Upload
trinhkiet
View
230
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS MARJIN PEMASARAN JERUK SIAM ASAL BANYUW ANGI DI P ASAR IND UK
KRAMAT JATI PASAR REBO DKI JfAKARTA
MUTIA SYAMSURI
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN/ AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2006/ 1427 H
ANALISIS MARJIN PEMASARAN JERUK SIAM ASAL BANYUWANGI DI l'ASAR INDUK
KRAMAT JATI PASAR REBO DKI JrAKARTA
Oleh:
MUTIA SYAMSURI
101092123366
Slaipsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pertanian Pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/ Agribisnis
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN/ AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERl SY ARIF HIDA YATULLAH
JAKARTA
PENGESAHAN UJIAN
Slaipsi yang berjudul "Analisis Marjin Pemasaran Jeruk Siam Asal Banyuwangi di Pasar Induk Kramat Jati Pasar Reho DIG Jakaiia". Telah di uji dan dinyatakan Lulus dalam sidang munaqasyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada hari Selasa, 14 November 2006. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian{ Agribisnis.
Tim Penguji
Penguji I
Dr. Elpawati, Ir, MP
Mengetahui,
Dekan
Ji'iikultas Sains dan Telmologi / f;, '~~' ,~'.,',';,,;,.::..,--<!/> ,',,
;;,5 ,,u~~.~.· .. ;~,~~c:~.-~ i' \ ' '\ .. ,\, •• ,
\,-~-~~: ..... \\•.',:: . _> 1> (~~J '.L~ J
'' - ,;;: -~~~,~~i:+l/ . t DR. SJ'o~fitrisy Jaya Putra, M.Sis
NIP:l50317956 ~
Jakarta, November 2006
Penguji II
!11~ 1p, v Ir. ,'.(u'dy Afandy, MM
Ketua Jurusan
Sosek Pertanian/ Agribisnis
~~ Ir. Mudatsir Najainuddin, MMA
NIP. 150 317 958
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN/ AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
VIN SY ARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang ditulis oleh :
Nama
NIM
Program Studi
Judul Skripsi
: Mutia Syamsuri
: 10!0192123366
: Sosial Ekonomi Pertanian/ Agribisnis
: Analisis Maijin Pemasaran Jeruk Siam Asal
Banyuwangi di Pasar Induk Kramat Jati Pasar
Rebo OKI Jakarta
Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk mernperoleh gelar Saijana
Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/ Agribisnis, Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pembimbing I
Jakarta, November 2006
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Pembimbing II
Ir.MZ~MMA ·11J •---._ v,;-%~
Ir. Lilis I lchdayati, M.Si
Mengetahui,
Dekan,
M.Sis
Ke tu a J urusan
Sosek Pertanian/ Agribisnis
r
~~ Ir. Mudatsir Najamuddin, MMA
NIP. 150 317 958
PERNYATAAN
DENGAN INI SAVA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR
HASIL KARY A SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBA GA!
SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU
LEM.BAGA MANAPUN.
.Jakarta, November 2006
Pcnulis
RINGKASAN
MUTIA SYAMSURI, Analisis Marjin Pemasaran Jeruk Siam Asal Banyuwangi di Pasar lnduk Kramat Jati Pasar Reho DKI Jakarta. (Dibawah bimbingan MUDATSIR NAJAMUDDIN dan LILIS IMAMAH ICHDAY ATI).
Salah satu sektor yang masih dapat diandalkan dalam memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi adalah sektor pertanian, termasuk di dalamnya sub sektor hortikultura, yaitu buah-buahan, sayur-sayman, bunga hias dan lain-lain. Salah satu buah yang masih digemari masyarakat dan mudah diperoleh adalah buah jeruk (Citrus sp).
Buah jeruk digemari disebabkan karena harga jeruk relatif tidak mahal schingga daya beli masyarakat cukup kuat. Dengan demikian, serapan pasarnya pun cukup kuat. Kondisi ini menyebabkan jenis jeruk mudah dijual dan cepat laku di pasaran. (Cahyono, 2005). Produksi jeruk nasional pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 mengalami pertumbuhan positif. produksi jeruk dalam negeri dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 mengalami peningkatan. Pertumbuhan produksi jeruk .sebesar 7,36 % terjadi pada talrnn 2001, pada tahun 2002 meningkat sebesar 40,02 %, pada tahun 2003 meningkat sebesar 58,02 % dan pada tahun 2004 produksi jeruk meningkat sebesar 35,38 % dari tahun sebelumnya.
Pemasaran jeruk di Pasar Induk Kramat Jati sendiri ditentukan oleh lembaga pemasaran seperti pedagang grosir dan pedagang pengecer. Lembaga-lembaga pemasaran inilah yang akan berperan dalam menentukan mekanisme pasar. Oleh sebab itu, cukup menarik untuk dilakukan penelitian,mengenai anailisis marjin pemasaran jeruk siam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran dan lembaga pemasaran jeruk siam di Pasar Induk Kramat Jati, fungsi pemasaran yang terjadi pada tiap lembaga pemasaran, mengetahui biaya pemasaran, hargr dan margin pemasaran tiap saluran pemasaran jeruk siam
Penelitian ini dilakukan di Pasar .Induk Kramat Jati sebagai pasar acuan, karena pasar ini merupakan satu-satunya pasar grosir yang ada di wilayah DK! Jakarta. Pasar ini menerima pasokan jeruk siam dari daerah-·daerah sentra produksi di pulau Jawa serta menyalurkan ke seluruh DKI Jakarta. Sedangkan untuk daerah produsen jeruk siam penulis mengambil sampel di daerah Banyuwangi dengan pertimbangan daerah tersebut mewakili sentra daerah lain dalam mensuplai pasokan jeruk siam di pasar Tnduk Kramat Jati. Penelitian dilakukan selama bulan April sampai dengan Mei 2006. Data yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini bersumber dari data primer dan data sekunder. Sa!uran pemasaran jeruk siam di Pasar lnduk Kramat Jati dianalisis dengan mengamati lembaga pemasaran yang digunakan sebagai perantara dalam penyampaian produk dari produsen ke konsumen. Masingmasing saluran yang ada akan memperlihatkan faktor-faktor yang mempengaruhi marjin pemasaran dan besaran sebaran marjin di tiap saluran pemasaran. Analisis marjin pemasaran digunakan untuk melihat efisiensi teknik pemasaran jeruk siam.
Marjin pemasaran di hitung berdasarkan pengurangan harga penjualan dengan harga pemhelian pada setiap tingkat lembaga pemasaran. Besarnya maijin pemasaran pada dasarnya meupakan penjumlahan dari biaya-biaya dan Iaba yang diperoleh tiap lembaga pemasaran.
Pada saat dilakukannya penelitian, jeruk siam yang masuk ke wilayah DKI Jakarta yang melalui Pasar Induk Kramat Jati datangkan dari produsen di Jawa Timur (Banyuwangi, Jember, Ngawi), Sumatera (Palembang, Lampung), Kalimantan (Pontianak) dan Jawa Tengah (Purwokerto, Purworejo). Sedangkan konsumennya berasal dari sekita wilayah OKI Jakarta. Dari hasil penelit:an di lapangan, saluran pemasaran yang terdapat di Pasar Induk Karamat Jati mencakup beberapa lembaga pemasaran, diantaranya petani yang berlaku sebagai produsen jeruk siam, pedagang pengumpul, pedagang grosir yang terdapat di Pasar Induk Kramat Jati, pedagang pengecer dan ya'lg terakhir adalah konsumen jeruk siam. Adapun bagan saluran pemasaran jeruk siam di DK! Jakarta dapat dilihat sebagai berikut,
I PETANI Ji.. PENGUMPUL GROS IR PENGECER KONSUMEN AKHIR
_ Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan o!eh masing-masing lembaga pemasaran sehingga jeruk siam dapat dikonsumsi oleh konsumen akhir di DKI Jakarta adalah,(1) Petani : Fungsi Penjualan. (2) Pedag;ang pengumpul: Fungsi pembelian, penjua!an, pengangkutan, penyimpanan, sortasi, standarisasi, penanggungan resiko, informasi pasar dan pembiayaan. (3) Grosir: Fungi pembelian, penjualan, penyimpanan, sortasi dan informasi pasar. ( 4) Pengecer: Fungsi pembelian, penjualan, pengangkutan, penyimpanan, sortasi clan informasi pasar.
Dari hasil analisis marjin pemasaran, terdapat perbedaan ma~j in pemasaran tiap !embaga saluran pemasaran. Besarnya marjin pemasaran tiap lembaga saluran pemasaran adalah, (!) Di tingkat pengumpul : memperoleh marjin pemasaran sebesar Rp.1414,19 per Kg (2) Di tingkat Grosir: memperoleh marjin pemasaran sebesar Rp. I 092.9:5 per Kg (3) Di tingkat pengecer : memperoleh marjin pemasaran sebesar Rp. 2478.57 per Kg.
Sedangkan untuk biaya pemasaran pada tiap lembaga saluran pemasaran adalah, (I) Pengumpul : Biaya pemetikan, penyortiran, pengepakan, pengangkutan, retribusi, penyusutan, transportasi, sewa tempat dan upah tenaga jual. Dengan total biaya pemasaran sebesar Rp. 1.242,03 per Kg. (2) Grosir : Biaya retribusi, sewa tempat, bongkar muat dan penyortiran. Dengan total biaya pemasaran sebesar Rp. 33,22 per Kg. (3) Pengecer : Biaya pikul, penyusutan, retribusi dan sewa tempat. Dengan total biaya pemasaran sebesar Rp. 524,61 per Kg.
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Azza wa J,11Ja yang telah memberikan nikmat
iman dan Islam kepada kita. Tiada daya upaya dan kekuatan kecuali hanya milik
Allah SWT. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah Muhammad
Saw, keluarga, sahabat dan penerusnya hingga akhir zaman.
Alhamdulillah wa syukurillah, atas kehendak dan izin-Nya serta dengan
perjuangan yang cukup panjang penulis bisa menyelesaikan skripsi sebagai salah '
satu syarat mendapatkan gelar sarjana. Karena sesungguhnya Allah SWT Sang
Maha Pengasih menjanjikan kemudahan di dalam kesulitan yang kita hadapi.
Sebagai makhluk ciptaan-Nya yang dhoif dan tak lepas dari kesalahan,
penulis memohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan · yang terdapat
dalam skripsi ini. Semoga perbedaan dapat menjadi kebaikan dan manfoat bagi
kita semua.
Akhirnya penulis mengucapkan syukron katsiron atas segala saran dan
bimbingannya maupun pengetahuan yang telah diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi dan skripsinya. Rasa terimakasih yang tak terhingga penulis
· ucapkan kepada :
I. Kedua Orang Tua ku tersayang (Syamsuri Rachmat dan Djahra Kiat) yang
telah mengorbankan segalanya untuk memberikan yang terbaik bagi putra-
putrinya. Cinta dan kasih sayangnya selalu menghiasi dalam setiap
langkah hidup ini.
2. Bapak Ir. Mudatsir Najamuddin, MMA selaku pembimbing materi yang
sangat sabar dan bijaksana dalam memberikan bimbingan dan motivasi
kepada penulis.
3. !bu Ir. Lilis lmamah lchdayati, M.Si selaku pembimbing teknis yang telah
banyak membantu dalam memberikan bimbingan dan masukan yang
sangat berarti bagi penulis.
4. !bu Dr, Elpawati, Ir. MP, selaku penguji I yang telah menguji dan
memberikan banyak saran dan masukan agar skripsi ini lebih baik.
5. Bapak Ir. Andy Afandy, MM, selaku penguji 11 yang telah menguji dan
membantu penulis memperbaiki kekurangan yang terdapat dalam skripsi
ini.
6. Bapak Ir. Mudatsir Najamuddin, MMA, selaku Ketua Jurusan Sosial
Ekonomi Pertanian/ Agribisnis UIN Syarifl-!idayatullah Jakarta.
7. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, selaku Dekan Fakultas Sains
dan Teknologi UIN Syarifl-lidayatullah Jakarta.
8. Para dosen-dosen ku tercinta yang telah memberikan pengetahuan dan
ilmunya (Ir. !wan, Prof. Aki Baihaki, Ir. Enny W, Ir. Djunaidi, Ir. U
Maman, Ir. Tun Kelana Jaya, dan lain-lain) Jasanya tak terbalas sepanjang
rnasa.
9. Pihak Pasar lnduk Kramat Jati Pasar Rebo Jakarta Timur. Khususnya
Bapak Suminto yang memberikan kemudahan dan sangat membantu
penulis dalam proses penelitian.
10. Para pedagang grosir, pedagang pengumpul dan pedagang pengecer Pasar
lnduk Kramat Jati atas kerjasamanya dan telah membantu dalam
penelitian.
11. Adik-adildrn tercinta (Eda, Oib, Iba, lka dan Iii). Terimakasih s.1dah
bersedia menjadi pendengar yang baik dikala Cici banyak masalah dan
membantu Cici dalam tugas sehari-hari.
12. Untuk Keluarga Besar-Ku (Cici Maya, Ko Tutuy, Ko Mato, Ko Aluk, Ko
Ndu, Ko Ulis, Winda, Ci La, Ka Any, Ngge', Nis. Om Acha, Bapa Aluk,
Nene Badang Oil) Terimakasih banyak atas support moril dan materil
yang telah diberikan.
13. Mas Jung, atas dorongan, motivasi dan kesabarannya dalam melalui serta
menemani perjalanan ini. Terimakasih atas waktu, perhatian dan kasih
sayangnya yang telah diberikan.
14. Teman-teman terbaikku sepanjang masa (Ade Lili Muflihah, Nur Aqidah,
Rosmiati dan suami, Nia Rusnia, serta Lili Rusmawatie dan suami). Tiada
kenangan paling indah dari persahabatan yang telah terjalin.
15. Teman-teman Satu Perjuangan Skripsi (Dwi HS, Achu, Dian dan Aldi)
semoga diberikan kemudahan dan kesuksesan untuk langkah selanjutnya.
16. Teman-teman KKN Lampung Krui "Agadipa? Mido2 gawoh" (Acan,
Di.Jin, Otib, Sapar, Aris, Angga, Illiam, Asep, Epoy, Ella, Mo) semoga
kita bisa "surfing dan pesta pantai" lagi.
17. Agribsinis angkatan 2001 kelas A (Abdul kadir, Ahmad Isra, Siti Zaenab,
Mira Nurmagribah, Rahmayanti Adi, Andari, Khairil Rasyid, Umar TL
dll) Kelas B (Kaswid, Khairil Anwar, Tri Aji, Taufan Sukmo S, Aditya
Fajri, Susi S, Firmansyah, Irwan, M Faisal, Teh lis, dll) mohon maafyang
belum tersebut namanya. thanks for the experiences
13. Selumh mahasiswa Agribisnis UIN Syari:iHidayatullah.
19. Selumh staff UIN Syarif Hidayatullah (Bapak Gun, Nicky, Bu Ova dan
Iain-lain)
20. Semua orang yang telah membantu saya dan yang tidak dapat disebutkan
satu-persatu.
Semoga segala kebaikan dari seluruh pihak yang tersebut diatas diterima
dan memperoleh pahala dari Allah SWT. Tiada kata-kata yang dapat
menggambarkan kebaikan kalian semua. Semoga skripsi ini dapat rnemberikan
rnanfaat dan kemashalatan bagi semua orang.
Jakarta, November 2006
. Mutia Syamsuri
DAFTARISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISi ............................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix
DAFTARGAMBAR ................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi
I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1
l .1 Latar Belakang ..................................................................... 1
l .2 Perumusan Masalah ............................................................. 6
l .3 Tujuan Penelitian ................................................................. 6
1.4 Kegunaan Penelitian ........................................................... 7
11. TIN.JAUAN PUST AKA .................................................................. 8
2.1 Karakteristik dan Klasifikasi Tanaman Jeruk ...................... 8
2.1.1 Karakteristik Pasar Jeruk Siam ..................................... 9
2.1.2 Karakteristik Musim Panen Jeruk Siam ......................... 10
2.2 Definisi Pemasaran .............................................................. 10
2.2.1 Definisi Pasar Pertanian ............................................... 12
2.2.2 Sistem Pemasaran Pertanian ........................................ 13
2.2.2.1 Sifat-sifat Produk Pe1ianian ............................. 14
2.2.2.2 Sifat-sifat Produksi Pertanian .......................... 17
2.3 Lembaga dan Saluran Pemasaran ......................................... 19
2.4 Peranan dan Fungsi Pemasaran ............................................. 24
2.4.1 Fungsi Pertukaran ......................................................... 25
2.3.1.1 Fungsi Usaha Pembelian .................................. 26
2.4.2 Fungsi Fisik .................................................................. 28
2.3.2.l Fungsi Penyimpanan ........................................ 28
2.3.2.2 Fungsi Usaha Pengangkutan ............................ 29
2.3.2.3 Fungsi Usaha Pengolahan ................................ 30
2.4.3 Fungsi Fasilitas ............................................................ 31
2.3.3.1 Fungsi Standarisasi dan Pengolahan Mutu ....... 31
2.3.3.2 Fungsi Pembiayaan .......................................... 33
2.3.3.3 Fungsi Penanggungan Resiko .......................... 33
2.5 Biaya Pemasaran ................................................................. 34
2.6 Harga ................................................................................... 37
2.7 Informasi Pasar .................................................................... 40
2.8 Maijin Pemasaran ............................................................... 40
2.9 Penelitian Terdahulu ........................................................... 43
2.10 Kerangka Pemikiran Penelitian .......................................... 44
III. . METODE pENELITIAN ............................................................... 47
3 .1 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 4 7
3 .2 Definisi Operasional ............................................................. 4 7
3.3 .Tenis dan Sumber Data .......................................................... 48
3.4 Metode Pengumpulan Data ................................................... 49
3.5 Metode Pengolahai1 clan Analisis Data ................................ 49
3.5.1 Analisis Saluran dai1 Pemasaran .................................... 50
3.5.2 Analisis Marj in Tataniaga ......................................... 50
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .......................... 52
4.1 Sejarah dai1 Perkembangfil1 Pasar Induk Kramat Jati ........... 52
4.2 Visi, Misi dan Tujuan Pasar Induk Kramat Jati .................... 54
4.3 Lokasi dan Kondisi Perusahaill1 ........................................... 54
4.4 Struktur Organisasi .............................................................. 56
4.5 Kegiatan Usaha .................................................................... 56
V. HASlL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 58
5.1 Analisis Saluran dan Lembaga Pemasaran ........................... 58
5.2 Analisis Fungsi-fungsi Pemasaran ........................................ 62
5.3 Analisis Marjin Pemasaran ................................................... 66
5.3.l Maijin Pemasaran Jernk Siam Dai·i Petani ke Pedagai1g Pengumpul ............................................... 67
5.3.2 Marjin Pemasaran Jeruk Siam Dari Peclagang Pengumpul ke Pedagang Grosir .................................... 67
5.3.3 Marjin Pemasarfil1 Jeruk Siam Dari Peclagang Grosh· ke Pedagfil1g Pengecer ........................................ 7 4
5.3.4 Marjin Pemasarfil1 Jeruk Sifil11 Dari Peclagang Pengecer ke Konsumen ................................................. 77
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 85
6.1 Kesimpulan ............................................................................ 85
6.2 Sarfil1 ...................................................................................... 87
DAFT AR PUST AKA .................................................................................. 88
DAFT ART ABEL
Nomor Ha lam an
1. Zat-zat Gizi yang Terkandung dalam Buah Jeruk Siam Setiap 100 gr Bahan yang Dapat di Makan ............................................................... 2
2. Produksi Buah Jeruk di Indonesia Selama Tahun 2000-2004 ........................ 3
3. Perkembangan Rata-rata Konsumsi Buah Jeruk Perkapita Tahun 1990-2004 ............................................................................................ 4
4. Fungsi-fongsi Pemasaran Jeruk Siam di tingkat Petani, Pengumpul, Grosir dan Pengecer ........................................................................................ 62
5. Analisis Marjin Pemasaran Jeruk Siam di Tingkat Pedagang Pengumpul.. .... 68
6. Analisis Marjin Pemasaran Jeruk Siam di Tingkat Pedagang Grosir. ............. 75
7. Analisis Ma~jin Pemasaran Jeruk Siam di Tingkat Pedagang Pengecer. ......... 78
8. Analisis Marj in Pemasaran Jeruk Sian1 di Tingkat P;:dagang, Pengumpul, Pedagang Grosir dan Pedagang Pengecer. ....................................................... 82
9. Total Biaya Pemasaran dan Jenis Biaya Pemasaran Pada Pedagang Pengumpul, Pedagang Grosir dan Pedagang Pengecer .................................... 82
DAFT AR GAMBAR
Nomor Halaman
I. Saluran Pemasaran Konsumsi dan lndustri ............................................... 21
2. Hubungan Antara Mmjin Pemasm·an dengan Nilai Marj in Pemasaran .... 39
3. ·Kerangka Pemikiran ................................................................................. 44
4. Fluktuasi Jumlah Pasokan Jeruk Siam bulan April, Mei, Juni, Tahun Tahun 2006 di Pasar Induk Kramat Jati ................................................... 59
5. Fluktuasi Harga Jeruk Simn bulan April, Mei, Juni, Tahun Tahun 2006 di Pasar Induk Kramat Jati ................................................... 60
6. Bagan Saluran Pemasaran Jeruk Siam dari Petani, Pedagang Pengwnpul, Grosir dan Pengecer ................................................................................. 61
7. Ratio Persentase Harga Beli, Biaya Pemasaran Keuntungan Terhadap Harga .Tuai Jeruk Siam di Tingkat Pedagang Pengumpul ........................ 74
8. Ratio Persentase Harga Beli, Biayn Pemasaran Keuntun(lan Terhadap Harga Jual Jeruk Siam di Tingkat Pedagang Grosir ................................. 77
9. Ratio Persentase Harga Beli, Biaya Pemasaran Keuntungan Terhadap Barga Jual Jeruk Siam di Tingkat Pedagang Pengecer ............................. 81
I 0. Penyebaran Marj in Pemasaran Jeruk Siam dari Petani, Pedagang ':lengumpul, Grosh· dan Pengecer ............................................................... 83
DAFT AR LAMPIRAN
Nomor Hal am an
L Surat Keterangan Penelitian ................................................................. 90
2. Rata-rata Harga Jeruk Siam di Pasar Induk Kramat Jati bulan April, Mei dan Juni Tahun 2006 .......................................................... 91
3. Rata-rata Pasokan Jeruk Siam di Pasar Induk Kramat Jati bulan April, Mei dan Juni Tahun 2006 .......................................................... 91
4. Struktur Organisasi Pasar Induk Kramat Jati ...................................... 92
5. Dokumentasi ........................................................................................ 93
BABl PEi'TDAHULUAN
1.L Latar Bclakang ...
Salah satu sektor yang masih dapat diandalkan dalam memberikan
kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi adalah sektor pertanian, termasuk di
dalamnya sub sektor hortikultura, yaitu buah-buahan, sayur-mayur, bunga hias
dan lain-lain. Salah satu buah yang masih digemari masyarakat dan mudah
diperoleh adalah buah jeruk (Citrus sp ).
Buah jeruk digemari disebabkan karena harga jeruk relatif tidak mahal
sehingga daya beli masyarakat cukup kuat. Dengan demikian, serapan pasarnya
pun cukup kuat. Kondisi ini menyebabkan jenis jeruk :mudah dijual dan cepat laku
di pasaran (Cahyono, 2005:4).
Kesukaan (preferensi) masyarakat yang tinggi terhadap buah j eruk
menyebabkan tingginya permintaan buah jeruk di masyarakat. Dengan dem'kian
dibutuhkan stok yang banyak untuk memenuhi kebutuhan masyaral<at tersebut.
Permintaan buah jeruk akan meningkat terns setiap tahunnya sejalan dengan
pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk, dan pertumbuhan pendapatan
masyarakat serta tingkat pertumbuhan pendidikan dan pe 11getahuan masyarakat
(Cahyono, 2005:4).
Jeruk dikenal sebagai buah yang mengandung banyak manfaat bagi tubuh
manusia. Di dalam jeruk terdapat kandungan zat-zat gizi yang sangat diperlukan
. oleh tubuh manusia, diantara zat-zat gizi tersebut dapa:t dilihat pada Tabel 1,
Tabel 1. Zat-zat Gizi yang Terkandung dalam Buab Jeruk Siam Setiap 100 gr Balian yang Dapat di Makau
No Jenis zat Jumlah kaudungan gizi Jeruk Siam
1. kalori 2. 0,80 3. 4. karbohidrate
Dilihat dari segi permintaan buah jeruk yang selalu meningkat maka
dapatlah dipastikau bahwa produksi buah jeruk tiap tahunnya mengalami
peningkatan. Data mengenai jumlah produksi jeruk tiap tahmmya dapat dilihat
pada Tabel 2. berikut ini,
Tabel 2. Produksi Buab Jeruk di Indonesia Selama Tabun 2000-2004 . . .
Tabun Jumlab (Ton) Pertumbuban (%) .
2000 644.052 -... -
2001 691.433 7,36 .
2002 968.132 40,02
2003 1.529.824 58,02 .
2004 2.071.084 35,38 . ... _____
Berdasarkan Tabel 2. di atas dapat diketabui bahwa produksi jeruk dalam
negeri dari tahun 2000 sampai dengan tabun 2004 mengalami peningkatan.
Perturnbuhan produksi jeruk sebesar 7,36 % terjadi pada tabun 2001, pada tahun
2002 meningkat sebesar 40,02 %, pada tahun 2003 meningkat sebesar 58,02 %
dan pada tahun 2004 produksi jeruk meningkat sebesar 35,38 % dari tahun
sebelumnya.
Peningkatan produksi dalam negeri yang diharapkan mampu memicu
penawaran, dan dapat menciptakan perbaikan kondisi kesejahteraan petani
Indonesia. Indikatomya adalah bahwa pilihan konsumen terhadap buah-buahan
segar yang ada semakin beragam dengan mutu yang semakin baik, se1ia dengan
ting)<:at harga yang masih dapat dijangkau oleh daya beli sebagian besar
masyarakat. Perkembangan konsumsi buah jeruk perkapita dapat dilihat pada
Tabel 3. berikut ini,
Tabel 3. Perkernbangan Rata-rata Konsumsi B:uah .Jeruk Perkapita Tahun 1990-2004 (Kgrfahun).
Tahun 1990 1993 1996 1999 2002 2004 Pertumbuhan Rata-rata
Tahun 2002-2004 (%)
Konsumsi 0,38 0,94 1,30 1,20 1,98 2,70 12,19 Jeruk
Sumber: BPS dalam Stat1stik Pertaman Deptan 2005.
--
Bedasarkan Tabel 3. diatas dapat diketahui bahwa perkembangan rata-rata
konsurnsi buah jeruk per kapita pada tahun 1990 sebesar 0.88 Kg, Tahun 1993
sebesar 0,94 Kg, Tabun 1996 sebesar 1,30 Kg, Talnm 1999 sebesar 1,20 Kg,
Tahun 2002 setesar 1,98 Kg dan Tahun 2004 sebesar 2,70 Kg. Maka dapat dilihat
bahwa pertumbuhan rata-rata pada Tahun 2002-2004 sebesar 12,19 persen.
Pasar hlduk Kranmt Jati merupakan indikator harga dari beberapa
komoditas pertanian baik itu sayur mayur maupun buah-buahan, tak terkecuali
bagi buah jeruk. Pasokan dan kebutuhan buah jeruk yang relatif kontinyu pada
Pasar Induk Kramat jati dan popularitas buah jeruk di kalangan masyarakat
menjadikan komoditas ini menarik untuk diteliti.
Selama ini hasil panen komoditi jeruk melalui mata rantai perdagangan
yang cukup panjang untuk sampai ke tangan konsumen. Sehingga kemungkinan
untuk terjadinya fluktuasi harga eceran jeruk cukup tinggi. Penentu harga juga
didasarkan atas pemasokan dan permintaan. Perubahan harga bisa terjadi setiap
hari sehingga berfluktuasinya harga tersebut akan mempengaruhi pendapatan
usaha tani. Petani juga hams bisa membedakm1 hm·ga yang bersifat sementara dan
yang bersifat relatif konstan. Pada umumnya harga buah jen1k siam dipasaran
reridah atau menurun pada bulan November-Februari (walaupun bukan panen
utama). Hal ini disebabkan karena pada saat yang sama. Komoditas buah-buahan
yang lain, sepe1ti mangga, durian, rambutm1, duku sedang puncaknya musim
berbuah (panen raya) sehingga menjadi saingan dari komoditas jeruk. Pada bulan
Mei-Juni pasar komoditas jemk akan tinggi dan bisa. menepati urutan utama
karena kurangnya saingan dari komoditas buah-buah lainnya, sehingga pada saal
tersebut harga jeruk bisa tinggi, wataupun pada bulan tersebut (Mei-Juni)
merupakan panen raya (Cahyono, 2005:160).
Pajak dan retribusi, pungutan lain yang dilakukan asosiasi atau pungutan
tidak resmi (µungli) )'ang dikenakan di suatu daerah tertentu merupakan hambatan
perdagangan bagi perekonomian. Pengenaan pungutan ini tidak menciptakan
perilaku anti persaingan tapi bisa menghambat iklim persaingan.
Pungutan-pungutan ini membuat harga lebih mahal dan terkesan ada
diskriminasi harga atau monopoli. Kemungkinru1 besar penyebab hru·ga lebih
majml adalah karena banyaknya pungutan tersebut, bukan karena perilaku anti
persaingan. Pemasaran jeruk di Pasru· Induk Kramat Jati sendiri ditentukan oleh
lembaga pemasaran seperti pedagang grosir dan pedagang pengecer. Lembaga
lembaga pemasaran inilah yang akru1 berperan dalam menentukan mekanisme
pasar:·
Dalam penelitian ini cukup menarik untuk melihat fenomena dimana
terdapat pihak yang paling diuntungkan dan dirugikan pada sal~ran pemasaran
jeruk sirun di Pasar Induk Krrunat Jati. Terdapatnya perbedaan ma~jin pemasruw1
yang cukup signifikru1 dalam tiap lembaga pemasaran dikru·enakan tiap lembaga
pemasaran memiliki peranan yang berbeda-beda dan adanya lembaga pemasaran
yang cukup dominan yaitu pedagang grosir. Penelitian ini meneliti mengenai
aspek saluran pemasaran jeruk siam, fungsi pemasaran dan maijin pemasaran
jeruk siam yang terjadi di Pasar Induk Kraniat Jati selaku pasar acuan (grosir) bagi
pasar lainnya yang berada di sekitar daerah tersebut.
1.2,'Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas, maka perlu dikaji lebih lairjut mengenai
ketepatan sistem pemasaran jeruk sian1, fungsi pemasarim dan marjin pemasaran
jernk siam di Pasar Induk Kramat Jati. Oleh karena itu rumusan masalah yang
akan dikaji meliputi:
I. Bagaimana saluran dan lembaga pemasaran serta fungsi pemasai·ai1 yang
terjadi pada pemasai·anjeruk siain di Pasar Induk Kramat Jati?
2. Berapakah besarnya biaya pemasaran, harga dan marjin pemasaran tiap
lembaga pemasaranjeruk siain di Pasar Induk Krnmat Jati?
1.3. Tujuan pcnclitian
·1. Mengetahui saluran dan lembaga pemasaran setta fungsi pemasaran yang
terjadi pada pemasaran jeruk siain di Pasar Induk Kram at .T ati
2. Mengetahui besai·nya biaya pemasaran, harga dan mai:jin pemasaran tiap
lembaga pemasaran jeruk siam di Pasar Induk Kramat Jati.
1.4. Kegunaan Penelitian
Pcnclitian ini diharapkan dapat berguna bugi pihak-pihak yang
berkepentingan, yaitu :
I. Bagi lembaga pemasaran, hasil penelitian ini diharapkan dapat berfungsi
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan
merumuskan kebijakan mengenai pemasaran jeruk siam yang mengarah
2. Masyarakat umum, hasil penelitian ini di harapkan dapat berfungsi sebagai
salah satu sumber dari sekian banyak infommsi mengenai komoditi jeruk
siam terutama rnengenai aspek pemasarannya.
·3. Penulis, merupakan pengaplikasian ilnrn yang dimiliki oleh penulis.
4. Pengemhangan ilmu, hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat
memberikan masukan yang berguna tentang saluran dan lembaga
pemasarru1, fungsi pemasaran, besarnya biaya pemasru·an, harga serta
marjin pemasaran tiap 'embaga pemasaran jeruk: siam di Pasar Induk
Kramat Jati.
5. Pemerintah, bahan informasi bagi pemerintah daerah dan pusat rnengcnai
saluran dru1 lembaga pemasaran, fungsi pemasaran, besamya biaya
pemasaran, hru·ga serta marjin pemasaran tiap lembaga pemasaran jeruk
siam di Pasar Induk Kramat Jati.
6. Dari segi ilmiah sebagai ba11an informa0i dan memperkaya bahan acuan
untuk penelitian lru1jutan.
BAB II TIN.JAUAN PUSTAKA
2.1. Karaktcristik dan Klasifikasi Tanaman Jeruk
Menurut Cahyono (2004:8) dalam dunia tumbuh-tumbuhan tananian jeruk
mandarin diklasifikasikan sebagai berikut:
• Divisi : Spermalhopyla (tanaman berhiji)
• Sub divisi : Angiospermae (biji berada di dalam buah)
• Kelas : Dicotyledoneae (biji berkeping dua atau biji belah)
• Ordo : Rutales
• Famili : Rutaceae
• Sub-famili : Auranlioideae
• Genus : Citrus
• Sub-genus : Eucitrus
Papeda
• Spesies : Citrus reticulata Blanco
Citrus nobilis (Andrews) Var. Chrysocmpa
Tanan1an jeruk yang tergolong ke dalam sub-genus Eucitrus adalah yang
paling banyak dibudidayakan dan tersebar luas menduduki seluruh dunia. Ini
karena buahnya enak dimakan (daging buah banyak mengandung air dan rasanya
manis). Sedangkan tanaman jeruk yang tergolong ke dalam sub-genus Papeda
tidak enak dimakan ( daging buahnya memiliki rasa masam dan berbau wangi agak
' . , '
...
bumbu sayur. Tanaman jeruk yang tergolong ke dalam sub-genus Eucitrus adalah
sebagai berikut:
I. Jeruk manis (Citrus aura11ti11m L)
2. Jeruk mandarin (Cirtus reticula Blanco; Citrus 11obilis Andreaws) ····
3. Jeruk Besar (Citrus maxima (Burn) Merr)
4. Jeruk lemon (Citrus limo11 (L) Burn F)
5. Jeruk Lime (Citrus a11ra11tifolia Swingle)
6. Jeruk Sitrun (Citrus medica Linnaeus)
7. Jeruk Grape Fruit (Citrus Paradisi Macf>
8. Jeruk Kasturi (Citrus mitis Blanco)
Jeruk siam adalah jenis jeruk yang yang paling disukai oleh masyarakat
dari semua bangsa sehingga jenis jeruk siam (Cirtus re.lieu/a Blanco) yang
tergolong dalam jeruk mandarin adalah yang paling banyak diusahakan dan
dikembangkan di berbagai negara. Bahkan, salah satu jenis jeruk siam menduduki
posisi teratas di pasaran. Sekitar 60 persen pasaran jeruk didominasi oleh jeruk
siam (Cahyono, 2004:8-lG).
2.1.1. Karakteristik Pasar Jeruk Siam
Pasar jeruk siam memiliki karakteristik yang unik dibandingkan dengan
pasar komoditas lainnya. Pasar jeruk siam diartikan sebagai tempat te1jadinya
penawaran dan permintaan jeruk siam, transaksi, tawar-me:nawar nilai (harga) dan
atau te1jadinya pemindahan kepemilikan melalui suatu kesepakatan antara
pembeli clan penjual. Kesepakatan tersebut berupa kesepakatan harga jeruk sian1,
cara pembayaran, cara pengiriman, tempat pengambilan atau penerimaan produk,
jumlah produk, spesifikasi serta mutu produk jeruk siam dan lain-lain yang
berhubungan dengan pemindahan produkjeruk siam (Sa 'id dan Intan, 2001 :58).
lJntuk spesifikasi dan mutu jeruk siam didasarkan pa:da ukuran besarnya
buah, standar kualitasnya digolongkan menjadi tiga kelas, yaitu kelas kualitas I :
5-6 buah per Kg; kelas kualitas II: 7-9 buah per Kg; dan kelas kualitas III" lebih
dari 10 buah (Anonim, 1994, Cahyono, 2005;148).
2.1.2. Karaktcristik Musim Pancn Jcruk Siam
Tanaman jeruk siam berbuah sepanjang tahun dan panen dapat dilakukan
dua kali setahun, yaitu berlangsung pada bulan Mei sampai dengan Agustus
(panen utama) dan bulan November sampai dengan Januari (panen kecil).
Basil panen buah jeruk pada tanaman yang baru berbuah umumnya masih
rendah, yakni berkisar antara 1 0 Kg - 40 Kg per pohon per tahun. Basil panen
tcrlinggi biasanya dimulai pada tanaman berumur I 0 tahun - 15 tahun, dan
seterusnya tanaman akan berbuah lebat setiap tahunnya hingg;a tanaman berumur
19 tahun, setelah itu produksinya akan menurun; Dengan demikian umur
ekonomis tanaman jeruk siam adalah 19 tahun dengan masa produktif sekitar 15
tahun. Pada masa produktif, produksinya dapat mencapai kisaran 300 Kg/
pohon/tahun. (Cal1yono, 2005;!41).
2.2. Definisi Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan
kdompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dalan1
menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang
bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2000:56).
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dari individu dan
kelompok untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya melalui penciptaan,
penawaran, dan pertukaran (nilai) produk dengan yang lain. Atau pemasaran
adalah upaya menciptakan loyalitas konsumen terhadap produk yang ditawarkan
(Saladin, 2004:47).
Definisi mengenai pemasaran menurut Anindita (2004:3-4), adalah suatu
runtutan kegiatan atau jasa yang dilakukan Ulltuk memindahkan suatu produk dari
titik produsen ke titik konsumen. Ada tiga ha! yang perlu menjadi perhatian terkait
dengan definisi pemasaran antara lain:
I. Kegiatan yang disebut sebagai jasa adalah suatu fungsi yang dilakukan dalam
kegiatan pemasaran. FU11gsi ini bertujuan Ulltuk mengubah produk berdasarkan
bentuk (form), waktu (time), tempat (place), atau kepemilikan (possession).
Jasa menambah nilai dari suatu produk dan dilakU:kan Ulltuk memenu:hi
kebutuhan konsumen.
2. Titik produsen adalah asal dari produk itu dijual pertama oleh produsen atau
petani
3. Titik konsumen. Tujuan dari suatu pemasaran adalah menyan1paikan ke
konsumen akhir sebagai transaksi terakhir.
Anindita (2004:5) menyatakan, pemasaran akan dikatakan produktif jika
menciptakan kegunaan (utility), yaitu proses untuk menciptakan barang dan jasa
lebih berguna. Ada empat jenis dari kegunaan yang dilakukan dalam ·pemasaran,
antara lain:
1. Kegtmaan bentuk (Form utility). Kegunaan ini muncul apabila suatu barang
memiliki persyaratan yang dibutuhkan. Rumah pemotongan hewan melakukan
pemotongan hewan menjadi daging yang siap dimasak sehingga menambah
kegunaan bentuk
2. Kegunaan tempat (place utility) yaitu kegunaan yang timbul ketika hasil
produksi disediakan di suatu tempat yang masyarakatnya menginginkan
barang tersebut.
3. Kegunaan waktu (time utility) dilakukan dalam pemasarar1 ketika produk
tersedia pada saat yang diinginkan.
4. Kegunaan milik (possession utility) dilakukan ketika barang ditransfer atau di
tempatkan atas kontrol dari seseorang yang menginginkan.
2.2.1. Definisi Pasar Pertanian
Pada mulanya istilah pasar diartikan sebagai tempat pertemuan antara
penjual dan pembeli untuk mempertukarkan barang-barang mereka (tempat
melakukan barter). Pengertian pasar yang· sering disarankan oleh para ahli
ekonomi adalah sekumpulan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi atas
sejumlah produk atau kelas produk terteritu. Dilain pihak, para pengusaha sering
mendefinisikan pasar berdasarkan pengelompokan pelanggan sehingga dikenal
berbagai jenis pasar, seperti pasar kebutuhan, pasar produk, pasar demografis, dan
pasar geografis. Bahkan, mereka memperluas penggolongannya sehingga dikenal
istilah pasar pemberi suara, pasar tenaga kerja dan pasar donor.
Pasar juga dapat diartikan sebagai tempat te1jadinya penawaran dan
permiqtaan jeruk siam, transaksi, tawar-menawar nilai (harga) dan atau terjadinya
pemindahan kepemilikan melalui suatu kesepakatan antara pembeli dan penjual.
Dengan demikian, pasar pertanian merupakan tempat dimana terdapat interaksi
antara kekuatan penawaran dan permintaan produk pertanian, terjadi tawar
menawar ni.lai produk, terjadi pemindahan kepemilikan, dan terjadi kesepakatan
kesepakatan yang berhubungan dengan pemindahan kepemilikan. Jika didasarkan
pada konsep sistem agribisnis, maka pasar pertanian terdiri atas pasar input dan
alat-alat pertanian, pasar produk pertanian, dan pasar produk industri pengolahan
hasil pertanian atau pasar produk agroindustri. Sedangkan pasar agribisnis adalah
tempat dimana terjadi interaksi antara penawaran dan permintaan produk (barang
atau jasa) di bidang agribisnis, terjadi transaksi dan kesepakatan nilai, jumlah,
spesifikasi produk, cara pengiriman, penerimaan, dan pembayaran, serta tempat
terjadi pemindahan kepemilikan barang atau jasa di bidang agribisnis (Sa'id dan
Intan, 2001 :58-60).
2.2.2. Sistem Pemasaran Pertanian
Menurut Sa'id dan Intan (2001:62-63), sistem pemasaran pertanian
merupakan suatu kesatuan mutan lembaga-lembaga pemasaran yang melakukan
fungsi-fungsi pemasaran untuk memperlancar aliran produk pertanian dari
produsen awal ke tangan konsumen akhir dan sebaliknya memperlancar aliran
uang, nilai produk yang tercipta oleh kegiatan produktif yang dilakukan oleh
lembaga-lembaga pemasaran, dari tangan konsumen akhir ke tangan produsen
awal dalam suatu sistem komoditas. Sistem pemasaran pertanian tersebut
mencakup kegiatan produktif yang dilakukan oleh lembaga-lembaga yang ada
dalam sistem komoditas tersebut, baik secara vertikal berdasarkan urutan
penambahan kegunaan atau penciptaan nilai tambah maupun secara horizontal
berdasarkan tingkatan kegiatan produktif yang sama.
Tingkat produktivitas sistem pemasaran ditentukan oleh tingkat efisiensi
dan efektivitas seluruh kegiatan fungsional sistem pemasaran tersebut, yang
selanjutnya menentukan kinerja operasi dan · proses sistem. Efisiensi sistem
pemasaran dapat dilihat dari terselenggaranya integrasi vertikal dan integrasi
horizontal yang kuat, te1jadi pembagian yang adil dari rasio nilai tan1bah yang
tercipta dengan biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan produktif masing-masing
pelaku. Sistem pemasaran tersebut seringjuga 'disebut sebagai saluran pemasaran
atau saluran distribusi.
2.2.2.1. Sifat-Sifat Produk Pertanian ' '
Menurut Sa'id dan Intan (2001:63-67), produk pertanian umunmya
memiliki sifat rawan terhadap keiusakan (perishable), memiliki ukuran yang
besar per tumpukan (bulky! voluminous), dan beraneka ragam mutunya (quality
variation). Kerawanan terhadap kerusakan dan ukuran yang besar per
tumpukannya sangat berperan untuk menentukan metode dan tempat
penyimpanan, metode dan alatpengangkutan, serta penjadwalan. Di Ja;n pihak,
keanekaragaman mutu memerlukan standarisasi, penyortiran, dan pengelompokan
berdasarkan standar produk yang baku atau diinginkan oleh konsumen. Sifat-sifat
produk pertanian adalah sebagai berikut.
1. Tidak Tahan Lama
Sifat produk pertanian yang mudah busuk dan rusak, terutama produk
buah buahan, sayur-sayuran, daging hasil peternakan dan perikanan, memerlukan
penanganan yang cepat dan cermat untulc menjaga mutu sesuai dengan yang
diinginkan oleh konsumen. Penanganan yang dapat dilakukan adalah pengepakan
(packing), pendinginan (cooling dan freezing), pengangkutan dengan cepat, dan
pengolahan, sesuai dengan jenis produk. Sifat mudah busuk dan rusak di atas
menyebabkan kegiatan pada fungsi pengangkutan dan penyimpanan menjadi lebih
kompleks dan mahal.
Pengangkutan buah-buahan, sayur-sayuran; ikan, daging, dan telur harus
dilakukan dengan cepat dan hati-hati. Selama pengangkutan, tingkat kelembaban
dan suhu harus tetap dapat dtkontrol dan goncangan harus dapat dikurangi karena
buah-buahan, sayur-sayuran, dan telur sangat peka terhadap tingkat kelembaban,
suhu, dan goncangan. Sebelum melakukan kegiatan pengangkutan, pengepakan
harus dilakukan untuk mengurangi kerusakan selama pengangkutan. Pengepakan
produk juga berfungsi untuk melindungi produk selama masa penyimpanan. Jenis
dan cara pengepakan disesuaikan dengan jenis produk dan angkutan yang
digunakan serta lama dan jauhnya jarak pengangkutan.
Fungsi penyimpanan berperan untuk mengurangi jumlah kerusakan dan
kebusukan produk, di samping dapat bertahan lebih lama. Untuk menjaga agar
produk pertanian tetap segar untuk masa tertentu, maka produk tersebut disimpan
di ruang pendingin atau bahkan dapat menggunakan ruang hampa udara. Hasil
serelia dan biji-bijian agar dapat bertahan lebih lama dimasukkan ke karung atau
kantong dan disimpan dalam gudang yang suhu dan kelembabarmya relatif dapat
dikontrol. Fungsi penyimpanan tersebut juga menjadi pelindung dari serangan
binatang atau hewan yang dapat menggangp,u produk yang disimpan.
2. Sifat Ukuran yang Besar per Tumpukan
Sifat tersebut menyebabkan produk pertanian memerlukan tempat yang
besar, terutama untuk kebutuhan penyimpanan dan pengangkutan. Pengangkutan
yang dilakukan dengan jarak yang relatif jauh dari sumber produk ke daerah
pemasaran akan menelan biaya pengangkutiin yang relatif tinggi. Begitu juga
dengan fungsi penyimpanan yang dilakukan, memerlukan tempat atau gudang
yang relatif besar sehingga biaya penyimpanannya juga relatif besar. Hal ini
secara relatif akan memperbesar marjin biaya pemasaran komoditas tersebut.
3. Mutu Produk yang Bervariasi
Mutu produk pertanian bervariasi dari tahun ke tahun, dari musim ke
musim, dan dari sentra produksi yang satu ke sentra produksi lainnya. Kualitas
produk sangat ditentukan oleh kesesuaian· kondisi terhadap pertumbuhan tanaman,
jenis varierns, dan penanganarmya. Mungkin dalam suatu periode produksi,
kondisi lingkungan cocok untuk mendukurtg pertumbuhan dan proses produksi
sehingga hasil produksinya memiliki mutu yang tinggi. Di lain pi!J.ak, pada
periode yang lain, kondisi lirtgkurtgan tidak mendukung pertumbuhan dan proses
produksi sehingga mutu produksinya menjadi rendah. Mutu produk sangat
ditentukan oleh beberapa faktor, seperti keadaan iklim clan cuaca, keadaan fisik
, .. tanah (seperti topografi, ketinggian, tekstur, jenis, dan. tingkat kesuburannya),
peristiwa alam (seperti banjir), serangan penyakit dan hama pertanian, serta
tingkat penerapan teknologi produksi dan penanganan pascapanen yang tidak
tepat. J~nis varietas yang ditanam juga berpengaruh bagi mutu hasil pertanian,
seperti varietas unggul dan varietas lokal. Begitu juga cara penanganannya, baik
selama masa produksi dan panen maupun penanganan pascapanen.
2.2.2.2. Sifat Produksi Pertanian
Menurut Sa'id dan Intan (2001), produksi pertanian umumnya bersifat
musiman, pasokan produk bervariasi dan tidak stabil dari waktu ke waktu, jumlah
produksinya sulit untuk ditentukan, dan terdapat · variasi antara pusat-pusat
produksi secara geografis. Sifat-sifat produksi pertanian tersebut diuraikan di
bawah ini.
1. Musiman
Kebanyakan produksi pertanian bersifat musiman,. walaupun ada yang
dapat berproduksi secara terus-menerus sepanjang tahm1, tetapi produksinya
berfluktuasi, di mana dikenal adanya musim panen raya dan paceklik. Produksi
petemakan di daerah yang mengenal empat musim memiliki fluktuasi sepanjang
tahun. Produksi telur dan susu pada musim semi dan awal musim panas relatif
Jebih tinggi dibanding pada musim gugur dan awal musim dingin. Namun, di
Indonesia yang hanya mengenal musim kering dan musim hujan, fluktuasi
produksi telur dan susu relatif dapat dikendalikan. Walaupun pada musim hujan
sering terjadi penurunan produksi dibanding pada musim kering, tetapi
fluktuasinya relatif kecil. Produksi buah-buahan pada umumnya memiliki musim
berbuah yang tertentu sepanjang tahun, kecuali beberapa komoditas yang
produksinya relatif merata sepanjang tahun.
2. Bervariasi dalam Jumlah dan Nilai
Produksi pe1ianian juga bervariasi dalam jumlah dari waktu ke waktu.
V ariasi jumlah produk pertanian dalam suatu periode tertentu disebabkan oleh
tanggapan petani terhadap tingkat harga, program-program pemerinta11 mengenai
pengembangan komoditas, seperti program pewilayahan komoditas, pe.l1ingkatan
produksi, dan program lainnya, serta pengaruh dari faktor-faktor yang sulit atau ...
tidak dapat dikontrol, seperti banjir dan erosi, gempa burni, angin topan, letusan
gmmng berapi, kebalcaran areal, serta serangan hama dan penyakit yang akut.
V ariasi jumlah tersebut menyebabkan terjadinya variasi nilai atau harga produk
sepanjang ta11un.
3. Wilayah Produksi Tersebar
Wilayah sentra produksi pertanian untuk suatu komoditas tertentu bersifat
unik, tergantung pada jenis komoditasnya. Ada komoditas yang cocok ditanam di
dataran tinggi dengan suhu rendah, seperti kol, kubis, kentang, bawang daun,
caisim, kopi, teh, dan markisa. Ada yang· cocok ditanam di dataran rendah atau
pantai, seperti yute dan sagu. Ada juga yang cocok untuk dataran tinggi dan juga
cocok untuk dataran rendah, seperti cabai, dan jambu mete. Di samping itu,
dikenal pula adanya tanaman tropis dan subtropis.
4. Biaya Produksi Berbeda di Setiap Daerah Produksi
Suatu komoditas tertentu yang diproduksi pada daerah yang berbeda
memiliki perbedaan biaya produksi ·per unit produk. Perbedaan biaya produksi
antara daerah produksi yang satu dan daerah produksi lainnya te1jadi karena
berbagai faktor yang mempengaruhi. Ada daerah yang berproduksi efisien dan ada
daerah yang berproduksi tidak efisien untuk suatu komoditas tertentu.
2.3. Lembaga dan Saluran Pemasaran
Cahyono (2005: 157), menyatakan bahwa lembaga1 pemasaran adalah
baclan hukum atau perorangan yang menangani kegiatan pemasaran. J,embaga
pemasaran sangat membantu clan memudahkan petani proclusen dalam menjual
hasil panennya dan memudahkan konsun1en dalam memperoleh barang yang
clikehendaki. Sedangkan menurut Aninclita (2004: 16), kelembagaan dalam
pemasaran meliputi berbagai pedagang perantara dan lembaga-lembaga lainnya
yang melaksanakan berbagai fungsi pemasaran yang terlibat dalam pembelian clan
penjualan barang karena mereka ikut memindahkan barang clari produsen ke
konsumen.
Menurut Limbont, clan Sitorus dalam Azir (2002:19-20), lembaga
pemasaran merupakan badan-badan atau lembaga yang berusaha dalam bidang
pemasaran, menggerakkan barang dari produsen ke konsumen melalui penjualan.
Selanjutnya, lembaga perantara yang umum terlibat dalam bidang pemasaran
produk pe1tanian antara lain:
I. Carload Receiver, yaitu para pedagang yang melakuklm kegiatan pembeli
produk pertanian tertentu secara mobil (bergerak) dari satu tempat ke tempat
lain dengan menggunakan alat angkut trnk (carload) biasanya, bila trnk-truk
yang digunakan telah penuh langsung dibawa ke pasar-pasar di kota (daerah
konsumen)
2. Jobber atau wholesaler, adalah para pedagang hasil p<:rtanian yang biasanya
menampung pembelian carload receiver.
3. Broker, adalah perantara yang mempunyai kegiatan yang menghubungkan
antar penjual dan pembeli produk-produk pertanian. Broker unrnmnya
mempunyai kemampuan untuk: (a) mengumpulkan ket1:rangan pasar setempat
maupun yang lebih luas, (b) mengetahui persediaan produk pertanian yang
ingin diperjualbelikan, (c) mengetahui pergerakkan harga di pasar produk
pertanian yang dipasarkan, ( d) mengetahui tentang jemis dan kualitas hasil
pertanian yang diperdagangkan , · dan · ( e) menghubungkan penjual dan
pembeli.
4. Cornrnision Merchant, adalah pedagang yang mendapat kepercayaan dari
pemilik barang ataupun dari pembeli barang dengan kuasa (menutup kontrak,
melakukan transaksi, dan lain-lain) dari pemilik barang maupun d~i pembeli
barang, atas kegiatan yang dilakukannya cornrnison merchant akan
mendapatkan komisi.
5. Auction, adalah lembaga pemasaran yang melakukan penjualan produk
produk pertanian secara terbuka di hadapan konsumen yang akan membeli
produk pertanian bersangkutan. Adapun harga yang te1jaJi adalah konsumen
yang mengajukan harga tinggi
6. Chainstore Buying Organization, adalah lembaga perantara pemasaran hasil
hasil pertanian yang besar,yang memiliki bagian pembelian di berbagai tempat
atau kota, karena dukungan modal yang besar dan keefektifan dalam
menjalankan organisasi maka kegiatan yang dilakukannya sangat luas mulai
dari pengumpulan bahan-bahan (terutama bahan pangan) sampai
penyebarannya kepada konsumen akhir, contohnya Bulog.
7. Service Wholesaler, mcrupakan gabungan kegiatan antara carload receiver
dengan Jobber untuk mcmpersingkat waktu dan memperlancar peuyampaian
produk pertanian (terutama yang mudah rusak) keterangan konsumen melalui
pedagang pengecer.
8. Speculator, adalah lembaga perantara dalam pemasaran pertanian yang
mencari keuntungan besar melalui spekulasi.
9. Retailer, adalah lembaga perantara pemasaran yang langsung menjual produk
pertanian bersangkutan langsung ke tangan konsumen akhir (rumah tangga).
Pedagang eceran produk pertanian di Indonesia umumnya be1111odal kecil dan
penyampaian produk kepada konsumen dengan earn menunggu konsumen
datang sendiri ke tempat pengecer, tetapi banyak pula yang mendatangi
konsumen seperti pedagang pengecer yang mengguna.kan pikulan, bakul,
gero bak, dan lain-lain.
Pengertian saluran pemasaran menurut David A. Revzan dalam Swastha
dan Ira wan ( 1990:286) adalah suatu jalur yang dilalui oleh arus barang-barang
dari produsen ke perantara dan akhirnya sampai pada pemakai. Tingkat Saluran
Pemasaran mcnurut Saladin, (2004:62) adalah sebagai berikut :
1.Saluran Nol Tingkat, Saluran Pemasaran Langsung (A Zero Levels Channel or
Direct Marketing Channel)
a. Dari rumah ke rumah (door-to-door)
b. Arisan Rumah (Home Parties)
c. Lewat Pos (Mai.' Order)
d. Lewat toko-toko perusahaan (Manufacture owner stores)
2. Saluran satu tingkat (A one-level channel)
Penjualan melalui satu perantara di dalam salurnn pemasaran barang
konsumsi, perantara ini merupakan pedagang besar atau grosir, sedang di dalam
saluran industri ini mereka merupakan tenaga penjual representative.
3. Saluran dua tingkat ( two-level channel)
Penjualan yang mempunyai dua perantara penjualan. Di dalam saluran
pemasaran barang konsumsi mereka merupakan pedagang besar atau grosir dan '
pengecer, sedangkan dalam saluran pemasaran barang industri mereka merupakan
penyalur tunggal dan distributor industri.
4. Saluran tiga tingkat (three-level channel)
Penjualan yang mempunyai tiga perantara yaitu pedagang besar atau grosir, . ..
pemborong dan pengecer. Ada juga perusahaan yang menggunakan saluran
pemasaran banyak tingkat (higher level marketing channel), al(an tetapi jarang
terjadi.
5. Saluran aneka tingkat.
Saluran distribusi lebih dari tiga tingkat.
Saluran pemasaran untuk barang konsumsi dan industri digambarkan sebagai
berikut,
Gambar 1. Saluran Pemasaran Konsumsi dan Industri a) Saluran Pemasaran Konsumen
0-level
Petani Produsen
1-level
Petani Produsen
2-level
Petani Produsen
·-
3-level
Petani Pr;idusen
Pedagang J Grosir [Pedagang
Grosir
,, Konsumen
0-level
Petani Produsen
Konsurnen lndustri
' ' Pedagang Pedagang Pengecer Pengecer
b) Saluran Pemasaran Industri
I-level ~--
tani Pe Prod us en
utor Distrib Indu stri
men Konsu In du stri
2-level
Petani Produsen
Produsen Representatif
Konsumen lndustri
~-
,, Jobber
J Pedagang Pengecer
3-level
J Petani
Produsen
Produ~ Representatif
... •
J Konsumen
lndustri
2.4. Pcranan dan Fungsi-fungsi Pcmasaran
Fungsi pemasaran menurut Anindita (2004:195), adalah kegiatan utama
yang khusus dilaksanakan untuk menyelesaikan proses pemasaran. Menurut Sa 'id
dan lntan (2001 :77) Proses penyaluran barang dan atau jasr. dari produsen ke
tangan konsumen akhir memerlukan berbagai kegiatan fungsional pemasaran
yang ditujukan untuk memperlancar proses penyaluran lbarang dan atau jasa
secara efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Kegiatan fungsional tersebut disebut fungsi-fungsi pema~aran. Fungsi-fungsi
pemasaran dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran yang terkait atau ter!ibat
dalam proses pemasaran suatu komoditas, yang membentuk rantai pemasaran atau
sering disebut sebagai sistem pemasaran. Fungsi pemasaran dapat didefinisikan
sebagai serangkaian kegiatan fungsional yang dilakukan oleh lembaga-lembaga
pemasaran, baik aktivitas proses fisik maupun aktifitas jas~, yang ditujukan untuk
memberikan kepuasan kepada konsumen sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya m elalui penciptaan atau penambahan kegunaa.1 bentuk, waktu,
tempat, dan kepemilikan terhadap suatu produk.
Fungsi-fungsi pemasaran tersebuf sangat penti.ng untuk mengatasi
hambatan-hambatan yang dihadapi oleh · produsen dalam upaya memuaskan
konsumen secara lebih efektif dan efisien. Hambatan-hambatan tersebut terutama
terkait dengan kendala waktu, jarak tempat, kekurangan informasi pasar, serta
adanya perbedaan penilaian dan hak milik terhadap suatu produk. Fungsi-fungsi di
atas dilakukan untuk menciptakan dan atau menambah kegunaan waktu, tempat,
bentuk, atau kepemilikan dari suatu produk sehingga produk tersebut dapat
memenuhi kebutuhan dan selera konsumen atau penggunanya. Sa'id dan Intan
(2001:86)
2.4.1. Fungsi Pertukaran
Fungsi pertukaran meliputi semua kegiatan yang berhubungan dengan
pemindahan hak milik suatu barang dan atau jasa melalui suatu proses pertukaran.
Proses pertukaran tersebut dapat terjadi apabila antara pembeli dan penjual
menemukan kesepakatan dan menyetujui suatu nilai atau tingkat harga tertentu
terhadap suatu jumlah unit tertentu dari suatu barang atau jasa yang akan
diperjualbelikan. Proses kesepakatan nilai atau tingkat harga dalam suatu kegiatan
pertukaran dapat terjadi dengan tiga tipe. Tipe pertama, di mana penjual dan
pembeli sama-sama aktif. Tipe kedua, di mana penjual aktii~ tetapi pembeli pasif.
Tipe ketiga, di mana penjual pasif, tetapi pembeli aktif.
Fungsi pertukaran terdiri atas dua fungsi, yaitu usaha: pembelian dan usaha
penjualan. Kata "usaha pembelian" (buying) digunakan untuk membedakan
dengan kata pembelian (purchasing) dalam· arti sehari-hari. Usaha pembelian
meliputi rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan pembelian sampai kepada
barang yang dibeli tersebut diterima di gudang penyimpanan. Begitu juga dengan
kata "usaha penjualan" (selling) digunakan untuk menggambarkan rangkaian
kegiatan yang dilakukan untuk mentransfer' barang yang akan dijual kepada
pembelinya, mulai dari rencana penjualari, penyiapan berkas penjualan, hingga
barang tersebut diterima oleh pembeli sesuai dengan perjfil1jian dan syarat-syarat
pembelian yang disepakati bersama.
2.4.1.1. Fungsi Usaha Pembelian
Fungsi usaha pembelian merupakan bagian penting dari suatu proses
pemasaran. Usaha pembelian dilakukan oleh pedagang perantara (yakni pedagang
besar, pengumpul, atau pengecer) untuk dijual kembali dart oleh produsen untuk
dijadikan bahan baku atau masukan dalrun proses procluksi, se:perti input-input
dan alat-alat pertanian yang dibeli oleh petani, pembelian hasil pertanian oleh
industri pengolahan, dan pembelian produk setengah jacli oleh industri untuk
diolah lebih lanjut menjadi produk jadi. Pedagang pe11g11mpul dapat membeli
hasil-hasil pertanian untuk dijual kepada pedagang besar atau ke industri yang
membutuhkan produk tersebut sebagai bahan baku. Ped.agang besar membeli
produk dari pedagang pengumpul untuk dijual kepada industri pengolahan ata11
kepada pengecer. Begitu juga pengecer dapat membeli produk clari peclagang
besar atau inclustri pengolahan atau agen~agen penjualannya untuk clijual kembali
kepada ko11sume11. Bahl:an, usaha pembelian clapat terjadi antarlevel peclagang
perantara yang setingkat, misalnya antara pengecer yang satu clan pengecer yang
lainnya.
Fungsi usaha pembelian dalrun sistem·pemasaran pertanian sangat penting
untuk ditelaah secara mendalrun clalam rangka memperlancar proses pemasaran
suatu komoditas. Langkah-langkah dalam fungsi usaha pembelian adalah (I)
mengidentifikasi kebutuhan; (2) menentukan jenis, mutu, dan jumlah barang yang
akan dibeli; (3) mengiclentifikasi clan· 'menetapkan p:rioritas surnber-sumber
pembelian; ( 4) menynsun rencana implementasi; clan (5) melakukan negosiasi clan
transaksi pembelian.
2.4.1.2. Fungsi Usaha Penjualan
Fungsi usaha penjualan lebih umum dikenal dengan istilah usaha
perdagangan (merchandising). Usaha penjualan mencakup serangkaian kegiatan
yang dilakukan dalam proses pemindahan hak milik produk dari produsen atau
lembaga perantara pemasaran, yang mempunyai hak kepemilikan, kepada
konsumen atau pemakai, termasuk di dalamnya kegiatan promosi dan periklanan.
Tingkat kerumitan kegiatan yang dilakukan tergantung pada jenis clan sifat
produk, volume penjualan, jarak antara tempat produksi dan konsumen, dan
karakteristik konsumennya. Usaha penjualan produk ekspor relatif lebih rumit
dibanding penjualan produk untuk konsumsi dalam negeri.
Usaha penjualan di atas, seperti 'halrlya dengan usaha pembelian, dapat
dilakukan oleh pedagang perantara (seperti pedagang pengumpul, pedagang besar,
dan pedagang pengecer) dan produsen (seperti industri input dan alat-alat
pertanian, pengusaha · produksi pertanian; · dan · industri pengolahan). Bagian
penjualan dari unit-unit usaha tersebut'benisaha untuk menemukan kebutuhan
konsumennya dan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya untuk menarik
minat konsumen untuk membeli atau mengkonsumsi produk-produk yang
ditawarkan. Usaha untuk menemukan·kebutuhan konsumen biasanya lebih gencar
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan atau' iridustri-industri besar melalui riset
pemasaran dan selaitjutnya menciptakan produk baru atau mengembangkan
produk yang sudah ada sesuai dengan kebntUhan konsumen atau pemakaL Usaha
penjualan juga berperan untak menemukan permintaan potensial bagi produknya
I··: . ', .
~ ·" dan berusaha mengubah permintaan potensial tersebut meI\jadi permintaan nyata
melalui kegiatan promosi dan periklanan.
Dalam sistem agribisnis, usaha penjualan sebagai fungsi sub-sistem
pemasaran menjadi sangat penting dalam upaya memperlancar aliran produk dari
produsen ke tangan konsumen akhir. Usaha penjualan tersebut meliputi berbagai
keputusan yang harus diambil, yakni (I) jenis produk apa yang akan dijual, (2)
tingkat mutu produk yang bagaimana yang akan dijual, (3) berapa jumlah produk
yang akan dijual, (4) kapan menjualnya, (5) dimana menjualnya dan (6)
bagaimana cara menjualnya.
2.4.2. Fungsi Fisik
Fungsi fisik adalah semua aktifitas untuk menangani, menggerakkan, dan
mengubah produk-produk secara fisik sesuai 'dengan keinginan dan kebutuhan
konsumen. Fungsi-fungsi fisik tersebut meliputi penyimpanan, pengangkutan, dan
pengolahan. Studi dan analisis fungsi fisik pemasaran berperan untuk menja wab
pertanyaan kapan (fungsi penyimpanan), di mana (fungsi pengangku~), dan apa
(fungsi pengolahan). Dengan demikian; fungsi fisik sangat terkait dengan kegiatan
fungsional pemasaran yang menimbulkan kegunaan waktu, tempat, dan bentuk.
2.4.2.1 Fungsi Penyimpanan
Fungsi penyimpanan berupaya mengatur dan mengontrol persediaan untuk
kebutuhan selama periode tertentu. ·Fungsi' tei:sebut dapat menangani produk
berupa masukan (bahan baku) untl.lk'''suati.l kegiatan Jproduksi, di samping
menangani keluaran berupa produk hasil kegiatan produksi, seperti pada industri
input pertanian, usal1a produksi pertanian, dan industri pengolahan produk
pert<)llian. Penyimpanan persediaan bahan balm ditujukan untuk menjamin
pasokan kebutuhan bahan baku secara berkesinambungan untuk kegiatan produksi
reguler. Penyimpanan persediaan produk hasil kegiatan produksi ditujukan untuk
mengontrol pasokan sesuai dengan kebutuhan pasar dan kemampuan agen-agen
pemasaran industri tersebut untuk memasarkan produknya.
Fungsi penyimpanan ada yang bersifat jangka panjang, terutama untuk
mengontrol dan mengatur pasokan tahunan, mencegah fluktuasi harga yang
ekstrim antara musim panen raya dan musim paceklik, dan ada yang bersifat
jangka pendek, yaitu yang berperan untuk·mengatur pasokan jangka pendek di
pasar dan menjaga keseimbangan pasokan' dan pennintaan. Penyimpan'.lll jangka
pendek, yang sifatnya sementara, dilakukan sebelum produk dipasarkan atau
sebelum digunakan sebagai masukan dalam proses produksi.
Dalam melakukan usaha penyimpanan, beberapa ha! yang perlu m~ndapat
perhatian adalah (I) berapa jumlah stok yang dimiliki sebagai persediaan, (2)
berapa perkiraan jum !ah stok regional, nasional, dan dunia; (3) bagaimana cara
mengelola dan membiayai stok; (4) bagaimana cara mengurangi tingkat volume
stok yang efektif dan efisien; dan (5) berapa lama penyimpanan yang diperkirakan
akan dilakukan.
2.4.2.2. Fungsi Usaha Pengangkutan
Fungsi usaha pengangkutan merilegang peranan penting dalam proses
pemasaran suatu komoditas, terutama dalam memperlanca:r pcrpindahan produk
dari lokasi produksi sampai ke lokasi konsumen akhir. Fungsi di atas semakin
penting dengan semakin jauhnya jarak antara lokasi prodnksi dengan lokasi
konsumen akhir atau pengguna. Dengan demikian, pertimbangan biaya-biaya
yang dikeluarkan dalam fungsi usaha pengangkutan menjadi salah satu komponen
biaya pemasaran dan besarnya sebanding dengan semakin jaulmya jarak yang
ditempuh dalam proses perpindahan produk tersebut. Begitu juga jika produk
tersebut melewati beberapa tahapan pengangkutan, seperti pengangkutan produk
pertanian dari lokasi produksi menuju ke gudang pedagang besar, selanjutnya
menuju ke gudang industri pengolahan, dan akhirnya menuju ke lokasi konsumen .....
akhir. Seinuanya akan memperbesar biaya pemasaran. Akumulasi biaya
pemasaran tersebut merupakan salah satu dari tiga faktor yang menentukan
tingkat harga di tangan konsumen akhir: Biaya pemasaran yang besar akan
memperbesar tingkat harga produk di tangan konsumen akhir.
2.4.2.3. Fungsi Usaha Pengolahan
Produsen dalam sistem agribisnis meliputi industri atau penyedia input-
input dan alat-alat pertanian, usaha produksi pertanian, dan industri pengolahan
hasil pertanian. Usaha produksi pertanian' telah · menambah sebagian kegunaan
bentuk kepada input-input pertanian menjadi produk pertanian yang mengalir
dalam sistem pemasaran pertanian.
Peranan fungsi usaha pengolahan sangat diperlukan untulc memµnbah dan
melengkapi kegunaan bentuk kepada::: pr6duk-produk pertanian tersebut.
Perubahan-perubahan bentuk tersebut dimaksudkan uni.uk menambah kegunaan
bentuk sesuai dengan keinginan dan · kebutuhan komrnnen. Fungsi usaha
pengolahan terse but ada yang dilakukan · secara sederhana dan murah dan serta
...
yang dilakukan secara besar-besaran dan mahal. Ada yang menggunakan
teknologi sederhana dan ada yang menggunakan teknologi canggih.
2.4.3. Fungsi Fasilitas
Fungsi fasilitas pemasaran mencakup semua kegiatan yang dapat
membantu kelancaran proses pemasaran. Fungsi fasilitas dalam sistem pemasaran
pertanian terdiri atas standarisasi dan penggolongan mutu, pembiayaan,
penanggungan resiko, dan penyediaan info1masi pasar. Bahkan, dalam beberapa
literatur, ada yang menambahkan beberapa fungsi fasilitas yang lain, seperti
penelitian pasar, penelitian dan pengembangan produk, pengembangan dan
perluasan permintaan, serta pengepakan dan pengemasan.
2.4.3.1. Fungsi Standarisasi dan Penggolongan Mutu
Standarisasi adalah suatu ukurrui' tingkat mutu suatu produk dengan
menggunakan standar wruna, ukuran atau volume, bentuk, susunan, ukuran
jumlah dan jenis unsur-unsur kru1dungan (zat-zat kandungan), kekuatan atau
ketahanan, kadar air, rasa, tingkat kematangan, dan berbagai keriteria lainnya
yang dapat dijadikan standar dasar niutu produk. Pemilihru1 kriteria dasar
standarisasi tergantung pada permintaan pembeli, konsum<:n atau pengguna, dan
disesuaikan denganjenis komoditas yang akan distandarisasL
Dapat digllllakan satu atau lebih kriteria sebagai dasar standarisasi mutu
produk. Standarisasi sebagai ukuran tin'gkat''mutu produk memegang peranan
penting dalam sistem pemasaran · sekarang ini, di mana dengan standarisasi
produk, para pembeli, penjual, dan lembaga pemasarim lainnya memiliki
kesamaan bahasa mengenai suatu ukuran tingkat mutu produk sehingga dapat
mempermudah proses pertukaran, terutama dalam era pasar global.
Penggolongan mutu adalah suatu usaha mengklasifikasikan atau
meng~lompokkan produk-produk pertanian kedalam kumpulan-kumpulan yang
berdasarkan standarisasi tertentu, sehingga produk-produk yang berada dalam satu
kelompok memiliki kesamaan ukuran untuk setiap kriteria dasar standarisasi yang
digunakan. Secara sederhana, kegiatan penggolongan mutu produk pettanian oleh
petani umurnnya dilakukan berdasarkan ukuran volume, tingkat kematangan dan
kerusakan, serta hanya dilakukan secara visual. Dengan demikian, kegiatan
penggolongan tersebut lebih bersifat sebagai suatu kegiatan menyortir, yakni
memisahkan produk yang secara visual rendah mutunya dari kumpui~ produk
yang tinggi mutunya.
Standarisasi dan penggolongan ·mutlr produk memiliki peranan yang
sangat penting bagi kelancaran sistem pemasaran. Oleh kar1ma itu, sangat penting
untuk menetapkan grade dan standar mutu produk-produk agribisnis dan
agroindustri secara nasional. Misalnya, produk agribisnis dlibagi ke dalam empat
grade, yakni istimewa (A), pilihan (B), kcimersial (C), dan ekonomis (D).
Keempat grade tersebut masih perltr ditetapkan spesifikasinya untuk setiap
jenis produk agribisnis dan agroindustri yang diproduksi di Indonesia sehingga di
setiap pengecer, seperti di supermarket, setiap jenis produk memiliki grade yang
ditempelkan pada produk tersebut atau pada kemasannya. Dengan Standaxisasi
dan grading tersebut, maka produk yang dijual akan memiliki keseragaman mutu
berdasarkan grade yang tertera pada label. Dengan demikian, konsumen hanya
melihat grade dari produk yang akan dibeli tanpa melakukan pemilihan sendiri
yang cukup memakan waktu.
2.4.3.2. Fungsi Pembiayaan
...
Fungsi pembiayaan merupakan salah satu fungsi fas:Uitas pemasaran yang
dilakukan oleh setiap tahap kegiatan pemasaran. Fungsi pembiayaan berperan
dalam perencanaan pembiayaan, pelaksanaan pembiayaan, peiigawasan
pembiayaan, pengevaluasian pembiayaan, dan pengendalian pembiayaan.
Perencanaan pembiayaan dimulai dengan mengidentifikasi obyek-obyek yang
akan dibiayai, memperkirakan jumlah dana yang dibutuhkan, mengidentifikasi
sumber-sumber pendanaan dengan berbagai syarat-syarat yang diperlukan, dan
menetapkan prioritas sumber-sumber pendanaan berdasarkan kemampuan untuk
memenuhi syarat-syarat masing-masing suniber dana.
Selanjutnya, usaha pengadaan dana ini mencakup usaha pengadaan dana
pembiayaan (meliputi pencarian dan pengelolaan sumber-sumber dana untuk
pembiayaan) dan pengelolaan biaya. Se!elah dana pembiayaan dialokasikan
berdasarkan prioritas obyek yang akan dibfayai, maka selama periode pembiayaan
diadakan pengawasan yang intensif untuk memonitor pelaksanaan pembiayan.
Pengawasan yang intensif tersebut ditujukan untuk menge:fektifkan pelaksanaan
pembiayaan dan mengefisienkan pengeh:iaran biaya sampai batas yang tidak
mengurangi efektivitas pembiayaan. ·
2.4.3.3. Fungsi Penanggungan Resiko
Penanggungan resiko merupakan· salah satu unsur biaya atau penyedot
biaya yang sulit diperkirakan besarnya drtfam·setiap aktivitas bisnis, baik resiko
penurunan produksi maupun resiko penurunan dalam nilai produk atau
pendapatan bersih usaha bisnis. Resiko penurunan produksi pertanian dapat
disebabkan oleh bencana Jlam (seperti banjir, topan, dan gempa bumi) dan
bencana lainnya (seperti kebakaran, serangan hama dan penyakit tanaman,
pencurian, dan kesalahan dalam menerapkan teknik budi claya). Resiko penurunan
dalam nilai te1:jadi karena penurunan mutu, perubahan harga yang disebabkan oleh
perubahan preJerensi, cita-rasa dan selera konsumen, perubahan kondisi pasokan,
atau perubahan konclisi perekonomian secara umum.
Dalam agribisnis, para pelaku dap1t menghadapi resiko-resiko, seperti
resiko produksi (seperti penurunan volume clan mutu produk), resiko pemilikan,
resiko keuangan dan pembiayaan, resiko kerugian karena kecelakaan, bencana
alam, dan faktor alam lainnya, kerugian karena perikatan, serta kerugian karena
hubungan tata kerja. Disamping itu, resiko perubahan harga merupakan resiko
yang seringkali menghantui pikiran para pelaku dalam sistem agribisnis.
2.5. Biaya Pcmasaran
Menurut Anindita (2004:114), dalam memperhitungkan biaya pemasaran
ada berbagai biaya yang sering terlibat dalam pemasaran hasil pertanian yaitu
biaya transportasi, biaya pengepakan, biaya prosesing, biaya sewa tempat, clan
lain-lain . .lenis biaya yang dikeluarkan akan berbecla sesuai clengan komoditi yang
ditangani.
Menurut Boyd, dkk (2000: 14) harga penjualan akhir produk
mencerminkan biaya dari melakukan kegiatan-kegiatan yang diperlukan
untuk transaksi pertukaran. Biaya-biaya itu sangat bervariasi di antara produk dan
pelanggan yang berbeda. Biaya-biaya itu secara relatif dianggap memiliki
proporsi tinggi untuk harga barang kemasan yang dibeli konsumen.
Menurut Anindita (2004:114), untuk memperhitungkan biaya pemasaran
perlu dirinci ke berbagai kegiatan pemasara1. Berikut ini kemungkinan biaya yang •"
terjadi dalam biaya pemasaran produk pertanian yaitu ;
1. Biaya Persiapan dan biaya pengepakan.
Apabila diasumsikan bahwa pemanenan dan pergerakan dari produksi ke
tempat penjualan petani (farm gate) adalah biaya produksi malrn biay;:t. pertama
dari pemasaran adalah persiapan penjualanan pengepakan (produce preparation
and packaging costs). Biaya ini meliputi biaya pembersihan, sortasi, dan grading.
Biaya kedua yang dihadapi pedagang adalah pengepakan (.packaging).
2. Biaya Handling.
Di berbagai tingkat lembaga/saluran pemasaran akan dilakuakn
pengepakan (packed) dan pembukaan 'pak · (unpacked), bongkar muat dan
kemudian dimasukkan ke gudang/toko dan terakhir dikeluarkan kembali. Seluruh
kegiatan ini diperhitungkan sebagai biaya handling.
3. Biaya Transportasi.
Setelah dilakukan pengepakan, produk kemudian diangkut. Di daerah
pedesaan dimana transportasi mesin jarang ada, maka peranan manusia atau
hewan dalam transportasi relatif besar. Trasportasi dengan truk atau !container
membutuhkan perhitungan yang cermat terutama berapa biaya tiap kilognmnya.
4. Biaya Produk yang Hilang.
Susut dalam proses pemasaran produk pertanian adalah sesuatu ha! yang
umum, terutama jika produk tersebut mudah rusak. Mulai kegiatan sortasi,
grading, pengepakan, transportasi, penyimpanan pada umumnya akan mengalan1i
susut karena banyak terjadi kerusakan dan penanganan yang kurang baik sehingga
banyak yang terbuang dalam berbagai kegiatan. Sehingga harga tiap kilogram di
tingkat petani seringkali tidak dapat sebanding dengan harga satu kilogram di
tingkat eceran. Satu kilogram di tingkat petani dapat me11jadi kurang dari satu
kilogram sampai pengecer atau konsumen. Penyusutan yang besar seringkali
te1jadi pada panen raya karena banyak produk yang tidak terjual. Jarak yang jauh
juga penyebab dari penyusutan.
5. Biaya Penyimpanan.
Biaya penyimpanan dapat menjadi biaya yang penting dalam., pemasaran
produk pertanian karena seringkali tujuan penyimpanan agar produk dapat
tersedia sepanjang waktu. Ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit terutama
gudang yang digunakan relative komersfaL Yang, perlu diperhitungkan adalah
apakah biaya penyimpanan relatif sesuai dengan kenaikan harga jual. .,,
6. Pungutan-pungutan, Komisi, dan Pembayaran tidak Resmi.
Biaya lain yang perlu diperhitungkan seperti biaya retribusi di pasar,
komisi ke pedagang perantara (broker), pajak-pajak dan bartyak biaya yang
dike!uarkan secara tidak resmi, misalnya pungli.
2.6. Harga
Menurut William .T. Stanton dalam Swastha dan Irawan (1990:241) yang
dimaksud dengan harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk jika
mungkin) yang clibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk
clan pelayanannya. Dari definisi tersebut kita dapat mengetahui bahwa harga yang
dibayarkan oleh pembeli itu sudah tem1asuk pelayanan yang diberikan oleh
penjual. Bahkan penjual juga menginginkan sejumlah keuntw1gan dari harga
terse but.
Konsep harga, nilai, utiliti saling berhubungan di dalam teori ekonomi.
Utiliti adalah atribut dari barang-barang yang memuaskan keinginan konsumen.
Nilai (Value) adalah ekspresi dari suatu procluk yang mempun:yai daya tarik untuk
dipertukarkan dengan produk lain. Harga menunjukkan nilai rupiah dan atau
apapun media keuangan yang ada dalam suatu negara. Definisi harga yaitu
sejumlah uang (dan kemungkinannya beberapa barang) yang dibutuhkan untuk
memenuhi pertukaran. Pertukaran dapat juga dilakukan clengan barang yang
disertai dengan pelayanan. (Anindita, 2004: 68).
Harga pada unmmnya ditentukan oleh adanya hub:mgan yang terjadi
antara pennintaan dan penawaran. Dalam realitas harga selalu berfluktuasi, ha! ini
disebabkan oleh tiga alasan, yaitu karena naik turunnya pada per111intaan
(jluctuation in demand), naik turum1ya pada penawaran (fluctuation in :;upply),
dan eksperimentasi dalam proses penentuan harga (Anindita, 2004:95).
Menurut Anindita (2004:95-103), secara umum ada lima jenis fluktuasi
(naik turunnya) harga, yaitu:
I. Variasi harga musiman
Fluktuasi harga musiman ini biasanya terjadi di saat ada po la yang relatif pada
perubahan pada penawaran dan permintaan. Iklim dan permintaan musiman
untuk beberapa komoditi adalah faktor penting yang menyebabkan fluktuasi
harga nrnsiman. Karena produksi untuk hasil pertanian sangat tergartfung pada
cuaca yang berlangsllllg, maka ada saat harga akan rendah dan ada saat harga
akan tingi.
2. Variasi harga tahU11an
Fungsi permintaan dan penawaran mllllgkin akan menggambarkan sebagai
rata hasil pertahllll dengan harga tahtman yang mengubah kenaikan dari
beberapa fungsi.
Produksi. pertanian yang mempllllyai v!triasi harga tahllllan yang besar, ha! ini
karena beberapa faktor yaitu:
a. Hasil panenan mudah terpengitruh oleh kondisi cuaca dan hama penyakit
b. Luas lahan pertanian yang ditanami dan yang dlipanen setiap tahllll
berubah.
c. Elastisitas harga dari permintaan Ulltuk beberapa komoditi pertanian
adalah sangat tidak ·elastis. · Sehingga; 'apabila terjadi sedikit i:ergeseran
atau perubahan penawaran mengakibatkan fluktuasi harga yang besar.
3. Trend • ' ,,
Trend (kecenderllllgan) yang terjadi pada beberapa harga komoditi pertanian
dikaitkan dengan tingkat inflasi · dan deflasi di dalam pereokonomian dan
beberapa faktor yang khusus dari produk basil pertanian. Hal ini termasuk
perubahan-perubahan dalarn taste (selera) dan preferences (pilihan) para
konsumen, kenaikan produksi dan pendapatan serta perubahart teknologi yang
digunakan dalarn proses produksi.
4. Pergerakan harga sesuai siklus
Di sarnping variasi harga musiman, dan tahunan yang dapat mengik.iti pola
variasi yang teratur, ada pula pola variasi mengikuti siklus. Siklus ini dapat
dijelaskan dengan Model Cobweb (sarang laba-laba), yaitu teori yang
menjelaskan komponen siklus dari pasangan jumlah-harga tertentu melalui
jalur waktu (time path). Pada model ini, harga-harga dan jumlah yang
ditawarkan digan1barkan saling berhubungan sebagai mata rantai kausalitas
yang berlangsung berulang-ulang. Harga yang tinggi akan menyebabkan
produksi yang tinggi, kemudian setelah terjadi penawaran yang tinggi
mengakibatkan harga yang rendah.
5. Pergerakan harga random
Pergerakan ini mengacu pada pergeseran harga yang tidak diperkirakan atau
tidak diharapkan seperti penemuan, serangan harna, kehancuran fisik dari
angin topan atau banjir dan lain-Ir.in. Di samping itu, saat ini pola pergerakan
random juga diarnati karena adanya perubahan siklus ekonomi, seperti adanya
resesi atau depresi dan recove1y. Perubahan lain yang terjadi akibat adanya
perubahan yang relatif besar dinarnakan perubahan struktural, seperti adanya
krisis ekonomi, jatuhnya rupiah, liberalisasi perdagangan, dan peristiwa lain
dii mana darnpaknya dari perubahan dalam penawaran ataupun pe1mintaan
dilakukan melalui dummy variabel.
2.7. lnformasi Pasar
Informasi pasar merupakan suatu informasi yang di.butuhkan oleh
konsumen manpun produsen, baik dalam perencanaan maupun dalarn sistem
pemasaran. Menurut Dahl dan Hammod (1997) dalam Azir (2002:33)
menyatakan bahwa terdapat tiga jenis informasi pasar, yaitu :
1. Marnet News, yaitu informasi harian yang dikomw1ikasikan antara
pembeli dengan penjual yang terdiri dari harga, volume, kualitas dan
preferensi konsumen.
2. Market Outlook, merupakan proses anal is is untuk perencm1aan yang akan
datang. Kegiatan ini umumnya dilakukan oleh partisipm1 yang kegiatan
pemasarannya sudah besar.
3. Advertising, yaitu berguna untuk informasi pasar yang diperoleh dm·i
penjualan atau pemerintah mengenai harga, jumiah, mutu dan sebagainya.
lnformasi pasar dapat mempengaruhi pemasaran suatu komoditas.
lnfonnasi pasar diharapkan dapat di terima oleh produsen clan konsumen secara
utuh, sehingga dapat digunakan sebagai sinyal untuk menentukm1 jumlah, harga
maupun mutu produk yang dihasilkan atau di beli oleh lembaga-lembaga
pemasaran yang terlibat (Dahl dan Hammond, 1997 dalam Azir, 2002:34). ·
2.8. Marjin Pemasaran
Menurut Anindita (2004: I 05-107), mmjin pemasaran menunjukkan
perbedaan harga di antara tingkat lembaga dalmn sistem pemasaran. Hal tersebut
juga dapat didefinisikm1 sebagai perbedaan antm·a apa yang dibayar oleh
konsumen dan apa yang diterima oleh produsen umuk produk pertaniannya.
Ma1jin pemasaran diantara pertanian dan pedagang eceran bisa diungkapkan
dengan notasi PR - PF . Hal itu juga diwakili dengan jarak vertikal antara kurva
permintaan (atau kurva penawaran) di dalan1Gambar2
Marj in Pc1nasarau
Barga So (Derived Supply)
Dp (Primary Demand)
Dt1 (Derived Demand)
Jumlah
Gambar 2. Hubungan Antara Marjin Pcmasaran dcngan Nilai Marjin Pcmasaran
Sumber : Anindita, (2004: l 06)
Permintaan primer (primary demand) ditentukan oleh respon dari
konsumen akhir. Di dalam analisis empiris; harga eceran dan data kuantitas
biasanya digunakan untuk menentukan hubungan permintaan primer. Permintaan
turunan (derived demand) dignnakan untuk menunjuk rencana permintaan untuk
input yang digunakan.
Nilai marjin pemasaran dapat dibagi menjadi beberapa komponen yang
berbeda yaitu :
1. Komponen marjin pemasaran yang diperhitungkan berdasarkan tingkat
pengembaliannya kepada faktor produlcsi yang digunakan dalarr.
pemasaran, seperti melakukan prosesing dan jasa pemasaran yang
dibayarkan mulai dari tingkat petani sampai ke tingkat konsume11. Hal-ha!
ini termasuk gaji sebagai pengembalian yang dibayarkan kepacla pekerja,
bunga sebagai pengembalian terhadap modal yang dipinjam, sewa sebagai
pengembalian untulc tanah dan bangunan dan ke:untungan merupakan
pengembalian untuk pengusaha dan resiko penanaman modal. Seluruh
komponen yang terlibat at.in dibayarkan dalam proses pemasaran disebut
sebagai biaya pemasaran (marketing costs).
2. Komponen lain clalam memerinci marjin pemasaran adalah
mengkategorikan pengembalian/penerimaan yang diambil 'menurut
berbagai macam agen atau institusi yang terlibat di dalam pemasaran
procluk seperti jumlah uang yang masulc ke: pedagang eceran atas
pelayanan mereka, pedagang grosir untuk kegiatan mereka, pemroses
untuk kegiatan pemproduksiannya, dan perakit untuk pekerjaan yang
mereka lakukan. Pembagian ini disebut sebagai pembayaran jasa
pemasaran (marketing charges).
Di dalam studi pemasaran, seluruh kompomm marjin ·· pemasaran
ditampilkan sebagid biaya pemasaran dan keuntungan bersih. Kew1tungan bersih
didapat dari perbeclaan antara maijin pemasaran dan biaya pemasaran.
Keuntungan bersih mencenninkan pembayaran atas resiko,. manajemen dan modal
yai1g dimasukkan dalam memindahkai1 produlc dari satu tingkat pasar 'ke tingkat
pasar yang lain. Seringkali marjin pemasaran yang besar dikarenakan oleh
penyediaan layanan pemasaran yang diminta oleh konsumen. Penyediaan layanan
ini memerlukan pekerja, manajemen, dan modal tambahan yang membawa kepada
akumulasi biaya dan oleh karena itu marjin pemasaran menjadi tinggi. (Anindita,
2004: 106-107)
2.9. Penelitian Terdahulu
Syarnsuri (2002) dalam penelitian tentang Analisis Efisiensi Pemasaran
Buah Lokal dan Import di DKI Jakarta, dapatlah disimpulkan bahwa Pasar lnduk
Ki·an1at J ati adalah pusat grosir buah yang berfungsi m:bagai media saluran
pemasaran buah yang masuk ke DKI Jakarta. Buah lokal yar1g dipasarkan berasal
dari pedagang pengumpul yang berada diisentra produsen, sedangkan buah import
berasal dari importir buah di Jakarta. Dalmn analisis marjin pemasaran terlihat
bahwa buah import memiliki marjin pemasaran yang lebih besar dibandingkan
bu ah lokal dikarenakan bi a ya pemasaran buah import yang lebih rendah. Struktur
pasar yang terjadi di tingkat pedagang pengumpul, importir dan grosir bersifat
oligopoli, sedangkan untuk pengecer bersifat monopolistik.
2.10. Kerangka Pemikiran.
Penelitian ini dilakukan di Pasar Induk Kramat Jati sebagai pasar acuan
karena pasar ini merupakan satu-satunya pasar grosir buah··buahan yang ada di
DKI Jakarta. Pasar Induk Kramat Jati menerima pasokan jeruk siam dari daerah
daerah sentra produksi di pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan serta
menyalurkannya ke wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Penelitian ini meneliti
sistem pemasaran jeruk siam yang terjadi di Pasar Induk Kramat Jati dengan
memperhatikan saluran pemasaran dan lembaga pemasaran yang terlibat dalam
menyalurkan jeruk siam dari petani hingga konsumen akhi.r. Lembaga-lembaga
pemasaran jeruk siam meliputi pedagang pengumpul, pedagang grosir dan
pedagang pengecer.
Sistem pemasaran jeruk siam meri:tpakan kesatuan urutan-urutan lembaga
lembaga pemasaran yang melakukan fungsi-fungsi pemasar:m. Fungsi pemasaran
dalam penelitian ini meliputi fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas
yang pada akhimya merupakan biaya pemasaran. Setiap lembaga pemasaran yang
melibatkan diri dalam suatu sistem pemasaran bertujuart untuk memperoleh
keuntungan yang dipengaruhi oleh harga dan biaya pemasaran.
Perbedaan kegiatan fungsional dari tiap lembaga akan menyebabkan
perbedaan harga jual dari lembaga pemasaran yang satu dengan yang lain.
Perbedaan harga ini yang disebut maijin pemasaran secara sistematis dapat ditulis
Mi = Psi - Pbi. Marjin pemasaran pada dasarnya terdiri clad dua komponen yaitu
biaya dan keuntungan dan secara sistematis dapat ditulis Mi = Ci + ni. Semakin
besar perbedaan harga antara lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam
proses penyaluran jeruk siam, maka akan semakin besar pula mrujin
pemasarannya. Apabila semakin banyak lembaga pemasaran yang terlibat maka
akan semakin banyak pula perlakuan yang akan diberikan terhadap komoditi jeruk
sirun sehingga mengakibatkru1 terjadinya biaya pemasaran. Alur pemikiran diatas
dapat dirangkum dalrun Grunbar 3. skema kerangka pemikiran.
, ..
I PASAR INDUK KRAMAT JATIJ
.. ..
SISTEM PEMASARAN JERUKSIAM
' SALURANPEMASARAN
,, LEMBAGAPEMASARAN
~·----
FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN
' . I HARGA I. J BIA YA 1..-.--..[ KEUNTUNGAN I 1 · ·1
I Mi= Psi-Pbi I I Mi =Ci +m I
: MARJIN PEMASARAN
Gambar 3. Kerangka Pemikiran \,
\ \
BAB HI METODE PENEI.ITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pasar Induk Kramat Jati sehagai pasar acuan,
karena pasar ini merupakan satu-satunya pasar grosir buah-buahan yang ada di
wilayah DKI Jakarta. Pasar ini menerima pasokan jeruk silun dari daerah-daerah
sentra produksi jeruk siam dari berbagai daerah di Indonesia dan menyalurkan ke
wilayah DKI Jakarta. Sampel penelitian diambil dari pedagang pengumpul yang
berasal dari daerah Ban:vuwangi yang m~nsuplai pasokan jeruk siam di Pasar : l' .\ l l .! j
Induk Kramat Jati DKI Jakarta. Penelitian dilakukan selama bulan April sampai
dengan Mei 2006.
3.2. Definisi Op erasional
1. Jenis sampel/ jeruk
Jenis jeruk yang digunakan dalam penelitian ini adalah jeruk siam dengan
nilai grade A. Jeruk siam dengan nilai grade A adalah jenis jeruk siam yang
memiliki kualitas terbaik. I . ""
2. Analisis Saluran Pemasaran l i '
Saluran pemasaran jeruk siam di Pasar Induk Kramat Jati dianalisis
dengan mengamati lembaga pemasaran yang digunakan s<:bagai perantara dalam
penyampaian produk dari produsen ke konsumen. Masing-masing · lembaga
pemasaran yang ada akan memperlihatkan faktor-faktor yang mempengarnhi
marjin pemasaran dan besaran sebaran marjin di tiap saluran pemasaran.
3. Analisis Marjin Pemasaran
, Analisis marjin pemasaran digunakan untuk melihat efisiensi teknik
pemasaran jeruk siam. Marjin pemasaran di hitung berdasarkan pengurangan
harga penjualan dengan harga pembelian pada setiap tingkat lembaga pemasaran.
Besarnya marjin pemasaran pada dasarnya merupakan penjumlahan dari biaya
biaya dan keuntungan yang diperoleh tiap lembaga pemasaran. Sedangkan
keuntungan adalah hasil pengurangan dari marjin pemasaran terhadap biaya
pemasaran.
3.3. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini bersumber dari data
primer dan data sekunder. Data primer meliputi data mengenai jmnlah lembaga
yang terlibat dalam sistem pemasaran komoditi jeruk siam, harga jual, harga beli,
biaya-biaya pemasaran serfa jalur pemasaran yang dilalui komoditi jeruk siam.
Data primer ini digunakan untu1c menghitung besmnya mai:jin pemasaran di setiap
lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses penyampaian jeruk siam dari
produsen hingga ke konsumen akhir. Data sekunder digunakan sebagai data
penunjang yang bersumber dari media massa, internet, tulisan-tulisan yang
berkaitan dengan penelitian dan instm1si yang terkalt sepe1ti dari BPS, Direktorat ...
Jendral Bina Ho1tikultura, dan Koperasi Pasar Indu1c Kramat Jati.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh melalui wawancara dengan pedagang pengumpul, pedagang
grosir, pedagang pengecer serta pengamatan secara langsung di Pasar Induk
Kramat Jati. Sebagai alat bantu dalam wawancara digmmkan daftar pertanyaan
kuisioner, hasil yang diperoleh melalui observasi beguna untuk rendataan
terhadap fakta-fakta yang ada untuk merumuskan masalah. Hasil wawancara yang
dilakukan, dikumpulkan untuk mengiidentifikasi dan mengevaluasi komponen
komponen penelitian.
Metode pengumpulan data seperti pemilihan responden yang digunakan
dalam penelitian ini adalah menggunakan purposive sampling, yaitu pemilihan
responden dilakukan secara sengaja berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria yang
dipilih adalah berdasarkan responden yang mensuplai pasokan jeruk siam ke Pasar
Induk Kramat Jati dan responden pemasaran dilakukan dengan mengikuti arus
barang dalam proses penyalurannya dari produsen sampai dengan konsumen
akhir. Penarikan responden terdiri dari 10 pedagang pengumpul, 15 pedagang
grosir di Pasar Induk Kramat Jati dan 20 pedagang pengecer di sekitar Pasar Induk
Kram at J ati.
3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh di lapangan diolah dengan menggunakan pendekatan
terhadap lembaga pemasaran yang · terlibat dengan menggunakan analisis
pemasaran dan marjin pemasaran. Data kuantitatif yang dikumpulkan kemudian
diolah dengan menggunakan alat bantu software komputer program Micro.IO./i
Excel.
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan
kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui gambaran mengenai
fluktuasi harga dan pasokan jeruk siam yang masuk ke Pasar Induk Kramat Jati.
Analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui jenis-jenis biaya yang
dikeluarkan dalam proses pemasaran sehingga dapat ditentukan marjin pemasaran
yang diterima oleh tiap lembaga pemasaran. Data kualitatif dan kuanitatif dalan1
bentuk tabulasi. Pengguna<.n tabulasi dimaksudkan untuk menyerdehanakan data
ke dalam bentuk yang mudah dipahami.
3.5.1. Analisis Saluran dan Lembaga Pemasaran
Menganalisis dengan mengamati lembaga pemasaran yang digunakan
sebagai perantara dalam penyampaian produk dari produsen ke konsumen.
Masing-masing Jembaga pemasaran yang ada akan memperlihatkan fakfor-faktor
yang mempengaruhi maijin pemasai·an dan besaran sebaran :marjin di ~iap saluran
pemasaran.
3.5.2. Analisis Marjin Pemasaran
Mi =Psi-Phi
. '
Mi =Ci+ni
Dimana:
Mi = Marj in pemasarfill pada dasai· tingkat ke-
Psi = Harga jual pada tingkat ke-i
Ci = Biaya pemasaran pada tingkat ke•i
1ti = Keuntungan pemasaran pad:) pasar tingkat ke-i
Penyebaran marjin pemasaran jeruk siam dapat pula di ambil berdasarkan
persentase laba Lerhadap biaya yang dikeluarkan untuk mcmasarkan jf'ruk siam
oleh masing-masing pemasaran. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan
Rasio Biaya ·- Keuntungan (%) = 1t(x J:-1 Ci =-_J
Dimana:
1ti = Keuntungan lembaga pemasaran
Ci = Biaya lembaga pemasarl(ll?- , .
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1. Scjarah Pcrkcmbangan Pasar Indnk Kramat Jati
Masalah pasar di DK! Jakarta tidak dapat terlepas dari peranan PD
(Pcrusahaan Daerah) Pasar Jaya yang menctapkan target utamanya yaitu
menjadikan setiap pasar yang dikelolanya menjadi tempat belanja utama,
nyaman, aman, dan menyediakan kebutuhan barang dan jasa yang lengkap, khas,
segar, murah, clan bersaing.
Dalam hal ini PD. Pasar Jaya merupakan pengelola pasar yang berada di
OKI Jakarta, salah satunya Pasar Jnduk Kramat Jati ( dari sekitar 151 pas::ir yang
tersebar di 5 wilayah DKI Jakarta). Tugas pokok PD. Pasar Jaya a:dalah : (J)
Melaksanakan pelayanan umum clalam bidang pemasaran. (2) Membina para
pelaku atau pedagang pasar, (3) Menciptakan stabilitas harga serta membantu
menclistribusikan barang dan jasa. Seclangkan fungsi utamanya adalah : (I)
Mclakukan percncanaan, pcmbangunan, pcmeliharaan, dan pengawasan fisik
pasar, (2) Melakukan pengelolaan pasar dan fasilitas pe:rpasaran lainnya, (3)
Melakukan pembinaan terhadap pelaku pasar I pedagang.
Pasar Jnduk Kramat Jati merupakan pusat perdagangan b<!sar sayur-matur
dan buah-buahan di wilayah DKI Jakarta yang bersifat menyeluruh dengan
fasilitas-fasilitas penclukung/pelengkap yang diperlukan sebagai pusat
perclagangan sayur-mayur dan buah-buahan.
Buah-buahan yang diperdagangkan di Pasar Induk Kranmt Jati berasal dari
berbagai cl11erah di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali dan terdapat juga
·~-
buah-buahan impor dari luar negeri. Sedangkan untuk komoditas jeruk saat
pengamatan di lapangan pada umumnya didatangkan dari daerah Cilacap Jawa
Barat, Jember, Banyuwangi Jawa Timur, Riau, Palembang, Lampung Sumatera,
Bali dan Pontianak Kalimantan. Jeruk yang didatangkan dan diperdagangkan
tersebut terdiri dari jeruk nipis, jeruk peras, jeruk bali, jemk masak. Sedangkan
jeruk masak yang didatangkan dan perdagangkan terdiri dari jeruk brastagi, jeruk
medan, jeruk siam dan jeruk pontianak.
Kondisi pasar pada umumnya pada pasar-pasar di Indonesia dicerminkan
pula oleh Pasar Induk Kramat Jati, dimana kondisi pasar yang umumnya kurang
terawat, sumpek, semrawut, becek, sarana pembuangan sampah tidak optimal
sehingga menimbulkan bau, kurang nyaman, sarana parkir kurang memadai,
tempat usahanya banyak yang kosong, ha! ini dapat mengakibatkan pasar sepi dan
kurang diminati pengunjung. Jika kondisi ini terus dibiarkan maka. pasar akan
kalah bersaing dengan pasar-pasar modern, otomatis pasar tradisional sepi dan
dalamjangka waktu tertentu bisa saja pasar tradisional akan tutup.
Berdasarkan kondisi tersebut PD Pasar Jaya selaku pihak pengelola Pasar
lnduk Kramat Jati melakukan renovasi, penataan dan pernmajaan tempar usaha
sejak 28 februari 2002 hingga tahun 2007.ini dilakukan imtuk membenahi diri
akan perfoma yang lebih baik dalam bidang Manajemen, SDM, Kualitas
Pelayanan, penyediaan sarana dan prasarana belanja serta kualitas dn kuantitas
komoditi yang dijual sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Sistem online outlet di Pasar Induk Kramat Jati pun akan mulai di
berlakukan sehingga pembeli dapat mengetahui harga pada saat itu juga. Layanan
tersebut sudah dapat dinanfaatkan mulai tahun 2006. Sehingga nantinya
diharapkan Pasar Induk Kramat Jati akan menjadi Pusat Perdagangan Agrobisnis
Indonesia.
4.2. Visi, Misi, dan Tujuan Pasar Induk Kramat Jati
ViSi, Misi, dan Tujuan Perusahaan dapat tercermin dari peranan yang
dilakukan PD. Pasar Jaya yakni sebagai ber:kut:
I. Memberikan iklim usaha yang kondusif
a. Menyempurnakan sistem manajemen (Manual Pasar Induk Kramat Jati)
seperti: cara membeli, menjual, loading unloading, pengangkutan barang,
kendaran, penanganan produk, pengemasan, kendaraan angkut,
memberikan fasilitas, AGRO OUTLET bagi daerah.
b. Penyempurnaan pemasaran (Pedagang'adalah Aset Perusahaan)
2. Memberikan sarana usaha yang layak.
Fisik bangunan baik/memadai, penataan pasar dan lingkungan pasar.
3. Mengoptimalkan nilai property pasar.
' i ~
4.3. Lokasi dan Kondisi Tempat Penelitian
Pasar Induk Kramat Jati terletak di JI. Raya Margonda KM 17 Kelurahan
Kan1pung Tengah, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur. Nomor telepon (021)
8400859. Pasar Induk Kramat Jati disahkan berdasarkan SK Gubernur KDKI
Jakarta no. D-V-a.18/1/19/1974. Dan pasar ini mulai didirikan pada tahun 1973,
oerdiri diatas areal seluas 14,70 Hektar tetapi luas efektif yang baru digunakan
seluas 11,00 Hektar dan lahan yang belum digunakan seluas 3,70 Hektar.
Pasar Induk Kramat Jati Memiliki 3.684 tempat usaha yang terdiri dari
2.124 tempat usaha bersifat layanan grosir dan 1.740 tempat usaha bersifat
layanan eceran. Jumlah ke~eluruhan pedagang 1.764 pedagang yang terdiri dari
pcdagang grosir clan pedagang pengecer. Khusus pedagr.ng grosir jnuk siam
sebanyak 70 pedagang dan pedagang pengecer jeruk siam 48 peclagang. Fasilitas
lain yang terclapat di Pasar lnduk Kramat Jati yaitu, luas lahan parkir 9. 793 1112
dengan waktu kegiatan 24 jam/hari, untuk sarana angkutan pihak pengelola
mcmbentuk kemilraan dengan PT. KABAP!N .IA YA yang menyecliakan 174
kendaraan (resmi) dan 1.026 kendaraan (0'11prengm1) dan Jumlah manusia yang
beraktivitas ± 20.000 orang/hari dan volume sampah yang clihasilkan 300
M3/hari. Banyak jenis komocliti ym1g diperjual belikan yang terdiri clari buah-
buahan 31 jenis, sayur-mayur 37 jenis dan umbi-umbian 3 jenis, jumlah pasokan
yang paling banyal( cliclatangkan adalah sayur-mayur 1.300 ton/hari sedangkan
buah-buahan 1.100 ton dan umbi-umbian 125 ton. Daerah penclistribusimi terbesar
adalah di wilayah pasar DK! Jakarta 75 persen sedangkan pasar Botabek 20
persen, Restoran 0.50 persen, Swalayan 0.50 persen dan luar Botabek 4.00 persen.
Hal inila11 yang menjadikan Pasm··Jnduk Kramat jati sebagai pasar acuan terbesar
di wilayah DK! Jakarta.
Peremajaan dan renovasi Pasar Induk Kramat Jati yang sedaag dilakukan
oleh pihak pengelola untuk menciptakan kondisi pasar yang nyarnan sudah dapal
dinikmati. Walaupun pen1bangunannya masih dalam prosef. penyelesaian dan
sebagian besar lokal baru tersebut sudah dapat dinikmati oleh komoditi buah-
buahan dan sebagian kecil oleh komoditi sayur-mayur dan komoditi umbi-
umbian.
4.4. Struktur Organisasi Pasar Induk Kramat Jati
Berdasarkan Keputusan Rapat Direksi PD Pasar Jaya, nomor 158/2004
pada tanggal 24 Mei 2004 struktur organisasi yang ditetapkan oleh PD Pasar Jaya ··'
selaku pihak pengelola Pasar Induk Kramat Jati terdiri dari : Manager Area, Wakil
Manager, Asisten manager Administrasi dengan Staf Asisten Manager
Administrasi Umum dan Staf Asisten Manager Administrasi Keuangan, Asisten
Manager Operasional dengan Staf Asisten manager Operasional PPTU dan Staf
Asisten Manager Operasi Perawatan dimana tiap-tiap staf memiliki supervisor
(Lampiran 1 ). Beserta masing-masing tugas tiap divisi (Lampiran 2).
4.5. Kegiatan Usaha
Berdasarkan keputusan direksi Perusahaan Daerah Pasar Jaya nomor 759
tahun 1995 Pasar Induk Kramat Jati berfungsi sebagai terminal pengadaan,
penyimpanan, dan penyaluran,. sayur-mayur dan buah-buahan yang secara lingkup
dan pengaruh kegiatan perekonomian tidak saja secara Iokal melainkan juga
secara regional maupun nasional. Kegiatan rutin yang terdapat di Pasar Induk
Kramat Jati adalah kegiatan pengaturan angkutan, bongka~-muat, penimbangan,
pensortasian, standarisasi/grading, pengepakan, serta pengadaan pencatatan
produk yang keluar-masuk dan harga yang berlaku sebagai bahan laporan harian
yang dapat dipergunakan sebagai sumber infonnasi pasar sayur-mayur dan buab-
buahan.
Pasar Induk Kramat Jati menyewakan (setiap tahun di perpanjm1g) kios
bagi pedagang grosir dan pengecer dan juga memiliki sarana dan prasarana •
penunjang seperti
a. Bank (Bank Dagang Negara dan Bank DKI)
b. Koperasi Pedagang Pasar (Koppas)
c. Badan Pengelola Bongkar Muat (Bapengkar)
d. Sarana Angkutan (bermitra dengan PT.KABAPIN JAY A)
e. Kebersihan (bermitra dengan CV.Giri Puri Sandi)
f. Keamanan (bermitra dengan Nanggala Sekcurity Indonesia)
g. Poliklinik,MCK,Lapangan parkir serta wartel
h. Rumah makan dan masjid
•
BABV HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Analisis Salunm dan Lembaga Pemasaran
Oalam pemasaran produk pertanian diperlukannya saluran atau lembaga
untuk menyalurkan basil produk pertanian dari produsen ke konsumen. Saluran
ini dinamakan saluran pemasaran produk pertanian. Begitu pula pada saluran
pemasaran jeruk siam, diperlukannya lembaga untuk menyalurkan hasil produk
jeruk siam dari produsen hingga kepada konsumen akhir.
Saluran pemasaran jeruk siam di daerah OKI Jakarta memiliki tahap-tahap
tertentu sehingga jeruk siam dapat dinikmati konsumen di DK! Jakarta. Produsen
(petani) atau pengumpul yang ingin menjual produk pertaniannya kepada
konsumen di OKI Jakarta harus melalui Pasar Induk Kramat Jati. Ini sesuai
dengan peraturan di OKI Jakarta No. 6 Tahun 1992 Tanggal 21 Juli 1992 yang
menyatakan bahwa setiap hasil usaha tani yang akan dipasarkan ke OKI Jakarta
harus melalui Pasar lnduk Kramat Jati. Tetapi pada saat ini ada pula produsen atau
pengumpul jeruk siam yang langsung memasarkan produknya ke konsumen di
pasar-pasar yang 2da di wilayah OKI Jakarta yang lainnya.
Pada saat dilakukannya penelitian, jeruk siam yang masuk ke wilayah OKI
Jakarta yang melalui Pasar Induk Kramat Jati di datangkan dari produsen di Jawa
Timur (Banyuwangi, Jember, Ngawi), Sumatera (Palembang, Lampung),
'.(alimantan (Pontianak) dan Jawa Tengah (Purwokerto, Purworejo ): Daerah-
daerah ini merupakan penghasil jeruk utama yang masuk ke Pasar lnduk Kramal
Jati. Menurut data yang diperoleh dari pihak Koperasi Pasar lnduk Kramat Jati
banyaknya jeruk siam yang masuk ke Pasar Induk Kramat Jati mengalami
fluktuatif tiap minggunya dapat dilihat pada Garn bar 4 di bawah ini,
Gambar 4. Fluktuasi Jumlah Pasokan Jeruk Siam Bulan April, Mei, Juni 2006 di Pasar lnduk Kramat Jati
4000 ~ 3500 5 3000 I- 2500 --.c::: 2000 ~ 1500 ::::l 1000 ., 500
0
___..-c ·~-••.•.•.•.. :---+-..•. ··~
Minggu Minggu Minggu Minggu 1 2 3 4
Minggu ke-
-APRIL.
-MEI
JUNI
Berdasarkan Gambar 4. dapatlah diketahui bahwa jumlah pasokan jeruk
siam yang ke Pasar Induk Kramat Jati dari bulan April, Mei dan Juni Tahun 2006
mengalami fluktuasi. Pada bulan April rata-rata pasokan jeruk siam ke Pasar
Induk Kramat Jati sebesar 2.159,75 Ton, bulan Mei rata-rata pasokan sebesar
2.448,50 Ton dan bulan Juni rata-rata pasokan sebesar 2.994 Ton. Jumlah pasokan
jeruk siam ke Pasar Induk Kramat Jati paling besar terjadi pada bulan Juni minggu
ke-4 sebesar 3.403 Ton. Sedangkan jumlah pasokan jeruk sian1 terkecil terjadi
pada bulan April minggu ke-4 sebesar 1.801 Ton.
I-Iarga jeruk siam yang terdapat di Pasar Induk Krarnat Jati pun mengalami
fluktuatif tian mimnmnva. Fluktuasi ini danat dilihat nada flamhar S heriknt
Gambar 5. Fluktuasi Harga Jeruk Siam Bulan April, l\1[ei, Juni 2006 Di Pasar Induk Kramat Jati
9000
8000
7000
I 6000
5000
f 4000
3000
2000
1000
0 Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
Mingg~1 1 1<e-
---APRIL -a--MEI
,HJNI
Berdasarkan Gambar 5. dapatlah diketahui bahwajumlah hargajeruk siam
yang ke Pasar Induk Kramat Jati dari bulan April, Mei dan Juni Tahun 2006
mengalami fluktuasi. Pada bulan April rata-rata harga jeruk siam ke Pasar Induk
Kramat Jati sebesar Rp. 7.642,44, bulan Mei rata-rata harga jeruk siam sebesar
Rp. 6.607,15 dan bulan Juni rata-rata harga jeruk siam sebesar Rp. 5.696,43.
Harga jeruk siam yang terdapat di Pasar Induk Kramat Jati paling besar terjadi
pada bulan April minggu ke-2 sebesar Rp. 8.357,-. Sedangkan harga jeruk siam
terkecil te1jadi pada bulan Juni minggu ke-4 sebesar Rp.5.071,-
Dari hasil penelitian di lapangan, saluran pemasaran yang terdapat di Pasar
Induk Karamat Jati mencakup beberapa lembaga pemasa.ran, diantaranya petani
yang berlaku sebagai produsen jeruk siam;'pedagang pengumpul, pedagang grosir
yang terdapat di Pasar Induk Kramat Jati, pedagang pengecer dan yang terakhir
adalah konsumen jeruk siam. Adapun bagan saluran pemasaran jeruk siam di DK!
Jakarta dapat dilihat pada Gambar 6. berikut,
1 2 3 4
PET AN I PENGUMPUL GROSIH PENGECER
Gambar 6. Bagan Salunm Pcmasaran .lcrnk Siam di Pasar lnduk .. Knunat Jati
KONSUMEN AKHIR
Pada Gambar 6. diatas dapat dijelaskan bahwa saluran pemasaran yang
terdapat di OKI Jakarta memiliki berbagai tahapan. Petani dalam ha! ini sebagai
pembudidaya jeruk siam yang lokasinya berada di luar DK! Jakarta. Keterbatasan
dalam hal biaya dan alcses pasar, maka pe~ani mengandalkan pedagang pengumpul
untuk memasarkan hasil jeruk siamnya. Pedagang pengumpul ini juga berasal dari
daerah penghasil jeruk siam, mereka mengumpulkan hasil panen jeruk siam dan
kemudian menyalurkannya kepada pedagang grosir yang terdapat di Pasar lnduk
Kramat Jati. Pedagang grosir ini menyalurkan jeruk siam yang siap untuk jual
kepada pedagang pengecer. Pedagang pengecer merupakan pedagang buah eceran
yang terdapat di dekat Pasar Induk Kramat Jati maupun di berbagai wilayah DK!
Jakarta laim1ya. Pedagang pengecer inilall yang menjual jeruk siam dalam jumlah
eceran kepada konsumen akhir jeruk siam di OKI Jakarta.
5.2 Analisis Fungsi-Fungsi Pemasaran
Fungsi-fungsi pem1saran merupakan segala tindakan-tindakan yang dapat
memperlancar proses penyampaian barang dan jasa dari produsen sampai dengan
konsumen akhir. Fungsi-fungsi pemasaran tersebut terdiri dari fungsi-fungsi
pertukaran (fungsi pembelian dan fungsi penjualan), fungsi fisik (fungsi
penyimpanan, fungsi pengangkutan, dan fungsi pengolaban), dan fungsi fasilitas
(fungsi sortasi, fungsi standarisasi/grading, fungsi penanggungan resiko, fungsi
pembiayaan, fungsi informasi pasar).
Fungsi-fungs1 pemasaran jeruk siam yang dilaknkan oleh masirig-masing
lembaga pemasaran sehingga sampai pada Pasar Induk Kramat Jati DKI Jakarta
dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Fungsi-fungsi Pemasaran Jeruk Siam di tingkat Petani, Pengumpul, Grosir dan Pengecer.
Fungsi Pemasaran Petani Pengumpul Grosir Pengecer
I. Fungsi Pertukaran a. F. Pembelian Jc ./ ./ ./
b. F. Peniualan ./ ./ ./ ./
2. Fungsi Fisik a. F. Pengangkutan Jc ./ Jc ./
b. F. Penyimpanan Jc ./ ./ ./
c. F. Pengolahan Jc Jc Jc Jc
3. Fungsi Fasilitas a. F. Sortasi Jc ./ ./ ./ b. F. Standarisasi dan Grading Jc ./ Jc Jc
c. F. Penanggungan Resiko Jc ./ .It Jc
d. F. Informasi Pasar JC ./ ./ ./
e. F. Pembiayaan JC ,/ ./ Jc
Sumber: Data primer setelab diolab. Vota.~·onrr<:>n · J' = mPl~lrnlr~n ~lttl,1it~c;: j( = tic1~k n1elaki1ka11 aktivitas
Pc11jdasan lerpcrinci ·1 abcl 4. diatas dapal dijel,•skan sebagai berikut,
1. Di tingkat petani : l'ungsi pemasaran yang dilakukan oleh petani adalah
fungsi peqjualan saja. Petani menjual hasil panen _ieruk siamnya kepada
pedagang pengumpul yang terdapat di daeralmya. Petani tidal·: dapat
melakukan akses langsung kepada pedagang grosir yang terdapat di pasar
Incluk Kramat .Jati clikarenakan faktor permoclalan clan kekuatan pasar.
2. Di tingkat pengumpul: Fungsi pemasaran yang clilakukan oleh pengumpul
aclalah fungsi pembelian, penjualan, pcngangkutan, penyimpanan, sorlasi,
grading, penanggungan resiko, informasi pasar clan pcmbiaymm. Pcdagang
pcngurnpul mclakukan pembclian dari para pctani }:ruk siam dengan
kapasitas panen yang didapatkan dari petani. Penjualan hasil pengumpulan
panen jeruk siam dilakukan pengumpul kepada pedagang grosir yang
terdapal di Pasar lnduk Kramat .Tali. Fungsi pengangkutan dilakukan
pengumpul yaitu dengan mengangkut hasil pembelian jeruk siam dari
petani ke Pasar lnduk Kramat Jati (grosir). Fungsi penyimpanan
dilakukan dengan melakukan penyimpanan dari hasil panen jeruk sia111
dari petani hingga memenuhi kuota untuk dilakukan pengiriman ke
pedagang grosir. Sebelum dikirim kepada grosir dilalrnakan terlebih
dahulu penyortiran dan pengkelasan jeruk siam. Jeruk siam disortir dari
daun-daun jeruk siam maupun kotoran Jainnya dan setelah itu dipisahlrnn
berdasarkan kelasnya. Jeruk siam dengan kelas A memiliki kualitas yang
terbaik dari segi ukuran, bentuk dan kematangan ( rasa manis ), kelas B
kualitasnya dibawah kelas A, begitupun seterusnya hingga kelas C dan
kelas D. Dalam pengiriman dan ketika jeruk berada di tempat pedagang
grosir di Pasar lnduk Kramat jati, pengumpul sepenuhnya menanggung
segala resiko dari juruk siamnya. Resiko disini adalah resiko terhadap
jeruk siam yang busuk, hilang, maui•un yang tidak laku dijual di pedagang
grosir. Jnformasi pasar didapatkan dari sesama pedagang pengumpul
maupun dari pedagang grosir. Pedagang pengumpul juga melakukan
fungsi pembiayaan dengan memberikan modal usaha kepada pelani
sehingga ketika pan en petani harus menj ual jeruk siamnya kepada
pedagang pengumpul.
3. Pedagang grosir: Pedagang grosir yang terdapat di Pasar Induk Kramat Jati
fungsinya lebih banyak kepada perantara antara pengmnpul dan pedagang
pengecer. Fungsi yang dilakukan oleh pedagang grosir meliputi fungsi
penjualan, pembelian, sortir, penyimpanan, informasi pasar, dan fungsi
pembiayaan. Pembelian jeruk siam oleh pcdagang grosir kepada
pengumpul dilakukan dengan sistem titip jual, yang kenmdian dijual kepda
pedagang pengecer yang datang ke pedagang grosir di Pasar Induk Kramat
Jati. Sehingga dengan sistem titip jual (konsinyasi) pedagang grosir tidak
menanggung resiko barang tidak laku a tau resiko apapun yang terj adi
dengan jeruk siam yang terdapat di pedagang grosir. Pengru1gkutan
dilakukan pedagang grosir dari tempat parkir kendaraan/ truk di Pasar
lnduk Kranmt Jati hingga lokasi tempat usaha/ kios pedagang r,rosir di
dalam pasar. Penyimpanan dilakukan apabila pasokan jeruk siam yang ada
tidak habis te1jual. Ketika jeruk siam sampai di pedagang grosir, dilakukan
.. ·
peny01iiran apakah dalam kondisi bagus atau tidak, karena kondisi jernk
siam setelah proses transportasi dari daerah budidaya jernk siam ke Jakarta
terkadang terdapat kerusakan. Fungsi informasi pasar oleh pedagang grosir
dilakukan dengan pertukarai1 antar sesaina pedagang gosir dan lingkungan
usaha di Pasar Induk Kramat Jati. Pedagang grosir melakukan fungsi
pembiayaan kepada para pengumpul di daerah berupa pinjaman modal
untuk mendapatkan pasokan jeruk siam dari petani jeruk siam.
Kons~kuensi bagi pengumpul bahwa jeruk yang dibeli dari petani oleh
pedagang pengumpul harus dipasok ke pedagang grosir yang telah
memberikan modal. Sedangkan mengenai harga tergantung dari harga di
pasar.
4. Pedagang pengecer: fungsi pemasai·an yang dilakukan oleh pedagang
pengecer yakni : pembelian, penjualan, pengangkutan, penyimpanan,
sortasi, clan infonnasi pasar. Pedagang pengecer melakukan pembelian
jeruk siam dari pedagang grosir sesuai dengan kebutuhan usahanya,
kemudian dijual kepada konsumen akhir. Pedagang pengecer melakukan
fungsi pengangkutan jeruk siam dai-i lokasi Pasar Induk Kramat Jati ke
tempat clagangaimya. Penyimpanan dilakukan pedagang pengecer apabila
jeruk siam yang ada tidak habis te1jua! maka perawatan akan dilakukan
selaina penyimpai1an ini agar buah jeruk tidak mudah busuk, misalkan
dengan menghindari jeruk sian1 dari kontak matahari langsung. Jeruk sian1
yang dibeli dari pedagang grosir tidak selalu baik kondisinya, oleh karena
itu diperlukan proses penyortiran dan ini mempengaruhi harga jual jeruk
siam. Pedagang pengecer jeruk siam memperoleh informasi pasar dari
sesama pedagang jeruk maupun dari pedagang grosir di Pasar Induk
Kramat Jati.
5.3. Analisis Marjin Pemasaran
Marj in pemasaran adalah selisih dari harga jual dan harga beli pada suatu
saluran pemasaran tertentu. Marjin pemasaran terdiri atas keuntungan yang
diperoleh dan biaya pemasaran yang dikeluarkan.
Penelitian dilakukan di Pasar Induk Kramat Jati sebagi pasar acuan di
daerah DKI Jakarta. Penelitian di Pasar Induk Kramat Jati melibatkan Koperasi
Pasar Induk Kramat Jati, pedagang grosir, pedagang pengumpul, dan pedagang
pengecer.
Pada penelitian ini · dilakukan penghitungan biaya··biaya yang termasuk
dalam biaya pemasaran pada tiap saluran pemasaran dar1 untuk memudahkan
proses analisis, penghitungan terhadap marjin pemasaran jeruk siam
dikonversikan ke dalam satuan rupiah per kilogram.
Penelitian dilakukan dengan pengambilan sampel data dari 10 pedagang
pengumpul di Pasar Induk Kramat Jati dengan tingkat kapasitas rata-ratanya per
hari sebesar 5200 Kg, 15 pedagang grosir dengan kapasitas rata-rata per hari
sebesar 16.800 Kg dan 20 pedagang pengecer dengan kapasitas rata-ratanya per
hari 50 Kg.
5.3.1. Marjin Pcmasaran Jcruk Siam Dai-i Pctani Ke Pclllag.-mg Pengumpul
Petani jeruk siam biasanya menjual langsung hasil panennya kepada
pedagang pengumpul yang telah memberikan modal usaha untuk budidaya,
sehingga di tingkat petani tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pemasaran.
Pengumpul dalam hal ini telah memperkirakan biaya yang dikeluarkan untuk
sekali panen jeruk siam.
Biasanya pada usia 4 tahun pohon jeruk siam dapat memproduksi/
menghasilkan jeruk sebanyak 30-40 Kg. Sedangkan untuk pembiayaan yang
dilakuakn sendiri oleh petani, pengumpul' membeli langsung dari petani pada saat
jeruk siam siap panen. Pembayaran dilakukan secara tunai dengan rata-rata harga
yang ditawarkan pengumpul pada petani sebesar Rp. 1800,~ per Kg.
5.3.2. Marj in Pemasaran Jcruk Siam Dari Pedagang Pengumpul Ke Pedagang Grosir Pasar Induk Kramat Jati.
Komponen biaya pemasaran yang hams dikeluarkan oleh pengumpul
mulai jeruk siam dari tingkat petani hingga leruk siamnya 1:ampai di Pasar Induk
Kramat Jati meliputi biaya pemetikan, penyortiran, pengepakan, pengangkutan,
retribusi, penyusutan, transportasi, biaya sewa tern pat dart upah tenaga jual.
Untuk lebih jelasnya ko;nponen biaya pemasaran beserta keuntw1gannya,
marjin pemasaran dan B/C rasio dapat di lihat pada Tabel 5 berikut ini,
Tabel 5. Analisis Marjin Pemasaran Jeruk Siam di Tingkat Pedagang Pengumpul
Jeruk Siam Rp./Kg % dari harga jual
Harga jual oetani 1800 Harga beli pengumpul 1800 56.00 Biaya : - Pemetikan 40.72 1.27
- Penyortiran 20.36 0.63 - Pengepakan 100.36 3.12 - Pengangkutan 5.09 0.16 - Retribusi 3.85 0.12 - Penyusutan 346.14 10.77 - Transpo1iasi 467.31 14.54 - Sewa Tempat 1.07 0.03 - Upah Tenaga Jual 257.13 8.00
Jumlah biaya ' l' :"' 1242'.03. 38.64 Keuntungan 1}2,.J6 5.36 Marjin Pemasaran {414.19 44.00 Harga Jual 3214.]9 100.00 B/C Rasio 0:14
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, dapat diketahui besarnya biaya yang
dikeluarkan pedagang pengumpul untuk membeli jeruk simn dari petai.i sebesar
Rp.1800,00 per Kg. Berdasarkan basil analisis marjin pemasaran diketahui
besarnya persentase harga beli pedagang pengumpul sebesar 56 persen terhadap
harga jual kepada pedagang grosir.
Biaya pemasaran yang harus dikeluarkan meliputi biaya pemetikm1 yaitu
biaya yang dikeluarkan ketika jeruk simn berada dalam proses pemetikan. Biaya
pemetikan termasuk dalam biaya pemasaran pedagang pengumpul dikarenakan
biaya pemetikm1 ini dikeluarkan oleh pedagang pengumpul. Petani/ produsen
jeruk siam tidak melakukan kegiatan pemetikan, kegiatan ini dilakukan pedagang
pengumpul dengan menggunakan 15 orang tenaga kerja.
Kegiatan pemetikan memakan waktu 8 jam untuk rata produksi 5,2 ton,
rata-rata biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan pemetikart sebesar Rp 40,72 per
Kg, biaya rata-rata tersebut diperoleh dari 8 jam per keseluruhan jam kerja dikali
dengan upah rata-rata yang dikeluarkan untuk tenaga kl:rja sebesar Rp.86,54.
Biasanya pemetikan dilakukan pagi hari, setelah embun yang menempel pada
permukaan buah dan daun sudah menguap dan keadaan cuaca cerah. Pemetikan
buah tidak boleh dilakukan pada saat buah jeruk siam masih basah terkena embun,
pada waktu hujan, dan segera setelah hujan. Berdasarkan hasil analisis Marjin
Pemasaran terlihat bahwa persentase biaya pemetikan 1,27 persen terhadap harga
jual. Buah jeruk siam yang telah dipetik langsung dimasukan kedalam wadah
berupa keranjang plastik kemudian dikumpulkan ditempat yang teduh agar tidak
terkena sinar matahari langsung dan untuk penanganan lebih lanjut. Dengan
demikian, percepatan proses penguapan air buah jeruk siam dicegah sehingga
buah yang barn dipetik tidrk menjadi layu dan keriput.
Biaya penyortiran adalah biaya yang·dikeluarkan dalam kegiatan sortasi
atau pemisahan buah jeruk siam yang sehat dengan yang rusak atau cacat karena
terserang hama dan penyakit karena kerusakan yang diakibatkan penanganan
panen yang kurang baik. Kegiatan sortasi memakan waktu 4 jam untuk rata-rata
produksi sebesar 5,2 ton, rata-rata biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan sortasi
sebesar Rp.20,36 per Kg. Biaya rata-rma tersebut diperoleh dari 4 jam per ...
keseluruhan jam ke1ja dikali dengan upah rata-rata yang dikeluarkan untuk tenaga
kerja sebesar Rp.86,54 Kg. Berdasarkan hasil analisis Mmjin Pemasaran terlihat
bahwa Persentase biaya sortasi terhadap harga jual sebesar 0,63 persen.
Biaya pengepakau dan pembelian peti adalah biaya yang dikeluarkan
untuk mengepak jernk siam yang telah dikumpulkan agar memudahkan dalam
penghitungan, memudahkan dalam pengangkutan, menarnbah penampilan agar
lebih menarik dan yang paling penting pengepakan bertujuan untuk melindnngi
buah dari kernsakan mekanis atau fisilogis. Alat pengepakan untuk pengangkutan
hams memperhatikan ukuran, bahan yang digunakan dan desainnya alat pengepak
untuk komoditas jeruk siam yang ideal adalah berukuian 50cm x 40cm x 30cm
dengan kapasitas 25 Kg buah jeruk siam atau yang berkapasitas 50 Kg. Bahan
yang baik digunakan untuk alat pengepak lmah jeruk siam adalah dari papan kayu
sengon atau kayu pinus, karena kedua bahan tersebut kuat, ringan dan harganya
pun murah, papan yang dengan ketebalan 0,5 cm, lebar 8 c:m. Didalam pembuatan
peti kemas, jarak antara papan yang satu dengan papan yang lainnya l,5cm yang
berfungsi sebagai ventilasi, lubang ventilasi sangat diperlukan untuk sirkulasi
udara dan untuk mengeluarkan panas yang dihasilkan dari proses respirasi buah
jernk siam.
Dengan demikian, kernsakan buah'jernk siam karena proses fisiologis
selama pengangkutan dapat dicegah sedangkan desainnya bisa dibuat bentuk segi
empat atau bujur sangkar. Pengepakan dilakukan selama 4 jam untuk rata-rata
produksi 5 ,2 ton rata-rata biaya pengepakan yang dikeluarkan adalah sebesar Rp
20,36 per Kg. Biaya rata-rata tersebut diperoleh dari 4 jam per kes.eluruhan jam
kerja dikali dengan rata-rata upah tenaga kerja yakni sebesar Rp.86,54 per Kg
ditan1bah dengan biaya peti sebesar Rp.80 per Kg. Sehingga biaya pengepakan
keseluruhan yang dikeluarkan sebesar Rp.l 00,36 Kg. Berdasarkan hasil Analisis
Marj in Pemasaran terlihat bahwa persentasi biaya pergerakan terhadap harga jual
sebesar 3, 12 persen.
Biaya pengangkutan adalah biaya pengangkutan dari ladang hingga ke alat
angkut (kendaraan) pengangkutan dilakukan selama l jam untuk rata-rata
produksi 5,2 ton. Rata-rata biaya pengepakan yang dikelua:rkan adalah sebesar Rp.
5,09 per Kg. biaya rata-rata pengepakan diperoleh dari 1 jam perkeseluruhan jam
kerja dikali dengan rata-rata upah tenaga kerja yakni sebesar Rp. 86,54/Kg.
Berdasarkan hasil analisis Marjin Pemasaran terlihat bahwa persentase biaya
pengangkutan terhadap hargajual sebesar 0,16 persen.
Biaya retribusi adalah biaya yang dikeluarkan selania dahun perjalanan per
sekali angkut biaya retribusi meliputi biaya pembayaran to!, parkir, karcis masuk,
dan karcis keluar serta pungutan liar dari kebun jeruk (contoh: Banyuwangi)
hingga Pasar Induk Kramat Jati. Biaya yang ha:rus dikeluarkan sebesar Rp. 20.000
per sekali pengiriman dengan rata-rata kapasitas pengirima:n 5,2 ton jadi rata-rata
biaya retribusi yang harus dikeluarka:n sebesar Rp. 3,85 pe:r Kg. Berdasarkan hasil
analisis marj in pemasaran persentase biaya retribusi terhadap harga jual sebesar
0, 12 persen.
Biaya tra:nsportasi merupakan biaya ya:ng ha:rus dikeluarka:n oleh pedaga:ng
pengumpul untuk sekali angkut hingga jeruk siam sampai di Pasar Induk Kramat
Jati. Biaya yang dikeluarkan untuk sekali a:ngkut Rp. 2.430.000 per 5,2 ton
muatan jeruk siam, atau rata-rata biaya transportasi ya:ng dikeluarkan pedagang
pengumpul berkisar Rp. 467,31 per Kg.' Biasa:nya'mereka menggunakan mobil
bale terbuka dengan menyewa ataupun mobil pribadi jenis truk 120 ps.
Berdasarkan ha:;il analisis marjin pemasaran terlihat bahwa presentase biaya
transportasi terhadap harga jual sebesar 14,54 persen. Dalam hal ini biaya
transportasi merupakan komponen biaya terbesar dali biaya-biaya pemasaran
lainnya.
Biaya sewa tempat merupakan biaya yang dikelu.arkan untuk menyewa
tempat yaitu untuk melakukan kegiatan-kegiatan seperti, mengumpulkan jeruk
siam setelah terjadi proses pemetikan, pemyortiran, pengepakan. Biaya sewa
tempat yang dikeluarkan oleh pengumpul adalah Rp. 2.000.000 per tahun, maka
biaya rata-rata yang dikeluarkan sebesar Rp.1,07 per Kg jeruk siam. Hasil analisis
marjin pemasaran menunjukkan persentase biaya sewa tempat sebesar 0,03 persen
terhadap harga jual.
Biaya penyusutan adalah komponen biaya tertinggi kedua setelah biaya
transportasi. Proses penyusutan tidak terjadi ketika jeruk siam masih beracla di
peclagang pengumpul, akan tetapi penyusutan terhitung ketika j eruk siam tiba di
pasar induk Kramat jati. Penyusutan akan terns bertambah karena jeruk siam yang
clijual pedagang pengumpul kepada pedagang grosir bersifat kons,inyasi (titip
jual), sehingga clengan demikian buah jeruk siam yang belum laku te1jual di Pasar
Induk Kramat Jati sepenuhnya tanggung jawao peclagang pengumpul. Penyusutan
terhitung ketika jeruk siam mulai membusuk atau tidak segar Jagi saat tiba di PIKJ
(selama penyimpa11an). Rata-rata penyusutan terjacli sebe:sar (2-4 Kg per peti )
clengan harga jual Rp. 6.648,81 /Kg maka nilai jual senilai 47 Kg sama dengan
selisih clari Rp. 255.400, 35 per peti dan Rp. 16.302,15 per 3 Kg dibagi selisih
jumlah buah jeruk, yang masih layak jual, atau masih segar yakni sebesar 47 Kg
adalah Rp. 5.087,91 /Kg. Dengan demikian, biaya rata-rata yang harus
dikeluarkan oleh pedagang pengumpul untuk menyusutkan jeruk siam sebesar Rp.
346,14 /Kg. Berdasarkan hasil analisis marjin pemasaran terlihat juga bahwa
persentase biaya penyusutan terhadap harga jual sebesar 10, 77 persen.
Biaya upah tenaga jual adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan
kepada pedagang grosir karena jeruk siam pedagang pengumpul dijual dengan
sistem konsinyasi. Komisi yang harus diterima pengumpul adalah sebesar 8
persen terhadap jeruk siam yang laku di jual. Biaya upah tenaga jual yang harus
dikeluarkan adalah sebesar Rp. 257,13 per Kg dengan rasio upah tenaga jual
terhadap harga jual sebesar 8 persen.
Dengan demikian dapat dilihat, bahwa marjin pemasaran yang diperoleh
pedagang pengumpul sebesar Rp. 1.414,19 per Kg dengan biaya pemasaran yang
harus dikeluarkan sebesar Rp.1242,03 per<Kg. Maka, keuntungan yang dapat di
dapat oleh pedagang pengumpul adalah· Rp. "1''72,16 per Kg dengan rasio
keuntungan terhadap biaya pemasaran adalah 5,36 persen per Kg. Ini
menunjukkan bahwa untuk setiap tmit biaya yang dikelu:arkan, keuntungan yang
diperoleh akan lebih besar dari biaya tersebut. Y akni setiap satu rupiah biaya
pemasaran yang dikeluarkan pedagang pengumpul, maka akan diperoleh
keuntungan 0,0014 per Kg.
Komponen biaya pemasaran terbesar terjadi pada biaya. transportasi
sebesar Rp. 2.430.000 atau Rp. 467, 31 per· Kg, dengan presentase biaya
transportasi terhadap harga jual adalah 14!54 persen. Sedangkan komponen biaya
pemasaran terkecil adalah biaya sewa tempat sebesar Rp. 2000.000 atau Rp. 1,07
per Kg, dengan presentase biaya tempat terhadap harga jual adalah 0,03 persen.
Besamya rasio persentase harga beli, komponen biaya pemasaran dan keuntungan
terhadap harga jual di tingkat pedagang pengumpul dapat dilihat lebih jelasnya
pada Garn bar 7. berikut ini,
Gambar 7. Rasio Persentase Harga Beli, Biaya Pemasaran dan Keuntungan terhadap Harga Jual Jeruk Siam di tingkat pedagang pengumpul.
Jumlal1 biaya
(38,64°/o)
. ' . . . ' Keuntung8r1 (5,3.6°io)
Sew a Tempat (0,03%1)
Transportasi (14,54°/o)
Harga beli 56010
) engumpul (
· Penyortiran (0,63o/4)
Pengepalran {3,12o/i1)
Pengangkutan (0,16%1)
Retribusi (0,12°/o)
Penyusutan (10,77°/0 )
5.3.3. Marjin Pemasaran Jeruk Siam dari Grosir ke Pedlagang Pengecer
Proses pemasaran jeruk siam yang selanjutnya adalah antara pedagang
grosir Pasar Induk Kramat Jati kepada pedagang pengecer. Komponen biaya
pemasaran yang dikeluarkan oleh pedagang grosir meliputi biaya bongkar muat,
retribusi, biaya tempat dan sortasi. Secara jelas marjin pemasaran keuntungan
maupun B/C rasio dan nilainya dapat dilihat pada Tabel 6. berikut ini,
Tabel 6. Analisis Marjin Pemasaran Jeruk Siam di Tingkat ][>edagang Grosir
Jeruk Siam Rri./Kg % dari harga iual
Harga beli pedagang grosir 3214.19'
'\ 74.62
Biaya : - Retribusi 2.29 0.05 - Sewa Tempat 8.93 0.21 - Bongkar Muat 12 0.28 - Penyortiran 10 0.23
J umlah bi a ya 33.22<
I?) 0.77
Keuntungan 1059.73 24.60 Marj in Pemasaran aM-9~ 25.38 Harga Jual 4307.14, 100.00 B/C Rasio 31.90
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa besarnya
biaya yang dikeluarkan pedagang grosir untuk membeli jeruk siam dari pedagang
pengumpul sebesar Rp. 3.214,19 per Kg. Berdasarkan hasil analisis marjin ...
pemasaran terlihat persentase harga beli sebesar 74,62 persen terhadap harga jual.
Dalam ha! ini pedagang grosir mengeluarkan biaya-biaya pemasaran sesuai
dengan perlakuan yang dilakukan dalam membeli jeruk siam dari pedagang
pengumpul hingga di jual kembali ke pedagang pengecer.
Biaya bongkar muat adalah biaya yang dikeluarkan untuk menurnnkan
jeruk siam dari truk dan membawanya ke los ( kios pedagang grosir ). Proses
bongkar muat ini bekerjasama dengan pihak swasta yakni badan pengelola
bongkar muat (BAPENGK.AR) dengan memanfaatkan jasa tenaga kerja
Bapengkar. Besarnya biaya bongkar muat yakni Rp. 600 per peti, dimana per peti
berisi 50 Kg jeruk siam, sehingga rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan
bongkar muat adalah Rp. 12.00 per Kg. Hasil analisi:l mrujin pemasaran
menunjukan persentase biaya bongkar muat terhadap harga jual sebesar 0,28
persen.
Biaya sortasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk memisahkan atau
menyortir buah jeruk siam yang rusak atau busuk degan jeruk siam yang masih
segar. Bisanya penyortiran dilakukan dengan cara me:mbuka kemasan clan
memisahkan jeruk siam yang buruk I rusak dengan jeruk siam yang masih segar
dikemas kembali. Biaya rata-rata sortasi adalah Rp. 500 per peti atau sebesar Rp
I 0 per Kg. Hasil Analisis marjin pemasaran juga menunjuk persentase biaya
sortasi sebesar 0,23 persen terhadap hargajual.
Biaya retribusi adalah biaya yang dikeluarkan bagi setiap pedagang grosir
yang meliputi biaya pajak usaha, biaya kebersihan, biaya keamanan, biaya
penerangan biaya rata-rata yang harus dikeluarkan pedagang grosir sebesar Rp. 38
400 atau sebesar Rp. 2,29 per Kg. hasil analisis marjin pemasaran menunjukkan
persentase biaya retribusi sebesar 0,05 persen terhadap harga jual. Biaya tempat
adalah biaya yang dikeluarkan untuk menyewa tempat. Biaya tempat yang harus
dikeluarkan sebesar 8,93 per Kg jeruk siair. Hasil analisis rnarjin pemasaran juga
menunjukan persentase biaya tempat sebesar 0,21 persen terhadap hargajual.
Dalam ha! ini komponen biaya pemasaran terbesar terjadi pada biaya
bongkar muat sebesar Rp. 600 atau Rp. 12,00 per Kg dengan persentase biaya
bongkar muat terhadap hargajual adalah 0,21 persen sedangkan komponen biaya ~·'"
pemasaran terkecil adalah biaya retribusi· sebesar Rp. 500 a.tau Rp. 2,29 per Kg.
dengan presentase biaya terhadap harga jual adalah 0,05 pcrsen.
Selanjutnya dapat dilihat, bahwa maijin pemasaran yang diperoleh
pedagang grosir sebesar Rp. 1.092,95 per Kg dengan biaya pemasarai1 yang harus
dikeluarkan sebesar Rp. 33,2 per Kg maka keuntungan yang di dapat oleh
pedagang grosir tiap Kgjeruk siain adalah Rp. 1.059,73.
Dengan rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran adalah 31,90 persen,
yakni setiap satu rupiah biaya pemasaran yang dikeluarkan pedagang grosir maka
akan memperoleh keuntungan 0,319 per Kg. Besamya rasio persentase harga beli,
komponen biaya pemasaran dan keuntungan terhadap harga jual di tingkat
pedagang grosir dapat dilihat lebihjelasnya pada Gainbar 8. berikut ini,
Gambar 8. Rasio Persentase Harga Beli, Biaya p,emasaran dan Keuntungan terhadap Harga Jual .Jeruk Siam di tingkat pedagang grosir 1 ·
(0,776/u)Jumlah biaya
(0,23o/o) Penyortiran
(0,28%>)Bongkar M uat
(0,21 °/o )Sew a Temp at
(0,056/o~etrlbusi
:t; pedagang grosir
(74.62%))
<,:1l1, ,;. •. i
5.3.4. Marj in Pemasaran Jeruk Siam dari Pedagang Pengecer ke Konsumen
Marj in pemasaran jeruk siain dari pedagang pengecer ke konsumen akhir
memiliki biaya yang berbeda dai·i marjin saluran pemasaran jeruk siam yang
pengecer meliputi biaya pikul, retribusi, penyusutan dan biaya sewa tempat.
Secara jelas biaya pemasaran, marjin pemasaran, keuntungan maupun B/C rasio
dan nilainya dapat dilibat pada Tabel 7. berikut ini,
Tabel 7. Analisis Marjin Pemasaran Jeruk Siam di Tingkat Pedagang Pengeccr.
Jeruk 8ian1 Rp./Kg % dari barga jual
Harga beli pedagang pengecer 4307.14 63.47 Biaya : - Pikul 94.29 l .39
- Penyusutan 225.01 .. 3.32 - Retribusi 41.43 0.61 - Sewa Tempat 163.88 2.42
Jumlab biaya 524.61 7.73 Keuntungan 1953.96 28.80 Marjin Pemasaran 2478.57 36.53 Harga Jual 6785.71 100.00 BIC Rasio 3.72
Berdasarkan basil analisis mmjin pemasarm1 bahwa besamya biaya yang
dikeluarkan pedagang pengecer di pasar induk Kramat jati untuk membeli jeruk
siam dari pedagang grosir sebesar Rp. 4.307,14 per Kg. Berdasarkan basil analisis
marjin pemasaranjuga terlihat persentase harga beli sebesar 63,47 persen terbadap
harga jual jeruk siam. Pedagang pengecer mengeluarkan biaya pemasaran seperti
pikul, penyusutm1, retribusi dan biaya tempat.
Pedagang pengecer juga mengeluarkan biaya pengangkutan, yakni biaya
yang dikeluarkan untuk mengangkut jeruk sian1 dari kios pedagang grosir hingga
ke kios pedagang pengecer Pasar Induk Kramat Jati. Biaya pikul rata-rata yang
dikeluarkan sebesar Rp. 4.714, 29 per peti sehingga rata-rata biaya pengangkutan
yang harus dikeluarkan sekitar Rp. 94,29 per Kg. Berdasarkan basil analisis
.\1aijin pemasaran terlihat, persentase biaya pengangkutan sebesar 1,39 persen.
Biaya penyusutan adalah komponen biaya yang te1jadi ketika jeruk siain
dalan1 proses penyimpanan dan proses peqjualan atau jeruk sian1 yang tidak laku
terjual. Biaya rata-rata yang dikeluarkan oleh pedagang pengecer untuk
penyusutanjeruk siam sebesar Rp. 10.491, 43 atau Rp. 225, 01 per Kg (sekitai· 1-2
Kg per peti) basil analisis marjin pemasarai1 menunjukkan persentase biaya
penyusutan terhadap harga jual sebesar 3,32 persen.
Biaya retribusi adaiah biaya yang dikenakan bagi setiap pedagnng
pengecer yang meliputi biaya kebersihai1 biaya keainanai1 dan biaya penerangan
biaya rata-rata yang harus dikelnarkan oleh pedagang pengecer untuk biaya
retribusi sebesar Rp.2.071. 41 per hari khnslls untuk buahjeruk siam atau Rp. 41,
43 per Kg. Hasil aiialisis marjin pemasaran juga menunjukan persentase biaya
retribusi sebesar 0,61 persen terhadap hargajual.
Biaya tempat adalah biaya untuk menyewa tempat untuk menjual jeruk
siam yang dikeluarkan pedagang pengecer dalain tiap Kg jeruk siam.
Penghitungan biaya tempat yaitu berdasai·kan rata-rata biaya sewa tempat tiap
pedagang pengecer sebesar Rp. 5.900.000,- dikalikan dengan lainanya Bulan jual
yaitu empat Bulan berbanding dua belas Bulan dan dikalikai1 lagi dengan
persentase jual jeruk siain sebanyak 50 persen dibanding buah yimg lain. Hasil
perkalian tersebut dijadikan biaya perhari dan dibagi dengan kuantitas penjualn
rata-rata pedagang pengecer perharinya yaitu sebanyak 50 Kg. Biaya tcmpat yang
hams dikeluarkan sebesar 163,88 per Kg jeruk siain. Hasil analisis marjin
pemasaranjuga menunjukan persentase biaya tempat sebesar 2,42 persen terhadap
hargajual.
Dengan demikian ditingkat pedagang pengecer biaya penyusutan lebih
besar dari biaya-biaya pemasaran yang lain, yakni sebesar Rp. 225, 0 I per Kg dan
biaya retribusi merupitkan biaya pemasaran terkecil di tingkat pedagang pengecer
yakni sebesar Rp. 41,43 per Kg. Dengan total biaya pemasaran sebesar Rp. 524,61
maka keuntungan yang di dapat oleh pedagang pengecer adalah Rp. 1953,96 per
Kg dengan rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran adalah 3, 72 pers:? per Kg.
Ini menunjukan bahwa untuk setiap unit biaya yang dikeluru'kan, keuntungan yang
diperoleh lebih besar dru·i biaya tersebut yakni setiap satu rupiah biaya pemasaran
yang dikeluarkan pedagang pengecer' 'l11al.<:a akan diperoleh keuntungan
0,0372 per Kg.
Besarnya rasio persentase harga beli, komponen biaya pemasru·an dan
keuntungan terhadap harga jual di tingkat pedagang pengecer dapat dilihat lebih
jelasnya pada Gambar 9. berikut ini,
Gambar 9. Rasio Persentase Harga Jual, Biaya Pemasaran clan Keuntungan terhadap Harga Jual Jeruk Siam di tingkat pedagang pegecer
(7,73%J Juniah biaya
(2,42%JSewa Ten-pat
{0,61 'Yo)Retribusi
(3,32°1o lPenyus utan
(J,39°/o}Pikul
,/1; •"
Harga beli
pedagang pengecer
(63,47°/o)
Analisis marjin pemasaran jeruk siam merupakan proses untuk melihat
besarnya biaya clan keuntungan pada setiap lembaga pemasaran dengan
menggunakan perhitungan maijin pemasarannya. Secara keseluruhan dari analisis
maijin pemasaran jeruk siam di tingkat pedagang pengumpul, grosir dan pengecer
dapat dilihat pada Tabel 8. berikut ini,
Tabel 8. Analisis Marjin Pemasaran Jeruk Siam di Tingkat Pcdagang Pengumpul, Pedagang Grosit· dan Pedagnng Pengeccr
. Jeruk Siam
Ro./Kg % dari harna j ual HarQa iual petani 1800 Harga beli pengumpul 1800 56.00 Biaya : - Pemetikan 40.72 1.27
- Penyartiran 20.36 0.63 - Pengepakan 100.36
... 3.12
- Pengangkutan 5.09 0.16 - Retribusi 3.85 0.12 - Penyusutan 346.14 10.77 - Transpartasi 467.31 14.54 - Sewa Tempat 1.07 0.03 - U pah Tenaga Jual 257.13 8.00
Jumlah biaya 1242.03 .. 38.64 Keuntungan 172.16 5.36 Maijin Pemasaran 1414.19 44.00 HargaJual 3214.19 100.00 B/C Rasia 0.14
.
Harga beli pedagang grosir 3214.19 74.62 Biaya : - Retribusi 2.29 0.05
- Sewa Tempat 8.93 0.21 - Bangkar Muat 12 0.28 - Penyartiran 10 0.23
Jumlah biaya 33.22 0.77 Keuntungan 1059.73 24.60 Marjin Pemasaran 1092.95 25.38 HargaJual 4307.14 100.00 B/C Rasia 31.90
Harga beli pedagang pengecer 4307.14 63.47 Biaya : - Pikul 94.29 1.39
- Penyusutan 225.01 3.32 - Retribusi 41.43 0.61 - Sewa Tempat 163.88 2.42
.
J umlah biaya 524.61 7.73 Keuntungan 1953.96 28.80 Marjin Pemasai·an 2478.57 36.53 Harga Jual 6785.71 100.00 B/C Rasia 3.72
Bedasarkan Tabel 8. diatas dapat dilihat bahwa maijin pemasaran di Pasar
Induk Kramat Jati, marjin terbesar didapatkan oleh pedagang pengecer sebesar
Rp. 2.478,57 per Kg atau 36,53 persen terhadap hai·ga jual. Sedangkan marjin
pemasaran paling kecil pada pasar acuan Pasar Induk Kramat Jati terdapat pada
pedagang grosir Rp.1.092,95 per Kg atau 25,38 persen terhadap harga jual.
Keuntungan terbesar diperoleh pedagang grosir pengecer sebesar
Rp.1.953,96 per Kg atau sebesar 28,80 persen terhadap harga jual. Keuntungan
terkecil terdapat pada pedagang pengumpul yaitu sebesar Rp.172, 16 atau sebesar
5,36 persen terhadap harga jual.
Untuk mengetahui gambaran secara'jelasnya mengenai marjin pemasai·an,
harga jual, harga beli dan biaya pemasaran 'pada tiap lembaga pemasaran maka
dapat dilihat pada Gainbar 10. berikut,
Gambar 10. Penyebaran Marjin Pemasaran'Jeruk Siam Dari Petani, Pedagang Pengumpul, Grosir dan Pengecer (Rp).
I '' --.,.' 1
Harga Jual: 1.800 3.214,19 d ·- : ~';' . 4.30'7 ,l 4' 6.785,'71
Marjin Pen1asa~:rn1: . '
1\1.arjin Penu1saran: lViarjin Peniasaran: 1.414,19 " '. . 1.092,9:5 2.478,57
Berdasarkan Gambar 10. diatas· maka Ciapat dilihat bahwa dengan pola ,-di d;1J; '.\.'II' 1
semua biaya ditanggung oleh pengumpul, sebab pengumpul langsung membeli
jeruk siam yang masih berada di petani dengan sistem tebasan. Untuk biaya
pemetikan dan pengankutan ke pedagang pengumpul dibebankan kepada
pedagang pengumpul. Marjin pemasaran yang diperoleh pedagang pengurnpul
sebesar Rp. 1.414,19 per Kg dengan harga jual sebesar Rp. 3.214,19 per Kg
scdangkan harga bcli dari petani scbcsar Rp.1.800 per Kg. Total biaya pemasaran
yang dikeluarkan oleh pedagang pengumpul sebesar Rp. 1.242,03 per Kg.
Marjin pemasaran di tingkat pedagang grosir sebesar Rp. 1.092 per Kg,.
Pedagang grosir membeli jeruk sian1 dari pengumpul sebesar Rp. 3.214, 19 per
Kg dan menjual b:mbali kepada pengecer sebesar Rp. 4.307,14 per Kg. Biaya
pemasaran yang dikeluarkan grosir adalah sebesar Rp. 33,22 per Kg. Biaya
pemasaran yang dikeluarkan grosir sangat kecil diantara tingkat lembaga
pemasaran yang lain karena kegiatan fungsional yang dilakukan pedagang grosir
tidak serumit yang dilakukan pedagang pengumpul, sehingga biaya pemasarannya
pun kecil.
Pedagang pengecer menjual je1uk siam langsung ke konsumen akhir
sebear Rp. 6.785,71 per Kg dan harga beli yang diterima dari pedagang grosir
sebesar Rp. 4.307, 14 per Kg. Maijin pemasaran yang diperoleh pedagang
pengecer sebesai· Rp. 2.4 78,57 per Kg.
6.1. KESIMPULAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
1. Pada penelitian pemasaranjeruk siam di Pasar Induk Kramat Jati dapat
diketahui saluran pemasaran dan lembaga pemasaranjeruk siam yang
te1jadi adalah sebagai berikut,
PETANI F+ PENGUMPUL GROS IR PENGECER KONSUMEN AKHIR
Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh masing-masing lemb'lga
pemasaran sehingga jeruk siam dapat dikonsumsi oleh konsumen akhir di ~.·'
DKI Jakarta adalah sebagai berikut berikut,
1) Petani : Fungsi Penjualan
2) Pedagang pengumpul: Fungsi pembelian, penjualan, pengangkutan,
penyimpanan, sortasi, standarisasi, penanggungan resiko, informasi
pasar dan pembiayaan.
3) Grosir: Fungi pembelian, penjualan, penyimpanan, sortasi dan
informasi pasar.
4) Pengecer: Fungsi pembelian, penjualn, pengangkutan, penyimpanan,
sortasi dan informasi pasar.
2. Dari has ii analisis marjin pemasaran, terdapat perbedaan marjin pemasar:m
tiap lembaga saluran pemasaran. Besarnya marjin pemasaran tiap lembaga
saluran pemasaran adalah sebagai berikut,
I) Di tingkat pengumpul : memperoleh maijin pemasaran sebesar
Rp.1414,19 per Kg.
2) Di tingkat grosir memperoleh ma1jin pcmasaran sebesar
Rp. 1092.95 per Kg.
3) Di tingkat pengecer
Rp. 2478.57 per Kg.
memperoleh marjin pemasaran sebesar
3. Biaya pemasaran pada tiap lembaga saluran pemasaran adalah :
I) Pengumpul Biaya pemetikan, penyortiran, pengepakan,
pengangkutan, retribusi, penyusutan, transportasi, sewa tempat dan
upah tenaga jual. Dengan total biaya pemasaran sebesar Rp. 1.242,03
per Kg.
2) Grosir : Biaya retribusi, sewa tempat, bongkar muat dan penyortiran.
Dengan total biaya pemasaran sebesar Rp. 33,22 per Kg.
3) Pengecer: Biaya pikul, penyusutan, retribusi dan :>ewa tempat. Dengan
total biaya pemasaran sebesar Rp. 524,61 per Kg.
6.2. SARAN
I. Diharapkan terjadinya pola ke1jasama yang baik antar tiap lembaga
pemasaran. Yaitu dengan dijalin pola kerjasama investasi/ pembiayaan.
· Contohnya pedagang pengumpul memberikan modal kepada petani atau
dari pcdagang grosir memberikan modal kepada pedagang pengumpul. Hal
ini diharapkan akan memperlancar arus penyaluran jeruk siam dari
produsen (petani) menuju konsumen. Pola kerjasama ini sangat membantu
pedagang pengumpul maupun petani untuk memperoleh pinjaman tanpa
agunan dan bunga.
2. Tiap lembaga pernasaran diharapkan cepat d.an tanggap lerhad.ap
perkembangan informasi pasar. Infotmasi pasar dapat digunakan sebagai
sinyal untuk menentukan jumlah, harga maupun mutu produk yang
dihasilkan atau di beli oleh lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat.
Contohnya dengan mengetahui perubahan informasi pasar tentang
kebutuhan atau permintaan konsumen di pasar acuan maka pedagang
pengumpul dapat memprediksi jumlah pasokan jeruk siam. Hal ini untuk
mengurangi resiko kerusakan dan penyusutan yang diderita pedagang
pengumpul sehingga efisiensi biaya pemasaran dapat tercapai. Cara untuk
memperoleh informasi harga dan pasokan jeruk: siam dapat melalui
laporan Koperasi Pasar Induk Kramat Jati, telepon, koran lokal, tabloid
petianian, radio dan lain-lain.
DAFTAR PUST AKA
Anindita, Ratya .. Pemasaran Hasi/ Perlanian. (Jakarta: Papyrus, 2005)
Azir, Rizky. Kajian Pemasaran dan Integrasi Pasar Cabai Merah Keriting di DK! Jakarta (Studi kasus: Pasar Jnduk Krama/ Jati, Pasar Tanah Abang dan Pasar Jati Negara). Bogor: Institut Pertanian Bogor, Jurusan ilmuilmu Sosial Ekonomi Pertanian; 2002.
Boyd, Walker. Larreche. Manajemen Pemasaran. (.Jakarta: Erlangga, 2000)
---------- Laporan Bulanan Perkembangan Pasokan Sq)lur-mayur dan Buahbuahan di DK! .Jalwrtu. (Jakarta: Kopernsi Pasar lnduk Kramat Jati, 2006)
---------- Laporan Bulanan Perkembangan Harga Sayur-muyur dan Buah-buahan di DKJ .Jakarta. (Jakarta: Koperasi Pasar lnduk Krmnat Jati, 2006)
Cahyono, Bambang. Budidaya Jeruk Mandarin (Keprok Siam dan Jep,m). (Jakarta: Yayasan Pustaka Nusatama. 2005)
Kotler, P. Markeling Manage men/ The Mil!enium Edition. (Prentice Hall, 2000)
Nazir. Aletode Pene/i1ian. (Jakarta: Ghalia Indonesia., 2005)
Said, E Gumbira, clan A Harizt lntan. Manajemen Agribisnis. (Jakarta: Ghalia Indonesia, 200 l)
Saladin, Djaslim. Manqjemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, pelaksanaan, dan Pengendalian. (Bandung: Linda Karya, 2005)
Sugioyono. Metode f'ene/ithn /3isnis. (Bandung: Alfabeta. 2003)
Swastha, clan lrawan. Men~jemen Pemasaran Modern. (Yogyakarta: Libc,rty,
Tim Penyusun Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Sains dan TeknQlogi UIN Syahid Jakarta. Pedoman Penulisan Skripsi. (Jakarta: UIN Press., 2004)
Umar, Husein. Research Methods in Finance and Banking. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002)
Lnmpiran l. Surat Ketcrangan Pcnclitiau
~~~ )ASAR~JAYA
Nomor Si fat Lampiran Hal
Kepada
: 5tir I -1.i~ -~. : Biasa.
: Surat Keterangan Selesai Melakukan l'em:litian di l'asar Induk Kramat Jat.i.
Yth. D•:.kan Fakultas Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Tslam Negeri Syarif'Tfidayatullah Di Ciputat Jakarta
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama Jabatan
: Drs. Benny Kelana Jaya,, MM : Manager Area 16 lnduk Kramat Jati
Dengan ini menerangkan bahwa : ... ·~
Nama NIP Jurnsan ·
: Mutia Syam1mri : 101092123366 : Agribisnis
D 1 NOV l'flGn
Te.lah mdakukan penelitian di Pasar lnduk Kramat Jati dari bulan Mei 2006 sampai dengan bulan Juni 2006 .
... Agar maldum.
KELANA JAY A, MM
·"
Lampiran 2. Rata-rata Harga Jeruk Siam di Pasar lndnk Kramat Jati bulan April, Mei, dan Juni Tahun 2006
Minggu
Bulan Minggu ke-1 Mingguke-2 Minggu ke-3 Mingguke-4
Rp/Kg Rp/Kg Rp/Kg Rp/Kg
April 7.429 8.357 7.643 7.143
Mei 7.214 6.929 6.214 6.071
Juni 5.571 6.143 6.000 5.071
- ·-Sumber: Koperasi Pasar Induk Kramat Jati, 2006
,, Lampiran 3. Rata-rata Pasokan Jeruk Siam di Pasar Induk Kramat Jati
bulan April, Mei, dan Juni Tahun 2006
Minggu
Bulan Minggu ke-1 Mingguke-2 Mingguke-3 Minggu ke-4
Ton Ton Tau Ton
April 2574 2139 2125 1801
Mei 2485 2780 2610 1919
Juni 2708 2855 30W 3403
Sumber: Koperasi Pasar Induk Kramat Jati, 2006
Lampiran 4. Struktur Organisasi Pasar Induk Kramat ,Jati
I ASISTEN MANAGER
ADMINISTRASI
I
MANAGER AREA
L ASISTEN M ANA GER
ONAL OPERAS!
WAKIL MANAGER
Staff Asisten Staff Asisten Manager Manager
Administrasi Administrasi
-Staff Asisten Mana
U.ger I ._s_t-af_f_A-si-st-en_M_""_"_ge-r~ _ Operasional Perawatan Operasional PPT
Um um Keuangan
SENIOR SUPERVISOR
PERVIS OR I SUPERVISOR SUPERVISOR ] SUPERVISOR
Staff I Staff Staff I Staff
Lampirim 5. Dokumenfasi
Pasar lnduk Krarnat Jati
Kantor Koperasi Pasar lnduk Krama.t Jati
Aktivitas bongkar rnuat
Jenis transportasi jeruk siam dari
sentra produksi (petani)
Pengangkutan jeruk siam ke pengecer
Pengangkutan jeruk siam ke pengecer
sekitar Pasar lnduk Kramat Jati
Sarana sewa transportasi motor untuk pedagang