Upload
vuongdiep
View
225
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS NARATIF ALGRIDA GREIMAS NARASIBERITA SIDANG LANJUTAN DUGAAN PENISTAAN
AGAMA OLEH AHOK DI FORUM.DETIK.COMTANGGAL 18-25 JANUARI & 21 APRIL-9 MEI 2017
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UntukMemenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Fadhli Islami Saputra
NIM: 1111051100026
PROGRAM STUDI JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/ 2018 M
ANALISIS NARATIF ALGRIDA GREIMAS NARASIBERITA SIDANG LANJUTAN DUGAAN PENISTAAN
AGAMA DI FORUM.DETIK.COMTANGGAL 18-25 JANUARI & 2I APRIL-g MEI 2017
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untukMemenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
Fadhli Islami SaputraNIM:1111051100026
PROGRAM STUDI JURNALISITKFAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMI]NIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF'IIIDAYATULLAH
JAKARTA1439t2018
Di bawah Bimbingan,
)
i.
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (Sl) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Semua sumber yang digunakan dalam penulisan ini telah dicantumkan sesuai
ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jika kemudian terbukti bahwa karya ini bukan karyaasli peneliti atau merupakan hasil
jiplakan dari orang lain, maka saya bersedia menerima konsekuensi sesuai yang
berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
J.
iii
ABSTRAK
Nama: Fadhli Islami Saputra
Judul Skirpsi: Analisis Naratif Algreida Greimas Narasi Berita Sidang LanjutanDugaan Penistaan Agama Oleh Ahok di forum.detik.com pada tanggal 18-25 Januari &21 April- 9 Mei 2017
Kasus ini bermula saat seorang dosen bernama Buni Yani mengunggah video Ahokmemberikan pidato saat berkunjung ke Pulau Panggang, Kepulaauan Seribu. Selang beberapahari setelah diunggah, video tersebut membuat heboh masyrakat Indonesia. Karena pada videotersebut Ahok berpesan pada masyarakat pulau panggang untuk memilih pemimpin berdasarkanhati nurani dan jangan mau di bohongi dengan Surat Al-Maidah ayat 51.
Ucapan Ahok tersebut memicu amarah berbagai ormas Islam dan melaporkan Ahok karenadiduga telah menistakan agama. Pihak pendukung Ahok tidak mau kalah denganmengatasnamakan Komunitas Advokad Muda Basuki-Djarot (KOTAK BADJA) melaporkanBuni Yani karena telah menyebarkan kebencian. Memasuki persidangan situasi memanas karenapara pendukung masing-masing pihak saling bersuara di luar gedung sidang.
Perkembangan sidang kasus penistaan agama tersebut menjadi perbicangan hangatmasyarakat terutama pada forum-forum internet. Para Thread Starter sebagai pembuka topik,mengajak pengguna-pengguna untuk masuk membaca berita yang mereka bawa dengan judul-judul atau caption yang provokatif untuk mengajak para pengguna forum tersebut berdebat atauberdiskusi terkait sidang kasus penistaan agama tersebut.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti akan melakukan analisis naratif AlgridaGreimas narasi berita sidang lanjutan dugaan penistaan agama Ahok di forum.detik.com padatanggal 18-25 Januari dan 21 April-9 Mei 2017. Dengan merumuskan pertanyaan yaknibagaimana narasi berita sidang lanjutan kasus penistaan agama oleh Ahok di forum.detik.commenurut model aktan Greimas ? dan bagaimana oposisi segi empat Greimas pada narasi beritatersebut ?
Untuk mendapatkan data dan hasil sempurna, pada peneltian ini, peneliti menggunakanmetodologi model aktan Algrida Grimas dengan melalui pendekatan kualitatif. Model aktanGreimas adalah meneliti teks berita untuk menemukan aktor yang dikategorikan sebagaipengirim, objek, penerima, pendukung, subjek, dan penghambat yang saling berkaitan padanarasi berita yang ada di forum.detik.com dan dengan pendalaman lebih lanjut denganmengunakan oposisi segi empat Greimas.
Pada penelitian narasi berita sidang lanjutan dugaan penistaan agama oleh Ahok dtemukanaktor yang tidak konsisten yaitu Jaksa Penunut Umum (JPU), yang pada awal objeknya inginmembuktikan bahwa benar Ahok telah menistakan agama berubah setelah melakukanpenyimpulan fakta persidangan yang menyatakan bahwa Ahok tidak menistakan agama.
Keywords: Penistaan Agama, forum, model aktan
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Dialah
sumber tempat bersandar, dan sumber kenikmatan hidup tanpa batas, Rahman dan Rahim
tetap menghiasi asma-Nya, sehingga penulis diberikan kekuatan fisik dan psikis untuk dapat
untuk dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Analisis Naratif Algrida Greimas
Narasi Berita Berita Sidang Lanjutan Dugaan Penistaan Agama Oleh Ahok di
Forum.Detik.Com pada tanggal 18-25 Januari dan 21 April-9 Mei 2017
Salawat beserta salam tetap tercurahkan atas penghulu umat Islam Nabi Muhammad
SAW beserta para keluarganya, sahabat, dan para pengikutnya yang telah membuka pintu
keimanan yang bertauhidkan kebenaran, kearipan hidup manusia dan pencerahan atas
kegelapan manusia serta uswatun hasanah yang dijadikan sebuah pembelajaran bagi muslim
dan muslimah hingga akhir zaman.
Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan
terima kasih pada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah memberikan bantuan dan
dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada:
1. Dr. Arief Subhan M.A. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Suparto, M.Ed
Ph.D Wakil Dekan Bidang Akademik,Dr. Hj. Roudhonah, M.A Wakil Dekan
Bidang Administrasi Umum, Dr. Suhaimi, M.Si Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan.
2. Kholis Ridho, M.Si, dan Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M.A, Ketua dan Sekretaris
Konsentrasi Jurnalistik.
3. Kepada Dosen Pembimbing skripsi, Dr. Rulli Nasrullah, M.Si, yang telah menuntun
dan mengajarkan banyak hal kepada peneliti sehingga skripsi ini selesai dengan baik.
v
4. Ibu Fita Fathurokhman, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan bimbingan dan arahan praskripsi.
5. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang selama ini telah memberikan
ilmu pengetahuan. Semoga ilmu yang diberikan terus bermanfaat.
6. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama dan Perpusatakaan Fakultas
Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah melayani penulis dalam mempergunakan buku-buku dan literature yang penulis
butuhkan selama penyusunan skripsi ini.
7. Secara khusus kepada Ayahanda Hariyono (Alm) dan Ibunda Tercinta Hermiyati
dan adik-adik tercinta Dwi Sabtomo Hasbi dan Nisya Syakila, sebagai keluarga
penulis, yang senantiasa melapangkan jalan kehidupan dengan doa, perhatian, dan
kasih sayang, serta seluruh keluarga besar penulis yang juga selalu memberikan
semangat.
8. Sahabat istimewa dan masa kecil ku, Jacinda Darla Putri, yang senantiasa memberi
dukungan moril, motivasi, dan waktu.
9. Sahabat setia, Mohammad Ilham Utama, Farhan Nabila, Fita Fathiya, Irfan Adira
Putra, Razan Putra Pradana, Renzi Yurfiandi, dan teman-teman datang dan pergi
yang saya tidak bisa sebutkan satu -persatu yang selalu memberikan dukungan,
semangat, dan keceriaannya.
10. Teman-teman seperjuangan, Achmad Abdullah Nur, Shafruddin Makarim, Yudha
Purnama Tias, Khoirurrozi, Eko Wahyudi, Listiani Fansela, dan Hana Sayyida.
11. Teman-Teman Jurnalistik angkatan 2011 yang saya tidak bisa saya sebutkan satu
persatu. Sebagai orang-orang yang telah sama-sama berjuang dan menempuh
pendidikan di UIN Jakarta.
vi
Semoga segala partisipasi, dukungan dan motivasi serta do’a kepada penulis dibalas
oleh Allah SWT denga balasan yang berlipat ganda. Harapan penulis, semoga skripsi ini
dapat berguna bagi wacana keilmuan. Akhirnya kepada-Nyalah segala urusan akan kembali
dan kepada-Nyalah kita memohon hidayah dan taufiq serta ampunan.
Jakarta, 28 Juni 2018
Fadhli Islami Saputra
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK……………………………………………………………… iii
KATA PENGANTAR………………………………………………….. iv
DAFTAR ISI…………………………………………………………… vii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………… 1
A. Latar Belakang Masalah…………………………... . 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah…………………… . 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………….. 7
D. Metodologi Penelitian……………………………… 8
E. Sistematika Penulisan……………………………… 12
BAB II LANDASAN TEORITIS……………………………… 14
A. Analisis Naratif.......................................................... 14
B. Model Aktan Greimas……………………………… 20
C. Representasi………………………………............... 23
D. Penistaan Agama dalam Pandangan Islam……….... 26
BAB III GAMBARAN UMUM………………………………… 34
A. Gambaran Singkat Berita Lanjutan Sidang Penistaan
Agama oleh Ahok di forum.detik.com……………. 34
B. Sejarah berdiri situs detik.com……………………... 36
C. Profil Basuki Tjahaja Purnama…………………….. 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 45
A. Model Aktan Greimas dalam Narasi Berita Lanjutan
Sidang Penistaan Agama oleh Ahok di
Forum.detik.com…………………………………
45
B. Oposisi Segi Empat Greimas dalam Narasi Berita
Lanjutan Sidang Penistaan Agama oleh Ahok di
viii
Forum.detik.com…………………………………...
68
BAB V PENUTUP……………………………………………. 74
A. Kesimpulan………………………………………... 74
B. Saran………………………………………………. 76
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………… 77
LAMPIRAN…………………………………………………………... 79
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penistaan agama adalah suatu tindakan provokatif dari suatu
individu atau kelompok terhadap suatu kelompok lain atau golongan agama
tertentu secara sengaja dengan maksud menimbulkan keresesahan yang
dampaknya bisa menimbulkan perselisihan panjang antar umat beragama
karena telah menyinggung keyakinan yang dianut suatu kelompok agama,
lebih buruk dari itu perselisihan antar agama akan berdampak timbulnya
kekersasn dan perang antar agama.
Bila berbicara tentang penistaan agama, baru-baru ini Indonesia
sangat heboh dengan kasus penistaan agama yang diduga dilakukan oleh
Gubernur DKI Jakarta yaitu Basuki Tjahaya Purnama atau masyarakat luas
mengenalnya dengan panggilan Ahok. Gubernur DKI Jakarta ini diduga
melakukan penistaan agama setelah beredarnya video waktu dia melakukan
kunjungan ke wilayah Kepulauan Seribu, yang dimana saat Ahok berpidato
dihadapan masyarakat Kepulauan Seribu Ahok menghimbau kepada
masyarakat untuk memilih pemimpin sesuai dengan hati nurani dan
menyinggung agar masyarakat jangan mau dibohongi dengan surah Al-
Maidah ayat 51.
Sontak video tersebut menjadi viral dan mendapatkan perhatian dari
publik. Beragam reaksi dari publik menanggapi video tersebut ada yang
2
2
menganggap video itu hoax dan diragukan keasliannya karena yakin
video itu telah disunting atau diedit untuk menjatuhkan Ahok dalam
langkahnya maju dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta, dan ada
masyarakat yang menganggap bahwa video tersebut memang asli apa
adanya tidak telihat itu diedit atau disunting dan menuntut Ahok untuk
segera meminta meminta maaf atas ucapannya yang telah menyinggung
salah satu surah Al Qu’ran yaitu surah Al Maidah
Sehari setelah video pidato Ahok yang menyinggung surah Al
Maidah ayat 51 tersebut diunggah dan menjadi viral di media sosial.
Pendukung kubu pasangan Basuki Tjahaya Purnama dan Djarot Syaiful
yaitu Komunitas Advokat Muda Ahok-Djarot atau disinggat Kotak Adja
melaporkan penggugah video tersebut yaitu seorang dosen yang bernama
Buni Yani, yang dimana Kotak Adja menuding bahwa Buni Yani dengan
sengaja menyunting dan menunggah video tersebut di media sosial
Facebook untuk menyebarkan kebencian publik dan mencoba menghalangi
Ahok untuk maju dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Tentu saja Buni
Yani dituduh seperti itu oleh Kotak Adja karena video tersebut muncul saat
akan digelarnya Pemilihan Kepala Daerah atau PILKADA DKI Jakarta.
Namun sang penggugah video tersebut yaitu Buni Yani membantah tuduhan
Kotak Adja kepada dirinya yang dikatakan dengan sengaja menyebarkan
kebencian publik terhadap Ahok. Buni Yani mengatakan bahwa video
tersebut itu diunggah di Facebook untuk dijadikan bahan diskusi karena
melihat profesinya sebagai dosen. Buni Yani mengatakan bahwa dia bukan
3
pendukung salah satu calon Gubernur yang menjadi lawan Ahok di Pilkada
DKI Jakarta.
Di sisi lain beberapa Ormas Islam melaporkan Ahok ke polisi atas
tuduhan telah melakukan penistaan agama. Para Ulama dan Ormas Islam
yang sudah geram dengan pernyataan Ahok saat kunjungannya ke
Kepulauan Seribu yang Menyinggung surah Al Maidah, menuntut agar
Ahok meminta maaf dan meminta Polisi untuk segera menangkap Ahok.
Puncak dari tuntutan para Ulama dan Ormas kepada Polisi untuk segera
menangkap Ahok pecah saat adanya demonstrasi besar-besaran pad tanggal
4 November 2016. Adanya desakan yang begitu besar akhirnya Presiden
Republik Indonesia yaitu Joko Widodo yang biasa dikenal publik dengan
panggilan Jokowi, menyatakan bahwa tidak akan memberikan perlakukan
khusus kepada Ahok dan mempersilahkan kepada Polisi untuk menindak
lanjuti kasus penistaan agama yang diduga dilakukan Ahok.
pada tanggal 15 November untuk pertama kalinya melakukan gelar
perkara untuk kasus adanya penistaan agama yang diduga dilakukan oleh
Ahok. Gelar perkara tersebut melibatkan sejumlah pihak dalam memproses
hukum terkait kasus dugaan penistaan tersebut. sehari setelah gelar perkara
yang dilakukan Polisi pada kasus ini, Ahok ditetapkan sebagai tersangka
penistaan agama oleh Polisi. Meski belum disimpulkan status tersangka
tersebut sudah pasti atau belum. Hasil dari gelar perkara tersebut
memutuskan proses hukum terhadap Ahok ditingkatkan dari penyelidikan
menjadi penyidikan.
4
Pada tanggal 23 November giliran Buni Yani diperiksa sebagai
terlapor atas laporan Komunitas Advokat Muda Ahok-Djarot atau Kotak
Adja, terkait atas Undang-Undang no. 11 tahun 2008 tentang Infomasi dan
Transaksi Elektronik atau ITE. Buni Yani memenuhi pangilan Polisi pada
siang hari dan menjalani pemeriksaan intensif di Polda Metro Jaya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dan penyelidikan tersebut, Polisi
memutuskan untuk menetapkan Buni Yani Sebagai Tersangka penyebar
kebencian, karena polisi menganggap Buni Yani dengan sengaja menyebar
video tersebut untuk memecah persatuan masyarakat. 1
Kasus penistaan agama ini menjadi viral dan menarik selama
beberapa bulan. Karena kasus ini merupakan berita besar, karena
menyangkut dengan keutuhan kesatuan umat beragama di Indonesia. Kasus
ini memanas saat Ahok menjalani persidangan. Panasnya sidang tersebut
bukan hanya di dalam ruang sidang tetapi juga di luar sidang saat adanya
demonstrasi di gedung sidang oleh kubu pendukung Ahok dan Kubu Anti
Ahok.
Semua media massa di Indonesia menyajikan menariknya sidang
penistaan agama ini tidak terkecuali media online, yaitu media baru uang
menjadi favorit masyarakat karena informasi yang up to date, yang mana
sesuai dengan kebutuhan masyarakat dimasa ini yang menunut media
memberikan informasi dengan cepat. Keunggulan media online dengan
media massa lain adalah mudahnya masyarakat mengakses informasi karena
Gilang Fauzi, kronologi penistaan agamahttp://www.cnnindonesia.com/nasional/20161124075029-12-174911/kronologi-kasus-buni-yani-penyebar-video-ahok-soal-al-maidah/ diakses pada tanggal 28 November 2016
5
media online bisa di akses dari berbagai macam perangkat bergerak karena
yang dibutuhkan hanya internet.
Di zaman teknologi yang sudah maju ini, Indonesia dikenal sebagai
salah satu negara dengan pengguna internet terbanyak di dunia. Membuat
media-media mass besar yang ada di Indonesia mendirikan portal berita
online untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi yang cepat.
Media online membuat masyarakat menjadi lebih aktif dalam bermedia.
Maka dari itu media online Indonesia yaitu detik.com menyediakan fasilitas
forum kepada para penggunanya untuk digunakan untuk berdikusi dan
berdebat terkait kasus-kasus yang sedang menarik perhatian untuk
diperbincangkan, seperti kasus yang saat ini sedang viral yaitu kasus
penistaan agama yang diduga dilakukan oleh Ahok. Di setiap forum pasti
para Thread Starter atau TS mencoba menarik anggota forum untuk masuk
kedalam konten yang mereka buat dan membuat anggota forum menanggapi
konten tersebut dengan komentar. Biasanya para Thread Starter mengisi
thread mereka dengan membawa berita dari media yang bisa memperkuat
bahwa apa yang mereka katakan benar dan denga menambahkan caption-
caption yang memancing para pengguna forum untuk masuk ke dalam
thread mereka.
Peneliti tertarik menganalisa berita-berita sidang kasus dugaan
penistaan agama Ahok yang disajikan para Thread Starter di
forum.detik.com. Dimana peneliti menganalisis berita-berita menggunakan
model aktan Algrida Greimas. Dimana didalam teks berita bisa menemukan
6
aktor yang dikategorikan sebagai pengirim, objek, penerima, pendukung,
subjek dan penghambat.
Maka sebab itu penulis tertarik untuk mengkajinya lebih lanjut pada
sebuah skripsi dengan mengangkat judul:
“Analisis Naratif Algrida Greimas Narasi Berita Sidang
Lanjutan Dugaan penistaan Agama Ahok di Forum.Detik.Com (pada
tanggal 18-25 Januari dan 21 April-9 Mei 2017”
B. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Merujuk pada latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya,
maka penuslis membatasi penelitian ini pada thread yang
membahas kasus dugaan penistaan agama oleh Ahok di
forum.detik.com pada tanggal 18-25 Januari, 21 April-9 Mei
2017.
2. Perumusan masalah
Adapun perumusan masalah yang akan diangkat dalam
skripsi ini adalah :
a. Bagaimana narasi berita lanjutan sidang kasus
penistaan agama Ahok di forum.detik.com menurut
model aktan Algrida Greimas ?
b. Bagaimana Oposisi Segi Empat Algrida Greimas
pada narasi berita lanjutan sidang kasus penistaan
agama Ahok di forum.detik.com
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktan-aktan
yang terdapat pada berita sidang kasus dugaan penistaan
agama Ahok di thread forum.detik.com
b. Penelitian ini bertujuan untuk mengathui oposisi segi
empat yang terdapat pada berita sidang kasus dugaan
penistaan agama Ahok di thread forum.detik.com
2. Manfaat Akademis
Adapun manfaat yang diharapkan dengan adanya penelitian ini
adalah:
a. Manfaat Akademis
Memberi sumbangsih ilmiah dalam studi analisis narasi
di forum media online terhadap suatu kasus, dimana
penelitian ini adalah tentang pemberitaan sidang kasus
dugaan penistaan agama oleh Ahok. Semoga penelitian
ini dapat mempermudah dan membantu penelitian lain
yang suatu hari nanti bisa digunakan pedoman dalam
melakukan sebuah penelitian khususnya untuk
mahasiswa.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan bahan
diskusi untuk mahasiswa mengenai model aktan
8
Algrida Greimas. Lebih daripada itu penelitian ini
diharapkan menambah wawasan ilmu jurnalistik untuk
mahasiswa jurnalistik.
D. Metodologi Peneltian
1. Pendeketan Penelitian
Peneltian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan
yang memusatkan perhatian terkait prinsip-prinsip umum yang
menjadi dasar perwujudan suatu makna dari gejala-gejala sosial
pada masyarakat.
2. Metode Penelitian
Penelitan ini menggunakan metode penelitian analisis naratif
dengan menggunakan model aktan Greimas. Menganalogikan
narasi sebagai suatu sktruktur makna. Setiap kata dalam kalimat
menempati posisi dan fungsinya masing-masing. setiap kata
mempunyai relasi dengan kata lain yang kemudian menciptakan
kesatuan yang koheren dan mempunyai makna.2
3. Paradigma Penelitian
Penelitian ini menggunakan paradigm konstruktvis,
mengambil semua konsekuensi konstruktivis dan memahami
pengetahuan sebagai sasaran dari realitas.
Kontrukstivis bertentangan dengan positvis, karena
konstruktivis didominasi dengan pemikiran fenomenologi. pada
2 Eriyanto, Analisis Narasi Dasar-dasar dan Penerapan dalama Analisis Teks Berita Media( Jakarta: Kencana 2013), hal 102
9
pandangan konstruktivis, bahasa bukan hanya sebagai alat untuk
memahami realitas objek yang terpisah dari subjek sebagai
penyampai pesan. Dengan subjek dianggap sebagai pusat dalam
kegiatan suatu wacana dan hubungan-hubungan sosialnya.3
4. Subjek dan Objek Penelitian
Untuk melakukan penelitian yang akuran serta mendapatkan
data yang valid maka subjek penelitian adalah narasi berita pada
thread di forum.detik.com. Objek penelitian ini adalah thread narasi
berita lanjutan sidang kasus dugaan penistaan agama Ahok pada
tanggal 18-25 Januari, 21 April dan 9 Mei 2017.
5. Teknik Pengumpulan data
Untuk memperoleh data-data yang diperlukan, peneliti
melakukan pengumpulan data dengan melakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Dokumentasi
Peneliti menggunakan metode dokumentasi untuk
mendapatkan data untuk digunakan. Dengan menggunakan
data soft copy dan hard copy peneliti gunakan untuk
menganalisis. Data yang dimaksud adalah thread narasi
berita sidang lanjutan kasus dugaan penistaan agama. Peneliti
tidak menggunakan metode pengumpulan wawancara
dikarena peneliti kesulitan untuk mewancarai langsung para
sumber.
3 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi , Kebijakan Publik, danIlmu Sosial Lainnya,(Jakarta: Kencana Predana Media Group, 2007) h. 206
10
Hasil pengumpulan dokumen tersebut, peneliti berhasil
mendapatkan empat thread yang memuat narasi berita
lanjutan sidang kasus penistaan agama oleh Ahok pada
tanggal 18-25 Januari, 21 April dan 9 Mei 2017. Selain itu
juga ada beberapa artikel yang diakses dari beberapa website.
b. Observasi
Pada penelitian ini, peneliti mengumpulkan teks-teks
kasus tersebut yang mendukung penelitian yang kemudian
diteliti, diamati dan dipelajari. Dimana teks yang dimaksud
adalah thread yang memuat narasi berita lanjutan sidang
penistaan agama oleh Ahok di forum.detik.com
6. Teknik Analisis Data
Ditinjau dari penelitian ini , ada dua hal pada penelitian ini
yang ingin dicapai peneliti dengan menggunakan analisis kualitatif,
yaitu : pertama, peneliti menganalisa kegiatan berlangsungnya suatu
fenomena sosial dan mendapatkan gambaran pada kegiatan tersebut.
kedua, peneliti menganalisas makna yang ada dibalik informasi, data
kegiatan suatu fenomena sosial.4
Peneliti menggunakan model aktan greimas untuk
menganalisa data. Model aktan greimas masih jarang digunakan
untuk menganalisa teks berita,dengan membagi kata-kata kepada
perannya masing-masing.
7. Tinjauan Pustaka
4 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, h. 161.
11
Terdapat skripsi yang menggunakan analisis yang sama
yaitu model aktan Greimas. Namun ada perbedaan pada subjek
dan objek penelitiannya, namun peneliti juga meninjau beberapa
skripsi yang sangat berguna untuk bahan referensi.
a. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah
penelitian oleh La Ode Chusnul Huluk, Mahasiswa
Komunikasi Penyiaran Islam, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, tahun 2014 dengan judul “Komunikasi Naratif
Kitab Bula Malino dan pesan dakwah dalam baris 332-
383”. Peneliti ini menggunakan metode penelitian yang
sama yaitu model aktan Greimas. Penelitian ini
menganalisis makna yang tersirat pada Kitab Bula Malino.
Yang membedakan penelitian ini berbeda dengan peneliti
adalah peneliti menganalisa teks berita sedangkan
penelitian ini mengalisis teks kitab.
b. Penelitian lain yang relevan adalah penelitian karya
Nurzakia Ahmad, Mahasiswa Universitas Indonesia, tahun
2009 dengan judul “Representasi Maskulinitas Baru Pada
Iklan Produk Kosmetik Pria Dalam Majalah Berbahasa Jerman
Brigitte dan Stern”. Peneliti ini menggunakan teori yang sama
yaitu representasi, yang membedakan adalah analisanya.
c. Penelitian lain yang relevan adalah karya Ahmad Rizal,
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta, tahun 2009
dengan judul “Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Penistaan
Agama Menurut Hukum Islam dan Positif”. Penelitian ini
12
menggunakan teori yang sama yaitu penistaan agama
dalam
pandangan Islam, yang membedakan adalah analisisnya.
13
E. Sistematika penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini dipaparkan mengenai latar belakang masalah,
pembatasan, perumusan masalah, tujuan dan manfaat peneltian,
metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan
BAB II KAJIAN TEORI
Bab ini mengurai kajian teoritis penelitian yaitu , analisis naratif,
model aktan Algrida Greimas, Representasi, dan penistaan agama
pada pandangan Islam
BAB III GAMBARAN UMUM
Bab ini memaparkan sejarah singkat, visi misi dari detik.com dan
gambaran singkat berita lanjutan sidang kasus penistaan agama
Ahok dan profil singkat Ahok.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Bab ini berisikan temuan dan analisa mengenai Model Aktan
Algrida Greimas mengenai berita lanjutan sidang penistaan agama
oleh Ahok di forum.detik.com.
BAB V
Bab ini berisikan mengenai kesimpulan, saran penulis, dan lampiran
14
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Analisis Narasi
1. Pengertian Analisis Narasi
Narasi berasal dari kata latin yaitu narre, yang memiliki arti
“membuat tahu”. Pada intinya narasi bersangkutan dengan upaya
untuk memberitahu sesuatu atau peristiwa. Terdapat perbedaan di
kalangan para ahli terkait definisi narasi. Menurut Girrard Ganette
narasi adalah representasi dari sebuah peristiwa atau rangkaian
peristiwa-peristiwa.
Menurut Gerald Prince narasi adalah representasi dari satu
atau lebih peristiwa nyata yang dikomunikasikan oleh satu, dua
atau beberapa narrator untuk satu, dua, atau beberapa naratee.
Sedangkan menurut Porter Abbott narasi adalah representasi dari
peristiwa-peristiwa, memasukkan cerita dan wacana naratif,
dimana cerita adalah peristiwa-peristiwa atau rangkaian peristiwa
(tindakan) dan wacana naratif adalah sebagaimana ditampilkan.
Adanya perbedaan terkait definisi dari narasi yang telah
dikemukakan oleh para ahli. Ditarik garis besarnya, narasi adalah
sebuah representasi dari teks dalam rangkaian peristiwa-peristiwa
yang terjadi.5
5 Eriyanto, Analisis Narasi Dasar-dasar dan Penerapan dalama Analisis TeksBerita Media ( Jakarta: Kencana 2013), hal 2
15
2. Komunikasi Naratif
Secara etimologis komunikasi berarti hubungan. Seluruh
aktivitas kehidupan pada dasarnya dienergisasikan oleh sistem
hubungan, baik dengan tujuan positif maupun negatif. Tanpa
sistem hubungan, unsur-unsur hanyalah agregasi. Sebagai gajala
komuniksi, karya sastra menunjuk pada sistem yang
menghubungkan karya dengan pengarang dan pembaca.6
Definisi tentang komunikasi naratif masih jadi perdebatan
beberapa pakar. Menurut Walter Fisher semua komunikasi
adalah naratif. Namun tidak semua pakar komunikasi sepakat
dengan Fisher. Karena ada dua alasan para pakar keberatan
dengan pendapat Fisher : pertama, beberapa telah
mempertanyakan kegunaan sebuah definisi yang mencakup
semuanya. Seberapa bermaknanya definisi sebuah naratif jika hal
itu adalah perilaku komunikasi, kedua menurut Robert Rowland
bahwa beberapa bentuk komunikasi tidak naratif karena beberapa
jenis cenderung menantang nilai-nilai yang ada.7
Menurut Ricouer (1981), sesungguhnya sebuah narasi
masih harus disatukan sebagai keseluruhan dan dikembalikan ke
dalam komunikasi naratif. Narasi menjadi wacana atau diskursus
yang disampikan narrator kepada audiens. Ricouer memandang
6 Alex Sobur, Komunikasi Naratif: Paradigma, Analisis, dan Aplikasi (Bandung:Rosda, 2014), hal 7
7 Alex Sobur, Komunikasi Naratif: Paradigma, Analisis, dan Aplikasi (Bandung:Rosda, 2014), hal 3
16
bahwa model linguistik bisa dialihkan kepada teori narasi,
sepenuhnya menegaskan: saat ini penjelasan bukan lagi sebuah
konsep yang dipinjam dari ilmu-ilmu alam dan kemudian
ditransfer pada bidang artefak-artefak tertulis asing; melainkan
berasal dari ruang lingkup Bahasa itu sendiri, melalui
pemindahan analogis dari unit-unit Bahasa yang kecil kepada
unit-unit yang lebih besar dari kalimat, seperti narasi, cerita
rakyat, dan mitos.8
Terlepas dari perdebatan para ahli diatas terkait definisi
dari narasi, narasi sesungguhnya merujuk pada suatu penceritaan
yang didasarkan pada urutan-urutan peristiwa atau kejadian.
Dalam peristiwa itu ada tokoh dan tokoh ini mengalami atau
menghadapi suatu serangkaian konflik atau pertikaian. Kejadian,
tokoh, dan konflik ini merupakan pokok dari sebuah narasi, dan
ketiganya secara keseluruhan disebut plot atau alur. dengan kata
lain narasi adalah cerita berdasarkan alur.9
Dalam proses penceritaan ada suatu pertukaran besar
yang terjadi pada donator (pemberi) dan benefisier (penerima).
Secara homologis cerita sebagai objek merupakan sesuatu yang
dipertaruhkan dalam suatu komunikasi antara detonator
(pembuat-pemberi) cerita kepada si penerima (destinataire).
8 Alex Sobur, Komunikasi Naratif: Paradigma, Analisis, dan Aplikasi (Bandung:Rosda, 2014), hal 4
9 Alex Sobur, Komunikasi Naratif: Paradigma, Analisis, dan Aplikasi (Bandung:Rosda, 2014), hal 5
17
Menurut Roland Barthes (2007) ada tiga konsepsi mengenai
siapa sesungguhnya si detonator cerita. Konsepsi pertama
menganggap bahwa cerita itu dimunculkan-dikirim oleh suatu
persona. Persona ini memiliki nama dan inilah yang disebut
dengan penulis. Dalam diri si penulis inilah secara terus-menerus
terjadi pertukaran antara personalitas dan seni suatu individu
yang terindentifikasi dengan sempurna, yang secara periodik
untuk menulis suatu kisah. Konsepsi kedua menganggap narrator
adalah sejenis kesadaran, yang tampaknya impersonal, yang
menghadirkan kisah dari suatu titik pandang yang superior.
Untuk konsepsi ketiga, mengatakan bahwa narrator harus
membatasi ceritanya pada hal-hal yang bisa diamati atau dapat
diketahui oleh tokoh-tokohnya.10
Chatman (1980) menawarkan diagram situasi komunikasi
naratif dan kita akan memperoleh gambaran mengenai siapa
penulis dan pembaca implisitinya (implied author and implied
reader)11. Konsep yang dimaksud sebagai berikut:
Real author Real reader
Berikut deskripsi singkat dari diagram situasi komunikasi
naratif yang dipaparkan Chatman. Real Author adalah pengarang
10 Alex Sobur, Komunikasi Naratif: Paradigma, Analisis, dan Aplikasi (Bandung:Rosda, 2014), hal 6
11 Alex Sobur, Komunikasi Naratif: Paradigma, Analisis, dan Aplikasi (Bandung:Rosda, 2014), hal 7
Implied Narrator (Narrative)Implied
Author Reader
18
atau penulis yang sebenarnya, yaitu pengarang atau penulis dalam
pengertian fisik, manusia yang melakukan tindak penulisan. Implied
author adalah indikasi tekstual yang menjadi penuntun atau
pembicara (penutur kisah, juru bicara, juru dongeng) bagi penulis
yang sebenarnya. Narrator adalah seseorang pencerita, yang
berbicara, atau yang menyampaikan cerita. Sedangkan untuk naratee
adalah pasangan narrator. Implied reader adalah orang yang
mengarahkan pembaca sebenarnya dalam hal ini tokoh ‘pembaca’
dalam tataran tekstual. Real reader adalah pembaca yang
sesungguhnya dalam artian fisik, yaitu manusia yang melakukan
tindak pembaca.12
Adanya akitvitas pertukaran antara yang terjadi antara
seorang pemberi (pengirim tanda) dan penerima (tanda) dalam narasi,
maka sebagai pokok bahasan narasi bisa dikatakan sebagai ruang
berlangsungnya komunikasi: adanya pemberi narasi dan penerima
narasi. Secara mutlak aku dan kau saling mengisyaratkan satu sama
lain; begitu juga halnya, tidak akan ada narasi jika tidak ada narrator
dan pembaca (atau pendengar).13
12 Alex Sobur, Komunikasi Naratif: Paradigma, Analisis, dan Aplikasi (Bandung:Rosda, 2014), hal 8
13 Alex Sobur, Komunikasi Naratif: Paradigma, Analisis, dan Aplikasi (Bandung:Rosda, 2014), hal 10
19
Menurut Zaimar (2008): fungsi Bahasa dapat dikelompokkan
ke dalam enam kelompok bila sesuai dengan tekanan Bahasa yang
digunakan pada saat tuturan (komunikasi verbal):14
a. fungsi emotif (ekspresif), yaitu apabila Bahasa yang
digunakan untuk menekan pikiran dan perasaan penutur
(pengirim)
b. fungsi konatif, apabila tekanan tutur ada pada si penerima,
yaitu apabila dalam tuturan terdapat suruhan yang harus
dilakukan penerima atau ada usaha penutur untuk
memengaruhi penerima
c. fungsi referensial, apabila dalam tuturan ada penonjolan
acuan, misalnya berbagai peristiwa diceritakan. Di sini,
baik penutur dan penikmat tidak menonjolkan dirinya.
d. fungsi fatik, fungsi ini akan muncul apabila dalam tuturan
ada penonjolan saluran komunikasi. Dalam teks tertulis
akan tampak pada huruf besar semua, atau huruf miring,
atau yang lainnya, sementara pada teks lisan tampak pada
perubahan suara dan seterusnya. Perubahan suara dalang,
peranan music, tarian dan sebagainya.
e. fungsi puitik, fungsi ini akan muncul apabila dalam tuturan
ada penonjolan tuturan pada pesan, misalnya dengan ritme
14 Alex Sobur, Komunikasi Naratif: Paradigma, Analisis, dan Aplikasi (Bandung:Rosda, 2014), hal 12-13
20
tertentu atau verifikasi seperti pada puisi. Dalam Bahasa
daerah, banyak sekali penggunaan fungsi ini
f. fungsi metaluingistik, fungsi ini muncul apabila didalam
tuturan ada tekanan yang ingin menonjolkan kode,
misalnya dengan penjelasan suatu kata atau unsur Bahasa
lain.
Keenam fungsi diatas bisa digunakan dalam penelitian karya
sastra atau tradisi lisan. Dengan penelitian fungsi Bahasa yang
digunakan, maka akan lebih jelas tujuan dari masing-masing
penutur.
B. Aktan Algrida Greimas Dalam berita
Sebuah teks berita dapat dianalisis menggunakan aktan
Algrida Greimas. Yang dimana didalam teks berita bisa menemukan
aktor yang dikategorikan sebagai pengirim, objek, penerima,
pendukung, subjek dan penghambat. Dalam menganalisis teks berita
dengan menggunakan aktan Greima yang lebih ditekankan adalah
objek atau aktivitas dari karakter dalam berita. Setelah itu baru
menentukan subjek, pengirim, penerima, pendukung, dan
penghambat dari tindakan.15
Didalam aktan Greimas terdapat enam aktan untuk
menganalisis suatu teks berita yang bisa dilihat sebagai berikut.16
15 Eriyanto, Analisis Narasi Dasar-dasar dan Penerapan dalama Analisis Teks BeritaMedia ( Jakarta: Kencana 2013), hal 10216 Eriyanto, Analisis Narasi Dasar-dasar dan Penerapan dalama Analisis Teks BeritaMedia ( Jakarta: Kencana 2013), hal 95
21
a. Objek, dalam narasi teks berita, merupakan aktivitas atau
tujuan yang ingin dicapai oleh subjek, objek bisa berupa
orang, bisa juga suatu kondisi, aktivitas, atau tindakan.
b. Subjek, dalam teks berita subjek adalah orang yang
menempati posisi utama dalam meraih objek.
c. Pengirim, dalam teks berita, pengirim adalah karakter yang
memberikan aturan dan nilai yang dipakai oleh subjek dalam
meraih objek.
d. Penerima, dalam teks berita, penerima merupakan karakter
menerima akibat atau manfaat dari tindakan yang dilakukan
oleh subjek.
e. Pendukung, dalam teks berita, pendukung merupakan
karakter yang membantu subjek agar bisa meraih objek yang
ingin dicapai.
f. Pengalang, dalam teks berita, karakter merupakan kebalikan
dari pendukung, yang dimana karakter ini menghambat
subjek untuk mencapai tujuannya.
Dalam melihat keterkaitan antara satu karakter dengan
karakter lain. dari fungsi-funsgsi karakter dalam suatu narasi, secara
sederhana Grimas membagi kedalam tiga relasi struktural, yaitu:
a. Relasi struktural antara subjek versus objek, yang mana relasi
ini disebut juga sebagai sumbu hasrat atau keinginan (axis of
22
desire). Objek adalah tujuan yang diingin dicapai oleh subjek.
Menurut Cohan dan Shires, hubungan antara subjek dan
objek adalah hubungan langsung yang diamati secara jelas
dalam teks.
b. Relasi struktural antara pengirim versus penerima, relasi ini
disebut juga sebagai sumbu pengiriman (axis of
transmission). Pengirim memberikan nilai atau aturan atau
perintah agar objek bisa dicapai. Sementara penerima adalah
manfaat atau akibat setelah objek berhasil dicapai oleh subjek.
c. Relasi struktural antara pendukung versus penghambat. relasi
ini disebut juga sebagai sumbu kekuasaan (axis of power).
Pendukung melakukan sesuatu untuk membantu objek agar
bisa mencapai objek.sedangkan penghambat melakukan
sebaliknya yaitu melakukan sesuatu untuk menghambat
subjek untuk mencapai objek.
Ketiga relasi relasi struktural tersebut, dapat digambarkan
dalam sebuah model seperti berikut:
pengirim
Objek
Subjek
penerima
pendukung penghambat
23
Menurut Greimas bagian terpenting dari suatu narasi adalah
keterkaitan antara karakter satu dengan karakter lain. Luc Herman
dan Bart Vervaeck menyatakan bahwa model aktan dari Greimas
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari model ini
adalah menekankan interaksi di antara para karakter yang satu
dengan yang lain. kelemahannya adalah mereduksi kompleksitas
karakter dari suatu narasi hanya menjadi enam karakter saja.17
C. Representasi
1. Pengertian Representasi
Representasi menurut Stuart Hall adalah menghubungkan
makna dan Bahasa kedalam budaya, representasi merupakan bagian
penting dari proses produksi dan ditukarkan antar anggota budaya.
Dengan representasi maka suatu makna diproduksi dan dtukarkan
antar anggota masyarakat. ini bisa diambil garis besarnya bahwa,
representasi adalah suatu cara untuk memproduksi makna.18
Representasi bergerak melalui sebuah sistem. Ada dua
komponen pada Sistem tersebut, yang terdiri dari konsep dalam
pikiran dan bahasa. Kedua konsep ini saling terikat satu sama lain.
Kita bisa mengetahui makna suatu hal karena kita memikirkan
konsep apa yang kita miliki. Tanpa bahasa maka makna tidak akan
bisa dikomunikasikan. Kita tidak akan bisa mengungkapkan suatu
17 Eriyanto, Analisis Narasi Dasar-dasar dan Penerapan dalama Analisis TeksBerita Media ( Jakarta: Kencana 2013), hal 96-97
18 Dikutip dari skripsi Nurzakia Ahmad “Representasi Maskulinitas Baru PadaIklan Produk Kosmetik Pria Dalam Majalah Berbahasa Jerman Brigitte dan Stern”(Jakarta: UI, 2009) Stuart Hall. “The Work of Representation.” Representation: CulturalRepresentation and Signifying Practicesl.( London: Sage Publication, 2003). Hal 17
24
makna jika Bahasa yang digunakan tidak dapat dimengerti orang lain.
19
Juliasti dalam jurnalnya menyebutkan ada tiga jenis
pendeketan untuk mengetahui bagaimana bahasa bekerja
merepresentasikan makna, yaitu:20
1. Pendekatan reflektif
Dalam pendekatan ini dikatakan bahwa sesuatu makna sangat
bergantung kepada sebuah objek, individu, ide ataupun
peristiwa yang ada di dunia nayata dan bahasa berfungsi
sebagai cermin yang merefleksikan makna yang sebenarnya
dari segala sesuatu yang ada di dunia.
2. Pendekatan Intensional
Pendekatan yang kedua ini mengungkapkan bahwa melalui
bahasa, setiap individu dengan cara pandang masing-masing
mencoba mengkomunikasikan pengertiannya yang unik ke
dalam dunia melalui bahasa.
3. Pendekatan konstruktivis
Dalam pendekatan yang ketiga ini dengan menggunakan
bahasa yang dipakai, individu yakin bahwa bisa
mengkonstruksi makna. Pendekatan ini menggunakan sistem
representasional, konsep dan tanda untuk mengenali publik
dan karakter sosial dengan menggunakan bahasa.
19 Stuart Hall. “The Work of Representation.” Representation: CulturalRepresentation and Signifying Practices. (London: Sage Publication, 2003). Hal 17
20 Nuraini Juliastuti Antariksa, Budaya Materi (Yogyakarta:Kunci 2000) Hal 6
25
Stuart Hall mengungkapkan, bahwa anggota yang berasal
dari budaya yang sama harus saling berbagi konsep, gambaran, dan
ide-ide yang memungkinkan mereka kurang lebih sama bisa untuk
berfikir dan merasakan tentang dunia. secara umum mereka harus
berbagi ‘kode budaya yang sama. Dalam arti ini mereka berfikir dan
merasakan sistem representasi. 21
Di dalam suatu kelompok sosial atau budaya memaknai
terhadap sesuatu hal bisa sangat berbeda yang berlainan. sebab pada
setiap budaya atau kelompok masyarakat mempunyai cara-cara
tersendiri dalam memaknai sesuatu. Bila tidak sama latar belakang
pemahaman suatu kelompok tidak sama terhadap kode-kode budaya
tertentu maka tidak akan bisa memahami makna yang diproduksi
oleh kelompok lain.22
Dalam mengkonstruksi sebuah makna dengan jelas manusia
membuat suatu makna seakan-akan alamiah dan tidak bisa diubah.
Melalui sistem representasi dan difikasi dengan kode makna
dikonstuksikan. Dengan kode inilah masyarakat yang berada dalam
suatu kelompok budaya yang sama dapat mengerti dan
menggunakan nama yang sama, yang sudah proses dikonvensi
secara sosial. Kode menciptakan korelasi antara sistem konseptual
yang berada dalam pikiran dengan sistem Bahasa yang digunakan.
Menurut Stuart Hall teori repsentasi menggunakan pendekatan
21 Stuart Hall. “The Work of Representation.” Representation: CulturalRepresentationand Signifying Practices. (London: Sage Publication, 2003). Hal 17
22 Stuart Hall. “The Work of Representation.” Representation: CulturalRepresentationand Signifying Practices. (London: Sage Publication, 2003). Hal 17
26
kontruksionis, dengan berpendapat masyarakat membangun makna
dengan menggunakan konsep sistem representasi dan tanda. Maka
dari sebab itu konsep dan tanda menjadi bagian penting dalam
proses membangun atau menkonsturksi makna.23
Jadi Bisa disimpulkan representasi adalah bagaimana bahasa
memproduksi sebuah makna dari konsep yang dipikirkan. Namun
latar belakang pengetahuan dan pemahaman kepada suatu tanda
pada suatu kelompok sosial tersebut harus sama dalam memaknai
sesuatu.
D. Penistaan Agama Dalam Pandangan Islam
1. Pengertian Agama
Ditelisik dari sejarahnya agama berasal dari bahasa
Sansekerta, yaitu gabungan dari kata “a” yang berarti tidak dan
“gama” yang berarti kacau. Maka bila digabungkan agama
berarti tidak berantakan atau teratur. Secara harfiah agama itu
adalah peraturan yang dimana peraturan tesebut mengatur
keadaan manusia, maupun mengenai sesuatu ang ghaib,
mengenai budi pekerti dan pergaulan hidup.24
Agama adalah sebuah proses hubungan manusia terhadap apa
diyakini dengan menganggap bahwa ada sesuatu yang lebih
tinggi daripada manusia. Glock dan Stark menyatakan bahwa
23 Stuart Hall. “The Work of Representation.” Representation: CulturalRepresentationand Signifying Practices. (London: Sage Publication, 2003). Hal 25
24 Faisal Ismail. Paradigma Kebudayaan Islam: Studi Kritis dan Refleksi Historis,(Jogjakarta titian Ilahi Press, 1997) hal 2
27
agama pusat persoalan-persoalan yang dihayati sebagai yang
paling maknawi, karena agama merupakan sebuah sistem yang
dimana agama sebagai sistem simbol, Sistem keyakinan, sistem
nilai, dan sistem perilaku.25
Menurut Ahli lain yaitu Cliffort Geertz berpendapat bahwa
agama sebagai sebuah sistem simbol-simbol yang berlaku untuk
menetapkan suasana hati dan motivasi-motivasi yang kuat. Yang
meresapi dan tahan lama dalam diri manusia dengan
merumuskan konsep-konsep mengenai suatu tatanan umum
eksistensi dan membungkus konsep-konsep ini dengan semacam
faktualitas, sehingga suasana hati dan motivasi-motivasi itu
seperti nyata atau realistis.26
Didalam buku “Agama dalam Kehidupan Manusia:
Pengantar Antropologi Agama”.Bustanuddin dan Hadikusuma
menyebutkan bahwa agama itu merupakan ajaran yang
diturunkan oleh Tuhan untuk sebagai petunjuk bagi umat yang
menjalani kehidupannya. Namun ahli lain juga mengungkapkan
bahwa agama sebagai suatu ciri kehidupan sosial manusia yang
menyeluruh, yang berarti bahwa masyarakat mempunyai cara-
cara berpikir dalam pola-pola perilaku untuk memenuhi apa yang
disebut “agama” yang dimana agama terdiri dari tipe-tipe simbol,
citra, kepercayaan dan nilai-nilai spesifik dengan mana manusia
25 Daradjat, Zakiyah. Ilmu Jiwa Agama.Jakarta : Bulan Bintang. 2005. Hal. 1026 Cliffort Geertz. Kebudayaan dan Agama. (Jogyakarta: Kanisius:1992). Hal. 5
28
menginterpretasikan eksistensi mereka yang di dalamnya juga
mengandung komponen ritual.27
Agama dari bahasa negara lain di dalam buku “Studi
Islam Merespon Perkembangan Zaman” karya Romli Mubarok
sering disebut dengan istilah : Din (Arab), religion (Inggris) dan
religie (Belanda) yang dimana dari serapan bahasa latin yaitu
religere. Agama diartikan kepercayaan terhadap tuhan, dewa dan
sebagainya) serta dengan kebaktian dan kewajiban-kewajiban
yang bertalian dengan kepercayaan tersebut.28
Didalam al-Qur’an kata “din” secara umum diartikan
sebagai agama, yang dimana kata “din” merupakan akar bahasa
dyn yang mempunyai banyak arti kata pokok, yakni
keberuntungan, kepatuhan, kekuasaan, kebijaksaan dan
kecenderungan alami tendensi. Pada garis besarnya definis dari
din tersebut adalah suatu peraturan tuhan dengan kehendak
sendiri, untuk mencapai kebaikan hidup di dunia dan kebahagian
di akhirat.29
Dari berbagai definisi dari agama yang telah di
kemukakan bisa ditarik kesimpulan bahwa agama adalah suatu
peraturan dari Tuhan yang dipercaya manusia untuk mencapai
kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat.
27Agus Bustanudin Agama dalam Kehidupan Manusia :Pengantar
Antropologi Agama. (Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada: 2006).Hal. 3328 Romli Mubarok, Studi Islam Merespon Perkembangan Zaman,
(Semarang : CV. Bima Sejati, 2008), cet.3, hlm.2929 Romli Mubarok, Studi Islam Merespon Perkembangan Zaman,
(Semarang : CV. Bima Sejati, 2008), cet.3, hlm.30
29
2. Pengertian Penistaan Agama
Menurut Leden Marpaung perkataan “menista” berasal
dari kata “nista” yang sebagian pakar menggunkana kata tersebut
sebagai kata celaan. Istilah tersebut disebabkan adanya perbedaan
dalam menjermahkan kata smaad yang bersal dari bahasa Belanda,
yang berarti “nista” itu hina rendah, cela, noda.30
Sedangkan agama seperti yang sudah dijelaskan diatas
yaitu suatu peraturan tuhan yang dipercaya manusia untuk
mencapai kebahagain hidup di dunia maupun akhirat.
Penistaan agama sudah berlangsung sejak diturunkannya
al- Qur’an dan berlanjut hingga saat ini. Penistaan agama
merupakan permarsalahan yang sedang dihadapi umat Islam di
Indonesia. Hal ini yang membuat tantangan berat yang dihadapi
polisi, MUI bahkan pemerintah dan masyarakat. Karena penistaan
merupakan dari imbas kebebasan yang tidak terbatas akibat
reformasi yang disalah artikan telah melahirkan berbagai sikap
dan perbuatan dari norma-norma agama yang sebenenarnya31.
Menurut R. Soesilo penistaan adalah menyerang
kehormatan dan nama baik seseorang, yang dimaksud adalah
suatu ucapan atau perkataan yang disengaja dan tidak disengaja
atau tindakan komunikasi yang dilakukan oleh suatu individu
maupun kelompok dalam bentuk provokasi, hasutan, ataupun
hinaan terhadap individu atau kelompok lainnya dengan
30 Leden Marpaung SH, Tindak Pidana Terhadap kehormatan, (Jakarta: PT. RajaGrafindoPersada, 1997), cet. Ke-I, h. 11
31 Jalaluddin, Phiscology Agama, (Jakarta: Persada, 2000), hlm 87.
30
menyinggung berbagai aspek seperti ras, warna kulit, etnis,
gender, cacat, orientasi seksual, kewarganegaraan, agama, dan
sebagainya. Didalam pandangan hukum penistaan adalah
perkataaan, perilaku, tulisan ataupun pertunjukan yan dilarang
karena dapat mengakibatkan terjadinya tindakan diskriminasi,
kekerasan dan sikap prasangka entah dari pelaku yang melakukan
atau korban dari tindakan tersebut32.
Dalam pandangan hukum Islam penistaan agama
dikategorikan sebagai tindakan dosa besar karena merusak
akidah, Karena perbuatan penistaan agama sudah melenceng dari
norma-norma agama Islam yang ada didalam kitab suci al –
Qur’an
Pada Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) Majelis Ulama
Indonesia pada tahun 2007. Dalam rapat tersebut MUI
menetapkan sebuah kriteria yang dianggap penistaan agama
diantaranya adalah :33
a) Mengingkari salah satu dari lima rukun Islam dan enam
rukun Iman
b) Meyakini dan mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan
dalil syar’I ( Al Qur’an dan Sunnah)
c) Meyakini turunnya wahyu setelah Al Qur’an
d) Mengingkari otensitas atau kebenaran isi Al Qur’an
32 R. Soesilo. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) SertaKomentarKomentarnya. 1991
33 Ma’ruf Amin, Kebijakan Majelis Ulama Indonesia Tentang AliranSesat,(Jakarta: Mimbar Ulama, 2008), Hal 19
31
e) Melakukan penafsiran yang tidak berdasarkan kaidah-
kaidah tafsir
f) Mengingkari kedudukan dan hadist nabi sebagai sumber
ajaran Islam
g) Menghina, melecehkan atau merendahkan para Nabi dan
Rasul
h) Mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan
Rasul yang terakhir
i) Merubah, menambah atau mengurangi pokok-pokok
ibadah yang telah ditetapkan syariah
j) Mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar’i ( Al
Qur’an dan Sunnah)
3. Penistaan Agama Dalam Hukum Indonesia
Di dalam buku J.C.T Simorangkir yaitu Kamus
Hukum, mengatakan bahwa penistaan agama adalah suatu
penyerangan secara sengaja terhadap nama baik atau
kehormatan orang lain atau suatu golongan secara lisan
ataupun tulisan dengan tujuan untuk diketahui oleh khalayak
luas.34
Keseriusan pemerintah dan Polri dalam menegakan
hukum di Indonesia, untuk mencegah terjadinya ujaran
kebencian. Polri mengeluarkan surat ederan terkait ujaran
kebencian, yang dimana tindakan yang bisa memecah belah
34 J.C.T. Simorangkir, SH, Kamus Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 1995), hal 124
32
kesatuan bangsa akan dihukum, sesuai dengan yang ada
didalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
pasal 156 yang berbunyi:35
“barang siapa dimuka umum menyatakan
perasaan permusuhan, kebencian atau penghinaan
terhadap suatu atau beberapa golongan rakyat Indoneia,
diancam pidana penjara paling lama empat tahun atau
pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
Perkataan golongan dalam pasal ini dan dipasal
berikutnya berarti tiap-tiap bagian rakyat Indonesia yang
berbeda dengan suatu atau beberapa bagaian lainnya
karena ras, negeri asal, agama, tempat, asal, keturunan,
kebangsaan atau kedudukan menurut hukum tata negara”.
Dalam pasal ini tindakan memusuhi, mengumbar
kebencian atau penghinaan pada suatu ras, negeri asal,
keturunan,bangsa dan agama. yang dimana penistaan
terhadap suatu agama dan mengajak orang agar tidak
mempercayai Tuhan, akan mendapatkan hukuman.
4. Penistaan Agama menurut Agama Islam
Bila dilihat dari prinsip-prinsip hukum syari’ah
terhadap larangan-larangan terhadap apa-apa yang
diperintahkan Allah SWT yakni menjauhi segala ancaman
yang dapat merusak akidah umat umat yang dapat
menimbulkan perpecahan antara umat itu sendiri.
Bila pelaku dengan sengaja melawan hukum islam
yang bisa dilhat secara nyata dari pernyataan-pernyatan yang
35 Surat Edaran Kapolri SE/06/X/2015, hal 5
33
telah beredar di media-media, maka hukuman yang didapat
pada hukum Islam yang akan diterima pelaku penistaan
agama bisa disetarakan hukumannya dengan orang yang
sudah murtad, yakni hukuman mati. 36
36 Abdul Mudjib, Kaidah-Kaidah Ilmu Fiqh: Al Qawa’idul Fiqhiyah ( Jakarta: KalamMulia, 2001), hal. 39
34
BAB III
Gambaran Umum
A. Gambaran Singkat Berita Lanjutan Sidang Penistaan Agama Ahok
di forum.detik.com
Sidang kasus dugaan penistaan agama dilakukan Ahok, kembali lagi
di gelar pada tanggal 17 januari 2017 yang mana dihadirkan saksi-saksi
terkait ucapan kontroversial Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama
atau lebih dikenal Ahok, saat kunjungannya di Kepulauan Seribu yang mana
Ahok diketahui menyinggung surat Al Maidah ayat 51 dalam pidatonya di
depan masyarakat Kepulauan Seribu. Perjalanan sidang kasus penistaan
agama ini pun tidak kalah kontroversialnya. Karena selama persidangan
banyak saksi-saksi yang mangkir atau absen untuk memberikan kesaksian
kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Ahok.
Mangkirnya para saksi-saksi terhadap sidang kasus dugaan penistaan
agama ini menjadi alot dan berlangsung lama. Namun bumbu-bumbu
perlajanan sidang kasus ini bukan hanya mangkirnya para saksi-saksi, tetapi
juga pernyataan-pernyataan Ahok yang menuai pro-kontra yang mana Ahok
dikenal sebagai sosok yang suka membuat pernyataan yang kontroversial.
Saling adu balas pernyataan antara Ahok dan Tokoh Organisasi Islam, yang
mana membuat masyarakat tertarik untuk mengikut perkembangan sidang
tersebut.
35
Masyarakat yang mengikuti perkembangan sidang ini terbagi
menjadi dua kubu, yaitu kubu yang menginnginkan Ahok di penjara dan
dihukum seberat-beratnya karena telah menistakan agama, yang mana kubu
ini mayoritas dari berbagai organisasi-organisasi islam seperti GP Ansor dan
FPI, sedangkan kubu yang menganggap Ahok tidak bersalah dan harus di
bebaskan, yang mana kubu ini merupakan kelompok pendukung Ahok.
Pada tanggal 24 Januari, Jaksa Penuntut Umum menghadirkan saksi
fakta di persidangan yaitu Lurah Pulau Panggang, Yulli Hardi dan Petugas
Humas DKI Jakarta, Nurcholis. Pada kesaksian disidang ini, masing-masing
saksi memberikan keterangan yang berbeda namun kesimpulan yang sama.
Saksi Yulli Hardi mengatakan, bahwa benar dia hadir saat Ahok melakukan
sosialisasi di pulau panggang tetapi Yulli Hardi mengaku bahwa dia tidak
fokus saat Ahok berpidato, Yulli mengaku dia mengetahui hal tersebut
setelah dia melihat di televisi dan Youtube.
Sementara saksi ahli Nur Cholis menyatakan bahwa video pidato
Ahok yang dia rekam memang benar apa adanya. Pernyataan dari masing-
masing saksi ahli membuat dakwaan JPU terhadap Ahok semakin kuat, dan
juga kesaksian dari para saksi tersebut tidak ada bantahan dari tim kuasa
hukum Ahok.
Hal yang mengejutkan terjadi pada lanjutan sidang kasus dugaan
penistaan agama Ahok pada tanggal 21 April 2017. Pada agenda
mendengarkan tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum. Dalam pembacaan
tuntutan tersebut JPU menyatakan bahwa Ahok tidak terbukti melakukan
36
penistaan agama seperti pada dakwaan-dakwaan sebelumnya. Menurut JPU,
berdasarkan dari fakta hukum selama persidangan berlangsung, disimpulkan
tidak ada niat dari Ahok melakukan penistaan agama seperti dakwaan
sebelumnya. Menurut JPU, dilihat dari niatnya, pernyataa Ahok tersebut
lebih ditujukan kepada orang lain atau elit politik dalam kontes pilkada.
Ahok hanya dituntut dakwaan alternative pasal 165 KUHP sebab melakukan
tindak pidana dimuka umum, karena dengan sengaja menyatakan perasaan
permusuhan, kebencian atau penghinaan terhadap satu golongan dengan
tuntutan pidana satu tahun penjara, dengan masa percobaan dua tahun.
B. Sejarah berdiri Situs DetikCom
DetikCom mulai beroprasi online pada Juli 1998. Pada akhirnya
tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari lahir DetikCom. DetikCom
didirikan oleh Budiono Darsono, Yayan Sopyan, Abdul Rahman, dan Didi
Nugrahadi. Pada awalnya peliputan utama DetikCom terfokus pada berita
politik, ekonomi, dan teknologi informasi. Setelah redanya situasi politick
dan membaiknya ekonomi, DetikCOm Memutuskan untuk memasukan
berita hiburan, dan olahraga.
Breaking news merupakan berita yang dijual DetikCom. Dengan
bertumpu pada vivid description DetikCom melesat sebagai portal berita
digital paling popule dikalangan pengguna internet di Indonesia.
Pada Juli 1998 situs DetikCom per harinya menerima 30.000 hits
(ukuran jumlah pengunjung ke sebuah situs) dengan sekitar 2.500 user
(Pelanggan Internet). Sembilan bulan kemudian, Maret 1999, hits per
37
harinya naik tujuh kali lipat, tepatnya rata-rata 214.000 hits per hari atau
6.240.000 hits per bulan dengan 32.000 user. Pada bulan Juni 1999, angka
itu naik lagi menjadi 536.000 hits per hari dengan user mencapai 40.000.
Terakhir, hits detik.com mencapai 2,5 juta lebih per harinya. 51 Selain
perhitungan hits, detikcom masih memiliki alat ukur lainnya yang sampai
sejauh ini disepakati sebagai ukuran yang mendekati seberapa besar potensi
yang dimiliki sebuah situs. Ukuran itu adalah page view (jumlah halaman
yang diakses). Page view detikcom sekarang mencapai 3 juta per harinya.
Sekarang DetikCom menempati posisi ke empat tertinggi dari alexa.com
untuk seluruh kontent di Indonesia.
DetikCom secara resmi berada di bawah naungan Trans Corp,
setelah pada 3 Agustus 2011 CT Corp mengambil Alih DetikCom (PT
Agranet Multicitra Siberkom). CT Corp membeli DetikCom secara total.
Jajaran direksi DetikCom pun diisi oleh pihak-pihak dari Trans Corp,
pengisian tersebut dimaksudkan sebagai perpanjangan tangan CT Corp di
dunia media.
Komisaris Utama dijabat Jenderal (Purn) Bimantoro, mantan
Kapolri, yang saat ini juga menjabat sebagai Komisaris Utama Carrefour
Indonesia, yang juga dimiliki Chairul Tanjung. Sebelum diakuisisi oleh CT
Corp, saham detikcom dimiliki oleh Agranet Tiger Investment dan Mitsui &
Co. Agranet memiliki 59% saham di detikcom, dan sisanya dimiliki oleh
Tiger 39%, dan Mitsui 2%.37
37 Anonim, Sejarah Singkat Detik.com https://id.wikipedia.org/wiki/detikCom diakses 14Mei 2017
38
1. Visi dan Misi
a. Visi
Menjadi tujuan utama orang Indonesia untuk mendapatkan
konten dan layanan digital, baik melalui internet maupun
selular/ mobile.
b. Misi
Memiliki komitmen tinggi untuk memberikan kepuasan
kepada pelanggan.
Memberikan kesejahteraan kepada karyawan dan menjadi
tempat yang baik untuk berkarier.
Memberikan hasil optimal yang berkesinambungan bagi
pemegang saham.
2. Nilai DetikCom
Cepat dan Akura
Kreatif dan Inovatif
Integritas
Kerjasama
Independen
3. Struktur Manajemen DetikCom
Komisaris Utama: Drs Raden Suroyo Bimantoro
Wakil Komisaris Utama: Zainal Rahman
39
Komisaris:
1. Sutrisno Iwantono
2. Calvin Lukmantara
Direktur Utama: Budiono Darsono
Direktur Sales dan Marketing: Nur Wahyuni Sulistiowati
Direktur Entertainment : Wishnutama Kusbandio
Direktur IT:Andry S Huzin
Direktur Keuangan dan HRD: Warnedy
4. Situs-situs DetikCom.
DetikCom merupakan portal kepada situs- situs
detikNews (news.detik.com) Berisi informasi berita politik-
peristiwa
detikFinance (finance.detik.com) Memuat berita ekonomi dan
keuangan
detikFood (food.detik.com) Informasi tentang resep makanan
dan kuliner
detikHot (hot.detik.com) Berisi info gosip artis/selebriti dan
infotainment
detiki-Net (inet.detik.com) Memuat informasi teknologi
informasi
detikSport (sport.detik.com) Berisi info olahraga termasuk
sepakbola
detikHealth (health.detik.com) Memuat info dan artikel
kesehatan
40
detikTV (tv.detik.com) Memuat info mengenai berisi berita
video (tv berita)
detikFoto (foto.detik.com) Yang memuat berita Foto
detikOto (oto.detik.com) Memuat informasi mengenai otomotif
detikTravel (travel.detik.com) Memuat informasi tentang
liburan dan pariwisata
detikSurabaya (surabaya.detik.com) Info Surabaya dan Provinsi
Jawa Timur
detikBandung (bandung.detik.com) Informasi tentang Bandung
dan Provinsi Jawa Barat detikforum
(forum.detik.com) Tempat diskusi online antar komunitas
pengguna Detikcom
blogdetik (blog.detik.com) Tempat pengakses mengisi info atau
artikel, foto, video di halaman blog pribadi
wolipop (wolipop.detik.com) Berisi informasi tentang wanita
dan gaya hidup
TanyaSaja (tanyasaja.detik.com) Tempat para pengakses
bertanya jawab mengenai hal apa pun
DetikMap (map.detik.com) Semacam alat/tool untuk melihat
Peta lokasi
IklanBaris (iklanbaris.detik.com) Berisi Iklan yang langsung
diisi konsumen
Harian Detik (harian.detik.com) Berisi berita dalam bentuk
koran digital yang diterbitkan 2x sehari pada pukul 06:00 WIB
& 16:00 WIB (untuk edisi akhir pekan terbit 1x sehari pada
pukul 06:00 WIB)
41
C. Profil Ahok
Perjalanan politik Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berliku dan
penuh kejutan. Banyak kisah kontroversial mengiringinya. Karena sikapnya
yang selalu ceplas-ceplos dalam pernyataanya dibanyak media.
Ahok menyelesaikan pendidikan SD hingga SMP di Belitung,
kemudian ia melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA III PSKD
Jakarta, lalu melanjutkan studinya di jurusan Teknik Geologi, Falkultas
Teknik Universitas Trisakti, dan berhasil mendapatkan gelar insinyur tahun
1990.
Di usia yang cukup muda, 24 tahun, ia berhasil mendapatkan gelar
insinyurnya. Ia pun kembali melanjutkan pendidikan magisternya di
Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya dan mendapatkan gelar Master
Manajemen pada tahun 1994.
Ahok mengawali kiprahnya di dunia bisnis tahun 1992, sebagai
Direktur PT Nurindra Ekapersada. Kemudian di tempat berbeda, tahun 1994
Basuki bekerja di PT Simaxindo dan berhenti tahun 1995. Ia memilih
mendirikan pabrik pengolaan pasir kuarsa di Dusun Burung Mandi, Desa
Mengkubang, Kecamatan Manggar, Belitung Timur. Pabrik miliknya adalah
yang pertama di Pulau Belitung. Tahun 2004, Basuki berhasil meyakinkan
seorang investor Korea untuk membangun Tin Smelter atau pelabuhan biji
timah di KIAK.
42
Selain memiliki keahlian dalam berbisnis dan bernegosiasi, Basuki
terus melebarkan sayap kariernya. Ia mulai melangkahkan karier politiknya
dengan bergabung bersama Partai Indonesia Baru (PIB) pada tahun 2004
dan ditunjuk sebagai ketua DPC PIB Kabupaten Belitung.
Pada tahun yang sama dia terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten
Belitung hingga tahun 2009. Tahun 2005, ia maju dalam pemilihan kepala
daerah (Pilkada) sebagai calon Bupati Kabupaten Belitung Timur dan
berhasil mengantongi suara 37.19 persen bersama pasangannya Khairul
Effendi, B.Sc periode 2005-2010.
Sayangnya, jabatan tersebut tidak bertahan lama. Pada 22 Desember
2006 Basuki resmi menyerahkan jabatannya kepada wakilnya. Ia memilih
berheni karena mau maju Pemilihan Gubernur Bangka Belitung tahun 2007.
Dalam pencalonannya itu, presiden RI keempat K.H Abdurrahman Wahid
(Gus Dur) mendukung Ahok menjadi Gubernur Bangka Belitung.
Namun, ia kalah oleh rivalnya Eko Maulana Ali dari Golkar. Karier
politiknya tidak terhenti sampai di sana, pada 2009 ia mencalonkan diri
menjadi anggota DPR RI dari Partai Golkar dan berhasil meraup 119.232
suara dan duduk di komisi II DPR.
Karier politiknya semakin menanjak. Pada tahun 2012, ia keluar dari
Golkar dan masuk ke Gerindra mencalonkan diri sebagai calon wakil
Gubernur DKI Jakarta mendampingi Joko Widodo sebagai calon gubernur
DKI. Pasangan yang diusung oleh PDIP dan Gerindra ini berhasil
mengalahkan empat pasangan lainnya .
43
Kariernya terus melesat, dua tahun menjadi wakil, dia langsung
menjadi gubernur pada usia 48 tahun menggantikan Joko Widodo yang
terpilih menjadi presiden dalam Pilpres 2014. Pada masa akhir jabatannya,
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok bersama Saiful Hidayat Djarot maju di
Pilgub DKI 2017.
Dalam Pilgub DKI 2017, Ahok diusung oleh Hanura, Nasdem,
Golkar, dan PDI Perjuangan. Sebelumnya, Ahok sesumbar maju lewat jalur
non partai dengan mengumpulkan KTP oleh relawan Teman Ahok. Namun,
detik-detik pendaftaran cagub di KPUD, ia menanggalkan jalur independen
dan memilih jalur partai politik.38
KELUARGA
Istri : Veronica Tan, S.T.
Anak : Nicholas Sean
Nathania
Daud Albeenner
PENDIDIKAN
SDN 3, Gantung, Belitung Timur, 1977
SMP 1, Gantung, Belitung Timur, 1981
SMA III PSKD Jakarta, 1984
S1, Sarjana Teknik Geologi di Universitas Trisakti Jakarta, 1990
S2, Manajemen Keuangan di Prasetiya Mulya Jakarta, 1994
38 Anonim, Profil Tokoh Ir. Basuki Tjahaja Purnama, Https://viva.co.id/siapa/read/85-ahokdiakses pada 15 Mei 2017
44
KARIER
Direktur PT Nurindra Ekapersada, 1992
Asisten Presiden Direktur PT Simaxindo, 1994
Direktur PT. Nurindra Ekapersada, Belitung Timur, 1992 - 2005
Ketua DPC PIB Kabupaten Belitung, 2004
Anggota DPRD Kabupaten Belitung, 2004
Bupati Belitung Timur, 2005 - 2006
Anggota Komisi II DPR RI, 2009 - 2012
Wakil Gubernur DKI Jakarta, 2012-2014
Gubernur DKI Jakarta, 2014-2017
45
BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALISIS
A. Model Aktan Algrida Greimas Narasi Berita
Narasi berita yang akan dianalisis dengan menggunakan model
aktan Greimas adalah berita sidang kasus dugaan penistaan agama yang
dilakukan Ahok. Dimana berita ini diambil dari thread dari forum internet
yaitu forum.detik.com. Berita- berita diambil dari para Thread Starter (TS)
yang membahas sidang kasus dugaan penistaan agama. berita-berita yang
akan diteliti berita pada tanggal 18 Januari, 25 Januari, 21 April dan 9 Mei
2017.
1. Thread tanggal 18 Januari 2017. Pemberitaan lanjutan sidang kasus
dugaan penistaan agama Ahok yang dilaksanakan pada tanggal 17
Januari 2017 dengan judul thread “(Takut Jadi Saksi Palsu ?)
Fenomena MANGKIR Saksi Sidang Ahok”.
Berita pertama, Berita lanjutan sidang kasus dugaan
penistaan agama Ahok pada thread dengan username lindang_adii.
Berita dalam thread ini terkait mangkirnya para saksi pelapor di
persidangan.
Setelah ditunda karena libur tahun baru. Sidang lanjutan
kasus dugaan penistaan agama Ahok, Selasa 17 Januari 2017 di
46
Auditorium Kementrian Pertanian, Ragunan Jakarta Selatan. Sidang
ini beragendakan mendengarkan kesaksian dari saksi pelapor.
47
Namun pada sidang ini beberapa saksi pelapor yang
seharusnya dihadirkan Jaksa Penuntut Umum atau JPU kembali
tidak hadir pada acara sidang dan hanya satu yang hadir yaitu
Williyudin Dhani. Hal tersebut sangat disayangkan oleh tim kuasa
hukum Ahok.
Humphrey Djemat, Anggota tim kuasa hukum Ahok menilai
bahwa para saksi-saksi pelapor yang tidak hadir di persidangan,
tidak siap untuk dicerca mengenai alasan para saksi-saksi pelapor
untuk melaporkan Ahok. selain itu juga Humphrey menduga adanya
motif politis di balik, para pelapor melaporkan Ahok.
Menurut Humphrey pihak pengadilan harus menelusuri latar
belakang dan motivasi para saksi-saksi pelapor yang melaporkan
Ahok. apakah para pelapor tersebut saksi murni atau saksi rekayasa.
Karena menurut Humphrey para pelapor itu sewaktu melaporkan
sangat bersemangat dan semuanya hadir, namun sewaktu di
persidangan para pelapor tersebut malas-malasan untuk hadir.
Contohnya seperti saksi pelapor Ibnu Baskoro yang sudah dua kali
tidak hadir dalam sidang.39
Bila dilihat dengan menggunakan aktan Greimas , maka
aktan yang terdapat pada narasi berita diatas adalah,
a. Subjek: karakter yang mengisi aktan subjek untuk narasi
berita diatas adalah Humphrey Djemat, salah satu anggota
39 Lindang_adii, “(Takut Jadi Saksi Palsu ?) Fenomena MANGKIR Saksi SidangAhok, forum detik.com
48
tim kuasa hukum Ahok. Penempatan Humphrey Djemat
Sebagai karakter posisi utama dalam narasi berita.
Bagaimana aktivitasnya Humprey di persidangan,
upayanya untuk meraih tujuannya, karena kekecewaan
Humprey kepada saksi-saksi pelapor di persidangan. Hal
tersebut bisa dilihat pada kutipan narasi tesebut.
“ Anggota tim kuasa huikum terdakwa kasus
penodaan agama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok,
Humprey Djemat, menyanyangkan adanya beberapa
saksi pelapor yang tidak hadir dalam persidangan”
b. Objek: aktan objek yang merupakan aktan tujuan yang
ingin dicapai aktan subjek. Aktan objek tidaknya hanya
orang namun bisa pada suatu kondisi, akltivitas, atau
tindakan. pada narasi berita diatas aktan objek adalah
penelusuran latar belakang saksi-saksi pelapor. Yang
dimana ini merujuk pada aktan pengirim yaitu ketidak
hadiran para saksi pelapor dalam persidangan kasus
penistaan agama.
c. Pengirim: ketidak hadiran para saksi pelapor dalam
persidangan merupakan aktan pengirim pada narasi berita
diatas. Dilihat dari narasi berita tersebut dimana ketidak
hadiran para saksi pelapor mendorong subjek yaitu
Humphrey Djemat menginkan adanya penelusuran latar
belakang dan motivasi para saksi pelapor. Hal tersebut
bisa dilihat pada kutipan narasi berita.
49
”sewaktu lapor semangat, hadir semua, tetapi sewaktu
sidang, karena ketahuan, ada beragai kejanggalan,
mereka malas-malasan untuk muncul, kata Humphrey
usai sidang lanjutan kasus penodaan agama”
….
“Humphrey menilai ketidak hadiran para saksi pelapor
ini karena mereka tak siap untuk di cecar mengenai
alasannya melaporkan Ahok”
d. Penerima: yang bertindak sebagai aktan penerima pada
narasi berita diatas adalah pihak pengadilan. Pada narasi
berita tersebut bagaimana pihak pengadilan menerima
keinginan subjek untuk adanya penelusuran latar belakang
dan motivasi para saksi pelapor yang melaporkan Ahok.
e. Pendukung: yang bertindak sebagai aktan pendukung pada
narasi berita diatas adalah Ibnu Baskoro salah satu orang
yang melaporkan Ahok. Pada narasi tersebut absennya
salah satu pelapor yaitu Ibnu Baskoro pada persidangan
mendukung adanya penelusuran latar belakang dan
motivasi para pelapor yang diinginkan subjek yaitu
Humphrey Djemat.
f. Penghambat : yang bertindak sebagai aktan penghambat
pada narasi berita diats adalah saksi pelapor Wiliyuddin
Dhani. Pada narasi berita tersebut Humphrey Djemat
mengomentari ketidakhadiran sejumlah saksi pelapor pada
persidangan, namun diantara para saksi yang tidak hadir,
Wiliyudin Dhani hadir sebagai saksi di persidangan
tersebut.
50
Dari penguraian beberapa aktan diatas bisa diketahui relasi antar
aktan. Pertama, relasi sumbu keinginan (axis of desire), dilihat dari relasi
antar subjek dan objek bagaimana di narasi berita diatas Humprey Djemat
sebagai aktan subjek menginginkan adanya penelusuran latar belakang dan
motivasi para pelapor yang melaporkan Ahok yang merupakan aktan objek.
Kedua, relasi sumbu pengiriman (axis of transmission) dilihat dari relasi
antar aktan pengirim dan aktan penerima, bisa diketahui alasan mengapa
Humphrey Djemat ingin adanya penelusuran latar belakang para pelapor
karena di dorong para saksi pelapor yang melaporkan Ahok selalu mangkir
atau tidak hadir dalam sejumlah sidang yang membuat tim kuasa hukum
Ahok menyayangkan hal tersebut. Keinginan dari Humphrey Djemat
sebagai aktan subjek diterima oleh aktan penerima yaitu pihak pengadilan
dilihat pada Humphrey Djemat menyarankan pihak pengadilan harus
menyelusuri latar belakang para saksi pelapor. Ketiga, relasi sumbu
kekuatan (axis of power) dilihat dari relasi antar aktan pendukung dan
penghambat. keinginan Humphrey Djemat sebagai aktan subjek untuk
mencapai objek didukung oleh Ibnu Baskoro. Absennya salah satu saksi
pelapor Ibnu Baskoro pada sejumlah persidangan, hal ini merupakan yang
mendukung subjek yaitu Humphrey Djemat untuk mencapai tujuannya.
Sedangkan yang menjadi penghambat subjek untuk mencapai tujuannya
adalah saksi pelapor Wilyuddin Dhani. Saksi pelapor Wilyuddin Dhani
datang memenuhi panggilan Jaksa penuntut umum sebagai saksi pelapor
dalam sidang kasus penistaan agama.
51
Terkait paparan relasi antar aktan pada narasi berita tersebut, maka
gambaran relasi aktan Greimas pada narasi berita diatas dilihat sebagai
berikut:
2. Thread tanggal 25 Januari 2017, berita lanjutan sidang kasus
penistaan agama Ahok yang dilaksanakan tanggal 24 Januari 2017
dengan judul thread “(Jleb) Ahok, Saksi Fakta Buktikan Kebenaran
Dakwaan JPU”
Berita kedua, berita lanjutan sidang kasus penistaan agama
Ahok pada thread username ari2002, berita tersebut diberi judul
“Sidang Ahok, Saksi Fakta Buktikan Kebenaran Dakwaan JPU”
Mangkirnya saksipelapor
(Sender)
Penelusuranlatarbelakang saksipelapor
(Object)
Pihak Pengadilan
(Reciever)
Ibnu Baskoro
(Adjuvant)
Humphrey Djemat
(Subject)
Williyuddin Dhani
(Traitor)
52
Sidang lanjutan kasus dugaan penistaan agama oleh Ahok
kembali digelar pada Selasa 24 Januari 2017., sidang lanjutan kali
ini beragendakan mendengarkan keterangan dari saksi ahli.
Jaksa penuntut Umum atau JPU menghadirkan dua saksi ahli
dipersidangan dalam kasus dugaan penistaan agama yaitu, Lurah
Pulau panggang Yulli Hardi dan petugas humas Provinsi DKI
Jakarta Nur Cholis.
Dalam keterangan kesaksian kedua saksi ahli dipersidangan
sedikit adanya perbedaan namun kesimpulannya sama. Pada
keterangan Lurah Pulau Panggang yaitu Yulli Hardi, ia mengaku
hadir dalam kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh Ahok. Namun
Yulli tidak mengetahui pada saat Ahok memberikan pidato kepada
warga Pulau Panggang membawa surat Al Maidah ayat 51. Yulli
mengaku baru mengetahui kasus dugaan penistaan agama tersebut
setelah menonton di televisi dan Youtube. Yulli mengatakan saat
Ahok menyebutkan surat Al Maidah dirinya tidak fokus terhadap
pidato tersebut.
Sementara itu, Saksi Ahli Nur Cholis, petugas humas Provinsi DKI
Jakarta, sebagai perekam video kegiatan sosialisasi Ahok di Pulau panggang,
mengaku dalam persidangan, bahwa dirinya yang mengabadikan Ahok pada
saat beridato kepada masyarakat Pulau Panggang. Nur Cholis mengatakan
bahwa video yang dia ambil itu benar dan persis seperti yang dia ambil atau
tidak ada rekayasa dalam video tersebut.
53
Keterangan kedua saksi ahli dipersidangan membuat pihak tim kuasa
hukum Ahok tidak bisa membantah kesaksian dua saksi ahli yang
dihadirkan oleh JPU tersebut.
Salah satu anggota JPU yaitu Ali Mukartono mengegaskan bahwa
keterangan yang disampaikan kedua saksi ahli tersebut telah membuktikan
bahwa dakwaan yang pernah disampaikan pada saat awal sidang kasus
dugaan penistaan agama adalah benar. Ali berujar JPU berkewajiban untuk
mebuktikan dakwaan dan keterangan dua saksi tersebut tidak dibantah, hal
itu menjadi keuntungan untuk JPU.40
Bila dilihat dengan menggunakan aktan Greimas , maka aktan yang
terdapat pada narasi berita diatas adalah,
a. Subjek : karakter yang mengisi aktan subjek pada narasi
berita diatas adalah JPU atau Jaksa Penuntut umum.
penempatan JPU sebagai karakter posisi utama dalam
narasi berita tersebut. karena upayanya untuk
mendapatkan apa yang ingin di capai dalam persidangan
kasus dugaan penistaan agama, yaitu dengan
mendatangkan dua saksi ahli Yulli Hardi dan Nur Cholis.
b. Objek: pengisi aktan yang menjadi tujuan yang ingin
dicapai dari aktan subjek pada narasi berita diatas adalah
membuktikan kebenaran dakwaan bahwa Ahok telah
menistakan agama, merujuk pada aktan pengirim yaitu
40 Ari2002, (Jleb) Ahok, Saksi Fakta Buktikan Kebenaran Dakwaan JPU, forum.detik.com
54
keterangan kesaksian dua saksi ahli yaitu Yulli Hardi dan
Nurcholis.
c. Pengirim: keterangan kedua saksi ahli, Yulli Hardi dan
Nur Cholis dalam persidangan kasus penistaan agama.
bila dilihaa dari narasi berita diatas bagaimana keterangan
kedua saksi ahli tersebut mendorong subjek untuk meraih
aktan objek yaitu membuktikan kebeneran dakwaan
bahwa Ahok telah menistakan agama.
d. Penerima: yang menjadi aktan penerima pada narasi berita
diatas adalah tim kuasa hukum Ahok. sebagai aktan
penerima tim kuasa hukum Ahok menerima tindakan yang
dilakukan subjek yaitu JPU untuk mencapai objek yang
diinginkan.
e. Pendukung: yang bertindak sebagai aktan pendukung pada
narasi berita diatas adalah saksi ahli Nur Cholis dan tim
kuasa hukum Ahok. penempatan saksi ahli Nur Cholis dan
tim kuasa hukum Ahok menjadi aktan pendukung, karena
keterangannya di persidangan dan tim kuasa hukum Ahok
tidak membantah kesaksian keterangan kedua saksi ahli.
Hal tersebut bisa dilihat dari kutipan narasi berita.
“Sementara itu, untuk perekam video kegiatan tersebut,
Nur Cholis mengaku dalam persidangan, dirinya yang
mengabadikan kegiatan Ahok pada saat pidato. “video
yang saya ambil itu benar dan persis seperti yang saya
ambil,” ungkapnya “
….
55
“Pihak kuasa hukum Gubernur DKI Jakarta nonaktif
Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) tidak bisa membantah
dua saksi ahli yang dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum
(JPU)”
f. Penghambat : yang menjadi aktan penghambat pada narasi
berita diatas adalah saksi Ahli Yulli Hardi, Lurah Pulau
Panggang. Keterangan dari Yulli Hardi dipersidangan
yaitu dirinya tidak mengetahui pada saat Ahok berpidato
dihadapan masyarakat Pulau Panggang membawa surat Al
Maidah ayat 51. Hal tersebut bisa dilihat dari narasi berita.
“dalam keterangannya Lurah Pulau Panggang, Yulli
Hardi mengakui hadir dalam kegiatan sosialisasi yang
dilakukan oleh Ahok. Namun dia tidak tahu pada saat
pidato kepada warga mantan Bupati Belitung Timur
membawa surat Al Maidah ayat 51. Yulli mengaku baru
mengetahui kasus tersebut setelah menonton televisi dan
Youtube.”
….
“Yulli mengatakan saat Ahok menyebutkan surat Al
Maidah, dirinya sedang tidak fokus ke pidato Ahok”
Dilihat dari paparan aktan-aktan yang terdapat diatas diketahui
bahwa satu karakter dapat mengisi beberapa aktan, yaitu tim kuasa hukum
Ahok yang mengisi aktan penerima juga merupakan yang mengisi aktan
pendukung.
Maka relasi struktural antar aktan pada narasi berita diatas yaitu:
pertama, relasi sumbu keinginan (axis of desire), relasi antar aktan subjek
untuk mencapai aktan objek, diketahui bahwa subjek, Jaksa Penunutut
Umum atau JPU pada aktivitasnya dalam persidangan kasus dugaan
56
penistaan agama untuk mencapai aktan objek, yaitu, membuktikan
kebenaran dakwaan terhadap terdakwa Ahok adalah benar. Kedua, sumbu
pengiriman ( axis of transmission ) relasi antar aktan pengirim dan aktan
aktan penerima, bisa diketahui keterangan kedua saksi ahli di persidangan
menjadi nilai yang digunakan subjek yaitu JPU untuk mencapai objek yaitu
membuktikan kebenaran dakwaan terhadap terdakwa Ahok adalah benar,
dan yang menerima tindakan dari JPU untuk meraih objek adalah tim kuasa
Hukum Ahok. ketiga, sumbu kekuasaan (axis of power) relasi antar aktan
pendukung dan penghambat. Diketahui yang menjadi pendukung subjek
yaitu JPU untuk mencapai objek adalah saksi ahli Nur Cholis yang mengaku
bahwa video pidato yang dia rekam benar apa adanya dan yang
mengejutkan adalah tim kuasa hukum Ahok, tidak adanya bantahan
terhadap keterangan saksi ahli, sedangkan yang menjadi aktan penghambat
pada narasi berita tersebut adalah Yulli Hardi, mengaku di persidangan
bahwa dirinya tidak tahu dan tidak fokus bahwa terdakwa Ahok membawa
surat Al Maidah pada pidatonya didepan warga pulau panggang,
Terkait paparan relasi antar aktan pada narasi berita tersebut, maka
gambaran relasi aktan Greimas pada narasi berita diatas dilihat sebagai
berikut:
Mendengarkanketerangan saksiAhli
(Sender)
Kebenaran Ahokmenista Agama
(Object)
Tim KuasaHukum Ahok
(Reciever)
Saksi Nur Cholis
(Adjuvant)
JPU
(Subject)
Saksi Yulli Hardi
(Traitor)
57
3. Thread pada tanggal 21 April 2017, pemberitaan sidang lanjutan
kasus dugaan penistaan agama Ahok, yang dilaksanakan pada
tanggal 20 April 2017 dengan judul thread berita “(AA Gym pecah
Ndase) JPU Nilai Ahok tak Terbukti Menodai Agama”
Berita ketiga, berita sidang lanjutan kasus dugaan penistaan
agama Ahok pada thread username sumbupendek, berita diberi
headline “(AA Gym pecah Ndase) JPU Nilai Ahok tak Terbukti
Menodai Agama”
Sidang lanjutan kasus penistaan agama Ahok beragendakan
mendengarkan tuntutan Jaksa Penuntut Umum atau JPU terhadap
terdakwa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Dalam penuturan JPU dalam persidangan, JPU menilai
terdakwa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tidak terbukti
melakukan penistaan agama seperti dalam dakwaan Pasal 156a
KUHP. JPU hanya menuntut Ahok dengan dakwaan alternatif Pasal
156 KUHP karena telah melakukan tindak pidana di muka umum
yaitu menyatakan perasaan permusuhan, kebencian, atau penghinaan
terhadap satu golongan dengan tuntutan pidana satu tahun penjara,
dengan masa percobaan dua tahun.
Penilaian tim JPU tidak menuntut terdakwa Ahok telah
menistakan agama dan diganti dengan dakwaan alternatif. Hal itu
didasari dari fakta hukum selama persidangan berlangsung, telah
58
disimpulkan tidak ada niatnya dari terdakwa melakukan penistaan
agama seperti dalam dakwaan.
Fakta lain yang disimpulkan JPU adalah dari rangkaian
perbuatan terdakwa Ahok seperti pengalamannya mengikut Pilkada
Bangka Belitung sampai dengan Pilkada DKI Jakarta, menurut JPU,
tampak bahwa niat terdakwa adalah lebih ditujukan kepada orang
lain atau elite politik dalam kontes pilkada.
Menurut Ketua JPU Ali Mukartono, pembuktian pasal 156a
huruf a KUHP tidak tepat diterapkan dalam kasus. Karena pasal
156a huruf a KUHP adalah dengan sengaja untuk memusuhi dan
menghina agama. berbeda dari pendapat JPU yang menilai terdakwa
tidak ada niat dengan sengaja menistakan agama. terdakwa di tuntut
dengan pasal alternatif yaitu pasal 156 KUHP.
Ketua JPU Ali Mukartono menerangkan, beberepa
pertimbangan yang memberatkan Ahok adalah lantaran perbuatan
terdakwa menimbulkan keresahan masyarakat dan menimbulkan
kesalahpahaman masyarakat antargolongan.
Sementara hal yang meringankan adalah dalam mengikuti
proses hukum persidangan terdakwa berperilaku dengan baik, sopan
dan ikut andil membangun kota Jakarta. Terdakwa Ahok juga
mengaku akan terus berperilaku humanis.
Setelah mendengar tuntuan JPU, ketua Majelis Hakim Budi
Santianto langsung menanyakan kepada terdakwa dan tim kuasa
59
hukum untuk mengajukan pledoi, dan terdakwa menjawab akan
mengajukan pledoi. Majelis hakim memutuskan menunda sidang
dan melanjutkanya di kemudian hari.41
Bila dilihat dengan menggunakan aktan Greimas , maka aktan yang
terdapat pada narasi berita diatas adalah,
a. Subjek : karakter yang mengisi aktan subjek pada narasi
berita diatas adalah terdakwa Jaksa Penuntut atau
penempatan JPU sebagai karakter utama dalam narasi
berita, aktivitasnya setelah aktan pengirim memberikan
aturan dan nilai untuk meraih objek yang ingin dicapai .
b. Objek : pengisi aktan yang menjadi tujuan yang ingin di
capai aktan subjek pada narasi berita diatas adalah tidak
terbukti menistakan agama. Hal ini merujuk pada aktan
pengirim memberikan aturan dan nilai kepada subjek.
c. Pengirim : yang mengisi aktan yang memberikan aturan
dan nilai terhadap aktan subjek untuk mencapai aktan
objek adalah fakta hukum. Dilihat pada narasi diatas
bagaimana fakta hukum yang menjadi aktan pengirim,
mendorong subjek. Hal tersebut bisa dilihat dari kutipan
narasi berita.
“Berdasarkan dari fakta hukum selama persidangan
berlangsung, disimpulkan tidak adaya niat terdakwa
melakukan penistaan agama seperti dalam dakwaan”
41 Sumbupendek, (AA Gym pecah Ndase) JPU Nilai Ahok tak Terbukti MenodaiAgama, forum.detik.com
60
d. Penerima : yang menjadi aktan penerima pada narasi
berita diatas adalah Terdakwa Basuki Tjahaja Purnama
atau Ahok. Sebagai aktan penerima Ahok menerima
tindakan yang dilakukan subjek yaitu JPU.
e. Pendukung : yang bertindak sebagai aktan pendukung
pada narasi berita diatas adalah Jaksa Penuntut Umum
atau JPU. penempatan JPU menjadi aktan pendukung,
karena kesimpulan yang disampaikan di persidangan yaitu
niatan terdakwa lebih ditujukan kepada orang lain atau
elite politik dalam kontes Pilkada . Hal tersebut bisa
dilihat dari kutipan narasi berita.
“ salah satu faktanya dapat disimpulkan dari rangkaian
perbuatan terdakwa seperti pengalaman terdakwa ketika
mengikuti Pemilihan Gubernur Provinsi Bangka Belitung
2007 sampai dengan Pilkada DKI 2017-2022. Menurut
JP, tampak bahwa niat terdakwa adalah lebih ditujukan
kepada orang lain atau elite politik dalam kontes
Pilkada.”
f. Penghambat : yang menjadi aktan penghambat pada narasi
berita diatas adalah terdakwa dituntut pidana satu tahun
penjara, dengan masa percobaan dua tahun , pada pasal
alternatif 156 KUHP karena perbuatan yang menimbulkan
keresahan masyarakat dan menimbulkan kesalahpahaman
masyarakat antar golongan. Hal tersebut bisa dilihat dari
kutipan narasi berita.
“Ahok hanya dituntut dakwaan alternatif pasal 156 KUHP
karena melakukan tindak pidana di muka umum, menyatakan
61
perasaan permusuhan, kebencian atau penghinaan terhadap
satu golongan dengan tuntutan pidana satu tahun penjara,
dengan masa percobaan dua tahun.
….
“beberapa pertimbangan yang memberatkan terdakwa adalah
lantaran perbuatan terdakwa menimbulkan keresahan
masyarakat dan menimbulkan kesalahpahaman mayarakat
antar golongan.”
Dari narasi berita diatas adanya tidak konsistenan dari Jaksa
Penuntut yang pada awalnya menuntut terdakwa Ahok karena terbukti
menistakan agama menjadi berbalik setelah menyimpulkan fakta hukum
dipersidangan.
Maka relasi struktural antar aktan pada paparan aktan-aktan narasi
berita diatas yaitu: pertama, relasi sumbu keinginan (axis of desire) relasi
antar aktan subjek dan aktan objek. Dilihat JPU aktan subjek sebagai pusat
persidangan aktivitasnya untuk mencapai objek pada persidangan yang
mana objeknya adalah terdakwa tidak terbukti menistakan agama. kedua ,
relasi sumbu pengiriman ( axis of transmission) relasi aktan pengirim dan
aktan penerima, dilihat simpulan fakta hukum persidangan menjadi pemberi
aturan dan nilai terhadap terhadap subjek yaitu JPU untuk meyatakan objek
yaitu terdakwa tidak terbukti menistakan agama. sementara yang menjadi
penerima apa yang dilakukan subjek adalah Ahok. ketiga, relasi sumbu
kekuasaan (axis of power) relasi antar aktan pendukung dan aktan
penghambat, dilihat JPU yang menjadi aktan pendukung karena JPU
menilai niat terdakwa ditujukan untuk orang lain atau elit politik dalam
kontes Pilkada. Sedangkan yang menjadi penghambatnya adalah terdakwa
62
dituntut dengan dakwaan alternatif dengan hukuman satu tahun, dengan
masa percobaan dua tahun, karena menimbulkan keresahan dan
kesalahpahaman masyarakat antar golongan.
Terkait paparan relasi antar aktan pada narasi berita tersebut, maka
gambaran relasi aktan Greimas pada narasi berita diatas dilihat sebagai
berikut:
4. Thread tanggal 9 Mei 2017 . Pemberitaan lanjutan sidang kasus
dugaan penistaan agama Ahok yang dilaksanakan pada tanggal 9
Mei 2017 dengan judul thread “Tebalnya Surat Putusan Sidang
Ahok”
Fakta Hukum
(Sender)
Tidak terbuktimenistakan agama
(Object)
Ahok
(Reciever)
JPU
( Adjuvant)
JPU
(Subject)
Dituntut karenamenyatakanpermusuhan
(Traitor)
63
Berita keempat, berita sidang lanjutan kasus dugaan
penistaan agama Ahok pada thread username infokomunitas, berita
diberi judul “Tebalnya Surat Putusan Sidang Ahok”
Persidangan kasus dugaan penistaan agama mulai memasuk
babak akhir, karena sidang ini beragendakan pembacaan putusan
vonis terhadap terdakwa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Terdapat 600 lebih lembar surat putusan yang dibacakan oleh
Majelis Hakim. Sebelum membacakan surat putusan, Majelis Hakim
menyatakan bahwa tidak seluruh putusan terhadap Ahok dalam
dakwaan melakukan penistaan agama. hal tersebut disetujui JPU dan
Penasihat hukum Ahok
Pada pembacaan surat putusan, Majelis Hakim mevonis
terdakwa Ahok satu tahun penjara dengan masa percobaan dua tahun.
Ahok dituntut dengan pasal 156 KUHP, yang mana Jaksa
membuktikan tindak menyatakan perasaan permusuhan, kebencian
atau penghinaan terhadap suatu atau beberapa golongan rakyat
Indonesia.
Pada sidang pledoi, Ahok menegaskan dirinya tidak pernah
menistakan agama, yang mana sejalan tuntutan jaksa yang tidak
mengenakan pasal 156a kepada Ahok, melainkan menggunakan
pasal 156 terkait pernyataan perasaan permusuhan, kebencian atau
pnghinaan terhadap suatu atau beberapa golongan rakyat Indonesia.
Namun Ahok juga membantah memberikan pernyataan
permusuhan. Ahok menegaskan tidak ada bukti dirinya
64
mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan yang bersifat
permusuhan atau penghinaan penyalahgunaan atau penodaan
terhadap suatu golongan. 42
Bila dilihat dengan menggunakan aktan Greimas , maka
aktan yang terdapat pada narasi berita diatas adalah,
a. Subjek : Majelis Hakim menjadi pengisi aktan subjek.
Penunjukkan Majelis Hakim sebagai karakter utama pada
narasi berita diatas adalah di dalam sidang tersebut Majelis
Hakim menjadi pusat, karena vonis apa yang akan
dijatuhkan terhadap terdakwa.
b. Objek : Vonis satu tahun penjara dan percobaan dua tahun
terhadap terdakwa Ahok menjadi pengisi aktan yang
merupakan aktan subjek ingin capai. Penunjukkan tersebut
dilihat bagaimana aktan penerima memberikan aturan dan
nilai kepada aktan subjek.
c. Pengirim : Agenda Pembacaan putusan sidang menjadi
pengisi aktan pengirim pada narasi berita diatas.
Penunjukkan tersebut dilihat bagaimana agenda
pembacaan putusan sidang memberikan aturan kepada
aktan subjek untuk meraih aktan objek
d. Penerima: Terdakwa Ahok menjadi pengisi aktan
penerima pada narasi berita diatas. Penunjukkan Ahok
menjadi aktan penerima dilihat Ahok menerima
42 Infokomunitas, Tebalnya Surat Putusan Sidang Ahok, forum.detik.com
65
konsekuensi dari tindakan yang dilakukan subjek yaitu
Majelis Hakim
e. Pendukung : yang mengisi aktan yang membantu subjek
mendapatkan objek adalah bukti dari Jaksa Penuntut
Umum, yang mana isi dari tersebut bisa dilihat pada
kutipan narasi berita yaitu
“Jaksa menyebut Ahok terbukti melakukan tindak pidana yang
ancaman pidananya diatur dalam pasal 156 KUHP. Ahok
dituntut atas pidana menyatakan perasaan permusuhan,
kebencian atau penghinaan terhadap suatu atau beberapa
golongan rakyat Indonesia.”
f. Penghambat : yang mengisi aktan yang menghambat
subjek untuk meraih objek adalah bantahan dari terdakwa
Ahok. yang mana bantahan tersebut bisa dilihat pada
kutipan narasi berita diatas yaitu
“ Ahok menegaskan tidak ada bukti dirinya telah mengeluarkan
perasaan atau melakukan perbuatan yang bersifat permusuhan
atau penghinaan penyalahgunaan atau penodaan terhadap
agama atau penghnaan terhadap suatu golongan.”
Maka relasi struktural antar aktan pada paparan aktan-aktan narasi
berita diatas yaitu: pertama, relasi sumbu keinginan (axis of desire) relasi
antar aktan subjek dan aktan objek. Dilihat dari narasi berita tersebut
Majelis Hakim sebagai aktan subjek menjadi pusat pemberitaan setelah
aktivitasnya memvonis terdakwa Ahok satu tahun penjara dua tahun
percobaan yang dimana hal ini sebagai aktan objek. Kedua, relasi sumbu
pengiriman (axis of transmission) relasi antar aktan pengirim dan aktan
penerima. Dilihat dari narasi berita di atas agenda pembacaan putusan
66
sidang menjadi pengatur dan nilai yang dipakai subjek yaitu majelis sidang
untuk meraih objek yaitu memvonis terdakwa Ahok satu tahun penjara
dengan masa percobaan dua tahun. Sedangkan terdakwa Ahok sendiri
menjadi aktan penerima, Ahok menerima akibat dari tindakan yang
dilakukan Majelis Hakim dipersidangan. Ketiga, relasi sumbu kekuasaan
( axis of power) relasi antar aktan pendukung dan penghambat. Dilihat dari
narasi berita tersebut Jaksa Penuntut Umum menjadi aktan pendukung,
Jaksa Penuntut umum membawa bukti bahwa terdakwa Ahok telah
melakukan tindakan menyatakan perasaan permusuhan, kebencian atau
penghinaan terhadap suatu golongan, yang dimana hal tersebut menjadi
pendukung subjek untuk mencapai objek yaitu memvonis terdakwa.
Sedangkan terdakwa Ahok sendiri menjadi aktan penghambat, karena Ahok
membantah bukti dari JPU karena merasa tidak melakukan hal apa yang
buktikan JPU.
Terkait paparan relasi antar aktan pada narasi berita tersebut, maka
gambaran relasi aktan Greimas pada narasi berita diatas dilihat sebagai
berikut:
Pembacaan putusansidang
(Sender)
Ahok
(Reciever)
Vonis terdakwa 1tahun penjara
(Object)
JPU
(Adjuvant)
Majelis Hakim
(Subject)
Ahok
(Traitor)
67
Pada berita-berita tersebut bisa dilihat dalam upaya para pelapor
untuk memenajarakan Ahok karena telah menistakan agama. Namun pada
saat persidangan beberapa para pelapor tidak hadir dalam persidangan yang
membuat pihak dari Ahok kecewa dan meminta pihak pengadilan untuk
menelusuri latar belakang para pelapor yang dicurigai pihak Ahok adanya
motif politik yang melatarbelakangi pelaporan tersebut.
Dalam upaya membuktikan kebenaran dakwaannya, JPU
menghadirkan dua saksi fakta dipersidangan. Keterangan saksi fakta
tersebut membuktikan bahwa Ahok benar menistakan agama, hal tersebut
juga diperkuat tidak adanya penyanggahan dari tim kuasa hukum Ahok
terhadap kesaksian dari saksi ahli.
Namun pada sidang selanjutnya setelah dilakukan penelusuran fakta
hukum, JPU menyimpulkan bahwa tidak menistakan agama, menurut
kesimpulan JPU niat dari terdakwa ditujukan kepada orang lain atau elit
politik dalam kontes Pilkada. Ahok dituntut dengan pasal alternative karena
melakukan tindakan menyatakan perasaan kebencian, permusuhan atau
penghinaan terhadap satu golongan di muka umum dengan tuntutan pidana
satu tahun penjara dengan masa percobaan dua tahun.
Pembacaan putusan sidang dalam kasus penistaaan agama ini,
majelsi sidang memutuskan untuk memvonis Ahok satu tahun penjara dan
masa percobaan dua tahun, karena terbukti melakukan tindak menyatakan
68
perasaan kebencian, permusuhan atau penghinaan terhadap satu golongan di
muka umum. Walaupun Ahok pada sidang membantah bahwa ia tidak
melakukan tindakan menyatakan peraan kebencian dimuka umum
Pada narasi berita diatas peran seorang Thread Starter sejatinya
adalah pembaca yang mencoba mengarahkan pembaca sebenarnya dalam
membaca narasi. Thread memancing para pengguna forum untuk masuk ke
dalam thread mereka dengan caption-caption sedikit menarik dan
memasukan berita untuk memperkuat bahwa apa yang mereka sampaikan
itu benar.
Pada narasi berita pertama pada thread lindang_adii, pada thread
tersebut TS memberi judul (Takut Jadi Saksi Palsu ?) Fenomena
MANGKIR saksi sidang Ahok. Berita tentang mangkirnya para saksi
pelapor yang beberapa kali mangkir pada persidangan menimbulkan tanda
tanya, TS mengarah kan pembaca sebenarnya dengan menulis pada
threadnya yaitu
“kejanggalan demi kejanggalan ditemui dalam sidang Ahok
Kali ini mangkirnya saksi-saksi
Apakah mereka takut jadi saksi palsu, yang bisa dilaporkn dan dipidana ?”
TS mengarahkan kepada pembaca sebenarnya bahwa ada keganjilan
pada pelaporan Ahok terkait dugaan penistaan agama, karena setelah para
pelapor melaporkan Ahok, pada saat persidangan para pelapor tersebut
selalu tidak hadir atau absen dalam persidangan dan hal tersebut menuai
69
tanya apakah mereka takut bahwa kesaksian mereka palsu di persidangan,
karena saksi palsu bisa dilaporkan dan dipidanakan.
Pada narasi berita kedua pada thread ari2002 pada thread yang diberi
judul “(Jleb) Sidang Ahok, Saksi fakta Buktikan Kebenaran Dakwaan JPU”.
Thread ini menyajikan berita lanjutan sidang penistaan dimana isi berita
tersebut bahwa keterangan saksi fakta dipersidangan membuktikan
kebenaran dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU). Dilihat dari caption TS
seperti mengolok kelompok yang pro dengan Ahok.
“Bakalan heboh nigh kaum taiks”
Arti dari caption tersebut adalah hasil sidang tersebut bakal membuat
orang-orang yang selama ini pro dengan Ahok akan terkejut dengan hasil
sidang ini karena kesaksian para saksi ahli Jaksa Penuntut Umum
membuktikan kebenaran dakwaannya dan tidak ada bantahan dari tim kuasa
hukum Ahok.
Pada narasi berita ketiga, pada thread sumbupendek, thread yang
diberi judul “(AA Gym Pecah Ndase) JPU Nilai Ahok Tak Terbukti
Menodai Agama”. Thread ini menyajikan berita hasil temuan fakta yang
disimpulkan oleh JPU. Dari hasil temuan fakta tersebut JPU menilai bahwa
Ahok tidak terbukti menistakan agama. Pastinya ini menjadi heboh
terutama untuk kelompok yang anti dengan Ahok . Bisa dilihat caption dari
TS terkait berita tersebut:
“lagi-lagi aa dan umat islam ketipu sama FPI”
70
Arti dari caption tersebut dimana “aa” yang dimaksud adalah AA
Gym, seorang ulama kondang dan seluruh umat islam yang menurut TS
telah ditipu oleh FPI sebagai pihak yang giat menyatakan bahwa Ahok telah
menistakan agama, namun setelah dilakukan penulusuran fakta hukum oleh
JPU, telah disimpulkan bahwa Ahok tidak terbukit menistakan agama.
Menurut TS FPI seperti melaporkan hal yang palsu untuk menjatuhkan
Ahok.
Pada narasi berita keempat, pada thread infokomunitas, thread yang
diberi judul “Tebalnya Surat Putusan Sidang Ahok”. Thread ini tidak ada
sama sekali caption dari TS, disini TS hanya sekadar menampilkan berita
putusan vonis terhadap Ahok. Dimana Ahok divonis hukuman satu tahun
penjara dan dua tahun masa percobaan.
Pada narasi-narasi berita ini diketahui Ahok sebagai pusat berita, namun
dalam perjalanan persidangan tokoh utama dalam narasi berita sidang
lanjutan penistaan agama tersebut, bukanlah Ahok melainkan Jaksa
Penuntut Umum yang menjadi subjek atau tokoh utama dalam narasi ini,
bisa dilihat dari temuan peneliti yaitu usahanya untuk mendapatkan objek
atau tujuan yang ingin dicapai, sedangkan Ahok hanya ditempatkan sebagai
aktor penerima, karena sepanjang narasi kasus tersebut ditemukan Ahok
hanya menerima konsekuensi apa yang ingin capai JPU.
B. Oposisi Segi Empat Greimas
71
Penelitian lebih lanjut dengan menggunakan oposisi segi empat
Algrida Greimas. Pada oposisi segi empat Greimas, realita atau fakta dibagi
menjadi empat sisi ( S1, S2,S1, dan S2). Didalam oposisi segi empat Greimas,
setiap sisi mempunyai relasi ,masing-masing seperti hubungan antarnya S1
dengan S2, dan S1 dengan S2, yang merupakan hubungan oposisi.
Hubungan antara S1 dengan S2 dan S1 dengan S2 merupakan hubungan
kontradiksi. Sedangkan S1 dengan S1 dan S2 dengan S2 merupakan
hubungan implikasi.43
1. Thread tanggal 18 Januari 2017 dengan judul thread "(Takut Jadi
Saksi Palsu?) Fenomena Mangkir Saksi Sidang Ahok”
Saksi Hadir Saksi Mangkir
S1 S2
S
S2 S1
Saksi tidak mangkir Saksi tidak
hadir
Pada skema untuk narasi berita diatas terkait
penelusuran saksi pelapor merupakan objek (S) yang berada
ditengah-tengah dua elemen yang saling bertentangan yaitu
43 Eriyanto, Analisis Narasi Dasar-dasar dan Penerapan dalama Analisis TeksBerita Media ( Jakarta: Kencana 2013), hal 197
72
saksi hadir (S1) dengan saksi mangkir (S2).pada narasi berita
diatas kekecewaan tim kuasa Hukum Ahok terhadap para
saksi pelapor pada persidangan-persidangan sebelumnya
karena selalu tidak hadir, namun tidak semua saksi pelapor
tersebut tidak hadir, masih ada yang hadir ke dalam
persidangan walaupun hanya satu orang saja. Maka relasi
antar sisi pada penelusuran saksi pelapor karena para saksi
pelapor selalu mangkir dalam persidangan (S1+S1=S2),
sedangkan pergeseran adanya saksi yang hadir di
persidangan (S2+S2=S1) dalam narasi diatas tidak terlalu kuat
sehingga pemaknaan dari narasi berita diatas walaupun ada
saksi hadir di persidangan tidak mengubah keinginan untuk
melakukan penelusuran saksi-saksi pelapor.
2. Thread 25 Januari dengan judul “ (Jleb) Sidang Ahok, Saksi fakta
Buktikan Kebenaran Dakwaan JPU”
Menyangkal Mengakui
S1 S2
S
S2 S1
Tidak mengakui Tidak menyangkal
73
Pada skema untuk narasi berita diatas kebenaran Ahok
menista agama sebagai objek (S) yang berada ditengah-tengah dua
elemen yang saling bertentangan yaitu saksi menyangkal (S1)
dengan saksi mengakui (S2). Pada narasi berita diatas Jaksa
Penunut Umum menghadirkan dua saksi fakta dalam persidangan
dan dalam penuturan tersebut saksi fakta mengakui bahwa video
pidato tersebut itu benar seperti apa yang diambil di tempat
kejadian, namun ada penyangkalan karena salah satu saksi fakta
tidak tahu dan tidak fokus saat Ahok memberikan pidato. Maka
relasi antar sisi pada kebenaran Ahok menistakan agama karena
saksi fakta mengakui kebenaran pidato Ahok (S1+S1= S2),
sedangkan adanya pergereseran makna karena adanya
penyangkalan dari salah satu saksi karena tidak fokus saat Ahok
memberikan pidato (S2+S2=S1). Pada narasi berita diatas
pergeseran makna tersebut tidak terlalu kuat jadi tidak terlalu
berpengaruh terhadap kebenaran Ahok menistakan agama.
3. Thread tanggal 21 April 2017 dengan judul “(AA Gym Pecah Ndase)
JPU Nilai Ahok tak Terbukti Menodai Agama”.
Ditujukan untuk Agama ditujukan untuk elit politk
S1 S2
S
S2 S1
74
Tidak ditujukan elit politik tidak ditujukan untuk agama
Pada skema narasi berita diatas Ahok tidak terbukti menistakan
agama sebagai objek (S) berada ditengah- tengah dua elemen yang
saling bertentangan yaitu ditujukan untuk agama (S1) dengan
ditujukan untuk elite politik. Pada narasi berita diatas pada
persidangan berdasarkan fakta hukum dipersidangan, Jaksa Penuntut
Umum (JPU) menyimpulkan bahwa Ahok tidak terbukti menistakan
agama karena niatnya ditujukan kepada elit politik bukan agama.
Maka relasi antar sisi tidak terbuktinya Ahok menistakan agama
karena niatnya ditujukan untuk elite politik (S1+S1=S2), sedangkan
adanya pergeseran makna karena sebelumnya Ahok didakwa karena
dinilai pidatonya ditujukan untuk agama (S2+S2= S1). Pada narasi
berita diatas pergeseran tersebut tidak cukup kuat dan tidak
berpengaruh terhadap tidak terbuktinya Ahok menistakan agama
4. Thread tanggal 9 Mei 2017 dengan judul “Tebalnya Surat Putusan Sidang
Ahok”
Menolak keputusan Menerima Keputusan
S1 S2
S
S2 S1
75
Tidak menerima keputusan Tidak menolak
keputusan
pada skema narasi berita diatas vonis satu tahun penjara
dengan masa percobaan dua tahun sebagai objek (S) ditengah-tengah
dua elemen yang saling bertentangan yaitu menolak keputusan (S1)
dengan menerima keputusan (S2).pada narasi berita diatas majelis
hakim membacakan surat keputusan kepada Ahok yang dimana isi
keputusan tersebut memberikan vonis satu tahun penjara dengan
masa tahanan dua tahun karena telah meresahkan masyrakat. JPU
menerima keputusan tersebut dan Ahok menolak keputusan tesebut.
Maka relasi antar sisi vonis satu tahun penjara terhadap Ahok,
karena Jaksa Penuntut Umum menerima keputusan tersebut
(S1+S1=S2), sedangkan adanya pergeseran makna karena adanya
penolakan terhadap keputusan tersebut (S2+S2=S1). Pergeseran
makna tersebut cukup kuat namun tidak mengubah keputusan
tersebut.
76
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah menjelaskan dan menganalisa data pada bab sebelumnya
pada narasi berita lanjutan sidang penistaan agama Ahok di
forum.detik.com pada tanggal 18-25 Januari 2017 dan 21 April-9 Mei
2017 sebanyak 4 narasi , pada penutup ini bisa diambil kesimpulan,
yaitu:
1. Aktan Greimas pada narasi berita lanjutan sidang penistaan
agama Ahok di forum.detik.com
Dari keempat narasi berita tersebut, bisa dilihat berita-
berita yang disajikan para thread starter terkait lanjutan
sidang penistaan agama Ahok. Pada berita yang disajikan
bagaimana para thread starter ingin menunjukkan kepada
audiens, bahwa masing-masing yang berita disajikan
kedalam thread mereka ingin tujukan kepada pihak-pihak
yang selama ini bertentangan satu sama lain. Berita pada
masing-masing thread mengungkapkan walaupun Ahok
sebagai pusat berita namun tidak membuat menempati posisi
aktan subjek dan ketidak konsistenan dari Jaksa Penuntut
Umum (JPU) bahwa selama persidangan JPU pada awalnya
bersikeras mendakwa Ahok telah menistakan agama dengan
77
upaya yang dilakukan JPU untuk membuktikan kebenaran
bahwa Ahok telah menistakan agama, namun berubah setelah
melakukan penelusuran fakta hukum selama persidangan,
JPU menyimpulkan Ahok tidak terbukti dan mengganti
dakwaan terhadap Ahok dengan pasal alternatif.
2. Oposisi segi empat Greimas dalam narasi berita penistaan
agama Ahok di forum.detik.com
Pada oposisi segi empat masing-masing berita
mempunyai hubungan yang implikasi dan kontradiksi satu
sama lain. pada narasi pertama para saksi pelapor yang sering
mangkir dalam persidangan yang membuat tim kuasa hukum
Ahok ingin adanya penelusuran latar belakang para saksi
pelapor, namun kebalikanya bila para saksi pelapor tersebut
hadir selalu dalam persidangan maka tidak ada penelusuran
latar belakang para saksi pelapor. Narasi kedua para saksi
fakta mengakui bahwa video pidato tersebut itu benar yang
memperkuat kebenaran dakwaan JPU terhadap Ahok, namun
kebalikan bila para saksi itu menyangkal video tersebut yang
bisa memungkinkan kebenaran dakwaan JPU terhadap Ahok
melemah. Pada narasi ketiga JPU menyatakan Ahok tidak
terbukti menistakan agama, karena JPU menilai niat pidato
tersebut ditujukan kepada elit politik dalam kontes pilkada,
namun kebalikannya jika pidato tersebut ditujukan kepada
Agama mungkin Ahok akan tetap dinyatakan terbukti telah
78
menistakan agama. Pada narasi keempat majelis hakim
memvonis Ahok dengan hukuman penjara satu tahun dengan
masa percobaan dua tahun, vonis ini diterima oleh tim kuasa
hukum Ahok, namun kebalikannya jika tim kuasa hukum
Ahok menolak putusan vonis tersebut mungkin akan ada
peninjauan kembali terhadap vonis tersebut.
B. Saran
Para pengguna forum harus bijak dalam menanggapi thread-
thread yang terkait berita yang terutama isu-isu agama jangan mudah
terpengaruh pada thread starter lakukan untuk masuk kedalam thread
mereka.
Walaupun tidak ada niat pidato tersebut untuk agama
melainkan kepada lawan politiknya. Seharusnya Ahok harus tetap
mejaga lisannya dalam berucap agar tidak menimbulkan
kesalahpahaman dan meresahkan masyarakat. Sosok kontroversial
sudah sangat melekat pada diri Ahok yang membuat apa yang
diucapkan akan terus menjadi perhatian public.
Penelitian dengan menggunakan metode kualitatif membuat
hasil penelitian bersifat subjektif. Hal itu disebabkan adanya
pengaruh latar belakang, ideologi, dan pengetahuan. Menurut
penulis masih banyak kekurangan pada skripsi ini. Maka dari itu
untuk para mahasiswa yang ingin menggunakan analisis ini
diharapkan bisa lebih lanjut dan lebih baik dalam upaya unutk
mendalami, mengkaji dan mengembangkan analisis naratif lebih
79
baik lagi dari penelitian ini dengan menyertakan media lain sebagai
penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Ma’ruf, “Kebijakan Majelis Ulama Indonesia Tentang Aliran Sesat”,MimbarUlama, no.341 Rabi’ul Awawl 1429/Maret 2008.
Ahmad, Nurzakia, Skripsi Representasi Maskulinitas Baru Pada IklanProduk Kosmetik Pria Dalam Majalah Berbahasa Jerman Brigitte danStern, Jakarta: Universitas Indonesia, 2009
Barker, Chris. Cultural Studies Teori & Praktik. Yogyakarta: KreasiWacana, 2013
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group.
Bustanudin, Agus. Agama dalam Kehidupan Manusia:PengantarAntropologi Agama. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2006
Eriyanto, Analisis Narasi Dasar-dasar dan Penerapan dalama Analisis TeksBerita Media , Jakarta: Kencana, 2013
Geertz, Cliffort. Kebudayaan dan Agama. Jogyakarta: Kanisius, 1992
Hall, Stuart. “The Work of Representation.” Representation: CulturalRepresentation and Signifying Practices. London: Sage Publication,2003
Ismail, Faisal. Paradigma Kebudayaan Islam: Studi Kritis dan Refleksi Historis,Jogjakarta titian Ilahi Press, 1997
Jalaluddin, Phiscology Agama, Jakarta: Persada, 2000
Juliastuti, Nuraini, Newsletter#4 Budaya Materi, Yogyakarta:Kunci 2000kunci.or.id
Kriyanto, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Distertai contohPraktis Riset Media,Public Relations, Advertising, KomunikasiOrganisasi, Pemasaran, Jakarta: Kencana, 2007
Marpaung, Leden, Tindak Pidana Kehormatan, Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 1997
Morissan, Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar,Jakarta:Erlangga 2013
Mudjib Abdul, Kaidah-Kaidah Ilmu Fiqh: Al Qawa'idul Fiqhiyah, Jakarta:Kalam Mulia, 2001
80
Mubarok, Romli ,Studi Islam Merespon Perkembangan Zaman,Semarang:CV. Bima Sejati, 2008
Rizal, Ahmad, Skripsi Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Penistaan AgamaMenurut Hukum Islam dan Positif, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah,2009
Simorangkir, J.C.T., Kamus Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 1995
Sobur, Alex, Komunikasi Naratif: Paradigma, Analisis, dan Aplikasi,Bandung: Rosda, 2014
Surat Edaran Kapolri SE/06/X/2015
Zakiyah, Darajat. Ilmu Jiwa Agama.Jakarta : Bulan Bintang, 2005.
WEB
Ahmad, Nurzakia, Representasi, darihttp//lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123203-RB11N438r-Representasi%20maskulinitas-Literatur.pdf diakses 25 Maret 2017
Anonim, Profil Ir. Basuki Tjahaja Purnama, dari ,https://viva.co.id/siapa/read/85-ahok diakses pada 15 Mei 2017
Anonim, Sejarah Singkat Detik.com, darihttps://id.wikipedia.org/wiki/detikCom diakses 14 Mei 2017
Fauzi, Gilang, kronologi penistaan agama, darihttp://www.cnnindonesia.com/nasional/20161124075029-12-174911/kronologi-kasus-buni-yani-penyebar-video-ahok-soal-al-maidah/ diakses pada tanggal 28 November 2016
Juliastuti, Nuraini, Newsletter #4 Budaya Materi , darihttp://kunci.or.id/collection/pdf/newsletter-kunci-4-budaya-materi/diakses 12 maret 2017
81
LAMPIRAN-LAMPIRAN
82
83
84
85
86
87
I
tEtrt