22
Analisis Konstribusi Islam dalam Perkembangan Peradaban Dunia Kelompok 6 1. Akbar Kalam R. TS-B/ 140507240 2. Alif Hudiprasetya G. TS-B/ 14050724083 3. Ayu Deanita P. TS-B/ 14050724022 4. Dliya’ul Fikriya TS-B/ 14050724061 5. Febry Ramadhan TS-B / 14050724075 Fakultas Teknik – Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya

Analisis Konstribusi Islam Dalam Perkembangan Peradaban Dunia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

analisis agama,

Citation preview

Page 1: Analisis Konstribusi Islam Dalam Perkembangan Peradaban Dunia

Analisis Konstribusi Islam dalam Perkembangan Peradaban Dunia

Kelompok 6

1. Akbar Kalam R. TS-B/ 1405072402. Alif Hudiprasetya G. TS-B/ 14050724083

3. Ayu Deanita P. TS-B/ 140507240224. Dliya’ul Fikriya TS-B/ 14050724061

5. Febry Ramadhan TS-B / 14050724075

Fakultas Teknik – Jurusan Teknik Sipil

Universitas Negeri Surabaya

Page 2: Analisis Konstribusi Islam Dalam Perkembangan Peradaban Dunia

BAB I

Pendahuluan

Islam hadir di tengah kerasnya peradaban jahiliyah, melalui Rasulullah

Muhammad saw banyak sekali mengalami pergejolakan. Akan tetapi untuk

selanjutnya Islam mampu bermetamorfosa menyebar hampir ke seluruh penjuru

jagad. Setelah masa Rasulullah saw, yang kemudian dilanjutkan oleh

masa khulafaurrasyidin dan dinasti-dinasti Islam yang muncul sesudahnya, telah

berhasil membangun peradaban dan kekuatan politik yang menandingi dinasti

besar lainnya pada masa itu, yakni Bizantium dan Persia.

Dalam perkembangan peradaban dunia memang Islam tidak bisa dilepaskan

dari perkembangannya sejak dari zaman rasulluah sampai sekarangpun, Islam

banyak memberi kontribusi terhadap dunia. Dari masa zaman rasulluah Islam

merubah peradaban yang ada di jazirah arab dan sampai sekarang kita masih dapat

merasakan nikmat dari perubahan peradaban yang dibawa Islam.

Perkembangan agama Islam sejak 14 abad silam turut mewarnai sejarah

peradaban dunia. Bahkan pesatnya perkembangan Islam ke Barat dan Timur

membuat peradaban Islam dianggap sebagai peradaban yang paling besar

pengaruhnya di dunia. Berbagai bukti kemajuan peradaban Islam kala itu dapat

dilihat dari beberapa indikator :

1. Keberadaan perpustakaan Islam dan lembaga-lembaga keilmuannya

seperti Baitul Hikmah, Masjid Al-Azhar, Masjid Qarawiyyin dan

sebagainya, yang merupakan pusat para intelektual muslim berkumpul

untuk melakukan proses pengkajian dan pengembangan ilmu dan sains.

2. Peninggalan karya intelektual muslim seperti Ibnu Sina, Ibnu Haytam,

Imam Syafii, Ar-Razi, Al-Kindy, Ibnu Rusyd, Ibnu Khaldun dan lain

sebagainya.

3. Penemuan-penemuan Intelektual yang dapat mengubah budaya dan

tradisi umat manusia, seperti penemuan kertas, karpet, kalender islam,

penyebutan hari-hari, seni arsitektur, dan tata perkotaan.

Page 3: Analisis Konstribusi Islam Dalam Perkembangan Peradaban Dunia

4. Pengarusutamaan nilai-nilai kebudayaan asasi sebagai manifestasi dari

konsep Islam, iman, ihsan, dan taqwa. Islam mendorong budaya yang

dibangun atas dasar silm (lketenangan dan kondusifitas), salam

(kedamaian), salaamah (keselamatan). Sedangkan Iman melahirkan

budaya yang dilandasi amn (aman), dan amaanah (tanggung jawab

terhadap amanah). Akhirnya Ihsan mendorong budaya hasanah

(keindahan) dan husn (kebaikan).

Demikian Islam telah menorehkan tinta emas pada sejarah kehidupan umat

manusia. Dan sebagaimana Islam yang datang sebagai rahmatan lil ‘alamin,

sehingga Islam mampu berdiri tegak pada setiap masa dan kurun waktu. Realitas

spiritual dan metahistorikal yang mentransformasi kehidupan lahir dan batin dari

beragam manusia di dalam situasi temporal maupun ruang yang berbeda. Dan

secara historis, sosiologis, fisolosofis dan teologis Islam telah memainkan peran

yang signifikan dalam perkembangan beberapa aspek pada peradaban dunia.

Page 4: Analisis Konstribusi Islam Dalam Perkembangan Peradaban Dunia

BAB II

Pembahasan

1. Menelusuri Pertumbuhan dan Perkembangan Peradaban Islam.

Peradaban Islam adalah bagian-bagian dari kebudayaan Islam yang meliputi

berbagai aspek seperti moral, kesenian, dan ilmu pengetahuan, serta meliputi juga

kebudayaan yang memilliki sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem

kenegaraan, dan ilmu pengetahuan yang luas. Dengan kata lain peradaban Islam

bagian dari kebudayaan yang bertujuan memudahkan dan mensejahterakan hidup

di dunia dan di akhirat.

Dalam memahami peradaban Islam, amat penting untuk mengingat tidak

hanya keragaman seni dan ilmu pengetahuan, tetapi juga keragaman interpretasi

teologis dan filosofis pada doktrin-doktrin Islam, bahkan pada bidang hukum

Islam. Tidak ada kesalahan yang serius daripada pendapat yang menegaskan

bahwa Islam adalah realitas yang seragam, dan peradaban Islam tidak

mengapresiasi ciptaan atau eksistensi beragam. Meskipun kesan adanya

keseragaman sering mendominasi segala hal yang berkaitan dengan Islam, sisi

keragaman di bidang interpretasi agama itu sendiri selalu ada, sebagaimana juga

terdapat aspek beragam pada pemikiran dan kultur Islam. Akan tetapi, Nabi

Muhammad saw sebagai pembawa ajaran Islam, menganggap bahwa keragaman

pendapat para pemikir Muslim adalah sebuah karunia Tuhan. Namun dengan

segala keberagamannya tersebut, masih saja terlihat kesatuan yang amat

mengagumkan tetap mempengaruhi peradaban Islam, sebagaimana hal tersebut

telah mempengaruhi agama yang melahirkan peradaban itu, dan membimbing alur

sejarahnya selama berabad-abad.

Demikianlah Islam dengan ajaran suci dan universal sebagaimana yang

telah diwahyukan, mengalami perkembangan dari masa ke masa. Adapun

penyebaran Islam dan torehan peradabannya ke penjuru dunia, tak kan lepas dari

metode dan sistem penyebarannya, mulai dari perdagangan, korespondensi

(seperti yang dilakukan Rasulullah dengan mengirim surat kepada para raja Mesir,

Persia, dll.), diplomasi politik, sampai pada peperangan perebutan kekuasaan dan

pendudukan wilayah.

Page 5: Analisis Konstribusi Islam Dalam Perkembangan Peradaban Dunia

Sedangkan periode penyebaran Islam dan peradabannya yang dimulai sejak

masa Rasulullah saw pada abad ke-6 M hingga saat ini, terdapat masa-masa

kejayaan peradaban Islam yang kemudian diwarisi oleh peradaban dunia. Harun

Nasution membagi sejarah islam menjadi tiga periode, yaitu periode klasik (650-

1250 M), periode pertengahan (1250-1800 M) dan periode modern (1800 M-

sekarang). Pada masing-masing periode terdapat perbedaan dimensi yang khas

yang tampil dalam setiap perkembangannya.

Periode klasik merupakan masa ekspansi, integrasi dan keemasan Islam.

Sebelum wafatnya Nabi Muhammad SAW (632 SM) , seluruh semenanjung

Arabia telah tunduk terhadap kekuasaan Islam. Rasulullah SAW mengajarkan

kepada masyarakat Arab Jahiliyah tentang Islam, bahwa Islamlah merupakan

jalan keluar bagi kerusakan akidah atau tauhid masyarakat Arab, Islam

mengajarkan menyembah hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Konsep tauhid

inilah yang kemudian dijadikan cikal-bakal dari lahirnya integrasi umat manusia.

Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW selanjutnya dikembangkan oleh

para sahabat. Ekspansi keluar Arabia pertama dilakukan pada masa khalifah

pertama Abu Bakar ash- Shiddiq, hingga berlanjut pada kekhalifaan berikutnya.

Pencapaian kemenangan Islam pada masa ini adalah dapat dikuasainya Irak

pada tahun 634 M, yang kemudian meluas hingga Suria, kemudian pada masa

Umar bin Khattab, Islam mampu menguasai Damaskus (635 M) dan tentara

Bizantium di daerah Syiria pun ditaklukkan pada perang Yarmuk (636 M),

selanjutnya menjatuhkan Alexandria (641 M) dan menguasai Mesir dengan

tembok Babilonnya. Dan kekuasaan Islam pun meluas hingga Palestina, Syiria,

Irak, Persia dan Mesir. Pada masa khalifah Utsman bin Affan, Tripoli dan Ciprus

pun tertaklukkan. Walaupun setelah itu terjadi keguncangan politik pada masa

kekhalifahan Ali bin Abi Thalib, hingga wafatnya.

Kekhalifahan berlanjut pada kekuasaan Bani Umayyah, yang pada masa ini

kekuasaan Islam semakin meluas, berawal di Tunis, Khurasan, Afganistan, Balkh,

Bukhara, Khawarizm, Farghana, Samarkand, Bulukhistan, Sind, Punjab, dan

Multan. Bukan hanya itu, perluasan dilanjutkan ke Aljazair dan Maroko, bahkan

telah membuka jalan ke kawasan Eropa yaitu Spanyol, dan menjadikan Cordova

sebagai ibu kota Islam Spanyol. Lebih ringkasnya, pada masa dinasti ini

kekuasaan Islam telah menguasai Spanyol, Afrika Utara, Syiria, Palestina,

Page 6: Analisis Konstribusi Islam Dalam Perkembangan Peradaban Dunia

Semenanjung Arabia, Irak, sebagaian dari Asia Kecil, Persia, Afganistan,

Pakistan, Turkmenia, Uzbek, dan Kirgis (di Asia Tengah).

Sejak kedinastian Bani Umayyah, peradaban Islam mulai menampakkan

pamor keemasannya. Walaupun Bani Umayyah lebih memusatkan perhatiannya

pada kebudayaan Arab. Benih-benih peradaban baru tersebut antara lain

perubahan bahasa administrasi dari bahasa Yunani dan Pahlawi ke bahasa Arab,

dengan demikian bahasa Arab menjadi bahasa resmi yang harus dipelajari, hingga

mendorong Imam Sibawaih menyusun Al-Kitab yang menjadi pedoman dalam

tata bahasa Arab.

Pada saat itu pula (± abad ke-7 M), bermunculan sastrawan-sastrawan Islam,

dengan berbagai karya besar antara lain sebuah novel terkenal Laila Majnun yang

ditulis oleh Qais al-Mulawwah. Lain dari pada itu, dengan adanya pusat kegiatan

ilmiah di Kufah dan Basrah, bermunculan ulama bidang tafsir, hadits, fiqh, dan

ilmu kalam. Pada bidang ekonomi dan pembangunan, Bani Umayyah di bawah

pimpinan Abd al-Malik, telah mencetak alat tukar uang berupa dinar dan dirham.

Sedangkan pembangunan yang dilakukan adalah pembangunan masjid-masjid di

Damaskus, Cordova, dan perluasan masjid Makkah serta Madinah, termasuk al-

Aqsa di al-Quds (Yerussalem), juga pembangunan Monumen Qubbah as-sakhr,

juga pembangunan istana-istana untuk tempat peristirahatan di padang pasir,

seperti Qusayr dan al-Mushatta.

Setelah kekuasaan Bani Umayyah menurun, dan ditumbangkan oleh Bani

Abbasiyah pada tahun 750 H, kembali Islam dengan perkembangan peradabannya

terus menerus bergerak pada kemajuan. Di masa al-Mahdi, perekonomian

mengalami peningkatan dengan konsep perbaikan sistem pertanian dengan irigasi,

dan juga pertambangan emas, perak, tembaga dan lainnya yang juga meningkat

pesat. Bahkan perekonomian menjadi lebih baik setelah dibukanya jalur

perdagangan dengan transit antara timur dan barat, dengan Basrah sebagai

pelabuhannya.

Masa selanjutnya pada masa Harun al-Rasyid, kehidupan sosial pun menjadi

lebih mapan dengan dibangunnya rumah sakit, pendidikan dokter, dan farmasi.

Hingga Baghdad pada masa itu mempunyai 800 orang dokter. Dilanjutkan pada

Page 7: Analisis Konstribusi Islam Dalam Perkembangan Peradaban Dunia

masa al-Makmun yang lebih berkonsenrasi pada pengembangan ilmu

pengetahuan, dengan menerjemahkan buku-buku  kebudayaan Yunani dan

Sansekerta, dan berdirinya Baitu-l-hikmah sebagai pusat kegiatan ilmiahnya.

Yang disusul kemudian dengan berdirinya Universitas Al-Azhar di Mesir. Juga

dibangunnya sekolah-sekolah, hingga Baghdad menjadi pusat kebudayaan dan

ilmu pengetahuan. Maka, tak dapat dipungkiri lagi bahwa masa-masa ini

dikatakan sebagai the golden age.

Kemajuan keilmuan dan teknologi Islam mengalami masa kejayaan di masa

ini. Munculnya para ilmuwan, filosof dan cendekiawan Muslim telah mewarnai

penorehan tinta sejarah dunia. Islam bukan hanya menguasai ilmu pengetahuan

dan filsafat yang mereka pelajari dari buku-buku Yunani, akan tetapi

menambahkan ke dalam hasil penyelidikan yang mereka lakukan sendiri dalam

lapangan sains dan filsafat. Tokoh cendekiawan Muslim yang terkenal adalah

Muhammad bin Musa al-Khawarizmi sebagai metematikawan yang telah

menelurkan aljabar dan algoritma, al-Fazari dan al-Farghani sebagai ahli

astronomi (abad ke VIII), Abu Ali al-Hasan ibnu al-Haytam dengan teori optika

(abad X), Jabir ibnu Hayyan dan Abu Bakar Zakaria ar-Razi sebagai tokoh kimia

yang disegani (abad IX), Abu Raihan Muhammad al-Baituni sebagai ahli fisika

(abad IX), Abu al-Hasan Ali Mas’ud sebagai tokoh geografi (abad X),  Ibnu Sina

sebagai seorang dokter sekaligus seorang filsuf yang sangat berpengaruh (akhir

abad IX), Ibnu Rusyd sebagai seorang filsuf ternama dan terkenal di dunia filsafat

Barat dengan Averroisme, dan juga al-Farabi yang juga seorang filsuf Muslim.

Selain sains dan filsafat pada masa ini juga bermunculan ulama besar

tentang keagamaan dalam Islam, seperti Imam Muslim, Imam Bukhari, Imam

Malik, Imam Syafi’i, Abu Hanifah, Ahmad bin Hambal, serta mufassir terkenal

ath-Thabari, sejarawan Ibnu Hisyam dan Ibnu Sa’ad. Masih adalagi yang bergerak

dalam ilmu kalam dan teologi, seperti Washil bin Atha’, Ibnu al-Huzail, al-Allaf,

Abu al-Hasan al-Asyari, al-Maturidi, bahkan tokoh tasawuf dan mistisisme

seperti, Zunnun al-Misri, Abu Yazid al-Bustami, Husain bin Mansur al-Hallaj,

dan sebagainya. Di dunia sastra pun mengenalkan Abu al-Farraj al-Asfahani, dan

al-Jasyiari yang terkenal melalui karyanya 1001 malam, yang telah diterjemahkan

ke berbagai bahasa di dunia.

Page 8: Analisis Konstribusi Islam Dalam Perkembangan Peradaban Dunia

Periode pertengahan, pada periode ini, terdapat periode kemunduran Islam

pada sekitar 1250-1500 M. Yang mana satu demi satu kerajaan Islam jatuh ke

tangan Mongol, dan kerajaan Islam Spanyol pun mampu ditaklukkan oleh  raja-

raja Kristen yang bersatu, hingga orang-orang Islam Spanyol berpindah ke kota-

kota di pantai utara Afrika.

Namun dengan demikian, terdapat kebangkitan kembali kedinastian Islam

pada masa 1500-1800 M. Di sana terdapat 3 kerajaan besar, yang menjadi tonggak

berjayanya peradaban Islam yang ke-2. Kerajaan besar tersebut adalah Kerajaan

Turki Usmani, Kerajaan Safawi Persia, dan Kerajaan Mughal di India.

Karajaan Turki Usmani berhasil mengambil alih Bizantium dan menduduki

Konstantinopel (Istambul). Hingga akhirnya kekuasaan Turki Usmani mampu

menguasai Asia Kecil, Armenia, Irak, Syiria, Hijaz, Yaman, Mesir, Libya, Tunis,

Aljazair, Bulgaria, Yunani, Yugoslavia, Albania, Hongaria, dan Rumania.

Sedangkan di tempat lain, Persia Islam bangkit dengan dengan Kerajaan

Safawi (1252 M), dengan dinasti yang berasal dari Azerbaijan Syaikh Saifuddin

yang beraliran Syi’ah. Kekuasaannya menyeluruh hingga seluruh Persia. Dan

berbatasan dengan kekuasaan Usmani di barat dan kerajaan Mughal di kawasan

timur.

Kerajaan Mughal di India, yang berdiri pada tahun 1482 M dengan

pendirinya Zahirudin Babur. Kekuasaannya mencakup Afganistan, Lahore, India

Tengah, Malwa dan Gujarat. Di India, bahasa Urdu akhirnya menjadi bahasa

kerajaan menggantikan bahasa Persia. Dan kemajuannya telah membuat beberapa

bukti peninggalan sejarah antara lain, Taj Mahal, Benteng Merah, masjid-masjid,

istana-istana, dan gedung-gedung pemerintahan di Delhi.

Akan tetapi pada masa kemajuan ini, ilmu pengetahuan tidak banyak

diberikan perhatian, namun perhatiannya terhadap seni dalam berbagai bentuk

adalah sangat besar, sehingga kerajaan Usmani mendapatkan julukan the patron

of art. Ketiga kerajaan besar tersebut lebih banyak memperhatikan bidang politik

dan ekonomi. Sedangkan di Barat, mulai menuai kebangkitan dengan melihat

jalur yang terbuka ke pusat rempah-rempah dan bahan-bahan mentah dari daerah

Timur Jauh melaui Afrika Selatan.

Page 9: Analisis Konstribusi Islam Dalam Perkembangan Peradaban Dunia

Hingga pada Abad ke-17, di Eropa mulai muncul negara-negara kuat,

bahkan Rusia mulai maju di bawah kepemimpinan Peter Yang Agung. Dan

melalui peperangan, Usmani mengalami kekalahan. Dan Safawi Persia pun

ditaklukkan oleh Raja Afghan yang mempunyai perbedaan paham. Dan kerajaan

Mughal India pecah dikarenakan terjadi pemberontakan dari kaum Hindu, bahkan

Inggris pun berperan menguasainya pada tahun 1857 M.

Periode modern, periode ini dikatakan sebagai periode kebangkitan Islam,

yang mana dengan berakhirnya ekspedisi Napoleon di Mesir, telah membuka mata

umat Islam akan kemunduruan dan kelemahannya di samping kemajuan dan

kekuasaan Barat. Raja dan pemuka-pemuka Islam mulai berpikir mencari jalan

keluar untuk mengembalikan keseimbangan kekuatan, yang telah pincang dan

membahayakan umat Islam. Sebab Islam yang pernah berjaya pada masa klasik,

kini berbalik menjadi gelap. Bangsa Barat menjadi lebih maju dengan ilmu

pengetahuan, teknologi dan peradabannya.

Dengan demikian, timbullah pemikiran dan pembaharuan dalam Islam yang

disebut dengan modernisasi dalam Islam. Sekian tokoh pembaharu Islam telah

mengeluarkan buah pikirannya guna membuat umat Islam kembali maju

sebagaimana pada periode klasik. Para tokoh tersebut antara lain, Muhammad bin

Abdul Wahab di Arab, Muhammad Abduh, Jamaludin al-Afghani, Muhammad

Rasyid Ridha di Mesir, Sayyid Ahmad Khan, Syah Waliyullah, dan Muhammad

Iqbal di India, Sultan Mahmud II dan Musthafa Kamal di Turki, dan masih

banyak lagi yang lainnya.

2. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Filosofis dan Teologis Kontribusi Islam

bagi Peradaban Dunia.

1. Menggali Sumber Historis.

Banyak peradaban yang hancur (mati) karena “bunuh diri” bukan

karena benturan dengan kekuatan luar. Peradaban hancur karena

peradaban di atas nilai-nilai spiritualitas yang kokoh.

Berbeda dengan peradaban lainnya, peradaban saat itu tumbuh

berkembang dan dapat tersebar dengan cepat dikarenakan peradaban

Islam memiliki kekuatan spiritualitas. Umat Islam kala itu bekerja keras

Page 10: Analisis Konstribusi Islam Dalam Perkembangan Peradaban Dunia

untuk melahirkan peradaban baru dengan semangat spiritual tinggi

untuk membangun reruntuhan peradaban lama. Oleh karena itu, aspek

spiritual memainkan peran sentral dalam mempertahankan eksistensi

peradaban Islam.

Apabila kita menengok pemerintahan Islam secara umum, para

khalifah dari Bani Umayyah seperti Abu Hasyim Khalid ibn Yazid

merintis penerjemah karya-karya Yunani di Syiria. Juga ketika masa

Bani Abbasiyah memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kegiatan

intelektual bergerak cepat. Khalifah Al-Ma’mun mendirikan pusat riset

dan penerjemah di Baghdad, yang ia beri nama Bait al-Hikmah pada

tahun 830 M. Banyak penerjemah handal yang ahli menerjemahkan dan

banyak dari mereka adalah non-muslim, seperti Tsabit ibn Qurrah Al-

Harrani yang berasal dari Sabean di Harran. Menurut Margaret Smith

adanya kepercayaan (agama) yang berada ternyata tidak menghalangi

mereka untuk bekerja sama, karena para penguasa Islam memiliki visi

yang maju ke depan dan lebih mengutamakan profesionalisme.

Gerakan penerjemahan ini menghasilkan banyak sarjana, seperti,

sarjana kimia Jabir ibn Hayyan Al-Azdi Ath-Thusi Ash-Shuff (721-815)

yang mengharumkan istana Khalifah Harun Al Rasyid; sarjana yang

memiliki prestasi Islam dan Barat yang mendaoat julukan “Galennya

Arab”, filsuf muslim pertama yang menguasai filsafat Yunani, Al-Kindi

(801-866) dan masih banyak lagi tokoh Islam yang memiliki prestasi

gemilang dari berbagai bidang ilmu.

2. Menggali Sumber Sosiologis.

Sebelum peradaban Islam, ilmu pengetahuan memang telah ada,

namun sifat dan semangatnya sangat nasionalistis dan parokialistis,

dengan ketertutupan masing-masing bangsa dari pengaruh luar karena

masing-masing bangsa dari pengaruh luar karen merasa paling benar.

Para peneliti modern tentang sejarah ilmu pengetahuan berselisih

pendapat tentang nilai orisinalitas konstribusi dan peranan orang-orang

muslim. Betrand Russel, misalnya, cenderung meremehkan tingkat

orisinalitas konstribusi Islam di bidang filsafat, namun tetap

Page 11: Analisis Konstribusi Islam Dalam Perkembangan Peradaban Dunia

mengisyaratkan adanya tingkat orisinalitas yang tinggi di bidang

matematika dan ilmu kimia. Menurutnya, meskipun kemampuan filsafat

orang-orang Islam tidak dapat diremehkan tetapi kemampuan orang-

orang Islam itu hanyalah pemindah (transmitter) dari Yunani Kuno ke

Eropa Barat.

Teradapat dua pendapat mengenai sumbangan peradaban Islam

terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan yang terus berkembang hingga

saat ini. Pendapat pertama mengatakan, “Bahwa orang Eropa belajar

filsafat dari filsuf Yunani seperti Aristoteles, melalui kitab-kitab yang

disalin oleh St. Agustine (354-430 M), yang kemudian diteruskan oleh

Anicius Manlius Boethius (480-524 M) dan John Scotus.” Pendapat

kedua menyatakan , “Bahwa orang Eropa belajar filsafat orang-orang

Yunani dari buku-buku filsafat Yunani yang telah diterjemahkan ke

dalam bahasa Arab oleh filsuf Islam seperti Al-Kindi dan Al-Farabi.”

Terhadap pendapat pertama Hoesin (1961) dengan tegas menolaknya.

Alasan yang dikemukakan Hoesin salinan buku filsafat Aristoteles

seperti Isagoge, Catageroies, dan Porphyry telah dimusnahkan oleh

pemerintah Romawi bersamaan dengana eksekusi mati terhadap

Boethius, yang dianggap telah menyebarkan ajaran yang dilarang oleh

negara. Selanjutnya dikatakan bahwa seandainya kitab-kitab terjemahan

Boethius menjadi su,ber perkembangan ilmu filsafat dan pengetahuan di

Eropa, maka John Salisbury, seorang guru besar filsafat di Universitas

Paris, tidak akan menyalin kembali buku Organon karangan Aristoteles

dari terjemahan-terjemahan berbahasa Arab, yang telah dikerjakan oleh

filsuf Islam. Setelah zaman Aristoteles, sejarah tidak mencatat generasi

penerus hingga munculnya Al-Kindi pada tahun 801 M. Al-Kindi

banyak belajar dari kitab-kitab filsafat karangan Plato dan Aristoteles.

Oleh Raja Al-Ma’mun dan Raja Harun Al-Rasyid pada zaman

Abbasiyah, Al-Kindi diperintahkan untuk menyalin karya Plato dan

Aristoteles tersebut ke dalam bahasa Arab.

Page 12: Analisis Konstribusi Islam Dalam Perkembangan Peradaban Dunia

3. Menelusuri Sumber Filosofis dan Teologis.

Semangat para filsuf dan ilmuwan Islam untuk mengembangkan

ilmu pengetahuan tidak lepas dari semangat ajaran Islam, yang

menganjurkan para pemeluknya belajar segala hal, sebagaimana perintah

Allah SWT. Dalam Al-Quran dan hadis Nabi Muhammad. Ini menjadi

dasar teologis yakni dengan melakukan pengkajian yang lebih sistematis

akan sumber-sumber ajaran agama dan pengahargaan yang lebih baik,

namun tetap kritis kepada warisan kultural umat, dan pemahaman yang

lebih tepat akan tuntutan zaman yang semakin berkembang secara cepat.

Secara filosofis, Islam memiliki semangat membangun peradaban yang

oleh Nabi Muhammad diterjemahkan dalam bentuk “Masyarakat

Madani” atau “Masyarakat Medinah” sebagai civil society kala rasul

hidup dan terus membangun kerjasama dengan masyarakat Medinah

yang majemuk, dan berhasil membentuk “common platform” atau

kalimat pemersatu (kalimatun sawa).

Page 13: Analisis Konstribusi Islam Dalam Perkembangan Peradaban Dunia

BAB III

Kesimpulan

Peradaban Islam adalah bagian-bagian dari kebudayaan Islam yang meliputi

berbagai aspek seperti moral, kesenian, dan ilmu pengetahuan, serta meliputi juga

kebudayaan yang memilliki sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem

kenegaraan, dan ilmu pengetahuan yang luas. Dengan kata lain peradaban Islam

bagian dari kebudayaan yang bertujuan memudahkan dan mensejahterakan hidup

di dunia dan di akhirat.

Sedangkan periode penyebaran Islam dan peradabannya yang dimulai sejak

masa Rasulullah saw pada abad ke-6 M hingga saat ini, terdapat masa-masa

kejayaan peradaban Islam yang kemudian diwarisi oleh peradaban dunia. Harun

Nasution membagi sejarah islam menjadi tiga periode, yaitu periode klasik (650-

1250 M), periode pertengahan (1250-1800 M) dan periode modern (1800 M-

sekarang). Pada masing-masing periode terdapat perbedaan dimensi yang khas

yang tampil dalam setiap perkembangannya.

Periode klasik merupakan masa ekspansi, integrasi dan keemasan Islam. Kemajuan keilmuan dan teknologi Islam mengalami masa kejayaan di masa ini.

Munculnya para ilmuwan, filosof dan cendekiawan Muslim telah mewarnai penorehan

tinta sejarah dunia. Islam bukan hanya menguasai ilmu pengetahuan dan filsafat yang

mereka pelajari dari buku-buku Yunani, akan tetapi menambahkan ke dalam hasil

penyelidikan yang mereka lakukan sendiri dalam lapangan sains dan filsafat.

Periode pertengahan, pada periode ini, terdapat periode kemunduran Islam pada

sekitar 1250-1500 M. Yang mana satu demi satu kerajaan Islam jatuh ke tangan Mongol,

dan kerajaan Islam Spanyol pun mampu ditaklukkan oleh  raja-raja Kristen yang bersatu,

hingga orang-orang Islam Spanyol berpindah ke kota-kota di pantai utara Afrika.

Periode modern, periode ini dikatakan sebagai periode kebangkitan Islam,

yang mana dengan berakhirnya ekspedisi Napoleon di Mesir, telah membuka mata

umat Islam akan kemunduruan dan kelemahannya di samping kemajuan dan

kekuasaan Barat. Raja dan pemuka-pemuka Islam mulai berpikir mencari jalan

keluar untuk mengembalikan keseimbangan kekuatan, yang telah pincang dan

Page 14: Analisis Konstribusi Islam Dalam Perkembangan Peradaban Dunia

membahayakan umat Islam. Sebab Islam yang pernah berjaya pada masa klasik,

kini berbalik menjadi gelap. Bangsa Barat menjadi lebih maju dengan ilmu

pengetahuan, teknologi dan peradabannya.

Page 15: Analisis Konstribusi Islam Dalam Perkembangan Peradaban Dunia

Daftar Pustaka.