Upload
vuongque
View
233
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ISSN 2301-6876
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK Volume VII Nomor II edisi Desember 2017
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP) Muhammadiyah Sinjai-Sulawesi Selatan 270
ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI PERUSAHAAN DAERAH
AIR MINUM (PDAM) UNIT TAMALANREA KOTA MAKASSAR.
Rudi Hartono
Universitas Pejuang Republik Indonesia-Makassar
ABSTRAK
PDAM selaku pemberi jasa dan konsumen selaku penerima jasa terdapat suatu hubungan hukum, yaitu
adanya kewajiban dari penerima jasa untuk memberi imbalan atau jasa yang diterima sesuai dengan
jumlah air yang dikomsumsi yang tertera dalam water meter serta sesuai dengan besaran tarif yang telah
ditentukan, ikut menjaga dan peduli terhadap sarana yang ada disekitarnya, beriktikat baik dalam
menggunakan air minum yang diterima. Disamping itu juga terdapat hak-hak sebagai pelanggan sebagai
penerima jasa. Kualitas pelayanan yang baik adalah dimana saat perusahaan mampu memberikan
pelayanan yang memuaskan agar terpenuhinya permintaan dan harapan konsumen. Kualitas pelayanan
bukanlah masalah dalam mengontrol kualitas yang akan datang, akan tetapi merupakan pencegahan
terjadinya kualitas yang buruk sejak awal.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Kualitas Pelayanan Publik Di Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Unit Tamalanrea Kota Makassar di tinjau dari lima aspek pelayanan publik
(tangibility, reliability, responsiveness, assurance dan empathy). Dari lima dimensi yang digunakan
untuk mengukur kualitas pelayanan yaitu bukti fisik (tangibility), keandalan (realibility), daya tanggap
(responsiveness), jaminan (assurance) serta empati (emphaty) mendapat respon yang positif dari
masyarakat. Meskipun demikian masih ada beberapa indikator dari dimensi-dimensi yang mendapat
respon yang kurang positif dari masyarakat seperti debit air, kecepatan pelayanan, ketanggapan petugas
terhadap keluhan, proses perbaikan dan pemeliharaan serta indikator mengenai pelaksanaan pelayanan
yang tuntas dan menyeluruh dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Unit Tamalanrea Kota
Makassar.
Kata Kunci : Kualitas – Pelayanan Publik
Pendahuluan
Kualitas pelayanan yang baik adalah dimana saat perusahaan mampu
memberikan pelayanan yang memuaskan agar terpenuhinya permintaan dan harapan
konsumen. Kualitas pelayanan bukanlah masalah dalam mengontrol kualitas yang akan
datang, akan tetapi merupakan pencegahan terjadinya kualitas yang buruk sejak awal.
Pelayanan umum (public service) memang sarat dengan berbagai masalah,
apabila wilayah jangkauannya sangat luas diantaranya meliputi sektor profit dan non
profit. Pembedaan pelayanan umum menjadi sektor profit dan non profit semata-mata
ISSN 2301-6876
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK Volume VII Nomor II edisi Desember 2017
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP) Muhammadiyah Sinjai-Sulawesi Selatan 271
didasarkan pada misi yang diemban oleh suatu instansi atau institusi pelayanan
tersebut.
PDAM ( Perusahaan Daerah Air Minum ) didirikan dengan tujuan untuk
menyalurkan air minum untuk memenuhi salah satu kebutuhan pokok masyarakat,
memupuk pendapatan untuk biaya administrasi, perawatan dan perluasan sistem serta
memberi kontribusi pada kas pemerintah daerah berupa pembagian laba. Air minum
merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat untuk dinikmati secara merata dan
masih merupakan sumber yang sifatnya terbatas tidak lebih menghadapi
perkembangan penduduk yang semakin tinggi.
Perusahaan Daerah Air Minum bertujuan untuk menyediakan kebutuhan air
minum kepada masyarakat, maka perlu dikelola sesuai dengan prinsip ekonomi yang
dipadukan fungsi sosial. Namun dalam kenyataannya sumber daya dan sumber dana
belum dikelola secara efektif dan efisien, hal ini berpengaruh terhadap kinerja
keuangan perusahaan yang mengakibatkan kerugian timbul karena pendapatan tidak
bisa menutup biaya operasional.
Pemerintah dengan inisiatifnya sendiri memang sudah menyediakan pelayanan
umum kepada masyarakat atau konsumen jauh sebelum upaya perlindungan konsumen
ada. Semua ini dilakukan untuk memberikan pelayanan kepada konsumen dan
memastikan konsumen dapat mengunakan fasilitas umum tersebut dengan biaya
murah, hanya saja sampai saat ini kenyataannya masih banyak konsumen yang belum
memperoleh kepuasan dalam menggunakan pelayanan publik meskipun pemerintah
telah berubah status menjadi penyedia jasa monopoli.
Pemenuhan kebutuhan air minum kadang kala menimbulkan permasalahan
yang cenderung merugikan konsumen, persoalan perlindungan konsumen merupakan
masalah mengundang perhatian masyarakat khususnya konsumen PDAM. Dalam
kenyataan masih banyak pelanggaran yang mengeluhkan pelayanan dari PDAM
diantaranya yaitu: sering macetnya air PDAM, air yang keruh, serta adanya kenaikan
tarif dari PDAM tanpa ada peningkatan pelayanan, sebagai konsumen sudah tentu para
pelanggan merasa hak yang seharusnya diperoleh tidak terpenuhi dengan baik,
sehingga merupakan hak konsumen untuk menuntut dipenuhinya hak-hak tersebut atau
ISSN 2301-6876
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK Volume VII Nomor II edisi Desember 2017
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP) Muhammadiyah Sinjai-Sulawesi Selatan 272
adanya pertanggungjawaban PDAM sehubungan dengan kerugian yang dialami oleh
konsumen, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pelayanan
PDAM terhadap konsumen kurang memuaskan.
Bertolak dari latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan
permasalahan yaitu “Bagaimana Kualitas Pelayanan Publik Di Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Unit Tamalanrea Kota Makassar.
Tinjauan Pustaka
Pengertian Pelayanan
Menurut Anton Soetomo (1992)4, pelayanan adalah “jasa yang diberikan
kepada orang lain yang membutuhkannya dan menyediakan sarana transportasi udara,
darat, maupun laut mengenai kapasitas (daya angkut), fasilitas, kualitas, dan kualitas”.
Dalam rumusan lain yang dikemukakan oleh Bill Creech seperti dikutip oleh B.
Boediono (2003) beliau mengatakan bahwa Pelayanan yang berkualitas tidak sulit.
Tidak perlu semuanya dilakukan sekaligus, melainkan diperlukan tindakan bukan
hanya kata-kata. Sebab, sebuah slogan sebuah sistem.
Sedangkan Hasibuan (2001) mendefinisikan pelayanan adalah Pelayanan
adalah kegiatan pemberian jasa dari suatu pihak kepada pihak lainnya, dimana
pelayanan yang baik adalah pelayanan yang dilakukan secara ramah tamah dan dengan
etika yang baik sehingga memenuhi kebutuhan dan kepuasan bagi yang menerima”.
Grongroos juga mendifinisikan pelayanan yaitu Pelayanan adalah suatu
aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi akibat adanya
interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh
perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan
warga atau pelanggang.
Defenisi lain yang dikemukakan menurut Kotler dalam Sampara Lukman (2000)
yaitu Pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan
atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu
produk secara fisik.
Bentuk pelayanan
Pelayanan umum yang dilakukan oleh siapa saja tidak terlepas dari hal-hal seperti
yang berikut dibawah ini:
ISSN 2301-6876
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK Volume VII Nomor II edisi Desember 2017
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP) Muhammadiyah Sinjai-Sulawesi Selatan 273
1) Layanan dengan lisan
Layanan dengan lisan biasanya dilakukan oleh petugas-petugas di bidang
Hubungan Masyarkat (HUMAS) , bidang layanan infomasi dan bidang-bidang
lain yang tugasnya memberikan penjelasan atau keterangan kepada siapapun yang
memerlukan. Agar layanan lisan berhasil sesuai yang diharapkan, ada syarat-
syarat yang harus dipenuhi oleh pelaku pelayanan yaitu:
• Memahami benar masalah-masalah yang termasuk dalam bidang tugasnya.
• Mampu memberikan penjelasan apa yang perlu dengan lancer, singkat tetapi
cukup jelas,sehingga memuaskan masyarakat.
• Bertingkah laku sopan dan ramah tamah.
2) Layanan dengan tulisan
Layanan dengan tulisan merupakan bentuk pelayanan yang paling menonjol dalam
pelaksanan tugas. Tidak hanya dari segi jumlah,tetapi juga dari segi peranannya.
Pada dasarnya layanan melalui tulisan cukup efisien terutama dalam pelayanan
jarak jauh karena factor biaya. Agar layanan dalam bentuk tulisan dapat
memuaskan pihak yang dilayani,satu hal yang harus diperhatikan adalah factor
kecepatan, baik dalam pengolahan maupun dalam proses penyelesaiannya.
3) Layanan berbentuk perbuatan.
Pada umumnya layanan dalam bentuk perbuatan 70%-80% dilakukan oleh
petugas-petugas tingkat menengah dan bawah. Karena itu factor keahlian dan
ketrampilan petugas sangat menentukan terhadap hasil perbuatan atau pekerjaan.
Dalam kenyataan sehari-hari jenis layanan ini tidak terhindar dari layanan
lisan, jadi antara layanan perbuatan dan lisan sering bergabung. Hal ini disebabkan
karena hubungan lisan paling banyak dilakukan dalam hubungan pelayanan secara
umum. Jadi tujuan utama yang berkepentingan ialah mendapatkan pelayanan dalam
bentuk perbuatan atau hasil perbuatan, bukan sekedar penjelasan dan kesanggupan
secara lisan.
Model Pelayanan
manajemen yang baik hanya akan dapat diwujudkan apabila penguatan posisi tawar
menawar penguna jasa pelayanan mendapatkan priorotas utama. Dengan demikian,
pengguna jasa diletakkan di pusat yang mendapatkan dukungan dari:
ISSN 2301-6876
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK Volume VII Nomor II edisi Desember 2017
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP) Muhammadiyah Sinjai-Sulawesi Selatan 274
• Sistem pelayanan yang mengutamakan kepentingan masyarakat, khususnya
pengguna jasa.
• Kultur pelayanan dalam organisasi penyelengara pelayanan.
• Sumber daya manusia yang beroirentasi pada kepentingan pengguna jasa.
Manajemen Pelayanan yang baik hanya dapat diwujudkan apabila penguatan posisi
tawar-menawar pengguna jasa pelayanan mendapatkan prioritas pertama. Dengan
demikian, penguatan jasa diletakkan di pusat yang mendapatkan dukungan dari:
• Sistem pelayanan yang mengutamakan kepentingan masyarakat khususnya
pengguna jasa.
• Kultur pelayanan dalam organisasi pelayanan.
• Sumberdaya manusia yang beroirentasi pada kepentingan pengguna jasa.
Kualitas Pelayanan Publik
Kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda dan bervariasi dari yang konvensional
sampai yang strategic. Definisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan
karakteristik langsung dari suatu produk seperti : performans (performance), kendala (
reliability), modal dalam penggunaan (easy off use, ) estetika (esthetick) dan
sebagainya. Defenisi strategic menyatakan bawa kualitasadalah segala sesuatu yang
mampu memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan (meeting the needs of
customers), Gasperz, Vincent, 1997.
Gaspersz, Vincent, (1997) memberi pengertian kualitas dengan menyatakan
bahwa kualitas diartikan sebagai segala sesuatu yang menentukan kepuasan pelanggan
dan upaya perubahan kearah perbaikan terus-menerus sehungga dikenal istilah Q =
MATCH (Quality Meets Agreed Terms and Changes).
Definisi kualitas yang lain pun dikemukakan oleh Din ISO 8402 (Azrul Azwan,
1996) mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri dari suatu barang atau jasa yang
dihasilkan, yang didalamnya terkandung sekaligus pengertian akan adanya rasa aman
dan/atau terpenuhinya kebutuhan para pengguna barang atau jasa yang dihasilkan
tersebut.
Sedangkan dalam Crosby, Philip B. (dalam Tjiptono, Fandy 2000:56)
mengatakan bahwa kualitas adalah memenuhi atau sama dengan persyaratannya
ISSN 2301-6876
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK Volume VII Nomor II edisi Desember 2017
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP) Muhammadiyah Sinjai-Sulawesi Selatan 275
(conformance of requiremen), meleset sedikit saja dari persyaratannya, maka suatu
produk atau jasa dikatakan tidak berkualitas. Persyaratan itu sendiri dapat berubah
sesuai dengan keinginan pelanggan kebutuhan organisasi pemasok dan sumber
pemerintah, teknologi serta pasar atau persaingan”.
Kerangka Konsep
Sesuai dengan teori yang telah dijelaskan pada tinjauan pustaka sebelumnya
maka untuk melengkapi kerangka konsep pada penelitian ini penulis berpedoman pada
teori yang dikemukakan oleh Zeithaml, Berry dan Parasuraman (2005) mengenai 5
aspek pelayanan yaitu sebagai berikut:
Berikut kerangka konseptual dari dari 5 aspek pelayanan tersebut:
Metode Penelitian
Pendekatan Penelitian
Agar pendekatan ini lebih terarah sesuai dengan tujuan yang diinginkan,
pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif yaitu pencarian
data dari realitas permasalahan yang ada dengan mengacu pada pembuktian
konsep/teori yang digunakan.
Tipe dan Dasar Penelitian
Tipe penelitian ini adalah kuantitatif yang dimaksudkan untuk memberikan
gambaran secara jelas mengenai masalah-masalah yang diteliti menginterpretasikan
serta menjelaskan data secara sistematis. Dasar penelitian ini adalah survey, yaitu
Aspek Pelayanan Publik 1. Bukti fisik (tangibility)
2. Keterlibatan/Keandalan
.
3. Ketepatna/Daya tanggap (responsiveness).
4. Jaminan (assurance)
5. Empat (empaty)
Pelayanan
Peruslahaan Daerah Air
Minum (PDAM) unit
Tamalanrea Kota
Makassar
Kepuasan
Masyarakat
ISSN 2301-6876
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK Volume VII Nomor II edisi Desember 2017
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP) Muhammadiyah Sinjai-Sulawesi Selatan 276
pembagian kuesioner kepada responden yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai
hal yang berhubungan dengan penelitian.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang menggunakan pelayanan
yang diberikan oleh Perusahaan Daerah Air Minum Unit Tamalanrea, yang jumlahnya
sebesar 25.533 pelanggan dan akan berfokus pada pelanggan (Rumah Tangga).
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dapat mewakili dan mencerminkan
secara keseluruhan dari populasi yang akan diteliti. Teknik penarikan sampel dalam
penelitian ini menggunakan metode aksidenta yang merupakan metode dengan cara
peneliti memilih siapa saja yang secara kebetulan ditemuinya cocok untuk dijadikan
sebagai sumber data. Kriteria yang dimaksud dalam penelitian ini adalah responden
yang haruslah masyarakat pengguna layanan PDAM Unit Tamalanrea. Jumlah sampel
sebesar 100 responden. Teori dasar pertimbangan penetapan 100 responden adalah
mengacu pada Cooper dan Emory mengenai ukuran sampel. Jika sampel yang
jumlahnya 100 responden dari populasi 5000 atau lebih, secara kasar mempunyai
ketetapan hampir sama dengan ketetapan estimasi 100 sampel dari 200 juta populasi
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Kualitas Pelayanan Publik
Dimensi Bukti Fisik (Tangibility)
Dimensi bukti lansung (tangibility) adalah bukti nyata yang dapat langsung
dilihat atau dirasakan oleh masyarakat dalam pelayanan. Jika bukti langsung dirasakan
oleh masyarakat sudah baik maka masyarakat akan menilai pelayanan baik dan
merasakan kepuasan.
Untuk mengukur dimensi bukti langsung (tangibility) dalam upaya mengetahui
kualitas pelayanan publik di PDAM Unit Tamalanrea Makassar dapat diukur melalui
indikator sebagai berikut:
• Ruang pelayanan yang memadai dan nyaman,
• Kualitas air,
• Debit air,
• Tempat pembayaran yang strategis.
ISSN 2301-6876
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK Volume VII Nomor II edisi Desember 2017
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP) Muhammadiyah Sinjai-Sulawesi Selatan 277
Tabel 1
Tanggapan Responden Mengenai Ruang Pelayanan Yang Memadai dan
Memberikan Rasa Nyaman
No. Tanggapan Responden Skor (X) F F.X Persentase
1 Sangat Memadai 5 13 55 13
2 Memadai 4 49 196 49
3 Ragu-ragu 3 27 81 27
4 Tidak Memadai 2 8 16 8
5 Sangat Tidak Memadai 1 3 3 3
Total 100 351 100
Rata-rata =
= 3,51
Diolah dari data primer, 2017
Dari data di atas jelas bahwa ruang pelayanan PDAM Unit Tamalanrea sudah
tergolong memadai dan memberikan rasa nyaman dimana sebagian besar responden
memberikan jawaban memadai dan sangat memadai yaitu 62 orang, meskipun ada
sebagian responden yang memberikan jawaban tidak memadai (8%) dan sebagian
mengatakan sangat tidak memadai (3%) hal ini menurut pengamatan diakibatkan
karena ruangan pelayanan bagi mereka agak kecil dan kursi yang tersedia hanya
sedikit sehingga pada saat hari terakhir pembayaran tagihan air sebagian pelanggan
harus berdiri saat menunggu antrian.
Tabel 2
Tanggapan Responden Mengenai Kualitas Air Yang Diterima
Dari PDAM Unit Tamalanrea Makassar Sudah Baik
No. Tanggapan Responden Skor (X) F F.X Persentase
1 Sangat Baik 5 12 60 12
2 Baik 4 56 224 56
3 Netral 3 17 51 17
4 Tidak Baik 2 11 22 11
5 Sangat Tidak Baik 1 4 4 4
Total 100 361 100
Rata-rata =
= 3,61
Diolah dari data primer, 2017
ISSN 2301-6876
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK Volume VII Nomor II edisi Desember 2017
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP) Muhammadiyah Sinjai-Sulawesi Selatan 278
2. Dimensi Ketepatan/Keandalan (Reliability)
Untuk mengukur dimensi Keandalan (Reliability) dalam upaya mengetahui
kualitas pelayanan publik di PDAM Unit Tamalanrea Makassar dapat diukur melalui
indikator sebagai berikut:
Tabel 3
Tanggapan Responden Mengenai Petugas Tanggap Terhadap
Keluhan Pelanggan
No. Tanggapan Responden Skor (X) F F.X Persentase
1 Sangat Tanggap 5 8 40 8
2 Tanggap 4 24 96 24
3 Netral 3 47 141 47
4 Tidak Tanggap 2 17 34 17
5 Sangat Tidak Tanggap 1 4 4 4
Total 100 315 100
Rata-rata =
= 3,15
Diolah dari data primer, 2017
Tabel 4
Tanggapan Responden Mengenai Petugas Selalu Siap
Sedia Saat Diperlukan
No. Tanggapan Responden Skor (X) F F.X Persentase
1 Sangat Siap 5 4 50 4
2 Siap 4 31 124 31
3 Netral 3 41 123 41
4 Tidak Siap 2 21 42 21
5 Sangat Tidak Siap 1 3 3 3
Total 100 312 100
Rata-rata =
= 3,12
Diolah dari data primer, 2017
ISSN 2301-6876
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK Volume VII Nomor II edisi Desember 2017
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP) Muhammadiyah Sinjai-Sulawesi Selatan 279
Dari data menunjukkan bahwa petugas selalu siap sedia saat diperlukan oleh
pelanggan. Sebanyak 35 responden memberikan jawaban siap dan sangat siap. Ini
berarti pelanggan mendapatkan pelayanan dengan yang dibutuhkan sesuai dengan hak
seorang pelanggan. Meskipun demikian sebanyak 24 orang responden mengatakan
tidak siap dan sangat tidak siap. Ini menurut cpengamatan penulis petugas seringkali
keluar atau keluyuran pada saat jam kerja.
Dimensi Keterlibatan/Daya Tanggap (Responsiveness)
Untuk mengukur dimensi keterlibatan/daya tanggap (responsiveness) dalam
upaya mengetahui kualitas pelayanan publik di PDAM Unit Tamalanrea Makassar
dapat diukur melalui indikator sebagai berikut:
Tabel 5
Tanggapan Responden Mengenai Petugas Tepat Waktu
Dalam Melayani Pelanggan
No. Tanggapan Responden Skor (X) F F.X Persentase
1 Sangat Tepat Waktu 5 6 30 6
2 Tepat Waktu 4 23 92 23
3 Netral 3 41 123 41
4 Tidak Tepat Waktu 2 24 48 24
5 Sangat Tepat Waktu 1 6 6 6
Total 100 299 100
Rata-rata =
= 2,99
Diolah dari data primer, 2017
Tabel 6
Tanggapan Responden Mengenai PDAM Cepat Dalam
Memberikan Layanan
No. Tanggapan Responden Skor (X) F F.X Persentase
1 Sangat Cepat 5 3 15 3
2 Cepat 4 30 120 30
3 Netral 3 40 120 40
4 Tidak Cepat 2 19 38 19
5 Sangat Tidak Cepat 1 8 8 8
Total 100 301 100
Rata-rata =
= 3,01
Diolah dari data primer, 2017
Dari data diatas menunjukkan bahwa kecepatan pelayanan yang diberikan oleh
pihak PDAM sudah baik, ini terlihat dari 33 orang responden yang memberikan
ISSN 2301-6876
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK Volume VII Nomor II edisi Desember 2017
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP) Muhammadiyah Sinjai-Sulawesi Selatan 280
jawaban setuju dan sangat setuju. Meskipun demikian sebanyak 27 orang responden
yang memberikan jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju.
4. Dimensi Jaminan (Assurance)
Tabel 7
Tanggapan Responden Mengenai Petugas Jujur Dalam Hal Pelayanan
No. Tanggapan Responden Skor (X) F F.X Persentase
1 Sangat Jujur 5 7 35 7
2 Jujur 4 52 208 52
3 Netral 3 32 96 32
4 Tidak Jujur 2 7 14 7
5 Sangat Tidak Jujur 1 2 2 2
Total 100 355 100
Rata-rata =
= 3,55
Diolah dari data primer, 2017
Tabel 8
Tanggapan Responden Mengenai Pelayanan Kejelasan Prosedur Pembayaran
Rekening Air PDAM Unit Tamalanrea Kota Makassar
No. Tanggapan Responden Skor (X) F F.X Persentase
1 Sangat Setuju 5 13 65 13
2 Setuju 4 46 184 46
3 Netral 3 21 63 21
4 Tidak Setuju 2 17 34 17
5 Sangat Tidak Setuju 1 3 3 3
Total 100 349 100
Rata-rata =
= 3,49
Diolah dari data primer, 2017
Dari data di atas menunjukkan bahwa prosedur pembayaran rekening air sudah
jelas, dimana secara dominan responden memberikan jawaban setuju yaitu 46 orang
dan sangat setuju 13 orang. Prosedur pembayaran rekening air PDAM jelas karena
masyarakat hanya datang ke loket pembayaran dengan membawa rekening
pembayaran bulan yang telah lewat kemudian diserahkan kepada pegawai loket untuk
segera diproses dan kemudian mengumumkan jumlah tagihan rekening kepada
pelanggan tersebut. Adapun informasi tentang prosedur pembayaran dapat masyarakat
lihat pada papan informasi. Prosedur terbaru pembayaran rekening air dapat juga
dilakukan secara online.
ISSN 2301-6876
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK Volume VII Nomor II edisi Desember 2017
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP) Muhammadiyah Sinjai-Sulawesi Selatan 281
5. Dimensi Empati (Emphaty)
Untuk mengukur dimensi empati (emphaty) dalam upaya mengetahui kualitas
pelayanan publik di PDAM Unit Tamalanrea Makassar dapat diukur melalui indikator
sebagai berikut:
Tabel 9
Tanggapan Responden Mengenai Petugas Bersikap Ramah dan Sopan Dalam
Memberikan Pelayanan
No. Tanggapan Responden Skor (X) F F.X Persentase
1 Sangat Ramah 5 13 65 13
2 Ramah 4 51 204 51
3 Netral 3 27 81 27
4 Tidak Ramah 2 7 14 7
5 Sangat Tidak Ramah 1 2 2 2
Total 100 366 100
Rata-rata =
= 3,66
Diolah dari data primer, 2017
Data di atas menunjukkan secara dominan masyarakat menilai petugas sudah
ramah dan santun dalam memberikan pelayanan, dimana sebanyak 64 responden
mengatakan ramah dan sangat ramah. Keramahan dan kesantunan petugas memberikan
kepuasan tersendiri bagi pelanggan yang dilayani..
Tabel 10
Tanggapan Responden Mengenai Petugas Memberikan Bantuan Layanan
Dengan Tulus
No. Tanggapan Responden Skor (X) F F.X Persentase
1 Sangat Tulus 5 9 45 9
2 Tulus 4 32 128 32
3 Netral 3 40 120 40
4 Tidak Tulus 2 16 32 16
5 Sangat Tidak Tulus 1 3 3 3
Total 100 328 100
Rata-rata =
= 3,28
Diolah dari data primer, 2017
ISSN 2301-6876
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK Volume VII Nomor II edisi Desember 2017
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP) Muhammadiyah Sinjai-Sulawesi Selatan 282
Penutup
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka
dapat di tarik kesimpulan bahwa pelayanan publik di Perusahaan Daerah Air Minum
Unit Tamalanrea sudah sangat baik. Dari lima dimensi yang digunakan untuk
mengukur kualitas pelayanan yaitu bukti fisik (tangibility), keandalan (realibility),
daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance) serta empati (emphaty) mendapat
respon yang positif dari masyarakat. Meskipun demikian masih ada beberapa indikator
dari dimensi-dimensi yang mendapat respon yang kurang positif dari masyarakat
seperti debit air, kecepatan pelayanan, ketanggapan petugas terhadap keluhan, proses
perbaikan dan pemeliharaan serta indikator mengenai pelaksanaan pelayanan yang
tuntas dan menyeluruh dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Unit Tamalanrea
Kota Makassar.
Saran
Dari hasil penelitian dan kesimpulan yang ada, dengan melihat prospek ke
depan, maka penulis dapat mengemukakan saran-saran sebagai berikut :
1. PDAM Unit Tamalanrea diharapkan bisa semakin meningkatkan kualitas
pelayanannya kepada masyarakat sehingga masyarakat tidak merasa dirugikan dan
dapat merasakan kepuasan dari pelayanan yang diberikan.
2. Kualitas air harus ditingkatkan, secara khusus warna air saat musim hujan.
Penyaringan air pada saat musim hujan harus lebih ditingkatkan agar air yang
didistribusikan tidak keruh.
Daftar Pustaka
Buku
Asrul, Azwar, 1996, Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan, Pustaka Sinar Harapan,
Jakarta : PT.Rineke Cipta
Barata, Atep Adya. 2006. Dasar-dasar Pelayanan Prima. Jakarta: PT. Gramedia
Indonesia.
Boediono, Drs M.Si. 2003. Pelayanan Prima Perpajakan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Dwiyanto, 2006.
ISSN 2301-6876
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK Volume VII Nomor II edisi Desember 2017
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP) Muhammadiyah Sinjai-Sulawesi Selatan 283
Gaspersz, Vincent. 1997. Manajemen Kualitas: Penerapan Konsep-Konsep Kualitas
dalam Manajemen Bisnis Total. Jakarta: PT Gramedia.
Gie, The Liang. 1997. Ensiklopedia Administrasi. Jakarta : PT. Gunung Agung.
Gomes, Faustino Cardos. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: CV.
Andi Offset.
Hasibuan, Malayu, S.P,H.Drs. 2001. Dasar-dasar Perbankan Cetakan Pertama.
Jakarta : PT: Bumi Aksara.
Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta: Pembaruan.
Moenir, H.A.S Drs, 2006, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Jakarta: Bumi
Aksara.
Nasution M.N. 2006. Manajemen Mutu Terpadu Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara
Patricia, Patton. 1998. EQ: Pelayanan Sepenuh Hati terjemahan Hermes. Jakarta :
Pustaka Delapatra.
Poerwadaminta, W.J.S, 1996, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.
Ratminto dan Atik Septi Winarsih. 2005. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Soetomo, Anton. 1992. Kepariwisataan. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.
Sampara, Lukman. 2000. Manajemen Kualitas Pelayanan. Jakarta: STIA LAN Press.
Tjiptono, Fandy dan Diana Anastasia. 2000. Total Quality Management. Yogyakarta:
Andi offset.
Waluyo, S.Sos. M.Si, 2007, Manajemen Publik, Bandung. Mandar Maju