Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERBANKAN
SYARIAH DI INDONESIA AKIBAT DAMPAK
PANDEMI COVID-19
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Terapan Pada Program Studi Akuntansi Lembaga Keuangan
Syariah
Oleh:
SALNA AZZAHRAH
NIM D030417020
PROGRAM STUDI AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
2021
ii
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERBANKAN
SYARIAH DI INDONESIA AKIBAT DAMPAK
PANDEMI COVID-19
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Terapan pada Program Studi Akuntansi Lembaga Keuangan
Syariah
Oleh:
SALNA AZZAHRAH
NIM D030417020
PROGRAM STUDI AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
2021
vi
MOTTO
Kunci keberhasilan itu adalah keyakinan dirimu sendiri.
Maka raihlan impian terbesarmu dan berjuanglah.
Buatlah dirimu bangga dengan langkah besar yang telah kau perjuangkan.
“Belive in yourself, please don’t stop dreamin”
vii
ABSTRAK
Salna Azzahrah (D030417020), Analisis Kinerja Keuangan Perbankan
Syariah di Indonesia Akibat Dampak Pandemi Covid-19. Skripsi Program
Studi Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah, Jurusan Akuntansi, Politeknik
Negeri Banjarmasin, 2021.
Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak yang serius pada seluruh
sektor perekonomian di Indonesia termasuk perbankan syariah. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja keuangan perbankan syariah di
Indonesia akibat dampak pandemi Covid-19 dengan menganalisis laporan
keuangan menggunakan rasio keuangan yaitu rasio NPF (Non Performing
Financing), FDR (Financing to Deposit Ratio), CAR (Capital Adequacy Ratio),
ROA (Return On Asset), dan ROE (Return On Equity). Data yang dianalisis adalah
laporan keuangan sebelum pandemi (Triwulan IV 2019 & Triwulan I 2020) dan
saat pandemi (Triwulan IV 2020 & Triwulan I 2021). Data kemudian diuji dengan
paired sample t-test menggunakan aplikasi SPSS versi 26. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 tidak mempengaruhi kinerja keuangan
perbankan syariah di Indonesia. Hal ini terlihat melalui hasil uji paired simple t-test
rasio NPF, FDR, CAR, ROA, dan ROE yang secara keseluruhan tidak
menunjukkan perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan perbankan syariah
sebelum dan saat pandemi.
Kata kunci: Kinerja Keuangan, Perbankan Syariah, Pandemi Covid-19
viii
ABSTRACT
Salna Azzahrah (D030417020). Analysis of Islamic Banking Financial
Performance in Indonesia toward the Impact of the Covid-19 Pandemic.
Thesis, Accounting Study Program of Islamic Financial Institution,
Accounting Department, Banjarmasin State Polytechnic, 2021.
The Covid-19 pandemic has had a serious impact on all economic sectors
in Indonesia, including Islamic banking. The purpose of this study is to analyze the
financial performance of Islamic banking in Indonesia due to the impact of the
Covid-19 pandemic, by analyzing the financial statements using financial ratios,
namely NPF (Non-Performing Financing), FDR (Financing to Deposit Ratio), CAR
(Capital Adequacy Ratio), RoA (Return on Assets), and RoE (Return on Equity).
This is a quantitative research using the comparative-analytical approach. The
samples used were 5 Islamic commercial banks in Indonesia. The data analyzed
were financial reports before the pandemic (quarter IV 2019 & quarter I 2020) and
after the pandemic (quarter IV 2020 & quarter I 2021). Data then tested with a
paired sample t-test using the SPSS version 26. The results showed that Covid-19
pandemic does not affect the financial performance of Islamic banking in Indonesia.
This can be seen through the results of the paired sample t-test of the ratios of NPF,
FDR, CAR, RoA, and RoE which overall do not show any significant difference in
the financial performance of Islamic banking before and after the pandemic.
Keywords: Financial Performance, Islamic Banking, Covid-19 Pandemic
ix
KATA PENGANTAR
Segala ucap puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT berkat rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi dengan judul “Analisis Kinerja
Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia Akibat Dampak Pandemi Covid-19”
dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Penelitian ini dibuat dengan sepenuh hati sehingga penulis sangat berharap
penelitian atau skripsi ini memberi manfaat dan menjadi referensi untuk para
pembaca. Penulisan skripsi ini tidak dapat berhasil tanpa adanya bantuan serta
bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan hingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Joni Riadi, S.ST, MT selaku Direktur Politeknik Negeri Banjarmasin.
2. Ibu Nailiya Nikmah, S.Pd, M.Pd selaku Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik
Negeri Banjarmasin.
3. Bapak H. Muhammad Yassir Fahmi, S.PdI, MSI selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah.
4. Bapak M. Arif Budiman S.Ag. MEI, Ph.D selaku dosen Pembimbing I
5. Bapak H. Mairijani, M.Ag selaku dosen Pembimbing II
6. Bapak Mahyuni Mahyuni, SE, Ak., CA, MM dan Ibu Lusiana Handayani, SE,
CIFP, Ak., CA., SAS selaku dosen Penguji
7. Dosen dan Staff Jurusan Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah
8. Kedua Orang Tua, Mama Rita Rosita & Papah Muhammad Rizakli yang selalu
mendoakan, memberi dukungan semangat dan kasih sayang melimpah.
9. Kakak Irfan Hafidh, yang selalu menjadi kakak baik, kuat dan tersayang.
10. Sahabat-sahabat, Chika Juniar, Eka Khairunnisa, Nor Izatil Hasanah, Sherly
Malinda, Siti Aliza, dan Selvia Humaira yang telah memberi kebahagiaan dan
memotivasi untuk berjuang bersama hingga kelulusan.
11. Teman sekelas Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah angkatan 2017.
x
Penulis menyadari bahwa penulisan penelitian ini sangatlah jauh
dari kata sempurna dan tak luput dari adanya kesalahan. Sehingga kritik
yang diberikan akan penulis terima dengan sangat baik demi pengembangan
skripsi ini. Berbicara dengan fasih, tak lupa penulis ucapkan terimakasih.
Banjarmasin, 12 Agustus 2021
Penulis,
Salna Azzahrah
NIM D030417020
xi
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ........................................................................................ i
Halaman Judul ............................................................................................. ii
Halaman Persetujuan ................................................................................... iii
Halaman Pengesahan .................................................................................. iv
Halaman Pernyataan Keaslian..................................................................... v
Halaman Motto............................................................................................ vi
Abstrak ....................................................................................................... vii
Abstract ....................................................................................................... viii
Kata Pengantar ............................................................................................ ix
Daftar Isi...................................................................................................... xi
Daftar Tabel ................................................................................................ xiii
Daftar Gambar ............................................................................................. xvi
Daftar Lampiran ......................................................................................... xvii
BAB I : PENDAHULUAN ................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................... 1
B. Permasalahan ................................................................. 4
C. Rumusan Masalah ........................................................... 4
D. Batasan Masalah ............................................................. 5
E. Tujuan Penelitian ........................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ......................................................... 5
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA........................................................ 7
A. Landasan Teori ............................................................... 7
1. Perbankan Syariah .................................................. 7
2. Kinerja Keuangan ................................................... 8
3. Analisis Rasio Keuangan ........................................ 9
B. Hasil Penelitian Terdahulu ............................................. 14
BAB III : METODE PENELITIAN ...................................................... 16
A. Jenis Penelitian ............................................................... 16
B. Variabel Penelitian .......................................................... 16
C. Jenis dan Sumber Data .................................................... 17
D. Populasi dan Sampel ...................................................... 18
E. Metode Pengumpulan Data ............................................. 21
F. Teknik Analisis Data ...................................................... 21
xii
Bab IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................... 26
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................ 26
B. Hasil Penelitian .............................................................. 35
1. Analisis Statistik Deskriptif ...................................... 35
2. Uji Normalitas (Uji Shapiro Wilk) ............................ 47
3. Uji Beda (Uji Paired Sample T-Test) ....................... 49
C. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................... 57
D. Arah Pengembangan Bank Syariah pada Masa Pandemi 63
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN ................................................. 66
A. Simpulan ....................................................................... 66
B. Saran ............................................................................ 67
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 68
LAMPIRAN – LAMPIRAN ....................................................................... 72
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kriteria Penilaian Rasio NPF ...................................................... 10
Tabel 2.2 Kriteria Penilaian Rasio FDR ..................................................... 11
Tabel 2.3 Kriteria Penilaian Rasio CAR ..................................................... 12
Tabel 2.4 Kriteria Penilaian Rasio ROA ..................................................... 13
Tabel 2.5 Kriteria Penilaian Rasio ROE ..................................................... 13
Tabel 2.6 Hasil Penelitian Terdahulu .......................................................... 14
Tabel 3.1 Definisi Variabel Penelitian ........................................................ 17
Tabel 3.2 Populasi Penelitian ..................................................................... 19
Tabel 3.3 Sampel Penelitian ........................................................................ 20
Tabel 4.1 Kinerja Keuangan BCA Syariah (dalam jutaan rupiah).............. 28
Tabel 4.2 Kinerja Keuangan Panin Dubai Syariah (dalam jutaan rupiah) .. 29
Tabel 4.3 Kinerja Keuangan Bank Aceh (dalam jutaan rupiah) ................. 31
Tabel 4.4 Kinerja Keuangan NTB Syariah (dalam jutaan rupiah) .............. 32
Tabel 4.5 Kinerja Keuangan Bank Muamalat (dalam jutaan rupiah) ......... 34
Tabel 4.6 Rasio NPF Sebelum dan Saat pandemi ....................................... 36
Tabel 4.7 Deskriptif Statistik NPF .............................................................. 36
Tabel 4.8 Rasio FDR Sebelum dan Saat pandemi ...................................... 38
Tabel 4.9 Deskriptif Statistik FDR ............................................................. 38
Tabel 4.10 Rasio CAR Sebelum dan Saat pandemi .................................... 40
Tabel 4.11 Deskriptif Statistik CAR ........................................................... 41
Tabel 4.12 Rasio ROA Sebelum dan Saat pandemi .................................... 43
xiv
Tabel 4.13 Deskriptif Statistik ROA ........................................................... 43
Tabel 4.14 Rasio ROE Sebelum dan Saat pandemi .................................... 45
Tabel 4.15 Deskriptif Statistik ROE ........................................................... 45
Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas ................................................................. 47
Tabel 4.17 Rangkuman Hasil Uji Normalitas ............................................. 48
Tabel 4.18 Hasil Uji Paired Sample Statistics NPF .................................... 49
Tabel 4.19 Hasil Uji Paired Sample Correlations NPF .............................. 50
Tabel 4.20 Hasil Uji Paired Sample T-test NPF ......................................... 50
Tabel 4.21 Hasil Uji Paired Sample Statistics FDR ................................... 51
Tabel 4.22 Hasil Uji Paired Sample Correlations FDR ............................. 51
Tabel 4.23 Hasil Uji Paired Sample T-test FDR......................................... 52
Tabel 4.24 Hasil Uji Paired Sample Statistics CAR ................................... 52
Tabel 4.25 Hasil Uji Paired Sample Correlations CAR ............................. 53
Tabel 4.26 Hasil Uji Paired Sample T-test CAR ........................................ 53
Tabel 4.27 Hasil Uji Paired Sample Statistics ROA................................... 54
Tabel 4.28 Hasil Uji Paired Sample Correlations ROA............................. 54
Tabel 4.29 Hasil Uji Paired Sample T-test ROA ........................................ 55
Tabel 4.30 Hasil Uji Paired Sample Statistics ROE ................................... 56
Tabel 4.31 Hasil Uji Paired Sample Correlations ROE ............................. 56
Tabel 4.32 Hasil Uji Paired Sample T-test ROE ....................................... 57
Tabel 4.33 Rangkuman Kinerja Keuangan Perbankan Syariah .................. 58
Tabel 4.34 Pembiayaan Bermasalah (Dalam Jutaan Rupiah) ..................... 59
Tabel 4.35 Pembiayaan (Dalam Jutaan Rupiah) ......................................... 60
xv
Tabel 4.36 Modal (Dalam Jutaan Rupiah) .................................................. 60
Tabel 4.37 Aset (Dalam Jutaan Rupiah) ..................................................... 61
Tabel 4.38 Laba Bersih (Dalam Jutaan Rupiah) ......................................... 62
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Bagian Kerangka Berpikir ....................................................... 25
Gambar 4.1 Hasil NPF Sebelum dan Saat Pandemi ................................... 37
Gambar 4.2 Hasil FDR Sebelum dan Saat Pandemi ................................... 39
Gambar 4.3 Hasil CAR Sebelum dan Saat Pandemi................................... 41
Gambar 4.4 Hasil ROA Sebelum dan Saat Pandemi .................................. 44
Gambar 4.5 Hasil ROE Sebelum dan Saat Pandemi ................................... 46
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Rasio Keuangan Perbankan Syariah .............................. 72
Lampiran 2. Data Rasio NPF Perbankan Syariah ....................................... 73
Lampiran 3. Data Rasio FDR Perbankan Syariah ....................................... 75
Lampiran 4. Data Rasio CAR Perbankan Syariah ...................................... 77
Lampiran 5. Data Rasio ROA Perbankan Syariah ...................................... 79
Lampiran 6. Data Rasio ROE Perbankan Syariah ...................................... 80
Lampiran 7. Laporan Triwulan Bank BCA Syariah .................................. 81
Lampiran 8. Laporan Triwulan Bank Panin Dubai Syariah ........................ 85
Lampiran 9. Laporan Triwulan Bank Aceh ................................................ 89
Lampiran 10. Laporan Triwulan Bank NTB Syariah.................................. 97
Lampiran 11. Laporan Triwulan Bank Muamalat Indonesia ...................... 105
Lampiran 12. Lembar Bimbingan Konsultasi Pembimbing 1 .................... 113
Lampiran 13. Lembar Bimbingan Konsultasi Pembimbing 2 .................... 114
Lampiran 14. Daftar Riwayat Hidup ........................................................... 115
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Covid-19 merupakan virus baru yang pertama kali ditemukan di
Wuhan pada akhir tahun 2019. World Health Organization (WHO)
mengumumkan Covid-19 sebagai pandemi karena penyebarannya yang
sangat cepat menyerang ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Data per
tanggal 21 Februari 2021 lalu, Indonesia tercatat memiliki “1.278.653 kasus
terkonfirmasi positif dan 34.489 orang meninggal dunia” (covid19.go.id).
Sebagai upaya penekanan potensi penyebaran Covid-19 maka pemerintah
Indonesia melakukan perbatasan sosial berskala besar (PSBB) dan
lockdown yang diterapkan disejumlah wilayah.
Pengumuman secara resmi penerapan PSBB pertama kali di Indonesia
yaitu pada 10 April 2020. “Namun perbatasan sosial itu rupanya dianggap
kurang efektif dalam mencegah penularan Covid-19” (Hadiwardoyo,
2020:83). Selain itu kebijakan tersebut juga memukul sistem pertahanan
ekonomi dan keuangan negara yang dapat dilihat dalam pertumbuhan
ekonomi kuartal II 2020 terkontraksi mengalami penurunan ke posisi 5,32%
dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. (national.kontan.co.id).
Covid-19 tidak hanya memberikan ancaman pada sektor kesehatan saja
namun juga pada sektor perekonomian bangsa yang membuat angka
kemiskinan diperkirakan meningkat secara signifikan (Fitriani, 2020:114).
Selain itu pandemi juga mempengaruhi sektor UMKM, pariwisata, pasar
modal, hingga sektor Asuransi (Azhari dan Rofiul, 2020:97).
Perbankan syariah juga terkena imbas akibat dampak pandemi ini,
salah satunya ditandai dengan peningkatan risiko yang dihadapi oleh
lembaga-lembaga keuangan syariah. Risiko tersebut berupa potensi
kenaikan pembiayaan bermasalah NPF (Non Performing Financing) akibat
penurunan kemampuan bayar nasabah ke perusahaan pembiayaan. Selain
2
itu kemungkinan risiko yang juga dihadapi perbankan syariah seperti “risiko
pasar dan risiko likuiditas” (Ilhami dan Husni Thamrin, 2021: 38) serta rasio
profabilitas karena NPF yang tinggi dapat mempengaruhi biaya dan
berpotensi memberikan kerugian bagi bank terhadap penurunan laba (ROA
dan ROE).
Data per mei 2020 menujukkan bahwa “terjadi pelemahan kualitas
pembiayaan perbankan syariah, dimana rasio NPF secara perlahan naik ke
level 3,31% namun masih dalam batas wajar dan aman”
(cnbcindonesia.com). Penurunan pemasukan ataupun kehilangan pekerjaan
yang dialami oleh nasabah kemungkinan menjadi faktor dari masalah
tersebut. “Lemahnya kinerja debitur akan mengganggu perbankan dan
stabilitas keuangan perbankan syariah” (Effendi dan Prawidya Hariani,
2020:223)
Untuk menanggulangi masalah tersebut Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) menerbitkan kebijakan restrukturasi kredit yang diatur melalui POJK
Nomor 11/POJK.03/2020 tentang stimulus perekonomian sebagai
countercyclical dampak penyebaran Covid-19 yang kemudian terjadi
perubahan menjadi POJK Nomor 48/POJK.03/2020 (ojk.go.id). Regulasi
tersebut bertujuan dalam mendorong optimalisasi kinerja dan menjaga
stabilitas sistem keuangan perbankan “karena kebijakan tersebut
mempunyai dampak terhadap kinerja” (Azhari dan Rofiul, 2020:97) dan
“profabilitas perbankan syariah” (Ilhami dan Husni Thamrin, 2021: 38).
Kinerja keuangan bank syariah adalah gambaran kondisi keuangan
yang dimiliki bank syariah dalam memenuhi penghimpunan dan penyaluran
dana pada suatu periode perbulan, triwulan ataupun tahunan. Kinerja
keuangan bank syariah yang baik maka berbanding lurus pula pada tingkat
kesehatannya yang baik, begitu pula sebaliknya. Pengukuran kinerja
keuangan bank syariah dapat dilakukan menggunakan perhitungan rasio
keuangan. (Fitriani, 2020:114). Dengan perhitungan rasio keuangan maka
dapat diketahui suatu kinerja bank menggunakan analisis rasio yaitu rasio
3
kualitas aktiva produktif, rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio
profabilitas.
Aspek kualitas aktiva produktif yang digunakan dalam rasio
perbankan dapat diketahui dengan menghitung NPF (Non Performing
Financing). Rasio keuangan untuk mengukur likuiditas dapat diketahui
dengan menghitung FDR (Financing to Deposit Ratio). Rasio Solvabilitas
dapat diketahui dengan menghitung CAR (Capital Adequacy Ratio).
Sementara untuk rasio profabilitas dapat diketahui dengan menghitung
ROA (Return On Asset), dan ROE (Return On Equity).
Dengan menyajikan informasi yang benar serta kinerja kesehatan
yang baik maka diharapkan kepercayaan masyarakat terhadap bank syariah
semakin meningkat.
Sebagaimana di Indonesia terdapat dual banking system yaitu
perbankan konvensional dan perbankan syariah, maka kehadiran perban kan
syariah diharapkan dapat membantu meningkatkan pertumbuhan
perekonomian serta menjaga stabilitas ekonomi selama pandemi Covid-19.
Hal tersebut karena perbankan syariah dinilai mampu bertahan dalam
menghadapi berbagai macam krisis ekonomi terutama di tengah krisis
pandemi ini. “Perbankan syariah dipercaya tidak hanya mengejar bagi hasil
yang tinggi tetapi harus memperhatikan kemaslahatan umat, perbaikan
ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan” (Murdiyanto dan Batara,
2017:454).
Pada hasil penelitian dari Ilhami dan Husni Thamrin (2021)
menyimpulkan bahwa pandemi Covid-19 tidak mempengaruhi kinerja
keuangan perbankan syariah di Indonesia berdasarkan hasil uji paired
sample t-test menggunakan variabel rasio ROA, CAR, NPF, dan FDR tahun
periode penelitian 6 Bulan (September 2019-Februari 2020) sebelum dan 6
Bulan (April 2020-September 2020) saat pandemi. Sedangkan menurut
penelitian Effendi dan Prawidya Hariani (2020) hasil uji t satu sampel
menyimpulkan adanya penurunan secara signifikan pada ROA bank umum
4
syariah dan unit usaha syariah diakibatkan pandemi Covid-19 yaitu selama
periode pandemi dari Juli 2019 hingga Juni 2020.
Berdasarkan hasil yang beragam tersebut maka peneliti tertarik untuk
mengangkat penelitian dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan
Perbankan Syariah di Indonesia Akibat Dampak Pandemi Covid-19”.
B. Permasalahan
Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang
terkena dampak akibat pandemi Covid-19. Pada awal pandemi tingkat
pembiayaan bermasalah dalam rasio NPF (Non Performing Financing)
mengalami peningkatan. Apabila terjadi “pengaruh negatif yang
ditunjukkan oleh NPF, mengidentifikasikan semakin tinggi pembiayaan
macet dalam pengelolaan bank yang berakibat pada penurunan tingkat
pendapatan bank” (Khalifaturofi’ah dan Zubaidah, 2016: 59) dan penurunan
laba yang dihasilkan (ROA dan ROE).
Sebagai lembaga keuangan yang sangat dipercaya oleh masyarakat,
bank syariah harus selalu menjaga kinerjanya agar dapat beroperasi dengan
optimal. “Kinerja keuangan yang baik akan menciptakan perbankan yang
sehat dan stabil dalam keuangan” (Khalifaturofi’ah dan Zubaidah, 2016:
42). Maka dari itu perlu diketahui kinerja keuangan perbankan syariah
selama masa pandemi Covid-19 dengan melakukan analisa laporan
keuangan perbankan syariah menggunakan rasio keuangan yaitu rasio NPF
(Non Performing Financing), FDR (Financing to Deposit Ratio), CAR
(Capital Adequacy Ratio), ROA (Return On Asset), dan ROE (Return On
Equity).
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian yaitu
1. Bagaimanakah kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia
sebelum dan saat pandemi Covid-19?
5
2. Bagaimanakah rasio kinerja perbankan syariah di Indonesia sebelum
dan saat pandemi Covid-19?
D. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian yaitu
1. Penelitian ini menggunakan data sebelum pandemi Covid-19 yaitu
sebelum adanya pengumuman resmi penerapan PSBB pertama kali di
Indonesia. Data yang digunakan berupa laporan keuangan perbankan
syariah periode Triwulan IV 2019 dan Triwulan I 2020
2. Penelitian ini menggunakan data saat pandemi Covid-19 yaitu 1 tahun
setelah data periode sebelumnya. Data yang digunakan berupa laporan
keuangan perbankan syariah periode Triwulan IV 2020 dan Triwulan I
2021.
3. Penelitian ini dilakukan pada 5 bank umum syariah yang terdiri dari
Bank BCA Syariah, Bank Panin Dubai Syariah, Bank Aceh, BPD Nusa
Tenggara Barat Syariah, dan Bank Muamalat Indonesia.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu
1. Menganalisis kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia sebelum
dan saat pandemi Covid-19.
2. Menganalisis rasio kinerja perbankan syariah di Indonesia sebelum dan
saat pandemi Covid-19.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis:
a. Hasil penelitian ini dapat memberikan pemahaman dan wawasan
keilmuan mengenai kinerja keuangan perbankan syariah akibat
dampak pandemi Covid-19.
6
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan literatur atau
referensi untuk pengembangan penelitian selanjutnya dengan
topik yang terkait.
2. Manfaat Praktis:
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk
masyarakat, nasabah, dan investor perbankan syariah di
Indonesia dengan memberikan informasi kinerja keuangan
perbankan syariah sebelum dan saat pandemi sehingga dapat
dijadikan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan.
b. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi khususnya
untuk perbankan syariah di Indonesia terkait kinerja
keuangannya selama pandemi Covid-19. Sehingga dapat
menjaga keberlangsungan operasional serta meningkatkan
kualitas bisnis dan pembiayaan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Perbankan Syariah
Sejalan dengan perkembangan ekonomi di Indonesia yang
semakin pesat, kehadiran perbankan di tengah masyarakat Indonesia
menjadi penolong dalam peran memajukan perekonomian dan
menyesejahterakan bangsa. Sesuai dengan fungsi perbankan yaitu
menghimpun (funding) dan menyalurakan (financing) dana masyarakat
secara efektif dan efesien. Di Indonesia kemunculan perbankan syariah
membawa angin segar bagi masyarakat, hal ini karena di Indonesia
mayoritas penduduknya beragama Islam. Perbankan syariah
memberikan jaminan operasional yang sudah sesuai dan berprinsipkan
syariah dan terhindar dari apa yang dilarang dalam syariat Islam
terutama riba. “Fungsi perbankan syariah yang menjadi pembeda dari
perbankan konvensional yaitu menghimpun dana (funding),
menyalurakan (financing) dana, dan melayani produk jasa (service)”
(Syarifah, 2017:1).
Kemunculan pertama kali perbankan syariah di Indonesia yaitu
PT Bank Muamalah Indonesia (BMI) terjadi pada 1 November 1991.
Kemudian terbit pula UU No. 7 tahun 1992 yang memuat ketentuan
eksplisit mengenai bolehnya pendirian perbankan berdasarkan prinsip
bagi hasil (profit and loss sharing) dan dipertegas lagi melalui UU No.
10 tahun 1998 yang merupakan amandemen UU No. 7 tahun 1992 yang
secara tegas menerangkan perbedaan pengelolaan bank konvensional
dan bank syariat (Umam dan Setiawan Budi Utomo, 2017:27).
Menurut Undang-Undang No.21 Tahun 2008 pengertian
perbankan syariah adalah semua yang terkait tentang Bank Syariah dan
Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara
8
dan proses dalam melaksanaan kegiatan usahanya yang berlandaskan
syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian. Perbankan
syariah memiliki tujuan mendukung perwujudan pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan
pemerataan kesejahteraan rakyat (ojk.go.id).
Dalam konsep operasional tidak terdapat perbedaan antara bank
umum syariah dan unit usaha syariah dengan lembaga keuangan
lainnya, yang menjadi pembeda hanyalah jumlah skala penghimpunan
dan penyaluran pada bank umum syariah yang besar (Lestari dan Nurul
Huda, 2020:18). Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank syariah yang
beroperasi memberikan jasa pada lalu lintas pembayaran (ojk.go.id).
Sedangkan Unit Usaha Syariah adalah unit usaha syariah yang dimiliki
oleh bank umum konvesional, memiliki fungsi sebagai kantor pusat dari
unit yang melaksanakan kegiatan yang berlandaskan prinsip syariah
(Ilhami dan Husni Thamrin, 2021:38).
2. Kinerja Keuangan
Menurut Ilhami dan Husni Thamrin (2021:39) kinerja keuangan
adalah gambaran kondisi keuangan perbankan pada suatu periode
tertentu baik aspek penyaluran maupun penghimpunan dana. Menurut
Parathon, dkk (2013:3) kinerja keuangan adalah penentuan secara
periodik kondisi keuangan berdasarkan standar, sasaran, dan kinerja
yang telah ditetapkan sebelumnya. Selanjutnya menurut Iswari Putu
(2015:4) kinerja keuangan adalah gambaran baik ataupun buruknya
perusahaan mengenai tingkat keberhasilan yang dicapai suatu
perusahaan dalam menjalankan operasionalnya.
Dari defenisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja
keuangan adalah gambaran kondisi keuangan perbankan pada suatu
periode tertentu dalam pencapaian keberhasilan menjalankan
operasionalnya berdasarkan standar, sasaran serta kinerja yang telah
ditetapkan sebelumnya.
9
Menurut Putri (2016:27) tujuan dari analisis kinerja keuangan bank
yaitu:
a. Agar mengetahui keberhasilan suatu bank dalam pengelolaan
keuangannya terutama pada kondisi likuiditas, profabilitas, dan
kecukupan modal yang dicapai pada tahun berjalan maupun tahun
sebelumnya.
b. Agar mengetahui kemampuan suatu bank dalam mengelola aset
yang dimiliki untuk menghasilkan profit yang berdaya guna.
c. Agar meningkatkan peranan suatu bank sebagai lembaga
intermediasi keuangan antara pihak yang kekurangan dana
(peminjam) dengan pihak yang kelebihan dana (penabung).
3. Analisis Rasio Keuangan
Menurut Kasmir (2012) “rasio keuangan adalah kegiatan
membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan
dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya” (Iswari Putu,
2015:5). Menurut Riyanto (2010) dalam menganalisis rasio keuangan
dasarnya dapat menggunakan dua macam cara perbandingan, yaitu
1. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio dari
waktu yang lampau (ratio history) atau dengan rasio yang
diperkirakan untuk waktu yang akan datang dalam perusahaan yang
sama. Melalui perbandingan ini maka akan diketahui perubahan-
perubahan rasio yang terjadi dari tiap tahunnya.
2. Membandingkan rasio-rasio suatu perusahaan dengan rasio-rasio
serupa dari perusahaan atau industri sejenis lainnya pada waktu yang
sama. Melalui perbandingan ini maka akan diketahui bagaimana
aspek keuangan perusahaan bersangkutan, apakah berada di atas
rata-rata industri ataupun di bawah rata-rata industri.
(Ilhami dan Husni Thamrin, 2021:39)
10
Adapun rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
1. Rasio Kualitas Aktiva Produktif
Rasio kualitas aktiva produktif adalah analisis yang digunakan
untuk mengetahui kemampuan aset yang dimiliki suatu bank dalam
kecukupan manajemen risiko pembiyaaan.
Rasio kualitas aktiva produktif dapat diukur dengan Non
Performing Financing (NPF). Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan No. 15/POJK 03/2017, Non Performing Financing (NPF)
adalah pembiayaan bermasalah (macet, diragukan atau berkualitas
kurang lancar) dimana secara neto lebih dari 5% (lima persen) dari
total pembiayaan (ojk.go.id). Menurut Kasmir (2004) NPF yang
tinggi dapat mempengaruhi biaya dan berpotensi memberikan
kerugian bagi bank terhadap penurunan laba (ROA). Tingginya rasio
NPF maka akan berakibat buruk pada kualitas pinjaman bank
sehingga jumlah pinjaman bermasalah akan semakin besar (Ilhami
dan Husni Thamrin, 2021:40).
Rumus menghitung NPF yaitu:
NPF = PEMBIAYAAN BERMASALAH (KL,D,M)
TOTAL PEMBIAYAN X 100 %
Tabel 2.1 Kriteria Penilaian Rasio NPF
Nilai Rasio NPF Predikat
≤ 2% Sehat
2% - 5% Cukup Sehat
5% - 8% Kurang Sehat
8% - 12% Tidak Sehat
Sumber: PBI No 9/I/PBI/2007 (Riftiasari dan Sugiarti, 2020)
2. Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas adalah analisis yang digunakan untuk
mengukur kapabilitas suatu bank dalam pemenuhan kewajiban
lancar.
11
Rasio Likuiditas dapat diukur dengan Financing to Deposit
Ratio (FDR). Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan ukuran
likuiditas suatu bank dalam mengukur besarnya dana yang
ditempatkan dalam bentuk pembiayaan yang bersumber dari
penghimpunan dana pihak ketiga. Semakin tinggi rasio FDR maka
semakin tinggi pula dana yang disalurkan ke Dana Pihak Ketiga
(DPK) dan semakin rendah kemampuan bank dalam likuiditasnya.
Rumus menghitung FDR yaitu:
FDR = PEMBIAYAAN YANG DIBERIKAN
DANA PIHAK KETIGA X 100 %
Tabel 2.2 Kriteria Penilaian Rasio FDR
Nilai Rasio FDR Predikat
≤ 94,75% Sehat
>94,75% - ≤ 98,50% Cukup Sehat
>98,50% - ≤ 102,25 % Kurang Sehat
> 102,5% Tidak Sehat
Sumber: SK DIR BI No 30/21/KEP/DIR (Riftiasari dan Sugiarti, 2020)
3. Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan bank terhadap pemenuhan kewajiban jangka
panjang maupun pendek (Putri, 2016:30).
Pengukuran rasio solvabilitas dapat dilakukan dengan Capital
Adequacy Ratio (CAR). Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan
indikator kemampuan bank dalam menanggung risiko kerugian
penurunan aktivanya akibat dari setiap pembiayaan atau aktiva yang
berisiko macet dengan kecukupan modal yang dimiliki olehnya.
Semakin tinggi kecukupan modal yang dimiliki oleh bank dalam
menanggung risiko maka semakin baik pula kinerja bank, yang dapat
meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada bank tersebut dan
berujung pada meningkatnya laba (ROA).
12
Rumus menghitung CAR yaitu:
CAR = TOTAL MODAL
TOTAL ATMR X 100 %
Tabel 2.3 Kriteria Penilaian Rasio CAR
Nilai Rasio CAR Predikat
> 8% Sehat
7,9 - 8% Cukup Sehat
6,5 - < 7,9% Kurang Sehat
< 6,5% Tidak Sehat
Sumber: SK DIR BI No 30/21/KEP/DIR (Riftiasari dan Sugiarti, 2020)
4. Rasio Profabilitas
Rasio Profabilitas adalah perhitungan untuk membandingkan
laba bersih (sebelum pajak) dengan total aset ataupun laba bersih
(setelah pajak) dengan total ekuitas pada suatu bank dengan periode
tertentu. Rasio profabilitas dapat diukur dengan ROA (Return On
Asset) dan ROE (Return On Equity).
a. ROA (Return On Asset)
Return On Asset (ROA) merupakan indikator kemampuan
suatu bank dalam memperoleh laba atas total aset yang tertera
dalam neraca perusahaan. Fungsinya yaitu untuk melihat
seberapa efektif bank dalam menggunakan asetnya dalam
menghasilkan pendapatan. Semakin besar nilai rasio artinya
semakin sehat dan baik tingkat rentabilitas atau kemampuan
bank dalam menghasilkan laba.
Rumus menghitung ROA yaitu:
ROA = LABA BERSIH SEBELUM PAJAK
TOTAL ASET X 100 %
13
Tabel 2.4 Kriteria Penilaian Rasio ROA
Nilai Rasio ROA Predikat
> 1,25% Sehat
0,5% - 1,25% Cukup Sehat
0% - < 0,5% Kurang Sehat
≤ 0% Tidak Sehat
Sumber: SE BI No.13/24/DPNP/2011 (Jusman, 2019)
b. ROE (Return On Equity)
Return On Equity (ROE) merupakan indikator
kemampuan suatu bank dalam memperoleh laba atas total
ekuitas yang tertera dalam neraca perusahaan. Fungsinya yaitu
untuk melihat seberapa efektif bank dalam menggunakan dana
investor dalam menghasilkan pendapatan. Semakin tinggi nilai
rasio artinya semakin baik kemampuan bank dalam
menghasilkan laba.
Rumus menghitung ROE yaitu:
ROE = LABA BERSIH SETELAH PAJAK
TOTAL EKUITAS X 100 %
Tabel 2.5 Kriteria Penilaian Rasio ROE
Nilai Rasio ROE Predikat
> 12,5% Sehat
5 - ≤ 12,5% Cukup Sehat
0 - ≤ 5% Kurang Sehat
≤ 0% Tidak Sehat
Sumber: SE BI No. 13/24/DPNP/2011 (Jusman, 2019)
14
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian ini mengacu dari beberapa penelitian sebelumnya yaitu
yang memiliki ruang lingkup kinerja keuangan perbankan syariah pada
masa pandemi Covid-19. Rincian penelitian terdahulu dapat dilihat melalui
tabel di bawah ini:
Tabel 2.6 Hasil Penelitian Terdahulu
Aspek Effendi dan Prawidya
Hariani (2020)
Sumadi (2020) Ilhami dan Husni Thamrin
(2021)
Judul Dampak Covid 19 terhadap
Bank Syariah
Menakar Dampak
Fenomena Pandemi Covid-
19 terhadap Perbankan
Syariah
Analisis Dampak Covid-19
terhadap Kinerja Keuangan
Perbankan Syariah di
Indonesia
Institusi
yang
Diteliti
Bank Umum Syariah (BUS)
dan Unit Usaha Syariah
(UUS)
Bank Umum Syariah
Perbankan Syariah
Periode
Analisis
Periode 2019-2020 Periode 2020 Periode 2019-2020
Rumusan
Masalah
Bagaimana dampak Covid-
19 terhadap bank syariah
(Bank Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah)?
Bagaimana manajemen
strategi operasional
perbankan syariah terhadap
dampak pandemi Covid-
19?
Bagaimana dampak covid-
19 terhadap kinerja
keuangan perbankan
syariah di indonesia?
Tujuan
Penelitian
Mengetahui ketahanan bank
syariah (Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha
Syariah) selama pandemi.
Mengetahui bagaimana
manajemen strategi
operasional perbankan
syariah dalam
penghimpunan dan
penyaluran dana dalam
menjalankan tugas dan
fungsinya selama pandemi.
Mengetahui dampak
Covid-19 terhadap kinerja
keuangan perbankan
syariah di Indonesia.
Metode
Penelitian
Metode Kuantitatif dengan
Pendekatan Komparatif
Metode Kualitatif
Deskriptif
Metode Kuantitatif
Deskriptif
Hasil
Penelitian
Akibat pandemi Covid-19
ROA bank umum syariah
dan unit usaha syariah
mengalami penurunan
secara signifikan. Sedangkan
NPF bank umum syariah
tidak terganggu namun
untuk unit usaha syariah
mengalami kenaikan cukup
signifikan tapi masih dalam
batas wajar dan aman
dibawah 5%. Untuk FDR
Akibat pandemi Covid-19
Pembiayaan dan
penghimpunan dana (DPK)
Bank Mandiri Syariah
mengalami fluktuasi. Pada
bulan Januari hingga Maret
2020 pembiayaan
cenderung mengalami
peningkatan. Sedangkan
untuk strategi operasional
perbankan syariah selama
pandemi yaitu pertama
Dilihat dari hasil tabel Uji
Beda (Uji Paired Sample
T-Test) rasio CAR, ROA,
NPF, dan FDR tidak
signifikan menunjukkan
adanya perbedaan kinerja
keuangan. Artinya
perbankan syariah di
Indonesia mampu bertahan
dalam menghadapi krisis
pandemi Covid-19.
15
Sumber : Diolah Penulis
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya dapat dilihat
dari teknik uji yang digunakan. Penggunaan teknik uji paired simple t-test
juga dilakukan pada penelitian yang dilakukan oleh Ilhami dan Husni
Thamrin (2021) dengan judul “Analisis Dampak Covid-19 terhadap Kinerja
Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia”. Pemilihan paired simple t-test
sebagai teknik uji dilakukan untuk melihat perbedaan rata-rata kinerja
keuangan perbankan syariah sebelum pandemi dan saat pandemi.
Persamaan penelitian ini juga dapat dilihat dari beberapa variabel
yang sama seperti ROA, NPF, FDR yang juga dilakukan pada penelitian
yang digunakan oleh Effendi dan Prawidya Hariani (2020) dengan judul
“Dampak Covid 19 terhadap Bank Syariah”. Selain itu variabel CAR juga
dilakukan pada penelitian oleh Ilhami dan Husni Thamrin (2021) dengan
judul “Analisis Dampak Covid-19 terhadap Kinerja Keuangan Perbankan
Syariah di Indonesia”.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terdapat pada
pemilihan sampel 5 bank umum syariah yang digunakan terdiri dari Bank
BCA Syariah, Bank Panin Dubai Syariah, Bank Aceh, BPD Nusa Tenggara
Barat Syariah, dan Bank Muamalat Indonesia . Selain itu variabel ROE juga
diujikan untuk mengetahui efektivitas bank dalam menggunakan dana
investor (ekuitas) untuk menghasilkan laba atau keuntungan. Pemilihan
periode waktu yang digunakan juga berbeda yaitu sebelum pandemi
(Triwulan IV 2019 dan Triwulan I 2020) dan saat pandemi (Triwulan IV
2020 dan Triwulan I 2021).
bank syariah dikategorikan
sangat stabil dan tidak
mengalami masalah dalam
krisis ini.
semua bank menerapkan
stimulus ekonomi terkait
restrukturasi pembiayaan
bagi nasabah yang terkena
pandemi berdasarkan POJK
No.11/POJK.03/2020.
Kedua, pengembangan
aplikasi mobile banking.
16
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan kuantitatif dengan menggunakan
metode pendekatan deskriptif. Penelitian kuantitatif adalah proses
penelitian yang datanya berbentuk angka dan dapat dihitung. Sedangkan
penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk
menggambarkan objek yang diteliti.
Tujuan dari menganalisis ini adalah untuk mengetahui pengaruh
pandemi Covid-19 terhadap kinerja keuangan perbankan syariah melalui
rasio NPF, FDR, CAR, ROA, dan ROE. Penelitian ini bermaksud
menggambarkan dua keadaan yaitu kinerja bank syariah sebelum dan saat
terjadinya pandemi Covid-19 dan memberi kesimpulan.
B. Variabel Penelitian
Beberapa variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Data sebelum pandemi yaitu sebelum pengumuman secara resmi
penerapan PSBB pertama kali di Indonesia. Data sebelum pandemi
meliputi data kinerja keuangan perbankan syariah rasio NPF (Non
Performing Financing), FDR (Financing to Deposit Ratio), CAR
(Capital Adequacy Ratio), ROA (Return On Asset) dan ROE (Return On
Equity).
2. Data saat pandemi yaitu setelah 1 tahun periode sebelum pandemi. Data
saat pandemi meliputi data kinerja keuangan perbankan syariah rasio
NPF (Non Performing Financing), FDR (Financing to Deposit Ratio),
CAR (Capital Adequacy Ratio), ROA (Return On Asset) dan ROE
(Return On Equity).
17
Adapun definisi dan pengukuran variabel yang penulis gunakan
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Definisi Variabel Penelitian
Variabel Definisi Pengukuran
NPF
Mengukur perbandingan
pembiayaan bermasalah (macet,
diragukan atau berkualitas
kurang lancar) dengan total
pembiayaan yang diberikan.
Pembiayaan Bermasalah (KL, D, M)
Total Pembiayaan X 100 %
FDR
Mengukur besarnya dana yang
ditempatkan dalam bentuk
pembiayaan yang bersumber dari
penghimpunan dana pihak
ketiga.
Pembiayaan Yang Diberikan
Dana Pihak Ketiga X 100 %
CAR
Mengukur kecukupan modal
yang dimiliki oleh bank dalam
menanggung risiko kerugian.
Total Modal
Total ATMR X 100 %
ROA
Mengukur efektivitas bank
dalam menggunakan asetnya
untuk menghasilkan laba atau
keuntungan.
Laba Bersih Sebelum Pajak
Total Aset X 100 %
ROE
Mengukur efektivitas bank
dalam menggunakan dana
investor untuk menghasilkan
laba atau keuntungan.
Laba Bersih Setelah Pajak
Total Ekuitas X 100 %
Sumber: Diolah penulis
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif
dan kuantitatif.
a. Data kualitatif, yaitu data yang berbentuk pernyataan verbal bukan
dalam bentuk angka. Pada penelitian ini yang termasuk dalam data
kualitatif yaitu gambaran umum objek penelitian berupa sejarah
singkat berdirinya dari kelima sampel bank.
b. Data kuantitatif, yaitu data berbentuk angka yang dapat dihitung
dan diukur. Dalam hal ini data kuantitatif berupa nilai pembiayaan,
18
dana pihak ketiga, ekuitas, pembiayaan bermasalah, modal, ATMR,
laba bersih sebelum pajak, dan laba bersih setelah pajak yang
diperoleh dari laporan keuangan masing-masing bank.
2. Sumber Data
Sumber data adalah asal data penelitian dapat diperoleh.
Penelitian ini menggunakan sumber data yaitu berupa data sekunder.
Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari data sumber yang sudah
tersedia. Pada penelitian ini data sekunder berupa Laporan Keuangan
dari 5 (lima) bank umum syariah yaitu Bank BCA Syariah, Bank Panin
Dubai Syariah, Bank Aceh, BPD Nusa Tenggara Barat Syariah, dan
Bank Muamalat Indonesia. Data yang digunakan yaitu:
a. Laporan keuangan triwulan IV 2019 dan triwulan I 2020 yang
dipublikasikan sebelum pandemi Covid-19.
b. Laporan keuangan triwulan IV 2020 dan triwulan I 2021 yang
dipublikasikan saat pandemi Covid-19.
Data didapat melalui website resmi pada masing-masing bank
syariah. Laporan keuangan yang digunakan berupa Laporan Posisi
Keuangan (Neraca), Laporan Laba Rugi, Laporan Perhitungan
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum, Laporan Kualitas Aktiva
Produktif, dan Laporan Rasio Keuangan.
D. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek yang memiliki karakteristik
tertentu yang akan diteliti. Populasi pada penelitian ini terbatas pada bank
umum syariah yang terdaftar di OJK pada tahun 2019-2021 yaitu
sebanyak 14 Bank Umum Syariah.
19
Tabel 3.2 Populasi Penelitian
No Nama Bank
1 PT. Bank Aceh Syariah
2 PT. BPD Nusa Tenggara Barat Syariah
3 PT. Bank Muamalat Indonesia
4 PT. Bank Victoria Syariah
5 PT. Bank BRI Syariah
6 PT. Bank Jabar Banten Syariah
7 PT. Bank BNI Syariah
8 PT. Bank Syariah Mandiri
9 PT. Bank Mega Syariah
10 PT. Bank Panin Dubai Syariah
11 PT. Bank Syariah Bukopin
12 PT. BCA Syariah
13 PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah
14 PT. Maybank Syariah
Sumber : Statistik Perbankan Syariah Januari 2021
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih untuk mewakili
keseluruhan populasi. Sampel pada penelitian ini terdiri atas 5 (lima)
bank umum syariah yaitu Bank BCA Syariah, Bank Panin Dubai Syariah,
Bank Aceh, BPD Nusa Tenggara Barat Syariah, dan Bank Muamalat
Indonesia. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling
yaitu peneliti menentukan pengambilan sampel dengan berdasarkan
kriteria tertentu.
Adapun kriteria-kriterianya yaitu:
1) Perusahaan Bank Umum Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa
Keuangan periode 2019-2021
20
2) Perusahaan Bank Umum Syariah yang memiliki data keuangan yang
diperlukan untuk penelitian selama periode sebelum pandemi
(Triwulan IV 2019 dan Triwulan I 2020) dan saat pandemi (Triwulan
IV 2020 dan Triwulan I 2021).
3) Bank Umum Syariah yang dipilih merupakan bank yang berada di
kelompok bank umum kegiatan usaha (BUKU) II per desember 2020
dimana diambil sebanyak lima bank sebagai sampel. BUKU II
merupakan kelompok bank yang memiliki modal inti sebesar Rp 1
triliun – Rp 5 triliun.
Berdasarkan kriteria yang telah peneliti tetapkan, maka daftar
sampel penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.3 Sampel Penelitian
Sumber : Data diolah penulis
Dari 14 populasi terdapat beberapa bank yang tidak memenuhi poin
kriteria (b) yaitu kriteria tersedianya data keuangan yang diperlukan
untuk penelitian selama periode saat pandemi (Triwulan I 2021). Bank
yang tidak memenuhi kriteria tersebut seperti Bank Syariah Mandiri,
Bank BNI Syariah dan Bank BRI Syariah. Hal itu disebabkan oleh
terjadinya merger ketiga bank BUMN tersebut menjadi Bank Syariah
Indonesia mulai pada 1 Februari 2021.
No Nama Bank
1 Bank BCA Syariah
2 Bank Panin Dubai Syariah
3 Bank Aceh
4 BPD Nusa Tenggara Barat Syariah
5 Bank Muamalat Indonesia
21
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode penelitian
dokumentasi, kepustakaan, dan riset internet.
1. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu sumber data yang diperoleh atau
dikumpulkan dan dianalisis dalam penelitian. Dalam penelitian ini
menggunakan dokumen berupa Laporan Keuangan triwulan IV tahun
2019, triwulan I dan IV tahun 2020 serta triwulan I tahun 2021 pada
Bank BCA Syariah, Bank Panin Dubai Syariah, Bank Aceh, BPD Nusa
Tenggara Barat Syariah, dan Bank Muamalat Indonesia yang didapat
melalui website resmi pada masing-masing bank.
2. Kepustakaan (library reserch)
Kepustakaan yaitu data sekunder yang dapat mendukung data
primer. Penelitian dilakukan dengan metode pengumpulan data
bersumber dari literatur-literatur yang mendukung serta memiliki
keterkaitan dengan topik yang diteliti. Literatur yang dimaksud yaitu
buku, jurnal, dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang
topik permasalahannya berkaitan yaitu kinerja keuangan perbankan
syariah.
3. Riset Internet (Online Research)
Riset internet adalah pemanfaatan teknologi internet sebagai
bahan pendukung penelitian. Dalam penelitian ini berbagai informasi
didapat melalui situs-situs terpercaya sebagai data tambahan
sehubungan dengan topik yang diteliti.
F. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif atau perhitungan angka. Analisis dilakukan untuk
22
menjelaskan pengaruh dampak pandemi Covid-19 terhadap kinerja
keuangan perbankan syariah di Indonesia dengan membandingkan variabel
data rasio NPF, FDR, CAR, ROA, dan ROE perbankan syariah sebelum
pandemi dengan variabel data rasio NPF, FDR, CAR, ROA, dan ROE
perbankan syariah saat pandemi. Untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan antar variabel maka dilakukan analisis uji beda. Aplikasi yang
digunakan untuk menganalisis data yaitu SPSS (Statistical Product and
Service Solutions) versi 26. Sebelum melakukan uji beda maka terlebih
dahulu dilakukan pengujian normalitas sebagai syarat yang harus terpenuhi.
Adapun langkah-langkah dalam melakukan uji beda adalah sebagai berikut:
1. Analisis Statistik Deskriptif
Menurut Ghozali (2011), analisis statistik deskriptif bertujuan
untuk menggambarkan suatu data atas masing-masing variabel dalam
penelitian yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,
varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness
(Ayuwardani, 2018:148). Analisis ini dilakukan hanya untuk
memberikan informasi data tanpa bermaksud menguji hipotesis.
Pada penelitian ini analisis statistik deskriptif digunakan untuk
menggambarkan data rasio kelima sampel bank sebelum pandemi dan
saat pandemi yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), minimum,
maksimum, dan standar deviasi.
2. Uji Normalitas (Uji Shapiro Wilk)
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel data
berdistribusi normal atau tidak terdistribusi normal. Sampel data yang
berdistribusi normal merupakan syarat yang harus terpenuhi dalam
statistik parametrik. Pada penelitian ini pengujian normalitas
menggunakan uji shapiro wilk karena jumlah n kurang dari 50. Dalam
uji Shapiro Wilk jika hasil dari pengolahan data menunjukkan nilai
23
signifikansi sebesar lebih dari 5% atau > 0,05 maka data sampel
tersebut berdistribusi normal.
Dengan dasar pengambilan keputusan:
Apabila nilai signifikansi >0,05 maka data berdistribusi normal
Apabila nilai signifikansi <0,05 maka data tidak berdistribusi normal
3. Uji Beda (Uji Paired Sample T-Test)
Uji paired sample t-test merupakan uji yang dilakukan untuk
menganalisis perbandingan rata-rata (mean) antara dua sampel
berpasangan. Dua sampel berpasangan berasal dari subyek yang sama
akan tetapi diambil saat keadaan yang berbeda (Priyastama, 2017:88).
Uji paired sample t-test digunakan dalam menguji perbedaan ataupun
komparatif apabila skala data kedua variabel adalah kuantitatif (interval
atau rasio). Uji paired sample t-test termasuk dalam bagian analisis
statistik parametrik, dimana syarat utamanya yaitu data yang digunakan
haruslah berdistribusi normal.
Adapun dalam melakukan analisis dengan pengolahan data untuk
mengetahui perbedaan kinerja keuangan perbankan syariah sebelum
dan saat pandemi adalah dengan menggunakan teknik uji paired simple
t test. Prinsip uji paired simple t test pada penelitian ini yaitu
membandingkan rata-rata (mean) dari rasio NPF, FDR, CAR, ROA,
dan ROE perbankan syariah sebelum pandemi dengan rata-rata (mean)
rasio NPF, FDR, CAR, ROA, dan ROE perbankan syariah saat
pandemi.
Rumus menghitung paired sample t-test secara manual yaitu
t = 𝛿
𝑆𝐷𝛿 / √𝑛
Keterangan:
t = nilai t hitung
24
𝛿 = rata-rata selisih deviasi (selisih sampel sebelum dan
sampel saat pandemi)
𝑆𝐷𝛿 = standar deviasi dari 𝛿 (selisih sampel sebelum dan sampel
saat pandemi)
n = jumlah sampel
Hipotesis yang digunakan sebagai berikut:
H0: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja perbankan
syariah sebelum pandemi dan kinerja perbankan syariah saat
pandemi.
Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan anatara kinerja perbankan
syariah sebelum pandemi dan kinerja perbankan syariah saat
pandemi
Dengan dasar pengambilan keputusan:
Apabila nilai Sig. (2-tailed) >0,05 maka H0 diterima.
Apabila nilai Sig. (2-tailed) <0,05 maka H0 ditolak.
25
Gambar 3.1 Bagian Kerangka Berpikir
Sumber : Diolah Penulis
Laporan Keuangan
Analisis Laporan Keuangan
NPF FDR CAR ROA ROE
Uji Beda
Ada Perbedaan/Tidak Ada
Perbedaan
Bank BCA Syariah, Bank Panin Dubai
Syariah, Bank Aceh, BPD Nusa Tenggara
Barat Syariah, dan Bank Muamalat Indonesia
Arah Pengembangan Bank Syariah
pada Masa Pandemi
Sebelum Pandemi Covid-19
Triwulan IV 2019 &
Triwulan I 2020
Setelah Pandemi Covid-19
Triwulan IV 2020 &
Triwulan I 2021
Kesimpulan
26
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
a. Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia
Awal mula perkembangan perbankan syariah di Indonesia
ditandai dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) sebagai
bank syariah pertama di Indonesia pada 1 November 1991. Pendirian
BMI diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ikatan
Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), dan pengusaha muslim dalam
mendukung berdirinya bank tanpa bunga. Pendirian Bank Muamalat
Indonesia didukung pula oleh Pemerintah Republik Indonesia, sehingga
pada 1 Mei 1992 BMI resmi beroperasi sebagai bank pertama yang
berlandaskan prinsip syariah di Indonesia.
Sebagai upaya dalam pengembangan industri perbankan syariah
di Indonesia maka Pemerintah RI mengeluarkan Undang-Undang (UU)
dan kebijakan-kebijakan untuk mengatur tentang perbankan syariah.
Salah satu peraturan perbankan syariah yaitu Undang-Undang No.21
tahun 2008 yang diterbitkan pada tanggal 16 Juli 2008. Dengan
berlandaskan hukum yang kuat maka diharapkan perkembangan
perbankan syariah di Indonesia semakin pesat.
Semenjak dikembangkannya perbankan syariah di Indonesia,
begitu banyak pencapaian kemajuan, baik berupa aspek lembagaan,
infrastuktur, sistem pengawasan, serta kesadaran dan literasi
masyarakat terhadap layanan jasa keuangan syariah. Hingga bulan
Januari 2021 perbankan syariah di Indonesia tercatat memiliki sejumlah
14 Bank Umum Syariah dan 20 Unit Usaha Syariah (ojk.go.id).
27
b. Perkembangan Bank yang Diteliti (Sampel)
Pemilihan sampel dilakukan pada perusahaan bank umum syariah
yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan periode 2019-2021 dan
memiliki laporan keuangan selama periode sebelum pandemi (Triwulan
IV 2019 dan Triwulan I 2020) dan saat pandemi (Triwulan IV 2020 &
Triwulan I 2021).
Berdasarkan keterangan di atas, sampel yang dipilih pada
penelitian ini terdiri atas 5 (lima) bank umum syariah yang termasuk
dalam kelompok BUKU II. Adapun sampel 5 (lima) bank umum
syariah tesebut terdiri dari:
1) Bank BCA Syariah
Berdirinya Bank BCA Syariah merupakan hasil konversi
dari akuisisi PT Bank Central Asia (BCA) terhadap PT Bank
Utama Internasional (Bank UIB) di tahun 2009. Bank Utama
Internasional awalnya merupakan bank umum konvensional dan
kemudian mengubah kegiatan usahanya menjadi bank yang
berlandaskan prinsip syariah. Bank BCA Syariah berdiri dan
menjalankan kegiatannya setelah mendapatkan izin dari Bank
Indonesia berdasarkan Keputusan Gubernur BI No.
12/13/KEP.GBI/DpG/2010 tanggal 2 Maret 2010 dan resmi
beroperasi menjadi bank syariah pada 5 April 2010
(bcasyariah.co.id).
Bank BCA kemudian mengakuisisi Bank Rabbobank
Internasional Indonesia pada 11 Desember 2019 dan merubah
namanya menjadi Bank Interim Indonesia. Pada tanggal 10
Desember 2020 Bank Interim Indonesia resmi bergabung dengan
Bank BCA Syariah. Bank BCA Syariah terus meningkatkan
pelayanannya demi nasabah, hingga berdasarkan data Desember
2020 Bank BCA Syariah kini memiliki 68 jaringan cabang dan
17.623 ATM yang tersebar di seluruh Indonesia.
28
Seiring perkembangan BCA Syariah, berikut merupakan
data kinerja Bank BCA Syariah periode sebelum dan saat
pandemi Covid-19.
Tabel 4.1 Kinerja Keuangan BCA Syariah (dalam jutaan rupiah)
Kinerja Keuangan
Sebelum Pandemi Saat pandemi Pertumbuhan %
Triwulan
IV 2019
Triwulan
I 2020
Triwulan
IV 2020
Triwulan
I 2021
Triwulan
IV 2019
- 2020
Triwulan
I 2020
- 2021
Aset 8.634.374 8.353.839 9.720.254 9.194.594 12,58 10,06
Pembiayaan yang Diberikan 5.645.419 5.678.277 5.569.233 5.725.896 (1,35) 0,84
Pembiayaan Bermasalah 32.681 38.263 27.728 33.441 (15,16) (12,60)
Liabilitas 6.306.081 6.008.868 6.968.111 6.433.495 10,50 7,07
Dana Pihak Ketiga 6.204.931 5.890.827 6.848.544 6.320.883 10,37 7,30
Ekuitas 2.328.294 2.344.971 2.752.143 2.761.099 18,20 17,75
Laba Bersih Sebelum Pajak 83.296 18.325 92.604 20.738 11,17 13,17
Laba Bersih Setelah Pajak 67.194 13.754 73.106 16.164 8,80 17,52
Sumber : Laporan Triwulan BCA Syariah
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa kinerja
keuangan Bank BCA Syariah mengalami fluktuasi dari sebelum
pandemi dan saat pandemi. Terjadi penurunan pertumbuhan
kinerja pembiayaan bermasalah pada Triwulan IV 2020 sebesar
15,16% dari periode sama tahun sebelumnya dan pada Triwulan
I 2021 sebesar 12,60% dari periode sama tahun sebelumnya.
Penurunan juga terjadi pada kinerja pembiayaan pada Triwulan
IV 2020 sebesar 1,35% dari periode sama tahun sebelumnya.
Selain itu Bank BCA Syariah juga mencatatkan peningkatan
pertumbuhan pada kinerja aset, liabilitas, dana pihak ketiga,
ekuitas, laba bersih sebelum pajak, dan laba bersih setelah pajak.
29
2) Bank Panin Dubai Syariah
Pendirian Bank Panin Dubai Syariah didasarkan oleh Akta
Perseroan Terbatas No. 12 sejak 08 Januari 1972 di Malang
dengan nama PT Bank Pasar Bersaudara Djaja. Bank Pasar
Bersaudara Djaja kemudian melakukan empat kali pergantian
nama hingga berubah menjadi Bank Panin Dubai Syariah. Bank
Panin Dubai Syariah sudah memiliki izin operasi syariah dari
Bank Indonesia tanggal 6 Oktober 2009 dan resmi melakukan
kegiatan operasional sebagai bank syariah pada 2 Desember
2009. Kemudian Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan
persetujuan kepada Bank Panin Dubai Syariah sebagai bank
devisa per 08 Desember 2015 (britama.com).
Seiring perkembangan Bank Panin Dubai Syariah, berikut
merupakan data kinerja Bank Panin Dubai Syariah periode
sebelum dan saat pandemi Covid-19.
Tabel 4.2 Kinerja Keuangan Panin Dubai Syariah (dalam jutaan rupiah)
Kinerja Keuangan
Sebelum Pandemi Saat pandemi Pertumbuhan %
Triwulan
IV 2019
Triwulan I
2020
Triwulan
IV 2020
Triwulan I
2021
Triwulan
IV 2019
– 2020
Triwulan
I 2020
- 2021
Aset 11.135.825 10.802.838 11.302.082 11.662.639 1,49 7,96
Pembiayaan yang Diberikan 8.335.170 8.263.914 8.845.800 9.205.508 6,13 11,39
Pembiayaan Bermasalah 317.869 324.649 299.367 455.553 (5,82) 40,32
Liabilitas 9.441.261 9.103.766 8.186.429 8.554.153 (13,29) (6,04)
Dana Pihak Ketiga 8.707.657 8.414.118 7.918.781 7.837.503 (9,06) (6,85)
Ekuitas 1.694.564 1.699.072 3.115.653 3.108.486 83,86 82,95
Laba Bersih Sebelum Pajak 23.345 7.114 6.738 2.687 (71,14) (62,23)
Laba Bersih Setelah Pajak 13.237 5.336 128 2.096 (99,03) (60,72)
Sumber : Laporan Triwulan Panin Dubai Syariah
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa kinerja
keuangan Bank Panin Dubai Syariah mengalami fluktuasi dari
30
sebelum pandemi dan saat pandemi. Dimana terdapat empat
kinerja yang mengalami penurunan sedangkan tiga kinerja yaitu
aset, pembiayaan, dan ekuitas menunjukkan peningkatan.
Sedangkan pada kinerja pembiayaan bermasalah masih
berfluktuasi dapat dilihat bahwa terjadi penurunan pertumbuhan
pada Triwulan IV 2020 sebesar 5,82% dari periode sama tahun
sebelumnya dan telah terjadi peningkatan pertumbuhan
pembiayaan bermasalah pada Triwulan I 2021 sebesar 40,32%
dari periode sama tahun sebelumnya.
3) Bank Aceh
Bank Aceh pertama kali didirikan pada 6 Agustus 1973
dengan nama Bank Pembangunan Daerah Aceh. Pendirian Bank
dipelopori oleh Pemerintah Daerah dengan tujuan menyediakan
pembiayaan bagi pelaksanaan usaha-usaha pembangunan di
daerah. Kemudian berdasarkan keputusan Gubernur Bank
Indonesia No.12/61/KEP.GBI/2010 tanggal 29 September 2010
BPD Aceh resmi melakukan perubahan nama menjadi PT. Bank
Aceh. Setelah diadakannya rapat umum pemegang saham
diputuskan bahwa Bank Aceh akan melakukan konversi dari
sistem konvensional menjadi sistem syariah secara keseluruhan
dengan landasan izin Keputusan Dewan Komisioner
OJK Nomor. KEP-44/D.03/2016 tanggal 1 September 2016.
Pelaksanaan perubahan sistem operasional dilakukan secara
serentak pada seluruh jaringan kantor Bank Aceh tanggal 19
September 2016. Hingga Desember 2020, Bank Aceh terus
berkembang dan memiliki 174 jaringan kantor yang terdiri atas 1
kantor pusat, 26 kantor cabang, 90 kantor cabang pembantu, 27
kantor kas, 18 payment point, dan 12 mobil kas keliling yang
tersebar di wilayah Provinsi Aceh dan Kota Medan
(bankaceh.co.id).
31
Seiring perkembangan Bank Aceh, berikut merupakan data
kinerja Bank Aceh periode sebelum dan saat pandemi Covid-19.
Tabel 4.3 Kinerja Keuangan Bank Aceh (dalam jutaan rupiah)
Kinerja Keuangan
Sebelum Pandemi Saat pandemi Pertumbuhan %
Triwulan
IV 2019
Triwulan I
2020
Triwulan
IV 2020
Triwulan I
2021
Triwulan
IV 2019
– 2020
Triwulan
I 2020
- 2021
Aset 25.121.063 22.989.667 25.480.963 25.089.678 1,43 9,13
Pembiayaan yang Diberikan 14.363.251 14.402.038 15.279.249 15.397.457 6,38 6,91
Pembiayaan Bermasalah 183.267 213.312 233.700 248.642 27,52 16,56
Liabilitas 22.673.895 20.483.504 22.999.132 22.525.020 1,43 9,97
Dana Pihak Ketiga 20.924.597 19.524.212 21.574.037 21.400.149 3,10 9,61
Ekuitas 2.447.168 2.506.163 2.481.831 2.564.658 1,42 2,33
Laba Bersih Sebelum Pajak 545.850 89.052 420.076 143.649 (23,04) 61,31
Laba Bersih Setelah Pajak 452.327 66.789 333.158 112.046 (26,35) 67,76
Sumber : Laporan Triwulan Bank Aceh
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa kinerja
keuangan Bank Aceh mengalami fluktuasi dari sebelum pandemi
dan saat pandemi. Beberapa kinerja keuangan tercatat mengalami
peningkatan pertumbuhan yaitu aset, pembiayaan, pembiayaan
bermasalah, liabilitas, dana pihak ketiga, dan ekuitas. Sedangkan
laba yang dihasilkan Bank Aceh masih berfluktuasi, hal itu dapat
dilihat pada kinerja laba bersih sebelum pajak & setelah pajak
mengalami penurunan pertumbuhan pada Triwulan IV 2020
sebesar 23,04% dan 26,35% dari periode sama tahun sebelumnya.
Sedangkan pada Triwulan I 2021 terjadi peningkatan
pertumbuhan sebesar 61,31% dan 67,76% dari periode sama
tahun sebelumnya.
32
4) BPD Nusa Tenggara Barat Syariah (Bank NTB Syariah)
Bank NTB Syariah merupakan bank milik Pemerintah Nusa
Tenggara Barat yang didirikan dan beroperasi pada 5 Juli 1964.
Hingga pada 13 Juni 2016 diadakan rapat umum pemegang
saham dengan hasil keputusan menyetujui pelaksanaan konversi
PT Bank NTB Syariah menjadi bank yang kegiatan
operasionalnya sesuai dengan prinsip syariah. Berdasarkan
Keputusan Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan
Nomor : Kep-145/D.03/2018 maka Bank NTB Syariah secara
resmi berubah dari bank umum konvensional menjadi bank
umum syariah. Pendirian Bank NTB Syariah bertujuan untuk
memberikan layanan perbankan syariah kepada masyarakat
dalam bertransaksi dan meningkatkan perekonomian di Nusa
Tenggara Barat. Bank NTB Syariah terus berupaya meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat dengan meningkatkan jumlah
kantor layanan. Berdasarkan data pada 2020 Bank NTB Syariah
kini memiliki jaringan kantor sebanyak 45 unit yang terdiri atas
12 kantor cabang, 21 kantor cabang pembantu, 7 kantor kas, dan
4 kantor pelayanan yang semuanya tersebar di seluruh wilayah
NTB dan Surabaya (bankntbsyariah.co.id).
Seiring perkembangan Bank NTB Syariah, berikut
merupakan data kinerja Bank NTB Syariah periode sebelum dan
saat pandemi Covid-19.
Tabel 4.4 Kinerja Keuangan NTB Syariah (dalam jutaan rupiah)
Kinerja Keuangan
Sebelum Pandemi Saat pandemi Pertumbuhan %
Triwulan
IV 2019
Triwulan I
2020
Triwulan
IV 2020
Triwulan I
2021
Triwulan
IV 2019
– 2020
Triwulan
I 2020
- 2021
Aset 8.640.305 9.884.780 10.419.758 11.008.949 20,59 11,37
Pembiayaan yang Diberikan 5.582.097 5.667.087 6.410.884 6.644.568 14,85 17,25
Pembiayaan Bermasalah 75.945 81.226 80.909 92.899 6,54 14,37
33
Liabilitas 7.239.947 8.456.872 9.022.667 9.590.265 24,62 13,40
Dana Pihak Ketiga 6.816.359 8.064.773 7.408.917 8.004.890 8,69 (0,74)
Ekuitas 1.400.358 1.427.908 1.397.091 1.418.684 (0,23) (0,65)
Laba Bersih Sebelum Pajak 224.376 41.550 176.166 32.093 (21,49) (22,76)
Laba Bersih Setelah Pajak 163.249 27.550 130.166 21.593 (20,27) (21,62)
Sumber : Data diolah penulis
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa kinerja
keuangan Bank NTB Syariah mengalami fluktuasi dari sebelum
pandemi dan saat pandemi. Terdapat penurunan pertumbuhan
kinerja pada ekuitas, laba bersih sebelum pajak dan laba bersih
setelah pajak. Penurunan pertumbuhan tersebut terjadi pada
Triwulan IV 2020 sebesar 0,23%, 21,49%, dan 20,27% dari
periode sama tahun sebelumnya, kemudian pada Triwulan I 2021
sebesar 0,65%, 22,76%, dan 21,62% dari periode sama tahun
sebelumnya. Selain itu Bank NTB Syariah mencatatkan
peningkatan pertumbuhan pada kinerja aset, pembiayaan,
pembiayaan bermasalah, dan liabilitas. Sedangkan pada kinerja
dana pihak ketiga Bank NTB Syariah masih berfluktuasi.
5) Bank Muamalat Indonesia
Bank Muamalat didirikan berdasarkan Akta No. 1 tanggal
1 November 1991 di Jakarta. BMI diprakarsai oleh Majelis
Ulama Indonesia (MUI), Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia
(ICMI) dan pengusaha muslim yang kemudian didukung pula
oleh Pemerintah Republik Indonesia hingga pada 1 Mei 1992
Bank Muamalat Indonesia (BMI) secara resmi menjadi bank
umum pertama di Indonesia yang menjalankan operasionalnya
berdasarkan prinsip syariah. Dua tahun kemudian yaitu 27
Oktober 1994 BMI memperoleh izin sebagai Bank Devisa. BMI
terus berkembang dan tak pernah berhenti untuk menjadi entitas
yang semakin baik. Hingga kini jaringan kantor cabang BMI
tidak hanya berada di seluruh Indonesia namun juga ada di Kuala
34
Lumpur, Malaysia. BMI secara keseluruhan telah memiliki 249
kantor layanan termasuk 1 (satu) kantor cabang di Kuala Lumpur,
619 unit ATM, 120.000 jaringan ATM Bersama dan ATM Prima
serta 55 unit mobil kas keliling. Sesuai visinya yaitu “The Best
Islamic Bank and Top 10 Bank in Indonesia with Strong Regional
Presence” maka Bank Muamalat akan terus melaju untuk
mewujudkannya (bankmuamalat.co.id).
Seiring perkembangan Bank Muamalat, berikut merupakan
data kinerja Bank BTPN Syariah periode sebelum dan saat
pandemi Covid-19.
Tabel 4.5 Kinerja Keuangan Bank Muamalat (dalam jutaan rupiah)
Kinerja Keuangan
Sebelum Pandemi Saat pandemi Pertumbuhan %
Triwulan
IV 2019
Triwulan I
2020
Triwulan
IV 2020
Triwulan I
2021
Triwulan
IV 2019
- 2020
Triwulan
I 2020
- 2021
Aset 50.555.519 49.428.095 51.241.304 51.775.158 1,36 4,75
Pembiayaan yang Diberikan 29.877.217 29.925.722 29.083.963 28.615.708 (2,66) (4,38)
Pembiayaan Bermasalah 1.558.696 1.687.297 1.390.324 1.404.570 (10,80) (16,76)
Liabilitas 46.618.341 45.477.456 47.274.594 47.810.500 1,41 5,13
Dana Pihak Ketiga 40.357.214 40.283.880 41.424.250 42.673.747 2,64 5,93
Ekuitas 3.937.178 3.950.639 3.966.710 3.964.658 0,75 0,35
Laba Bersih Sebelum Pajak 26.166 3.356 15.018 3.167 (42,60) (5,63)
Laba Bersih Setelah Pajak 16.326 2.517 10.020 2.470 (38,63) (1,87)
Sumber : Data diolah penulis
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa kinerja
keuangan Bank Muamalat mengalami fluktuasi dari sebelum
pandemi dan saat pandemi. Beberapa kinerja keuangan tercatat
mengalami peningkatan pertumbuhan yaitu aset, liabilitas, dana
pihak ketiga, dan ekuitas. Peningkatan pertumbuhan tersebut
terjadi pada Triwulan IV 2020 sebesar 1,36%, 1,41%, 2,64%, dan
0,75% dari periode sama tahun sebelumnya, kemudian pada
35
Triwulan I 2021 sebesar 4,75%, 5,13%, 5,93% dan 0,35% dari
periode sama tahun sebelumnya. Selain itu Bank Muamalat
mencatatkan penurunan pertumbuhan pada kinerja pembiayaan,
pembiayaan bermasalah, laba bersih sebelum pajak dan laba
bersih setelah pajak.
B. Hasil Penelitian
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menggambarkan suatu penyajian data yang telah dikumpulkan agar mudah
dipahami dan dibaca. Analisis deskriptif dilakukan tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi, akan tetapi
hanya menjelaskan bentuk deskripsi pada suatu kelompok data terkait saja.
Analisis deskriptif terhadap data yang diambil untuk penelitian ini
adalah laporan keuangan periode sebelum pandemi (Triwulan IV 2019 dan
Triwulan I 2020) dan saat pandemi (Triwulan IV 2020 dan Triwulan I
2021) dari kelima sampel bank. Deskripsi variabel yang digunakan
meliputi mean, minimum, maksimum, dan standar deviasi dari 10 variabel
yaitu NPF, FDR, CAR, ROA, dan ROE sebelum pandemi & NPF, FDR,
CAR, ROA, dan ROE saat pandemi.
Adapun statistik deskriptif untuk masing-masing variabel yaitu
a. NPF (Non Performing Financing)
NPF (Non Performing Financing) adalah rasio yang digunakan
untuk mengukur kualitas aktiva produktif suatu bank dalam
kecukupannya mengelola manajemen risiko pembiayaan. Penghitungan
NPF dilakukan dengan cara membagi pembiayaan bermasalah (macet,
diragukan atau berkualitas kurang lancar) terhadap total pembiayaan
suatu bank.
Dari perhitungan data laporan keuangan dihasilkan NPF (Non
Performing Financing) kelima sampel sebagai berikut:
36
Tabel 4.6 Rasio NPF Sebelum dan Saat pandemi
No Nama Bank
Sebelum Pandemi Saat pandemi
Triwulan
IV 2019
Triwulan
I 2020
Rata-
Rata Triwulan
IV 2020
Triwulan
I 2021
Rata-
Rata
1 Bank BCA Syariah 0,58 0,67 0,63 0,50 0,58 0,54
2 Bank Panin Dubai Syariah 3,81 3,93 3,87 3,38 4,95 4,17
3 Bank Aceh 1,29 1,48 1,39 1,53 1,62 1,57
4 Bank NTB Syariah 1,36 1,43 1,40 1,26 1,40 1,33
5 Bank Muamalat Indonesia 5,22 5,62 5,42 4,81 4,93 4,87
Rata-Rata NPF Sebelum 2,54 Saat 2,50
Sumber : Diolah penulis
Berdasarkan data rasio pada Tabel 4.6, berikut merupakan
deskriptif statistik NPF dari kelima sampel bank:
Tabel 4.7 Deskriptif Statistik NPF
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
NPF_Sebelum_Pandemi 5 ,63 5,42 2,5420 2,02074
NPF_Saat_pandemi 5 ,54 4,87 2,4960 1,90270
Valid N (listwise) 5
Sumber : Hasil olahan data SPSS 26
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa NPF sebelum
pandemi memiliki nilai rata-rata sebesar 2,54% dengan minimum
sebesar 0,63%, maximum sebesar 5,42%, dan standar deviasi sebesar
2,02074. Sedangkan NPF saat pandemi memiliki nilai rata-rata sebesar
2,50% dengan minimum sebesar 0,54%, maximun 4,87%, dan standar
deviasi sebesar 1,90270.
Berikut adalah rata-rata NPF (Non Performing Financing) pada
kelima sampel bank.
37
Gambar 4.1 Rata-rata NPF Sebelum dan Saat pandemi
Sumber : Data diolah penulis
Pada gambar 4.1 menunjukkan bahwa NPF setiap bank
mengalami fluktuasi dari sebelum pandemi dan saat pandemi Covid-19.
NPF tiap bank mengalami kenaikan dan penurunan selama periode
penelitian dimana terdapat dua bank yang mengalami kenaikan NPF
sedangkan tiga bank yaitu Bank BCA Syariah, Bank NTB Syariah, dan
Bank Muamalat menunjukkan penurunan NPF. Pada periode sebelum
pandemi NPF tertinggi dialami oleh Bank Muamalat yang menyentuh
angka 5,42% dan NPF terendah dialami oleh Bank BCA Syariah
sebesar 0,63%. Sedangkan pada periode saat pandemi NPF Bank
Muamalat mengalami penurunan pada angka 4,87% namun masih
menjadi yang tertinggi dibandingkan dengan keempat lainnya dan NPF
terendah dialami oleh Bank BCA Syariah sebesar 0,54%.
Kenaikan NPF yang dialami setiap bank menunjukkan bahwa
kinerja keuangan perbankan sedang tidak sehat atau mengalami
masalah pada jumlah pembiayaan bermasalah yang semakin besar.
b. FDR (Financing to Deposit Ratio)
FDR (Financing to Deposit Ratio) adalah rasio yang
pengunaannya untuk mengukur likuiditas suatu bank dalam membayar
-0,63
3,87
1,39 1,40
5,42
0,54
4,17
1,571,33
4,87
-
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
B A N K B C A S Y A R I A H
B A N K P A N I N D U B A I
S Y A R I A H
B A N K A C E H B A N K N T B S Y A R I A H
B A N K M U A M A L A T I N D O N E S I A
NPF (NON PERFORMING FINANCING)
Sebelum Pandemi (Triwulan IV 2019 & Triwulan I 2020)
Setelah Pandemi (Triwulan IV 2020 & Triwulan I 2021)
38
kembali penarikan dana yang dilakukan oleh deposan dengan
menggunakan pembiayaan yang diberikan yang bersumber dari sumber
likuiditas bank tersebut. Penghitungan FDR yaitu dengan membagi
jumlah pembiayaan yang diberikan terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK)
(Suryani, 2012:163).
Dari perhitungan data laporan keuangan dihasilkan FDR
(Financing to Deposit Ratio) kelima sampel sebagai berikut:
Tabel 4.8 Rasio FDR Sebelum dan Saat pandemi
No Nama Bank
Sebelum Pandemi Saat pandemi
Triwulan
IV 2019
Triwulan
I 2020
Rata-
Rata Triwulan
IV 2020
Triwulan
I 2021
Rata-
Rata
1 Bank BCA Syariah 90,98 96,39 93,69 81,32 90,59 85,95
2 Bank Panin Dubai Syariah 95,72 98,21 96,97 111,71 117,45 114,58
3 Bank Aceh 68,64 73,77 71,20 70,82 71,95 71,39
4 Bank NTB Syariah 81,89 70,27 76,08 86,53 83,01 84,77
5 Bank Muamalat Indonesia 73,51 73,77 73,64 69,84 66,72 68,28
Rata-Rata FDR Sebelum 82,32 Saat 84,99
Sumber : Diolah penulis
Berdasarkan data rasio pada Tabel 4.8, berikut merupakan
deskriptif statistik FDR dari kelima sampel bank:
Tabel 4.9 Deskriptif Statistik FDR
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
FDR_Sebelum_Pandemi 5 71,20 96,97 82,3160 12,06061
FDR_Saat_pandemi 5 68,28 114,58 84,9940 18,30794
Valid N (listwise) 5
Sumber : Hasil olahan data SPSS 26
39
Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa FDR sebelum
pandemi memiliki nilai rata-rata sebesar 82,32% dengan minimum
sebesar 71,20%, maximum sebesar 96,97%, dan standar deviasi sebesar
12,06061. Sedangkan FDR saat pandemi memiliki nilai rata-rata
sebesar 84,99% dengan minimum sebesar 68,28%, maximum sebesar
114,58%, dan standar deviasi sebesar 18,30794.
Berikut adalah rata-rata FDR (Financing to Deposit Ratio) pada
kelima sampel bank.
Gambar 4.2 Rata-rata FDR Sebelum dan Saat pandemi
Sumber : Data diolah penulis
Pada gambar 4.2 menunjukkan bahwa FDR setiap bank
mengalami fluktuasi dari sebelum pandemi dan saat pandemi Covid-19.
FDR tiap bank mengalami kenaikan dan penurunan selama periode
penelitian dimana terdapat dua bank yang mengalami penurunan FDR
sedangkan tiga bank yaitu Bank Panin Dubai Syariah, Bank Aceh dan
Bank NTB Syariah menunjukkan kenaikan FDR. Pada periode sebelum
pandemi FDR tertinggi dialami oleh Bank Panin Dubai Syariah yang
menyentuh angka 96,97% dan FDR terendah dialami oleh Bank Aceh
93,69 96,97
71,20 76,08 73,64 85,95
114,58
71,3984,77
68,28
-
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
140,00
B A N K B C A S Y A R I A H
B A N K P A N I N D U B A I
S Y A R I A H
B A N K A C E H B A N K N T B S Y A R I A H
B A N K M U A M A L A T I N D O N E S I A
FDR (FINANCING TO DEPOSIT RATIO)
Sebelum Pandemi (Triwulan IV 2019 & Triwulan I 2020)
Setelah Pandemi (Triwulan IV 2020 & Triwulan I 2021)
40
sebesar 71,20%. Sedangkan pada periode saat pandemi FDR tertinggi
dialami oleh Bank Panin Dubai Syariah yang menyentuh angka
114,58% dan FDR terendah dialami oleh Bank Muamalat sebesar
68,28%.
FDR Bank Panin Dubai Syariah pada periode saat pandemi
mencapai angka 114,58% merupakan yang tertinggi dibanding yang
lainnya. Angka tersebut juga melewati angka ideal rasio pembiayaan
terhadap pendanaan (FDR) bank syariah yang seharusnya tidak lebih
dari 98,50%. Penyebab kenaikan FDR yang tinggi akibat dari
pembiayaan yang tinggi ataupun dana pihak ketiga (DPK) yang rendah.
c. CAR (Capital Adequacy Ratio)
CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah rasio yang digunakan
untuk mengukur solvabilitas suatu bank dalam pemenuhannya
kewajiban pembiayaan atau aktiva yang berisiko macet dengan
kecukupan modal yang dimiliki. Penghitungan CAR yaitu dengan cara
membagi total modal terhadap total aset tertimbang menurut risiko
(ATMR).
Dari perhitungan data laporan keuangan dihasilkan CAR (Capital
Adequacy Ratio) kelima sampel sebagai berikut:
Tabel 4.10 Rasio CAR Sebelum dan Saat pandemi
No Nama Bank
Sebelum Pandemi Saat pandemi
Triwulan
IV 2019
Triwulan
I 2020
Rata-
Rata Triwulan
IV 2020
Triwulan
I 2021
Rata-
Rata
1 Bank BCA Syariah 38,28 38,36 38,32 45,26 44,96 45,11
2 Bank Panin Dubai Syariah 14,46 16,08 15,27 31,43 30,08 30,75
3 Bank Aceh 18,90 19,16 19,03 18,60 19,77 19,19
4 Bank NTB Syariah 35,47 35,64 35,55 31,60 31,77 31,69
5 Bank Muamalat Indonesia 12,42 12,12 12,27 15,21 15,06 15,14
Rata-Rata CAR Sebelum 24,09 Saat 28,37
Sumber : Diolah penulis
41
Berdasarkan data rasio pada Tabel 4.10, berikut merupakan
deskriptif statistik CAR dari kelima sampel bank:
Tabel 4.11 Deskriptif Statistik CAR
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CAR_Sebelum_Pandemi 5 12,27 38,32 24,0880 12,00971
CAR_Saat_pandemi 5 15,14 45,11 28,3760 11,79215
Valid N (listwise) 5
Sumber : Hasil olahan data SPSS 26
Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan bahwa CAR sebelum
pandemi memiliki nilai rata-rata sebesar 24,09% dengan minimum
sebesar 12,27%, maximum sebesar 38,32%, dan standar deviasi sebesar
12,00971. Sedangkan CAR saat pandemi memiliki nilai rata-rata
sebesar 28,37% dengan minimum sebesar 15,14%, maximum sebesar
45,11%, dan standar deviasi sebesar 11,79215.
Berikut adalah rata-rata CAR (Capital Adequacy Ratio) pada
kelima sampel bank.
38,32
15,2719,03
35,55
12,27
45,11
30,75
19,19
31,69
15,14
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
B A N K B C A S Y A R I A H
B A N K P A N I N D U B A I
S Y A R I A H
B A N K A C E H B A N K N T B S Y A R I A H
B A N K M U A M A L A T I N D O N E S I A
CAR (CAPITAL ADEQUACY RATIO)
Sebelum Pandemi (Triwulan IV 2019 & Triwulan I 2020)
Setelah Pandemi (Triwulan IV 2020 & Triwulan I 2021)
42
Gambar 4.3 Rata-rata CAR Sebelum dan Saat pandemi
Sumber : Data diolah penulis
Pada gambar 4.3 menunjukkan bahwa CAR setiap bank
mengalami fluktuasi dari sebelum pandemi dan saat pandemi Covid-19.
CAR tiap bank mengalami kenaikan dan penurunan selama periode
penelitian dimana terdapat empat bank yang mengalami kenaikan CAR
sedangkan satu bank yaitu Bank NTB Syariah menunjukkan penurunan
CAR. Pada periode sebelum pandemi CAR tertinggi dialami oleh Bank
BCA Syariah yang menyentuh angka 38,32% dan CAR terendah
dialami oleh Bank Muamalat sebesar 12,27%. Sedangkan pada periode
saat pandemi CAR tertinggi dialami oleh Bank BCA Syariah yang
menyentuh angka 45,11% dan CAR terendah dialami oleh Bank
Muamalat sebesar 15,14%. Peningkatan CAR pada perbankan syariah
menunjukkan bahwa semakin baik kualitas kemampuan bank dalam
menanggung setiap kredit yang berisiko.
d. ROA (Return On Asset)
ROA (Return On Asset) adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur profabilitas suatu bank dalam menggunakan aset yang
dimiliki olehnya untuk menghasilkan pendapatan. Perhitungan ROA
yaitu dengan cara membagi laba bersih sebelum pajak terhadap total
aset suatu bank.
Dari perhitungan data laporan keuangan dihasilkan ROA (Return
On Asset) kelima sampel sebagai berikut:
43
Tabel 4.12 Rasio ROA Sebelum dan Saat pandemi
No Nama Bank
Sebelum Pandemi Saat pandemi
Triwulan
IV 2019
Triwulan
I 2020
Rata-
Rata Triwulan
IV 2020
Triwulan
I 2021
Rata-
Rata
1 Bank BCA Syariah 1,15 0,87 1,01 1,09 0,89 0,99
2 Bank Panin Dubai Syariah 0,25 0,26 0,26 0,06 0,10 0,08
3 Bank Aceh 2,33 1,58 1,96 1,73 2,32 2,03
4 Bank NTB Syariah 2,56 1,79 2,18 1,74 1,16 1,45
5 Bank Muamalat Indonesia 0,05 0,03 0,04 0,03 0,02 0,03
Rata-Rata ROA Sebelum 1,09 Saat 0,91
Sumber : Diolah Penulis
Berdasarkan data rasio pada Tabel 4.12, berikut merupakan
deskriptif statistik ROA dari kelima sampel bank:
Tabel 4.13 Deskriptif Statistik ROA
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA_Sebelum_Pandemi 5 ,04 2,18 1,0900 ,96732
ROA_Saat_pandemi 5 ,03 2,03 ,9150 ,86954
Valid N (listwise) 5
Sumber : Hasil olahan data SPSS 26
Berdasarkan tabel 4.13 menunjukkan bahwa ROA sebelum
pandemi memiliki nilai rata-rata sebesar 1,09% dengan minimum
sebesar 0,04%, maximum sebesar 2,18%, dan standar deviasi sebesar
0,96732. Sedangkan ROA saat pandemi memiliki nilai rata-rata sebesar
0,91% dengan minimum sebesar 0,03%, maximum sebesar 2,03%, dan
standar deviasi sebesar 0,86954.
Berikut adalah rata-rata ROA (Return On Asset) pada kelima
sampel bank.
44
Gambar 4.4 Rata-rata ROA Sebelum dan Saat pandemi
Sumber : Data diolah penulis
Pada gambar 4.4 menunjukkan bahwa ROA setiap bank
mengalami fluktuasi dari sebelum pandemi dan saat pandemi Covid-19.
ROA tiap bank mengalami kenaikan dan penurunan selama periode
penelitian dimana terdapat satu bank yang mengalami kenaikan ROA
sedangkan empat bank yaitu Bank BCA Syariah, Bank Panin Dubai
Syariah, Bank NTB Syariah, dan Bank Muamalat menunjukkan
penurunan CAR. Pada periode sebelum pandemi ROA tertinggi
dialami oleh Bank NTB Syariah yang menyentuh angka 2,18% dan
ROA terendah dialami oleh Bank Muamalat sebesar 0,04%. Sedangkan
pada periode saat pandemi ROA tertinggi dialami oleh Bank Aceh yang
menyentuh angka 2,03% dan ROA terendah dialami oleh Bank
Muamalat sebesar 0,03%. Semakin rendah ROA pada bank
menujukkan bahwa kinerja keuangan perbankan sedang tidak sehat atau
adanya penurunan laba yang dihasilkan atas penggunaan aset
perusahaan.
1,01
0,26
1,962,18
0,04
0,99
0,08
2,03
1,45
0,030,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
B A N K B C A S Y A R I A H
B A N K P A N I N D U B A I
S Y A R I A H
B A N K A C E H B A N K N T B S Y A R I A H
B A N K M U A M A L A T I N D O N E S I A
ROA (RETURN ON ASSETS)
Sebelum Pandemi (Triwulan IV 2019 & Triwulan I 2020)
Setelah Pandemi (Triwulan IV 2020 & Triwulan I 2021)
45
e. ROE (Return On Equity)
ROE (Return On Equity) adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur profabilitas suatu bank dalam menggunakan ekuitas yang
dimilikinya untuk menghasilkan laba. Perhitungan ROE yaitu dengan
cara membagikan laba bersih setelah pajak terhadap ekuitas suatu bank.
Dari perhitungan data laporan keuangan dihasilkan ROE (Return
On Equity) kelima sampel sebagai berikut:
Tabel 4.14 Rasio ROE Sebelum dan Saat pandemi
No Nama Bank
Sebelum Pandemi Saat pandemi
Triwulan
IV 2019
Triwulan
I 2020
Rata-
Rata Triwulan
IV 2020
Triwulan
I 2021
Rata-
Rata
1 Bank BCA Syariah 3,97 2,37 3,17 3,07 2,36 2,72
2 Bank Panin Dubai Syariah 1,08 1,74 1,41 0,01 0,31 0,16
3 Bank Aceh 23,44 12,04 17,74 15,72 20,04 17,88
4 Bank NTB Syariah 12,05 7,84 9,95 9,54 6,20 7,87
5 Bank Muamalat Indonesia 0,45 0,30 0,38 0,29 0,23 0,26
Rata-Rata ROE Sebelum 6,53 Saat 5,78
Sumber : Diolah Penulis
Berdasarkan data rasio pada Tabel 4.14, berikut merupakan
deskriptif statistik ROE dari kelima sampel bank:
Tabel 4.15 Deskriptif Statistik ROE
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROE_Sebelum_Pandemi 5 ,38 17,74 6,5290 7,29295
ROE_Saat_pandemi 5 ,16 17,88 5,7780 7,45313
Valid N (listwise) 5
Sumber : Hasil olahan data SPSS 26
46
Berdasarkan tabel 4.15 menunjukkan bahwa ROE sebelum
pandemi memiliki nilai rata-rata sebesar 6,53% dengan minimum
sebesar 0,38%, maximum sebesar 17,74%, dan standar deviasi sebesar
7,29295. Sedangkan ROE saat pandemi memiliki nilai rata-rata sebesar
5,78% dengan minimum sebesar 0,16%, maximum sebesar 17,88%,
dan standar deviasi sebesar 7,45313.
Berikut adalah rata-rata ROE (Return On Equity) pada kelima
sampel bank.
Gambar 4.5 Rata-rata ROE Sebelum dan Saat pandemi
Sumber : Data diolah penulis
Pada gambar 4.5 menunjukkan bahwa ROE setiap bank
mengalami fluktuasi dari sebelum pandemi dan saat pandemi Covid-19.
ROE tiap bank mengalami kenaikan dan penurunan selama periode
penelitian dimana terdapat empat bank yang mengalami penurunan
ROE sedangkan satu bank yaitu Bank Aceh menunjukkan kenaikan
ROE. Pada periode sebelum pandemi ROE tertinggi dialami oleh Bank
Aceh yang menyentuh angka 17,74% dan ROE terendah dialami oleh
3,171,41
17,74
9,95
0,382,72
0,16
17,88
7,87
0,260,00
5,00
10,00
15,00
20,00
B A N K B C A S Y A R I A H
B A N K P A N I N D U B A I
S Y A R I A H
B A N K A C E H B A N K N T B S Y A R I A H
B A N K M U A M A L A T I N D O N E S I A
ROE (RETURN ON EQUITY)
Sebelum Pandemi (Oktober 2019-Maret 2020)
Setelah Pandemi (Oktober 2020-Maret 2021)
47
Bank Muamalat sebesar 0,38%. Sedangkan pada periode saat pandemi
ROE tertinggi dialami oleh Bank Aceh yang menyentuh angka 17,88%
dan ROA terendah dialami oleh Bank Panin Dubai Syariah sebesar
0,16%. Semakin rendah ROE pada bank menujukkan bahwa kinerja
keuangan perbankan sedang tidak sehat atau adanya penurunan laba
yang dihasilkan atas penggunaan modal perusahaan. Kondisi
perekonomian yang sedang tidak stabil menjadi salah satu faktor
penyusutan ROA yang membuat risiko kredit menjadi semakin tinggi
2. Uji Normalitas (Uji Shapiro Wilk)
Uji normalitas digunakan untuk menilai sampel data yang telah
dikumpulkan apakah nilai residualnya berdistribusi normal atau tidak.
Mode regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang
berdistribusi secara normal. Adapun dasar pengambilan keputusannya
sebagai berikut:
Apabila nilai signifikansi >0,05 maka data berdistribusi normal
Apabila nilai signifikansi <0,05 maka data tidak berdistribusi normal
Di bawah ini merupakan hasil uji normalitas data penelitian ini
dengan menggunakan uji Shapiro Wilk:
Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
NPF_Sebelum_Pandemi ,314 5 ,120 ,876 5 ,291
NPF_Saat_pandemi ,287 5 ,200* ,877 5 ,295
FDR_Sebelum_Pandemi ,297 5 ,170 ,829 5 ,138
FDR_Saat_pandemi ,279 5 ,200* ,877 5 ,295
CAR_Sebelum_Pandemi ,263 5 ,200* ,855 5 ,211
CAR_Saat_pandemi ,189 5 ,200* ,946 5 ,707
48
ROA_Sebelum_Pandemi ,216 5 ,200* ,897 5 ,395
ROA_Saat_pandemi ,232 5 ,200* ,915 5 ,496
ROE_Sebelum_Pandemi ,277 5 ,200* ,870 5 ,265
ROE_Saat_pandemi ,259 5 ,200* ,834 5 ,149
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber : Hasil olahan data SPSS 26
Berdasarkan hasil uji normalitas dengan uji Shapiro Wilk pada
tabel 4.16, menunjukkan bahwa nilai residual semua data variabel
berdistribusi secara normal karena memiliki nilai Sig lebih dari 5% atau
> 0,05. Dengan demikian maka persyaratan normalitas untuk
penggunaan uji paired sample t test sudah terpenuhi. Berikut
merupakan rangkuman dari hasil uji normalitas:
Tabel 4.17 Rangkuman Hasil Uji Normalitas
No Variabel Sig Keterangan Distribusi
1 NPF Sebelum Pandemi 0,291 p = > 0.05 Normal
2 NPF Saat pandemi 0,295 p = > 0.05 Normal
3 FDR Sebelum Pandemi 0,138 p = > 0.05 Normal
4 FDR Saat pandemi 0,295 p = > 0.05 Normal
5 CAR Sebelum Pandemi 0,211 p = > 0.05 Normal
6 CAR Saat pandemi 0,707 p = > 0.05 Normal
7 ROA Sebelum Pandemi 0,395 p = > 0.05 Normal
8 ROA Saat pandemi 0,496 p = > 0.05 Normal
9 ROE Sebelum Pandemi 0,265 p = > 0.05 Normal
10 ROE Saat pandemi 0,149 p = > 0.05 Normal
Sumber : Diolah Penulis
49
3. Uji Beda (Uji Paired Sample T-Test)
Uji paired sample t-test dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan antara rata-rata dua sampel berpasangan yaitu perbedaan rata-
rata kinerja perbankan syariah sebelum pandemi dengan rata-rata kinerja
perbankan syariah saat pandemi. Adapun hipotesis yang digunakan
sebagai berikut:
H0: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja perbankan
syariah sebelum pandemi dan kinerja perbankan syariah saat pandemi.
Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan anatara kinerja perbankan syariah
sebelum pandemi dan kinerja perbankan syariah saat pandemi
Dengan dasar pengambilan keputusan:
Apabila nilai Sig. (2-tailed) >0,05 maka H0 diterima.
Apabila nilai Sig. (2-tailed) <0,05 maka H0 ditolak.
Pengujian paired sample t-test dilakukan pada beberapa variabel,
diantaranya:
1) Variabel NPF (Non Performing Financing)
Tabel 4.18 Hasil Uji Paired Sample Statistics NPF
Sumber : Hasil olahan data SPSS 26
Dari hasil tabel 4.18 NPF sebelum pandemi memiliki nilai mean
sebesar 2,54% dan NPF saat pandemi memiliki nilai mean sebesar
2,50%, artinya terdapat penurunan angka mean NPF sebesar 0,04% saat
pandemi. Hal tersebut menunjukkan bahwa NPF saat pandemi lebih baik
dibandingkan NPF saat pandemi. Berdasarkan data variabel NPF jika
mengacu dengan ketentuan Bank Indonesia tentang kriteria penilaian
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 NPF_Sebelum_Pandemi 2,5420 5 2,02074 ,90370
NPF_Saat_pandemi 2,4960 5 1,90270 ,85091
50
rasio NPF maka nilai mean NPF sebelum dan saat pandemi berada pada
2% - 5% yaitu tergolong predikat cukup sehat.
Tabel 4.19 Hasil Uji Paired Sample Correlation NPF
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 NPF_Sebelum_Pandemi &
NPF_Saat_pandemi
5 ,988 ,002
Sumber : Hasil olahan data SPSS 26
Berdasarkan Tabel 4.19 dimana angka signifikasi < 0,05 (0,002
< 0,05) dan angka correlation (r) 0,948, jika r dibuat dalam persentase
maka menunjukkan bahwa sumbangan pandemi terhadap penurunan
NPF adalah (0,988)2 = 0,98 (98%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang cukup signifikan antara NPF sebelum pandemi
dan NPF saat pandemi.
Tabel 4.20 Hasil Uji Paired Sample T-test NPF
Paired Samples Test
Paired Differences T Df Sig.
(2-tailed) Mean Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 NPF_Sebelum –
NPF_Saat
,04600 ,32685 ,14617 -,35984 ,45184 ,315 4 ,769
Sumber : Hasil olahan data SPSS 26
Pada Tabel 4.20 diketahui hasil uji beda untuk nilai rata-rata NPF
perbankan syariah sebelum pandemi dengan nilai rata-rata NPF
perbankan syariah saat pandemi nilai signifikasinya adalah 0,769.
Sehingga dapat dirumuskan bahwa hasil uji H0 diterima karena nilai
51
Sig. (2-tailed) sebesar 0,769 atau >0,05. Hal tersebut juga membuktikan
bahwa NPF perbankan syariah sebelum pandemi dengan NPF
perbankan syariah saat pandemi tidak ada perbedaan secara signifikan.
2) Variabel FDR (Financing to Deposit Ratio)
Tabel 4.21 Hasil Uji Paired Sample Statistics FDR
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 FDR_Sebelum_Pandemi 82,3160 5 12,06061 5,39367
FDR_Saat_pandemi 84,9940 5 18,30794 8,18756
Sumber : Hasil olahan data SPSS 26
Dari hasil tabel 4.21 FDR sebelum pandemi memiliki nilai mean
sebesar 82,32% dan FDR saat pandemi memiliki nilai mean sebesar
84,99%, artinya terdapat kenaikan angka mean FDR sebesar 2,68% saat
terjadinya pandemi. Hal tersebut menunjukkan bahwa FDR sebelum
pandemi lebih baik dibandingkan FDR saat pandemi. Berdasarkan data
variabel FDR jika mengacu dengan ketentuan Bank Indonesia tentang
kriteria penilaian rasio FDR maka nilai mean FDR sebelum dan saat
pandemi berada pada ≤ 94,75% yaitu tergolong predikat sehat.
Tabel 4.22 Hasil Uji Paired Sample Correlation FDR
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 FDR_Sebelum_Pandemi
& FDR_Saat_pandemi
5 ,840 ,075
Sumber : Hasil olahan data SPSS 26
Berdasarkan Tabel 4.22 dimana angka signifikasi > 0,05 (0,075
> 0,05) dan angka correlation (r) 0,840, jika r dibuat dalam persentase
52
maka menunjukkan bahwa sumbangan pandemi terhadap kenaikan
FDR adalah (0,840)2 = 0,71 (71%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
tidak ada hubungan yang cukup signifikan antara FDR sebelum
pandemi dan FDR saat pandemi.
Tabel 4.23 Hasil Uji Paired Sample T-test FDR
Paired Samples Test
Paired Differences T df Sig.
(2-tailed) Mean Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 FDR_Sebelum -
FDR_Saat
-2,67800 10,46952 4,68211 -15,67762 10,32162 -,572 4 ,598
Sumber : Hasil olahan data SPSS 26
Pada Tabel 4.23 diketahui hasil uji beda untuk nilai rata-rata FDR
perbankan syariah sebelum pandemi dengan nilai rata-rata FDR
perbankan syariah saat pandemi nilai signifikasinya adalah 0,598.
Sehingga dapat dirumuskan bahwa hasil uji H0 diterima karena nilai
Sig. (2-tailed) sebesar 0,598 atau >0,05. Hal tersebut juga membuktikan
bahwa FDR perbankan syariah sebelum pandemi dengan FDR
perbankan syariah saat pandemi tidak ada perbedaan secara signifikan.
3) Variabel CAR (Capital Adequacy Ratio)
Tabel 4.24 Hasil Uji Paired Sample Statistics CAR
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 CAR_Sebelum_Pandemi 24,0880 5 12,00971 5,37091
CAR_Saat_pandemi 28,3760 5 11,79215 5,27361
Sumber : Hasil olahan data SPSS 26
53
Dari hasil tabel 4.24 CAR sebelum pandemi memiliki nilai mean
sebesar 24,09% dan CAR saat pandemi memiliki nilai mean sebesar
28,37%, artinya terdapat kenaikan angka mean CAR sebesar 4,29% saat
terjadinya pandemi. Hal tersebut menunjukkan bahwa CAR saat
pandemi lebih baik dibandingkan CAR saat pandemi. Berdasarkan data
variabel CAR jika mengacu dengan ketentuan Bank Indonesia tentang
kriteria penilaian rasio CAR maka nilai CAR sebelum dan saat pandemi
berada pada > 8% yaitu tergolong predikat sehat.
Tabel 4.25 Hasil Uji Paired Sample Correlation CAR
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 CAR_Sebelum_Pandemi &
CAR_Saat_pandemi
5 ,809 ,098
Sumber : Hasil olahan data SPSS 26
Berdasarkan Tabel 4.25 dimana angka signifikasi > 0,05 (0,098
> 0,05) dan angka correlation (r) 0,809, jika r dibuat dalam persentase
maka menunjukkan bahwa sumbangan pandemi terhadap kenaikan
CAR adalah sebesar (0,809)2 = 0,66 (66%). Hal tersebut menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan yang cukup signifikan antara CAR sebelum
pandemi dan CAR saat pandemi.
Tabel 4.26 Hasil Uji Paired Sample T-test CAR
Paired Samples Test
Paired Differences T df Sig.
(2-tailed) Mean Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 CAR_Sebelum -
CAR_Saat
-4,28800 7,36481 3,29364 -13,43262 4,85662 -1,302 4 ,263
Sumber : Hasil olahan data SPSS 26
54
Pada Tabel 4.26 diketahui hasil uji beda untuk nilai rata-rata CAR
perbankan syariah sebelum pandemi dengan nilai rata-rata CAR
perbankan syariah saat pandemi nilai signifikasinya adalah 0,263.
Sehingga dapat dirumuskan bahwa hasil uji H0 diterima karena nilai
Sig. (2-tailed) sebesar 0,263 atau >0,05. Hal tersebut juga membuktikan
bahwa CAR perbankan syariah sebelum pandemi dengan CAR
perbankan syariah saat pandemi tidak ada perbedaan secara signifikan.
4) Variabel ROA (Return On Asset)
Tabel 4.27 Hasil Uji Paired Sample Statistics ROA
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 ROA_Sebelum_Pandemi 1,0900 5 ,96732 ,43260
ROA_Saat_pandemi ,9150 5 ,86954 ,38887
Sumber : Hasil olahan data SPSS 26
Dari hasil tabel 4.27 ROA sebelum pandemi memiliki nilai mean
sebesar 1,09% dan ROA saat pandemi memiliki nilai mean sebesar
0,91%, artinya terdapat penurunan angka mean ROA sebesar 0,18%
saat terjadinya pandemi. Hal tersebut menunjukkan bahwa ROA
sebelum pandemi lebih baik dibandingkan ROA saat pandemi.
Berdasarkan data variabel ROA jika mengacu dengan ketentuan Bank
Indonesia tentang kriteria penilaian rasio ROA maka nilai ROA
sebelum dan saat pandemi berada pada 0,5% - 1,25% yaitu tergolong
predikat cukup sehat.
Tabel 4.28 Hasil Uji Paired Sample Correlation ROA
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 ROA_Sebelum_Pandemi
& ROA_Saat_pandemi
5 ,944 ,016
55
Sumber : Hasil olahan data SPSS 26
Berdasarkan Tabel 4.28 dimana angka signifikasi < 0,05 (0,016
< 0,05) dan angka correlation (r) 0,944, jika r dibuat dalam persentase
maka menunjukkan bahwa sumbangan pandemi terhadap penurunan
ROA adalah sebesar (0,944)2 = 0,89 (89%). Hal tersebut menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara ROA sebelum
pandemi dan ROA saat pandemi.
Tabel 4.29 Hasil Uji Paired Sample T-test ROA
Paired Samples Test
Paired Differences T Df Sig.
(2-tailed) Mean Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 ROA_Sebelum -
ROA_Saat
,17500 ,32315 ,14452 -,22624 ,57624 1,211 4 ,293
Sumber : Hasil olahan data SPSS 26
Pada Tabel 4.29 diketahui hasil uji beda untuk nilai rata-rata ROA
perbankan syariah sebelum pandemi dengan nilai rata-rata ROA
perbankan syariah saat pandemi nilai signifikasinya adalah 0,293.
Sehingga dapat dirumuskan bahwa hasil uji H0 diterima karena nilai
Sig. (2-tailed) sebesar 0,293 atau >0,05. Hal tersebut juga membuktikan
bahwa ROA perbankan syariah sebelum pandemi dengan ROA
perbankan syariah saat pandemi tidak ada perbedaan secara signifikan.
56
5) Variabel ROE (Return On Equity)
Tabel 4.30 Hasil Uji Paired Sample Statistics ROE
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 ROE_Sebelum_Pandemi 6,5290 5 7,29295 3,26151
ROE_Saat_pandemi 5,7780 5 7,45313 3,33314
Sumber : Hasil olahan data SPSS 26
Dari hasil tabel 4.30 ROE sebelum pandemi memiliki nilai mean
sebesar 6,53% dan ROE saat pandemi memiliki nilai mean sebesar
5,78%, artinya terdapat penurunan angka mean ROE sebesar 0,75%
saat terjadinya pandemi. Hal tersebut menunjukkan bahwa ROE
sebelum pandemi lebih baik dibandingkan ROE saat pandemi.
Berdasarkan data variabel ROE jika mengacu dengan ketentuan Bank
Indonesia tentang kriteria penilaian rasio ROE maka nilai ROE
sebelum dan saat pandemi berada pada 5 - ≤ 12,5% yaitu tergolong
predikat cukup sehat.
Tabel 4.31 Hasil Uji Paired Sample Correlation ROE
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 ROE_Sebelum_Pandemi &
ROE_Saat_pandemi
5 ,993 ,001
Sumber : Hasil olahan data SPSS 26
Berdasarkan Tabel 4.31 dimana angka signifikasi < 0,05 (0,001
< 0,05) dan angka correlation (r) 0,993, jika r dibuat dalam persentase
maka menunjukkan bahwa sumbangan pandemi terhadap penurunan
ROE adalah sebesar (0,993)2 = 0,99 (99%). Hal tersebut menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara ROA sebelum
pandemi dan ROA saat pandemi.
57
Tabel 4.32 Hasil Uji Paired Sample T-test ROE
Paired Samples Test
Paired Differences
T Df Sig.
(2-tailed)
Mean Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 ROE_Sebelum -
ROE_Saat
,75100 ,90888 ,40646 -,37752 1,87952 1,848 4 ,138
Sumber : Hasil olahan data SPSS 26
Pada Tabel 4.32 diketahui hasil uji beda untuk nilai rata-rata ROE
perbankan syariah sebelum pandemi dengan nilai rata-rata ROE
perbankan syariah saat pandemi nilai signifikasinya adalah 0,138.
Sehingga dapat dirumuskan bahwa hasil uji H0 diterima karena nilai
Sig. (2-tailed) sebesar 0,138 atau >0,05. Hal tersebut juga membuktikan
bahwa ROE perbankan syariah sebelum pandemi dengan ROE
perbankan syariah saat pandemi tidak ada perbedaan secara signifikan.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil pengujian data yang dilakukan pada kelima sampel bank
yaitu Bank BCA Syariah, Bank Panin Dubai Syariah, Bank Aceh, BPD Nusa
Tenggara Barat Syariah, dan Bank Muamalat Indonesia melalui hasil uji
Descriptiive Statistics, dapat dilihat bahwa masing-masing rasio yang diteliti
yaitu NPF, FDR, CAR, ROA, dan ROA selama periode sebelum pandemi dan
saat pandemi di setiap bank mengalami fluktuasi atau adanya peningkatan
maupun penurunan.
Pada Tabel 4.33 di bawah, data kinerja keuangan kelima bank sampel
pada periode sebelum pandemi (Triwulan IV 2019 dan Triwulan I 2020)
diperoleh nilai rata-rata rasio NPF sebesar 2,54%, FDR sebesar 82,32%, CAR
sebesar 24,09%, ROA sebesar 1,09%, dan ROE sebesar 6,53%. Sedangkan
58
pada periode saat pandemi (Triwulan IV 2020 dan Triwulan I 2021) diperoleh
nilai rata-rata rasio NPF sebesar 2,50% (menurun 0,46%), FDR sebesar
84,99% (meningkat 2,68%), CAR sebesar 28,37% (meningkat 4,29%), ROA
sebesar 0,91% (menurun 0,18%), dan ROE sebesar 5,78% (menurun 0,75%).
Artinya NPF dan CAR saat pandemi lebih baik, sedangkan FDR, ROA, dan
ROE sebelum pandemi lebih baik.
Tabel 4.33 Rangkuman Rasio Kinerja Pebankan Syariah
Rasio Sebelum Saat Kriteria Selisih
Mean
Sig.
(2-tailed)
NPF 2,54% 2,50% Cukup Sehat ,04600 ,769
FDR 82,32% 84,99% Sehat -2,67800 ,598
CAR 24,09% 28,37% Sehat -4,28800 ,263
ROA 1,09% 0,91% Cukup Sehat ,17500 ,293
ROE 6,53% 5,78% Cukup Sehat ,75100 ,138 Sumber : Hasil olahan data SPSS 26
Diolah Penulis
Walaupun terjadi fluktuasi pada masing-masing variabel saat terjadinya
pandemi Covid-19, namun melalui uji beda menggunakan uji paired sample
t test pada rasio NPF, FDR, CAR, ROA, dan ROE secara keseluruhan nilai
signifikansinya adalah >0,05 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara kinerja keuangan perbankan syariah sebelum dan saat
terjadinya pandemi.
Variabel NPF (Non Performing Financing) berdasarkan hasil uji
paired sample t test diketahui nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,769 atau >0,05
sehingga H0 diterima, berarti tidak ada perbedaan secara signifikan NPF
perbankan syariah sebelum pandemi dengan NPF perbankan syariah saat
pandemi. Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh meningkatnya jumlah
pembiayaan saat terjadinya pandemi Covid-19. Kenaikan pembiayaan
biasanya sejalan dengan kenaikan kredit macet, namun pada penelitian ini
pembiayaan bermasalah malah menunjukkan adanya penurunan. Dapat
59
dilihat pada Tabel 4.34 di bawah, telah terjadi penurunan pertumbuhan
pembiayaan bermasalah pada Triwulan IV 2020 sebesar 6,29% dari periode
sama tahun sebelumnya dan Triwulan I 2021 sebesar 4,68% dari periode sama
tahun sebelumnya. Namun perubahan pembiayaan bermasalah tersebut tidak
begitu besar dan signifikan sehingga tidak terdapat perbedaan pada sisi NPF.
Tabel 4.34 Pembiayaan Bermasalah (Dalam Jutaan Rupiah)
Nama Bank
Sebelum Pandemi Saat pandemi Pertumbuhan %
Triwulan
IV 2019
Triwulan I
2020
Triwulan
IV 2020
Triwulan I
2021
Triwulan
IV 2019
– 2020
Triwulan
I 2020 -
2021
Bank BCA Syariah 32.681 38.263 27.728 33.441 (15,16) (12,60)
Bank Panin Dubai Syariah 317.869 324.649 299.367 455.553 (5,82) 40,32
Bank Aceh 183.267 213.312 233.700 248.642 27,52 16,56
Bank NTB Syariah 75.945 81.226 80.909 92.899 6,54 14,37
Bank Muamalat Indonesia 1.558.696 1.687.297 1.390.324 1.404.570 (10,80) (16,76)
TOTAL 2.168.458 2.344.747 2.032.028 2.235.105 (6,29) (4,68)
Sumber : Website resmi masing-masing bank
Diolah Penulis
Variabel FDR (Financing to Deposit Ratio) berdasarkan hasil uji paired
sample t test diketahui nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,598 atau >0,05 sehingga
H0 diterima, berarti tidak ada perbedaan secara signifikan FDR perbankan
syariah sebelum pandemi dengan FDR perbankan syariah saat pandemi. Hal
tersebut kemungkinan disebabkan oleh terjadinya kenaikan dana pihak ketiga
dari tabungan, giro, dan deposito saat terjadinya pandemi Covid-19. Kenaikan
dana pihak ketiga diimbangi oleh penambahan jumlah pembiayaan. Dapat
dilihat pada Tabel 4.35 di bawah, telah terjadi peningkatan pertumbuhan
pembiayaan pada Triwulan IV 2020 sebesar 2,17% dari periode sama tahun
sebelumnya dan Triwulan I 2021 sebesar 2,58% dari periode sama tahun
sebelumnya. Namun perubahan pembiayaan tersebut tidak begitu besar dan
signifikan sehingga tidak terdapat perbedaan pada sisi FDR.
60
Tabel 4.35 Pembiayaan (Dalam Jutaan Rupiah)
Nama Bank
Sebelum Pandemi Saat pandemi Pertumbuhan %
Triwulan
IV 2019
Triwulan I
2020
Triwulan
IV 2020
Triwulan I
2021
Triwulan
IV 2019
– 2020
Triwulan
I 2020 -
2021
Bank BCA Syariah 5.645.419 5.678.277 5.569.233 5.725.896 (1,35) 0,84
Bank Panin Dubai Syariah 8.335.170 8.263.914 8.845.800 9.205.508 6,13 11,39
Bank Aceh 14.363.251 14.402.038 15.279.249 15.397.457 6,38 6,91
Bank NTB Syariah 5.582.097 5.667.087 6.410.884 6.644.568 14,85 17,25
Bank Muamalat Indonesia 29.877.217 29.925.722 29.083.963 28.615.708 (2,66) (4,38)
TOTAL 63.803.154 63.937.038 65.189.129 65.589.137 2,17 2,58
Sumber : Website resmi masing-masing bank
Diolah Penulis
Variabel CAR (Capital Adequacy Ratio) berdasarkan hasil uji paired
sample t test diketahui nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,263 atau >0,05 sehingga
H0 diterima, berarti tidak ada perbedaan secara signifikan CAR perbankan
syariah sebelum pandemi dengan CAR perbankan syariah saat pandemi. Hal
tersebut kemungkinan disebabkan oleh meningkatnya modal saat terjadinya
pandemi Covid-19. Modal berperan penting dalam pengembangan bisnis dan
menampung adanya risiko keuangan. Kenaikan modal rupanya efektif
sehingga perbankan syariah mampu menanggulangi risiko dan bertahan pada
masa krisis pandemi Covid-19. Dapat dilihat pada Tabel 4.36 di bawah, telah
terjadi peningkatan pertumbuhan modal pada Triwulan IV 2020 sebesar
27,54% dari periode sama tahun sebelumnya dan Triwulan I 2021 sebesar
25,64% dari periode sama tahun sebelumnya. Namun perubahan modal
tersebut tidak begitu besar dan signifikan sehingga tidak terdapat perbedaan
pada sisi CAR.
Tabel 4.36 Modal (Dalam Jutaan Rupiah)
Nama Bank
Sebelum Pandemi Saat pandemi Pertumbuhan %
Triwulan
IV 2019
Triwulan I
2020
Triwulan
IV 2020
Triwulan I
2021
Triwulan
IV 2019
- 2020
Triwulan
I 2020 -
2021
Bank BCA Syariah 2.367.722 2.378.504 2.799.002 2.806.066 18,21 17,98
61
Bank Panin Dubai Syariah 1.248.264 1.370.220 2.805.778 2.795.465 124,77 104,02
Bank Aceh 2.236.174 2.358.022 2.391.845 2.499.434 6,96 6,00
Bank NTB Syariah 1.426.525 1.446.603 1.418.357 1.445.165 (0,57) (0,10)
Bank Muamalat Indonesia 3.871.341 3.708.036 4.805.946 4.603.139 24,14 24,14
TOTAL 11.150.026 11.261.385 14.220.928 14.149.269 27,54 25,64
Sumber : Website resmi masing-masing bank
Diolah Penulis
Variabel ROA (Return On Assets) berdasarkan hasil uji paired sample
t test diketahui nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,293 atau >0,05 sehingga
H0 diterima, berarti tidak ada perbedaan secara signifikan ROA perbankan
syariah sebelum pandemi dengan ROA perbankan syariah saat pandemi. Hal
tersebut kemungkinan disebabkan oleh meningkatnya total aset saat
terjadinya pandemi Covid-19. Kenaikan total aset disertai dengan
dihasilkannya laba bersih yang masih fluktuasi. Dapat dilihat pada Tabel 4.37
di bawah, telah terjadi peningkatan pertumbuhan aset pada Triwulan IV 2020
sebesar 3,92% dari periode sama tahun sebelumnya dan Triwulan I 2021
sebesar 7,17% dari periode sama tahun sebelumnya. Namun perubahan aset
tersebut tidak begitu besar dan signifikan sehingga tidak terdapat perbedaan
pada sisi ROA.
Tabel 4.37 Aset (Dalam Jutaan Rupiah)
Nama Bank
Sebelum Pandemi Saat pandemi Pertumbuhan %
Triwulan IV
2019
Triwulan I
2020
Triwulan IV
2020
Triwulan I
2021
Triwulan
IV 2019
– 2020
Triwulan
I 2020 –
2021
Bank BCA Syariah 8.634.374 8.353.839 9.720.254 9.194.594 12,58 10,06
Bank Panin Dubai Syariah 11.135.825 10.802.838 11.302.082 11.662.639 1,49 7,96
Bank Aceh 25.121.063 22.989.667 25.480.963 25.089.678 1,43 9,13
Bank NTB Syariah 8.640.305 9.884.780 10.419.758 11.008.949 20,59 11,37
Bank Muamalat Indonesia 50.555.519 49.428.095 51.241.304 51.775.158 1,36 4,75
TOTAL 104.087.086 101.459.219 108.164.361 108.731.018 3,92 7,17
Sumber : Website resmi masing-masing bank
Diolah Penulis
62
Variabel ROE (Return On Equity) berdasarkan hasil uji paired sample
t test diketahui nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,138 atau >0,05 sehingga
H0 diterima, berarti tidak ada perbedaan secara signifikan ROE perbankan
syariah sebelum pandemi dengan ROE perbankan syariah saat pandemi. Hal
tersebut kemungkinan disebabkan oleh meningkatnya total modal saat
terjadinya pandemi Covid-19. Namun kenaikan modal disertai dengan
dihasilkannya laba bersih yang masih fluktuasi. Dapat dilihat pada Tabel 4.38
di bawah, telah terjadi penurunan pertumbuhan laba bersih pada Triwulan IV
2020 sebesar 23,27% dari periode sama tahun sebelumnya dan telah terjadi
peningkatan pertumbuhan laba bersih pada Triwulan I 2021 sebesar 33,14%
dari periode sama tahun sebelumnya. Perubahan laba tersebut tidak begitu
besar dan signifikan sehingga tidak terdapat perbedaan pada sisi ROE.
Tabel 4.38 Laba Bersih (Dalam Jutaan Rupiah)
Nama Bank
Sebelum Pandemi Saat pandemi Pertumbuhan %
Triwulan
IV 2019
Triwulan I
2020
Triwulan IV
2020
Triwulan
I 2021
Triwulan
IV 2019 –
2020
Triwulan
I 2020 –
2021
Bank BCA Syariah 67.194 13.754 73.106 16.164 8,80 17,52
Bank Panin Dubai Syariah 13.237 5.336 128 2.096 (99,03) (60,72)
Bank Aceh 452.327 66.789 333.158 112.046 (26,35) 67,76
Bank NTB Syariah 163.249 27.550 130.166 21.593 (20,27) (21,62)
Bank Muamalat Indonesia 16.326 2.517 10.020 2.470 (38,63) (1,87)
TOTAL 712.333 115.946 546.578 154.369 (23,27) 33,14
Sumber : Website resmi masing-masing bank
Diolah Penulis
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ilhami dan Husni Thamrin
(2021), dalam penelitian yang berjudul “Analisis Dampak Covid-19 terhadap
Kinerja Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia” dimana kesimpulannya
ialah pandemi Covid-19 tidak mempengaruhi kinerja keuangan perbankan
syariah di Indonesia. Hasil pengujian membuktikan bahwa semua rasio yaitu
CAR, ROA, NPF, dan FDR tidak menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan antara sebelum dan saat pandemi.
63
Secara umum hal ini membuktikan bahwa perbankan syariah lebih
tahan dan kuat terhadap krisis atau faktor seperti pandemi Covid-19.
Perbankan syariah mampu tumbuh di tengah krisis pandemi tercermin dari
stabilitas kinerja keuangan segi pembiayaan, dana pihak ketiga, modal dan
aset yang tetap mengalami kenaikan. Jika ketahanan tersebut terus terjaga dan
stabil maka tidak menutup kemungkinan bahwa potensi ekonomi syariah di
Indonesia akan semakin membesar setelah masa pandemi berakhir.
Meskipun pandemi covid-19 tidak memberikan pengaruh terhadap
kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia, hal tersebut tetap menjadi
ancaman yang serius karena pandemi yang masih belum berakhir dan adanya
kemungkinan terus dilakukannya perbatasan kegiatan yang dilakukan
pemerintah untuk menekan laju penularan Covid-19. Maka dari itu diperlukan
perencanaan arah pengembangan perbankan syariah untuk menanggulangi
masalah tersebut.
D. Arah Pengembangan Bank Syariah pada Masa Pandemi
Berdasarkan hasil penelitian di atas, perbankan syariah harus terus
merencanakan arah pengembangan agar dapat bertahan dan membantu
pemulihan ekonomi di Indonesia akibat dampak pandemi Covid-19. Jika
dilihat melalui laporan perbankan syariah pasca pandemi yang masih
membukukan keuntungan berarti perbankan syariah masih menunjukkan ada
pertumbuhan dan perbaikan. Banyaknya tantangan yang dihadapi pada situasi
pandemi Covid-19 saat ini mengharuskan perbankan syariah dalam mencari
inovasi dan strategi baru mengingat kondisi ekonomi yang belum stabil dan
pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir. Adapun arah pengembangan
yang peneliti sarankan yaitu
1. Mengembangkan pelayanan berbasis digital.
Industri perbankan syariah harus dapat menyesuaikan bisnisnya
dengan perubahan pola masyarakat yang kini lebih meningkatan
kewaspadaan dengan melakukan perbatasan jarak dalam berinteraksi
akibat pandemi. Artinya perbankan syariah dituntut agar bisa memberikan
64
pelayanan transaksi melalui digitalisasi seiring dengan penggunaan
smartphone yang semakin banyak. Sebagaimana dijelaskan oleh Otoritas
Jasa Keuangan bahwasanya perbankan digital merupakan layanan yang
diberikan perbankan syariah kepada nasabah/calon nasabah
menggunakan sarana elektronik yang dilakukan secara mandiri tanpa
harus datang langsung ke bank. Penggunaan teknologi digital
memberikan manfaat dan kenyamanan serta efesiensi untuk
penggunanya. Hal tersebut harus dimanfaatkan dan terus dikembangkan
oleh perbankan syariah sehingga akan memberikan dampak positif
terhadap meningkatnya kepuasan nasabah serta citra perusahaan.
2. Memberikan pembiayaan pada sektor yang tuai keuntungan di masa
pandemi Covid-19.
Terdapat sektor-sektor yang mampu bertahan dan tetap tumbuh
selama masa pandemi, hal tersebut seharusnya dapat didukung dan
dioptimalkan agar menjadi penopang perekonomian di Indonesia.
Perbankan syariah dapat menambah penyaluran pembiayaan ke sektor-
sektor tersebut sehingga selain membantu perekonomian masyarakat
tetapi juga memberikan timbal balik pula bagi bank yaitu meningkatkan
laba usaha serta profabilitas bank. Adapun sektor-sektor yang tuai
keuntungan di masa pandemi Covid-19 seperti sektor kesehatan, sektor
telekomunikasi, sektor e-commerce, dan sektor logistik.
Pada sektor kesehatan, pemberian pembiayaan dapat dilakukan
kepada pelaku usaha produsen masker, alat pelindung diri (APD), hand
sanitizer, dll yang penjualan dan permintaan barangnya sangatlah tinggi
pada saat ini. Pembiayaan juga dapat diberikan kepada rumah sakit
ataupun klinik penyedia layanan tes Rapid, Swab dan PCR yang kini
tumbuh pesat dan sangat diburu oleh masyarakat sebagai syarat bepergian
maupun untuk memastikan kondisi kesehatan. Selanjutnya pada sektor
telekomunikasi, pembiayaan dapat diberikan kepada perusahaan
telekomunikasi penyedia layanan internet, dimana penggunaan internet di
65
Indonesia mengalami peningkatan akibat banyak orang yang melakukan
aktivitas di rumah selama pandemi. Sektor e-commerce juga menjadi
usaha yang terpukul baik dan mengalami kenaikan volume penjualan
akibat banyaknya masyarakat yang berbelanja secara daring karena
physical distancing di tengah pandemi Covid-19. Perbankan syariah dapat
memberikan pembiayaan kepada para pedagang daring yang berjualan di
e-commerce serta pada perusahaan pendiri e-commerce yang ingin
mengembangkan bisnisnya. Terakhir pada sektor logistik, perbankan
syariah dapat memberikan pembiayaan kepada bisnis jasa pengiriman dan
logistik, dimana terjadi kelonjakan pertumbuhan pada masa pandemi
sejalan dengan meningkatnya transaksi pembelian lewat e-commerce
yang dipicu oleh peningkatan aktivitas digital masyarakat termasuk
berbelanja secara daring.
Tidak hanya dalam upaya pemulihan ekonomi pasca pandemi namun
saat ini perbankan syariah juga harus merencanakan arah pengembangan
untuk tahun kedepan. Untuk mendorong perekonomian pasca pandemi maka
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan Roadmap Pengembangan
Perbankan Syariah Indonesia 2020-2025 dengan visi mewujudkan perbankan
syariah yang resilient, berdaya saing tinggi, dan berkontribusi signifikan
terhadap pembangunan sosial serta perekonomian nasional. Visi tersebut
akan dicapai dengan berlandaskan pada tiga pilar yaitu pilar penguatan
identitas perbankan syariah, pilar sinergi ekosistem ekonomi syariah, dan
pilar penguatan perizinan, pengaturan, & pengawasan. Kedepannya
diharapkan bahwa perbankan syariah dapat terus berinovasi untuk membuat
produk baru yang unik sesuai syariah, mengedepankan transformasi digital,
kolaborasi dan sinergi dengan ekosistem ekonomi syariah, sehingga
perbankan syariah dapat berkembang menjadi semakin pesat (ojk.go.id).
66
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan judul “Analisis
Kinerja Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia Akibat Dampak Pandemi
Covid-19”, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil uji Descriptiive Statistics pada rasio NPF, FDR, CAR, ROA, dan
ROE terhadap kinerja keuangan perbankan syariah sebelum dan saat
pandemi adalah sebagai berikut:
a. Rata-rata NPF sebelum pandemi adalah 2,54% lebih besar dibanding
dengan rata-rata NPF saat pandemi yaitu 2,50%. Hal tersebut
menunjukkan bahwa NPF saat pandemi lebih baik dibandingkan NPF
saat pandemi.
b. Rata-rata FDR sebelum pandemi adalah 82,32% lebih kecil dibanding
dengan rata-rata FDR saat pandemi yaitu 84,99%. Hal tersebut
menunjukkan bahwa FDR sebelum pandemi lebih baik dibandingkan
FDR saat pandemi.
c. Rata-rata CAR sebelum pandemi adalah 24,09% lebih kecil dibanding
dengan rata-rata CAR saat pandemi yaitu 28,37%. Hal tersebut
menunjukkan bahwa CAR saat pandemi lebih baik dibandingkan
CAR saat pandemi.
d. Rata-rata ROA sebelum pandemi adalah 1,09% lebih besar dibanding
dengan rata-rata ROA saat pandemi yaitu 0,91%. Hal tersebut
menunjukkan bahwa ROA sebelum pandemi lebih baik dibandingkan
ROA saat pandemi.
e. Rata-rata ROE sebelum pandemi adalah 6,53% lebih besar dibanding
dengan rata-rata ROE saat pandemi yaitu 5,78%. Hal tersebut
menunjukkan bahwa ROE sebelum pandemi lebih baik dibandingkan
ROE saat pandemi.
67
2. Hasil uji beda dengan menggunakan uji Paired Sample T-test pada rasio
NPF, FDR, CAR, ROA, dan ROE secara keseluruhan nilai
signifikansinya adalah >0,05 menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan perbankan syariah
sebelum dan saat pandemi. Dapat disimpulkan bahwa pandemi Covid-19
tidak mempengaruhi kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia.
Artinya perbankan syariah di Indonesia dapat mampu bertahan dalam
menghadapi krisis ekonomi di tengah kondisi pandemi Covid-19.
B. Saran
1. Bagi perbankan, diharapkan terus meningkatkan kinerja keuangannya,
mengembangkan pelayanan berbasis digital dan melakukan penyaluran
pembiayaan di sektor yang tuai keuntungan pada masa pandemi Covid-
19 terutama di sektor kesehatan, telekomunikasi, e-commerce dan
logistik.
2. Bagi investor ataupun calon investor yang ingin berinvestasi di perbankan
syariah diharapkan selalu memperhatikan pertumbuhan perbankan dalam
menghasilkan labanya, baik dengan modal ataupun dengan aset karena
ketidakstabilan ekonomi pasca pandemi kemungkinan akan terus
memberikan dampak terhadap kredit perusahaan pembiayaan.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
a. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas populasi
penelitian dengan menggunakan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
(BPRS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) sebagai sampel sehingga hasil
penelitian akan mencakup lebih luas.
b. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel
penelitian dan memperpanjang periode pengamatan karena krisis
pandemi masih belum berakhir.
68
DAFTAR PUSTAKA
Ayuwardani, Rizky. 2018. Pengaruh Informasi Keuangan dan Non Keuangan
terhadap Underpricing Harga Saham pada Perusahaan yang Melakukan
Initial Public Offering (Studi Empiris Perusahaan Go Public yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015). Jurnal Nominal, 7(1), 143-158.
Azhari, dan Rofiul Wahyudi. 2020. Analisis Kinerja Perbankan Syariah di
Indonesia: Studi Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Ekonomi Syariah
Indonesia, 10(2), 97-102.
Bank Aceh. Sejarah Singkat. http://bankaceh.co.id (diakses pada 11 Juni 2021)
Bank Central Asia Syariah. Tentang BCA Syariah. http://bcasyariah.co.id (diakses
pada 10 Juni 2021)
Bank Muamalat Indonesia. Tentang Muamalat Profil Bank Muamalat.
https://www.bankmuamalat.co.id/ (diakses pada 31 Juli 2021).
Bank NTB Syariah. Sejarah. http://bankntbsyariah.co.id (diakses pada 11 Juni
2021).
Britama. 2014. Sejarah dan Profil Singkat PNBS (Bank Panin Syariah Tbk).
http://britama.com (diakses pada 10 Juni 2021).
Effendi dan Prawidya Hariani. 2020. Dampak Covid 19 Terhadap Bank Syariah.
Jurnal Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan¸20(2), 221-230.
Fitriani, Putri. 2020. Analisis Komparatif Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah
pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmu Akuntansi dan Bisnis Syariah,
2(2), 144-124.
Hardiwardoyo, Wibowo. 2020. Kerugian Ekonomi Nasional Akibat Pandemi
Covid-19. Baskara: Journal of Business and Enterpreneurship, 2(2), 83-91.
69
Hidayat, Khomarul. 2020. Menkeu Sri Mulyani: Kontraksi ekonomi di kuartal II
2020 karena dampak PSBB. http://nasional.kontan.co.id/ (diakses pada 10
Agustus 2021).
Ilhami dan Husni Thamrin. 2021. Analisis Dampak Covid-19 terhadap Kinerja
Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia. Jurnal Tabarru’: Islamic Banking
and Finance, 4(1), 37-45.
Iswari, Putu dan Amanah. 2015. Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah: Negara
vs Swasta. Jurnal Islaminomic, 6(2), 1-13.
Jusman, Jumriaty. 2019. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah
Berdasarkan Metode RGEC Risk Profile, Good Corporate Governance,
Earnings, and Capital pada PT. Bank Muamalat Indonesia. JIEB: Jurnal
Ilmiah Ekonomi Bisnis, 5(1), 37-51.
Khalifaturofi’ah dan Zubaidah Nasution. 2016. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kinerja Keuangan Perbankan di Indonesia. Jurnal Perbankan
Syariah¸ 1(2), 42-64.
Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. 2021. Peta
Sebaran Covid-19. http://covid.go.id (diakses pada 21 Februari 2021).
Lestari, Andri dan Nurul Huda. 2020. Analisis Efesiensi Bank Umum Syariah
Pendekatan Data Envelopment Analysis (Dea) (Periode 2015-2019). Journal
of Economics and Business Aseanomics, 5(1), 14-32.
Murdiyanto, Agus dan Batara Daniel. 2017. Pengukuran Kinerja Bank Umum
Syariah di Indonesia dengan Balanced Scorecard: Studi Kasus pada Laporan
BI Periode 2009-2015. Prosiding Seminar Nasional Multi Disiplin Ilmu
&Call For Papers UNISBANK ke-3. 453-463.
Otoritas Jasa Keuangan. 2020. Perubahan Atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 11/POJK.03/2020 tentang Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai
Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Coronavirus Disease 2019.
http://ojk.go.id (diakses pada 21 Februari 2021).
70
Otoritas Jasa Keuangan. 2008. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang
Perbankan Syariah. http://ojk.go.id (diakses pada 06 Juni 2021).
Otoritas Jasa Keuangan. Perbankan Syariah dan Kelembagaannya. http://ojk.go.id
(diakses pada 06 Juni 2021).
Otoritas Jasa Keuangan. 2017. POJK No. 15 /POJK.03/2017. http://ojk.go.id
(diakses pada 26 Februari 2021).
Otoritas Jasa Keuangan. Sejarah Perbankan Syariah. http://ojk.go.id (diakses pada
10 Juni 2021).
Otoritas Jasa Keuangan. Roadmap Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia
2020-2025. http://ojk.go.id (diakses pada 03 Agustus 2021).
Otoritas Jasa Keuangan. Panduan Penyelenggaraan Digital Branch oleh Bank
Umum. http://ojk.go.id (diakses pada 09 Agustus 2021).
Priyastama, Romie. 2017. Buku Sakti Kuasai SPSS Pengelolaan Data & Analisis
Data. Yogyakarta: START UP.
Putri, Cantika Adinda. 2020. Soal Pembiayaan Macet Bank Syariah, OJK: Masih
Batas Aman. http://cnbcindonesiaa.com (diakses pada 21 Februari 2020)
Putri, Okto Arinda. 2016. Analisis Penilaian Kinerja Keuangan Bank Umum
Konvesional dan Bank Umum Syariah. Skripsi pada Program Studi
Perbankan Syariah, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Riftiasari dan Sugiarti. 2020. Analisis Kinerja Keuangan Bank BCA Konvensional
dan Bank BCA Syariah Akibat Dampak Pandemi Covid-19. Jurnal
Manajemen Bisnis (JMB), 33(2), 78-86.
Sumadi. 2020. Menakar Dampak Fenomena Pandemi Covid-19 terhadap
Perbankan Syariah. Jurnal Hukum Ekonomi Syariah, 3(2), 145-162.
71
71
Suryani. 2012. Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap
Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia (Rasio Keuangan pada BUS
dan UUS periode 2008-2010). Jurnal Economica, 2(2), 153-174.
Syarifah. 2017. Analisis Pengelolaan Dana Ta’zir dan Dana Ta’widh Pada PT.
Bank Muamalat Indonesia, TBK. Skripsi pada Program Studi Akuntansi
Lembaga Keuangan Syariah, Politeknik Negeri Banjarmasin, Banjarmasin.
Umam dan Setiawan Budi Utomo. 2017. Perbankan Syariah. Jakarta. Rajawali
Pers.
Wiratmini. 2020. Rasio Pinjaman Bermasalah Kartu Kredit Terus Naik, Kenapa
Ya?. http://financial.bisnis.com (diakses pada 10 Februari 2021
72
Lampiran 1. Data Rasio Keuangan Perbankan Syariah
Data Rasio NPF, FDR, CAR, ROA, ROE
Perbankan Syariah Periode Sebelum dan Saat pandemi
No Nama Bank Rasio
%
Periode
Sebelum Pandemi Saat pandemi
Kuartal
IV 2019
Kuartal I
2020
Kuartal
IV 2020
Kuartal I
2021
1 Bank BCA Syariah
NPF 0,58 0,67 0,50 0,58
FDR 90,98 96,39 81,32 90,59
CAR 38,28 38,36 45,26 44,96
ROA 1,15 0,87 1,09 0,89
ROE 3,97 2,37 3,07 2,36
2 Bank Panin Dubai
Syariah
NPF 3,81 3,93 3,38 4,95
FDR 95,72 98,21 111,71 117,45
CAR 14,46 16,08 31,43 30,08
ROA 0,25 0,26 0,06 0,10
ROE 1,08 1,74 0,01 0,31
3 Bank Aceh
NPF 1,29 1,48 1,53 1,62
FDR 68,64 73,77 70,82 71,95
CAR 18,90 19,16 18,60 19,77
ROA 2,33 1,58 1,73 2,32
ROE 23,44 12,04 15,72 20,04
4 Bank NTB Syariah
NPF 1,36 1,43 1,26 1,40
FDR 81,89 70,27 86,53 83,01
CAR 35,47 35,64 31,60 31,77
ROA 2,56 1,79 1,74 1,16
ROE 12,05 7,84 9,54 6,20
5 Bank Muamalat
Indonesia
NPF 5,22 5,62 4,81 4,93
FDR 73,51 73,77 69,84 66,72
CAR 12,42 12,12 15,21 15,06
ROA 0,05 0,03 0,03 0,02
ROE 0,45 0,30 0,29 0,23
Sumber : Website resmi masing-masing bank
Diolah penulis
73
Lampiran 2. Data Rasio NPF Perbankan Syariah
Data Perhitungan Non Performing Financing (NPF)
Perbankan Syariah Periode Sebelum dan Saat pandemi
Rumus : NPF = 𝑃𝐸𝑀𝐵𝐼𝐴𝑌𝐴𝐴𝑁 𝐵𝐸𝑅𝑀𝐴𝑆𝐴𝐿𝐴𝐻 (𝐾𝐿,𝐷,𝑀)
𝑇𝑂𝑇𝐴𝐿 𝑃𝐸𝑀𝐵𝐼𝐴𝑌𝐴𝑁 𝑋 100 %
No Nama Bank Periode
Pembiayaan Bermasalah (KL,D,M) (a)
(b)
Pembiayaan
(Jutaan
Rupiah)
((a/b) x 100%)
NPF (%)
Kurang
Lancar/KL
(Jutaan
Rupiah)
Diragukan/D
(Jutaan
Rupiah)
Macet/M
(Jutaan
Rupiah)
Pembiayaan
Bermasalah
(KL+D+M)
(Jutaan
Rupiah)
1 PT Bank BCA Syariah
TIV 2019 7.183 156 25.342 32.681 5.645.419 0,58
TI 2020 3.831 4.973 29.459 38.263 5.678.277 0,67
TIV 2020 2.135 463 25.130 27.728 5.569.233 0,50
TI 2021 11.515 839 21.087 33.441 5.725.896 0,58
2 PT Bank Panin Dubai
Syariah Tbk
TIV 2019 2.847 2.380 312.642 317.869 8.335.170 3,81
TI 2020 14.696 13.303 296.650 324.649 8.263.914 3,93
TIV 2020 7.605 5.144 286.618 299.367 8.845.800 3,38
TI 2021 14.467 8.715 432.371 455.553 9.205.508 4,95
74
3 PT Bank Aceh
TIV 2019 12.428 10.367 160.472 183.267 14.363.251 1,29
TI 2020 36.602 12.249 164.461 213.312 14.402.038 1,48
TIV 2020 14.360 11.997 207.343 233.700 15.279.249 1,53
TI 2021 27.921 13.299 207.422 248.642 15.397.457 1,62
4 PT Bank NTB Syariah
TIV 2019 6.350 4.957 64.638 75.945 5.582.097 1,36
TI 2020 9.801 5.381 66.044 81.226 5.667.087 1,43
TIV 2020 2.997 3.766 74.146 80.909 6.410.884 1,26
TI 2021 11.965 6.773 74.161 92.899 6.644.568 1,40
5 PT Bank Muamalat
Indonesia
TIV 2019 486.795 117.333 954.568 1.558.696 29.877.217 5,22
TI 2020 - - - - - 5,62
TIV 2020 - - - - - 4,81
TI 2021 - - - - - 4,93
Sumber : Website resmi masing-masing bank
Diolah penulis
75
Lampiran 3. Data Rasio FDR Perbankan Syariah
Data Perhitungan Rasio Financing to Deposit Ratio (FDR)
Perbankan Syariah Periode Sebelum dan Saat pandemi
Rumus : FDR = 𝑃𝐸𝑀𝐵𝐼𝐴𝑌𝐴𝐴𝑁 𝑌𝐴𝑁𝐺 𝐷𝐼𝐵𝐸𝑅𝐼𝐾𝐴𝑁
𝐷𝐴𝑁𝐴 𝑃𝐼𝐻𝐴𝐾 𝐾𝐸𝑇𝐼𝐺𝐴 𝑋 100 %
No Nama Bank Periode
(a) (b) (c) (d) e = (b + c + d)
((a/e) x 100%)
FDR (%) Pembiayaan
(Jutaan Rupiah)
Giro (Jutaan
Rupiah)
Tabungan
(Jutaan
Rupiah)
Deposito
(Jutaan
Rupiah)
Dana Pihak
Ketiga (Jutaan
Rupiah)
1 PT Bank BCA
Syariah
TIV 2019 5.645.419 1.094.260 657.297 4.453.374 6.204.931 90,98
TI 2020 5.678.277 794.745 665.731 4.430.351 5.890.827 96,39
TIV 2020 5.569.233 1.012.988 880.140 4.955.416 6.848.544 81,32
TI 2021 5.725.896 1.074.164 928.448 4.318.271 6.320.883 90,59
2
PT Bank Panin
Dubai Syariah
Tbk
TIV 2019 8.335.170 212.118 436.125 8.059.414 8.707.657 95,72
TI 2020 8.263.914 205.626 320.861 7.887.631 8.414.118 98,21
TIV 2020 8.845.800 243.242 484.795 7.190.744 7.918.781 111,71
76
TI 2021 9.205.508 146.041 813.997 6.877.465 7.837.503 117,45
3 PT Bank Aceh
TIV 2019 14.363.251 6.278.660 8.989.076 5.656.861 20.924.597 68,64
TI 2020 14.402.038 6.003.186 6.843.002 6.678.024 19.524.212 73,77
TIV 2020 15.279.249 6.572.059 9.198.390 5.803.588 21.574.037 70,82
TI 2021 15.397.457 5.468.628 7.482.449 8.449.072 21.400.149 71,95
4 PT Bank NTB
Syariah
TIV 2019 5.582.097 762.192 2.541.041 3.513.126 6.816.359 81,89
TI 2020 5.667.087 1.820.774 1.948.632 4.295.367 8.064.773 70,27
TIV 2020 6.410.884 590.431 2.191.278 4.627.208 7.408.917 86,53
TI 2021 6.644.568 1.773.139 2.016.605 4.215.146 8.004.890 83,01
5
PT Bank
Muamalat
Indonesia
TIV 2019 - - - - - 73,51
TI 2020 - - - - - 73,77
TIV 2020 - - - - - 69,84
TI 2021 - - - - - 66,72
Sumber : Website resmi masing-masing bank
Diolah penulis
77
Lampiran 4. Data Rasio CAR Perbankan Syariah
Data Perhitungan Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR)
Perbankan Syariah Periode Sebelum dan Saat pandemi
Rumus : CAR = TOTAL MODAL
TOTAL ATMR X 100 %
No Nama Bank Periode
(a) ATMR (b) ((a/b) x
100%) CAR
(%)
Modal Bank
(Jutaan
Rupiah)
ATMR
Kredit
(Jutaan
Rupiah)
ATMR Pasar
(Jutaan
Rupiah)
ATMR
Operasional
(Jutaan Rupiah)
Total ATMR
(Jutaan
Rupiah)
1 PT Bank BCA
Syariah
TIV 2019 2.367.722 5.729.159 - 456.908 6.186.067 38,28
TI 2020 2.378.504 5.662.748 - 536.953 6.199.701 38,36
TIV 2020 2.799.002 5.647.415 - 536.953 6.184.368 45,26
TI 2021 2.806.066 5.600.521 - 640.977 6.241.498 44,96
2
PT Bank Panin
Dubai Syariah
Tbk
TIV 2019 1.248.264 8.126.827 878 505.735 8.633.440 14,46
TI 2020 1.370.220 8.057.173 1.459 462.984 8.521.616 16,08
TIV 2020 2.805.778 8.511.755 2.741 413.382 8.927.878 31,43
78
TI 2021 2.795.465 8.879.313 558 413.382 9.293.253 30,08
3 PT Bank Aceh
TIV 2019 2.236.174 9.251.231 51.143 2.527.095 11.829.469 18,90
TI 2020 2.358.022 8.839.508 49.548 3.418.369 12.307.425 19,16
TIV 2020 2.391.845 9.383.680 54.491 3.418.369 12.856.540 18,60
TI 2021 2.499.434 9.163.281 60.949 3.417.792 12.642.022 19,77
4 PT Bank NTB
Syariah
TIV 2019 1.426.525 3.053.201 - 968.472 4.021.673 35,47
TI 2020 1.446.603 3.116.732 - 942.592 4.059.324 35,64
TIV 2020 1.418.357 3.545.246 - 942.592 4.487.838 31,60
TI 2021 1.445.165 3.622.501 - 926.908 4.549.409 31,77
5
PT Bank
Muamalat
Indonesia
TIV 2019 3.871.341 28.107.661 14.832 3.049.341 31.171.834 12,42
TI 2020 3.708.036 28.064.260 15.854 2.509.110 30.589.224 12,12
TIV 2020 4.805.946 29.074.291 9.930 2.509.110 31.593.331 15,21
TI 2021 4.603.139 28.474.420 4.652 2.086.824 30.565.896 15,06
Sumber : Website resmi masing-masing bank
Diolah penulis
79
Lampiran 5. Data Rasio ROA Perbankan Syariah
Data Perhitungan Rasio Return On Asset (ROA)
Perbankan Syariah Periode Sebelum dan Saat pandemi
Rumus : ROA = LABA BERSIH SEBELUM PAJAK
TOTAL ASET X 100 %
No Nama Bank Periode ROA (%)
1 PT Bank BCA Syariah
TIV 2019 1,15
TI 2020 0,87
TIV 2020 1,09
TI 2021 0,89
2 PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk
TIV 2019 0,25
TI 2020 0,26
TIV 2020 0,06
TI 2021 0,10
3 PT Bank Aceh
TIV 2019 2,33
TI 2020 1,58
TIV 2020 1,73
TI 2021 2,32
4 PT Bank NTB Syariah
TIV 2019 2,56
TI 2020 1,79
TIV 2020 1,74
TI 2021 1,16
5 PT Bank Muamalat Indonesia
TIV 2019 0,05
TI 2020 0,03
TIV 2020 0,03
TI 2021 0,02 Sumber : Website resmi masing-masing bank
80
Lampiran 6. Data Rasio ROE Perbankan Syariah
Data Perhitungan Rasio Return On Equity (ROE)
Perbankan Syariah Periode Sebelum dan Saat pandemi
Rumus : ROE = LABA BERSIH SETELAH PAJAK
TOTAL EKUITAS X 100 %
No Nama Bank Periode ROE (%)
1 PT Bank BCA Syariah
TIV 2019 3,97
TI 2020 2,37
TIV 2020 3,07
TI 2021 2,36
2 PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk
TIV 2019 1,08
TI 2020 1,74
TIV 2020 0,01
TI 2021 0,31
3 PT Bank Aceh
TIV 2019 23,44
TI 2020 12,04
TIV 2020 15,72
TI 2021 20,04
4 PT Bank NTB Syariah
TIV 2019 12,05
TI 2020 7,84
TIV 2020 9,54
TI 2021 6,20
5 PT Bank Muamalat Indonesia
TIV 2019 0,45
TI 2020 0,30
TIV 2020 0,29
TI 2021 0,23 Sumber : Website resmi masing-masing bank
115
Lampiran 14. Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Salna Azzahrah
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Tempat dan Tanggal Lahir Banjarmasin, 03 Januari 2000
4 Alamat Jalan Dharma Budi RT 20 No.85
5 NIM D030417020
6 Program Studi Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah
7 Alamat E-mail [email protected]
8 Nomor Telepon/HP 0815-2828-4708
9 Nama Ayah Ir. Muhammad Rizakli
B. Riwayat Pendidikan
Nama Sekolah Kota Tahun Lulus
SD SDN Pengambangan 9 Banjarmasin 2011
SMP SMP Negeri 7 Banjarmasin 2014
SMA SMK Negeri 3 Banjarmasin 2017
C. Organisasi yang Pernah diikuti
No Nama Organisasi Jabatan Tahun
1 Komunitas Tari Anggota 2016-2017
2 Lembaga Pers Mahasiswa Poliban Anggota 2017-2019
116
D. Kegiatan Kemahasiswaan yang Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Tempat dan Waktu Status dalam
Kegiatan
1 OKKMB Politeknik Negeri
Banjarmasin, 2017
Peserta
2 Bina Desa Batakan,2017 Peserta
3 Outbound Training Tambang Ulang,
Pelaihari, 2017
Peserta
4 Gerakan Sadar Pajak “Pajak
Bertutur” bersama Kementrian
Keuangan RI Dirjen Pajak Kanwil
DJP KalSelTeng
Politeknik Negeri
Banjarmasin, 2017
Peserta
5 Seminar “Dasar Pertolongan
Pertama” bersama KSR PMI-Unit
POLBAN
Politeknik Negeri
Banjarmasin, 2017
Peserta
6 Workshop Pasar Modal Syariah
2018 bersama MES dan IDX
G’Sign Hotel, 2018 Peserta
7 Seminar Wardah Cosmetics Universitas
Lambung
Mangkurat, 2018
Peserta
8 Seminar Kewirausahaan bersama
FORDEBI Wilayah Kalsel dan
UNISKA
Amaris Hotel, 2019 Peserta
9 Seminar “Peran OJK dan
Lembaga Jasa Keuangan
Menghadapi Digitalisasi
Ekonomi”
Politeknik Negeri
Banjarmasin, 2019
Peserta
10 Kuliah Umum Literasi dan Inklusi
Keuangan Syariah “Cerdas
Memanfaatkan Produk dan
Layanan Keuangan Syariah”
Politeknik Negeri
Banjarmasin, 2019
Peserta
11 Webinar “Peran Pendidikan,
Kewirausahaan, dan Kepedulian
Sosial Menuju Indonesia Maju”
Universitas Dian
Nusantara, Jakarta,
2020 (Via Zoom
Meeting
Peserta
12 Webinar “Building the Rural
Resilience Against Covid 19’s
Impact” bersama ASEAN
Universitas Prof.
Dr. Hazairin, SH,
Bengkulu, 2020
(Via Zoom
Meeting
Peserta
13 Webinar Career Talk UI 2020
“Fresh Graduate Starter Pack:
How to Kickstart Your Career”
Universitas
Indonesia, Jakarta,
2020 (Via Zoom
Meeting
Peserta
117
14 Webinar “Structure, Written
Expression, and Listening” E-
Class TOEFL Fair 2020
Universitas Al
Azhar Indonesia,
Jakarta, 2020 (Via
Zoom Meeting
Peserta
15
Webinar “Melawan Intoleransi
dengan Kebinekaan” bersama
BEM POLIBAN
Politeknik Negeri
Banjarmasin, 2021
(Via Zoom
Meeting
Peserta
E. Prestasi/Penghargaan yang Pernah Diraih
No Nama Prestasi/Penghargaan Pihak
Penyelenggara
Tahun
1 Juara IV Lomba Economic Debate
Competition HMJM Day’s 2016
“AFTA (ASEAN Free Trade
Area)”
Himpunan
Mahasiswa
Jurusan
Manajemen
(HMJM) STIE
Indonesia
2016
2 Sebagai Presenter di AMBEC
(Annual Management, Business,
and Economics Conference) 2021
Politeknik
Negeri Malang
2021
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.
Tertanda,
Salna Azzahrah