Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
ANALISIS KUALITAS UDARA DALAM DAN LUAR RUANGAN PADA BEBERAPA KANTOR DAN RUMAH TINGGAL DI JAKARTA DAN
DEPOK
Yasinta Dewi Pradina1, Muhammad Idrus Alhamid2, Budihardjo3
Departemen Teknik Mesin Universita Indonesia
Email : [email protected], [email protected], [email protected]
ABSTRAK
Polusi udara merupakan masalah di kota-kota besar, seperti di Jakarta dan Depok. Pencemaran ini
disebabkan oleh : antropogenik , perindustrian, dan transportasi. Telah dilakukan pengambilan data-data parameter kualitas udara pada beberapa gedung kantor dan rumah tinggal seperti particulate matter, sulfur dioksida, dan nitrogen dioksida, baik untuk kualitas udara ambien maupun udara dalam ruang. Terdapat 3 kategori lokasi penelitian : tempat yang berpolusi, berpolusi rata-rata, dan lokasi yang berpolusi sedikit. Terdapat perbedaan hasil dari pengukuran saat musim kemarau dan musim penghujan. Saat musim kemarau rata-rata PM2.5 di Jakarta dan Depok adalah 54.6 µg/m3, PM10 adalah 54.94 µg/m3, SO2 adalah 0.4 ppm, dan NO2 adalah 0.5 ppm. Hasil pada musim kemarau berbeda dengan musim penghujan, rata-rata PM2.5 di Jakarta dan Depok adalah 45.3 µg/m3, PM10 adalah 40.3 µg/m3, SO2 adalah 0.25 ppm, dan NO2 adalah 0.8 ppm. Dapat dikategorikan untuk sebagian besar wilayah Jakarta dan Depok telah melewati ambang batas yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1077/MenKes/Per/V/2011, untuk PM2.5 yaitu <35 µg/m3 dan untuk PM10 yaitu <70 µg/m3. Dengan metode pengumpulan data secara gravimetri, hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi debu atmospheric (PM2.5, PM10, SO2 dan NO2 di beberapa lokasi pengukuran masih berada di luar ambang batas yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri kesehatan, tak heran jika di kota besar banyak orang yang memakai masker saat berada di luar ruangan. Penelitian juga membuktikan pengaruh alat penjernih udara dalam ruang (air purifier) terhadap penurunan jumlah debu atmospheric.
Kata kunci : air purifier, antropogenik, debu atmospheric, gravimetri, kualitas udara, particulate matter
ABSTRACT
Analysis of Indoor and Outdoor Air Quality On Multiple Offices and Residential In Jakarta and Depok
Air pollution is a problem in big cities, such as Jakarta and Depok. The pollution is caused by: anthropogenic, industrial, and transportation. Has been done taking the data of air quality parameters in several office buildings and residences such as particulate matter, sulfur dioxide, and nitrogen dioxide, both for the quality of ambient air and indoor air. There are three categories of research sites: a polluted, polluted average, and slightly polluted locations. The difference has proven in the results of the measurements during the dry season and the rainy season. During the dry season the average PM2.5 in Jakarta and Depok was 54.6 µg/m3, PM10 was 54.94 µg/m3, SO2 was 0.4 ppm, and NO2 was 0.5 ppm respectively. The results are different from the results with the rainy season, with average of PM2.5 in Jakarta and Depok was 45.3 µg/m3, PM10 was 40.3 µg/m3, SO2 was 0.25 ppm, and NO2 was 0.8 ppm respectively. The result to most areas of Jakarta and Depok has passed the threshold set by the Regulatory Ministry Manpower No. 1077/MenKes/Per/V/2011,which is <35 µg/m3 for PM2.5 and <70 µg/m3 for PM10. With the gravimetric data collection methods, the results showed that the concentration of atmospheric dust (PM2.5, PM10, SO2 and NO2 in several locations measurements are still outside the threshold set by the Minister of Health, no wonder if in big cities many people taking a mask when outside. The study also shows the effect of indoor air purifier (water purifier) deteriorate the amount of atmospheric dust.
Analisis Kualitas ..., Yasinta Dewi Pradina, FT UI, 2016
2
Keywords : air quality, air purifier, antrophogenic, atmospheric dust, gravimetric method, particulate matter, sulfur dioxide, nitrogen dioxide
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Akibat pencemaran udara perkotaan di Benua Asia yang terdiri dari statistik
perubahan fisik lingkungan hidup juga telah terbukti. Menurut WHO pengaruh polutan yang
berasal dari mesin bermotor dan industri yang sudah jelas berbahan bakar fossil (batu bara,
minyak, dan gas alam). Sebagai tambahan, hasil produk pembakaran yang berasal dari
biomassa seperti kayu bakar, limbah pertanian, dan binatang turut menjadi peran utama dalam
kontribusi polusi udara di perkotaan, termasuk Jakarta yang ternyata nilainya telah berlipat
ganda dari ketetapan rata-rata. Didukung oleh ventilasi udara ruang yang ada, dapat
menyebabkan polutan masuk ke dalam ruangan karena pertukaran udara yang terjadi,
sehingga kondisi dalam ruangan tercemar oleh polusi. Indonesia yang terkenal dengan negara
hukum mempunyai aturan tersendiri tentang polusi dan pencemaran udara. Misalnya dengan
peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta tahun 2008 no. 54 dan Keputusan Menkes No.
1405/Menkes/SK/XI/2002 yang membahas tentang nilai ambang batas dan dampaknya bagi
kesehatan. Terlebih lagi di Asia, termasuk Jakarta, terdapat banyak jajanan yang dijual di
persimpangan jalan di mana hiruk-pikuk lalu lintas kendaraan bermotor yang menjadi
penyebab polusi udara tingkat tinggi yang meningkatkan resiko penyakit pernapasan dan
kanker.
Untuk mengetahui data yang akurat tentang polusi udara di Jakarta tahun 2015,
dengan bantuan Lembaga Pemerintah Non Departemen Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika (LPND BMKG), penulis mengasumsikan sampling sites di beberapa kantor dan
rumah tinggal agar observasi data dapat menyeluruh dan dapat dibandingkan. Meskipun
terdapat keterbatasan pada penulisan skripsi ini, terdapat unsur tantangan untuk pemerintah
dalam mengatasi pencemaran di kota-kota. Namun penulis yakin penelitian yang dilakukan
ini dapat dijadikan gambaran tentang kualitas udara di Jakarta tahun 2015 dan ke depannya
bisa dijadikan acuan untuk membuat peraturan baru maupun kebijakan tentang manajemen
kualitas udara, serta pihak-pihak yang tertarik untuk mewujudkan udara yang bersih di Kota
Jakarta.
Analisis Kualitas ..., Yasinta Dewi Pradina, FT UI, 2016
3
Perumusan Masalah
Polusi udara yang terdapat di Kota Jakarta tidak hanya berasal dari lalu lintas
kendaraan bermotor, angin yang membawa polusi dari asap pabrik yang berada di sekitaran
Jakarta turut berperan menjadi penyumbang polusi udara yang berupa SOx dan NOx. Kedua
parameter ini berperan menjadi penyebab penyakit pernapasan dan kanker pada manusia.
Ambang batas yang menjadi patokan parameter polusi udara di OECD Outlook 2050
diperkirakan sudah terlampaui karena seiring bertumbuhnya perekonomian di Jakarta. Polutan
yang bebas berada di udara luar bisa saja masuk ke dalam ruang karena desain ruangan yang
tidak ergonomis maupun melalui ventilasi, infiltrasi, Air Conditioner, dan menempel pada
orang yang masuk ke dalam ruangan tertentu sehingga menjadi faktor penyebab adanya
partikel polutan (PM2.5, PM10, CO2, SO2, NO2, CO Low, dan debu-debu merugikan lainnya)
yang tidak diinginkan masuk ke dalam ruangan. Di samping itu, karena sampling sites adalah
di kantor dan di rumah tinggal dengan keadaan yang berbeda-beda, maka hasil yang
berkemungkinan terjadi berbeda-beda pula. Sehingga muncul pertanyaan tenang rumusan
masalah ini, yaitu :
1. Apakah kualitas udara dalam ruang yang berparameter PM2.5, PM10, CO2, SO2, NO2, CO
Low, Temperatur, dan humidity telah melewati ambang batas dan patokan dari WHO dan
Peraturan Menkes?
2. Kapankah nilai parameter polutan yang terdeteksi oleh alat ukur menunjukan angka
tertinggi dan terendah?
3. Apakah terdapat perbedaan tentang parameter polusi udara pada saat musim kemarau dan
musim penghujan?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian indoor air quality pada beberapa bangunan gedung dan Rumah
tinggal di Jakarta dan Depok ini adalah :
1. Mengetahui parameter polusi udara (PM2.5, PM10, CO2, SO2, NO2, dan CO Low) di Jakarta
dan Depok pada saat musim kemarau dan musim penghujan
2. Membandingkan data parameter polusi udara setiap menit
3. Melihat pengaruh penjernih udara (AC dan Air Purifier) terhadap konsentrasi parameter
polusi udara
4. Sebagai perbandingan hasil pengukuran parameter yang telah ditetapkan oleh peraturan
menkes dengan hasil penelitian
Analisis Kualitas ..., Yasinta Dewi Pradina, FT UI, 2016
4
TINJAUAN TEORITIS
Debu atmospheric
Udara yang manusia hirup terdiri dari debu atmospheric, yaitu campuran kompleks
yang termasuk asap, partikel asap maupun granular kering dalam campuran gas yang bisa
disebut aerosol. Beberapa contoh debu atmospheric, yaitu jelaga dan asap, silika, tanah liat,
hewan dan tumbuhan yang membusuk, bahan organik dari kain, tanaman serat, serta fragmen
logam. Debu atmospheric juga bersumber dari particulat-partikulat hidup, diantaranya jamur,
bakteri, serbuk sari tanaman yang dapat menyebabkan reaksi alergi dan penyakit untuk
manusia (gambar 2.1) maupun hewan yang menghirup.
Secara umum, debu atmospheric dapat dikatakan sebagai polutan yang dapat
mencemarkan udara. Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik,
kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia,
hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak propert
Konsentrasi parameter debu di udara, yaitu CO2, PM10, PM2.5, SOx, dan NOx akan berubah
seiring bergantinya musim, cuaca, arah angin, dan perkiraan sumbernya masing-masing
Ukurannya bervariasi dari 0.01µm hingga yang berukuran lebih kecil adalah hasil dari
partikel pembakaran; 0.01µm hingga 0.1 µm adalah partikel yang berasal dari asap masak dan
asap rokok; sedangkan debu udara yang mengandung parikuat (particulate matter),
mikroorganisme, dan kuman penyebab alergi berukuran 0.1 µm hingga 10 µm ; debu yang
berukuran lebih besar yang berukuran 100 µm atau lebih adalah debu yang berasal dari tanah,
penyebab alergi (alergen), dan serbuk sari. Terdapat daerah-daerah yang tingkat
konsentrasinya fluktuasi hingga 1, yaitu pada daerah-daerah antropogenik. peralatan yang
menunjang kelakuan sehari-hari, prabotan, dan hewan peliharaan.
Debu atmospheric adalah kategori dari particulate matter atau debu partikulat. Debu
partikulat merupakan salah satu polutan yang sering disebut sebagai partikel yang melayang
di udara (suspended particulate metter/ spm) dengan ukuran 1 µm sampai dengan 500 µm.
Dalam kasus pencemaran udara baik dalam maupun di ruang gedung (indoor dan outdoor
pollutan) debu sering dijadikan salah satu indikator pencemaran yang digunakan untuk
menunjukkan tingkat bahaya baik terhadap lingkungan maupun terhadap kesehatan dan
keselamatan kerja. Partikel debu akan berada di udara dalam waktu yang relatif lama dalam
keadaan melayang - layang di udara kemudian masuk ke dalam tubuh manusia melalui
pernafasan. Selain dapat membahayakan terhadap kesehatan juga dapat mengganggu daya
Analisis Kualitas ..., Yasinta Dewi Pradina, FT UI, 2016
5
tembus pandang mata dan dapat mengadakan berbagai reaksi kimia sehingga komposisi debu
di udara menjadi partikel yang sangat rumit karena merupakan campuran dari berbagai bahan
dengan ukuran dan bentuk yang relatif berbeda.
Partikel yang lebih kecil dari 2.5 µm digolongkan sebagai partikel halus, sedangkan yang
lebih besar digolongkan sebagai partikel kasar. Partikel tersebut dibedakan menjadi partikel
yang berukuan kurang dari 2.5 µm dan lebih besar, sehingga dinamakan atau didefinisikan
sebgai (particulate matter) PM2.5 dan PM10 untuk yang lebih besar dari 2.5 µm. Dengan PM2.5
mengandung bakteri dan jamur yang mampu hirup (respirable) sedangkan yang lebih besar,
PM10 yang bersumber dari hasil mekanisme kendaraan bermotor, erosi, dan gesekan yang
terjadi akan tertahan di hidung yang akan menjadi kotoran hidung.
Perbedaan ukuran partikel tersebut juga dikelompokkan berdasarkan mekanise alat
pengukur bermetode gravimetri konsentrasi untuk memudahkan penggunanya. Namun,
beberapa PM10 yang berukuran 5 µm ternyata terdapat pula yang respirable dengan
kemampuan 80% hingga 90% masuk ke dalam pulmo paru-paru. PM2.5 dan PM10 juga
didefinisikan sebagai jumlah atau massa partikulat dibandingkan dengan volume. Satuan yang
digunakan adalah jumlah partikel per volume (count/cc) atau massa per volume.
Di samping debu PM (particulate matter), terdapat parameter SOx dan NOx yang
menyebabkan hujan asam. Senyawa ini bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan
menurunkan pH air hujan. Dampak yang disebabkan dengan hujan asam, antara lain :
• Mempengaruhi kualitas sumber air
• Merusak tanaman
• Melarutan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga memengaruhi
kualitas air tanah dan air permukaan
• Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan
• Merusak bagian sensitif pada manusia seperti mata dan pernafasan
Sayangnya, SOx dan NOx adalah termasuk partakel yang mampu terhirup dan
membahayakan pernafasan dan bagian sensitif lainnya manusia dan hewan. SO2 dan SO3
termasuk ke dalam SOx, dan NO2 termasuk pada NOx. Masing-masing senyawa mempunyai
karakter masing-masing.
Standar Deviasi (simpangan baku)
Standar deviasi menggambarkan sebaran angka di dalam sampel. Untuk menentukan
nilai ini di dalam sampel atau data, maka perlu melakukan beberapa perhitungan terlebih
dahulu. Jika diperlukan,mean dan varian dari dataditentukan terlebih dahulu sebelum
Analisis Kualitas ..., Yasinta Dewi Pradina, FT UI, 2016
6
menentukan standar deviasi. Varian adalah ukuran seberapa beragamnya data di sekitar mean,
maka standar deviasi dapat ditemukan dengan menarik akar kuadrat dari varian sampel.
Dasar penghitungan varian dan standar deviasi adalah keinginan untuk mengetahui
keragaman suatu kelompok data. Salah satu cara untuk mengetahui keragaman dari suatu
kelompok data adalah dengan mengurangi setiap nilai data dengan rata-rata kelompok data
tersebut, selanjutnya semua hasilnya dijumlahkan. Untuk menghidari hasilnya 0, maka dapat
mengkuadratkan setiap pengurangan nilai data dan rata-rata kelompok data tersebut,
selanjutnya dilakukan penjumlahan. Hasil penjumlahan kuadrat (sum of squares) tersebut
sehingga hasilnya akan selalu bernilai positif.
Nilai varian diperoleh dari pembagian hasil penjumlahan kuadrat (sum of squares) dengan
ukuran data (n).
Dengan demikian, dalam penerapannya, nilai varian tersebut bisa untuk
memperkirakan varian populasi. Dengan menggunakan rumus tersebut, nilai varian
populasi lebih besar dari varian sampel. Oleh karena itu, agar tidak bias dalam
memperkirakan varian populasi, maka n sebagai pembagi penjumlahan kuadrat (sum of
squares) diganti dengan n-1 (derajat bebas) agar nilai varian sampel mendekati varian
populasi. Oleh karena itu rumus varian sampel menjadi:
Nilai varian yang dihasilkan merupakan nilai yang berbentuk kuadrat. Misalkan satuan
nilai rata-rata adalah gram, maka nilai varian adalah gram kuadrat. Untuk menyeragamkan
nilai satuannya maka varian diakarkuadratkan sehingga hasilnya adalah standar deviasi
(simpangan baku). Untuk mempermudah penghitungan, rumus varian dan standar deviasi
(simpangan baku) tersebut bisa diturunkan [30] :
Rumus varian :
Analisis Kualitas ..., Yasinta Dewi Pradina, FT UI, 2016
7
Rumus standar deviasi (simpangan baku) :
Perhitungan Removal yang Terjadi pada Air Purifier
Untuk mengetahui removal instrumen penjernih udara (air purifier) di ruangan, maka
dari data yang didapatkan perlu diperhitungkan pula removal agar dapat ditarik kesimpulan
tentang keandalan instrumen tersebut sebagai penjernih udara di ruangan kantor dan rumah
tinggal [6] :
((average of D1+D2)-(average of D4+D3))
( average of D1+D2)) D adalah inisial untuk day (hari) agar mudah merumuskannya.
Cara menghitung removal (seberapa banyak partikel yang di filter oleh air purifier) adalah
dengan mengurangkan hasil rata-rata hari ke 1 (D1) dan hari ke 2 (D2) dengan rata-rata
penjumlahan hari ke 3 (D3) dan hari ke 4 (D4) kemudian dibagi dengan rata-rata hari ke 1
(D1) dan hari ke 2 (D2). Setelah itu dikali 100. Dengan cara seperti ini akan didapat removal
partikulat yang dilakukan oleh air purifier.
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini yaitu pengambilan data di
lapangan untuk mendapatkan parameter polutan di area penelitian (PM2.5, PM10, CO2, SO2,
NO2, CO Low, Temperatur, Humidity) dan sketsa lokasi pengukuran, spesifikasi peralatan
yang digunakan, serta melihat langsung objek penelitian supaya mengetahui keadaan yang
sebenarnya dengan instrumen-instrumen pengukuran yang nantinya data yang diperoleh pada
penelitian ini dapat diimplementasikan di grafik dengan menggunakan program Microsoft
Excell untuk plot grafik, serta Sketch Layout untuk sketsa ruangan. Tujuan menggunakan
program ini adalah untuk mengetahui bagaimana variasi parameter data yang menunjukkan
karakteristik tempat di area sampling. Jenis penelitian yang tepat untuk dilakukan adalah
X 100 =….
Analisis Kualitas ..., Yasinta Dewi Pradina, FT UI, 2016
8
penelitian kuantitatif (quantitative research) karena data yang dihasilkan berupa angka dan
dianalisis secara matematis.
Pengambilan data (sampling) dan Instrumen Penelitian Penelitian tersebut dilaksanakan pada musim kemarau dan musim penghujan dan
dilakukan di tempat dengan tingkatan kualitas udara yang berbeda, sehingga sampling yang
diaplikasikan pada penelitian ini adalah startified sampling. Startifikasi merupakan pemberian
tingkatan atau kelas pada data. Variabel Penelitian
Variabel terikat pada penelitian ini adalah PM2.5, PM10, SO2, NO2, Temperatur, dan
humidity terhadap waktu karena acuan penelitian ini adalah kualitas udara di bangunan
gedung dan rumah tinggal. Pengambilan data pada penelitian ini dilaksanakan terjadwal agar
perbedaan antar waktu terlihat dan dapat ditarik kesimpulan.
• Instrumen Penelitian
Pengukuran PM2.5 dan PM10 (Haz-Dust) • HAZ-DUSTEPAM-5000 adalah alat untuk mengukur partikel debu di udara yang dapat
digunakan oleh petugas dari Dinas Kesehatan, Dinah Lingkungan Hidup, Hyperkes serta
petugas lain yang terkait dengan kegiatan monitoring partikulat di udara. EPAM-5000
menggunakan teknik real time dan gravimetri yang memungkinkan akurasi lebih dalam
melakukan pengukuran, EPAM-5000 juga sudah dilengkapi EHIS untuk kemudahan
pengolahan data di lapangan dengan satuan mg/m3 pada partikulat yang terdeteksi, maka
untuk menyesuaikan dengan analisis satuan dikonversi menjadi menjadi µg/m3. Alat ini
berada 1 jam dikeluarkan dari ruangan pada time peek di mana aktivitas kelistrikan dan
kegiatan di dalam ruangan (pukul 09.00 WIB di kantor dan pukul 19.00 WIB di rumah
tinggal).
• SOLAIR 3100 adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah partikukat yang
melayang diudara dengan satuan counts/cc (jumlah partikel/volume) yang terbagi dalam
partikel yang berukuran 0.3 µm, 0.5 µm, 1 µm, 3 µm, 5 µm, dan 10 µm, sehingga untuk
menyesuaikannya dengan analisis dan satuan ketetapan PERMENKES, masing-masing
jumlah pada tiap ukuran dikalikan dengan densitas partikulat (2660 g/cm3) dan dikalikan
dengan volume debu tersebut.
Pengukuran CO2, %RH, ºC, CO, O3 , NO2, dan SO2
Analisis Kualitas ..., Yasinta Dewi Pradina, FT UI, 2016
9
• Multigas Sensor Sensync dibracket di tiang outdoor mengarah ke utara (sesuai arah
angin di Indonesia) agar terpapar langsung oleh angin yang membawa polutan NOx dan
SOx seperti dokumentasi di dokumentasi. Metode penelitian yang digunakan pada
pengumpulan data di outdoor adalah diffusing light method karena pengambilan data
empat hari non stop memerlukan listrik yang kontinu dan anti air (saat musim penghujan)
agar data tidak terputus sehingga hasil data yang diperoleh akurat. Maka untuk supply
listrik pada VAISALA dan Portable Sensync menggunakan energi surya. Dalam
penelitian, instrumen yang dipakai adalah instrumen yang running secara otomatis agar
dapat mendeteksi parameter dengan mudah dan dapat terekam secara bersamaan.
• Potable Weather Sensing (VAISALA) adalah instrumen yang digunakan untuk menjadi
accompany dari Multigas Sensync kaerna berguna untuk mengukur temperatur dan
polutan-polutan yang dibutuhkan pada penelitian.
• Air Purifier
(Daikin MC70MVM6 ; hembusan maks. : 7 m3/menit) bukan bekerja untuk
mendinginkan ruangan seperti Air Conditioner (AC) karena air purifier ini bekerja dengan
udara yang membasmi udara kotor yang mengandung senyawa kimia maupun bakteri dan
kuman – kuman yang menyebar di ruangan dan udara sebagai perantaranya. Air purifier
sangat berguna dimana ketika ruangan berbau tidak sedap, maka air purifier ini bekerja
sebagai penyegar dan penjernih udara di ruangan tersebut, namun daya filter pada air purifier
bergantung pada area yang dijernihkan udaranya. Maka, manfaat utama air purifier adalah
penghilang bau yang tidak sedap, mengurangi hingga mennurunkan jamur di dalam ruangan,
dan konsentrasi debu atmospheric dalam ruangan. Cara kerja air purifier secara garis besar
sudah dijelaskan di tinjauan pustaka, namun versi merek Daikin (lebih modern) adalah
sebagai berikut :
• Debu, bakteri, dan allergen ditangkap dan dinonaktifkan (prefilter) di dalam
air purifier
• Debu dan serbuk sari melalui elektrikal charge dikirim ke filter berikutnya
(dengan plasma ion)
• Debu dan serbuk sari diserap oleh filter yang terdapat arus listrik (elektrostatik
pengumpulan debu)
• Bau dan virus dilumpuhkan dengan photocatylist (pembersih virus)
• Bau dan formaldehyde diuraikan dengan temperature dan RH yang diatur
• Udara bersih keluar
Analisis Kualitas ..., Yasinta Dewi Pradina, FT UI, 2016
10
Waktu dan Lokasi Penelitian
Tabel 1 Waktu pengambilan data selama penelitian
Waktupengambilan data OUTDOOR Office Residence PM 09.00 – 10.00 19.00 – 20.00 NO2, SO2 09.30 – 10.00 19.30 – 20.00 INDOOR (AC – “ON”) PM 10.00 – 18.00 20.00 – 08.00
NO2, SO2 10.00 – 10.30 17.30 – 18.00
20.30 – 21.00 07.00 – 8.00
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis Kualitas Udara Pengukuran Particulate Matter (PM2.5 dan PM10), SO2 dan NO2di Luar dan Dalam Ruangan Saat Musim Kemarau dan Musim Penghujan
• Particulate Matter
Selama penelitian berlangsung, konsentrasi PM diukur setiap menit selama 4 hari
berturut-turut. Hasil penelitian ini juga dilengkapi dengan presentase pengurangan
konsentrasi PM di setiap tempat pengukuran karena menggunakan air purifier merek
DAIKIN. Pada grafik 1.
Analisis Kualitas ..., Yasinta Dewi Pradina, FT UI, 2016
11
Universitas Indonesia
Grafik 1. Perbedaan rata-rata PM saat musim kemarau dan musim penghujan
Analisis Kualitas ..., Yasinta Dewi Pradina, FT UI, 2016
12
Universitas Indonesia
Analisis Kualitas Udara dalam Ruangan atau Indoor Air Quality (IAQ) rata-rata di Jakarta dan Depok
Selama 6 minggu pengukuran, terbagi atas musim kemarau dan musim penghujan
yang dilakukan pada penelitian dan setiap hari ke-3 dan ke-4 diaktifkan air purifier untuk
mengetahui seberapa besar reduksi partikulat yang berada di dalam ruangan. Namun, lonjakan
data di beberapa tempat kerap terjadi, sehingga rata-rata di suatu tempat relatif tinggi dan
tidak akurat. Hal itu bisa jadi disebabkan oleh kejadian ekstrim yang terjadi disekitar tempat
pengukuran. Solusinya, pada populasi data yang memliki lonjakan data tersebut di hilangkan
agar terlihat pengukuran yang tepat. Dengan standar yang ditetapkan oleh MENKES, yaitu
sebesar 35 µg/m3 per meter kubik selama 24 jam untuk PM2.5 dan 70 µg/m3 untuk PM10
dengan rentang waktu yang sama, ternyata dengan pengukuran yang dilakukan pada musim
hujan didapatkan nilai terendah yaitu PM2.5 sebesar 18.6 µg/m3 di rumah tinggal dan
diparameterkan kondisi kualitas udara yang baik oleh Menteri Lingkungan hidup di tempat
berkategori berpolusi rendah (Depok), sedangkan PM10 sebesar 20.2 µg/m3 di tempat yang
dikategorikan berpolusi rata-rata (Tebet) dan juga berlokasi di kantor.
Berbeda dengan di kantor kategori poor air quality (Tanah Abang), saat musim
kemarau dengan hasil angka pengukuran yang lebih rendah dibandingkan dengan kantor
dengan tempat yang berkategori berpolusi rata-rata (Tebet). Di tempat yang dikategorikan
berpolusi di kantor maupun rumah tinggal dengan pengukuran yang berbeda walau berada di
dalam 1 kawasan, yaitu pada kantor PM2.5 dan PM10 adalah 29 µg/m3 dan 108 µg/m3 masing-
masing sedangkan pada musim yang sama (kemarau) di lokasi yang sama (tempat yang
berpolusi, Tanah Abang) di rumah tinggal yaitu rata-ratanya PM2.5 dan PM10 adalah 36.5
µg/m3 dan 52 µg/m3 masing-masing. Walau dengan perbedaan ini dapat dikatakan bahwa
memang antropogeniklah (kegiatan manusia) yang menjadi faktor debu yang terdeteksi oleh
alat ukur. Karena memang semua tempat yang dijadikan lokasi pengukuran adalah tempat
yang berpenghuni.
Analisis Kualitas ..., Yasinta Dewi Pradina, FT UI, 2016
13
Universitas Indonesia
Tingkat Konsentrasi dari SOx dan NOx
Sampel NOx dan SOx terintegrasi dilakukan untuk indoor dan outdoor, dengan
parameter SO2 dan NO2 dan dihitung secara bersamaan pada alat, mengikuti ISO11564 dan
ISO11632 dideteksi dengan ppm agar mudah membandingkan dengan peraturan-peraturan
yang ada. Sampel yang dikumpulkan dengan menggunakan metode yang sama dengan
pengukuran PM, yaitu gravimetri. Data yang diambil selama 30 menit di semua lokasi.
Terdapat perbedaan yang terpapar pada grafik SO2 dan NO2. Dengan mengacu kepada SNI
19-7119.2-2005, SNI 19-7119.7-2005, Menteri Peraturan Daya (No.PER.14 / MEN / X2011)
dan Keputusan Menteri Kesehatan RI (No. 1405 / Menkes / SK / XI / 2002). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa rata-rata pada SOx dan NOx adalah 2 ppm dan 3 ppm. Dapat dilihat
pada grafik 2 dan grafik 3 harian berikut dengan perbedaan rata-rata setiap harinya dan rata-
rata pada musim hujan dan musim kemarau.
Analisis Kualitas ..., Yasinta Dewi Pradina, FT UI, 2016
14
Universitas Indonesia
Grafik 2 Tingkat SO2 yang berbeda-beda di tiap tempat
Analisis Kualitas ..., Yasinta Dewi Pradina, FT UI, 2016
15
Universitas Indonesia
Grafik 3. Tingkat NO2 yang berbeda-beda di tiap tempat
Analisis Kualitas ..., Yasinta Dewi Pradina, FT UI, 2016
16
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Di Jakarta dan Depok secara rata-rata konsentrasi debu atmospheric saat musim
kemarau untuk PM2.5 dan PM10 adalah 54.6 µg/m3 dan 94 µg/m3, sedangangkan
pada musim penghujan untuk PM2.5 dan PM10 adalah 45.3 µg/m3 dan 40.3 µg/m3.
Nilai particulate matter menurun pada musim penghujan, namun nilai tersebut
masih di atas nilai yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1077 Tahun 2011 untuk PM2.5 yaitu <35 µg/m3 sedangkan untuk PM10 masih di
bawah nilai ambang batas, yaitu < 70 µg/m3.
2. Penggunaan air purifier pada ruangan di era milenium ini perlu, karena penurunan
konsentrasi PM yang cukup signifikan, yaitu untuk yang paling rendah terjadi saat
musim kemarau, yaitu 0.7% pada PM2.5 di perumahan Tebet dan PM10 yaitu 13 %
di Kantor Depok. Paling tinggi adalah di kantor Depok saat musim penghujan
86.4% untuk PM10 dan di rumah tinggal Tebet sebesar 70% untuk PM2.5.
3. Nilai SO2 dan NO2 masih dikatakan aman di Jakarta dan Depok, yaitu 0.4 ppm dan
0.5 ppm saat kemarau, dan saat musim penghujan 0.25 ppm dan 0.8 ppm. Angka
ini masih di bawah ambang batas MENKES RI No. 1405 / Menkes / SK / XI /
2002, yaitu 2 ppm untuk SO2 dan 3 untuk NO2.
Saran
1. Kebersihan filter dan diffuser AC serta Air purifier juga harus selalu diperhatikan
sesuai dengan prosedur produsen karena filter udara bekerja dengan pemurni untuk
menghilangkan debu dan efek alergi pada manusia yang sisebabkan oleh dimensi filter
yang super tipis dan mudah dibersihkan;
2. Penggunaan masker penting untuk melindungi pernafasan manusia saat di luar
ruangan agar partikel-partikel polutan tidak banyak yang terhirup hingga ke paru-paru;
3. Perlu dilakukan pengukuran sejenis pada berbagai daerah di Jakarta dan Depok agar
diperoleh gambaran yang lebih umum tentang kualitas udara di dalam dan di luar
gedung yang lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
World Health Organization.(2002). The world health report 2002 - Reducing Risks,
Promoting Healthy Life. 14 November 2015 http://www.who.int/whr/2002/
Analisis Kualitas ..., Yasinta Dewi Pradina, FT UI, 2016
17
World Health Organization.(2005). The World Health Report 2005 - make every mother and child count. 14 November 2015
http://www.who.int/whr/2005/en/ Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 54 Tahun 2008 Taiwan presentation (konferensi Daikin Ltd. di Taiwan 15 Oktober 2015) https://ghozaliq.files.wordpress.com/2014/03/dki.jpg ASHRAE.(2008). Air Cleaners for Particulate Contaminants. ANSI/ASHRAE Standard
62.1-2007 Chapter 28.1 Dishub Prov. Lampung 2015 (6 januari 2016) http://dishub.bandarlampungkota.go.id Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan.(1998). Indeks Standar Pencemaran Udara.
(5 Desember 2015) cetss-uii.org Jurnalingkungan. (2010). Pencemar Antropogenik. (12 Januari 2016) https://jurnalingkungan.wordpress.com/sumber-pencemar-antropogenik/ Siegel, J.(2016). Forensic Chemistry: Fundamentals and Applications. (Chapter 27,
McrCrone et al. 1967). Hal. 276. John Wiley & Sons : USA. ASHRAE HANDBOOK.(2008). HVAC System and Equipment. Ch 28.1(James et all
1991;Phalen et al 19910) airflownow.(2016).What is particulate matter? (3 Januari 2016) http://www.airinfonow.org/html/ed_particulate.html Pinkerton, J.(2007).Sulfur dioxide and nitrogen oxides emissions from U.S. pulp and paper
mills, 1980-2005. Journal of the Air and Waste Management Association 57(8): 901-906. Tjahjadi, C.Februari 2015.Karakteristik dan Dampak TSP, PM 2.5, dan PM10. (13 Januari
2016)
http://airveronmental.blogspot.co.id/2015/02/karakteristik-dan-dampak-tsp-pm-25-dan.html
PermenKes RI No. 1077/MenKes/Per/V/2011 WHO Regional Office for Europe, Copenhagen, Denmark, 2000 . (25 Januari 2016) http://www.euro.who.int/__data/assets/pdf_file/0019/123085/AQG2ndEd_7_3Particulate-
matter.pdf?ua=1 Plant & Soil Science eLibrarypro.2016.Bulk Density (27 Januari 2016) http://passel.unl.edu/pages/informationmodule.php?idinformationmodule=1130447039&topic
order=6
Analisis Kualitas ..., Yasinta Dewi Pradina, FT UI, 2016