18
ANALISIS PENGARUH ARUS KAS DEFISIT TERHADAP UTANG: SEBUAH PERSPEKTIF TEORI PECKING ORDER HENDRA KUSUMA 0001020284-23 Penelitian ini menguji konsistensi hasil penelitian Djakman dan Halomoan (2001) mengenai perilaku pendanaan perusahaan-perusahaan di Indonesia paska krisis ekonomi tahun 2000 mengikuti pola hirarki dalam Pecking Order Hyphothesis. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 1999- 2000, dengan jumlah sampel 83 perusahaan. Pengujian hipotesis menggunakan regresi Ordinary Least Square. Hasil penelitian ini sesuai pecking order model bahwa ketika arus kas internal perusahaan tidak cukup untuk mendanai investasi real dan dividen, perusahaan akan menerbitkan utang. Kata Kunci : Pecking Order Hyphothesis, utang jangka panjang, arus kas defisit. PENDAHULUAN Terdapat dua pandangan mengenai hubungan antara sruktur modal dengan nilai perusahaan. Pertama, Modiglani dan Miller menyatakan bahwa struktur modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Kedua, pandangan tradisional yang menyatakan bahwa struktur modal mempengaruhi nilai perusahaan. Pandangan tradisional diwakili oleh dua teori yaitu: Trade-off Theory dan Pecking Order Theory Pandangan Modiglani dan Milller masih memiliki kelemahan yaitu tidak dapat menjelaskan kondisi riil perusahaan karena teori struktur modal Modiglani dan Miller didasarkan pada asumsi-asumsi: tidak ada biaya keagenan, tidak ada pajak pribadi, investor dapat meminjam pada tingkat tarif yang sama dengan perusahaan, investor mempunyai informasi yang sama dengan manajemen perusahaan, semua utang tidak berisiko, dengan mengabaikan berapa banyak penggunaan

Analisis Pengaruh Arus Kas Defisit Terhadap Utang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Analisis Pengaruh Arus Kas Defisit Terhadap Utang

ANALISIS PENGARUH ARUS KAS DEFISIT TERHADAP UTANG: SEBUAH PERSPEKTIF TEORI PECKING ORDER

HENDRA KUSUMA0001020284-23

Penelitian ini menguji konsistensi hasil penelitian Djakman dan Halomoan (2001) mengenai perilaku pendanaan perusahaan-perusahaan di Indonesia paska krisis ekonomi tahun 2000 mengikuti pola hirarki dalam Pecking Order Hyphothesis. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 1999-2000, dengan jumlah sampel 83 perusahaan. Pengujian hipotesis menggunakan regresi Ordinary Least Square. Hasil penelitian ini sesuai pecking order model bahwa ketika arus kas internal perusahaan tidak cukup untuk mendanai investasi real dan dividen, perusahaan akan menerbitkan utang.Kata Kunci : Pecking Order Hyphothesis, utang jangka panjang, arus kas defisit.

PENDAHULUAN

Terdapat dua pandangan mengenai hubungan antara sruktur modal dengan nilai perusahaan. Pertama, Modiglani dan Miller menyatakan bahwa struktur modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Kedua, pandangan tradisional yang menyatakan bahwa struktur modal mempengaruhi nilai perusahaan. Pandangan tradisional diwakili oleh dua teori yaitu: Trade-off Theory dan Pecking Order Theory

Pandangan Modiglani dan Milller masih memiliki kelemahan yaitu tidak dapat menjelaskan kondisi riil perusahaan karena teori struktur modal Modiglani dan Miller didasarkan pada asumsi-asumsi: tidak ada biaya keagenan, tidak ada pajak pribadi, investor dapat meminjam pada tingkat tarif yang sama dengan perusahaan, investor mempunyai informasi yang sama dengan manajemen perusahaan, semua utang tidak berisiko, dengan mengabaikan berapa banyak penggunaan utang, dan EBIT tidak dipengaruhi oleh penggunaan utang. Oleh karena itu, dilakukan perubahan asumsi dengan tujuan dapat lebih mampu menjelaskan kondisi riil perusahaan dengan menggunakan pandangan tradisional.

Pandangan tradisional menyatakan bahwa struktur modal mempengaruhi nilai perusahaan yaitu Trade-off Theory dan Pecking Order Theory. Hubungan antara Trade-off Theory dan Pecking Order Theory yaitu pada penggunaan utang sebagai sumber pendanaan yang dapat memaksimalisasi harga saham perusahaan, sehingga mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin dalam harga saham. Trade-off Theory tidak membedakan urutan pemilihan sumber pendanaan. Ekuitas yang bersumber dari laba ditahan atau dari pernerbitan saham baru tidak dibedakan. Pecking Order Theory membedakan ekuitas yang diperoleh laba ditahan dan penerbitan saham baru. Laba ditahan pada posisi paling atas, sedangkan penerbitan saham baru pada urutan bawah.Beberapa peneliti mengemukakan bahwa pada umumnya para manajer perusahaan di Indonesia cenderung mengikuti hirarki pendanaan (pecking order theory).

Page 2: Analisis Pengaruh Arus Kas Defisit Terhadap Utang

Penelitian yang dilakukan Djakman dan Halomoan menggunakan model analisa dari Allen-Clissold. Pengujian menggunakan model regresi linier sederhana yang meregresikan arus kas defisit dengan peningkatan utang. Variabel arus kas defisit terdiri dari pengeluaran modal (capital expenditure), pembayaran dividen (deviden payment), investasi (current investment), dan arus kas operasi setelah bunga dan pajak (operating cash flow).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh arus kas defisit terhadap utang jangka panjang perusahaan dalam perspektif Pecking Order Hyphothesis. Penelitian ini diharapkan menguatkan hasil pengujian Pecking Order Theory yang diuji dengan variabel defisit kas dan kebijakan utang perusahaan.

Defisit arus kas mempunyai pengaruh positif terhadap utang. Jika defisit arus kas perusahaan dibiayai oleh utang jangka panjang, maka disimpulkan bahwa perilaku pendanaan perusahaan-perusahaan yang go public di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2000 mengikuti Pecking Order Hypothesis.

Pecking Order Theory adalah suatu teori yang mendasari keputusan pendanaan perusahaan. Pecking Order Theory (Myers, 1984) menyatakan bahwa terdapat urutan prioritas dalam aktivitas pemilihan sumber pendanaan perusahaan, yakni: (1) perusahaan mengutamakan penggunaan sumber dana internal (laba ditahan), sebelum menggunakan sumber dana eksternal; (2) perusahaan akan menggunakan sumber dana eksternal (utang) sebagai pilihan pertama ketika sumber dana internal tidak mencukupi; (3) perusahaan akan menerbitkan saham baru sebagai upaya memperoleh dana eksternal sebagai pilihan terakhir. Dalam pecking order tidak ada yang disebut sebagai rasio utang yang optimal (Myers, 1984, dan Myers and Majluf, 1984) karena rasio utang hanya merupakan suatu hasil kumulatif dari hirarki pendanaan dari waktu ke waktu. Penelitian lebih lanjut dilakukan oleh Sunder and Myers (1999) pada 157 perusahaan di Amerika Serikat selama tahun 1971-1989 dengan menggunakan model pecking order yang menguji prediksi atas pendanaan external debt yang dikendalikan oleh defisit keuangan internal. Penelitian ini menjelaskan bahwa ketika arus kas internal perusahaan tidak cukup untuk mendanai investasi real dan dividen, perusahaan akan menerbitkan utang. Penelitian pengujian pecking order dengan model yang digunakan dalam penelitian oleh David E. Allen dan Martya R. Clissold (1997) dalam Djakman dan Halomoan (2001) di Australia menggunakan utang dengan fungsi defisit arus kas menemukan bahwa perilaku pendanaan perusahaan di Australia mengikuti pola pecking order hypothesis. Model penelitian Allen dan Clissold digunakan oleh Djakman dan Halomoan (2001) yang meneliti perilaku pendanaan perusahaan Indonesia dengan menggunakan data tahun 1994-1995. Penelitian tersebut menemukan bahwa perilaku pendanaan yang dilakukan oleh perusahaan di Indonesia dapat dijelaskan melaui model pecking order hypothesis.

METODE

Pemilihan sampel untuk penelitian menggunakan metode purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu.

Page 3: Analisis Pengaruh Arus Kas Defisit Terhadap Utang

Pemilihan sampel tidak mengikut sertakan perusahaan yang termasuk dalam sektor perusahaan keuangan, karena adanya pengaruh industrial effect dari lembaga keuangan.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan periode pengamatan tahun 2000. Data penelitian yang dikumpulkan berupa tabel. Data diperoleh dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) yaitu berupa data laporan keuangan yang telah dipublikasikan berupa Indonesian Capital Market Directory, dan data laporan keuangan yang tersedia secara on-line dalam situs http/www.jsx.co.id serta sumber-sumber lain yang relevan dengan penelitian ini.

Salah satu syarat untuk bisa menggunakan persamaan regresi adalah terpenuhinya asumsi klasik yaitu :1. Berdistribusi Normal. Distribusi normal merupakan distribusi teoritis dari

variabel random yang kontinyu (Dajan, 1986; 172).2. Homoskedastisitas. Artinya, varians variabel independen adalah konstan

(sama) untuk setiap nilai tertentu variabel independen.3. Non-autokorelasi. Artinya, bahwa kesalahan atau gangguan yang masuk ke

dalam fungsi regresi populasi adalah random atau tak berkolerasi.4. Non-multikolinearitas. Artinya, antara variabel independen yang satu dengan

variabel yang lain dalam model regresi tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna.

Dalam penelitian ini digunakan dua buah alat uji yaitu Uji Normalitas dan Uji Heteroskedastisitas.

Pengujian hipotesis diuji dengan tahapan sebagai berikut :1. Pengukuran peningkatan utang jangka panjang (ΔDEBTit) antara tahun 2000

dengan tahun 2009ΔDEBTit = DEBTt - DEBTit

2. Pengukuran arus kas defisit (DEFit) yang tersiri atas peningkatan modal kerja, investasi, deviden, dan arus kas operasi.

DEFit = DEVit + INVit + ΔWit - OCFit

3. Regresi pengaruh defisit arus kas terhadap utang. Model pengujian hipotesis :DEBTit = α + β DEFit + ℮it

4. Analisis hasil regresi :a. Koefisien Determinasi berganda (R2)

Angka koefisien determinasi berganda (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar variabel bebas (X) secara bersama-sama atau simultan mampu menjelaskan sumbangannya pada variabel terikatnya (Y). Nilai R2

terletak antara 0 dan 1 atau 0 ≤ R2 ≤1. Apabila angka koefisien determinasi semakin mendekati 1, berarti semakin baik model yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel tergantungnya, begitu pula sebaliknya.

b. Uji t (uji parsial)Uji t digunakan untuk menguji apakah variabel bebas secara parsial atau individu mempengaruhi variabel terikat dalam model regresi. Pengujian

Page 4: Analisis Pengaruh Arus Kas Defisit Terhadap Utang

dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel. Perhitungan t hitung dapat dilakukan dengan menggunakan rumus berikut (Gujarati, 1995 : 78):

t hitung = β1−β 1Se (β1)

Dimana :β¿ = koefisien regresiβ1 = penaksir β1

Untuk menentukan t tabel, taraf nyata yang digunakan sebesar 5% dengan derajat kebebasan, df = (n-k-1) dimana k merupakan jumlah variabel bebas. Ketentuannya adalah sebagai berikut:t t-hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterimat t-hitung < t tabel, maka ho tidak ditolak dan Ha ditolak

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Uji Normalitas

Hasil pengujian untuk membuktikan distribusi normal pada model yang digunakan. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada table 4.2.

Tabel 4.2. Uji NormalitasOne-Sample Kolmogorov-Smimov Test

DEBT DEFNNormal Parametersa.b Mean Std. DeviationMost Extreme AbsoulteDifference Positive NegativeKolmogorov-Smimov ZAsymp. Sig. (2-failed)

834.6E+111.3E+12

.360

.311-.3603.283.000

835.7E+111.1E+12

.310

.284-.3102.822.000

a. Test distribution is Normalb. Calculated from data

Dari hasil diatas terlihat bahwa nilai probabilitas masing-masing variabel adalah lebih kecil dari 0,05, sehingga data tersebut tidak berdistribusi normal. Menurut Santoso (2002:392), jika probabilitas > 0,05 maka data berdistribusi normal, dan jika probabilitas < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

Dari perhitungan Kolmogorof Smirnov Test diatas belum menunjukkan distribusi yang normal pada model yang digunakan. Untuk memenuhi asumsi normalitas data maka pengukuran data dengan menggunakan logaritma sehingga hasil regresi dengan model non-linear sebagai berikut:

Page 5: Analisis Pengaruh Arus Kas Defisit Terhadap Utang

Tabel 4.3. Uji Normalitas Dengan Tranformasi LogaritmaOne-Sample Kolmogorov-Smimov Test

LOG_DEBT LOG_DEFNNormal Parametersa.b Mean Std. DeviationMost Extreme AbsoulteDifference Positive NegativeKolmogorov-Smimov ZAsymp. Sig. (2-failed)

8310.78801.0007

.063

.050-.063.570.901

8311.0669

.9170.052.052

-.052.477.977

a. Test distribution is Normalb. Calculated from data

Setelah ditranformasi dengan logaritma, maka masing-masing variabel adalah lebih besar dari 0,05, sehingga data sudah berdistribusi normal.

Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas akan mengakibatkan penaksiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efesien. Hasil penaksiran akan menjadi kurang dari semestinya. Heteroskedastisitas bertentangan dengan salah satu asumsi dasar regresi linier, yaitu bahwa variasi residual sama untuk semua pengamatan atau disebut homoskedastisitas (Gujarati, 1995; 173).

Untuk menguji tidak terjadinya heteroskedastisitas dilakukan dengan melakukan uji Glejser. Rule of thumb yang digunakan adalah bila terjadi heteroskedastisitas, namun sebaliknya apabila nilai probabilitas > 0.05 maka akan terjadi homoskedastisitas.

Tabel 4.4. Uji HeteroskedastisitasCoefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t SigB Std. Error

Beta

1 (Constant)LOG_DEF

.521-1.27E-03

.639

.058 -.002.816

-.002.417.982

a. Dependent Variable: ABS_RES

Menurut Gujarati (1997:187), masalah heterokedastisitas dapat dideteksi dalam beberapa cara, dimana salah satunya adalah dengan metode Glejser. Metode ini meregresi nilai absolute dari residual (e1) atau | e1| terhadap variabel bebas, dimana jika ternyata tidak signifikan maka tidak terjadi heterokedastisitas

Page 6: Analisis Pengaruh Arus Kas Defisit Terhadap Utang

dalam model. Tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai Sig. adalah 0,982 dimana lebih besar dari α (0,05), sehingga tidak terjadi heterokedastisitas dalam model.

Analisis Hasil Regresi

Dari hasil penelitian asumsi klasik dan terpenuhinya asumsi normalitas data, maka model regresi penelitian dapat digunakan. Pengujian pada penelitian ini menggunakan regresi yaitu alat statistik regresi Ordinary Least Square untuk menganalisis pengaruh antara utang jangka panjang dengan arus kas defisit. Regresi linear (Ordinary Least Square) merupakan alat untuk eksplanasi atau alat prediksi, yaitu prediksi nilai variabel dependen bilamana nilai variabel independen diketahui atau berubah.

Analisis Hasil Regresi Pengujian Hipotesis

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi liniear sederhana, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen melalui pengaruh variabel arus kas defisit (DEF) dengan utang (DEBT). Hasil regresi dapat dilihat pada table 4.5:

Tabel 4.5. Hasil Analisis Regresi

Variabel Unstandardized Coefficients (B)

T hitung Sig. Keterangan

(Constant) 2.121DEF 0.783 9.274 0.000 Signifikan R = 0.718 R Square = 0.515 F Hitung = 86.003 Sign. F = 0.000 α = 0.05 (5 %)

Sumber data : Data primer yang diolah

Keterangan: - Jumlah data (observasi) = 83- Nilai Ttabel: α = 5% = 1.912- Dependent Variabel Utang (DEBT)

Variabel tergantung (dependent) pada regresi ini adalah utang (DEBT) sedangkan variabel bebasnya (independent) adalah variabel arus kas defisit (DEF). Model regresi berdasarkan hasil analisis di atas adalah :

DEBTit = 2.121 + 0.739 DEFit + ℮it

Dari persamaan regresi diatas, masing-masing variabel bebas dapat diinterprestasikan pengaruhnya sebagai berikut :

1. α = 2.121Nilai konstan ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel Arus Kas Defisit (DEF = 0), maka Utang sebesar 2.121. Dalam arti kata Utang sebesar 2.121 sebelum atau tanpa adanya variabel Arus Kas Defisit (DEF=0).

Page 7: Analisis Pengaruh Arus Kas Defisit Terhadap Utang

2. β = 0.783Nilai parameter atau koefisien regresi b1 ini menunjukkan bahwa setiap variabel Arus Kas Defisit meningkat 2 kali, maka Utang akan meningkat sebesar 0.783 kali atau dengan kata lain setiap peningkatan Utang dibutuhkan variabel Arus Kas Defisit sebesar 0.783.

Hasil Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang akan diuji dengan menggunakan regresi linier sederhana. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah Arus Kas Defisit berpengaruh terhadap Utang. Hasil regresi diringkas pada table 4.6.

Tabel 4.6. Perhitungan Pengujian Hipotesis

Hipotesis Nilai StatusHa

Variabel Arus Kas Defisit berpengaruh secara signifikan terhadap Utang

t = 9.274Sig t = 0.000ttabel = 1.912

Ha diterima / Ho ditolak

Hasil dari pengujian dengan uji t menunjukkan hasil yang signifikan. Dari table 4.6 dapat diketahui bahwa nilai tstatistik dari pengujian regresi sebesar 9.274. Nilai ini lebih besar dari t table (9.274 > 1.912). Dengan demikian pengujian menunjukkan bahwa variabel Arus Kas Defisit (DEF) berpengaruh positif terhadap Utang (DEBT).

Setelah dilakukan pengujian model, maka langkah selanjutnya adalah dilakukan perhitungan korelasi untuk mengukur ketepatan garis regresi dalam menjelaskan variasi nilai variabel independen. Hasil analisis korelasi yang diperoleh dari output regresi mengkolerasi pengaruh variabel Arus Kas Defisit terhadap Utang diperoleh nilai R2 = 0.515. Angka ini menunjukkan bahwa variasi nilai Utang (DEBT) yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi sebesar 51.5%, sedangkan sisanya yaitu 48,5% dijelaskan oleh variabel lain di luar persamaan model.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori pecking order yang menyatakan bahwa ketika arus kas internal perusahaan tidak cukup untuk mendanai investasi real dan dividen, perusahaan akan menerbitkan utang (Sunders-Myers, 1999). Hasil penelitian ini mendukung temuan atau konsisten dengan Djakman dan Halomoan (2001) serta menurut Djakman dan Halomoan (2001) hasil penelitiannya juga konsisten dengan Allen dan Clissold (1997) dan Sunders-Myers (1999)

Temuan penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan diantaranya :1. Penggunaan model pengujian yang menggunakan pengujian pada data

cross sectional untuk satu periode (1 tahun). Model regresi ini tidak untuk diperbandingkan antar tahun atau digunakan untuk memprediksi.

Page 8: Analisis Pengaruh Arus Kas Defisit Terhadap Utang

2. Variabel yang mempengaruhi kebutuhan dana perusahaan atau arus kas defisit yang digunakan hanya iten working capital, long term investment, dividend payment, dan operating cash flow.

PENUTUP

Populasi penelitian ini adalah 83 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2000. Pengujian hipotesis menggunakan alat uji regresi Ordinary Least Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:1. Variabel independen dalam penelitian ini (DEF) berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen (DEBT). Berdasarkan pengujian secara parsial, diketahui bahwa thitung > ttabel (9.274 > 1.912). Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak atau Ha tidak ditolak. Dengan demikian pengujian menunjukkan bahwa variabel Arus Kas Defisit (DEF) berpengaruh secara signifikan terhadap Utang (DEBT).

2. Nilai Koefisien Determinasi R2 = 0.515, menunjukkan bahwa variabel bebas mampu menjelaskan variabel terikatnya sebesar 51,5 %, sedangkan sisanya 48,5 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model regresi penelitian.

Hasil penelitian ini konsisten dengan teori Pecking Order Myers (1984) dan Myers and Majluf (1984) serta konsisten dengan penelitian Allen dan Clissold (1997) dan Djakman dan Halomoan.

Dengan segala keterbatasan pada penelitian ini, maka hasil penelitian ini masih memberi kesempatan bagi penelitian berikutnya untuk lebih menyempurnakan model yang lebih tepat. Beberapa implikasi bagi penelitian berikutnya, diantaranya :1. Pengujian pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan menggunakan

data pooled data yang dapat menunjukkan pengaruh yang dapat diamati lebih panjang atau periode pengamatan lebih panjang.

2. Diharapkan pada penelitian lain dapat memasukkan variabel-variabel yang lain yang dapat mempengaruhi adanya pengaruh defisit arus kas dengan utang jangka panjang, misalnya capital expenditure.

Page 9: Analisis Pengaruh Arus Kas Defisit Terhadap Utang

DAFTAR PUSTAKA

Algifari. 2000. Statistika Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta, UPP AMP YKPN.

Brealey, Richard A Dan Myers, Stewart C., 1991. Principles Of Corporate Finance. Fourth Edition. International Edition. McGraw-Hill,Inc.

Chirinko, R. S. And Singha, A.R. 2000. Testing Static Tradeoff Against Pecking Order Models Of Capital Structure: A Critical Comment. Journal Of Financial Economics 58. 417-425.

Cooper, Donald R. Dan Emory, C. William. 1996. Metode Penelitian Bisnis. Edisi Kelima. Cetakan Ke-4. Jakarta. Erlangga.

Dajan, Anto. 1986. Pengantar Metode Statistik. Jilid 1. Jakarta, LP3ES.

DeAngelo, H And Masulis, Ronald W. 1980. Optimal Capital Structure Under Corporate and Personal Taxation. Journal of Financial Economics. Vol 8, pp 3-29.

Fama, Eugene F. And French, Kenneth R. 2002. Testing Tradeoff And Pecking Order Predictions About Deviden And Debt. Review Of Financial Studies 15. 1-33.

Fama, Eugene F. 1978. The Effect Of A Firm’s Investment And Financing Decisions. American Economic Review. Vol 68, pp. 272-284.

Frank, Murray Z. And Goyal, Vidhan K. 2002. Testing The Pecking Order Theory Of Capital Structure. Journal Of Financial Economics. 00 (2002).

Gujarati, Damodar. 1978. Ekonometrika Dasar diterjemahkan oleh Sumarno Zain. Jakarta, Erlangga.

Gujarati, Damodar. Ekonometrika dasar. Edisi Kelima. Jakarta, Erlangga.

Halomon, G. Dan Djakman, Cherul D. 2000. “Pengujian Pecking Order Hipotesis Pada Emiten Di Bursa Jakarta Tahun 1994 Dan 1995”. Simposium Nasional Akuntansi III.

Husnan, Suad. 1998. Manejemen Keuangan: Teori Dan Penerapan (Keputusan Jangka Pendek). Edisi Keempat. Buku 2. Yogyakarta. BPFE.

Page 10: Analisis Pengaruh Arus Kas Defisit Terhadap Utang

Indriantoro, Nur. Dan B. Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis. Cetakan Ke-2, BPFE, Yogyakarta.

Jensen, M. And Meckling, W. 1976. Theory of The Firm: Managerial Behaviour, Agency Cost And ownership Structure. Journal Of Financial Economics 3. 305-360.

Kaaro, H. 2001. Analisis Leverage dan Deviden Dalam Lingkungan Ketidakpastian: Pendekatan Pecking Order theory Dan Balancing Theory. Simposium Nasional Akuntansi IV.

Koncoro, Mudradjad. 2001. Metode Kuantitatif. Teori dan Aplikasi Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta, UPP AMP YKPN.

Kurniawan, Heribetus. Dan Indriantoro, nur. 2000. Analisis Hubungan Antara Arus Kas Dari Aktivitas Operasi Dan data Aktual Dengan Return Saham. Studi Empiris Pada BEJ. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi. Vol.2 No.3.

Masri, Singarimbun.1995. Metode Penelitian Survey. LP3ES. Jakarta

Masulis, Ronald W. 1980. The Effects of Capital Structure Change On Security Prices. Journal of Financial Economics 8. 139-178

Myers, S. 1977. Determines Of Corporate Borrowing. Journal Of Financial Economics 4. 147-176

Myers, S. And Majluf, N. 1984. Corporate Financing and Investment Decisions When Firms Have Information That Investors Do Not Have. Journal Of Financial Economics 13. 187-221.

Ozkan, Aydin. 2001. Determinants Of Capital Structure And Adjustments To Long Run Target: Evidence From UK Company Panel Data. Journal Of Business Finance and Accounting. 28 (1) & (2)

Parawiyati, dan Zaki Baridwan. 1998. Komponen Laba dan Arus Kas dalam Memprediksi Laba dan Arus Kas Perusahaan Go Publik di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 1 No. 1

Riyanto, Bambang. 1992. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Tiga. Cetakan Kelimabelas. Yogyakarta. Penerbit BPFE.

Ross, S. 1977. The Determinants of Financial Structure: The Incentive Signaling Approach. The Bell Journal of Economics 8. 23-40

Santi, Fitri. 2003. Determinants of Indonesia Firms’ Capital Structure: Panel Data Analyses. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Indonesia. Vol. 18, No. 3, 243-260

Page 11: Analisis Pengaruh Arus Kas Defisit Terhadap Utang

Santoso, Singgih. 2002. Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Cetakan Ketiga. Jakarta : Elex Media Computindo.

Sartono, Agus. 1997. Manajemen Keuangan.: Teori Dan Aplikasi. Edisi Tiga. Yogyakarta.

Sartono, Agus. 2001.pengaruh Aliran Kas Internal dan Kepemilikan Manajer Dalam Perusahaan Terhadap Pembelanjaan Modal: Managerial Hypothesys atau Pecking Order Hypothesys? Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol.16, No. 1, 54-63.

Scott, R. William. 1997. Financial Accounting Theory. Prentice Hall.

Sekaran, Uma. 2003. Research Methods For Business: A Skill-Building Approach. Fourth Edition. John Willey & Sons, Inc. USA.

Smith, Jr. Clifford W. 1999. The Modern Theory Of Corporate Finance. Second Edition. McGraw-Hill Publishing Company. USA.

Tarjo dan Jogiyanto H. M. 2003. Analisa Free Cash Flow dan Kepemilikan Manareial Terhadap Kebijakan Utang Pada Perusahaan Publik Di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya 16-17 Oktober, p. 278-295.

Titman, S. dan Wessels, R. 1988. The Determinant Of Capital Structure Choice. The Journal Of Finance. Vol.XLIII, No.1

Weston, J. Fred. Dan Brigham, Eugene F. 1998. Manajemen Keuangan. Terjemahan Wasana Jaka. Jilid I. Jakarta. Binarupa Akasara.

Wibowo, A. Jatmiko, dan Erkaningrum, F. Indri. 2001. Studi Keterkaitan Antara Deviden Payout Ratio, Financial Leverage Dan Investasi Dalam Pengujian Hipotesis Pecking Order. Simposium Nasional Keuangan Universitas Gajahmada.

Page 12: Analisis Pengaruh Arus Kas Defisit Terhadap Utang

ANALISIS SKRIPSI PENGARUH ARUS KAS DEFISIT TERHADAP UTANG: SEBUAH PERSPEKTIF TEORI PECKING ORDER

Oleh :

Asti Tyas Handayani / 105020307111009

Galis Kurnia Afdhila / 105020307111016

Wahyuni Nur Hidayati / 105020307111025

Fakultas Ekonomi

Universitas Brawijaya

Page 13: Analisis Pengaruh Arus Kas Defisit Terhadap Utang

2010