Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
ANALISIS PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, JUMLAH
TENAGA KERJA, KEMISKINAN DAN INVESTASI TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI
BANTEN.
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1
Pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Oleh:
FATHIA SALAMAH
B 300160149
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
i
HALAMAN PERSETUJUAN
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii
PERNYATAAN
1
ANALISIS PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, JUMLAH
TENAGA KERJA, KEMISKINAN DAN INVESTASI TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI
BANTEN.
Abstak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Indeks Pembangunan
Manusia, jumlah tenaga kerja, kemiskinan, dan investasi terhadap pertumbuhan
ekonomi di Provinsi Banten. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah regresi data panel yaitu gabungan dari data cross section (8 kabupaten/kota
di Provinsi Banten) dan data time series selama enam tahun (2011-2016). Data
yang digunakan diperoleh dari website resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi
Banten. Berdasarkanhasil analisa uji Chow dan Uji Hausman model terbaik yang
terpilih adalah Fixed Effect Model (FEM). Berdasarkan hasil uji validitas
pengaruh (uji t) pada tingkat signifikansi (α) sebesar 0,10 variabel kemiskinan dan
investasi tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Banten,
sedangkan variabel IPM dan jumlah tenaga kerja berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan ekonomi di Provinsi Banten tahun 2011-2016.
Kata Kunci: Pertumbuhan Ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia, Jumlah
Tenaga Kerja, Kemiskinan, Investasi, Data Panel.
Abstract
The study aims to analyze the influence of Human Development Index, labour,
poverty, and investment on economic growth in Banten Province. The analytical
method used in this study is panel data regression, which is a combination of cross
section data (8 districts / cities in Banten Province) and time series data for six
years (2011-2016). The data used was obtained from the official website of the
Banten Statistics Agency (BPS). Based on the results of the Chow test and the
Hausman Test the best model chosen is the Fixed Effect Model (FEM). Based on
the results of the validity test (t test) at the significance level (α) of 0.10 the
poverty and investment variables did not affect the economic growt of Banten
Province, while the HDI and labour variable had a negative and significant effect
on economic growth in Banten Province in 2011-2016
Keywords: Economic Growth, Human Development Index, Labour, Poverty,
Investment, Panel Data
1. PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi merupakan proses perubahan kondisi perekonomian suatu
negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode
tertentu. Suatu perekonomian dikatakan mengalami suatu perubahan akan
2
perkembangannya apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi dari pada yang
dicapai pada masa sebelumnya (Lumbantoruan & Hidayat, 2013).
Indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah atau
provinsi dalam suatu periode tertenu ditunjukan oleh data Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB). Nilai PDRB akan memberi suatu gambaran bagaimana
kemampuan daerah dalam mengelola serta memanfaatkan sumber daya yang ada.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menjadi tolok ukur pertumbuhan
ekonomi di suatu daerah.
Grafik 1. Laju Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Banten Menurut
Kota/Kabupaten 2011-2016.
Sumber : BPS Provinsi Banten
Grafik 1. menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan ekonomi di provinsi
Banten mengalami fluktuasi. Daerah yang memiliki rata-rata pertumbuhan
ekonomi dari tahun 2011 sampai dengan 2016 yang memiliki laju pertumbuhan
ekonomi paling tinggi adalah Kota Tangerang Selatan yaitu sebesar 8.07%,
sedangkan laju pertumbuhan ekonomi paling rendah adalah Kabupaten
Pandeglang yaitu sebesar 5.44%.
Salah satu indikator yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi
adalah Indeks Pembangunan Manusia. Manusia bukan hanya merupakan obyek
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Pandeglang
Lebak
Tangerang
Serang
Kota Tangerang
Kota Cilegon
Kota Serang
Kota TangSel
3
pembangunan tetapi diharapkan dapat menjadi subyek, sehingga dapat
memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi kemajuan suatu wilayah yang
secara makro menjadi kemajuan suatu negara (Pratowo, 1995). Keadaan wilayah
yang berbeda-beda mendorong setiap daerah untuk menangkap potensi yang
dimiliki, salah satunya potensi sumber daya manusia.
Tenaga Kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja,
Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga
kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan
barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk
masyarakat. Tenaga kerja merupakan faktor yang terpenting dalam proses
produksi dibanding sarana produksi lain seperti bahan mentah, tanah, air dan
sebagainya, dikarenakan manusialah yang menggerakkan atau mengoperasikan
seluruh sumber-sumber tersebut untuk menghasilkan sutu barang yang bernilai
yang nantinya akan berpengaruh terhadap besaran Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) di suatu wilayah.
Masalah lain yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara
adalah tingkat kemiskinan. Menurut Retno (2011), orang menjadi miskin karena
mereka tidak bisa melakukan sesuatu, bukan karena tidak memiliki sesuatu. Maka
kunci pemberantasan kemiskinan menurutnya adalah “akses”, yaitu akses ke
lembaga pendidikan, kesehatan dan infrastruktur. Tingkat kemiskinan yang tinggi
menjadi salah satu faktor penghambat pertumbuhan ekonomi. Tingginya angka
kemiskinan di Indonesia diakibatkan karena masyarakat tidak memperoleh
pendidikan dengan baik. Sehingga, masyarakat tidak mampu menyerap informasi
dan teknologi yang semakin berkembang.
Investasi sangat berpengaruh terhadap kemajuan pertumbuhan ekonomi
suatu negara maupun suatu daerah. Dalam pengertian ekonomi investasi memiliki
arti sebagai pengeluaran yang dilakukan untuk meningkatkan stok barang modal
(capital stock) dalam periode tertentu (Maisaroh & Risyanto, 2015).
4
2. METODE
2.1. Alat dan Model Analisis
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data
panel dengan model ekonometrik modifikasi dari jurnal (Novriansyah, 2018)
dengan judul “Pengaruh Pengangguran dan Kemiskinan Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi”, penelitian dari (Nurmainah, 2013) yang berjudul “Analisis Pengaruh
Belanja Modal Pemerintah Daerah, Tenaga Kerja Terserap, dan Indeks
Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan. (Studi
Kasus 35 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah” dan penelitian dari (Sari,
Syechalad, & Majid, 2016) yang berjudul “Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan
Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Formulasi
model ekonometri dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
PEit = β0 + β1IPMit + β2TKit+ β3Povit + β4Invit + μit …………………….(1)
Dimana :
PE = Pertumbuhan Ekonomi ( persen)
IPM = Indeks Pembangunan Manusia (persen)
TK = Tenaga Kerja (jiwa)
Pov = Poverty/Kemiskinan (jiwa)
Inv = Investasi (Juta Rupiah)
β0 = Konstanta
β1....β4 = Koefisien regresi variabel independen
i = Menunjukkan Kabupaten atau Kota
t = Menunjukkan deret waktu (tahun)
µ = Faktor gangguan atau tidak dapat diamati
Langkah-langkah estimasinya akan meliputi estimasi data panel PLS,
FEM, REM, uji pemilihan model data panel dengan menggunakan Uji Chow dan
Uji Hausman, uji kebaikan model pada model data panel terpilih dan interpretasi
R-square, dan uji validitas pengaruh.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Fixed Effect Model (FEM) terpilih sebagai model terestimasi terbaik. Hasil
estimasi Fixed Effect Model (FEM) disajikan pada tabel 1.
5
Tabel 1. Hasil Estimasi Fixed Effect Model
𝑃𝐸𝑖𝑡 = 99.92253 − 0.626614𝐼𝑃𝑀𝑖𝑡 − 4.172853𝑇𝐾𝑖𝑡 + 0.251914𝑃𝑜𝑣𝑖𝑡 + 0.067555𝐼𝑛𝑣𝑖𝑡
(0.0133)** (0.0680)*** (0.9164) (0.2882)
R2 =0.867766 ; DW-Stat. =1.862953; F-Stat. = 18.49387; Sig. F-Stat. = 0.000000
Keterangan:*signifikan pada α = 0.01; **Signifikan pada α = 0.05;
***Signifikan pada α = 0.10; Angka dalam kurung adalah probabilitas nilai t-
statistik.
Berdasarkan table 1, telah dibuktikan bahwa variabel independen yang
memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Banten
adalah variabel IPM, dan jumlah tenaga kerja. Sedangkan variabel kemiskinan
dan investasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan.
3.1. Interpretasi Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi kota/kabupaten di Provinsi Banten mengalami fluktuasi,
dari tahun 2011-2016. Kota Tangerang Selatan memiliki pertumbuhan ekonomi
yang lebih unggul dibandingkan dengankota/kabupaten lainnya di Provinsi
Banten.
Dalam pertumbuhan ekonomi ada berbagai macam faktor yang
mempengaruhinya. Indeks Pembangunan Manusia merupakan salah satu faktor
yang berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi. Di Kota Tangerang Selatan yang
memiliki rata-rata IPM tertinggi memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi pula,
dapat dilihat bahwa Kota Tangerang Selatan merupakan Kota yang sudah maju
dibandingkan dengan kota/kabupatenlainnya yang ada di Provinsi Banten. Hal
tersebut disebabkan karena ketersediaan infrastruktur, pendidikan dan kesehatan
yang memadai.
Berdasarkan hasil penelitian estimasi data panel dengan cross section
menunjukkan bahwa variabel IPM memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Banten, artinya semakin tinggikualitas
Indeks Pembangunan Manusia, maka pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten akan
mengalami penurunan. Sebaliknya, bila pertumbuhan ekonomi Banten mengalami
peningkatan, maka Indeks Pembangunan Manusia akan menurun. dikarenakan
6
tidak meratanya pendapatan antarkota/kabupaten di Provinsi Banten, IPM
mengalami kenaikan karena tersedianya fasilitas pendidikan dan kesehatan,
namun kondisi tingkat pendapatan masih terjadi kesenjangan sehingga akan
menyebabkan turunnya pertumbuhan ekonomi. Di Kabupaten Lebak dan
Kabupaten Pandeglang jenis usaha yang dilakukan adalah sektor pertanian,
sedangkan Kota Cilegon, Kabupaten Tangerang, Kota Serang jenis usaha yang
dilakukan adalah sektor industri dan jasa, dengan demikian pendapatan yang
diterima antara sektor pertanian, jasa dan industri berbeda.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil sebelumnya dari
(Nurmainah, 2013), berjudul Analisis Pengaruh Belanja Modal Pemerintah
Daerah, Tenaga Kerja Terserap dan Indeks Pembangunan Manusia Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan yang menyatakan bahwa Indeks
Pembangunan Manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pertumbuhan
ekonomi.
Selain IPM jumlah tenaga kerja berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi di Provinsi Banten. Jumlah tenaga kerja kota/kabupaten di Provinsi
Banten sangat beragam, Kabupaten Tangerang memiliki jumlah tenaga kerja
paling banyak dibandingkan dengan daerah lainnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Banten pada
tahun 2011-2016. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis peneliti yang menyatakan
bahwa jumlah tenaga kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi.
Sesuai hasil penelitian (Rahman et al., 2016), jumlah tenaga kerja
berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi yang berarti ketika naiknya
jumlah tenaga kerja akan menurunkan laju pertumbuhan ekonomi hal ini
dikarenakan di beberapa daerah seperti Kabupaten Lebak dan Kabupaten
Pandeglang yang unggul dalam sektor pertanian yang tidak dibarengi dengan luas
tanah dan kualitas tenaga kerja sehingga bertambahnya tenagakerja justru akan
menurunkan laju pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.
7
Sesuai hasil penelitian (Rahman, Soelistyo, & Hadi, 2016), tenaga kerja
berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi yang berarti ketika naiknya
jumlah tenaga kerja jangka panjang akan menurunkan laju pertumbuhan ekonomi
hal ini dikarenakan di beberapa daerah seperti lebak dan pandeglang yang unggul
dalam sektor pertanian yang tidak dibarengi dengan luas tanah dan kualitas tenaga
kerja sehingga bertambahnya tenaga kerja justru akan menurunkan laju
pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.
4. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian Analisis Pengaruh Indeks
Pembangunan Manusia, Jumlah Tenaga Kerja, Kemiskinan dan Investasi
kota/kabupaten di Provinsi Banten adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil estimasi data panel secara cross section maupun time
series model terpilih adalah Fixed Effect Model.
2. Indeks Pembangunan Manusia berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan
ekonomi. Artinya jika terjadi kenaikan Indeks Pembangunan Manusia
maka akan terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi.
3. Jumlah tenaga kerja berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Artinya jika terjadi kenaikan jumlah tenaga kerja maka akan terjadi
penurunan pertumbuhan ekonomi.
4. Kemiskinan dan investasi tidak memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi di Provinsi Banten.
5. Hasil estimasi menunjukkan nilai R2 sebesar 0,867766 yang dapat
diartikan 86,7766%, artinya adalah 86,7766% variasi pertumbuhan
ekonomi dapat dijelaskan oleh variabel independen, dan sisanya 13,2234%
variasi pertumbuhan ekonomi dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
4.2. Saran
Berdasarkan dalam hasil penelitian ini dapat dikemukakan beberapa saran untuk
membantu mengatasi masalah pertumbuhan ekonomi di Provinsi Banten sebagai
berikut:
8
1. Pemerintah perlu melalukan perluasan sektor usaha di berbagai daerah,
khususnya Kabupaten Lebak dan Pandeglang, yang masih mengandalkan
sektor pertanian, dengan adanya sektor usaha pada bidang industri atau
jasa agar pendapatan yang dihasilkan meningkat dan terjadinya
penyerapan tenaga kerja sehingga tidakterjadi kesenjangan antar daerah.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi instansi terkait agar
dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan-
kebijakan dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi.
3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan faktor apa
saja yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di
Provinsi Banten.
DAFTAR PUSTAKA
Apriansyah, H.,&Bachri, F. (2006). Analisis Hubungan Kausalitas Antara
Investasi Pemerintah Dengan Pertumbuhan Ekonomi Kota
Palembang.Jurnal Ekonomi Pembangunan, 4(2), 73–92.
Afzal, Muhammad. (2012). Relationship among education, poverty and economic
growth in Pakistan: an econometric analysis.Journal of Elementary
Education, 22, 23-45.
Asnidar. (2013). Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Inflasi
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Aceh Timur.Jurnal
Pendidikan Ekonomi (JUPE), 1(3), 1–12.
Azizah, E. W., Sudarti, & Kusuma, H. (2018). Pengaruh Pendidikan, Pendapatan
Perkapita Dan Jumlah Penduduk Terhadap Kemiskinan Di Provinsi Jawa
Timur.Jurnal Ilmu Ekonomi, 2, 167–180.
Barimbing, Y. R., & Karmini, N. L. (2015). Pengaruh Pad, Tenaga Kerja, Dan
Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Bali.E-Jurnal EP
Unud, 4(5), 434–450.
Dewi dan I Ketut. (2014). Pengaruh Komponen Indeks Pembangunan Manusia
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali.E-Jurnal EP Unud, 106–114.
Didu, S., & Islamiah, N. (2017). Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Dan Tenaga
Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Banten.Jurnal Ekonomi-
Qu, 7(1), 75–83.
Fudloli, M. T., & Sukidin. (2015). Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Masyarakat Miskin di RT.01 RW.06 Desa Tegal Gede Kecamatan
Sumbersari Kabupaten Jember.Jurnal Pendidikan Ekonomi, 15–25.
9
Gujarati, D. (2003). Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta: Penerbit Salemba
Empat.
Juanda, B., & Junaidi. (2012). Ekonometrika Deret Waktu Teori dan Aplikasi.
Bogor: PT Penerbit IPB Press.
Kuncoro, M. (2001). Metode Kuantitatif (Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis dan
Ekonomi). Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN.
Lumbantoruan, E. P., & Hidayat, P. (2013). Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi-Provinsi di Indonesia. Jurnal
Ekonomi Dan Keuangan, 1(1), 69–73.
Maisaroh, M., & Risyanto, H. (2015). Pengaruh Investasi, Pengeluaran
Pemerintah, dan Tenaga Kerja terhadap PDRB Provinsi Banten.Ekbis:
Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 1(2), 206–221.
Mar’afiah, A. (2017). Pengaruh Investasi Penanaman Modal Asing dan
Penanaman Modal Dalam Negeri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota
Makassar.Jurnal Economi, 5(2), 203–214.
Mulyadi. (2003). Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Nurmainah, S. (2013). Analisis Pengaruh Belanja Modal Pemerintah Daerah
,Tenaga Kerja Terserap Dan Indeks Pembangunan Manusia Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Dan Kemiskinan.Jurnal Bisnis Dan Ekonomi (JBE),
20(2), 131–141.
Novriansyah, M. Arif. (2018). Pengaruh Pengangguran dan Kemiskinan
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Gorontalo.Gorontalo
Development Review, 1(1), 59.
Pratowo, N. I. (1995). Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap
Ipm.Jurnal Studi Ekonomi Indonesia, 15–31.
Purnama, N. I. (2010). Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap
Tingkat Kemiskinan di Sumatera Utara.Jurnal Ilmu Ekonomi, (February),
210.
Rahman, A. J., Soelistyo, A., & Hadi, S. (2016). Pengaruh Investasi, Pengeluaran
Pemerintah Dan Tenaga Kerja Terhadap Pdrb Kabupaten/Kota Di Propinsi
Banten Tahun 2010-2014.Jurnal Ekonomi Pembangunan, 14(1).
Retno, E. K. (2011). Pengaruh Pendidikan dan Kemiskinan Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia.Jurnal Ilmu Ekonomi, (2004), 1–20.
Rizky, R. L., Agustin, G., & Mukhlis, I. (2016). Pengaruh Penanaman Modal
Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri Dan Belanja Modal Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Di Indonesia.Jurnal Ekonomi Dan Ekonomi
Studi Pembangunan, 8(1), 9–16.
10
Rustiono, D. (2008). Analisa Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja dan Pengeluaran
Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Propinsi Jawa Tengah
.Tesis Program Studi Magister Ilmu Ekonomi & Studi Pembangunan
Universitas Diponegoro, Juli.
Sari, M., Syechalad, M. N., & Majid, S. A. (2016). Pengaruh Investasi, Tenaga
Kerja Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di
Indonesia.Jurnal Ekonomi Dan Kebijakan Publik Indonesia, 3(2), 109–115.
Tambunan, T. (2001). Perekonomian Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Todaro, M. P.. (2006). Pembangunan Ekonomi. Jakart: Penerbit Erlangga.
Winarno, W. W. (2007). Analisis Ekonometrika dan Statistik dengan Eviews.
Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN.