Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
ASURANSI JIWA SYARIAH DI INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Terapan pada Program Studi Akuntansi Lembaga Keuangan
Syariah
Oleh:
SITI NOOR HAFIFAH
D030416026
PROGRAM STUDI AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
2020
ii
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
ASURANSI JIWA SYARIAH DI INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Terapan pada Program Studi Akuntansi Lembaga Keuangan
Syariah
Oleh:
SITI NOOR HAFIFAH
D030416026
PROGRAM STUDI AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
2020
iv
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi dengan judul:
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI JIWA
SYARIAH DI INDONESIA
Yang disusun oleh:
Nama : Siti Noor Hafifah
NIM : D030416026
Program Studi : Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah
Telah dinyatakan lulus dalam sidang ujian Skripsi di Jurusan Akuntansi Politeknik
Negeri Banjarmasin pada tanggal . . . . Agustus 2020 dengan predikat .… dan diterima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Akuntansi
(S.Tr.Ak).
Ketua Jurusan Akuntansi,
Nailiya Nikmah, S.Pd. M.Pd
NIP.19801209 200501 2 002
Tim Penguji dan Pembimbing
Ketua Penguji : Lusiana Handayani, SE, CIFP, Ak., CA., SAS
NIP. 19890125 201504 2 003 ( )
Anggota Penguji : Mahyuni, SE., Ak., CA., MM
NIP. 19800201 200501 1 001 ( )
Pembimbing : Manik Mutiara Sadewa, SE., Ak.,
CA., MBus (Acc)., SAS
NIP. 19731217 199802 2 002 ( )
vi
MOTTO
Dream doesn’t have an expiration date.
Take a deep breath and try again.
~ KT Witten ~
vii
Abstrak
Siti Noor Hafifah (D030416026). Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan
Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia. Skripsi, Program Studi Akuntansi Lembaga
Keuangan Syariah, Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Banjarmasin, 2020.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan asuransi
jiwa syariah di Indonesia dengan menggunakan metode analisis early warning system.
Rasio early warning system yang digunakan dalam penelitian ini yaitu rasio solvabilitas
yang terdiri dari solvency margin ratio dan tingkat kecukupan dana. Rasio profitabilitas
terdiri dari rasio underwriting dan rasio beban klaim. Rasio likuiditas, Rasio stabilitas
premi terdiri dari rasio pertumbuhan premi dan rasio retensi diri. Rasio kewajiban
teknis. Jenis penelitian yang digunakan termasuk dalam penelitian deskiptif dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif. Sumber data yang digunakan adalah data
sekunder. Terdapat empat perusahaan yang menjadi sampel yaitu PT Asuransi Takaful
Keluarga, PT Asuransi Jiwa Syariah Al-Amin, PT Asuransi Jiwa Syariah Amanahjiwa
Giri Artha dan PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi. Berdasarkan hasil
penelitian perusahaan asuransi jiwa syariah untuk periode 2015-2019 menunjukkan
kinerja keuangan yang baik (memenuhi batas normal untuk tiap rasio kinerja yang
diukur), namun hasil berbeda pada rasio tingkat kecukupan dana dan rasio
pertumbuhan premi.
Kata Kunci: Kinerja keuangan, Asuransi Jiwa Syariah, Early Warning System.
viii
Abstract
Siti Noor Hafifah (D030416026) Analysis of Islamic Insurance Life Financial
Performance Companies in Indonesia. Thesis, Accounting Study Program of
Islamic Financial Institutions, Accounting Department, Banjarmasin State
Polytechnic, 2020.
This study was conducted to determine financial performance of Islamic life
insurance companies in Indonesia. Using analysis Early Warning System method, it
measured solvency ratio consists of solvency margin ratio and adequacy of capital
funds ratio, profitability ratio consists of Underwriting ratio and loss ratio, liability to
liquid assets ratio, premium stability ratio consists of net premium growth ratio and
own retention ratio, technical reserve ratio. The study was descriptive research with
quantitative approach. The data source was secondary data. There were four
companies used as sample in this study namely Takaful Keluarga Insurance, Al-Amin
Sharia life insurance, Amanahjiwa Giri Artha sharia life insurance and Jasa Mitra
Abadi sharia life insurance. The study found that The Islamic life insurance companies
showed good financial performance (normal limit ratio for each required performance
ratio), but different results in the ratio of the adequacy of capital funds and the premium
growth ratio.
Keywords: Financial Performance, Islamic Life Insurance Companies, Early Warning
System.
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di
Indonesia” sebagai syarat untuk menyelesaikan Program Diploma IV (D4) pada
Program Studi Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah Jurusan Akuntansi Politeknik
Negeri Banjarmasin.
Dalam penyusunan skripsi ini banyak hambatan serta rintangan yang penulis
hadapi namun pada akhirnya dapat melalui berkat adanya bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak baik secara moral maupun spiritual. Untuk itu pada kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terimakasih sebesar sebesar-besarnya kepada:
1. Orang tua yang telah memberikan doa dan dukungan moril yang luar biasa dalam
penyusunan Skripsi.
2. Bapak Joniriadi, S.ST., MT. selaku Direktur Politeknik Negeri Banjarmasin.
3. Ibu Nailiya Nikmah, S.Pd., M.Pd selaku ketua Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri
Banjarmasin.
4. Bapak H. Muhammad Yassir Fahmi, S.Pd.I., M.Si selaku Ketua Program Studi
DIV Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah (ALKS) Politeknik Negeri
Banjarmasin.
5. Ibu Manik Mutiara Sadewa, SE., Ak., CA., MBus (Acc)., SAS selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan bimbingan, petunjuk dan saran sehingga
penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.
6. Ibu Dra. Hj. Nurhidayati, M.Pd selaku Dosen Wali yang terus memberikan
dukungan moril dalam penyusunan skripsi.
7. Bapak Rizky Fadhillah, S.ST., M.Tr.Bns., CIRBD selaku mentor yang bersedia
memberikan informasi yang sangat berguna dalam penyelesaian skripsi.
x
8. Bapak, Ibu Dosen dan Staf jurusan Akuntansi khususnya Program Studi DIV
Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah Politeknik Negeri Banjarmasin.
9. Teman-teman DIV Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah angkatan 2016 yang
telah membantu dan berbagi pengetahuan serta informasi dalam penyusunan
Skripsi.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu serta
memberikan dukungan.
Penulis menyadari akan keterbatasan ilmu masih jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak kekurangan. Penulis berharap semoga Skripsi ini memberikan manfaat
dan dorongan penelitian-penelitian selanjutnya.
Banjarmasin, 29 Juli 2020
Siti Noor Hafifah
D030416026
xi
DAFTAR ISI
Halaman Sampul .............................................................................................. i
Halaman Judul .................................................................................................. ii
Halaman Persetujuan ........................................................................................ iii
Halaman Pengesahan ....................................................................................... iv
Halaman Pernyataan Keaslian.......................................................................... v
Halaman Motto................................................................................................. vi
Abstrak ............................................................................................................. vii
Abstract ............................................................................................................ viii
Kata Pengantar ................................................................................................. ix
Daftar Isi........................................................................................................... xi
Daftar Tabel ..................................................................................................... xiii
Daftar Grafik .................................................................................................... xv
Daftar Lampiran ............................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Permasalahan .............................................................................. 5
C. Rumusan Masalah ....................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7
E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 8
A. Landasan Teori ........................................................................... 8
B. Hasil Penelitian Terdahulu .......................................................... 17
C. Kerangka Berpikir ....................................................................... 18
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 19
A. Jenis Penelitian ........................................................................... 19
B. Populasi dan Sampel ................................................................... 19
C. Variabel Penelitian ...................................................................... 20
D. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 23
E. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 24
F. Teknik Analisis Data .................................................................. 24
BAB IV HASIL DAN PENELITIAN ............................................................. 26
A. Hasil Penelitian ........................................................................... 26
B. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 42
xii
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 67
A. Simpulan ..................................................................................... 67
B. Saran ........................................................................................... 68
Daftar Pustaka .................................................................................................. 69
Lampiran - Lampiran ....................................................................................... 72
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Statistik Asuransi Syariah ................................................................ 2
Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah ........................................ 19
Tabel 3.2 Operasional Variabel ........................................................................ 21
Tabel 3.3 Indikator Early Warning System ...................................................... 22
Tabel 3.4 Interpretasi Early Warning System ................................................... 24
Tabel 4.1 Perhitungan EWS PT Asuransi Takaful Keluarga ............................ 27
Tabel 4.2 Perhitungan EWS PT Asuransi Jiwa Syariah Al-Amin .................... 31
Tabel 4.3 Perhitungan EWS PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi ....... 35
Tabel 4.4 Perhitungan EWS PT Asuransi Jiwa Syariah Amanajiwa Giri Artha 38
Tabel 4.5 Data Solvency Margin Ratio ............................................................ 43
Tabel 4.6 Data Rasio Tingkat Kecukupan Dana .............................................. 45
Tabel 4.7 Rasio Underwriting .......................................................................... 47
Tabel 4.8 Rasio Beban Klaim........................................................................... 49
Tabel 4.9 Rasio Likuiditas................................................................................ 51
Tabel 4.10 Rasio Pertumbuhan Premi ................................................................ 53
Tabel 4.11 Rasio Retensi Diri ............................................................................ 55
Tabel 4.12 Rasio Kewajiban Teknis................................................................... 58
Tabel 4.13 Ringkasan Hasil Analisis Rasio Keuangan PT Asuransi Takaful
Keluarga ........................................................................................... 60
xiv
Tabel 4.14 Ringkasan Hasil Analisis Rasio Keuangan PT Asuransi Jiwa Syariah
Al-Amin ........................................................................................... 61
Tabel 4.15 Ringkasan Hasil Analisis Rasio Keuangan PT Asuransi Jiwa Syariah
Jasa Mitra Abadi............................................................................... 62
Tabel 4.16 Ringkasan Hasil Analisis Rasio Keuangan PT Asuransi Jiwa Syariah
Amanahjiwa Giri Artha .................................................................... 64
xv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 Perkembangan Industri Asuransi Syariah ............................................ 3
Grafik 4.1 Solvency Margin Ratio ........................................................................ 42
Grafik 4.2 Rasio Tingkat Kecukupan Dana .......................................................... 45
Grafik 4.3 Rasio Underwriting ............................................................................. 47
Grafik 4.4 Rasio Beban Klaim .............................................................................. 50
Grafik 4.5 Rasio Likuiditas ................................................................................... 52
Grafik 4.6 Rasio Pertumbuhan Premi ................................................................... 54
Grafik 4.7 Rasio Retensi Diri ................................................................................ 56
Grafik 4.8 Rasio Kewajiban Teknis ...................................................................... 58
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Konsul .............................................................................. 73
Lampiran 2. Daftar Riwayat Hidup .................................................................... 75
Lampiran 3. Laporan Keuangan PT Asuransi Takaful Keluarga 2015 .............. 77
Lampiran 4. Laporan Keuangan PT Asuransi Takaful Keluarga 2016 .............. 78
Lampiran 5. Laporan Keuangan PT Asuransi Takaful Keluarga 2017 .............. 79
Lampiran 6. Laporan Keuangan PT Asuransi Takaful Keluarga 2018 .............. 80
Lampiran 7. Laporan Keuangan PT Asuransi Takaful Keluarga 2019 .............. 81
Lampiran 8. Laporan Keuangan PT AJS Al-Amin 2015 ................................... 82
Lampiran 9. Laporan Keuangan PT AJS Al-Amin 2016 ................................... 83
Lampiran 10. Laporan Keuangan PT AJS Al-Amin 2017 ................................... 84
Lampiran 11. Laporan Keuangan PT AJS Al-Amin 2018 ................................... 85
Lampiran 12. Laporan Keuangan PT AJS Al-Amin 2019 ................................... 86
Lampiran 13. Laporan Keuangan PT AJS Jasa Mitra Abadi 2015 ...................... 87
Lampiran 14. Laporan Keuangan PT AJS Jasa Mitra Abadi 2016 ...................... 88
Lampiran 15. Laporan Keuangan PT AJS Jasa Mitra Abadi 2017 ...................... 89
Lampiran 16. Laporan Keuangan PT AJS Jasa Mitra Abadi 2018 ...................... 90
Lampiran 17. Laporan Keuangan PT AJS Jasa Mitra Abadi 2019 ...................... 91
Lampiran 18. Laporan Keuangan PT AJS Amanahjiwa Giri Artha 2015 ........... 92
Lampiran 19. Laporan Keuangan PT AJS Amanahjiwa Giri Artha 2016 ........... 93
xvii
Lampiran 20. Laporan Keuangan PT AJS Amanahjiwa Giri Artha 2017 ........... 94
Lampiran 21. Laporan Keuangan PT AJS Amanahjiwa Giri Artha 2018 ........... 95
Lampiran 22. Laporan Keuangan PT AJS Amanahjiwa Giri Artha 2019 ........... 96
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lembaga keuangan bergerak dalam bidang layanan jasa mempunyai peran
sangat penting dalam memajukan perekonomian di Indonesia, peranan lembaga
keuangan adalah mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk investasi,
kemudian menyalurkan kembali dana tersebut dalam bentuk pembiayaan. Bentuk
umum lembaga keuangan di Indonesia terbagi menjadi lembaga keuangan bank
dan lembaga keuangan non-bank, lembaga perbankan terbagi menjadi tiga bidang
usaha yaitu bank sentra, bank umum dan bank pembiayaan rakyat. Sedangkan
lembaga non-bank terbagi menjadi beberapa jenis lembaga keuangan seperti
asuransi, koperasi, pegadaian, modal ventura, dana pensiun dan lain sebagainya.
Menurut Undang-undang republik Indonesia No 40 tahun 2014 tentang
Perasuransian yang dimaksud dengan asuransi adalah perjanjian diantara
perusahaan asuransi dengan pemegang polis, dimana perusahaan menerima premi
dari peserta sebagai imbalan untuk memberi pergantian kepada peserta untuk
kerugian, meninggalnya peserta, kerusakan, kehilangan keuntungan yang
mungkin terjadi dimasa yang akan datang (Undang-Undang, 2004). Sama halnya
dengan lembaga perbankan, perusahaan asuransi juga telah mengadopsi prinsip
syariah untuk menghindari unsur-unsur yang diharamkan pada perusahaan
asuransi konvensional seperti riba, maysir, gharar dan lain sebagainya.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2014 tentang
Perasuransian, menyatakan bahwa yang dimaksud dengan asuransi syariah adalah
kumpulan perjanjian antara perusahaan asuransi dan pemegang polis dan
perjanjian diantara pemegang polis, dalam rangka pengelolaan kontribusi
berdasarkan prinsip syariah guna saling menolong dan melindungi (Undang-
2
Undang, 2004). Secara umum perusahaan asuransi terbagi menjadi tiga bidang
usaha yaitu asuransi jiwa, asuransi umum dan reasuransi.
Usaha asuransi jiwa syariah adalah usaha pengelolaan risiko berdasarkan
prinsip syariah guna saling menolong dan melindungi dengan memberikan
pelayanan terhadap kesehatan, kecelakaan, hidup dan meninggalnya peserta yang
berhak pada waktu tertentu yang diatur dalam perjanjian yang besarnya telah
ditetapkan atau didasarkan hasil pengelolaan (Undang-Undang, 2004).
Di Indonesia, konsep takaful atau disebut asuransi syariah sudah di
implementasikan lebih dari 20 tahun dengan berdirinya Syarikat Takaful
Indonesia, perusahaan asuransi syariah pertama berdiri pada tahun 1994 yaitu
perusahaan Asuransi Takaful Umum dan Asuransi Takaful Keluarga. Meski agak
belakang dibandingkan Sudan dan Arab Saudi yang telah lebih dulu memulai pada
tahun 1979, atau bahkan Malaysia pada tahun 1984 (Bayinah dkk., 2017).
Saat ini setidaknya terdapat 62 perusahaan asuransi syariah yang telah
beroperasi di Indonesia, dimana 30 perusahaan asuransi jiwa syariah, 29
perusahaan asuransi umum syariah, dan 3 perusahaan reasuransi syariah (OJK,
2019).
Tabel 1.1 Statistik Asuransi Syariah
No Keterangan Tahun
2016 2017 2018 2019
1 Asuransi Jiwa Syariah 6 7 7 7
2 Asuransi Jiwa Unit Syariah 21 23 23 23
3 Asuransi Umum Syariah 4 5 5 5
4 Asuransi Umum Unit Syariah 24 25 24 24
5 Reasuransi Syariah 1 1 1 1
6 Reasuransi Unit Syariah 2 2 2 2
Jumlah 58 63 62 62
Sumber: Statistik bulanan IKNB syariah (OJK, 2019).
3
Perusahaan asuransi syariah pada 2017 berjumlah 63 perusahaan atau naik
10,9 % dari tahun 2016 jumlah tersebut terdiri dari 30 asuransi jiwa syariah, 30
asuransi umum syariah, dan 3 reasuransi syariah. Namun pada tahun 2018 terdapat
satu pengurangan pada asuransi umum unit syariah menjadi 62 perusahaan
asuransi syariah, sampai 2019 jumlah perusahaan asuransi masih stagnan dengan
total 62 perusahaan asuransi.
Berdasarkan data statistik IKNB syariah beberapa indikator perkembangan
industri asuransi syariah mengalami pertumbuhan yaitu dari segi aset, kontribusi,
klaim dan investasi dari tahun-tahun sebelumnya. Berikut adalah grafik
perkembangan industri asuransi syariah di Indonesia selama lima tahun terakhir
(OJK, 2019).
Grafik 1.1 Perkembangan Industri Asuransi Syariah
Sumber: Statistik bulanan IKNB syariah (OJK, 2019).
Dapat diketahui sampai Desember 2019 jumlah aset asuransi syariah
berjumlah 45 triliun rupiah naik sebesar 1,08 %, kontribusi bruto berjumlah 16
26.519
33.243
40.606 41.915 45.453
10.489 12.028
14.001 15.369 16.704
3.342 4.336 4.947 7.583
10.605
23.070
28.807
35.341 36.969
39.846
-
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
40.000
45.000
50.000
2015 2016 2017 2018 2019
Asuransi Syariah
Aset Kontribusi Bruto Klaim Bruto Investasi
Miliar Rupiah
4
triliun rupiah naik sebesar 1,08 %, klaim bruto berjumlah 10 triliun rupiah naik
sebesar 1,40 % dan investasi berjumlah 39 triliun rupiah naik sebesar 1,07 %.
Dalam bentuk peraturan, pemerintah senantiasa mengkaji agar industri ini
semakin tumbuh diantaranya dengan penyetaraan asuransi syariah dengan
asuransi konvensional sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang No.40 Tahun
2014 tentang perasuransian. Selain itu Ikatan Akuntan Indonesia juga telah
menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan untuk transaksi asuransi
syariah pada tahun 2012.
Seiring dengan perkembangan asuransi syariah, maka persaingan antar
perusahaan asuransi juga semakin ramai, diharapkan perusahaan asuransi syariah
dapat meningkatkan kinerja keuangan sehingga dapat memberikan informasi
kepada calon peserta terkait dengan aliran dan pengguna dana. Kinerja perusahaan
tidak hanya memainkan peran untuk meningkatkan nilai pasar perusahaan, tetapi
lebih mengarah ke arah pertumbuhan industri seluruh sektor, yang akhirnya akan
mengarah pada kemakmuran ekonomi secara keseluruhan (Ahmed dkk., 2011).
Kinerja keuangan merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam
mengelola suatu asetnya, untuk melihat kondisi keuangan sebuah perusahaan
dapat dilihat menggunakan laporan keuangan. Kinerja keuangan sangat
diperlukan guna mengetahui pertumbuhan keuangan perusahaan, penilaian kinerja
keuangan suatu perusahaan bisa menggunakan berbagai macam metode ataupun
alat analisis. Metode yang digunakan seperti rasio keuangan dengan berdasarkan
perbandingan pada pos-pos di laporan keuangan.
Early Warning System (EWS) atau sistem peringatan awal yang digunakan
untuk mengukur kondisi kesehatan keuangan perusahaan asuransi, tolok ukur
perhitungan dari The National Association of Insurance Commissioners (NAIC)
atau lembaga pengawas badan usaha asuransi Amerika Serikat dalam mengukur
kinerja keuangan dan menilai tingkat kesehatan perusahaan asuransi dibawah
pengaturan Organization for Economic Co-Operation and Development (OECD)
(Wulandari, 2018). Dimana dalam pengukurannya dilihat dari aspek rasio
5
keuangan yaitu rasio likuiditas (liquidity ratios), rasio solvabilitas (solvency
margin), rasio profitabilitas (profitability ratio), rasio stabilitas premi (stability
premi ratios) dan rasio cadangan teknis (technical ratios).
Di Indonesia sendiri, alat analisis yang digunakan untuk menilai kinerja
keuangan perusahaan asuransi syariah berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor: 72/POJK.05/2016 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan
Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dengan Prinsip Syariah.
Pentingnya menilai kinerja keuangan perusahaan asuransi adalah karena
perusahaan asuransi tidak hanya sekedar menyediakan transfer risiko, tetapi
sebagai perantara dalam penyaluran dana dengan cara yang tepat untuk membantu
kegiatan perekonomian. Berdasarkan uraian diatas kinerja keuangan perusahaan
merupakan informasi yang sangat penting bagi semua pihak untuk membuat
keputusan terbaik. Oleh karena itu penulis ingin mengetahui bagaimana kinerja
keuangan perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia, maka penelitian ini
berjudul “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di
Indonesia”.
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Bank dunia pernah menyoroti kasus gagal bayar asuransi di Indonesia
khususnya persoalan likuiditas dua perusahaaan asuransi jiwa nasional, yakni
Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera 1912 dan PT Asuransi Jiwasraya
sebagaimana berita yang dikutip pada CNBC Indonesia, dalam laporan yang
bertajuk Global Economic Risk and Implications for Indonesia yang dirilis
September 2019. Lembaga internasional tersebut menyatakan perusahaan
asuransi Bumi putera masih belum bisa membayar kewajiban kepada nasabah
sebesar 2,7 triliun rupiah, aset yang dimiliki Bumiputera hanya 10,28 triliun
rupiah sementara utang sebesar 31 triliun rupiah. Sama halnya dengan Bumi
putera, Jiwasraya juga mengalami gagal bayar kepada 711 pemegang polis
6
dengan nilai 12,4 triliun rupiah, aset yang dimiliki hanya 25,6 triliun rupiah
sementara utang sebesar 49,6 triliun rupiah (Banjarnahor, 2019).
Penelitian yang dilakukan oleh Fitri (2016) terjadinya perlambatan
pertumbuhan kinerja keuangan industri asuransi syariah pada 2014 karena
rendahnya pertumbuhan laba pada perusahaan asuransi syariah dibandingkan
dengan pertumbuhan laba perusahaan asuransi konvensional yang memiliki
unit usaha syariah. Perusahan asuransi perlu memperhatikan dan
meningkatkan kinerja keuangan karena kinerja keuangan merupakan
pertimbangan utama investor dan masyarakat dalam menilai tingkat
kesehatan perusahaan. Perusahaan asuransi yang mempunyai kinerja
keuangan yang baik akan meningkatkan laba, nilai dan tingkat kesehatan
perusahaan. Hal ini akan berdampak kepada semua pihak yang terlibat dalam
aktivitas bisnis asuransi seperti internal perusahaan, stakeholder dan investor
serta meningkatkan kepercayaan masyarakat.
2. Batasan Masalah
Terdapat tiga jenis asuransi yang ada di Indonesia, salah satunya adalah
asuransi jiwa. Oleh sebab itu diperlukan batasan masalah, penulis hanya
memfokuskan penelitian pada asuransi jiwa syariah. Penelitian ini
menggunakan alat analisis early warning system dalam upaya peningkatan
kinerja keuangan perusahaan asuransi jiwa syariah untuk periode 2015
sampai dengan 2019.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah, bagaimana kinerja keuangan berdasarkan metode analisis
early warning system pada perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia?
7
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menjelaskan hasil kinerja keuangan
perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia berdasarkan metode analisis early
warning system.
E. Manfaat Penelitian
Hal penting dari sebuah penelitian adalah kemanfaatan yang dapat dirasakan
atau diterapkan setelah melakukan hasil penelitian. Penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaat yang diharapkan
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagi Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan ilmu pengetahuan
yang terkait dengan ilmu manajemen keuangan terlebih tentang kinerja
keuangan perusahaan asuransi jiwa syariah dengan menggunakan metode
analisis early warning system untuk keberlangsungan pengembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
2. Bagi Praktis
a. Bagi Masyarakat
Sebagai kontribusi positif dalam rangka menyediakan informasi
mengenai kondisi kinerja keuangan perusahaan asuransi jiwa syariah.
Sehingga calon peserta dapat menjadikan penelitian ini sebagai landasan
dalam pertimbangan pengambilan keputusan terkait dengan penanaman
dana investasi secara tepat.
b. Bagi Perusahaan Asuransi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk
dijadikan masukan dan pertimbangan dalam meningkatkan kinerja
keuangan perusahaan asuransi jiwa syariah khususnya mengenai metode
analisis early warning system.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Asuransi Syariah
Pada dasarnya risiko terbagi menjadi beberapa jenis salah satunya adalah
risiko alami, risiko alami adalah setiap kejadian yang tidak dapat dihindari
dan dikendalikan tetapi bisa dibagi khususnya secara keuangan melalui
konsep asuransi. Contoh risiko alami, setiap saat seseorang dapat mengalami
kematian karena sakit, kecelakaan, kebakaran, dan lain sebagainya (Bayinah
dkk., 2017).
Konsep asuransi sudah ada sejak zaman Rasulullah yang disebut dengan
aqilah, menurut konsep aqilah sudah menjadi kebiasaan bagi suku Arab sejak
zaman dahulu, jika ada salah satu anggota suku yang terbunuh oleh anggota
suku lain, pewaris korban akan dibayar sejumlah uang darah (diyat) sebagai
kompensasi oleh saudara terdekat (Billah, 2001). Kesiapan dalam membayar
kontribusi sama halnya pembayaran dengan premi dalam praktik asuransi.
Dengan adanya asuransi syariah sebagai sebuah bentuk ikhtiar untuk
mencegah terjadinya kesulitan bagi para pihak yang mengalami kerugian,
sehingga kebutuhan seorang muslim terhadap asuransi merupakan suatu
implementasi dari nilai syariah yang dianutnya seperti tolong-menolong,
saling menanggung beban para peserta, menghilangkan unsur gharar,
memperkuat sistem ekonomi syariah dan bentuk perencanaan keuangan
syariah (Bayinah dkk., 2017).
Istilah lain yang digunakan untuk asuransi syariah adalah takaful berasal
dari kata takafala-yatakafulu secara etimologi berarti menjamin atau saling
menanggung (Billah, 2001). Takaful dalam pengertian muamalah adalah
9
saling menanggung risiko diantara sesama anggota sehingga satu dan yang
lain menjadi penanggung atas risiko yang lainnya, hal ini dilakukan atas dasar
saling menolong dalam kebaikan dengan cara setiap anggota membayar
kontribusi (Sula, 2004).
Asuransi syariah secara sederhana berarti saling menanggung,
keuntungan bukan hanya untuk perusahaan saja, tetapi juga dikembalikan
untuk peserta yang bergabung, asuransi juga memberikan manfaat berupa
rasa aman dalam perlindungan, serta saling menolong dan melindungi dengan
memberikan pergantian kepada peserta atas kerugian, kerusakan, dan
kehilangan dimasa yang akan datang (Bayinah dkk., 2017).
Prinsip dasar dalam asuransi syariah adalah saling menolong dan saling
menanggung, asuransi syariah menggunakan sistem pengelolaan yang
pesertanya mendonasikan sebagian atau seluruh kontribusinya yang akan
digunakan untuk membayar klaim atas risiko tertentu akibat musibah pada
jiwa, badan atau benda yang mungkin dialami oleh peserta dimasa depan.
Akad yang digunakan dalam asuransi syariah adalah akad tabarru’ dan akad
tijari. akad tabarru’ digunakan antar peserta, sedangkan akad tijari
digunakan antara peserta dengan perusahaan asuransi (IAI, 2017).
Dalam beroperasi asuransi syariah menggunakan pedoman yang
dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, yaitu
fatwa Nomor 21/DSN-MUI/X/2001 yang menyatakan bahwa asuransi
syariah atau takaful adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong
diantara sejumlah orang melalui investasi dalam bentuk aset atau tabarru’
yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko melalui akad
yang sesuai dengan syariah (MUI, 2014).
Mekanisme pengelolaan dana pada asuransi konvensional menggunakan
akad jual beli sehingga dana yang diserahkan sepenuhnya menjadi hak
perusahaan asuransi. Berbeda dengan asuransi syariah, kontribusi yang
dibayarkan peserta tetap menjadi milik nasabah yang diamanahkan ke
10
perusahaan asuransi melalui akad baik yang bersifat tijarah maupun tabarru’.
Dalam akad tijarah (mudharabah), perusahaan bertindak sebagai shahibul
mal (pemegang polis). Sedangkan dalam akad tabarru’ (hibah), perusahaan
asuransi bertindak sebagai pengelola. Akad tabarru’ merupakan bentuk
transaksi atau perjanjian yang bersifat nirlaba, semata mata untuk tujuan
tolong menolong dalam rangka kebaikan (Bayinah dkk., 2017).
2. Laporan Keuangan Asuransi Syariah
Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau
aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (Nainggolan,
2004). Dengan kata lain, laporan keuangan ini berfungsi sebagai alat
informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan, yang menunjukkan kondisi kesehatan keuangan perusahan
dan kinerja perusahaan.
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari aktivitas-aktivitas
akuntansi dalam suatu perusahaan yang berguna sebagai bahan dasar untuk
menilai kondisi keuangan perusahaan pada periode tertentu. Laporan ini
diperlukan oleh pihak yang berkepentingan, antara lain manajer perusahaan,
pemilik perusahaan, kreditur, investor, pemerintah dan lembaga lain. (Hery,
2009).
Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau
aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (Munawir,
1991). Dengan kata lain, laporan keuangan ini berfungsi sebagai alat
informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan, yang menunjukkan kondisi kesehatan keuangan perusahan
dan kinerja perusahaan. Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan
kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.
11
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 101
menjelaskan bahwa tujuan laporan keuangan adalah memberi informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas syariah yang
bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam membuat
keputusan. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban
manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka
(IAI, 2017). Laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas
syariah yang meliputi aset, liabilitas, dana syirkah temporer, ekuitas,
pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan
distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, arus kas, dana
zakat dan dana kebajikan.
Laporan keuangan entitas asuransi syariah sebagaimana disebutkan
dalam SAK Syariah 101 terdiri dari (IAI, 2017):
a. Laporan Posisi Keuangan
b. Laporan Surplus Defisit Underwriting Dana Tabarru’
c. Laporan Perubahan Dana Tabarru’
d. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif lain
e. Laporan Perubahan Ekuitas
f. Laporan Arus Kas
g. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat
h. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan
i. Catatan Atas Laporan Keuangan
Menurut Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No 4/SEOJK.05/2013
tentang Laporan bulanan perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi yang
menyelenggarakan seluruh usahanya dengan prinsip syariah dan unit syariah
dari perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi (OJK, 2013). Laporan
tersebut terdiri dari
1. Sampul Laporan
2. Pernyataan Direksi
12
3. Laporan Dana Tabarru’
a. Laporan Posisi Keuangan
b. Laporan Surplus Underwriting
c. Laporan Arus Kas
d. Laporan Kesehatan Keuangan Dana Tabarru’
e. Laporan Analisis Kesesuaian Aset dan Liabilitas
4. Laporan Dana Perusahaan
a. Laporan Posisi Keuangan
b. Laporan Laba Rugi Komprehensif
c. Laporan Arus Kas
d. Laporan Kesehatan Keuangan Dana Perusahaan
e. Laporan Analisis Kesesuaian Aset dan Liabilitas
5. Laporan Dana Investasi Peserta
a. Laporan Posisi Keuangan
b. Laporan perubahan Dana Investasi Peserta
c. Laporan Analisis Kesesuaian Aset dan Liabilitas
6. Ringkasan Laporan Dana Tabarru’, Dana Perusahaan, dan Dana Peserta
3. Pengukuran Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan merupakan hasil yang telah dicapai oleh manajemen
perusahaan dalam menjalankan fungsinya dalam mengelola aset perusahaan
secara efektif selama periode tertentu. Kinerja keuangan sangat dibutuhkan
oleh perusahaan untuk mengetahui dan mengevaluasi sampai dimana tingkat
keberhasilan perusahaan berdasarkan aktivitas keuangan yang telah
dilaksanakan (Rudianto, 2013).
Penilaian kinerja merupakan suatu proses yang dilakukan untuk menilai
pelaksanaan pekerjaan seorang atau organisasi dalam mewujudkan visi, misi,
tujuan dan saran organisasi yang tertuang dalam perumusan strategic
planning melalui alat ukur keuangan dan non keuangan (Bastian, 2005).
13
Menurut Jumingan (2011) Kinerja keuangan adalah gambaran kondisi
keuangan perusahaan pada suatu posisi tertentu yang menyangkut aspek
penghimpunan dan penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator
kecukupan modal, likuiditas dan profitabilitas perusahaan.
Pada organisasi bisnis, kinerja keuangan dapat dilihat pada pos tingkat
laba yang berhasil diperoleh perusahaan. apabila pengukuran ditingkatkan
lagi, penilaian dapat dilihat dari berbagai hal lain seperti tingkat solvabilitas,
rentabilitas, return on investment dan sebagainya (Mahsun dkk., 2011). Cara
untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan diperlu suatu analisis
dengan menggunakan rasio keuangan. Analisis rasio keuangan dilakukan
untuk mengetahui kekuatan atau kelemahan perusahaan, informasi ini
penting bagi pihak manajemen untuk mengevaluasi kinerja yang dicapai dan
untuk menyusun rencana perusahaan kedepannya (Sudana, 2011).
Menurut Sugiyono (2017) untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan
dengan menggunakan rasio keuangan, dapat dilakukan dengan beberapa rasio
keuangan. Setiap rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan dan arti tertentu.
Kemudian, hasil dari rasio yang diukur dan diinterpretasikan sehingga
menjadi berarti untuk mengambil keputusan dimasa yang akan datang.
Rasio keuangan merupakan bentuk informasi akuntansi yang penting
bagi perusahaan selama periode tertentu, dari rasio dapat dilihat kondisi
maupun kinerja. Keunggulan dari analisa rasio karena rasio merupakan angka
atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca, ditafsirkan dan pengganti
yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan oleh laporan keuangan
yang cenderung rinci dan rumit (Harahap dan Syafri, 2002).
Menurut Weston dan Eugene (2004) bentuk-bentuk rasio keuangan
diantaranya Rasio Likuiditas yang didalamnya terdapat rasio lancar dan rasio
sangat lancar. Rasio Solvabilitas yang terdiri total utang dibandingkan dengan
total aktiva, jumlah kali perolehan bunga, lingkup biaya tetap dan lingkup
arus kas. Rasio Aktivitas yang terjadi dari perputaran sediaan, rata-rata jangka
14
waktu penagihan/perputaran piutang, perputaran aktiva tetap dan perputaran
total aktiva. Rasio Profitabilitas yang terdiri dari margin laba penjualan, daya
laba dasar, hasil pengembalian total aktiva, hasil pengembalian ekuitas. Rasio
Pertumbuhan dan rasio penilaian. Sementara menurut (Gerald dkk., 2003)
kategori rasio yaitu Activity analysis, liquidity analysis, long term debt and
solvency analysis dan provitability analysis.
Faktor penentu kinerja perusahaan asuransi pada penelitian yang
dilakukan oleh Nurlatifah dan Mardian (2016) dengan penelitian yang
berjudul Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Syariah di Indonesia,
kinerja keuangan diukur menggunakan Surplus On Contribution (SOC)
dengan Variabel size (ukuran perusahaan), leverage, liquidity, tangibility
(aset tetap), volume of capital dan loss ratio (rasio kerugian). Pada penelitian
yang dilakukan Berteji dan Hammami (2016) menjelaskan tentang factor
penentu untuk mengukur kinerja keuangan asuransi jiwa di Tunisia dengan
menggunakan size, leverage, tangibility, risk, growth, liquidity and age.
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Kartika dan Sunreri (2009) rasio
keuangan yang dipakai untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan
asuransi adalah Rasio Likuiditas dengan dimensi current ratio, quick ratio
dan cash ratio, Rasio Solvabilitas dengan dimensi debt to equity ratio, debt
to total asset ratio, Rasio rentabilitas dengan dimensi gross profit margin, net
profit margin, earning power of total investment, return on equity.
Jenis alat lain yang dapat digunakan dalam menganalisis laporan
keuangan dan mengolah menjadi suatu informasi yang berguna adalah
dengan menggunakan perhitungan Early Warning System. EWS adalah tolok
ukur perhitungan lembaga badan usaha asuransi Amerika Serikat dalam
mengukur kinerja keuangan dan menilai tingkat kesehatan perusahaan
asuransi. Sistem ini dapat memberikan peringatan dini terhadap kemungkinan
kesulitan keuangan dan operasional perusahaan asuransi dimasa yang akan
datang (Satria, 1994).
15
Early warning system menggunakan satu seri rasio penguji yang
diterapkan pada laporan keuangan perusahaan asuransi untuk mengukur
kemampuan dan kinerja keuangan perusahaan tersebut. Seri itu mempunyai
rasio yang dapat diklasifikasikan, yakni:
a. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas merupakan indikator untuk mengukur besarnya
perusahaan yang dibiayai oleh utang dan menggambarkan kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjang. Rasio solvabilitas
meliputi:
1) Solvency Margin Ratio membandingkan antara modal sendiri
dengan premi neto, digunakan untuk mengukur seberapa besar
kemampuan keuangan perusahaan asuransi dalam mendukung
kewajiban yang mungkin timbul dari penutupan risiko yang
dilakukan oleh perusahaan.
2) Tingkat Kecukupan Dana rasio ini mengukur tingkat kecukupan
perbandingan antara modal sendiri dengan total aktiva, hal ini
sangat penting bagi perusahaan karena rasio ini menunjukkan
komitmen pemegang saham dalam menjalankan usaha.
b. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode
tertentu. Rasio profitabilitas meliputi
1) anRasio Perubahan Surplus membandingkan antara selisih modal
sendiri dengan modal sendiri tahun lalu, rasio perubahan surplus
memberikan indikasi atas perkembangan kondisi modal sendiri
perusahaan.
2) Underwriting Ratio membandingkan antara hasil underwriting
dengan pendapatan premi, rasio underwriting menunjukkan hasil
16
yang diperoleh perusahaan serta mengukur tingkat keuntungan dari
usaha murni asuransi.
3) Rasio Beban Klaim membandingkan antara klaim yang terjadi
dengan pendapatan premi, rasio ini memiliki penjelasan mengenai
pengalaman klaim (loss ratio) yang terjadi serta kualitas usaha
penutupannya.
4) Rasio Komisi membandingkan antara beban komisi dengan
pendapatan premi, digunakan untuk mengukur biaya komisi yang
dikeluarkan dari bisnis yang dilakukan agar perusahaan
memperoleh pendapatan.
5) Rasio Biaya Manajemen, perbandingan antara biaya manajemen
dengan pendapatan kontribusi digunakan untuk mengukur biaya
administrasi atau umum atau manajemen yang terjadi dalam
kegiatan usaha.
6) Rasio Pengembalian Investasi membandingkan antara pendapatan
bersih investasi dengan rata-rata investasi, digunakan untuk
mengukur seberapa besar hasil yang dicapai dari investasi yang
dilakukan.
c. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban. Rasio likuiditas meliputi:
1) Rasio Likuiditas Aset membandingkan antara kewajiban dengan
aktiva yang diperkenankan, digunakan untuk mengukur seberapa
besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
perusahaan apakah kondisi keuangan dalam keadaan solven atau
tidak.
2) Investment to Technical Reserve Ratio membandingkan antara
investasi dengan kewajiban teknis, digunakan untuk mengetahui
17
seberapa besar kewajiban teknis yang dibentuk perusahaan asuransi
tercermin pada investasi.
3) Agents balance to surplus membandingkan antara tagihan premi
langsung dengan total modal, rasio ini mengukur tingkat
solvabilitas perusahaan berdasarkan aset yang seringkali tidak bisa
diwujudkan (dicairkan) pada saat likuiditas.
d. Rasio Stabilitas Premi meliputi:
1) Rasio Pertumbuhan Premi membandingkan antara selisih premi
neto dengan pemi neto tahun lalu, menunjukkan seberapa besar
kenaikan premi pada tahun berjalan dibandingkan tahun
sebelumnya.
2) Rasio Retensi Diri membandingkan antara premi neto dengan premi
bruto, menunjukkan tingkat retensi perusahaan dalam menanggung
risiko yang terjadi.
e. Rasio Teknikal
Rasio Kewajiban Teknis membandingkan antara kewajiban teknis
dengan premi neto, menggambarkan tingkat kecukupan cadangan yang
diperlukan dalam menghadapi kewajiban yang timbul dari penutupan
risiko.
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian yang membahas tentang analisis kinerja keuangan pada
Perusahaan Asuransi di Indonesia selama ini telah cukup banyak dilakukan oleh
peneliti. Kinerja keuangan perusahaan asuransi syariah periode 2008-2014 dengan
menggunakan metode early warning system yang ditunjukkan oleh rasio likuiditas
dan pertumbuhan premi, masih mengalami kegagalan dan dikategorikan tidak
sehat (Fitri; 2016).
Penurunan kinerja asuransi juga tampak dari rendahnya pertumbuhan laba
perusahaan murni syariah dibandingkan dengan pertumbuhan laba perusahaan
18
asuransi konvensional yang memiliki unit usaha Syariah (Fitri; 2016). Selanjutnya
pada periode 2014-2016 kinerja asuransi jiwa syariah bertumbuh baik dilihat dari
rasio likuiditas dan rasio pertumbuhan premi yang ditunjukkan oleh beberapa
indikator yaitu premi bruto, klaim, investasi dan aktiva (Fatimatuzzahra, 2018).
Penelitian yang akan dilakukan secara umum memiliki kesamaan dengan
penelitian-penelitian terdahulu dalam beberapa hal seperti metode perhitungan
yang digunakan, yaitu dengan menggunakan early warning system. Sementara itu,
perbedaan penelitian dengan penelitian-penelitian sebelumnya dalam hal objek
penelitian dan periode analisis. Penulis dalam hal ini hanya membahas asuransi
jiwa syariah dengan periode analisis 2015-2019.
C. Kerangka Berpikir
Penelitian ini difokuskan untuk menganalisis kinerja keuangan pada asuransi
jiwa syariah di Indonesia dengan menggunakan metode early warning system.
secara skematis dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Sumber: Data diolah penulis (2020).
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan
pendekatan deskriptif. Penelitian ini memberikan gambaran tentang capaian
kinerja keuangan asuransi jiwa syariah di Indonesia yang diukur berdasar data
keuangan dalam kurun waktu lima tahun, mulai dari tahun 2015 sampai dengan
tahun 2019.
B. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2017). Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia
yaitu:
Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah
Sumber: Daftar Perusahaan Asuransi dengan Prinsip Syariah (2020).
No Nama Perusahaan Izin Usaha Syariah Tanggal
1 PT Asuransi Takaful
Keluarga KEP-260/KM.10/2012 14 Juni 2012
2 PT AJS Al-Amin KEP-220/KM.10/2010 30 April 2010
3 PT AJS Amanahjiwa Giri
Artha KEP-539/KM.10/2012 24 September 2012
4 PT AJS Jasa Mitra Abadi KEP-96/D.05/2015 28 Agustus 2015
5 PT Asuransi Syariah
Keluarga Indonesia KEP-124/D.05/2015 30 Nopember 2015
20
Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
populasi, apa yang dipelajari dari sampel kesimpulannya akan dapat diberlakukan
untuk populasi (Sugiyono, 2017). Metode sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sampel non probabilitas, dengan teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik pengumpulan sampel
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2017). Maka, sampel dalam penelitian
ini dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan asuransi jiwa syariah yang terdaftar dalam Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) pada tahun 2014-2019.
2. Perusahaan asuransi jiwa syariah yang beroperasi secara aktif dan terus-
menerus dalam kurun waktu lima tahun, yakni periode 2015 hingga 2019.
3. Perusahaan asuransi jiwa syariah yang menerbitkan laporan keuangan secara
berturut-turut pada periode 2015-2019.
Berdasarkan kriteria diatas maka perusahaan yang memenuhi syarat dalam
penelitian yaitu:
1. PT Asuransi Takaful Keluarga
2. PT Asuransi Jiwa Syariah Al-Amin
3. PT Asuransi Jiwa Syariah Amanahjiwa Giri Artha
4. PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek,
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
mempelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2017). Dalam penelitian ini
Variabel yang dikaji adalah kinerja keuangan dengan metode early warning
system indikator yang diperhitungkan sebagaimana tabel dibawah:
21
Tabel 3.2 Operasional Variabel
Konsep Variabel Indikator Skala
Solvency Margin Ratio
Rasio ini menunjukkan
kemampuan keuangan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban yang
mungkin timbul dari penutupan
risiko.
Solvency Margin Ratio =
Modal Sendiri x 100 %
Premi Neto
Modal Sendiri = Modal Disetor + Tambahan
Modal disetor + Saldo penghasilan u lain +
Saldo Laba
Premi Neto = Kontribusi Bruto – Ujrah
Pengelola – Bagian Retakaful
Rasio
(%)
Rasio Tingkat Kecukupan Dana
Rasio ini menunjukkan komitmen
pemegang saham dalam
menjalankan usaha.
Tingkat Kecukupan Dana =
Modal Sendiri x 100 %
Total Aktiva
Rasio
(%)
Rasio Underwriting
Rasio ini mengukur tingkat
keuntungan dari usaha asuransi.
Rasio Underwriting =
Hasil Underwriting x 100 %
Pendapatan Premi
Rasio
(%)
Rasio Beban Klaim
Rasio ini menunjukkan klaim
yang terjadi pada usaha
Rasio Beban Klaim =
Klaim yang terjadi x 100 %
Pendapatan Premi
Rasio
(%)
Rasio Likuiditas Aset
Kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban dengan harta
yang dimiliki.
Rasio Likuiditas =
Kewajiban x 100 %
Aktiva yang diperkenankan
Rasio
(%)
Rasio Pertumbuhan Premi
Perbandingan perubahan premi
neto memberikan indikasi
kestabilan perusahaan dalam
menjalankan usaha.
Rasio Pertumbuhan Premi =
Kenaikan penurunan premi neto x 100 %
Premi neto tahun lalu
Kenaikan penurunan premi neto = premi neto
tahun berjalan – premi neto tahun sebelumnya
Rasio
(%)
22
Lanjutan
Rasio Retensi Diri
Rasio ini digunakan untuk
mengukur seberapa besar premi
yang ditahan sendiri dibanding
premi yang diterima langsung.
Rasio Retensi Diri =
Premi Neto x 100 %
Premi Bruto
Rasio
(%)
Rasio Kewajiban Teknis
Rasio ini digunakan untuk
mengukur tingkat kecukupan
cadangan yang digunakan untuk
membayar kewajiban dimasa
depan.
Rasio Kewajiban Teknis =
Kewajiban Teknis x 100 %
Premi Neto
Kewajiban Teknis = Penyisihan klaim dalam
proses + Penyisihan klaim sudah terjadi tetapi
belum dilaporkan + Penyisihan kontribusi
yang belum menjadi hak
Rasio
(%)
Sumber: Data diolah penulis (2020).
Adapun akun-akun yang diperhitungkan untuk setiap indikator adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.3 Indikator Early Warning System
No Indikator Akun dan Sumber Data
1 Modal Sendiri
Modal Disetor Laporan Posisi Keuangan
Tambahan Modal
Disetor Laporan Posisi Keuangan
Saldo Penghasilan
Komprehensif Lain Laporan Posisi Keuangan
Saldo Laba Laporan Posisi Keuangan
Agio Saham Laporan Posisi Keuangan
2 Premi Neto
Pendapatan
Kontribusi
Laporan Surplus Defisit
Underwriting Dana
Tabarru’
Bagian Pengelola
atas Kontribusi
Laporan Surplus Defisit
Underwriting Dana
Tabarru’
Bagian Reasuransi
atas Kontribusi
Laporan Surplus Defisit
Underwriting Dana
Tabarru’
23
Lanjutan
No Indikator Akun dan Sumber Data
3 Total Aktiva Jumlah Aset Laporan Posisi
Keuangan
4 Hasil Underwriting Saldo Akhir Dana
Tabarru’
Laporan Surplus
Defisit Underwriting
Dana Tabarru’
5 Pendapatan Premi Pendapatan
Kontribusi
Laporan Surplus
Defisit Underwriting
Dana Tabarru’
6 Klaim yang terjadi Beban Klaim
Laporan Surplus
Defisit Underwriting
Dana Tabarru’
7 Kewajiban Jumlah Liabilitas Laporan Posisi
Keuangan
8 Aktiva yang
diperkenankan
Aset yang
diperkenankan
(AYD)
Pencapaian Tingkat
Solvabilitas
9 Piutang Premi Piutang Kontribusi Laporan Posisi
Keuangan
10 Surplus Surplus (Defisit)
Underwriting
Laporan Surplus
Defisit Underwriting
Dana Tabarru’
11 Kewajiban Teknis
Penyisihan Klaim
dalam Proses
Laporan Posisi
Keuangan
Penyisihan klaim
sudah terjadi tetapi
belum dilaporkan
Laporan Posisi
Keuangan
Penyisihan kontribusi
yang belum menjadi
hak
Laporan Posisi
Keuangan
Sumber: Data diolah penulis (2020).
D. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah saldo akun terkait indikator
dalam laporan keuangan perusahaan asuransi jiwa pada periode 2015-2019 yang
diperoleh dari website resmi perusahaan asuransi jiwa syariah dan data yang
diperoleh melalui situs resmi Otoritas Jasa Keuangan yang berhubungan dengan
penelitian.
24
E. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan dilaksanakan dengan
melaksanakan pengamatan (observasi), pembuatan kuesioner, melakukan
wawancara, serta studi pustaka dan dokumentasi (Sugiyono, 2017). Dalam
penelitian ini data dikumpulkan dan dipilih melalui dokumen yaitu laporan
keuangan publikasi yang telah dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan, Asosiasi
Asuransi Syariah dan dari website resmi perusahaan asuransi jiwa syariah.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data bertujuan untuk mendapatkan data yang relevan, akurat,
obyektif, valid dan reliabel mengenai suatu hal. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif dan menginterpretasikan
hasil analisis kinerja keuangan dengan menggunakan metode early warning
system yang dibuat NAIC. Tahap analisis data yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi data keuangan asuransi sebagai indikator yang akan diteliti
untuk diukur kinerja keuangan.
2. Melakukan perhitungan rasio-rasio keuangan tiap entitas dengan metode
early warning system, membandingkannya hasil antar tahun 2015 sampai
2019 dan mengiinterpretasikan hasil. Berikut interpretasi dan deskripsi hasil
pengukuran analisis kinerja keuangan asuransi jiwa syariah sesuai dengan
metode early warning system:
Tabel 3.4 Interpretasi Early Warning System
Rasio Batas
Normal Interpretasi
Solvency
margin ratio
Minimal
33,3 %
Solvency margin ratio yang rendah
mencerminkan adanya risiko yang tinggi
sebagai akibat tingginya penerimaan
kontribusi.
25
Lanjutan
Rasio tingkat
kecukupan
dana
Minimal
100 %
Nilai dari rasio tingkat kecukupan dana
sangat penting bagi perusahaan karena
menunjukkan komitmen pemegang saham
dalam menjalankan usaha.
Rasio
underwriting
Minimal
40 %
Rasio underwriting yang negative
memberikan indikasi adanya kemungkinan
penetapan tarif kontribusi yang lebih rendah
dari yang semestinya.
Rasio beban
klaim
Maksimal
100 %
Rasio beban klaim yang tinggi
mengidentifikasikan buruknya proses
underwriting.
Rasio
likuiditas
Maksimal
120 %
Rasio likuiditas yang besar menunjukkan
kemampuan perusahaan masih perlu
dibenahi, dan semakin kecil nilai rasio
likuiditas menunjukkan bahwa perusahaan
berada dalam keadaan sehat dan mampu
memenuhi kewajiban dengan harta yang
dimiliki.
Rasio
pertumbuhan
premi
Minimal
23 %
Rasio rasio pertubuhan premi dikatakan
bagus ketika peningkatan nilai rasio atau
kenaikan premi dari periode sebelumnya.
Rasio retensi
diri
- Semakin tinggi hasil persentase semakin
baik hasil dari rasio retensi diri.
Rasio
kewajiban
teknis
- Rasio kewajiban teknis yang rendah
dikhawatirkan cadangan teknis yang
dibentuk perusahaan tidak mencukupi untuk
membayar kewajiban dimasa yang akan
datang. Sebaliknya bila persentase terlalu
tinggi menunjukkan portofolio usaha kurang
merata.
Sumber: Data diolah penulis (2020).
3. Membuat perbandingan hasil perhitungan rasio antar entitas.
4. Membuat simpulan hasil analisis penelitian.
26
BAB IV
HASIL DAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Perusahaan Asuransi Syariah di Indonesia
Keberadaan usaha asuransi syariah tidak terlepas dari adanya usaha asuransi
konvensional yang telah sejak lama berkembang. Atas dasar keyakinan umat
islam, maka lahirlah perusahaan yang berlandaskan prinsip syariah pertama di
Indonesia pada tahun 1994 dengan berdirinya perusahaan Asuransi Takaful
Umum dan Asuransi Takaful Keluarga yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh
Syarikat Takaful Indonesia. Pendirian asuransi merupakan hasil rekomendasi dan
upaya awal yang dilakukan oleh tim TEPATI (Tim Pembentukan Takaful
Indonesia) yang disponsori oleh ICMI, BMI, Asuransi Tugu Mandiri, dan
Departemen Keuangan RI (Bayinah dkk., 2017). Selain itu beberapa perusahaaan
konvensional ikut membuka kantor cabang unit usaha syariah. Berikut adalah
sejarah singkat perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia yang merupakan
objek penelitian:
a. PT. Asuransi Takaful Keluarga
Takaful Keluarga adalah pelopor perusahaan asuransi jiwa syariah di
Indonesia. Mulai beroperasi sejak tahun 1994, Takaful Keluarga
mengembangkan berbagai produk untuk memenuhi kebutuhan berasuransi
sesuai syariah meliputi perlindungan jiwa, perlindungan kesehatan,
perencanaan pendidikan anak, perencanaan hari tua, serta menjadi rekan
terbaik dalam perencanaan investasi (Takaful Keluarga, 2020).
27
Tabel 4.1 Perhitungan EWS PT Asuransi Takaful Keluarga
(Dalam Jutaan Rupiah)
Rasio Perhitungan
Solvency Margin Ratio =
Modal Sendiri x 100 %
Premi Neto
Modal Sendiri = Modal Disetor +
Tambahan Modal disetor + Saldo
penghasilan Komprehensif lain + Saldo
Laba
Premi Neto = Kontribusi Bruto – Ujrah
Pengelola – Bagian Retakaful
2015 = 162.399
x 100 % 68.489
Keterangan:
Modal Sendiri = 151.555 + 554 - 16.447 + 26.737
Premi Neto = 181.671 - 83.470 - 29.712
2016 = 185.805
x 100 % 72.226
Keterangan:
Modal Sendiri = 151.555 + 554 - 9.705 + 43.401
Premi Neto = 207.325 - 98.971 - 36.128
2017 = 164.118
x 100 % 78.796
Keterangan:
Modal sendiri = 151.555 + 554- 1.111 + 13.120
Premi Neto = 203.285 - 85.621 - 38.868
2018 = 173.206
x 100 % 70.101
Keterangan:
Modal Sendiri = 151.555 + 554 - 3.866 + 24.963
Premi Neto = 222.785 - 93.054 - 59.630
2019 = 184.454
x 100 % 65.369
Keterangan:
Modal Sendiri = 151.555 + 554 – 1.668 + 34.013
Premi Neto = 234.006 – 99.337 - 69.300
Rasio Tingkat Kecukupan Dana =
Modal Sendiri x 100 %
Total Aktiva
2015 = 162.399
x 100 % 1.064.512
2016 = 185.805
x 100 % 1.600.155
28
Lanjutan Rasio Tingkat Kecukupan Dana =
Modal Sendiri x 100 %
Total Aktiva
2017 = 164.118
x 100 % 1.660.572
2018 = 173.206
x 100 % 1.761.511
2019 = 184.454
x 100 % 1.085.094
Rasio Underwriting =
Hasil Underwriting x 100 %
Pendapatan Premi
2015 = 36.051
x 100 % 181.671
2016 = 105.113
x 100 % 207.325
2017 = 112.320
x 100 % 203.285
2018 = 138.462
x 100 % 222.785
2019 = 181.254
x 100 % 234.006
Rasio Beban Klaim =
Klaim yang terjadi x 100 %
Pendapatan Premi
2015 = 82.730
x 100 % 181.671
2016 = 103.609
x 100 % 207.325
2017 = 104.460
x 100 % 203.285
2018 = 114.918
x 100 % 222.785
2019 = 124.717
x 100 % 234.006
Rasio Likuiditas Aset =
Kewajiban x 100 %
Aktiva yang diperkenankan
2015 = 240.551
x 100 % 273.175
29
Lanjutan Rasio Likuiditas Aset =
Kewajiban x 100 %
Aktiva yang diperkenankan
2016 = 257.150
x 100 % 295.119
2017 = 331.662
x 100 % 394.422
2018 = 415.683
x 100 % 422.538
2019 = 466.826
x 100 % 490.277
Rasio Pertumbuhan Premi =
Kenaikan penurunan
premi neto x 100 %
Premi neto tahun lalu
Kenaikan penurunan premi neto = premi
neto tahun berjalan – premi neto tahun
sebelumnya
2015 = -7.533
x 100 % 76.022
Keterangan:
Kenaikan penurunan premi neto = 68.489 - 76.022
2016 = 3.737
x 100 % 68.489
Keterangan:
Kenaikan penurunan premi neto = 72.226 – 68.489
2017 = 6.570
x 100 % 72.226
Keterangan:
Kenaikan penurunan premi neto = 78.796 – 72.226
2018 = -8.695
x 100 % 78.796
Keterangan:
Kenaikan penurunan premi neto = 70.101 – 78.796
2019 = -4.732
x 100 % 70.101
Keterangan:
Kenaikan penurunan premi neto = 65.369 – 70.101
Rasio Retensi Diri =
Premi Neto x 100 %
Premi Bruto
2015 = 68.489
x 100 % 181.671
2016 = 72.226
x 100 % 207.325
2017 = 78.796
x 100 % 203.285
30
Lanjutan Rasio Retensi Diri =
Premi Neto x 100 %
Premi Bruto
2018 = 70.101
x 100 % 222.785
2019 = 65.369
x 100 % 234.006
Rasio Kewajiban Teknis =
Kewajiban Teknis x 100 %
Premi Neto
Kewajiban Teknis = Penyisihan klaim
dalam proses + Penyisihan klaim sudah
terjadi tetapi belum dilaporkan +
Penyisihan kontribusi yang belum
menjadi hak
2015 = 18.603
x 100 % 68.489
Keterangan:
Kewajiban Teknis = 9.011 + 3.221 + 6.371
2016 = 23.495
x 100 % 72.226
Keterangan:
Kewajiban Teknis = 14.884 + 6.165 + 2.446
2017 = 33.497
x 100 % 78.796
Keterangan:
Kewajiban Teknis = 7.149 + 5.010 + 21.338
2018 = 34.246
x 100 % 70.101
Keterangan:
Kewajiban Teknis = 6.851 + 6.307 + 21.088
2019 = 37.217
x 100 % 65.369
Keterangan:
Kewajiban Teknis = 5.298 + 8.375 + 23.544
Sumber: Data diolah penulis (2020).
b. PT Asuransi Jiwa Syariah Al-Amin
PT Asuransi Jiwa Syariah Al-Amin merupakan perusahaan asuransi jiwa
syariah yang menaruh perhatian bagi perkembangan perasuransian di
Indonesia. Berdiri pada 09 Oktober 2009. Asuransi Al-Amin
mengembangkan berbagai produk untuk memenuhi kebutuhan berasuransi
sesuai syariah meliputi syariah pembiayaan Al-Amin, personal accident dan
term insurance (Al-Amin, 2020).
31
Tabel 4.2 Perhitungan EWS PT Asuransi Jiwa Syariah Al-Amin
Dalam Jutaan Rupiah
Rasio Perhitungan
Solvency Margin Ratio =
Modal Sendiri x 100 %
Premi Neto
Modal Sendiri = Modal Disetor +
Tambahan Modal disetor + Saldo
penghasilan Komprehensif lain + Saldo
Laba
Premi Neto = Kontribusi Bruto – Ujrah
Pengelola – Bagian Retakaful
2015 = 82.469
x 100 % 86.193
Keterangan:
Modal Sendiri = 65.000 + 17.469,2
Premi Neto = 277.650,93 – 67.617,78 – 123.840,6
2016 = 104.307
x 100 % 95.058
Keterangan:
Modal Sendiri = 100.000 + 4.306,58
Premi Neto = =207.325-98.971-36.128
2017 = 102.307
x 100 % 54.512
Keterangan:
Modal sendiri = 100.000 – 1.021,8 + 3.329,13
2018 = 104.563
x 100 % 43.031
Keterangan:
Modal Sendiri = 100.000 - 2.286,34 + 6.848,87
2019 = 112.549
x 100 % 49.478
Keterangan:
Modal Sendiri = 100.000 + 167,69 + 12.381,6
Rasio Tingkat Kecukupan Dana =
Modal Sendiri x 100 %
Total Aktiva
2015 = 82.469
x 100 % 488.003
2016 = 104.307
x 100 % 432.957
2017 = 102.307
x 100 % 723.983
2018 = 104.563
x 100 % 929.721
2019 = 112.549
x 100 % 1.041.987
32
Lanjutan Rasio Underwriting =
Hasil Underwriting x 100 %
Pendapatan Premi
2015 = 40.596
x 100 % 277.651
2016 = 166.966
x 100 % 323.869
2017 = 145.589
x 100 % 281.501
2018 = 116.953
x 100 % 208.861
2019 = 121.570
x 100 % 260.368
Rasio Beban Klaim =
Klaim yang terjadi x 100 %
Pendapatan Premi
2015 = 137.423
x 100 % 277.651
2016 =
260.982 x 100 %
323.869
2017 = 202.156
x 100 % 281.501
2018 = 222.350
x 100 % 208.861
2019 = 157.702
x 100 % 260.368
Rasio Likuiditas Aset =
Kewajiban x 100 %
Aktiva yang diperkenankan
2015 = 262.357
x 100 % 364.070
2016 = 161.684
x 100 % 307.110
2017 = 476.087
x 100 % 568.839
2018 = 708.205
x 100 % 489.182
2019 = 805.867
x 100 % 895.056
33
Lanjutan Rasio Pertumbuhan Premi =
Kenaikan penurunan
premi neto x 100 %
Premi neto tahun lalu
Kenaikan penurunan premi neto = premi
neto tahun berjalan – premi neto tahun
sebelumnya
2015 = 34.990
x 100 % 51.203
Keterangan:
Kenaikan penurunan premi neto = 86.193 – 51.203
2016 = 8.865
x 100 % 86.193
Keterangan:
Kenaikan penurunan premi neto = 95.058 – 86.193
2017 = -40.546
x 100 % 95.058
Keterangan:
Kenaikan penurunan premi neto = 54.512 – 95.058
2018 = -11.481
x 100 % 54.512
Keterangan:
Kenaikan penurunan premi neto = 43.031 – 54.512
2019 = 6.448
x 100 % 43.031
Keterangan:
Kenaikan penurunan premi neto = 49.478 – 43.031
Rasio Retensi Diri =
Premi Neto x 100 %
Premi Bruto
2015 = 86.193
x 100 % 277.651
2016 = 95.058
x 100 % 323.869
2017 = 54.512
x 100 % 281.501
2018 = 43.031
x 100 % 208.861
2019 = 49.478
x 100 % 260.368
Rasio Kewajiban Teknis =
Kewajiban Teknis x 100 %
Premi Neto
2015 = 6.514
x 100 % 86.193
Keterangan:
Kewajiban Teknis = 260,51 + 6.253,08
34
Lanjutan Kewajiban Teknis = Penyisihan klaim
dalam proses + Penyisihan klaim sudah
terjadi tetapi belum dilaporkan +
Penyisihan kontribusi yang belum
menjadi hak
2016 = 4.917
x 100 % 95.058
Keterangan:
Kewajiban Teknis = 1.277,15 + 3.639,72
2017 = 13.778
x 100 % 54.512
Keterangan:
Kewajiban Teknis = 12.208,85 + 1.569,35
2018 = 17.294
x 100 % 43.031
Keterangan:
Kewajiban Teknis = 2.937,73 + 11.956,31 + 2.400,29
2019 = 13.031
x 100 % 49.478
Keterangan:
Kewajiban Teknis = 4.828,74 + 6.473,08 + 1.729,27
Sumber: Data diolah penulis (2020).
c. PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi
PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi berdiri pada tanggal 15
Agustus 2014 dengan akta No 22 dari Notaris dan telah mendapatkan
pengesahan beserta akta perubahan terakhir dengan no 102 pada 26 Juni
2015. JMA Syariah juga telah mendapatkan pengesahan dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dengan no. KEP-96/D.05/2015 untuk beroperasi sebagai
asuransi jiwa syariah pada September 2015. Asuransi Jasa Mitra Abadi
mengembangkan berbagai produk untuk individu dan kelompok guna
memenuhi kebutuhan berasuransi sesuai syariah (Jasa Mitra Abadi, 2020).
35
Tabel 4.3 Perhitungan EWS PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi
Dalam Jutaan Rupiah
Rasio Perhitungan
Solvency Margin Ratio =
Modal Sendiri x 100 %
Premi Neto
Modal Sendiri = Modal Disetor +
Tambahan Modal disetor + Saldo
penghasilan Komprehensif lain + Saldo
Laba
Premi Neto = Kontribusi Bruto – Ujrah
Pengelola – Bagian Retakaful
2015 = 63.168
x 100 % 1.792
Keterangan:
Modal Sendiri = 63.168
Premi Neto = 4.277 – 2.049 - 436
2016 = 61.952
x 100 % 3.622
Keterangan:
Modal Sendiri = 60.000 – 90 + 2.042
Premi Neto = 8.289 – 3.334 – 1.333
2017 = 113.731
x 100 % 11.608
Keterangan:
Modal sendiri = 13.082 + 508 + 141 + 100.000
Premi Neto = 40.220 – 8.403 – 20.209
2018 = 112.822
x 100 % 10.756
Keterangan:
Modal Sendiri = 100.000 + 13.311 – 1.183 + 694
Premi Neto = 31.876 – 10.900 – 10.220
2019 = 113.698
x 100 % 27.454
Keterangan:
Modal Sendiri = 100.000 + 13.470 – 1.716 + 1944
Premi Neto = 95.033 – 37.454 – 30.125
Rasio Tingkat Kecukupan Dana =
Modal Sendiri x 100 %
Total Aktiva
2015 = 63.168
x 100 % 66.597
2016 = 61.952
x 100 % 70.822
2017 = 113.731
x 100 % 166.267
2018 = 112.822
x 100 % 179.015
36
Lanjutan Rasio Tingkat Kecukupan Dana =
Modal Sendiri x 100 %
Total Aktiva
2019 = 113.698
x 100 % 198.032
Rasio Underwriting =
Hasil Underwriting x 100 %
Pendapatan Premi
2015 = 584
x 100 % 4.277
2016 = 743
x 100 % 8.289
2017 = 1.126
x 100 % 40.220
2018 = 1.106
x 100 % 31.876
2019 = 14.386
x 100 % 95.033
Rasio Beban Klaim =
Klaim yang terjadi x 100 %
Pendapatan Premi
2015 = 54
x 100 % 4.277
2016 = 2.542
x 100 % 8.289
2017 = 9.881
x 100 % 40.220
2018 = 22.168
x 100 % 31.876
2019 = 60.771
x 100 % 95.033
Rasio Likuiditas Aset =
Kewajiban x 100 %
Aktiva yang diperkenankan
2015 = 2.845
x 100 % 2.520
2016 = 8.049
x 100 % 4.019
2017 = 51.255
x 100 % 42.259
2018 = 64.754
x 100 % 50.944
37
Lanjutan Rasio Likuiditas Aset =
Kewajiban x 100 %
Aktiva yang diperkenankan
2019 = 97.502
x 100 % 51.247
Rasio Pertumbuhan Premi =
Kenaikan penurunan
premi neto x 100 %
Premi neto tahun lalu
Kenaikan penurunan premi neto = premi
neto tahun berjalan – premi neto tahun
sebelumnya
2015 = 1.792
x 100 % 0
Keterangan:
Kenaikan penurunan premi neto = 1.792 – 0
2016 = 1.830
x 100 % 1.792
Keterangan:
Kenaikan penurunan premi neto = 3.622 – 1.792
2017 = 7.986
x 100 % 3.622
Keterangan:
Kenaikan penurunan premi neto = 11.608 – 3.622
2018 = -852
x 100 % 11.608
Keterangan:
Kenaikan penurunan premi neto = 10.756 – 11.608
2019 = 16.698
x 100 % 10.756
Keterangan:
Kenaikan penurunan premi neto = 27.454 – 10.756
Rasio Retensi Diri =
Premi Neto x 100 %
Premi Bruto
2015 = 1.792
x 100 % 4.277
2016 = 3.622
x 100 % 8.289
2017 = 11.608
x 100 % 40.220
2018 = 10.756
x 100 % 31.876
2019 = 27.454
x 100 % 95.033
Rasio Kewajiban Teknis =
Kewajiban Teknis x 100 %
Premi Neto
2015 = 386
x 100 % 1.792
38
Lanjutan Kewajiban Teknis = Penyisihan klaim
dalam proses + Penyisihan klaim sudah
terjadi tetapi belum dilaporkan +
Penyisihan kontribusi yang belum
menjadi hak
2016 = 252
x 100 % 3.622
2017 = 1.253
x 100 % 11.608
Keterangan:
Kewajiban Teknis = 646 + 607
2018 = 1.552
x 100 % 10.756
Keterangan:
Kewajiban Teknis = 941 + 611
2019 = 19.291
x 100 % 27.454
Keterangan:
Kewajiban Teknis = 4.888 + 14.403
Sumber: Data diolah penulis (2020).
d. PT Asuransi Jiwa Syariah Amanahjiwa Giri Artha
PT Asuransi Jiwa Syariah Amanahjiwa Giri Artha (Amanah Githa)
adalah Asuransi Jiwa Syariah yang didirikan pada tanggal 24 September 2012
di Jakarta oleh Dana Pensiun Perhutani dan PT Arga Cipta Grande (ESQ
165). Asuransi Amanahjiwa GiriArtha mengembangkan berbagai produk
untuk individu dan kelompok guna memenuhi kebutuhan berasuransi sesuai
syariah (Amanahjiwa Giri Artha, 2020).
Tabel 4.4 Perhitungan EWS PT Asuransi Jiwa Syariah Amanahjiwa Giri Artha
Dalam Jutaan Rupiah
Rasio Perhitungan
Solvency Margin Ratio =
Modal Sendiri x 100 %
Premi Neto
2015 = 59.008
x 100 % 3.306
Keterangan:
Premi Neto = 14.440 – 6.437 – 4.697
39
Lanjutan Modal Sendiri = Modal Disetor +
Tambahan Modal disetor + Saldo
penghasilan Komprehensif lain + Saldo
Laba
Premi Neto = Kontribusi Bruto – Ujrah
Pengelola – Bagian Retakaful
2016 = 54.212
x 100 % 6.935
Keterangan:
Modal Sendiri = 80.000 – 1.386 – 24.402
Premi Neto = 20.375 – 6.993 – 6.447
2017 = 50.778
x 100 % 8.206
Keterangan:
Modal sendiri = 80.000 – 2.324 – 26.898
2018 = 53.241
x 100 % 10.376
Keterangan:
Modal Sendiri = 80.000 + 10.000 – 2.884 – 33.875
2019 = 61.740
x 100 % 9.395
Keterangan:
Modal Sendiri = 90.000 + 525 – 2.640 – 26.145
Rasio Tingkat Kecukupan Dana =
Modal Sendiri x 100 %
Total Aktiva
2015 = 59.008
x 100 % 71.504
2016 = 54.212
x 100 % 68.929
2017 = 50.778
x 100 % 87.746
2018 = 53.241
x 100 % 96.855
2019 = 61.740
x 100 % 104.668
Rasio Underwriting =
Hasil Underwriting x 100 %
Pendapatan Premi
2015 = 367
x 100 % 14.440
2016 = 3.950
x 100 % 20.375
2017 = 5.445
x 100 % 29.388
40
Lanjutan Rasio Underwriting =
Hasil Underwriting x 100 %
Pendapatan Premi
2018 = 9.770
x 100 % 21.040
2019 = 10.442
x 100 % 20.282
Rasio Beban Klaim =
Klaim yang terjadi x 100 %
Pendapatan Premi
2015 = 4.418
x 100 % 14.440
2016 = 8.434
x 100 % 20.375
2017 = 16.219
x 100 % 29.388
2018 = 8.769
x 100 % 21.040
2019 = 6.317
x 100 % 20.282
Rasio Likuiditas Aset =
Kewajiban x 100 %
Aktiva yang diperkenankan
2015 = 10.060
x 100 % 8.887
2016 = 10.520
x 100 % 10.698
2017 = 28.060
x 100 % 27.106
2018 = 30.807
x 100 % 28.989
2019 = 29.286
x 100 % 33.738
Rasio Pertumbuhan Premi =
Kenaikan penurunan
premi neto x 100 %
Premi neto tahun lalu
Kenaikan penurunan premi neto = premi
neto tahun berjalan – premi neto tahun
sebelumnya
2015 = -5.222
x 100 % 8.528
Keterangan:
Kenaikan penurunan premi neto = 3.306 – 8.528
2016 = 3.629
x 100 % 3.306
Keterangan:
Kenaikan penurunan premi neto = 6.935 – 3.306
41
Lanjutan Rasio Pertumbuhan Premi =
Kenaikan penurunan
premi neto x 100 %
Premi neto tahun lalu
Kenaikan penurunan premi neto = premi
neto tahun berjalan – premi neto tahun
sebelumnya
2017 = 1.271
x 100 % 6.935
Keterangan:
Kenaikan penurunan premi neto = 8.206 – 6.935
2018 = 2.170
x 100 % 8.206
Keterangan:
Kenaikan penurunan premi neto = 10.376 – 8.206
2019 = -981
x 100 % 10.376
Keterangan:
Kenaikan penurunan premi neto = 9.395 – 10.376
Rasio Retensi Diri =
Premi Neto x 100 %
Premi Bruto
2015 = 3.306
x 100 % 14.440
2016 = 6.935
x 100 % 20.375
2017 = 8.206
x 100 % 29.388
2018 = 10.376
x 100 % 21.040
2019 = 9.395
x 100 % 20.282
Rasio Kewajiban Teknis =
Kewajiban Teknis x 100 %
Premi Neto
Kewajiban Teknis = Penyisihan klaim
dalam proses + Penyisihan klaim sudah
terjadi tetapi belum dilaporkan +
Penyisihan kontribusi yang belum
menjadi hak.
2015 = 778
x 100 % 3.306
Keterangan:
Kewajiban Teknis = 567 + 211
2016 = 3.335
x 100 % 6.935
Keterangan:
Kewajiban Teknis = 3.152+183
2017 = 705
x 100 % 8.206
Keterangan:
Kewajiban Teknis = 263 + 442
42
Lanjutan Rasio Kewajiban Teknis =
Kewajiban Teknis x 100 %
Premi Neto
Kewajiban Teknis = Penyisihan klaim
dalam proses + Penyisihan klaim sudah
terjadi tetapi belum dilaporkan +
Penyisihan kontribusi yang belum
menjadi hak.
2018 = 3.357
x 100 % 10.376
Keterangan:
Kewajiban Teknis = 1.111 + 1.084 + 1.162
2019 = 1.266
x 100 % 9.395
Keterangan:
Kewajiban Teknis = 309 + 203 + 754
Sumber: Data diolah penulis (2020).
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Gambaran atas kinerja keuangan dapat dijadikan ukuran tingkat efektivitas
dan efisiensi perusahaan. Maka dari itu pengukuran atas kinerja keuangan sangat
penting dilakukan di setiap akhir periode pelaporan untuk menjadi tolak ukur
kinerja perusahaan dalam pengambilan keputusan manajemen operasional untuk
tahun selanjutnya.
Dalam penelitian ini pengukuran atas kinerja keuangan asuransi jiwa syariah
dilakukan menggunakan metode early warning system diantaranya rasio
solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio stabilitas premi dan rasio
kewajiban teknis. Berikut adalah hasil analisis dari kinerja keuangan dengan
metode early warning system:
1. Solvency Margin Ratio
Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur seberapa besar
kemampuan keuangan perusahaan asuransi dalam menanggung risiko yang
akan datang, solvency margin ratio memiliki batas minimal 33,3 %. Adapun
data solvency margin ratio pada perusahaan asuransi jiwa syariah adalah
sebagai berikut:
43
Tabel 4.5 Data Solvency Margin Ratio
No Nama
Perusahaan
Tahun Rata-rata
2015 2016 2017 2018 2019
1
PT Asuransi
Takaful
Keluarga
237,12 % 257,26 % 208,28 % 247,08 % 282,17 % 246,38 %
2
PT Asuransi
Jiwa Syariah
Al-Amin
95,68 % 109,73 % 187,68 % 243,00 % 227,47 % 172,71 %
3
PT Asuransi
Jiwa Syariah
Jasa Mitra
Abadi
3525,00 % 1710,44 % 979,76 % 979,76 % 1048,92 % 1535,65 %
4
PT Asuransi
Jiwa Syariah
Amanahjiwa
Giri Artha
1784,88 % 781,72 % 618,79 % 513,12 % 657,16 % 871,13 %
Sumber: Data diolah penulis (2020).
Dari tabel diatas dapat dilihat nilai dari solvency margin ratio pada
masing-masing perusahaan asuransi jiwa syariah. Dari data tersebut dapat
dilihat perkembangan seperti pada grafik dibawah ini.
Grafik 4.1 Solvency Margin Ratio
Sumber: Data diolah penulis (2020).
0,00
500,00
1000,00
1500,00
2000,00
2500,00
3000,00
3500,00
4000,00
2015 2016 2017 2018 2019
Solvency Margin Ratio
Takaful Al amin Jasa Mitra Abadi Amanahijwa Giri Artha
44
Grafik diatas menunjukkan perkembangan nilai solvency margin ratio
pada masing-masing perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia. PT
Asuransi Takaful Keluarga mengalami peningkatan nilai solvency margin
ratio, tahun 2015 bernilai 237,12 % meningkat hingga tahun 2019 mencapai
282,17 %. Selanjutnya, PT Asuransi Jiwa Syariah Al-Amin juga mengalami
peningkatan solvency margin ratio, tahun 2015 bernilai 95,68 % mengalami
perkembangan hingga tahun 2019 mencapai 227,47 %. Sedangkan, PT
Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi mengalami penurunan nilai solvency
margin ratio pada tahun 2015 senilai 3525,00 %, hingga tahun 2019 hanya
bernilai 1048,92 %. Kemudian PT Asuransi Jiwa Syariah Amanahjiwa Giri
Artha juga mengalami penurunan solvency margin ratio, tahun 2015 senilai
1784,88 % mengalami penurunan hingga tahun 2019 menjadi 657,16 %.
Kinerja keuangan perusahaan asuransi jiwa syariah pada solvency
margin ratio sudah sangat baik, perusahaan memperoleh nilai diatas batas
minimal rasio. Hal ini menandakan kemampuan keuangan perusahaan dalam
menanggung risiko yang mungkin timbul sudah sangat bangus. Karena,
modal sendiri perusahaan dinilai mampu menutupi risiko yang mungkin
timbul dimasa yang akan datang, walaupun solvency margin ratio pada PT
Asuransi Jiwa Syariah Amanahjiwa Gini Arta dan PT Asuransi Jasa Mitra
Abadi mengalami penurunan. Solvency margin ratio yang rendah akan
mencerminkan adanya risiko yang tinggi sebagai akibat dari tingginya
penerimaan kontribusi.
Dalam meningkatkan solvency margin ratio, perusahaan perlu menjaga
keseimbangan antara modal sendiri dan penerimaan kontribusi agar
perusahaan tetap dalam keadaan sanggup memenuhi risiko dimasa yang akan
datang.
45
2. Rasio Tingkat Kecukupan Dana
Rasio tingkat kecukupan dana menunjukkan permodalan yang dimiliki
untuk menunjang aktiva, batas minimal untuk rasio ini minimal 100 %.
Adapun data hasil perhitungan rasio tingkat kecukupan dana pada perusahaan
asuransi jiwa syariah adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6 Data Rasio Tingkat Kecukupan Dana
No Nama Perusahaan Tahun
Rata-rata 2015 2016 2017 2018 2019
1 PT Asuransi Takaful
Keluarga
15,26 % 11,61 % 9,88 % 9,83 % 10,22 % 11,36 %
2 PT Asuransi Jiwa Syariah
Al-Amin
16,90 % 24,09 % 14,13 % 11,25 % 10,80 % 15,43 %
3 PT Asuransi Jiwa Syariah
Jasa Mitra Abadi
94,85 % 87,48 %
68,40 % 63,02 % 57,41 % 74,23 %
4 PT Asuransi Jiwa Syariah
Amanahjiwa Giri Artha
82,52 % 78,65 % 57,87 % 54,97 % 58,99 % 67,60 %
Sumber: Data diolah penulis (2020).
Dari tabel diatas dapat dilihat nilai dari rasio tingkat kecukupan dana
pada masing-masing perusahaan asuransi jiwa syariah. Dari data tersebut
dapat dilihat perkembangan seperti pada grafik dibawah ini.
Grafik 4.2 Rasio Tingkat Kecukupan Dana
Sumber: Data diolah penulis (2020).
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
2015 2016 2017 2018 2019
Rasio Tingkat Kecukupan Dana
Takaful Al amin Jasa Mitra Abadi Amanahijwa Giri Artha
46
Dari grafik diatas dapat dilihat rasio tingkat kecukupan dana pada
perusahaan asuransi jiwa syariah. Rasio tingkat kecukupan dana PT Asuransi
Takaful Keluarga mengalami penurunan, tahun 2015 rasio tingkat kecukupan
dana senilai 15,26 % mengalami penurunan hingga tahun 2019 menjadi 10,22
%. Kemudian, PT Asuransi Jiwa Syariah Al-Amin juga mengalami
penurunan rasio tingkat kecukupan dana, tahun 2015 rasio sebesar 16,90 %
menurun hingga tahun 2019 menjadi 10,80 %. Selanjutnya rasio tingkat
kecukuan dana PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi juga mengalami
penurunan, tahun 2015 nilai rasio tingkat kecukupan dana sebesar 94,85 %
menurun hingga tahun 2019 menjadi 57,41 %. Rasio tingkat kecukupan dana
PT Asuransi Jiwa Syariah Amanahjiwa Giri Artha juga mengalami
penurunan, tahun 2015 rasio bernilai 82,52 % mengalami penurunan hingga
tahun 2019 menjadi 59,99 %.
Rasio tingkat kecukupan dana pada perusahaan asuransi jiwa syariah
mengalami penurunan dan masih berada dibawah batas minimal yang berarti
perusahaan memiliki kinerja yang kurang baik karena lemahnya permodalan
dimana total aktiva masih didanai oleh hutang bukan modal perusahaan,
perusahaan harus dapat mengoptimalkan modal sendiri setiap tahunnya
karena dengan optimalnya modal sendiri maka akan meningkatnya
produktivitas perusahaan.
3. Rasio Underwriting
Rasio underwriting menunjukkan tingkat keuntungan dari usaha murni
asuransi, selain itu juga sebagai penentu kondisi laba perusahaan. Batas
normal untuk rasio underwriting minimal 40 %. Adapun data hasil
perhitungan rasio underwriting pada perusahaan asuransi jiwa syariah adalah
sebagai berikut:
47
Tabel 4.7 Rasio Underwriting
No Nama Perusahaan Tahun
Rata-rata 2015 2016 2017 2018 2019
1 PT Asuransi Takaful
Keluarga 19,84 % 50,70 % 55,25 % 62,15 % 77,46 % 53,08 %
2 PT Asuransi Jiwa
Syariah Al-Amin 14,62 % 51,55 % 51,72 % 56,00 %
46,69 %
44,12 %
3 PT Asuransi Jiwa
Syariah Jasa Mitra Abadi 13,65 % 8,96 % 2,80 % 3,47 % (15,14 %) 2,75 %
4
PT Asuransi Jiwa
Syariah Amanahjiwa
Giri Artha
2,54 % 19,39 % 18,53 % 46,44 % 51,48 % 27,68 %
Sumber: Data diolah penulis (2020).
Dari tabel diatas dapat dilihat nilai dari rasio underwriting pada masing-
masing perusahaan asuransi jiwa syariah. Dari data tersebut dapat dilihat
perkembangan seperti pada grafik dibawah ini.
Grafik 4.3 Rasio Underwriting
Sumber: Data diolah penulis (2020).
-20,00
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
2015 2016 2017 2018 2019
Rasio Underwriting
Takaful Keluarga Al-Amin
Jasa Mitra Abadi Amanahijwa Giri Artha
48
Grafik diatas menunjukkan perkembangan nilai rasio Underwriting pada
masing-masing perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia, tahun 2015
semua perusahaan asuransi jiwa syariah masih bernilai dibawah batas
minimal rasio underwriting. Hasil rasio underwriting PT Asuransi Takaful
Keluarga menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan, hal ini dapat
dilihat dari grafik diatas, tahun 2015 rasio underwriting PT Asuransi Takaful
Keluarga sebesar 19,84 % dan terus mengalami peningkatan hingga tahun
2019 menjadi 77,46 %. Selanjutnya PT Asuransi Jiwa Syariah Amanahjiwa
Giri Artha juga mengalami perkembangan yang cukup signifikan, hal ini
dapat dilihat dari hasil underwriting pada tahun 2015 sebesar 2,54 %
meningkat hingga tahun 2019 menjadi 51,48 %. Sedangkan, hasil rasio
underwriting pada PT Asuransi Jiwa Syariah Al-Amin mengalami fluktuasi,
tahun 2015 rasio underwriting hanya sebesar 14,65 %, terus mengalami
peningkatan hingga tahun 2018 menjadi 51,72 %, namun pada tahun 2019
mengalami penurunan menjadi 46,69 %. Walaupun rasio underwriting
mengalami penurunan, tetapi masih memenuhi batas minimum rasio. Hasil
ini menunjukkan kinerja keuangan dari rasio underwriting dalam keadaan
baik. Kemudian, hasil rasio underwriting pada PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa
Mitra Abadi mengalami penurunan, tahun 2015 nilai rasio underwriting
sebesar 13,65% dan terus mengalami penurunan hingga tahun 2019 menjadi
-15,14 %. Rasio underwriting yang menurun pada perusahaan asuransi
memberikan indikasi adanya kemungkinan penetapan tarif premi yang lebih
rendah dari semestinya.
Kurang selektifnya perusahaan dalam menangani proses underwriting
merupakan salah satu penyebab nilai rasio mengalami penurunan dan
berdampak terhadap laba yang didapatkan perusahaan. Perusahaan asuransi
harus bisa mengelola pendapatan premi dan pembayaran beban klaim dengan
baik, agar perusahaan dapat menghasilkan keuntungan yang lebih dari
kegiatan utama usaha.
49
4. Rasio Beban Klaim
Rasio beban klaim digunakan untuk mengukur profitabilitas pada
perusahaan asuransi, rasio ini memiliki interpretasi batas maksimal 100 %.
Adapun data hasil dari perhitungan rasio beban klaim pada perusahaan
asuransi jiwa syariah adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8 Rasio Beban Klaim
No Nama Perusahaan Tahun
Rata-rata 2015 2016 2017 2018 2019
1 PT Asuransi Takaful
Keluarga 45,54 % 49,97 % 51,39 % 51,58 % 53,30 % 50,36 %
2 PT Asuransi Jiwa
Syariah Al-Amin 49,49 % 80,58 % 71,81 % 106,46 % 60,57 % 73,78 %
3
PT Asuransi Jiwa
Syariah Jasa Mitra
Abadi
1,26 % 30,67 % 24,57 % 69,54 % 63,95 % 38,00 %
4
PT Asuransi Jiwa
Syariah Amanahjiwa
Giri Artha
30,60 % 41,39 % 55,19 % 41,68 % 31,15 % 40,00 %
Sumber: Data diolah penulis (2020).
Dari tabel diatas dapat dilihat nilai dari rasio beban klaim pada masing-
masing perusahaan asuransi jiwa syariah. Dari data tersebut dapat dilihat
perkembangan seperti pada grafik dibawah ini.
50
Grafik 4.4 Rasio Beban Klaim
Sumber: Data diolah penulis (2020).
Grafik diatas menunjukkan perkembangan nilai rasio beban klaim pada
masing-masing perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia. Hasil dari
rasio beban klaim PT Asuransi Takaful Keluarga mengalami peningkatan
setiap tahunnya, tahun 2015 rasio beban klaim bernilai 45,54 % meningkat
hingga tahun 2019 menjadi 53,30 %. Walaupun rasio ini mengalami
peningkatan, tetapi masih berada di bawah batas maksimal. Kemudian, rasio
beban klaim PT Asuransi Jiwa Syariah Amanahjiwa Giri Artha mengalami
fluktuasi, nilai pada tahun 2015 sebesar 30,60 %, mengalami peningkatan
hingga tahun 2018 menjadi 55,19 %, kemudian mengalami penurunan hingga
tahun 2019 menjadi 31,15 %. Rasio beban klaim PT Asuransi Jiwa Syariah
Jasa Mitra Abadi juga mengalami fluktuasi, rasio likuiditas terendah terjadi
pada tahun 2015 senilai 1,26 %, dan rasio tertinggi pada tahun 2018 sebesar
69,54 % dengan rata-rata nilai rasio sebesar 38,00 %. Rasio beban klaim PT
Asuransi Jiwa Syariah Al-Amin juga mengalami fluktuasi, rasio terendah
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
2015 2016 2017 2018 2019
Rasio Beban Klaim
Takaful Keluarga Al-Amin
Jasa Mitra Abadi Amanahijwa Giri Artha
51
terjadi pada tahun 2015 senilai 49,49 %, dan rasio tertinggi pada tahun 2018
sebesar 106,46%, rasio beban klaim pada 2018 berada di atas batas maksimal
nilai rasio dengan nilai rata-rata rasio 73,78 %.
Rasio beban klaim pada masing-masing perusahaan asuransi jiwa
syariah sudah baik karena berada dibawah batas maksimal, hal ini
mengindikasikan kemampuan keuangan perusahaan untuk membayar klaim.
Jika rasio beban klaim bernilai tinggi, memberikan informasi buruknya
proses underwriting perusahaan. Dalam mempertahankan rasio beban klaim,
perusahaan perlu melakukan pengujian dan penempatan klaim sesuai dengan
prosedur, agar klaim yang terjadi tidak menyimpang dan tidak menyebabkan
kerugian bagi perusahaan.
5. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban perusahaan. Rasio likuiditas
memiliki interpretasi early warning system dengan batas normal maksimum
120 %. Adapun data hasil perhitungan dari rasio likuiditas pada perusahaan
asuransi jiwa syariah adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9 Rasio Likuiditas
No Nama Perusahaan Tahun
Rata-rata 2015 2016 2017 2018 2019
1 PT Asuransi
Takaful Keluarga 88,06 % 87,13 % 84,09 % 98,38 % 95,22 % 90,57 %
2 PT Asuransi Jiwa
Syariah Al-Amin 72,06 % 52,65 % 83,69 % 144,77 % 90,04 % 88,64 %
3
PT Asuransi Jiwa
Syariah Jasa
Mitra Abadi
112,90 % 200,27 % 121,29 % 127,11 % 190,26 % 150,36 %
4
PT Asuransi Jiwa
Syariah
Amanahjiwa Giri
Artha
113,20 % 98,34 % 103,52 % 106,27 % 86,80 % 101,63 %
Sumber: Data diolah penulis (2020).
52
Dari tabel diatas dapat dilihat nilai dari rasio likuiditas pada masing-
masing perusahaan asuransi jiwa syariah. Dari data tersebut dapat dilihat
perkembangan seperti pada grafik dibawah ini.
Grafik 4.5 Rasio Likuiditas
Sumber: Data diolah penulis (2020).
Dari grafik diatas diketahui rasio likuiditas pada perusahaan
asuransi jiwa syariah, rasio likuiditas PT Asuransi Takaful Keluarga
mengalami fluktuasi, rasio terendah terjadi pada tahun 2017 senilai 84, 09 %,
dan nilai tertinggi pada tahun 2018 sebesar 98,38 % dengan rata-rata rasio
90,57 %. Rasio likuiditas PT Asuransi Jiwa Syariah Al-Amin juga
berfluktuasi, rasio terendah terjadi pada tahun 2016 senilai 52,65 % dan nilai
tertinggi pada tahun 2018 sebesar 144,77 % dengan rata-rata nilai rasio 88,64
%. Rasio likuiditas PT Asuransi Jiwa Syariah Amanahjiwa Giri Artha
mengalami fluktuasi, rasio terendah terjadi pada tahun 2016 senilai 98,34 %,
dan nilai tertinggi pada tahun 2015 sebesar 113,20 % dengan rata-rata nilai
0,00
50,00
100,00
150,00
200,00
250,00
2015 2016 2017 2018 2019
Rasio Likuiditas
Takaful Keluarga Al-Amin
Jasa Mitra Abadi Amanahijwa Giri Artha
53
rasio 101,63 %. Rasio likuiditas pada ketiga perusahaan sudah baik karena
berada dibawah batas maksimal dan perusahaan mampu untuk menutupi
kewajiban dengan kekayaan yang dimiliki walaupun sempat mengalami
kenaikan dan nilai rasio mendekati batas maksimal. Sedangkan, rasio
likuiditas PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi mengalami peningkatan
setiap tahun dan bernilai diatas batas maksimum. Tahun 2015 rasio likuiditas
bernilai 112,90 % perkembang hingga tahun 2019 mencapai nilai 190,26 %,
rasio likuiditas yang tinggi menunjukkan adanya masalah dalam perusahaan
sehingga memiliki kemungkinan besar berada dalam kondisi yang tidak
likuid.
Dalam menghindari risiko likuiditas, perusahaan perlu melakukan
kebijakan keuangan dengan prinsip kehati-hatian, menempatkan setiap
keputusan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada, yaitu berdasarkan
analisa jangka pendek maupun jangka panjang dan menjaga kondisi
perusahaan agar selalu likuid.
6. Rasio Pertumbuhan Premi
Rasio pertumbuhan premi menunjukkan seberapa besar kenaikan premi
pada tahun berjalan dibandingkan tahun sebelumnya, rasio ini dinilai normal
jika nilai rasio minimal 23 %. Adapun data hasil perhitungan perhitungan
rasio pertumbuhan premi pada perusahaan asuransi jiwa syariah adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.10 Rasio Pertumbuhan Premi
No Nama Perusahaan Tahun
Rata-rata 2015 2016 2017 2018 2019
1 PT Asuransi
Takaful Keluarga (9,91 %) 5,46 % 9,10 % (11,03 %) (6,75 %) (2,63 %)
2 PT Asuransi Jiwa
Syariah Al-Amin 68,34 % 10,29 % (42,65 %) (21,06 %) 14,98 % 5,98 %
54
Lanjutan
3
PT Asuransi Jiwa
Syariah Jasa Mitra
Abadi
0 102,12 % 220,49 % (7,34 %) 155,24 % 117,63 %
4
PT Asuransi Jiwa
Syariah
Amanahjiwa Giri
Artha
(61,23 %) 109,77 % 18,33 % 26,44 % (9,45 %) 16,77 %
Sumber: Data diolah penulis (2020).
Dari tabel diatas dapat dilihat nilai dari rasio pertumbuhan premi pada
masing-masing perusahaan asuransi jiwa syariah. Dari data tersebut dapat
dilihat perkembangan seperti pada grafik dibawah ini.
Grafik 4.6 Rasio Pertumbuhan Premi
Sumber: Data diolah penulis (2020).
Dari grafik diatas diketahui nilai dari rasio pertumbuhan premi pada
perusahaan asuransi jiwa syariah, Rasio pertumbuhan premi PT Asuransi
Takaful Keluarga mengalami fluktuasi nilai rasio terendah terjadi pada tahun
2018 senilai -11 %, dan rasio tertinggi pada tahun 2017 sebesar 9 % dengan
-100,00
-50,00
0,00
50,00
100,00
150,00
200,00
250,00
2015 2016 2017 2018 2019
Rasio Pertumbuhan Premi
Takaful Al amin Jasa Mitra Abadi Amanahijwa Giri Artha
55
rata-rata nilai rasio sebesar -2,63 %. Rasio pertumbuhan premi PT Asuransi
Jiwa Syariah Al-Amin tahun 2015 bernilai 68 % dan mengalami penurunan
hingga tahun 2019 hingga menjadi 15 %. Rasio pertumbuhan premi PT
Asuransi Jiwa Syariah Amanahjiwa Giri Arta juga mengalami penurunan,
pada tahun 2016 rasio sebesar 110 % menurun hingga tahun 2019 menjadi -
9 %. Rasio pertumbuhan premi pada ketiga asuransi jiwa syariah mengalami
penurunan dan berada di bawah batas minimal. Hanya, PT Asuransi Jiwa
Syariah Jasa Mitra Abadi yang mengalami pertumbuhan premi pada tahun
2016 rasio senilai 102 % sempat mengalami penurunan di tahun 2018 hingga
-7 %, namun ditahun 2019 mengalami peningkatan kembali menjadi 155 %.
Guna meningkatkan kestabilan pertumbuhan premi, perusahaan perlu
memperhatikan kinerja dan menjaga hubungan yang baik dalam
mengikutsertakan pemegang polis agar pendapatan premi dapat tumbuh
setiap periodenya. Kenaikan dan penurunan premi yang tajam
mengindikasikan kurangnya tingkat kestabilan dalam menjalankan kegiatan
operasional perusahaan asuransi.
7. Rasio Retensi Diri
Rasio retensi diri menunjukkan tingkat retensi perusahaan dalam
menanggung risiko yang terjadi, rasio ini tidak memiliki batas normal. Tetapi,
semakin tinggi hasil dari rasio ini maka semakin baik kinerja perusahaan.
karena, perusahaan mampu menanggung risiko klaim sendiri tanpa dukungan
perusahaan reasuransi. Adapun data hasil perhitungan rasio retensi diri pada
perusahaan asuransi jiwa syariah adalah sebagai berikut:
Tabel 4.11 Rasio Retensi Diri
No Nama Perusahaan Tahun
Rata-rata 2015 2016 2017 2018 2019
1 PT Asuransi Takaful
Keluarga 37,70 % 34,84 % 38,76 % 31,47 % 27,93 % 34,14 %
56
Lanjutan
2 PT Asuransi Jiwa
Syariah Al-Amin 31,04 % 29,35 % 19,36 % 20,60 % 19,00 % 23,87 %
3
PT Asuransi Jiwa
Syariah Jasa Mitra
Abadi
41,90 % 43,70 % 28,86 % 33,74 % 28,89 % 35,42 %
4
PT Asuransi Jiwa
Syariah Amanahjiwa
Giri Artha
22,89 % 34,04 % 27,92 % 49,32 % 46,32 % 36,10 %
Sumber: Data diolah penulis (2020).
Dari tabel diatas dapat dilihat nilai dari rasio retensi diri pada masing-
masing perusahaan asuransi jiwa syariah. Dari data tersebut dapat dilihat
perkembangan seperti pada grafik dibawah ini.
Grafik 4.7 Rasio Retensi Diri
Sumber: Data diolah penulis (2020).
Grafik diatas menunjukkan perkembangan rasio retensi diri pada
masing-masing perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia. Rasio retensi
diri PT Asuransi Takaful Keluarga mengalai fluktuasi, nilai rasio terendah
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
2015 2016 2017 2018 2019
Rasio Retensi Diri
Takaful Al amin Jasa Mitra Abadi Amanahijwa Giri Artha
57
terjadi pada tahun 2019 senilai 27,93 %, dan rasio tertinggi pada tahun 2017
sebesar 38,76% dengan rata-rata nilai rasio 34,14 %. Rasio retensi diri PT
Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi juga mengalami fluktuasi, nilai rasio
terendah terjadi pada tahun 2017 senilai 28,86 %, dam rasio tertinggi pada
tahun 2016 sebesar 43,70% dengan rata-rata nilai rasio sebesar 35,42 %.
Kemudian rasio retensi diri PT Asuransi Jiwa Syariah Amanahjiwa Giri Artha
juga mengalami fluktuasi, nilai rasio terendah terjadi pada tahun 2015 senilai
22,89 %, dan nilai rasio tertinggi pada tahun 2018 sebesar 49,32 % dengan
rata-rata nilai rasio sebesar 36,10 %. Selanjutnya rasio retensi diri PT
Asuransi Jiwa Syariah Al-Amin mengalami penurunan, tahun 2015 nilai rasio
sebesar 31,04 % kemudian menurun hingga tahun 2019 rasio retensi diri
hanya bernilai 19, 00 %.
Pada perusahaan asuransi jiwa syariah rasio retensi diri mengalami
fluktuasi namun, dalam hal ini rasio retensi masih menunjukkan nilai yang
baik. Dalam meningkatkan rasio retensi diri, perusahaan perlu melakukan
evaluasi manajemen investasi untuk memaksimalkan potensi return bagi
asuransi jiwa syariah. Kebanyakan perusahaan asuransi melakukan reasuransi
terhadap dana yang dimilikinya demi melakukan perlindungan kestabilan
tingkat pendapatan.
8. Rasio Kewajiban Teknis
Rasio kewajiban teknis menggambarkan tingkat kecukupan cadangan
teknis yang diperlukan dalam menghadapi kewajiban yang muncul, dalam
rasio ini tidak ada batasan normal. Apabila rasio ini nilai terlalu rendah
dikhawatirkan cadangan teknis yang dibentuk perusahaan tidak dicukupi
untuk membayar kewajiban dimasa yang akan datang. Sebaliknya jika terlalu
tinggi menunjukkan portofolio usaha kurang merata. Adapun data hasil
perhitungan rasio kewajiban teknis pada perusahaan asuransi jiwa syariah
adalah sebagai berikut:
58
Tabel 4.12 Rasio Kewajiban Teknis
No Nama Perusahaan Tahun
Rata-rata 2015 2016 2017 2018 2019
1 PT Asuransi Takaful
Keluarga 27,16 % 32,53 % 42,51 % 48,85 % 56,93 % 41,60 %
2 PT Asuransi Jiwa Syariah
Al-Amin 7,56 % 5,17 % 25,28 % 40,19 % 26,34 % 20,91 %
3 PT Asuransi Jiwa Syariah
Jasa Mitra Abadi 21,54 % 6,96 % 10,79 % 14,43 % 70,27 % 24,80 %
4 PT Asuransi Jiwa Syariah
Amanahjiwa Giri Artha 23,53 % 48,09 % 8,59 % 32,35 % 13,48 % 25,21 %
Sumber: Data diolah penulis (2020).
Dari tabel diatas dapat dilihat nilai dari rasio kewajiban teknis pada
masing-masing perusahaan asuransi jiwa syariah. Dari data tersebut dapat
dilihat perkembangan seperti pada grafik dibawah ini.
Grafik 4.8 Rasio Kewajiban Teknis
Sumber: Data diolah penulis (2020).
Grafik diatas menunjukkan perkembangan rasio kewajiban teknis pada
masing-masing perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia. PT Asuransi
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
2015 2016 2017 2018 2019
Rasio Kewajiban Teknik
Takaful Keluarga Al-Amin
Jasa Mitra Abadi Amanahijwa Giri Artha
59
Takaful Keluarga mengalami peningkatan setiap tahunnya, tahun 2015 rasio
kewajiban teknis bernilai 27,16 % hingga tahun 2019 nilai rasio mencapai
56,93 %. Rasio kewajiban teknis PT Asuransi Jiwa Syariah Al-Amin
mengalami fluktuasi, rasio terendah terjadi pada tahun 2016 senilai 5,17 %
dan rasio tertinggi pada tahun 2018 sebesar 40,19 % dengan rata-rata nilai
rasio sebesar 20,91 %. Rasio kewajiban teknis PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa
Mitra Abadi juga mengalami fluktuasi, rasio terendah terjadi pada tahun 2016
senilai 6,96 % dan rasio tertinggi pada tahun 2019 sebesar 70,27 % dengan
rata-rata nilai rasio sebesar 24,80 %. Selanjutnya rasio kewajiban teknis PT
Asuransi Jiwa Syariah Amanajiwa Giri Artha juga mengalami fluktuasi rasio
terendah terjadi pada tahun 2017 dengan nilai rasio 8,59 % dan rasio tertinggi
pada tahun 2016 sebesar 48,09 % dengan rata-rata nilai rasio sebesar 25,21
%.
Rasio kewajiban teknis menunjukkan nilai yang baik, tetapi rasio
kewajiban teknis masih perlu diperhatikan lagi, dikarenakan masih ada
beberapa perusahaan asuransi jiwa syariah yang memiliki nilai rasio kecil.
Sehingga akan menyulitkan kedepannya untuk mengantisipasi kewajiban
dimasa yang akan datang.
9. Rangkuman kinerja keuangan
Berdasarkan analisis kinerja keuangan yang telah paparkan sebelumnya
sehingga didapat rangkuman sebagai berikut:
a. PT. Asuransi Takaful Keluarga
PT. Asuransi Takaful Keluarga memperoleh hasil kinerja keuangan
sebagai berikut:
60
Tabel 4.13 Ringkasan Hasil Analisis Rasio Keuangan PT Asuransi Takaful Keluarga
Rasio Batas
Normal 2015 2016 2017 2018 2019 Rata-Rata
Solvency
Margin Ratio
Min
33,3 % 221,28 % 209,83 % 192,34 % 216,20 % 231,85 % 246,38 %
Rasio
Tingkat
Kecukupan
Dana
Min
100 % 4,70 % 3,12 % 3,01 % 2,84 % 2,77 % 11,36 %
Rasio
Underwriting
Min
40 % 19,84 % 50,70 % 55,25 % 62,15 % 77,46 % 53,08 %
Rasio Beban
Klaim
Maks
100 % 45,54 % 49,97 % 51,39 % 51,58 % 53,30 % 50,36 %
Rasio
Likuiditas
Maks
120 % 88,06 % 87,13 % 84,09 % 98,38 % 95,22 % 90,57 %
Rasio
Pertumbuhan
Premi
Min
23 % (9,91 %) 5,45 % 9,10 % (11,03 %) (6,75 %) (2,63 %)
Rasio
Retensi Diri - 37,70 % 34,84 % 38,76 % 31,47 % 27,93 % 34,14 %
Rasio
Kewajiban
Teknis
- 27,16 % 32,53 % 42,51 % 48,85 % 56,93 % 41,60 %
Sumber: Data diolah penulis (2020).
Kinerja keuangan PT Asuransi Takaful Keluarga dari tahun 2015
sampai dengan tahun 2019 berdasarkan hasil analisis dengan metode
early warning system sudah sangat baik dan cenderung stabil. Kinerja
keuangan perusahaan dapat dikatakan baik karena dari 8 rasio yang di
analisis hanya ada 2 rasio yang menunjukkan indikasi kurang baik yaitu
rasio tingkat kecukupan dana dan rasio pertumbuhan premi, dimana ke
dua rasio tersebut belum mencapai standar yang telah ditetapkan dan
mengalami penurunan.
Nilai dari rasio tingkat kecukupan dana memperoleh hasil yang
rendah, karena total aktiva lebih besar dari modal sendiri perusahaan
harus dapat mengoptimalkan modal sendiri setiap tahunnya karena
61
dengan optimalnya modal sendiri maka akan meningkatnya
produktivitas perusahaan. Sedangkan, rasio pertumbuhan premi
mengalami penurunan karena premi yang diterima pada tahun berjalan
mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, guna meningkatkan
kestabilan pertumbuhan premi, perusahaan perlu memperhatikan kinerja
dan menjaga hubungan yang baik dalam mengikutsertakan pemegang
polis agar pendapatan premi dapat tumbuh setiap periodenya.
b. PT. Asuransi Jiwa Syariah Al-Amin
PT. Asuransi Jiwa Syariah Al-Amin memperoleh hasil kinerja
keuangan sebagai berikut:
Tabel 4.14 Ringkasan Hasil Analisis Rasio Keuangan
PT Asuransi Jiwa Syariah Al-Amin
Sumber: Data diolah penulis (2020).
Rasio Batas
Normal 2015 2016 2017 2018 2019 Rata-rata
Solvency
Margin Ratio
Min
33,3 % 75,41 % 105,20 % 183,45 % 232,39 % 202,11 % 172,71 %
Rasio
Tingkat
Kecukupan
Dana
Min
100 % 13,32 % 23,10 % 13,81 % 10,76 % 9,60 % 15,43 %
Rasio
Underwriting
Min
40 % 14,62 % 51,555 % 51,72 % 56,00 % 46,69 % 44,12 %
Rasio Beban
Klaim
Maks
100 % 49,49 % 80,58 % 71,81 % 106,46 % 60,57 % 73,78 %
Rasio
Likuiditas
Maks
120 % 72,06 % 52,65 % 83,69 % 144,77 % 90,04 % 88,64 %
Rasio
Pertumbuhan
Premi
Min
23 % 68,34 % 10,29 % (42,65 %) (21,06 %) 14,98 % 5,98 %
Rasio
Retensi Diri - 31,04 % 29,35 % 19,36 % 20,60 % 19,00 % 23,87 %
Rasio
Kewajiban
Teknis
- 7,56 % 5,17 % 25,28 % 40,19 % 26,34 % 20,91 %
62
Kinerja keuangan PT Asuransi Jiwa Syariah Al-Amin dari tahun
2015 sampai dengan tahun 2019 berdasarkan hasil analisis dengan
metode early warning system sudah sangat baik dan cenderung stabil.
Kinerja keuangan PT Asuransi Jiwa Syariah Al-Amin dapat dikatakan
baik karena dari 8 rasio yang di analisis hanya ada 2 rasio yang
menunjukkan indikasi kurang baik yaitu rasio tingkat kecukupan dana
dan rasio pertumbuhan premi, dimana ke dua rasio tersebut belum
mencapai standar yang telah ditetapkan dan mengalami penurunan.
Nilai dari rasio tingkat kecukupan dana memperoleh hasil yang
rendah, karena total aktiva lebih besar dari modal sendiri perusahaan
harus dapat mengoptimalkan modal sendiri setiap tahunnya karena
dengan optimalnya modal sendiri maka akan meningkatnya
produktivitas perusahaan. Sedangkan, rasio pertumbuhan premi
mengalami penurunan karena premi yang diterima pada tahun berjalan
mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, guna meningkatkan
kestabilan pertumbuhan premi, perusahaan perlu memperhatikan kinerja
dan menjaga hubungan yang baik dalam mengikutsertakan pemegang
polis agar pendapatan premi dapat tumbuh setiap periodenya.
c. PT. Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi
PT. Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi memperoleh hasil
kinerja keuangan sebagai berikut:
Tabel 4.15 Ringkasan Hasil Analisis Rasio Keuangan
PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi
Rasio Batas
Normal 2015 2016 2017 2018 2019 Rata-rata
Solvency
Margin Ratio
Min
33,3 % 3.348,21 % 1.656,54 % 861,47 % 929,71 % 364,25 % 1.535,65
%
63
Lanjutan
Rasio
Tingkat
Kecukupan
Dana
Min
100 % 75,08 %
70,60 %
30,07 % 27,93 % 25,25 % 74,23 %
Rasio
Underwriting
Min
40 % 13,65 % 8,96 % 2,80 % 3,47 % (15,14 %) 2,75 %
Rasio Beban
Klaim
Maks
100 % 1,26 % 30,67 % 24,57 % 69,54 % 63,95 % 38,00 %
Rasio
Likuiditas
Maks
120 % 112,90 % 200,27 % 121,29 % 127,11 % 190,26 % 150,36 %
Rasio
Pertumbuhan
Premi
Min
23 % 102,12 % 220,49 % (7,34 %) 155,24 % 117,63 %
Rasio
Retensi Diri
- 41,90 % 43,70 % 28,86 % 33,74 % 28,89 % 35,42 %
Rasio
Kewajiban
Teknis
-
21,54 % 6,96 % 10,79 % 14,43 % 70,27 % 24,80 %
Sumber: Data diolah penulis (2020).
Kinerja keuangan PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi dari
tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 berdasarkan hasil analisis dengan
metode early warning system sudah sangat baik dan cenderung stabil.
Kinerja keuangan PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi dapat
dikatakan baik karena dari 8 rasio yang di analisis hanya ada 3 rasio yang
menunjukkan indikasi kurang baik yaitu rasio tingkat kecukupan dana,
rasio likuiditas dan rasio underwriting, dimana ketiga rasio tersebut
belum mencapai standar yang telah ditetapkan dan mengalami
penurunan.
Nilai dari rasio tingkat kecukupan dana memperoleh hasil yang
rendah, karena total aktiva lebih besar dari modal sendiri perusahaan
harus dapat mengoptimalkan modal sendiri setiap tahunnya karena
dengan optimalnya modal sendiri maka akan meningkatnya
produktivitas perusahaan. Rasio likuiditas dinilai tinggi karena jumlah
64
kewajiban lebih besar dari total aktiva yang diperkenankan, Dalam
menghindari risiko likuiditas, perusahaan perlu melakukan kebijakan
keuangan dengan prinsip kehati-hatian, yaitu berdasarkan analisa jangka
pendek maupun jangka panjang dan menjaga kondisi perusahaan agar
selalu likuid. Sedangkan, rasio underwriting dinilai tinggi karena beban
klaim lebih tinggi dari pendapatan premi, Perusahaan asuransi harus bisa
mengelola pendapatan premi dan pembayaran beban klaim dengan baik,
agar perusahaan dapat menghasilkan keuntungan yang lebih dari
kegiatan utama usaha.
d. PT. Asuransi Jiwa Syariah Amanahjiwa Giri Artha
PT. Asuransi Jiwa Syariah Amanahjiwa Giri Artha memperoleh
hasil kinerja keuangan sebagai berikut:
Tabel 4.16 Ringkasan Hasil Analisis Rasio Keuangan
PT Asuransi Jiwa Syariah Amanahjiwa Giri Artha
Rasio Batas
Normal
2015 2016 2017 2018 2019 Rata-rata
Solvency
Margin Ratio
Min
33,3 % 2419,84 % 1153,57 % 974,90 % 771,01 % 957,96 % 871,13 %
Rasio
Tingkat
Kecukupan
Dana
Min
100 % 519,70 % 72,54 % 56,98 % 51,62 % 47,77 % 67,60 %
Rasio
Underwriting
Min
40 % 2,54 % 19,39 % 18,53 % 46,44 % 51,48 % 27,68 %
Rasio Beban
Klaim
Maks
100 % 30,60 % 41,39 % 55,19 % 41,68 % 31,15 % 40,00 %
Rasio
Likuiditas
Maks
120 % 113,20 % 98,34 % 103,52 % 106,27 % 86,80 % 101,63 %
Rasio
Pertumbuhan
Premi
Min
23 % (61,23 %) 109,77 % 18,33 % 26,44 % (9,45 %) 16,77 %
Rasio
Retensi Diri - 22,89 % 34,04 % 27,92 % 49,32 % 46,32 % 36,10 %
65
Lanjutan
Rasio
Kewajiban
Teknis
-
23,53 % 48,09 % 8,59 % 32,35 % 13,48 % 25,21 %
Sumber: Data diolah penulis (2020).
Kinerja keuangan PT Asuransi Jiwa Syariah Amanahjiwa Giri
Artha dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 berdasarkan hasil
analisis dengan metode early warning system sudah sangat baik dan
cenderung stabil. Kinerja keuangan PT Asuransi Jiwa Syariah
Amanahjiwa Giri Artha dapat dikatakan baik karena dari 8 rasio yang di
analisis hanya ada 3 rasio yang menunjukkan indikasi kurang baik yaitu
rasio tingkat kecukupan dana, rasio pertumbuhan premi dan rasio
underwriting, dimana ke tiga rasio tersebut belum mencapai standar
yang telah ditetapkan dan mengalami penurunan.
Nilai dari rasio tingkat kecukupan dana memperoleh hasil yang
rendah, karena total aktiva lebih besar dari modal sendiri perusahaan
harus dapat mengoptimalkan modal sendiri setiap tahunnya karena
dengan optimalnya modal sendiri maka akan meningkatnya
produktivitas perusahaan. Rasio pertumbuhan premi mengalami
penurunan karena premi yang diterima pada tahun berjalan mengalami
penurunan dari tahun sebelumnya, guna meningkatkan kestabilan
pertumbuhan premi, perusahaan perlu memperhatikan kinerja dan
menjaga hubungan yang baik dalam mengikutsertakan pemegang polis
agar pendapatan premi dapat tumbuh setiap periodenya. Sedangkan,
rasio underwriting dinilai tinggi karena beban klaim lebih tinggi dari
pendapatan premi, Perusahaan asuransi harus bisa mengelola pendapatan
premi dan pembayaran beban klaim dengan baik, agar perusahaan dapat
menghasilkan keuntungan yang lebih dari kegiatan utama usaha.
66
Berdasarkan rasio solvabilitas yang terdiri dari solvency margin ratio, seluruh
perusahaan asuransi jiwa syariah menunjukkan kondisi yang baik dan mampu untuk
menanggung risiko yang mungkin akan timbul dimasa datang. Sebaliknya rasio yang
masih perlu menjadi perhatian untuk diperbaiki pada rasio tingkat kecukupan dana
memiliki kinerja kurang baik karena lemahnya permodalan. Pada rasio profitabilitas
yang terdiri dari rasio underwriting, 2 dari 4 perusahaan asuransi menunjukkan kondisi
yang baik dapat dilihat dari laba yang didapatkan perusahaan sedangkan 2 lainnya
masih kurang baik, dan berdampak terhadap penurunan laba usaha. Pada rasio beban
klaim, seluruh perusahaan asuransi jiwa syariah menunjukkan kondisi yang baik, dapat
dilihat dari kemampuan perusahaan membayar klaim. Kondisi yang sama terjadi pada
rasio likuiditas ditunjukkan dari kemampuan perusahaaan dapat menutupi
kewajibannya. Begitu juga rasio stabilitas premi rasio retensi dan Rasio kewajiban
teknis. Namun pada rasio pertumbuhan premi dalam kondisi yang kurang baik karena
penerimaan tahun berjalan lebih sedikit dari tahun sebelumnya.
Dari pengamatan keseluruhan dapat disimpulkan bahwa perusahaan asuransi jiwa
syariah menunjukkan kinerja keuangan yang baik karena memenuhi batas normal
untuk tiap rasio kinerja yang diukur selama 5 tahun terakhir khususnya pada PT
Asuransi Takaful Keluarga.
67
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan uraian teori dan hasil penelitian yang dilakukan mengenai
analisis kinerja keuangan asuransi jiwa syariah di Indonesia berdasarkan metode
early warning system maka diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Rasio-rasio solvabilitas terdiri dari solvency margin ratio dan tingkat
kecukupan dana. Solvency margin rasio menggambarkan semua perusahaan
asuransi jiwa jauh diatas batas minimal. Hal ini menandakan kemampuan
keuangan perusahaan dalam menanggung risiko sudah sangat bangus.
Sedangkan, rasio tingkat kecukupan dana semua perusahaan asuransi jiwa
syariah masih sangat jauh dari batas normal yang harus dicapai oleh setiap
perusahaan yang menjalankan operasionalnya.
2. Rasio profitabilitas terdiri dari rasio underwriting dan rasio beban klaim.
Rasio Underwriting menunjukkan kinerja keuangan dalam keadaan baik pada
PT Asuransi Takaful Keluarga dan PT Asuransi Jiwa Syariah Al-Amin,
sedangkan pada asuransi PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi dan PT
Asuransi Jiwa Syariah Amanahjiwa Giri Artha dalam keadaan yang kurang
baik. Untuk rasio beban klaim pada asuransi jiwa syariah masih berada pada
batas normal. Hal ini menandakan kemampuan keuangan perusahaan untuk
membayar klaim.
3. Rasio likuiditas pada PT Asuransi Takaful Keluarga, PT Asuransi Jiwa
Syariah Al-Amin dan PT Asuransi Jiwa Syariah Amanahjiwa Giri Artha
dalam keadaan baik. Sedangkan dan PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra
Abadi perusahaan dalam keadaan tidak likuid.
4. Rasio stabilitas premi terdiri dari rasio pertumbuhan premi dan rasio retensi
diri. Rasio pertumbuhan premi hampir semua perusahaan dibawah nilai batas
67
68
normal hanya pada asuransi PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi yang
diatas batas normal. Sedangkan pada rasio retensi diri masing-masing
perusahaan masih menunjukkan nilai yang baik.
5. Rasio kewajiban teknis masing-masing perusahaan asuransi jiwa syariah
masih menunjukkan nilai yang baik.
6. Secara keseluruhan, perusahaan asuransi jiwa syariah menunjukkan kinerja
keuangan yang baik dan memenuhi batas normal kecuali pada rasio tingkat
kecukupan dana dan rasio pertumbuhan premi.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian mengenai analisis kinerja keuangan
perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia berdasarkan metode early warning
system, maka penulis mencoba memberikan saran sebagai berikut:
1. Perusahaan disarankan untuk meningkatkan kestabilan rasio pertumbuhan
premi dengan memperhatikan kinerja dan menjaga hubungan yang baik
dalam mengikutsertakan pemegang polis agar pendapatan premi dapat
tumbuh baik di setiap periodenya. Selain itu, perusahaan harus dapat
mengoptimalkan modal sendiri setiap tahunnya karena dengan optimalnya
modal sendiri maka akan meningkatnya produktivitas kegiatan perusahaan,
sehingga berdampak terhadap laba perusahaan dan akan meningkatkan rasio
tingkat kecukupan dana
2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan melakukan penyempurnaan penelitian
ini dengan menganalisis lebih banyak perusahaan asuransi syariah di
Indonesia dengan teori yang mendukung dan menambahkan rentang waktu
yang lebih lama sehingga hasil penelitian selanjutnya dapat lebih akurat dan
komprehensif.
69
DAFTAR PUSATAKA
Ahmed, N., Ahmed, Z., & Usman, A. (2011). Determinants of performance: A case of
life insurance sector of Pakistan. International Research Journal of Finance
and Economics, 61(1), 123–128.
AL Amin. (2020). Profil Perusahaan PT Asuransi Jiwa Syariah Al Amin. http://alamin-
insurance.com/profil-andro/
Amanahjiwa Giri Artha. (2020). Profil Perusahaan—Amanah Githa.
http://www.amanahgitha.com/profil-perusahaan/
Banjarnahor, D. (2019). Bank Dunia Sebut Bumiputera & Jiwasraya Bahaya, Apa Kata
OJK? News. https://www.cnbcindonesia.com/news/20190910182018-4-
98446/bank-dunia-sebut-bumiputera-jiwasraya-bahaya-apa-kata-ojk
Bastian, I. (2005). Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar. Erlangga.
Bayinah, A. N., Mulyanti, S., Mardian, S., & Maulidha, E. (2017). Akuntansi Asuransi
Syariah. Salemba Empat.
Berteji, A., & Hammami, S. (2016). The determinants of the performance of the life
insurance companies in Tunisia. International journal of economics, commerce
and management, 4(7), 2348–0386.
Billah, M. M. (2001). Principle and Practices of Takaful and Insurance Compared.
International Islamic University Malaysia.
Fatimatuzzahra, F. (2018). Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Umum Syariah dan
Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia Periode 2014-2016. Jurnal Ekonomi
Syariah Teori dan Terapan, Vol.5 No.7, 604–619.
Fitri, A. (2016). Analisis Kinerja Keuangan Asuransi Syariah Berdasarkan Metode
Early Warning System dan Risk Based Capital Pada Perusahaan Asuransi Jiwa
Syariah Periode 2008-2014. Universitas Pendidikan Indonesia.
70
Gerald, Ashwinpaul, & Dov. (2003). The Analysis and Use of Financial Statement.
Harahap, & Syafri, S. (2002). Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. PT Raja Grfindo
Persada.
Hery. (2009). Teori Akuntansi. Media Group.
IAI. (2017). Standar Akuntansi Keuangan Syariah. Ikatan Akuntansi Indonesia.
Jasa Mitra Abadi. (2020). Profil Perusahaan PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra
Abadi Tbk, (JMA Syariah). JMA Syariah - Amanah Saling Melindungi.
https://www.jmasyariah.com/profil-perusahaan/
Jumingan. (2011). Analisis Laporan Keuangan. Bumi Angkasa.
Kartika, R., & Sunreri. (2009). Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja
Keuangan Pada Pt Nielsen Indonesia Cabang Padang.
Mahsun, Sulistiyowati, M., & Purwanugraha. (2011). Akuntansi Sektor Publik. BPFE.
MUI. (2014). Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 21. Majelis Ulama Indonesia.
Munawir. (1991). Analisa Laporan Keuangan. Liberty.
Nainggolan, P. (2004). Cara Mudah Memahami Akuntansi. PPMP.
OJK. (2013). Bentuk Dan Susunan Laporan Berkala Perusahaan Asuransi Syariah,
Perusahaan Reasuransi Syariah, Dan Unit Syariah.
OJK. (2019). Statistik IKNB Syariah. Otoritas Jasa Keuangan.
Rudianto. (2013). Akuntansi Manajemen Informasi untuk Pengambilan Keputusan
Strategis. Penerbit Erlangga.
71
Satria, S. (1994). Pengukuran kinerja keuangan perusahaan asuransi kerugian di
Indonesia: Dengan analisis rasio keuangan “Early Warning System.” Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Sudana, i M. (2011). Manjemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik. Erlangga.
Sugiyono. (2017). Statistika untuk Penelitian. Alfabeta.
Sula, M. S. (2004). Asuransi Syariah: Life and General : Konsep dan Sistem
Operasional. Gema Insani.
Takaful Keluarga. (2020). Profil Perusahaan PT Asuransi Takaful Keluarga.
https://takaful.co.id/profil-perusahaan/
Undang-Undang. (2004). Undang-undang Republik Indonesia nomor 40 tahun 2004
tentang sistem jaminan sosial nasional. Timur Putra Mandiri.
Weston, F., & Eugene. (2004). Dasar-dasar Manjemen Keuangan (ketujuh). Erlangga.
Wulandari, D. (2018). Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Early Warning System
(EWS) pada PT Prudential Life Assurance Indonesia. Jurnal Imu Akuntansi
Mulawarman, 3, No 4.
72
LAMPIRAN - LAMPIRAN
75
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Siti Noor Hafifah
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Tempat dan Tanggal Lahir Banjarmasin, 01 Maret 1999
4 Alamat Jl. Kenari I Perumnas. BLBP.
Banjarmasin Selatan
5 NIM D030416026
6 Program Studi Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah
7 Alamat E-mail [email protected]
8 No Telepon/HP 0853-8680-0080
9 Nama Ayah Edy Yusup
10 Nama Ibu Aslamiah
B. Riwayat Pendidikan
Nama Sekolah Kota Tahun Lulus
SD SDN Kelayan Selatan 10
Banjarmasin
Banjarmasin 2010
SLTP SMP Negeri 26 Banjarmasin Banjarmasin 2013
SLTA SMK Negeri 1 Banjarmasin Banjarmasin 2016
C. Organisasi yang pernah diikuti
No Nama Organisasi Jabatan Tahun
1 Kelompok Studi Ekonomi Islam Pengurus Div
Kastrat
2016-2017
2 Kelompok Studi Ekonomi Islam Bendahara Umum 2017-2018
3 UKM Basket Poliban Sekretaris 2016-2017
4 Fossei Kaltimsel Anggota Dept
BUD
2018-2019
D. Kegiatan Kemahasiswaan yang Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Tempat dan Waktu Status
1 Orientasi Kehidupan Kampus
Mahasiswa Baru (OKKMB)
Politeknik Negeri
Banjarmasin, 2016
Peserta
76
2 Bina Desa Himpunan Mahasiswa
Akuntansi
Tanah Laut, 2016 Peserta
3 Talkshow Perbankan Syariah
“Berkembang Bersama Syariah”
Banjarmasin, 2017 Peserta
4 Outbound Training Bersama D4
ALKS Tahun 2017
Tanah Laut, 2017 Peserta
5 Poliban Cup ke 18 Politeknik Negeri
Banjarmasin
Panitia
6 HSBC Indonesia Membina’s
Guest Lecture
Politeknik Negeri
Banjarmasin, 2018
Peserta
7 Seminar “MEA potensi &
tantangan pengembangan usaha
melalui fintek”
Politeknik Negeri
Banjarmasin, 2018
Peserta
8 Cerdas cermat tingkat perguruan
tinggi
Politeknik Negeri
Banjarmasin, 2018
Panitia
9 Kuliah umum Literasi dan inklusi
keuangan syariah
Politeknik Negeri
Banjarmasin, 2019
Peserta
10 Seminar “Peran OJK dan LJK
menghadapi digitalisasi ekonomi”
Politeknik Negeri
Banjarmasin,2019
Peserta
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.
Banjarmasin, 29 Juli 2020
Siti Noor Hafifah
77
Laporan Keuangan PT Asuransi Takaful Keluarga 2015
78
Laporan Keuangan PT Asuransi Takaful Keluarga 2016
79
Laporan Keuangan PT Asuransi Takaful Keluarga 2017
80
Laporan Keuangan PT Asuransi Takaful Keluarga 2018
81
Laporan Keuangan PT Asuransi Takaful Keluarga 2019
82
Laporan Keuangan PT Asuransi Jiwa Syariah Al-Amin 2015
83
Laporan Keuangan PT Asuransi Jiwa Syariah Al-Amin 2016
84
Laporan Keuangan PT Asuransi Jiwa Syariah Al-Amin 2017
85
Laporan Keuangan PT Asuransi Jiwa Syariah Al-Amin 2018
86
Laporan Keuangan PT Asuransi Jiwa Syariah Al-Amin 2019
87
Laporan Keuangan PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi 2015
88
Laporan Keuangan PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi 2016
89
Laporan Keuangan PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi 2017
90
Laporan Keuangan PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi 2018
91
Laporan Keuangan PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi 2019
92
Laporan Keuangan PT Asuransi Jiwa Syariah Amanahjiwa Giri Artha 2015
93
Laporan Keuangan PT Asuransi Jiwa Syariah Amanahjiwa Giri Artha 2016
94
Laporan Keuangan PT Asuransi Jiwa Syariah Amanahjiwa Giri Artha 2017
95
Laporan Keuangan PT Asuransi Jiwa Syariah Amanahjiwa Giri Artha 2018
96
Laporan Keuangan PT Asuransi Jiwa Syariah Amanahjiwa Giri Artha 2019