Upload
fais-al-fatih
View
476
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERADABAN DUNIA SAAT ISLAM DATANGFais al-Fatih#KajianSirahNabawiyah02
DUSTUR ILAHI
ة إبراهيم حن بعوا مل� فات� مشركين يفا وما كان من قل صدق ا��ال
Katakanlah: “Benarlah (apa yang difirmankan) Allah”. Maka ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik.
QS. Ali Imran: 95
رض فمقتهم عر هل اال� ى ا� نظر إل ه وإن� ا�� تاب بهم وعجمهم إال� بقايا من ا� كـ
ل ال
Sesungguhnya Allah melihat kepada para penghuni bumi, maka Allah memurkai mereka, baik dari kalangan Arab maupun Ajam (non Arab) kecuali sedikit di antara
kalangan Ahli Kitab.
HR. Muslim no. 2865
Secara umum, sebelum diutusnya Rasulullah SAW di atas muka bumi ini, tidak ada umat yang shalih dan mampu memberi warna. Tidak ada masyarakat yang berdiri di
atas dasar-dasar akhlak dan kemuliaan. Tidak pula mahkamah yang menegakkan dasar-dasar keadilan dan rahmat. Tidak pula pemimpin yang membangun di atas
ilmu dan hikmah. Tidak pula agama yang shahih, dari jejak para Nabi.
Abu Hasan an-Nadawi (ulama dari India)
PERADABAN DUNIA SEBELUM ISLAM DATANG
Peradaban Romawi
Peradaban Yunani
Peradaban Persia
Peradaban India
Peradaban Cina
Arab Sebelum Islam
PERADABAN ROMAWI (EROPA, ASIA, SURIAH, PALESTINA, MESIR, AFRIKA UTARA)
Saat menaklukkan suatu wilayah, mereka mengatur penduduk asli dengan kejam dan tanpa ampun.
Bahkan untuk kepuasan, mereka sering melaksanakan pertandingan gladiator yang mematikan.
Di bidang keagamaan, hanya gereja yang berhak menafsirkan ayat-ayat dalam kitab suci. Orang-orang umum menerima apa saja hasil penafsiran tersebut tanpa adanya pernyataan dan perlawanan.
Paus merupakan wakil tuhan di muka bumi. Oleh karena itu mereka berhak menjatuhkan hukuman kepada sesiapa saja yang menentang mereka.
PERADABAN YUNANI
Will Durrant dalam The Story of Civilization mengatakan bahwa peradaban Yunani bukanlah contoh peradaban yang baik dalam hal akhlak.
Mereka tidak mempunyai sisi kemanusiaan. Tidak memiliki empati terhadap sesama manusia.
Menghalalkan hubungan seks secara bebas tanpa batas. Membenarkan membunuh anak-anak dengan alasan mengurangi kepadatan penduduk.
Rasa egoisme yang begitu tinggi.
"Di Eropa, kecenderungan kepada ilmu belum muncul kecuali pada abad kesebelas dan kedua belas Masehi (yakni abad keempat dan kelima Hijriah). Yaitu ketika di tengah mereka muncul beberapa orang yang ingin mengangkat kafan kebodohan yang menyelimuti mereka, lalu mereka menghadapkan muka menuntut ilmu kepada Kaum Muslimin yang merupakan satu-satunya panglima keilmuan.“
Gustav Le Bon
PERADABAN PERSIA
Zarathustra (660-583 M): “Sesungguhnya cahaya dewa menjelma dalam setiap yang berkilau dan menyala di alam dunia.”
Dia memerintahkan untuk beribadah menghadap matahari dan api.
Bagi mereka ritual keagamaan hanya dilaksanakan di kuil dan di waktu-waktu tertentu saja.
Di luar itu, masalah hukum, perdagangan, politik dan kemasyarakatan, mereka bebas, tidak terikat.
Para pimpian dianggap keturunan para dewa, sehingga kebal terhadap hukum. Harta kekayaan apapun yang ada di Persia, dianggap sebagai milik raja, sehingga bebas bagi mereka untuk mengambilnya kapanpun dan dimanapun.
Para raja mereka banyak yang menikahi ibu ataupun saudarinya sendiri. Kisra Yazdajird II menikahi putrinya lalu membunuhnya. Sementara Bahrâm Chobin menikahi saudarinya sendiri.
PERADABAN INDIASistem kasta:
Kaum Brahmana adalah kaum yang diampuni dosa danperbuatannya. Meeka tidak wajib pajak dan tidakdihukum mati untuk pelanggaran hukum apa pun itu.
Kaum Sudra, tak boleh memiliki atau mengumpulkan uang,menyimpan hata, bergaul dengan kaum Brahmana,ataupun mempelajari kitab suci.
Wanita tidak dianggap dan tidak berharga. Para istriakan membakar diri jika suaminya telah meninggal. Ataujika tidak mereka dilarang untuk menikah lagi.
Mereka juga ada yang menyembah gunung, sungai danberbagai macam binatang, seperti sapi.
Brahma (Ahli agama)
Ksatria (Ahli perang)
Waisa (Petani &
Pedagang)
Sudra (Budak)
PERADABAN CINA
Di Cina saat itu, agama yang banyak berkembang salah satunya adalah Budha.
Budha adalah salah satu tokoh besar filsuf dan ahli hikmah. Ajarannya menyeru kepada ajaran-ajaran moral tertentu, namun ia juga mengajak untuk meninggalkan masyarakat dan zuhud dalam kehidupan. Namun seiring berjalannya waktu, Budha yang tadinya merupakan seorang bijaksanawan dan peletak ajaran ini berubah menjadi tuhan sesembahan bagi sebagian penduduk Cina. Patungnya kemudian dibuat, lalu disembah hingga saat ini.
BANGSA ARAB SEBELUM ISLAM
Arab sebelum Islam, banyak yang mengikuti dakwah Nabi Ismail as, yang merupakan ajaran tauhid dari ayahnya, Nabi Ibrahim as. Mereka disebut sebagai al-Hanifiyah.
Hingga muncullah Amru bin Luhay, pemimpin Bani Khuza'ah. Dia dikenal suka berbuat kebajikan, bersedekah, peka terhadap urusan agama, sehingga semua orang mencintainya dan menganggapnya sebagai ulama atau wali yang disegani.
Suatu saat dia melakukan perjalanan ke Syam. Di sana, tampak olehnya penduduk Syam menyembah berhala dan menganggap hal itu adalah sesuatu yang baik. (Mirip Muslim yang belajar di Amerika?)
Sebab menurutnya, Syam adalah tempat diturunkannya banyak Rasul dan Kitab. Dan ketika kembali, dibawanya patung Hubal dan diletakkannya di dalam Ka'bah.
Setelah itu, diajaknya penduduk Mekkah untuk menyembahnya. Penduduk Hijaz pada akhirnya juga menyembah patung tsb, karena menganggap penduduk Mekah adalah pengawas Ka'bah dan penduduk tanah suci.
Diriwayatkan dari Abu Raja al-Atharadi, ia mengatakan: “Kami adalah kaum penyembah
batu. Manakala kami menemukan batu yang lebih baik lantas kami membuang batu itu dan mengambil yang lain. Apabila kami tidak
mendapatkan batu, kami mengumpulkan timbunan batu dari tanah, lalu kami membawa seekor
kambing, kami perah susunya, lalu kami thawaf di sekeliling timbunan batu tsb.”
(HR. Bukhari no. 4117)
Peta Sebagian Berhala yang Disembah Bangsa Arabpada Masa Jahiliyah
TENTANG AMRU BIN LUHAY
Ibnu Ishaq meriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia mendengar Rasulullah SAW bersabda kepada Aktsam bin Jauh al-Khuza’i, “Wahai Aktsam, aku melihat Amru bin Luhay bin Qam’ah bin Khandaf sedang menarik-narik berhala kayunya di neraka. Dan aku tak pernah melihat seorang lelaki pun yang lebih mirip denganmu dibandingkan dengan dia, dan dia dibandingkan denganmu.”
Aktsam bertanya, “Apakah kemiripanku itu akan membahayakan diriku wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Tidak, karena engkau seorang mukmin, sedangkan ia kafir. Sesungguhnya dialah orang pertama yang mengubah agama Ismail dengan membuat berhala, dan membuat-membuat Bahirah, Saibah, Washilah dan Hami.”
(Sirah ibn Hisyam)
Bahirah: unta dengan telinga terkoyak yang tak boleh diambil susunya untuk manusiaSaibah: unta khusus untuk mengangkut berhalaWashilah: unta yang anak pertama dan keduanya betina, unta ini tak boleh dikendaraiHami: unta jantan yang tak boleh dikendarai
TENTANG AMRU BIN LUHAY
Telah bercerita kepada kami Abu al-Yaman telah mengabarkan kepada kami Syu'aib dari az-Zuhri berkata, aku mendengar Said bin al-Musayyab berkata: al-Bahirah adalah unta yang tidak boleh ditunggangi dan tidak boleh diambil air susunya oleh seorang pun dipersembahkan untuk berhala, sedang as-Sa’ibah (jamaknya as-Sawa’ib) adalah unta yang tidak hamil lagi yang mereka persembahkan untuk tuhan-tuhan mereka (patung). Said bin al-Musayyab berkata, dan Abu Hurairah ra berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Aku melihat Amru bin Luhay al-Khuza’i menarik punggungnya ke neraka dan dia adalah orang pertama mempersembahkan as-Sawa’ib (Saibah)”
(HR. Bukhari no. 3521)
BEBERAPA AMALAN JAHILIYAH Mengelilingi berhala dan mendatanginya sambil berkomat-kamit padanya. Meminta pertolongan dan berdoa dengan penuh keyakinan bahwa berhala itu bisa memberikan syafaat di sisi Allah dan mengabulkan apa yang mereka pinta.
Meyakini malaikat adalah putri dari Allah SWT, mereka juga menyembah malaikat tsb.
Menunaikan haji dan tawaf di sekeliling berhala, merunduk dan sujud padanya.
Berkurban binatang ternak dan dipersembahkan untuk berhala. (QS. Al-Ma’idah: 3)
Mengkhususkan sebagaian makanan dan minuman untuk berhala. (QS. Al-An’am: 36)
Membuat syariat baru seperti Bahirah, Saibah, Washilah dan Hami untuk binatang ternak. (QS. Al-Maidah: 103)
Mengundi nasib dengan menggunakan anak panah.
Percaya pada perkataan peramal, orang pintar dan ahli nujum.
Adanya tradisi thirayah, yakni dengan mendatangkan seekor burung atau domba, lalu melepaskannya. Jika ia ke kanan, maka itu adalah pertanda baik, mereka pun pergi. Jika ke arah kiri, mereka pun mengurungkan niatnya untuk pergi, karena itu adalah tanda kesialan.
Kebiasaan meminum khamr, berjudi dan transaksi ribawi merajalela
Mengubur hidup-hidup anak perempuan karena takut miskin ataupun malu
Sering terjadi peperangan antar kabilah, walau pemicunya hanya masalah sepele
PERNIKAHAN DI MASA JAHILIYAHPertama, seperti pernikahan orang-orang zaman sekarang, di mana seorang lelaki datang kepada seorang wali untuk melamar perempuan yang di bawah perwaliannya atau putrinya, lalu memberinya mahar dan menikahinya.
Kedua, seorang suami berkata kepada istrinya apabila telah suci dari haidnya: 'Pergilah kepada si fulan dan lakukanlah jimak (hubungan badan) dengannya'. Lalu si suami menjauhi istrinya sampai jelas apakah istrinya hamil dari orang itu atau tidak. Bila ternyata hamil, si suami menjimaknya jika mau. Mereka melakukan itu karena menginginkah benih anak yang baik. Nikah inilah yang disebut Nikâh Al-Istibdhâ`. (Bayangkan bagaimana seorang suami kehilangan moral dan rasa cemburunya sedemikian rupa, sampai mengirim istrinya untuk berzina dengan lelaki lain).
Ketiga, sekumpulan lelaki di bawah sepuluh orang masuk ke rumah seorang wanita, setiap mereka menyetubuhi wanita itu. Apabila wanita itu hamil dan melahirkan, kemudian berlalu beberapa hari setelah melahirkan, wanita itu mengirim pesan kepada mereka semua, dan tidak seorang pun dari mereka yang bisa menolak. Sampai ketika mereka berkumpul di dekat wanita itu, wanita itu berkata: 'Kalian semua telah mengetahui apa yang pernah terjadi, dan sekarang aku telah melahirkan, dan anak ini menjadi anakmu wahai fulan'. Wanita itu menunjuk siapa saja yang ia inginkan, lalu anak itu dinasabkan kepadanya dan lelaki itu tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolak.
Keempat, sejumlah banyak orang berkumpul dan mendatangi (menyetubuhi) seorang wanita, dan wanita itu tidak mencegah siapa saja yang datang menyetubuhinya. Wanita ini adalah bagian dari para wanita pelacur yang biasa memasang di pintu-pintu rumah mereka bendera khusus (bendera berwarna merah) sebagai tanda. Siapa saja yang menginginkan mereka dapat masuk ke rumah itu. Apabila salah seorang dari mereka hamil dan melahirkan, orang-orang memanggilkan untuknya para ahli yang pandai menentukan ayah si bayi melalui kemiripan wajahnya, lalu mereka menentukan ayah si bayi dan menasabkannya kepada laki-laki itu. Kemudian bayi tersebut pun menjadi anaknya serta dipanggil sebagai anaknya, dan ia tidak bisa menolak.
(Diriwayatkan dari Aisyah ra, HR. Muslim)
SISA-SISA AJARAN IBRAHIM AS
Penghormatan terhadap
Ka’bah
Tawaf di Baitullah
Haji & Umrah Wukuf di Arafah
Penyembelihan binatang
Setia menjaga kehormatan
Tetapi ada pengubahan di sana sini, contoh: • Pengubahan kalimat Talbiyah• Tawaf dengan telanjang
SIFAT DAN AKHLAK BANGSA ARAB
Kejujuran (ash-Shadiq): Kisah Abu
Sufyan dan Heraklius
Kedermawanan (al-Karam): Kisah Abu Bakar dan
Utsman
Keberanian (asy-Syajaah): Kisah
Khalid bin Walid di perang Mu’tah, al-Bara bin Malik
di perang Yamamah
Merasa bangga dan mulia (al-
Izzah): Kisah Abu Jahal (yang
merasa iri, Rasul diutus dari Bani
Hasyim)
Sabar dan tahan banting
PENYOKONG KUAT BANGUNAN
ISLAM
MENGAPA ISLAM DITURUNKAN DI TANAH ARAB?
Kawasan Arab yang penuh berkah ini layak menjadi tempat lahirnya dakwah Islam yang merupakan kelanjutan millah Ibrahim as, sebab terdapat Baitullah di Mekkah dan menjadi tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Secara geografis, semenanjung Arab terletak tepat di antara bangsa-bangsa besar saat itu, peradaban Barat yang materialis dan peradaban Timur yang spiritual-khayali seperti India, Persia dan Cina.
Posisinya yang strategis juga mendukung penyebaran dakwah Islam ke tengah bangsa-bangsa itu menjadi lebih mudah dilakukan.
Allah SWT berkehendak menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa dakwah Islam.
KISAH PENGANUT AL-HANIFIYAH, ZAID BIN AMR
Suatu ketika, kaum Quraisy berkumpul di dekat salah satu berhala yang mereka agungkan, diberikan sesajian, berdiam diri dan thawaf di sekitarnya. Di antara mereka, ada 4 orang berbicara sambil berbisik.
Mereka adalah Waraqah bin Naufal, Ubaidullah bin Jahsy, Utsman bin Huwairits, dan Zaid bin Amr. Mereka saling kasak-kusuk satu sama lain, “Demi Allah, kalian tahu bahwa kaum kaliam ini tidak memegang keyakinan yang benar. Mereka telah menyimpang dari agama kakek mereka, Ibrahim.
Batu yang kita kelilingi ini, sama sekali tidak mendengar atau melihat, tidak bisa menimpakan marabahaya ataupun mendatangkan manfaat. Wahai kaum! Carilah agama untuk kalian, karena demi Allah kalian tidak berpengan pada apa pun.”
Mereka pun berpencar ke berbagai penjuru untuk mencari agama yang hanif (lurus), agama Ibrahim.
KISAH PENGANUT AL-HANIFIYAH, ZAID BIN AMR
Waraqah bin Naufal
• Memeluk agama Nasrani dan menguasainya • Mengikuti ajaran pada kitab Injil
Ubaidullah bin Jahsy
• Terus dalam kebimbangan, hingga mengikuti ajaran Islam• Bersama kaum Muslim berhijrah ke Habasyah bersama istrinya, Ummu Habibah• Di Habasyah, ia pun murtad dan memeluk agama Nasrani
Utsman bin Huwairits
• Menemui raja Romawi• Memeluk agama Nasrani, dan mendapatkan kedudukan di kerajaan
Zaid bin Amr bin Naufal
• Tetap bertahan, tidak memeluk agama Yahudi dan Nasrani• “Aku menyembah Rabb Ibrahim”• Terus mengingkari agama kaumnya, sambil menegur mereka
KISAH PENGANUT AL-HANIFIYAH, ZAID BIN AMR
Zaid bin Amr bin Nufail, ayah Said bin Zaid (salah satu sahabat yang dijamin surga) dan Atikah bin Zaid (istri dari Abdullah bin Abu Bakar, Umar bin Khattab, Zubair).
Di kala banyak orang yang menyembah berhala, ia hanya menyembah Allah SWT.
Ia sering menegur Quraisy dengan mengatakan, “Kambing itu diciptakan Allah, Allah turunkan air untuknya, Allah menumbuhkan rerumputan untuknya, kemudian kalian sembelih ia tanpa menyebut nama-Nya!”
Diriwayatkan dari Asma bin Abu Bakar, ia menuturkan, “Aku melihat Zaid bin Amr bin Nufail bersandar di dinding Ka’bah. Ia sudah tua renta. Ia berkata, ‘Wahai kaum Quraisy! Demi Rabb yang jiwa Amr ada di tangan-Nya, kini tak seorang pun di antara kalia yang memeluk agama Ibrahim selain aku.’
Setelah itu ia berkata, ‘Ya Allah! Andai aku tahu amalan apa yang paling Engkau sukai, tentu aku akan menyembah-Mu dengan amalan itu, tapi aku tidak tahu!’ Ia kemudian bersungkur sujud di atas telapak tangannya.”
KISAH PENGANUT AL-HANIFIYAH, ZAID BIN AMR
Suatu hari, Zaid bertekad untuk pergi meninggalkan Mekkah, berkelana ke penjuru bumi untuk mencari agama Ibrahim, setelah berulang kali mengalami penyiksaan dan pengusiran dari pamannya, Khattab bin Nufail (ayah Umar bin Khattab).
Ia bertanya kepada sejumlah rahib dan pendeta, hingga mencapai Mosul dan seluruh wilayah semenanjung Arab. Kemudian menuju Syam, hingga bertemu dengan seorang pendeta Nasrani.
Pendeta itu berkata, “Kau mencari sebuah agama yang tidak dipeluk seorang pun saat ini. Namun kini sudah tiba zamannya, akan muncul seorang nabi dari negerimu. Ia diutus untuk membawa agama Ibrahim, agama yang hanif (lurus). Maka pulanglah, karena sekarang ia sudah diutus. SEKARANG SUDAH TIBA MASANYA!”
Zaid pun segera meninggalkan Syam, menuju Mekkah. Di tengah perjalanan, ia dibunuh oleh penduduk yang tidak suka dengannya.
REFERENSIAli Muhammad ash-Shalabi. 2014. Sirah Nabawiyah. Surakarta: Insan Kamil
Imam Muhammad al-Bukhari. Sahih Bukhari. url: http://sunnah.com/bukhari
Mahmud al-Mishri. 2014. Biografi 35 Shahabiyah Nabi SAW. Jakarta: Ummul Qura
Raghib as-Sirjani. 2014. Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar
Said Ramadhan al-Buthy. 2010. Fikih Sirah. Jakarta: Hikmah
Salim A. Fillah. 2012. Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim. Yogyakarta: Pro-U Media
Shafiyyurrahman al-Mubarakfury. 2012. Ar-Rahiq Al-Makhtum. Jakarta: Ummul Qura
Shawqi Abu Khalil. 2001. Atlas of the Al-Qur'an. Riyadh: Darussalam
Islamstory. url: http://islamstory.com/id/