17
1 ANALISIS KUALITAS UDARA DALAM DAN LUAR RUANGAN PADA BEBERAPA KANTOR DAN RUMAH TINGGAL DI JAKARTA DAN DEPOK Yasinta Dewi Pradina 1 , Muhammad Idrus Alhamid 2 , Budihardjo 3 Departemen Teknik Mesin Universita Indonesia Email : [email protected] 1 , [email protected] 2 , [email protected] 3 ABSTRAK Polusi udara merupakan masalah di kota-kota besar, seperti di Jakarta dan Depok. Pencemaran ini disebabkan oleh : antropogenik , perindustrian, dan transportasi. Telah dilakukan pengambilan data-data parameter kualitas udara pada beberapa gedung kantor dan rumah tinggal seperti particulate matter, sulfur dioksida, dan nitrogen dioksida, baik untuk kualitas udara ambien maupun udara dalam ruang. Terdapat 3 kategori lokasi penelitian : tempat yang berpolusi, berpolusi rata-rata, dan lokasi yang berpolusi sedikit. Terdapat perbedaan hasil dari pengukuran saat musim kemarau dan musim penghujan. Saat musim kemarau rata-rata PM 2.5 di Jakarta dan Depok adalah 54.6 μg/m 3 , PM 10 adalah 54.94 μg/m 3 , SO 2 adalah 0.4 ppm, dan NO 2 adalah 0.5 ppm. Hasil pada musim kemarau berbeda dengan musim penghujan, rata-rata PM 2.5 di Jakarta dan Depok adalah 45.3 μg/m 3 , PM 10 adalah 40.3 μg/m 3 , SO 2 adalah 0.25 ppm, dan NO 2 adalah 0.8 ppm. Dapat dikategorikan untuk sebagian besar wilayah Jakarta dan Depok telah melewati ambang batas yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1077/MenKes/Per/V/2011, untuk PM 2.5 yaitu <35 μg/m 3 dan untuk PM 10 yaitu <70 μg/m 3 . Dengan metode pengumpulan data secara gravimetri, hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi debu atmospheric (PM 2.5, PM 10, SO 2 dan NO 2 di beberapa lokasi pengukuran masih berada di luar ambang batas yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri kesehatan, tak heran jika di kota besar banyak orang yang memakai masker saat berada di luar ruangan. Penelitian juga membuktikan pengaruh alat penjernih udara dalam ruang (air purifier) terhadap penurunan jumlah debu atmospheric. Kata kunci : air purifier, antropogenik, debu atmospheric, gravimetri, kualitas udara, particulate matter ABSTRACT Analysis of Indoor and Outdoor Air Quality On Multiple Offices and Residential In Jakarta and Depok Air pollution is a problem in big cities, such as Jakarta and Depok. The pollution is caused by: anthropogenic, industrial, and transportation. Has been done taking the data of air quality parameters in several office buildings and residences such as particulate matter, sulfur dioxide, and nitrogen dioxide, both for the quality of ambient air and indoor air. There are three categories of research sites: a polluted, polluted average, and slightly polluted locations. The difference has proven in the results of the measurements during the dry season and the rainy season. During the dry season the average PM 2.5 in Jakarta and Depok was 54.6 μg/m 3 , PM 10 was 54.94 μg/m 3 , SO 2 was 0.4 ppm, and NO 2 was 0.5 ppm respectively. The results are different from the results with the rainy season, with average of PM 2.5 in Jakarta and Depok was 45.3 μg/m 3 , PM 10 was 40.3 μg/m 3 , SO 2 was 0.25 ppm, and NO 2 was 0.8 ppm respectively. The result to most areas of Jakarta and Depok has passed the threshold set by the Regulatory Ministry Manpower No. 1077/MenKes/Per/V/2011,which is <35 μg/m 3 for PM 2.5 and <70 μg/m 3 for PM 10 . With the gravimetric data collection methods, the results showed that the concentration of atmospheric dust (PM 2.5, PM 10 , SO 2 and NO 2 in several locations measurements are still outside the threshold set by the Minister of Health, no wonder if in big cities many people taking a mask when outside. The study also shows the effect of indoor air purifier (water purifier) deteriorate the amount of atmospheric dust. Analisis Kualitas ..., Yasinta Dewi Pradina, FT UI, 2016

ANALISIS KUALITAS UDARA DALAM DAN LUAR RUANGAN PADA

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS KUALITAS UDARA DALAM DAN LUAR RUANGAN PADA

 

1  

ANALISIS KUALITAS UDARA DALAM DAN LUAR RUANGAN PADA BEBERAPA KANTOR DAN RUMAH TINGGAL DI JAKARTA DAN

DEPOK

Yasinta Dewi Pradina1, Muhammad Idrus Alhamid2, Budihardjo3

Departemen Teknik Mesin Universita Indonesia

Email : [email protected], [email protected], [email protected]

ABSTRAK

Polusi udara merupakan masalah di kota-kota besar, seperti di Jakarta dan Depok. Pencemaran ini

disebabkan oleh : antropogenik , perindustrian, dan transportasi. Telah dilakukan pengambilan data-data parameter kualitas udara pada beberapa gedung kantor dan rumah tinggal seperti particulate matter, sulfur dioksida, dan nitrogen dioksida, baik untuk kualitas udara ambien maupun udara dalam ruang. Terdapat 3 kategori lokasi penelitian : tempat yang berpolusi, berpolusi rata-rata, dan lokasi yang berpolusi sedikit. Terdapat perbedaan hasil dari pengukuran saat musim kemarau dan musim penghujan. Saat musim kemarau rata-rata PM2.5 di Jakarta dan Depok adalah 54.6 µg/m3, PM10 adalah 54.94 µg/m3, SO2 adalah 0.4 ppm, dan NO2 adalah 0.5 ppm. Hasil pada musim kemarau berbeda dengan musim penghujan, rata-rata PM2.5 di Jakarta dan Depok adalah 45.3 µg/m3, PM10 adalah 40.3 µg/m3, SO2 adalah 0.25 ppm, dan NO2 adalah 0.8 ppm. Dapat dikategorikan untuk sebagian besar wilayah Jakarta dan Depok telah melewati ambang batas yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1077/MenKes/Per/V/2011, untuk PM2.5 yaitu <35 µg/m3 dan untuk PM10 yaitu <70 µg/m3. Dengan metode pengumpulan data secara gravimetri, hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi debu atmospheric (PM2.5, PM10, SO2 dan NO2 di beberapa lokasi pengukuran masih berada di luar ambang batas yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri kesehatan, tak heran jika di kota besar banyak orang yang memakai masker saat berada di luar ruangan. Penelitian juga membuktikan pengaruh alat penjernih udara dalam ruang (air purifier) terhadap penurunan jumlah debu atmospheric.

Kata kunci : air purifier, antropogenik, debu atmospheric, gravimetri, kualitas udara, particulate matter

ABSTRACT

Analysis of Indoor and Outdoor Air Quality On Multiple Offices and Residential In Jakarta and Depok

Air pollution is a problem in big cities, such as Jakarta and Depok. The pollution is caused by: anthropogenic, industrial, and transportation. Has been done taking the data of air quality parameters in several office buildings and residences such as particulate matter, sulfur dioxide, and nitrogen dioxide, both for the quality of ambient air and indoor air. There are three categories of research sites: a polluted, polluted average, and slightly polluted locations. The difference has proven in the results of the measurements during the dry season and the rainy season. During the dry season the average PM2.5 in Jakarta and Depok was 54.6 µg/m3, PM10 was 54.94 µg/m3, SO2 was 0.4 ppm, and NO2 was 0.5 ppm respectively. The results are different from the results with the rainy season, with average of PM2.5 in Jakarta and Depok was 45.3 µg/m3, PM10 was 40.3 µg/m3, SO2 was 0.25 ppm, and NO2 was 0.8 ppm respectively. The result to most areas of Jakarta and Depok has passed the threshold set by the Regulatory Ministry Manpower No. 1077/MenKes/Per/V/2011,which is <35 µg/m3 for PM2.5 and <70 µg/m3 for PM10. With the gravimetric data collection methods, the results showed that the concentration of atmospheric dust (PM2.5, PM10, SO2 and NO2 in several locations measurements are still outside the threshold set by the Minister of Health, no wonder if in big cities many people taking a mask when outside. The study also shows the effect of indoor air purifier (water purifier) deteriorate the amount of atmospheric dust.

Analisis Kualitas ..., Yasinta Dewi Pradina, FT UI, 2016

Page 2: ANALISIS KUALITAS UDARA DALAM DAN LUAR RUANGAN PADA

 

2  

Keywords : air quality, air purifier, antrophogenic, atmospheric dust, gravimetric method, particulate matter, sulfur dioxide, nitrogen dioxide

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Akibat pencemaran udara perkotaan di Benua Asia yang terdiri dari statistik

perubahan fisik lingkungan hidup juga telah terbukti. Menurut WHO pengaruh polutan yang

berasal dari mesin bermotor dan industri yang sudah jelas berbahan bakar fossil (batu bara,

minyak, dan gas alam). Sebagai tambahan, hasil produk pembakaran yang berasal dari

biomassa seperti kayu bakar, limbah pertanian, dan binatang turut menjadi peran utama dalam

kontribusi polusi udara di perkotaan, termasuk Jakarta yang ternyata nilainya telah berlipat

ganda dari ketetapan rata-rata. Didukung oleh ventilasi udara ruang yang ada, dapat

menyebabkan polutan masuk ke dalam ruangan karena pertukaran udara yang terjadi,

sehingga kondisi dalam ruangan tercemar oleh polusi. Indonesia yang terkenal dengan negara

hukum mempunyai aturan tersendiri tentang polusi dan pencemaran udara. Misalnya dengan

peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta tahun 2008 no. 54 dan Keputusan Menkes No.

1405/Menkes/SK/XI/2002 yang membahas tentang nilai ambang batas dan dampaknya bagi

kesehatan. Terlebih lagi di Asia, termasuk Jakarta, terdapat banyak jajanan yang dijual di

persimpangan jalan di mana hiruk-pikuk lalu lintas kendaraan bermotor yang menjadi

penyebab polusi udara tingkat tinggi yang meningkatkan resiko penyakit pernapasan dan

kanker.

Untuk mengetahui data yang akurat tentang polusi udara di Jakarta tahun 2015,

dengan bantuan Lembaga Pemerintah Non Departemen Badan Meteorologi, Klimatologi dan

Geofisika (LPND BMKG), penulis mengasumsikan sampling sites di beberapa kantor dan

rumah tinggal agar observasi data dapat menyeluruh dan dapat dibandingkan. Meskipun

terdapat keterbatasan pada penulisan skripsi ini, terdapat unsur tantangan untuk pemerintah

dalam mengatasi pencemaran di kota-kota. Namun penulis yakin penelitian yang dilakukan

ini dapat dijadikan gambaran tentang kualitas udara di Jakarta tahun 2015 dan ke depannya

bisa dijadikan acuan untuk membuat peraturan baru maupun kebijakan tentang manajemen

kualitas udara, serta pihak-pihak yang tertarik untuk mewujudkan udara yang bersih di Kota

Jakarta.

Analisis Kualitas ..., Yasinta Dewi Pradina, FT UI, 2016

Page 3: ANALISIS KUALITAS UDARA DALAM DAN LUAR RUANGAN PADA

 

3  

Perumusan Masalah

Polusi udara yang terdapat di Kota Jakarta tidak hanya berasal dari lalu lintas

kendaraan bermotor, angin yang membawa polusi dari asap pabrik yang berada di sekitaran

Jakarta turut berperan menjadi penyumbang polusi udara yang berupa SOx dan NOx. Kedua

parameter ini berperan menjadi penyebab penyakit pernapasan dan kanker pada manusia.

Ambang batas yang menjadi patokan parameter polusi udara di OECD Outlook 2050

diperkirakan sudah terlampaui karena seiring bertumbuhnya perekonomian di Jakarta. Polutan

yang bebas berada di udara luar bisa saja masuk ke dalam ruang karena desain ruangan yang

tidak ergonomis maupun melalui ventilasi, infiltrasi, Air Conditioner, dan menempel pada

orang yang masuk ke dalam ruangan tertentu sehingga menjadi faktor penyebab adanya

partikel polutan (PM2.5, PM10, CO2, SO2, NO2, CO Low, dan debu-debu merugikan lainnya)

yang tidak diinginkan masuk ke dalam ruangan. Di samping itu, karena sampling sites adalah

di kantor dan di rumah tinggal dengan keadaan yang berbeda-beda, maka hasil yang

berkemungkinan terjadi berbeda-beda pula. Sehingga muncul pertanyaan tenang rumusan

masalah ini, yaitu :

1. Apakah kualitas udara dalam ruang yang berparameter PM2.5, PM10, CO2, SO2, NO2, CO

Low, Temperatur, dan humidity telah melewati ambang batas dan patokan dari WHO dan

Peraturan Menkes?

2. Kapankah nilai parameter polutan yang terdeteksi oleh alat ukur menunjukan angka

tertinggi dan terendah?

3. Apakah terdapat perbedaan tentang parameter polusi udara pada saat musim kemarau dan

musim penghujan?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian indoor air quality pada beberapa bangunan gedung dan Rumah

tinggal di Jakarta dan Depok ini adalah :

1. Mengetahui parameter polusi udara (PM2.5, PM10, CO2, SO2, NO2, dan CO Low) di Jakarta

dan Depok pada saat musim kemarau dan musim penghujan

2. Membandingkan data parameter polusi udara setiap menit

3. Melihat pengaruh penjernih udara (AC dan Air Purifier) terhadap konsentrasi parameter

polusi udara

4. Sebagai perbandingan hasil pengukuran parameter yang telah ditetapkan oleh peraturan

menkes dengan hasil penelitian

Analisis Kualitas ..., Yasinta Dewi Pradina, FT UI, 2016

Page 4: ANALISIS KUALITAS UDARA DALAM DAN LUAR RUANGAN PADA

 

4  

TINJAUAN TEORITIS

Debu atmospheric

Udara yang manusia hirup terdiri dari debu atmospheric, yaitu campuran kompleks

yang termasuk asap, partikel asap maupun granular kering dalam campuran gas yang bisa

disebut aerosol. Beberapa contoh debu atmospheric, yaitu jelaga dan asap, silika, tanah liat,

hewan dan tumbuhan yang membusuk, bahan organik dari kain, tanaman serat, serta fragmen

logam. Debu atmospheric juga bersumber dari particulat-partikulat hidup, diantaranya jamur,

bakteri, serbuk sari tanaman yang dapat menyebabkan reaksi alergi dan penyakit untuk

manusia (gambar 2.1) maupun hewan yang menghirup.

Secara umum, debu atmospheric dapat dikatakan sebagai polutan yang dapat

mencemarkan udara. Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik,

kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia,

hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak propert

Konsentrasi parameter debu di udara, yaitu CO2, PM10, PM2.5, SOx, dan NOx akan berubah

seiring bergantinya musim, cuaca, arah angin, dan perkiraan sumbernya masing-masing

Ukurannya bervariasi dari 0.01µm hingga yang berukuran lebih kecil adalah hasil dari

partikel pembakaran; 0.01µm hingga 0.1 µm adalah partikel yang berasal dari asap masak dan

asap rokok; sedangkan debu udara yang mengandung parikuat (particulate matter),

mikroorganisme, dan kuman penyebab alergi berukuran 0.1 µm hingga 10 µm ; debu yang

berukuran lebih besar yang berukuran 100 µm atau lebih adalah debu yang berasal dari tanah,

penyebab alergi (alergen), dan serbuk sari. Terdapat daerah-daerah yang tingkat

konsentrasinya fluktuasi hingga 1, yaitu pada daerah-daerah antropogenik. peralatan yang

menunjang kelakuan sehari-hari, prabotan, dan hewan peliharaan.

Debu atmospheric adalah kategori dari particulate matter atau debu partikulat. Debu

partikulat merupakan salah satu polutan yang sering disebut sebagai partikel yang melayang

di udara (suspended particulate metter/ spm) dengan ukuran 1 µm sampai dengan 500 µm.

Dalam kasus pencemaran udara baik dalam maupun di ruang gedung (indoor dan outdoor

pollutan) debu sering dijadikan salah satu indikator pencemaran yang digunakan untuk

menunjukkan tingkat bahaya baik terhadap lingkungan maupun terhadap kesehatan dan

keselamatan kerja. Partikel debu akan berada di udara dalam waktu yang relatif lama dalam

keadaan melayang - layang di udara kemudian masuk ke dalam tubuh manusia melalui

pernafasan. Selain dapat membahayakan terhadap kesehatan juga dapat mengganggu daya

Analisis Kualitas ..., Yasinta Dewi Pradina, FT UI, 2016

Page 5: ANALISIS KUALITAS UDARA DALAM DAN LUAR RUANGAN PADA

 

5  

tembus pandang mata dan dapat mengadakan berbagai reaksi kimia sehingga komposisi debu

di udara menjadi partikel yang sangat rumit karena merupakan campuran dari berbagai bahan

dengan ukuran dan bentuk yang relatif berbeda.

Partikel yang lebih kecil dari 2.5 µm digolongkan sebagai partikel halus, sedangkan yang

lebih besar digolongkan sebagai partikel kasar. Partikel tersebut dibedakan menjadi partikel

yang berukuan kurang dari 2.5 µm dan lebih besar, sehingga dinamakan atau didefinisikan

sebgai (particulate matter) PM2.5 dan PM10 untuk yang lebih besar dari 2.5 µm. Dengan PM2.5

mengandung bakteri dan jamur yang mampu hirup (respirable) sedangkan yang lebih besar,

PM10 yang bersumber dari hasil mekanisme kendaraan bermotor, erosi, dan gesekan yang

terjadi akan tertahan di hidung yang akan menjadi kotoran hidung.

Perbedaan ukuran partikel tersebut juga dikelompokkan berdasarkan mekanise alat

pengukur bermetode gravimetri konsentrasi untuk memudahkan penggunanya. Namun,

beberapa PM10 yang berukuran 5 µm ternyata terdapat pula yang respirable dengan

kemampuan 80% hingga 90% masuk ke dalam pulmo paru-paru. PM2.5 dan PM10 juga

didefinisikan sebagai jumlah atau massa partikulat dibandingkan dengan volume. Satuan yang

digunakan adalah jumlah partikel per volume (count/cc) atau massa per volume.

Di samping debu PM (particulate matter), terdapat parameter SOx dan NOx yang

menyebabkan hujan asam. Senyawa ini bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan

menurunkan pH air hujan. Dampak yang disebabkan dengan hujan asam, antara lain :

• Mempengaruhi kualitas sumber air

• Merusak tanaman

• Melarutan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga memengaruhi

kualitas air tanah dan air permukaan

• Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan

• Merusak bagian sensitif pada manusia seperti mata dan pernafasan

Sayangnya, SOx dan NOx adalah termasuk partakel yang mampu terhirup dan

membahayakan pernafasan dan bagian sensitif lainnya manusia dan hewan. SO2 dan SO3

termasuk ke dalam SOx, dan NO2 termasuk pada NOx. Masing-masing senyawa mempunyai

karakter masing-masing.

Standar Deviasi (simpangan baku)

Standar deviasi menggambarkan sebaran angka di dalam sampel. Untuk menentukan

nilai ini di dalam sampel atau data, maka perlu melakukan beberapa perhitungan terlebih

dahulu. Jika diperlukan,mean dan varian dari dataditentukan terlebih dahulu sebelum

Analisis Kualitas ..., Yasinta Dewi Pradina, FT UI, 2016

Page 6: ANALISIS KUALITAS UDARA DALAM DAN LUAR RUANGAN PADA

 

6  

menentukan standar deviasi. Varian adalah ukuran seberapa beragamnya data di sekitar mean,

maka standar deviasi dapat ditemukan dengan menarik akar kuadrat dari varian sampel.

Dasar penghitungan varian dan standar deviasi adalah keinginan untuk mengetahui

keragaman suatu kelompok data. Salah satu cara untuk mengetahui keragaman dari suatu

kelompok data adalah dengan mengurangi setiap nilai data dengan rata-rata kelompok data

tersebut, selanjutnya semua hasilnya dijumlahkan. Untuk menghidari hasilnya 0, maka dapat

mengkuadratkan setiap pengurangan nilai data dan rata-rata kelompok data tersebut,

selanjutnya dilakukan penjumlahan. Hasil penjumlahan kuadrat (sum of squares) tersebut

sehingga hasilnya akan selalu bernilai positif.

Nilai varian diperoleh dari pembagian hasil penjumlahan kuadrat (sum of squares) dengan

ukuran data (n).

Dengan demikian, dalam penerapannya, nilai varian tersebut bisa untuk

memperkirakan varian populasi. Dengan menggunakan rumus tersebut, nilai varian

populasi lebih besar dari varian sampel. Oleh karena itu, agar tidak bias dalam

memperkirakan varian populasi, maka n sebagai pembagi penjumlahan kuadrat (sum of

squares) diganti dengan n-1 (derajat bebas) agar nilai varian sampel mendekati varian

populasi. Oleh karena itu rumus varian sampel menjadi:

Nilai varian yang dihasilkan merupakan nilai yang berbentuk kuadrat. Misalkan satuan

nilai rata-rata adalah gram, maka nilai varian adalah gram kuadrat. Untuk menyeragamkan

nilai satuannya maka varian diakarkuadratkan sehingga hasilnya adalah standar deviasi

(simpangan baku). Untuk mempermudah penghitungan, rumus varian dan standar deviasi

(simpangan baku) tersebut bisa diturunkan [30] :

Rumus varian :

Analisis Kualitas ..., Yasinta Dewi Pradina, FT UI, 2016

Page 7: ANALISIS KUALITAS UDARA DALAM DAN LUAR RUANGAN PADA

 

7  

Rumus standar deviasi (simpangan baku) :

Perhitungan Removal yang Terjadi pada Air Purifier

Untuk mengetahui removal instrumen penjernih udara (air purifier) di ruangan, maka

dari data yang didapatkan perlu diperhitungkan pula removal agar dapat ditarik kesimpulan

tentang keandalan instrumen tersebut sebagai penjernih udara di ruangan kantor dan rumah

tinggal [6] :

((average of D1+D2)-(average of D4+D3))

( average of D1+D2)) D adalah inisial untuk day (hari) agar mudah merumuskannya.

Cara menghitung removal (seberapa banyak partikel yang di filter oleh air purifier) adalah

dengan mengurangkan hasil rata-rata hari ke 1 (D1) dan hari ke 2 (D2) dengan rata-rata

penjumlahan hari ke 3 (D3) dan hari ke 4 (D4) kemudian dibagi dengan rata-rata hari ke 1

(D1) dan hari ke 2 (D2). Setelah itu dikali 100. Dengan cara seperti ini akan didapat removal

partikulat yang dilakukan oleh air purifier.

METODE PENELITIAN

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini yaitu pengambilan data di

lapangan untuk mendapatkan parameter polutan di area penelitian (PM2.5, PM10, CO2, SO2,

NO2, CO Low, Temperatur, Humidity) dan sketsa lokasi pengukuran, spesifikasi peralatan

yang digunakan, serta melihat langsung objek penelitian supaya mengetahui keadaan yang

sebenarnya dengan instrumen-instrumen pengukuran yang nantinya data yang diperoleh pada

penelitian ini dapat diimplementasikan di grafik dengan menggunakan program Microsoft

Excell untuk plot grafik, serta Sketch Layout untuk sketsa ruangan. Tujuan menggunakan

program ini adalah untuk mengetahui bagaimana variasi parameter data yang menunjukkan

karakteristik tempat di area sampling. Jenis penelitian yang tepat untuk dilakukan adalah

X  100   =….  

Analisis Kualitas ..., Yasinta Dewi Pradina, FT UI, 2016

Page 8: ANALISIS KUALITAS UDARA DALAM DAN LUAR RUANGAN PADA

 

8  

penelitian kuantitatif (quantitative research) karena data yang dihasilkan berupa angka dan

dianalisis secara matematis.

Pengambilan data (sampling) dan Instrumen Penelitian Penelitian tersebut dilaksanakan pada musim kemarau dan musim penghujan dan

dilakukan di tempat dengan tingkatan kualitas udara yang berbeda, sehingga sampling yang

diaplikasikan pada penelitian ini adalah startified sampling. Startifikasi merupakan pemberian

tingkatan atau kelas pada data. Variabel Penelitian

Variabel terikat pada penelitian ini adalah PM2.5, PM10, SO2, NO2, Temperatur, dan

humidity terhadap waktu karena acuan penelitian ini adalah kualitas udara di bangunan

gedung dan rumah tinggal. Pengambilan data pada penelitian ini dilaksanakan terjadwal agar

perbedaan antar waktu terlihat dan dapat ditarik kesimpulan.

• Instrumen Penelitian

Pengukuran PM2.5 dan PM10 (Haz-Dust) • HAZ-DUSTEPAM-5000 adalah alat untuk mengukur partikel debu di udara yang dapat

digunakan oleh petugas dari Dinas Kesehatan, Dinah Lingkungan Hidup, Hyperkes serta

petugas lain yang terkait dengan kegiatan monitoring partikulat di udara. EPAM-5000

menggunakan teknik real time dan gravimetri yang memungkinkan akurasi lebih dalam

melakukan pengukuran, EPAM-5000 juga sudah dilengkapi EHIS untuk kemudahan

pengolahan data di lapangan dengan satuan mg/m3 pada partikulat yang terdeteksi, maka

untuk menyesuaikan dengan analisis satuan dikonversi menjadi menjadi µg/m3. Alat ini

berada 1 jam dikeluarkan dari ruangan pada time peek di mana aktivitas kelistrikan dan

kegiatan di dalam ruangan (pukul 09.00 WIB di kantor dan pukul 19.00 WIB di rumah

tinggal).

• SOLAIR 3100 adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah partikukat yang

melayang diudara dengan satuan counts/cc (jumlah partikel/volume) yang terbagi dalam

partikel yang berukuran 0.3 µm, 0.5 µm, 1 µm, 3 µm, 5 µm, dan 10 µm, sehingga untuk

menyesuaikannya dengan analisis dan satuan ketetapan PERMENKES, masing-masing

jumlah pada tiap ukuran dikalikan dengan densitas partikulat (2660 g/cm3) dan dikalikan

dengan volume debu tersebut.

Pengukuran CO2, %RH, ºC, CO, O3 , NO2, dan SO2

Analisis Kualitas ..., Yasinta Dewi Pradina, FT UI, 2016

Page 9: ANALISIS KUALITAS UDARA DALAM DAN LUAR RUANGAN PADA

 

9  

• Multigas Sensor Sensync dibracket di tiang outdoor mengarah ke utara (sesuai arah

angin di Indonesia) agar terpapar langsung oleh angin yang membawa polutan NOx dan

SOx seperti dokumentasi di dokumentasi. Metode penelitian yang digunakan pada

pengumpulan data di outdoor adalah diffusing light method karena pengambilan data

empat hari non stop memerlukan listrik yang kontinu dan anti air (saat musim penghujan)

agar data tidak terputus sehingga hasil data yang diperoleh akurat. Maka untuk supply

listrik pada VAISALA dan Portable Sensync menggunakan energi surya. Dalam

penelitian, instrumen yang dipakai adalah instrumen yang running secara otomatis agar

dapat mendeteksi parameter dengan mudah dan dapat terekam secara bersamaan.

• Potable Weather Sensing (VAISALA) adalah instrumen yang digunakan untuk menjadi

accompany dari Multigas Sensync kaerna berguna untuk mengukur temperatur dan

polutan-polutan yang dibutuhkan pada penelitian.

• Air Purifier

(Daikin MC70MVM6 ; hembusan maks. : 7 m3/menit) bukan bekerja untuk

mendinginkan ruangan seperti Air Conditioner (AC) karena air purifier ini bekerja dengan

udara yang membasmi udara kotor yang mengandung senyawa kimia maupun bakteri dan

kuman – kuman yang menyebar di ruangan dan udara sebagai perantaranya. Air purifier

sangat berguna dimana ketika ruangan berbau tidak sedap, maka air purifier ini bekerja

sebagai penyegar dan penjernih udara di ruangan tersebut, namun daya filter pada air purifier

bergantung pada area yang dijernihkan udaranya. Maka, manfaat utama air purifier adalah

penghilang bau yang tidak sedap, mengurangi hingga mennurunkan jamur di dalam ruangan,

dan konsentrasi debu atmospheric dalam ruangan. Cara kerja air purifier secara garis besar

sudah dijelaskan di tinjauan pustaka, namun versi merek Daikin (lebih modern) adalah

sebagai berikut :

• Debu, bakteri, dan allergen ditangkap dan dinonaktifkan (prefilter) di dalam

air purifier

• Debu dan serbuk sari melalui elektrikal charge dikirim ke filter berikutnya

(dengan plasma ion)

• Debu dan serbuk sari diserap oleh filter yang terdapat arus listrik (elektrostatik

pengumpulan debu)

• Bau dan virus dilumpuhkan dengan photocatylist (pembersih virus)

• Bau dan formaldehyde diuraikan dengan temperature dan RH yang diatur

• Udara bersih keluar

Analisis Kualitas ..., Yasinta Dewi Pradina, FT UI, 2016

Page 10: ANALISIS KUALITAS UDARA DALAM DAN LUAR RUANGAN PADA

 

10  

Waktu dan Lokasi Penelitian

Tabel 1 Waktu pengambilan data selama penelitian

Waktupengambilan data OUTDOOR Office Residence PM 09.00 – 10.00 19.00 – 20.00 NO2, SO2 09.30 – 10.00 19.30 – 20.00 INDOOR (AC – “ON”) PM 10.00 – 18.00 20.00 – 08.00

NO2, SO2 10.00 – 10.30 17.30 – 18.00

20.30 – 21.00 07.00 – 8.00

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis Kualitas Udara Pengukuran Particulate Matter (PM2.5 dan PM10), SO2 dan NO2di Luar dan Dalam Ruangan Saat Musim Kemarau dan Musim Penghujan

• Particulate Matter

Selama penelitian berlangsung, konsentrasi PM diukur setiap menit selama 4 hari

berturut-turut. Hasil penelitian ini juga dilengkapi dengan presentase pengurangan

konsentrasi PM di setiap tempat pengukuran karena menggunakan air purifier merek

DAIKIN. Pada grafik 1.

Analisis Kualitas ..., Yasinta Dewi Pradina, FT UI, 2016

Page 11: ANALISIS KUALITAS UDARA DALAM DAN LUAR RUANGAN PADA

 

11  

Universitas Indonesia

Grafik 1. Perbedaan rata-rata PM saat musim kemarau dan musim penghujan

Analisis Kualitas ..., Yasinta Dewi Pradina, FT UI, 2016

Page 12: ANALISIS KUALITAS UDARA DALAM DAN LUAR RUANGAN PADA

 

12  

Universitas Indonesia

Analisis Kualitas Udara dalam Ruangan atau Indoor Air Quality (IAQ) rata-rata di Jakarta dan Depok

Selama 6 minggu pengukuran, terbagi atas musim kemarau dan musim penghujan

yang dilakukan pada penelitian dan setiap hari ke-3 dan ke-4 diaktifkan air purifier untuk

mengetahui seberapa besar reduksi partikulat yang berada di dalam ruangan. Namun, lonjakan

data di beberapa tempat kerap terjadi, sehingga rata-rata di suatu tempat relatif tinggi dan

tidak akurat. Hal itu bisa jadi disebabkan oleh kejadian ekstrim yang terjadi disekitar tempat

pengukuran. Solusinya, pada populasi data yang memliki lonjakan data tersebut di hilangkan

agar terlihat pengukuran yang tepat. Dengan standar yang ditetapkan oleh MENKES, yaitu

sebesar 35 µg/m3 per meter kubik selama 24 jam untuk PM2.5 dan 70 µg/m3 untuk PM10

dengan rentang waktu yang sama, ternyata dengan pengukuran yang dilakukan pada musim

hujan didapatkan nilai terendah yaitu PM2.5 sebesar 18.6 µg/m3 di rumah tinggal dan

diparameterkan kondisi kualitas udara yang baik oleh Menteri Lingkungan hidup di tempat

berkategori berpolusi rendah (Depok), sedangkan PM10 sebesar 20.2 µg/m3 di tempat yang

dikategorikan berpolusi rata-rata (Tebet) dan juga berlokasi di kantor.

Berbeda dengan di kantor kategori poor air quality (Tanah Abang), saat musim

kemarau dengan hasil angka pengukuran yang lebih rendah dibandingkan dengan kantor

dengan tempat yang berkategori berpolusi rata-rata (Tebet). Di tempat yang dikategorikan

berpolusi di kantor maupun rumah tinggal dengan pengukuran yang berbeda walau berada di

dalam 1 kawasan, yaitu pada kantor PM2.5 dan PM10 adalah 29 µg/m3 dan 108 µg/m3 masing-

masing sedangkan pada musim yang sama (kemarau) di lokasi yang sama (tempat yang

berpolusi, Tanah Abang) di rumah tinggal yaitu rata-ratanya PM2.5 dan PM10 adalah 36.5

µg/m3 dan 52 µg/m3 masing-masing. Walau dengan perbedaan ini dapat dikatakan bahwa

memang antropogeniklah (kegiatan manusia) yang menjadi faktor debu yang terdeteksi oleh

alat ukur. Karena memang semua tempat yang dijadikan lokasi pengukuran adalah tempat

yang berpenghuni.

Analisis Kualitas ..., Yasinta Dewi Pradina, FT UI, 2016

Page 13: ANALISIS KUALITAS UDARA DALAM DAN LUAR RUANGAN PADA

 

13  

Universitas Indonesia

Tingkat Konsentrasi dari SOx dan NOx

Sampel NOx dan SOx terintegrasi dilakukan untuk indoor dan outdoor, dengan

parameter SO2 dan NO2 dan dihitung secara bersamaan pada alat, mengikuti ISO11564 dan

ISO11632 dideteksi dengan ppm agar mudah membandingkan dengan peraturan-peraturan

yang ada. Sampel yang dikumpulkan dengan menggunakan metode yang sama dengan

pengukuran PM, yaitu gravimetri. Data yang diambil selama 30 menit di semua lokasi.

Terdapat perbedaan yang terpapar pada grafik SO2 dan NO2. Dengan mengacu kepada SNI

19-7119.2-2005, SNI 19-7119.7-2005, Menteri Peraturan Daya (No.PER.14 / MEN / X2011)

dan Keputusan Menteri Kesehatan RI (No. 1405 / Menkes / SK / XI / 2002). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa rata-rata pada SOx dan NOx adalah 2 ppm dan 3 ppm. Dapat dilihat

pada grafik 2 dan grafik 3 harian berikut dengan perbedaan rata-rata setiap harinya dan rata-

rata pada musim hujan dan musim kemarau.

Analisis Kualitas ..., Yasinta Dewi Pradina, FT UI, 2016

Page 14: ANALISIS KUALITAS UDARA DALAM DAN LUAR RUANGAN PADA

 

14  

Universitas Indonesia

Grafik 2 Tingkat SO2 yang berbeda-beda di tiap tempat

Analisis Kualitas ..., Yasinta Dewi Pradina, FT UI, 2016

Page 15: ANALISIS KUALITAS UDARA DALAM DAN LUAR RUANGAN PADA

 

15  

Universitas Indonesia

Grafik 3. Tingkat NO2 yang berbeda-beda di tiap tempat

Analisis Kualitas ..., Yasinta Dewi Pradina, FT UI, 2016

Page 16: ANALISIS KUALITAS UDARA DALAM DAN LUAR RUANGAN PADA

   

16  

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Di Jakarta dan Depok secara rata-rata konsentrasi debu atmospheric saat musim

kemarau untuk PM2.5 dan PM10 adalah 54.6 µg/m3 dan 94 µg/m3, sedangangkan

pada musim penghujan untuk PM2.5 dan PM10 adalah 45.3 µg/m3 dan 40.3 µg/m3.

Nilai particulate matter menurun pada musim penghujan, namun nilai tersebut

masih di atas nilai yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

1077 Tahun 2011 untuk PM2.5 yaitu <35 µg/m3 sedangkan untuk PM10 masih di

bawah nilai ambang batas, yaitu < 70 µg/m3.

2. Penggunaan air purifier pada ruangan di era milenium ini perlu, karena penurunan

konsentrasi PM yang cukup signifikan, yaitu untuk yang paling rendah terjadi saat

musim kemarau, yaitu 0.7% pada PM2.5 di perumahan Tebet dan PM10 yaitu 13 %

di Kantor Depok. Paling tinggi adalah di kantor Depok saat musim penghujan

86.4% untuk PM10 dan di rumah tinggal Tebet sebesar 70% untuk PM2.5.

3. Nilai SO2 dan NO2 masih dikatakan aman di Jakarta dan Depok, yaitu 0.4 ppm dan

0.5 ppm saat kemarau, dan saat musim penghujan 0.25 ppm dan 0.8 ppm. Angka

ini masih di bawah ambang batas MENKES RI No. 1405 / Menkes / SK / XI /

2002, yaitu 2 ppm untuk SO2 dan 3 untuk NO2.

Saran

1. Kebersihan filter dan diffuser AC serta Air purifier juga harus selalu diperhatikan

sesuai dengan prosedur produsen karena filter udara bekerja dengan pemurni untuk

menghilangkan debu dan efek alergi pada manusia yang sisebabkan oleh dimensi filter

yang super tipis dan mudah dibersihkan;

2. Penggunaan masker penting untuk melindungi pernafasan manusia saat di luar

ruangan agar partikel-partikel polutan tidak banyak yang terhirup hingga ke paru-paru;

3. Perlu dilakukan pengukuran sejenis pada berbagai daerah di Jakarta dan Depok agar

diperoleh gambaran yang lebih umum tentang kualitas udara di dalam dan di luar

gedung yang lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

World Health Organization.(2002). The world health report 2002 - Reducing Risks,

Promoting Healthy Life. 14 November 2015 http://www.who.int/whr/2002/

Analisis Kualitas ..., Yasinta Dewi Pradina, FT UI, 2016

Page 17: ANALISIS KUALITAS UDARA DALAM DAN LUAR RUANGAN PADA

   

17  

World Health Organization.(2005). The World Health Report 2005 - make every mother and child count. 14 November 2015

http://www.who.int/whr/2005/en/ Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 54 Tahun 2008 Taiwan presentation (konferensi Daikin Ltd. di Taiwan 15 Oktober 2015) https://ghozaliq.files.wordpress.com/2014/03/dki.jpg ASHRAE.(2008). Air Cleaners for Particulate Contaminants. ANSI/ASHRAE Standard

62.1-2007 Chapter 28.1 Dishub Prov. Lampung 2015 (6 januari 2016) http://dishub.bandarlampungkota.go.id Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan.(1998). Indeks Standar Pencemaran Udara.

(5 Desember 2015) cetss-uii.org Jurnalingkungan. (2010). Pencemar Antropogenik. (12 Januari 2016) https://jurnalingkungan.wordpress.com/sumber-pencemar-antropogenik/ Siegel, J.(2016). Forensic Chemistry: Fundamentals and Applications. (Chapter 27,

McrCrone et al. 1967). Hal. 276. John Wiley & Sons : USA. ASHRAE HANDBOOK.(2008). HVAC System and Equipment. Ch 28.1(James et all

1991;Phalen et al 19910) airflownow.(2016).What is particulate matter? (3 Januari 2016) http://www.airinfonow.org/html/ed_particulate.html Pinkerton, J.(2007).Sulfur dioxide and nitrogen oxides emissions from U.S. pulp and paper

mills, 1980-2005. Journal of the Air and Waste Management Association 57(8): 901-906. Tjahjadi, C.Februari 2015.Karakteristik dan Dampak TSP, PM 2.5, dan PM10. (13 Januari

2016)

http://airveronmental.blogspot.co.id/2015/02/karakteristik-dan-dampak-tsp-pm-25-dan.html

PermenKes RI No. 1077/MenKes/Per/V/2011 WHO Regional Office for Europe, Copenhagen, Denmark, 2000 . (25 Januari 2016) http://www.euro.who.int/__data/assets/pdf_file/0019/123085/AQG2ndEd_7_3Particulate-

matter.pdf?ua=1 Plant & Soil Science eLibrarypro.2016.Bulk Density (27 Januari 2016) http://passel.unl.edu/pages/informationmodule.php?idinformationmodule=1130447039&topic

order=6

Analisis Kualitas ..., Yasinta Dewi Pradina, FT UI, 2016