikap, pengetahuan dan keterampilan. Kurikulum 2013 menanamkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

28

nilai-nilai sikap dan keterampilan bertujuan agar soft skill dan hard skill

dapat tertanam secara seimbang, berdampingan dan mampu

diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Mulyasa (2018:1) menyatakan bahwa disrupsi teknologi,

khususnya teknologi informasi telah mewarnai revolusi industri 4.0

sehingga mendorong perubahan kebutuhan dan perkembangan

masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk pendidikan.

Pendidikan yang hanya berorientasi pada pengembangan otak kiri tidak

dapat dipertahankan lagi. Hal ini yang membuat perlunya dilakukan

revisi pada kurikulum 2013.

Revisi kurikulum 2013 (Mulyasa, 2018:19) merupakan perubahan

kurikulum yang disesuaikan dengan penataan standar nasional

pendidikan (SNP), terutama standar kompetensi lulusan (SKL), Standar

Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian Pendidikan. Perubahan

tersebut dilakukan berdasarkan hasil analisis dari berbagai kebutuhan

peserta didik, baik kebutuhan untuk hidup,maupun mengembangkan

diri sesuai dengan pendidikan seumur hidup.

Menurut Peraturan Menteri dan Kebudayaan No. 20 Tahun 2016,

Standar Kompetensi Lulusan adalah acuan utama dalam pengembangan

standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar

pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,

standar pengelolaan dan standar pembiayaan. Standar kompetensi

lulusan sendiri adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup

sikap, pengetahuan, dan keterampilan untuk mengetahui ketercapaian

dan kesesuaian antar SKL dan lulusan dari masing-masing satuan

pendidikan. Sedangkan standar isi adalah kriteria mengenai ruang

lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi

lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Dalam

Permendikbud No. 21 Tahun 2016 menyatakan kompetensi utama yang

meliputi standar isi antara lain sikap spiritual, sikap sosial,

pengetahuan, dan keterampilan. Standar Proses adalah standar nasional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

29

pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu

satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan, kriteria

tersebut tertera pada Permendikbud No. 22 Tahun 2016. Proses

pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, perkembangan

fisik, serta psikologis peserta didik. Standar penilaian adalah standar

nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan

instrumen penilaian peserta didik. Dalam Permendikbud No. 23 Tahun

2013 menyatakan standar penilaian pendidikan merupakan kriteria

mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan

instrumen hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar

dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan

menengah. Penilaian hasil belajar peserta didik meliputi aspek sikap,

pengetahuan, dan keterampilan.

2. Komponen Kurikulum 2013

a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

1. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) (Mulyasa,2009:155)

merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkiraan dan

memproyeksikan tentang apa yang harus dilakukan guru dalam

pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik secara

optimal. RPP memiliki komponen-komponen pembelajaran yaitu

Kompetensi Dasar, materi standar, indikator hasil belajar, dan penilaian

berbasis kelas. Sedangkan, Helmawati (2019:168) menyatakan RPP

adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan

atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan

kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi

Dasar. Hal tersebut didukung dengan Permendikbud No 10 Tahun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

30

2014, RPP juga dapat dikembangkan secara rinci yang mengacu pada

silabus, buku pelajaran, dan buku panduan guru, RPP mencakup

identitas sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, KI dan KD, Indikator

pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,

penilaian dan media atau alat yang digunakan sebagai sumber belajar.

RPP merupakan pedoman pelaksanaan pembelajaran yang

dijadikan pedoman saat mengajar, di dalam RPP memuat pendekatan,

model dan metode pembelajaran yang dilaksanakan setiap

pembelajaran di kelas. Dalam pembuatan RPP guru diharapkan dapat

membuat RPP dengan benar agar tujuan yang akan dicapai dapat

terlaksana. Upaya agar tujuan pembelajaran dapat dicapai yaitu guru

harus melaksanakan pembelajaran dan penilaian kelas dengan sungguh-

sunguh.

Dalam pengembangan RPP kurikulum 2013 (Mulyasa,2018:107),

guru dituntut untuk mengintegrasikan kemampuan berpikir tingkat

tinggi, keterampilan abad 21, literasi, dan Penguatan Pendidikan

Karakter (PPK). Guru diberi kebebasan untuk mengubah,

memodifikasi, dan menyesuaikan sesuai dengan kondisi sekolah dan

daerah, serta karakteristik peserta didik. RPP yang efektif menuntut

untuk memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan hakikat,

fungsi, prinsip dan prosedur pengembangan serta cara mengukur

efektivitas pelaksanaannya dalam pembelajaran.

2. Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Hilmawati (2019:169) menyatakan setiap pendidik pada satuan

pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis

agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

31

Rencana pelaksanaan pembelajaran terdiri dari berbagai komponen

yang saling berkaitan satu sama lain. Dalam Permendikbud Nomor 22

Tahun 2016 dikemukakan bahwa Komponen RPP terdiri atas berikut

ini.

a) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan

b) Identitas mata pelajaran atau tema/subtema

c) Kelas/semester

d) Materi pokok

e) Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk mencapai

KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam,

pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai.

f) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan

menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur,

yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan.

g) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi

h) Materi pelajaran, memuat fakta, konsep dan prinsip dan prosedur

yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan

rumusan indikator ketercapaian kompetensi.

i) Metode pembelajaran digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai

KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD

yang akan dicapai

j) Media pembelajaran berupa alat bantu proses pembelajaran untuk

menyampaikan materi pelajaran

k) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam

sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.

l) Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan

pendahuluan, inti dan penutup

m) Penilaian hasil pembelajaran.

Dalam penyusunan RPP hendaknya juga memperhatikan prinsip-

prinsip sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

32

a) Perbedaan individual peserta didik, antara lain kemampuan awal,

tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar,

kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,

kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau

lingkungan peserta didik.

b) Partisipasi aktif peserta didik

c) Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar,

motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi, dan

kemandirian.

d) Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk

mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam

bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

e) Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan

program pembelian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan

remidi.

f) Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian

kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan

pengalaman belajar.

g) Mengakomodasi pembelajaran tematik terpadu, keterpaduan lintas

mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

h) Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi,

sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

b) Kegiatan Pembelajaran

1. Pengertian Kegiatan Pembelajaran

Dalam Permendikbud nomor 103 tahun 2014 menyatakan,

pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta

didik dengan tenaga pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan

belajar. Kartadinata dalam Suharjo (2016) menyatakan pembelajaran

merupakan kegiatan menyampaikan pesan berupa pengetahuan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

33

keterampilan, dan sikap dari guru kepada peserta didik. Sedangkan

menurut Arikunto (2014:113), pembelajaran merupakan proses

berlangsungnya kegiatan belajar dan mengajar di kelas. Pelaksanaan

pembelajaran merupakan interaksi antara siswa dan guru dalam rangka

menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dan untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Interaksi yang dimaksudkan yaitu dengan

melibatkan siswa secara aktif untuk menciptakan pembelajaran yang

efektif dan bermakna. Siswa dilibatkan dalam tanya jawab dan mencari

pemecahan masalah terhadap berbagai persoalan-persoalan yang

terdapat pada pembelajaran. Siswa juga didorong untuk menafsirkan

informasi dari guru untuk memicu pemikiran yang kritis.

Pembelajaran (Mulyasa,2018:140) merupakan aktualisasi

kurikulum yang menuntut aktivitas, kreativitas guru, dalam

membangun, menumbuhkan kegiatan yang kondusif bagi peserta didik

sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan, secara efektif dan

menyenangkan. Dalam hal tersebut, guru dituntut untuk menciptakan

pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan berpikir

tingkat tinggi (HOTS). Pembelajaran yang mengacu pada HOTS dapat

diciptakan dengan memerhatikan prinsip pembelajaran sebagai berikut.

a) Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu

b) Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar

berbasis aneka sumber belajar

c) Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan

penggunaan pendekatan ilmiah

d) Dari pembelajaran berbasis konten menuju berbasis kompetensi

e) Dari pembelajaran persial menuju pembelajaran terpadu

f) Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju

pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multidimensi.

g) Dari pembelajaran verbalisme menuju ketrampilan aplikatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

34

h) Peningkatan dan keseimbangan antara ketrampilan fisikal (hard

skill) dan keterampilan mental (soft skill).

i) Pembelajaran yang mengutamakan pemberdayaan peserta didik

sebagai pembelajar sepanjang hayat.

j) Pembelajaran yang menerapkan tut wuri handayani, dengan

memberi keteladanan, membangun kemauan, dan

mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses

pembelajaran.

k) Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah

guru, siapa saja adalah peserta didik dan dimana saja adalah kelas.

l) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran.

m) Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya

peserta didik.

n) Dengan menerapkan pembelajaran sesuai dengan KI (kompetensi

Inti) dan KD (Kompetensi Dasar) serta prinsip-prisip

pembelajaran, guru dapat menunjukan keberhasilan hasil belajar

peserta didik dalam pembelajaran berbasis HOTS.

c) Pelaksanaan Penilaian Kelas

1) Pengertian Penilaian (assessment)

Penilaian pembelajaran merupakan kegiatan yang sangat penting

dan merupakan rangkaian kegiatan memperoleh, dan menganalisis dan

menafsirkan data tentang proses dan hasil pembelajaran secara berkala

dan sistematis. Penilaian atau assessment diartikan sebagai prosedur

yang digunakan untuk mendapatkan informasi untuk mengetahui taraf

pengetahuan dan keterampilan peserta didik yang hasilnya akan

diperlukan untuk evaluasi (Subali, 1:2012).

Penilaian hasil belajar merupakan sesuatu yang sangat penting dan

strategis dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan penilaian hasil

belajar maka dapat diketahui seberapa besar keberhasilan peserta didik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

35

telah menguasai kompetensi atau materi yang telah diajarkan oleh guru.

Melalui penilaian juga dapat dijadikan acuan untuk melihat tingkat

keberhasilan atau efektivitas guru dalam pembelajaran (Kunandar,

61:2015)

Peraturan pemerintah Nomor 23 Tahun 2006 dalam Mulyasa

(171:2018) menyatakan bahwa standar penilaian pendidikan adalah

kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme,

prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik yang

digunakan sebagai dasar dalam penilaian peserta didik, pada

pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Adapun yang dimaksud

penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk

mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dapat dilakukan terhadap

program dan hasil belajar. Penilaian program bertujuan untuk menilai

efektivitas program yang dilaksanakan, penilaian proses bertujuan

untuk mengetahui aktivitas dan partisipasi peserta didik dalam

pembelajaran, sedangkan penilaian hasil bertujuan untuk mengetahui

kemajuan hasil belajar peserta didik. Penilaian dilakukan guru untuk

mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa

kesulitan belajar, memberikan umpan balik untuk memperbaiki proses

pembelajaran dan menentukan kenaikan kelas bagi setiap peserta didik.

Dalam penilaian pembelajaran berbasis HOTS

(Helmawati,2019:227), pada penilaian aspek pengetahuan atau kognitif

dengan bentuk teks dan dilakukan melalui tahapan : penyusunan

perencanaan penilaian, mengembangkan instrumen penilaian,

melaksanakan penilaian, memanfaatkan hasil penilaian, melaporkan

hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala 1-100 dan deskripsi.

Persentase penilaian pembelajaran pada aspek kognitif hendaknya

didistribusikan sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

36

1. Kognitif level 1 (C1-Pengetahuan) sebanyak 5%

2. Kognitif level 2 (C2-pemahaman)sebanyak 10%

3. Kognitif level 3 (C3-Aplikasi) sebanyak 45%

4. Kognitif level 4 (C4-Analisis) sebanyak 25%

5. Kognitif level 5 (C5-Evaluasi) sebanyak 10%

6. Kognitif level 6 (C6-Kreasi) sebanyak 5%

Perincian Taksonomi Bloom (Hilmawati, 2019:219) yang dapat

digunakan sebagai acuan dalam penilaian pembelajaran HOTS.

a) Mengingat (Pengetahuan)

Proses awal: menjelaskan jawaban faktual, menguji ingatan, dan

pengenalan.

1. Indikator Kata Kerja

Kata kerja yang digunakan, diantaranya adalah, memilih,

menguraikan, mendefinisikan, menunjukan, memberi label,

mendaftar, menempatkan, memadankan, mengingat,

menanamkan, menghilangkan, mengutip.

2. Model Pertanyaan

• Siapa? (nama, penemu, pahlawan, penulis, dst)

• Dimana? (tempat, letak, kedudukan, struktur)

• Yang mana? (yang terbaik, terrendah, tertinggi, tertinggal,

warna yang disukai, teori yang digunakan)

• Apa yang terjadi bila? (dibandingkan, digeser, dibuka,

dibuat, dikontraskan)

• Kapan? (bilamana, mengapa terjadi, apa artinya)

3. Strategi pembelajaran dan hasil belajar

Membuat daftar faktual, membuat garis waktu terhadap

beberapa kejadian, membaca puisi, menjelaskan fakta,

membandingkan jenis, menggambarkan fakta, menguraikan

ingatannya, menghitung, menguraikan fakta, menyoroti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

37

perbandingan, dan perbedaan berdasarkan ingatan, mengulang

cerita.

b) Memahami (Pemahaman)

Menerjemahkan, menjabarkan, menafsirkan, menyederhanakan,

dan membuat perhitungan.

1. Indikator kata kerja

Menggolongkan, mempertahankan, mendemonstrasikan,

membedakan, menerangkan, mengekspresikan,

mengemukakan, memperluas, memberi contoh,

menggambarkan, menunjukkan, mengaitkan, menafsirkan,

menaksir, mempertimbangkan, memedankan, membuat

ungkapan, menyatakan kembali, menulis kembali, menentukan,

merangkum, mengatakan, menerka, menerjemahkan,

menjabarkan.

2. Model pertanyaan

• Nyatakan dengan kata-kata sendiri!

• Yang mana buktinya!

• Apa buktinya!

• Bagaimana faktanya!

• Apa artinya!

• Beri contoh!

• Singkat paragraf ini dengan kata-kata sendiri!

• Pernyataan mana yang mendukung?

• Jelaskan makna!

3. Strategi pembelajaran dari hasil belajar

Mengaitkan hubungan, mengelaborasi konsep, membuat

rangkuman, membuat ungkapan, cerita atau penjelasan,

membuat aturan permainan, membuat gambaran visual dalam

bentuk tabel, grafik, peta, kerangka, alur cerita, pola makna atau

analogi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

38

c) Menerapkan

Memahami kapan menerapkan, mengapa menerapkan, dan

mengenali pola penerapan kedalam situasi yang baru, tidak biasa,

dan agak berbeda atau berlainan.

1. Indikator Kata Kerja

Menerapkan, menentukan, mendramatisasikan, menjelaskan,

menggenaralisasikan, memperkirakan, mengelola, mengatur,

menyiapkan, menghasilkan, memproduksi, memilih,

menunjukkan, membuat sketsa, menyelesaikan, menggunakan.

2. Model Pertanyaan

Menceritakan yang akan terjadi, mengatakan apa yang akan

berubah, menunjukkan hasil, menyatakan bagaimana, mengapa,

dan dimana, memperkirakan perubahan.

3. Strategi pembelajaran dan hasil belajar

Teladan, percontohan, berwawasan, menyelesaikan studi kasus,

simulasi, latihan, kebiasaan, mengoleksi, mengarsip,

mendokumentasi, melaporkan.

d) Menganalisis

Memecahkan kedalam bagian, bentuk dan pola,

1. Indikator kata kerja

Menganalisis, mengategorikan, mengelompokkan,

membandingkan, membedakan, mengunggulkan,

mengidentifikasi, menyimpulkan, membagi, memilih,

menentukan, menunjukkan, melaksanakan survei.

2. Model pertanyaan

Bagaimana fungsi dari, kesimpulannya bagaimana, apakah

pertanyaan ini relevan, perbedaannya bagaimana, apakah dapat

dilaksanakan, membuat perbedaan, menyatakan pendapat,

membuat definisi, gagasan apa yang mendukung kesimpulan,

bagaimana hubungan antara,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

39

3. Strategi pembelajaran dan hasil belajar

Model berpikir, asumsi yang menantang, mendebat, membuat

refleksi, mendiskusikan, memadukan kegiatan belajar, memilih

alternatif, menentukan keputusan.

e) Menilai atau Mengevaluasi

Berdasarkan kriteria dan menyatakan mengapa

1. Indikator kata kerja

Menghargai, mempertimbangkan, mengkritik,

mempertahankan, membandingkan.

2. Model pertanyaan

Bagaimana kekeliruan yang terjadi, bagaimana kesalahannya,

apa yang konsisten dan tidak konsisten,

3. Strategi pembelajaran dan hasil belajar

Asumsi yang menantang, debat, jurnalistik, diskusi, mengelola

kegiatan belajar, membuat keputusan.

f) Mengkreasi atau Mencipta

Menggabungkan unsur-unsur kedalam bentuk atau pola yang

sebelumnya kurang jelas.

1. Indikator kata kerja

Memilih, menentukan, menggabungkan, mengombinasikan,

mengarang, membangun, menciptakan, mendesain, merancang,

mengembangkan, melakukan, merumuskan, membuat

hipotesis, menemukan, membuat, mengelola, merencanakan,

memproduksi, memainkan peran, menceritakan,

2. Model pertanyaan

Selesaikan hal-hal berikut, buat aturannya, mengajukan

alternatif.

3. Strategi pembelajaran dan hasil belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

40

Teladan, asumsi menantang, refleksi, jurnalistik, debat, diskusi,

memadukan kegiatan belajar, dengan yang lain, desain,

pengambilan keputusan.

2. Penelitian yang Relevan

Penelitian ini didasarkan pada hasil yang telah dilakukan oleh beberapa

peneliti. Adapun hasil penelitian ini antara lain:

Penelitian pertama dilakukan oleh Khusnul Fajriyah, Ferina Agustini

(2018) berjudul “Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SD

Pilot Project Kurikulum 2013 Kota Semarang”. Subjek penelitian adalah 191

siswa dari lima sekolah project daerah Semarang. Jenis penelitian ini adalah

kualitatif dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif.

Teknik pengumpulan datanya menggunakan statistik deskriptif. Hasil

penelitian kemampuan berpikir tingkat tinggi keterampilan berpikir tingkat

tinggi siswa berada pada level kurang dengan nilai rata-rata sebesar 40. Secara

rinci dapat diketahui bahwa terdapat 158 orang atau 82.73% memiliki

keterampilan berpikir tingkat tinggi berada pada level kurang, terdapat 31

orang atau 16,23% berada pada level cukup, dan 2 orang atau 1,04% berada

pada level baik, dan tidak terdapat siswa yang berada pada level sangat baik

Penelitian kedua dilakukan Maharani Yuniar (2015) berjudul “Analisis

HOTS (High Order Thinking Skills) Pada Soal Objektif Tes Dalam Mata

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas V Sd Negeri 7 Ciamis”. Subjek

penelitian adalah 25 siswa dari siswa kelas VA. Jenis penelitian ini adalah

kualitatif dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif.

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap soal objektif tes, berupa

soal pilihan ganda pada soal Penilaian Tengah Semester (PTS) kelas V SD

Negeri 7 Ciamis diperoleh 14 butir soal yang memenuhi kriteria

pengembangan soal HOTS (High Order Thinking Skills) dan 6 butir soal yang

tidak memenuhi kriteria HOTS (High Order Thinking Skills). Dari ke 14 butir

soal yang memenuhi kriteria pengembangan soal (High Order Thinking Skills)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

41

tersebut, terdapat sepuluh butir soal yang termasuk pada kriteria penilaian baik,

dua butir soal yang termasuk pada kriteria penilaian cukup baik, dan dua butir

soal yang termasuk pada kriteria penilaian kurang baik. Kemudian untuk 6

butir soal yang tidak memenuhi kriteria pengembangan soal (High Order

Thinking Skills), masuk pada kategori penilaian tidak baik.

Penelitian ketiga dilakukan oleh Tini Hartini, Dr. Muhamad Ali Misri,

M.Si, Hj. Indah Nursuprianah, M.Si (2018) berjudul “Pemetaan HOTS Siswa

Berdasarkan Standar Pisa dan Timss untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan”.

Subjek penelitian adalah 71 siswa SMP Islam di Cirebon. Jenis penelitian ini

adalah deskriptif dengan pendekatan campuran (mixed methode) yaitu

kualitatif dan kuantitatif dan menggunakan desain penelitian tipe concurrent

yang termasuk dalam model embedded. Berdasarkan hasil analisis yang

dilakukan dengan pemberian test HOTS berdasarkan PISA dan TIMSS

menunjukan bahwa pemahaman peserta didik terhadap soal lebih dominan

dibandingkan dengan kemampuan penyelesaian masalah pada soal. Maka hasil

test tersebut memetakan siswa kedalam kategori HOTS rendah, meskipun jika

dilihat dari masing-masing nilai siswa yang menunjukan, terdapat siswa yang

tergolong kedalam kategori HOTS sedang sebesar 3% namun sebanyak 97%

memetakan siswa MTs Negeri di Kota Cirebon kedalam kategori HOTS

rendah, atau berada pada level 1 menurut standar PISA. Hal tersebut

dikarenakan siswa tidak terbiasa mendapat soal dengan tipe C4 sampai dengan

C6, dan kurangnya upaya peningkatan kemampuan siswa oleh guru.

Penelitian ini memiliki kekhasan diantaranya yaitu, penelitian ini

dilakukan dengan analisis kompleks untuk mengetahui tingkatan HOTS pada

rencana pelaksanaan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian

(assessment). Selain itu penelitian ini dilakukan pada tingkatan Sekolah Dasar

sehingga penerapan HOTS sudah dapat dilihat serta diterapkan pada usia dini.

B. Kerangka Berpikir

Perkembangan abad 21 sangat erat kaitannya dengan kemajuan teknologi

yang sangat pesat. Perkembangan teknologi tersebut membuat beragam informasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

42

dapat diakses dengan cepat dan mudah oleh siapapun. Untuk mengikuti arus

perkembangan teknologi yang cepat setiap individu harus memiliki keterampilan-

keterampilan yang dibutuhkan pada abad 21. Keterampilan tersebut antara lain

keterampilan berkomunikasi, berkolaborasi, berpikir kritis dan kreatif. Dalam

menyikapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pemerintah Negara

Kesatuan Republik Indonesia melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

terus melakukan pembaruhan dan inovasi dalam bidang pendidikan, salah satunya

munculnya kurikulum 2013 yang mengacu pada High Order Thinking. Dengan

diterapkannya keterampilan berpikir tingkat tinggi pada pembelajaran, guru dapat

membuat siswa memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dibutuhkan

untuk menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pembelajaran yang mengacu pada keterampilan berpikir tingkat tinggi

sangat diperlukan siswa untuk memperoleh keterampilan-keterampilan yang

dibutuhkan dalan perkembangan teknologi abad 21. Keterampilan-keterampilan

yang dibutuhkan dalam perkembangan abad 21 antara lain kemampuan untuk

berkomunikasi, kemampuan dalam menggunakan teknologi informasi, dan

kemampuan untuk belajar dan berinovasi. Dalam penelitian ini, peneliti ingin

mengetahui apakah rencana pembelajaran, proses pembelajaran dan penilaian

pembelajaran di salah satu Sekolah Dasar di Wonogiri, khususnya di kelas V,

sudah mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Oleh karena itu, penelitian tentang analisis kemampuan berpikir tingkat

tinggi di salah satu Sekolah Dasar di Wonogiri berikut dapat memberikan

informasi dan referensi bagi guru supaya tidak hanya menanamkan kemampuan

berpikir tingkat rendah saja dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Pembelajaran yang hanya memfokuskan pada keterampilan berpikir tingkat

rendah sudah tidak relevan dan harus diubah menuju kegiatan pembelajaran untuk

menumbuhkan kemampuan kognitif yang dapat meningkatkan kemampuan

berpikir siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

43

Gambar 2.3 Peta Kerangka Berpikir

Keterampilan Abad 21

‘‘dibutuhkan untuk mengikuti

perkembangan abad 21’’

Kurikulum 2013

‘‘pembaruan dan inovasi dalam

bidang pendidikan’’

Guru

‘‘dapat menumbuhkan kemampuan

kognitif yang dapat meningkatkan

kemampuan berpikir tingkat tinggi

dan keterampilan abad 21’’

HOTS

‘‘menghadapi perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi’’

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

44

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan

pendekatan penelitian studi kasus. Penelitian kualitatif merupakan metodologi

yang bertujuan untuk mengeksplorasi dan memahami makna atau arti yang

lebih mendalam berkaitan dengan masalah sosial atau kemanusiaan sejumlah

individu atau kelompok (Creswell, 2014: 5). Sedangkan Sarosa menyatakan

(2012:7) penelitian kualitatif adalah penelitian yang mencoba memahami

fenomena dalam konteks atau setting naturalnya (bukan di dalam laboratorium)

dimana peneliti tidak berusaha untuk memanipulasi fenomena yang diamati.

Sugiyono juga menyatakan (2014:1), metode penelitian kualitatif adalah

metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang

alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan

data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif,

dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Studi kasus (Sugiyono, 2014:115) merupakan pendekatan penelitian yang

melakukan eksplorasi suatu fenomena dalam konteksnya dengan

menggunakan data dari berbagai sumber. Dalam pendekatan studi kasus

peneliti menggunakan bukti empiris dari satu atau lebih organisasi dan peneliti

berusaha mempelajari permasalahan dalam konteksnya.

Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian

kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengeksplorasi dan

memahami makna yang berkaitan dengan masalah sosial secara natural tanpa

berusaha memanipulasi fenomena yang ada.

B. Setting Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di salah satu SD Negeri di Giripurwo,

Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

Sekolah ini dipilih karena SD ini merupakan salah satu sekolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

45

unggulan yang menghasilkan lulusan dengan nilai terbaik di

Wonogiri. Mengetahui fakta tersebut peneliti menyimpulkan jika

sekolah ini menjadi tempat yang ideal untuk melakukan penelitian

guna mengetahui lebih lanjut hasil kerja siswa sudah pada tahap

keterampilan berpikir tingkat tinggi atau belum. Peneliti juga ingin

mengetahui lebih lanjut apakah wali kelas V sudah menerapkan

keterampilan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan abad 21 pada

saat pembelajaran berlangsung beserta seluruh perangkat

pembelajarannya.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama satu bulan, mulai dari

November 2018 sampai Desember 2018 guna mendapatkan data

yang dibutuhkan.

2. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru kelas V sebagai

subjek utama dan 30 siswa kelas V di salah satu SD negeri di

Wonogiri.

b. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) yang memuat indikator keterampilan berpikir tingkat

tinggi, pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mengarahkan

siswa pada keterampilan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan

abad 21 serta soal evaluasi sebagai penilaian kelas yang memuat

kata kerja operasional berpikir tingkat tinggi.

C. Desain Penelitian

Desain Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi

kasus (case study). Studi kasus (Yusuf, 2014: 339) merupakan suatu proses

pengumpulan data dan informasi secara mendalam, mendetail, intensif,

holistic, dan sistematis mengenai semua aspek penting dari suatu kasus yang

akan diteliti. Dengan studi kasus dapat mengungkapkan berbagai gambaran

yang mendalam dan mendetail mengenai individu, keluarga, suatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

46

peristiwa, kelompok lain sehingga peneliti mampu menghayati, memahami,

dan mengerti bagaimana objek itu beroperasi atau berfungsi secara nyata.

Dalam studi kasus ini peneliti mengumpulkan data mengenai satu subjek

yaitu guru kelas V melalui analisis dokumen, observasi kegiatan

pembelajaran, dan wawancara yang dilengkapi data lain seperti RPP, soal

penilaian harian, dan kuesioner dari siswa kelas V.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dibagi menjadi 2, yaitu

pengumpulan data yang menghasilkan data primer dan pengumpulan data

yang menghasilkan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari subjek

penelitian, dalam hal ini peneliti memperoleh data atau informasi langsung

(Purhantara, 2010:79). Lofland dalam Moleong (2006: 157) juga

menyatakan data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan

langsung oleh peneliti dari lapangan. Data primer yang dimaksud adalah

a. Kuesioner siswa, persepsi siswa terhadap guru dalam menerapkan

kegiatan pembelajaran yang menggunakan keterampilan abad 21 (4C).

b. Kuesioner guru, persepsi guru dalam menerapkan kegiatan

pembelajaran guna mengembangkan keterampilan abad 21 (4C).

c. Wawancara guru

d. Observasi pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilaksanakan ketika guru

mengajar dengan pembelajaran tematik yang menerapkan indikator-

indikator keterampilan abad 21 (4C).

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang umumnya berbentuk catatan, atau

laporan historis yang tersusun rapi dalam dokumen yang dipublikasikan dan

yang tidak dapat dipublikasikan. Dalam penenelitian ini data sekunder di

dapat dari desain RPP yang dibuat oleh guru kelas. RPP ini digunakan untuk

mengetahui adanya indikator 4C yang mengacu pada keterampilan berpikir

tingkat tinggi serta assessment (pelaksanaan penilaian kelas) guna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

47

mengetahui terdapat kata kerja operasional keterampilan berpikir tingkat

tinggi berupa keterampilan menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

Untuk memperoleh data primer dan sekunder yang diperlukan, peneliti

menggunakan empat teknik yaitu wawancara, kuesioner, observasi dan

dokumentasi dengan beberapa penjelasan sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara (Yusuf, 2014:372) merupakan salah satu teknik

mengumpulkan data dengan suatu proses interaksi antara pewawancara

dan sumber informasi atau orang yang diwawancarai melalui

komunikasi langsung. Guba dan Lincoln (Ahmadi, 2014: 119)

menyatakan bahwa teknik wawancara terutama wawancara mendalam

merupakan teknik pengumpulan data yang khas bagi penelitian

kualitatif. Dengan wawancara peneliti dapat memahami persepsi,

perasaan, dan pengetahuan narasumber. Peneliti menggunakan teknik

wawancara supaya data yang didapatkan dapat sinkron dengan data

observasi yang dilakukan peneliti di kelas. Peneliti melakukan

wawancara pada tenaga pendidik yang mengajar kelas V di salah satu

SD Negeri Wonogiri, wawancara dilakukan untuk mengetahui apakah

guru sudah menerapkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan

keterampilan adad 21.

b. Kuesioner

Kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data

berupa tanggapan siswa kepada guru dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran yang sesuai dengan keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Kuesioner diberikan kepada seluruh siswa kelas V. Angket yang

digunakan adalah angket tertutup yaitu responden hanya tinggal

memilih jawaban yang sudah disediakan. Skala pengukuran yang

digunakan adalah skala Likert. Skala Likert adalah skala yang digunakan

untuk mengukur sikap terhadap suatu hal yang diungkapkan melalui

serangkaian pernyataan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

48

c. Observasi

Merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan

pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari

dekat kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2004: 104). Peneliti akan

mengamati secara langsung subjek penelitian yaitu siswa dan guru saat

melakukan kegiatan belajar mengajar. Analisis dilakukan untuk

mengetahui sejauh mana indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi

yang mengacu pada pembelajaran abad 21 yang sudah diterapkan oleh

guru.

d. Dokumentasi

Metode dokumentasi (Hamidi, 2004:72) adalah data yang diperoleh dari

catatan penting baik dari Lembaga atau organisasi maupun dari

perorangan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data

dokumentasi berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan

pelaksanaan penilaian kelas.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

kejadian alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2011:84). Sanjaya

menyatakan instrumen penelitian merupakan alat yang dapat digunakan

untuk mengumpulkan data atau informasi penelitian. Dapat disimpulkan

bahwa instrumen penelitian ialah suatu alat yang digunakan untuk

membantu peneliti dalam mengukur variable yang diteliti maupun dalam

mengumpulkan suatu data. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

instrumen utama yaitu peneliti sendiri didukung dengan instrumen

pendukung berupa instrumen wawancara guru yang terlampir pada lampiran

17A, instrumen indikator kuesioner guru yang terlampir pada lampiran 14A

dan instrumen indikator kuesioner siswa terlampir pada lampiran 11A,

instrumen observasi pelaksanaan pembelajaran yang terlampir pada

lampiran 18A, dan instrumen analisis soal evaluasi pembelajaran terdapat

pada lampiran 10.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

49

F. Kredibilitas dan Transferabilitas

Terdapat beberapa cara untuk meyakinkan bahwa data yang

diperoleh dilapangan betul-betul akurat atau dapat dipercaya, salah satunya

yaitu kredibilitas dan transferabilitas. Kredibilitas merupakan kesesuaian

antara konsep peneliti dengan konsep informan, agar kredibilitas terpenuhi,

maka peneliti menggunakan teknik triangulasi data. Teknik ini digunakan

untuk memeriksa kebenaran data yang telah diperoleh kepada pihak lain,

mendiskusikannya dengan teman seprofesi atau menggunakan alat bantu

seperti kamera. Dalam penelitian ini, peneliti mendiskusikannya dengan

peneliti lainnya. Keabsahan instrumen dilakukan validasi ahli yang disebut

juga expert judgment. Ekspert judgment merupakan pendapat ahli atau

orang pengalaman. Dalam penelitian ini peneliti meminta bantuan pada

salah satu dosen untuk dilakukan validasi ahli dan data yang peneliti

gunakan dinyatakan layak.

Transferabilitas dalam penelitian kualitatif bertujuan untuk

mengetahui apakah sebuah penelitian disuatu tempat atau disuatu daerah

dapat diaplikasikan di tempat lain. Dalam kenyataannya hal ini memang

memungkinkan, akan tetapi hasilnya dapat berbeda karena dalam penelitian

studi kasus memiliki kekhasan sendiri dan responden yang terbatas.

G. Teknik Analisis Data

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Guna menganalisis RPP yang dibuat guru sudah memuat indikator

keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka peneliti melakukan analisis

pada RPP yang disusun oleh guru. Analisis dilakukan pada indikator,

kompetensi dasar, dan kegiatan pengajaran.

2. Implementasi pembelajaran keterampilan berpikir tingkat tinggi

Untuk mempertegas apakah pelaksanaan kegiatan pengajaran yang

dilakukan tenaga pendidik sudah mencakup keterampilan berpikir tingkat

tinggi, peneliti melakukan kegiatan observasi saat guru melakukan

kegiatan pengajaran di dalam kelas. Observasi dimaksudkan untuk

membuktikan apakah ketrampilan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

50

abad 21 sudah terimplementasikan dengan baik disaat guru melakukan

proses pengajaran.

3. Pelaksanaan penilaian kelas (Assessment)

Penilaian kelas seharusnya sudah mengarah pada keterampilan berpikir

tingkat tinggi, untuk mengetahui hal tersebut peneliti melakukan pengujian

terhadap soal PTS (Penilaian Tengah Semester). Soal dinyatakan baik

apabila analisis menunjukkan bahwa kata kerja yang digunakan sebagai

perintah pengerjaan pada soal ujian merupakan kata kerja dari masing-

masing indikator berpikir tingkat tinggi berupa kegiatan menganalisis,

mengevaluasi, dan mencipta.

4. Kuesioner

Guna mengetahui persepsi siswa dan guru terkait dengan kinerja guru

selama mengajar mengarah pada kriteria pembelajaran abad 21 maka

peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui kuesioner yang

dibagikan pada kelas V. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala

Likert. Skala Likert (Sugiyono:, 2013:132) adalah skala yang digunakan

untuk mengukur sikap terhadap suatu hal yang diungkapkan melalui

serangkaian pernyataan. Skala Likert menentukan nilai interval masing-

masing skala maka peneliti menggunakan rumus berikut:

Interval skala (RS) = 𝑚−𝑛

𝑏

Keterangan:

m= angka tertinggi dalam skor jawaban

n= angka terendah dalam jawaban

b= banyaknya kelas/ kategori jawaban

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

oleh peneliti terkait dengan analisis terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran,

pelaksanaan atau proses pembelajaran, dan evaluasi penilaian yang dilakukan oleh

guru kelas V terhadap siswa kelas V

A. Hasil Penelitian

1. Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada Perencanaan

Pembelajaran

Peneliti pertama kali datang ke salah satu SD di Wonogiri pada 9 November

2018. Peneliti terlebih dahulu menemui kepala sekolah untuk meminta izin

melakukan penelitian di SD tersebut. Peneliti kemudian melakukan wawancara

dengan guru kelas V pada tanggal 13 November 2018 beserta meminta izin untuk

observasi. Pada penelitian kali ini, peneliti membutuhkan dokumen berupa Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas V maka dari itu peneliti meminta salinan

RPP kepada guru pengampu kelas V. Akan tetapi, guru pengampu sedikit keberatan

dan menyuruh peneliti untuk membuatkan RPP tersebut dengan alasan biasanya

peneliti dari instansi lain membuatkan RPP yang kemudian akan diajarkan di kelas

tersebut. Akhirnya setelah mendiskusikan hal tersebut, guru berkenanan untuk

memberikan RPP tetapi guru pengampu tersebut meminta diberi waktu untuk

membuatnya dahulu. RPP ini sangat diperlukan bagi penelitian ini, guna

mengetahui kesesuaian pembelajaran tematik dengan kriteria keterampilan berpikir

tingkat tinggi pada kegiatan pembelajaran, oleh sebab itu, peneliti meminta

dokumen berupa RPP yang sudah dibuat oleh guru kelas V dengan tema 5

Ekosistem, Subtema 3 Keseimbangan Ekosistem, pembelajaran ke 4. RPP tersebut

kemudian dianalisis tingkat kesesuaian dengan kemampuan berpikir keterampilan

tinggi. Kegiatan analisis ini dilakukan dengan triangulasi yang melihat penggunaan

kata kerja pada indikator dan kesesuaian kriteria 4C dengan kegiatan pembelajaran

khususnya pada kegiatan inti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

52

Berikut hasil analisis dari indikator aspek kognitif pada rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP):

Tabel 4.1 Hasil Analisis dari Indikator Aspek Kognitif pada RPP

No. Indikator LOTS HOTS Keterangan

Bahasa Indonesia

3.7.1 Menjelaskan pertanyaan-

pertanyaan yang berkaitan

dengan teks nonfiksi

√ Kata kerja operasional

terdapat tingkatan C2

yaitu menjelaskan

IPS

3.1.1 Menjelaskan perkembangan

kehidupan bermasyarakat di

Indonesia mengenai

pengaruhnya di sector

ekonomi, komunikasi, dan

transportasi secara tepat.

√ Kata kerja operasional

terdapat tingkatan C2

yaitu menjelaskan

PPKn

3.4.1 Menyebutkan manfaat

persatuan dan kesatuan dalam

membangun kerukunan hidup.

√ Kata kerja operasional

terdapat tingkatan C1

yaitu menyebutkan.

Berdasarkan tabel 4.1 peneliti dapat menjelaskan bahwa dari tiga indikator

di atas tidak terdapat indikator yang menggunakan kata kerja operasional berpikir

tingkat tinggi melainkan menggunakan kata kerja berpikir tingkat rendah yaitu

menjelaskan yang terdapat pada kata kerja operasional tingkat 2 dan menyebutkan

yang terdapat pada kata kerja operasional tingkat 1. Dari hasil tersebut dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

53

disimpulkan indikator aspek kognitif yang disusun oleh guru belum mengarah pada

indikator berpikir tingkat tinggi.

Berikut hasil analisis dari indikator aspek 4C pada rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP):

Tabel 4.2 Hasil Analisis dari Indikator 4C pada RPP

No. 4 C Kriteria Ya Tidak Keterangan

1.

Communica

tion

(Komunikas

i)

1. Di dalam langkah-

langkah

pembelajaran

memperlihatkan

proses guru

meminta siswa

untuk melakukan

presentasi hasil

diskusi atau proyek

siswa.

Dalam RPP, guru

tidak

memperlihatkan

proses guru

meminta siswa

untuk melakukan

presentasi hasil

diskusi atau

proyek siswa.

Guru lebih

menekankan

untuk

memberikan

pertanyaan

kemudian dijawab

oleh siswa dengan

diskusi kelompok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

54

2. Di dalam langkah-

langkah

pembelajaran

memperlihatkan

proses guru

memberi

kesempatan pada

siswa

menyampaikan

kesimpulan pada

akhir pembelajaran.

Dalam RPP

bagian penutup,

guru

memperlihatkan

proses guru

memberikan

kesempaatan pada

siswa untuk

memberikan

kesimpulan serta

memberikan

kesempatan untuk

bertanya dan

menambahkan

informasi dari

siswa lain.

2.

Collaborativ

e

(Kolaborasi)

1. Di dalam langkah-

langkah

pembelajaran

memperlihatkan

proses guru

meminta siswa

untuk bekerjasama

dengan kelompok

dalam

menyelesaikan

suatu permasalahan.

Dalam RPP, guru

memperlihatkan

proses guru

meminta siswa

untuk bekerja

sama dengan

kelompok saat

guru memberikan

pertanyaan untuk

dikerjakan

bersama dengan

kelompoknya.

2. Di dalam langkah-

langkah

√ Dalam RPP, guru

tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

55

pembelajaran

memeperlihatkan

proses guru

memberikan

kegiatan atau

percobaan yang

berhubungan

dengan kegiatan

nyata secara

berkelompok.

memperlihatkan

proses guru

memberikan

kegiatan atau

percobaan yang

berhubungan

dengan kegiatan

nyata secara

berkelompok.

Guru meminta

siswa untuk

mengamati

kegiatan ekonomi

di Indonesia

memlalui

berbagai sumber

(majalah, koran,

dan internet).

3.

Critical

thinking and

Problem

Solving

(Berpikir

kritis dan

Pemecahan

Masalah).

1. Di dalam langkah-

langkah

pembelajaran

memperlihatkan

proses guru

mengaitkan materi

yang akan dipelajari

dengan materi

sebelumnya dengan

keadaan nyata

dalam kehidupan

sehari-hari.

Dalam RPP, guru

tidak

memperlihatkan

proses guru

mengaitkan

materi

sebelumnya

dengan keadaan

nyata dalam

kehidupan sehari-

hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

56

2. Di dalam langkah-

langkah

pembelajaran

memperlihatkan

proses guru

memberikan soal

yang jawabanya

tidak tertera pada

buku paket atau

LKS.

Dalam RPP, Guru

tidak

memperlihatkan

proses guru

memberikan soal

yang jawabannya

tidak tertera pada

buku paket atau

LKS.

4.

Creativity

and

Innovation (

Kreativitas

dan Inovasi)

1. Di dalam langkah-

langkah

pembelajaran

memperlihatkan

proses guru

memberikan

kesempatan pada

siswa membuat

karya dengan ide

siswa sendiri.

Dalam RPP, guru

tidak

memperlihatkan

proses guru

memberikan

kesempatan pada

siswa membuat

karya dengan ide

siswa sendiri

melainkan

menempelkan

gambar dari

kegiatan ekonomi

dari koran,

majalah atau

internet dengan

kertas A3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

57

2. Di dalam langkah-

langkah

pembelajaran

memperlihatkan

proses guru

memberikan

kesempatan siswa

mencari informasi

secara mandiri.

Dalam RPP, Guru

memperlihatkan

proses guru

memberikan

kesempatan siswa

mencari informasi

secara mandiri

melalui

buku,majalah atau

internet.

Berdasarkan tabel hasil di atas dapat disimpulkan bahwa pada kompetensi

Communication menyatakan bahwa terdapat satu kriteria yang termasuk dalam

kompetensi Communication yaitu pada saat guru memperlihatkan proses siswa

memberikan tanggapan atau masukan saat pembelajaran berlangsung. Pada

kompetensi Collaborative terdapat satu kriteria yang termasuk dalam kompetensi

Collaborative yaitu ketika guru memperlihatkan proses guru meminta siswa secara

berkelompok untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Sedangkan pada

kompetensi Critical Thinking, guru tidak terlihat menerapkan kriteria kompetensi

tersebut. Kompetensi selanjutnya adalah Creativity and Inovation, pada kompetensi

ini terdapat satu kriteria saja yaitu saat proses guru memberikan kesempatan pada

siswa untuk mencari informasi secara mandiri.

Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa guru sudah menerapkan rencana

pelaksanaan pembelajaran yang memuat keterampilan abad 21 yang harus dimiliki

siswa. Akan tetapi, belum semua kompetensi diterapkan oleh guru.

2. Hasil Analisis Wawancara Guru Kelas V

Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas V untuk mendapatkan

informasi mengenai pemahaman guru terkait berpikir tingkat tinggi. Wawancara

dilakukan pada tanggal 13 November 2013 di ruang perpustakaan. Pada waktu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

58

wawancara, peneliti merasa bahwa ruangan tersebut tidak begitu kondusif untuk

wawancara sehingga membuat guru kurang begitu nyaman saat melakukan

wawancara dan kurang terbuka terhadap peniliti terlebih ketika peneliti

menanyakan prihal sosialisasi HOTS di Kabupaten Wonogiri.

Berdasarkan hasil wawancara, guru mengungkapkan bahwa sudah memahami

HOTS dikarenakan sering mendapatkan pembekalan mengenai berpikir kritis. Guru

memahami HOTS hingga pada tahapan mengimplementasikannya kedalam RPP.

Akan tetapi, pada beberapa KD untuk mengimplementasikan keterampilan berpikir

tingkat tinggi sedikit sulit. Dalam pembelajaran tematik guru sering menggunakan

model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament), guru juga sering

menerapkan kegiatan berkelompok saat pembelajaran hal tersebut dimaksudkan

supaya siswa lebih aktif dan kreatif sesuai dengan kurikulum 2013. Namun, guru

tetap sesekali menggunakan metode ceramah, hal ini untuk membantu siswa yang

kurang memahami materi pembelajaran. Peneliti juga menanyakan mengenai

pembelajaran abad 21. Di bahasan ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa guru

kurang memahami pembelajaran abad 21, ini dikarenakan guru menganggap bahwa

HOTS dan pembelajaran abad 21 itu sama. Akan tetapi di Wonogiri sering diadakan

sosialisasi KKG dalam rangka memberi informasi mengenai perkembangan sistem

pembelajaran yang sedang diterapkan saat ini.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa guru sudah

memahami tentang keterampilan berpikir tingkat tinggi dan dapat

mengimplementasikannya kedalam RPP. Sedangkan pada pembelajaran abad 21,

guru sudah berusaha mengimplementasikan indikator-indikatornya akan tetapi

belum paham sepenuhnya mengenai pembelajaran abad 21.

3. Hasil Observasi pada Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

Guna mengetahui bahwa guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai

dengan kriteria keterampilan pada abad 21 maka peneliti melakukan observasi.

Berikut hasil observasi yang sudah dilakukan peneliti pada pembelajaran tematik

kelas V

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

59

.

Gambar 4.1 Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Kelas V

Tabel 4.3 Hasil Observasi pada Pelaksanaan Pembelajaran

No. 4 C Kriteria Ya Tidak Keterangan

1.

Communication

(Komunikasi)

1. Di dalam

langkah-

langkah

pembelajaran

memperlihatkan

proses guru

meminta siswa

untuk

melakukan

presentasi

terhadap hasil

diskusi atau

proyek siswa.

√ Guru

memperlihatkan

proses guru

meminta siswa

melakukan

presentasi

setelah

berdiskusi

dengan

kelompok

2. Di dalam

langkah-

langkah

pembelajaran

memperlihatkan

proses guru

√ Guru

memberikan

kesempatan

pada siswa

untuk

menyimpulkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

60

memberi

kesempatan

pada siswa

menyampaikan

kesimpulan

pada akhir

pembeajaran.

dan

merefleksikan

pembelajaran

pada akhir

pembelajaran.

2.

Collaborative

(Kolaborasi)

1. Di dalam

langkah-

langkah

pembelajaran

memperlihatkan

proses guru

meminta siswa

untuk

bekerjasama

dengan

kelompok dalam

menyelesaikan

suatu

permasalahan.

√ Guru

memperlihatkan

proses meminta

siswa untuk

bekerjasama

saat berdiskusi

dengan

kelompok.

Suatu kelompok

tersebut diberi

sebuah

permasalahan

dan guru

meminta siswa

dalam

kelompok

memecahkan

permasalahan

yang diberikan

oleh guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

61

2. Di dalam

langkah-

langkah

pembelajaran

memperlihatkan

proses guru

memberikan

kegiatan atau

percobaan yang

berhubungan

dengan kegiatan

nyata secara

berkelompok.

√ Guru tidak

memberikan

suatu kegiatan

atau percobaan

yang

berhubungan

dengan kegiatan

nyata secara

berkelompok.

Pembelajaran

lebih dominan

pada kegiatan

diskusi

kelompok.

3.

Critical thinking and

Problem Solving

(Berpikir Kritis dan

Pemecahan Masalah).

1. Di dalam

langkah-

langkah

pembelajaran

memperlihatkan

proses guru

mengaitkan

materi yang

akan dipelajari

dengan materi

sebelumnya

dengan keadaan

nyata dalam

kehidupan

sehari-hari.

√ Guru tidak

memperlihatkan

proses guru

mengkaitkan

materi yang

akan dielajari

dengan materi

sebelumnya.

Guru memulai

pembelajaran

dengan literasi

kemudian

menyampaikan

tujuan

pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

62

2. Di dalam

langkah-

langkah

pembelajaran

memperlihatkan

proses guru

memberikan

soal yang

jawabanya tidak

tertera pada

buku paket atau

LKS.

√ Guru

memperlihatkan

proses

memberikan

soal yang

jawabanya

sudah tertera

pada buku

paket tematik.

4.

Creativity and

Innovation (Kreativitas

dan Inovasi)

1. Di dalam

langkah-

langkah

pembelajaran

memperlihatkan

proses guru

memberikan

kesempatan

pada siswa

membuat karya

dengan ide

siswa sendiri.

√ Guru tidak

memberikan

tugas pada

siswa untuk

membuat karya

dengan ide

sendiri namun

meminta siswa

untuk mencari

gambar tentang

kegiatan

ekonomi

Indonesia

kemudian

ditempelkan

pada kertas

gambar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

63

2. Di dalam

langkah-

langkah

pembelajaran

memperlihatkan

proses guru

memberikan

kesempatan

siswa mencari

informasi secara

mandiri.

√ Guru

memperlihatkan

proses meminta

siswa untuk

mencari

informasi

secara mandiri

dengan mencari

majalah atau

koran yang

berkaitan

dengan kegiatan

ekonomi di

Indonesia

kemudian

didiskusikan

dengan

kelompoknya.

Dari tabel 4.3 hasil observasi pada pelaksanaan pembelajaran dapat

disimpulkan bahwa pada aspek Communication atau komunikasi poin pertama guru

telah memperlihatkan proses guru saat meminta siswa melakukan presentasi. Hal

ini dapat dilihat ketika guru meminta setiap kelompok untuk menjelaskan hasil

diskusi kelompok masing-masing tentang kegiatan ekonomi masyarakat Indonesia

melalui gambar dan menjelaskan manfaat persatuan dan kesatuan masyarakat

didalam kegiatan ekonomi masyarakat Indonesia. Kemudian pada poin kedua, guru

memberi kesempatan pada siswa untuk menyampaikan kesimpulan pada akhir

kegiatan pembelajaran. Pada akhir pembelajaran guru menyimpulkan dan

merefleksikan pembelajaran bersama siswa mengenai kegiatan pembelajaran hari

ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

64

Pada aspek kedua yaitu Collaborative atau kolaborasi pada poin pertama, guru

telah memperlihatkan proses meminta siswa untuk bekerja sama saat berdiskusi

dengan kelompok. Sebelum memulai proses pembelajaran guru sudah membentuk

kelompok kemudian guru memberikan soal atau pertanyaan kepada tiap kelompok

kemudian didiskusikan untuk menemukan jawaban dari soal yang diberikan.

Contohnya, setelah membaca bacaan “Potensi Indonesia sebagai Negara Maritim

dan Agraris” guru memberikan beberapa pertanyaan untuk didiskusikan bersama

kelompok. Pada poin kedua, guru tidak memberikan suatu kegiatan atau percobaan

yang berkaitan dengan kegiatan nyata secara berkelompok. Proses yang terjadi

lebih mengarah pada kegiatan diskusi kelompok.

Pada aspek kedua atau aspek berpikir kritis dan pemecahan masalah, tidak

memperlihatkan guru mengulangi pada pembelajaran hari sebelumnya. guru

memulai pembelajaran dengan berdoa kemudian menyanyikan lagu nasional yang

dilanjutkan dengan kegiatan literasi. Kemudian pada poin yang kedua, guru tidak

memberikan soal yang jawabannya tidak ada pada buku teks atau buku pelajaran.

Guru membuat soal sendiri akan tetapi jawaban dari soal tersebut sudah tertera pada

teks yang sudah diberikan.

Pada aspek kreativitas dan inovasi, guru tidak memberikan kegiatan pada siswa

untuk membuat karya dengan ide siswa sendiri. Guru hanya meminta siswa untuk

mencari gambar di majalah, koran, dan internet mengenai kegiatan ekonomi yang

berada di wilayah Indonesia. Pada poin kedua, guru memperlihatkan proses

memberikan kesempatan pada siswa mencari informasi secara mandiri. kegiatan ini

dapat dilihat saat guru meminta siswa mencari informasi pada majalah, koran, atau

internet yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi di Indonesia kemudian hal

tersebut didiskusikan dengan kelompoknya.

4. Hasil Analisis Kuesioner Siswa

Pada poin ini peneliti menyampaikan tentang penerapan keterampilan berpikir

tingkat tinggi dalam pelaksanaan pembelajaran di salah satu sekolah dasar di

Wonogiri. Peneliti mendapatkan data melalui kuesioner yang dibagikan kepada

murid kelas V. Melalui kuesioner tersebut peneliti ingin memaparkan data terkait

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

65

proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru, kemudian hasil kuesioner siswa

tersebut nantinya akan dibandingkan dengan kuesioner yang diisi oleh guru, apakah

hasil kuesioner siswa dan guru mendapat hasil yang sama atau berbeda.

Peneliti menyerahkan kuesioner untuk siswa kepada guru kelas V pada tanggal

20 November 2018. Peneliti tidak dapat mendampingi dalam pengisian kuesioner

karena pada saat itu ada jam tambahan khusus. Akan tetapi peneliti sudah

menjelaskan terlebih dahulu kepada guru tentang kuesioner yang akan diisi oleh

guru dan siswa. Kemudian pada hari berikutnya, peneliti mengambil hasil

penelitian yang sudah diisi oleh guru dan siswa.

Setelah data kuesioner terkumpul, peneliti menganalisis data tersebut

menggunakan pedoman skala Likert. Berikut adalah paparan hasil analisis

kuesioner yang sudah peneliti lakukan tentang penerapan keterampilan berpikir

tingkat tinggi. Kuesioner diisi oleh 30 siswa kelas V di salah satu sekolah dasar di

Wonogiri. Penerapan pada kemampuan 4C dilihat menggunakan skala Likert pada

tabel 4.4, hasil kuesioner siswa dapat dilihat pada lampiran 13.

Tabel 4.4 Hasil Hitung Interval Pernyataan Penerapan Skala Likert

No Interval Indeks

Persepsi

Pernyataan Penerapan

1 1.0 - 1.75 Tidak Pernah

2 1.76 - 2.51 Jarang

3 2.52 - 3.27 Sering

4 3.28 - 4.00 Sering Sekali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

66

Gambar 4.2 Diagram Batang Hasil Analisis Kuesioner oleh 30 Siswa

Diagram batang di atas merupakan hasil analisis kuesioner yang diisikan oleh

30 siswa kelas V. Diagram tersebut memaparkan data mengenai persepsi siswa

terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas V. Melalui

gambar 4.2 dan skala Likert di atas maka dapat disimpulkan bahwa: kemampuan

Critical Thinking, Collaborative, dan Creativity berdasarkan persepsi siswa sama-

sama memiliki skor rata-rata 3,3. Berdasarkan skala Likert di atas dapat

disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran di kelas sering sekali menggunakan

kemampuan yang berkaitan dengan Critical Thinking, Collaborative, dan

Creativity. Sedangkan pada kemampuan Communication memiliki skor rata-rata

3,35 dimana skor ini juga menunjukkan bahwa kemampuan Communication juga

sering sekali dilakukan didalam proses pembelajaran. Sehingga jika dimasukkan

kedalam tabel sebagai hasil akhir dari analisis kuesioner terkait keterampilan

berpikir tingkat tinggi tersebut sebagai berikut:

Tabel 4.5 Hasil Akhir Analisis Kuesioner 30 Siswa

No Kriteria Rata-rata skor seluruh Siswa Pernyataan

kemunculan

1 Critical Thinking 3,3 Sering Sekali

3.3 3.3 3.3 3.35

1

1.75

2.5

3.25

4

Critical Thinking Collaborative Creativity Communication

Hasil Analisis Kuesioner Siswa

Critical Thinking Collaborative Creativity Communication

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

67

2 Collaborative 3,3 Sering Sekali

3 Creativity 3,3 Sering Sekali

4 Communication 3,35 Sering Sekali

5. Hasil Analisis Kuesioner Guru Kelas V

Selain kuesioner tentang persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran di

kelas, peneliti juga membagikan kuesioner untuk guru terkait anggapan guru

terhadap pelaksanaan pembelajaran di kelas. Pengisian kuesioner guru

dilaksanakan bersamaan dengan pengisian kuesioner dari murid. Kuesioner siswa

dan guru memiliki pernyataan atau indikator yang sama.

Setelah data kuesioner diterima, peneliti menganalisis data menggunakan

pedoman skala Likert. Berikut peneliti akan perlihatkan tabel dari skala Likert dan

hasil dari skor rata-rata dalam tiap indikator. Menggunakan dua tabel tersebut

nantinya peneliti dapat menjabarkan apakah proses pembelajaran yang berkaitan

dengan 4C sering digunakan. Hasil kuesioner guru dapat dilihat pada lampiran 16.

Tabel 4.6 Hasil Hitungan Interval Pernyataan Penerapan Skala Likert

No Interval Indeks

Persepsi

Pernyataan Kemunculan

1 1.0 - 1.75 Tidak Pernah

2 1.76 - 2.51 Jarang

3 2.52 - 3.27 Sering

4 3.28 - 4.00 Sering Sekali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

68

Gambar 4.3 Diagram Batang Hasil Analisis Kuesioner Guru

Diagram batang di atas adalah hasil akhir dari analisis yang peneliti lakukan

terkait dengan kuesioner tentang 4C. Berdasarkan diagram batang di atas dapat

dilihat data yang diperoleh tidak memiliki perbedaan yang tepaut jauh. Pada

Critical Thinking dan Collaborative memeliki skor 3,5 kemudian pada Creativity

dan Communication memiliki skor 3. Kemampuan Critical Thinking dan

Collaborative berdasarkan persepsi guru memiliki skor rata-rata 3,5; jika merujuk

pada skala Likert yang berada pada tabel 4.6 maka kemampuan Critical Thinking

dan Collaborative sering sekali diaplikasikan oleh guru dalam pembelajaran.

Sedangkan kemampuan yang berkaitan dengan Creativity dan Comunication,

memilliki skor rata-rata 3,3. Jika mengacu pada skala Likert skor tersebut

menunjukkan bahwa guru sering mengaplikasikan kemampuan Creativity dan

Comunication dalam kegiatan pembelajaran. Berikut adalah hasil analisis proses

pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas.

Tabel 4.7 Hasil Analisis Kuesioner guru

No Kriteria Rata-rata

Skor

Pernyataan Kemunculan

3.5 3.5

3 3

1

1.75

2.5

3.25

4

Critical Thinking Collaborative Creativity Communication

Hasil Analisis Kuesioner guru

Critical Thinking Collaborative Creativity Communication

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

69

1 Critical Thinking 3,5 Sering Sekali

2 Collaborative 3,5 Sering sekali

3 Creativity 3 Sering

4 Communication 3 Sering

6. Hasil Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada Penilaian

Pembelajaran

Pada penilaian pembelajaran, peneliti menggunakan soal PTS untuk

mengetahui adanya indikator yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat

tinggi. Soal PTS tersebut terdiri dari tiga jenis soal yaitu pilihan ganda, isian

singkat, dan esai. Dalam soal PTS ini terdapat tiga mata pelajaran yaitu IPA, IPS,

dan SBdP. Peneliti menggunakan soal PTS karena itu adalah soal terbaru saat itu

yang telah disiapkan oleh guru. Dari soal tersebut kemudian peneliti menganalisis

tingkat kesesuaian dengan indikator kriteria berpikir tingkat tinggi yaitu komponen

yang mengarah pada kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

Analisis dilakukan dengan menggunakan metode triangulasi data oleh dua orang

peneliti lainnya yang bertujuan untuk membuat suatu kesimpulan serta supaya data

yang dibuat oleh peneliti lebih akurat.

Berdasarkan hasil analisis soal PTS yang dibuat oleh KKPS (Kelompok Kerja

Pengawas Sekolah) Kabupaten Wonogiri memiliki hasil sebagai berikut :

Gambar 4.4 Hasil Analisis Soal PTS Mata Pelajaran IPA

0%

100%

IPA

HOT LOT

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

70

Berdasarkan diagram pada gambar 4.4 di atas, dapat disimpulkan bahwa dari

15 soal mata pelajaran IPA semua merupakan LOT. Dalam soal tersebut terdapat

sepuluh soal C1 dan lima soal C2.

Gambar 4.5 Hasil Analisis Soal PTS Mata Pelajaran IPS

Berdasarkan diagram pada gambar 4.5, dapat dilihat bahwa pada soal PTS

mata pelajaran IPS hanya 7% dari keseluruhan soal yang merupakan soal HOT,

sedangkan 93% sisanya adalah soal LOT. Pada soal PTS tersebut sembilan soal

merupakan C1, dua soal merupakan C2, tiga soal merupakan C3, dan satu soal

merupakan C4. Ini berarti dari 15 soal IPS, hanya satu saja yang merupakan HOT.

Soal HOT tersebut ada pada jenis soal pilihan ganda.

Gambar 4.6 Hasil Analisis Soal PTS Mata Pelajaran SBdP

7%

93%

IPS

HOT LOT

0%

100%

SBdP

HOT LOT

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

71

Pada diagram pada gambar 4.6 dapat dilihat bahwa keseluruhan soal PTS pada

mata pelajaran SBdP merupakan soal LOT. Terdapat 12 soal C1, dua soal C2, dan

satu soal C3. Dalam mata pelajaran ini tidak terdapat soal yang memenuhi kriteria

HOT.

B. Pembahasan

1. Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada Perencanaan

Pembelajaran di Sekolah Dasar Di Wonogiri.

Peneliti mendapatkan data perencanaan pembelajaran berpikir tingkat tinggi

pada salah satu SD di Wonogiri dengan cara melakukan analisis pada RPP yang

guru buat. Dalam proses mendapatkan RPP, peneliti sedikit mengalami kendala

terkait ketersediaan RPP. Guru merasa keberatan untuk menyerahkan RPP

dikarenakan jarang membuat RPP dan kebetulan saat itu sedang tidak membuat

RPP. Guru beranggapan bahwa biasanya saat ada penelitian di kelas dari lembaga

lain, RPP sudah disediakan oleh peneliti dan guru hanya tinggal mengajar

berdasarkan RPP tersebut. Kemudian, guru menyuruh peneliti untuk membuatkan

RPP tersebut, akan tetapi karena penelitian yang peneliti lakukan membutuhkan

RPP yang dibuat oleh guru pengampu kelas sendiri, maka peneliti berusaha

meyakinkan guru supaya dapat menyediakan RPP tersebut. Akhirnya, guru setuju

untuk menyediakan RPP namun dengan meminta waktu sedikit lebih lama untuk

membuat terlebih dahulu RPP tersebut. Kemudian, pada tanggal 21 November 2018

peneliti datang lagi untuk melakukan observasi dan mengambil RPP.

Setelah mendapatkan RPP, peneliti kemudian melakukan analisis RPP dengan

metode triangulasi. Dalam penelitian ini peneliti meminta bantuan dari dua peneliti

lainnya untuk membantu menganalisis secara terpisah. Masing-masing peneliti

diminta untuk menganalisis kata kerja operasional dan aspek kognitif yang berada

pada RPP guna menentukan apakah guru menggunakan indikator berpikir tingkat

tinggi atau keterampilan berpikir tingkat rendah saja.

Sesudah RPP dianalisis oleh peneliti dan dua peneliti lainnya, peneliti

menyimpulkan bahwa pada RPP tersebut tidak ditemukan adanya indikator yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

72

mengacu pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Semua aspek kognitif dan kata

kerja operasional yang digunakan adalah kata kerja pada tingkatan rendah saja.

Berikut adalah contoh indikator yang dianalisis oleh peneliti dan dua peneliti

lainnya.

Gambar 4.7 Indikator RPP Bahasa Indonesia

Gambar 4.8 Indikator RPP IPS

Pada indikator Bahasa Indonesia tertulis “Menjelaskan pertanyaan-pertanyaan

yang berkaitan dengan teks nonfiksi”. Jika merajuk pada Taksonomi Bloom, kata

kerja “Menjelaskan” merupakan kata kerja operasional pada tingkatan C2

memahami. Menurut Taksonomi Bloom revisi Anderson dan Krathwol (2010),

tingkatan C2 Memahami dapat diartikan sebagai tingkatan dimana siswa

membangun sebuah pengertian dan dapat mengkonstruksikan makna dari pesan-

pesan pembelajaran. Berdasarkan terori di atas dapat disimpulkan bahwa indikator

tersebut meminta siswa untuk mengkontruksi pengetahuan yang mereka dapatkan

mengenai perkembangan kehidupan masyarakat di Indonesia mengenai

pengaruhnya di sektor ekonomi,komunikasi, dan transportasi. Hal tersebut tidak

berbeda dengan indikator pada pelajaran IPS, dimana indikator pada RPP tersebut

juga menggunakan kata kerja operasional “Menjelaskan”.

Gambar 4.9 Indikator RPP PPKn

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

73

Kemudian pada indikator pelajaran PPKn tertulis “Menyebutkan manfaat

persatuan dan kesatuan dalam membangun kerukunan hidup.”. Menurut Taksonomi

Bloom revisi Anderson dan Krathwol (2010), Tingkatan C1 mengingat dapat

diartikan sebagai usaha untuk mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari

memori yang lampau baik dalam jangka pendek atau jangka panjang. Berdasarkan

teori tersebut maka, indikator 3.4.1 meminta siswa untuk mengingat kembali

pengetahuan mengenai manfaat persatuan dan kesatuan dalam membangun

kerukunan hidup. Kata kerja “menyebutkan” merupakan kata kerja operasional

pada tingkatan C1 mengingat

Merujuk pada Taksonomi Bloom dimana kata kerja operasional pada tingkatan

C1, C2, dan C3 merupakan kata kerja operasional berpikir tingkat rendah (LOT)

sedangkan kata kerja operasional C4, C5, dan C6 merupakan kata kerja berpikir

tingkat tinggi. Berdasarkan teori tersebut membuktikan bahwa indikator-indikator

pada RPP guru tersebut di atas seluruhnya merupakan LOT karena tidak ada kata

kerja yang berada pada tingkatan C4, C5, dan C6.

Kemudian pada tabel 4.2 dari situ didapatkan data bahwa guru sudah memenuhi

beberapa kriteria tentang keterampilan abad 21 yang peneliti berikan. Dari 8 kriteria

terdapat tiga kriteria yang terpenuhi. Dalam aspek komunikasi satu kriteria

terpenuhi yaitu pada langkah-langkah pembelajaran dalam RPP guru memberikan

kesempatan pada siswa untuk menyampaikan pendapat. Kemudian pada aspek

kolaborasi terdapat satu kriteria yang terpenuhi, pada langkah-langkah

pembelajaran dalam RPP guru memberikan pertanyaan yang harus dikerjakan oleh

siswa dengan cara berkelompok. Aspek yang ketiga adalah kreativitas dan inovasi.

Dalam langkah-langkah pembelajaran dalam RPP, guru meminta siswa untuk

mencari sumber informasi secara mandiri. Dalam deskripsi kegiatan pada RPP,

siswa diminta guru untuk mengamati kegiatan ekonomi di wilayah Nusantara

dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber informasi, seperti majalah, koran, dan

internet.

Dalam hasil analisis tabel 4.2 diagram hasil analisis kuesioner siswa terdapat

juga kriteria-kriteria yang tidak terpenuhi. Pada aspek komunikasi aspek yang tidak

terpenuhi adalah kegiatan presentasi yang dilakukan oleh siswa tentang hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

74

diskusi atau proyek siswa. Dalam RPP yang peneliti analisis tidak terdapat proses

dimana siswa diminta melakukan presentasi tentang hasil diskusi kelompok atau

proyek siswa. Akan tetapi guru memberikan stimulus kepada siswa dengan

memberikan beberapa pertanyaan yang nantinya akan dijawab melalui diskusi

kelompok. Pada aspek Kolaborasi, kriteria yang tidak terpenuhi adalah proses guru

memberikan kegiatan atau percobaan pada siswa yang berhubungan dengan

kegiatan nyata secara berkelompok. Pada aspek Critical Thinking, dua kriteria yang

peneliti buat tidak terpenuhi. Dalam RPP yang sudah peneliti analisis tidak terdapat

kegiatan dimana guru mengaitkan materi sebelumnya dengan keadaan nyata dalam

kehidupan sehari-hari. Guru juga tidak memberikan soal yang jawabannya tidak

tertera pada buku paket atau LKS. Namun pada kegiatan literasi, guru membuka

pembelajaran dengan memberikan gambar “Indonesia Hebat” dan memberikan

pertanyaan-pertanyaan yang menstimulus siswa untuk berpikir kritis. Pertanyaan-

pertanyaan tersebut antara lain bagaimana tanggapanmu terhadap poster tersebut,

pesan apa yang kamu pahami dari poster tersebut, menurutmu, apakah pengaruh

dalam poster tersebut dalam kehidupan masyarakat di Indonesia, setujukah kamu

dengan isi pesan poster tersebut. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diharapkan dapat

membantu siswa supaya dapat memberikan penalaran dalam menganalisis dan

menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru. Kemudian aspek terakhir pada

kreativitas dan inovasi, dalam RPP tidak terlihat guru memberikan kesempatan

pada siswa untuk membuat karya dengan ide siswa sendiri. Dalam langkah-langkah

guru meminta siswa menempelkan gambar kegiatan ekonomi dari koran, majalah,

internet dengan A3.

Dari kesimpulan di atas, guru sudah memahami penggunaan indikator HOT

dan keterampilan abad 21. Hasil wawancara menunjukkan guru sudah paham

mengenai HOT dan beberapa kali mendapatkan pembekalan. Akan tetapi, guru

kesulitan membedakan antara HOT dan keterampilan abad 21, oleh karena itu

penerapannya kurang maksimal dalam pembuatan RPP. Selain itu, guru dalam

membuat indikator hanya menganut langkah-langkah yang sudah ada pada Buku

Pedoman Guru Tema 1 Kelas 5 dan software pengajaran SD/MI kelas 5 semester 1

yang telah disiapkan oleh pemerintah daerah. Hal tersebut terbukti dalam RPP pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

75

indikator Bahasa Indonesia “Menjelaskan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan

dengan teks non-fiksi”.

Gambar 4.10 RPP Bahasa Indonesia indikator 3.4.1

Pada langkah-langkah kegiatan pada indikator 3.4.1 Bahasa Indonesia, guru

menyematkan teks non fiksi yang terdapat di buku pelajaran kemudian guru

membuat daftar pertanyaan sendiri yang jawabannya sudah tertera pada buku

tersebut. Sehingga dalam pembuatan indikator guru mengacu pada buku yang sudah

disediakan oleh sekolah tidak membuat suatu inovasi atau perubahan kegiatan

dalam proses pembelajaran. Padahal pada kompetensi dasar yang ada seharusnya

dapat digali lagi supaya dapat menghasilkan indikator yang memenuhi unsur HOT

dan keterampilan abad 21.

2. Penerapan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada Proses

Pembelajaran di Salah Satu Sekolah Dasar di Wonogiri

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menjelaskan mengenai pelaksanaan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas V disalah satu sekolah dasar di

Kabupaten Wonogiri. Peneliti melakukan analisis pelaksanaan pembelajaran

dengan melihat dari berbagai aspek yaitu melalui observasi yang dilakukan peneliti

dan rekan peneliti saat proses kegiatan pembelajaran, kuesioner persepsi siswa

terhadap pelaksanaan guru mengajar, kuesioner persepsi guru terhadap pelaksanaan

proses mengajar, dan wawancara dengan guru kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

76

Dalam observasi pembelajaran peneliti melakukan penelitian dengan kriteria

keterampilan belajar dan inovasi pada abad 21 yaitu kreativitas, berpikir kritis,

kemampuan berkolaborasi, dan kemampuan berkomunikasi. Pada aspek

komunikasi semua kriteria dilakukan, guru memberi siswa kesempatan untuk

mempresentasikan hasil diskusi kelompok mengenai kegiatan ekonomi masyarakat

Indonesia dan menyampaikan kesimpulan kegiatan pembelajaran pada hari tersebut

dengan bimbingan guru. Dari kegiatan tersebut siswa dapat berkomunikasi dengan

efektif secara lisan serta tulisan. Sesuai dengan teori dari Trilling dan Fadel (dalam

Zubaidah, 2018) yang menyatakan bahwa salah satu kriteria berkomunikasi yaitu

cara siswa dapat mengartikulasikan pikiran dan gagasan secara lisan maupun tulis

dengan berbagai bentuk dan konteks. Guru dapat mengajar dengan melakukan

banyak improvisasi agar dapat menciptakan kondisi atau situasi yang membuat

siswa menjadi lebih aktif dan siswa mampu menyampaikan gagasan atau ide secara

lisan. Walaupun dalam RPP tidak terpenuhi tapi bagian terpenting adalah pada

bagian proses pembelajaran terpenuhi sehingga siswa bisa mempelajari

keterampilan abad 21. Hal ini sesuai dengan hasil kuesioner guru dan siswa yang

menyatakan bahwa kemampuan komunikasi sering dilakukan. Walaupun terjadi

sedikit perbedaan antara kuesioner guru dengan siswa dimana kuesioner siswa

menyatakan sering sekali dan kuesioner guru menyatakan sering.

Pada kecakapan atau keterampilan berkolaborasi, siswa dapat belajar untuk

saling memantau satu sama lain, siswa dapat mengetahui cara saling memperbaiki

kesalahan, siswa dapat bekerja sama dengan tim, dan saling membantu ketika

memecahkan masalah yang kompleks. Pada aspek kolaborasi, guru tidak memenuhi

salah satu kriteria yang ditentukan. Kriteria pertama, guru meminta siswa untuk

bekerja sama dalam kelompok. Salah satu strategi yang diungkapkan Zubaidah

(2018) guru mengajarkan fleksibilitas dan keinginan untuk berkompromi sehingga

tujuan yang menguntungkan semua pihak yang berkolaborasi dapat tercapai. Hasil

analisis yang diperoleh peneliti, guru sudah membentuk kelompok kemudian

dilanjutkan dengan memberikan pertanyaan yang akan didiskusikan bersama

dengan kelompok. Zubaidah (2018) menyatakan guru harus mengajarkan siswa

untuk dapat menghargai kelompok yang beraneka ragam. Guru sudah menerapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

77

hal tersebut terbukti dengan hasil wawancara yang sudah dilakukan peneliti, guru

sudah membentuk kelompok dari awal semester kelompok tersebut akan digunakan

sampai akhir semester. Kelompok yang dibuat berisi siswa beragam

kemampuannya kognitifnya maka diharapkan siswa yang mempunyai kemampuan

kognitif yang lebih dapat membantu siswa yang memiliki kemampuan kognitif

dibawahnya. Guru juga menyatakan bahwa kerja dalam kelompok selalu

dilaksanakan pada setiap pembelajaran.

Pada kriteria kedua, guru memberikan kegiatan atau percobaan yang

berhubungan dengan kegiatan secara nyata. Zubaidah (2018) menyatakan pada

keterampilan kolaboratif guru melatih dan mendorong siswa untuk mengambil

tanggung jawab untuk bekerja bersama dengan orang lain, dan mengajarkan siswa

untuk menghargai ide dan kontribusi dari setiap anggota tim dimana mereka

menjadi bagian dari tim tersebut. Dalam observasi yang peneliti lakukan, guru tidak

melakukan kegiatan berupa eksperimen atau percobaan dengan kelompok baik

dalam ruang kelas maupun diluar ruangan. Pada tema yang diajarkan oleh guru,

tema tersebut tidak dapat disisipi kegiatan eksperimen atau percobaan akan tetapi

guru sudah menerapakan salah satu indikator aspek kolaborasi. Namun pada

wawancara yang dilakukan peneliti, guru sering melakukan percobaan atau

pengamatan yang dilakukan secara berkelompok apabila materinya mendukung.

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa guru sudah merenapkan keterampilan abad

21 pada aspek kolaborasi.

Pada kecakapan atau keterampilan berpikir kritis, siswa dituntut untuk berusaha

memiliki kemampuan dalam memahami dan membuat suatu pilihan yang rumit

dalam menganalisis dan menyelesaikan masalah. Menurut Zubaidah (2018) guru

seharusnya dapat melatih keterampilan berpikir kritis siswa dengan mengajarkan

konsep secara eksplisit. Guru dapat melatih siswa dengan menghubungkan antar

konsep-konsep dari materi yang dipelajari dan menggunakannya sebagai sumber

pertanyaan. Dalam kriteria pertama guru tidak mengaitkan materi yang akan

dipelajari dengan materi yang sudah dipelajari sebelumnya dalam kehidupan sehari-

hari. Guru tidak memberikan apersepsi terlebih dahulu sebelum mengajar namun

guru hanya memberi literasi berupa tanya jawab mengenai poster Indonesia Hebat,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

78

poster tersebut tidak berkaitan dengan materi sebelumnya. Akan tetapi, dalam

kegiatan literasi guru memberikan pertanyaan yang mengarah pada keterampilan

berpikir kritis, contohnya: menurutmu apakah pengaruh pesan dalam poster

tersebut dalam kehidupan masyarakat Indonesia? Soal tersebut termasuk soal yang

mengarah pada keterampilan berpikir kritis karena soal tersebut menuntut siswa

untuk memahami interkoneksi atau hubungan antara pesan dalam poster dengan

kehidupan masyarakat Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan teori yang

dikemukakan oleh Hosnan. Kriteria kedua dalam keterampilan berpikir kritis juga

tidak terpenuhi, guru tidak memberikan soal atau pertanyaan yang jawabannya

tidak tertera pada teks atau buku. Guru sudah membuat soal namun soal tersebut

jawabannya sudah tertera pada buku teks. Sehingga dalam aspek kemampuan

berpikir kritis tidak ada kriteria yang terpenuhi.

Pada keterampilan kreativitas dan inovasi menuntut guru memberikan model

pembelajaran yang berpusat pada siswa secara individual. Zubaidah (2018)

menyatakan, untuk membangun kecakapan kreatif yang efektif siswa harus belajar

untuk membuat ide baru yang bermanfaat dan menyempurnakan, menganalisis, dan

mengevaluasi ide mereka sendiri untuk meningkatkan dan memaksimalkan upaya

kreatif. Dalam aspek keterampilan kreativitas dan inovasi, guru hanya memenuhi

satu dari dua kriteria yang ditentukan. Kriteria pertama, menuntut guru untuk

memberikan kesempatan pada siswa untuk membuat sebuah karya dengan ide siswa

sendiri. Dalam hasil analisis observasi yang dilakukan oleh peneliti, guru tidak

memberikan siswa tugas untuk membuat karya dengan ide sendiri melainkan guru

meminta siswa untuk mencari gambar dari internet atau koran kemudian

ditempelkan pada kertas gambar A3. Namun pada kriteria kedua terlihat guru

memberikan kesempatan untuk siswa mencari informasi secara mandiri melalui

internet, buku, atau majalah. Hal ini dapat menumbuhkan kemampuan siswa untuk

menggunakan teknik pembuatan ide dengan cara meminta siswa mencari informasi

yang diperlukan berdasarkan tema yang ditentukan oleh guru.

Setelah peneliti melakukan observasi kegiatan pembelajaran, peneliti

memberikan kuesioner kepada guru dan siswa. Berdasarkan hasil penelitian

persepsi siswa dan guru terhadap pelaksanaan guru mendapatkan hasil yang tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

79

berbeda jauh. Pertama, pada ketrampilan berpikir kritis berdasarkan persepsi siswa

memiliki skor rata-rata 3,3 yang termasuk dalam kategori sering sekali. Sedangkan

kemampuan berpikir kritis berdasarkan persepsi guru memiliki skor rata-rata 3,5

yang sama-sama termasuk kategori sering sekali. Dari skor tersebut dapat dilihat

bahwa persepsi guru dan persepsi siswa terkait berpikir kritis mendapatkan hasil

yang sama yaitu sering sekali.

Kedua, pada kemampuan kolaborasi, berdasarkan persepsi siswi dalam

kuesioner kemampuan tersebut memiliki skor rata-rata 3,3 yang termasuk dalam

kriteria sering sekali. Sedangkan pada persepsi guru kemampuan kolaborasi

memiliki skor rata-rata 3,5 yang berarti skor tersebut termasuk dalam kriteria sering

sekali. Dari hasil kuesioner tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi guru dan

persepsi siswa pada kemampuan berkolaborasi berada pada kriteria yang sama yaitu

sering sekali.

Ketiga, kemampuan kreativitas berdasarkan persepsi siswa memiliki skor rata-

rata 3,3 yang masuk kedalam kategori sering sekali. Sedangkan berdasarkan

persepsi guru kemampuan kreativitas memiliki skor rata-rata 3 yang termasuk

dalam kriteria sering. Melalui data di atas maka dapat disimpulkan bahwa terjadi

perbedaan persepsi antara siswa dengan guru. Dalam data di atas menurut persepsi

siswa kemampuan kreativitas sering sekali diaplikasikan didalam kelas sedangkan

menurut persepsi guru kemampuan kreativitas berada pada kriteria sering.

Keempat, pada kemampuan komunikasi berdasarkan persepsi siswa skor rata-

ratanya 3,35 yang termasuk pada kategori sering sekali. Sedangkan pada persepsi

guru kemampuan komunikasi mendapat skor 3 yang merupakan kategori sering.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi guru dan siswa terjadi

perbedaan. Berdasarkan persepsi siswa kemampuan berkomunikasi termasuk pada

kategori sering sekali sedangkan pada persepsi guru kemampuan komunikasi sering

diaplikasikan.

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

pelaksanaan pembelajaran sudah mengarah pada keterampilan-keterampilan

berpikir tingkat tinggi, akan tetapi guru masih belum mampu untuk

mengaplikasikan seluruh keterampilan 4C dalam kegiatan pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

80

Pernyataan tersebut didukung dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan bahwa

guru belum sepenuhnya paham mengenai keterampilan abad 21 dan menganggap

keterampilan tersebut sama halnya dengan berpikir tingkat tinggi atau HOT.

3. Analisis Penilaian Berpikir Tingkat Tinggi pada Penilaian Pembelajaran.

Pengambilan data mengenai penilaian pembelajaran didapatkan dengan

menganalisis soal PTS. Peneliti memilih menggunakan soal PTS karena soal itu

adalah soal terbaru yang ada pada saat itu. Soal tersebut terdiri dari tiga mata

pelajaran, yaitu IPA, IPS, dan SBdP. Disetiap mata pelajaran terbagi menjadi tiga

jenis soal, yaitu pilihan ganda, isian singkat dan uraian. Sayangnya, soal ini tidak

berasal dari guru sendiri tapi sudah disiapkan Kelompok Kerja Pengawas Sekolah.

Setelah mendapatkan soal, peneliti dan rekan peneliti melakukan analisa terhadap

soal tersebut guna mengetahui apakah soal tersebut sudah menerapkan kata kerja

berpikir tingkat tinggi atau masih menggunakan kata kerja berpikir tingkat rendah.

Setelah peneliti dan dua rekan peneliti selesai melakukan analisis soal, dapat

disimpulkan bahwa soal penilaian tengah semester yang mengandung kata kerja

HOT paling banyak terdapat pada pembelajaran IPS dengan persentase 7% yang

terdapat pada pilihan ganda.

Soal LOT pada mata pelajaran IPA sebayak 100% yang berarti soal IPA

didominasi dengan model soal berpikir tingkat rendah. Berikut salah satu contoh

soal yang termasuk dalam kategori soal LOT

Gambar 4.11 contoh soal LOT pada mata pelajaran IPA

Berdasarkan gambar 4.11 , peneliti dapat menyimpulkan bahwa soal tersebut

merupakan soal LOT dengan level kognitif C1 mengingat. Soal tersebut meminta

siswa untuk mengingat materi mengenai fungsi lendir yang dikeluarkan oleh siput

saat bergerak. hal tersebut didukung dengan pendapat Sani (2019:42) yang

menyatakan bahwa kemampuan berpikir tingkat rendah hanya menggunakan

kemampuan menghafal dan mengulang-ulang informasi yang telah diketahui

sebelumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

81

Soal PTS mata pelajaran IPS juga didominasi oleh LOT dengan persentase 93%

sedangkan untuk HOT hanya 7%. Dari 15 soal pada mata pelajaran IPS hanya satu

soal yang merupakan soal HOT sedangkan untuk LOT didominasi oleh C1

mengingat. Berikut soal HOT pada mata pelajaran IPS

Gambar 4.12 Soal HOTS ada Mata Pelajaran Ips

Dari gambar 4.12, siswa diminta untuk mengkorelasikan kondisi geografis

Indonesia sebagai negara maritim dengan pengaruhnya terhadap kehidupan

ekonomi masyarakat. Dari hasil pemikiran peneliti dan rekan peneliti, peneliti

menyimpulkan bahwa soal tersebut merupakan soal HOT pada tingkat kognitif C4

menganalisis. Hal ini dapat diketahui karena untuk dapat mengerjakan soal tersebut

siswa harus dapat menentukan semua keuntungan geografis indonesia sebagai

negara maritim. Kemudian siswa harus dapat memilah atau mengaitkan mana yang

merupakan keuntungan geografis sebagai negara maritim terhadap kehidupan

ekonomi masyarakat. Penjelasan ini sesuai dengan pengertian menganalisis

menurut Anderson dan Krathwol yang menyatakan bahwa menganalisis merupakan

memecahkan masalah suatu permasalahan dengan memisah-misahkan tiap bagian

dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap bagian tersebut.

Kemudian soal LOT dalam mata pelajaran IPS, terdapat sembilan soal yang

merupakan C1, dua soal C2, dan satu soal C3. Berikut soal LOT pada mata

pelajaran IPS.

Gambar 4.13 Soal LOT pada Mata Pelajaran IPS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

82

Berdasarkan gambar 4.13, siswa diminta untuk menjelaskan keuntungan negara

Indonesia sebagai negara yang memiliki penduduk dengan jumlah yang besar.

Peneliti menyimpulkan bahwa soal tersebut merupakan C2. Hal tersebut sesuai

dengan teori anderson krathwol yang menyatakan bahwa memahami adalah

membangun sebuah pengertian dan dapat mengkonstruksikan makna dari pesan-

pesan pembelajaran. Dalam soal tersebut siswa mampu menghubungankan

mengenai teori atau fakta-fakta yang mereka dapatkan mengenai kondisi di

Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar. Kemudian, siswa menyimpulkan

fakta-fakta yang berkaitan dengan keuntungan memiliki jumlah penduduk yang

banyak di suatu negara.

Kemudian pada soal PTS mata pelajaran SBdP, peneliti mendapatkan

kesimpulan bahwa pada mata pelajaran ini seluruh soal yang tertera adalah jenis

soal LOTS. Dalam soal tersebut tidak terdapat satupun soal yang memenuhi

indikator HOTS. Berikut salah satu contohnya.

Gambar 4.14 Soal LOT pada mata pelajaran SBdP no 13

Dalam soal pada gambar 4.14 siswa dituntut untuk menjelaskan kembali materi

tentang pentingnya memahami isi teks buku sebelum membuat materi, pada tahap

ini siswa diminta untuk menjawab pertanyaan dengan kata-katanya sendiri dan

mengaitan dengan konsep atau materi yaang sudah mereka pelajari sebelumnya.

Sesuai dengan yang Anderson dan Karthwol mengemukakan bahwa pada level

memahami merupakan membangun sebuah pengertian dan dapat

mengkonstruksikan makna dari pesan-pesan pembelajaran baik dalam bentuk

lisan,tertulis, atau grafis. Pada tahap ini pengetahuan yang baru dipadukan dengan

skema-skema dan kerangka-kerangka kognitif yang telah ada. Oleh sebab itu,

peneliti menyimpulkan bahwa soal tersebut termasuk dalam tingkat kognitif

memahami dengan kata kerja menjelaskan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

83

Dari keseluruhan soal PTS yang peneliti dapatkan, peneliti membaginya

berdasarkan tingkatan level kognitifnya. Dari soal tersebut soal yang termasuk

kedalam level kognitif C1 sebanyak 69% dengan total 31 soal. Soal C2 sebanyak

20% dengan total soal C2 sebanyak sembilan. Soal C3 sebanyak 9% dengan jumlah

4 soal. Kemudian soal C4 sebanyak 2% dengan total 1 soal. Soal dengan level

kognitif C5 dan C6 tidak ditemukan dalam lembar soal PTS tersebut. Maka dapat

disimpulkan bahwa 98% soal tersebut adalah soal LOT dan hanya 2% saja yang

merupakan soal HOT. Jika mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Helmawati

(2019;227) persentase penilaian pembelajaran pada aspek kognitif hendaknya

didistribusikan sebagai berikut:

7. Kognitif level 1 (C1-Pengetahuan) sebanyak 5%

8. Kognitif level 2 (C2-pemahaman)sebanyak 10%

9. Kognitif level 3 (C3-Aplikasi) sebanyak 45%

10. Kognitif level 4 (C4-Analisis) sebanyak 25%

11. Kognitif level 5 (C5-Evaluasi) sebanyak 10%

12. Kognitif level 6 (C6-Kreasi) sebanyak 5%

Berdasarkan teori tersebut, distribusi aspek kognitif pada lembar soal PTS yang

peneliti teliti tidak memenuhi standar. Dapat dilihat bahwa seharusnya soal yang

mendominasi adalah soal C3 dengan 45% dan C4 dengan 25%. Sedangkan pada

soal yang peneliti teliti, soal C1 dan C2 mendominasi dengan presentase 69% dan

20%.

Berdasarkan hasil analisis yang sudah peneliti lakukan bersama dengan rekan

peneliti, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa soal PTS tersebut masih belum

memenuhi syarat soal yang ideal untuk menilai kemampuan siswa karena soal PTS

tersebut masih menggunakan kata kerja operasional berpikir tingkat rendah sebesar

98%. Penggunaan kata kerja operasional yang mengarah pada keterampilan

berpikir tingkat tinggi sangat sedikit. Soal LOTS masih mendominasi, sedangkan

soal yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) masih sangat

sedikit. Jika demikian maka terjadi ketidaksamaan antara hasil wawancara dengan

guru kelas V dan hasil analisis soal evaluasi yang sudah peneliti teliti. Dalam hal

ini maka dapat disimpulkan bahwa soal yang dibuat oleh Kelompok Kerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

84

Pengawas Sekolah (KKPS) tersebut tidak mengarah pada keterampilan berpikir

tingkat tinggi walaupun menurut keterangan guru kelas V, dinas pendidikan dan

kebudayaan sudah sering mengadakan sosialisasi dan pembekalan terkait

keterampilan berpikir tingkat tinggi. Soal yang dibuat oleh KKPS sangat

disayangkan karena dominan menggunakan soal yang tergolong kognitif tingkat

rendah. Padahal dalam kegiatan pembelajaran guru sudah mengaplikasikan

keterampilan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan abad 21.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

84

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan terhadap rencana pelaksanaan

pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran melalui soal

evaluasi di salah satu Sekolah Dasar di Wonogiri pada kelas V, maka peneliti dapat

menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) di salah satu SD di Wonogiri, dapat diambil

kesimpulan bahwa RPP yang digunakan atau dibuat untuk mengajar kelas V

tersebut keseluruhannya hanya mencakup kata kerja operasional tingkat rendah.

peneliti tidak menemukan indikator kognitif yang menggunakan kata kerja

operasional tingkat tinggi. Akan tetapi, guru sudah mengimplementasikan

beberapa keterampilan berpikir tingkat tinggi dan indikator keterampilan abad

21 dalam RPP.

2. Berdasarkan hasil analisis terhadap observasi proses pembelajaran di kelas V

pada salah satu SD di Wonogiri maka dapat disimpulkan bahwa, pada proses

pembelajaran guru pengampu kelas V sudah melaksanakan pembelajaran yang

mengarah pada keterampilan-keterampilan berpikir tingkat tinggi. Meskipun

begitu, guru masih belum dapat mengaplikasikan seluruh keterampilan 4C

dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini terjadi karena guru belum sepenuhnya

memahami mengenai keterampilan abad 21 dan menganggap bahwa

keterampilan tersebut sama halnya dengan berpikir tingkat tinggi.

3. Berdasarkan hasil penelitian terhadap soal evaluasi yang telah dianalisis oleh

peneliti dan rekan peneliti maka dapat disimpulkan bahwa, pelaksanaan

penilaian kelas melalui soal evaluasi di salah satu Sekolah Dasar di Wonogiri

pada murid kelas V 98% soal merupakan soal LOTS dan soal HOTS hanya

sebanyak 2% saja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

85

B. Keterbatasan Penelitian

Selama proses kegiatan penelitian dilakukan, peneliti menghadapi beberapa

keterbatasan dalam melakukan penelitian, seperti:

1. Pada proses pengisian kuesioner, peneliti tidak dapat mendampingi siswa

dan menjelaskan maksud isi dari kuesioner, disebabkan oleh waktu yang

tidak cukup. Sehingga pada proses tersebut siswa hanya didampingi oleh

guru saja.

2. Pada proses penelitian soal evaluasi, soal yang peneliti gunakan adalah soal

Penilaian Tengah Semester yang dibuat kelompok kerja pengawas sekolah.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah peneliti lakukan maka peneliti

dapat memberikan saran sebagai berikut:

1. Pada penelitian selanjutnya, peneliti harus berkoordinasi dan berkomunikasi

dengan guru lebih baik lagi supaya peneliti dapat menyampaikan ketentuan-

ketentuan yang seharusnya dilakukan dalam pengisian kuesioner.

2. Pada penelitian selanjutnya, peneliti harus meminta soal yang dibuat oleh

guru sendiri, supaya peneliti dapat melihat kualitas dan pemahaman guru

dalam membuat soal-soal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

86

Daftar Pustaka

Agustini, Ferina & Khusnul, Fajriyah. (2017). Analisis keterampilan berpikir

tingkat tinggi siswa kelas v sd pilot project kurikulum 2013 di kota Semarang.

Jurnal Kreatif, 192-198, diunduh dari

https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreatif/article/viewFile/16488/8380

pada 16 Maret 2019

Anderson, L. W. & Krathwohl, D. R. (2010). Kerangka landasan untuk

pembelajaran, pengajaran, dan assessment. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

BKPSDM, BKPSDM. (2019). Pelatihan Peningkatan Kompetensi Pembelajaran

Berorientasi Pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Bagi Guru SD Yang

Berbasis Zonasi. Berita BKPSDM | Pelatihan Peningkatan Kompetensi

Pembelajaran Berorientasi Pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Bagi

Guru SD Yang Berbasis Zonasi. Diunduh dari

https://bkpsdm.tangerangkota.go.id/apps/read/artikel/193/Berita-

BKPSDM/Pelatihan-Peningkatan-Kompetensi-Pembelajaran-Berorientasi-

Pada-Keterampilan-Berpikir-Tingkat-Tinggi-Bagi-Guru-SD-Yang-Berbasis-

Zonasi pada 24 Januari 2020

Arikunto. (2014). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Creswell, John W; Fawaid, Achmad & Pancasari, Rianayati Kusmini. (2015).

Research design: pendeketan kualitatif, kuantitatif dan campuran.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Creswell, John W. (2014). Penelitian kualitatif dan desain riset. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Dewi, Finita. (2015). Proyek Buku Digital: Upaya Peningkatan Keterampilan Abad

21 Calon Guru Sekolah Dasar Melalui Model Pembelajaran Berbasis

Proyek. Metodik Didaktik : Jurnal Pendidikan Ke-SD-An, Jurnal Universitas

Pendidikan Indonesia, volume 9 Nomor 2 2015, diunduh dari

https://ejournal.upi.edu/index.php/MetodikDidaktik/article/view/3248 pada

29 Juli 2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

87

Fadlillah,M. & Rose KR. (2014). Implementasi kurikulum 2013 dalam

pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media

Febrina Y, b. Zaki. M, c. Amalia. R (2019). Analisis Kemampuan Siswa Dalam

Menyelesaikan Soal High Order Thinking Skills Pada Materi Statistika.

Jurnal Dimensi Matematika: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran

Matematika, volume 2 Nomor 2 2019, hal 138-149.Diunduh dari

https://ejurnalunsam.id/index.php/JDM/article/download/ pada 15 Oktober

2019

Hartini, Tini; Misri, Muhamad Ali & Nursuprianah, Indah. (2016). Pemetaan HOTS

Siswa Berdasarkan Standar Pisa dan Timss untuk Meningkatkan Mutu

Pendidikan. EduMa Vol 5, 2089-3918, diunduh dari

http://syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/eduma/article/view/2795 pada

tanggal 16 Maret 2019

Helmawati. (2019). Pembelajaran dan penilaian berbasis HOTS (Higher Order

Thinking Skills). Bandung: Remaja Rosdakarya

Hosnan, M. & Sikumbang, Krisman. (2014). Pendekatan sainntifik dan kontekstual

dalam pembelajaran abad 21 kunci sukses implementasi kurikulum 2013.

Bogor: Ghalia Indonesia

Jelatu, S., Mandur, K., Makur, A. P., Nendi, F., & Gunur, B. (2019). Konstruksi

Tes High Order Thinking Skills (HOTS) bagi Guru-Guru Matematika SMP

di Manggarai Timur. E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 10(2),

214-220, diunduh dari http://journal.upgris.ac.id/index.php/e-dimas/ pada

tanggal 16 Maret 2019

Karlina. A. (2013). Teknik penyusunan skala Likert (summated scales) dalam

penelitian akutansi dan bisnis. Semarang: Fatwa Publishing

Kemendikbud. (2016). Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang standar

proses pendidikan dan menengah. Jakarta: Kemendikbud diunduh dari

https://bsnp-

indonesia.org/wpcontent/uploads/2009/06/Permendikbud_Tahun2016_Nom

or022_Lampiran.pdf pada 5 November 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

88

Kemendikbud. (2014). Permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang pedoman

pelaksanaan pembelajaran. Jakarta: Kemendikbud diunduh dari

https://pgsd.uad.ac.id/wp-content/uploads/lampiran-permendikbud-no-103-

tahun-2014.pdf pada 5 November 2019

Kunandar. (2014). Penilaian autentik : penilaian hasil belajar peserta didik

berdasarkan kurikulum 2013 : suatu pendekatan praktis. Jakarta: Rajawali

Pers

Mahanal, S. (2014). Peran Guru dalam Melahirkan Generasi Emas dengan

Keterampilan Abad 21. Seminar Nasional Pendidikan HMPS Pendidikan

Biologi FKIP Universitas Halu Oleo (pp. 1-16). Diunduh dari

https://www.researchgate.net/profile/Susriyati_Mahanal/publication/319746

366_PERAN_GURU_DALAM_MELAHIRKAN_GENERASI_EMAS_DE

NGAN_KETERAMPILAN_ABAD_21/links/59bb81b3a6fdcca8e55f6350/

PERAN-GURU-DALAM-MELAHIRKAN-GENERASI-EMAS-

DENGAN-KETERAMPILAN-ABAD-21.pdf pada 27 Juli 2020

Majid, Abdul. (2014). Implementasi Kurikulum 2013: kajian teoretis dan praktis.

Bandung : Interes

Mulyasa, E. & Fatmawati, Bunga Sari. (2018). Implementasi kurikulum 2013 revisi:

dalam era revolusi industri 4.0. Jakarta: Bumi Aksara

Mulyasa, H. E. & Wardan, Anang Solihin. (2013). Pengembangan dan

implementasi kurikulum 2013. Bandung : Remaja Rosdakarya

Nugroho, R. Arifin. (2018). HOTS ( Higher Order Thinking Skills). Jakarta:

Grasindo.

Nuraini, N. (2017). Profil Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa Calon Guru

Biologi Sebagai Upaya Mempersiapkan Generasi Abad 21. DIDAKTIKA

BIOLOGI: Jurnal Penelitian Pendidikan Biologi, 1(2), 89-96. Diunduh dari

https://jurnal.umpalembang.ac.id/index.php/dikbio/article/viewFile/676/611

pada 27 Juli 2020

Prastowo, Andi. (2015). Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

tematik terpadu. Jakarta: Kencana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

89

Purhantara, W. (2010). Metode penelitian kualitatif untuk bisnis. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Redhana, I. W. (2019). Mengembangkan keterampilan adab ke-21 dalam

pembelajaran kimia. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 2239-22-53. Diunduh

dari https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JIPK/article/view/ pada 10

Oktober 2019

Sani, RA. (2019). Pembelajaran berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skills).

Tangerang: Tsmart

Sarosa, Samiaji. (2012). Penelitian kualitatif dasar-dasar. Jakarta Barat: Indeks

Subali, Bambang. (2012). Prinsip asesmen dan evaluasi pembelajaran. Surakarta:

UNY Press

Sugiyono. (2014). Memahami penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sukmana, A. (2018). Mengembangkan pembelajaran abad ke-21 di unpar. Majalah

Parahyangan, Vol 5, No 1,14-15. Diunduh dari http://unpar.ac.id/wp-

content/uploads/2018/01/MP-Edisi-2018-Kuartal-I-Bagian-1.pdf pada

tanggal 22 Agustus 2019

Widana, Wayan. 2017. Modul: Penyusunan soal Higher Order Thinking Skills

(HOTS). Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA Ditjen Pendidikan Dasar dan

Menengah. Diunduh dari http://suwatno.staf.upi.edu/files/2017/11/10.-

Modul-Penyusunan-Soal-HOTS-Tahun-2017.-Modul-Penyusunan-Soal-

HOTS-Tahun-2017.-Modul-Penyusunan-Soal-HOTS-Tahun-2017_1.pdf

pada 20 Oktober 2019

Widodo, Tri & Kadarwati, Sri. (2013). Higher order thinking berbasis pemevahan

masalah untuk meningkatkan hasil belajar berorientasi pembentukan

karakter siswa. Cakrawala Pendidikan, No 1 diunduh dari

https://journal.uny.ac.id/index.php/cp/article/download/1269/pdf pada 03

Juli 2019

Yuniar, Maharani. (2015). Analisis HOTS (High Order Thinking Skills) Pada Soal

Objektif Tes Dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas V

Sd Negeri 7 Ciamis. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Vol 2, 2015, 187-

195.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

90

Yusuf, M. (2014). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan penelitian

gabungan. Jakarta: Prenada Media Group

Zubaidah, S. (2018). Mengenal 4C: Learning and innovation skills untuk

menghadapi era revolusi industri 4.0. 2nd Science Education National

Conference (pp. 1-18). Diunduh dari

https://www.researchgate.net/profile/Siti_Zubaidah5/publication/332469989

_MENGENAL_4C_LEARNING_AND_INNOVATION_SKILLS_UNTU

K_MENGHADAPI_ERA_REVOLUSI_INDUSTRI_40_1/links/5cb73e77a

6fdcc1d499bb356/MENGENAL-4C-LEARNING-AND-INNOVATION-

SKILLS-UNTUK-MENGHADAPI-ERA-REVOLUSI-INDUSTRI-40-1.pdf

pada 27 Juli 2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

91

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

92

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

93

Lampiran 2 Pernyataan Telah Melakukan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

94

Lampiran 3A Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

95

Lampiran 3B Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

96

Lampiran 4A Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

97

Lampiran 4B Hasil Validasi kuesioner Guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

98

Lampiran 5A Hasil Validasi Instrumen Pedoman Wawancara Guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

99

5B Hasil Validasi Instrumen Pedoman Wawancara Guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

100

6A Hasil Validasi Instrumen Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

101

6B Hasil Validasi Instrumen Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

102

Lampiran 7A Hasil Validasi Instrumen Analisis Indikator RPP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

103

Lampiran 7B Hasil Validasi Instrumen Analisis Indikator RPP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

104

Lampiran 8A Hasil Validasi Instrumen Analisis Soal Evaluasi UTS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

105

Lampiran 8B Hasil Validasi Instrumen Analisis Soal Evaluasi UTS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

106

Lampiran 9A Lembar Pedoman Analisis Indikator RPP

Instrumen Perencanaan untuk Analisis Indikator pada RPP K13

Kata kerja taksonomi bloom yang terdapat pada Indikator Aspek Kognitif dalam RPP K13 berdasarkan pada tingkatan kognitif C4

sampai C6 untuk mengetahui soal tersebut berada pada level berpikir tingkat tinggi atau berpikir tingkat rendah!

C1 Mengetahui C2 Memahami C3 Mengaplikasikan

a. Mengutip a. Memperkirakan a. Menugaskan

b. Menyebutkan b. Menjelaskan b. Mengurutkan

c. Menjelaskan c. Mengkategorikan c. Menentukan

d. Menggambar d. Mencirikan d. Menerapkan

e. Membilang e. Merinci e. Menyesuaikan

f. Mengidentifikasikan f. Mengasosiasikan f. Mengkalkulasi

g. Mendaftar g. Membandingkan g. Memodifikasi

h. Menunjukkan h. Menghitung h. Mengklasifikasi

i. Memberi label i. Mengkontraskan i. Menghitung

j. Memberi indeks j. Mengubah j. Membangun

k. Memasangkan k. Mempertahankan k. Mengurutkan

l. Menamai l. Menguraikan l. Membiasakan

m. Menandai m. Menjalin m. Mencegah

n. Membaca n. Membedakan n. Mengambarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

107

o. Menyadari o. Mendiskusikan o. Menggunakan

p. Menghafal p. Menggali p. Menilai

q. Meniru q. Mencontohkan q. Melatih

r. Mencatat r. Menerangkan r. Menggali

s. Mengulang s. Mengemukakan s. Mengemukakan

t. Mereproduksi t. Mempolakan t. Mengadaptasi

u. Meninjau u. Memperluas u. Menyelidiki

v. Memilih v. Menyimpulkan v. Mengoperasikan

w. Menyatakan w. Meramalkan w. Mempersoalkan

x. Mempelajari x. Merangkum x. Mengkonspepkan

y. Mentabulasi y. Menjabarkan y. Melaksanakan

z. Memberi kode z. Meramalkan

aa. Menelusuri aa. Memproduksi

bb. Menulis bb. Memproses

cc. Mengaitkan

dd. Menyusun

ee. Menstimulasikan

ff. Memecahkan

gg. Melakukan

hh. Mentabulasi

C4 Menganalisis C5 Mengevaluasi C6 Membuat/Mencipta

a. Menganalisis a. Membandingkan a. Mengabstrasi

b. Mengaudit b. Menyimpulkan b. Mengatur

c. Memecahkan c. Menilai c. Menganimasi

d. Menegaskan d. Mengarahkan d. Mengumpulkan

e. Mendeteksi e. Mengkritik e. Mengkategorikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

108

f. Mengdiaknosis f. Menimbang f. Mengkode

g. Menyeleksi g. Memutuskan h. Mengkombinasikan

i. Memerinci h. Memisahkan i. Menyusun

j. Menominasikan i. Memprediksi j. Mengarang

k. Mendiagramkan j. Memperjelas k. Membangun

l. Mengkorelasikan k. Menugaskan l. Menanggulangi

m. Merasionalkan l. Menafsirkan m. Menghubungkan

n. Menguji m. Mempertahankan n. Menciptakan

o. Mencerahkan n. Memerinci o. Mengkreasikan

p. Menjelajah o. Mengukur p. Mengoreksi

q. Membagankan p. Merangkum q. Merancang

r. Menyimpulkan q. Membuktikan r. Merencanakan

s. Menemukan r. Memfalidasi s. Mendikte

t. Menelaah s. Mengetes t. Meningkatkan

u. Memaksimalkan t. Mendukung u. Memperjelas

v. Memerintahkan u. Memilih v. Memfasilitasi

w. Mengedit v. Memproyeksikan w. Membentuk

x. Mengkaitkan x. Merumuskan

y. Memilih y. Menggeneralisasikan

z. Mengukur z. Mengabungkan

aa. Melatih aa. Memadukan

bb. Mentransfer bb. Membatas

cc. Mereparasi

dd. Menampilkan

ee. Menyiapkan

ff. Memproduksi

gg. Merangkum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

109

hh. Merekontruksi

ii. Membuat

Sumber Taksonomi Bloom: Utari Retno. Taksonomi Bloom Apa dan Bagaimana Menggunakannya?. Diunduh dari

Http://Ueu7361.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/Taksonomi-Bloom.pdf

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

110

Hasil Analisis Indikator Kognitif pada RPP Tematik Kelas IV

Indikator HOTS LOTS Keterangan

Jumlah Indikator

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

111

Lampiran 9B Lembar Pedoman Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat

Tinggi dan Keterampilan Abad 21 (4C) pada RPP

Instrumen Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi dan Keterampilan Abad 21 (4C)

pada RPP

No. 4 C Kriteria Ya Tidak Keterangan

5. Communication

(Komunikasi)

3. Di dalam langkah-langkah

pembelajaran memperlihatkan

proses guru meminta siswa

untuk melakukan presentasi

hasil diskusi atau proyek

siswa.

4. Di dalam langkah-langkah

pembelajaran memperlihatkan

proses guru memberi

kesempatan pada siswa

menyampaikan kesimpulan

pada akhir pembelajaran.

6. Collaborative

(Kolaborasi)

3. Di dalam langkah-langkah

pembelajaran memperlihatkan

proses guru meminta siswa

untuk bekerjasama dengan

kelompok dalam

menyelesaikan suatu

permasalahan.

4. Di dalam langkah-langkah

pembelajaran

memeperlihatkan proses guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

112

memberikan kegiatan atau

percobaan yang berhubungan

dengan kegiatan nyata secara

berkelompok.

7.

Critical

thinking and

Problem

Solving

(Berpikir kritis

dan Pemecahan

Masalah).

3. Di dalam langkah-langkah

pembelajaran memperlihatkan

proses guru mengaitkan materi

yang akan dipelajari dengan

materi sebelumnya dengan

keadaan nyata dalam

kehidupan sehari-hari.

4. Di dalam langkah-langkah

pembelajaran memperlihatkan

proses guru memberikan soal

yang jawabanya tidak tertera

pada buku paket atau LKS.

8.

Creativity and

Innovation (Kre

ativitas dan

Inovasi)

3. Di dalam langkah-langkah

pembelajaran memperlihatkan

proses guru memberikan

kesempatan pada siswa

membuat karya dengan ide

siswa sendiri.

4. Di dalam langkah-langkah

pembelajaran memperlihatkan

proses guru memberikan

kesempatan siswa mencari

informasi secara mandiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

113

Lampiran 10 Lembar Pedoman Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester

Instrumen Perencanaan untuk Analisis Indikator pada Analisis Soal

Kata kerja taksonomi bloom yang terdapat pada Indikator Aspek Kognitif dalam RPP K13 berdasarkan pada tingkatan kognitif C4

sampai C6 untuk mengetahui soal tersebut berada pada level berpikir tingkat tinggi atau berpikir tingkat rendah!

C1 Mengetahui C2 Memahami C3 Mengaplikasikan

a. Mengutip a. Memperkirakan a. Menugaskan

b. Menyebutkan b. Menjelaskan b. Mengurutkan

c. Menjelaskan c. Mengkategorikan c. Menentukan

d. Menggambar d. Mencirikan d. Menerapkan

e. Membilang e. Merinci e. Menyesuaikan

f. Mengidentifikasikan f. Mengasosiasikan f. Mengkalkulasi

g. Mendaftar g. Membandingkan g. Memodifikasi

h. Menunjukkan h. Menghitung h. Mengklasifikasi

i. Memberi label i. Mengkontraskan i. Menghitung

j. Memberi indeks j. Mengubah j. Membangun

k. Memasangkan k. Mempertahankan k. Mengurutkan

l. Menamai l. Menguraikan l. Membiasakan

m. Menandai m. Menjalin m. Mencegah

n. Membaca n. Membedakan n. Mengambarkan

o. Menyadari o. Mendiskusikan o. Menggunakan

p. Menghafal p. Menggali p. Menilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

114

q. Meniru q. Mencontohkan q. Melatih

r. Mencatat r. Menerangkan r. Menggali

s. Mengulang s. Mengemukakan s. Mengemukakan

t. Mereproduksi t. Mempolakan t. Mengadaptasi

u. Meninjau u. Memperluas u. Menyelidiki

v. Memilih v. Menyimpulkan v. Mengoperasikan

w. Menyatakan w. Meramalkan w. Mempersoalkan

x. Mempelajari x. Merangkum x. Mengkonspepkan

y. Mentabulasi y. Menjabarkan y. Melaksanakan

z. Memberi kode z. Meramalkan

aa. Menelusuri aa. Memproduksi

bb. Menulis bb. Memproses

cc. Mengaitkan

dd. Menyusun

ee. Menstimulasikan

ff. Memecahkan

gg. Melakukan

hh. Mentabulasi

C4 Menganalisis C5 Mengevaluasi C6 Membuat/Mencipta

a. Menganalisis a. Membandingkan a. Mengabstrasi

b. Mengaudit b. Menyimpulkan b. Mengatur

c. Memecahkan c. Menilai c. Menganimasi

d. Menegaskan d. Mengarahkan d. Mengumpulkan

e. Mendeteksi e. Mengkritik e. Mengkategorikan

f. Mengdiaknosis f. Menimbang f. Mengkode

g. Menyeleksi g. Memutuskan g. Mengkombinasikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

115

h. Memerinci h. Memisahkan h. Menyusun

i. Menominasikan i. Memprediksi i. Mengarang

j. Mendiagramkan j. Memperjelas j. Membangun

k. Mengkorelasikan k. Menugaskan k. Menanggulangi

l. Merasionalkan l. Menafsirkan l. Menghubungkan

m. Menguji m. Mempertahankan m. Menciptakan

n. Mencerahkan n. Memerinci n. Mengkreasikan

o. Menjelajah o. Mengukur o. Mengoreksi

p. Membagankan p. Merangkum p. Merancang

q. Menyimpulkan q. Membuktikan q. Merencanakan

r. Menemukan r. Memfalidasi r. Mendikte

s. Menelaah s. Mengetes s. Meningkatkan

t. Memaksimalkan t. Mendukung t. Memperjelas

u. Memerintahkan u. Memilih u. Memfasilitasi

v. Mengedit v. Memproyeksikan v. Membentuk

w. Mengkaitkan w. Merumuskan

x. Memilih x. Menggeneralisasikan

y. Mengukur y. Mengabungkan

z. Melatih z. Memadukan

aa. Mentransfer aa. Membatas

bb. Mereparasi

cc. Menampilkan

dd. Menyiapkan

ee. Memproduksi

ff. Merangkum

gg. Merekontruksi

hh. Membuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

116

Sumber Taksonomi Bloom: Utari Retno. Taksonomi Bloom Apa dan Bagaimana Menggunakannya?. Diunduh dari

Http://Ueu7361.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/Taksonomi-Bloom.pdf

Hasil Analisis Soal Penilaian Tengah Semester

No Soal HOT LOT Keterangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

117

Lampiran 11A Instrumen Penelitian Kuesioner Siswa

Insrumen Penelitian Kuesioner untuk Siswa

Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang sesuai dengan pernyataan sesungguhnya terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan

oleh guru saat melakukan pembelajaran Tematik dengan masing-masing pilihan berikut ini: SS (Sering Sekali), S (Sering), JR

(Jarang), TP (Tidak Pernah)

Nama Siswa :

Kelas :

No. 4 C Keterangan SS S JR TP

1. Critical Thinking/Berpikir

Kritis

Siswa diberi suatu permasalahan oleh guru untuk dianalisis

dengan kemampuan siswa sendiri.

Siswa diberi kesempatan oleh guru untuk membuat kesimpulan

dengan kata-kata sendiri selama pembalajaran berlangsung.

2. Collaborative/Kolaborasi

Siswa diminta untuk menyelesaikan soal dengan berdiskusi

bersama kelompok dalam menyelesaikan soal yang

jawabannya tidak terdapat pada buku paket.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

118

Siswa diberi kesempatan oleh guru untuk menentukan tugas

untuk masing-masing anggotanya.

3. Creativity/Kreativitas

Siswa diminta untuk membuat proyek dengan ide siswa sendiri.

siswa diberi kesempatan oleh guru untuk mengembangkan

bagan terkait materi yang dijelaskan selama pembelajaran.

4. Communication/ Komunikasi

Siswa diberi kesempatan oleh guru untuk mempresentasikan

hasil berdiskusi atau mempresentasikan hasil proyek

Siswa diberi kesempatan oleh guru untuk memberikan

masukan, tanggapan, dan kritik mengenai topik atau materi

selama pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

119

Lampiran 11B Hasil Kuesioner Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

120

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

121

Lampiran 11C Hasil Analisis Kuesioner Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

123

Lampiran 12 Hasil Rekapitualasi Data Kuesioner Siswa

Data Analisis Kuesioner Siswa

Keterangan

1. SS (Sering Sekali) : 4

2. S (Sering) : 3

3. JR (Jarang) : 2

4. TP (Tidak Pernah) : 1

No

Critical Thingking Jumlah

skor

Rata-rata

skor Indikator 1 Indikator 2

4 3 2 1 4 3 2 1

1 √ √ 7 3,5

2 √ √ 7 3,5

3 √ √ 6 3

4 √ √ 7 3,5

5 √ √ 7 3,5

6 √ √ 6 3

7 √ √ 6 3

8 √ √ 5 2,5

9 √ √ 7 3,5

10 √ √ 7 3,5

11 √ √ 6 3

12 √ √ 7 3,5

13 √ √ 7 3,5

14 √ √ 7 3,5

15 √ √ 6 3

16 √ √ 6 3

17 √ √ 6 3

18 √ √ 8 4

19 √ √ 7 3,5

20 √ √ 8 4

21 √ √ 7 3,5

22 √ √ 7 3,5

23 √ √ 7 3,5

24 √ √ 6 3

25 √ √ 7 3,5

26 √ √ 6 3

27 √ √ 6 3

28 √ √ 7 3,5

29 √ √ 6 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

124

30 √ √ 6 3

Rata-rata 3,3

No Collaborative Jumlah

skor

Rata-rata

skor Indikator 1 Indikator 2

4 3 2 1 4 3 2 1

1 √ √ 8 4

2 √ √ 5 2,5

3 √ √ 8 4

4 √ √ 6 3

5 √ √ 7 3,5

6 √ √ 6 3

7 √ √ 6 3

8 √ √ 7 3,5

9 √ √ 6 3

10 √ √ 7 3,5

11 √ √ 7 3,5

12 √ √ 8 4

13 √ √ 7 3,5

14 √ √ 7 3,5

15 √ √ 6 3

16 √ √ 7 3,5

17 √ √ 6 3

18 √ √ 7 3,5

19 √ √ 6 3

20 √ √ 7 3,5

21 √ √ 7 3,5

22 √ √ 7 3,5

23 √ √ 6 3

24 √ √ 6 3

25 √ √ 7 3,5

26 √ √ 6 3

27 √ √ 7 3,5

28 √ √ 7 3,5

29 √ √ 6 3

30 √ √ 7 3,5

Rata-rata 3,3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

125

No Communication Jumlah

skor

Rata-rata

skor Indikator 1 Indikator 2

4 3 2 1 4 3 2 1

1 √ √ 7 3,5

2 √ √ 7 3,5

3 √ √ 5 2,5

4 √ √ 8 4

5 √ √ 7 3,5

6 √ √ 7 3,5

7 √ √ 5 2,5

8 √ √ 7 3,5

9 √ √ 7 3,5

10 √ √ 8 4

11 √ √ 7 3,5

12 √ √ 6 3

13 √ √ 7 3,5

14 √ √ 7 3,5

15 √ √ 7 3,5

16 √ √ 7 3,5

17 √ √ 7 3,5

18 √ √ 5 2,5

19 √ √ 6 3

20 √ √ 6 3

21 √ √ 7 3,5

22 √ √ 7 3,5

23 √ √ 6 3

24 √ √ 7 3,5

25 √ √ 8 4

26 √ √ 6 3

27 √ √ 8 4

28 √ √ 7 3,5

29 √ √ 7 3,5

30 √ √ 5 2,5

Rata-rata 3,35

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

126

No Creativity Jumlah

Skor

Rata-rata

Skor Indikator 1 Indikator 2

4 3 2 1 4 3 2 1

1 √ √ 6 3

2 √ √ 7 3,5

3 √ √ 6 3

4 √ √ 7 3,5

5 √ √ 7 3,5

6 √ √ 6 3

7 √ √ 6 3

8 √ √ 6 3

9 √ √ 6 3

10 √ √ 8 4

11 √ √ 6 3

12 √ √ 6 3

13 √ √ 6 3

14 √ √ 7 3,5

15 √ √ 6 3

16 √ √ 7 3,5

17 √ √ 6 3

18 √ √ 7 3,5

19 √ √ 7 3,5

20 √ √ 7 3,5

21 √ √ 7 3,5

22 √ √ 8 4

23 √ √ 7 3,5

24 √ √ 7 3,5

25 √ √ 7 3,5

26 √ √ 6 3

27 √ √ 7 3,5

28 √ √ 7 3,5

29 √ √ 6 3

30 √ √ 6 3

Rata-rata 3,3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

127

No Communication Jumlah

Skor

Rata-rata

Skor Indikator 1 Indikator 2

4 3 2 1 4 3 2 1

1 √ √ 7 3,5

2 √ √ 7 3,5

3 √ √ 5 2,5

4 √ √ 8 4

5 √ √ 7 3,5

6 √ √ 7 3,5

7 √ √ 5 2,5

8 √ √ 7 3,5

9 √ √ 7 3,5

10 √ √ 8 4

11 √ √ 7 3,5

12 √ √ 6 3

13 √ √ 7 3,5

14 √ √ 7 3,5

15 √ √ 7 3,5

16 √ √ 7 3,5

17 √ √ 7 3,5

18 √ √ 5 2,5

19 √ √ 6 3

20 √ √ 6 3

21 √ √ 7 3,5

22 √ √ 7 3,5

23 √ √ 6 3

24 √ √ 7 3,5

25 √ √ 8 4

26 √ √ 6 3

27 √ √ 8 4

28 √ √ 7 3,5

29 √ √ 7 3,5

30 √ √ 5 2,5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

128

Lampiran 13 Hasil Analisis Skala Linkert Kuesioner Siswa

Hasil Analisis Kuesioner Siswa

No Interval Indeks

Presepsi

Pernyataan Penerapan

1 1.0 - 1.75 Tidak Pernah

2 1.76 - 2.51 Jarang

3 2.52 - 3.27 Sering

4 3.28 - 4.00 Sering Sekali

No Kriteria Rata-rata

Skor

Pernyataan Kemunculan

1 Critical Thinking 3,3 Sering Sekali

2 Collaborative 3,3 Sering Sekali

3 Creativity 3,3 Sering Sekali

4 Communication 3,35 Sering Sekali

1

1.75

2.5

3.25

4

Critical Thinking Collaborative Creativity Communication

Hasil Analisis Kuesioner Siswa

Critical Thinking Collaborative Creativity Communication

3,3

3,3

3,3

3,3

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

129

Lampiran 14A Instrumen Penelitian Kuesioner Guru

Instrumen Kuesioner untuk Guru

Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang sesuai dengan pernyataan sesungguhnya terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan

oleh guru saat melakukan pembelajaran Tematik dengan masing-masing pilihan berikut ini: SS (Sering Sekali), S (Sering), JR

(Jarang), TP (Tidak Pernah)

Nama Guru : Wanto, S.Pd (nama disamarkan)

Kelas : V

No. 4 C Keterangan SS S JR TP

1. Critical Thinking/Berpikir

Kritis

Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menganalisis

permasalahan yang diberikan.

Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk membuat

kesimpulan dengan kata-kata sendiri selama pembelajaran

berlangsung.

2. Collaborative/Kolaborasi

Guru meminta siswa untuk berkerjasama dalam kelompok untuk

menyelasikan soal yang jawabanya tidak terdapat pada buku

paket.

Guru memberi kesempatan pada siswa untuk mengatur

pembagian tugas dalam kelompok secara mandiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

130

3. Creativity/Kreativitas

Guru meminta siswa untuk membuat suatu proyek berdasarkan

ide siswa sendiri.

Guru membimbing siswa untuk mengembangkan bagan terkait

materi yang dijelaskan selama pembelajaran.

4. Communication/ Komunikasi

Guru meminta siswa untuk melakukan presentasi terhadap hasil

diskusi atau proyek siswa.

Guru meminta sisiwa untuk memberikan masukan, tanggapanan,

dan kritik mengenai topik atau materi selama pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

131

Lampiran 14B Hasil Kuesioner Guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

132

Lampiran 14C Hasil Kuesioner Guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

133

Lampiran 15 Hasil Rekapitulasi Data Kuesioner Guru

Data Analisis Kuesioner Guru

Keterangan :

1. SS (Sering Sekali) : 4

2. S (Seing) : 3

3. JR (Jarang) : 2

4. TP (Tidak Pernah) : 1

No Nama

Guru

Critical Thinking

Indilator 1 Indikator 2

4 3 2 1 4 3 2 1

1 - √ √

Jumlah 4 3

Rata-rata 3,5

No Nama

Guru

Collaborative

Indilator 1 Indikator 2

4 3 2 1 4 3 2 1

1 - √ √

Jumlah 4 3

Rata-rata 3,5

No Nama

Guru

Creativity

Indilator 1 Indikator 2

4 3 2 1 4 3 2 1

1 - √ √

Jumlah 3 3

Rata-rata 3

No Nama

Guru

Communication

Indilator 1 Indikator 2

4 3 2 1 4 3 2 1

1 - √ √

Jumlah 3 3

Rata-rata 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

134

Lampiran 16 Hasil Analisis Skala Linkert Kuesioner Guru

Hasil analisis kuesioner Guru

No Interval Indeks

Presepsi

Pernyataan Kemunculan

1 1.0 - 1.75 Tidak Pernah

2 1.76 - 2.51 Jarang

3 2.52 - 3.27 Sering

4 3.28 - 4.00 Sering Sekali

No Kriteria Rata-rata

Skor

Pernyataan Kemunculan

1 Critical Thinking 3,5 Sering Sekali

2 Collaborative 3,5 Sering sekali

3 Creativity 3 Sering

4 Communication 3 Sering

1

1.75

2.5

3.25

4

Critical Thinking Collaborative Creativity Communication

Hasil Analisis Kuesionerr guru

Critical Thinking Collaborative Creativity Communication

3,5

3,3

3

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

135

Lampiran 17A Pedoman Wawancara Guru

Pedoman Wawancara Guru Kelas

Nama Narasumber :

Jabatan Narasumber :

NO Aspek Pertanyaan Jawaban

Berpikir Tingkat

Tinggi

1. Apakah bapak/ibu sudah

mengetahui konsep dari

keterampilan berpikir tingkat

tinggi atau hots?

2. Apakah bapak/ibu sudah

menerapkan hots dalam

kegiatan pembelajaran sehari-

hari?

3. Apakah bapak/ibu

menggunakan kata kerja

berpikir tingkat tinggi

(menganalisis,mengevalusi,

dan mengkreasi) pada

indikator RPP?

1.

Pembelajaran Tematik 1. Apakah bapak/ibu masih

menerapkan metode

ceramah dalam

melaksanakan kegiatan

pembelajaran?

2. Selama bapak/ibu mengajar,

apakah bapak/ibu

menerapkan metode

pembelajaran yang

menumbuhkan partisipasi

siswa misalnya melakukan

presentasi atau tanya jawab? 3. Apakah bapak/ibu dalam

melaksanakan kegiatan

pembelajaran menerapkan

kegiatan berkelompok? Alasan

bapak/ibu menerapkan atau

tidak menerapkan kegiatan

berkelompok saat proses

pembelajaran

4. Apakah bapak/ibu terlibat aktif

dalam proses kegiatan

pembelajaran misalnya saja

memantau aktivitas siswa

1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

136

selama pembelajaran

berlangsung?

5. Apakah bapak/ibu

melaksanakan pembelajaran

sesuai dengan buku tematik

atau buku pegangan guru?

6. Selama pembelajaran apakah

bapak/ibu selalu mengacu

pada RPP yang telah dibuat?

7. Apakah bapak/ibu pernah

meminta siswa untuk

mengkaitan masalah atau

fenomena yang terjadi

dilingkungan sekitar selama

pembelajaran berlangsung?

8. Apakah bapak/ibu sering

meminta siswa untuk

membuat suatu karya

berhubungan dengan

pembelajaran yang sedang

dipelajari?

Pembelajaran Abad 21 1. Apakah bapak/ibu pernah

mendengar mengenai

pendidikan abad 21 atau

yang salah satunya dikenal

dengan 4C

(Communication,

Collaboration, Critical

Thinking and Problem

Solving, dan Creativity and

Innovation)?

Bagaimana pendapat atau

tanggapan bapak/ibu mengenai

hal tersebut?

2. Bagaimana tindakan dinas

pendidikan kabupaten

wonogiri dalam

menyongsong pendidikan

abad 21, pernahkan

bapak/ibu mengikuti

sosialisasi mengenai hal

tersebut?

1.

Evaluasi Penilaian

Harian

1. Dalam pembuatan soal UTS

atau UAS, siapakah yang

membuat soal tersebut?

Apakah guru kelas ikut andil

dalam pembuatan soal

tersebut?

1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

137

2. Menurut bapak/ibu soal

tersebut apakah mengacu pada

indikator berpikir tingkat

tinggi?

Kendala 1. Hambatan-hambatan apa saja

yang terjadi ketika bapak/ibu

melaksanakan kegiatan

pembelajaran yang mengacu

pada ketrampilan tingkat

tinggi?

1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

138

Lampiran 17B Hasil Wawancara Guru

Hasil Wawancara Guru Kelas

Nama Narasumber : YN

Jabatan Narasumber : Guru Kelas V

NO Aspek Pertanyaan Jawaban

Berpikir Tingkat

Tinggi

1. Apakah bapak/ibu sudah

mengetahui konsep dari

keterampilan berpikir tingkat

tinggi atau hots?

2. Apakah bapak/ibu sudah

menerapkan hots dalam

kegiatan pembelajaran sehari-

hari?

3. Apakah bapak/ibu

menggunakan kata kerja

berpikir tingkat tinggi

(menganalisis,mengevalusi, dan

mengkreasi) pada indikator

RPP?

1. sepertinya sudah, saya

beberapa kali mendapatkan

pembekalan mengenai

berpikir kritis.

2. Sebagian besar sudah,

namun ada beberapa materi

yang tidak bisa saya

terapkan konsep

pembelajarn berpikir kritis

3. Sebagian RPP sudah saya

coba untuk memasukan

indikator tersebut namun

tidak semua materi yang

akan saya ajarkan cocok

dengan indikator tersebut.

Pembelajaran

Tematik 1. Apakah bapak/ibu masih

menerapkan metode ceramah

dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran?

2. Selama bapak/ibu mengajar,

apakah bapak/ibu

menerapkan metode

pembelajaran yang

menumbuhkan partisipasi

siswa misalnya melakukan

presentasi atau tanya jawab? 3. Apakah bapak/ibu dalam

melaksanakan kegiatan

pembelajaran menerapkan

kegiatan berkelompok? Alasan

bapak/ibu menerapkan atau

tidak menerapkan kegiatan

berkelompok saat proses

pembelajaran

4. Apakah bapak/ibu terlibat aktif

dalam proses kegiatan

pembelajaran misalnya saja

memantau aktivitas siswa

1. Masih karena beberapa

materi pelajaran masih

perlu menggunakan metode

ceramah digunakan untuk

menjelaskan materi lebih

mendalam. Pada

pembelajaran tematik

pembelajaran hanya

difokuskan pada konsep

dasar yang dikaitkan

dengan kegiatan sehari-hari.

2. Ya, saya menggunakan

metode student center

sesuai dengan pembelajaran

kurikulum 2013 sehingga

siswa lebih aktif dan kreatif.

3. Saya dalam pembelajaran

sehari-hari menerapkan

kegiatan berkelompok.

Setiap semester siswa

dibagi kedalam kelompok

kemudian disemester

selanjutnya diacak lagi

kekelompok lainnya selama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

139

selama pembelajaran

berlangsung?

5. Apakah bapak/ibu

melaksanakan pembelajaran

sesuai dengan buku tematik atau

buku pegangan guru?

6. Selama pembelajaran apakah

bapak/ibu selalu mengacu pada

RPP yang telah dibuat?

7. Apakah bapak/ibu pernah

meminta siswa untuk

mengkaitan masalah atau

fenomena yang terjadi

dilingkungan sekitar selama

pembelajaran berlangsung?

8. Apakah bapak/ibu sering

meminta siswa untuk membuat

suatu karya berhubungan

dengan pembelajaran yang

sedang dipelajari?

masih kondusif. Dalam

memilih kelompok saya

tidak sembarangan, siswa

dengan kemampuan yang

lebih tidak dijadikan satu

kelompok guna membantu

siswa yang belum

memahami materi.

4. Saya hanya memantau

pekerjaan siswa dalam

kelompok apakah sudah

sesuai dengan instruksi

yang sudah saya berikan.

5. Saya mengikuti buku

pegangan guru tetapi saya

memodifikasi sedikit agar

dapat disesuaikan dengan

buku lainya contohnya

LKS.

6. Tentunya saya mencoba

untuk sesuai dengan RPP,

akan tetapi apabila situasi di

kelas tidak memungkinkan

saya melakukan

improvisasi, yang

terpenting materi dapat

tersampaikan.\

7. Pernah, saya beberapa kali

mengajak siswa untuk

mempraktikan langsung

namun itu juga tergantung

kesesuian dengan KD yang

sedang diajarkan.

8. Saya seringkali meminta

siswa untuk membuat karya

seni, kemudian karya

tersebut ditempelkan pada

dinding kelas agar mereka

merasa karyanya dihargai.

Pembelajaran

Abad 21 1. Apakah bapak/ibu pernah

mendengar mengenai

pendidikan abad 21 atau yang

salah satunya dikenal dengan

4C (Communication,

Collaboration, Critical Thinking and Problem

Solving, dan Creativity and

Innovation)?

1. Sepertinya saya sudah

pernah mendengar saat

sosialisasi KKG, saya pikir

dengan adanya

keterampilan tersebut saya

yakin pendidikan di

Indonesia akan semakin

berkembang.

2. Di Wonogiri sering

diadakan KKG dalam

rangka memberi sosialisasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

140

Bagaimana pendapat atau

tanggapan bapak/ibu mengenai

hal tersebut?

2. Bagaimana tindakan dinas

pendidikan kabupaten

wonogiri dalam

menyongsong pendidikan

abad 21, pernahkan bapak/ibu

mengikuti sosialisasi

mengenai hal tersebut?

mengenai perkembangan

sistem yang sedang

diterapkan saat ini.

Evaluasi Penilaian

Harian

1. Dalam pembuatan soal UTS

atau UAS, siapakah yang

membuat soal tersebut? Apakah

guru kelas ikut andil dalam

pembuatan soal tersebut?

2. Menurut bapak/ibu soal tersebut

apakah mengacu pada indikator

berpikir tingkat tinggi?

1. Saya tidak membuat soal

untuk UTS dan UAS

namun untuk soal harian

masih dibuat oleh guru

kelas. Soal UTS dan UAS

dibuat oleh kelompok

kerja pengawas sekolah

jadi guru kelas hanya

mendistribusikan soal saat

ujian.

2. Tentunya sudah, karena

soal itu dibuat dinas yang

seharusnya sudah

dipersiapkan secara matang

sesuai prosedur atau

kriterianya.

Kendala 1. Hambatan-hambatan apa saja

yang terjadi ketika bapak/ibu

melaksanakan kegiatan

pembelajaran yang mengacu

pada ketrampilan tingkat tinggi?

1. Tentunya ada di setiap

sekolah, kalau disini semua

siswa tidak memiliki

kemampuan berpikir yang

sama. Beberapa siswa dapat

berpikir secara cepat dan

aktif tapi beberapa siswa

yang lainnya perlu

melakukan usaha lebih

untuk menangkap materi

yang sudah saya berikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

141

Lampiran 18A Pedoman Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

Instrumen Pelaksanaan pada Proses Pembelajaran di Kelas

No. 4 C Kriteria Ya Tidak Keterangan

1. Communication

(Komunikasi)

1. Di dalam langkah-langkah

pembelajaran

memperlihatkan proses

guru meminta siswa untuk

melakukan presentasi

terhadap hasil diskusi atau

proyek siswa.

2. Di dalam langkah-langkah

pembelajaran

memperlihatkan proses

guru memberi kesempatan

pada siswa menyampaikan

kesimpulan pada akhir

kegiatan pembelajaran.

2. Collaborative

(Kolaborasi)

1. Di dalam langkah-langkah

pembelajaran

memperlihatkan proses

guru meminta siswa untuk

bekerjasama dengan

kelompok dalam

menyelesaikan suatu

permasalahan.

2. Di dalam langkah-langkah

pembelajaran

memperlihatkan proses

guru memberikan kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

142

atau percobaan yang

berhubungan dengan

kegiatan nyata secara

berkelompok.

3.

Critical

thinking and

Problem

Solving

(Berpikir Kritis

dan Pemecahan

Masalah).

1. Di dalam langkah-langkah

pembelajaran

memperlihatkan proses

guru mengaitkan materi

yang akan dipelajari dengan

materi sebelumnya dengan

keadaan nyata dalam

kehidupan sehari-hari.

2. Di dalam langkah-langkah

pembelajaran

memperlihatkan proses

guru memberikan soal yang

jawabanya tidak tertera

pada buku paket atau LKS.

4.

Creativity and

Innovation (Kre

ativitas dan

Inovasi)

1. Di dalam langkah-langkah

pembelajaran

memperlihatkan proses

guru memberikan

kesempatan pada siswa

membuat karya dengan ide

siswa sendiri.

2. Di dalam langkah-langkah

pembelajaran

memperlihatkan proses

guru memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

143

kesempatan siswa mencari

informasi secara mandiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

144

Lampiran 18B Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

Instrumen Pelaksanaan pada Proses Pembelajaran di Kelas

No. 4 C Kriteria Ya Tidak Keterangan

1. Communication

(Komunikasi)

1. Di dalam langkah-langkah

pembelajaran memperlihatkan

proses guru meminta siswa untuk

melakukan presentasi terhadap

hasil diskusi atau proyek siswa.

√ Guru

memperlihatkan

proses guru meminta

siswa melakukan

presentasi setelah

diskusi kelompok.

2. Di dalam langkah-langkah

pembelajaran memperlihatkan

proses guru memberi kesempatan

pada siswa menyampaikan

kesimpulan pada akhir kegiatan

pembelajaran.

√ Guru memberikan

kesempatan pada

siswa untuk

menyimpulkan dan

merefleksikan

pembelajaran pada

akhir pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

145

2. Collaborative

(Kolaborasi)

1. Di dalam langkah-langkah

pembelajaran memperlihatkan

proses guru meminta siswa untuk

bekerjasama dengan kelompok

dalam menyelesaikan suatu

permasalahan.

√ Guru

memperlihatkan

proses meminta

siswa untuk

bekerjasama saat

berdiskusi dengan

kelompok. Suatu

kelompok tersebut

diberi sebuah

permasalahan dan

guru meminta siswa

dalam kelompok

memecahkan

permasalahan yang

diberikan oleh guru.

2. Di dalam langkah-langkah

pembelajaran memperlihatkan

proses guru memberikan kegiatan

atau percobaan yang berhubungan

√ Guru tidak

memberikan suatu

kegiatan atau

percobaan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

146

dengan kegiatan nyata secara

berkelompok.

berhubungan dengan

kegiatan nyata

secara berkelompok.

Pembelajaran lebih

dominan pada

kegiatan diskusi

kelompok.

3.

Critical thinking and

Problem Solving

(Berpikir Kritis dan

Pemecahan Masalah).

1. Di dalam langkah-langkah

pembelajaran memperlihatkan

proses guru mengaitkan materi

yang akan dipelajari dengan materi

sebelumnya dengan keadaan nyata

dalam kehidupan sehari-hari.

√ Guru tidak

memperlihatkan

proses guru

mengkaitkan materi

yang akan dielajari

dengan materi

sebelumnya. Guru

memulai

pembelajaran dengan

literasi kemudian

menyampaikan

tujuan pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

147

2. Di dalam langkah-langkah

pembelajaran memperlihatkan

proses guru memberikan soal yang

jawabanya tidak tertera pada buku

paket atau LKS.

√ Guru

memperlihatkan

proses memberikan

soal yang jawabanya

sudah tertera pada

buku paket tematik.

4.

Creativity and

Innovation (Kreativitas

dan Inovasi)

1. Di dalam langkah-langkah

pembelajaran memperlihatkan

proses guru memberikan

kesempatan pada siswa membuat

karya dengan ide siswa sendiri.

√ Guru tidak

memberikan tugas

pada siswa untuk

membuat karya

dengan ide sendiri

namun meminta

siswa untuk mencari

gambar tentang

kegiatan ekonomi

Indonesia kemudian

ditempelkan pada

kertas gambar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

148

2. Di dalam langkah-langkah

pembelajaran memperlihatkan

proses guru memberikan

kesempatan siswa mencari

informasi secara mandiri.

√ Guru

memperlihatkan

proses meminta

siswa untuk mencari

informasi secara

mandiri dengan

mencari majalah

atau koran yang

berkaitan dengan

kegiatan ekonomi di

Indonesia kemudian

didiskusikan dengan

kelompoknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

149

Lampiran 19 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

150

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

151

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

152

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

153

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

154

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

155

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

156

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

157

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

158

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

159

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

160

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

161

Lampiran 20 Hasil Analisis Indikator RPP

HASIL ANALISIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

No. Indikator LOTS HOTS Keterangan

Bahasa Indonesia

3.7.1 Menjelaskan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan

teks nonfiksi

√ Kata kerja operasional terdapat

tingkatan C2 yaitu menjelaskan

IPS

3.1.1 Menjelaskan perkembangan kehidupan bermasyarakat di

Indonesia mengenai pengaruhnya di sector ekonomi,

komunikasi, dan transportasi secara tepat.

√ Kata kerja operasional terdapat

tingkatan C2 yaitu menjelaskan

PPKn

3.4.1 Menyebutkan manfaat persatuan dan kesatuan dalam

membangun kerukunan hidup.

√ Kata kerja operasional terdapat

tingkatan C1 yaitu menyebutkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

162

Lampiran 21 Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

163

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

164

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

165

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

166

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

167

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

168

Lampiran 22 Hasil Rekapitulasi Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah

Semseter

Hasil Analisis Soal Penilaian Tengah Semester Tema 1

Soal HOT LOT Keterangan

A. Pilihan Ganda (IPA 3.1)

1. Berkontraksi dengan memanjang dan

memendekan tubuh merupakan salah

satu cara hewan avertebrata bergerak.

Jenis hewan avertebrata yang

menggunakan cara tersebut untuk

berpindah tempat adalah …

Termasuk dalam

tingkatan C1

dengan kata

kerja

“mengingat”

2. Manusia memiliki kemampuan untuk

bergerak karena adanya kerjasama

antara … √

Termasuk dalam

tingkatan C1

dengan kata

kerja

“mengingat”

3. Contoh makanan yang baik untuk

menjaga kesehatan otot adalah …

Termasuk dalam

tingkatan C2

dengan kata

kerja

“mencontohkan”

4. Agung terjatuh saat berebut bola

dengan Ridwan. Bagian persendian

Agung tampak robek. Agung menangis

kesakitan. Gangguan sendi yang

dialami Agung dinamakan …

Termasuk dalam

tingkatan C1

dengan kata

kerja

“mengingat”

5. Kram kaki biasa terjadi saat kita

berolahraga. Usaha untuk mencegah

terjadinya kram adalah … √

Termasuk dalam

tingkatan C2

dengan kata

kerja

“memperkirakan

B. Isian Singkat

6. Dalam tubuh ikan terdapat organ

berguna untuk mengatur gerakan turun

naik tubuh di dalam air. Organ tersebut

disebut …

Termasuk dalam

tingkatan C1

dengan kata

kerja

“menyebutkan”

7. Perhatikan gambar otot berikut!

Termasuk dalam

tingkatan C2

dengan kata

kerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

169

Otot tersebut terdapat pada organ …

“mengkategorik

an”

8. Perhatikan gambar berikut!

Kelainan pada tulang belakang tersebut

dinamakan …

Termasuk dalam

tingkatan C1

dengan kata

kerja

“mengidentifika

si”

9. Setiap hari para binaragawan melatih

otot-otot tubuhnya. Latihan tersebut

menyebabkan otot-ototnya membesar.

Keadaan otot seperti ini merupakan

salah satu bentuk kelainan yang disebut

Termasuk dalam

tingkatan C1

dengan kata

kerja

“menyebutkan”

10. Kelainan bentuk kaki X dapat terjadi

sejak kecil. Usaha untuk mencegahnya,

ibu hamil disarankan mengkonsumsi

banyak makanan yang mengandung …

Termasuk dalam

tingkatan C1

dengan kata

kerja

“mengingat”

C. Uraian

11. Apa fungsi lendir yang dikeluarkan

siput saat bergerak?

Termasuk dalam

tingkatan C1

dengan kata

kerja

“mengingat”

12. Perhatikan gambar berikut

Sebutkan nama-nama tulang yang

ditunjukan pada gambar

Termasuk dalam

tingkatan C1

dengan kata

kerja

“menyebutkan”

13. Bagaimana ciri-ciri otot polos?

Termasuk dalam

tingkatan C2

dengan kata

kerja

“menjelaskan”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

170

14. Tuliskan 3 cara merawat otot?

Termasuk dalam

tingkatan C1

dengan kata

kerja

“menyebutkan”

15. Seseorang yang terjatuh dari ketinggian

dapat mengalami gangguan tulang,

baik fraktura maupun fisura. Jelaskan

perbedaan kedua jenis gangguan tulang

tersebut!

Termasuk dalam

tingkatan C2

dengan kata

kerja

“membedakan”

Pilihan Ganda (IPS 3.1)

1. Simbol pada peta menggambarkan

informasi geografis berupa …

Termasuk dalam

tingkatan C1

dengan kata

kerja

“mengidentifika

si”

2. Perhatikan peta berikut!

Suku bangsa yang terdapat pada peta

antara lain …

Termasuk dalam

tingkatan C1

dengan kata

kerja

“menghafal”

3. Kondisi geografis Indonesia sebagai

negara maritim sangat berpengaruh

terhadap kehidupan bermasyarakat, baik

secara ekonomi maupun sosial. Salah

satu pengaruh kondisi geografis tersebut

terhadap kehidupan ekonomi

masyarakat tampak pada …

Termasuk dalam

tingkatan C4

dengan kata

kerja

“mengkorelasika

n”

4. Sebagian budaya bangsa Indonesia

dipengaruhi bangsa lain. Pasangan yang

tepat antara negara dan budaya yang

mempengaruhinya ditunjukkan oleh …

Termasuk dalam

tingkatan C3

dengan kata

kerja

“menentukan”

5. Perhatikan peta berikut!

Termasuk dalam

tingkatan C3

dengan kata

kerja

“menentukan”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

171

Fauna khas yang ditunjuka pada peta

antara lain …

Isian Singkat

6. Garis yang membagi bumi menjadi

belahan bumi utara dan belahan bumi

selatan sama besar disebut garis … √

Termasuk dalam

tingkatan C1

dengan kata

kerja

“mengingat”

7. Sungai Kapuas merupakan sungai

terpanjang di Indonesia. Sungai ini

terdapat di pulau … √

Termasuk dalam

tingkatan C1

dengan kata

kerja

“menghafal”

8. Indonesia memiliki wilayah perairan

yang sangat luas. Oleh karena itulah,

Indonesia dijuluki negara … √

Termasuk dalam

tingkatan C1

dengan kata

kerja

“mengidentifika

si”

9. Pelabuhan Tanjung Priok terdapat

dipropinsi …

Termasuk dalam

tingkatan C1

dengan kata

kerja

“mengingat”

10. Pelayaran Lokal yang menghubungkan

Pulau Jawa dengan Sumatera dapat

ditempuh melalui pelabuhan … dan … √

Termasuk dalam

tingkatan C3

dengan kata

kerja

“menentukan”

Uraian

11. Sebutkan negara-negara yang

wilayahnya daratannya berbatasan

dengan Indonesia! √

Termasuk dalam

tingkatan C1

dengan kata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

172

kerja

“menyebutkan”

12. Dilihat dari jumlah penduduknya.

Indonesia merupakan negara

berpenduduk terbesar keempat di dunia.

Apa keuntungan Indonesia sebagai

negara dengan jumlah penduduk yang

sangat besar?

Termasuk dalam

tingkatan C2

dengan kata

kerja

“menjelaskan”

13. Sebutkan tiga sungai besar di Pulau

Jawa!

Termasuk dalam

tingkatan C1

dengan kata

kerja

“menyebutkan”

14. Sebutkan tiga komoditas yang

dihasilkan perairan laut Indonesia!

Termasuk dalam

tingkatan C1

dengan kata

kerja

“menyebutkan”

15. Mengapa budaya Indonesia sangat

beragam?

Termasuk dalam

tingkatan C2

dengan kata

kerja

“menafsirkan”

Pilihan Ganda (SBdp 3.1)

1. Perhatikan gambar berikut!

Corak gambar ilustrasi yang ditunjukkan

gambar adalah…

Termasuk dalam

tingkatan C3

dengan kata

kerja

“menentukan”

2. Berikut unsur yang terdapat dalam

cover depan adalah …

Termasuk dalam

tingkatan C1

dengan kata

kerja

“mengingat”

3. Cover buku dibuat dengan tujuan

membuat kemasan buku terlihat … √

Termasuk dalam

tingkatan C1

dengan kata

kerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

173

“menyimpulkan

4. Komik yang menyajikan ceria

menawarkan sebuah produk disebut

komik … √

Termasuk dalam

tingkatan C1

dengan kata

kerja

“mengidentifika

si”

5. Cerita komik yang diselingi banyak

adegan lucu kadang dilebih-lebihkan

untuk memancing tawa pembaca

termasuk komik … √

Termasuk dalam

tingkatan C2

dengan kata

kerja

“mengkategorik

an”

Isian Singkat

6. Pensil, arang, kapur dan krayon adalah

media untuk menggambar ilustrasi

dengan teknik … √

Termasuk dalam

tingkatan C1

dengan kata

kerja

“mengidentifika

si”

7. Gambar yang berfungsi untuk

menghiasi sesuatu dengan bentuk yang

disederhanakan atau dilebih-lebihkan

disebut dengan gambar ilustrasi corak

Termasuk dalam

tingkatan C3

dengan kata

kerja

“menentukan”

8. Cerita komik imajinasi tentang masa

depan disuatu tempat melibatkan

teknologi termasuk komik bertema … √

Termasuk dalam

tingkatan C1

dengan kata

kerja

“mengidentifika

si”

9. Komik mampu membuat pembaca

terlibat secara emosional. Pernyaataan

tersebut adalah ciri komik bersifat … √

Termasuk dalam

tingkatan C1

dengan kata

kerja

“menghafal”

10. Cerita komik tentang kejadian sehari-

hari yang dialami manusia seperti

kesedihan, kekecewaan atau

kebahagiaan yang kadang berakhir

indah atau sedih termasuk komik

bertema …

Termasuk dalam

tingkatan C1

dengan kata

kerja

“mengidentifika

si”

Uraian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

174

11. Apa yang dimaksud dengan gambar

ilustrasi?

Termasuk dalam

tingkatan C1

dengan kata

kerja

“menghafal”

12. Mengapa sebelum membuat cover buku

kita harus memahami isi teks buku?

Termasuk dalam

tingkatan C2

dengan kata

kerja

“menjelaskan”

13. Bagaimana cara membuat desain cover

buku yang baik?

Termasuk dalam

tingkatan C1

dengan kata

kerja

“menyatakan”

14. Sebutkan unsur-unsur cover buku yang

baik!

Termasuk dalam

tingkatan C1

dengan kata

kerja

“menyebutkan”

15. Sebutkan 3 ciri komik!

Termasuk dalam

tingkatan C1

dengan kata

kerja

“menyebutkan”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

175

Lampiran 23A Hasil Hitung Analisi Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester

Hasil Hitung Analisis Penilaian Tengah Semester Mata Pelajaran IPA

Nomor Soal HOT Nomor Soal LOT

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

Jumlah 0 15

0%

100%

Analisis PTS pada Mata Pelajaran IPA

HOT

LOT

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

176

Lampiran 23B Hasil Hitung Analisi Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester

Hasil Hitung Analisis Penilaian Tengah Semester Mata Pelajaran IPA

Nomor Soal HOT Nomor Soal LOT

3 1

2

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

1

Jumlah 1 14

7%

93%

Analisis PTS pada Mata Pelajaran IPS

HOT

LOT

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

177

Lampiran 23C Hasil Hitung Analisi Soal Evaluasi Penilaian Tengah

Semester

Hasil Hitung Analisis Penilaian Tengah Semester Mata Pelajaran SBdP

Nomor Soal HOT Nomor Soal LOT

0 1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

Jumlah - 15

0%

100%

Analisis PTS pada Mata Pelajaran SBdP

HOT

LOT

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN

178

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Lorencia May Suraswati, lahir di Wonogiri pada tanggal 13 Mei

1997. Anak pertama dari pasangan Martinus Sarwono dan

Lucia Sutini. Tinggal di Tirtomoyo, Wonogiri, Jawa Tengah.

Peneliti menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri

2 Tirtomoyo pada tahun 2009. Pada tahun itu juga peneliti

melanjutkan pendidikan di SMP Kanisius Panembahan

Senopati Tirtomoyo dan tamat pada tahun 2012 kemudian melanjutkan Sekolah

Menengah Atas di SMA Negeri 2 Wonogiri pada tahun 2012 dan lulus pada tahun

2015. Pada tahun 2015, peneliti melanjutkan kuliah S1 pada Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI