72
ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN PROPERTI (STUDI KASUS PT. ERA MAXIMA SEMESTA) IRMAWATY. R. 10573 02292 10 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR M A K A S S A R 2 0 1 4

ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN PROPERTI

(STUDI KASUS PT. ERA MAXIMA SEMESTA)

IRMAWATY. R.

10573 02292 10

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

M A K A S S A R

2 0 1 4

Page 2: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Analisis penerapan psak nomor 23 tentang pengakuan

pendapatan pada perusahaan property (studi kasus

PT. Era Maxima Semesta)

Nama : IRMAWATY. R

No. Induk : 10573 02292 10.

Jurusan : Akuntansi.

Fakultas : Ekonomi Dan Bisnis.

Telah diujikan oleh tim penguji pada hari kamis, tanggal 05 Juni 2014

Makassar, Juni 2014

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Mahmud Nuhung, MA Abd. Salam, HB SE., M.Si. Ak.

KTAM: 497 794 NBM: 885 533

Mengetahui

Dekan Ketua Jurusan

Dr. H. Mahmud Nuhung, MA. Ismail Badolahi SE., M.Si. Ak.

KTAM: 497 794 NBM: 1073 428

Page 3: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

iii

PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Skripsi ini telah disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi Fakultas

Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar dengan Surat Keputusan Rektor

Universitas Muhammadiyah Makassar No…………….tahun ……….H/2014 M

yang dipertahankan di depan Tim Penguji pada hari Kamis, 05 Juni 2014 sebagai

persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 06 Juni 2014

Panitia Ujian :

1. Pengawas Umum : Dr. H. Irwan Akib, M.Pd ( )

(Rektor Unismuh Makassar)

2. Ketua : Dr. H. Mahmud Nuhung, MA. ( )

(Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis)

3. Sekretaris : Drs. H. Sultan Sarda, MM. ( )

(Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis)

4. Penguji : 1. Dr. H. Mahmud Nuhung, MA ( )

2. Drs. H. Sultan Sarda, MM ( )

3. Abd. Salam, HB, SE, Msi. Ak. ( )

4. Ismail Badolahi SE., M.Si. Ak. ( )

Page 4: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

iv

KATA PENGANTAR

حِيمِِ حْمناِلرَّ بِسْمِاللهِالرَّ

AssalamuAlaikumWarahmatullahiWabarakatuh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena Rahmat dan

Hidayah-nyajualah, sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.

Salam dan Shalawat semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, para

sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulis skripsi ini merupakan salah satu syara tuntuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Universitas Muhammadiyah Makassar.

berdasarkan persyaratan ersebut, maka penulis menyusun skripsi ini dengan judul

“Analisis penerapan psak nomor 23 tentang pengakuan pendapatan pada

perusahaan property (studi kasus PT. Era maxima semesta)”.

Banyak kendala yang dihadapi penulis dalam rangka penyusunan skripsi ini

namun berkat dari Allah SWT dan bantuan semua pihak, skripsi ini dapat

diselesaikan.Oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati, penulis

menyampaikan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada ;

1. Kepada kedua orangtuaku ibunda ST. Ama danAyahanda Abd. Rahman.

Ucapan terimakasih takcukup menggambarkan wujud penghormatan

ananda atas doa, nasehat-nasehat, bimbingan dan dorongansemangat.

Senyum kalian berdua adalah sumber kekuatan bagiku. Ananda sangat

menyanyangi kalian.

2. Saudara-saudaraku Bachtiar, Iman Setiawan dan Irawaty Rahman yang

senantiasa memberikan dukungan dan selalu membantuku.

Page 5: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

v

3. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, MA. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Drs. H. Sultan Sarda, MM. Selaku Wakil Dekan 1 Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Bapak Ismail Badolahi SE., M.Si. Ak. Selaku ketua rusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

6. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, MA dan Abd. Salam HB, SE. M.Si,Ak.

selaku dosen Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II yang telah

meluangkan waktunya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Terima

kasih atas bimbingannya.

7. Segenap Dosen Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah

membekali penulis dengan ilmu pengetahuan yang berharga serta

karyawan dan karyawati dalam lingkup Universitas Muhammadiyah

Makassar.

8. Bapak Direktur Utama PT. Era Maxima Semesta Akhmad Ariesta

Gemilang, SP dan Seluruh Karyawan PT. Era Maxima Semesta yang

telah mendukung dan memberikan bantuan selama kegiatan penelitian.

9. Sahabat-sahabatku Asriani, Risni Indriani S, Sri Wahyuni, Asni, Yusran

Adi Pratama, Zoelkifli, Junarti Hamzah terima kasih karena selalu ada

dan setia mendampingi saat dibutuhkan. Tanpa kalian semua jauh terasa

sulit. Semoga persahabatan kita selalu kekal abadi.

Page 6: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

vi

10. Spesial buatWandi, yang telah member dukungan baik moril dan

material serta dukungan yang begitu besar. Karena dirimu semuanya

menjadi lebih mudah.

11. Abang Hengky Ramadhan Amd, ATT 3 yang selalu mendoakan, dan

memberi dukungan serta semangat Serta semua pihak yang, semangat

dan bantuan yang tidak sempat disebutkan satupersatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

maka saran dan kritiknya dari semua pihak sangat diharapkan demi

penyempurnaan selanjutnya, akhirnya hanya Allah SWT kita kembalikan semua

urusan dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi

penulis dan para pembaca pada umumnya, semoga Allah SWT meridhoi dan

dicatat sebagai ibadah disisi-Nya. Amin

WassalamualaikumWarahmatullahiWabarakatuh

Makassar, Mei 2014

Penulis

Page 7: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

HALAM AN PENGESAHAN ................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................... iii

KATA PENGANTAR ............................................................................ iv

DAFTAR ISI ........................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Masalah Pokok ............................................................................ 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 5

A. Pengertian Akuntansi .................................................................. 5

B. Pendapatan .................................................................................. 6

1. Pengertian Pendapatan .......................................................... 6

2. Klasifikasi Pendapatan .......................................................... 7

3. Karakteristik Pendapatan ...................................................... 8

C. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 23 .... 9

1. PengukuranPendapatan ......................................................... 9

2. PengakuanPendapatan ........................................................... 11

D. Perusahaan Real Estate (Property) .............................................. 13

1. Pengertian perusahaan Real Estate........................................ 13

Page 8: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

viii

2. Fungsi Real Estate ................................................................. 14

3. Macam-macam real Estate .................................................... 16

E. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 44 .... 19

F. Pencatatan AKuntansi atas Pendapatan pada Perusahaan

Property ....................................................................................... 20

G. Kerangka Pikir ............................................................................ 25

H. Hipotesis ...................................................................................... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................ 28

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 28

B. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 28

C. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 29

D. Metode Analisis .......................................................................... 29

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ................................. 31

A. Sejarah Singkat PT. Era Maxima Semesta .................................. 31

B. Visi dan Misi PT. Era Maxima Semesta ..................................... 32

1. Visi Perusahaan ..................................................................... 32

2. Misi Perusahaan .................................................................... 32

3. Aktivitas Perusahaan ............................................................. 32

C. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas ................................. 33

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 44

A. Aktivitas dan Pendapatan PT. Era Maxima Semesta .................. 44

B. Pengukuran Pendapatan .............................................................. 45

C. Pengakuan PT. Era Maxima Semesta ......................................... 46

Page 9: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

ix

D. Pengakuan Pendapatan Menurut Pernyaaan Standar

Akuntansi (PSAK) Nomor 23 ..................................................... 49

E. Analisis Pengukuran Pendapatan ................................................ 51

F. Analisis Pengakuan Pendapatan .................................................. 54

BAB VI PENUTUP ................................................................................ 59

A. Kesimpulan ................................................................................. 59

B. Saran ............................................................................................ 60

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

Page 10: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

x

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Harga Jual Tanah Kavling PT. Era Maxima Semesta .................... 48

Page 11: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar I Kerangka pikir ............................................................................... 28

Gambar II Struktur Organisasi PT. Era Maxima Semesta ............................. 34

Page 12: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertambahan jumlah penduduk yang sangat cepat dan pesat

membawa yang sangat besar terhadap kebutuhan masyarakat akan

perumahan, dimana rumah adalah salah satu kebutuhan primer manusia

karena rumah merupakan sarana untuk berteduh, berlindung dan beristirahat.

Rumah juga sebagai tempat berbagi suka dan duka serta membina rumah

tangga bagi suatu keluarga. Namun tidak semua masyarakat langsung dapat

membeli rumah, hal ini dikarenakan tingginya harga rumah sehingga

masyarakat cenderung kepada tanah sebagai langkah awal dalam

membangun rumah impian mereka.

Dengan semakin banyaknya perusahaan yang bergerak dibidang

properti, maka persaingan juga semakin ketat sehingga perusahaan dituntut

untuk meningkatkan pemasaran dan pelayanan agar mampu menjaring

konsumen sehingga tidak tersingkir dari persaingan. Setiap perusahaan

didirikan dengan tujuan mencari laba, secara berkala menerbitkan laporan

keuangan yang mengikhtisarkan operasinya untuk waktu tertentu dan rincian

dari posisi harta dan utang pada saat tertetntu sehingga berdasarkan laporan-

laporan tersebut, pihak- pihak yang berkepentingan dapat menilai posisi

keuangan dan kinerja perusahaan sebgai dasar pengambilan keputusan.

Salah satu unsur dari komponen laba adalah pendapatan. Pendapatan pada

umumnya adalah hasil dari kegiatan perusahaan.

Page 13: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

2

Masalah utama dalam pendapatan adalah pada saat pengakuan

pendapatan yanga harus dilakukan secara akurat sehingga dapat menyajikan

laporan keuangan yang wajar. Apabila pengakuan pendapatan tidak tepat

maka operasional perusahaan dianggap kurang efektif dan dapat

berpengaruh besar pada kondisi perusahaan, oleh karena itu pengakuan

pendapatan telah diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK) Nomor 23.

PT. Era Maxima Semesta merupakan perusahaan yang bergerak pada

bidang properti khususnya dalam penjualan tanah Kavling. Produk tanah

Kavling perusahaan yaitu Maxima Indahland Mamminasata, Maxima

Indahland Maminasata Adelia, Maxima Indahland Maminasata Chrysan, dan

Maxima Indahland Maminasata Taman Safari. Agar aktivitas perusahaan

dapat berkembang dan berjalan dengan baik, maka perusahaan memandang

perlu memaksimalkan pendapatan. Sumber pendapatan perusahaan berasal

dari pendapatan operasional perusahaan yaitu melalui penjualan baik secara

tunai ataupun kredit (angsuran). Pada pelaksanaannya perusahaan tidak

mengalami kesulitan dalam pengakuan pendapatan akan tetapi apakah

pengakuan pendapatan yang telah dilaksanakan oleh perusahaan telah sesuai

dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan sehingga perusahaan

memandang perlunya pemberlakuan akuntansi terhadap pendapatan agar

informasi yang diperoleh akurat.

PT. Era Maxima Semesta dalam penjualan tanah kavling baik secara

tunai maupun secara kredit (angsuran) pada awalnya mengadopsi konsep

Page 14: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

3

metode AccrualBasic,akan tetapi pada pelaksanaannya penerapan

pengakuan pendapatan perusahaaan berdasarkan kejadian-kejadian yang

terjadi dalam perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk mengetahui

pengakuan pendapatan yang diterapkan pada PT. Era Maxima Semesta, hal

ini mengingat pendapatan adalah kegiatan penting dalam menjalankan

operasi perusahaan maka diambilah judul: “ANALISIS PENERAPAN

PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN PENDAPATAN PADA

PERUSAHAAN PROPERTY (STUDI KASUS PT. ERA MAXIMA

SEMESTA)”.

B. Masalah Pokok

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka

penulis mengangkat masalah pokok yang dikemukakan adalah:

a. Bagaimana pengakuan pendapatan usaha properti pada PT. Era Maxima

Semesta?

b. Apakah pengakuan pendapatan yang diterapkan oleh PT. Era Maxima

Semesta sudah sesuai dengan PSAK No. 23?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah, maka

tujuan penelitian ini antara lain:

a. untuk mengetahui penerapan pengakuan pendapatan pada PT. Era

Maxima Semesta.

Page 15: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

4

b. Untuk mengetahui kesesuaian pengakuan pendapatan yang diterapkan

oleh PT. Era Maxima Semesta dengan PSAK No. 23.

Sedangkan manfaat penelitian adalah sebagai berikut :

a. Bagi penulis.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman penulis

tentangpengakuan pendapatan, apakah sudah sesuai dengan Standar

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 23 dan

diharapkan dapat digunakan sebagai referensi penulisan selanjutnya.

b. Bagi Perusahaan.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan

pemikiran dan bahan masukan mengenai kebijakan akuntansi dalam

pengukuran pendapatan.

Page 16: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Akuntansi

Menurut Haryono (2005:4), akuntansi adalah proses pencatatan,

penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisaan data keuangan

suatu organisasi.

Menurut Arman, et al (2011:1), Akuntansi adalah:

a. Aktivitas jasa. Fungsinya adalah untuk menyediakan informasi

kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, tenttang entitas (kesatuan)

usaha yang dipandang akan bermanfaat dalam pengambilan keputusan

ekonomi dalam menetapkan pilihan tepat diantara berbagai alternatif

tindakan. (dari sudut pemakai).

b. Merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan

dan penganalisisan data keuangan suatu organisasi. (dari sudut proses

kegiatan).

Menurut Weygant (dalam yadiati dan wahyudi,2007) akuntansi

adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat, dan

mengkomunikasikan kejadian ekonomi dari suatu organisasi kepada pihak

yang berkepentingan.

Dari beberapa pengertian diatas, akuntansi berarti rekening atau

perkiraan. Interpresentasi akuntansi terdiri dari empat bagian yaitu:

Page 17: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

6

a. Pengidentifikasian, mengenali atau memilah peristiwa-peristiwa

ekonomi yang merupakan laporan keuangan/transaksi.

b. Mencatat, pencatatan dilakukan secara sistematis kemudian pencatatan

ini diklasifikasi dan diringkas.

c. Pengukuran, menetapkan nilai dari peristiwa yang dipilih tersebut dalam

satuan uang.

d. Pengkomunikasian, menyajikan informasi berdasarkan transaksi yang

sedang atau sudah berlangsung.

B. Pendapatatan

1. Pengertian Pendapatan

Dalam bisnis, Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh

perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk dan/atau

jasa kepada pelanggan.

Menurut IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) dalam PSAK Nomor 23

(2009:3), Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang

timbul dari aktivitas normal entitas selama satu periode jika arus masuk itu

mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi

penanaman modal.

SAFC mendefinisikan pendapatan merupakan pemasukan atau

peningkatan aktiva suatu perusahaan atau penyelesaian kewajiban

perusahaan atau campuran keduanya selama satu periode tertentu akibat

penyerahan atau pembuatan suatu produk, pelayanan jasa, atau kegiatan

Page 18: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

7

lain yang merupakan kegiatan utama perusahaan berkesinambungan

(Santoso, 2010:26).

Menurut Kieso, et al, (2007:516), Pendapatan adalah arus masuk

aktiva atau penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang,

pemberian jasa, atau kegiatan menghasilkan laba lainnya yang membentuk

operasi utama atau inti perusahaan yang berkelanjutan selama suatu periode.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

pendapatan adalah hasil kegiatan yanga diperoleh atas kegiatan-kegiatan

yang diperoleh dalam suatu periode tertentu. Pendapatan timbul dari

peristiwa ekonomi antara lain penjualan barang, penjualan jasa, penggunaan

aktiva perusahaan oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti, dan

dividen.

2. Klasifikasi pendapatan

Pendapatan dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu :

a. Pendapatan Operasional

Pendapatan operasional adalah pendapatan yang timbul dari penjualan

barang dagangan, produk atau jasa dalam periode tertentu dalam rangka

kegiatan utama atau menjadi tinjuan utama perusahaan yang

berhubungan langsung dengan usaha (operasi) perusahaan yang

bersangkutan..

b. Pendapatan non operasional.

Pendapatan non operasional adalah pendapatan yang diperoleh bukan

dari kegiatan operasional perusahaan.

Page 19: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

8

3. Karakteristik pendapatan.

Ada beberapa karakteristik dari pendapatan yang akan membatasi

atau menentukan bahwa sejumlah rupiah uang masuk dalam perusahaan

merupakan pendapatan yang berasal dari operasi perusahaan. Karakteristik

itu antara lain :

a. Sumber pendapatan

Jumlah rupiah perusahaan bertambah melalui berbagai cara tetapi tidak

semua cara tersebut mencerminkan pendapatan. Tambahan jumlah rupiah

aktiva perusahaan dapat berasal dari transaksi modal, laba dari penjualan

aktiva yang bukan barang dagangan seperti aktiva tetap,surat berharga,

ataupun penjualan anak atau cabang perusahaan,hadiah, sumbangan atau

penemuan, revaluasi aktiva tetap, dan penjualan produk perusahaan.

b. Produk dan kegiatan utama perusahaan

Produk perusahaan mungkin berupa barang ataupun dalam bentuk jasa.

Perusahaan tertentu mungkin sekali menghasilkan berbagai macam

produk atau baik berupa barang atau jasa atau keduanya yang sangat

berlainan jenis maupun arti pentingnya bagi perusahaan

c. Jumlah rupiah pendapatan dan proses perbandingan.

Pendapatan merupakan jumlah rupiah dari harga jual per satuan kali

kuantitas terjual. Perusahaan umumnya akan mengharapkan terjadinya

laba yaitu jumlah rupiah pendapatan lebih besar dari jumlah biaya yang

dibebankan.

Page 20: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

9

C. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 23

Pernyataan Standar akuntansi keuangan (PSAK) merupakan

pedoman dalam melakukan praktek akuntansi dimana uraian materi

didalamnya mencakup semua aspek yang berkaitan dengan akuntansi yang

dalam penyusunannya melibatkan sekumpulan orang dengan kemampuan

dalam bidang akuntansi yang tergabung dalam suatu lembaga yang

dinamakan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

Dengan kata lain Pernyataan Standar akuntasi Keuangan adalah buku

petunjuk bagi pelakuan kuntansi yang berisi pedoman tentang segala hal

yang ada hubungannya dengan akuntansi.

Pernyataan Standar akuntansi keuangan (PSAK) No. 23 berisi

mengenai pendapatan.Tujuan Pernyataan ini adalah untuk mengatur

perlakuan akuntasi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian

tertentu.

Kemampuan dari akuntansi memberi suatu informasi yang baik

dapat dilihat dari kemampuannya untuk memberikan konsep pengakuan

pendapatandengan tepat sehingga membantu pemakai dalam mengambil

keputusan.

1. Pengukuran pendapatan

Pendapatan harus diukur dengan nilaiwajar imbalan yang diterima

atau yang dapatditerima.Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi

biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dengan pembeli atau

pemakai aktiva tersebut.

Page 21: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

10

Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima

atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan

rabat volume yang diperbolehkan oleh perusahaan.

Nilai wajar yang dimaksud dalam Pernyataan standar Akuntansi

keuangan (PSAK) Nomor 23 (2009:23.3) yaitu jumlah dimana suatu asset

dipertukarkan atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami

dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.

Pada umumnya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan

jumlah pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau

yang dapat diterima. Namun jika terdapat perbedaan antara nilai wajar dan

jumlah nominal,maka imbalan tersebut diakui sebagai pendapatan bunga.

Nilaiwajar disinidimaksudkan sebagaisuatu jumlah dimana kegiatan

mungkin ditukarkan atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang

memakai dan berkeinginan untuk meakukant ransaksi wajar, kemungkinan

kurang dari jumlah nominal kas yang diterima atau dapat diterima.

Barang yang dijual atau jasa yang diberikan untuk diperkirakan atau

barter dengan barang atau jasa yang tidak sama, maka pertukaran dianggap

sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Tetapi bila barang atau

jasa yang dipertukarkan untuk barang atau jasa dengan sifat dan nilaiyang

sama maka pertukaran tersebut tidak dianggap sebagai transaksi yang

mengakibatkan pendapatan.

Page 22: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

11

2. Pengakuan Pendapatan

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam Pernyataan standar

akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 23 (2009:23.8) menyatakan bahwa

pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi masa depan

yang akan mengalir ke perusahaan.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 23

(2009:23.6) menyatakan pendapatan dari penjualan barang diakui jika

seluruh kondisi berikut dipenuhi:

a. Entitas telah memindahkan resiko dan manfaat kepemilikan barang

secara signifikan kepada pembeli.

b. Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan

kepemilikan atas barang ataupun melakukan pongendalian efektif atas

barang yang dijual.

c. Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berkaitan dengan transaksi

tersebut akan mengalir kepada entitas tersebut.

d. Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal.

e. Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan

tersebut dapat diukur dengan andal.

Bila salah satu kriteria diatas tidak dipenuhi, maka pengakuan

pendapatan harus ditangguhkan. Pendapatan tidak diakuia pabila

perusahaan tersebut menahan resiko dari kepemilikan, antara lain:

Page 23: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

12

a. Bila perusahaan menahan kewajiban sehubungan dengan pelaksanaan

suatu hal yang tidak memuaskan yang tidak dijamin sebagaimana

lazimnya.

b. Bila penerimaan pendapatan dari suatu penjualan tertentu tergantung

pada pendapatan pembeli yang bersumber daripenjualan barang yang

bersangkutan.

c. Bila pengirimanbarangtergantungpada instalasinya,daninstalasi tersebut

merupakan bagian signifikan dari kontrak yang belum diselesaikan oleh

perusahaan

d. Bila pembeli berhak untuk membatalkan pembelian berdasarkan alasan

yang ditentukan dalam kontrak dan perusahaan tidak dapat memastikan

apakah akan terjadi pengembalian.

Kriteria pengakuan pendapatan biasanya diterapkan secara terpisah

kepada setiap transaksi namun dalam keadaan tertentu perlu menerapkan

kriteria pengakuan kepada komponen- komponen yang diidentifikasi secara

terpisah dari suatu transaksi tunggal supaya mencerminkan subtansi dari

transaksi tersebut. Kriteria pengakuan pendapatan diterapkan pada dua atau

lebih transaksi bersama-sama jika transaksi tersebut terkait sedemikian rupa

sehingga pengaruh komersialnya tidak dapat dimengerti tanpa melihat

rangkaian transaksi tersebut secara keseluruhan.

Page 24: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

13

D. Perusahaan Real Estate (Properti)

1. Pengertian Perusahaan Real Estate

Real Estate berasal dari Bahasa Inggris, yang asal katanya berasal

dari bahasa Spanyol, “real = royal = kerajaan. Real estate adalah sebagai

suatu kawasan tanah yang dikuasai oleh raja, bangsawan dan landlord (tuan

tanah pada jaman feodal di abad pertengahan), atau singkatnya properti

milik kerajaan.

Real estate merupakan salah satu bentuk asset, perwujudan real

estate tidak hanya berupa kepemilikan hunian mewah. Pada esensinya real

estate adalh hak untuk memiliki sebidang tanah dan memanfaatkan apa saja

yang ada didalamnya.

Menurut peraturan perundang-undangan di Indonesia, pengertian

mengenai industri Real Estat tercantum dalam PDMN No.5 Tahun 1974

yang mengatur tentang industri Real Estate. Dalam peraturan ini pengertian

industri real estate adalah perusahaan properti yang bergerak dalam bidang

penyediaan, pengadaan, serta pematangan tanah bagi keperluan usaha-usaha

industri,termasuk industri pariwisata.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007:44.5), Perusahaan

pemgembang real estate adalah perusahaan yang kegiatannya memperoleh

tanah kemudian dibangun perumahan dan atau bangunan komersial dan atau

bangunan industri. Bangunan tersebut dimaksudkan untuk dijual atau

disewakan sebagai satu kesatuan atau secara eceran (retail). Aktivitas

Pengembangan real estate juga mencakup perolehan kavling tanah untuk

dijual tanpa bangunan.

Page 25: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

14

Dengan perkembangan kepemilikan properti pribadi, real estat telah

menjadi area utama bisnis. Pembelian real estate membutuhkan investasi

yang signifikan, dan masing-masing bidang tanah memiliki karakteristik

yang unik, sehingga industri real estate telah berevolusi menjadi beberapa

bidang yang berbeda.Spesialis sering diminta untuk menilai real estate dan

memfasilitasi transaksi.

2. Fungsi Real Estate

Dalam kegiatannya sebagai salah satu unsur penyelenggaraan

pembangunan perumahan, Suatu real estate memiliki fungsi antara lain :

a. Sebagai perencana (designer)

Real estate merencana dan merancang sendiri proyek perumahan yang

akan dilaksanakan, berikut sarana dan prasarana yang harus disediakan.

b. Sebagai pengawasan (supervisor)

Real estate dapat mengawasi segala kegiatan maupun jalannya proyek

pembangunan perumahan yang terjadi dilapangan.

c. Sebagai penjualan (produsen)

Dalam memasarkan produk perumahan kepada konsumen, maka real

estate sebagai produsennya mempunyai wewenang untuk menjual,

memasarkan produk dengan harga yang ditentukan sendiri beserta

fasilitas KPR dan suku bunganya serta keuntungan untuk pihak

pengembang sendiri.

d. Sebagai pembangun

Real estate dapat mengawasi sendiri segala kegiatan maupun jalannya

proyek pembangunan yang terjadi sebagai penyelenggara pembangunan

Page 26: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

15

perumahan. Sebagai penyelenggara pembangunan perumahan, maka real

estate harus dapat mengerjakan sendiri proyek perumahan termasuk

masalah biaya yang ditanggung sendiri.

Persyaratan Pengaruh Lingkungan dalam rangka manjaga keserasian

dan kelestarian ekologi lingkungan, Real Estate harus menyerahkan data-

data sebagai berikut :

a. Deskripsi proyek.

b. Pengaruh lingkungan pada kondisi geografis, lahan, kebisingan, udara,

kualitas udara, kualitas air, vegetasi dan kehidupan fauna, ruang terbuka

dan preservasi lingkungan.

c. Pengaruh pembangunan yang tidak dapat dihindari.

d. Upaya yang harus dilakukan untuk mengurangi pengaruh negatif

pembangunan.

e. Usulan perbaikan lingkungan.

f. Hubungan penggunaan jangka panjang.

g. Kesanggupan penggantian sumber-sumber yang rusak akibat

pembangunan sehingga ekologi lingkungan tetap terjaga.

Suatu Real Estate dalam kegiatan pembangunannya sangat

memerlukan adanya persetujuan pemerintah kota karena Persetujuan

Perijinan Planning berupa rancangan kavling jalan dan jaringan uilitasnya

harus ada. Terdapat tiga tahapan perijinan itu, antara lain :

Page 27: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

16

1. Perijinan Rencana Umum setelah direview oleh Badan Perancangan

Kota.

2. Persetujuan resmi untuk Land Planning Engineering, termasuk batasan-

batasan tata guna lahan baik individu maupun umum.

3. Pengamanan Kontrak antara Real Estate dengan sub kontrak yang harus

diketahui oleh pemerintah baik kualitas maupun kuantitas sebagai bagian

dan pengawasan pembangunan.

3. Macam Real Estate

Perusahaan real estate biasanya melakukan beberapa usaha antara

lain:

a. Pembebasan tanah

Perusahaan harus bekerja sama dengan pemerintah untuk menentukan

daerah khusus untuk perumahan setelah sesuai dan mendapatkan izin

dari pemerintah daerah maka perusahaan akan melakukan pembebasan

tanah. Perusahaan mendapat surat izin penggunaan/pemanfaatan tanah

(SIPPT) dari pemerintah daerah untuk memanfaatkan dan menggunakan

tanah di lokasi yang telah di tentukan.

b. Pematangan tanah

Proses pematangan tanah ini bermula dari perataan tanah, pembentukan

tanah kapling, pembuatan jalan, salutan air, dan listrik sehingga menjadi

siap bangun. Pada tahap ini perusahaan real estate bisa melakukan

Page 28: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

17

penyerahan hal tersebut tergantung dari permintaan pembeli apakah

hendak membeli kapling tanah matang yang siap bangun atau tanah

beserta bangunan rumah di atasnya.

c. Pembangunan

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses pembangunan antara lain

luas tanah, standar biasa bangunan permeter,dan modal bangunan.

Berdasarkan kemurnian usahanya, perusahaan real estate terbagi

atas:

a. Perusahaan real estate mewah, Merupakan perusahaan pembangunan

yang terutama membangun rumah mewah, baik dalam luas maupun

kualitas dengan tipe non standar dan dibuat sesuai dengan permintaan

pembeli.

b. Real estate murni

Artinya perusahaan tersebut hanya bergerak dan berkecimpung dalam

usaha perencanaan dan perancangan serta pemukiman saja.

c. Real estate campuran

Artinya selain berkecimpung dalam usaha perencanaan dan juga

pemukiman juga merangkap usaha lain, misalnya kontraktor ataupun

supplier.

Berdasarkan harga rumah yang dijual, perusahaan real estate dibagi

menjadi:

Page 29: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

18

a. Perusahaan real estate BTN

Merupakan perusahaan pembangunan yang sebagian besar produknya

adalah rumah sederhana (T-36, T-45) dan rumah sangat sederhana (T-15,

T-21) yang diperuntukkan bagi penghuni yang berpenghasilan maksimal

Rp. 300.000,00

b. Perusahaan real estate menengah

Adalah perusahaan pembangunan yang salah satu cirinya adalah

menyediakan rumah sesuai dengan KPR Bank Sejahtera atau KPR bank

swasta lainnya. Rumah yang dibangun bervariasi antara tipe 45 ke atas

dengan kualitas bangunan diatas standar BTN.

Berdasarkan asal modalnya, real estate dibagi menjadi :

a. Modal swasta

Dalam pasal 5 ayat 2 PMDN No. 5 tahun 1974, apabila subjek

hukumnya swasta, maka perusahaan itu wajib memenuhi persayaratan

sebagai badan hukum indonesia dan berkedudukan di indonesia dan jika

badan itu bermodal asing maka harus berbentuk perusahaan campuran

dengan modal nasional. Kepada badan hukum swasta ini akan diberikan

tanah hak guna bangunan/hak pakai atas tanah menurut kebutuhan dan

berdasarkan kebutuhan yang berlaku.

b. Modal dari pemerintah pusat/ daerah

Jika modal ini berasal dari pemerintah pusat/ daerah, maka dapat

diberikan hak pengolahan, hak bangunan, hak pakai. Sedangkan jika

Page 30: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

19

diberikan hak miliknya tidak akan putus hubungan antara pemegang

pengolahan atas tanah tersebut.

E. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 44.

Berdasarkan PSAK Nomor 44, Penjualan Tanak Kavling Tanpa

bangunan, Diakui dengan metode pengakuan akrual penuh (Full

AcrualMethod) pada saat pengikatan jual beli apabila seluruh kriteria berikut

ini terpenuhi :

a. Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual

yang telah disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali

oleh pembeli.

b. Harga jual akan tertagih.

c. Tagihan penjual tidak akan subordinari terhadap pinjaman lain yang

akan diperoleh pembeli dimasa yang akan datang

d. Proses pengembangan tanah telah selesai sehingga penjual tidak

berkewajiban lagi untuk menyelesaikan kavling tanah yang dijual seperti

kewajiban untuk mematangkan kavling tanah atau kewajiban untuk

membangun fasilitas-fasilitas pokok yang dijanjikan oleh atau yang

menjadi kewajiban penjual sesuai dengan pengikatan jual beli atau

ketentuan peraturan perundang-undangan.

e. Hanya kavling tanah saja yang dijual tanpa diwajibkan keterlibatan

penjual dalam pendirian banguna di atas kavling tanah tersebut.

Page 31: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

20

Untuk pengakuan pendapatan tanah kavling tanpa bangunan,

kewajiban penjual untuk membangun fasilitas yang dijanjikan atau menjadi

kewajiban penjual dianggap telah terpenuhi apabila fasilitas-fasilitas pokok

(seperti jalan penghubung dan saluran drainase/pembuangan) telah selesai

dibangun.

Apabila kriteria pengakuan pendapatan penjualan tanah kavling

tanpa metode akrual penuh tidak terpenuhi, maka penjualan tanah kavling

tanpa bangunan diakui dengan metode deposit.

F. Pencatatan Akuntansi Atas Pendapatan Pada Perusahaan Properti.

Tujuan dari semua usaha pada akhirnya adalah untuk mendapatkan

yang bisa meningkatkan nilai perusahaan. Pendapatan diakui pada saat

realisasinya.

Pengakuan sebagai pencatatan suatu item dalam perkiraan-perkiraan

dan laporan keuangan seperti aktiva,kewajiban, pendapatan,

beban,keuntungan dan kerugian. Pengakuan itu termasuk penggambaran

suatu item baik dalam kata-kata maupun dalamjumlahnya, dimana jumlah

mencakup angka-angka ringkas yang dilaporkan dalam laporan keuangan.

Ada 4 macam kriteria yang harus dipenuhi sebelum suatu item dapat

diakui, antara lain:

a. Definisi

Item dalam suatu pernyataan harus memenuhi satu dari tujuh unsur-

unsur laporan keuangan yaitu aktiva, kewajiban, ekuitas, beban,

pendapatan, keuntungan dan kerugian.

Page 32: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

21

b. Dapat diukur.

Item tersebut harus memiliki atribut relevan sehingga dapat diukur

secara andal.

c. Relevansi

Informasi mengenai item tersebut mampu membuat suatu perbedaan

dalam pengambilan keputusan.

d. Realibilitas

Informasi mengenai item tersebut dapat digambarkan secara wajar

sehingga dapat diuji dan netral.

Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) Nomor 23 menjelaskan kapan suatu pendapatan diakui

sebagai berikut :

a. Pendapatan dari transaksi produk penjualan diakui pada saaat tanggal

penjualan, biasanya merupakan penyerahan atas produk kepada

pelanggan.

b. Pendapatan atau jasa yang diberikan perusahaan jasa diakui pada saat

jasa tersebut telah dilakukan dapat dibuat fakturnya

c. Imbalan yang diperoleh atas penggunaan aktiva sumber-sumber ekonomi

perusahaaan oleh pihak lain seperti pendapatan bunga, royalty diakui

sejalan dengan berlakunya waktu atau saat digunakan.

Page 33: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

22

d. Pendapatan dari penjualan aktiva diluar barang dagangan seperti

penjualan aktiva tetap atau surat berharga diakui saat penjualan.

Menurut Concept statement No. 5 dari FASB (Financial

AccountingStandard Board), Recognised and Measurement In financial

statetmentof Bussiness Enterprises (2006:338),” Pengakuan Adalah Proses

pencatatan atau pencantuman secara formal suatu hal ke dalam laporan dari

entitas seperti aktiva, kewajiban, pendapatan, pengeluaran, atau sejenisnya.”

Menurut Hery (2009), Pendapatan harus diakui dalam laporan

keuangan ketika antara lain:

a. Telah direalisasi atau dapat direalisasi.Pendapatan dikatakan telah

direalisasi atau dapat direalisasi apabila barang atau jasa telah

dipertukarkan dengan kas atau klaim terhadap kas (piutang).

b. Telah dihasilkan.Pendapatan dikatakan telah diperoleh apabila

perusahaan secara substansial telah menyelesaikan apa yang seharusnya

dikerjakan utuk memperoleh pendapatan tersebut.

Menurut Belkuoi (2006:281), pendapatan diakui atas dasar:

a. Dasar Akrual

Pengakuan pendapatan dengan metode ini termasuk yang paling

mendasar, sehingga paling banyak diterapkan dalam berbagai usaha.

Metode akrual penuh, mengakui penerimaan kas dan pendapatan

diterima di muka sebelum suatu kontrak diselesaikan.Pada dasar akrual

Page 34: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

23

ini pengakuan pendapatan dapat mengimplikasikan bahwa pendapatan

dilaporkan selama produksi, pada akhir produksi, pada saat penjualan

produk, atau pada saat penagihan produk.Pendapatan diakui pada

periode terjadinya transaksi pendapatan.

Jadi dalam transaksi penjualan atau penyerahan barang dan jasa yang

dilakukan walaupun kas belum diterima, maka transaksi tersebut sudah

diakui dan dicatat sebagai pendapatan perusahaan.

Pada saat diakui pendapatan yang ditandai dengan perpindahan pemilik

dari penjual kepada pembeli.

Piutang xxxx

Penjualan xxxx

Pada saat kas diterima

Kas xxxx

Piutang xxx

b. Dasar kejadian penting

Pengakuan pendapatan dipicu oleh kejadian penting dalam siklus

operasi.Pendapatan dari penjualan barang/jasa hanya dapat

diperhitungkan saat tagihan telah diterima.

Jurnal:

Pencatatan pada saat pendapatan dan kas diterima

Kas xxxx

Penjualan xxxx

Page 35: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

24

Menurut Kiesso (2004:559), dalam bukunya pengakuan pendapatan

dilakukan dengan empat cara antara lain:

a. Pengakuan pendapatan pada saat penjualan (penyerahan).

Pendapatan dari penjualan barang biasanya dianggap relisasi pada saat

produk yang dijual telah meninggalkan perusahaan dan telah diganti

dengan asset yang lain. Pada ssat itu harga jual disepakati, pembeli

mendapatkan hak atas kepemilikan barang tersebut, dan pembeli

mempunya tuntutan yang sah atas barang tersebut.

b. Pengakuan pendapatan pada saat sebelum penjualan (penyerahan).

Pada situasi tertentu pendapatan dapat diakui saat sebelum penjualan

(penyerahan), dimana aktivitas perolehan pendapatan yang berhubungan

dengan jangka waktu serta jumlah pendapatan yang harus diakui atau

aktivitas produktifnya.

c. Pengakuan pendapatan pada saat sesudah penjualan (penyerahan).

pengakuan pendapatan terjadi setelah penyedian jasa atau penyerahan

barang telah terjadi. Namun dalam beberapa kasus, transaksi yang

berhubungan dengan upaya memperoleh pendapatan yang menyangkut

ketidakpastian dengan penerima kasnya membuat pengakuan pendapatan

menunggu sampai diterimanya kas dari penjualan seperti penjualan

secara kredit (angsuran).Metode pengakuan pendapatan setelah

penyerahan barang dan jasa antara lain:

1. Akrual.

Pengakuan pendapatan dengan metode akrual, perusahaan

mengakui pendapatan pada saat penjualan.

Page 36: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

25

2. Metode kas

Pada metode ini, perusahaan hanya mengakui pendapatan bila kas

(atas penyerahan barang/jasa) sudah diterima.

3. Metode pemulihan biaya

Pengakuan pendapatan dengan metode pemulihan biaya ini,

perusahaan mengakui pendapatam berdasarkan jumlah kas yang

diterima hanya saja laba/rugi kotor tangguhan tidak diakui sebagai

laba/rugi kotor sesungguhnya di kahir periode melainkan setelah

semua biaya dipuluhkan di periode cicilan akhir.

4. Metode pencicilan penjualan

Pengakuan pendapatan dengan metode pencicilan penjualan ini,

perusahaan mengakui pendapatan hanya sebesar kas yang diterima

pada saat pencicilan.

d. Pengakuan pendapatan pada saat penjualan khusus(konsinyasi).

Pada metode ini, mengakui pendapatan setelah consignor menerima

pemberitahuan penjualandan dilakukan pengiriman kas dari consignee.

G. Kerangka Pikir

PT. Era Maxima Semesta merupakan salah satu perusahaan yang

bergerak dalam bidang properti khususnya dalam Penjualan Tanah kavling,

dimana pada penulisan proposal penelitian ini penulis mengangkat tema

mengenai penerapan pengakuan yang dilakukan oleh perusahaan kemudian

membandingakannya dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

Page 37: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

26

(PSAK) nomor 23 Untuk lebih jelasnya, berikut dapat dilihat pada bagan

kerangka pikir berikut:

Bagan Kerangka Pikir

Pendapatan

Analisa Deskriptif

PT. Era Maxima Semesta

Hasil

PSAK Nomor 23

Page 38: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

27

H. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka

dapat diajukan Hipotesis sebagai berikut :

a. Diduga pengakuan pendapatan yang diterapkan oleh perusahaan adalah

dasar akrual

b. Diduga tidak ada perbedaan pengakuan pendapatan oleh perusahaan

dengan Pernyataan Standar akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 23.”

Page 39: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penulisan ini, penulis melakukan penelitian pada PT. Era

Maxima semesta yang berlokasi di Jl. Datuk Ripanggentungan Ruko Griya

Asri sakinah No. 10-11 Gowa, sedangkan waktu penelitiannya adalah bulan

April-Mei 2014

B. Metode Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan teknik Field

Research dan Library Research.

1. Field Research (Penelitian Lapangan)

Penelitian dengan melakukan kunjungan secara langsung ke perusahaan

dan melakukan wawancara langsung dengan pimpinan perusahaan dan

para staf serta karyawan lainnya untuk mendapatkan informasi atau data

yang sesuai serta memiliki hubungan dengan penelitian ini untuk

dijadikan dasar pembahasan secara ilmiah.

2. Library Research (Penelitian kepustakaan)

Penelitian dengan mencari literatur, buku, jurnal, materi perkuliahan

dan sebagainya mengenai masalah yang diteliti.

Page 40: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

29

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Adapun jenis data untuk penulisan ini adalah sebagai berikut:

a. Data Kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata,

baik lisan maupun tulisan. Dalam penelitian ini yang merupakan data

kualitatif seperti bagaimana pengakuan pendapatan terhadap penjualan.

b. Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka,

Dalam penelitian ini yang menjadi data kuantitatif adalah harga jual

tanah yang ada hubungannya dengan penulisan ini.

2. Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan dalam pembahasan ini adalah

sebagai berikut:

a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian

baik lisan maupun tulisan, seperti laporan yang ada kaitannya dengan

masalah yang dibahas.

b. Data sekunder adalah Yaitu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen

serta literatur-literatur yang erat hubungannya dengan masalah yang

sedang dihadapi penulis.

D. Metode Analisis

Untuk menguji dan membuktikan hipotesis yang diajukan pada

penelitian ini digunakan Metode Analisisis Deskriptif, dimana data yang

diperoleh lalu dianalisis berdasarkan situasi atau kejadian yang telah

Page 41: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

30

ditetapkan yang bertujuan sebagai untuk menjelaskan secara sistematis,

akurat berdasarkan fakta yang ada dalam perusahaan.

Page 42: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

31

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat PT. Era Maxima Semesta

PT. Era Maxima Semesta didirikan pada tanggal 09 Oktober 2012

dan mulai beroperasi pada tanggal 26 Oktober 2012 yang beralamat di jalan

Datuk Ripanggentungan Ruko Griya Asri Sakinah Nomor 10-11

Sungguminasa-Gowa

PT. Era Maxima Semesta berbentuk perusahaan perseorangan

dimana pimpinan perusahaan juga merupakan pemilik perusahaan.

Perusahaan ini adalah perusahaan yang bergerak dibidang property

khususnya di bidang penjualan tanah kavling, Produk tanah kavling

perusahaan antara lain Maxima Indahland Mamminasata, Maxima Indahland

Mamminasata Adelia, Maxima Indahland Mamminasata Chrysan, Maxima

Indahland Mamminasata Adelia. Tujuan perusahaan adalah untuk

menyelenggarakan bisnis tanah kavling dan properti sebagai pengembang

ataupun Agent juga untuk menghasilkan laba dari hasil operasi perusahaan.

PT. Era maxima Semesta memiliki logo jabat tangan yang dikelilingi

lingkaran tiga warna yakni hijau, biru, dan orange dan di bawahnya terdapat

gambar jabat tangan dengan tulisan EMS. Maksud dari simbol ini adalah

keinginan yang dicapai oleh PT. Era Maxima Semesta berupa kerjasama

yang saling menguntungkan yang dijaga oleh tiga pilar dasar yakni biru

berarti kepercayaan, orange berarti profesionalisme dan hijau berarti inovasi

dan rasa ingin belajar yang terus menerus untuk menjadi semakin baik.

31

Page 43: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

32

B. Visi dan Misi PT. Era maxima Semesta

1. Visi Perusahaan

Visi PT. Era Maxima Semesta adalah bertujuan untuk tumbuh dan

berkembang menjadi salah satu pengembang kavling serta perumahan

terbesar dan terpercaya di Indonesia Timur.

2. Misi Perusahaan

Misi PT. Era Maxima Semesta antara lain:

1. Mengembangkan lahan yang prospektif, sehingga menguntungkan bagi

user dan perusahaan.

2. Terus berinovasi dalam memenuhi kebutuhan konsumen.

3. Menjalin sinergi dengan mitra untuk tumbuh dan berkembang bersama.

4. Menjawab kebutuhan konsumen dan memberikan kepuasaan optimal

serta nilai lebih.

3. Aktivitas Perusahaan

PT. Era Maxima Semesta adalah perusahaan yang aktivitasnya

bergerak dalam bidang property khususnya dalam bidang penjualan tanah

kavling.Produk tanah kavling yang dijual perusahaan adalah Maxima

Indahland Maminasata, Maxima Indahland Maminasata Adelia, Maxima

Indahland Maminasata Chrysan dan Maxima Indahlannd Mamminasata

Taman Safari.Pada PT. Era Maxima Semesta, pendapatan yang diperoleh

berasal dari pendapatan operasional perusahaan yang bersumber dari

Page 44: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

33

aktivitas utama perusahaan yaitu penjualan tanah kavling dimana imbalan

diterima dalam bentuk kas atau setara kas. Pendapatan operasional

perusahaan terdiri penjualan Penjualan tanah kavling secara tunai dan

Penjualan tanah kavling secara kredit

C. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas

Struktur organisasi dalam setiap perusahaan diperlukan untuk

memudahkan pengkoordinasian antara fungsi-fungsi, bagian-bagian,

maupun individu dengan kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab

yang berbeda-beda sehingga dapat terbentuk kerjasama yang baik antar

kelompok yang terlibat di dalamnya untuk mencapai visi dan misi

perusahaan.

Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. Era maxima Semesta

terdiri atas Direktur Eksekutif, Divisi Keuangan, Manager Pemasaran,

Manager Tekhnik, Manager SDM, Manager Riset dan Pengembangan,

Administrasi, Supervisor Area, Marketing Area dan Marketing Officer, .

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Page 45: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

34

Struktur Organisasi PT. Era Maxima Semesta

Sumber : Doc.PT. Era Maxima Semesta

Manager

Tekhnik

Manager

Pemasaran

Manager

SDM

Manager Riset

dan Pengembangan

Staff Lapangan

Marketing

Officer

Divisi SDM Divisi Riset dan

Pengembangan

Marketing

Area

Supervisor

Area

Direktur Eksekutif

Administrasi

Devisi Keuanagan

Page 46: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

35

Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing divisi yang ada di

perusahaan PT. Era Maxima Semesta adalah sebagai berikut:

1. Direktur Eksekutif

Tugas dan Tanggung Jawab, antara lain:

a. Bertanggung jawab terhadap perkembangan perusahaan.

b. Menetapkan kebijakan umum dan strategi yang harus dijalankan

perusahaan.

c. Meminta laporan pertanggung jawaban dari setiap direktur divisi.

d. Memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan perusahaan

e. Memelihara dan mengurus kekayaan perusahaan yang ada serta

menjaga hubungan baik dengan lingkungan

2. Manager Sumber Daya Manusia (SDM)

Tugas dan Tanggung Jawab, Antara lain:

a. Merencanakan, mengembangkan dan mengimplementasikan strategi

di bidang pengelolaan dan pengembangan SDM (termasuk

perekrutan dan pemilihan kebijakan / practices, disiplin, keluhan,

konseling, upah dan peryaratannya, kontrak-kontrak, pelatihan dan

pengembangan, perencanaan suksesi, moril dan motivasi, kultur dan

pengembangan sikap dan moral kerja, manajemen penimbangan

prestasi dan hal seputar manajemen mutu dan lain-lain.

Page 47: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

36

b. Mengatur dan mengembangkan staff perusahaan.

c. Mengelola dan mengendalikan pembelanjaan SDM per departemen

sesuai anggaran-anggaran yang disetujui

d. Memonitor, mengukur dan melaporkan tentang permasalahan,

peluang, rencana pengembangan yang berhubungan dengan SDM

dan pencapaiannya dalam skala waktu dan bentuk yang sudah

disepakati.

e. Berperan untuk evaluasi dan pengembangan strategi pengelolaan

SDM dan kinerja dalam pengimplementasian strategi tersebut,

dengan bekerja sama dengan tim eksekutif.

f. Menetapkan dan memelihara sistem yang sesuai untuk mengukur

aspek penting dari pengembangan Tekhnik dan Sumber daya

Manusia (SDM).

g. Bertanggung lawab langsung kepada Direktur Utama.

3. Manager Riset dan Pengembangan.

Tugas dan Tanggung Jawab, Antara lain:

a. Mengadakan Penelitian dan Pengembangan Perusahaan.

b. Meneliti kemungkinan-kemungkinan ikut dalam pengembangan

teknologi perusahaan.

Page 48: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

37

c. Melakukan penelitian dan pengembangan analisa pemasaran secara

umum untuk membantu penelitian, promosi serta pengembangan

perusahaan.

d. untuk mengetahui seberapa besar kekuatan para pesaing usaha yang

akan dihadapi oleh perusahaan.

e. Mencari informasi mengenai harga, kuantitas, kualitas tanah kavling

yang ada di pasaran.

f. Menerbitkan laporan-laporan dari penerbit-penerbit lainnya mengenai

aktivitas perusahaan, dalam rangka aktivitas penelitian dan

pengembangan

g. Memberikan saran-saran atau pertimbangan kepada Direktur tentang

langkah-langkah atau tindakan yang perlu diambil dibidang tugasnya

4. Manager Pemasaran.

Tugas dan Tanggung Jawab, Antara lain:

a. Merencanakan dan merumuskan kebijakan strategis yang

menyangkut pemasaran.

b. Memonitoring dan mengarahkan proses-proses yang ada pada divisi

pemasaran

c. Melakukan koordinasi strategis antar direktorat.

Page 49: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

38

d. Memberikan masukan kepada Direktur Utama dalam memutuskan

hal-hal yang berkaitan dengan Pemasaran.

5. Divisi Keuangan.

Tugas dan Tanggung Jawab, antara lain:

a. Mengelola fungsi akuntansi dalam proses data dan informasi

keuangan untuk menghasilkan laporan keuangan yang dibutuhkan

perusahaan secara akurat dan tepat waktu.

b. Mengkoordinasikan dan mengontrol perencanaan, pelaporan dan

pembayaran kewajiban pajak perusahaan agar efisien, akurat, tepat

waktu, dan sesuai peraturan pemerintah yang berlaku.

c. Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengontrol arus kas

perusahaan terutama dalam pengelolaan piutang dan hutang,

sehingga memastikan ketersediaan dana untuk operasional

perusahaan dan kesehatan kondisi keuangan.

d. Merencanakan dan mengkoordinasikan penyusunan anggaran

perusahaan dan mengontrol penggunaan anggaran tersebut untuk

memastikan penggunaan dana secara efektif dan efisien dalam

menunjang kegiatan operasional perusahaan.

e. Merencanakan dan mengkoordinasikan pengembangan sistem dan

prosedur keuangan dan akuntansi, serta mengontrol pelaksanaannya

Page 50: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

39

untuk memastikan semua proses dan transaksi keuangan berjalan

dengan tertib dan teratur serta mengurangi resiko keuangan.

f. Mengkoordinasikan dan melakukan perencanaan dan analisa

keuangan untuk dapat memberikan masukan dari sisi keuangan bagi

pimpinan perusahaan dalam mengambil keputusan bisnis, baik untuk

kebutuhan investasi, operasional maupun kondisi keuangan lainnya.

g. Merencanakan dan mengkonsolidasikan perpajakan seluruh

perusahaan untuk memastikan efensiensi biaya dan kepatuhan

terhadap peraturan perpajakan.

6. Manager Tekhnik

Tugas dan tanggung jawab, antara lain:

a. Menerima petunjuk dan arahan dari Direktur tetang cara-cara

pelaksanaan tugas,pembinaan,dan kebijakan umum.

b. Menyusun program kerja dibidang tugas sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

c. Menyusun rencana umum kegiatan-kegiatan pemeliharaan dan

pengembangan perusahaan di bagian teknik.

d. Memantau pelaksanaan pekerjaan di bagian teknik serta

membandingkan dengan rencana yang telah di tetapkan guna diambil

tindakan seperlunya jika terjadi penyimpangan

Page 51: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

40

e. Membuat, merawat, memperbaharui dokumen peta nyata laksana

(assbuilddrawing) untuk setiap asset dibagian teknik yang di miliki

f. Menyelenggarakan pemeriksaan dan pengawasan atas segala

peralatan secara teratur dan terus menerus pada semua fasilitas

perusahaan.

g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur baik

secara lisan maupun tertulis sepanjang tidak bertentangan dengan

ketentuan peraturan yang berlaku

h. Memberikan petunjuk dan arahan kepada bawahannya agar

melaksanakan tugas berjalan lancar sesuai dengan ketentuan

peraturan yang berlaku.

7. Administrasi

Tugas dan Tanggung Jawab, Antara lain:

a. Membuat kartu kontrol angsuran untuk user dan perusahaan

b. Membuat surat pengikatan perjanjian jual beli antara perusahaan dan

user

c. Membuat kartu kontrol penjualan untuk marketing.

d. Mencatat semua surat masuk dan surat keluar

e. Menginformasikan kepada seluruh user perusahaan mengenai info-

info terbaru mengenai perusahaan

Page 52: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

41

f. Mencatat seluruh penerimaan dan pengeluaran kas harian

g. Membuat lapoan penjualan terbaru

h. Memeriksa absen karyawan dan Staff perusahaan

i. Membuat slip gaji karyawan dan staff perusahaan.

j. Menyimpan semua Sertifikat tanah dan Akte Jual Beli (AJB) yang

telah selesai.

8. Supervisor Area

Tugas dan Tanggung Jawab, antara lain:

a. Mengkoordinir bawahannya untuk mengetahui sejauh mana target

yang sudah di capai

b. Memberikan Pelatihan kepada bawahannya, misalnya dalam

mencari, melayani dan memanage user

c. Memberikan motivator pada bawahannya.

d. Membantu memberikan solusi jika bawahannya mengalami masalah.

e. Memonitoring aktivitas dari bawahan

f. Membuat strategi yang strategis dalam penjualan dan

mengajarkannya kepada bawahannya.

g. Memastikan bahwa bawahan tidak bingung terhadap tugas yang

diberikannya.

Page 53: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

42

9. Marketing Area

Tugas dan tanggung jawab, antara lain:

a. Menangani kegiatan marketing, pengembangan bisnis dan jaringan

penjualan produk tanah kavling

b. Melakukan analisa penjualan dan berorientasi pada pencapaian target

penjualan dan kepuasan user.

10. Marketing Officer

Tugas dan tanggung jawab, antara lain:

a. Menjelaskan mengenai produk perusahaan kepada user

b. Memasarkan produk perusahaan berupa tanah kavling

c. Bertanggung jawab langsung kepada manajer perusahaan

11. Staff Lapangan

Tugas dan tanggung jawab, antara lain:

a. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan sesuai dengan

persyaratan waktu, mutu dan biaya yang telah ditetapkan.

b. Membuat laporan harian tentang pelaksanaan dan pengukuran hasil

pekerjaan dilapangan.

c. Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil pekerjaan

dilapangan.

Page 54: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

43

d. Membuat laporan harian tentang pelaksanaan pekerjaan, agar

selalu sesuai dengan metode konstruksi dan instruksi kerja yang

telah ditetapkan.

e. Menerapkan program keselamatan kerja dan kebersihan di

lapangan.

Page 55: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

44

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Aktivitas Dan Pendapatan PT. Era Maxima Semesta

Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi

sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan. Dalam

menjalankan usahanya, PT. Era Maxima Semesta memperoleh pendapatan

dari pendapatan operasional perusahaan yang bersumber dari aktivitas utama

perusahaan meskipum perusahaan juga memperoleh pendapatan dari

kegiatan non operasional perusahaan sehingga keuangan perusahaan sangat

bergantung pada pendapatan dari kegiatan operasional perusahaan.

Pendapatan operasional adalah pendapatan yang diperoleh

perusahaan dari hasil kegiatan utama perusahaan.Pendapatan operasional

PT. Era Maxima Semesta berasal penjualan tanah kavling baik penjualan

tanah kavling secara tunai dan penjualan tanah kavling secara kredit.

Dalam penjualan tanah kavling baik secara tunai atau secara kredit

(angsuran), PT. Era Maxima Semesta melakukan beberapa proses yang

dilakukan antara lain:

1. Membuat jadwal pertemuan antara user dan marketing

2. Calon user diantar ke lokasi tanah kavling yang akan dijual untuk

menentukan lokasi mana yang dipilih.

Page 56: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

45

3. User membayar uang tanda jadi atau uang muka sesuai dengan harga

yang ditetapkan oleh perusahaan.

4. User Menandatangani surat perikatan perjanjian jual beli.

5. Apabila terjadi pembatalan perjanjian oleh user, maka user akan

dikenakan biaya potongan sebesar 50% dari total dana yang telah

disetorkan oleh user (khusus bagi penjualan kredit).

B. Pengukuran Pendapatan

Pengukuran pendapatan pada PT. Era Maxima Semesta dilakukan

dengan memandang nilai tukar dan jumlah uang yang telah disepakati harus

dibayarkan oleh user pada saat terjadinya transaksi. Nilai tukar yang telah

disepakati adalah ukuran terbaik bagi pendapatan perusahaan pada saat

terjadi penjualan tanah kavling. Nilai dari penjualan tanah kavling tersebut

akan menunjukkan nilai wajar yang diterima oleh perusahaan dalam bentuk

kas maupun piutang, dimana nilai wajar tersebut merupakan nilai dari

penjualan tanah kavling tanpa adanya pertambahan jumlah pembayaran pada

saat menunggu hingga tagihan diperoleh.

Dengan kata lain, jumlah yang diakui pada saat transaksi sama

dengan jumlah yang diterima saat pelunasan. Jadi, pengukuran pendapatan

yang ada pada PT. Era Maxima Semesta terjadi berdasarkan tingkat harga

pada saat transaksi di lakukan baik pada penjualan tunai maupun penjualan

secara kredit.

Page 57: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

46

C. Pengakuan Pendapatan PT. Era Maxima Semesta

Pengakuan pendapatan merupakan penentuan yang sangat penting,

mengingat kesalahan dalam penentuan ini akan berakibat fatal pada

pengukuran pendapatan dan kelayakan laba yang akan mempengaruhi mutu

dari informasi keuangan yang diperoleh dalam hal pengambilan keputusan

oleh pimpinan perusahaan.

Pengakuan sebagai pencatatan suatu item dalam perkiraan-perkiraan

dan laporan keuangan seperti aktiva,kewajiban, pendapatan,

beban,keuntungan dan kerugian. Pengakuan itu termasuk penggambaran

suatu item baik dalam kata-kata maupun dalamjumlahnya, dimana jumlah

mencakup angka-angka ringkas yang dilaporkan dalam laporan keuangan.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 23

mendefinisikan Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi

yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus

masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanaman modal, jadi pendapatan hanya terdiri dari arus masuk

bruto dari manfaat ekonomi yang diterima perusahaan itu sendiri, di luar

dari pernyataan di atas yang tidak memiliki manfaat ekonomi dalam

peningkatan ekuitas bagi perusahaan dikeluarkan dari pendapatan.

Pendapatan yang timbul dari kegiatan normal perusahaan memiliki

identifikasi tertentu. Menurut PSAK No.23 kriteria pengakuan pendapatan

biasanya diterapkan secara terpisah kepada setiap transaksi, namun dalam

keadaan tertentu adalah perlu untuk menerapkan kriteria pengakuan tersebut

Page 58: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

47

kepada komponen-komponen yang dapat diidentifikasi secara terpisah dari

suatu transaksi tunggal supaya mencerminkan substansi dari transaksi

tersebut.

Ayat jurnal yang dibuat yaitu:

a. Penjualan Tunai

Jurnalnya :

Kas xxx

Penjualan xxx

b. Penjualan Kredit

Saat pengikatan antara perusahaan dan user

Jurnalnya:

Piutang Dagang xxx

Penjualan xxx

Saat pembayaran uang muka

Jurnalnya:

Kas xxx

Penjualan xxx

Saat pembayaran angsuran

Jurnalnya:

Kas xxx

Piutang dagang xxx

Page 59: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

48

Pendapatan PT. Era Maxima Semesta dari penjualan tanah kavling

dikatakan telah diperoleh apabila telah memenuhi syarat-syarat berikut:

a. Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual

yang disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh

pembeli.

b. Harga jual akan tertagih.

c. Tagihan penjual tidak subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan

diperoleh pembeli di masa yang akan datang.

d. Proses pengembangan tanah telah selesai sehingga penjual tidak

berkewajiban lagi untuk menyelesaikan kavling tanah yang dijual,

seperti kewajiban untuk mematangkan kavling tanah atau kewajiban

untuk membangun fasilitas-fasilitas pokok yang dijanjikan oleh atau

yang menjadi kewajiban penjual, sesuai dengan pengikatan jual beli atau

ketentuan perundang-undangan.

e. Hanya kavling tanah saja yang dijual, tanpa diwajibkan keterlibatan

penjual dalam pendirian bangunan di atas kavling tanah tersebut.

Apabila kriteria pengakuan pendapatan dengan metode akrual penuh

tidak terpenuhi, maka semua pembayaran dicatat saat tagihan telah diterima.

Page 60: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

49

D. Pengakuan Pendapatan Menurut Penyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) Nomor 23.

Menurut PSAK Nomor 23, Pendapatan dari penjualan barang diakui

jika seluruh kondisi berikut dipenuhi:

a. Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang

secara signifikan kepada pembeli

b. Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan

kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas

barang yang dijual

c. Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal

d. Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi

tersebut akan mengalir kepada entitas tersebut

e. Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan

tersebut dapat diukur dengan andal.

Penentuan kapan entitas telah memindahkan risiko dan manfaat

kepemilikan secara signifikan kepada pembeli memerlukan pengujian atas

keadaan transaksi tersebut.

Pada umumnya, pemindahan risiko dan manfaat kepemilikan terjadi

pada saat yang bersamaan dengan pemindahan hak milik atau penguasaan

atas barang tersebut kepada pembeli.Hal ini terjadi pada kebanyakan

penjualan eceran. Dalam hal lain, pemindahan risiko dan manfaat

Page 61: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

50

kepemilikan terjadi pada saat yang berbeda dengan pemindahan hak milik

atau penguasaan atas barang tersebut.

Jika entitas tersebut menahan risiko signifikan dari kepemilikan,

transaksi tersebut bukanlah penjualan dan pendapatan tidak diakui. Entitas

dapat menahan risiko kepemilikan yang signifikan dengan berbagai cara.

jika entitas hanya menahan risiko tidak signifikan atas kepemilikan,

transaksi tersebut adalah penjualan dan pendapatan yang diakui.

Pendapatan diakui hanya jika kemungkinan besar manfaat ekonomi

sehubungan dengan transaksi tersebut akan mengalir kepada

entitas.terkadang kemungkinan besar tersebut baru tercapai pada saat

imbalan diterima atau ketidakpastian dihilangkan.

Ayat jurnal untuk mencatat pendapatan pengakuan dan pengukuran

menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 23 adalah

sebagai berikut:

a. Penjualan tunai

Kas xxx

Penjualan xxx

b. Penjualan secara kredit

Saat pembayaran uang muka

Jurnalnya:

Kas xxx

Pendapatan diterima Di Muka xxx

Page 62: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

51

Saat pembayaran angsuran

Kas xxx

Piutang Dagang xxx

E. Analisis Pengukuran Pendapatan

Nilai tukar merupakan ukuran terbaik untuk mengetahui hasil

perolehan dari penjualan dan pemberian jasa.Nilai tukar tersebut diukur

dalam rupiah, bukan dalam bentuk dollar ataupun dalam bentuk mata uang

asing lainnya.

PT. Era Maxima Semesta mempraktekkan bahwa nilai tukar

penjualan tanah kavling adalah ukuran yang akan diterima pada saat kas

diterima.Pendapatan dari hasil penjualan dinilai wajar.

Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 23

bahwa jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya

ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeli atau pemakai

aktiva tersebut.

Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima

atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan

rabat volume yang diperbolehkan oleh perusahaan.

pada umumnya, imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan

jumlah pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau

yang dapat diterima. Namun, bila arus masuk dari kas atau setara kas

ditangguhkan, nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah

nominal dari kas yang diterima atau yang dapat diterima. Misalnya, suatu

Page 63: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

52

perusahaan dapat memberikan kredit bebas bunga kepada pembeli atau

menerima wesel tagih dari pembeli dengan tingkat bunga di bawah pasar

sebagai imbalan dari penjualan barang. Bila perjanjian tersebut secara

efektif merupakan suatu transaksi finansial, nilai wajar imbalan ditentukan

dengan pendiskontoan seluruh penerimaan di masa depan dengan

menggunakan suatu tingkat bunga tersirat (imputed).

Tingkat bunga tersirat tersebut adalah yang paling mudah ditentukan

dari:

a. tingkat bunga yang berlaku bagi instrumen yang serupa dari suatu

penerbit (issuer) dengan penilaian kredit (credit rating) yang sama atau

b. suatu tingkat bunga untuk mengurangi (discount) nilai nominal

instrumen tersebut ke harga jual tunai pada saat ini dari barang atau jasa.

Bila barang atau jasa dipertukarkan (barter) untuk barang atau jasa

dengan sifat dan nilai yang sama, maka pertukaran tersebut tidak dianggap

sebagai suatu transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Hal ini sering

terjadi dengan komoditi seperti minyak atau susu di mana penyalur

menukarkan (swap) persediaan di berbagai lokasi untuk memenuhi

permintaan dengan suatu dasar tepat waktu dalam suatu lokasi tertentu. Bila

barang dijual atau jasa diberikan untuk dipertukarkan dengan barang dan

jasa yang tidak serupa, pertukaran tersebut dianggap sebagai transaksi yang

mengakibatkan pendapatan. Pendapatan tersebut diukur pada nilai wajar dari

Page 64: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

53

barang atau jasa yang diserahkan, disesuaikan dengan jumlah kas atau setara

kas yang ditransfer.

Suatu perusahaan dapat membuat estimasi yang handal terhadap

pendapatan yang akan diterima setelah perusahaan mencapai persetujuan

dengan pihak lain dalam hal berikut:

a. Hak masing-masing pihak yang pelaksanaannya dapat dipaksakan

dengan kekuatan hukum berkenaan dengan jasa yang diberikan dan

diterima pihak-pihak tersebut.

b. Imbalan yang harus dipertukarkan

c. Cara dan persyaratan pembayaran serta penyelesaiannya.

Dari keterangan diatas, unsur teknis dan objektivitas yang dapat

dijadikan sebagai dasar pengukuran pendapatan yang akan dijadikan data

akuntansi yang objektif bagi perusahaan. Pengukuran pendapatan dilakukan

berdasarkan jumlah uang yang akan diterima atau pendapatan diukur dengan

nilai wajar imbalan yang diterima atau yang akan diterima perusahaan.

Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan

oleh persetujuan antara perusahaan dengan pembeli atau pemakai

tersebut.Sesuai dengan Pernyataan standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

yang menyatakan kriteria pendapatan dari penjualan barang dagang dapat

diakui apabila dipenuhi keadaan atau dalam kondisi-kondisi tertentu.

Pengukuran pendapatan PT. Era Maxima Semesta telah sesuai

dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, karena selama ini

Page 65: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

54

perusahaan mengakui pendapatan berdasarkan satuan rupiah. Maka transaksi

yang berlaku dalam mata uang asing akan disesuaikan dengan kurs standar

yang berlaku pada saat terjadinya transaksi.

F. Analisis Penerapan Pengakuan Pendapatan

Pada dasarnya ada 2 (dua) metode pencatatan pendapatan yaitu

a. metode accrual basis

Apabila dasar pencatatan akuntansi yang digunakan adalah accrual basis,

maka baik pendapatan maupun beban akan dilaporkan dalam laporan

laba rugi dalam periode dimana pendapatan dan beban tersebut terjadi

tanpa memperhatikan arus kas uang masuk ataupun arus kas unag keluar.

b. Metode cash basis.

Apabila dasar pencatatan akuntansi yang digunakan adalah cash basis,

maka pendapatan dan beban akan dilaporkan dalam laporan laba rugi

dalam periode dimana uang kas diterima (pendapatan) atau uang kas

dibayarkan (beban).

Pendapatan PT. Era Maxima Semesta sebagai hasil dari penjualan

atas tanah kavling dapat dikatakan telah diperoleh apabila telah memenuhi

syarat-syarat yang sebagai berikut :

a. Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual

yang disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh

pembeli.

Page 66: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

55

b. Tagihan penjual tidak subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan

diperoleh pembeli di masa yang akan datang.

c. Harga jual akan tertagih.

d. Proses pengembangan tanah telah selesai sehingga penjual tidak

berkewajiban lagi untuk menyelesaikan kavling tanah yang dijual,

seperti kewajiban untuk mematangkan kavling tanah atau kewajiban

untuk membangun fasilitas-fasilitas pokok yang dijanjikan oleh atau

yang menjadi kewajiban penjual, sesuai dengan pengikatan jual beli atau

ketentuan perundang-undangan.

e. Hanya kavling tanah saja yang dijual, tanpa diwajibkan keterlibatan

penjual dalam pendirian bangunan di atas kavling tanah tersebut.

Untuk menganalisa pendapatan pada PT. Era Maxima Semesta dapat

dilihat pada penjelasan berikut:

Page 67: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

56

Tabel 5.1

Harga Jual Tanah kavling PT. Era Maxima Semesta

Ukuran

Kavling Harga Cash DP Angs. 5x Angs. 10x

7,5 x 15

35.000.000 7.000.000 5.600.000 2.800.000

10 x 15

50.000.000 10.000.000 8.000.000 4.000.000

10 x 20

70.000.000 14.000.000 11.200.000 5.600.000

Sumber: PT. Era Maxima Semesta

Harga Jual untuk tanah kavling dengan ukuran 7,5 x 10 m adalah

Rp.35.000.000, untuk tanah kavling 10 x 15 m adalah Rp. 50.000.000, serta

untuk tanah kavling ukuran 20 x 10 m adalah Rp. 70.000.000.

Pengakuan pendapatan atas penjualan tanah kavling pada PT. Era

Maxima Semesta dengan mengadopsi konsep metode accrual basic adalah

sebagai berikut:

Contoh 1:Tn. Kurniawan B membeli tanah kavling pada PT. Era

Maxima Semesta ukuran 15 x 10 m dengan harga Rp. 50.000.000, secara

tunai.

Pada saat penerimaan pembayaran perusahaan mencatat:

Kas 50.000.000

Penjualan 50.000.000

Page 68: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

57

Contoh 2:Tn. Kurniawan membeli tanah kavling pada PT. Era

Maxima Semesata ukuran 15 x 10 m dengan harga Rp. 50.000.000, dengan

uang muka sebesar Rp. 10.000.000. dan diangsur selama 10 bulan.

Pada saat pengikatan perusahaan dan Tn. Kurniawan, perusahaan mencatat

Piutang Dagang 50.000.000

Penjualan 50.000.000

Pada saat penerimaan pembayaran uang muka, perusahaan mencatat:

Kas 10.000.000

Penjualan 10.000.000

Pada saat penerimaan pembayaran angsuran, perusahaan mencatat:

Kas 4.000.000

Penjualan 4.000.000

Dari transaksi di atas, awalnya perusahaan menggunakan pengakuan

pendapatan mengadopsi metode accrual basic.Akan tetapi pada saat

pencatatannya ternyata ada perbedaan pencatatan dengan pernyataan standar

akuntansi keuangan (PSAK) Nomor 23.

Berdasarkan uraian di atas Pengakuan Pendapatan yang diterapkan

oleh PT. Era Maxima Semesta belum mengacu pada Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 23 karena masih ada kriteria yang

masih belum terpenuhi antara lain Proses pengembangan tanah yang belum

selesai sehingga penjual masih berkewajiban untuk menyelesaikan kavling

Page 69: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

58

tanah yang dijual, seperti kewajiban untuk mematangkan kavling tanah atau

kewajiban untuk membangun fasilitas-fasilitas pokok yang dijanjikan oleh

atau yang menjadi kewajiban penjual, sesuai dengan pengikatan jual beli

atau ketentuan perundang-undangan. sehingga Apabila kriteria pengakuan

pendapatan dari penjualan dengan metode akrual penuh tidak terpenuhi,

maka semua pembayaran oleh perusahaan dicatat menggunakan cash basis

yaitu metode yang didasarkan pada saat kejadian atau kas diterima.

Page 70: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

59

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada PT. Era Maxima Semesta

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pendapatan perusahaan bersumber dari pendapatan operasional yakni

pendapatan atas penjualan barang dagangan berupa tanah kavling baik

penjualan secara tunai maupun secara kredit.

2. Metode pengakuan pendapatan yang diterapkan oleh perusahaan

mengadopsi metode accrual basic, karena pada konsep penerapan

pendapatan di perusahaan sebagian penerapannya mengakui sesuai

dengan konsep accrual basic namun sebagian lagi belum dimana pada

saat terjadinya transaksi digunakan konsep Cash basic.

3. Penerapan pengakuan pendapatan perusahaan belum sesuai dengan

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 dengan

demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis yang diajukan oleh penulis

ditolak

Page 71: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

60

B. Saran

Penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Sebaiknya perusahaan menerapkan konsep accrual basic seutuhnya

supaya dalam pelaporan keuangannya bisa menggambarkan pendapatan

yang sebenarnya pada tahun berjalan.

2. Dalam mengakui pendapatan dan beban sebaiknya PT. Era Maxima

Semesta mengacu pada PSAK no.23 mengingat akhir-akhir ini

perusahaan mengalami perkembangan yang cukup pesat.

3. Sebaiknya perusahaan menyelanggarakan pendidikan dan pelatihan

khususnya penggunaan computer dalam kegiatan operasional agar

pencatatan dan pelaporan khususnya pendapatan dan beban bisa lebih

akurat.

4. Dengan semakin meningkatnya kinerja perusahaan dalam kegiatan

penjualan tanah kavling, hendaknya perusahaan meningkatkan kualitas

produk tanah kavling disertai dengan pelayanan lebih baik sehingga

user dapat semakin mengenal dan mempercayai PT. Era Maxima

Semesta. Hal ini akan berdampak positif bagi perusahaan.

5. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan

penelitian lainnyayang berhubungan dengan variable atau objek

penelitian ini dan diharapkan dapat dipakai untuk pengembangan ilmu

pengetahuan dibidang akuntansi keuangan.

Page 72: ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN

61

DAFTAR PUSTAKA

Arman, Andi dan Ismail. 2012. Praktikum Akuntansi, Makassar: Kencana jaya

Harahap, Sofyan Safri. 2012. Teori Akuntansi. Edisi revisi 2011. Jakarta: Rada

Grafindo Persada.

Hery. 2009. Teori Akuntansi. Edisi Pertama. Cetakan kedua. Jakarta: Kencana

Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar akuntansi Keuangan. Jakarta: salemba

Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba

Empat.

Kieso, Donald E.,Weygant, Jerry J, Warfield, Terry D. 2007. Diterjemahkan oleh

Emil Smith. Akuntansi Intermediate, Edisi ke 12, Jilid 2. Jogjakarta:

Erlangga.

Munira. 2009. Bahasa Indonesia. Makassar.

Riahi, Ahmed., Belkaoiu. 2006. Accounting theory : Teori Akuntansi,

Edisikelima. Jakarta: Salemba Empat.

Santoso, Imam. 2010. Akuntansi Keuangan Menengah ( Intermediate accounting).

Buku Satu. Bandung: Satu Refika Aditama.

Yadiati., Wiwin dan Ilham Wahyudi. 2007. Pengantar Akuntansi. Jakarta:

Kencana.

Yusuf, Haryono Al., 2005. Dasar-Dasar Akuntansi, Jilid 1, Cetakan kelima.

Jogjakarta: STIE YKPN.

Website:www.wikipedia.com( Diakses tanggal 24 maret 2014)

Website:http://aconx-arsitekbisagila.blogspot.com/2011/03/real-estate.html

(Diaksestanggal 24 maret 2014)

Website:http://cepiar.wordpress.com/2007/10/30/mengelola-investasi-real-

estat/(Diakses tanggal 24 maret 2014)